nim: 109053100001 -...
TRANSCRIPT
EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN MANASIK HAJI
PADA KANTOR URUSAN AGAMA (KUA)
KECAMATAN CIPAYUNG JAKARTA TIMUR TAHUN 2012
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I.)
Oleh
Sri Rezeki
NIM: 109053100001
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMRAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2014 M./1435 H.
v
Motto dan Persembahan
Singkirkan segala aral rintangan yang menjadi penghalang perjalanan hidup
dengan ucapan “A’udzu billahi minasyaitani rajim”
Setelah itu, bukalah cakrawala kehidupan dengan ucapan “Bismillahirrahmanirrahim”
Lalu bersihkan noda-noda maksiat yang ada dan melekat ditubuh
dengan ucapan “Astaghfirullahal azhim”
Kemudian awali langkah perjalanan hidup dengan ucapan “La haula wala quwwata illa billah”
Selanjutnya hadapi segala musibah yang menimpa perjalanan hidup
dengan ucapan “Innalillahi wa innailaihi raji’un”
Dan yang terakhir, akhiri segala hal yang telah diperbuat dengan ucapan “Alhamdulillahi rabbil ‘alamin”
Dengan sepenuh hati, kupersembahkan skripsi dan gelar sarjana ini teruntuk Bapak dan Mama tersayang
vi
ABSTRAK SRI REZEKI. NIM 109053100001. Evaluasi Program Bimbingan Manasik Haji Pada Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Cipayung Jakarta Timur Tahun 2012. Program Studi Manajemen Dakwah Konsentrasi Manajemen Haji dan Umrah, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014 M./1435 H. Isi: xvi + 65 halaman + 10 lampiran, 32 literatur (1982-2010). Penelitian ini dilakukan di KUA Kecamatan Cipayung Jakarta Timur karena KUA Kecamatan merupakan salah satu tempat pelayanan informasi haji dan bimbingan manasik haji yang telah diberdayakan pemerintah sebagai aparatur Kementerian Agama yang langsung berhubungan dengan masyarakat untuk turut serta membantu menjelaskan kebijakan pemerintah tentang penyelenggaraan ibadah haji. Selain itu, KUA Kecamatan Cipayung merupakan KUA teladan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui mekanisme dan prosedur bimbingan manasik haji di KUA Kecamatan Cipayung Jakarta Timur dan kesesuaiannya dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU). Penelitian ini berfokus pada evaluasi program bimbingan manasik haji. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskritif analitis.
Penelitian dilaksanakan di KUA Kecamatan Cipayung Jakarta Timur pada bulan April hingga Juli 2013. Pengumpulan data menggunakan pedoman observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Informan kunci (key informan) adalah Kepala KUA dan untuk memperkaya data yang diperoleh, dilakukan penggalian data dari para karyawan KUA dan jamaah haji tahun 2012 secara snowball sesuai dengan tujuan penelitian.
Hasil penelitian diperoleh gambaran mengenai mekanisme dan prosedur bimbingan manasik haji di KUA dan hasil evaluasi program bimbingan manasik haji di KUA Kecamatan Cipayung Jakarta Timur yang mencakup materi, sarana, biaya, kompetensi pembimbing serta kompetensi dan indikator jamaah haji. Keseluruhan kegiatan tersebut memberikan dampak yang positif terhadap peningkatan mutu pelayanan bimbingan manasik haji di KUA di masa mendatang. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah pelaksanaan bimbingan manasik haji di KUA tersebut telah sesuai dengan SOP bidang PHU karena sesuai dengan tujuan pelaksanaan bimbingan manasik haji yaitu tercapainya optimalisasi penyelenggaraan ibadah haji. Bentuk dari optimalisasi tersebut adalah dengan penyiapan calon jamaah haji yang memahami tatalaksana ibadah haji sehingga dapat melaksanakan ibadahnya sesuai dengan tuntunan manasik haji. Hasil evaluasi program bimbingan manasik haji di KUA telah berjalan dengan baik karena adanya pengevaluasian di awal, proses dan akhir pelaksanaan bimbingan manasik haji sehingga selalu ada perbaikan di setiap pertemuan. Saran dari hasil penelitian ini adalah pihak Kementrian Agama agar membenahi dan meningkatan peran KUA yang mempunyai tugas pokoknya sebagai penyelenggara haji di tingkat Kecamatan. Kata Kunci: Evaluasi Program dan Bimbingan Manasik Haji
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahim
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya,
tidak lupa shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan
penyusunan skripsi ini yang berjudul:
“Evaluasi Program Bimbingan Manasik Haji Pada Kantor Urusan
Agama Islam (KUA) Kecamatan Cipayung Jakarta Timur Tahun 2012”.
Penyusunan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam mendapatkan gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) pada jurusan
Manajemen Dakwah konsentrasi Manajemen Haji dan Umrah, Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Dalam melakukan penelitian dan penyusunan skripsi ini, penulis mendapat
bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Untuk itu, ucapan terima kasih penulis sampaikan secara
khusus kepada kedua orang tua tercinta, Bapak (Alm. Ade Sukendar, A.Md) dan
Mama (Siti Ratna, S.Pd.I) atas support, bimbingan dan kasih sayangnya serta
kedua abangku (Eka Setiawan, S.Kom) beserta istrinya, (Suci Fitriani, S.Pd)
dan (Dwi Sentosa) beserta istrinya, (Supriyati) yang selalu memberikan
dukungan dan semangat serta saudari kembarku (Sri Rahayu, SE.Sy) yang selalu
memberikan bantuannya dan tidak lupa keponakanku yang lucu-lucu dan
mengemaskan (Qodama Zhafran Shalahuddin), (Qonita Zahwa Sayyidah) dan
(Namira Kaureen Assyauqiah) yang selalu memberikan keceriaan.
viii
Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Drs. H.Wahidin Saputra, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Suparto. M.Ed, Ph.D, selaku Pembantu Dekan Bidang
Akademik, Drs. Mahmud Jalal, MA, selaku Pembantu Dekan Bidang
Administrasi Umum dan Drs. Study Rizal LK, MA, selaku Pembantu Dekan
Bidang Kemahasiswaan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Drs. Cecep Castrawijaya, MA, selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. H. Mulkannasir, B.A, S.Pd, MM, selaku Sekretaris Jurusan Manajemen
Dakwah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Drs. H. Hasanuddin Ibnu Hibban, MA, selaku Dosen Pembimbing yang
senantiasa memberikan dorongan, masukan dan kritikan yang membangun
kepada penulis serta dengan kesabaran membimbing penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
5. Seluruh Dosen Jurusan Manajemen Dakwah Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
6. Ketua penguji beserta anggota penguji yang telah menguji dan memberikan
pengarahan perbaikan terhadap skripsi penulis.
7. Muis Sunarya, S.Ag, selaku Kepala KUA Kecamatan Cipayung Jakarta Timur
atas izin yang telah diberikan untuk mengadakan penelitian dan segala bentuk
bantuan yang telah diberikan selama penelitian berlangsung.
ix
8. Seluruh karyawan dan keluarga besar KUA Kecamatan Cipayung Jakarta
Timur atas bantuan dan kerja samanya sehingga memudahkan penulis dalam
melakukan pengumpulan data.
9. Seluruh staf Perpustakaan Utama dan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi yang telah membantu dalam menyediakan sumber-sumber
pustaka selama penulis merampungkan skripsi ini.
10. Keluarga besar H. Romli dan (Alm) Ahmad Syuhada.
11. Keluarga besar SDN 012 Pagi Lubang Buaya dan MA Yusufiyah Bekasi.
12. Keluarga besar Lembaga Bahasa dan Ilmu Al Qur’an (LBIQ) Jakarta Timur.
13. Keluarga besar Pondok Pesantren Ilmu Al Qur’an (PPIQ) Ciomas Bogor,
Pondok Pesantren Daarul ‘Uluum (PPDU) Bantar Kemang Bogor dan Pondok
Pesantren Tahfidzul Qur’an Miftahul Falah (PPTQMF) Dampit Bogor.
14. My best friend: Ahmad Ridwan, Muhammad Tubagus Muntaha, Rahmat
Hidayat, Bahrudin, Nur Afita Amalia, Eka Anastasya dan Eki Inastasya.
15. Rekan-rekan Manajemen Dakwah dan Manajemen Haji dan Umrah.
16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis, menyebabkan
banyaknya kekurangan dalam berbagai hal, oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun.
Semoga skripsi ini dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat tidak
hanya bagi penulis sendiri, melainkan juga bagi kepala KUA pada khususnya dan
Penyelenggara Bimbingan Manasik Haji pada umumnya.
Jakarta, 02 Juli 2014
Sri Rezeki
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN .............................................. iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ...................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... v
ABSTRAK ..........……….....…….…..…...........………………..........……….. vi
KATA PENGANTAR ...................................................................................... vii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........…..…….........................…... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................... 4
C. Fokus Penelitian ......................................................................... 5
D. Pertanyaan Penelitian ................................................................. 5
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………..........………..……….. 5
F. Metodologi Penelitian ………………………………..……… 7
G. Tinjauan Pustaka …………………………....………………… 10
H. Sistematika Penulisan ………………………....………………. 11
xi
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Evaluasi Program ………………………………………....…. 13
1. Pengetian Evaluasi Program ……………..…….......…… 13
2. Model Evaluasi Program ……….......................................... 16
3. Karakteristik Evaluasi Program .…………….…......…….. 20
4. Tujuan Evaluasi Program …………………..........……… 20
5. Tahapan Evaluasi Program …………………..........…..… 21
B. Bimbingan Manasik Haji ……………….………...…….…… 22
1. Pengertian Bimbingan Manasik Haji ……........……...…. 22
2. Fungsi Bimbingan Manasik Haji ………….......…...….... 25
3. Tujuan Bimbingan Manasik Haji …………......….…....…. 26
BAB III DESKRIPSI PROGRAM BIMBINGAN MANASIK HAJI DI
KUA KECAMATAN CIPAYUNG
A. Tujuan Manasik Haji ………………………..….......…………. 27
B. Materi Manasik Haji ………………..…..………….....……... 28
C. Struktur Kurikulum .................................................................... 30
D. Jadwal Pelaksanaan Manasik Haji ………………....……….… 31
E. Biaya Manasik Haji ……………………….….....…….…….. 32
F. Sarana Manasik Haji ……………………….…....……………. 33
G. Pembimbing Manasik Haji ……………………….....………… 34
H. Kompetensi Pembimbing Manasik Haji …………....………… 36
I. Kompetensi dan Indikator Jamaah Haji ..................................... 38
xii
BAB IV ANALISIS EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN
MANASIK HAJI PADA KUA KECAMATAN CIPAYUNG
TAHUN 2012
A. Standar Operasional Prosedur (SOP) Bidang Penyelenggaraan
Haji dan Umrah ..........................................................................
39
B. Mekanisme dan Prosedur Bimbingan Manasik Haji KUA
Kecamatan Cipayung Jakarta Timur ……….………………….
46
C. Evaluasi Program Bimbingan Manasik Haji KUA Kecamatan
Cipayung Jakarta Timur Tahun 2012 .…………………………
52
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………………. 61
B. Saran-Saran …………………………………………………… 61
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 63
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Metode Bimbingan Manasik Haji ...............…................……….. 29
Tabel 3.2 Struktur Kurikulum Bimbingan Manasik Haji .............................. 31
Tabel 3.3 Jadwal Bimbingan Manasik Haji ................................................... 32
Tabel 3.4 Pembimbing Manasik Haji ............................................................ 36
Tabel 4.1 Struktur Kurikulum Pada Standar Operasional Prosedur (SOP)
Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) .........................
40
Tabel 4.2 Jadwal Materi Bimbingan Manasik Haji Pada Standar
Operasional Prosedur (SOP) Bidang Penyelenggaraan Haji dan
Umrah (PHU) .................................................................................
44
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Mekanisme dan Prosedur Bimbingan Manasik Haji di Kantor
Urusan Agama (KUA) Kecamatan Cipayung Jakarta Timur .....
52
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Pedoman Wawancara ......…....................................................................... 66
a. Pedoman Wawancara untuk Ketua Pelaksana Bimbingan Manasik
Haji .........................................................................................................
68
b. Pedoman Wawancara untuk Sekretaris Pelaksana Bimbingan Manasik
Haji .........................................................................................................
70
c. Pedoman Wawancara untuk Jamaah Haji Tahun 2012 .......................... 72
2. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian .................................................................... 75
3. Jadwal Kegiatan Penulis ............................................................................. 76
4. Catatan Lapangan ........................................................................................ 77
5. Dokumentasi Penelitian .............................................................................. 100
6. Studi Dokumen ............................................................................................ 109
7. Surat Izin Penelitian .................................................................................... 110
8. Surat Bukti Penelitian dari KUA Kecamatan Cipayung Jakarta Timur ...... 111
9. Denah Lokasi KUA Kecamatan Cipayung Jakarta Timur .......................... 112
10. Daftar Riwayat Hidup ................................................................................. 113
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji
Nomor 13 Tahun 2008, sebagai penyempurna Undang-Undang Nomor 17
Tahun 1999, tercantum bahwa pembinaan ibadah haji adalah serangkaian
kegiatan yang meliputi penyuluhan dan pembimbingan bagi jamaah haji.1
Pembinaan ini meliputi dua hal yakni penyuluhan dan bimbingan ibadah.
Penyuluhan memberikan penjelasan mengenai prosedur pendaftaran haji.
Sedangkan pembinaan membahas mengenai bimbingan penyelenggaraan
ibadah haji. Bimbingan ini meliputi pedoman pembinaan, tuntunan manasik
haji dan panduan perjalanan ibadah haji.
Salah satu permasalahan klasik dalam pembinaan jamaah haji adalah
masalah bimbingan manasik haji.2 Bimbingan tersebut belum dapat
mengantarkan jamaah haji secara maksimal dalam kemandirian sebagaimana
diamanatkan dalam Undang-Undang Penyelenggaraan Haji. Hal ini
dikarenakan waktu pembimbingan yang sangat terbatas.
Oleh karena itu, dalam rangka mensosialisasikan kebijakan dan
memberikan informasi yang tepat mengenai sistem penyelenggaraan ibadah
haji khususnya kepada calon jamaah haji, maka pemerintah telah
memberdayakan Kantor Urusan Agama (KUA) tingkat Kecamatan sebagai
1 Kementerian Agama, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji (Jakarta: Dirjen PHU, 2009), h. 3.
2 Kementrian Agama Republik Indonesia, Desain Pola Bimbingan Calon Jamaah Haji (Jakarta: Dirjen PHU, 2010), h. 97.
2
aparatur Kementerian Agama yang langsung berhubungan dengan masyarakat
untuk turut serta membantu menjelaskan kebijakan pemerintah tentang
penyelenggaraan ibadah haji.3
Pemerintah memberikan kebijakan kepada KUA Kecamatan untuk
berperan aktif dalam pembimbingan manasik haji bagi calon jamaah haji. Hal
ini tercantum pada Peraturan Menteri Agama Nomor 15 Tahun 2006 tentang
tatacara pendaftaran haji, bahwa KUA Kecamatan ditambah tugasnya sebagai
salah satu tempat pelayan dan informasi haji dan bimbingan manasik haji.
Namun bimbingan manasik haji di Kecamatan yang dilakukan oleh
aparat KUA maupun Kyai atau pemuka agama setempat ternyata juga
dirasakan masih belum optimal. Hal ini disebabkan oleh adanya hambatan
yakni waktu bimbingan yang terlambat dilakukan karena informasi jumlah
jamaah yang diterima oleh Kepala KUA juga terlambat. Dalam menjalankan
peran tersebut, KUA sering mendapat sorotan tajam dari banyak kalangan.
Menyikapi permasalahan di atas, pemerintah telah melakukan
pembenahan terhadap peran dan fungsi KUA sebagai wadah penyampaian
informasi haji dan bimbingan jamaah haji. Bimbingan manasik haji di KUA
Kecamatan sangatlah strategis, mengingat calon jamaah haji langsung secara
berkelompok dibimbing oleh pembimbing yang dekat dengan lokasi tempat
tinggalnya maupun dengan sesama calon jamaah haji.
Kesempurnaan ibadah calon jamaah haji akan terwujud apabila calon
jamaah haji memperoleh bekal ilmu pengetahuan tatacara melaksanakan
3 Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Dinamika dan Perspektif Haji
Indonesia (Jakarta: Dirjen PHU, 2010), h. 258.
3
ibadah haji secara intensif di daerah asalnya.4 Peran para pembimbing haji
dalam hal ini sangatlah penting. Pembimbing haji hendaknya memiliki
kompetensi yaitu kompetensi pembinaan manasik haji yang diarahkan kepada
kemandirian jamaah dan mendahulukan sahnya ibadah. Memperhatikan hal
tersebut, maka para pembimbing merupakan kunci keberhasilan jamaah haji
menunaikan ibadah sesuai dengan ketentuan ajaran agama Islam.
Jumlah jamaah haji yang besar dengan keragaman latar belakang
pendidikan, pekerjaan, budaya, suku bangsa dan adat istiadat serta
pemahaman dalam pelaksanaan manasik haji merupakan tantangan besar
yang harus dihadapi oleh pembimbing haji. Era keterbukaan dan kebebasan
saat ini menjadikan jamaah makin kritis dan sensitif. Sehubungan dengan hal
tersebut, maka perlu dilakukan langkah-langkah agar para pembimbing haji
dapat bekerja secara profesional dan memiliki keahlian dibidang manasik
haji.
Kegiatan evaluasi dapat dilakukan dengan mengamati sejauh mana
pelaksanaan program bimbingan manasik haji di KUA Kecamatan terlaksana.
Dan hasil dari evaluasi tersebut diharapkan menjadi feedback yang kuat,
sehingga segala perencanaan yang dilakukan memang betul-betul matang.5
Untuk mengukur apakah evaluasi program bimbingan manasik haji berhasil
atau tidaknya maka diperlukan evaluasi terhadap program bimbingan manasik
haji tersebut. Namun masalah yang sering terjadi dalam mengevaluasi
keefektifan bimbingan manasik haji adalah hasil dari suatu kegiatan program
4 Direktur Pembinaan Haji, Pola Bimbingan Manasik Calon Jamaah Haji (Jakarta: Dirjen
PHU, 2007), h. 3. 5 M. Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah (Jakarta: Gema, 2005), h. 55.
4
bimbingan tidak dapat dilihat dalam waktu seketika pada tingkat kemandiran
jamaah haji. Oleh karena itu, perlu adanya suatu proses evaluasi terhadap
kegiatan yang dilakukan untuk merencanakan penyelenggaraan ibadah haji
yang lebih baik lagi khususnya pada bimbingan manasik haji.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai “EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN MANASIK
HAJI PADA KANTOR URUSAN AGAMA (KUA) KECAMATAN
CIPAYUNG JAKARTA TIMUR TAHUN 2012” dengan menggunakan
pendekatan deskriptif kualitatif.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam latar belakang,
dapat diidentifikasikan beberapa masalah terkait, antara lain:
1. Apakah mekanisme dan prosedur bimbingan manasik haji di KUA sudah
memenuhi Standar Operasional Prosedur (SOP) bidang Penyelenggaraan
Haji dan Umrah (PHU)?
2. Bagaimana mekanisme dan prosedur bimbingan manasik haji di KUA
Kecamatan Cipayung Jakarta Timur?
3. Bagaimana manajemen pelayanan pembinaan bimbingan manasik haji di
KUA Kecamatan Cipayung Jakarta Timur tahun 2012?
4. Bagaimana peran Kepala KUA Kecamatan Cipayung Jakarta Timur dalam
pelaksanaan bimbingan manasik haji tahun 2012?
5. Bagaimana hasil evaluasi program bimbingan manasik haji di KUA
Kecamatan Cipayung Jakarta Timur tahun 2012?
5
C. Fokus Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini
difokuskan pada: (1) mekanisme dan prosedur bimbingan manasik haji di
KUA Kecamatan Cipayung Jakarta Timur dan kesesuainya dengan SOP
bidang PHU, dan (2) hasil evaluasi program bimbingan manasik haji di KUA
Kecamatan Cipayung Jakarta Timur Tahun 2012.
D. Pertanyaan Penelitian
Secara operasional, fokus penelitian yang akan dilaksanakan di KUA
Kecamatan Cipayung Jakarta Timur ini dapat dijabarkan dalam bentuk
pertanyaan penelitian (research question), sebagai berikut:
1. Apakah mekanisme dan prosedur bimbingan manasik haji di KUA sudah
memenuhi SOP bidang PHU?
2. Bagaimana mekanisme dan prosedur bimbingan manasik haji di KUA
Kecamatan Cipayung Jakarta Timur?
3. Bagaimana hasil evaluasi program bimbingan manasik haji di KUA
Kecamatan Cipayung Jakarta Timur Tahun 2012?
E. Tujuan dan Manfaat Penulisan
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka ada beberapa
tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini, yaitu:
6
a. Meningkatkan pengetahuan bimbingan manasik haji dan dapat
melaksanakan mekanisme ibadah haji dengan benar sesuai dengan SOP
bidang PHU.
b. Untuk mengetahui hasil evaluasi program bimbingan manasik haji di
KUA Kecamatan.
c. Sebagai prasyarat akhir untuk mendapatkan gelar sarjana strata satu
(S1) dalam bidang Manajemen Haji dan Umrah.
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki nilai manfaat teoris, akademis dan praktis di
antaranya:
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi khazanah keilmuan
manajemen dakwah dalam lingkup manajemen haji dan umrah oleh
KUA Kecamatan dan dapat dijadikan sebagai acuan dalam berbagai
penulisan karya ilmiah.
b. Manfaat Akademis
Merupakan suatu penelitian yang hasilnya dapat dijadikan
sebagai pelengkap referensi dan pembanding untuk studi-studi
selanjutnya.
c. Manfaat Praktis
1) KUA Kecamatan
Sebagai sumber evaluasi bimbingan manasik haji untuk
dapat lebih baik dalam peningkatan pembinaan bagi jamaah haji. Di
7
samping itu, sebagai referensi untuk menjalankan bimbingan
manasik haji yang lebih efektif dan efisien agar tidak terjadi
penyimpangan dalam proses bimbingan manasik haji kepada para
jamaah haji.
2) Jamaah Haji
Sebagai salah satu gambaran dan informasi kepada
masyarakat umum khususnya pada mahasiswa Manajemen Dakwah
konsentrasi Manajemen Haji dan Umrah mengenai bimbingan
manasik haji di KUA Kecamatan.
F. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan
deskriptif analitis dengan pertimbangan bahwa penelitian ini bertujuan
untuk menemukan data yang berhubungan dengan evaluasi program
bimbingan manasik haji di KUA Kecamatan Cipayung Jakarta Timur.
Menurut Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Lexy J. Moleong
memdefinisikan bahwa, metodologi penelitian kualitatif adalah sebagai
suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskritif berupa kata-
kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.6
Penelitian ini berusaha mengangkat kondisi nyata mengenai
evaluasi program bimbingan manasik haji di KUA Kecamatan Cipayung
Jakarta Timur. Data-data yang dikumpulkan dalam penelitian ini lebih
6 Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rodakarya,
2007), h. 3.
8
banyak berbentuk kata atau gambar dibandingkan angka. Data itu meliputi
transkip wawancara, catatan lapangan, foto, dokumen pribadi, memo dan
catatan-catatan resmi lainnya. Selanjutnya untuk memperoleh pemahaman
terhadap data-data tersebut, penulis melakukan analisis data.
2. Informan Kunci Penelitian
Informan kunci penelitian ini yaitu Kepala KUA, Muis Sunarya,
S.Ag selaku Ketua pelaksana bimbingan manasik dan pegawai di bidang
pelayanan dan bimbingan manasik haji, Alvian Syehabudin, SH.I selaku
Sekretaris pelaksana bimbingan manasik serta empat orang jamaah haji
tahun 2012 yaitu Hj. Hadiyati, H. Daslimar, Hj. Nurmi dan H. Saiman.
3. Sumber Data
a. Data Primer
Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari informan
kunci yaitu pihak KUA dan jamaah haji tahun 2012 melalui instrument
wawancara yang secara terstruktur.
b. Data Sekunder
Adalah data yang diperoleh dari berbagai literatur dan referensi
lain seperti catatan-catatan atau dokumen-dokumen yang berkaitan,
brosur dan diktat KUA serta sumber lainnya yang berkaitan dengan
penelitian ini.
9
4. Metode Pengumpulan Data
Adapun metode pengumpulan data yang dilakukan penulis dalam
penelitian ini adalah:
a. Wawancara
Wawancara adalah bentuk komunikasi langsung antara peneliti
dan responden. Komunikasi berlangsung dalam bentuk tanya-jawab
dalam hubungan tatap muka, sehingga gerak dan mimik responden
merupakan pola media yang melengkapi kata-kata secara verbal.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan wawancara tidak
terstruktur yakni wawancara yang tidak tertuju pada satu pedoman
wawancara atau wawancara yang dilakukan bebas dimana penulis
hanya menggunakan garis-garis besar permasalahan yang akan
ditanyakan.7
Untuk mendapatkan data-data yang valid dan sah, penulis
melakukan wawancara langsung dengan Kepala KUA dan pegawai
KUA Kecamatan Cipayung Jakarta Timur serta jamaah haji tahun 2012.
b. Dokumentasi
Dengan mendapatkan data dan informasi dari buku atau majalah
serta rujukan lain yang berkaitan dengan masalah penelitian guna
menunjang penelitian yang akan dilakukan.
7 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D (Bandung: ALFABETA,
2008), h.140.
10
5. Waktu dan Lokasi Penelitian
a. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di KUA Kecamatan Cipayung, yang
beralamat di Jalan Binamarga No. 3 Cipayung Jakarta Timur Telp.
(021) 8446808.
b. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan pada bulan April
sampai dengan bulan Juni 2013.
G. Tinjauan Pustaka
Pada penelitian ini, penulis melakukan tinjauan pustaka dengan tujuan
untuk meyakinkan bahwa penulisan skripsi ini bukan merupakan hasil plagiat
dari skripsi sebelumnya. Selain itu, dalam penelitian ini pun keabsahan teori
yang tercantum dapat penulis pertanggung jawabkan dan dapat dijadikan
sebagai bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya. Berikut ini judul-judul
skripsi yang dijadikan tinjauan pustaka:
1. Pengawasan Program Bimbingan Manasik Haji pada PT. Naila Syafaah
Wisata Mandiri, oleh Sofi Sofiah mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi Jurusan Manajemen Dakwah dengan NIM
108053000047.
Dalam laporan penelitian Sofi Sofiah menggambarkan tentang
pengawasan program bimbingan manasik haji yang dilakukan oleh PT.
Naila Syafaah Wisata Mandiri, sedangkan penelitian penulis lebih
menekankan pada hasil evaluasi program bimbingan manasik haji di KUA.
11
2. Evaluasi Program Pemasaran Umrah PT Bimalyndo Hajar Aswad Tour
dan Travel Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan, oleh Mar’atus Soleha
mahasisiwi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Jurusan
Manajemen Dakwah dengan NIM 108053000039.
Dalam laporan penelitian Mar’atus Soleha lebih menekankan kepada
evaluasi program pemasaran yang digunakan oleh PT. Bimalyndo Hajar
Aswad Tour dan Travel, sedangkan penelitian penulis berfokus pada
evaluasi program bimbingan manasik haji di KUA.
Berdasarkan tinjauan pustaka di atas, dapat diketahui bahwa judul dan
bahasan penelitian yang digunakan penulis belum pernah ada sebelumnya.
Untuk itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Evaluasi
Program Bimbingan Manasik Haji Pada Kantor Urusan Agama (KUA)
Kecamatan Cipayung Jakarta Timur Tahun 2012”.
H. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam pembahasan karya tulis ilmiah ini,
penulis membuat sistematika penulisan yang terdiri dari 5 bab yang masing-
masing memiliki sub-sub bab dengan penyusunan sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, fokus
penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi
penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.
12
BAB II : TINJAUAN TEORITIS
Yang terdiri dari pengertian evaluasi program, model evaluasi
program, karakteristik evaluasi program, tujuan evaluasi program dan tahapan
evaluasi program. Juga terdiri dari pengertian, fungsi dan tujuan bimbingan
manasik haji.
BAB III : DESKRIPSI PROGRAM BIMBINGAN MANASIK HAJI
Yang terdiri dari tujuan, materi, struktur kurikulum, jadwal
pelaksanaan, biaya, sarana, pembimbing dan kompetensi pembimbing
manasik haji serta kompetensi dan indikator jamaah haji.
BAB IV : PEMBAHASAN
Yaitu pembahasan tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) bidang
Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU), mekanisme dan prosedur bimbingan
manasik haji serta hasil evaluasi program bimbingan manasik haji pada KUA
Kecamatan Cipayung Jakarta Timur Tahun 2012.
BAB V : PENUTUP
Yang terdiri dari kesimpulan dan saran sebagai sumbangan penulis
untuk melengkapi kekurangan yang ada disertai dengan harapan-harapan.
13
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Evaluasi Program
1. Pengertian Evaluasi Program
Evaluasi program merupakan salah satu fungsi manajemen yang
dilakukan terhadap seluruh atau sebagian unsur-unsur program serta
terhadap pelaksanaan suatu program. Evaluasi program dapat
diselenggarakan secara terus menerus, berkala maupun sewaktu-waktu.
Menurut kamus istilah manajemen, evaluasi adalah “proses bersistem dan
objektif yang menganalisa sifat dan ciri pekerjaan di dalam perusahaan
dan organisasi”.1
Muchtarom menyebutkan “evaluasi sebagai suatu fungsi manajemen berusaha untuk mempertanyakan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan dari suatu rencana sekalipun mengukur subyektif hasil-hasil pelaksanaan itu dengan ukuran-ukuran yang dapat diterima dengan pihak-pihak yang mendukung suatu perencanaan”.2
Sedangkan secara etimologi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
kata evaluasi artinya “penilaian atau hasil”.3 Edwind Wandt dan Gerald
W. Brown mengartikan evaluasi sebagai “the act or process to
determining the value to something”.4 Artinya, evaluasi adalah suatu
1 Aji B. Firman dan Sirait Martin S, Perencanaan dan Evaluasi: Suatu sistem Untuk
Proyek Pembangunan (Jakarta: Bumi Aksara, 1990), h. 30. 2 Zaini Muchtarom, Dasar-Dasar Manajemen Dakwah (Yogyakarta: Al-Amin Press dan
IKFA, 1996), h. 53. 3 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), Cet. ke-2, h. 238.
4 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Rajawali Press, 2009), h. 1.
14
tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Pendapat
ini sejalan dengan Viji Srivinasari yang menyebutkan evaluasi adalah
“menguji dan menentukan suatu nilai, kualitas, kadar kepentingan, jumlah,
derajat atau keadaan”.5 Kedua definisi tersebut menunjukkan bahwa
evaluasi merupakan suatu proses penentuan nilai.
Pada bagian lain, Arikunto mendefinisikan “evaluasi sebagai suatu
kegiatan yang bertujuan untuk tingkat keberhasilan suatu kegiatan”.6
Sementara itu, menurut Djudju Sudjana, evaluasi merupakan “kegiatan
penting untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditentukan telah
tercapai, apakah pelaksanaan program sesuai dengan rencana dan atau
dampak apa yang terjadi setelah program ditentukan”.7 Rahpl Taylor yang
dikutip oleh Farida Yusuf Tayibnapis dalam bukunya Evaluasi Program
mengemukakan bahwa, evaluasi adalah “proses yang menentukan sejauh
mana tujuan dalam setiap program dapat tercapai”.8
Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan di atas, dapat
ditarik kesimpulan bahwa evaluasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan
untuk mengetahui ketercapaian suatu tujuan dalam setiap program.
5 Viji Srivinasari, Metode Evaluasi Partipatoris, dalam Walter Fernandes dan Rajesh
Tandan (Editor), Riset Partisipatoris-Riset Pembebasan (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993), h. 68.
6 Suharsimi Arikunto, Penelitian Program Pendidikan (Jakarta: PT. Bina Aksara, 1988), h. 8.
7 Djudju Sudjana, Manajemen Program Pendidikan Luar Sekolah dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Bandung: Falah Production, 2000), h. 283.
8 Farida Yusuf Tayibnapis, Evaluasi Program (Jakarta: Rineke Cipta, 2000), h. 2.
15
Lebih lanjut, evaluasi menurut Eisner adalah “memutuskan suatu
program secara kritis dengan menggunakan jasa keahlian”.9 Pendapat
berbeda diungkapkan Toha dengan menyebutkan evaluasi sebagai
“kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu obyek dengan
menggunakan instrument dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur
untuk memperoleh kesimpulan”.10 Pendapat kedua senada dengan
Srivinasari yang mengartikan evaluasi sebagai “suatu cara atau kegiatan
untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan sebuah program serta suatu
cara untuk menentukan ukuran-ukuran perbaikan bagi para pengambil
keputusan”.11
Setelah memahami berbagai definisi mengenai evaluasi di atas,
terdapat istilah evaluasi program yang juga memiliki beberapa pengertian.
Evaluasi program bukan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk
mencari kesalahan orang lain atau lembaga, mengetes dan mengukur atau
memutuskan sesuatu yang berkaitan dengan program.
Wilbur Harris (1968) dalam “The Nature and Functions of Educational Evaluation”, yang dikutip Sudjana, menjelaskan bahwa “evaluation is the systematic process of judging the worth, desirability, effectiveness, or adequacy of something according to definitive criteria and purposes. The judgement is based upon a careful comparison of observation data with criteria standards” (Sudjana, 2006: 18).12
Pengertian tersebut menjelaskan bahwa evaluasi program adalah
proses penetapan secara sistematis tentang nilai, tujuan, efektifitas, atau
9 Djudju Sudjana, Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah (Bandung: PT. Remaja
Rosakarya, 2006), h. 19. 10 M. Chatib Toha, Teknik Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Rajawali Press, 1991), h. 1. 11 Srivinasari, Metode Evaluasi Partipatoris, h. 68. 12 Djuju Sudjana, Evaluasi Program Pendidikan, h. 18.
16
kecocokan seseuatu sesuai dengan kriteria dan tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Proses penetapan keputusan itu didasarkan atas
perbandingan secara hati-hati terhadap data yang diobservasikan dengan
menggunakan standar tertentu yang telah dibakukan.
Di samping itu, Sudjana mendefinisikan evaluasi program sebagai
“kegiatan sistematis untuk mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan
menyajikan data sebagai masukan untuk pengambilan keputusan”.13
Dalam pengertian ini, data adalah fakta, keterangan, atau informasi yang
darinya dapat ditarik generalisasi. Batasan evaluasi program ini
mengandung tiga unsur penting yaitu kegiatan sistematis, data dan
pengambilan keputusan.
2. Model Evaluasi Program
Model evaluasi program merupakan desain evaluasi yang
dikembangkan oleh para ahli evaluasi, yang biasanya dinamakan sama
dengan pembuatnya atau tahap evaluasinya. Ada banyak model evaluasi
yang dikembangkan oleh para ahli yang dapat dipakai dalam mengevaluasi
program. Berikut akan diuraikan beberapa model evaluasi program yang
banyak dipakai sebagai strategi atau pedoman kerja dalam pelaksanaan
evaluasi program yaitu:
a. Evaluasi Model Kirkpatrick
Model evaluasi yang dikembangkan oleh Kirkpatrick telah
mengalami beberapa penyempurnaan, terakhir diperbaharui dan
13 Sudjana, Manajemen Program Pendidikan, h. 21-22.
17
redefinisikan pada 1998 dalam bukunya Kirkpatrick yang disebut
dengan Evaluating Trainig Programs: The Four Levels. Evaluasi ini
mencakup empat level evaluasi, yaitu:
1) Evaluasi reaksi (Reaction Evaluation) Evaluasi terhadap reaksi peserta training berarti mengukur
kepuasan peserta (customer satisfaction). 2) Evaluasi belajar (Learning Evaluation) Belajar dapat didefinisikan sebagai perubahan sikap,
perbaikan pengetahuan dan kenaikan keterampilan peserta setelah mengikuti program.
3) Evaluasi perilaku (Behavior Evaluation) Evaluasi perilaku merupakan penilaian sikap yang
difokuskan pada perubahan sikap yang terjadi pada saat kegiatan training dilakukan sehingga lebih bersifat internal.
4) Evaluasi hasil (Result Evaluation) Evaluasi ini difokuskan pada hasil akhir yang terjadi karena
peserta telah mengikuti suatu program.14
Kirkpatrick four levels evaluation model di atas, sekarang
menjadi salah satu rujukan dan standar bagi berbagai perusahaan besar
dalam program training bagi pengembangan sumber daya manusia.
Kelebihan evaluasi model Kirkpatrick antara lain: (1) lebih
kompherensif, karena mencakup hard skills dan soft skills, (2) objek
evaluasi tidak hanya hasil belajar semata, tetapi juga mencakup proses,
dan (3) lebih mudah diterapkan. Sedangkan kekurangannya antara lain:
(1) kurang memperhatikan input, dan (2) sulit mengukur tolak
ukurnya.15
14 S. Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran, Panduan Praktis Bagi
Pendidik dan Calon Pendidik (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), Cet. ke-1, h. 173. 15 Ibid., Evaluasi Program Pembelajaran, h. 49.
18
b. Evaluasi Model CIPP
Model ini dikembangkan oleh Daniel L. Stufflebeam dan
kawan-kawannya (1967) di Ohio State Uniersity. Model evaluasi CIPP
yang dikemukakan oleh Stufflebeam & Shinkfield (1985) adalah
“sebuah pendekatan evaluasi yang berorientasi pada pengambil
keputusan untuk memberikan bantuan kepada administrator atau leader
pengambil keputusan”.16 Stufflebeam mengemukakan bahwa hasil
evaluasi akan memberikan alternatif pemecahan masalah bagi para
pengambil keputusan. Model evaluasi CIPP ini terdiri dari 4 komponen
yang diuraikan sebagai berikut:
1) Penilaian Konteks, meliputi analisis masalah yang berhubungan dengan program yang sedang berjalan.
2) Penilaian Input, meliputi pertimbangan tentang sumber dan strategi yang diperlukan untuk mencapai tujuan umum dan tujuan khusus suatu program.
3) Penilaian Proses, meliputi koleksi data yang telah ditentukan, dirancang dan diterapkan di dalam praktek (oprasional).
4) Penelitian Hasil, meliputi tujuan-tujuan yang diterapkan, rincian proses dengan pencapaian tujuan, kebutuhan yang sudah dapat dipenuhi selama program berlangsung, serta dampak atau manfaat yang diperoleh setelah pelaksanaan program tersebut.17
c. Evaluasi Model UCLA
Alkin (1969) menulis tentang kerangka kerja evaluasi yang
hampir sama dengan model CIPP. Alkin mendefinisikan evaluasi
sebagai suatu proses meyakinkan keputusan, memilih informasi yang
tepat, mengumpulkan dan menganalisis informasi sehingga dapat
16 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara,1990),
h. 38. 17 Ibid., h. 40-41.
19
melaporkan ringkasan data yang berguna bagi pembuat keputusan dan
memilih beberapa alternative. Ia mengemukakan lima macam evaluasi,
yaitu:
1) Sistem Assessment, yang memberikan informasi tentang keadaan atau posisi sistem.
2) Program planning, membantu pemilihan program tertentu yang mungkin akan berhasil memenuhi kebutuhan program.
3) Program implementation, yang menyiapkan informasi apakah program sudah diperkenalkan kepada kelompok tertentu yang tepat seperti yang direncanakan.
4) Program improvement, yang memberikan informasi tentang bagaimana program berfungsi, bagaimana program bekerja atau berjalan. Apakah menuju pencapaian tujuan, adakah hal-hal atau masalah-masalah baru yang muncul tak terduga.
5) Program certification, yang memberikan informasi tentang nilai atau guna program. 18
d. Evaluasi Model Provus (Discrepancy Model)
Model ini dikembangkan oleh Malcolm Provus yang merupakan
model evaluasi yang berangkat dari asumsi bahwa untuk mengetahui
kelayakan suatu program, evaluator dapat membandingkanantara apa
yang seharusnya dan diharapkan terjadi dengan apa yang sebenarnya
terjadi sehingga dapat diketahui ada tidaknya kesenjangan anatara
keduanya yaitu standar yang ditetapkan dengan kinerja sesungguhnya.
e. Evaluasi Model Stake (Coutenance Model)
Stake menekankan hal yang penting dalam model ini adalah
bahwa evaluator yang membuat penialain tentang program yang
dievaluasi. Menurut Farida Yusuf Tayibnapis, “evaluasi model ini tidak
hanya untuk menentukan apakah ada perbedaan antara tujuan dengan
18 Farida Yusuf Tayibnapis, Evaluasi Program (Jakarta: IKIP, 1989), h. 20.
20
keadaan yang sebenarnya, tetapi juga dibandingkan dengan standar
yang absolut untuk menilai manfaat program”.19
3. Karakteristik Evaluasi Program
Menurut pendapat Steele (1977) evaluasi program memiliki
beberapa karakteristik, antara lain:
a. Evaluasi program lebih mengutamakan proses kegiatan yang bersifat umum, bukan kegitan yang bersifat khusus.
b. Evaluasi program lebih luas daripada pemeriksaan terhadap pencapaian tujuan program.
c. Evaluasi program lebih luas dibandingkan dengan evaluasi hasil program.
d. Evaluasi peogram lebih luas daripada evaluasi proses pembelajaran.
e. Evaluasi program berbeda dengan penelitian evaluatif terhadap program (evaluative research) dan penelitian program (program research).
f. Evalusi program merupakan alat dalam manajemen program. g. Evaluasi program lebih berpusat pada manuasia (people
centered) yang terlibat dalam dan terkait dengan program. 20
4. Tujuan Evaluasi Program
Tujuan adalah unsur yang sangat penting dalam evaluasi program.
Tujuan evaluasi berfungsi sebagai pengarah kegiatan evaluasi program dan
sebagai acuan untuk mengetahui efisiensi dan efektivitas kegiatan evaluasi
program. Menurut Sudjana, evaluasi program memiliki enam tujuan antara
lain yaitu:
a. Memberi masukan untuk perencanaan program. b. Memberi masukan untuk kelanjutan, perluasan dan penghentian
program. c. Memberi masukan untuk modifikasi program.
19 Ibid., Evaluasi Program, h. 22. 20 Sudjana, Evaluasi Program Pendidikan, h. 28.
21
d. Memperoleh informasi tentang faktor pendukung dan penghambat program.
e. Memberi masukan untuk motivasi dan pembinaan pengelola dan pelaksana program.
f. Memberi masukan untuk memahami landasan keilmuan bagi evaluasi program.21
Sedangkan menurut Suharto, evalausi program memiliki tiga
tujuan antara lain yaitu: (1) mengidentifikasi tingkat pencapaian tujuan, (2)
mengukur dampak langsung yang terjadi pada kelompok sasaran, dan (3)
mengetahui dan menganalisa konsekuensi-konsekuensi lain yang mungkin
terjadi di luar rencana (externalities).22
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan evaluasi
program adalah sebagai alat manajemen yang berorientasi pada tindakan
dan proses. Informasi yang dikumpulkan kemudian dianalisis sehingga
relevansi dan efek serat koensikuensinya ditentukan sistematis dan
seobjektif mungkin. Dengan data-data yang sudah ada dapat digunakan
untuk memperbaiki kegiatan sekarang dan yang akan datang menuju
peningkatan yang lebih baik.
5. Tahapan Evaluasi Program
Tahapan-tahapan yang harus dilalui dalam evaluasi program antara
lain yaitu:
a. Menentukan suatu standar untuk mengukur kinerja perusahaan dan membuat batas toleransi yang dapat diterima untuk tujuan, sasaran dan strategi.
b. Menghubungkan dan mengukur hasil kinerja yang telah dicapai.
21 Ibid., Evaluasi Program Pendidikan, h. 36. 22 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat (Bandung: PT. Refika
Aditama, 2005), h. 119.
22
c. Membandingkan antara standar dengan hasil yang dicapai dan jika melampaui batas toleransi, maka harus ditoleransi penyebab-penyebabnya
d. Mengambil tindakan perbaikan jika diperlukan.23
B. Bimbingan Manasik Haji
1. Pengertian Bimbingan Manasik Haji
Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan dari kata
guidance berasal dari kata kerja to guide yang mempunyai arti
menunjukkan, membimbing, menuntun, ataupun membantu. Kata
bimbingan bila dilihat dari segi bahasa berarti “menunjukkan, memberi
jalan atau menuntun orang lain kearah yang bermanfaat atau yang lebih
bermanfaat bagi dirinya, baik di hari ini, esok atau yang akan datang”.24
Bimbingan dalam bahasa Indonesia diartikan “memberi informasi
yaitu menyajikan pengetahuan yang dapat digunakan untuk mengambil
suatu keputusan atau memberitahukan sesuatu sambil memberikan nasihat,
pengetahuan serta menuntun kesuatu tujuan”.25 Para ahli bahasa
mendeskripsikan pengertian bimbingan mempunyai pendapat yang
berbeda-beda, namun pada intinya mengandung arti dan tujuan yang sama,
hal ini dimaksudkan agar dapat memunculkan satu pemahaman yang
23 Agustinus Sri Wahyudi, Manajemen Strategik Pengantar Proses Berfikir Strategik (Jakarta: Binarupa Aksara, 1996), Cet. ke-1, h. 140-141. 24 M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: PT. Golden Terayon Press, 1998), Cet. ke-6, h. 1.
25 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, Kamus Besar bahasa Indonesia, Edisi ketiga (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h. 64.
23
sempurna. Menurut Bernard dan Fullmer bimbingan merupakan “segala
kegiatan yang bertujuan meningkatkan realisasi pribadi setiap individu”.26
Dewa Ketut Sukardi, menyatakan bahwa bimbingan adalah “proses bantuan yang diberikan kepada seseorang agar mampu mengembangkan potensi-potensi (bakat, minat dan kemampuan) yang dimiliki mengatasi persoalan-persoalan, sehingga mereka dapat menentukan sendiri jalan hidupnya secara bertanggungjawab tanpa bergantung pada orang lain”.27 Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
bimbingan adaalah menuntun orang lain kearah yang bermanfaat sehingga
dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki. Lebih lanjut,
berkaitan dengan bimbingan manasik haji, menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), pengertian manasik antara lain: “hal-hal yang
berhubungan dengan ibadah haji seperti ihram, thawaf, sa’i, wukuf dan
peragaan pelaksanaan ibadah haji sesuai dengan rukun-rukunnya (biasanya
menggunakan ka’bah tiruan dan sebagainya)”.28 Sementara itu,
Kementerian Agama Republik Indonesia merumuskan bahwa manasik haji
adalah “sebagai suatu ilmu yang mempelajari syarat, rukun, dan wajib haji
yang harus diketahui oleh setiap jamaah yang akan menunaikan ibadah
haji”.29
Menurut Hamka manasik haji adalah “tata cara beribadah haji”.30
Pendapat ini sejalan dengan Zuhdi dan Arifin yang mengartikan manasik
26 Prayitno dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1999), Cet. ke-1, h. 94. 27 Sukardi, Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, h. 19. 28 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia “Manasik”
(Jakarta: Balai Pustaka, 1988), h. 553-554. 29 Kementrian Agama, Pembakuan Sarana Alat Peraga Bimbingan Manasik Haji
(Jakarta: Dirjen PHU, 2006), h. 5. 30 Hamka, Tafsir al Azhar, Juz I (Jakarta: Panjimas, 1982), h. 390.
24
haji sebagai “rentetan ibadah yang harus dikerjakan oleh jamaah haji”.31
Jadi, dapat disimpulkan bahwa manasik haji adalah petunjuk atau
penjelasan cara mengerjakan dan sebagai tuntunan hal-hal yang
berhubungan dengan rukun, wajib dan sunnah haji dengan menggunakan
ka’bah dan dilaksanakan sebelum berangkat ke tanah suci.
Pada bagian lain, menurut Nidjam dan Hanan manasik adalah
“pemberian bantuan dari seseorang kepada orang lain melalui proses
tertentu dalam memecahkan masalah-masalah yang ada dalam
melaksanakan ibadah haji agar tercapai kemampuan untuk menerima diri,
menyerahkan diri dan merealisasikannya pada lingkungan sesuai dengan
potensi yang dimiliki untuk dapat menjadi muslim yang baik”.32
Pendapat senada diungkapkan Yunus mengenai pengertian
“bimbingan manasik haji yakni memberikan informasi atau
memberitahukan sesuatu sambil memberi nasihat, pengarahan dan
menuntun kesuatu tujuan dunia dan akhirat dalam melaksanakan ibadah
haji, seperti bimbingan manasik haji.33
Bimbingan manasik haji sangat penting diberikan oleh para calon
jamaah, karena penyampaian informasi dan pembinaan bimbingan tentang
haji kepada masyarakat sangat berguna bagi para calon jamaah haji,
supaya pembinaan bimbingan dan informasi bisa membantu calon jamaah
31 M. Najmuddin Zuhdi dan M. Lukman Arifin, 125 Masalah Haji (Solo: PT. Tiga
Serangkai, 2008), h. 217. 32 Alatif Hasan dan Nidjam Ahmad, Manajemen Haji (Jakarta: Zikrul Hakim, 2003),
h. 17. 33 Muzni Muhammad Yunus, Bimbingan Haji dan Umrah (Jakarta: Dewan Dakwah
Islamiyah Indonesia, 2000), Cet. ke-1, h. 5.
25
dalam melaksanakan ibadah haji dan jamaah mendapatkan haji yang
mabrur.
Berdasarkan definisi yang dikemukakan oleh para ahli di atas,
penulis dapat menarik kesimpulan mengenai arti bimbingan manasik haji
yaitu merupakan suatu proses pemberian bantuan yang berkesinambungan
kepada calon jamaah haji yang membutuhkan dalam memecahkan
masalah dan mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal dengan
harapan individu tersebut dapat menyelesaikan masalah yang dihadapinya,
sehingga dapat mengecap kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat, serta
menjadi haji yang mabrur.
2. Fungsi Bimbingan Manasik Haji
Menurut Mazni Muhammad Yunus bila ditinjau dari sifatnya,
layanan bimbingan manasik haji dapat berfungsi sebagai berikut:
a. Fungsi Prevensif, layanan bimbingan ini berfungsi sebagai pencegahan, yang artinya mengharapkan usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah dari pelaksanaan haji.
b. Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan yang akan menghasilkan pemahaman tentang kegiatan ibadah haji oleh para pihak-pihak tertentu.
c. Fungsi Perbaikan, yaitu fungsi bimbingan yang akan menghentikan terpecahnya atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialami individu (jamaah).
d. Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan, fungsi ini berarti bahwa layanan bimbingan ini dapat membantu para individu dalam meemelihara dan mengembangkan pribadinya secara menyeluruh, mantap, terarah dan berkelanjutan. 34
34 Ibid., Manajemen Haji, h. 5.
26
3. Tujuan Manasik
Tujuan bimbingan menurut Ainur Rahmi Faqih dalam bukunya
Bimbingan dan Konseling dalam Islam, dibagi menjadi dua yaitu tujuan
secara umum dan tujuan secara khusus, sebagai berikut:
a. Tujuan Umum Membantu para calon jamaah haji guna mewujudkan dirinya
menjadi manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
b. Tujuan Khusus Membantu dalam mengatasi masalah dalam pelaksanaan ibadah
haji, seperti bimbingan manasik haji dan membantu memelihara serta mengembangkan situasi dan kondisi yang baik dalam pelaksanaan ibadah haji.35
Jadi, dapat disimpulkan bahwa tujuan diadakannya bimbingan
manasik haji adalah untuk mempermudah calon jamaah haji dalam
memahami ibadah haji baik secara teoritis maupun praktis sehingga
diharapkan menjadi calon jamaah haji yang mandiri dan dapat
melaksanakan ibadah haji dengan baik dan benar.
35 Ainur Rahmi Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam (Yogyakarta: UII Press,
2001), Cet. ke-2, h. 36-37.
27
BAB III
DESKRIPSI PROGRAM BIMBINGAN MANASIK HAJI
A. Tujuan Manasik Haji
Persiapan individu (jamaah) dilaksanakan dalam bentuk
penyelenggaraan pembinaan manasik haji secara struktural yang telah
ditetapkan sebagai bagian tugas yang dilakukan oleh KUA Kecamatan.
Sebagai bagian tugas KUA, penyelenggaraan pembinaan manasik haji harus
dipersiapkan dan dimanfaatkan seoptimal mungkin agar dapat tercapai tujuan
peribadatan secara sempurna dalam aspek ritualnya dan aspek sosiomoral
para jamaah dengan tercapainya haji yang mabrur.
Tujuan pelaksanaan bimbingan manasik haji di KUA Kecamatan
Cipayung Jakarta Timur adalah tercapainya optimalisasi penyelenggaraan
ibadah haji di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Timur.
Bentuk optimalisasi tersebut adalah dengan penyiapan calon jamaah yang
memahami tatalaksana ibadah haji sehingga secara individual maupun
kolektif seluruh calon jamaah dapat melaksanakan ibadahnya sesuai
dengan tuntunan. Sementara itu, harapan dari pelaksanaan bimbingan
manasik haji adalah agar para jamaah haji dapat mencapai haji yang mabrur
baik secara ritual maupun sosial sehingga menjadi duta kebaikan dan
kebajikan guna mendukung peningkatan kualitas keagamaan keluarga,
masyarakat dan bangsa.1
1 Buku Laporan Pelaksanaan Bimbingan Manasik Haji KUA Kecamatan Cipayung Tahun
2012, h. 3.
28
Di samping itu, manasik haji di KUA Kecamatan Cipayung Jakarta
Timur juga bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada para calon
jamaah haji agar mampu melaksanakan ibadah haji sesuai dengan ketentuan
yang terdapat dalam syariat maupun fiqih sehingga cita-cita untuk menjadi
haji yang mabrur dapat diraih.
B. Materi Manasik Haji
Pelaksanaan Bimbingan Manasik Haji oleh KUA Kecamatan
Cipayung Jakarta Timur merupakan kegiatan untuk mempersiapkan calon
jamaah haji pada aspek keilmuan dan praktek ibadah haji dan hal-hal yang
terkait dengannya. Kegiatan ini meliputi “penyampaian materi tentang
kebijakan-kebijakan pemerintah berkaitan dengan urusan haji; fiqih haji,
etika, wawasan sosiokultural Saudi Arabia, kesehatan haji serta kaitan-kaitan
lokasi ibadah haji yang dirangkai dengan simulasi haji”.2
Kesiapan kognitif dan aplikatif baik secara ritual, mental dan
kesehatan mutlak diperlakukan oleh jamaah haji. Wawasan tatalaksana haji
haruslah mumpuni karena menyangkut keabsahan ibadah, juga kesiapan
kesehatan juga harus dimiliki agar dapat mendukung pelaksanaan ibadah
yang melibatkan seluruh aspek pribadi jamaah.
Penyampaian materi Bimbingan Manasik Haji dilakukan dengan dua
metode penyampaian yakni secara klasikal dan praktek. Penyampaian
klasikal dilaksanakan di aula KUA Kecamatan Cipayung Jakarta Timur.
Guna untuk mempermudah penyampaian materi digunakan berbagai
2 Ibid., h. 9.
29
perangkat sebagai media penyampaian materi seperti infokus, slide, alat
peraga, gambar dan video.
Sementara itu, praktek manasik haji sebagai penguatan dan bentuk
real pengalaman manasik haji dilakukan di asrama haji Pondok Gede dengan
pembimbing dan narasumber yang telah menyampaikan materi teritis sesuai
jadwal yang telah disusun.
Pendekatan pembelajaran dalam pelatihan ini adalah cara belajar
orang dewasa (andragogi). Sesuai dengan kompetensi dan indikator yang
harus dicapai oleh calon jamaah haji, maka metode pembelajaran harus
variatif disesuaikan dengan materi yang tersedia dapat dilihat pada tabel 3.1.3
Tabel 3.1. Metode Bimbingan Manasik Haji
3 Direktur Pembinaan Haji. Pola Bimbingan Manasik Calon Jamaah Haji (Jakarta: Dirjen
PHU, 2007). h. 29-30.
NO KEGIATAN/MATERI METODE ALAT BANTU
1. Panduan Perjalanan Haji dan Kesehatan dalam pelaksanaan ibadah haji
Ceramah, Tanya jawab
Buku Bimbingan Manasik Haji, sound system dan microfon
2. Bimbingan Manasik Haji a. Akhlakul karimah b. Adat Istiadat Bangsa Arab
Ceramah, Tanya jawab
LCD, laptop, booklet, white board dan
spidol
3. Bimbingan Manasik Haji a. Niat Haji dan Umroh b. Thawaf, Sa’i, Wukuf dan peragaan
Ceramah, Tanya jawab dan Simulasi
Poster perjalanan ibadah haji dan
4.
Bimbingan Manasik Haji a. Mabit di Muzdalifah dan Mina b. Lontar Jumrah dan thawaf c. Peragaan
Ceramah, Tanya jawab dan Simulasi
Alat pengeras suara, maket mini
perjalanan haji dan kain ihram
5. Peragaan Manasik Haji (Thawaf, Sa’i dan Wukuf)
Bermain peran dan Simulasi
Maket mini perjalanan haji dan
kain ihram
6.
Peragaan Manasik Haji a. Informasi kegiatan di pesawat b. Shalat shafar c. Hikmah dan Pelestarian Haji Mabrur
Ceramah, Tanya jawab dan Simulasi
Buku Bimbingan Manasik Haji, kertas flipchart dan spidol
30
Materi-materi yang digunakan dalam manasik haji ini berpedoman
pada buku-buku yang diterbitkan oleh Kementrian Agama Republik
Indonesia dan buku-buku tersebut akan diberikan kepada para calon jamaah
haji sebagai buku pegangan manasik haji. Adapun ruang lingkup materi yang
diberikan dalam bimbingan manasik haji di KUA Kecamatan Cipayung
Jakarta Timur adalah sebagai berikut:
a. Panduan Perjalanan Haji dan Kesehatan dalam pelaksanaan ibadah haji.
b. Bimbingan manasik haji meliputi; Akhlakul karimah dan adat istiadat serta
budaya bangsa Arab.
c. Bimbingan manasik haji meliputi; Niat haji dan umrah, thawaf, sa’i, wukuf
dan peragaan.
d. Bimbingan manasik haji meliputi; Mabit di Muzdalifah dan Mina,
melontar jumrah, thawaf dan peragaan.
e. Peragaan manasik haji (Thawaf, sa’i dan wukuf).
f. Pemantapan pemahaman manasik haji, informasi kegiatan di pesawat,
shalat shafar, hikmah dan pelestarian haji mabrur.
C. Struktur Kurikulum
Sesuai dengan waktu pelatihan atau pertemuan bimbingan manasik
haji di KUA Kecamatan Cipayung Jakarta Timur, dibagi menjadi enam kali
pertemuan, dengan struktur kurikulum dapat dilihat pada tabel 3.2.4
4 Ibid., h. 28-29.
31
Tabel 3.2. Struktur Kurikulum Bimbingan Manasik Haji
NO SESI MATA PELATIHAN JUMLAH JAMPEL TEORI PRAKTIK TEMPAT
1. I Panduan Perjalanan Haji dan Kesehatan dalam pelaksanaan ibadah haji
4 Kelompok
2. II
Bimbingan Manasik Haji a. Akhlakul karimah b. Adat Istiadat Bangsa
Arab
4 Kelompok
3. III
Bimbingan Manasik Haji a. Niat Haji dan Umrah b. Thawaf, Sa’i dan
Wukuf
2 2 Kelompok
4. IV
Bimbingan Manasik Haji a. Mabit di Muzdalifah
dan Mina b. Lontar Jumrah dan
thawaf c. Peragaan
2 2 Kelompok
5. V Peragaan Manasik Haji (Thawaf, Sa’i dan Wukuf) 2 3 Massal
6. VI
Peragaan Manasik Haji a. Informasi kegiatan di
pesawat b. Shalat shafar c. Hikmah dan d. Pelestarian Haji Mabrur
4 2 Massal
JUMLAH JAM PELAJARAN: 27 18 9
D. Jadwal Materi Manasik Haji
Pelaksanaan Bimbingan Manasik Haji diselenggarakan oleh Panitia
Pelaksana Bimbingan Manasik Calon Jamaah Haji KUA Kecamatan
Cipayung Jakarta Timur, pada dasarnya berjalan dengan lancar. Hal ini
terkondisikan dengan adanya persiapan yang baik yang didasarkan atas
pengalaman penyelenggaraan bimbingan pada tahun-tahun sebelumnya. Di
samping itu, tingginya antusias peserta dalam mengikuti kegiatan bimbingan
32
tersebut merupakan faktor yang juga sangat mendukung terselenggaranya
kegiatan tahunan ini terlaksana dengan baik.
Pada pelaksanaannya, bimbingan manasik haji meliputi penyampaian
rangkaian pembahasan manasik haji secara teoritis yang kemudian didukung
dengan pelaksanaan simulasi atau praktek manasik. Materi-materi tersebut
telah disusun dengan struktur kurikulum dapat dilihat pada tabel 3.3.5
Tabel 3.3. Jadwal Bimbingan Manasik Haji
NO. HARI / TANGGAL MATERI
1. Sabtu, 23 Juni 2012
Panduan Perjalanan Haji dan Kesehatan dalam pelaksanaan ibadah haji
2. Minggu, 24 Juni 2012
Bimbingan Manasik Haji a. Akhlakul karimah b. Adat Istiadat Bangsa Arab
3. Sabtu, 30 Juni 2012
Bimbingan Manasik Haji a. Niat Haji dan Umrah b. Thawaf, Sa’i c. Wukuf dan peragaan
4. Minggu, 1 Juli 2012
Bimbingan Manasik Haji a. Mabit di Muzdalifah dan Mina b. Lontar Jumrah dan thawaf c. Peragaan
5. Sabtu, 7 Juli 2012
Peragaan Manasik Haji (Thawaf, Sa’i dan Wukuf)
6. Minggu, 8 Juli 2012
Peragaan Manasik Haji a. Informasi kegiatan di pesawat b. Shalat shafar c. Hikmah dan Pelestarian Haji Mabrur
E. Biaya Manasik Haji
Biaya penyelenggaraan bimbingan manasik haji di Kecamatan
bersumber dari Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) Direktorat
Penyelenggaraan Haji dan Umrah.6
5 Buku Laporan Pelaksanaan Bimbingan Manasik Haji KUA Kecamatan Cipayung Tahun
2012, h. 4. 6 Kementrian Agama RI, Desain Pola Bimbingan Calon Jamaah Haji, h. 32.
33
Biaya penyelenggaraan bimbingan manasik haji ini diperoleh sesuai
dengan penjelasan pada Petunjuk Operasional Bimbingan Haji Tahun 2012.
Sementara itu, Operasional Penyelenggaraan Bimbingan Manasik Haji di
KUA Kecamatan Cipayung hanya mencakup perihal pengadaan konsumsi
yang bekerjasama dengan CV. Amini Musda Catering dan alat-alat
pendukung pelaksanaan bimbingan yang bekerjasama dengan CV. Arifa
Prima.7
F. Sarana dan Prasarana Manasik Haji
Jangka waktu bimbingan dan pelatihan yang dijadwalkan sangat
menentukan keberhasilan suatu kegiatan pembelajaran, lebih lama waktu
latihan diselenggarakan, lebih banyak kemungkinan bahwa pelatih akan
mempraktekkan dan peragaan yang dikehendaki. Sehingga memungkinkan
peserta bimbingan manasik dapat mengetahui secara teori-teori dan juga
diharapkan dapat mempraktekkan setiap yang sudah dipelajari.
Begitu pula kelengkapan sarana dan prasarana yang tersedia
mempunyai arti penting dalam kegiatan pembelajaran manasik, seperti ruang
lokal atau aula sebagai tempat pembelajaran berlangsung, tempat melakukan
praktek manasik haji dan ada alat peraga yang dapat menggairahkan peserta.
Dengan tersedianya sarana dan prasarana yang memadai tersebut akan
membuat peserta bimbingan ibadah haji akan lebih terfokus dan bersemangat
mengikuti kegiatan manasik ini. Tentunya akan sangat menarik bagi peserta
7 Buku Laporan Pelaksanaan Bimbingan Manasik Haji KUA Kecamatan Cipayung
Jakarta Timur Tahun 2012, h. 8.
34
bimbingan mansik haji manakala tersedianya sarana dan prasarana yang
cukup dalam kegiatan pembelajaran.
Adapun alat bantu yang digunakan dalam pelatihan bimbingan
manasik haji yaitu: LCD dan laptop, white board dan spidol, sound system,
kertas flipchart, booklet dan poster perjalanan ibadah haji, maket mini
perjalanan haji, papan tulis, microfon, alat pengeras suara dan kain ihram.8
G. Pembimbing Manasik Haji
Pemberi materi atau pembimbing mempunyai tugas membimbing,
menyampaikan materi dan pengajaran sekitar pelaksanaan bimbingan
manasik haji. KUA Kecamatan Cipayung Jakarta Timur membutuhkan orang-
orang yang mempunyai pengetahuan mengenai pelaksanaan manasik haji.
Pembimbing manasik haji yang handal dan professional tentunya harus
diupayakan dengam membentuk dan menciptakan satu sistem yang baik dan
akuntebel. Adapun yang memberi bimbingan adalah Kepala KUA maupun
pegawai KUA kecamatan, Kyai atau Pemuka Agama Islam di Kecamatan,
sehingga tidak sulit untuk memberikan bimbingan karena para pembimbing
tersebut sudah memahami sepenuhnya tentang tata cara ibadah haji dan
mempunyai pengalaman yang cukup banyak tentang ibadah haji. Pembimbing
manasik haji harus yang telah mengikuti pelatihan pembimbing calon haji,
menguasai materi manasik haji, mampu mempraktikan atau memperagakan
tata cara ibadah haji dan memiliki kemampuan memotivasi peserta.
8 Kementrian Agama RI, Desain Pola Bimbingan, h. 31.
35
Untuk mewujudkan fungsi, peran dan tugas pembimbing ibadah haji
secara optimal, berbagai strategi perlu dilakukan. Di antaranya:
a. Penyelenggaraan pembinaan, baik untuk peningkatan kualifikasi akademik, kompetensi, maupun profesionalitas.
b. Pemenuhan hak dan kewajiban pembimbing ibadah haji sebagai profesional sesuai dengan prinsip dan kelaziman dalam dunia profesional.
c. Pengangkatan, penempatan, pemindahan, dan pemberhentian pembimbing ibadah haji sesuai dengan kebutuhan, baik dalam jumlah, kualifikasi akademik, maupun kompetensi, maupun sertifikasi, dan dilakukan secara adil, merata, objektif, transparan, akuntabel, dan tidak diskriminatif untuk menjamin keberlangsungan bimbingan.
d. Pembinaan dan pengembangan profesi dan karir pembimbing ibadah haji untuk meningkatkan profesionalitas dan pengabdian profesional.
e. Pemberian penghargaan dan jaminan perlindungan terhadap pembimbing ibadah haji dalam pelaksanaan tugas professional
f. Perlakuan yang tidak diskriminatif dan pengakuan yang sama terhadap pembimbing ibadah haji yang bertugas pada satuan lembaga bimbingan yang diselenggarakan masyarakat dengan yang bertugas pada satuan kerja yang diselenggarakan Kementerian Kabupaten/Kota atau KUA di tingkat kecamatan.
g. Pengakuan terhadap kedudukan pembimbing ibadah haji sebagai pembimbing profesional merupakan bagian dari keseluruhan upaya pembaharuan dalam penyelenggaraan ibadah haji yang pelaksanaannya membutuhkan koordinasi antar instansi.9
Pembimbing merupakan unsur penting dalam penyampaian materi
bimbingan manasik haji. Untuk itu, telah ditunjuk para pembimbing yang
memiliki kompetensi berkaitan dengan materi-materi yang telah dipersiapkan.
Pembimbing atau narasumber tersebut dapat dilihat pada tabel 3.4.10
9 http://haji.kemenag.go.id/v2/node/955362 10 Buku Laporan Pelaksanaan Bimbingan Manasik Haji KUA Kecamatan Cipayung
Jakarta Timur Tahun 2012, h. 5.
36
Tabel 3.4. Pembimbing Manasik Haji
H. Kompetensi Pembimbing Manasik Haji
Kompetensi pembimbing akan sangat menentukan keberhasilan
bimbingan. Adapun kompetensi pembimbing yang diharapkan adalah
kemampuan memahami proses pelaksanaan ibadah haji dan penerapan
metode yang sesuai dengan materi dalam proses bimbingan. Adapun
indikatornya adalah:
a. Dapat mengidentifikasi jenis materi bimbingan yang sesuai dengan bentuk bimbingan perorangan, kelompok dan massal.
b. Dapat menentukan penerapan metode yang sesuai dengan materi dengan pendekatan pembelajaran orang dewasa.
c. Dapat memilih media pembelajaran yang sesuai dengan bentuk bimbingan.
d. Dapat melakukan evaluasi pembelajaran.11
Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) pembimbing
calon jamaah haji merupakan keniscahyaan yang tidak bisa ditawar dalam
rangka mengemban amanat Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008, bahwa
tujuan penyelenggaraan ibadah haji adalah memberikan pembinaan,
pelayanan dan perlindungan yang sebaik-baiknya bagi jamaah haji sehingga
dapat menunaikan ibadahnya sesuai dengan ketentuan ajaran agama Islam.
11 Ibid.
NAMA JABATAN
H. Aswad HS, S.Ag Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kankemenag Kota Jakarta Timur
drg. Sholihah Darmawie Kepala Puskesmas Kec. Cipayung
H.Anasti Abdul Jalil, S.Ag Guru Mts. Jakarta Timur
37
Dalam pelaksanaannya, penyelenggaraan ibadah haji berdasarkan azas
keadilan, professional dan akuntabiliatas dengan prinsip nirlaba.
Apabila dicermati secara mendalam, maka azas dan tujuan
penyelenggaraan ibadah haji tersebut memiliki makna bahwa
penyelenggaraan ibadah haji harus dilaksanakan oleh orang-orang yang
professional yaitu memiliki keahlian dan keterampilan teknik dibidangnya,
mengejar hasil berkualitas yang dilandasi kejujuran, keikhlasan, dedikasi dan
rasa tanggung jawab.
Oleh karena itu, para fasilitator pembimbing haji hendaknya
memiliki kompetensi sebagai berikut:
a. Pengetahuan yang mendalam mengenai pelaksanaan bimbingan manasik haji.
b. Berwawasan luas, yaitu pengetahuan berupa wawasan umum seperti pelayanan umum, pelayanan kesehatan dan pelayanan ibadah.
c. Kompetensi dalam perlindungan, dapat dimaknai sebagai upaya memberikan rasa aman, nyaman, ketenangan dan kelancaran dalam beribadah.
d. Mengusai bahasa Arab yaitu penguaisaan bahasa Arab ini sangat diperlukan sekali karena bahasa yang digunakan di tanah suci menggunakan bahasa Arab sehingga memudahkan untuk berkomunikasi dengan orang-orang yang ada di tanah suci.
e. Dedikasi yang tinggi, yaitu kesungguhan dan kesabaran dalam memberikan bimbingan kepada calon jamaah haji yang bermacam-macam dari segi karakteristik sifat, tingkat sosial, usia dan pendidikan.12
Memperhatikan hal tersebut di atas, maka para pembimbing
merupakan kunci keberhasilan jamaah haji dalam menunaikan ibadah haji
yang sesuai dengan ketentuan ajaran agama Islam.
12 Ibid.
38
1. Kompetensi dan Indikator Jamaah Haji
Jamaah haji mandiri adalah jamaah haji yang memiliki kompetensi
atau kemampuan memahami manasik haji dan ibadah lainnya, serta dapat
menunaikan ibadah haji dengan benar sesuai tuntunan ajaran agama Islam.
Bila dirinci kompetensi tersebut ke dalam indikator adalah sebagai berikut:
a. Dapat menyebutkan syarat rukun, wajib, sunah dan larangan ibadah haji.
b. Dapat melakukan manasik haji dengan benar sesuai tuntunan agama Islam.
c. Dapat menyebutkan proses perjalanan ibadah haji. d. Dapat menjaga kesehatan dan keamanan diri sendiri. e. Dapat memenuhi kebutuhan diri sendiri.13
13 Ibid.
39
BAB IV
ANALISA EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN MANASIK HAJI
A. Standar Operasional Prosedur (SOP) Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU)
Pembinaan jamaah haji yang dilaksanakan oleh pemerintah dalam hal
ini Kementerian Agama, bertujuan agar masyarakat umumnya dapat
memahami manasik haji dan berkeinginan untuk melaksanakan ibadah haji.
Di samping itu, diharapkan pula jamaah haji memahami tentang proses
pelaksanaan dan dapat mempraktekkan manasik haji secara benar sesuai
dengan syari’at Islam. Untuk lebih efisien dan efektif, kegiatan pembinaan
melalui bimbingan manasik haji itu telah dilaksanakan oleh Kantor Urusan
Agama Kecamatan se-Indonesia umumnya dan di Kota Jakarta khususnya.
Akan tetapi, karena di dalam penyelenggarannya terdapat banyak keluhan
dari berbagai pihak, maka perlu dilakukan perbaikan-perbaikan untuk
mengoptimalkan kinerja KUA Kecamatan. Berikut adalah tabel-tabel SOP
Bidang PHU:1
1Kanwil Kamentrian Agama RI, Pola Pembinaan Jamaah Haji Bagi Calon Jamaah Haji Provinsi DKI Jakarta. 2010.
40
Tabel 4.1. Struktur Kurikulum pada SOP Bidang PHU
NO SESI MATA PELATIHAN JUMLAH JAMPEL
TEORI PRAKTIK TEMPAT 1. I
1. Kegiatan di tanah air a. Persiapan dan
kegiatan individual b. Persiapan dan
kegiatan kelompok c. Kegiatan di Bandara
kedatangan 2. Kegiatan di tanah suci
a. Kegiatan di Madinah b. Kegiatan di Makkah c. Kegiatan Armina
1
1
1
1 2 2
Kelompok
Kelompok
Kelompok
Kelompok Kelompok Kelompok
2. II Hukum haji dan umrah a. Dalil-dalil tentang
kewajiban haji dan umrah
b. Syarat-syarat kewajiban haji/umrah
c. Rukun-rukun haji/umrah
d. Wajib-wajib haji/umrah e. Sunat-sunat haji/umrah
2
2
2
1 1
Kelompok
Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok
3. III 1. Ihram haji/umrah a. Miqat b. Sunat-sunat ihram c. Cara berpakaian
ihram d. Niat ihram
haji/umrah e. Talbiyah f. Larangan-larangan
ihram 2. Tata cara pelaksanaan
Umrah a. Gelombang I b. Gelombang II
3. Tata cara pelaksanaan ibadah haji a. Haji Tamattu b. Haji Ifrad c. Haji Qiran
4
2
2
Kelompok
Kelompok
Kelompok
4. IV 1. Tawaf a. Pengertian Tawaf b. Macam-macam
Tawaf c. Syarat-syarat Tawaf d. Bacaan Tawaf
2. Wukuf a. Pengertian wukuf
2
2
Kelompok
Kelompok
41
b. Waktu wukuf c. Amalan saat Wukuf d. Zikir dan doa Wukuf
3. Sa’i a. Pengertian sa’i b. Tata cara sa’i c. Do’a Sa’i
4. Tahallul a. Pengertian Tahallul b. Macam-macam
Tahallul
2
2
Kelompok
Kelompok
5. V 1. Mabit di Muzdalifah a. Pengertian Mabit di
Muzdalifah b. Amalan saat mabit di
Muzdalifah 2. Melontar
a. Melontar di hari Nahar
b. Melontar di hari-hari tasyrik
c. Waktu melontar 3. Mabit di Mina
a. Pengertian Mabit di Mina
b. Kawasan Mina (Qodim dan Jadid)
4. Nafar a. Pengertian Nafar b. Nafar Awal dan
Nafar Tsani
2
2
2
2
Kelompok
Kelompok
Kelompok
Kelompok
6. VI 1. Pembayaran Dam a. Macam-macam dam b. Waktu pembayaran
dam c. Cara pembayaran
dam 2. Tawaf Wadha
a. Tawaf Wadha bagi wanita haid
b. Bacaan Tawaf Wadha
3. Bimbingan Ziarah a. Ziarah di Madinah b. Ziarah di Makkah c. Adab ziarah makam
Rasulullah SAW
4
2
2
Kelompok
Kelompok
Kelompok
7. VII 1. Tata cara bertayamum;
tayamum di pesawat 2. Shalat Qosor dan
Jamak; Shalat Qosor dan Jama di Arafah
2
2
Kelompok Kelompok
42
3. Ibadah di Masjidil Haram a. Tawaf Sunah b. Shalat berjamaah di
Masjidil Haram c. Shalat Sunah di
Masjidil Haram d. Membaca Al Qur’an
di Masjidil Haram
4 Kelompok
8. VIII 1. Mengenal budaya dan adat istiadat bangsa Arab a. Cara bicara dan
bergaul b. Watak dan
kepribadian bangsa Arab
c. Tata karma pergaulan antar bangsa selama di tanah suci
2. Ahlaqul Karimah bagi jamaah haji selama di tanah suci a. Cara berpakaian b. Adab di dalam
Masjid c. Adab di
pemondokan dan kendaraan
d. Sifat-sifat yang terpuji yang diajarkan dalam Islam
4
4
Kelompok
Kelompok
9. IX 1. Bimbingan Kesehatan a. Mengenal kondisi
alam dan cuaca di Arab Saudi
b. Tip sehat bagi jamaah haji
c. Pelayanan kesehatan bagi jamaah haji
2. Keselamatan Penerbangan a. Barang bawaan b. Tata cara
menggunakan fasilitas pesawat
c. Alat-alat keselamatan yang tersedia dalam pesawat
4
4
Kelompok
Kelompok
43
10 X 1. Pelestarian haji mabrur a. Ciri-ciri haji mabrur b. Amal saleh yang
dapat melestarikan haji mabrur
2. Hikmah ibadah haji a. Hikmah Tawaf b. Hikmah Sa’i c. Hikmah Mabit d. Hikmah Melontar
2 2
4
Kelompok Kelompok Kelompok
11. XI Simulasi dan Praktek Manasik Haji a. Simulasi dan praktek
Tawaf b. Simulasi dan praktek
Sa’i c. Simulasi dan praktek
Tawaf d. Simulasi dan praktek
Melontar
2
2
2
2
Massal
JUMLAH JAM PELAJARAN: 88 80 8
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.2. Jadwal Materi Bimbingan Manasik Haji pada SOP
Bidang PHU
NO. HARI MATERI 1. I 1. Kegiatan di tanah air
a. Persiapan dan kegiatan individual b. Persiapan dan kegiatan kelompok c. Kegiatan di Bandara kedatangan
2. Kegiatan di tanah suci a. Kegiatan di Madinah b. Kegiatan di Makkah c. Kegiatan di Armina
2. II Hukum haji dan umrah a. Dalil-dalil tentang kewajiban haji/umrah b. Syarat-syarat kewajiban haji/umrah c. Rukun-rukun haji/umrah d. Wajib-wajib haji/umrah e. Sunat-sunat haji/umrah
3. III 1. Ihram haji/umrah a. Miqat b. Sunat-sunat ihram c. Cara berpakaian ihram d. Niat ihram haji/umrah
44
e. Talbiyah f. Larangan-larangan ihram
2. Tata cara pelaksanaan Umrah a. Gelombang I b. Gelombang II
3. Tata cara pelaksanaan ibadah haji a. Haji Tamattu b. Haji Ifran c. Haji Qiran
4. IV 1. Tawaf a. Pengertian Tawaf b. Macam-macam Tawaf c. Syarat-syarat Tawaf d. Bacaan Tawaf
2. Wukuf a. Pengertian wukuf b. Waktu wukuf c. Amalan saat Wukuf d. Zikir dan doa Wukuf
3. Sa’i a. Pengertian sa’i b. Tata cara sa’i c. Do’a Sa’i
4. Tahallul a. Pengertian Tahallul b. Macam-macam Tahallul
5. V 1. Mabit di Muzdalifah a. Pengertian Mabit di Muzdalifah b. Amalan saat mabit di Muzdalifah
2. Melontar a. Melontar di hari Nahar b. Melontar di hari-hari tasyrik c. Waktu melontar
3. Mabit di Mina a. Pengertian Mabit di Mina b. Kawasan Mina (Qodim dan Jadid)
4. Nafar a. Pengertian Nafar b. Nafar Awal dan Nafar Tsani
6. VI
1. Pembayaran Dam a. Macam-macam dam b. Waktu pembayaran dam c. Cara pembayaran dam
2. Tawaf Wadha a. Tawaf Wadha bagi wanita haid b. Bacaan Tawaf Wadha
3. Bimbingan Ziarah a. Ziarah di Madinah
45
b. Ziarah di Makkah c. Adab ziarah makam Rasulullah SAW
7. VII 1. Tata cara bertayamum; tayamum di pesawat
2. Shalat Qosor dan Jamak; Shalat Qosor dan Jama di Arafah
3. Ibadah di Masjidil Haram a. Tawaf Sunah b. Shalat berjamaah di Masjidil Haram c. Shalat Sunah di Masjidil Haram d. Membaca Al Qur’an di Masjidil
Haram 8. VIII 1. Mengenal budaya dan adat istiadat bangsa
Arab a. Watak dan kepribadian bangsa Arab b. Tata karma pergaulan antar bangsa
selama di tanah suci 2. Ahlaqul Karimah bagi jamaah haji selama
di tanah suci a. Adab di dalam Masjid b. Adab di pemondokan dan kendaraan c. Sifat-sifat yang terpuji yang diajarkan
dalam Islam 9. IX 1. Bimbingan Kesehatan
a. Mengenal kondisi alam dan cuaca di Arab Saudi
b. Tip sehat bagi jamaah haji c. Pelayanan kesehatan bagi jamaah haji
2. Keselamatan Penerbangan a. Barang bawaan jamaah b. Tata cara menggunakan fasilitas
dalam pesawat c. Alat-alat keselamatan yang tersedia
dalam pesawat 10. X 1. Pelestarian haji mabrur
a. Ciri-ciri haji mabrur b. Amal saleh yang dapat melestarikan
haji mabrur 2. Hikmah ibadah haji
a. Hikmah Tawaf b. Hikmah Sa’i c. Hikmah Mabit d. Hikmah Melontar
11. XI Simulasi dan Praktek Manasik Haji: a. Simulasi dan praktek Tawaf b. Simulasi dan praktek Sa’i c. Simulasi dan praktek Melontar
Sumber: Data primer yang diolah
46
B. Mekanisme dan Prosedur Bimbingan Manasik Haji di KUA Cipayung
Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Cipayung Jakarta Timur
mulai melaksanakan bimbingan manasik haji tingkat Kecamatan pada tahun
2007 yaitu setahun setelah turunnya Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor
15 Tahun 2006.2 Dalam pelaksanaan bimbingan manasik haji tahun 2012,
KUA Kecamatan Cipayung Jakarta Timur melakukan 6 (enam) kali
pembinaan sesuai dengan petunjuk dari Dirjen Bimbingan Haji dan Umrah
Nomor Dt.VII.I/Hj.01/2847/2012 tanggal 15 Juni 2012.
Mekanisme bimbingan manasik haji diawali oleh calon jamaah haji
yang sudah melunasi Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) dan
terdaftar sebagai haji mandiri mengikuti bimbingan manasik haji di tingkat
Kabupaten/Kota sebanyak 4 (empat) kali pertemuan. Setelah itu calon jamaah
haji melanjutkan bimbingan manasik haji di tingkat Kecamatan dengan enam
kali pertemuan. Bimbingan manasik haji tingkat Kecamatan ini dilakukan
oleh Kantor Urusan Agama.
Di Kantor Urusan Agama inilah calon jamaah haji menjalankan
serangkaian kegiatan bimbingan manasik haji.Dalam kegiatan tersebut
mereka dibagi menjadi beberapa kelompok dengan tujuan agar menjadi
jamaah haji yang mandiri. Calon jamaah haji dibimbing dengan
menggunakan pendekatan andragogi. Pendekatan ini dipilih karena: (1)
peserta bimbingan adalah orang dewasa, (2) orang dewasa mempunyai
pengalaman dan mau belajar apabila sesuai dengan kepentingan dirinya, (3)
orang dewasa tidak suka digurui tetapi lebih suka menerima saran, (4) orang
2 Catatan lapangan no.1, h. 77.
47
dewasa lebih menyukai hal-hal yang praktis, dan (5) orang dewasa suka
diberi kesempatan untuk mengambil bagian sesuai pengetahuan dan
kemampuannya.
Bimbingan manasik haji yang dilakukan calon jamaah haji di KUA
antara lain:
1. Pemberian materi panduan perjalanan haji dan kesehatan dalam
pelaksanaan ibadah haji. Pada kegiatan ini calon jamaah haji diberikan
ceramah dan diberikan kesempatan untuk melakukan tanya jawab.
2. Pemberian materi bimbingan manasik haji tahap 1 yang terdiri dari materi
akhlaqul karimah dan adat istiadat bangsa Arab. Materi ini disampaikan
kepada calon jamaah haji di Aula Pertemuan KUA.
3. Pemberian materi bimbingan manasik haji tahap 2 yang terdiri dari materi
niat haji dan umrah, thawaf, sa’i dan wukuf. Pada tahap ini setelah peserta
diberikan materi, mereka diminta untuk melakukan simulasi dan praktek
thawaf dan sa’i.
4. Pemberian materi bimbingan manasik haji tahap 3 yang terdiri dari mabit
di Muzdalifah dan Mina, melontar jumrah dan thawaf. Pada tahap ini
setelah peserta diberikan materi, mereka diminta untuk melakukan
simulasi dan praktek melontar jumrah dan thawaf.
5. Peragaan manasik haji yang terdiri dari thawaf, sa’i dan wukuf. Pada tahap
ini calon jamaah haji melakukan simulasi dan praktek thawaf, sa’i dan
wukuf seperti di tanah suci.
6. Pemberian informasi kegiatan di pesawat, hikmah pelestarian haji mabrur
dan peragaan shalat shafar.
48
Seluruh rangkaian kegiatan di atas disampaikan oleh narasumber
bimbingan manasik haji yang melibatkan tokoh-tokoh dari Kankemenag Kota
Jakarta Timur, Kepala Puskesmas Kecamatan Cipayung, guru MTs Jakarta
Timur dan tokoh ulama setempat. Hal ini sesuai hasil wawancara dengan
Ketua pelaksana bimbinngan manasik haji “tenaga pengajar pada bimbingan
manasik haji di Kecamatan adalah Kepala KUA maupun pegawai KUA
Kecamatan, Kyai atau Pemuka Agama Islam di daerah Kecamatan”.3
Lebih lanjut, dalam hasil wawancara dengan Ketua pelaksana
bimbingan manasik haji, “materi yang disampaikan pada kegiatan bimbingan
manasik haji yaitu tentang kebijakan-kebijakan pemerintah berkaitan dengan
urusan haji yang meliputi fiqih haji; etika, wawasan sosiokultural Saudi
Arabia, kesehatan haji kaitan-kaitan lokasi ibadah haji yang dirangkai dengan
simulasi haji”.4
Bimbingan yang dilakukan tersebut di Kecamatan melalui metode
simulasi dan praktek dengan hasil yangcukup baik.Bimbingan manasik haji di
KUA meliputi penyampaian rangkaian pembahasan manasik haji secara
teoritis yang kemudian didukung dengan pelaksanaan simulasi atau praktek
manasik.Hal ini sesuai hasil wawancara dengan Ketua Pelaksana bimbingan
manasik haji bahwa “bimbingan manasik haji di KUA dilakukan dengan dua
metode penyampaian yaitu secara klasikal dan praktek.5
Setelah melakukan bimbingan manasik haji di KUA, calon jamaah
haji memasuki Embarkasi berdasarkan kloter setelah mendapat Surat Perintah
3 Catatan lapangan no. 2, h. 79. 4 Ibid., h.78. 5 Catatan lapangan no. 1, h. 77.
49
Masuk Asrama (SPMA) untuk mengikuti pemantapan materi manasik haji
dan siap berangkat ke Bandara Soekarno-Hatta menuju tanah suci.
Mekanisme dan prosedur mengikuti bimbingan manasik haji di KUA
Kecamatan Cipayung adalah sebagai berikut:
a. Membuka rekening tabungan haji pada Bank Penerima Setoran (BPS)
BPIH dan mengecek kesehatan ke Puskesmas setempat (domisili).
b. Mendaftar ke Kemenag Kabupaten/Kota setempat (sesuai domisili). Bagi
Kemenag Kabupaten/Kota yang sudah online dengan SISKOHAT,
pemotretan untuk database siskohat dilakukan di Kankemenag.
c. Menerima dan mengecek data jamaah haji yang bersangkutan dan
menyerahkanblanko Surat Permohonan Pergi Haji (SPPH).
d. Mengisi form Surat Permohonan Pergi Haji (SPPH) sesuai dengan KTP
domisili yang masih berlaku.
e. Menerima isian SPPH dan menginput data ke dalam SPPH online
untuk dicetak dan ditandatangani jamaah yang bersangkutan.
f. Membayar setoran awal sebesar Rp. 25 juta ke rekening Menteri
Agama melalui BPS BPIH.
g. Menerima dan mengecek SPPH jamaah haji.
h. Pemindahbukuan setoran awal BPIH ke rekening Menteri Agama
pada kantor pusat BPS BPIH.
1) Mencetak lembar bukti setoran awal BPIH yang telah dilegalisasi
dan udah diberi foto untuk Kemenag yang sudah online.
2) Menginput nomor pendaftaran untuk mendapatkan nomor porsi untuk
Kemenag yang belum online.
50
3) Menginput seluruh data SPPH untuk memperoleh nomor porsi.
i. Menerima Bukti Setoran Awal BPIH Aplikasi Switcing yang
didalamnya tercantum nomor porsi sebagai bukti telah sah terdaftarsebagai
jamaah haji. Jamaah haji melapor kembali ke Kemenag Kabapaten/Kota
tempat mendaftar.
j. Menerima dan mengecek bukti setor awal BPIH dari jamaah haji
dan menjelaskan:
1) Hak dan kewajiban jamaah haji (Lembar Surat Perjanjian
Pelayanan Jamaah Haji).
2) Penjelasan mengenai mekanisme pelunasan BPIH pada tahun berjalan.
k. Menunggu informasi untuk pelunasan BPIH.
l. Melakukan pelunasan kekurangan BPIH tahun berjalan sesuai dengan
besaran yang ditetapkan oleh Keputusan Presiden ke Kantor BPS BPIH
tempat menabung.
m. Menerima pelunasan dan persyaratan dari jamaah haji dan melakukan
konfirmasi data jamaah haji bersangkutan ke dalam SISKOHAT untuk
diteliti kesesuaiannya.
1) Memindahbukukan pelunasan BPIH ke rekening Menteri Agama di BI
oleh BPS Pusat.
2) Mencetak Bukti Setoran Lunas BPIH.
n. Menerima Lembar Bukti Setoran Lunas dan melaporkan diri ke Kemenag
Kabupaten/Kota tempat mendaftar.
o. Menerima dan mengecek kelengkapan Pelunasan BPIH dari jamaah haji
yaitu:
51
1) Mencatat nama dan identitas calon jamaah haji ke buku agenda atau
register pelunasan haji.
2) Membuat laporan pelunasan haji ke Kanwil Kemenag Provinsi.
3) Memastikan Waiting List yang sudah berangkat agar dihapusdari
SISKOHAT.
p. Menunggu Surat Panggilan Asrama Haji (SPMA) dari Kemenag
Kabupaten/Kota domisili.
Adapun mekanisme dan prosedur bimbingan manasik haji di KUA
Kecamatan Cipayung dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 4.1. Mekanisme dan Prosedur Bimbingan Manasik Haji
Calon Haji
Bank Penerima Setoran BPIH
(Membuka Tabungan Haji)
KanKemenag Kota Domisili (Mengisi
SPPH)
Bank Penerima Setoran BPIH (Entry
Nomor SPPH dan Dapat Nomor Porsi)
KanKemenag Kota Domisili
Menunggu BPIH Diumumkan
Bank Penerima Setoran BPIH (Pelunasan)
KanKemenag Kota Domisili (Daftar
Ulang)
Pembinaan Manasik Haji di KUA 6 x dan
di Kabupaten 4 x Pertemuan
SPPA (Surat Perintah Masuk Asrama)
Berangkat ke Arab Saudi
52
C. Analisa Hasil Evaluasi Program Bimbingan Manasik Haji
Pada dasarnya KUA Kecamatan Cipayung mengevaluasi program
bimbingan manasik haji dengan cara 3 tahapan, yaitu dilihat dari peserta
program, program dan pelaksana program. Evaluasi ini memfokuskan
berbagai unsur yang masuk dalam pelaksanaan suatu program yang di
dalamnya terdapat variabel-variabel yang sama dengan pengevaluasian yang
dilakukan oleh pihak KUA Kecamatan Cipayung yaitu peserta program,
program dan pelaksana program.6 Berikut akan diuraikan 3 tahapan dalam
mengevaluasi program bimbingan manasik haji di KUA Kecamatan
Cipayung Jakarta Timur yaitu sebagai berikut:
1. Pelaksana Program
Evaluasi terhadap penyelenggara dilakukan untuk mengetahui
tingkat kelancaran bimbingan.Dilihat dari pelaksana program, apakah
mekanisme kerja pelaksana program sudah dijalankan dengan benar,
karena walau bagaimanapun keberhasilan program sangat ditentukan
oleh kualitas orang-orang yang bekerja di dalamnya.Sedangkan dilihat
dari segi hasil program, yaitu bisa dilihat dari program yang ada di KUA
yaitu bimbingan manasik haji. Dan yang paling penting adalah dilihat
dari cara pelaksanaannya, apakah peningkatan bimbingan manasik haji
calon jamaah haji di KUA terjadi ketika masa kepengusan tersebut,
maka pengurus dinilai berhasil dalam melakukan pekerjaannya dan
peningkatan calon jamaah haji sangat tergantung kepada dua hal yaitu
6 Isbandi Rukminto Adi, Pemerdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi
Komunita (Pengantar Pada Pemikiran dan Pendetan Praktis) Edisi Revisi (Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI, 2003), h.189.
53
pembimbing yang kompeten dan tempat pelaksanaan manasik haji yang
memadai dan nyaman. Evaluasi terhadap narasumber dilakukan untuk
mengetahui tingkat kinerja narasumber dalam hal pencapaian tujuan
pembelajaran, sistematika penyajian, kemampuan penyajian, penggunaan
metode, sikap prilaku, pemberian motivasi, penguasaan materi dan
melakukan feed back.
Para pelaksana program yang dievaluasi untuk diteliti dalam
penulisan skripsi ini, yaitu Kepala KUA dan para karyawan KUA yang
terlibat langsung di lapangan pada saat pelaksanaan program bimbingan
manasik haji berlangsung.
2. Program
Dilihat dari program yaitu dilihat dari segi perkembangan
programnya sendiri yaitu dengan cara bagaimana agar calon jamaah haji
yang berdomisili di Kecamatan Cipayung sadar betul akan pentingnya
bimbingan manasik haji, yaitu dengan mengikuti bimbingan manasik haji
di KUA Kecamatan Cipayung dengan harapan para calon jamaah haji
menjadi haji yang mandiri dalam melaksanakan rangkaian ibadah haji
lewat materi yang disampaikan oleh para pembimbing. Sesuai dengan
pernyataan yang dituangkan oleh Kepala KUA Kec. Cipayung yaitu
Bapak Muis Sunarya, S.Ag dalam wawancara pribadi sebagai berikut:
“Kami berharap melalui program bimbingan manasik haji di KUA agar para jamaah haji dapat mencapai haji yang mabrur baik secara ritual maupun sosial sehingga menjadi duta kebaikan dan kebajikan guna mendukung peningkatan kualitas keagamaan keluarga, masyarakat dan bangsa”.7
7 Catatan lapangan no. 1, h. 77.
54
3. Peserta Program
Evaluasi terhadap peserta dilakukan untuk mengetahui tingkat
penyerapan dan pemahaman peserta terhadap materi yang telah
disampaikan. Di KUA Cipayung, evaluasi terhadap peserta program
dilakukan pada waktu pelaksanaan yaitu setiap akhir pertemuan sehingga
diharapkan peserta program dapat memahami materi yang disampaikan
pada setiap pertemuan. Hal ini sesuai wawancara penulis dengan
sekretaris pelaksana bimbingan manasik haji “evaluasi dilakukan setelah
pelaksanaan bimbingan manasik haji selesai, sehingga semuanya
menyeluruh. Tetapi, jika pada saat sesi pertemuan ada kendala-kendala
maka itu merupakan catatan-catatan yang perlu diperbaikan”.8
Lebih terperinci dijelaskan oleh sekretaris pelaksana bimbingan
manasik haji, bahwa “evaluasi secara menyeluruh terhadap program
bimbingan manasik haji dilakukan melalui penilaian terhadap peserta,
kinerja penyelenggara dan terhadap pembimbing atau narasumber”.9
Evaluasi terhadap peserta dilakukan untuk mengetahui tingkat
penyerapan dan pemahaman peserta terhadap materi yang telah
disampaikan. Evaluasi terhadap penyelenggara dilakukan untuk
mengetahui tingkat kelancaran bimbingan. Sedangkan evaluasi terhadap
pembimbing atau narasumber dilakukan untuk mengetahui tingkat
kinerja pembimbing atau narasumber dalam hal pencapaian tujuan
pembelajaran, sistematika penyajian, kemampuan penyajian, penggunaan
8 Catatan lapangan no. 3, h. 81. 9 Ibid.
55
metode, sikap prilaku, pemberian motivasi, penguasaan materi dan
melakukan feed back”.10
Evaluasi juga dilakukan terhadap sarana dan prasarana bimbingan
manasik haji di KUA Cipayung. Dengan tersedianya sarana dan
prasarana yang memadai tersebut membuat peserta bimbingan ibadah
haji akan lebih fokus dan bersemangat mengikuti kegiatan manasik.
Tentunya akan sangat menarik bagi peserta bimbingan manasik haji
manakala tersedia sarana dan prasarana yang cukup dalam kegiatan
pembelajaran. Hal ini sesuai hasil wawancara dengan Ketua pelaksana
bimbingan manasik haji “guna untuk mempermudah penyampaian materi
digunakan berbagai perangkat sebagai media penyampaian materi seperti
infocus, slide, alat peraga gambar dan video.11
Lebih lanjut menurut hasil wawancara dengan jamaah “alat bantu
yang digunakan dalam pelatihan bimbingan manasik haji ada LCD dan
laptop, white board dan spidol, sound system, kertas flipchart, booklet
dan poster perjalanan ibadah haji, maket mini perjalanan haji, papan tulis,
microfon, alat pengeras suara dan kain ihram.12
Berdasarkan uraian di atas, tampak bahwa KUA Kecamatan
Cipayung Jakarta Timur sudah memiliki fasilitas fisik yang relatif
lengkap dengan kondisi yang baik, sehingga dapat menunjang
keberhasilan proses manasik haji. Keberadaan sarana prasarana tersebut
sangat penting karena salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas
10 Catatan lapangan no. 3, h. 81. 11 Catatan lapangan no. 2, h. 79. 12 Catatan lapangan no. 5, h. 88.
56
pelaksanaan bimbingan manasik haji di KUA adalah tersedianya
berbagai fasilitas yang mendukung secara kuantitatif maupun kualitatif
serta relevan dengan kebutuhan sehingga dapat dimanfaatkan secara
optimal.
Lebih lanjut, peran KUA memiliki faktor pendukung dan
penghambat sebagai lembaga pembimbing haji. Sebagai faktor
pendukung antara lain “tingginya antusiasme peserta dalam mengikuti
bimbingan manasik tersebut dan adanya persiapan yang baik”.13 Jamaah
lain mengungkapkan bahwa dengan adanya bimbingan manasik haji di
KUA para peserta tidak perlu membayar biaya bimbingan manasik haji
seperti pada Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH).14
Sedangkan faktor penghambat dalam pelaksanaan bimbingan
manasik haji di KUA yaitu sebagai berikut:
a. Peserta bimbingan yang lebih banyak telah berusia di atas 50 tahun sehingga menimbulkan hambatan dalam penyampaian materi, terutama dengan materi-materi hafalan.
b. Kapasitas ruang dan perangkat ruang seperti AC dan kursi kurang memadai dengan jumlah peserta yang mengikuti bimbingan sehingga mengurangi kenyamanan peserta dalam mengikuti materi.
c. Keterlambatan penerimaan buku bimbingan manasik haji, sehingga peserta tidak dapat melakukan pembelajaran sendiri setelah mengikuti materi klasikal.
d. Kurangnya media pendukung penyampaian materi. e. Jadwal yang relatif lebih singkat dibandingkan jadwal tahun
lalu. f. Informasi yang diterima jamaah mengenai jadwal pelaksanaan
bimbingan manasik haji tidak merata sehingga ada beberapa jamaah yang datang setelah pelaksanaan pelaksanaan bimbingan manasik di KUA Kecamatan Cipayung sudah selesai.15
13 Catatan lapangan no. 4, h. 83. 14 Catatan lapangan no. 8, h. 94. 15 Catatan lapangan no. 4, h. 8.4
57
Permasalahan-permasalahan yang muncul dalam penyelanggaraan
bimbingan manasik haji tersebut diminimalisir dengan melakukan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Pembatasan waktu penyampaian materi dengan sistem jeda perduapuluh menit. Yang diikuti dengan sesi pertanyaan atau pembentukan suasana santai dengan proses relaksasi ataupun diskusi-diskusi.
b. Menyediakan tenaga pembantu dalam pemaparan materi yang bertugas menampilkan gambar, video, peraga dengan media yang telah disediakan.
c. Melakukan teknis “reminder” sebelum memasuki materi lanjutan.
d. Menyediakan video terbaru pelaksanaan ibadah haji yang memuat materi detail dari kronologis perjalanan haji Indonesia mulai dari kegiatan tradisi jamaah semenjak di rumah, asrama, bandara dan pesawat sampai kegiatan ibadah selama di Saudi Arabia.
e. Melakukan evaluasi bersama narasumber dengan mengakomodir masukan dari peserta bimbingan.
f. Pelaksanaan bimbingan susulan yang pelaksanaannya dikembalikan ke panitia bimbingan Kantor Kementerian Agama Jakarta Timur.16
Berdasarkan rapat teknis bimbingan manasik haji tahun 2012
yang dilaksanakan oleh Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah Kantor
Kementerian Agama Jakarta Timur di Aula Kantor Kementerian Agama
Jakarta Timur dan dihadiri oleh seluruh Kepala KUA se-Jakarta Timur
sebagai penyelenggara bimbingan manasik haji tingkat Kecamatan.
Kepala Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah menyampaikan bahwa
untuk Tahun 2012 ini bimbingan manasik haji sebagaimana instruksi dari
pusat hanya dilaksanakan 6 kali pertemuan. Pada tahun-tahun yang lalu
bimbingan manasik haji di KUA Kecamatan dilaksanakan 11 kali
pertemuan dan pada tahun ini 6 kali pertemuan dikarenakan adanya
16 Ibid.
58
pengefisiensian dana haji namun tidak mengurangi terhadap materi
pokok yang harus disampaikan.
Dalam pengamatan penulis terhadap isi SOP bidang PHU terkait
dengan bimbingan manasik haji di KUA, terdapat beberapa temuan
antara lain:
1) Pertemuan pada SOP berjumlah 11 kali akan tetapi pada pelaksanaan
di KUA hanya sebanyak 6 kali pertemuan. Namun hal ini telah sesuai
dengan rapat teknis bimbingan manasik haji tahun 2012. Berikut ini
adalah Struktur kurikulum bimbingan manasik haji pada SOP bidang
PHU.
2) Isi materi pada SOP bidang PHU lebih terperinci daripada isi materi
bimbingan manasik haji di KUA. Perbedaan ini tidak mengurangi
materi pokok yang harus disampaikan.
Pada sisi lain kompetensi narasumber akan sangat
menentukan keberhasilan bimbingan. Adapun kompetensi narasumber
yang diharapkan adalah kemampuan memahami proses pelaksanaan
ibadah haji dan penerapan metode yang sesuai dengan materi dalam
proses bimbingan. Adapun indikatornya adalah:
a) Dapat mengidentifikasi jenis materi bimbingan yang sesuai dengan
bentuk bimbingan perorangan, kelompok dan massal.
b) Dapat menentukan penerapan metode yang sesuai dengan materi
dengan pendekatan pembelajaran orang dewasa.
c) Dapat memilih media pembelajaran yang sesuai dengan bentuk
bimbingan dan melakukan evaluasi pembelajaran.
59
Berbagai faktor internal maupun eksternal juga hendaknya
mendapat perhatian, karena akan berpengaruh terhadap tingkat
keberhasilan bimbingan. Dengan memperhatikan faktor lingkungan serta
keterlibatan semua pihak (tokoh masyarakat, ulama, penyuluh, kelompok
bimbingan, maupun pejabat pusat dan daerah), berkontribusi dalam
mensukseskan keberhasilan bimbingan manasik haji. Apabila dirinci
faktor internal yang dapat mempengaruhi kegagalan atau keberhasilan
bimbingan antara lain sebagai berikut:
1). Sangat beragamnya profil jamaah haji; pengetahuan manasik haji,
latar belakang pendidikan, tingkat sosial, budaya dan umur.
2). Kualitas dan kompetensi pembimbing jamaah haji dalam penguasaan
metode bimbingan.
3). Sarana dan alat bantu bimbingan yang perlu disediakan.
4). Kemampuan para penyelenggara bimbingan dalam penyiapan dan
proses pelaksanaan bimbingan.
Adapun faktor eksternal yang mempengaruhi bimbingan antara
lain:
1). Biaya yang tersedia untuk proses pelaksanaan bimbingan belum
memadai.
2). Domisili jamaah haji yang tersebar di pelosok, jauh dari lokasi tempat
bimbingan.
3). Pengaruh lingkungan sosial yang menghambat kelancaran bimbingan.
4). Pengaruh ilmu pengetahuan dan teknologi informasi.
60
Langkah perbaikan dan penyempurnaan, berangkat dari berbagai
faktor tersebut di atas yang mungkin dapat menghambat kelancaran
keberhasilan bimbingan, maka langkah inovatif dan kreatif perlu
dilakukan. Langkah-langkah tersebut antara lain sebagai berikut:
a). Menyempurnakan pola pembinaan jamaah haji dengan desain dan
struktur kurikulum yang disesuaikan dengan tujuan membentuk
sosok seorang jamaah yang memiliki kompetensi mandiri
b). Meningkatkan kualitas seluruh pembimbing yang ada melalui
pelaksanaan uji kompetensi dan sertifikasi.
c). Menyusun dan menyempurnakan materi bimbingan dalam bentuk
modul, leaflet, booklet, CD, poster, sebagai pegangan pembimbing
dan jamaah haji, selain buku-buku bimbingan manasik haji yang
sudah baku.
d). Membuat film instruksional bimbingan manasik haji.
e). Memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi sebagai sarana
pembinaan dan bimbingan secara optimal seperti televisi, radio,
internet dan alat kemunikasi lainnya.
f). Memanfaatkan peluang jamaah haji yang telah mendaftar dengan
membentuk kelompok bimbingan dan mengintensipkan kursus
manasik haji secara berkelanjutan.
61
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah mencermati pemaparan hasil dan analisis yang dikemukakan
pada bab terdahulu, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Mekanisme dan prosedur bimbingan manasik haji di KUA Kecamatan
Cipayung Jakarta Timur sudah memenuhi SOP bidang PHU meskipun
terdapat sedikit perbedaan karena adanya pemadatan materi namun tidak
mengurangi mutu pelayanan bimbingan manasik haji di KUA. Hal ini
terlihat dari tercapainya optimalisasi penyelenggaraan ibadah haji sehingga
jamaah haji dapat melaksanakan ibadahnya sesuai dengan tuntunan manasik
haji
2. Berdasarkan analisa hasil evaluasi program bimbingan manasik haji,
pelaksanaan bimbingan manasik haji di KUA Kecamatan Cipayung Jakarta
Timur telah berjalan dengan baik karena adanya pengevaluasian di awal,
proses dan akhir pelaksanaan bimbingan manasik haji sehingga selalu ada
perbaikan di setiap pertemuan. Hal ini terlihat dari kepuasan yang dirasakan
oleh peserta bimbingan manasik haji dalam hasil wawancara dan kumpulan
dokumen-dokumen yang terkait.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian di atas, di bawah ini terdapat beberapa
saran antara lain:
62
1. Diperlukan adanya sosialisasi dan pemberitahuan semenjak semula dari
pihak Kementrian Agama Kabupaten/Kota untuk menginformasikan bahwa
pelaksanaan bimbingan manasik haji dilaksanakan di KUA Kecamatan yang
mewilayahi tempat tinggal calon jamaah haji yang bersangkutan.
2. Untuk mendapatkan petugas yang profesional sebagai petugas
penyelenggara haji di tingkat KUA Kecamatan perlu diadakan pendidikan
dan pelatihan dari pihak atasan yaitu Kanwil Kemenag Provinsi yang
bekerja sama dengan Balai Diklat Keagamaan di wilayah kerja masing-
masing.
3. Agar peserta bimbingan manasik haji mendapatkan pemahaman manasik
yang lebih komprehensif dan lebih matang, maka pelaksanaannya dimulai
semenjak awal, artinya begitu sudah mengetahui bahwa calon jamaah haji
akan berangkat maka sejak itu juga diprogramkan kegiatan bimbingan
manasik haji, tentulah tidak akan terjadi manasik secara mendadak atau
dipadatkan pada sepuluh hari secara berturut.
63
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Muhammad. Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama.
Cet. ke-6. Jakarta: PT. Golden Terayon Press, 1998.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,
1990.
Arikunto, Suharsimi. Penelitian Program Pendidikan. Jakarta: PT. Bina Aksara,
1988.
B. Firman, Aji dan Sirait Martin S. Perencanaan dan Evaluasi: Suatu system
Untuk Proyek Pembangunan. Jakarta: Bumi Aksara, 1990.
Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah. Dinamika dan Perspektif
Haji Indonesia. Jakarta: Dirjen PHU, 2010.
Direktur Pembinaan Haji. Pola Bimbingan Manasik Calon Jamaah Haji. Jakarta:
Dirjen PHU, 2007.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia
“Manasik”. Jakarta: Balai Pustaka, 1988.
Fathurrahman, Muhammad. Jamaah Haji Mandiri.
http://haji.kemenag.go.id/v2/node/955362
Hamka. Tafsir al Azhar. Juz I. Jakarta: Panjimas, 1982.
Hasan, Alatif dan Nidjam Ahmad. Manajemen Haji. Jakarta: Zikrul Hakim, 2003.
Kementrian Agama. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2008
Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji. Jakarta: Dirjen PHU, 2009.
Kementrian Agama. Pembakuan Sarana Alat Peraga Bimbingan Manasik Haji.
Jakarta: Dirjen PHU, 2006.
64
Muchtarom, Zaini. Dasar-Dasar Manajemen Dakwah. Yogyakarta: Al-Amin
Press dan IKFA, 1996.
Muhammad Yunus, Muzni. Bimbingan Haji dan Umrah. Cet. ke-1. Jakarta:
Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, 2000.
Munir, Muhammad dan Wahyu Ilaihi. Manajemen Dakwah. Jakarta: Gema, 2005.
Moleong,Le xy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rodakarya, 2007.
Najmuddin Zuhdi, M. dan M. Lukman Arifin. 125 Masalah Haji. Solo: PT. Tiga
Serangkai, 2008.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI. Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Edisiketiga. Jakarta: Balai Pustaka, 2005.
Putro Widoyoko, S. Eko. Evaluasi Program Pembelajaran. Panduan Praktis Bagi
Pendidik dan Calon Pendidik. Cet. ke-1.Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2009.
Prayitno dan Erman Amti. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Cet. ke-1.
Jakarta: Rineka Cipta, 1999.
Rahmi Faqih, Ainur. Bimbingan dan Konseling Dalam Islam. Cet. ke-2.
Yogyakarta: UII Press, 2001.
Sudjana, Djudju. Manajemen Program Pendidikan Luar Sekolahdan
Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: Falah Production, 2000.
Sudjana, Djudju. Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: PT.
Remaja Rosakarya, 2006.
Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press, 2009.
65
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatifdan R & D. Bandung:
ALFABETA, 2008.
Suharto, Edi. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian Trategis
Pembangunan Kesejahteraan Sosialdan Pekerjaan Sosial. Bandung: PT.
Refika Aditama, 2005.
Srivinasari, Viji. Metode Evaluasi Partipatoris Dalam Walter Fernandesdan
Rajesh Tandan (Editor). Riset Partisipatoris-Riset Pembebasan. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 1993.
Sri Wahyudi, Agustinus. Manajemen Strategik Pengantar Proses Berfikir
Strategik. Cet. ke-1. Jakarta: Binarupa Aksara, 1996.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Cet ke-2.
Jakarta: Balai Pustaka, 1988.
Toha, M. Chatib. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press, 1991.
Yusuf Tayibnapis, Farida. Evaluasi Program. Jakarta: IKIP, 1989.
Yusuf Tayibnapis, Farida. Evaluasi Program. Jakarta: Rineke Cipta, 2000.
66
PEDOMAN WAWANCARA
A. Hal-Hal yang Harus Diperhatikan Dalam Melakukan Wawancara
1. Memperkenalkan Diri dan Menjelaskan Tujuan Survei
Pertemuan pertama dengan responden adalah hal yang tidak mudah, karena
saat itulah pertama kali pewawancara berinteraksi dengan responden.
Betapa pentingnya peran pewawancara untuk menciptakan kesan pertama
yang baik bagi responden karena hal ini dapat berpengaruh pada kemauan
responden untuk ikut serta dalam survei ini. Wawancara hendaknya dimulai
dengan sopan dan rasa hormat. Dimulai dengan perkenalan yang hendaknya
memuat informasi sebagai berikut:
a. Nama dan instansi/lembaga.
b. Tujuan datang ke responden dengan menguraikan secara garis besar
tentang survei yang dilakukan.
c. Pentingnya peranan responden dalam survei.
2. Membina Hubungan Baik dan Kepercayaan Responden
Sikap dan penampilan kita sangat berperan dalam membina kepercayaan.
Salah satu tugas pewawancara adalah membangun suatu perasaan yang
saling memahami antar pewawancara dan responden sehingga akan
menimbulkan rasa saling percaya.
3. Perilaku Pewawancara
Perilaku pewawancara dapat mempengaruhi respon yang diberikan
responden. Seorang pewawancara yang baik adalah seseorang yang peka
terhadap situasi wawancara, melakukan pendekatan yang baik terhadap
responden melalui sikap empati, bisa segera menyesuaikan diri dengan
responden dan bisa menerimanya sebagaimana adanya. Tugas seorang
pewawancara adalah menuliskan jawaban-jawaban yang diberikan
responden, bukan mempengaruhi responden.
LAMPIRAN 1
67
B. Probing
Jawaban yang diberikan responden kadang-kadang tidak cukup sehingga
menuntut pewawancara untuk mencari informasi lebih banyak untuk
memenuhi tujuan suatu pertanyaan. Probing merupakan seni dalam mencari
informasi tambahan ini dengan cara menggali informasi lebih mendalam dari
responden. Adapun cara melakukan probing:
1. Mengulangi pertanyaan
Responden bisa jadi tidak mendengar pertanyaan secara utuh pada saat
pertama pertanyaan diajukan atau kehilangan titik penting dari pertanyaan.
2. Mengulangi jawaban responden
Mengulangi jawaban responden seringkali merangsang pemikiran lebih jauh
pada responden.
3. Minta penjelasan kepada responden
Sangat penting jika pewawancara mengungkapkan hal tersebut karena tidak
tahu daripada mencoba mempertentangkan jawaban responden.
4. Jangan tergesa-gesa pindah ke pertanyaan yang lain
Berusahalah memperoleh jawaban yang detail dan mendekati kenyataan
atau kebenaran. Sikap ketergesa-gesaan pewawancara dalam melakukan
wawancara akan menyebabkan responden bingung dan sulit mengingat
kembali informasi yang diberikan.
C. Konfirmasi
Untuk keperluan penelitian, maka konfirmasi sering kali terjadi dalam
wawancara karena beberapa hal:
1. Jawaban yang diberikan responden tidak jelas atau menggantung. Seringkali
pewawancara harus menerka maksudnya. Jika pewawancara menerka
maksudnya, maka tanyakan apakah benar hasil terkaan pewawancara
tersebut adalah maksud atau jawaban responden.
2. Pada saat responden ditanya suatu pertanyaan, jawaban responden sering
kali panjang lebar dan telah menjawab beberapa pertanyaan yang
berikutnya.
68
Lampiran 1.a
Responden: Pegawai
1. Nama : .....................................................................
2. Alamat : .....................................................................
.....................................................................
3. Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan
4. Golongan Kepangkatan : .....................................................................
5. Usia/Tempat/Tanggal lahir : ........th /............................./..........................
6. Pendidikan Tertinggi : ......................................................................
7. Program studi : ..........................................................................
Data Umum Ketua Pelaksana Bimbingan Manasik Haji
69
No Pertanyaan
1. Kapan pertama kali KUA memberikan bimbingan manasik haji?
2. Bagaimana KUA memberikan bimbingan manasik haji dan bagaimna
pengaturan tempatnya?
3. Metode apa yang dipakai oleh KUA dalam bimbingan manasik haji?
4. Apa tujuan bimbingan manasik haji di KUA?
5. Apa saja materi yang disampaikan pada saat bimbingan manasik haji di
KUA?
6. Kapan saja waktu pelaksanaan bimbingan manasik haji di KUA?
7. Apakah dalam bimbingan manasik haji di KUA, jamaah dimintai biaya?
8. Apa saja sarana penunjang dalam pelaksanaan bimbingan manasik haji di
KUA?
9. Siapa saja pembimbing manasik haji di KUA?
10. Apa saja kompetensi yang harus dimiliki oleh pembimbing haji di KUA?
70
Lampiran 1.b
Responden: Pegawai KUA
1. Nama : .....................................................................
2. Alamat : .....................................................................
.....................................................................
3. Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan
4. Golongan Kepangkatan : .....................................................................
5. Usia/Tempat/Tanggal lahir : ........th /............................./..........................
6. Pendidikan Tertinggi : ......................................................................
7. Program studi : .....................................................................
Data Umum Panitia Pelaksana Bimbingan Manasik Haji
71
No Pertanyaan
1. Apa saja yang dievaluasi dalam program bimbingan manasik haji?
2. Apa yang dijadikan standar atau ukuran oleh KUA dalam mengukur
keberhasilan selama melakukan bimbingan manasik haji?
3. Apakah pembimbing selalu mengevaluasi kegiatan bimbingan manasik haji?
4. Kapan KUA melakukan evaluasi program bimbingan manasik haji?
5. Bagaimana sistem pengevaluasian program bimbingan manasik haji mulai
dari segi input, proses dan hasil?
6. Bagaimana model evaluasi yang dilakukan oleh Kepala KUA Bimbingan
Manasik Haji kepada para pelaksana dan peserta program?
7. Bagaimana model evaluasi yang dilakukan pada program bimbingan manasik
haji yang sudah berlangsung?
8. Apa saja faktor pendukung dalam bimbingan manasik haji?
9. Apa saja faktor penghambat dalam bimbingan manasik haji dan bagaimana
cara menyelsaikannya?
10. Apakah ada tindak lanjut dari hasil evaluasi yang telah dilakukan? Contoh
tindak lanjutnya seperti apa?
11. Apakah ada tindak lanjut disetiap sesi?
12. Apakah mekanisme dan prosedur bimbingan manasik haji di KUA sudah
sesuai dengan SOP?
13. Apa saja SOP dalam bimbingan manasik haji di KUA?
14. Bagaimana hasil evaluasi program bimbingan manasik haji tahun 2012 di
KUA?
15. Kepada siapa hasil evaluasi program bimbingan manasik haji dilaporkan?
72
Lampiran 1.c
Responden: Jamaah Haji
1. Nama : .....................................................................
2. Alamat : .....................................................................
.....................................................................
3. Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan
4. Usia/Tempat/Tanggal lahir : .........th /............................/..........................
Data Umum Jamaah Haji
73
No Pertanyaan
1. Bagaimana pelayanan yang diberikan oleh KUA dari awal pendaftaran
sampai selesainya pelaksanaan bimbingan manasik haji?
2. Apa tujuan Bapak/Ibu mengikuti bimbingan manasik haji di KUA?
3. Apa manfaat yang Bapak/Ibu dapat setelah mengikuti bimbingan manasik
haji?
4. Adakah kendala ketika mengikuti bimbingan manasik haji di KUA?
Jika ada, apa saja?
Jika tidak, mengapa?
5. Apa saja kelebihan dan kekurangan pelayanan yang diberikan oleh KUA
selama pelaksanaan bimbingan manasik haji?
No Pertanyaan
1. Apa saja materi yang disampaikan oleh narasumber ketika pelatihan
bimbingan manasik haji?
2. Kapan dan berapa kali pertemuan bimbingan manasik haji di KUA?
3. Apa manfaat yang Bapak/Ibu dapat setelah mengikuti bimbingan manasik
haji?
4. Apa saja kelebihan dan kekurangan materi bimbingan manasik haji?
No Pertanyaan
1. Apakah pada saat pelakanaan bimbingan manasik haji di KUA dimintai
biaya? Jika iya, berapa dan untuk apa saja?
2. Apa kelebihan dan kekurangannya?
74
No Pertanyaan
1. Sarana dan prasarana apa saja yang didapat ketika bimbingan manasik haji di
KUA?
2. Adakah sarana dan prasarana yang dirasa kurang ketika bimbingan manasik
haji? Jika iya, apa saja?
3. Dimana saja tempat pelaksanaan bimbingan manasik haji di KUA?
4. Apa saja kelebihan dan kekurangan sarana dan prasarana yang diberikan oleh
KUA selama pelaksanaan bimbingan manasik haji?
No Pertanyaan
1. Bagaimana menurut Bapak/Ibu ketika narasumber menyampaikan materi
bimbigan manasik haji?
2. Apa saja metode yang digunakan narasumber ketika menyampaikan materi
bimbingan manasik haji?
3. Apakah narasumber sudah memiliki kompetensi dalam menyampaikan materi
bimbingan manasik haji?
4. Apa saja kelebihan dan kekurangan narasumber ketika pelaksanaan
bimbingan manasik haji?
75
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN
VARIABEL INDIKATOR SUB INDIKATOR
Eva
luas
i Pro
gram
Bim
bing
an M
anas
ik H
aji A. Mekanisme dan
Prosedur
Bimbingan
Manasik Haji
A.1. Menyusun SOP Bimbingan Manasik Haji
A.2. Menyusun Mekanisme dan Prosedur
Bimbingan Manasik Haji di KUA
A.3. Melaksanakan Pelayanan Bimbingan
Manasik Haji sesuai dengan Mekanisme
dan Prosedur serta SOP yang berlaku
B. Evaluasi Program
Bimbingan
Manasik Haji
B.1. Melakukan Evaluasi Awal Pelaksanaan
Bimbingan Manasik Haji
B.2. Melakukan Evaluasi Proses Pelaksanaan
Bimbingan Manasik Haji
B.3. Melakukan Evaluasi Akhir Pelaksanaan
Bimbingan Manasik Haji
Lampiran 2
76
JADWAL KEGIATAN PENULIS
No Hari/Tanggal
Responden
Kegiatan
1. Senin,
04 Maret 2013 Kepala KUA Wawancara Praskripsi
2. Rabu, 06 Maret 2013
Dosen Pembimbing Akademik
Mengajukan Proposal Skripsi
3. Rabu, 13 Maret 2013
Dosen Pembimbing Akademik
Revisi Proposal Skripsi
4. Kamis, 28 Maret 2013 Dosen Penguji Seminar Proposal
Skripsi 5. Senin,
08 April 2013 Dosen Pembimbing Bimbingan Skripsi
6. Rabu, 10 April 2013
Ketua Pelaksana Bimbingan Manasik Haji
(Kepala KUA) Wawancara
7. Rabu, 08 Mai 2013
Ketua Pelaksana Bimbingan Manasik Haji
(Kepala KUA) Wawancara
8. Selasa, 14 Mai 2013
Sekretaris Pelaksana Bimbingan Manasik Haji
Wawancara dan Dokumentasi
9. Senin, 17 Juni 2013 Jamaah Haji Wawancara
10. Rabu, 19 Juni 2013 Jamaah Haji Wawancara
11. Kamis, 20 Juni 2013 Jamaah Haji Wawancara
12. Senin, 23 September 2013 Dosen Pembimbing Bimbingan Skripsi
13. Rabu, 30 Oktober 2013 Dosen Pembimbing Bimbingan Skripsi
14. Rabu, 06 November 2013 Dosen Pembimbing Bimbingan Skripsi
Lampiran 3
77
CATATAN LAPANGAN No. 1
Hasil Wawancara
1. Kapan pertama kali KUA memberikan bimbingan manasik haji?
Manasik haji di KUA Kecamatan Cipayung Jakarta Timur dilakukan
pertama kali pada tahun 2007 yaitu setahun setelah turunnya PMA No. 15
tahun 2006.
2. Apa tujuan yang ingin dicapai dari bimbingan manasik haji di KUA?
Tujuan yang ingin dicapai yaitu agar para jamaah haji dapat mencapai haji
yang mabrur baik secara ritual maupun sosial sehingga menjadi duta
kebaikan dan kebajikan guna mendukung peningkatan kualitas keagamaan
keluarga, masyarakat dan bangsa.
3. Bagaimana KUA memberikan bimbingan manasik haji dan bagaimna
pengaturan tempatnya?
Penyampaian materi Bimbingan Manasik Haji dilakukan dengan dua
metode penyampaian yakni secara klasikal dan praktek. Adapun untuk
tempatnya yaitu di Aula KUA untuk pemberian materi-materi manasik haji
dan di Asrama Haji Pondok Gede untuk peragaan atau praktek manasik haji.
4. Metode apa yang dipakai oleh KUA dalam bimbingan manasik haji?
Bimbingan Manasik Haji dilakukan dengan dua metode penyampaian yakni
secara klasikal dan praktek.
Hari/Tanggal : Rabu, 10 April 2013
Waktu : 08.30 – 10.00 WIB
Responden : Ketua Pelaksana Bimbingan Manasik Haji (Muis Sunarya, S.Pd.I)
Tempat : Ruang Kepala KUA
Lampiran 4
78
CATATAN LAPANGAN No. 2
Hasil Wawancara
1. Apa tujuan bimbingan manasik haji di KUA?
Tujuan pelaksanaan bimbingan manasik haji di KUA Kecamatan Cipayung
Jakarta Timur adalah tercapainya optimalisasi penyelenggaraan ibadah haji
di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Timur.
2. Apa saja materi yang disampaikan pada saat bimbingan manasik haji
di KUA?
Kegiatan ini meliputi penyampaian materi tentang kebijakan-kebijakan
pemerintah berkaitan dengan urusan haji yaitu fiqih haji, etika, wawasan
sosiokultural Saudi Arabia, kesehatan haji serta kaitan-kaitan lokasi ibadah
haji yang dirangkai dengan simulasi haji.
3. Kapan saja waktu pelaksanaan bimbingan manasik haji di KUA?
Adapun waktu pelaksanaan pelatihan calon jamaah haji, dilaksanakan
selama enam kali pertemuan, yang bertempat di aula Kecamatan pada hari
Sabtu dan Minggu di Asrama Haji.
4. Apakah dalam bimbingan manasik haji di KUA, jamaah dimintai
biaya?
Biaya penyelenggaraan bimbingan manasik haji di Kecamatan bersumber
dari Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) Direktorat
Penyelenggaraan Haji dan Umrah.
Hari/Tanggal : Rabu, 8 Mai 2013
Waktu : 09.00 – 10.00 WIB
Responden : Ketua Pelaksana Bimbingan Manasik Haji (Muis Sunarya, S.Pd.I)
Tempat : Ruang Kepala KUA
79
5. Apa saja sarana penunjang dalam pelaksanaan bimbingan manasik
haji di KUA?
Guna untuk mempermudah penyampaian materi digunakan berbagai
perangkat sebagai media penyampaian materi seperti infocus, slide, alat
peraga gambar dan video.
6. Siapa saja pembimbing manasik haji di KUA?
Tenaga pengajar pada bimbingan manasik haji di Kecamatan adalah Kepala
KUA maupun pegawai KUA kecamatan, Kyai atau Pemuka Agama Islam di
Kecamatan.
7. Apa saja kompetensi yang harus dimiliki oleh pembimbing haji di
KUA?
Fasilitator pembimbing haji hendaknya memiliki kompetensi sebagai
berikut yaitu mempunyai kompetensi dalam pembinaan manasik haji dan
ibadah lainnya, pelayanan umum, pelayanan kesehatan dan pelayanan
ibadah serta perlindungan.
80
CATATAN LAPANGAN No. 3
Hasil Wawancara
1. Apa saja yang dievaluasi dalam program bimbingan manasik haji?
Mengevaluasi dari sisi catering, fasilitas, penyampaian materi, pelayanan,
kesiapan pelaksana, penjadwalan materi dan absensi peserta manasik haji
serta hal-hal yang berkaitan dengan bimbingan manasik haji di KUA
Kecamatan Cipayung ini.
2. Apa yang dijadikan standar atau ukuran oleh KUA dalam mengukur
keberhasilan selama melakukan bimbingan manasik haji?
Ada beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam bimbingan manasik haji.
Pertama aspek Kompentensi jamaah dan Indikator Keberhasilan bimbingan
manasik haji. Aspek kompentesi pada dasarnya menyangkut kemampuan
jamaah dalam memahami manasik haji secara benar serta kemampuan
jamaah haji dalam melakukan tata cara pelaksanaan ibadah haji sesuai
dengan tuntunan ajaran agama Islam. Selanjutnya indikator keberhasilan
adalah mampunya para jamaah menyebutkan sayarat, rukun dan wajib haji,
proses perjalanan haji,akhlakul karima jamaah haji serta budaya bangsa
setempat. Karena itu, dalam bimbingan manasik haji kita harus
memperhatikan ruang lingkup materi manasik sebagaimana yang tercantum
dalam desain program bimbingan manasik haji.
3. Apakah pembimbing selalu mengevaluasi kegiatan bimbingan manasik
haji?
Iya tentu dan setiap akhir pengevaluasi yang dirasa kurang maka akan ada
perbaikan di tahun depan.
Hari/Tanggal : Selasa, 14 Mai 2013
Waktu : 09.00 – 12.00 WIB
Responden : Sekretaris Pelaksana Bimbingan Manasik Haji (Alvian Syehabudin, SH.I)
Tempat : Ruang Koordinasi TU
81
4. Kapan KUA melakukan evaluasi program bimbingan manasik haji?
Biasanya setelah pelaksanaan bimbingan manasik haji selesai, sehingga
semuanya menyeluruh. Tapi jika pada saat sesi pertemuan ada kendala-
kendala maka itu merupakan catatan-catatan yang perlu diperbaikan.
5. Bagaimana sistem pengevaluasian program bimbingan manasik haji
mulai dari segi input, proses dan hasil?
Evaluasi terhadap program bimbingan manasik haji dilakukan melalui
penilaian terhadap peserta, kinerja penyelenggara dan terhadap pembimbing
atau narasumber. Evaluasi terhadap peserta dilakukan untuk mengetahui
tingkat penyerapan dan pemahaman peserta terhadap materi yang telah
disampaikan. Evaluasi terhadap penyelenggara dilakukan untuk mengetahui
tingkat kelancaran bimbingan. Sedangkan evaluasi terhadap pembimbing
atau narasumber dilakukan untuk mengetahui tingkat kinerja pembimbing
atau narasumber dalam hal pencapaian tujuan pembelajaran, sistematika
penyajian, kemampuan penyajian, penggunaan metode, sikap prilaku,
pemberian motivasi, penguasaan materi dan melakukan feed back.
6. Bagaimana model evaluasi yang dilakukan oleh Kepala KUA
Bimbingan Manasik Haji kepada para pelaksana dan peserta
program?
Secara operasional, umumnya pada sektor publik, evaluasi dapat dilakukan
terhadap kegiatan, program dan kebijakan. Terkait dengan program, ada
beberapa indikator kinerja yang sering dipakai oleh Ketua Panitia, yaitu:
a. Indikator masukan (inputs) adalah suatu yang dibutuhkan agar
pelaksanaan kegiatan dapat berjalan untuk menghasilkan keluaran, baik
berupa dana, sumberdaya alam, sumber daya manusia, teknologi, dan
informasi.
b. Indikator keluaran (outputs) adalah suatu yang diharapkan langsung
dicapai dari suatu kegiatan baik berupa fisik dan non fisik.
82
c. Indikator hasil (outcomes) adalah suatu yang mencerminkan
berfungsinya keluaran pada jangka menengah.
d. Indikator manfaat (benefits) adalah sesuatu yang terkait dengan tujuan
akhir dari pelaksanaan kegiatan.
e. Indikator dampak (impacts) adalah pengaruh yang ditimbulkan baik
potisif maupun negatif pada setiap tingkatan indikator berdasarkan
asumsi yang telah ditetapkan.
83
CATATAN LAPANGAN No. 4
Hasil Wawancara
1. Apa saja faktor pendukung dalam bimbingan manasik haji?
Pelaksanaan Bimbingan Manasik Haji diselenggarakan oleh Panitia
Pelaksana Bimbingan Manasik Calon Jamaah Haji KUA Kecamatan
Cipayung, pada dasarnya berjalan dengan lancar. Hal ini terkondisikan
dengan adanya persiapan yang baik yang didasarkan atas pengalaman
penyelenggaraan bimbingan pada tahun-tahun sebelumnya. Di samping itu
tingginya antusiasme peserta dalam mengikuti kegiatan bimbingan tersebut
merupakan faktor yang juga sangat mendukung terselenggaranya kegiatan
tahunan ini terlaksana dengan baik.
2. Apa saja faktor penghambat dalam bimbingan manasik haji dan
bagaimana cara menyelsaikannya?
Permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan Bimbingan Manasik Haji
sebagai berikut:
a. Peserta bimbingan yang lebih banyak telah berusia di atas 50 tahun
sehingga menimbulkan hambatan dalam penyampaian materi, terutama
dengan materi-materi hafalan.
b. Kapasitas ruang dan perangkat ruang seperti AC dan kurasi kurang
memadai dengan jumlah peserta yang mengikuti bimbingan sehingga
mengurangi kenyamanan peserta dalam mengikuti materi.
c. Keterlambatan penerimaan buku bimbingan manasik Haji, sehingga
peserta tidak dapat melakukan pembelajaran sendiri setelah mengikuti
materi klasikal.
d. Kurangnya media pendukung penyampaian materi.
Hari/Tanggal : Senin, 17 Juni 2013
Waktu : 09.00 – 12.00 WIB
Responden : Sekretaris Pelaksana Bimbingan Manasik Haji (Alvian Syehabudin, SH.I)
Tempat : Ruang Koordinasi TU
84
e. Jadwal yang relatif lebih singkat dibandingkan jadwal tahun lalu.
f. Informasi yang diterima jamaah mengenai jadwal pelaksanaan
Bimbingan Manasik Haji tidak merata sehingga ada beberapa jamaah
yang datang setelah pelaksanaan pelaksanaan bimbingan di KUA
Kecamatan Cipayung sudah selesai.
Permasalahan-permasalahan yang muncul dalam penyelanggaraan
bimbingan manasik haji tersebut diminimalisir dengan melakukan langkah-
langkah sebagai berikut:
a. Pembatasan waktu penyampaian materi dengan sistem jeda perduapuluh
menit. Yang diikuti dengan sesi pertanyaan atau pembentukan suasana
santai dengan proses relaksasi ataupun diskusi-diskusi.
b. Menyediakan tenaga pembantu dalam pemaparan materi yang bertugas
menampilkan gambar, video, peraga dengan media yang telah
disediakan.
c. Melakukan teknis ‘reminder’ sebelum memasuki materi lanjutan.
d. Menyediakan video terbaru pelaksanaan ibadah haji yang memuat materi
detail dari kronologis perjalanan haji Indonesia mulai dari kegiatan
tradisi jamaah semenjak di rumah, asrama, bandara, pesawat sampai
kegiatan ibadah selama di Saudi Arabia.
e. Melakukan evaluasi bersama narasumber dengan mengakomodir
masukan dari peserta bimbingan.
f. Pelaksanaan bimbingan susulan yang pelaksanaannya dikembalikan ke
panitia bimbingan Kantor Kementerian Agama Jakarta Timur.
3. Apakah ada tindak lanjut dari hasil evaluasiyang telah dilakukan?
Contoh tindak lanjutnya seperti apa?
Iya ada, Permasalahan-permasalahan yang muncul dalam penyelanggaraan
Bimbingan Manasik Haji tersebut diminimalisir dengan melakukan langkah-
langjkah sebagai berikut:
a. Pembatasan waktu penyampaian materi dengan sistem jeda perduapuluh
menit. Yang diikuti dengan sesi pertanyaan atau pembentukan suasana
santai dengan proses relaksasi ataupun diskusi-diskusi.
85
b. Menyediakan tenaga pembantu dalam pemaparan materi yang bertugas
menampilkan gambar, video, peraga dengan media yang telah
disediakan.
c. Melakukan teknis “reminder” sebelum memasukimateri lanjutan.
d. Menyediakan video terbaru pelaksanaan ibadah haji yang memuat materi
detail dari kronologis perjalanan haji Indonesia mulai dari kegiatan
tradisi jamaah semenjak di rumah, di asrama, di bandara, di pesawat
sampai kegiatan ibadah selama di Saudi Arabia.
e. Melakukan evaluasi bersama narasumber dengan mengakomodir
masukan dari peserta bimbingan.
f. Pelaksanaan bimbingan susulan yang pelaksanaannya dikembalikan ke
panitia bimbingan Kantor Kementerian Agama Jakarta Timur.
4. Apakah ada tindak lanjut disetiap sesi?
Iya ada. Seperti dalam teknis pemaparan materi ketika jamaah ada yang
kurang faham dengan pemaparan pembimbing maka akan adanya simulasi
supaya bisa dimengerti oleh semua calon jamaah haji.
5. Apakah mekanisme dan prosedur bimbingan manasik haji di KUA
sudah sesuai dengan SOP?
Iya tentu.
6. Apa saja SOP dalam bimbingan manasik haji di KUA?
Ada 8 Tahapan SOP dalam bimbingan manasik haji di KUA yaitu:
a. Penerimaan data jamaah calon jamaah haji
b. Menyusun absensi calon jamaah haji, petugas pelaksana dan narasumber
c. Penyediaan media manasik haji
d. Menyusun MoU dalam pengadaan konsumsi kegiatan bimbingan
manasik haji
e. Menandatangani kesepakatan pengadaan catering
f. Dokumentasi kegiatan; mengklasifikasi berkas-berkas, data-data dan
dokumen-dokumen kegiatan
86
g. Penyusunan laporan kegiatan bimbingan manasik haji
h. Penyampaian laporan kegiatan ke Kantor Kementrian Agama Tingkat
Kota.
7. Bagaimana hasil evaluasi program bimbingan manasik haji tahun 2012
di KUA?
Alhamdulillah semua berjalan dengan lancar.
8. Kepada siapa hasil evaluasi program bimbingan manasik haji
dilaporkan?
KUA menyusun Surat Pertanggung Jawaban untuk diserahkan ke Kantor
Kementrian Agama Tingkat Kota dan akan disampaikan ke Kanwil provinsi
DKI Jakarta.
87
CATATAN LAPANGAN No. 5
Hasil Wawancara
1. Bagaimana pelayanan yang diberikan oleh KUA dari awal pendaftaran
sampai selesainya pelaksanaan bimbingan manasik haji?
Cukup bagus.
2. Apa tujuan Bapak/Ibu mengikuti bimbingan manasik haji di KUA?
Supaya tahu bagaimana tatacara ibadah haji dan untuk bekal selama di tanah
suci.
3. Apa manfaat yang Bapak/Ibu dapat setelah mengikuti bimbingan
manasik haji?
Saya menjadi faham keadaan di tanah suci.
4. Adakah kendala ketika mengikuti bimbingan manasik haji di KUA?
Jika ada, apa saja? Jika tidak, mengapa?
Alhamdulillah tidak ada, karena semua berjalan lancar sesuai dengan jadwal
pelatihan bimbingan manasik haji.
5. Apa saja kelebihan dan kekurangan pelayanan yang diberikan oleh
KUA selama pelaksanaan bimbingan manasik haji?
Pelayanan yang diberikan cukup bagus dan kekurangannya jadi tertutupi
oleh pelayanan yang cukup baik tersebut.
Hari/Tanggal : Rabu, 19 Juni 2013
Waktu : 09.00 – 10.00 WIB
Responden : Jamaah Haji (Hj. Hadiyati)
Tempat : Kediaman Jamaah Haji
88
6. Apa saja materi yang disampaikan oleh narasumber ketika pelatihan
bimbingan manasik haji?
Materi yang disampaikan tentang tatacara bimbingan manasik haji seperti
wukuf, thawaf dan sa’i juga ada pratek manasik haji.
7. Kapan dan berapa kali pertemuan bimbingan manasik haji di KUA?
6 kali pertemuansetiap hari Sabtu dan Minggu. 5 kali pertemuan di KUA
dalam bentuk metode ceramah, tanya jawab dan simulasi serta 1 kali
pertemuan di Asrama Haji Pondok Gede dalam bentuk praktek bimbingan
manasik haji.
8. Apa saja kelebihan dan kekurangan materi bimbingan manasik haji?
Sudah cukup baik.
9. Apakah pada saat pelakanaan bimbingan manasik haji di KUA
dimintai biaya? Jika iya, berapa dan untuk apa saja?
Tidak sama sekali.
10. Apa kelebihan dan kekurangannya?
Cukup baik.
11. Sarana dan prasarana apa saja yang didapat ketika bimbingan
manasik haji di KUA?
Ada LCD, laptop, white board, spidol, sound system, kertas flipchart,
booklet dan poster perjalanan ibadah haji, maket mini perjalanan haji, papan
tulis, microfon, alat pengeras suara dan kain ihram.
12. Adakah sarana dan prasarana yang dirasa kurang ketika bimbingan
manasik haji? Jika iya, apa saja?
Saya rasa sudah cukup baik dan lengkap.
89
13. Dimana saja tempat pelaksanaan bimbingan manasik haji di KUA?
Di aula KUA dan di Asrama Haji Pondok Gede.
14. Apa saja kelebihan dan kekurangan sarana dan prasarana yang
diberikan oleh KUA selama pelaksanaan bimbingan manasik haji?
Bagus dan lengkap.
15. Bagaimana menurut Bapak/Ibu ketika narasumber menyampaikan
materi bimbigan manasik haji?
Sangat bagus karena mereka sudah sangat menguasai tatacara manasik haji.
16. Apa saja metode yang digunakan narasumber ketika menyampaikan
materi bimbingan manasik haji?
Penyampaian materi dilakukan dengan dua metode penyampaian yaitu
secara klasikal dan praktek.Untuk klasikal diadakan di aula KUA dan
prakteknya di Asrama Haji Pondok Gede.
17. Apakah narasumber sudah memiliki kompetensi dalam menyampaikan
materi bimbingan manasik haji?
Iya sudah karena pada saat menyampaikan materi para pembimbing sangat
menguasai materi yang disampaikan.
18. Apa saja kelebihan dan kekurangan narasumber ketika pelaksanaan
bimbingan manasik haji?
Kelebihannya menguasai tatacara bimbingan manasik haji sehingga kami
merasa mengerti dan siap untuk menjadi haji mandiri.Dari segi kelemahan
mungkin dari masalah waktu kehadiran yang kurang ontime pada saat
pelatihan bimbingan manasik haji.
90
CATATAN LAPANGAN No. 6
Hasil Wawancara
1. Bagaimana pelayanan yang diberikan oleh KUA dari awal pendaftaran
sampai selesainya pelaksanaan bimbingan manasik haji?
Pelayanan yang diberikan sudah cukup bagus karena hanya di tingkat
Kecamatan jadi saya merasa lebih fokus mengikuti bimbingan manasik haji
di KUA. Kebanyakkan orang berpersepsi yang salah tentang haji mandiri,
mereka orang awam yang tidak berpengalaman naik haji biasanya
beranggapan haji mandiri itu tidak diperhatikan, padahal yang rasa tidak
demikian, saya bangga menjadi haji yang mandiri yang tidak bergantung
dengan pembimbing karena sudah cukup bekal ilmu manasik ketika
mengikuti bimbingan manasik haji di KUA.
2. Apa tujuan Bapak/Ibu mengikuti bimbingan manasik haji di KUA?
Tujuannya tentu untuk mengetahui informasi, gambaran, situasi dan kondisi
yang akan dan kemungkinan terjadi, baik selama di tanah suci dan berharap
menjadi jamaah haji yang mandiri serta mengetahui tatacara ibadah haji.
3. Apa manfaat yang Bapak/Ibu dapat setelah mengikuti bimbingan
manasik haji?
Saya menjadi lebih tahu mengenai gambaran di tanah suci dan tatacara
ibadah haji.
4. Adakah kendala ketika mengikuti bimbingan manasik haji di KUA?
Jika ada, apa saja? Jika tidak, mengapa?
Tidak ada, karena semua berjalan dengan baik.
Hari/Tanggal : Rabu, 19 Juni 2013
Waktu : 13.00 – 14.00 WIB
Responden : Jamaah Haji (H. Daslimar)
Tempat : Kediaman Jamaah Haji
91
5. Apa saja kelebihan dan kekurangan pelayanan yang diberikan oleh
KUA selama pelaksanaan bimbingan manasik haji?
Sudah cukup bagus.
6. Apa saja materi yang disampaikan oleh narasumber ketika pelatihan
bimbingan manasik haji?
Materi yang disampaikan tentang tatacara bimbingan manasik haji seperti
wukuf, thawaf dan sa’i, pratek manasik haji dan gambaran tentang kondisi
di tanah suci.
7. Kapan dan berapa kali pertemuan bimbingan manasik haji di KUA?
Setiap hari Sabtu dan Minggu, 6 kali pertemuan.
8. Apa saja kelebihan dan kekurangan materi bimbingan manasik haji?
Sudah cukup bagus.
9. Apakah pada saat pelakanaan bimbingan manasik haji di KUA
dimintai biaya? Jika iya, berapa dan untuk apa saja?
Tidak sama sekali.
10. Apa kelebihan dan kekurangannya?
Sangat bagus.
11. Sarana dan prasarana apa saja yang didapat ketika bimbingan
manasik haji di KUA?
Ada maket mini perjalanan haji, papan tulis, microfon, alat pengeras suara
dan kain ihram.
12. Adakah sarana dan prasarana yang dirasa kurang ketika bimbingan
manasik haji? Jika iya, apa saja?
Saya rasa sudah cukup bagus sarana dan prasarana yang diberikan.
92
13. Dimana saja tempat pelaksanaan bimbingan manasik haji di KUA?
Di Aula KUA Kecamatan Cipayung dan di Asrama haji Pondok Gede.
14. Apa saja kelebihan dan kekurangan sarana dan prasarana yang
diberikan oleh KUA selama pelaksanaan bimbingan manasik haji?
Cukup bagus.
15. Bagaimana menurut Bapak/Ibu ketika narasumber menyampaikan
materi bimbingan manasik haji?
Pembimbing sangat berkompeten karena saat menyampaikan materi sangat
menguasai apa yang pembimbing sampaikan.
16. Apa saja metode yang digunakan narasumber ketika menyampaikan
materi bimbingan manasik haji?
Ada ceramah, tanya jawab dan prakek.
17. Apakah narasumber sudah memiliki kompetensi dalam menyampaikan
materi bimbingan manasik haji?
Ada ceramah, tanya jawab dan praktek bimbingan manasik haji.
18. Apa saja kelebihan dan kekurangan narasumber ketika pelaksanaan
bimbingan manasik haji?
Sudah bagus.
93
CATATAN LAPANGAN No. 7
Hasil Wawancara
1. Bagaimana pelayanan yang diberikan oleh KUA dari awal pendaftaran
sampai selesainya pelaksanaan bimbingan manasik haji?
Pelayanan yang diberikan sudah cukup baik dan bagus karena sarana dan
prasarana yang ada sangat mendukung kegiatan bimbingan manasik haji.
2. Apa tujuan Bapak/Ibu mengikuti bimbingan manasik haji di KUA?
Tujuannya untuk bekal selama ibadah haji di tanah suci dan mempunyai
kemampuan dalam melaksanakan ibadah haji secara mandiri.
3. Apa manfaat yang Bapak/Ibu dapat setelah mengikuti bimbingan
manasik haji?
Manfaatnya saya bisa melaksana ibadah haji dengan baik.
4. Adakah kendala ketika mengikuti bimbingan manasik haji di KUA?
Jika ada, apa saja? Jika tidak, mengapa?
Tidak ada semua berjalan dengan baik.
5. Apa saja kelebihan dan kekurangan pelayanan yang diberikan oleh
KUA selama pelaksanaan bimbingan manasik haji?
Sudah cukup bagus.
Hari/Tanggal : Rabu, 19 Juni 2013
Waktu : 13.00 – 14.00 WIB
Responden : Jamaah Haji (Hj. Nurmi)
Tempat : Kediaman Jamaah Haji
94
6. Apa saja materi yang disampaikan oleh narasumber ketika pelatihan
bimbingan manasik haji?
Materinya ada tentang keadaan di tanah suci dan tentang tatacara ibadah
haji.
7. Kapan dan berapa kali pertemuan bimbingan manasik haji di KUA?
Sabtu dan Minggu, 6 kali pertemuan.
8. Apa saja kelebihan dan kekurangan materi bimbingan manasik haji?
Sudah cukup bagus.
9. Apakah pada saat pelakanaan bimbingan manasik haji di KUA
dimintai biaya? Jika iya, berapa dan untuk apa saja?
Tidak sama sekali malah kami peserta bimbingan manasik haji mendapatkan
buku panduan manasik haji dan snak selama mengikuti bimbingan manasik
haji.
10. Apa kelebihan dan kekurangannya?
Cukup bagus.
11. Sarana dan prasarana apa saja yang didapat ketika bimbingan
manasik haji di KUA?
Ada LCD, laptop, white board, spidol, sound system, booklet dan poster
perjalanan ibadah haji serta mendapat buku panduan manasik haji.
12. Adakah sarana dan prasarana yang dirasa kurang ketika bimbingan
manasik haji? Jika iya, apa saja?
Sudah cukup.
13. Dimana saja tempat pelaksanaan bimbingan manasik haji di KUA?
Di KUA dan Embarkasi Pondok Gede.
95
14. Apa saja kelebihan dan kekurangan sarana dan prasarana yang
diberikan oleh KUA selama pelaksanaan bimbingan manasik haji?
Cukup bagus.
15. Bagaimana menurut Bapak/Ibu ketika narasumber menyampaikan
materi bimbigan manasik haji?
Bagus karena mempunyai kemampuan di bidangnya masing-masing.
16. Apa saja metode yang digunakan narasumber ketika menyampaikan
materi bimbingan manasik haji?
Klasikal dan praktek.
17. Apakah narasumber sudah memiliki kompetensi dalam menyampaikan
materi bimbingan manasik haji?
Sudah.
18. Apa saja kelebihan dan kekurangan narasumber ketika pelaksanaan
bimbingan manasik haji?
Kelebihan pada kompetensi yang dimiliki narasumber, untuk kekurangan
mungkin dari waktu kehadiran yang sedikit tidak sesuai dengan jadwal
kehadiran.
96
CATATAN LAPANGAN No. 8
Hasil Wawancara
1. Bagaimana pelayanan yang diberikan oleh KUA dari awal pendaftaran
sampai selesainya pelaksanaan bimbingan manasik haji?
Pelayanannya cukup baik namun memang masih ada yang dirasa kurang
seperti informasi jadwal bimbingan manasik haji yang telat jadi dirasa
kurang maksimal.
Dari keseluruhan pelayanan yang diberikan saya rasa sudah cukup baik tapi
harus ada perbaikan dari hal-hal yang kecil mengenai keseluruhan proses
bimbingan manasik haji di KUA tersebut.
2. Apa tujuan Bapak/Ibu mengikuti bimbingan manasik haji di KUA?
Dari tujuan sudah pasti untuk bekal kita selama menjalankan ibadah haji di
tanah suci namun mungkin juga karena faktor biaya karena bimbingan
manasik haji di KUA tidak dimintai biaya lagi, itu sudah termasuk dari
BPIH.
3. Apa manfaat yang Bapak/Ibu dapat setelah mengikuti bimbingan
manasik haji?
Tentu saja kami bisa menjadi jamaah haji yang mandiri selama di tanah
suci. Jadi sebelum berangkat ke tanah suci, kami calon jamaah haji harus
memantapkan diri dalam mempelajari segala proses dan tata cara beribadah
haji, terutama tentang pengetahuan manasik haji sehingga saat di tanah suci,
kami harus bisa mandiri dan tidak banyak menggantungkan diri kepada
pembimbing haji. Sebab, di tengah situasi orang yang ramai, sulit bagi
jamaah bila harus mengandalkan pembimbing. Karena itu, selain
Hari/Tanggal : Kamis, 20 Juni 2013
Waktu : 19.00 – 20.00 WIB
Responden : Jamaah Haji (H. Saiman)
Tempat : Kediaman Jamaah Haji
97
pengetahuan yang sudah diberikan, kami juga mempelajari sendiri manasik
haji, sehingga saat di tanah suci, semuanya bisa dilaksanakan tanpa ada
keraguan.
4. Adakah kendala ketika mengikuti bimbingan manasik haji di KUA?
Jika ada, apa saja? Jika tidak, mengapa?
Alhamdulillah tidak ada, karena selama pelaksanaan bimbingan manasik
haji semua berjalan dengan lancar walaupun buku bimbingan manasik haji
yang diberikan agak terlambat.
5. Apa saja kelebihan dan kekurangan pelayanan yang diberikan oleh
KUA selama pelaksanaan bimbingan manasik haji?
Semua pembimbing memberikan pelayanan yang baik sehingga kami para
jamaah merasa cukup puas. Selama bimbingan manasik berlangsung saya
kira kekurangannya cuma pada waktu pelatihan bimbingan manasik yang
agak kurang tepat waktunya.
6. Apa saja materi yang disampaikan oleh narasumber ketika pelatihan
bimbingan manasik haji?
Mengenai materi yang pasti berkaitan dengan manasik haji seperti panduan
perjalanan haji dan kesehatan dalam pelaksanaan ibadah haji.
Bimbingan manasik haji yang meliputi akhlakul karimah dan adat istiadat
serta budaya bangsa Arab, niat haji dan umrah, thawaf, sa’i, wukuf, mabit di
Muzdalifah dan Mina, melontar jumrah,thawafdan peragaan manasik haji
serta pemantapan pemahaman manasik haji, informasi kegiatan di pesawat,
shalat shafar, hikmah dan pelestarian haji mabrur.
7. Kapan dan berapa kali pertemuan bimbingan manasik haji di KUA?
6 kali pertemuansetiap hari Sabtu dan Minggu. 5 kali pertemuan di KUA
dalam bentuk metode ceramah, tanya jawab dan simulasi serta 1 kali
pertemuan di Asrama Haji Pondok Gede dalam bentuk praktik bimbingan
manasik haji.
98
8. Apa saja kelebihan dan kekurangan materi bimbingan manasik haji?
Materi yang disampaikan saya rasa sudah cukup bagus dan sesuai dengan
yang dibutuhkan jamaah haji.
9. Apakah pada saat pelakanaan bimbingan manasik haji di KUA
dimintai biaya?Jika iya, berapa dan untuk apa saja?
Tidak sama sekali karena sudah ada anggarannya tersendiri dari BPIH.
10. Apa kelebihan dan kekurangannya?
Tidak dikenakan biaya bimbingan manasik haji itu sudah bagus buat calon
jamaah haji namun untuk para pembimbing agar lebih optimal dalam
menyampaikan materi.
11. Sarana dan prasarana apa saja yang didapat ketika bimbingan
manasik haji di KUA?
Ada LCD, laptop, white board, booklet dan poster perjalanan ibadah haji,
maket mini perjalanan haji, papan tulis, microfon, alat pengeras suara dan
kain ihram.
12. Adakah sarana dan prasarana yang dirasa kurang ketika bimbingan
manasik haji? Jika iya, apa saja?
Saya rasa sudah cukup bagus namun untuk buku panduan manasik haji
mohon diperhatikan supaya pada saat pelaksanaan bimbingan manasik haji
jamaah sudah bisa menggunakannya.
13. Dimana saja tempat pelaksanaan bimbingan manasik haji di KUA?
Di KUA dan di Asrama Haji Pondok Gede.
14. Apa saja kelebihan dan kekurangan sarana dan prasarana yang
diberikan oleh KUA selama pelaksanaan bimbingan manasik haji?
99
Pada dasarnya sarana dan prasarana yang diberikan sudah cukup baik tapi
saya harap tidak ada lagi keterlambatan diberinya buku panduan manasik
haji.
15. Bagaimana menurut Bapak/Ibu ketika narasumber menyampaikan
materi bimbigan manasik haji?
Pada pelatihan bimbingan manasik haji waktu itu, ada 3 (tiga) orang yang
menjadi nara sumber, yaitu (1) H. Aswad HS, S.Ag (Kepala Seksi
Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kankemenag Kota Jakarta Timur), (2)
drg. Sholihah Darmawie (Kepala Puskesmas Kec. Cipayung) dan (3)
H.Anasti Abdul Jalil, S.Ag (Guru Mts. Jakarta Timur).
Mengenai pembimbing tersebut saya rasa sudah cukup baik karena para
pembimbing tersebut sudah pernah menunaikan ibadah haji dan faham
tentang tatacara manasik haji.
16. Apa saja metode yang digunakan narasumber ketika menyampaikan
materi bimbingan manasik haji?
Penyampaian materi dilakukan dengan dua metode penyampaian yaitu
secara klasikal dan praktek. Untuk klasikal diadakan di aula KUA dan
prakteknya di Asrama Haji Pondok Gede.
17. Apakah narasumber sudah memiliki kompetensi dalam menyampaikan
materi bimbingan manasik haji?
Iya sudah karena pada saat menyampaikan materi para pembimbing sangat
menguasai materi yang disampaikan.
18. Apa saja kelebihan dan kekurangan narasumber ketika pelaksanaan
bimbingan manasik haji?
Kelebihannya menguasai tatacara bimbingan manasik haji sehingga kami
merasa mengerti dan siap untuk menjadi haji mandiri. Dari segi kelemahan
mungkin dari masalah waktu kehadiran yang kurang ontime pada saat
pelatihan bimbingan manasik haji.
100
DOKUMENTASI PENELITIAN
Plang KUA Kecamatan Cipayung
Struktur Organisasi
Lampiran 5
101
Ruang Kepala KUA
Ruang Koordinasi Tata Usaha
Aula Pertemuan (Ruang Pelaksanaan Bimbingan Manasik Haji)
102
Ruang Tunggu
Perpustakaan
Musholla
103
(Rabu, 3 April 2013, pukul 08.30 WIB)
(Selasa, 14 Mai 2013, pukul 09.00 WIB)
Wawancara dengan Ketua Pelaksana Bimbingan Manasik Haji (Kepala KUA)
Wawancara dengan Sekretaris Pelaksanaan Bimbingan Manasik Haji
Buku Panduan Bimbingan Manasik Haji
104
(Rabu, 19 Juni 2013, pukul 09.00 WIB)
(Rabu, 19 Juni 2013, pukul 13.00 WIB)
(Kamis, 20 Juni 2013, pukul 19.00 WIB)
Wawancara dengan Jamaah Haji Tahun 2012
Wawancara dengan Jamaah Haji Tahun 2012
Wawancara dengan Jamaah Haji Tahun 2012
Wawancara dengan Jamaah Haji Tahun 2012
105
Kepala KUA Kecamatan Cipayung, Bapak Muis Sunarya, S.Ag selaku Ketua
Pelaksana Bimbingan Manasik Haji saat memberikan sambutan pada acara
pembukaan kegiatan bimbingan manasik haji tahun 2012
Narasumber utama bimbingan manasik haji di KUA Kecamatan Cipayung Jakarta
Timur, H. Anasti Abdul Jalal saat menyampaikan materi pertama di Aula KUA
(Sabtu, 23 Juni 2012)
106
Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kankemenag, H. Aswadi HS, S.Ag
saat menyampaikan materi seputar rukun haji
(Minggu, 1 Juli 2012)
Kepala Puskesmas Kecamatan Cipayung, drg. Sholihah Darmawie saat
menyampaikan materi mengenai kesehatan dalam pelaksanaan ibadah haji
(Sabtu, 23 Juni 2012)
107
SESI SIMULASI
Miqat
Thawaf
Sa’i
108
Melontar Jumroh
Foto bersama setelah selesai mengikuti seluruh rangkaian kegiatan
bimbingan manasik haji di KUA Kecamatan Cipayung
Jakarta Timur tahun 2012
109
Studi Dokumen
1. Profil KUA Kecamatan Cipayung Jakarta Timur.
2. Laporan Pelaksanaan Bimbingan Manasik Haji tahun 2012.
3. Standar Operasional Prosedur (SOP) KUA Kecamatan Cipayung Jakarta
Timur.
4. Standar Pelayanan Minimal Bidang Penyelenggaraan Haji.
5. Pola Pembinaan jamaah haji bagi calon jamaah haji provinsi DKI Jakarta.
112
DENAH LOKASI KUA KECAMATAN CIPAYUNG JAKARTA TIMUR
Lampiran 10
113
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Kemudian melanjutkan pendidikan di Jurusan Manajemen Dakwah Konsentrasi
Manajemen Haji dan Umrah, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2009 melalui Seleksi
Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) jalur Mandiri.
Aktif dalam berbagai organisasi sekolah, antara lain: OSIS di PPIQ (2004)
sebagai sie Pendidikan, Himpunan Santri Daarul Uluum (HISADA) di PPDU
(2008) bagian Pengembangan Minat Bakat dan Seni (BPMBS), sie Acara pada
Gebyar Maulid Nabi di PPDU (2008) dan kegiatan-kegiatan pramuka.
Pelatihan yang pernah diikuti selama menempuh pendidikan, antara lain:
Pelantikan Siaga di SDN 012 Pagi (2001), Pelantikan Penggalang di SDN 012
Pagi (2002), Pelantikan GUDEP di PPDU (2006), Pelantikan Pencak Silat Sinar
Kencana di PPDU (2006), Pelantikan BANTARA di PPDU (2007), Training
Leadership di PPDU (2008) dan Pelatihan Dakwah Dunia Cyber di Hotel Sari Pan
Pasific (2011). Selain itu, kegiatan lain yang diikuti adalah menjadi panitia di
Seminar International Conference On Hajj and Umrah di JCC (2012), magang di
Travel Haji dan Umrah (2013) dan magang di BAZIS DKI Jakarta (2013).
SRI REZEKI, lahir di Jakarta, 16 September 1991, anak
keempat dari empat bersaudara pasangan (Alm. Ade
Sukendar, A.Md dan Siti Ratna, S.Pd.I. Pendidikan
formal yang telah ditempuh adalah SDN 012 Pagi Lubang
Buaya Jakarta (2003), MTS PPIQ Bogor (2006), MA
PPDU Bogor (2008) dan lulus di MA Yusufiyah Jakarta.