otosklerosis

7
Definisi Otosklerosis adalag pertumbuhan berlebihan pada tulang-tulang telinga tengah yang mempengaruhi hantaran bunyi. Deskripsi Telinga tengah terdiri atas gendang telinga dan ruangan yang berisi 3 tulang yang disebut tulang martil, tulang landasan dan tulang sanggurdi. Gelombang bunyi yang masuk ke dalam telinga menyebabkan gendang telinga bergetar. Getaran ini dihantarkan ke dalam melalui ketiga tulang tersebut. Pada telinga dalam, getaran ini diubah dalam bentuk impuls-impuls yang akan dibawa oleh saraf ke otak. Jika proses penulangan ini berlebihan akan mempengaruhi kemampuan tulang sanggurdi untuk menghantarkan gelombang suara dan menggetarkan gendang telinga. Sehingga menyebabkan gangguan pendengaran. Otosklerosis dikelompokkan pada gangguan hantaran karena mempengaruhi tulang-tulang telinga dalam menghantarkan suara ke saraf pendengaran. Jika seseorang mengalami gangguan pendengaran yang bersifat neural (saraf), maka hantaran impuls-impuls saraf ke otak akan terlibat. Otosklerosis sering merupakan keadaan yang bersifat diturunkan (herediter). Sekitar 10% populasi etnik kaukasus menderita otosklerosis, tetapi sangat jarang ditemukan pada etnik lain. Wanita lebih banyak menderita otosklerosis daripada pria. Merupakan penyebab gangguan hantaran pendengaran yang sering pada usia 15 – 50 tahun, tetapi jika proses penulangan ini hanya terjadi pada tulang martil dan tulang landasan biasanya tidak ada gejala dan sering tidak terdeteksi. Jika terjadi penulangan pada tulang sanggurdi maka terjadi gangguan pendengaran yang progresif. Penyebab dan Gejala-Gejala Otosklerosis merupakan penyakit turunan (herediter). Penyakit- penyakit yang didapat dan trauma/cedera tidak ada hubungannya dengan perkembangan otosklerosis.

Upload: puspita-sari

Post on 07-Aug-2015

99 views

Category:

Documents


16 download

TRANSCRIPT

Page 1: OTOSKLEROSIS

Definisi

Otosklerosis adalag pertumbuhan berlebihan pada tulang-tulang telinga tengah yang mempengaruhi hantaran bunyi.Deskripsi

Telinga tengah terdiri atas gendang telinga dan ruangan yang berisi 3 tulang yang disebut tulang martil, tulang landasan dan tulang sanggurdi. Gelombang bunyi yang masuk ke dalam telinga menyebabkan gendang telinga bergetar. Getaran ini dihantarkan ke dalam melalui ketiga tulang tersebut. Pada telinga dalam, getaran ini diubah dalam bentuk impuls-impuls yang akan dibawa oleh saraf ke otak. Jika proses penulangan ini berlebihan akan mempengaruhi kemampuan tulang sanggurdi untuk menghantarkan gelombang suara dan menggetarkan gendang telinga. Sehingga menyebabkan gangguan pendengaran.

Otosklerosis dikelompokkan pada gangguan hantaran karena mempengaruhi tulang-tulang telinga dalam menghantarkan suara ke saraf pendengaran. Jika seseorang mengalami gangguan pendengaran yang bersifat neural (saraf), maka hantaran impuls-impuls saraf ke otak akan terlibat.

Otosklerosis sering merupakan keadaan yang bersifat diturunkan (herediter). Sekitar 10% populasi etnik kaukasus menderita otosklerosis, tetapi sangat jarang ditemukan pada etnik lain. Wanita lebih banyak menderita otosklerosis daripada pria. Merupakan penyebab gangguan hantaran pendengaran yang sering pada usia 15 – 50 tahun, tetapi jika proses penulangan ini hanya terjadi pada tulang martil dan tulang landasan biasanya tidak ada gejala dan sering tidak terdeteksi. Jika terjadi penulangan pada tulang sanggurdi maka terjadi gangguan pendengaran yang progresif.

Penyebab dan Gejala-Gejala

Otosklerosis merupakan penyakit turunan (herediter). Penyakit-penyakit yang didapat dan trauma/cedera tidak ada hubungannya dengan perkembangan otosklerosis.

Gejala utamanya adalah gangguan pendengaran. Banyak penderita yang mengeluh tinitus (suara bising di dalam telinga). Suara bising tidak ada hubungannya dengan jenis dan tingkat keparahan gangguan pendengaran.

Diagnosis

Gangguan pendengaran akibat otosklerosis biasanya pertamakali dirasakan pada usia remaja atau awal usia 20-an. Gangguan pendengaran biasanya terjadi pada bunyi-bunyi dengan frekuensi yang rendah, kemudian diikuti dengan bunyi yang berfrekuensi tinggi dan kemudian frekuensi menengah. Pemeriksaan pendengaran yang teliti akan menegakkan diagnosis kelainan ini.

Terapi

Penderita otosklerosis dapat diterapi dengan alat bantu pendengaran.

Page 2: OTOSKLEROSIS

Tindakan pembedahan penggantian (replacement) tulang sanggurdi (stapedektomi) saat ini merupakan tindakan pembedahan yang sering dilakukan untuk emperbaiki gangguan hantaran pendengaran. Selama operasi stapedektomi, tulang sanggurdi diangkat dan diganti tulang buatan. Tindakan pembedahan ini dilakukan dengan bius lokal dan dapat dilakukan pada penderita rawat jalan tanpa perawatan di rumah sakit. Tindakan pembedahan hanya dapat dilakukan pada satu telinga dengan selang waktu 1 tahun diantara tindakan berikutnya. Derajat perbaikan pendengaran yang dicapai diperoleh maksimum sekitar 4 bulan setelah tindakan pembedahan. Lebih dari 80% tindakan pembedahan ini berhasil memperbaiki pendengaran seseorang.

Prognosis

Penderita otosklerosis hampir tidak pernah mengalami ketulian dan biasanya mampu mendengar dengan alat bantu pendengaran atau tindakan pembedahan plus alat bantu pendengaran. Pada orang lanjut usia, kecenderungan bertambahnya gangguan pendengaran berkurang sehubungan dengan pengerasan tulang-tulang tersebut.

Pencegahan

Otosklerosis tidak dapat dicegah.

Daftar Istilah

Tinitus

Tinitus adalah suara bising di dalam telinga dan bukan karena suara-suara yang ditimbulkan oleh lingkungan di sekitarnya. Suara bising ini berupa berdengung, mendesing.Penyakit atau masalah kesehatan ini dapat dibantu penyembuhannya dengan mengkonsumsi Susu Kolostrum secara rutin. 

PEMERIKSAAN TELINGA

TujuanMengetahui keadaan telinga luar, saluran telinga, gendang telinga dan fungsi pendengaran.

Persiapan alat1. Arloji berjarum jam detik2. Garpu talla3. Spekulum telinga4. Lampu kepala

Prosedur pelaksanaanInspeksi dan palpasi telinga luar1. Bantu klien dalam posisi duduk jika memungkinkan

Page 3: OTOSKLEROSIS

2. Posisi pemeriksa menghadap ke sisi telinga yang dikaji3. Atur pencahayaan dengan menggunakan auroskop, lampu kepala atau sumber cahaya lain sehingga tangan pemeriksa bebas bekerja

4. Inspeksi telinga luar terhadap posisi, warna, ukuran, bentuk, hygiene, adanya lesi/ massa dan kesimetrisan. 5. Lakukan palpasi dengan memegang telinga menggunakan jari telunjuk dan jempol.6. Palpasi kartilago telinga luar secara simetris, yaitu dari jaringan lunak ke jaringan keras dan catat jika ada nyeri7. Lakukan penekanan pada area tragus ke dalam dan tulang telinga di bawah daun telinga.8. Bandingkan telinga kiri dan kanan.9. Inspeksi lubang pendengaran eksternal dengan cara berikut:- Pada orang dewasa, pegang daun telinga/ heliks dan perlahan-lahan tarik daun telinga ke atas dan ke belakang sehingga lurus dan menjadi mudah diamatai.- Pada anak-anak, tarik daun telinga ke bawah.10. Periksa adanya peradangan, perdarahan atau kotoran/ serumen pada lubang telinga.

Pemeriksaan pendengaranMenggunakan bisikan1. Atur posisi klien membelakangi pemeriksa pada jarak 4-6 m.2. Instruksikan klien untuk menutup salah satu telinga yang tidak diperiksa3. Bisikkan suatu bilangan, misal ”tujuh enam”4. Minta klien untuk mengulangi bilangan yang didengar5. Periksa telinga lainnya dengan cara yang sama6. Bandingkan kemampuan mendengar telinga kanan dan kiri klien.Menggunakan arloji1. Ciptakan suasana ruangan yang tenang2. Pegang arloji dan dekatkan ke telinga klien3. Minta klien untuk memberi tahu pemeriksa jika ia mendengar detak arloji4. Pindahkan posisi arloji perlahan-lahan menjauhi telinga dan minta klien untuk memberitahu pemeriksa jika ia tidak mendengar detak arloji. Normalnya klien masih mendengar sampai jarak 30 cm dari telinga.Menggunakan garpu tallaPemeriksaan Rinne1. Pegang garpu talla pada tangkainya dan pukulkan ke telapak tangan atau buku jari tangan yang berlawanan2. Letakkan tangkai garpu talla pada prosesus mastoideus klien3. Anjurkan klien untuk memberi tahu pemeriksa jika ia tidak merasakan getaran lagi4. Angkat garpu talla dan dengan cepat tempatkan di depan lubang telinga klien 1-2 cm dengan posisi garpu talla paralel terhadap lubang telinga luar klien5. Instruksikan klien untuk memberitahu apakah ia masih mendengar suara atau tidak6. Catat hasil pendengaran pemeriksaan tersebut

Pemeriksaan Weber

Page 4: OTOSKLEROSIS

1. Pegang garpu talla pada tangkainya dan pukulkan ke telapak tangan atau buku jari tangan yang berlawanan2. Letakkan tangkai garpu talla di tengah puncak kepala klien3. Tanyakan kepada klien apakah bunyi terdengar sama jelas pada kedua telinga atau lebih jelas pada salah satu telinga4. Catat hasil pemeriksaan pendengaran tersebut.

OtosklerosisDEFINISIOtosklerosis adalah suatu penyakit dimana tulang-tulang di sekitar telinga tengah dan telinga dalam tumbuh secara berlebihan sehingga menghalangi pergerakan tulang stapes (tulang telinga tengah yang menempel pada telinga dalam), akibatnya tulang stapes tidak dapat menghantarkan suara sebagaimana mestinya. Penyakit ini biasanya mulai timbul pada akhir masa remaja atau dewasa awal. 

PENYEBABOtosklerosis merupakan suatu penyakit keturunan dan merupakan penyebab tersering darituli konduktif progresif pada dewasa yang gendang telinganya normal. Jika pertumbuhan berlebih ini menjepit dan menyebabkan kerusakan pada saraf-saraf yang menghubungkan telinga dalam dengan otak, maka bisa terjadi tuli sensorineural. 

GEJALATuli dan telinga berdenging (tinnitus). 

DIAGNOSAUntuk mengetahui beratnya ketulian bisa dilakukan pemeriksaan audiometri/audiologi. CT scan atau rontgen kepala dilakukan untuk membedakan otosklerosis dengan penyebab ketulian lainnya. 

PENGOBATANPengangkatan tulang stapes dan menggantinya dengan tulang buatan bisa mengembalikan pendengaran penderita. Ada 2 pilihan prosedur, yaitu: Stapedektomi (pengangkatan tulang stapes dan penggantian dengan protese)

Stapedotomi (pembuatan lubang pada tulang stapes untuk memasukkan protese).

Jika penderita enggan menjalani pembedahan, bisa digunakan alat bantu dengar.Otosklerosis1.      Pengertian

Otosklerosis adalah penyakit pada kapsul tulang labirin yang mengalami spongiosis si daerah kaki stapes, sehingga stapes menjadi kaku dan tidak dapat menghantarkan getaran suara ke labirin dengan baik.

Pengertian lain Otosklerosis adalah pengeseran telinga dimana dalamkondisi ini kelebihan tulang stapes mengakibatkan hilangnya gerakan stapes.

Page 5: OTOSKLEROSIS

2.      PatofisiologiKondisi otosklerosis mengenai stapes dan diperkirakan disebabkan oleh pembentukan tulang

spongius yang abnormal, khususnya sekitar jendela ovalis yang mengakibatkan fiksasi stapes yang menyebabkan kehilangan pendengaran konduktif.

3.      EtiologiOtosklerosis merupakan gangguan herediter yang dimulai sejak remaja dengan bentuk

dominant autosomal yang diwariskan.4.      Insiden

Terjadi lebih banyak pada Caucasian dan Perempuan yang dapat mem perberat kehamilan.5.      Tanda dan Gejalaa.       Tes Rinne abnormal.b.      Hilangnya pendengaran secara progesive lambat.c.       Membrane tympani normal atau berwarna orange kemerahan karena terjadi peningakatan

vaskularisasi dari telinga tengah.6.      Penatalaksanaana.       Pengangkatan stapes yang diganti dengan prosthesis metallic (stapedektomy).b.      Penggunaan fluorikal (suplemen fluoride) dapat memperlambat pertumbuhan tulang spongiosa

abnormal.c.       Pemakaian Alat Bantu Dengar.7.      Proses Keperawatan klien dengan Post Operasi pada Otosklerosisa.       Pengkajian :

Fungsi pendengaran :- Vertigo- Tinitus

b.      Diagnosa keperawatan dan Intervensi :DK : Resiko tinggi intoleransi aktivitas b.d bedrest, vertigo setelah operasi stapedektomy.

c.       Intervensi :-          Kaji pasien : nyeri, mual atau pusing-          Dorong pasien untuk latihan aktivitas fisik secara bertahap.-          Instruksikan pasien untuk istirahat baringa dengan memutarkan kepalanya ke samping dengan

telinga yang dioperasi menghadap ke atas untuk menjaga posisi protese.-          Mengatur pemberian analgetik, suppressant vestibular, obat mual jika diperlukan.