dikuasakan oleh

24
Dikuasakan oleh Terjemah Minggu, 24 Februari 2013 taksonomi anderson Prinsip Dasar Penyusunan Taksonomi Ada 4 buah prinsip dasar yang digunakan Bloom dan Krathwohl dalam melahirkan taksonomi, yaitu: a. Prinsip metodologis (cara guru mengajar) b. Prinsip psikologis (fenomena kejiwaan) c. Prinsip logis (logis dan konsisten) d. Prinsip tujuan (keselarasan antara tujuan dan nilai-nilai) Latar Belakang Revisi Taksonomi Bloom Taksonomi Bloom merujuk pada taksonomi yang dibuat untuk tujuan pendidikan . Taksonomi ini pertama kali dirancang oleh Benjamin S. Bloom pada tahun 1956 . Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain (ranah, kawasan) dan

Upload: fauziharun

Post on 12-Jan-2016

234 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

esei

TRANSCRIPT

Page 1: Dikuasakan Oleh

  Dikuasakan oleh Terjemah

Minggu, 24 Februari 2013

taksonomi anderson

Prinsip Dasar Penyusunan Taksonomi

Ada 4 buah prinsip dasar yang digunakan Bloom dan Krathwohl dalam melahirkan

taksonomi, yaitu:

a.       Prinsip metodologis (cara guru mengajar)

b.      Prinsip psikologis (fenomena kejiwaan)

c.       Prinsip logis (logis dan konsisten)

d.      Prinsip tujuan (keselarasan antara tujuan dan nilai-nilai)

Latar Belakang Revisi Taksonomi Bloom

Taksonomi Bloom merujuk pada taksonomi yang dibuat untuk tujuan pendidikan.

Taksonomi ini pertama kali dirancang oleh Benjamin S. Bloom pada tahun 1956. Dalam hal

ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain (ranah, kawasan) dan setiap domain

tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan hirarkinya.

Tujuan pendidikan dibagi ke dalam tiga domain, yaitu:

Page 2: Dikuasakan Oleh

1.        Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan

aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.

2.        Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek

perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.

3.        Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang menekankan

aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan

mengoperasikan mesin.

Beberapa istilah lain yang juga menggambarkan hal yang sama dengan ketiga domain

tersebut di antaranya seperti yang diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantoro, yaitu: cipta, rasa,

dan karsa. Selain itu, juga dikenal istilah: penalaran, penghayatan, dan pengamalan.

Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi beberapa kategori dan subkategori

yang berurutan secara hirarkis (bertingkat), mulai dari tingkah laku yang sederhana sampai

tingkah laku yang paling kompleks. Tingkah laku dalam setiap tingkat diasumsikan

menyertakan juga tingkah laku dari tingkat yang lebih rendah, seperti misalnya dalam ranah

kognitif, untuk mencapai “pemahaman” yang berada di tingkatan kedua juga diperlukan

“pengetahuan” yang ada pada tingkatan pertama.

Bloom memimpin pengembangan ranah kognitif yang menghasilkan enam tingkatan

kognitif. Tingkatan paling sederhana adalah pengetahuan, berikutnya pemahaman, penerapan,

analisis, sintesis dan penilaian yang lebih bersifat kompleks dan abstrak. Sedangkan ranah

afektif yang berdasarkan penghayatan dipimpin oleh David R. Krathwohl, ranah

psikomotorik yang berhubungan dengan gerakan refleks sederhana ke gerakan syaraf

dipimpin oleh Anita Harrow.

Ketiga ranah dalam taksonomi Bloom ini bersifat linier, sehingga seringkali

menimbulkan kesukaran bagi guru dalam menempatkan konten (isi) pembelajaran. Akhirnya

tahun 1990 seorang murid Benjamin Bloom yang bernama Lorin W. Anderson melakukan

penelitian dan mengasilkan perbaikan terhadap taksonomi Bloom, revisinya diterbitkan tahun

2001. Perbaikan yang dilakukan adalah mengubah taksonomi Bloom dari kata benda (noun)

menjadi kata kerja (verb). Ini penting dilakukan karena taksonomi Bloom sesungguhnya

adalah penggambaran proses berfikir. Selain itu juga dilakukan pergeseran urutan taksonomi

yang menggambarkan dari proses berfikir tingkat rendah (low order thinking) ke proses

berfikir tingkat tinggi (high order thinking).

Perbedaaan Taksonomi Bloom dan Anderson

Page 3: Dikuasakan Oleh

Taksonomi Bloom Perbaikan Taksonomi Bloom

Pengetahuan Mengingat

Pemahaman Memahami

Penerapan Menerapkan

Analisis Menganalisis

Sintesis Menilai

Penilaian Menciptakan

Selama masih menggunakan kata benda, orientasi pembelajaran adalah pada produk, padahal

belajar adalah sebuah proses. Pengetahuan merupakan hasil berpikir bukan proses berfikir,

sehingga diperbaiki menjadi mengingat yang menunjukkan proses paling rendah. Sedangkan

menciptakan merupakan proses berfikir tingkat paling tinggi. Ini sangat logis, karena orang

baru bisa mencipta bila telah mampu menilai adanya kelebihan dan kekurangan pada sesuatu

dari berbagai pertimbangan dan pemikiran kritis.

Kunci perubahan ini terutama terkait dengan terminologi. Menurut Anderson dan

Krathwohl istilah knowledge, comprehension, application dan selanjutnya tidak

menggambarkan penerapan hasil belajar. Oleh karena itu mengusulkan penggunaan

terminologi berbentuk  gerund yaitu remembering (ingatan), understanding (pemahaman) ,

applying (penerapan), analysis (analisis), evaluation (penilaian) dan creation (penciptaan)

dan seterusnya. Terminologi ini  lebih menggambarkan kompetensi secara spesifik. Istilah

knowledge mewakili kata benda umum yaitu pengetahuan. Berbeda dengan remembering

yang bermakna ingatan; kata ini memiliki arti sebuah kemampuan sebagai hasil dari proses

belajar dengan kegiatan membaca, mendengar, melakukan dan sejenisnya.

Dalam skema terlihat perbedaan istilah dan jenis Selain itu ada revisi susunan tingkat

kompetensi dan menambahkan satu istilah untuk kompetensi kognitif tertinggi yaitu

creation.  Anderson dan Krathwohl berasumsi bahwa kemampuan mensintesis merupakan

kompetensi tertinggi karena merupakan  akumulasi dari kelima kompetensi lainnya. Dengan

alasan itu mereka memindahkan kompetensi tersebut di puncak piramida domain kognitif tapi

mengubah istilah menjadi creation (penciptaan).

Dimensi Taksonomi Anderson

Page 4: Dikuasakan Oleh

Deskripsi dan kata kunci setiap kategori dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.

KATEGORI KATA KUNCI

Remembering (ingatan): can the student recall or remember the information? Dapatkah peserta didik mengucapkan atau mengingat informasi?

Menyebutkan definisi, menirukan ucapan, menyatakan susunan, mengucapkan, mengulang, menyatakan

Understanding (pemahaman): Dapatkah peserta didik menjelaskan konsep, prinsip, hukum atau prosedur?

Mengelompokkan, menggambarkan, menjelaskan identifikasi, menempatkan, melaporkan, menjelaskan, menerjemahkan, pharaprase.

Applying (penerapan): Dapatkah peserta didik menerapkan pemahamannya dalam situasi baru?

Memilih, mendemonstrasikan, memerankan, menggunakan, mengilustrasikan, menginterpretasi, menyusun jadwal, membuat sketsa, memecahkan masalah, menulis

Analyzing (analisis): Dapatkah peserta didik memilah bagian-bagian berdasarkan perbedaan dan kesamaannya?

Mengkaji, membandingkan, mengkontraskan, membedakan, melakukan deskriminasi, memisahkan, menguji, melakukan eksperimen, mempertanyakan.

Evaluating (evaluasi): Dapatkah peserta didik menyatakan baik atau buruk terhadap sebuah fenomena atau objek tertentu?

Memberi argumentasi, mempertahankan, menyatakan, memilih, memberi dukungan, memberi penilaian,  melakukan evaluasi

Creating (penciptaan): Dapatkah peserta didik menciptakan sebuah benda atau pandangan?

Merakit, mengubah, membangun, mencipta, merancang, mendirikan, merumuskan, menulis.

(Siana, 2012)

Dalam taksonomoi Bloom domain kognitif dikenal hanya satu dimensi tapi dalam

taksonomi Anderson dan Krathwohl menjadi dua dimensi. Dimensi pertama adalah

Knowledge Dimension (dimensi pengetahuan) dan Cognitive Process Dimension (dimensi

proses kognisi). Perspektif dua dimensi Anderson dan Krathwohl dapat digambarkan dengan

tabel berikut.

The Taxonomy Table

Dimensi Pengetahuan

(The Knowledge Dimension)

Dimensi Proses Kognisi (The Cognitive Process Dimension)

Ingatan(remember)

Pemahaman(understand)

Penerapan(apply)

Analisis(analyze)

Penilaian(evaluate)

Penciptaan

(create)Pengetahuan

Faktual(Factual

Knowledge)Pengetahuan

Page 5: Dikuasakan Oleh

Konseptual(Conceptual Knowledge)

Pengetahuan Prosedural(Procedural Knowledge)

Pengetahuan Meta-

Kognisi(Meta-

Cognitive Knowledge)

(LorinW. Anderson and David R. Krathwohl, 2001)

Dimensi Pengetahuan

JENIS UTAMA DAN JENIS SUB                                 CONTOH                       

A.      PENGETAHUAN FAKTUAL            Siswa harus mengetahui elemen dasar

untuk sebuah disiplin atau cara

memecahkan masalah di dalamnya.

Aa. Pengetahuan tentang terminologi

Ab. Pengetahuan tentang rincian

spesifik dan elemen

Teknis kosakata, simbol musik.

Sumber utama, sumber informasi yang

dapat diandalkan.

B.  PENGETAHUAN KONSEPTUAL    Keterkaitan di antara unsur-unsur dasar

struktur yang lebih besar yang

memungkinkan mereka untuk

berfungsi bersama-sama.

Ba. Pengetahuan tentang klasifikasi dan

kategori

Bb. Pengetahuan tentang prinsip dan

generalisasi

Bc. Pengetahuan tentang teori, model,

dan struktur

Periode waktu geologi, bentuk-bentuk

kepemilikan bisnis.

Teorema pythagoras, hukum penawaran

dan permintaan.

Teori evolusi, struktur kongres.

C.       PENGETAHUAN PROSEDURAL    Bagaimana melakukan sesuatu, metode

penyelidikan, dan kriteria untuk

Page 6: Dikuasakan Oleh

menggunakan keterampilan, algoritma,

teknik, dan metode.

Ca. Pengetahuan tentang subjek-

keterampilan khusus dan algoritma

Cb. Pengetahuan tentang subjek khusus

teknik dan metode

Cc. Pengetahuan tentang kriteria untuk

menentukan kapan harus

menggunakan prosedur yang tepat

Keterampilan yang digunakan dalam

lukisan dengan warna air, seluruh

nomor algoritma pembagian.

Teknik wawancara, metode ilmiah.

Kriteria yang digunakan untuk

menentukan kapan harus menerapkan

prosedur yang melibatkan hukum kedua

Newton, kriteria yang digunakan untuk

menilai kelayakan dari penggunaan

metode tertentu untuk memperkirakan

biaya bisnis.

D.      PENGETAHUAN METAKOGNITIF Pengetahuan kognisi secara umum

serta kesadaran dan pengetahuan

tentang kognisi sendiri.

Da. Pengetahuan strategis

Db. Pengetahuan tentang tugas kognitif,

termasuk pengetahuan kontekstual

dan kondisional yang tepat

Dc. Pengetahuan diri

Pengetahuan menguraikan sebagai

sarana menangkap struktur dari unit

materi pelajaran dalam buku teks,

pengetahuan tentang penggunaan

heuristik.

Pengetahuan tentang jenis tes khusus,

mengelola pengetahuan dari tuntutan

kognitif dari tugas yang berbeda.

Pengetahuan mengkritisi diri adalah

kekuatan pribadi, sedangkan menulis

esai adalah kelemahan pribadi,

kesadaran tingkat pengetahuan sendiri

Page 7: Dikuasakan Oleh

 (Anderson W. Lorin, Classroom Assessment, 2003)

Keterangan

1.      Pengetahuan faktual (Factual Knowledge): pengetahuan berbentuk fakta seperti nama,

nomor, jumlah, tahun, alamat dan sejenisnya. Misalnya tahun lahirnya Ki Hajar

Dewantara, jumlah rakaat shalat, nama presiden Indonesia pertama dan sebagainya.

2.      Pengetahuan konseptual (Conceptual Knowledge): pengetahuan berbentuk konsep,

hukum, dan prinsip. Contoh definisi puasa, hokum archimides, prinsip kerja AC dan

sejenisnya.

3.      Pengetahuan prosedural (Procedural Knolwledge): pengetahuan berbentuk cara

melakukan sesuatu. Contoh: langkah-langkah membuat teh tubruk, prosedur

menerbangkan pesawat terbang, langkah menyusun modul dan sejenisnya.

4.      Pengetahuan metakognisi (Meta-cognition Knowledge): sering disebut a process of

thinking about thinking atau pengetahuan mengenai proses kognisi dan strategi terkait

dengan penerapan pengetahuan tersebut untuk meningkatkan hasil belajar. Juga sering

diartikan sebagai sebuah kesadaran otomatis (automatic awareness) yang timbul karena

pengetahuan dan kemampuan melakukan pengendalian (control) dan memanipulasi

proses kognitif. Contoh, seorang peserta didik menyadari bahwa gaya belajar yang

dimilikinya adalah visual, maka dia memilih video pembelajaran sebagai strategi untuk

meningkatkan hasil belajarnya.

Struktur Dimensi Proses Kognisi (Cognitive Process Dimension)

KATEGORI &

PROSES KOGNISI              

NAMA ALTERNATIF DEFINISI DAN

CONTOH

1.    INGATAN -     Mengambil pengetahuan relevan dari memori jangka panjang

1.1 Mengenali Mengidentifikasi Mencari pengetahuan

dalam memori jangka

panjang yang konsisten

dengan materi yang

disampaikan (misalnya,

Kenali tanggal peristiwa

penting dalam sejarah

AS)

Page 8: Dikuasakan Oleh

1.2  Mengingat Mengambil Mengambil pengetahuan

yang relevan dari

memori jangka panjang

(misalnya, Ingat tanggal

peristiwa-peristiwa

penting dalam sejarah

AS)

2.        PEMAHAMAN - Membangun makna dari pesan instruksional, termasuk lisan, tertulis,

dan komunikasi grafis

2.1    Menafsirkan

2.2    Mencontohkan

2.3   Mengklasifikasi

Klarifikasi,

parafrase

mewakili

menerjemahkan

Menggambarkan,

instantiating

Mengkategorikan,

subsuming

Mengubah dari satu

bentuk representation

(misalnya, numerik) ke

bentuk yang lain

(misalnya pidato, dan

dokumen)

Menemukan contoh

spesifik atau ilustrasi

dari suatu konsep atau

prinsip (misalnya,

Berikan contoh gaya

lukisan varicusartistik

Menentukan sesuatu

yang termasuk dalam

kategori (misalnya,

klasifikasikan kasus

yang diamati atau

dijelaskan dari

gangguan mental)

Page 9: Dikuasakan Oleh

2.4   Meringkas

2.5   Menyimpulkan

2.6   Membandingkan

2.7   Menjelaskan

Abstrak,

generalisasi

Penutup,

ekstrapolasi,

interpolasi,

memprediksi

Kontras,

pemetaan,

sesuai

Membangun

model

Abstrak tema umum

atau titik utama

(misalnya, Menulis

ringkasan singkatdari

acara yang digambarkan

pada rekaman video)

Mengambil kesimpulan

logis dari informasi

yang disajikan

(misalnya, Dalam

belajar bahasa asing,

menyimpulkan prinsip

gramatikal dari contoh

yang ada)

Mendeteksi

korespondensi antara

dua ide, benda, dan

sejenisnya (misalnya,

peristiwa sejarah

dibandingkan dengan

situasi kontemporer)

Membangun model

sebab-akibat dari suatu

sistem (misalnya,

Jelaskan penyebab

peristiwa penting abad

ke-18 di Perancis)

3.        PENERAPAN  -   Melaksanakan atau menggunakan prosedur dalam situasi tertentu

Page 10: Dikuasakan Oleh

3.1    Menjalankan

3.2    Mengimplementasikan

Melaksanakan

Menggunakan

Menerapkan prosedur

untuk mengerjakan

tugas (misalnya, digit

nomor satu keseluruhan

dengan nomor lain

keseluruhan,baik

dengan digit ganda)

Menerapkan prosedur

untuk tugas asing

(misalnya, Gunakan

Hukum Kedua Newton

dalam situasi di mana

itu tepat)

4.        ANALISIS-Memilah materi menjadi bagian-bagian penyusunnya dan menentukan

bagaimana bagian-bagian tersebut berhubungan satu sama lain dan struktur

keseluruhan atau tujuan.

4.1    Membedakan

4.2    Mengorganisir

Diskriminatif,

membedakan,

fokus,

memilih

Temuan

koherensi,

mengintegrasikan,

menguraikan,

Membedakan sesuatu

yang relevan dari bagian

yang tidak relevan atau

penting dari bagian

materi yang

disampaikan (misalnya,

bedakan antara angka

yang relevan dan tidak

relevan dalam bahasa

matematis)

Menentukan bagaimana

elemen yang cocok atau

berfungsi dalam struktur

(misalnya, Struktur

bukti dalam deskripsi

Page 11: Dikuasakan Oleh

4.3    Menghubungkan

parsing,

penataan

Mendekonstruksi

sejarah menjadi bukti

dan penjelasan terhadap

resiko artikular sejarah)

Tentukan point

pandang, nilai-nilai,

atau bahan yang

disajikan yang mendasar

(misalnya, Tentukan

sudut pandang penulis

esai dalam hal nya atau

perspektif politik nya)

5.        EVALUASI-Membuat penilaian berdasarkan kriteria dan standar

5.1    Memeriksa

5.2    Mengkritik

Koordinasi,

mendeteksi,

pemantauan,

pengujian

Mendeteksi

inkonsistensi dari

fallacies dalam proses

atau produk,

menentukan apakah

suatu proses atau

produk memiliki

konsistensi internal,

detecting efektivitas

prosedur seperti yang

sedang dilaksanakan

(misalnya,

Menentukan apakah

kesimpulan seorang

ilmuwan diikuti dari

data yang diamati)

Mendeteksi  konsistensi

antara produk dan

Page 12: Dikuasakan Oleh

Menilai kriteria eksternal,

menentukan apakah

suatu produk memiliki

konsistensi eksternal,

mendeteksi kesesuaian

prosedur untuk masalah

tertentu (misalnya,

Hukum yang dari dua

metode adalah cara

terbaik untuk

memecahkan masalah

yang diberikan)

6.        PENCIPTAAN- Masukan elemen bersama-sama untuk membentuk satu kesatuan yang

koheren atau fungsional, mengenali unsur-unsur ke dalam pola baru

atau struktur

6.1    Membuat

6.2    Merencanakan

6.3    Memproduksi

Hipotesa

Merancang

Membangun

Datang dengan hipotesa

berdasarkan kriteria

(misalnya, Hasilkan

hipotesa untuk

menjelaskan fenomena

yang diamati)

Merancang prosedur

untuk menyelesaikan

beberapa tugas

(misalnya, Rencanakan

sebuah makalah

penelitian tentang topik

sejarah tertentu)

Menciptakan suatu

produk (misalnya,

Page 13: Dikuasakan Oleh

Membangun habitat

untuk tujuan tertentu)

 (Anderson W. Lorin. Classroom Assessment, 2003)

Kata Kerja Operasional pada Dimensi Proses Kognisi dalam Taksonomi Anderson

Kata Kerja Operasional (KKO) Ranah Kognitif (Anderson)

      Mengingat: Menjelaskan jawaban faktual, menguji ingatan dan pengenalan

      Memahami: Menerjemahkan, menjabarkan, menafsirkan, menyederhana-kan, dan membuat

perhitungan

      Menerapkan : Memahami kapan menerapkan, mengapa menerapkan, dan mengenali pola

penerapan ke dalam situasi baru, tidak biasa dan agak berbeda atau berlainan.

      Menganalisis :Memecahkan ke dalam bagian, bentuk dan pola

      Menilai: Berdasarkan kriteria dan menyatakan mengapa?.

      Menciptakan : Menggabungkan unsur-unsur ke dalam bentuk atau pola yang sebelumnya

kurang jelas

KATA KERJA OPERASIONAL TAKSONOMI ANDERSON

Mengingat Memahami Menerapkan Menganalisis Menilai Menciptakan

Memilih

Menguraikan

Mendefinisikan

Menunjukkan

Memberitabel

Mendaftar

Menempatkan

Memadankan

Mengingat

Menamakan

Menghilangkan

Mengutip

Mengenali

Menentukan

Menyatakan

Menggolongkan

Mempertahankan

Mendemonstrasikan

Membedakan

Menerangkan

Mengekspresikan

Mengemukakan

Memperluas

Membericontoh

Menggambarkan

Menunjukkan

Mengaitkan

Menafsirkan

Menaksir

Mempertimbangkan

Memadankan

Menerapkan

Menentukan

Mendramatisasikan

Menjelaskan

Menggeneralisasikan

Memperkirakan

Mengelola

Mengatur

Menyiapkan

Menghasilkan

Memproduksi

Memilih

Menunjukkan

Membuatsketsa

Menyelesaikan

Menggunakan

Menganalisis

Mengategorikan

Mengelompokkan

Membandingkan

Membedakan

Mengunggulkan

Mendiversivikasikan

Mengidentifikasi

Menyimpulkan

Membagi

Merinci

Memilih

Menentukan

Menunjukkan

Melaksanakan survei

Menghargai

Mempertimbangkan

Mengkritik

Mempertahankan

Membandingkan

Memilih

Menentukan

Menggabungkan

Mengombinasikan

Mengarang

Mengkonstruksi

Membangun

Menciptakan

Mendesain

Merancang

Mengembangkan

Melakukan

Merumuskan

Membuathipotesis

Menemukan

Membuat

Page 14: Dikuasakan Oleh

Membuatungkapan

Mewakili

Menyatakankembali

Menuliaskembali

Menentukan

Merangkum

Mengatakan

Menerjemahkan

Menjabarkan

Mempercantik

Mengawali

Mengelola

Merencanakan

Memproduksi

Memainkanperan

Menceritakan.

(Samsudin, 2011. Kata Kerja Operasional)

Menurut Thohir (2009) dalam bab terakhir bukunya, Anderson dan Krathwohl sendiri

mengakui bahwa hasil revisinya ini lebih melihat fungsi otak dalam satu kesatuan ranah

(domain). Tidak seperti sebelumnya yang menggunakan klasifikasi dalam tiga ranah, yaitu

kognitif, afektif dan psikomotor. Pembagian tersebut dikritisi banyak pihak karena cenderung

membuat pendidikan beranggapan bahwa adanya isolasi aspek-aspek dalam sebuah tujuan

yang sama.

Pada revisi taksonomi Bloom kali ini, ranah kognitif tidak dianggap terpisah dengan

ranah afektif atau psikomotor, melainkan terkait antara satu dengan yang lain. Karena semua

aspek tersebut merupakan satu bagian utuh dari fungsi kerja otak. Sebagai contoh, pada

kategori pengetahuan metakognitif, di dalamnya juga mencakup ranah kognitif dan afektif,

juga psikomotor.

Revisi ini merupakan bukti fenomena kompleksitas fungsi otak. Weisstein

mengatakan, complexity is the theory of classifying problems based on how difficult they are

to solve. Sebutan ini cukup wajar karena masalah otak dan fungsinya telah mengundang

beragam teori yang secara tak langsung telah menunjukkan betapa rumitnya kajian

tentangnya.

“How amazing is it…” begitulah ungkapan dalam artikel Barry L. Aaronson. Dalam

narasi yang lebih sederhana, kami mencoba mengambil analog dari gambaran saat seseorang

sedang berpikir. Terkadang, dia akan terlihat mengernyitkan dahi, memegang atau memijit-

mijit keningnya. Orang lain yang melihatnya, dengan mudah menebak kalau orang dengan

tanda-tanda seperti itu sedang melakukan proses berpikir.

Berpikir tentu saja merupakan aktifitas menggunakan otak. Karena informasi yang

dipikirkan berat, maka reaksi tubuh dan gesture penyerta semacam itu menjadi indikasi

seseorang sedang berpikir. Namun, saat seseorang menyampaikan perasaan atau dengan kata,

“hati-hati di jalan ya!”, mengapa yang dipegang bukanlah kepala, tetapi malah memegang

dada. Bukankah saraf emosi dan perasaan juga berada dalam otak?.

Page 15: Dikuasakan Oleh

Menfungsikan otak berarti menggunakan pikiran atau berpikir. Bartlett (1932)

mengartikan berpikir (thinking) sebagai (1) interpolasi yang memenuhi informasi, (2)

ekstrapolasi yang melampaui informasi yang diberikan, dan (3) re-interpretasi yang mengatur

kembali informasi. Terkait dengan hal ini pula, Mayer (1977) menyarankan pengertian

berpikir sebagai upaya mengarahkan dan menghasilkan perilaku untuk memecahkan (solve)

atau mencari solusi dari suatu masalah. Pengertian ini selevel dengan kategori metakognitif

Anderson dan Krathwohl.

Kompleksitas fungsi otak lainnya terkait dengan berpikir adalah adanya pandangan

para ahli cognitive neuroscientists. Marianne Szegedy, misalnya, menegaskan bahwa aktifitas

kognitif manusia dan perilakunya bergantung kepada 95 persen di bawah batas kesadaran

manusia (subconscious awarness). Hanya 5 persen aktifitas manusia dilakukan berdasarkan

kesadaran penuh (conscious awareness). Konsep ini agak sulit disinergikan dengan

kalsifikasi Anderson dan Krathwohl dalam revisi Taksonomi Bloomnya.

Dapat didownload di http://www.4shared.com/file/_bo0lKAq/Isi_Makalah.html.