oleh zasmeli suhaemi

12
06/24/22 Mata Kuliah Ilmu Pemuliaan Ternak 1 OLEH Zasmeli Suhaemi

Upload: gita

Post on 22-Jan-2016

34 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

NILAI BIBIT. OLEH Zasmeli Suhaemi. Penotip. - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: OLEH Zasmeli Suhaemi

04/21/23 Mata Kuliah Ilmu Pemuliaan Ternak 1

OLEH Zasmeli Suhaemi

Page 2: OLEH Zasmeli Suhaemi

Mata Kuliah Ilmu Pemuliaan 204/21/23

Penotip adalah hasil dari pekerjaan genotip dan lingkungannya, dan kedua sebab ini sama sekali tak dapat dipisahkan, terutama untuk sifat-sifat kuantitatif. Nilai genotip rata-rata dari semua genotip yang ada pada populasi, sama dengan nilai penotip rata-rata dari populasi. Jadi rata-rata populasipun terikat pada tingkat rata-rata lingkungan. Contoh : andaikata semua sapi dari Holland Utara ke Sahara, maka rata-rata hasil susu dari populasi akan menurun.

P = G + E, Nilai penotip = nilai genotip dan lingkungannya. Disini semua keadaan yang tidak mengikuti genetika dimasukan ke dalam lingkungan, juga kemungkinan aksi bolak balik antara genotip dan lingkungan.

Penotip

Page 3: OLEH Zasmeli Suhaemi

Mata Kuliah Ilmu Pemuliaan 304/21/23

G = A + D + I

Nilai Bibit

Namun seringkali nilai bibit secara kuantitatif dianggap merupakan nilai genetik additif. Tetapi kondisi ini dapat terjadi jika dalam populasi dianggap tidak ada interaksi (I), dan tidak ada aksi gen yang dominan (D), serta nilai koefisien inbreeding (F) = 0

Page 4: OLEH Zasmeli Suhaemi

Mata Kuliah Ilmu Pemuliaan 404/21/23

Genotip adalah susunan gen yang mewakili sifat tertentu

Penotip adalah penampakan sifat dari suatu genotip, merupakan hasil dari pekerjaan genotip dengan lingkungannya

Nilai Bibit nerupakan hasil kerja antara gen-gen yang bersifat additif, dominan dan interaksi

Korelasi genotip, penotip dan nilai bibit

Page 5: OLEH Zasmeli Suhaemi

Mata Kuliah Ilmu Pemuliaan 504/21/23

Nilai penotip merupakan aksi dari alel-alel kedua tetuanya. Untuk memilih seekor ternak sebagai bibit, harus dipilih bibit yang keunggulannya dua kali dari penyimpangan dalam populasi dibandingkan dengan reta-ratanya, karena sifat yang diturunkan dari pejantan hanyalah menerapkan separuh dari alel-alelnya kepada keturunannya.

Nilai penotip seekor ternak bukanlah cerminan dari nilai genotip

seekor ternak tetuanya

Page 6: OLEH Zasmeli Suhaemi

04/21/23 Mata Kuliah Manajemen Pemuliaan Ternak 6

OLEH Zasmeli Suhaemi

Page 7: OLEH Zasmeli Suhaemi

Mata Kuliah Ilmu Pemuliaan 704/21/23

Suatu populasi terdiri dari individu yang sangat banyak, yang masing-masing mempunyai genotip yang bertebaran pada lingkungannya. Lingkungan ini merupakan keadaan sifat yang tidak diwariskan, dan tidak konstan atau bervariasi dari yang terjelek sampai yang terbaik.

Populasi

Page 8: OLEH Zasmeli Suhaemi

Mata Kuliah Ilmu Pemuliaan 804/21/23

Masalah pemuliaan sebagai penerapan prinsip-prinsip genetika, tidak akan mampu mengenal pengaruh gen satu persatu, sehingga kita hanya dapat melihat pengaruhnya secara populasi.

Populasi

Page 9: OLEH Zasmeli Suhaemi

Mata Kuliah Ilmu Pemuliaan 904/21/23

Konsep frekuensi gen dapat digambarkan secara sederhana dengan mengingat bahwa setiap individu hanya mempunyai dua lokus untuk setiap pasang gen atai rangkaian gen sealel. Misalnya sepasang gen A dan a, setiap individu hanya mempunyai tiga kemungkinan genotip, yaitu AA, Aa, dan aa.

Frekwensi Gen

Page 10: OLEH Zasmeli Suhaemi

Mata Kuliah Ilmu Pemuliaan 1004/21/23

Frekuensi gen lazim ditandai dengan huruf q, dan alelnya dengan 1-q, Rumus umumnya adalah :

lokus A lokus A

qA = ──────────── lokus A + lokus a

  lokus a (1-q)a = ──────────── lokus A + lokus a

Page 11: OLEH Zasmeli Suhaemi

Mata Kuliah Ilmu Pemuliaan 1104/21/23

Frekuensi generasi berikutnya dapat dihitung dengan menggunakan papan catur dari frekuensi gen tetuanya.

Gamet betina

Gamet jantan

0.69 R 0.31 r

0.69 R 0.4761 RR 0.2139 Rr

0.31 r 0.2139 Rr 0.0961 rr

Page 12: OLEH Zasmeli Suhaemi

Mata Kuliah Ilmu Pemuliaan 1204/21/23

Tak ada Gading Yang Tak Retak Tak ada Lesung Yang Tak Berdetak