ob 1 kelompok 5 fix - edit

16
KELOMPOK 5- Tumbuh Kembang TMJ, Lidah, dan Kelenjar Saliva Pertumbuhan dan Perkembangan Pertumbuhan didefinisikan sebagai meningkatnya bobot dan dimensi spasial suatu organ atau organisme. Selama pertumbuhan, jumlah, ukuran dan produksi sel semuanya meningkat. Perkembangan diartikan sebagai organ atau organisme yang bergerak menuju maturasi. Menurut Nursalam (2005) 5 , ada beberapa tahapan tumbuh kembang pada masa anak-anak. Tahapan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Masa Pranatal Kehidupan bayi pada masa prenatal dikelompokkan menjadi dua periode yaitu : a) Masa embrio Dimulai sejak konsepsi sampai kehamilan 8 minggu. Ovum yang telah dibuahi akan datang dengan cepat menjadi suatu organisme yang berdiferensiasi secara pesat untuk membentuk berbagai sistem organ tubuh. b) Masa fetus Dimulai sejak kehamilan 9 minggu sampai masa kelahiran. Masa fetus terbagi menjadi dua. Yang pertama adalah masa fetus dini (usia 9 minggu sampai trimester kedua), dimana terjadi percepatan pertumbuhan dan pembentukan manusia sempurna serta alat tubuh mulai berfungsi. Yang kedua adalah masa fetus lanjut (trimester akhir) yang ditandai dengan pertumbuhan tetap yang berlangsung cepat disertai dengan perkembangan fungsi-fungsi. 2. Masa Neonatal Masa ini terjadi adaptasi terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta mulai berfungsinya organ-organ tubuh. Saat lahir, berat badan normal dari bayi yang sehat berkisar antara 2500- 4000 gram, panjang badan berkisar 50 cm dan berat otak sekitar 350 gram. Selama 10 hari pertama biasanya terdapat penurunan berat badan sekitar 10%

Upload: elini-febriani

Post on 02-Jan-2016

84 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

sss

TRANSCRIPT

Page 1: OB 1 Kelompok 5 Fix - EDIT

KELOMPOK 5- Tumbuh Kembang TMJ, Lidah, dan Kelenjar Saliva

Pertumbuhan dan Perkembangan

Pertumbuhan didefinisikan sebagai meningkatnya bobot dan dimensi spasial suatu organ atau

organisme. Selama pertumbuhan, jumlah, ukuran dan produksi sel semuanya meningkat. Perkembangan

diartikan sebagai organ atau organisme yang bergerak menuju maturasi.

Menurut Nursalam (2005)5, ada beberapa tahapan tumbuh kembang pada masa anak-anak. Tahapan

tersebut adalah sebagai berikut :

1. Masa Pranatal

Kehidupan bayi pada masa prenatal dikelompokkan menjadi dua periode yaitu :

a) Masa embrio

Dimulai sejak konsepsi sampai kehamilan 8 minggu. Ovum yang telah dibuahi akan datang

dengan cepat menjadi suatu organisme yang berdiferensiasi secara pesat untuk membentuk

berbagai sistem organ tubuh.

b) Masa fetus

Dimulai sejak kehamilan 9 minggu sampai masa kelahiran. Masa fetus terbagi menjadi dua.

Yang pertama adalah masa fetus dini (usia 9 minggu sampai trimester kedua), dimana terjadi

percepatan pertumbuhan dan pembentukan manusia sempurna serta alat tubuh mulai berfungsi.

Yang kedua adalah masa fetus lanjut (trimester akhir) yang ditandai dengan pertumbuhan tetap

yang berlangsung cepat disertai dengan perkembangan fungsi-fungsi.

2. Masa Neonatal

Masa ini terjadi adaptasi terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta mulai berfungsinya

organ-organ tubuh. Saat lahir, berat badan normal dari bayi yang sehat berkisar antara 2500- 4000

gram, panjang badan berkisar 50 cm dan berat otak sekitar 350 gram. Selama 10 hari pertama

biasanya terdapat penurunan berat badan sekitar 10% dari berat badan lahir, kemudian berat badan

bayi akan berangsur-angsur mengalami kenaikan.

Tumbuh Kembang TMJ

Tulang rahang atas, rahang bawah maupun tulang temporal berasal dari perkembangan mesenkim dari

sel neural crest selama minggu keempat perkembangan embrio. Bagian luar mesenkim, pharyngeal arch

berkembang dalam area kepala dan leher, dan terlibat juga dalam perkembangan fasial. Setelah 4-5 minggu

stomodeum dikelilingi sejumlah prosesus mandibula (bagian ventral pharyngeal arch I), sejumlah prosesus

maksila (bagian dorsal pharyngeal arch I), dan oleh prosesus frontal dari atas.1

Dalam prosesus mandibula, kartilago Meckel dibentuk. Prosesus timpani dan prosesus mandibula

pada kartilago Meckel berkembang sempurna pada minggu ke 16. Penebalan posterior pada akhir kartilago

timpani adalah kartilago primordial yang disebut malleus. Bagian malleus yang berhubungan langsung dengan

kartilago primordial disebut incus (pada bidang artikulasi datar). Minggu ke 8-16 perkembangan, kartilago

Page 2: OB 1 Kelompok 5 Fix - EDIT

primordial berfungsi sebagai permulaan temporomandibular atau sendi malleoincudal, pada akhirnya

berkembang menjadi tulang pendengaran.

Pada minggu ke 8, sendi ini hanya dapat menunjukkan rotasi sederhana atau pergerakan bukal. Semua

pergerakan penting untuk perkembangan kartilago kondilus. Pada akhirnya, malleus terpisah dari kartilago

Meckel dan mengeras menjadi tulang telinga tengah.1

Pusat pertumbuhan mandibula berkembang dari minggu ke 12 pada prosesus mandibula di kartilago

Meckel, yang berperan morfogenetik dalam perkembangan rahang bawah, hal ini menandakan permulaan

ossifikasi intramembranous pada mandibula.

Minggu ke 18, volume kartilago Mekel menurun dan akan menghilang selama osifikasi mandibula.

Kartilago meckel akan digantikn oleh mandibula dan kartilago kondylus sekunder.

Perkembangan TMJ umumnya antara minggu ke 7-20 intrauterine dan periode sensitif terutama masa

morfogenesis antara minggu ke 7-11. Gambaran utama perkembangan TMJ dibandingkan sendi lain pada

tubuh manusia ialah bersamaan perkiraan awal kondilus dan dasar temporal (blastema). Terdapat 3 tahap

perkembangan TMJ:

1. Tahap blastemik (minggu ke 7-8) : berkembangnya kondilus, fossa articular, diskus artikularis dan

capsul

2. Tahap cavitasi (minggu ke 9-11) : mulai terjadi perkembangan celah celah bawah dan chondogenesis

kondilus

3. Tahap maturasi setelah minggu ke 12

Eminensia yang kecil pada ramus ascenden mandibula merupakan basis kondilus dan prosesus

koronoideus.

Page 3: OB 1 Kelompok 5 Fix - EDIT

Pada minggu ke 9, terjadi kondrogenesis mulai dari sel mesenkim, ke lateral dari kartilago Meckel,

dan di tengah blastema kondilus.

Di minggu ke 10, kepala kondilus dan seluruh konus kondilus bagian apikal diselubungi oleh badan

rahang bawah, yang diosifikasi intramembranous. Osifikasi enchondral pada kartilago kondilus dalam bagian

anterior mulai pada minggu ke 17 dan akhir minggu ke 20 pembentukan kartilaginous dari kondil terlihat

hanya di bagian permukaan.

Keberadaan tulang temporal dapat dilihat dari pada minggu ke 8-9. Seringkali ditandai pada bagian

distal kartilago Meckel dan basis tulang pendengaran yaitu malleus dan incus. Selama minggu,ke 8, prosesus

zigomatikus tulang temporal mengalami pengerasan. Pada minggu ke 10, terdapat penebalan bagian medial

diskus dengan sedikit kontur cekung. Pada periode minggu 11-12, fossa artikularis menjadi cekung, cembung

atau datar menyeluruh. Fossa artikularis melebar ke cranium dari kondilus ke anterior langsung dan dari

minggu ke 12 tersebut kondilus membentuk cekungan. Keberadaan eminensia artikularis dan prosesus post

glenoid terlihat setelah minggu ke 26.2

Setelah minggu ke 7, penebalan mesenkim dapat terlihat diposisi cranium dari depan kondilus, diluar

dari itu berkembanglah diskus artikularis. karena membentuk jarak artikular, diskus menebal ke bagian

tengah, yang selanjutnya membuat karakteristik bentuk bikonkaf. Dari minggu ke 12, diskus artikularis berada

pada posisi permanen antara tulang temporal dan kondilus. Struktur kartilagenousnya sangat jelas terlihat di

minggu ke 15-20.

Mesenkim yang berkembang pada kapsul artikular mulai pada minggu ke 8 dan membentang dari

bagian skuamosa tulang temporal menjauhi diskus artikularis dan kondilus. Pada minggu ke 11, kapsula

terletak di antara arkus zigomatik tulang temporal dan kondilus dan melekat pada bagian luar diskus

artikularis.

Jarak artikularis atas dan bawah bertambah akibat dari beberapa celah didalam penebalan mesenkim,

dari perkembangan kondilus, diskus artikularis dan kapsul. Jarak artikularis bawah mengalami perkembangan

lebih awal dibandingkan bagian atas saat minggu ke 9, dan diikuti dengan bentuk dasar kondilus.Pada minggu

ke-11 terbentu jarak artikularis antara proseus zygomatikus tulang temporal dan disks artikularis.

Pertumbuhan ke arah lateral dan anterior dimulai antara minggu ke 12-16. Jarak artikular tidak seimbang

sampai minggu ke 26.

Gambar 2. Diskus artikularis dan struktur yang berkaitan

Page 4: OB 1 Kelompok 5 Fix - EDIT

Tahap kedua TMJ secara menyeluruh berkembang setelah minggu ke 14 pertumbuhan intrauterin, di

anterior dari otic kapsula dan setelah minggu ke 16 yang dianggap sebagai fungsional sendi utama. Bagian

yang mengeras pada sendi utama (malleus dan incus) menjadi bagian telinga tengah. Hanya dua ligamen oto-

mandibular yang belum sempurna tetap berkembang tanpa memiliki fungsi yang signifikan. Ligamen disco-

malleolar menghubungkan anterior ligament malleolar dan berakhir menyebar di posterior diskus artikularis.

Ligamen malleo-mandibular ialah sisa kartilago Meckel yang berjalan melalui fisur skuamosa timpani.2

Tabel Tumbuh Kembang TMJ

Minggu 7-8 10-11

12

13 14 15 19-20 26

fossa

artikularis

terbentuk dari

kumpulan sel

mesenkim di

permukaan

jaringan yang

akan

berdiferensiasi

menjadi diskus

dan kapsula

-fossa

berosifikasi

-perkembangan

tulang pada

fossa lebih besar

dari kondilus

eminensia

artikularis

terjadi perkembangan

Diskus peningkatan serat kolagen

tulang

temporal dan

tulang

timpani

bagian skuamosa dari terdapat fisura

timpani skuamosa yang dilalui oleh nervus

timpani

Sendi Tidak ada perubahan yang signifikn pada

permukaan

Pada

permuk

aannya

mulai

berbent

uk

konkaf

kartilago

meckel

volume mulai tereduksi

Page 5: OB 1 Kelompok 5 Fix - EDIT

Kondrosit Berdeferansiasi

struktur

fibrokartilago

terbentuk dan sudah ada refleks menelan

sel-sel kapsula

dan jaringan

sinovial

Terjadi pembentukan

Tumbuh Kembang Lidah

Secara anatomi, lidah memiliki bagian badan (bagian anterior) dan bagian pangkal (bagian posterior).

Bagian anterior meluas dari ujung lidah ke sulkus

terminalisnmembentuk groove-V puncak permukaan, belakangnya membentuk panah-V pada papilla

sirkumvalata. Bagian posterior lidah berada dibelakang sulkus terminalis. Lidah memiliki gambaran kantong-

kantong membran mukosa yang diisisi dengan otot volunter.

Ketika embrio berusia 4 minggu, lidah mulai berkembang dari dinding anterior. Secara embriologi,

lidah berkembang dari branchial arches. Branchial arch pertama memiliki tiga bentuk tonjolan lidah melurus

dan bergabung dan menjadi struktur tunggal dari bagian anterior lidah. Tiga tonjolan anterior memiliki nama

spesifik yaitu tonjolan tengah disebut tuberculum impar dan tonjolan bagian samping disebut tonjolan lateral

lidah. Di samping 3 tonjolan lidah, pada garis pertengahan antara branchial arch kedua, ketiga, dan keempat

serta melibatkan inner ends pada arch tersebut, terdapat satu tonjolan yang akan berkembang menjadi dasar

atau bagian pangkal lidah. Nama tonjolan ini disebut copula Jadi jumlah tonjolan embrionik lidah ada 4, yaitu

1 tuberkulum impar, 2 tonjolan lateral dan 1 copula yang berasal dari empat branchial arch dan bergabung

menjadi lidah tunggal. Diakhir bulan kedua kandungan bentuknya telah dapat dikenali dan meluas ke atas dan

ke depan ke arah membukanya mulut.5

Ket.

1. Badan lidah2. Sulkus terminalis3. Foramen caecum4. Pangkal lidah5. Tonsil palatina6. Orifis laring7. Tonjolan aritenoid

Page 6: OB 1 Kelompok 5 Fix - EDIT

Embrio minggu keempat:

Branchial Arch

1 2, 3, 4

2 tonjolan lateral lidah 1 tonjolan tengah copula

berfusi (tuberculum impar)

2/3 anterior lidah 1/3 posterior lidah

Tidak membentuk

bangunan yang khas

berfusi

lidah

Bagan Tumbuh kembang lidah

Pertumbuhan dan perkembangan papila dan taste buds:

penginduksi Tanpa induksi saraf Cabang terminal dari

N.IX

Chorda tympani

(N.VII)

papila Filiformis Sirkumvalata dan

foliata

fungiformis

Dalam bentuk sempurnanya lidah, disamping papila sirkumvalata pada ujung garis membentuk-V

terdapat foramen caecum, yaitu bagian rendah kecil yang menandai titik embrio berasal dari glandula tiroid.

Pada sekitar 17 hari kandungan, pada midline antara branchial arch pertama dan kedua, glandula originates

Ket.

1. Tonjolan lateral lidah2. Tuberkulum impar3. Foramen caecum4. Copula5. Tonjolan epiglotis6. Orifis laring7. Tonjolan aritenoid8. Lengkung faring

Page 7: OB 1 Kelompok 5 Fix - EDIT

sebagai sebuah proliferasi kecil dari epithelium. Dalam perkembangannya, glandula menurun sampai ke posisi

akhir di leher, sisanya melekat di lidah selama terjadi migrasi oleh duktus thyroglossal yang sempit. Duktus

selanjutnya menghilang, tetapi tempat asal dari glandula thyroid ditandai pada lidah oleh hadirnya foramen

caecum. Sel sisa-sisa dari duktus dapat tinggal dan lama kelamaan meningkat menjadi kista ductus

thyroglossal. Khasnya, terdapat di stuktur midline yang berlokasi di region tulang hyoid.

Bifurkasi pada bagian anterior lidah jarang mengalami kelainan dan kemungkinan terjadinya karena

tonjolan lidah pada branchial arch pertama gagal bergabung. Kemungkinan anomaly lain adalah begitu

panjangnya lidah (makroglosia), begitu kecilnya lidah (mikroglosia) dan tidak adanya lidah (aglosia). Pada

periode tertentu, lidah yang bergerak sangat membatasi frenulum yang berhubungan dengan lidah dan dasar

mulut. Kondisi ini disebut sebagai ankiloglosia (togue tie).

Tabel kelainan lidah

Makroglosia Keadaan yang menunjukkan lidah membesar

secara abnormal. Makroglosia ini dapat

kongenital maupun dapatan. Makroglosia

kongenital dapat disebabkan oleh hipertrofi

otot idiopatik, tumor jinak, dan kista.

Makroglosia dapatan dapat merupakan akibat

dari pembesaran pasif lidah jika gigi-gigi

bawah hilang8

Mikroglosia Mikroglosia ialah lidah yang kecil. Keadaan ini

jarang ditemukan, dapat ditemukan pada

sindrom Pierre Robin yang merupakan

kelainan herediter.8

Sumber : Dentallecnotes.blogspot.com

Aglosia Aglosia ialah kondisi tidak adanya lidah sejak

lahir yang disebabkan karena gangguan proses

perkembangannya. Keadaan ini jarang

ditemukan.8

Ankiloglosia Merupakan perlekatan sebagian atau seluruh

lidah ke dasar mulut. Keadaan kongenital ini

ditandai dengan frenulum lingualis melekat

terlalu jauh ke depan dan terlihat pada posisi

bervariasi. Pergerakan lidah terhambat dan

penderita tidak dapat menyentuh palatum keras

saat posisi mulut terbuka, serta mengganggu

proses bicara9.

Sumber:http://www.waybuilder.net/sweetheaven/

MedTech/Dental/OMPath/fig0210.jpg

Page 8: OB 1 Kelompok 5 Fix - EDIT

Tumbuh Kembang Kelenjar Saliva

Kelenjar saliva merupakan kelenjar eksokrin yang sekretnya tanpa warna, cairan lengket yang disebut

saliva. Saliva dalam rongga mulut melewati duktus yang membuka dalam permukaan mukosa oral. Gangguan

dalam aliran saliva dikarenakan penyakit, obat-obatan atau terapi radiasi tidak hanya dapat timbul efek pada

gigi dan mukosa oral, tetapi juga mengurangi kualitas hidup pasien melalui berkurangnya kemampuan dalam

memakan dan berbicara. Gangguan pada fungsi kelenjar saliva dapat merusak keseimbangan ekologi

mikroorganisme pada rongga mulut dan dengan mudah meningkatkan penyakit karies, penyakit periodontal,

dan infeksi oral yeast (candida albicans).

Perkembangan Kelenjar Saliva

Kelenjar saliva seperti halnya gigi, berasal dari interaksi antara oral ektodermal dan mesenkim

branchial arch. Sel ektodermal memberi peningkatan pada kelenjar parenkim yang akhirnya membentuk sel

sekret dan sel duktus. Sementara itu, mesenkim membentuk stroma jaringan ikat yang mendukung kelenjar

dan menyediakan akses untuk vaskularisasi dan persarafan yang menyuplainya.6

Perkembangan kelenjar saliva dimulai sejak minggu ke-6 hingga minggu ke-8 kehamilan, yaitu saat

oral ectoderm memanjang hingga mendekati mesoderm dan merupakan awal terbentuknya kelenjar saliva

mayor. Perkembangan kelenjar saliva mayor terdiri dari tiga tahap utama.

Tahap pertama ditandai dengan adanya tonjolan epitelial yang bercabang dan terus berkembang. Sel

epitel bersilia membentuk garis lumina, sementara permukaan luarnya dilapisi oleh sel mioepitel ektodermal.

Penampakan awal berupa lobus-lobus dan saluran duktus terjadi selama tahap kedua. Primitive acini dan

duktus bagian distal, keduanya mengandung sel mioepitel, proses pembentukannya berlangsung hingga bulan

ke-7 kehamilan. Tahap ketiga ditandai dengan pematangan acini dan terbentuknya duktus tambahan.7

Perkembangan kelenjar saliva

(: http://origin-ars.els-cdn.com/content/image/1-s2.0-S1566070206002700-gr33.jpg)

Page 9: OB 1 Kelompok 5 Fix - EDIT

Kelenjar pertama yang akan muncul, pada minggu ke-6 kehamilan ialah kelenjar parotid primordial.

Kelenjar ini berkembang dari stomodeum posterior, yang memanjang secara lateral ke korda yang padat

melalui otot masseter. Korda tersebut akan membentuk duktus-duktus dan acini terbentuk di ujung distalnya.

Kapsul terbentuk dari sel mesenkim dan mengelilingi kelenjar serta menghubungkannya dengan limfonodus.

Tonjolan kecil muncul di dasar mulut bagian lateral lidah selama minggu ke-6 kehamilan dan memanjang ke

arah posterior di sekitar otot milihyoid hingga ke submandibular triangle. Tonjolan-tonjolan tersebut

berkembang menjadi kelenjar submandibular. Kapsul yang mengelilingi mesenkim akan berkembang secara

sempurna di sekitar kelenjar submandibular pada bulan ke-3 kehamilan. Aktivitas sekretorinya akan dimulai

di minggu ke-16 kehamilan. Pertumbuhan kelenjar saliva submandibula setelah lahir akan terus berlanjut

setelah terbentuknya mucus acini.

Selama minggu ke-9 kehamilan, kelenjar sublingual primordial terbentuk dari tonjolan-tonjolan epitel

endodermal yang terdapat pada sulkus paralingual di dasar mulut. Keberadaan kapsul berguna untuk infiltrasi

kelenjar oleh jaringan penghubung sublingual. Ektorderm pernafasan membantu pertumbuhan unit-unit

tubuloacini dan berkembang menjadi kelenjar saliva minor pada minggu ke-12 kehamilan.7

Enam tonjol dibentuk pada tempat spesifik dan akhirnya menandai titik keluarnya masing-masing

duktus ekskretori untuk sepasang kelenjar parotid, kelenjar submandibular dan kelenjar sublingualis (Gambar

6). Tambahan tonjol tersebar pada lidah, bibir, mukosa bukal, dan palatum yang meningkatkan kelenjar saliva

minor mendistribusikan dibawah membran mukosa. Sebagai sel epitel yang tumbuh dalam jaringan ikat dan

multipel, kelenjar saliva membentuk sel sekret yang memproduksi saliva dan sistem sel duktus yang

membawa dan mengubah saliva sebelum mencapai rongga mulut.6

Glandula Parotis Glandula submandibularis Glandula sublingualis

(minggu keenam dan ketujuh) (berkembang agak akhir)

Berasal berasal

Jaringan ektodermal Jaringan endodermal

berlokasi di tepi stomodeum berlokasi di dasar mulut di latero-caudal lidah

sel-sel berproliferasi

tali padat ujung bulat

lumen acini

(mengeluarkan sekret)

duktus

Page 10: OB 1 Kelompok 5 Fix - EDIT

Distribusi Kelenjar Saliva

Kelenjar saliva mayor merupakan organ sepasang. Kelenjar terbesar adalah kelenjar parotis yang

berlokasi dibawah kulit wajah, didepan telinga dan diatas sudut mandibula. Kelenjar parotis memproduksi air

atau cairan serosa. Duktus utama pada masing-masing kelenjar parotis yaitu duktus Stensen, yang membuka

dalam rongga mulut diatas dinding salah satu pipi yang berhadapan dengan gigi M2 maksila. Jika lidah

melewati diatas area ini, tonjolan kecil dapat dirasakan saat duktus membuka dalam mulut. Kelenjar parotis

yang terlibat parotitis endemik, seringkali disebut mumps.

Kelenjar submandibula berlokasi dibawah dasar mulut pada dangkal permukaan lingual mandibula,

hanya pada anterior ke sudut mandibula. Kelenjar ini memproduksi campuran cairan serosa dan mukus yang

dapat masuk ke rongga mulut melalui duktus Wharton. Duktus ini membuka dalam dasar mulut dibawah

lidah, bersebelahan pada midline. Pembukaan duktus ini secara jelas terlihat sebagai dua tonjolan kecil area

ini.

Kelenjar sublingual merupakan kelenjar saliva mayor terkecil. Lokasinya berada diatas dasar mulut,

dibawah mukosa yang membentuk dasar mulut, tetapi di anterior pada kelenjar submandibula. Kelenjar ini

memproduksi campuran cairan mucous dan serous. Berlawanan dengan kelenjar lain, sekresi sublingual

dikirim kemulut melalui beberapa duktus utama. Beberapa duktus membuka sepanjang puncak papilla plica

sublingualis, dimana yang lainnya bergabung dengan duktus submandibula dan berbagi pada pembukaan yang

sama. Pemeriksaan secara hati-hatidilakukan pada area dibawah lidah dalam mulut.

Kelenjar saliva minor secara umum digambarkan menurut lokasi mereka dalam rongga mulut.

Dibawah membran mukosa pipi dan bibir banyak kelenjar kecil yang mengandung sel sekret mukus dan

serosa, sel mukus lebih banyak. Pada keadaan duktus membuka terdapat kelenjar kecil yang tersebar diatas

permukaan mukosa pipi dan bibir. Kelenjar saliva terbesar mengandung seluruh sel mucous yang berada

dibawah membrane mucous pada pangkal mulut dan saat duktus membuka, saliva didistribusikan keseluruh

permukaan pada palatum keras maupun lunak. Lidah mengandung kelenjar pada bagian anterior yang juga

mengandung sel serous dan sel mucous. Dibagian posterior lidah, kelenjar von Ebner mengandung seluruh sel

serous, duktus pada kelenjar ini kosong dalam parit papilla sirkumvalata. Kelenjar hanya terdiri atas sel

mucous juga ditemukan pada pangkal lidah dan pada permukaan mulut.3

Dalam pipi dan bibir, tebalnya submukosa berisi jaringan lemak dan kelenjar saliva dengan keadaan

duktus membuka yang tersebar diatas permukaan mukosa. Adakalanya, terlihat menjadi ukuran kacang

polong membulat yang hanya berada dibawah permukaan mukosa yang terlihat. Ketika salah satu duktus

kelenjar saliva kecil tersumbat, sekresi dari kelenjar saliva terakumulasi dekat permukaan. Gelembung ini

disebut mukokel.

Page 11: OB 1 Kelompok 5 Fix - EDIT

Daftar Pustaka

1. Bumann, axel dan Lotzmann, Ulrich. 2002. TMJ Disorders and Orofacial Pain The Role of Dentistry

in a Multidisciplinary Diagnostic Approach. New York: Thieme Stuttgart.

2. Badel, tomislav dkk. Temporomandibularjoint development and disorders related to clinicalotologic

symptomology. Department of Histology and Embryology, School of Medicine, University of Zagreb,

Zagreb, Croatia

3. Gunawan, Harun A. 1999. Buku Ajar Biologi Oral 1. Jakarta: Bagian Biologi Oral Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Indonesia

4. Melfi, Rudy C dan Alley, Keith. 2000. Permar’s Oral Embryology and Microscopic Anatomy A

Textbook for Students in Dental Hygiene. Ed 10.Pennsylvania:Lipincott Williams & Wilkins

5. Nursalam. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak : Untuk Perawat dan Bidan. Jakarta

6. T, Atakamatsu et al. 2011. Salivary gland development mediated by PACE4.The journal of medical

investigation.vol 56 supplement.

7. A.S. Tucker, I. Miletich.2010. Salivary Glands Developments, Adaptations, and Disease. London:

Krager

8. Robert P. Langlais, Craig S. Miller. 2000. Atlas Berwarna: Kelainan Rongga Mulut yang Lazim. Jakarta:

Hipokrates

9. Drg. Janti Sudiono, MDSc. 2009. Gangguan Tumbuh Kembang Dentokraniofasial. Jakarta : EGC