osce.docx

24
OSCE!! apa itu OSCE? OSCE merupakan kepanjangan dari: Objective Structured Clinical Examination.. Hoahh apa itu? Jadi OSCE merupakan sebuah ujian atau test untuk menguji kemampuan klinis seorang mahasiswa kedokteran. Jadi ujian OSCE akan dibagi menjadi station-station, yang tiap stationnya mempunyai ujian skill yang berbeda-beda. Bagi beberapa mahasiswa kedokteran, ujian ini mempunyai tingkatan stress yang lumayan tinggi (termasuk gue!) Di FKUI kita bakal ngejalanin 3 kali ujian OSCE. Ujian pertama ketika tingkat 1 (masih maba-maba gitu ) dimana kita akan diuji kemampuan P2K2 (Pertolongan Pertama Kegawatan & Kedaruratan). Pada ujian OSCE ini beberapa station yang muncul antara lain: BLS (Basic Life Support), Balut bidai, Ventilasi, dan lain-lain. Menurut gue, ujian OSCE P2K2 merupakan ujian awal seorang mahasiswa kedokteran untuk dapat menangani masalah kegawatdaruratan medis di lapangan. Waktu itu gue enggak terlalu gugup, jadi yaa lumayan lah, enggak terlalu banyak yang kelewat. Ujian OSCE kedua adalah ketika akhir tingkat 2. Ini adalah ujian OSCE yang beberapa hari kemaren gue lewati. STRESS nyaa minta ampun. Bukan karena gue enggak suka materi-materinya, tapi tekanannya jauh lebih besar dari pada OSCE P2K2 yang lalu. Semua materi KKD (Keterampilan Klinik Dasar) yang dipelajari selama tingkat 2 akan diuji. Tapi memang enggak semuanya sihh, hanya dipilih random diantara semua materi KKD. Nahh ini yang bikin deg deg degan. Dengan materi yang lumayan buanyak, kita harus bisa menghafal dan mempraktikkannya di depan fasil. Nah yang terakhir tadi juga menjadi masalah nih. Mungkin kita bisa afal semua checklist dan pedoman, tapi untuk mengerjakannya di depan seorang dokter yang kadang bikin gugup setengah mati, itu hal yang lain. Saat-saat menunggu giliran OSCE merupakan saat-saat tergugup selama tingkat 2. Semua rasa campur aduk! kadang stress, kadang pasrah, kadang mual, kadang kebelet.. gitu deh pokoknya. Semuanya udah disiapin mulai dari jas lab yang baru dicuci, stethoscope punya kakek, dua penggaris buat pemeriksaan JVP (Jugularis Venous Pressure), dan jam tangan. Semua sih udah lengkap, tapi tetep aja enggak membuat gue berkurang gugupnya.

Upload: devi-christina-damanik-papua-medical-school

Post on 22-Dec-2015

36 views

Category:

Documents


16 download

TRANSCRIPT

Page 1: OSCE.docx

OSCE!! apa itu OSCE? OSCE merupakan kepanjangan dari: Objective Structured Clinical Examination.. Hoahh apa itu? Jadi OSCE merupakan sebuah ujian atau test untuk menguji kemampuan klinis seorang mahasiswa kedokteran. Jadi ujian OSCE akan dibagi menjadi station-station, yang tiap stationnya mempunyai ujian skill yang berbeda-beda. Bagi beberapa mahasiswa kedokteran, ujian ini mempunyai tingkatan stress yang lumayan tinggi (termasuk gue!)

Di FKUI kita bakal ngejalanin 3 kali ujian OSCE. Ujian pertama ketika tingkat 1 (masih maba-maba gitu ) dimana kita akan diuji kemampuan P2K2 (Pertolongan Pertama Kegawatan & Kedaruratan). Pada ujian OSCE ini beberapa station yang muncul antara lain: BLS (Basic Life Support), Balut bidai, Ventilasi, dan lain-lain. Menurut gue, ujian OSCE P2K2 merupakan ujian awal seorang mahasiswa kedokteran untuk dapat menangani masalah kegawatdaruratan medis di lapangan. Waktu itu gue enggak terlalu gugup, jadi yaa lumayan lah, enggak terlalu banyak yang kelewat. 

Ujian OSCE kedua adalah ketika akhir tingkat 2. Ini adalah ujian OSCE yang beberapa hari kemaren gue lewati. STRESS nyaa minta ampun. Bukan karena gue enggak suka materi-materinya, tapi tekanannya jauh lebih besar dari pada OSCE P2K2 yang lalu. Semua materi KKD (Keterampilan Klinik Dasar) yang dipelajari selama tingkat 2 akan diuji. Tapi memang enggak semuanya sihh, hanya dipilih random diantara semua materi KKD. Nahh ini yang bikin deg deg degan. Dengan materi yang lumayan buanyak, kita harus bisa menghafal dan mempraktikkannya di depan fasil. Nah yang terakhir tadi juga menjadi masalah nih. Mungkin kita bisa afal semua checklist dan pedoman, tapi untuk mengerjakannya di depan seorang dokter yang kadang bikin gugup setengah mati, itu hal yang lain.

Saat-saat menunggu giliran OSCE merupakan saat-saat tergugup selama tingkat 2. Semua rasa campur aduk! kadang stress, kadang pasrah, kadang mual, kadang kebelet.. gitu deh pokoknya. Semuanya udah disiapin mulai dari jas lab yang baru dicuci, stethoscope punya kakek, dua penggaris buat pemeriksaan JVP (Jugularis Venous Pressure), dan jam tangan. Semua sih udah lengkap, tapi tetep aja enggak membuat gue berkurang gugupnya.

Dan ketika bel itu berbunyi, gue berlari-lari kecil mencari station pertama gue, B8 ternyata. Ternyata B8 adalah station istirahat. Selama 15 menit gue hanya bisa duduk manis sambil menikmati sensasi palpasi yang kuat. Gue bener-bener gugup dan berharap enggak kena serangan jantung pas denger bell tanda ganti station. KRINGGG, bel pun berbunyi dan gue melangkah ke station berikutnya. Ternyata station itu adalah pmeriksaan abdomen. "Oke, I got this" pikir gue, tapi setelah gue duduk dan dokternya berkata "yak, silahkan baca soalnya dan mulai", otak gue tiba-tiba shutting down. Perlu 3-4 kali gue baca soalnya bolak balik, enggak tau kenapa tetep masih berasa "ngawang". Akhirnya gue langsung coba periksa ke pasien yang udah nunggu dengan sabar,, eh pas baru mau ngomong, dokternya nyela.. "udah cuci tangan?".. Mampus gue.. lupa!! JEGER!! dan seketika semua ingatan tentang pemeriksaan abdomen tertelan oleh kegugupan yang tiba-tiba meningkat tajam. Akhirnya dengan kondisi pikiran dan mungkin mental yang udah agak keganggu, gue mencoba menyelesaikan pemeriksaan abdomen gue. Akhirnya gue lupa beberapa step yang harusnya gue kerjain. Gue lupa menekuk kaki pasien, bahkan gue lupa cuci tangan sehabis pemeriksaan. Selesai pemeriksaan gue cuma bisa

Page 2: OSCE.docx

duduk lemes dan pasrah sambil menunggu bel ganti station. Gue perhatiin dokternya dan doi cuma diem sambil nyatet, enggak bikin tambah baik sama sekali -__-"

KRINGGG bel akhirnya berbunyi dan gue pindah ke station berikutnya. Station gue berikutnya adalah pemeriksaan antropometri anak. "Oke cup, tenang lu pasti bisa!!" usaha gue untuk nenangin diri sendiri tapi kayaknya masih kalah dibandingkan dengan kegugupan gue. Gue duduk dan menyapa dokternya. Dokternya hanya senyum simpul kecil... enggak sama sekali bikin gue tambah tenang, "silahkan baca soalnya". Sama kayak tadi, gue masih ngawang pas baca soal. Semua berjalan cukup lancar, nimbang berat, mengukur tinggi/panjang badan, dan pengukuran lingkar kepala gue jalani dengan cukup lancar. Tapi pas tiba saatnya gue untuk menghitung status gizi pasien, gue tiba-tiba blank. "OH MY GOD" dalam hati gue udah berteriak-teriak.. "GUE LUPA CARA NGITUNGNYA!!" gue cuma sok-sokan ngitung sambil bolak balik liat data dan kurva CDC. Berkali-kali dokternya nanya "Gimana dok anak saya?", gue cuma jawab "Iya ibu, sebentar lagi ya, sedang saya hitung!", padahal dalam hati "Ya tuhan :''''' napa bisa lupa gue".. akhirnya gue coba ngitung dengan cara yang seadannya dan..... hasilnya 40% dong!!! (dalam penghitungan status gizi menggunankan BB/TB, hasil penghitungan dibawah 80% dianggap sebagai gizi buruk), gue bingung setengah mati, "Masa 40% sih??!!!??, ini bayi emangnya enggak dikasih makan??" gue bergumam dalam hati. Akhirnya karena dokternya udah mulai enggak sabar gue mengungkapkan hasil gue "hmm ibu, ini anaknya gizi buruk....", setelah gue bilang gitu dokternya langsung menyerengit dan cemberut, "Yakin dok gizi buruk?"... akhirnya setelah beberapa lama, gue menemukan cara menghitung yang benar dan akhirnya mengoreksi hasil penghitungan gue yang gizi buruk tadi. Gue bener-bener kacau di antropometri. Gue berharap dokternya masih kasian sama gue yang gugup setengah mati dan tetap melulus kan gue :''' aminnn

yah begitulah sekilas pengalaman OSCE tingkat 2 gue, bener-bener bikin mental keganggu. Setelah itu masih ada 6 station tersisa tapi alhamdulillah gue bisa menyelesaikan dengan cukup baik. Setelah tragedi antropometri, enggak tau kenapa kegugupan gue mulai hilang, sepertinya karena udah dilanda kepasrahan haha. Well, masih ada satu ujian OSCE yang harus gue hadapi akhir tingkat 3 nanti. Semoga bisa lebih baik dari tahun ini, aminnnnnn!!- See more at: http://meandmeds.blogspot.com/2012/08/osce.html#sthash.BmlNJ3fS.dpuf

Oke guys, gue mau sekedar sharing mengenai tips apa aja yang bisa membantu kamu semua lulus dari ujian OSCE (Objective Structured Clinical Examination). Semoga tipsnya bermanfaat yaaa!

Tips No1: Hafal Checklist Luar Kepala!Ini kayaknya the basic thing to do kalau mau lulus OSCE ya haha. Ini penting banget! Lupakan mengenai semua text book pemeriksaan fisik yang kalian punya. Gunakan buku itu saat latihan saja, tapi ketika ujian, hafalkan checklist sampai hafal di luar kepala. Setelah checklist sudah hafal banget, barulah kalian bisa lirik-lirik textbook, kayak Bate's misalnya (gue cuma punya itu haha). Ketika nanti kalian ujian, kegugupan akan menyelimuti dari ujung rambut sampai bulu kaki. Nah, dengan menghafal checklist berkali-kali kalian akan lebih siap mengerjakannya dibandingkan jika nanti kalian masih harus mengingat-ingat karena lupa sana-sini.

Page 3: OSCE.docx

Tips No2: Jangan Minum Kopi!Nih ya, gak usah minum kopi aja pasti udah palpitasi (deg-degan), gimana kalau ditambah kopi? Soalnya gue pernah lagi gugup-gugupnya trus sok-sokan minum kopi.... alhasil mual baget. Tapi kalau kalian udah biasa sih yaa gpp.

Tips No3: Jangan Terburu-buru!!!!Nih dia!! kesalahan yang banyak banget dilakukan orang-orang (termasuk gue! biasanya di pos2 pertama -__-"). Masuk ruangan, senyum, sapa dokternya sambil perkenalan, baca soal, dannn tenang dulu! gak usah langsung loncat ke phantom atau langsung pegang-pegang pasien, TENANGkan dirimu dulu. Tarik napas yang panjaaangg, make sure kalian udah baca soal yang bener! ini lebih konyol lagi kalau kalian enggak lulus gara-gara salah soal -__-". Kalau di FKUI waktu yang diberikan itu 15 menit, lumayan lama kan? Nah gunakan waktu itu secara optimal, ngapain juga cepet-cepet kalau ternyata banyak yang kelupaan. Nah biasanya nih, kalau kita selesai tindakan cepet banget, ada dokter yang nanya-nanya gitu! kalau kita bisa jawab sih gak apa2, tapi kalau gak bisa? ada dokter yang cuek pas kita enggak bisa jawab tapi ada juga yang komentar pedas dan bikin kita makin gugup! So intinya jangan terburu2 dan jangan lupa cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan!

Tips No4: Ramah!Plis, ini juga penting! walaupun penilaian OSCE itu berdasarkan checklist, tapi mengambil hati fasil juga mempengaruhi penilaian doi lho! Tersenyumlah ketika masuk dan perkenalan diri terlebih dahulu. Jangan bersikap seperti robot ya, nanti dokternya mengira kalian nyuekin dia. Walaupun emang fasil enggak boleh ngomong ke mahasiswa tapi bukan berarti kita enggak beramah-tamah ya. Nah satu lagi keuntungan kalau kita bisa mengambil hati fasil/penguji, kali aja ada step-step yang kita kelewatan dan dengan baiknya fasil bisa ingetin kita, nah berguna banget kann!

Tips No5: Latihan SimulasiIni juga penting! mungkin kalian bisa baca checklist dan hafal semuanya, tapi kalau enggak latihan untuk mempraktikkannya bisa-bisa kita salah pas nanti ujian. Selalu luangkan waktu untuk latihan simulasi OSCE dan lebih baik lagi kalau latihannya bersama teman, jadi bisa saling mengingatkan. Tapi jangan keramean ya :') yang ada ngobrol dan malah enggak semua kebagian nyoba.

hmm apa lagi ya? mungkin untuk sekarang segitu dulu aja yaaa. OH IYA LUPA (gak nyantai

nih), jangan lupa Minta Restu mamapapa dan Berdoa! haha ini paling penting yaaa!! mungkin hangatan pelukan teman, rangkulan manja pacar, atau mungkin segelas teh hangat tidak bisa menenangkan kalian, tapi semoga restu orang tua dan pertolongan Tuhan bisa membuat kalian tenang dan sukses ujian haha aminnnn 0:) (aseeekk bahasanya!)- See more at: http://meandmeds.blogspot.com/2012/08/tips-sukses-osce.html#sthash.chmIJAHT.dpuf Dokter penguji: Kamu sudah lewat modul tentang hipertensi? Saya: Sudah dok, modul kardiovaskular.

Page 4: OSCE.docx

Dokter penguji: Itu di pemicu pasiennya dikasih obat apa? Saya: (membaca pemicu) Kaptopril 25 mg, 2 kali sehari, sama OBH. Dokter penguji: Kaptopril efek sampingnya apa? Saya: (membaca pemicu, menjawab asal) Batuk kering. Dokter penguji: Batuk kering, itu dokter puskesmasnya sudah tahu efek sampingnya batuk kering, pakai dikasih OBH. Ganti aja dengan obat lain harusnya. Kan kasian pasiennya jualan baksonya jadi turun. Jangan-jangan kamu kalau jadi dokter puskesmas juga gitu.

Saya: (dalam hati) Iya kayaknya dok. -_-'

“Skill is about Repetition”

Kalimat tersebut yang sebulan terakhir ini sering gw dengar di angkatan gw 2005 tercinta. Apa pasal?

Yap, tepatnya kemaren dan hari ini, angkatan gw sebagai angkatan pertama Kurikulum Fakultas (Kurfak) 2005 yang menggunakan KBK ini melaksanakan suatu ujian keterampilan klinik dasar (OSCE KKD) terintegrasi. “Terintegrasi” artinya lo harus tanganin suatu pasien secara menyeluruh, mulai dari anamnesis penyakitnya, pemeriksaan fisik yang berhubungan dengan dugaan, serta penggunaan prosedur alat-alat medis, dan semua itu akan dinilai oleh penguji dokter spesialis atau konsulen bagian terkait.

Huehehe, dari pertama dengar kita bakal ujian kayak gitu, gw udah was-was bin panik. Berapa puluh materi KKD yg udah kita dapet dari tingkat awal harus diulang n dibaca kembali. Maka, temen2 angkatan pun mulai rame. Ada yg langsung bikin kelompok belajar, ada yg mulai ngumpulin materinya (dibikin buku jadi 2 jilid tebel lhoo), ada yg masih sibuk dengan organisasinya (gw termasuk nih), n ada juga yang cuek beybeh. Dan jargon yang paling beredar di angkatan, kalimat “skill is about repetition” itu. Keterampilan adalah pengulangan. Ngulang, ngulang, n ngulang lagi sampe lo ahli. Bener juga sih, tapi dulu gw anggap enteng kalimat itu.

Dan sekarang baru berasa!!

Secara gw kebagian ujian KKD kemaren pagi (jam 10.00-12.00 WIB). Hmmm, gw akan sedikit berbagi cerita nihh.

1 jam terakhir sebelum masuk ruang uji. Kita (kelompok gelombang kedua), duduk2 sambil baca di selasar IASTH lt.7 (ujiannya di tempat ini). Jreng..jreng…tiba-tiba salah satu dokter penguji dateng.

“Waah, itu dokter dari obsgyn! ayo kita belajar obsgyn!”. Sreet, anak-anak segera buka buku.

Kemudian tak lama setelah itu, tampaklah sejumlah dokter datang. Ada yang dari bagian mata, bedah, THT, anestesi, anak. Spontan, setelah melihat mereka, kita langsung buru-buru buka buku n baca bagian2 yg berkaitan dengan bidang itu. Hehehe, lumayan biar gak nge-blank bgt gitu…

Page 5: OSCE.docx

Akhirnya, waktu yang dinanti telah tiba. Kita disuruh masuk ke ruang ujian satu persatu. Dada gw langsung palpitasi. Panik n tegang. Lama ujian setiap station itu sekitar 25 menit. Waduh, bakal diapain aja nih?

Station 1. Gw dapet bagian IPD (Ilmu Penyakit Dalam). Baguss…hiks2

Baru masuk, dokternya udah pasang tampang jutek. Gw serta merta jadi tegang. Tanpa banyak kata-kata, gw disuruh baca soal n langsung praktekkin. Gw ngerjain anamnesis penyakit (diagnosis gw pasiennya Diabetes melitus), terus pemeriksaan JVP, tiroid, getah bening. Disitu gw dicecer banget tentang teori. dan emang karena gw gak terlalu baca teorinya, maka “mengheningkan cipta”lah gw pas ditanya. Sesekali jawab yg tahu, tapi ternyata kata dokternya kurang dalem. Alhasil, Gw disuruh belajar lagi nanti (“kamu coba belajar teori lagi! Dasar kamu kurang!”krik..krik..T-T). Lanjut, gw terus disuruh meriksa gula darah sewaktu (GDS)nya pasien. Eh, alat gluko-testnya gak mau kompromi.

“Kok hasilnya 53 ya dok? Hipoglikemi bgt”, gw panas-dingin begitu baca hasilnya. Mustahil hasilnya segitu utk penampilan pasien seperti ini *ngelirik pasiennya*

“kamu salah kali pasangnya, atau ngambil darahnya gak cukup” *Always, peserta mungkin akan selalu dianggap yang salah*

Gw garuk-garuk kepala, apa iya ya human error?

“….jadi ini diulang dok?” *nelen ludah*

 “Gak usah..dah selesai” jawab dokter itu singkat, padat, jelas

Gw diem seribu bahasa, duhh…gw bakal lulus gak ya di station ini? Pasrah deh..

Station 2. Lanjut ke Obsgyn (Kebidanan dan Kandungan)

Dokternya terlihat baik. Gw berusaha untuk terlihat seramah mungkin.

Pas beralih ke soal ujian. Glek..gw disuruh membantu persalinan normal.

Entah kenapa, gw jadi dodol bgt (mungkin karena gugup). Lupa istilah2 medisnya (Perasat Reagent! ooh tidak!), jarak sentimeter-sentimeter peng-klem-an tali pusat, hal-hal kecil seperti menenangkan ibu, dll (yang apesnya masuk ke skor penilaian ujian, hiks2..). Untung aja dokternya baik, mau mengarahkan gw..tapi gw gak tahu dia bakal masukin ke checklist kompetensi gw gak ya..huhuhu, tapi station ini lumayan deh daripada pertama (mungkin karena faktor dokternya kali, hehehe)

Station 3. Ternyata gw dapet Bagian Anak

Ada dua dokter yang nguji. Hati gw kembang kempes deh. Gw disuruh ngerjain anamnesis yang kasusnya anak berjalan belum lancar, terus pemeriksaan antropometri, nentuin status gizi dan

Page 6: OSCE.docx

ngisi kuesioner pre skrining perkembangan anak. Mulanya gw santai waktu mau bersiap mulai anamnesis karena waktu belajar anamnesis anak dulu, gw dikasih form dan gw tinggal isi aja (jadi gw gak ngapalin apa aja yg mesti ditanyain). Eehh, setelah dimulai..lho? formnya mana? gw bingung.

“Dok, saya tulis dimana?” gw kelimpungan

“Ooh, ini..” sang dokter langsung kasih kertas ke gw.

Gw liat kertasnya. Kertas Kosong!! Putiiih bersiih…gak ada bentuk2 form apa gitu berisi penilaian tumbuh kembang anak. 

Gw pucat pasi. Berusaha mengingat dengan keras apa aja yg dicantumin di form tumbuh kembang itu waktu gw belajar dulu tingkat dua. Waduuh, apa ya? identitas, keluhan utama, nutrisi, riwayat kehamilan dan kelahiran ibu, imunisasi, riwayat tumbuh kembang, riwayat keluarga, sosial…hhhffh..diem2 gw kesel dalam hati. Coba gw lebih siap utk anamnesis kayak gini. Akhirnya gw anamnesis seadanya. Alhasil, dokternya bilang ke gw..anamnesis gw juga kurang dalem, kurang menggali terutama dari nutrisi dan keluarga. Yah..nasib..nasib.

Lanjut ke pemeriksaan antropometri. Duh..lagi-lagi gw lupa hal2 kecil kayak meriksa timbangan di batas 0 nya dulu (dan lagi2 itu masuk ke form penilaian ujian). Trus gw kebalik2 waktu nge-plot tinggi badan dan berat badan anak untuk nentuin status gizinya itu. Entah ini kasus ujiannya yg susah atau otak gw yang terlanjur panas, gw dengan polosnya jawab nih anak masih tergolong gizi baik, padahal nyata2nya gw itung status gizinya nih anak itu gizi kurang!! Kenapa gw laporinnya jadi gizi baik??!! Heeeeehhh…inilah susahnya klo gw lagi panik bin gugup. Semua jadi berantakan! Maka, gw saranin nih buat adek2 kelas gw yg nanti ngadepin ujian serupa. Yang pertama, JANGAN PANIK. Tenang, tenang, dan berpikir jernih. Ok?

Duh, para dokter itu kayaknya udah hopeless ngeliat gw. Daritadi bawaannya menghela napas mulu sambil ngisi form penilaian gw. Gw bener2 pasrah sepasrah2nya…T-T

Masih ada waktu beberapa menit kosong. Gw beraniin diri utk nanya, “Dok, kira-kira nih saya lulus gak?”

Entah apa yg lagi lewat di pikiran gw sehingga gw nanya kayak gitu ke dokternya. Mungkin karena di station2 sebelumnya gw juga jadi ragu.

Dokternya jawab dengan kalem, “Kamu saya lulusin kok, Saya kan baik. Ujian kamu sebenarnya nanti itu pas kamu dah jadi dokter”

Pssshhh (angin berhembus), itu jawaban yang sangat wise di telinga gw. Bak jawaban malaikat. Gw bernapas lega. Ohh, terima kasih banyak dok! Saya akan belajar lebih giat lagi!! Demi umat manusia! *hiperbol mode: on*

Station 4. Station terakhir, gw dapet Bagian Bedah. Nice..keempat station ini adalah bagian besar. Gw dapet “jackpot”! Huhuhu..

Page 7: OSCE.docx

Nih dokter terakhir juga pasang tampang jutek. Gw udah pasrah deh. Gw baca instruksi kasusnya, gw disuruh ngejahit luka dengan teknik jahitan simple interrupted, berikut dengan langkah2nya.

Gw mulai ngomong. Siapin alat, cuci tangan, pake sarung tangan, tindakan antisepsis dan asepsis gitu deh.

“Jadi apa yg kamu kasih utk tindakan antisepsis?” Sang dokter mulai bertanya soal teori. Hhhh..

“Ngg..ini dok, kasih betadine dulu diusap dengan arah sentrifugal lalu pake alkohol biar bersih” jawab gw ragu2

“Kok kamu ragu2 gitu sih? Yang pede dong jawabnya!”

“Eehh..” gw malah tambah gak pede, “Setahu saya sih gitu dok”   *aduh ampuuun dok!*

Dokternya nyuruh gw lanjut. Gw mulai bersiap ngejahit luka. Waktu gw megang benang jahitnya, dia mulai nanya teori lagi

“Ada berapa jenis benang yg kamu tahu?”

“Ngg..dua sih dok, tapi saya lupa bahasa kerennya”

“Bahasa kerennya..hahaha” si dokter mulai ketawa, gw malu bgt

“Pokoknya itu lho dok, yang bisa diurai atau tidak” jawaban dodol gw mulai keluar lagi

“Diurai? kamu kira rambut bisa diurai?! Hahahaha” si dokter malah tambah kenceng ketawanya

Hhh, padahal maksud gw itu bisa diuraikan oleh tubuh atau gak, gitu loooh..gw kurang ngejelasin aja ke dokternya.

“Gini lho dek, macam2nya itu ada yg bisa diserap oleh tubuh atau tidak” sang dokter menjawab cepat

Nah itu dia bahasa yg gw cari dlm otak gw tapi gak keluar2 daritadi! Gw mesem sendiri.

“Yah itu dok! bahasa kerennya! Diserap!” timpal gw dengan polosnya.

Dokter bedah itu geleng2 kepala ngeliat tingkah gw dan nyuruh gw lanjut.

Gw mulai ngejahit. Untung aja gw ikut TBM yang udah biasa dengan kasus jahit menjahit, sunatan, dll. Gw bersyukur deh masuk TBM. Thanks God! Alhasil, gw nyelesain kasusnya dengan cepat

“Gini dok, bener gak?” tanya gw basa-basi

Page 8: OSCE.docx

“Iya, udah selesai kok” sang dokter langsung nutup map penilaian peserta ujian OSCEnya. Gw melongo. Cepet bgt selesainya! Beda dengan station2 sebelumnya! cuma 5 menit kalee!

“Haah? Bener dah dinilai dok? Apa yang kurang?”

“Gak kok, waktu kamu ngejahit kan sudah saya liat bagaimana kamu megang needle holdernya, pinset, jarum, pasang benang, arah ngejahit, cara nyimpul benang dan gunting. Itu yg dinilai. Dan yang saya lihat kamu dah bagus kok. Kamu yang paling bagus di antara peserta2 yg saya nilai tadi.” Dokter itu memberi pencerahan

Gw melayang senang. Akhirnya ada yg muji gw di antara station2 itu! Padahal gw dah desperate abis, untung di station ini gw serasa diangkat kembali. Huuffh…Alhamdulillah..! Cihuy!

Waktu yang tersisa masih byk. Akhirnya gw malah ngobrol2 dengan dokternya. Si dokter jadi curhat masalah di bagian bedah. Gw mah angguk-angguk kepala aja deh. Gak tahu harus ngapain.

“Kamu rencana mau ngambil apa?” tanya si dokter

Gw kaget ditanya kayak gitu. Abis kayaknya gw gak ada niatan ke spesialis bedah, tapi kenapa nilai gw malah bagus di bedah ya? Gw bingung sendiri jawabnya

“Wah..saya juga belum tahu nih dok” jawaban aman deh

“Yah, pokoknya jadi dokter dulu…udah gitu baru deh” timpal sang dokter

Akhirnya setelah ngobrol2 gak jelas itu, sang dokter pamit duluan, kayaknya ada urusan penting tuh, gw sih seneng2 aja. Toh udah selesai.

Gw berhasil menutup ujian gw dengan baik. Alhamdulillah…gw napas dengan sangat lega

Satu ujian telah selesai, kini menunggu ujian yg lain! Semangat yu!!

Dari ujian OSCE KKD ini, gw dapet pembelajaran.

Pertama, Don’t get Panic! Sehebat apapun lo belajar teori, baca textbook atau apapun. Klo pas ujian lo panik, jangan harap bisa mengingat semua itu! Bahkan lo malah lupa pada hal2 kecil tapi penting! Stay calm, be confident…jernihkan pikiran, klo perlu tarik dulu napas dalam2 sebelum mulai

Kedua, Kuasai teori dan latihan terus menerus! Itu bekal lo jadi dokter! Keep studying!! Belajar dari sekarang!

Ketiga, Selalu ramah pada dokter penguji. Siapa tahu hatinya mencair klo ngeliat lo tersenyum ramah sambil menyapa mereka. First impression juga penting!

Page 9: OSCE.docx

Keempat, Be confident! Klo lo dah tahu teori, sering byk latihan. Ketika ditanya2, klo lo dah yakin dengan jawaban lo, yah jawab aja dengan PD! Pokoknya pede!

Kelima, ada beberapa tipe dokter penguji yg emang suka buat kita jadi “skakmat”. Artinya dia gak bakal berhenti tanya2 lo (baca: mencari dimana kelemahan lo) sampe lo gak bisa jawab apa2 lagi. Klo kayak gitu, ada tiga pilihan. First, lo emang harus menguasai teori secara akurat. Kedua, lo bisa aja diem n minta dia nerangin ke kita apa2 yg harus kita pelajari lebih lanjut. Terakhir, dipakai beberapa orang juga, yaitu ngeles secara “educated”. Kayak yang dilakuin temen gw.

Dia dapet perlakuan sama waktu di station anak, pasalnya dia lupa ngelihat timbangan dari batas 0 juga.

Bedanya, klo tadi gw diem aja karena udah panik n pusing sendiri. Eh, temen gw malah sempet ngeles secara “educated”,

“Itu dok, saya tadi sih udah ngeliat timbangannya di angka 0, tapi saya kira gak usah disebutin, jadi gak saya sebutin deh” kata temen gw berusaha ngeles

“Oh, udah kamu liat? oke klo gitu” sang dokter lalu membubuhkan tanda check (V) pada form penilaian temen gw.

Arrrghh! Coba klo gw tadi kayak gitu! Gw udah keburu pusing duluan sih! T-T

Keenam, hidupkan rasa ingin tahu kamu! Jangan bosen tanya pada yg lebih ahli!

Ketujuh, ini pentingnya kesejawatan antar temen. Klo dah ada yg ujian kayak gini, boleh tuh ditanya2..hehehehe

The last for the best, jangan lupa banyak2 berdoa, minta kemudahan pada Allah…Insya Allah satu kekuatan itu bisa membuat kita tenang..:smile:

 

Anyway, gw bener2 kerasa jargon di atas itu sekarang…dan gw dapet banyak pembelajaran. Gw harus lebih baik lagi! harus banyak belajar lagi!

…”Skill is about repetition”…

Kok tidak ada pembelajaran dengan pasien? Pasiennya beneran? Hm,kasihan pasiennya klo dokternya ragu-ragu dan tidak mudeng. Pernah kasus, ko-as yang nyari vena saja tidak ketemu-ketemu, padahal sudah ditusuk berkali-kali. Apa tidak kasihan pasiennya itu? Apalagi klo kemudian harus diambil darahnya berkali-kali gara-gara “kecerobohan”(?) :???:. Walaupun berbaik-baik dengan dokter penguji juga penting sih.

Semoga bisa memperoleh ilmu, bukan sekedar mencari lulus.

Page 10: OSCE.docx

     by arifromdhoni Jpm7000000pmWed, 16 Jul 2008 13:55:45 +000008 1, 2008 at 1:25 pm07 Reply

ya bukan pasien lah, ada beberapa kasus yang pake OP (orang percobaan) bukan pasien.

Iya, makanya harus banyak baca dan latihan! belajar empati juga! jangankan ko-as, perawat dan dokter aja masih suka kayak gitu. Ini untungnya ada ujian, jadi dilatih dari sekarang supaya terampil.

Nah, Coba anda lihat bukan hanya dari sisi pasien, tapi juga dokternya.Kita diajarkan utk melihat sesuatu secara holistik bukan?liat dari berbagai sudut pandang.

Semua orang pasti menuntut seorang dokter itu sempurna,gak boleh melakukan kesalahan sedikitpun (ya iyalah, nyawa pasien!). Bahkan, dibuat tuh UU Praktik Kedokteran. Kami, para tenaga medis, pasti juga ingin berbuat yang terbaik buat pasien. Kan, kita disumpah waktu lulus.

Tapi, anda juga perlu tahu, dokter juga manusia, pasien juga manusia. Satu manusia punya sejuta variasi yang diberikan oleh Sang Pencipta. Contohnya, vena yg buat ditusuk infus yang kata di buku nih terletak di bagian radial lengan atau di daerah metakarpal tangan. Eh, pas dicari, ternyata nih pasien punya variasi unik pembuluh darah dimana letak venanya itu agak sedikit ke medial. Nah lo, dokternya juga yg pusing. Ada juga yang udah didiagnosis tumor stadium lanjut, hidupnya tinggal beberapa bulan lagi menurut ilmu kedokteran. tapi nyatanya si pasien hidup hampir 3 tahunan.Belum lagi pasien2 lain dng variasi tubuhnya masing2.

Itulah dunia kedokteran. Ketika bagaimana sebuah kesederhanaan ilmu harus berhadapan dengan rumitnya kehidupan seseorang…itulah tantangan seorang dokter.

Harus Semangat belajar! doakan ya supaya jadi dokter dambaan umat! amiin…:smile:

     by anatriera Jpm7000000pmWed, 16 Jul 2008 15:22:14 +000008 1, 2008 at 1:25 pm07 Reply

Yap, harus belajar dan berlatih.

Hm, permasalahannya kan jika ragu-ragu dan tidak paham. Kalau misalkan dokter telah berilmu dan bersungguh-sungguh dalam penanganan pasien kemudian terdapat hal-hal yang tidak dapat dihindari, maka itu hal lain. Dokter juga manusia yang terkadang melakukan kesalahan. Namun jika dokternya sebenarnya belum tahu dan sok tahu itu yang jadi masalah. Apalagi dokter terkait langsung dengan pasiennya. Wallaahu a’lam.

Tidak hanya dokter sih, engineer juga begitu, hehe. Apalagi jika mengerjakan hal-hal menyangkut kepentingan umum.

Page 11: OSCE.docx

     by arifromdhoni Jpm7000000pmWed, 16 Jul 2008 16:50:31 +000008 1, 2008 at 1:25 pm07 Reply

Wah, seru nih.Kira-kira, dan juga sepertinya, memeriksa orang sakit seperti trouble shooting sistem ya.

Jadi pingin jadi dokter :grin: . Belajar ah, biar bisa jadi dokter :mrgreen: (seperti saran no.1).

Ramah sama dosen penguji biar dapet nilai baik? Jadi inget materi requirement engineering. Ramah pada klien menyebabkan klien mintanya g neko2. Requirement sederhana, harga (software) tidak murah. Mantabzzz..

Saya punya sedikit cerita, tmn sy di FKG Unair butuh “korban” untuk praktikum. Tak rela melewatkan kesempatan ini, ribuan (hiperbola) anak2 ITS, yg cowok semua itu, dtg mendaftar sbg pasien. Tentu, lewat calo (anak FKG jg), “Eh, ada g temenmu yg belum punya pasien? Cariin donk. Yg cewe ya.., klo bisa yg cantik. :mrgreen: ” Hm…, dasar laki-laki.

Di FK ada model praktikum kaya gitu g?

Emang, nanti mau jadi dokter apa Mbak?

     by agungfirmansyah Jpm7000000pmWed, 16 Jul 2008 19:32:19 +000008 1, 2008 at 1:25 pm07 Reply

Haha… seru yu bacanya. Makanya waktu itu kok kelihatan panik. hehe..

Wah.. agung. Sense bisnisnya muncul. Ramah pada klien justru bahaya. Nanti kalo softwarenya salah malah kliennya minta macem-macem di akhir proyek. Yang penting itu ramah ke user lab. Itu kalo administrator.

Hmm.. FKG Unair ya ? aku jadi inget ada temenku cowok yang jadi “korban”. haha… lucu denger ceritanya. Soalnya dia sekalian kenalan plus “ngejar”. Kebetulan mahasiswinya belum terampil.. jadilah banyak kesalahan mulai dari mata bor gigi lepas, sampai kait nyantol di pipi. Haha..

Hmm.. ada yg namanya orang percobaan ya ? itu dapatnya dari mana yu ? Gak beresiko..? Kalo disini sich resiko maksimal pas praktikum paling windowsnya hilang atau rusak. Lebih ekstrim lagi komputer meledak. Kalo orang ?

Masalah mau jadi apa, kok kayaknya arahnya ke bedah ya yu? Atau dokter anak ? ya yang penting paling ahli disitu lah. Dan kalo melihat jargon “Skill is about repetition”… ya kelihatan kalo skillnya ayu ada di bedah kan ? Tapi sekali lagi : terserah yang menjalankan ;)

Page 12: OSCE.docx

     by Gyl Jpm7000000pmSat, 19 Jul 2008 23:15:38 +000008 1, 2008 at 1:25 pm07 Reply

@arifitulah gunanya belajar n ujian, hehehe

@agungmau coba jadi dokter? coba luangkan waktu sehari utk mengikuti seminar bertema kedokteran or jadi relawan di suatu yayasan…hehehe, mungkin bisa berguna utk mendapatkan gambaran

Di FK juga ada praktikum itu, utk praktikum EKG (elektrokardiogram, merekam aktivitas listrik jantung) dan KKD ini…sejauh ini belum ada OP yg dari luar, mau coba?

mau jadi dokter apa? sing penting dokter yg sukses dunia akhirat (amiin) :mrgreen: klo rencana nanti mau ambil spesialis apa, klo gak kulit kelamin, mata, THT, paru, hehehe masih byk nih inginnya, tergantung di klinik nanti deh..doakan ya

@gylOP bisa berasal dari temen sendiri (biasanya cowok) atau dari karyawan2 setempat (tentunya dibayar). Sejauh ini belum ada tindakan yg invasif. artinya gak beresiko buat OP. Klo prosedur bedah atau suntik-menyuntik biasanya ada phantomnya. jadi aman. mentok2 kita ambil darah vena sesama teman utk pemeriksaan darah waktu praktikum. klo yg pake OP, seperti pemeriksaan jantung, paru, EKG, muskulo, saraf, dsb yg terkadang OP disuruh buka baju bagian atas utk prosedur pemeriksaan itu (makanya OP selalu cowok).Biasanya sih (biasanya lhoo)..sang OP malah senang menjadi OP, karena sekaligus pemeriksaan gratis, hehehe :mrgreen:

     by anatriera Jam7000000amFri, 25 Jul 2008 11:32:02 +000008 1, 2008 at 1:25 am07 Reply

wah….

saya mau jadi OP kayaknya (mungkin ketularan arek2 ITS :mrgreen: ).

Kalau buka baju, bisa kelihatan “nine pack” saya donk? :mrgreen:

     by agungfirmansyah Jpm7000000pmFri, 25 Jul 2008 21:43:41 +000008 1, 2008 at 1:25 pm07 Reply

ateri ujian KKD sbb:

- pemeriksaan fisik muskuloskeletal

Page 13: OSCE.docx

- diagnosis fraktur dan pembidaian

- penulisan resep (lengkap)

- pembuatan surat rujukan

Aada revisi utk student's guide KKD

Pada pemeriksaan bahu: rotasi internal dan eksternal terbalik. seharusnya:

rotasi internal : sendi siku fleksi dan menempel pada tubuh, lengan bawah diputar ke dalam

rotasi eksternal : sendi siku fleksi dan menempel pada tubuh, lengan bawah diputar ke luar

Dear adik-adik kelas yang akan OSCE.. berikut ini ada soal-soal yang bisa digunakan untuk latihan OSCE. Beberapa dari soal dibawah benar-benar pernah dikeluarkan di station-station OSCE yang pernah diadakan sebelumnya. Selalu ingat bahwa semakin sering berlatih maka akan semakin baik hasil ujian OSCE kalian.

STATION PARU

            Seorang laki-laki, 57 tahun datang dengan keluhan batuk-batuk sejak sebulan yang lalu.

Soal:

1) Lakukanlah anamnesis lengkap pada pasien ini

2) Lakukanlah pemeriksaan fisik palpasi dan auskultasi

3) Suara paru apakah yang terdengar pada pasien ini?

4) Apakah diagnosis kerja saudara dan diagnosis bandingnya (minimal satu)?

STATION ANTROPOMETRI dan TANDA VITAL

            Seorang ibu datang membawa anak laki-lakinya yang berumur 2 tahun. Anak tersebut tampak lemas.

Soal:

Page 14: OSCE.docx

1) Lakukanlah pemeriksaan tanda vital pada anak laki-laki tersebut.

2) Apa diagnosis kerja saudara?

3) Apa penanganan awal yang harus dilakukan?

4) Setelah pasien stabil, lakukan pemeriksaan antropometri.

 

STATION PF JANTUNG + EKG + Suara Jantung

 

            Seorang laki-laki berumur 64 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada kiri sejak 1 jam yang lalu.

Soal:

1) Lakukanlah anamnesis singkat.

2) Lakukanlah pemeriksaan fisik jantung

3) Dari pemeriksaan elektrokardiografi didapatkan hasil sbb:

Dari EKG diatas, tentukanlah:

1) Heart rate pasien

Page 15: OSCE.docx

2) Periode QRS complex pada lead III

Lanjutan pertanyaan..

4)Diagnosis kerja anda berdasarkan anamnesis,PF dan EKG?

5)Apa signifikansi suara jantung gallop apabila ditemukan pada pasien ini?

STATION AGD dan SUNTIKAN IM

            Seseorang laki-laki berumur 32 tahun datang ke IGD ditemani oleh ibunya. Ia tidak sadar. Untuk mengetahui keadaan asam-basa darahnya maka anda memutuskan untuk melakukan pengambilan darah arteri.

Soal:

1) Jelaskanlah indikasi dari pengambilan analisa gas darah

2) Lakukanlah pengambilan gas darah.

Setelah anda sukses melakukan pengambilan AGD, tiba-tiba badan pasien bergetar dan tidak dapat dikendalikan. Anda memutuskan untuk menyuntikan haloperidol (IM)

Soal:

1. Sebutkan lokasi penyuntikan IM2. Apakah keuntungan suntikan IM dibandingkan IV3. Lakukanlah penyuntikan IM

PUNGSI VENA dan KANULASI

Seorang anak berumur 21 tahun datang dengan keluhan demam sejak 4 hari yang lalu. Setelah dilakukan anamnesis, anda belum dapat menentukan penyebab penyakitnya. Maka, anda memutuskan untuk melakukan pengambilan darah dan cairan.

1. Lakukanlah pengambilan darah vena2. Dari pengambilan darah vena, didapatkan bahwa leukosit pasien adalah 16.000 dengan

netrofil 92%. Apakah yang menjadi penyebab demam pasien ini?3. Kondisi pasien terus memburuk dan anda memutuskan untuk memasukan cairan dalam

bentuk infus. Lakukanlah pemasangan selang infus pada pasien!

PF MUSKULO ATAS DAN BAWAH

Seorang ibu berumur 42 tahun datang setelah jatuh ketika menaiki tangga. tangan kiri dan kaki kirinya juga tertimpa tangga.

Page 16: OSCE.docx

Soal:

1. lakukanlah pemeriksaan fisik muskuloskeletal atas dan bawah

RECTAL TOUCHE + KATETER

Seorang laki-laki berumur 72 tahun datang ke poliklinik mengeluh sulit buang air kecil sejak beberapa bulan yang lalu. Setiap kali ia buang air kecil terasa “belum tuntas”. Anda curiga bahwa pasien mengalami pembesaran kelenjar prostat dan anda akan melakukan rectal touche

Soal

1. Apa sajakah yang harus dinilai dalam pemeriksaan rectal touche?2. Apa yang anda harapkan ditemukan dalam pemeriksaan rectal touche pasien ini?3. Pasanglah kateter pada pasien ini

PF Abdomen + NGT

Seorang laki-laki berumur 27 tahun datang ke IGD mengeluh perutnya yang sakit sejak 3 jam yang lalu.

Soal

1. Lakukanlah anamnesis singkat pada pasien ini

2. Lakukanlah pemeriksaan fisik abdomen pada pasien ini

3. Tentukanlah diagnosis kerja pasien ini

4. Pasanglah NGT di pasien ini!

5. Bagaimanakah cara memastikan NGT telah terpasang dengan baik? (minimal 2 cara)

Modul Emergency itu (Kalau di UIN namanya P2K2  = Pertolonganpertamapadakegawatandankedaruratan) Fiuh,,, Judulnya aja udah panjang banget. Jadi gini loh...

Page 17: OSCE.docx

Walaupun Emergency itu sebenarnya sudah ada spesialisasinya, yaitu Sp.EM (Emergency Medic) tapi, untuk mahasiswa kedokteran

semester 1-2, diberi dasar-dasarnya dengan pertimbangan suatu saat kita pasti menghadapi saat-saat menegangkan ketika seseorang menyadarkan nyawanya pada kita, meskipun pada akhirnya

hidup dan mati tetap di tangan Allah SWT ^^

(sebelumnya cari tau dulu, apa bedanya kegawatan dan kedaruratan)... Siph, Lanjut!!

Pada modul ini, kami (kedokteran UIN 2009) diberi ilmu-ilmu Basic Life Support ~Bahkan sampai ke Advance Trauma Life Support~. Sebenarnya, tiap kegawatdaruratan juga ada kuliahnya (mis.kegawatdaruratan pada anak, kegawatdaruratan mata, kardiovaskular, dll) dan pada modul inilah mahasiswa semester 1 mulai terasa sangat "klinisi". Kita dituntut untuk mampu melakukan penatalaksanaan pada kasus kegawatdaruratan karena di modul inilah pertama kalinya kami melakukan KKD (keterampilan klinik dasar) dan ada ujian KKD-nya juga!!! Dan modul ini yang satu-satunya berlangsung selama 1 bulan penuh di semester 1 (karena selain itu hanya 2 minggu). Kasus-kasus pada DK (Diskusi Kelompok) terasa sangat kompleks dan menegangkan untuk dikaji (karena waktu itu pengetahuan kami sangat minim...^_#).

Berikut adalah rincian jadwalnya. di Minggu ke- :

1. Kita menjalani 13x kuliah dan 1 kasus DK (1 kasus = 2 pertemuan) serta pleno* untuk kasus tersebut

2. Ada 6x kuliah, 1x nonton film kegawatdaruratan dan 1 kasus DK (tanpa pleno) serta ujian sumatif modul 1

3. Ada kunjungan ke RS Fatmawati (UGD dan ICU) satu hari satu kelompok >> Ini cukup menegangkan!! dan Pleno

4. Ujian Sumatif modul 2 dan ujian KKD*

*ujian KKD itu mekanismenya, kita akan berpindah-pindah ruangan yang totalnya ada 4 ruangan (station-skill [SS]). tiap SS adalah 5 menit dengan kasus yg berbeda untuk tiap-

Page 18: OSCE.docx

tiap SS. Misal SS1 adalah penilaian korban, maka di ruangan itu sudah ada OP (orang pasien) dan penguji lengkap dengan alat-alat penilaian yang perlukan. tugas kita adalah mendemonstrasikan langkah-langkah penilaian korban berdasarkan kasus yang telah disediakan sesuai dengan checklist (daftar perlakuan) yang penguji miliki. Awalnya agak2 repot memang...^^

*Pleno DK itu adalah temu ilmiah yang isinya presentasi solusi dari tiap kasus DK, biasanya memakan waktu sampai 3 jam.

Ok, sekian. kalau ada yang butuh materi2nya, nanti disediakan kok!!