oklusi.docx

26
OKLUSI 1. Definisi Oklusi diambil dari bahasa Inggris dari kata ‘to occlude’ yang berarti menutup, sehingga oklusi gigi geligi adalah suatu keadaan gigi rahang atas dan rahang bawah bertemu pada waktu kedua rahang menutup. Oklusi adalah perubahan hubungan permukaan gigi geligi pada maksila dan mandibula, yang terjadi selama pergerakan mandibula dan berakhir dengan kontak penuh dari gigi geligi pada kedua rahang. Oklusi terjadi karena adanya interaksi antara sistem dental. Secara teoritis, oklusi didefinisikan sebagai kontak antara gigi-geligi yang saling berhadapan secara langsung (tanpa perantara) dalam suatu hubungan biologis yang dinamis antara semua komponen sistem stomatognatik terhadap permukaan gigi geligi yang berkontak dalam keadaan berfungsi. 2. Macam oklusi Oklusi ideal: merupakan suatu konsep teoritis oklusi yang sukar atau bahkan tidak mungkin terjadi pada manusia. Struktur oklusal dan hubungan fungsional yang mencakup prinsip dan karakteristik ideal yang harus dimiliki suatu keadaan oklusi. Menurut Kamus Kedokteran Gigi, oklusi ideal adalah keadaan beroklusinya semua gigi, kecuali insisivus central bawah dan molar tiga atas, beroklusi dengan dua gigi

Upload: martarayani

Post on 11-Aug-2015

135 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: oklusi.docx

OKLUSI

1. Definisi

Oklusi diambil dari bahasa Inggris dari kata ‘to occlude’ yang berarti

menutup, sehingga oklusi gigi geligi adalah suatu keadaan gigi rahang atas dan rahang

bawah bertemu pada waktu kedua rahang menutup.

Oklusi adalah perubahan hubungan permukaan gigi geligi pada maksila dan

mandibula, yang terjadi selama pergerakan mandibula dan berakhir dengan kontak

penuh dari gigi geligi pada kedua rahang. Oklusi terjadi karena adanya interaksi

antara sistem dental.

Secara teoritis, oklusi didefinisikan sebagai kontak antara gigi-geligi yang

saling berhadapan secara langsung (tanpa perantara) dalam suatu hubungan biologis

yang dinamis antara semua komponen sistem stomatognatik terhadap permukaan gigi

geligi yang berkontak dalam keadaan berfungsi.

2. Macam oklusi

Oklusi ideal: merupakan suatu konsep teoritis oklusi yang sukar atau bahkan

tidak mungkin terjadi pada manusia. Struktur oklusal dan hubungan fungsional

yang mencakup prinsip dan karakteristik ideal yang harus dimiliki suatu keadaan

oklusi. Menurut Kamus Kedokteran Gigi, oklusi ideal adalah keadaan

beroklusinya semua gigi, kecuali insisivus central bawah dan molar tiga atas,

beroklusi dengan dua gigi di lengkung antagonisnya dan didasarkan pada bentuk

gigi yang tidak mengalami keausan. Syarat lain untuk mendapatkan oklusi ideal

antara lain:

- Bentuk korona gigi berkembang dengan normal dengan perbandingan yang

tepat antara dimensi mesio-distal atau buko-lingual.

- Tulang, otot, jaringan disekitar gigi anatomis mempunyai perbandingan yang

normal.

- Semua bagian yang membentuk gigi geligi geometris dan anatomis, satu dan

secara bersama-sama memenuhi hubungan yang tertentu.

- Gigi geligi terhadap mandibula dan cranium mempunyai hubungan geometris

dan anatomis yang tertentu.

Page 2: oklusi.docx

Karena gigi dapat mengalami atrisi akibat fungsi pengunyahan, maka bentuk gigi

ideal jarang  dijumpai. Oklusi ini jarang ditemukan pada gigi geligi asli yang

belum diperbaiki.

Oklusi fungsional gerakan fungsional dari mandibula shg menyebabkan

kontak antar gigi geligi.

Oklusi normal: merupakan suatu hubungan yang dapat diterima oleh gigi geligi

pada rahang yang sama dan rahang yang berlawanan, apabila gigi –geligi

dikontakkan dan condylus berada dalam fossa glenoidea. Oklusi dikatakan

normal jika:

- Susunan gigi di dalam lengkung gigi teratur dengan baik.

- Gigi dengan kontak proksimal.

- Hubungan seimbang antara gigi dan tulang rahang terhadap cranium dan

muscular di sekitarnya.

- Kurva spee normal.

- Ketika gigi berada dalam kontak oklusal, terdapat maksimal interdigitasi dan

minimal overbite dan overjet.

- Cusp mesio-bukal molar 1 maksila berada di groove mesio-bukal molar 1

mandibula dan cusp disto-bukal molar 1 maksila berada di embrasure antara

molar 1 dan 2 mandibla dan seluruh jaringan periodontal secara harmonis dengan

kepala dan wajah.

Gambar 1: Oklusi normal.

Oklusi gigi-gigi secara normal dapat dikelompokkan dalam 2 jenis, yaitu:

(1) Oklusi statik merupakan hubungan gigi geligi rahang atas (RA) dan rahang

bawah (RB) dalam keadaan tertutup atau hubungan daerah kunyah gigi-geligi

dalam keadaan tidak berfungsi (statik).

Pada oklusi statik, hubungan cusp fungsional gigi geligi posterior (premolar)

berada pada posisi cusp ke marginal ridge dan cusp fungsional gigi molar pada

Page 3: oklusi.docx

posisi cusp ke fossa. Sedang pada hubungan gigi anterior dapat ditentukan

jarak gigit (overjet) dan tinggi gigit (overbite) dalam satuan milimeter (mm).

Jarak gigit (overjet) adalah jarak horizontal antara incisal edge gigi incisivus

RA terhadap bidang labial gigi insisivus pertama RB. Dan tinggi gigit

(overbite) adalah jarak vertikal antara incisal edge RB sampai incisal edge RA.

(2) Oklusi dinamik merupakan hubungan antara gigi geligi rahang atas dan

rahang bawah pada saat seseorang melakukan gerakan mandibula ke arah

lateral (samping) ataupun kedepan (antero-posterior).

Oklusi dinamik timbul akibat gerakan mandibula ke lateral, kedepan (anterior)

dan kebelakang (posterior). Oklusi yang terjadi karena pergerakan mandibula

ini sering disebut artikulasi. Pada gerakan ke lateral akan ditemukan sisi kerja

(working side) yang ditunjukan dengan adanya kontak antara cusp bukal RA

dan cusp molar RB; dan sisi keseimbangan (balancing side). Working side

dalam oklusi dinamik digunakan sebagai panduan oklusi (oklusal guidance),

bukan pada balancing side.

Kontak gigi geligi karena gerakan mandibula dapat diklasifikasikan sebagai

berikut :

1) Intercupal Contact Position (ICP), adalah kontak maksimal antara gigi geligi

dengan antagonisnya.

2) Retruded Contract Position (RCP), adalah kontak maksimal gigi geligi pada

saat mandibula bergerak lebih ke posterior dari ICP, namun RB masih mampu

bergerak secara terbatas ke lateral.

3) Protrusif Contact Position (PCP) adalah kontak gigi geligi anterior pada saat

RB digerakkan ke anterior.

4) Working Side Contact Position (WSCP) adalah kontak gigi geligi pada saat

RB digerakan ke lateral.

Pergerakan Rahang

Gerakan utama mandibula terdiri dari gerakan membuka, menutup, gerakan

rahang ke kiri, gerakan rahang ke kanan, protusi dan retrusi. Gerakan mandibula

dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

Page 4: oklusi.docx

(1) Condylar guidance, yaitu inklinasi dari jalur (pathway) yang dilalui oleh

condyle selama gerakan rahang kontralateral atau protrusif.

(2) Incisal guidance atau anterior guidance, yang ditentukan oleh hubungan gigi

anterior, yaitu besarnya overbite (vertical overlap) dan overjet (horizontal

overlap) diantara gigi anterior. Selain itu, anterior guidance juga ditentukan

oleh estetik, fonetik dan condylar border movement. Anterior guidance

mempengaruhi arah gerakan mandibula dan jika anterior guidance hilang,

maka seluruh tekanan fungsional ditransmisikan ke gigi-gigi posterior.

(3) Posterior guidance, yang ditentukan oleh hubungan gigi posterior, terutama

hubungan gigi molar yang berlawanan.

(4) Otot dan ligamen

Secara umum pola oklusi akibat gerakan mandibula dapat diklasifikasikan

sebagai berikut:

1. Bilateral balanced occlusion (oklusi seimbang), kontak oklusi gigi anterior

dan posterior sacara simultan dan bilateral pada posisi sentrik dan eksentrik.

Bila gigi geligi posterior pada sisi kerja dan sisi keseimbangan, keduanya

dalam keadaan kontak.

2. Unilateral balanced occlusion, sejumlah kontak antara gigi geligi mandibula

dan maksila pada working side saat gerakan lateral, yang mana kontak

sejumlah gigi ytang simultan bertindak sebagai suatu grup untuk

mendistribusikan kekuatan oklusal. Bila gigi geligi posterior pada sisi kerja

kontak dan sisi keseimbangan tidak kontak, yaitu terjadi kontak cusp bukal

gigi posterior pada sisi kerja, dan tidak ditemukan kontak gigi pada sisi

keseimbangan.

3. Mutually protected occlusion, bentuk artikulasi yang saling melindungi dan

menguntungkan yang mana overlap vertikal dan horizontal gigi kaninus

mencegah gigi geligi posterior berkontak saat gerakan mandibula. Seluruh

tekanan lateral ditahan hanya oleh gigi kaninus. Gigi kaninus mencegah gigi

geligi lain berkontak pada gerakan mandibula sehingga dapat mengurangi

atrisi normal pada gigi. Dijumpai kontak ringan pada gigi geligi anterior,

sedang pada gigi posterior tidak kontak.

4. Tidak dapat ditetapkan, bila tidak dapat dikelompokkan dalam klasifikasi

diatas.

Page 5: oklusi.docx

Kontak oklusal selama gerakan mandibula

Kontak gigi akan terjadi bersamaan dengan gerakan mandibula:

Gerakan protrusif mandibula, terjadi jika mandibula bergerak lebih kedepan

dari posisi intercuspal. Pada hubungan oklusal yang normal, di anterior terjadi

kontak antara incisal edge insisif bawah dan area fosa lingual atau incisal edge

insisif atas.

Gerakan lateral mandibula, gigi posterior bawah kanan dan kiri bergerak

melewati gigi antagonisnya dalam arah yang berbeda. Pada gerakan lateral

mandibula dikenal dua sisi, yaitu:

(a) Sisi mediotrusive (sisi keseimbangan), merupakan sisi rahang yang

bergerak ke arah midline (medial). Sisi keseimbangan disebut juga non-

working side, karena pada sisi ini tidak terjadi proses pengunyahan.

(b) Sisi laterotrusive (sisi kerja), merupakan sisi rahang yang bergerak ke

lateral menjauhi midline pada gerakan rahang. Sisi ini disebut juga sisi

kunyah, karena pada sisi ini terjadi proses pengunyahan. Berdasarkan

jumlah dan keadaan gigi geligi yang berkontak pada gerakan rahang

laterotrusive atau lateral, dikenal beberapa istilah antara lain: (a). disklusi,

yaitu tidak berkontaknya gigi geligi pada gerak lateral rahang. (b).

disklusi kaninus, yaitu disklusi yang hanya melibatkan gigi kaninus. (c).

disklusi anterior, yaitu disklusi yang hanya melibatkan gigi insisif dan

kaninus. (d). disklusi posterior, yaitu disklusi yang melibatkan gigi geligi

posterior, gigi molar dan atau gigi premolar. (e). group function, yaitu

disklusi yang melibatkan gigi geligi anterior dan posterior.

Gerakan retrusif mandibula, yaitu gerakan yang terjadi ketika mandibula

bergerak ke posterior dari posisi intercuspal. Jika dibandingkan dengan

gerakan mandibula yang lain, gerakan retrusif itu lebih kecil dan hanya

berjarak 1-2 mm dari IC (intercuspal contact). Gerakan retrusif dibatasi oleh

struktur ligamen. Selama gerakan retrusif, tonjol bukal bawah bergerak ke

distal melewati permukaan oklusal pada gigi atas antagonisnya. Area kontak

terjadi antara lereng distal tonjol bukal bawah dan lereng mesial pada

marginal ridge dan fosa gigi antagonisnya.

Page 6: oklusi.docx

Maloklusi

1. Definisi

Maloklusi adalah kondisi oklusi intercuspal dalam pertumbuhan gigi

diasumsikan sebagai kondisi yang tidak reguler.

Maloklusi adalah oklusi abnormal yang ditanda dengan tidak benarnya

hubungan antar lengkung di setiap bidang spatial atau anomaly abnormal dalam posisi

gigi. Maloklusi adalah kondisi oklusi intercuspal dalam pertumbuhan gigi

diasumsikan sebagai kondisi yang tidak reguler. Keadaan ini dikenal dengan istilah

maloklusi tetapi batas antara oklusi normal dengan tidak normal sebenarnya cukup

tipis. Maloklusi sering pula tidak mengganggu fungsi gigi secara signifikan dan

termodifikasi pemakaian gigi.

Maloklusi terjadi pada kondisi-kondisi berikut ini :

1. Ketika ada kebutuhan bagi subjek untuk melakukan posisi postural adaptif dari

mandibula.

2. Jika ada gerak menutup translokasi dari mandibula, dari posisi istirahat atau

dari posisi postural adaptif ke posisi interkuspal.

3. Jika posisi gigi adalah sedemikian rupa sehingga terbentuk mekanisme refleks

yang merugikan selama fungsi pengunyahan dari mandibula.

4. Jika gigi-gigi menyebabkan kerusakan pada jaringan lunak mulut.

5. Jika ada gigi berjejal atau tidak teratur, yang bias merupakan pemicu bagi

terjadinya penyakit periodontal dan gigi.

6. Jika ada penampilan pribadi yang kurang baik akibat posisi gigi.

7. Jika ada posisi gigi yang menghalangi bicara yang normal.

2. etiologi

Etiologi dari maloklusi dapat terbagi 2, yaitu :

Primary etiologi site

Primary etiologi site terbagi menjadi :

1. Sistem Neuromuskular

Page 7: oklusi.docx

Beberapa pola kontraksi neuromuscular beradaptasi terhadap

ketidakseimbangan skeletal atau malposisi gigi. Pola- pola kontraksi yang

tidak seimbang adalah bagian penting dari hamper semua maloklusi.

2. Tulang

Karena tulang muka, terutama maxilla dan mandibula berfungsi sebagai dasar

untuk dental arch, kesalahan dalam marfologi atau pertumbuhannya dapat

merubah hubungan dan fungsi oklusi. Sebagian besar dari maloklusi ynag

sangat serius adalah membantu dalam identifikasi dishamorni osseus.

3. Gigi

Gigi adalah tempat utama dalam etiologi dari kesalahan bentuk dentofacial

dalam berbagai macam cara. Variasi dalam ukuran, bentuk, jumlah dan posisis

gigi semua dapat menyebabkan maloklusi. Hal yang sering dilupakan adalah

kemungkinan bahwa malposisisi dapat menyebabkan malfungsi, secara tidak

langsung malfungsi merubah pertumbuhan tulang. Gigi yang sering

bermasalah adalah gigi yang terlalu besar.

4. Jaringan Lunak (tidak termasuk otot)

Peran dari jaringan lunak, selain neuromuskulat dalam etiologi maloklusi,

dapat dilihat dengan jelas seperti tempat- tempat yang didiskusi sebelumnya.

Tetapi, maloklusi dapat disebabkan oleh penyakit periodontal atau kehilangan

perlekatan dan berbagai macam lesi jaringan lunak termasuk struktur TMJ.

Etiologi pendukung

Etiologi Pendukung antara lain :

1. Herediter

Herediter telah lama dikenal sebagai penyebab maloklusi. Kesalahan asal

genetic dapat menyebabkan penampilan gigi sebelum lahir atau mereka tidak

dapat dilihat sampai 6 tahun setelah kelahiran (contoh : pola erupsi gigi).

Peran herediter dalam pertumbuhan craniofacial dan etiologi kesalahan bentuk

dentalfacial telah menjadii banyak subjek penelitian. Genetik gigi adalah

kesamaan dalam bentuk keluaraga sangat sering terjadi tetapi jenis transmisi

Page 8: oklusi.docx

atau tempat aksi genetiknya tidak diketahui kecuali pada beberapa kasus

(contoh : absennya gigi / penampilan beberapa syndrome craniofacial).

2. Perkembangan abnormal yang tidak diketahui penyebabnya

Misalnya : deferensiasi yang penting pada perkembangan embrio. Contoh :

facial cleft.

3. Trauma

Baik trauma prenatal atau setelah kelahiran dapat menyebabkan kerusakan

atau kesalahan bentuk dentofacial.

(a) Prenatal trauma / injuri semasa kelahiran

Hipoplasia dari mandibula

Disebabkan karena tekanan intrauterine (kandungan) atau trauma

selama proses kelahiran.

Asymetri

Disebabkan karena lutut atau kaki menekan muka sehingga

menyebabkan ketidaksimetrian pertumbuhan muka.

(b) Prostnatal trauma

Retak tulang rahang dan gigi

Kebiasaan dapat menyebabkan mikrotrauma dalam masa yang lama.

4. Agen Fisik

- Ekstraksi yang terlalu awal dari gigi sulung.

- Makanan

Makanan yang dapat menyebabkan stimulasi otot yang bekerja lebih dan

peningkatan fungsi gigi. Jenis makanan seperti ini menimbulkan karies

yang lebih sedikit.

5. Habits

Mengisap jempol / jari

Biasanya pada usia 3 tahun – 4 tahun anak-anak mulai mengisap jempol

jika M1 nya susah saat erupsi. Arah aplikasi tekanan terhadap gigi selama

Page 9: oklusi.docx

mengisap jempol dapat menyebabkan Insisivus maksila terdorong ke

labial, sementara otot bukal mendesak tekanan lingual terhadap gigi pada

segmen leteral dari lengkung dental.

Desakan lidah

Ada 2 tipe, yaitu:

Simple tounge, desakan lidah yang berhubungan dengan gigi,

sekalian menelan.

Kompleks tounge, normalnya anak-anak menelan dengan gigi dalam

oklusi bibir sedikit tertutup dan lidah berada pada palatal di belakang

gigi anterior. Simple tounge dihubungkan dengan digital sucking

walaupun kebiasaannya tidak lagi dilakukan karena perlunya lidah

untuk mendesak ke depan ke arah open bite untuk menjaga anterior

seal dengan bibir selama penelanan. Kompleks tounge dihubungkan

dengan stress nasorespiratoty, bernapas dengan mulut.

Lip sucking and lip biting

Menyebabkan open bite, labioversion maksila / mandibula

( terkadang).

Menggigit kuku

6. Penyakit

Penyakit sistemik

Mengakibatkan pengaruh pada kualitas gigi daripada kuantitas

pertumbuhan gigi.

Gangguan endokrin

Disfungsi endokrin saat prenatal bias berwujud dalam hipoplasia, gangguan

endokrin saat postnatal bias mengganggu tapi biasanya tidak merusak /

merubah bentuk arah pertumbuhan muka. Ini dapat mempengaruhi erupsi

gigi dan resorpsi gigi sulung.

Penyakit local

Page 10: oklusi.docx

Penyakit gingival periodontal dapat menyebabkan efek langsusng

seperti hilangnya gigi, perubahan pola penutupan mandibula untuk

mencegah trauma, ancylosis gigi.

Trauma

Karies

7. Malnutrisi

Berefek pada kualitas jaringan dan kecepatan dari kalsifikasi.

3. Klasifikasi

Maloklusi terbagi 3, yakni:

1. Maloklusi tipe dental, terjadi jika perkembangan rahang atas dan rahang bawah

terhadap tulang kepala normal, tapi gigi-giginya mengalami penyimpangan.

2. Maloklusi tipe skeletal, terjadi karena hubungan rahang atas dan rahang bawah

terhadap tulang kepala tidak harmonis, karena ada gangguan pertumbuhan dan

perkembangan rahang.

3. Maloklusi fungsional, terjadi karena adanya kelainan otot-otot, sehingga timbul

gangguan saat dipakai untuk mengunyah.

Klasifikasi angel

Class I

Gambar 2: Klasifikasi angle Class I

Hubungan ideal yang bisa ditolerir. Ini adalah hubungan antero-posterior yang

sedemikian rupa, dengan gigi-gigi berada pada posisi yang tepat di lengkung rahang,

Page 11: oklusi.docx

ujung gigi kaninus atas berada pada bidang vertikal yang sama seperti ujung distal

gigi kaninus bawah. Gigi-gigi premolar atas berinterdigitasi dengan cara yang sama

dengan gigi-gigi premolar bawah, dan tonjol antero-bukal dari molar pertama atas

tetap beroklusi dengan alur (groove) bukal dari molar pertama bawah tetap. Jika

insisivus berada pada inklinasi yang tepat, overjet inisisal adalah sebesar 3 mm.

Lengkung mandibula normalnya mesiodistal berhubungan terhadap lengkung maksila,

dengan mesiobukal cusp dari M1 permanen maksila menutupi grove bukal dari M1

permanen mendibula dan mesio lingual cusp M1 maksila menutupi fossa oclusal dari

M1 permanen mandibula ketika rahang diistirahatkan dan gigi dalam keadaan

tekanan.

Gambar 3: Oklusi klas I

Class II

Gambar 4: Klasifikasi angel Class II

Cusp mesiobukal m1 permanen maksila menutupi antara cusp mesio bukal M1

mandibula permanen dan aspek distal dari P1 mandibula. Juga mesiolingual cusp M1

permanen maksila menutupi mesiolingual cusp dari M1 permanen mandibula. Pada

Page 12: oklusi.docx

hubungan kelas 2, lengkung gigi bawah terletak lebih posterior daripada lengkung

gigi atas dibandingkan pada hubungan kelas 1. Karena itulah, keadaan ini kadang

disebut sebagai “hubungan postnormal”. Angle membagi class II maloklusi dalam 2

divisi dan 1 subdivisi berdasarkan angulasi labiolingual dari maksila, yaitu:

Class II – divisi I

Dengan relasi Molar terlihat seoerti tipe kelas II, gigi insisivus maksila

labio version.

Gambar 5: Maloklusi Angle Klas II divisi 1 postur lidah ke bawah

aktivitas otot pipi tidak ada yang mengimbangi.

Class II – divisi II

Dengan relasi molar terlihat seperti tipe kelas II, Insisivus maksila

mendekati normal secara anteroposterior atau secara ringan dalam

linguoversion sedangakan I2 maksila tipped secara labial atau mesial.

Class II – subdivisi

Saat relasi kelas II molar, terjadi oada satu sisi pada lengkung dental.

Class III

Gambar 6: Klasifikasi angel Class III

Page 13: oklusi.docx

Lengkung dan badan mandibula berada pada mesial lengkung maksila dengan cusp

mesiobukal M1 permanen maksila beroklusi pada ruang interdental di antara ruang

distal dari cusp distal pada M1 permanen mandibula dan aspek mesial dari cusp

mesial m2 mandibula. Pada hubungan kelas 3, lengkung gigi bawah terletak lebih

anterior terhadap lengkung gigi atas dibandingkan pada hubungan kelas 1. Oleh

karena itu, hubungan ini kadang-kadang disebut juga sebagai “hubungan prenormal”.

Class III terbagi 2, yaitu :

Psedo class III – maloklusi

Biasanya disebut kelas 3 sejati, dimana rahang bawah berpindah dari

posisi istirahat ke oklusi kelas 3 pada saat penutupan normal. Ini bukan 

maloklusi kelas 3 yang sebenarnya, tapi tampak serupa, disini mandibula

bergesar ke anterior dengan fossa gleroid dengan kontak premature gigi

atau beberapa alas an lainnya ketika rahang berada pada oklusi sentrik.

Kelas III – subdivisi

Gigi-gigi insisivus terletak sedemikian rupa sehingga gerak menutup

mandibula menyebabkan insisivus bawah berkontak dengan insisivus atas

sebelum mencapai oklusi sentrik. Oleh karena itu, mandibula akan

bergerak ke depan pada penutupan translokasi, menuju ke posisi

interkuspal. Tipe hubungan semacam ini biasanya disebut kelas 3 postural

atau kelas 3 dengan pergeseran. Maloklusi sesuai dengan unilaterally.

 Gambar 7: A. Klas I, B. Klas II divisi 1, C. Klas II divisi 2, D. Klas III

Page 14: oklusi.docx

Pada kondisi normal, relasi antar molar pertama normal begitu juga gigi-gigi

yang ada di anteriornya (depan-red).

Pada maloklusi kelas 1, relasi antar molar pertama normal, tetapi garis oklusi gigi-gigi

di daerah depan dari molar pertama tersebut tidak tepat.

Pada maloklusi kelas 2, tampak molar pertama bawah tampak lebih belakang dari

pada molar atasnya sehingga relasi tidak lagi normal. Kondisi ini merupakan

overbite / gigitan berlebih.

Pada maloklusi kelas 3 ini merupakan kebalikan dari Kelas 2, yaitu molar pertama

atas yang tampak lebih belakang daripada molar pertama bawah. Kondisi ini

merupakan underbite atau terkadang disebut gigitan terbalik.

Klasifikasi Dewey, yaitu modifikasi dari angle kelas I dan kelas III

Modifikasi angle’s kelas I

Tipe 1

Angle Class I dengan gigi anterior maksila crowding.

Tipe 2

Angle Class I dengan gigi I maksila labio version

Tipe 3

Angle Class I dengan gigi I maksila lingual version terhadap I mandibula. ( anterior

cross bite ).

Tipe 4

M dan atau P pada bucco atau linguo version, tapi I dan C dalam jajaran normal (cross

bite posterior).

Tipe 5

M kearah mesio version ketika hilangnya gigi pada bagian mesial gigi tersebut,

(contoh hilangnya M susu lebih awal dan P2).

Page 15: oklusi.docx

Modifikasi angle’s kelas III

Tipe 1

Suatu lengkungan saat dilihat secara individu bidang pada jajaran yang normal, tetapi

oklusi di anterior terjadi edge to edge.

Tipe 2

I mandibula crowding dengan I maksila ( akibat I maksila yang terletak kea rah

lingual ).

Tipe 3

Lengkung maksila belum berkembang sehingga terjadi cross bite pada I maksila yang

crowding dan lengkung mandibula perkembangannya baik dan lurus.

Klasifikasi Lischers modifikasi dengan klasifikasi Angel

Neutroklusi

Sama halnya dengan klasifikasi Angel kelas 1

Distoklusi

Sama halnya dengan klasifikasi Angel kelas 2

Mesioklusi

Sama halnya dengan klasifikasi Angel kelas 3

Nomenklatur Lischer untuk malposisi perindividual gigi geligi menyangkut

penambahan ”versi” pada sebuah kata untuk mengindikasikan penyimpangan dari

posisi normal.

Mesioversi

Lebih ke mesial dari posisi normal

Distoversi

Lebih ke distal dari posisi normal

Lingouversi

Lebih ke lingual dari posisi normal

labioversi

Page 16: oklusi.docx

Lebih ke labial dari posisi normal

Infraversi

Lebih rendah atau jauh dari garis oklusi

Supraversi

Lebih tinggi atau panjang melewati garis oklusi

Axiversi

Inklinasi aksial yang salah, tipped.

Torsiversi

Rotasi pada sumbunya yang panjang

Transversi

Perubahan pada urutan posisi.

Klasifikasi Bennette

Klasifikasi ini berdasarkan etiologinya:

Kelas 1

Abnormal lokasi dari satu atau lebih gigi sesuai faktor lokal.

Kelas II

Abnormal bentuk atau formasi dari sebagian atau keseluruhan dari salah satu

lengkung sesuai kerusakan perkembangan tulang.

Kelas III

Abnormal hubungan diantara lengkung atas dan bawah dan diantara salah satu

lengkung dan kontur fasial sesuai dengan kerusakan perkembangan tulang.

Klasifikasi Simons

Simon (1930) yang pertama kali menghubungkan lengkung gigi terhadap wajah dan

kranial dalam tiga ruang:

1. Frankfort Horizontal Plane (vertikal)

Page 17: oklusi.docx

Frankfort Horizontal Plane atau bidang mata-telinga ditentukan dengan

menggambarkan  garis lurus hingga margin tulang secara langsung di bawah pupil

mata hingga ke margin atas meatus eksternal auditory (derajat di ats tragus telinga).

Digunakan untuk mengklasifikasi maloklusi dalam bidang vertikal.

Attraksi

Saat lengkung gigi atau atau bagian dari penutup bidang frankfort

horizontal menunjukkan suatu attraksi (mendekati).

Abstraksi

Saat lengkung gigi atau atau bagian dari penutup bidang frankfort

horizontal menunjukkan suatu abstraksi (menjauhi).

2. Bidang Orbital (antero-posterior)

Maloklusi menggambarkan penyimpangan antero-posterior berdasarkan jaraknya,

adalah:

Rotraksi

Gigi, satu atau dua, lengkung dental, dan/atau rahang terlalu jauh ke

depan.

Retraksi

Satu gigi atau lebih lengkung gigi dan/atau rahang terlalu jauh ke depan.

3. Bidang Mid-Sagital (transversal)

Maloklusi mengklasifikasikan berdasarkan penyimpangan garis melintang dari bidang

midsagital.

Kontraksi

Sebagian atau seluruh lengkung dental digerakkan menuju bidang

midsagital

Distraksi (menjauhi)

Sebagian atau seluruh lengkung gigi berada pada jarak yang lebih dari

normal.

Page 18: oklusi.docx

Klasifikasi Skeletal

Salzmann (1950) yang pertama kali mengklasifikasikan struktur lapisan skeletal.

Kelas 1 Skeletal

Maloklusi ini dimana semata-mata dental dengan tulang wajah dan rahang harmoni 

dengan satu yang lain dan dengan posisi istirahat kepala. Profilnya orthognatic. Kelas

1 dental ditentukan berdasarkan maloklusi dental:

divisi I

Malrelasi lokal insisor, caninus , dan premolar.

divisi II

Protrusi insisor maksila

divisi III

Lingouversi insisor maksila

divisi IV

protrusi bimaksilari

kelas II Skeletal

ini menyangkut maloklusi dengan perkembangan distal mandibular subnormal dalam

hubungannya terhadap maksila. Dibagi menjadi dua divisi:

divisi I

lengkung dental maksila dalam batas sempit dengan crowding pada regio

caninus, crossbite bisa saja ada ketinggian wajah vertikal menurun. Gigi

anterior maksila protrusif dan profilnya retrognatic.

divisi II

merupakan pertumbuhan berlebih mandibula dengan sudut mandibula

yang tumpul. Profilnya prognatic pada mandibula.