tesis/kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user kajian intertekstual dan...

254
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Oleh: Tri Indrayanti S841108033 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Upload: lydat

Post on 01-Apr-2019

232 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN

NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA

DAN NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI

TESIS

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister

Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

Oleh:

Tri Indrayanti

S841108033

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA

DAN NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI

TESIS

Oleh: Tri Indrayanti

S841108033

Komisi Nama Tanda Tangan Tanggal Pembimbing Pembimbing I Prof. Dr. Herman J. Waluyo, M.Pd. . . . . . . . . . . . Okt NIP 19440315 197804 1 001

Pembimbing II Dr. Kundharu Saddhono, M.Hum. . . . . . . . . . . . Okt NIP 19760206 200212 1 004

Telah dinyatakan memenuhi syarat pada tanggal . . . Okt 2012

Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

Program Pascasarjana UNS

Prof. Dr. Sarwiji Suwandi, M.Pd. NIP 19620407 198703 1 003

Page 3: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA

DAN NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI

TESIS

Oleh: Tri Indrayanti

S841108033

Tim Penguji

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal Ketua Prof. Dr. Sarwiji Suwandi, M.Pd. . . . . . . . . . . . . . . . Nop

NIP 19620407 198703 1 003

Sekretaris Prof. Dr. Andayani, M.Pd. . . . . . . . . . . . . . . Nop NIP 19601030 198601 2 001 Anggota Prof. Dr. Herman J. Waluyo, M.Pd. . . . . . . . . . . . . . . Nop Penguji NIP 19440315 197804 1 001

Dr. Kundharu Saddhono, M.Hum. . . . . . . . . . . . . Nop NIP 19760206 200212 1 004

Telah dipertahankan di depan penguji Dinyatakan telah memenuhi syarat

Pada tanggal . . . Nop 2012 Direktur Ketua Program Studi Program Pascasarjana UNS Pendidikan Bahasa Indonesia Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S. Prof. Dr. Sarwiji Suwandi, M.Pd. NIP 19610717 198601 1 001 NIP 19620407 198703 1 003

Page 4: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI ISI TESIS

Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa:

1. Sang

Pemimpi karya Andrea Hirata dan Novel Ranah 3 Warna Karya Ahmad

terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk

memperoleh gelar akademik serta tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis

digunakan sebagai acuan dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber

acuan serta daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat

dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan

peraturan perundang-undangan (Permendiknas No 17, tahun 2010)

2. Publikasi sebagian atau keseluruhan isi Tesis pada jurnal atau forum ilmiah

lain harus dan menyertakan tim pembimbing sebagai author dan Pps UNS

sebagai institusinya. Apabila dalam waktu sekurang-kurangnya satu semester

(enam bulan sejak pengesahan Tesis) saya tidak melakukan publikasi dari

sebagian atau keseluruhan Tesis ini, maka Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia

Pps-UNS berhak mempublikasikannya pada jurnal ilmiah yang diterbitkan

oleh Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia Pps-UNS. Apabila saya melakukan

pelanggaran dari ketentuan publikasi ini, maka saya bersedia mendapat sanksi

akademik yang berlaku.

Surakarta, Oktober 2012

Yang membuat pernyataan

Tri Indrayanti

Page 5: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

MOTTO

Mulai menggoreskan sedikit demi sedikit ide yang ada dalam pikiran, jangan

jadikan ide tersebut hanya sebatas wacana dan sia-sia

(Penulis)

Visi tanpa tindakan hanya sebuah mimpi belaka. Tindakan tanpa visi hanyalah

membuang waktu. Visi dengan disertai tindakan akan mengubah dunia

(Joel Arthur Barker)

Page 6: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini sebagai wujud rasa syukur, ucapan terima kasih serta penghargaanku...

Kepada ALLAH SWT yang maha Rahman dan Rahim.

Bapak, Ibu dan kedua kakakku (Mas Joko dan Mbak Dwi) yang senantiasa mendukungku.

Keluarga besar Primagama Demak (Mas Nono, semua karyawan beserta siswa tercinta) yang telah memberikan ijin dan motivasi.

Mas Agus (beserta Kru CV Diandra Prima Mitra Media), Kakung (atas bantuannya).

Rekan-rekan kos yang berada di Pondok Santi dan Wisma Mustika Sari.

Almamaterku, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Teman-teman seperjuangan Pascasarjana PBI angkatan 2011 atas semangat, canda tawa dan kebersamannya selama mengikuti kuliah bersama.

Semua kenalan penghuni kota budaya tercinta yang tidak dapat saya sebut satu-persatu.

Page 7: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang Maha Rahman dan

Rahim, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan

tesis ini dapat diselesaikan.

Tesis ini berjudul Kajian Intertekstual dan Nilai Pendidikan Novel Sang

Pemimpi Karya Andrea Hirata dan Novel Ranah 3 Warna Karya Ahmad Fuadi.

Tesis ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mencapai derajat

Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Program

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penyusunan tesis ini dapat terselesaikan atas bimbingan dan bantuan dari

berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. R. Karsidi, M.S., selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta

yang telah memberikan kesempatan untuk belajar di Perguruan Tinggi Negeri

ini;

2. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S., selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberi kesempatan untuk

belajar di Program Studi Pandidikan Bahasa Indonesia ini;

3. Prof. Dr. Sarwiji Suwandi, M.Pd. dan Prof. Dr. Hj. Andayani, M.Pd., selaku

ketua dan sekretaris Program Pascasarjana Program Studi Pendidikan Bahasa

Indonesia yang senantiasa memberikan motivasi dan semangat sehingga tesis

ini bisa terselesaikan;

Page 8: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4. Prof. Dr. Herman J. Waluyo, M.Pd., selaku pembimbing I yang telah

berkenan meluangkan waktu dan pemikirannya untuk memberikan

bimbingan, arahan, petunjuk serta dorongan motivasi dalam proses

penyusunan tesis ini;

5. Dr. Kundharu Saddhono, M.Hum., selaku pembimbing II yang juga telah

meluangkan waktu dan pemikirannya untuk memberikan bimbingan, arahan,

petunjuk serta dorongan motivasi dalam proses penyusunan tesis ini;

6. Para Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesian Program

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, Prof. Dr. Herman J.

Waluyo, M.Pd., Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd., Prof. Dr. Sarwiji Suwandi,

M.Pd., Prof. Dr. Retno Winarni, M.Pd., Prof. Dr. Hj. Andayani, M.Pd., Dr.

Budhi Setiawan, M.Pd., Dr. Muhammad Rohmadi, M.Hum., Dr. Kundharu

Saddhono, M.Hum., Dr. Nugraheni Eko Wardani, M.Hum., yang telah

memberikan ilmu, motivasi, dan bimbingan selama menempuh studi.

7. Bapak, Ibu, dan kedua kakak saya yang telah banyak memberikan doa,

dorongan, bantuan dan semangat dalam proses studi dan penyusunan tesis ini.

Penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi pembaca, peneliti

dan pecinta sastra serta juga dapat memberikan sumbangan ilmu di dunia

pendidikan khususnya pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

Surakarta, Oktober 2012

Penulis

Page 9: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i

PENGESAHAN PEMBIMBING. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii

PENGESAHAN PENGUJI TESIS . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . iii

PERNYATAAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iv

MOTTO . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .v

PERSEMBAHAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .vi

KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .vii

DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . viii

DAFTAR LAMPIRAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .xv

DAFTAR GAMBAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . xvi

ABSTRAK . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . xvii

ABSTRACT . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . xix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1

B. Rumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .13

C. Tujuan Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 13

D. Manfaat Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .15

1. Hakikat Sastra dan Karya Sastra . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .15

a. Pengertian Sastra dan Konsep Karya Sastra . . . . . . . . . . . .15

1) Pengertian Sastra . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .15

2) Konsep Struktur Karya Sastra . . . . . . . . . . . . . . . . . .17

b. Pengertian dan Hakikat Fiksi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 19

c. Pengertian Novel . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .23

2. Pendekatan Strukturalisme . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 26

Page 10: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

a. Pendekatan Struktural . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .26

b. Struktur Pembangun Novel . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..30

1) Tema . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .32

2) Alur atau Plot . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .35

3) Tokoh, Penokohan dan Perwatakan . . . . . . . . . . . . . . .40

4) Latar atau Setting . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .42

5) Sudut Pandang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 44

6) Dialog atau Percakapan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .46

7) Gaya Bercerita . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .47

c. Pendekatan Intertekstual . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..48

3. Nilai-nilai Pendidikan Novel . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 60

4. Novel sebagai Sarana Pembelajaran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 70

B. Temuan Hasil Penelitian Relevan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .71

C. Kerangka Berpikir . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .77

BAB III METODE PENELITIAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .79

A. Tempat dan Waktu Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 79

B. Bentuk dan pendekatan Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .80

C. Data dan Sumber Data . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 81

D. Teknik Pengumpulan Data . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .82

E. Validitas Data . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .83

F. Teknik Analisis Data . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 84

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . . . . . . . . . . . . . . . . 86

A. Hasil Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .86

1. Latar Belakang Pengarang

a. Latar Belakang Andrea Hirata

(Pengarang Novel Sang Pemimpi) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .86

b. Latar Belakang Ahmad Fuadi

(Pengarang Novel Ranah 3 Warna) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..88

2. Struktur Novel Sang Pemimpi dan Novel Ranah 3 Warna . . . . . . . .90

Page 11: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

a. Struktur Novel Sang Pemimpi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .90

1) Tema . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 90

2) Plot atau Alur . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .91

3) Tokoh, Penokohan dan Perwatakan . . . . . . . . . . . . . . . . . . .97

4) Latar atau Setting . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .114

5) Sudut Pandang atau Point of View . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .123

6) Dialog atau Percakapan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .125

7) Gaya Bercerita . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .126

b. Struktur Novel Ranah 3 Warna . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 127

1) Tema . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 127

2) Plot atau Alur . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 128

3) Tokoh, Penokohan dan Perwatakan . . . . . . . . . . . . . . . . . . 134

4) Latar atau Setting . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .150

5) Sudut Pandang atau Point of View . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .161

6) Dialog atau Percakapan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 161

7) Gaya Bercerita . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 162

3. Persamaan dan Perbedaan antara Novel Sang Pemimpi

dan Novel Ranah 3 Warna dengan Pendekatan Intertekstual . . . . . 164

a. Persamaan antara Novel Sang Pemimpi

dan Novel Ranah 3 Warna 160 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .164

b. Perbedaan antara Novel Sang Pemimpi

Dan Novel Ranah 3 Warna . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 169

c. Hubungan Intertekstual antara Novel Sang Pemimpi

Dan Novel Ranah 3 Warna . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . .176

4. Nilai-nilai Pendidikan dalam Novel Sang Pemimpi dan Novel

Ranah 3 Warna . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .179

a. Nilai Pendidikan Moral . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .179

1. Nilai Pendidikan Moral dalam Novel Sang Pemimpi . . . . . .179

2. Nilai Pendidikan Moral dalam Novel Ranah 3 Warna . . . . .182

b. Nilai Pendidikan Agama (Religius) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 184

1. Nilai Pendidikan Agama dalam Novel Sang Pemimpi . . . . .184

Page 12: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Nilai Pendidikan Agama dalam Novel Ranah 3 Warna . . . .187

c. Nilai Pendidikan Sosial . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .188

1. Nilai Pendidikan Sosial dalam Novel Sang Pemimpi . . . . . .189

2. Nilai Pendidikan Sosial dalam Novel Ranah 3 Warna . . . . .193

d. Nilai Pendidikan Kultural . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .195

1. Nilai Pendidikan Kultural dalam Novel Sang Pemimpi . . . . 195

2. Nilai Pendidikan Kultural dalam Novel Ranah 3 Warna . . . 197

e. Nilai Pendidikan Estetika . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .197

1. Nilai Pendidikan Estetika dalam Novel Sang Pemimpi . . . . 197

2. Nilai Pendidikan Estetika dalam Novel Ranah 3 Warna . . . 198

f. Nilai Pendidikan Praktis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 200

1. Nilai Pendidikan Praktis dalam Novel Sang Pemimpi . . . . . 200

2. Nilai Pendidikan Praktis dalam Novel Ranah 3 Warna . . . . 201

B. Pembahasan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .201

1. Struktur Novel Sang Pemimpi dan Ranah 3 Warna . . . . . . . . . . . . . 201

a. Tema . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 201

b. Plot atau Alur . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 203

c. Tokoh, Penokohan dan Perwatakan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 207

d. Latar atau Setting . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .209

e. Sudut Pandang atau Point Of View. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 210

f. Dialog dan Percakapan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 211

g. Gaya Bercerita . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 212

2. Interteks Pemikiran antara Andrea Hirata dan Ahmad Fuadi . . . . . .213

BAB V PENUTUP . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .217

A. Simpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .217

B. Implikasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 239

C. Saran-saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 242

DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .245

LAMPIRAN-LAMPIRAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .251

Page 13: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Biografi Andrea Hirata . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .251

Lampiran 2. Biografi Ahmad Fuadi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 253

Lampiran 3. Sinopsis Novel Sang Pemimpi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 256

Lampiran 4. Sinopsis Novel Ranah 3 Warna . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 258

Lampiran 5. Lampiran tentang Novel Sang Pemimpi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .260

Lampiran 6. Wawancara Eksklusif dengan Andrea Hirata . . . . . . . . . . . . . . . .261

Lampiran 7. Lampiran tentang Novel Ranah 3 Warna . . . . . . . . . . . . . . . . . . .268

Lampiran 8. Pendapat pembaca tentang Andrea Hirata dan Ahmad Fuadi . . . 269

Page 14: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Diagram plot menurut Jones ........................................... . . . 36

Gambar 2. Plot menurut Kenney (dalam Herman J. Waluyo, 2011) . . . . . . . . 38

Gambar 3. Kerangka Berpikir Kajian Intertekstual Novel Sang Pemimpi

dan Novel Ranah 3 Warna . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 76

Gambar 4. Waktu Pelaksanaan Kegiatan Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 77

Gambar 5. Skema Analisis Interaktif Data, Miles & Huberman

(dalam Soetopo, 2006) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 82

Gambar 6. Skema Plot Novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata . . . . . . . . . . 94

Gambar 7. Pembagian Tokoh Novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata . . . . 96

Gambar 8. Skema Plot Novel Ranah 3 Warna Karya Ahmad Fuadi . . . . . . . . 131

Gambar 9. Pembagian Tokoh Novel Ranah 3 Warna Karya Ahmad Fuadi . . .133

Gambar 10. Unsur Pembangun Novel Sang Pemimpi

dan Novel Ranah 3 Warna . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .163

Gambar 11. Klasifikasi pembagian tokoh dalam novel Sang Pemimpi

dan Ranah 3 Warna . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 208

Gambar 12. Persamaan dan Perbedaan Unsur Pembangun Novel Sang Pemimpi

dan Novel Ranah 3 Warna . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 213

Gambar 13. Perbandingan struktur novel Sang Pemimpi

dan novel Ranah 3 Warna . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 215

Page 15: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tri Indrayanti, S 841108033. 2012. Kajian Intertekstual dan Nilai Pendidikan Novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata dan Novel Ranah 3 Warna Karya Ahmad Fuadi. Tesis. Pembimbing I: Prof. Dr. Herman J. Waluyo, M. Pd., II: Dr. Kundharu Saddhono, M.Hum. Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Program Pascasarjana. Universitas Sebelas Maret Surakarta.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan mengungkapkan: (1) struktur pembangun novel Sang Pemimpi dan novel Ranah 3 Warna; (2) Persamaan dan perbedaan struktur pembangun novel Sang Pemimpi dan novel Ranah 3 Warna menggunakan pendekatan intertekstual; (3) Nilai-nilai pendidikan yang terkandung di dalam kedua novel tersebut.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif-deskriptif. Metode ini digunakan untuk menggali sumber informasi dan data berupa teks-teks sastra, sehingga data yang tampil berupa konsep-konsep atau kategori-kategori yang tidak dapat dihitung secara statistik. Teknik pengumpulan data yang digunakan: teknik interaktif meliputi observasi berperan dan focus group discussion. Teknik noninteraktif meliputi mencatat dokumen atau arsip (content analysis), observasi tak berperan, teknik simak dan catat, dan teknik riset pustaka. Dalam melakukan pengumpulan data, peneliti menyadari bahwa posisi dan peran utamanya adalah sebagai alat pengumpul data (human instrument), sehingga kualitas data yang diperoleh akan bergantung dari kualitas penelitinya. Data yang sudah terkumpul dianalisis dengan teknik analisis model analisis interaktif dengan tiga alur kegiatan, (1) reduksi data, (2) penyajian data, dan (3) penarikan kesimpulan atau verifikasi.

Hasil temuan penelitian menggunakan pendekatan intertekstual menunjukkan bahwa kedua novel tersebut: (1) memiliki unsur pembangun yang padu, dari unsur pembangun yang ditemukan novel Sang Pemimpi terbit terlebih dahulu merupakan hipogram, sedangkan novel Ranah 3 Warna yang terbit sesudahnya disebut sebagai transformasinya; (2) unsur-unsur pembangun kedua novel memiliki persamaan dan perbedaan. Diantaranya: tema kedua novel sama, yaitu perjuangan dalam mengarungi kehidupan serta kepercayaan terhadap kekuatan mimpi, cita-cita atau pengharapan; alur atau plot kedua novel memiliki persamaan, yaitu alur campuran (gabungan antara alur maju dan mundur); penokohan dan perwatakan kedua novel terdiri dari tokoh protagonis, tokoh antagonis, tokoh sentral dan tokoh tambahan; setting atau latar kedua novel memiliki perbedaan dalam latar tempat, latar primer novel Sang Pemimpi Manggar-Mangai, Bangka Belitong sedangkan novel Ranah 3 Warna yaitu Maninjau-Sumbar, Bandung dan Kanada; sudut pandang (point of view) memiliki perbedaan, dalam novel Sang Pemimpi menggunakan sudut pandang

Ranah 3 Warna percakapan atau dialog dalam kedua novel memiliki perbedaan, dalam novel Sang pemimpi lebih banyak menggunakan bahasa Indonesia-Melayu, sedangkan

Page 16: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dalam novel Ranah 3 Warna lebih banyak menggunakan bahasa Indonesia-Minang, bahasa Sunda, dan bahasa asing (Prancis, Inggris dan Arab); gaya bercerita secara struktural memiliki persamaan dan perbedaan, dalam novel Sang Pemimpi memiliki gaya bercerita yang menarik, komikal serta menggunakan gaya bercerita bertabur metafora, personifikasi dan hiperbola, sedangkan dalam novel Ranah 3 Warna lebih menggunakan bahasa yang berdenotatif, banyak menggunakan kata-kata motivasi sehingga menumbuhkan optimitas pembaca; (3) Nilai pendidikan yang terkandung di dalam novel Sang Pemimpi dan novel Ranah 3 Warna yaitu pendidikan moral, pendidikan religius, pendidikan sosial, pendidikan kultural, pendidikan estetika, dan pendidikan praktis. Kata kunci: Kajian intertekstual novel, struktur novel, persamaan dan perbedaan

struktur novel dengan pendekatan interteks, nilai-nilai pendidikan novel.

Page 17: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tri Indrayanti, S 841108033. 2012. Intertextual Study and Education Value of Novel Sang Pemimpi by Andrea Hirata and Novel Ranah 3 Warna by Ahmad Fuadi. Thesis. Pembimbing I: Prof. Dr. Herman J. Waluyo, M.Pd., II: Dr. Kundharu Saddhono, M.Hum. Indonesia Language Education Programm Study, Post-graduate Programm of Sebelas Maret University, Surakarta

ABSTRACT

The research is purposed to explain and reveal (1) constituent structure of

novel Sang Pemimpi and novel Ranah 3 Warna (2) The similarities and differences constituent structure of novel Sang Pemimpi and novel Ranah 3 Warna using intertextual approach (3) education value be contained of both of them.

The research uses kwalitative descriptive the methode used to find information sources and data in literature text, so that data are displayed in concepts or categories that are disable to account statistically. The collecting data technique that is used: interactive technique contains of role observation and focus group discussion. Noninteractive technique contains of document writing and literature technique. In collecting data, the researcher releases that her position and her main role the collecting data tool (human instrument), so that the data kwality that are found dependend on the reseacher kwality. The data collection was analysed by analysis technique model interactive analysis with three steps of activity. (1) data reduction, (2) presenting data, and (3) conclusion or verification. The research finding of the researches, vised intertextual approach showing that the both of the novels (1) having constituent element that is unity, from the constituent elemen that was found of novel Sang Pemimpi which published previously, it is hypogram. Whereas Ranah 3 Warna which publised finally called as the transformation. (2) constituent elements the both of the novels have similarities and differences. Those are: theme of the both of them is similar, it is the strunggling to face live and beliving of the dreams power, goal or hope: plot of the both of them has similarities, it is mixing plot (bundle of progressive plot and flasback plot); characthers and characteristies of the novels contain of protagonise character, antagonise character, main character and additional character; setting of the novels has different of setting place, primary setting of the novel Sang Pemimpi is in Manggar-Mangai, Bangka Belitong while novel Ranah 3 Warna is in Maninjau-Sumatra Barat, Bandung, and Canada; The point of view has differences, the novel Sang Pemimpi uses first point of view

Ranah 3 Warna uses first point of ; The dialogue of the novels has differences, in the novel Sang

Pemimpi uses more Bahasa Indonesia-Melayu while Ranah 3 Warna uses more Bahasa Indonesia-Minang, Sundanese Language and foreign language (French, British, and Arabic). The story style structurally has differences, in the novel Sang Pemimpi has three style, those are interesting, comically, and metaforally, personification and hyperbol. While Ranah 3 Warna uses denotative language

Page 18: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

motivation words so that the optimistic of the rider will be growth. (3) Education values in the novel Sang Pemimpi and Ranah 3 Warna are moral education, religius education, social education, cultural education , esthetic education and practice education. keywords: Intertextual Study, novel, constituent structure novel, similarities and

differences constituent structure novel intertextual approach, education value of novel.

Page 19: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Istilah sastra dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Sanskerta; akar

kata sas biasanya menunjukkan alat, sarana. Maka itu sastra dapat berarti alat

untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi atau pengajaran. Awalan su berarti

baik, indah, sehingga susastra dapat dibandingkan dengan belles-lettres (Teeuw.

1988:23).

Istilah sastra dipakai untuk menyebut gejala budaya yang dapat dijumpai

pada semua masyarakat meskipun secara sosial, ekonomi, dan keagamaan

keberadaannya tidak merupakan keharusan. Hal ini berarti bahwa sastra

merupakan gejala yang universal. Namun, suatu fenomena juga bahwa gejala

universal itu tidak mendapat konsep yang universal juga. Kriteria kesastraan

yang ada dalam suatu masyarakat tidak selalu cocok dengan kriteria kesastraan

yang ada pada masyarakat lain. Hal ini menunjukkan pengertian umum dan

khusus dapat menunjukkan pengertian di Rachmad Djoko

Pradopo, 2001: 9).

Sastra adalah ciptaan kreatif imajinatif manusia bertolok dari kehidupan

nyata yang ditulis atau dicetak serta memiliki ekspresi estetis, misalnya puisi,

drama, dan cerita rekaan. Ekspresi estetis merupakan upaya pengeluaran

pengalaman, perasaan, dan pikiran dari dalam diri manusia. Wellek dan Austin

Warren (1993: 12) berpendapat selaras bahwa sastra adalah segala sesuatu yang

Page 20: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tertulis dan tercetak dan membatasinya pada mahakarya yang menonjol karena

bentuk dan ekspresi sastranya.

Sapardi Djoko Damono (1978: 105) menyatakan bahwa sastra dipandang

sebagai cermin masyarakat. Keberadaan sastra yang demikian telah menjadikan

karya sastra dapat diposisikan sebagai dokumen sosial budaya atau sebagai fakta

sosial, karena karya semacam itu merupakan hasil aktivitas yang objeknya adalah

alam semesta dan kelompok manusia sekaligus. Pernyataan tersebut menunjukkan

bahwa sastra memiliki kedudukan yang penting dalam masyarakat.

Menurut Andre Hardjana (1981: 85) karya sastra merupakan ungkapan dari

apa yang telah dialami orang tentang kehidupan, apa yang telah direnungkan dan

apa yang telah dirasakan mengenai segi-segi kehidupan yang paling menarik

minat secara langsung dan kuat. Karya sastra merupakan perenungan kehidupan

lewat bahasa. Bisa dinyatakan bahwa karya sastra menyangkut semua hal tentang

apa yang dialami manusia melalui media bahasa.

Karya sastra sebagai simbol verbal mempunyai banyak peranan salah

satunya sebagai cara pemahaman, cara perhubungan, dan cara penciptaan. Objek

karya sastra adalah realitas, yakni peristiwa-peristiwa yang terjadi di dunia nyata.

Dengan demikian, karya sastra dapat menerjemahkan peristiwa itu ke dalam

bahasa imajiner dengan maksud untuk memahami peristiwa menurut kadar

kemampuan pengarang. Kuntowijoyo (1987: 127) mengungkapkan bahwa karya

sastra dapat menjadi sarana bagi pengarangnya untuk menyampaikan pikiran,

perasaan, dan tanggapan mengenai suatu peristiwa. Karya sastra juga merupakan

suatu penciptaan kembali suatu peristiwa sesuai dengan kualitas pengetahuan

Page 21: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pengarangnya. Karya sastra tercipta melalui gagasan pengarang, bisa melalui

pengalamannya sendiri maupun orang lain di sekitarnya.

Karya sastra merupakan potret kehidupan yang menyangkut masalah sosial

dalam masyarakat. Persoalan sosial tersebut merupakan tanggapan atau respon

sastrawan terhadap fenomena sosial beserta kompleksitas permasalahan yang ada

di sekitarnya. Melalui karya sastra, persoalan-persoalan tersebut menjadi potret

indah dalam menggambarkan masyarakat bahkan dalam menganalisis kehidupan.

Karya sastra tidak lahir dari kekosongan budaya, termasuk di dalamnya

situasi sastranya. Karya sastra dicipta berdasarkan konvensi sastra yang ada, di

samping juga sebagai sifat hakiki sastra, yaitu sifat kreatif sastra, karya sastra

yang lahir kemudian itu dicipta menyimpangi ciri-ciri dan konsep estetik sastra

yang ada selalu ada ketegangan antara konvensi dan pembaharuan (Teeuw, 1980:

11-12).

Karya sastra merupakan gambaran kehidupan hasil rekaan seseorang, yang

sering kali menghadirkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap latar belakang dan

keyakinan pengarang. Sebagai salah satu produk sastra, novel memegang peranan

penting dalam memberikan pandangan untuk menyikapi hidup secara artistik

imajinatif. Hal ini memungkinkan karena persoalan yang dibicarakan dalam novel

adalah persoalan tentang manusia dan kemanusiaan.

Perkembangan novel di Indonesia cukup pesat, terbukti dengan banyaknya

novel baru yang diterbitkan. Novel-novel tersebut memiliki bermacam-macam

tema dan isi, antara lain tentang problem-problem sosial yang pada umumnya

terjadi dalam masyarakat, termasuk yang berhubungan perasaan dan kejiwaan.

Page 22: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Hal ini sangatlah menarik dibicarakan karena jiwa adalah hakikat kehidupan

makhluk yang bernyawa.

Sebuah karya sastra tidak lahir dalam situasi kosong kebudayaannya,

termasuk di dalamnya situasi sastra (Teeuw, 1980 dalam Rachmad Djoko

Pradopo, 2007: 25). Karya sastra mempunyai hubungan sejarah antara karya

sezaman, yang mendahuluinya atau yang kemudian.

Membaca karya sastra seolah-olah kita melihat ke belakang tentang zaman,

peristiwa, teori kesastraan pada saat karya sastra itu diciptakan. Salah satu cara

untuk memahami karya sastra ialah dengan jalan melihat hubungan intertekstual

antara karya sastra yang memiliki hubungan sejarah, baik dengan karya yang

sezaman maupun dengan karya sastra yang mendahuluinya. Hubungan sejarah ini

baik berupa persamaan atau pertentangan. Dengan demikian membicarakan karya

sastra itu sebaiknya dalam hubungannya dengan karya sezaman, sebelum, atau

sesudahnya.

Pengarang dalam menciptakan sebuah karya sastra pasti berbeda-beda.

Perbedaan itu dapat terletak dalam jenis karya sastra yang diciptakan, yaitu bisa

berupa novel, cerpen, puisi dan masih banyak lagi yang lainnya. Karya sastra

berupa novel dalam penciptaannya antara pengarang yang satu dengan pengarang

yang lain juga berbeda, terutama berbeda dalam penciptaan cerita fiksi yang

ditampilkan, metode yang digunakan, dan bahasa yang digunakan. Seperti

pendapat Herman J. Waluyo (2002: 68) yang menyatakan bahwa karya sastra

hadir sebagai wujud nyata imajinasi kreatif dari seorang sastrawan dengan proses

yang berbeda antara pengarang satu dengan pengarang yang lain, terutama dalam

Page 23: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

penciptaan oleh tiap-tiap pengarang dapat berbeda. Perbedaan itu meliputi

beberapa hal, diantaranya metode, munculnya proses kreatif, dan cara

mengekspresikan apa yang ada dalam diri pengarang.

Selain perbedaan antara pengarang satu dengan pengarang yang lain banyak

juga pengarang yang menciptakan karya sastra dilandasi atau didasari oleh karya

sastra pengarang lain. Hal ini dinamakan interteks, interteks akan menciptakan

kemiripan cerita yang terkandung antara karya sastra yang satu dengan karya

sastra yang lain. Tetapi kemiripan yang terdapat dalam karya sastra yang

dihasilkan bukan merupakan suatu penjiplakan. Seperti pendapat Jabrohim (2001:

136) menyatakan bahwa intertekstual berarti setiap teks sastra dibaca harus

dengan latar belakang teks-teks lain, tidak ada sebuah teks pun yang sungguh-

sungguh mandiri, dalam arti bahwa penciptaan dan pembacanya tidak dapat

dilakukan tanpa adanya teks-teks lain sebagai contoh, teladan, dan kerangka.

Setiap pembaca yang berhadapan dengan teks pasti bertarung dengan proses

pemaknaan. Ia di dalam kubangan untuk menentukan bagaimanakah signifikansi

teks yang ia baca. Tanpa dia sadari, kode dan signifikansi yang ada di dalam teks

tersebut diperoleh dari teks-teks yang pernah ia baca sebelumnya. Dengan

demikian tanpa ia sadari pula bahwa sebenarnya tidak ada satupun teks yang

benar-benar mandiri. Setiap teks yang ada selalu terkait dengan teks-teks lain

untuk mendapatkan signifikansi.

Bentuk karya fiksi yang berupa prosa adalah novel dan cerpen. Novel

sebagai sebuah karya fiksi menawarkan sebuah dunia, dunia yang berisi model

kehidupan yang diidealkan, dunia imajinatif, yang dibangun melalui sebagai unsur

Page 24: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain, yang

kesemuannya tentu bersifat naratif.

Kesusastraan termasuk di dalamnya novel merupakan suatu

cara mengungkapkan gagasan, ide, pemikiran dengan gambaran-gambaran

pengalaman. Dengan begitu sebuah karya sastra berusaha menggugah kesadaran

penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan serta ingin memberikan

pengalaman imajinatif bagi pembacanya. Inilah yang menyebabkan suguhan

gambaran pengalaman yang disajikan sebuah karya sastra membuat pembacanya

ingin secepat mungkin menghabiskan bacaan tersebut.

Novel merupakan salah satu genre karya sastra, sedangkan karya sastra

adalah salah satu cabang kesenian. Kesenian sendiri pada hakikatnya adalah

bagian dari kebudayaan yang merupakan hasil kreativitas manusia dalam rangka

meningkatkan harkat dan martabatnya. Dengan demikian, karakteristik yang

dimiliki kesenian khususnya dan kebudayaan pada umumnya juga berlaku bagi

karya sastra, termasuk novel.

Novel sebagai salah satu bentuk karya sastra diharapkan memunculkan

nilai-nilai positif bagi penikmatnya sehingga mereka peka terhadap masalah-

masalah yang berkaitan dengan kehidupan sosial dan mendorong untuk

berperilaku yang baik. Novel juga merupakan ungkapan fenomena sosial dalam

aspek-aspek kehidupan yang dapat digunakan sebagai sarana mengenal manusia

dan zamannya. Novel yang semakin bersinar di masa kini tak lain adalah cerita

yang berkelanjutan tentang manusia yang dipoles sedemikian rupa oleh penulis-

penulis yang kreatif.

Page 25: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Menganalisis karya fiksi merupakan salah satu cara untuk memahami

dengan jelas apa yang terkandung di dalam karya itu sendiri. Karena

bagaimanapun juga, karya fiksi merupakan proses pemikiran seorang pengarang

yang belum tentu dapat dengan mudah dimengerti oleh pembaca apa maksud yang

disampaikannya. Dengan menganalisisnya, kesalahpahaman maksud yang

ditujukan dari pengarang kepada pembaca tentu dapat dihindari sehingga suatu

karya fiksi akan dapat dinikmati dengan mengutamakan tujuan adanya karya fiksi

itu sendiri.

Berkaitan dengan pendekatan dalam penelitian sastra, Culler menekankan

intertekstualitas sebagai dua hal fokus kajian (Culler, 1981: 103). Fokus pertama

adalah penyadaran posisi penting prior texts (teks-teks pendahulu) yang demikian

sebuah teks baru memiliki makna ketika ada teks-teks yang lebih dulu

mendahuluinya, jadi tidak ada otonomi. Sedangkan fokus kedua adalah mengenai

intelligibility (tingkat terpahaminya suatu teks) dan meaning (makna) yang

ditentukan oleh kontribusi teks-teks pendahulu terhadap berbagai macam efek

signifikansi.

Model analisis sastra yang dikemukakan Abrams terdiri atas empat

pendekatan, yaitu: (1) pendekatan yang menitikberatkan karya itu sendiri,

pendekatan ini bersifat objektif; (2) pendekatan yang menitikberatkan pada

penulis, biasa disebut pendekatan ekspresif; (3) pendekatan yang menitikberatkan

semesta, disebut pendekatan mimetik; (4) pendekatan yang menitikberatkan pada

pembaca, disebut pendekatan pragmatik. Berkaitan dengan penelitian ini tentang

Page 26: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

intertekstual menggunakan pendekatan yang menitikberatkan karya itu sendiri

karena kajian intertekstual merupakan kajian yang berusaha mengungkap apa

yang berada di dalam karya yang satu dan karya yang lain serta menemukan

benang merah antara kedua karya tersebut.

Aliran strukturalisme dengan pendekatan objektif menurut Teeuw (1984:

139-140) memiliki empat kekurangan. Pertama, analisis karya sastra yang

menitikberatkan otonomi karya sastra saja belum merupakan teori sastra. Kedua,

karya sastra tidak dapat ditelaah secara terasing dari masyarakat. Ketiga, adanya

struktur yang objektif, sehingga karya sastra semakin diasingkan, peran pembaca

sebagai pemberi makna semakin ditonjolkan beserta konsekuensinya. Keempat,

analisis yang menekankan otonomi karya sastra juga menghilangkan konteks dan

fungsinya sehingga karya sastra kehilangan relevansi sosialnya.

Intertekstual menurut Julia Kristeva (1994: 54) memiliki prinsip yang

berarti bahwa setiap teks sastra dibaca dan harus dibaca dengan latar belakang

teks-teks lain; tidak ada sebuah teks pun yang sungguh-sungguh mandiri, dalam

arti bahwa penciptaan dan pembacaannya tidak dapat dilakukan tanpa adanya

teks-teks lain sebagai contoh, teladan, kerangka; tidak dalam arti bahwa teks baru

hanya meneladan teks lain atau mematuhi kerangka yang telah diberikan terlebih

dahulu; tetapi dalam arti bahwa dalam penyimpangan dan transformasi pun model

teks yang sudah ada memainkan peranan penting; pemberontakan atau

penyimpangan mengandalkan adanya sesuatu yang dapat diberontaki dan

disimpangi. Pemahaman teks baru memerlukan latar belakang pengetahuan

tentang teks-teks yang mendahuluinya (Teeuw, 1984: 144).

Page 27: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Prinsip intertekstual yang utama adalah prinsip memahami dan memberikan

makna karya sastra yang bersangkutan. Karya itu diprediksikan sebagai reaksi,

penyerapan atau transformasi dari karya-karya yang lain. Intertekstual lebih dari

sekadar pengaruh, ambilan, atau jiblakan melainkan bagaimana kita memperoleh

makna sebuah karya sastra secara penuh dalam konteksnya dengan karya lain

yang menjadi hipogramnya (Burhan Nurgiyantoro, 1994: 54).

Hipogram dapat terjadi secara secara eksplisit ataupun implisit.

Keeksplisitan terjadi karena kesengajaan yang dilakukan oleh pengarang dan

biasanya dapat dibuktikan secara tekstual di dalam karya sastra lama yang akan

diungkap maknanya, sedangkan keimplisitan terjadi di luar kesengajaan

pengarang karena pengenalannya terhadap karya sastra sebelumya (Abdullah,

1991 dalam Sangidu, 2004: 24). Keimplisitan karya sastra dalam menyerap karya-

karya sebelumnya, dapat diketahui melalui pembacaan teks yang diduga menjadi

hipogram bagi teks yang akan diungkap maknanya. Dari pernyataan tersebut

hipogram bisa muncul secara langsung ataupun tidak langsung di dalam sebuah

karya (sastra).

Karya sastra merupakan suatu karya yang syarat dengan ajaran etika, moral,

atau akhlak yang tinggi. Maka studi mengenai karya sastra dapat memberikan

peranan yang sangat berarti dalam perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya

ilmu humaniora dan di dalam pengembangan kebudayaan nasional Indonesia dan

alam pembangunan pada umumnya. Dengan demikian, meneliti hasil karya sastra

akan dapat diambil ajaran-ajaran moral yang mampu menjadi pedoman dan

pegangan masyarakat pada masanya; bahkan masa kini dan yang akan datang.

Page 28: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Setiap karya pasti mempunyai referensi dari karya lain sebelum karya itu

lahir dan menjadi karya yang baru. Karya yang baru tersebut secara otomatis

mempunyai hubungan terhadap karya yang sebelumnya telah ada, dan hubungan

tersebut disebut dengan intertekstual. Hubungan tersebut dapat secara eksternal

maupun internal. Sebenarnya tidak hanya dua karya yang dapat dilihat

mempunyai hubungan interteks. Dapat juga dalam karya satu dengan beberapa

karya yang lain, tidak hanya dengan satu karya. Karya yang mempunyai hubungan

interteks tidak hanya didapat dari satu jenis karya, misalnya novel dengan novel

lain, cerpen dengan cerpen. Namun hubungan interteks tersebut dapat dilihat dari

berbagai jenis, misalnya cerpen dengan lukisan, puisi dengan patung, dan

sebagainya.

Novel Sang Pemimpi dan Ranah 3 Warna merupakan novel kedua dari

novel terlaris yaitu novel tetralogi Laskar Pelangi dan novel trilogi Negeri 5

Menara. Kedua novel tersebut masuk dalam novel best seller di Indonesia. Kedua

novel ini sama-sama mengangkat masalah pendidikan yang berlatar belakang di

daerah yang berbeda. Novel Laskar Pelangi dan Sang Pemimpi dengan latar di

Pulau Belitung, Bangka Belitung sedangkan novel Negeri 5 Menara dan Ranah 3

Warna berlatar di Bayur, Maninjau, Sumatera Barat.

Secara garis besar novel Sang Pemimpi bercerita tentang tiga sahabat yang

dalam persahabatannya telah terjalin dari kecil sampai mereka bersekolah di SMA

Negeri Manggar, SMA pertama yang berdiri di Belitung bagian timur. Bersekolah

di pagi hari dan bekerja sebagai kuli di pelabuhan ikan pada dini hari, dari

ketagihan mereka menonton film panas di bioskop dan akhirnya ketahuan guru

Page 29: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mengaji mereka, kisah cinta Arai dan Jimbron, perpisahan Jimbron dengan Ikal

dan Arai yang akan meneruskan kuliah di Jakarta yang akhirnya membuat mereka

berdua terpisah tetapi tetap akan bertemu di Perancis. Hidup mandiri terpisah dari

orang tua dengan latar belakang kondisi ekonomi yang sangat terbatas namun

punya cita-cita besar, sebuah cita-cita yang bila dilihat dari latar belakang

kehidupan mereka.

Sedangkan novel Ranah 3 Warna secara garis besar bercerita tentang Alif

yang lahir di pinggir Danau Maninjau, yang pernah mondok di Pesantren Madani

di Gontor Ponorogo, Jawa Timur. Ia memiliki cita-cita, walau hanya lulusan

pondok pesantren Alif akan tetap berusaha untuk bisa kuliah agar bisa ke Amerika

untuk mewujudkan cita-citanya. Dengan mengikuti ujian kesetaraan untuk bisa

masuk perguruan tinggi sehingga impiannya tercapai, walau banyak orang

meremehkannya.

Novel Sang Pemimpi dan novel Ranah 3 Warna merupakan dua novel yang

menggambarkan fenomena kehidupan para remaja yang hidup mandiri dengan

penuh perjuangan untuk mencapai cita-cita. Kedua novel ini menggambarkan

kehidupan masyarakat kurang mampu yang memiliki keinginan yang besar, untuk

memperoleh keinginan besar tersebut tokoh-tokohnya berusaha sekuat tenaga

untuk mewujudkannya. Tidak hanya menampilkan gejala masyarakat dan konflik

dalam kehidupan, kedua novel ini memiliki nilai-nilai pendidikan yang sangat

kental, bagaimana seorang pelajar dalam melakukan aktivitas studinya, tingkah

laku dalam kesehariannya, serta orang-orang yang berada di balik kehidupan

tokoh masing-masing novel.

Page 30: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Novel Sang Pemimpi dan Ranah 3 Warna dipilih dalam penelitian ini

karena kedua novel tersebut mengandung banyak kesamaan. Yang pertama kedua

novel lahir dari pengalaman pribadi pengarang. Ide cerita atau tema yang terdapat

di dalam kedua novel tersebut sejalan. Selain itu, juga terdapat alur cerita yang

sejalan. Secara umum persamaan kedua novel ini terletak pada ceritanya yang

menggambarkan perjuangan untuk mendapatkan pendidikan yang layak.

Peristiwa yang dialami tokoh-tokoh dalam kedua novel tersebut dapat

membuka pandangan bahwa pendidikan sangatlah penting. Untuk bisa

mendapatkan pendidikan yang layak harus berjuang dengan keras agar

keberhasilan dapat dicapai. Tidak hanya pendidikan, namun kebersamaan

antarsahabat pun harus dijalin dengan baik, karena keberhasilan itu tidak akan

terwujud jika tidak ada orang-orang yang mendukung dan memotivasi. Kelebihan

kedua novel ini juga terletak pada penggambaran cerita yang nyata dan jelas.

Novel tersebut berisi perjuangan anak remaja untuk mendapatkan pendidikan agar

dapat meraih cita-cita dan keberhasilan.

Penulis tertarik mengkaji novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata dan

Ranah 3 Warna karya Ahmad Fuadi dengan menggunakan pendekatan

intertekstual. Pengkajian yang akan dilakukan adalah dengan menganalisis

struktur yang ada dalam kedua novel kemudian menemukan benang merah berupa

hubungan persamaan dan perbedaan dari novel tersebut serta menemukan nilai-

nilai pendidikan yang terkandung dalam novel Sang Pemimpi dan Ranah 3

Warna, sehingga dapat memberikan jawaban atas permasalahan dan

Page 31: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mempermudah dalam memahami kedua novel tersebut sebagai salah satu bentuk

apresiasi terhadap karya sastra.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana kepaduan struktur pembangun novel Sang Pemimpi karya Andrea

Hirata dan Ranah 3 Warna karya Ahmad Fuadi.

2. Bagaimana persamaan dan perbedaan unsur-unsur struktur novel Sang

Pemimpi karya Andrea Hirata dan Ranah 3 Warna karya Ahmad Fuadi

dengan pendekatan intertekstualitas.

3. Bagaimana nilai-nilai pendidikan yang terkandung di dalam novel Sang

Pemimpi karya Andrea Hirata dan Ranah 3 Warna karya Ahmad Fuadi.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mendeskripsikan dan menjelaskan kepaduan struktur pembangun novel Sang

Pemimpi karya Andrea Hirata dan Ranah 3 Warna karya Ahmad Fuadi.

2. Mendeskripsikan dan menjelaskan persamaan dan perbedaan unsur-unsur

struktur novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata dan Ranah 3 Warna karya

Ahmad Fuadi dengan pendekatan intertekstualitas.

Page 32: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Mendeskripsikan dan menjelaskan nilai-nilai pendidikan yang terkandung di

dalam novel novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata dan Ranah 3 Warna

karya Ahmad Fuadi.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang bisa diambil dari penelitian ini yaitu.

1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan ilmu

sehingga dapat memperkaya serta menambah wawasan dalam rangka

pengembangan ilmu terutama dalam bidang sastra. Teknik dan metode yang

digunakan dalam penelitian ini dapat digunakan pembelajar dalam hal ini

mahasiswa menjadi referensi di dalam melakukan penelitian sehingga lebih

memudahkan dalam melakukan penelitian.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dalam penelitian ini adalah.

a. Pemerhati sastra sebagai bahan rujukan mengenai bagaimana teknik analisis

novel dengan menggunakan kajian intertekstualitas.

b. Dalam pengajaran sastra, penelitian ini dapat menjadi alternatif sebagai

pembelajaran apresiasi karya sastra terutama novel.

c. Untuk peneliti, dapat digunakan sebagai salah satu dasar atau pedoman

untuk mengkaji lebih lanjut mengenai struktur penulisan penelitian, cara

penelitian dengan menggunakan kajian intertekstulitas terhadap novel.

Page 33: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II

KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN,

DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Kajian Teori

1. Hakikat Sastra dan Karya Sastra

a. Pengertian Sastra dan Konsep Karya Sastra

1) Pengertian Sastra

Kata sastra dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Sanskerta; akar kata

sas-

tra biasanya menunjukkan alat, sarana. Dari pengertian

pengajaran (Teeuw, 1984: 23). Sedangkan menurut Rene Wellek dan Austin

Warren (1993: 3), sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni.

Sapardi Djoko Damono (1997: 23) menyatakan sastra adalah lembaga sosial

yang menggunakan bahasa sebagai medium. Bahasa itu sendiri merupakan ciptaan

sosial. Sastra menampilkan gambaran kehidupan. Sebuah kehidupan adalah suatu

kenyataan sosial. Kehidupan dalam hal ini mencakup hubungan antarmasyarakat,

masyarakat dengan seseorang, antarmanusia, dan antarperistiwa yang terjadi

dalam batin seseorang.

Sastra merupakan wujud gagasan seseorang melalui pandangan terhadap

lingkungan sosial yang berada di sekelilingnya dengan menggunakan bahasa yang

indah. Sastra hadir sebagai hasil perenungan pengarang terhadap fenomena yang

Page 34: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ada. Sastra sebagai karya fiksi memiliki pemahaman yang lebih mendalam, bukan

hanya sekadar cerita khayal atau angan dari pengarang saja, melainkan wujud dari

kreativitas pengarang dalam menggali dan mengolah gagasan yang ada dalam

pikirannya.

Salah satu bentuk karya sastra adalah novel. Novel adalah karya fiksi yang

dibangun melalui berbagai unsure intrinsiknya. Unsur-unsur tersebut sengaja

dipadukan pengarang dan dibuat mirip dengan dunia yang nyata lengkap dengan

peristiwa-peristiwa di dalamnya, sehingga nampak seperti sungguh ada dan

terjadi. Unsur inilah yang akan menyebabkan karya sastra (novel) hadir. Unsur

intrinsik sebuah novel adalah unsur yang secara langsung membangun sebuah

cerita. Keterpaduan berbagai unsur intrinsik ini akan menjadikan sebuah novel

yang sangat bagus. Kemudian, untuk menghasilkan novel yang bagus juga

diperlukan pengolahan bahasa. Bahasa merupakan sarana atau media untuk

menyampaikan gagasan atau pikiran pengarang yang akan dituangkan sebuah

karya yaitu salah satunya novel tersebut.

Berdasarkan beberapa pendapat tentang sastra di atas, dapat disimpulkan

bahwa sastra adalah sebuah karya kreatif yang ditulis oleh seseorang (pengarang)

yang berisi hal yang bersifat rekaan (imajinatif) maupun peristiwa nyata yang

terjadi di dalam kehidupan seseorang (pengarang).

2) Konsep Struktur Karya Sastra

Pengertian karya sastra menurut Rachmad Djoko Pradopo (2003: 59) adalah

karya seni, suatu karya yang menghendaki kreativitas dan bersifat imajinatif.

Page 35: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dikatakan imajinatif karena berupa angan-angan pengarang. Angan-angan

merupakan penemuan baru, yang kemudian disusun ke dalam suatu sistem dengan

kekuatan imajinatif sehingga terciptalah karya baru.

Struktur karya sastra menurut pandangan Goldmann adalah konsep struktur

yang bersifat tematik. Yang menjadi pusat perhatian adalah relasi antara tokoh

dengan tokoh dengan objek yang berada di sekitar tokoh. Goldmann

mendefinisikan novel sebagai cerita mengenai pencarian nilai-nilai otentik yang

terdegradasi dalam dunia yang juga tergedradasi. Pencarian tersebut dilakukan

oleh seorang tokoh hero yang problematik (M. Faruk, 1994: 18).

Karya sastra berfungsi menginventarisasikan sejumlah besar kejadian, yaitu

kejadian-kejadian yang telah dikerangkakan dalam pola-pola kreativitas dan

imajinasi. Seluruh kejadian dalam karya sastra, bahkan juga karya-karya yang

tergolong ke dalam genre yang paling absurd sekalipun, merupakan propotipe

kejadian yang pernah dan mungkin terjadi pada kehidupan sehari-hari. Dengan

kreativitas dan imajinasinya, sastra memiliki kemungkinan yang paling luas dalam

mengalihkan keragaman alam semesta ke dalam totalitas naratif semantis, dari

kuantitas kehidupan sehari-hari ke dalam kualitas dunia fiksional (Nyoman Kutha

Ratna, 2003: 35).

Secara umum, fungsi sastra dapat digolongkan menjadi lima bagian (E.

Kosasih, 2012: 1), yaitu:

1. Fungsi rekreatif, yaitu memberikan rasa senang, gembira, serta menghibur.

2. Fungsi didaktif, yaitu mendidik para pembaca karena nilai-nilai kebenaran

dan kebaikan yang ada di dalamnya.

Page 36: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Fungsi estetis, yaitu memberikan nila-nilai keindahan.

4. Fungsi moralitas, mengandung nilai moral yang tinggi sehingga para

pembaca dapat mengetahui moral yang baik dan buruk.

5. Fungsi religiusitas, mengandung ajaran agama yang dapat dijadikan teladan

bagi para pembacanya.

Dengan demikian, fungsi sastra mencakup hal-hal secara umum yang

sengaja di ciptakan pengarang kepada pembaca. Kosasih (2012: 2) menambahkan:

Ketika membaca sastra, kita akan memperoleh hiburan karena

melalui sastra kita mendapatkan kesenangan dan kepuasan batin.

Kita merasakan kenikmatan estetika. Kita sebagai pembaca

dihadapkan pada dunia rekaan yang mempesona, antara lain berupa

tokoh-tokoh yang menakjubkan, rentetan peristiwa yang

mencekam dan menegangkan, atau kata-kata puitis yang indah dan

sarat makna. Karya sastra yang baik akan selalu menggugah emosi

Konsep karya sastra akan digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui

hubungan antara tokoh yang berada di satu novel dengan novel yang ke dua.

Masing-masing tokoh akan di kemukakan persamaan dan perbedaannya. Dari

hubungan tersebut, terlihat bahwa masing-masing tokoh mengalami problematika.

Berdasarkan problematika yang dihadapi oleh masing-masing tokoh, akan terlihat

aspirasi imajiner pengarang dalam struktur kedua novel tersebut.

b. Pengertian dan Hakikat Fiksi

Dunia kesastraan mengenal prosa sebagai salah satu genre sastra disamping

genre-genre yang lain. Prosa dalam pengertian kesastraan juga disebut fiksi

Page 37: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(fiction). Istilah fiksi dalam pengertian ini berarti cerita rekaan (cerkan) atau cerita

khayalan (Burhan Nurgiyantoro, 2007: 2). Abrams dalam Burhan Nurgiyantoro

(2006: 2) menyebutkan bahwa fiksi merupakan karya naratif yang isinya tidak

menyaran pada kebenaran. Hal ini mengandung pengertian bahwa cerita yang

berada di dalam fiksi merupakan sebuah imajinasi dan merupakan cerita rekaan

seseorang.

Altenbernd dan Lewis (1966: 14), dalam Burhan Nurgiyantoro (2006: 2-3),

fiksi dapat diartikan sebagai prosa naratif yang bersifat imajinatif, namun biasanya

masuk akal dan mengandung kebenaran yang mendramatisasikan hubungan-

hubungan antarmanusia. Pengarang mengemukakan hal itu berdasarkan

pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan.

Untuk mempertegas keberadaan genre prosa, biasanya sering

dipertentangkan dengan genre yang lain, misalnya dengan puisi, walau

pemertentangan itu sendiri hanya bersifat teoretis. Atau paling tidak, orang

berusaha mencari perbedaan antara keduanya. Istilah prosa sebenarnya dapat

menyaran pada pengertian yang lebih luas. Ia dapat mencakup berbagai karya tulis

yang ditulis dalam bentuk prosa, bukan dalam bentuk puisi atau drama, tiap baris

dimulai dari margin kiri penuh sampai ke margin kanan. Secara teoretis karya

fiksi dapat dibedakan dengan karya nonfiksi, walau tentu saja pembedaan itu tidak

bersifat mutlak, baik yang menyangkut unsur kebahasaan maupun unsur inti

permasalahan yang dikemukakan, khususnya yang berkaitan dengan data-data

faktual, dunia realitas. Dalam penulisan ini, istilah dan pengertian prosa dibatasi

pada prosa sebagai salah satu genre sastra.

Page 38: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Fiksi menceritakan berbagai masalah kehidupan manusia dalam interaksinya

dengan lingkungan dan sesama interaksinya dengan diri sendiri, serta interaksinya

dengan Tuhan. Fiksi merupakan hasil dialog kontemplasi dan reaksi pengarang

terhadap lingkungan dan kehidupan. Oleh karena itu, bagaimanapun fiksi

merupakan sebuah cerita, dan karenanya terkandung juga di dalamnya tujuan

memberikan hiburan kepada pembaca di samping tujuan estetik.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa karya fiksi merupakan suatu

karya yang menyaran kepada cerita yang bersifat rekaan, yaitu cerita yang tidak

benar-benar terjadi dalam kehidupan nyata, akan tetapi unsur penciptaannya

merupakan pandangan si penulis dari kehidupan nyata di sekitar lingkungan

penulis. Oleh karena itu, fiksi merupakan sebuah cerita dan karenanya terkandung

juga di dalamnya tujuan memberikan hiburan kepada pembacanya, di samping itu

ada juga tujuan estetis.

1. Novel dan cerita pendek

Novel dan cerita pendek merupakan dua bentuk sastra yang sekaligus

disebut fiksi, dengan demikian pengertian fiksi seperti dikemukakan di atas, juga

berlaku untuk novel. Cerpen sesuai dengan namanya, adalah cerita yang pendek.

Akan tetapi, berapa ukuran panjang pendek itu memang tidak ada aturannya, tak

ada kesepakatan diantara para pengarang dan para ahli. Novel dan cerpen sebagai

karya fiksi mempunyai persamaan, keduanya dibangun oleh unsur-unsur

pembangun yang sama, keduanya dibangun dari dua unsur intrinsik dan

ekstrinsik. Novel dan cerpen sama-sama memiliki unsur peristiwa, plot, tema,

tokoh, latar, sudut pandang dan lain-lain.

Page 39: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Novel serius dan novel popular

Dalam dunia kesastraan sering ada usaha untuk mencoba bedakan antara

novel serius dengan novel popular. Usaha itu dibandingkan dengan pembedaan

antara novel dan cerpen, antara novel dengan roman, sungguh tidak mudah

dilakukan dan lebih dari itu bersifat riskan. Novel popular adalah novel yang

populer pada masanya dan banyak penggemarnya, khususnya pembaca di

kalangan remaja. Sedangkan sastra popular adalah perekam kehidupan, dan tidak

banyak memperbincangkan kehidupan kembali dalam serba kemungkinan.

Sebuah karya fiksi yang jadi, merupakan sebuah bangun cerita yang

menampilkan sebuah dunia yang dikreasikan pengarang. Sebuah novel merupakan

sebuah totalitas, suatu kemenyeluruhan yang bersifat artistik. Berikut unsur-unsur

yang terdapat di dalam fiksi.

a) Intrinsik dan Ekstrinsik

Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu

sendiri. Unsur inilah yang membuat karya sastra hadir sebagai karya sastra, unsur-

unsur yang secara faktual akan dijumpai orang ketika membaca karya sastra,

sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra

itu, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sistem organisme

karya sastra, atau secara lebih khusus ia dapat dikatakan unsur-unsur yang

mempengaruhi bangun cerita sebuah karya sastra namun sendiri tidak ikut

menjadi bagian di dalamnya.

b) Fakta, Tema, Sarana Cerita

Page 40: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sarana pengucapan sastra, sarana kesastraan adalah teknik yang

dipergunakan oleh pengarang untuk memilih dan menyusun detail-detail cerita

menjadi pola yang bermakna. Setiap novel akan memilih tiga unsur pokok,

sekaligus merupakan unsur terpenting yaitu tokoh utama, konflik utama, dan tema

utama. Ketiga unsur utama saling berkaitan erat dan membentuk kesatuan yang

padu, kesatuan organisme cerita.

c) Cerita dan Wacana

Aspek cerita yang terdiri dari peristiwa dan wujud keberadaaanya,

eksistensinya yang berunsur isi. Unsur yang berupa substansi isi, di lain pihak

adalah keseluruhan semesta, berbagai bentuk kemungkinan, objek dan peristiwa,

baik yang ada di dunia nyata maupun dunia imajinatif. Koherensi dan kepaduan

semua unsur cerita sehingga membentuk totalitas adalah suatu yang amat

menentukan keindahan dan keberhasilan sebuah karya fiksi sebagai suatu bentuk

cipta sastra, lebih dari sekadar penggunaan unsur bahasa itu sendiri. Jika terjadi

suatu kelemahan pada salah satu unsurnya, hal itu dapat tertutupi oleh unsur-unsur

lain yang kuat.

c. Pengertian Novel

Dalam kesusastraan dikenal bermacam-macam jenis sastra (genre). Warren

dan Wallek (1995: 298) menyatakan bahwa genre sastra bukan sekadar nama,

karena konvensi sastra yang berlaku pada suatu karya membentuk ciri karya

tersebut. Menurutnya, teori genre adalah suatu prinsip keteraturan. Sastra dan

sejarah sastra diklasifikasikan tidak berdasarkan waktu dan tempat, tetapi

Page 41: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

berdasarkan tipe struktur atau susunan sastra tertentu. Genre sastra yang umum

dikenal adalah puisi, prosa dan drama.

Burhan Nurgiyantoro (1995: 1) menyatakan dunia kesusastraan mengenal

prosa (Inggris: prose) sebagai salah satu genre sastra di samping genre-genre yang

lain. Prosa dalam pengertian kesusastraan juga disebut fiksi (fiction), teks naratif

(narrative text) atau wacana naratif (narrative discourse). Istilah fiksi dalam

pengertian ini berarti cerita rekaan (disingkat: cerkan) atau cerita khayalan.

Novel sebagai karya sastra yang membentuk prosa. Prosa mengacu pada

fiksi. Fiksi menurut Abrams (1971: 59) sebagai berikut.

Fiction in the inclusive sense is any narrative which is

feighnned or invented rather than historically or factually true.

In most presentday discussion, however, the fiction is applied

primarily to prose narrative (the novel and the short story), and

is sometimes used simply as a synonym for novel.

Dari uraian Abrams di atas dapat disimpulkan bahwa novel merupakan

bentuk karya sastra yang sekaligus disebut fiksi. Dipertegas oleh Burhan

Nurgiyantoro (2006: 9) bahwa dalam perkembangannya, pengertian fiksi seperti

diungkapkan di atas juga berlaku pada novel.

Sebuah karya fiksi menawarkan sebuah dunia, dunia yang berisi model

kehidupan yang diidealkan, dunia imajinatif, yang dibangun melalui sebagai unsur

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain, yang

kesemuannya tentu bersifat naratif.

Abrams (dalam Burhan Nurgiyantoro, 2006: 9) mengatakan bahwa novel

adalah cerita pendek dalam bentuk prosa. Novella (Bahasa Itali) mengandung

Page 42: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pengertian yang sama dengan istilah Indonesia novelette, yang berarti sebuah

karya prosa fiksi yang panjangnya cukupan, tidak terlalu panjang dan tidak terlalu

pendek.

novellus yang berarti baru.

Novel adalah bentuk karya sastra cerita fiksi yang paling baru. Menurut Robert

Lindell, karya sastra yang berupa novel, pertama kali lahir di Inggris dengan judul

pamella yang terbit pada tahun 1740 (Henry Guntur Tarigan, 1984: 164).

Awalnya novel (pamella) merupakan bentuk catatan harian seorang pembantu

rumah tangga. Kemudian berkembang dan menjadi bentuk prosa fiksi yang kita

kenal saperti saat ini (Herman J. Waluyo, 2011: 5).

Burhan Nurgiyantoro (2006: 9-10), menyatakan secara harfiah novella

novella dan novelle mengandung pengertian yang

sama dengan Indonesia novelet (Inggris: Novellette), yang berarti sebuah karya

sastra prosa fiksi yang panjangnya cukupan, tidak terlalu panjang, juga tidak

terlalu pendek.

Suminto A. Sayuti (2000: 10-11) mengungkapkan novel memiliki ciri-ciri,

(1) tidak akan selesai dibaca dalam sekali duduk; karena panjangnya, sebuah

novel secara khusus memiliki peluang yang cukup untuk mempermasalahkan

karakter tokoh dalam sebuah perjalanan waktu kronologi, (2) novel

memungkinkan adanya penyajian secara panjang lebar mengenai (ruang) tertentu.

Novel merupakan media penuangan pikiran, perasaan, gagasan penulis

dalam merespon kehidupan sekitarnya. Ketika dalam kehidupan muncul

Page 43: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

permasalahan baru, nurani penulis seketika terpanggil untuk menciptakan sebuah

cerita. Didukung oleh kemajuan bidang lain, misal periklanan, menjadikan novel

lebih mudah tercipta yang bisa dijadikan sebagai usaha bisnis (Nursisto, 2001:

168).

Novel adalah salah satu karya sastra yang bersifat fiktif. Sebuah novel

merupakan totalitas, suatu kemenyeluruhan yang bersifat artistik. Sebagai sebuah

totalitas, novel dibangun oleh unsur-unsur yang saling berkaitan antara satu

dengan yang lain (Aminuddin, 1995).

Zaidan Hendy (2000: 225) mendeskripsikan ciri-ciri novel antara lain: (1)

sajian cerita novel lebih panjang dari cerita pendek dan lebih panjang dari roman,

biasanya cerita dalam novel dibagi atas beberapa bagian; (2) bahan cerita diambil

dari keadaan yang ada dalam masyarakat dengan ramuan fiksi pengarangnya; (3)

penyajian cerita berlandaskan pada alur pokok atau alur utama yang menjadi

batang tubuh cerita, dan dirangkai dengan beberapa alur penunjang yang bersifat

otonom; (4) tema sebuah novel terdiri atas tema pokok (tema utama) dan tema-

tema bawahan yang berfungsi mendukung tema pokok tersebut; (5) karakter pada

tokoh bermacam-macam karena karakter tokoh utama mempunyai karakter yang

berbeda.

Novel memiliki ciri-ciri lain, yaitu bahwa pelaku utamanya mengalami

perubahan nasib hidup. Hal ini berbeda dengan cerita pendek yang tidak

menunjukkan perubahan nasib hidup pelakunya (Herman J. Waluyo, 2011: 6).

Berdasarkan pendapat-pendapat tentang novel di atas, dapat disimpulkan

bahwa novel adalah sebuah cerita yang berbentuk prosa yang panjang dan

Page 44: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mengandung cerita kehidupan seseorang dengan orang disekelilingnya dengan

menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku.

2. Pendekatan Strukturalisme

a. Pendekatan Struktural

Penelitian sastra seharusnya bertolak dari interprestasi dan analisis karya

sastra itu sendiri (Wellek dan Warren, 1989 : 157). Pendekatan yang bertolak dari

dalam karya sastra itu disebut pendekatan objektif. Analisis struktural adalah

bagian yang terpenting dalam merebut makna di dalam karya sastra itu sendiri.

Karya sastra mempunyai sebuah sistem yang terdiri atas unsur yang saling

berhubungan. Untuk mengetahui kaitan antarunsur dalam karya sastra itu sangat

tepat jika penelaahan teks sastra diawali dengan pendekatan struktural.

Strukturalisme sering digunakan oleh peneliti untuk menganalisis seluruh

karya sastra dimana kita harus memperhatikan unsur-unsur yang terkandung

dalam karya sastra tersebut. Struktur yang membangun sebuah karya sastra

sebagai unsur estetika dalam dunia karya sastra antara lain alur, penokohan, sudut

pandang, gaya bahasa, tema dan amanat (Nyoman Kutha Ratna, 2009 : 19-94).

Strukturalis merupakan cara berpikir tentang dunia yang berhubungan

dengan tanggapan dan deskripsi struktur-struktur. Dalam hal ini karya sastra

diasumsikan sebagai fenomena yang memiliki struktur yang saling terkait satu

sama lain (Suwardi Endraswara, 2011: 49). Kehadiran strukturalisme dalam

penelitian sastra sering dipandang sebagai teori atau pendekatan. Pendekatan

Page 45: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

strukturalisme akan menjadi sisi pandang apa yang diungkap melalui karya sastra

sedangkan teori adalah pisau analisisnya.

Strukturalisme merupakan paham filsafat yang memandang dunia sebagai

realitas berstruktur. Dunia sebagai suatu hal yang tertib, sebagai sebuah relasi dan

keharusan. Junus dalam Endraswara (2011: 49), menyatakan strukturalisme

memang sering dipahami sebagai bentuk. Karya sastra adalah bentuk. Oleh karena

itu, strukturalisme sering dianggap sekadar formalisme modern. Strukturalisme

dan formalis modern sama-sama mencari arti dari teks itu sendiri. Namun, melalui

kehadiran Levi-Strauss dan Propp yang mencoba menganalisis struktur mitos

(cerita rakyat), strukturalisme berkaitan pula dengan filsafat. Strukturalisme

mampu menggambarkan pula pemikiran pemilik cerita sehingga strukturalisme

baik dalam sastra modern maupun sastra tradisional, tetap akan berhubungan

dengan hal-hal di luar struktur (Suwardi Endraswara, 2011).

Sejak zaman Yunani, Aristoteles telah memperkenalkan strukturalisme

dengan konsep: wholenes, unity, complexity dan coherence. Hal ini

mereprensentasikan bahwa keutuhan makna bergantung pada koherensi

keseluruhan unsur sastra. Keseluruhan sangat berharga dibandingkan unsur yang

berdiri sendiri. Unsur tersebut memiliki pertautan yang membentuk sistem makna.

Hubungan tersebut berupa paralelisme, pertentangan, inversi, dan kesetaraan.

Dalam strukturalisme konsep fungsi memegang peranan penting. Artinya,

unsur-unsur sebagai ciri khas teori tersebut dapat berperan secara maksimal

semata-mata dengan adanya fungsi, yaitu dalam rangka menunjukkan

antarhubungan unsur-unsur yang terlibat. Oleh karena itulah, dikatakan bahwa

Page 46: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

struktur lebih dari sekadar unsur-unsur dan totalitasnya. Dengan demikian,

antarhubungan merupakan kualitas sinergis unsur. Unsur-unsur di sini memiliki

fungsi yang berbeda-beda, dominasinya tergantung pada jenis, konvensi, dam

tradisi sastra.

Dengan mengambil analogi dalam bidang bahasa, sebagai hubungan

sintagmatis dan paradigmatis, maka karya sastra dapat dianalisis dengan dua cara.

Pertama, menganalisis unsur-unsur yang terkandung dalam karya sastra. Kedua,

menganalisis karya melalui perbandingannya dengan unsur-unsur di luarnya, yaitu

kebudayaan pada umumnya. Mekanisme tata hubungan sintagmatis memberikan

pemahaman dalam kaitannya dengan jumlah unsur dalam karya, sedangkan

mekanisme tata hubungan paradigmatis memberikan pemahaman dalam kaitan

karya dengan masyarakat yang menghasilkannya.

Sebuah karya sastra, fiksi atau puisi, menurut kaum strukturalisme adalah

sebuah totalisme yang dibangun secara koherensif oleh berbagai unsur. Di satu

pihak, struktur karya sastra dapat diartikan sebagai susunan, penegasan, dan

gambaran semua bahan dan bagian yang menjadi komponennya yang secara

bersama membentuk kebulatan yang indah. Selain istilah struktural, dunia

kesastraan mengenal strukturalisme. Strukturalisme dapat dipandang sebagai salah

satu pendekatan kesastraan yang menekankan pada kajian hubungan antarunsur

pembangun karya yang bersangkutan.

Pada dasarnya analisis struktural bertujuan memaparkan secermat mungkin

fungsi dan keterkaitan antarberbagai unsur karya sastra yang secara bersama

menghasilkan sebuah kemenyeluruhan. Analisis struktural dapat berupa kajian

Page 47: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yang menyangkut relasi unsur-unsur dalam mikroteks, suatu keseluruhan wacana

dan relasi intertekstual (Burhan Nurgiyantoro, 2002).

Jean Peaget (Hawkens dalam Suwardi Endraswara, 2011: 50),

strukturalisme mengandung tiga hal pokok.

1. Gagasan keseluruhan (wholness), dalam arti bahwa bagian-bagian atau

unsurnya menyesuaikan diri dengan seperangkat kaidah intrinsik yang

menentukan baik keseluruhan struktur maupun bagian-bagiannya.

2. Gagasan transformasi (transformation), struktur itu menyanggupi prosedur

transformasi yang terus-menerus memungkinkan pembentukan bahan-bahan

baru.

3. Gagasan keteraturan yang mandiri (self regulation) yaitu tidak memerlukan

hal-hal di luar untuk mempertahankan prosedur transformasinya, struktur itu

otonom terhadap rujukan sistem lain.

Secara lebih eksplisit Jean Peaget (Veuger, 1983: 127 dalam Rachmad

Djoko Pradopo, 2001: 55) menyatakan bahwa struktur adalah suatu sistem

transformasi yang bercirikan keseluruhan; dan keseluruhan itu dikuasai oleh

hukum-hukum (rule of composition) tertentu dan mempertahankan atau bahkan

memperkaya dirinya sendiri karena cara dijalankannya transformasi-transformasi

itu tidak memasukkan ke dalamnya unsur-unsur dari luar.

Melalui konsep-konsep dasar di atas, dapat dinyatakan bahwa dalam rangka

studi sastra strukturalisme menolak campur tangan pihak luar. Dalam memahami

karya sastra berarti memahami unsur-unsur atau anasir yang membangun struktur.

Bisa dikatakan bahwa analisis struktural bertujuan membongkar dan memaparkan

Page 48: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dengan cermat dan teliti keterikatan semua anasir karya sastra yang bersama-sama

menghasilkan makna menyeluruh.

b. Struktur Pembangun Novel

Secara tradisional unsur-unsur novel dibagi menjadi dua yaitu unsur

intrinsik dan unsur ekstrinsik. Kedua unsur inilah yang sering banyak disebut para

kritikus dalam mengkaji dan atau membicarakan novel atau karya sastra pada

umumnya (Burhan Nurgiyantoro, 2006: 23).

Unsur intrinsik (intrinsic) adalah unsur yang membangun karya sastra itu

sendiri. Unsur intrinsik sebuah novel adalah unsur-unsur yang turut serta

membangun cerita. Unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai

karya sastra, merupakan unsur faktual yang akan dijumpai jika orang membaca

karya sastra. Yang termasuk unsur ini antara lain: tema, alur, latar, penokohan,

sudut pandang penceritaaan, dan bahasa atau gaya bahasa. Kepaduan berbagai

unsur intrinsik inilah yang membuat sebuah novel berwujud.

Unsur ekstrinsik (extrinsic) adalah unsur yang berada di luar karya sastra

itu, namun secara tidak langsung mempengaruhi bangunan organisme karya

sastra. Atau secara lebih khusus ia dapat dikatakan sebagai unsur-unsur yang

mempengaruhi bangunan cerita sebuah karya sastra, namun sendiri, tidak ikut

menjadi bagian di dalam karya sastra itu sendiri. Walau demikian, unsur ekstrinsik

cukup berpengaruh terhadap totalitas bangunan cerita yang dihasilkan. Oleh

karena itu, unsur ekstrinsik sebuah novel haruslah dipandang sebagai sesuatu yang

penting. Pemahaman unsur ekstrinsik suatu karya, bagaimanapun akan membantu

Page 49: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dalam hal pemahaman makna karya itu, mengingat bahwa karya sastra tak muncul

dari situasi kekosongan budaya.

Unsur ekstrinsik terdiri dari sejumlah unsur, antara lain adalah keadaan

subjektivitas individu pengarang yang memiliki sikap, keyakinan dan pandangan

hidup yang kesemuanya itu akan mempengaruhi karya yang ditulisnya. Artinya

unsur biografi pengarang akan turut menentukan corak karya yang dihasilkan.

Unsur ekstrinsik berikutnya adalah psikologi, baik psikologi pengarang, psikologi

pembaca, maupun penerapan prinsip psikologi dalam karya. Keadaan di

lingkungan pengarang seperti ekonomi, politik dan sosial juga akan berpengaruh

terhadap karya sastra, dan hal itu merupakan unsur ekstrinsik. Di samping itu juga

masih ada unsur yang lain, misalnya pandangan hidup suatu bangsa, berbagai

karya seni yang lain dan sebagainya.

Pembahasan unsur-unsur intrinsik dalam novel dijelaskan di bawah ini.

1) Tema

Untuk menemukan tema sebuah karya fiksi, kita harus menyimpulkan dari

keseluruhan cerita, tidak hanya bagian tertentu dari cerita. Sebagai sebuah makna

pada umumnya, tema tidak dilukiskan, paling tidak perlukisan yang secara

langsung atau khusus. Eksistensi dan atau kehadiran tema adalah terimplisit dan

merasuki keseluruhan cerita, dan inilah yang menyebabkan kecilnya kemungkinan

pelukisan secara langsung tersebut (Burhan Nurgiyantoro, 2006).

Masalah hidup dan kehidupan yang dihadapi dan dialami manusia amat luas

dan kompleks, seluas dan sekompleks permasalahan kehidupan yang ada.

Walaupun permasalahan yang dihadapi manusia tidak sama, ada masalah-masalah

Page 50: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tertentu yang bersifat universal. Pengarang memilih dan mengangkat berbagai

masalah hidup dan kehidupan itu menjadi tema dan atau sub tema ke dalam karya

fiksi sesuai dengan pengalaman, pengamatan dan aksi-interaksinya dengan

lingkungan. Berbagai masalah dan pengalaman kehidupan yang banyak diangkat

ke dalam karya fiksi, baik berupa pengalaman yang bersifat individual maupun

bersifat sosial, adalah cinta terhadap kekasih, orang tua, saudara, tanah air, atau

yang lain.

Herman J. Waluyo (2011: 7) menyatakan tema adalah gagasan pokok dalam

cerita fiksi. Dapat diketahui melalui judul atau petunjuk setelah judul, namun yang

banyak ialah melalui proses pembacaan karya sastra yang mungkin perlu

dilakukan beberapa kali karena belum cukup dilakukan dengan sekali baca.

Kenney dalam Herman J. Waluyo (2011: 7) menyebut tema sebagai

. Ia menambahkan:

story discovers. By theme we mean the necessary implications

Tema bukan moral cerita, bukan subjek, dan bukan sebuah

, bukan apa yang ada dalam pikiran ketika mereka berbicara tentang

Tema adalah makna yang dilepaskan oleh suatu

cerita atau makna yang ditemukan oleh dan dalam suatu cerita. Ia merupakan

implikasi yang penting bagi suatu cerita yang secara keseluruhan, bukan sebagian

dari suatu cerita yang dapat dipisahkan. Dalam kaitannya dengan pengalaman

Page 51: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pengarang, tema adalah sesuatu yang diciptakan oleh pengarang sehubungan

dengan pengalaman yang dinyatakannya (Suminto A. Sayuti, 2000: 191).

Pengertian tema menurut Henry Guntur Tarigan (1984: 125) adalah hal

penting dalam sebuah cerita. Suatu cerita yang tidak mempunyai tema dikatakan

tidak ada gunanya. Meskipun pengarang tidak menjelaskan apa tema ceritanya

secara eksplisit, hal itu dapat disimpulkan dan dirasakan oleh pembaca saat

membaca cerita.

Tema dapat dipandang sebagai dasar umum sebuah karya novel. Dasar

umum ini tentunya sudah ditentukan sebelumnya oleh pengarang untuk

mengembangkan cerita. Gagasan cerita inilah yang harus diikuti saat

mengembangkan cerita sehingga peristiwa dan konflik serta unsur intrinsik yang

lain mencerminkan tema yang ada. Jadi tema cerita harus ada sebelum pengarang

menulis novel (Burhan Nurgiyantoro, 2006: 70). Tema merupakan pokok

persoalan dalam cerita. Setiap cerita mempunyai satu tema walau cerita itu sangat

panjang.

Usaha untuk menentukan tema sebuah novel dijelaskan oleh Stanton (dalam

Burhan Nurgiyantoro, 2006: 86-87) yaitu dengan beberapa kriteria sebagai

berikut.

a) Menafsirkan tema sebuah novel hendaknya mempertimbangkan tiap detail

cerita yang menonjol.

b) Penafsiran tema sebuah novel hendaknya tidak bersifat bertentangan dengan

tiap detail cerita.

Page 52: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c) Penafsiran tema sebuah novel hendaknya tidak mendasarkan diri pada bukti-

bukti yang tidak dinyatakan baik secara langsung maupun tak langsung dalam

novel yang bersangkutan.

Herman J. Waluyo (2011: 8) mengklasifikasikan tema menjadi lima jenis,

yaitu.

1. Tema yang bersifat fisik; menyangkut inti cerita yang bersangkut paut dengan

kebutuhan fisik manusia. Misalnya: tentang cinta, perjuangan mencari nafkah,

hubungan perdagangan, dan lain-lain.

2. Tema organik (moral); menyangkut soal hubungan antara manusia. Misalnya:

penipuan, masalah keluarga, problem politik, ekonomi, adat, tata cara, dan

lain-lain.

3. Tema sosial; berkaitan dengan problem kemasyarakatan.

4. Tema egoik (reaksi indivudual); berkaitan dengan protes pribadi kepada

ketidakadilan, kekuasaan yang berlebihan, dan pertentangan individu.

5. Tema divine (ketuhanan); menyangkut renungan yang bersifat religius

hubungan manusia dengan Sang Khalik.

Berdasarkan pengertian tentang tema di atas, bisa disimpulkan bahwa tema

adalah dasar sebuah cerita yang bersifat eksplisit (dalam seluruh cerita) sehingga

harus ditentukan sebelum pengarang menulis cerita yang mencerminkan isi dari

cerita yang ditulis.

Page 53: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2) Alur atau Plot

Herman J. Waluyo (2011: 9) memberi pengertian plot atau alur disebut

kerangka cerita, yaitu jalinan cerita yang disusun dalam urutan waktu yang

menunjukkan hubungan sebab dan akibat yang memiliki kemungkinan agar

pembaca menebak-nebak peristiwa yang akan datang.

Lukman Ali (1968: 120) dalam Herman J. Waluyo (2011: 9) menyatakan

bahwa plot merupakan sambung-sinambung cerita berdasarkan hubungan sebab

akibat dan menjelaskan mengapa sesuatu bisa terjadi.

Burhan Nurgiyantoro (2006) memberi pengertian plot merupakan unsur

fiksi yang penting, bahkan tak sedikit orang yang menganggapnya sebagai yang

terpenting di antara berbagai unsur fiksi yang lain. Hal itu kiranya juga beralasan

sebab kejelasan plot, kejelasan tentang kaitan antarperistiwa yang dikisahkan

secara linear, akan mempermudah pemahaman kita terhadap cerita yang

ditampilkan.

Rasrif (dalam Burhan Nurgiyantoro, 2006: 149) membedakan plot menjadi

lima bagian. Yaitu a) Tahap situation, tahap yang merupakan pelukisan dan

pengenalan situasi latar dan tokoh. Tahap ini tahap pembukaan cerita pemberian

informasi awal, b) Tahap generating circumstances yaitu tahap pemunculan

konflik. c) Tahap rising action yaitu tahap peningkatan konflik, konflik yang telah

dimunculkan pada tahap sebelumnya semakin berkembang dan dikembangkan

kadar intensitasnya, d) Tahap climax, konflik dan pertentangan yang terjadi, yang

dilakui dan atau ditimpakan kepada para tokoh cerita sampai kepada titik intesitas

puncak, e) Tahap denouement adalah tahap penyelesaian.

Page 54: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tahap-tahap seperti di atas dapat juga digambarkan dalam bentuk diagram

yang diungkapkan oleh Jones (dalam Burhan Nurgiyantoro, 2006: 150-151).

Sebagai berikut.

Klimaks

Inciting forces +) Pemecahan

*) **)

Keterangan: *) konflik dimunculkan dan semakin ditingkatkan **) konflik dan ketegangan dikendorkan

+) Inciting forces menyaran pada hal-hal yang semakin meningkat sehingga konflik akhirnya mencapai klimaks

Gambar 1: Diagram plot menurut Jones (dalam Burhan Nurgiyantoro, 2006:150-151).

Rangkaian kejadian yang menjalin plot menurut Robert Scholes (1966: 217)

dalam Herman J. Waluyo (2011: 10-14) meliputi:

1. Eksposisi; paparan awal cerita. Pengarang memperkenalkan tokoh, watak,

setting, serta hal yang melatarbelakangi tokoh sehingga mudah difahami oleh

pembaca.

2. Inciting moment; mulai munculnya problem cerita. Tahap ini disebut juga

, yang menyebabkan adanya konflik dan

meningkatnya konflik hingga ke klimaks (Kenney, 1996).

3. Rising action; meningkatnya konflik dalam cerita.

Tengah Awal Akhir

Page 55: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4. Complication; menunjukkan konflik yang semakin ruwet (peristiwa yang

menunjukkan keruwetan).

5. Climax; disebut juga puncak penggawatan yaitu puncak dari kejadian-

kejadian dan merupakan jawaban dari semua problem atau konflik yang tidak

mungkin dapat meningkat atau dapat lebih ruwet lagi.

6. Falling action

7. Denouement (penyelesaian)

Kejadian yang menjalin plot di atas digambarkan sebagai berikut.

Gambar 2: Plot menurut Kenney (dalam Herman J. Waluyo, 2011).

Kenney (dalam Herman J. Waluyo, 2011) menyatakan tahapan plot ada tiga.

Yaitu: Beginning atau exposition, the middle atau konflik, komplikasi, dan

klimaks, the end atau denoument.

Pada prinsipnya ada tiga jenis alur (Herman J. Waluyo, 2011: 13-14), yaitu.

1. Alur garis lurus atau alur progresif atau alur konvensional

Inciting moment

Rising action

Exposition

Denouement

Climax

Complication Falling action

Page 56: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yaitu penulisan cerita menggunakan urutan peristiwa berurutan dari awal

hingga akhir. Dilakukan dengan memilih peristiwa penting sesuai

pertimbangan yang mendukung proses penceritaan.

2. Alur atau alur sorot balik atau alur regresif

yaitu cerita dimulai dengan sebelumnya ditampilkan bagian akhir dari cerita

tersebut, baru kemudian diceritakan bagian awalnya.

3. Alur campuran

yaitu perpaduan antara alur garis lurus dan alur sorot balik. Cerita bisa

diawali pada bagian akhir, menuju bagian awal, kemudian kembali ke bagian

akhir lagi begitupun sebaliknya.

Dalam sebuah karya fiksi (novel) oleh Kenney (1966) dalam Herman J.

Waluyo (2011) menyebutkan Law of Plot yang berupa:

a. Plausibility, dinyatakan sebagai kebolehjadian. Artinya rangkaian cerita

bukan khayalan semata, mungkin terjadi dalam dunia nyata.

b. Surprise, atau kejutan artinya bahwa pembaca tidak dapat mengira-ngirakan

bagaimana rangkaian cerita terjadi sehingga pembaca cerita berikutnya.

c. Suspense, yaitu ketegangan sehingga merangsang pembaca untuk selalu

mengikuti jalan cerita karena daya tarik yang diciptakan pengarang.

d. Unity, kesatuan. Cerita yang ditulis harus membentuk kesatuan yang padu.

e. Subplot, berkaitan erat dengan plot induknya. Subplot menjadi pelengkap plot

induknya.

Page 57: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

f. Ekspresi, rangkaian kejadian harus diekspresikan dengan baik sehingga

bermakna dalam cerita.

3) Tokoh, Penokohan dan Perwatakan

Tokoh dan penokohan merupakan unsur yang penting dalam karya seni.

Namun hal itu tak berarti unsur plot dapat diabaikan begitu saja karena kejelasan

mengenai tokoh dan penokohan dalam banyak hal tergantung pada pemplotannya.

kkan

laku cerita dan

dapat pula berarti perwatakan. Sedangkan penokohan sendiri lebih luas

pengertiannya daripada tokoh dan perwatakan sebab mencakup masalah siapa

tokoh cerita, bagaimana perwatakan, dan bagaimana penempatan dalam sebuah

cerita sehingga sanggup memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca

(Burhan Nurgiyantoro, 2006).

Petkovic, Danijela (2008) dalam jurnal yang berjudul Every One Of These

The

Amber Spyglass mengungkapkan:

Death is not only personified but multiplied and, so to speak,

personalized each of these characters, from the old woman to

the baby in the crib, is revealed to have his/her own personal,

private Death nearby, who follows them all their lives.

Uraian di atas bisa dinyatakan bahwa karakter pribadi tokoh bisa dilihat dari

kebiasaan apa yang dilakukan tokoh tersebut. Firasat yang dialami tokoh

Page 58: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

terkadang suatu saat bisa terjadi dengan sebenarnya. Apa yang dilakukan si tokoh

mencerminkan pribadi tokoh itu sendiri.

Tokoh-tokoh cerita dalam sebuah fiksi dapat dibedakan ke dalam beberapa

jenis penamaan (Herman J. Waluyo, 2011: 19-20).

a. Tokoh protagonis, antagonis, tokoh sentral, andalan, dan bawahan

- Tokoh protagonis adalah tokoh yang mendukung jalannya cerita sebagai

tokoh yang mendatangkan simpati atau tokoh baik.

- Tokoh antagonis adalah tokoh yang menentang arus cerita atau yang

menimbulkan perasaan antipati atau benci pada diri pembaca.

- Tokoh sentral adalah tokoh yang dipentingkan atau ditonjolkan atau menjadi

pusat penceritaan.

- Tokoh andalan adalah tokoh bawahan yang dapat diandalkan.

- Tokoh bawahan adalah tokoh yang tidak begitu ditonjolkan dalam cerita,

muncul sesekali saja.

b. Tokoh bulat dan tokoh pipih (simple and complex character)

- Tokoh bulat adalah tokoh yang berwatak unik dan tidak bersifat hitam putih.

Membutuhkan penafsiran karena pelukisan tokoh tidak sederhana.

- Tokoh pipih adalah tokoh yang wataknya sederhana. Pelukisan tokoh dengan

secara sederhana.

Tiga dimensi watak menurut Herman J. Waluyo (2011: 21-22) yaitu sebagai

berikut.

Page 59: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1. Dimensi psikis (kejiwaan) merupakan faktor utama yang terpenting dalam

penggambaran watak atau temperamen tokoh, misal; penyabar, sombong,

baik hati, garang, dan lain-lain.

2. Dimensi fisik (jasmaniah) atau keadaan fisik (fisiologis) dapat dikaitkan

dengan umur, ciri fisik, penyakit, keadaan diri dan lain-lain. Misal: kulit

hitam, kurus, gemuk, pendek, kekar, dan lain-lain.

3. Dimensi sosiologis: melukiskan suku, jenis kelamin, kekayaan, kelas sosial,

pangkat atau kedudukan, dan profesi atau pekerjaan. Dimensi ini bisa

berpengaruh terhadap perilaku tokohnya.

Adapun Aminuddin (1995: 80-81) menambahkan bahwasanya dalam

memahami watak tokoh utama, pembaca dapat menelusurinya lewat (1) tuturan

pengarang terhadap karakteristik pelakunya, (2) gambaran yang diberikan

pengarang lewat gambaran lingkungannya maupun cara berpakaian, (3)

menunjukkan bagaimana perilakunya, (4) melihat bagaimana tokoh itu berbicara

tentang dirinya, (5) memahami bagaimana jalan pikirannya, (6) melihat

bagaimana tokoh lain berbicara tentangnya, (7) melihat bagaimana tokoh lain

berbicara dengannya, (8) melihat bagaimana tokoh-tokoh yang lain itu

memberikan reaksi terhadapnya, dan (9) melihat bagaimana tokoh itu dalam

mereaksi tokoh yang lainnya.

Page 60: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4) Latar atau Setting

Unsur latar yang ditekankan perannya dalam sebuah novel akan

berpengaruh terhadap elemen fiksi khususnya alur dan tokoh. Artinya tokoh dan

alur dapat menjadi lain jika latar tempatnya berbeda. Latar sebuah karya hanya

berupa penyebutan nama tempat, waktu, dan hubungan sosial tertentu secara

umum, artinya bersifat netral pada umumnya tak banyak berperan dalam

pengembangan cerita secara keseluruhan.

Latar disebut juga sebagai landas tumpu, menyarankan pada pengertian

tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa yang

diceritakan (Burhan Nurgiyantoro, 2006). Latar berfungsi untuk memperkuat atau

mempertegas keyakinan pembaca terhadap jalannya suatu cerita. Dengan

demikian apabila pembaca sudah menerima latar itu sebagai sesuatu yang benar

adanya, maka cenderung dia pun akan lebih siap dalam menerima pelaku ataupun

kejadian-kejadian yang berada dalam latar itu (Kosasih, 2012: 67).

Setting adalah tempat kejadian cerita. Tempat kejadian cerita dapat

berkaitan dengan aspek fisik, aspek sosiologis, dan aspek psikis. Selain itu setting

juga dapat dikaitkan dengan tempat dan waktu (Herman J. Waluyo, 2011: 23).

Burhan Nurgiyantoro (2006), menyatakan latar terbagi atas: latar netral dan

latar tipikal. Latar netral adalah latar sebuah karya yang hanya sekedar sebagai

tempat terjadinya peristiwa yang diceritakan dan tidak lebih dari itu. Latar tipikal

adalah latar yang memiliki dan menonjolkan sifat khas latar tertentu baik yang

menyangkut unsur tempat, waktu maupun sosial.

Page 61: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

a. Latar Tempat

Penyebutan latar tempat yang ditunjukan secara jelas mungkin disebabkan

perannya kurang dominan. Unsur latar sebagai bagian keseluruhan karya dapat

jadi dominan koherensif, namun hal itu ditentukan oleh unsur latar yang lain.

b. Latar Waktu

sering dihubungkan sehingga dapat terjadi variasi pada berbagai novel.

c. Latar Sosial (Suasana)

Menyarankan pada hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial

masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Tata cara

kehidupan yang kompleks dalam kehidupan masyarkat yang mencakup kebiasaan

hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan

bersikap, serta hal yang tergolong latar spiritual.

d. Catatan tentang Anakronisme

Menyarankan pada pengertian adanya ketidaksesuaian dengan urutan

perkembangan waktu dalam sebuah cerita. Anakronisme dalam karya sastra tidak

selamanya merupakan kelemahan atau kurang telitinya pengarang, ia hadir dalam

sebuah karya sastra karena disengaja bahkan didayagunakan kemanfaatannya.

5) Sudut Pandang (Point of View)

Sudut pandang dalam karya fiksi mempersoalkan siapa yang menceritakan

atau dari posisi mana (siapa) peristiwa dan tindakan itu dilihat. Pengertian sudut

pandang adalah pada hakikatnya merupakan strategi, teknik, siasat, yang secara

Page 62: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan gagasan ceritanya. Sudut

pandang dapat disamakan artinya dan bahkan dapat memperjelas dengan istilah

pusat pengisahan (Burhan Nurgiyantoro, 2006).

Pentingnya sudut pandang dalam karya fiksi tidak lagi diragukan orang.

Sudut pandang dianggap sebagai salah satu unsur fiksi yang penting dan

menentukan. Sebelum pengarang menulis cerita, mau tak mau ia harus telah

memutuskan memilih sudut pandang tertentu. Ia harus mengambil sikap naratif,

antara mengemukakan cerita dengan dikisahkan oleh seorang tokohnya, atau oleh

seorang narator yang di luar cerita itu sendiri. Sudut pandang mempunyai

hubungan psikologis dengan pembaca. Pembaca membutuhkan persepsi yang

jelas tentang sudut pandang cerita. Jika pengarang ingin menceritakan berbagai

peristiwa fisik, aksi, bersifat luaran dan dapat diindera, namun juga batin yang

berupa jalan pikiran dan perasaan beberapa tokoh sekaligus dalam sebuah novel,

hal itu kiranya akan lebih sesuai jika dipergunakan sudut pandang orang ketiga,

khususnya yang bersifat mahatahu.

Point of view menurut Herman J. Waluyo (2011) dinyatakan sebagai sudut

pandang pengarang, yaitu teknik yang digunakan oleh pengarang untuk berperan

dalam cerita itu. Jenis point of view menurut Shipley (1956) dalam Herman J.

Waluyo (2011) terdiri dari dua jenis, yaitu: internal point of view dan external

point of view. Internal point of view ada empat macam, yaitu: 1) tokoh yang

bercerita, 2) pencerita menjadi salah seorang pelaku, 3) sudut pandang akuan, dan

4) pencerita sebagai tokoh sampingan dan bukan tokoh hero. Sementara untuk

Page 63: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

external point of view terdiri dari: 1) gaya diaan, dan 2) penampilan gagasan dari

luar tokoh-tokohnya.

Sudut pandang banyak macamnya tergantung dari sudut mana ia dipandang

dan seberapa rinci ia dibedakan. Yaitu :

a. Sudut Pandang Persona Ketiga: cerita dikisahkan menggunakan kata ganti

orang ketiga. Misal

b. Sudut Pandang Persona Pertama: penulis berlaku sebagai karakter utama

menyebabkan pembaca tidak mengetahui segala hal yang tidak diungkapkan

oleh sang narator. Keuntungan dari teknik ini adalah pembaca merasa

menjadi bagian dari cerita.

c. Sudut Pandang Campuran: kombinasi antara sudut pandang persona ketiga

dan persona pertama.

6) Dialog atau Percakapan

Pengungkapan bahasa dengan gaya narasi adalah semua penuturan yang

bukan bentuk percakapan sering dapat mencapaikan sesuatu secara lebih singkat

dan langsung, artinya pengarang mengisahkan secara langsung ceritanya, telling.

Dalam sebuah narasi terdapat dialog sebagai sebuah percakapan yang hadir dalam

kalimat dalam novel. Percakapan yang sesuai dengan konteks pemakaiannya,

percakapan yang mirip dengan situasi nyata penggunaan unsur bahasa sehingga

bersifat pragmatik yang intinya mengacu pada penggunaan bahasa yang

mencerminkan kenyataan. Sedangkan pemahaman terhadap percakapan dalam

Page 64: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

konteks pragmatik yang percakapan di dalamnya tidak diungkapkan langsung

dalam unsur bahasa, melainkan lewat kode budaya disebut implikatur. Tindak ujar

yaitu salah satu hal yang penting dalam interpretasi percakapan secara pragmatik,

konsep yang menghubungkan antara makna percakapan dengan konteks.

Kenney dalam Herman J. Waluyo (2011) menyatakan ada dua jenis fungsi

dialog, yaitu 1) memperkongkret watak dan kehadiran pelaku, 2) memperhidup

karakter tokoh. Dialog harus dibuat secara natural, selektif, gaya -

atau tindak tutur (percakapan tokoh yang satu disambut oleh tokoh lain atau lawan

bicara).

7) Gaya Bercerita (Bahasa)

Dalam menuangkan idenya, penulis biasa memilih kata-kata yang

dipakainya sedemikian rupa sehingga segala pesannya sampai kepada pembaca.

Selain itu, teknik penggunaan bahasa yang baik juga membuat tulisan menjadi

indah dan mudah dikenang. Pengunaan bahasa berfungsi untuk menciptakan suatu

nada atau suasana persuasif serta merumuskan dialog yang mampu

memperlihatkan hubungan dan interaksi antara sesama tokoh. Kemampuan sang

penulis mempergunakan bahasa secara cermat dapat menjelmakan suatu suasana

yang berterus terang atau satiris, simpatik, atau menjengkelkan, objektif atau

emosional. Bahasa dapat menimbulkan suasana yang tepat guna bagi adegan yang

seram, adegan cinta, ataupun peperangan, keputusan, maupun harapan.

Mitic, Petra (2008) dalam jurnalnya yang berjudul The Theme Of Orestela

In Eugene O'neill' s Mourning Becomes Electra menyatakan bahwa bahasa yang

Page 65: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

digunakan dalam suatu masyarakat menunjukkan simbol masyarakat itu sendiri.

Berikut kutipannya.

The former pointed at the significance of myths in terms of

their religious, psychological, and historical meaning, while the

latter explained their importance in terms of their peculiar

language, which is the language of symbol.

Masing-masing pengarang memiliki gaya bercerita yang khas. Selain

menggunakan gaya bahasa, pengarang juga menggunakan bahasa figuratif

meskipun tak sebanyak dalam puisi. Pengarang selalu berusaha menciptakan

bahasa yang khas, yang lebih hidup, ekspresif, dan estetis.

Ada pengarang yang menggunakan gaya bercerita santai, ada yang bersikap

menggurui, ada yang bersikap memberi berita seperti wartawan, bersifat dramatis.

Selain bahasa ini, dalam karya fiksi juga terdapat dialog yang fungsinya untuk

memperkuat watak tokoh (peran). Dialog itu tidak mendominasi cerita karena

hanya sebagai selingan saja.

c. Pendekatan Intertekstual

Pendekatan intertekstual pertama diilhami oleh gagasan pemikiran Mikhail

Bakhtin, seorang filsuf Rusia yang mempunyai minat besar pada sastra. Menurut

Bakhtin, pendekatan intertekstual menekankan pengertian bahwa sebuah teks

sastra dipandang sebagai tulisan sisipan atau cangkokan pada kerangka teks-teks

sastra lain (tradisi, jenis sastra, parodi, acuan atau kutipan) (Noor, 2007: 4-5).

Kemudian, pendekatan intertekstual tersebut diperkenalkan atau dikembangkan

Page 66: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

oleh Julia Kristeva. Menurut Kristeva, Intertekstualitas merupakan sebuah istilah

yang diciptakan oleh Julia Kristeva (Worton, 1990: 1).

y theorist

M.M Bakhtin to the French-

today, extraordinary ifluential within the fields of literary theory

and criticism, and in linguistics, political and history, philosophy

and many other disciplines (Graham Allen, 2000: 15).

Pembicaraan tentang pendekatan intertekstual terlebih dahulu perlu

dibicarakan tentang pendekatan resepsi. Sebab, pendekatan intertekstual

merupakan bagian dari pendekatan resepsi. Estetika resepsi (esthetics of

resception) secara ringkas dapat dideskripsikan sebagai kerja menyelidiki teks

sastra dengan dasar tanggapan pembaca. Pembaca dalam banyak hal ini sangat

menentukan dalam pengkategorian sebuah teks untuk dimasukkan ke dalam

kelompok kesastraan atau bukan (Segers, 1978: 40). Menurut Junus (1985:1)

estetika resepsi dapat disinonimkan dengan tanggapan sastra (literary response)

dan dapat diartikan sebagai bagaimana pembaca memberikan makna terhadap

karya sastra yang dibacanya sehingga dapat memberikan tanggapan.

Pendekatan resepsi, selain pembaca yang menjadi fokus perhatian adalah

bukan pembaca yang sesungguhnya, melainkan pembaca yang ada dibalik teks,

juga pembaca dalam hubungan adalah pembaca sebagai pengkaji. Dengan

demikian, latar belakang pengetahuan dan pengalaman pembaca akan

mempengaruhi makna yang diungkapkannya (Soeratno, 2001: 146). Pembaca

sebagai pengkaji dalam penelitian ini maksudnya pembaca yang berfungsi sebagai

Page 67: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

penerima dari fungsi sastra yang berupa fungsi, tujuan atau nilai-nilai yang

terkandung dalam karya sastra.

Prinsip ini bermakna bahwa setiap teks sastra dibaca dan harus dengan latar

belakang teks-teks lain. Secara luas interteks diartikan sebagai jaringan hubungan

antara satu teks dengan teks yang lain. Penelitian dilakukan dengan cara mencari

hubungan-hubungan bermakna di antara dua teks atau lebih. Hubungan antarteks

ini bukan hanya mengenai pikiran-pikiran yang dikemukakan, melainkan juga

mengenai struktur penceritaan atau alurnya. Teks-teks yang dikerangkakan

sebagai interteks tidak terbatas sebagai persamaan genre, interteks juga

memberikan kemungkinan yang seluas-luasnya bagi peneliti untuk menemukan

hipogram.

Intertekstual merupakan kajian teks yang melibatkan teks lain dengan

mencari dan menelaah hubungan tersebut. Suatu teks, dalam kaca mata

intertekstual, lahir dari teks-teks lain dan harus dipandang sesuai tempatnya dalam

keluasan tekstual. Pendekatan ini memiliki asumsi bahwa karya sastra tidak lahir

dari kekosongan budaya, termasuk sastra. Karya sastra merupakan respon pada

karya sastra yang terbit sebelumnya. Bisa dikatakan suatu teks penuh dengan

makna bukan hanya mempunyai struktur tertentu, suatu karangan yang

menentukan dan mendukung bentuk, tetapi juga karena teks itu berhubungan

dengan teks lain.

Graham Allen (2000: 4) menyatakan bahwa intertekstual merupakan kajian

yang bermanfaat karena di dalamnya terjadi keterkaitan dan saling

Page 68: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menghubungkan dalam budaya kehidupan. Keaslian atau keunikan merupakan ciri

khas dari suatu karya (novel).

notions of relationality, interconnectedness and interdependence

in modern cultural life. In the Postmodern epoch, theorists often

claim, it is not possible any longer to speak of originality or the

uniqueness of the artistic object, be it a painting or a novel, since

every artistic object is so clearly assamble from bits pieces of

Pada dasarnya pembacalah yang menentukan ada atau tidaknya kaitan

antara teks yang satu dengan teks yang lain. Adapun keterkaitan antarteks tersebut

dapat berupa hubungan karya-karya sastra masa lampau, masa kini, dan masa

depan. Dapat juga dikatakan dengan istilah hubungan sinkronik dan hubungan

diakronik antarteks. Unsur-unsur hipogram yang dijumpai dalam kajian

intertekstual juga berdasarkan persepsi, pemahaman, pengetahuan, dan

pengalaman peneliti atau pembaca sastra dalam membaca teks-teks lain

sebelumnya. Penunjukkan terhadap adanya unsur-unsur hipogram pada suatu

karya dari karya-karya lain pada hakikatnya merupakan penerimaan atau reaksi

pembaca.

Graham Allen (2000: 4) berpendapat bahwa pembaca yang memiliki

penafsiran-penafsiran atau berbagai dugaan ketertarikan yang berbeda-beda, sudut

pandang dan pengalaman membaca yang berbeda menimbulkan adanya karya

yang bisa di katakan memiliki hubungan intertekstual.

texts from cover from cover to cover. There is never a single or

Page 69: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

correct way to read a text, since every reader brings with him or

her different expectations, interests, viewpoints and prior

reading experiences. Each reader of this study is encouraged to

berupa

suara yang meluncur dari lisan, akan tetapi dalam pengertian umum, ia adalah

dunia semesta ini, adat istiadat, kebudayaan film, drama dan lain-lain. Semua itu

adalah teks juga. Hubungan antarteks, tidak dipandang melului bahwa teks yang

lahir akibat teks sebelumnya itu senantiasa meneladani teks sebelumnya, tetapi

juga yang menyimpang dan memberontak.

Suatu teks penuh makna bukan hanya karena memiliki struktur tertentu,

kerangka menentukan dan mendukung bentuk, tetapi juga karena teks itu

berhubungan dengan teks lain. Sebuah teks lahir dari teks-teks lain dan harus

dipandang sesuai tempatnya dalam kawasan tekstual. Inilah yang disebut

intertekstual (Sardjono Partini, 1991: 61).

Tokoh pertama dalam dunia filsafat yang memperkenalkan pendekatan ini

adalah Jecques Derrida, kemudian diperdalam oleh Julia Kristeva. Menurut Julia

Kristeva (dalam Jabrohim, 2012: 172-173), setiap teks merupakan mozaik

kutipan-kutipan dan merupakan penyerapan (transformasi) teks-teks lain.

Maksudnya, setiap teks itu mengambil hal-hal yang bagus lalu diolah kembali

dalam sebuah karya baru atau karya baru itu ditulis setelah melihat, mencerapi,

menyerap hal yang menarik baik sadar maupun tidak sadar. Dalam sastra, yang

diserap dapat berupa konvensi sastra atau juga suatu gagasan. Konvensi dan

Page 70: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

gagasan yang dicerap itu dapat dikenali apabila kita membandingkan teks yang

menjadi hypogram-nya (yang menjadi landasan penciptaan) dengan teks yang

baru itu. Teks baru yang menyerap itu dan yang mentrasformasikan hypogram itu,

Pemikiran Kristeva mengenai intertekstualitas dapat dijabarkan sebagai

berikut (adaptasi dari Umar Junus, 1985: 87-88):

1. kehadiran suatu teks di dalam teks yang lain,

2. selalu adanya petunjuk yang menunjukkan hubungan antara suatu teks dengan

teks-teks pendahulu,

3. adanya fakta bahwa penulis suatu teks telah pernah membaca teks-teks

pemengaruh sehingga nampak jejak,

4. pembaca suatu teks tidak akan pernah bisa membaca teks secara pisah dengan

teks-teks lainnya. Ketika ia membaca suatu teks, ia dengan berdampingan

dengan teks-teks lain.

Kajian intertekstual dimaksudkan sebagai kajian terhadap sebuah teks

(lengkapnya teks kesusatraan), yang diduga mempunyai bentuk-bentuk hubungan

unsur-unsur intrinsik seperti ide, gagasan, peristiwa, plot, penokohan, (gaya)

bahasa dan lain-lain diantara teks-teks yang dikaji. Tujuan kajian interteks adalah

untuk memberikan makna secara penuh terhadap karya tersebut. Produksi makna

terjadi dalam interteks, yaitu melalui proses aposisi, permutasi dan transformasi.

Penelitian dilakukan dengan cara menemukan hubungan-hubungan bermakna

diantara dua karya atau lebih. Teks-teks yang dikerangkakan sebagai interteks

Page 71: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tidak dibatasi sebagai persamaan genre, interteks memberikan kemungkinan yang

seluas-luasnya bagi peneliti untuk menemukan hipogram (Nyoman Kutha Ratna,

2009: 172 - 173).

Karya sastra yang dijadikan dasar penulisan bagi karya lain kemudian

disebut sebagai hipogram. Istilah hipogram dapat diartikan sebagai latar, yaitu

dasar, walau mungkin tak tampak secara eksplisit, bagi penulisan karya yang lain.

Wujud hipogram mungkin berupa penerusan konvensi, sesuatu yang telah

bereksistensi, penyimpangan dan pemberontakan konvensi, pemutarbalikan esensi

dan amanat teks-teks sebelumnya (Teeuw dalam Burhan Nurgiyantoro, 2006: 5).

Riffaterre (dalam Nyoman Kutha Ratna, 2009: 175), menyatakan karya

sastra yang secara metodologis dibayangkan sebagai sumber interteks disebut

hypogram. Dalam suatu aktivitas pembacaan dengan demikian akan terdapat

banyak hypogram, yang berbeda-beda sesuai dengan kompleksitas aktivitas

pembacaan terdahulu. Hypogram juga merupakan landasan untuk menciptakan

karya-karya yang baru, baik dengan cara menerima maupun menolaknya. Oleh

karena itu, membaca karya sastra yang hanya terdiri atas beberapa halaman saja,

maka ada kemungkinan akan menghasilkan analisis yang melebihi jumlah

halaman yang dianalisis.

Prinsip dasar intertekstual (Rachmad Djoko Pradopo, 1997: 228) adalah

hanya dapat dipahami maknanya secara utuh dalam kaitannya dengan teks lain

yang menjadi hipogram. Hipogram adalah karya sastra terdahulu yang dijadikan

sandaran berkarya. Hipogram tersebut bisa sangat halus dan juga sangat kentara.

Dalam kaitan ini, sastrawan yang lahir berikut adalah reseptor dan transformator

Page 72: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

karya sebelumnya. Dengan demikian, mereka selalu menciptakan karya asli,

karena dalam mencipta selalu diolah dengan pandangannya sendiri, dengan

horison dan atau harapannya sendiri (Suwardi Endraswara, 2011: 133).

Lebih jauh, dapat dijelaskan beberapa prinsip yang dapat digunakan dalam

penerapan teori intertekstual adalah sebagai berikut.

a) Transformasi

Transformasi adalah penjelmaan, pemindahan atau pertukaran suatu teks ke

teks lain. Penerapan unsur ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu formal dan

abstrak. Secara formal, transformasi adalah pemindahan, penjelmaan atau

pertukaran teks secara keseluruhan atau hampir keseluruhan.

b) Haplologi

Haplologi merupakan unsur intertekstual berupa pengguguran, pembuangan

atau penghilangan sehingga tidak seluruh teks dihadirkan.

c) Ekserp

Ekserp adalah unsur intertekstual yang dalam penerapannya mengambil

intisari dari sebagian episode, petikan atau suatu aspek secara sama atau hampir

sama dengan teks yang telah ada sebelumnya.

d) Modifikasi

Modifikasi adalah penyesuaian atau perubahan suatu teks terhadap teks

yang telah ada sebelumnya. Biasanya, prinsip ini dipergunakan dengan tujuan

untuk melakukan penyesuaian, perbaikan ataupun perlengkapan dalam teks yang

muncul kemudian berdasarkan pada teks yang telah ada sebelumnya. Pada

Page 73: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

umumnya, penyesuaian atau perubahan berlaku pada pemikiran, alur, atau gaya

yang lain dibangun dalam karya tersebut.

e) Ekspansi

Ekspansi adalah perluasan atau pengembangan terhadap suatu teks. (Napiah

via Rokhani, 1994: xxiv-xxv).

Karya sastra yang ditulis kemudian biasanya mendasarkan diri pada karya-

karya lain yang telah ada sebelumnya, baik secara langsung maupun tidak

langsung, baik dengan cara meneruskan maupun menyimpangi konvensi. Dalam

penulisan teks kesastraan, orang membutuhkan konvensi, aturan, namun hal itu

sekaligus akan disimpanginya. Levin, 1950 (dalam Teeuw, 1984: 101) bahkan

mengatakan bahwa pengakuan konvensi dalam sejarah bertepatan dengan

penolakannya.

Prinsip intertekstualitas yang utama adalah prinsip memahami dan

memberikan makna karya yang bersangkutan. Karya itu diprediksikan sebagai

reaksi, penyerapan, atau transformasi dari karya (-karya) yang lain. Masalah

intertekstual lebih dari sekadar pengaruh, ambilan, atau jiplakan, melainkan

bagaimana kita memperoleh makna sebuah karya secara penuh dalam kontrasnya

dengan karya yang lain yang menjadi hipogramnya, baik berupa teks fiksi maupun

puisi (Burhan Nurgiyantoro, 2006: 54).

Unsur-unsur ambilan sebuah teks dari teks-teks hipogramnya yang mungkin

berupa kata, sintagma, model bentuk, gagasan, atau berbagai unsur intrinsik yang

lain, namun dapat juga berupa sifat kontradiksinya, dapat menghasilkan sebuah

Page 74: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

karya yang baru sehingga karenanya orang mungkin tidak mengenali atau bahkan

melupakan hipogramnya (Riffaterre, 1980 dalam Burhan Nurgiyantoro, 2006: 53).

Untuk memperoleh pemahaman makna teks novel secara penuh, teks itu

harus dipahami dalam hubungannya dengan hipogramnya. Hipogram ada dua

macam, yakni hipogram potensial dan hipogram aktual (Riffatere, 1978:23).

Hipogram potensial tidak eksplisit dalam teks, tetapi dapat diabstraksikan dari

teks. Hipogram potensial merupakan potensi sistem tanda pada sebuah teks

sehingga makna teks dapat dipahami pada karya itu sendiri, tanpa mengacu pada

teks yang sudah ada sebelumnya.

Hipogram aktual adalah teks nyata, yang dapat berupa kata, frase, kalimat,

peribahasa, atau seluruh teks, yang menjadi latar penciptaan teks baru sehingga

signifikasi teks harus ditemukan dengan mengacu pada teks lain atau teks yang

sudah ada sebelumnya. Teks dalam pengertian umum bukan hanya teks tertulis

atau teks lisan, tetapi juga adat-istiadat, kebudayaan, agama dan bahkan seluruh

isi alam semesta (dunia) ini adalah teks (Rachmad Djoko Pradopo, 1995:132).

Studi intertekstual menurut Frow (dalam Suwardi Endraswara, 2011: 131)

didasarkan beberapa asumsi kritis: (1) konsep intertekstual menuntut peneliti

untuk memahami teks tidak hanya sebagai isi, melainkan juga aspek perbedaan

dan sejarah teks, (2) teks tidak hanya struktur yang ada, tetapi satu sama lain juga

saling memburu, sehingga terjadi perulangan atau transformasi teks, (3)

ketidakhadiran struktur teks dalam rentang teks yang lain namun hadir juga pada

teks tertentu merupakan proses waktu yang menentukan, (4) bentuk kehadiran

struktur teks merupakan rentangan dari yang eksplisit sampai implisit. Teks boleh

Page 75: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

saja diciptakan ke bentuk lain: di luar norma ideologi dan budaya, di luar genre, di

luar gaya dan idiom, dan di luar hubungan teks-teks lain, (5) hubungan teks satu

dengan teks yang lain boleh dalam rentang waktu lama, hubungan tersebut bisa

secara abstrak, hubungan interteks juga sering terjadi penghilangan-penghilangan

bagian tertentu, (6) pengaruh mediasi dalam intertekstual sering mempengaruhi

juga pada penghilangan gaya maupun norma-norma sastra, (7) dalam melakukan

identifikasi intertekstual diperlukan proses interpretasi, (8) analisis intertekstual

berbeda dengan melakukan kritik, melainkan lebih terfokus pada konsep

pengaruh.

Sebuah karya sastra baru mendapatkan makna yang hakiki dalam

kontrasnya dengan karya sebelumnya. Teks dalam pengertian umum adalah dunia

semesta ini, bukan hanya teks tertulis atau teks lisan. Adat istiadat, kebudayaan,

film, drama secara pengertian umum adalah teks. Oleh karena itu, karya sastra

tidak dapat lepas dari hal-hal yang menjadi latar penciptaan tersebut, baik secara

umum maupun secara khusus (Jabrohim, 2012: 173-174).

Apabila wujud teks transformasi atau teks penyambut bermacam-macam,

maka hal itu menunjukkan adanya sambutan yang intensif terhadap teksnya.

Penyambutan pembaca pun dapat dilacak dengan berbagai teks lain (Chamamah-

Soeratno, 1991 dalam Sangidu, 2004). Sambutan suatu teks terhadap teks lain

dapat dilacak dengan tiga metode, adalah:

1) Metode eksperimental, yaitu metode penyajian teks tertentu kepada pembaca

tertentu, baik secara individual maupun secara berkelompok agar mereka

memberi tanggapan.

Page 76: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2) Metode kritik, yaitu metode yang menuntut perkembangan tanggapan

pembaca melalui ulasan, kritik, komentar, analisis ataupun penelitian-

penelitian yang berupa karya ilmiahm contohnya: tesis, skripsi, dan lain-lain

(Teeuw, 1984: 210, Chamamah-Soeratno, 1991: 22).

3) Metode intertekstual, yaitu metode yang melacak sambutan melalui teks lain

yang menyambut teksnya, misalnya dengan mengolah, memutarbalikkan,

memberontaki, atau menulis kembali teksnya. Hal yang demikian dapat

dilakukan lewat penyalinan, penyaduran, atau penerjemahan (Teeuw, 1984:

213 dalam Sangidu, 2004: 23).

Berdasarkan pengertian tentang kajian intertekstual di atas, dapat

disimpulkan bahwa kajian intertekstual adalah kajian yang berusaha menganalisis

sebuah teks (teks kesusatraan), yang diduga mempunyai bentuk-bentuk hubungan

unsur-unsur intrinsik, bisa memiliki kesamaan atau pun perbedaan, dengan tujuan

untuk memberikan makna secara penuh terhadap karya tersebut.

3. Nilai-nilai Pendidikan dalam Novel

Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan

berguna bagi manusia. Sesuatu itu dikatakan bernilai berarti sesuatu itu berharga

atau berguna bagi kehidupan manusia. Nilai sebagai kualitas yang independen

akan memiliki ketetapan yaitu tidak berubah yang terjadi pada objek yang dikenai

nilai. Persahabatan sebagai nilai (positif atau baik) tidak akan berubah esensinya

manakala ada pengkhianatan antara dua hal yang bersahabat. Artinya nilai adalah

suatu ketetapan yang ada bagaimanapun keadaan di sekitarnya berlangsung.

Page 77: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

S. Brahmana (2008: 35) mengatakan bahwa nilai adalah segala sesuatu

tentang yang baik atau yang buruk. Sejalan dengan pengertian tersebut, Ia juga

menambahkan bahwa nilai adalah sesuatu yang dipentingkan manusia sebagai

subjek, menyangkut segala sesuatu yang baik atau yang buruk, sebagai abstraksi,

pandangan atau maksud dari berbagai pengalaman dalam seleksi perilaku yang

ketat.

Endang Sumantri (1993: 18-20) menyatakan nilai-nilai berakar pada bentuk

tradisional dan keyakinan agama, bentuk-bentuk kehidupan kontemporer dan

keyakinan agama-agama yang datang berkembang serta aspek politik yang

berpengaruh pada perubahan sikap penduduk, banyaknya kegelisahan, gejolak

terhadap nilai dalam realita pendidikan pada umumnya.

Senada dengan Sumantri, Kosasih Djahiri (1996: 17) nilai adalah harga

yang diberikan oleh seseorang atau sekelompok seseorang terhadap sesuatu

(materiil-immateriil, personal, kondisional) atau harga yang dibawakan (tersirat)

secara sederhana dan mudah

difahami dengan bahasa umum yakni harga yang diberikan seseorang atau

sekelompok manusia terhadap sesuatu. Harga mana tentunya akan ditentukan oleh

tatanan nilai (value system) dan tatanan keyakinan (belief system) yang ada dalam

diri atau yang bersangkutan. Harga yang dimaksud di sini adalah harga afektual.

Yakni harga yang menyangkut dunia afektif manusia.

Nilai merupakan sesuatu yang dihargai, selalu dijunjung tinggi, serta dikejar

manusia dalam memperoleh kebahagiaan hidup. Manusia dapat merasakan

kepuasan dengan nilai. Nilai merupakan sesuatu yang abstrak tetapi secara

Page 78: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

fungsional mempunyai ciri membedakan satu dengan yang lainnya. Suatu nilai

jika dihayati akan berpengaruh terhadap cara berpikir, cara bersikap, maupun cara

bertindak seseorang dalam mencapai tujuan hidupnya. Nilai-nilai yang terkandung

dalam novel dan (roman) dapat dikaji secara bersama-sama. Nilai luhur yang

terkandung di dalam novel dapat dihayati dan dicerna untuk selanjutnya

diaktualisasikan di dalam kehidupan (Herman J. Waluyo, 2011: 32).

Pendidikan secara etimologis berasal dari bahasa Yunani

yang terdiri atas kata yang berarti

paedogogike berarti aku membimbing anak. Hadi (dalam S.

Brahmana, 2008). Ia juga menyatakan bahwa pendidikan berarti segala usaha

orang dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk memimpin

perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan.

Hakikat pendidikan bertujuan untuk mendewasakan anak didik. Oleh karena

itu, seorang pendidik haruslah orang yang dewasa, karena tidak mungkin dapat

mendewasakan anak didik jika pendidiknya sendiri belum dewasa. Tilaar (2002:

435 dalam E. Kosasih, 2012: 45) mengatakan hakikat pendidikan adalah

memanusiakan manusia. Selanjutnya dikatakan pula bahwa, memanusiakan

manusia atau proses humanisasi melihat manusia sebagai suatu keseluruhan di

dalam eksistensinya. Eksistensi ini adalah menempatkan kedudukan manusia pada

tempatnya yang terhormat dan bermartabat. Kehormatan itu tentunya tidak lepas

dari nilai-nilai luhur yang selalu dipegang umat manusia.

Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan bahwa nilai pendidikan

merupakan seperangkat tingkah laku seseorang yang menyangkut segala sesuatu

Page 79: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yang baik maupun buruk yang berguna bagi kehidupan manusia yang diperoleh

melalui proses pengubahan sikap dan tata laku dalam upaya mendewasakan diri

manusia melalui upaya pengajaran.

Sastra dan tata nilai merupakan dua fenomena sosial yang saling melengkapi

dalam hakikat mereka sebagai sesuatu yang eksistensial. Sastra sebagai produk

kehidupan., mengandung nilai-nilai sosial, filsafat, religi, dan sebagainya baik

yang bertolak dari pengungkapan kembali maupun yang mempunyai penyodoran

konsep baru (Suyitno, 1986: 3). Sastra tidak hanya memasuki ruang serta nilai-

nilai kehidupan personal, tetapi juga nilai-nilai kehidupan manusia dalam arti

total.

Kedudukan sastra dalam perkembangan globalisasi sangat penting, terutama

untuk mengangkat harkat dan martabat manusia dalam gejala sosial yang selalu

berubah. Perubahan itu ada yang positif dan ada pula yang negatif. Jati diri

manusia perlu dikembangkan agar mampu dan berdaya menyesuaikan diri dengan

kecepatan perubahan itu.

Salah satu dampak sastra adalah mengukuhkan nilai-nilai positif dalam

pikiran dan perasaan manusia. Manusia bisa kreatif, bisa berwawasan luas, bahkan

bisa menjadi pemimpin yang baik apabila ia menimba nilai-nilai yang dituangkan

oleh pengarang dalam karya sastra. Selain dituntut agar berkualitas tinggi dalam

ilmu pengetahuan dan teknologi, pembaca karya sastra juga harus mampu

bersaing dan menentukan terobosan baru, serta bermoral dan berperilaku yang

baik sehingga dapat membaktikan ilmu pengetahuan yang diperoleh.

Page 80: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dalam karya sastra, baik puisi maupun prosa, butir-butir moral seperti

banyak terungkap dan dapat dijadikan kajian, renungan dan pegangan bagi

pembacanya. Karya sastra harus mampu menggugah kesadaran masyarakat untuk

menyerap dan mengolah pengaruh dari luar. Karya sastra dapat membantu

mengembangkan sikap positif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi yang tak dapat dibendung (Djojonegoro, 1998 dalam Hasan Alwi,

2002).

Dalam sebuah novel atau karya fiksi, kita tidak hanya menemukan satu nilai

saja, tetapi bermacam-macam nilai yang akan disampaikan oleh pengarangnya,

seperti halnya isi karya sastra akan sangat bergantung kepada pengarangnya, baik

itu latar belakang pendidikan, pengalaman, pengetahuan ataupun keyakinannya.

Sebuah novel menawarkan model kehidupan mengandung penerapan moral dalam

sikap dan tingkah laku para tokoh sesuai dengan pandangan pengarang. Melalui

cerita, sikap dan tingkah laku para tokohnya itu, pembaca diharapkan dapat

mengambil hikmah dari pesan-pesan yang disampaikan sehingga jika latar

belakang seorang pengarang itu dari pendidikan atau keyakinan keagamaan

tertentu, maka sudah sepantasnya jika ia pun berusaha memasukkan pengetahuan

dan pengalamannya itu ke dalam karya yang ia ciptakan.

Karanfilovic, Natasa (2008) dalam jurnalnya yang berjudul An Image Of

Australia In Serbian Translation: The Case Of Henry Lawson menyatakan

pentingnya munculnya buku (sastra) dalam mengawali perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Buku (sastra) merupakan salah satu media yang

menjadi sumber utama pengetahuan di dalam masyarakat. Berikut kutipannya.

Page 81: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

The translations analysed in this paper come from the period

which precedes major developments in communication technology

and information accessibility. They belong to a time when books

and literary presentations were still the primary source of

knowledge and images of foreign cultures.

Nilai dalam sastra adalah kebaikan yang ada dalam makna karya sastra

seseorang. Hal ini berarti karya sastra mengandung nilai-nilai yang bermanfaat

bagi pembaca dalam kehidupannya. Muatan nilai dalam karya sastra pada

umumnya adalah nilai religius, nilai moral, nilai sosial dan nilai estetika atau

keindahan (Herman J. Waluyo, 2011: 28)

a. Nilai religius (agama)

Religi merupakan suatu kesadaran yang menggejala secara mendalam dalam

lubuk hati manusia sebagai human nature. Religi tidak hanya menyangkut segi

kehidupan secara lahiriah melainkan juga menyangkut keseluruhan diri pribadi

manusia secara total dalam integrasinya hubungan ke dalam keesaan Tuhan

(Rosyadi, 1995: 90). Kehadiran unsur religi dalam sastra adalah sebuah

keberadaan sastra itu sendiri (Burhan Nurgiyantoro, 2006: 326). Religi lebih pada

hati, nurani, dan pribadi manusia itu sendiri. Nilai-nilai religius yang terkandung

dalam karya sastra dimaksudkan agar penikmat karya tersebut mendapatkan

renungan-renungan batin dalam kehidupan yang bersumber pada nilai-nilai

agama. Nilai-nilai religius dalam sastra bersifat individual dan personal. Burhan

Nurgiyantoro menambahkan bahwa agama lebih menunjukkan pada kelembagaan

kebaktian kepada Tuhan dengan hukum-hukum.

Page 82: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai religius

merupakan nilai kerohanian tertinggi dan mutlak serta bersumber pada

kepercayaan atau keyakinan manusia.

b. Nilai Moral

Secara etimologi (asal kata) moral berasal dari kata m yang

berarti tata cara, adat istiadat, kebiasaan, atau tingkah laku (Sudarsono, 1985: 23).

Sebuah karya sastra yang menawarkan nilai moral biasanya bertujuan untuk

mendidik manusia agar mengenali nilai-nilai estetika dan budi pekerti.

Moral merupakan sesuatu yang ingin disampaikan pengarang kepada

pembaca, merupakan makna yang terkandung dalam karya sastra, makna yang

disyaratkan melalui cerita. Moral dapat dipandang sebagai tema dalam bentuk

yang sederhana, tetapi tidak semua tema merupakan moral (Kenny dalam Burhan

Nurgiyantoro, 2006: 320). Moral merupakan pandangan pengarang tentang nilai-

nilai kebenaran dan pandangan itu yang ingin disampaikan kepada pembaca.

Nilai moral yang terkandung dalam karya sastra bertujuan untuk mendidik

manusia agar mengenal nilai-nilai etika merupakan nilai baik buruk suatu

perbuatan, apa yang harus dihindari, dan apa yang harus dikerjakan, sehingga

tercipta suatu tatanan hubungan manusia dalam masyarakat yang dianggap baik,

serasi, dan bermanfaat bagi orang itu, masyarakat, lingkungan, dan alam sekitar.

Dapat disimpulkan bahwa nilai pendidikan moral menunjukkan peraturan-

peraturan tingkah laku dan adat istiadat dari seorang individu dari suatu kelompok

yang meliputi perilaku, untuk menjunjung tinggi budi pekerti dan nilai susila.

c. Nilai Sosial

Page 83: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

-hal yang berkenaan dengan masyarakat atau

kepentingan umum. Nilai sosial merupakan hikmah yang dapat diambil dari

perilaku sosial dan tata cara hidup sosial. Perilaku sosial berupa sikap seseorang

terhadap peristiwa yang terjadi di sekitarnya yang ada hubungannya dengan orang

lain, cara berpikir, dan hubungan sosial bermasyarakat antarindividu.

Nilai sosial dalam karya sastra adalah penggambaran suatu masyarakat

sosial oleh karya sastra dalam sebuah masyarakat. Tata nilai sosial tertentu akan

mengungkapkan sesuatu hal yang dapat direnungkan dalam karya sastra dengan

ekspresinya. Pada akhirnya dapat dijadikan cermin atau sikap para pembacanya

(Suyitno, 1986: 31 dalam Sugihastuti, 2002: 45). Nilai sosial dapat diartikan

sebagai landasan bagi masyarakat untuk merumuskan apa yang benar dan penting,

memiliki ciri-ciri tersendiri, dan berperan penting untuk mendorong dan

mengarahkan individu agar berbuat sesuai norma yang berlaku. Nilai sosial

mengacu pada hubungan individu dengan individu yang lain dalam sebuah

masyarakat. Bagaimana seseorang harus bersikap, bagaimana cara mereka

menyelesaikan masalah, dan menghadapi situasi tertentu juga termasuk dalam

nilai sosial.

Jadi, nilai sosial dapat disimpulkan sebagai kumpulan sikap dan perasaan

yang diwujudkan melalui perilaku yang mempengaruhi perilaku seseorang yang

memiliki nilai tersebut. Nilai sosial merupakan sikap-sikap dan perasaan yang

diterima secara luas oleh masyarakat dan merupakan dasar untuk merumuskan apa

yang benar dan apa yang penting.

d. Nilai Estetika

Page 84: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dedy Sugono (2003: 61) keestetikaan dalam karya sastra dapat ditengarai

sebagai berikut:

1) Karya itu mampu menghidupkan atau memperbarui pengetahuan pembaca,

menuntutnya melihat berbagai kenyataan kehidupan, dan memberikan

orientasi baru terhadap hal yang dimiliki.

2) Karya itu mampu membangkitkan aspirasi pembaca untuk berpikir, berbuah

lebih banyak, dan berkarya lebih baik bagi penyempurnaan kehidupan; dan

3) Karya itu memperlihatkan peristiwa kebudayaan, sosial, keagamaan, yang

berkaitan dengan peristiwa masa kini dan masa depan.

Jakob Sumardjo dalam sebuah artikelnya yang berjudul Pendidikan Nilai

dan Sastra, menyatakan bahwa:

alat pendidikan nilai-nilai kehidupan atau setidak-tidaknya

mempersoalkan nilai-nilai yang dipandangnya kurang

. muatan nilai yang dikandung karya sastra pun

seperti halnya novel mengandung banyak perbedaan. Ada karya

sastra yang ditulis untuk mempertegas nilai-nilai,

mempersoalkan atau menggugat nilai-nilai yang berlaku. Dan

dari tiga tipe muatan nilai-nilai (entah moral, religi, sosial,

kemanusiaan) dalam sastra tadi, hanya jenis karya yang

mengandung penegasan nilai dan pendayagunaan nilai saja yang

dapat diberikan pada anak-anak sekolah untuk dibuka.

Sedangkan yang mengandung pendobrakan nilai atau pemberian

alternatif nilai hanya dapat diberikan pada anak didik yang

sudah mampu berpikir kritis, yang siap sebagai seorang

Page 85: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Karya sastra (yang baik) senantiasa mengandung nilai (value). Nilai itu di-

kemas dalam wujud struktur karya sastra, yang secara implisit terdapat dalam alur,

latar, tokoh, tema, dan amanat atau di dalam larik, kuplet, rima, dan irama.

Nilai yang terkandung dalam karya sastra itu antara lain, adalah sebagai berikut:

a) Nilai hedonik (hedonic value), yaitu nilai yang dapat memberikan kesenangan

secara langsung kepada pembaca;

b) Nilai artistik (artistic value), yaitu nilai yang dapat memanifestasikan suatu

seni atau keterampilan dalam melakukan suatu pekerjaan;

c) Nilai kultural (cultural value), yaitu nilai yang dapat memberikan atau me-

ngandung hubungan yang mendalam dengan suatu masyarakat, peradaban,

atau kebudayaan; Nilai budaya merupakan tingkat yang paling abstrak dari

adat, hidup dan berakar dalam alam pikiran masyarakat, dan sukar diganti

dengan nilai budaya lain dalam waktu singkat.

d) Nilai etis, moral, agama (ethical, moral, religious value), yaitu

nilai yang dapat memberikan atau memancarkan petuah atau ajaran yang

berkaitan dengan etika, moral, atau agama.

e) Nilai praktis (practical value), yaitu nilai yang mengandung hal-hal praktis

yang dapat diterapkan dalam kehidupan nyata sehari-hari.

Ada beberapa manfaat yang dapat diambil ketika seorang pembaca suatu

karya sastra, dalam hal ini novel, yaitu dapat dijadikan pengisi waktu luang,

pemberian atau pemerolehan hiburan, untuk mendapatkan informasi, sebagai

Page 86: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

media pengembang dan pemerkaya pandangan kehidupan dan juga memberikan

pengetahuan nilai sosio-kultural dari zaman atau masa karya sastra itu dilahirkan.

Berdasarkan pengertian nilai-nilai pendidikan di atas, bisa disimpulkan

bahwa nilai-nilai pendidikan dalam karya sastra (novel) merupakan "sesuatu"

yang dapat memperkaya wawasan, pengetahuan, dan atau meningkatkan harkat

hidup pembaca. Menyangkut semua nilai-nilai kehidupan, dengan kata lain, dalam

karya sastra (novel) ada sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan.

4) Novel sebagai Sarana Pembelajaran

Beberapa ahli menyatakan bahwa karya sastra adalah sumber ilmu

pengetahuan yang selektif tetapi kaya. Melalui karya sastra seseorang atau suatu

bangsa bisa menjadi dinamis, bersemangat, atau ingin maju ke depan. Di negara

maju, karya sastra sudah diwarnai oleh permasalahan ilmu pengetahuan,

teknologi, industrialisasi, urbanisasi, megapolisasi, dan lain-lain. Hal ini

membuktikan bahwa sastra dapat berperan sebagai sosialisasi ilmu pengetahuan

dan teknologi terhadap dunia (Dewan Kesenian Jakarta, 1984 dalam Hasan Alwi,

2002).

Kunci pembuka nilai dan pengetahuan dalam karya sastra adalah

pendidikan. Melalui pendidikan, sastra menjadi sumber pengetahuan yang

diajarkan di sekolah dan bukan sekadar dinikmati sebagai hiburan. Sastra

sebenarnya merupakan salah satu jalan untuk memperoleh kebenaran (Teeuw,

1982 dalam Hasan Alwi, 2002). Hal ini memerlukan guru sastra yang luas

Page 87: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

bacaannya dan terbuka untuk gejala sastra yang baru sehingga dapat

menyelesaikan tugas dengan baik.

Pemanfaatan novel sebagai media pembelajaran merupakan upaya baru

yang dilakukan agar proses pembelajaran lebih bermakna. Bermakna di sini

mengandung pengertian apa yang dipelajari dapat menimbulkan kesan mendalam

dan terlihat adanya perubahan pada struktur potensi siswa yang berupa

pengetahuan, sikap maupun keterampilan.

Novel memiliki arti lebih dari sekadar kisah atau pengalaman fantastis

tokoh, novel juga memiliki muatan ilmu pengetahuan yang luas dan kaya. Ketika

sebuah novel ada yang memiliki nilai lebih dan mendasar bagi hidup manusia,

saat itulah novel masuk dalam deretan karya besar yang dicari karena dibutuhkan.

Pembelajaran menggunakan media novel bisa digunakan saat kita bisa

menangkap momentum tepat yang ada pada peran novel dengan tuntutan

kreativitas dan problematika pembelajaran secara umum. Pembelajaran memiliki

peran sebagai sarana penyampai informasi, novel pun tidak diragukan memiliki

peran tersebut. Pembelajaran berperan sebagai pembentuk sikap dan kepribadian,

novel berperan sebagai pembentuk jiwa, sifat, kebiasaan dan lain-lain.

B. Temuan Hasil Penelitian Relevan

Dalam bagian ini akan dikemukakan hasil penelitian yang relevan yang

mempunyai relevansi dengan penelitian ini antara lain:

1. Tietik Suyatmi. 2010. Kajian Intertekstual dan Nilai Pendidikan antara

Novel Memoirs of A Geisha Karya Arthur Golden dengan Novel Kembang

Page 88: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Jepun Karya Remy Sylado. Tesis. Surakarta: Program Studi Pendidikan

Bahasa Indonesia, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret.

Hasil temuan penelitian dengan pendekatan intertekstualitas menunjukkan

bahwa kedua novel tersebut (1) mempunyai persamaan struktur naratif sehingga

novel Memoirs of A Geisha sebagai hipogram, sedangkan novel Kembang Jepun

sebagai teks tranformasi; (2) unsur-unsur struktur kedua novel tersebut berupa

amanat, tema, alur, perwatakan, penokohan, setting, dan point of view secara

struktural mempunyai persamaan dan perbedaan; (3) kedua novel tersebut

mempunyai persamaan tema yaitu hidup penuh perjuangan, dan cinta penuh

pengorbanan, sedangkan persamaan amanat pada kedua novel tersebut adalah

untuk mencapai kebahagiaan manusia harus bekerja keras. Alur kedua novel

secara umum menggunakan alur maju, karakterisasi tokoh, kedua novel

menggunakan metode analitik dan dramatik penokohan kedua novel terdiri dari

tokoh utama dan tokoh bawahan, setting cerita adalah Kyoto, Yokoido, dan

Amerika untuk novel Memoirs of A Geisha, sedangkan setting novel Kembang

Jepun adalah Surabaya, Blitar, Minahasa, dan Jepang; sudut pandang atau point of

view kedua novel menggunakan sudut pandang persona pertama atau gaya aku;

(4) nilai pendidikan yang terkandung di dalam kedua novel tersebut yaitu nilai

pendidikan moral dan nilai pendidikan budaya.

2. Denik Wirawati. 2010. Kajian Novel Bekisar Merah Karya Ahmad Tohari

dan Novel Wasripin dan Satinah karya Kuntowijoyo (Pendekatan

Intertekstual dan Nilai Pendidikan). Tesis. Surakarta: Program Studi

Page 89: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pendidikan Bahasa Indonesia, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas

Maret.

Dalam penelitian ditemukan bahwa kedua novel tersebut memiliki

persamaan struktur pembangunnya, novel Bekisar Merah sebagai sebagai

hipogram, sedangkan novel Wasripin dan Satinah sebagai teks transformasi.

Unsur berupa tema, alur, perwatakan, penokohan, setting, dan point of view secara

struktural memiliki persamaan dan perbedaan. Tema kedua novel tersebut yaitu

penindasan dan pemberontakan kaum wong cilik terhadap kekuasaan pemerintah.

Alur kedua novel tersebut yaitu maju dan campuran, kedua novel memiliki tokoh

utama, antagonis, dan titragonis sehingga masuk dalam metode analitik, setting

novel Bekisar Merah di desa Karangsongo, novel Wasripin dan Satinah di surau

pendidikan yang terdapat dalam kedua novel adalah nilai pendidikan moral, nilai

pendidikan budaya, dan nilai pendidikan budaya.

3.

Becomes Electra. Faculty of Philosophy, Nis. Facta Universitatis. Series:

Linguistics and Literature Vol. 6, No 1, 2008, pp. 73 84. Diunduh pada 21

April 2012.

Jurnal ini menganalisis kelemahan trilogi O'Nilove layaknya Elektra dalam

upaya untuk menunjukkan tidak hanya O'Nilove proses penilaian yang dramatis,

tetapi juga pentingnya pilihannya dari Aeschylus 'Oresteia kerangka drama

mereka sendiri. Kesalahpahaman besar, permusuhan dan bahkan menekankan

Page 90: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

bahwa simbol Agama, pikiran rasional diungkapkan oleh bahasa simbolis mitos

dan aspek yang mengurangi nilai sesuai budaya kita. Dari sudut pandang

dramatis membingkai simbol khusus dan metafora artistik cukup

ahli dalam menunjuk kebutuhan untuk menyediakan pola resistensi sepihak model

patriarkal dalam peradaban yang dominan. Analisis Perbandingan trilogi O'Nilove

Aeschylus Oresteia menunjukkan bahwa Eugene O pada penelitian ini

membaca dimensi mitos drama Aeschylus. Dalam hal ini, Apa yang terjadi pada

kepribadian trilogi ini

O'Nilove berpendapat bahwa dalam menilai karya akan sulit apabila

menggunakan sudut pandang sendiri. Dari pandangan tersebut, tindakan pertama

yang harus dilakukan adalah tetap menerima pandangan yang berasal dari luar,

dimulai dari era baru hingga budaya Barat, yang melengkapi trilogi Aeschylus,

ternyata, ironisnya berlawanan. Dari Kelemahan yang terdapat dalam trilogi

O'Nilove, penulis menyatakan adanya karakter yang tidak begitu berarti tetapi

memiliki nilai penting.

4. Asep Supriyadi. 2006. Transformasi Nilai-nilai Ajaran Islam dalam Novel

Ayat-ayat Cinta Karya Habiburrahman El-Shirazy: Kajian Interteks. Tesis.

Semarang: Program Studi Susastra, Program Pascasarjana, Universitas

Diponegoro Semarang.

Berdasarkan pembahasan pada bab 3 tentang transformasi nilai-nilai ajaran

Islam dalam novel AAC yang dihubungkan dengan teks Alquran dan Hadis Nabi,

penulis menyimpulkan bahwa pentransformasian nilai-nilai ajaran Islam dari ayat-

Page 91: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ayat Alquran dan Hadis Nabi merupakan nilai-nilai ajaran Islam yang terpancar

dari rukun iman dan rukun Islam. Nilai-nilai ajaran Islam yang terpancar dari

rukun iman dan rukun Islam dalam novel AAC merupakan hasil

pentransformasian dari teks Alqur an dan Hadist Nabi.

Nilai-nilai ajaran Islam dalam AAC berdasarkan rukun iman, yaitu percaya

terhadap adanya Allah. Pengakuan terhadap adanya Allah ini memancarkan nilai-

nilai ajaran Islam yang terdapat dalam AAC sebagai berikut: (1) bertawakal

kepada Allah; (2) perlunya berikhtiar; (3) berdoa kepada Allah; dll. Rukun iman

yang kedua adalah percaya terhadap adanya Rasul-rasul. Rukun iman kedua

tersebut memancarkan nilai-nilai ajaran Islam yang terdapat dalam AAC sebagai

berikut: (1) taat kepada suami dan istri harus menjaga kehormatannya; (2)

menghormati tamu, etika bertetangga, dan sikap toleransi; (3) menghormati dan

menghargai perempuan; dll. Berikutnya adalah rukun iman ketiga, yaitu percaya

terhadap adanya Kitab-kitab Allah. Dalam AAC tentang percaya adanya kitab

Allah, yaitu Alquran dengan cara membaca, mengimani isi Alquran dan

mengamalkan isi Alquran tersebut. Selain itu, dalam AAC juga dibahas tentang

harus percaya terhadap adanya malaikat Allah. Selanjutnya percaya terhadap

adanya akhirat dalam AAC digambarkan dengan adanya surga dan neraka. Yang

terakhir meyakini adanya takdir dalam AAC digambarkan bahwa takdir baik dan

buruk tersebut sudah ketentuan dari Allah.

Nilai-nilai ajaran Islam berdasarkan rukun Islam yang terdapat dalam AAC

melingkupi (1) perlunya mengucapkan dua kalimah Syahadat (Syahadatain), (2)

pentingnya melaksanakan salat Fardu, (3) pentingnya mengeluarkan Zakat, (4)

Page 92: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pentingnya melaksanakan puasa Ramadan, dan (5) menunaikan Haji Nilai-nilai

ajaran Islam yang terdapat dalam AAC tersebut ternyata terkait dengan teks

Alquran dan Hadis Nabi.

5. Tulus Sih Rahmanto. 2010. Novel Nayla Karya Djenar Mahesa Ayu: Analisis

Intertekstual. Jurnal. Surakarta: Magister Pengkajian Bahasa, Program

Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Novel Nayla bertema perjuangan seorang tokoh yang bernama Nayla untuk

berjuang untuk tidak menangis. Ia berjuang untuk menunjukkan bahwa

perempuan tidak selamanya bisa di jajah oleh laki-laki. Alur yang dikembangkan

oleh Djenar dalam novel Nayla adalah alur progresif atau alur maju namun di

sana-sini divariasikan dengan sorot balik atau flasback. Novel Nayla

menyimpangi hipogram yang sudah ada sehingga termasuk kategori negasi yang

melawan hipogram. Hiporam yang dilawan adalah tata tulis, etika dan estetika

penulisan karya sastra.

Dari analisis dilakukan dapat dilihat dari kritik kedua bahwa karya sastra

sebagai sarana atau alat untuk menyampaikan tujuan tertentu kepada pembaca,

Novel Nayla sangat menyimpang dengan orientasi sastra tersebut . Menurut kritik

pragmatik semakin mendidik semakin karya sastra itu bernilai tinggi. Novel Nayla

banyak menggunakan kata-kata yang saru dan vulgar sehingga tidak bisa

dikatakan mendidik apalagi kalau novel itu dibaca oleh anak sekolah walaupun

sampul luarnya telah diberi label khusus untuk dewasa. Tidak ada yang melarang

ketika anak SMP membeli novel tersebut dan membacanya walaupun sudah diberi

label khusus dewasa.

Page 93: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Novel Nayla menyimpangi hipogram baik etika dan estetika maupun tata

tulis prosa pada umumnya. Novel Nayla merupakan perkembangan dari cerpen

Menyusu Ayah Karya Djenar sendiri yang dikumpulkan dalam kumpulan cerpen

yang berjudul Jangan Main-Main (dengan Kelaminmu).

C. Kerangka Berpikir

Penelitian ini menganalisis karya sastra berupa dua buah novel dengan

pengarang yang berbeda dan dikaji menggunakan pendekatan intertekstual untuk

mengetahui struktur pembangun kedua novel, persamaan dan perbedaan kedua

novel tersebut serta nilai-nilai pendidikan yang terdapat di dalamnya.

Penelitian ini terlebih dahulu mengkaji novel Sang Pemimpi karya Andera

Hirata dengan menemukan unsur pembangunnya, dilanjutkan dengan mengkaji

novel Ranah 3 Warna karya Ahmad Fuadi dengan langkah yang sama, kemudian

kedua novel tersebut dibandingkan ada tidaknya perbedaan atau persamaan antara

kedua novel tersebut, langkah yang terakhir yaitu menemukan nilai-nilai

pendidikan dari kedua novel tersebut.

Di bawah ini (gambar 3) akan dijelaskan alur atau kerangka berpikir yang

digunakan di dalam penelitian ini yaitu kajian intertekstual novel Sang Pemimpi

dan novel Ranah 3 Warna.

Page 94: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

Novel Sang Pemimpi

Latar Belakang Pengarang

Latar Belakang Pengarang

Unsur Pembangun: Tema Alur atau plot Penokohan Latar atau setting Sudut Pandang Dialog Gaya Bercerita

Unsur Pembangun: Tema Alur atau plot Penokohan Latar atau setting Sudut Pandang Dialog Gaya Bercerita

Nilai Pendidikan: Pendidikan Moral Pendidikan Religius Pendidikan Sosial Pendidikan Kultural Pendidikan Estetika Pendidikan Praktis

Nilai Pendidikan: Pendidikan Moral Pendidikan Religius Pendidikan Sosial Pendidikan Kultural Pendidikan Estetika Pendidikan Praktis

Masing-masing novel memiliki unsur yang padu Ada intertekstualitas dalam struktur kedua novel Ada nilai pendidikan yang positif bagi pembaca (siswa) Novel cocok digunakan dalam pembelajaran

Perbandingan Novel Indonesia Modern

Novel Ranah 3 Warna

Page 95: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan studi

pustaka dan tidak terikat dengan tempat penelitian. Penelitian ini menekankan

catatan dengan deskripsi kalimat yang rinci, lengkap, dan mendalam yang

menggambarkan situasi sebenarnya guna mendukung penyajian data.

Penelitian ini dilakukan selama lima bulan. Adapun rincian waktu dan

pelaksanaan kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:

No Kegiatan Bulan

Bulan ke-1 Bulan ke-2 Bulan ke-3 Bulan ke-4 Bulan ke-5

1 Persiapan yang meliputi:

a. persiapan awal

penelitian

b. penyusunan proposal

penelitian,

pengembangan pedoman

pengumpulan data, dan

menyusun jadwal

2 Pengumpulan Data,

Meliputi

a. Pengumpulan data

dengan menggunakan

kartu data

b. pemeriksaan dan

pembahasan beragam

data yang telah

terkumpul dan

c. pemilihan dan

pengaturan data sesuai

dengan kebutuhan

Page 96: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3 Analisis Data meliputi:

a. Pengembangan sajian

dan analisis lanjut

b. Pembuatan simpulan

akhir

4 Penyusunan laporan penelitian yang meliputi: a. penyusunan laporan

awal b. perbaikan laporan, dan c. penyusunan laporan

akhir d. Ujian tesis e. Revisi laporan

Gambar 4: Waktu Pelaksanaan Kegiatan Penelitian

B. Bentuk dan Pendekatan Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan intertekstual. Peneliti

menjelaskan struktur novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata dan novel Ranah 3

Warna karya Ahmad Fuadi, menjelaskan unsur-unsur struktur novel Sang

Pemimpi karya Andrea Hirata dan Ranah 3 Warna karya Ahmad Fuadi,

menjelaskan persamaan dan perbedaan unsur-unsur struktur novel Sang Pemimpi

karya Andrea Hirata dan novel Ranah 3 Warna karya Ahmad Fuadi dengan

pendekatan intertekstualitas, serta menjelaskan nilai pendidikan yang terkandung

di dalam kedua novel tersebut.

Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif merupakan perencana,

pelaksana, pengumpul data, penganalisis, penafsir data, dan pelapor hasil

penelitian. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pembaca aktif, terus menerus

Page 97: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

membaca, mengamati, dan mengidentifikasi satuan-satuan tutur yang sesuai

dengan tujuan penelitian, kemudian menafsirkan serta melaporkan hasilnya.

C. Data dan Sumber Data

Sumber data berupa dokumen dari novel Sang Pemimpi dan novel Ranah 3

Warna. Data dalam penelitian ini berupa hasil catatan telaah dokumen novel Sang

Pemimpi yang dikarang oleh Andrea Hirata, diterbitkan oleh Bentang Pustaka

Yogyakarta pada tahun 2006 dengan tebal 248 halaman dan novel Ranah 3 Warna

karya Ahmad Fuadi yang diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta

pada bulan Januari tahun 2011 dengan tebal 473 halaman.

Catatan lapangan (fieldnote) yang terdiri dari dua bagian, yaitu bagian

deskripsi dan bagian refleksi. Bagian deskripsi merupakan usaha untuk

merumuskan objek yang sedang diteliti, sedangkan bagian refleksi merupakan

renungan pada saat penelaahan. Catatan lapangan yang dibuat antara lain; struktur

pembangun karya sastra novel Sang Pemimpi dan novel Ranah 3 Warna.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan teknik noninteraktif. Dalam teknik noninteraktif, sumber data

berupa benda atau manusia yang tidak mengetahui bila sedang diamati atau dikaji.

Teknik pengumpulan data noninteraktif dengan melakukan pembacaan secara

intensif dari kedua novel dan melakukan pencatatan secara aktif dengan metode

content analysis. Adapun aspek penting dari content analysis adalah bagaimana

Page 98: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

hasil analisis dapat diimplikasikan kepada siapa saja (Herman J. Waluyo, 2006:

65).

Dokumen yang diperoleh dari analisis bisa memiliki beragam bentuk, dari

segi yang tertulis sederhana sampai yang lebih lengkap dan kompleks (Sutopo,

2006: 80). Menganalisis isi tersurat dokumen saja, kurang mendetail maka perlu

adanya analisis makna tersirat yang terkandung di dalam dokumen tersebut.

Analisis ini menggunakan sikap kritis dan teliti untuk menemukan makna yang

tersirat dalam dokumen. Setelah itu untuk mendapatkan penelitian yang valid

maka digunakan dokumen lain sebagai pembanding.

E. Validitas Data

Data yang telah berhasil digali, dikumpulkan, dan dicatat dalam kegiatan

penelitian harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya. Oleh karena itu,

peneliti memilih dan menentukan cara-cara tepat untuk mengembangkan validitas

data yang dikumpulkan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik

triangulasi. Teknik pemeriksaan data, triangulasi metode dan triangulasi teori

(Moloeng, 2007: 33).

1. Triangulasi data (data triangulation), peneliti menggunakan beberapa data

untuk mengumpulkan data yang sama.

2. Triangulasi peneliti (investor triangulation) yaitu pengecekan keabsahan data

dengan memanfaatkan peneliti lain.

Page 99: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Triangulasi metode (methodological triangualtion) yaitu pengecekan

keabsahan data dengan beberapa teknik pengumpulan data yang berbeda atau

pengecekan beberapa sumber data dengan metode sama.

4. Triangulasi teori (theoretical triangulation) yaitu mengecek data dengan

menggunakan beberapa perspektif teori yang berbeda.

Dari keempat teknik triangulasi di atas, peneliti menggunakan triangulasi

data untuk mengumpulkan data yang sama. Artinya data yang sama atau sejenis

akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari beberapa sumber data yang

berbeda. Dengan begitu apa yang diperoleh dari sumber satu lebih teruji bilamana

dibandingkan dengan data sejenis dari sumber lain.

Selain triangulasi data, dalam penelitian ini juga digunakan triangulasi

metode yaitu teknik pengumpulan data yang berbeda untuk mendapatkan data

yang sejenis yaitu dengan wawancara dan analisis dokumen.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data terdiri dari tiga unsur kegiatan yang terjadi secara

bersama-sama, yaitu reduksi data; proses menyeleksi, pemfokusan,

penyederhanaan, dan abstraksi data kasar yang ada dalam catatan lapangan;

penyajian data yaitu suatu rakitan organisasi informasi yang memungkinkan

kesimpulan riset dapat dilakukan; dan penarikan kesimpulan atau verifikasi adalah

penarikan kesimpulan dilaksanakan berdasarkan semua hal yang terdapat alam

reduksi data dan penyajian data. Teknik analisis menggunakan model analisis

Page 100: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

interaktif dan berupa kegiatan yang bergerak terus pada ketiga alur kegiatan

proses penelitian. Proses tersebut digambarkan sabagai berikut.

Gambar 5: Skema Analisis Interaktif Data, Miles & Huberman (dalam Soetopo, 2006).

Gambar di atas menjelaskan dalam pengumpulan data, peneliti membuat

reduksi data. Reduksi data berupa catatan yang diperoleh meliputi bagian

deskripsi yaitu data yang telah digali dan dicatat. Setelah itu, peneliti menyusun

rumusan penelitian secara singkat, berupa pokok-pokok temuan penting dalam arti

inti pemahaman segala peristiwa yang dikaji.

Penyusunan data dilakukan setelah reduksi data yang berupa penyajian data

berupa kriteria sistematis dan logis dengan suntingan penelitian supaya makna

peristiwa yang ada lebih jelas dipahami. Setelah penyajian data dilakukan

penarikan simpulan. Apabila simpulan yang diambil kurang sesuai, maka peneliti

bisa menganalisis ulang menggunakan teknik yang sama.

Pengumpulan data

Reduksi data Penyajian

data

Penarikan Kesimpulan

Page 101: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Latar Belakang Pengarang

a. Latar Belakang Andrea Hirata (Pengarang Novel Sang Pemimpi)

Andrea Hirata yang memiliki nama lengkap Andrea Hirata Seman Said

Harun, lahir di Belitung, 24 Oktober 1982 adalah novelis yang telah merevolusi

sastra Indonesia. Ia berasal dari Pulau Belitung, provinsi Bangka Belitung. Novel

pertamanya adalah novel Laskar Pelangi, novel sastra yang paling laris di

Indonesia dari tahun 2006 sampai sekarang. Laskar Pelangi dijadikan hadiah

ulang tahun, bahan pidato pengukuhan seorang guru besar, tesis dan disertasi, mas

kawin mendampingi Al- kitab suci umat Islam), dijadikan soal ujian

nasional Bahasa Indonesia untuk para pelajar Indonesia, dan didiskusikan di

masjid-masjid, gereja-gereja, dan oleh berbagai macam agama sebagai rujukan

toleransi dan bentuk baru kesepahaman antaragama, suku, dan ras.

Setelah menyelesaikan studi S1 di UI, pria yang kini masih bekerja di kantor

pusat PT Telkom, ia mendapat beasiswa program master di Sheffield Hallam

University, United Kingdom. Tesis Andrea di bidang ekonomi telekomunikasi

mendapat penghargaan dari universitas tersebut dan ia lulus cum laude. Tesis itu

telah diadaptasikan ke dalam Bahasa Indonesia dan merupakan buku teori

ekonomi telekomunikasi pertama yang ditulis oleh orang Indonesia. Buku itu

telah beredar sebagai referensi Ilmiah.

Page 102: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Penulis Indonesia yang berasal dari Pulau Belitung, Provinsi Bangka

Belitung ini masih hidup melajang hingga sekarang. Status lajang yang disandang

oleh Andrea sempat memicu kabar tak sedap, karena pada bulan November 2008,

muncul pengakuan dari seorang perempuan, Roxana yang mengaku sebagai

mantan istrinya.

Akhirnya terungkap bahwa Andrea memang pernah menikah dengan

Roxana pada 5 Juli 1998, namun telah dibatalkan pada tahun 2000. Alasan Andrea

melakukan pembatalan ini karena Roxana menikah saat dirinya masih berstatus

istri orang lain.

Sukses dengan novel tetralogi, Andrea merambah dunia film. Novelnya

yang pertama, telah diangkat ke layar lebar, dengan judul sama, Laskar Pelangi

pada 2008. Dengan menggandeng Riri Reza sebagai sutradara dan Mira Lesmana

pada produser, film ini menjadi film yang paling fenomenal di 2008. Dan jelang

akhir tahun 2009, Andrea bersama Miles Films dan Mizan Production kembali

merilis sekuelnya, Sang Pemimpi.

Tetralogi Laskar Pelangi sendiri, bercerita tentang orang Indonesia

kebanyakan. Pembaca bisa melihat dirinya sendiri dalam karya itu. Karena itu

tetralogi Laskar Pelangi mendapat acceptance (penerimaan) yang luas. Karya

buku-buku yang tidak metropop semacam Laskar Pelangi ini bisa juga best seller,

namun yang lebih penting bagaimana membuat buku yang memiliki tingkat

acceptance yang besar sekaligus tingkat literary yang tinggi. Dalam bahasa

industrinya: bagaimana membuat karya bermutu sekaligus laku, mematahkan

mitos paradoks buku Indonesia di mana buku yang bermutu sering tidak laku.

Page 103: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Andrea Hirata telah menerbitkan delapan karya yaitu Laskar Pelangi

(2005), Sang Pemimpi (2006), Edensor (2007), Maryamah Karpov (2008),

Padang Bulan (2009), Cinta di Dalam Gelas (2009), Sebelas Patriot (2010), dan

Laskar Pelangi Song Book (2012). Laskar Pelangi Song Book berisi kisah-kisah

dari Negeri Laskar Pelangi (Belitong) dan lagu-lagu karya Andrea Hirata yang

dibawakan oleh Meda dan Cut Niken.

b. Latar Belakang Ahmad Fuadi (Pengarang Novel Ranah 3 Warna)

Ahmad Fuadi lahir di Maninjau, Sumatra Barat, 30 Desember 1972 adalah

seorang praktisi konservasi, novelis dan wartawan dari Indonesia. Novel

pertamanya adalah novel Negeri 5 Menara yang merupakan buku pertama dari

trilogi novelnya. Karya fiksinya dinilai dapat menumbuhkan semangat untuk

berprestasi. Walaupun tergolong masih baru terbit, novelnya sudah masuk dalam

jajaran best seller tahun 2009.

Memulai pendidikan menengahnya di KMI Pondok Modern Darussalam

Gontor Ponorogo dan lulus pada tahun 1992. Kemudian melanjutkan kuliah

Hubungan Internasional di Universitas Padjadjaran, setelah lulus menjadi

wartawan Tempo. Kelas jurnalistik pertamanya dijalani dalam tugas-tugas

reportasenya di bawah bimbingan para wartawan senior Tempo. Tahun 1998, dia

mendapat beasiswa Fulbright untuk kuliah S2 di School of Media and Public

Affairs, George Washington University. Merantau ke Washington DC bersama

Yayi, istrinya yang juga wartawan Tempo adalah mimpi masa kecilnya yang

menjadi kenyataan. Sambil kuliah, mereka menjadi koresponden TEMPO dan

Page 104: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

wartawan VOA. Berita bersejarah seperti peristiwa 11 September 2001 dilaporkan

mereka berdua langsung dari Pentagon, White House dan Capitol Hill.

Tahun 2004, jendela dunia lain terbuka lagi ketika dia mendapatkan

beasiswa Chevening untuk belajar di Royal Holloway, University of London

untuk bidang film dokumenter. Kini, penyuka fotografi ini menjadi Direktur

Komunikasi di sebuah NGO konservasi: The Nature Conservancy.

Pengalaman Profesional Ahmad Fuadi penulis dan Kolumnis bebas, 1992-

1998; menulis ratusan artikel mengenai peristiwa terkini untuk media massa di

Indonesia; wartawan dari CJSR 3 TV Communautaire, St-Raymond, Quebec,

Kanada, 1995; asisten Penelitian, School of Media and Public Affairs, George

Washington University, Washington DC, 2000-2001; asisten Penelitian, Center

for Media and Public Affairs, Washington DC, 2000-2001; bekerja di Pemanasan

Global dan Budaya Pop Project, wartawan, Majalah TEMPO, Jakarta, Indonesia,

Augustus 1998-2002; mengulas dan menulis berita aktual mulai dari politik,

ekonomi sampai berita seni. Internasional koresponden, Majalah TEMPO,

Washington DC, Agustus 1999-September 2002; mengulas peristiwa dan menulis

cerita dari titik-titik utama di AS seperti Pentagon, Gedung Putih, dan Capitol

Hill. Di antara highlight dari laporannya adalah: penulisan cerita dan tindak

lanjutnya peristiwa 11 September dari Washington DC dan mewawancarai tokoh-

tokoh seperti Colin Powell dan Paul Wolfowitz, produser TV dan Editor, Voice of

America, Washington DC, Mei 2001-Oktober 2002; wartawan, Voice of America,

Jakarta, November 2002 - November 2005; spesialis Publikasi dan Informasi,

USAID-LGSP (Local Governance Support Program) Desember 2005-Agustus

Page 105: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2007; direktur Komunikasi, The Nature Conservancy (TNC)[8] Agustus 2007 -

sekarang.

2. Struktur Novel Sang Pemimpi dan Novel Ranah 3 Warna

a. Struktur Novel Sang Pemimpi

1) Tema

Tema dipandang sebagai dasar umum sebuah karya novel. Dasar umum ini

sudah ditentukan oleh pengarang sebelumnya untuk mengembangkan cerita.

Gagasan cerita inilah yang harus diikuti saat mengembangkan cerita sehingga

peristiwa dan konflik serta unsur intrinsik yang lain mencerminkan tema yang

ada. Tema merupakan pokok persoalan dalam cerita. Setiap cerita mempunyai

satu tema walau cerita itu sangat panjang.

Herman J. Waluyo (2011: 7) menyatakan tema adalah gagasan pokok dalam

cerita fiksi. Tema dapat diketahui melalui judul atau petunjuk setelah judul,

namun yang banyak ialah melalui proses pembacaan karya sastra yang mungkin

perlu dilakukan beberapa kali karena belum cukup dilakukan dengan sekali baca.

Tema merupakan salah satu dari penjumlahan cerita yang lain, bersama unsur-

unsur lain membentuk sebuah keutuhan. Kedudukan tema sendiri bergantung dari

unsur yang lain. Ini disebabkan karena tema, yang notebene-nya hanya berupa

makna atau gagasan dasar umum suatu cerita, tidak bisa berdiri sendiri tanpa

keterkaitan dengan unsur-unsur lainnya (Burhan Nurgiyantoro, 2006).

Tema yang tersirat dalam novel Sang Pemimpi ini tidak lain adalah

perjuangan dalam mengarungi kehidupan serta kepercayaan terhadap

Page 106: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kekuatan sebuah mimpi atau pengharapan Hal itu dapat dibuktikan dari

penceritaan per kalimatnya dimana penulis berusaha menggambarkan begitu

besarnya kekuatan mimpi sehingga dapat membawa seseorang menerjang

kerasnya kehidupan dan batas kemustahilan.

Andrea Hirata sebagai pengarang novel Sang Pemimpi mengungkapkan

bagaimana perjuangan yang sangat berat dalam menjalani hidup serta butuh

banyak pengorbanan dalam meraih cita-cita yang diinginkan. Latar belakang

keluarga, kondisi lingkungan juga digambarkan secara hidup dalam mendukung

tema yang ada.

2) Plot atau Alur

Plot atau alur disebut kerangka cerita, yaitu jalinan cerita yang disusun

dalam urutan waktu yang menunjukkan hubungan sebab dan akibat yang memiliki

kemungkinan agar pembaca menebak-nebak peristiwa yang akan datang (Herman

J. Waluyo, 2011). Plot merupakan sambung-sinambung cerita berdasarkan

hubungan sebab akibat apa yang terjadi dan menjelaskan mengapa sesuatu bisa

terjadi.

Stanton (dalam Burhan Nurgiyantoro, 2006: 113) menyatakan bahwa plot

adalah cerita yang berisi tentang urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya

dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa satu dengan yang lainnya.

Berdasarkan kronologis atau urutan waktu, dalam novel Sang Pemimpi

menggunakan alur gabungan atau alur campuran (perpaduan antara alur maju dan

mundur). Alur maju ketika pengarang menceritakan dari mulai kecil sampai

Page 107: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dewasa dan alur mundur ketika menceritakan peristiwa waktu kecil, pada saat

sekarang atau dewasa. Alur maju digunakan ketika menceritakan peristiwa dari

awal masuk SMA sampai pada akhirnya mereka semua lulus SMA hingga Ikal

dan Arai melanjutkan kuliah kemudian lulus hingga diterima program magister di

universitas di Prancis melalui jalur beasiswa. Alur mundur digunakan saat

menceritakan kejadian sebelum mereka duduk di bangku SMA, terutama saat

ketika Ikal pertama kali bertemu dengan Arai, ketika mereka berdua masih kecil.

Melalui pengaluran gabungan antara alur maju dan gabungan, penulis dapat

mengetahui mengenai peristiwa yang dialami para tokoh, sekaligus mengetahui

karakter atau penokohan dan latar yang digunakan oleh pengarang dalam novel.

Pengarang telah berhasil menyusun alur dengan baik, segar, hidup dan

berkesinambungan.

Rangkaian kejadian yang menjalin plot sehingga membentuk satu kesatuan,

menurut Robert Scholes (1966: 217) dalam Herman J. Waluyo (2011: 10-14)

meliputi: 1) Eksposisi, 2) Inciting Moment, 3) Rising Action, 4) Complication,

5) Climax, 6) Falling Action, dan 7) Denouement. Masing-masing jalinan plot

dalam novel Sang Pemimpi dijelaskan di bawah ini.

1) Eksposisi (Tahap Paparan)

Disebut juga tahap perkenalan. Andrea Hirata sebagai pengarang

memperkenalkan tokoh, tempat dan waktu kejadian cerita, permasalahan awal

yang muncul sehingga menimbulkan konflik-konflik.

Page 108: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Cerita berawal dari tingkah laku tiga tokoh (Ikal, Arai, dan Jimbron) dalam

menjalani kehidupan sebagai sang pemimpi ketika duduk di bangku SMA.

Masing-masing tokoh digambarkan melalui kebiasaan mereka sehari-hari

sehingga karakter tokoh secara langsung bisa terlihat.

Kehidupan yang digambarkan dalam novel Sang Pemimpi memang sangat

kental dengan kehidupan miskin, sejak remaja sudah dituntut untuk bekerja.

Namun, itu tidak membuat Ikal, Arai, dan Jimbron menyerah. Justru mereka ingin

membuktikan bahwa orang miskin memiliki hak untuk maju dan memiliki cita-

cita yang tinggi.

2) Inciting moment (Tahap Rangsangan)

Tahap rangsangan merupakan peristiwa munculnya masalah atau problem

yang ditampilkan pengarang untuk selanjutnya ditingkatkan mengarah pada

munculnya konflik. Konflik dalam novel Sang Pemimpi dimulai ketika di

kampung mereka tidak ada sekolah SMA yang memadai. Mereka harus

bersekolah keluar dari desanya.

Arai, Ikal dan Jimbron sepakat untuk melanjutkan sekolah bersama.

Persahabatan mereka terjalin sejak di bangku SD Muhammadiyah. Hingga kini

hubungan mereka masih seperti dahulu. Bercanda, berdebat, saling ejek dan

tertawa kembali adalah pemandangan yang selalu menghiasi kehidupan mereka

bertiga.

3) Rising Action (Tahap Penggawatan)

Konflik dalam cerita semakin meningkat ketika Ikal, Arai, dan Jimbron

berjuang demi menuntut ilmu di SMA Negeri yang bukan main jauh dari

Page 109: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kampungnya, di Mangai. Hal ini disebabkan karena dikampung mereka belum ada

sekolah negeri. Mereka harus hidup jauh dari orang tua mereka demi menuntut

ilmu. Walaupun begitu mereka tetap bisa hidup mandiri demi cita-cita mereka.

Mereka sadar, demi meraih sesuatu memang harus berjuang bagaimanapun itu

caranya. Mereka giat belajar dan bekerja sehingga nilai mereka sangat

membanggakan. Mereka bisa menunjukkan kepada dunia bahwa mereka bisa

mempersembahkan gardu depan untuk orang tua mereka.

4) Complication (Konflik yang Semakin Ruwet)

Konflik mulai semakin ruwet ketika Ikal, Arai, dan Jimbron ketika

menuntut ilmu disekolah yang sangat jauh sekali, mereka bertiga juga harus hidup

dalam rumah kontrakan yang sempit dilokasi perkumuhan dan yang lebih parah

lagi untuk membiayai hidup mereka harus bekerja sebelum dan sepulang sekolah.

Mereka juga menyisihkan sebagian uang hasil kerjanya untuk bekal meraih

mimpinya nanti. Orang tua mereka miskin, tidak bisa sepenuhnya membiayai

sekolah dan biaya hidup sehari-hari mereka. Pekerjaan apapun akan mereka

lakukan untuk biaya hidup dan sekolah serta demi impiannya.

5) Climax (Puncak Konflik)

Klimaks merupakan puncak kejadian dan merupakan jawaban dan semua

problem atau konflik yang tidak mungkin dapat meningkat atau dapat lebih ruwet

lagi. Puncak problematika pada novel Sang Pemimpi ketika Ikal, Arai dan

Jimbron ketahuan menonton film di bioskop dan nilai mereka turun.

Atas kejadian itu, pihak sekolah mengetahui dan menghukum mereka

bertiga. Nilai mereka yang turun menyebabkan kekecewaan orang tua mereka.

Page 110: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Namun begitu, ayah Ikal dan Arai enggan menunjukkan kekecewaan itu. Justru

anak-anak mereka yang sangat terpukul karena tidak bisa mempersembahkan

gardu depan untuk orang tua mereka. Mereka sangat menyesal telah

mengecewakan semua orang.

6) Falling Action (Tahap Peleraian)

Bagi Ikal, Arai dan Jimbron pendidikan adalah segalanya. Berkaca dari

pengalaman sebelumnya. Ikal, Arai dan Jimbron berjanji untuk memperbaiki

kesalahan mereka. Mereka semakin giat belajar walau sambil tetap bekerja. Atas

kerja keras mereka akhirnya bisa lulus dengan nilai sangat memuaskan, yaitu

kembali memeproleh bangku gardu depan saat kelulusan bahkan Ikal dan Arai

bisa melanjutkan kuliah, Ikal kuliah di Universitas Indonesia sambil bekerja

dikantor pos di Bogor; sedangkan Arai juga tetap bekerja sambil kuliah di

Kalimantan.

7) Denouement (Tahap Penyelesaian)

Siapa yang menaman, dialah yang menuai. Itulah pepatah yang tepat untuk

Ikal dan Arai. Atas kerja keras dan jerih payah mereka, hasil kerja keras dari kecil

hingga saat ini, akhirnya Ikal dan Arai memperoleh bea siswa ke Prancis sesuai

dengan impiannya. Setelah bersusah payah dari SMA hingga menyelesaikan S-1

selalu diiingi dengan membanting tulang untuk biayanya. Akhirnya mereka bisa

memeluk mimpi-mimpinya.

Page 111: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kejadian yang menjalin plot di atas dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 6: Skema Plot Novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata

Keterangan:

(a) Perkenalan tokoh-tokoh dalam novel Sang Pemimpi berlatar di

Belitong

(b) Di kampung mereka tidak ada sekolah negeri yang memadai sehingga

harus sekolah keluar desa

(c) Ikal, Arai dan Jimbron harus bersekolah yang jauh dari rumah

(Mangai)

(d) Kondisi ekonomi memaksa Ikal, Arai dan Jimbron belajar sambil

bekerja kasar

(e) Ikal, Arai, dan Jimbron tertangkap nonton film di bioskop dan nilai

mereka merosot turun

(f) Atas kerja keras mereka akhirnya bisa lulus dengan predikat

memuaskan dan melanjutkan kuliah di perguruan tinggi

Inciting moment (b)

Rising action (c)

Exposition (a)

Complication (d) Falling action (f)

Denouement (g)

Climax (e)

Page 112: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(g) Ikal dan Arai memperoleh bea siswa ke Prancis

3) Tokoh, Penokohan dan Perwatakan

Tokoh dan watak tokoh memiliki kaitan yang sangat erat. Tokoh-tokoh yang

memiliki watak akan menimbulkan terjadinya konflik, yang selanjutnya konflik

tersebut akan menghasilkan sebuah cerita yang hidup. Konfik yang terjadi di

dalam cerita bisa digambarkan dari masing-masing watak tokoh dalam cerita.

Tokoh di dalam cerita menempati posisi yang strategis, maksudnya tokoh

merupakan pembawa dan penyampai pesan, amanat, moral atau sesuatu yang

secara sengaja ingin disampaikan pengarang terhadap pembaca (Burhan

Nurgiyantoro, 2006: 167). Tokoh dalam cerita sebagai penyampai pesan atau

refleksi pikiran, sikap, pendirian, dan keinginan-keinginan pengarang.

Jenis-jenis tokoh cerita dalam sebuah fiksi dapat dibedakan ke dalam

beberapa jenis penamaan (Herman J. Waluyo, 2011: 19-20). Diantaranya: tokoh

protagonis adalah tokoh yang mendukung jalannya cerita sebagai tokoh yang

mendatangkan simpati atau tokoh baik. Tokoh antagonis adalah tokoh yang

menentang arus cerita atau yang menimbulkan perasaan antipati atau benci pada

diri pembaca. Kedua jenis tokoh tersebut dapat diklasifikasikan menjadi tokoh

sentral, tokoh andalan dan tokoh bawahan serta tokoh bulat dan tokoh pipih.

Tokoh sentral adalah tokoh yang dipentingkan atau ditonjolkan atau menjadi pusat

penceritaan. Tokoh andalan adalah tokoh bawahan yang dapat diandalkan. Tokoh

bawahan adalah tokoh yang tidak begitu ditonjolkan dalam cerita, muncul sesekali

saja. Tokoh bulat adalah tokoh yang berwatak unik dan tidak bersifat hitam putih.

Page 113: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Membutuhkan penafsiran karena pelukisan tokoh tidak sederhana. Tokoh pipih

adalah tokoh yang wataknya sederhana, pelukisan tokoh dengan secara sederhana.

Tokoh-tokoh cerita dalam novel ini digambarkan secara beragam. Pelukisan

watak tokoh cerita menggunakan cara yang beragam sehingga pembaca akan

mengetahui dengan jelas sikap dan tindakan tokoh cerita.

Gambar 7: Pembagian Tokoh Novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata

No.

Pembagian Tokoh

Tokoh Protagonis

Tokoh Antagonis

Tokoh Sentral

Tokoh Tambahan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

Ikal

Arai

Jimbron

Pak Mustar M. Ikal

Arai

Ayah Ikal

Ibu Ikal

Pak Balia

Nurmala

Laksmi

Bang Zaitun

Nurmi

Deborah Wong

Mei-mei

Pendeta

Geovanny

A Kiun

Deskripsi penggambaran tokoh dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea

Hirata, secara terperinci dijelaskan di bawah ini.

Page 114: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1. Ikal

Ikal adalah tokoh utama sekaligus tokoh sentral dalam novel Sang Pemimpi.

Tokoh ini merupakan tokoh dominan yang sering muncul dalam cerita. Ikal

digambarkan melalui pelukisan tokoh dengan ciri-ciri fisik; rambut ikal, agak

panjang, tipis dan ujungnya melengkung. Kutipan yang menunjukkan ciri fisik

tokoh Ikal sebagai berikut.

Rambutku yang ikal, panjang, dan tipis ketika dibelah tengah,

lepek di atasnya, namun ujung-ujungnya jatuh melengkung

lentik di atas pundakku. Persis ekor angsa. Aku menyesal telah

mengubah sisiranku (Sang Pemimpi: 28).

Melalui tokoh utama ini, pengarang menggambarkan Ikal sebagai anak

kampung yang miskin, sahabat Arai sekaligus saudara jauh Arai. Ia adalah

sprinter di SMA-nya, ia menampilkan kebolehannya ketika ia dikejar oleh Pak

Mustar dkk. Berikut kutipannya.

Aku berlari kencang menyusuri pagar sekolah. Pengejarku juga

sial karena aku adalah sprinter SMA. Aku bisa berlari kencang.

Siswa-siswi yang tadi mengikuti apel berhamburan menuju

pagar, riuh menyemangatiku karena mereka benci kepada Pak

(Sang Pemimpi: 8).

Watak Ikal dilukiskan secara langsung sebagai remaja yang pekerja keras. Ia

bersedia membanting tulang demi menghidupi dirinya sendiri ketika harus

bersekolah jauh dari keluarganya. Bisa terlihat pada deskrispi cerita di bawah ini.

milih sebuah pekerjaan yang sangat

bergengsi sebagai tukang pikul ikan di dermaga. Profesi yang

Page 115: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sangat elite itu disebut ngambat. Sebelum menjadi kuli ngambat,

kami pernah punya pekerjaan lain yang juga memungkinkan

untuk tetap bersekolah, yaitu sebagai penyelam di padang

office boy di

kompleks kantor pemerintah... berbulan-bulan tak digaji.

Sekarang kami bahagia sebagai kuli ngambat (Sang Pemimpi:

56-

Ikal juga digambarkan sebagai tokoh yang memiliki sikap yang terkadang

berkecil hati dengan apa yang diimpikannya tidak akan tercapai. Ia takut dan

hampir putus asa dengan apa yang dicita-citakan akan pupus. Namun, ia merasa

diberi kekuatan yaitu, Arai, sahabat sekaligus saudaranya. Arai yang selalu

menumbuhkan semangat Ikal saat menyurut. Berikut kutipannya:

Lone Ranger. (Sang Pemimpi: 28).

-erat dan menuntunku dengan

gagah berani melewati ruang tengah rumah. Dalam dukungan

(Sang Pemimpi: 29).

Ikal memiliki watak yang bisa menepati janji, Ia pun telah

mempersembahkan bangku gardu depan lagi untuk orang tuanya, pertanda

memperoleh nilai yang memuaskan. Terdapat dalam kutipan di bawah ini.

(Sang Pemimpi: 201).

Page 116: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dari beberapa pendeskripsian tentang tokoh Ikal di atas, dapat terlihat

bahwa Ikal memiliki sikap pekerja keras, setia kawan, berempati tinggi, mandiri

walaupun terkadang tokoh Ikal pesimis dengan apa yang dicita dan inginkan tidak

akan tercapai.

2. Arai

Tokoh Arai juga merupakan tokoh protagonis dan tokoh sentral dalam novel

Sang Pemimpi ini. Menjadi saudara angkat Ikal ketika kelas 3 SD saat ayahnya

(satu-satunya anggota keluarga yang tersisa) meninggal dunia. Kutipan yang

menyatakan hal tersebut adalah:

ungguh malang nasibnya, ketika dia kelas 1 SD,

ibunya wafat saat melahirkan adiknya. Arai baru enam tahun

waktu itu. Ayahnya gemetar di samping jasad ibu yang

memeluk bayi merah bersimbah darah. Anak-beranak itu

meninggal bersamaan. Lalu Arai tinggal berdua dengan

ayahnya. Namun, kepedihan belum mau menjauhi Arai.

Menginjak kelas 3 SD, ayahnya juga wafat. Arai menjadi yatim

piatu, sebatang kara. Dia kemudian dipungut keluarga kami

(Sang Pemimpi: 18).

Arai digambarkan dengan karakter yang unik, dari bentuk fisik maupun

sifatnya. Arai merupakan sosok penghibur sekaligus penyemangat rekan-

rekannya. Berikut pendeskripsiannya.

Wajah Arai laksana patung muka yang dibuat mahasiswa baru

seni kriya yang baru pertama kali menjamah tanah liat; pencet

sana, melendun sini. Lebih tepatnya, perabot di wajahnya seperti

Page 117: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

hasil suntikan silikon dan mulai meleleh. Suaranya kering,

serak, dan nyaring, persis vokalis mengambil nada falseto-

mungkin karena kebanyakan nangis waktu kecil. Gerak-

geriknya canggung serupa belalang sembah. Tapi, matanya

istimewa. Di situlah pusat pesona Arai. Kedua bola matanya itu,

sang jendela hati, adalah layar yang mempertontonkan jiwanya

(Sang Pemimpi: 18).

Arai juga digambarkan sebagai tokoh yang mampu melihat keindahan di

balik sesuatu, sangat optimis dan selalu melihat suatu peristiwa dari kaca mata

yang positif. Arai adalah sosok yang begitu spontan dan jenaka, seolah tak ada

sesuatu pun di dunia ini yang akan membuatnya sedih dan patah semangat.

Berikut kutipannya.

Dia tersenyum penuh semangat. Agaknya dia juga bertekad

memerdekakan dirinya dari duka mengharu biru yang

membelenggunya seumur hidup. Dia telah berdamai dengan

kesedihan dan siap menantang nasibnya (Sang Pemimpi: 23).

Arai memiliki sifat penyemangat bagi Ikal, di saat Ikal sedang jatuh dan

hampir putus asa dengan mimpi-mimpinya. Arai lah yang membangkitkan

semangat dan kemauannya. Berikut kutipannya.

-apa,

kecuali semangat dan mimpi-mimpi, dan kita akan bertempur

habis-habisan demi mimpi-

Sifat keoptimisan Arai mengalahkan segalanya. Arai memiliki keyakinan

dengan apa yang diinginkan pasti akan terwujud. Ia yakin itu. Berikut kutipannya.

Page 118: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

akan menjelajah Eropa sampai ke Afrika! Kita akan sekolah ke

Prancis! Kita akan ke Sorbonne! Apapun pengorbanannya! Apa

Dari beberapa kutipan tentang penggambaran tokoh Arai di atas, terlihat

jelas bahwa Arai memiliki karakter yang baik, kuat, pemberani, dan pantang

menyerah. Melihat sesuatu secara yakin dan optimis. Percaya akan sebuah mimpi

suatu saat pasti akan diraih. Penggambaran tokoh ini dikemas secara apik oleh

pengarang.

3. Jimbron

Jimbron juga merupakan tokoh protagonis dalam novel ini. Jimbron adalah

anak yatim piatu yang diasuh oleh seorang pastur Katolik bernama Geovanny.

Laki-laki berwajah bayi dan bertubuh subur ini berkarakter sangat polos. Berikut

pendeskripsiannya.

Salah satu kawan sepengajianku adalah Jimbron. Dia tidak

lancar berbicara. Dia gagap, tapi tak selalu gagap. Jika panik

atau sedang semangat, dia gagap. Jika suasana hatinya sedang

nyaman, dia berbicara senormal orang biasa (Sang Pemimpi:

48).

Jimbron memiliki kelebihan dalam hal tentang kuda, yang merupakan

obsesinya, dan gagapnya berhubungan dengan sebuah peristiwa tragis yang

memilukan yang dia alami ketika masih SD, dulu ayahnya sekarat di depan

matanya maka ia membawa ayahnya dengan sepeda yang lajunya lama sampai di

puskesmas. Ayahnya meninggal di depan matanya dan waktu ditanyai orang-

Page 119: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

orang dia sudah terlanjur gagap karena terlalu banyak menangis sampai tersendat-

sendat, ia selalu berpikir jika saja waktu itu dia menaiki kuda pasti ayahnya

tertolong. Berikut kutipannya.

Jimbron adalah pemuda yang mudah mengantuk, tapi jika

sedikit saja mendengar tentang kuda, telinga layunya sontak

berdiri. Jimbron segera menjadi pecinta kuda yang fanatik. Dia

tahu teknik mengendarai kuda, asal muasal kuda, dan mengerti

(Sang Pemimpi: 50).

Jimbron digambarkan sebagai tokoh yang tidak sepintar Ikal dan Arai.

Ketika Ikal mempersembahkan rangking tiga dan Arai rangking lima untuk ayah

mereka, Jimbron hanya bisa mempersembahkan rangking 78 untuk Pendeta Geo.

Namun kasih sayang Jimbron pada kedua sahabatnya tak terhitung besarnya.

Berikut kutipannya.

empatan untuk melanjutkan

sekolah. Kalian berangkat saja ke Jawa. Pakailah uang itu,

kejarlah cita-

Jimbron adalah penyeimbang diantara Arai dan Ikal, kepolosan dan

ketulusannya adalah sumber simpati dan kasih sayang dalam diri keduanya untuk

menjaga dan melindunginya. Ia sangat menyayangi Ikal dan Arai, diam-diam ia

telah memiliki tabungan yang sudah disiapkan untuk dua sahabatnya itu.

Pendeskripsiannya sebagai berikut.

mbillah... Biarlah hidupku berarti. Jika dapat kuberikan lebih

dari celengan itu akan kuberikan untuk kalian. Merantaulah...

Jika kalian sampai ke Prancis, menjelajah Eropa sampai ke

Page 120: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Afrika, itu artinya aku juga sampai ke sana, pergi bersama

(Sang Pemimpi: 204).

Dari beberapa kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa tokoh Jimbron

memiliki sifat yang setia kawan, memiliki obsesi tinggi dengan kuda, walaupun

tidak memiliki otak seencer Ikal dan Arai, namun kasih sayangnya terhadap kedua

sahabatnya tidak bisa terganti oleh apapun.

4. Ayah Ikal

Ayah Ikal bekerja di PN Timah Belitong, ayah Ikal memiliki sifat pendiam

tapi kasih sayangnya sangat besar, dia bersepeda hanya untuk mengambil rapot

anaknya ke Mangai, di SMA Negeri 30 km jauhnya. Ia sangat sabar dan bijaksana

terhadap diri sendiri dan orang lain di sekitarnya. Berikut kutipannya.

Lalu, Ayah bersepeda ke Mangai, ke SMA negeri, 30 kilometer

jauhnya untuk mengambil rapor anak-anaknya (Sang

Pemimpi: 79).

Aku dan Arai serentak berdiri melihat sepeda ayahku... dia

men (Sang Pemimpi: 81).

Walaupun Ayah Ikal pendiam tapi memiliki perhatian yang sangat besar dan

selalu memberi kepercayaan kepada putra-putranya. Berikut pendeskripsiannya.

Buktinya, jika tiba hari pembagian rapor, Ayah mengambil cuti

dua hari dari menyekop xenotim di instansi pencucian timah:

wasrai. Hari pembagian raporku dan Arai lah hari besar bagi

Ayah layaknya hari Maulud Nabi... (Sang Pemimpi: 76).

Page 121: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Ayah Ikal memiliki karakter tokoh yang tidak banyak bicara, namun kasih

sayang terhadap kedua putranya sangat besar. Berikut kutipannya.

Senyuman Ayah adalah ungkapan terima kasih yang tak

terkatakan. Dia menepuk-nepuk pundak kami lagi,

an sekali, lalu

beranjak (Sang Pemimpi: 83).

5. Ibu Ikal

Ibu Ikal memiliki sifat yang sangat baik hati, penuh kasih sayang dan

perhatian terhadap keluarga dan orang lain. Ibu Ikal lebih pintar dari Ayah Ikal.

Ibu Ikal selalu menyiapkan baju safari ayah pada saat hari penerimaan rapor

anaknya. Bisa dilihat dari kutipan di bawah ini.

Pada hari penerimaan rapor, Ayah dan Ibu telah menyiapkan

segalanya. Suami istri itu bangun pukul tiga pagi. Ibu

menyalakan arang dalam setrika besi bergagang ayam jantan

berkokok, mengipas-ngipasinya dengan sengit dan gesit

memercikan air pandan yang telah direndam semalaman di

sekujur baju safari empat saku keramat itu (Sang Pemimpi: 78).

Walaupun Ayah dan Ibu Ikal tidak pernah tersentuh sistem pendidikan,

namun mereka selalu berfikir maju dan tidak kolot, mereka menginginkan anak-

anaknya kelak bisa sukses, tidak bernasib seperti mereka. Berikut kutipannya.

Di pekarangan rumah, Ibu menengadahkan wajah ke langit dan

mengangkat kedua tangannya. Dia berdoa... tapi apa yang

mereka lakukan selama dua hari demi mengambil raporku,

cukuplah bagiku untuk menunjukkan arti pendidikan bagi

Page 122: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(Sang Pemimpi: 79).

6. Pendeta Geovanny

Ia adalah seorang Katolik yang mengasuh Jimbron selepas kepergian kedua

orang tua Jimbron. Meskipun berbeda agama dengan Jimbron, beliau tidak

memaksakan Jimbron untuk turut menjadi umat Katolik. Bahkan beliau tidak

pernah terlambat mengantar Jimbron pergi ke masjid untuk mengaji. Meski

disebut Pendeta, Geovanny yang berdarah Italia ini adalah seorang Pastor. Berikut

kutipannya.

Geovanny. Bagi kami yang tak banyak pengetahuan waktu itu,

semua orang yang bukan Islam adalah Kristen dan semua lelaki

(Sang Pemimpi: 48).

7. Pak Mustar M. Djai'din. BA.

Tokoh ini adalah salah satu pendiri SMA Negeri di Mangai. Ia adalah wakil

kepala sekolah SMA Negeri, seorang yang baik dan cukup sabar namun berubah

menjadi tangan besi ketika anaknya sendiri justru tidak diterima masuk ke SMA

tersebut karena NEM-nya kurang 0,25 dari batas minimal. Berikut kutipannya.

mengejarku dan berusaha menjambak rambutku dengan cakar

macannya. Kedua penjaga terpogoh-pogoh menyusulnya

(Sang Pemimpi: 7).

Page 123: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pak Mustar terkenal dengan aturan-aturannya yang disiplin dan hukuman

yang sangat berat. Namun sebenarnya beliau adalah pribadi yang sangat baik dan

patut dicontoh. Kutipannya yaitu:

Setelah kuteliti baik-baik, SMA ini rupanya punya geng tengik

beranggotakan tiga orang cecunguk yang tak pernah berhenti

membuat kerusakan-kerusakan! Ketiga orang itu adalah

109).

Pak Mustar pun juga memiliki sikap yang tegas dengan aturan sekaligus

hukuman yang beliau berikan. Pak Mustar tidak segan-segan memberi hukuman

yang berat kepada siswa yang benar-benar melanggar aturan sekolah. Berikut

kutipannya.

lagi! Sikat lantainya sampai mengkilap! Kau, Arai, bersihkan

kotoran kelelawar di langit-

110).

Pak Mustar memang memiliki sikap yang sangat keras. Ia sangat murka

ketika tahu nilai Ikal turun drastis. Sikap keras tersebut sebenarnya bertujuan baik,

agar Ikal dan siswa yang lain lebih bertanggung jawab dan bisa melakukan hal

yang baik. Berikut ini kutipannya.

Malin Kundang! Anak durhaka! Itulah orang sepertimu kalau

kau ingin tahu! Sangkamu kau siapa! Kau pikir bisa menjaga

ku

137).

Page 124: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8. Pak Drs. Julian Ichsan Balia

Tokoh ini adalah Kepala Sekolah SMA Negeri. Laki-laki muda, tampan dan

bersahabat, lulusan IKIP Bandung yang masih memegang teguh idealisme. Ia

mengajar di bidang seni. Pak Balia menjadi guru favorit siswa di SMA Negeri

termasuk Ikal, Arai dan Jimbron karena kemahirannya dalam menghargai ilmu

dan seni. Bisa terlihat dari kutipan di bawah ini.

Aku, Arai dan Jimbron sungguh terpesona kepada Pak Balia.

Bagiku, dialah guru dari surga setelah Bu Muslimah di sekolah

Laskar Pelangi dulu (Sang Pemimpi: 59).

Pak Balia lah yang menjadi penerang sekaligus pembimbing Ikal, Arai dan

Jimbron dalam belajar. Ia memupuk semangat dan mimpi-mimpi yang mungkin

sulit diraih. Semua siswa terpana kepadanya, dengan kata-kata agungnya. Terlihat

dalam kutipan berikut.

budaya sampai ke Prancis. Langkahkan kakimu di atas altar suci

almamater terhebat tiada tara: Sorbonne. Di sanalah orang

belajar science, sastra, dan seni hingga mengubah peradaban.

(Sang Pemimpi: 61).

Kata-kata Pak Balia serasa membakar jiwa dan hati. Tokoh Ikal, Arai dan

Jimbron serasa mendapat pencerahan tentang apa yang mereka inginkan bisa saja

akan terjadi dan tidak hanya mimpi sesaat. Berikut kutipannya.

-orang yang

mampu memimpikan sesuatu yang tak pernah diimpikan siapa

pun! John F Kennedy, Presiden Amerika paling ter

(Sang Pemimpi: 62).

Page 125: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9. Nurmala

Nama lengkapnya ialah Zakiah Nurmala binti Berahim Mantarum, gadis

pujaan Arai sejak pertama kali Arai melihatnya. Nurmala adalah gadis yang

pandai, selalu menyandang ranking 1. Ia juga penggemar Ray Charles dengan

lagunya "I Can't Stop Loving You" dan Nat King Cole dengan lagunya When I

Fall in Love. Berikut kutipan ketika Arai datang ke rumah Nurmala untuk

menyatakan cintanya. Kutipanny:

menoleh ke jendela. Arai mengeraskan suaranya. Syair lagu

When I Fall in Love

Namun sayang, usaha Arai belum ada hasilnya. Malah terkesan ditolak. Ikal

dan Jimbron sangat kasihan melihat Arai dengan kejadian tersebut. Apa yang baru

saja terjadi bisa dikatakan sebagai pembunuhan karakter paling sadis yang pernah

mereka saksikan. Berikut kutipannya.

nyong-

vokalis jaz terbaik sepanjang masa. Dia membawakan lagu

When I Fall in Love dengan keindahan yang tak ada

(Sang Pemimpi: 198).

10. Laksmi

Ia adalah gadis pujaan Jimbron yang sangat pendiam. Telah kehilangan

kedua orangtuanya dan tinggal sendiri, serta bekerja di sebuah pabrik cincau.

Page 126: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Semenjak kepergian orangtuanya ia tidak pernah lagi tersenyum, walaupun

senyumnya amat manis. Ia baru dapat tersenyum ketika Jimbron datang

mengendarai sebuah kuda putih milik Capo. Pendeskripsiannya sebagai berikut.

melihat Jimbron tiba-tiba hadir di atas punggung Pangeran

Orang-orang terhenyak, setelah bertahun-tahun mereka selalu

menunggu senyum Laksmi, pagi itu untuk pertama kalinya,

merek melihat Laksmi tersenyum. Ya, Laksmi tersenyum! Dan

11. Bang Zaitun

Ialah seniman musik pemimpin sebuah kelompok Orkes Melayu. Ia sangat

humoris dan senang bicara. Dandanannya nyentrik tipikal orang musik. Jari-

jarinya bertaburan cincin batu akik besar-besar. Berikut kutipannya.

naasibmu, Boi. Hidup memang tak adil kadang-kadang

hihihihihii...!

pernah kubocorkan

(Sang Pemimpi: 177).

Bang Zaitun dikenal sebagai orang yang pernah mempunyai banyak pacar

dan hampir memiliki 5 istri. Sebenarnya kunci keberhasilannya dalam percintaan

adalah sebuah gitar. Ia pun mengajarkan hal tersebut pada Arai yang sedang

mabuk cinta dengan Nurmala. Kutipan yang menyatakan hal tersebut sebagai

berikut.

Page 127: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

rahasiaku kalau

benda yang besar pengaruhnya dalam kesuksesan romansa...

hihihihi...

afiat jiwa raganya, rela diusir keluarganya gara-gara jatuh cinta

12. A Kiun

Yaitu Gadis Hokian penjaga loket bioskop. Ia sudah berusaha mengingatkan

Arai, Ikal dan Jimbron kalau anak sekolah tidak boleh masuk dan nonton bioskop

bahkan mengancam akan diadukan kepada Pak Mustar yang sudah sangat

dikenalnya. Berikut kutipannya.

masuk. Tidak boleh

-mata dimana-mana. Jangan coba-coba.

13. Nurmi

Tokoh ini gadis yang memiliki bakat memainkan biola, mewarisi biola dan

bakat dari kakeknya yang ketua kelompok gambus di Gantung. Nurmi adalah

tetangga Arai dan Ikal, seumuran, dan dia adalah gadis yang sangat mencintai

biola. Kutipan yang menyatakan hal tersebut adalah:

luk biolanya kuat-kuat. Air matanya mengalir. Dia

Page 128: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(Sang Pemimpi: 320).

14. Deborah Wong

Ia adalah ibu dari Mei Mei. Perempuan asal Hongkong yang tambun dan

berkulit putih. Ia sangat ketakutan ketika Arai dan Ikal berkelahi di tokonya. Ia

menjerit sambil memanggil kuli tokonya. Kutipannya adalah sebagai berikut.

-goyang hebat. Nyonya Deborah

terperanjat melihat pergumulan gaya coboi di t

-manggil

15. Mei Mei

Gadis kecil anak Deborah Wong yang lucu karena keturunan warga

Hongkong. Mei Mei sangat senang ketika melihat perkelahian antara Arai dan

Ikal. Bahkan ia berteriak-teriak kegirangan mendukung perkelahian tersebut.

Kutipan dalam ceritanya yaitu:

Keliting, sepak! Sepak! Kik....kik.... hihihihi...

sepak! Tendang pelutnya

Talik lambutnya

Saudala-saudala, datanglah belamai-lamai! Inilah

peltandingan antara pendekal keliting

Pemimpi: 39).

4) Latar atau Setting

Herman J. Waluyo, 2011: 23 menyatakan setting adalah tempat kejadian

cerita. Tempat kejadian cerita dapat berkaitan dengan aspek fisik, aspek

Page 129: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sosiologis, dan aspek psikis. Selain itu setting juga dapat dikaitkan dengan tempat

dan waktu. Unsur latar yang ditekankan perannya dalam sebuah novel akan

berpengaruh terhadap elemen fiksi khususnya alur dan tokoh. Artinya tokoh dan

alur dapat menjadi lain jika latar tempatnya berbeda. Latar sebuah karya hanya

berupa penyebutan nama tempat, waktu, dan hubungan sosial tertentu secara

umum, artinya bersifat netral pada umumnya tak banyak berperan dalam

pengembangan cerita secara keseluruhan.

1. Latar Waktu

Dalam novel Sang Pemimpi tergambar suasana desa yang masyarakatnya

menggantungkan hidup sebagai buruh di PN Timah Belitung. Anak-anak dan

remaja harus bekerja membantu orang tuanya sudah menjadi kebiasaan. Bisa

digambarkan dalam kutipan berikut.

-anak Melayu ini paling miris nasibnya. Karena

sesungguhnya setiap butir pasir itu adalah milik ulayatnya,

setiap bongkah kuarsa, topas, dan gelena itu adalah harkat

dirinya sebagai orang Melayu. Tapi, semuanya mereka muat

sendiri ke atas tongkang untuk menggendutkan perut para

cukong di Jakarta dan pejabat yang kongkalikong. Menjadi

pendulang, nelayan jermal, dan kuli pasir, berarti mengucapkan

Novel Sang Pemimpi banyak menunjukkan setting waktu yang jelas.

Sebagian besar didominasi oleh petunjuk waktu pagi, siang, sore, dan malam

untuk menunjukkan aktivitas yang dilakukan oleh para tokohnya. Berikut

kutipannya.

Page 130: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

masuk, pak Mustar mengunci pagar sekolah. Dia berdiri menjadi

(Sang Pemimpi: 58).

Setting waktu yang terdapat dalam novel ini juga ditunjukkan dengan angka

jam. Berikut contoh kutipannya.

sore nanti, hujan akan tumpah, tak berhenti sampai jauh malam.

Demikian di kota kecil Mangai di Pulau Belitung, sampai maret

sempoyongan memikul berbagai jenis mahluk laut yang sudah

2. Latar Tempat

Latar tempat merupakan tempat terjadinya cerita. Dalam novel Sang

Pemimpi lebih banyak menunjukkan latar tempat di daerah kampung. Berikut

beberapa latar tempat yang terdapat dalam novel ini.

a. Magai, Bangka-Belitung

Latar atau setting tempat adalah tempat terjadinya peristiwa. Sebagian besar

cerita terjadi di latar tempat ini, pulau ini merupakan tempat tinggal tokoh utama

dari novel Sang Pemimpi. Hampir seluruh peristiwa dalam novel terjadi di

Belitung. Kondisi pedesaan yang kumuh dalam latar tempat di gambarkan dalam

kutipan di bawah ini.

Page 131: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

membantu membawa buku-bukunya dan kami meninggalkan

gubug berdinding lelak beratap daun itu dengan membiarkan

pintu dan jendela-jendelanya terbuka, karena di pastikan tak

akan ada siapa-siapa yang men

19).

Kondisi tempat tinggal Ikal dan keluarganya memang sangat miskin.

Ayahnya hanya seorang tukang sekop di PN Timah Belitung. Rumah mereka

sangat minimalis. Digambarkan dalam kutipan di bawah ini:

alah gudang peregasan, jauh lebih

baik daripada tidur di tengah rumah, bertumpuk-tumpuk seperti

pindang bersama abang-abangku yang kuli, bau keringat, dan

Penggambaran tempat lebih terlihat lagi ketika terjadi PHK buruh secara

besar-besaran yang terjadi PN Timah Belitung, sehingga membawa dampak

terhadap masyarakat setempat. Berikut kutipannya.

sebagian orang Melayu menggantungkan periuk belanganya

ng Pemimpi: 55).

b. SMA Negeri

Ketiga tokoh utama Ikal, Arai dan Jimbron dalam novel Sang Pemimpi

bersekolah di sekolah ini. Berikut kutipannya.

Page 132: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(Sang Pemimpi: 5).

jauhnya untuk mengambil rapor anak-

(Sang Pemimpi: 79).

SMA Negeri ini memang terbilang favorit di wilayah tersebut. Tidak semua

siswa bisa masuk karena ada perbatasan nilai minimalnya. Beruntung Ikal, Arai

dan Jimbron bisa melewatinya. Bahkan saat penerimaan rapor, Ikal dan Arai telah

mempersembahkan bangku garda depan untuk orang tuanya. Berikut kutipannya.

klah terlalu buruk, seorang tukang sekop di wasrai

dipanggil dua kali oleh kepala SMA Negeri. Ku lihat senyum

c. Pasar (los pasar)

Pasar ini adalah tempat Ikal, Arai, dan Jimbron bekerja menjadi kuli

ngambat untuk biaya hidup dan tabungan cita-citanya kelak. Ditunjukkan dalam

kutipan di bawah ini.

bergengsi sebagai tukang pikul ikan di dermaga. Profesi yang

sangat elite itu disebut ngambat (Sang Pemimpi: 56).

Di pasar ini pula tempat Ayah Ikal melakukan aktivitas rutinnya yaitu

mencukur rambutnya.

berangkat ke los pasar ikan untuk mencukur rambut dan kumis

(Sang Pemimpi: 77).

Page 133: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

d. Bioskop

Ikal, Arai dan Jimbron ketahuan menonton film di bioskop dekat tempat

tinggal mereka, yang hanya berjarak beberapa meter. Awalnya mereka tidak

tertarik tetapi karena mereka penasaran, akhirnya mereka pun ikut menonton.

Berikut kutipannya.

udian, kami telah berada di

dalam bioskop. Kami girang seperti orang berhasil melewati

Kelakuan mereka bertiga ternyata diketahui oleh Pak Mustar yang

mengakibatkan mereka di caci maki dan akhirnya dihukum. Kutipannya sebagai

berikut.

masih sempat melontarkan ancaman dengan dingin. Ancaman

yang membuat kami tidak bisa tidur dua hari-

(Sang Pemimpi: 104).

e. Dermaga Pelabuhan

Ketika Ikal, Arai dan Jimbron dikejar oleh Pak Mustar dan guru lainnya.

Mereka bersembunyi di dermaga pelabuhan, berikut kutipannya.

-nari di atas permukaan laut

yang biru berlapis minyak, jingga serupa kaca-kaca gereja,

mengelilingi dermaga yang menjulur ke laut seperti reign of fire:

lingkaran api. Lalu di sini, di sudut dermaga ini, aku terkurung,

(Sang Pemimpi: 1).

Page 134: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Di dermaga pelabuhan tersebut, Ikal Arai dan Jimbron juga telah

bersembunyi di sela-sela peti es. Kutipannya sebagai berikut.

-ayun seumpama punchbag yang dihantam

berutun seorang petinju. Aku berjingkat-jingkat di balik

tumpukan es, kedua kakiku tak teguh, gemetar. Bau ikan busuk

yang merebak dari peti-peti amis, diruangan asing ini, sirna

dikalahkan oleh ra

f. Terminal Bogor dan Bogor

Ikal dan Arai tidak menemukan Terminal Ciputat sehingga mereka

terdampar di Bogor pada tengah malam. Berikut kutipannya.

tahu menuju kemana, dan tak tahu di mana barat, timur, utara

terseok-seok menyerat koper yang sangat berat. Kami

(Sang Pemimpi: 218).

Ikal dan Arai menyusuri jalan yang asing baginya, mereka menemukan

sebuah gedung yang tak asing didengar ketika di SMA Negeri. Bisa dilihat dalam

kutipan:

dengan tulisan yang membuat kami senang karena di SMA

negeri kami sudah sering mendengarnya: Institut Pertanian

(Sang Pemimpi: 223).

Page 135: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

g. Jakarta

Ikal bisa diterima menjadi pegawai kantor pos di Bogor, namun Arai

memiliki gangguan paru-paru sehingga gagal. Akhirnya Ikal memutuskan untuk

bekerja sambil melanjutkan kuliah. Arai kembali ke Kalimantan, juga bekerja

sambil kuliah. kutipannya sebagai berikut.

(Sang Pemimpi: 231).

Di Jakarta inilah, lokasi tes penerimaan beasiswa ke Eropa dilaksanakan.

Ikal tidak menyangka berjumpa Arai di sana. Berikut kutipannya.

Peserta tes diwawancarai para ahli sesuai dengan bidang studi

yang

h. Pulau Kalimantan

Arai tidak bisa bekerja di kantor pos di Bogor karena masalah kesehatan.

Ikal kehilangan kontak dengan Arai. Namun, diam-diam Arai memberi kabar

kepada ibu Ikal yang menyatakan tinggal di Kalimantan. Berikut kutipannya.

mengirimi ibuku surat bahkan wesel, cap posnya dari

230).

Page 136: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Ikal pun lega karena tahu kabar Arai baik-baik saja. Arai memang pantang

menyerah, ia selalu bisa melakukan hal di luar dugaan. Diungkapkan dalam

kutipan:

pertambangan di Kalimantan. Sambil bekerja, dia pun kuliah di

mpi: 239).

3. Latar Suasana

Suasana yang muncul dalam novel Sang Pemimpi beragam. Mulai dari

suasana yang menegangkan ketika mereka bertiga dikejar-kejar oleh Pak Mustar

karena menghinanya saat pidato apel pagi. Berikut penggalan ceritanya.

tar membahana. Dia mengejarku dan

berusaha menjambak rambutku dengan tangan cakar macannya.

Kedua penjaga sekolah tergopoh-gopoh menyusulnya.

Segerombolan siswa, Arai dan Jimbron, semburat berhamburan

ke berbagai arah. Yang paling sial adalah aku, selalu aku! Pak

Mustar hanya menyasarku. Peluit penjaga sekolah menjerit-

(Sang Pemimpi: 8).

Selain itu ada suasana yang menggembirakan dan mengharukan ketika Ikal

dan Arai memperoleh bangku garda depan ketika di bangku SMA. Kutipannya

sebagai berikut.

runtungnya, aku dan Arai selalu berada di garda depan. Aku

(Sang Pemimpi: 81).

Page 137: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

terkatakan. Dia menepuk-nepuk pundak kami lagi,

Suasana haru dan bahagia juga terlihat saat Ikal dan Arai memperoleh

kejutan yaitu mereka diterima di universitas di Perancis saat pengumuman

kelulusan.

Berikut kutipannya.

lalu mengangkat wajahnya, memandang jauh,

matanya berkaca-kaca. Detik itu aku langsung tahu bahwa aku

lulus. Aku terbelalak ketika membaca nama universitas yang

indahnya Tuhan telah memeluk mimpi-mimpi kami. Karena di

kertas itu tertulis nama universitas yang menerimaku. Di sana,

Pemimpi: 247).

5) Sudut Pandang (Point of View)

Point of View dalam cerita mengacu pada cara sebuah cerita itu diceritakan.

Sudut pandang bisa diartikan cara atau pandangan yang digunakan pengarang

sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan tokoh, latar, dan semua

peristiwa yang membentuk satu kesatuan cerita. Sudut pandang dengan sengaja

dipilih oleh pengarang dalam mengungkapkan cerita dengan berbagai teknik,

strategi, siasat, dan aspek-aspek lainnya.

Page 138: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sudut pandang yang digunakan dalam novel Sang Pemimpi yaitu sudut

pandang campuran antara sudut pandang persona pertama yaitu aku dan sudut

. Keterlibatan sikap, pikiran, dan

perasaan pengarang akan mendominasi tokoh-tokoh utama, tokoh utama

merupakan cerminan dari pengarang yang mengalami sendiri dalam cerita.

Pengarang memposisikan dirinya sebagai tokoh utama sebagai Ikal dalam cerita.

Pengarang terlibat langsung yang menjadi tokoh dan mengetahui kisah tokoh lain

juga. Penggalan ceritanya sebagai berikut.

Aku dan Arai ditakdirkan seperti sebatang jarum di atas meja

dan magnet bawahnya. Sejak kecil kami melekat ke sana

kemari. Aku makin dekat dengannya karena jarak antara aku

dan abang pangkuanku-abangku langsung-sangat jauh. Arai

adalah saudara sekaligus sahabat terbaikku. Meskipun kami

seusia, dia lebih abang daripada abang mana pun. Dia selalu

melindungiku. Sikap itu tercermin dari hal-hal paling kecil

(Sang Pemimpi: 25).

dirinya (Ikal) dan menyebut nama tokoh lain ketika menggunakan sudut pandang

rgantian. Bisa dilihat dalam kutipan cerita di bawah ini.

Tubuhku yang dari tadi kaku karena tegang mengantisipasi

rencana Arai, kini pelan-pelan merosot sehingga aku terduduk di

balik daun pintu. Aku menunduk dan memeluk lututku yang

tertekuk. Aku merasa sangat malu kepada diriku sendiri. Bibirku

bergetar menahan rasa haru pada putihnya hati Arai

(Sang Pemimpi: 43).

Page 139: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dalam novel Sang Pemimpi ini, pengarang banyak menceritakan tentang

tokoh Arai, apa saja yang menyangkut tentang pribadi Arai. Pengarang secara

langsung mengamati apa yang dilakukan tokoh Arai tersebut. Berikut kutipannya.

Aku merasa takjub dengan kepribadian Arai. Tatapanku

menghujam bola matanya, menyusupi lensa dan iris pupilnya,

lalu tembus ke lubuk hatinya; ingin kulihat dunia dari dalam

jiwanya. Tiba-tiba... (Sang Pemimpi: 14).

6) Dialog atau Percakapan

Dalam novel Sang Pemimpi, terdapat beberapa bahasa seperti bahasa dialek,

bahasa Inggris. Pilihan kata dalam bahasa dialek dan bahasa asing yang digunakan

tidak terlalu sulit sehingga mudah dipahami pembaca.

Dalam novelnya, Andrea Hirata menggunakan bahasa (Indonesia-Melayu),

yang terdapat pada kutipan di bawah ini.

Aiiihh..., sisir rambut belah tengah, elok bukan buatan! Lihatlah,

(Sang Pemimpi: 27).

indah dan mainkan dengan baik, dengan sepenuh jiwa, pada

momen yang paling tepat. Lebih bagus lagi jika dirancang

(Sang Pemimpi: 180).

Page 140: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Andrea Hirata juga beberapa kali menggunakan kata-kata berbahasa Inggris

yang mudah difahami pembaca karena sudah umum digunakan dalam kehidupan

sehari-hari. Bisa dilihat dalam kutipan berikut.

mencinta telah menulis love me or hate me, but spare me with

your indifference, maksudnya kurang lebih: cintai aku atau

sekalian benci aku, asal jangan abaikan aku. Malangnya, situasi

Arai mengeraskan suaranya. Syair lagu When I Fall in Love

(Sang Pemimpi: 198).

door to

door salesman adalah suatu profesi yang menuntut keahlian

berdagang tatap muka dengan dukungan komunikasi komersial

(Sang Pemimpi: 225).

7) Gaya Bercerita

Gaya penceritaan novel Sang Pemimpi ini sangat sempurna, yaitu

kecerdasan kata-kata dan kelembutan bahasa puitis berpadu tanpa ada unsur

repetitif yang membosankan. Bahasa halus, mudah dimengerti, tidak berbelit-belit

dan cara pengungkapannya sesuai dengan kebutuhan dan suasana. Setiap kata

dalam cerita mengandung kekayaan bahasa sekaligus makna apik di balik tiap-tiap

katanya. Selain itu, novel Sang Pemimpi ditulis dengan gaya realis bertabur

metafora, personifikasi dan hiperbola dalam penyampaian cerita yang cerdas dan

menyentuh, penuh inspirasi dan imajinasi. Komikal dan banyak mengandung

letupan intelegensi yang kuat sehingga pembaca tanpa disadari masuk dalam kisah

Page 141: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dan karakter-karakter yang ada dalam novel Sang Pemimpi. Sungguh indah dan

menarik novel Sang Pemimpi ini.

b. Struktur Novel Ranah 3 Warna

1) Tema

Tema diartikan sebagai makna yang terkandung dalam cerita. Tema

memiliki peran penting karena tema dianggap sebagai titik tumpu dalam sebuah

cerita. Akan tetapi, tema dalam sebuah cerita tidak akan bermakna jika tidak

memiliki keterkaitan dengan unsur pembangun cerita yang lain. Dengan demikian,

sebuah tema baru akan menjadi makna cerita jika ada keterkaitannya dengan

unsur cerita lainnya (Burhan Nurgiyantoro, 2006: 74).

Stanton dan Kenny (dalam Burhan Nurgiyantoro, 2006: 67) menyatakan

tema (theme) adalah makna yang terkandung oleh sebuah cerita. Ia juga

menambahkan bahwa tema kurang lebih bersinonim dengan ide utama (central

idea) dan tujuan utama (central purpose). Bisa dikatakan bahwa tema dipandang

sebagai dasar cerita, gagasan dasar sebuah novel.

Secara umum novel Ranah 3 Warna bertema perjuangan hidup dalam

menggapai cita-cita dan harapan. Semakin keras kehidupan yang dihadapinya

maka harus semakin kuat pula daya juang seseorang dalam upaya menggapai cita-

citanya. Impian harus dikejar habis-habisan walau cobaan hidup terus mendera,

karena Tuhan bersama orang yang sabar. Jika novel Negeri 5 Menara (novel

pertama) berkisah tentang masa remaja tokoh utama, Alif ketika mondok di PM

Page 142: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gontor, maka novel kedua ini, Ranah 3 Warna bercerita tentang masa kuliahnya.

Berikut kutipannya.

Insya Allah yah, Ambo akan berjuang habis-habisan untuk

pe ( Ranah 3 Warna: 6).

dan keikhlasan untuk mendapat tujuan yang diimpikan. Kini

terang dimataku, inilah masa paling tepat buatku untuk mencoba

bersabar. Agar aku beru

(Ranah 3 Warna: 135).

2) Plot atau Alur

Plot atau alur merupakan urutan kejadian dalam cerita. Stanton dalam

Burhan Nurgiyantoro (2006: 113) menyatakan bahwa plot atau alur adalah cerita

yang berisi tentang urutan kejadian, namun tiap-tiap kejadian itu hanya

dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa satu dengan yang lainnya.

Herman J. Waluyo (2011: 9) memberi pengertian plot sebagai kerangka

cerita, yaitu jalinan cerita yang disusun dalam urutan waktu yang menunjukkan

hubungan sebab akibat yang memiliki kemungkinan agar pembaca menebak-

nebak peristiwa selanjutnya.

Dilihat dari kronoligis atau urutan waktu, dalam novel Ranah 3 Warna

karya Ahmad Fuadi, terdapat alur maju dan mundur. Alur maju yang

menceritakan perjuangan tokoh Alif dalam mendapat ijazah untuk pendidikan

yang lebih tinggi, dikarenakan alif hanya lulusan pesantren sampai Alif lulus

kuliah.

Page 143: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

persamaan SMA tinggal 2 bulan lagi. Sekarang

untuk belajar (Ranah 3 Warna : 5).

Alur mundur yang membuat Alif bernostalgia kembali dalam kenangannya

ketika menyatren di Pondok Madani, Gontor Ponorogo-Jawa Timur.

Tiba-tiba aku merinding, merasakan energi semangat dari

pondok madani mengerubutiku. Dan kenangan itu kini hadir

bertubi-

(Ranah 3 Warna : 131).

Secara garis besar novel ini terbagi menjadi 2 plot. Plot yang pertama

tentang perjuangan Alif menembus perkuliahan sampai menjadi mahasiswa.

Subplot-nya ada dua yaitu yang pertama perjuangan menembus perkuliahan dan

yang kedua suka-duka menjadi mahasiswa. Di sini diceritakan banyak halangan

selama Alif menjadi mahasiswa, mulai kehabisan uang, dirampok saat berjualan,

berselisih dengan Randai dan yang terparah adalah ayahnya meninggal.

Plot yang kedua bercerita tentang kehidupan Alif di Kanada selama ia

menjalani pertukaran pelajar. Selama di Kanada dia magang menjadi volunteer di

salah satu TV lokal dan nantinya membuat satu program acara yang fenomenal

karena melibatkan tokoh politik nasional Kanada. Selain itu juga diceritakan

tentang kehidupan dia di Kanada bersama kawan-kawannya yang asli Indonesia

juga kawan-kawan barunya yang asli Kanada, termasuk bersama ibu asuhnya di

Kanada.

Menurut Kenney dalam Herman J. Waluyo, plot atau alur harus memenuhi

aturan tentang adanya kesatuan. Rangkaian kejadian yang disusun harus

Page 144: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

membentuk kesatuan yang padu. Rangkaian unsur-unsur cerita dinyatakan sebagai

unsur dinamik yang meliputi: 1) Eksposisi, 2) Inciting moment, 3) Rising action,

4) Complication, 5) Climax, 6) Falling action, 7) Denoument (Robert Scholes

dalam Herman J. Waluyo, 2009: 15-16).

Secara terperinci, urutan peristiwa yang terjalin menjadi plot novel Ranah 3

WarnaI adalah sebagai berikut.

1. Tahap paparan atau Eksposisi

Pada tahap paparan, pengarang novel yaitu Ahmad Fuadi lebih dahulu

memperkenalkan tokoh utama Alif beserta keluarganya. Alif seorang remaja

keluaran pesantren dari Pondok Madani, Gontor Jawa Timur memiliki cita-cita

untuk bisa kuliah dan pergi ke Amerika. Ia ingin seperti Pak Habibie.

Teman-teman yang mengetahui rencana Alif menanggapinya dengan ejekan,

mereka tidak percaya bahwa Alif bisa kuliah tanpa memiliki ijazah SMA. Namun,

berkat dukungan keluarga dan usaha ayahnya ternyata ada jalan agar Alif bisa

melanjutkan kuliah di universitas.

2. Tahap Rangsangan atau Inciting Moment

Tahap rangsangan merupakan tahap dimana peristiwa dalam cerita mulai

muncul adanya problem-problem yang ditampilkan pengarang. Konflik ini

bermula ketika Alif dalam mencapai keinginannya untuk kuliah, Alif harus ikut

ujian persamaan. Ujian yang dilakukan berupa mengerjakan soal dari semua mata

pelajaran umum yang tidak ia pelajari selama di pondok pesantren.

Inilah yang menyebabkan Alif pesimis, hanya dalam waktu dua bulan ia

harus belajar pelajaran untuk tiga tahun. Alif juga belum pernah tahu belajar

Page 145: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dengan menggunakan kurikulum. Akhirnya dengan buku-buku pinjaman dari

teman-temannya, ia bertekad untuk mengejar materi. Berkat usaha, doa dan

keoptimisannya ia bisa diterima kuliah di Univeristas Padjajaran jurusan

Hubungan Internasional.

3. Tahap Penggawatan atau Rising Action

Alif dan keluarga sangat bahagia dengan diterimanya Alif untuk bisa kuliah.

Dengan segala upaya akan ayah Alif lakukan untuk kelancaran kuliah anaknya. Di

Bandung Alif telah menemukan banyak teman, ia pun telah mengikuti

perkumpulan penulis majalah kampus. Namun, saat hampir setahun Alif kuliah

Ayahnya meninggal. Alif dan keluarganya sangat terpukul. Apalagi Alif dan adik-

adiknya masih membutuhkan biaya untuk sekolah. Apabila hanya mengandalkan

penghasilan dari Ibu Alif seorang pengajar SD, tidak akan cukup.

4. Menunjukkan konflik yang semakin ruwet atau Complication

Alif sangat putus asa, ia hampir saja memutuskan untuk berhenti kuliah dan

bekerja untuk membantu ibunya, namun pesan ayahnya sebelum meninggal agar

ia tetap kuliah dan ancaman ibunya Alif tidak boleh pulang sebelum berhasil yang

membuat Alif tetap bertahan.

Sambil tetap berkuliah, Alif melakukan berbagai macam pekerjaan, dari

menjadi sales kosmetik, menjual kain Minang, menjadi guru les privat dan

pekerjaan tetapnya yaitu menulis untuk media. Ia harus membanting tulang demi

membiayai hidup dan sekolahnya. Apabila mampu ia pun akan berusaha

mengirimi uang ibunya sehingga bisa meringankan beban ibunya.

5. Puncak cerita atau Climax

Page 146: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Walaupun beban yang dipikul Alif sangat berat, Ia tidak melupakan

mimpinya, yaitu pergi ke luar negeri (benua Amerika). Berbagai macam info

beasiswa ia telusuri. Beruntunglah Alif ketika tahu ada kesempatan mahasiswa

Indonesia untuk mengikuti program pertukaran pelajar ke luar negeri. Ia sangat

gembira mendapat kabar tersebut. Walaupun ada beberapa tes yang harus diikuti

oleh para peserta. Tes yang sangat menyusahkan bagi Alif karena ada salah satu

tes tentang kesenian. Namun, dengan segala upaya akan Alif lakukan demi

mendapat kesempatan itu. Ia harus berjuang melawan beribu mahasiswa yang

mendaftar, termasuk Randai mahasiswa ITB sekaligus sahabatnya sejak kecil.

Berkat usaha, doa dan keyakinannya ia pun terpilih menjadi salah satu mahasiswa

yang berangkat ke benua Amerika.

6. Tahap Peleraian atau Falling Action

Alif mengikuti program pertukaran beasiswa ke Amerika bersama rekan

terpilih lainnya termasuk Raisa, gadis yang ditaksirnya. Ia sangat gembira bisa

memeluk mimpi-mimpinya. Selama menuju ke Amerika rombongan singgah ke

Yordania, tanah para Nabi. Di Kanada, tim dari Indonesia dihomologuekan

dengan mahasiswa dari Kanada. Alif mendapat kaluarga angkat yang sangat baik

dan mendapat tempat bekerja di stasiun Tv lokal di Kanada. Selama mengikuti

pertukaran pelajar, Alif menjadi peserta terbaik dan memperoleh medali karena

berhasil mewancarai tokoh politik yang sangat berpengaruh di Kanada. Ia sangat

bangga.

Page 147: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7. Tahap Penyelesaian atau Denoument

Sekembalinya Alif ke Indonesia, beberapa tahun kemudian Alif lulus

dengan nilai yang sangat memuaskan. Sayangnya, Ia tidak bisa memiliki Raisa,

karena Raisa sudah menjadi milik Randai, sahabatnya. Ia berusaha Ikhlas.

Beberapa tahun kemudian Alif menikah dengan gadis lain dan kembali ke

Amerika untuk melanjutkan kuliah S2 dan sekaligus berkunjung ke rumah orang

tua angkatnya saat ia mengikuti pertukaran pelajar dahulu.

Kejadian yang menjalin plot di atas dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 8: Skema Plot Novel Ranah 3 Warna Karya Ahmad Fuadi

Keterangan:

(a) Diperkenalkan tokoh utama bernama Alif beserta keluarganya.

(b) Konflik ini bermula ketika Alif dalam memenuhi keinginannya untuk

kuliah, Alif harus ikut ujian persamaan.

(c) Saat hampir setahun Alif kuliah Ayahnya meninggal.

Complication

Inciting moment (b)

Falling action (f)

Rising action (c)

Exposition (a)

Denouement (g)

Climax (e)

Page 148: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(d) Sepeninggal ayahnya, Alif harus membanting tulang demi membiayai

kuliah dan biaya hidup sehari-hari.

(e) Alif harus berjuang mengikuti tes untuk masuk dalam pertukaran

pelajar ke Amerika, sesuai mimpinya selama ini.

(f) Selama mengikuti program pertukaran pelajar di Amerika, Alif

mendapat banyak pengalaman dan pengetahuan, memiliki banyak

kenalan dan keluarga angkat yang sangat baik.

(g) Sekembalinya Alif ke Indonesia, beberapa tahun kemudian Alif lulus

dengan nilai yang sangat memuaskan dan berencana kembali ke

Amerika untuk melanjutkan kuliah S2.

3) Tokoh, Penokohan dan Perwatakan

Tokoh dan watak merupakan dua hal yang saling berkaitan. Tokoh dalam

cerita memiliki watak yang akan menyebabkan konflik-konflik. Sehingga suatu

cerita bisa hidup. Orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau

drama, yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan

tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam

tindakan dikatakan sebagai tokoh cerita (Abrams dalam Burhan Nurgiyantoro,

2006: 165).

Melalui tokoh cerita, pesan, amanat, moral atau sesuatu yang sengaja ingin

disampaikan kepada pembaca bisa tersampaikan (Burhan Nurgiyantoro, 2006:

167). Bisa dikatakan bahwa tokoh dalam cerita merupakan refleksi pikiran, sikap,

pendirian, dan keinginan-keinginan pengarang.

Page 149: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dalam novel Ranah 3 Warna, pengarang dalam melukiskan tokoh dan

watak tokohnya menggunakan pelukisan langsung, tak langsung dan deskripsi

melalui pelukisan tokoh lainnya.

Gambar 9: Pembagian Tokoh Novel Ranah 3 Warna Karya Ahmad Fuadi

No.

Pembagian Tokoh

Tokoh Protagonis

Tokoh Antagonis

Tokoh Sentral

Tokoh Tambahan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Alif Randai Alif Ayah Alif

Amak Alif

Raisa

Bang Tagor

Agam

Wira

Memet

Rusdi

Francois Pepin

Beberapa deskripsi karakteristik tokoh novel Ranah 3 Warna karya Ahmad

Fuadi, dijelaskan secara rinci sebagai berikut.

1. Alif

Merupakan tokoh 'aku' dalam cerita ini. Tokoh utama dan sentral dalam

novel ini adalah Alif yang tengah berjuang dalam menggapai cita-cita. Alif

memiliki sifat optimis dengan apa yang dicita-citakan pasti dapat terwujud.

Berikut kutipannya.

Page 150: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Aden akan segera kuliah. Kalau aden berusaha, ya

(Ranah 3 Warna: 5).

Bahkan Alif sedikit emosi ketika ada rekan yang meremehkannya untuk

daftar kuliah, mengingat Alif hanya lulusan pesantren. Penggalan ceritanya yaitu.

-

(Ranah 3 Warna: 4).

Alif memiliki sifat pantang menyerah, apapun yang diinginkan akan

terwujud suatu saat nanti, ia memiliki tekad dan usaha yang kuat. Berikut

kutipannya.

aden lakukan demi

mencapai cita-cita. Kalau tidak mau menolong, aden akan

ambo bertekad akan memaksimalkan usaha

persis seperti Denmark. Membalikkan penilaian semua orang

Alif juga memiliki sifat yang sangat sabar. Walaupun ada beberapa teman

yang meremehkannya untuk bisa kuliah, ia menanggapinya dengan hati yang

ikhlas. Berikut kutipannya.

upaya, di atas rata-rata. Telah pula aku sempurnakan kerja keras

dengan doa. Sekarang tinggal aku serahkan kepada putusan

Page 151: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dengan keyakinan yang sepenuh hati, ia sangat optimis apa yang dicita-

citakan akan terwujud. Asalkan tetap berusaha dan berdoa. Kutipannya yaitu.

di bawah menara masjid Pondok Madani bersama Sahibul

Menara. Aku membayangkan suatu hari nanti kelak akan

Saat diterima di Universitas Padjadjaran (UNPAD), Alif sempat sedih

apabila nantinya ia tidak bisa menyesuaikan diri di Bandung. Ia juga takut tidak

akan menemukan teman-teman yang seperti dulu ketika mondok di Pesantren

Madani. Berikut kutipannya.

ganti kawan yang aku tinggalkan, aku mendapatkan Raja,

Atang, Said, Dulmajid, dan Baso sebagai kawan terbaik.

Sebentar lagi aku akan merantau ke Bandung. Semoga aku

(Ranah 3 Warna: 37).

Alif sangat terpukul saat Ayahnya jatuh sakit dan akhirnya meninggal. Alif

masih tidak percaya apa yang akan terjadi dengan dia dan keluarganya setelah di

tinggal pergi olah Ayahnya. Kutipannya sebagai berikut.

harapan! Aku coba tekan jalur nadi di leher dan pergelangan

95).

, apakah Ayah telah pergi? Apa ini kefanaan yang

Engkau janjikan? Bahwa mati adalah kepastian paling pasti

Page 152: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dalam hidup? Aku terpekur dengan perasaan berkecamuk.

Tengkukku terasa dingin. Aku tidak mendengar jawaban

langsung dari Tuhan, tapi hatiku terdalam bisa merasakan

(Ranah 3 Warna: 96).

Sepeninggal ayahnya. Alif semakin bersikap dewasa. Ia anak lelaki dan

sekaligus anak pertama dari keluarganya. Ia akan berusaha menggantikan posisi

ayah dikeluarganya. Berikut kutipannya.

-laki satu-satunya di keluarga kecil kami.

Akulah yang harus membela Amak dan adik-adik. Tapi

bagaimana caranya? Kalau ingin menggantikan peran Ayah

mencari nafkah, aku mungkin harus berhenti kuliah dan bekerja.

Tapi bagaimana dengan impianku untuk kuliah? Untuk

merantau ke luar negeri? Aku memijit-mijit keningku yang kini

berkulit kusut. Pesan terakhir Ayah terus bersipongang di lubuk

-

Allah, berilah a

(Ranah 3 Warna: 101).

ke Amak. Aku genggam foto keluarga era-erat, sampai hampir

remuk. Aku berjanji pada diri sendiri akan membiayai diri

sendiri selama di Bandung. Bukan Cuma membiayai diri sendiri,

tapi kalau bisa juga mengirimi Amak uang setiap bulan.

Sejujurnya aku tidak tau bagaimana caranya. Tapi ada sebersit

kepercayaan tumbuh di pedalaman hatiku kalau aku mau

bersungguh- (Ranah 3 Warna: 101).

Page 153: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Alif bahagia ketika ia diberi kesempatan untuk ke Amerika-Kanada, ia

tersenyum bangga karena mimpi dan keinginan untuk ke sana bisa terwujud.

Kutipannya sebagai berikut.

lebar sekali. Ingin rasanya aku menghambur, meloncat-loncat

sambil berteriak, tapi aku terlalu malu melakukan itu di depan

3 Warna: 214).

Dari beberapa deskripsi di atas, tokoh utama (Alif) memiliki contoh sikap

dan watak yang baik. Pelukisan tokoh yang dilakukan pengarang dituangkan

dengan baik pula, gambaran-gambaran perbuatan yang dilakukan tokoh bisa

menjadi pesan untuk pembaca. Bagaimana cara meraih mimpi, bagaimana cara

menghadapi kehidupan yang sulit, dan lain-lain.

2. Randai

Teman Alif sejak kecil yang selalu bersaing dalam mengejar impian. Randai

adalah sahabat karib Alif yang kuliah di ITB. Randai selalu meremehkan

kemampuan Alif dalam segala hal. Penggalan dalam ceritanya sebagai berikut.

-nepuk

Page 154: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Randai memang sahabat dekat Alif sejak kecil, namun Randai tidak bisa

mengerti perasaan temannya sendiri. Ia sering mengejek tentang keinginan Alif

untuk kuliah setelah dari pesantren. Berikut kutipannya.

bisa kuliah ilmu umum? Kan tidak ada ijazah SMA? Bagaimana

(Ranah 3 Warna: 4).

Selain itu, Randai juga tidak bisa menghargai kemampuan orang lain.

Terlihat saat Randai tahu Alif telah berhasil menulis di media massa. Tidak

memberikan ucapan selamat, Randai malah meremehkan. Kutipannya adalah.

Kalau bisa tembus media nasional, baru aku

Sifat kekanakan juga terdapat dalam diri Randai. Randai sangat marah dan

tidak bisa menahan emosi ketika komputernya dipinjam oleh Alif dan eror. Tanpa

pikir, Randai marah dengan mengucapkan hal-hal yang sebaiknya tidak dikatakan.

Berikut kutipannya.

-

(Ranah 3 Warna: 168).

-lama, mesin jadi panas dan

(Ranah 3 Warna:

169).

Page 155: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Ayah Alif

Ayah Alif adalah lelaki yang sangat menyayangi Alif dan memiliki hobi

yang sama dengan anaknya yaitu menonton bola. Ayah sangat perhatian sama

Alif. Dia yang paling tahu perasaan Alif. Berikut kutipannya.

paling tahu perasaan yang aku simpan.

Setahun lalu, beliaulah yang datang jauh-jauh dari Maninjau

menemuiku di Ponorogo, hanya untuk menjinakkan hatiku

(Ranah 3

Warna: 5).

Ayah selalu memberi support dan semangat kepada Alif saat Alif akan

mengikuti ujian persamaan SMA agar bisa mendapat ijazah untuk masuk kuliah,

saat pertama kali mau masuk kuliah dan saat kuliah sudah berlangsung.

Kutipannya sebagai berikut.

Waktu ujian

(Ranah 3 Warna: 6).

-baik. Jangan hanya gara-gara menunggu Ayah,

Ayah sangat ulet dengan apapun yang ia kerjakan. Ia melakukan pekerjaan

tersebut dengan senang dan ikhlas. Berikut kutipannya.

dari

bambu. Beliau tidak pernah alpa membuat kandang ayam setiap

Page 156: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Selain memperhatikan peliharaannya, yang tak kalah beliau selalu rawat

iap hari dengan seragam singlet putih dan sarung, Ayah

melap motor ini dengan sungguh-sungguh. Setiap dua hari sekali

dia mencuci dan menyemir setiap jengkal motor ini. Sampai

mengkilap. Bosan belajar, sore ini aku ikut membantu Ayah

mengurus bebek hijauny

Ayah yang selalu memberi nasihat untuk Alif. Saat ajal tiba pun ayah masih

sempat memberi nasihat untuk Alif sepeninggalnya nanti. Kutipannya yaitu.

-anak lagi. Sudah jadi laki-laki.

Karena itu jadilah laki-laki pembela adik-adikmu dan

(Ranah 3 Warna: 94).

La.... ilaha

illaallah

(Ranah 3 Warna: 95).

4. Amak Alif

Amak memiliki hati yang lembut, sabar dan penyayang. Amak juga sangat

perhatian kepada anak-anaknya. Seperti suaminya ia pun sangat mendukung studi

anak-anaknya. Berikut penggalan ceritanya.

Page 157: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lu difosir tenaga itu, jaga kesehatan, jangan

12).

Amak sangat terpukul ketika suaminya meninggal, namun ia berusaha tegar

dan kuat demi anak-anaknya. Kutipannya sebagai berikut.

Amak yang memikirkan. Kalau perlu Amak cari pinjaman

(Ranah 3 Warna: 99).

Amak berusaha meyakinkan anak-anaknya bahwa ia mampu membiayai

hidup dan belajar anaknya. Walaupun terasa berat, namun amak yakin mampu

menjalaninya. Berikut kutipannya.

dengan mengajar

(Ranah 3 Warna: 100).

Amak sempat putus asa karena amak ternyata belum bisa memberi kiriman

biaya untuk anaknya (Alif). Amak berkata akan tetap berusaha untuk mencari

biaya tersebut. Amak juga berharap agar Alif tidak putus asa, ia berusaha

menyemangati Alif untuk tetap melanjutkan kuliah. Kutipan ceritanya sebagai

berikut.

rantau. Tapi jangan pernah berani-berani pulang tanpa

. Selesaikan kuliah,

Amak akan mendukung dengan sepenuh hati tenaga dan doa.

Page 158: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Menuntut ilmu itu juga berjuang di jalan Tuhan. Insya Allah,

(Ranah 3 Warna :105).

5. Raisa

Teman sekaligus tetangga Alif di Bandung, dan Alif jatuh hati padanya.

Raisa yaitu wanita yang memiliki daya tarik bagi Alif dan Randai. Raisa memiliki

ciri fisik mata yang bulat, berbulu mata lentik, wajahnya lonjong telur. Ia selalu

memakai topi wol di atas kepangnya, menggendong ransel hijau tentara dan

berjalan lincah membelah gang sempit. Gaya berjalannya selalu bersemangat

terasa hari selalu indah. Kutipannya sebagai berikut.

mendahului sambil

senyum lebar, sambil mengayun langkah. Bagai kerbau dicocok

Raisa adalah gadis yang sangat ramah dan murah senyum. Ia tidak pilih-

pilih dalam berteman. Berikut kutipan ceritanya.

6. Bang Togar

Tokoh ini memiliki wajah persegi, bersuara nyaring dan matanya mengkilat.

Dengan badan tegapnya, ia kelihatan bertambah percaya diri. Di bawah ini

kutipan dalam ceritanya.

Page 159: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

-rangin, Pimpinan Redaksi Kutub.

Teman-teman semua, selamat bergabung dengan kami,

kelompok berotak terbaik di FISIP. Terbaik karena segala

sesuatu yang besar di dunia ini dimulai dengan tulisan. Maka

tulislah hal-

(Ranah 3 Warna: 65).

Ia dikenal sebagai mahasiswa yang ulet, kreatif dan mandiri sehingga

terkenal keras apabila belum benar-benar mengenalnya. Kutipannya yaitu:

-teman baru, kalian semua aku tantang. Tulisan terbaik

yang masuk dari kalian akan dipertimbangkan untuk dimuat.

Buktikan kalian mampu menulis, bahkan dari edisi pertama

3 Warna: 66).

Bang Tagor memiliki sifat sebagai pendidik yang keras, Alif sangat dididik

dengan keras dalam menulis untuk diterbitkan di media kampus dan juga media

massa. Berikut kutipannya.

a.

Aku tunggu 4 jam lagi. Jangan terlambat. O ya, baca buku ini

berjudul Cara Men

(Ranah 3 Warna: 75).

Berikutnya kau harus menulis di media massa. Untuk itu perlu

latihan yang lebih keras, tidak semudah kau belajar kemarin

(Ranah 3 Warna: 79).

Page 160: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Togar ternyata adalah satu-satunya orang yang di beri wasiat oleh Ayah Alif

agar ia selalu membimbing Alif, terutama dalam hal menulis. Berikut kutipannya.

biasa saja surat ini, bahkan tidak ada niat juga untuk melatih kau

artinya amanah besar, sebuah wasiat buat aku-mendidik kau

sambil menyodorkan ker

7. Agam

Memiliki sifat humoris, banyak bicara dan suka bercanda serta iseng sama

rekan-rekannya. Agam memiliki badan gempal dan ada saja cerita yang ia

ceritakan sehingga membuat temannya terhibur. Berikut kutipannya.

terakhir kita jalan-

berbinar membayangkan nanti memamah jagung bakar ditengah

(Ranah 3 Warna: 59).

mu pikirin bagaimana kita lulus mata

kuliah dulu. Lalu bagaimana lulus S-1, setelah itu, Lif, baru

(Ranah 3 Warna: 177).

8. Wira

Pemuda berkulit putih, berpostur atletis, tinggi dan memiliki tampang sedap

dipandang. Suaranya lantang tapi parau pecah sehingga selalu membuat orang

Page 161: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kaget atau mungkin terganggu mendengarnya. Namun, suara tersebut menjadi

modal utamanya untuk membuat orang melihatnya. Di bawah ini penggalan

ceritanya.

Michael J

9. Memet

Memet juga memiliki badan subur namun memiliki sifat kebalikan dengan

Agam. Ia sangat pecinta damai dan selalu melarang Agam mengganggu orang

lain. Itu yang menyebabkan mereka sering bertengkar. Ia sangat ringan tangan dan

memiliki keahlian memotong rambut. Teman-temannya sangat beruntung tidak

keluar uang saat cukur rambut. Ia selalu membanggakan permainan kartu Uno.

Karena sering maen kartu Uno. Agam, Wira, Memet dan Alif dijuluki Geng Uno.

Penggalan ceritanya sebagai berikut.

-ku

Warna: 60).

Memet terlihat memiliki kepercayaan diri ketika menemukan tulisan Alif

telah dimuat di media Manggala layaknya berpidato. Berikut kutipannya.

ngelantur dari bahasan kuliah kita hari ini, tapi sangat

pentingbuat memahami materi yang Bapak sampaikan. Karena,

yang saya pegang ini sebuah tulisan penting yang bisa

membantu kami memahami mata kuliah Bapak. Dan kebetulan

ditulis olah kawan saya ini

(Ranah 3 Warna: 149).

Page 162: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Memet juga memiliki sifat yang sangat perhatian terhadap kawannya. Ia

sengaja menyiapkan angklung untuk Alif agar dibawa ke Kanada sebagai oleh-

oleh. Penggalan ceritanya sebagai berikut.

(Ranah 3 Warna: 231).

10. Rusdi

Teman satu grup Alif yang unik dan sangat ramah. Ia memiliki tawa yang

kencang. Ia sangat mahir mengolah pantun sehingga dijuluki kesatria berpantun,

walau dalam hitungan detik atau kerjapan mata ia bisa mencipta pantun. Ketika

ada teman yang mengejeknya ia balas dengan santai menggunakan pantun.

Kutipannya sebagai berikut.

Ikan tengiri masuk ke bubu

Dimakan kering di atas kereta

Mari anak negerin saling bersatu

Bukan saking hina saling cela

(Ranah 3 Warna: 221).

Rusdi sangat bangga dengan kemampuan berpantunnya. Dengan gaya

lugunya ia selalu menyindir Alif yang orang Minang tetapi tidak bisa berpantun.

Rusdi memang memiliki rasa humor yang tinggi. Berikut kutipannya.

Aku saja banyak belajar dari

buku-buku yang memuat pantun Minang. Pantun Minang itu

if.

(Ranah 3 Warna: 222).

Page 163: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11. Francois Pepin

Tokoh ini adalah rekan homologue Alif ketika mengikuti program

pertukaran pelajar di Quebec Kanada. Francois Pepin memiliki ciri fisik pupil

matanya sepenuhnya biru terang, mirip batu akik bening. Mukanya lonjong dan

dagunya simetris serta dibalut bulu tipis yang membikin dia terlihat macho.

Rambutnya pirang. Badannya sedang, tidak terlalu tinggi. Yang khas dari dia

adalah senyumnya yang selalu lebar. Kutipan ceritanya sebagai berikut.

sesuatu, mulutnya sudah terbuka, tapi bola matanya yang biru

berputar-putar seperti bingung. Dia tidak jadi bicara dan

menggantinya dengan tersenyum lagi. Seakan-akan dia malu

Warna: 272).

4) Latar atau Setting

Herman J. Waluyo (2011) menyatakan setting berkaitan dengan

pengadegan, latar belakang, waktu cerita, dan waktu penceritaan. Pengadeganan

artinya penyusunan adegan-adegan di dalam cerita. Tidak semua kejadian dalam

kehidupan tokoh dilukiskan dalam adegan-adegan.

1. Latar Waktu

Novel Ranah 3 Warna merupakan novel kedua dari trilogi novel Negeri

Lima Menara. Novel ini diangkat dari kisah nyata yang dialami pengarang juga.

Cerita novel ini diawali dari tokoh utama sejak menyelesaikan pendidikan di

Pesantren Madani, Gontor Ponorogo, Jawa Timur. Saat itu, Alif kira-kira berumur

sekitar 17 tahun sampai akhir kuliah Strata 1 kira-kira umur 22 tahun. Cerita ini

Page 164: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

bertepatan dengan adanya tragedi yang terjadi di negara Palestina. Bisa dilihat

dalam cerita, s

ovel

tersebut memiliki argumen bahwa Palestina didukung dengan tekanan diplomasi

PBB dan negara Arab, dan tidak ada halangan dari Amerika Serikat, maka

Palestina akan berhasil menjadi negara yang berdaulat (Ranah 3 Warna: 147).

Di dalam novel Ranah 3 Warna menunjukkan setting waktu yang

menyebutkan hitungan jam, hari, bulan dan tahun. Berikut beberapa kutipannya.

menyandang ransel, aku turun di depan kantor ANS yang mirip

Ayah terserang batuk dan mengeluh

perutnya selalu kembung.... sepanjang hidupku, tidak pernah

-bulan awal kami sibuk memilih

mengambil kertas dan mulai menulis surat kepada kawan-

kawan terbaikku selama belajar 4 tahun di PM, para anggota

Dalam novel Ranah 3 Warna juga menunjukkan setting waktu yang

menunjukkan situasi pagi, siang, sore, dan malam. Bisa dilihat dalam kutipan di

bawah ini.

Page 165: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

-mambahu

untuk saling membangunkan. Kami berdua beranak batanggang,

-pagi aku lihat selimut dan spreiku di sekelilingku kusut

masai... Pagi-pagi yang dingin itu aku mendapat semangat baru,

25).

Dengan tergesa-gesa aku turun dari angkot dan menghambur ke

Akhir cerita novel Ranah 3 Warna diakhiri dengan kepulangan Alif dari

Kanada dan beberapa tahun kemudian Alif resmi lulus dengan gelar Sarjana.

Peristiwa ini terjadi sekitar tahun 1995-an.

2. Latar Tempat

Tiga setting cerita unik yakni daerah kelahiran Alif yaitu danau Maninjau

dan kemudian beranjak sejuk dan indahnya pada daerah Bandung tempat Alif

kuliah di UNPAD, dan kemudian Negara Amman, tandus namun eksotiknya

Yordania dan dingin serta warna-warninya Quebec ketika akan menuju Kanada.

Kemudian tempat terakhir yaitu Kanada.

a. Maninjau, Padang Sumatera Barat

Maninjau adalah tempat tinggal Alif. Ia dibesarkan dari keluarga yang

sederhana. Namun ia sangat bahagia memiliki keluarga yang sederhana itu. Di

Maninjau, Alif juga memiliki sahabat salah satunya bernama Randai. Berikut

kutipannya.

Page 166: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Aden duduk di sebelah atas ya. Dan seperti biasa, aden pasti

batu hitam yang kami duduki. Batu sebesar gajah ini menjorok

ke Danau Maninjau, dinaungi sebatang pohon kelapa yang

(Ranah 3 Warna: 1).

Di Maninjau inilah, impian Alif semakin membara. Seluruh keluarga

mendukung apa yang dicita-citakannya. Ia pun semakin sangat optimis dengan

keinginannya itu. Berikut kutipannya.

bagaimana cara

mengejar impianku ini! Yang menjawab hanya bunyi kecipak

air danau yang dibelah oleh biduk-biduk langsing para nelayan

yang sedang mencari rinuak dan bada, dua jenis ikan kecil yang

hanya ada di danau Maninjau, dan teriakan randai yang lagi-lagi

(Ranah 3 Warna: 3).

Alif mulai berjuang pertama kali ketika mengikuti tes UMPTN di Padang,

Sumatra Barat. Ia harus menjawab lembar demi lembar soal di tangannya dengan

bacaan bismillah. Kutipannya yaitu:

luas milik IKIP Padang bersama ratusan anak muda lain dari

b. Jawa Timur, pondok Gontor Ponorogo.

Setting ini muncul ketika Alif bercerita ketika di Pondok Madani ia sempat

berontak tidak mau mondok. Alif menginginkan untuk bisa kuliah di jalur umum

sedangkan Pondok Madani tidak mengeluarkan ijazah SMA. Bisa dilihat dalam

kutipan di bawah ini.

Page 167: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lah yang datang jauh-jauh dari Maninjau menemuiku di

Ponorogo, hanya untuk menjinakkan hatiku ketika aku ingin

sekali keluar dari Pondok M (Ranah 3 Warna: 5).

c. Bandung, Jawa Barat

Latar ini muncul ketika Alif diterima menjadi mahasiswa di salah satu

universitas negeri di Bandung. Saat Alif menginjakkan kaki di Bandung untuk

pertama kali dengan tujuan untuk mencari ilmu dan berharap mimpi bisa keluar

negeri (Amerika). Berikut kutipannya.

ar. Kenek bus ANS

membangunkan para penumpang yang masih tertidur,

yo, lah sampai awak di Bandung (Ranah 3

Warna: 43).

Alif berkuliah di Universitas Padjajaran (UNPAD) mengambil jurusan

Hubungan Internasional. Alif berharap dengan berkuliah ia bisa mewujudkan

mimpinya datang ke Amerika seperti yang diimpikannya. Kutipannya yaitu.

dipinggang perbukitan Dago, menempel dengan Dago Tea

Huiss. Bangunannya tua, bergaya art deco yang lurus-lurus dan

dinaungi rimbunan pohon-

harus pindah ke sebuah lahan gersang yang bertanah merah

(Ranah 3 Warna: 64).

Ditengah studinya, Alif mengalami kendala dalam hal keuangan. Namun,

Alif tetap sabar dan bertahan demi cita-citanya. Berikut kutipannya.

Page 168: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Alif berencana mengajak jalan-jalan keluarganya ketika datang ke Bandung,

namun rencana tersebut gagal karena ayah Alif seminggu sebelum berencana

datang ke Bandung sudah dipanggil Yang Maha Kuasa. Penggalan ceritanya

yaitu.

Tangkuban Perahu, ke Gedung

Warna: 85).

d. Yordania

Mimpi-mimpi Alif bisa menjadi kenyataan melalui program pertukaran

pelajar Indonesia-Kanada, Alif sangat bahagia. Ia tidak menyangka bisa meraih

impiannya itu. Sebelum datang sampai ke Amerika, Alif dan rombongan secara

bertahap melewati dan singgah di berbagai kota, salah satunya adalah Yordania.

Kutipan yang menunjukkan cerita itu adalah:

Yordania. Roda pesawat berdecit-decit menjejak runway... Aku

hirup udara pagi Timur Tengah yang segar ini dengan sepenuh

hati. Tidak salah lagi, inilah udara yang pernah dihirup para nabi

yang mulia (Ranah 3 Warna: 237).

Di Yordania, tenyata Alif bertemu dengan rekan saat mondok di Pesantren

Madani, kebetulan rekannya menjadi pemandu mereka saat di Yordania.

Kutipannya yaitu:

Page 169: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

-teman semua, Yordania ini unik karena tempat

bertemunya tiga budaya yang besar, yaitu Bizantium, Romawi,

dan Islam. Dan hebatnya peninggalan ketiga budaya itu masih

bisa kila lihat sampai sekarang... (Ranah 3 Warna: 244).

Alif sangat senang, karena di Yordania komunikasi menggunakan bahasa

Arab. Ia bisa berkomunikasi dengan baik, ia mencoba mempraktikkan ilmu yang

ia dapat ketika di Pesantren Madani, Gontor Jawa Timur. Berikut kutipannya:

-jalan, aku punya kesempatan untuk

mempraktikkan kemampuan bahasa Arab-ku. Selama di

Yordania ini, Raisa sering bertanya tentang terjemahan bahasa

(Ranah 3 Warna: 252).

e. Amerika

Setelah melewati berbagai kota, sampailah Alif dan rombongan di negara

impiannya, benua Amerika. Ia sangat tidak percaya bisa benar-benar terjadi.

Berikut kutipannya.

-kuat dan meringis sendiri.

Alhamdulillah. Awalnya hanya angan-angan di bawah menara

masjid Pondok Madani. Kini lihatlah, anak kampung ini

(Ranah 3 Warna: 255).

Ia sangat takjub dengan negara di benua Amerika itu, ia sangat

membanggakannya sehingga ia melakukan hal-hal ingin dilakukannya ketika

sampai di sana, berikut kutipannya.

-

patut di telapak tangan, tanahnya abu-abu kering, rengkah dan

ringan. Berbeda dengan tanah negeriku yang hitam basah, padat,

Page 170: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kaya humus. Aku hamburkan tanah ini ke udara. Aku memetik

daun maple. Aku hirup udara awal musim gugur ini dengan

haus. Ini benar-

256).

f. Saint-Raymond, Quebec Kanada

Selama menjalani pertukaran pelajar, mereka diasuh oleh orang tua angkat.

Satu tim yang terdiri dari dua orang mendapat satu orang tua angkat. Alif sendiri

mendapat orang tua angkat dari keluarga Lepine. Bapak angkat Alif bernama

Ferdinand dan ibu angkat bernama Madeleine biasa dipanggil Mado. Kutipan

yang menunjukkan peristiwa tersebut yaitu:

rang ada di tengah kota Saint-Raymond.

Semua gedung dan sarana penting di kota ini terletak di sekitar

sini. Mulai dari stasiun TV, kantor walikota, kantor redaksi

koran, sekolah, sampai rumah sakit. Nah, kantor kalian berdua

adalah SRTV, ada di gedung di

sambil menunjuk sebuah bangunan tinggi. Aku mendongak

(Ranah 3 Warna: 309).

Alif dan rekan homologuenya Francois Pepin mendapat tempat latihan

bekerja di stasiun TV SRTV. Alif sangat senang sekali bisa mencari pengalaman

dari kantor tersebut.

setiap minggu, yang khusus meliput kegiatan yang dilakukan

oleh para peserta program pertukaran Indonesia-Kanada ini di

Saint- (Ranah 3 Warna: 310).

Page 171: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dalam proses menjalani pertukaran pelajar. Pihak penyelenggara

menjanjikan kepada peserta apabila memiliki aktivitas terbaik akan mendapat

penghargaan. Alif sangat tertantang untuk mendapatkannya. Atas ide dan

usahanya ia berhasil melakukan wawancara eksklusif dengan tokoh politik yang

berpengaruh di Kanada sehingga Alif mendapatkan medali tersebut. Kutipan yang

menunjukkan sebagai berikut.

memberikan sebuah penghargaan prestisius dalam program

414).

Setelah beberapa bulan menjalani aktivitas di Saint-Raymond. Tibalah

waktuya untuk kembali ke Indonesia. Mereka merasa waktu cepat berlalu. Berikut

kutipannya.

dengkuran raksasa. Kami sudah duduk rapi dengan seragam

Garuda yang gagah itu. Aku memandang ke jendela, melihat

daratan Kanada untuk terakhir kalinya. Aku merasa menjadi

seekor punai yang terbang jauh ke ujung-ujung awan dan tetap

(Ranah 3

Warna: 448).

Page 172: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Latar Suasana

Suasana yang muncul dalam novel Ranah 3 Warna sangat beragam. Mulai

dari suasana yang menegangkan ketika Alif mengikuti tes persamaan, tes masuk

perguruan tinggi dan tes program pertukaran pelajar ke luar negeri. Kutipan yang

menunjukkannya sebagai berikut.

One down, one more to go. Pertarungan yang lebih ketat telah

didepan mata: UMPTN. Kalau ujian persamaan adalah

pertandingan melawan diri sendiri, maka UMPTN adalah

(Ranah 3 Warna: 215).

Selain itu ada suasana yang menggembirakan dan mengharukan ketika Alif

diterima kuliah di Universitas Padjadjaran, dan juga ketika masuk salah satu

peserta terbaik dalam program pertukaran pelajar ke Kanada. Berikut kutipannya.

agi. Dan

tercetaklah di sana nomor kode untuk Hubungan Internasional

Universitas Padjadjaran. Alhamdulillah ya Tuhan. Sebuah

senyum terbit di bibir Ayah... Bangkit dari sujud, ingin rasanya

aku meneriakkan ke seluruh dunia apa yang menggeledak di

dadaku. Semua pandangan sebelah mata serta ucapan

Page 173: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

meremehkan dan belas kasihan, kini telah aku bayar dengan

bawah, sampai di rumah kosku. Lekas aku robek ujungnya dan

terburu-buru membaca selembar surat yang diketik rapi. Isinya

antarnegara, Anda harus mengikuti sesi pembekalan menjelang

keberangkatan ke Kanada yang berisi pelatihan... Aku

mengecup surat itu sambil mengucapkan hamdalah. Aku merasa

Warna: 217).

Suasana yang menggembirakan dan mengharukan juga terlihat saat Alif

mendapat medali penghargaan saat mengikuti pertukaran pelajar di Kanada dan

ketika lulus kuliah S-1 dengan nilai yang memuaskan. Kutipan yang menunjukkan

dalam cerita yaitu:

adalah

berbisik sambil mengusap air matanya dengan saputangan warna

5) Sudut Pandang

Sudut pandang novel Ranah 3 Warna yaitu sudut pandang akuan serba

tahu yakni pengarang terlibat langsung yang menjadi tokoh dan mengetahui kisah

. Sudut pandang

berarti penulis memposisikan dirinya sebagai tokoh Alif dalam cerita.

Page 174: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Novel Ranah 3 Warna karya Ahmad Fuadi merupakan perjalanan hidup si penulis

sendiri. Mulai dari masa Pondok Pesantren Madani di Jawa Timur, sampai kuliah

di Bandung bahkan berhasil menuju benua Amerika seperti apa yang dicita-

citakan. Berikut kutipannya.

Dengan terengah-engah akhirnya aku sampai juga di depan kos

bang Togar, yang terusuk di belakang rumah sakit boromeus.

Onde mandeh, dari jauh aku bisa melihat dia celah tegak

(Ranah 3 Warna: 73).

Akhirnya aku memilih untuk ikhlas saja, walaupun

diperlakukan dengan keras. Hari ini aku sibuk sekali karena

harus memperbaiki naskah, mengetik ulang, mengantar, dan

dicoret bang Togar lagi, sampai berulang- (Ranah 3

Warna: 76).

6) Dialog atau Percakapan

Terdapat beberapa bahasa seperti bahasa dialek, bahasa Arab, bahasa

Perancis dan telah disertai terjemahan (arti) sehingga memudahkan pembaca

untuk memahaminya.

Dalam novelnya Ahmad Fuadi juga menggunakan bahasa (Indonesia-

Minang atau Batak) dan penggunaan istilah-istilah asing, yang terdapat pada

kutipan :

lif, jagolah. Caliaklah ayah ko. B

(Ranah 3 Warna: 93).

agu sambil membaca lirik

(Ranah 3 Warna: 200).

Page 175: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Ahmad Fuadi juga menggunakan bahasa (Indonesia-Sunda) di dalam novel

Ranah 3 Warna, penggalan ceritanya yaitu:

(Ranah 3 Warna: 43).

Selain beberapa bahasa di atas, pengarang juga beberapa kali menggunakan

bahasa Inggris dalam penggunaan bahasa dalam novel yang ditulisnya. Yaitu:

We are looking to receiving your application. Please send it to

our admission office

-179).

7) Gaya Bercerita

Kata-kata yang digunakan lebih dominan menggunakan kata-kata motivasi,

kata-kata yang menggugah optimisme. Pendapat tema disampaikan dengan

menggunakan kalimat yang mudah dipahami. Untuk membangun semangat dan

optimisme dalam menggapai cita-cita.

Aspek retorika suatu wacana menunjuk pada siasat dan cara yang digunakan

oleh pelaku wacana untuk memberikan penekanan pada unsur-unsur yang ingin

ditonjolkan.

Penggunaan gaya bahasa yang bermakna denotatif. Menonjolkan tujuan

memotivasi agar pembaca semangat dan optimis dalam menjalani hidup dan

menggapai cita-cita.

Page 176: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tema

Sang Pemimpi

Ranah 3 Warna

Alur

Sang Pemimpi

Ranah 3 Warna

Penokohan

Sang Pemimpi

Ranah 3 Warna

Latar

Sang Pemimpi

Ranah 3 Warna

Sudut Pandang

Sang Pemimpi

Ranah 3 Warna

Dialog

Sang Pemimpi

Ranah 3 Warna

Gaya Bercerita

Sang Pemimpi

Ranah 3 Warna

Dari uraian struktur pembangun novel Sang Pemimpi dan Ranah 3 Warna di

atas, terlihat bahwa kedua novel sama-sama dibangun oleh unsur-unsur yang ada

pada sebuah karya sastra. Kedua novel memiliki unsur yang padu karena novel

dibangun oleh unsur intrinsik yang sama. Berikut gambar struktur yang ada di

dalam kedua novel tersebut.

Gambar 10. Unsur-unsur Pembangun Novel Sang Pemimpi dan Ranah 3 Warna

3. Persamaan dan Perbedaan antara Novel Sang Pemimpi dan Novel Ranah

3 Warna dengan Pendekatan Intertekstual

a. Persamaan antara Novel Sang Pemimpi dan Novel Ranah 3 Warna

Secara umum dalam novel Sang Pemimpi dan Ranah 3 Warna memiliki

persamaan dalam beberapa hal. Beberapa perbedaan yang ditemukan adalah

sebagai berikut.

1) Tema

Novel Sang Pemimpi dan novel Ranah 3 Warna memiliki persamaan tema

yaitu perjuangan dalam mengarungi kehidupan serta kepercayaan terhadap

kekuatan sebuah mimpi, cita-cita atau pengharapan Semakin keras

Page 177: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kehidupan yang dihadapinya maka harus semakin kuat pula daya juang seseorang

dalam upaya menggapai cita-citanya. Impian harus dikejar habis-habisan walau

cobaan hidup terus mendera, karena Tuhan bersama orang berusaha dan yang

sabar.

Hal itu dapat dibuktikan dari penceritaan perkalimatnya dimana masing-

masing pengarang novel berusaha menggambarkan begitu besarnya kekuatan

mimpi sehingga dapat membawa seseorang menerjang kerasnya kehidupan dan

batas kemustahilan.

Tokoh utama yang digambarkan dalam novel Sang Pemimpi memiliki

mimpi dan keinginan dapat melanjutkan studi ke luar negeri (Perancis), dan tokoh

utama dalam novel Ranah 3 Warna memiliki mimpi dan keinginan untuk bisa

pergi ke benua Amerika (Kanada). Walaupun dalam meraih mimpi-mimpi

tersebut banyak sekali kendala dan cobaan yang menerka. Tokoh-tokoh utama

dalam kedua novel akan selalu berjuang untuk meraih cita-cita tersebut. Jadi

secara umum, tema yang ditampilkan kedua novel tersebut memiliki tujuan yang

sama. Berikut kutipannya.

akan menjelajah Eropa sampai ke Afrika! Kita akan sekolah ke

Prancis! Kita akan ke Sorbonne! Apapun pengorbanannya! Apa

di bawah menara masjid Pondok Madani bersama Sahibul

Menara. Aku membayangkan suatu hari nanti kelak akan

Page 178: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2) Plot atau Alur

Plot atau alur dalam kedua memilki persamaan. Novel Sang Pemimpi dan

Ranah 3 Warna sama-sama memiliki plot atau alur campuran (perpaduan

antara alur maju dan alur mundur).

Alur maju digunakan ketika menceritakan peristiwa dari awal masuk SMA

sampai pada akhirnya mereka semua lulus SMA hingga Ikal dan Arai mendapat

beasiswa dan diterima di universitas di Perancis. Kutipan yang menunjukkan hal

tersebut adalah:

a dia, kampung kami tak akan pernah punya SMA. Dia

salah satu perintisnya. Dulu, kami harus sekolah SMA ke

Tanjong Pandan, ratusan kilo meter jauhnya. Sungguh hebat

menjadi setitik air di

tengah samudra pengetahuan. Hari itu, Nabi Musa membelah

Laut Merah dengan tongkatnya dan miliaran bintang-gemintang

berputar dalam lapisan yang tak terhingga..... Karena di kertas

itu tertulis nama universitas yang menerima Arai sama dengan

universitas yang menerimaku. Di sana, jelas tertulis: Univesite

Alur mundur digunakan saat menceritakan kejadian sebelum mereka duduk

di bangku SMA, terutama saat ketika Ikal pertama kali bertemu dengan Arai

ketika mereka masih kecil. Berikut kutipannya.

Namun, Sungguh malang nasibnya, ketika dia kelas 1 SD,

ibunya wafat saat melahirkan adiknya. Arai baru enam tahun

waktu itu. Ayahnya gemetar di samping jasad ibu yang

Page 179: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

memeluk bayi merah bersimbah darah. Anak-beranak itu

meninggal bersamaan. Lalu Arai tinggal berdua dengan

ayahnya. Namun, kepedihan belum mau menjauhi Arai.

Menginjak kelas 3 SD, ayahnya juga wafat. Arai menjadi yatim

piatu, sebatang kara. Dia

(Sang Pemimpi: 18).

Alur campuran dalam novel Ranah 3 Warna juga terdiri terdiri dari alur

maju yang menceritakan perjuangan tokoh Alif dalam mendapat ijazah untuk

pendidikan yang lebih tinggi, dikarenakan alif hanya lulusan pesantren hingga

Alif memperoleh kesempatan pergi ke Amerika (Kanada). Penggalan ceritanya

yaitu:

rnya yang harus diisi. Waktu ujian

persamaan SMA tinggal 2 bulan lagi. Sekarang

(Ranah 3 Warna : 5).

-kuat dan meringis sendiri.

Alhamdulillah. Awalnya hanya angan-angan di bawah menara

masjid Pondok Madani. Kini lihatlah, anak kampung ini

(Ranah 3 Warna: 255).

Alur mundur yang membuat Alif bernostalgia kembali dalam kenangannya

ketika menyatren di Pondok Madani.

Tiba-tiba aku merinding, merasakan energi semangat dari

Pondok Madani mengerubutiku. Dan kenangan itu kini hadir

bertubi-

(Ranah 3 Warna : 131).

Page 180: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3) Tokoh, Penokohan dan Perwatakan

Secara garis besar, tokoh yang ditampilkam dalam novel Sang Pemimpi dan

Ranah 3 Warna memiliki persamaan apabila ditinjau dari perwatakan. Hal

tersebut dapat dilihat melalui tokoh utama dalam kedua novel tersebut. Ikal, Arai

dan Jimbron, sebagai tokoh utama dalam novel Sang Pemimpi memiliki

kemiripan watak dengan Alif, tokoh utama dalam novel Ranah 3 Warna.

Ikal, Arai dan Jimbron dalam novel Sang Pemimpi adalah tiga tokoh yang

memiliki karakter yang kuat, pemberani dan pantang menyerah. Di usia yang

masih remaja, ketiga tokoh tersebut sudah dihadapkan pada kondisi yang sulit.

Mereka harus bekerja dan sekolah dalam waktu yang bersamaan. Ikal dan Arai

memiliki mimpi yang sangat besar. Melalui mimpi itu, mereka lebih giat untuk

bekerja sehingga dapat menabung untuk cita-citanya tersebut. Ikal dan Arai

berharap dapat pergi ke Prancis, untuk menuntut ilmu. Mereka memiliki tekad

yang kuat dan optimis mimpi mereka akan terwujud.

Dibandingkan dengan Ikal dan Arai, tokoh Alif dalam novel Ranah 3

Warna juga memiliki karakter yang sama. Alif memiliki keinginan untuk bisa

kuliah seperti anak lulusan sekolah umum dengan mengikuti ujian persamaan

karena ia lulusan Pondok Pesantren. Alif juga memiliki mimpi, kelak apabila

sudah diterima kuliah ia menginginkan untuk dapat pergi ke benua Amerika,

seperti Pak Habibie. Walaupun mimpi mereka kurang didukung oleh kondisi

keuangan keluarga, namun tokoh-tokoh dalam novel tersebut tetap berjuang untuk

meraih mimpinya.

Page 181: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Ikal, Arai dan Alif, memiliki sifat optimis yang tinggi. Tidak ada yang tidak

mungkin di dunia ini, apabila tetap berusaha. Itulah prinsip hidup mereka. Apapun

akan dilakukan demi mewujudkan mimpi mereka, tentunya diiringi dengan usaha

dan doa.

4) Latar Suasana

Suasana yang melatarbelakangi novel Sang Pemimpi adalah suasana

kemiskinan, keterpencilan dan kesengsaraan. Warga masyarakat Manggar

sebagian besar penduduknya tidak mengenal pendidikan. Pendidikan kurang

begitu mendapat perhatian di desa Manggar tersebut. Namun, bagi keluarga Ikal

pendidikan adalah yang utama. Ikal, Arai dan Jimbron rela bersekolah jauh dari

rumah demi menuntut ilmu. Demi meraih cita-cita mereka berkorban dalam segala

hal.

Tragedi PHK buruh di PN Timah Belitung menyebabkan masyarakat sekitar

semakin sengsara. Anak-anak harus putus sekolah dan bekerja untuk membantu

orang tua mereka.

Suasana yang tergambar dalam novel Ranah 3 Warna adalah keluarga yang

sederhana namun sangat mementingkan pendidikan. Alif yang lulusan pondok

pesantren tetap berjuang agar bisa dapat kuliah di perguruan tinggi. Orang tua

sangat mendukung. Apapun caranya, Alif harus merantau demi cita-citanya.

Sepeninggal ayahnya, Alif kesulitan masalah biaya. Alif pun terpaksa kuliah

sambil bekerja. Walaupun begitu, ia tetap akan berusaha mewujudkan cita-

citanya.

Page 182: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa kedua novel tersebut

memiliki setting suasana yang hampir sama. Ada peristiwa yang mirip dalam

kedua novel tersebut, yaitu pentingnya arti pendidikan dalam kehidupan,

bagaimana sebuah keinginan dan cita-cita bisa diwujudkan, serta butuh banyak

pengorbanan agar cita-cita bisa diraih.

b. Perbedaan antara Novel Sang Pemimpi dan Novel Ranah 3 Warna

1) Latar Waktu

Novel Sang Pemimpi merupakan novel kedua dari tetralogi novel Laskar

Pelangi. Novel ini merupakan kisah nyata yang dialami pengarang. Cerita novel

ini diawali dari tokoh utama sejak berada di bangku SD kira-kira umur 11 tahun

(dalam novel Laskar Pelangi). Sedangkan novel kedua Sang Pemimpi

menceritakan tokoh sejak berada di bangku SMA, kira-kira sekitar umur 17 tahun

sampai akhir kuliah Strata 1 kira-kira umur 22 tahun. Cerita novel ini bertepatan

dengan terjadinya PHK besar-besaran yang terjadi PN Timah Belitung yang

terjadi sekitar tahun 2004-an. Ledakan PHK itu memunculkan gelombang besar

anak-anak yang terpaksa berhenti sekolah dan tak punya pilihan lain selain

bekerja membantu orang tuanya.

Akhir cerita novel Sang Pemimpi diakhiri dengan kepulangan Ikal dan Arai

yang telah menyelesaikan studi di perguruan tinggi Strata 1 dan menunggu

keputusan pengajuan beasiswa Strata 2 di Benua Eropa. Ikal dan Arai secara resmi

diterima di Universite de Paris, Perancis. Peristiwa ini terjadi sekitar tahun 2008-

an.

Page 183: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa setting waktu novel Sang

Pemimpi berkisar dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2008-an. Kesimpulan ini

berdasarkan data pendidikan pengarang yang disesuaikan dengan tanggal lahir

pengarang itu sendiri. Sedangkan, cerita novel diawali ketika Ikal (pengarang

novel) dan Arai pada saat itu duduk di bangku kelas 1 SMA yang berusia sekitar

14 tahun.

Novel Ranah 3 Warna juga merupakan novel kedua dari trilogi novel

Negeri 5 Menara. Novel ini merupakan kisah nyata yang dialami pengarang juga.

Cerita novel ini diawali dari tokoh utama sejak menyelesaikan pendidikan di

Pesantren Madani, Gontor Ponorogo, Jawa Timur. Saat itu, Alif kira-kira berumur

sekitar 17 tahun sampai akhir kuliah Strata 1 kira-kira umur 22 tahun. Cerita ini

bertepatan dengan adanya tragedi yang terjadi di negara Palestina. Saat itu Alif

(Ranah 3 Warna: 145). Alif sekaligus pengarang novel tersebut memiliki argumen

bahwa Palestina didukung dengan tekanan diplomasi PBB dan negara Arab, dan

tidak ada halangan dari Amerika Serikat, maka Palestina akan berhasil menjadi

negara yang berdaulat (Ranah 3 Warna: 147).

Saat masih di bangku kuliah menempuh jenjang Strata 1. Alif memperoleh

kesempatan mengikuti pertukaran pelajar ke luar negeri. Inilah salah satu mimpi

Alif. Pergi ke benua Amerika. Saat itu usia Alif sekitar 20 tahun dan terjadi

sekitar tahun 1992-an. Dengan semangat yang besar Alif salah satu mahasiswa

utusan Indonesia yang berasal dari jurusan Hubungan Internasional Universitas

Padjadjaran membawa nama Indonesia ke negara Kanada, Amerika.

Page 184: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Cerita novel Ranah 3 Warna diakhiri dengan kepulangan Alif dari Kanada

dan beberapa tahun kemudian Alif resmi lulus dengan gelar Sarjana. Peristiwa ini

terjadi sekitar tahun 1995-an.

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa setting waktu novel

Ranah 3 Warna berkisar dari tahun 1990 sampai dengan tahun 1996-nan.

Kesimpulan ini berdasarkan data pendidikan pengarang yang disesuaikan dengan

tanggal lahir pengarang itu sendiri. Sedangkan, cerita novel diawali ketika Alif

(pengarang novel) saat itu duduk di bangku kuliah berusia sekitar 17 tahun.

2) Latar Tempat

Secara umum, cerita novel Sang Pemimpi terjadi di sebuah desa yang berada

di salah kampung di pulau Bangka Belitung, yaitu Manggar. Dikatakan sebagai

latar tempat primer. Desa yang belum memiliki sekolah negeri yang layak. Desa

ini merupakan setting primer yang terdapat dalam novel ini. Desa ini digambarkan

secara jelas di dalam cerita. Sebagian besar penduduk bekerja sebagai kuli di PN

Timah dan sebagian bekerja dilingkungan laut, nelayan, ngambat dan lain-lain.

Ada beberapa latar sekunder yang terdapat dalam novel ini yaitu: SMA

Negeri; ketiga tokoh utama Ikal, Arai dan Jimbron dalam novel Sang Pemimpi

bersekolah di sekolah ini. Tempat ketiga tokoh utama mencari ilmu, serta tempat

dihukumnya Ikal, Arai dan Jimbron karena ketahuan menonton film di bioskop.

Latar sekunder lainnya yaitu dermaga pelabuhan; tempat Ikal, Arai dan Jimbron

bekerja menjadi kuli ngambat. Mereka menunggu kapal datang dari dini hari

untuk mengangkat hasil ikan yang berada di kapal. Selain itu setting sekunder

yang lain adalah di bioskop, pasar, Bogor, Jakarta, dan Pulau Kalimantan.

Page 185: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Novel Ranah 3 Warna secara umum memiliki tiga setting primer di

Bandung, tempat Alif berkuliah tepatnya di Universitas Padjajaran; di Yordania,

ketika Alif dan rombongan menuju Kanada namun singgah ke negara tersebut

terlebih dahulu; dan di Kanada-Amerika, tempat Alif mendapat kesempatan dalam

program pertukaran pelajar Indonesia-Kanada. Setting sekunder yang terdapat

dalam novel Ranah 3 Warna antara lain di Bayur, sebuah kampung kecil di

pinggir Danau Maninjau, kampung tempat ia dilahirkan dan tempat tinggal

keluarganya; Pondok pesantren Gontor Jawa Timur dan Yordania.

Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan tentang perbedaan latar kedua

novel tersebut. Sebuah perbedaan yang bisa dilihat dengan nyata, novel Sang

Pemimpi memiliki latar primer sebuah desa kecil yang ada di Manggar, Bangka

Belitung. Desa yang belum memiliki sekolah SMA negeri. Sebagian

masyarakatnya bermata pencaharian sebagai buruh di PN Timah Belitung dan

sebagian lagi menjadi tukang ngambat. Sedangkan novel Ranah 3 Warna

memiliki setting di Bayur, kampung kecil di Bukit Maninjau, Sumatera Barat,

Bandung, Yordania dan Kanada. Sebagian besar masyarakat orang Minang

bekerja di pertanian dan perkebunan. Kehidupan sudah agak layak dibandingkan

dalam novel Sang Pemimpi.

3) Sudut Pandang

Sudut pandang yang digunakan dalam novel Sang Pemimpi yaitu sudut

pandang campuran antara sudut pandang persona pertama yaitu aku dan sudut

. Keterlibatan sikap, pikiran, dan

perasaan pengarang akan mendominasi tokoh-tokoh utama, tokoh utama

Page 186: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

merupakan cerminan dari pengarang yang mengalami sendiri dalam cerita.

Pengarang memposisikan dirinya sebagai tokoh utama sebagai Ikal dalam cerita.

Pengarang terlibat langsung yang menjadi tokoh dan mengetahui kisah tokoh lain

juga.

secara bergantian. Dalam novel Sang Pemimpi ini, pengarang banyak

menceritakan tentang tokoh Arai, apa saja yang menyangkut tentang pribadi Arai.

Pengarang secara langsung mengamati apa yang dilakukan tokoh Arai tersebut.

Sedangkan sudut pandang yang terdapat dalam novel Ranah 3 Warna yaitu

sudut pandang aku sebagai tokoh utama atau serba tahu yakni

pengarang terlibat langsung yang menjadi tokoh dan mengetahui kisah tokoh lain,

. Sudut pandang pertama

berarti penulis memposisikan dirinya sebagai tokoh Alif dalam cerita.

Novel Ranah 3 Warna karya Ahmad Fuadi merupakan perjalanan hidup si

penulis sendiri. Mulai dari masa di Pondok Pesantren Madani sampai kuliah

bahkan berhasil menuju benua Amerika seperti apa yang dicita-citakan.

Dari data di atas bisa disimpulkan bahwa sudut pandang yang terdapat

dalam novel Sang Pemimpi dan Ranah 3 Warna memiliki perbedaan. Novel Sang

Pemimpi Ranah 3 Warna

tahu.

4) Dialog

Page 187: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dialog yang terdapat dalam novel Sang Pemimpi, terdapat beberapa bahasa

seperti bahasa dialek dan bahasa asing. Pilihan kata dalam bahasa dialek dan

bahasa asing yang digunakan tidak terlalu sulit sehingga mudah difahami

pembaca.

Dalam novelnya Andrea Hirata menggunakan bahasa (Indonesia-Melayu).

Selain itu, Andrea Hirata juga beberapa kali menggunakan kata-kata berbahasa

Inggris yang ringan dan mudah difahami pembaca karena sering digunakan dalam

kehidupan sehari-hari.

Sedangkan dalam novel Ranah 3 Warna, pengarang menggunakan beberapa

bahasa seperti bahasa dialek, bahasa Arab, bahasa Perancis dan telah disertai

terjemahan (arti) sehingga memudahkan pembaca untuk memahaminya.

Dalam novelnya Ahmad Fuadi menggunakan bahasa (Indonesia-Minang

atau Batak) dan penggunaan istilah-istilah asing, Ahmad Fuadi juga menggunakan

bahasa (Indonesia-Sunda), bahasa Arab ketika di Yordania dan bahasa Perancis

dan Inggris ketika di Kanada.

5) Gaya Bercerita

Gaya penceritaan yang digunakan dalam novel Sang Pemimpi ini sangat

sempurna, yaitu kecerdasan kata-kata dan kelembutan bahasa puitis berpadu tanpa

ada unsur repetitif yang membosankan. Bahasa halus, mudah dimengerti, tidak

berbelit-belit dan cara pengungkapannya sesuai dengan kebutuhan dan suasana.

Setiap kata dalam cerita mengandung kekayaan bahasa sekaligus makna apik di

balik tiap-tiap katanya.

Page 188: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Selain itu, novel ini ditulis dengan gaya realis bertabur metafora,

personifikasi dan hiperbola dalam penyampaian cerita yang cerdas dan

menyentuh, penuh inspirasi dan imajinasi. Komikal dan banyak mengandung

letupan intelegensi yang kuat sehingga pembaca tanpa disadari masuk dalam kisah

dan karakter-karakter yang ada dalam novel Sang Pemimpi

Sedangkan dalam novel Ranah 3 Warna, kata-kata yang digunakan lebih

dominan menggunakan kata-kata motivasi, kata-kata yang menggugah optimisme.

Pendapat tema disampaikan dengan menggunakan kalimat yang mudah dipahami.

Untuk membangun semangat dan keoptimisan dalam menggapai cita-cita.

Penggunaan gaya bahasa gaya bahasa yang bermakna denotatif.

Menonjolkan tujuan memotivasi agar pembaca semangat dan optimis dalam

menjalani hidup dan menggapai cita-cita.

c. Hubungan Intertekstual antara Novel Sang Pemimpi dan Novel Ranah

3 Warna

Tema yang terdapat dalam kedua novel memiliki persamaan yaitu

perjuangan dalam mengarungi kehidupan serta kepercayaan terhadap kekuatan

sebuah mimpi, cita-cita atau pengharapan -sama

menceritakan tentang perjuangan remaja yang ingin meraih cita-cita. Cita-cita

yang ingin diraih tokoh utama dalam kedua novel ini yaitu ingin pergi ke luar

negeri. Dengan demikian, dapat dikatakan terkait dengan tema bahwa novel Sang

Pemimpi hipogram dengan novel Ranah 3 Warna.

Page 189: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Plot atau alur dalam kedua memiliki persamaan. Novel Sang Pemimpi dan

Ranah 3 Warna sama-sama memiliki plot atau alur campuran (perpaduan antara

alur maju dan alur mundur). Alur maju diceritakan dari masa sekolah hingga

diperguruan tinggi, sedangkan alur mundur mencerikan kehidupan masa lalu

masing-masing tokoh. Bisa dikatakan bahwa novel Sang Pemimpi hipogram

dengan novel Ranah 3 Warna.

Secara garis besar, tokoh yang ditampilkam dalam novel Sang Pemimpi dan

Ranah 3 Warna memiliki persamaan apabila ditinjau dari perwatakan. Kedua

tokoh utama dalam novel ini memiliki karakter yang pantang menyerah, optimis

serta berani berkorban untuk meraih cita-cita. Dengan demikian, dapat dikatakan

terkait dengan penokohan novel Sang Pemimpi hipogram dengan novel Ranah 3

Warna.

Latar Suasana yang melatarbelakangi novel Sang Pemimpi dan novel Ranah

3 Warna memiliki setting suasana yang hampir sama. Ada peristiwa yang mirip

dalam kedua novel tersebut, yaitu pentingnya arti pendidikan dalam kehidupan,

bagaimana sebuah keinginan dan cita-cita bisa diwujudkan, serta butuh banyak

pengorbanan agar cita-cita bisa diraih. Bisa dikatakan bahwa novel Sang Pemimpi

hipogram dengan novel Ranah 3 Warna.

Latar Waktu dalam novel Sang Pemimpi berkisar dari tahun 2000 sampai

dengan tahun 2008-an. Sedangkan setting waktu novel Ranah 3 Warna berkisar

dari tahun 1990 sampai dengan tahun 1996-nan. Bisa dikatakan bahwa novel Sang

Pemimpi hipogram dengan novel Ranah 3 Warna. Bukti lain bahwa novel Sang

Pemimpi merupakan hipogram dari novel Ranah 3 Warna adalah tahun terbit

Page 190: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kedua novel tersebut. Novel Sang Pemimpi terbit pertama kali pada tahun 2006,

sedangkan novel Ranah 3 Warna terbit pertama kali pada tahun 2011.

Latar tempat cerita novel Sang Pemimpi dan Ranah 3 Warna memiliki

perbedaan. Novel Sang Pemimpi memiliki latar primer sebuah desa kecil yang ada

di desa Manggar di Mangai, Bangka Belitong. Desa yang belum memiliki sekolah

SMA negeri. Sebagian masyarakatnya bermata pencaharian sebagai buruh di PN

Timah Belitung dan sebagian lagi menjadi tukang ngambat. Sedangkan novel

Ranah 3 Warna memiliki setting di Bayur, kampung kecil di Bukit Maninjau.

Sebagian besar masyarakatnya bekerja di perkebunan. Kehidupan sudah agak

layak dibandingkan dalam novel Sang Pemimpi. Dengan demikian, dapat

dikatakan terkait dengan setting tempat novel Sang Pemimpi hipogram dengan

novel Ranah 3 Warna.

Sudut pandang yang digunakan dalam novel Sang Pemimpi dan Ranah 3

Warna memiliki perbedaan. Novel Sang Pemimpi memiliki sudut pandang

Ranah 3 Warna memiliki sudut pandang persona

atakan bahwa novel Sang

Pemimpi hipogram dengan novel Ranah 3 Warna.

Dialog yang terdapat dalam novel Sang Pemimpi, terdapat beberapa bahasa

seperti bahasa dialek, bahasa Inggris. Andrea Hirata menggunakan bahasa

(Indonesia-Melayu), Andrea Hirata juga beberapa kali menggunakan kata-kata

berbahasa Inggris yang mudah difahami pembaca dalam novelnya. Sedangkan

dalam novel Ranah 3 Warna, pengarang menggunakan beberapa bahasa seperti

bahasa dialek, bahasa Arab, bahasa Perancis dan telah disertai terjemahan (arti)

Page 191: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sehingga memudahkan pembaca untuk memahaminya.Ahmad Fuadi juga

menggunakan bahasa (Indonesia-Minang atau Batak) dan penggunaan istilah-

istilah asing, Ahmad Fuadi juga menggunakan bahasa (Indonesia-Sunda) dan

penggunaan bahasanya. Dengan demikian, dapat dikatakan terkait dengan dialog

novel Sang Pemimpi hipogram dengan novel Ranah 3 Warna.

Gaya penceritaan yang digunakan dalam novel Sang Pemimpi ini sangat

sempurna, yaitu kecerdasan kata-kata dan kelembutan bahasa puitis berpadu tanpa

ada unsur repetitif yang membosankan. Sedangkan dalam novel Ranah 3 Warna,

kata-kata yang digunakan lebih dominan menggunakan kata-kata motivasi, kata-

kata yang menggugah optimisme. Pendapat tema disampaikan dengan

menggunakan kalimat yang mudah dipahami. Untuk membangun semangat dan

optimisme dalam menggapai cita-cita. Menonjolkan tujuan memotivasi agar

pembaca semangat dan optimis dalam menjalani hidup dan menggapai cita-cita.

Berdasarkan data di atas, secara intertekstual struktur novel Sang Pemimpi

dan Ranah 3 Warna memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaan dan

perbedaan yang dipaparkan dalam kedua novel tersebut dapat disimpulkan bahwa

novel Sang Pemimpi merupakan hipogram dan novel Ranah 3 Warna merupakan

transformasinya.

Page 192: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4. Nilai-nilai Pendidikan dalam Novel Sang Pemimpi dan Novel Ranah 3

Warna

a. Nilai Pendidikan Moral

Karya sastra, pada hakikatnya kaya akan nilai-nilai moral. Melalui karya

sastra nilai-nilai moral dalam kehidupan itu meresap menjadi pengetahuan tidak

sadar pembaca, kemudian menjadi buah pikiran dan emosi pembaca. Emosi pada

kelanjutannya melahirkan tindakan, jika tindakan dilakukan berulang-ulang, maka

akan terbentuklah karakter.

1) Nilai Pendidikan Moral dalam Novel Sang Pemimpi

Nilai moral pada novel ini sangat kental. Sifat-sifat yang tergambar

menunjukkan rasa humanis yang terang dalam diri seorang remaja dengan

tanggung jawab dalam menyikapi kerasnya kehidupan. Nilai moral sering

disamakan dengan nilai etika, yaitu suatu nilai yang menjadi ukuran patut

tidaknya manusia bergaul dalam kehidupan bermasyarakat. Moral merupakan

tingkah laku atau perbuatan manusia yang dipandang dari nilai individu itu

berada. Sikap disiplin tidak hanya dilakukan dalam hal beribadah saja, tetapi

dalam segala hal, sikap yang penuh dengan kedisiplinan akan menghasilkan

kebaikan. Seperti halnya jika dalam agama, seorang hamba jika menjalankan

shalat tepat waktu akan mendapat pahala lebih banyak, demikian juga jika disiplin

dijalankan pada pekerjaan lainnya dan tanpa memandang siapa yang berperan

dalam melakukan perbuatan disiplin tersebut, Seperti pada kutipan berikut

mengandung nilai moral yang sangat penting.

mampet. Tapi manusia-manusia cacing, para intelektual muda

Page 193: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

SMA Negeri yang tempurung otaknya telah pindah ke dengkul,

nekat menggunakannya jika panggilan alam itu tak tertahankan.

Dengan hanya berbekal segayung air saat memasuki tempat

sakral itu, mereka menghinakan dirinya sendiri dihadapan

agama Allah yang mengajarkan bahwa kebersihan adalah

sebagian dari iman. Dan kamilah yang menanggung semua

(Sang Pemimpi: 130).

Kutipan di atas sangat tidak pantas dijadikan contoh bagi masyarakat,

khususnya para penerus bangsa (siswa). Jelas WC yang keran airnya mampet,

malah masih digunakan. Apalagi yang menggunakannya adalah para intelek muda

yang dasar pendidikannya ada. Mereka yang menggunakan tidak menghiraukan

walaupun agama sudah mengajarkan kebersihan adalah sebagian dari iman.

Mereka yang melakukan justru malah tidak merasa bersalah, walaupun orang lain

yang kena dampak dari ulah mereka. Pendidikan moral sangat penting untuk

mendidik manusia yang belum benar tapi merasa sudah benar.

Kutipan di atas mempunyai kandungan nilai pendidikan moral karena secara

jelas disampaikan penulis melalui gaya bahasa sarkasme yaitu gaya bahasa

sindiran yang paling kasar dalam pengungkapannnya. Hal itu dapat dilihat pada

kalimat Arti dari kalimat tersebut

adalah orang yang berbuat seenaknya sendiri tanpa peduli aturan dan etika.

Pengembangan nilai moral sangat penting supaya manusia memahami dan

menghayati etika ketika berinteraksi dan berkomunikasi dengan masyarakat.

Pemahaman dan penghayatan nilai-nilai etika mampu menempatkan manusia

sesuai kapasitasnya, dengan demikian akan terwujud perasaan saling hormat,

Page 194: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

saling sayang, dan tercipta suasana yang harmonis. Hal tersebut terlihat dalam

kutipan berikut ini.

LAIN KALI MENCALONKAN DIRINYA JADI BUPATI!!

PASANG HURUF H BESAR DI DEPAN NAMANYA,

MENGAKU DIRINYA HAJI???!! PADAHAL AKU TAHU

KELAKUANNYA!! WAKTU JADI MAHASISWA, WESEL

DARI IBUNYA DIPAKAINYA UNTUK MAIN JUDI

ang Pemimpi: 168).

ZAMAN SEKARANG, BOI!! BARU MENCALONKAN DIRI

SUDAH JADI PENIPU, BAGAIMANA KALAU BAJINGAN

ang Pemimpi: 168).

Kutipan di atas terlihat jelas mengandung nilai pendidikan moral melalui

penggunakan gaya bahasa antifrasis yaitu gaya bahasa sindiran yang

mempergunakan kata-kata yang bermakna kebalikannya dan bernada ironis. Hal

itu dapat dilihat dari kalimat

Kalimat tersebut mempunyai arti menyindir seseorang yang mempunyai kelakuan

tidak baik seandainya mencalonkan menjadi ketua, maka tidak bisa dibayangkan

anak buahnya akan seperti apa.

Kedua kutipan di atas mengandung makna tersirat nilai moral, karena

tercantum jelas bahwa bupati yaitu pemimpin sekarang kelakuannya sudah tidak

jujur dan menghalalkan segala cara hanya demi merebut kursi kepemimpinannya. Hal

tersebut perlu diubah, supaya moral manusia yang lain tidak ikut tercemar. Adapun

nilai yang dimaksud dalam konteks tersebut menyangkut baik dan buruk yang

Page 195: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

diterima umum mengenai perbuatan, sikap, dan kewajiban. Moral juga dapat

dikatakan sebagai ajaran kesusilaan yang dapat ditarik dari suatu rangkaian cerita

karena karya sastra itu menyajikan, mendukung, dan menghargai nilai-nilai

kehidupan yang berlaku.

2) Nilai Pendidikan Moral dalam Novel Ranah 3 Warna

- Sebagai sesama makhluk ciptaan Allah, kita tidak boleh merendahkan dan

meremehkan kemampuan orang lain. Setiap manusia memiliki kesempatan

yang sama untuk meraih kesuksesan. Berikut beberapa kutipannya:

Randai hanya melirikku sambil tersenyum timpang seperti

tidak yakin. Bola matanya berputar malas. Lagaknya selalu

kurang ajar

(Ranah 3 Warna: 3).

bisa kuliah ilmu umum? Kan tidak ada ijazah SMA?

Bagaimana akan (Ranah 3 Warna: 4).

Aden saja dua kali

mencob

(Ranah 3 Warna: 7).

- Dalam setiap kesempatan dan kondisi tertentu, tetaplah menjadi diri sendiri

dan berlaku baik dalam segala hal, termasuk bersikap jujur. Kutipannya:

Joki? Aku menggeleng keras untuk perjokian. Apa gunanya

ajaran Amak dan Pondok Madani tentang kejujuran dan

keikhlasan?

Page 196: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(Ranah 3 Warna: 8).

- Sebagai anak, kita harus berbakti kepada orang tua. Berikut kutipannya.

-ingatlah nasihat para orang tua kita. Di mana bumi

dipijak, di situ langit dijunjung. Jangan lupa menjaga nama baik

dan kelakuan. Elok-elok menyeberang. Jangan sampai berbuat

bubur dari tangan Amak. Sesendok demi sesendok aku suapi

ayah. Sesekali aku bersihkan sisi bibirnya dengan saputangan

(Ranah 3 Warna: 91).

Aku akan mendoakan Ayah dari sini. Aku akan mencoba

menjadi anak yang saleh yang terus mendoakanmu, supaya

menjadi amalmu yang tidak akan putus. Aku akan mengingat

selalu nasihat terakhir Ayah

Apa gunanya masa muda kalau tidak untuk memperjuangkan

cita-cita besar dan membalas budi orang tua? Biarlah tulang

mudaku ini remuk dan badanku susut. Aku ikhlas

mengorbankan masa muda yang indah seperti yang dinikmati

kawan-kawanku

(Ranah Warna: 117).

Ke hadapan Amak yang mulia. Hanya ini yang bisa ananda

kirimkan kepada Amak. Walau hanya Rp 30.000, tapi Insya

Allah ini hasil keringat sendiri yang halal. Semoga bisa

membantu Amak dan adik-adik. Mohon doa Amak agar ananda

dimudahkan selalu untuk hidup di rantau, menuntut ilmu dan

Page 197: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mencari rezeki. Sembah sujud ananda Alif (Ranah 3 Warna:

174).

b. Nilai Pendidikan Religius (Agama)

1) Nilai Pendidikan Religius dalam Novel Sang Pemimpi

Nilai religius merupakan sudut pandang yang mengikat manusia dengan

Tuhan pencipta alam dan seisinya. Berbicara tentang hubungan manusia dan

Tuhan tidak terlepas dari pembahasan agama. Agama merupakan pegangan hidup

bagi manusia. Agama dapat pula bertindak sebagai pemacu faktor kreatif,

kedinamisan hidup, dan perangsang atau pemberi makna kehidupan. Melalui

agama, manusia pun dapat mempertahankan keutuhan masyarakat agar hidup

dalam pola kemasyarakatan yang tetap sekaligus menuntun untuk meraih masa

depan yang lebih baik. Seperti dalam kutipan di bawah ini. Kutipan yang

menunjukkan pernyataan tersebut yaitu:

tiga macam keheranan. Pertama, kami heran karena kalau

mengaji, ia selalu diantar seorang pendeta. Sebetulnya beliau

adalah seorang pastor karena beliau seorang Katolik, tapi kami

memanggilnya Pendeta Geovany. Rupanya setelah sebatang

kara seperti Arai ia menjadi anak asuh sang pendeta. Namun,

pendeta berdarah Itali itu tak sedikit pun bermaksud

mengonversi keyakinan Jimbron. Beliau malah tak pernah telat

(Sang Pemimpi:

61).

Di lihat dari kutipan di atas, Tokoh Jimbron dalam novel Sang Pemimpi

mencerminkan tokoh yang taat beragama dengan mengaji setiap hari, walaupun

Page 198: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dia hidup di lingkungan agama yang berbeda, yaitu agama Katolik. Penamaan

nilai religius yang tinggi mampu menumbuhkan sikap sabar, tidak sombong dan

tidak angkuh pada sesama. Manusia menjadi saling mencintai dan menghormati,

dengan demikian manusia bisa hidup harmonis dalam hubungannnya dengan

Tuhan, sesama manusia maupun makhluk lain. Pendeta Geovanny dalam kutipan

di atas adalah sosok yang penyayang dan menghormati manusia lain yang beda

agama, terbukti bahwa Jimbron sebagai anak angkatnya justru malah setiap

harinya diantar mengaji dan tidak sedikit pun bermaksud mengontroversi

keyakinan Jimbron. Beliau malah tak pernah telat jika mengantarkan Jimbron

mengaji ke masjid.

Kutipan di atas mempunyai kandungan nilai pendidikan religius karena

secara jelas disampaikan penulis melalui gaya bahasa pars pro toto yang terlihat

pada kata yang berarti tidak punya siapa-siapa, hanya hidup

seorang diri tanpa ada keluarga di dekatnya. Pars pro toto adalah gaya bahasa

yang melukiskan sebagian dari keseluruhan, berarti kata tersebut dalam kutipan di

atas yang hidup sebatang kara yang dimaksud adalah Jimbron.

Sebuah karya sastra yang mengangkat sebuah kemanusiaan yang

berdasarkan kebenaran akan menggugah hati nurani dan akan memberikan

kemungkinan pertimbangan baru pada diri penikmatnya. Oleh karena itu, cukup

beralasan apabila sastra dapat berfungsi sebagai peneguh batin pembaca dalam

menjalankan keyakinan agamanya.

Jika setiap manusia akan saling menghormati dalam menjalankan

agamanya, maka hubungan yang harmonis akan terjalin dan akan menjadikan

Page 199: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

hidup manusia menjadi tenteram dan bahagia karena nilai religius merupakan

keterkaitan antarmanusia dengan Tuhan sebagai sumber ketenteraman dan

kebahagiaan di dunia. Nilai religius akan menanamkan sikap manusia untuk

tunduk dan taat kepada Tuhan atau dalam keseharian kita kenal dengan taqwa.

Seperti yang tergambar dalam tokoh Arai di bawah ini.

i melantunkan ayat-ayat suci Al-

Quran di bawah temaram lampu minyak dan saat itu seisi rumah

kami terdiam (Sang Pemimpi: 33).

Perilaku tokoh Arai dalam kesehariannya mencerminkan seorang muslim.

Orang yang taat pada perintah agama, hal itu terbukti bahwa setiap habis maghrib

dia selalu membacakan ayat-ayat suci Al-Quran dengan kesadarannya sendiri,

tanpa diperintah siapapun.

Kutipan di atas mempunyai kandungan nilai pendidikan religius karena

secara jelas disampaikan penulis melalui gaya bahasa hipalase yaitu gaya bahasa

yang menggunakan kata tertentu untuk menerangkan sesuata, namun kata tersebut

tidak tepat bagi kata yang diterangkan. Hal tersebut dapat dilihat pada kalimat

yang dimaksud dalam kalimat tersebut adalah

anggota keluarga Arai.

2) Nilai Pendidikan Religius dalam Novel Ranah 3 Warna

- Manusia berencana, tetapi Tuhanlah yang menentukan. Hidup adalah soal

penyerahan diri.

- Apabila kita telah berusaha dengan segenap daya dan upaya, maka

berserah dirilah dengan tetap mengharap ridha Allah. Berikut kutipannya.

Page 200: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Telah pula aku sempurnakan kerja keras dengan doa. Sekarang

tinggal aku serahkan kepada putusan Tuhan. Aku coba

ikhlaskan semuanya (Ranah 3 Warna: 28).

Kalau aku sudah bingung dan terlalu capek menghadapi

segala tekanan hidup, aku praktikkan nasihat Kiai Rais, yaitu

siapa saja yang mewakilkan urusannya kepada Tuhan, maka Dia

195).

- Kita harus sabar dalam menjalani hidup. Perjuangan tidak hanya butuh

kerja keras, tapi juga kesabaran dan keikhlasan untuk mendapat tujuan

yang diimpikan. Kini, terang di mataku, inilah masa paling tepat buatku

untuk mencoba bersabar. Agar aku beruntung. Agar Tuhan bersamaku.

Kutipannya sebagai berikut.

Antara sungguh-sungguh dan sukses itu tidak bersebelahan,

tapi ada jarak. Jarak ini bisa hanya satu sentimeter, tapi bisa juga

ribuan kilometer. Jarak ini bisa ditempuh dalam hitungan detik,

tapi juga bisa puluhan tahun. Jarak antara sungguh-sungguh dan

sukses hanya bisa diisi sabar. Sabar yang aktif, sabar yang gigih,

sabar yang tidak menyerah, sabar yang penuh dari pangkal

sampai ujung yang paling ujung. Sabar yang bisa membuat

sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin, bahkan seakan-

akan itu sebuah keajaiban dan keberuntungan. Padahal

keberuntungan adalah hasil kerja keras, doa, dan sabar yang

berlebih-lebih

(Ranah 3 Warna: 468).

Page 201: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

- Taat dan patuh selalu kepada orang tua, saat orang tua masih hidup hingga

meninggal. Ketika sudah meninggalpun anak harus mengirim doa

untuknya. Berikut kutipannya.

tanah liat merah. Dengan takzim, pelan-pelan aku membuka

ikatan kafan di bagian kepala. Aku lelapkan pipi Ayah di atas

tanah di liang yang gelap dan sempit ini. Badan beliau aku

miringkan menghadap ke arah kiblat... Apa salam perpisahanku?

pahkanlah dia dengan

(Ranah 3 Warna: 97).

c. Nilai Pendidikan Sosial

1) Nilai Pendidikan Sosial dalam Novel Sang Pemimpi

Ditinjau dari nilai sosialnya, novel ini begitu kaya akan nilai sosial. Hal itu

dibuktikan rasa setia kawan yang begitu tinggi antara tokoh Ikal, Arai, dan

Jimbron. Masing-masing saling mendukung dan membantu antara satu dengan

yang lain dalam mewujudkan impian-impian mereka sekalipun hampir mencapai

batas kemustahilan. Dengan didasari rasa gotong-royong yang tinggi sebagai

orang Belitung, dalam keadaan kekurangan pun masih dapat saling membantu

satu sama lain. Berikut kutipannya.

Nilai sosial merupakan hikmah yang dapat diambil dari perilaku sosial dan

tata cara hidup sosial. Suatu kesadaran dan emosi yang relatif lestari terhadap

suatu objek, gagasan, atau orang juga termasuk di dalamnya. Karya sastra

berkaitan erat dengan nilai sosial, karena karya sastra dapat pula bersumber dari

kenyataan-kenyataan yang terjadi di dalam masyarakat. Nilai sosial mencakup

Page 202: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kebutuhan hidup bersama, seperti kasih sayang, kepercayaan, pengakuan, dan

penghargaan. Nilai sosial yang dimaksud adalah kepedulian terhadap lingkungan

sekitar. Kepedulian tersebut dapat berupa perhatian maupun berupa kritik. Kritik

tersebut dilatar belakangi oleh dorongan untuk memprotes ketidakadilan yang

dilihat, didengar maupun yang dialaminya, seperti yang terdapat dalam kutipan

berikut.

mati pada Arai. Aku dan Arai menopang Jimbron dan beruntung

kami berada dalam labirin gang yang membingungkan

(Sang Pemimpi: 15).

Kutipan di atas dapat di jelaskan bahwa walaupun Ikal sangat jengkel

kepada Arai tapi jiwa penolongnya kepada Jimbron masih tetap ada dalam

dirinya, karena dia merasa walau bagaimanapun mereka adalah bersaudara.

Kutipan di atas secara jelas megandung nilai pendidikan sosial melalui

penggunakan gaya bahasa hiperbola yaitu gaya bahasa yang mengandung suatu

pernyataan yang berlebihan, misalnya membesar-besarkan suatu hal dari yang

sesungguhnya. Hal itu dapat dilihat dari ungkapan yang

mempunyai arti sangat membenci.

Nilai sosial berkenaan dengan kemanusiaan dan mengembangkan kehidupan

bersama, seperti kasih sayang, penghargaan, kerja sama, perlindungan, dan sifat-

sifat yang ditujukan untuk kepentingan kemanusiaan lainnya yang merupakan

kebiasaan yang diwariskan secara turun temurun. Seperti yang tercermin pada

kutipan di bawah ini.

Page 203: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

-bukunya dan kami

meninggalkan gubuk berdinding lelak beratap daun itu dengan

membiarkna pintu dan jendela-jendelanya terbuka karena

dipastikan tak kan ada siapa-siapa untuk mengambil apapun

(Sang Pemimpi: 25).

Beberapa hari setelah ayahnya meninggal, Ikal dan ayahnya menjemput

Arai untuk di bawa ke rumahnya. Arai dan Ikal sebenarnya adalah masih saudara.

Pada waktu menjemput Arai, Ikal membantu Arai untuk membawakan buku-

bukunya yang masih perlu di bawa.

Kutipan di atas dapat dilihat secara jelas mengandung nilai pendidikan

sosial melalui penggunakan gaya bahasa alegori yaitu gaya bahasa yang bertautan

satu dengan yang lainnya dalam kesatuan yang utuh. Hal tersebut dapat dilihat

dari kata . Kata itu

mempunyai pertautan dalam satu kutipan.

Nilai sosial juga berupa hikmah yang dapat diambil dari perilaku sosial dan

tata cara hidup sosial. Nilai dalam karya sastra, nilai sosial dapat dilihat dari

cerminan kehidupan masyarakat yang diinterpretasikan sehingga diharapkan

mampu memberikan peningkatan kepekaan rasa kemanusiaan. Cerminan tersebut

dapat dilihat dari kutipan di bawah ini.

gerak balik helikopter purba ini, Arai telah memutar balikkan

logika sentimental ini. Ia justru berusaha menghiburku pada saat

aku seharusnya menghiburnya. Dadaku sesak (Sang Pemimpi:

28).

Page 204: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kutipan di atas menggunakan gaya bahasa paradoks yaitu gaya bahasa yang

bertentangan dalam satu kalimat. Sepintas lalu hal tersebut tidak masuk akal. Hal

aku tersenyum ta Kalimat

tersebut mempunyai arti Ikal masih bisa tersenyum ketika dia menangis.

Tokoh Ikal yang seharusnya menghibur Arai ketika ia mendapat musibah

ternyata malah berputar terbalik. Justru Arai yang berusaha menghibur Ikal

supaya dia tersenyum, itulah sosok Arai yang tidak mudah ditebak. Sikap Arai

yang peduli terhadap orang lain juga dapat dilihat dari kutipan di bawah ini.

-karung kami pada Mak Cik. Beliau

terkaget-kaget. Lalu aku tertegun mendengar rencana Arai,

dengan bahan itu dimintanya Mak Cik membuat kue dan kami

yang akan menjualnya. Mulai sekarang Mak Cik mempunyai

penghasilan! Seru Arai bersemangat (Sang Pemimpi: 51).

Kutipan di atas menggunakan gaya bahasa hiperbola yaitu gaya bahasa yang

mengandung suatu pernyataan berlebihan. Hal itu dapat dilihat pada kalimat

- dan kalimat tersebut mempunyai arti yaitu sangat

terkejut.

Arai tidak tega melihat Mak Cik yang hidup kesusahan. Dia juga menyuruh

Arai untuk memecah celengannya untuk menolong Mak Cik. Cara mereka dengan

membelikan bahan-bahan untuk membuat kue supaya beliau bisa mencukupi

kebutuhan hidup keluarga Nurmi.

Sifat membalas budi atas kebaikan orang lain pada nilai sosial sangatlah

penting. Sifat tersebut juga bertujuan untuk membangun sikap saling peduli dan

saling peka antarsesama. Sifat tersebut tersirat dalam kutipan di bawah ini.

Page 205: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

seperti yang ia lakukan pada Jimbron. Seperti yang selalu ia

lakukan padaku. Aku sering melihat sepatuku yang menganga

seperti buaya berjemur tahu-tahu sudah rekat kembali, Arai

diam-diam memakunya. Aku juga selalu heran melihat kancing

bajuku yang lepas tiba-tiba lengkap kembali, tanpa banyak

cincong Arai menjahitnya. Jika terbangun malam-malam, aku

sering mendapatiku telah berselimut, Arai menyelimutiku.

Belum terhitung kebaikannya waktu ia membelaku dalam

perkara rambut belah tengah Toni Koeswoyo saat aku masih SD

dulu. Bertahun lewat aku tak kan lupa Rai, akan kubalas

kebaikanmu yang tak terucapkan itu, jasamu yang tak kenal

pamrih itu, ketulusanmu yang tak kasat mata itu (Sang

Pemimpi: 186).

Kutipan di atas menggunakan gaya bahasa perumpamaan yaitu

perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berbeda, tetapi sengaja dianggap

sama. Hal itu dapat dilihat dari kalimat

yaitu sepatu yang lemnya sudah tidak bisa merekat lagi disamakan

dengan buaya yang berjemur, yaitu mulutnya terbuka.

Tanggung jawab terhadap kebahagiaan orang lain juga menjadi jaminan

untuk menjalankan sikap kemanusiaan, supaya kebahagiaan orang lain terasa

lengkap dengan sikap kita terhadapnya. Tercermin dalam kutipan di bawah ini.

aitun sangat komit pada penampilan Arai kali ini sebab

ia merasa bertanggung jawab pada kegagalan Arai yang

pertama

(Sang Pemimpi: 210).

Page 206: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kutipan di atas adalah wujud sikap tanggung jawab Bang Zaitun untuk

memaksimalkan penampilan Arai dalam memikat hati Nirmala sang pujaan

hatinya, karena penampilan Arai yang pertama kurang maksimal sehingga untuk

memikat hati Nirmala bisa dikatakan gagal.

2) Nilai Pendidikan Sosial dalam Novel Ranah 3 Warna

- Sebagai makhluk sosial kita harus saling tolong-menolong dalam setiap

keadaan. Berikut kutipannya.

Untunglah Zulman, temanku yang resik menjaga catatannya,

dan Elva, yang punya semua buku SMA, bersedia

meminjamiku

(Ranah 3 Warna: 9).

Kalau tidak ada penjual bakso yang berbaik hati

menunjukkan jalan, aku sudah pasti tersesat di gang yang

berliku-liku ini

(Ranah 3 Warna: 44).

tinggal saja dulu di sini sampai ketemu kos

yang pas (Ranah 3 Warna: 62).

Kami berganti-ganti menjaga Rusdi di rumah sakit. Tapi hanya

satu orang setiap kali yang boleh berjaga dan sisanya

menganggur. Melihat kami akan terlunta-lunta 3 hari di Amman,

staff kedutaan, Tyson dan Kurdi bahu-membahu membantu

kami dengan menyusun jadwal jalan-jalan bagi kami ke sekitar

Yordania

(Ranah 3 Warna: 251).

Page 207: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

- Mensedekahkan rezeki yang kita miliki kepada orang yang berhak.

Tercermin dalam kutipan di bawah ini.

Sore itu, aku datangi sebuah panti asuhan di Jalan Nilem. Aku

kais-kais lembar terakhir isi dompetku dan aku serahkan ke

bapak pengurus panti itu .

- Menjaga kepercayaan adalah hal yang penting dalam persahabatan.

Berikut kutipannya.

Aku merasa ada sesuatu yang longsor dari hubunganku dan

Randai. Kepercayaan. Dan sialnya masalah kepercayaan ini

rusak hanya gara-gara pinjam-meminja

172).

d. Nilai Pendidikan Kultural

1) Nilai Pendidikan Kultural dalam Novel Sang Pemimpi

Nilai pendidikan budaya adalah tingkat yang paling tinggi dan yang paling

abstrak dari adat istiadat. Hal itu disebabkan karena nilai-nilai budaya itu

merupakan konsep-konsep mengenai apa yang hidup dalam alam pikiran sebagian

besar dari warga, sesuatu masyarakat mengenai apa yang mereka anggap bernilai,

berharga dan penting dalam hidup, sehingga dapat berfungsi sebagai suatu

pedoman yang memberi arah dan orientasi kepada kehidupan para warga

masyarakatnya.

Walaupun nilai-nilai budaya berfungsi sebagai pedoman hidup manusia

dalam masyarakat, tetapi sebagai konsep, suatu nilai budaya itu bersifat sangat

umum mempunyai ruang lingkup yang sangat luas, dan biasanya sulit diterangkan

secara rasional dan nyata. Namun, justru karena sifatnya yang umum, luas, dan

Page 208: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tidak konkret itu, maka nilai-nilai budaya dalam suatu kebudayaan berada dalam

daerah emosional dari alam jiwa para individu yang menjadi warga dari

kebudayaan bersangkutan. Kebiasaan dalam daerah tertentu juga mempengaruhi

tata cara dalam kehidupan sehari-hari, terlihat seperti kutipan di bawah ini.

-anak Melayu miskin di kampung

kami yang rata-rata beranjak remaja mulai bekerja mencari

(Sang Pemimpi: 32).

Masyarakat Melayu ketika mulai beranjak dewasa kebanyakan mereka

sudah berusaha bekerja mencari uang untuk membantu keluarganya dalam

mencukupi kebutuhan hidup. Maka tidak heran, banyak remaja yang memilih

tidak melanjutkan sekolah, melainkan memilih untuk bekerja. Kutipan di atas

secara jelas mengandung nilai pendidikan budaya melalui penggunakan gaya

bahasa paradoks yaitu gaya bahasa yang bertentangan dalam satu kalimat. Hal itu

dapat dilihat dari kata - dan terdapat pada satu kalimat

dengan arti yang berlawanan.

Unsur-unsur dan nilai kebudayaan juga dapat dilestarikan dengan

menggunakan benda atau barang kebudayaan daerah setempat. Hal tersebut juga

diterapkan oleh masyarakat Melayu, dapat dilihat dari kutipan berikut ini.

bisa lagi dimakan

karena sudah disimpan puluhan tahun. Saat ini peregasan tak

lebih dari surga dunia bagi bermacam-macam kutu dan keluarga

tikus berbulu kelabu yang turun- temurun beranak pinak di situ

(Sang Pemimpi: 36).

Page 209: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kutipan di atas terdapat kata yang artinya adalah peti papan

besar tempat menyimpan padi. Sebagian besar orang Melayu di setiap rumahnya

pasti terdapat peregasan yang berfungsi untuk menyimpan beras. Bagi orang

Melayu juga menganggap peregasan adalah sebuah metafora, budaya, dan

perlambang yang mewakili periode gelap selama tiga setengah tahun Jepang

menindas mereka. Ajaibnya sang waktu, masa lalu yang menyakitkan lambat laun

bisa menjelma menjadi nostalgia romantik.

Kutipan di atas secara jelas mempunyai kandungan nilai pendidikan budaya

melalui penggunakan gaya bahasa hiperbola. Hal itu terlihat pada kalimat

-

Kalimat tersebut mempunyai arti bahwa hewan tikus yang berkembang biak

sangat banyak.

2) Nilai Pendidikan Kultural dalam Novel Ranah 3 Warna

Nilai ini mengandung kebiasaan yang pernah atau sering dilakukan tokoh

bersama tokoh yang lain. Berikut kutipannya.

Sejak kecil, kami konco palangkin. Kawan sangat akrab. Pada

bulan puasa, kami bahu-membahu menebang betung untuk

membikin meriam bambu. Tapi malamnya kami saling

berlomba membuat meriam yang meletus paling keras

3 Warna: 4).

Sejak kecil aku sering diajak Ayah menonton pertandingan

sepak bola, mulai dari kelas kampung sampai kabupaten. Selain

berburu durian, menonton sepak bola adalah waktu khusus aku

dengan Ayah. Hanya kami berdua saja

Page 210: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

e. Nilai Pendidikan Estetika

1) Nilai Pendidikan Estetika dalam Novel Sang Pemimpi

Nilai keindahan tampak kerika Arai dan Ikal melihat dan mendengarkan alat

musik biola yang dimainkan oleh Nurmi. Berikut kutipannya.

uk di dapur itu, siap menyimak

Nurmi. Sore yang sangat indah itu semakin memesona karena

gesekan syahdu biola Nurmi. Merinding aku mendengar jeritan

panjang biola yang meliuk-liuk, jauh, pilu, dalam dan tegar.

Nurmi membawakannya dengan sepenuh jiwa seakan Arai

adalah pahlawan keluarganya yang turun dari bulan

Pemimpi: 44).

Saat Ikal merasakan kerinduan terhadap keindahan alam Belitung. Berikut

kutipannya.

samak, bersambung dengan padang ilalang, melengkung

digelayuti pipit, lalu perdu apit-apit, jalan setapak, rumah

panggung, pelanduk, buah binatang, telaga air payau, dan batu-

batu purba, tak mempan dimakan waktu, lebih liat daripada sang

-apung tegar, tak

pernah lindap diganyang ombak dua samudra nan bergelora.

Belitung yang kukuh tak terkalahkan, kapankah aku melihatmu

(Sang Pemimpi: 207).

Page 211: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Saat Ikal dan Arai menuju Bogor, mereka tertegun ketika melihat pertokoan

lampu yang menjual berbagai lampu yang memancarkan cahaya yang sangat

indah. Berikut kutipannya.

Dipersimpangan dekat terminal Bogor, Kami berdua tertegun

di depan toko itu. Tak mampu berkata-kata. Tak pernah seumur

hidup kami melihat toko seindah itu. Warna bangunannya sangat

mempesona dan di dalamnya terang benderang. Banyak sekali

lampunya. Bermacam-macam lampu. Ada lampu hias di

dinding, ada lampu meja, dan butir-butir lampu kecil yang

merambat ke sana kemari, naik turun berputar-putar sampai

keluar, berkelap- (Sang Pemimpi: 220).

2) Nilai Pendidikan Estetika dalam Novel Ranah 3 Warna

Nilai yang berkaitan dengan unsur cinta dan keindahan yang nampak dalam

kehidupan tokoh sehari-hari. Tercermin dalam kutipan di bawah ini.

Langit bersih terang, Bukit Barisan menghijau segar, air Danau

Maninjau yang biru pekat, dan angin danau yang lembut

mengelus ubun-ubun

ja (Ranah 3

Warna: 59).

Keindahan juga tampak ketika diceritakan keadaan kampus Alif saat kuliah

di Bandung. Berikut kutipannya.

Kampusku, Jurusan Hubungan Internasional terletak di

pinggang perbukitan Dago, menempel dengan Dago Tea Huiss.

Bangunannya tua, bergaya art deco yang lurus-lurus dinaungi

rimbunan pohon-pohon tanjung yang besar. Jalan aspal

Page 212: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mendaki ke kampus ini diseraki daun besar-besar yang gugur.

Burung sibuk bercericit di sana-sini (Ranah 3 Warna: 64).

Nilai estetika lain juga tampak ketika Alif mulai menginjakkan kaki di

Benua Amerika. penggalan ceritanya yaitu:

Begitu sampai di depan terminal kedatangan yang teduh, aku

julurkan tanganku untuk menyentuh daun maple yang selama

ini hanya aku lihat di gambar. Daunnya agak lonjong dengan

gerigi besar-besar di sekelilingnya, permukaannya terasa kesat

dan bertulang lunak. Ada yang hijau segar, ada yang kuning, dan

ada yang mulai memerah terang, bahkan ada daun yang memuat

kombinasi ketiga warna itu. Indah sekali

236).

Nilai estetika juga tampak ketika rombongan singgah beberapa hari di

Yordania. Berikut kutipannya.

Aku hirup udara pagi Timur Tengah yang segar ini dengan

sepenuh hati. Tidak salah lagi, inilah udara yang sama yang

pernah dihirup para nabi yang mulia. Bahkan mungkin tanah

yang aku injak sekarang pernah juga diinjak oleh para manusia

pilihan Tuhan. Angin yang dimgin menerpa badanku, membawa

butiran-butiran halus pasir ke wajah 238).

f. Nilai Pendidikan Praktis

1) Nilai Pendidikan Praktis dalam Novel Sang Pemimpi

Setelah membaca novel ini, pembaca diharapkan agar lebih bisa ringan

tangan terhadap orang lain. Suka membantu orang lain tanpa pamrih, apalagi

kepada orang yang tidak mampu. Cerminan dalam ceritanya yaitu:

Page 213: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

seperti yang ia lakukan pada Jimbron. Seperti yang selalu ia

lakukan padaku. Aku sering melihat sepatuku yang menganga

seperti buaya berjemur tahu-tahu sudah rekat kembali, Arai

diam-diam memakunya. Aku juga selalu heran melihat kancing

bajuku yang lepas tiba-tiba lengkap kembali, tanpa banyak

cincong Arai menjahitnya. Jika terbangun malam-malam, aku

sering mendapatiku telah berselimut, Arai menyelimutiku.

Belum terhitung kebaikannya waktu ia membelaku dalam

perkara rambut belah tengah toni Koeswoyo saat aku masih SD

dulu. Bertahun lewat aku tak kan lupa Rai, akan kubalas

kebaikanmu yang tak terucapkan itu, jasamu yang tak kenal

pamrih itu, ketulusanmu yang tak kasatmata itu (Sang

Pemimpi: 186).

2) Nilai Pendidikan Praktis dalam Novel Ranah 3 Warna

Setelah membaca novel ini pembaca tidak perlu khawatir untuk pergi

merantau. Dengan merantau kita akan menemukan dunia baru, teman baru, dan

tentunya tempat nyaman yang baru. Berikut kutipannya.

ntaulah, kau akan dapatkan pengganti kerabat dan

tempat lama, tempat kita nyaman hidup menuju sebuah tempat

yang penuh tanda tanya: tanah perantauan. Jika merantau kita

akan mendapatkan pengganti yang kita tinggalkan, yaitu kawan

(Ranah 3 Warna: 37).

Page 214: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Pembahasan Hasil Temuan Penelitian

1. Struktur Novel Sang Pemimpi dan Ranah 3 Warna

a. Tema

Secara umum dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata, pengarang

ingin mengungkapkan masalah tentang pendidikan yaitu perjuangan dalam

mengarungi kehidupan serta kepercayaan terhadap kekuatan sebuah mimpi, cita-

cita dan pengharapan. Melalui tema tersebut novel Sang Pemimpi ingin

menyuarakan hak seseorang untuk memperoleh pendidikan yang layak. Andrea

Hirata mengungkapkan perjuangan pemuda-pemuda dalam menjalani hidup yang

kurang layak untuk meraih mimpi-mimpi besarnya. Nilai-nilai pendidikan dalam

novel Sang Pemimpi diungkapkan secara langsung di dalam cerita sehingga dapat

menjadikan teladan yang baik bagi pembaca.

Sama halnya dengan novel Ranah 3 Warna karya Ahmad Fuadi, pengarang

juga ingin mengungkapkan tentang masalah pendidikan yakni perjuangan hidup

dalam menggapi cita-cita dan harapan. Dalam novel tersebut, Ahmad Fuadi secara

implisit menyatakan bagaimana perjuangan berat yang harus ditempuh dalam

menggapai mimpi dan cita-cita. Walaupun kondisi ekonomi kurang mendukung

namun tetap berjuang hingga titik darah penghabisan. Nilai pendidikan yang

terkandung dalam novel Ranah 3 Warna sangat kental sekali. Masuknya nilai

dakwah agama Islam dalam novel ini mengandung motivasi positif untuk

pembaca.

Page 215: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Secara intertekstual novel Sang Pemimpi dan Ranah 3 Warna memiliki

persamaan tema. Kedua novel ini sama-sama memiliki tema tentang perjuangan

seorang remaja dalam meraih mimpi, harapan dan cita-cita.

Andrea Hirata pada novel Sang Pemimpi menuangkan bagaimana perjungan

tokoh utama dalam menjalani hidup yang kurang mampu untuk meraih cita-cita

dan mimpi mereka. Cerita digambarkan dengan sangat hidup, menarik, diwarnai

dengan kejutan dan hal yang mengharukan, serta sangat menghibur.

Sedangkan novel Ranah 3 Warna juga menggambarkan tokoh utama yang

berjuang meraih mimpi namun lebih kental dengan nilai dakwah agama. Tokoh

utama yang ada memang berasal dari lingkungan pesantren. Oleh karena itu,

tokoh yang digambarkan yakin adanya keajaiban dari beberapa kalimat yang

berasal dari kyai-nya ketika mondok. Namun begitu, secara umum Ahmad Fuadi

dalam mengungkapkan cerita sangat memotivasi pembaca untuk melakukan hal

yang sama.

b. Plot atau Alur

Plot atau alur yang digunakan dalam kedua memiliki persamaan. Novel

Sang Pemimpi karya Andrea Hirata dan Ranah 3 Warna karya Ahmad Fuadi

sama-sama memiliki plot atau alur campuran (perpaduan antara alur maju dan alur

mundur).

Novel Sang Pemimpi dimulai ketika menceritakan peristiwa yang dialami

tokoh utama sejak awal masuk SMA sampai pada akhirnya mereka semua lulus

SMA, saat Ikal dan Arai berkuliah hingga ketika Ikal dan Arai mendapat beasiswa

Page 216: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

diterima di universitas di Prancis. Alur mundur dalam Sang Pemimpi muncul saat

menceritakan kejadian sebelum mereka duduk di bangku SMA, terutama ketika

Ikal pertama kali bertemu dengan Arai, saat mereka masih kecil. Kemudian Arai

diasuh oleh keluarga Ikal hingga dewasa.

Sedangkan dalam novel Ranah 3 Warna, alur maju nampak ketika

menceritakan perjuangan tokoh Alif dalam mendapat ijazah untuk pendidikan

yang lebih tinggi, dikarenakan Alif hanya lulusan pesantren hingga Alif

memperoleh kesempatan pergi ke Benua Amerika (Kanada). Alur mundur yang

membuat Alif bernostalgia kembali dalam kenangannya ketika menyatren di

Pondok Madani Gontor Jawa Timur.

Tahap perkenalan atau problematika kedua novel memiliki perbedaan.

Novel Sang Pemimpi dijelaskan satu konflik yang menimbulkan terjadinya

problematika yaitu tingkah laku tiga tokoh (Ikal, Arai, dan Jimbron) dalam

menjalani kehidupan sebagai sang pemimpi ketika duduk di bangku SMA.

Masing-masing tokoh digambarkan melalui karakter masing-masing. Sedangkan

novel Ranah 3 Warna Pada tahap paparan, pengarang terlebih dahulu

memperkenalkan tokoh utama Alif beserta keluarganya. Alif seorang remaja

keluaran pesantren dari Pondom Madani, Gontor Jawa Timur memiliki cita-cita

untuk bisa kuliah dan pergi ke Amerika.

Tahap rising action antara kedua novel ini memiliki perbedaan. Pada novel

Sang Pemimpi problem terjadi ketika Ikal, Arai, dan Jimbron berjuang demi

menuntut ilmu harus bersekolah di SMA Negeri yang bukan main jauh dari

kampungnya, di Mangai. Hal ini disebabkan karena dikampung mereka belum ada

Page 217: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sekolah negeri. Mereka harus hidup jauh dari orang tua mereka demi menuntut

ilmu. Sedangkan novel Ranah 3 Warna problem yang muncul saat hampir setahun

Alif kuliah Ayahnya meninggal. Alif dan keluarganya sangat terpukul. Apalagi

Alif dan adik-adiknya masih membutuhkan biaya untuk sekolah.

Tahap complication kedua novel memiliki persamaan. Dalam novel Sang

Pemimpi konflik semakin ruwet ketika Ikal, Arai, dan Jimbron ketika menuntut

ilmu disekolah yang sangat jauh, mereka bertiga juga harus hidup dalam rumah

kontrakan yang sempit dilokasi perkumuhan dan yang lebih parah lagi untuk

membiayai hidup mereka harus bekerja sebelum dan sepulang sekolah. Pekerjaan

apapun akan mereka lakukan untuk biaya hidup dan sekolah serta demi

impiannya. Sama halnya dalam novel Ranah 3 Warna konflik semakin ruwet

sepeninggal ayahnya, sambil tetap berkuliah, Alif melakukan berbagai macam

pekerjaan, dari menjadi sales kosmetik, menjual kain Minang, menjadi guru les

privat dan pekerjaan tetapnya yaitu menulis untuk media. Ia harus membanting

tulang demi membiayai hidup dan sekolahnya. Apabila mampu ia pun akan

berusaha mengirimi uang ibunya sehingga bisa meringankan beban ibunya.

Tahap climax pada novel Sang Pemimpi dan novel Ranah 3 Warna memiliki

perbedaan. Puncak problematika pada novel Sang Pemimpi ketika Ikal, Arai dan

Jimbron ketahuan menonton film di bioskop dan nilai mereka turun. Atas kejadian

itu, pihak sekolah mengetahui dan menghukum mereka bertiga. Nilai mereka yang

turun menyebabkan kekecewaan orang tua mereka. Sedangkan novel Ranah 3

Warna tentang kesempatan Alif dalam mengikuti program perukaran mahasiswa

Indonesia ke luar negeri. Dalam proses tersebut, ada beberapa tes yang harus

Page 218: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

diikuti oleh para peserta. Tes yang sangat menyusahkan bagi Alif karena ada salah

satu tes tentang kesenian. Ia harus berjuang melawan beribu mahasiswa yang

mendaftar, termasuk Randai mahasiswa ITB sekaligus sahabatnya sejak kecil.

Tahap peleraian (Falling Action) kedua novel juga memiliki persamaan.

Dalam novel Sang Pemimpi, berkaca dari pengalaman sebelumnya. Ikal, Arai dan

Jimbron berjanji untuk memperbaiki kesalahan mereka. Mereka semakin giat

belajar walau sambil tetap bekerja. Atas kerja keras mereka akhirnya bisa lulus

dengan nilai sangat memuaskan, yaitu kembali memperoleh bangku gardu depan

saat kelulusan bahkan Ikal dan Arai bisa melanjutkan kuliah, Ikal kuliah di

Universitas Indonesia sambil bekerja dikantor pos di Bogor; sedangkan Arai juga

tetap bekerja sambil kuliah di Kalimantan. Sedangkan dalam novel Ranah 3

Warna, dengan kerja kerasnya akhirnya Alif sangat gembira bisa memeluk

mimpi-mimpinya, yaitu pergi ke benua Amerika. Selama menuju ke Amerika

rombongan singgah ke Yordania, tanah para Nabi. Di Kanada, tim dari Indonesia

dihomologuekan dengan mahasiswa dari Kanada. Alif mendapat keluarga angkat

yang sangat baik dan mendapat tempat bekerja di stasiun Tv lokal di Kanada.

Selama mengikuti pertukaran pelajar, Alif menjadi peserta terbaik dan

memperoleh medali karena berhasil mewancarai tokoh politik yang sangat

berpengaruh di Kanada.

Tahap Denoment novel Sang Pemimpi membuka pertanyaan bagaimana

kehidupan dan kelanjutan Ikal dan Arai setelah memperoleh bea siswa ke Prancis

sesuai dengan impiannya. Sebelumnya mereka harus bersusah payah dari SMA

hingga menyelesaikan S-1 selalu diiingi dengan kesusahan dan membanting

Page 219: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tulang untuk biaya hidupnya. Akhirnya mereka bisa memeluk mimpi-mimpinya.

Sedangkan novel Ranah 3 Warna juga membuka pertanyaan bagaimana

kelanjutan cerita setelah Alif beberapa tahun kemudian menikah dengan gadis lain

(bukan Raisa) dan kembali ke Amerika untuk melanjutkan kuliah S2, sekaligus

berkunjung ke rumah orang tua angkatnya saat ia mengikuti pertukaran pelajar

dahulu.

Novel Sang Pemimpi dan novel Ranah 3 Warna sama-sama memiliki plot

yang mudah difahami, penuangan cerita menarik dan sederhana serta apa adanya.

Walaupun kedua novel memiliki plot campuran. Namun, konflik-koflik yang

ditampilkan tidak membuat pembaca kesulitan dalam memahami jalan ceritanya.

c. Tokoh, Penokohan dan Perwatakan

Ditinjau dari perwatakan, penokohan yang terdapat di dalam novel Sang

Pemimpi dan Ranah 3 Warna memiliki persamaan. Kedua tokoh utama sama-

sama memiliki watak yang baik, pantang menyerah dan optimis dengan apa yang

dicitakan. Kedua tokoh memiliki pandangan bahwa pendidikan sangat penting.

Tokoh-tokoh yang terdapat di kedua novel sama, masing-masing memiliki tokoh

protagonis, tokoh antagonis, tokoh sentral, dan tokoh tambahan.

Secara umum bagan penokohan dan perwatakan dalam novel Sang Pemimpi

dan Ranah 3 Warna digambarkan dalam gambar 12. di bawah ini:

Page 220: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 12. Klasifikasi pembagian tokoh dalam novel Sang

Pemimpi dan Ranah 3 Warna

Tokoh Antagonis Pak Mustar Randai

Tokoh Protagonis Ikal Arai

Jimbron

Alif

Tokoh Tambahan

- Ayah Ikal - Ibu Ikal - Pendeta

Geovanny - Pak Balia - Nurmala - Capo Lam

Nyet Po - Taikong

Hamim - Bang Zaitun - A Kiun - Nurmi - Mei Mei

- Ayah Alif - Amak Alif - Raisa - Bang Togar - Agam - Wira - Memet - Rusdi - Francois

Pepin

Tokoh Sentral Ikal Arai

Alif

Novel Sang Pemimpi

Tokoh dan Perwatakan Kedua

Novel

Novel Ranah 3 Warna

Page 221: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

d. Latar atau Setting

Novel Sang Pemimpi dan Ranah 3 Warna memiliki setting waktu, tempat,

dan suasana yang jelas. Secara umum setting yang berada di dalam kedua novel

dijelaskan secara implisit dalam cerita. Berikut penjelasan setting kedua novel.

Di lihat dari setting waktu, novel Sang Pemimpi dan Ranah 3 Warna

memiliki persamaan, yaitu jelas dalam penunjukan waktu seperti waktu pagi,

siang, malam serta jelas dalam menggunakan waktu dalam hitungan seperti tahun,

bulan, hari dan jam. Kedua novel sama-sama menggunakan waktu belajar

(sekolah), namun dalam novel Sang Pemimpi lebih dominan menceritakan tokoh

utama ketika belajar di tingkat SMA, sedangkan novel Ranah 3 Warna cenderung

menceritakan tokoh utama saat belajar di perguruan tinggi (kuliah).

Setting tempat novel Sang Pemimpi dan novel Ranah 3 Warna memiliki

perbedan. Dalam novel Sang Pemimpi menggunakan latar tempat primer di

sebuah desa kecil yang berada di Belitoung yaitu desa Manggar, Mangai yang

sebagian penduduknya bekerja sebagai kuli ngambat dan buruh di PN timah

Belitung. Sebaliknya, novel Ranah 3 Warna memiliki tiga latar primer yaitu

Bandung, ketika Alif berkuliah di Universitas Padjadjaran; Yordania, ketika

rombongan singgah beberapa waktu; dan Kanada, tempat proses terjadinya

pertukaran pelajar.

Latar suasana yang terdapat di dalam kedua novel memiliki persamaan.

Persamaan tersebut terlihat adanya suasana mengharukan dan menggembirakan.

Masing-masing novel memaparkan kedua hal tersebut. Selain itu, dalam novel

Sang Pemimpi dan novel Ranah 3 Warna sama-sama memiliki keyakinan agama

Page 222: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yang kuat dan percaya akan adanya Tuhan. Hal itu terlihat dari kebiasaan masing-

masing tokoh dalam cerita ketika melakukan ibadah, tokoh dalam cerita

senantiasa melakukan usaha yang disertai doa ketika melakukan suatu hal.

Namun, di banding novel Sang Pemimpi, novel Ranah 3 Warna lebih

menonjolkan segi keagamaannya. Hal itu dikarenakan tokoh utama di dalam novel

Ranah 3 Warna berlatar belakang orang pesantren, yang pernah mondok di

Pesantren Madani Gontor, Jawa Timur.

e. Sudut Pandang atau Point Of View

Sudut pandang yang digunakan dalam novel Sang Pemimpi yaitu sudut

pandang campuran antara sudut pandang persona pertama yaitu aku dan sudut

. Pengarang memposisikan dirinya

sebagai tokoh utama sebagai Ikal dalam cerita. Pengarang terlibat langsung

menjadi tokoh dan mengetahui kisah tokoh lain juga. Andrea Hirata dalam

bergantian. Penggalan ceritanya sebagai berikut.

Aku dan Arai ditakdirkan seperti sebatang jarum di atas meja

dan magnet bawahnya. Sejak kecil kami melekat ke sana

kemari. Aku makin dekat dengannya karena jarak antara aku

dan abang pangkuanku-abangku langsung-sangat jauh. Arai

adalah saudara sekaligus sahabat terbaikku. Meskipun kami

seusia, dia lebih abang daripada abang mana pun. Dia selalu

melindungiku. Sikap itu tercermin dari hal-hal paling kecil

(Sang Pemimpi: 25).

Page 223: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sedangkan sudut pandang novel Ranah 3 Warna yaitu sudut pandang aku

sebagai tokoh utama atau serba tahu yakni pengarang terlibat langsung yang

menjadi tokoh dan mengetahui kisah tokoh lain, dan pengarang menyebut tokoh

berarti penulis memposisikan dirinya

sebagai tokoh Alif dalam cerita. Berikut kutipannya:

Dengan terengah-engah akhirnya aku sampai juga di depan kos

bang Togar, yang terusuk di belakang rumah sakit boromeus.

Onde mandeh, dari jauh aku bisa melihat dia celah tegak

memat (Ranah 3 Warna: 73).

Akhirnya aku memilih untuk ikhlas saja, walaupun

diperlakukan dengan keras. Hari ini aku sibuk sekali karena

harus memperbaiki naskah, mengetik ulang, mengantar, dan

dicoret bang Togar lagi, sampai berulang- Ranah 3

Warna: 76).

f. Dialog atau Percakapan

Secara umum bahasa yang digunakan di kedua novel sama, yaitu

menggunakan bahasa Indonesia. Namun, ada beberapa perbedaan pengunaan

bahasa dialeknya. Dalam novel Sang Pemimpi, terdapat beberapa bahasa seperti

bahasa dialek, yaitu menggunakan bahasa (Indonesia-Melayu). Selain itu, Andrea

Hirata juga beberapa kali menggunakan kata-kata berbahasa Inggris yang mudah

difahami pembaca karena sudah umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Sebaliknya dalam novel Ranah 3 Warna, menggunakan beberapa bahasa dialek,

yaitu menggunakan bahasa (Indonesia-Minang atau Batak). Selain itu, Ahmad

Fuadi juga menggunakan bahasa (Indonesia-Sunda) dan bahasa Inggris, bahasa

Page 224: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Arab, bahasa Perancis ketika berada di luar negeri (Yordania dan Kanada,

Amerika), namun telah disertai terjemahan (arti) sehingga memudahkan pembaca

untuk memahaminya.

g. Gaya Bercerita

Gaya penceritaan novel Sang Pemimpi menggunakan kecerdasan kata-kata

dan kelembutan bahasa puitis berpadu tanpa ada unsur repetitif yang

membosankan. Bahasa halus, mudah dimengerti, tidak berbelit-belit dan cara

pengungkapannya sesuai dengan kebutuhan dan suasana. Setiap kata dalam cerita

mengandung kekayaan bahasa sekaligus makna apik di balik tiap-tiap katanya.

Selain itu, novel Sang Pemimpi ditulis dengan gaya bahasa yang beraneka ragam.

Sedangkan dalam novel Ranah 3 Warna, kata-kata yang digunakan lebih dominan

menggunakan kata-kata motivasi, kata-kata yang menggugah optimisme.

Penggunaan gaya bahasa yang bermakna denotatif sehingga langsung bisa

ditangkap oleh pambaca. Dalam novel Ranah 3 Warna juga terdapat beberapa

kalimat yang diambil dari perkataan para kyai sebagai kalimat yang dianggap bisa

memotivasi tokoh dalam melakukan tindakan. Menonjolkan tujuan memotivasi

agar pembaca semangat dan optimis dalam menjalani hidup dan menggapai cita-

cita.

Secara umum persamaan dan perbedaan unsur pembangun novel Sang

Pemimpi dan novel Ranah 3 Warna digambarkan pada gambar 11 di bawah ini.

Page 225: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 12. Persamaan dan Perbedaan Unsur Pembangun Novel Sang Pemimpi

dan Novel Ranah 3 Warna

No. Unsur Pembangun Novel Persamaan Perbedaan

1. Tema -

2. Alur atau Plot -

3. Penokohan dan Perwatakan -

4. Latar atau Setting - Latar Waktu - Latar Tempat - Latar Suasana

- -

-

5. Sudut Pandang (Point of View) -

6. Dialog Atau Percakapan -

7. Gaya Bercerita -

2. Interteks Pemikiran antara Andrea Hirata dan Ahmad Fuadi

Interteks Andrea Hirata dan Ahmad Fuadi dalam hal tema adalah tentang

perjuangan dalam mengarungi kehidupan serta kepercayaan terhadap kekuatan

sebuah mimpi, cita-cita atau pengharapan. Teknik pengungkapan pengarang

dalam kedua novel hampir sama, hal ini dikarenakan kedua pengarang memiliki

latar belakang yang hampir sama namun memiliki budaya yang berbeda.

Andrea Hirata yang berlatar belakang Islam, dideskripsikan sebagai pemuda

yang taat beragama dan selalu menghormati orang-orang yang berada di

sekitanya. Aktivitas dalam beragamanya pun digambarkan dengan jelas dalam

novel tersebut. Adapun Ahmad Fuadi yang memang memiliki latar belakang

Page 226: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Islam Pesantren-dalam hal ini adalah Pesantren Madani Gontor, Ponorogo-Jawa

Timur cenderung lebih melihat aspek keagamaan di atas segalanya. Tokoh dalam

cerita ini meyakini ada kekuatan-kekuatan yang bisa mendorong semangat tokoh

dalam mencapai suatu hal yang dianggap sebagai mantra, yaitu Manshabara

Zhafira: Siapa yang bersabar akan beruntung.

Hipogram antara dua karya tersebut Ahmad Fuadi meneruskan tema yang

ditawarkan oleh pemikiran Andrea Hirata. Dalam karya Andrea Hirata terdapat

walaupun digambaran masyarakat dalam bekerja sebagai buruh ngambat ataupun

sebagai kuli di PN Timah Belitung, namun tokoh utama tetap mengutamakan

pendidikan. Hal itu tergambar Ikal, Arai dan Jimbron harus bersekolah yang jauh

dari rumahnya. Orang tua tokoh dalam cerita pun walaupun tidak memiliki latar

belakang pendidikan yang baik, mereka juga mendukung prosese pendidikan

anak-anaknya. Sama halnya dengan Ahmad Fuadi dalam novelnya, walaupun

hidup di kampung kecil Maninjau, mereka berusaha untuk tetap maju untuk

memperoleh pendidikan, padahal tokoh utama tidak memiliki ijazah SMA untuk

melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Namun, atas kerja keras, doa dan

dukungan keluarga akhirnya tokoh bisa melewati itu semua. Penggambaran

kehidupan masyarkat dalam cerita pada novel Ranah 3 Warna lebih baik di

bandingkan yang ada di dalam novel Sang Pemimpi. Secara umum perbandingan

struktur pembangun kedua novel digambarkan di bawah ini.

Page 227: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 13. Perbandingan struktur novel Sang Pemimpi dan novel Ranah 3

Warna

No.

Unsur-Unsur

Pembangun Novel

Judul Novel Modern

Sang Pemimpi Ranah 3 Warna

1. Tema Perjuangan dalam mengarungi

kehidupan serta kepercayaan

terhadap kekuatan sebuah mimpi atau

pengharapan

Perjuangan hidup dalam menggapai

cita-cita, mimpi dan harapan

2. Alur atau Plot Menggunakan alur gabungan atau

alur campuran

(alur maju dan mundur)

Menggunakan alur gabungan atau

alur campuran

(alur maju dan mundur)

3. Penokohan Tokoh protagonis

Tokoh antagonis

Tokoh sentral

Tokoh tambahan

Tokoh protagonis

Tokoh antagonis

Tokoh sentral

Tokoh tambahan

4. Latar atau Setting a. Latar waktu

- menunjukkan setting waktu yang

jelas

- ketika terjadi PHK PN Timah

Belitung

b. Latar tempat

- Setting primer:

Manggar-Bangka Belitung

- Setting sekunder:

SMA Negeri, Pasar (los pasar),

Bioskop, Dermaga Pelabuhan,

Terminal Bogor dan Bogor, Jakarta

(Universitas Indonesia), dan Pulau

a. Latar waktu

- menunjukkan setting waktu yang

menyebutan hitungan waktu yang

jelas

- cerita ini bertepatan dengan

adanya tragedi yang terjadi di

negara Palestina

b. Latar tempat

- Setting pimer:

Bandung, Yordania, Kanada

- Setting sekunder:

Ponorogo-Jatim, Maninjau-Sumatra

Barat

Page 228: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kalimantan

c. Latar suasana

Suasana yang menegangkan,

menggembirakan dan mengharukan

c. Latar suasana

Suasana yang menegangkan,

menggembirakan dan mengharukan

5. Sudut Pandang (Point of View)

Sudut pandang campuran antara

sudut pandang persona pertama yaitu

aku dan sudut pandang persona

.

Sudut pandang akuan serba tahu

yakni pengarang terlibat langsung

yang menjadi tokoh dan mengetahui

kisah tokoh lain, dan pengarang

6. Dialog Atau Percakapan

- bahasa dialek; Indonesia-Melayu

- bahasa asing; Bahasa Inggris

- bahasa dialek; Indonesia-Minang,

Indonesia-Sunda

- bahasa asing; Bahasa Inggris,

Bahasa Perancis, dan Bahasa

Arab

7. Gaya Bercerita Gaya pencerita sangat sempurna,

kecerdasan kata-kata dan kelembutan

bahasa puitis berpadu tanpa ada

unsur repetitif yang tidak

membosankan. Ditulis dengan gaya

realis bertabur metafora,

personifikasi dan hiperbola dalam

penyampaian cerita yang cerdas dan

menyentuh, penuh inspirasi dan

imajinasi.

Kata-kata yang digunakan dominan

menggunakan kata-kata motivasi,

kata-kata yang menggugah

optimisme. Penggunaan gaya bahasa

yang bermakna denotatif.

Menonjolkan tujuan memotivasi agar

pembaca semangat dan optimitas

dalam menjalani hidup dan

menggapai cita-cita

Page 229: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Simpulan merupakan penarikan penegasan dari analisis yang sudah

dilakukan, pembahasan hasil penelitian, serta menjawab rumusan masalah

penelitian. Adapun simpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai

berikut.

1. Struktur Novel Sang Pemimpi dan Novel Ranah 3 Warna

a. Tema

1) Novel Sang Pemimpi

Novel Sang Pemimpi memiliki tema perjuangan dalam mengarungi

kehidupan serta kepercayaan terhadap kekuatan sebuah mimpi atau pengharapan.

Hal itu dapat dibuktikan dari penceritaan per kalimatnya dimana penulis berusaha

menggambarkan begitu besarnya kekuatan mimpi sehingga dapat membawa

seseorang menerjang kerasnya kehidupan dan batas kemustahilan.

2) Novel Ranah 3 Warna

Secara umum novel Ranah 3 Warna bertema perjuangan hidup dalam

menggapai cita-cita dan harapan. Semakin keras kehidupan yang dihadapinya

maka harus semakin kuat pula daya juang seseorang dalam upaya menggapai cita-

citanya. Impian harus dikejar habis-habisan walau cobaan hidup terus mendera,

karena Tuhan bersama orang yang sabar.

Page 230: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Alur atau Plot

1) Novel Sang Pemimpi

Novel Sang Pemimpi menggunakan alur gabungan atau alur campuran (alur

maju dan mundur). Alur maju ketika pengarang menceritakan dari mulai kecil

sampai dewasa dan alur mundur ketika menceritakan peristiwa waktu kecil pada

saat sekarang atau dewasa. Alur maju digunakan ketika menceritakan peristiwa

dari awal masuk SMA sampai pada akhirnya mereka semua lulus SMA, kuliah

hingga Ikal dan Arai mendapat beasiswa dan diterima di universitas di Perancis.

Alur mundur digunakan saat menceritakan kejadian sebelum mereka duduk di

bangku SMA, terutama saat ketika Ikal pertama kali bertemu dengan Arai ketika

mereka masih kecil.

2) Novel Ranah 3 Warna

Dilihat dari kronologis atau urutan waktu, dalam novel Ranah 3 Warna

karya Ahmad Fuadi, terdapat alur maju dan mundur. Alur maju yang

menceritakan perjuangan tokoh Alif dalam mendapat ijazah untuk pendidikan

yang lebih tinggi, dikarenakan Alif hanya lulusan pesantren, saat berkuliah dan

mendapat kesempatan ke Kanada (pertukaran pelajar). Alur mundur yang

membuat Alif bernostalgia kembali dalam kenangannya ketika menyantri di

Pondok Madani, Gontor Jawa Timur.

Page 231: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c. Penokohan

1) Novel Sang Pemimpi

Tokoh utama yang mendukung novel Sang Pemimpi yaitu Ikal, Arai dan

Jimbron. Tokoh tambahan dalam novel ini antara lain: Ayah Ikal, Ibu Ikal,

Pendeta Geovanny, Pak Mustar, Pak Balia, Nurmi, Nurmala, Laksmi, A Kiun,

Bang Zaitun, Mei Mei, dan Deborah Wong. Berikut ulasan tentang tokoh

utamanya.

a) Ikal

Ikal adalah tokoh utama sekaligus tokoh sentral dalam novel Sang Pemimpi.

Tokoh ini merupakan tokoh dominan yang sering muncul dalam cerita. Ikal

digambarkan melalui pelukisan tokoh dengan ciri-ciri fisik; rambut ikal, panjang,

dan tipis ujung agak melengkung.

Ikal adalah anak kampung yang miskin, sahabat Arai sekaligus saudara jauh

Arai. Ia adalah sprinter di SMA-nya, ia menampilkan kebolehannya ketika ia

dikejar oleh Pak Mustar dkk. Ikal termasuk remaja yang pekerja keras. Ia bersedia

membanting tulang demi menghidupi dirinya ketika harus bersekolah jauh dari

keluarganya.

b) Arai

Tokoh Arai juga merupakan tokoh protagonis dan tokoh tokoh sentral dalam

novel ini. Menjadi saudara angkat Ikal ketika kelas 3 SD saat ayahnya (satu-

satunya anggota keluarga yang tersisa) meninggal dunia.

Page 232: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Arai digambarkan dengan karakter yang unik, dari bentuk fisik maupun

sifatnya. Arai merupakan sosok penghibur sekaligus penyemangat rekan-

rekannya.

Arai adalah seseorang yang mampu melihat keindahan di balik sesuatu,

sangat optimis dan selalu melihat suatu peristiwa dari kaca mata yang positif. Arai

adalah sosok yang begitu spontan dan jenaka, seolah tak ada sesuatupun di dunia

ini yang akan membuatnya sedih dan patah semangat.

Dari beberapa penggambaran tokoh Arai di atas, terlihat jelas bahwa Arai

memiliki karakter yang baik, kuat, pemberani, dan pantang menyerah.

Penggambaran tokoh ini dikemas secara pas oleh pengarang.

c) Jimbron

Jimbron juga merupakan tokoh protagonis dalam novel ini. Jimbron adalah

anak yatim piatu yang diasuh oleh seorang pastur Katolik bernama Geovanny.

Laki-laki berwajah bayi dan bertubuh subur ini berkarakter sangat polos.

Segala hal tentang kuda adalah obsesinya, dan gagapnya berhubungan

dengan sebuah peristiwa tragis yang memilukan yang dia alami ketika masih SD,

dulu ayahnya sekarat di depan matanya maka ia membawa ayahnya dengan

sepeda yang lajunya lama sampai di puskesmas ayahnya meninggal di depan

matanya dan waktu ditanyai orang-orang dia sudah terlanjur gagap karena terlalu

banyak menangis sampai tersendat-sendat, ia selalu berfikir jika saja waktu itu dia

menaiki kuda pasti ayahnya tertolong.

Jimbron adalah penyeimbang di antara Arai dan Ikal, kepolosan dan

ketulusannya adalah sumber simpati dan kasih sayang dalam diri keduanya untuk

Page 233: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menjaga dan melindunginya. Ia sangat menyayangi Ikal dan Arai, diam-diam ia

telah memiliki tabungan yang sudah disiapkan untuk dua sahabatnya itu.

2) Novel Ranah 3 Warna

a) Alif

Merupakan tokoh 'aku' dalam cerita ini. Tokoh utama dalam novel ini

adalah Alif yang tengah berjuang dalam menggapai cita-cita. Alif memilki sifat

optimis dengan apa yang dicita-citakan pasti dapat terwujud. Alif memiliki sifat

pantang menyerah, apapun yang diinginkan akan terwujud suatu saat nanti, ia

memiliki tekad dan usaha yang kuat.

Alif juga memiliki sifat yang sangat sabar. Walaupun ada beberapa teman

yang meremehkannya untuk bisa kuliah, ia menanggapinya dengan hati yang

ikhlas. Dengan keyakinannya yang sepenuh hati, ia sangat optimis apa yang dicita

-citakn akan terwujud nantinya. Asalkan tetap berusaha dan berdoa.

Secara umum, tokoh utama memiliki contoh sikap dan watak yang baik.

pelukisan tokoh yang dilakukan pengarang dituangkan dengan baik pula,

gambaran-gambaran perbuatan yang dilakukan tokoh bisa menjadi pesan untuk

pembaca. Bagaimana cara meraih mimpi, bagaimana cara menghadapi kehidupan

yang sulit, dan lain-lain.

d. Latar atau Setting

1) Novel Sang Pemimpi

a) Latar Waktu

Setting pedesaan yang digambarkan dalam novel Sang Pemimpi adalah

setting ketika PN Timah Belitung, perusahaan tempat sebagian orang Melayu

Page 234: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menggantungkan periuk belanganya perlahan kolaps. Gelombang demi

gelombang karyawan di-PHK. Ledakan PHK itu memunculkan gelombang besar

terhadap anak-anak harus putus sekolah dan bekerja membantu orang tuanya.

Novel Sang Pemimpi banyak menunjukkan setting waktu yang jelas.

Sebagian besar didominasi oleh petunjuk waktu pagi, siang, sore, dan malam

untuk menunjukkan aktivitas yang dilakukan oleh para tokohnya. Setting waktu

juga ditunjukkan dengan angka jam.

b) Latar Tempat

Secara umum, sebagian besar cerita terjadi di latar tempat ini, salah satu

desa di Kecamatan Manggar, Belitung Timur (Bangka Belitung) yang merupakan

tempat tinggal tokoh utama dari novel tersebut. Kondisi pedesaan yang kumuh

dan kondisi masyarakat yang tidak mampu. Penggambaran tempat lebih terlihat

lagi ketika terjadi PHK besar-besaran yang terjadi PN Timah Belitong, sehingga

membawa dampak terhadap masyarakat setempat terutama masalah pendidikan.

Ini merupakan setting tempat primer cerita novel ini.

Adapun setting tempat sekunder dalam novel Sang Pemimpi yaitu SMA

Negeri yaitu Ikal, Arai dan Jimbron bersekolah di sekolah ini; Pasar (los pasar)

adalah tempat Ikal, Arai, dan Jimbron bekerja menjadi kuli ngambat untuk biaya

hidup dan tabungan cita-citanya kelak; Bioskop adalah tempat mereka bertiga

ketahuan menonton film, ternyata diketahui oleh Pak Mustar yang mengakibatkan

mereka dihukum; Dermaga Pelabuhan yaitu tempar bersembunyiketika Ikal, Arai

dan Jimbron dikejar oleh Pak Mustar dan guru lainnya; Terminal Bogor dan

Bogor tempat mereka terdampar di Bogor pada tengah malam; Jakarta yaitu

Page 235: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tempat Ikal bekerja di kantor pos dan kuliah di Universitas Indonesia; Pulau

Kalimantan tempat Arai bekerja dan kuliah.

c) Latar Suasana

Suasana yang muncul dalam novel ini beragam. Mulai dari suasana yang

menegangkan ketika mereka bertiga dikejar-kejar oleh Pak Mustar karena

menghinanya saat pidato apel pagi. Selain itu ada suasana yang menggembirakan

dan mengharukan ketika Ikal dan Arai berhasil mendapat bangku gardu depan saat

penerimaan rapor. Suasana yang menggembirakan dan mengharukan juga terlihat

saat Ikal dan Arai memperoleh beasiswa yang diterima di universitas di Perancis

saat pengumuman kelulusan.

2) Novel Ranah 3 Warna

a) Latar Waktu

Cerita novel Ranah 3 Warna diawali dari tokoh utama sejak menyelesaikan

pendidikan di Pesantren Madani Gontor, Ponorogo, Jawa Timur. Cerita ini

bertepatan dengan adanya tragedi yang terjadi di negara Palestina. Bisa dilihat

dalam cerita, s asi Alternatif

buat Negara

tersebut memiliki argumen bahwa Palestina didukung dengan tekanan diplomasi

PBB dan negara Arab, dan tidak ada halangan dari Amerika Serikat, maka

Palestina akan berhasil menjadi negara yang berdaulat (Ranah 3 Warna: 147).

Di dalam novel Ranah 3 Warna menunjukkan setting waktu yang

menyebutan hitungan jam, hari, bulan dan tahun. Selain itu, juga menunjukkan

setting waktu yang menunjukkan situasi pagi, siang, sore, dan malam.

Page 236: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Penutup cerita novel Ranah 3 Warna diakhiri dengan kepulangan Alif dari

Kanada dan beberapa tahun kemudian Alif resmi lulus dengan gelar Sarjana.

Peristiwa ini terjadi sekitar tahun 1995-an.

b) Latar Tempat

Tanjung pandan, Maninjau adalah tempat tinggal Alif. Ia dibesarkan dari

keluarga yang sederhana. Namun ia sangat bahagia memiliki keluarga yang

sederhana itu. Di Maninjau, Alif juga memiliki sahabat salah satunya bernama

Randai. Di Maninjau inilah, impian Alif semakin membara. Seluruh keluarga

mendukungnya. Ia pun semakin sangat optimis dengan keinginannya itu.

Setting tempat pimer dalam novel Ranah 3 Warna dimulai ketika Alif

mulai kuliah di Bandung, Universitas Padjajaran (UNPAD) mengambil jurusan

Hubungan Internasional. Alif berharap dengan berkuliah di situ bisa mewujudkan

mimpinya datang ke Amerika seperti yang diimpikannya; Yordania, Sebelum

datang sampai ke Amerika, Alif dan rombongan secara bertahap melewati dan

singgah di berbagai kota, salah satunya adalah Yordania; Amerika, sampailah Alif

dan rombongan di negara impiannya, Amerika. Ia sangat tidak percaya bisa benar-

benar terjadi.

Ia sangat takjub dengan negara Amerika itu, ia sangat membanggakannya

sehingga ia melakukan hal-hal ingin dilakukannya ketika sampai di sana; Saint-

Raymond, Quebec Kanada, Alif dan rekan homologuenya Francois Pepin

mendapat tempat latihan bekerja di stasiun TV SRTV. Alif sangat senang sekali

bisa mencari pengalaman dari kantor tersebut. Setting sekundernya yaitu

Maninjau, Sumatra Barat dan Ponorogo Jawa Timur.

Page 237: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c) Latar Suasana

Suasana yang muncul dalam novel Ranah 3 Warna sangat beragam. Mulai

dari suasana yang menegangkan ketika Alif mengikuti tes persamaan, tes masuk

perguruan tinggi dan tes program pertukaran pelajar ke luar negeri.

Selain itu ada suasana yang menggembirakan dan mengharukan ketika Alif

diterima kuliah di Universitas Padjadjaran, dan juga ketika masuk salah satu

peserta dalam pertukaran pelajar ke Kanada.

Suasana yang menggembirakan dan mengharukan juga terlihat saat Alif

mendapat medali penghargaan saat mengikuti pertukaran pelajar di Kanada dan

ketika lulus kuliah dengan nilai yang memuaskan.

e. Sudut Pandang

1) Novel Sang Pemimpi

Sudut pandang yang digunakan dalam novel Sang Pemimpi yaitu sudut

pandang campuran antara sudut pandang persona pertama yaitu aku dan sudut

pandang . Keterlibatan sikap, pikiran, dan

perasaan pengarang akan mendominasi tokoh-tokoh utama, tokoh utama

merupakan cerminan dari pengarang yang mengalami sendiri dalam cerita.

Pengarang memposisikan dirinya sebagai tokoh utama sebagai Ikal dalam cerita.

Pengarang terlibat langsung yang menjadi tokoh dan mengetahui kisah tokoh lain

juga.

2) Novel Ranah 3 Warna

Sudut pandang novel ini yaitu sudut pandang akuan serba tahu yakni

pengarang terlibat langsung yang menjadi tokoh dan mengetahui kisah tokoh lain,

Page 238: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

berarti penulis memposisikan dirinya sebagai tokoh Alif dalam cerita. Novel

Ranah 3 Warna karya Ahmad Fuadi merupakan perjalanan hidup si penulis

sendiri. Mulai dari masa di Pondok Pesantren Madani sampai kuliah bahkan

berhasil menuju Amerika seperti apa yang dicita-citakan.

f. Dialog atau Percakapan

1) Novel Sang Pemimpi

Dalam novel Sang Pemimpi, terdapat beberapa bahasa seperti bahasa dialek

dan bahasa Inggris. Pilihan kata dalam bahasa dialek dan bahasa asing yang

digunakan tidak terlalu sulit sehingga mudah difahami pembaca.

Dalam novelnya Andrea Hirata menggunakan bahasa (Indonesia-Melayu),

selain itu Andrea Hirata juga beberapa kali menggunakan kata-kata berbahasa

Inggris yang mudah difahami pembaca dalam novelnya.

2) Novel Ranah 3 Warna

Terdapat beberapa bahasa seperti bahasa dialek, bahasa Arab, bahasa

Perancis, bahasa Inggris dan telah disertai terjemahan (arti) sehingga

memudahkan pembaca untuk memahaminya.

Dalam novelnya Ahmad Fuadi menggunakan bahasa (Indonesia-Minang

atau Batak) dan penggunaan istilah-istilah asing. Ahmad Fuadi juga menggunakan

bahasa (Indonesia-Sunda) dalam penggunaan bahasa dalam novelya.

Page 239: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

g. Gaya Cerita

1) Novel Sang Pemimpi

Gaya penceritaan novel Sang Pemimpi ini sangat sempurna, yaitu

kecerdasan kata-kata dan kelembutan bahasa puitis berpadu tanpa ada unsur

repetitif yang tidak membosankan. Bahasa halus, mudah dimengerti, tidak

berbelit-belit dan cara pengungkapannya sesuai dengan kebutuhan dan suasana.

Setiap kata dalam cerita mengandung kekayaan bahasa sekaligus makna apik

dibalik tiap-tiap katanya. Selain itu, novel ini ditulis dengan gaya realis bertabur

metafora, personifikasi dan hiperbola dalam penyampaian cerita yang cerdas dan

menyentuh, penuh inspirasi dan imajinasi. Komikal dan banyak mengandung

letupan intelegensi yang kuat sehingga pembaca tanpa disadari masuk dalam kisah

dan karakter-karakter yang ada dalam novel Sang Pemimpi.

2) Novel Ranah 3 Warna

Kata-kata yang digunakan lebih dominan menggunakan kata-kata motivasi,

kata-kata yang menggugah optimisme. Pendapat tema disampaikan dengan

menggunakan kalimat yang mudah dipahami. Untuk membangun semangat dan

optimisme dalam menggapai cita-cita.

Aspek retorika suatu wacana menunjuk pada siasat dan cara yang digunakan

oleh pelaku wacana untuk memberikan penekanan pada unsur-unsur yang ingin

ditonjolkan. Penggunaan gaya bahasa yang bermakna denotatif. Menonjolkan

tujuan memotivasi agar pembaca semangat dan optimitas dalam menjalani hidup

dan menggapai cita-cita.

Page 240: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Persamaan dan Perbedaan Stuktur Novel Sang Peemimpi dan Ranah 3 Warna

dengan Menggunakan Pendekatan Intertekstual

a. Persamaan Struktur Novel

Tema kedua novel memiliki persamaan yaitu tentang perjuangan dalam

mengarungi kehidupan serta kepercayaan terhadap kekuatan sebuah mimpi, cita-

cita atau pengharapan. Hal itu bisa terlihat dari karakter kuat tokoh dalam

menggapai mimpi dari kedua novel tersebut. Bagi tokoh utama dalam kedua novel

ini, mimpi harus dikejar hingga habis-habisan. Mereka percaya mimpi itu akan

bisa dicapai dengan berjuang dan usaha yang keras.

Ditinjau dari segi perwatakan, novel Sang Pemimpi dan Ranah 3 Warna jga

memiliki persamaan dalam hal karakter tokoh. Tokoh utama dari masing-masing

novel digambarkan sebagai tokoh yang baik, kuat, pantang menyerah,

berpendirian teguh dan rela berjuang untuk meraih cita dan harapannya.

Tokoh Ikal, Arai dan Jimbron dalam novel Sang Pemimpi, mati-matian

bekerja sambil sekolah sehingga dapat membiayai hidup dan menabung untuk

meraih mimpinya karena orang tua tidak mampu, sedangkan Alif dalam novel

Ranah 3 Warna berjuang bekerja sambil kuliah untuk membiayai hidup dan

kuliahnya pula, karena ayahnya telah tiada.

Alur yang terdapat dalam novel Sang Pemimpi dan Ranah 3 Warna

memiliki persamaan yaitu beralur atau berplot campuran (perpaduan antara alur

maju dan alur mundur). Alur maju digunakan dalam novel ketika menceritakan

tokoh dari awal cerita hingga akhir cerita, sedang alur mundur muncul ketika

tokoh utama menceritakan masa lalunya. Dalam novel Sang Pemimpi diceritakan

Page 241: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Arai saat kecil, sedangkan dalam novel Ranah 3 Warna menceritakan Alif ketika

menjadi santri di Pondok Madani, Gontor, Jawa Timur.

b. Perbedaan Struktur Novel

Terdapat perbedaan yang ditemukan dalam struktur cerita novel Sang

Pemimpi dan Ranah 3 Warna. Perbedaan yang pertama terletak pada setting atau

latar kedua cerita tersebut. Latar yang sangat nyata yaitu latar tempat. Setting

novel Sang Pemimpi memiliki setting primer di Manggar, salah satu desa yang

terletak di Kecamatan Belitung Timur, Bangka Belitong yang sebagian besar

masyarakatnya bermata pencaharian sebagai buruh penambang timah, sedangkan

novel Ranah 3 Warna memiliki tiga setting primer yaitu di Bandung, Yordania

dan Kanada (Amerika).

Selain Setting tempat, setting waktu juga memiliki perbedaan, dalam novel

Sang Pemimpi yang berlatar di Bangka Belitung dan Jakarta terjadi sekitar tahun

2000 sampai dengan tahun 2008-an, sedangkan setting waktu novel Ranah 3

Warna memiliki setting primer di Tanjungpandan-Maninjau, Bandung dan

Kanada terjadi sekitar tahun tahun 1990 sampai dengan tahun 1996-an.

Sudut pandang yang digunakan dalam novel Sang Pemimpi yaitu sudut

pandang campuran antara sudut pandang persona pertama aku dan sudut

oh lain. Sedangkan sudut pandang yang

terdapat dalam novel Ranah 3 Warna yaitu sudut pandang aku sebagai tokoh

utama yakni pengarang terlibat langsung yang menjadi tokoh dan mengetahui

. Dialog dan

Page 242: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

gaya bercerita yang terdapat dalam novel Sang Pemimpi dan novel Ranah 3

Warna juga memiliki perbedaan. Dalam novel Sang Pemimpi terdapat beberapa

bahasa seperti bahasa dialek, bahasa (Indonesia-Melayu). Sedangkan dalam novel

Ranah 3 Warna, pengarang menggunakan beberapa bahasa seperti bahasa

(Indonesia-Minang atau Batak) dan penggunaan istilah-istilah asing (bahasa Arab,

bahasa Inggris, dan bahasa Perancis), selain itu juga menggunakan bahasa

(Indonesia-Sunda) dalam penggunaan bahasanya.

Gaya penceritaan yang digunakan dalam novel Sang Pemimpi ini sangat

sempurna, yaitu kecerdasan kata-kata dan kelembutan bahasa puitis berpadu tanpa

ada unsur repetitif yang membosankan. Bahasa halus, mudah dimengerti, tidak

berbelit-belit dan cara pengungkapannya sesuai dengan kebutuhan dan suasana.

Setiap kata dalam cerita mengandung kekayaan bahasa sekaligus makna apik di

balik tiap-tiap katanya. Sedangkan dalam novel Ranah 3 Warna, kata-kata yang

digunakan lebih dominan menggunakan kata-kata motivasi, kata-kata yang

menggugah optimism pembaca. Pendapat tema disampaikan dengan

menggunakan kalimat yang mudah dipahami. Untuk membangun semangat dan

tumbuhnya optimisme dalam menggapai cita-cita.

c. Hubungan Intertekstual Novel Sang Pemimpi dan Ranah 3 Warna

berkaitan dengan Struktur Novel

Tema yang terdapat dalam kedua novel memiliki persamaan yaitu

perjuangan dalam mengarungi kehidupan serta kepercayaan terhadap kekuatan

sebuah mimpi, cita-cita atau pengharapan . Dengan demikian, dapat dikatakan

Page 243: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

terkait dengan tema bahwa novel Sang Pemimpi sebagai hipogram dan novel

Ranah 3 Warna sebagai transformasinya.

Plot atau alur dalam kedua memiliki persamaan. Novel Sang Pemimpi dan

Ranah 3 Warna sama-sama memiliki plot atau alur campuran (perpaduan antara

alur maju dan alur mundur). Bisa dikatakan bahwa novel Sang Pemimpi sebagai

hipogram sedangkan novel Ranah 3 Warna merupakan transformasinya.

Secara garis besar, tokoh yang ditampilkam dalam novel Sang Pemimpi dan

Ranah 3 Warna memiliki persamaan apabila ditinjau dari perwatakan. Dengan

demikian, Perwatakan tokoh utama (Ikal dan Arai) dalam novel Sang Pemimpi

memiliki persamaan dengan tokoh utama (Alif) dalam novel Ranah 3 Warna.

Tokoh utama kedua novel memiliki karakter yang pantang menyerah, rela

berjuang untuk meraih semua keinginan dan cita-citanya, dapat dikatakan terkait

dengan penokohan novel Sang Pemimpi merupakan hipogram dan novel Ranah 3

Warna sebagai transformasinya.

Latar suasana yang melatarbelakangi novel Sang Pemimpi dan novel Ranah

3 Warna memiliki setting suasana yang hampir sama. Ada peristiwa yang mirip

dalam kedua novel tersebut, yaitu pentingnya arti pendidikan dalam kehidupan,

bagaimana sebuah keinginan dan cita-cita bisa diwujudkan, serta butuh banyak

pengorbanan agar cita-cita bisa diraih. Bisa dikatakan bahwa novel Sang Pemimpi

merupakan hipogram dan novel Ranah 3 Warna adalah transfromasinya.

Latar Waktu dalam novel Sang Pemimpi berkisar dari tahun 2000 sampai

dengan tahun 2008-an. Sedangkan latar waktu novel Ranah 3 Warna berkisar dari

tahun 1990 sampai dengan tahun 1996-nan. Namun, apabila ditinjau dari tahun

Page 244: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

terbit kedua novel, novel Sang Pemimpi terbit pada tahun 2006, sedangkan novel

Ranah 3 Warna terbit pada tahun 2011. Bisa dikatakan bahwa novel Sang

Pemimpi adalah hipogram dan novel Ranah 3 Warna adalah transformasinya.

Latar tempat cerita novel Sang Pemimpi dan Ranah 3 Warna memiliki

persamaan dan perbedaan. Novel Sang Pemimpi memiliki latar primer sebuah

desa kecil yang ada di Kacamatan Manggar, Kabupaten Belitung Timur, Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung. Sedangkan novel Ranah 3 Warna memiliki latar

primer di Bandung, Yordania dan Kanada. Terkait dengan latar tempat primer,

dapat dikatakan kedua novel sama-sama memiliki setting tempat. Bisa dikatakan

bahwa novel Sang Pemimpi hipogram dengan novel Ranah 3 Warna

(transformasinya).

Sudut pandang yang digunakan dalam novel Sang Pemimpi dan Ranah 3

Warna memiliki perbedaan. Novel Sang Pemimpi memiliki sudut pandang

Ranah 3 Warna memiliki sudut pandang persona

tokoh utama atau serba tahu. Bisa dikatakan kedua novel sama-

Sang Pemimpi

hipogram dan novel Ranah 3 Warna adalah transformasinya.

Dialog yang terdapat dalam novel Sang Pemimpi, terdapat beberapa bahasa

seperti bahasa dialek, menggunakan bahasa (Indonesia-Melayu), selain itu juga

beberapa kali menggunakan kata-kata berbahasa Inggris yang mudah difahami

pembaca dalam novelnya. Sedangkan dalam novel Ranah 3 Warna, pengarang

menggunakan beberapa bahasa seperti bahasa dialek, bahasa Arab, bahasa

Perancis dan telah disertai terjemahan (arti) sehingga memudahkan pembaca

Page 245: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

untuk memahaminya. Ahmad Fuadi juga menggunakan bahasa (Indonesia-

Minang atau Batak) dan penggunaan istilah-istilah asing, Ahmad Fuadi juga

menggunakan bahasa (Indonesia-Sunda) dalam penggunaan bahasanya. Dengan

demikian, dapat dikatakan terkait dengan dialog novel Sang Pemimpi hipogram

dengan novel Ranah 3 Warna (transformasinya).

Gaya penceritaan yang digunakan dalam novel Sang Pemimpi ini sangat

sempurna, yaitu kecerdasan kata-kata dan kelembutan bahasa puitis berpadu tanpa

ada unsur repetitif yang membosankan. Sedangkan dalam novel Ranah 3 Warna,

kata-kata yang digunakan lebih dominan menggunakan kata-kata motivasi, kata-

kata yang menggugah optimisme. Untuk membangun semangat dan optimisme

dalam menggapai cita-cita. Menonjolkan tujuan memotivasi agar pembaca

semangat dan optimis dalam menjalani hidup dan menggapai cita-cita.

3. Nilai-nilai Pendidikan dalam Novel Sang Pemimpi dan Ranah 3 Warna

a. Nilai Pendidikan Moral

1) Nilai Pendidikan Moral dalam Novel Sang Pemimpi

Dalam novel Sang Pemimpi pengarang menulis melalui gaya bahasa

sarkasme yaitu gaya bahasa sindiran yang paling kasar dalam pengungkapannnya

supaya manusia memahami dan menghayati etika ketika berinteraksi dan

berkomunikasi dengan masyarakat. Selain itu juga digunakan penggunaan gaya

bahasa antifrasis yaitu gaya bahasa sindiran yang mempergunakan kata-kata yang

bermakna kebalikannya dan bernada ironis arti menyindir seseorang yang

Page 246: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mempunyai kelakuan tidak baik seandainya menyalonkan menjadi ketua, maka

tidak bisa dibayangkan anak buahnya akan seperti apa.

2) Nilai Pendidikan Moral dalam Novel Ranah 3 Warna

Sebagai sesama makhluk ciptaan Allah, kita tidak boleh merendahkan dan

meremehkan kemampuan orang lain. Setiap manusia memiliki kesempatan yang

sama untuk meraih kesuksesan. Dalam setiap kesempatan dan kondisi tertentu,

tetaplah menjadi diri sendiri dan berlaku baik dalam segala hal, termasuk bersikap

jujur. Selain itu, juga terdapat pendidikan moral sebagai anak, kita harus berbakti

kepada orang tua.

b. Nilai Pendidikan Religius (Agama)

1) Nilai Pendidikan Religius (Agama) dalam Novel Sang Pemimpi

Tokoh-tokoh dalam novel Sang Pemimpi mencerminkan tokoh yang taat

beragama dengan mengaji setiap hari. Perilaku tokoh dalam kesehariannya

mencerminkan seorang muslim. Orang yang taat pada perintah agama. Sikap

saling menghormati dalam menjalankan agama, menunjukkan hubungan yang

harmonis akan terjalin dan menjadikan hidup manusia menjadi tentram dan

bahagia karena nilai religius merupakan keterkaitan antarmanusia dengan Tuhan

sebagai sumber ketentraman dan kebahagiaan di dunia.

2) Nilai Pendidikan Religius (Agama) dalam Novel Ranah 3 Warna

Dalam novel Ranah 3 Warna mengandung pelajaran bahwa manusia

berencana, tetapi Tuhanlah yang menentukan. Hidup adalah soal penyerahan diri.

Apabila kita telah berusaha dengan segenap daya dan upaya, maka berserah

dirilah dengan tetap mengharap ridha Allah. Kita harus sabar dalam menjalani

Page 247: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

hidup. Taat dan patuh selalu kepada orang tua, saat orang tua masih hidup hingga

meninggal. Ketika sudah meninggalpun anak harus mengirim doa untuknya.

c. Nilai Pendidikan Sosial

1) Nilai Pendidikan Sosial dalam Novel Sang Pemimpi

Setia kawan yang begitu tinggi antara tokoh-tokoh dalam novel Sang

Pemimpi. Masing-masing saling mendukung dan membantu antara satu dengan

yang lain dalam mewujudkan impian-impian mereka sekalipun hampir mencapai

batas kemustahilan. Kepedulian tersebut dapat berupa perhatian maupun berupa

kritik. Kritik tersebut dilatar belakangi oleh dorongan untuk memprotes

ketidakadilan yang dilihat, didengar maupun yang dialaminya. Nilai pendidikan

sosial melalui penggunakan gaya bahasa hiperbola yaitu gaya bahasa yang

mengandung suatu pernyataan yang berlebihan, misalnya membesar-besarkan

suatu hal dari yang sesungguhnya. Nilai sosial berkenaan dengan kemanusiaan

dan mengembangkan kehidupan bersama, seperti kasih sayang, penghargaan,

kerja sama, perlindungan, dan sifat-sifat yang ditujukan untuk kepentingan

kemanusiaan lainnya yang merupakan kebiasaan yang diwariskan secara turun

temurun.

2) Nilai Pendidikan Sosial dalam Novel Ranah 3 Warna

Sebagai makhluk sosial kita harus saling tolong-menolong dalam setiap

keadaan, tidak perlu memandang derajat seseorang ketika menolong.

Mensedekahkan rezeki yang kita miliki kepada orang yang berhak. Dalam novel

Ranah 3 Warna juga menunjukkan bahwa menjaga kepercayaan adalah hal yang

penting dalam persahabatan.

Page 248: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

d. Nilai Pendidikan Kultural

1) Nilai Pendidikan Kultural dalam Novel Sang Pemimpi

Nilai-nilai budaya dalam suatu kebudayaan berada dalam daerah emosional

dari alam jiwa para individu yang menjadi warga dari kebudayaan bersangkutan.

Kebiasaan dalam daerah tertentu juga mempengaruhi tata cara dalam kehidupan

sehari-hari. Masyarakat Melayu ketika mulai beranjak dewasa kebanyakan mereka

sudah bekerja mencari uang untuk membantu keluarganya dalam mencukupi

kebutuhan hidup. Maka tidak heran, banyak remaja yang memilih tidak

melanjutkan sekolah, melainkan memilih untuk bekerja. Unsur-unsur dan nilai

kebudayaan juga dapat dilestarikan dengan menggunakan benda atau barang

kebudayaan daerah setempat. Hal tersebut juga diterapkan oleh masyarakat

Melayu.

2) Nilai Pendidikan Kultural dalam Novel Ranah 3 Warna

Nilai ini mengandung kebiasaan yang pernah atau sering dilakukan tokoh

bersama tokoh yang lain. Dengan latar belakang kebudayaan Padang selayaknya

budaya Jawa, terlihat seorang anak yang patuh dan hormat kepada kedua orang

tua, di samping itu juga menjadikan orang tua sebagai teman mereka sehingga

menjadi akrab dan harmonis.

e. Nilai Pendidikan Estetika

1) Nilai Pendidikan Estetika dalam Novel Sang Pemimpi

Terdapat banyak sekali nilai keindahan yang terdapat novel Sang Pemimpi,

diantaranya: nilai keindahan tampak ketika Arai dan Ikal melihat dan

Page 249: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mendengarkan alat musik biola yang dimainkan oleh Nurmi; saat Ikal merasakan

kerinduan terhadap keindahan alam Belitung; ketika Ikal dan Arai menuju Bogor,

mereka tertegun ketika melihat pertokoan lampu yang menjual berbagai lampu

yang memancarkan cahaya yang sangat indah dan lain-lain.

2) Nilai Pendidikan Estetika dalam Novel Ranah 3 Warna

Nilai yang berkaitan dengan unsur cita dan keindahan dalam novel Ranah 3

Warna juga tampak dalam kehidupan tokoh sehari-hari. Ketika diceritakan

keadaan kampus Alif saat kuliah di Universitas Padjadjaran, Bandung. Nilai

estetika juga tampak ketika Alif mulai menginjakkan kaki di tandus namun

nyamannya kota Yordania dan kemegahan Kanada-Amerika.

f. Nilai Pendidikan Praktis

1) Nilai Pendidikan Praktis dalam Novel Sang Pemimpi

Setelah membaca novel Sang Pemimpi, pembaca diharapkan selalu yakin

dengan apa yang diinginkan akan terwujud. Tetap bersikap sabar dengan apa yang

kita inginkan, jika dibarengi dengan usaha dan doa apa yang kita inginkan pasti

akan tercapai.

2) Nilai Pendidikan Praktis dalam Novel Ranah 3 Warna

Melalui novel Ranah 3 Warna pembaca diharapkan dapat mengambil

hikmah dari kejadian yang terdapat dalam cerita tersebut. Semua manusia

memiliki mimpi, mimpi sebesar apapun bisa diraih asal diiringi dengan usaha

yang besar pula. Manusia tidak perlu khawatir untuk pergi merantau. Dengan

Page 250: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

merantau kita akan menemukan dunia baru, teman baru, dan tentunya tempat

nyaman yang baru.

B. Implikasi

Implikasi dari temuan penelitian mencakup pada dua hal, yakni implikasi

teoretis dan praktis. Implikasi teoretis berhubungan dengan kontribusinya bagi

perkembangan teori-teori, pendekatan dan kajian tentang penelitian sastra

(intertekstual) dan implikasi praktis berkaitan dengan kontribusinya temuan

penelitian terhadap pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia terutama bidang

sastra di sekolah. Rumusan implikasi hasil penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Implikasi Teoretis

a. Penelitian ini telah berhasil menjelaskan dan mendeskripsikan bahwa

pendekatan intertekstual merupakan salah satu pendekatan yang bisa

diterapkan di dalam penelitian sastra (novel).

b. Penelitian sastra menggunakan pendekatan intertekstual dapat memperkaya

kajian terutama dalam hal telaah sastra (karya sastra). Pendekatan

intertekstual yang sebelumnya dilakukan kajian struktural bisa dijadikan

acuan dalam pengakajian sastra dengan pendekatan yang berbeda dan

variabel yang berbeda pula.

c. Mengkaji novel dengan menggunakan pendekatan intertekstual dapat

dijadikan salah satu model dalam apresiasi sastra, khususnya dalam hal

apresiasi prosa fiksi (novel).

Page 251: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

d. Kajian intertekstual sebagai salah satu pendekatan penelitian sastra yang

memberikan teknik khusus di dalam penelitian sastra, karena penelitian

yang dilakukan tidak hanya mengkaji satu buah karya (novel) saja, namun

dengan perbandingan karya (novel) yang lain.

e. Secara umum, kajian sastra dengan menggunakan pendekatan intertekstual

dirancang untuk menggali sebuah karya sastra tertentu (novel, puisi dan

lain-lain) yang dirasa mempunyai hubungan sejarah atau hubungan-

hubungan yang lain dengan karya sastra lain, karena suatu karya muncul

pasti dipengaruhi oleh karya-karya terdahulu.

2. Implikasi Praktis

a. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai acuan kajian sastra dalam

rangka menunjang pembelajaran apresiasi sastra di bangku sekolah,

terutama tingkat SMA. Kajian novel dengan menggunakan pendekatan

intertekstual merupakan salah satu kajian novel berupa mengapresiasi

dengan menggunakan dua novel atau lebih.

b. Pendekatan intertekstual dapat diterapkan dalam pembelajaran apresiasi

sastra di Sekolah Menengah Atas yang bisa diawali dengan mengkaji dua

karya sastra yang bersifat sederhana, misalnya cerpen. Kedua karya sastra

tersebut kemudian dicari persamaan dan perbedaannya.

c. Proses pembelajaran apresiasi sastra seharusnya tidak hanya dilakukan

dengan memberikan teori saja. Namun, kegiatan pembelajaran yang

Page 252: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dilakukan harus mampu mendorong peserta didik agar lebih bisa

mengapresiasi, mencintai, dan berkreasi terhadap sastra (novel).

d. Pembelajaran apresiasi sastra (telaah novel) secara umum dapat memberikan

sumbangan dalam aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik

peserta didik. Aspek kognitif yang dapat diperoleh dari pembelajaran telaah

sastra berupa pengetahuan siswa terhadap sastra meningkat sehingga dapat

mengatasi permasalahan yang selama ini dihadapi. Aspek afektif, melalui

belajar telaah sastra dapat meningkatkan emotif atau perasaan siswa

terhadap sastra. Aspek psikomotorik, melalui belajar sastra siswa bisa

mencipta karya sastra dengan mengimajinasi karya sastra yang dibaca.

e. Dua novel yang dianalisis di dalam penelitian ini mengangkat masalah

pentingnya memperoleh pendidikan, oleh karena itu hadirnya kedua novel

sangat memberi kontribusi terhadap pendidikan. Kedua novel ini bisa

dijadikan sebagaii media pembelajaran di kelas, dijadikan pemodelan di

dalam penulisan kreatif sastra, atau juga bisa digunakan sebagai kutipan di

dalam soal atau tes evaluasi.

C. Saran-saran

Saran ini terutama ditujukan kepada para pendidik, peserta didik, peneliti

sastra, para pembaca, dan penulis novel (pemula) sebagai bahan pertimbangan

dalam mengabdikan tugas-tugas mereka di bidangnya masing-masing.

1. Untuk Pendidik

Page 253: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

a. Novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata dan novel Ranah 3 Warna karya

Ahmad Fuadi sangat baik digunakan sebagai media atau bahan ajar dalam

bidang sastra. Kedua novel tersebut dapat digunakan sebagai bahan untuk

mengapresiasi terhadap unsur-unsur struktur novel.

b. Tema yang terdapat di dalam kedua novel dapat dijadikan pandangan

pembaca, bahwa sesuatu yang tidak mungkin bisa saja terjadi. Mimpi,

harapan dan keinginan dapat terwujud tergantung usaha yang dilakukan.

Melalui kedua novel ini, pembaca mendapat gambaran tentang perjuangan

dalam meraih mimpi.

c. Nilai pendidikan yang terkandung di dalam novel Sang Pemimpi dan Ranah

3 Warna sangat kental dan menyeluruh. Nilai-nilai pendidikan yang

terkandung yaitu nilai moral, nilai religius, nilai sosial, nilai estetika, nilai

kultural dan nilai praktis.

d. Guru bahasa Indonesia sudah saatnya menghadirkan metode pembelajaran

yang tidak monoton yang dapat memberikan rasa bosan siswa dalam belajar,

ide yang variatif, guru bisa memilih karya sastra yang baru sebagai media

pembelajaran dalam pembelajaran apresiasi karya sastra (novel).

2. Untuk Peserta Didik

a. Para siswa hendaknya dapat memilih dan memilah dalam rangka memaknai

kandungan isi novel. Nilai-nilai positif yang terdapat di dalam novel bisa

diteladani dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan nilai

negatif apabila ditemukan cukup diambil hikmahnya, kemudian

disingkirkan.

Page 254: TESIS/Kajian... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN NOVEL RANAH 3 WARNA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Meneladani tokoh-tokoh yang terdapat di dalam novel, watak tokoh yang

baik bisa digunakan sebagai inspirasi dalam kehidupan nyata.

3. Untuk Peneliti

Penelitian sastra yang dilakukan hanyalah sebagian kecil dari banyaknya

penelitian dan pengkajian sastra di Indonesia. Masih banyak pendekatan

pengkajian yang dapat dilakukan. Oleh karena itu, para peneliti sastra diharapkan

dapat mengkaji karya sastra dengan pendekatan yang lainnya, sehingga dapat

menemukan sendi-sendi kesastraan dan dapat memperkaya khasanah sastra

Indonesia.

4. Penulis Novel

Melalui dua novel modern yang dianalisis di dalam penelitian ini, yaitu

novel Sang Pemimpi dan novel Ranah 3 Warna, bisa terlihat bahwa

perkembangan novel terutama di Indonesia sangat pesat sekali. Munculnya

penulis-penulis remaja baru, tema yang disuguhkan pun sangat beragam. Bisa

dikatakan bahwa dari perkembangan tersebut telah memberi banyak motivasi

positif untuk pembaca. Hal ini dihimbau untuk para penulis muda atau pemula

agar lebih aktif dan kreatif dalam menciptakan karya sastra (novel) sehingga bisa

memberikan sumbangan yang berarti melalui karya yang bermanfaat bagi

pembaca dan juga bisa dijadikan sebagai media atau bahan ajar di bidang

pendidikan, khususnya pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.