CONSEPT FOR INTEGRATED COASTAL RESOURCES

MANAGEMENT

BByy. Abdunnur. Abdunnur

Program StudiProgram StudiProgram Studi Manajemen Program Studi Manajemen

PesisirPesisirUniversitas MulawarmanUniversitas Mulawarman

20102010

CONSEPT FOR INTEGRATED COASTAL RESOURCES

MANAGEMENT

BByy. Abdunnur. Abdunnur

Program StudiProgram StudiProgram Studi Manajemen Program Studi Manajemen

PesisirPesisirUniversitas MulawarmanUniversitas Mulawarman

20102010

DEFINISI DAN PENGERTIAN PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR TERPADU (ICM = INTEGRATED COASTAL MANAGEMENT)

1. “Proses pengelolaan yang mempertimbangkan hubungan timbal-balik antara kegiatan pembangunan (manusia) yang terdapat di wilayah pesisir dan lingkungan alam (ekosistem) yang secara potensial terkena dampak kegiatan-kegiatan tersebut”.

• Oleh karena itu, secara geografis ICM mencakup das bagian hulu; lahan pesisir (pantai, dunes, lahan basah, dll); perairan pesisir dan estuaria; dan perairan laut lepas yang masih dipengaruhi atau mempengaruhi wilayah pesisir serta segenap kegiatan yang terdapat di dalamnya.

2. “Suatu proses penyusunan dan pengambilan keputusan secara rasional tentang pemanfaatan wilayah pesisir beserta segenap sumberdaya alam yang terkandung di dalamnya secara berkenjutan”.

• Proses ini dirancang untuk mengatasi permasalahan fragmentasi yang secara inherent terjadi pada pendekatan pengelolaan secara sektoral (seperti perikanan, migas, perhubungan, pariwisata , dll); pada terpilahnya jurisdiksi antar tingkatan pemerintahan, dan pada interface (peralihan) antara lahan (daratan) dan perairan darat.

• ICM tidak menegasikan (menggantikan) peran pengelolaan sumberdaya pesisir secara sektoral (perikanan, pengeloaan komoditas air, pertambangan, dll), tetapi menjamin bahwa kegiatan-kegiatan tersebut berfungsi/berlangsung secara harmonis.

DEFINISI DAN PENGERTIAN PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR TERPADU (ICM = INTEGRATED COASTAL MANAGEMENT)

3. “Suatu proses kontinu dan dinamis dalam penyusunan dan pengambilan keputusan tentang pemanfaatan berkelanjutan dari wilayah pesisir berserta segenap sumberdaya alam yang terdapat di dalamnya”.

• Seperti dikatakan sebelumnya, bahwa ICM dirancang untuk mengatasi permasalahan fragmentasi antar sektor dan jurisdiksi wilayah pengelolaan antar berbagai tingkat pemerintaan.

• Fragmentasi tersebut dapat diatasi melalui penjaminan bahwa semua keputusan dari semua sektor pembangunan dan tingkat pemerintah harus diserasikan dan sesuai dengan kebijakan pesisir (kelautan) nasional.

• Oleh karena itu, komponen terpenting dalam ICM adalah rancangan proses kelembagaan (institutional processes) untuk mencapai harmonisasi yang secara politis dapat diterima.

Lanjutan …

DEFINISI DAN PENGERTIAN PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR TERPADU (ICM = INTEGRATED COASTAL MANAGEMENT)

4. “Suatu proses kontinu dan dinamis yang mempersatukan/mengharmoniskan kepentingan antara berbagai stakeholders (pemerintah, swasta, masyarakat lokal, dan LSM); dan kepentingan ilmiah dengan pengelolaan pembangunan, dalam menyusun dan mengimplementasikan suatu rencana terpadu (integrated plan) untuk membangun (memanfaatkan) dan melindungi ekosistem pesisir beserta segenap sumberdaya alam yang terdapat di dalamnya, bagi kemakmuran/kesejahteraan umat manusia secara adil dan berkelanjutan.

5. “Suatu kerangka (sistem) kerja pengelolaan yang meliputi penilaian secara komprehensif (comprehensive assessment), penentuan tujuan, perencanaan dan pengelolaan pembangunan (pemanfaatan) wilayah pesisir beserta segenap sumberdaya alamnya, dengan memperhatikan perspektif (aspirasi) tradisional, budaya dan historis serta konflik kepentingan dan penggunaan”.

Lanjutan …

DEFINISI DAN PENGERTIAN PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR TERPADU (ICM = INTEGRATED COASTAL MANAGEMENT)

PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR SECARA RASIONAL (OPTIMAL) PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR SECARA RASIONAL (OPTIMAL) ADALAH SANGAT KOMPLEKS, ADALAH SANGAT KOMPLEKS,

KARENA TIGA SIFAT DASAR BERIKUTKARENA TIGA SIFAT DASAR BERIKUT

1. Jika sebelum abad-20 wilayah pesisir hanya digunakan untuk 2 (dua) kegiatan saja yakni perikanan tangkap dan pelayaran (navigasi), setelah itu banyak sekali beragam kegiatan manusia berlangsung di wilayah ini (lihat gambar!)

2. Jurisdiksi terhadap berbagai bagian wilayah pesisir dan lautan pada umumnya terletak pada beberapa tingkat pemerintahan (Dati II, Dati I, dan pemerintah nasional)

Misalnya : Per UU no. 22/1999.

- Propinsi memiliki juridiksi dan garis pantai/garis pantai sampai 12 mil ke arah laut.

- Dati II : dari garis pangkal/garis pantai sampai 1/3 dari 12 mil (4 mil) ke arah laut.

- Pemerintah nasional : dari 12 mil sampai 200 mil ke arah laut.

3. Sifat cair (fluid) dan dinamis laut, serta hubungan yang erat dan unik antar ekosistem yang terdapat di wilayah pesisir.

Oleh karena itu, pendekatan pengelolaan wilayah pesisir secara sektoral tidak akan berhasil

Kerusakan Terumbu Karang

Konversi Hutan Mangrove

Sedimentasi dan abrasi pantai

Pencemaran (Rumah tangga, industri, tumpahan minyak, pertanian)

Banjir

PERMASALAHAN LINGKUNGAN PESISIR

Kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang sd pesisir dan proses-proses yang terkait dengan keberadaannya

Undervaluasi sd pesisir dan laut

Lemahnya pemberdayaan masyarakat pesisir dan pengguna sd pesisir dan laut

Kurang jelasnya kewenangan legal dan kerangka kerja perencanaan ICM

Lemahnya kapasitas kelembagaan untuk ICM

Kurangnya keterpaduan antar program

ISU-ISU UTAMAPENGELOLAAN PESISIR TERPADU

• Sumber daya milik bersama - Nilai sumberdaya dianggap gratis - Siapa saja dapat menggunakan SDA - Tidak ada yang merasa bertanggungjawab

• Dampak lingkungan bersifat eksternal - Dampak negatif lingkungan dirasakan bukan oleh penyebab kerusakan lingkungan

• Tenggang waktu dampak lingkungan - Dampak lingkungan baru dirasakan manusia pada beberapa waktu berikutnya

• Jasa-jasa lingkungan belum memiliki nilai pasar

AKAR PERMASALAHAN KERUSAKAN SUMBERDAYA PESISIR

Orientasi keuntungan ekonomi jangka pendek

Kesadaran akan nilai strategis sumberdaya dapat pulih

dan jasa lingkungan bagi pembangunan ekonomimasih rendah

Tingkat pengetahuan dan kesadaran tentang implikasi

kerusakan lingkungan terhadap kesinambungan pembangunan ekonomi masih rendah

Ketiadaan alternatif pemecahan masalah lingkungan

Pengawasan, pembinaan dan penegakan hukum masih lemah

AKAR PERMASALAHAN KERUSAKAN SUMBERDAYA PESISIR

Penentuan wilayah pesisir (darat dan laut) sangat bervariasi tergantung karakteristik lokal

Adanya keterkaitan ekologis antar ekosistem

Pemanfaatan sumberdaya pesisir yang beragam (dapat menimbulkan berbagai konflik)

Wilayah pesisir dihuni oleh berbagai kelompok masyarakat dengan preferensi yang berbeda;

Adanya sifat common property dari sumberdaya pesisir

PENTINGNYA PENGELOLAAN PESISIR TERPADU

Sistem Alam

SistemSosial

ISU-ISU UTAMA

KERANGKA PENGELOLAANPESISIR TERPADUKONDISI DAN POTENSI

1. Aspek biofisik, lingkungan dan teknologi

2. Aspek SOSEKBUD

3. Aspek Hukum dan kelembagaan

TUJUAN

1. Efisiensi Ekonomi - Peningkatan pendapatan - Perluasan lapangan kerja

2. Keadilan Sosial - Pemerataan kesempatan kerja dan kemakmuran

3. Daya dukung dan kelestarian lingkungan

Keterpaduan

EKOLOGISINTER-

NASIONAL

DISIPLIN ILMU STAKEHOLDERS

Pesisir - DaratPesisir - Lautan

- Kerjasama - Koordinasi

- Oseanografi- Biologi laut- Keteknikan- Sosialiogi, dll

- Bottom up- Top down

SEKTORAL

- Vertikal- Horisontal

PRINSIP DAN MEKANISME KETERPADUANPENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR

DIMENSI KETERPADUAN DALAM ICMDIMENSI KETERPADUAN DALAM ICM

1. Keterpaduan antar sektor (Intersectoral Integration)

2. Keterpaduan antar pemerintah (Intergovernmental Integration)

- vertikal

- horizontal

3. Keterpaduan Ruang (Spatial Integration)

4. Keterpaduan ilmiah-manajemen (science management integration)

- antar disiplin ilmu

5. Keterpaduan internasional (International Integration)

WHO COMMAND THE SEA, CONTROL THE WORLD!