nim: 109051000119 jurusan komunikasi dan penyiaran...

104
KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTARA GURU DAN ANAK TUNARUNGU DALAM MENINGKATKAN KUALITAS IBADAH SHALAT DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI 1 LEBAK BULUS JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : Eko Wahyudi NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/2013 M

Upload: lyliem

Post on 23-Mar-2019

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTARA GURU DAN ANAK TUNARUNGU

DALAM MENINGKATKAN KUALITAS IBADAH SHALAT

DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI 1 LEBAK BULUS JAKARTA SELATAN

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh :

Eko Wahyudi

NIM: 109051000119

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H/2013 M

Page 2: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan
Page 3: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan
Page 4: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan
Page 5: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

i

ABSTRAK

Eko Wahyudi (109051000119)

Komunikasi Interpersonal Antara Guru dan Anak Tunarungu Dalam

Meningkatkan Kualitas Ibadah Shalat di Sekolah Luar Biasa Negeri 1 Lebak

Bulus Jakarta Selatan

Komunikasi Interpersonal adalah komunikasi yang sesuai untuk berinteraksi

anak tunarungu. Anak tunarungu ialah anak yang memiliki keterbatasan dalam hal

pendengaran dan percakapan. Ibadah shalat merupakan kewajiban setiap umat islam.

Karakter mereka tentu berbeda satu sama lain, ada yang rajin shalat dan malas shalat.

SLB Negeri 1 Lebak Bulus terletak dilingkungan yang nyaman, serta mudah

dijangkau oleh setiap orang termasuk penulis.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan penulisan ini adalah untuk

menjawab pertanyaan mayor dan minor. Adapun pertanyaan mayor adalah bagaimana

penerapan komunikasi interpersonal antara guru dan anak tunarungu dalam

meningkatkan kualitas ibadah shalat? Kemudian, minornya adalah apakah efektif

komunikasi interpersonal antara guru dan anak tunarungu dalam meningkatkan

kualitas ibadah shalat?

Teori yang digunakan adalah interaksionisme simbolik. Teori ini merupakan

salah satu dari teori komunikasi yang menekan pada simbol, karena simbol itu dapat

mengutarakan sebuah isyarat yang berupa perasaan, pikiran. Dan teori itu merupakan

pemikiran dari George Herbert Mead Beliau tinggal di Chicago selama lebih kurang

37 tahun. Mead memiliki 3 pemikiran soal interaksi simbolik yaitu : Mind

(Pemikiran), Self (Diri Pribadi) dan Society (Masyarakat).

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

kualitatif deskriptif. Teknik observasi yang digunakan oleh peneliti adalah kunjungan

dan mengamati langsung komunikasi guru dan anak tunarungu. Sumber primer yaitu

dengan melakukan wawancara kepada Kepala Sekolah dan Guru Agama dengan

pedoman wawancara agar pertanyaan terarah. Selain itu ada sumber sekunder yaitu

bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan internet. Foto-foto seputar

SLB Negeri 1 Lebak Bulus.

Komunikasi interpersonal diterapkan dengan menggunakan metode

demonstrasi yang diimbangi oleh metode oral. Metode ini memerlukan persiapan yang

cukup matang. Agar penerepan ini berjalan efektif harus didukung oleh sarana dan

prasarana memadai. Serta efektifitas komunikasi interpersonal bisa dilihat dari anak

tunarungu yang mau mengikuti perintah guru agama dengan baik. Misalkan guru

agama menganjurkan anak muridnya berwudhu terlebih dahulu sebelum mengerjakan

shalat. Perintah itu di laksanakan dengan baik, berarti komunikasi itu berjalan efektif.

Page 6: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena berkat

rahmat, hidayah serta inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat

dan salam penulis sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa

Al-Qur’an dan Hadist-Nya.

Karya tulis ini merupakan sebuah karya besar yang patut dibanggakan karena

penulis berusaha menyajikan dengan sebaik-baiknya. Namun, penulis juga yakin

masih banyak kesalahan dan kekurangan yang perlu diperbaiki, mengingat

kemampuan dan pengetahuan penulis yang serba terbatas.

Dalam proses penyusunan, penulis mendapatkan banyak bantuan, petunjuk,

bombing, serta motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah sepatutnya penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Bapak Dr. H. Arief

Subhan, M.A, Wakil Dekan I Bidang Akademik, Bapak Drs. Wahidin Saputra,

M.A, Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, Bapak Drs. Mahmud Jalal,

M.A, serta Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan, Bapak Drs. Study Rizal

L.K, M.A.

2. Bapak Drs. Jumroni, M.Si selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran

Islam dan Ibu Umi Musyarofah, M.A selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi

dan Penyiaran Islam.

Page 7: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

iii

3. Bapak Zakaria, M.Ag selaku Penasehat Akademik yang telah bersedia

meluangkan waktunya kepada penulis untuk berdiskusi dan member saran

mengenai judul skripsi.

4. Bapak Drs. Wahidin Saputra, M.A selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang

selalu sabar membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi

ini, semoga ilmunya bermanfaat.

5. Para dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah

mewariskan ilmu kepada penulis selam masa perkuliahan. Semoga ilmu yang

diberikan bermanfaat bagi penulis dan masyarakat serta menjadi amal sholeh

yang akan terus mengalir bagi para dosen.

6. Para pegawai perpustakaan baik fakultas maupun perpustakaan utama yang

bersedia melayani penulis meminjamkan buku dengan penuh senyuman dan

keramahan.

7. Bapak Kastono selaku Kepala Sekolah SLB Negeri 1 Lebak Bulus, Bapak

Samsul selaku Guru Agama di SLB Negeri 1 Lebak Bulus yang bersedia untuk

diwawancara dan semua Guru yang membantu penulis mencari informasi

ditempat penelitian.

8. Bapak Nardi dan Ibu Yekti tercinta, Bapak Naryo dan Ibu Wati, semua

keluargaku semua. Terima kasih atas untaian doa, perhatian dan kasih sayang

yang tulus, semoga bisa mengahantarku ke masa depan yang lebih baik

Page 8: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

iv

9. Bapak dan Ibu Okta terima kasih atas dukungan yang diberikan kepada

penulis. Saya atas nama penulis, mohon maaf sebesar-besarnya karena saya

selalu merepotkan dirumah beliau

10. Sahabat-sahabat terbaikku KPI.D 2009 Zidni, Rizky, Ari, Mahdi, Bayu, Reza.

F, Bintang, Tika, Tari, Fitri, Fajrin, Ririn, Yuli, Dina, Rina, Bowo, Ryan,

Noflim, Okta, Ana, Yudid, Zakiyah, Nofal, Fadli, Rijal, Ridwan, Rikza,

Angga, Yusup, M. Reza dan Devi terima kasih atas segala dukungan dan

perhatian yang luar biasa kepada penulis.

11. Kawan-kawan HMI KOMFAKDA M.Iqbal, Yusli, Ainun, Ajeng, Slamet,

Manggala, Virga, Momba, Anissa, Hasbul, Faturohman, Gardika, terima kasih

atas semangat yang diberikan kepada penulis.

12. Kawan “KKN SERSAN”, Kawan-kawan seangkatan 2009, Serta para Senior

dan Junior FDK, Anggota KPU UIN Jakarta 2013 terutama Raditya.P dan

kawan-kawan semua terima kasih atas semangat yang diberikan kepada penulis

dalam menulis skripsi ini

13. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Jakarta, 7 Mei 2013

Eko Wahyudi

Page 9: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ................................................................................... .... ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ............................................................................................. vi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................................... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................................. 6

D. Metodologi Penelitian ........................................................................... 7

E. Tinjauan Pustaka .................................................................................... 9

F. Sistematika Penulisan .......................................................................... 11

BAB II LANDASAN TEORITIS

A. Pengertian Komunikasi Interpersonal dan Ruang Lingkupnya ........... 13

B. Pengertian Anak Tunarungu ................................................................. 20

C. Pengertian Kualitas ............................................................................... 25

D. Pengertian Ibadah Shalat .. ................................................................... 26

E. Teori Interaksi Simbolik ....................................................................... 29

BAB III GAMBARAN UMUM SLB NEGERI 1 LEBAK BULUS

A. Sejarah … ............................................................................................. 31

B. Visi dan Misi ....................................................................................... 33

C. Sarana dan Prasarana ........................................................................... 34

D. Prestasi-prestasi Anak Tunarungu ....................................................... 40

E. Peserta didik di SLB Negeri B-C 1 Lebak Bulus Jakarta Selatan ....... 41

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Penerapan Komunikasi Interpersonal Antara Guru dan Anak

Tunarungu Dalam Meningkatkan Kualitas Ibadah Shalat ..............43

B. Efektivitas Komunikasi Interpersonal Antara Guru dan Anak

Tunarungu Dalam Meningkatkan Kualitas Ibadah Shalat ................. 48

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 57

B. Saran .................................................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 60

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 10: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Sarana dan Prasarana ..................................................................................... 31

Tabel 2 : Struktur Organisasi Sekolah Luar Biasa Negeri (SLB) 1 Lebak Bulus

Jakarta Selatan ............................................................................................... 32

Tabel 3 : Data Murid SMALB / B-C Negeri 1 Jakarta

Tahun Pelajaran 2012 / 2013 ......................................................................... 33

Tabel 4 : Prestasi-prestasi Anak Tunarungu ................................................................ 37

Page 11: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Bimbingan Skripsi dari Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 2. Surat Izin Penelitian dan Wawancara dari Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 3. Surat Keterangan Penelitian dari SLB Negeri 1 Lebak Bulus, Jakarta

Selatan.

Lampiran 4. Pedoman Wawancara

Lampiran 5. Metode Demonstrasi

Lampiran 6. Foto-foto dan Dokumentasi

Page 12: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunikasi itu terdiri dari tiga bagian yaitu komunikator, pesan dan

komunikan. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan dari

komunikator ke komunikan, baik melalui perantara ataupun langsung. Di

dalam melakukan proses komunikasi biasanya terdapat dua orang atau lebih,

tidak dapat melakukan sendiri. Kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari

kegiatan komunikasi, karena manusia adalah makhluk sosial yang

membutuhkan orang lain untuk mempertahankan hidupnya. Komunikasi antar

manusia tercipta melalui suatu lambang, baik itu komunikasi lambang verbal

(bahasa) maupun non verbal (simbol, gambar, atau media komunikasi lainnya).

Selain untuk mempertahankan hidupnya, komunikasi juga mempunyai fungsi

untuk memelihara hubungan dan memperoleh kebahagiaan.

Istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris communication berasal

dari kata lain comunication dan bersumber dari kata komunis yang berarti

sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna mengenai suatu hal.

Komunikasi mempunyai banyak makna namun dari sekian banyak definisi

yang diungkapkan oleh para ahli dapat disimpulkan secara lengkap dengan

maknanya yang hakiki yaitu komunikasi adalah proses penyampaian suatu

pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau mengubah

sikap, pendapat atau perilaku baik secara lisan maupun tidak langsung melalui

media.1

Komunikasi sebagai suatu proses artinya bahwa komunikasi merupakan

serangkaian tindakan atau peristiwa yang terjadi secara berurutan satu sama

lainnya dalam kurun waktu tertentu. Proses komunikasi melibatkan banyak

1 Onong Uchjana Effendy, Hubungan Masyarakat Suatu Studi Komunikologis (Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2002)

Page 13: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

2

faktor atau unsur. Faktor atau unsur yang dimaksud antara lain dapat mencakup

atau peserta, pesan (meliputi bentuk, isi, dan cara penyajiannya), saluran atau

alat yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan, waktu, tempat, hasil atau

akibat yang terjadi.2

Komunikasi interpersonal biasa disebut komunikasi antarpribadi.

Adapun yang dimaksud dengan komunikasi interpersonal adalah suatu proses

penerimaan pesan dari seseorang kepada orang lain atau kelompok kecil

kepada kelompok kecil lainnya dengan beberapa efek dan umpan balik. Lebih

lanjut, komunikasi antarpribadi merupakan pengiriman pesan dari seseorang

dan diterima oleh orang lain dengan efek dan umpan balik yang langsung.3

Ciri unik lainnya adalah bahwa komunikasi interpersonal juga menurut

adanya tindakan yang saling memberi dan menerima antar pelaku yang terlibat

dalam komunikasi. Dengan kata lain, para pelaku yang ada dalam proses

komunikasi antar pribadi saling bertukar informasi, pikiran dan gagasan.4

Komunikasi antarpribadi (Interpersonal communication) adalah

komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua orang atau

lebih, baik secara terorganisasi maupun pada kerumanan orang.5

Guru sebagai tenaga profesional di bidang pendidikan, disamping

memahami hal-hal yang bersifat filosofis dan konseptual, juga harus

mengetahui dan melaksanakan hal-hal yang bersifat teknis. Dalam proses

pendidikan sering kita jumpai kegagalan-kegagalan, hal ini biasanya

dikarenakan lemahnya sistem komunikasi. Untuk itu, pendidik perlu

mengembangkan pola komunikasi efektif dalam proses belajar mengajar.

Komunikasi pendidikan yang penulis maksudkan disini adalah hubungan atau

interaksi antara pendidik dengan peserta didik pada saat proses belajar

2 Marhaeni Fajari, Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktik (Jogjakarta: Graha Ilmu, 2009), cet.1,

h.33 3 Joseph DeVito, Komunikasi Antarmanusia (Jakarta: Proffesional Book, 1997)

4 S. Djuarsa Sendjaja, Teori Komunikasi (Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka,

2005), h.117 5 Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: Grasindo, 2004), cet.1, h.32

Page 14: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

3

mengajar berlangsung, atau dengan istilah lain yaitu hubungan aktif antara

pendidik dengan peserta didik. Guru harus tahu bagaimana perkembangan tiap

anak, terutama bagi anak yang mengalami kelainan. Posisi guru akan sangat

menentukan berhasil tidaknya proses pemberdayaan anak ini. Apa lagi anak

mengalami kelainan itu memiliki keterbatasan fisik dan mental, sebagai

seorang guru seharusnya perlu memiliki cara berkomunikasi khusus kepada

anak didiknya. Agar siswa dapat menerima pesan yang disampaikan oleh guru

bahkan mampu meresponnya dengan cepat.

Komunikasi mempunyai peranan sangat penting, karena dengan

berkomunikasi seseorang dapat mencurahkan isi hatinya begitu juga dengan

guru yang bisa memberikan kasih saying serta bimbingan moral. Oleh karena

itu seorang guru akan mengetahui perasaan, sikap, sifat, keinginan atau tujuan

dari individual dari anak didiknya dan menciptakan situasi kekeluargaan dalam

pendidikan

Setiap anak dilahirkan tidak selalu dalam kondisi yang normal, kategori

normal berarti tidak mengalami suatu kendala atau gangguan apapun terhadap

kondisi psikis, fisik dan kognisi anak tersebut, akan tetapi tidak sedikit juga

anak yang dilahirkan dalam kondisi abnormal seperti tunarungu. Pada

umumnya anak tunarungu mengalami masalah dengan kemampuan

menyampaikan bahasa lisan sehingga anak tunarungu perlu didorong untuk

mengembangkan bahasa isyarat. Bahasa lisan anak tunarungu dapat

dikembangkan sesuai dengan kondisinya apabila mereka diberi kesempatan

yang maksimal untuk mengembangkan ketrampilan yang memungkinkan

mereka untuk berkomunikasi sebanyak-banyaknya.

Page 15: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

4

Untuk mengembangkan kemampuan anak tunarungu sesuai dengan

potensinya, orang tua dan guru harus memberikan kesempatan sejak usia dini

pada anak untuk mendapatkan latihan pendengaran bagi mereka yang masih

mempunyai sisa pendengaran dan belajar bahasa isyarat. Proses tersebut harus

difokuskan pada pemahaman anak tunarungu secara individual sehingga orang

tua dan guru perlu menyadari perbedaan perjalanan perkembangan anak

tunarungu.6

Untuk mendapatkan pendidikan yang wajib saja begitu sulit padahal

mereka sangat membutuhkan sekali pendidikan itu. Karena dengan adanya

pendidikan itu mereka dapat melatih diri mereka untuk mendapatkan keahlinya

masing-masing. Lantas banyak sekali manfaat yang mereka dapatkan jika

memiliki keahlian, salah satunya adalah meningkatkan rasa percaya diri

mereka. Sebelum mereka memiliki keahlian, mungkin sebagian dari mereka

ada rasa takut atau minder untuk gabung ke orang sekitar yang tidak

mempunyai kekurangan fisik maupun mental. Setelah memiliki keahlian tentu

saja mereka dapat meringankan beban orang tuanya, bahkan dapat

membanggakan orang tuanya.

Pada akhirnya tunarungu akan bergabung dengan masyarakat sekitar.

Sebelum hal itu, biasanya akan dibekali akhlakul karimah agar dapat

mempermudah kehidupan mereka kelak. Pada saat masih disekolah tidak

semua akhlakul karimah bisa disampaikan ke anak tunarungu dengan

menggunakan kata-kata, bahkan ada yang perlu dicontohkan misalkan ibadah

shalat. Sebab anak tunarungu mempunyai klasifikasi tersendiri. Dan disinilah

begitu penting peran seorang orang tua untuk melatih kekurangan si anak untuk

menjadi sebuah kelebihan .

6 Hidayat, 1998. Kontribusi Orang Tua dalam Memberdayakan Anak Luar Biasa. Makalah

dalam Seminar nasional Pemberdayaan Kemandirian anak luar Biasa menyongsong Abad XXI. 8

mei 1998. Jurusan KTP FIP IKIP MALANG

Page 16: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

5

Sikap positif orang tua dipandang menjadi faktor penentu keberhasilan

pemberdayaan anak luar biasa ini. Untuk itu orang tua harus dibekali informasi

yang lengkap tentang bagaimana mereka dapat membaca tanda-tanda aktivitas

motorik anak sejak usia dini, menghilangkan pendangan yang tidak realistik,

dan menghambat perkembangan anak. Dan disisi lain orang tua harus mampu

menciptakan lingkungan yang dapat mengakomodasi kebutuhan anak sesuai

dengan potensinya. Untuk membina dan melakukan konseling bagi orang tua

maka perlu dilakukan kerja sama lintas sektoral antara orang tua, guru, dan

masyarakat. Maka dari itu judul saya tentang “Komunikasi Interpersonal

Antara Guru dan Anak Tunarungu Dalam Meningkatkan Kualitas

Ibadah Shalat Di Sekolah Luar Biasa Negeri 1 Lebak Bulus Jakarta

Selatan”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dalam penelitian ini hanya menganalis

Komunikasi Interpersonal Guru dan Anak Tunarungu Dalam Meningkatkan

Kualitas Ibadah Shalat di SLB Negeri 1 Lebak Bulus Jakarta Selatan. Dan

penelitian hanya difokuskan pada Sekolah Menengah Atas Luar Biasa kelas

X.B pada tahun ajaran 2012-2013. Terdapat 7 orang yang terdiri dari 5

orang Laki-laki dan 2 orang Perempuan.

Page 17: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

6

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan masalah diatas, agar lebih terfokus maka penelitian

merumuskan masalah sebagai berikut :

a. Bagaimana Penerapan Komunikasi Interpersonal Antara Guru dan

Anak Tunarungu Dalam Meningkatkan Kualitas Ibadah Shalat ?

b. Apakah Efektif Komunikasi Interpersonal Antara Guru dan Anak

Tunarungu Dalam Meningkatkan Kualitas Ibadah Shalat ?

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pemikiran dan rumusan masalah di atas, maka tujuan

dari penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui penerapan Komunikasi Interpersonal Antara Guru

dan Anak Tunarungu Dalam Meningkatkan Kualitas Ibadah Shalat Di

Sekolah Luar Biasa Negeri 1 Lebak Bulus Jakarta Selatan.

b. Untuk mengetahui Efektifitas Komunikasi Interpersonal Antara Guru

dan Anak Tunarungu Dalam Meningkatkan Kualitas Ibadah Shalat Di

Sekolah Luar Biasa Negeri 1 Lebak Bulus Jakarta Selatan.

2. Manfaat penelitian

a. Manfaat Akademis

Dalam segi akademis penelitian ini menggunakan penelitian

kualitatif guna memberikan kontribusi dalam perkembangan penelitian

melalui pendekatan ilmu komunikasi sebagai alat bantu utama pada

Page 18: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

7

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, sehingga hasil penelitian

ini diharapkan memberi wawasan dan bahan penelitian lebih lanjut.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadikan masukkan dalam

menambah wawasan bagi kalangan teoritis serta praktis pada umumnya,

dan terutama bagi para aktivis maupun mahasiswa guna menambah

pengetahuan dalam mempelajari mengenai Komunikasi Interpersonal

Antara Guru dan Anak Tuna Rungu Dalam Meningkatkan Kualitas

Ibadah Shalat Di Sekolah Luar Biasa Negeri 1 Lebak Bulus Jakarta

Selatan.

D. Metodologi Penelitian

Untuk memperoleh data sesuai dengan apa yang diperlukan maka

metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini :

1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini metode yang

menghasilkan data kualitatif deskriptif dan tertulis dengan informasi dari

orang yang menghasilkan hipotesis dari penelitian lapangan. 7

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini di Sekolah Luar Biasa Negeri 1 Lebak bulus

Jln. Pertanian Raya, Cilandak, Jakarta Selatan.

3. Subjek dan Objek Penelitian

7 Deddy Maulana, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), h.15

Page 19: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

8

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitiannya adalah

Guru dan Anak Tunarungu di SLB Negeri 1 Lebak Bulus Jakarta Selatan.

Objek penelitian adalah penerapan komunikasi interpersonal dalam

meningkatkan kualitas ibadah shalat.

4. Teknik Pengumpulan Data

Data merupakan perwujudan dari informasi dengan sengaja digali

untuk dikumpulkan guna mendeskripsikan suatu peristiwa atau kegiatan

lainnya, dan instrument yang di gunakan adalah :

4.a Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja, sistematis

mengenai fenomenal sosial dengan gejala-gejala psikis untuk kemudian

dilakukan pencatatan.8

Teknik observasi dalam penelitian ini.dengan

melakukan kunjungan dan mengamati langsung cara berkomunikasi antara

guru dan murid tunarungu.

4.b Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh kedua belah pihak,

yaitu pewawancara (interviwer) yang mengajukan pertanyaan dan

diwawancarai (interviewee) yang memberi Jawaban.9 Pewawancara yang

dimaksud adalah Penulis dan pihak diwawancarai adalah Kepala Sekolah

yaitu Bapak Kastono serta Guru Agama yaitu Bapak Samsul dan Muhafid.,

anak tunarungu yaitu M.Ziyan. Wawancara akan dilakukan dengan

menggunakan pedoman wawancara agar pertanyaan terarah. Adapun

pertanyaan dalam wawancara yang dilakukan yaitu terkait penerapan

8 Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum (Jakarta: Ghila Indonesia, 1985),

cet.II, h.62 9 Lexi Meleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif ( Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002),

cet.VI, h.135

Page 20: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

9

komunikasi interpersonal antara guru dan anak tunarungu, serta efektivitas

komunikasi interpersonal dalam meningkatkan kualitas ibadah shalat.

4.c Dokumentasi adalah pengumpulan data yang diperoleh melalui

dokumen-dokumen, adapun dokumen penelitian peroleh dari buku bacaan,

kepustakaan, dan Foto. Adapun dokumen yang peneliti peroleh yaitu dari

buku bacaan tentang anak tunarungu, profil SLB Negeri 1 Lebak Bulus dan

foto-foto terkait anak SLB yang sedang melakukan shalat, Guru Agama

disekolah tersebut. Foto Sarana dan prasarana di SLB.

4.d Adapun teknik penulisan dalam penelitian ini adalah menggunakan

"Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi)" yang

diterbitkan oleh CeQDA (Center For Quality Development and Assurance)

UIN Syarif Hidayatullah, 2007. 10

E. Tinjauan Pustaka

Skripsi yang menjadi acuan penulis sebagai contoh dan pembanding

adalah skripsi berjudul :

1. Pola Komunikasi Interpersonal Orang Tua dengan Anak Terhadap Motivasi

Berprestasi Pada Anak. Dalam skripsi Herdiansyah Pratama menjelaskan

bahwa ada hubungan yang signifikan antara komunikasi interpersonal

orang tua dan terhadap motivasi berprestasi pada anak dan mengupas

komunikasi interpersonal di lihat dari segi kuantitatif.

10

Hamid Nasuhi dkk, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Jakarta : CeQDA (Center For Quality

Development and Assurance) UIN Syarif Hidayatullah , 2007), cet.II

Page 21: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

10

2. Komunikasi Interpersonal Antar Pengurus di Yayasan Bahrul Hasanah

Pabuaran Bojonggede. Dalam skripsi ini Siti Sabili Jahro membahas

komunikasi interpersonal yang disampaikan secara formal dan informal.

Dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan Musyawarah.

3. Pola Komunikasi Guru Terhadap Tunagrahita Dalam Membina Ibadah

Shalat di SLB Nurasih Ciputat. Dalam skripsi ini Siti Aisyah membahas

pola komunikasi yang ada di SLB ini ada tiga pola yaitu komunikasi verbal,

komunikasi non verbal dan komunikasi antar pribadi.

4. Pola Komunikasi Pembinaan Akhlak Siswa MAN 4 Model Pondok Pinang

Jakarta Selatan. Dalam skripsi Agus Ratina membahas pola komunikasi

dan metode guru dalam proses pembelajaran mengajar khusus pada mata

pelajaran akhlak di MAN 4 Model.

5. Pola Komunikasi Guru Agama Terhadap Siswa Dalam Pembinaan Ibadah

di SMP Isla Al-Syukro Ciputat. Dalam skripsi ini membahas tentang pola

komunikasi guru terhadap siswa dalam pembinaan ibadah yang selalu

dilakukan setiap hari meliputi : ibadah shalat dzuhur berjamaah, adzan,

wudhu, shalat sunnah qobliah, ba’diah, iqomat, menjawab adzan berjamaah

hafalan juz amaa’ berjamaah, pemimpin dzikir dan pemimpin doa serta

kultum

Adapun perbedaan skripsi penulis adalah penelitian ini lebih menerapkan pada

komunikasi interpersonal dengan menggunakan metode demonstrasi dan oral,

antara guru dan anak yang mempunyai keterbatasan fisik maupun mental atau

anak tunarungu dalam meningkatkan kualitas ibadah shalat

Page 22: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

11

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini dibagi dalam lima bab, setiap bab dirinci

kedalam sub-sub sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini akan memaparkan mengenai latar belakang masalah, pembatasan dan

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian yang

di dalam ada penjelasan tentang metode penelitian, lokasi penelitian, subjek

dan objek penelitian, teknik pengumpulan data yang berupa observasi,

wawancara, dokumentasi, teknik penulisan. Kemudian tinjauan pustaka, dan

sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORITIS

Bab ini akan menguraikan pengertian komunikasi yang didalamnya

komunikasi Interpersonal dan ruang lingkupnya, pengertian anak tunarungu,

teori interaksi simbolik, pengertian kualitas, dan pengertian ibadah shalat.

BAB III GAMBARAN UMUM SLB

Bab ini membahas tentang sejarah singkat, visi dan misi Sekolah Luar Biasa

Negeri 1 Lebak Bulus Jakarta Selatan. Banyak anak tunarungu di SLB negeri 1

lebak bulus jakarta selatan lebak bulus jakarta selatan.

BAB IV TEMUAN DAN ANALISA DATA

Bab ini berisikan tentang komunikasi interpersonal antara guru dan anak

tunarungu dalam meningkatkan kualitas ibadah shalat di sekolah luar biasa

negeri 1 lebak bulus jakarta selatan. Dan efektifitas komunikasi interpersonal

antara guru dan anak tuna rungu dalam meningkatkan kualitas ibadah shalat di

sekolah luar biasa negeri 1 lebak bulus jakarta selatan .

Page 23: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

12

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi mengenai kesimpulan dan saran penulis.

Page 24: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

13

BAB II

KERANGKA TEORI

A. Pengertian Komunikasi Interpersonal dan Ruang Lingkupnya

1. Komunikasi Antarpribadi (Interpersonal communication)

Komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua

orang atau lebih, baik secara terorganisasi maupun pada kerumanan orang.1

Karena sifatnya dialogis berupa percakapan arus balik bersifat

langsung. Komunikator mengetahui tanggapan komunikan ketika itu juga,

Pada saat komunikasi dilancarkan komunikator mengetahui pasti apakah

komunikasinya itu positif atau negatif, berhasil atau tidak, jika tidak ia dapat

meyakinkan komunikan ketika itu juga ia dapat memberi kesempatan kepada

komunikan untuk bertanya seluas-luasnya. Pentingnya situasi komunikasi

antarapersonal seperti itu bagi komunikator ialah karena ia dapat mengetahui

diri komunikan selengkap-lengkapnya. Ia dapat mengetahui namanya,

pekerjaannya, pendidikannya, agamanya, pengalamanya, cita-citanya dan yang

penting artinya untuk mengubah sikap, pendapat atau perilakunya. Dengan

demikian komunikator dapat mengarahkannya ke suatu tujuan sebagaimana ia

inginkan.2 Komunikasi dengan orang lain atau disebut juga dengan komunikasi

antarpribadi, mempunyai tujuan-tujuan. Tujuan pokok dalam berkomunikasi

adalah untuk mempengaruhi orang lain, dan menjadikan diri kita sebagai suatu

agen yang dapat mempengaruhi, agen yang dapat menentukan atas lingkungan

kita menjadi suatu yang kita mau.3

Komunikasi antarpribadi mempunyai peranan cukup besar untuk

mengubah sikap. Hal itu karena komunikasi ini merupakan proses penggunaan

informasi secara bersama (sharing process). Peserta komunikasi memperoleh

kerangka pengalaman (frame of experience) yang sama menuju saling

pengertian yang lebih besar mengenai makna informasi tersebut. Kerangka

1 Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: Grasindo, 2004), cet.1, h.32.

2 Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2008).

3 Sugiyo, Komunikasi Antar Pribadi (Semarang: Unnes Press, 2005).

Page 25: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

14

pengalaman yang sama diartikan sebagai akumulasi dari pengetahuan, nilai-

nilai, kepercayaan dan sifat-sifat lain yang terdapat dalam diri seseorang.

Komunikasi berlangsung efektif apabila kerangka pengalaman peserta

komunikasi tumpang tindih (over lapping), yang terjadi saat individu

mempersepsi, mengorganisasi dan mengingat sejumlah besar informasi yang

diterima dari lingkungannya. Derajat hubungan antarpribadi turut

mempengaruhi keluasan (breadth) dari informasi yang dikomunikasikan dan

kedalam (depth) hubungan psikologis seseorang.4

Komunikasi yang terjadi antara guru dan anak tunarungu bisa dikatakan

komunikasi interpersonal karena bersifat dialogis. Guru sendiri mengetahui

secara langsung apakah pesan yang disampaikan itu diterima baik oleh si anak

tunarungu. Komunikasi interpersonal memiliki hubungan emosional yang lebih

dekat seperti hubungan orang tua dengan anak. Dengan adanya komunikasi

interpersonal seseorang guru bisa merubah sikap anak tunarungu kea rah yang

lebih baik. Misalkan Dengan mengajarkan Ilmu agama kepadanya, caranya

dengan membiasakan shalat lima waktu dan perlu di ingatkan setiap harinya.

Jadi komunikasi interpersonal menurut penulis ialah proses

berkomunikasi antara dua orang yaitu guru dan anak tunarungu dengan

maksud untuk merubah sikap anak tunarungu ke arah yang lebih baik.

4 Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: Grasindo, 2004), cet.1, h.37

Page 26: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

15

Berdasarkan pendapat tersebut dapat dirumuskan bahwa tujuan

komunikasi antarpribadi :

a. Untuk memahami dan menemukan diri sendiri

b. Menemukan dunia luar sehingga dapat dengan mudah menyesuikan diri

dengan lingkungan

c. Membentuk dan memelihara hubungan yang bermakna dengan orang

lain

d. Melalui komunikasi antarpribadi, individu dapat mengubah sikap dan

perilaku sendiri dan orang lain

e. Komunikasi antar pribadi merupakn proses belajar

f. Mempengaruhi orang lain

g. Mengubah pendapat orang lain

h. Membantu orang lain

2. Tiga pendekatan utama mengenai pemikiran antarpribadi yaitu :

2.1 Pemikiran Komunikasi Antarpribadi Berdasarkan Komponen-komponen

Utamanya. Penyampain pesan oleh satu orang dan penerima pesan orang

lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya, dan

peluang untuk memberikan umpan balik segera. Pemikiran ini di wakili

oleh Bittner yang menerangkan bahwa komunikasi antarpribadi

berlangsung apabila pengirim menyampaikan informasi berupa kata-kata

kepada penerima, dengan menggunakan medium suara manusia (human

Page 27: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

16

voice).5 Sementara Barnlund mendefinisikan komunikasi antarpribadi

sebagai pertemuan antara dua, tiga orang, atau mungkin empat orang,

yang terjadi sangatspontan dan tidak berstruktur. Barnlund sebagaimana

dikutip oleh Alo Liliweri mengemukakan beberapa ciri untuk mengenali

komunikasi antarpribadi, sebagai berikut :

a. Bersifat spontan

b. Tidak mempunyai struktur

c. Terjadi secara kebetulan

d. Tidak mengejar tujuan yang telah direncanakan

e. Identitas keanggotaanya tidak jelas

f. Dapat terjadi hanya sambil lalu.6

2.2 Komunikasi Antarpribadi Berdasarkan Hubungan Diadik Hubungan

diadik mengartikan komunikasi antarpribadi sebagai komunikasi yang

berlangsung di antara dua orang yang mempunyai hubungan yang

mantap dan jelas. Komunikasi tatap muka antara suami istri, pramuniaga

dengan pembeli merupakan bentuk komunikasi diadik. Definisi

hubungan diadik dapat diperluas sehingga mencakup sekelompok kecil

orang. Pemikiran mengenai bentuk hubungan diadik dikemukakan oleh

Laing, Phillipson, dan Lee. Mereka menyatakan bahwa untuk memahami

perilaku seseorang , harus mengikutsertakan paling tidak dua orang

5 John R. Bittner. 1985. Broadcasting and Telecommunication, An Introduction. New Jersey:

Prentice- Hall. 6 Alo Liliweri, Komunikasi Antarpribadi (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1991).

Page 28: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

17

peserta dalam situasi bersama. Hubungan diadik ini harus

menggambarkan interaksi pengalaman bersama mereka.

Trenholm dan Jensen mendefinisikan komunikasi antarpribadi sebagai

komunikasi antara dua orang yang berlangsung secara tatap muka. Nama

lain dari komunikasi ini adalah diadik (dyadic). Komunikasi diadik

biasanya bersifat spontan dan informal. Partisipan satu dengan yang lain

saling menerima umpan balik secara maksimal. Partisipan berperan secra

fleksibel sebagai pengirim dan penerima. Segera setelah orang ketiga

bergabung didalam interaksi, berhentilah komunikasi anatarpribadi, dan

menjadi komunikasi kelompok kecil (small-group communication).

Walaupun ukuran kelompok kecil beragam, komunikasi ini

mengharuskan adanya interaksi secara bebas untuk setiap orang yang

terlibat.7

Saluran komunikasi antarpribadi dapat digunakan untuk struktur

keluarga. Karena saluran komunikasi ini paling tinggi frekuensinya

digunakan untuk berkomunikasi. Beberapa anggota keluarga lebih

banyak menggunakan waktunya berbicara dengan yang lain. Menurut

Trenholm dan Jensen, tipikal pola interaksi dalam keluarga menunjukan

jaringan komunikasi. Struktur jaringan keluarga sangat bervariasi satu

dengan yang lain. Jaringan tersebut terpusat pada salah satu anggota

7 Sarah Trenholm, and Arthur Jensen. 1995. Interpersonal Communication. Belmont, California:

Wadsworth Publish-ing Company.

Page 29: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

18

keluarga yang melayani sebagai gate keeper untuk menjaring beberapa

pesan. Kemudian dipertukarkan kepada seluruh anggota keluarga.

Komunitas yang ada disekeliling tempat tinggal berperan di dalam

mendukung lancarnya komunikasi antarpribadi di antara keluarga dan

masyarakat.

2.3 Pendekatan Komunikasi Antarpribadi Berdasarkan Pengembangan

Komunikasi antarpribadi dilihat sebagai perkembangan dari komunikasi

impersonal pada satu sisi, menjadi komunikasi pribadi atau intim di sisi

lain. Oleh karena itu, derajat hubungan antarpribadi turut berpengaruh

terhadap keluasaan dan kedalaman informasi yang dikomunikasikan,

sehingga memudahkan perubahan sikap. Pandangan developmental

dapat dilihat dari pendapat. Komunikasi antarpribadi dalam pengertian

penetrasi. Semakin banyak komunikator mengetahui satu sama lain,

maka semakin banyak karakter antarpribadi yang terbawa di dalam

komunikasi tersebut. Oleh karena itu, komunikasi antarpribadi adalah

proses sesungguhnya dari penetrasi social. Dikatakan, “ Bila komunikator

meneruskan hubungan mereka, yakni, jika mereka cukup termotivasi

untuk melakukan usaha melanjutkan hubungannya, dan ketrampilan

antarpribadi mereka cukup memadai untuk memungkinkan

pertumbuhannya, maka hubungan mereka mengalami perubahan secara

kualitatif. Ketika perubahan-perubahan itu menyertai pengembangan

Page 30: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

19

hubungan, pertukaran-pertukaran komunikasi akan meningkatkan

hubungan antarpribadi.8

Pendekatan hubungan dala menganalisis proses komunikasi

antarpribadi mengasumsikan, bahwa hubungan antarpribadi dapat

membentuk struktur social yang diciptakan melauim proses komunikasi.

Pembentukannya proses komunikasi tersebut. Komunikasi tampak

sebagai proses sibernetika (umpan balik) yang dihasilkan melalui

penegasan diri dalam berhubungan dengan orang lain. Bentuk hubungan

secara ilmiah berlangsung secara terus menerus. Individu berpartisipasi

aktif dalam komunikasi. Mereka berimprovisasi, menghubungkan makna,

memberdayakan dan memaksakan tindakan satu sama lain.9

Everett M. Rogers mengartikan bahwa komunikasi antarpribadi

merupakan komunikasi dari mulut ke mulut yang terjadi interaksi tatap

muka antara beberapa pribadi. Ciri-ciri komunikasi antarpribadi menurut

Rogers adalah sebagai berikut :

a. Arus pesan cenderung dua arah

b. Konteks komunikasinya dua arah

c. Tingkat umpan balik yang terjadi tinggi

8 Gerald R. Miller & Mark Steinberg. Between People: A New Analysis of Interpersonal

Communication. Michigan State University Science Research Associates. 1975 9 Edna Rogers, Relation Communication Processes and Patern in Rethinking Communication

Vol.2, ed Brenda Dervin et. al., hal.1, 2002 (at http://www.brocku.ca/commstudies/courses/2F50/

relationala.html).

Page 31: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

20

d. Kemampuan mengatasi tingkat selektivitas, terutama selektivitas

keterpaan tinggi

e. Kecepatan jangkauan terhadap khalayak yang besar relatif lambat

f. Efek yang mungkin terjadi adalah perubahan sikap .10

3. Komunikasi Antarpribadi dilihat dari proses pengembangannya

Menurut perspektif ini komunikasi adalah suatu proses yang berkembang,

yaitu dari yang bersifat impersonal menjadi interpersonal atau intim. Artinya, ada

peningkatkan hubungan di antara para pelaku komunikasi.11

Definisi ini membedakan komunikasi impersonal dengan interpersonal

berdasarkan tiga faktor :

a. Prediksi-prediksi berdasarkan data psikologis

b. Interaksi-interaksi yang berdasarkan pada pengetahuan

c. Interaksi berdasarkan pada aturan yang dikemukakan sendiri

B. Pengertian Anak Tunarungu

Tunarungu atau anak yang mengalami gangguan pada pendengaran

(Sekolah Luar Biasa Bagian B) adalah anak yang menunjukkan ketidakmampuan

mendengar dari yang ringan sampai yang berat sekali yang digolongkan kepada

10

Eduard Depari dan Colin MacAndrews, Peranan Komunikasi Massa dalam Pembangunan

(Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1995)

11

Marhaeni Fajari, Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktik (Jogjakarta: Graha Ilmu, 2009), cet.1,

h.86-87

Page 32: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

21

tuli (deaf) dan kurang dengar (a hard of hearing). Orang yang tuli (a deaf person)

adalah seseorang yang mengalami ketidakmampuan mendengar sehingga

mengalami hambatan didalam memproses informasi bahasa melalui

pendengarannya dengan atau tanpa menggunakan alat bantu dengar (hearing aid),

sedangkan yang kurang dengar (a hard of hearing person) adalah sesorang yang

biasanya dengan menggunakan alat bantu dengar, sisa pendengarannya cukup

memungkinkan untuk keberhasilan memproses informasi bahasa melalui

pendengarannya, artinya apabila orang yang kurang dengar tersebut menggunakan

hearing aid ia masih dapat menangkap pembicaraan melalui pendengarannya.12

Ketunarunguan dapat diklasifikasikan berdasarkan empat hal, yaitu tingkat

kehilangan pendengaran, saat terjadinya ketunarunguan, letak gangguan

pendengaran secara anatomis, serta etiologis.

Berdasarkan tingkat kehilangan pendengaran yang diperoleh melalui tes

dengan menggunakan audiometer ketunarunguan dapat diklasifikasikan sebagai

berikut:

1. Tunarungu ringan (mild hearing loss)

2. Tunarungu sedang (moderate hearing loss)

3. Tunarungu agak berat (moderately csevere hearing loss)

4. Tunarungu berat (severe hearing loss)

12

Departemen Pendidikan Nasional, Keterampilan Kompensatoris Bagi Anak Dengan Gangguan

Penglihatan (Tunanetra) dan Gangguan Pendengaran (Tunarungu), Direktur Jendral Manajemen

Pendidikan Dasar dan Menengah Direktur Pembinaan Sekolah Luar Biasa (Jakarta : September 2006)

Page 33: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

22

5. Tunarungu berat sekali (profound hearing loss)

Berdasarkan saat terjadinya ketunarunguan dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

1. Ketunarunguan prabahasa (prelingual deafness), yaitu kehilangan

pendengaran yang terjadi sebelum kemampuan bicara da bahsa

berkembang.

2. Ketunarunguan pascabahasa (post lingual deafness), yaitu kehilangan

pendengaran yang terjadi beberapa tahun setelah kemampuan bicara dan

bahasa berkembang.13

Berdasarkan letak gangguan pendengaran secara anatomis, ketunarunguan dapat

diklasifasikan sebagai berikut.

1. Tunarungu tipe konduktif, yaitu kehilangan pendengaran yang disebabkan

oleh terjadinya kerusakan pada telinga bagian luar dan tengah, yang

berfungsi sebagai alat konduksi atau pengantar getaran suara menuju

telinga bagian dalam.

2. Tunarungu tipe sensorineural, yaitu tunarungu yang disebabkan oleh

terjadinya kerusakan pada telinga dalam serta saraf pendengaran (nervus

chochlearis).

3. Tunarungu tipe campuran yang merupakan gabungan tipe konduktif dan

sensorineural, artinya kerusakan terjadi pada telinga luar/tengah dengan

telinga dalam/saraf pendengaran.

13

Wardhani IGAK. Pengantar Pendidikan Luar Biasa. Jakarta : Universitas terbuka, 2007.

Page 34: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

23

Berdasarkan etiologi atau asal usul ketunarunguan diklasifikasikan sebagai berikut.

1. Tunarungu endogen, yaitu tunarungu yang disebabkan oleh faktor genetik

(keturunan)

2. Tunarungu eksogen, yaitu tunarungu yang disebabkan oleh factor

nongenetik (bukan keturunan)

Klasifikasi ketunarunguan sangat bervariasi menurut BOOThroyd. Klasifiksi dan

karakteristik ketunarunguan diantaranya didsarkan pada:

1. Kelompok I : Kehilangan 15-30 dB: mild hearing losses atau

ketunarunguan ringan; daya tangkap suara cakapan manusia normal.

2. Kelompok II : Kehilangan 31-60 dB: moderate hearing losses atau

ketunarunguan sedang; daya tangkap terhadap cakapan manusia hanya

sebagian.

3. Kelompok III : Kehilangan 61-90 dB: severve hearing losses atau

ketunarunguan berat; daya tangkap terhadap cakapan suara manusia tidak

ada.

4. Kelompok IV : Kehilangan 91-120 dB: profound hearing losses atau

ketunarunguan sangat berat; daya tangkap terhadap suara cakapan manusia

tidak ada sama sekali.

Page 35: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

24

5. Kelompok V : Kehilangan lebih ari 120 dB: total hearing losses atau

ketunarunguan total; daya tangkap terhadap suara manusia tidak ada sama

sekali.14

1. Karakteristik Anak Tunarungu

Karakteristik anak tunarungu dalam aspek akademik. Keterbatasan dalam

kemampuan berbicara dan berbahasa mengakibatkan anak tunarungu cenderung

memiliki prestasi yang rendah dalam mata pelajaran yang bersifat verbal dan

cenderung sama dalam mata pelajaran yang bersifat non verbal dengan anak

normal seusianya.

Karakteristik anak tunarungu dalam aspek sosial-emosional adalah sebagai

berikut:

a. Pergaulan terbatas dengan sesama tunarungu, sebagai akibat dari

keterbatasan dalam kemampuan berkomunikasi.

b. Sifat ego-sentris yang melebihi anak normal, yang ditunjukkan dengan

sukarnya mereka menempatkan diri pada situasi berpikir dan perasaan

orang lain, sukarnya menye-suaikan diri, serta tindakannya lebih terpusat

pada “aku/ego”, sehingga kalau ada keinginan, harus selalu dipenuhi.

c. Perasaan takut (khawatir) terhadap lingkungan sekitar, yang menyebabkan

ia tergantung pada orang lain serta kurang percaya diri.

14

Murni Winarsih, Pendidkan bahas bagi Anak Gangguan pendengaran Dalam Keluarga (Jakarta

: Direktorat Jendral Pendidikan Nasional, 2007)

Page 36: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

25

d. Perhatian anak tunarungu sukar dialihkan, apabila ia sudah menyenangi

suatu benda atau pekerjaan tertentu.

e. Memiliki sifat polos, serta perasaannya umumnya dalam keadaan ekstrim

tanpa banyak nuansa.

f. Cepat marah dan mudah tersinggung, sebagai akibat seringnya mengalami

kekecewaan karena sulitnya menyampaikan perasaan/keinginannya secara

lisan ataupun dalam memahami pembicaraan orang lain.

Karakteristik tunarungu dari segi fisik/kesehatan adalah sebagai berikut.

Jalannya kaku dan agak membungkuk (jika organ keseimbangan yang ada pada

telinga bagian dalam terganggu); gerak matanya lebih cepat; gerakan tangannya

cepat/lincah; dan pernafasannya pendek; sedangkan dalam aspek kesehatan, pada

umumnya sama dengan orang yang normal lainnya.

C. Pengertian Kualitas

Kualitas adalah tingkat baik buruknya atau taraf atau derajat sesuatu.15

Kualitas adalah sesuatu yang berbeda untuk orang yang berbeda dan tergantung

pada waktu dan tempat atau dikatakan sesuai dengan tujuan.16

15

Depdikbud.. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta : Balai Pustaka, 1996) 16

Barry Elliot dan Jamie Elliot, Financial Accounting and Reporting, First Edition, Prentice Hall

(UK) Ltd, 1993

Page 37: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

26

D. Pengertian Ibadah Shalat

Ibadah banyak mengandung pengertian berdasarkan sudut pandang para

ahli dan maksud yang dikehendaki oleh masing-masing ahli. Dalam hal ini penulis

melihat pengertian ibadah yang dikemukakan oleh berbagai ahli.

Secara etimologi „„kata ibadah‟‟ diambil dari bahasa arab abada-yaidu-

ibad-ibadatun yang berarti beribadah atau menyembah.17

Menurut Abu Al-A„ la Al- Maududi, kata abada secara kebahasaan pada

mulanya mempunyai pengertian kedudukan seorang kepada orang lain dan

tersebut menguasai. Oleh karena itu, ketika disebut kata alabidi dan alabidatu yang

cepat tertangkap dalam pikiran orang adalah ketundukan dia, kehinaan budak

dihadapan majikan dan mengikuti segala macam perintahnya.18

Yusuf Al-Qardhawi menjelaskan bahwa „„kata ibadah‟‟ diambil dari

bahasa arab yang secara etimologi berasal dari akar abada. Yaitu berarti taat,

tunduk, patuh, dan merendah diri. Kesemuan pengertian itu memiliki makna yang

berdekatan. Seseorang yang tunduk, patuh, merendahkan diri dihadapan yang

disembah disebut abid (yang beribadah).

Adapun pengertian ibadah secara termologi adalah “Ibadah itu nama yang

mencakup segala perbuatan yang disukai dan diridai oleh Allah, baik berupa

perkataan maupun perbuatan, baik terang-terangan mapun tersembunyi dalam

rangka mengagungkan Allah dan mengharapkan pahala-Nya.

Sedangkan pengertian umum ibadah adalah segala bentuk hukum, baik

dapat dipahami maknanya (ma‟qulat al-ma‟na) seperti hukum yang menyangkut

17

Atabik Ali dan Zuhdi Muhdlor, Kamus Kotemporer Indonesia Arab (Yogyakarta: Multi Karya

Grafika, 1999), cet.5, hal.1268 18

Yusuf Al-Qardhawi, Ibadah Dalam Islam Terjemahan Umar Fanami (Surabaya: PT Biru Ilmu,

1988), hal.37

Page 38: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

27

dengan muamalat pada umumnya, maupun yang tidak dipahami maknanya (ghairu

ma‟qulat al ma‟na) seperti thaharah (bersuci) dan shalat baik yang berhubungan

dengan hati seperti niat. Seluruh makhluk harus menyembah pada ketuhanan-Nya,

tunduk pada kekuasaan-Nya, dan patuh pada aturan-Nya. Kata „„ibadah‟‟

mengandung tiga arti, yaitu menyembah, atau mengabdi, merendah atau takluk,

dan taat berserah diri.19

Pengertian Ibadah menurut Fuqoha adalah segala taat yang dikerjakan

untuk mencapai keridhaan Allah dan mengharapkan Pahala-Nya diakhirat.20

Manusia adalah penyembah Tuhan, abdi Tuhan, berserah diri hanya kepada Tuhan.

Karena itu adalah meyembah serta patuh hanya kepada Tuhan dengan seluruh

pengabdian, cinta dan kemampuan yang kita miliki. Tidak ada yang lebih patut

ditaati kecuali Tuhan Sang Pengatur seluruh alam. Dalam pengertian ini segala

perbuatan yang dilakukan manusia adalah perbuatan baik, karena tujuan yang akan

dicapai dari perbuatan tersebut adalah keridhaan dan pahala dari Allah. Jika

perbuatan yang dilakukan itu tidak baik, maka tidak akan mungkin memperoleh

ridha dan pahala dari Allah.

Hikmah shalat dapat dilihat dari berbagai segi, mulai dari definisi yang

beragam, karena luasnya dimensi dan makna yang dikandung ibadah ini, sampai

pada tahap pelaksanaannya. Misalnya TM Hasbi Ash-Shiddieqy mengemukakan

sejumlah definisi shalat dengan tinjauan yang saling berbeda. Secara Etimologi

shalat biasa diartikan sebagai doa memohon kebajikan dan pujian. Menurut

Fuqaha (para ahli fiqh atau hukum islam) memberikan definisi kpada shalat

dengan melihat lahiriahnya, karena begitulah tinjauan hukum. Mereka

19

Sudirman Tebba, Nikmatnya Shalat Jamaah (Jakarta: Pustaka irVan, 2008) cet.1, hal.14-15 20

Yusuf Al-Qardhawi, Ibadah Dalam Islam

Page 39: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

28

mendefinisikan shalat sebagai beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai

dengan takbir, disudahi dengan salam yang dengannya kita beribadah kepada

Allah menurut syarat-syarat yang telah ditentukan.

Sedangkan ulama makrifat melihat shalat dari segi ruhnya, yaitu berharap

kepada Allah dengan sepenuh jiwa, khusyuk di hadapan-Nya, ikhlas bagi-Nya,

serta hati hadir dalam berzikir, berdoa dan memuji-Nya.21

Shalat merupakan salah satu bentuk ibadah sebagai wujud kepercayaan dan

ketundukan seseorang terhadap Tuhan, sang Pencipta Yang Mahakuasa yang

menyediakan bagi seluruh makhluk-Nya sumber daya dan sarana hidup. Melalui

ibadah kepada-Nya manusia dapat memperoleh keagungan dan kesempurnaan

hakiki.22

Kalau semua definisi itu digabung dalam satu kesatuan, maka dapat

dikatakan ibadah shalat adalah melaksanakan segala ketaatan dan perintah Allah

dengan penuh khusyuk dan ikhlas dalam beberapa perkataan dan perbuatan yang

dimulai dengan takbir dan disudahi dengan salam.

Ibadah shalat di SLB tersebut sering dilaksanakan oleh para Guru, Orang

Tua Murid dan murid setiap harinya. Tapi anak tunarungu di SLB ini tidak semua

rajin, ada pula yang malas. Setiap harinya seorang guru perlu khususnya guru

agama untuk mengingatkan kembali anak muridnya yang malas untuk

mengerjakan shalat.

21

Tebba, Nikmatnya Shalat Jamaah, hal.12-13 22

Afzalur Rahman, Tuhan Perlu Disembah: Eksplorasi dan Manfaat Shalat Bagi Hamba (Jakarta:

Serambi Ilmu Semesta, 2002)

Page 40: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

29

E. Teori Interaksi Simbolik

Sejarah Teori Interaksionisme Simbolik tidak bisa dilepaskan dari

pemikiran George Herbert Mead. Mead membuat pemikiran orisinal yaitu “The

Theoretical Perspective” yang merupakan cikal bakal “Teori Interaksi Simbolik”.

Mead tinggal di Chicago selama lebih kurang 37 tahun, maka perspektifnya sering

kali disebut sebagai Mahzab Chicago. Dalam terminologi yang dipikirkan Mead,

setiap isyarat non verbal dan pesan verbal yang dimaknai berdasarkan kesepakatan

bersama oleh semua pihak yang terlibat dalam suatu interaksi merupakan satu

bentuk simbol yang mempunyai arti yang sangat penting. Perilaku seseorang

dipengaruhi oleh simbol yang diberikan oleh orang lain, demikian pula perilaku

orang tersebut. Melalui pemberian isyarat berupa simbol, maka kita dapat

mengutarakan perasaan, pikiran maksud, dan sebaliknya dengan cara membaca

simbol yang ditampilkan oleh orang lain. Sesuai dengan pemikiran-pemikiran

Mead, definisi singkat dari tiga ide dasar dari interaksi simbolik adalah :

1. Mind (pikiran) merupakan kemampuan untuk menggunakan simbol yang

mempunyai makna sosial yang sama, dimana tiap individu harus

mengembangkan pikiran mereka melalui interaksi dengan individu lain.

2. Self (diri pribadi) merupakan kemampuan untuk merefleksikan diri tiap

individu dari penilaian sudut pandang atau pendapat orang lain,dan teori

interaksionisme simbolis adalah salah satu cabang dalam teori sosiologi

yang mengemukakan tentang diri sendiri (the-self ) dan dunia luarnya.

Page 41: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

30

3. Society (masyarakat) merupakan hubungan sosial yang

diciptakan,dibangun, dan dikonstruksikan oleh tiap individu ditengah

masyarakat, dan tiap individu tersebut terlibat dalam perilaku yang mereka

pilih secara aktif dan suka rela, yang pada akhirnya mengantarkan manusia

dalam proses pengambilan peran di tengah masyarakatnya. Tiga tema

konsep pemikiran George Herbert Mead yang mendasari interaksi simbolik

antara lain pentingnya makna bagi perilaku manusia, Tema ini berfokus

pada pentingnya membentuk makna bagi perilaku manusia, dimana dalam

teori interaksi simbolik tidak bisa dilepaskan dari proses komunikasi,

karena awalnya makna itu tidak ada artinya, sampai pada akhirnya di

konstruksi secara interpretif oleh individu melalui proses interaksi.23

Cara penyampaian komunikasi interpersonal antara guru dan anak tunarungu ada 2

jenis yaitu komunikasi yang verbal (lisan) dan komunikasi non verbal (isyarat).

Teori Interaksionisme Simbolik ialah teori menekan kan pada symbol untuk

mengutarakan sebuah isyarat. Dan teori ini termasuk kategori komunikasi non

verbal, karena sama-sama untuk mengutarakan sebuah isyarat. Guru disini

memanfaat alat bantu berupa gambar untuk menjelaskan materi tentang ibadah

shalat.

23

Muhammad Budyatna dan Leila Mona Ganiem, Teori Komunikasi Antarpribadi (Jakarta:

Kencana, 2011), cet.1, hal.188-193

Page 42: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

31

BAB III

GAMBARAN UMUM SLB NEGERI 1 LEBAK BULUS

A. Sejarah

Sekolah Luar Biasa adalah sekolah khusus bagi anak yang memiliki

keterbatasan baik fisik atau mental. Sekolah tersebut dilengkapi oleh fasilitas yang

memadai guna mendukung kegiatan belajar mengajar. Anak didik disekolah itu

dibekali dengan ketrampilan Otomotif, Tata boga, Tata busana, Tekstil,

Kecantikan, Akupresure, Hantaran dan ICT oleh para pengajar agar bisa

bermanfaat kelak. Serta guru yang mengajar disekolah tersebut harus memiliki

ketrampilan khusus pada saat mengajar materi agar materi yang disampaikan dapat

diterima baik oleh para murid.1

SLB Negeri A (Persiapan BC) adalah sekolah yang terletak dilingkungan

yang nyaman. Banyak pohon-pohon yang menghiasi disekitar sekolah. Warga

sekitar sekolah sangat baik dan aktif. Setiap ada kegiatan di sekolah yang bersifat

social, warga sekitar selalu ikut serta dan meramaikannya.

SLB Negeri Bagian A Jakarta adalah sekolah negeri pertama di Jakarta

didirikan oleh pemerintah dengan Surat Keputusan dari Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan No.2/SK/B/III tanggal 13 Maret 1962 terletak di jalan R.S.

Fatmawati, Cipete, Jakarta Selatan. Sesuai Surat Keputusan Menteri Pendidikan

1 Wawancara Pribadi dengan Bapak Kastono, Kepala Sekolah SLB Negeri 1 Lebak Bulus Jakarta

Selatan, Jakarta 21 Februari 2013

Page 43: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

32

dan Kebudayaan RI No.0384/0/1987 tanggal 1 Juli 1987, SLB Negeri Bagian A

Jakarta dipindahkan dari R.S Fatmawati, Cipete, Jakarta Selatan ke kompleks SLB

A Pembina Tingkat Nasional, Jl. Pertanian Raya, Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta

Selatan. Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 1368/2007 SLB

Negeri A (Persiapan BC) Jakarta menjadi SLB Negeri 1 Jakarta, yang melayani

satuan pendidikan TKLB, SDLB, SMPLB, dan SMALB. Sejak tahun 2006 SLB

Negeri 1 Jakarta oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa ditunjuk sebagai

Sentra Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus untuk wilayah DKI

Jakarta.

Fungsi Sentra PK & LK

1. Kegiatan belajar mengajar bagi siswa PLB

2. Kemasyarakatan baik pendidikan maupun non kependidikan seperti usaha

jasa, seni dan budaya daerah

3. Pusat jaringan kerjasama antar sekolah, orangtua siswa, masyarakat, dunia

kerja, dan lembaga lain yang terkait

Pada tahun 2013 ini SLB Negeri 1 Lebak Bulus Jakarta Selatan tersebut

melakukan beberapa renovasi guna melengkapi sarana dan prasarana Dan pada

saat saya melakukan penelitian sudah tampak bangun baru di area sekolah itu. Hal

itu dilakukan supaya minat belajar mereka makin bertambah, dengan adanya

fasilitas baru.

Page 44: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

33

B. Visi dan Misi

1. Visi

Terwujudnya pelayanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus

menjadi yang mandiri, beriman, bertaqwa, sehat, cerdas dan terampil dalam

masyarakat Inklusif.

2. Misi

a. Mengurangi dampak ketunaan melalui rehabilitasi, tetapi ringan,

keterampilan dan lain-lain.

b. Meningkatkan dan memperluas pengetahuan, wawasan, pengalaman dan

sikap percaya diri melalui Kegiatan Belajar dan Mengajar (KBM).

c. Meningkatkan keterampilan dan memperluas peluang kerja melalui kursus

dan pelatihandi Bengkel Kerja PLB DKI Jakarta.2

Pendanaan sekolah berasal dari :

1. Biaya penyelenggaraan bersumber dari APBD, APBN dan masyarakat

2. Pengelolaan anggaran dilakukan sekolah secara mandiri dan transparan

3. Pertanggungjawaban berkala kepada pemerintah daerah, pusat ,komite

sekolah/orangtua dan institusi pemberi bantuan

4. Perencanaan pembiayaan dituangkan dalam RAPBS tahun ajaran

berjalan

2 Wawancara Pribadi dengan Bapak Kastono, Kepala Sekolah SLB Negeri 1 Lebak Bulus Jakarta

Selatan, Jakarta 21 Februari 2013

Page 45: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

34

C. Sarana dan Prasarana.

1. Sekolah Luar Biasa Lebak Bulus 1 Jakarta Selatan mempunyai sarana dan

prasarana sebagai berikut : 3

Tabel 1

3 Wowo, Sarana dan Prasarana SLB Negeri 1 Lebak Bulus Jakarta Selatan, 21 Februari 2013

No. Jenis Jumlah

Ruang

Luas/Ruang

(m2)

Keterangan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17

18.

19.

20.

21

Gedung Sekolah

Ruang Kepala Sekolah

Ruang guru

Ruang Perpustakaan

Ruang Tata Usaha

Ruang Tamu

Ruang Komite

Ruang UKS

Dapur Sekolah

Gudang

Ruang Kelas

Ruang Kekhususan

a. Ruang BPBI

b. Ruang Binadiri

Ruang WC / Kamar

Mandi

a. Kepala Sekolah

b. Guru Pria

c. Guru Wanita

d. Siswa Pria

e. Siswa Wanita

Ruang Keterampilan

a. Tata Busana

b. Otomotif

c. Tekstil

d. Tata Boga

e. Tata Kecantikan

f. Akupresure

g. Hantaran

h. ICT

Kantin Sekolah

Pos Keamanan

Halaman Sekolah /

Jalan/lapangan

Laboratorium IPA

(Biologi & Fisika)

Jaringan Listrik

Jaringan

Telpon/Facimile

Jaringan Internet

3

1

3

1

1

1

1

1

1

2

27

1

1

16

1

3

3

5

4

3

2

2

2

1

1

1

1

1

1

1

3

1

1

40,5

160

40,5

56

-

40,5

40,5

20

40,5

40,5

81

56

3

3

3

3

3

120

80

80

80

60

50

50

40,5

48

9

7000

40,5

5500

-

-

Satu komplek dengan SLB-A

Pembina Tingkat Nasional.

Menjadi satu dengan R. Kepsek.

Page 46: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

35

2. Struktur Organisasi Sekolah Luar Biasa Negeri (SLB) 1 Lebak Bulus Jakarta Selatan sebagai

berikut : 4

Tabel 2

4 Wowo, Struktur Organisasi SLB Negeri 1 Lebak Bulus Jakarta Selatan, 21 Februari 2013

No Nama

NIP

Tanggal

Lahir

L/P Status

Guru

Pendidikan

Terahir

Tugas

1 Kastono, MM.

195810101983021009

10/10/1958 L CPNS S2 Kepala

Sekolah

2 Dra Dewi

195910211992032002

21/10/1959 P CPNS S1 Wali

Kelas

3 Retno S.Pd

196110181994122001

18/10/1961 P CPNS S1 Wali

Kelas

4 Iim Maskiah, S.Pd

195807301982032005

30/07/1958 P CPNS S1 Wali

Kelas

5 Samsul Huda, S.Ag.

197201312000121001

31/01/1972 L CPNS S1 Wali

Kelas

6 Tugianto

17/07/1966 L CPNS S1 Wali

Kelas

7 Drs. Sugiharto

195902051988031004

05/02/1959 L CPNS S1 Wali

Kelas

8 Suhartinah

196703021993032005

02/03/1967 P CPNS S1 Wali

Kelas

9 Sumanto, S.Pd

196810121993031011

12/10/1968 L CPNS S1 Guru

Kelas

Page 47: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

36

3. Data Murid SMALB / B-C Negeri 1 Jakarta Tahun Pelajaran 2012 /2013.5

Tabel 3

SMALB / B (TUNARUNGU)

Kelas : X.A Kelas : X.B

Guru : Dra Dewi Guru : Retno S.Pd

Nama Murid

1. Iza Resita

2. Malik Nurul Huda

3. Dika Kurniawan

4. Istiar Lutfiani

5. Lidian Setieny

6. Asri Aliyani

Nama Murid

1. Gunawan

2. M. Rabbani Abbas

3. Mahbub Dwi Ashari

4. Ilham Fadillah

5. Siti Aisyah

6. Fitriah

7. Acmad Septiadi

5 Wowo, Data Murid SMALB / B-C Negeri 1 Jakarta Tahun Pelajaran 2012 / 2013, 21 Februari

2013

Kelas : XI

Kelas : XII

Guru : Iim Maskiah, S.Pd

Guru : Samsul Huda, S.Ag.

Nama Murid

1. Made Triyanto

2. Hidayah Catur Anindita

3. Luky Putri Wijayanti

4. Muhammad Syahquro

5. Muhammad Ziyan Sajjad

6. Ryan Priandika

7. Samuel Tulus Eliasta

8. Renita Oktaviani

9. Sahid Dwi Posorio

10. Galih Prih

Nama Murid

1. Bertha Margaretha

2. Harwinda Agustian

3. Heny Setiawati

4. Rizky Mandalika Putra

Page 48: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

37

SMALB / C (TUNAGRAHITA)

Kelas : XI

Kelas : XII

Guru : Drs. Sugiharto

Guru : Suhartinah

Nama Murid

1. Bobby Rahmatillah

2. Fajar Ahmad Abdila

3. Iin Alfianti

4. Tri Utama Putra Sakti

5. Indriyani Komala

6. Fatur Rahma

Nama Murid

1. Wahyudi

2. Astika Aprillia

3. Haposan Willy

4. Rio Pramudio

5. Ishal Ridho

6. Widya Aprillia

7. Imam Prakarti Budi S

8. Amal Gufron

9. Rian Firmansyah

10. Kamaludin

11. Indriyani Komala

Kelas : X

Guru : Tugianto

Nama

1. Maharani Mancak

2. Lisa Umami

3. Wildan Nabela Angusta

4. Ikhwan Aulia

5. Syaipul Anwar

6. Hafid Fadillah

7. M. Jumri

8. Sendi Nopayana

9. Ihwan Fahmi

10. Siga Wicaksono

11. Bimo Rabian Rachman

12. Agung wahyudi

13. Mailasari Adawiyah

14. Ana Mardiana

Page 49: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

38

D. Prestasi-prestasi Anak Tunarungu.6

Tabel 4

NO NAMA SISWA PRESTASI PERINGKAT TAHUN TINGKAT

1 Nur Annisa O.H Seni Lukis 2 2008 DKI Jakarta

2 Utria Lesmi Seni Lukis 3 2009 DKI Jakarta

3 Muthasim .A

Bulu

Tangkis 2 2009 Jak-Sel

4 Agung Wahyudi

Lempar

Jauh 2 2009 DKI Jakarta

5 Mery Amelia

Lempar

Cakram 1 2009 Nasional

6 Winda

Tolak

Peluru 1 2009 Nasional

7 Putri Widasari Sains 2 2010 Jak-Sel

8 M. Syehquro

Desain

Grafis 2 2010 DKI Jakarta

9 Badrina Alfi Hantaran 1 2010 DKI Jakarta

10 Malik Pantonim 1 2011 DKI Jakarta

11 Syechquro

Desain

Grafis 1 2011 DKI Jakarta

12 Winda

Lempar

Cakram 1 2011 DKI Jakarta

13 Ade Fauzan

Lempar

Cakram 2 2011 DKI Jakarta

14 Aditya

Desain

Grafis 2 2011 DKI Jakarta

15 Penggalang Kebersihan 1 2011 Jambore Cabang

Jakarta Selatan

16 Fajar.a Bola basket 1 2012 DKI Jakarta

17 Chaidir zein

Bulu

tangkis 1

2012

DKI Jakarta

18 Agung . W Atletik 2 2012 DKI Jakarta

19 Sega.w Sepak bola 3 2012 DKI Jakarta

20 Aulia Bocce Harapan 1 2012 DKI Jakarta

6 Wowo, Prestasi-prestasi Anak Tunarungu di SLB Negeri 1 Lebak Bulus , 21 Februari 2013

Page 50: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

39

E. Peserta didik di SLB Negeri B-C 1 Lebak Bulus Jakarta Selatan

1. Tunarungu adalah keadaan kehilangan pendengaran meliputi seluruh gradasi

tingkat baik ringan, sedang, berat dan sangat berat, yang akan mengakibatkan

pada gangguan komunikasi dan bahasa. Keadaan ini walaupun telah diberikan

alat bantu mendengar tetap memerlukan pelayanan pendidikan khusus.7

2. Tunagrahita atau anak yang mengalami keterlambatan dalam belajar (Sekolah

Luar Biasa Bagian C) disebabkan karena kemampuan mereka berada di bawah

rata-rata atau biasa disebut dengan tunagrahita. Kata lain dari tunagrahita

adalah retardasi mental (mental retardation). Secara etimologi kata tuna adalah

kurang, sedangkan grahita adalah lemah daya tangkap. Dengan demikian ciri

utama dari anak tunagrahita adalah lemah dalam berpikir atau bernalar.

Kurangnya kemampuan anak dalam berpikir dan bernalar mengakibatkan

kemampuan belajar, dan adaptasi sosial berada di bawah rata-rata.8

Berdasarkan PP No. 72 Tahun 1991 istilah yang digunakan pada saat ini untuk

anak yang memiliki tingkat kecerdasan rendah yaitu tunagrahita. Tunagrahita

adalah anak yang kecerdasannya berada dibawah rata-rata, sehingga sukar

untuk mengedakan interaksi dengan orang lain.

7 Departemen Pendidikan Nasional, Keterampilan Kompensatoris Bagi Anak Dengan Gangguan

Penglihatan (Tunanetra) dan Gangguan Pendengaran (Tunarungu), Jakarta : September 2006 8 Endang Rochyadi, Pengembangan Program Pembelajaran Individual bagi anak Tunagrahita (

Jakarta: Depertemen Pendidikan Nasional, 2005)

Page 51: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

40

Secara historis terdapat lima basis yang dapat dijadikan pijakan konseptual

dalam memahami tunagrahita yaitu:

a. Tunagrahita merupakan kondisi

b. Kondisi tersebut ditandai oleh adanya kemampuan mental jauh di bawah

rata-rata

c. Memiliki hambatan dalam penyesuaian diri secara social

d. Berkaitandenegan adanya kerusakan organik pada susunan syaraf pusat

e. Tunagrahita tidak dapat disembuhkan

Ada beberapa klasifikasi atau pengelompokan tunagrahita berdasarkan

berbagai tinjauan diantaranya :

a. Berdasarkan Kapasitas Intelektual (skor IQ)

1) Tubagrahita ringan IQ 50-70

2) Tunagrahita sedang IQ 35-50

3) Tunagrahita berat IQ 20-35

4) Sangat berat memiliki IQ dibawah 20

b. Berdasarkan kemampuan akademik

1) Tunagrahita mampudidik

2) Tunagrahita mampulatih

3) Tungrahita perlu rawat

c. Berdasarkan tipe klini pada fisik

1) Down’s Syndrome (mongolism)

2) Macro Cephalic

Page 52: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

41

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Penerapan Komunikasi Interpersonal Antara Guru dan Anak Tunarungu

Dalam menjelaskan komunikasi interpersonal antara guru agama dan anak

tunarungu dalam proses belajar mengajar merupakan suatu tahap pembekalan

yang dilakukan oleh guru, agar si anak kelak menjadi anak yang soleh dan soleha.

Serta bisa membahagiakan kedua orang tua mereka nantinya. Bahkan bisa

bermanfaat untuk masyarakat setempat.

Proses komunikasi sering kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari baik

langsung maupun tidak langsung. Komunikasi merupakan unsur terpenting dalam

kehidupan manusia. Sebab manusia itu adalah makhluk sosial yang dalam

kesehariannya memerlukan orang disekitar untuk diajak berkomunikasi. Dalam

dunia pendidikan, komunikasi sangat bermanfaat sekali karena komunikasi di

jadikan sarana untuk menyampaikan pengetahuan baik umum maupun agama.

Di Sekolah Luar Biasa Negeri 1 Lebak Bulus Jakarta Selatan memiliki

banyak kesamaan materi dengan SLB lainnya. Tetapi yang membedakan hanya

penyampaian materi dimasing-masing sekolah. Setiap sekolah memiliki ciri khas

tersendiri. Jika di sekolah biasa penyampaian materi hanya di lakukan sekali tetapi

berbeda hal dengan SLB yang terletak di Lebak Bulus ini. Penyampaian materi

disini dilakukan berulang kali tidak cukup hanya sekali saja. Karena daya tangkap

anak tunarungu disini berbeda-beda, ada yang daya tangkap cepat dan lambat. Dan

Page 53: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

42

disinilah pentingnya komunikasi interpersonal untuk memahami itu semua. Pada

saat penyampaian materi biasanya seorang guru agama sering menggunakan dua

jenis komunikasi yaitu verbal dan non verbal agar mudah dimengerti oleh si anak.

Dibutuhkan kesabaran lebih dari seorang guru yang sedang menjelaskan materi ke

anak tunarungu

Proses belajar mengajar di sekolah luar biasa negeri 1 lebak bulus Jakarta

selatan dengan taraf pendidikan SMA dimulai dari jam 07.00 hingga jam 12.00.

Materi agama di ajarkan pada hari rabu selama dua jam setiap minggunya. Pada

saat pelajaran agama dimulai, pertama guru mengawalinya dengan mengucapkan

salam dan dilanjutkan dengan membaca doa belajar lalu sebelum materi agama

dimulai biasanya guru selalu mengingatkan anak tunarungu agar membaca bacaan

shalat dan takbir, dengan cara ini diharapkan anak mulai terbiasa dengan berdoa

dan bacaan shalat.1

Pada saat berdoa seorang guru menaikkan kedua tangannya dan

melanjutkan dengan penyampaian materi. Penyampaian materi disini ada yang

menggunakan bahasa atau verbal dan menggunakan alat bantu biasa disebut non

verbal. Materi agama yang di jelaskan kali ini tentang ibadah shalat dan tata cara

berwudhu maka seorang guru akan bersiap-siap menjelaskan dengan metode yang

disesuaikan dengan si anak. Pada saat penyampaian materi tata cara berwudhu

seorang guru akan mempraktekan dengan bahasa isyarat seperti membasuh muka,

berkumur-kumur, membasuh hidung, membasuh muka, membasuk kedua tangan

dari sikut hingga jari-jari, membasuh rambut, membasuh telinga kanan dan kiri,

1 Wawancara Pribadi dengan Bapak Samsul, Guru Agama SLB Negeri 1 Lebak Bulus Jakarta

Selatan, Jakarta 28 Februari 2013

Page 54: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

43

membasuh kedua kaki dari mata sampai jari-jari begitu dengan gerakan-gerakan

shalat.

Guru agama berkata bahwa dia akan menjelaskan materi tentang ibadah

shalat, dan dia akan lebih mengutamakan materi yang bersifat kongkrit ketimbang

yang abstrak. Penyampaian seperti ini bermaksud untuk mempermudah anak

menangkap materi yang di sampaikan oleh gurunya.2 Dan metode yang digunakan

ialah sebagai berikut :

1. Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan

barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara

langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan

pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan.3

2. Metode demonstrasi adalah pertunjukan tentang proses terjadinya suatu

peristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan

agar dapat diketahui dan dipahami oleh peserta didik secara nyata atau

tiruannya.4

Metode demonstrasi adalah memeperagakan pembelajaran didepan anak

bagi anak tunarungu yang mereka punya gangguan pendengaran dan tidak mampu

berbicara maka metode demonstrasi harus ditunjang dengan metode-metode lain

tidak cukup di sekedar demo tetapi harus digabungan dengan bahasa oral yaitu

bahasa ceramah , kalau biasa orang menerangan, ketika guru mengajarkan tentang

tata cara shalat selain demonstrasi, maka metode ceramah, tanya jawab, bercerita,

2 Wawancara Pribadi dengan Bapak Samsul, Guru Agama SLB Negeri 1 Lebak Bulus Jakarta

Selatan, Jakarta 28 Februari 2013 3 Muhibbin Syah, Psikologi Kependidikan Suatu Pendekatan Baru (Bandung: Remaja Rosda

Karya, 2000) 4 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008)

Page 55: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

44

simulasi, peragaan langsung harus digabungkan secara bersama-sama untuk

mengajarkan ke anak, ketika anak tidak mampu mendengar maka guru lebih

mengutamakan metode yang bisa merangsang visual anak untuk anak paham,

karena anak tunarungu lebih mengandalkan penglihatan, ketika seorang guru

menerangkan tata-tata cara shalat misalkan, maka guru meggerakan seluruh

anggota badannya agar anak mengikutinya, kemudian masalah pendengaran ketika

anak tidak mendengar, perlu alat bantu yang lain agar si anak bisa mendengar

misalakan menggabungkan dengan komunikasi bahasa isyarat sebab anak tidak

bisa mendengar maka guru mengisyaratkan tentang takbir allahu akbar artinya

guru menjelaskan allah adalah maha besar begitu caranya itu dinamakan metode

demonstrasi. Catatan saya bahwa mengajar anak tunarungu sesungguhnya totalitas

metode harus dipakai tidak cukup dengan metode demo saja sebab guru harus

berkomunikasi total dengan anak tunarungu jadi tidak hanya menggunakan lisan

tapi body,isyarat, bahasa tubuh, mimik, sehingga anak paham apa yang diajarkan.5

Anak tunarungu mengetahui bahwa metode demonstrasi ialah metode yang

memberi contoh.6

Setelah dapat referensi dari buku bacaan, akhirnya penulis menarik

kesimpulan bahwa. Metode demonstrasi adalah suatu cara penyajian dalam

kegiatan belajar mengajar dengan cara mempraktekan kepada anak tunarungu

tentang materi yang ingin disampaikan misalkan tentang materi ibadah shalat.

Materi tersebut seorang guru mempraktekan bagaimana shalat yang baik dan benar

kepada anak muridnya. Dan metode demonstrasi biasanya itu diimbangi oleh

metode oral (lisan). Hal itu dilakukan untuk mempermudah anak tunarungu lebih

memahami tentang ibadah shalat. Seorang guru akan menyesuaikan dengan

karakter dari masing-masing anak. Dan setiap anak tunarungu memiliki karakter

yang berbeda-beda. Jadi dengan begitu berbeda-beda pula metode yang digunakan.

5 Wawancara Pribadi dengan Bapak Muhafid, Guru Agama SLB Negeri 1 Lebak Bulus Jakarta

Selatan, Jakarta 18 April 2013.

6 Wawancara Pribadi dengan M. Ziyan, Anak tunarungu di SLB Negeri 1 Lebak Bulus Jakarta

Selatan, Jakarta 29 Mei 2013.

Page 56: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

45

Pada saat penyampaian materi terkadang seorang guru akan menemukan

kesulitan, karena anak tunarungu asik dengan dunia sendiri dan banyak pula yang

sedang becanda dengan teman-teman sebayanya, biarpun begitu seorang guru

harus dapat mengatasi semua kendala yang ada di depan mata, caranya dengan

menyapa dan memberi peringatan yang baik terhadap anak tersebut.

Setelah penyampaikan materi, seorang guru memberi kesempatan kepada

anak muridnya untuk menanyakan kembali materi yang disampaikanya tadi. Hal

ini sering dilakukan guna melihat pesan yang disampaikan ke anak muridnya

diterima baik atau tidak. Barulah seorang akan memberi pelatihan sesudah proses

tanya jawab. Dalam pelaksanaan pelatihan terkadang murid akan menemukan

ketidakpahaman materi yang tadi sudah disampaikan. Bila hal itu terjadi murid

akan merespon dengan menanyakan kembali. Dan disinilah proses komunikasi

interpersonal berlangsung antara guru dan anak tunarungu, menanggapi respon

anak muridnya maka guru akan menjelaskan kembali materi yang tadi ditanyakan

muridnya. Bahkan penjelasan yang dilakukan guru itu tidak cukup hanya satu atau

dua kali saja. Untuk mempermudah penyampaian materi kadang kala guru

memanfaatkan alat bantu yang di sediakan sekolah tersebut. Biasanya setelah

dijelaskan beberapa kali, murid sedikit dekit akan paham, barulah guru akan

memberi tugas untuk menghafal dirumah. Tujuan dari pemberian tugas itu adalah

agar si anak mau mengulang kembali materi yang tadi diajarkan dan makin cepat

paham.

Page 57: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

46

Sebelum jam pulang tiba, seorang guru akan mengajak anak muridnya

mengulang bahan bacaan shalat dan doa harian secara bersama-sama, maksudnya

agar si anak bisa cepat hafal dan menerapkan pada kehidupan sehari-hari nantinya.

Pada saat diluar kelas murid anak tunarungu dibiasakan untuk menegur

siapa saja yang ditemuinya. Hal itu dilakukan agar menambah keakraban satu

sama lain. Dan peran orangtua terhadap anak diluar kelas cukup berat. Orang tua

wajib mengingatkan anaknya tentang tugas yang diberikan oleh guru dan

mengawasi di lingkungan sekitar. Agar tidak terjadi dengan hal-hal yang tidak

diinginkan.

Setelah penulis amati, komunikasi interpersonal yang dilakukan seorang

guru sebagai komunikator dalam proses belajar mengajar di sekolah luar biasa

negeri 1 lebak bulus ialah strateginya dengan menggunakan bahasa yang mudah

dipahami atau sederhana, mudah ditangkap oleh anak tunarungu selaku komunikan

yang memberi feedbeck setelah menerima pesan dari seorang komunikator.

B. Efektivitas Komunikasi Interpersonal Antara Guru dan Anak Tunarungu

Dalam menjelaskan efektifitas komunikasi interpersonal yang ada di

sekolah luar biasa negeri 1 lebak bulus. Pasti seorang guru akan berhadapan

dengan faktor pendukung dan penghambat. Oleh karena itu seorang guru harus

pintar-pintar menyikapinya dan menyelesaikanya. Jika tidak cepat diatasi akan

mengganggu tugasnya.

Page 58: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

47

Faktor pendukung dan penghambat metode demostrasi yaitu kalau demo

bagus untuk anak tapi ada sisi kelemahan tidak dibantu dengan pendekatan metode

lain tidak sampai arti sebuah demo sebab anak tidak paham yang diucapkan oleh

guru. Kalau alat bantu biasanya ada yang namanya peraga edukatif yg misalkan

alat bantu shalat, itu membantu anak memahami konsep yang di ajarkan guru,

memang demo itu memperagakan tapi lebih efektif ada alat bantu yang lain

misalkan puzzle, alat bantu gerak atau ICT kemudian dan video.7

Berikut ini adalah faktor-faktor pendukung dan penghambat untuk

terjadinya suatu proses komunikasi interpersonal yang efektif antara guru dan

tunarungu di melakasanakan kegiatan yang ada di sekolah tersebut, faktor itu

antara lain :

1. Faktor Pendukung

a. Alat peraga

Alat peraga yang dimaksud adalah alat tulis dan alat-alat mewarnai,

alat peraga yang ada dikelas ini cukup lengkap sehingga dapat digunakan

untuk mendukung kegiatan anak tunarungu dalam proses belajar mengajar.

Dengan begitu kegiatan belajar mengajar dapat berjalan efektif. Serta guru

merasa terbantu dengan adanya alat peraga yang disediakan.

b. Peran sesama guru

Pada saat guru sedang mengalami kesulitan menghadapi muridnya,

maka peran guru lain diperlukan sebagai tempat bertukar pikiran (curhat)

7 Wawancara Pribadi dengan Bapak Muhafid, Guru Agama SLB Negeri 1 Lebak Bulus Jakarta

Selatan, Jakarta 18 April 2013.

Page 59: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

48

dan memberikan saran untuk menyelesaikan kesulitan yang dihadapi.

Bukan malah menambah masalah.

c. Ruang kelas yang luas

Ruang kelas yang luas maksud adalah ruangan yang dilengkapi

dengan kebutuhan anak untuk belajar, serta untuk menimbulkan rasa tidak

bosan pada saat kegiatan belajar mengajar. Dan ruangan seperti ini bisa

dimanfaatkan untuk menimbulkan kreatifitas diri pada diri anak tunarungu.

d. Dukungan orangtua

Untuk anak-anak yang tinggal dirumah, seorang guru akan selalu

melaporkan setiap ada perkembangan anak didiknya kepada orang tua anak

tersebut. Hal itu dilakukan agar tidak hanya guru yang memberikan

dukungan kepada anak yang mengalami peningkatan yang signifikan.

Tetapi dukungan orangtua juga sangat membantu demi peningkatan

ananknya. Dan komunikasi orangtua dan guru tidak boleh terputus, demi

kemajuan anak tunarungu. Selain itu anak yang pulang ke rumah itu

cenderung lebih pintar dibandingkan dengan anak tunarungu yang ada

diasrama. Karena pada saat diberi tugas mereka yang dirumah ada yang

membimbing dan mengajarkan, sedangkan yang diasrama tidak ada yang

membimbing.

Page 60: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

49

2. Faktor Penghambat

a. Keadaan Mengajar

Keadaan guru yang kurang sehat atau sedang menghadapi masalah,

bisa disebut dengan faktor psikologis. Faktor ini bisa diminimalisir,

mengingat profesionalitas sebagai seorang guru bisa mengatasi keadaan

dan membedakan kepetingan pribadi dengan kepentingan anak muridnya.

b. Suasana hati yang tidak baik

Suasana hati yang tidak baik maksudnya adalah perasaan dalam hati

tidak baik dapat menimbulkan perasaan sedih, jika sedang berkelahi

dengan teman sebayanya. Bila ada murid yang berkelahi, maka tugas guru

yang paling utama adalah mendamaikannya. Karena sifat mereka yang

cenderung pendendam, untuk itu guru harus benar-benar meyakinkan

mereka supaya tidak saling membalas. Jika ingin memberi hukuman maka

harus kepada keduanya. Hal ini dilakukan untuk memberi pelajaran bahwa

siapapun yang membuat keributan adalah suatu perbuatan yang salah. Bila

mood anak tunarungu sedang sedih maka guru tidak bisa memaksakan. Hal

yang perlu dilakukan adalah membiarkan mereka melakukan hal yang

diinginkan tetapi tetap dalam pengawasan. Karena hal itu si anak dapat

pasif, hanya berdiam diri dan tidak mau mengikuti proses belajar. Bila

dipaksakan bisa berdampak buruk pada diri anak tunarungu.

c. Membutuhkan perhatian yang lebih dari guru

Page 61: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

50

Anak tunarungu memerlukan perhatian yang lebih dari guru. Bila

salah satu dari mereka ada yang sedang mencari perhatian maka guru harus

secepatnya mengalihkan kepada hal yang lain. Karena bila kemauan si

anak dituruti maka anak tunarungu lain ikut meminta perhatian yang lebih

dan itu semua bisa berdampak pada kegiatan yang sedang berlangsung.

d. Penggunaan bahasa

Gangguan bahasa dalam komunikasi disebut dengan gangguan

semantik. Dalam hal ini, bahasa yang digunakan oleh guru untuk

menyampaikan pesan kepada anak tunarungu harus sederhana dan mudah

dipahami. Selain itu penjelasan atau intruksi yang diberikan juga harus

disertai dengan alasan yang rasional, yang dapat mereka jumpai dalam

kehidupan sehari-hari.

Menurut Hallahan terdapat empat bidang hambatan kognisi pada anak yang

termasuk kategori retardasi mental, yaitu hambatan perhatian, hambatan ingatan,

hambatan bahasa dan hambatan akademik.8

Menurut Kumar efektifitas komunikasi interpersonal mempunyai lima ciri,

sebagai berikut :

1. Keterbukaan (openess) : Kemauan menanggapi dengan senang hati informasi

yang ditetima di dalam menghadapi hubungan antarpribadi.

2. Empati (empathy) : Merasakan apa yang dirasakan orang lain.

8 Agustyawati dan solicha, Psikologi Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus, (Jakarta: Lembaga

Penelitian UIN, 2009), hal.155

Page 62: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

51

3. Dukungan (supportiveness) : Situasi yang terbuka untuk mendukung

komunikasi berlangsung efektif.

4. Rasa positif (positiveness) : Seseorang harus memiliki perasaan positif

terhadap dirinya, mendorong orang lain lebih aktif barpartisipasi dan

menciptakan situasi komunikasi kondusif untuk interaksi yang efektif.

5. Kesetaraan (equality) : Pengakuan secara diam-diam bahwa kedua belah pihak

menghargai, berguna dan mempunyai sesuatu yang penting untuk

disumbangkan.9

Profesi guru sekolah luar biasa merupakan profesi yang cukup mulia. Karena mau

membagi waktunya untuk anak yang memiliki keterbelakangan fisik maupun

mental. Dan jadi guru sekolah luar biasa harus memiliki cara-cara untuk

melakukan pendakatan ke anak tunarungu. Serta dalam sistem pengajaran harus

memperhatikan beberapa aspek, antara lain:

1. Komunikator : seseorang yang harus mempunyai kredibilitas (source

credibility). Jika dalam hal ini guru tidak memiliki kredibilitas maka anak

tunarungu akan sulit menerima pesan yang disampaikan seorang guru, bahkan

si anak tidak mau mengikuti perintah gurunya. Selain itu harus memiliki daya

tarik (source attractiveness). Anak tunarungu dengan mudah menerima pesan

9 Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: Grasindo, 2004), cet.1, h.36.

Page 63: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

52

yang disampaikan oleh seorang guru, bila anak tunarungu merasa bangga dan

kagum terhadap sosok guru tersebut.

2. Pesan : sesutu yang harus dirancang dan diutarakan dengan sedemikian rupa

sehingga menarik bagi anak tunarungu. Pesan yang disampaikan harus

mengikut sertakan lambang-lambang yang dapat dipahami oleh si anak, serta

pesan harus disesuaikan dengan kebutuhannya. Jadi guru harus mengemas

pesan dangan sebaik mungkin dan jangan sampai terjadi miss understanding

antara guru dan anak runarungu.

3. Komunikan : ialah anak tunarungu yang mau mendengarkan dan menerima

pesan dari gurunya. Serta mau mengeluarkan respon dari pesan dari yang

diterima. Baik respon secara langsung atau tidak langsung.

Mata pelajaran agama hanya ada dua jam dalam seminggu. Materi yang diberikan

oleh guru agama ada yang berupa teori dan praktek. Pada saat mau praktek siswa

tunarungu diwajibkan membawa alat praktek yang diperlukan. Misalkan materi

kali berkaitan tentang ibadah shalat. Maka siswi perempuan diharapkan membawa

mukenah bagi yang beragama islam, siswa laki-laki membawa sarung. Jika semua

siswa-siswi membawa keperluan praktek yang diperlukan, maka pesan yang

dipesan yang disampaikan ke anak tunarungu cukup efektif. Dan mengikuti semua

diperintahkan oleh guru. Bila materi praktek itu tiba maka seluruh anak tunarungu

membawa perlengkapan yang diperlukan. Setelah itu mulai mereka dengan

berwudhu lalu dilanjutkan dengan shalat.

Page 64: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

53

Pertama-tama guru agama mencontohkan ke anak murid tentang gerakan

shalat. Tetapi sebelum itu mereka diajarkan membaca bacaan shalat. Dan mereka

mengikuti semua itu dengan keterbatasan yang mereka miliki. Guru agama selalu

mengingatkan mereka agar mengerjakan shalat. Dan perintah itu dikerjakan oleh

anak tunarugu biarpun masing bolong-bolong. Tapi peran guru agama tidak henti-

hentinya untuk mengingatkan ke mereka semua.10

Setelah mereka praktek shalat guru agama akan bercerita tentang ibadah

shalat. Maksud dari hal itu agar meningkatkan kesadaran anak tunarungu tentang

pentingnya ibadah shalat. Dan guru tidak pernah lelah untuk mengajar kepada

anak muridnya tentang ibadah shalat, diantaranya :

1. Sebelum shalat diawali dengan membersihkan diri (berwudhu)

2. Di awali dengan mengucapkan niat dan takbiratul ihram

3. Melaksanakan shalat tepat waktu

4. Melaksanakan dengan khusyu’

5. Melaksanakan tata tertib shalat secara berurutan

6. Mengutamakan shalat berjama’ah dan mengutamakan kerapatan shaff, serta

mengutamakan shaff terdepan

7. Mengakhiri dengan salam dan do’a

Dan perubahan pun bisa dilihat setelah diingatkan terus, banyak anak yang mulai

rajin shalat. Serta ada beberapa anak yang mulai shalat dengan sendirinya tanpa

10

Wawancara Pribadi dengan Bapak Samsul, Guru Agama SLB Negeri 1 Lebak Bulus Jakarta

Selatan, Jakarta 28 Februari 2013.

Page 65: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

54

diperintah lagi. Itu semua bisa membangkit teman sebayanya untuk mengerjakan

ibadah shalat.

Ibadah shalat merupakan sesuatu yang kerjakan oleh umat islam. Serta

termasuk rukun islam yang kedua. Maka dari seluruh umat islam wajib

mengerjakan. Shalat juga dapat mencegah kita dari perbuatan yang keji dan

mungkar. Berkaitan tentang hal itu sudah pernah dijelaskan pada materi minggu

lalu oleh guru agama disekolah itu. Anak tunarungu setelah mendengar hal itu ada

yang langsung meresponnya dan mempraktekannya dirumah. Hal itu dapat

diketahui berkat laporan orangtua murid kepada guru agama. Mendengar hal itu

guru agama mengucapakan alhamdullilah serta tersenyum.

Perubahan yang dapat dilihat dari anak adalah pada saat shalat zuhur tiba

mereka berbondong-bondong segera ke masjid yang ada lingkungan sekolah untuk

melaksanakan shalat zuhur. Dan tampak seketika masjid tampak penuh, tapi hal ini

belum menandakan tugas guru terutama guru agama berakhir. Bahkan tugas agama

makin sulit karena mempertahankan anak untuk mengerjakan shalat. Karena mood

anak tunarungu sering berubah dari masing-masing anak.

Bila pada saat dirumah peran orangtua melanjutkan apa yang tadi sudah

dikerjakan guru disekolah. Orang tua wajib mengingatkan tentang penting ibadah

shalat. Biar si anak mulai terbiasa mengerjakan shalat dirumah tanpa diperintah

lagi. Wajib menegur anaknya bila tidak mengerjakan shalat dengan menggunakan

bahasa yang baik.

Page 66: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

55

Semua itu bisa dikatakan efektif bila anak tunarungu sudah mengerjakan ke

tujuh hal yang diceritakan oleh guru agamanya. Mereka melakukan hal itu dengan

kemauan diri sendiri tanpa ada paksaan dari orang lain. Bahkan mereka dapat

mengamalkan ilmu yang mereka dapat kepada orang lain yang belum mengetahui.

Sebab ilmu yang bermanfaat itu ilmu yang bermanfaat pula bagi orang lain. Selain

itu mereka juga dapat mengendalikan emosi mereka masing-masing dan jarang

bertengkar satu sama lain. Bahkan ada dari mereka yang dapat membanggakan

nama orangtuanya pada saat memenangkan perlombaan mewarnai kaligrafi di

sekolahnya.

Page 67: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

56

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang saya sampaikan pada bab-bab terdahulu

tentang pelaksanaan ibadah shalat di sekolah luar biasa negeri 1 lebak bulus

jakarta selatan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut.

1. Pada saat penyampaian materi biasanya guru agama menggunakan

komunikasi interpersonal serta beberapa metode yang digunakan, antara

lain :

a. Metode demonstrasi adalah suatu cara penyajian dalam kegiatan belajar

mengajar dengan cara mempraktekan kepada anak tunarungu tentang

materi yang ingin disampaikan misalkan tentang materi ibadah shalat.

Materi tersebut seorang guru mempraktekan bagaimana shalat yang

baik dan benar kepada anak muridnya. Dan metode demostrasi biasanya

diimbangi oleh metode oral (lisan). Hal itu dilakukan untuk

mempermudah anak tunarungu lebih memahami tentang ibadah shalat.

2. Suatu efektivitas komunikasi interpersonal antara guru dan tunarungu

dalam meningkatkan kualitas ibadah shalat bisa dilihat, bila anak tuna

rungu sudah mengerjakan beberapa hal berikut :

a. Sebelum shalat diawali dengan membersihkan diri (berwudhu)

b. Di awali dengan mengucapkan niat dan takbiratul ihram

c. Melaksanakan shalat tepat waktu

d. Melaksanakan dengan khusyu’

Page 68: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

57

e. Melaksanakan tata tertib shalat secara berurutan

f. Mengutamakan shalat berjama’ah dan mengutamakan kerapatan

shaff, serta mengutamakan shaff terdepan

g. Mengakhiri dengan salam dan do’a

Semua itu dapat terlaksana bila ada kerjasama yang harmonis antar guru

dan orangtua murid. Saling bertukar informasi satu sama lain terkait

perkembang pada diri anak.

B. Saran

1. Untuk Pihak Sekolah

a. Dalam meningkatkan kualitas guru dari pihak sekolah sebaiknya

memberi pelatihan khusus, agar guru pada saat menerangan materi ke

anak muridnya bisa dengan cepat dan dipahami oleh anak tunarungu.

b. Melengkapi sarana dan prasarana disekolah agar kegiatan belajar

mengajar tambah efektif. Dapat pula menambah semangat belajar anak-

anak SLB baik tunarungu maupun tunagrahita.

2. Untuk Pihak Orang Tua

a. Dapat bekerja sama dengan baik dengan guru agar dapat memantau

perkembangan si anak

b. Lebih memperhatikan kembali kesehatan anak tunarungu agar anak

dapat menerima ilmu tanpa terganggu oleh apa pun.

3. Untuk Pihak Guru

Page 69: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

58

a. Lebih bersabar dalam menghadapi anak kebutuhan khusus khususnya

anak tunarungu

b. Dapat bekerja sama dengan orang tua anak tunarungu agar

meningkatkan prestasi anak

4. Untuk Pihak Masyarakat Sekitar SLB Negeri Lebak Bulus

a. Lebih ditingkatkan lagi rasa kepedulian terhadap SLB yang ada

lingkungannya.

b. Memunculkan perasaan memiliki SLB tersebut

5. Untuk Pihak Pemerintah

a. Sebaiknya Pemerintah terjun langsung ke SLB tersebut guna melihat

anak kebutuhan khusus yang berprestasi dan tidak sungkan untuk

memberikan beasiswa kepadanya.

b. Membantu melengkapi sarana dan prasarana yang kurang lengkap.

c. Membentuk tim khusus, guna mengawasi SLB yang didalam terdapat

anak berprestasi serta menyediakan wadah untuk mengembangkan

potensi yang dimilikinya.

Page 70: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

59

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Atabik dan Muhdlor, Zuhdi. Kamus Kotemporer Indonesia Arab. Yogyakarta:

Multi Karya Grafika, 1999.

Bittner, John R. Broadcasting and Telecommunication, An Introduction. New

Jersey: Prentice- Hall, 1985.

Budyatna, Muhammad dan Ganiem, Leila Mona. Teori Komunikasi Antarpribadi.

Jakarta: Kencana, 2011.

Depari, Eduard dan MacAndrews , Colin. Peranan Komunikasi Massa dalam

Pembangunan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1995

Departemen Pendidikan Nasional, Keterampilan Kompensatoris Bagi Anak

Dengan Gangguan Penglihatan (Tunanetra) dan Gangguan Pendengaran

(Tunarungu), Direktur Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan

Menengah Direktur Pembinaan Sekolah Luar Biasa ,Jakarta : September,

2006

Depdikbud. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1996.

DeVito, Joseph. Komunikasi Antarmanusia. Jakarta: Proffesional Book, 1997.

Effendy, Onong Uchjana. Dinamika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosda karya,

2008.

Effendy, Onong Uchjana. Hubungan Masyarakat Suatu Studi Komunikologis.

Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002.

Elliot, Barry and Elliot, Jamie. Financial Accounting and Reporting. Prentice Hall

(UK) Ltd, 1993.

Fajar, Marhaeni. Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktik. Jogjakarta: Graha Ilmu,

2009.

Hidayat, Kontribusi Orang Tua dalam Memberdayakan Anak Luar Biasa. Makalah

dalam Seminar nasional Pemberdayaan Kemandirian anak luar Biasa

menyongsong Abad XXI. 8 mei 1998. Jurusan KTP FIP IKIP MALANG.

Liliweri, Alo. Komunikasi Antarpribadi, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1991.

Maulana, Deddy. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda karya,

2004.

Page 71: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

60

Meleong, Lexi. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda karya,

2002.

Miller, Gerald R. & Steinberg, Mark. Between People: A New Analysis of

Interpersonal Communication, Michigan State University Science Research

Associates. 1975.

Nasuhi dkk, Hamid. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: CeQDA (Center

For Quality Development and Assurance) UIN Syarif Hidayatullah , 2007.

Al-Qardhawi, Yusuf . Ibadah Dalam Islam Terjemahan Umar Fanami. Surabaya:

PT Biru Ilmu, 1988.

Rahman, Afzalur Tuhan Perlu Disembah: Eksplorasi dan Manfaat Shalat Bagi

Hamba. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2002.

Rochyadi, Endang. Pengembangan Program Pembelajaran Individual bagi anak

Tunagrahita. Jakarta: Depertemen Pendidikan Nasional, 2005.

Rogers, Edna. “Relation Communication Processes and Patern” in Rethinking

Communication Vol.2, 2002.

Sendjaja, S. Djuarsa. Teori Komunikasi. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas

Terbuka, 2005.

Soemitro, Ronny Hanitijo. Metodologi Penelitian Hukum. Jakarta: Ghila

Indonesia, 1985.

Solicha, Agustyawati. Psikologi Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. Jakarta:

Lembaga Penelitian UIN, 2009.

Sugiyo. Komunikasi Antar Pribadi, Semarang: Unnes Press, 2005

Tebba, Sudirman. Nikmatnya Shalat Jamaah. Jakarta: Pustaka irVan, 2008.

Trenholm, Sarah and Jensen, Arthur. Interpersonal Communication. Belmont,

California: Wadsworth Publish-ing Company, 1995.

IGAK, Wardhani. Pengantar Pendidikan Luar Biasa. Jakarta : Universitas terbuka,

2007.

Winarsih, Murni. Pendidkan bahas bagi Anak Gangguan pendengaran Dalam

Keluarga. Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan Nasional, 2007.

Wiryanto. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Grasindo, 2004.

Page 72: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

61

Syah, Muhibbin. Psikologi Kependidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung:

Remaja Rosda Karya, 2000.

Djamarah, Syaiful Bahri . Psikologi Belajar . Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008

Page 73: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

JAWABAN DARI BAPAK KASTONO

1. Kapan berdirinya SLB Negeri 1 Lebak Bulus ?

Berdirinya SLB Negeri Bagian A Jakarta adalah dari Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan No.2/SK/B/III tanggal 13 Maret 1962 terletak di jalan R.S.

Fatmawati, Cipete, Jakarta Selatan. SLB Negeri Bagian A Jakarta dipindahkan

dari R.S Fatmawati, Cipete, Jakarta Selatan ke kompleks SLB A Pembina

Tingkat Nasional, Jl. Pertanian Raya, Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan.

Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 1368/2007 SLB

Negeri A (Persiapan BC) Jakarta menjadi SLB Negeri 1 Jakarta, yang melayani

satuan pendidikan TKLB, SDLB, SMPLB, dan SMALB. Sejak tahun 2006

SLB Negeri 1 Jakarta oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa ditunjuk

sebagai Sentra Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus untuk

wilayah DKI Jakarta.

2. Apa maksud dan tujuan didirikannya SLB Negeri 1 Lebak Bulus ?

Maksud dan tujuan dari SLB ini adalah membantu masyarakat yang memiliki

anak berkebutuhan khusus dan pemerintah untuk menyelenggarakan

pendidikan nasional

3. Apa visi dan misi SLB Negeri 1 Lebak Bulus ?

Visi dan misi SLB 1 Lebak Bulus ada sebagai berikut :

Visi

Page 74: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

JAWABAN DARI BAPAK KASTONO

Terwujudnya pelayanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus menjadi

yang mandiri, beriman, bertaqwa, sehat, cerdas dan terampil dalam masyarakat

Inklusif.

Misi

a. Mengurangi dampak ketunaan melalui rehabilitasi, tetapi ringan,

keterampilan dan lain-lain.

b. Meningkatkan dan memperluas pengetahuan, wawasan, pengalaman dan

sikap percaya diri melalui Kegiatan Belajar dan Mengajar (KBM).

c. Meningkatkan keterampilan dan memperluas peluang kerja melalui kursus

dan pelatihandi Bengkel Kerja PLB DKI Jakarta.

Apa saja prestasi anak tuna rungu di SLB ini ?

4. Apa saja fasilitas yang ada di SLB ini, untuk menunjang potensi anak khusus

bidang agama ?

Banyak fasilitas yang ada di SLB ini antara lain : LAB IPA, Ruang

Keterampilan ( keterampila tata boga, tata busana, otomotif, ICT ) dll

5. Ada berapa jumlah peserta didik di SLB Negeri B-C 1 Lebak Bulus ?

Jumlah peserta didik di SLB ini sekitar 220 anak terdiri dari anak tuna rungu

110 dan tunagrahita 110.

Page 75: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

JAWABAN DARI BAPAK KASTONO

6. Bagaimana metode pengajaran yang digunakan oleh SLB Negeri 1 Lebak

Bulus ?

Metode yang sering digunakan dalam pengajaran di SLB ini adalah metode

demonstrasi yang diimbangi metode oral.

Page 76: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

1. Apa itu metode demonstrasi ?

metode yang memberikan contoh

2. Bagaimana pendapat anda tentang metode demonstrasi yang diterapkan ke

dalam ibadah shalat?

Mencoba atau melakukan atau mengerjakan untuk shalat yang diajarkan oleh

Pak Samsul

3. Faktor pendukung dan penghambat metode demonstrasi?

Faktor pendukung berupa buku, tulisan dipapan tulis dan video tentang shalat

Faktor penghambat ialah surat-surat yang panjang

Interviwer Interviewee

Page 77: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

(Eko Wahyudi) (Anak Tunarungu )

Page 78: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

JAWABAN DARI BAPAK MUHAFID

1. Apakah yang dimaksud dengan metode demonstrasi ?

Metode demonstrasi adalah memeperagakan pembelajaran didepan anak bagi

anak tunarungu yang mereka punya gangguan pendengaran dan tidak mampu

berbicara maka metode demonstrasi harus ditunjang dengan metode-metode lain

tidak cukup di sekedar demo tetapi harus digabungan dengan bahasa oral yaitu

bahasa ceramah , kalau biasa orang menerangan, ketika guru mengajarkan tentang

tata cara shalat selain demonstrasi, maka metode ceramah, tanya jawab, bercerita,

simulasi, peragaan langsung harus digabungkan secara bersama-sama untuk

mengajarkan ke anak, ketika anak tidak mampu mendengar maka guru lebih

mengutamakan metode yang bisa merangsang visual anak untuk anak paham,

karena anak tunarungu lebih mengandalkan penglihatan, ketika seorang guru

menerangkan tata-tata cara shalat misalkan, maka guru meggerakan seluruh

anggota badannya agar anak mengikutinya, kemudian masalah pendengaran ketika

anak tidak mendengar, perlu alat bantu yang lain agar si anak bisa mendengar

misalakan menggabungkan dengan komunikasi bahasa isyarat sebab anak tidak

bisa mendengar maka guru mengisyaratkan tentang takbir allahu akbar artinya

guru menjelaskan allah adalah maha besar begitu caranya itu dinamakan metode

demonstrasi. Catatan saya bahwa mengajar anak tunarungu sesungguhnya totalitas

metode harus dipakai tidak cukup dengan metode demo saja sebab guru harus

berkomunikasi total dengan anak tunarungu jadi tidak hanya menggunakan lisan

tapi body,isyarat, bahasa tubuh, mimik, sehingga anak paham apa yang diajarkan.

Page 79: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

JAWABAN DARI BAPAK MUHAFID

2. Faktor pendukung dan penghambat metode demonstrasi?

Kalau demo bagus untuk anak tapi ada sisi kelemahan tidak dibantu dengan

pendekatan metode lain tidak sampai arti sebuah demo sebab anak tidak paham

yang diucapkan oleh guru. Kalau alat bantu biasanya ada yang namanya peraga

edukatif yg misalkan alat bantu shalat, itu membantu anak memahami konsep yang

di ajarkan guru, memang demo itu memperagakan tapi lebih efektif ada alat bantu

yang lain misalkan puzzle, alat bantu gerak atau ICT kemudian dan video.

Page 80: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

JAWABAN DARI BAPAK SAMSUL

1. Sudah berapa lama mengajar di SLB Negeri 1 Lebak Bulus ?

Saya mengajar di sekolah ini dari 4 juni 2004 sampai 2013

2. Bagaimana cara menjelaskan pelajaran ke anak tuna rungu ?

Cara menjelaskan ke anak tuna rungu hampir sama dengan anak pada

umumnya, dengan menggunakan semua metode yang ada, dengan

menyesuaikan dengan si anak, contoh : lebih mengutamakan materi yang

kongkrit ketimbang yang abstrak.

3. Bentuk komunikasi apa yang di gunakan untuk menyampaikan materi ?

Komunikasi yang digunakan adalah komunikasi yang bisa memahami karakter

anak baik verbal maupun non verbal. komunikasi tersebut saling menunjang

satu sama lain.

4. Bagaimana cara pendekatan ke anak tuna rungu ?

Cara pendekatan ke anak tunarungu dengan kita bersimpati dan empati dengan

begitu kita dapat memahami karakter si anak.

Page 81: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

JAWABAN DARI BAPAK SAMSUL

5. Efektifkah komunikasi Interpersonal di gunakan dalam menerangkan materi

agama terutama tentang ibadah shalat ?

Sangat efektif, dengan adanya komunikasi interpersonal bisa memahami

karakter si anak dan menjelaskan materi ibadah sahalat lebih mudah dapat

dipahami.

6. Bagaimana cara meningkat kualitas ibadah shalat di kalangan anak tunarungu ?

Membiasakan shalat di sekolah dan di ingatkan terus menerus.

Page 82: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

METODE DEMONSTRASI

Page 83: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan
Page 84: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

STANDAR KOMPETENSI :

Melaksanakan shalat fardlu dengan tertib

KOMPETENSI DASAR :

Menyerasikan bacaan shalat dengan

gerakannya

Page 85: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

TUJUAN

SISWA DAPAT MENYERASIKAN

BACAAN SHOLAT DENGAN

GERAKANNYA DAN DAPAT

MENGAMALKAN DALAM

KEHIDUPAN SEHARI-HARI.

Page 86: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

TATA URUTAN SHALAT 1. Niat

2. Takbiratul ikhram

3. Membaca surah al-fatikhah

4. Rukuk’

5. I’tidal

6. Sujud

7. Duduk antara dua sujud

8. Duduk tasyahud awal

9. Duduk tasyahud akhir

10. Membaca salam yang pertama

Page 87: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan
Page 88: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan
Page 89: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan
Page 90: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan
Page 91: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

DUDUK IFTIROSY

Page 92: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan
Page 93: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan
Page 94: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

Ketua : Samsul Huda S.Ag

Sekretaris : Umar S.HI

ANGGOTA :

Marfuatun,S.Ag

H.Mansyur, A.MApd

Siti Rahmah,S.PdI

Lili Muflihah, S.PdI

Endang Susilowati, S.Ag

Musringah,S.Pdi

Sumarto, S.Pd

Dra.Rosyita

C.Syahrul, S.Pd

Muhtar Edy Sucipto, S.PdI

Page 95: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

GEDUNG SLB NEGERI 1 LEBAK BULUS

Page 96: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

MASJID DI SLB NEGERI 1 LEBAK BULUS

Page 97: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

ANAK SMA TUNARUNGU SEDANG MELAKSANAKAN IBADAH SHALAT

Page 98: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

ANAK SMA TUNARUNGU SEDANG MELAKSANAKAN IBADAH SHALAT

Page 99: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

ANAK SMA TUNARUNGU SEDANG MELAKSANAKAN IBADAH SHALAT

Page 100: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

ANAK SMA TUNARUNGU SEDANG MELAKSANAKAN IBADAH SHALAT

Page 101: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

ANAK SMA TUNARUNGU SEDANG MELAKSANAKAN IBADAH SHALAT

Page 102: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

BAPAK SAMSUL GURU AGAMA DI SLB NEGERI 1 LEBAK BULUS

Page 103: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

ANAK SMA TUNARUNGU SEDANG MELAKUKAN UPACARA

Page 104: NIM: 109051000119 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27649/1/EKO... · bersumber dari buku referensi tentang anak tunarungu dan

FOTO BERSAMA DENGAN ANAK SMA TUNARUNGU SERTA GURU

AGAMA