omsk jurnal

12
Pendahuluan OM adalah masalah kesehatan mayor dengan angka kejadian dan prevalensi yang tinggi pada negara berkembang. OMSA merupakkan penyakit anak yang umum dan dapat menyebabkan OMSK. Walaupun penggunaan terapi antibiotik sudah mengurangi komplikasi akut, komplikasi kronik sekarang mulai bertamba, Pengertian tentang epidemiologi dan mikrobiologi dari OM dapat membanti meningkatkan strategi untuk tindakan pencegahan primer dan penanganan yang lebih bak unuk penyakit ini, Walaupun banyak organisme yang bertanggung jawab untuk pengembangan penyakit OMSA, tiga organisme dimasukkan sebagai penyebab utama dari infeksi ini. Namun, ada keragaman organisme penyebab dari berbagai macam tempat di dunia dan respon dari bakteri ini terhadap antibiotik juga beragam. Organisme sprektum luas mungkin bisa ditemukan pada kasus OMSK. Peningkatan strain bakteri yang resisten terhadap obat antimikroba merupakan penyebab signifikan dari kegagalan pengobatan. Penelitian ini dilakukan untuk mengamati faktor resiko dari OM dan untuk mengidentifikasi agen bakteri penyebab pada daerah peneliti. Pasien dan Metode Karakteristik pasien Penelitian ini memasukkan 300 pasien OM dengan kisaran umur 3 bulan-12 tahun. Pasien dipilih dari pasien klinik THT,

Upload: harlan-simarmut

Post on 01-Dec-2015

14 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

shit

TRANSCRIPT

Page 1: OMSK Jurnal

Pendahuluan

OM adalah masalah kesehatan mayor dengan angka kejadian dan prevalensi yang tinggi

pada negara berkembang. OMSA merupakkan penyakit anak yang umum dan dapat

menyebabkan OMSK. Walaupun penggunaan terapi antibiotik sudah mengurangi

komplikasi akut, komplikasi kronik sekarang mulai bertamba, Pengertian tentang

epidemiologi dan mikrobiologi dari OM dapat membanti meningkatkan strategi untuk

tindakan pencegahan primer dan penanganan yang lebih bak unuk penyakit ini,

Walaupun banyak organisme yang bertanggung jawab untuk pengembangan penyakit

OMSA, tiga organisme dimasukkan sebagai penyebab utama dari infeksi ini. Namun, ada

keragaman organisme penyebab dari berbagai macam tempat di dunia dan respon dari

bakteri ini terhadap antibiotik juga beragam. Organisme sprektum luas mungkin bisa

ditemukan pada kasus OMSK. Peningkatan strain bakteri yang resisten terhadap obat

antimikroba merupakan penyebab signifikan dari kegagalan pengobatan. Penelitian ini

dilakukan untuk mengamati faktor resiko dari OM dan untuk mengidentifikasi agen

bakteri penyebab pada daerah peneliti.

Pasien dan Metode

Karakteristik pasien

Penelitian ini memasukkan 300 pasien OM dengan kisaran umur 3 bulan-12 tahun. Pasien

dipilih dari pasien klinik THT, Rumah Sakit Universitas Menoufiya. Pasien dibagi

menjadi 3 kelompok:

a. Kelompok I: 147 pasien dengan OMSA (110 dengan perforasi membran

timpani dan 37 tanpa perforisi),

b. Kelompok II: 80 pasienn dengan OMS

c. Kelompok III: 73 pasien dengan OMSK (968 pasien dengan sekret aktif

dan 5 tanpa sekret).

Selain itu, 300 anak dengan umur dan jenis kelamin yang disamakan dengan penelitian,

yang tidak pernah mengeluhkan gangguan telinga, diperlakukan sebagai kontrol. 300

anak ini dipilih dari klinik mata dan kulit. Anamnesesa dan pemeriksaan fisik lengkap

dilakukan pada pasien di penelitian ini. Timpanometri (untuk anak > 7 bulan) dan

audiometri (untuk anak > 3 tahun) dilakukan seperti yang sudah dijelaskan di atas.

Informe consent didapatkan dari persetujuan orangtua anak sebelum dilakukan penelitian

Page 2: OMSK Jurnal

Pengumpulan Sample dan Pemeriksaan Bakteriologis

Sampel diambil secara hati-hati dari telinga dengan sekret menggunakan kassa steril kecil

setelah pembersihan meatus akutikus eksternal dengan metode steril. Anak dengan

riwayat penggunaan antibiotik pada 2 minggu terakhir dikeluarkan dari sampel. Sampel

dikultur sesegera mungkin kedalam piringaan blood agar, MacConkey agar, dan

chocolate agar. Piringan Blood dan MacConkey agar diinkubasi secara aerob pada suhu

37°C sementara piringan chocolate agar diinkubasi pada suhu 35-37°C dengan

penambahan CO2. Selain itu,direct film disiapkan dan dipriksa setelah straining Gram .

Setelah inubasi 24-48 jam, piringan diperiksa dan teknik standar mikrobiologis digunakan

untuk mengidentifikasi bakteri

Analisis Statistik

Data dikumpulkan, ditabulasi, dan dianalisis secara statistik dengan mengunakan

komputer dengan paket statistik (Microsoft Software) dengna menggunakan Chi-Square

(C2) dan Z test dan dilakukan dengan tingkat siginifikan 5%

Hasil

Resiko pada OM

Hubungan dari OM dngan faktor resiko yang memungkinkan ditampikan pada tabel 1-4

Tabel 1 menunjukkan bahwa OM lebih sering terjadi pada anak-anak yang berasal: a) dari

daerah terpencil dibandingkan dengan daerah padat (P<0.001); b) Yang tidak diberikan

ASI vs yang diberikan ASI (P<0.001); c) ana dengan status sosioekonomi rendah vs anak

dengan sosioekonomi baik (P<0.0001); d) anak dengan orangtua perokok dibandingkan

dengan orangtua yang tidak merokok (P<0.001)); Rinitis alergi (P<0.0001), hipertropi

adenoid (P<0.001), tonsilitis kronik (P<0.001), batuk pilek berulang (P<0.001), dan LRTI

(P<0.001) merupakan faktor resiko yang signifikan. Namun tidak ada hubungan yang

signifikan antara OM dengan sinusitis seperti yang ditunjukkan oleh tabel (2). Adanya

riwayat keluarga dari OM, pengenalan dari FB dan penyalahgunaan antibiotik merupakan

faktor resiko yang signifikan dengan OM (secara beruntun P<0.001, P<0.01, dan P<0.05).

Namun, penghidu bukan merupakan faktor signifikan (Tabel 3). Tabel 4 menunjukkan

bahwa infeksi unilateral biasanya lebih tinggi pada OMSA dan OMSK, sementara infeksi

bilateral biasanya lebih sering terjadi pada OMS (P<0.001). OMSA terjadi lebih sering

secara signifikan (P<0.001) pada bayi dan BALITA sementara OS dan OMSK terjadi

lebih sering pada anak usia sekolah. Semua tipe OM secara signifikan (P<0.001) lebih

Page 3: OMSK Jurnal

sering terjadi pada saat musim dingin dibandingkan dengan musim lain pada satu tahun.

Gangguan pendengaran lebih sering terjadi pada kasus OMS dan OMSK dibandingkan

dengan OMSA (P<0.001).

Organisme bakteri causatif

Kultur bakteri yang dilakukan pada 110 pasien dengan OMSA. 10 kultur menunjukkan

tidak adapertumbuhan bakteri dan 5 kasus menunjukkan kultur campuran. Selain itu, 68

pasien dengan OMSK yang dipantau menunjukkn kultur positif. Tabel 5 menunjukkan

S.pneumoniae dan Staph.aureus adalah bakteri umum yang menyebabkan kasus OMSA

(24.7% DAN 23.8%) sementara Proteus mirabilis (31%) dan P.aeuruginosa 926.7%)

adalah penyebab umum dari OMSK. Tabel 6 menunjukkan tingkat deteksi dari

H.Influenzae lebih tinggi secara signifikan (P<0.05) pada bayi dan BALITA

dibandingkan dengan anak usia sekolah. Di lain sisi, P.aeurgonosa lebih sering terjadi

secara signifikan (P<0.05) diantara anak usia sekolah. Namun, tidak ada efek signifikan

terkait umur pada organisme lain.

Pembahasan

OM sudah lama dikenal sebagai masalah kesehatan umum pada anak di Mesir dan negara

lain. Banyak faktor resiko yang mempengaruhi kejadian dari penyakit ini. Pada penelitian

lain, anak dari daerah terpencil memiliki resiko yang lebih tinggi dibandingkan anak yang

hidup di daerah perkotaan, hasil ini dilaporkan oleh Minja dan Machemba. Hasl ini dapat

menjelaskan bahwa perbedaan sosoekonomi, enaganan medis, kondisi kebersihan dan

tingkat pengetahuan memiliki hubungan. Pada penelitian ini, anak dengan sosioeonomi

rendah biasnaya lebih sering mengalami OM dibandingkan dengan kelas sosial lainnya.

Seteleh kesepakatan pada penelitian ini, OMSK dilaporkan memiliki hubungan dengan

sosioekonomi rendah. Banak penelitian yang mennyatakan bahwa OM terkait dengan

riwayat ekonomi dan terjadi lebih sering pada anak dengan sosioekonomi rendah. Hal ini

bisa akibat penumpukkan, status nutrisi yang kurang, higienitas yang tidak adekuat,

insensitifitas dari keluarga, dan gejala yang tidak diperhatikan, akses transporasi yang

terbatas ke pelayanan kesehatan dengan kualitas tinggi, dan keterbatasan keluhan

Penelitian ini menyatakan bahwa OM lebih sering terjadi pada anak dengan orangtua

yang merokok.. Pemaparan dari asap rokok dilaporkan sebagai faktor resiko yang penting

Page 4: OMSK Jurnal

terhadpa OM. Penemuan ini bisa dikaitkan karena adanya efek iritasi secara langsung

pada asap rokok kepada mukosa di telinga tengah (ME) atau tuba eustachius atau secara

tidak langsung menyebabkan infeksi saluran pernafasa pada anak dengan orangtua

perokok. Orangtua perokok dinyatakan dapat meningkatkan efek riwayat keluarga dengan

asma pada morbiditas penyakit saluran nafas. Penelitian ini menunjukkan bahwa adanya

pemberian susu formula dan pemberian ASI merupakan resiko yang signifikan untuk

terjadinya penyakit ini. Malnutrisi dan pemberian susu formula dilaporkan sebagai faktor

resiko yang signifikan. Susu sapi atau formula dapat mengandung komponen alergis yang

akan menyebabkan terjadinya alterasi dari mukosa pada liang telinga dan tuba eusthacius.

Terlebih lagi,, aspirasi dari cairan ke ME dapat terjadi saat pemberian susu botol. Di lain

pihak, pemberian ASI mnunjukkan faktor yang penting untuk mencegah terjadinya

infeksi saluran nafas dan saluran cerna serta OM. ASI mengandung faktor imunologis

termasuk immunoglobulin, leukosit, komplemen, interferon, dan lisozim.

Rinitis alergika merupakan penyakit alergi kronik yang umum terjadi pada anak. Peran

dari rinitis alergika dengan kejadian OM ditemukan pada penelitian ini dan menunjukkan

kesamaan dari penelti lain. Namun, tidak ada peran lain yang tercatat. Anak dengan alergi

dapat mempunyai reaksi inflammasi yang lebih kuat pada mukosa liang telinga atau di

nasofaring dimana dapat memanjangkan proses infeks dan menyebabkan kegagalan

pengobatan. Selain itu, efe ini dapat dikaitkan dengan gangguan fungsi sila, edema

mukosa, atau hipersekresi

Penelitian ini menunjukkan Hipertropi adenoid, URTI (tonsilitis kronik dan batuk pilek

berulang) dan LRTI (bronkitis dan pneumonia) merupakan faktor resiko dari OM,

penemuan ini juga dilaporkan pada penelitian lain. Lebih dari 60% dari gejala infeksi

saluran pernafasan atas dapat menyebabkan OMSA pada anak . Selain itu, paparan dari

tipe S.pneumoniae, dan H.Influenzae dikaitkan dengan peningkatan resiko untuk OM.

Dilaporkan bahwa OMSA terjadi lebih sering setelah adanya infeksi saluran pernafasan

aas oleh bakteri patogen yang berkoloni di nasofaring. Patogen bakteri respirasi naik ke

tuba eustachius dari nasofaring ke arah liang telinga sehingga menyebabkan inflammasi.

OM dan sinusitis menunjukkan gejala umum dan faktor resiko yang saa. Baik sinus

paranasalis maupun liang telinga mendapatkan paparan patogen respirasi dari nasofaring.

Infeksi virus sebelumnya dapat mempengaruhi mukosa pada liang telinga sehingga

kurang resisten terhadap organisme yang biasanya ada pada nasofaring dan menyebabkan

Page 5: OMSK Jurnal

perkembangan bakteri di sana. Komorbiditas antara infeksi telinga dengan penyakit ini

mungkin dapat dikaitkan dengan faktor predisposisi umum, yaitu genetika atau

lingkungan. Tonsil yang terinfeksi atau adenoid dan sinus yang terinflammasi secara

krnis dapat berperan sebagai pusta infeksi dari faktor predisposisi OM.

Pengenalan dari FB dapat merusak kulit dan menyebabkan infeksi sekunder. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa FB pada telinga dan penyalahgunaan antibiotik dapat

menjadi faktor resiko pada OM. Penyalahgunaan antibiotik oleh orangtua pada

penanganan penyakit termasuk infeksi ME sering terjadi di Mesir dikarenakan antibiotik

terseda dimana saja. Selain itu, kurangnya ketaatan penggunaan obat menyebabkan

resistensi kuman yang menyebabkan kegagalan pengobatan.

Pada penelitian ini. OMSA lebih sering terjadi pada bayi dan BALITA sementara OMSK

lbih sering terjadi pada anak usia sekolah, hasil ini juga pernah dilaporkan pada penelitian

sebelumnya. Insidensi yang tinggi dari OMSA pada bayi dapat diakibatkan karena

kurangnya imunitas, pertumbuhan aktif dari jaringan limfoid, dan posisi eustachius yang

penek dan horizontal meyebabkan penyebaran infeksi. Di lain pihak, peningkatan

frekuensi dari OMSK pada anak usia sekolah kemungkinan disebabkan oleh akumulasi

dari kasus baru setiap tahun dengan peningkatan umur. Namun, OM merupakan masalah

kesehatan umum yang terjadi pada berbagai usia.

OM lebih sering terjadi pada laki-laki dibandingkan perempuan. Hal ini karena

kebanyakan laki-laki mengalami infeksi saat anak-anak karena perbedaan anatomi,

perilaku, serta sosioekonomi antara laki-lai dengan perempuan. Peran ini terkait dengan

hormone sex yang ada pada sistem immune yang juga dapat menjadi faktor pencetus.

Yang menarik, OMSA dan OMS biasanya lebih sering terjadi pada saat musim dingin,

penemuan ini terkait dengan kejadian terjadi ISPA. Namun, keragaman musim bukanlah

bukti pada tingkat OMSK terkait dengan faktor lain selain musim.

Hubungan antara gangguan pendengaran dan OM dilaporkan. Penemuan ini

menunjukkan bahwa gangguan pendengaran biasanya lebih sering terjadi pada OMS dan

OMSK secara signifikan dibandingkan dengan OMSA, dimana telah dilaporkan

mempunyai efek jangka panjang terhadap pendengaran. Di lain sisi, OMS dan OMSK

Page 6: OMSK Jurnal

menyebabkan gangguan pendengaran secara signifkan. Kehilangan pendengaran

dilaporkan pada 50% kasus OMSK.

Pada penelitian ini, kultur negatif ditemukan pada 10 dari 110 pasien yang diuji dengan

OMSA (9.1%). Cairan liang telinga steril setelah kultur yang dilakukan ditemukan pada

4% dan 12% dari kasus. Kultur negatif dapat terjadi karena adanya organisme lain

(seperti virus, mycoplasma, dan chlamydia) atau bakteri anaerob. Pada penelitian ini,

S.pneumoniae diemukan sebagai organisme tersering pada OMSA diikuti Staph.aureus

seperti yang dilaporkan pada penelitian lain. Keterkaitan dari organsme ini dengan

OMSA juga dilaporkan sebelumnya oleh Cheng, et al, namun Stap.aureus

dipertimbangkan sebagai kontaminan yang berasal dari luar liang telinga (Meatus

Accustcus Eksterna). Namun, peran dari organisme ini sebagai agen penyebab dari

infeksi liang telinga tidak bisa dieklusikan karena penemuan spesimen dari swaps dan

teknik aspirasi.

Data peneliti menunjukkan bahwa H.influenzae ditemukan pada 9.5% isolasi, penemuan

yang serupa juga dilaporkan oleh Cheng, et.al.. Namun, Canter menunjukkan bahwa ada

patogen kedua yang penting dan menariknya organisme ini biasanya ditemukan pada bayi

dan anak BALITA dibandingkan anak usia sekolah, menunjukkan bahwa proporsi dari

H.influenzae meningkat seiring umur. Leibovitz, et al menyatakan bahwa OMSA

bilateral lebih sering terjadi akibat H.influenza lebih sering menjadi peyebab dari OMSA

bilateral dibandingkan unilateral. Di lain pihak, S.pyogenes menyatakan 7.6% dari bakteri

ini walaupun hasil yang lebih tinggi juga dilaporkan oleh peneliti lain. Peran besar pada

S.pneumoniae dan H.influenzae didapatkan pada penelitian lain. Maka terapi empiris dari

OMSA harus memasukkan obat dengan aktivitas terhadap beta-lactamase-positive

H.influenzae dan S.pneumoniae. Namun, sangat penting untuk memilih pasien yang

memiliki keuntungan yang lebih besar dari penggunaan antibiotik untuk mengurangi

frekuensi resistensi bakteri.

Pada penelitian ini, ada angka yang tinggi dari P.aeurginosa (15.2%) dan Gram-ngative

enteric bacteria (9.5%). Pada OMSA, P.aeuriginosa merupakan organisme umum yang

paling banyak dijumpai, diikuti oleh Gram-negative enteric bacili dan methicillin

resistent S.aureus (MRSA). Angka yang tinggi dari isolasi Staph aureus, P.aueruginosa

dan Gra,-negative enteric bacteria pada penelitian ini dapat menunjukkan bahwa

Page 7: OMSK Jurnal

masuknya organisme ini dari luar dengan penggunaan FB merupakan faktor resiko pada

OM. Diptheroids dan Staph.epidermidis terhitung 5.7% dan 3.8% dari total bakteri.

Tingginya pemaparan ini dilaporkan oleh Cheng,et,al dan disimpulkan sebagai

kontaminasi yang mungkin berasal dari liang telinga luar. Namun, Bluestone dan Klein

menngidentifikasi peran patogen dari organisme ini hanya pada beberapa kondisi saja.

Pada penelitian ini, bakteri Gram-negaive lebih sering ditemukan pada pasien OMSK

dibandingkan OMSA. Penemuan ini sama dengan penelitian sebelumnya dan dapat

dijelaskan berdasarkan adanya lisosim, yang secara kuat aktif terhadap Bakteri Gram-

positif di eksudat telinga pada OMSK. Proteus mirabilis dan P.aeruginosa dihitung untuk

proporsi signifikan dari bakteri di OMSK (31% dan 26.7%) seperti yang pernah

dilaporkan. Proteus merupakan organisme yang paling banyak ditemukan, setelah itu

diikuti Pseudomonas dan Klebsiella. Namun peneliti lain menemukan bahwa organisme

yang paling umum adalah Staph.aureus dan Proteus spp.yang merupakan patogen

tersering pada OMSK. Pada penelitian lain, S.aureus dan Proteus spp, merupakan patogen

tersering pada OMSK. Pada penelitian ini, E.coli terhitung 5.6% pada kultur. Proctor dan

Gray melaporkan adanya E.Coli sebanyak 8.1% dan 7%. Namun hasil yang lebih tinggi

atau rendah juga ditemukan. Sebagai kesimpulan, banyak faktor resiko (terutama

pemberian makanan pengganti, sosioekonomi rendah, pemaparan rokok, rinitis alergi,

hipertrofi adenoid, tonsilitis kronis, infeksi saluran pernafasan atas dan bawah) dapat

menjadi predisposisi terjadinya OM pada anak-anak. Kontrol dari faktor ini dapat

menurunkan kejadian dari penyakit ini. Organisme penyebab utama dari OMSA adalah

S.pneumoniae, Staph auereus, P.aeurigonosa, H.infuenzae dan S.pyogenes. Di lain pihak,

penyebab utama organisme dari OMSK adalah Proteus mirabilis, P.aeruginosa, Klebsiella

species, Staph.auereus, dan E.coli.