nur alifah nim. 23010150027 program studi pendidikan...
TRANSCRIPT
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA ALQUR’AN
DENGAN METODE YANBU’A DALAM MATA PELAJARAN PAI
SISWA KELAS VIIA SMP MUHAMMADIYAH SURUH
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh:
Nur Alifah
NIM. 23010150027
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2019
i
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN
DENGAN METODE YANBU’A DALAM MATA PELAJARAN PAI
SISWA KELAS VIIA SMP MUHAMMADIYAH SURUH
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh:
Nur Alifah
NIM. 23010150027
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2019
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO
Sebaik-baik kamu adalah orang yang belajar al-Qur’an dan mengajarkannya
(HR. Bukhari)
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya,
skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Ayahanda Bukhori dan Ibunda Rodhiyah tercinta yang tidak henti-hentinya
mendo’akan, membimbing, memberikan nasihat, kasih sayang dan
memberikan motivasi dalam kehidupanku.
2. Ibu Nyai Rosilah, Ibu Nyai Kamalah Isom, Bapak Kyai Ma’arif, Bapak
Ustadz Khusnul Kirom yang memberikan do’a restunya dan tentunya selalu
memberikan dukungan dan do’a.
3. Saudara kandungku adik Nur Lailaturrahmah yang selalu memberikan do’a
dan dukungan.
4. Sahabat dan teman dekatku, kamar Al-Huda dek Iis, dek Ima, dek Luluk.
Kamar Ar-Rozaq Ainun, dek ikhda, dek Latifah dan Bu Lurah pondok dek
Isty. Tidak lupa dengan teman seperjuangan dari semester 1 Binti, Nurul,
Dani, mbk Dina, Qiqiy, Rizky Noor dan lina yang selalu memberikan
motivasi kepadaku dan membantu menyelesaikan skripsi ini.
5. Keluarga besar Pondok Pesantren Al-Hasan yang selalu memberikan
dukungannya.
6. Sahabat-sahabat seperjuanganku angkatan 2015 khususnya jurusan PAI.
vii
KATA PENGANTAR
بسم الله الرحمن الرحيم
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu
memberikan nikmat, karunia, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga skripsi dengan
judul Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an dengan Metode
Yanbu’a dalam Mata Pelajaran PAI Siswa Kelas VIIA SMP Muhammadiyah
Suruh Tahun Pelajaran 2018/2019 dapat terselesaikan. Shalawat dan salam
senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita baginda Nabi Muhammad SAW,
yang menjadikannya suri tauladan yang mana beliaulah satu-satunya umat
manusia yang dapat mereformasi umat manusia dari zaman kegelapan menuju
zaman terang benerang yakni dengan ajarannya agama Islam dan yang kita
tunggu-tunggu syafa’atnya kelak di yaumul kiamah.
Penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa motivasi, dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak terkait sehingga kebahagiaan yang tiada tara penulis
rasakan setelah skripsi ini selesai. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak
terima kasih setulusnya kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M. Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
IAIN Salatiga.
3. Bapak Muh. Hafidz. M.Ag. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
mengarahkan, membimbing, memberikan petunjuk dan meluangkan
waktunya dalam penulisan skripsi ini.
4. Ibu Siti Rukhayati, M. Ag., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama
Islam.
5. Dosen Pembimbing Akademik Bapak Jaka Siswanta. M.Pd yang telah
memberikan banyak pengarahan dan motivasi selama 4 tahun menjadi
mahasiswi IAIN Salatiga.
6. Kepada seluruh Dosen Tarbiyah khususnya pada Program Studi Pendidikan
Agama Islam di FTIK IAIN Salatiga.
viii
ix
ABSTRAK
Alifah, Nur. (2019). Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an
Dengan Metode Yanbu’a Dalam Mata Pelajaran PAI Siswa Kelas VIIA
Smp Muhammadiyah Suruh Tahun Pelajaran 2018/2019.
Kata Kunci: Pendidikan Agama Islam, Yanbu’a
Pada saat melakukan observasi dan interview dengan guru pengampu mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) SMP Muhammadiyah Suruh pada
tanggal 2 Januari 2019 mengatakan bahwa dari jumlah siswa tersebut, kurang dari
50% atau sekitar 40% siswa bisa membaca al-Qur’an dengan baik dan sesuai
dengan kaidah tajwid, ada yang sudah bisa membaca al-Qur’an akan tetapi kaidah
tajwidnya belum benar. Selain itu, banyak siswa yang kesulitan menghafal ayat
dikarenakan tingkat kemampuan membacanya masih rendah. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui apakah dengan metode yanbu’a dapat meningkatkan
kemampuan membaca al-Qur’an pada siswa kelas VIIA SMP Muhammadiyah
Suruh tahun pelajaran 2018/2019.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara,
dokumentasi, tes tertulis/Musyafahah. Tujuan observasi adalah untuk membaca
gambaran kondisi yang diteliti sebelum mendekomentasikan informasi yang di
dapat, tujuan wawancara adalah untuk memperoleh informasi mengenai proses waktu
pembelajaran Pendidikan Agama Islam, dokumentasi bertujuan untuk mengetahui
keadaan nyata ketika membaca al-Qur’an secara langsung dan untuk mrndapatkan
data tentang nama siswa, sedangkan tes tertulis/Musyafahah bertujuan untuk
mengetahui kemampuan siswa dalam mengikuti metode yanbu‟a.
Peneliti menyimpulkan bahwa dengan menggunakan metode yanbu’a
dapat meningkatkan kemampuan membaca al-Qur’an dalam mata pelajaran PAI
siswa kelas VIIA SMP Muhammadiyah suruh tahun pelajaran 2018/2019. Dilihat
dari peningkatan presentase hasil kemampuan membaca al-Qur’an siswa pada
siklus I yang tuntas sebanyak 18 siswa atau 69,23% dan 8 siswa yang belum
tuntas atau 30,77 % dengan rata-rata 72,20. Pada siklus II yang tuntas sebanyak
23 siswa atau 88,47% dan 3 siswa yang belum tuntas atau 11,53% dengan rata-
rata 80,5. Dalam hasil presentase pada siklus II ini sudah mencapai 88,47% siswa
yang tuntas, maka siklus dihentikan dan dinyatakan penelitian berhasil.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ....................................................................................... i
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... ii
LEMBAR LOGO IAIN ...................................................................................... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .......................................................... v
PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................................ vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... vii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii
ABSTRAK ......................................................................................................... x
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 7
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 7
D. Kegunaan Penelitian ......................................................................... 7
E. Hipotesis Tindakan dan Instrumen Penelitian .................................. 8
F. Metode Penelitian ............................................................................. 9
1. Rancangan Penelitian ................................................................. 9
2. Subyek Penelitian ....................................................................... 10
xi
3. Langkah-langkah Penelitian ....................................................... 10
4. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 12
5. Instrumen Penelitian ................................................................... 14
6. Analisis Data .............................................................................. 14
G. Sistematika Penulisan ....................................................................... 16
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kemampuan Membaca Al-Qur’an ................................................... 18
1. Pengertian Kemampuan Membaca Al-Qur’an ........................... 18
2. Fungsi Al-Qur’an ....................................................................... 20
3. Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca Al-Qur’an 24
4. Syarat-syarat Rohaniah Ketika Membaca Al-Qur’an ................ 27
B. Metode Yanbu’a ............................................................................... 28
1. Pengertian Metode Yanbu’a ....................................................... 28
2. Sejarah Timbulnya Yanbu’a ....................................................... 28
3. Tujuan Penyusunan Yanbu’a ...................................................... 29
4. Pembelajaran Al-Qur’an dengan Metode Yanbu’a .................... 34
5. Kelebihan Metode Yanbu’a ........................................................ 38
6. Kelemahan Metode Yanbu’a ...................................................... 39
C. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam ........................................ 39
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ......................................... 39
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam ............................................... 41
3. Fungsi Pendidikan Agama Islam ............................................... 43
4. Ruang Lingkup Pembelajaran Al-Qur’an .................................. 44
xii
D. Kajian Pustaka .................................................................................. 44
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Deskripsi Pelaksanaan Pra Siklus .................................................... 47
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ........................................................ 48
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ....................................................... 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Persiklus ........................................................................... 57
1. Pra Siklus .................................................................................... 57
2. Siklus I ........................................................................................ 60
3. Siklus I ........................................................................................ 62
B. Pembahasan ...................................................................................... 65
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................... 67
B. Penutup ............................................................................................. 67
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 69
LAMPIRAN ...................................................................................................... 72
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Keadaan siswa kelas VIIA SMP Muhammadiyah Suruh
Tabel 2 Daftar nilai pra siklus kelas VIIA SMP Muhammadiyah Suruh
Tabel 3 Daftar nilai siklus I kelas VIIA SMP Muhammadiyah Suruh
Tabel 4 Daftar nilai siklus I kelas VIIA SMP Muhammadiyah Suruh
Tabel 5 Hasil belajar siswa yang mencapai KKM
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Langkah-langkah penelitian tindakan kelas
Gambar 2 Peningkatan persentase hasil belajar siswa
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Foto Hasil Penelitian
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
Lampiran 3 Pedoman Pengamatan Guru Siklus I
Lampiran 4 Pedoman Pengamatan Siswa Siklus I
Lampiran 5 Hasil Penilaian Siswa Siklus I
Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
Lampiran 7 Pedoman Pengamatan Guru Siklus II
Lampiran 8 Pedoman Pengamatan Siswa Siklus II
Lampiran 9 Hasil Penilaian Siswa Siklus II
Lampiran 10 Materi Bahan Ajar
Lampiran 11 Lembar Konsultasi
Lampiran 12 Surat Izin Penelitian
Lampiran 13 Surat Bukti Observasi
Lampiran 14 Satuan Kredit Keterangan
Lampiran 15 Kurikulum Vitae
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam
pembangunan suatu bangsa. Berbagai kajian di banyak negara
menunjukkan kuatnya hubungan antara pendidikan (sebagai sarana sumber
daya manusia) dengan perkembangan bangsa-bangsa tersebut yang
ditunjukkan oleh indikator ekonomi dan sosial budaya. Pendidikan yang
mampu memfa silitasi perubahan adalah pendidikan yang merata,
bermutu, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat (Jalal, 2001: 76).
Menurut John S. Brubacher yang dikutip Helmawati pendidikan
adalah proses pengembangan potensi, kemampuan, dan kapasitas manusia
yang mudah dipengaruhi oleh kebiasaan, kemudian disempurnakan dengan
kebiasan-kebiasaan baik, didukung dengan media sehingga pendidikan
dapat digunakan untuk menolong orang lain atau dirinya sendiri untuk
mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan (Helmawati, 2016: 23).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan
adalah upaya untuk membantu mengembangkan dan mengarahkan potensi
manusia untuk mencapai suatu tujuan.
Adapun ilmu pendidikan Islam adalah ilmu yang berdasarkan
Islam. Islam adalah agama yang dibawa Nabi Muhammad SAW. yang
berisi tentang kehidupan manusia, yang dirumuskan dan bersumber dalam
Al-Qur’an dan hadits. Dalam penggunaan dasar ini harus berurutan: yang
2
pertama adalah Al-Qur’an, apabila dalam Al-Qur’an tidak ada atau tidak
jelas, maka harus di cari di dalam penggunaan dasar yang kedua, yaitu di
dalam hadits, apabila di dalam hadits tidak ada atau tidak jelas, barulah
menggunakan dasar yang ketiga, yaitu menggunakan akal (pemikiran),
akan tetapi penggunaanya tidak boleh bertentang dengan Al-Qur’an dan
Hadits. Oleh karena itu, teori dalam pendidikan agama Islam harus
dilengkapi dengan ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits atau menggunakan
argumen akal yang sudah dijamin teorinya (Tafsir, 2004: 12).
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan ilmu pendidikan Islam
merupakan ilmu yang berdasarkan Islam yang berisi tentang kehidupan
manusia yang bersumber dalam al-Qur’an dan hadits, apabila di dalam
keduanya tidak ada atau tidak jelas maka menggunakan akal pikiran
supaya lebih akurat.
Tujuan pendidikan dalam Islam adalah identik dengan tujuan
penciptaan manusia, pendidikan dalam Islam tidak bertujuan untuk
menghasilkan uang atau memperoleh kemegahan dan kegagahan. Jika itu
yang menjadi tujuan pendidikan Islam, yang akan terjadi adalah
kebencian, kedengkian dan permusuhan. Maka dari itu, pendidikan Islam
dengan tujuan penciptaan manusia yang di maksud adalah untuk
mendekatkan diri kepada Allah (Gojali, 2013: 175).
Salah satu ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah adalah
dengan cara membaca al-Qur’an, karena dengan sering membaca al-
Qur’an akan semakin terasa nikmat dan akan menumbuhkan nilai-nilai
3
spiritual. Tidak ada bacaan yang bisa menimbulkan getaran jiwa selain
membaca al-Qur’an. Maka dari itu, membaca al-Qur’an sangatlah
dianjurkan dan sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Bahkan ketika Rasulullah di angkat menjadi Rasul, yang pertama
diajarkan oleh Allah melalui Malaikat-Nya yaitu perintah untuk membaca,
perintah tersebut sudah dijelaskan dalam wahyu yang pertama yaitu surat
al-Alaq ayat 1, penjelasanya ialah bahwa perlunya umat Islam untuk giat
dan rutin untuk membaca al-Qur’an, karena al-Qur’anlah bacaan yang
paling istimewa yang menjamin pembacanya membaca dengan menyebut
“asma Allah”.
Dalam bukunya Hamid menjelaskan bahwa membaca adalah pintu
untuk menguak cakrawala yang lebih luas dan jendela dunia untuk
melakukan pengembangan dan perubahan yang lebih baik (Hamid, 2014:
164).
Membaca merupakan cara belajar yang paling utama dalam
sekolah formal. Bahkan setiap mata pelajaran yang di utamkan adalah
membaca, karena dengan membaca kita bisa menggali ilmu didalamnya,
maka dari itu keterampilan untuk membaca sangat diperlukan dalam dunia
modern, salah satunya dengan membaca al-Qur’an.
Al-Qur’an merupakan kitab suci yang mulia yang diturunkan oleh
Allah kepada Nabi yang paling sempurna (Nabi Muhammad SAW.) yang
didalamnya mencakup keseluruhan ilmu pengetahuan (Anwar, 2017: 164).
4
Dapat disimpulkan bahwa al-Qur’an adalah sumber ajaran utama
dan sebagai pedoman hidup setiap muslim. Selain itu juga sebagai
petunjuk umat muslim supaya tidak terjerumus ke jalan yang sesat. Oleh
karena itu, umat muslim harus memahami dan mengetahui hukum ajaran
dan isi kandungan al-Qur’an untuk diterapkan dan di amalkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Hal yang terpenting dalam membaca al-Qur’an adalah rutinitas
atau keistiqomahan, yakni membacanya secara berkesinambungan dan
terus-menerus. Membaca al-Qur’an perlu dijadikan aktivitas dalam sehari-
hari, karena membaca adalah jembatan menuju pemahaman, pengalaman
dan penerapan al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari (Syarifuddin, 2007:
49).
Jadi, keistiqomahan atau membaca al-Qur’an dengan terus menerus
adalah suatu hal yang sangat diutamakan, lebih baik lagi apabila
mengetahui tentang makna yang tertera dalam al-Qur’an. Karena al-
Qur’an menjawab semua permasalahan kita dalam kehidupan sehari-hari
Adapun kandungan al-Qur’an adalah mukjizat yang senantiasa
sesuai dengan perkembangan kehidupan manusia. Fase ilmu pengetahuan
dan penalaran adalah fase yang meliputi seluruh panca indera dan segala
hal yang tampak nyata. Demikian juga dengan al-Qur’an menjadi dasar
yang meliputi seluruh aspek dalam kehidupan manusia (Ahmad, 2016:
47).
5
Secara spesifik, Rasulullah SAW. menegaskan kewajiban
mendidik al-Qur’an terhadap anak dalam haditsnya,
بوا اكل دكم على ثلاث خصاؿ : حب نبي كم كحب آؿ بػيتو د )ا ركاه اطبرانى( – القرآف كقراءة
Artinya:
“Didiklah anak-anakmu dengan tiga perkara: mencintai Nabimu, mencintai keluarga Nabi, dan membaca Al-Qur’an.” (HR
Thabarani).
Dengan menanamkan pendidikan al-Qur’an sejak dini, maka
mereka akan terhindar dari sikap tidak mengacuhkan, sikap meninggalkan,
atau sikap membelakangi al-Qur’an. Penanaman pendidikan al-Qur’an
sejak dini perlu adanya pembiasaan, di antaranya pembiasaan membaca al-
Qur’an di rumah yg dipandu oleh orang tuanya dan di sekolah bersama
guru.
Guru adalah pendidik yang profesional, karena ia telah merelakan
dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidikan yang
terpikul di pundak para orang tua. Mereka menyerahkan anaknya ke
sekolah, artinya sebagian tanggung jawab pendidikan anaknya diserahkan
kepada guru (Daradjat, 2011: 39).
Di sekolah guru sangat berperan penting dalam proses belajar-
mengajar. Oleh karena itu, sebaiknya guru memiliki kemampuan dalam
memilih metode pengajaran, khususnya dalam mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam ini, siswa diharapkan tertarik dan cinta dengan al-Qur’an.
6
Metode yanbu’a merupakan sebutan dari nama pondok pesantren
di daerah kudus yang sekaligus pencipta metode yanbu’a yaitu Robithotul
Huffadz Lima’had Yanbu’al Qur’an “Majelis Nuzulis Sakinah”
(Mutakhorrijin Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an Kudus) adalah suatu
metode mengenai tata cara membaca, menulis dan menghafal al-Qur’an
yang mudah dan praktis untuk melatih kefashihan dala membaca al-
Qur’an mulai dari usia anak-anak hingga dewasa (Amin, 2004: 1).
Jumlah siswa kelas VIIA di SMP Muhammadiyah Suruh ada 26
siswa, dengan 19 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan. Pada saat
melakukan observasi dan interview dengan bu Anik dan bu Titik selaku
guru pengampu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) SMP
Muhammadiyah Suruh pada tanggal 2 Januari 2019 mengatakan bahwa
dari jumlah siswa tersebut, kurang dari 50% atau sekitar 40% siswa bisa
membaca al-Qur’an dengan baik dan sesuai dengan kaidah tajwid, ada
yang sudah bisa membaca al-Qur’an akan tetapi kaidah tajwidnya belum
benar. Selain itu, banyak siswa yang kesulitan menghafal ayat dikarenakan
tingkat kemampuan membacanya masih rendah.
Untuk mengatasi permasalahan di atas, maka diperlukan metode
membaca al-Qur’an yang tepat agar siswa mampu meningkatkan belajar
membaca al-Qur’an. Sebelumnya di SMP Muhammadiyah Suruh
menggunakan metode iqro’, akan tetapi metode tersebut berjalan tidak
efektif. Maka dari itu penulis mencoba menggunakan metode yang baru,
7
yaitu metode yanbu’a. Diharapkan dengan metode yanbu’a siswa mampu
menguasai dan membaca al-Qur’an sesuai dengan kaidah tajwid.
Dari uraian di atas, maka penulis akan melakukan penelitian
dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an
Dengan Metode Yanbu’a Dalam Mata Pelajaran PAI Siswa Kelas VIIA
SMP Muhammadiyah Suruh Tahun Pelajaran 2018/2019”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis akan
mengemukakan permasalahan yang pokok, yaitu apakah melalui metode
yanbu’a dapat meningkatkan kemampuan membaca al-Qur’an pada siswa
kelas VIIA SMP Muhammadiyah Suruh tahun pelajaran 2018/2019?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian terhadap proses pembelajaran ini adalah untuk
mengetahui apakah dengan metode yanbu’a dapat meningkatkan
kemampuan membaca al-Qur’an pada siswa kelas VIIA SMP
Muhammadiyah Suruh tahun pelajaran 2018/2019.
D. Kegunaan Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian dapat memberikan konstribusi bagi pengembangan
pendidikan pada umumnya, khususnya dapat memperdalam
pendidikan agama Islam yang diperoleh dari lapangan.
8
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Penelitian ini mampu membantu meningkatkan hasil
pembelajaran PAI, siswa lebih mudah membaca al-Qur’an dengan
metode yang digunakan.
b. Bagi Guru
Mampu meningkatkan profesionalisme guru dalam
menciptakan metode yanbu’a pada materi yang sesuai.
c. Bagi Sekolah
Sebagai masukan dan memberikan tambahan pengetahuan,
sebagai gambaran untuk meningkatkan kualitas sekolah khususnya
dalam prestasi belajar dan keterampilan.
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis Tindakan adalah jawaban sementara yang ditetapkan
dalam perencanaan tindakan kelas (PTK). Adapun hipotesis dalam
penelitian ini adalah metode yanbu’a dapat meningkatkan kemampuan
membaca al-Qur’an dalam mata pelajaran PAI siswa kelas VIIA SMP
Muhammadiyah Suruh tahun pelajaran 2018/2019.
9
2. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah:
a. KKM Individu
Indikator pencapaian keberhasilan dalam penelitian ini jika
masing-masing siswa telah mencapai ketuntasan minimal dengan
nilai 70.
b. KKM Kelas
Indikator pencapaian keberhasilan dalam penelitian ini jika
masing-masing siswa telah mencapai ketuntasan minimal dengan
persentase > 85% dari jumlah seluruh siswa kelas VIIA.
F. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara atau prosedur yang ditempuh
peneliti dalam mencapai tujuan penelitian, yaitu untuk menjawab
pertanyaan penelitian atau hipotesis penelitian (Asra, 2015: 60).
1. Rancangan Penelitian
Jenis penelitian dalam penelitian ini menggunakan Penelitian
Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas adalah pencermatan dalam
bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan
dan terjadi di dalam kelas secara bersama-sama (Suyadi, 2015: 18)
Tujuan dari Penelitian Tindakan Kelas ini adalah untuk mengetahui
apakah dengan metode yanbu’a dapat meningkatkan kemampuan
membaca al-Qur’an pada siswa kelas VIIA SMP Muhammadiyah
Suruh.
10
Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif, artinya peneliti
melakukan penelitian dengan berkolaborasi atau bekerjasama dengan
guru PAI kelas VIIA SMP Muhammadiyah Suruh dimana guru
sebagai pelaku tindakan sedangkan peneliti sebagai pelaku
pengamatan berlangsungnya proses tindakan.
2. Subyek Penelitian
Penelitian ini dilakukan dikelas VIIA SMP Muhammadiyah Suruh.
Jumlah siswa adalah 26 siswa dengan perincian 19 laki-laki dan 7
perempuan. Karena siswa yang mengikuti mata pelajaran ini rata-rata
belum bisa membaca al-Qur’an dengan benar. Maka dari itu, untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca al-Qur’an di kelas
ini digunakan metode yanbu’a.
3. Langkah-langkah penelitian
Secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui dalam
penelitian tindakan kelas ini, yaitu: perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi (Suharsimi, 2014: 16). Adapun penjelasanya
akan diuraikan sebagai berikut:
a. Perencanaan (Planning)
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
menerapkan metode yanbu’a.
2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang
diperlukan saat proses pembelajaran berlangsung dengan
menggunakan metode yanbu’a.
11
3) Perencanaan tindakan pembelajaran menggunakan metode
yanbu’a.
4) Menyusun soal/tes formatif untuk siswa.
5) Melakukan evaluasi terhadap pembelajaran dengan
menggunakan metode yanbu’a.
b. Pelaksanaan Tindakan (Action)
Pada tahapan ini guru menerapkan apa yang telah
direncanakan yaitu penerapan pembelajaran harus sesuai dengan
skenario yang tertulis pada RPP dan tahap perencanaan. Kegiatan
pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan, yaitu pendahuluan, inti, dan
penutup.
c. Pengamatan (Observation)
Selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti
mengamati jalannya kegiatan untuk melihat apakah tindakan-
tindakan tersebut sesuai dengan yang direncanakan. Segala
aktivitas siswa dalam proses pembelajaran diamati, dicatat, dinilai,
dan dianalisis untuk dijadikan umpan balik.
d. Refleksi (Reflecting)
Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan
kembali apa yang telah dilakukan. Tahap ini digunakan untuk
mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan.
Kemudian berdasarkan data yang telah terkumpul dilakukan
evaluasi guna menyempurnakan tindakan yang selanjutnya.
12
Untuk lebih jelasnya mengenai langkah-langkah siklus
dalam penelitian tindakan kelas dapat dilihat gambar di bawah ini:
Gambar 1.1
Langkah-langkah penelitian tindakan kelas
4. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
suatu penelitian, karena tujuan utama dalam penelitian adalah
mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka
peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data
yang sudah diterapkan (Sugiyono, 2011: 308).
Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Pengamatan
Pengamatan adalah metode yang sering digunakan dalam
penelitian. Hal ini bertujuan untuk membaca gambaran kondisi
13
yang diteliti sebelum mendekomentasikan informasi yang di dapat.
Selain itu pedoman pengamatan bertujuan mempermudah peneliti
dalam menyusun rencana penelitian yang dilakukan.
b. Wawancara
Metode ini digunakan untuk mengetahui informasi lebih
dalam dengan subjek penelitian dan kearah fokus penelitian. Pihak
yang diwawancarai yaitu guru pengampu mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam, yaitu untuk memperoleh informasi
mengenai proses waktu pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
c. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah cara mengumpulkan data yang
digunakan untuk mengetahui keadaan secara nyata ketika
membaca al-Qur’an secara langsung dan untuk mendapatkan data
tentang nama siswa kelas VIIA SMP Muhammadiyah Suruh.
d. Tes membaca/Musyafahah
Belajar al-Qur’an biasa disebut dnegan Musyafahah, dalam
pembelajaran ini ada 3 macam, yaitu guru membaca dulu
kemudian murid menirukan, murid membaca guru mendengarkan
bila ada yang salah dibetulkan, dan guru membaca murid
mendengarkan (Amin, 2004: 2). Peneliti akan mempraktikan
metode yanbu’a kepada siswa dengan buku panduan yanbu’a juz 4.
14
5. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian atau alat-alat untuk mempermudah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Wawancara
Wawancara ini dilakukan oleh peneliti terhadap guru dan
siswa mengenai pelaksanaan pembelajaran dengan metode yanbu’a
yang mana peneliti gunakan sebagai bahan evaluasi dan refleksi
untuk tindakan selanjutnya.
b. Tes Tertulis
Tes tertulis digunakan sebagai evaluasi pembelajaran pada
siswa untuk mengetahui pencapaian hasil belajar.
c. Tes Lisan
Tes lisan digunakan sebagai evaluasi pencapaian hassil
belajar secara aplikatif.
6. Analisis Data
Menurut Zainal (20: 65) Teknik analisis data digunakan untuk
mengetahui keefektivan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran.
Penelitian ini menggunakan teknik analisi deskriptif kualitatif, yaitu
sutu metode yang menggunakan metode penelitian yang bersifat
menggambarkan kwnyataan aau fakta sesuai dengan data yang
diperoleh. Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase
keberhasilan siswa dapat dilakukan dengan cara memberikan evaluasi
berupa soal tes teertulis pada setiap siklusnya.
15
Analasis dapat dilakukan dengan menghitung staistik sederhana
berikut:
a. Untuk menilai tes ulangan atau tes formatif
Peneliti mencari rata-rata dengan melakukan penjumlahan
nilai yang diperoleh siswa kemudian dibagi dengan jumlah siswa
di kelas, maka dapat dirumuskan sebagai berikut:
XX
N
Dengan:
X = Nilai rata-rata
X = Jumlah semua nilai
N = Jumlah Siswa
b. Untuk ketuntasan belajar
Ketuntasan belajar dapat dikategorikan menjadi 2, yaitu
individual dan klasikal. Berdasarkan Depdikbud, 1994 dalam
Zainal, seorang siswa telah tuntas belajar apabila telah mencapai
skor 65% atau nilai 65. Selanjutnya, kelas disebut tuntas apabila di
kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapa daya serap 65%.
Berikut adalah rumus presentase ketuantasan kelas:
100%Siswa yang tuntasbelajar
P Xsiswa
Peneliti menggunakan analisis data di atas untuk ketuntasan
belajar, baik tes lisan maupun tes tertulis.
16
G. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dalam memahami masalah-masalah yang akan
dibahas dalam penelitian ini, maka penulis akan menyusun dengan
sistematika sebagai berikut:
1. Bagian Awal
Bagian awal terdiri dari halaman sampul, halaman judul, lembar
logo IAIN, persetujuan pembimbing, pernyataan keaslian tulisan,
pengesahan kelulusan, motto dan persembahan, kata pengantar, absrak,
dafatr isi, daftar tabel, daftar gambar dan daftar lampiran.
2. Bagian Inti
BAB I Pendahuluan meliputi Latar Belakang Masalah, Rumusan
Masalah, Hipotesis Tindakan, Kegunaan Penelitian, Definisi
Operasional, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan.
BAB II Kajian Pustaka meliputi tinjauan umum tentang
kemampuan membaca al-Qur’an, metode yanbu’a, pengertian
pendidikan agama Islam dan penelitian yang relevan.
BAB III Pelaksanaan Penelitian, bab ini merupakan deskripsi
penelitian yang didalamnya akan dipaparkan mengenai keadaan siswa
dan deskripsi persiklus.
BAB IV Hasil Penelitian dan pembahasan, bab ini merupakan
deskripsi dari setiap siklus yang meliputi (data hasil
pengamatan/evaluasi), refleksi serta pembahasan setiap siklus.
BAB V Penutup meliputi kesimpulan dan saran.
17
3. Bagian akhir meliputi: daftar pustaka dan lampiran.
18
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kemampuan Membaca Al-Qur’an
1. Pengertian kemampuan membaca al-Qur’an
Kemampuan berasal dari kata mampu yang berarti kuasa (bisa,
sanggup) melakukan sesuatu, sedangkan kemampuan berarti
kesanggupan, kecakapan, kekuatan (Tim Penyusun Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 1989: 552-553).
Menurut Stephen P. Robbins & Timonthy A. Judge (2009:57)
kemampuan berarti kapasitas seorang individu untuk melakukan
beragam tugas dalam suatu pekerjaan.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan pengertian
kemampuan adalah bakat yang dimiliki seseorang yang muncul
dari dirinya sendiri tanpa adanya paksaan dari orang lain.
Membaca menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis, baik
melisankan maupun di dalam hati (Dekdikbud, 1998).
Al-Qur’an merupakan firman Allah yang telah di wahyukan
kepada Nabi Muhammad SAW. untuk disampaikan kepada seluruh
umat manusia sebagai petunjuk dan pedoman bagi kehidupan
manusia. Al-Qur’an juga sebagai penawar obat dari berbagai
macam penyakit dan al-Qur’an sebagai petunjuk arah ketika
seorang hamba berada dalam kesesatan (Syafa’at, 2008: 22).
19
Al-Qur’an adalah sumber ajaran utama dan sebagai pedoman
hidup setiap muslim. Selain itu juga sebagai petunjuk umat muslim
supaya tidak terjerumus ke jalan yang sesat. Oleh karena itu, umat
muslim harus memahami dan mengetahui hukum ajaran dan isi
kandungan al-Qur’an untuk menambah ilmu pengetahuan dan
diterapkan serta di amalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Mengenai ilmu pengetahuan, al-Qur’an memberikan wawasan
dan motivasi kepada manusia untuk memperhatikan dan meneliti
alam sebagai rasa syukur atas kekuasaan Allah. Dari hasil
pengkajian dan penelitian fenomena alam kemudian melahirkan
ilmu pengetahuan. Berdasarkan pemahaman ini, al-Qur’an
berperan sebagai motivator dan inspirator bagi para pembaca,
pengkaji dan pengamalnya (Al-Munawar, 2005: 4).
Para ulama menyebutkan definisi al-Qur’an yang mendekati
maknanya dan membedakannya dari yang lain dengan
menyebutkan bahwa: “Al-Qur’an adalah kalam Allah yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. sebagai pedoman hidup
manusia, bagi yang membacanya merupakan suatu ibadah dan
mendapatkan pahala (Mudzakir, 2017: 17).
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan kemampuan
membaca al-Qur’an adalah proses belajar melalui melihat,
memahami, serta melisankan dari apa yang tertulis dalam al-
20
Qur’an dan merupakan ibadah bagi yang membacanya pada peserta
didik.
2. Fungsi al-Qur’an
Al-Qur’an diturunkan ke muka bumi untuk memberikan
penjelasan segala sesuatu, sehingga manusia memiliki pedoman
dan arahan yang jelas dalam melaksanakan tugsa hidupnya sebagai
makhluk Allah.
Al-Qur’an memiliki banyak fungsi, baik bagi Nabi Muhammad
SAW. maupun bagi kehidupan manusia secara keseluruhan.
Di antara fungsi al-Qur’an adalah:
a. Bukti kerasulan Muhammad SAW. dan kebenaran ajaranya.
Bukti kebenaran tersebut dikemukakan dalam tantangan yang
sifatnya bertahap. Pertama menantang siapapun yang
meragukannya untuk menyusun semacam al-Qur’an secara
keseluruhan. Kedua, menantang mereka untuk menyusun
sepuluh Qur’an yang berisikan 114 surat. Ketiga, menantang
mereka untuk menyuaun satu surah saja semacam al-Qur’an.
Keempat, menantang mereka untuk menyusun sesuatu seperti
atau lebih kurang sama dengan satu surah dari al-Qur’an.
b. Petunjuk (al-huda). Dalam al-Qur’an terdapat tiga kategori
tentang posisi al-Qur’an sebagai petunjuk. Pertama, petunjuk
bagi manusia secara umum. Kedua, al-Qur’an adalah sebagai
21
petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa, ketiga, petunjuk bagi
orang-orang yang beriman.
c. Al-Furqon (pemisah). Karena al-Qur’an adlah berfungsi sebagai
petunjuk, maka ia juga berfungsi sebagai petunjuk-petunjuk
tersebut sekaligusn berfungsi sebagai al-furqon: pembeda dan
bahkan pemisah antara yang baik dan yang batil atau antara
yang benar dan yang salah.
d. As-Syifa (obat). Al-Qur’an juga sangat kaya dengan penawar
(obat). Penyakit yang ada dalam dada, seperti dengki, iri hati,
sombong, cinta dunia, dan sebagainya tidak memiliki tempat
dalam dada para ahli al-Qur’an.
e. Al-Mau’izhah (nasehat). Dalam al-Qur’an dikatakan bahwa ia
berfungsi sebagai nasehat bagi orang-orang yang bertaqwa
(Anwar, 2017: 170)
Sedangkan menurut Makbullah (2013: 179) fungsi al-Qur’an
adalah sebagai hudan li an-nas (petunjuk bagi manusia), al-Qur’an
berperan sebagai penjelasan sesuatu untuk membimbing akal
manusia, dan al-Qur’an berfungsi sebagai obat bagi pemeliharaan
jiwa manusia.
Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan fungsi al-Qur’an
adalah adalah sebagai petunjuk umat manusia supaya dalam
menjalani kehidupan di dunia tidak terjerumus ke dalam hal-hal
yang negatif dan al-Qur’an berfungsi sebagai obat, agar manusia
22
tersebut tidak mempunyai penyakit hati seperti dengki, iri hati,
sombong, cinta dunia, dan sebagainya.
Al-Qur’an merupakan pedoman hidup umat Islam,
mempelajarinya merupa kan kewajiban yang tidak ditawarkan
lagi. Demikian pula dengan cara membacanya, membaca al-Qur’an
tidak sama dengan membaca teks Arab pada umumnya, namun ada
kaidah dan aturan tersendiri. Kaidah dan aturan membaca al-
Qur’an dipelajari dalam Ilmu Tajwid. Seperti firman Allah dalam
surat Al-Muzammil ayat 4 berikut:
اكزدعليو كرت ل القراف تػرتيلا
Arti: atau lebih dari (seperdua) itu, dan bacalah al-Qur’an
itu dengan perlahan-lahan (tartil) (yayasan penyelenggaraan
Penterjemah Al-Qur’an, 2006: 1295).
Tartil yang dimaksud di atas mengandung arti teratur,
perlahan, membangunkan dan berusaha menghayati maknanya. Hal
ini tidak dapat dilakukan tanpa mengerti dan memahami kaidah
(tata cara) membaca al-Qur’an seperti yang dipelajari dalam Ilmu
Tajwid (El-Mahfani, 2014: 2).
Ilmu Tajwid adalah ilmu yang mempelajari bagaimana cara
membaca al-Qur’an dengan baik dan benar, sehingga sempurna
maknanya (El-Mahfani, 2014:1). Tujuan ilmu tajwid adalah agar
dapat membaca ayat-ayat al-Qur’an secara betul (fasih),
memelihara bacaan al-Qur’an dari kesalahan dan perubahan serta
23
memelihara lisan (mulut) dari kesalahan membaca (Faisol, 2010:
2).
Ilmu tajwid berisi tentang huruf-huruf al-Qur’an tanda
baris, bagaimana cara melafadzkan huruf yang berdiri sendiri,
belajar mengucapkan bunyi yang panjang dan yang pendek,
mengenal tanda-tanda berhenti dan sebagainya (Fahreza, 2008:
14).
Meskipun mempelajari Ilmu Tajwid hukumnya adalah
fardhu kifayah, artinya apabila di salah satu tempat sudah ada yang
ahli dalam ilmu tajwid, maka kewajiban itu telah terpenuhi, akan
tetapi mebaca al-Qur’an dengan tartil hukumnya adalah fardhu ain.
Untuk membaca al-Qur’an dengan tartil kita juga harus mengetahui
bagaimana caranya membaca al-Qur’an dengan benar.
Seseorang yang dalam kehidupannya selalu berinteraksi
dengan al-Qur’an, (yaitu membacanya dengan benar sesuai dengan
akidah tajwid dan tempat keluarnya huruf, mendengarkan,
menghafalkannya dengan sepenuh hati kemudian menjadikan
pedoman dalam kehidupannya), maka ia berpeluang besar
mendapatkan keutamaan dan kemuliaan di sisi Allah swt., baik di
dunia maupun di akhirat (al-Hakim, 2017: 6).
24
3. Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca Al-
Qur’an
Setiap individu memang tidak ada yang sama. Perbedaan
individual ini pula yang menyebabkan perbedaan tingkah laku
belajar di kalangan anak didik. Dalam keadaan di mana anak didik
atau siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya (Supriyono,
1991:74).
Kesulitan membaca al-Qur’an pada peserta didik biasanya
akan tampak jelas dengan adanya perilaku yang tidak biasa. Akan
tetapi penting untuk ingat bahwa faktor utama dalam
mempengaruhi kemampuan dalam membaca al-Qur’an yang di
alami peserta didik berasal dari dirinya sendiri.
Adapun faktor lain yang mempengaruhi kemampuan dalam
membaca al-Qur’an secara umum diantaranya adalah: (Djamarah,
2015: 235)
a. Faktor Internal Siswa
1) Yang bersifat kognitif (ranah cipta), antara lain seperti
rendahnya kapasitas intelektual/intelegensi anak didik.
2) Yang bersifat afektif (ranah rasa), seperti labilnya emosi
dan sikap.
3) Yang bersifat psikomotor (ranah karsa), seperti
terganggunya alat-alat indra penglihatan dan pendengaran
(mata dan telinga).
25
b. Faktor Eksternal Siswa
1) Lingkungan keluarga, contohnya: ketidakharmonisan
hubungan antar ayah dan ibu, dan rendahnya kehidupan
ekonomi keluarga.
2) Lingkungan perkampungan/masyarakat, contohnya:
wilayah perkampungan yang kumuh dan teman
sepermainan yang nakal.
3) Lingkungan sekolah, contohnya: kondisi dan letak gedung
sekolah yang buruk, seperti dekat dengan pasar, kondisi
guru serta alat-alat belajar/sarana dan prasarana yang
berkualitas rendah atau tidak memadahi ( Djamarah, 2015:
236).
Sedangkan menurut Syah (2010: 146) yang mempengaruhi
kemampuan dalam membaca al-Qur’an secara umum diantaranya
adalah:
a. Faktor Internal Siswa
Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi
dua aspek, yaitu aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniyah) dan
aspek psikologis (yang bersifat rohaniah).
1) Aspek fisiologis
Kondisi organ tubuh yang lemah, apalagi disertai
dengan pusing kepala berat misalnya, dapat menurunkan
kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang
26
dipelajarinyapun kurang atau tidak membekas. Kondisi
organ-organ khusus siswa, seperti tingkat kesehatan indera
pendengaran dan indera penglihatan, juga sangat
mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap
informasi dan pengetahuan khususnya yang disampaikan di
kelas (Syah, 2017: 147).
2) Aspek psikologis
Faktor-faktor rohaniah siswa yang pada umumnya
dipandang lebih esensial itu diantaranya: Inteligensi (IQ)
yang kurang baik, bakat yang kurang atau tidak sesuai
dengan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru,
kebiasaan belajar yang kurang baik, penyesuaian sosial
yang sulit, dan tidak adanya motivasi dalam belajar.
2. Faktor Eksternal
Seperti faktor internal siswa, faktor eksternal siswa juga
terdiri dari dua macam, diantaranya:
a. Lingkungan sosial
Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para
staf adminitrasi dan teman-teman sekelas dapat
mempengaruhi semangat belajar seorang siswa.
Selanjutnya yang mempengaruhi lingkungan sosial
siswa adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman
sepermainan di sekitar perkampungan siswa tersebut.
27
b. Lingkungan non sosial
Faktor yang termasuk lingkungan nonsosial adalah
gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal
keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan
cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa (Syah,
2010: 155).
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
faktor yang mempengaruhi kemampuan siswa dalam
membaca al-Qur’an diantaranya adalah faktor internal yang
berkaitan tentang diri sendiri dan faktor eksternal yang
berkaitan dengan lingkungan sekolah, keluarga dan
masyarakat.
4. Syarat-syarat Rohaniah Ketika Membaca Al-Qur’an
Al-Qur’an merupakan kitab suci agama Islam yang harus
kita muliakan, sehingga berhubungan dengan hal tersebut perlu
adanya suatu ketentuan sebelum mebacanya. Beberapa syarat
penting yang perlu diperhatikan dalam membaca al-Qur’an.
a. Membaca al-Qur’an dengan niat iklas mengharapkan ridha
Allah bukan berniat untuk mencari dunia.
b. Disunnahkan membaca al-Qur’an dalam keadaan mulut yang
bersih.
c. Disunnahkan membaca al-Qur’an dalam keadaan suci.
d. Mengambil tempat yang suci untuk membaca al-Qur’an.
28
e. Menghadap kiblat ketika membaca al-Qur’an.
f. Memulai membaca al-Qur’an dengan membaca ta’awudz.
g. Hendaknya ketika membaca al-Qur’an dalam keadaan khusuk
(http://rumaysho.com/11261-8-adab-membaca-al-Qur’an.html)
B. Metode Yanbu’a
1. Pengertian Metode Yanbu’a
Metode yanbu’a merupakan sebutan dari nama pondok
pesantren di daerah kudus yang sekaligus pencipta metode yanbu’a
yaitu Robithotul Huffadz Lima’had Yanbu’al Qur’an “Majelis
Nuzulis Sakinah” (Mutakhorrijin Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an
Kudus) adalah suatu metode mengenai tata cara membaca, menulis
dan menghafal al-Qur’an yang mudah dan praktis untuk melatih
kefashihan dalam membaca al-Qur’an sesuai dengan makhorijul
huruf dan ilmu tajwid (Amin, 2004: 1).
2. Sejarah Timbulnya Yanbu’a
Sejarah timbulnya yanbu’a adalah usulan dan dorongan
dari Alumni Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an supaya mereka
selalu ada hubungan dengan pondok. Disamping usulan dari
masyarakat luas, juga dapat usulan dari Lembaga Pendidikan
Ma’arif serta muslimat terutama dari cabang Kudus dan Jepara.
Sebenarnya dari pihak pondok sudah menolak, karena
menganggap cukup dengan metode yang sudah ada, akan tetapi
karena desakan yang terus menerus dan memang dipandang perlu,
29
terutama untuk menjalin keakraban antara Alumni dengan Pondok
serta untuk menjaga dan memelihara keseragaman bacaan, maka
dengan tawakkal dan memohon pertolongan kepada Allah
tersusunlah kitab YANBU’A yang meliputi Thoriqoh Baca-Tulis
dan Menghafal Al-Qur’an.
3. Tujuan Penyusunan Yanbu’a
Dari dahulu para ulama’ selalu mengajarkan membaca al-
Qur’an sesuai dengan kaidah tajwid, supaya dalam pengucapan
lafadz-lafadz al-Qur’an menjadi baik dan benar. Adapun tujuan
penyusunan yanbu’a adalah sebagai berikut: (Amin, 2004: 2).
a. Ikut andil dalam mencerdaskan anak bangsa supaya bisa
membaca Al-Qur’an dengan lancar dan benar sesuai dengan
kaidah tajwid.
b. Memasyarakatkan al-Qur’an dengan Rosm Utsmanly.
Rosm Utsmanly merupakan rosm (bentuk ragam tulisan)
yang telah diakui dan di warisi oleh umat Islam sejak masa
khalifah Utsman bin Affan (Amin, 2004: 48). Sebagaimana al-
Qur’an yang dicetak dari Indonesia tidak menggunakan Rosm
Utsmanly, akan tetapi ditulis dengan menggunakan pola
penulisan standar (Rosm Imla’).
c. Untuk membetulkan yang salah dan menyempurnakan yang
kurang.
30
Seperti yang kita ketahui, bahwa banyak orang yang bisa
membaca al-Qur’an, akan tetapi banyak diantara mereka yang
membacanya belum sesuai dengan kaidah tajwid. Disekitar kita
juga banyak buku-buku yang menjelaskan tentang tata cara
membaca al-Qur’an, akan tetapi materi dan penjelasanya masih
kurang lengkap. Oleh karena itu, kehadiran yanbu’a sebagai
sarana untuk belajar membaca al-Qur’an yang benar dan
sebagai penyempurna yang kurang, serta sesuai dengan kaidah
tajwid.
d. Mengajak selalu tadarus al-Qur’an dan musyafahah al-Qur’an
sampai khatam.
Membiasakan tadarus al-Qur’an adalah kegiatan yang
sangat dianjurkan sejak anak usia dini, supaya anak terlatih
terampil membaca al-Qur’an sesuai dengan kaidah tajwid.
Metode yanbu’a disini disusun untuk mengembangkan potensi
anak sesuai dengan tingkatan umur, mulai dari jilid I, II, III, IV,
V, VI, VII. Dalam setiap jilid memiliki tujuan pembelajaran
yang berbeda-beda. Tujuan pembelajaran dari jilid I-VII adalah
sebagai berikut: (Amin, 2004: 7)
1) Jilid/Juz I
Tujuan Pembelajaran dalam jilid/juz 1 ini diharapkan
anak bisa membaca huruf yang berkharokat fathah, baik
yang sudah berangkai atau belum dengan lancar dan benar.
31
Selain itu diharapkan anak mengetahui nama-nama huruf
hija’iyyah dan angka-angka dalam bahasa Arab serta anak
bisa menulis huruf Hija’iyyah yang belum berangkai dan
yang berangkai dua dan bisa menulis angka Arab.
Catatan penting dalam halaman 1 adalah dasar dan
kunci keberhasilan, maka diusahakan untuk bisa membaca
dengan lancar dan benar mulai dari awal, apabila bekum
lancar atau banyak yang salah maka jangan di naikkan atau
jangan di lanjut ke jilid selanjutnya.
2) Jilid/Juz II
Tujuan Pembelajaran dalam jilid/juz II ini diharapkan
anak bisa membaca huruf yang berharokat kasroh dan
dhomah dengan benar dan lancar. Anak bisa membaca
huruf yang dibaca panjang, baik berupa huruf Mad atau
harokat panjang dengan benar dan lancar. Anak bisa
membaca huruf lain yaitu Waw/Ya sukun yang didahului
fathah dengan lancar dan benar. Dan diharapkan anak bisa
mengetahui tanda-tanda harokat fathah, kasroh dan dhomah
dan dhomah juga fathah panjang, kasroh panjang dan
dhomah panjang serta sukun. Dan memahami angka
puluhan, ratusan dan ribuan serta bisa membaca huruf yang
bertasydid dan huruf yang dibaca ghunnah dan yang tidak
dibaca ghunnah (Amin, 2004: 9).
32
3) Jilid/Juz 3
Pada jilid/juz 3 ini bertujuan supaya anak bisa
membaca huruf yang berharokat fathatain, kasrohtain dan
dhommatain dengan lancar dan benar. Dapat membaca
huruf yang dibaca sukun dengan makhroj yang benar dan
membedakan huruf-huruf yang serupa. Diharapkan anak
bisa membaca qolqolah dan hams. Bisa membaca huruf
yang bertasydid dan huruf yang dibaca ghunnah dan yang
tidak. Bisa mengenal dan bisa membaca hamzah washol
dan Al-Ta’rif. Anak bisa mengetahui fathahtain, kasrohtain,
dhommahtain, tasydid, tanda hamzah washol, huruf tertentu
dan angka Arab sampai ribuan dan diharapkan anak bisa
menulis kalimat yang 4 huruf dan merangkai huruf yang
belum dirangkai (Amin, 2004: 11)
4) Jilid/Juz 4
Tujuan pembelajaran pada jilid/juz 4 ini diharapkan
anak bisa membaca lafadh Allah dengan benar, karena
lafadh Allah mengandung bacaan mad yang
berkesinambungan dengan materi pembelajaran. Oleh
sebab itu, anak diharapkan bisa membaca mad jaiz, mad
wajib dan mad lazim, baik Kilmiy maupun Charfiy,
Mutsaqqol maupun Mukhoffaf yang ditandai dengan tanda
panjang ~. Anak dapat memahami huruf-huruf yang tidak
33
dibaca yang diatasnya ada tanda seperti ( اكلوا : ( .
Diharapka anak dapat mengenal Huruf Fawatichus suwar
dan huruf-huruf tertentu yang lain. Dapat mengetahui
persamaan antara huruf Latin dan Arab dan beberapa qo
idah tajwid. Disamping latihan merangkai huruf anak bisa
membaca dan menulis tulisan Pegon Jawa (Amin, 2004:
14).
5) Jilid 5/Juz 5
Tujuan pembelajaran pada jilid/juz 5 ini diharapkan
anak bisa membaca Waqof dan mengetahui tanda Waqof
dan tanda baca yang terdapat di al-Qur’an Rosm Utsmaniy
dan bisa membaca huruf sukun yang di idghomkan dan
huruf tafkhim dan tarqiq (Amin, 2004: 18)
6) Jilid 6/Juz 6
Tujuan pembelajaran pada jilid/juz 6 ini diharapkan
anak bisa mengetahui dan membaca huruf mad (Alif, Waw
dan Ya’) yang tetap dibaca panjang atau yang yang dibaca
pendek juga yang boleh wajah dua, baik ketika washol
maupun ketika waqof. Bisa mengetahui cara membaca
Hamzah wasoh. Diharapkan anak bisa mengetahui cara
membaca Isyam, Ikhtilas, Tashil, Imalah dan Saktah. Serta
mengetahui tempat-tempatnya dan bisa mengetahui cara
membaca tulisan Shod yang harus dan yang oleh dibaca Sin
34
serta diharapkan anak bisa mengetahui kalimat-kalimat
yang sering dibaca salah (Amin, 2004: 21).
4. Pembelajaran al-Qur’an dengan metode Yanbu’a
a. Kurikulum Metode Yanbu’a dalam Pembelajaran al-Qur’an
Kurikulum adalah seperangkat rencana yang menjadi
pedoman dan penghayatan dalam proses pembelajaran.
Karakteristik kurikulum metode yanbu’a diantaranya:
1) Menekankan pada tercapainya kompetensi siswa baik
secara individual/klasikal.
2) Menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi
dalam proses pembelajaran.
3) Menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya
penguassaan pencapaian kompetensi (membaca dan
menulis) (Kurniawan, 2009:12).
b. Materi yanbu’a
Materi atau bahan merupakan perangkat lunak yang
mengandung pesan-pesan pembelajaran yang biasanya
disajikan melalui perantara tertentu ataupun oleh dirinya
sendiri (Warsita, 2008: 209).
Materi yanbu’a dimulai dari jilid 1 sampai dengan jilid 7.
Adapun materi pokok pembelajaran yanbu’a adalah sebagai
berikut:
35
1) Pokok pelajaran metode yanbu’a jilid 1 menjelaskan
tentang pengenalan huruf berharokat fathah gandeng dan
tidak gandeng dan pengenalan angka arab satuan (Amin,
2004: 8).
2) Pokok pelajaran metode yanbu’a jilid 2 menjelaskan
tentang pengenalan huruf yang berharokat fathah, kasroh,
dhomah gandeng dan tidak gandeng. Pengenalan mad atau
huruf yang dibaca panjang. Menjelaskan tentang
pengenalan fathah panjang, kasroh panjang, dhomah
panjang dan pengenalan angka arab puluhan sampai
ratusan.
3) Pokok pelajaran metode yanbu’a jilid 3 menjelaskan
tentang pengenalan tanwin (fathah tanwin, kasroh tanwin,
dhomah tanwin). Pengenalan huruf yang dibaca sukun.
Menjelaskan pengenalan huruf qolqolah. Mengenalkan
huruf bertasydid dan bacaan hamzah washol dan al-ta’rif
(Amin, 2004: 12).
4) Pokok pelajaran metode yanbu’a jilid 4 menjelaskan
tentang pengenalan lam jalalah. Pengenalan fawatihus
suwar. Pengenalan arab pegon dan pengenalan huruf latin
dan tulisan arab (Amin, 2004: 15).
36
5) Pokok pelajaran metode yanbu’a jilid 5 menjelaskan
tentang Pengenalan waqof dan tanda-tanda waqof dan
penegnalan tafhim dan tarqiq(Amin, 2004: 18).
6) Pokok pelajaran metode yanbu’a jilid 6 menjelaskan
tentang pengenalan huruf mad dan pengenalan bacaan
ghorib (Amin, 2004: 21).
7) Pokok pelajaran metode yanbu’a jilid 7 menjelaskan
tentang Adabut tilawah, kaidah tajwid dan Makhorijul
huruf.
c. Metode
Metode pembelajaran yang nantinya akan digunakan dalam
penelitian ini adalah:
1) Sorogan/ individual
Mengajar dengan memberikan materi pelajaran
secara individual sesuai dengan kemampuannya menerima
pelajaran. Pada waktu menunggu giliran belajar secara
individu, maka murid yang lain diberi tugas untuk
membaca mengenai materi yang telah disampaikan oleh
guru.
2) Klasikal-Individual
Klasikal adalah mengajar dengan cara memberikan
pelajaran secara massal, bersama-sama kepada sejumlah
murid dalam satu kelompok atau kelas. Dengan tujuan
37
dapat menyampaikan pelajaran secara garis besar dan
prinsip-prinsip yang mendasarinya, serta memberikan
motivasi murid untuk belajar.
3) Talqin (metode memahamkan secara lisan)
Dalam sistem pendidikan yang sering digunakan
adalah pembelajaran secara lisan, yaitu menanamkan
bacaan al-Qur’an sesuai dengan makhorijul huruf. Untuk
pembelajaran materi tambahan guru menggunakan metode
tradisional yang drill, siswa menulis apa yang telah
disampaikan dan ditulis guru dipapan tulis.
d. Evaluasi
Dalam pelaksanaan pembelajaran langkah pokok yang
dilakukan dalam keseluruhan proses pembelajaran antara lain:
1) Evaluasi awal (pretest)
Langkah pertama yang biasa dilakukan dalam
melaksanakan suatu program pembelajaran adalah dengan
mengadakan pretest. Tujuannya untuk mengetahui
kemampuan awal siswa mengenai pelajaran yang
bersangkutan secara baik dan benar berdasarkan dengan
makhrojnya.
2) Evaluasi harian (formatif)
Evaluasi harian berfungsi untuk mengumpulkan
data pada waktu pembelajaran berlangsung, yaitu bacaan
38
siswa dari materi buku yanbu’a. Secara individu guru
mentashihkan bacaan murid, sedangkan murid membaca
sendiri dengan bimbingan guru. Apabila murid salah
membaca, cukup dengan memberi peringatan dangan
ketukan. Lewat evaluasi guru dapat memahami kemajuan
dan perkembangan kemampuan murid sehingga murid
dapat mempelajari materi berikutnya.
3) Evaluasi kenaikan jilid (sumatif)
Evaluasi sumatif adalah gabungan dari evaluasi
formatif. Setelah guru mentashihkan bacaan siswa dianggap
sudah memenuhi kriteria, baik dari kefashihan maupun
makhrojnya, siswa dapat mengikuti tes jilid/kenaikan jilid
melalui guru yang lebih ahli dalam ilmu al-Qur’an.
5. Kelebihan metode yanbu’a
Adapun kelebihan dari metode yanbu’a adalah sebagai berikut:
a. Metode yanbu’a tidak hanya metode baca-tulis melainkan juga
metode menghafal bagi siswa.
b. Metode yanbu’a menggunakan tulisan rosm usmaniy (khat
penulisan al-Quran)
c. Terdapat materi menulis Arab Jawa pegon
d. Terdapat tanda-tanda yang menunjukkan materi pokok
pembelajaran
39
e. Metode ini tidak sembarangan orang untuk mengajarkannya
harus orang yang mendapat izin atau rekomendasi dari
gurunya.
f. Metode ini menekankan pada pembelajaran makhorijul huruf
yang berbeda dengan metode lain, terletak pada hafalannya dan
keluarnya huruf pada bibir (Fatimatuzzahro, 2015: 41).
6. Kelemahan metode yanbu’a
Sedangkan kekurangan metode yanbu’a adalah kurangnya
pembinaan bagi para guru dan kurangnya ketatnya aturan terhadap
siapa saja yang diperbolehkan mengajar , dengan demikian metode
yanbu’a mudah untuk dipelajari karena di dalam buku yanbu’a
sendiri terdapat petunjuk-petunjuk tentang pembelajaran
makhorijul huruf dan melatih peserta didik secara mandiri untuk
belajar di rumah ((Fatimatuzzahro, 2015: 42).
C. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah istilah Kurikulum
1975 (di Sekolah Umum) dan Kurikulum 1976 (di Sekolah Kejuruan)
(Daradjat, 2011: 93).
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan,
40
akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara (Ati, 2008: 54).
Agama adalah aturan perilaku bagi umat manusia yang sudah
ditentukan dan dikomunikasikan oleh Allah SWT. melalui orang-
orang pilihan-Nya yang dikenal sebagai utusan-utusan, rasul-rasul,
atau nabi-nabi (Syafa’at, 2008: 14)
Sedangkan Islam adalah agama yang mencakup semua ajaran
agama yang sebelumnya telah diturunkan kepada para Nabi dan
Rasul. Oleh karena itu Islam menuntut umatnya untuk percaya
kepada semua agama di dunia yang mendahuluinya yang
diturunkan oleh Allah (Anwar, 2017: 15).
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Pengertian
Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan yang berlandaskan
tentang ajaran agama Islam yang bertujuan untuk mendalami dan
memahami ajaran-ajaran Islam agar mereka dapat melaksanakan
dan mengamalkannya dengan benar dalam kehidupan sehari-hari.
Pendidikan Agama Islam merupakan pendidikan yang melalui
ajaran-ajaran tentang agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan
asuhan terhadap anak didik supaya nanti setelah selesai dari
peniddikan ia bisa memahami, menghayati dan mengamalkan
ajaran-ajaran agama Islam yang telah di yakininya secara
menyeluruh serta menjadikan ajaran agama Islam itu sebagai suatu
41
pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di
dunia maupun di akhirat (Daradjat, 2011: 86).
Menurut Taufiq dalam bukunya menjelaskan pengertian
Pendidikan Agama Islam adalah proses pembentukan individu
yang berdasarkan ajaran-ajaran Islam yang diwahyukan Allah
SWT. kepada Nabi Muhammad SAW. (Taufiq, 2011:219).
Pendidikan Agama Islam pada hakikatnya adalah sebuah
proses dalam pengembangannya juga dimaksud sebagai rumpun
mata pelajaran yang diajarkan di sekolah. Pendidikan Islam bila
diterapkan dalam lembaga pendidikan dan masuk pada kurikulum
menjadi sebuah bidang studi.
Dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam secara
keseluruhan mencakup bidang study al-Qur’an hadits, keimanan,
akhlak, fiqih dan sejarah. Hal tersebut membuktikan bahwa ruang
lingkup Pendidikan Agama Islam sangat luas dan keseimbangan
hubungan antara manusia dengan Allah SWT., hubungan manusia
dengan manusia dan hubungan manusia dengan alam.
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Tujuan Pendidikan Agama Islam ialah sesuatu yang diharapkan
tercapai setelah sesuatu usaha atau kegiatan tersebut selesai. Dari
makna Pendidikan Agama Islam diatas, adapun tujuan Pendidikan
Agama Islam menurut (Taufiq, 2011: 220)
42
a. Dekatkan diri kepada Allah, yang wujudnnya adalah
kemampuan dan dengan kesadaran diri melaksanakan ibadah
wajib dan sunnah.
b. Menggali dan mengembangkan potensi atau fitrah manusia.
c. Mewujudkan profesionalisasi manusia untuk mengemban tugas
keduniaan dengan sebaik-baiknya.
d. Membentuk manusia yang berakhlak mulia, suci jiwanya dari
kerendahan budi dan sifat-sifat tercela.
e. Mengembangkan sifat-sifat manusia yang utama, sehingga
menjadi manusia yang manusiawi.
Sedangkan menurut (Syafa’at, 2008: 33) tujuan
Pendidikan Agama Islam adalah untuk menanamkan takwa dan
akhlak serta menggerakkan kebenaran dalam rangka membentuk
manusia yang punya kepribadian dan berbudi luhur sesuai dengan
ajaran Islam.
Tujuan pendidikan agama Islam yang telah dipaparkan
diatas, dapat dijelaskan bahwa ruang lingkup pendidikan agama
Islam tidak hanya dalam ranah keagamaan (ilmu-ilmu agama
seperti akidah, ilmu al-Qur’an, hadist, fikih dan lain-lain), akan
tetapi juga dalam aspek yang lain dan lebih komprehensif sesuai
dengan perkembangan dan kebutuhan manusia.
43
3. Fungsi Pendidikan Agama Islam
Pada hakikatnya manusia membutuhkan agama. Hal ini
disebabkan karena agama berfungsi sebagai pembimbing dan
petunjuk atau arah. Dalam kehidupan sehari-hari agama
mempunyai fungsi yang sangat penting, karena agama dapat
membantu manusia dalam menghadapi segala macam persoalan
yang dihadapi dalam hidupnya (Syafaat, 2008: 172).
Dengan demikian ada beberapa Fungsi pendidikan Agama
Islam anatara lain:
a. Menegembangkan wawasan yang tepat dan benar mengenai jati
diri manusia, alam sekitarnya dan mengenai kebesaran ilahi,
sehingga tumbuh kreativitas yang benar.
b. Mensucikan diri manusia dari syirik dan berbagai sikap hidup
dan perilaku yang dapat mencemari fitrah kemanusiaannya.
c. Mengembangkan ilmu pengetahuan untuk menopang dan
memajukan kehidupan baik individu maupun sosial (Mansur,
2005: 334).
Menurut Majid (2005: 134) fungsi Pendidikan Agama
Islam adalah sebagai pengembangan yaitu untuk meningkatkan
keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah SWT yang
telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga, sebagai pencegahan
untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya atau dari
budaya lain yang dapat membahayakan dirinya sendiri, sebagai
44
pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum dan
sebagai penyaluran untuk anak-anak yang mempunyai bakat
khusus di bidang Agama Islam.
Dapat disimpulkan bahwa fungsi pendidikan agama Islam
adalah memelihara dan mengembangkan fitrah dan sumber daya
insani yang ada pada peserta didik untuk menuju pada
terbentuknya manusia seutuhnya sesuai dengan norma Islam yang
diridhai Allah.
4. Ruang lingkup pembelajaran al-Qur’an
Ruang lingkup pembelajaran materi yang berkenaan dengan al-
Qur’an meliputi:
a. Pembelajaran tajwid
Ilmu Tajwid adalah ilmu yang mempelajari bagaimana cara
membaca al-Qur’an dengan baik dan benar, sehingga sempurna
maknanya (El-Mahfani, 2014:1). Pembelajaran tajwid ini
meliputi materi nun sukun dan mim sukun.
b. Makhorijul huruf (cara melafadzkan huruf hijaiyyah)
D. Kajian Pustaka
1. Skripsi Tatik Sumaryati, Jurusan Pendidikan Agama Islam,
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan di IAIN Salatiga dengan
judul “Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Al-Qur’an dan Al-
Hadits Materi Surat Al-Kafirun Dengan Metode Yanbu’a Pada
Siswa Kelas IV MI Yekti Kebonagung Tegalrejo Magelang Tahun
45
2016/2017”. Hasil menunjukkan dengan menggunakan metode
yanbu’a dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terbukti
pada test siklus I menunjukkan dengan hasil presentasenya 67,8%
dan pada hasil siklus II meningkat menjadi 87,5%.
2. Skripsi Tutik Imfani jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas
Tarbiyah di IAIN Walisongo Semarang dengan judul
“Implementasi Pembelajaran Al-Qur’an dengan Metode Yanbu’a di
RA Masyitoh Yayasan Sunan Prawoto Desa Prawoto Kecamatan
Sukolilo Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2010/2011”. Hasil
penelitian menurut penulis sudah cukup baik, karena dalam
pelaksanaanya para guru sebagian besar sudah memenuhi kriteria
menjadi pendidik di RA, dan media yang dibutuhkan sudah
tersedia, yaitu kitab yanbu’a dan kitab atau buku pendukung
lainnya.
Persamaan dari penelitian penulis dengan penelitian Tatik
Sumaryati dan Tutik Imfani yaitu sama-sama meneliti tentang metode
yanbu’a. Sedangkan perbedaan penelitian kali ini dengan penelitian
terdahulu terdapat pada jumlah siswa yang akan diteliti, tahun dan
tempat. Jadi, peneliti tertarik untuk meneliti kembali penelitian yang
sejenis guna untuk membuktikan teori yang sudah ada.
46
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di kelas VIIA SMP
Muhammadiyah Suruh. Jumlah siswa terdapat 26 siswa dengan perincian 19
laki-laki dan 7 perempuan. Selama proses penelitian semua siswa mengikuti
pelajaran tanpa ada yang izin sakit atau tanpa alasan.
Berikut adalah tabel mengenai daftar siswa kelas VIIA SMP
Muhammadiyah Suruh.
Tabel 3.1
Keadaan Siswa kelas VIIA SMP Muhammadiyah Suruh
No NAMA Jenis Kelamin
1 Bayu Setiawan Laki-laki
2 Cesar Arya F Laki-laki
3 Damar Saputra Laki-laki
4 Fatkhan Nasarullah Laki-laki
5 Galih Setiawati Laki-laki
6 Luki Alan Saputra Laki-laki
7 Mia Nur Ramadhani Perempuan
8 Muhammad Adiib Laki-laki
9 Muhammad Ramadhani Laki-laki
10 Muhammad Arizki Nur Wahid Laki-laki
11 Muhammad Bagus Afrizal Laki-laki
12 Muhammad Diandra S Laki-laki
47
13 Muhammad Febriansyah Laki-laki
14 Muhammad Genta A Laki-laki
15 Muhammad Herdan Y Laki-laki
16 Oky Lutfi Hakim Laki-laki
17 Rani Ranggani Perempuan
18 Renita Dian Saputri Perempuan
19 Sahar Rahmawati Perempuan
20 Saskiya Salatsati H Perempuan
21 Satrio Aji Pangestu Laki-laki
22 Sigit Pratomo Laki-laki
23 Siska Daryanti Perempuan
24 Tutik Pujiati Perempuan
25 Ulfi Ramadhani Perempuan
26 Wisnu Susanto Laki-laki
A. Deskripsi Pelaksanaan Pra Siklus
Kegiatan pra siklus dilaksanakan pada tanggal 14 Januari 2019. Pra
siklus dilakukan untuk bisa mendapatkan data dari hasil penguasaan
materi peserta didik, yang dijadikan sebagai tolak ukur perbandingan
penguasaan materi sebelum dan sesudah adanya penelitian tindakan kelas.
Pada tahap ini guru melakukan pembelajaran seperti biasa, dengan
menggunakan metode biasa seperti ceramah atau demonstrasi. Kemudian
di akhir pembelajaran diadakan evaluasi dengan memberi Lembar Kerja
48
Siswa atau pre test, yang kemudian dijadikan acuan untuk membuat
perencanaan tindakan pada siklus I.
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
Kegiatan siklus I dilaksanakan pada tanggal 18 Januari 2019.
Pelaksanaan siklus I ini guru sudah menggunakan metode yanbu’a sesuai
dengan rencana pembelajaran yang telah diajukan kepada guru mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam. Adapun rincian tahapan siklus I
adalah sebagai berikut:
1. Tahap Perencanaan Pembelajaran (Planning)
Pada tahap ini dilaksanakan perencanaan sebelum pembelajaran di
mulai dengan tujuan supaya dalam pembelajaran dapat terstruktur
dengan baik. Adapun tahapan dalam perencanaan pembelajaran
diantaranya:
a. Membuat Rencana Pembelajaran (RPP)
Dalam hal ini peneliti membuat RPP yang akan
dilaksanakan pada tahap kedua dari siklus I yaitu tahap acting
(pelaksanaan tindakan).
b. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di
kelas
Dalam hal ini peneliti mempersiapkan media pembelajaran
atau sarana pendukung lainnya yang juga diperlukan saat
pembelajaran dilaksanakan.
49
c. Mempersiapkan instrumen untuk merekam dan menganalisis data
mengenai proses dan hasil tindakan
Dalam hal ini peneliti membuat instrumen yang diperlukan
untuk merekam dan menganalisis data mengenai proses belajar
maupun hasil pembelajaran.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Pada tahap ini peneliti membuat rancangan kegiatan yang akan
dilakukan dalam pembelajaran. Adapun kegiatan yang akan
dilaksanakan diantaranya:
a. Kegiatan awal 20 menit untuk:
1) Guru membuka pembelajaran dengan salam.
2) Siswa membaca do’a belajar bersama-sama.
3) Guru memeriksa kesiapan anak dengan mengisi lembar
kehadiran dan memeriksa kerapian pakaian, posisi, dan tempat
duduk peserta didik.
4) Guru menanyakan wawasan peserta didik terkait dengan
hukum nun sukun dan tanwin.
5) Guru menyampaikan tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan
dalam pembelajaran.
b. Kegiatan Inti 40 menit untuk:
1) Mengamati:
Siswa mengamati penjelasan tentang hukum nun sukun dan
tanwin yang dilakukan oleh guru
2) Menanya:
50
Peserta didik dengan guru atau antar peserta didik melakukan
tanya jawab tentang cara membaca hukum nun sukun dan
tanwin pada QS. Ali Imron/3: 134
3) Mengumpulkan informasi (Mengeksplorasikan):
Peserta diberi waktu membaca dan menelaah hukum bacaan
nun sukun dan tanwin pada QS. Ali Imron/3: 134
4) Mengasosiasi:
Peserta didik menyimpulkan cara membaca hukum bacaan nun
sukun dan tanwin pada QS. Ali Imron/3: 134
5) Mengkomunikasikan:
a) Peserta didik membaca QS. Ali-Imran/3: 134 dengan
mengaplikasikan hukum bacaan nun sukun dan tanwin
dengan fashih dan benar.
b) Peserta didik mencari contoh hukum bacaan nun sukun atau
tanwin dan menulisnya di papan tulis.
c. Kegiatan Penutup 20 m3nit untuk:
1) Menyimpulkan materi yang telah disampaikan kepada siswa
dan melakukan refleksi.
2) Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
3) Guru bersama-sama para peserta didik menutup pembelajaran
dengan salam dan kemudian membaca hamdalah dan do’a
kafaratul majlis.
51
3. Tahap Pengamatan (Observing)
Pada tahap ini dilaksanakan pengamatan terhadap aktivitas siswa
ketika mengikuti pelajaran dengan menggunakan praktik membaca al-
Qur’an secara individu.
4. Tahap Refleksi (Reflecting)
Berdasarkan hasil tindakan observasi refleksi pada siklus I ini
dapat diketahui kelemahan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh
guru pada siklus I sehingga dapat digunakan untuk menentukan
tindakan kelas pada siklus selanjutnya.
a. Kendala yang dihadapi diantaranya:
1) Sebagian siswa kurang memperhatikan penjelasan dari guru,
sehingga ketika tes lisan belum sesuai dengan kaidah tajwid.
2) Sebagian siswa masih ragu-ragu dalam menyebutkan bagian-
bagian dari materi yang diajarkan.
3) Dalam mengerjakan soal evaluasi sebagian masih ada yang
mencontek temannya.
b. Cara mengatasi
Untuk mengatasi kendala pada siklus I guru melakukan
berbagai perbaikan. Hal ini dilakukan supaya siklus berikutnya
tidak ada lagi kekurangan yang sama. Perbaikan yang dilakukan
diantaranya:
1) Guru memberikan motivasi kepada siswa sebelum
pembelajaran.
52
2) Guru menasehati dan memberikan motivasi kepada siswa agar
lebih percaya diri saat menyebutkan pertanyaan dari guru.
3) Guru menyarankan supaya siswa mengerjakan latihan soal
evaluasi dengan usaha sendiri dan tidak bertanya kepada teman.
Pada siklus I ini belum menunjukkan hasil yang
memuaskan, maka diharapkan pada siklus II melalui metode
yanbu’a dalam mata pelajaran PAI siswa kelas VIIA di SMP
Muhammadiyah Suruh Tahun Pelajaran 2018/2019 dapat
meningkatkan kemampuan membaca al-Qur’an.
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
Kegiatan siklus II dilaksanakan pada tanggal 25 Januari 2019. Pada
siklus II ini melaksanakan tindaklanjut dari siklus I, karena siswa banyak
yang belum tuntas. Adapun rincian tahapan siklus II adalah sebagai
berikut:
1. Tahap Perencanaan Pembelajaran (Planning)
Pada tahap ini dilaksanakan perencanaan sebelum pembelajaran di
mulai dengan tujuan supaya dalam pembelajaran dapat terstruktur
dengan baik. Adapun tahapan dalam perencanaan pembelajaran
diantaranya:
a. Membuat Rencana Pembelajaran (RPP).
b. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di
kelas.
53
c. Mempersiapkan instrumen untuk merekam dan menganalisis data
mengenai proses dan hasil tindakan.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Pada tahap ini peneliti membuat rancangan kegiatan yang akan
dilakukan dalam pembelajaran. Adapun kegiatan yang akan
dilaksanakan diantaranya:
a. Kegiatan awal 20 menit untuk:
1) Guru membuka pembelajaran dengan salam
2) Siswa membaca do’a belajar bersama-sama.
3) Guru memeriksa kesiapan anak dengan mengisi lembar
kehadiran dan memeriksa kerapian pakaian, posisi, dan tempat
duduk peserta didik.
4) Guru menanyakan wawasan peserta didik terkait dengan
hukum mim sukun.
5) Guru menyampaikan tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan
dalam pembelajaran.
b. Kegiatan inti 40 menit untuk:
1) Mengamati:
Siswa mendengarkan penjelasan tentang hukum mim sukun
yang dilakukan oleh guru
2) Menanya:
54
Peserta didik dengan guru atau antar peserta didik melakukan
tanya jawab tentang cara membaca hukum mim sukun pada
QS. An-Nisa/4: 146
3) Mengumpulkan informasi (Mengeksplorasikan):
Peserta didik diberi waktu membaca secara bersama-sama dan
menelaah hukum bacaan mim mati pada QS. An-Nisa/4: 146
dan guru memberikan ketukan yang berfungsi menyamakan
tingkatan ketika membaca tidak cepat dan tidak lamban.
4) Mengasosiasi:
Peserta didik menyimpulkan cara membaca hukum bacaan
mim sukun pada QS. An-Nisa/4: 146.
5) Mengkomunikasikan:
a) Peserta didik membaca QS. An-Nisa/4: 146 secara
individual, yaitu siswa maju satu persatu di hadapan guru
dengan mengaplikasikan hukum bacaan mim sukun dengan
fashih dan benar.
b) Peserta didik mencari contoh hukum bacaan mim sukun dan
menulisnya di papan tulis.
c. Kegiatan Penutup 20 menit untuk:
1) Menyimpulkan materi yang telah disampaikan kepada siswa
dan melakukan refleksi
2) Guru memberikan motivasi agar peserta didik
mengimplementasikan bacaan hukum mim sukun setiap
membaca al-Qur’an.
55
3) Guru bersama-sama para peserta didik menutup pembelajaran
dengan salam kemudian membaca Hamdalah dan do’a
kafaratul majlis.
3. Tahap Pengamatan (Observing)
Pada tahap ini dilaksanakan pengamatan terhadap aktivitas siswa
ketika melakukan pembelajaran membaca al-Qur’an dengan Metode
Yanbu’a, kebenaran dalam membaca dan kelancaran dalam membaca.
Hal ini membutuhkan waktu 2-3 menit untuk setiap siswa.
Pembelajaran jilid 4 dilakukan dengan 2 sistem yaitu klasikal dan
individual. Pembelajaran klasikal seperti guru membuka pembelajaran
dengan salam dan dilanjutkan siswa membaca do’a belajar secara
bersama-sama. Kemudian guru menerangkan materi pokok dalam
buku yanbu’a dan siswa menyimak ketika guru membacakan dengan
benar. Guru memberikan isyarat “ketukan” berfungsi untuk
menyamakan tingkatan ketika membaca tidak terlalu cepat dan lambat
untuk menyeragamkan bacaan serta kefasihan siswa.
Sedangkan pembelajaran individual seperti siswa maju ke depan
satu persatu untuk membaca al-Qur’an dengan menggunakan metode
yanbu’a.
Pada siklus II peneliti menemukan cukup banyak peningkatan dari
siklus I dengan metode yanbu’a dalam mata pelajaran PAI siswa kelas
VIIA SMP Muhammadiyah Suruh tahun pelajaran 2018/2019.
Peningkatan tersebut meliputi:
56
a. Sebagian besar siswa memperhatikan pelajaran meskipun ada
beberapa yang kurang memperhatikan.
b. Siswa lebih serius dalam melakukan latihan membaca al-Qur’an
dengan metode yanbu’a.
c. Adanya peningkatan hasil tes lisan dalam membaca al-Qur’an.
d. Adanya peningkatan hasil ketuntasan klasikal.
57
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Persiklus
Dalam penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
dengan II siklus. Dalam penelitian ini menggunakan tes tertulis dan tes
lisan untuk mengukur kemampuan dalam membaca al-Qur’an. Adapun
hasil penelitian sebagai berikut:
1. Pra Siklus
Untuk mengetahui hasil penguasaan materi peserta didik, yang
dijadikan sebagai tolak ukur perbandingan penguasaan materi sebelum
dan sesudah adanya penelitian tindakan kelas, maka perlu adanya pra
siklus.
a. Data Hasil Belajar Siswa Siklus I
Berikut ini peneliti menyajikan hasil nilai pada pra siklus
siswa kelas VIIA SMP Muhammadiyah Suruh.
Taebl 4.1
Daftar nilai siklus I siswa kelas VIIA SMP Muhammadiyah
Suruh
No Nama Nilai Nilai
(
)
Keterangan
Tertulis Lisan
1 Siswa 1 40 48 44 BT
2 Siswa 2 50 58 54 BT
3 Siswa 3 70 70 70 Tuntas
4 Siswa 4 80 68 74 Tuntas
58
5 Siswa 5 80 64 72 Tuntas
6 Siswa 6 60 60 60 BT
7 Siswa 7 70 58 64 BT
8 Siswa 8 40 40 40 BT
9 Siswa 9 60 40 50 BT
10 Siswa 10 80 66 73 Tuntas
11 Siswa 11 60 80 70 Tuntas
12 Siswa 12 50 50 50 BT
13 Siswa 13 60 52 56 BT
14 Siswa 14 70 70 70 Tuntas
15 Siswa 15 50 50 50 BT
16 Siswa 16 60 60 60 BT
17 Siswa 17 80 60 70 Tuntas
18 Siswa 18 70 62 66 BT
19 Siswa 19 40 40 40 BT
20 Siswa 20 80 66 73 Tuntas
21 Siswa 21 70 76 73 Tuntas
22 Siswa 22 60 40 50 BT
23 Siswa 23 60 44 52 BT
24 Siswa 24 60 76 68 BT
25 Siswa 25 70 62 66 BT
26 Siswa 26 80 76 78 BT
59
KKM= 70
Rata-rata kelas 56,30
Persentase ketuntasan 42,30 %
Siswa tidak tuntas 57,70 %
Berdasarkan data di atas pelaksanaan Pra siklus dapat
diperoleh data dengan jumlah siswa yang tuntas 11 siswa dan
15 siswa yang belum tuntas. Adapun siswa yang dinyatakan
tuntas yaitu siswa yang mendapatkan nilai mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70. Rata-rata yang diperoleh
dari data diatas yaitu 56,30
Persentase Ketuntasan =
× 100%
=
× 100%
= 42,30 %
b. Refleksi
Berdasarkan pengamatan peneliti pembelajaran yang
dilakukan dengan metode yang biasa digunakan guru dalam
mengajar kurang efektif, maka peneliti dalam pembelajaran
selanjutnya yakni pada siklus I akan menggunakan metode yanbu’a
60
2. Siklus I
Untuk mengukur kemampuan siswa dalam membaca al-Qur’an
yang telah dipelajari dalam siklus I, maka peneliti memberikan soal tes
tertulis dan tes lisan.
a. Data Hasil Belajar Siswa Siklus I
Berikut ini peneliti menyajikan hasil nilai pada siklus I
siswa kelas VIIA SMP Muhammadiyah Suruh.
Tabel 4.2
Daftar nilai siklus I siswa kelas VIIA SMP Muhammadiyah
Suruh
No Nama Nilai Nilai
(
)
Keterangan
Tertulis Lisan
1 Siswa 1 90 64 77 Tuntas
2 Siswa 2 60 68 64 BT
3 Siswa 3 80 70 75 Tuntas
4 Siswa 4 80 72 76 Tuntas
5 Siswa 5 90 70 80 Tuntas
6 Siswa 6 60 70 65 BT
7 Siswa 7 90 78 84 Tuntas
8 Siswa 8 70 62 66 BT
9 Siswa 9 60 62 67 BT
10 Siswa 10 100 66 83 Tuntas
11 Siswa 11 60 86 73 Tuntas
61
12 Siswa 12 60 60 60 BT
13 Siswa 13 80 62 71 Tuntas
14 Siswa 14 70 70 75 Tuntas
15 Siswa 15 50 56 53 BT
16 Siswa 16 70 70 70 Tuntas
17 Siswa 17 80 70 75 Tuntas
18 Siswa 18 90 74 82 Tuntas
19 Siswa 19 70 64 67 BT
20 Siswa 20 80 68 74 Tuntas
21 Siswa 21 80 80 80 Tuntas
22 Siswa 22 70 42 56 BT
23 Siswa 23 70 72 71 Tuntas
24 Siswa 24 60 80 70 Tuntas
25 Siswa 25 90 70 80 Tuntas
26 Siswa 26 90 76 83 Tuntas
KKM= 70
Rata-rata kelas 72,20
Persentase ketuntasan 69,23%
Siswa tidak tuntas 30,77 %
Berdasarkan data di atas, pelaksanaan Siklus I jumlah siswa
yang tuntas 18 siswa dan 8 siswa yang belum tuntas. Adapun siswa
yang dinyatakan tuntas yaitu siswa yang mendapatkan nilai
62
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70. Rata-rata
yang diperoleh dari data diatas yaitu 72,20.
Persentase Ketuntasan =
× 100%
=
× 100%
= 69,23%
c. Refleksi
Berdasarkan pengamatan peneliti, pembelajaran yang
dilakukan kurang maksimal. Masih ada siswa yang berbicara
sendiri dan kurang memperhatikan pelajaran, serta dalam
mengerjakan soal evaluasi masih ada yang mencontek.
3. Siklus II
Pada siklus II ini pelaksanaannya masih sama dengan siklus I, akan
tetapi masih perlu perbaikan dari evaluasi siklus I, maka dari itu
peneliti menindaklanjuti untuk memperbaiki nilai dan melakukan
siklus II.
a. Data Hasil Belajar Siswa Siklus II
Berikut ini peneliti menyajikan hasil nilai pada siklus II
siswa kelas VIIA SMP Muhammadiyah Suruh.
63
Tabel 4.3
Daftar nilai siklus II siswa kelas VIIA SMP Muhammadiyah
Suruh
No Nama Nilai Nilai
(
)
Keterangan
Tertulis Lisan
1 Siswa 1 90 80 85 Tuntas
2 Siswa 2 70 70 70 Tuntas
3 Siswa 3 90 70 80 Tuntas
4 Siswa 4 80 80 80 Tuntas
5 Siswa 5 100 80 90 Tuntas
6 Siswa 6 80 86 75 Tuntas
7 Siswa 7 100 84 92 Tuntas
8 Siswa 8 100 74 87 Tuntas
9 Siswa 9 70 70 70 Tuntas
10 Siswa 10 100 80 90 Tuntas
11 Siswa 11 100 68 84 Tuntas
12 Siswa 12 65 65 65 BT
13 Siswa 13 70 80 75 Tuntas
14 Siswa 14 80 80 80 Tuntas
15 Siswa 15 60 70 65 BT
16 Siswa 16 70 80 75 Tuntas
17 Siswa 17 80 80 80 Tuntas
18 Siswa 18 90 90 90 Tuntas
64
19 Siswa 19 80 74 77 Tuntas
20 Siswa 20 90 76 83 Tuntas
21 Siswa 21 100 80 90 Tuntas
22 Siswa 22 70 60 65 BT
23 Siswa 23 90 82 86 Tuntas
24 Siswa 24 70 88 79 Tuntas
25 Siswa 25 90 86 88 Tuntas
26 Siswa 26 90 80 85 Tuntas
KKM= 70
Rata-rata kelas 80,5
Persentase ketuntasan 88,47%
Siswa tidak tuntas 11,53%
Pada siklus II mengalami peningkatan dengan jumlah siswa
yang tuntas 23 siswa atau 88,47% dan 3 siswa atau 11,53% belum
tuntas dengan rata-rata 80,5.
Persentase Ketuntasan =
× × 100%
=
× 100%
= 88,47%
Berdasarkan indikator keberhasilan klasikal, maka dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran pada siklus II ini sudah berhasil,
karena 88,47% > 85%.
65
B. Pembahasan
Data di bawah ini diperoleh berdasarkan penelitian yang dilakukan
melalui 2 siklus. Berikut ini adalah rangkaian data siswa yang mengalami
peningkatan dari siklus I ke siklus II.
Tabel 4.4
Hasil belajar siswa yang mencapai KKM
Uraian
Siswa yang Tuntas Siswa Yang Tidak
Tuntas
Frekuensi % Frekuensi %
Pra Siklus 11 42,30% 15 57,70%
Siklus I 18 69,23% 8 30,77%
Siklus II 23 88,47% 3 11,53%
Dari tabel diatas menunjukkan adanya peningkatan persentase hasil
belajar siswa. Akan lebih jelas apabila dilihat dari grafik di bawah ini.
66
Gambar 4.1
Peningkatan persentase hasil belajar siswa.
1. Pada siklus I persentase siswa yang tuntas sebanyak 69,23 %.
2. Pada siklus II persentase siswa yang tuntas sebanyak 88,47%.
Jadi, berdasarkan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dengan
menggunakan metode yanbu’a dalam mata pelajaran PAI dapat
meningkatkan kemampuan membaca al-Qur’an siswa kelas VIIA SMP
Muhammadiyah Suruh tahun pelajaran 2018/2019.
67
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan
bahwa dengan menggunakan metode yanbu’a dapat meningkatkan
kemampuan membaca al-Qur’an dalam mata pelajaran PAI siswa kelas
VIIA di SMP Muhammadiyah suruh tahun pelajaran 2018/2019. Dilihat
dari peningkatan presentase hasil kemampuan membaca al-Qur’an siswa
pada siklus I yang tuntas sebanyak 18 siswa atau 69,23% dan 8 siswa yang
belum tuntas atau 30,77 % dengan rata-rata 72,20. Pada siklus II yang
tuntas sebanyak 23 siswa atau 88,47% dan 3 siswa yang belum tuntas atau
11,53% dengan rata-rata 80,5. Dalam hasil presentase pada siklus II ini
sudah mencapai 88,47% siswa yang tuntas, maka siklus dihentikan dan
dinyatakan penelitian berhasil.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka peneliti
memberikan saran sebagai berikut:
1. Saran bagi guru
Selalu berikan motivasi sebelum pembelajaran di mulai, supaya
siswa bersemangat dalam belajar. Selain itu, buatlah proses
pembelajaran semenarik mungkin, supaya siswa tertarik dan tidak
merasa bosan.
68
2. Saran bagi siswa
Hendaknya dapat berperan aktif dalam proses belajar mengajar di
kelas, supaya pembelajaran menjadi hidup dan dapat berjalan dengan
lancar. Selain itu, siswa hendaknya lebih percaya diri dalam menjawab
soal yang diberikan oleh guru dan selalu fokus dalam mengikuti
pelajaran supaya mendapatkan hasil yang optimal.
3. Saran bagi sekolah
Sekolah senantiasa menyarankan kepada guru untuk menggunakan
berbagai metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi
yang diajarkan sehingga mudah dipahami oleh siswa.
69
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Tafsir. 2014. Ilmu Penididikan Dalam Perspektif Islam. Bandung: PT.
Rosida Karya.
Ahmad, Yusuf Al-Hajj. 2016. Mu’jizat Al-Qur’an Yang Tak Terbantahkan. Solo:
AQWAM.
Ahsan, Muhammad, Sumiyati dan Mustahdi. 2016. Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti. Jakarta: Kementeiran Pendidikan dan Kebudayaan.
Al-Hakim, Luqman. 2017. Cara Sederhana Latihan Sendiri Baca Al-Qur’an.
Yogyakarta: As-Sajdah.
Al-Munawar, Said Agil Hasin. 2005. Aktualisasi Nilai-nilai Qur’ani dalam Sistem
Pendidikan Islam. Ciputat:PT. Ciputat Press.
Amin, Arwani, 2004. Thoriqoh Baca Tulis Dan Menghafal Yanbu’a. Kudus:
Pondok Tahfidh Yanbu’a Qur’an.
Anwar, Rosihon. 2017. Pengantar StudI Islam. Bandung: CV Pustaka Setya.
Arikunto, Suharsimi, 2014. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Cetakan XIV. Jakarta: Rineka Cipta.
Asra, Abuzar. 2015. Metode Penelitian. Bogor: IN Media.
Aqib, Zainal, dkk. 2017. Penelitian Tindakan Kelas SMA/MA-SMK/ MAK.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Daradjat, Zakiyah. 2011. Metode Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi
Aksara.
70
Depdikbud. 1998. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Djamarah, Saiful Bahri. 2015. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
El-Mahfani, Khalillurrahman. 2014. Belajar Cepat Ilmu Tajwid Mudah & Praktis
Faisol, 2010. Cara Mudah Belajar Imu Tajwid. Malang: UIN-Malik Press.
Fatimatuzzahro, Fika. 2015. Aplikasi Metode Yanbu’a Dalam Meningkatkan
Kefashihan Dan Kelancaran Siswa Kelas VIIA Pada Mata Pelajaran Al-
Qur’an Hadits Di MTs Al-Hidayah Dono Warih Kabupaten Malang.
Malang: Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Malang.
Gajali, Nanag. 2013. Tafsir Hadits Tentang Pendidikan. Bandung: CV Pustaka
Setya.
http://rumaysho.com/11261-8-adab-membaca-al-Qur’an.html
Helmawati. 2016. Pendidikan Keluarga. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Jalal, Faisal. 2001. Reformasi Pendidikan dalam Konteks Otonomi Daerah.
Yogyakarta: Adi Cita Karya Nusa.
Kurniawati, Heni. 2009. Efektifitas Metode Yanbu‟a Dalam Pembelajaran
Membaca Al- Qur‟an. Semarang: Skripsi IAIN Walisongo.
Lefudin. 2017. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: CV Budi Utama.
71
Majid, Abdul. 2005. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. RAJAGRAFINFO
PERSADA.
Stephen P. Robbins & Timonthy A. Judge. 2009. Perilaku Organisasi #
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta.
Suyadi. 2015. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Jogjakarta: Diva Press.
Syafa’at, Aat. 2008. Pe ranan Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Rajawali Pers.
Syarifudin, Ahmad. 2006. Mendidik Anak. Jakarta: Gema Insani.
Taufiq, Ahmad. 2011. Pendidikan Agama Islam. Surakarta: Yuma Pustaka.
Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1989
LAMPIRAN-LAMPIRAN
PERENCANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS 1
Sekolah : SMP Muhammadiyah Suruh
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Kelas/Semester : VIIA
Materi Pokok : Hukum bacaan Nun Sukun/Tanwin
Alokasi Waktu : 2 X 40 Menit
A. Standar Kompetensi
Membaca al-Qur’an
B. Kompetensi Dasar
1. Memahami kaidah bacaan tajwid QS. Ali-Imron/3:134 dengan benar.
2. Mengimplementasikan al-Qur’an sesuai dengan hukum bacaan nun
sukun atau tanwin dalam QS. Ali-Imron/3:134
C. Indikator
Membaca dan mengimplementasikan QS. Ali-Imron/3:134
D. Tujuan Pembelajaran:
1. Siswa dapat menjelaskan kaidah bacaan tajwid.
Diharapkan setelah mempelajari hukum bacaan nun sukun/tanwin,
siswa dapat menjelaskan kembali tentang kaidah bacaan nun
sukun/tanwin sesuai yang di ajarkan oleh guru.
2. Siswa dapat mengimplementasikan hukum bacaan nun sukun atau
tanwin dalam QS. Ali-Imron/3:134
Diharapkan setelah mempelajari hukum bacaan nun sukun/tanwin,
siswa dapat mempraktekan hukum bacaan nun sukun/tanwin dalam
QS. Ali-Imron/3:134
E. Materi Pembelajaran
1. Macam-macam hukum bacaan nun sukun atau tanwin
2. Contoh bacaan nun sukun atau tanwin dalam al-Qur’an
F. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Metode Yanbu’a
4. Penugasan
G. Media dan sumber belajar
1. Media
a) Spidol
b) Penghapus
2. Sumber belajar
a) Al-Qur’an terjemah
b) Buku Yanbu’a
c) Buku Paket Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Untuk
SMP/MTs Siswa Kelas VII
H. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
1. Pendahuluan (20 menit)
a. Guru membuka pembelajaran dengan salam
b. Siswa membaca do’a belajar bersama-sama
c. Guru memeriksa kesiapan anak dengan mengisi lembar kehadiran
dan memeriksa kerapian pakaian, posisi, dan tempat duduk peserta
didik.
d. Guru menanyakan wawasan peserta didik terkait dengan hukum
nun sukun dan tanwin
e. Guru menyampaikan tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan
dalam pembelajaran.
2. Kegiatan Inti (40 menit)
a. Mengamati:
Siswa mengamati penjelasan tentang hukum nun sukun dan tanwin
yang dilakukan oleh guru
b. Menanya:
Peserta didik dengan guru atau antar peserta didik melakukan tanya
jawab tentang cara membaca hukum nun sukun dan tanwin pada
surat QS. Ali-Imron/3:134
c. Mengumpulkan informasi (Mengeksplorasikan):
Peserta diberi waktu membaca dan menelaah hukum bacaan nun
sukun dan tanwin pada surat QS. Ali-Imron/3:134
d. Mengasosiasi:
Peserta didik menyimpulkan cara membaca hukum bacaan nun
sukun dan tanwin pada QS. Ali-Imron/3:134
f. Mengkomunikasikan:
a) Peserta didik membaca surat QS. Ali-Imron/3:134 dengan
mengaplikasikan hukum bacaan nun sukun dan tanwin dengan
fashih dan benar
b) Peserta didik mencari contoh hukum bacaan nun sukun atau
tanwin dan menulisnya dipapan tulis.
2. Penutup (20 menit)
a. Menyimpulkan materi yang telah disampaikan kepada siswa dan
melakukan refleksi
b. Guru memberikan motivasi agar peserta didik
mengimplementasikan bacaan hukum nun sukun dan tanwin setiap
membaca al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
c. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
d. Guru bersama-sama para peserta didik menutup pembelajaran
dengan salam kemudian membaca Hamdalah dan do’a kafaratul
majlis.
I. Penilaian
Soal Tertulis
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dengan cara memberi
tanda silang (X) pada huruf a,b,c dan d.
1. Hukum bacaan nun sukun atau tanwin berjumlah . . . .
a. 5
b. 6
c. 7
d. 8
2. Idhghom bilaghunnah adalah apabila ada nun sukun atau tanwin
bertemu dengan huruf . . . .
a. ي, ع
b. ؿ, ر
c. ي, ـ
d. ظ, ك
3. Apabila ada nun sukun bertemu dengan huruf “lam” disebut
hukum bacaan . . . .
a. Ikhfa’
b. Idghom bigunnah
c. Idhgom bilaghunah
d. Idhar
4. Huruf idhar ada 6, yaitu . . . .
a. ؽء,ح,خ,ع,ؼ,
b. ء,ح,خ,ع,غ,ق
c. ح,خ,ع,غ,س,ق
d. ح,ج,ع,غ,ء,ق
bacaan di samping adalah contoh bacaan idhghom من رب كم .5
bilaghunah, karena . . . .
a. Fathah tanwin bertemu dengan huruf ro’
b. Nun mati bertemu dengan ba’
c. Nun mati bertemu dengan huruf ro’
d. Dhumah tanwin bertemu dengan ro’
منب عد .6 bacaan di samping merupakan contoh bacaan . . . .
a. Iqlab
b. Ikhfa’
c. Idhar
d. Idhgom bilaghunah
7. Apabila ada fathah tanwin bertemu dengan huruf “dzal” maka
disebut hukum bacaan . . . .
a. Iqlab
b. Ikhfa’
c. Idhar
d. Idghom bighunah
8. Cara membaca dari bacaan idhghom bilaghunnah adalah . . . .
a. Berdengung
b. Memasukkan dengan dengung
c. Samar-samar
d. Memasukkan tanpa berdengung
هم .9 .......bacaan di samping adalah contoh dari bacaan منػ
a. Iqlab
b. Idhar
c. Idhgom bighunah
d. Ikhfa’
10. Di bawah ini yang termasuk huruf ikhfa’ adalah . . . .
a. ت, س,ض
b. ؼ,ؽ,س
c. س,ر,ي
d. ت,ؾ,ص
Kunci jawaban
1. a 6. c
2. b 7. a
3. c 8. d
4. b 9. b
5. c 10. b
Skor Penilaian Evaluasi: 1 point pernomer
Nilai Akhir:
Jumlah skor keseluruhan X 10
10 X 10 = 100
Tes Lisan
No. Indikator
Nilai
Kurang Cukup Baik Sangat
baik
1 Percaya diri
2 Kelancaran
membaca
3 Makhroj/fasih
4 Kebenaran
membaca (tajwid)
5 Nada/irama
Jumlah
Pedoman Pengamatan Guru Siklus I
No. Kegiatan Skor
1 2 3
1 Persiapan guru dalam mengajar:
a. Menyiapkan RPP
√
b. Menyiapkan presensi siswa √
c. Menyiapkan lembar observasi √
d. Menyiapkan perlengkapan mengajar √
2 Kemampuan guru dalam membuka pelajaran dan
melakukan apersepsi:
a. Salam pembuka
√
b. Mengkondisikan kelas √
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran √
d. Memberikan motivasi untuk belajar √
3 Ketetapan guru menggunakan strategi:
a. Guru paham mengenai metode yanbu’a
√
b. Guru mampu menguasai metode yanbu’a √
4 Kemampuan guru dalam menguasi kelas:
a. Mampu membuat siswa lebih aktif bertanya
√
b. Menciptakan suasana kelas yang menyenangkan √
5 Kemampuan guru dalam menutuppelajaran:
a. Kesimpulan
√
b. Melakukan evaluasi √
c. Memberikan tindak lanjut √
d. Salam penutup √
Keterangan Skor:
1 : Kurang
2 : Cukup
3 : Baik
Pedoman Pengamatan Siswa Siklus I
No. Aspek Pengamatan Skor
1 2 3
1 Siswa menjawab salam dengan semangat √
2 Siswa merespon panggilan presentasi dari guru √
3 Siswa memperhatikan penjelasan dari guru √
4 Siswa semangat mengikuti pembelajaran Pendidikan
Agama Islam
√
5 Siswa memberi umpan balik dari penjelasan √
6 Siswa mengerjakan soal evaluasi √
7 Siswa berani mengajukan pertanyaan kepada guru √
Keterangan Skor:
1. : Kurang
2 : Cukup
3 : Baik
RENCANA PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS II
Sekolah : SMP Muhammadiyah Suruh
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Kelas : VIIA
Materi Pokok : Hukum Bacaan Mim Sukun
Alokasi Waktu : 2 X 40 menit
A. Standar Kompetensi
Membaca al-Qur’an
B. Kompetensi Dasar
1. Memahami kaidah bacaan tajwid QS. An-Nisa/4: 146 dengan benar.
2. Mengimplementasikan al-Qur’an sesuai dengan hukum bacaan mim
sukun dalam QS. An-Nisa/4: 146
C. Indikator
Membaca dan mengimplementasikan QS. An-Nisa/4: 146
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan kaidah bacaan mim sukun
Diharapkan setelah mempelajari hukum bacaan mim sukun, siswa
dapat menjelaskan kembali tentang kaidah bacaan mim sukun sesuai
yang di ajarkan oleh guru.
2. Siswa dapat mengimplementasikan hukum bacaan mim sukun dalam
QS. An-Nisa/4: 146
Diharapkan setelah mempelajari hukum bacaan mim sukun, siswa
dapat mempraktekan hukum mim sukun dalam QS. An-Nisa/4: 146
E. Materi Pembelajaran
1. Macam-macam hukum bacaan mim sukun
2. Contoh bacaan mim sukun dalam al-Qur’an
F. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Metode yanbu’a
4. penugasan
G. Media dan Sumber Belajar
1. Media
a) Spidol
b) Penghapus
2. Sumber belajar
a) Al-Qur’an terjemah
b) Buku yanbu’a
c) Buku Paket Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Untuk
SMP/MTs Siswa Kelas VII
H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
3. Pendahuluan (20 menit)
g. Guru membuka pembelajaran dengan salam sebagai pembuka
h. Siswa membaca do’a belajar bersama-sama
i. Guru memeriksa kesiapan anak dengan mengisi lembar kehadiran
dan memeriksa kerapian pakaian, posisi, dan tempat duduk peserta
didik.
j. Guru menyampaikan tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan
dalam pembelajaran.
4. Kegiatan Inti (60 menit)
a. Mengamati:
Siswa mendengarkan penjelasan tentang hukum mim sukun yang
dilakukan oleh guru
b. Menanya:
Peserta didik dengan guru atau antar peserta didik melakukan tanya
jawab tentang cara membaca hukum mim sukun pada QS. An-
Nisa/4: 146
c. Mengumpulkan informasi (Mengeksplorasikan):
Peserta diberi waktu membaca dan menelaah hukum bacaan mim
mati pada QS. An-Nisa/4: 146
d. Mengasosiasi:
Peserta didik menyimpulkan cara membaca hukum bacaan mim
sukun pada QS. An-Nisa/4: 146
e. Mengkomunikasikan:
c) peserta didik membaca QS. An-Nisa/4: 146 secara individual,
yaitu siswa maju satu persatu dihadapan guru dengan
mengaplikasikan hukum bacaan mim sukun dengan fashih dan
benar
d) peserta didik mencari contoh hukum bacaan mim sukun dan
menulisnya dipapan tulis.
5. Penutup (20 menit)
a. Menyimpulkan materi yang telah disampaikan kepada siswa dan
melakukan refleksi
b. Guru memberikan motivasi agar peserta didik
mengimplementasikan bacaan hukum mim sukun setiap membaca
al-Qur’an.
c. Guru bersama-sama para peserta didik menutup pembelajaran
dengan salam kemudian membaca Hamdalah dan do’a kafaratul
majlis.
I. Penilaian
Soal Tertulis
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dengan cara memberi
tanda silang (X) pada huruf a, b, c dan d.
1. Hukum bacaan mim sukun berjumlah . . . .
a. 3
b. 4
c. 5
d. 6
2. Nama lain dari mim sukun adalah . . . .
a. Mim fathah
b. Nun sukun
c. Mim mati
d. Mim waqof
3. Idhghom syafawi di sebut juga dengan . . . .
a. Idhghom mimi
b. Idhghom bighunnah
c. Idhghom bilaghunnag
d. Idhghom mutlak
4. Apabila ada mim sukun bertemu dengan huruf “mim” maka
termasuk hukum bacaan . . . .
a. Idhghom bighunah
b. Idhghom syafawi
c. Ikhfa’ syafawi
d. Idhar syafawi
5. Ikhfa’ syafawi adalah apabila ada mim sukun bertemu dengan
huruf . . . .
a. م b. ف
c. ب
d. م dan ب
. . . bacaan di samping adalah contoh hukum bacaan لهم مغفرة .6
a. Ikhfa’ syafawi
b. Idhar syafawi
c. Idhghom syafawi
d. Idhghom bilaghunnah
. . . . bacaan di samping harus dibaca jelas karena hukumnya انػعمت .7
a. Idhar syafawi
b. Idhghom syafawi
c. Ikhfa’ syafawi
d. Idhar
8. Di bawah ini yang termasuk hukum bacaan idhghom syafawi
adalah . . . .
a. يعتصم بااللو
b. انػعمت
c. ربػهم بهم
d. كمنهم مقتصد
9. Apabila ada mim sukun bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah
selain mim dan ba’, maka di hukumi bacaan . . . . a. Idhar
b. Idhar syafawi
c. Ikhfa’ syafawi
d. Idhghom syafawi
. . . . bacaan di samping adalah contoh hukum bacaan ربػهم بهم .10
a. Ikhfa’ syafawi
b. Idhar syafawi
c. Idhghom syafawi
d. Idhghom bighunnah
Kunci jawaban
6. a 6. c
7. c 7. a
8. a 8. d
9. b 9. b
10. c 10. a
Skor Penilaian Evaluasi: 1 point pernomer
Nilai Akhir:
Jumlah skor keseluruhan X 10
10 X 10 = 100
Tes Lisan
No. Indikator
Nilai
Kurang Cukup Baik Sangat
baik
1 Percaya diri
2 Kelancaran
membaca
3 Makhroj/fasih
4 Kebenaran
membaca (tajwid)
5 Nada/irama
Jumlah
Pedoman Pengamatan Guru Siklus II
No. Kegiatan Skor
1 2 3
1 Persiapan guru dalam mengajar:
e. Menyiapkan RPP
√
f. Menyiapkan presensi siswa √
g. Menyiapkan lembar observasi √
h. Menyiapkan perlengkapan mengajar √
2 Kemampuan guru dalam membuka pelajaran dan
melakukan apersepsi:
e. Salam pembuka
√
f. Mengkondisikan kelas √
g. Menyampaikan tujuan pembelajaran √
h. Memberikan motivasi untuk belajar √
3 Ketetapan guru menggunakan strategi:
c. Guru paham mengenai metode yanbu’a
√
d. Guru mampu menguasai metode yanbu’a √
4 Kemampuan guru dalam menguasi kelas:
c. Mampu membuat siswa lebih aktif bertanya
√
d. Menciptakan suasana kelas yang menyenangkan √
5 Kemampuan guru dalam menutuppelajaran:
e. Kesimpulan
√
f. Melakukan evaluasi √
g. Memberikan tindak lanjut √
h. Salam penutup √
Keterangan Skor:
1 : Kurang
2 : Cukup
3 : Baik
Pedoman Pengamatan Siswa Siklus II
No. Aspek Pengamatan Skor
1 2 3
1 Siswa menjawab salam dengan semangat √
2 Siswa merespon panggilan presentasi dari guru √
3 Siswa memperhatikan penjelasan dari guru √
4 Siswa semangat mengikuti pembelajaran Pendidikan
Agama Islam
√
5 Siswa memberi umpan balik dari penjelasan √
6 Siswa mengerjakan soal evaluasi √
7 Siswa berani mengajukan pertanyaan kepada guru √
Keterangan Skor:
4 : Kurang
5 : Cukup
6 : Baik
SATUAN KREDIT KEGIATAN
Nama : Nur Alifah Jurusan : Pendidikan Agama Islam
NIM : 23010150027 Dosen P.A : Jaka Siswanta, M.Pd
No Nama Kegiatan Pelaksanaan Sebagai Nilai
1. Seminar Nasional Kewirausahaan dengan tema
“Jiwa Muda Berani Berwirausaha”
30 Oktober
2015
Peserta 8
2. Seminar Nasional dengan tema “Wacana Islam
Nusantara Dalam Menjaga Kebhinekaan dan
Keutuhan NKRI” oleh Al-Khidmah Kampus
Kota Salatiga
31 Oktober
2015
Peserta 8
3. Seminar Nasional dengan tema “Peningkatan
Profesionalisme Guru Sebagai Dalam
Pembelajaran di Era Globalisasi” oleh DEMA
FTIK
23
November
2015
Peserta 8
4. Seminar Nasioanal dengan tema
“Pembangunan Karakter Bangsa Upaya
Mewujudkan Generasi Muda yang Berbudaya
untuk Indonesia Bermartabat” oleh Himpunan
Mahasiswa Islam Cabang Salatiga (HMI)
09 April
2016
Peserta 8
5. Seminar Nasional dengan tema “Penguatan
Wawasan Kebangsaan dan Nasionalisme”
oleh DEMA IAIN Salatiga
28 April
2016
Peserta 8
6. Seminar Nasional dengan tema “Pendidikan
Agama Menjadi Pelopor Kebangkitan
Nasional di Era Modern” HMJ PAI Salatiga
21 Mei 2016 Peserta 8
7. National Achivement Motivasion Trainig
dengan tema “Solusi Cerdas, Sukses Akademis
dan Organisasi oleh LDK IAIN Salatiga
01 Oktober
2016
Peserta 8
8. National Achivement Motivason Training
dengan tema “Cerdas Akademik, Militan
dalam Organisasi” oleh LDK IAIN Salatiga
30
September
2017
Peserta 8
9. Seminar Nasional Hari Santri dengan tema
“Santri dalam Kancah Geopolitik Global” oleh
Ma’had Al-Jami’ah IAIN Salatiga
02 Oktober
2017
Peserta 8
10. Seminar Nasional dengan tema “Reaktualisasi
Cantik Dhohir dan Batin dalam Kacamata
Islam” oleh LDK IAIN Salatiga oleh DEMA
FEBI
18
November
2017
Peserta 8
11. Piagam Penghargaan Program Ma’had
Mahasiswi Selama Satu Tahun oleh Ma’had
Al-Jami’ah Putri IAIN Salatiga
16 Juli 2015 Peserta 6
12. UPTPB Bahasa Arab 30 Juni 2016 Peserta 6
13. UPTPB Bahasa Inggris “Intensive English
Language Program”
30 Juni 2016 Peserta 6
14. Piagam Penghargaan Panitia Khotmil Qur’an
Pondok Pesantren Al-Hasan
30 April
2017
Panitia 6
15. Piagam Penghargaan sebagai Pemateri
Pesantren Kilat di SMK Diponegoro
14-17 Juni
2017
Pemateri 6
16. Piagam Penghargaan Kegiatan MOS (Masa
Orientasi Santri) Pondok Pesantren Al-Hasan
Salatiga
12 Juli 2017 Panitia 6
17. Piagam Penghargaan Sebagai Sie Keamanan
Pondok Pesantren Al-Hasan Salatiga
01
November
2017
Pengurus 6
18. Accomplished TOEFL Training for Student of
IAIN Salatiga by Unit Pelaksana Teknis
Pengembangan Bahasa
12 Maret-09
April 2018
Peserta 6
19. Piagam Penghargaan sebagai Panitia Kegiatan
Motivasi Literasi dengan tema
“Menumbuhkan Semangat Literasi Santri di
Era Milerial” di Pondok Pesantren Al-Hasan
12 Juli 2018 Panitia 6
20. Piagam Penghargaan Sebagai Panitia Masa
Orientasi Santri Baru Pondok Pesantren Al-
Hasan Salatiga
15 Juli 2018 Panitia 6
21. Piagam Penghargaan Kajian di SMK
Diponegoro Salatiga
23 Agustus
2018
Pemateri 6
22. Ziarah dan Wisata Realigi di Jawa Timur
dengan tema “Wajah Peantren Indonesia
Berbudaya Santri dalam Negeri”
27 Agustus
2018
Panitia 6
23. Piagam Penghargaan Sebagai Sie. Keamanan
Pondok Pesantren Al-Hasan
20 Desember
2018
Pengurus 6
24. Piagam Penghargaan Penerimaan Anggota
Baru (PAB) dengan tema “Keep On Loving
Holy Qur’an to Reach a Peacefullness Of
Life” oleh JQH Al-Furqon
25-26
Desember
2015
Peserta 4
25. Piagam Penghargaan Pelatihan Kepramukaan
oleh Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keperguruan
(FTIK) IAIN Salatiga
19-21 Juli
2018
Peserta 4
26. OPAK Jurusan FTIK IAIN Salatiga 2015
dengan tema “Integrasi Pendidikan Karakter
Mahasiswa Melalui Kampus Edukatif
Humanis dan Religius” oleh DEMA Fakultas
13 Agustus
2015
Peserta 3
27. OPAK IAIN Salatiga 2015 dengan tema
“Penguatan Nilai-nilai Islam Indonesia
14 Agustus
2015
Peserta 3
Menuju Negara yang Aman dan Damai”
DEMA IAIN Salatiga
28. Library User Education (Pendidikan
Pemustaka) oleh UPT Perpustakaan
21 Agustus
2015
Peserta 2
29. Training Makalah dan Motivasi oleh Lembaga
Dakwah Kampus (LDK) Fathir AR-Rasyid
12
September
2015
Peserta 2
30. Talkshow Sukses Kuliah Bersama KAMMI
Salatiga
16
September
2015
Peserta 2
31. Seminar Hari Hak Untuk Tahu dengan tema
“Hak Untuk Tahu Sebagai Basis Penguatan
Masyarakat Sipil” oleh Komisi Informasi
Provinsi Jawa Tengah dengan Fakultas
Dakwah IAIN Salatiga
22
September
2015
Peserta 2
32. Bedah Buku “Muda 7 Warna” oleh Ma’had
Al-Jami’ah Putri IAIN Salatiga
03 Oktober
2015
Peserta 2
33. Charity Seminar dengan tema “Stay Positive!
Can’t Live a Positive Life With a Negative
Mind”
08 Desember
2015
Peserta 2
34. Seminar Kewirausahaan dengan tema
“Membumikan Seni Qur’an Melalui
Wirausaha” oleh JQH Al-Furqan IAIN
Salatiga
25 Desember
2015
Peserta 2
35. Workshop dengan tema “In The Event Of
Workshop Forex Trading For Living” oleh
Fakultas Dakwah
23 April
2016
Peserta 2
36. Kegiatan Ziarah dan Wisata Religi Pondok
Pesantren Al-Hasan Salatiga
13
November
2016
Peserta 2
37. Bedah Buku Nasional “2024 Hijrah Untuk
Negeri: Kebangkitan atau Kehancuran?
Indonesia dalam Ayunan Peradaban”
26 Desember
2016
Peserta 2
38. Gerakan Santri Menulis “Sarasehan Jurnalistik
Ramadhan 2017” oleh Universitas Islam
Negeri (UIN) Walisongo Semarang
14 Juni 2017 Peserta 2
39. Lomba dengan tema “Harmoni Budaya Timur
Tengah di Bumi Nusantara” oleh UKM
ITTAQO IAIN Salatiga
25
September
2017
Pendamping 2
40. Sekolah Islam Gender dengan tema
“Aktualisasi Pemahaman Islam Gender dalam
Dinamika Berproses” oleh KOPRI PC Kota
Salatiga
10
November
2017
Peserta 2
41. Bedah Buku “Rekontruksi Metodologi Fatwa
Perbankan Syariah” oleh DEMA FEBI
28
November
2017
Peserta 2
42. Seminar Sehari dalam Rangka Kunjungan
Studi dengan tema “Peran Masyarakat dalam
Mewujudkan Pendidikan Islam yang
Rahmatalil Alamin oleh SMP Islam Terpadu
Nuru Islam Kab. Semarang
17 Desember
2017
Peserta 2
43. This is to Certify that the Candidate Whose
Name Appears Below has Taken the TOEFL
23 April
2018
2
44. Piagam Penghargaan Tahtimul Qur’an Bil-
Nadhor 30 Juz di Pondok Pesantren Al-Hasan
Salatiga
29 April
2018
Peserta 2
45. Training of Hypnoteaching Method dengan
tema “Melejitkan Potensi Diri Menjadi Guru
PAI Kreatif dan Profesional” oleh Biro
Konsultasi Psikologi Tazkia
02 Juni 2018 Peserta 2
Jumlah 208
Salatiga, 11 Maret 2019
Mengetahui Wakil Dekan
Bidang Kemahasiswaan dan
Kerjasama
Dr. Achmad Maimun, M.Ag.
NIP. 197005101998031003
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Dengan ini saya cantumkan daftar riwayat hidup sebagai berikut:
Nama : Irna Chafidhotul Ulya
TTL : Semarang, 11 Oktober 1993
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
Alamat : Kabuaran Rt 05 Rw 01, kec. Prembun, kab. Kebumen
Riwayat Pendidikan
a. RA masitoh , lulus tahun 2000
b. MI Alma’arif Kebumen, lulus tahun 2006
c. SMP N2 Banyubiru, lulus tahun 2009
d. MA Tajul Ulum Brabo, lulus tahun 2012
e. S1 Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga, lulus tahun 2018
Demikian daftar riwayat hidup saya, saya buat dengan sebenar-benarnya.