one day we will meet again!

18

Upload: mhs-x-class-ebook-project

Post on 22-Jul-2016

249 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

By : Urashimataro

TRANSCRIPT

One Day We Will Meet Again!

Aku akan menceritakan sebuah kisah.. sebuah kisah berdasarkan kenyataan masa

lalu.. Namaku adalah Ivan. saat itu, aku masih berumur 8 tahun, mungkin bisa di

bilang bahwa aku adalah tipe anak yang pendiam, penyendiri, dan tak pernah di

dekati teman teman ku yang lain karena pergaulan mereka yang hanya mengenal

teman dekat mereka saja. Mereka semua tak bisa benar benar menganggap

keberadaanku karena fisik ku yang lemah ini. Karena itu lah, aku selalu tak

nyaman saat aku berada di sekitar keramaian orang lain.

Kakek ku pernah bercerita sedikit tentang kisah yang ada di keluarga ku. dulu,

ayah ku meninggal sebelum aku mengenal nya, dan setelah aku lahir, ibu ku lah

yang merawatku sekaligus menghidupi nafkah keluaraga. namun karena kesibukan

nya sendiri pun, ia mulai berubah.

Berjudi, mabuk mabukan, selalu saja keluar malam. Itu lah yang telah menjadi

keseharian aktifitas nya. Bahkan kini ia hampir tak pernah memperdulikian ku lagi.

dan di malam itu juga lah, ia pergi meninggalkan ku karena faktor keuangan

keluarga yang semakin menipis dan kondisi hubungan keluarga kami yang sangat

kacau.

Aku merasa tak pernah di anggap lagi di dunia ini,, karena aku bukan lah siapa

siapa lagi. Sejak saat itulah aku mulai tinggal bersama kakek ku. Namun entah

mengapa, dangan perubahan ini aku lebih sedikit bahagia saat mulai tinggal di

tempat kakek ku. Hari hari yang menyenangkan pun bisa ku lalui karena kakek ku

yang selalu punya cara nya sendiri untuk bisa menghibur orang lain. Dan aku pun

mulai berpikir kembali bahwa aku takkan pernah sendirian lagi di dunia ini.

6 tahun pun berselang semenjak aku tinggal bersama kakekku. Aku yang sekarang

bukan lah lagi seorang anak penyendiri yang menganggap diri nya bukanlah siapa

siapa di dunia ini. Sekarang aku sudah bisa mengerti betapa menderita nya menjadi

seorang anak yang penyendiri, dan inilah saat nya bagiku merubah hal hal buruk

tersebut.

Hari itu aku telah resmi untuk duduk di bangku kelas 1 SMP. Dan kakek pun

merayakan nya dengan mengajakku ke suatu tempat , tempat itu adalah bukit di

belakang rumah kakekku. Malam itu juga bertepatan dengan hari perayaan malam

tahun baru, jadi tak heran jika banyak orang yang datang ke bukit itu untuk melihat

indah nya suasana kembang api di malam tahun baru.

Aku sangat menikmati suasana pada malam itu, hingga suatu ketika aku bertemu

seorang anak perempuan seusia ku yang baru saja ku kenal, ia memintaku

membantu nya untuk mencari barang nya yang hilang di suatu tempat, awal nya

aku memeang sedikit ragu, namun tanpa pamrih pun aku mau membantu nya.

kami mencari nya dengan susah payah, perempuan itu benar benar sangat khawatir

dan cemas dengan barang yang ia cari tersebut. aku tak sempat bertanya benda apa

itu, tapi mungkin itu adalah suatu hal yang paling penting dan berharga bagi nya.

setelah hampir setengah jam berlalu kami mencari , kami pun menemukan apa

yang ia cari. dan ternyata itu adalah 2 gelang yang saling terikat satu sama lain. aku

sendiri juga sedikit bertanya tanya kenapa benda seperti itu bisa menjadi barang

yang paling berharga bagi nya. Ia pun menceritakan semua nya bahwa itu adalah

kenang kenangan yang ia dapatkan dari orang tua nya yang kini sedang bekerja di

luar kota. dan ia juga mengatakan bahwa gelang itu di buat oleh ayah nya sendiri

saat pertama kali ayah nya betemu dngan ibu nya. Perempuan itu mengatakan

bahwa gelang ini adalah sebuah benda berharga di keluarga nya.

melihat nya bahagia dan tersenyum manis saat ia menceritakan kisah gelang itu

pun membuat jantung ku berdebar debar.. Nama nya adalah Lisa, dan begitulah

kisah kami bisa bertemu dan saling mengenal satu sama lain. bertemu di malam

tahun baru, dengan suasana yang penuh kegembiraan. Bahkan aku sendiri merasa

akan bisa berteman baik dengan nya. atau mungkin, ini bisa menjadi sebuah awal

dari persahabatan kami..

ia juga mengatakan bahwa ia bisa datang ke bukit ini hanya pada saat liburan tahun

baru saja, bahkan ia juga tak bisa terlalu lama bermain di bukit ini karena jarak

rumah nya yang sangat jauh. kesenangan yang kami lalui hari ini membuat sebuah

pengalaman yang berkesan pada malam itu.

namun pada akhir nya kesenangan itu harus berakhir karena batas waktu yang

singkat. kami pun berjanji bahwa di malam tahun baru yang selanjut nya, kami

akan bertemu lagi di tempat yang sama dan dengan suasana yang sama. aku akan

benar benar memegang janji itu samapai hari nya tiba. karena ia adalah orang

pertama yang bisa benar" menganggap ku seperti seorang sahabat nya sendiri.

akhir nya kami pun berpisah dan akan bertemu lagi di hari yang akan datang itu.

kami terus menunggu dengan perasaan gelisah dan tak tenang. hari itu sudah hari

pertama masuk sekolah setelah libur panjang sebelumnya.

hari hari normal pun kembali berlanjut, dan meski pun tahun baru telah

berlalu,entah mengapa setiap kali ku pulang sekolah aku selalu saja mengunjungi

bukit belakang rumah ku, aku merasa seperti ada yang menarik ku ke arah bukit

itu.

penantian yang panjang ini pun takkan ku isi dengan hal hal yang tidak penting.

aku akan tetap bersabar dan mengisi hari hari ku dengan hal positif sampai kami

bisa bertemu lagi.

Kini semester baru pun telah di mulai. Hanya tinggal menunggu sekitar 6 bulan

lagi untuk bisa bertemu kembali dengan Lisa. Aku semakin tak sabaran dengan

kedatangan hari itu. Namun hari hari normal yang ku lewati ini membuat waktu

terasa sangat lama. Dan terkadang aku juga merasa seperti hari itu takkan pernah

datang.

Semangat menunggu kedatangan hari itu pun semakin luntur dari diriku. Meski

kami baru saja saling kenal pada malam itu, aku tetap ingin bisa bertemu dengan

Lisa secepat nya. Bahkan aku juga selalu bertanya Tanya, apakah ia juga

merasakan hal yang sama seperti yang kurasakan?.

Dan hari untuk ujian kenaikan kelas pun telah tiba. Aku mempersiapkan segala nya

untuk bisa naik ke kelas selanjut nya. Tapi tetap saja aku tak bisa fokus

memikirkan ujian selain tentang janji itu. Namun aku akan terus berusaha

semampu ku untuk tetap mempertahankan nilai pelajaran ku.

Seminggu berlalu sejak ujian ku berlangsung. Aku semakin di hantui rasa

kekhawatiran tentang nilai ujian ku, dan juga janji ku dengan Lisa. hari dimana

nilai pengumuman rapor ku pun telah tiba. Aku sangat tegang hingga tak bisa

bergerak dari tempat ku.

Hasil pengumuman rapor ku pun di umumkan. Aku berada di peringkat 9 dari 20

siswa di kelas ku. Mendengar kabar itu pun aku sangat senang dan gembira, karena

setidaknya beban pkiran ku pun bisa berkurang.

Hanya menunggu 1 bulan lagi samapai malam tahun baru tiba. aku semakin senang

sampai sampai selalu mencari-cari pakaian yang cocok ku kenakan untuk

pertemuan kami. Ya meski pun itu masih 1 bulan lagi. Namun entah mengapa dari

perasaan senang dengan kedatangan hari itu, aku malah semakin tegang dan malu

saat membayangkan ku bisa bertemu kembali dengan Lisa.

Yap, hari yang telah lama ku tunggu itu pun semakin mendekat. Dan hari itu

adalah Besok! Aku sangat tegang sampai tak bisa tidur Karena memikirkan nya.

Dengan perasaan yang tak tenang seperti ini, sempat terlintas dipikiran ku, apa

yang sedang ia lakukan sekarang, bagaimana keadaan nya, dan apakah ia punya

perasaan gugup yang sama seperti ku?

Sampai pada akhir nya malam tahun baru pun telah tiba. Aku berangkat lebih awal

ke bukit tanpa kakekku. Berpakaian rapi, layak nya seperti akan bertemu dengan

seorang teman kencan ku. Aku berjalan dengan tergesa-gesa karena perasaan tak

sabar yang mulai menggangguku. namun sesampai nya di bukit, aku melihat

seorang gadis. Seorang gadis yang wajah nya tak asing lagi bagi ku. Benar, itu

adalah wajah Lisa yang pernah ku lihat pada malam tahun baru sebelum nya.

Dengan senyuman manis nya yang sama seperti dulu, ia pun menyapaku. Perasaan

deg-degan ini semakin membuat ku tertekan. Saat kami bertemu, aku pun merasa

semakin gugup, tetapi justru sebalik nya, ia menunjukan sifat nya yang ceria

seperti normal nya hubungan seorang teman tanpa perasaan malu atau pun gugup

sama sekali. Namun meski begitu, aku akan tetap menahan perasaan ku dan

berusaha untuk tidak merusak suasana yang telah lama kami tunggu.

Pengalaman menyenangkan yang sama pun kami mulai kembali. Meski itu hanya

bisa berlangsung dalam kurun waktu beberapa jam saja, namun akan ku buat

beberapa jam itu menjadi pengalaman yang takkan pernah bisa kami lupakan.

Sejak saat itu kami mulai semakin dekat dan akrab sebagai sepasang sahabat. Ya,

inilah awal kisah kami, 2 orang sahabat yang hanya bisa bertemu sekali dalam

setahun dan menghabiskan waktu bersama hanya pada saat perayaan malam tahun

baru. Dan juga dari sini lah kisah hidup ku akan menjadi lebih menyenangkan.

Seakan dunia yang ku lihat sekarang penuh dengan warna warni yang sama seperti

meriahnya warna warni kembang api yang bertaburan bersama cerah nya langit

yang menampakkan bintangnya di malam tahun baru.

Malam yang singkat ini pun akan mulai berakhir lagi. Dan sama seperti

sebelumnya, kami akan tetap bertemu di bukit ini lagi di malam tahun baru yang

akan mendatang. Namun untuk tetap menjaga jarak dan hubungan, kami pun mulai

saling berkirim pesan melalui surat. Dari percakapan surat kami yang pertama,

mungkin kata-kata ku banyak yang terlihat agak konyol karena perasaan gugup ku.

Setelah sekian lama, kami pun mulai terbiasa dengan percakapan kami melalui

surat tersebut. Di tahun baru selanjut nya pun kembali kami bisa bertemu dan

bertatap muka kembali. Kini kami telah duduk di bangku kelas 3 SMP, dan banyak

perubahan yang terjadi. Entah kenapa, aku merasa Lisa tampak lebih manis dari

yang sebelumnya. Kami pun mulai berbincang-bincang mengenai pengalaman

kami selama di sekolah.

Dan yang ku tangkap dari pengalaman yang Lisa ceritakan, ia merasa sangat

bahagia dengan hari-hari di sekolah nya. Meskipun aku adalah kebalikan nya. Ku

hanya merasa di sini lah tempat ku yang semestinya. walau hanya memiliki 1

sahabat, tapi aku tetap mensyukuri kehidupan yang kujalani sekarang.

Dan pada akhir nya, secara tiba-tiba, Lisa memberikan sebuah gelang kenang-

kenangan berharga keluarga nya pada ku. Ia mengatakan, bahwa gelang ini adalah

benda nya yang paling berharga bagi nya, dan hanya keluarga nya lah yang boleh

memiliki nya. Namun yang orang tua nya katakan, ia boleh memberikan nya pada

siapapun yang dia anggap sebagai orang yang berharga bagi nya. Aku merasa tak

enak hati jika langsung menerima nya, namun karena ia memohon aku pun juga

tak bisa menolak nya.

Hingga pada akhir nya, ia memberikan gelang nya sambil mengatakan bahwa

gelang itu adalah bukti bahwa kami pernah saling mengenal dan pernah memiliki

hubungan sebagai seorang sahabat. Ia mengatakan nya dengan perasaan nya yang

paling dalam saat itu, dan sudah pasti aku takkan pernah menolak keinginannya

tersebut.

Malam kali ini pun semakin memakan waktu kami. Tapi kami tetap takkan

menyia-nyiakan pengalaman berkesan dimalam yang singkat ini. Kami pun

berpisah, dan akan bertemu kembali di malam tahun baru yang mendatang.

Malam tahun baru yang selanjut nya pun tiba , dengan pakaian yang rapi dan

gelang tanda persahabatan kami yang ku pakai, aku pun bergegas menuju ke bukit

lebih awal. Dan malam tahun baru kali ini mungkin akan menjadi suasana yang

sedikit berbeda, karena Kami telah menjadi sedikit lebih dewasa di pertemuan kali

ini. Kali ini aku juga mulai terbiasa dan tak merasa gugup seperti di pertemuan-

pertemuan yang biasa nya.

selama hampir 15 menit ku menunggu, akhir nya, lisa pun akhir nya tiba dengan

tampak mempesona. Jantung ju berdegup sangat kencang sampai-sampai ku

berkeringat. Apakah mungkin karena kami hanya bertemu setahun sekali, sehingga

banyak perubahan yang cepat terjadi?.

Saat ini aku benar-benar merasakan nya, apa ini yang nama nya cinta?, namun

mana mungkin ku merusak persahabatan ini dengan hal konyol seperti itu. Lagi

pula, lisa pasti tak mempunyai perasaan yang sama dengan ku. Jadi mungkin akan

lebih baik jika tetap seperti ini.

Dan karena kini kami telah duduk di bangku kelas 2 SMA, maka kami bisa

bersenang-senang sedikit lebih lama dari malam sebelum nya. Ya, kami akan

menghabiskan waktu sampai malam puncak tahun baru, yaitu tengah malam . Dan

tentu nya takkan menyenangkan jika hanya sekedar melihat-lihat kembang api dan

mengelilingi bukit ini saja, maka aku mendapatkan sebuah ide.

Menurut ku alangkah indah nya jika bisa menghabiskan waktu untuk jalan-jalan di

sekitar kota sebelum perayaan berganti nya tahun tepat nya tengah malam. Dengan

wajahnya yang ceria pun, ia menerima ajakan ku. Bisa berkeliling dengan orang

yang kita sayangi, apalagi jika sahabat sendiri, mungkin bisa jadi salah satu

pengalaman yang tak terlupakan.

2 jam pun telah berlalu sejak kami mulai jalan-jalan. Karena lelah, kami pun

istirahat dan makan malam di restaurant sedrhana terdekat. Di tengah saat-saat

makan malam, kami pun semakin membicrakan banyak hal yang menyenangkan.

Kami sangat menikmati pembicaraan saat itu. sampai pada akhir nya Lisa lisa pun

menanyakan sesuatu pada ku. “Ivan, apa ini yang sisebut dengan kencan?”.

Ia tiba-tiba menanyakan hal seperti itu dengan wajah malu-malu. Dan ia semakin

tampak manis di mataku!. Sejenak ku berpikir, apa ini yang di sebut KODE

penyampaian perasaan seorang perempuan pada laki-laki yang di sukai nya?

Karena malu dan juga sangat mendadak ia menanyai ku tentang hal seperti itu, aku

pun langsung mengalihkan pembicaraan dengan terpaksa. Meskipun aku juga ingin

mengatakan pada nya bahwa ia sangat cantik malam ini. Aku tetap ingin menjaga

hubungan persahabatan ini. tapi yang ku tau bukankah aneh jika kita malah

tertutup dan menyembunyikan sesuatu pada sahabat dekat kita sendiri?. Atau

mungkin aku memang harus mengatakan nya? . ya, menurut ku aku harus

mengatakan nya. lagi pula kami juga sudah kelas 3 SMA, pasti aku juga punya

cukup keberanian untuk mengatakan nya. Meskipun ini bukan pernyataan perasaan

cinta. Yap, aku akan mengatakan hal itu secepat nya!.

Akhir nya tiba lah pada malam puncak pergantian tahun!. Aku sangat senang sekali

di malam itu. Karena moment merayakan malam puncak pergantian tahun itu

adalah hal pertama kali yang kami rayakan bersama. Kurasa Lisa juga memiliki

perasaan yang sama dengan ku malam itu. Kembang api tanda pergantian tahun

pun di luncurkan, kami benar-benar sangat menikmati suasana malam itu, Suasana

berbeda yang belum pernah kami lewati sebelum nya. Aku sangat ingin memegang

tangan nya di malam itu, tapi entah kenapa seperti ada yang menghalangiku untuk

menyentuh tangan nya. Dan setelah ku pikir, aku tak bisa melakukan nya. Karena

kami ini adalah sahabat!.

Setelah malam itu berakhir, kembali kami akan berpisah dan akan bertemu

dimalam tahun baru selanjut nya. Di perpisahan kali ini entah mengapa aku sangat

tak ingin ia pergi, aku ingin selama nya selalu bersama. Di bukit itu, dengan

suasana yang sangat menyenangkan dan penuh warna kembang api yang

menghiasi langit. Bahkan sesuatu yang tadi nya ingin ku katakan pada nya juga

masih belum sempat tersampaikan. Apakah benar kalau aku memang menyukai

sahabat ku sendiri?. Mungkin aku akan menyatakan nya suatu saat nanti. tapi aku

takkan khawatir, selama kami bisa berkirim surat aku punya banyak kesempatan

untuk mengatakan nya.

Meski aku merasa sedikit ada penyesalan karena ku masih tak bisa mengatakan

perasaan ku, aku tetap bahagia. Karena di saat kami berpisah, Lisa pun tetap

tersenyum bahagia dan mengatakan “aku sangat ingin kita bisa tetap bersama dan

menghabiskan waktu lebih lama setiap kali kita bertemu. Tapi jangan khawatir,

karena kita pasti tetap bertemu lagi nanti nya. Karena kita ini sahabat kan?”.

Mendengar nya mengatakan hal itu, aku pun mulai memikirkan tentang

menyatakan perasaan ku pada nya. Apakah lebih baik jika ku kubur saja perasaan

ku pada nya dan melupakan segala sesuatu tantang perasaan suka ku pada nya?.

Kurasa jawaban ku adalah IYA.

Lisa pun akhir nya pulang. Aku tau bahwa ia juga punya perasaan yang sama

padaku kali ini. Ku merasa, aku tak ingin semua nya berakhir. Aku benar-benar

ingin memiliki nya meski pada akhir nya selalu aku yang akan terluka. Sejak kami

berpisah malam itu, aku selalu saja merasa ada sesuatu yang akan menghampiri

kami. Sesuatu yang tak bisa ku rasakan secara langung, dan yang jelas itu seperti

sesuatu yang tak pernah ku inginkan. Tapi ya biarlah, itu semua juga cuma

perasaan ku saja, semua nya juga belum tentu benar.

Seminggu berselang setelah malam itu. Kami tetap berkirim surat dan saling

memberi kabar tentang aktivitas keseharian kami. Hubungan dan percakapan kami

melalui surat itu pun tetap lancar seperti biasa nya. Dan masih sempat terpikir

tentang apa yang ingin ku ucapkan malam itu. Tapi kini aku akan tetap menjaga

hubungan kami sebagai seorang sahabat.

Sampai akhirnya sesuatu yang tak ku inginkan pun terjadi. Lisa mengirimi ku

surat, bahwa isi surat itu adalah pernyataan bahwa ia akan pindah karena masalah

pekerjaan orang tua nya. Dan ia juga mengatakan bahwa rumah nya yang akan ia

tempati kali ini akan sangat jauh dari bukit tempat kami akan bertemu. Ia juga

mengatakan bahwa kemungkin kami akan bisa bertemu lagi, adalah 5%.

Mendengar kabar yang ia kirim padaku, membuat dadaku terasa sesak.

Kenapa hal seperti ini bisa terjadi?, apa setelah ini kami memang tak bisa bertemu

lagi?, apakah malam perayaan tahun baru kemarin adalah hari terakhir kami

bertemu?. Ternyata perasaan buruk ku waktu itu memang benar-benar terjadi. Dari

surat yang Lisa kirim, ia seperti tak merasa sedih, karena sebenar nya yang ia

lakukan adalah untuk tetap membuat ku tak patah semangat dan sedih karena kabar

tersebut. Tapi, aku tau persis apa yang ia rasakan. Lisa pasti sama sepertiku, ia

pasti sangat sedih sampai saat ini karena hal itu. Sambil menahan air mata, aku

membuat surat balasan untuk nya bahwa apapun yang terjadi, kita akan tetap jadi

sahabat. Karena hal seperti itu takkan bisa menjadi penghalang untuk persahabatn

kita.

Aku mengatakan pada nya untuk tetap tegar dan meyakinkan nya bahwa kami pasti

akan bisa bertemu lagi. Namun aku sendiri juga tak yakin tantang hal itu. Apakah

aku telah membeikan janji palsu pada nya?. Aku tau hari-hari setelah ini pasti akan

lebih tak menyenangkan dari yang sebelum nya. Karena kini kami telah menjadi

murid kelas 3 SMA, maka pasti akan banyak hal-hal normal yang akan kami

lewati. Belajar, menyelesaikan tugas sekolah layak nya murid normal lain nya.

Sejak kabar kepindahan Lisa ke rumah baru nya, kami pun mulai sangat jarang

saling bertukar surat, karena mungkin tak ada pengalaman menyenangkan yang

harus di ceritakan, dan juga karena kesibukan kami dalam mempersiapkan diri

untuk ujian penentu kelulusan nanti nya. Aku merasa, seperti kehiangan sesuatu

yang sangat berarti dalam hidup ku.

Ujian penentu kelulusan kami pun telah tiba. Sejak kabar kepindahan Lisa hari itu,

kami sudah mulai tak saling berkirim surat seperti dulu. Kurasa ini memang sudah

di takdirkan pada ku sejak ku lahir ke dunia ini. Apa ini arti nya aku akan sendiri

lagi? Kurasa iya.

Ujian kelulusan pun telah berlalu, kini aku hanya tinggal menunggu hasil nilai ku.

Rasa khawatir, putus asa, penuh kebimbangan, semua nya mengisi ruang hati ku.

Namun aku akan tetap bertahan, karena ku juga yakin bahwa sekarang Lisa juga

pasti tetap tenang dan bisa membuang semua perasaan negatif nya. Itu lah Lisa

yang selama ini ku kenal.

Hingga tibalah saat hasil penentuan akan di umumkan. Bahkan semalaman ku

selalu terbangun karena terlalu gugup dengan hari ini. Hasil kelulusan pun di

umumkan, dan ternyata aku berhasil lulus dengan nilai yang lumayan juga!. Aku

sangat senang hari itu, dan berpikir akan mengirimkan surat pada Lisa tentang

kabar kelulusan ku ini. Setelah selesai dalam acara itu, aku pun langsung bergegas

menuju rumah ku untuk menuliskan surat ku pada Lisa.

Aku berharap Lisa juga bisa merasakan hal yang sama seperti ku. Dan setelah

kelulusan ini, Lisa pasti akan di izinkan untuk bisa bertemu lagi dengan ku di

tempat pertemuan kami seperti biasanya. Dengan surat yang berisi tentang

perasaan gembira ku itu pun kini bebanku pun sudah bisa lebih ringan tanpa harus

memikirkan sekolah ku lagi. Dengan surat itu, Lisa pasti juga akan sangat senang

membaca nya.

3 minggu berlalu sejak kelulusan ku serta surat yang kukirimkan pada Lisa, namun

tak ada satupun surat yang ia balaskan padaku. Apa ada sesuatu yang terjadi pada

nya? Apa memang kami tak bisa lagi menjadi sahabat?. Pasti ada sesuatu di balik

ini semua. Kini aku sampai kehabisan waktu untuk menunggu surat balasan untuk

nya, aku akan mencoba mengiriminya surat untuk memastikan bahwa ia baik-baik

saja. Aku menunggu dan terus menunggu surat balasan dari nya. Namun kenyataan

nya, aku tak pernah lagi mendengar kabar tentang nya.

5 tahun berlalu.. hari-hari ku bersama Lisa pun benar-benar telah hilang. Malam

perayaan tahun baru yang biasa nya di penuhi canda dan tawa kami, kini takkan

pernah lagi kutemukan di bukit ini. Mungkin kini Lisa mulai sibuk dengan

pekerjaan ataupun kuliah nya. Dan itulah alasan kenapa ia tak bisa bertemu dan

mengirimi surat balasan lagi padaku. Sejujur nya aku sangat ingin kami bisa

bersama seperti dulu lagi. Namun aku jga tak berhak mengatur hidup orang lain.

Kini aku juga mulai si sibukkan dengan pekerjaan ku Bahkan aku juga tak lagi

tinggal di rumah kakekku karena masalah pekerjaan ku tersebut. Tentu nya tak

lupa juga aku mengirimi Lisa sebuah surat tentang kepindahan ku. Dan sudah pasti

kini jarak di antara kami pun semakin menjauh. Aku pun juga tak bisa lagi selalu

ke bukit itu setiap kali malam perayaan tahun baru. Apa ini yang di sebut

kehidupan orang dewasa?, kita bekerja, berangkat, mencari penghasilan sendiri,

dan pulang tanpa ada pengalaman menarik di hari-hari yang penuh kesibukan

seperti sekarang ini.

Dadaku terasa benar-benar sangat sesak, apa seharusnya di malam pertama kali

kami bertemu saat itu aku tak perlu bertemu dengan nya, agar rasa penyesalan ini

takkan pernah kurasakan?. Namun jika hal itu terjadi, maka aku akan melewatkan

sesuatu yang mungkin takkan bisa ku dapatkan lagi dimanapun.

Sampai akhir nya aku mulai mengerti bahwa kini hati ku telah terlanjur mengeras

dan mulai kehilangan harapan dan semangat masa muda ku. Hingga pada suatu

pagi, ketika aku mulai benar-benar menyadari bahwa aku telah kehilangan sesuatu

yang yang indah dalam hidup ku. Aku tau bahwa aku telah berada di ujung batas

kemampuan. Dan mulai kehilangan pekerjaan ku. Dan juga ingatan ku tentang Lisa

pun semakin menghilang dan menjauhiku.

Kini yang tersisa dari Lisa hanya lah kenangan nya yang terkumpul di gelang yang

pernah ia berikan padaku yang masih tetap ku pakai sampai malam itu. Hingga

tibalah sebuah hari yang dulu nya selalu ku tunggu setiap tahun, yaitu malam

pergantian tahun baru. Malam itu aku berencana akan menemui kakekku dan

berencana untuk tinggal di sana sampai aku mendapatkan pekerjaan baru ku, dan

tentu nya aku akan mengunjungi bukit di mana kisah hidup dan kisah indah ku

benar-benar berawal dari sana.

Sesampai nya di bukit, suasana dan keindahan di tempat itu semakin memudar.

Karena banyaknya sampah yang terserak, wajar jika para pengunjung tak seramai

dengan tahun-tahun yang sebelum nya. Aku menghampiri sebuah tempat di bukit

itu, sebuah tempat dimana kami melihat malam puncak perayaan pergantian tahun

untuk yang pertama dan yang terakhir kali nya. Di 5 tahun yang telah berlalu ini,

sejak pertemuan terakhir kita di malam itu, sempat ku memikirkan sesuatu.. Lisa,

masih kah engkau ingat diri ku?.

Hanya itu lah satu-satu nya pertanyaan yang selalu berada di pikiran ku. Mungkin

saat ini, ia sedang merasakan suasana malam tahun baru ini dengan orang yang di

sayangi nya. Hari pun semakin larut malam, tapi mungkin aku akan sedikit lebih

lama untuk berada di tempat ini. Tetap menghidupi suasana seperti saat kami

masih bersama.

Malam itu, saat dimana kembang api mulai bertebaran menghiasi langit, aku tak

sengaja tertabrak oleh seorang anak kecil yang sedang bermain di dekitar tempat

itu. Seorang anak perempuan yang wajah nya sangat mirip dengan perempuan

yang pernah ku sukai 5 tahun lalu. Di meminta maaf dengan sangat sopan, dan

dengan senyuman manis nya. Lalu ibu dari orang tua ini pun menghampiri kami

sambil meminta maaf karena perbuatan anak nya.

Namun setelah ku lihat lebih dekat lagi ibu dari anak itu, aku samapai tak bisa lagi

berkata apa-apa. Sebuah kenyataan yang tak pernah ingin kudapatkan. Aku hanya

diam tanpa melakukan apapun. Karena itu adalah Lisa… saat itu Lisa juga terlihat

sangat terkejut dengan apa yang telah terjai. Kini telah ku sadari bahwa ia telah

berkeluarga.

Sakit rasanya melihat kenyataan tersebut. Bahkan aku tak sanggup untuk melihat

ke arah wajah nya. Apa yang Lisa pikirkan saat ini? Namun apapun yang terjadi

aku akan tetap tersenyum meski harus tersakiti. Sulit rasanya mengatakan sepatah

katapun. Ia pun mulai membuka pembicaraan “apa kabar mu, Ivan? Lama kita tak

bertemu”. Mendengar nya saja udah membuat ku sangat sedih. Mengapa ia bisa

selancar itu untuk mengatakan nya?. Aku pun membalasnya dengan tetap

tersenyum, sambil menanyakan siapa anak yang bersama nya ini. Jawaban yng ku

inginkan adalah bahwa anak itu bukanlah anak nya sendiri. Namun itu semua tak

sesuai harapan ku. “maaf aku tak pernah membalas surat mu, maaf jika kau pikir

aku selalu mengabaikan dan mulai melupakan mu, karena kini aku sudah

menikah”. Dengan perasaan yang haru , itu lah yang ia ucapkan pada ku malam itu.

Setelah mendengarkan semua alasan nya, bahwa ternyata ia punya sebuah perasaan

yang sama dengan ku. Bahwa kami pernah saling menyukai, namun ia tak pernah

sanggup untuk mengatakan nya.

Sejak saat hari kelulusan, ia sudah di tunangkan dengan laki-laki yang merupakan

seorang anak dari rekan kerja sekaligus sahabat orang tua Lisa demi keeratan

hubungan antara keluarga nya. Itulah yang ia katakana padaku.dari cerita nya

tersebut aku yakin ia tak bahagia selama hidup nya yang sekarang.namun

bagaimanapun juga, beginilah kenyataan yang kami hadapi. Bahkan ia juga

mempunyai alasan yang sama seperti ku, mengapa ia datang ke bukit ini. Ia hanya

merasa ingin merasakan dan mengenang cerita kehidupan nya yang dulu pernah

berawal dari bukit ini.

Namun apapun yang terjadi Lisa akan tetap bisa behagia Karena kini ia sudah

mendapatkan harta yang bahkan lebih berharga dari sebuah gelang pengikat

persahabatan kami, yaitu anak nya. Dengan pertemuan singkat ini, kami pun harus

berpisah. Lisa pergi tanpa sepatah kata pun yang benar-benar ia sampaikan dari

lubuk hati nya. Namun justru itu, aku tau bahwa itu ia lakukan hanya untuk

menutupi kesedihan nya. Perasaan sakit ini pun semakin tak bisa ku tahan, karena

sampai saat terakhir pun aku masih tak bisa meraih nya.

Malam yang terasa sunyi ini semakin tak berarti apapun lagi. Aku telah kehilangan

semua nya, apakah kini aku memang takkan bisa mendapatkan kebahgiaan ku

lagi?.. 1 minggu sejak malam itu berlalu, dan aku masih belum mendapatkan

pekerjaan baru ku. Hingga tiba pada suatu ketika, Lisa pun mengirimiku surat!

Aku sangat terkejut sekaligus sangat senang. Dalam surat itu, ia pun mulai

mengatakan berbagai hal yang terjadi pada ku.

“Salam untuk Ivan,

bagaimana kabar mu sekarang? Ku harap semua nya baik-baik saja. Aku merasa

sangat berterima kasih untuk segala sesuatu yang telah kau berikan pada ku, aku

sangat senang bahwa saat itu kau mau membantu ku mecarikan gelang ku yang

hilang, karena jika itu tak terjadi, maka kita takkan pernah bisa saling mengenal

seperti saat ini. Kuharap kau masih menyimpannya sampai sekarang.. Sejak saat

kita mulai berkirim surat, tiap kali aku mendapatkan surat dari mu, aku merasa

sangat senang. Hingga akhir nya aku sadar, bahwa aku mulai menyukai mu!.

Namun sejak ayah ku mengenalkan ku pada seorang laki-laki, aku mendapatkan

kabar bahwa aku akan pindah, dan akan di nikahkan dengan laki-laki itu suatu hari

nanti. Jadi karena itu, aku tak penah lagi membalas surat mu untuk menghilangkan

perasaan suka ku pada mu. Tapi kenyataan nya, kau tetap mengirimi ku surat dan

aku masih menyukai mu sampai saat ini. Kini kita juga takkan bisa bertemu lagi,

Maaf jika aku tak pernah menyatakan perasaan ku pada mu, karena aku hanya

ingin mempertahankan hubungan persahabatan kita! Mulai sekarang kita akan

berpisah lebih jauh dari yang kita bayangkan, Jadi karena itulah Ivan, hidup lah

layak nya orang lain, carilah cinta mu, dan berbahagialah bersama nya. Karena ku

yakin, meski kita tak di takdirkan untuk bersama, tapi dunia akan tau seberapa erat

nya hubungan kita di masa lalu, meski kita juga hanya bisa bertemu sekali dalam

setahun sekalipun. Karena aku selalu mencintai mu.”.

melihat surat nya kali ini, membuatku semakin putus asa. Kenapa semua hal buruk

hanya terjadi pada ku. Namun apapun yang terjadi aku akan tetap tegar sesuai

kemauan Lisa. Jika aku memang tak bisa mendapatkan kebahagiaan, maka akulah

yang akan mencari kebahagiaan itu sendiri. Yang perlu kulakukan sekarang

hanyalah tetap menikmati hidup ku, tanpa ada rasa penyesalan sedikit pun, meski

ku belum terbiasa dengan hal tersebut.

4 tahun berlalu, dan kini aku mulai terbiasa dengan semua nya. Menjalani

kehidupan normal, mendapatkan pekerjaan, mencari kisah kehidupan ku yang

baru, dan menemukan kebahagiaan tentang indahnya suasana dalam rumah tangga

yang kini telah ku bangun. Semua nya kini terasa lebih menyenangkan dan tak ada

satu pun perasaan putus asa yang menghampiri ku. Karena kini, aku telah

menemukan sebuah cinta dari seorang wanita yang kini bisa menjadi pendamping

hidup ku.

Aku juga sempat berpikir, bagaimana keadaan Lisa saat ini, yang pasti sekarang ia

pasti sedang bersenang-senang dengan keluarga nya, apalagi besok adalah hari

libur panjang bagi para anak sekolah dasar. Pasti nya, ia akan mempunyai banyak

waktu bersama keluarga nya, terutama buah hati nya. Meski kami sudah tak lagi

pernah bertemu, setidak nya kami telah mendapatkan kebahagiaan tersendiri di

kehidupan kami masing-masing. Dan kini aku juga mulai ikhlas untuk

melepasnya..

Kemarin aku sempat bermimpi, sebuah mimpi yang terjadi berdasarkan kenyataan

di masa lalu. Dalam mimpi itu kami masih berumur 13 tahun, kami berada di

daerah yang luas dengan langit yang di penuhi warna-warni kembang api dan juga

bintang yang menghiasi malam itu. Lampu-lampu kota menyebar tampak di

kejauhan, sungguh pemandangan yang sangat mempesona. Kami berjalan di

sebuah rerumputan dengan meninggalkan kenangan di setiap langkah nya, dan

dengan memegang erat sebuah janji, “Suatu hari kita akan melihat lagi kembang

api yang bertaburan di langit bersama. Hanya kita berdua, tanpa ada keraguan hati

sedikitpun.”. semua orang takkan ada yang percaya tentang besar nya kisah kita,

meskipun kita takkan pernah bersama lagi. Namun semua kenangan itu akan tetap

ada di dunia ini ,dan itu adalah tempat pertama kali kami bertemu…

Itulah hal yang selalu kami impikan…

END....