nutremaja.pdf

1
Nutrisi yang kurng baik Kontribusi dari Saturday, 14 July 2007 Saat ini Remaja Makan Nutrisi yang Kurang Baik, Dapat Memperburuk Pernapasan Dikemudian Hari Jdokter/ – Kekurangan buah dan ikan pada diet yang dilakukan pada masa remaja dapat mencapai kapasitas paru-paru secara penuh dan menyebabkan mereka pada masalah pernapasan, kata para peneliti Tindakan yang harus dilakukan: · Jelaskan kepada para pasien yang berkepentingan bahwa studi ini menyatakan bahwa nutrisi yang baik pada masa remaja dapat melindungi fungsi pernapasan pada masa dewasa. · Berikan informasi kepada pasien bahwa diet yang sehat dengan sejumlah buah, sayuran dan ikan memberikan mikronutrisi yang dibutuhkan, tetapi tambahan vitamin dapat memperbaiki kebiasaan makan yang buruk. · Jelaskan bahwa study lintas bagian ini tidak menciptakan hubungan sebab-musabab atau hubungan yang bersifat sementara diantara hasil diet dengan pernapasan. Dalam suatu kelompok studi yang besar, asupan buah yang rendah berkaitan dengan fungsi para- paru yang rendah 1.3% dibandingkan dengan yang diprediksikan sedangkan asupan vitamin c rendah berkaitan dengan tingkat yang sama terhambatnya kapasitas paru-paru (keduanya £0.05), demikian temuan Jane S. Burn, Sc.D., dari Harvard, dan rekan. Asupan buah, vitamin E, dan konsumsi asam lemak n-3 yang rendah juga berkaitan dengan gejala pernapasan, termasuk bronchitis kronis, mendesah dan asma, lapor mereka pada bulan Juli dalam terbitan the journal CHEST. Efek ini relative kecil “kemungkinan tidak memiliki dampak fungsional pada kesehatan pernapasan saat ini,” kata para peneliti. Tetapi, Dr. Burn menambahkan, “apabila efek ini dirasakan pada usia remaja ketika fungsi paru-paru mereka mendekati level optimal, kemungkinan mereka tidak akan mencapai tingkat optimal dan keluhan akan bronchitis kronis dan mendesah dapat mengakibatkan mereka bisa melonggarkan fungsi paru-paru dengan membentuk kembali jalan udara.” Hal ini “bisa berdampak jangka panjang karena fungsi paru- paru rendah pada masa dewasa terkait dengan kenaikan morbidity dan mortalitas awal,” catat para peneliti. Studi sebelumnya yang terkait dengan fungsi paru-paru dan gejala diet telah memfokuskan pada anak dewasa dan anak- anak. Dengan demikian para peneliti melakukan Studi Paru-Paru pada anak-anak masa remaja. Studi melibatkan 2.112 siswa tingkat atas di 13 komunitas di seluruh Amerika dan Kanada selama tahun ajaran 1998-99. Pada siswa menyelesaikan daftar pertanyaan mengenai gejala pernapasan, seberapa sering mereka mengkonsumsi berbagai jenis makanan pada tahun sebelumnya, apakah mereka meminum tambahan vitamin, dan factor-faktor lain. Para peneliti juga menguji fungsi paru-paru dari seluruh siswa. Sebagian besar siswa tidak meminum vitamin (72%) dan tidak memenuhi asupan buah dan sayuran yang direkomendasikan (86%), vitamin E (89%), asam lemak n-3 (99.9%), OR beta-carotene (58%). Hanya 18% dari remaja tersebut mendapatkan sedikit asupan vitamin C untuk diet tersebut, yang kebanyakan berasal dari minuman buatan. Sebagian kecil (39%) juga kekurangan asupan vitamin A menurut standar Pengobatan Institute. Sepertiga dari kelompok itu mengalami kelebihan berat badan (indek masa tubuh minimal 25 kg/m2), 24% dilaporkan setiap hari merokok, dan 89% berkulit putih. Asupan buah terendah dibawah 0.25 per hari, terkait dengan kapasitas paru-paru rendah yang diukur dengan volume pernapasan selama satu detik (FEV1 3.90 berbanding 3.96L) dibandingkan dengan asupan tinggi. Penyesuaian perbedaan cukup signifikan (-1.3%, 95% jarak konfiden -2.4 sampai - 0.2). Sebagian besar siswa yang melakukan diet dengan asupan buah rendah ternyata mengalami gejala bronchitis kronis dibandingkan dengan mereka yang melakukan asupan tinggi (26.8% berbanding 19.8%, rasio penyimpanan 1.36, P£0.05). Asma juga cenderung lebih umum dikaitkan dengan asupan buah rendah, tetapi perbedaannya tidak cukup signifikan (10.9% berbanding 8.6%, disesuaikan dengan OR 1.34, 95% CI 0.93 sampai 1.94). Asupan vitamin C harian terendah dibawah 85 mg, meskipun kisaran IOM yang direkomendasikan sebesar 65 sampai 90 mg per hari, yang dikaitkan dengan: · Kapasitas vital rendah (4.56 berbanding 4.61 L, perbedaan -1.3%, 95% CI – 2.4 sampai - 0.02) dibandingkan dengan asupan tinggi yang disesuaikan untuk kalorinya. · Kecenderungan FEV rendah (3.91 berbanding 3.95 L, perbedaan -1.0%, 95% CI-2.2 sampai 0.1) dibandingkan dengan asupan tinggi yang disesuaikan untuk kalorinya. · Tingkat penyimpangan kapasitas tinggi kurang dari 85% dari yang diprediksikan (rasio penyimpangan 1.63, 95% CI 1.05 sampai 2.50, P=0.03) dibandingkan dengan asupan tinggi. “Hal ini menyebutkan asupan harian saat ini yang direkomendasikan untuk vitamin C kemungkinan tidak cukup untuk melindungi fungsi paru-paru, “tulis Dr. Burm dan rekan. Asupan vitamin E terendah dibawah 5.2 mg per hari dikaitkan dengan peningkatan asma (11.6% berbanding 8.5%, disesuaikan dengan OR 1.48, P£0.05) dibandingkan dengan asupan tinggi. Asupan asam lemak diet n-3 terendah dibawah 22 mg terkait dengan: · Gejala bronchitis kronis (26.3% berbanding 20.0%, OR 1.37, P£0.05). · Mendesah (44.0% berbanding 37.0%, OR 1.34, P£0.01). · Asma (12.7% berbanding 8.2%, OR 1.68, P£0.01). Remaja yang merokok dikombinasikan dengan melakukan asupan vitamin C antioksidan rendah menunjukkan adanya resiko yang lebih besar untuk gejala pernapasan. Meskipun studi tidak dapat menentukan apakah hubungan itu telihat sebagai hubnugan sebab akibat, asupan mikronutrisi sama untuk remaja dalam studi ini seperti yang ditemukan dalam the National Health and Nutrition Examination Survey III, “yang menyatakan bahwa hasil ini dapat digeneralisasikan.” Oleh karena itu, penemuan ini menyatakan adanya alasan lain bagi para dokter untuk menigkatkan makanan sehat diantara pasien mereka pada masa remaja, kata Dr. Burns. “Saya pikir ketika anda berhubungan dengan suatu populasi yang sangat aktif seperti pada remaja, anda tidak dapat menghitung mereka yang memakan buah, ikan dan makanan yang mengandung antioksidan dengan cukup, “ katanya. “Sehingga penggunaan tambahan vitamin sangat membantu.” Para peneliti juga menunjukkan bahwa studi pengamatan “tidak dapat menciptakan hubungan temporal diantara hasil diet dengan pernapasan. Kemungkinan periode kritis karena efek diet pada sistem pernapasan hanya terjadi pada awal masa anak-anak ketika terdapat perbedaan dan pertumbuhan yang cepat.” jdokter.com http://jdokter.com _PDF_POWERED _PDF_GENERATED 20 July, 2010, 03:26

Upload: sri-yuliana

Post on 08-Nov-2015

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • Nutrisi yang kurng baik Kontribusi dari Saturday, 14 July 2007

    Saat ini Remaja Makan Nutrisi yang Kurang Baik, Dapat Memperburuk Pernapasan Dikemudian Hari Jdokter/ Kekurangan buah dan ikan pada diet yang dilakukan pada masa remaja dapat mencapai kapasitas paru-paru secarapenuh dan menyebabkan mereka pada masalah pernapasan, kata para peneliti Tindakan yang harus dilakukan: Jelaskan kepada para pasien yang berkepentingan bahwa studi ini menyatakanbahwa nutrisi yang baik pada masa remaja dapat melindungi fungsi pernapasan pada masa dewasa. Berikan informasikepada pasien bahwa diet yang sehat dengan sejumlah buah, sayuran dan ikan memberikan mikronutrisi yangdibutuhkan, tetapi tambahan vitamin dapat memperbaiki kebiasaan makan yang buruk. Jelaskan bahwa study lintasbagian ini tidak menciptakan hubungan sebab-musabab atau hubungan yang bersifat sementara diantara hasil dietdengan pernapasan. Dalam suatu kelompok studi yang besar, asupan buah yang rendah berkaitan dengan fungsi para-paru yang rendah 1.3% dibandingkan dengan yang diprediksikan sedangkan asupan vitamin c rendah berkaitan dengantingkat yang sama terhambatnya kapasitas paru-paru (keduanya 0.05), demikian temuan Jane S. Burn, Sc.D., dariHarvard, dan rekan. Asupan buah, vitamin E, dan konsumsi asam lemak n-3 yang rendah juga berkaitan dengan gejalapernapasan, termasuk bronchitis kronis, mendesah dan asma, lapor mereka pada bulan Juli dalam terbitan the journalCHEST. Efek ini relative kecil kemungkinan tidak memiliki dampak fungsional pada kesehatan pernapasan saatini, kata para peneliti. Tetapi, Dr. Burn menambahkan, apabila efek ini dirasakan pada usia remaja ketikafungsi paru-paru mereka mendekati level optimal, kemungkinan mereka tidak akan mencapai tingkat optimal dankeluhan akan bronchitis kronis dan mendesah dapat mengakibatkan mereka bisa melonggarkan fungsi paru-parudengan membentuk kembali jalan udara. Hal ini bisa berdampak jangka panjang karena fungsi paru-paru rendah pada masa dewasa terkait dengan kenaikan morbidity dan mortalitas awal, catat para peneliti. Studisebelumnya yang terkait dengan fungsi paru-paru dan gejala diet telah memfokuskan pada anak dewasa dan anak-anak. Dengan demikian para peneliti melakukan Studi Paru-Paru pada anak-anak masa remaja. Studi melibatkan 2.112siswa tingkat atas di 13 komunitas di seluruh Amerika dan Kanada selama tahun ajaran 1998-99. Pada siswamenyelesaikan daftar pertanyaan mengenai gejala pernapasan, seberapa sering mereka mengkonsumsi berbagai jenismakanan pada tahun sebelumnya, apakah mereka meminum tambahan vitamin, dan factor-faktor lain. Para peneliti jugamenguji fungsi paru-paru dari seluruh siswa. Sebagian besar siswa tidak meminum vitamin (72%) dan tidak memenuhiasupan buah dan sayuran yang direkomendasikan (86%), vitamin E (89%), asam lemak n-3 (99.9%), OR beta-carotene(58%). Hanya 18% dari remaja tersebut mendapatkan sedikit asupan vitamin C untuk diet tersebut, yang kebanyakanberasal dari minuman buatan. Sebagian kecil (39%) juga kekurangan asupan vitamin A menurut standar PengobatanInstitute. Sepertiga dari kelompok itu mengalami kelebihan berat badan (indek masa tubuh minimal 25 kg/m2), 24%dilaporkan setiap hari merokok, dan 89% berkulit putih. Asupan buah terendah dibawah 0.25 per hari, terkait dengankapasitas paru-paru rendah yang diukur dengan volume pernapasan selama satu detik (FEV1 3.90 berbanding 3.96L)dibandingkan dengan asupan tinggi. Penyesuaian perbedaan cukup signifikan (-1.3%, 95% jarak konfiden -2.4 sampai -0.2). Sebagian besar siswa yang melakukan diet dengan asupan buah rendah ternyata mengalami gejala bronchitiskronis dibandingkan dengan mereka yang melakukan asupan tinggi (26.8% berbanding 19.8%, rasio penyimpanan 1.36,P0.05). Asma juga cenderung lebih umum dikaitkan dengan asupan buah rendah, tetapi perbedaannya tidak cukupsignifikan (10.9% berbanding 8.6%, disesuaikan dengan OR 1.34, 95% CI 0.93 sampai 1.94). Asupan vitamin C harianterendah dibawah 85 mg, meskipun kisaran IOM yang direkomendasikan sebesar 65 sampai 90 mg per hari, yangdikaitkan dengan: Kapasitas vital rendah (4.56 berbanding 4.61 L, perbedaan -1.3%, 95% CI 2.4 sampai -0.02) dibandingkan dengan asupan tinggi yang disesuaikan untuk kalorinya. Kecenderungan FEV rendah (3.91berbanding 3.95 L, perbedaan -1.0%, 95% CI-2.2 sampai 0.1) dibandingkan dengan asupan tinggi yang disesuaikanuntuk kalorinya. Tingkat penyimpangan kapasitas tinggi kurang dari 85% dari yang diprediksikan (rasio penyimpangan1.63, 95% CI 1.05 sampai 2.50, P=0.03) dibandingkan dengan asupan tinggi. Hal ini menyebutkan asupanharian saat ini yang direkomendasikan untuk vitamin C kemungkinan tidak cukup untuk melindungi fungsi paru-paru,tulis Dr. Burm dan rekan. Asupan vitamin E terendah dibawah 5.2 mg per hari dikaitkan dengan peningkatanasma (11.6% berbanding 8.5%, disesuaikan dengan OR 1.48, P0.05) dibandingkan dengan asupan tinggi. Asupanasam lemak diet n-3 terendah dibawah 22 mg terkait dengan: Gejala bronchitis kronis (26.3% berbanding 20.0%, OR1.37, P0.05). Mendesah (44.0% berbanding 37.0%, OR 1.34, P0.01). Asma (12.7% berbanding 8.2%, OR 1.68,P0.01). Remaja yang merokok dikombinasikan dengan melakukan asupan vitamin C antioksidan rendah menunjukkanadanya resiko yang lebih besar untuk gejala pernapasan. Meskipun studi tidak dapat menentukan apakah hubungan itutelihat sebagai hubnugan sebab akibat, asupan mikronutrisi sama untuk remaja dalam studi ini seperti yang ditemukandalam the National Health and Nutrition Examination Survey III, yang menyatakan bahwa hasil ini dapatdigeneralisasikan. Oleh karena itu, penemuan ini menyatakan adanya alasan lain bagi para dokter untukmenigkatkan makanan sehat diantara pasien mereka pada masa remaja, kata Dr. Burns. Saya pikir ketika andaberhubungan dengan suatu populasi yang sangat aktif seperti pada remaja, anda tidak dapat menghitung mereka yangmemakan buah, ikan dan makanan yang mengandung antioksidan dengan cukup, katanya. Sehinggapenggunaan tambahan vitamin sangat membantu. Para peneliti juga menunjukkan bahwa studi pengamatantidak dapat menciptakan hubungan temporal diantara hasil diet dengan pernapasan. Kemungkinan periode kritiskarena efek diet pada sistem pernapasan hanya terjadi pada awal masa anak-anak ketika terdapat perbedaan danpertumbuhan yang cepat.

    jdokter.com

    http://jdokter.com _PDF_POWERED _PDF_GENERATED 20 July, 2010, 03:26