omsk

21
2.6 Otitis Media Supuratif Kronik Definisi Otitis media supuratif kronik (OMSK) dahulu disebut Otitis Media Perforata (OMP) atau dalam sebutan sehari-hari adalah congek. Otitis Media Supuratif Kronik ialah infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah terus menerus atau hilang timbul. Sekret mungkin encer atau kental, bening atau berupa nanah. Klasifikasi OMSK Jenis OMSK terbagi atas 2 jenis, yaitu tipe benigna dan tipe maligna. 1. OMSK tipe Benigna Proses peradangannya terbatas pada mukosa saja, dan biasanya tidak mengenai tulang. Perforasi terletak di sentral. Umumnya OMSK tipe benigna jarang menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Pada OMSK tipe benigna tidak terdapat kolesteatoma. 2. OMSK tipe Maligna Merupakan OMSK yang disertai dengan kolesteatoma. Kolesteatoma adalah suatu kista epiterial yang berisi deskuamasi epitel (keratin). Kolesteatom dapat dibagi atas 2 tipe yaitu kongenital dan didapat. OMSK tipe maligna dikenal juga dengan OMSK tipe berbahaya atau OMSK tipe tulang. Perforasi pada OMSK tipe maligna letaknya di atik, kadang-kadang

Upload: indah-hj-alhadi

Post on 05-Dec-2015

3 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hipertensi

TRANSCRIPT

Page 1: Omsk

2.6 Otitis Media Supuratif Kronik

Definisi

Otitis media supuratif kronik (OMSK) dahulu disebut Otitis Media Perforata (OMP)

atau dalam sebutan sehari-hari adalah congek. Otitis Media Supuratif Kronik ialah infeksi

kronis di telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari

telinga tengah terus menerus atau hilang timbul. Sekret mungkin encer atau kental, bening

atau berupa nanah.

Klasifikasi OMSK

Jenis OMSK terbagi atas 2 jenis, yaitu tipe benigna dan tipe maligna.

1. OMSK tipe Benigna

Proses peradangannya terbatas pada mukosa saja, dan biasanya tidak

mengenai tulang. Perforasi terletak di sentral. Umumnya OMSK tipe benigna

jarang menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Pada OMSK tipe benigna

tidak terdapat kolesteatoma.

2. OMSK tipe Maligna

Merupakan OMSK yang disertai dengan kolesteatoma. Kolesteatoma adalah

suatu kista epiterial yang berisi deskuamasi epitel (keratin). Kolesteatom

dapat dibagi atas 2 tipe yaitu kongenital dan didapat. OMSK tipe maligna

dikenal juga dengan OMSK tipe berbahaya atau OMSK tipe tulang. Perforasi

pada OMSK tipe maligna letaknya di atik, kadang-kadang terdapat juga

kolesteatoma pada OMSK dengan perforasi yang berbahaya atau fatal timbul

pada OMSK tipe maligna.

Berdasarkan aktivitas sekret yang keluar terdiri dari OMSK aktif dan OMSK

tenang.

a. OMSK aktif, merupakan OMSK dengan sekret yang keluar dari kavum

timpani secara aktif. Pada jenis ini terdapat sekret pada telinga dan tuli.

Biasanya didahului oleh perluasan infeksi saluran nafas atas melalui tuba

eutachius, atau setelah berenang dimana kuman masuk melalui liang telinga

luar. Sekret bervariasi dari mukoid sampai mukopurulen.

b. OMSK tenang, ialah OMSK yang keadaan kavum timpaninya terlihat

basah atau kering. Pada pemeriksaan telinga dijumpai perforasi total yang

Page 2: Omsk

kering dengan mukosa telinga tengah yang pucat. Gejala yang dijumpai

berupa tuli konduktif ringan. Gejala lain yang dijumpai seperti vertigo,

tinitus,atau suatu rasa penuh dalam telinga.

Letak Perforasi

Letak perforasi di membran timpani penting untuk menentukan tipe/ jenis OMSK.

Perforasi membran timpani dapat ditemukan di daerah sentral, marginal atau atik. Pada

perforasi sentral, perforasi terdapat di pars tensa, sedangkan di seluruh tepi perforasi

masih ada sisa membran timpani. Pada perforasi marginal sebagian tepi perforasi

langsung berhubungan dengan anulus atau sakulus timpanikum. Perforasi atik ialah

perforasi yang terletak di pars flaksida. Jenis-Jenis Perforasi dapat dibagi menjadi :

Perforasi sentral

Lokasi pada pars tensa, bisa antero-inferior, postero-inferior dan postero-superior,

kadang-kadang sub total

Sentral Sub total

Perforasi marginal

Terdapat pada pinggir membran timpani dengan adanya erosi dari anulus fibrosus.

Perforasi marginal yang sangat besar digambarkan sebagai perforasi total. Perforasi

pada pinggir postero-superior berhubungan dengan kolesteatom

Page 3: Omsk

Marginal

Perforasi atik

Terjadi pada pars flasida, berhubungan dengan primary acquired cholesteatoma3

Perforasi atik

Epidemiologi

Insiden OMSK ini bervariasi pada setiap negara. Secara umum, insiden OMSK

dipengaruhi oleh ras dan faktor sosioekonomi. Misalnya, OMSK lebih sering dijumpai

pada orang Eskimo dan Indian Amerika, anak-anak aborigin Australia dan orang kulit

hitam di Afrika Selatan. Walaupun demikian, lebih dari 90% beban dunia akibat OMSK

ini dipikul oleh negara-negara di Asia Tenggara, daerah Pasifik Barat, Afrika, dan

beberapa daerah minoritas di Pasifik. Kehidupan sosial ekonomi yang rendah, lingkungan

kumuh dan status kesehatan serta gizi yang jelek merupakan faktor yang menjadi dasar

untuk meningkatnya prevalensi OMSK pada negara yang sedang berkembang. Survei

prevalensi di seluruh dunia, yang walaupun masih bervariasi dalam hal definisi penyakit,

metode sampling serta mutu metodologi, menunjukkan beban dunia akibat OMSK

melibatkan 65–330 juta orang dengan telinga berair, 60% di antaranya (39–200 juta)

menderita kurang pendengaran yang signifikan. Secara umum, prevalensi OMSK di

Indonesia adalah 3,8% dan pasien OMSK merupakan 25% dari pasien-pasien yang

berobat di poliklinik THT rumah sakit di Indonesia.

Page 4: Omsk

Etiologi

Terjadi OMSK hampir selalu dimulai dengan otitis media berulang pada anak,

jarang dimulai setelah dewasa. Faktor infeksi biasanya berasal dari nasofaring

(adenoiditis, tonsillitis, rinitis, sinusitis), mencapai telinga tengah melalui tuba

Eustachius. Kelainan humoral (seperti hipogammaglobulinemia) dan cell-mediated

(seperti infeksi HIV, sindrom kemalasan leukosit) dapat manifest sebagai sekresi telinga

kronis.

Penyebab OMSK antara lain lingkungan, genetik, otitis media sebelumnya, infeksi

saluran nafas atas, autoimun, alergi, dan gangguan fungsi tuba eustachius. Beberapa

faktor-faktor yang menyebabkan perforasi membran timpani menetap pada OMSK :

Infeksi yang menetap pada telinga tengah mastoid yang mengakibatkan produksi

sekret telinga purulen berlanjut.

Berlanjutnya obstruksi tuba eustachius yang mengurangi penutupan spontan pada

perforasi.

Beberapa perforasi yang besar mengalami penutupan spontan melalui mekanisme

migrasi epitel.

Pada pinggir perforasi dari epitel skuamous dapat mengalami pertumbuhan yang

cepat diatas sisi medial dari membran timpani. Proses ini juga mencegah

penutupan spontan dari perforasi.

Faktor-faktor yang menyebabkan penyakit infeksi telinga tengah supuratif menjadi

kronis majemuk, antara lain :

1. Gangguan fungsi tuba eustachius yang kronis atau berulang

a. Infeksi hidung dan tenggorok yang kronis atau berulang

b. Obstruksi anatomik tuba Eustachius parsial atau total

2. Perforasi membran timpani yang menetap.

3. Terjadinya metaplasia skumosa atau perubahan patologik menetap lainya pada

telinga tengah.

4. Obstruksi menetap terhadap aerasi telinga atau rongga mastoid.

5. Terdapat daerah-daerah dengan sekuester atau osteomielitis persisten di

mastoid.

6. Faktor-faktor konstitusi dasar seperti alergi, kelemahan umum atau perubahan

mekanisme pertahanan tubuh.

Page 5: Omsk

Patogenesis

Karena OMSK didahului OMA, maka penjelasan tentang patofisiologi OMSK, akan

dijelaskan dengan patofisiologi terjadinya OMA. OMA biasanya disebabkan oleh Infeksi

di Saluran Nafas Atas (ISPA), umumnya terjadi pada anak karena keadaan tuba

eustakius , yang sangat berperan penting dalam patofiologi OMA pada anak berbeda

dengan orang dewasa. Tuba eustakius pada anak lebih pendek, lebih horizontal dan relatif

lebih lebar daripada dewasa.

Infeksi pada saluran nafas atas akan menyebabkan edema pada mukosa saluran

nafas termasuk mukosa tuba eustakius dan nasofaring tempat muara tuba eustakius.

Edema ini akan menyebabkan oklusi tuba yang berakibat gangguan fungsi tuba eustakius

yaitu fungsi ventilasi, drainase dan proteksi terhadap telinga tengah.

Gangguan fungsi Ventilasi

Normalnya tuba akan berusaha menjaga tekanan di telinga tengah dan udara luar

stabil, ketika terdapat oklusi tuba, maka udara tidak akan dapat masuk ke telinga tengah,

sedangkan secara fisiologis udara (Oksigen dan Nitrogen) akan diabsorbsi di telinga

tengah 1 ml tiap hari pada orang dewasa. Keadaan ini kan menyebabkan tekanan negatif

pada telinga tengah, keadaan vacum di telinga tengah menyebabkan transudasi cairan di

telinga tengah.

Gangguan Fungsi drainase

Dalam keadaan normal mukosa telinga tengah akan menghasilkan sekret yang akan

di dorong oleh gerakan silia ke arah nasofaring, ketika terjadi oklusi tuba fungsi ini akan

terganggu, sehingga terjadi penumpukan sekret di telinga tengah. Akumulasi cairan di

telinga tengah akan lebih banyak dengan adanya transudasi akibat tekanan negatif. Sekret

ini merupakan media yang baik untuk tumbuhnya kuman.

Gangguan fungsi proteksi

Tuba berperan dalam proteksi kuman dan sekret dari nasofaring masuk ke telinga

tengah, diantaranya melalui kerja silia. Ketika terjadi oklusi tuba, fungsi silia tidak efektif

Page 6: Omsk

untuk mencegah kuman dan sekret dari nasofaring ke kavum timpani dengan akumulasi

sekret yang baik untuk pertumbuhan kuman. Sehingga terjadi proses supurasi di telinga

tengah. Proses supurasi akan berlanjut dengan peningkatan jumlah sekret purulen,

penekanan pada membran timpani oleh akumulasi sekret ini kan menyebabkan membran

timpani (bagian sentral) mengalami iskemi dan akhirnya nekrosis, dengan adnya tekanan

akan menyebabkan perforasi dan sekret mukopurulen akan keluar dari telinga tengah ke

liang telinga.

Jika proses peradangan ini tidak mengalami resolusi dan penutupan membran

timpani setelah 6 minggu maka OMA beralih menjadi OMSK.

Patogensis OMSK belum diketahui secara lengkap, tetapi dalam hal ini merupakan

stadium kronis dari otitis media akut (OMA) dengan perforasi yang sudah terbentuk

diikuti dengan keluarnya sekret yang terus menerus. Perforasi sekunder pada OMA dapat

terjadi kronis tanpa kejadian infeksi pada telinga tengah misal perforasi kering. Beberapa

penulis menyatakan keadaan ini sebagai keadaan inaktif dari otitis media kronis.

OMSK lebih sering merupakan penyakit kambuhan dari pada menetap. Keadaan

kronis ini lebih berdasarkan keseragaman waktu dan stadium dari pada keseragaman

gambaran patologi. Secara umum gambaran yang ditemukan adalah:

1. Terdapat perforasi membrana timpani di bagian sentral.

2. Mukosa bervariasi sesuai stadium penyakit

3. Tulang-tulang pendengaran dapat rusak atau tidak, tergantung pada beratnya

infeksi sebelumnya.

4. Pneumatisasi mastoid

OMSK paling sering pada masa anak-anak. Pneumatisasi mastoid paling akhir

terjadi antara 5-10 tahun. Proses pneumatisasi ini sering terhenti atau mundur oleh otitis

media yang terjadi pada usia tersebut atau lebih muda. Bila infeksi kronik terus berlanjut,

mastoid mengalami proses sklerotik, sehingga ukuran prosesus mastoid berkurang.

Gejala Klinis

Gejala klinis yang sering ditemukan pada otitis media supuratif kronis diantaranya:

1. Telinga Berair (Otorrhoe)

Page 7: Omsk

Sekret bersifat purulen atau mukoid tergantung stadium peradangan. Pada

OMSK tipe jinak, cairan yang keluar mukopus yang tidak berbau busuk yang sering

kali sebagai reaksi iritasi mukosa telinga tengah oleh perforasi membran timpani dan

infeksi. Keluarnya sekret biasanya hilang timbul. Pada OMSK stadium inaktif tidak

dijumpai adannya sekret telinga. Pada OMSK tipe ganas unsur mukoid dan sekret

telinga tengah berkurang atau hilang karena rusaknya lapisan mukosa secara luas.

Sekret yang bercampur darah berhubungan dengan adanya jaringan granulasi dan

polip telinga dan merupakan tanda adanya kolesteatom yang mendasarinya. Suatu

sekret yang encer berair tanpa nyeri mengarah kemungkinan tuberkulosis.

2. Gangguan Pendengaran

Biasanya dijumpai tuli konduktif namun dapat pula bersifat campuran.

Beratnya ketulian tergantung dari besar dan letak perforasi membran timpani serta

keutuhan dan mobilitas sistem pengantaran suara ke telinga tengah. Pada OMSK tipe

maligna biasanya didapat tuli konduktif berat.

3. Otalgia (Nyeri Telinga)

Pada OMSK keluhan nyeri dapat karena terbendungnya drainase pus. Nyeri

dapat berarti adanya ancaman komplikasi akibat hambatan pengaliran sekret,

terpaparnya durameter atau dinding sinus lateralis, atau ancaman pembentukan abses

otak. Nyeri merupakan tanda berkembang komplikasi OMSK seperti Petrositis,

subperiosteal abses atau trombosis sinus lateralis.

4. Vertigo

Keluhan vertigo seringkali merupakan tanda telah terjadinya fistel labirin

akibat erosi dinding labirin oleh kolesteatom. Vertigo yang timbul biasanya akibat

perubahan tekanan udara yang mendadak atau pada panderita yang sensitif keluhan

vertigo dapat terjadi hanya karena perforasi besar membran timpani yang akan

menyebabkan labirin lebih mudah terangsang oleh perbedaan suhu. Penyebaran

infeksi ke dalam labirin juga akan meyebabkan keluhan vertigo. Vertigo juga bisa

terjadi akibat komplikasi serebelum.

Tanda-tanda klinis OMSK tipe maligna yang perlu diperhatikan mengingat OMSK

tipe ini seringkali menimbulkan komplikasi yang berbahaya, maka perlu ditegakkan

diagnosis dini yang menjadi pedoman yaitu adanya perforasi pada marginal atau pada

Page 8: Omsk

atik. Sedangkan pada kasus yang lanjut dapat terlihat adanya Abses atau fistel

retroaurikular, jaringan granulasi atau polip diliang telinga yang berasal dari kavum

timpani, pus yang selalu aktif atau berbau busuk (aroma kolesteatom) dan foto

rontgen mastoid adanya gambaran kolesteatom.

Pemeriksaan penunjang

1. Pemeriksaan otoskopi

Pemeriksaan otoskopi akan menunjukan adanya dan letak perforasi. Dari perforasi

dapat dinilai kondisi mukosa telinga tengah.

2. Pemeriksaan audiologi

Evaluasi audiometri, pembuatan audiogram nada murni untuk menilai hantaran

tulang dan udara. Pada pemeriksaan audiometri penderita OMSK biasanya

didapati tuli konduktif. Tapi dapat pula dijumpai adanya tuli sensotineural,

beratnya ketulian tergantung besar dan letak perforasi membran timpani serta

keutuhan dan mobilitas.

Derajat ketulian nilai ambang pendengaran

Normal : -10 dB sampai 26 dB

Tuli ringan : 27 dB sampai 40 dB

Tuli sedang : 41 dB sampai 55 dB

Tuli sedang berat : 56 dB sampai 70 dB

Tuli berat : 71 dB sampai 90 dB

Tuli total : lebih dari 90 dB

Untuk melakukan evaluasi ini, observasi berikut bisa membantu :

a. Perforasi biasa umumnya menyebabkan tuli konduktif tidak lebih dari 15-20dB

b. Kerusakan rangkaian tulang-tulang pendengaran menyebabkan tuli konduktif 30-

50 dB apabila disertai perforasi.

Page 9: Omsk

c. Diskontinuitas rangkaian tulang pendengaran dibelakang membran yang masih

utuh menyebabkan tuli konduktif 55-65 dB.

d. Kelemahan diskriminasi tutur yang rendah, tidak peduli bagaimanapun keadaan

hantaran tulang, menunjukan kerusakan kohlea parah.7

3. Pemeriksaan radiologi

Radiologi konvensional, foto polos radiologi, posisi Schüller berguna untuk

menilai kasus kolesteatoma, sedangkan pemeriksaan CT scan dapat lebih efektif

menunjukkan kerusakan tulang akibat kolesteatoma.

a) Proyeksi Schuller

Memperlihatkan luasnya pneumatisasi mastoid dari arah lateral dan atas. Foto

ini berguna untuk pembedahan karena memperlihatkan posisi sinus

lateral dan tegmen.

b) Proyeksi Mayer atau Owen

Diambil dari arah dan anterior telinga tengah. Akan tampak gambaran tulang-

tulang pendengaran dan atik sehingga dapat diketahui apakah

kerusakan tulang telah mengenai struktur-struktur.

4. Bakteriologi

Bakteri yang sering dijumpai pada OMSK adalah Pseudomonas aeruginosa,

Stafilokokus aureus dan Proteus. Sedangkan bakteri pada OMSA Streptokokus

pneumonie, H. influensa, dan Morexella kataralis. Bakteri lain yang dijumpai

pada OMSK E.Coli, Difteroid, Klebsiella, dan bakteri anaerob adalah Bacteriodes

sp.

a. Bakteri spesifik

Misalnya Tuberkulosis. Dimana Otitis tuberkulosa sangat jarang ( kurang dari

1% menurut Shambaugh). Pada orang dewasa biasanya disebabkan oleh infeksi

paru yang lanjut. Infeksi ini masuk ke telinga tengah melalui tuba. Otitis

media tuberkulosa dapat terjadi pada anak yang relatif sehat sebagai akibat

minum susu yang tidak dipateurisasi.

b. Bakteri non spesifik baik aerob dan anaerob

Bakteri aerob yang sering dijumpai adalah Pseudomonas aeruginosa,

Stafilokokus aureus dan Proteus sp.

Page 10: Omsk

Penatalaksanaan

Terapi OMSK terkadang memerlukan waktu yang lama serta harus berulang-ulang,

karena sekret yang keluar tidak cepat kering atau selalu kambuh lagi. Keadaan ini antara

lain disebabkan oleh satu atau beberapa keadaan yaitu adanya perforasi membran timpani

yang permanen sehingga telinga tengah berhubungan dengan dunia luar, terdapat sumber

infeksi di faring, nasofaring, hidung, dan sinus paranasal, sudah terbentuk jaringan

patologik yang ireversibel dalam rongga mastoid, gizi dan higiene yang kurang.

Tipe Benigna

Prinsip terapi ialah konservatif atau dengan medikamentosa. Bila sekret yang keluar

terus menerus, maka diberikan obat pencuci telinga, berupa larutan H2O2 3 % selama 3-5

hari. Setelah sekret berkurang, maka terapi dilanjutkan dengan memberikan obat tetes

telinga yang mengandung antibiotika dan kortikosteroid. Karena semua obat tetes yang

mengandung antibiotik bersifat ototoksik. Sehingga dianjurkan penggunaan obat tetes

telinga jangan diberikan terus menerus lebih dari 1 atau 2 minggu atau pada OMSK yang

sudah tenang. Bila sekret telah kering, tetapi perforasi masih ada setelah observasi selama

2 bulan, maka idealnya dilakukan miringoplasti atau timpanoplasti. Operasi ini bertujuan

untuk menghentikan infeksi secara permanen, memperbaiki membran timpani yang

perforasi, mencegah terjadinya komplikasi atau kerusakan pendengaran yang lebih berat,

serta memperbaiki pendengaran.

Bila terdapat sumber infeksi yang menyebabkan sekret tetap ada, atau terjadinya

infeksi berulang, maka sumber infeksi harus diobati terlebih dahulu, mungkin juga perlu

melakukan pembedahan, misalnya adenoidektomi dan tonsilektomi.

Pemberian Antibiotik Topikal

Pemberian antibiotik secara topikal pada telinga dan sekret yang banyak tanpa

dibersihkan dulu, adalah tidak efektif. Bila sekret berkurang/tidak progresif lagi diberikan

obat tetes yang mengandung antibiotik dan kortikosteroid. Mengingat pemberian obat

topikal dimaksudkan agar masuk sampai telinga tengah, maka tidak dianjurkan antibiotik

Page 11: Omsk

yang ototoksik misalnya neomisin dan lamanya tidak lebih dari 1 minggu. Cara pemilihan

antibiotik yang paling baik dengan berdasarkan kultur kuman penyebab dan uji resistesni.

Antibiotika topikal yang dapat dipakai pada otitis media kronik adalah :

1. Polimiksin B atau polimiksin E

Obat ini bersifat bakteriosid terhadap kuman gram negatif, Pseudomonas, E.Coli,

Klebeilla, Enterobakter.

2. Neomisin

Obat bakteriosid pada kuman gram positif dan negatif, misalnya : Stafilokokus

aureus, Proteus sp. Resisten pada semua anaerob dan Pseudomonas. Toksik terhadap

ginjal dan telinga.

3. Kloramfenikol

Obat ini bersifat bakteriosid

Pemberian Antibiotik Sistemik

Pemberian antibiotika tidak lebih dari 1 minggu dan harus disertai pembersihan

sekret profus. Bila terjadi kegagalan pengobatan, perlu diperhatikan faktor penyebab

kegagalan yang ada pada penderita tersebut. Antimikroba dapat dibagi menjadi 2

golongan. Golongan pertama daya bunuhnya tergantung kadarnya. Makin tinggi kadar

obat, makin banyak kuman terbunuh, misalnya golongan aminoglikosida dengan

kuinolon. Golongan kedua adalah antimikroba yang pada konsentrasi tertentu daya

bunuhnya paling baik. Peninggian dosis tidak menambah daya bunuh antimikroba

golongan ini, misalnya golongan beta laktam. Terapi antibiotik sistemik yang dianjurkan

pada Otitis media kronik adalah :

1. Pseudomonas : Aminoglikosida ± karbenisilin

2. P. mirabilis : Ampisilin atau sefalosforin

3. P. morganii, P. vulgaris : Aminoglikosida ± Karbenisilin

4. Klebsiella : Sefalosforin atau aminoglikosida

5. E. coli : Ampisilin atau sefalosforin

6. S. Aureus Anti-stafilikokus : penisilin, sefalosforin, eritromisin, aminoglikosida

7. Streptokokus : Penisilin, sefalosforin, eritromisin, aminoglikosida

Page 12: Omsk

8. B. fragilis : Klindamisin

Antibiotika golongan kuinolon (siprofloksasin, dan ofloksasin) yaitu dapat derivat

asam nalidiksat yang mempunyai aktifitas anti pseudomonas dan dapat diberikan peroral.

Tetapi tidak dianjurkan untuk anak dengan umur dibawah 16 tahun. Golongan

sefalosforin generasi III ( sefotaksim, seftazidin dan seftriakson) juga aktif terhadap

pseudomonas, tetapi harus diberikan secara parenteral. Terapi ini sangat baik untuk OMA

sedangkan untuk OMSK belum pasti cukup, meskipun dapat mengatasi OMSK.

Metronidazol mempunyai efek bakteriosid untuk kuman anaerob. Menurut Browsing dkk

metronidazol dapat diberikan dengan dan tanpa antibiotik (sefaleksin dan kotrimoksasol)

pada OMSK aktif, dosis 400 mg per 8 jam selama 2 minggu atau 200 mg per 8 jam

selama 2-4 minggu.

OMSK Maligna

Pengobatan untuk OMSK maligna adalah operasi. Pengobatan konservatif dengan

medikamentosa hanyalah merupakan terapi sementara sebelum dilakukan pembedahan.

Bila terdapat abses subperiosteal, maka insisi abses sebaiknya dilakukan tersendiri

sebelum kemudian dilakukan mastoidektomi.

Tujuan operasi adalah menghentikan infeksi secara permanen, memperbaiki

membran timpani yang perforasi, mencegah terjadinya komplikasi atau kerusakan

pendengaran yang lebih berat, serta memperbaiki pendengaran.

Ada beberapa jenis pembedahan atau tehnik operasi yang dapat dilakukan pada

OMSK dengan mastoiditis kronis, baik tipe benigna atau maligna, antara lain:

a. Mastoidektomi sederhana

Dilakukan pada OMSK tipe benigna yang dengan pengobatan konservatif tidak

sembuh. Dengan operasi ini dilakukan pembersihan ruang mastoid dari jaringan

patologik. Tujuannya supaya infeksi tenang dan telinga tidak berair lagi. Pada operasi

ini fungsi pendengaran tidak diperbaiki.

b. Mastoidektomi radikal

Dilakukan pada OMSK maligna dengan infeksi atau kolesteatom yang sudah meluas.

Pada operasi ini rongga mastoid dan kavum timpani dibersihkan dari semua jaringan

patologik. Dinding batas antara liang telinga luar dan telinga tengah dengan rongga

mastoid diruntuhkan, sehingga ketiga daerah anatomi tersebut menjadi satu ruangan.

Page 13: Omsk

Tujuan operasi ini ialah membuang semua jaringan patologik dan mencegah

komplikasi ke intrakranial. Fungsi pendengaran tidak diperbaiki.

Kerugian operasi ini ialah pasien tidak diperbolehkan berenang seumur hidupnya.

Pasien harus datang dengan teratur untuk kontrol, supaya tidak terjadi infeksi kembali.

c. Mastoidektomi radikal dengan modifikasi

Dilakukan pada OMSK dengan kolesteatom di daerah atik, tetapi belum merusak

kavum timpani. Seluruh rongga mastoid dibersihkan dan dinding posterior liang

telinga direndahkan. Tujuan operasi ialah membuang semua jaringan patologik dari

rongga mastoid, dan mempertahankan pendengaranyang masih ada.

d. Miringoplasti

Merupakan jenis operasi timpanoplasti paling ringan, dikenal juga dengan nama

timpanoplasti tipe I. rekonstruksi hanya dilakukan pada membran timpani. Tujuannya

adalah mencegah berulangnya infeksi telinga tengah pada OMSK tipe benigna dengan

perforasi menetap. Dilakukan pada OMSK benigna yang sudah tenang dengan

ketulian ringan yang hanya disebabkan oleh perforasi membran timpani.

e. Timpanoplasti

Dilakukan pada OMSK benigna dengan kerusakan lebih berat atau OMSK benigna

yang tidak bisa ditenangkan dengan pengobatan medikamentosa. Tujuannya adalah

menyembuhkan penyakit serta memperbaiki pendengaran. Pada operasi ini selain

rekonstruksi membran timpani sering kali harus dilakukan juga rekonstruksi tulang

pendengaran. Berdasarkan bentuk rekonstruksi tulang pendengaran yang dilakukan

maka dikenal istilah timpanoplasti tipe II, III, IV, V.

Sebelum rekonstruksi dikerjakan, lebih dahulu dilakukan eksplorasi kavum timpani

dengan atau tanpa mastoidektomi, untuk membersihkan jaringan patologis. Tidak

jarang pula operasi ini terpaksa dilakukan dua tahap dengan jarak waktu 6 sampai

dengan 12 bulan.

Komplikasi

Otitis media supuratif mempunyai potensi untuk menjadi serius karena

komplikasinya yang dapat mengancam kesehatan dan menyebabkan kematian. Tendensi

otitis media mendapat komplikasi tergantung pada kelainan patologik yang menyebabkan

otore. Walaupun demikian organisme yang resisten dan kurang efektifnya pengobatan,

akan menimbulkan komplikasi. biasanya komplikasi didapatkan pada pasien OMSK tipe

Page 14: Omsk

maligna, tetapi suatu otitis media akut atau suatu eksaserbasi akut oleh kuman yang

virulen pada OMSK tipe benigna pun dapat menyebabkan komplikasi.

Komplikasi intra kranial yang serius lebih sering terlihat pada eksaserbasi akut dari

OMSK berhubungan dengan kolesteatom.

1. Komplikasi ditelinga tengah

a. Perforasi persisten membrane timpani

b. Erosi tulang pendengaran

c. Paralisis nervus fasial

2. Komplikasi telinga dalam

a. Fistel labirin

b. Labirinitis supuratif

c. Tuli saraf ( sensorineural)

3. Komplikasi ekstradural

a. Abses ekstradural

b. Trombosis sinus lateralis

c. Petrositis

4. Komplikasi ke susunan saraf pusat

a. Meningitis

b. Abses otak

c. Hindrosefalus otitis