meet the expert bulimia
DESCRIPTION
FK UNANDTRANSCRIPT
Meet the Expert
BULIMIA PADA PEREMPUAN DEWASA MUDA
Oleh :
Mikail Nadjmir P 1089
Kornelis Aribowo P 1091
Pembimbing :
dr. Heryezi Tahir, Sp.KJ
BAGIAN PSIKIATRIFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
RSJ Prof HB SAANIN PADANG2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat-Nya,
penulis dapat menyelesaikan penulisan Meet The Expert (MTE) yang berjudul “Bulimia Pada
Perempuan Dewasa Muda”.
Pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada
dr. Heryezi Taher, Sp. KJ selaku pembimbing, serta semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan penulisan makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu kritik dan saran sangat penulis harapkan. Akhir kata, semoga meet The expert ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Padang, Februari 2013
Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar………………………………………………………………………………. i
Daftar Isi…………………………………………………………………………………….. ii
BAB I. Pendahuluan………………………………………………………………………… 1
Latar Belakang…………………………………………………………………………..1
Batasan Masalah………………………………………………………………………... 1
Tujuan Penulisan……………………………………………………………………….. 1
Metode Penulisan………………………………………………………………………. 1
BAB II. Tinjauan Pustaka………………………………………………………………….... 2
2.1. Defenisi ………………………………………………………………….......................2
..................................................................................................................................................
2.2. Epidemiologi............................... ……………………………....................................…2
2.3. Faktor Penyebab ……………………………………......................................………... 3
2.4. Diagnosisis dan Gambaran Klinis ……………………………………………………...5
2.5. Terapi ………………………………………..................................................................7
2.6. Perjalanan Penyakit dan Prognosisi ……………………………....................................9
2.7. Pencegahan....................................................................................................................10
BAB III. Penutup......................................................................................................................12
...................................................................................................................................................
Kesimpulan..........................................................................................................................12
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Zaman sekarang banyak sekali buku serta referensi lain yang membahas tentang
bagaimanaa cara diet yang baik dan benar. Akan tetapi orang yang menjalankan diet-diet
tersebut tidak mengetahui efek lain yang akan muncul dari diet yang diambilnya. Mereka
mengambil program diet karena merasa dirinya terlalu gemuk dan kurang menarik. Malah
terkadang mereka mengambil diet yang sangat ekstrem yang mana dapat membahayakan
dirinya. Salah satu contoh cara berdiet yang ekstrem adalah kasus Bulimia Nervosa.
Penderita bulimia sangat ingin mempertahankan bentuk tubuhnya. Sehingga para penderita
bulimia berusaha mempertahankannya dengan berbagai cara contohnya dengan berolahraga
dengan berlebihan atau dengan mengeluarkan makanan yang telah dimakan baik dengan
obat pencahar atau dengan memuntahkan kembali makanan yang telah dimakan. Penderita
bulimia nervosa makan dalam jumlah yang sangat berlebihan. Menurut riset, rata-rata
penderita bulimia nervosa mengkonsumsi 3.400 kalori setiap satu seperempat jam, padahal
kebutuhan konsumsi orang normal hanya 2.000 – 3.000 kalori per hari. Tujuan penulisan
makalah ini adalah untuk mendalami gangguan Bulimia tersebut serta mengetahui
bagaimana dinamika psikologis yang dialami orang yang mengidap Bulimia.
1.2 BATASAN MASALAH
Dalam MTE ini akan dibahas mengenai Defenisi, Epidemiologi, faktor penyebab, Diagnosis
dan gambaran klinis, terapi, perjalan penyakit dan prognosis serta pencegahan dari bulimia.
1.3 TUJUAN PENULISAN
Penulisan Meet The Expert (MTE) ini bertujuan untuk memahami serta menambah
pengetahuan tentang gangguan psikologi bulimia.
1.4 METODA PENULISAN
Penulisan MTE ini menggunakan berbagai literature sebagai sumber kepustakaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Bulimia berasal dari bahasa Yunani bous yang artinya sapi atau kerbau, dan limos
yang artinya rasa lapar. Gambaran dari istilah tersebut adalah makan yang terus menerus,
seperti sapi yang memamah biak. Bulimia nervosa adalah gangguan makan yang melibatkan
episode berulang-ulang dari tindakan makan berlebihan (binge) tak terkontrol yang diikuti
dengan tindakan kompensatoris untuk mengenyahkan makanan itu (Durand dan Balow,
2007). Menurut Siswono, bulimia nervosa dan anorexia nervosa merupakan penyakit atau
gangguan pada kebiasaan atau pola makan. Dalam DSM-IV-TR disebutkan bahwa bulimia
terbagi menjadi 2, yaitu purging type dan non-purging type. Purging type adalah penderita
bulimia yang menggunakan cara langsung seperti memuntahkan atau dengan memakai obat
pencahar, serta non-purging type adalah penderita bulimia yang menggunakan olahraga yang
ketat atau puasa sebagai cara untuk mempertahankan berat badannya.
2.2 Epidemiologi
Di Amerika Serikat, prevalensi bulimia nervosa adalah 1%. Prevalensi seumur hidup
adalah 0,5% untuk pria dan 1,5% untuk perempuan. Mereka yang didiagnosis dengan
bulimia nervosa menghabiskan sekitar 8,3 tahun dengan episode ini. Sekitar 65,3% dari
pasien dengan bulimia memiliki indeks massa tubuh (BMI) antara 18,5-29,9 dan hanya 3,5%
memiliki BMI kurang dari 18,5.
Bulimia nervosa lebih umum di antara mereka yang membutuhkan pekerjaan atau
hobi memperoleh dan / atau kehilangan berat badan dengan cepat, seperti pegulat dan
binaragawan kompetitif.
Sementara tren epidemiologis keseluruhan sulit untuk menilai mengingat perubahan
dalam kriteria diagnostik dari waktu ke waktu, kebanyakan studi melaporkan peningkatan
progresif dalam prevalensi anoreksia nervosa dan bulimia nervosa dalam beberapa dekade
terakhir abad ke-20, dengan kemungkinan bahwa tingkat telah meratakan off. Namun,
seiring dengan peningkatan obesitas, tingkat gangguan makan berlebihan diyakini meningkat
juga.
Seperti gangguan makan lainnya, bulimia nervosa terjadi terutama pada
wanita. Kebanyakan laporan menyarankan rasio perempuan dan laki-laki dari 10:1.
Usia rata-rata onset adalah 19,7, sedikit lebih tua dari usia puncak onset untuk
anorexia nervosa, tetapi umumnya lebih rendah dari usia onset untuk pesta-gangguan
makan. Prevalensi bulimia nervosa pada anak-anak muda dari 14 tahun tampaknya menjadi
kurang dari 5%. Bulimia nervosa juga telah dilaporkan pada orang tua.
2.3 Faktor Penyebab
Beberapa penelitian tentang bulimia menyebutkan bahwa ada beberapa faktor
penyebab terjadinya bulimia nervosa, antara lain:
Faktor biologis.
Beberapa peneliti telah mencoba menghubungkan siklus pesta makan dan
mencahar dengan berbagai neurotransmitter. Karena antidepresan seringkali bermanfaat
pasien dengan bulimia nervosa, serotonin dan norepinefrin telah dilibatkan.
Kadar endorfin plasma adalah meningkat pada beberapa pasien bulimia nervosa
yang muntah, yang menyebabkan kemungkinan bahwa perasaan sehat yang dirasakan
oleh pasien tersebut setelah muntah mungkin diperantarai oleh peningkatan kadar
endorfin.
Faktor sosial.
Pasien dengan bulimia nervosa, seperti pada pasien anoreksia nervosa, cenderung
mereka yang mencapai kedudukan tinggi dan perlu berespon terhadap tekanan sosial
untuk menjadi kurus. Seperti pada pasien anoreksia nervosa, banyak pasien bulimia
nervosa adalah terdepresi dan memiliki depresi familial yang tinggi. Tetapi, keluarga
pasien tersebut biasanya berbeda dengan keluarga pasien anoreksia nervosa. Keluarga
pasien bulimia nervosa adalah kurang dekat dan lebih konfliktual dibandingkan dengan
keluarga pasien anoreksia nervosa. Pasien bulimia nervosa menggambarkan orangtuanya
sebagai suka menelantarkan dan menolak.
Faktor psikologis.
Pasien dengan bulimia nervosa, seperti pasien dengan anoreksia nervosa, memiliki
kesulitan dengan kebutuhan remaja, tetapi pasien dengan bulimia nervosa lebih
mengungkapkan marah dan impulsif dibandingkan dengan pasien anoreksia nervosa.
Ketergantungan alkohol, mencuri di toko dan labilitas emosional (termasuk usaha bunuh
diri) adalah berhubungan dengan bulimia nervosa. Pasien bulimia nervosa biasanya
merasakan makan yang tidak terkendali yang dilakukannya sebagai lebih ego-distonik
dibandingkan pasien dengan anoreksia nervosa, sehingga pasien bulimia nervosa lebih
cepat mencari bantuan.
Pasien bulimia nervosa tidak memiliki pengendalian superego dan kekuatan
ego dari imbangannya dengan anoreksia nervosa. Kesulitan yang dimiliki pasien
bulimia nervosa dalam mengendalikan impulsnya seringkali dimanifestasikan dengan
ketergantungan zat dan hubungan seksual yang merusak diri sendiri, disamping pesta
makan dan mencahar yang menjadi tanda utama gangguan. Banyak pasien bulimia
nervosa memiliki riwayat adanya kesulitan dalam berpisah dari pengasuhnya, seperti
yang dimanifestasikan oleh tidak adanya objek transisional selama tahun-tahun masa
anak-anak awalnya. Beberapa klinisi telah mengamati bahwa pasien bulimia nervosa
menggunakan tubuhnya sendiri sebagai objek transisional. Perjuangan untuk berpisah
dari figur maternal adalah dimainkan dalam ambivalensi terhadap makanan; makan
mungkin mewakili harapan untuk bersatu dengan pengasuh dan muntah mungkin
merupakan ekspresi bawah sadar suatu harapan untuk perpisahan.
2.4 Diagnosis dan gambaran Klinis
Sedangkan karakteristik diagnostik bulimia nervosa berdasarkan DSM IV adalah:
1. Episode berulang dari makan berlebihan seperti yang ditunjukkan oleh kedua hal
berikut ini :
a. Memakan makanan dalam jumlah yang sangat luar biasa selama periode 2 jam.
b. Merasa kehilangan kontrol terhadap pemasukan makanan pada saat episode
tersebut.
2. Perilaku tidak sesuai yang sering terjadi untuk menjaga agar berat tubuh tidak
bertambah seperti membangkitkan rasa ingin muntah, penyalahgunaan obat
pencahar, diuretik atau enema, dengan berpuasa atau latihan berlebihan.
3. Rata – rata minimal dalam seminggu terjadi dua episode makan berlebihan dan
perilaku kompensasi yang tidak sesuai untuk menghindari bertambahnya berat
badan, dan hal ini terjadi minimal selama 3 bulan.
4. Perhatian yang berlebihan yang terus menerus pada bentuk dan berat badan.
Pemeriksaan patologi dan laboratorium
Bulimia nervosa dapat menyebabkan kelainan elektrolit dan berbagai derajat
kelaparan, walaupun mungkin tidak sejelas pasien anoreksia nervosa dengan berat badan
rendah. Jadi kendatipun berhadapan dengan pasien bulimia nervosa dengan berat badan
normal, klinisi harus melakukan pemeriksaan laboratorium untuk elektrolit dan metabolisme.
Pada umumnya fungsi tiroid tetap intak pada pasien bulimia nervosa, tetapi pasien mungkin
menunjukkan nonsupresi pada tes supresi deksametason. Dehidrasi dan gangguan elektrolit
mungkin terjadi pada pasien bulimia nervosa yang senantiasa mencahar. Pasien dengan
bulimia nervosa seringkali menunjukkan hipermagnesemia dan hiperamilasemia. Walaupun
bukan merupakan ciri diagnostik inti, banyak pasien dengan bulimia nervosa memiliki
gangguan menstruasi. Hipotensi dan bradikardia terjadi pada beberapa pasien.
2.5 Terapi
Terdapat berbagai macam terapi yang dapat digunakan dalam menangani kasus
bulimia tersebut, antara lain:
1. Terapi kognitif perilaku
Cooper dan kerabat (1994) menyebutkan bahwa mereka mendapatkan
pengurangan yang sangat kuat dalam frekuensi dari binge eating dan
memuntahkannya kembali setelah memakai panduan terapi self-help cognitive
behavior. Panduan tersebut termasuk enam sampai delapan sesi laporan yang
dipandu dengan terapis yang bukan spesialis yang menyediakan dukungan dan
dorongan dalam memakai panduan tersebut. Satu dari tiga penderita yang ditanya
setelah mengikuti terapi ini selama 8 minggu follow up menyebutkan bahwa
terdapat perubahan yang signifikan. Di dalam panduan self help tersebut berisi
tentang bagaimana cara membantu mereka dalam mengatasi masalah gangguan
makannya. Setelah membaca panduan tersebut, maka individu tersebut diminta
sambil mengamalkan atau menjalankan apa yang terdapat dalam buku tersebut.
Terapi ini menggunakan pendekatan kognitif perilaku yang mana individu
diberikan pengetahuan awal yang dapat mengubah pola pikirnya mengenai
dampak buruk baik makan berlebihan ataupun dampak purging atau
mengeluarkan makanan tersebut serta mngubah cara pandangnya tentang body
image. Setelah itu individu merubah pola makannya serta kebiasaan makannya.
2. Terapi obat
Medikasi antidepresan dapat menurunkan pesta makan dan mencahar
terlepas dari adanya suatu gangguan mood. Jadi, untuk siklus pesta makan dan
mencahar yang sukar yang tidak responsif terhadap psikoterapi saja, anti depresan
telah digunakan dengan berhasil. Imipramine (Tofranil), desipramine
(Norpramin), trazodone (Desyrel) dan inhibitor monoamin oksidase telah
membantu. Fluoxetine (Prozac) juga menjanjikan sebagai terapi yang efektif.
Pada umumnya sebagian besar terapi anti depresan adalah efektif pada dosis yang
biasanya digunakan untuk gangguan depresif. Tetapi dosis fluoxetine yang efektif
dalam menurunkan pesta makan mungkin lebih tinggi (60 mg sehari)
dibandingkan dosis yang digunakan untuk gangguan depresif. Pada kasus
komorbid gangguan depresif dan bulimia nervosa, medikasi adalah membantu.
Carbamazepine (Tegretol) dan lithium (Eskalith) belum menunjukkan hasil yang
mengesankan sebagai pengobatan untuk pesta makan, tetapi obat tersebut telah
digunakan dalam pengobatan pasien bulimia nervosa dengan gangguan mood
komorbid, seperti gangguan bipolar I.
3. Terapi keluarga
Terapi lainnya yang dapat dipakai adalah terapi keluarga yang diadaptasi dari
Maudsley model of family therapy. Dalam terapi ini peran keluarga adalah sebagai
kunci yang sangat penting dalam membantu perawatan dan kesembuhan dari
individu tersebut. Dalam terapi ini dibuat agar anggota keluarga lain ikut serta dan
menunjukkan bahwa mereka adalah tempat yang tepat untuk membantu masalah
tersebut. Perlakuan yang dilakukan antara lain:
a. membuat orientasi masalah yaitu individu diminta untuk
menjelaskan masalahnya kepada keluarganya,
b. Menekankan sebuah peraturan dari keluarga dalam
mempromosikan pemulihan dari cara makan yang benar
c. Menyediakan pendidikan tentang bulimia dan dampaknya.
2.6 Perjalanan Penyakit dan Prognosis
Sedikit yang diketahui tentang perjalanan jangka panjang bulimia nervosa, dan hasil
jangka pendek adalah bervariasi. Secara keseluruhan tampaknya bulimia nervosa memiliki
prognosis yang lebih baik daripada anoreksia nervosa. Dalam jangka pendek, pasien bulimia
nervosa yang mampu melibatkan diri dalam pengobatan telah dilaporkan lebih dari 50 %
yang mengalami perbaikan dalam pesta makan dan mencahar; diantara pasien rawat jalan
perbaikan tampaknya berlangsung lebih dari lima tahun. Tetapi pasien tidak bebas gejala
selama periode perbaikan; bulimia nervosa adalah gangguan kronis dengan perjalanan
penyakit yang hilang timbul. Beberapa pasien dengan gejala ringan memiliki remisi jangka
panjang. Pasien lain memiliki kecacatan karena gangguan dan telah dirawat di rumah sakit;
kurang dari sepertiga dari mereka menjadi baik pada follow-up tiga tahun, lebih dari
sepertiga mengalami perbaikan gejalanya dan kira-kira sepertiga memiliki hasil yang buruk
dengan gejala kronis dalam tiga tahun.
Prognosis adalah tergantung dari keparahan sekuela mencahar―yaitu apakah pasien
mengalami gangguan elektrolit dan sampai derajat mana muntah yang sering menghasilkan
esofagitis, amilasemia, pembesaran kelenjar liur dan karies gigi.
Pada beberapa kasus, bulimia nervosa yang tidak diobati remisi spontan terjadi dalam
satu sampai dua tahun.
2.7 Pencegahan
Pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghindari gangguan bulimia nervosa
pada dasarnya lebih mengacu kepada sejauh mana penerimaan diri seseorang terhadap
dirinya sendiri, penerimaan terhadap lingkungan dan penerimaan lingkungan orang
sekitar terhadap dirinya.
Hal ini dapat diterapkan dengan cara memulai memberikan pandangan yang
positif kepada diri sendiri dan orang lain. Kita juga dapat memberikan pengajaran
kepada anak untuk selalu menjaga tubuh mereka agar selalu sehat dengan berolahraga
dan menerapkan pola hidup sehat serta mengkonsumsi makanan yang baik dan berguna
untuk tubuh sesuai dengan proporsinya masing-masing.
Hal lain yang dapat dilakukan adalah dengan menghindari stigma atau pandangan
tertentu yang terasa sepele akan tetapi dapat menimbulkan dampak negatif. Misalnya,
jangan membuat opini bahwsanya badan yang kurus merupakan sebuah tubuh yang
sehat, populer, indah dan dapat diterima di masyarakat luas, sedangkan badan yang
gemuk akan dikucilkan dari masyarakat. Hal seperti itulah yang dapat merangsang
seseorang berpikir negatif terhadap dirinya dan kemudian orang tersebut merasa takut
bila badannya terlihat gemuk karena khawatir tidak cantik lagi, sehingga orang tersebut
memutuskan untuk melakukan binge eating dari setiap makanan yang ia konsumsi. Hal
lain yang dapat dilakukan adalah dengan menghindari memberikan reward terutama
pada anak-anak dalam bentuk makanan, karena hal ini sama saja menstimulasi seseorang
untuk merusak pola makan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Bulimia nervosa adalah gangguan makan yang melibatkan episode berulang-ulang dari
tindakan makan berlebihan (binge) tak terkontrol yang diikuti dengan tindakan
kompensatoris untuk mengenyahkan makanan itu.
2. Seperti gangguan makan lainnya, bulimia nervosa terjadi terutama pada
wanita. Kebanyakan laporan menyarankan rasio perempuan-ke-laki-laki dari 10:1.
3. Usia rata-rata onset adalah 19,7, sedikit lebih tua dari usia puncak onset untuk anorexia
nervosa, tetapi umumnya lebih rendah dari usia onset untuk pesta-gangguan makan.
4. Faktor penyebab berupa faktor biologis, sosial dan psikologis.
5. Terapinya adalah terapi kognitif, terapi obat dan terapi keluarga.
6. Secara keseluruhan tampaknya bulimia nervosa memiliki prognosis yang lebih baik
daripada anoreksia nervosa. Dalam jangka pendek, pasien bulimia nervosa yang mampu
melibatkan diri dalam pengobatan telah dilaporkan lebih dari 50 % yang mengalami
perbaikan
DAFTAR PUSTAKA
1. Kaplan H. I, Saddock B. J, Grabb J. A. Sinopsis Psikiatri, Edisi Tujuh, Jilid 2, Penerbit
Binarupa Aksara, Jakarta, 1997
2. http://gaya-hidup.infogue.com/bulimia_dapat_berakibat_fatal
3. http://www.e-psikologi.com/epsi/klinis_detail.asp?id=376
4. http://www. behaviorurldefaultvmlo.html
5. http://www.google.bulimia.html