novel ranah 3 warna karya ahmad fuadi sebagai alat

115
NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT PENDIDIKAN DALAM PENANAMAN NILAI AKHLAK SISWA (Studi Kasus di MAN 1 Grogol - Jakarta Barat) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Oleh: SITI KHODIJAH NIM: 109011000239 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2014 M

Upload: others

Post on 24-Oct-2021

19 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI

SEBAGAI ALAT PENDIDIKAN DALAM PENANAMAN

NILAI AKHLAK SISWA

(Studi Kasus di MAN 1 Grogol - Jakarta Barat)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh:

SITI KHODIJAH

NIM: 109011000239

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H/2014 M

Page 2: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI

SEBAGAI ALAT PENDIDIKAN DALAM PENANAMAN

NILAI AKHLAK SISWA

(Studi Kasus di MAN 1 Grogol - Jakarta Barat)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh:

SITI KHODIJAH

NIM: 109011000239

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H/2014 M

Page 3: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT
Page 4: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT
Page 5: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

-,- uiN ;AKARTA

luin i FrrK*\'--- Jt. lr. H. Juanda No g5 Ciputat 15412 lndonesia

FORM (FR)

No. Dokumen : FITK-FR-AKD-087

Tgl.Terbit : 1 Maret2010

No. Revisi: 01

Hal 1t1

SURAT PERI{YATAAN KARYA SENI}IRI

Saya yang bertandatangan di bawah

Nama

Tempat&Tgl. Lahir

NIM

Jurusan I Prodi

Judul Skripsi

tnl,

. Siti Khodijah

: Jakarta,04 Mei 1990

: 10901100A239

: Pendidikan Agama Islarn

:"Novel Ranah 3 Warna karya A-hmad Fuadi sebagai Alat

Pendidikan Dalam Penanaman Nilai Akhlak Siswa (Studi

Kasus di MAN I Grogol - Jakarta Barat)".

Dosen Pembimbing : Dra. Djunaidatul Munawiroh.

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan saya

bertanggung jawab secara akademis atas epa yang saya tulis.

Jakarta, 1 0 Oktober 20 14

MahasiswaYbs.

Siti Khodrjah

NIM. 109011000239

^AETERAI

Page 6: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

i

ABSTRAK

SITI KHODIJAH, nim 109011000239, NOVEL RANAH 3 WARNA

SEBAGAI ALAT PENDIDIKAN DALAM PENANAMAN NILAI AKHLAK

SISWA (Studi Kasus di MAN 1 Grogol - Jakarta Barat).

Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan

akhlak yang terkandung dalam Novel “Ranah 3 Warna” karya Ahmad Fuadi, (2)

Menggambarkan penggunaan novel sebagai alat pendidikan nilai-nilai akhlak.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif,

yang teknik pengumpulan datanya dengan dokumentasi, pencatatan, observasi dan

wawancara, dan teknik analisis datanya menggunakan content analisis, yang

prosedurnya dengan cara identifikasi, klasifikasi, deskriptif dan penarikan

kesimpulan.sedangkan nilai pendidikan yang dianalisis sesuai dengan SK KD

kurikulum tingkat MA di Man 1 Grogol, meliputi Nilai akhlak yang terkandung

dalam Novel “Ranah 3 Warna” yang difokuskan pada al-amanah (jujur dan dapat

dipercaya), al-„afwu (pemaaf), sopan santun, as-sabru (sabar), ar-rahman (kasih

sayang), bertawakkal (berserah diri), bersyukur, ikhlas, at-ta‟awun (memberi

pertolongan), semangat.

Hasil pengamatan dan observasi yang dilakukan peneliti terjadi perubahan

pada peserta didik terjadi di pertemuan kedua yaitu siswa bersemangat dalam

mempresentasikan hasil tela‟ah novel, ketika ditanya apakah kalian mau

mengemplementasikan nilai pendidikan akhlak ini dalam kehidupan sehari-hari ?

”dengan serentak siswa menjawab insyaAllah saya akan mempraktekkannya

dengan sebisa mungkin walalupun sulit yang dirasa”dalam hal pembelajaran

akhlak perubahan siswa ditandai dengan apresiasi siswa dengan mengatakan

”belajar menggunakan novel menyenangkan”. Siswa lain menambahkan belajar

menggunakan novel tidak membosankan”. Sehingga dalam pembelajaran ini

muncul minat siswa terhadap novel dan membaca, pola pikir siswa menjadi

berubah.

Page 7: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

ii

ABSTRACT

SITI KHODIJAH, Nim 109011000239, RANAH 3 WARNA AS A NOVEL

TOOL IN THE INVESTMENT VALUE OF EDUCATION STUDENT

MORALS ( Case Study 1 Grogol in MAN - West Jakarta ) .

The purpose of this study is : ( 1) Describe the values contained in the

moral education novel " Sphere 3 Colors " by Ahmad Fuadi, ( 2 ) describe the use

of the novel as an educational tool moral values .

The method used in this study is a qualitative method, the data collection

techniques with documentation, recording, observation and interviews, and data

analysis technique using content analysis, a procedure by way of identification,

classification, descriptive and withdrawal kesimpulan.sedangkan educational

values were analyzed according by SK KD MA level curriculum in Man 1

Grogol, including moral value contained in the novel " Sphere 3 Colors " which

focused on al - trustworthy ( honest and trustworthy ), al - 'afwu ( forgiving ),

good manners, as- sabru ( patient ), ar - rahman ( affection), put their trust (

surrender ), grateful, sincere, at- ta'awun ( quilt ), spirit .

The observation and observations conducted by researchers there is a

change in the learner occurs in the second meeting of the students presented the

results tela'ah excited in the novel, when asked whether you want

mengemplementasikan moral education value of this in everyday life ? " The

students replied in unison inshaAllah I will practice as much as possible with hard

walalupun perceived " character in terms of changes in student learning is

characterized by students' appreciation by saying " learn to use the novel fun " .

Another student adds learning to use the novel is not boring " . Thus, in this study

appear to the student's interest and reading the novel, students mindset be changed

.

Page 8: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb.,

Bismillahirrahmanirrahim. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha

Pengasih lagi Maha Penyayang, yang telah melimpahkan curahan kasih sayang

dan rahmat-Nya kepada hamba-Nya ini. Dengan bimbingan dan pertolongan-Nya

serta mengucapkan Alhamdulillahhirobbil‘alamin, penulisan skripsi dengan judul

“Novel Ranah 3 Warna Karya Ahmad Fuadi Sebagai Alat Pendidikan Dalam

Penanaman Nilai Akhlak Siswa” telah terselesaikan dengan baik. Sholawat dan

salam senantiasa penulis haturkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW,

beserta keluarga, sahabat, dan juga pengikutnya.

Penelitian ini penulis ajukan untuk menyelesaikan program Sarjana

Pendidikan Islam di Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Alhamdulillah,

skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik atas bantuan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak berikut

ini:

1. Ibu Dra. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan.

2. Bapak Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag. selaku Ketua Jurusan PAI atas

arahannya kepada penulis dalam penelitian ini.

3. Ibu Marhamah Lc.Ma selaku Sekertaris Jurusan atas arahan dan

bimbingannya kepada panulis dalam penulisan skripsi ini.

4. Ibu Dra. Djunaidatul Munawaroh, M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang

selalu sabar dalam mengarahkan penulis ketika banyak kesalahan penyusunan

dalam penulisan skripsi ini.

5. Bapak Dr. M. Dahlan, M.Hum, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

telah memberikan saran dan motivasi kepada penulis.

6. Ibunda Erniawati, Ayahanda Hasan Nasution dan Nenek Nur’ainun

tercinta tercinta yang selalu mencurahkan kasih sayang dan dukungan moral,

materil dan do‟a yang tiada henti sehingga memberikan motivasi yang luar

biasa sehingga penulis dapat menyelesaikan studi ini dengan baik. Tak lupa

Page 9: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

iv

juga adik-adikku tersayang Siti Aisyah dan Muhammad Nur Ilham yang

tak henti-hentinya mengingatkan sang kaka akan skripsi yang sudah harus

segera diselesaikan.

7. Teman-teman mahasiswa PAI yang “baik hati”, Adrikni Adhuha, Khaleda

Zia, Sayyidah Ahmad, Wiwi Sawiyah, Debby Febiani, dan Anggie

Febiana yang telah memberikan pengalaman dan pembelajaran berharga yang

penulis dapatkan selama penulisan skripsi ini. Terima kasih telah menerimaku

diantara kalian yang hebat. Mari bersama kita gapai senja yang kita

impikan bersama!!! S2 menanti kita di Amerika kawan.

8. Seluruh Ibu dan Bapak guru MI Jam’iyyatil Huda, khususnya bapak

Sutejo. S.Ag selaku Kepala Sekolah MI Jami‟iyyatil Huda yang telah

memberikan banyak izin kepada peneliti ketika menyelesaikan skripsi ini, dan

Pak Aminullah Zakir yang memberikan saran dan masukan dalam penulisan

skripsi ini.

9. Kepala Sekolah Man 1 Grogol Bapak H. Hanapi yang telah memberikan

izin bagi peneliti untuk melakukan penelitian di Madrasah Aliyah tersebut.

10. Ibu Farida selaku Guru Bidang Studi Aqidah Akhlak yang telah memberi

kesempatan dan kepercayaan bagi penulis untuk melakukan penelitian di

kelas.

11. Siswa-siswi kelas X dan XI Man 1 Grogol atas kesediaannya menjadi

subyek penelitian-ku yang selalu terkenang di hati.

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah turut

membantu penulis dalam menyusun skripsi ini.

Semoga Allah SWT membalas semua bantuan dan bimbingan pihak-pihak

tersebut selama penulisan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi

ini jauh dari kesan sempurna. Akhirul kalam, penulis mengharakan agar skripsi ini

nantinya bisa bermanfaat bagi pembaca semuanya. Wassalam.

Jakarta, 21 September 2014

Siti Khodijah

NIM: 109011000239

Page 10: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PERNYATAAN KARYA ILMIAH

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQOSAH

ABSTRAK .............................................................................................................. i

ABSTRACT ........................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... v

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ vi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah dan Pembatasan Masalah.............................. 6

C. Perumusan Masalah dan Tujuan Penelitian ................................... 7

D. Kegunaan Penelitian ...................................................................... 8

BAB II KAJIAN TEORI .................................................................................. 9

A. Konsep Pendidikan Akhlak ........................................................... 9

1. Pengertian Pendidikan Akhlak .......................................... 9

2. Tujuan Pendidikan Akhlak .............................................. 11

3. Macam-macam Akhlak ................................................... 13

4. Ruang Lingkup Pendidikan Akhlak dalam Kurikulum MA

bagi Siswa ....................................................................... 26

5. Teori Pembentukan Akhlak ............................................ 29

Page 11: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

vi

B. Alat Pendidikan ........................................................................ 30

1. Pengertian Alat Pendidikan .............................................. 30

2. Jenis Alat Pendidikan ....................................................... 31

3. Memilih Alat Pendidikan ................................................. 33

4. Alat Pendidikan dalam Penanaman Akhlak Siswa bagi ......

Kurikulum MA ................................................................ 34

C. Novel sebagai Alat Pendidikan Akhlak .................................... 35

D. Penelitian yang Relavan ............................................................ 37

E. Asumsi Penelitian ...................................................................... 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 39

A. Tujuan Penelitian ...................................................................... 39

B. Fokus Penelitian ........................................................................ 39

C. Sumber Data ............................................................................. 39

D. Metode Penelitian ..................................................................... 40

E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 41

F. Teknik Analisis Data ................................................................ 41

G. Interpretasi Data ......................................................................... 42

H. Teknik Penulisan ....................................................................... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN PENERAPAN STRATEGI PENDIDIKAN

DALAM PEMBELAJARAN AKHLAK MENGGUNAKAN

NOVEL ............................................................................................... 43

A. Nilai pendidikan akhlak dalam novel Ranah 3 Warna .................

Karya Ahmad Fuadi .................................................................. 43

1. Amanah (jujur dan dapat dipercaya) .................................... 43

2. Pemaaf .................................................................................. 44

3. Sopan Santun ........................................................................ 44

4. As-sabru (sabar) ................................................................... 46

5. Kasih sayang ........................................................................ 47

6. Bertawakkal (berserah diri) .................................................. 47

Page 12: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

vii

7. Bersyukur ............................................................................. 47

8. Ikhlas .................................................................................... 49

9. At-Ta‟awun (memberi pertolongan) .................................... 49

10. Semangat ............................................................................... 50

B. Relevansi nilai akhlak dalam novel Ranah 3 Warna dengan ........

Ruang Lingkup Pendidikan Akhlak dengan KTSP MA ........... 52

C. Pelaksanaan pembelajaran akhlak secara kontekstual dengan ....

menggunakan novel sebagai alat dalam pendidikan akhlak ..... 55

D. Interpretasi Data ......................................................................... 63

BAB V PENUTUP .......................................................................................... 64

A. Kesimpulan ...................................................................................... 64

B. Saran ................................................................................................ 65

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 13: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Uji Referensi

Lampiran 2 Biografi Pengarang Novel Ranah 3 Warna

Lampiran 3 Lembar Analisi Novel

Lampiran 4 Sinopsis Novel

Lampiran 5 Nilai Pendidikan Akhlak yang terdapat dalam novel

Lampiran 6 Kurikulum SK KD Man 1 Grogol

Lampiran 7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Lampiran 8 Dokumentasi Pembelajaran Akhlak menggunakan Novel

Lampiran 9 Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 10 Biodata Penulis

Page 14: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kedudukan akhlak di dalam Islam sangatlah penting, dan wajib bagi setiap

muslim untuk berusaha semaksimal mungkin untuk memiliki akhlak yang mulia

sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan agama Islam itu

merupakan agama akhlak, agama yang mengajarkan tentang tata krama, adab, dan

yang lainnya. Oleh karena itu, terkadang seseorang dengan akhlaknya bisa

mendapatkan penerimaan yang baik di tengah-tengah masyarakat. Dan banyak

orang yang melihat dan menilai seseorang itu dari tingkah laku dan akhlak

kepribadiannya, sebelum dari hal yang lainnya.1

Sudah menjadi hal pasti dan tidak bisa ditawar lagi, dalam diri manusia

ada yang namanya nafsu yang selalu mendorong jiwa pada hal yang negative dan

perbuatan yang jelek. Disadari atau tidak nafsu ini, adalah semacam energy

negatif yang terus memicu pada arah yang keji dan tidak diridhai oleh Allah SWT.

Dewasa ini kenakalan atau kejahatan yang dilakukan remaja cenderung

meresahkan masyarakat. Perbuatan mereka para remaja bukan hanya melawan

hokum semata akan tetapi sampai kepada perbuatan yang melanggar norma

masyarakat. Misalnya penjambretan dan keberandalan dijalan-jalan ramai, tindak-

tindakan kekerasan oleh kelompok remaja, penganiayaan berat, pemerkosaan

sampai pada pembunuhan secara berancana, pemerasan disekolah-sekolah

terhadap murid yang lemah yang mempunyai orang tua yang kaya raya. Terdapat

pula banyak pelanggaran terhadap norma-norma susila timbul masalah pelacuran

baik secara terang-terangan maupun terselubung lewat praktek seks bebas, cinta

bebas, “kumpul kebo”, permainan “babi mabuk” yaitu gadis-gadis remaja yang

1Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc, Keutamaan dan Pentingnya Akhlak Mulia – Bagian

ke-1 – Kitab Fiqhul Akhlaq, http://www.radiorodja.com/ diakses pada senin, 22 September 2014,

pukul 12.30

Page 15: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

2

melacurkan diri tanpa imbalan uang, serta perkelahian massal antarkelompok dan

antarsekolah. Perbuatan-perbuatan remaja tersebut bersifat melawan hokum dan

anti social karena pada dasarnya perbuatan tersebut tidak disukai oleh

masyarakat.2

Jika ia bersama teman sebaya adakalanya remaja menghabiskan waktu

senggangnya dengan ngobrol, bermain gitar, nongkrong di mall, di pinggir jalan

sambil menggoda remaja yang lain jenis ( remaja wanita ) yang sedang lewat.

Karena itu pada umumnya banyak remaja yang rendah moralnya, jiwanya

tak tertanam nilai-nilai akhlak karimah sehingga hilang kendali padahal remaja

adalah harapan bangsa. Di tangannya lah ada masa depan bangsa. Karena tegak

runtuhnya suatu bangsa tergantung pada akhlak bangsa tersebut.

Untuk membentuk perilaku remaja yang berakhlak karimah tidak terjadi

dengan seketika, tetapi harus melalui proses pengarahan, pembimbingan dari

segala elemen terutama pendidikan.

Dalam system pendidikan nasional Pemerintah telah mendukung proses

terjadinya pendidikan untuk menumbuhkan akhlak karimah pada remaja, seperti

Fungsi dan tujuan utama pendidikan adalah dalam Undang-Undang No. 20 tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 sebagai berikut:

Pasal 3 Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta

bertanggung jawab.3

Pendidikan merupakan usaha sadar membimbing dan menumbuhkan nilai-

nilai pendidikan agar siswa berakhlak karimah, senantiasa beribadah kepada-Nya

2 Kartono Kartini, Kenakalan Remaja, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010), Cet

ke-10, h 103

3 Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional Tahun

2003, (Jakarta: CV. Mini Jaya Abadi), h. 8

Page 16: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

3

dan kelak menjadi manusia yang bermanfaat bagi sesama. Untuk membentuk

kepribadian siswa yang berakhlak karimah, pembinaan akhlak dilakukan sejak

dini mulai dari lingkungan keluarga, kemudian dilanjutkan dengan lingkungan

sekolah.

Dalam hai ini sekolah memiliki peran penting dalam penanaman nilai-nilai

akhlak siswa. Di sekolah nilai-nilai akhlak dipelajari dalam mata pelajaran khusus

antara lain : mata pelajaran PAI dan PKN. Kedua mata pelajaran tersebut sarat

akan nilai-nilai akhlak. Pembinaan akhlak siswa di sekolah selain melalui

pelajaran khusus yang tercatat dalam kurikulum, juga dapat melalui penciptaan

suasana lingkungan sekolah atau “budaya sekolah yang berakhlak”.

Budaya sekolah merupakan sesuatu yang dibangun dari hasil pertemuan

antara nilai-nilai yang dianut oleh kepala sekolah dan guru-guru serta karyawan

yang ada di sekolah tersebut. Dari pemikiran itulah muncul bentuk nilai yang

diyakini bersama dan kemudian nilai-nilai tersebut akan menjadi bahan utama

pembentuk budaya sekolah.4

Tetapi sekolah yang seharusnya efektif dalam membina akhlak siswa,

namun kenyataannya masih banyak pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh

siswa, penyalahgunaan obat terlarang, tawuran pelajar dan terjadinya dekadensi

akhlak pada siswa. Permasalahan itu dikarenakan pembelajaran akhlak di kelas

yang kurang menyentuh aspek kognitif.

Terdapat beberapa pendekatan yang dapat digunakan guru dalam

pembelajaran, diantaranya pendekatan kontekstual, pendekatan konstruktivisme,

pendekatan deduktif-induktif, pendekatan konsep, pendekatan proses, pendekatan

sains, teknologi dan masyarakat.

Dalam hal ini pembelajaran guru dapat menggunakan pendekatan

kontekstual agar pembelajaran tidak hanya difokuskan pada pemberian

pembekalan kemampuan pengetahuan yang bersifat teoritis saja, akan tetapi agar

4 Muhaimin, Manajemen Pendidikan Aplikasi dalam Penyusunan Rencana

Pengembangan Sekolah, Madrasah, Ed. 1 (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010) h. 48

Page 17: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

4

nilai-nilai yang di pelajari siswa senantias terkait dengan permasalahan-

permasalahan aktual yang terjadi di lingkungannya

Dengan ini dalam pembelajaran guru dapat memberikan sentuhan perasaan

dalam kata hati siswa. Yang dikatakan kata hati, ialah perasaan halus yang sering

disebut intuisi.

Intuisi adalah perasaan spontan yang dirasakan manusia di saat

menghadapi situasi tertentu.5 Intuisi dimiliki oleh setiap manusia termasuk

kalangan remaja. Jika kata hati berfungsi dengan baik maka seseorang akan

bertindak secara spontan tanpa melakukan pertimbangan.

Untuk mengasah kata hati atau intuisi siswa dalam pembelajaran siswa

bisa diajak membahas masalah penyimpangan moral remaja, dampak yang

membahayakan bagi masa depan mereka serta membimbing dan memberikan

arahan cara mengatasi dan menghindarinya atau dalam pembelajaran bisa

ditampilakan macam-macam akhlak karimah, beserta tokoh atau sosok yang

memerankannya Dengan demikian siswa akan tersentuh hati nuraninya, tumbuh

kesadaran untuk menghindari hal-hal yang buruk dan menerapkan hal-hal yang

baik dalam kehidupan sehari-harinya.

Agar pembelajaran akhlak menarik perlu memanfaatkan media yang

mampu menumbuhkan wawasan berfikir siswa. Salah satu media yang dapat

memperkaya wawasan siswa yaitu buku, suplemen artikel, jurnal, berita Koran,

buku cerita, novel, cerpen dan lain-lain. Dengan media cetak ini diharapkan siswa

dapat mengembangkan wawasan dan menumbuhkan kesadaran berakhlak karimah

pada siswa.

Dewasa ini banyak terbit karya-karya novel yang bernuansa percintaan,

bernuansa seperti komik lengkap dengan gambar-gambar, juga tidak ketinggalan

bernuansa religi. Salah satu novel yang digemari remaja adalah Novel Ranah 3

Warna yang ditulis oleh Ahmad Fuadi. Dalam novel ini sarat akan nilai-nilai

5 Muhayidh makmun, Kecerdasan dan Kesehatan Emosional Anak, ( Jakarta: Pustaka Al-

Kautsar, 2010) cet ke-4, hlm 186.

Page 18: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

5

moral, mengandung nilai religi yang kuat akan pendidikan akhlak Di dalamnya

diperankan tokoh alif fikri yang memiliki figur karakteristik tegas, disiplin, berani,

terkenal, cerdas-pandai, berbakat, berkharisma, berwibawa dan rendah hati.

Sehubungan dengan itu penulis berminat untuk membahas masalah ini

dalam skripsi ini dengan judul: “Novel Ranah 3 Warna karya Ahmad Fuadi

sebagai Alat Pendidikan Dalam Penanaman Nilai Akhlak Siswa (Studi Kasus

di MAN 1 Grogol - Jakarta Barat)”.

B. Identifikasi Masalah.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah yang mungkin

timbul setelah penlis mengidentifikasinya, sebagai berikut:

Penyimpangan akhlak terjadi dikalangan remaja, antara lain:

1. Pembelajaran yang membosankan.

2. Pembelajaran yang tidak efektif dalam penanaman akhlak kurang

menyentuh kata hati siswa.

3. Pembelajaran yang tidak kontekstual atau kurang mengaitkan dengan

kehidupan nyata

4. Pembelajaran di kelas kurang melibatkan siswa dalam hal

memecahkan masalah.

5. Pembelajaran kurang mengembangkan wawasan berfikir siswa karena

terbatasnya media.

6. Novel sebagai alat pembelajaran akhlak belum banyak di manfaatkan

oleh guru PAI.

C. Pembatasan Masalah.

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut disimpulkan bahwa telah

ditemukan berbagai persoalan dalam pembelajaran Akhlak baik yang berkaitan

dengan siswa maupun proses pembelajaran. Penulis memfokuskan pada upaya

penanaman akhlak melalui novel, dengan membahas:

Page 19: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

6

1. Pembelajaran akhlak menggunakan pendekatan kontekstual dalam

pembelajaran mengaitkannya dengan kehidupan nyata

2. Pendidikan akhlak yang terdapat di dalam novel Ranah 3 Warna yang

dalam penelitian ini hanya dibatasi pada nilai-nilai akhlak yang

terdapat pada kurikulum KTSP tingkat MA yang dikembangkan oleh

MAN 1 GROGOL.

3. Penanaman akhlak dalam pembelajaran menggunakan novel Ranah 3

Warna sebagai alat dalam penanaman akhlak, berikut ini akhlak yang

ingin ditanamkan kepada peserta didik, yaitu:

a. al-amanah (jujur dan dapat dipercaya)

b. al-„afwu (pemaaf)

c. sopan santun

d. as-sabru (sabar)

e. ar-rahman (kasih sayang)

f. bertawakkal (berserah diri)

g. bersyukur, ikhlas

h. at-ta‟awun (memberi pertolongan)

i. semangat.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis merumuskan

masalah sebagai berikut :

Bagaimana penggunaan Novel sebagai Alat dalam pembelajaran

Akhlak pada siswa MA yang relavan dengan KTSP, rincian

perumusan masalahnya sebagai berikut:

1. Nilai-nilai akhlak apa saja yang terkandung dalam Novel “Ranah 3

Warna” ?

2. Adakah relevansi nilai-nilai akhlak dalam novel yang terkandung

dalam kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di MAN 1 GROGOL?

3. Bagaimana menggunakan Novel Ranah 3 Warna sebagai alat dalam

pendidikan akhlak dalam pembelajaran ?

Page 20: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

7

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam

Novel “Ranah 3 Warna” karya Ahmad Fuadi.

2. Mengetahui relevansi nilai-nilai akhlak dalam novel yang terkandung

dalam kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di MAN 1 GROGOL.

3. Menggambarkan penggunaan novel sebagai alat pendidikan nilai-nilai

akhlak dalam pembelajaran.

F. Kegunaan Penelitian Ini Diharapkan Dapat :

1. Memberikan khazanah islam terhadap pendidikan Akhlak.

2. Memberi masukan tentang sumber belajar lain yaitu novel, yang dapat

digunakan guru dalam proses pembelajaran akhlak untuk

menanamkan nilai-nilai akhlak.

3. Memberi masukan tentang cara penggunaan novel yang dapat

digunakan guru dalam menyampaikan pelajaran khusus tentang nilai-

nilai akhlak.

4. Memberi kontribusi dalam pengembangan peneliti selanjutnya

khususnya dalam bidang akhlak.

Page 21: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

8

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Konsep Pendidikan Akhlak

1. Pengertian Pendidikan Akhlak

Sebelum penulis mengemukakan pengertian Pendidikan Akhlak, ada

baiknya dikemukakan terlebih dahulu tentang pengertian pendidikan dan akhlak

secara terpisah.

Adapun pengertian pendidikan dapat dipaparkan sebagai berikut:

Menurut Zuhairini, Pendidikan meliputi semua perbuatan atau semua

usaha dari generasi tua untuk mengalihkan (melimpahkan) pengetahuannya,

pengalamannya, kecakapan serta keterampilannya kepada generasi muda, sebagai

usaha untuk menyiapkan mereka agar dapat memenuhi fungsi hidupnya, baik

jasmaniah dan rohaniah.1

Menurut pendapat Zuhairini di atas bahwa pendidikan ialah segala sesuatu

yang dilakukan orang dewasa untuk menciptakan generasi penerus yang paham

dan sadar akan fungsi hidupnya di dunia dalam hal jasmani dan juga rohani.

Pendapat ini diperkuat oleh, S.A. Branata,dkk yang dikutip oleh Drs. H.M.

Alisuf Sabri dikatakan bahwa: “Pendidikan adalah usaha yang sengaja diadakan,

baik langsung maupun dengan cara yang tidak langsung, untuk membantu anak

dalam perkembangannya mencapai kedewasaan. 2

Kedewasaan yang dimaksud di atas ialah peserta didik mampu

membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, sehingga dalam perilakunya

sehari-hari ia telah bisa mengaplikasikan kebiasaanya baiknya.

Dalam pendidikan, akhlak ditanamkan kepada jiwa anak melalui nilai-nilai

kebajikan yang bersumber dari ajaran islam, maka menurut Dr.Hamka sebagai

berikut;

1 Zuhairini, dkk, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta:Bumi Aksara, 2009), Cet ke-5, h. 92

2 Sabri Alisuf, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), Cet ke-1,

h. 6

Page 22: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

9

Dr. Hamka Abdul Aziz dalam bukunya Pendidikan Karakter Berpusat

Pada Hati bahwa, Pendidikan adalah upaya sadar dari orang tua atau lembaga

pendidikan untuk mengenalkan anak(peserta didik) kepada Allah, Tuhan yang

telah menciptakannya, agar dia bisa menggunakan seluruh potensi yang telah

Allah anugerahkan beribadah kepada-nya dalam rangka mensyukuri nikmat-Nya,

dan untuk berbuat baik kepada sesama makhluk dengan selalu mengutamakan

kemuliaan akhlak.3

Dari beberapa pengertian yang penulis paparkan di atas dapat disimpulkan

bahwa pendidikan adalah bimbingan, pelayanan, arahan secara sadar yang

dilakukan oleh pendidik atau orang dewasa kepada peserta didik melalui berbagai

pengetahuan, pengalaman dan kecakapan untuk dapat mengembangkan semua

potensi yang ada pada dirinya agar dapat bernilai positif dalam masyarakat secara

jasmani dan rohani.

Menurut Imam Al-Ghazali dalam bukunya Ihya Ulum Ad-Din, hlm 56

yang dikutip oleh Yatimin Abdulloh bahwa akhlak ialah sifat yang tertanam

dalam jiwa yang menimbulkan bermacam-macam perbuatan dengan gampang dan

mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. 4

Yang dimaksud dengan sifat ialah keadaan jiwa dapat mempertahankan

nilai-nilai baik dipelopori, dipraktekkan dan dibiasakan pada seseorang sehingga

benar-benar tertanam dalam jiwa dan menjadi watak.

Hal ini senada dengan pendapat Farid Ma‟ruf yang dikutip oleh Yatimin

Abdulloh mengatakan akhlak ialah kehendak jiwa manusia yang menimbulkan

perbuatan dengan mudah karena kebiasaan, tanpa memerlukan pertimbangan

pikiran terlebih dahulu.5

Maksud perbuatan yang dilahirkan dengan mudah tanpa pikir lagi di sini

bukan berarti bahwa perbuatan tersebut dilakukan dengan tidak sengaja atau tidak

dikehendaki. Jadi perbuatan-perbuatan yang dilakukan itu benar-benar sudah

3 Hamka Abdul Aziz, Pendidikan Karakter berpusat pada hati, (Jakarta: Al-Mawardi

Prima, 2011), Cet ke-1, h. 73 4 Abdulloh Yatimin, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur’an, (Jakarta: Amzah, 2007),

Cet ke-1 h. 4 5 Ibid

Page 23: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

10

merupakan “azimah”. Yakni kemauan yang kuat tentang sesuatu perbuatan, oleh

karenanya jelas perbuatan itu memang sengaja dikehendaki adanya. Hanya saja

perbuatan seperti itu dilakukan secara kontinyu, seeing sudah menjadi

adat/kebiasaan untuk melakukannya.6

Dari beberapa pengertian akhlak di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

akhlak adalah nilai-nilai baik yang tertanam dalam jiwa yang mendorong

melakukan suatu perbuatan yang sesuai dengan nilai akhlak sehingga terpancar

dalam perbuatan secara reflektif dan dapat mempertahankannya tanpa pamrih.

Jadi pada hakikatnya ialah jika nilai yang telah tertanam pada jiwa

seseorang maka ia secara tidak sengaja akan melakukan perbuatan akhlak baik

tersebut tanpa ada dorongan dari seseorang, tanpa ada yang memerintahkan ia

berbuat demikian. Karena ia telah melaksanakannya secara terus menerus dalam

kesehariannya.

Setelah mengetahui pengertian dari pendidikan dan akhlak maka penulis

menyimpulkan bahwa pendidikan akhlak ialah usaha sadar seorang dewasa dalam

membimbing, mengarahkan dan membiasakan peserta didik mengamalkan nilai-

nilai akhlak dalam kegiatan hidup sehari-hari agar pribadi peserta didik lama-

kelamaan menjadi manusia berakhlak karimah, yang berperilaku sesuai dengan

aturan nilai-nilai akhlak secara konsisten.

2. Tujuan Pendidikan Akhlak

Pendidikan agama berkaitan erat dengan pendidikan akhlak dan

pendidikan akhlak dalam pengertian Islam adalah bagian yang tidak dapat

dipisahkan dari pendidikan agama. Sehinggan tujuan pendidikan akhlak erat

hubungannya dengan tujuan pendidikan islam.

Menurut Muhammad Athiyah Al-Abrasyi tujuan pendidikan akhlak mulia

dalam islam adalah “Membentuk orang-orang bermoral baik, keras kemauan,

6 Mustofa. H. A , Akhlak Tasawuf, h. 15

Page 24: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

11

sopan dalam perkataan dan perbuatan, mulia dalam tingkah laku, berperangai,

bersifat bijaksana, sopan, ikhlas, jujur dan suci.7

Dengan kata lain, pendidikan akhlak bertujuan untuk melahirkan manusia

yang memiliki fadilah (keutamaan) maka, jika semua sifat diatas telah tertama,

seperti: keras kemauan selalu berusaha dalam mengerjakan segala sesuatu tanpa

berpangku tangan kepada orang lain, berperangai baik kepada orang yang lebih

tua darinya, menyayangi kepada orang yang lebih muda darinya, dapat juga

bersifat bijaksana dalam menghadapi kesulitan yang ada dalam kehidupan

kesehariannya, dan menjaga kesuciannya dari perbuatan-perbuatan yang dapat

menzolimi dirinya juga orang lain, sungguh seseorang ini telah tercapai tujuan

pendidikan akhlak yang tertanam disekolah, melalui pengajaran dan pembiasaan.

Pendapat di atas diperkuat oleh Mahmud Yunus dalam bukunya Pokok-

pokok Pendidikan dan Pengajaran, bahwa tujuan pendidikan akhlak adalah

membentuk putera, puteri yang berakhlak mulia, berbudi luhur, bercita-cita tinggi,

berkemauan keras, beradab sopan santun, baik tingkah lakunya, manis tutur

bahasanya, jujur dalam segala perbuatannya, suci murni hatinya.8

Dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan akhlak mulia adalah untuk

menanamkan rasa takwa kepada Allah SWT dan pengembangan rasa kemanusiaan

kepada sesama serta membawa anak didik kepada pembinaan mental yang sehat,

moral yang tinggi dan pengembangan bakat sehingga anak itu dapat merasa lega

dan tenang dan dalam pertumbuhan jiwanya tidak goncang. Karena kegoncangan

jiwa dapat menyebabkan mudah terpengaruh oleh tingkah laku kurang baik.

Sedangkan menurut Omar Mohammad al-Toumy al-Syaibany, tujuan

akhlak adalah menciptakan kebahagiaan dunia dan akhirat, kesempurnaan bagi

individu dan menciptakan kebahagiaan, kemajuan, kekuatan, dan keteguhan bagi

masyarakat.9

7 Muhammad Athiyah Al-Abrasyi, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, Terj. Dari

Attarbiyatul Islamiyah oleh H.Bustami A.Gani dan Juhar Bahri, (Jakarta:Bulan Bintang, 1984),

Cet ke-4, h.109 8 Mahmud Yunus, Pendidikan dan Pengajaran, ( Jakarta: PT. Hidakarya Agung, ), h. 22

9 Omar M.Al-Toumy, Al-Syaibany, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: BUlan BIntang,

1979), Cet ke-2, h. 345

Page 25: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

12

Tujuan akhlak sesuai dengan ajaran yang ada di dalam Al-Qur‟an dan

hadits yang diharapkan untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Jadi dapat

disimpulkan bahwa pendidikan akhlak bertujuan untuk membentuk pribadi

muslim yang berakhlakul karimah agar ia behagia didunia juga diakhirat karena

senantiasa mengerjakan sesuatu diniatkan hanya beribadah kepada Allah.

3. Macam-Macam Akhlak

Menurut Barmawi Umary yang dikutip oleh M. Yatimin Abdullah dalam

bukunya Studi Akhlak dalam perspektif Al-Qur‟an10

, ada dua jenis akhlak dalam

Islam, yaitu akhlaqul karimah (akhlak terpuji), dan akhlaqul madzmumah (akhlak

tercela).

a. Akhlaqul Karimah (akhlak terpuji) ialah akhlak yang baik dan benar

menurut syariat Islam, antara lain:

1) Al-amanah (jujur dan dapat dipercaya)

Amanah maksudnya ialah jika dititipkan sesuatu maka ia menjalankanya

dengan sebaik-baiknya dan menyampaikan amanat itu kepada yang berhak

menerimanya. Sebagaimana firman Allah dalam surat An-Nisa ayat 58:

Artinya: ”Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat

kepada yang berhak menerimanya. (Q.S-An-Nisa ayat 58)11

Sifat amanah seperti ini dapat berupa kejujuran, yaitu jika berkata kepada

orang lain atau melakukan segala sesuatu sesuai dengan fakta dan keadaan tidak

dilebih-lebihkan atau dikurang-kurangkan. Dapat pula berupa menepati janji,

orang yang menepati janji seperti orang yang amanah atau dapat dipercaya. maka

10

M. Yatimin Abdullah, Study Akhlak dalam Perspektif Al-Qur’an, (Jakarta:Amzah,

2007), Cet ke-1, h.12 11

Irving Ballantine Thomas, dkk, Inti Ajaran Islam: Paradigma Perilaku Duniawi dan

Ukhrawi, ( Jakarta: CV Rajawali, 1987), Cet ke-1. H, 175

Page 26: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

13

orang seperti ini akan dimasukkan Allah ke dalam surge Firdaus dan tinggal

disana selama-lamanya. Seperti dalam firman Allah SWT:

Artinya: Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang

dipikulnya) dan janjinya, dan orang-orang yang memelihara

sembahyangnya. Mereka Itulah orang-orang yang akan mewarisi, (yakni)

yang akan mewarisi syurga Firdaus. mereka kekal di dalamnya.(Q.S. Al-

Mu’minun8-11)12

2) Al-„Afwu (pemaaf)

Manusia tiada luput dari kesalahan. Maka berbesar hati untuk menerima

maaf atau meminta maaf kepada seseorang walaupun kita berada di kondisi tidak

bersalah merupakan kemuliaan akhlak. Berlemah lembut, tiada mendemdam serta

mohon ampun kepada Allah. Seseungguhnya Allah yang Maha Mengetahui atas

segala situasi. Dalam Al-Qur‟an dikatakan:

Artinya: Dan hendaklah mereka mema'afkan dan berlapang dada.

Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? dan Allah adalah

Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (An-Nur: 22)13

3) Sopan Santun

Sikap sopan santun dalam bertutur kata, dengan senyum menghiasi bibir,

memberi salam kepada orang lain dengan salam yang baik, maka orang lain akan

12 Irving Ballantine Thomas, dkk. H, 176

13 Irving Ballantine Thomas, dkk. H, 182

Page 27: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

14

dapat menghargai dan menghormati kebaikan seseorang dan Allah SWT pun akan

memperhitungkan segala sesuatu.

Al-Qur‟an mengatakan:

Artinya: Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu

penghormatan, Maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik

dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa).

Sesungguhnya Allah memperhitungankan segala sesuatu.(Q.S. An-Nisa:

86)14

4) As-Sabru (sabar)

Sabar artinya tahan menderita. Sabar dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:

sabar meninggalkan larangan agama, sabar menjalankan perintah agama, sabar

menerima ujian dan cobaan dari Allah. 15

Mempunyai sifat sabar, walaupun pada hakikatnya sabar tidak mudah

dilakukan apalagi jika di waktu kesusahan atau kesulitan, ada ganjaran bagi

orang-orang yang sabar, yaitu seperti firman Allah dalam Al-Qur‟an:

14

Irving Ballantine Thomas, dkk. H, 185 15

M. Yatimin Abdullah, Study Akhlak dalam Perspektif Al-Qur’an, H. 206

Page 28: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

15

Artinya: Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman.

bertakwalah kepada Tuhanmu". orang-orang yang berbuat baik di dunia

ini memperoleh kebaikan. dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya

hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka

tanpa batas. (Q.S. A-Zumar: 10)16

5) Kasih Sayang

Pada dasarnya sifat kasih sayang (ar-rahman) adalah fitrah yang

dianugerahkan Allah kepada makhluk. Islam menghendaki agar sifat kasih sayang

dan belas kasih dikembangkan secara wajar, kasih sayang mulai dari dalam

keluarga sampai kasih sayang kepada hewan sekalipun.17

Dalam Q.S Al-Fushshilat dikatakan tidak sama antara kebaikan dan

kejahatan. Jika mendapatkan kejahatan dari orang lain maka balasan yang baik

adalah tepat kepada orang tersebut. Niscahaya jika terjadi permusuhan antara 2

orang maka akan menjadi teman dan keluarga dekat.

Maka surga-surga bersama orang yang saleh. Q.S. Ar-Rad ayat 22-23:

Artinya: Menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang Itulah

yang mendapat tempat kesudahan (yang baik), (yaitu) syurga 'Adn yang

mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang

saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang

malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu.18

16

Ibid 17

M. Yatimin Abdullah, Study Akhlak dalam Perspektif Al-Qur’an, H.43 18

Irving Ballantine Thomas, dkk. H, 183

Page 29: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

16

6) Bertawakkal (At-Tawakkal)

Dalam Q.S Al-Huud ayat 123, sebagai berikut :

Artinya: Dan kepunyaan Allah-lah apa yang ghaib di langit dan di

bumi dan kepada-Nya-lah dikembalikan urusan-urusan semuanya, Maka

sembahlah Dia, dan bertawakkallah kepada-Nya. dan sekali-kali Tuhanmu

tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan.

Tawakkal adalah berserah diri kepada Allah SWT, dengan menyerahkan

segala sesuatu sesuai kehendaknya, setelah ia melakukan segala sesuatu dengan

semaksimal mungkin. Jika upaya, usaha dan tenaga telah dikerahkan untuk

mencapai segala sesuatu yang diinginkan, maka tawakkal jalan satu-satunya

setelah itu. Karena tanpa tawakkal orang yang ingin sesuatu jika tidak tercapai

maka ia akan menjadi strees dan mungkin akan menjadi gila

7) Bersyukur (Asy-Syukru)

Syukur berasal dari kata Bahasa Arab yaitu syakara, yaskuru, syukronan

yang berarti terima kasih, memuji dan semoga memberi pahala.19

Menurut

Nurcholish Madjid yang dikutip oleh Sudirman Tebba, sikap syukur diwujudkan

dengan pujian kepada Allah dengan mengucapkan hamdalah, yang artinya segala

puji bagi Allah.20

Artinya : ”Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat

(pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu

mengingkari (nikmat)-Ku”.(Q.S. Al-Baqoroh ayat 152)

19

Sudirman Tebba, Hidup bahagia Cara Sufi, (Jakarta: Pustaka Irvan, 2007), Cet II, h.31 20

Ibid

Page 30: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

17

Syaikh Muhammad bin „Ubad dalam kitabnya “Syarhul Hukmi” berkata syukur

itu ada tiga21

:

1. Syukur dengan hati, menyadari bahwa semua nikmat-nikmat itu adalah

dari Allah semata.

Artinya: Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, Maka dari

Allah-lah (datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan,

Maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan.(Q.S. An-

Nahl: 53)

2. Syukur dengan lisan dengan banyak mengucapkan tasbih dan tahmid.

Artinya: Dan terhadap nikmat Tuhanmu, Maka hendaklah kamu

siarkan.(Q.S.Ad-Dhuha: 11)

3. Syukur dengan Anggota badan, dengan beramal saleh

Artinya: Bekerjalah Hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada

Allah). dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang berterima

kasih.(Q.S. Saba:34)

21

M. Yatimin Abdullah, Study Akhlak dalam Perspektif Al-Qur’an, H. 208

Page 31: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

18

8) Ikhlas

Ikhlas berarti tulus hati. Kata “ikhlas” berasal dari kata kerja “Khlasha”

yang berarti murni, jernih, bersih, tak tercampur, sampai, lepas/ bebas dari,

terhindar, selamat dari, memisahkan diri dari, dan habis. Dalam tasawuf ikhlas

berarti melaksanakan ibadah dan amal perbuatan semata-mata karena Allah.

Ibadah dan amal perbuatan dimaksudkan untuk mendekatkan diri kepada Allah,

tanpa yang lain, tidak dibuat-buat, tidak ditujukan kepada makhluk, tidak untuk

mencari pujian manusia atau maksud lain selain Allah.22

Dalam surat Al-An‟am ayat 162-163 sebagai berikut :

Artinya: ”Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku,

hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada

sekutu bagiNya; dan demikian Itulah yang diperintahkan kepadaku dan

aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)".

(Q.S. Al-An‟am ayat 162-163)

Jika manusia telah mempunyai sifat ikhlas dalam dirinya, maka ciri-ciri

orang yang telah memiliki sifat ikhlas dalam dirinya adalah23

:

a) Bersemangat untuk beramal demi agama

b) Amalan yang dilakukan secara diam-diam lebih banyak dari yang

terang-terangan

c) Bersegera untuk beramal dan meraih pahala

d) Sabar, menahan diri dan tidak mengeluh

e) Bertekad untuk menyembunyikan amal kebaikan

f) Melakukan sesuatu dengan baik dan maksimal ketika sedang sendiri

g) Membanyak amalan di kala sendiri.

22

Sudirman Tebba, Hidup bahagia Cara Sufi, H. 59 23

Syekh Muhammad Shalih Al-Munajid, Jagalah Hati Raih Ketenangan, ( Jakarta:

Cakrawala Publishing, 2006)Cet I, h.214

Page 32: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

19

9) Memberi Pertolongan

Sesama muslim bersaudara antara laki-laki dan perempuan, maka

seyogyanya saling tolong menolong dalam kebaikan adalah hal yang wajib

dilakukan. Sebab tidak mungkin seorang manusia itu akan dapat hidup sendiri-

sendiri tanpa menggunakan cara pertukaran kepentingan dan kemanfaatan dari

orang lain.

Dalam Q.S. Al-Maidah ayat 2:

Artinya: Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)

kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa

dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya

Allah Amat berat siksa-Nya. 24

10) Semangat

Semangat gambaran sikap seseorang ketika ingin mengungkapkan minat

yang menggebu dan pengorbanan untuk meraih tujuan, dan kegigihan dalam

mewujudkannya. Dalam hal ini semangat untuk mencapai sesuatu disertai dengan

semangat untuk mencapai ridho Allah.

b. Akhlaqul madzmumah (akhlak tercela) ialah akhlak yang tidak baik dan

tidak benar menurut Islam, antara lain:

1. Ananiyah (egois)

Ananiyah adalah sifat egois yang ada dalam diri manusia yang dapat

merugikan dirinya sendiri, karena sikap ananiyah ini sangat mementingkan

kehidupan sendiri tanpa memandang orang lain yang ada disekitarnya. Manusia

adalah makhluk social yang memerlukan bantuan orang lain, jika bersikap seperti

24

Irving Ballantine Thomas, dkk. H, 188

Page 33: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

20

ini maka ia tidak akan diperdulikan orang lain, otomatis akan mempersempit

jangkauan hidupnya didunia yang sangat luas ini.

2. Al-Bukhlu (bakhil, kikir, pelit)

Orang kikir itu ada dua macam: pertama, orang kikir yang tidak mengajak

orang lain untuk berlaku kikir. Kedua, orang kikir yang mengajak orang lain

berlaku kikir. Golongan inilah yang senantiasa menghambat kemajuan dan

menghalangi berdirinya amal-amal kebajikan untuk umum. Golongan ini

dimusuhi manusia dan tidak disukai Allah.25

Dalam Al-Qur‟an, surat An-Nisa ayat 37 dijelaskan sebagai berikut:

Artinya: (yaitu) orang-orang yang kikir, dan menyuruh

orang lain berbuat kikir, dan Menyembunyikan karunia Allah yang telah

diberikan-Nya kepada mereka. dan Kami telah menyediakan untuk orang-

orang kafir[296] siksa yang menghinakan.

[296] Maksudnya kafir terhadap nikmat Allah, ialah karena kikir,

menyuruh orang lain berbuat kikir. Menyembunyikan karunia Allah

berarti tidak mensyukuri nikmat Allah.

3. Al-Kadzab (pembohong)

Al-kadzab adalah sifat pembohong yang ada dalam diri seseorang, ia

selalu mengada-ada sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Orang seperti ini tidak

akan dipercaya orang lain.

25

M.‟Ali Alhamidy, Jalan Hidup Muslim, (Bandung:PT. Al-Ma‟arif, 1977), Cet VII, h.

132

Page 34: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

21

Dalam Al-Qur‟an, surat Al-Furqaan ayat 72 dijelaskan sebagai berikut:

Artinya: dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu,

dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan

perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan

menjaga kehormatan dirinya.26

4. At-Takabbur (sombong)

Takabbur atau sombong ialah suatu keadaan yang ada dalam diri manusia

dan tercermin pengaruh-pengaruhnya, dimana seseorang melihat dirinya memiliki

keistimewaan dibandingkan dengan orang lain. Seseorang yang sombong

memandang dirinya memiliki kedudukan dan keutamaan, karena hilangnya

kenyataan dari pandangannya, dan ia berada dalam persepsi yang salah. 27

Jika seseorang telah diberikan kelebihan dari allah melebihi orang-orang

disekitarnya maka ia akan bersikap sombong, kecuali orang yang mempunyai

iman yang mengaggap sesuatu kelebihan yang dimilikinya adalah anugerah Allah

SWT, maka tidak pantas untuknya bersikap takabbur atau sombong.

Dalam Al-Qur‟an, surat Al-Baqorah ayat 34 dijelaskan sebagai berikut:

26

Sukmadjaja Asyarie dan Rosy Yusuf, Indeks Al-Qur’an, (Bandung: Pustaka, 2000), Cet

ke-IV, H. 15 27

Syahid Dastaghib, Menuju Kesempurnaan Diri:Wacana Seputar akhlak, Terj. Dari al-

Akhlaq al-Islamiyah oleh Ali Yahya,( Jakarta: Lentera Basritama, 2003), Cet I, h. 209

Page 35: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

22

Artinya: Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada Para

Malaikat: "Sujudlah[36] kamu kepada Adam," Maka sujudlah mereka

kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia Termasuk golongan

orang-orang yang kafir.

[36] Sujud di sini berarti menghormati dan memuliakan Adam, bukanlah

berarti sujud memperhambakan diri, karena sujud memperhambakan diri

itu hanyalah semata-mata kepada Allah.

5. Al-Khiyanah (Sifat Penghianat)

Al-khiyanah ialah sifat manusia yang tidak boleh ditiru, seseorang yang

mempunyai sifat penghianat biasanya jika berbicara selalu bermanis-manis tutur

kata tetapi jika telah berlalu ia membicarakan segala kejelekan orang tersebut.

Orang seperti ini senang tidak memperoleh keuntungan dari tindakannya itu.

Dalam Al-Qur‟an, surat An-Nisa ayat 105 dijelaskan sebagai berikut:

Artinya: Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab kepadamu

dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia

dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu

menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang-

orang yang khianat.28

6. Al-Zhulmun (Sifat Aniaya)

Al-zulmun ialah sifat manusia yang biasa menganiaya orang lain.

Memperlakukan seseorang sesuka hatinya tanpa mengetahui penderitaan yang ia

alami akibat perbuatan kita. Sifat ini dapat memutuskan ikatan persaudaraan

diantara sesama manusia.

28

Sukmadjaja Asyarie dan Rosy Yusuf, Indeks Al-Qur’an, H. 15

Page 36: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

23

Dalam Al-Qur‟an, surat Al-Baqorah ayat 54 dijelaskan sebagai berikut:

Artinya: Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada

kaumnya: "Hai kaumku, Sesungguhnya kamu telah Menganiaya dirimu

sendiri karena kamu telah menjadikan anak lembu (sembahanmu), Maka

bertaubatlah kepada Tuhan yang menjadikan kamu dan bunuhlah dirimu.

Hal itu adalah lebih baik bagimu pada sisi Tuhan yang menjadikan kamu;

Maka Allah akan menerima taubatmu. Sesungguhnya Dialah yang Maha

Penerima taubat lagi Maha Penyayang."29

7. Al-Jubnu (Sifat Pengecut)

Al-jubnu ialah rasa takut yang kadang dialami manusia. Biasanya ia selalu

ragu-ragu dalam bertindak. Sifat ini tidak boleh dimiliki karena dapat

menyebabkan kekalahan, sudah menganggap dirinya gagal sebelum berusaha.

8. Al-Ghibah (mengumpat)

Dalam Q.S Al-Hujurat ayat 12, sebagai berikut:

29

Sukmadjaja Asyarie dan Rosy Yusuf, Indeks Al-Qur’an, H. 18

Page 37: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

24

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan

purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa.

dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah

menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang

suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu

merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya

Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.

Ayat diatas merupakan larangan bagi mukmin untuk berprasangka dan

mencari-cari kesalahan orang lain tanpa alasan. Karena sikap seperti ini berdosa,

maka hendaknya kita menjauhinya, agar kita tidak terjerumus dalam dosa.30

Orang seperti ini diumpamakan seperti orang yang suka memakan daging

saudaranya sendiri yang sudah mati.

9. An-Namimah (adu domba)

Penyebab terjadinya namimah adalah keinginan untuk menimbulkan

kejahatan antara manusia. Ketika manusia merasa lemah untuk merealisasikan

keinginannya atau mencegah bahaya (terhadap dirinya), usahanya akan beralih

kepada penjatuhan martabat seseorang di hadapan yang lainnya. Hal itu mungkin

dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan dirinya sendiri, atau dia sendiri

terlepas dari permusuhan mereka. 31

Dalam firman Allah surat Al-Qalam : 10-13,

sebagai berikut:

30

Ibrahim Muhammad Al-Jamal, Penyakit-Penyakit Hati, (Bandung: Pustaka Hidayah, 2000) Cet ke-5, H. 71 31

Ibid, H. 131

Page 38: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

25

Artinya: Dan janganlah kamu ikuti Setiap orang yang banyak

bersumpah lagi hina, yang banyak mencela, yang kian ke mari

menghambur fitnah. yang banyak menghalangi perbuatan baik, yang

melampaui batas lagi banyak dosa, yang kaku kasar, selain dari itu, yang

terkenal kejahatannya.

Dari uraian tentang akhlaqul karimah diatas dapat dilihat bahwa orang

yang memiliki akhlaqul karimah senantiasa hidupnya bahagia, hatinya akan

tenang tanpa ada rasa takut karena berakhlak sesuai dengan tuntunan Al-Qur‟an

dan hadits di akhirat pun akan mendapatkan imbalan dari Allah tetapi sebaliknya

orang yang berakhlaqul madzmumah maka hidupnya menjadi tidak bahagia,

dihatinya tertanam rasa takut karna selalu berbuat salah dan pada hari akhirat akan

mendapatkan azab dari Allah Swt sesuai dengan apa yang ia kerjakan semasa di

dunia.

4. Ruang Lingkup Pendidikan Akhlak dalam kurikulum MA bagi siswa

Menurut lampiran KTSP Madrasah Permenag no. 2 tahun 2008. Tentang

standar isi di MA terdapat beberapa materi pendidikan akhlak yang di ajarkan di

madrasah yang menggambarkan ruang lingkup Akhlak, antara lain:

a. Pembiasaan akhlak karimah (mahmudah) secara berurutan disajikan pada

tiap semester dan jenjang kelas, yaitu: disiplin, hidup bersih, ramah,

sopan-santun, syukur nikmat, hidup sederhana, rendah hati, jujur, rajin,

percaya diri, kasih sayang, taat, rukun, tolong-menolong, hormat dan

patuh, sidik, amanah, tablig, fathanah, tanggung jawab, adil, bijaksana,

teguh pendirian, dermawan, optimis, qana’ah, dan tawakal.

b. Mengindari akhlak tercela (madzmumah) secara berurutan disajikan pada

tiap semester dan jenjang kelas, yaitu: hidup kotor, berbicara jorok/kasar,

bohong, sombong, malas, durhaka, khianat, iri, dengki, membangkang,

munafik, hasud, kikir, serakah, pesimis, putus asa, marah, fasik, dan

murtad.

Berikut ini SK dan KD Akhlak pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak di

MA Kelas X dan XI

Page 39: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

26

Kelas/

Semester Standar kompetensi Kompetensi dasar

X/I

Memahami masalah

akhlak dan metode

peningkatan kualitas

akhlak

1.1 Menjelaskan pengertian akhlak

1.2 Menjelaskan induk-induk akhlak terpuji

dan induk-induk akhlak tercela

1.3 Menjelaskan macam-macam metode

peningkatan kualitas akhlak

1.4 Menerapkan metode-metode peningkatan

kualitas akhlak dalam kehidupan

X/II

Membiasakan

perilaku terpuji

a. Menjelaskan pengertian dan pentingnya

husnuzh-zhan dan bertaubat

b. Mengidentifikasi bentuk dan contoh-

contoh perilaku husnuzh-zhan dan

bertaubat

c. Menunjukkan nilai-nilai positif dari

husnuzh-zhan dan bertaubat dalam

fenomena kehidupan

d. Membiasakan perilaku husnuzhzhan dan

bertaubat

Menghindari

perilaku tercela

3.1 Menjelaskan pengertian riya, aniaya dan

diskriminasi

3.2 Mengidentifikasi bentuk dan contoh-

contoh perbuatan riya, aniaya dan

diskriminasi

3.3 Menunjukkan nilai-nilai negative akibat

perbuatan riya, aniaya, dan diskriminasi

3.4 Membiasakan diri menghindari hal-hal

yang mengarah pada perilaku riya,

aniaya, dan diskriminasi

XI/I

Membiasakan

perilaku terpuji

4.1 Menjelaskan pengertian dan pentingnya

akhlak berpakaian, berhias, perjalanan,

bertamu dan menerima tamu

4.2 Mengidentifikasi bentuk akhlak

berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu

dan menerima tamu

4.3 Menunjukkan nilai-nilai positif dari

akhlak berpakaian, berhias, perjalanan,

bertamu dan menerima tamu dalam

fenomena kehidupan

4.4 Membiasakan akhlak berpakaian,

berhias, perjalanan, bertamu dan

menerima tamu

Menghindari

perilaku tercela

5.1 Menjelaskan pengertian dosa besar

(mabuk-mabukan, berjudi, zina, mencuri,

mengkonsumsi narkoba)

5.2 Mengidentifikasi bentuk dan contoh-

Page 40: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

27

contoh dosa besar (mabuk-mabukan,

berjudi, zina, mencuri, mengkonsumsi

narkoba)

5.3 Menunjukkan nilai-nilai negative akibat

perbuatan dosa besar (mabuk-mabukan,

berjudi, zina, mencuri, mengkonsumsi

narkoba)

5.4 Membiasakan diri untuk menghindari

perilaku dosa besar (mabuk-mabukan,

berjudi, zina, mencuri, mengkonsumsi

narkoba)

XI/ II

Memahami tasawuf 1.1 Menjelaskan pengertian, asal usul, dan

istilah-istilah dalam tasawuf

1.2 Menjelaskan fungsi dan peranan tasawuf

dalam kehidupan modern

1.3 Menunjukkan contoh-contoh perilaku

bertasawuf

1.4 Menerapkan tasawuf dalam kehidupan

modern

Membiasakan

perilaku terpuji

2.1 Menjelaskan pengertian dan pentingnya

adil, rida, amal salih, persatuan dan

kerukunan

2.2 Mengidentifikasi perilaku orang yang

berbuat adil, rida, amal salih, persatuan

dan kerukunan

2.3 Menunjukkan nilai-nilai positif dari adil,

rida, amal salih, persatuan dan kerukunan

dalam fenomena kehidupan

2.4 Membiasakan perilaku adil, rida, amal

salih, persatuan, dan kerukunan dalam

kehidupan seharihari

Membiasakan

perilaku terpuji

3.1 Menjelaskan pengertian dan pentingnya

akhlak terpuji dalam pergaulan remaja

3.2 Mengidentifikasi bentuk dan contoh-

contoh perilaku akhlak terpuji dalam

pergaulan remaja

3.3 Menunjukkan nilai negatif akibat

perilaku pergaulan remaja yang tidak

sesuai dengan akhlak Islam dalam

fenomena kehidupan

3.4 Menerapkan akhlak terpuji dalam

pergaulan remaja dalam kehidupan

sehari-hari.

Menghindari

perilaku tercela

4.1 Menjelaskan pengertian israaf, tabdziir,

dan fitnah

4.2 Mengidentifikasi bentuk dan contoh-

Page 41: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

28

contoh perbuatan israaf, tabdziir, dan

fitnah

4.3 Menunjukkan nilai-nilai negative akibat

perbuatan israaf, tabdziir, dan fitnah

4.4 Membiasakan diri untuk menghindari

perilaku israaf, tabdziir

Dari yang telah dipaparkan diatas terdapat banyak materi pembelajaran

akhlak ditingkat madrasah aliyah kelas X dan XI, diantaranya: tentang akhlak

terpuji juga akhlak tercela.

10. Teori Pembentukan Akhlak

Menurut Ibn Miskawaih dan Al-Ghazali, mengatakan sebaliknya. Mereka

berpendapat bahwa akhlak dapat berubah dan dapat dibentuk dengan pendidikan,

latihan, pembinaan dan nasehat mulia. Faktor-faktor yang mempengaruhi

akhlak:32

1. Insting/Naluri, insting merupakan seperangkat tabiat yang dibawa manusia

sejak lahir, para psikolog menjelaskan bahwa insting (naluri) berfungsi

sebagai motivator penggerak yang mendorong lahirnya tingkah laku.

2. Adat/kebiasaan, adalah setiap tindakan dan perbuatan seseorang yang

dilakukan secara terus menerus, dan berulang-ulang dalam bentuk yang

sama seeing menjadi kebiasaan.

3. Wirotsah/Keturunan, dalam hal ini secara langsung atau tidak langsung

sangat mempengaruhi pembentukan sikap dan tingkah laku seseorag.

4. Lingkungan, salah satu aspek yang tuurut memberikan saham dalam

terbentuknya corak sikap dan tingkah laku seseorang adalah milieu

(lingkungan dimana seseorang berada).

32

Zahruddin AR, Hasanuddin Sinaga, “Pengantar Studi Akhlak”, PT. Raja Grafindo

Persada, Jakarta, Cet ke-1, h. 99-100

Page 42: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

29

Cara yang dilakukan dalam pembentukan akhlakul karimah, yaitu sebagai

berikut: 33

a. Melalui pembiasaan, berkenaan dengan ini Imam Al-Ghazali sebagaimana

yang dikutip Abudin Nata mengatakan bahwa; Kepribadian manusia itu

pada dasarnya dapat menerima segala usaha pembentukan melalui

pembiasaan. Jika manusia membiasakan dirinya berbuat baik, maka terus-

menerus orang itu berbuat baik tanpa disengaja.

b. Melalui Keteladanan, dengan memberikan keteladanan maka seseorang

akan mudah untuk mengikutinya, seperti Rasulullah adalah teladan umat

Islam, dengan begitu umat Islam akan dengan mudah mengikuti apa yang

dilakukan Rasulullah SAW. Oleh karena itu sebagai guru Agama Islam

harus memberikan keteladanan seperti yang dilakukan Rasulullah seeing

anak didik dengan mudah mengikuti apa yang dicontohkan oleh gurunya.

c. Memberi nasehat, seorang guru hendaknya member nasehat yang tulus

dari hati nuraninya, klarena jika ingin merubah hati seseorang dan agar

orang itu mau berubah maka sentuhlah dengan hati. Jika seseorang telah

berbuat salah hendaknya kita cepat-cepat untuk menasehatinya agar tidak

terjerumus lebih jauh lagi.

d. Melalui Pergaulan, jika kita bergaul dengan orang sholeh maka kita akan

terbawa kesholehannya, tetapi jika kita bergaul dengan orang yang suka

mencuri, maka kita akan menjadi seorang pencuri juga.

e. Memperrhatikan factor kejiwaan, factor kejiwaan seseorang menurut

psikologi berbeda-beda sesuai dengan taraf usianya, jika kita hendak

membentuk akhlak pada seseorang maka terlebih dahulu kita kenali factor

kejiwaannya, sehingga dengan mudah kita dapat membinanya.

B. Alat Pendidikan

1. Pengetian Alat Pendidikan

Agar tujuan pembelajaran tercapai perlu alat pendidikan karena

merupakan salah satu factor pendidikan yang harus diadakan dan digunakan. Alat

33

Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996), h. 162-164

Page 43: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

30

menurut bahasa (etimologi ) ialah: alat adalah sarana yang digunakan untuk

mencapai suatu tujuan. 34

Menurut Barnadib yang dikutip oleh H.M. Alisuf sabri

alat ialah segala sesuatu yang secara langsung membantu terlaksananya

pendidikan.35

Alat pendidikan secara terminology yang dikutip oleh Jalaluddin dalam

bukunya Teologi Pendidikan, sebagai berikut; menurut Zuhairini: alat pendidikan

sebagai segala sesuatu yang bisa menunjang kelancaran pendidikan. Alat

pendidikan dapat berupa tindakan, perbuatan, situasi atau benda, yang dengan

sengaja diadakan untuk mencapa tujuan pendidikan.36

Yang di maksud dengan tindakan, perbuatan dan situasi di atas ialah

keadaan kelas dalam pembelajaran ketika guru menyampaikan materi

pembelajaran, maka tindakan, perbuatan dan situasi yang dikehendaki harus

dirancang untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Pendapat ini diperkuat dengan, menurut Sutari Imam Barnadib

mengemukakan bahwa Alat pendidikan ialah tindakan, perbuatan, situasi atau

benda yang sengaja diadakan untuk mencapai tujuan pendidikan.37

Jadi Alat Pendidikan adalah segala sesuatu yang dapat menunjang

keberhasilan tujuan pembelajaran, dapat berupa tindakan guru, rencana-rencana

pembelajaran, dan situasi dan benda yang dipergunakan guru. Maka sumber

pendidikan tersebut harus sengaja dirancang dan dikembangkan guna

mempermudah guru dalam penyampaian materi pembelajaran.

2. Jenis Alat Pendidikan

Berdasarkan pengertian alat pendidikan di atas, maka factor alat

pendidikan dari segi wujudnya dibagi menjadi dua bagian:

34

Peter Salim, Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Komtemporer, (Jakarta: Modern

English Press, 2002), Cet Ke-3, hlm. 39 35

Sabri Alisuf, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), Cet ke-1,

hlm. 47 36

Jalaluddin, Teologi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), Cet ke- 2,

H. 111 37

Ibid

Page 44: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

31

a. Alat pendidikan yang berupa benda seperti ruangan kelas,

perlengkapan belajar dan yang sejenisnya. Alat ini biasa disebut alat

peraga.

b. Sedangkan yang bukan benda dapat berupa situasi, pergaulan,

perbuatan nasihat, teladan, bimbingan, contoh, teguran, anjuran,

ganjaran, perintah, tugas, larangan, ancaman, hukuman digunakan

untuk mencapai tujuan pendidikan. 38

Diantara alat pendidikan diatas ada alat-alat yang sangat penting yang

dapat dilakukan dalam pembelajaran. Diantaranya, yakni:39

a. Keteladanan

Suri tauladan buat semua orang adalah kepribadian Rasul yang di

dalamnya terdapat norma-norma, nilai-nilai dan ajaran-ajaran Islam. Bila

islam menjadikan kepribadian Rasul-Nya, maka ia menjadikan

kepribadian beliau itu sebagai teladan bagi setiap generasi, terus menerus

menjadi suri tauladan pada setiap peristiwa. 40

Keteladanan adalah alat

pendidikan yang paling baik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Agar

norma-norma yang dijalankan oleh mereka dapat dipatuhi dan diikuti

b. Perintah dan Larangan

Perintah adalah suatu keharusan untuk berbuat atau melaksanakan

sesuatu. Suatu perintah akan mudah ditaati oleh peserta didik jika pendidik

sendiri menaati peraturan-peraturan, atau apa yang diucapkan oleh

pendidik telah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga peserta

didik dengan mudah mentaati perintah yang di terapkan oleh pendidik.

Sementara larangan dikeluarkan apabila peserta didik melakukan

sesuatu yang tidak baik atau membahayakan dirinya.41

Larangan

sebenarnya sama dengan perintah. Kalau perintah merupakan suatu

38

Jalaluddin, Teologi Pendidikan,H. 111 39

Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2006) Cet ke-17, H. 177 40

Muhammad Quthb diterj oleh Salman Harun, Sistem Pendidikan Islam, (Bandung: PT

AlMa‟arif, 1988) Cet ke-2, H. 332 41

Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis,H. 181

Page 45: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

32

keharusan untuk berbuat sesuatu yang bermanfaat, maka larngan adalah

keharusan untuk tidak melakukan sesuatu yang merugikan.

c. Ganjaran dan Hukuman

Maksud ganjaran dalam konteks ini adalah memberikan sesuatu yang

menyenangkan (penghargaan) dan dijadikan sebuah hadiah bagi peserta

didik yang berprestasi, baik dalam belajar maupun sikap prilaku.

Tujuannya adalah agar peserta didik lebih giat lagi dalam belajar dan ia

bersaing dengan temannya dalam hal mempertahankan perbuatan baik

agar mendapatkan ganjaran atau hadiah dari guru.

Selain ganjaran, hukuman juga merupakan alat pendidkan. Sebagai

alat pendidikan, hukuman hendaklah:

a) Senantiasa merupakan jawaban atas suatu pelanggaran

b) Sedikit-banyak selalu bersifat tidak menyenangkan

c) Selalu bertujuan ke arah perbaikan, hukuman itu hendaklah diberikan

untuk kepentingan anak itu sendiri.42

Para pendidik harus memaksimalkan alat-alat pendidikan karena dengan

alat pendidikan peserta didik anak terdorong tingkah lakunya untuk terus

melakukan perbuatan terpuj, siswa juga berusaha menghentikan perbuatan tidak

terpuji karena mendapat hukuman atau hadiah dari guru. Anak-anak juga

cenderung mempertahankan perilaku tersebut karena mendapat hadiah dari guru.

Selain itu pembelajaran dikelas juga jadi menyenangkan.

3. Memilih Alat Pendidikan

Ilmu pendidikan perlu mengkaji berbagai alat pendidikan yang digunakan.

Penggunaan alat pendidikan harus sesuai dengan tujuan, keadaan anak didik,

situasi pendidik dan lingkungan anak didik,.43

42

Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis,H. 187 43

Tim Dosen FIP-IKIP MALANG, Pengantar dasar-dasar kependidikan , hal 35

Page 46: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

33

Menurut Wens Tanlain, dkk yang dikutip oleh H.M. Alisuf Sabri dalam

Bukunya Pengantar Ilmu Pendidikan hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam

memilih atau menetapkan alat pendidikan yang baik dan tepat, sebagai berikut:

a. Alat pendidikan dipilih sesuai dengan tujuan pendidikan yang akan dicapai

b. Pendidikan memahami fungsi setiap alat pendidikan dan cakap

menggunakannya, sehingga pendidik dapat memilih secara tepat kapan

diperlukan dan dapat menyediakan sendiri apabila belum tersedia.

c. Anak didik mampu menerima penggunaan alat pendidikan itu sesuai

dengan keadaan dirinya ( jenis kelamin, bakat, sifat, usia, kemampuan),

sebab anak didiklah yang akan dipengaruhi oleh alat pendidikan tersebut

dalam rangka kedewasaan dirinya.

d. Alat pendidikan yang digunakan dapat membawa hasil yang diharapkan

dan tidak menimbulkan akibat sampingan yang merugikan anak didik.44

Untuk mencapai tujuan pendidikan alat pendidikan itu dapat dipilih secara

selektif. Mana diantaranya yang paling efektif untuk digunakan dalam mendidik

anak. Alat pendidikan tersebut harus diperhatikan dengan tujuan pembelajaran

yang hendak dicapai, pendidikan dapat mempergunakannya dengan baik, sesuai

dengan usia, dan kemampuan peserta didik, dan yang paling penting adalah dapat

membawa kepada hasil yang memuaskan setelah pembelajaran.

4. Alat Pendidikan Dalam Penanaman Akhlak Siswa Bagi Kurikulum

MA

Setelah menela‟ah kembali apa pengertian dari alat dan pendidikan dapat

ditarik kesimpulan bahwa alat pendidikan adalah sarana dan untuk menunjang

keberhasilan tujuan pembelajaran. Dalam menanam akhlak karimah pada siswa

pembelajaran merupakan salah satunya factor keberhasilan dalam penanaman

akhlak tersebut. Maka alat pendidikan harus dirancang, direncanakan, di atur, di

buat secara sengaja agar dalam proses penanaman akhlak dalam pembelajaran

44

Sabri Alisuf, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), Cet ke-1,

hlm. 52

Page 47: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

34

tercapai maka pada akhirnya dampak dari pembelajaran akhlak tersebut terlihat

dan setelah pembelajaran siswa mengerti secara menyeluruh sehingga bisa

dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Jika melihat dari kurikulum yang diajarkan di MA banyak sekali

pembelajaran akhlak terpuji juga akhlak tercela. Salah satu alat dalam

pembelajaran akhlak yang sesuai bagi kurikulum Ma adalah dengan Novel.

Karena novel selain sebagai bahan bacaan yang menarik bagi siswa, novel juga

terdapat contoh-contoh akhlak baik yang dapat dijadikan figure suri tauladan

yang baik bagi siswa.

Salah satu novel yang memiliki pesan amanat baik bagi pembacanya

adalah Novel Ranah 3 Warna adalah novel trilogy sambungan dari novel negeri 5

menara karya Ahmad Fuadi. Novel tersebut memiliki ide gagasan tentang

bagaimana bersikap ketika dalam kesusahan yang diperankan oleh tokoh bernama

Alif Fikri yang memiliki kareakter berusaha keras walau sulit dan sebagainya.

C. Novel Sebagai Alat Pendidikan Akhlak

Novel merupakan karangan panjang yang mengandung rangkaian

kehidupan seseorang dengan orang-orang diselilingnya. Novel adalah cerita dan

menggunakan bahasa denotative, dengan tingkat kepadatan dan makna gandanya

sedikit.45

Novel memiliki unsur-unsur instrinsik, yakni:

1. Tema, yaitu gagasan utama yang menjalin struktur isi cerita. Untuk

mengetahui tema sebuah karya sastra prosa, pembaca harus melakukan

apresiasi menyeluruh terhadap semua unsure dalam karangan tersebut.

Sama seperti makna pengalaman hidup manusia, tema menyorot dan

mengacu pada aspek-aspek kehidupan sehingga nantinya aka nada nilai-

nilai tertentu yang melingkupi cerita.

2. Alur, yakni rangkaian cerita atau peristiwa yang disusun berdasarkan

sebab akibat. Alur hendaknya memiliki bagian awal, tengah, dan akhir

45

Jacob Sumardjo, Konteks Sosial Novel Indonesia 1920-1977. (Bandung: Alumni.

1999),h. 11-12

Page 48: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

35

yang nyata, meyakinkan dan logis, dapat menciptakan bermacam kejutan,

dan memunculkan sekaligus mengakhiri ketegangan-ketegangan. Dua

elemen dasar yang membangun alur adalah „konflik‟ dan „klimaks‟.

3. Latar, yaitu lingkungan yang meliputi sebuah peristiwa dalam cerita,

semesta yang berinteraksi dengan peristiwa-peristiwa yang sedang

berlangsung. Latar meliputi tempat, waktu dan suasana. Setiap karya sastra

mengambil tempat dalam suatu latar tertentu yang terdiri dari daerah

pemukiman dan kepercayaan serta nilai-nilai ( social, moral, politik,

psikologis).46

4. Tokoh, dalam cerita fiksi menjadi sorotan utama perhatian karena ia yang

menggerakkan sebuah cerita. Tokoh cerita dimaksudkan sebagai pelaku

yang dikisahkan perjalanan hidupnya dalam cerita fiksi lewat alur baik

sebagai pelaku maupun penderita berbagai peristiwa yang diceritakan.

Tokoh dibagi menjadi tiga, yaitu 1.) Protagonis, 2.) Antagonis, dan 3.)

Tritagonis. Tokoh protangonis adalah . Tokoh antagonis adalah . Tokoh

tritagonis adalah

5. Sudut pandang Pengarang, yaitu posisi pengarang dalam membewakan

cerita. Menurut Nurgiantoro, sudut pandang merupakan cara atau

pandangan yang digunakan pengarang sebagai sarana menampilkan tokoh,

tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam

sebuah teks fiksi kepada pembaca. Jadi, sudut pandang pada hakikatnya

adalah sebuah cara, strategi, atau siasat yang secara sengaja dipilih

pengarang untuk mengungkapkan cerita dan gagasannya.47

6. Amanat, yaitu pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang

46

Ulansari, “Nilai-nilai Pendidikan Moral dalam Novel Ranah 3 Warna karya Ahmad

Fuadi,” Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta 2012, h. 13 47

Nurgiantoro, Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia Anak, (Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press, 2005), Cet I, h. 269

Page 49: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

36

Agar novel dapat dipahami, perlu dibuat semacam daftar yang

menampung setiap peristiwa pada tiap-tiap bab. Karya dalam sebuah novel harus

berkontribusi penuh pada maksud utama atau tema.48

Novel sebagai alat pendidikan akhlak pada dsarnya bukan hanya bahan

bacaan saja, tetapi mengandung nilai bermanfaat dari isi novel tersebut. Di dalam

novel tergambar lingkungan masyarakat beserta tokoh-tokohnya yang mempunyai

akhlak baik yang dapat di tiru dalam kehidupan sehari-hari.

Di Indonesia khususnya novel yang beredar sudah berbagai jenis dan

macam sangan digemari oleh berbagai tingkatan usia, mulai dari novel anak-anak,

novel remaja, dewasa, novel yang bersifat religi, ada novel yang berciri khas

humor, sampai ada yang nasionalisme kebangsaan.

Selain menjadi bahan bacaan novel juga dapat dijadikan sebagai alat

dalam pendidikan akhlak bagi para pembacanya. Terutama untuk novel-novel

yang bersifat keagamaan. Setelah pembaca membaca novel, maka pembaca dapat

mengambil hikmah dari bacaan novel tersebut.

Salah satu novel Indonesia yang banyak dibaca masyarakat juga

berhubungan dengan pendidikan akhlak adalah novel Ranah 3 warna karangan

Ahmad Fuadi. Novel tersebut ditujukan untuk remaja dan orang dewasa serta

bersifat keagamaan.

D. Hasil Penelitian Yang Relavan

Setelah penulis melakukan tinjauan di perpustakaan Utama UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, penulis tidak menemukan judul skripsi yang sama dengan

yang penulis kaji. Adapun hanya beberapa judul yang hampir sama. Maka untuk

menghindari dari mencontek hasil karya orang lain, penulis memaparkan

perbedaan dan persamaan diantara masing-masing judul dan masalah yang

dibahas sebagai berikut:

48

Ulansari, “Nilai-nilai Pendidikan Moral dalam Novel Ranah 3 Warna karya Ahmad

Fuadi”, op.cit, h.14

Page 50: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

37

1. Karya “Ulansari, nim 207013000026 dengan judul skripsi NILAI-NILAI

PENDIDIKAN MORAL DALAM NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA

AHMAD FUADI. Penelitian ini disusun pada tahun 2012.

Perbedaannya terletak pada analisis novel yang karya Ulansari yang

menela‟ah tentang aspek moral keagamaan, moral kebangsaan dan moral

kebudayaan, juga skripsi Ulansari tidak di terapkan dalam pembelajaran dikelas

tetapi hanya menganaisis isi novel tersebut.

Persamaannya terlatak pada penggunaan novel dengan judul dan pengarang

yang sama dipakai untuk pembelajaran akhlak.

2. Karya “Nurfitria, nim 109011000211 dengan judul skripsi IMPLEMENTASI

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM NOVEL KALAM

CINTA DARI TUHAN KARYA ALI SOBIRIN EL-MUANNATSY

MELALUI METODE CERITA DAN PENGARUHNYA TERHADAP

HASL BELAJAR (STUDI KASUS DI MA AL-FALAH JAKARTA-

BARAT)

Perbedaannya: terletak pada metode yang digunakan guru dalam mengajar

yaitu dengan metode cerita, sedangkan dalam penelitian ini peneliti menggunakan

metode small group discution dan strategi inquiri dalam menganalisis novel.

Siswa diberikan kertas berisi tentang sub tema novel dan meminta siswa untuk

menuliskan nilai akhlak yang ditemukan dalam novel dalam lembar analisis yang

dibagikan oleh guru .

Persamaannya: sama-sama menggunakan novel sebagai alat dalam

pembelajaran akhlak dan diimplementasikan dalam pembelajaran dikelas.

E. Asumsi Penelitian

Pembelajaran nilai akhlak akan efektif apabila dilakukan secara

kontekstual terutama jika dihadirkan alat pendidikan seperti novel maka peserta

didik akan mempraktekkan nilai yang ia telah temukan di dalam novel dalam

kehidupan sehari-hari.

Page 51: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

38

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan nilai akhlak yang terkandung

dalam Novel “Ranah 3 Warna”, mengetahui bagaimana cara menggunakan Novel

Ranah 3 Warna sebagai alat dalam menanamkan nilai akhlak siswa dan

mengetahui bagaimana respon siswa setelah belajar menggunakan novel sebagai

alat dalam pembelajaran akhlak siswa.

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini adalah :

1. Nilai akhlak yang terkandung dalam Novel “Ranah 3 Warna” yang

difokuskan pada al-amanah (jujur dan dapat dipercaya), al-„afwu (pemaaf),

sopan santun, as-sabru (sabar), ar-rahman (kasih sayang), bertawakkal

(berserah diri), bersyukur, ikhlas, at-ta‟awun (memberi pertolongan),

semangat.

2. Kegiatan pembelelajaran pendidikan akhlak menggunakan novel sebagai

alat pembelajaran.

C. Sumber Data

Sumber data utama dari penelitian ini adalah nilai pendidikan akhlak yang

terdapat dalam novel Ranah 3 Warna karya Ahmad Fuadi. Novel Ranah 3 Warna

adalah novel yang sarat akan nilai pendidikan akhlak yang dikarang oleh Ahmad

Fuadi dan diterbitkan oleh PT. Gramedia Pustaka Utama pada tahun 2011, tebal

bukunya mencapai 473 halaman.

Novel Ranah 3 Warna merupakan jenis novel popular. Novel Ranah 3 Warna

merupakan buku kedua dari trilogy Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi. Cerita

dalam novel ini tidak terlepas dari inspirasi perjalanan hidup sang penulis. Yang

disampaikan dengan bahasa yang ringan dan mudah dimengerti oleh pembaca.

Page 52: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

39

Berlatar budaya Minang, Ahmad Fuadi menggunakan sedikit bahasa minang ke

dalam cerita.

D. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif yang

menggunakan desain penelitian deskriptif yaitu digunakan untuk mendapatkan

deskriptif tentang suatu kenyataan pembelajaran akhlak menggunakan novel

sebagai alat dalam pembelajaran di MAN 1 Grogol.

E. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian, yang terdiri dari manusia,

benda, tumbuh-tumbuhaan dan peristiwa sebagai sumber data yang memiliki

karakteristik tertentu dalam suatu penelitian.

Sedangkan sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti dalam

penelitian ini adalah pihak sekolah yang menentukan dimana peneliti bisa

melakukan observasi mengajar dikelas yang menjadi populasinya adalah siswa

kelas XI yang akan diambil untuk mewakili dalam mata pelajaran Aqidah Akhlak

di sekolah. Maka peneliti menggunakan kelas XI bahasa dan XI agama utnuk

melihat bagaimana respon siswa dalam pembelajaran akhlak menggunakan novel.

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data,

dokumentasi, pencatatan, observasi, wawancara.

1. Dokumentasi

Dokumentasi dalam pengumpulan data ini dengan cara mencari dan

mengumpulkan nilai akhlak yang terdapat dalam Novel Ranah 3 Warna Karya

Ahmad Fuadi.

2. Pencatatan

Setelah dokumentasi nilai akhlak dalam novel telah terkumpul, hasil yang

diperoleh dicatat dalam buku. Pencatatan dilakukan mulai dari bagian-bagian tiap

Page 53: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

40

kalimat, paragrap hingga keseluruhan isi teks novel. Focus data yang dicatat

berupa nilai-nilai akhlak dalam novel Ranah 3 Warna.

3. Observasi

Setelah proses pencatatan, data yang diperoleh di aplikasikan dalam

pembelajaran di kelas melalui proses observasi. Observasi dilakukan dengan

pengamatan ke sekolah dan kelas yang akan diajar peneliti.

4. Wawancara

Wawancara pada penelitian ini diperoleh dari guru bidang studi yang

bersangkutan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan pembentukan pola

pikir siswa setelah pembelajaran akhlak menggunakan novel sebagai alat

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data penulis gunakan dalam penelitian ini adalah dengan

teknik content analisis (kajian isi) yakni teknik yang digunakan untuk menarik

kesimpulan melalui usaha menemukan karakterisktik pesan, dan dilakukan secara

objektif dan sistematis dan berhubungan dengan konsep tokoh yang diteliti dan

mencoba memahaminya dari sisi kebahasaan.1 Prosedurnya sebagai berikut:

identifikasi, klasifikasi, deskriptif, penarikan kesimpulan.

1. Identifikasi

Dalam proses identifikasi ini penulis membaca secara kritis tentang nilai-

nilai akhlak yang terkandung dalam novel yang dapat dijadikan data dalam

penelitian. Dalam hal ini novel Ranah 3 warna karya Ahmad Fuadi.

2. Klasifikasi

Setelah diidentifikasi, data novel diseleksi dan diklasifikasikan, yaitu nilai-

nilai akhlak yang terdapat dalam novel Ranah 3 warna dihubungkannya dengan

nilai pembelajaran akhlak yang ada di kurikulum akidah akhlak tingkat MA.

3. Deskriptif

Kemudian dalam deskriptif yaitu gambaran tentang pembelajaran akhlak

di sekolah. Dalam prakteknya guru bersama siswa dengan menggunakan strategi

1 Lexy J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya),

Cet ke 2, H. 220

Page 54: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

41

pembelajaran. Dengan ini, selain penulis, siswa-siswi pun menemukan nilai-nilai

pendidikan akhlak setelah membaca cerita yang terdapat dalam novel dan melalui

strategi pembelajaran akhlak siswa dan siswi mendiskusikannya dengan teman-

temannya.

4. Penarikan Kesimpulan.

Langkah penelitian yang terakhhir dalam menganalisis data adalah

menarik kesimpulan. Data yang terkumpul dari hasil pengamatan, wawancara, dan

pemanfaatan dokumen yang terkait dengan pelatihan dan sumber-sumber belajar

dipilih mana yang paling tepat untuk disajikan. Proses pemilihan data akan

difokuskan pada data yang mengarah untuk pemecahan masalah, penemuan,

pemaknaan, atau untuk menjawab pertanyaan penelitian yang terkait dengan

pembelajaran nilai akhlak menggunakan Novel.2

H. Interpretasi Data

Setelah pembelajaran nilai akhlak dikelas XI Bahasa dan XI Agama Adapun

interpretasinya dibuktikan dengan metode deskriptif analisis dalam memanfaatan

novel sebagai Alat pembelajaran akhlak dikelas XI Bahasa dan kelas XI Agama

yaitu siswa menemukan nilai pendidikan akhlak yang terdapat didalam novel

dengan cara mendiskusikannya dengan teman kelompok.

I. Teknik Penulisan

Penulisan skripsi ini berpedoman pada buku ”Pedoman Penulisan Skripsi dari

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatulloh Jakarta tahun 2013” dengan pengecualian pada penulisan kutipan

Novel sebagai data penelitian dengan menggunakan sistem bodynote atau inote

2 Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, h. 71

Page 55: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

42

BAB IV

HASIL PENELITIAN NOVEL SEBAGAI ALAT PENDIDIKAN

DALAM PEMBELAJARAN AKHLAK DI MAN 1 GROGOL

A. Nilai Pendidikan Akhlak yang terkandung dalam Novel Ranah 3 Warna

karya Ahmad Fuadi.

Novel Ranah 3 Warna adalah karya Ahmad Fuadi. Novel ini merupakan

novel trilogi ke 2 dari novel Ranah 3 Warna yang terdiri dari 469 halaman. Novel

ini memiliki banyak tokoh tetapi dalam penelitian skripsi ini hanya menampilkan

tokoh utama ialah, Alif Fikri. Disamping itu adanya banyak latar dari padang

sampai ke kanada merupakan salah satu novel yang menambah keunikan dari

novel itu sendiri karena mengandung motivasi yang mengajak pembacanya untuk

terjun dalam cerita tersebut.

Nilai akhlak yang terdapat pada novel Ranah 3 warna dapat diketahui

melalui tabel-tabel dialog tokoh Alif Fikri. Ini bertujuan untuk memudahkan

kutipan-kutipan nilai akhlak yang terdapat pada novel.

1. Al-Amanah ( jujur )

Amanah., dikategorikan kepada sikap dan tingkah laku seseorang,

ditunjukkan sebagai berikut oleh tokoh utama yaitu Alif Fikri yang takut

melakukan kecurangan berupa perjokian karena dia masih mengingat ajaran ibu

dan ajaran di Pondok Madani.

“Joki? Aku menggeleng kerang untuk perjokian. Apa gunanya ajaran

Amak dan Pondok Madani tentang kejujuran dan keikhlasan?” (Fuadi,

2012:8).

Selanjutnya sikap amanah (menepati janji) Alif Fikri diwujudkan dengan

menepati janji yang telah diucapkan kepada Bang Togar untuk menyelesaikan

tulisan tepat waktu. Dia berusaha keras untuk menyelesaikan janji tersebut dalam

waktu 1 malam dan tinggal 15 menit lagi waktu tersebut habis, maka ia tanpa

mandi dan sarapan, langsung memakai sepatu hitamnya.

Tidak gampang membuat tulisan dengan logika jernih sebanyak 2

halaman pada dini hari. Aku mencoba pompa semangatku dengan

Page 56: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

43

meneriakkan man jadda wajada, namun setelah beberapa jam, kepalaku

terangguk-angguk. Tidak kuat lagi, aku menggelar tikar, dan terkapar di

sebalah kasur Randai. Aku melompat dari tidur begitu TOA di mushalla

sebelah rumah kembali berdengung. Suara azan subuh. Mumpung Randai

masih terkapar, segera setelah salat subuh aku kebut lagi tulisanku

dengan penuh semangat. Tampang Bang Togar yang sok terbayang

bayang. Aku tidak akan mengizinkan dia merendahkanku karena tidak

berhasil setor tulisan tepat waktu.

Tinggal 15 menit lagi aku sudah harus ada di kos Bang Togar, tanpa

mandi dan sarapan, serabutan aku sambar si hitam. (Fuadi, 2012:71).

2. Al-‟afwu (pemaaf)

Sikap pemaaf ditunjukkan Alif Fikri ketika ia dengan harus memaafkan

sikap Bang Togar yang tegas dan keras, karena ia juga sangat ingin bisa menjadi

penulis terkenal.

Aku mengambil koran dari ransel dan menunjuk-nunjuk tulisannya yang

dimuat. ”Aku ingin bisa menulis seperti ini. Kali ini kalau aku malas,

maka taruhanku adalah putus sekolah dan mati kelaparan di sini. Apa pun

akan aku hadapi untuk bisa terus kuliah.”

”yakin tahan? Aku akan didik kau keras seperti dulu, bahkan akan lebih

keras. Siap kau/” tanyanya dengan nada mengancam.

”Siap, Bang,” kataku mantap. Alu tidak punya pilihan lain untuk

menjawab. (Fuadi, 2012:140).

3. Sopan santun

Sopan santun tokoh utama di buktikan dengan mencium lebih lama tangan

ayah dan amaknya selesai sholat berjama‟ah.

Hanya tangan mereka yang lebih lama aku cium selepas sholat

berjama’ah. Ayah dan amak jelas senang sekali melihat anak bujangnya

akan kuliah. (Fuadi, 2012:71).

Sopan santun digambarkan tokoh utama dengan menyebu kata punten

sambil melewati warga yang duduk di depan rumah mereka.

Aku baru pulang dari kampus di sore yang rintik-rintik. Awan kelabu

Page 57: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

44

bertumpuk-tumpuk di atas sana, tapi masih segan mencurahkan hujan.

Sambil berlari-lari kecil, aku melintas gang sempit, menyebut kata punten

beberapa kali setiap melewati warga yang duduk santai di depan rumah

mereka. (Fuadi, 2012:85).

Sopan santun tokoh utama digambarkan dengan mengucapkan kata minta

maaf kepada seseorang yang ia sentuh kakinya ketika ia sedang berteduh di

sebuah toko pakaian.

Suatu hari sepulang kuliah aku lewat di trotoar Pasar simpang yang

selalu riuh. Tiba-tiba hujan mengguyur lebat dan aku harus berteduh di

emper sebuah toko pakaian. Hujan di musim ini bisa datang dan pergi

dalam sekejap. Aku merapatkan badan ke beberapa celana jins yang

digantung, supaya tidak kena tempias hujan. Aku mundur dan kakiku

menyentuh orang yang duduk di sebelahku. Aku minta maaf dan aku

tertegun. Orang itu tidak duduk menunggu hujan, tapi dia sedang bekerja.

(Fuadi, 2012:106)

Sopan santun selanjutnya tokoh utama di nyatakan dengan sopan santun

ketika pada malam hari ia mengetuk pintu kamar Asto (temannya) karena ingin

menanyakan tentang lowongan mengajar di tempat privat di daerah Ciumbuleuit.

Ooh, aku ingat. Asto, teman kosku, baru saja bercerita bahwa dia punya

murid privat di Ciumbuleuit. Aku lihat lampu kamarnya masih nyala. Aku

ketok pintu kamarnya. (Fuadi, 2012:109)

Sopan santun selanjutnya digambarkan tokoh utama dengan bertutur kata

sopan kepada orang tua ketika ia menjajaki dagangannya kepada pembeli.

”Terima kasih Bu. Bulan depan saya kunjungi lagi, ”kataku pamit.

(Fuadi, 2012:119)

Selanjutnya sikap sopan santun Alif Fikri ditunjukkan dengan tutur

katanya kepada bang togar yang mengatakan vakumnya dari menulis karena

menjengguk ayahnya yang sakit keras dan akhirnya ayahnya Alif meninggal.

”maaf, Bang, sebelumnya aku harus pulang menjenguk Ayah yang sakit

keras. Beliau akhirnya dipanggil duluan, meninggal”. (Fuadi, 2012:138)

Page 58: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

45

4. As-sabru (sabar)

Sabar tokoh utama digambarkan dengan mencoba menahan diri dari rasa

hati yang panas karena Randai mengoloknya,bahwa ia lulusan pesantren ingin

kuliah di Universitas Negeri yang ujian masuknya banyak pelajaran umum. Tapi

ia coba menahan diri dan hanya mengulum senyum tanpa suara.

”hatiku panas, tapi aku coba menahan diri dengan hanya mengulum

senyum pahit, tanpa suara. (Fuadi, 2012:7)

Sikap sabar Alif Fikri ketika tulisannya yang dikerjakan semalam suntuk

di corat-coret oleh tinta merah.

“Ya Tuhan, tulisanku, jerih payah kerjaku semalam suntuk, kini dicukur

gundul oleh pedang samurai bertinta merah orang sombong ini. (Fuadi,

2012:75)

Selanjutnya sabar tokoh utama di gambarkan ketika ia merasa kesal dan

menggerutu karena segala ujian yang di alaminya seperti saat mencoba sabar saat

menggantarkan jasad Ayah sampai ke lahat, sabar ketika harus ikut ujian tanpa

persiapan memadai, sabar ketika kembali ke Bandung sebagai anak yatim. Setelah

itu sabar seperti hilang dalam hidupnya. Lalu Kiai Rais di Pondok Madani dulu

mengumpulkan mereka dan berbicara:

“Yang namanya dunia itu ada masa senang dan masa kurang senang.

Disaat kurang senangl;ah kalian perlu aktif. Aktif untuk bersabar.

Bersabar tidak pasif, tapi aktif bertahan, aktif menahan cobaan, aktif

mencari solusi. Aktif menjadi yang terbaik. Aktif untuk tidak menyerah

pada keadaan. Kalian punya pilihan untuk tidak menjadi pesakitan. Tuhan

sudah berjanji bahwa sesungguhNya Dia berjalan dengan orang yang

sabar. (Fuadi, 2012:131)

Selanjutnya sikap sabar ditunjukkan Alif Fikri dengan berbicara kepada

Bang Togar atas meninggalnya Ayahnya.

“Tidak apa-apa, Bang. Aku sudah berdamai dengan keadaan. Aku

mencoba terus bersabar”(Fuadi, 2012:139).

5. Kasih sayang

Kasih sayang tokoh utama digambarkan ketika ia menyuapi ayahnya yang

terbaring sakit di rumah sakit, dengan lemah lembut sesendok demi sesendok,

sesekali ia membersihkan sisi bibirnya dengan saputangan.

Page 59: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

46

“Biar ambo yang menyuapi, Mak.” Aku mengambil piring bubur dari

tangan Amak. Sesendok demi sesendok aku suapi Ayah. Sesekali aku

bersihkan sisi bibirnya dengan saputangan. (Fuadi, 2012:91)

6. Bertawakkal (at-tawakkal)

Sikap bertawakkal digambarkan Alif Fikri dengan menyerahkan keputusan

pada Allah SWT setelah ia menjawab semua soal ujian dengan sungguh-sungguh.

“Aku coba menghibur diriku. Toh aku telah melakukan segenap usaha

diatas rata-rata. Telah pula aku sempurnakan kerja keras dengan do’a.

sekarang tinggal aku serahkan kepada putusan Allah. Aku coba ikhlaskan

semuanya”. (Fuadi, 2012:28)

Sikap bertawakkal Alif fikri digambarkan ketika ia menyerahkan segala

kehendak kepada Allah ketika ia meminjam motor milik Randai yang STNKnya

sudah habis untuk datang ke tempat kerjanya di perbukitan Ciumbuleuit.

Randai hanya berpesan,”Hati-hati ya. STNK-nya sudah habis. Pokonya,

jangan sampai berurusan dengan polisi.”Dan aku juga tidak punya SIM!

Dengan modal bismillah, aku naiki motor Honda tua kurus ini. (Fuadi,

2012:112)

7. Bersyukur (asy-syukru)

Sikap bersyukur Alif fikri digambarkan bersujud Syukur atas kelulusannya

dalam menjawab soal ujian UMPTN.

Namaku tercetak jelas disana. Telunjukku yang gemetar aku gesar ke

kanan lagi. Dan tercetaklah di sana nomor kode untuk Hubungan

International Padjajaran. Alhamdulillah ya Tuhan. Beralaskan koran

pengumuman, aku sujud syukur untuk keajaiban ini. Keajaiban tekad dan

usaha, keajaiban restu orangtua, keajaiban do’a. Disebelahku, ayah juga

sujud lama sekali. (Fuadi, 2012:30)

Sikap bersyukur digambarkan dengan mengucap Alhamdulillah ketika

tulisan yang kini dibuatnya tidak kena coret lagi hanya halaman 5 yang perlu

diperbaiki dan tulisannya pertamanya terpampang di majalah kampus.

”logika bahasa penutup kau tidak jalan, terlalu lemah. Tapi yang lain

sudah baik,”kata Bang Togar.”Alhamdulillah. Terima kasih, Bang,”

Page 60: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

47

kataku girang campur tak percaya. (Fuadi, 2012:77)

Bang Togar sedang menyerumput kopi hitamnya di ujung ruangan.

Lesehan. Wajah kotaknya kali ini berisi senyum. Hebat juga kau, Lif. Baru

semester pertama, mash ingusan, tapi tulisanmu sudah dimuat di majalah

kampus,”kataya dengan senyum tersungging. Tumben dia ramah.

Terima kasih untuk bimbingsn Abang,”balasku. (Fuadi, 2012:79)

Sikap bersyukur Alif Fikri digambarkan dengan dalam keadanan

kekurangan uang ia menikmati hidup di kota Bandung itu.

“Hampir setahun aku di Bandung. Ditengah kekurangan uang, aku

menikmati hidup di kota sejuk ini. (Fuadi, 2012:79)

Sikap bersyukur yang digambarkan tokoh utama ketika ia membuat

perjanjian kepada dirinya untuk bersemangat dalam kesusahan, ia berusaha untuk

mencari pekerjaan dan beasiswa karena ia tidak punya uang juga tidak mungkin

untuk meminta uang kepada amak karena ayahnya telah meninggal, lalu malam

ini sebelum ia tidur ia langsung mendapat pencerahan harapan daari masalahnya.

“Terima kasih Tuhan untuk peluang yang Engkau datangkan dengan

bergegas” (Fuadi, 2012:110).

Sikap bersyukur Alif firkin digambarkan dengan begitu ketakutannya ia

akan ditilang oleh polisi. Tetapi akhirnya polisi membebaskannya, ia

mengucapkan Alhamdulillah… Alhamdulillah .

“Siap. Siap komandan. Terima kasih, Pak,” kataku terbungkuk-bungkuk,

sambil menaruh tangan kanan di kening member salam hormat. Tanpa

menunda lagi, aku menggas bebek kurus ini secepatnya mendaki jalan

Ciumbuleuit sambil berkali-kali berbisik,”Alhamdulillah…Alhamdulilah…

(Fuadi, 2012:113).

Bersyukur Alif fikri digambarkan dengan mengucap Alhamdulillah ketika

ia bisa terus menulis di majalah Pikiran Rakyat.

Setelah beberapa kali dimuat dikoran local dengan honor kecil itu,

tulisaku akhirnya terpampang di Pikiran Rakyat, Koran local paling

bergengsi di Jawa Barat. Alhamdulillah, kini aku punya uang yang cukup

untuk biaya hidup sebulan ke depan. Kalau aku bisa terus menulis dengan

Page 61: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

48

konsisten, InsyaAllah aku akan bisa benar-benar mandiri. (Fuadi,

2012:156).

8. Ikhlas

Sikap ikhlas digambarkan tokoh utama dalam mengikhlaskan perlakuan

Randai (temannya) karena Alif Fikri ingin belajar dengan bantuan Randai, tetapi

setelah belajar Randai merendahkannya, mengagapnya tidak bisa. Dalam dialog

seperti:

Antara prihatin dan kesal dia berkata, “Setahun pun Aden ajari

tampaknya Waang tidak akan menguasai pelajaran ini.” Aku tatap

matanya. Dia sungguh-sungguh tidak sedang bercanda. Aku menjawab

keras, “Jangankan setahun, tiga tahun pun akan Aden lakukan demi

menggapai cita-cita. Kalau tidak mau menolong, Aden akan menolong diri

sendiri. (Fuadi, 2012:20).

Sikap ikhlas digambarkan tokoh utama dengan mengikhlaskan perlakuan

Bang Togar kepadanya. Tapi ia tetap hormat kepada Bang Togar untuk menuntut

ilmu dan menghormatinya. Sehingga ia berkata dalam hati:

“ Apa sih niatmu? Kalau ikhlas untuk belajar, ya ikhlaskan niatmu diajar

dia. Akhirnya aku memilih untuk ikhlas saja, walau diperlakukan dengan

keras. Hari ini aku sibuk sekali karena harus mengetik ulang,

memperbaiki naskah, mengantar dan dicoret bang Togar lagi. Sampai

berulang-ulang. Aku mulai merasa seperti bola yang diempaskan ke

dinding tembok, memantul, diempaskan lagi, dan memantul lagi.(Fuadi,

2012:76).

9. Memberi pertolongan

Sikap tolong menolong Alif fikri ditunjukkan dengan meluangkan 2 jam

waktunya untuk mengajar di Masjid Salman dengan gratis.

Aku juga meluangkan waktu 2 jam seminggu untuk mengajar bahasa Arab

di Masjid ITB. Tentu saja gratis. Ini caraku mengabdikan ilmu yang aku

dapat di Pondok Madani kepada masyarakat. (Fuadi, 2012:64).

Sikap memberi pertolongan digambarkan tokoh utama dengan menolong

Page 62: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

49

teman yang kontrakannya bersebelahan dengan Alif Fikri. Penghuni rumah yang

semuanya perempuan berebut keluar rumah. Dengan senang hati alif Fikri

membantu memindahkan barang-barang di kamar kos mereka.

”Dengan senang hati, kami bantu 5 mahasiswi ini memindahkan barang-

barang di kamar kos mereka. Bahkan selama beberapa hari mereka

sempat menitipkan buku, koper, baju, komputer, dan peralatan lain di

rumah kami” (Fuadi, 2012:81).

Sikap tolong menolong Alif fikri digambarkan ketika ia mengunjungi panti

assuhan untuk menyumbang uang 7 ribu rupiah dari lembar terakhir isi

dompetnya diserahkan semua.

Sore itu, aku datangi sebuah panti asuhan di jalan Nilem. Aku kais-kais

lembar terakhir isi dom[etku dan aku serahkan ke bapak pengurus panti

itu. Dia tersenyum sejuk, lalu menyalamiku lama sekali. Matanya terpejam

sambil khusyul mendo’akanku. Aku merinding didoakan seperti itu hanya

karena menyumbang 7 ribu rupiah. (Fuadi, 2012:137).

10. Semangat

Sikap semangat Alif fikri digambarkan dengan semangatnya dalam usaha

dalam ujian persamaan SMA dan UMPTN. Dituliskan dalam novel seperti berikut

ini:

Pagi itu dengan mengepalkan tijnjuku, aku bulatkan tekad, aku bulatkan

doa: aku akan lulus ujian persamaan SMA dan berperang menaklukkan

UMPTN. Aku akan membuktikan kalau niat kuat telah dihunus, halangan

apapun akan aku tebas. (Fuadi, 2012:10).

Selanjutnya sikap semangat Alif fikri digambarkan dengan semangatnya

untuk belajar dalam waktu hanya 2 bulan untuk pelajaran selama 3 tahun dan ia

sama sekali tidak mempunyai buku pelajaran SMA dan belum sama sekali di

pelajarinya di Pondok Madani.

Dinding kamar aku tempeli kertas-kertas yang berisi ringkasan berbagai

mata pelajaran dan rumus penting. Semua aku tulis besar-besar dengan

spidol agar gampang diingat. Aku lebihkan usaha. Going the extra miles.

I’malu fauqo ma’amilu. Berusaha di atas rata-rata orang lain (Fuadi,

2012:12).

Page 63: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

50

Sikap semangat Alif Fikri ditunjukkan dengan mengatakan kepada

temannya Randai untuk tidur lebih cepat karena ia ingin meminjam computernya

untuk mengumpulkan tulisannya kepada bang Togar Esok pagi.

“Wah, boleh juga kau bisa menulis cepat,”katanya sambil duduk. Dia

tidak tahu aku harus menulis sampai larut malam, membujuk Randai tidur

lebih cepat, dan mengetik seperti orang kesurupan sampai subuh. (Fuadi,

2012:73).

Sikap semangat Alif Fikri ditunjukkan dengan membuat perjanjian dengan

dirinya sendiri setelah melihat sosok mang Udin yang nasibnya kurang baik

darinya tapi ia tetap semangat.

Sosok mang Udin, tukang sepatu bertangan satu ini tidak bisa hilang dari

kepalaku semalam. Kenapa aku terbenam dengan kemalanganku? Terlalu

focus dengan kekuranganku? Terlalu mengasihi diri sendiri> padahal

kalau disbanding tukang sepatu itu, nasibku jauh lebih baik. Aku malu

dengan tukang sepatu itu. Dunia akan tetap burputar. Kenapa aku

mengharapkan dunia yang berubah? Seharusnya akulah yang

menyesuaikan dan dengan begitu bisa mengubah duniaku.

Maka di sebuah malam yang disiram hujan lebat, aku membuat perjanjian

dengan diriku. Supaya terlihat serius oleh diriku, aku tulislah janji ini di

sehelai kertas HVS putih. Aku tuliskan setiap huruf besar-besar dengan

tinta hitam dan merah. Lalu aku tanda tangani sendiri. (Fuadi, 2012:107)

Sikap semangat Alif Fikri digambarkan ketika ia sedang merasa bosan

dengan hanya terbaring di kasur selama 4 hari karena sakit, ini menyebabkan

semangat dan rasa sabar yang ada dihatinya hilang lalu ia mendengarkan radio

KLCBS FM. Disana mengatakan Barang siapa bersabar maka akan beruntung,

lalu ia juga mengingat nasihat Kiai Rais di Pondok Madaninya dulu. Lalu ia

tertarik untuk bangkit kembali dari kesulitannya.

Aku genggam secarik kertas menguning tadi aku geretakkan gigi. Aku

lawan semua rasa sakit. Aku paksa diriku. Aku tidak ingin manja karena

terlalu mengasihi diri seperti ini. Kalau aku sudah menyerah pada nasib,

siapa yang akan membela diriku selain aku sendiri?

Dengan segenap jiwa, aku tegaskan bahwa aku tidak maujadi pecundang,

orang yang kalah sebelum berjuang. Setiap pikiran sumbang yang

Page 64: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

51

mencoba tumbuh di kepalaku, aku serang balik.

Aku kobarkan perang bubat di kepalaku. Aku babat habis segala bisikan

negative di kepalaku. Aku sudah bosan dijajah ketidak bersayaan. Aku

ingin bebas. Aku ingin menang, aku ingin menguasai kepala dan hatiku.

Hati yang dikuasai pemiliknya adalah hati orang sukses.

Hari ini mataku terbuka dan hidup terasa lebih terang di mata hatiku.

Perjuangan tidak hanya butuh kerja keras, tapi jua kesabaran dan

keikhlasan untuk mendapat tujuan yang diimpikan. Kini terang di mataku,

inilah masa paling tepat buatku untuk mencoba bersabar. Agar aku

beruntung. Agar Tuhan bersamaku. (Fuadi, 2012:135).

Sikap semangat Alif fikri digambarkan dengan menahan rasa gengsinya

untuk mencari uang agar kebutuhan hidupnya terpenuhi selama kulaih di

Bandung.

Dengan menekan gengsi dan egoku sedalam-dalamnya, aku menenteng

sebuah tas berat yang disesaki daganganku berkeliling Kota Bandung

setiap sore dan malam, sepulang kuliah. Dari satu gang ke gang yang

lain. Dari satu pintu ke pintu yang lain. (Fuadi, 2012:115)

Sikap Alif Fikri yang menunjukkan semangat digambarkan dengan

menancapkan tekad dalam usahanya ketika diperintahkan oleh Bang Togar

menulis dalam waktu cepat.

“Tapi aku telah memancang tekad, semakin keras dia menempaku,

semakin keras pula aku belajar. Dalam hati bahkan aku menantang

dia,”Mana lagi, apa lagi, berapa kali lagi?” Akan aku layani semua tugas

darinya. Targetku jelas, aku ingin mampu membuat tulisan dengan

kualitas layak muat media massa, local dan nasional. (Fuadi, 2012:139).

B. Relevansi Nilai Akhlak dalam Ranah 3 Warna dengan Ruang Lingkup

Pendidikan Akhlak dengan KTSP MA

Di dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan

dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

Page 65: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

52

didik agar menjadi manusia yang berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi

warga negara yang berdemokratis serta bertanggung jawab.1

Untuk mencapai tujuan tersebut pembelajaran akhlak di sekolah

menekankan pada pembiasaan untuk melaksanakan akhlak terpuji dan menjauhi

akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari. Ruang lingkup pembelajaran akhlak

di Madrasah Aliyah meliputi: pengertian akhlak, induk-induk akhlak terpuji dan

tercela, metode peningkatan kualitas akhlak, induk-induk akhlak terpuji dan

tercela, metode peningkatan kualitas akhlak; macam-macam akhlak terpuji seperti

husnuzh-zhan, taubat, akhlak dalam berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu dan

menerima tamu, adil, rida, amal salih, persatuan dan kerukunan, akhlak terpuji

dalam pergaulan remaja; serta pengenalan tasawuf.2

Dalam hal ini penelitian mengunakan kelas XI pada semester I yang SK

dan KD nya sebagai berikut:

SK dan KD dikelas XI semester I

SK KD

Membiasakan perilaku terpuji 1. Menjelaskan pengertian dan

pentingnya akhlak berpakaian,

berhias, perjalanan, bertamu dan

menerima tamu

2. Mengidetifikasi bentuk akhlak

berpakaian, berhias, perjalanan,

bertamu, dan menerima tamu

3. Menunujukkan nilai-nilai positif dari

akhlak berpakaian, berhias,

perjalanan, bertamu dan menerima

tamu

4. Membiasakan akhlak berpakaian,

berhias, perjalanan, bertamu dan

menerima tamu.

1 Permenag no.2 tahun 2008 tentang standar isi.pdf, dalam

http://nhidayat62.wordpress.com/2009/08/13/permenag-no-2-tahun-2008/ diakses pada senin, 10

maret 2014 pukul 15.30 WIB 2 Ibid

Page 66: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

53

Setelah menela‟ah Kurikulum Aqidah Akhlak kelas XI peneliti menela‟ah

buku ajar. Pada buku ajar ditemukan pada BAB III tentang Akhlak pada diri

sendiri dan orang lain dengan deskriptif pengertian akhlak dan pembagian akhlak

kepada 3 bentuk3, yaitu:

1. akhlak kepada Allah swt:

a. bersyukur

b. bersabar

c. bertobat

d. bertawakkal

e. ikhlas

f. mengharap (raja‟)

g. bersikap takut (al-khauf)

2. akhlak kepada orang lain:

a. belas kasih atau kasih sayang

b. rasa persaudaraan

c. memberi nasihat

d. memberi pertolongan

e. menahan amarah

f. sopan santun

g. suka memaafkan

3. akhlak kepada diri sendiri:

a. menjaga kebersihan dari dan kesujian jiwa dalam berpakaian,

berhias, berjalan, bertamu, dan menerima tamu

b. bersikap pemaaf dan pemohon maaf dalam pergaulan di dalam

masyarakat

c. bersikap penyantun dan menyayangi diri sendiri

d. bersikap sederhana, jujur, dan rendah hati

e. menepati janji dan menjaga kepercayaan orang lain

f. menghindarkan diri dari perbuatan dosa-dosa besar dan tindakan

3 Edidarmo toto dan Mulyadi, Pendidikan Agama Islam Akidah Akhlak, (Semarang, PT.

Karya Toha Putra, 2009), Cet ke-1, h. 56-59

Page 67: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

54

tercela, seperti mabuk-mabukan, judi, zina, dan pergaulan nista

g. menghindarkan diri dari pergaulan negatif yang merusak diri

sendiri, seperti malas bekerja, menyianyiakan waktu dan

sebagainya.

Dengan data materi pembelajaran akhlak diatas terdapat kesesuaian nilai-

nilai akhlak dengan niali-nilai akhlak yang terdapat dalam novel, yaitu al-amanah

(jujur dan dapat dipercaya), al-„afwu (pemaaf), sopan santun, as-sabru (sabar), ar-

rahman (kasih sayang), bertawakkal (berserah diri), bersyukur, ikhlas, at-ta‟awun

(memberi pertolongan), semangat. Nilai –nilai akhlak inilah yang peneliti gunakan

dengan pembelajaran akhlak melalui media Novel di kelas XI Agama dan XI

Bahasa di Man 1 Grogol.

Pada proses pembelajaran siswa diharap mampu menemukan sosok suri

tauladan berakhlak karimah (terpuji) yang ada didalam cerita novel Ranah 3

Warna karya Ahmad Fuadi., mereka berkompetensi dalam menganalisis teks

novel secara tulisan, serta mewujudkan nilai akhlak terpuji tersebut dalam

kehidupan sehari-hari.

C. Pelaksanaan Pembelajaran Akhlak secara Kontekstual dengan

menggunakan Novel sebagai Alat dalam Pendidikan Akhlak

Pembelajaran akhlak dilakukan pada tanggal 19 Agustus 2014. Peneliti

menyusun rencana kegiatan yang akan dikembangkan dalam kegiatan belajar

mengajar. Metode yang digunakan dalam pembelajaran akhlak ini adalah metode

ceramah, tanya jawab, penugasan, small group discution dengan pendekatan

inquiri.

Berdasarkan skenario pembelajaran yang telah dibuat, perencanaan pembelajaran

pada pertemuan pertama hingga pertemuan ketiga adalah sebagai berikut:

1. Mengkondisikan kelas dalam persiapan kegiatan belajar mengajar

(mengucapkan salam, menyapa siswa, dan mengecek kehadiran siswa)

2. Melakukan ice breaking sedikit olah raga otak agar siswa terkondisi untuk

siap menerima materi

3. Bersama siswa dengan tanya jawab dan penjelasan guru siswa mengetahui

tentang materi akhlak yang akan dikuaisai siswa

Page 68: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

55

4. Siswa mengetahui indikator pencapaian hasil belajar dan materi yang akan

dikuasai siswa

5. Siswa mengungkapkan pengetahuan dan pemahaman-pemahaman siswa

mengenai materi akhlak

6. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok berdasarkan hitungan 1

sampai 5, kemudian meminta siswa untuk duduk dalam satu kelompok

berdasarkan angka yang di sebutkan lalu menugaskan siswa untuk

membaca penggalan cerita novel yang dibagiakan guru.

7. Setelah siswa membaca novel guru memberikan intruksi untuk

menganalisis nilai pendidikan akhlak yang ditemukan pada dialog atau

narasi novel dan meminta menuliskannya pada kertas analisis yang

dibagikan guru.

8. Siswa mengingat pembelajaran yang telah dilakusanakan pada pertemuan

sebelumnya

9. Guru membagikan kertas analisis siswa pada pertemuan sebelumnya

10. Lalu siswa meneruskan menganalisi nilai pendidikan akhlak

11. Guru meminta perwakilan kelompoknya untuk mempresentasikan hasil

penemuan nilai akhlak yang terdapat pada novel dan menceritakan

kembali alur cerita novel, kesimpulan dan amanat yang terdapat pada

novel

12. Siswa menyimak dengan baik hasil pencapaian teman sejawatnya

13. Siswa dibimbing oleh guru mengambil kesimpulan, alur cerita novel,

sinopsis, nilai akhlak yang ditemukan siswa dan amanat pesan yang

ditemukan siswa

14. Hasil dari diskusi tersebut siswa diminta untuk membuat komitmen

mengikrarkan untuk melakukan nilai-nilai akhlak yang dipelajari.

15. Guru memberikan penilaian secara umum dari materi akhlak yang telah

berlangsung.

16. Guru menampilkan karya film yang berisi tentang motivasi dalam

mencapai cita-cita.

17. Siswa bersama guru mengikrarkan tentang harus berakhlak terpuji

dimanapun berada.

Page 69: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

56

18. Siswa dan guru mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar

19. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya atau mengungkapkan kesan-

kesannya

20. Menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.

Strategi pembelajaran yang digunakan guru adalah strategi kontekstual

yaitu guru mencoba mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan nyata dengan

diberikan kisah-kisah dari novel yang terinspirasi penulis dari kisah nyata. Hal ini

sangat tergantung pada tujuan yang hendak dicapai, penggunaan strategi (guru),

ketersediaan fasilitas, sarana dan prasarana dan kondisi peserta didik. Dalam hal

ini peneliti mengadakan pengamatan proses pembelajaran selama observasi

berlangsung.

Pengamatan I, dilaksanakan pada selasa, 19 Agustus 2014 pukul 07.10-

09.00 dikelas XII Agama, pada pertemuan pertama ini alokasi waktu

pembelajaran aqidah akhlak belum kepada tahap pembelajaran secara langsung

tetapi masih pertemuan perkenalan guru bidang studi aqidah akhlak kepada siswa,

bahwa peneliti meminta bantuan mereka untuk membantu dalam pengumpulan

data sebagai bahan skripsi.

Pengamatan II,dilaksanakan pada selasa, 26 Agustus 2014 pukul 07.10-

09.00 dikelas XI Agama. Kegiatan pendahuluan yaitu guru memulai pelajaran

dengan berdo‟a dan melakukan ice breaking untuk memacu semangatnya dipagi

hari. Berikutnya guru memulai pelajaran dengan menyampaikan indikator

pencapaian keberhasilan siswa tentang akhlak terpuji yang ditunjukkan lewat

slide. Pencapaian tersebut agar siswa mampu menyebutkan macam-macam akhlak

terpuji kepada Allah, kepada manusia dan kepada diri sendiri.

Kegiatan Inti ( eksplorasi ) pembelajaran aqidah akhlak guru

menyampaikan materi menggunakan metode ceramah, guru menyampaikan

tentang klasifikasi akhlak yang dibagi kepada 3, yaitu akhlak kepada Allah,

akhlak kepada orang lain, dan akhlak diri sendiri, juga menyampaikan macam-

macam akhlak kepada Allah, kepada orang lain dan akhlak kepada diri sendiri.

Setelah guru menjelaskan gruu bertanya kepada siswa, ”yaitu apakah kalian

paham?” lalu siswa menjawab dengan tegas dan lantang, paham.

Page 70: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

57

Kegiatan inti (elaborasi) pembelajaran aqidah akhlak guru membagi siswa

menjadi beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 5 orang dalam 1 kelompok,

lalu guru membagikan sub tema novel Ranah 3 Warna, lalu guru memberikan

contoh gambaran akhlak yang terdapat didalam narasi atau dialog novel,

”.... waktu ujian persamaan SMA tinggal 2 bulan lagi. ”sekarang tugas

waang untuk belajar keras,”kata ayah.

” tapi yah, tinggal 2 bulan untuk belajar 3 tahun?” aku menghela napas

panjang, antara binggung dan gentar. Bisakah aku?

Dengan meyakinkan diri aku jawab tantangan ayah.”InsyaAllah yah ambo

akan berjuang habis-habisan untuk persamaan ini dan untuk UMPTN.

Guru menjelaskan dialog atau narasi ini terdapat nilai pendidikan akhlak

kepada diri sendiri, yaitu semangat. Penjelasannya karena sang tokoh berkata

dengan meyakinkan diri dan akan berjuang habis-habisan

Sampai mereka paham barulah guru meminta mereka untuk menganalisis

nilai pendidikan akhlak kepada Allah, kepada orang lain dan kepada diri sendiri

yang ada pada narasi atau dialog tokoh yang terdapat didalam novel. Guru

memberikan kesempatan berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah dan guru

mengawasi jalannya kerja kelompok.

Dalam RPP dan skenario pembelajaran, alokasi waktu yang dibutuhkan

adalah 2x40 menit, namun di lapangan, alokasi waktu tersebut tidak memenuhi.

Kendalanya ialah menghabiskan waktu yang banyak dalam menganalisis nilai

pendidikan akhlak yang terdapat di dalam novel. Kendala ini teratasi dengan

pertemuan selanjutnya di minggu depan.

Pengamatan III,pada kegiatan pendahuluan guru mengucapkan salam,

berdo‟a sebelum belajar dan mengabsen siswa.

Pada pengamatan ke tiga ini ( elaborasi ) guru melakukan tanya jawab

tentang materi yang sebelumnya dan membagikan kembali lembar analisis novel

yang kemarin belum selesai. Lalu meminta siswa untuk melanjutkan analisisnya,

guru memberi waktu sekitar 10-15 menit untuk berdiskusi bersama kelompoknya.

Setelah itu guru meminta ketua kelompoknya untuk melaporkan keberhasilan

dengan cara presentasi hasil kerja kelompoknya didepan kelas dan membacakan

sinopsis novel dengan bahasa dan pemahaman mereka masing-masing.

Page 71: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

58

Pada kegiatan inti (konfirmasi) guru mengklarifikasi jawaban hasil tela‟ah

mereka terhadap nilai akhlak. Sebelum penutup guru menampilkan slide yang

berisi tentang motivasi kepada peserta didik agar selain mereka mempunyai sosok

figur contoh tauladan yang ditemnukan dalam novel, siswa juga termotivasi untuk

membiasakannya berakhlak terpuji dimanapun dan kapan pun mereka berada.

Lalu mereka berikrar dipandu bersama guru

”saya berjanji akan melakukan perbuatan terpuji dimanapun saya berada,

contoh: saya akan patuh dan hormat kepada guru, kasih sayang terhadap

orang tua, membantu teman dalam kesulitan, bersikap sabar dalam

menghadapi musibah, bersemangat dalam menjalani hidup, bersikap arif

dan bijaksana terhadap masalah yang saya hadapi, saya akan menepati

janji, mengerjakan PR pada waktunya, dan bersyukur dengan cara

mengerjakan semua perintahnya dan menjauhi segala larangannya.

Kegiatan penutup, guru memberi salam.

Dalam pembelajaran guru menganalisi respon siswa MAN 1 Grogol

terhadap pembelajaran menggunakan Novel sebagai alat dalam pembelajaran

Akhlak. Untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran akhlak

menggunakan novel sebagai alat dalam pembelajaran, siswa diberi sejumlah

pertanyaan terkait dengan akhlak dan penggunaan novel sebagai alat dalam

pembelajaran.

Berikut keadaan siswa terhadap pembelajaran akhlak dengan

menggunakan novel sebagai alat dalam pembelajaran. Pada proses pengamatan

guru pada pembelajaran akhlak yang dilaksanakan dikelas XI agama dengan

alokasi waktu 2x60 menit atau 2x pertemuan. Bahwa siswa dikelas XI agama

belum cakap dalam mengidentifikasi nilai akhlak yang terdapat didalam novel.

Sehingga guru menjelaskan sebanyak 3 kali juga memberi contoh tentang

bagaimana menganalisis nilai pendidikan akhlak yang terdapat pada dialog-dialog

tersebut. Maka pada analisis ini waktu yang dibutuhkan cukup banyak.

Pada pertemuan ke 2 pada hari ini 2 september 2014 siswa sudah bisa

memaparkan nilai akhlak apa saja yang terkandung di dalam novel. Untuk

mengetahui nilai akhlak apa saja yang terkandung didalam novel guru

memerintahkan siswa untuk mempresentasikan nilai akhlak apa saja yang

terkandung dalam novel tersebut pada kelompok satu kemudian bergilir sama

kelompok 5 dengan metode snow bowling.

Page 72: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

59

Pada saat pemaparan dari kelompok 1, 2, 3, 4,5. Mereka menemukan nilai

jujur, kasih sayang, sabar, bersyukur, bertawakkal, ikhlas, memberi pertolongan,

sopan santun, suka memaafkan, semangat.

Guru bertanya kepada siswa bernama Novira, Nurlaela, Kevin, M. Nasir,

Nanang, Indizat , Nadya (kelompok 1):

”apakah nilai akhlak yang kalian temukan dalam novel ini masih relavan

dengan keadaan masa kini? Yang kalian lihat banyak para pejabat yang

menjadi sosok yang tidak cocok untuk ditiru?

Jawaban siswa:

Masih relavan. Karena bagaimanapun juga kita harus berakhlak mulia,

biarpun disana banyak yang mencontohkan tidak baik, tapi kita tidak

boleh jadi seperti mereka yang mencontohkan tidak baik

Guru bertanya kepada Karina, Mahfudah, Hilda, Siti mu‟awanah (kelompok 2):

”bagaimana Alif Fikri pada kisah yang kalian baca? Apakah kalian setuju

dengan sikap Alif Fikri dan Bagaimana dengan Bang Togar?

Jawaban siswa:

Saya kesal dengan Bang Togar karena ia bersikap semena-mena dengan

Alif Fikri padahal ia telah mengerjakan tulisannya dengan segenap

tenaga dan pikiran, mencorat-coret tulisannya dengan tinta merah tapi

bersyukur setelah itu tulisannya dipajang di majalah kampus.maka saya

juga akan jadi seperti itu kan berusaha sekuat tenaga dengan apa yang

ingin saya capai.

Guru bertanya kepada aprilia, nurrahmah, purri amanda, minati lestari, ahmad

rifa‟i dan amelia (kelompok 3):

”Dari kesekian akhlak yang kalian temukan seperti ikhlas, semangat,

sabar, jika kalian ada diposisi Alif Fikri, kalian merasakan keadaannya

bagaimana sikap kalian? Seperti diceritakan Alif Fikri mengalami

kesusahan yang bertubi-tubi ayahnya meninggal, ia tidak punya uang

untuk mencukupi kehidupannya, ia menjadi sales menjual baju keliling

kampung, lalu ia tertimpa sakit”.

Page 73: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

60

Jawaban siswa:

Saya akan berputus asa, saya akan bersedih, karena menurut saya

kejadian seperti itu apalagi datang pada saat bersamaan membuat saya

tidak bisa melakukan apa-apa, tapi tidak berlarut-larut saya akan

mencoba untuk bangkit walau susah dan penuh dengan keringat dan

cucuran air mata.

Guru bertanya kepada seluruh siswa:

”bagaimana menurut kalian semua apakah kalian akan

mengemplementasikan nilai pendidikan akhlak yang terdapat dalam

novel”?biarpun susah? Penuh kendala?

Jawaban siswa:

”Saya akan mengemplementasikan pada kehidupan sehari-hari, biarpun

susah saya akan mencoba, biarpun banyak kendala saya akan mencari

jalan keluar seperti yang ada didalam novel”.

Guru bertanya kepada seluruh siswa:

”Apakah kalian senang belajar menggunakan novel?

Jawaban siswa:

Saya senang bu belajar menggunakan novel tapi awalnya saya mengalami

kesulitan pada saat menganalisis atau menggeluarkan nilai akhlak yang

terdapat dalam novel

Pada dasarnya siswa terjun ke dalam suasana hati seperti yang terjadi pada

Alif fikri sehingga ia merasa kesal jika Alif Fikri di perlakukan semena-mena oleh

orang lain, siswa juga merasa senang ketika Alif fikri berhasil terhadap sesuatu.

Siswa dinyatakan telah tersentuh hati nurani dan intuisinya, peneliti membuktikan

bahwa pembelajaran menggunakan novel berhasil mempengaruhi siswa dengan

menampilkan sosok akhlak mulia.

Selanjutnya keadaan siswa Man 1 Grogol terhadap pembelajaran akhlak

menggunakan novel yang ada dikelas XI Bahasa. Pada umumnya mereka sudah

mengerti pada waktu menganalisis novel pada pertemuan pertama karena mereka

sudah biasa menganalisis novel pada waktu pembelajaran bahasa indonesia, maka

waktu yang dibutuhkan memadai untuk memaparkan nilai akhlak yang terdapat

pada novel di pertemuan ke dua.

Page 74: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

61

Maka pada di pertemuan ke dua ini pada tanggal 2 September jam ke 7-8

atau jam 01.40-02.40 mereka sudah bisa memaparkan dengan baik alur cerita dan

nilai akhlak yang ada didalamnya.

Respon siswa pada waktu penyampaian nilai akhlak yang terdapat dalam

novel, guru bertanya kepada siswa bernama Teguh Abdi Pratama, M.Abdi majid,

Jum-jum Haerani, Amara, Raka Naufal, Rezki Irwan , Anisa, Ismi, Ana Alfiyah

(kelompok 1):

”apakah nilai akhlak yang kalian temukan dalam novel ini masih relavan

dengan keadaan masa kini? Yang kalian lihat banyak para pejabat yang

menjadi sosok yang tidak cocok untuk ditiru?

Jawaban siswa:

Nilai akhlak yang kami temukan dalam novel seperti sabar, semangat dan

pemaaf masih relavan dengan keehidupan masa kini, karena masih

banyak orang yang mempertahankan nilai-nilai ini dalam keehidupan

sehari-hari.

Guru bertanya kepada Lusi Hasanah, Jodi Ferniawan, M. Drismandany, Bayu

Anugrah, Annisa, Ayu (kelompok 2):

”bagaimana Alif Fikri pada kisah yang kalian baca? Apakah kalian setuju

dengan sikap Alif Fikri dan Bagaimana dengan Bang Togar?

Jawaban siswa:

Alif fikri pada cerita ini sedang dalam pembelajaran dengan Bang Togar

dalam hal menulis, tetapi Alif Fikri sangat sabar disini saya setuju karena

tekadnya yang bulat ingin bisa menulis dan tulisannya terpampang di

majalah atau koran, tapi saya kurang setuju dengan Bang Togar yang

memperlakukan Alif Fikri dengan kasar dengan mencorat coret semua

hasil karyanya yang telah dibuat Alif Fikri dengan susah payah.

Guru bertanya kepada Sri Widia, Jhane Febiola, Anggun, Shintia Putri, Rima

alfani, Ahmad Al-Faruq dan Yola (kelompok 3):

”Dari kesekian akhlak yang kalian temukan seperti ikhlas, semangat,

sabar, jika kalian ada diposisi Alif Fikri, kalian merasakan keadaannya

bagaimana sikap kalian? Seperti diceritakan Alif Fikri mengalami

Page 75: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

62

kesusahan yang bertubi-tubi ayahnya meninggal, ia tidak punya uang

untuk mencukupi kehidupannya, ia menjadi sales menjual baju keliling

kampung, lalu ia tertimpa sakit”.

Jawaban siswa:

saya akan mencoba untuk melakukan seperti yang dilakukan Alif Fikri,

saya akan merubahnya dari yang paling bisa saya lakukan.

Guru bertanya kepada seluruh siswa:

”bagaimana menurut kalian semua apakah kalian akan

mengemplementasikan nilai pendidikan akhlak yang terdapat dalam

novel”?biarpun susah? Penuh kendala?

Jawaban siswa:

”Saya akan mencobanya untuk mempraktekkannya pada kehidupan

sehari-hari, jika saya menemukan kendala saya akan berusaha

Guru bertanya kepada seluruh siswa:

”Apakah kalian senang belajar menggunakan novel?

Jawaban siswa:

Saya senang bu belajar menggunakan novel karena kami sudah terbiasa

menganalisis novel pada pembelajaran bahasa indonesia.

Peneliti mengambil kesimpulan dari kedua kelas dalam penelitian ini yaitu

kelas XI Agama yang dilaksanakan pada jam pertama yaitu hari selasa, pukul

07.10-09.20 dan kelas XI bahasa pukul 12.40-02.20.

Siswa pada dasarnya setuju dengan nilai-nilai akhlak yang terdapat

didalam novel dan sama–sama ingin mengemplementasikannya pada kehidupan

sehari hari. Siswa termotifasi untuk berperilaku sesuai cerita novel, siswa

mempunyai figur sosok akhlak terpuji, dan mereka akan berusaha untuk

menggapai cita-cita.

D. Interpretasi Data.

Asumsi penelitian adalah pembelajaran nilai akhlak akan efektif apabila

dilakukan secara kontekstual terutama jika dihadirkan alat pendidikan seperti

novel, maka peserta didik akan mempraktekkan nilai yang ia telah temukan di

Page 76: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

63

dalam novel dalam kehidupan sehari-hari.

Untuk melihat apakah pembelajaran efektif dan dapat merubah pola pikir

siswa maka peneliti mengajar apa 2 kelas yang berbeda yaitu XI Bahasa yang latar

belakang peserta didiknya telah bisa menganalisis novel dengan baik dan XI

Agama yang latar belakang peserta didiknya belum bisa betul dalam menganalisis

novel.

Pada hasil penelitian pertama

Perbedaan yang signifikan terjadi dikelas XI bahasa dan XI agama dalam

menganalisi novel kelas XI bahasa intusias dan bersemangat walaupun mata

pelajaran sebelum terakhir. Dan ketika di kelas XI agama mereka pada umumnya

belum bisa betul dalam menganalisis novel tetapi mereka bersemangat dan

antusias ditunjukkan dengan bertanya tentang dialog atau narasi novel yang

mereka belum mengerti untuk diklasifikasikan kepada nilai pendidikan akhlak

yang mana.

Pada hasil penelitian ke dua dikedua kelas

Perubahan peserta didik terjadi di pertemuan kedua yaitu siswa bersemangat

dalam mempresentasikan hasil tela‟ah novel, ketika ditanya apakah kalian mau

mengemplementasikan nilai pendidikan akhlak ini dalam kehidupan sehari-hari ?

”dengan serentak siswa menjawab insyaAllah saya akan mempraktekkannya

dengan sebisa mungkin walalupun sulit yang dirasa”dalam hal pembelajaran

akhlak ditandai dengan apresiasi siswa dengan mengatakan ”belajar menggunakan

novel menyenangkan”. Siswa lain menambahkan belajar menggunakan novel

tidak membosankan”. Dalam pelajaran ini muncul minat siswa terhadap novel dan

membaca, pola pikir siswa menjadi berubah.

Page 77: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

64

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan, maka penulis mengambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat banyak nilai akhlak yang terdapat pada Novel Ranah 3 Warna

karya Ahmad Fuadi, diantaranya adalah nilai akhlak, pantang menyerah,

selalu berusaha, bersyukur, hemat, sopan santun, lemah lembut dalam

bertutur kata, pemaaf, qona’ah (mencukupkan apa yang ada), kasih

sayang, jujur, bertawakkal, ikhlas suka menolong.

2. Terdapat relevansi antara nilai pendidikanakhlak yang terdapat didalam

novel dengan kurikulum MAN 1 Grogol, tetapi terdapat pembahasan

tentang nilai akhlak dibahas sebelum menerangkan tentang akhlak

berpakaian, bertamu dan menerima tamu

3. Dalam pembelajaran guru menggunakan Novel sebagai alat dalam

pembelajaran. Dengan metode kontekstual yaitu mengaitkan dengan

kehidupan nyata. Peserta didik diberikan contoh-contoh riil sosok yang

berakhlak atau peserta didik diberikan bagaimana menjalani kehidupan ini

dengan arif dan bijaksana. Sehingga peserta didik tersentuh hati nuraninya

ketika mengikuti alur cerita tersebut dan mendapatkan sosok figure yang

ingin diikutinya dalam kehidupan sehari-hari.

Page 78: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

65

A. Saran

1. Penulis-penulis karya ilmiyah seperti sastra novel, dapat mengangkat tema

pendidikan akhlak yang memberika banyak pembelajaran tentang kehidupan

dan pengalaman sebagai motivasi hidup bagi pembaca

2. Guru dalam pembelajaran dapat menggunakan novel sebagai alat dalam

pembelajaran, sehingga guru jadi lebih mudah untuk menampilkan sosok

akhlak mulia dalam pembelajaran akhlak.

3. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran bagi para guru

dan siswa untuk dapat mengetahui mengenai nilai pendidikan akhlak yang

terdapat dalam novel dan mengemplementasikannya dalam pembelajaran.

Page 79: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

DAFTAR PUSTAKA

Abdul, Aziz Hamka, Pendidikan Karakter berpusat pada hati, (Jakarta: Al-

Mawardi Prima, 2011), Cet ke-1.

Alhamidy, M.’Ali, Jalan Hidup Muslim, (Bandung:PT. Al-Ma’arif, 1977), Cet-7

Al-Jamal, Muhammad Ibrahim, Penyakit-Penyakit Hati, (Bandung: Pustaka

Hidayah, 2000) Cet ke-5

Al-Munajid, Muhammad Shalih Syekh, Jagalah Hati Raih Ketenangan, ( Jakarta:

Cakrawala Publishing, 2006), Cet ke-1

Al-Toumy, M Omar., Al-Syaibany, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan

Bintang, 1979), Cet ke-2.

Amin, Ahmad, Etika Ilmu Akhlak, ( Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1995), Cet ke-8.

AR, Zahruddin, Hasanuddin Sinaga, “Pengantar Studi Akhlak”, PT. Raja

Grafindo Persada, Jakarta, Cet ke-1.

Asyarie, Sukmadjaja dan Yusuf Rosy, Indeks Al-Qur’an, (Bandung: Pustaka,

2000), Cet ke-4

Athiyah, Al-Abrasyi Muhammad, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, Terj.

Dari Attarbiyatul Islamiyah oleh H.Bustami A.Gani dan Juhar Bahri,

(Jakarta:Bulan Bintang, 1984), Cet ke-4.

Ballantine, Thomas Irving, dkk, Inti Ajaran Islam: Paradigma Perilaku Duniawi

dan Ukhrawi, ( Jakarta: CV Rajawali, 1987), Cet ke-1.

Dastaghib, Syahid, Menuju Kesempurnaan Diri:Wacana Seputar akhlak, Terj.

Dari al-Akhlaq al-Islamiyah oleh Ali Yahya,( Jakarta: Lentera Basritama,

2003), Cet ke-1.

Edidarmo, toto dan Mulyadi, Pendidikan Agama Islam Akidah Akhlak,

(Semarang, PT. Karya Toha Putra, 2009), Cet ke-1.

H, Mustofa. A , Akhlak Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), Cet ke-1.

Ibrahim, Muhammad Al-Jamal, Penyakit-Penyakit Hati, (Bandung: Pustaka

Hidayah, 2000) Cet ke-5.

Jalaluddin, Teologi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), Cet

ke- 2.

Page 80: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

Kartini, Kartono, Kenakalan Remaja, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010),

Cet ke-10.

Komalasari, Kokom, Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi, (Bandung:

PT Refika Aditama, 2013), Cet-ke3.

Makmun, Muhayidh, Kecerdasan dan Kesehatan Emosional Anak, ( Jakarta:

Pustaka Al-Kautsar, 2010) Cet ke-4.

Moleong, J. Lexy Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung:PT Remaja

Rosdakarya), Cet ke-2.

Muhaimin, Manajemen Pendidikan Aplikasi dalam Penyusunan Rencana

Pengembangan Sekolah, Madrasah, Ed. 1 (Jakarta: Kencana Prenada

Media Group, 2010).

Nata, Abuddin, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996).

Nurgiantoro, Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia Anak, (Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press, 2005), Cet ke-1

Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Permenag no.2 tahun 2008 tentang standar isi.pdf, dalam

http://nhidayat62.wordpress.com/2009/08/13/permenag-no-2-tahun-

2008/ diakses pada senin, 10 maret 2014 pukul 15.30 WIB

Purwanto, Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2006) Cet ke-17.

Quthb, Muhammad diterj oleh Salman Harun, Sistem Pendidikan Islam,

(Bandung: PT AlMa’arif, 1988) Cet ke-2.

Sabri, Alisuf, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), Cet

ke-1.

Salim, Peter, Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Komtemporer, (Jakarta:

Modern English Press, 2002), Cet Ke-3.

Setyosari, Punaji, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta; Kencana Prenada

Media Group, 2010), Cet ke- 1.

Sumardjo, Jacob, Konteks Sosial Novel Indonesia 1920-1977. (Bandung: Alumni.

1999).

Tebba, Sudirman, Hidup bahagia Cara Sufi, (Jakarta: Pustaka Irvan, 2007), Cet

ke-2

Page 81: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

Tim Dosen FIP-IKIP MALANG, Pengantar dasar-dasar kependidikan.

Ulansari, “Nilai-nilai Pendidikan Moral dalam Novel Ranah 3 Warna karya

Ahmad Fuadi,” Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta 2012.

Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Tahun 2003, (Jakarta: CV. Mini Jaya Abadi).

Yahya Badrusalam Abu, Keutamaan dan Pentingnya Akhlak Mulia – Bagian ke-1

– Kitab Fiqhul Akhlaq, http://www.radiorodja.com/ diakses pada senin, 22

September 2014, pukul 12.30

Yatimin, Abdulloh, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur’an, (Jakarta: Amzah,

2007), Cet ke-1.

Yunus, Mahmud, Pendidikan dan Pengajaran, ( Jakarta: PT. Hidakarya Agung, ).

Zuhairini, dkk, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta:Bumi Aksara, 2009), Cet ke-5.

Page 82: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT
Page 83: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT
Page 84: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT
Page 85: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT
Page 86: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

Lampiran 2

A. Biografi Pengarang Novel Ranah 3 Warna

Ahmad Fuadi (lahir di Bayur Maninjau, Sumatera

Barat, 30 Desember 1972; umur 39 tahun) adalah novelis,

pekerja sosial dan mantan wartawan dari Indonesia. Novel

pertamanya adalah novel Negeri 5 Menara yang

merupakan buku pertama dari trilogi novelnya. Karya

fiksinya dinilai dapat menumbuhkan semangat untuk

berprestasi. Walaupun tergolong masih baru terbit,

novelnya sudah masuk dalam jajaran best seller tahun

2009. [1]

Memulai pendidikan menengahnya di KMI Pondok

Modern Darussalam Gontor Ponorogo dan lulus pada tahun 1992. Kemudian melanjutkan kuliah

Hubungan Internasional di Universitas Padjadjaran, setelah lulus menjadi wartawan Tempo.

Kelas jurnalistik pertamanya dijalani dalam tugas-tugas reportasenya di bawah bimbingan para

wartawan senior Tempo. Tahun 1998, dia mendapat beasiswa Fulbright untuk kuliah S2 di

School of Media and Public Affairs, George Washington University. Merantau ke Washington

DC bersama Yayi, istrinya---yang juga wartawan Tempo-adalah mimpi masa kecilnya yang

menjadi kenyataan. Sambil kuliah, mereka menjadi koresponden TEMPO dan wartawan VOA.

Berita bersejarah seperti peristiwa 11 September 2001 dilaporkan mereka berdua langsung dari

Pentagon, White House dan Capitol Hill.

Tahun 2004, jendela dunia lain terbuka lagi ketika dia mendapatkan beasiswa Chevening

untuk belajar di Royal Holloway, University of London untuk bidang film dokumenter. Penyuka

fotografi [3]

ini pernah menjadi Direktur Komunikasi di sebuah NGO konservasi: The Nature

Conservancy.[4]

Riwayat Pendidikan Ahmad Fuadi

KMI Pondok Modern Darussalam Gontor, Ponorogo (1988-1992)

Program Pendidikan Internasional, Canada World Youth, Montreal, Kanada (1995-1996)

National University of Singapore, Singapura studi satu semester (1997)

Page 87: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

Universitas Padjadjaran, Indonesia, BA dalam Hubungan Internasional, (September

1997)

The George Washington University, Washington DC, MA dalam Media and Public

Affairs (Mei 2001)

Royal Holloway, Universitas London, Inggris, MA dalam Media Arts, (September 2005)

Karir.

Penulis dan Kolumnis bebas, 1992-1998: Menulis ratusan artikel mengenai peristiwa

terkini untuk media massa di Indonesia. Wartawan dari CJSR 3 TV Communautaire, St-

Raymond, Quebec, Kanada, 1995. Asisten Penelitian, School of Media and Public Affairs,

George Washington University, Washington DC, 2000-2001. Asisten Penelitian, Center for

Media and Public Affairs, Washington DC, 2000-2001. Bekerja di Pemanasan Global dan

Budaya Pop Project. Wartawan, Majalah TEMPO, Jakarta, Indonesia, Augustus 1998-2002.

Mengulas dan menulis berita aktual mulai dari politik, ekonomi sampai berita seni. Internasional

koresponden, Majalah TEMPO, Washington DC, Agustus 1999-September 2002. Mengulas

peristiwa dan menulis cerita dari titik-titik utama di AS seperti Pentagon, Gedung Putih, dan

Capitol Hill.

Di antara highlight dari laporannya adalah: penulisan cerita dan tindak lanjutnya

peristiwa 11 September dari Washington DC dan mewawancarai tokoh-tokoh seperti Colin

Powell dan Paul Wolfowitz. Produser TV dan Editor, Voice of America, Washington DC, Mei

2001-Oktober 2002. Wartawan, Voice of America, Jakarta, November 2002 - November 2005

Spesialis Publikasi dan Informasi, USAID-LGSP (Local Governance Support

Program)Desember 2005-Agustus 2007. Direktur Komunikasi, The Nature Conservancy (TNC)

Agustus 2007-2009

The Nature Conservancy (TNC) sebagai salah satu organisasi konservasi terbesar di

dunia, Bertanggung jawab untuk mengembangkan dan menerapkan strategi komunikasi untuk

meningkatkan dan mempertahankan kesadaran masyarakat dan dukungan TNC. Publikasi dan

mengkoordinasikan semua usaha pemasaran TNC di Indonesia. Managed hubungan media,

media monitoring, identitas visual dan branding, internal / eksternal publikasi, dan manajemen

risiko. Mewakili TNC di arena nasional dan internasional. Bekerja sama dengan berbagai staf

TNC di lebih dari 30 negara di dunia. 1

1 http://id. Wikipedia.org/wiki/Ahmad Fuadi, akses, 18 juni 2014

Page 88: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT
Page 89: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

Lampiran 3

Lembar Analisis Novel

Judul Buku :

Pengarang :

Nama Siswa :

Page 90: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

Lembar Analisis Novel

Novel Study Analysis Sheet

Ringkasan Cerita / Sinopsis

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

Page 91: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

Analisis nilai akhlak terpuji yang didapat didalam novel

no Akhlak yang ditemukan didalam novel Dialog

Page 92: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

Pesan / Message/AMANAT

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

Catatan /Note/KESIMPULAN

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

Page 93: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

Lampiran 4

Sinopsis Novel Ranah 3 Warna

Kategori : A. FuadiNegeri 5 MenaraTriologi Negeri 5 Menara

Penulis: Ahmad Fuadi

Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama

Tahun Pertama Terbit: 2011

Jumlah Halaman: 473

Novel satu ini merupakan rangkaian kedua seri Triologi Negeri 5 Menara.

Jadi praktis tokoh utama pada kisah ini masih sama dengan di buku pertamanya

yakni, Negeri 5 Menara. Hanya saja, kisah yang ada di dalam bagian kedua ini

lebih fokus pada kehidupan dan konflik yang dialami si Alif. Dikisahkan, ia baru

saja tamat bersekolah dari Pondok Madani. Selepas dari pesantren, Alif dilingkupi

banyak cita-cita, salah satunya adalah melanjutkan pendidikan di bidang

teknologi, suskses seperti Pak Habibie dan kemudian hijrah ke Amerika Serikat.

Namun keinginan Alif tersebut tiba-tiba dijegal fakta bahwa ia tak memiliki

ijazah. Memang pada saat itu, pondok pesantren belum berwewenang untuk

menerbitkan ijazah layaknya sekolah yang disubsidi pemerintah. Tapi hal tersebut

tidak menggoyahkan cita-cita Alif. Ia kemudian berhasil memperoleh ijazah

dengan mengikuti ujian penyetaraan.

Page 94: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

Selanjutnya, Alif kemudian ikut ujian UMPTN dan berhasil kuliah di

Bandung. Tepatnya di jurusan Hubungan Internasional. Meski tidak berhasil

masuk ke ITB, tapi bagi Alif tak mengapa. Ia tetap menjalani kuliahnya dengan

sungguh-sungguh. Meski ia sering mengalami masalah seperti keuangan dan

semacamnya. Awalnya Alif hampir menyerah, hanya saja ia kembali teringat

mantra “man shabara zhafira” yang artinya, siapa yang bersabar akan beruntung.

Ia memilih unutk berjuang dan bersabar.

Pada akhirnya, Alif berhasil memperbaiki kondisi keuangannya dengan

cara menulis. Bahkan dengan hasil menulis itu, ia bisa mengirimkan sedikit uang

bagi keluarganya di kampung. Seiring berjalannya waktu, Alif tiba pada

keberuntungannya yang pertama dimana ia terpilih sebagai mahasiswa utusan

dalam program pertukaran belajar ke Benua Amerika. Alif memilih Negara

Kanada. Di sana ia tinggal bersama keluarga angkat. Mereka sangat dekat. Saat

tiba waktu Alif untuk kembali ke Indonesia, keluarga angkatnya di Kanada sangat

sedih. Namun Alif meninggalkan janji untuk mereka, kelak ia akan kembali ke

Kanada. Janji tersebut ditepatinya 11 tahun kemudian. Ia kembali berkunjung ke

Kanada bersama isterinya.

Novel Ranah 3 Warna ini sangat cocok dibaca mereka yang takut bercita-

cita. Dan kalaupun ada cita-cita, kita selalu mencemaskannya. Kisah Alif yang

dikemas apik dalam novel ini memberikan kita paradigm kuat bahwa cita-cita

harus selalu dikejar bagaimanapun caranya. Dan yang paling penting adalah

mengawinkan usaha dengan kesabaran. Sebab, boleh jadi hasil kerja keras kita

tidak nampak di awal tetapi di akhir. Jika di tengah jalan kita memtuskan

menyerah, maka rugi besarlah kita.

Dari segi bahasa, penulisan novel ini cukup baik. Penulisnya cerkas dan

tidak suka menghambur-hamburkan kata. Meski demikian, alur cerita tetap

berjalan apa adanya tanpa terkesan buru-buru atau sebaliknya, terlalu lambat.

Novel motovasi ini sangat cocok Anda hadiahkan bagi anak-anak agar

semangatnya mengejar cita-cita bisa lebih kuat lagi.

Page 95: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

Lampiran 5

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI

Nilai-Nilai Pendidikan akhlak

Ada 10 nilai pendidikan Akhlak yang digambarkan oleh tokoh utama yaitu Alif Fikri, sebagaimana dalam tabel berikut:

NILAI DESKRIPSI

1. Al-amanah (jujur dan dapat dipercaya)

Al-amanah atau jujur merupakan dimensi pendidikan akhlak yang berhubungan dengan diri seseorang. Yang dikatakan amanah ialah

ia yang dapat berlaku jujur dalam perkataan dan perbuatan.

2. Al-„Afwu (pemaaf)

Al-„afwu atau pemaaf merupakan dimensi pendidikan akhlak yang berhubungan dengan manusia dan sesamanya. Ia dapat

memaafkan seseorang yang telah berbuat sedemikian rupa terhadapnya dan ia dapat memaafkannya dengan sengaja tanpa ajakan dan

perintah siapapun.

3. Sopan santun

Sopan santun merupakan dimensi pendidikan akhlak yang berhubungan dengan diri sendiri dan orang lain. Dalam hal berinteraksi

dan bertingkah laku dengan yang lainnya.

4. As-sabru (sabar)

As-sabru atau sabar merupakan dimensi pendidikan akhlak yang berhubungan dengan perilaku seseorang. Sabar disini ialah ia yang

dapat menyikapi segala masalah dengan tabah dan menerimanya dengan lapang dada.

5. Kasih sayang

Kasih sayang merupakan dimensi pendidikan akhlak yang berhubungan dengan diri sendiri dan orang lain. Menyayangi orang yang

lebih tua, menyayangi sesama juga menyayangi hewan dan tumbuhan.

Page 96: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

6. Bertawakkal (At-Tawakkal)

Bertawakkal ialah dimensi pendidikan akhlak yang berhubungan antara manusia dengan Allah. Perwujudan dalam akhlak ini ialah

manusia selalu berusaha dapat melakukan segala sesuatu dan berharap dengan hasil terbaik dalam setiap yang diusahakan, dalam proses

pengharapannya ia bersikap optimis menyerahkan segala ketentuan kepada Allah.

7. Bersyukur (Asy-Syukru)

Bersyukur ialah dimensi pendidikan akhlak yang berhubungan dengan perilaku manusia. Perwujudan dalam akhlak ini ialah manusia

merasa senang dan berterima kasih atas nikmat yang diberikan Allah dengan cara meningkatkan ibadah kita kepada Allah secara total.

8. Ikhlas

Ikhlas ialah dimensi pendidikan akhlak yang berhubungan dengan manusia. Ikhlas merupakan salah satu dari amal hati. Sebab

diterimanya berbagai amal tidak bisa sempurna kecuali dengan ikhlas. Ikhlas disini ialah menghendaki keridhoan Allah dan

membersihkannya dari segala noda individual maupun duniawi. Tidak ada yang melatar belakangi suatu amal kecuali karena Allah Swt,

dan demi hari akhirat.

9. Memberi pertolongan

Memberi pertolongan adalah dimensi pendidikan akhlak yang berhubungan dengan orang lain. Tidak mungkin sesame manusia tidak

memerlukan bantuan orang lain karena manusia adalah makhluk social yang bergantung dengan orang lain dan saling tolong menolong.

10. Semangat

Semangat adalah dimensi pendidikan akhlak yang berhubungan dengan diri sendiri. Semangat dalam menggapai sesuatu, semangat

dalam belajar, semangat dalam mencukupi kebutuhan hidup. Tanpa semangat dan berputus asa maka sesuatu yang diinginkan tidak akan

dapat dicapai.

Page 97: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

DAFTAR OPERASIONAL

NILAI PENDIDIKAN AKHLAK RANAH 3 WARNA

No Judul / Tema Narasi Nilai Pendidikan

Akhlak

1

Mendaki Tiga

Puncak Bukti

/

Persiapan

masuk

Universitas

Negeri dan

ujian

persiapan

persamaan

SMA

“…. Waktu ujian persamaan SMA tinggal 2 bulan lagi. “Sekarang tugas Waang untuk belajar

keeras,” kata Ayah sambil menyerahkan setumpuk kertas.

“Tapi Yah, tinggal 2 bulan? Untuk belajar tiga tahun?” Aku menghela nafas panjang, antara

bingung dan gentar. Bisakah aku?

Dengan meyakinkan diri aku jawab tantangan Ayah. “Insya Allah Yah Ambo akan berjuang

habis-habisan untuk persamaan ini dan untuk UMPTN.”

Semangat

“…. Armen belum juga puas rupanya. Dia mendekat dan berbisik ke telinga ku sambil

menyeringai. “Kecuali Waang pakai joki, Lif.”

“Joki? Aku menggeleng kerang untuk perjokian. Apa gunanya ajaran Amak dan Pondok Madani

tentang kejujuran dan keikhlasan?”

Jujur

Pagi itu dengan mengepalkan tinjuku, aku bulatkan tekad, aku bulatkan doa: aku akan lulus ujian

persamaan SMA dan berperang menaklukan UMPTN. Aku akan membuktikan kalau niat kuat

telah dihunus, halangan apapun akan aku tebas.

Semangat

Antara prihatin dan kesal dia berkata, “Setahun pun Aden ajari tampaknya Waang tidak akan

menguasai pelajaran ini.” Aku tatap matanya. Dia sungguh-sungguh tidak sedang bercanda. Aku

menjawab keras, “Jangankan setahun, tiga tahun pun akan Aden lakukan demi menggapai cita-

cita. Kalau tidak mau menolong, Aden akan menolong diri sendiri.”

Ikhlas

Kalau aku masih ingin kuliah di universitas negeri, aku harus mengambil keputusan besar. Aku

akhirnya harus memilih dengan realistis. Kemampuan dan waktu yang aku punya saat ini tidak

cocok dengan impianku. Dengan berat hati aku kuburkan impian tinggiku dan aku hadapi

kenyataan bahwa aku harus mengambil jurusan IPS. Selamat jalan ITB

Bertawakkal

Batangga Dinding kamar aku tempeli kertas-kertas yang berisi ringkasan berbagai mata pelajaran dan Semangat

Page 98: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

No Judul / Tema Narasi Nilai Pendidikan

Akhlak

2. /

Ujian

persamaan

SMA dan

persiapan

ujian SMPTN

rumus penting. ……. Aku tempelkan sebuah kertas karton merah, bertuliskan tulisan Arab tebal-

tebal: Man jadda wajada!...... aku paksa diriku lebih kuat lagi. Aku lebihkan usaha.

Kalau aku lihat cermin, badanku kini mengurus, agak pucat, dan mataku merah. Tapi aku tidak

peduli. Ini perjuangan penting dalam hidupku. Mungkin penentu nasib masa depanku. Amak dan

Ayah tampak cemas melihat aku belajar seperti orang kesurupan. “Nak, jangan terlalu diforsir

tenaga itu, jaga kesehatan, jangan sampai tumbang di masa ujian, “kata Amak ………

Kasih Sayang Amak

Akhirnya ujian persamaan sebagai syarat ikut UMPTN datang juga. Dilepas dengan do‟an dari

amak dan Ayah aku merasa siap maju ke medan perang. Aku tidak boleh kalah dengan keadaan

dan keraguan orang lain. Satu per satu aku jawab soal ujian dengan perasaan panas dingin. Walau

hamper selalu bergadang, belajar kerasku beberapa minggu terakhir ini

Bertawakkal

Jangan ganggu”. Begitu tuulisan besar yang aku temple di pintu kamar. Pintu kamar pun aku

kunci dan sudah berhari-hari aku mengurung diri, hanya ditemani bukit-bukit buku. Bahkan

kalau adikku diam-diam mengintip dari balik pintu, aku halau mereka …. Sampai lulus ujian

Semangat

3

Panen Raya

/

pengumuman

kelulusan

ujian SMPTN

Beralaskan Koran pengumuman, aku sujud syukur untuk keajaiban ini. Keajaiban tekad dan

usaha, keajaiban restu orang tua, keajaiban do‟a. Bersyukur

4

Musa dan

Khidir

/

Belajar

menulis

dengan bang

togar

Aku juga meluangkan waktu 2 jam seminggu untuk mengajar bahasa Arab di masjid Salman

ITB. Tentu saja gratis. Ini caraku mengabdikan ilmu yang aku dapat di Pondok Madani kepada

masyarakat. Nasihat Kiai Rais bergengung- dengng di kepalaku, “Jadilah seperti anjuran Nabi,

khairunnas anfauhum linnas, sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang member manfaat bagi

orang lain.

Tolong menolong

“bang, aku ingin sekali bisa menulis. ……….. ingin dimuat media nasional.”…….

Sudah tujuanku, bang. Aku ingin belajar sama Abang.” Semangat

Page 99: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

No Judul / Tema Narasi Nilai Pendidikan

Akhlak

Tidak gampang membuat tulisan dengan logika jernih sebanyak 5 halaman pada dini hari. Aku

coba pompa semangatku dengan meneriakkan man jadda wajada, namun setelah beberapa jam,

kepalaku terangguk-angguk. Tidak kuat lagi, aku menggelar tikar, dan terkapar di sebelah kasur

Randai. Aku terlompat dari tidur begitu TOA di mushollah sebelah rumah kembali berdengung.

Suara azan Subuh. Mumpung Randai masih terkapar, segera setelah sholat Subuh aku kebut lagi

tulisanku dengan penuh semangat.

Jujur dalam

menepati janji

9

Tulisan

pertama

dimuat di

mading

kampus

Melihat tulisanku sekarang terpampang di majalah kampus, semua rasa capek dan kesal rasanya

terbayar lunas. ………………….. “terima kasih untuk bimbingan Abang,” Bersyukur

Air terus merambat naik ke pintu kontrakan mereka lalu menyelusup ke dalam rumah. Penghuni

rumah yang semuanya perempuan berebut keluar rumah. Dengan senang hati, kami bentu 5

mahasiswi ini memindahkan barang-barang di kamar kos mereka. Bahkan selama beberapa hari

mereka sempat menitip buku, koper buku, computer, dan peralatan lain di rumah kami.

Peduli kepada

sesama.

Walau berkantong tipis, keinginanku menonton film sangat tinggi. Sehingga setiap malam

minggu, aku bersama teman satu kos menonton film gratis di liga Film Mahasiswa ITB……

Bioskop yang aku maksud adalah sebuah ruang kuliah besar dengan kursi kayu keras.

Prihatin dan tidak

berlebihan dengan

keadaan .

10

Mengantarkan

ayah ke

pemakaman

“biar ambo yang menyuapi, Mak.” Aku mengambil piring bubur dari tangan amak. Sesendok

demi sesendok aku suapi Ayah. Sesekali aku bersihkan sisi bibirnya dengan sapu tangan.

Sayang kepada

orang tua.

Aku akan mendoakan ayah dari sini. Aku akan mencoba menjadi anak yang saleh yang terus

mendo‟akanmu, supaya menjadi amalmu yang tidak akan putus. Aku akan mengingat selalu

nasihat terakhir ayah.

Kasih sayang kepada

orang tua.

11

Setelah

kepergian

ayah

Mungkin sudah waktunya aku disapih, berhenti meminta uang ke Amak. Aku genggam foto

keluarga erat-erat, sampai hamper remuk. Aku berjanji pada diri sendiri akan membiayai diri

sendiri selama di bandung. …..mengirimi amak uang setiap bulan.

Peduli kepada

keluarga

Aku memesan hanya setengah porsi bubur ayam dengan banyak bawang goring. Supaya bubur

kelihatan banyak, aku tuangkan air putih dan aku aduk. Tidak apa encer, tapi kelihatan sudah Prihatin

Page 100: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

No Judul / Tema Narasi Nilai Pendidikan

Akhlak

semangkuk penuh. Lumayan untuk menghangatkan perutku pagi hari.

12

Janji aku dan

Tuhan

/

Berjanji

dengan diri

sendiri

Aku membuat perjanjian dengan diriku. ….. aku tulislah janji ini di sehelai kertas HVS putih.

…… yang berjanji : Alif Fikri dan yang pasti menyaksikan di atas sana: Allah.

Tangguh dengan

membuat perjanjian

“aden butuh uang tunai secepatnya. Kalau ada paluang kerja, tolong kasih tahu,” kataku datar.

“Kenapa tidak pinjam kea den saja?” “ pinjam ke wa‟ang sudah banyak. Dan pinjaman tidak

menyelesaikan masalah. Aden ingin mandiri. Ingin menghasilkan sendiri.

Mandiri.

Setidaknya mala mini aku punya dua harapan, mencari beasiswa dari kampus seperti yang

diusulkan Randai dan menunggu kabar dari Asto. Aku berusaha tidur lebih nyenyak. Terima

kasih Tuhan untuk peluang yang Engkau datangkan dengan bergegas.

Bersyukur.

Dengan menahan gengsi dan egoku sedalam-dalamnya, aku menenteng sebuah tas berat yang

disesaki daganganku berkeliling kota Bandung setiap sore dan malam, sepulang kuliah. Dari satu

gang ke gang yang lain. Dari satu rumah ke rumah yang lain. Dari satu pintu kepintu yang lain.

Semangat

15

Mencoba

bangkit dari

keterpurukan

Aku genggam secarik kertas menguning tadi dan aku geretakkan gigi. Aku lawan semua rasa

sakit. Aku harus paksa diriku. Aku tidak ingin mana karena terlalu mengasihi diri seperti ini.

Kalau aku sudah menyerah pada nasib, siapa yang akan membela diriku selain aku sendiri ?......

Dengan segenap jiwa, aku tegaskan bahwa aku tidak mau menjadi pecundang, orang yang kalah

sebelum berjuang. Setiap pikiran sumbang yang mencoba tumbuh di kepalaku, aku serang balik.

Semangat, mandiri

16

Datang

kembali ke

bang togar

……….. beberapa jam kemudian dia pulang dan tidak sabar memeriksa hasil tulisanku. Aku

dibuat berkeringat dingin dan terseok-seok. Atapi aku telah memancang tekad, semakin keras dia

menepaku, semakin keras pula aku belajar. Dalam hati bahkan aku menantang dia, “mana lagi,

apa lagi, berapa kali lagi?” akan aku layani semua tugas darinya. Targetku jelas, aku ingin

mampu membuat tulisan dengan kualitas layak muat media massa, local dan nasional

Semangat

18 Menerima

honor pertama

Sore itu, aku datangi sebuah panti asuhan di Jalan Nilem. Aku kais-kais lembar terakhir isi

dompetku dan aku serahkan ke bapak pengurus panti itu. Dia tersenyum sejuk, lalu menyalamiku

lama sekali. Matanya terpejam sambil khusyuk mendo‟akan aku. Aku merinding didoakan

Tolong menolong

Page 101: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

No Judul / Tema Narasi Nilai Pendidikan

Akhlak

seperti itu hanya karena menyumbang 7 ribu ribu rupiah.

Dengan optimism tinggi, aku menyurati amak……………… “mulai bulan ini, ambo insyaAllah

sudah bisa mandiri secara keuangan ….. tapi target besarku masih belum sampai, yaitu mengirim

uang setiap bulan ke Amak untuk biaya sekolah adik-adikku

Kasih saying

Semua bentuk kemalangan ada di sini. Fakir miskin, yatim piatu, korban cerai, kelaparan, sakit

akut, putus sekolah, pegangguran …………….

Tugas kita berbuat terbaik untuk mendapat rezeki terbaik, dan semoga kita punya kekuatan

membantu mereka nanti. …….

Tolong menolong.

20 Pindah kosan

….semua pengeluaran dan pemasukan aku catat dalam sebuah buku kas pribadi berwarna biru

langit…. Tidak ada uang jajan yang tidak perlu, memaksa diri untuk menabung walau sesedikit

apa pun, dan tidak lupa menyisihkan untuk mengantarkan ke panti asuhan di Jalan Nilem

Jujur

…….sejak itu, untuk pertama kalinya dalam hidupku, penghasilan bulananku melebihi semua

kebutuhan hidupku di Bandung. Min haitsu la yahtasib.dari tempat yang tidak disangka-sangka.

Rezeki dari Tuhan memang bisa datang dari mana saja dan kapan saja. Alhmadulillah.

Bersyukur

Dengan semangat melonjak-lonjak, aku selipkan 3 lembar uang Rp. 10.000 bergambar Sultan

Hamengku Buwono IX dan Borobudur di tengah lipatan surat untuk Amak. Walau tidak banyak,

ini sebuah prestasi besar dalam hidupku. Ini kali pertama dalam hidupku aku bisa member uang

hasil keringat sendiri kepada Amak.

Kasih sayang

Sejak itu, seperti seseorang yang terobsesi, aku sibuk keluar-masuk perpustakaan, menulis surat

kemana-mana, bertanya kepada para senior di kampus, bagaimana bisa belajar ke luar negeri

tanpa harus membayar. Ketika teman kulaihku masih sibuk berkutat dengan mata kuliah semester

ini, aku malah berpikir bagaimana caranya semester depan aku bisa sudah kuliah di luar negeri

dengan gratis.

Semangat belajar

keluar negeri.

22 Tes Kanada Dengan rasa percaya diri, aku gasak setiap soal tulis ….. untuk menempa diri, aku bahkan …. Percaya diri

Page 102: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR 4. Memahami ayat-ayat al-Qur'an tentang

ilmu pengetahuan dan teknologi 4.1 Menerjemahkan QS al-‘Alaq: 1-5, QS

Yuunus: 101; QS al-Baqarah: 164. 4.2 Menjelaskan kandungan QS al-

‘Alaq: 1-5; QS Yuunus: 101; QS al-Baqarah: 164.

4.3 Menunjukkan perilaku orang yang mengamalkan QS al-‘Alaq: 1-5, QS Yuunus: 101; QS al-Baqarah: 164.

4.4 Melakukan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti terkandung dalam QS al-‘Alaq: 1-5, QS Yuunus: 101; QS al-Baqarah: 164.

2. AKIDAH-AKHLAK a. Kelas X, Semester 1

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR 1. Memahami prinsip-prinsip dan metode

peningkatan kualitas akidah 1.1 Menjelaskan prinsip-prinsip akidah

1.2 Menjelaskan metode-metode

peningkatan kualitas akidah 1.3 Menerapkan prinsip-prinsip akidah

dalam kehidupan 1.4 Menerapkan metode-metode

peningkatan kualitas akidah dalam kehidupan

2. Memahami Tauhiid 2.1 Menjelaskan pengertian tauhiid dan istilah-istilah lainnya

2.2 Menjelaskan macam-macam tauhiid (uluuhiyah, rubuubiyah, mulkiyah, rahmaniyah dan lain-lain)

2.3 Menunjukkan perilaku orang yang

ber-tauhiid 2.4 Menerapkan perilaku ber-tauhiid

dalam kehidupan sehari-hari

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

Page 103: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

3. Memahami syirik dalam Islam 3.1 Menjelaskan pengertian syirik

3.2 Mengidentifikasi macam-macam syirik

3.3 Menunjukkan perilaku orang yang

berbuat syirik 3.4 Menjelaskan akibat perbuatan syirik 3.5 Membiasakan diri menghindari hal-

hal yang mengarah kepada perbuatan syirik dalam kehidupan sehari-hari

4. Memahami masalah akhlak dan metode

peningkatan kualitas akhlak 4.1 Menjelaskan pengertian akhlak 4.2 Menjelaskan induk-induk akhlak

terpuji dan induk-induk akhlak tercela

4.3 Menjelaskan macam-macam

metode peningkatan kualitas akhlak 4.4 Menerapkan metode-metode

peningkatan kualitas akhlak dalam kehidupan

b. Kelas X, Semester 2 STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

1. Meningkatkan keimanan kepada Allah melalui sifat-sifatnya dalam al-asma' al husna

1.1 Menguraikan 10 al-asma' al husna (al-Muqsith, al-Waarits, an-Naafi’, al-Baasith, al-Hafiidz, al-Walii, al-Waduud, ar-Raafi’, al-Mu’iz dan al-Afuww)

1.2 Menunjukkan bukti kebenaran tanda-tanda kebesaran melalui sifat Allah dalam 10 Asmaul Husna (al-Muqsith, al-Waarits, an-Naafi’, al-Baasith, al-Hafiidz, al-Walii, al-Waduud, ar-Raafi’, al-Mu’iz dan al-Afuww)

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

Page 104: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

1.3 Menunjukkan perilaku orang yang mengamalkan 10 al-asma' al husna (al-‘Aziiz, al-Ghafuur, al-Baasith, an-Naafi’, ar-Ra’uf, al-Barr, al-Ghaffaar, al-Fattaah, al-‘Adl, al-Qayyuum) dalam kehidupan sehari-hari

1.4 Meneladani sifat-sifat Allah yang terkandung dalam 10 al-asma' al husna (al-Muqsith, al-Waarits, an-Naafi’, al-Baasith, al-Hafiidz, al-Walii, al-Waduud, ar-Raafi’, al-Mu’iz dan al-Afuww) dalam kehidupan sehari-hari

2 Membiasakan perilaku terpuji 2.1 Menjelaskan pengertian dan

pentingnya husnuzh-zhan dan bertaubat

2.2 Mengidentifikasi bentuk dan contoh-contoh perilaku husnuzh-zhan dan bertaubat

2.3 Menunjukkan nilai-nilai positif dari husnuzh-zhan dan bertaubat dalam fenomena kehidupan

2.4 Membiasakan perilaku husnuzh-zhan dan bertaubat

3 Menghindari perilaku tercela 3.1 Menjelaskan pengertian riya, aniaya

dan diskriminasi 3.2 Mengidentifikasi bentuk dan contoh-

contoh perbuatan riya, aniaya dan diskriminasi

3.3 Menunjukkan nilai-nilai negatif akibat perbuatan riya, aniaya, dan diskriminasi

3.4 Membiasakan diri menghindari hal-hal yang mengarah pada perilaku riya, aniaya, dan diskriminasi

c. Kelas XI, Semester 1

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

Page 105: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR 1. Memahami ilmu kalam 1.1 Menjelaskan pengertian dan fungsi

ilmu kalam 1.2 Menjelaskan hubungan ilmu

kalam dengan ilmu lainnya. 1.3 Menerapkan ilmu kalam dalam

mempertahankan akidah

2. Memahami aliran-aliran ilmu kalam dan tokoh-tokohnya.

2.1 Menjelaskan aliran-aliran ilmu kalam, tokoh-tokoh dan pandangan-pandangannya (Khawarij, Murji`ah, Syi`ah, Jabariyah, Qadariyah, Asy’ariyah, Al-Maturidiyah, Mu`tazilah, dan lain-lain seperti teologi transformatif dan teologi pembebasan)

2.2 Menganalisis perbedaan antara aliran ilmu kalam yang satu dengan lainnya.

2.3 Menunjukkan contoh-contoh perilaku orang yang beraliran tertentu dalam ilmu kalam.

2.4 Menghargai terhadap aliran-aliran yang berbeda dalam kehidupan bermasyarakat

3. Membiasakan perilaku terpuji 3.1 Menjelaskan pengertian dan pentingnya akhlak berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu dan menerima tamu

3.2 Mengidentifikasi bentuk akhlak berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu dan menerima tamu

3.3 Menunjukkan nilai-nilai positif dari akhlak berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu dan menerima tamu dalam fenomena kehidupan

3.4 Membiasakan akhlak berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu dan menerima tamu

Page 106: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR 4. Menghindari perilaku tercela 4.1 Menjelaskan pengertian dosa besar

(mabuk-mabukan, berjudi, zina, mencuri, mengkonsumsi narkoba)

4.2 Mengidentifikasi bentuk dan contoh-contoh dosa besar (mabuk-mabukan, berjudi, zina, mencuri, mengkonsumsi narkoba)

4.3 Menunjukkan nilai-nilai negatif akibat perbuatan dosa besar (mabuk-mabukan, berjudi, zina, mencuri, mengkonsumsi narkoba)

4.4 Membiasakan diri untuk menghindari perilaku dosa besar (mabuk-mabukan, berjudi, zina, mencuri, mengkonsumsi narkoba)

d. Kelas XI, Semester 2

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR 1. Memahami tasawuf 1.1 Menjelaskan pengertian, asal usul,

dan istilah-istilah dalam tasawuf 1.2 Menjelaskan fungsi dan peranan

tasawuf dalam kehidupan modern 1.3 Menunjukkan contoh-contoh

perilaku bertasawuf 1.4 Menerapkan tasawuf dalam

kehidupan modern

4 Membiasakan perilaku terpuji 2.1 Menjelaskan pengertian dan pentingnya adil, rida, amal salih, persatuan dan kerukunan

2.1 Mengidentifikasi perilaku orang yang berbuat adil, rida, amal salih, persatuan dan kerukunan

2.3 Menunjukkan nilai-nilai positif dari adil, rida, amal salih, persatuan dan kerukunan dalam fenomena kehidupan

2.4 Membiasakan perilaku adil, rida, amal salih, persatuan, dan kerukunan dalam kehidupan sehari-hari

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR 3 Membiasakan perilaku terpuji 3.1 Menjelaskan pengertian dan

pentingnya akhlak terpuji dalam

Page 107: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

pergaulan remaja 3.2 Mengidentifikasi bentuk dan contoh-

contoh perilaku akhlak terpuji dalam pergaulan remaja

3.3 Menunjukkan nilai negatif akibat perilaku pergaulan remaja yang tidak sesuai dengan akhlak Islam dalam fenomena kehidupan

3.3 Menerapkan akhlak terpuji dalam pergaulan remaja dalam kehidupan sehari-hari.

4 Menghindari perilaku tercela 4.1 Menjelaskan pengertian israaf,

tabdziir, dan fitnah 4.2 Mengidentifikasi bentuk dan contoh-

contoh perbuatan israaf, tabdziir, dan fitnah

4.3 Menunjukkan nilai-nilai negatif akibat perbuatan israaf, tabdziir, dan fitnah

4.4 Membiasakan diri untuk menghindari perilaku israaf, tabdziir, dan fitnah

3. FIKIH a. Kelas X, Semester 1

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR 1. Memahami prinsip-prinsip ibadah dan

syari’at dalam Islam 1.1 Mengidentifikasi prinsip-prinsip

ibadah dalam Islam 1.2 Menjelaskan tujuan (maqashid)

syari’at Islam 1.3 Menunjukkan perilaku orang yang

berpegang pada prinsip-prinsip dan tujuan ibadah dan syariah

1.4 Menerapkan cara berpegang pada prinsip-prinsip dan tujuan ibadah dan syariah.

2. Memahami hukum Islam tentang zakat

dan hikmahnya 2.1 Menjelaskan ketentuan Islam

tentang zakat dan hikmahnya 2.2 Menjelaskan ketentuan perundang-

undangan tentang zakat 2.3 Menunjukkan contoh penerapan

ketentuan zakat 2.4 Menerapkan cara pelaksanaan zakat

sesuai ketentuan perundang-undangan

Page 108: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

Lampiran 7

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : MAN 1 Grogol

Mata Pelajaran : Aqidah Akhlak

Kelas / Semester : XI/ I ( ganjil )

Tahun Ajaran : 2014/2015

Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit

Pertemuan : 1 (pertama)

Standar Kompetensi : 1. Membiasakan perilaku terpuji

Kompetensi Dasar : 2.1. Menjelaskan pengertian amanah, al-afwu, sopan santun, sabar,

ar-rahman, bertawakkal, bersyukur, ikhlas, at-ta’awun,

semangat

2.2. Mengidentifikasi perilaku orang yang berbuat amanah, al-afwu,

sopan santun, sabar, ar-rahman, bertawakkal, bersyukur,

ikhlas, at-ta’awun, semangat

A. Indikator Pembelajaran

1. Menjelaskan pengertian amanah

2. Menjelaskan pengertian al-afwu

3. Menjelaskan pengertian sopan santun

4. Menjelaskan pengertian sabar

5. Menjelaskan pengertian ar-rahman

6. Menjelaskan pengertian bertawakkal

7. Menjelaskan pengertian bersyukur

8. Menjelaskan pengertian ikhlas

9. Menjelaskan pengertian at-ta’awun

10. Menjelaskan pengertian semangat

11. Mengidentifikasi bentuk akhlak amanah, al-afwu, sopan santun, sabar, ar-rahman,

bertawakkal, bersyukur, ikhlas, at-ta’awun, semangat

Page 109: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

B. Tujuan Pembelajaran

Tujuan Kognitif

Setelah proses pembelajaran selesai, diharapkan siswa dapat:

1. Menjelaskan pengertian amanah, al-afwu, sopan santun, sabar, ar-rahman,

bertawakkal, bersyukur, ikhlas, at-ta’awun, semangat

2. Mengidentifikasi perilaku orang yang berbuat amanah, al-afwu, sopan santun, sabar,

ar-rahman, bertawakkal, bersyukur, ikhlas, at-ta’awun, semangat

Tujuan Afektif

1. Mengamalkan dan membiasakan perilaku amanah, al-afwu, sopan santun, sabar, ar-

rahman, bertawakkal, bersyukur, ikhlas, at-ta’awun, semangat

2. Dalam proses pembelajaran siswa dilatih untuk memiliki karakter religius

3. Dalam proses pembelajaran siswa dapat dilatihkan karakter rasa ingin tahu tentang

apa yang belum diketahui.

4. Dalam proses pembelajaran siswa dapat dilatihkan karakter disiplin dalam mengikuti

pembelajaran

5. Dalam proses pembelajaran siswa dapat dilatihkan karakter menghargai terhadap ide

atau pendapat orang lain

6. Dalam proses pembelajaran siswa dapat dilatikan karakter tanggungjawab terhadap

tugas-tugas yang diberikan

C. Materi Ajar

Pengertian amanah, al-afwu, sopan santun, sabar, ar-rahman, bertawakkal, bersyukur,

ikhlas, at-ta’awun, semangat

Contoh perilaku amanah, al-afwu, sopan santun, sabar, ar-rahman, bertawakkal,

bersyukur, ikhlas, at-ta’awun, semangat

D. Metode Pembelajaran

1. Interactive Lecturing ( Ceramah Interaktif )

2. Ice Breaking

3. Information Search ( pelacak Informasi )

4. Small group discution

5. Inquiri

6. Reconecting ( mengulas kembali )

7. Resitasi ( Penugasan )

II. Langkah-Langkah Pembelajaran

Page 110: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

A. Pendahuluan

Kegiatan Guru Metode Nilai Karakter

Guru memberikan salam, memeriksa kehadiran siswa,

kebersihan dan kerapihan kelas.

Guru melakukan ice breaking

Yang ditunjukkan lewat slide

Guru menjelaskan tujuan/indikator yang harus dicapai

siswa.

Guru mengkondisikan siswa menjadi satu kelompok

terdiri dari 5 orang dan meminta siswa untuk mengatur

kelompok dan mejabelajarnya.

Interactive

Lecturing

1. Religius

2. Perhatian

3. Ingin tahu

4. Disiplin

B. Kegiatan Inti

B.1. Eksplorasi

Kegiatan Guru Metode Nilai Karakter

Melibatkan peserta didik untuk mengetahui tentang

pengertian amanah, al-afwu, sopan santun, sabar, ar-

rahman, bertawakkal, bersyukur, ikhlas, at-ta’awun,

semangat

guru menjelaskan pengertian amanah, al-afwu, sopan

santun, sabar, ar-rahman, bertawakkal, bersyukur, ikhlas,

at-ta’awun, semangat

Guru memberikan contoh bersikap amanah, al-afwu,

sopan santun, sabar, ar-rahman, bertawakkal, bersyukur,

ikhlas, at-ta’awun, semangat

Interactive

Lecturing

1. Mandiri

2. berfikir logis

3. kreatif

4. Kerjasama

5. berfikir logis

B.2. Elaborasi

Kegiatan Guru Metode Nilai Karakter

Guru membagikan kertas yang berisi novel tentang

akhlak terpuji kepada setiap kelompok meminta mereka

untuk menganalisis isi novel tersebut lalu menuliskannya

pada lembar analisis novel yang telah guru bagikan

Guru memberikan kesempatan berpikir, menganalisis,

menyelesaikan masalah

Guru mengawasi jalannya kerja kelompok

Ketua kelompok melaporkan keberhasilan atau hambatan

Small

group

discussion

dan call on

the next

speakerda

n inquiri

1. Kerja sama

2. Mandiri

3. Kritis

Page 111: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

kelompoknya

Guru meminta kepada setiap kelompok untuk

mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan

kelas dengan menguunakan kalimat dan pemahaman

mereka sendiri

B.3. Konfirmasi

Kegiatan Guru Metode Nilai Karakter

Mengklarifikasi dan memberikan penekanan kembali

tentang jawaban anak murid

Bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui

siswa

Memandu anak didik untuk mengikrar tentang harus

bersikap amanah, al-afwu, sopan santun, sabar, ar-

rahman, bertawakkal, bersyukur, ikhlas, at-ta’awun,

semangat

Information

search

Kritis

C. Penutup

Kegiatan Guru Metode Nilai Karakter

Guru memberikan kesimpulan akhir dari kegiatan

pembelajaran

Guru memberi salam

1. Resitasi

2. Reconne

cting

1. berfikir logis

2. Kritis

3. Tanggung

jawab

III. Sumber Belajar

1. Buku Paket aqidah Akhlak kelas XI

2. Novel ranah 3 Warna

3. Lcd / Proyektor

IV. Penilaian

Lembar analisis Novel terdapat dilampiran

Mengetahui, Jakarta, Agustus 2014

Guru Mata Pelajaran

Siti Khodijah

Page 112: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

Lampiran 8

Dokumentasi Pembelajaran Akhlak Menggunakan Novel

Suasana ketika melakukan ice breaking

Page 113: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT
Page 114: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT
Page 115: NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI ALAT

Biodata Penulis.

SITI KHODIJAH, yang biasa dipanggil Dijeh adalah anak

pertama dari tiga bersaudara. Dilahirkan di Jakarta, 4 Mei

1990 dari pasangan Hasan Nasution dan Erniawati Lubis.

Menuntaskan pendidikan dasar di SDN Kemanggisan

Pagi Jakarta-Barat. Kemudian melanjutkan sekolah di

Pondok Pesantren Gontor Putri III Widodaren Ngawi.

Kemudian melanjutkan sekolah di Pondok Pesantren La-

Tansa Islamic Boarding School. Setelah lulus SMA lalu

melanjutkan pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan dengan memilih Jurusan Pendidikan Agama Islam.

Perempuan yang mengajar di MI sebagai guru kelas dan hobi makan ini

memiliki motto Live is struggle so do it by positive thinking Baginya,

kehidupan ini penuh rintangan tetapi orang yang memiliki tekad, usaha dan

selalu berpikir positif yang kuat maka akan berhasil. Perempuan yang juga

penggemar film India ini, mempunyai sosok figure yang digemarinya yaitu

Shaheer Sheikh dari India. Ia belajar banyak dari sosok figure ini dari

pemikirannya, tingkah lakunya yang sangat ramah tamah, tutur katanya yang

sangat lembut didengar. Bahasa Inggrisnya yang sangat lancar ketika

berbicara. Juga yang tidak kalah penting yaitu agamanya Islam. Tak pernah

meninggalkan sholat dimanapun dan kapanpun. Sosok seperti ini yang

menyemangati penulis dalam penyusunan skripsi.

Guru merupakan salah satu cita-cita utama penulis. Namun, banyak

kendala dalam menggeluti bidang pendidikan ini, salah satunya ialah penulis

kurang menguasai strategi dalam mendidik anak-anak yang sangat kecil umur

5 sampai 6 tahun. Tapi tidak mengurangi semangat dan tekad penulis dalam

mendidik penerus genarasi bangsa. Semoga keberhasilan dan selalu bersama

kita semua. Aminnnn Allahumma Amin