orthoo
DESCRIPTION
protap orthoTRANSCRIPT
STATUS PEMERIKSAAN
DAN PERAWATAN ORTHODONTI
NOMOR MODEL :
01
NAMA PASIEN : M. HANIF FARHANI
NAMA OPERATOR: MIRANTI UTAMI PUTRI, S.KG
NO.MHS : 04074881316028
PEMBIMBING : drg. ARYA PRASETYA BEUMAPUTRA., Sp.Ort
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2014
STATUS PEMERIKSAAN
DAN PERAWATAN ORTHODONTI
Operator : Miranti Utami Putri,S.Kg
No.Mhs : 04074881316028
Pembimbing : drg.Arya Prasetya Beumaputra.,Sp.Ort
No. Kartu : 1358
No. Model : 01
I. IDENTITAS
Nama pasien : M.Hanif Farhani
Umur : 12 Tahun
Suku : Melayu
Jenis kelamin : Pria
Status Kawin : Belum menikah
Alamat : Pondok Pesantren Rhaudhlatul Ulum Sakatiga OI
Telepon : -
Pekerjaan : Siswa Mts klas 1 Pesantren Rhaudhlatul Ulum
Rujukan dari : -
Nama Ayah : Sumarta
Suku : Melayu
Umur : 43 Tahun
Pekerjaan orang tua : Wiraswasta
Nama Ibu : Lamiza
Suku : Melayu
Umur : 39 Tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat orang tua : Perumahan Permai Asri Blok B, Batumarta no.1 Baturaja.
II. WAKTU PERAWATAN
Pendaftaran : Tgl. 19 Februari 2014
Pencetakan : Tgl. 26 Maret 2014
Pemasangan alat : Tgl. -
Retainer : Tgl. -
III. PEMERIKSAAN KLINIS
A. Pemeriksaan Subjektif ( Anamnesis )
a. Keluhan Utama :
Ibu pasien mengeluh gigi depan atas anaknya terlihat lebih mundur daripada
gigi depan bawah sejak ± 4 tahun yang lalu, Hal tersebut mengganggu
penampilan anaknya sehingga ibu pasien ingin gigi anaknya dirawat.
Riwayat Kesehatan :
Kelahiran : Normal
Urutan kelahiran : Anak Ke 1 dari 3 anak
Nutrisi : ASI 2 tahun
Penyakit berat yang pernah diderita : -
Kelainan Kongenital : Tidak ada
Lain-lain : -
b. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan gigi geligi :
a. Gigi Decidui :
Tidak ada riwayat rampan karies, erupsi gigi baik
b. Gigi Bercampur :
Gigi anterior permanen atas lebih mundur dibandingkan gigi anterior
bawah. Gigi anterior permanen atas tumbuh disaat gigi anterior atas
sulung pasien masih ada. Lalu gigi tersebut goyang dan dicabut sekitar 4
tahun yang lalu oleh orang tua.
c. Gigi Permanen :
Gigi anterior permanen atas lebih mundur dibandingkan gigi anterior
bawah. Gigi permanen belum pernah ada yang dicabut dan gigi belakang
terakhir belum tumbuh.
Kesimpulan : riwayat pada gigi bercampur mempunyai kontribusi
menyebabkan gigi malposisi.
Kebiasaan Buruk (berkaitan dengan keluhan pasien): Tidak ada
Riwayat Keluarga (berkaitan dengan keluhan pasien): ada
Kelainan rahang dan gigi pada:
Ayah : Gigi normal, susunan rapi dan hubungan rahangnya
orthognati.
Ibu : Gigi normal, susunan rapi dan hubungan rahangnya
orthognati.
Saudara : Gigi rahang atas tampak jarang-jarang, susunan rapi
dan hubungan rahangnya orthognati.
Keterangan: dari riwayat keluarga, maka tidak didapat tanda-tanda genetik
yang berkaitan dengan keluhan pasien.
B. Pemeriksaan Objektif
1. Umum :
Jasmani : Baik , Ket : pasien datang dalam keadaan sehat
Mental : Baik, Ket : pasien kooperatif saat komunikasi
Status gizi : Kurus
Tinggi badan (TB) : 158 cm
Berat badan (BB) : 40 kg
Indeks masa tubuh (IMT) = BB( kg ) = 40
TB² (m) (1.58)²
= 16,02
2. Lokal
a. Ekstra Oral
Wajah Depan
Bentuk kepala : : Brakisefali Mesosefali Dolikosefali
Indeks kepala : Lebar kepala _ X 100 = 12,8 X 100 = 72,72 % Panjang kepala 17.6
Bentuk muka : Hipereuriprosop Euriprosop Mesoprosop
Leptoprosop Hiperleptoprosop
Indeks muka : Jarak N – GN X 100 = 8.7 X 100 = 90,6 % Lbr Bizigomatic 9,6
Simetri : Simetris / Tidak simetris
Proporsi : Normal / Tidak normal
Tonus otot mastikasi : Normal / Tidak normal
Tonus otot bibir : Normal / Tidak normal
Posisi bibir waktu istirahat : Tertutup / Terbuka
Wajah Samping
Profil muka : Lurus Cekung Cembung
b. Intra Oral
Jaringan Lunak
Gingiva : Normal / Tidak normal
Mukosa : Normal / Tidak normal
Lidah : Normal / Tidak normal
Tonsil : Normal / Tidak normal
Palatum : Tinggi / Normal / Rendah
Frenulum : Fren. Labii Superior : Tinggi / Normal / Rendah
Fren. Labii Inferior : Tinggi / Normal / Rendah
Fren. Labii Lingualis : Tinggi / Normal / Rendah
Hygiene mulut : OHI-S : 1,33 Sedang
Pemeriksaan Gigi :
T T T T T T
V VI III II I I II III IV V
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
V VI III II I I II III IV V
T T T T
Keterangan :
K : Karies R : Radiks T : Tambalan
I : Inlay X : Telah dicabut P : Persistensi
Im : Impaksi J : Jaket O : Belum Erupsi
Ag : Agenesis B : Bridge En : Prwtn endodontik
Analisa Fungsi
Penelanan : Normal / Tidak normal
Bicara : Lidah normal / Lidah terletak di antara gigi
Penutupan mulut : Normal / Tidak normal
Pernapasan : Mulut tertutup / Mulut terbuka
Senyum : Gusi terlihat / Normal
Kelainan TMJ : Tidak ada kelainan
IV. ANALISIS FOTOGRAFI
A. Analisa Foto Wajah
Tampak Depan Tampak samping
Bentuk wajah : Oval / Bulat / Persegi /Segitiga (tapered)
Profil muka : Cembung / Lurus / Cekung
Simetri : Simetris / Tidak simetris
Proporsi : Normal / Tidak normal
Garis Orbita : Sejajar / Tidak sejajar
B. Analisa Model Studi
1. Rahang Atas
i. Arah Sagital
Inklinasi gigi insisivus : Normal / Tidak normal
- Gigi 11 palatoversi
- Gigi 22 mesioversi
Malposisi gigi posterior : -
Kurva spee : Normal/Tidak normal
ii. Arah Transversal
Tricion
Glabella
Subnasal
Menton
Midline : Segaris / Tidak segaris
iii. Arah Vertikal
Infra versi : 12,11,21,22
Supra versi : Ada / Tidak ada
2. Rahang Bawah
i. Arah Sagital
Inklinasi gigi insisivus : Normal / Tidak Normal
- Gigi 31 palatoversi
ii. Arah Transversal
Midline : Segaris / Tidak segaris
iii. Arah Vertikal
Infra versi : 45
Supra versi : -
Lebar Mesiodistal Gigi ( mm )
RAHANG ATAS RAHANG BAWAH
Gigi Kanan Kiri Normal Ket Kanan Kiri Normal Ket
1 7,7 7,9 7.40-9.75 N 4,8 4,5 4.97-6.60 N
2 6,4 6,6 6.05-8.10 N 5,2 5,5 5.45-6.85 N
3 7,6 7,3 7.05-9.32 N 6,2 6,4 6.15-8.15 N
4 6,7 6,7 6.75-9.00 N 6,15 6,0 6.35-8.75 N
5 6,02 6,02 6.00-8.10 N 6,7 6,6 6.80-9.55 N
6 9,98 10,3 9.95-12.10 N 10,4 10,4 10.62-13.05 N
7 9,0 9,0 8.75-10.87 N 10,0 9,1 8.90-11.37 N
Kesimpulan : ukuran lebar mesio distal gigi 14,24,25,41,31,42,44,45,46,36 memiliki
ukur lebar mesiodistal lebih kecil daripada normal
Model Dalam Keadaan Oklusi
Arah Sagital
Overjet : 11 : 0,1 mm 21 : 0,12 mm
41 31
Relasi Kaninus : Kanan : I Kiri : I
Relasi M1 permanen : Kanan : I Kiri : I
Cross bite anterior : ada
Arah Transversal
Garis Median : Segaris / Tidak Segaris
Arah Vertikal
Overbite : 11 : 0,1 mm 21 : 2 mm
41 41
Open bite : Tidak ada
C. Skema Gigi-Gigi Dari Oklusal
Rahang Atas
Rahang Bawah
Malposisi :
Gigi 11 palatoversi
Gigi 22 mesioversi
Malposisi :Gigi 31 palatoversi
Gigi 35 dan 45 rotasi
D. Skema Gigi-Gigi Dalam Keadaan Oklusi
Arah Anterior
Arah Kanan
Arah Kiri
Midline :RAMidline segaris : Midline gigi rahang atas segaris dengan midline wajah
RBMidline segaris : Midline gigi rahang bawah segaris dengan midline wajah
Relasi Kaninus : klas 1
Relasi Molar : klas 1
Overjet 11 : 0,1 mm 41
Overbite 11 : 0,1 mm 41
Relasi Molar Kanan ( 16 ) : klas 1 46
E. Perhitungan
Metode Pont RA
Jumlah mesio distal 12 11 21 22 : 28,6 mm
Jarak P1-P1 Pengukuran : 34,5 mm
Jarak P1-P1 Penghitungan : Σ md I X 100
80
mm
Diskrepansi = 1,25 mm kontraksi / distraksi
Jarak M1-M1 Pengukuran = 45,5 mm
Jarak M1-M1 Penghitungan
= 44,69
Diskrepansi = 0,81 mm kontraksi / distraksi
Keterangan :
Pertumbuhan lengkung gigi pada regio inter P ( metode Pont )
mengalami pelebaran ruang sebesar 1,25 mm. termasuk dalam kategori
derajat ringan ( mild degree )
Pertumbuhan lengkung gigi pada regio inter M ( metode Pont )
mengalami pelebaran ruang sebesar 0,81 mm. termasuk dalam kategori
derajat ringan ( mild degree )
Relasi Kaninus : klas 1
Relasi Molar : klas 1
Overjet 21 : 0,12 mm 31
Overbite 21 : 2 mm 31
Relasi Molar Kiri ( 26 ) klas 1 36
Metode Howes RA
Jarak inter tonjol P1-P1 : 40,6 mm
Jumlah mesio distal M1-M1 : 89,22 mm
Inter P1 : jarak inter tonjol P1-P1 X 100 %
Σ Md M1-M1
= = 45,5 %
Keterangan : Karena jarak inter P1 sebesar 45,5 % yang menyatakan inter P1
lebih besar dari 43 %, maka lengkung gigi dapat menampung
gigi-gigi dalam lengkungnya secara teratur.
Jarak inter fossa canina : 44,5 mm
Inter fossa canina =
= 49,8 %
Keterangan : karena jarak inter fossa canina sebesar 49,8% yang menyatakan
inter fossa canina lebih besar dari 44 %, maka lengkung gigi
dapat menampung gigi-gigi dalam lengkungnya secara teratur.
Metode KORKHAUS
∑ Insisivus rahang atas = 28,6 mm
Jarak antara 2 gigi insisivus satu maksila ke titik tengah garis interpremolar
pada model gigi = 15 mm
Tabel KORKHAUS = 17 mm
Diskrepansi = 2 mm
Keterangan: Dari perhitungan diatas maka dapat disimpulkan bahwa
pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi ke arah anteriorposterior
mengalami retraksi
V. ANALISIS RADIOGRAFI
Jenis Foto : Panoramik
Gigi impaksi 18,28,38 dan 48
Tulang kortikal pada mandibula terlihat radiopak, tidak ada gambaran
radiolusen yang patologis
Semua gigi terlihat vital, tidak ada gambaran radiolusen di bawah akar
gigi
VI. DIAGNOSA ORTHODONTI
Maloklusi Angle Kelas I dengan malposisi gigi individual dan multiple
diastema pada gigi anterior RA dan RB.
Overjet : 11 : 0,1 mm 21 : 0,12 mm
41 31
Overbite : 11 : 0,1 mm 21 : 2 mm
41 41
Kelas I = 1 6 , kelas I = 26
46 36 Midline rahang bawah : segaris Midline rahang atas : segaris
VII. ETIOLOGI
1. Faktor umum: -
2. Faktor lokal: Pada periode gigi bercampur, Gigi anterior sulung persistensi
dibandingkan gigi anterior permanen
Determinansi Lengkung
Rahang atas:
Panjang lengkung ideal : Kanan: 48,5 mm, kiri: 41,35 mm
∑ Mesio distal gigi I1-M1 : Kanan: 44,4 mm, Kiri: 44,82 mm
Diskrepansi : Kanan: 4,1 mm, Kiri: -3,47 mm
Rahang bawah:
Panjang lengkung ideal : Kanan: 41 mm, kiri: 46 mm
∑ Mesio distal gigi I1-M1 : Kanan: 39,45 mm, Kiri: 39,4 mm
Diskrepansi : Kanan: 1,55 mm, kiri: 6,6 mm
Overjet awal : 11 = 0,1mm 21 = 0,12mm,Overjet akhir : 11 = 2 mm 21 = 1 mm
41 41 41 31
VIII. RENCANA PERAWATAN
A. Tahap 1
1. Penjelasan tentang perawatan ortodontik
Pasien diberi penjelasan dan gambaran tentang pemakaian alat
orthodontik yang relatif lama , memerlukan kedisiplinan dan kooperatif
yang tinggi dari pasien itu sendiri agar mendapatkan hasil yang maksimal
dan memuaskan.
2. Mengoreksi malposisi gigi individual
Rahang atas
- Sekrup Ekspansi alat ortodontik yang terbuat dari alloy nikel dan
copper atau nikel murni yang berguna untuk melebarkan lengkung gigi
serta menggerakkan gigi dengan cara tipping ke arah bukal, labial, mesial
atau distal, tergantung posisi sekrup ekspansi.
B. Tahap 2
Rahang Atas
Plat aktif yang dilengkapi :
- Adam’s klamer dibuat dari kawat diameter 0,7 mm pada gigi 16 dan 26
sebagai retensi dan stabilisasi.
- Labial bow dibuat dari kawat diameter 0,7 mm dengan U loop dari 14-
24 untuk mempertahankan lengkung gigi anterior
Rahang bawah
Plat aktif yang dilengkapi :
- Labial bow dibuat dari kawat diameter 0,7 mm dengan U loop dari 34-
44 untuk mempertahankan lengkung gigi ideal.
- Adam’s klamer dibuat dari kawat diameter 0,7 mm pada gigi 36 dan 46
sebagai retensi dan stabilisasi.
- Finger spring dibuat dari kawat diameter 0,6 mm pada gigi 31 dan 41
untuk menarik gigi ke arah mesial.
C. Penyesuaian Oklusi
Pasien diinstruksikan untuk menggigit articulating paper berwarna
merah dalam posisi sentrik, kemudian pasien diinstruksikan untuk
melakukan gerakan mastikasi. Sesudah itu, dilakukan pemeriksaan
tonjol-tonjol oklusal dan sisi mesial gigi, apabila berwarna merah
menandakan adanya traumatik oklusi sehingga perlu dilakukan grinding
pada gigi tersebut sampai warna merah seimbang pada semua sisi insisal
dan semua tonjol.
D. Pemakaian Retainer
Pemakaian retainer bertujuan untuk mempertahankan lengkung gigi yang
telah terkoreksi sampai terjadi kestabilan dalam lengkung gigi yang baru
serta mencegah agar gigi-gigi tidak relaps. Alat terdiri dari labial bow
diameter 0,7 mm dan adam’s klamer diameter 0,7 mm pada gigi molar
pertama.
Rahang atas
- Labial bow dibuat dari kawat diameter 0,7 mm dengan U loop dari 14-
24 untuk meretraksi gigi-gigi anterior ke lengkung ideal dan mengoreksi
diastema.
- Adam’s klamer dibuat dari kawat diameter 0,7 mm pada gigi 16 dan 26
sebagai retensi dan stabilisasi
- Simple spring dibuat dari kawat diameter 0,6 mm pada gigi 11 untuk
mendorong gigi anterior kearah labial.
Rahang bawah
- Labial bow dibuat dari kawat diameter 0,7 mm dengan U loop dari 34-
44 untuk mempertahankan lengkung gigi ideal dan mengoreksi diastema
pada gigi anterior
- Z-spring dibuat dari kawat diameter 0,6 mm pada gigi 31, untuk
mendorong gigi ke arah labial.
- Adam’s klamer dibuat dari kawat diameter 0,7 mm pada gigi 36 dan 46
sebagai retensi dan stabilisasi.
E. Tahap 3 (Penyesuaian Oklusi)
Pasien diinstruksikan untuk menggigit articulating paper berwarna biru
dalam posisi sentrik, kemudian pasien diinstruksikan untuk melakukan
gerakan mastikasi. Sesudah itu, dilakukan pemeriksaan tonjol-tonjol
oklusal dan sisi mesial gigi, apabila berwarna biru menandakan adanya
traumatik oklusi sehingga perlu dilakukan grinding pada gigi tersebut
sampai warna biru seimbang pada semua sisi insisal dan semua tonjol.
F. Tahap 4 Pemakaian Retainer
Pemakaian retainer bertujuan untuk mempertahankan lengkung gigi
yang telah terkoreksi sampai terjadi kestabilan dalam lengkung gigi yang
baru serta mencegah agar gigi-gigi tidak relaps. Alat terdiri dari busur
labial kawat stainless steel diameter 0,7 mm dan adam’s klamer diameter
0,8 mm pada gigi molar pertama.
IX. SKETSA PESAWAT ORTODONTI
TAHAP 1
Rahang Atas Keterangan
Alat-alat yang digunakan :Sekrup Ekspansi (Expansion Screw)
TAHAP 2
Rahang Atas Keterangan
Rahang Bawah Keterangan
Alat-alat yang digunakan :- Adam’s klamer Ө 0.7 mm- Labial bow Ө 0.7 mm- Simple Spring Ө 0.6 mm
Alat-alat yang digunakan :
- Z spring Ө 0.6 mm- Labial bow Ө 0.7 mm- Adam’s klamer Ө 0.7 mm
IX. PROGNOSIS
A. Baik
Prognosis baik karena pasien bersikap kooperatif dan riwayat kesehatan
umumnya baik.
Palembang, Juli 2014
Menyetujui,
Pembimbing Operator
drg. Arya Prasetya Beumaputra, Sp. Ort Miranti Utami Putri, S.KG
NIP. 197406022005011001 NIM : 04074881316028
LEMBAR PERSETUJUAN PERAWATAN ORTHODONTI
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Nama Pasien : M.Hanif Farhani
Umur : 20 Tahun
No. Kartu : 1358
No.Model : 01
Operator : Miranti Utami Putri, S.KG.
Pembimbing : drg.Arya Prasetya Beumaputra,SP.Ort
No Kegiatan Tanggal Paraf Dokter
1
2
3
4
5
6
7
Persetujuan pasien
Anamnesia dan pemeriksaan klinis
Mencetak dan mengisi gips
Membuat work model dan
studi model
Diskusi I
Diskusi II
Persetujuan rencana perawatan dan
desain alat
8
9
Pembuatan alat
Insersi alat
HALAMAN KONTROL PASIEN
NO TANGGAL JENIS KEGIATAN PARAF DOKTER