omsk 123
DESCRIPTION
omskkTRANSCRIPT
Diagnosis
a. Anamnesis
Keluarnya cairan dari telinga selama jangka waktu tertentu
Riwayat OMA berulang, perforasi traumatik, atau pemasangan pipa ventilasi pada
telinga
Penurunan pendengaran pada telinga yang sakit
Umumnya tanpa disertai rasa nyeri atau tidak nyaman pada telinga
Adanya demam, vertigo, dan nyeri akibat kemungkinan terjadi komplikasi
intratemporal/intrakranial
Riwayat OMSK persisten setelah terapi adekuat
b. Pemeriksaan fisik
Inspeksi pinna dan regio postauricular
Pemeriksaan Otoskopi: jaringan parut pada liang telinga luar, polip dan jaringan
granulasi, ukuran dan lokasi perforasi membran timpani, edema dan inflamasi
mukosa telinga tengah, adanya cairan telinga (bervariasi dari jernih serosa sampai
purulen)
c. Pemeriksaan penunjang
Apusan sekret dari telinga tengah untuk dilakukan biakan mikrobiologi aerob dan
anaerob serta uji sensitifitas
Tes fistula dengan inspeksi nasofaring termasuk orifisium tuba, dilakukan jika ada
gejala vestibuler
Uji pendengaran dengan garpu tala
Untuk mengetahui jenis dan derajat gangguan pendengaran dapat dilakukan tes
audiometri nada murni, audiometri tutur, dan pemeriksaan BERA (Brainstem
Evoked Response Audiometry) bagi pasien yang tidak kooperatif dengan
pemeriksaan audiometri nada murni
Foto polos mastoid untuk mengetahui adanya kolesteatoma
CT-scan jika dicurigai adanya invasi ke intrakranial
Penatalaksanaan
Tatalaksana OMSK umumnya dilakukan berulang-ulang dalam jangka waktu lama karena:
adanya perforasi membran timpani yang permanen; adanya sumber infeksi pada faring,
nasofaring, dan sinus paranasal; terbentuk jaringan patologis dalam rongga mastoid yang
irevesibel; kurangnya gizi dan higienitas
A. OMSK tipe aman
Terapi Konservatif
Aural toilet: bersihkan sekret dengan cuci telinga menggunakan H2O2 3% selama 3-5 hari
Apabila sekret sudah berkurang, berikan obat tetes telinga kombinasi antibiotik dan
steroid selama 1-2 minggu dan tidak terus-menerus karena efek ototoksik
Diberikan pula antibiotik baik topikal maupun oral. Antibiotik topikal lebih efektif
dibandingkan oral, khususnya untuk P.aeruginosa. Antibiotik topikal yang dipilih
biasanya aminoglikosida (hati-hati ototoksisitas) dan ofloksasin. Antibiotik oral dapat
memakain ampisilin, eritromisin, ampisilin-asam klavulanat, sefalosforin, serta
siprofloksasin dan ofloksasin (obat flurokuinolon ini sebaiknya tidak diberikan untuk
anak karena efek samping artropati)
Terapi pembedahan, jika setelah observasi 2 bulan masih ada perforasi meskipun sekret telah
hilang, meliputi:
Mastoidektomi sederhana, diindikasikan pada OMSK tipe aman yang tidak membaik
dengan terapi konservatif dengan cara membersihkan jaringan patologik pada ruang
mastoid. Tujuannya ialah agar infeksi tenang dan sekret tidak keluar lagi, namun fungsi
pendengaran tidak diperbaiki.
Miringoplasti (Timpanoplasti tipe I), diindikasikan pada OMSK tipe aman yang tenang
dengan tuli ringan hanya akibat perforasi dengan cara rekonstruksi membran timpani
tanpa memperbaiki rongga telinga tengah. Tujuannya ialah untuk mencegah rekurensi
infeksi telinga tengah.
Timpanoplasti (Tipe II, III, IV, V), diindikasikan pada OMSK tipe aman dengan
kerusakan lebih berat atau gagal dengan medikamentosa. Operasi ini meliputi 2 tahap
yaitu tahap I (eksplorasi kavum timpani dengan/tanpa mastoidektomi) dan tahap II
(rekonstruksi membran timpani dan rekonstruksi tulang pendengaran). Tujuannya untuk
menghentikan proses infeksi secara permanen, memperbaiki membran timpani, dan
memperbaiki tulang pendengaran.