opthalmic disorders 00000related to aging
TRANSCRIPT
7/24/2019 Opthalmic Disorders 00000Related to Aging
http://slidepdf.com/reader/full/opthalmic-disorders-00000related-to-aging 1/5
OPTHALMIC DISORDERS related to AGING
( Anastasia Anna )
I.
KATARAKAdalah penyakit mata yang dicirikan dengan adanya kabut pada lensa mata
I.1. Klasifikasi dan Etiologi Katarak :
1. Katarak KONGENITAL : Faktor keturunan. Cacat bawaan sejak lahir, terjadi pada bayi
karena sang ibu terinfeksi virus pada saat hamil muda.
2. Katarak TRAUMATIK : Mata tanpa pelindung terkena sinar matahari dalam waktu yang
cukup lama, Operasi mata sebelumnya, kecelakaan pada mata.
3.
Katarak SEKUNDER : Masalah kesehatan, misalnya diabetes, Penggunaan obat tertentu,
khususnya steroid.
4. KATARAK KARENA USIA :
a. nuclear sclerosis : perubahan lensa secara perlahan sehingga menjadi keras dan
berwarna kekuningan. Pandangan jauh lebih dipengaruhi daripada pandangan dekat
(pandangan baca), bahkan pandangan baca dapat menjadi lebih baik. Pasien juga
mengalami kesulitan membedakan warna, terutama warna biru.
b. cortical : serat-serat lensa menjadi keruh, dapat menyebabkan silau terutama bila
menyetir pada malam hari.
c. posterior subcapsular : kekeruhan di sisi belakang lensa. Katarak ini menyebabkan
silau, pandangan kabur pada kondisi cahaya terang, serta pandangan baca menurun
I.2. Manifestasi Klinis : .
1.
Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi objek.
2. Peka terhadap sinar atau cahaya.
3. Dapat melihat dobel pada satu mata.
4. Memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat membaca.
5. Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu.
7/24/2019 Opthalmic Disorders 00000Related to Aging
http://slidepdf.com/reader/full/opthalmic-disorders-00000related-to-aging 2/5
I.3. Management collaborative :
1. Operasi ( ganti lensa ) :
2. Laser terapi
Pendidikan kesehatan sebelum operasi / laser terapi harus diberikan baik oleh dokter yang
melakukan pembedahan, dokter yang akan melakukan pembiusan dan perawat untuk
mencegah dampak negatif yang dapat terjadi paska operasi.
II. GLAUCOMA
Adalah penyakit yang menyerang saraf optikus dan dapat menjadi gangguan penglihatan
yang disebabkan oleh peningkatan TIO (Tekanan Intra Okuler) akut/kronis.
Etiologi : Primary open-angle glaucoma (POAG), Angle-closure glaucoma dan secondary
glaucoma yang disebabkan oleh penyakit mata yang menyebabkan penyempitan
sudut mata atau peningkatan volume cairan dalam mata.
III. RETINAL DISORDERS
1. Vitreous hemorrhage
Pendarahan di dalam cavum vitreous akibat lanjut usia, penyakit sistemik atau
trauma. Pada lanjut usia, vitreous secara spontan terpisah dari retina. Robeknya
pembuluh darah menyebabkan pendarahan vitreous.
2. Diabetic retinopathy : komplikasi yang terjadi pada pembuluh darah retina akibat
peningkatan viskositas darah karena diabetes.
3. Hypertention retinopathy : menyempitnya arteri di retina dan bila tekanan darah
meningkat dapat menyebabkan pendarahan dan robeknya retina
4. Retinal tear / retinal detachment : robeknya retina akibat trauma atau proses
penuaan.
IV. MACULAR DEGENERATION
1. Dry macular degeneration : memburuknya area pusat penglihatan (macula) karena
proses atropi akibat bertambahnya umur pasien.
2. Wet macular degeneration : penurunan penglihatan yang terjadi tiba-tiba akibat
lepasnya pigmen epitelium macula. Aliran darah yang mengalir ke area injury
7/24/2019 Opthalmic Disorders 00000Related to Aging
http://slidepdf.com/reader/full/opthalmic-disorders-00000related-to-aging 3/5
menyebabkan cairan dan darah menumpuk di macula sehingga membentuk parut dan
mengganggu penglihatan.
V. PHARMACOLOGY INTERVENTION for EYE and EAR DISORDERS
V.1. OPTHALMIC DRUGS
1. Topical anesthetics : obat tetes mata yag diberikan sebelum dilakukan pemeriksaan dan
tindakan tertentu pada mata pasien , seperti pemeriksaan TIO, tindakan irigasi mata ,
pengangangkatan hordeolum, operasi dll.
2. Antiinfectives : chloramphenicol, ciprofloxacin, gentamicin sulfate, sulfacetamide
2.1. Conjunctivitis: adalah inflamasi conjungtiva, yang disebabkan oleh alergi, iritasi
kimia, polutan udara, virus dan bakteri
a. virus : sekret bening, 7-10 hari, kompres hangat
b. bakteri : sekret berwarna kuning/hijau, 3-5 hari, terapi antibiotika
2.2. Blepharitis : adalah inflamasi kelopak mata (anterior /posterior) dengan
tanda/gejala mata berair, gatal, silau, kelopak merah &bengkak , mata merah &
kering, pandangan buram, bulu mata kotor saat bangun tidur
2.3. Chalazion : infeksi kelenjar meibom di kelopak mata yang membentuk kista dan
menyumbat saluran kelenjar.
2.4. Hordeolum or stye : infeksi local di foliket bulu mata
2.5. Uveitis : infeksi lapisan pembuluh darah mata (ciliary body, choroid dan iris)
2.6. Keratitis / corneal ulcer : infeksi dan inflamasi kornea
3. Antiinflammatories : NSAIDs ( Non Steroid Anti Inflammatory Drugs ), corticosteroids.
4. Decongestants : digunakan untuk mengatasi mata yg alergi akibat dari rhinitis alergi,
dermatitis ( atopic excema ), atau kosmetika/obat
5. Lubricants : disebut juga artificial teardrop, untuk membasahi kornea agar tidak kering.
6. Immunosuppressants : corticosteroid, sering digunakan untuk mengatasi inflamasi
7. Antiglaucoma agents : prostaglandin analogues, beta-adrenergic blockers, alpha-
adrenergic agonists, cholinergic agents, carbonic anhydrase inhibitors dan systemic
hyperosmotic drugs.
8. Antineoplastic agents :
8.1. Alkylating drugs : cyclophosphamide
7/24/2019 Opthalmic Disorders 00000Related to Aging
http://slidepdf.com/reader/full/opthalmic-disorders-00000related-to-aging 4/5
8.2. Antimetabolites : fluorouracil
8.3.Antitumor antibiotics : doxorubicin
8.4.Plant alkaloids : vincristine
8.5.Corticosteroids
V.2. EAR DISORDERS DRUGS
1. Antiinfectives :
1.1. AOM : acute otitis media
Amoxicillin, azithromycin, clarithromycin, cephalosporin.
Dosis amoxicillin direkomendasikan 40-45 mg/kgBB dua kali sehari selama 5-10 hari,
bergantung pada keparahan dan umur pasien. Terapi azithromycin, clarithromycin diberikan
bila pasien alergi berat terhadap penicillin, tetapi bila pasien alergi ringan terhadap
penicillin, sebaiknya diberikan terapi cephalosporin.
1.2. OE : otitis externa
Acetic acid (topical), chloramphenicol, ciprofloxacin, polymyxin B, neomycin.
7/24/2019 Opthalmic Disorders 00000Related to Aging
http://slidepdf.com/reader/full/opthalmic-disorders-00000related-to-aging 5/5
Acetic acid diberikan bila OE disebabkan oleh bakteri atau jamur, dapat menimbulkan
iritasi dan terasa perih terutama bila jaringan mengalami inflamasi dan mengelupas. Obat ini
tidak boleh diberikan bila pasien mengalami perforasi membrane timpani.
Chloramphenicol diberikan diberikan bila pasien mengalami infeksi serius dan sudah
resisten dengan semua antimikroba. Pasien yang mendapat obat ini harus dipantau tanda
dan gejala rusaknya sel darah merah dengan pemeriksaan bone marrow.
Pemberian terapi ciprofloxacin atau polymyxin B dan neomycin harus dihentikan bila
terjadi infeksi yang bertambah berat dan diduga disebabkan oleh jamur. Terapi ini tidak
boleh diberikan bila pasien mengalami perforasi membrane timpani.
2. Antihistamines and decongestants : digunakan untuk mengurangi edema dari tuba
eustachius sehingga dapat membantu mengeluarkan cairan yang bertumpuk di telinga
tengah.
3. Ceruminolytics : digunakan untuk membuat lunak cerumen sehingga mudah
dikeluarkan, diberikan 2-5 tetes dua kali sehari selama 4hari.