laporan kasus om

19
BAB I PENDAHULUAN Rongga mulut memiliki kondisi lingkungan yang sangat kompleks. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kondisi rongga mulut seperti faktor lokal ataupun sistemik. Faktor-faktor ini dapat menyebabkan perubahan di dalam rongga mulut yang selanjutnya disebut sebagai variasi rongga mulut. Secara teoritis, variasi dalam rongga mulut di bagi menjadi variasi normal dan variasi patologis. Variasi normal rongga mulut adalah suatu keadaan rongga mulut dimana terdapat kelainan di dalamnya, namun kelainan tersebut bukanlah suatu keadaan yang perlu di khawatirkan karena umumnya tidak mengganggu keseharian pasien. Sementara itu variasi patologis rongga mulut adalah suatu keadaan rongga mulut dimana terdapat kelainan di dalamnya, hanya saja kelainan yang ditemukan ini perlu di waspadai karena dapat mengakibatkan gangguan baik secara lokal maupun sistemik. Sebagai seorang dokter gigi, kita harus dapat melihat perubahan yang ada di dalam rongga mulut. Selain itu kita juga harus dapat mengidentifikasikan perubahan yang ada tersebut sebagai variasi normal atau variasi patologis. Setelah dilakukan identifikasi tersebut, kita dapat menentukan tindakan atau perawatan apa yang harus dilakukan 1

Upload: rochirrephtto

Post on 19-Apr-2017

537 views

Category:

Documents


35 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Kasus Om

BAB I

PENDAHULUAN

Rongga mulut memiliki kondisi lingkungan yang sangat kompleks.

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kondisi rongga mulut seperti faktor

lokal ataupun sistemik. Faktor-faktor ini dapat menyebabkan perubahan di

dalam rongga mulut yang selanjutnya disebut sebagai variasi rongga mulut.

Secara teoritis, variasi dalam rongga mulut di bagi menjadi variasi normal dan

variasi patologis.

Variasi normal rongga mulut adalah suatu keadaan rongga mulut

dimana terdapat kelainan di dalamnya, namun kelainan tersebut bukanlah

suatu keadaan yang perlu di khawatirkan karena umumnya tidak mengganggu

keseharian pasien. Sementara itu variasi patologis rongga mulut adalah suatu

keadaan rongga mulut dimana terdapat kelainan di dalamnya, hanya saja

kelainan yang ditemukan ini perlu di waspadai karena dapat mengakibatkan

gangguan baik secara lokal maupun sistemik.

Sebagai seorang dokter gigi, kita harus dapat melihat perubahan yang

ada di dalam rongga mulut. Selain itu kita juga harus dapat

mengidentifikasikan perubahan yang ada tersebut sebagai variasi normal atau

variasi patologis. Setelah dilakukan identifikasi tersebut, kita dapat

menentukan tindakan atau perawatan apa yang harus dilakukan ketika

menangani pasien dengan variasi-variasi dalam rongga mulut yang ada.

1

Page 2: Laporan Kasus Om

BAB II

LAPORAN KASUS

Seorang perempuan berusia 21 tahun datang ke Lab. Penyakit Mulut RSGM

UPDM(B) dengan keluhan merasa permukaan lidah tidak rata sejak pemakaian alat

orthodonti cekat quad helix 3 tahun yang lalu sampai sekarang. Pasien merasakan

sakit selama 3 minggu pertama pemakaian quad helix. Sekarang sudah tidak sakit.

Selain itu juga terdapat garis putih di bagian dalam pipi kiri dan kanan pada gigi regio

37 dan 47 karena sering tergigit.

Pada dorsum lidah

o Pemeriksaan klinis :

Terlihat cetakan akibat quad helix.

Dorsum lidah (30 Mei 2013)

o Diagnosa : Traumatik keratosis

o Perawatan : DHE

- Pasien dijelaskan mengenai traumatik keratosis serta

penyebabnya.

- Pasien dianjurkan untuk menjaga OH dengan berkumur dan

2

Page 3: Laporan Kasus Om

diajarkan cara membersihkan lidah setelah menyikat gigi

dengan menyikat lidah menggunakan sikat gigi dengan

gerakan searah dari dalam keluar atau dibersihkan

menggunakan tongue scraper dengan gerakan yang sama.

o Prognosis : Baik

Pada mukosa pipi kiri dan kanan

o Pemeriksaan klinis :

Terdapat garis putih berbentuk cetakan gigi pada regio gigi 37 dan 47.

Mukosa pipi kiri (30 Mei 2013) Mukosa pipi kanan (30 Mei 2013)

o Diagnosa : Cheek biting

o Perawatan : DHE

3

Page 4: Laporan Kasus Om

- Pasien dijelaskan mengenai cheek biting serta

penyebabnya.

- Tidak membutuhkan perawatan khusus.

- Pasien dianjurkan untuk menghilangkan kebiasaan

menggigit dan menghisap pipi.

o Prognosis : Baik

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

A. Traumatic Keratosis

Definisi : Mukosa oral yang menebal berwarna putih, terkait

dengan iritan lokal dan dapat hilang dengan eliminasi

iritan.1

Etiologi : Trauma iritan seperti pinggiran gigi tiruan atau fraktur

gigi yang tajam, alat orthodonti, menyikat gigi yang

terlalu keras atau mendorong-dorong lidah ke gigi.2

Gambaran klinis : Dapat mengenai bagian manapun dalam mulut. Lokasi

paling umum adalah bibir, batas lateral lidah, garis

oklusal pada mukosa bukal dan edentulous ridge. Lesi

tampak berbatas jelas atau diffuse, tergantung

penyebabnya. Permukaan berwarna putih homogen

namun tampak menebal dan berkerut.3

Perawatan : Menghilangkan penyebab. Pinggiran tajam pada gigi

tiruan atau fraktur gigi perlu diperbaiki.3

4

Page 5: Laporan Kasus Om

Differential diagnosis : White sponge nevus, Hairy leukoplakia.2

TABEL DIFFERENTIAL DIAGNOSIS TRAUMATIC KERATOSIS

Traumatic Keratosis White Sponge Nevus Oral Hairy Leukoplakia

Gam-bar

Defi-nisi

Iritasi kronis pada mukosa oral.

Kelainan epitelial secara genetik.

Lesi putih seperti berumbai pada lidah berkaitan dengan HIV dan sering ditemukan pada penderita AIDS.6

Etio-logi

- Pinggiran gigi tiruan yang tajam,

- Fraktur gigi,- Penggunaan alat

orthodonti cekat,- Menyikat gigi

terlalu keras,- Mendorong-dorong

lidah ke gigi.

- Mutasi gen K4 dan K13 yang mengkode keratin.4

- Hiperkeratosis,- Hiperplasia epitel,- Virus Epstein-Barr.6

Gejala

- Cetakan berbentuk seperti iritan.

- Berwarna putih,- Lesi berbatas jelas

atau diffuse.

- Lesi berwarna putih,- Permukaan tidak

beraturan, terdiri dari fisur dan pembentukan lapisan plak.

- Lesi asimtomatik dan umumnya bilateral 5

- Lesi berwarna putih,- Seperti bulu atau rambut,- Tidak beraturan, kasar.- Umumnya pada bagian

lateral lidah.6

Pera-wa-tan

- Menghilangkan faktor penyebab,

- Menjaga oral hygiene.

- Tidak membutuhkan perawatan karena tidak berpotensi ganas.4

- Terapi antiretroviral (acyclovir, famcyclovir, valacyclovir, podophyllin resin).6

5

Page 6: Laporan Kasus Om

B. Cheek Biting (Morsicatio buccarum)

Definisi : Lesi atau iritasi pada mukosa bukal disebabkan

gerakan menggigit atau menghisap yang berulang-

ulang dan kadang-kadang tanpa disadari.1

Etiologi : Faktor psikogenik seperti stress atau cemas, kelainan

neuromuskular.7

Gambaran klinis : Abrasi traumatik pada epitelium yang meninggalkan

fragmen keputihan dengan latar belakang kemerahan,

selalu terbatas pada mukosa labial bawah dan atau

mukosa bukal di dekat bidang oklusal.8

Perawatan : Menghentikan kebiasaan, terapi psikologis,

penggunaan plastic occlusal night guard atau

removable crib with buccal shield.7, 9

Differential diagnosis : Linea Alba, Candidiasis.7

6

Page 7: Laporan Kasus Om

TABEL DIFFERENTIAL DIAGNOSIS CHEEK BITING

Cheek Biting Linea Alba Candidiasis (Oral Thrush)

Gambar

Definisi Lesi atau iritasi pada mukosa bukal disebabkan gerakan menggigit atau menghisap yang berulang-ulang dan kadang-kadang tanpa disadari.

Garis horizontal pada mukosa bukal, sejajar dengan bidang oklusal. Biasanya memanjang dari komisura bibir ke gigi posterior dan dapat memanjang sampai mukosa bibir bagian dalam dan sudut mulut.

Infeksi jamur pada lapisan luar epitelium.

Etiologi - Faktor psikogenik,

- Kelainan neuromuskuler

- Aktivitas motorik

- Faktor psikis.10

- Candida spp

Gejala - Ada penebalan mukosa berwarna putih dengan latar belakang kemerahan,

- Permukaan agak kasar

- Garis putih horizontal dan lebih tebal dari sekelilingnya,

- Intensitas warna tergantung jumlah keratinisasi epitel.10

- Lesi biasanya bilateral

- Pembentukan lesi putih seperti plak atau flek pada mukosa,

- Bila digosok/diusap terlihat eritema atau ulserasi dangkal,

7

Page 8: Laporan Kasus Om

- Terasa sakit ataupun tidak.

Perawat-an

- Menghentikan kebiasaan,

- Terapi psikologis,

- Penggunaan occlusal night guard atau removable crib.

- Menghentikan kebiasaan,

- Terapi psikologis,

- Penggunaan occlusal night guard.

.Menjaga OH dengan baik.11

BAB IV

RINGKASAN

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kondisi rongga mulut seperti

faktor lokal ataupun sistemik. Faktor-faktor ini dapat menyebabkan perubahan

di dalam rongga mulut yang selanjutnya disebut sebagai variasi rongga mulut.,

baik normal maupun patologis. Variasi normal rongga mulut adalah suatu

keadaan rongga mulut dimana terdapat kelainan di dalamnya, namun tidak

perlu dikhawatirkan karena umumnya tidak mengganggu keseharian pasien.

Sementara itu variasi patologis rongga mulut adalah suatu keadaan rongga

mulut dimana terdapat kelainan di dalamnya, hanya saja kelainan yang

ditemukan ini perlu di waspadai karena dapat mengakibatkan gangguan baik

secara lokal maupun sistemik.

Traumatic keratosis merupakan suatu variasi patologis rongga mulut

dimana mukosa oral menebal dan berwarna putih, terkait dengan iritan lokal

serta dapat dihilangkan dengan eliminasi iritan. Etiologinya adalah trauma

iritan seperti pinggiran gigi tiruan atau fraktur gigi yang tajam, alat orthodonti,

menyikat gigi yang terlalu keras atau mendorong-dorong lidah ke gigi.

Gambaran klinisnya yaitu lesi tampak berbatas jelas atau diffuse tergantung

penyebabnya dan permukaannya berwarna putih homogen namun tampak

menebal dan berkerut. Lesi umumnya ditemukan pada bibir, batas lateral

lidah, bidang oklusal pada mukosa bukal dan edentulous ridge.

8

Page 9: Laporan Kasus Om

Cheek biting adalah suatu lesi atau iritasi pada mukosa bukal yang

disebabkan gerakan menggigit atau menghisap yang berulang-ulang dan

kadang-kadang tanpa disadari. Etiologinya yaitu faktor psikogenik seperti

stress atau cemas dan kelainan neuromuskular. Gambaran klinisnya terlihat

abrasi traumatik pada epitelium yang meninggalkan fragmen keputihan

dengan latar belakang kemerahan serta selalu terbatas pada mukosa labial

bawah dan atau mukosa bukal di dekat bidang oklusal.

DAFTAR PUSTAKA

1. Lynch, Malcolm A., Vernon J. Brightman, and Martin S. Greenberg. Burket’s

Oral Medicine. Eighth Edition. Philadelphia: J.B. Lippincott Company, 1984.

2. Bouquot, Dr. J.E. “Frictional, Chemical, & Thermal Keratosis.” The Maxillofacial

Center. November 1, 1998.

http://www.maxillofacialcenter.com/BondBook/mucosa/keratosisfriction.html

(accessed June 17, 2013).

3. Lewis, Michael A.O., Richard C.K. Jordan. A Colour Handbook of Oral

Medicine. London: Manson Publishing, 2004.

4. Greenberg, Martin S., Michael Glick, Jonathan A. Ship. Burket’s Oral Medicine.

Eleventh Edition. Hamilton: BC Decker Inc, 2008.

5. Aghbali, Amir Ala, Firouz Pouralibaba, Hossein Eslami, Farzaneh Pakdel, and

Zahra Jamali. “White Sponge Nevus: A Case Report.” Journal of Dental

Research, Dental Clinics, Dental Prospects (Tabriz University of Medical

Sciences) 3, no.2 (2009): 70-72.

9

Page 10: Laporan Kasus Om

6. Anderson, Jean R., Christopher Behrens, Ingrid A. Binswanger. “Oral Hairy

Leukoplakia.” HIV Web Study. 2004.

http://depths.washington.edu/hivaids/oral/case2/discussion.html (accessed

June 17, 2013).

7. Boras, Vania Vucicevic, Ana Cekic-Arambasin, Karmela Svub. “Case Report:

Parafunctional Cheek Biting.” Acta Stomat Croat. (School of Dental

Medicine, University of Zagreb, Croatian Dental Society - Croatian Medical

Association) 34, no.3 (2000): 335-336.

8. Gandolfo, Sergio, Crispian Scully, Marco Carrozzo. Oral Medicine. Edinburgh:

Elsevier Inc, 2006.

9. Shirol, Dayanand, Rahul Lodaya, Chetan Bhat, Sachin C. Gugwad, Preetam

Shah. “An Unusual Appliance to intercept Cheek Biting Habit – A Case

Report.” International Journal of Contemporary Dentistry. (Intellectual

Medical and Dental Publishers) 1, no.2 (2010): 9-11.

10. Strassburg, Manfred, Gerdt Knolle. Diseases of the Oral Mucosa: A Color Atlas.

Chicago: Quintessence Publishing Co, Inc, 1994.

11. Greenberg, Martin S., Michael Glick. “Acute Pseudomembranous Candidiasis

(Thrush).” Burket’s Oral Medicine Tenth Edition. November, 2012.

http://burketsoralmedicine.blogspot.com/2012/11/acute-pseudomembranous-

candidiasis.html (accessed June 17, 2013).

10

Page 11: Laporan Kasus Om

LAPORAN KASUS

Seorang perempuan berusia 21 tahun datang ke Lab Oral Medicine

RSGM UPDM(B) dengan keluhan merasa permukaan lidah tidak rata sejak

pemakaian alat orthodonti cekat quad helix 3 tahun yang lalu sampai sekarang.

Sakit selama 3 minggu pertama pemakaian quad helix. Pasien mengatakan

lidahnya belum pernah diobati. Pasien datang dalam keadaan tidak sakit.

Tanggal : 30 Mei 2013

No Status : D.3131/V/13

Jenis Kelamin : Perempuan

Tanggal Lahir / Usia : 13 Desember 1991 / 21 tahun

Keluhan Utama : Pasien merasa permukaan lidah tidak rata sejak

pemakaian quad helix 3 tahun yang lalu sampai

sekarang. Sakit selama 3 minggu pertama pemakaian

quad helix. Belum pernah diobati. Sekarang tidak

sakit.

11

Page 12: Laporan Kasus Om

Riwayat Penyakit : Sakitnya bermula pada saat pemakain quad helix 3

tahun yang lalu dan berlangsung selama 3 minggu

pertama, terasa pada bagian dorsum lidah. Sekarang

tidak sakit.

Riwayat Perawatan : Menggunakan alat ortho cekat sejak 3 tahun lalu.

Pemeriksaan Ekstra Oral:

Muka Normal

Sirkum oral Normal

Pipi Normal

Bibir Normal

Kelenjar

Submandibularis

Normal

Kelenjar limfe Normal

Kelenjar parotis Normal

Pinggiran rahang Normal

Pemeriksaan Intra Oral:

Kebersihan mulut Baik

Mukosa pipi Kanan : Terlihat garis putih seperti cetakan

gigi di regio 47

Kiri : Terlihat garis putih seperti cetakan

gigi di regio 37

Mukosa labial Normal

Gingiva Normal

12

Page 13: Laporan Kasus Om

Palatum Normal

Lidah Terlihat cetakan quad helix pada bagian dorsum

Dasar mulut Normal

Kelenjar

sublingual

Normal

Diagnosa :

1. Cheek biting

2. Traumatik keratosis

Prognosa : Baik

Perawatan :

Rujuk ke Lab Ortodonsia

DHE

Resep :

R/ Garg Chlorhexidine

S Coll oris

----------//----------

13