nyeri nosiseptif

3
NYERI NOSISEPTIF Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUD DR.R SOEDJATI PURWODADI 2010 Nyeri dapat diartikan sebagai suatu pengalaman sensorik yang tidak mengenakkan yang berhubungan dengan suatu kerusakan jaringan atau hanya berupa potensi kerusakan jaringan. Nyeri sendiri menurut patofisiologinya dapat dibagi atas 3, yaitu : 1. Nyeri nosiseptif atau nyeri inflamasi 2. Nyeri neuropatik 3. Nyeri psikologik Nyeri nosiseptif merupakan suatu nyeri yang ditimbulkan oleh suatu rangsangan pada nosiseptor. Nosiseptor adalah reseptor nyeri. Nyeri nosiseptif dibagi menjadi 3, yaitu : 1. Nyeri kulit adalah nyeri yang dirasakan di kulit atau jaringan subkutan, misalnya nyeri ketika tertusuk jarum. 2. Nyeri somatik dalam adalah nyeri yang berasal dari tulang dan sendi, tendo, otot rangka dan pembuluh darah.

Upload: sarah-jehan

Post on 04-Jul-2015

572 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: NYERI NOSISEPTIF

NYERI NOSISEPTIF

Kepaniteraan Klinik

Bagian Ilmu Penyakit Dalam

RSUD DR.R SOEDJATI PURWODADI

2010

Nyeri dapat diartikan sebagai suatu

pengalaman sensorik yang tidak

mengenakkan yang berhubungan dengan

suatu kerusakan jaringan atau hanya

berupa potensi kerusakan jaringan.

Nyeri sendiri menurut patofisiologinya

dapat dibagi atas 3, yaitu :

1. Nyeri nosiseptif atau nyeri inflamasi

2. Nyeri neuropatik

3. Nyeri psikologik

Nyeri nosiseptif merupakan suatu nyeri

yang ditimbulkan oleh suatu rangsangan

pada nosiseptor. Nosiseptor adalah

reseptor nyeri.

Nyeri nosiseptif dibagi menjadi 3, yaitu :

1. Nyeri kulit adalah nyeri yang

dirasakan di kulit atau jaringan

subkutan, misalnya nyeri ketika tertusuk

jarum.

2. Nyeri somatik dalam adalah nyeri yang

berasal dari tulang dan sendi, tendo, otot

rangka dan pembuluh darah.

3. Nyeri viseral adalah nyeri di rongga perut

atau dada, biasanya nyerinya hebat dan

Untuk memudahkan memahami fisiologinya,

maka nyeri nosiseptif dibagi atas 4 tahapan yaitu :

1. Transduksi

2. Transmisi

3. Modulasi

4. Persepsi

Gejala dan tanda

o Nyeri bisa berupa nyeri tajam, tumpul, rasa

terbakar, geli (tingling), menyentak (shooting)

yang bervariasi dalam intensitas dan lokasinya

o Gejala kadang bersifat nonspesifik

o Nyeri akut dapat mencetuskan hipertensi,

takikardi, midriasis

Page 2: NYERI NOSISEPTIF

Penyuluhan Oleh Bagian Penyakit Dalam

Periode 19 April – 12 Juni 2010

Pembimbing :

Dr. Bambang Pudjijanto, Sp.PD

Dr, Agus Kurnia, Sp.PD

Penyusun :

Eka Agus Setyarini, S.Ked

Tim kepaniteraan :

Eka Agus Setyarini, S.Ked

Fadlila Rahmania, S.Ked

Galuh Sintia Dena, S.Ked

Iyan Ari Prabowo, S.Ked

Sarah Jehan, S.Ked

Lincah Sumarwiningrum, S.Ked

o Untuk nyeri kronis seringkali tidak ada

tanda yang nyata

o Perlu diingat bahwa nyeri bersifat

subyektif

Penatalaksanaan nyeri

Terdapat dua metode umum untuk terapi

nyeri : farmakologik dan non

farmakologik.

Pendekatan farmakologik

Prinsip : pengobatan nyeri harus dimulai

dengan analgesik yang paling ringan

sampai ke yang paling kuat

Nyeri akut dan nyeri kronik memerlukan

pendekatan terapi yang berbeda. Pada

penderita nyeri akut, diperlukan obat yang

dapat menghilangkan nyeri dengan cepat.

Prinsip pengobatan nyeri akut dan berat

yaitu pemberian obat yang efek

analgetiknya kuat dan cepat dengan dosis

optimal. Pada nyeri kronik, dokter harus

mulai dengan dosis efektif yang serendah mungkin

untuk kemudian ditingkatkan sampai nyeri

terkendali.

Step pemberian analgetik Step 1 : Non NSAID, Non OpioidStep 2 : NSAID, Non OpioidStep 3 : Opioid

Pendekatan Nonfarmakologik

1. Terapi fisik : stimulasi kulit (pijat, stimulasi

saraf dengan listrik transkutis, akupungtur,,

aplikasi panas atau dingin, olahraga).

2. strategi kognitif-perilaku : relaksasi,

penciptaan khayalan (imagery), hypnosis, dan

biofeedback.

Daftar Pustaka

1. Corwin, Elizabeth J. Nyeri. Buku Saku Patofisiologi. Edisi 3. hal: 387-393. Jakarta. 2009

2. Zulisikawati. Pain Management. http://zulliesikawati.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/pain-management.pdf . 2009