documentom

19
Tounge Tie (Lidah Pendek) Istilah lidah pendek sebenarnya bukan karena ukuran lidah yang benar-benar pendek, melainkan untuk menggambarkan gangguan frenulum (jaringan ikat yang menghubungkan dasar lidah dengan ujung lidah bagian bawah/tali lidah). Dalam bahasa kedokteran disebut dengan ankyloglossia atau disebut dengan nama lain tongue tie. Tongue tie merupakan kelainan congenital yang disebabkan oleh frenulum (pengikat lidah) pendek. Hal ini menyebabkan mobilitas lidah terbatas. Faktor keturunan berperan pada tongue tie. Tongue tie dapat dibagi menjadi 4 tipe: tipe 1 : frenulum terikat sampai ujung lidah,

Upload: achmadarifin

Post on 05-Dec-2015

223 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

svsdfsdfsfsdfsf

TRANSCRIPT

Page 1: DocumentOM

Tounge Tie (Lidah Pendek)

Istilah lidah pendek sebenarnya bukan karena ukuran lidah yang benar-benar

pendek, melainkan untuk menggambarkan gangguan frenulum (jaringan ikat yang

menghubungkan dasar lidah dengan ujung lidah bagian bawah/tali lidah). Dalam

bahasa kedokteran disebut dengan ankyloglossia atau disebut dengan nama lain

tongue tie.

Tongue tie merupakan kelainan congenital yang disebabkan oleh frenulum

(pengikat lidah) pendek. Hal ini menyebabkan mobilitas lidah terbatas. Faktor

keturunan berperan pada tongue tie. Tongue tie dapat dibagi menjadi 4 tipe:

tipe 1 : frenulum terikat sampai ujung lidah,

tipe 2 : frenulum terikat 1-4 mm dibelakang tipe 1,

tipe 3 : frenulum terikat di tengah lidah dan biasanya kuat dan kurang elastis,

tipe 4 : frenulum terikat dipangkal lidah, namun tebal dan tidak elastis sehingga

mobilitas lidah sangat terbatas.

Tongue tie dapat mempengaruhi beberapa hal berikut ini:

Proses makan dimana pada saat makan akan berantakan karena pergerakan

lidah yang terbatas.

Proses berbicara dimana terdapat keterlambatan bicara dan kurangnya

kebersihan mulut terutama karies gigi.

Pada bayi, tongue tie berpengaruh pada proses menyusui.

Pada saat proses menyusui berlangsung, bayi mengerakkan lidahnya dengan

gerakan peristaltik dari depan ke belakang menyentuh palatum atau langit-

langit, sehingga ASI keluar ke mulut bayi.

Pada bayi tongue tie, ASI yang didapat sedikit karena pergerakan lidah

terbatas. Lidah berperan penting pada proses menyusui. Hal ini berbeda pada

bayi tongue tie yang mendapat susu dengan botol dot. Bayi tidak banyak

melakukan gerakan lidah pada saat proses menyusui, sehingga proses

menyusu tidak terganggu.

Page 2: DocumentOM

Gejala yang dapat kita lihat pada bayi diantaranya :

Perlekatan mulut bayi yang buruk dan cara menghisap pada payudara yang

kurang baik, atau terdengar bunyi “klik” pada saat bayi menyusu.

ASI yang diperoleh bayi sedikit.

Kenaikan berat badan bayi lambat, bayi rewel dan sering kolik, dan bayi

cenderung lama saat menyusu (bisa lebih dari 1 jam).

Frekuensi menyusu lebih sering, bisa dalam ½ atau kurang dari 1 jam bayi

ingin menyusu kembali. Pemeriksaan sederhana yang dapat kita lakukan

adalah dengan memasukkan jari ibu ke mulut bayi, dan lihat saat mulut bayi

menghisap, apakah lidah bayi melewati gusi/tidak.

Gejala yang dapat kita temui pada ibu diantaranya:

Puting lecet, nyeri pada payudara.

Produksi ASI sedikit.

Plugged duct ( terdapat seperti jerawat kecil berwarna putih pada ujung

puting).

Mastitis.

Tidak nyaman setiap kali ingin menyusui.

Jika gejala tersebut diatas tedapat pada bayi yang sedang menyusui atau pada

payudara ibu menyusui, sebaiknya anda langsung menemui konselor /konsultan

laktasi untuk diperiksakan. Konselor/konsultan laktasi akan coba memperbaiki

dulu posisi dan perlekatan menyusui. Bila hal ini tidak membantu, maka pada

lidah bayi perlu dilakukan tindakan frenotomi.

Tindakan frenotomi,yaitu pengirisan frenulum. Tindakan ini lebih ringan dari

tindakan menindik telinga, memakan waktu kira-kira 1 detik. Pada bayi dibawah

1 bulan kadang tidak diperlukan anastesi lokal. Pada bayi lebih dari 1 bulan

diperlukan anastesi lokal yang aman untuk bayi. Sedangkan pada bayi 6 bulan ke

atas perlu menemui dokter bedah anak.

Segera setelah frenotomi selesai dilakukan, bayi langsung disusui oleh ibu.

Page 3: DocumentOM

Ibu akan terasa nyaman saat menyusu dan ASI yang diperoleh bayi lebih banyak.

Perdarahan hanya sedikit sekali dikarenakan pada frenulum jarang terdapat

pembuluh darah kecil/kapiler, perdarahan terjadi hanya sekitar 1-2 tetes, dan luka

setelah frenotomi akan sembuh kurang dari 1 minggu. Prosedur frenotomi sangat

aman dan mudah serta faktor resiko infeksi pada luka irisan sangat kecil.

Tongue-tie, ankyloglosia atau tali lidah pendek adalah kelainan bawaan yang

terjadi pada pita lidah atau tali jaringan ikat yang menghubungkan dasar lidah

dengan ujung lidah bagian bawah. Tali ini dapat tebal dan kurang elastis ataupun

tipis dan elastis. Bila tali lidah pendek dapat menyebabkan lidah berbentuk

seperti jantung pada saat dijulurkan. Kondisi tongue-tie juga dikenal sebagai

ankyloglossia. Jenis yang paling mudah diidentifikasi adalah ketika selaput tali

lidah yang dimiliki bayi pendek sehingga membatasi atau menghambat aktivitas

lidah bayi, karena seharusnya tali lidah ini tidak terikat. Sampai saat ini gangguan

Tongtie masih menjadi perdebatan di kalangan kedokteran baik tentang dampak

bagi kesehatan dan perlu tidaknya dilakukan tindakan operasi bedah.

Tongue-tie terjadi pada 0,02%-4,8% anak, lebih sering mengenai anak laki-

laki daripada perempuan. Tongue-tie dapat merupakan bagian dari kumpulan

kelainan bawaan atau berdiri sendiri. Sebagian besar tongue-tie merupakan

kelainan yang berdiri sendiri.

Tongue-tie saat ini masih menjadi perdebatan di dunia kedokteran. Pada

sebagian besar anak, tongue-tie ini tidak menyebabkan gangguan apapun

sehingga sebagian besar dokter untuk tidak menyarankan dilakukan tindakan

apapun. Meski masih dalam perdebatan sebagaian dokter dokter menganggap

bahwa gangguan ini dapat menyebabkan kesulitan dalam menyusu, artikulasi

(ucapan jelas) kata-kata dan tugas mekanis lainnya.

Page 4: DocumentOM

Kontroversi Gangguan yang disebabkan oleh tongue-tie

Menyusui Efek tongue-tie pada gangguan menyusui masih menjadi

perdebatan dalam dunia kedokteran. Memang beberapa laporan kasus

menyatakan bahwa tongue-tie menyebabkan kesulitan dalam menyusu. Tetapi

banyak kasus tong tie jufga tidak amsalah dalam menyusui dan gangguan

kenaikkan berat badan. Tongue-tie menyebabkan mulut bayi tidak dapat

menempel dengan baik pada puting susu sehingga kemampuan menghisap susu

kurang.

Akibatnya, kenaikan berat badan yang dicapai tidak maksimal. Dan ibu

sering mengeluh puting payudaranya menjadi lecet sehingga ibu sering

mengambil keputusan untuk segera menghentikan menyusui anaknya dan

mengganti dengan susu formula. Namun pada banyak kasus bayi dan anak tanpa

gangguan tongue-tiejuga mengakibatkan keluhan yang sama seperti di atas.

Bicara Seperti halnya menyusui dampak tongue-tie pada bicara masih

menjadi perdebatan dalam dunia kedokteran. Sering kali orang tua

menghubungkan keterlambatan bicara anaknya dengan tongue-tie. Padahal

tongue-tie tidak menyebabkan keterlambatan bicara.

Anak dengan tongue-tie memiliki perkembangan bicara yang normal seperti

anak lain yang tidak memiliki tongue-tie. Namun beberapa literatur menyatakan

bahwa tongue-tie dapat menyebabkan kesalahan artikulasi kata-kata, terutama

pada huruf-huruf yang membutuhkan gerakan lidah ke atas seperti pengucapan

huruf R dan L. Derajat keparahan kesalahan artikulasi ini bervariasi, dapat

sangat jelas atau bahkan sama sekali tidak terdengar. Sementara lidah adalah

sangat mampu mengimbangi dan banyak anak memiliki kesulitan berbicara

karena tidak ada lidah-dasi, orang lain mungkin. Sekitar usia tiga, pidato masalah,

terutama artikulasi suara – l, r, t, d, n, th, sh, dan z mungkin terlihat. Evaluasi

mungkin diperlukan jika lebih dari setengah pidato anak tiga tahun itu tidak

Page 5: DocumentOM

dipahami di luar lingkaran keluarga.

Meskipun, tidak ada cara yang jelas untuk memberitahu pada masa bayi

anak-anak dengan ankyloglossia akan memiliki kesulitan berbicara kemudian,

karakteristik yang terkait berikut yang umum:

• V-berbentuk lekukan di ujung lidah

• Ketidakmampuan untuk julurkan lidah melewati gusi atas

• Ketidakmampuan untuk menyentuh langit-langit mulut

• Kesulitan menggerakkan lidah dari sisi ke sisi

Mekanis Lidah juga berperan dalam membersihkan gigi dari sisa-sisa

makanan. Tongue-tie dapat menyebabkan kemampuan lidah untuk membersihkan

gigi berkurang karena gerak yang terbatas. Tongue-tie ini juga dapat

menyebabkan jarak antar gigi menjadi renggang karena tekanan mekanis lidah

sehingga gigi anak menjadi jarang dan tak rapi.

LIDAH NORMAL, TONG TIE TIPE 1-2, TONG TIE TIPE 3-4

Penanganan

Tindakan bedah yang dilakukan tergolong sangat ringan dan sederhana.

Yaitu dengan cara membebaskan tali jaringan ikat. Frenotomy adalah

pengambilan atau pemotongan jaringan frenulum dengan anestesi lokal (bius

lokal). Pada bayi yang masih sangat muda tidak perlu pembiusan. Sedangkan

pada anak usia lebih dari satu tahun harus dilakukan pembiusan. Frenotomy

adalah prosedur sederhana dan biasanya ada tidak ada komplikasi. Untuk bayi

yang sangat muda (kurang dari enam minggu-tua), hal itu dapat dilakukan di

k;inik dokter. Anestesi umum dapat dianjurkan ketika frenulectomy dilakukan

pada anak yang lebih tua. Namun dalam beberapa kasus, hal itu dapat dilakukan

Page 6: DocumentOM

di kantor dokter di bawah anestesi lokal.

Terdapat dua macam tindakan bedah pada tongue-tie ini yaitu frenotomy dan

frenuloplasty. Pada frenotomy hanya dilakukan pemotongan tali jaringan ikat.

Sedangkan pada frenuloplasty dilakukan pembebasan tali jaringan ikat secara

keseluruhan. Beberapa penelitian menyatakan bahwa tindakan bedah pada

tongue-tie ini sangat bermanfaat.

Tindakan bedah untuk mengkoreksi tongue-tie dapat dipertimbangkan pada

bayi yang mengalami kesulitan dalam menyusu dan anak dengan gangguan

artikulasi kata-kata. Kesulitan dalam menyusu ditandai dengan luka pada puting

payudara ibu dan kenaikan berat badan anak yang tidak normal.

Orang tua yang memiliki anak usia kurang dari 1 tahun dengan tongue-tie

perlu berkonsultasi dengan dokter anak mengenai kemungkinan efek jangka

panjang tongue-tie sehingga mereka dapat menentukan tindakan apa yang akan

dilakukan.

Penanganan:

Konsultasikan dahulu dengan dokter anak, apakah kelainan itu menyebabkan

gangguan atau tidak.

Bila terjadi gangguan kenaikkan berat badan dan gangguan menyusui atau

gangguan bicara harus dicari pnyebab lainnya terlebih dahulu untuk memastikan

apakah gangguan ini berpengaruh terhadap hal itu.

Tanyakakan perlu tidaknya dilakukan tindakan bedah. Karena di bidang

medis saat ini masih terjadi kontroversi perlu tidaknya tindakan medis harus

dilakukan karena belum banyak bukti yang menunjukan bahwa hal ini

mengganggu anak. bahkan sebagian besar bayi dan anak tanpa dilakukan

tindakan tidak berdampak negatif.

Jika anak menderita tongue-tie sekaligus mengalami gangguan minum dan

makan atau perkembangan bicara terlambat, Anda perlu konsultasi lebih lanjut

dengan dokter anak untuk mencari penyebab lain gangguan makan dan

keterlambatan bicara sekaligus upaya penanggulangannya. Sebab tongue-tie

Page 7: DocumentOM

secara langsung jarang sebagai penyebab gangguan makan dan keterlambatan

bicara.

Referensi:

Messner AH, Lalakea ML (2000). “Ankyloglossia: controversies in management”. Int.

J. Pediatr. Otorhinolaryngol. 54 (2–3): 123–31

Suter VG, Bornstein MM. Ankyloglossia: facts and myths in diagnosis and treatment.

J Periodontol. 2009 Aug;80(8):1204-19.

Messner AH, Lalakea ML (2002). “The effect of ankyloglossia on speech in

children”. Otolaryngology–head and neck surgery : official journal of American

Academy of Otolaryngology-Head and Neck Surgery 127 (6): 539–45.

Horton CE, Crawford HH, Adamson JE, Ashbell TS (1969). “Tongue-tie”. The Cleft

palate journal 6: 8–23.

Travis, Lee Edward (1971). Handbook of speech language pathology and audiology.

New York, New York: Appleton-Century-Crofts Education Division Meredith

Corporation.

Lalakea, M. Lauren, Messner, Anna H. (2003a). Ankyloglossia: The adolescent and

adult perspective. Otolaryngology – Head and Neck Surgery. 128 (5), 746-752.

Lalakea ML, Messner AH (2003). “Ankyloglossia: does it matter?”. Pediatr. Clin.

North Am. 50 (2): 381–97.

Harris EF, Friend GW, Tolley EA (1992). “Enhanced prevalence of ankyloglossia with

maternal cocaine use”. Cleft Palate Craniofac. J. 29 (1): 72–6.

Ruffoli R, Giambelluca MA, Scavuzzo MC, et al. (2005). “Ankyloglossia: a

morphofunctional investigation in children”. Oral diseases 11 (3): 170–4.

Page 8: DocumentOM

Lakalea ML., Messner AH. Ankyloglossia: does it matter? Pediatr Clin N Am

2003;50:381-97

Ballard JL, Auer CE, Khoury JC. Ankyloglossia: assessment, incidence, and effect of

frenuloplasty on the breastfeeding dyad. Pediatrics 2002,110:e63.