teori aging no1&2

31
HUBUNGAN TEORI AGING(TEORI CONTROL GENETIC/TEORI GENETIK CLOCK/PROGRAMMED THEORY)DENGAN PERUBAHAN FISIOLOGIS SISTEM MUSKULOSKELETAL DAN ASUHANKEPERAWATANNYA TUGAS MATA KULIAH GERONTIK DOSEN PENGASUH Dian Wahyuni, S.Kep., Ns. DISUSUN OLEH : Neza Purnama Sari 04071003003 Wisti Dwi Fitri 04071003021 Karolin Adhisty 04071003042 FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Upload: olien42

Post on 27-Jun-2015

263 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Teori Aging No1&2

HUBUNGAN TEORI AGING(TEORI CONTROL GENETIC/TEORI GENETIK

CLOCK/PROGRAMMED THEORY)DENGAN PERUBAHAN FISIOLOGIS SISTEM

MUSKULOSKELETAL DAN ASUHANKEPERAWATANNYA

TUGAS MATA KULIAH GERONTIK

DOSEN PENGASUH Dian Wahyuni, S.Kep., Ns.

DISUSUN OLEH :

Neza Purnama Sari 04071003003

Wisti Dwi Fitri 04071003021

Karolin Adhisty 04071003042

FAKULTAS KEDOKTERAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2010

Page 2: Teori Aging No1&2

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum.Wr.Wb

Puji syukur alhamdulillah kami haturkan kehadirat Tuhan

Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan ridho-Nya jualah akhirnya

kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik dan selesai tepat

pada waktunya.

Sebelumnya, kami mengucapkan terima kasih kepada dosen

mata kuliah Gerontik, Dian Wahyuni, S.Kep., Ns. yang telah

memberikan bimbingan dan pengarahannya tentang mata kuliah

Gerontik.

Akhir kata, tiada gading yang tak retak, begitu juga kami

menyadari bahwa teknik menyusun dan materi yang kami sajikan ini

masih jauh dari pada sempurna, masih banyak kekurangan dan perlu

perbaikan. Kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun

dari semua pihak demi kesempurnaan tugas ini.

Demikianlah tugas ini kami susun, semoga bermanfaat bagi

semua pihak. Sekian dan terima kasih.

Wassalamualaikum.Wr.Wb

Palembang, Oktober 2010

Penulis

Page 3: Teori Aging No1&2

I. TEORI AGING

Teori Control Genetic/Teori Genetik Clock/Programmed TheoryTeori penuaan-terencana berpusat pada program genetik sesuai DNA kita. Kita dilahirkan dengan kode genetik yang unik, sebuah kecendrungan tipe fisik dan fungsi mental yang telah ditentukan sebelumnya. Warisan genetik tersebut sangat menentukan seberapa cepat dan seberapa panjang kita hidup. Jika menggunakan gambaran kasar, dapat dibayangkan setiap manusia hadir di muka bumi bagaikan sebuah mesin yang sudah terprogram untuk menghancurkan dirinya sendiri. Atau dengan kata lain, teori ini menyatakan bahwa proses menua telah terprogram secara genetik. Teori menyatakan bahwa proses menua terjadi akibat adanya program jam genetik di dalam nuklei. Semua orang memiliki jam biologis yang terus berdetak dan bisa berhenti kapan saja, lebih cepat atau lebih lama beberapa tahun. Jam ini akan berputar dalam jangka waktu tertentu dan jika jam ini sudah habis putarannya maka akan menyebabkan berhentinya proses mitosis atau suatu saat tidak dapat regenerasi kembali. Ketika jam berhenti berdetak, itu merupakan pertanda bahwa tubuh kita mulai menua dan akhirnya akan mati.  Namun, sesuai dengan segala aspek warisan genetik kita, waktu yang berlaku pada jam genetik ini bervariasi, tergantung apa yang kita alami selama pertumbuhan dan bagaimana gaya hidup kita.

II. HUBUNGAN TEORI AGING (TEORI CONTROL GENETIC/TEORI GENETIK CLOCK/PROGRAMMED THEORY) DENGAN PERUBAHAN FISIOLOGIS SISTEM MUSKULOSKELETAL.

Sistem MuskularSistem muskular dipengaruhi oleh proses penuaan. Kekuatan muskular mulai merosot sekitar usia 40 tahun, dengan suatu kemunduran yang dipercepat setelah usia 60 tahun. Perubahan otot disebabkan karena terjadinya penurunan massa otot dan kekuatan otot yang terjadi secara bertahap dari waktu ke waktu. Kerusakan otot terjadi karena penurunan jumlah serabut otot dan atrofi secara umum pada organ dan jaringan tubuh. Regenerasi jaringan otot melambat dengan penambahan usia, dan jaringan atrofi digantikan oleh jaringan fibrosa yang akhirnya mengakibatkan massa otot dan kekuatan otot menurun.Perubahan-perubahan itu dapat menyebabkan gangguan mobilitas fisik dan resiko cedera.

Keterangan : teori yang dipilih sesuai atau terbukti. Hal ini terbukti dari penjelasan diatas yang mengatakan bahwa dengan

Page 4: Teori Aging No1&2

penambahan usia maka regenerasi jaringan otot akan melambat. Penjelasan ini sesuai dengan Programmed Theory yang mengatakan suatu saat proses mitosis akan berhenti atau suatu saat tidak dapat regenerasi kembali.

Masalah keperawatan: Gangguan Mobilitas fisik Resiko Cedera

Sistem SkeletalKetika manusia mengalami penuaan, jumlah massa otot tubuh mengalami penurunan. Hilangnya lemak subkutan perifer cenderung untuk mempertajam kontur tubuh dan memperdalam cekungan disekitar kelopak mata, aksila, bahu dan tulang rusuk. Tonjolan tulang (vertebra, krista iliaka, tulang rusuk, skapula) menjadi lebih menonjol.Proses penyerapan kalsium dari tulang untuk mempertahankan kadar kalsium darah yang stabil, dan penyimpanan kembali kalsium untuk membentuk tulang baru dikenal sebagai remodeling (pembentukan kembali). Proses remodeling ini terjadi sepanjang rentang kehidupan manusia. Kecepatan absorpsi tidak berubah dengan penambahan usia. Kecepatan formasi tulang baru/osteoblast mengalami perlambatan seiring dengan penambahan usia, sedangkan osteoklas terus berlangsung, hal ini menyebabkan hilangnya massa total tulang pada lansia. Akhirnya menyebabkan tulang menjadi lemah/porus/rapuh/mudah patah sehingga mobilitas fisik menjadi terganggu.Pada diskus intervertebralis mengalami kekurangan cairan, menyebabkan penyempitan ruang tulang belakang. Sehingga mengakibatkan penyusutan atau berkurangnya tinggi 1,5 sampai 3 inci. Akhirnya terjadilah kifosis atau membungkuk atau lengkung konveks tulang belakang yang berlebihan, serta pergerakan untuk fleksi dan ekstensi tulang punggung bagian bawah mengalami penurunan atau menjadi kaku.Postur dan gaya berjalan mengalami perubahan. Postur, sebagai akibat dari perubahan dalam tulang belakang, berubah menjadi posisi fleksi. Perubahan/pergeseran bentuk postur ke arah pusat gravitasi. Pada pria, gaya berjalan dengan langkahan yang kecil dengan sikap yang lebih berbasis luas. Perempuan, menjadi berkaki bengkok, dengan basis berdiri sempit, dan berjalan dengan langkah yang terhuyung-huyung.

Keterangan : teori yang dipilih sesuai atau terbukti. Hal ini terbukti dari penjelasan diatas yang mengatakan bahwa seiring dengan penambahan usia maka kecepatan formasi tulang baru/osteoblast/regenerasi tulang baru mengalami perlambatan. Penjelasan ini sesuai dengan Programmed Theory yang mengatakan

Page 5: Teori Aging No1&2

suatu saat proses mitosis akan berhenti atau suatu saat tidak dapat regenerasi kembali.

Masalah Keperawatan: Gangguan Mobilitas Fisik Resiko Cedera Nyeri

SendiSecara umum, terdapat kemunduran kartilago sendi/degenerasi kartilago, sebagian besar terjadi pada sendi-sendi yang menahan berat, dan pembentukan tulang di permukaan sendi.Artikular tulang rawan mengalami pengikisan pada orang yang semakin menua. Ini belum terbukti akibat langsung dari proses penuaan atau hasil dari keausan pada sendi.Ketika kartilago mengalami degenerasi maka kartilago menjadi buram dan permukaan kartilago menjadi kasar, lapisan kartilago menjadi tipis. Kemudian komponen kapsul sendi pecah, dan kolagen pada jaringan penyambung meningkat. Akhirnya mengakibatkan kekakuan sendi dan menimbulkan masalah nyeri, gangguan mobilitas fisik, defisit perawatan diri.

Keterangan : teori yang dipilih sesuai atau terbukti. Hal ini terbukti dari penjelasan diatas yang mengatakan bahwa seiring dengan penambahan usia maka akan terjadi kemunduran kartilago sendi/degenerasi kartilago. Penjelasan ini sesuai dengan Programmed Theory yang mengatakan suatu saat proses mitosis akan berhenti atau suatu saat tidak dapat regenerasi kembali atau terjadinya degenerasi.

Masalah Keperawatan: Gangguan mobilitas fisik Resiko Cedera Nyeri Defisit Perawatan Diri

Semua perubahan yang terjadi dari penjelasan-penjelasan diatas dapat menyebabkan masalah rasa sakit, mobilitas terganggu, defisit perawatan diri, dan meningkatkan risiko jatuh untuk usia tua. Sekitar sepertiga dari mereka (usia 65 dan lebih) telah jatuh setiap tahun. Sekitar 2% dari kelompok ini dirawat di rumah sakit karena cedera jatuh.

Diperkirakan bahwa satu setengah dari penduduk di fasilitas keperawatan telah jatuh setiap tahun. Jatuh merupakan penyebab paling umum kematian karena kecelakaan pada usia tua. Ketika jatuh mengakibatkan cedera dan rawat inap, risiko penyakit iatrogenik dan imobilitas, yang akhirnya dapat mengakibatkan kematian. Jatuh juga dapat menyebabkan “cycle of disuse”. “Disuse”

Page 6: Teori Aging No1&2

biasanya terjadi setelah individu telah berkali-kali jatuh. Pengalaman jatuh menyebabkan takut jatuh. Untuk menghindari jatuh, akibatnya membatasi diri untuk bergerak dan akhirnya mobilitas individu menurun; dengan mobilitas menurun, kekuatan otot menurun, sendi menjadi kaku, dan nyeri berkembang, mengakibatkan cacat, kehilangan kemandirian, dan kelemahan.

Penelitian saat ini telah mendokumentasikan bahwa beberapa penyakit dan penurunan sistem muskuloskeletal dapat dikurangi atau dicegah melalui penggunaan program rutin latihan aktif dan resistif memperkuat otot.

Page 7: Teori Aging No1&2

ASUHAN KEPERAWATAN

ANALISA DAN SINTESIS DATA

No. Data Kemungkinan Penyebab Masalah Keperawatan

1. Do: Ketidakmampuan untuk melakukan tugas

sehari hari seperti cuci piring, dan menyapu. Ketidakmampuan untuk mempertahankan

higiene seperti membersihkan diri Kesulitan dalam melepaskan pakaianDs: Pasien mengatakan tidak mampu melakukan

tugas sehari-hari seperti cuci piring dan menyapu

Pasien mengatakan tidak mampu membersihkan diri sendiri

Pasien mengatakan sulit mengganti pakaiannya.

Pada pasien dengan defisit perawatan

diri ini, terjadi suatu penurunan sendi

yang dapat berupa degenerasi

kartilago, sehingga akan menyebabkan

kartilago menjadi buram dan kasar yang

dapat menyebabkan terjadinya

penipisan pada katilago sehingga

komponen kapsul sendi pecah yang

pada akhirnya dapat menyebabkan

suatu peningkatan kolagen pada

jaringan penyambung. Pada pasien ini

akan terjadi suatu penurunan kekuatan

dari sendi itu sendiri, pasien akan

Defisit perawatan diri

Page 8: Teori Aging No1&2

mengeluhkan terjadinya

ketidakmampuan untuk melakukan

tugas sehari-hari, ketidakmampuan

untuk mebersihkan diri dan juga

kesulitan dalam melepaskan pakaian

2. Do: nyeri bila digerakkan perilaku ekspresif seperti gelisah, letih,

merintih dan sering menarik napas panjang

posisi seperti menghindari nyeri gangguan pola tidur

Ds: Pasien menyatakan nyeri pada sendinya

bila digerakkan Pasien mengatakan keletihan melakukan

aktivitas Pasien mengatakan kesulitan dalam

bergerak Pasien mengatakan sulit tidur, dan tidak

nyenyak

Nyeri dapat terjadi Pada pasien dengan

masalah muskuloskletal, nyeri di

sebabkan oleh degenerasi kartilago,

sehingga akan menyebabkan kartilago

menjadi buram dan kasar yang dapat

menyebabkan terjadinya penipisan

pada katilago. Komponen kapsul sendi

akan pecah sehingga pada akhirnya

kolagen pada jaringan penyambung

Nyeri

Page 9: Teori Aging No1&2

Pasien mengatakan sakit pinggang bila digerakkan

akan meningkat. Dengan peningkatan

ini akan menyebabkan terjadinya suatu

kekakuan dari sendi. Pasien akan

mengeluhkan terjadinya gangguan pola

tidur, nyeri untuk menggerakkan

anggota badan dan juga keletihan

dalam melakukan aktivitas.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan (PES)

1. Defisit perawatan diri berhubungan dengan Kerusakan Muskuloskletal: penurunan kekuatan, daya tahan, nyeri pada waktu bergerak

2. Nyeri berhubungan dengan kekakuan sendi

Page 10: Teori Aging No1&2

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan Kriteria hasil intervensi Rasional

1. Defisit perawatan diri berhubungan dengan Kerusakan Muskuloskletal: penurunan kekuatan, daya tahan, nyeri pada waktu bergerak

Tupan:

Klien akan tetap dapat mempertahankan aktivitas perawatan dirinya

Tupen: kerusakan muskuloskletal dapat teratasi.

Melaksanakan aktivitas perawatan diri pada tingkat yang konsisten dengan kemampuan individual

Mendemonstrasikan perubahan teknik/gaya hidup untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri

Mengidentifikasi sumber-sumber pribadi/komunitas yang dapat memenuhi

Mandiri

Pertahankan mobilitas, kontrol terhadap nyeri dan program latihan

Kaji hambatan terhadap partisipasi dalam perawatan diri. Identifikasi/rencana untuk modifikasi lingkungan

Jadwalkan aktivitas untuk memberikan periode istirahat adekuat

Mendukung kemandirian fisik/emosional

Menyiapkan untuk meningkatkan kemandirian, yang akan meningkatkan harga diri.

Kelelahan menurunkan motivasi untuk aktivitas perawatan diri

Page 11: Teori Aging No1&2

kebutuhan perawatan diri

Ajarkan tentang berbagai alat bantu yang tersedia untuk digunakan di rumah

Contoh:

a.mandi

Tempat duduk untuk mandi

Alat mencuci dengan pegangan panjang

b. toilet

Tempat duduk toliet di tinggikan

Pagar pegangan di sekitar toilet

Alat bantu dapat memperbaiki kemampuan perawatan diri dan meningkatkan rasa kontrol klien terhadap hidupnya

Page 12: Teori Aging No1&2

Kolaborasi

Konsul dengan ahli terapi okupasi

Atur evaluasi kesehatan di rumah sebelum pemulangan dengan evaluasi setelahnya

Atur konsul dengan lembaga lainnya, mis: ahli nutrisi

Berguna untuk menentukan alat bantu untuk memenuhi kebutuhan individual. contoh:menggantungkan pegangan untuk mandi pancuran

Mengidentifikasi masalah-masalah yang mungkin dihadapi karena tingkat ketidakmampuan aktual.

Mungkin membutuhkan berbagai bantuan tambahan untuk persiapan situasi di

Page 13: Teori Aging No1&2

rumah.

2. Nyeri berhubungan dengan kekakuan sendi

Tupan: berkurangnya nyeri yang dirasakan oleh klien

Tupen: kekakuan sendi menurun

Klien akan melaporkan kemajuan reduksi nyeri dan hilangnya nyeri setelah tindakan penghilangan nyeri

Menunjukkan postur tubuh rileks dan mampu tidur/istirahat dengan tepat

mandiri

tunjukkan bahwa anda mengetahui dan memahami nyeri yang dirasakan

Catat keluhan nyeri, termasuk lokasi, lamanya, intensitas

Klien yang merasa bahwa ia harus meyakinkan pemberi perawatan yang ragu-ragu tentang keseriusan nyerinya mengalami peningkatan ansietas yang dapat meningkatkan nyeri.

Nyeri tidak selalu ada bila harus dibandingkan dengan gejala nyeri pasien

Page 14: Teori Aging No1&2

(skala 1-10)

Kaji ulang faktor yang meningkatkan dan menurunkan nyeri

Catat petunjuk non verbal, seperti: Gelisah, menolak bergerak, berhati-hati dengan abdomen, takikardi, berkerinngat. Selidiki ketidaksesuaian antara petunjuj verbal dan non verbal

sebelmnya dimana dapat membantu mendiagnosa etiologi perdarahan dan terjadinya komplikasi

Membantu dalam memubuat diagnosa dan kebutuhan terapi

Petunjuk non verbal dapat berupa fisiologis dan psikologis dan dapat digunakan dalam menghubugnkan petunjuk verbal untuk mengidentifikasi luas/beratnya masalah

Page 15: Teori Aging No1&2

Bantu latihan rentang gerak aktif/pasif

Menurunkan kekakuan sendi, meminimalkan nyeri/ketidanyamanan.

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No. Diagnosa

Tanggal Implementasi Tanda

tangan

1 19 Oktober 2010 1. Mempertahankan mobilitas, kontrol terhadap nyeri dan program latihan

a. Mengajarkan kepada pasien untuk latihan rentang gerak aktif pada daerah yang tidak terasa nyeri (melakukan pergerakan dan perpindahan)

b. Kontrol terhadap nyeri dengan:

Membantu klien untuk melakukan latihan rentang gerak pasif pada daerah

Page 16: Teori Aging No1&2

nyeri sesuai kemampuan pasien.

Kompres hangat / dingin

1.Kompres hangat

• Rendam air hangat/kantung karet hangat

• Diikuti dengan latihan pergerakan/pemijatan untuk membuat relaks otot dan tubuh serta menurunkan atau menghilangkan nyeri sehingga meningkatkan suplai darah/melancarkan aliran darah.

2.Kompres dingin agar nyeri dapat berkurang, dapat menurunkan aktivitas ujung saraf pada otot.

c. Memberikan latihan program pada pasien:

Melakukan rentang gerak aktif minimal 2 kali sehari selama 10 menit

Mengajarkan keluarga untuk melakukan rentang gerak pasif

2. mengkaji hambatan terhadap partisipasi dalam perawatan diri :

Kemampuan pasien untuk mempertahankan hygiene, seperti menggosok gigi dan mandi.

Ketidakmampuan melakukan tugas sehari-hari, sepeti membersihkan rumah.

Page 17: Teori Aging No1&2

1 20 Oktober 2010 3. Membantu pasien dalam membuat jadwal aktivitas untuk memberikan periode istirahat yang adekuat:

Identifikasi jadwal aktivitas pasien

Atur jadwal istirahat pasien

1 21 Oktober 2010 4. Mengajarkan kepada pasien untuk menggunakan alat bantu yang tersedia untuk digunakan dirumah, seperti :

a. mandi

Tempat duduk untuk mandi

Alat mencuci dengan pegangan panjang

b. toilet

Tempat duduk toilet di tinggikan

Pagar pegangan di sekitar toilet

2 22 Oktober 2010 2. Mengkaji keluhan nyeri pada pasien :

Lokasi nyeri

Page 18: Teori Aging No1&2

Frekuensi nyeri

Intensitas nyeri

2 23 Oktober 2010 3. Mengkaji ulang faktor yang meningkatkan dan menurunkan nyeri :

Aktivitas yang akan menimbulkan nyeri, seperti angkat barang berat.

Tindakan yang dilakukan pasien untuk meminimalisir nyeri

4. Mengajarkan pada pasien dan keluarga untuk mempertahankan rentang gerak aktif dan pasif

Kaki (fleksi, inverse, eversi, rotasi) - Pinggul (abduksi, adduksi, fleksi, ekstensi, rotasi) - Lutut (ekstensi) - Jari-jari kaki (ektensi, fleksi)

EVALUASI KEPERAWATAN

No. Diagnosa

Tanggal / waktu Evaluasi Tanda tangan

1 Selasa, Evaluasi Formatif

Page 19: Teori Aging No1&2

19Oktober 2010 S: Pasien mengatakan belum dapat mengerti mengenai program latihan latihan rentang gerak aktif-pasif yang telah dijelaskan

O: Pasien dapat tidak dapat menjawab pertanyaan mengenai latihan rentang gerak aktif-pasif sesuai kemampuannya.

A: implementasi yang dilakukan pada hari Selasa, belum dapat dimengerti pasien, sehingga pasien masih kesulitan dalam melakukan program latihan yang akan dilakukan

P: Berikan penjelasan pada pasien mengenai program latihan rentang gerak aktif-pasif yang telah direncanakan. Dan berikan penjelasan mengenai cara-cara melakukan rentang gerak aktif-pasif

1 Rabu, 20 Oktober 2010

Evaluasi formatif

S: Pasien mengatakan masih bingung tentang jadwal aktivitas yang telah direncanakan.

O: Pasien hanya dapat menjawab sebagian pertanyaan tentang jadwal aktivitas yang akan dijalankan.

A: implementasi yang dilakukan pada hari Rabu, hanya sebagian yang dapat dimengerti pasien mengenai jadwal aktivitasnya

Page 20: Teori Aging No1&2

P: Berikan penjelasan ulang mengenai jadwal kegiatan yang akan dilakukan pasien.

1 Kamis, 21 Oktober 2010

Evaluasi formatif

S: Pasien mengatakan bahwa ia belum dapat memahami mengenai cara-cara menggunakan alat bantu yang ada dirumah, seperti Tempat duduk untuk mandi, alat mencuci dengan pegangan panjang, tempat duduk toilet di tinggikan, dan pagar pegangan di sekitar toilet.

O: Pasien tidak dapat menjawab pertanyaan tentang prosedur pemakaian alat bantu yang ada dirumah.

A: implementasi yang dilakukan pada hari Kamis, tidak dapat di pahami pasien sepenuhnya.

P: Berikan pendidikan kesehatan ulang mengenai prosedur pemakaian alat bantu yang ada di rumah.

1 Evaluasi Sumatif

S: Pasien mengatakan masih kesulitan dan bingung dalam melakukan aktivitas perawatan dirinya.

Page 21: Teori Aging No1&2

O: Pasien tidak dapat menjawab pertanyaan mengenai apa saja aktivitas perawatan diri yang telah dilakukan

A: Diagnosa keperawatan belum teratasi

P: lanjutkan intervensi

2 Jum’at,

22 Oktober 2010

Evaluasi formatif

S: Pasien mengatakan letak nyeri, frekuensi nyeri dan intensitas nyeri yang dirasakan.

O: Pasien dapat menjawab pertanyaan mengenai lokasi nyeri, frekuensi nyeri, dan intensitas nyeri yang dirasakan.

A: implementasi yang dilakukan pada hari jum’at, dapat dipahami pasien. Pasien dapat menyebutkan lokasi, frekuensi dan intensitas nyeri.

P: Berikan penjelasan pada pasien mengenai lokasi, intensitas dan frekuensi nyeri yang dirasakan

2 Sebtu, 22 Oktober 2010

Evaluasi formatif

S: Pasien mengatakan bahwa belum mengerti mengenai faktor yang meningkatkan dan menurunkan nyeri.

Page 22: Teori Aging No1&2

O: Pasien tidak dapat menjelaskan tentang faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan nyeri.

A: implementasi yang dilakukan pada hari Sabtu, belum dapat dipahami pasien.

P: Berikan Penjelasan ulang mengenai faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan nyeri pada pasien.

2 Evaluasi Sumatif

S: Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan telah berkurang.

O: Pasien tidak lagi terlihat kesakitan karena nyeri, dan pasien sudah dapat melakukan aktivitas sehari-harinya.

A: Diagnosa keperawatan teratasi

P: Intervensi dihentikan

Page 23: Teori Aging No1&2

Proses (formatif).Fokus tipe evaluasi ini adalah aktifitas dari proses keperawatan dan hasil kualitas pelayanan tindakan tindakan keperawatan. Evaluasi formatif terus menerus dilaksanakan sampai tujuan yang telah ditentuka tercapai. Metode pengumpulan data dalam evaluasi formatif terdiri dari analisa perencanaan tindakan keperawatan, open/chartaudit, pertemuan kelompok, interview dan observasi dengan klien dan menggunakan form evaluasi. Sistem penulisan pada tahap evaluasi ini biasanya menggunakan sistem “SOAP” atau metode dokumentasi lainnya.Evaluasi dengan menggunakan model “SOAP” subjektif :Subjektif : Perubahan keluhan yang dirasakan pada klien.Objektif : Gejala atau tanda yang dapat dilihat dari tindakan yang telah dilakukan.Analisa : Rencana terhadap keberhasilan asuhan keperawatan.

Page 24: Teori Aging No1&2

Planning : Yang akan dilaksanakan sesuai analia.2. Hasil (Sumatif)Fokus evaluasi hasil adalah perubahan atau status kesehatan klien pada akhir tindakan perawatan klien. Tipe evaluasi ini dilaksanakan pada akhir tindakan keperawatan secara paripurna. Sumatif evaluasi adalah objektif, fleksibel, dan efisien. Adapun metode pelaksanaan evaluasi sumatif terdiri dari close-chart audit, interview akhir pelayanan, pertemuak akhir pelayanan dan pertanyaan kepada klien dan keluarga.Komponen evaluasi dapat dibagi menjadi 5 bagian, yaitu :a. Menentukan kriteria, standar dan pertanyaan evaluasi.b. Mengumpulkan data mengenai keadaan klien tertentu.c. Menganalisa dan membandingkan data terhadap kriteria dan standard.d. Merangkum hasil dan membuat kesimpulan.e. Melakukan tindakan yang sesuai berdasarkan kesimpulan.