oleh jasman arif 132500036 program studi diii keperawatan …

57
Asuhan Keperawatan pada Ny. R dengan Prioritas Masalah Gangguan Kebutuhan Dasar Aman dan Nyaman ; Cemasdi Kelurahan Sitirejo II Kecamatan Medan Karya Tulis Ilmiah (KTI) Disusun dalam Rangka Menyelesaikan Program Studi DIII Keperawatan OLEH JASMAN ARIF 132500036 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA JUNI 2016 Universitas Sumatera Utara

Upload: others

Post on 02-Oct-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: OLEH JASMAN ARIF 132500036 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN …

Asuhan Keperawatan pada Ny. R dengan Prioritas

Masalah Gangguan Kebutuhan Dasar Aman dan

Nyaman ; Cemasdi Kelurahan Sitirejo II

Kecamatan Medan

Karya Tulis Ilmiah (KTI)

Disusun dalam Rangka Menyelesaikan

Program Studi DIII Keperawatan

OLEH

JASMAN ARIF

132500036

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

JUNI 2016

Universitas Sumatera Utara

Page 2: OLEH JASMAN ARIF 132500036 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN …

LEMBAR PENGESAHAN

KARYA TULIS ILMIAH

Asuhan Keperawatan pada Ny. R Dengan Prioritas Masalah Kebutuhan

Dasar Gangguan Rasa Aman Nyaman; Cemas di Kelurahan Sitirejo II

Kecamatan Medan Amplas

Universitas Sumatera Utara

Page 3: OLEH JASMAN ARIF 132500036 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN …

KATA PENGANTAR

Alhamdulilah, segala Puji bagi Allah SWT Rabb semesta alam, yang

Maha Menciptakan, menghidupkan dan mematikan, yang rahmat-Nya meliputi

langit dan bumi, dunia dan akhirat dan kepada-Nyalah semua akan kembali.

Shalawat serta salam mudah-mudahan terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW,

yang membawa umat manusia dari alam gelap gulita ke alam yang terang

benderang.

Sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan

judul “ Asuhan Keperawatan pada Ny. R dengan Prioritas Masalah

Gangguan Rasa Aman Nyaman; Cemas di Kelurahan Sitirejo II Kecamatan

Medan Amplas ”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk

menyelesaikan pendidikan di Program Studi DIII Keperawatan Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.

Dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan,

bimbingan, dan arahan dari semua pihak secara lansung maupun tidak lansung.

Oleh karena itu dalam kesempatan kali ini penulis mengucapkan terimakasih

kepada:

1. Bapak Setiawan, S.Kp, MNS, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu

Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku Wakil Dekan I Fakultas

Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Cholina Trisa Siregar, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku Wakil Dekan II

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Sitti Saidah Nasution, S.Kp. M.Kep., Sp. Mat, selaku Wakil Dekan

III Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Nur Afi Darti, S.Kp, Ns, M.Kep selaku Ketua Program Studi DIII

Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara

sekaligus dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan

meluangkan waktu serta pikiran dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

Universitas Sumatera Utara

Page 4: OLEH JASMAN ARIF 132500036 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN …

6. Ibu Nur asiah, S. Kep, Ns, M. Biomed, selaku Dosen Penguji yang telah

meluangkan waktunya dalam sidang Karya Tulis Ilmiah saya.

7. Teristimewa untuk kedua orangtua saya, Ayahanda Nasruddin dan Ibunda

Tercinta Zuniar dan saudara-saudaraku tersayang, Abang saya Jamal

usman dan adik saya Rahmat ali, Ali akbar sanjani, Martina ayu N yang

telah memberikan dukungan, motivasi, semangat dan doa serta materi

dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik

8. Keluarga kedua saya di kampus, teman-teman yang berperan dalam

penyelesaian Karya Tulis Ilmiah saya Indah astria Pakpahan, Isah

Masdiana Girsang, Riky andria, Deka agnesia.

9. Teman-teman saya Khusunya Kelompok Belajar Skill Lab B1 dan Teman

Satu Dosen Pembimbing saya Eka trisnawati, Dewinta isabora, Novita

marantika dan Nurhidayah.

Penulis menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh

dari kesempurnaan baik isi maupun susunannya. Maka dengan segala kerendahan

hati penulis mengharapkan kritik dan saran serta masukan dari semua pihak yang

dapat menyempurnakan karya Tulis Ilmiah ini.

Medan, 29 Juni 2016

Jasman Arif

Universitas Sumatera Utara

Page 5: OLEH JASMAN ARIF 132500036 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN …

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................. i

KATA PENGANTAR ........................................................................... ii

DAFTAR ISI .......................................................................................... iv

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................ 1

B. Tujuan ......................................................................................... 3

C. Manfaat ....................................................................................... 4

BAB II PENGELOLAAN KASUS

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan

Masalah Kecemasan .................................................................... 5

1. Pengkajian ............................................................................. 5

2. Analisa Data .......................................................................... 14

3. Rumusan Masalah ................................................................. 16

4. Perencanaan........................................................................... 17

B. Asuhan Keperawatan Kasus ........................................................ 22

1. Pengkajian ............................................................................. 22

2. Analisa Data .......................................................................... 30

3. Rumusan Masalah ................................................................. 31

4. Perencanaan........................................................................... 32

5. Implementasi ......................................................................... 38

6. Evaluasi ................................................................................. 38

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................. 49

B. Saran ............................................................................................ 50

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 52

Universitas Sumatera Utara

Page 6: OLEH JASMAN ARIF 132500036 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN …

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan peningkatan usia, banyak terjadi proses perkembangan dan

pertumbuhan pada manusia. Namun pada suatu saat perkembangan dan

pertumbuhan itu akan terhenti pada suatu tahapan, sehingga berikutnya akan

terjadi banyak perubahan yang terjadi pada fungsi tubuh manusia. Perubahan

tersebut biasanya terjadi pada proses menua, kerena pada proses ini banyak terjadi

perubahan fisik maupun psikologis. Perubahan tersebut paling banyak terjadi pada

wanita karena pada proses menua terjadi suatu fase yaitu fase menopause

(Proverawati, 2010).

Menurut Northurp (2006), menopause merupakan fase dalam kehidupan

seseorang wanita yang ditandai dengan berhentinya masa subur. Menopause

adalah waktu dari kehidupan seorang wanita saat masa haid berakhir. Ini terjadi

karena tidak lagi menghasilkan estrogen yang cukup untuk mempertahankan

jaringan yang responsive dalam suatu cara yang fisiologi aktif (Hacker, 2001).

Setiap orang mempunyai waktu menopause yang berbeda-beda yaitu ada

yang lebih awal da nada yang menjalani terlambat. Diaktakan awal bila

menopause muncul pada usia 20-40 tahun. Usia menopause terlambat biasanya

terjadi di atas 51 tahun. Dalam kondisi ini yang lebih dapat menimbulkan masalah

adalah usia menopause yang lebih awal atau yang biasa disebut dengan

menopause dini, dimana terjadi penurunan aktivitas ovarium serta esterogen dan

progesterone berfluktuasi (Wahyudi, 2002). Di Indonesia, usia menopause

bervariasi antara 45-50 tahun. Namun, proses perubahan kearah menopause itu

sendiri sudah dimulai sejak wanita berusia 40 tahun (Northurp, 2006).

Banyak wanita menganggap bahwa menopause memberi semacam

kebebasan bagi hidupnya, baik secara fisik, emosional, seksual dan spiritual.

Mereka antusias karena terbebas dari kehamilan dan menstruasi. Tetapi, ada

wanita yang ketakutan menghadapi masa menopause ini. Mereka berpendapat

bahwa menopause membuat mereka menjadi tidak menarik lagi, kesepian, tidak

berdaya dan tidak berguna (Hutapea, 2005).

Universitas Sumatera Utara

Page 7: OLEH JASMAN ARIF 132500036 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN …

Perubahan-perubahn fisik yang terjadi pada masa menopause yaitu ketidak

teraturan siklus haid, gejolak rasa panas, kekeringan vagina, perubahan kulit,

keringat di malam hari, sulit tidur, perubahan pada mulut, kerapuhan pada tulang

(osteoporosis), badan menjadi gemuk, penyakit jantung, kanker payudara, dan

lain-lain. Sedangkan perubahan psikologis meliputi daya ingat menurun, mudah

tersinggung, sukar tidur, tertekan, gugup, kesepian, tidak sabar, tegang, cemas dan

depresi (Kuntjoro, 2002).

Sekitar 40-85 % dari semua wanita dalam usia klimaterik mempunyai

keluhan, baik keluhan fisik maupun psikologis (Labibah, 2007). Beberapa wanita

mengalami hal ini sebagai masa transisi yang mulus dengan sedikit

ketidaknyamanan fisik, sedangkan beberapa wanita lain mengalami banyak gejala

yang tidak nyaman atau reaksi fisik negatif (Satumed, 2007).

Masa menopause merupakan masa transisi fisik alamiah yang dialami oleh

setiap wanita saat dia bertambah umur, darinusia dewasa muda yang identic

dengan kecantikan dan kebugaran ke masa lansia yang lemah dan tidak cantik lagi

(Satumed, 2007). Perubahan penampilan tubuh seperti perubahan penampilan

wajah adalah stressor yang sangat jelas mempengaruhi gambaran diri (Potter &

Perry, 2005). Pandangan yang realistic terhadap diri, menerima dan menyukai

bagian tubuh akan memberi rasa aman sehingga terhindar dari rasa cemas dan

meningkatkan harga diri (Keliat, 1992).

Cemas merupakan reaksi terhadap persepsi adanya bahaya baik yang nyata

maupun yang hanya dibayangkan. Rasa khawatir, gelisah takut, was-was, tidak

tentram, panic dan sebagainya merupakan gejala umum akibat cemas. Sering kali

cemas menimbulkan keluhan fisik berupa berdebar-debar, berkeringat, sakit

kepala, bahkan gangguan fungsi seksual dan lain-lain (Sinar Harapan, 2003).

Tahapan perkembangan merupakan salah satu stressor psikologis.

Misalnya, masa remaja, masa dewasa, menopause, usia lanjut; yang secara

alamiah akan dialami oleh setiap orang. Dan apabila tahapan perkembangan

tersebut tidak dapat dilampaui dengan baik (tidak mampu beradaptasi), akan

terjadi kecemasan (Hawari, 2006). Sindroma menopause dialami oleh banyak

wanita hamper di seluruh dunia, sekitar 70-80% wanita Erop, 60% wanita

Amerika, 57% wanita di Malaysia, 18% wanita di Cina, 10% wanita di Jepang

Universitas Sumatera Utara

Page 8: OLEH JASMAN ARIF 132500036 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN …

dan Indonesia (Sinar Harapan, 2003). Diperkirakan jumlah penduduk, dengan

perbandingan antara wanita dan pria 2 banding 1 (Hawari, 2006). Kecemasan

tersebut berdampak buruk bagi kesehatan terutama pada wanita di masa

menopouse, diantaranya menurunkan daya tahan tubuh sehingga tubuh akan

kesulitan untuk melawan berbagai penyakit sehingga orang tersebut akan menjadi

mudah sakit karena tubuh yang lemah seperti sering mengalami gangguan

kesehatan misalnya batuk atau pilek, masalah kesehatan pada jantung,

berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap orang yang sering merasa cemas

ternyata dapat meningkatkan resiko terkena gangguan masalah jantung sebanyak

30 persen, karena itu jika tidak ingin mengalami masalah dengan jantung

sebaiknya kontrol rasa cemas tidak berakibat buruk bagi kesehatan jantung, dan

juga dapat mengganggu metabolisme tubuh sehingga efeknya berat badan menjadi

lebih cepat naik.

Dari latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk mengangkat kasus

kecemasan pada wanita yang menopause. Penulis menggunakan proses asuhan

keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi dalam

karya tulis ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Ny.R dengan Prioritas

Masalah Gangguan Kebutuhan dasar Aman dan Nyaman ; Cemas pada ibu

menopouse di kelurahan Sitirejo II Kecamatan Medan Amplas Sumatera Utara.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan

kepada Ny.R dengan Prioritas Masalah gangguan kebutuhan dasar aman dan

nyaman ; cemas pada ibu Menopause di di kelurahan Sitirejo II Kecamatan

Medan Amplas Sumatera Utara.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian pada Ny.R dengan Prioritas Masalah

gangguan kebutuhan dasar aman dan nyaman ; cemas pada ibu

Menopause.

Universitas Sumatera Utara

Page 9: OLEH JASMAN ARIF 132500036 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN …

b. Mampu menegakkan diagnose pada Ny.R dengan Prioritas Masalah

gangguan kebutuhan dasar aman dan nyaman ; cemas pada ibu

Menopause.

c. Mampu memberikan intervensi pada Ny.R dengan Prioritas Masalah

gangguan kebutuhan dasar aman dan nyaman ; cemas pada ibu

Menopause.

d. Mampu memberikan implementasi pada Ny.R dengan Prioritas Masalah

gangguan kebutuhan dasar aman dan nyaman ; cemas pada ibu

Menopause.

e. Mampu melakukan evaluasi pada Ny.R dengan Prioritas Masalah

gangguan kebutuhan dasar aman dan nyaman ; cemas pada ibu

Menopause.

C. Manfaat

1. Bagi Pendidikan Keperawatan

Menjadi bahan masukan dalam kegiatan proses belajar tentang asuhan

keperawatan pada pasien dengan masalah cemas pada ibu menopouse.

2. Pelayanan keperawatan

Dapat memberi informasi dan membantu meningkatkan dalam upaya

pencegahan masalah kecemasan pada menopouse.

3. Klien

Hasil asuhan keperawatan ini dapat digunakan untuk mengetahui cara

memenuhi kebutuhan klien khususnya pencegahan dalam masalah cemas

pada ibu menopouse.

Universitas Sumatera Utara

Page 10: OLEH JASMAN ARIF 132500036 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN …

BAB II

PENGELOLAAN KASUS

A. Konsep Dasar Kecemasan (Ansietas)

1. Pengkajian

a.Pengertian Cemas

Kecemasan adalah perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar

disertai respons autonom (sumber sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui

oleh individu); perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya.

Perasaan ini merupakan isyarat kewaspadaan yang memperingatkan bahaya

yang akan terjadi dan memampukan individu melakukan tindakan untuk

menghadapi ancaman (NANDA, 2014).

Kecemasan dapat diekpresikan secara langsung melalui perubahan

fisiologis dan perilaku dan secara tidak langsung dapat menimbulkan gejala tau

mekanisme koping sebagai upaya untuk melawan ansietas. Peningkatan

intensitas perilaku akan meningkatkan sejalan dengan meningkatnya ansietas

(Riyadi, 2009).

b.Faktor predisposisi

Berbagai teori yanga di kembangkan untuk menjelaskan penyebab ansietas

adalah:

- Dalam pandangan psikoanalitik yang di kemukakan oleh Sigmund freud,

ansietas adalah konflik emosional yang terjadi antara dua elemen

kepribadian id, dan super ego. id mewakili dorongan insting dan impuls

primitif individu, sedangkan super ego mencerminkan hati nurani

seseorang dan dikendalikan oleh norma-norma budaya individu. Ego atau

aku, berfungsi mediator antara tuntutan id dan super ego. Menurut teori

psikoanalitik ansietas merupakan konflik emosional yang terjadi antara id

dan super ego, yang berfungsi memperingatkan ego tentang sesuatu

bahaya yang perlu diatasi.

Universitas Sumatera Utara

Page 11: OLEH JASMAN ARIF 132500036 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN …

- Menurut pandangan interpersonal yang dikemukakan oleh sullivan

ansietas timbul dari perasaan takut dari tidak adanya penerimaan dan

penolakan dari interpersonal. Hal ini juga berhubungan dengan trauma

perkembangan seperti,perpisahan, kehilangan yang menimbulkan individu

tidak berdaya. Seseorang dengan harga diri rendah biasanya sangat mudah

mengalami perkembangan ansietas berat.

- Menurut pandangan perilaku ansietas merupakan hasil frustasi dari segala

sesuatau yang mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan

yang diinginkan. Para ahli perilaku menganggap ansietas sebagai suatu

dorongan belajar berdasarkan keinginan untuk menghidari rasa sakit. Ahli

teori pembelajaran meyakini bahwa individu yang sejak kecil terbiasa

dalam kehidupannya dihadapkan pada ketakutan yang berlebihan akan

menunjukan kemungkinan ansietas berat pada kehidupan masa dewasanya.

- Kajian keluarga menunjukan bahwa gangguan ansietas merupakan hal

yang biasanaya terjadi dalam suatu keluarga. Teori ini juga tumpang tindih

antara gangguan ansietas dengan depresi.

- Kajian biologis menunjukan bahwa otak mengandung reseptor khusus

untuk benzodiazepines. Reseptor ini mungkin mengatur ansietas.

Penghambat asam aminobutirat-gamaneuroregulator (GABA) juga

mempunyai peran penting dalam mekanisme biologis berhubungan dengan

ansietas, sebagaimana hal nya dengan endorfin. Selain itu telah di buktikan

bahwa kesehatan umum seseorang mempunyai akibat nyata sebagai

predisposisi terhadap ansietas. Ansietas mungkin disertai dengan

gangguan fisik selanjut nya menurunkan kapasitas seseorang untuk

mengatasi stresor.

c.Stresor pencetus

Stresor pencetus dapat berasal dari sumber internal atau eksternal.stresor

pencetus dapat di klasifikasikan dalam dua jenis:

- Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi ketidakmampuan

fisiologis yang akan terjadi atau menurunkan kapasitas untuk melakukan

aktivitas hidup sehari-hari.pada ancaman ini, stresor yang berasal dari

Universitas Sumatera Utara

Page 12: OLEH JASMAN ARIF 132500036 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN …

sumber eksternal adalah faktor-faktor yang dapat menyebabkan gangguan

fisik (misal; infeksi virus, polusi udara). Sedangkan yang menjadi sumber

internalnya kegagalan mekanisme fisiologis tubuh (misal; sistem jantung,

sistem imun,pengaturan suhu dan perubahan. Fisiologis selama

kehamilan).

- Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan identitas,

harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi seseorang. Ancaman yang

berasal dari sumber eksternal yaitu kehilangan orang yang berarti

(meninggal, perceraian, pindah kerja) dan ancaman yang berasal dari

sumber internal berupa gangguan hubungan interpersonal dirumah, tempat

kerja, atau menerima peran baru.

d.Perilaku

Ansietas dapat diekspresikan langsung melalui perubahan fisiologis dan

perilaku secara tidak langsung melalui timbulnya gejala atau mekanisme

koping dalam upaya mempertahankan diri dari ansietas. Intensitas dari

perilaku akan meningkat sejalan dengan peningkatan ansietas. Respon

fisiologis, perilaku, kognitif, dan afektif terhadap ansietas dijelaskan pada

tabel dibawah ini.

Sistem tubuh Respons

Kardiovaskuler Palpitasi

Jantung berdebar

Tekanan darah meningkat

Denyut nadi menurun

Pingsan

Pernapasan Napas cepat

Sesak nafas

Pembengkakan pada tenggorokan

Sensasi tercekik

Napas dangkal

Tekanan pada dada

Universitas Sumatera Utara

Page 13: OLEH JASMAN ARIF 132500036 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN …

Neuromuskuler Reflek meningkat

Reaksi terkejut

Mata berkedip-kedip

Insomnia

Gelisah

Wajah tegang

Kelemahan umum

Gerakan yang janggal

Tremor

Gastrointestinal Kehilangan nafsu makan

Rasa tidak nyaman pada abdomen

Menolak makan

Nyeri abdomen

Mual

Nyeri ulu hati

Diare

Saluran perkemihan Sering berkemih

Tidak dapat menahan kencing

Kulit Wajah kemerahan

Telapak tangan berkeringat

Berkeringat seluruh badan

Gatal

Rasa panas dan dingin

Wajah pucat

Tabel respos perilaku,kognitif dan afektif

Sisitem Respos

Perilaku Gelisah

Ketegangan fisik

Reaksi terkejut

Bicara cepat

Kurang koordinasi

Universitas Sumatera Utara

Page 14: OLEH JASMAN ARIF 132500036 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN …

Cenderung mengalami cidera

Menarik diri dari hubungan-

interpersoanal

Inhibisi

Melarikan diri dari masalah

Menghindar

Hiperventilasi

Sangat waspada

Kognitif Perhatian terganggu

Konsentrasi buruk

Pelupa

Salah dalam memberikan penilaian

Preokupasi

Hambatan berpikir

Lapang persepsi menurun

Bingung

Sangat waspada

Kehilangan obyektivitas

Takut kehilangan kendali

Takut pada gambaran visual

Takut cedera atau kematian

Mimpi buruk

Afektif Mudah terganggu

Tidak sabar

Tegang

Gugup

Ketakutan

kekhawatiran

Rasa bersalah

Mati rasa

Malu

Kecemasan

Universitas Sumatera Utara

Page 15: OLEH JASMAN ARIF 132500036 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN …

e. Pengukuran tingkat kecemasan

Kecemasan dapat diukur dengan pengukuran tingkat kecemasan menurut alat

ukur kecemasan yang disebut HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale). Skala

HARS merupakan pengukuran kecemasan yang didasarkan pada

munculnya symptom pada individu yang mengalami kecemasan. Menurut skala

HARS terdapat 14 syptoms yang nampak pada individu yang mengalami

kecemasan. Setiap item yang diobservasi diberi 5 tingkatan skor( skala likert)

antara 0 (Nol Present) sampai dengan 4 (severe).

Skala HARS pertama kali digunakan pada tahun 1959, yang diperkenalkan

oleh Max Hamilton dan sekarang telah menjadi standar dalam pengukuran

kecemasan terutama pada penelitian trial clinic. Skala HARS telah dibuktikan

memiliki validitas dan reliabilitas cukup tinggi untuk melakukan pengukuran

kecemasan pada penelitian trial clinic yaitu 0,93 dan 0,97. Kondisi ini

menunjukkan bahwa pengukuran kecemasan dengan menggunakan skala HARS

akan diperoleh hasil yang valid dan reliable.

Skala HARS Menurut Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) penilaian

kecemasan terdiri dan 14 item, meliputi:

1). Perasaan Cemas firasat buruk, takut akan pikiran sendiri, mudah

tensinggung.

2). Ketegangan merasa tegang, gelisah, gemetar, mudah terganggu dan lesu.

3). Ketakutan : takut terhadap gelap, terhadap orang asing, bila tinggal sendiri

dan takut pada binatang besar.

4). Gangguan tidur sukar memulai tidur, terbangun pada malam hari, tidur

tidak pulas dan mimpi buruk.

5). Gangguan kecerdasan : penurunan daya ingat, mudah lupa dan sulit

konsentrasi.

6). Perasaan depresi : hilangnya minat, berkurangnya kesenangan pada hoby,

sedih, perasaan tidak menyenangkan sepanjang hari.

7). Gejala somatik: nyeni path otot-otot dan kaku, gertakan gigi, suara tidak

stabil dan kedutan otot.

Universitas Sumatera Utara

Page 16: OLEH JASMAN ARIF 132500036 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN …

8). Gejala sensorik: perasaan ditusuk-tusuk, penglihatan kabur, muka merah

dan pucat serta merasa lemah.

9). Gejala kardiovaskuler : takikardi, nyeri di dada, denyut nadi mengeras dan

detak jantung hilang sekejap.

10). Gejala pemapasan : rasa tertekan di dada, perasaan tercekik, sering

menarik napas panjang dan merasa napas pendek.

11). Gejala gastrointestinal: sulit menelan, obstipasi, berat badan menurun,

mual dan muntah, nyeri lambung sebelum dan sesudah makan, perasaan

panas di perut.

12). Gejala urogenital : sering keneing, tidak dapat menahan keneing,

aminorea, ereksi lemah atau impotensi.

13). Gejala vegetatif : mulut kering, mudah berkeringat, muka merah, bulu

roma berdiri, pusing atau sakit kepala.

14). Perilaku sewaktu wawancara : gelisah, jari-jari gemetar, mengkerutkan

dahi atau kening, muka tegang, tonus otot meningkat dan napas pendek dan

cepat.

Cara Penilaian kecemasan adalah dengan memberikan nilai dengan kategori:

0 = tidak ada gejala sama sekali

1 = Satu dari gejala yang ada

2 = Sedang/ separuh dari gejala yang ada

3 = berat/lebih dari ½ gejala yang ada

4 = sangat berat semua gejala ada

Penentuan derajat kecemasan dengan cara menjumlah nilai skor dan item 1-14

dengan hasil:

1). Skor kurang dari 6 = tidak ada kecemasan.

2). Skor 7 – 14 = kecemasan ringan.

3). Skur 15 – 27 = kecemasan sedang.

4). Skor lebih dari 27 = kecemasan berat.

Tingkat Kecemasan

Stuart dan Sundeen (1995) membagi kecemasan menjadi 4 tingkatan yaitu :

Universitas Sumatera Utara

Page 17: OLEH JASMAN ARIF 132500036 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN …

-Kecemasan Ringan

Kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa

kehidupan sehari-hari. Pada tingkat ini lahan persepsi melebar dab individu

akan berhati-hati dan waspada. Individu terdorong untuk belajar yang akan

menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas.

Respon Fisiologis :

· Sesekali nafas pendek

· Nadi dan tekanan darah naik

· Gejala ringan pada lambung

· Muka berkerut dan bibir bergetar

· Respon Kognitif

· Lapang persegi meluas

· Mampu menerima ransangan yang kompleks

· Konsentrasi pada masalah

· Menyelesaikan masalah secara efektif

Respon perilaku dan Emosi

· Tidak dapat duduk tenang

· Tremor halus pada tangan

· Suara kadang-kadang meninggi

- Kecemasan sedang

Pada tingkat ini lahan persepsi terhadap lingkungan menurun/individu

lebih memfokuskan pada hal penting saat itu dan mengesampingkan hal lain.

Respon Fisiologis:

· Sering nafas pendek

· Nadi ekstra systole dan tekanan darah naik

· Mulut kering

· Anorexia

· Diare/konstipasi

· Gelisah

Respon Kognitif:

· Lapang persepsi menyempit

· Rangsang Luar tidak mampu diterima

Universitas Sumatera Utara

Page 18: OLEH JASMAN ARIF 132500036 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN …

· Berfokus pada apa yang menjadi perhatiannya

Respon Prilaku dan Emosi:

· Gerakan tersentak-sentak (meremas tangan)

· Bicara banyak dan lebih cepat

· Perasaan tidak nyaman

- Kecemasan Berat

Pada kecemasan berat lahan persepsi menjadi sempit. Individu cenderung

memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan hal-hal yang lain. Individu

tidak mampu berfikir berat lagi dan membutuhkan banyak

pengarahan/tuntutan.

Respon Fisiologis:

· Sering nafas pendek

· Nadi dan tekanan darah naik

· Berkeringat dan sakit kepala

· Penglihatan kabur

Respon Kognitif :

· Lapang persepsi sangat menyempit

· Tidak mampu menyelesaikan masalah

Respon Prilaku dan Emosi:

· Perasaan ancaman meningkat

· Verbalisasi cepat

· Blocking

- Panik

Pada tingkat ini persepsi sudah terganggu sehingga individu sudah tidak

dapat mengendalikan diri lagi dan tidak dapat melakukan apa-apa walaupun

sudah diberi pengarahan/tuntunan.

Respon Fisiologis:

· Nafas pendek

· Rasa tercekik dan berdebar

· Sakit dada

· Pucat

· Hipotensi

Universitas Sumatera Utara

Page 19: OLEH JASMAN ARIF 132500036 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN …

Respon Kognitif:

· Lapang persepsi menyempit

· Tidak dapat berfikir lagi

Respon Prilaku dan Emosi:

· Agitasi, mengamuk dan marah

· Ketakutan, berteriak-teriak, blocking

· Persepsi Kacau

2. Analisa data

Pengumpulan data adalah informasi tentang pasien yang dilakukan secara

sistematis untuk menentukan masalah-masalah, serta kebutuhan-kebutuhan

keperawatan dan kesehatan pasien. Dari informasi yang terkumpul didapatkan

data dasar tentang masalah-masalah yang dihadapi pasien (Potter & perry,

2005).

Batasan karakteristik yang terkait dengan kecemasan menurut NANDA

adalah:

- Agitasi

- Gelisah

- Gerakan ekstra

- Insomnia

- Kontak mata yang buruk

- Melihat sepintas

- Mengekspresikan

kekhawatiran karena

perubahan dalam peristiwa

hidup

- Penurunan produktivitas

- Perilaku mengintai

- Tampak waspada

- Berfokus pada diri sendiri

- Distres

- Gugup

- Lemah

- Mulut kering

- Peningkatan denyut nadi

- Peningkatan frekuensi

pernafasan

- Peningkatan refleks

- Peningkatan tekanan darah

- Vasokontriksi superfisial

- Wajah memerah

- Anyang-anyangan

- Diare

- Dorongan segera berkemih

- Gangguan pola tidur

- Kesemutan pada

eksremitas

- Letih

Universitas Sumatera Utara

Page 20: OLEH JASMAN ARIF 132500036 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN …

- Kesedihan mendalam

- Ketakutan

- Menggemerutukan gigi

- Menyesal

- Peka

- Perasaan tidak adekuat

- Putus asa

- Ragu

- Senang berlebihan

- Gemetar

- Peningkatan keringat

- Peningkatan ketegangan

- Suara bergetar

- Tremor

- Tremor tangan

- Wajah tegang

- Anoreksia

- Diare

- Dilatasi pupil

- Eksitasikardiovaskuler

- Gangguan pernafasan

- Jantung berdebar-debar

- Kedutan otot

- Mual

- Nyeri abdomen

- Penurunan denyut nadi

- Penururnan tekanan darah

- Pusing

- Sering berkemih

- Bloking pikiran

- Cenderung menyalahkan

orang lain

- Gangguan konsentrasi

- Gangguan perhatian

- Konfusi

- Lupa

- Melamun

- Menyadari gejala

fisiologis

- Penurunan kemampuan

belajar

- Penurunan kemampuan

untuk memecahkan

masalah

- Penurunan lapang persepsi

- Preokupasi

a. Faktor yang berhubungan terkait kecemasan pada menurut NANDA yaitu:

- Terpajan toksin

- Hubungan keluarga/hereditas

- Transmisi dan penularan interpersonal

- Krisis situasi dan maturasi

- Ancaman atau perubahan pada status peran, fungsi peran, lingkungan,

status kesehatan, dan pola interaksi

- Stres

Universitas Sumatera Utara

Page 21: OLEH JASMAN ARIF 132500036 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN …

- Penyalahgunaan zat

- Ancaman kematian

- Ancaman terhadap konsep diri

- Konflik yang tidak disadari tentang nilai dan tujuan hidup yang esensial

- Kebutuhan yang tidak terpenuhi

3. RUMUSAN MASALAH

Perumusan masalah keperawatan didasarkan pada identifikasi kebutuhan

klien. Bila data pengkajian mulai menunjukan masalah, perawat diarahkan pada

pemilihan diagnosa untuk mengidentifkasi kebutuhan klien. Perawat terlebih

dahulu menentukan apa masalah kesehatan klien dan apakah masalah tersebut

potensial atau aktual (Potter & Perry , 2005)

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul menurut diagnosa

keperawatan NANDA.

Ada beberapa diagnosa keperawatan yang mungkin dapat muncul pada

pasien yang mengalami masalah pada domain ke-9 kelas dua, yaitu:

a. Ketidakefektifan perencanaan aktivitas

b. Resiko ketidakefektifan perencanaan aktivitas

c. Ansietas

d. Koping defensif

e. Ketidakefektifan koping

f. Kesiapan meningkatnya koping

g. Ketidakefektifan koping komunitas

h. Kesiapan meningkatkan koping komunitas

i. Penurunan koping keluarga

j. Ketidakmampuan koping keluarga

k. Kesiapan meningkatkan koping keluarga

l. Ansietas kematian

m. Ketidakefektifan penyangkalan

n. Ketakutan

o. Duka cita

p. Duka cita terganggu

Universitas Sumatera Utara

Page 22: OLEH JASMAN ARIF 132500036 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN …

q. Risiko duka cita terganggu

r. Gangguan pengolahan mood

s. Kesiapan meningkatkan kekuatan

t. Ketidakberdayaan

u. Risiko ketidakberdayaan

v. Gangguan penyesuaian individu

w. Kesiapan meningkatkan penyesuaian individu

x. Kepedihan kronis

y. Stres berlebihan

4. PERENCANAAN

Perencanaan adalah teori dari perilaku keperawatan dimana tujuan yang

berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan diterapakan dan intervensi

keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut (Potter & Perry, 2005).

Proses perencanaan keperawatan di rumah memerlukan keterlibatan dari

klien, keluarga, dan orang yang berarti lainnya. Seluruh perawatan dilakukan di

rumah.Klien dan keluarga dibiasakan untuk mempunyai kontrol, dan perawat

harus menyadari hal ini.

1). Ansietas

Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respons

autonom (sumber sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu);

perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Perasaan ini

merupakan isyarat kewaspadaan yang memperingatkan bahaya yang akan

terjadi dan memampukan individu melakukan tindakan untuk menghadapi

ancaman.

Hasil NOC

a. Tingkat Ansietas: keparahan manifestasi kekhawatiran, ketegangan, atau

perasaan tidak tenang yang muncul dari sumber yang tidak dapat diidentifikasi

b. Pengendalian-Diri Terhadap Ansietas: Tindakan personal untuk

menghilangkan atau mengurangi perasaan khawatir, tegang atau perasaan

tidak tenang akibat sumber yang tidak diidentifikasi

c. Konsentrasi: Kemampuan untuk focus pada stimulas tertentu

Universitas Sumatera Utara

Page 23: OLEH JASMAN ARIF 132500036 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN …

d. Koping: Tindakan personal untuk mengatasi stressor yang membebani

sumber-sumber individu

Tujuan/Kriteria Hasil

a. Ansietas berkurang, dibuktikan oleh bukti tingkat ansietas hanya ringan

sampai sedang, dan selalu menunjukkan pengendalian diri terhadap ansietas,

konsentrasi, koping.

b. Menunjukkan pengendalian diri terhadap ansietas yang dibuktikan oleh

indikator sebagai berikut:

- Merencanakan strategi koping untuk situasi penuh tekanan

- Mempertahankan performa peran

- Memantau distorsi sensori

- Memantau manifestasi perilaku ansietas

- Menggunakan teknik relaksasi untuk meredakan ansietas

Intervensi NIC

a. Bimbingan Antisipasi: Mempersiapkan pasien menghadapi kemungkinan

krisis perkembangan dan/ atau situasionel

b. Penurunan Ansietas: meminimalkan kekhawatira, ketakutan, prasangka,

atau perasaan tidak tenang yang berhubungan dengan sumber bahaya yang

diantisipasi dan tidak jelas

c. Teknik Menenangkan Diri: Meredakan kecemasan pada pasien yang

mengalami distress akut

d. Peningkatan koping: Membantu pasien untuk beradaptasi dengan persepsi

stressor, perubahan, atau ancaman yang menghambat pemenuhan tuntutan

dan peran hidup

e. Dukungan Emosi: Memberikan penenangan, penerimaan dan

bantuan/dukungan selama masa stress.

Aktivitas Keperawatan

Pengkajian

- Kaji dan dokumentasikan tingkat kecemasan pasien termasuk reaksi fisik

- Kaji tanda-tanda vital klien

Universitas Sumatera Utara

Page 24: OLEH JASMAN ARIF 132500036 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN …

- Gali bersama pasien tentang teknik yang berhasil dan tidak berhasil

menurunkan ansietas dimasa lalu

- Kaji faktor budaya (misalnya, konflik nilai) yang menjadi penyebab

ansietas

Observasi

- Observasi tanda-tanda vital

- Observasi tanda-tanda cemas berat

Pendidikan Kesehatan

- Berikan informasi mengenai sumber komunitas yang tersedia, seperti

teman, tetangga, kelompok, tempat ibadah, lembaga sukarelawan dan

pusat rekreasi

- Informasikan tentang gejala ansietas

- Ajarkan anggota keluarga bagaimana membedakan antara serangan panic

dan gejala penyakit fisik

- Penurunan Ansietas (NIC):

• Sediakan informasi factual menyangkut diagnose,terapi, dan

prognosis

• Instruksikan pasien tentang penggunaan teknik relaksasi

• Jelaskan semua prosedur, termasuk sensasi yang biasanya di alami

selama prosedur

Aktivitas Kolaboratif

- Penurunan Ansietas (NIC): Berikan obat untuk menurunkan ansietas, jika

perlu

Aktivitas Lain

- Pada saat ansietas berat, dampingi pasien, bicara dengan tenang, dan

berikan ketenangan serta rasa nyaman

- Beri dorongan kepada klien untuk mengukapakan secara verbal, pikiran,

dan perasaan untuk mengeksternalisasikan

Universitas Sumatera Utara

Page 25: OLEH JASMAN ARIF 132500036 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN …

- Bantu klien untuk memfokuskan pada situasi saat ini

- Sediakan pengalihan melalui televesi, radio, permainan, serta terapi

okupasi

- Berikan penguatan positif ketika pasien mampu meneruskan aktifitas

sehari-hari dan aktifitas lainnya meskipun mengalami ansietas

- Yakinkan kembali pasien melalui sentuhan,dan sikap empati secara verbal

dan non verbal secara bergantian

- Dorong klien untuk mengekspresikan kemarahan dan iritasi, serta izinkan

klien untuk menangis

- Kurangi rangsangan yang berlebihan dengan menyediakan lingkungan

tenang, kontak yang terbatas dengan orang lain jika dibutuhkan, serta

pembatasan penggunaan kafein dan stimulan lain

- Singkirkan sumber-sumber ansieatas jika memungkinkan

- Penurunan Ansietas (NIC):

• Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan

• Nyatakan dengan jelas tentang harapan terhadap perilaku klien

• Dampingi klien (misalnya, selama prosedur) untuk meningkatkan

keamanan dan mengurangi rasa takut

• Berikan pijatan punggung/pijat leher, jika perlu

• Bantu klien untuk mengidentifikai situasi yang mencetuskan cemas.

1. Gangguan pola tidur

Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal.

Hasil NOC

Tujuan:

Pola tidur, kualitas tidur dalam bats normal.

Kriteria hasil:

- Jumlah jam tidur dalam batas normal

- Pola tidur, kualitas dalam batas normal

- Perasaan fresh sesudah tidur/istirahat

Universitas Sumatera Utara

Page 26: OLEH JASMAN ARIF 132500036 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN …

Aktivitas Keperawatan

Mandiri

- Kaji tanda-tanda vital (TD, HR, RR, T)

- Lakukan kajian masalah tidur, karakteristik, dan penyebab tidur

- Kaji insomnia, anjuraan teknik relaksasi

- Tinjau ulang kebutuhan perubahan tidur normal berkenaan dengan

kehamilan

Kolaborasi:

- Ajarkan pada keluarga posisi tidur yang baik, agar dapat memantau

keadaan pasien

Observasi:

- Evaluasi tingkat kelelahan, anjurkan pasien untuk istirahat 1-2 jam pada

siang hari dan 8 jam pada malam hari

Universitas Sumatera Utara

Page 27: OLEH JASMAN ARIF 132500036 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN …

B. ASUHAN KEPERAWATAN KASUS

1. Pengkajian

a. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. R.

Jenis kelamin : Perempuan

Umur :46 Tahun

Status perkawinan : Sudah Kawin

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Jln.persamaan gg.rahmat.simp.limun Kec.Medan

Amplas.

Golongan darah : -

Tanggal pengkajian : 29Mei 2016

Tanggal operasi : -

Diagnosa medis : -

b. KELUHAN UTAMA

Klien mengeluh cemas terhadap perubahan-perubahan yang terjadi

pada tubuhnya.

c. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG

1) Provocative/palliative

a) Apa penyebabnya

Penyebabnya adalah Ny.R sedang mengalami fase awal

menopouse,klien merasakan banyak perubahan-perubahan yang

terjadi pada tubuh klien,baik fisik maupun psikologis disertai

kurangnya pengehtahuan klien terhadap menopause, hal-hal tersebut

menyebabkan timbulnya rasa cemas,dan takut yang dialami klien.

Universitas Sumatera Utara

Page 28: OLEH JASMAN ARIF 132500036 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN …

b) Hal-hal yang memperbaiki keadaan

Tidak ada hal yang memperbaiki keadaan,karena Ny.R tidak

banyak mengetahui tentang menopouse itu sendiri serta kurangnya

minat Ny.R untuk mencari tahu tentang masalah yang dialaminya.

2) Quantity/quality

a) Bagaimana dirasakan

Klien sering merasa gelisah,timbul perasaan takut dan

tertekan,mudah lelah, timbul rasa panas pada bagian wajah hingga

leher, keringat berlebihan,serta klien mengatakan sulit

tidur(insomnia).

b) Bagaimana dilihat .

Klien tampak gelisah , wajah terlihat tegang,dan tangan

gemetaran.

3) Severity

Klien mengatakan sering merasa cemas, gelisah dan

tertekan,sehingga terganggu dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

4) Time

Perasaan cemas, keringat berlebihan, rasa panas pada wajah hingga

leher, gelisah, dan rasa takut terhadap kondisinya saat ini telah dialami

klien sejak 5 bulan yang lalu. gejala-gejala tersebut sering dirasakanklien

di waktu malam hari menjelang tidur dan disiang hari ketika klien tidak

melakukan kegiatan.

d. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

1) Penyakit yang pernah dialami

Ny.R mengatakan ia pernah mengalami penyakit hepatitis A

sekitar 2 tahun yang lalu,serta terdapat tumor di bagian lutut kiri,klien

juga menderita penyakitdiabetes meilitus dan hipertensi sejak 3 tahun

yang lalu hingga saat ini .

2) Pengobatan/tindakan yang dilakukan

Ny.R mengatakan pernah melakukan pengobatan penyakit hepatitis

A di Malaysia.

Universitas Sumatera Utara

Page 29: OLEH JASMAN ARIF 132500036 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN …

Dilakukannyatindakan operasi pengangkatan tumor pada lutut kiri

klien di tahun 2009 ,klienrutin setiap bulannya mengontrol kadar gula

darah di pusat pelayanan kesehatan terdekat,sedangkan untuk

menurunkan tekanan darah tinggi(hipertensi) klien hanya mengkonsumsi

obat-obatan herbal.

3) Pernah dirawat/dioperasi

Klien pernah dirawat inap selama tiga hari di rumah sakit haji

Adam Malik untuk dilakukan nya tindakan operasi pengangkatan tumor

pada bagian lutut kiri klien.

4) Lama dirawat

Klien dirawat inap di rumah sakit haji Adam Malik selama 3 hari.

5) Alergi

Pasien tidak memiliki riwayat alergi, baik alergi makanan ataupun

alergi obat.

e. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

1) Orang tua

Klien memiliki orang tua dengan riwayat penyakit diabetes

meilitus dan hipertensi.

2) Saudara kandung

Klien memiliki 4 orang saudara kandung.Tiga orang diantaranya

tidak memiliki penyakit yang serius hanya satuorang saudara klien yang

menderita penyakit diabetes meilitus kgd:400 mg/dl .

3) Penyakit keturunan yang ada

Klien memiliki riwayat penyakit keturunan yaitu diabetes meilitus.

4)Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

Tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.

5)Anggota keluarga yang meninggal

Adik kandung klien ‘

6) Penyebab meninggal

Diabetes meilitus di sertai komplikasi.

Universitas Sumatera Utara

Page 30: OLEH JASMAN ARIF 132500036 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN …

f. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL

1) Persepsi pasien terhadap penyakitnya

Klien mengatakan merasa cemas dan takut atas penyakit yang

dialaminya, klien berharap agar masalah yang dialaminya tidak

berlangsung lama, klien berharap segera sembuh.

2) Konsep diri

Gambaran diri :klien merasa sedih dan takut atas kondisinya saat

ini, hal itu sangat berdampak buruk bagi kehidupan

klien, sehingga membuat klien merasa tidak

berguna, dimana klien tidak dapat lagi berperan

sepenuhnya sebagai seorang ibu didalam keluarga,

terutama bagi suami yang dengan kondisi klien

saat ini klien tidak dapat lagi berreproduksi dan

memenuhi kebutuhan seksual suaminya.

Ideal diri :klien mengatakan ingin cepat sembuh.

Peran diri :klien mengalami gangguan peran diri selama

mengalami menopouse karena tidak bisa

menjalankan sebagai istri dan ibu rumah tangga.

Identitas :klien mengatakan dirinya sebagai seorang istri dan

ibu dari ke empat orang anaknya.

3) Hubungan sosial

Orang yang berarti :semua anggota keluarganya.

Hubungan dengan keluarga :sejak menderita menopouse hubungan

dan interaksi klien dengan keluarga

kurang baik.

Hubungan dengan orang lain : hubungan klien dengan orang lain

kurangbaik, sejak terjadinya menopouse.

Hambatan bersosialisasi : sejak terjadi nya terjadi menopause

menyebabkan klien jadi mudah

tersinggung, labilitas emosi, sering merasa

tertekan sehingga menimbulkan hambatan

dalam bersosialisasi.

Universitas Sumatera Utara

Page 31: OLEH JASMAN ARIF 132500036 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN …

4) Spiritual

Nilai dan keyakinan :klien selalu berdoa bersama suami dan

anaknyauntuk kehidupannya yang lebih

baik.

Kegiatan ibadah : Sholat 5 waktu dan mengaji.

g.PEMERIKSAAN FISIK

1) Keadaan Umum

Klien tampak gelisah, lemas serta wajah tampak kaku.

2) Tanda-tanda vital

Suhu tubuh :36,5 0C

Tekanan darah : 170/100mmhg

Nadi : 78x/m

Pernafasan : 25x/m

TB : 160cm

BB : 71kg

3) Pemeriksaan Head to toe

Kepala

Bentuk : bentuk kepala bulat

Kulit kepala : bersih dan tidak ada ketombe.

Rambut

Penyebaran dan keadaan rambut : penyebaran rambut tidak merata

dan rambut tampak kusam dan

kering.

Warna rambut : hitam kecoklatan

Wajah

Struktur wajah : simetris.

Universitas Sumatera Utara

Page 32: OLEH JASMAN ARIF 132500036 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN …

Mata

Kelengkapan dan kesimetrisan : kedua mata lengkap dan simetris

antara mata sebelah kanan dan kiri.

Kelopak mata : tampak lingkaran hitam

Konjungtiva : anemis

Pupil : tidak dilakukan pemeriksaan

Cornea dan iris : tidak dilakukan pemeriksaan

Hidung

Tulang hidung dan posisi septum nasi: normal, dan letaknya di Medial

Lubang hidung : normal dan simetris antarakanan

dan kiri

Cuping hidung : normal dan tidak ada Kelainan.

. Telinga

Bentuk teling : bentuk antara telinga kanan dan kiri

normal

Ukuran telinga : ukuran antara telinga kanan dan kiri

simetris

Lubang teling : tidak ditemukan adanya kelainan

padalubang telinga.

Ketajaman pendengaran : dapat mendengar dengan baik

Mulut dan faring

Keadaan bibir :mukosa bibir tampak kering.

Keadaan gusi : normal tidak ada ditemukan

kelainan.

Keadaan lidah : berwarna merah muda.

.

Universitas Sumatera Utara

Page 33: OLEH JASMAN ARIF 132500036 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN …

Pemeriksaan integumen

Kebersihan : Kulit tampak kering.

Kehangatan : Kulit terasa hangat

Warna : Kulit berwarna sawo matang

Turgor : Kembali lebih dari 2 detik

Kelembaban : Kulit tampak kering

Kelainan pada kulit : Tidak ditemukan adanya kelainan pada

kulit

Kuku : Normal

Tonus otot : Lembek

Sistem Pencernaan

Selera makan : baik

Pemeriksaan thoraks/dada

Inspeksi thoraks : Simetris antara kanan dan kiri dan tidak

ditemukan kelainan atau luka

Pernafasan : Pernafasannya normal 22x/menit

Tanda kesulitan bernafas : Tidak ditemukan tanda kesulitan bernafas.

h. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI

1) Pola makan dan minum

Frekuensi makan : 3x/hari

Nafsu/selera makan : Selera makan baik.

Nyeri ulu hati : Tidak ditemukan adanya nyeri ulu hati

Alergi : Klien tidak memiliki riwayat alergi

Mual dan muntah : Klien tidak mengalami ataupun merasakan

mual dan muntah

Tampak memisahkan diri : Klien tidak pernah memisahkan diri dengan

keluarganya pada saat makan

Universitas Sumatera Utara

Page 34: OLEH JASMAN ARIF 132500036 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN …

Waktu pemberian makan : Pagi hari pukul 07.30 WIB, siang hari

pukul 13.00 WIB, dan malam hari pukul

20.00 WIB.

Jumlah dan jenis makanan : klien makan makanan yang biasa di

sediakan oleh anaknya.

Waktu pemberian minum : Tidak ditentukan, sesuai dengan kebutuhan

klien, jumlah 6-8gelas perhari.

2) Perawatan diri/personal hygiene

Kebersihan tubuh : Kebersihan tubuh klien baik dan mandi 2

kali sehari,rambut tampak bersih.

Kebersihan gigi dan mulut : Gigi dan mulut tampak bersih

Kebersihan kuku : Kuku tangan dan kaki klien tampak bersih.

3) Pola kegiatan/aktivitas

Mandi, makan, BAB, BAK, ganti pakaian dilakukan klien secara mandiri.

4) Pola eliminasi

BAB

Pola BAB : 1 x/hari

Karakter feses : lembek dan padat

Riwayat perdarahan : Tidak ditemukan adanya riwayat

perdarahan

BAK

Pola BAK :4-6 kali sehari

Nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK : tidak ditemukan nyeri/rasa

terbakar/kesulitan saat BAK

Riwayat penyakit kandung kemih : tidak ada riwayat penyakit ginjal

Penggunaan diuretic : tidak menggunakan diuretik

Upaya mengatasi masalah : tidak ditemukan adanya masalah

Universitas Sumatera Utara

Page 35: OLEH JASMAN ARIF 132500036 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN …

2. Analisa Data

No Data Etiologi Maslah

Keperawatan

1. Ds :

Klien mengatakan merasa

cemas dan takut akibat

terjadinyaperubahan-

perubahan pada tubuh nya,

meliputi perubahan fisik

dan psikologis.

Do :

- Klien tampak gelisah

- wajah tegang

- tubuh tampak lemah

- keringat berlebihan

- kontak mata kurang

- TD : 170/100 mmhg

- RR : 26 x/menit

Fase awal menopouse

terjadinya perubahan

fisik dan psikologis pada

tubuh

Ancaman atau perubahan

pada status peran, fungsi

peran, Kebutuhan yang

tidak terpenuhi.

Menimbulkan perasaan tidak nyaman atau kekawatiran Kecemasan (ansietas)

Ansietas

2. Ds:

−Klien mengatakan sulit

untuk tidur dimalam hari

karena khawatir

memikirkan perubahan

tubuh pada masa

menopouse yang

mengganggu peran, dan

fungsi peran klien dalam

keluarga.

- Klien mengatakan lama

tidur 4 jam.

Fase awal menopouse

ketidaknyamana fisik

dan psikologis yang lama

Cemas dan gelisah

Insomnia

Gangguan Pola Tidur

Gangguan Pola

Tidur

Universitas Sumatera Utara

Page 36: OLEH JASMAN ARIF 132500036 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN …

Do:

• Tampak lingkaran hitam

pada kantong mata. • Tampak lemah.

• klien sering menguap

• konjugtiva anemis

3. RUMUSAN MASALAH

Setelah analisa data dilakukan, dapat dirumuskan beberapa masalah

kesehatan.masalah yang muncul berdasarkan prioritas yang didasari kriteria yang

harus ditangai segera,berikut beberapa masalah yang muncul berdasarkan analisa

data:

a) Ansietas

b) Gangguan Pola Tidur

DIAGNOSA KEPERAWATAN (prioritas)

1. ansietasberhubungan dengan terjadinya perubahan-perubahan fisik dan

psikologis pada fase awal menopouse.

2. Gangguan Pola Tidurberhubungan dengan kondisi tubuh pada fase

menopouse ditandai dengan tidak bisa tidur karena timbulnya

kekhawatiran akan perubahan tubuh di masa menopouse yang dapat

mengganggu peran dan fungsi peran dalam keluarga.

Universitas Sumatera Utara

Page 37: OLEH JASMAN ARIF 132500036 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN …

4. PERENCANAAN KEPERAWATAN

Hari/

tanggal No. Dx Perencanaan Keperawatan

Kamis,

2 Juni

2016

1.Cemas Tujuan dan kriteria hasil:

NOC: Ansietas/cemas

1.Ansietas berkurang, dibuktikan oleh

bukti tingkat ansietas hanya ringan

sampai sedang, dan selalu menunjukkan

pengendalian diri terhadap ansietas,

konsentrasi, koping.

2.Menunjukkan pengendalian diri

terhadap ansietas yang dibuktikan oleh

indikator sebagai berikut:

- Merencanakan strategi koping untuk

situasi penuh tekanan

- Mempertahankan performa peran

- Memantau distorsi sensori

- Memantau manifestasi perilaku

ansietas

- Menggunakan teknik relaksasi untuk

meredakan ansietas

Rencana tindakan Rasional

Pengkajian:

1. Kaji dan

dokumentasikan

tingkat

kecemasan pasien

termasuk reaksi

fisik

Tingkat

kecemasan klien

dan reaksi fisik

tergantung dari

tingkat

kecemasan yang

dialami.

Universitas Sumatera Utara

Page 38: OLEH JASMAN ARIF 132500036 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN …

2. Kaji tanda-tanda

vital klien

Mengetahui

keadaan umum

klien melalui

tanda-tanda vital.

Observasi:

1.Observasi tanda-

tanda vital

Peningkatan

tekanan darah dan

frekuensi nadi

merupakan

indikator

peningkatan

cemas

2. Observasi tanda-

1. tanda cemas berat

Memberikan

penanganan

yang tepat

Pendidikan

Kesehatan

1.Berikan informasi

mengenai sumber

komunitas yang

tersedia, seperti

teman, tetangga,

kelompok, tempat

ibadah, lembaga

sukarelawan dan

pusat rekreasi

Sumber

komunitas yang

tersedia dapat

menjadi sarana

untuk

menurunkan

cemas pada klien

2.Berikan informasi

mengenai menopouse

dan adaptasi

mengenai perubahan

yang terjadi pada

masa menopouse

Dapat

menurunkan

kecemasan pada

klien

Universitas Sumatera Utara

Page 39: OLEH JASMAN ARIF 132500036 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN …

1. Mandiri

1. Dampingi pasien,

bicara dengan tenang,

dan berikan

ketenangan serta rasa

nyaman

Ketenangan

terhadap rasa

nyaman akan

menurunkan

cemas pada klien

2.Sediakan

pengalihan melalui

televesi, radio,

permainan, serta

terapi okupasi

Untuk

menurunkan

ansietas dan

memperluas

fokus

3.Berikan penguatan

positif ketika pasien

mampu meneruskan

aktifitas sehari-hari

dan aktifitas lainnya

meskipun mengalami

ansietas

Mengalihkan

pikiran klien dari

cemas

4.Yakinkan kembali

pasien melalui

sentuhan,dan sikap

empati secara verbal

dan non verbal secara

bergantian

Sentuhan dan

sikap empati

secara verbal dan

non verbal dapat

menurunkan

cemas pada klien

5.Kurangi

rangsangan yang

berlebihan dengan

menyediakan

lingkungan tenang,

kontak yang terbatas

dengan orang lain

Menurunkan

rasa cemas pada

klien

Universitas Sumatera Utara

Page 40: OLEH JASMAN ARIF 132500036 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN …

jika dibutuhkan, serta

pembatasan

penggunaan kafein

dan stimulan lain

Singkirkan sumber-

sumber ansieatas jika

memungkinkan

Mencegah

cemas klien

10.Penurunan cemas:

- Gunakan

pendekatan

yang tenang dan

meyakinkan

- Dampingi klien

(misalnya,

selama

prosedur) untuk

meningkatkan

keamanan dan

mengurangi rasa

takut

- Berikan pijatan

punggung/pijat

leher, jika perlu

- Bantu klien

untuk

mengidentifikai

situasi yang

mencetuskan

cemas.

Menurunkan

cemas pada klien

Pijatan leher

dapat

meningkatkan

relaksasi pada

klien sehingga

cemas menurun

Universitas Sumatera Utara

Page 41: OLEH JASMAN ARIF 132500036 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN …

2. Gangguan pola tidur Tujuan dan kriteria hasil:

Tujuan: Pola tidur, kualitas tidur dalam

batas normal.

Kriteria hasil:

- Jumlah jam tidur dalam batas normal

- Pola tidur, kualitas dalam batas

normal

- Perasaan fresh sesudah tidur/istirahat

Rencana tindakan Rasional

1. Mandiri:

1. kaji tanda-tanda

vital (TD, HR, RR,

T)

Untuk

mengumpulkan

dan

menganalisis

data

kardiovaskuler,

dan suhu tubuh

2. lakukan kajian

masalah tidur,

karakteristik, dan

penyebab tidur

Untuk memberikan informasi dasar dalam menentukan rencana perawatan

3. kaji insomnia,

anjuraan teknik

relaksasi

Ansietas yang

berlebihan,

kegembiraan,

ketidaknyamanan

fisik, nokturia,

dapat

mempersulit tidur

Universitas Sumatera Utara

Page 42: OLEH JASMAN ARIF 132500036 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN …

4. Tinjau ulang

kebutuhan

perubahan tidur

normal berkenaan

dengan kehamilan

Membantu

mengidentifikasi

kebutuhan pola

tidur

Kolaborasi:

1.ajarkan pada

keluarga posisi

tidur yang baik,

agar dapat

memantau keadaan

pasien

Agar keluarga

dapat memantau

keadaan/posisi

tidur pasien

Observasi:

2. Evaluasi tingkat

kelelahan,

anjurkan pasien

untuk istirahat 1-2

jam pada siang hari

dan 8 jam pada

malam hari

Meringankan rasa

lelah

Universitas Sumatera Utara

Page 43: OLEH JASMAN ARIF 132500036 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN …

5. Implementasi dan Evaluasi

Hari/

Tanggal

No.

Dx. Implementasi Keperawatan Evaluasi(SOAP)

Jum’at,

3 Juni 2016

1. 1. Mengkaji dan

mendokumentasikan

tingkat kecemasan

menggunakan skala

HARS(Hamilton Anxiety

Rating Scale)

2. Mengkaji tanda-tanda vital

klien TD, RR, HR, T, BB,

.

3. Mengkaji faktor budaya

(misalnya, konflik nilai

atau keyakinan klien

terhadap suatu masalah

kesehatan) yang

menyebabkan ansietas.

4. Mengobservasi tanda-

tanda vital

5. Mendampingi pasien

bicara dengan tenang, dan

berikan ketenangan

misalnya menyediakan

tempat yang tenang, udara

segar, agar klien dapat

membantu klien

merelaksasikan tubuh nya

sehingga dapat

mengurangi kecemasan

serta merasa lebih nyaman

S : Ny.R mengatakan sudah

dapat sedikit tenang tetapi

cemas hanya berkurang

belum hilang sepenuhnya.

O:

-RR : 26 x/m

-HR: 75x/m

-T : 36.30C

-TD: 160/100 mmhg

-BB:71 Kg

-TB: 160 cm

- Klien tampak gelisah

-lemah

-wajah tampak tegang.

A: Masalah teratasi sebagian.

- Klien tampak lebih

tenang

- Keringat berkurang

- Gelisah berkurang

P : Intervensi dilanjutkan.

- Mendampingi pasien

dan mendiskusikan

koping yang tepat

utnuk mengatasi

kecemasan

- Mengobservasi tanda-

tanda vital

Universitas Sumatera Utara

Page 44: OLEH JASMAN ARIF 132500036 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN …

6. Membantu klien

mengenali situasi yang

menimbulkan kecemasan

dengan cara memberikan

penkes tentang kecemasan

dan koping yang tepat

untuk mengurangi cemas.

7. Memberikan penkes pada

pasien terkait adaptasi

mengenai perubahan

tubuh pada masa

menopouse agar dapat

mengurangi cemas, misal

menjelaskan tentang

menopouse dan perubahan

pada tubuh pada masa

menopouse

8. Menyediakan pengalihan

agar cemas tidak muncul

melalui televisi, radio, dan

terapi okupasi, kegiatan

kemasyarakatan dan

keagamaan seperti, arisan,

pengajian.

9. Mengurangi rangsangan

yang berlebihan dengan

menyediakan lingkungan

yang tenang dengan cara

mengurangi kebisingan,

jaga sirkulasi udara

ruangan agar klien dapat

menerapkan teknik

- Mengurangi

rangsangan yang

berlebihan,

menciptakan

lingkungan yang

tenang

- Mengintruksikan pada

klien untuk

menggunakan tehnik

relaksasi

- Penkes pada pasien

dan keluarga terkait

menopouse

Universitas Sumatera Utara

Page 45: OLEH JASMAN ARIF 132500036 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN …

relaksasi pernafasan,

kontak yang terbatas

dengan orang lain jika

dibutuhkan, serta

membatasi penggunaan

kafein dan stimulan lain.

10. Menginstruksikan pasien

menggunakan teknik

relaksasi, misal nya pijat

relaksasi, mandi air

hangat, teknik nafas dalam

untuk memberi

ketenangan serta dapat

mengurangi kecemasan.

Jumat,

4 juni

2016

2. 1. Mengkaji tanda-tanda vital

2. Melakukan kajian masalah

tidur berupa

kualitas(kepuasan tidur)

dan kuantitas(durasi tidur)

tidur, karakteristik, dan

penyebab tidur

3. Mengajarkan pada klien

posisi tidur yang baik

dengan memiringkan

tubuh kebagian kanan

dimana posisi ini

memudahkan pernafasan

(sesuai kepercayaan

klien).

4. Menganjurkan klien untuk

istirahat 1-2 jam pada

S: klien mengatakan

kesulitan untuk tidur sudah

berkurang, klien dapat tidur

dengan pulas.

O: Tanda-tanda vital

-RR : 26 x/m

-HR: 75x/m

-T : 36.30C

-TD: 170/100 mmhg

-BB:71 Kg

-TB: 160 cm

lingkaran hitam di bawah

mata klien tampak berkurang,

klien tampak tenang dan

lebih segar

A: Masalah teratasi sebagian.

Universitas Sumatera Utara

Page 46: OLEH JASMAN ARIF 132500036 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN …

siang hari dan 8 jam pada

malam hari.

5. meningkatkan kenyaman

waktu tidur, misal: mandi

air hangat dan pijat

sebelum tidur, masase

6. melibatkan keluarga

dalam memodifikasi

lingkungan agar klien

dapat tidur dengan pulas,

misalnya mengurangi

kebisingan, dan

mengurangi pencahayaan,

ruangan dan tempat tidur

yang bersih dan nyaman.

- Klien tampak lebih

segar

- Tidur cukup

P: intervensi dilanjutkan.

- Mengajarkan pada

klien posisi tidur yang

nyaman agar dapat

membantu tidur

dengan pulas

- Mengobservasi tanda-

tanda vital

- meningkatkan

kenyaman waktu tidur,

misal: mandi air hangat

dan pijat sebelum tidur,

masase

- memodifikasi

lingkungan

Universitas Sumatera Utara

Page 47: OLEH JASMAN ARIF 132500036 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN …

LAMPIRAN

CATATAN PERKEMBANGAN

Hari/

Tanggal

No.

Dx

Implementasi

keperawatan

Evaluasi (SOAP)

Sabtu,

5 juni

2016

1. 1. Mengobservasi tanda-

tanda vital

2. Mendampingi pasien

bicara dengan tenang,

dan berikan ketenangan

misalnya menyediakan

tempat yang tenang,

udara segar, agar klien

dapat membantu klien

merelaksasikan tubuh

nya sehingga dapat

mengurangi kecemasan

serta merasa lebih

nyaman

3. Membantu klien

mengenali situasi yang

menimbulkan kecemasan

dengan cara memberikan

penkes tentang

kecemasan dan koping

yang tepat untuk

mengurangi cemas.

4. Memberikan penkes

pada pasien terkait

adaptasi mengenai

perubahan tubuh pada

masa menopouse agar

S :Ny.R mengatakan sudah dapat

sedikit tenang tetapi cemas hanya

berkurang belum hilang

sepenuhnya

O:

RR : 26 x/m

HR: 75x/m

T : 36.30C

TD: 150/90 mmhg

BB:71 Kg

TB: 160 cm

Klien tampak

gelisah,lemah,wajah tampak

tegang.

A: Masalah teratasi sebagian.

- Klien tampak lebih tenang

- Keringat berkurang

- Gelisah berkurang

P : Intervensi dilanjutkan.

- Mendampingi pasien dan

mendiskusikan koping

yang tepat utnuk mengatasi

kecemasan

- Mengobservasi tanda-tanda

vital

- Mengurangi rangsangan

yang berlebihan,

Universitas Sumatera Utara

Page 48: OLEH JASMAN ARIF 132500036 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN …

dapat mengurangi

cemas, misal

menjelaskan tentang

menopouse dan

perubahan pada tubuh

pada masa menopouse

5. Menyediakan pengalihan

agar cemas tidak

muncul melalui televisi,

radio, dan terapi okupasi,

kegiatan kemasyarakatan

dan keagamaan seperti,

arisan, pengajian.

6. Mengurangi rangsangan

yang berlebihan dengan

menyediakan lingkungan

yang tenang dengan cara

mengurangi kebisingan,

jaga sirkulasi udara

ruangan agar klien dapat

menerapkan teknik

relaksasi pernafasan,

kontak yang terbatas

dengan orang lain jika

dibutuhkan, serta

membatasi penggunaan

kafein dan stimulan lain.

7. Menginstruksikan pasien

menggunakan teknik

relaksasi, misal nya pijat

relaksasi, mandi air

hangat, teknik nafas

menciptakan lingkungan

yang tenang

- Mengintruksikan pada klien

untuk menggunakan tehnik

relaksasi

- Penkes pada pasien dan

keluarga terkait menopouse

Universitas Sumatera Utara

Page 49: OLEH JASMAN ARIF 132500036 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN …

dalam untuk memberi

ketenangan serta dapat

mengurangi kecemasan..

Sabtu,

5 juni

2016

2. 1. Mengobservasi tanda-

tanda vital

2. Mengajarkan pada klien

posisi tidur yang baik

dengan memiringkan

tubuh kebagian kanan

dimana posisi ini

memudahkan pernafasan

(sesuai kepercayaan

klien).

3. Menganjurkan klien

untuk istirahat 1-2 jam

pada siang hari dan 8

jam pada malam hari.

4. meningkatkan kenyaman

waktu tidur, misal:

mandi air hangat dan

pijat sebelum tidur,

masase

5. melibatkan keluarga

dalam memodifikasi

lingkungan agar klien

dapat tidur dengan pulas,

misalnya mengurangi

kebisingan, dan

mengurangi

pencahayaan, ruangan

dan tempat tidur yang

S: klien mengatakan kesulitan

untuk tidur sudah berkurang,

klien dapat tidur 5-6 jam dimalam

hari.

O: Tanda-tanda vital

-RR : 26 x/m

-HR: 75x/m

-T : 36.30C

-TD: 150/90 mmhg

-BB:71 Kg

-TB: 160 cm

lingkaran hitam di bawah mata

klien tampak berkurang, klien

tampak tenang dan lebih segar

A: Masalah sebagian teratasi.

- Klien tampak lebih segar

- Tidur cukup

- Klien dapat tidur pulas

P: intervensi dilanjutkan.

- Mengajarkan pada klien

posisi tidur yang nyaman

agar dapat membantu tidur

dengan pulas

- Mengobservasi tanda-tanda

vital

- meningkatkan kenyaman

waktu tidur, misal: mandi

Universitas Sumatera Utara

Page 50: OLEH JASMAN ARIF 132500036 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN …

bersih dan nyaman. air hangat dan pijat

sebelum tidur, masase

- memodifikasi lingkungan

Hari/

Tanggal

No.

Dx

Implementasi

keperawatan

Evaluasi (SOAP)

Senin,

7 juni

2016

1. 1. Mengobservasi tanda-

tanda vital

2. Mendampingi pasien

bicara dengan tenang,

dan berikan ketenangan

misalnya menyediakan

tempat yang tenang,

udara segar, agar klien

dapat membantu klien

merelaksasikan tubuh

nya sehingga dapat

mengurangi kecemasan

serta merasa lebih

nyaman

3. Membantu klien

mengenali situasi yang

menimbulkan kecemasan

dengan cara memberikan

penkes tentang

kecemasan dan koping

yang tepat untuk

mengurangi cemas.

4. Memberikan penkes

pada pasien terkait

adaptasi mengenai

S : Ny.R mengatakan kecemasan

nya berkurang atas perubahan

tubuh yang dialaminya baik fisik

maupun psikologis yang

berkaitan dengan menopouse

yang dialaminya,klien sudah

dapat melakukan aktifitas sehari-

hari seperti biasa nya,dan tampak

hubungan sosial dengan anggota

keluarga tampat erat,ditandai

dengan klien sudah sering

berkumpul dan mengobrol sambil

menonton tv bersama-sama.

O:

RR : 26 x/m

HR: 75x/m

T : 36.30C

TD: 160/90 mmhg

BB:71 Kg

TB: 160 cm

Klien tampak tenang, gelisah

berkurang,kontak mata baik.

A: Masalah teratasi sebagian.

- Klien tampak tenang

- Keringat berkurang

Universitas Sumatera Utara

Page 51: OLEH JASMAN ARIF 132500036 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN …

perubahan tubuh pada

masa menopouse agar

dapat mengurangi

cemas, misal

menjelaskan tentang

menopouse dan

perubahan pada tubuh

pada masa menopouse

5. Menyediakan pengalihan

agar cemas tidak

muncul melalui televisi,

radio, dan terapi okupasi,

kegiatan kemasyarakatan

dan keagamaan seperti,

arisan, pengajian.

6. Mengurangi rangsangan

yang berlebihan dengan

menyediakan lingkungan

yang tenang dengan cara

mengurangi kebisingan,

jaga sirkulasi udara

ruangan agar klien dapat

menerapkan teknik

relaksasi pernafasan,

kontak yang terbatas

dengan orang lain jika

dibutuhkan, serta

membatasi penggunaan

kafein dan stimulan lain.

7. Menginstruksikan pasien

menggunakan teknik

relaksasi, misal nya pijat

- Gelisah berkurang

- Wajah tampak segar

P : Intervensi dilanjutkan.

- Mengobservasi tanda-tanda

vital

- Mengurangi rangsangan

yang berlebihan,

menciptakan lingkungan

yang tenang

- Mengintruksikan pada

klien untuk menggunakan

tehnik relaksasi

- Penkes pada pasien dan

keluarga terkait menopouse

Universitas Sumatera Utara

Page 52: OLEH JASMAN ARIF 132500036 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN …

relaksasi, mandi air

hangat, teknik nafas

dalam untuk memberi

ketenangan serta dapat

mengurangi kecemasan..

Senin,

7 juni

2016

2. 1. Mengobservasi tanda-

tanda vital

2. Mengajarkan pada klien

posisi tidur yang baik

dengan memiringkan

tubuh kebagian kanan

dimana posisi ini

memudahkan pernafasan

(sesuai kepercayaan

klien).

3. Menganjurkan klien

untuk istirahat 1-2 jam

pada siang hari dan 8

jam pada malam hari.

4. meningkatkan kenyaman

waktu tidur, misal:

mandi air hangat dan

pijat sebelum tidur,

masase

5. melibatkan keluarga

dalam memodifikasi

lingkungan agar klien

dapat tidur dengan pulas,

misalnya mengurangi

kebisingan, dan

mengurangi

S: klien mengatakan tidur 8 jam

di malam hari, dan sudah dapat

tertidur pulas

O: Tanda-tanda vital

-RR : 26 x/m

-HR: 75x/m

-T : 36.30C

-TD: 160/90 mmhg

-BB:71 Kg

-TB: 160 cm

lingkaran hitam di bawah mata

klien tampak berkurang, klien

tampak tenang dan lebih segar

A: Masalah teratasi.

P: intervensi dihentikan

Universitas Sumatera Utara

Page 53: OLEH JASMAN ARIF 132500036 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN …

pencahayaan, ruangan

dan tempat tidur yang

bersih dan nyaman.

Universitas Sumatera Utara

Page 54: OLEH JASMAN ARIF 132500036 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN …

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kecemasan/ansietas adalah suatu keadaan khawatir yang mengeluhkan

bahwa sesuatu yang buruk akan segera terjadi,.Respons yang timbul dari ansietas

yaitu khawatir,gelisah,tidak tenang dan dapat disertai dengan keluhan

fisik.kondisi alami secara subjektif dan di komunikasikan dalam hubungan

interpersonal.asietas berbeda dengan rasa takut yang merupakan penilaian

intelektual terhadap sesuatu yang berbahaya. Ansietas adalah respons emosional

terhadap penilaian tersebut yang penyebabnya tidak diketahui, oleh sebab itu

sangat penting dalam menetukan koping yang tepat dalam mengatasi gangguan

kecemasan tersebut untuk mempertahankan homeostasis tubuh.

1. Hasil pengkajian dengan masalah keperawatan kecemasan, klien

tampak lemah, gelisah, wajah tampak tegang, kontak mata kurang,

Terkadang tampak tremor pada bagian tangan, klien mengatakan ia

merasa cemas dan takut atas perubahan fisik dan psikologis yang

dialaminya sejak beberapa bulan yang lalu, meliputi, sering merasa

gelisah, berat badan naik, tremor pada tangan, keringat

berlebihan,insomnia, mudah tersinggung, sulit untuk berkonsentrasi,

dimana klien saat ini sedang mengalami menopouse.

2. Diagnosis yang ditemukan pada saat dilakukan pengkajian adalah

kecemasan dan gangguan pola tidur.

3. Rencana asuhan keperawatan dengan masalah keperawatan

kecemasan/ansietas pada Ny.R yaitu, Gunakan pendekatan yang

menenangkan, temani klien untuk memberikan keamanan dan

mengurangi rasa cemas/takut,Identifikasi tingkat kecemasan, Bantu

klien mengenali situasi yang menimbulkan kecemasan, Dorong klien

untuk mengungkapkan perasaan,ketakutan yang dialami dan

bagaimana kemampuan klien mengantispasi kecemasan dan

ketakutan tersebut agar dapat mengembangkan koping yang dapat

mengatasi kecemasan, Instruksikan pasien menggunakan teknik

relaksasi, Berikan obat untuk mengurangi kecemasan.

Universitas Sumatera Utara

Page 55: OLEH JASMAN ARIF 132500036 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN …

4. Implementasi asuhan keperawatan dengan kebutuhan dasar gangguan

rasa cemas pana Ny.R yaitu, Menggunakan pendekatan yang

menenangkan, Menemani klien untuk memberikan keamanan dan

mengurangi rasa cemas/takut,Identifikasi tingkat kecemasan,

Membantu klien mengenali situasi yang menimbulkan kecemasan,

mendorong klien untuk mengungkapkan perasaan,ketakutan yang

dialami dan bagaimana kemampuan klien mengantispasi kecemasan

dan ketakutan tersebut agar dapat mengembangkan koping yang dapat

mengatasi kecemasan, Menginstruksikan pasien menggunakan teknik

relaksasi, Memberikan obat untuk mengurangi kecemasan.

5. Evaluasi dengan kebutuhan dasar gangguan rasa cemas pada Ny.R

mengatakan perasaaan cemas dan takut yang dialaminya sudah

berkurang, begitu pula dengan tremor,insomnia dan gelisah yang

dialaminya sekarang sudah mulai berkurang, klien tampak lebih segar

dan lebih bersemangat beraktivitas bersama seluruh anggota

keluarganya dan Ny.R telah mengehtahui tentang masalah menopouse,

perubahan-perubahan baik fisik maupun fisiologis yang terjadi pada

masa menopouse beserta tanda dan gejala nya.

B. Saran

1. Bagi instansi pendidikan

Bagi institusi pendidikan agar lebih baik menyediakan referensi yang

berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dasar gangguan rasa cemas

sebagai bahan bacaan bagi mahasiswa guna meningkatkan kualitas

pendidikan bagi mahasiswa khususnya mahasiswa DIII keperawatan.

2. Bagi klien dan keluarga

Agar memperoleh pengetahuan tentang masalah gangguan rasa cemas

serta meningkatkan kemandirian bagi keluarga dalam merawat anggota

keluarga yang mengalami masalah gangguan rasa cemas.

Universitas Sumatera Utara

Page 56: OLEH JASMAN ARIF 132500036 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN …

3. Bagi profesi keperawatan

Bagi profesi keperawatan agar dapat meningkatkan pelayanan asuhan

keperawatan pada pasien dengan prioritas masalah gangguan rasa cemas.

4. Bagi mahasiswa

Agar menggali lebih dalam lagi ilmu pengehtahuan yang berhubungan

dengan gangguan rasa cemas.

Universitas Sumatera Utara

Page 57: OLEH JASMAN ARIF 132500036 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN …

Daftar Pustaka

Carpenito, L. (2000). Diagnosa Keperawatan: Aplikasi pada Praktik Klinis.

Jakarta: EGC.

Hacker, N. F. (2001). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC.

Hawari, D. (2006). Manajemen Stress, Cemas dan Depresi Edisi Dua. Jakarta:

Gaya Baru.

Hutapea, R. (2005). Sehat & Ceria di Usia Senja. Jakarta : Asdi Mahasatya.

Keliat, B. A. (1992). Gangguan Konsep Diri. Jakarta: EGC.

Koentjoro, Z. (2002). Menopause. http://www.e-psikologi.com/dewasa.

Labibah. (2007). Menopause.dan Klimaterik . http://www .epsikologi. com/usia /

270902.htm

Nevid, J., dkk. (2003). Psikologi Abnormal Edisi Kelima. Jakarta: Penerbit

Erlangga.

.

Northrup, C. (2006). Bijak di Saat Menopause. Bandung: Q-Press.

Potter, P. A., & Perry, A. G. (2005). Fundamental Keperawatan Vol. Jakarta:

EGC.

Proverawati, A. (2010). Menopause Dan Sindrom Premenopause. Yogyakarta:

Nuha Medika.

Riyadi, S. & Purwanto, T. (2009). Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Stuart, G.W. & sundeen S.J. (1995). Buku saku keperawatan jiwa. Jakarta:

penerbit buku kedokteran EGC

Universitas Sumatera Utara