obsesi pada keadilan -...

Download OBSESI PADA KEADILAN - nurcholishmadjid.orgnurcholishmadjid.org/wp-content/uploads/2017/09/2010_Ensiklopedi... · Hal ini terlihat dari bukunya yang ... lalu ia diberi uang dari kas

If you can't read please download the document

Upload: nguyennga

Post on 07-Feb-2018

225 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

  • 2215Ensiklopedi Nurcholish Madjid

    OBSESI PADA KEADILAN

    Salah satu bahasa politik yangsangat dominan ialah keadilan.Marshall Hodgson ambisius sekaliuntuk menulis sejarah dunia, tetapidia mempunyai wawasan yang ba-rangkali untuk orang lain agakaneh, bahwa pusat sejarah duniaadalah sejarah Islam. Karena itu, se-belum menyusun sejarah dunia, diamenyusun sejarah Islam terlebihdahulu. Dalam buku The Venture ofIslam (usaha keras perjuanganIslam) sesungguhnya dia ingin me-ngatakan bahwa Islam itu mem-bawa suatu misi the challenge ofIslam, yakni menegakkan keadilan.Hal ini terlihat dari bukunya yangdimulai dengan kutipan Al-Quran,Kamu adalah umat terbaik dilahir-kan untuk segenap manusia, menyu-ruh orang berbuat benar dan mela-rang perbuatan mungkar serta ber-iman kepada Allah (Q., 3: 110).Ayat ini menimbulkan suatu etos dikalangan umat Islam yang didorongoleh kewajiban untuk menegakkankeadilan. Jadi, menurut Hodgson,Islam memperoleh keberhasilan

    yang sangat luar biasa. Namun de-mikian, seperti dikatakan FazlurRahman, Islam menjadi korban darikeberhasilannya sendiri.

    Jelas bahwa keadilan menjadiobsesi umat Islam. Tetapi, apa yangdisebut keadilan itu bermacam-ma-cam. Harun Al-Rasyid, misalnya,diberi gelar Al-Rasyd yang berartiadil karena dia dipandang sebagaipemimpin yang memang adil. Te-tapi, seandainya Harun Al-Rasyidmenjadi raja kita sekarang, barang-kali setiap hari kita melakukan de-monstrasi. Kalau menurut ukuransekarang, Harun Al-Rasyid adalahpemimpin yang sangat zalim, ka-rena ia menggunakan uang negarasemaunya. Sebagai contoh, ada se-orang penyair tiba-tiba membacasyairnya, lalu ia diberi uang dari kasnegara, seperti dikisahkan dalamSeribu Satu Malam.

    Pemerintahannya juga diwarnaikemewahan yang luar biasa. Sebagaiilustrasi, film Mesir mengenaiRabiah Al-Adawiyah. Orang-orangmembayangkan bahwa sebuah ne-gara Islam seperti yang dialamiHarun Al-Rasyid bersih sekali,

    O

  • 2216 Ensiklopedi Nurcholish Madjid

    tidak ada minuman keras dan seba-gainya. Padahal, pekerjaan para pe-jabatnya sehari-hari adalah minum-minum. Sekalipun film itu adalahsebuah rekonstruksi, tetapi karenaorang-orang Me-sir terlibat baikdengan ini se-mua, maka me-reka berusahamemberikan ilus-trasi dengan se-baik-baiknya. Ja-di, keadilan punkemudian terikatoleh ruang dan waktu.

    OBSKURANTISME INTELEKTUAL

    Semangat obskurantisme ataukemasabodohan intelektual akibatberbagai faktor ekstern dalam proses-proses dan struktur-struktur politikdalam sejarah perkembangan Islamsedemikian mencekam, sehinggamewarnai sikap intelektual sebagianbesar kaum Muslim. Dalam pan-dangan mereka, ilmu pengetahuantelah habis, dan yang tersisa ialahmencerna apa saja yang diwariskandari generasi sebelumnya. Stagnasiini tidak dirasakan oleh kaum Mus-lim, seolah-olah segala sesuatuterjadi secara wajar saja, sampaiakhirnya mereka terhentak dan kalaholeh bangkitnya bangsa-bangsa yangselama ini mereka remehkan, yaitu

    bangsa-bangsa Eropa Barat, ataulebih persisnya, Barat Laut, bangsa-bangsa pelopor umat manusia untukmemasuki zaman modern.

    Banyak ahli yang mengatakan,semua ini diawalikarena umat Is-lam terkena pe-nyakit puas di-ri, akibat do-minasi me-rekaatas kehidupandi muka bumi se-lama berabad-abad (dalam per-

    hitu-ngan konservatif setidaknya se-lama delapan abad, yang berartiempat kali lebih panjang daripadamasa dominasi Eropa Barat yangsudah berlangsung selama dua abadini). Ketika mereka dikejutkan olehdatangnya tentara Prancis ke Mesirdi bawah Napoleon yang denganamat mudah mengalahkan mereka,keadaan sudah sangat terlambat, se-hingga dorongan ke arah kebangkit-an kembali yang muncul sejak itusampai sekarang belum mencapaitujuan yang dimaksud.

    Tetapi tentu saja umat Islammasih tetap mempunyai kesempat-an yang baik. Berbagai gejalamasa-masa terakhir ini, yang biasa-nya diletakkan dalam bracket ke-bangkitan Islam, dapat diacu se-bagai petunjuk adanya masa depanyang baik, setidaknya lebih baikdaripada sekarang, apalagi dari-

    Jadilah kamu sekalian (wahaipara penganut kitab suci) sebagaisaksi bahwa kami adalah orang-orang yang pasrah kepada-Nya(muslimn).

    (Q., 3: 64).

  • 2217Ensiklopedi Nurcholish Madjid

    pada masa obskurantisme seperti diatas. Sebuah adagium mungkinrelevan dengan masalah ini yaituyang berbunyi: Tidak akan men-jadi baik umat ini kecuali dengansesuatu yang telah membuat baik-nya umat terdahulu. Sementarabanyak tafsiran yang berbeda-bedatentang apa yang membuat baikumat terdahulu, namun dari pem-bacaan kepada sejarah peradabanIslam, khususnya sejarah pemi-kirannya, jelas bahwa yang mem-buat baik mereka, generasi Islamklasik, ialah apa yang dalamungkapan kontemporer dinamakanEtos Ilmiah.

    Berbeda dengan obskurantisme,etos ilmiah yang benar harus me-mandang bahwa ilmu tidak mem-punyai batas (limit), melainkanilmu hanya mempunyai perbatasan(frontier), yaitu ujung terakhir per-kembangan pemikiran ilmiah.Batas atau limit ilmu hanya adapada Allah, karena itu tak ter-jangkau. Tetapi perbatasan ataufrontier ilmu hanyalah produkkemampuan manusia sendiri yangtidak sempurna, karena itu harusselalu diusahakan untuk ditembusdengan keberanian intelektual sertakreativitas dan orisinalitasnya.Semuanya itu memerlukan suasanayang bersifat kondusif. Suasana itutidak lain, seperti dikemukakanK.H. Hasyim Asyari, ialah to-

    leransi dan saling menghargaidalam perbedaan.

    OBJEKTIVITAS MAKNA DANTUJUAN HIDUP

    Bagaimana menguji dan menge-tahui bahwa konsep tentang tujuandan makna hidup mengandung ke-benaran objektif dan universal?Terhadap pertanyaan ini, PaulEdwards menawarkan jawaban bah-wa kita barangkali harus membeda-kan antara makna dan tujuan hidupyang bisa disepakati oleh umatmanusia secara rasional dan denganketulusan pengertian dan maknaserta tujuan hidup yang hanya se-cara sepintas saja tampak rasionaldan penuh pengertian. Membacabuku Hitler, Mein Kampf, seseorangbisa saja mendapat kesan sepintaskerasionalan pandangan hidupNazi, yakni secara sepintas lalu. Te-tapi dalam penghadapannya kepadakeseluruhan rasionalitas dan nilaikemanusiaan yang agung, MeinKampf tentu tidak akan dapat ber-tahan.

    Dengan perkataan lain, sepan-jang menyangkut makna dan tu-juan hidup manusia, taruhan yangamat menentukan ialah suara hatinurani. Makna dan tujuan hidupyang benar ialah yang ditopangoleh pertimbangan hati nuraniyang tulus. Jika dunia mengutuk

  • 2218 Ensiklopedi Nurcholish Madjid

    Nazisme, itu bukan karena orang-orang Nazi tidak mempunyai mak-na dan tujuan hidup (justru merekadikenal fanatik berjuang untuk me-menuhi makna dan tujuan hidupmereka), tetapi karena makna dantujuan hidup mereka itu tidak da-pat bertahan terhadap ujian hatinurani universal. Atas dasar itu, da-pat dipastikan bahwa Nazisme,sebagai sumber makna dan tujuanhidup, adalah sesat. Demikian pulapandangan banyak orang tentangberbagai sistem ideologi yang lain,lebih-lebih tentang kultus.

    Namun perkaranya tidak ber-henti di sini. Kalau memang hatinurani merupakan sumber pertim-bangan tentang autentik tidaknyasuatu pandangan makna dan tujuanhidup, dan kenyataan bahwa ma-sing-masing ideologi pun bisa men-dapatkan jalan untuk dirasionali-sasikan sesuai dengan hati nurani (se-tidak-tidaknya, begitulah menurutmasing-masing para pendukung-nya), maka dalam praktik hati nu-rani pun tidak universal. Di sini kitamemasuki suatu daerah pembahasanyang amat pelik, karena berhadapandengan masalah kedirian kita yangpaling mendalam, yaitu hakikatyang untuk mudahnya kita sebutkalbu (banyak nama digunakanuntuk menyebut hakikat kedirianyang paling mendalam itu.) Dalambahasa Arab, selain qalb juga digu-nakan dlamr, fud, lubb, nafs de-

    ngan variasi tekanan maknanya.Hadis Nabi menyebutkan Ingatlahbahwa dalam jasad ada segumpaldaging, bila ia baik, maka baiklahseluruh jasad, dan bila ia rusak, ma-ka rusaklah seluruh jasad. Ingatlah,segumpal daging itu ialah kalbu.

    OPOSISI DALAM ISLAM

    Oposisi dalam Islam dimulaiketika orang Islam Arab kembali kesistem Arab, yang dimulai olehBani Umayyah. Pada tahun 51Muawiyah menunjuk anaknya sen-diri, Yazid. Orang Madinah me-nentang, karena dianggap bukanSunnah Nabi dan sunnah khalifah.Nabi dan khalifah tidak pernah me-nunjuk anak sendiri, sebab pe-nunjukkan anak sendiri adalahsunnah kaisar Roma dan kisra Persi.Semenjak itulah oposisi ditekan,yang kemudian menjadi gerakanbawah tanah, yaitu gerakan Syiah,Khawarij, dan Abbasiyyah. Padatahun ke-100, atau menginjak abadkedua, terjadi revolusi Abbasiyyah.Bayangkan, semua Bani Umayyahdibabat habis: besar-kecil, tua-muda, laki-perempuan, dibunuhsemuanya, bahkan dengan cara-carayang sangat keji. Yaitu, mereka di-undang ke suatu pesta yang sangatmewah di dalam suatu gedung. Se-telah berkumpul dibunuh semua-nya. (Persis seperti perlakuan orang

  • 2219Ensiklopedi Nurcholish Madjid

    Nazi dulu terhadap orang Yahudi.Atau Jengis Khan. Dia malah lebihkejam karena membunuh sebagaihobi). Nah, dalam peristiwa ituhanya satu orang yang berhasildengan pincang-pincang menye-lamatkan diri pergi ke Spanyol.Namanya Ab-durrahman Al-Dakhil yangmendirikan Is-lam Spanyol.

    Sejak BaniUmayyah, Islamkemudian me-ngenal kekuasa-an yang dikait-kan dengan su-ku. Maka keku-asaan menjadi kekuasaan suku:Daulah Umawiyyah, Daulah Ab-basiyyah, Daulah Fathimiyyah, dansekarang masih ada sisanya yaituSaudiyyah (Arab Saudied.).

    OPOSISI DAN DEMOKRATISASI

    Demokrasi adalah suatu kategoridinamis, bukan statis. Tidak sepertikategori-kategori statis yang sta-sioner (diam di suatu tempat), sua-tu kategori dinamis selalu beradadalam keadaan terus bergerak, baiksecara negatif (mundur) atau positif(maju). Dalam masalah sosial, suatunilai yang berkategori dinamis, se-perti demokrasi dan keadilan, gerak

    itu juga mengimplikasikan per-ubahan dan perkembangan. Karenaadanya sifat gerak itu, maka demo-krasi dan keadilan tidak dapat dide-finisikan sekali untuk selamanya(once for all). Karena itu demo-krasi adalah sama dengan proses

    demokratisasiterus-menerus.Cukup untukdikatakan bah-wa suatu ma-syarakat tidaklagi demokratiskalau ia berhen-ti berprosesmenuju kepadayang lebih baik,dan terus yang

    lebih baik lagi.Maka, faktor eksperimentasi,

    dengan proses-proses coba dan sa-lahnya, trial and error-nya, adalahbagian yang integral dari ide ten-tang demokrasi. Suatu sistem dise-but demokratis jika ia membukakemungkinan eksperimentasi terus-menerus, dalam kerangka dinamikapengawasan dan pengimbangan(check and balance) masyarakat. De-mokrasi yang dirumuskan sekaliuntuk selamanya, sehingga tidakmemberi ruang bagi adanya per-kembangan dan perubahan, se-sungguhnya bukan demokrasi,melainkan kediktatoran. Contohyang paling mudah untuk hal ini

  • 2220 Ensiklopedi Nurcholish Madjid

    ialah apa yang disebut DemokrasiRakyat model negara-negara ko-munis. Itulah demokrasi yang diru-muskan sekali untuk selamanya.Dan pengalaman menunjukkanbahwa begitu orang mencoba me-rumuskan demokrasi sekali untukselamanya, maka ia berubah men-jadi ideologi tertutup, padahalmengatakan demokrasi sebagaiideologi tertutup adalah suatu kon-tradiksi dalam terminologi.

    Berdasarkan itu, demokrasimemerlukan ideologi terbuka. Atau,demokrasi itu sendiri adalah sebuahideologi terbuka, yaitu ideologiyang membuka lebar pintu bagiadanya perubahan dan perkem-bangan, melalui eksperimentasi ber-sama. Karena itu, demokrasi adalahsatu-satunya sistem yang mampumengoreksi dirinya sendiri danmembuat perbaikan dan perubah-an ke arah kemajuan bagi dirinyasendiri.

    Eksperimentasi itu dipertaruh-kan kepada dinamika masyarakat,dalam wujudnya sebagai dinamikapengawasan dan pengimbangan(check and balance). Mengapa pe-ngawasan, karena, sebagai ideologiterbuka, demokrasi adalah sistemyang terbuka untuk semua pe-meran-serta (partisipan), dan tidakdibenarkan untuk diserahkan padakeinginan pribadi atau kebijak-sanaannya, betapapun wasesa-nya(wise-nya) orang itu. Dan mengapa

    pengimbangan, karena sistem ma-syarakat dapat dikatakan sebagai de-mokratis hanya jika terbuka kesem-patan bagi setiap kelompok dalammasyarakat untuk berpartisipasi,apa pun dan bagaimanapun seba-gian mendominasi keseluruhan.Adalah mekanisme ini yang mem-buat demokrasi di Amerika, misal-nya, tidak sepenuhnya merupakantirani mayoritas seperti dikatakanoleh Alexis de Tocqueville. Sebabsuatu kelompok minoritas selalumempunyai peluang terbuka untukmemenangkan aspirasinya, melaluiberbagai saluran, khususnya ber-bagai pemilihan umum (untuksenat, wakil rakyat [representatives],presiden, gubernur, dan seterusnya)yang langsung, bebas dan rahasia,serta jujur dan adil.

    Dengan begitu terciptalah sis-tem yang dalam dirinya terkandungmekanisme untuk mampu mengo-reksi dan meluruskan dirinya sen-diri, serta mendorong pertumbuhandan perkembangannya ke arah yanglebih baik, dan terus lebih baik. Ka-rena dalam analisis terakhir masya-rakat terdiri dari pribadi-pribadiatau, dalam perkataan lain, masya-rakat adalah jumlah keseluruhanpribadi-pribadi, maka demokrasipun sesungguhnya berpangkal padapribadi-pribadi yang berkemauanbaik. Tetapi, karena sifatnya yangpersonal, kemauan atau iktikad,baik dan buruk, dapat dipandang

  • 2221Ensiklopedi Nurcholish Madjid

    sebagai rahasia yang menjadiurusan pribadi orang bersangkutan.Maka ia akan mempunyai fungsisosial hanya jika diwujudkan dalamtindakan bermasyarakat, yang ber-sangkutan dengan orang lain, yakniberdimensi sosial.

    Karena tindakan berdimensisosial itu menyangkut para anggotamasyarakat yang menjadi ling-kungannya, jauh atau dekat, makaia tidak dapat dipertaruhkan hanyapada keinginan atau aspirasi pri-badi. Tidak boleh diremehkan ada-nya kemungkinan seorang pribadidikuasai oleh kepentingan dirinyasendiri dan didikte oleh vestedinterest-nya, menuju pada tirani.Maka, dalam masyarakat selalu di-perlukan adanya mekanisme yangefektif untuk terjadinya proses sa-ling mengingatkan tentang apayang benar dan yang menjadi ke-baikan bersama. Dan pada urutan-nya, proses serupa itu memerlukankebebasan menyatakan pendapat,berkumpul, dan berserikat.

    Oleh karena itu, setiap penge-kangan kebebasan-kebebasan danpencekalan atau pelarangan berbi-cara dan mengemukakan pikiranadalah pelanggaran yang amatprinsipil terhadap tuntutan falsafahkenegaraan kita. Di sinilah relevan-nya pembicaraan tentang perlunyapartai oposisi, yaitu partai ataukelompok masyarakat yang senan-tiasa mengawasi dan mengimbangi

    kekuasaan yang ada, sehingga terpe-lihara dari kemungkinan jatuh men-jadi tirani.

    Harus diakui bahwa ide tentangoposisi adalah sebuah temuan mo-dern. Artinya, sebelum zaman mo-dern ini ide tentang pengawasan so-sial sebagai kelembagaan yang di-buat secara deliberate belum ada.Yang ada pada zaman itu ialah pe-ngawasan sosial de facto yang lahirdan penerimaannya dalam masya-rakat bersifat kebetulan, tidaksengaja, alias accidental. Padahal se-suatu yang terjadi hanya secara ke-betulan (apalagi jika wujud defacto-nya ada tetapi pengakuan dejure-nya tidak ada), tidak akan ber-jalan efektif, malah kemungkinanjustru mudah mengundang anarkidan kekacauan karena usaha-usahacheck and balance berlangsung seke-nanya dan tidak dengan penuhtanggung jawab.

    Dengan hasil pembangunanyang membuat rakyat semakincerdas dan semakin mampu meng-ambil peran dalam kehidupanbersama sekarang ini, setiap pe-ngekangan dan pembatasan ke-bebasan menyatakan pendapatharus diakhiri dengan tegas, dankita harus menumbuhkan dalamdiri kita sendiri kepercayaan yanglebih besar kepada rakyat. Jangan-lah kita menjadi korban dari ke-berhasilan pembangunan nasionalkita sendiri, karena kita tidak

  • 2222 Ensiklopedi Nurcholish Madjid

    menyadari dinamika masyarakatyang menjadi konsekuensi logisnya,sehingga kita digulung oleh ge-lombang dinamika perkembanganmasyarakat itu.

    Namun sesungguhnya prinsip-prinsip kemauan baik yang pribadi,komitmen sosial, dan mekanismepengawasan dan pengimbanganmelalui kebebasan-kebebasan me-nyatakan pendapat, berkumpul danberserikat, belumlah lengkap dansempurna. Kembali kepada pribadi,juga kepada kelompok, masihdiperlukan adanya sikap tabah dantulus untuk mendahulukan kepen-tingan umum dan menyisihkan ke-pentingan pribadi semata. Ini dapatmerupakan hal yang amat berat atasindividu-individu, mengingat ke-cenderungan setiap orang padaegoisme dan mendahulukan vestedinterest-nya sendiri. Demokrasitidak akan terwujud jika tidak adaketabahan pribadi untuk kemung-kinan melihat dirinya salah danorang lain benar. Dan ini hanyadapat diatasi jika setiap orang me-mahami dan menerima demokrasisebagai pandangan hidup atau wayof life. Seperti dikatakan oleh T.V.Smith dan Eduard C. Lindeman:

    Orang-orang yang berdedikasikepada pandangan hidup demokra-tis mampu bergerak ke arah tujuanitu jika mereka bersedia menerimadan hidup menurut aturan tentangterlaksananya (hanya) sebagian dari

    keinginan-keinginan. Perfeksionis-me (pikiran tentang yang serbasempurna) dan demokrasi adalahdua hal yang saling tidak menco-coki.

    Barangkali terlalu banyak kalaudikatakan bahwa demokrasi me-nuntut adanya tingkat tanggungjawab pribadi yang tinggi. Tetapimemang keterbukaan dan kebebas-an yang sejati selalu memerlukansikap-sikap bertanggung jawab,sikap-sikap yang bebas dari egoismedan vested interest. Seperti ternyatadari kutipan di atas, kita mampumendukung pandangan hidupdemokratis kalau kita mampumeninggalkan sikap mau menangsendiri, dan menerima ketentuanbahwa demokrasi akan menghasil-kan diterimanya dan dilaksanakan-nya hanya sebagian dari keinginandan pikiran kita. Oleh karena itu,harus selalu ada kesediaan untukmembuat kompromi-kompromi.Apalagi selalu ada kemungkinanbahwa keinginan dan pikiran kitasendiri adalah hasil perpanjangandari vested interest kita; dengan katalain egois, setidaknya subjektif.Maka prinsip partial functioning ofideals harus benar-benar dimenger-ti, dihayati dan dipegang teguh.Sudah tentu demikian pula halnyaketika kita melakukan pengawasansosial yang merupakan bagian amatpenting dari mekanisme check andbalance, sebagai kekuatan amar

  • 2223Ensiklopedi Nurcholish Madjid

    marf nah munkar (mendorongkebaikan dan mencegah kejahatan).

    OPOSISI DAN MUSYAWARAH-MUFAKAT

    Sebetulnya, partai oposisi meru-pakan check and balance (penga-wasan dan perimbangan) yang su-dah ada dalam masyarakat Indo-nesia, bukan hanya di dalam ma-syarakat Minang, tapi juga di Jawa.Ada tradisi mepe (demonstrasi ber-jemur di siang hari). Oposisi cumaistilah modern. Mengapa kita harustakut menggunakannya? Apalagikita sudah meminjam istilah mo-dern lainnya, seperti menamakannegara kita republik, kepala negarakita presiden, parlemen dan seba-gainya. Mengapa kita harus meno-lak istilah oposisi? Begitu jugadengan critical party. Kalau kita te-tap tidak boleh menggunakan is-tilah oposisi; mereka (partai politik)tetap harus menjadi kekuatan peng-awas dan pengimbang.

    Ada yang pernah bertanya, Apa-kah oposisi tidak mengecilkan artimusyawarah untuk mufakat? Me-nurut (sejarawan) Taufik Abdullah,ini masalah hegemoni makna. Mu-syawarah-mufakat seperti sekarangini merupakan istilah dari orang-orang Minang. Mereka yang perta-ma kali menggunakannya. Tapi mu-syawarah-mufakat dalam masyara-

    kat Minang tidak berarti konsensus.Mufakat berasal dari muwfaqah yangberarti persetujuan. Artinya, lak-sanakanlah apa yang disetujui.Prosesnya bisa terjadi melalui votingsedang konsensus melalui ijm. Jadidalam mufakat tetap diperbolehkanberbeda pendapat, namun sebuahpersetujuan tetap dilaksanakanbiarpun melalui voting. Ini tidaklahseperti di waktu Orde Baru.

    Dalam sejarah republik ini, baikdalam Demokrasi Terpimpin mau-pun yang sekarang ini (orde Barued), oposisi adalah haram. Sayasendiri pernah dituduh liberal.Tapi menurut saya itu hanya ma-salah proses. Kini, dalam ekonomi,kita melakukan berbagai deregulasi.Ide-ide semacam ini di masa laludisebut liberal, tetapi sekarangditerima. Malah kita akan liberalsepenuhnya. Nah, kalau nantipolitiknya masih tidak demikian,maka menjadi tidak simetris, tidaksinkron, sehingga dapat menim-bulkan berbagai krisis. Singapuratidak boleh dijadikan contoh.Negara itu hanya sebesar Jakarta,terbilang kecil, sehingga bisa majudengan cara-cara yang khas LeeKuan Yew. Ini berbeda dengannegara kita yang luasnya dariSabang ke Merauke. MengikutiSingapura, akan bisa meledak aki-batnya. Jadi, sebaiknya kita men-contoh bangsa-bangsa yang cen-derung federal. Mungkin kita tak

  • 2224 Ensiklopedi Nurcholish Madjid

    menerapkan federalisme, tapi oto-nomi daerah harus jauh lebih besarketimbang sekarang. Sebetulnya,untuk kesekiankalinya saya kata-kan: ide (oposisi)ini bukan gagasanorisinal saya; iamerupakan dis-kursus (silangpendapat) di an-tara kita, sedang saya hanya me-ngangkatnya ke permukaan. Dansebagai gejala, kita pun sudahmelakukannya.

    Contohnya: pikiran mengenaiotonomi daerah lebih besar. Buruhsudah mulai demonstrasi. Lalu adaberbagai deregulasi. Sekarang ke-giatan politik tak perlu izin. Justrupesta yang perlu izin, karena dapatmengganggu orang banyak, sepertimenutup jalan. Jadi sebetulnyasudah banyak antisipasi yang sehat.

    OPOSISI LOYAL

    Ide oposisi loyal ialah al-adlu waal-ihsn; adil berarti kesanggupan un-tuk mengatakan apa yang sebenarnyadan ihsn berarti kesediaan untukmengakui kebaikan orang. Oposisiloyal bukan oposisionalisme, yaituorang yang hanya sekadar menentang.Oposisi loyal adalah bagian daridemokrasi, dan merupakan suatu me-kanisme untuk saling mengingatkan,

    tentang yang benar dan yang salah.Karena itu, oposisi loyal berkaitan eratdengan ide keterbukaan. Dalam Islam,

    keterbukaan ada-lah indikasi bah-wa seseorangmendapat hida-yah dari AllahSwt., seperti di-nyatakan dalamAl-Quran, Sam-

    paikanlah berita gembira kepadahamba-hambaKu. Mereka yang men-dengarkan perkataan (pendapat oranglainNM), dan mengikuti yang terbaikdi antaranya, maka mereka itulahorang yang mendapat bimbingan Allah,dan mereka itulah orang yang arif (Q.,39: 17-18).

    OPOSISI, PENGAWASAN, DANPENGIMBANGAN

    Sistem demokrasi yang baikadalah yang dalam dirinya terkan-dung mekanisme untuk mampumengoreksi dan meluruskan dirinyasendiri, serta mendorong pertum-buhan dan perkembangannya kearah yang lebih baik, dan teruslebih baik. Karena dalam analisa ter-akhir masyarakat terdiri dari priba-di-pribadi atau, dalam perkataanlain, masyarakat adalah jumlah ke-seluruhan pribadi-pribadi, makademokrasi pun sesungguhnya ber-pangkal kepada pribadi-pribadiyang berkemauan baik. Akan te-

    Sebaik-baik zikir ialah meng-ucapkan kalimat persaksian tidakada Tuhan kecuali Allah.

    (Hadis)

  • 2225Ensiklopedi Nurcholish Madjid

    tapi karena sifatnya yang pribadiitu, maka kemauan atau itikad,baik dan buruk, dapat dipandangsebagai rahasia yang menjadiurusan pribadi orang bersangkutan.Maka ia akan mempunyai fungsisosial hanya jika diwujudkan dalamtindakan bermasyarakat yang ber-dimensi sosial.

    Karena tindakan berdimensi sosialitu menyangkut para anggota ma-syarakat yang menjadi lingkungannya,jauh atau dekat, maka ia tidak dapatdipertaruhkan hanya kepada ke-inginan atau aspirasi pribadi. Tidakboleh diremehkan adanya kemung-kinan seorang pribadi dikuasai olehkepentingan dirinya sendiri dandidikte oleh vested interest-nya, menujukepada tirani. Maka dari itu dalammasyarakat selalu diperlukan adanyamekanisme yang efektif untuk ter-jadinya proses saling mengingatkantentang apa yang benar dan yangmenjadi kebaikan bersama. Dan padaurutannya, proses serupa itu me-merlukan kebebasan menyatakanpendapat, berkumpul, dan berserikat.

    Oleh karena itu, setiap penge-kangan kebebasan-kebebasan ter-sebut dan pencekalan atau pelarang-an berbicara dan mengemukakanpikiran adalah pelanggaran yangamat prinsipil terhadap tuntutanfalsafah kenegaraan kita. Di sinilahrelevannya pembicaraan tentangperlunya partai oposisi. Yaitu partaiatau kelompok masyarakat yang se-

    nantiasa mengawasi dan mengim-bangi kekuasaan yang ada, sehinggaterpelihara dari kemungkinan jatuhkepada tirani.

    Harus diakui bahwa ide tentangoposisi adalah sebuah temuan mo-dern. Artinya, sebelum zaman mo-dern ini ide tentang oposisi sebagaikelembagaan yang dibuat secaradeliberate belum ada. Yang ada padazaman itu ialah oposisi de facto yanglahir dan penerimaannya dalammasyarakat bersifat kebetulan, tidaksengaja, alias accidental. Padahalsesuatu yang terjadi hanya secarakebetulan (apalagi jika wujud defacto-nya ada tetapi pengakuan dejure-nya tidak ada), tidak akanberjalan efektif, malah kemungkin-an justru mudah mengundanganarki dan kekacauan karena usaha-usaha check and balance berlang-sung sekenanya dan tidak denganpenuh tanggung jawab.

    OPOSISIONALISMEUMAT ISLAM

    Barangkali tidak terlalu ber-lebihan jika dikatakan bahwa umatIslam Indonesia meninggalkantahun 1991 dengan banyak ke-nangan manis dan harapan yangmeningkat untuk masa yang segeramendatang. Dan di antara berbagaikenangan itu ialah Festival Istiqlal,yang sungguh unik dari berbagai

  • 2226 Ensiklopedi Nurcholish Madjid

    segi. Dia unik sebagai yang per-tama dari jenisnya, yaitu jenis ke-giatan nasional yang dengan tulusmenampilkan berbagai aspek bu-daya keagamaan. Dia juga unik darisegi bahwa keterlibatan pemerintahdan birokrasi sedemikian jauhnyasehingga dengan mudah dapat di-tafsirkan sebagai gejala baru negeriini yang mengarah kepada penga-kuan sejati akan pentingnya budayakeagamaan dalam kehidupan ber-negara. Dan tentu dia juga unikkarena dirancang sebagai bagiandari kegiatan yang dikaitkan dengankegandrungan nasional tahun 1991sebagai Tahun Kunjungan In-donesia.

    Festival Istiqlal itu juga mening-katkan kita akan adanya anomali ter-tentu dalam hubungan antara su-sunan kemapanan resmi negara(birokrasi) dan umat Islam (sebagianterbesar rakyat). Anomali pertamatersimpulkan dari perkataan Istiq-lal itu sendiri. Perkataan Arab inidikenal umum sebagai nama sebuahmasjid yang megah di Ibu Kota. Ta-pi mungkin tidak banyak yang me-nyadari bahwa Istiqlal artinya Ke-merdekaan, dan masjid itu didiri-kan untuk memperingati kemerde-kaan nasional. Dan sebelumnya, diYogya, ibu kota revolusi, telah ter-lebih dahulu berdiri Masjid Syu-hada, sebagai monumen-monumenbangsa, dengan sendirinya melam-bangkan adanya peranan amat pen-

    ting, jika bukannya terpenting, dariumat Islam, dalam perjuangan un-tuk kemerdekaan. Tapi jika kita me-lihat diorama di kaki MonumenNasional yang menggambarkanperjalanan perjuangan bangsa, kitaakan mendapatkan hal-hal yang ku-rang sinkron. Seorang ahli Indonesiadari Amerika pernah menyatakankepada saya keheranannya, bahwadiorama itu terasa sekali menging-kari umat Islam dalam perjuanganbangsa. Bahkan ada bagian-bagianyang dengan mudah dapat ditafsir-kan sebagai usaha menampilkankesan yang tidak begitu positif.

    Keheranan serupa dirasakan olehbanyak orang lain. Dan lepas darisoal apakah absah atau tidak, ada-nya keheranan itu mencerminkanproblematik hubungan antara ka-um Muslim Indonesia dan susunanmapan kenegaraan, dan sebaliknya.Problematik itu kira-kira ada disekitar masalah legitimasi kekuasaanpemerintah atau negara itu sendiri.Semua orang tahu bahwa masalahitu menyangkut perbedaan pan-dangan dari sebagian politikus Mus-lim mengenai dasar negara. Akibat-nya ialah timbulnya kelompok ka-langan Muslim yang merasa tidakterwakili. Mudah dilacak bahwadeprivasi politik ini berujung padasikap-sikap oposisionalistik.

    Dalam interaksinya denganberbagai pihak, oposisionalisme itupun dengan sendirinya menghasil-

  • 2227Ensiklopedi Nurcholish Madjid

    kan akibatnya tersendiri. Maka, se-perti menjadi pandangan sebagiankalangan politikus Muslim, ada darikalangan susunan mapan (sebut sajaoknum, tapi cukup banyak) yangsecara halus ataupun kasar berusahamenghalangi tampilnya Islam dibidang kenegaraan, atau sekurang-kurangnya berusaha melemahkancitranya. Dan karena sarat denganemosi, maka akibat-akibat interaksiyang tidak masuk akal pun muncul.Misalnya, banyak orang yang masihingat adanya geger kepati di DPRpada tahun 1970-an hanya gara-ga-ra adanya usul agar ungkapanTuhan Yang Maha Esa, kononuntuk secara murni dan konse-kuen, mengikuti ketentuan keba-hasaan yang benar. Bayangkan, ka-langan Muslim yang sangat luasmenanggapi usul itu sebagai usahamengubah tauhid yang sebenarnya,dengan menggantikan Maha Esamenjadi mahesa alias kerbau. (Se-karang pun kalangan yang cukupluas ini juga memperhatikan de-ngan penuh pertanyaan, mengapapers tertentu selalu menulis orangMuslim dengan huruf m kecil,dan bukannya orang Muslim de-ngan huruf M besar seperti kebia-saan yang sudah lama ada, sebagaiidiom bahasa kita, sama denganorang Hindu, orang Buddha,orang Kristen, dan seterusnya).

    Kegagalan melihat perkara itusecara tepat akan menjadi permu-

    laan rentetan berbagai kegagalanyang lain. Dari kerangka penglihat-an inilah kita bisa lebih menghargaijasa para pribadi perintis jalan yangberani, sepertiuntuk menyebutbeberapa orang sajaJenderalAlamsyah, Munawir Sjadzali, K.HAhmad Siddiq, Prof. Harun Na-sution. Jenderal Alamsyah secaraamat menentukan, ikut meratakanjalan bagi terhapusnya masalah le-gitimasi kekuasaan dan kenegaraankita. Hasilnya antara lain tecermindalam keberanian K.H. AhmadSiddiq untuk dengan teguh menya-takan bahwa bentuk ideologisformal kenegaraan sekarang ini ha-rus diterima sebagai final. Muna-wir Sjadzali, bersama dengan bebe-rapa tokoh lain, mewujudkan aki-bat logis itu semua dalam daratanstruktural formal. Dan Prof. HarunNasution kurang lebih merupakantokoh yang paling berjasa untukberkembangnya semangat akademisbebas yang kreatif dalam ling-kungan para intelektual keagamaanIslam. Semuanya itu, bersamabanyak sekali faktor lain, menghasil-kan apa yang disinggung tadi seba-gai peristiwa kenangan bagus untukyang baru silam dan harapan baikuntuk yang segera mendatang, da-lam hubungan antara birokrasi danIslam.

    Walaupun begitu, jika salahmempresepsinya, baik dari pihakbirokrasi maupun pihak Islam, ge-

  • 2228 Ensiklopedi Nurcholish Madjid

    jala-gejala yang semula positif itudapat dengan mudah berubah men-jadi semacam sinyal palsu, danmembuat pihak masing-masing ke-cewa dan kecele, misalnya kalausalah satu dari pihak-pihak yangbersangkutan menaruh harapanyang berlebihan kepada orang lain.Karena itu, seperti halnya dengansemua masalah nasional yang peka,persoalan birokrasi dan Islam harusditangani dengan tingkat penger-tian yang memadai. Salah satu caramendekati permasalahannya ialahdengan menilainya dari sudut pan-dang bahwa kita adalah bangsayang sedang tumbuh. Proses per-tumbuhan itu masih akan terus ber-langsung, untuk menuju kepadatingkat perkembangan keindonesia-an yang salah satu kualitas umatnyaialah pertimbangan baru. Kitatidak perlu membayangkan keadaanyang serba ideal, namun jelas adasuatu keadaan keindonesiaan me-nyeluruh yang secara realistis akanlebih baik daripada keadaannya se-karang.

    Untuk mengambil contoh yangpaling mudah, dan yang secaranisbi juga kurang peka (sehinggatidak akan banyak menyinggungperasaan orang lain), namun sangatpenting, dapat kita sebut masalahkebahasaan. Indonesia adalah bang-sa baru yang paling sukses dalammembina dan menggunakan bahasanasional itu diangkat dari bahasa

    minoritas (dari segi jumlah pema-kai aslinya), yaitu bahasa MelayuRiau. Dan lebih menarik lagi dalamkongres pemuda yang melahirkanSumpah Pemuda 1928 yang ber-sejarah itu, menurut Prof. TakdirAlisyahbana, peserta yang palingkukuh menghendaki agar bahasaMelayu yang diangkat sebagaibahasa nasional ialah para pesertadari kalangan pemuda suku Jawa.Mereka ini tidak menghendaki ba-hasa Jawa sebagai bahasa kebang-saan karena, menurut Prof. Takdirlagi, karena mereka sadar bahwaJawa terlalu feodalistis sehinggatidak cocok sebagai dukunganIndonesia modern yang salah satukualitasnya ialah semangat per-samaan (egalitarianisme). Meskipunbahasa Jawa secara literer jauh lebihkaya daripada bahasa Melayu, na-mun bahasa Melayu jauh lebih ma-pan mendukung nilai-nilai ke-modernan. Sebagai bahasa perda-gangan inter insular dan mewakilibudaya pantai, bahasa Melayu lebihterbuka dan dinamis daripada ba-hasa Jawa yang agraris dan mewakilikecanggihan budaya pertaniantanah-tanah pedalaman yang subur.

    Jadi, untuk Indonesia modern,pilihan kepada bahasa Melayu se-bagai bahasa nasional adalah ber-kah. Namun, di sinilah munculpermulaan masalah perimbangan.Karena bahasa Melayu adalah ba-hasa Sumatra, maka salah satu aki-

  • 2229Ensiklopedi Nurcholish Madjid

    batnya ialah adanya peranan yangbesar dan dominan dari para cen-dekiawan asal Sumatra dalam pem-binaan dan pengembangannya.Seperti diwakili oleh tokoh TakdirAlisyahbana, para intelektual asalMinangkabauoleh keunggulanrelatif dari pendidikan modern me-reka pada zaman Belandamengisibarisan terdepan dalam pengem-bangan bahasa nasional. Selanjutnyasuku-suku Melayu dan Minangadalah suku yang telah mengalamiproses Islamisasi berat. Karena itu,khazanah kultural mereka ada da-lam khazanah kultural Islam. Maka,dalam menjalankan peran sebagaipengembang utama bahasa nasio-nal, mereka dengan sendirinyabanyak mengaku kepada khazanahkultural yang berat, Islam. Ini me-ninggalkan ciri-ciri permanen ter-tentu pada bahasa kita. Ciri-ciri ke-islaman itu dicerminkan dalam no-menklatur resmi perpolitikan kita,terbukti dari ungkapan berita fiktifseperti ini: Wakil-wakil rakyat da-lam Dewan dan Majelis, bersamaahli-ahli dari Mahkamah dan Keha-kiman, secara musyawarah mufakatmembahas masalah hak-hak asasi,hukum, ketertiban umum dan ke-amanan sebagai syarat mutlak ter-wujudnya masyarakat adil makmur,dan hasilnya melalui maklumat resmidisiarkan ke daerah-daerah danwilayah-wilayah. Dengan sedikitsaja mengenal khazanah budaya

    Islam, maka orang tahu bahwa se-mua kata dalam ungkapan itu, ke-cuali kata-kata penghubungnya,berasal dari bahasa Arab (barangkaliuntuk banyak orang tidak begitujelas bahwa kata resmi berasal dariresmi, siar dari syar).

    Jadi terdapat dominasi budayaSumatra, dan kenyataan ini, men-jadi masalah perimbangan keindo-nesiaan yang lebih menyeluruh.Lalu tiba-tiba, dalam tahun-tahunterakhir ini, nyaring terdengar te-riakan keluhan terjadinya Jawa-nisasi bahasa nasional. Malah se-orang ahli bahasa Melayu-Indonesiadari Malaysia mengancam akanmeninggalkan bahasa itu jika terus-menerus dibiarkan mengalami Ja-wanisasi. Di sinilah relevansinyaapa yang telah dikatakan di atas,yaitu perlunya wawasan yang mam-pu melihat gejala itu sebagai bagiandari proses pertumbuhan nilai-nilaidan pranata-pranata keindonesiaankita menuju perimbangan baru.

    Apa yang dinamakan Jawa-nisasi itu tidak lain ialah gejalapertumbuhan bahasa nasional kitadari pola Sumatra ke pola Jawa, aki-bat peranan yang meningkat darikalangan para pendukung budayarumpun Jawa (Sunda, Jawa, Ma-dura, dan Bali). Mereka adalah ke-lompok etnis yang kalangan inte-lektualnya pada masa pra-kemer-dekaan lebih fasih berbicara Belanda

  • 2230 Ensiklopedi Nurcholish Madjid

    ketimbang bahasa Melayu (sampaikini pun sisa kenyataan itu masihtampak, yaitu dalam apa yang secarapeyoratif bahasa pejabat, berupapengucapan bahasa Indonesia de-ngan aksen atau sintaks yang tidakbegitu absah, karena birokrasinegara kita memang sebagian besarmasih diisi oleh sisa atau kelanjutankelompok yang dahulu tidak akrabdengan bahasa Melayu tersebut).Khazanah kultural mereka ini adadalam budaya klasik yang keba-nyakan diungkapkan melalui kata-kata pinjaman dari bahasa Sanskerta(seperti tecermin pada nomenklaturpara dalang). Maka, dalam memberikontribusi kepada pertumbuhanbahasa nasional, sebanding denganpara cendekiawan Melayu-Minangyang banyak menoleh ke perben-daharaan Arab, para cendekiawanSunda, Jawa, Madura dan Bali,khususnya Jawa, banyak menolehke perbendaharaan Sanskerta. Inilahsalah satu sumber teriakan Jawani-sasi tersebut.

    Tetapi jika kita melihatnya se-bagai bagian dari proses dinamispertumbuhan keindonesiaan, makakita akan mengetahui bahwa ayun-an pendulum perkembangan ke-bahasaan itu hampir tidak ter-elakkan. Karena sifatnya yang dina-mis, letak pendulum itu sendiritidak akan secara permanen beradadi suatu tempat. Jika dia telah men-tok pada suatu sisi ayunannya, dia

    akan bergerak lagi ke arah sisi yanglain, untuk akhirnya sampai padatitik perimbangan (baru) yanglebih mantap dan kurang lebih per-manen. Dan berkenaan dengan ge-rak pendulum perkembangan keba-hasaan nasional dengan pola sekitarSriwijaya-Majapahit itu, maka titikperimbangan baru tersebut tentu-nya merupakan hasil akhir tarik-menarik antara keduanya, sehinggadia akan berayun secara stabil danberimbang sekitar pertengahan an-tara keduanya pula. Tetapi, karenasituasi yang given sekarang ini ialahIndonesia modern, ada faktor ketigayang akan ikut sangat menentukan,yaitu kemodernan itu sendiri de-ngan etos-etos dan nilai-nilainya.Maka pengaruhnya kepada prosesmencapai perimbangan baru ter-sebut akan sedikit banyak lebihmengarah ke sisi pola Sriwijaya de-ngan dukungan pola-pola pantai,termasuk budaya pantai Jawa sen-diri, dan dengan pengayaan olehunsur-unsur modernitas yang lebihuniversal. Inilah yang tampaknyaakan terwujud, lambat atau cepat.

    Pola perkembangan keislaman dinegeri kita adalah sepenuhnya se-jajar dan analog dengan pola per-tumbuhan kebahasaan itu, sebagaiunsur pertumbuhan dinamis pe-nampilan nilai keindonesiaan kitayang utuh. Telah dikatakan, kitaperlu mampu memandangnya se-cara wajar, tanpa harapan berle-

  • 2231Ensiklopedi Nurcholish Madjid

    bihan dari mereka yang menyam-butnya, tapi juga tanpa ketakutanberlebihan dari mereka yang meng-khawatirkannya. Prosesnya belumselesai, dan memang ada tangangaib yang sangat menentukanbentuk dan hasil proses itu. Merekayang kenal akanformat tertentumelalui windowtertentu akan da-pat membuka-nya dan mampumengeditnya,(untuk memin-jam jargon kom-puter) sehinggabisa mengarah-kan, sekurang-nya menduga,ke mana semua-nya ini menuju. Dan sudah di-ingatkan bahwa kalau salah menilai-nya, sebuah gejala positif akanberubah menjadi sinyal palsu yangmencelakakan, sekurangnya mem-buat yang bersangkutan kecele dankecewa.

    OPTIMIS KEPADA TUHAN

    Apa sebenarnya yang membuatorang enggan berkurban dan ber-jerih-payah, serta tidak bersediamenempuh kesulitan sementara,menunda kesenangan sesaat? Me-

    mang biasanya orang ingin hidupegois, hidup untuk diri sendiri dankesenangan sendiri. Akibatnya,ketika ia menerima kesulitan, ke-susahan, percobaan dan persoalan, iamengira bahwa hanya ia sendirilahyang sedang dirundung kemalangan

    itu.Lalu ia pun

    mengeluh dalamhati, memprotesdalam batin, me-ngapa ia dibuatsengsara, ditimpaberbagai persoa-lan? Mengapa iadirundung kesu-litan? Mengapa?Dan mengapa?Padahal tidaklahdemikian keada-

    an dan hakikat hidup yang sebe-narnya. Kesulitan adalah bagiandari hidup. Justru jika diterimadengan sabar dan tabah, kesulitanadalah bumbu hidup.

    Di kala kita sedang menderitaatau kurang mujur, kita harus tahuserta sadar, bahwa sebenarnya tidakhanya kita saja yang mengalamikesulitan, menerima kesusahan, danditimpa penderitaan. Tentang ini,Allah memperingatkan kita:

    ...jika kamu merasakan pende-ritaan, maka sesungguhnya mereka(orang-orang lain) pun menderitaseperti kamu; namun kamu meng-

    Pluralisme harus dengan penuhkesadaran diterapkan dalam pola-pola yang sesuai dengan tuntutanzaman modern, demi memenuhitugas suci Islam sebagai agamatauhd untuk ikut serta menye-lamatkan umat manusia dankemanusiaan di zaman mutakhirini.

  • 2232 Ensiklopedi Nurcholish Madjid

    harap dari Allah sesuatu yang mereka(orang-orang lain itu) tidak meng-harap... (Q., 4: 104).

    Jadi memang kita dan merekakita orang-orang yang percayakepada Tuhan Yang Maha Esa,yang beriman, dan mereka yang ti-dak percaya, yang kafiradalahsama-sama menderita. Tetapi, justrudalam penderitaan itu kita berbedadengan mereka. Sebab dalam pen-deritaan itu, kita tetap berpeng-harapan dan optimis kepada Tuhan.

    Maka sungguh pantang bagiorang yang beriman kepada Allah,jika sedang menderita, lalu nge-nes, meratapi nasib dan menyesaliperjalanan hidup itu, kemudian ke-hilangan gairah kepada hidup itusendiri. Sebab tidak seorang pun diantara manusia ini yang pernah be-nar-benar lepas dan bebas daripengalaman yang kurang menye-nangkan. Justru kita harus mene-rima penderitaan itu dan sabar me-nanggungnya. Kemudian dijadikancambuk, malah modal, untuk ber-juang, berusaha sungguh-sungguhdan ber-mujhadah dengan mena-namkan semangat berkurban.

    Semangat bekurban itulah yangakan melepaskan diri kita darikungkungan penderitaan. DanAllah tidak akan menyia-nyiakanatau membiarkan kita sendirian.Sebab di balik setiap penderitaanitu, seperti janji Allah sendiri, ter-dapat kenikmatan dan kebahagiaan.

    Tidak ada seruas dari perjalanan hi-dup kita yang berlalu dengan per-cuma. Kita hendaknya selalu meng-ingat gugatan Allah dalam kitabsuci:

    Apakah kamu menyangka kamubakal masuk surga, padahal belumdisaksikan oleh Allah siapa di antarakamu yang berjuang, bersusah-payah,menempuh kesulitan, dan (belum di-saksikan pula) siapa yang sabar,tabah dan tahan menderita? (Q., 3:142).

    Berusaha dengan sungguh-sung-guh dan bekerja keras adalah haki-kat hidup yang bermakna. Semen-tara itu pengorbanan adalah tuntut-an perjuangan yang tak terelakkan.Keduanya harus diiringi dengansikap lapang dada, sabar dan tahanmenderita. Hanya pandangan hi-dup serupa itulah yang akan mem-beri kenikmatan hakiki dan keba-hagiaan sejati.

    Itulah semangat pengorbananIbrahim yang pasrah hendak me-ngorbankan anaknya, Ismail Danitulah pula semangat Ismail yangpasrah menyerahkan dirinya untukdikorbankan. Kedua insan ayah dananak itu menjadi contoh bagi kitasemua, umat manusia, tentangbagaimana ketulusan berkorban,serta melawan godaan hidup senangsesaat, karena hendak mencapaihidup bahagia abadi. Itulah ruhyang terkandung dalam ajaran ber-kurban. Dengan semangat pengor-

  • 2233Ensiklopedi Nurcholish Madjid

    banan yang tinggi kita mendekat-kan diri kepada Allah, dan denganridla Allah kita akan mendapatkankebahagiaan sejati dan abadi.

    ORANG ARAB DAJJAL

    Di kalangan orang Barat, jihadselalu diasosiasikan dengan teroris-me. Di balik asosiasi itu sebenarnyaterdapat banyak sekali unsur ke-pahitan di dalam hubungan bila-teral antara Barat dan Islam. Sejarahmencatat, di antara semua sistembudaya, hanya sistem budaya Islamyang pernah hampir mengalahkansama sekali Eropa. Kita mengetahuibahwa pada saat itu Eropa hanyatinggal di wilayah tengah, semen-tara bagian sebelah barat, yaitu se-panjang semenanjung Iberia (me-liputi Spanyol dan Portugis) beradadi tangan orang Islam; bagian sebe-lah timur, yaitu Anatolia dan seba-gian dari Eropa Timur, juga dalamgenggaman orang Islam. Oleh ka-rena itu, dalam proses yang berjalanratusan tahun, tumbuh suatu gam-baran yang sangat negatif di ka-langan orang-orang Barat mengenaiIslam, seakan-akan Islam itu me-wakili suatu kekuatan jahat. Maka,ada suatu ironi bahwa orang-orangKristen sempat menyebut NabiMuhammad sebagai Dajjl, anti-Kristus. Sampai sekarang pun masih

    banyak orang Barat yang berpen-dapat seperti itu.

    Bahkan seorang mantan presidenAS, Ronald Reagan, juga memper-cayai doktrin Doomsday yang di-tandai dengan kebangkitan atau ke-datangan kembali Yesus (Isa Al-Masih) yang akan membunuhDajjal, si anti-Kristus, yang menjel-ma sebagai orang-orang Arab.Orang-orang Mormon meyakinibahwa mereka mempunyai perwa-kilan di Yerusalem, karena merekayakin bahwa sebentar lagi Yesusakan datang kembali (the second co-ming) dan membunuh si anti-Kristus, yaitu orang-orang Arab.Maka, kemenangan orang Israel ter-hadap orang Arab selalu ditafsirkanmenurut kerangka teologis sema-cam itu. Ketika Huntington mem-buat tesis mengenai Clash of Civili-zation (benturan antarperadaban),bahan-bahan yang dipakai banyaksekali diramu dari pengalaman danmind-set orang Eropa terhadapIslam. Karena itu, sampai sekarangpikiran mengenai nilai-nilai yangdianggap sangat positif oleh orangIslam, dalam pikiran orang Baratmenjadi negatif. Salah satunyaadalah jihad. Dalam kerangka ini,penting sekali bagi kita untuk men-dudukkan perkara jihad pada pro-porsi yang sewajarnya.

  • 2234 Ensiklopedi Nurcholish Madjid

    ORANG ARAB LEBIH TOLERAN

    Ketika orang Islam harus mela-kukan jihad dengan semangatmembela diri, di luar dugaan ter-nyata satu per satu negeri-negeribukan Islam ja-tuh dengan mu-dah sekali ke ta-ngan orang Is-lam. Kenapa bisaterjadi? Ternyata,orang-orang Is-lam pada waktuitu mungkin tan-pa disadari olehmereka sendirimembawa ideo-logi yang membebaskan. Misalnya,pluralisme agama, yang pada waktuitu belum dikenal, malahan seba-liknya semua bangsa hendak me-maksakan hanya satu agama. Maka,tidak mengherankan kalau agamaBuddha yang lahir di India, tetapikemudian menghilang, justru ber-kembang di Ceylon, kemudian keMyanmar dan sebagainya, danakhirnya sampai ke Jepang. HanyaIslam yang mentolerir agama-agamaseperti itu, yang antara lain diwu-judkan di Yerusalem.

    Dalam kaitan ini, ada yang me-narik untuk disimak. Umat Islamsering terjebak oleh stereotip yangdiciptakan oleh orang-orang yangtidak mengerti sejarah. Misalnya,

    Untunglah di Indonesia Islam me-nyebar tanpa melalui penaklukantetapi perdagangan, sehingga Islamdi Indonesia adalah Islam yang ru-kun, toleran, dan sebagainya. Inimerupakan sebuah asumsi yang

    salah. Sebab ka-lau logika se-perti itu diba-lik, kita akanm e n g a t a k a nbahwa penye-baran Islam diMesir, Syria,dan sebagainyamerupakan ha-sil dari prosesp e n a k l u k a n .

    Memang benar bahwa kita diislam-kan oleh para pedagang, tidakmelalui peperangan, akan tetapi itutidak berarti bahwa kita menjadi le-bih toleran daripada orang-orangArab, misalnya. Sebab orang-orangArab jauh lebih terlatih dalam hidupantaragama daripada bangsa manapun.

    ORANG DUNGU

    Al-Ahmaq atau Ahmaq sajaartinya orang dungu. Tapi tidak du-ngu biasa, melainkan kedunguanganda, yang menurut Nabi Isa Al-Masih tidak akan dapat diobati.Dalam rubik Budaya (Tsaqfah),

  • 2235Ensiklopedi Nurcholish Madjid

    surat kabar Kayhan Al-Arab (Te-heran) memuat tulisan menariktentang sabda Nabi Isa Al-Masihmengenai orang dungu spesial itu.Disebutkan oleh Kayhan Al-Arabdemikian:

    Dari Ali Ibn Musa Al-Ridla,bersabda Al-Masih a.s.: Sesung-guhnya aku telah mengobati orang-orang yang sakit, dan aku sem-buhkan mereka dengan perkenanAllah; juga aku sembuhkan orangbuta dan orang berpenyakit lepradengan perkenan Allah; juga akuobati orang-orang mati dan akuhidupkan kembali mereka denganperkenan Allah; kemudian aku obatiorang dungu namun aku tidakmampu menyembuhkannya! Makabeliau pun ditanya, Wahai ruhAllah, siapa orang dungu itu?Beliau menjawab, Yaitu orang yangkagum kepada pendapatnya sendiridan dirinya sendiri, yang meman-dang semua keunggulan ada pada-nya dan tidak melihat beban (cacat)baginya; yang memastikan semuakebenaran untuk dirinya sendiri. Ituorang-orang dungu yang tidak adajalan untuk mengobati.

    Di kalangan kaum sufi ada isti-lah jahl murakkab (bodoh kua-drat), yaitu orang bodoh yang ti-dak menyadari kebodohannya sen-diri. Berkaitan dengan masalahpengetahuan dan kebodohan itu,menurut kaum sufi manusia terba-gi menjadi empat jenis: Pertama

    ialah orang yang tidak tahu, dantahu bahwa dia tidak tahu (l yadrwa yadr annahu l yadr). Inilahorang bodoh sederhana (jahl basth)yang mudah diobati, yaitu denganpengajaran dan pendidikan. Kedua,orang tahu, dan dia tidak tahubahwa dia tahu (yadr wa l yadrannahu yadr). Kaum sufi meng-ibaratkan orang ini tertidur. Makadia harus dibangunkan dan di-sadarkan akan kelebihannya yangbisa bermanfaat untuk dirinya sen-diri dan orang lain. KemudianKetiga, orang yang tahu dan diatahu bahwa dia tahu (yadr wayadr annahu yadr). Orang ini ter-golong kaum bijaksana (al-hukam,saga), yang harus diikuti dan di-minati pendapat dan wawasannya.Dan yang Keempat, ialah orangyang tidak tahu, dan tidak tahubahwa dia tidak tahu (l yadr wal yadr annahu l yadr). Orangmacam inilah yang disebut bodohkuadrat, karena selain bodoh jugatidak tahu akan kebodohannya sen-diri. Kita bisa bayangkan betapa su-litnya mengobati kebodohan orangseperti itu. Pangkal penyakitnyaialah tidak tahu diri.

    Maka Al-Ahmaq yang dimaksuddalam sabda Nabi Isa Al-Masihyang dituturkan oleh Ali-Ridla (sa-lah seorang Imam kaum Syiah) diatas ialah orang jenis keempat itu,ditambah dengan sikap mengagumidiri sendiri (ujub) dan merasa diri

  • 2236 Ensiklopedi Nurcholish Madjid

    sendiri selalu benar, tidak pernahsalah.

    Seharusnya, seorang yang ber-iman kepada Allah dengan tulusdan benar tidak menderita penyakitsemacam itu, dia senantiasa menya-dari bahwa betapapun hebatnyadia, namun ada yang Mahahebat,yang mengatasi segala-galanya.Kami (Allah) mengangkat derajatsiapa saja yang kami kehendaki dandi atas setiap orang yang tahu adaDia yang Mahatahu (Q., 12: 76).Dan tahu dirisecara tepat, baiksegi kekuranganmaupun kelebi-han, adalah pang-kal kearifan. Imanyang benar se-harusnya meng-hasilkan sikaptahu diri yang benar itu.

    ORANG KAYA BARU

    OKB! Orang Kaya Baru! Suatuistilah yang dahulu, di masa OrdeLama, pernah sering dan nyaringdiperdengarkan orang, khususnyakaum komunis. Karena konotasi po-litiknya yang mengandung stigmaitu, maka kita sekarang malas mem-perdengarkannya. Dan cukupalasan bagi kita untuk sikap itu.

    Tapi kalau sikap itu kemudianharus mengandung makna bahwa

    apa yang ada di balik istilah itu sa-ma sekali tidak ada kebenarannya,maka itu adalah suatu kekeliruan.Apalagi kaum komunis bukanlahpemegang hak orisinalitas atas isti-lah itu. Mereka hanya menggu-nakan perbendaharaan kata yangsudah ada, untuk kepentingansloganeering mereka sendiri.

    Dalam bahasa-bahasa Barat, per-istilahan yang paling banyak digu-nakan ialah dari bahasa Prancis,Nouveau Riche (atau nouveax riche,

    jamak). DalamNew World Dic-tionary of theAmerican Langu-age, arti perka-taan nouveau ri-che diterangkansebagai, a personwho has only re-

    cently become rich: often connotingtasteless estantion, lack of culture, etc(seseorang yang hanya baru-baru inisaja menjadi kaya: sering mengan-dung konotasi nafsu pamer yang takberselera, kurang berbudaya danlain-lain). Maka memang istilah itubersifat mengejek (pejorative), ataumalah merendahkan (derogative).

    Persoalan nouveau riche sebenar-nya adalah persoalan mentalitas.Meskipun artinya orang kaya baru,namun tidak berarti bahwa yangterkena mentalitas nouveau richetidak ada yang dari kalangan orangkaya lama. Seseorang (kaya)

    Beritahukan kepada hamba-hamba-Ku bahwa Aku Maha Peng-ampun, Maha Pengasih. Danbahwa azab-Ku sungguh azabyang berat sekali.

    (Q., 15: 49-50)

  • 2237Ensiklopedi Nurcholish Madjid

    biasanya diejek sebagai bermenta-litas nouveau riche jika dia ber-tingkah laku atau berbuat sesuatuyang vulgar dan snobis karenamenginginkan pengakuan, peng-hargaan dan kekaguman orang lainkepadanya. Itu berarti adanyaindikasi dia mengidap rasa rendahdiri, betapapun tersembunyi dibawah sadarnya. Maka bagi orangyang mampu membelanjakan ba-nyak uang yang diperlukan, sikappamer yang tak berselera (atauberselera rendah) dengan me-ngadakan pesta-pesta mewah untukhandai taulan, membeli kendaraanyang paling luks pada masanya,berpakaian mahal-mahal yang tidakpada tempatnya, atau membangunrumah yang bak istana, adalah cara-cara yang paling mudah untukmemperoleh pengakuan, peng-hargaan dan kekaguman itu. Tanpadisadarinya bahwa hal-hal itujustru mengandung sinisme danejekan masyarakat.

    Dalam setiap masyarakat adanouveau riche-nya, banyak atau se-dikit. Karena sikap-sikap yang lahirdan mentalitas nouveaux riche tidakpernah simpatik, bahkan seringkaliprovocative, maka mereka umumnyamenjadi salah satu sumber masalahsosial. Bahkan tidak jarang menjadipicu kerusuhan dan kekacauan yangdestruktif. Inilah antara lain mak-sud firman Allah tentang orang-orang yang hidup mewah namun

    fasik (tidak peduli kepada tatananmasyarakat dan nilai yang lebihluhur): Dan jika Kami berkehendakuntuk menghancurkan suatu negeri,maka kami biarkan bebas orang-orang yang hidup berlebihan (me-wah) negeri itu, kemudian merekamenjadi fasik. Maka benar-benarjatuhlah keputusan atas negeri itu,dan negeri itu pun Kami hancur-luluhkan (Q., 17: 16).

    Menjadi kaya itu sendiri bu-kanlah hal terlarang dalam agama.Agama hanya menetapkan bagai-mana harta kekayaan itu digunakansecara benar, di jalan Allah. Dankaum beriman diingatkan bahwakehormatan mereka tidak dalamharta, melainkan dalam ridl AllahSwt.

    ORANG KRISTENLEBIH TAUHID

    Sebetulnya kalau diukur dari segikuburan, orang Protestan itu lebihtauhid daripada orang Islam, sebaborang Protestan tidak terpikir untukmenyembah kuburan. Sebaliknyaorang Islam itu lebih senang kekuburan, misalnya untuk menjadipejabat mesti ke kuburan terlebihdulu. Padahal Nabi memperi-ngatkan untuk tidak membesar-besarkan kuburan. Karena itu, ber-untung dalam sejarah Islam di ArabSaudi pernah ada gerakan Wahabiyang memberantas praktik penyu-

  • 2238 Ensiklopedi Nurcholish Madjid

    cian terhadap kuburan. Sebab kalautidak, dunia Arab mungkin penuhdengan kuburan keramat, mulaikuburan para pahlawan PerangBadar, Uhud, kuburan Utsman,Aisyah, dan lain-lain.

    Sebelum Wahabi berkuasa, ku-buran adalah tempat yang palingramai dikunjungi daripada Kabahitu sendiri. Kemudian kalanganWahabikita boleh setuju dantidak, tapi menurut penulis darisegi ini baik sekalimenghapuskandan meratakannya dengan tanah.Mereka konsekuen, artinya kalaumereka sendiri pun meninggal,cuma dikubur begitu saja; digelun-dungkan di ta-nah dikasih ba-tu. Raja Faisalpun dikuburdengan cara be-gitu. Merekabahkan inginmerobohkankuburan Nabi,tapi waktu ituTurki Utsmani mengancam bahwakalau sampai kuburan Nabi di-hancurkan, maka Saudi Arabia akandiserbu habis-habisan. Karena ituselamatlah kuburan Nabi itu sam-pai sekarang. Tapi orang Saudi tidakkehilangan akal, yakni dengan caramengkamuflase kuburan Nabisehingga tidak jelas mana tempatyang sebenarnya, mana Abu Bakar,mana Umar, dan lain-lain. Kalau

    tidak begitu, semua orang akanterfokus pada Nabi dan bahkan me-nyembahnya. Di situ juga ditem-patkan hansip. Kalau ada orangmungguk-mungguk, pasti dipukul.Nah, orang Protestan tidak sepertiitu. Tidak terpikir sama sekali olehorang Protestan untuk mengagung-kan sebuah kuburan. Maka, dalamhal ini mereka lebih tauhid.

    ORANG KRISTENMELAKUKAN SYIRIK

    Banyak orang Islam mengatakanbahwa orang Kristen sekarang inibukan Ahli Kitab (ahl al-kitb).

    Argumen yangdikemukakan ia-lah karena orangKristen menganutTrinitas, dan Tri-nitas adalah pa-ham yang menya-takan tiga Tuhan(satu tetapi tiga).Ini adalah suatu

    argumen yang sangat lemah, sebabTrinitas telah ada sejak ratusantahun sebelum Nabi Muhammad.Dalam hal ini, Raja Konstantin dariBizantium memiliki andil. Maka,Al-Quran merekam atau mencatatbahwa orang-orang Kristen telahmenyimpang dari ajaran asli, karenamelakukan tatslts, yakni penigaanTuhan. Meskipun demikian, Nabidan para sahabat tetap memperla-

    Kalau kita berbuat tidak baik tetapiterus beruntung, maka kita haruswaspada, sebab itu berarti bahwaTuhan tidak kasih pada kita (kitadibiarkan saja).

  • 2239Ensiklopedi Nurcholish Madjid

    kukan mereka sebagai ahl al-kitb(penganut kitab suci), dan tidakmenggolongkan mereka sebagaimusyrik. Ibn Taimiyah juga menga-takan bahwa mereka itu bukanmusyrik, karena agama Kristen padaasalnya adalah tauhid. Jadi, orang-orang Kristen saat sekarang palingmungkin dianggap melakukansyirik, yang berbeda sekali dariistilah musyrik. Sebab, musyrikadalah sebuah nama, sedang mela-kukan syirik merupakan kegiatan,artinya berbuat suatu penyimpang-an. Dalam hal ini, mereka tidakberbeda dari orang Islam yang me-lakukan syirik.

    ORANG MUKMIN BERSAUDARA

    Dalam surat Al-Hujurt kita di-ingatkan bahwa, Dan kalau ada duagolongan orang beriman bertengkar,damaikanlah mereka; tetapi bilasalah satu dari keduanya berlakuzalim terhadap yang lain, maka pe-rangilah golongan yang berlaku za-lim, sampai mereka kembali kepadaperintah Allah; bila mereka sudahkembali, damaikanlah keduanyadengan adil, dan berlakulah adil(Q., 49: 9). Mengapa harus dida-maikan? Karena pada prinsipnyasemua orang yang beriman adalahbersaudara.

    Di dalam ayat selanjutnya dite-gaskan bahwa, Orang-orang mukmin

    sesungguhnya bersaudara; maka ru-kunkanlah kedua saudaramu (yangberselisih), dan bertakwalah kepadaAllah supaya kamu mendapat rah-mat (Q., 49: 10). Mendamaikanantara dua kelompok dikaitkan de-ngan takwa dan rahmat. Ini adalahsangat menarik. Salah satu kete-rangannya terdapat di tempat lain,yakni ketika Rasulullah Saw. dipujioleh Allah sebagai orang yangsangat toleran dan lapang dada, danhal itu disebabkan adanya rahmatAllah. Karena rahmat dari Allahjugalah maka engkau bersikap le-mah-lembut terhadap mereka. Sekira-nya engkau kasar dan berhati tegarniscaya mereka menjauhi kamu. Ma-ka maafkanlah mereka dan mohon-kan ampun buat mereka dan ber-musyawarahlah dengan mereka da-lam segala urusan (Q., 3: 159). Yangdimaksud dalam segala urusan tentusaja selain dalam hal keagamaan ansich seperti shalat. Mengenai shalat,Rasulullah tidak bermusyawarah,sebab ibadah ini merupakan keten-tuan dari Allah Swt. Beliau ber-musyawarah dalam masalah-ma-salah kemasyarakatan dengan parasahabatnya.

    ORANG MUKMIN YANG KUATLEBIH DISUKAI ALLAH

    Ibn Taimiyah menyebutkanUtsman ibn Affan, Ali ibn Abi

  • 2240 Ensiklopedi Nurcholish Madjid

    Thalib, dan Abd Al-Rahman ibnAwf adalah contoh orang-orangmukmin yang kuat, sedangkan AbuDzarr Al-Ghifari adalah seorangmukmin yang lemah. Ibn Taimiyahtidaklah memaksudkan kelemahanAbu Dzarr itu dalam hal keimananan sich, tetapidalam hal polahidup duniawiyang ditempuh-nya, yang mem-buatnya berpe-nampilan lemah.Untuk selanjut-nya, ada baiknyakita membacaketerangan IbnTaimiyah lebihjauh:

    Abu Dzarr adalah seorang yangsaleh dan zhid (asketik). Mazhab-nya ialah zuhud (asketisme) ituwajib, dan bahwa harta yang di-punyai seseorang lebih dari ke-butuhannya adalah harta simpanan(kanz) yang bakal disetrikakankepadanya nanti di neraka. Untukini Abu Dzarr berargumen denganargumen yang tidak ada dalamKitab dan Sunnah. Ia berargumendengan firman Allah Taala, Merekayang menyimpan emas dan perak,dan tidak menginfakkannya di jalanAllah .... (Q., 9: 34-35) dan diamengartikan harta simpanan (kanz)itu sebagai apa pun yang melebihikeperluan. Ia juga berargumen

    dengan sabda yang didengarnyadari Nabi Saw. Hai Abu Dzarr, akutidak suka seandainya aku punyaemas sebesar Bukit Uhud ..., danNabi juga bersabda, Mereka yangpaling banyak (hartanya) adalahmereka yang paling sedikit rasa

    amannya di Ha-ri Kiamat. ...Karena itu, ke-tika Abd Al-Rahman ibnAwf (yang kayaraya) wafat danmeninggalkanharta, AbuDzarr meman-dang bahwahar-tanya itu

    adalah harta simpanan yang diabakal disiksa (di neraka) karenanya.Utsman menentang pendapatnyaitu, sampai datang Kaab yangsetuju dengan pendapat Utsman,lalu Kaab dipukul oleh Abu Dzarr.Pertengkaran yang terjadi antaraAbu Dzarr dengan Muawiyah diSyam juga karena sebab yang sama.Dan dalam hal ini, Abu Dzarr didu-kung oleh sekelompok orang-orangasketik (al-nussk). Tetapi Al-Khulaf Al-Rsyidn, begitu pulamayoritas para sahabat dan kaumTbin bersikap lain dari yangdemikian itu. Kebanyakan parasahabat berpendapat bahwa kanz(harta simpanan yang haram) ituialah harta yang tidak ditunaikan

  • 2241Ensiklopedi Nurcholish Madjid

    kewajibannya (seperti zakat, infaq,sedekah, dan lain-lain). Dan tidaksedikit dari kalangan para sahabatyang mempunyai harta kekayaan dizaman Nabi Saw., baik dari go-longan Anshr maupun Muhjirn,juga tidak sedikit dari kalangan paranabi yang mempunyai harta keka-yaan. Ab Dzarr itu ingin mewajib-kan kepada manusia sesuatu yangtidak diwajibkan oleh Allah, dan iamencela manusia mengenai sesuatuyang tidak dicela oleh Allah, sekali-pun ia adalah seorang yang menja-lankan ijtihd dalam perkara ituyang bakal diberi pahala karenataatnya, radliyallhu anh, sama de-ngan mereka lainnya yang melaku-kan ijtihad serupa. Dan Umar IbnAl-Khaththb ra. memimpin rak-yatnya dengan kesungguhan yangsempurna, maka ia tidak merugikanhak siapa pun baik yang kaya mau-pun yang miskin. Ab Dzarr adalahseorang mukmin yang lemah seba-gaimana disabdakan Nabi Saw.sendiri, Hai Abu Dzarr, sesung-guhnya aku lihat engkau ini lemah,dan sesungguhnya aku suka untukmuhal yang aku suka untuk diriku sen-diri. Janganlah sampai engkau ber-kuasa atas dua orang, dan jangan-lah sampai engkau menguasai hartaanak yatim. Dan telah mantap da-lam hadis sahih bahwa Nabi ber-sabda, Orang mukmin yang kuatlebih baik dan lebih disukai Allah da-ripada orang mukmin yang lemah,

    meskipun pada kedua-duanya itu adakebaikan. Maka Ahl Al-Syr(para anggota permusyawaratan,yakni, dahulu, Khalfah dan tokoh-tokoh yang mengelilinginya) adalahorang-orang mukmin yang kuat,sedangkan Ab Dzarr dan kawan-kawannya adalah orang-orang muk-min yang lemah. Karena itu orang-orang mukmin yang memenuhisyarat untuk menjadi KhalifahNabi seperti Utsman, Ali dan AbdAl-Rahmn Ibn Awf (salah seorangcalon pengganti Umar) adalahlebih tinggi martabatnya (afdlal)daripada Ab Dzarr dan kawan-kawannya.

    Dari keterangan Ibn Taimiyahtentang orang mukmin yang kuatitu dapat diambil kesimpulandengan cukup aman bahwa sebaik-nya seorang yang beriman kepadaAllah ialah seorang yang aktif dalamhidup di dunia ini, dengan dijiwaipandangan bahwa dunia ini pundapat menyediakan kebahagiaan,selain kebahagiaan di akhirat yanglebih hakiki dan lebih abadi. Tanpapandangan dasar serupa itu, makasalah satu implikasi doa kita untukmemperoleh kebahagiaan di duniadan di akhirat akan menjadi tidakdapat dipahami. Yaitu implikasibahwa ini baik, bernilai positif(yang sungguh banyak ditegaskandalam Kitab Suci) dan, karenanya,dapat memberi kebahagiaan, betapa

  • 2242 Ensiklopedi Nurcholish Madjid

    pun terbatasnya kebahagiaan dunia-wi itu.

    Karena itu, untuk membuat ku-atnya seorang mukmin seperti di-maksudkan oleh Nabi Saw.,manusia beriman harus bekerja danaktif, sesuai petunjuk lain: Katakan(hai Muhammad): Setiap orang be-kerja sesuai dengan kecenderungan-nya (bakatnya).... (Q.,17: 84). Jugafirman-Nya, Dan jika engkau bebas(berwaktu luang), maka bekerjakeraslah, dan kepada Tuhanmu ber-usahalah mendekat (Q., 94: 7-8).

    ORANGTUA

    Ada hal yang amat menarik da-lam Al-Quran, yaitu bahwa qadl(keputusan atau dekrit) Tuhantentang kewajiban manusia meng-hormati orangtua diberikan sebagaipersoalan nomor dua setelah kewa-jiban bertauhid atau tidak me-nyembah kepada sesuatu apa punselain Allah, Tuhan Yang Maha Esa.Keputusan itu juga diikuti denganpesan-pesan agar manusia tidaksampai berucap kasar kepada ibu-bapaknya jika salah seorang ataukedua-duanya telah mencapai usialanjut, dan hendaknya senantiasabersikap lemah-lembut, penuh ke-sopanan dan kasih sayang kepadakeduanya sebagaimana keduanyasudah mendidik sang anak sewaktukecil. Keputusan dan pesan Ilahi

    itu kemudian ditutup dengan pe-negasan bahwa Dia lebih tahu ten-tang isi hati manusia. Jika orang itubaik dengan bukti melaksanakankeputusan dan pesan Tuhan berke-naan dengan ibu-bapaknya, makaDia akan mengampuninya dan me-nerima sikapnya untuk kembaliatau tobat kepadaNya (Q., 17: 23-25).

    Di tempat lain dalam Kitab Sucijuga dipesankan agar perbuatanbaik manusia kepada kedua orangtuanya itu terutama ditujukan ke-pada ibunya, sebab dialah yang te-lah mengandungnya dengan penuhpenderitaan, dan baru berpisah da-lam sapihan setelah paling sedikitdua tahun. Kemudian diserukan ke-pada manusia agar bersyukur kepa-da Tuhan serta berterima kasih ke-pada kedua orangtua, disertai per-ingatan bahwa semua manusia akankembali kepadaNya. Dalam firmanitu sendiri juga ditegaskan bahwasekalipun manusia harus berbuatkepada ibu-bapaknya, namun bilakedua orang itu memaksakan se-suatu yang tidak dapat diterima ke-benarannya, seperti sikap mem-persekutukan Tuhan atau syirik,maka mereka tidak boleh ditaati,mesti dengan tetap bersikap sebaik-baiknya kepada mereka selamahidup di dunia ini. Dalam semua-nya itu seseorang harus meneladanigolongan yang mengarahkan dirinyakepada Tuhan, sebab semua orang

  • 2243Ensiklopedi Nurcholish Madjid

    akan kembali kepada-Nya dan Diaakan memaparkan segala sesuatuyang telah pernah dilakukannyadalam hidup di dunia (Q., 31: 14-15).

    Dari apa yang telah dikemuka-kan itu dapat disimpulkan bahwakewajiban seseorang kepada ibu ba-paknya adalah nomor dua dan pa-ling penting setelah kewajiban ber-ibadah kepada Allah semata. Ke-wajiban berbuat baik kepada orang-tua itu didasarkan kepada kenyataanbahwa seorang manusia menjadiseperti adanya di dunia ini sebagianadalah berkat didikan orang tuanya,baik pendidikan sebelum lahir ataupre-natal seperti yang dilakukanibu terhadap janin yang dikandung-nya, maupun pendidikan setelahlahir seperti yang diberikan oleh ibudan bapak secara bersama-sama.Dari doa yang diajarkan dalam Al-Quran agar kita memohon kasih-sayang Allah untuk ibu bapak kitasebagaimana keduanya telah men-didik kita di masa kecil, dapat di-tarik pelajaran bahwa mendidikanak itulah yang menjadi tugaspokok orangtua. Tugas itu sedemi-kian rupa sehingga anugerah kasih-sayang Tuhan yang dimohonkan se-seorang untuk ibu bapaknya dikait-kan dengan tingkat atau kadar ba-gaimana keduanya melaksanakankewajiban itu. Dengan perkataan

    lain, tinggi-rendahnya nilai kasih-sayang Ilahi yang dimohonkanuntuk ibu-bapak itu adalah ter-gantung kepada tinggi-rendahnyanilai pendidikan yang telah dibe-rikan kepadanya. Hal itu dapat ber-arti bahwa jika ibu-bapak meng-abaikan pendidikan anak, maka me-reka berdua tidak berhak menda-patkan kasih Ilahi yang dimohon-kan anaknya.

    Sudah tentu pendidikan disini harus dipahami dalam makna-nya yang luas dan mendalam. Diatas telah dijelaskan bahwa sebabutama seseorang harus berbuat baikkepada ibunya ialah karena ibunyatelah mengandungnya dengansusah-payah selama sembilan bulan,kemudian baru menyapihnya se-telah dua tahun. Jadi semata-matamengandung bayi itu sendiri ke-mudian merawatnya segera setelahlahir adalah wujud paling pentingdan paling tinggi daripada pen-didikan. Oleh karena itu, tidak se-orang pun terbebaskan dari kewa-jiban berbuat baik kepada ibunya.Semata-mata kenyataan bahwa Al-Quran menyebutkan perkara ibuyang mengandung dan menyusuiitu secara eksplisit, hal ini sudahmenunjukkan betapa pentingnyamasalah ini agar menjadi perhatiansetiap orang.

  • 2244 Ensiklopedi Nurcholish Madjid

    ORANGTUA SEBAGAI TITIKPERSAMBUNGAN

    Ibu-bapak dapat berpotensi me-nyelewengkan anaknya dari garisfitrahnya, sebab kedua orangtuaadalah titik persambungan (inter-face) antara anakdengan lingkung-an sosial-budayayang ada. Apayang dididikkanorang tua kepadaanaknya sebagianbesar berasal darib a h a n - b a h a nyang ada dalamlingkungan seki-tarnya. Bahan-bahan itu diper-oleh melalui pewarisan turun-te-murun dalam bentuk adat kebiasaanatau melalui informasi dari tempatlain dalam suatu masa hidup keduaorangtua tersebut. Jadi, peran pen-didikan punya sangkutan dengankesediaan belajar; orangtua, atausiapa saja, akan mampu menjalan-kan tugas mendidik dengan baik,kalau punya pengetahuan yangmemberinya deretan pilihan ataualternatif. Semakin banyak titikpilihan atau alternatif adalah se-makin baik, yang berarti keluasanpandangan dan wawasan. Itulahsebabnya pendidikan yang baikcenderung tumbuh dalam ling-kungan keluarga yang baik, asalkan

    hubungan orangtua dan anak ber-langsung secara wajar.

    Jika hubungan orangtua dananak berlangsung secara tidakwajarseperti keadaan yang sangatmenggejala di zaman sekarangmaka anak akan berkembang me-

    nyimpang darifitrahnya, dantumbuh dalamkesulitan hidup.Keadaan yangmenyengsarakanitu dengan sen-dirinya jugamenjadi tang-gungan (dantanggung ja-wab) orang tua.Berkenaan de-

    ngan inilah dalam Al-Quran adaperingatan bahwa anak itu, samahalnya dengan harta, adalah fitnah(artinya ujian dari Tuhan) kepadamanusia (Q., 8: 28). Dalam pe-ngertian ujian itu terkandungmakna bahwa jika seseorang mam-pu menempuhnya dan lulus,maka ia akan merasakan keberun-tungan dan kebahagiaan. Jadi anak,seperti harta, dapat menjadi sum-ber kebahagiaan hidup, sebagaima-na setiap orang mendambakannya.Tapi dalam pengertian ujian ituterkandung pula makna bahwajika seseorang tidak mampu me-nempuhnya dan gagal, maka,sebagaimana halnya dengan setiap

    Sementara pemikiran Islam ituterus diusahakan untuk responsifatau mampu menjawab tantanganzaman, ia juga harus berakarsecara mendalam dalam tradisidan warisan kultural umat Islam,yang universal dan yang lokal.Demi mendorong pengkayaanintelektual dan kultural.

  • 2245Ensiklopedi Nurcholish Madjid

    kegagalan dalam ujian, akan bera-kibat perasaan derita, nestapa. Pe-rasaan kurang berharga akanmuncul, dan semuanya itu beru-jung dengan kesengsaraan.

    ORANG YANG MENERIMAKABAR GEMBIRA

    Allah berfirman dalam Al-Quran:

    Dan mereka yang menjauhithght dari menyembahnya, sertakembali kepada Allah, bagi merekaadalah kabar gembira (kebahagiaan).Maka berilah kabar gembira (haiMuhammad) kepada hamba-hambaKu! Yaitu mereka yang mau men-dengarkan perkataan (pendapat), lalumengikuti yang terbaik daripadanya.Mereka itulah orang-orang yang diberipetunjuk oleh Allah, dan mereka itulahorang-orang yang berpikiran men-dalam (Q., 39: 17 18).

    Jika kita renungkan lebih men-dalam, firman Allah itu menjelaskanbahwa kabar gembira akan didapat-kan oleh seseorang yang, pertama,mampu menghindar dan membe-baskan diri dari kemungkinan me-nyembah, memuja atau berserahdiri kepada thght. Para ulama adayang mengartikan atau menerje-mahkan perkataan thght sebagaiberhala (Misalnya A. Hassan, Al-Furqn). Dan pengertian berhalaialah setiap sasaran sesembahan,

    pujaan, dan ketundukan selainAllah, Tuhan Yang Maha Esa. Jadiyang termasuk berhala ialah bisajuga sesama manusia sendiri, sepertidicerminkan dalam diri para pe-mimpin kultus di Amerika sema-cam David Koresh, James Jones,Sung Hung Moon, dan lain-lain.Dalam Al-Quran, tokoh yang seringdituturkan sebagai epitom thghtialah Firaun dari Mesir kuno.Perintah Allah kepada Nabi Musauntuk menyampaikan seruan Tuhankepada Firaun disertai keteranganbahwa Firaun adalah seorang yangthagh (berperangai dan bertindaksebagai thght), yaitu menciptakansusunan kemasyarakatan yang tira-nik. Manusia harus menjauhi danmembebaskan diri dari setiap tiranatau thght sebagai pangkal tolakpertama menuju kebahagiaan.Inilah salah satu makna terpentingkalimat naf dalam syahadat per-tama, yang intinya ialah pembebas-an diri dari setiap bentuk keper-cayaan yang membelenggu. IbnTaimiyah mengatakan bahwa sya-hadat pertama itu adalah pembe-basan diri dari semua kepercayaanyang palsu (barah min al-mutaqadt al-fsidah).

    Kedua, untuk memperoleh keba-hagiaan itu orang harus kembalikepada Allah, yaitu mempunyai sis-tem keimanan yang benar kepadaWujud Yang Mahabenar, TuhanYang Maha Esa, tempat menambat-

  • 2246 Ensiklopedi Nurcholish Madjid

    kan harapan (Al-Shamad), yangtidak mitologis (seperti mempunyaianak atau diperanakkan), dan yangtidak terjangkau oleh akal manusiakarena tidak semisal dengan apapun, yaitu sifat-sifat Tuhan (sebagai-mana diringkaskan dan dipadatkandalam Al-Quran, surat Al-Ikhlsh).Dalam cakupan ini seluruh pem-bahasan tentang iman dan tauhidadalah relevan.

    Ketiga, merupakan rangkaiandengan dua hal di atas ialah sikapterbuka kepada ide-ide, pikiran-pikiran, dan ajakan-ajakan antara se-sama manusia secara kritis dan pe-nuh pertimbangan, kemudian ber-sedia mengikuti mana dari semua-nya itu yang terbaik. Para ulama se-muanya sangat menyadari masalahini, sehingga A. Hassan, misalnya,menegaskannya dengan memberitafsir atau catatan: Yaitu orang-orang yang suka mendengarkanajakan, lalu menimbang, lantas me-ngambil mana yang terbaik, bukanmenolak dengan buta tuli. (tapijuga bukan mengikuti dengan buta-tuliNM.) Sikap kritis merasaperlu menimbang-nimbang sehing-ga dapat diketahui mana yang ter-baik itu adalah akibat langsung daripandangan dasar bahwa tidakmungkin manusia itu pasti benarbelaka, sebagaimana juga tidakmungkin manusia itu salah atau ke-liru belaka. Dengan perkataan lain,di sini ditekankan paham kenisbian

    manusia: bisa benar dan bisa salah,sehingga harus selalu ada pendekat-an kritis. Dan patut sekali diper-hatikan bagaimana firman Allah itumenjelaskan bahwa menjauhi ti-rani, kembali kepada Allah dansikap terbuka kepada ide-ide sesamamanusia adalah pertanda adanya hi-dayah dari Allah, juga pertandabahwa orang bersangkutan ter-golong dari mereka yang berpikiranmendalam (l al-albb).

    Pembahasan ini akan kita akhiridengan menegaskan bahwa sesung-guhnya ajaran Islam secara built inpasti memagari dan melindungi se-orang Muslim dari bahaya kultusserta bahaya kepercayaan palsu apapun, asalkan ia mampu menangkapmakna dasar yang dinamis dari sis-tem keimanannya. Yang sangat pasdengan masalah ini ialah sebuahfirman Allah, tidak begitu berbedadalam pengkalimatannya dari yangterdahulu, namun ringkas danpadat:

    Maka barang siapa menolakthght dan beriman kepada Allahmaka ia sungguh telah berpegangkepada tali yang kukuh, yang tidakakan lepas (Q., 2: 256).

    ORDE BARU DAN ISLAM

    Berkenaan dengan pertanyaanbagaimana penilaian terhadap gejalakemasyarakatan Indonesia di masa

  • 2247Ensiklopedi Nurcholish Madjid

    Orde Baru yang sudah berakhir darisudut pandangan Islam, barangkaliada baiknya ditegaskan bahwa pe-nilaian kepada suatu perkembangansosial tidak bisa dilakukan dalamukuran-ukuran kemutlakan. Per-kembangan itu harus dilihat dalamkaitan nisbinya dengan hal-hal lain.Sayangnya, hal-hal itu, sepan-jang menyang-kut persoalan so-sial-politik, adadalam jumlahhampir tak terbatas sehingga sulitsekali, jika tidak mustahil, untukmemperhitungkan keseluruhannya.Ini menyebabkan hampir tidakmungkinnya membuat penilaianyang tepat atas suatu perkem-bangan sosial-politik.

    Walau begitu, sesuai dengan ide ke-nisbian tersebut, dan sebagai dasaruntuk mengembangkan peransertakaum Muslim di era reformasi ini, ki-ranya cukup beralasan jika kita katakanbahwa di masa Orde Baru ada banyaksegi yang lebih baik untuk kaum Mus-lim dibanding pada Orde Lama.Mungkin hal ini mengandung logika-nya sendiri, mengingat bahwa dari awalperkembangannya, Orde Baru menda-pat dukungan paling kuat dari kelom-pok-kelompok beraspirasi politik Islamketimbang kelompok-kelompok lain.Tentu saja hal ini diingatkan tanpamengurangi peranan kelompok-kelom-pok lain itu.

    Segi-segi kebaikan yang nisbitersebut secara singkatnya tecer-min dalam banyak bentuk per-kembangan sosial yang biasaditunjuk sebagai gejala kebang-kitan Islam di Indonesia. Meski-pun gejala itu mempunyai aspekglobal (terjadi hampir di seluruh

    Dunia Islam),namun jelasbahwa hal itudimungkinkandi Indonesiaoleh banyak se-

    kali faktor yang khusus Indonesia,dan dalam hal ini kebetulan atautidak faktor-faktor khusus OrdeBaru pada masa itu. Hal ini pundikemukakan tanpa mengingkariadanya beberapa bentuk per-tumbuhan positif yang meru-pakan kelanjutan pertumbuhanserupa dalam Orde Lama, sepertimobilitas vertikal agama Islamyang mengarah kepada perkem-bangan itu di masa Orde Baru,yang itu terjadi antara lain akibatdihilangkannya berbagai ham-batan sosial-politik, khususnyadalam bentuk pelarangan PKIdengan ateismenya.

    Adanya dinamika masyarakat,termasuk masyarakat Islam, menye-babkan masyarakat tidak mungkindihentikan pada tahap perkem-bangan sosial tertentu, betapapundekatnya tahap itu dengan cita-cita

    Memelihara yang lama yangbaik, dan mengambil yang baruyang lebih baik.

  • 2248 Ensiklopedi Nurcholish Madjid

    semula. Sebab cita-cita itu sendirijuga berkembang. Karena itu, cu-kup tak masuk akal untuk menilaibahwa struktur kehidupan politikbangsa kita sekarang adalah klimaksdari perjuangan umat Islam Indo-nesia selama ini. Islam adalah aga-ma kemanusiaan (fithrah), yangmembuat cita-citanya sejajar de-ngan cita-cita kemanusiaan uni-versal. Cita-cita itu tidak akan ber-henti pada satu titik tertentu, sebabsalah satu aspek terpenting kema-nusiaan ialah perkembangan. Kare-na sifat perkembangan itu, makatidak akan ada penyelesaian ma-salah kemanusiaan sekali untuk se-lamanya. Setiap pengakuan akansuatu bentuk penyelesaian finalakan melawan nature kemanusiaan,dan jika seandainya finalitas itubetul-betul tercapai, maka yang se-benarnya terjadi adalah satu daridua: kesempurnaan manusia didunia ini (halmana menurut Islamsendiri adalah mustahil), atau mus-nahnya kemanusiaan itu. EskatologiIslam tentang hari kiamat dapat di-artikan sebagai mengisyaratkan halterakhir itu.

    ORDE LAMA, ORDE BARU,DAN REFORMASI

    Keindonesiaan mengenal tiga ta-hap perkembangan utama. Denganmenggunakan jargon perpolitikanpopuler kita, ketiga tahap itu ialah

    Orde Lama, Orde Baru, dan OrdeReformasi.

    Sudah tentu tokoh sentral OrdeLama ialah Bung Karno. Dialahyang pertama kali menghadapi tan-tangan mewujudkan secara nyatawawasan kebangsaan modern Indo-nesia. Dalam banyak hal, dia ber-hasil (Indonesia bersatu, dan tum-buh menjadi corporate nation yangpaling teguh di kalangan bangsa-bangsa baru). Namun kita tidakmungkin mengingkari kegagalanBung Karno, yang sistemnya men-jerumuskan bangsa kepada malape-taka politik Gestapu/PKI 1965. Ter-bayang bahwa mungkin sesungguh-nya Bung Karno agak terlambatmenyadari belum adanya prasaranasosial-budaya guna menopang se-buah konsep kenegaraan modern.Untuk mengatasinya, secara men-desak Bung Karno mencanangkanagenda nation building, tetapi me-nemui kemandekan akibat titiktolaknya yang tidak tetap (terlalubanyak bersandar kepada unsurMarxisme dengan banyak meng-ingkari mainstream keindonesiaanyang lebih meliputi seluruh wilayahbudaya Indonesia, yaitu budayakeislaman).

    Pak Harto sebagai tokoh sentralOrde Baru mencoba mengatasi per-soalan warisan Bung Karno itu de-ngan menggabungkan antara pan-dangan hierarkis militer yang berpola

  • 2249Ensiklopedi Nurcholish Madjid

    ketaatan garis komando atasan ke-pada bawahan yang ketat di satupihak, dan konsep stratifikasi sosialbudaya Jawa yang berpola ketaatanpaternalistik serba tertutup di pihaklain. SekalipunPak Harto ber-sikap sangat pi-lih-pilih terha-dap budaya Jawayang hendakdigunakannya(sehingga banyakjuga gejala per-lawanan kepada-nya atas namasegi lain budayaJawa, seperti yang dilakukan olehWarsito, Permadi dan Subadio Sas-trosatomo), namun sistem OrdeBaru ternyata efektif selama tigadasawarsa. Karena pilihan titiktolak sosial budayanya yang cukupekslusif itu (yakni, berat Jawa danmiliter), maka sistem Pak Hartobanyak sekali mengakibatkan mar-ginalisasi berbagai kelompok ke-masyarakatan (social communities),baik yang bersifat keagamaan, ke-daerahan, kesukuan, dan seterusnya.Rasa ikut punya kelompok-kelom-pok itu sangat lemah, dan semakinlemah mengikuti perpanjanganmasa kekuasaan Orde Baru, sampaiakhirnya Orde itu runtuh. Denganbegitu Pak Harto pun tidak sepe-nuhnya berhasil mewujudkan cita-

    cita pembentukan sebuah modernnation state Indonesia. Tanpamengingkari berbagai segi ke-berhasilannya di bidang lain, na-mun cukup jelas bahwa obsesi Pak

    Harto kepadapembangunanekonomi telahmembua tnyamengaba ikanagenda nationbuilding yangtelah dimulaiBung Karno.Dengan katalain, sistem PakHarto runtuh

    akibat pembangunan bangsa yangtertunda (delayed nation building).

    Orde Reformasi baru menginjaktahap permulaan yang sangat dini,sehingga yang dihadapi sekarangialah realisasi agenda-agenda refor-masi sejak saat ini dan seterusnya.Modal dasar untuk realisasi agenda-agenda itu dapat dikatakan sudahada di tangan, khususnya dalambentuk kebebasan-kebebasan asasiseperti menyatakan pendapat, ber-kumpul dan berserikat. Tan-tangannya ialah, pertama, bagai-mana menangkal kemungkinansabotase dan usaha pembatalanmodal dasar itu, kemudian, kedua,bagaimana mengukuhkan danmembinanya. Karena kebebasan-kebebasan asasi (fundamental free-

  • 2250 Ensiklopedi Nurcholish Madjid

    doms) adalah landasan pentingdemokratisasi, maka diperlukansuatu bentuk komitmen yang lebihmendalam kepada nilai-nilai itu,yang menghendaki adanya persepsikepadanya sebagai nilai-nilai prin-sipil, bukan sekedar nilai-nilaiproseduril.

    Nilai-nilai itu berpangkal darinurani, yaitu kebebasan dari setiapbentuk pemaksaan, sekalipun pe-maksaan yang dilakukan atas namakebenaran mapan (established truth),sesuatu yang jelas benar dan baik.Seorang manusia harus dibiarkandengan kesediaan menanggung re-sikonya sendiri, baik dan buruk,bahagia dan sengsara. Sebab, yangbenar jelas berbeda dari yang salah,yang sejati jelas berlainan dari yangpalsu. Manusia, dalam suasana ke-bebasan dan kejujuran hati nu-raninya, akan mampu membeda-kan, menangkap dan mengikuti ma-na yang benar dari yang salah, yangsejati dari yang palsu.

    Dalam persimpangan jalan per-tumbuhan dan perkembanganbangsa kita yang amat penting seka-rang ini, prinsip-prinsip kebebasannurani dalam semangat kemanusia-an universal tersebut di atas sung-guh harus mulai menjadi acuanserius bagi seluruh lapisan masya-rakat. Prinsip-prinsip itu meru-pakan dasar dan titik tolak bagi se-genap usaha mengembangkan danmenegakkan kesadaran akan hak-

    hak asasi dan demokrasi, sejalan de-ngan tekad dan cita-cita bangsa se-bagaimana didambakan dalam pro-ses reformasi. Tidak seorang pundari kita yang boleh dibiarkan me-nyisihkan hak istimewa untuk diri-nya sehingga terbebas dari kewa-jiban memenuhi tuntutan nilai-nilai reformasi itu. Hak dan kewa-jiban setiap pribadi warga negaraadalah sama. Hak seseorang ter-hadap yang lain adalah kewajibanorang lain itu, dan kewajiban sese-orang terhadap orang lain adalahhak orang bersangkutan.

    Seperti halnya nilai luhur tidakdengan sendirinya terwujud dalammasyarakat tanpa kesungguhanmengusahakannya, maka demikianpula hak-hak asasi itu juga tidakakan terwujud tanpa pribadi-pri-badi dan lembaga-lembaga yangmemiliki komitmen dan ketulusanbatin untuk memperjuangkannya.Maka kini, dalam simpang jalanperjalanan bangsa kita, tindak lan-jut logis dari pembangunan bangsayang amat prinsipil antara lain ialahmemperjuangkan hak-hak asasi se-bagaimana dikehendaki reformasi.Berkaitan dengan sumber-sumberkekuasaan, dalam masyarakat secaraminimal harus ditegakkan hak-hakyang tak terpisahkan dari perikehi-dupan yang sentosa, yaitu hak-hakpribadi untuk hidup dan memper-oleh jaminan keamanan atas hidup-nya; hak-hak pribadi untuk tidak

  • 2251Ensiklopedi Nurcholish Madjid

    disiksa, baik fisik maupun mental;hak-hak pribadi untuk memperolehpengadilan yang tidak memihak,yang fair; hak-hak pribadi untuktidak mengalami penangkapan danpenahanan sewenang-wenang.

    Pelanggaran atas hak-hak pribaditersebut akan merupakan pelanggar-an hak asasi yang paling telanjang.Pelanggaran atas hak-hak itu jugamerupakan penyelewengan yang pa-ling gawat dari cita-cita reformasi.Karena hak-hak itu ada dalam kon-teks kekuasaan, maka usaha melin-dungi dan menegakkannya memer-lukan sistem dan tatanan kekuasaanyang adil, fair, tidak memihakkepada kepentingan diri sendiri dangolongan; yaitu sistem kekuasaanyang tidak terpengaruh oleh pe-rasaan suka-tidak suka; yaitu suatukekuasaan yang sanggup menegak-kan keadilan sekalipun terkena ke-pada diri sendiri.

    ORGANISASI

    Konon dalam bahasa aslinya,perkataan organisasi diambil dariperkataan organ yaitu anggota tu-buh makhluk hidup. Kalau kitaperhatikan organ tubuh kita sendiriseperti tangan, maka yang segerakita dapati ialah adanya tugas ataufungsi tertentu yang menjadi cirikhususnya. Tugas atau fungsi itu,dalam koordinasinya dengan tugas

    dan fungsi organ-organ yang lain,akan membentuk kesatuan kegiatanseluruh tubuh yang bermakna danbertujuan. Segi yang amat pentingdalam sistem keseluruhan kerjaorgan-organ kita ialah adanya pem-bagian kerja dan tanggung jawabyang tegas.

    Karena itu, ide pokok di dalamsebuah organisasi ialah pembagiankerja dan tanggung jawab yang tegasitu. Dalam zaman modern, perlu-nya pembagian kerja (division of la-bour) menjadi salah satu kesadaranyang amat penting. Karena itu,ilmu sosial mengindentifikasi salahsatu ciri masyarakat modern ialahadanya pembagian kerja, yang da-lam perkembangan selanjutnyamembawa kepada keharusan ada-nya spesialisasi dan profesionalis-me.

    Dalam ajaran agama kita, ide da-sar organisasi juga telah diletakkandengan kukuh. Nabi berpesan agardi mana pun kita berada hendaknyamenunjuk seorang pemimpin, bah-kan biarpun ketika hanya berduadalam perjalanan. Beliau juga me-lukiskan bahwa keseluruhan umatIslam adalah bagaikan tubuh yangsatu, yang bilamana sebagian daritubuh itu mengeluh kesakitan makabagian yang lain juga akan mera-sakannya. Dan dalam Kitab Sucikita dapatkan firman Ilahi yang ter-jemahannya kurang lebih demikian:

  • 2252 Ensiklopedi Nurcholish Madjid

    Sesungguhnya Allah menyukai me-reka yang berperang di jalan-Nyadengan membentuk barisan, seakanmereka itu bangunan yang kukuh(Q., 61: 4).

    Bangunan kukuh adalah se-buah sistem yang terdiri dari ba-gian-bagian yangsaling menopang.Karena itu juga iamengandung idetentang pemba-gian kerja atau or-ganisasi. Dankalau firman Tu-han itu dikaitkandengan perang,sebabnya ialahperang memangmemerlukan pembagian kerja yangtegas, setegas-tegasnya, yang meng-hasilkan disiplin. Dan jiwa kepra-juritan memang disiplin. Jika kitakaitkan firman ini dengan firmanyang lain tentang perang, maka ideorganisasi, pembagian kerja dandisiplin semakin jelas: ...Betapabanyaknya kelompok kecil menga-lahkan kelompok besar dengan izinAllah; sesungguhnya Allah besertamereka yang sabar. Jadi, keme-nangan kelompok kecil atas kelom-pok besar itu ialah berkat kesa-barannya. Dan teguh pada fungsidan tanggung jawab yang telahdiberikan padanya. Dia sabar danmenerima dengan senang fungsi

    dan tugasnya karena dia menyadarikaitannya dengan keseluruhan sis-tem di mana dia menjadi bagian.Karena itu, dia tidak pernah kehi-langan kesadaran akan makna dantujuan tugas dan fungsi khusunyaitu.

    Maka kege-maran organi-sasi di negeri ki-ta untuk berpe-cah antara lainberpangkal padatitik adanya ke-sabaran itu, pa-dahal diper-ingatkan: Taat-lah kepada Allahdan Rasul-Nya

    dan janganlah kamu bertikai makakamu akan menjadi lemah danhilang wibawamu. Bersabarlah,sesungguhnya Allah berserta merekayang sabar (Q., 8: 46). Dengankata lain, organisasi akan menjadilemah karena pepecahan.

    ORIENTALIS MODERAT

    Bernard Lewis adalah tipe orien-talis yang sering menjadi sasarankritik orang-orang Islam, di Timurmaupun di daerah-daerah lain.Dalam banyak tulisan, antara lainThe Jews of Islam, Lewis mengemu-kakan ketidaksetujuannya dengan

    Wahai sekalian orang yang ber-iman! Jadilah kamu orang-orangyang tegak untuk keadilan, se-bagai saksi bagi Allah walaupunmengenai diri kamu sendiri, ataukedua orangtuamu dan karib-kerabat ....

    (Q., 4: 135)

  • 2253Ensiklopedi Nurcholish Madjid

    sejumlah orientalis seperti Max I.Dimon yang cenderung berpen-dapat bahwa zaman keemasanYahudi berlangsung dalam zamankeemasan Islam. Para failasuf Yahudilahir karena Islam. Banyak yangmengatakan bahwa Musa Ibn Mai-mun (Maimonides), misalnya,sebenarnya hanya salinan Al-Ghazali.

    Tetapi, Bernard Lewis juga tidaksetuju dengan orang-orang yangakibat pengalaman politik kaumYahudi akhir-akhir ini, terutamaberkenaan dengan tekanan Israelmenggunakan ukuran-ukuran mo-dern untuk merekonstruksi peng-alaman mereka, seperti konsep to-leransi dan kebebasan beragama.Sebab, hasilnya pasti negatif. Ber-nard Lewis berdiri di tengah-tengah. Karena itu, dia tidak terlaluhemat mengumbar kata-kata yangakan membuat tersinggung orangIslam, sebaliknya dia juga cukupmurah dalam menggunakan kata-kata yang disukai orang Islam.Dalam The Jews of Islam, misalnya,Lewis mengatakan bahwa karenaorang Yahudi bukan kaum Muslim,dan dengan demikian berkeduduk-an sebagai ahl al-dzimmah (peng-anut kitab suci yang dilindungi)yang mendapat kebebasan cukupluas, mereka tetap merupakan warganegara kelas dua (the second classcitizens) meskipun dari segi ekono-

    mi, ilmu pengetahuan, dan budaya,mereka mendapat kesempatan yangluas sekali. Tetapi kemudian diamengatakan, bagaimanapun merekatetap warga negara (citizens), dan itulebih baik daripada nasib orang-orang Yahudi di ghetto-ghetto diBarat. Di tempat ini, mereka bu-kanlah warga negara (citizens). Kitatahu, kata ghetto berasosiasi denganpengalaman orang Yahudi di dias-pora.

    ORIENTALISME DAN SIKAPKRITIS KITA TERHADAPNYA

    Tidak semua sarjana Islam mem-buat generalisasi terhadap kaumorientalis sebagai hanya membawadampak-dampak negatif. Memang,berbagai kajian telah dikemukakanorang untuk menguak segi-segi ne-gatif orientalisme dan kaum orien-talis. Di balik yang negatif itu adabeberapa hal yang kiranya harusdisebut sebagai positif, meskipunmungkin tidak langsung. Salahsatunya ialah pendekatan historismereka pada masalah-masalah Is-lam. Dan yang lebih penting lagiialah kesadaran mereka tentang per-lunya mengetahui geneologi suatuide atau doktrin.

    Muhammad Farid Wajdi men-coba membuat penilaian berim-bang tentang orientalisme dankaum orientalis.

  • 2254 Ensiklopedi Nurcholish Madjid

    Orang orang Eropa, semenjakmereka berhubungan dengan duniaTimur, berkeinginan mengetahuibahasa-bahasa, agama-agama, danaliran-aliran pikiran yang ada padasuku-suku, bangsa-bangsa, danumat-umat dunia Timur itu. Danuntuk mencapai kenyataan-kenyata-an yang dapat diandalkan dari se-mua itu , mereka membuat kajian-kajian dalam berbagai bagian khususdalam kerangka keseluruhannya dandiberi porsi perhatian yang sepadan.

    Kita te