outline: pendahuluan reformasi uu 7/2004 tentang sumber daya air

13
SINKRONISASI DOKUMEN PERENCANAAN NASIONAL DAN DOKUMEN PERENCANAAN DAERAH TERKAIT BIDANG SUMBER DAYA AIR Outline: • Pendahuluan Reformasi UU 7/2004 Tentang Sumber Daya Air Pengelolaan SDA dalam Dokumen Perencanaan Nasional Sinkronisasi Perencanaan Nasional dan daerah Perspektif Prioritas Nasional dalam Skala Daerah Dukungan Pemerintah Pusat terhadap Pengelolaan SDA Dr. Ir. Dedy Supriadi Priatna, MSc Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Tanggal : 12 Agustus 2014 HANDAL KREDIBEL PROAKTIF Disampaikan dalam Rapat Pansus III Dewan Sumber Daya Air Nasional

Upload: nathaniel-gates

Post on 03-Jan-2016

34 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

SINKRONISASI DOKUMEN PERENCANAAN NASIONAL DAN DOKUMEN PERENCANAAN DAERAH TERKAIT BIDANG SUMBER DAYA AIR. Outline: Pendahuluan Reformasi UU 7/2004 Tentang Sumber Daya Air Pengelolaan SDA dalam Dokumen Perencanaan Nasional Sinkronisasi Perencanaan Nasional dan daerah - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: Outline: Pendahuluan Reformasi UU 7/2004 Tentang Sumber Daya Air

SINKRONISASI DOKUMEN PERENCANAAN NASIONAL DAN DOKUMEN PERENCANAAN DAERAH TERKAIT

BIDANG SUMBER DAYA AIR

Outline:• Pendahuluan• Reformasi UU 7/2004 Tentang

Sumber Daya Air• Pengelolaan SDA dalam Dokumen

Perencanaan Nasional• Sinkronisasi Perencanaan Nasional

dan daerah• Perspektif Prioritas Nasional dalam

Skala Daerah• Dukungan Pemerintah Pusat

terhadap Pengelolaan SDA

Dr. Ir. Dedy Supriadi Priatna, MScDeputi Bidang Sarana dan

Prasarana

Tanggal : 12 Agustus 2014

HANDAL KREDIBEL PROAKTIF

Disampaikan dalam Rapat Pansus III Dewan Sumber Daya Air Nasional

Page 2: Outline: Pendahuluan Reformasi UU 7/2004 Tentang Sumber Daya Air

PENDAHULUAN : PENTINGNYA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR

1971 1980 1990 1995 2000 2010 -

50.0

100.0

150.0

200.0

250.0

119.2 147.5

179.4 194.8 206.3 237.6

Pertumbuhan Penduduk (Juta Jiwa)

Jumlah penduduk Indonesia sebesar 237.6 juta jiwa (2010) dengan pertumbuhan 1,4% per tahun

5,961

4,717

3,386

2,486

2,000

1,277 1,104

687

52 38 -

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

7,000

Kapasitas tampung per kapita yang

rendah 52m3/kapita

Akses air bersih masih di bawah MDG’s 68,87%

Sumatera Jawa-bali Kaliman-tan

Sulawesi Nusa Tenggara

Maluku Papua

2008 13451 11399 5046 7247 1968 688 889

2011 11928 11514 5864 7636 2074 791 1198

2,000 6,000

10,000 14,000

Frekuensi Banjir

Peningkatan frekuensi banjir di beberapa lokasi

Page 3: Outline: Pendahuluan Reformasi UU 7/2004 Tentang Sumber Daya Air

REFORMASI UU No. 7/2004TENTANG SUMBER DAYA AIR

Telah Mengadopsi Prinsip Demokratisasimelalui partisipasi pemangku kepentingan• Dewan Sumber Daya Air, hampir separuh anggotanya berasal dari non-pemerintah• Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air (TKPSDA), keanggotaannya mencakup unsur non-pemerintah• Komisi Irigasi yang beranggotakan dari perwakilan petani (P3A/GP3A/IP3A)• Pengelolaan irigasi partisipatif yang melibatkan petani (P3A/GP3A/IP3A)

Telah Mengadopsi Prinsip DesentralisasiMelalui pembagian kewenangan:• Pembagian kewenangan Daerah Irigasi Sesuai dengan PP No 20 tahun 2006 Tentang Irigasi dimana:

• Daerah Irigasi (DI) dengan luas diatas 3000 ha menjadi wewenang dan tanggungjawab Pemerintah Pusat,• DI antara 1000 ha - 3000 ha kewenangan Pemerintah Provinsi• DI lebih kecil dari 1000 ha menjadi kewenangan dan tanggungjawab Pemerintah Kabupaten

• Pembagian kewenangan pengelolaan wilayah sungai sesuai dengan Kepres No. 12 Tahun 2012 Tentang Penetapan Wilayah Sungai yang menetapkan jumlah WS di Indonesia terbagi dalam 131 WS yang terdiri dari:

• 63 WS Kewenangan Pusat (5 WS Lintas Negara, dan 29 WS Lintas Provinsi, serta 29 WS Lintas Strategi Nasional),

• 53 WS Kewenagan Propinsi yang merupakan WS Lintas Kabupaten/Kota Dalam Provinsi, serta • 15 WS Kabupaten Kota yang merupakan WS dalam Kabupaten/Kota

UU No.7/2004Tentang Sumber Daya Air

Sejalan dengan UU lainnya: UU No. 25/2004 – SPPNUU No. 32/2004 – Pemda

Page 4: Outline: Pendahuluan Reformasi UU 7/2004 Tentang Sumber Daya Air

ISU PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DALAM DOKUMEN PERENCANAAN NASIONAL• RPJPN

– Sumber Daya Air menjadi bagian dari arah kebijakan Sarana Prasarana Yang Memadai dan Maju dalam RPJPN 2005-2025 (Lampiran UU 17/2007 Tentang RPJPN, Hal. 54)

“Pembangunan prasarana sumber daya air diarahkan untuk mewujudkan fungsi air sebagai sumber daya sosial (social goods) dan sumber daya ekonomi (economic goods) yang seimbang melalui pengelolaan yang terpadu, efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan sehingga dapat menjamin kebutuhan pokok hidup dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pendekatan pengelolaan kebutuhan (demand management)”

“Pengelolaan prasarana sumber daya air diarahkan untuk mewujudkan peningkatan keandalan layanan melalui kemitraan dengan dunia usaha tanpa membebani masyarakat, penguatan kelembagaan masyarakat, dan memerhatikan pelestarian fungsi lingkungan hidup“

• RPJMN

RPJMN 2010-2014 – Sumber Daya Air untuk mendukung peningkatan kesejahteraan dan meningkatkan daya saing produk nasional

– RPJMN 2010-2014 Buku II Bab 5 Hal 55: Peningkatan pelayanan sarana dan prasarana sumber daya air sesuai dengan standar pelayanan minimal ditempuh melalui peningkatan cakupan dan kualitas layanan air baku, peningkatan kapasitas kelembagaan, serta peningkatan ketersediaan dan kemudahan data dan informasi.

– RPJMN 2010-2014 Buku II Bab 5 Hal 64: Kebijakan pengelolaan sumber daya air untuk mendukung peningkatan daya saing sektor riil ditempuh melalui peningkatan dan pelestarian keberlanjutan ketersediaan air, peningkatan layanan jaringan irigasi/rawa, pengendalian dan pengurangan dampak banjir dan tanah longsor, serta pengamanan pantai dari erosi dan abrasi

Page 5: Outline: Pendahuluan Reformasi UU 7/2004 Tentang Sumber Daya Air

ISU PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DALAM DOKUMEN PERENCANAAN

NASIONAL...(2)• RKP

RKP 2014 - pembangunan infrastruktur irigasi dan waduk dan dalam rangka mendukung ketahanan pangan dan air bersih

– Buku II Hal 256: Sejalan dengan arah kebijakan pembangunan infrastruktur dalam RPJMN 2010-2014 yang meliputi: (1) Meningkatkan pelayanan infrastruktur dasar sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM); (2) Mendukung peningkatan dan percepatan daya saing sektor riil; dan (3) Meningkatkan Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS), maka arah kebijakan pembangunan Infrastruktur tahun 2014 diprioritaskan pada.....(b) pembangunan infrastruktur irigasi dan waduk dan dalam rangka mendukung ketahanan pangan dan air bersih..dst

RKP 2015 - meningkatkan ketahanan air

– RKP 2015 Buku II Hal 5-19: Arah kebijakan pembangunan Infrastruktur tahun 2015 diprioritaskan pada: (1) memperkuat penguatan konektivitas nasional, (2) meningkatkan ketersedian infrastruktur pelayanan dasar, (3) meningkatkan ketahanan air..dst.

Page 6: Outline: Pendahuluan Reformasi UU 7/2004 Tentang Sumber Daya Air

SINKRONISASI PERENCANAAN NASIONAL DAN DAERAH

Pada prinsipnya tentang UU No. 25/2004 SPPN menekankan pentingnya keserasian dan sinkronisasi serta sinergi antara dokumen perencanaan pusat dan daerah• Disebutkan dalam Pasal 5 UU No. 25/2004 :

1) RPJP Daerah memuat visi, misi, dan arah pembangunan Daerah yang mengacu pada RPJP Nasional

2) RPJM Daerah merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional, memuat arah kebijakan keuangan Daerah, strategi pembangunan Daerah, kebijakan umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif

3) RKPD merupakan penjabaran dari RPJM Daerah dan mengacu pada RKP, memuat rancangan kerangka ekonomi Daerah, prioritas pembangunan Daerah, rencana kerja, dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat

Page 7: Outline: Pendahuluan Reformasi UU 7/2004 Tentang Sumber Daya Air

RPJPD

RPJMD

RKPD

RENSTRA SKPD

RENJA SKPD

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH(UU No. 32/2004 ps 150)

PERENCANAAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR

(UU No. 7 /2004 ps 59)

Pedoman dan arahan dalam pelaksanaan

KONSERVASI SDA

PENDAYAGUNAAN SDA

PENGENDALIAN DAYA RUSAK AIR

SINKRONISASI PERENCANAAN NASIONAL DAN DAERAH...... (2)

RPJPN

RPJMN

RKP

RENSTRA KL

RENJA KL

PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

(UU No. 25/2004 ps 4,5)

diacu

diperhatikan

diserasikan melalui Musrenbangnas

Page 8: Outline: Pendahuluan Reformasi UU 7/2004 Tentang Sumber Daya Air

UPAYA SINKRONISASI PERENCANAAN NASIONAL DAN DAERAH

• Musrenbangprov masing-masing provinsi selalu dihadiri oleh Pejabat dari Kemenkeu, Kemendagri, dan Bappenas sebagai nara sumber guna memberikan arah dan kebijakan pembangunan nasional yang akan diacu/dipedomani dalam penyusunan perencanaan pembangunan daerah

• Bappenas Menyelenggarakan Pramusrenbangnas/Musrenbang, sebagai fasilitasi dialog sinkronisasi perencanaan K/L dengan perencanaan daerah (provinsi)

Hasil Analisis Bahan Pramusrenbangnas bagi Penyusunan RKP 2015 dari Usulan Kegiatan Pendanaan Pembangunan Daerah (UKPPD)• Terdapat 28 Provinsi yang isu

strategisnya terkait dengan Pengelolaan Sumber Daya Air melalui “Program Pengelolaan Sumber Daya Air”

Provinsi Isu Strategis KegiatanStrategis

Jawa Tengah Pembangunan Infrastruktur

Peningkatan dan pembangunan kondisi prasarana dan sarana air baku

Riau Pengelolaan SDA dan Pengendalian Lingkungan Hidup

Pembangunan Turap Penahan Tebing di Provinsi Riau

Kalimantan Timur Transformasi Sektor Industri Dalam Arti Luas

Pembangunan Bendung Sungai Wain untuk mendukung penyediaan air baku Kawasan Industri Kariangau

NTT Konektivitas yang menjamin tumbuhnya Pusat-Pusat Perdagangan dan Industri (Lanjutan Direktif Presiden)

Pembangunan pusat-pusat pengendalian banjir

Contoh

Page 9: Outline: Pendahuluan Reformasi UU 7/2004 Tentang Sumber Daya Air

UPAYA SINKRONISASI PERENCANAAN NASIONAL DAN DAERAH...(2)

Dokumen perencanaan daerah memuat isu pengelolaan sumber daya air agar mempermudah dalam pengalokasian anggaran bagi pengelolaan sumber daya air

Sumber: RKPD DKI 2014

Contoh

Page 10: Outline: Pendahuluan Reformasi UU 7/2004 Tentang Sumber Daya Air

Berdasarkan assesment tahun 2010, lebih dari separuh Daerah Irigasi dalam kondisi rusak, sebagian besar merupakan kewenangan Pemerintah Daerah

PERSPEKTIF PRIORITAS NASIONAL DALAM SKALA DAERAH

Pemerintah memberikan transfer belanja daerah untuk mendukung prioritas nasional pada kewenangan daerah melalui DAK, yang salah satunya DAK Irigasi bagi rehabilitasi, peningkatan dan pengembangan jaringan irigasi.Perhatian pemerintah pusat ini harus ditindaklanjuti oleh Pemerintah Daerah dalam pengelolaan SDA

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 20140

200,000

400,000

600,000

800,000

1,000,000

1,200,000

1,400,000

1,600,000

1,800,000

346,600357,200384,500

627,675

858,910

1,497,2301,548,980

968,415

1,405,1501,348,108

1,708,6591,644,212

Perkembangan Alokasi DAK Bidang Irigasi (dlm juta rupiah)

Alokasi DAK Bidang Irigasi Th 2003-2014Moving average (Alokasi DAK Bidang Irigasi Th 2003-2014)

Provinsi menerima alokasi DAK Bidang Irigasi tiap tahunnya berkisar antara 5 s/d 30 miliar.

Sedangkan untuk kab./kota menerima alokasi DAK Bidang Irigasi tiap tahunnya berkisar antara 1 s/d 7 miliar.

Alokasi DAK Irigasi yang secara umum meningkat, hal ini untuk menjawab tingginya kerusakan irigasi kewenangan daerah, dan kondisi kapasitas fiskal daerah

Page 11: Outline: Pendahuluan Reformasi UU 7/2004 Tentang Sumber Daya Air

PERSPEKTIF PRIORITAS NASIONAL DALAM SKALA DAERAH...(2)

• Untuk menjaga kelangsungan Pengelolaan Sumber Daya Air, khususnya irigasi di daerah, Pemerintah mendorong partisipasi Pemda dan masyarakat melalui PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN SISTEM IRIGASI PARTISIPATIF (PPSIP) yang diinternalisasikan dalam dokumen perencanaan daerah (RPJMD, RKPD, Renstrada)

Sumber: RKP 2015

Page 12: Outline: Pendahuluan Reformasi UU 7/2004 Tentang Sumber Daya Air

Irigasi waduk sungai pantai

air baku Total0.00

10,000.00

20,000.00

30,000.00

40,000.00

50,000.00

60,000.00

70,000.00

80,000.00

0.00

10,000.00

20,000.00

30,000.00

40,000.00

50,000.00

60,000.00

70,000.00

80,000.00

22,509.00

15,625.54

15,465.59 6,349.45 59,949.57

24,567.99

14,801.65

23,147.29 7,120.41

78,483.44

DUKUNGAN ALOKASI TERHADAP PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR

Baseline RPJMN 2010-2014 Realisasi Pendanaan s/d 2014

Total pendanaan Program Pengelolaan Sumber Daya Air s/d tahun 2014 telah melebihi baseline RPJMN (+ 18,5 T)

Total Alokasi SDA

Slide - 12

Termasuk Rp. 1 T untuk New

Inisiatif Irigasi

2010 2011 2012 2013 2014 -

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

9,459

12,648

15,710

19,543 21,123

Termasuk Rp. 8,8 T untuk satker pusat,

Layanan Perkantoran

REALISASI PENDANAAN VS ALOKASI BASELINE DITJEN SDA TA. 2010-2014

Page 13: Outline: Pendahuluan Reformasi UU 7/2004 Tentang Sumber Daya Air

TERIMA KASIH