nilai pendidikan karakter dalam novel ayah karya …

233
i NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA ANDREA HIRATA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA SKRIPSI Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Nurkholis NIM 112110046 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO 2016

Upload: others

Post on 01-Nov-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

i

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH

KARYA ANDREA HIRATA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA

DI KELAS XI SMA

SKRIPSI

Disusun sebagai Salah Satu Syarat

untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Nurkholis

NIM 112110046

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO

2016

Page 2: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …
Page 3: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …
Page 4: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN

MOTO

“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah

kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni’mat Allah kepadamu ketika kamu

dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu,

lalu menjadilah kamu karena ni’mat Allah orang-orang yang bersaudara; dan

kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu

daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar

kamu mendapat petunjuk.” (QS Ali Imran [3]: 103)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya dedikasikan kepada:

1. Kedua orangtua Bapak Muhasim dan Ibu

Munawarotun tercinta yang selalu memberi

doa restunya.

2. Kakakku Masngidah S.Pd. terima kasih untuk

doa, semangat dan dukungannya.

3. Teman-teman seperjuangan. Mayang, Rini,

Whinta, Tari, Lika, Dayat dan bang Ryo,

terimakasih atas segala bantuan dan motivasi,

kalian adalah sahabat terbaikku.

4. Teman-teman kostku. Fata, Koyin, Ajim, Riko

dan Adit yang selalu mendukung dan

senantiasa memotivasi.

Page 5: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …
Page 6: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

vi

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt. atas limpahan rahmat,

taufik, dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Nilai

Pendidikan Karakter Dalam Novel Ayah Karya Andrea Hirata dan Skenario

Pembelajarannya di Kelas XI SMA”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi tugas akhir penyelesaian studi

program Strata I (S1) Pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah

Purworejo.

Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik berkat bantuan dari berbagai

pihak, baik bantuan moral maupun spiritual. Oleh karena itu, pada kesempatan ini

penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Muhammadiyah Purworejo, yang telah memberikan

kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di Universitas

Muhammadiyah Purworejo;

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Purworejo, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan

penelitian tentang sastra;

3. Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, sekaligus

Pembimbing I Drs. H. Bagiya, M. Hum. Universitas Muhammadiyah

Purworejo yang telah menyetujui skripsi ini;

Page 7: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …
Page 8: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

viii

ABSTRAK

Nurkholis. “Nilai Pendidikan Karakter dalam Novel Ayah Karya Andrea Hirata dan

Skenario Pembelajarannya di Kelas XI SMA”. Skripsi. Program Studi Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia. Universitas Muhammadiyah Purworejo. 2016.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan (1) unsur intrinsik, (2) nilai

pendidikan karakter yang terdapat dalam novel Ayah karya Andrea Hirata, dan (3)

skenario pembelajaran nilai pendidikan karakter dalam novel Ayah karya Andrea Hirata

di SMA.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Objek penelitian ini

adalah nilai pendidikan karakter dalam novel Ayah Karya Andrea Hirata. Fokus penelitian

ini pada pendidikan karakter yang berbentuk nilai-nilai kebaikan dan skenario

pembelajarannya di Kelas XI SMA. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik

studi pustaka, teknik simak, dan teknik catat. Instrumen penelitian yang dipakai dalam

penelitian ini adalah kertas pencatat data yang digunakan untuk mencatat data nilai-nilai

moral. Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi. Teknik penyajian hasil analisis

ini dilakukan dengan menggunakan teknik informal.

Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa (1) unsur intrinsik novel Ayah

terdiri dari: (a) tema: kasih sayang dan cinta seorang ayah terhadap anak, (b) tokoh dan

penokohan: Sabari merupakan tokoh utama dengan watak penyabar, pekerja keras,

kreatif, cerdas, periang, baik hati, setia, dan lugu, dengan beberapa tokoh tambahan yang

mendukung, yaitu Amiru (Zorro), Ukun, Tamat, dan Toharun, (c) alur: alur campuran, (d)

latar tempat: Beranda Rumah, Markas Pertemuan Buruh, Rumah Amirza, KampungNira,

Warung Kopi, Kampung Belantik, Kios Elektronik, Sekolah, Pusat Kota, Stasiun Radio,

Tanjung Pandan, Kantor Gadai, Pantai Barat, Ruang Sidang, dan Dermaga, latar waktu:

pagi, siang, sore, malam, senin, dan februari, dan latar sosial: kehidupan penduduk Nira,

kepercayaan kampong Belantik, tingkah anak SMA, kebiasaan orang yang menghadiri

persidangan, dan kekaguman sang juruantar terhadap sosok Sabari, dan (e) sudut pandang:

persona ketiga serba tahu, (2) nilai pendidikan karakter novel Ayah meliputi: nilai

religius, jujur, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, cinta tanah air,

menghargai prestasi, komunikatif senang bersahabat atau proaktif, cinta damai, gemar

membaca, peduli sosial dan tanggung jawab, (3) Skenario pembelajaran novel Ayah Karya

Andrea Hirata di kelas XI SMA menggunakan model pembelajaran kooperatif Group

Investigation dengan tahap pendahuluan guru mengkondisikan keadaan siswa agar siap

untuk menerima materi pelajaran yang akan disampaikan, lalu pada tahap inti guru

menerangkan materi tentang unsur-unsur intrinsik dan nilai pendidikan karakter, kemudian

guru meminta para siswa untuk mendiskusikannya, dalam tahap penutup guru merefleksi

kegiatan pembelajaran sastra yang terdapat dalam novel untuk membangun karakter siswa.

Kata kunci: Nilai Pendidikan Karakter, Novel Ayah, Skenario Pembelajaran.

Page 9: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................................... ii

PENGESAHAN .................................................................................................... iii

MOTO PERSEMBAHAN .................................................................................... iv

PERNYATAAN .................................................................................................... v

PRAKATA ............................................................................................................ vi

ABSTRAK ............................................................................................................ viii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN. ........................................................................................ xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1

B. Penegasan Istilah ....................................................................................... 10

C. Rumusan Masalah… ................................................................................. 13

D. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 13

E. Manfaat Penelitian .................................................................................... 14

F. Sistematika Skripsi .................................................................................... 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORETIS

A. Tinjauan Pustaka ....................................................................................... 17

B. Kajian Teoretis .......................................................................................... 21

1. Unsur Intrinsik Novel .......................................................................... 21

a. Tema .............................................................................................. 21

b. Tokoh dan Penokohan ................................................................... 22

c. Alur ............................................................................................... 24

d. Latar .............................................................................................. 26

e. Sudut Pandang ............................................................................... 27

2. Pendidikan Karakter dalam Karya Sastra ........................................... 28

a. Hakikat Pendidikan ....................................................................... 31

b. Pengertian Karakter ....................................................................... 32

Page 10: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

x

c. Pendidikan Karakter… .................................................................. 33

d. Fungsi Pendidikan Karakter .......................................................... 34

e. Tujuan Pendidikan Karakter ......................................................... 36

f. Nilai Karakter ................................................................................ 37

3. Skenario Pembelajaran ........................................................................ 41

a. Pengertian Pembelajaran Sastra .................................................... 41

b. Tujuan Pembelajaran Sastra .......................................................... 42

c. Manfaat Pembelajaran Sastra ........................................................ 43

d. Bahan Pembelajaran Sastra............................... ............................ 44

e. Metode Pembelajaran Sastra ......................................................... 44

f. Model Pembelajaran...................................................................... 46

g. Langkah-langkah Pembelajaran Sastra ......................................... 49

h. Sumber Belajar .............................................................................. 51

i. Evaluasi ......................................................................................... 51

BAB III METODE PENELITIAN

A. Objek Penelitian ........................................................................................ 53

B. Fokus Penelitian ........................................................................................ 53

C. Sumber Data .............................................................................................. 54

D. Instrumen Penelitian.................................................................................. 55

E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 56

F. Teknik Analisis Data ................................................................................. 58

G. Teknik Keabsahan Data ........................................................................... 59

H. Teknik Penyajian Hasil Analisis .............................................................. 59

BAB IVPENYAJIAN DAN PEMBAHASAN DATA HASIL PENELITIAN

A. Penyajian Data .......................................................................................... 61

B. Pembahasan ............................................................................................... 68

BAB V

A. Simpulan ................................................................................................... 162

B. Saran .......................................................................................................... 164

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

xi

DAFTAR TABEL

1. Tabel Unsur Instrinsik Novel Ayah karya Andrea Hirata……………... 59

2. Tabel Nilai Pendidikan Karakter Novel Ayah karya Andrea Hirata…... 60

Page 12: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Sinopsis

Lampiran 2. Biografi Pengarang

Lampiran 3. Daftar Tabel

Lampiran 4. Silabus

Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Lampiran 6. Kartu Pencatat Data

Lampiran 7. Daftar Hasil Wawancara

Lampiran 8. Surat Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing Skripsi

Lampiran 9. Kartu Bimbingan Skripsi

Page 13: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dikemukakan latar belakang masalah, penegasan istilah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika skripsi.

A. Latar Belakang Masalah

Sastra merupakan sebuah hasil pemikiran manusia yang imajinatif dan

kreatif serta merupakan sebuah hasil interpretasi dari kehidupan manusia itu

sendiri yang berbentuk bahasa. Walaupun sering disebut dengan karya fiksi,

tetapi tidak serta merta hanyalah fiksi belaka. Sastra yang disebut karya sastra

tersebut di dalamnya menyangkut tentang kehidupan manusia dalam

kehidupan sehari-hari. Dinamika-dinamika kehidupan banyak tersaji di dalam

sebuah karya sastra, yaitu mengenai sosial, politik, ekonomi, budaya, religius,

dan sebagainya.

Semi menyatakan bahwa sastra adalah suatu bentuk dan hasil

pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya

dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya (Widayat, 2011:9). Dari

pendapat tersebut disebutkan bahwa sastra merupakan bentuk karya seni yang

mengungkap atau menggambarkan kehidupan manusia itu sendiri.

Wellek dan Warren (1989: 14) menyatakan bahwa sastra diterapkan

pada seni sastra, yaitu sastra sebagai karya sastra yang imajinatif. Sastra yang

imajinatif memiliki manfaat dan menghibur penikmat sastra. Sastra juga

menampilkan keindahan dan mengajarkan sesuatu tentang kehidupan. Dari

pendapat tersebut, diungkapkan bahwa sastra merupakan bentuk seni

Page 14: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

2

keindahan yang imajinatif serta menampilkan suatu gambaran

kehidupan yang dijadikan sebagai pembelajaran.

Salah satu bentuk karya sastra adalah novel. Novel adalah karya fiksi

yang dapat mengemukakan sesuatu secara bebas, menyajikan sesuatu secara

lebih banyak, lebih rinci, lebih detail, dan lebih banyak melibatkan berbagai

permasalahan yang lebih kompleks (Nurgiantoro, 2010: 11). Novel tidak

hanya berisi khayalan belaka namun menampilkan gambaran kehidupan

sedangkan kehidupan itu merupakan suatu kenyataan sosial yang terjadi di

lingkungan masyarakat.

Sebagaimana yang dikatakan Nurhayati (2012: 5), novel merupakan

pengungkapan dari fragmen (cuplikan) kehidupan manusia dalam jangka

yang lebih panjang. Novel tidak hanya berisi khayalan belaka akan tetapi,

menampilkan gambaran kehidupan yang merupakan suatu kenyataan sosial

yang terjadi dilingkungan masyarakat.

Berbagai masalah dan pengalaman hidup, baik yang bersifat

individual maupun yang bersifat sosial dapat diangkat. Pengarang secara

tidak langsung mengajak pembaca untuk menyelami dunia baru, sastra sangat

efektif jika digunakan sebagai media mempertajam perasaan karena sastra

memberikan gambaran kehidupan dengan berbagai masalah dan pilihan hidup

untuk secara bijaksana memilih jalan kebaikan atau keburukan dan akibat-

akibat yang ditimbulkan dari pilihan tersebut. Novel, dipihak lain, berhubung

adanya ketidakterikatan pada panjang cerita yang memberi kebebasan kepada

Page 15: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

3

pengarang, umumnya memiliki lebih dari satu plot: terdiri dari satu plot

utama dan sub-subplot (Nurgiyantoro, 2010: 12).

Karya sastra berbentuk novel tersebut diciptakan tidak hanya untuk

dijadikan sebagai hiburan melainkan dijadikan sebagai pembelajaran. Dalam

sebuah novel, pengarang banyak sekali memunculkan fenomena-fenomena

kehidupan yang mengacu kepada nilai-nilai kebaikan serta kebalikannya.

Sebagai catatan bahwa fenomena negatif yang dimunculkan oleh pengarang

dalam sebuah novel bertujuan untuk dijadikan sebagai pertimbangan dari

yang buruk untuk memilih yang baik dengan cara memunculkan keduanya

sebagai pembelajaran yang lebih kompleks.

Dalam kaitanya dengan pembelajaran, novel dijadikan sebagai media

dan bahan ajar oleh guru. Novel sebagai bahan pembelajaran ini merupakan

apresiasi yang utama adalah siswa termotivasi untuk membaca sehingga dari

kegiatan membaca peserta didik dapat mengambil nilai-nilai kebaikan yang

ada didalam novel. Peranan membaca sangat besar pengaruhnya bagi

kehidupan manusia. Membaca merupakan proses berpikir dan bernalar atau

sebagai proses pengolahan bahasa untuk mendapatkan informasi dari sesuatu

yang tertulis (Sukirno, 2009: 2). Dengan membaca, manusia dapat

memperoleh pengetahuan yang sangat berguna bagi dirinya sendiri maupun

orang lain.

Selain itu, peran guru sangatlah penting, yaitu memilih bahan ajar

untuk menopang peserta didik dalam mengapresiasi serta membimbing

peserta didik sehingga mampu menangkap nilai-nilai karakter yang ada

Page 16: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

4

didalamnya. Seringkali pengarang menyampaikan gagasan, pesan dan nilai

moral dalam novel secara tersirat, pembaca diharapkan mampu menangkap

pesan-pesan tersebut melalui proses berpikir dan merenungkannya.

Pengarang menyampaikan pesan melalui bahasa yang membutuhkan proses

berpikir dan merenung, disanalah letak kelebihan sastra sebagai media

pembentukan watak, dengan mengapresiasi karya sastra pembaca sekaligus

membangun kepribadiannya dengan merenungkan hal-hal baik ataupun buruk

yang terkadang tak disadarinya (Nurgiyantoro, 2010: 339).

Setiap pribadi dalam kehidupan nyata memiliki potensi menjadi

pribadi yang baik atau menjadi pribadi yang buruk dan menentukan pilihan

hidup untuk menjadi seseorang yang berkarakter dan menjalani kehidupan

dengan memegang teguh nilai-nilai kebaikan dan bermoral atau sebaliknya.

Tentunya setiap manusia ingin menjadi pribadi yang memegang teguh nilai

kebaikan dan menjunjung moral sehingga menjadi pribadi yang berkarakter.

Karakter bukanlah sesuatu yang didapatkan secara genetik, karakter

merupakan hasil dari belajar dan membutuhkan proses untuk memilikinya.

Seseorang dikatakan berkarakter apabila ia mampu menerapkan nilai-nilai

kebaikan dan moral dalam kehidupannya. Perkembangan karakter pada setiap

individu dipengaruhi oleh faktor bawaan (nature) dan faktor sosialisasi dan

lingkungan (nature) (Muslich, 2014: 96).

Pendidikan, sebagai usaha dan kegiatan manusia dewasa terhadap

manusia yang belum dewasa, bertujuan untuk menggali potensi-potensi

tersebut agar menjadi aktual dan dapat dikembangkan. Dengan begitu,

Page 17: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

5

pendidikan adalah alat untuk memberikan rangsangan agar potensi manusia

tersebut berkembang sesuai dengan apa yang diharapkan. Dengan

berkembangnya potensi-potensi itulah, manusia akan menjadi manusia dalam

arti yang sebenarnya. Di sinilah, pendidikan sering diartikan sebagai upaya

manusia untuk memanusiakan manusia, sehingga manusia tersebut mampu

memenuhi tugasnya sebagai manusia dan menjadi warga negara yang baik

dan berguna dalam memajukan bangsa.

Pendidikan dapat terjadi melalui interaksi manusia dengan

lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun sosial. Proses interaksi

tersebut akan berlangsung dan dialami manusia selama hidupnya. Interaksi

manusia dalam lingkungan sosialnya menempatkan manusia sebagai mahluk

sosial, yaitu makhluk yang saling memerlukan, saling bergantung, dan saling

membutuhkan satu sama lain, termasuk membutuhkan pendidikan yang di

dalamnya memerlukan interaksi satu sama lain. Di samping itu, manusia

sebagai makhluk sosial terikat dengan sistem sosial yang lebih luas.

Sekolah, sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional, tidak dapat

dipisahkan dari sistem kehidupan sosial yang lebih luas. Artinya, sekolah itu

harus mampu mendukung terhadap kehidupan masyarakat Indonesia yang

lebih baik. Dalam pendidikan sekolah, pelaksanaan pendidikan diatur secara

bertahap atau mempunyai tingkatan tertentu. Dalam sistem pendidikan

nasional, jenjang pendidikan dibagi menjadi pendidikan dasar, pendidikan

menengah, dan pendidikan tinggi. Masing-masing tingkatan itu mempunyai

tujuan yang dikenal dengan tujuan institusional atau tujuan kelembagaan,

Page 18: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

6

yakni tujuan yang harus dicapai oleh setiap jenjang lembaga pendidikan

sekolah. Semua tujuan institusi tersebut merupakan penunjang terhadap

tercapainya tujuan pendidikan nasional.

Saat ini pemerintah melalui Kemendikbud mengamanatkan kepada

seluruh institusional kelembagaan pendidikan untuk menerapkan pendidikan

berbasis karakter, Dewasa ini berkembang tuntutan untuk perubahan

kurikulum pendidikan yang mengedepankan perlunya membangun karakter

bangsa. Hal ini didasarkan pada fakta dan persepsi masyarakat tentang

menurunnya kualitas sikap dan moral anak-anak atau generasi muda.

Pendidikan karakter sekarang ini mutlak diperlukan bukan hanya di

sekolah saja, tetapi dirumah dan dilingkungan sosial. Bahkan sekarang ini

peserta pendidikan karakter bukan lagi anak usia dini hingga remaja, tetapi

juga usia dewasa. Berdasarkan hal tersebut, penanaman pendidikan karakter

diharapkan dapat meningkatkan kelangsungan bangsa ini.

Selain itu, pencanangan pendidikan karakter tentunya dimaksudkan

untuk menjadi salah satu jawaban terhadap beragam persoalan bangsa yang

saat ini banyak dilihat, didengar dan dirasakan, yang mana banyak persoalan

muncul yang di identifikasi bersumber dari gagalnya pendidikan dalam

menyuntikan nilai-nilai moral terhadap peserta didiknya. Hal ini menjadikan

ironi bagi kita semua karena tujuan pendidikan bukan hanya melahirkan insan

yang cerdas, namun juga menciptakan insan yang berkarakter kuat.

Di sekolah formal, pendidikan karakter dapat dikolaborasikan dengan

mata pelajaran bahasa Indonesia. Melalui karya sastra sebagai bahan ajar,

Page 19: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

7

diharapkan dapat membantu dalam menanamkan nilai karakter kepada

peserta didik. Fungsi karya sastra dalam pendidikan karakter adalah sebagai

media pembentuk watak moral peserta didik karena didalamnya mengandung

pesan-pesan moral baik secara implisit maupun eksplisit yang dapat

mempengaruhi peserta didik (Samani, 2013: 31).

Pendidikan karakter yang memuat nilai-nilai kebaikan dapat

ditanamkan oleh guru kepada siswa melalui mata pelajaran Bahasa Indonesia

khususnya materi sastra. Guru dapat menggunakan novel sebagai bahan

pembelajaran yang mampu menyampaikan dan mengajarkan nilai-nilai

kebaikan dan kepada siswa dengan cara yang menyenangkan dan tidak

menggurui. Siswa dilatih agar mampu meresapi nilai-nilai kebaikan dan

moral dalam novel yang diapresiasinya dan mampu mempraktikannya dalam

kehidupannya agar terbentuk pribadi yang berkarakter. Pembelajaran karakter

melalui novel yang utama adalah siswa berlatih menafsirkan pesan-pesan

yang disampaikan pengarang dalam bentuk bahasa. Siswa belajar

mengapresiasi dengan menggunakan fikiran, perasaan dan melibatkan daya

imajinasinya.

Salah satu novel yang bisa digunakan sebagai bahan pembelajaran

yang memuat banyak nilai kebaikan adalah novel karya Andrea Hirata yang

berjudul Ayah berkisah tentang sebuah persahabatan dan kekonyolan. Tentu

tali persahabatan ini tidak lepas dari Sabari, Tamat, dan Ukun. Sewaktu masih

SMA, mereka bertingkah aneh dan berbuat onar bersama. Hal tersebut

menjadikan hidup mereka penuh dengan dramatik tersendiri. Persahabatan

Page 20: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

8

yang pada akhrinya membuat Tamat dan Ukun rela mengelilingi Sumatera

untuk mencari Zorro dan Lena agar temannya (Sabari) tidak menjadi gila.

Bermodalkan tekad, dan surat-surat dari temannya serta sahabat pena Lena,

kedua sabahat itu menginjakkan kaki dari Aceh sampai ujung terjauh

Sumatera. Harapan mereka adalah ingin sahabatnya kembali seperti waktu

masih muda, kembali cerita seperti dulu lagi.

Selain mengisahkan tentang persahabatan, juga mengisahkan tentang

arti sebuah keluarga. Di mana Sabari yang selalu mendambakan Zorro agar

datang dipelukannya. Berkumpul dengannya dan memulai hidup seperti orang

lain. Menjadi ayah dan anaknya, dan mengajari anaknya untuk menjadi sosok

yang bisa dibanggakan. Segala pengorbanan sudah dia lakukan untuk

cintanya kepada istri, dan juga cintanya kepada anak. Sosok yang tidak ingin

melihat anaknya menangis dan sengsara.

Hubungan antartokoh dalam novel sangat erat. Selain itu, cerita yang

disajikan juga sangat menarik bagi pembaca sehingga dapat memacu untuk

lebih mengetahui kelanjutan cerita dalam novel tersebut. Kegigihan dan

kesabaran serta kerja keras empat sahabat sangat jelas dituangkan dalam

novel Ayah.

Dalam novel Ayah terdapat adanya eksplorasi-eksplorasi estetis yang

dilakukan Andrea Hirata di dalam novel ini. Misalnya adalah tentang struktur

alur waktu yang tidak linear seperti terdapat dalam karya-karya sebelumnya.

Andrea Hirata juga semakin menegaskan bahwa sebagai penulis, kita harus

bisa menggali sebuah cerita sederhana menjadi luar biasa. Sebab mungkin

Page 21: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

9

fakta yang terjadi biasa saja, tapi lewat kata-katanya penulis mampu

membuatnya menjadi keajaiban yang mempesona. Kelebihan yang dimiliki

novel ini, yaitu ceritanya sangat sederhana, masih menerapkan budaya orang

Indonesia. (Diposkan oleh Rizqi Turama, 15.28,14 Juni 2015)

Novel Ayah Karya Andrea Hirata yang diterbitkan oleh Bentang

Pustaka akhir Mei 2015 ini merupakan novel fiksi Indonesia. Namun semua

cerita yang ditulis adalah kisah yang nyata yang diceritakan seorang sahabat

Andrea kepadanya. Novel yang menceritakan sosok ayah dalam suatu

keluarga. Cerita yang masih berlatar belakang di Belitong.

Andrea Hirata telah menerbitkan 9 novel berbahasa Indonesia salah

satu diantaranya adalah novel Ayah dan 2 novel edisi internasional (The

Rainbow Troops dan Der Traumer-Maret, 2015, Penerbit Hansel Berlin). Dia

adalah pemenang New York Book Festival 2013, kategori General Fiction,

untuk The Rainbow Troops (Laskar Pelangi edisi Amerika), dan pemenang

Buchawards 2013, Jerman, untuk Die Regenbogen Truppe (Laskar Pelangi

edisi Jerman). Laskar pelangi diterjemahkan ke dalam 34 bahasa asing dan

diterbitkan oleh penerbit-penerbit terkemuka di lebih dari 120 negara

Dalam rangka meningkatkan minat pembaca, mengembangkan sastra

dan melestarikan bahasa Belitong, pada 2010 Andrea membangun Museum

Kata, museum sastra pertama di Indonesia yang telah berhasil memulai

literary tourism di Tanah Air. Bahasa penuh sastra disajikan oleh penulis di

dalam novel Ayah. Hampir setiap bab terdapat puisi-puisi yang mendayu-

dayu penuh makna dalam beberapa kutipan puisi ataupun kalimat yang ada di

Page 22: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

10

dalam novel. Tulisan dalam novel Ayah benar-benar mengagumkan. Bahasa

yang mendayu-dayu terkadang dapat membuat kita tersenyum atau

sebaliknya menjadikan kita sedih dan meneteskan air mata.

Novel sebagai salah satu karya sastra memungkinkan untuk diajarkan

di SMA. Salah satu kelebihan novel sebagai bahan pembelajaran sastra adalah

mudahnya karya sastra untuk dinikmati tiap masing-masing individu. Selain

itu, lewat karya sastra seseorang juga dapat menambah pengetahuanya

tentang kosa kata dalam suatu bahasa dan tentang pola kehidupan masyarakat

(Aminudin, 2013: 60).

Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas, penulis memilih novel

Ayah karya Andrea Hirata sebagai objek penelitian dengan menggali nilai

pendidikan karakter yang terkandung dalam novel tersebut yang disampaikan

pengarang dengan bahasa sebagai medianya. Oleh karena itu, penulis

mengambil judul “ Nilai Pendidikan Karakter dalam Novel Ayah Karya

Andrea Hirata dan Skenario Pembelajaranya Di Kelas XI SMA”.

B. Penegasan Istilah

Penegasan istilah pada novel Ayah Karya Andrea Hirata dikaji dengan

menggunakan nilai pendidikan karakter serta menjabarkan unsur intrinsik

pada novel tersebut dan bagaimana skenario pembelajarannya di SMA.

Penegasan istilah ini dilakukan penulis guna menghindari terjadinya

kesalahpahaman tentang peristilahan yang digunakan dalam judul, dibawah ini

diuraikan definisi beberapa istilah yang ada di dalam skripsi ini.

Page 23: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

11

1. Nilai

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Tim Penyusun Kamus, 2007:

1004), nilai diartikan sebagai sifat-sifat atau hal yang penting atau yang

berguna bagi kemanusiaan.

2. Pendidikan

Kurniawan (2013: 27) pendidikan adalah seluruh aktivitas atau upaya

secara sadar yang dilakukan oleh pendidik kepada peserta didik terhadap

semua aspek perkembangan kepribadian, baik jasmani dan ruhani, secara

formal, informal, dan nonformal yang berjalan terus-menerus untuk

mencapai kebahagiaan dan nilai yang tinggi (baik nilai insaniyah maupun

ilahiyah).

3. Karakter

Samani (2013: 22) mengatakan bahwa karakter merupakan dorongan

pilihan untuk menentukan yang baik dalam hidup. Seseorang dikatakan

berkarakter atau berwatak jika berhasil menyerap nilai dan keyakinan yang

dikehendaki masyarakat serta digunakan sebagai kekuatan moral dalam

hidupnya.

4. Pendidikan Karakter

Koesoema (2012: 57) menyatakan bahwa pendidikan karakter dapat

diartikan sebagai usaha sadar manusia untuk mengembangkan keseluruhan

dinamika relasional antarpribadi dengan berbagai macam dimensi, baik

dari dalam maupun dari luar dirinya, agar pribadi itu semakin dapat

menghayati kebebasannya sehingga ia dapat semakin bertanggung jawab

Page 24: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

12

atas pertumbuhan dirinya sendiri sebagai pribadi dan perkembangan orang

lain dalam hidup mereka berdasarkan nilai-nilai moral yang menghargai

kemartabatan manusia.

5. Novel

Nurhayati (2012: 5) novel merupakan pengungkapan dari fragmen

(cuplikan) kehidupan manusia dalam jangka yang lebih panjang. Novel

tidak hanya berisi khayalan belaka akan tetapi, menampilkan gambaran

kehidupan yang merupakan suatu kenyataan sosial yang terjadi

dilingkungan masyarakat.

6. Andrea Hirata

Andrea Hirata adalah pengarang dari novel Ayah. Ia lahir di Gantong,

Belitong Timur, 24 Oktober 1982.

7. Skenario pembelajaran

Skenario pembelajaran adalah rencana berupa langkah-langkah yang

tersusun secara rinci yang digunakan sebagai acuan dalam proses belajar

mengajar melalui proses interaksi antara pendidik dengan peserta didik

dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar untuk mencapai tujuan

pendidikan.

8. SMA kelas XI

SMA kelas XI merupakan jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas.

Jadi, maksud dari judul skripsi “Nilai Pendidikan Karakter dalam

Novel Ayah Karya Andrea Hirata dan Skenario Pembelajarannya di Kelas

Page 25: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

13

XI SMA” berarti kajian tentang nilai pendidikan karakter dan skenario

pembelajarannya di kelas XI SMA.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat ditarik rumusan masalah

yang akan penulis bahas dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Bagaimanakah unsur intrinsik yang terdapat dalam novel Ayah karya

Andrea Hirata?

2. Bagaimanakah nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam novel Ayah

karya Andrea Hirata?

3. Bagaimanakah skenario pembelajaran nilai pendidikan karakter dalam

novel Ayah karya Andrea Hirata di SMA?

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah tersebut, tujuan penulis dalam

penelitian ini antara lain:

1. Mendeskripsikan unsur intrinsik yang terdapat dalam novel Ayah karya

Andrea Hirata;

2. mendeskripsikan nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam novel

Ayah karya Andrea Hirata;

3. mendeskripsikan skenario pembelajaran nilai pendidikan karakter dalam

novel Ayah karya Andrea Hirata di SMA.

Page 26: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

14

E. Manfaat Penelitian

Ada dua macam kegunaan dalam penelitian pada novel Ayah karya

Andrea Hirata. Kegunaannya dipaparkan sebagai berikut ini.

a. Segi Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan

dalam perkembangan ilmu pengetahuan yang ada di dalam suatu lembaga

pendidikan di Indonesia. Penelitian ini juga diharapkan dapat memperkaya

khasanah kajian sastra dan memberikan wawasan pembaca mengenai nilai

pendidikan karakter dalam novel Ayah karya Andrea Hirata serta teori

pembelajaran.

b. Segi Praktis

Manfaat dari segi praktis penelitian ini diharapkan dapat memberi

manfaat bagi guru, bagi peserta didik, dan peneliti.

1. Manfaat bagi guru

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan acuan dalam

meningkatkan proses pembelajaran sastra khususnya yang berkaitan

dengan penanaman nilai pendidikan karakter kepada peserta didik

serta dapat memperbaiki metode mengajar yang selama ini digunakan

dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

2. Manfaat bagi siswa

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi motivasi peserta didik supaya

gemar membaca dan mencintai karya sastra serta memudahkan peserta

didik dalam memahami nilai pendidikan karakter.

Page 27: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

15

3. Manfaat bagi peneliti

Dengan penelitian ini diharapkan peneliti mendapatkan pengalaman

praktis guna penelitian lanjutan serta bagi peneliti berikutnya

diharapkan dapat dijadikan sebagai barometer dalam penelitian yang

serupa.

F. Sistematika Skripsi

Skripsi ini terdiri atas dua bagian, yaitu bagian awal dan bagian isi.

Bagian awal skripsi ini terdiri atas halaman judul, pengesahan, pernyataan,

moto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar

lampiran, dan abstrak. Bagian isi skripsi ini terdiri atas, lima bab, yaitu bab

I sampai dengan bab V. Adapun penjabarannya sebagai berikut.

Bab I pendahuluan berisi latar belakang masalah guna menjelaskan

hal-hal yang mendorong atau argumentasi yang mendasari pemilihan

masalah penelitian. Selain itu, terdapat pula penegasan istilah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika skripsi.

Bab II berisi tinjauan pustaka dan kajian teoretis. Tinjauan pustaka

berisi kajian terdahulu yang relevan dengan permasalahan yang penulis

lakukan, sedangkan kajian teoretis berisikan teori-teori yang dijadikan

landasan penelitian.

Bab III berisi metode penelitian. Metode penelitian meliputi objek

penelitian, fokus penelitian, sumber data, instrumen penelitian, teknik

pengumpulan data, teknik analisis data, teknik keabsahan data, dan teknik

penyajian hasil analisis data.

Page 28: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

16

Bab IV berisi penyajian dan pembahasan data. Data diperoleh dari

novel Ayah karya Andrea Hirata yang meliputi unsur intrinsik, nilai

pendidikan karakter, dan skenario pembelajarannya di kelas XI SMA.

Dalam bagian ini ditampilkan hasil penelitian secara singkat, ditampilkan

hasil analisis data, serta dilakukan penafsiran dan pemaknaan semua hasil

penelitian.

Bab V berisi penutup. Bagian ini merupakan bagian akhir yang

berisi simpulan dan saran yang relevan. Simpulan, merupakan pernyataan

singkat hasil analisis yang hakikatnya merupakan jawaban atas

permasalahan yang diteliti dan saran, merupakan usulan yang diperoleh

berdasarkan hasil penelitian.

Page 29: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

17

17

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORETIS

Pada bab ini disajikan tinjauan pustaka dan kajian teoretis. Tinjauan

pustaka berisi kajian terdahulu yang relevan dengan permasalahan yang

penulis lakukan, sedangkan kajian teoretis berisikan teori-teori yang dijadikan

landasan penelitian.

A. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka merupakan kajian secara kritis untuk

membandingkan kajian terdahulu sehingga diketahui perbedaan dan

persamaan yang khas antara kajian terdahulu dengan kajian yang akan penulis

lakukan serta keunggulan dari yang akan penulis lakukan dengan tiap masing-

masing kajian terdahulu. Beberapa kajian tentang nilai pendidikan karakter

tersebut berbentuk skripsi seperti yang dilakukan oleh Asih (2013) dan Dwi

Handayani (2014).

Asih (2013) menulis skripsinya yang berjudul “Nilai Pendidikan

Karakter dalam Novel Kau, Aku, dan Sepucuk Angpau Merah Karya Tere Liye

dan Relevansinya sebagai Bahan Pembelajaran Sastra di Kelas XI SMA”. Dari

pembahasan Asih menyimpulkan bahwa: (1) unsur intrinsik dalam novel Kau,

Aku, dan Sepucuk Angpau Merah Karya Tere Liye meliputi tema, tokoh dan

penokohan, alur, latar dan sudut pandang; (2) nilai pendidikan karakter dalam

novel Kau, Aku, dan Sepucuk Angpau Merah ada empat, yaitu (a) nilai

karakter dalam hubungannya dengan Tuhan, (b) nilai karakter hubungannya

dengan diri sendiri, (c) nilai karakter hubungannya dengan sesama, (d) nilai

Page 30: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

18

karakter hubungannya dengan lingkungan, (e) nilai kebangsaan; (3)

kesesuaian nilai pendidikan karakter novel Kau, Aku, dan Sepucuk Angpau

Merah karya Tere Liye dan relevansinya sebagai bahan pembelajaran sastra di

kelas XI SMA.

Penelitian yang dilakukan oleh Asih memiliki persamaan dan

perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Persamaannya,

keduanya membahas nilai pendidikan karakter novel, mendeskripsikan unsur-

unsur instrinsik pada novel yang meliputi: tema, tokoh, alur, latar, dan sudut

pandang. Perbedaannya, Asih hanya menjelaskan relevansinya sebagai bahan

pembelajaran di SMA tanpa memberikan skenario pembelajarannya,

sedangkan penulis menganalisis nilai pendidikan karakter dengan skenario

pembelajarannya di SMA. Perbedaan yang lain terdapat pada subjek

penelitian, penelitian Asih mengambil subjek novel Kau, Aku, dan Sepucuk

Angpau Merah karya Tere Liye, sedangkan penulis pada novel Ayah Karya

Andrea Hirata.

Selain skripsi Asih juga dikaji skripsinya Feri DwiHandayani (2014)

yang berjudul “Nilai Pendidikan Karakter dalam Novel Surat Kecil untuk

Tuhan Karya Agnes Davonar dan Skenario Pembelajaran di Kelas XI SMA”.

Dari pembahasaan Feri menyimpulkan: (1) struktur karya sastra novel Surat

Kecil untuk Tuhan mencakup lima aspek, yaitu: tema, tokoh dan penokohan,

alur, latar, dan sudut pandang. Kelima aspek tersebut saling berjalin menyatu

dengan nilai moral yang terdapat di dalamnya, (2) nilai pendidikan karakter

novel Surat Kecil untuk Tuhan karya Agnes Davonar mencakup lima aspek,

Page 31: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

19

yaitu: (a) nilai pendidikan karakter novel Surat Kecil untuk Tuhan yang

berhubungan dengan Tuhan, (b) nilai pendidikan karakter novel Surat Kecil

untuk Tuhan yang berhubungan dengan diri sendiri, (c) nilai pendidikan

karakter novel Surat Kecil untuk Tuhan yang berhubungan dengan keluarga,

(d) nilai pendidikan karakter novel Surat Kecil untuk Tuhan yang

berhubungan dengan masyarakat, (e) nilai pendidikan karakter novel Surat

Kecil untuk Tuhan yang berhubungan dengan alam sekitar, (3) skenario

pembelajaran novel Surat Kecil untuk Tuhan dalam pembelajaran sastra di

kelas XI SMA dengan langkah-langkah kegiatan pembelajaran meliputi:

pendahuluan, inti dan penutup.

Penelitian yang dilakukan oleh Feri memiliki persamaan dan

perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Persamaannya,

keduanya membahas nilai pendidikan karakter dan skenario pembelajarannya

di SMA, mendeskripsikan unsur-unsur instrinsik pada novel yang meliputi:

tema, tokoh, alur, latar, dan sudut pandang. Perbedaannya terdapat pada

subjek penelitian, penelitian Feri mengambil subjek novel Surat Kecil untuk

Tuhan karya Agnes Davonar, sedangkan penulis pada novelAyah Karya

Andrea Hirata.

Selain itu, penelitian yang berkaitan dengan nilai pendidikan juga

terdapat dalam jurnal ilmiah Surya Bahtera, yaitu skripsi Ahmad Fuadi (2013)

yang berjudul “Nilai PendidikanNovel Ranah 3 Warna Karya Ahmad Fuadi

Sebagai Bahan Pembelajaran Sastra di Kelas XI SMA”. Dari pembahasaan

Fuadi menyimpulkan: (1) tema novel Ranah 3 Warna adalah perjuangan Alif

Page 32: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

20

demi meraih impian dan cita-cita dengan segala keterbatasan. Tokoh

utamanya Alif dan tokoh tambahannya: Raisa, Randai, Amak, dll. Alurnya

adalah alur maju. Latar tempatnya Bandung, Yordania, Kanada, Maninjau.

Latar waktunya adalah pagi, sore, dan malam hari. Latar sosial melukiskan

status sosial masyarakat menengah. Sudut pandang yang digunakan adalah

sudut pandang persona pertama.(2) nilai pendidikan novel Ranah 3 Warna

meliputi nilai pendidikan agama, moral, adat/budaya, dan sosial. (3)

kesesuaian nilai pendidikan novel Ranah 3 Warna sebagai bahan pembelajaran

sastra di kelas XI SMA dapat dilihat dari segi bahasa, psikologi, dan latar

belakang budaya.

Penelitian yang dilakukan oleh Fuadi yang terdapat dalam jurnal

ilmiah Surya Bahtera memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian

yang dilakukan oleh penulis. Persamaannya, keduanya membahas tentang

penerapan pembelajaran sastra di kelas XI SMA, mendeskripsikan unsur-

unsur instrinsik pada novel yang meliputi: tema, tokoh, alur, latar, dan sudut

pandang. Perbedaannya terdapat pada subjek penelitian, penelitian Fuadi

mengambil subjek novel Ranah 3 Warna karya Ahmad Fuadi, sedangkan

penulis pada novel Ayah Karya Andrea Hirata. Selain itu, dalam penelitian

Fuadi yang dikaji adalah nilai pendidikan, sedangkan penulis mengkaji nilai

pendidikan karakter.

Keunggulan dari penelitan yang akan penulis lakukan dengan

penelitian terdahulu tersebut adalah nilai pendidikan karakter yang terdapat

dalam novel Ayah Karya Andrea Hirata pembahasannya lebih mendetail dan

Page 33: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

21

luas. Data yang disajikan oleh penulis saling berkesinambungan antara unsur

intrinsik dengan nilai pendidikan karakter yang ada dalam novel Ayah. Penulis

menggunakan triangulasi sumber untuk melakukan langkah pengecekan

kembali data-data yang diperoleh dari informan dengan cara menanyakan

kebenaran data atau informasi kepada informan yang satu dengan informan

yang lainnya antara pembaca dengan penulis sendiri. Selain itu, Teori yang

digunakan juga dijelaskan secara rinci.

B. Kajian Teoretis

Kajian teoretis merupakan penjabaran kerangka teori yang memuat

beberapa kumpulan materi terpilih dari berbagai sumber untuk dijadikan

sebagai acuan dan barometer dalam membahas masalah yang diteliti. Kajian

teori yang dipakai penulis adalah sebagai berikut: unsur intrinsik novel, nilai

pendidikan karakter, nilai pendidikan karakter dalam karya sastra, dan

skenario pembelajaran.

1. Unsur Intrinsik Novel

Unsur intrinsik novel adalah unsur-unsur yang membangun karya

sastra itu sendiri. Unsur sebuah novel adalah unsur-unsur yang (secara

langsung) turut serta membangun cerita. Unsur intrinsik yang penulis

bahas dalam penelitian ini meliputi tema, tokoh dan penokohan, alur, latar,

dan amanat.

a. Tema

Tema merupakan suatu gagasan sentral, sesuatu yang hendak

diperjuangkan dalam suatu tulisan atau karya fiksi (Nurgiyantoro,

Page 34: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

22

2010: 67). Tema sering dimaknai sebagai inti cerita novel. Semua

cerita yang dibangun berpusat dari satu tema.

Menurut Hartoko dan Rahmanto, tema merupakan gagasan

dasar umum yang menopang sebuah karya sastra yang terkandung di

dalam teks sebagai struktur semantik yang menyangkut persamaan-

persamaan atau perbedaan-perbedaan (Nurhayati, 2012: 11).

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa tema adalah

gagasan pokok yang mendasari pada sebuah cerita.

Kaitannya dengan tema, Nurgiyantoro (2010: 82-83) membagi

tema menjadi dua, yaitu tema mayor (tema utama) dan tema minor

(tema tambahan). Tema mayor diartikan sebagai tema pokok cerita

yang menjadi dasar atau gagasan dasar umum cerita itu, sementara

tema minor sendiri diartikan sebagai makna yang hanya terdapat pada

bagian-bagian tertentu dalam cerita yang fungsinya hanya

mempertegas eksistensi makna utama atau tema mayor.

b. Tokoh dan Penokohan

Tokoh dan penokohan merupakan salah satu unsur penting

dalam prosa. Istilah “tokoh” digunakan untuk menunjuk pada

orangnya atau pelaku cerita, sedangkan istilah “penokohan” digunakan

untuk melukiskan gambaran yang jelas tentang seseorang yang

ditampilkan dalam sebuah cerita (Nurhayati, 2012: 15). Dilihat dari

segi peranan atau tingkat pentingnya tokoh dalam sebuah cerita, ada

tokoh yang tergolong penting dan ditampilkan terus-menerus sehingga

Page 35: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

23

terasa mendominasi sebagian cerita, dan sebaliknya. Ada tokoh-tokoh

yang hanya dimunculkan sekali atau beberapa kali dalam cerita dan

itupun mungkin dalam porsi penceritaan yang relatif pendek.

Baribin (1985: 55) mengungkapkan bahwa ada dua macam cara

dalam memperkenalkan tokoh atau perwatakan tokoh dalam sebuah

karya fiksi, yaitu secara analitik dan dramatik. Secara analitik, yaitu

pengarang langsung memaparkan watak atau karakter tokoh,

pengarang menyebutkan bahwa tokoh tersebut keras kepala,

penyayang, dan sebagainya, sementara secara dramatik itu sendiri,

yaitu pengarang dalam memperkenalkan tokoh tidak diceritakan secara

langsung, tetapi melalui pilihan nama tokoh, penggambaran fisik atau

postur tubuh, cara berpakaian, tingkah laku terhadap tokoh-tokoh lain,

dan lingkungannya melalui dialog tokoh yang bersangkutan dalam

interaksinya dengan tokoh-tokoh yang lain.

Tokoh yang disebut pertama adalah tokoh utama cerita (central

character, main character), sedangkan yang kedua adalah tokoh

tambahan (peripheral character) (Nurgiyantoro, 2010: 176). Tokoh

utama dalam sebuah novel, mungkin saja lebih dari satu orang.

Walaupun demikian, kehadiran semuanya sangatlah penting untuk

mendukung tokoh utama.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, disimpulkan bahwa

tokoh dan penokohan sangat erat kaitannya. Tokoh adalah pelaku yang

Page 36: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

24

terdapat dalam karya sastra, sedangkan penokohan adalah karakter atau

sifat yang dimiliki oleh pelaku dalam karya sastra.

c. Alur (Plot)

Alur atau plot adalah pengaturan urutan peristiwa pembentuk

cerita yang menunjukkan adanya hubungan kausalitas. Plot memegang

peranan penting dalam cerita. Fungsi plot memberikan penguatan

dalam proses membangun cerita (Nurhayati, 2012: 12).

Alur atau plot sering juga disebut kerangka cerita, yaitu jalinan

cerita yang disusun dalam urutan waktu yang menunjukkan hubungan

sebab dan akibat dan memiliki kemungkinan agar pembaca menebak-

nebak peristiwa yang akan datang. Menurut Sukirno (2013:85), alur

cerita jika dilihat dari urutan peristiwanya terdiri atas bagian awal,

tengah, dan akhir. Lebih terinci lagi terdiri atas eksposisi, konflik,

klimaks, pelarian, dan penyelesaian. Jika dilihat dari jenisnya, alur

dapat dikelompokkan menjadi alur maju atau progresif (peristiwa

diceritakan dari awal, tengah, dan akhir), alur mundur atau regresif

(peristiwa diceritakan dari bagian akhir, tengah, baru bagian awal),

alur gabungan atau alur maju-mundur (peristiwa kadang-kadang

diceritakan dari bagian tengah, baru kebagian awal dan akhir), dan alur

melingkar (peristiwa diceritakan dari awal sampai akhir, tetapi akhir

peristiwa kembali ke peristiwa awal). Jika dilihat dari cara mengakhiri

cerita, terdapat alur tertutup (pengarang telah menyimpulkan atau

menyelesaikan cerita) dan alur terbuka (pengarang tidak

Page 37: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

25

menyimpulkan akhir cerita, pembaca atau penyimak dipersilakan

menyimpulkan akhir cerita itu).

Secara teoretis alur biasanya dikembangkan dalam urutan-

urutan tertentu. Nurhayati (2012: 73-82) mengatakan bahwa rangkaian

kejadian yang menjalin alur/plot meliputi tujuh tahapan: (1) ekspotion,

yaitu berisi awalan cerita. Pengarang memperkenalkan tokoh-tokoh

cerita, wataknya, tempat kejadiannya, dan hal-hal yang melatar

belakangi tokoh itu sehingga akan mempermudah pembaca

mengetahui jalinan cerita sesudahnya; (2) Inciting moment, yaitu

mulainya masalah cerita itu muncul. Peristiwa mulai adanya masalah-

masalah yang ditampilkan oleh pengarang untuk dikembangkan atau

ditingkatkan; (3) Rising action, yaitu konflik dalam cerita meningkat;

(4) Complication, yaitu menunjukkan konflik yang semakin ruwet; (5)

Climax, yaitu puncak dari seluruh cerita dan semua kisah atau

peristiwa sebelumnya ditahan untuk ditonjolkan saat klimaks cerita

tersebut;(6) Falling action, yaitu konflik yang dibangun dalam cerita

tersebut menurun karena telah mencapai klimaksnya; (7) Denoument,

yaitu penyelesaian.

Selain itu, berdasarkan kriteria urutan waktu ada tiga macam

alur, yaitu a) alur maju, alur maju ini berisi peristiwa-peristiwa

tersusun secara kronologis, artinya peristiwa pertama diikuti peristiwa

kedua dan selanjutnya. Cerita umum dimulai dari awal sampai tahap

akhir; b) alur sorot balik, alur ini berisi peristiwa-peristiwa yang

Page 38: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

26

dikisahkan tidak kronologis (tidak runtut ceritanya); c) alur campuran,

alur ini berisi peristiwa gabungan dari plot progresif dan regresif.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan

bahwa alur merupakan rangkaian cerita yang dihadirkan oleh para

pelaku dalam cerita dan dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa

sehingga menjalin suatu cerita. Adapun bentuk alur dalam urutan

waktu terjadinya peristiwa tersebut dibagi menjadi tiga, yaitu alur

maju, alur sorot balik, dan alur campuran.

d. Latar (Setting)

Latar atau setting yang disebut juga sebagai landas tumpu,

menyarani pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan

sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan

(Nurhayati, 2012: 17). Menurut Nurgiyantoro (2010: 227) unsur latar

di bagi menjadi tiga unsur pokok, yaitu: 1) latar tempat, menyarani

pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya

fiksi, misalnya desa, gunung, kota, hotel, rumah, dan sebagainya; 2)

latar waktu, menyarani pada kapan terjadinya peristiwa yang

diceritakan dalam sebuah karya fiksi, misalnya tahun, siang, malam,

dan jam; 3) latar sosial, menyarani pada hal-hal yang berhubungan

dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang

diceritakan dalam karya fiksi, misalnya kebiasaan hidup, tradisi,

keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir, dan bersikap.

Page 39: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

27

Dengan demikian, latar adalah suatu acuan cerita dalam karya

sastra. Latar berhubungan dengan 3 hal, yaitu latar tempat yang

mengacu pada tempat terjadinya peristiwa tersebut berlangsung; latar

waktu mengacu pada kapan terjadinya peristiwa tersebut berlangsung;

dan latar sosial mengacu pada suasana saat peristiwa itu berlangsung.

e. Sudut Pandang (Point of View)

Menurut Abrams, sudut pandang adalah cara yang digunakan

oleh pengarang untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai

peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada

pembaca (Nurgiyantoro, 2010: 248). Ada dua metode dalam pusat

pengisahan, yaitu (1) metode orang pertama tunggal (aku), pengarang

menceritakan kisah aku. “Aku” berkemungkinan pengarangnya, tetapi

dapat pula hanya sebagai narator (pencerita), dan (2) metode orang

kedua (dia), yaitu pengarang menceritakan kisah dia atau mereka.

Dalam hal ini, pengarang menjadi seseorang yang serba tahu.

Kedudukan pengarang dapat sebagai tokoh utama akan tetapi dapat

juga sebagai tokoh tambahan (bukan tokoh utama).

Dari pendapat di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa

sudut pandang (Poin of View) merupakan penyebutan kata ganti nama

untuk tokoh-tokoh dalam cerita, dan posisi narator dalam sebuah

cerita. Dengan demikian, pengarang menjadi seseorang yang serba

tahu dan leluasa dalam menyampaikan cerita.

Page 40: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

28

2. Pendidikan Karakter dalam Karya Sastra

Pendidikan karakter merupakan suatu sistem penanaman nilai-nilai

karakter kepada peserta didik yang meliputi komponen: kesadaran,

pemahaman, kepedulian, dan komitmen yang tinggi untuk melaksanakan

nilai-nilai tersebut, baik terhadap Allah Tuhan Yang Maha Esa, diri

sendiri, sesama, lingkungan, maupun masyarakat dan bangsa keseluruhan,

sehingga menjadi manusia sempurna sesuai dengan kodratnya (Mulyasa,

2014: 7). Mempelajari sastra berarti mempelajari diri kita sendiri, karena

karya sastra bukan tercipta dari ruang hampa, akan tetapi tercipta dari

kenyataan.

Dari membaca karya sastra dapat diambil pelajaran yang berharga

yang mungkin bisa menjadi pegangan dalam hidupnya karena di dalam

karya sastra sangat memungkinkan adanya nilai-nilai luhur. Walaupun di

dalam sebuah karya sastra tersebut juga terdapat hal-hal yang mengisahkan

sesuatu yang tidak terpuji, tidak berarti karya sastra tersebut serta merta

mengajarkan hal-hal yang tidak terpuji namun hal tersebut dimaksudkan

untuk dijadikan sebagai perbandingan baik dan buruk, terpuji dan tidak

terpuji, serta salah dan benar. Dengan demikian, pembaca dapat

membandingkan dan mengambil sesuatu yang patut untuk ditiru sehingga

pembaca dapat ingat dan sadar untuk berbuat kebaikan dan meninggalkan

hal yang tercela. Pada hakikatnya, setiap insan menginginkan dan berbuat

sesuatu yang baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain.

Page 41: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

29

Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa bagaimanapun

karya sastra dibuat, dan bagaimanapun tema yang diusung dari sebuah

karya sastra baik itu yang terpuji maupun “tidak terpuji” secara eksplisit

dapat diambil nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam karya sastra

tersebut. Dengan demikian, karya sastra dapat dijadikan sebagai

pembentuk karakter kita sebagai manusia.

Nilai-nilai pendidikan karakter merupakan salah satu manfaat yang

dapat dipetik dari membaca karya sastra. Nilai-nilai tersebut sangat

berkaitan dengan persoalan hidup dan kehidupan yang dialami oleh para

tokoh dalam karya sastra tersebut. Menurut Nurgiyantoro (2010: 323),

secara umum, persoalan hidup dan kehidupan manusia dapat dibedakan ke

dalam persoalan: (i) hubungan manusia dengan diri sendiri, (ii) hubungan

manusia dengan manusia lain termasuk dengan lingkungan, dan (iii)

hubungan manusia dengan Tuhan.

Pendidikan karakter di sekolah semua komponen (stakeholders)

harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri,

yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, kualitas hubungan,

penanganan, atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah,

pelaksanaan aktivitas atau kegiatan kurikuler, pemberdayaan sarana

prasarana, pembiayaan, dan ethos kerja seluruh warga dan lingkungan

sekolah (Muslich, 2014: 84). Fungsi karya sastra bagi hidup dan kehidupan

dibagi lima kelompok, yaitu fungsi rekreatif, estetis, didaktif, moralitas,

dan religius. Fungsi karya sastra yang disebutkan di atas adalah fungsi

Page 42: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

30

didaktif yaitu karya sastra yang baik mampu mengarahkan dan mendidik

para pembaca karena nilai-nilai kebenaran yang terkandung di dalamnya.

Fungsi moralitas artinya karya sastra yang baik biasanya selalu

mengandung nilai-nilai moral yang tinggi.

Jika seseorang yang telah membaca karya sastra tersebut mampu

memahami nilai-nilai kebenaran dan menerapkannya di dalam kehidupan

sehari-hari, maka secara tidak langsung sedang menjalani kehidupan

sebagai pribadi yang berkarakter karena pada hakikatnya seseorang

dikatakan berkarakter apabila dirinya mampu menerapkan nilai-nilai dan

moral dalam dirinya. Hal ini menunjukkan bahwa karya sastra berperan

memiliki potensi dalam proses penanaman, pengembangan, dan

penyaringan dengan tujuan menjadikan anak bangsa yang bermartabat.

Sastra dirasa cukup efektif untuk memudahkan guru dalam proses

pendidikan karakter, siswa juga tidak merasa terbebani karena pendidikan

karakter, penanaman nilai dan moral dengan sastra cenderung

menyenangkan dan tidak membosankan asalkan guru mampu memilih

karya sastra yang sesuai dengan jiwa anak sehingga dapat diterima dan

bermanfaat. Sastra turut berperan dalam pembentukan karakter jika guru

atau orang tua sering membacakan kepada anak, sastra mendidik anak agar

mudah bersosialisasi, peka terhadap lingkungan dan memiliki rasa

solidaritas tinggi. Sastra memudahkan anak dalam menyerap nilai-nilai

dan ajaran moral dalam proses pembentukan karakter, sastra memiliki

peran penting dalam perkembangan sosial, moral, dan kepribadian anak.

Page 43: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

31

a. Hakikat Pendidikan

Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik

dengan peserta didik, untuk mencapai tujuan pendidikan yang

berlangsung dalam lingkungan tertentu.Pendidikan adalah suatu

proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan

diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan demikian

akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya

untuk berfungsi secara adekuat dalam kehidupan masyarakat

(Hamalik, 2015: 79).

Selain itu, Kurniawan (2013: 27) menyatakan bahwa

pendidikan adalah seluruh aktivitas atau upaya secara sadar yang

dilakukan oleh pendidik kepada peserta didik terhadap semua aspek

perkembangan kepribadian, baik jasmani dan ruhani, secara formal,

informal, dan nonformal yang berjalan terus-menerus untuk mencapai

kebahagiaan dan nilai yang tinggi (baik nilai insaniyah maupun

ilahiyah).

Berdasarkan pendapat para pakar di atas dapat disimpulkan

bahwa pendidikan merupakan sebuah proses mempengaruhi peserta

didik agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan cara

memberikan, menanamkan, menumbuhkan nilai-nilai pada peserta

didik agar tercapai sebuah kedewasan dalam dirinya dan mampu

berkontribusi pada masyarakat dan bangsanya di zaman yang akan

datang.

Page 44: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

32

b. Pengertian Karakter

Karakter merupakan dorongan pilihan untuk menentukan yang

terbaik dalam hidup (Samani, 2013: 22). Seseorang dikatakan

berkarakter atau berwatak jika berhasil menyerap nilai dan keyakinan

yang dikehendaki masyarakat serta digunakan sebagai kekuatan moral

dalam hidupnya.

Karakter juga dapat dimaknai sebagai nilai dasar yang

membangun pribadi seseorang, terbentuk baik karena pengaruh

hereditas maupun pengaruh lingkungan, yang membedakannya

dengan orang lain, serta diwujudkan dalam sikap dan perilakunya

dalam kehidupan sehari-hari. Douglas mengungkapkan bahwa

karakter tidak diwariskan, tetapi sesuatu yang dibangun secara

berkesinambungan hari demi hari melalui pikiran dan perbuatan,

pikiran demi pikiran, tindakan demi tindakan (Samani dan Hariyanto,

2013: 41)

Berdasarkan pendapat para pakar tersebut dapat disimpulkan

bahwa karakter adalah bersatunya gerak pikiran, perasaan, dan

kehendak atau kemauan yang dipengaruhi oleh lingkungan dan

dibangun secara berkesinambungan serta dapat dilihat dalam

berperilaku sehingga menjadikan khas pada tiap individu untuk hidup

dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa

dan negara.

Page 45: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

33

c. Pendidikan Karakter

Karakter berasal dari nilai tentang sesuatu. Suatu nilai yang

diwujudkan dalam bentuk perilaku anak itulah yang disebut karakter.

Jadi, suatu karakter melekat dengan nilai dari perilaku tersebut.

Karakter adalah “watak” yang diartikan sebagai sifat batin manusia

yang mempengaruhi segenap pikiran dan tingkah laku; budi pekerti;

tabiat (Muslich, 2014: 71).

Seseorang dikatakan berkarakter apabila dia mampu

menerapkan nilai-nilai tersebut dalam dirinya secara suka rela karena

itu unsur penting dari karakter adalah hati nurani. Karakter adalah

aspek tingkah laku hasil belajar, bukan tersedia secara genetik.

Karakter merupakan kualitas moral dan mental seseorang yang

pembentukannya dipengaruhi oleh faktor bawaan (fitrah, nature) dan

lingkungan (sosialisasi dan pendidikan, nurture) (Muslich, 2014: 96).

Pendidikan karakter, moral dan nilai-nilai (jujur, tanggung

jawab, visioner, disiplin, kerja sama, adil dan peduli) saling

berhubungan. Ketiganya memiliki keterkaitan, yaitu pendidikan

karakter dapat dilakukan dengan penanaman nilai-nilai dan moral

pada diri seseorang. Untuk menjadi pribadi yang berkarakter

dibutuhkan proses dan usaha. Hal ini senada dengan pendapat yang

diungkapkan oleh Muslich (2010: 10) bahwa karakter sama dengan

kepribadian. Kepribadian dianggap sebagai ciri atau gaya atau sifat

Page 46: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

34

khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang

diterima.

Koesoema (2012: 57) menyatakan bahwa pendidikan karakter

dapat diartikan sebagai usaha sadar manusia untuk mengembangkan

keseluruhan dinamika relasional antarpribadi dengan berbagai macam

dimensi, baik dari dalam maupun dari luar dirinya, agar pribadi itu

semakin dapat menghayati kebebasannya sehingga ia dapat semakin

bertanggungjawab atas pertumbuhan dirinya sendiri sebagai pribadi

dan perkembangan orang lain dalam hidup mereka berdasarkan nilai-

nilai moral yang menghargai kemartabatan manusia.

Dari pendapat yang dikemukakan di atas mengenai pendidikan

karakter dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter merupakan

proses sadar akan menciptakan berkembangnya nilai-nilai luhur dalam

diri seseorang agar menjadi pribadi yang memiliki integritas sehingga

hidupnya lebih bermanfaat untuk diri sendiri, keluarga, masyarakat,

agama, dan bangsa. Suatu nilai yang diwujudkan dalam bentuk

perilaku tersebut yang tertanam di dalam dirinya lalu di lakukan

secara suka rela menurut hati nurani.

d. Fungsi Pendidikan Karakter

Fungsi pendidikan karakter yang tercantum dalam Kebijakan

Nasional Pembangunan Karakter Bangsa Tahun 2010-2015 (2010: 4),

memiliki tiga fungsi utama sebagai berikut: fungsi pembentukan dan

Page 47: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

35

pengembangan potensi, fungsi perbaikan dan penguatan, dan fungsi

penyaringan.

1. Fungsi pembentukan dan pengembangan potensi

Membentuk dan mengembangkan potensi merupakan fungsi

manusia atau warga Indonesia agar berpikir baik, dan berperilaku

baik sesuai dengan falsafah hidup pancasila.

2. Fungsi perbaikan dan penguatan

Memperbaiki dan memperkuat merupakan peran keluarga, satuan

pendidikan, masyarakat, dan pemerintah untuk ikut berpartisipasi

dan bertanggung jawab dalam pengembangan potensi warga

negara dan pembangunan bangsa menuju, mandiri, dan sejahtera.

3. Fungsi penyaringan

Memilah budaya sendiri merupakan penyaringan budaya lain

yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa

yang bermartabat.

Berdasarkan tiga fungsi di atas, dapat disimpulkan bahwa

pendidikan karakter dapat menanamkan dan mengembangkan

kebaikan menjadikan peserta didik sebagai manusia atau warga negara

yang baik serta bermoral dan bermartabat dalam kehidupan sehari-

hari. Selain itu, pendidikan karakter juga dapat sebagai pedoman atau

tameng untuk mempertimbangkan antara baik dan buruk menurut hati

nurani sehingga muncul perilaku yang bermartabat.

Page 48: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

36

e. Tujuan Pendidikan Karakter

Sisdiknas (2014: 37) mengungkapkan bahwa tujuan

pendidikan merupakan usaha agar manusia agar dapat

mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau

cara lain yang dikenal oleh masyarakat. Undang-undang Dasar Negara

Republik Indonesia tahun 1945 pasal 31 ayat (1) menyebutkan bahwa

setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan dan ayat (3)

menegaskan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan

satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan

ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa yang diatur dengan undang-undang.

Sementara itu, Mulyasa (2014: 9) mengungkapkan bahwa

tujuan pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu proses

dan hasil pendidikan yang mengarah pada pembentukan karakter dan

akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai

dengan standar kompetensi kelulusan pada setiap satuan pendidikan.

Berdasarkan tujuan pendidikan karakter yang telah dipaparkan

tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada hakikatnya kedua pendapat di

atas memiliki tujuan yang sama mengenai pendidikan karakter, yaitu

menanamkan dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia

yang baik atau berkarakter sejalan dengan tujuan bangsa Indonesia.

Dengan adanya tujuan pendidikan karakter tersebut, diharapkan

Page 49: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

37

peserta didik dapat mengamalkan karakter yang baik dalam kehidupan

sehari-hari.

f. Nilai-nilai karakter

Pendidikan dewasa ini dituntut untuk dapat mengarahkan

peserta didik kearah yang lebih baik. Oleh karena itu, Kementrian

Pendidikan Nasional telah merumuskan 18 nilai karakter yang akan

ditanamkan dalam diri peserta didik sebagai upaya membangun

karakter bangsa. Berikut ini akan dikemukakan 18 nilai karakter versi

Kemendiknas sebagaimana tertuang dalam buku Pengembangan

Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa yang disusun Kemendiknas

melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum

(Suyadi, 2013: 8-9).

1. Religius

Religius merupakan ketaatan dan kepatuhan dalam

memahami dan melaksanakan ajaran agama (aliran kepercayaan)

lain, serta hidup rukun dan berdampingan.

2. Jujur

Jujur merupakan sikap dan perilaku yang mencerminkan

kesatuan antara pengetahuan, perkataan, dan perbuatan

(mengetahui apa yang benar, dan melakukan yang benar)

sehingga menjadikan orang yang bersangkutan sebagai pribadi

yang dapat dipercaya.

Page 50: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

38

3. Toleransi

Toleransi merupakan sikap dan perilaku yang

mencerminkan penghargaan terhadap perbedaan agama, aliran

kepercayaan, suku, adat, bahasa, ras, etnis, pendapat, dan hal-hal

lain yang berbeda dengan dirinya secara sadar dan terbuka, serta

dapat hidup tenang di tengah perbedaan tersebut.

4. Disiplin

Disiplin merupakan kebiasaan dan tindakan yang

konsisten terhadap segala bentuk peraturan atau tata tertib yang

berlaku.

5. Kerja keras

Kerja keras merupakan perilaku yang menunjukkan upaya

secara sungguh-sungguh (berjuang hingga titik darah

penghabisan) dalam menyelesaikan permasalahan, pekerjaan, dan

lain-lain dengan sebaik-baiknya.

6. Kreatif

Kreatif merupakan sikap dan perilaku yang mencerminkan

inovasi dalam berbagai segi dalam memecahkan masalah,

sehingga selalu menemukan cara-cara baru, bahkan hasil-hasil

baru yang lebih baik dari sebelumnya.

7. Mandiri

Mandiri merupakan sikap dan perilaku yang tidak

tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan berbagai tugas

Page 51: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

39

maupun persoalaan. Namun hal ini bukan berarti tidak boleh

bekerja sama secara kolaboratif, melainkan tidak boleh

melemparkan tugas dan tanggung jawab kepada orang lain.

8. Demokratis

Demokratis merupakan sikap dan cara berpikir yang

mencerminkan persamaan hak dan kewajiban secara adil dan

merata antara dirinya dengan orang lain.

9. Rasa ingin tahu

Rasa ingin tahu merupakan cara berpikir, sikap, dan

perilaku yang mencerminkan penasaran dan keingintahuan

terhadap segala hal yang dilihat, didengar dan dipelajari secara

lebih mendalam.

10. Semangat kebangsaan atau nasionalisme

Semangat kebangsaan atau nasionalisme merupakan sikap

dan tindakan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara

di atas kepentingan pribadi atau individu dan golongan tertentu.

11. Cinta tanah air

Cinta tanah air merupakan sikap dan perilaku yang

mencerminkan rasa bangga, setia, peduli, dan pengghargaan yang

tinggi terhadap bahasa, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya

sehingga tidak mudah menerima tawaran bangsa lain yang dapat

merugikan bangsa sendiri.

Page 52: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

40

12. Menghargai prestasi

Menghargai prestasi merupakan sikap terbuka terhadap

presrtasi orang lain dan mengakui kekurangan diri sendiri tanpa

mengurangi semangat berprestasi yang lebih tinggi.

13. Komunikatif, senang bersahabat atau proaktif

Komunikatif, senang bersahabat atau proaktif merupakan

sikap dan tindakan terbuka terhadap orang lain melalui

komunaikasi yang santun sehingga tercipta kerja sama secara

kolaboratif dengan baik.

14. Cinta damai

Cinta damai merupakan sikap dan perilaku yang

mencerminkan suasana damai, aman, tenang, dan nyaman atas

kehadiran dirinya dalam komunitas atau masyarakat tertentu.

15. Gemar membaca

Gemar membaca merupakan kebiasaan dengan tanpa

paksaan untuk menyediakan waktu secara khusus guna membaca

berbagai informasi baik buku, jurnal, majalah, koran, dan

sebagainya sehingga menimbulkan kebijakan bagi dirinya.

16. Peduli lingkungan

Peduli lingkungan merupakan sikap dan tindakan yang

selalu berupaya menjaga dan melestarikan lingkungan sekitar.

Page 53: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

41

17. Peduli sosial

Peduli sosial merupakan sikap dan perbuatan yang

mencerminkan kepedulian terhadap orang lain maupun

masyarakat yang membutuhkannya.

18. Tanggung jawab

Tanggung jawab merupakan sikap dan perilaku seseorang

dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya baik yang

berkaitan dengan diri sendiri, sosial, masyarakat, bangsa, negara,

maupun agama.

3. SkenarioPembelajaran

a. Pengertian Pembelajaran Sastra

Rusman (2012: 3) menyatakan bahwa pembelajaran adalah

proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada

suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran ini perlu direncanakan,

dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan

efisien. Suatu pembelajaran terdapat beberapa komponen yang harus

diperhatikan guru ketika akan melaksanakan proses pembelajaran.

Komponen tersebut meliputi tujuan, materi, metode, dan evaluasi.

Pembelajaran sastra adalah suatu proses yang memperkenalkan

nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra, serta mengajak siswa

untuk mempelajari pengalaman yang ada dalam karya tersebut. Dengan

pembelajaran sastra, siswa diharapkan berperan aktif dan dapat

memahami tentang nilai-nilai yang terkandung serta pengalaman-

Page 54: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

42

pengalaman yang ada dalam sebuah karya sastra tersebut hingga

tertanam dan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Melalui

pembelajaran sastra, format pendidikan karakter akan lebih kongkret

bagi peserta didik berikut pembelajarannya.

Novel sebagai salah satu karya sastra memungkinkan untuk

diajarkan di SMA. Salah satu kelebihan novel sebagai bahan

pembelajaran sastra adalah mudahnya karya sastra untuk dinikmati tiap

masing-masing individu. Selain itu, lewat karya sastra seseorang juga

dapat menambah pengetahuanya tentang kosa kata dalam suatu bahasa

dan tentang pola kehidupan masyarakat (Aminudin, 2013: 60).

Pembelajaran sastra di SMA termasuk dalam pembelajaran

sastra prosa. Pembelajaran novel terdapat dalam Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) mata pelajaran Bahasa Indonesia pada

silabus kelas XI semester I dengan standar kompetensi (membaca)

memahami berbagai hikayat, novel Indonesia atau novel terjemahan,

dan kompetensi dasarnya menganalisis unsur-unsur intrinsik dan

ekstrinsik novel Indonesia atau novel terjemahan.

b. Tujuan Pembelajaran Sastra

Zain dan Djamarah (2013: 74) menyatakan bahwa tujuan adalah

suatu cita-cita yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar.

Tujuan pembelajaran sastra adalah untuk memperoleh pengalaman dan

pengetahuan tentang sastra (Rusyana, 1982: 6). Selanjutnya, Rusyana

(1982: 9) menjelaskan bahwa tujuan untuk memperoleh pengetahuan

Page 55: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

43

sastra itu terjadi erat dengan tujuan untuk memperoleh pengalaman

sastra. Jadi, belajar sastra sama halnya dengan menambah pengalaman

sastra.

c. Manfaat Pembelajaran Sastra

Menurut Rahmanto (2005: 16-25), pembelajaran berfungsi atau

penting untuk membantu keterampilan berbahasa, meningkatkan

keterampilan budaya, mengembangkan cipta dan rasa, dan menunjang

pembentukan watak.

1) Membantu keterampilan berbahasa;

Membantu keterampilan berbahasa maksudnya adalah sastra

dapat sebagai penunjang empat ketrampilan berbahasa, yaitu (1)

menyimak, (2) berbicara, (3) membaca, dan (4) menulis.

2) Meningkatkan keterampilan budaya;

Meningkatkan keterampilan budaya maksudnya adalah sastra

tidak seperti ilmu kimia atau matematika tetapi sastra selalu

mencerminkan kebudayaan suatu daerah yang melahirkan sastra

tersebut.

3) Mengembangkan cipta dan rasa;

Mengembangkan cipta dan rasa maksudnya adalah setiap guru

hendaknya menyadari bahwa setiap siswa adalah individu yang khas

kemampuan dan intelektualnya.

4) Menunjang pembentukan watak;

Page 56: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

44

Menunjang pembentukan watak maksudnya adalah bahwa

dalam pengajaran sastra dapat menunjang pembentukan watak baik itu

segi positif maupun negatif tergantung dari sastra yang dibaca.

d. Bahan Pembelajaran Sastra

Rahmanto (1988: 27) berpendapat bahwa untuk menentukan

bahan pembelajaran sastra, harus diperhatikan dari sudut bahasa,

kematangan jiwa (psikologis), dan latar belakang kebudayaan siswa.

Seorang guru hendaknya selalu berusaha memahami tingkat kebahasaan

siswa sehingga guru dapat memilih materi yang cocok untuk disajikan.

Karya sastra yang dipilih untuk diajarkan hendaknya juga sesuai dengan

tahap psikologis pada umumnya dalam suatu tingkatan satuan

pendidikan.

e. MetodePembelajaran Sastra

Metode merupakan cara yang digunakan seorang guru dalam

menyampaikan pelajaran untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan

kurikulum yang berlaku. Seorang guru dapat memilih metode yang

digunakan dalam proses belajar mengajar dengan menyesuaikan materi

pelajaran dan keadaan siswa. Metode yang dapat digunakan dalam

pembelajaran sastra di sekolah, yaitu ceramah, jigsaw, dan tanya jawab.

1) Metode Ceramah

Ceramah sebagai suatu metode pembelajaran merupakan

cara yang digunakan dalam mengembangkan proses pembelajaran

melalui cara penuturan (lecturer). Metode ini bagus jika

Page 57: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

45

penggunaannya betul-betul disiapkan dengan baik, didukung alat

dan media, serta memerhatikan batas-batas kemungkinan

penggunaannya. Hal yang perlu diperhatikan dalam metode

ceramah adalah isi ceramah mudah diterima dan dipahami serta

mampu menstimulasi pendengar (peserta didik) untuk mengikuti

dan melakukan sesuatu yang terdapat dalam isi ceramah (Majid,

2013: 194).

2) Metode Diskusi

Killen berpendapat bahwa diskusi adalah metode

pembelajaran yang menghadapkan peserta didik pada suatu

permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami

pengetahuan peserta didik, serta untuk membuat suatu keputusan

(Majid, 2013:200).

3) Metode Tanya Jawab

Majid (2013: 210) tanya jawab adalah metode mengajar

yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat

two way trafic karena pada saat yang sama terjadi dialog antara

pendidik dan peserta didik. Pendidik bertanya peserta didik

menjawab atau peserta didik bertanya pendidik menjawab. Metode

tanya jawab dimaksudkan untuk merangsang berpikir peserta didik

dan membimbingnya dalam mencapai atau mendapatkan

pengetahuan. Komunikasi terlihat dari hubungan timbal balik

secara langsung antara pendidik dan peserta didik.

Page 58: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

46

f. Model Pembelajaran

Model pembelajaran merupakan suatu cara untuk

mengimplementasikan rencana pembelajaran yang telah disusun dalam

kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun bisa tercapai secara

optimal. Model pembelajaran disusun berdasarkan berbagai prinsip atau

teori pengetahuan. Peneliti akan melakukan penelitian menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe Investigasi kelompok (Group

Investigation). Perencanaan dengan tipe Investigasi kelompok (Group

Investigation) adalah kelompok yang dibentuk oleh siswa itu sendiri

dengan anggota 2-6 orang, tiap kelompok bebas memilih topik dari

keseluruhan materi yang akan diajarkan, dan membuat laporan

kelompok. Selanjutnya, setiap kelompok mempresentasikan hasil

laporan kepada seluruh kelas, untuk saling tukar pendapat dan informasi

tentang hasil laporan masing-masing kelompok (Rusman, 2012: 220).

1) Tahapan Pembelajaran Kooperatif Model Group Investigation

Model Group Investigation merupakan model pembelajaran

kooperatif yang dapat dipakai guru untuk mengembangkan

kreativitas siswa, baik secara perorangan maupun kelompok. Adapun

tahapan pembelajaran kooperatif model Group Investigation sebagai

berikut.

a) Penyampaian Motivasi dan Tujuan Pembelajaran

Page 59: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

47

Sebelum melaksanakan kegiatan belajar mengajar, seorang

pendidik harus memberikan motifasi dan tujuan dari

pembelajaran.

b) Pembagian Kelompok

Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok, yang

terdiri dari 2-6 orang dan menjelaskan tentang materi pelajaran.

Guru juga menjelaskan tentang tugas dan cara mengerjakannya.

c) Kegiatan Belajar dalam Kelompok

Setiap kelompok bebas memilih subtopik keseluruhan

materi yang akan diajarkan. Setelah memilih topik materi, siswa

dianjurkan untuk berdiskusi dalam mengerjakan tugas.

d) Presentasi Kelompok

Setiap kelompok harus mempresentasikan hasil diskusinya di

depan kelas. Guru memberikan kuis berupa pertanyaan kepada

setiap anggota kelompok.

2) Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group

Investigation

Menurut Rusman (2012: 223), model pembelajaran

kooperatif dirancang untuk membantu terjadinya pembagian

tanggung jawab ketika siswa mengikuti pembelajaran. Model

pembelajaran kooperatif tipe group investigation langkah-langkah

pembelajarannya adalah:

Page 60: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

48

a. membagi siswa ke dalam kelompok kecil yang terdiri dari

siswa;

b. memberikan pertanyaan terbuka yang bersifat analitis;

c. mengajak setiap siswa untuk berpartisipasi dalam menjawab

pertanyaan kelompoknya secara bergiliran searah jarum jam

dalam kurun waktu yang disepakati.

3) Kelebihan dan Kelemahan Model Group Investigation

Adapun kelebihan dan kelemahan model pembelajaran

Group Investigation. Model pembelajaran Group Investigation

memiliki kelebihan yaitu sebagai berikut.

a) Untuk meningkatkan kemampuan kreatifitas siswa yang ditempuh

melalui pengembangan proses kreatif menuju suatu kesadaran dan

pengembangan alat bantu yang secara eksplisit mendukung

kreatifitas.

b) Untuk meningkatkan peluang keberhasilan dalam memecahkan

suatu masalah.

c) Membangun keterampilan komunikasi antarkelompok.

d) Setiap siswa dapat saling memberi kontribusi berdasarkan

pengalaman sehari-hari.

e) Siswa dapat berpikir kritis.

f) Kuis yang diberikan kepada setiap anggota kelompok akan

menjadi faktor pendorong siswa untuk mempelajari materi.

Page 61: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

49

Setiap memiliki beberapa kelebihan, model pembelajaran

Group Investigation juga memiliki beberapa kelemahan. Model

pembelajaran Group Investigation memiliki kelemahan yaitu sebagai

berikut.

a) Tidak cocok untuk siswa yang kurang aktif dalam komunikasi,

karena dalam model pembelajaran ini sangat membutuhkan

keterampilan berkomunikasi.

b) Mengutamakan emosional dari pada intelektual.

g. Langkah-langkah Pembelajaran Sastra

Rahmanto (1988: 43) mengatakan bahwa guru hendaknya selalu

memberikan variasi dalam menyampaikan pembelajaran, sehingga siswa

tidak jenuh dan selalu siap dalam menggapai berbagai rangsangan. Tata

cara penyajian yang perlu diperhatikan oleh setiap guru dalam memberikan

pembelajaran sastra antara lain melalui tahapan sebagai berikut: pelacakan

pendahuluan, penentuan sikap praktis, introduksi, penyajian, diskusi, dan

pengukuhan.

1) Pelacakan Pendahuluan

Guru mempelajari terlebih dahulu materi yang akan

diajarkan untuk menentukan aspek-aspek yang perlu mendapat

perhatian khusus dari peserta didik dan untuk memperoleh

pemahaman awal tentang novel yang akan disajikan sebagai bahan

ajar.

Page 62: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

50

2) Penentuan Sikap Praktis

Penentuan sikap praktis yang menentukan informasi yang

dapat diberikan oleh guru untuk mempermudah siswa dalam

memahami sebuah novel yang akan dijadikan. Keterangan yang

diberikan hendaknya jelas dan sepenuhnya.

3) Introduksi

Banyak faktor yang mempengaruhi penyajian pengantar ini, guru

hendaknya memberikan pengantar yang sesuai dengan materi yang

akan disampaikan dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi pada

saat materi tersebut disajikan.

4) Penyajian

Tahap penyajian adalah guru menyajikan materi yang telah

disiapkan untuk diajarkan kepada peserta didiknya. Guru sebaiknya

menggunakan cara yang bervariasi dalam penyampaiannya supaya

siswa tidak merasa bosan.

5) Diskusi

Siswa mendiskusikan masalah-masalah yang berkaitan dengan

materi. Guru sebaiknya mendampingi jalannya diskusi supaya tidak

membahas masalah yang tidak ada relevansinya dengan inti masalah

yang sedang dibahas.

6) Pengukuhan

Guru memberikan penjelasan-penjelasan kembali materi-materi

yang telah disampaikan guna memperdalam tingkat pemahaman

Page 63: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

51

siswa terhadap materi tersebut. Setelah itu, guru memberikan soal-

soal baik lisan maupun tulisan untuk mengukuhkan materi yang

telah disampaikan.

h. Sumber Belajar

Sumber belajar yang dipakai adalah hasil karya sastra (novel),

pribadi guru serta buku pelajaran yang sengaja disiapkan dan berkenaan

dengan sastra. Misalnya buku-buku tentang sastra, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, buku paket pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di

SMA.

i. Evaluasi

Evaluasi dalam pembelajaran biasa juga disebut dengan

penilaian. Penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran

untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta

digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar,

dan memperbaiki proses pembelajaran (Rusman, 2012: 13). Evaluasi

merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari keseluruhan proses

belajar mengajar. Evaluasi yang dimaksudkan adalah untuk mengukur

tingkat kemampuan siswa.

Dalam pembelajaran sastra, evaluasi dibagi menjadi evaluasi

yang berhubungan dengan aspek kognitif (pengetahuan), psikomotorik

(keterampilan), dan afektif (sikap). Aspek kognitif berhubungan dengan

akal pikiran dalam mengerjakan soal tes dan subtansi tugas, penilaian

dalam aspek psikomotorik berupa keterampilan bahasa siswa (dapat

Page 64: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

52

dievaluasi dari penggunaan bahasa dalam mengerjakan tugas),

sedangkan penilaian dalam aspek afektif berhubungan dengan

perubahan sikap sesuai dengan nilai-nilai karakter bangsa.

Page 65: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

53

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini berisi metode penelitian yang meliputi objek penelitian, fokus

penelitian, sumber data, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data,

teknik analisis data, teknik keabsahan data, dan teknik penyajian hasil analisis

data.

A. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah sesuatu yang menjadi pokok pembicaraan

atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2013:

161). Objek penelitian ini adalah aspek nilai pendidikan karakter dalam

novel Ayah Karya Andrea Hirata. Novel ini diterbitkan oleh PT Bentang

Pustaka, SIA XV, Sleman, Yogyakarta-55284 cetakan Agustus 2015,

Jumlah Halaman 412.

B. Fokus penelitian

Fokus penelitian merupakan pusat dari objek penelitian. Di dalam

penelitian kualitatif diharuskan adanya batasan dalam penelitian atas dasar

fokus yang timbul sebagai masalah dalam penelitian. Penelitian fokus dapat

dihubungkan oleh interaksi antara peneliti dan fokus, dengan kata lain

sebagai manapun penetapan fokus sebagai pokok masalah penelitian penting

artinya dalam usaha menemukan batas penelitian (Moleong, 2012: 12).

Penelitian ini difokuskan pada pendidikan karakter yang berbentuk nilai-

Page 66: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

54

nilai kebaikan dalam novel Ayah Karya Andrea Hirata dan

skenario pembelajarannya di Kelas XI SMA.

C. Sumber Data

Menurut Arikunto (2013: 172), sumber data dalam penelitian

adalah subjek dari mana data diperoleh. Sumber data penelitian adalah

sumber data yang diperlukan untuk penelitian dan didalamnya sumber

data terbagi menjadi dua, yaitu sumber data primer dan sumber data

sekunder.

Menurut Sugiyono (2013: 193), sumber data primer dan sumber

data sekunder adalah sebagai berikut: sumber data primer adalah sumber

data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, sedangkan

sumber data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau

dokumen.

Dalam penelitian ini, sumber data primer yang diperoleh oleh

penulis merupakan data yang didapat dari pengamatan secara langsung,

yaitu data berupa hasil analisis novel yang diperoleh melalui pengamatan

yang dilakukan oleh penulis secara langsung. Selanjutnya, sumber data

sekunder adalah sumber data yang tidak diperoleh langsung oleh penulis

melainkan penulis hanya mengambil dari penelitian sebelumnya atau

data telah tersedia dan penulis tinggal mempergunakannya, yaitu sumber

data sekunder didapat melalui internet dan buku-buku serta hasil

Page 67: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

55

penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya mengenai sastra yang

terdapat di perpustakaan yang menyangkut dengan objek penelitian.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan

oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah

dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis

sehingga mudah diolah (Arikunto, 2013:203). Jadi, instrumen penelitian

adalah alat yang digunakan dalam melakukan pengukuran, dalam hal ini

alat untuk mengumpulkan data pada suatu penelitian.

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat

penelitian ialah peneliti sendiri. Peneliti kualitatif sebagai human

instrument berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan

sebagai sumber data, menafsirkan data, dan membuat kesimpulan atas

temuannya (Sugiyono, 2013: 306).

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penelitilah yang

menjadi instrumen utama dalam sebuah penelitian kualitatif. Peneliti

sebagai instrumen utama dalam suatu penelitian maka harus memiliki

bekal teori dan wawasan yang luas untuk dapat melakukan analisis yang

jelas dan bermakna. Peneliti bertindak sebagai perencana, pelaksana,

pengumpul data, penganalisis, dan menjadi pelapor hasil penelitiannya.

Peneliti dibantu dengan buku-buku yang memuat teori novel, buku-buku

tentang teori bahasa dan sastra sebagai acuan dalam penulisan penelitian.

Penelitian dengan menggunakan teknik catat, yaitu pencatatan yang

Page 68: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

56

dituangkan pada kartu data dilakukan oleh penulis, guna mengelompokan

data berupa nilai-nilai pendidikan karakter yang ada dalam novel Ayah

Karya Andrea Hirata. Adapun contoh kartu data untuk menyajikan nilai

pendidikan karakter dapat digambarkan sebagai berikut.

Tabel 1.

Nilai Pendidikan Karakter dalam Novel Ayah Karya Andrea Hirata

No. Nilai Pendidikan Karakter Halaman Buku

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling

strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data (Sugiyono, 2013: 308). Langkah utama dalam upaya

pengumpulan data yang akan dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini

adalah mendapatkan data dengan menggunakan teknik pustaka, teknik

simak, dan teknik catat sebagai berikut.

a. Teknik Pustaka

Subroto (1992: 42) menyatakan bahwa teknik pustaka adalah

teknik yang mempergunakan sumber-sumber tertulis guna

memperoleh data. Sumber-sumber tertulis tersebut dapat berwujud

majalah, surat kabar, karya sastra, buku bacaan umum, karya ilmiah,

Page 69: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

57

dan buku perundang-undangan. Peneliti menggunakan sumber

tertulis yang berwujud karya sastra berupa novel Ayah Karya Andrea

Hirata.

b. Teknik simak

Teknik simak adalah teknik penyimakan terhadap

penggunaan bahasa (Sudaryanto, 2015: 203 ). Penyimakan dengan

cermat dan teliti yang dilakukan oleh peneliti secara langsung akan

menghasilkan data yang diinginkan oleh peneliti itu sendiri. Peneliti

melakukan penyimakan dengan cermat dan teliti tentang nilai

pendidikan karakter pada novel Ayah Karya Andrea Hirata.

c. Teknik catat

Teknik catat adalah teknik yang dilakukan dengan cara

melakukan pencatatan pada kartu data yang segera dilanjutkan

dengan klasifikasi (Sudaryanto, 2015: 205). Pencatatan itu dapat

dilakukan ketika peneliti telah melalui tahap pembacaan secara

intensif. Setelah menemukan data yang diinginkan, peneliti

mencatatnya pada kartu data. Setelah menemukan data yang

diinginkan, yaitu mengenai nilai-nilai pendidikan karakter pada

novel Ayah Karya Andrea Hirata, peneliti melakukan

pengelompokkan dan kemudian memindahkan data yang sudah

dikelompokkan tersebut ke dalam kartu pencatat data.

Page 70: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

58

F. Teknik Analisis Data

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif.

Penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan

cara mencatat dengan teliti dan cermat data yang terwujud kata-kata atau

kalimat untuk memperoleh suatu kesimpulan (Subroto, 1992: 7). Analisis

data dalam penelitian ini dilakukan secara content analysis (analisis isi).

Content analysis merupakan teknik penelitian untuk mendeskripsikan

secara objektif, sistematis dan kuantitatif isi komunikasi yang tampak

(Ismawati, 2011: 70). Dengan teknik ini, peneliti membahas dan

mengkaji teks novel untuk membedah dan memaparkan nilai pendidikan

karakter yang terkandung dalam karya novel tersebut.

Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam menganalisis data

dalam novel Ayah Karya Andrea Hirata adalah sebagai berikut:

1. mencatat nilai-nilai pendidikan karakter yang terdapat pada novel

Ayah Karya Andrea Hirata;

2. menganalisis nilai pendidikan karakter pada novel Ayah Karya

Andrea Hirata sebagai bahan ajar dan langkah pemebelajaranya di

kelas XI SMA;

3. mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan karakter pada novel Ayah

Karya Andrea Hirata;

4. menyimpulkan hasil analisis pendidikan karakter dalam novel Ayah

Karya Andrea Hirata dan skenario pembelajarannya di kelas XI

SMA.

Page 71: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

59

G. Teknik Keabsahan Data

Menurut Williams Wiersma, salah satu strategi untuk

meningkatkan validasi adalah dengan menggunakan triangulasi, yakni

proses pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan

berbagai waktu (Sugiyono, 2013: 372). Trianggulasi merupakan teknik

keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data

tersebut untuk keperluan pengecekan terhadap data yang diperoleh. Tri-

anggulasi ini dapat dilakukan melalui sumber, metode, peneliti, dan teori

yang ada.

Triangulasi yang digunakan dalam penelitian yang akan penulis

lakukan, yaitu tringulasi sumber. Triangulasi dengan sumber berarti

membandingkan dan melakukan pengecekan kembali data-data yang

telah diperoleh dengan cara menanyakan kebenaran data kepada pembaca

(sebagai sumber). Menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara

mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa pembaca dari

kalangan mahasiswa yang telah membaca novel Ayah karya Andrea

Hirata. Data genetik dan data afektif divalidasi dengan menggunakan

triangulasi sumber.

H. Teknik Penyajian Hasil Analisis

Penelitian yang peneliti lakukan adalah penelitian kualitatif. Pada

penelitian ini, hasil dari analisis disajikan menggunakan teknik penyajian

informal. Teknik penyajian informal adalah penyajian hasil analisis data

dengan kata-kata biasa (Sudaryanto, 1993: 145). Dalam peneliti ini,

Page 72: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

60

diterapkan teknik informal karena dalam menyajikan hasil penelitian

mengenai nilai pendidikan karakter dalam novel Ayah Karya Andrea

Hirata dan skenario pembelajarannya di Kelas XI SMA di dalamnya

menggunakan kata-kata biasa, dan tidak menggunakan lambang-lambang

atau simbol.

Page 73: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

61

61

BAB IV

PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN DATA

Bab ini berisi penyajian dan pembahasan data. Penyajian dan

pembahasan data ini terdiri atas unsur intrinsik, nilai pendidikan karakter,

dan skenario pembelajaran.

A. Penyajian Data

Sebelum peneliti membahas data penelitian tentang novel Ayah

Karya Andrea Hirata melalui kajian nilai pendidikan karakter sastra,

terlebih dahulu peneliti menyajikan data. Data-data dalam penyajian ini

merupakan gambaran mengenai masalah-masalah yang akan peneliti bahas

dalam pembahasan data.

1. Unsur intrinsik novel Ayah Karya Andrea Hirata

Unsur intrinsik yang peneliti analisis dalam novel Ayah Karya

Andrea Hirata antara lain meliputi tema, tokoh dan penokohan, alur, latar,

dan sudut pandang. Unsur intrinsik tersebut disajikan dalam tabel 2 di

bawah ini.

Page 74: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

62

62

Tabel 2

Unsur Intrinsik Novel Ayah Karya Andrea Hirata

No. Unsur Pembentuk Karya

sastra Halaman Buku

1. Tema

a. Masalah Rumah Tangga 1, 2

b. Masalah Percintaan 3, 43

c. Masalah Ekonomi 53, 129

d. Masalah Mengasuh

Anak

184, 185, 187

e. Masalah Perceraian 206, 211, 212

f. Masalah Kehilangan

Anak

219, 228, 229

g. Masalah Kejiwaan 284, 299

h. Masalah Perjuangan

untuk Anak

357, 373

i. Masalah Hukum Karma 16, 27, 235

2. Tokoh dan Penokohan 5, 11,14, 17, 27, 60, 86, 149, 235,

258, 285, 295, 346, 355, 357, 373

3. Alur

a. Tahap Penyituasian 1, 2, 3

b. Tahap Pemunculan

Konflik

170, 182

c. Tahap Peningkatan

Konflik

121, 228, 229

d. Tahap Klimaks 284, 299

e. Tahap Penyelesaian 299, 346, 381

4. Latar

a. Latar Tempat 1, 11, 15, 23, 30, 46, 52, 54, 70,

91, 97, 107, 112, 131, 187, 210,

381

b. Latar Waktu 32, 46, 53, 66, 75, 86, 187

c. Latar Sosial 7, 80,137, 141, 209, 257, 277

5. Sudut Pandang 41, 373

Page 75: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

63

2. Nilai Pendidikan Karakter dalam novel Ayah Karya Andrea Hirata

Pendidikan karakter dalam novel Ayah Karya Andrea Hirata,

meliputi karakter unsur yang dianalis terdiri dari aspek-aspek pendidikan

karakter seperti berikut: religius, jujur, disiplin, kerja keras, kreatif,

mandiri, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, komunikatif senang

bersahabat atau proaktif, cinta tanah air, cinta damai, gemar membaca,

dan tanggung jawab. Nilai pendidikan karakter tersebut disajikan dalam

tabel 3 di bawah ini.

Tabel 3

Nilai Pendidikan Karakter Novel Ayah Karya Andrea Hirata

No. Nilai Karakter Halaman Buku

1 Religius 33, 48, 89, 117, 129, 141, 168, 183,

227, 305

2 Jujur 131, 156, 164, 258, 371

3 Kerja Keras 15, 33, 105, 133, 117, 129, 130, 320,

373

4 Kreatif 21, 154,187, 224

5 Mandiri 131, 155, 178, 187, 277

6 Demokratis 319, 362

7 Rasa Ingin Tahu 15, 47, 52, 295, 297

8 Cinta Tanah Air 295, 296

9 Menghargai Prestasi 11, 376

10 Komunikatif, Senang

Bersahabat atau Proaktif

23, 55, 95, 208, 242, 308, 322, 377,

393

11 Cinta Damai 54, 80, 149, 292

12 Gemar Membaca 191,276

13 Peduli Sosial 21, 95, 54, 174, 215, 258, 280, 295,

330, 377

14 Tanggung Jawab 269, 272, 164

Page 76: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

64

3. Skenario Pembelajaran Novel Ayah Karya Andrea Hirata

a. Standar Kompetensi

Standar kompetensi, mengikat guru dalam menyelenggarakan

kegiatan pembelajaran dan sekaligus sebagai kontrol kualitas

pendidikan nasional. Standar kompetensinya adalah (membaca)

memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/terjemahan.

b. Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar adalah kemampuan minimal pada tiap mata

pelajaran yang harus dicapai siswa. Kompetensi dasar pembelajaran

sastra dalam penelitian ini adalah 7.2 menganalisis unsur-unsur

intrinsik dan ekstrinsik novel Ayah Karya Andrea Hirata.

c. Indikator

Indikator hasil belajar yang dipakai untuk mengajarkan unsur

intrinsik dan nilai pendidikan karakter di SMA, antara lain:

1) menceritakan isi novel Ayah Karya Andrea Hirata;

2) menjelaskan unsur intrinsik dalam novel Ayah Karya Andrea

Hirata;

3) menjelaskan nilai pendidikan karakter dalam novel Ayah Karya

Andrea Hirata.

d. Tujuan Pembelajaran

Adapun tujuan dari pembelajaran ini sebagai berikut:

1) siswa mampu menceritakan isi novel Ayah Karya Andrea Hirata;

Page 77: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

65

2) siswa dapat menjelaskan unsur intrinsik dalam novel Ayah Karya

Andrea Hirata;

3) siswa dapat menjelaskan nilai pendidikan karakter dalam novel

Ayah Karya Andrea Hirata.

e. Materi Pembelajaran

Materi dalam pembelajaran sastra mencakup sebagai berikut:

2. unsur intrinsik novel Ayah Karya Andrea Hirata;

3. nilai pendidikan karakter novel Ayah Karya Andrea Hirata;

4. mengemukakan hasil yang telah diketahui dengan bahasa yang

baik.

f. Waktu

Waktu dalam kurikulum yang dimaksud adalah lama proses

pembelajaran dalam satu minggu setiap pertemuan sesuai dengan waktu

yang telah ditentukan dalam silabus. Pembelajaran sastra berdasarkan

KTSP, mempunyai alokasi waktu 2 x 45 menit setiap kali pertemuan

mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SMA.

g. Langkah-langkah Pembelajaran

Langkah-langkah pembelajaran merupakan tahap yang

dilaksanakan dalam proses pembelajaran. Langkah-langkah

pembelajaran meliputi pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Berikut

ini disajikan langkah-langkah pembelajaran novel dengan materi nilai

pendidikan karakter pada novel Ayahdi SMA dengan dua kali

pertemuan.

Page 78: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

66

1) Pertemuan pertama dengan alokasi waktu 2 x 45 menit.

a) Pendahuluan

Guru memberikan salam dan melakukan absensi pada

siswa. Guru menjelaskan tujuan dan manfaat pembelajaran serta

memotivasi siswa dengan mengarahkan pada situasi

pembelajaran.

b) Kegiatan Inti

Guru memberikan teori atau menerangkan tentang unsur

intrinsik novel dan nilai-nilai pendidikan karakter yang terdapat

dalam karya sastra. Guru mengajak siswa untuk membaca novel

Ayah. Karena membaca novel memerlukan waktu yang cukup

lama, siswa diminta untuk melanjutkan membaca novel di luar

jam sekolah.

c) Penutup

Guru memberi tugas siswa untuk melanjutkan tugasnya

masing-masing di rumah. Guru mengakhiri kegiatan

pembelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa.

2) Pertemuan kedua dengan alokasi waktu 2 x 45 menit.

a) Pendahuluan

Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan

mengucapkan salam dan melakukan absensi. Guru mengulas

materi yang telah dijelaskan pada pertemuan sebelumnya dengan

memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa.

Page 79: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

67

b) Kegiatan Inti

Guru menugaskan siswa untuk mengidentifikasi dan

menganalisis unsur intrinsik serta nilai pendidikan karakter yang

terdapat pada novel Ayah. Guru menugaskan siswa untuk

mendiskusikan unsur intinsik dan nilai pendidikan karakter pada

novel Ayah.

c) Penutup

Guru dan siswa melakukan refleksi kegiatan belajar

mengajar yang telah dilaksanakan. Guru dan siswa menyimpulkan

materi pembelajaran. Selanjutnya, guru memberikan evaluasi.

h. Evaluasi

Evaluasi berupa penilaian. Evaluasi dalam pembelajaran sastra

ini meliputi evaluasi dalam aspek kognitif (pengetahuan), psikomotorik

(keterampilan), dan afektif (sikap). Evaluasi dalam aspek kognitif

berhubungan dengan akal pikiran dalam mengerjakan soal tes dan

subtansi tugas, penilaian dalam aspek psikomotorik berupa

keterampilan bahasa siswa (dapat dievaluasi dari penggunaan bahasa

dalam mengerjakan tugas), sedangkan penilaian dalam aspek afektif

berhubungan dengan perubahan sikap sesuai dengan nilai-nilai karakter

bangsa. Penilaian dilakukan untuk mengetahui sejauh mana siswa

dalam menguasai materi yang telah diberikan.

Page 80: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

68

B. Pembahasan Data

1. Unsur Intrinsik Novel Ayah Karya Andrea Hirata

Unsur Intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra

itu sendiri. Penulis dalam skripsi ini menganalisis unsur intrinsik novel

Ayah Karya Andrea Hirata yang meliputi: (a) tema, (b) tokoh dan

penokohan, (c) alur, (d) latar, dan (e) sudut pandang.

a. Tema

Tema merupakan pokok pikiran, dasar cerita yang dipakai

sebagai dasar dalam mengarang. Novel Ayah Karya Andrea Hirata,

terdapat beberapa unsur masalah pembangun tema novel tersebut.

Masalah-masalah yang ada dalam novel Ayah meliputi masalah rumah

tangga, pertengkaran, masalah percintaan, masalah ekonomi, masalah

mengasuh anak, masalah perceraian, masalah kehilangan anak,

masalah kejiwaan, masalah perjuangan untuk anak, dan masalah

hukum karma.

1) Masalah Rumah tangga

Dalam berumah tangga tentunya memiliki permasalahan

atau ada saja masalah yang timbul, baik besar maupun kecil.

Begitupun dalam rumah tangga Sabari. Masalah rumah tangga

dalam keluarga Sabari dalam novel ini merupakan permasalahan

yang sangat besar. Sabari telah kehilangan anak tercintanya dan

ditinggalkan oleh istri. Kini hatinya telah merana. Hal itu terlihat

pada kutipan di bawah ini.

Page 81: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

69

“Meski tersembul di antara gumpalan awan April, purnama

kedua belas terang benderang. Begitu terang sehingga

Sabari yang duduk sendiri di beranda, sedih, kesepian, dan

merana, dapat melihat gurat nasib di telapak tangan kirinya.

Tangan kanannya erat menggenggam pensil.”

(Ayah:1)

Berdasarkan kutipan di atas, terlihat jelas bahwa tokoh

Sabari tengah meratapi kesedihannya. Seakan terlihat jelas nasib

hidup rumah tangganya dan kini hanya bisa menjalaninya tanpa

bisa berbuat apa-apa. Hal itu terlihat pada kutipan di bawah ini.

“Kucing yang telah berjanji pada dirinya, untuk ikut Sabari

sampai ajal menjemput, juga merana. Biduk rumah

tangganya, persis rumah tangga Sabari, telah karam.”

“Bentuk rumah Sabari pun macam orang kesepian,

bongkok, mau tumpah, kurang percaya diri. Sebatang pohon

delima di pojok kanan pekarangan ikut-ikutan kesepian.

Mereka, termasuk pohon delima itu, rindu kepada Marlena,

Marleni, dan terutama Zorro.”

(Ayah:2)

Berdasarkan kutipan di atas, terlihat jelas bahwa tokoh

Sabari telah merana hatinya. Lantaran kehilangan anak tercinta

yang dia asuh sendiri sejak kecil serta sang istri yang dicintainya

sejak duduk di bangku sekolah. Rumah yang seharusnya menjadi

tempat berkumpulnya keluarga yang terdiri dari anak, ibu, dan ayah

kini di rumah Sabari yang ada hanyalah sosok seorang ayah, yaitu

Sabari sendiri. Sabari merasa kesepian yang amat sangat mendalam

dengan hanya seekor kucing yang menemaninya di rumah. Kini

rumah tangga Sabari telah di ujung tanduk.

Page 82: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

70

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa Sabari terbentur

masalah rumah tangga. Pernikahannya bersama Lena mengalami

keretakkan yang mengakibatkan Sabari kehilangan semangat

hidupnya. Rumah tangga Sabari telah di ujung tanduk, ditinggal

anak dan istri tercintanya yang kini tak tahu dimana

keberadaannya.

2) Masalah Percintaan

Dunia remaja tidak terlepas dengan urusan percintaan,

begitu juga Sabari. Dia adalah remaja yangtengah dimabuk cinta.

Tanpa memedulikan apapun yang menghadangnya, dia akan

memperjuangkan perasaannya dan mengungkapkannya kepada

wanita yang dicintainya. Hal itu terlihat pada kutipan di bawah ini.

“Marlena, oh, Marlena, perempuan yang telah membuat

Sabari senewen karena kasmaran. Cinta pertamanya,

belahan jiwanya, segala-galanya. Sayang seribu sayang, tak

sedikitpun Lena mengacuhkannya. Gambar-gambar hitam

putih, karena sudah lama tentu saja, silih berganti melayang

dalam kepala laki-laki lugu yang melankolis itu gambar

waktu Sabari mengambil saputangan Lena yang jatuh di

lapangan upacara.”

(Ayah:3)

“Malangnya, seluruh prestasi Sabari yang fenomenal itu

membuat Lena malah semakin brutal menolaknya. Jika

dulu dia sekadar tidak membalas surat Sabari, sekarang

surat-surat itu dirobeknya kecil-kecil lalu dihamburkan di

tempat parkir,”

(Ayah:43)

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa sabari yang tengah

dimabuk cinta tidak patah semangat walaupun Lena sang pujaan

hatinya tidak merespon atau menanggapinya dengan baik.

Page 83: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

71

Meskipun demikian, Sabari tetap terus berusaha untuk memikat

hati Lena. Sabari seakan tulus ikhlas dan mengabaikan apapun

yang menghalanginya dalam perjuangan memikat Lena. Segala

upaya dilakukan oleh Sabari untuk memikat wanita yang

dicintainya. Namun, pada kenyataanya segala upaya Sabari tidak

membuahkan hasil yang baik. Lena semakin tidak nyaman

dibuatnya. Hal itu dibuktikan pada prestasi fenomenal yang dicapai

Sabari malah membuat Lena semakin menolaknya.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa Sabari terbentur

mendapati masalah dalam percintaan. Kecintaannya kepada

seorang wanita bertepuk sebelah tangan. Semakin Sabari berusaha

mengejar cinta Lena, semakin tidak nyaman pula Lena dibuatnya.

Segala upaya untuk mendekati Lena telah dilakukan oleh Sabari

namun tidak membuahkan hasil.

3) Masalah Ekonomi

Dalam sebuah keluarga tentunya mempunyai perekonomian

yang tidak stabil dan keperluan tak terduga terkadang menimpa.

Hal tersebut melanda keluarga Amirza. Istrinya telah jatuh sakit

dan perlu pengobatan, sedangkan pengobatan tersebut

membutuhkan biaya. Hal itu terlihat pada kutipan di bawah ini.

“Istrinya dirawat di rumah sakit di kabupaten. Besar biaya

yang jauh dari kemampuan Amirza. Dengan panik menjual

apa pun yang bisa dijual termasuk sebidang tanah. Hasil

penjualan itu dengan cepat habis. Dia masih perlu sedikit

uang dan sedapat-dapatnya tak mau berhutang. Amirza

habis akal, tetapi kemudian dia teringat Syarif Miskin

Page 84: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

72

pernah mengatakan bahwa radio Philip itu tergolong barang

antik yang langka, harganya mahal. Dengan berat hati

Amirza membungkus radio itu dengan taplak meja sekalian

dan terpogoh-pogoh ke ibu kota kabupaten untuk

menggadaikannya.”

(Ayah:53)

Dari kutipan di atas, terlihat jelas bahwa Amirza betul-betul

membutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk membiayai

pengobatan sang istri. Jarak yang relatif jauh antara tempat tinggal

Amirza dengan rumasakit dimana istrinya dirawat juga memakan

biaya. Hasil dari dirinya dengan berprofesi sebagai buruh tambang

tidak dapat mencukupi semua kebutuhan keluarga. Apalagi untuk

memenuhi kebutuhan yang tidak terduga seprti berobat. Oleh

karena itu, segala upaya ia lakukan untuk memenuhinya. Hingga

pada akhirnya Amirza menggadaikan harta sekaligus hiburan satu-

satunya, yaitu radio. Hanya itulah harta berharga yang tersisa yang

dapat diuangkan untuk memenuhi biaya pengobatan sang istri. Hal

itu terlihat pada kutipan di bawah ini.

“AMIRU telah menghabiskan waktu yang berharga untuk

balap sepeda itu. Dia yakin akan menang, paling tidak juara

ketiga, tetapi mendaftar lomba saja tak boleh. Dia semakin

gelisah karena hanya tinggal tiga minggu siaran radio yang

ditunggu ayahnya itu akan mengudara. Pedih hatinya

mengitung jumlah uang yang ada padanya. Meski telah

bekerja keras, jumlahnya jauh dari sejuta enam ratus ribu.”

(Ayah:129)

Dari kutipan di atas, terlihat jelas bahwa Amiru betul-betul

membutuhkan uang untuk menebus radio yang telah digadai oleh

ayahnya untuk biaya berobat ibunya. Amiru tahu bahwa radio yang

Page 85: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

73

telah digadaikan oleh ayahnya itu adalah satu-satunya hiburan yang

dimiliki keluarganya, terutama ayah. Amiru telah berusaha keras

melakukan berbagai usaha untuk mendapatkan uang namun

jumlahnya masih saja jauh dari yang diharapkan.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa Amirza tengah

dirundung masalah ekonomi. Dirinya yang berprofesi sebagai

buruh tambang tidak dapat mencukupi semua kebutuhan keluarga

termasuk untuk membiayai istrinya untuk berobat di rumah sakit

yang layak. Pada akhirnya Amirza pun menggadaikan radio yang

dimilikinya untuk memenuhi biaya pengobatan istrinya.

4) Masalah Mengasuh Anak

Dalam mengasuh anak pada umumnya merupakan

pekerjaan seorang ibu. Namun, berbeda dengan yang terjadi di

dalam keluarga Sabari. Keadaan membuat Sabari berperan sebagai

ibu sekaligus ayah. Hal itu terlihat pada kutipan di bawah ini.

“Sabari adalah ayah sekaligus ibu bagi Zorro, full time. Dia

menyuapi Zorro dan meminuminya susu. Dia terjaga

sepanjang malam jika anak itu sakit. Dia telah mengalami

saat-saat panik waktu sikecil demam. Dia membawanya ke

puskesmas seperti layaknya dilakukan seorang ibu.”

(Ayah:184)

“Sebagai mertua Sabari sekaligus kakek dari anak kecil itu,

tersentuh dia membaca bahwa Sabari mengundurkan diri

dari pekerjaan karena harus mengurus anaknya, dan betapa

dia merasa dirinya diberkahi karena mendapat kesempatan

itu.”

(Ayah:185)

“Adapun Sabari, setelah mengundurkan diri bekerja di

pabrik Markoni, membuka warung sembako di rumahnya.

Pekerjaan di warung dan memelihara kambing

Page 86: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

74

memungkinkannya untuk selalu berada dekat Zorro.

Semuanya sangat menyenangkan, apalagi sejak ada Zorro,

keajaiban terjadi setiap hari di rumah Sabari.”

(Ayah:187)

Dari kutipan di atas, dapat terlihat bahwa Sabari adalah

Ayah yang sabar dan penyayang kepada anaknya. Ia rela

mengundurkan diri dari pekerjaannya dan membuka warung

sembako dirumahnya supaya bisa dekat dengan Zorro anaknya.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa Sabari memiliki

masalah dalam mengasuh anak. Perceraiannya dengan Lena

berujung kemasalah hak asuh anak yang pada akhirnya hak asuh

anak tersebut dimenangkan oleh istri. Meskipun Sabari mampu

mengurus anak dengan baik namun pengadilan Negara

memutuskan Lena sebagai pengasuh anak yang disahkannya.

5) Masalah Perceraian

Perceraian adalah salah satu yang tidak diinginkan oleh

siapapun dalam berumah tangga. Bahkan Allah pun tidak menyukai

hal tersebut. Namun hal tersebut tampaknya terjadi dalam rumah

tangga Sabari. Hal itu terlihat pada kutipan di bawah ini.

“Baca ini, surat panggilan pihak-pihak yang berperkara,

dalam kurung, relaas 4352, garis miring, pdgt setrip rhsjy

setrip hdgu, garis miring BLTG, telah memanggil Marlena

binti Markoni dan Sabari bin Insyafi.”

“Jadi?”

“Kau kena gugat!” Tamat gemas.

“Gugat cerai!”

Mulut Sabari ternganga.

“Siapa yang menggugat cerai?”

“Ajudan bypati. Ya, Lena!” Ukun pun tak sabar.

“Tidak mungkin!”

Page 87: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

75

“Mengapa tak mungkin?”

Sabari mengalihkan pandangan ke padang ilalang.

“itu tak mungkin,” kata Sabari pelan. Matanya

berkaca-kaca.

Ukun dan Tamat tahu Sabari tak sanggup menerima

kenyataan. Oleh karena itu, dia tak mau memahami maksud

surat itu.”

(Ayah:206)

Berdasarkan kutipan di atas, tampak bahwa Sabari terkena

gugat cerai oleh Lena. Sabari tak sanggup menerima kenyataan

tersebut. Sulit sabari menerima kenyataan itu. Hal itu terlihat pada

kutipan di bawah ini.

“Sabari menatap Yang Mulia. Sebenarnya, ingin sekali dia

mengatakan bahwa silakan majelis memutuskan apa saja

asal tidak memutuskan hubungannya dengan Zorro.

Namun, dilihatnya Marlena memelotot kearahnya, matanya

besar macam buah mentega, mulutnya siap menyemburkan

api. Sabari tak dapat berkata-kata.”

(Ayah:211)

“Persidangan tak berlangsung lama. Hati Sabari seperti

digunting melihat panitera pengadilan menggunting buku

nikahnya dan buku nikah Lena. Yang Mulia mengetuk palu.

Majelis menutup sidang.”

(Ayah:212)

Dari kutipan di atas, dapat dilihat bahwa Sabari telah

dicerai oleh Lena. Sabari tidak dapat berbuat apa-apa, begitupun

tentang hak asuh anak yang menjadi hak asuh Lena sebagai ibu

kandung Zorro. Sabari menerima semua keputusan itu dengan

penuh rasa sakit yang sangat mendalam.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa Sabari tengah

mendapati masalah perceraian meskipun tak ada sedikitpun

terlintas dipikirannya untuk bercerai. Namun hal itu terjadi, lena

Page 88: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

76

mengajukan cerai dan dikabulkan oleh hakim. Dari perceraian

tersebut pada akhirnya berdampak terhadap hak asuh anak yang

pada akhirnya dimenangkan oleh Lena.

6) Masalah Kehilangan Anak

Anak adalah harta paling berharga yang dimiliki orangtua.

Betapa sedihnya seorang ayah kehilangan anak yang dicintainya,

dirawat dari kecil hingga tumbuh kembang. Sabari pun mengalami

hal tersebut. Hal itu terlihat pada kutipan di bawah ini.

“Di depan Ukun dan Tamat, Sabari mempertahankan

posisinya dengan dalih bahwa tak ada orang yang lebih

dekat dan lebih sayang di dunia ini kepada Zorro selain

dirinya.

“Setuju,” kata Tamat dengan tenang.

Bahwa Zorro sudah ada dengannya sejak masih

merah.

“Setuju.”

“Bilang sama Lena, Kun,” pesan lelaki lugu itu.”

(Ayah:219)

“Lena meraih Zorro, langsung menggendongnya dan

bergegas pergi. Zorro meronta. Sabari mendekat, dua pria

tadi menghalanginya. Lena bergegas pergi. Zorro

memberontak dan memanggil-manggil, Aya! Aya!

Tangannya menggapai-gapai.”

(Ayah:228)

“Lama dia berdiri memandangi persimpangan jalan di

ujung sana, tempat dia terakhir melihat Zorro. Sendi-sendi

tubuhnya lumpuh. Dia bahkan tak mampu memegang tali

balon gas. Balon-balon itu terlepas, terbang meyedihkan ke

angkasa.”

(Ayah:229)

Dari kutipan di atas, dapat dilihat bahwa Sabari dengan

berat hati kehilangan anak tercintanya, Zorro yang diasuhnya dari

kecil. Perasaan itupun di ungkapkan kepada sahabatnya Ukun dan

Page 89: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

77

Tamat. Zorro diambil secara paksa oleh Lena. Betapa hancurnya

perasaan Sabari kehilangan anak yang dicintai dan disayanginya

begitu saja. Sabaripun lemah tak berdaya menerima semua itu.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa Sabari tengah

mendapati masalah atas hilangnya si anak tercintanya. Lena

mengambil paksa Zorro dari Sabari. Kini Sabaripun pasrah karena

hak asuh anak dimenangkan oleh Lena.

7) Masalah Kejiwaan

Kejiwaan merupakan kondisi jiwa seseorang normal dan

tidaknya jiwa orang tersebut. Setelah kepergian Zorro, kejiwaan

Sabari terganggu. Dia menjadi glandangan dan linglung serta tidak

lagi bisa mengurus dirinya sendiri. Hal itu terlihat pada kutipan di

bawah ini.

“Dari sore sampai malam, Sabari adalah satu-satunya

manusia di platform pasar ikan. Dia berjalan melalui

relung-relung gang pasar yang sepi sampai sambil

menggendong Abu Meong dan memanggil-manggil

Marleni. Kerap pula memanggil Marlena dan Zorro.

Langkahnya diikuti belasan kucing pasar. Jika ada

penertiban glandangan dan orang gila, kerap Sabari

dinaikan ke bak mobil pikap polisi pamong praja, tetapi tak

lama kemudian dia akan kembali lagi ke pasar ikan”

(Ayah:284)

“Alangkah terkejutnya mereka melihat Sabari. Sepintas

mereka tak lagi mengenalinya. Badanya kurus melengkung

karena kurang makan. Rambutnya panjang awut-awutan

macam rambut Lenny Kravitz sebelum di-rebonding tempo

hari. Janggotnya panjang macam janggot pertapa Kapuchin.

Kumisnya simpang siur. Mukanya kumal jarang dibasuh,

sepasang mata yang liar melirik-lirik dengan cepat. Tipikal

pandangan mata orang sakit ingatan.”

(Ayah:299)

Page 90: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

78

Dari kutipan di atas, terlihat jelas bahwa kejiwaan Sabari

terganggu setelah berbagai prahara menimpanya. Terutama setelah

kehilangan anak tercintanya Zorro. Sabari tak tampak lagi seperti

orang waras. Badannya sudah takterurus lagi dan tinggal dimana

saja, menjauh dari peradaban orang normal pada umumnya. Sabari

benar-benar tergonjang hatinya.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa Sabari

mengalami masalah dalam kejiwaannya. Semenjak kehilangan

Lena dan anaknya Zorro dalam hidupnya, Sabari menjadi

terganggu dan tidak sehat secara kejiwaannya. Badannya dan

tingkahnya menjadi tak terurus layaknya orang gila.

8) Masalah Perjuangan untuk Anak

Sebagai orang tua pasti ingin membahagiakan anaknya.

Namun jalan untuk membahagiakannya terkadang tidak semulus

yang dibayangkan. Begitupun dengan Sabari yang ingin

membahagiakan anaknya dengan mempersembahkan sebuah piala.

Hal itu terlihat pada kutipan di bawah ini.

“Mereka tertawa, lalu terurai-urai obrolan demi obrolan,

sampai pada soal lomba marathon.

“Aku ingin menjadi juara pertama, “Pak,” kata

Sabari dengan tenang, tetapi suaranya mengandung tenaga

dalam.

“Aku ingin mendapat piala, piala itu akan

kupersembahkan untuk anakku Zorro.”

Juru antar terharu. Dia tahu apa yang telah dialami Sabari.

Baginya, piala itu adalah persembahan yang indah dari

seorang ayah untuk anaknya.”

(Ayah:357)

Page 91: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

79

“Matahari mengendap. Malam menjelang. Telapak kaki

Sabari melepuh, lalu berdarah. Bercak-bercak darah

tertinggal di aspal. Meski kakinya perih dan napasnya

tersengal-sengak, meski sampai finis malam nanti, Sabari

bertekad untuk terus berlari karena dia teringat akan

anaknya. Dia tak mau menyerah demi Zorro. Seorang ayah,

tak boleh menyerah demi anaknya, begitu kata hati Sabari.”

(Ayah:373)

Berdasarkan kutipan di atas, tampak jelas betapa besarnya

perjuangan Sabari untuk meraih sebuah piala lari maraton yang

akan dipersembahkan untuk anak tercintanya sepulangnya nanti.

Sabari telah berjuang dengan sangat keras namun usahanya tidak

membuahkan hasil dengan baik. Sabari kalah dan gagal dalam

meraih piala maraton. Walaupun telah disadarinya bahwa dirinya

telah gagal, Sabari bersikeras untuk mencapai garis finis dengan

penuh pengorbanan lantaran tak mau menyerah demi anaknya

Zorro.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa Sabari

mengalami masalah dalam mewujudkan mimpinya sehingga terus

berjuang untuk mempersembahkan tropi kepada anaknya. Usaha

keras telah dilakukan oleh Sabari hingga darah penghabisan namun

tropi tersebut tidak didapatinya.

9) Masalah Hukum Karma

Sikap orangtua terhadap mendidik anak adalah salah satu

hal yang penting dalam membentuk mental anak. Markoni

dianggap sebagai ayah yang keras kepala oleh anaknya. Hal itu

terlihat pada kutipan di bawah ini.

Page 92: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

80

“AYAH yang keras kepala, begitu semua anaknya

menganggap Markoni. Markoni sadar akan hal itu, tetapi

tak dapat mengubahnya. Sistem militan yang diterapkannya

di rumah adalah akibat dari penyesalan paling besar dalam

hidupnya, yang tak ada hari dilaluinya tanpa menyesalinya,

yaitu tidak sempat sekolah tinggi.”

(Ayah:16)

“Markoni bertanya kepada istrinya, mengapa si bungsu

keras begitu. Istrinya berkata, lihatlah siapa yang bicara itu.

Berkali-kali sibungsu hampir tak naik kelas. kritis. Yang

membuat Markoni jengkel adalah kata guru-guru, si bungsu

itu sesungguhnya sangat pintar. Sekarang Markoni dapat

merasakan betapa pedih hati ayahnya dulu sebab dia dulu

juga sebenarnya murid yang pintar.”

(Ayah:27)

“Merasa kena usir, Lena yang tak kalah keras kepala

dengan ayahnya tersinggung berat. Api dilawan api. Patah

arang dia dengan ayahnya.”

(Ayah:235)

Dari kutipan di atas tampak bahwa permasalahan terjadi

saat anak-anak Markoni menganggap ayahnya sebagai orangtua

yang keras kepala. Sistem militan diterapkannya dalam mendidik

anak. Sifat keras kepalanya Markoni pun menuruni Marlena. Selain

itu, kini yang ada dalam diri Markoni hanyalah sebuah penyesalan.

Dari beberapa masalah-masalah yang dipaparkan di atas, tema

mayor dalam novel Ayah adalah masalah hukum karma, sedangkan

pada tema minor diantaranya: masalah rumah tangga, pertengkaran,

masalah percintaan, masalah ekonomi, masalah mengasuh anak,

masalah perceraian, masalah kehilangan anak, masalah kejiwaan, dan

masalah perjuangan untuk anak. Semua masalah tersebut menjadi satu

Page 93: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

81

kesatuan bahwa tema dalam novel Ayah adalah sebuah ungkapan dan

perasaan cinta seorang ayah terhadap keluarga terutama buah hati.

b. Tokoh dan penokohan

1) Tokoh

Tokoh dalam novel Ayah Karya Andrea Hirata dibedakan

menjadi dua, yaitu tokoh utama dan tokoh tambahan, serta tokoh

antagonis dan protagonis. Berikut ini data yang disajikan tentang

tokoh dan penokohan.

a) Tokoh utama dan Tambahan

Berdasarkan hal tersebut, di dalam novel Ayah ini tokoh

utamanya adalah Sabari. Tokoh Sabari merupakan tokoh yang

paling intens kemunculannya atau sering muncul disetiap

cerita. Selain itu, tokoh Sabari juga merupakan penggerak

konflik cerita.

Sementara itu, yang merupakan tokoh tambahan dalam

Ayah diantaranya adalah Ukun, Tamat, Toharun, Marlena,

Amiru (Zorro), Zuraida, Izmi, Markoni, Amirza, Jhon Pijareli,

Manikam, Syarif Miskin, Juru antar dan Ibu Norma.

b) Tokoh protagonis dan tokoh antagonis

Tokoh protagonis adalah tokoh yang dikagumi oleh

pembaca. Dalam novel Ayah tokoh protagonisnya adalah Sabari,

Ukun, Tamat, Toharun, Amiru (Zorro), Zuraida, Izmi. Tokoh-

tokoh ini menempati sebagai tokoh protagonis dengan berbagai

Page 94: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

82

alasan, tokoh ini tampak berinteraksi dengan tokoh lain dengan

baik.

Tokoh antagonis adalah tokoh penyebab terjadinya

konflik. Tokoh Marlena merupakan penyebab terjadinya konflik.

Jadi, dalam novel Ayah tokoh antagonisnya adalah Marlena.

2) Penokohan

a) Tokoh Sabari

Sabari adalah tokoh utama dalam novel Ayah. Sabari

memiliki kepribadian yang sangat baik, pintar, pekerja keras,

periang, lugu, dan penyabar. Hal itu terlihat pada kutipan di

bawah ini.

“Dalam waktu singkat, Sabari telah menjawab semua

soal, tetapi dia tak ingin mengecewakan pihak-pihak

yang telah memberinya nama Sabari, yakni ayahnya

dan diaminkan neneknya.”

(Ayah:11)

“Adapun Sabari sendiri senang sentosa di pabrik batako

Markoni Dia bekerja sambil bersiul-siul bersisir setiap

ada kesempatan. Pekerjaan berat, ringan saja bagainya.

Sikapnya yang polos, periang, auranya yang sangat

positif, dan tingkahnya yang agak eksentrik, telah

membawa suasana baru di dalam pabrik sehingga

dengan cepat dia disenangi rekan-rekan sesama kuli.

Kehadirannya membuat pabrik percetakan batako

meriah.”

(Ayah:149)

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa Sabari merupakan

sosok orang yang penyabar. Kehadirannya dimasyarakat juga

menunjukkan bahwa dirinya merupakan orang yang periang

Page 95: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

83

sehingga dapat disenangi banyak orang. Selain itu, sabari

adalah sosok yang pekerja keras dan pantang menyerah dalam

menggapai keinginan dan harapannya. Hal itu terlihat pada

kutipan di bawah ini.

“Matahari mengendap. Malam menjelang. Telapak kaki

Sabari melepuh, lalu berdarah. Bercak-bercak darah

tertinggal di aspal. Meski kakinya perih dan napasnya

tersengal-sengak, meski sampai finis malam nanti,

Sabari bertekad untuk terus berlari karena dia teringat

akan anaknya. Dia tak mau menyerah demi Zorro.

Seorang ayah, tak boleh menyerah demi anaknya,

begitu kata hati Sabari.”

(Ayah:373)

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa Sabari merupakan

sosok pekerja keras dan pantang menyerah dalam menggapai

keinginan dan harapannya. Tekad yang kuat sangat kentara

tampak dalam diri Sabari.

Dari uraian di atas, dapat kita simpulkan bahwa tokoh

Sabari memiliki kepribadian yang sangat baik, pintar, pekerja

keras, periang, lugu, dan penyabar.

b) Tokoh Ukun

Ukun adalah adalah sosok yang baik hati, suka

menolong, dan senang bersahabat. Hal itu terlihat pada kutipan

di bawah ini.

“Jadi kalian mau mencari Lena dan Zorro, agar Sabari

tidak jadi orang sinting? Itu baru namanya kawan,

sungguh mulia!”

Bu norma senang bukan kepalang karena Ukun mau

belajar bahasa Indonesia. Bersemangat dia.”

(Ayah:295)

Page 96: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

84

Berdasarkan kutipan di atas, terlihat jelas bahwa Ukun

senang bersahabat dan suka menolong. Hal itu terlihat pada

kutipan di bawah ini.

“Tak lagi tampak lelaki linglung hilir mudik macam

orang hilang di pasar kawasan pasar ikan karena Sabari

sudah pulang, mencukur rambut, jenggot, dan

kumisnya, mandi dan menggosok gigi. Seperti Jhon

Pijareli yang mrasa terlahir kembali setelah kedatangan

Tamat dan Ukun, Sabari pun lahir kembali gara-gara

surat Tamat.”

(Ayah:346)

Berdasarkan kutipan di atas, terlihat jelas bahwa Ukun

senang bersahabat suka menolong antar sesama. Sabari dan

Jhon Pijareli adalah orang yang telah merasakan jasanya. Ukun

bersama sahabatnya Tamat berupaya menolong Sabari dari

kegilaan lantaran ditinggal Zorro dan Lena. Selain itu, Ukun

juga tampak gemar belajar.

Dari uraian di atas, dapat kita simpulkan bahwa tokoh

Ukun adalah adalah sosok yang baik hati, suka menolong, dan

senang bersahabat.

c) Tokoh Tamat

Tamat adalah adalah sosok yang baik hati suka

menolong dan senang bersahabat. Hal itu terlihat pada kutipan

di bawah ini.

“Jadi kalian mau mencari Lena dan Zorro, agar Sabari

tidak jadi orang sinting? Itu baru namanya kawan,

sungguh mulia!”

(Ayah:295)

Page 97: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

85

Berdasarkan kutipan di atas, terlihat jelas bahwa Tamat

senang bersahabat dan suka menolong antar sesama. Hal itu

terlihat pada kutipan di bawah ini.

“Tak lagi tampak lelaki linglung hilir mudik macam

orang hilang di pasar kawasan pasar ikan karena Sabari

sudah pulang, mencukur rambut, jenggot, dan

kumisnya, mandi dan menggosok gigi. Seperti Jhon

Pijareli yang merasa terlahir kembali setelah

kedatangan Tamat dan Ukun, Sabari pun lahir kembali

gara-gara surat Tamat.”

(Ayah:346)

Berdasarkan kutipan di atas, terlihat jelas bahwa Tamat

senang bersahabat dan suka menolong antar sesama. Sabari dan

Jhon Pijareli adalah orang yang telah merasakan jasanya.

Tamat bersama sahabatnya Ukun berupaya menolong Sabari

dari kegilaan lantaran ditinggal Zorro dan Lena.

Dari uraian di atas, dapat kita simpulkan bahwa tokoh

Tamat adalah adalah sosok yang baik hati suka menolong dan

senang bersahabat.

d) Tokoh Toharun

Tokoh toharun adalah sosok yang baik hati dan senang

bersahabat. Hal itu terlihat pada kutipan di bawah ini.

“Jangan cemas. Aku akan melatihmu, Boi. Kau akan

kubuat tangguh macam pelari dari Kenya.”

Sabari senang bukan buatan karena menemukan pelatih.

Disalaminya Toharun kuat-kuat. Sejak itu tiap hari

Sabari kena gencet Toharun.”

(Ayah:355)

Page 98: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

86

Berdasarkan kutipan di atas, tampak jelas bahwa

Toharun sangat senang dan bersedia membantu sekaligus

menjadi pelatih dari Sabari diperlombaan lari maraton nanti.

Toharun dengan Sabari berkawan lama sejak kecil.

e) Tokoh Marlena

Marlena adalah sosok anak yang keras kepala dan

pintar. Hal itu terlihat pada kutipan di bawah ini.

“Berkali-kali si bungsu hampir tak naik kelas. kritis.

Yang membuat Markoni sangat jengkel adalah kata

guru-guru, si bungsu itu sesungguhnya sangat pintar.

Sekarang Markoni dapat merasakan betapa pedih hati

ayahnya dulu sebab dia dulu juga sebenarnya murid

yang pintar.”

(Ayah:27)

“Merasa kena usir, Lena yang tak kalah keras kepala

dengan ayahnya tersinggung berat. Api dilawan api.

Patah arang dia dengan ayahnya.”

(Ayah:235)

Berdasarkan kutipan di atas, tampak bahwa tokoh

Marlena menaruh keputusan satu dan tidak ada orang yang

dapat mengganggu gugatnya. Sama seperti ayahnya dia keras

kepala dan juga pintar. Hal itu terlihat pada kutipan di bawah

ini.

“Lena bukanlah tipe lampu hijau, lampu kuning, lampu

merah. Dia hanya akan memperingatkan sekali, setelah

itu tidak maaf, khatam, tamat, the and, finite, game

over.”

(Ayah:266)

Page 99: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

87

Berdasarkan kutipan di atas, tampak bahwa Marlena

memiliki sifat yang keras kepala. Dirinya menaruh keputusan

satu dan tidak ada orang yang dapat mengganggu gugatnya.

Dari uraian di atas, dapat kita simpulkan bahwa tokoh

Marlena adalah sosok yang keras kepala dan pintar.

f) Tokoh Amiru (Zorro)

Amiru adalah anak yang cerdas dan berbakti kepada

orang tua serta mempunyai jiwa yang besar. Hal itu terlihat

pada kutipan di bawah ini.

“Amiru kagum akan rasa sayang, kesabaran, dan

ketelatenan ayahnya merawat ibunya. Oleh karena itu,

dia, selaku anak tertua, juga selalu rajin merawat

ibunya. Jika keadaan mencemaskan, Amiru berbaring di

samping ibunya, diciuminya tangan ibunya sambil

berdoa agar ibunya lekas sembuh.”

(Ayah:14)

“Otaknya berputar cepat dan sekonyong-konyong

semangatnya meletup. Dia seakan baru menemukan

resolusi hidupnya, yaitu dia ingin bekerja untuk mencari

uang. Uang yang didapatnya bukan hanya untuk

menebus radio ayahnya, melainkan juga agar ibunya

mendapat perawatan kesehatan yang lebih baik.”

(Ayah:86)

Dari kutipan di atas, tampak jelas bahwa Amiru sangat

berbakti kepada orang tuanya. Selain menyayangi orangtuanya,

dirinya juga berusaha untuk membantu meringankan beban

keluarganya. Hal itu terlihat pada kutipan di bawah ini.

“Jawaban Zorro membuat mereka tercengang. Kata

Zorro dia sengaja menurunkan nilainya sengaja tak

menjawab beberapa soal dalam ujian, sengaja membuat

dirinya kehabisan waktu dalam ujian karena kasihan

Page 100: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

88

kepada Imelda yang sangat ingin menjadi juara

pertama.”

(Ayah:258)

Dari kutipan di atas, tampak jelas bahwa Amiru

merupakan anak yang sangat cerdas sehingga dirinya

menempati peringkat pertamanya di kelasnya. Namun

kepintaranya tak menutupinya sebagai anak yang memiliki jiwa

besar dengan cara memberi kesempatan kepada temannya

Imelda menjadi peringkat pertama.

Dari uraian di atas, dapat kita simpulkan bahwa tokoh

Amiru adalah anak yang cerdas dan berbakti kepada orang tua

serta mempunyai jiwa yang besar.

g) Tokoh Zuraida

Zuraida adalah seorang yang memiliki rasa peduli

tinggi serta suka menolong orang lain. Hal itu terlihat pada

kutipan di bawah ini.

“Pulang, mandi sana, cukur rambut, nonton layar

tancap, lihat pasar malam, goda-goda perempuan di

pantai Tanjung Pandan, macam orang laki lainnya,

kembalikan hidupmu! Jangan sinting begini.”

Sabari tak acuh.

“Ada lagi lomba marathon piala kemerdekaan. Ikut

saja, Ri, seperti dulu. Kau pelari hebat. Berlarilah kau

pasti jadi juara lagi.”

(Ayah:285)

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa Zuraida memiliki

rasa kepedulian terhadap sahabatnya Sabari yang didapatinya

berpenampilan berantakan seperti halnya orang gila tak terurus

Page 101: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

89

lalu menegurnya. Selain itu, Zuraida juga berusa memotifasi

supaya sabari memiliki semangat kembali dengan

memberikannya saran agar mengikuti perlombaan marathon

lagi.

Dari uraian di atas, dapat kita simpulkan bahwa tokoh

Zuraida adalah seorang yang memiliki rasa peduli tinggi serta

suka menolong orang lain.

h) Tokoh Izmi

Izmi adalah seorang anak yang rajin belajar dan senang

bekerja. Hal itu terlihat pada kutipan di bawah ini.

“Pulang sekolah, sebagai mana, Izmi berangkat ke

rumah tauke, untuk mencuci dan menyetrika segunung

pakaian. Tak mudah mengurus pakaian tauke yang

punya anak lima beserta ibu-bapak dari suami dan istri.

Sebelas orang semuanya. Namun, tiba-tiba pekerjaan itu

tak terasa terlalu berat lagi bagi Izmi. Dirogohnya saku,

diambilnya kertas ulangan itu, diamatinya lagi, lalu dia

bekerja dengan gesit karena ingin cepat pulang, ingin

segera belajar.”

(Ayah:60)

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa Izmi memang rajin

bekerja. Sepulang sekolah dirinya bekerja sambilan sebagai

buruh cuci dirumah tauke dan setelah usai bekerja Izmi tidak

lupa untuk belajar. Izmi memiliki semangat yang sangat luar

biasa sebagai anak yang mandiri.

Dari uraian di atas, dapat kita simpulkan bahwa tokoh

Izmi adalah seorang anak yang rajin belajar dan senang

bekerja.

Page 102: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

90

i) Tokoh Markoni

Markoni adalah seorang ayah yang pintar dan keras

kepala. Hal itu terlihat pada kutipan di bawah ini.

“Ayah yang keras, begitu semua anak menganggap

Markoni. Markoni sadar akan hal itu, tetapi tak dapat

mengubahnya. (Ayah:17)

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa Markoni memang

orang yang keras dalam mendidik anak-anaknya. Markoni pun

sadar akan hal itu, maka dari itu kini dirinya diselimuti dengan

rasa penyesalan. Hal itu terlihat pada kutipan di bawah ini.

“Berkali-kali si bungsu hampir tak naik kelas. kritis.

Yang membuat Markoni sangat jengkel adalah kata

guru-guru, si bungsu itu sesungguhnya sangat pintar.

Sekarang Markoni dapat merasakan betapa pedih hati

ayahnya dulu sebab dia dulu juga sebenarnya murid

yang pintar.”

(Ayah:27)

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa Markoni kini

diselimuti dengan rasa penyesalan. Salah satunya, yaitu

kepintaran yang dimilikinya tidak dimanfaatkan dengan baik

oleh Markoni.

Dari uraian di atas, dapat kita simpulkan bahwa tokoh

Markoni adalah seorang ayah yang pintar dan keras kepala.

Markoni pun sadar akan hal itu, maka dari itu kini dirinya

diselimuti dengan rasa penyesalan.

Page 103: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

91

j) Tokoh Amirza

Amirza merupakan sosok ayah yang sederhana dan baik

hati. Hal itu terlihat pada kutipan di bawah ini.

“SEPANJANG pengetahuan Amiru, ayahnya,

Amirza, tak pernah ke warung kopi seperti

kebanyakan lelaki di kampong Nira.

(Ayah:5)

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa Amirza

merupakan sosok seorang ayah yang sederhana. Hal itu

terlihat pada kutipan di bawah ini.

“Amiru kagum akan rasa sayang, kesabaran, dan

ketelatenan ayahnya merawat ibunya. Oleh karena itu,

dia, selaku anak tertua, juga selalu rajin merawat ibu.”

(Ayah:14)

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa Amirza

merupakan sosok seorang ayah yang sederhana. Selain itu,

Amirza adalah sosok penyayang, penyabar, dan telaten. Hal

tersebut dapat dilihat ketika dalam merawat istrinya yang

sedang sakit.

Dari uraian di atas, dapat kita simpulkan bahwa tokoh

Amirza merupakan sosok ayah yang sederhana dan baik hati.

Selain itu, Amirza adalah sosok penyayang, penyabar, dan

telaten.

k) Ibu Norma

Ibu Norma adalah sosok yang tegas dan tulus

penyayang. Hal itu terlihat pada kutipan di bawah ini.

Page 104: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

92

“Bu Norma terkenal galak, suka berterus terang, tetapi

tulus dan disenangi. Dia tidak menjelekkan atau memuji

di belakang. Karena itu dia dihormati.”

(Ayah:14)

Dari kutipan di atas, terlihat jelas bahwa sosok Ibu

Norma merupakan sosok yang tegas dan disenangi oleh murid-

muridnya lantaran menyayangi muridnya dengan tulus dan

ikhlas.

Dari uraian di atas, dapat kita simpulkan bahwa tokoh

Ibu Norma adalah sosok yang tegas dan tulus penyayang.

Selain itu juga tulus dan ikhlas.

l) Juru antar

Juru antar adalah sosok yang baik hati dan memiliki

empati yang tinggi. Hal itu terlihat pada kutipan di bawah ini.

“Juru antar terharu. Dia tahu apa yang telah dialami

Sabari. Baginya, piala itu adalah persembahan yang

indah dari seorang ayah untuk anaknya”

(Ayah:357)

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa juru antar benar-

benar mengagumi Sabari. Juru antar menganggap Sabari adalah

juara sejati dan ayah yang paling hebat yang pernah ditemuinya

dengan segala pengorbanannya. Hal itu terlihat pada kutipan di

bawah ini.

“Pagi-pagi sekali juru antar datang ke rumah Sabari dan

membawa hadiah yang istimewa, yaitu sebuah piala

kecil. Piala itu dibelinya di pasar.”

“Terima kasih banyak, Pak,” Kata Sabari

“Hanya piala kecil, Bung, tapi bagiku Bung adalah

Page 105: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

93

juara. Bung adalah ayah paling hebat yang pernah

kukenali dalam hidupku.”

(Ayah:377)

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa juru antar benar-benar

mengagumi Sabari. Salah satu bentuk dari empatinya, juru antar

memberikannya sebuah piala sebagai tanda penghargaan terhadap

Sabari.

Dari uraian di atas, dapat kita simpulkan bahwa tokoh Juru

antar adalah sosok yang baik hati dan memiliki empati yang tinggi.

Salah satu bentuk dari empatinya, juru antar memberikannya

sebuah piala sebagai tanda penghargaan terhadap Sabari.

Berdasarkan uraian penokohan di atas, penulis

menyimpulkan bahwa penokohan yang dihadirkan dalam novel

Ayah karya Andrea Hirata ada yang dihadirkan utuh dan ada yang

dihadirkan sebagian.

c. Alur

Plot atau alur merupakan jalan cerita dalam suatu karya sastra

untuk memperjelas kejadian secara runtun yang memiliki hubungan

sebab akibat sehingga menimbulkan keutuhan dalam sebuah cerita.

Alur yang digunakan dalam penceritaan novel Ayah karya Andrea

Hirata adalah campuran.

1) tahap penyituasian (situation)

Bagian pertama dilukiskan bahwa Sabari sedang meratapi

nasibnya dengan dibalut kesedihan yang sangat mendalam di

Page 106: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

94

beranda rumahnya. Hal tersebut berhubungan dengan kehidupan

dimasalalunya. Hal itu terlihat pada kutipan di bawah ini.

“Meski tersembul di antara gumpalan awan April, purnama

kedua belas terang benderang. Begitu terang sehingga Sabari

yang duduk sendiri di beranda, sedih, kesepian, dan merana,

dapat melihat gurat nasib di telapak tangan kirinya. Tangan

kanannya erat menggenggam pensil.”

(Ayah:1)

“Bentuk rumah Sabari pun macam orang kesepian, bongkok,

mau tumpah, kurang percaya diri. Sepasang pohon delima di

pojok kanan pekarangan ikut-ikutan kesepian. Mereka,

termasuk pohon delima itu, rindu kepada Marlena, Marleni,

dan terutama Zorro.

(Ayah:2)

Berdasarkan kutipan di atas, tampak bahwa Sabari sedang

meratapi nasibnya yang menyedihkan. Keadaan yang saat ini

dialaminya sangatlah sulit, yaitu ditinggal istri dan kehilangan

anak tercintanya sehingga membuatnya merasa sepi dan merana.

“Kawan dekat Sabari, yakni Maulana Hasan Magribi lahir

saat azan Magrib biasa dipanggil Ukun dan Mustamat

Kalimat, biasa dipanggil Tamat, berkali-kali mengingatkan

Sabari bahwa dia bisa berakhir di Panti Rehabilitasi

Gangguan Jiwa Amanah di bawah pimpinan Dra. Ida

Nuraini, apabila kepalanya yang ditumbuhi rambut kriting

bergumpal-gumpal itu hanya dipenuhi bayangan Lena.”

(Ayah:3)

Ukun dan Tamat adalah sahabat terdekat Sabari sejak dari

kecil. Merekapun saling tahu dan memahami satu sama lain. Sama

halnya Ukun dan Tamat yang paham betul terhadap Sabari dengan

permasalahannya serta perasaannya terhadap wanita yang dari

SMA dicintainya.

Page 107: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

95

2) tahap pemunculan konflik (generating circumstances)

Tahap ini menggambarkan bagaimana Sabari yang cinta mati

terhadap Lena bersedia melakukan hal apapun untuk bisa dekat

dengannya. Meskipun harus menjalani pernikahan yang tidak

sewajarnya. Hal itu terlihat pada kutipan dibawah ini.

“Awan takjub melihat seorang laki-laki yang mencintai

seorang perempuan di seberang meja itu lebih dari apa pun di

dunia ini, sedangkan perempuan itu membenci laki-laki itu,

lebih dari apapun di dunia ini, dan mereka akan segera

menikah. Cinta sungguh, sungguh ajaib.”

(Ayah:170)

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa Sabari yang cinta mati

bersedia menjadi suami dari Lena. Padahal Lena tak sedikitpun

memiliki perasaan cinta terhadap Sabari. Meskipun begitu,

pernikahan kedua insan tersebut benar-benar akan segera terjadi.

Hal itu terlihat pada kutipan dibawah ini.

“Sayangnya perasaan Lena berbeda dengan Sabari. Dia

segera kembali ke hobi lamanya. Mulanya dia pergi sebentar,

lalu pergi lama, lalu menginap, lalu tak pernah pulang-

pulang. Untuk membuat cerita panjang menjadi pendek. Dia

tak bahagia. Jiwanya terlalu rebellious, penuh

pemberontakan, untuk terikat kepada seorang suami dan

anak. Apalagi, suami itu tidak pernah diinginkanya. Baginya

tak ada hal yang lebih mengerikan di dunia ini selain terjebak

dalam pernikahan yang tak bahagia.”

(Ayah:182)

Setelah pernikahan telah mereka lalui, Lena yang pada

dasarnya memang tidak menyukai Sabari-pun berontak. Lena

lebih mencari kesenangan di luar sana daripada harus tinggal

dengan suami yang tidak dicintainya. Lena tidak merasakan

Page 108: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

96

kebahagian bersama Sabari. Akhirnya Lena lebih sering

meninggalkan Sabari dan anaknya dirumah.

3) tahap peningkatan konflik (rising action)

Keadaan menggambarkan rumah tangga Sabari kini semakin

carut-marut. Permasalahan rumah tangganya berakhir di

persidangan. Lena menggugat Sabari dalam sidang perceraian. Hal

itu terlihat pada kutipan di bawah ini.

“Persidangan tak berlangsung lama. Hati Sabari seperti

digunting melihat panitera pengadilan menggunting buku

nikahnya dan buku nikah Lena. Yang Mulia mengetuk palu

Majelis menutup sidang.”

(Ayah:121)

Berdasarkan kutipan di atas, tampak bahwa Sabari telah

resmi dicerai oleh Lena. Buku nikahpun digunting oleh panitera

sebagai tanda bahwa kedua pasangan suami istri tersebut telah

resmi berpisah. Perasaan Sabaripun kalut tak berdaya.

“Lena meraih Zorro, langsung menggendongnya dan

bergegas pergi. Zorro meronta. Lena bergegas pergi. Zorro

memberontak dan memanggil-manggil, Aya! Aya! Tangannya

menggapai. Semuanya terjadi dengan sangat cepat. Tahu-tahu

Lena dan Zorro telah berada di seberang jalan, lalu masuk ke

mobil dan langsung melucur.”

(Ayah:228)

“Sabari tahu apa yang paling ditakutkannya telah terjadi. Dia

berdiri gemetar di pinggir taman balai kota sambil memegang

balon gas. Zorro, Zorro, panggilnya dalam hati.

Lama dia memandangi persimpangan jalan di ujung sana,

tempat dia terakhir melihat Zorro. Sendi-sendi tubuhnya

lumpuh. Dia bahkan tak mampu memegang tali balon gas.

Balon-balon itu terlepas, terbang menyedihkan ke angkasa.”

(Ayah:229)

Page 109: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

97

Akhirnya sesuatu yang ditakutkan oleh Sabari pun terjadi.

Lena mengambil anaknya Zorro dari Sabari dengan cara paksa.

Sabari terpukul dengan kejadian itu. Anak yang disayangi dan

dicintainya kini raib dari pandangannya sekaligus hidupnya. Sabari

menjadi tak berdaya menerima semua kenyatan itu. Rasa sedih

yang amat sangat mendalampun dirasakannya.

4) tahap klimaks (climax)

Pemaparan klimaks dalam novel Ayah tampak ketika Sabari

menjadi terganggu kejiwaannya. Tidak bisa menerima kenyataan

hidup yang menimpanya. Diceraikan oleh istri dan kehilangan anak

yang disayanginya serta dicintainya dibawa pergi oleh mantan istri.

Hal itu terlihat pada kutipan di bawah ini.

“Dari sore sampai malam, Sabari adalah satu-satunya

manusia di platform pasar ikan. Dia berjalan melalui relung-

relung gang pasar yang sepi sambil menggendong Abu

Meong dan memanggil Marleni. Kerap pula memanggil

Marlena dan Zorro. Langkahnya diikuti belasan kucing

pasar. Jika ada penertiban gelandangan dan orang gila,

kerap Sabari dinaikan ke bak mobil pikap polisi pamong

praja, tetapi tak lama kemudin dia akan kembali lagi ke

pasar ikan.”

(Ayah:284)

“Alangkah terkejut melihat Sabari. Sepintas mereka tak lagi

mengenali. Badannya kurus melengkung karena kurang

makan. Rambutnya panjang awut-awutan macam rambut

Lenny Kravitz sebelum direbonding tempo hari.

Janggotnya panjang macam janggot pertapa Kapuchin.

Kumisnya simpang siur. Mukanya kumal jarang dibasuh,

sepasang mata yang liar melirik-lirik dengan cepat. Tipikal

pandangan mata orang sakit ingatan.”

(Ayah:299)

Page 110: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

98

Dari kutipan di atas, terlihat jelasbahwa kejiwaan Sabari

terganggu setelah berbagai prahara menimpanya. Terutama setelah

kehilangan anak tercintanya Zorro. Sabari tak nampak lagi seperti

orang waras. Badannya sudah tak terurus lagi dan tinggal dimana

saja, menjauh dari peradaban orang normal pada umumnya. Sabari

benar-benar tergonjang jiwanya.

5) tahap penyelesaian (denouement)

Peristiwa-peristiwa yang terjadi akhirnya menemukan

pemecahan masalah, yaitu Tamat dan Ukun berhasil menemukan

Lena dan Zorro dan berhasil membujuknya untuk pulang ke

Belitong. Sabari, setelah mendengar kabar bahwa Lena dan Zorro

akan segera pulang, seketika dirinya langsung waras. Hal itu

terlihat pada kutipan di bawah ini.

“Tamat mengatakan bahwa esok sore mereka akan ke

Sumatra untuk mencari Lena dan Zorro. Jika berjumpa,

mereka akan membujuknya agar pulang ke Belitong. Sabari

tak berkata-kata.”

(Ayah:299)

“Surat dari Tamat membuat Sabari yang hampir senewen

sekonyong-konyong menjadi waras kembali, bahkan lebih

waras daripada orang yang paling waras. Senyum yang telah

terkunci selama delapan tahun dalam mulutnya, tiba-tiba

melompat-lompat keluar macam anak-anak tupai berlomba

keluar dari liangnya.”

(Ayah:346)

Dari kutipan di atas, tampak bahwa kejiwaan Sabari telah

pulih setelah mendengar kabar dari Tamat. Sabari menjadi normal

kembali seperti orang normal pada umumnya. Dirinya telah

Page 111: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

99

kembali seperti Sabari yang dulu. Sabari pun senang mendengar

kabar kepulangan Zorro. Hal itu terlihat pada kutipan di bawah ini.

“Tak lepas Sabari menatap penumpang yang keluar satu

persatu melalui pintu itu. Umumnya mereka orang-orang

dewasa, lelaki dan perempuan. Tak lama kemudian

dilihatnya seorang anak melangkah ke luar. Dia terpana

karena langsung mengenali kemeja yang dikenakan anak

itu, sabari merasa kakinya tak menginjak bumi.”

(Ayah:381)

“Amiru memeluk ayahnya erat-erat. Dia mencium bau yang

selalu menjadi misteri baginya, bau yang selalu menyayangi

dan melindunginya. Kini dia tahu, bau itu adalah bau

ayahnya. Dipeluknya ayahnya semakin erat. Air mata anak

dan ayah itu berlinang-linang.”

(Ayah:381)

Berdasarkan kutipan di atas, terlihat bahwa Sabari seakan tak

percaya melihat anaknya Amiru (Zorro) kembali dan bercampur

bahagia. Ayah dan anak yang telah lama berpisah akhirnya kini

bertemu lagi, saling berpelukan. Perasaan senang dan haru

bercampur menjadi satu sehingga meneteskan air mata kebahagian

diantara mereka berdua.

Berdasarkan kriteria urutan waktu, novel Ayah mengalami

urutan peristiwa yang diawali dari bagian tengah, awal, dan akhir.

Jadi, alur yang terdapat dalam novel Ayah dapat dikatakan sebagai

alur campuran. Pada awal cerita, pengarang menceritakan tokoh

Sabari tengah mengalami kesedihan dan kesepian karena

kehilangan anak tercintanya serta ditinggalkan istri. Lalu

pengarang menceritakan masa-masa perjalanan yang melatar

belakangi cerita, yaitu dari masa SMA hingga dimana Sabari

Page 112: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

100

mengalami hal seperti yang terjadi sekarang ini. Hingga pada

akhirnya pengarang mengakiri cerita dimana Sabari dapat

berjumpa lagi dengan anak dan istrinya.

d. Latar

Unsur latar dibagi menjadi tiga bagian, yaitu latar tempat, latar

waktu, dan latar sosial. Untuk mendapat gambaran secara lengkap

mengenai latar tempat, latar waktu, dan latar sosial dalam novel Ayah

sebagai berikut:

1) latar tempat

Latar tempat yang terdapat dalam novel Ayah terdiridari

lebih dari satu tempat. Hal itu terlihat pada uraian berikut ini.

a) Beranda Rumah

Beranda rumah merupakan tempat yang biasa Sabari

gunakan untuk merenungkan nasib hidupnya. Hal itu terlihat

pada kutipan di bawah ini.

“Meski tersembul di antara gumpal awan April, purnama

kedua belas benderang. Begitu terang sehingga Sabari

yang duduk sendiri di beranda, sedih kesepian, dan

merana, dapat melihat gurat nasib di telapak tangan

kirinya. Tangan kanannya erat menggenggam pensil.”

(Ayah:1)

Berdasarkan kutipan di atas, terlihat bahwa latar tempat

yang digunakan dalam cerita tersebut adalah di beranda rumah.

Sabari sering merenungkan nasib hidupnyayang kalut di

beranda rumah.

Page 113: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

101

b) Markas Pertemuan Buruh

Markas pertemuan buruh merupakan tempat diadakannya

ujian seleksi masuk sekolah dari tingkat SMP ketingkat SMA.

Hal itu terlihat pada kutipan di bawah ini.

“Alkisah, tamatlah Sabari, Ukun, dan Tamat dari SMP.

Impian mereka mereka berikutnya sama dengan impian

lulusan SMP lainya, yaitu Masuk SMA negeri. Demikian

banyak lulusan SMP dari berbagai SMP di puluhan

kecamatan, tetapi bangku SMA terbatas. Maka, diadakan

ujian seleksi selama tiga hari, bertempat di Markas

Pertemuan Buruh (MPB).”

(Ayah:11)

Berdasarkan kutipan di atas, terlihat bahwa latar tempat

yang digunakan adalah Markas Pertemuan Buruh (MPB).

Karena banyaknya peserta ujian maka diadakan di tempat

tersebut.

c) Rumah Amirza

Rumah Amirza merupakan tempat keluarga Amiru

tinggal bersama ayah barunya Amirza. Hal itu terlihat pada

kutipan di bawah ini.

“Diulurkannya seutas kawat yang panjang dari antena

radio lalu ditautkannya ujung kawat itu pada telinga kuali

yang dipasang diatap rumah.”

(Ayah:15)

“Sesampainya di rumah, Amirza hilir mudik dan berkali-

kali menarik napas panjang. Wajahnya tegang, kepalanya

dipenuhi oleh pertimbangan-pertimbangan ilmiah tingkat

universitas.”

(Ayah:23)

Page 114: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

102

“Di rumah, Amiru sering menemani ayahnya mendengar

radio sambil membicarakan pelajaran yang didapatnya

dari Syarif Miskin.”

(Ayah:52)

Berdasarkan kutipan di atas, terlihat bahwa Amiru tinggal

bersama ayah barunya Amirza di rumah keluarga Amirza

tentunya.

d) Penduduk Nira

Penduduk Nira merupakan kampung tempat rumah

Amiru tinggal. Hal itu terlihat pada kutipan di bawah ini.

“Ayah Amiru penasaran. Dibalutnya ujung besi di puncak

pohon gayam itu dengan gulungan timah. Tindakan itu

mengikuti sebuah alur logika yang amat akademik, yaitu

sebagai kaum yang akrab dengan tambang, penduduk

Nira paham bahwa petir gemar sekali menyambar tanah

yang mengandung timah.”

(Ayah:15)

Berdasarkan kutipan di atas, terlihat bahwa latar tempat

yang digunakan adalah kampung Nira. Tempat tersebut

merupakan kampung rumah Amiru tinggal bersama ayah

barunya.

e) Warung Kopi

Warung kopi merupakan tempat orang-orang Belitong

biasa menghabiskan waktunya untuk bersantai dan

bercengkrama. Hal itu terlihat pada kutipan di bawah ini.

“Dengan lapang dada dia melakukan semacam

rekonsiliasi dengan mentraktir Ukun, Tamat, dan

Toharun minum kopi di warung kopi Kutunggu

Jandamu.”

(Ayah:54)

Page 115: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

103

Kutipan di atas, terlihat bahwa latar tempat yang

digunakan adalah warung kopi. Tempat di mana Sabari dan

teman-temannya biasa menghabiskan waktu dan bergaul.

f) Kampung Belantik

Kampung Belantik merupakan tempat Sabari dan

sahabat-sahabatnya tinggal serta tempat semasa hidup Sabari

tinggal menghabiskan waktunya. Hal itu terlihat pada kutipan

di bawah ini.

“Di kampung lain, Belantik, Sabari juga gelisah

menunggu hasil ujian itu, bukan karena dia ragu bisa

diterima di SMA negeri, melainkan lebih karena

perempuan misterius yang telah memberinya pensil dan

membuat badannya panas dingin.”

(Ayah:30)

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa latar tempat yang

digunakan adalah kampung Belantik. Kampung tersebut

merupakan tempat Sabari tinggal serta tempat Sabari

bersekolah SMA juga di kampung Belantik.

g) Kios Elektronik

Kios Elektronik merupakan tempat Amiru menggali

informasi tentang radio. Hal ini terlihat pada kutipan di bawah

ini.

“Pulang sekolah siang itu, Amiru ke kios elektronik Gaya

Baru dan langsung bertanya soal antenna radio itu. Syarif

malah menjawab dengan pertanyaan.”

(Ayah:46)

Page 116: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

104

Dari kutipan di atas, tampak bahwa latar tempat yang

digunakan adalah kios elektronik. Tempat tersebut dijadikan

Amiru untuk menggali informasi tentang radio kepada Syarif

Miskin yang juga sebagai pemilik kios Gaya Baru.

h) Sekolah

Sekolah merupakan tempat Sabari dan teman-temannya

menuntut ilmu. Hal ini terlihat pada kutipan di bawah ini.

“Tak ada di sekolah ini yang kau tak terlibat. Corat-caret

sana sini, merokok di dalam WC, merusak pot-pot

bunga, aku tahu, kau pelakunya! Kau ini Hitler dalam

bentuk pelajar!”

(Ayah:70)

“Ibu dan adik-adiknya telah duduk di bangku undangan.

Izmi berdiri di bawah pohon akasia, dekat gerbang

sekolah, tempat Sabari biasa menunggu Lena. Matanya

tak lepas memandang kejalan raya di depan sana. Para

siswa dan keluarga mulai berdatangan. Semakin lama

semakin ramai. Semua gembira.”

(Ayah:107)

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa latar tempat yang

digunakan adalah sekolah. Tempat tersebut merupakan temapat

Sabari dan teman-temannya serta tempat dimana acara

perpisahan sekolah tersebut diselenggarakan.

m) Pusat Kota

Pusat Kota merupakan tempat dijadikannya sebagai garis

finis lomba maraton. Hal ini terlihat pada kutipan di bawah ini.

“Mereka sampai di pusat kota. Dekat garis finis ada

tempat-tempat duduk. Amiru meminta adik-adiknya

menunggunya di situ. Amiru sudah bisa menjaga

adiknya. Amiru membeli bendera kecil.”

Page 117: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

105

(Ayah:91)

Dari kutipan di atas, tampak bahwa latar tempat yang

digunakan adalah pusat kota. Tempat dijadikannya

penyelenggarakan puncak acara serta garis finis perlombaan

lari maraton.

n) Stasiun Radio

Stasiun Radio merupakan tempat siaran radio itu

berlangsung. Hal ini terlihat pada kutipan di bawah ini.

“Akhirnya, tiba malam Minggu yang ditunggu-tunggu

itu. Tak mau kalah dengan peserta lain, Sabari berdandan

seronok. Dia mengantre di stasiun radio sejak pukul

19.30, setelah lima belas peserta, tibalah gilirannya.

Prime time.”

(Ayah:97)

Dari kutipan di atas, tampak bahwa latar tempat yang

digunakan adalah stasiun radio. Tempat tersebut merupakan

tempat yang akan digunakan oleh Sabari untuk tampil

menyumbangkan sebuah lagu.

o) Tanjung Pandan

Tanjung Pandan merupakan tempat Sabari memulai

hidup barunya. Hal ini terlihat pada kutipan di bawah ini.

“Tanjung Pandan, ibu kota kabupaten, adalah babak baru

hidup Sabari.”

(Ayah:112)

Dari kutipan di atas, tampak bahwa latar tempat yang

digunakan adalah tanjung pandang. Tempat tersebut merupakan

Page 118: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

106

tempat ketika Sabari memulai hidupnya setelah lulus SMA

untuk mencari kerja.

p) Kantor Gadai

Kantor Gadai merupakan tempat urusan gadai-menggadai

dilakukan. Hal ini terlihat pada kutipan di bawah ini.

“AKHIRNYA, dia sampai ke kantor gadai. Diparkirnya

sepeda lalu berjalan menuju pintu masuk. Kasir terkejut

melihat uang-uang kertas yang kumal dan segunung uang

logam ditumpahkan anak kecil itu ke atas meja.”

(Ayah:131)

Dari kutipan di atas, tampak bahwa latar tempat yang

digunakan adalah kantor gadai. Tempat tersebut merupakan

tempat ketika Amiru menebus radio yang digadaikan oleh

ayahnya untuk biaya berobat istrinya.

q) Pantai Barat

Pantai Barat merupakan tempat untuk melihat fenomena

alam dibulan Februari. Hal ini terlihat pada kutipan di bawah

ini.

“Setiap sore, tak pernah absen, kedua sahabat itu ke

pantai barat, tetapi sampai hari terakhir Februari, langit

tak kunjung menjadi biru.”

(Ayah:187)

Dari kutipan di atas, tampak bahwa latar tempat yang

digunakan adalah pantai barat. Tempat tersebut merupakan

tempat yang dijadikan olehorang Belantik mempercayai bahwa

dipantai barat dapat melihat fenomena alam yang menakjubkan

serta dapat menemukan jodoh disana.

Page 119: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

107

r) Ruang Sidang

Ruang sidang merupakan tempat Sabari menghadiri

persidangan. Hal ini terlihat pada kutipan di bawah ini.

“Di dalam ruang sidang, Sabari demikian gugup sehingga

tidak sepenuhnya memahami apa yang terjadi. Berbagai

kata asing membuat kepala pening, pikiranya hanya

tertuju kepada Zorro.”

(Ayah:210)

Dari kutipan di atas, tampak bahwa latar tempat yang

digunakan adalah ruang sidang. Tempat tersebut merupakan

tempat ketika Sabari mengikuti jalannya persidangan

perceraiannya dengan Lena.

s) Dermaga

Dermaga merupakan tempat ketika Amiru dan Sabari

bertemu kembali. Hal ini terlihat pada kutipan di bawah ini.

“Anak buah kapal melemparkan tambang yang disambut

seorang kuli pelabuhan. Tambang diikatkan di tambatan

kapal. Pintu lambung kapal terbuka. Kuli pelabuhan tadi

menjulurkan keping-keping papan yang akan menjadi

titian para penumpang dari kapal ke dermaga.’

(Ayah:381)

Dari kutipan di atas, tampak bahwa latar tempat yang

digunakan adalah dermaga. Tempat tersebut merupakan tempat

ketika Sabari menunggu kedatangan anaknya serta tempat

dimana Amiru dan Sabari bertemu kembali setelah sekian lama

tidak berjumpa.

Dari pemaparan-pemaparan latar tempat di atas, penulis

menyimpulkan bahwa latar tempat yang terdapat pada novel

Page 120: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

108

Ayah ada yang dihadirkan secara utuh dan ada pula yang hanya

disebutkan nama tempatnya saja.

2) Latar Waktu

Latar waktu berhubungan dengan “kapan” terjadinya

peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah peristiwa. Latar

waktu yang terjadi dalam novel Ayah diantaranya: malam hari.

a) Malam

Waktu malam hari merupakan kejadian yang

menunjukkan terjadinya atau suasana di rumah Amiru. Hal itu

terlihat pada kutipan di bawah ini.

“Malam beranjak, Amiru tak dapat tidur karena dia

telah terbiasa mendengar bunyi radio itu sejak masih

kecil. Tak pernah dia mengalami malam senyap dan

sepahit malam itu.”

(Ayah:53)

“Saban malam Amiru susah tidur karena kesepian, tak

ada lagi bunyi kemrosok gelombang radio. Dia sedih

karena ayahnya telah kehilangan hiburan satu-satunya.

Otaknya berputar cepat dan sekoyong-koyong

semangatnya meletup.”

(Ayah:86)

Berdasarkan kutipan di atas, terlihat bahwa latar waktu

terjadi, yaitu pada malam hari. Waktu malam hari berdasarkan

cerita tersebut terjadi ketika Amiru merasa gelisah tidak bisa

tidur dengan nyenyak karena sejak kecil Amiru terbiasa

mendengar bunyi radio sebelum tertidur.

Page 121: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

109

b) Pagi

Waktu pagi hari merupakan kejadian yang

menunjukkan Sabari dan teman-temannya berangkat sekolah

adalah pagi hari. Hal itu terlihat pada kutipan di bawah ini.

“Keesokannya, pagi-pagi sekali, sebelum siswa lain

datang, tampak Sabari menyapu ruang olahraga dengan

gesit, meski hari itu bukan jadwal piketnya. Setelah itu,

dia membuka baju lalu berlari mengelilingi lapangan

upacara.”

(Ayah:75)

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa latar waktu terjadi

pada pagi hari. Waktu pagi hari berdasarkan cerita tersebut

terjadi ketika Sabari dan teman-temannya yang lain berangkat

sekolah. Sabari yang paling rajin menyiapkan segala

sesuatunya yang ada di sekolah.

c) Sore

Waktu sore hari merupakan kejadian yang

menunjukkan kedua sahabat rutin pergi ke pantai barat. Hal itu

terlihat pada kutipan di bawah ini.

“Setiap sore, tak pernah absen, kedua sahabat itu ke

pantai barat, tetapi sampai hari terakhir Februari, langit

tak kunjung menjadi biru.”

(Ayah:187)

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa latar waktu terjadi

pada sore hari. Waktu sore hari berdasarkan cerita tersebut

terjadi ketika Ukun dan Tamat pergi ke pantai barat pada bulan

Februari untuk melihat langit berubah menjadi biru.

Page 122: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

110

d) Siang

Waktu siang hari merupakan kejadian yang menunjukkan

Sabari dan anak-anak yang lain melihat pengumuman hasil tes.

Hal itu terlihat pada kutipan di bawah ini.

“Sejak siang Sabari sudah bercokol di pekarangan

Gedung MPB. Belum pernah dia merasa waktu berjalan

begitu lambat sekaligus cepat. Cepat sekaligus lambat.

Membingungkan.”

(Ayah:32)

“Pulang sekolah siang itu, Amiru ke kios elektronik Gaya

Baru dan langsung bertanya soal antena radio itu. Syarif

malah menjawab dengan pertanyaan.”

(Ayah:46)

Dari kutipan di atas, terlihat jelas bahwa latar waktu

terjadi pada siang hari. Waktu siang hari berdasarkan cerita

tersebut terjadi ketika Sabari melihat pengumuman hasil tes

masuk sekolah SMA.

e) Senin

Waktu yang menunjukkan hari yang sangat disenangi

Sabari. Hal itu terlihat pada kutipan di bawah ini.

“BOLEHLAH orang membuat lagu karena tak suka

Senin. Namun, Sabari tidak termasuk dalam golongan

orang-orang itu. Dia suka Senin. Senin adalah langkah

awal menuju segala-galanya. Senin mengandung

kebaikan dari hari-hari. Senin buah manis dari pohon

Minggu. senin adalah hari yang disayangi Tuhan dan

dibenci Iblis, dan Senin ini akan menjadi hari paling

indah dalam hidupnya.”

(Ayah:66)

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa latar waktu terjadi

pada hari senin. Hari senin berdasarkan cerita tersebut

Page 123: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

111

merupakan waktu ketika Sabari dan teman-temannya yang lain

berangkat sekolah. Sabari yang paling rajin menyiapkan segala

sesuatunya yang ada di sekolah.

f) Februari

Waktu yang menunjukkan ketika bulan februari

fenomena langit menjadi biru di pantai barat berlangsung. Hal

itu terlihat pada kutipan di bawah ini.

“Setiap sore, tak pernah absen, kedua sahabat itu ke

pantai barat, tetapi sampai hari terakhir Februari, langit

tak kunjung menjadi biru.”

(Ayah:187)

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa latar waktu terjadi

pada bulan Februari. Bulan Februari berdasarkan cerita

tersebut terjadi ketika Ukun dan Tamat menanti fenomena

langit menjadi biru di pantai barat berlangsung.

Berdasarkan uraian-uraian di atas, penulis

menyimpulkan bahwa latar waktu yang terdapat pada novel

Ayah cukup lengkap. Latar tersebut ialah hari, waktu, dan

bulan.

3) Latar Sosial

latar sosial, menyarani pada hal-hal yang berhubungan

dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang

diceritakan dalam karya fiksi, misalnya kebiasaan hidup, tradisi,

keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir, dan bersikap. Pada

novel Ayah menjelaskan latar sosial tentang kehidupan penduduk

Page 124: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

112

Nira yang menggemari Lady Diana. Hal itu terlihat pada kutipan di

bawah ini.

“Acara kesenangan ayahnya adalah ceramah agama Islam,

sandiwara radio, lagu-lagu Semenanjung, dan tak lupa,

berita tentang Lady Diana. Entah bagaimana mulanya,

penduduk Kampung Nira gemar sekali kepada Lady Diana.

Tak peduli tua, muda, wanita maupun pria. Kegemaran itu

tak luput menghinggapi ayah Amiru.”

(Ayah:7)

Berdasarkan kutipan di atas, terlihat bahwa latar sosial

yang melingkupi masyrakat penduduk Nira gemar sekali kepada

Lady Diana. Baik itu tua, muda, wanita maupun pria. Dalam hal ini

dapat menjelaskan bahwa berbagai aspek yang mempengaruhi

masyarakat penduruk Nira dalam mengapresiasi sesuatu yang

mereka jumpai dalam kehidupan sehari-hari sangat tinggi, baik

budaya yang datang dari dalam maupun luar. Latar sosial yang lain

juga terlihat pada kutipan di bawah ini.

“Bagi Sabari, Bogel dan kawan-kawan hanya sedang

menjadi anak SMA. Sama sekali tak dihiraukannya hal

yang tak penting itu.”

(Ayah:80)

Berdasarkan kutipan di atas, terlihat bahwa Sabari

memiliki cara berpikir yang berbeda. Sabari menganggap Bogel

dan kawan-kawannya hanyalah sedang menjadi anak SMA yang

artinya bahwa Bogel dan kawan-kawannya masih bertingkah

seperti anak-anak atau cara berpikirnya yang belum dewasa. Latar

sosial yang lain juga dapat dilihat pada kutipan di bawah ini.

Page 125: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

113

“Karena itu, Februari adalah bulan yang paling

mendebarkan bagi para bujang lapuk di kampong kami.

Jika Februari tiba, berbondong-bondong mereka ke pantai

barat.

Sabari tak pernah percaya, tetapi tahun ini dia berniat ke

pantai barat.”

(Ayah:137)

Berdasarkan kutipan di atas, terlihat bahwa orang

kampung Belantik percaya, jika pada bulan Februai melihat

fenomena alam pantai barat menjadi biru maka akan mudah

mendapatkan jodoh. Latar sosial yang lain juga dapat dilihat pada

kutipan di bawah ini.

“Sabari senang bekerja di pabrik es. Juragan dan kawan-

kawan sesama kuli sudah seperti saudara baginya. Maka,

secara bersungguh-sungguh, Sabari satu sikap hormat dan

sayang kepada mereka, dia membuat tiga lembar surat

pengunduran diri, yang boleh dikatakan amat puitis.”

(Ayah:141)

Berdasarkan kutipan di atas, terlihat bahwa Sabari

memiliki sikap bersahaja terhadap sesama. Demi menghormati

teman-temannya, Sabari membuat puisi sebagai ungkapan isi

hatinya pada saat-saat pengunduran dirinya sebagi pegawai pabrik

es. Latar sosial yang lain juga terlihat pada kutipan di bawah ini.

“Seperti dirinya, setiap orang memang berusaha berpakaian

sebagus mungkin. Getir hati Sabari mendapati bahwa di

tempat orang yang akan mengalami hal yang pahit, orang-

orang justru berpakaian bagus seperti Lebaran. Dan, tak

tega dia melihat anak-anak kecil yang dibawa orangtuanya

ke ruang tunggu itu. Mereka menangis, kepanasan, ingin

menyusu, minta pulang, minta ini dan itu. Jeritan mereka

merisaukan. Anak-anak kecil itu lalu digendong bergantian

oleh ayah dan ibunya yang mau bercerai.”

(Ayah:209)

Page 126: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

114

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa Sabari memiliki cara

berpikir dan pandangan berbeda terhadap kebiasaan orang yang

menghadiri persidangan. Tempat sidang adalah tempat yang biasanya

seseorang mengalami hal pahit, namun semua orang memakai

pakaian yang rapi layaknya orang merayakan Lebaran. Melihat

fenomena tersebut, hati Sabari merasa getir. Latar sosial yang lain

juga terlihat pada kutipan di bawah ini.

“Juru antar terharu. Dia tahu apa yang telah dialami Sabari.

Baginya, piala itu adalah persembahan yang indah dari

seorang ayah untuk anaknya”

(Ayah:357)

“Pagi-pagi sekali juru antar datang ke rumah Sabari dan

membawa hadiah yang istimewa, yaitu sebuah piala kecil.

Piala itu dibelinya di pasar.”

“Terima kasih banyak, Pak,” Kata Sabari

“Hanya piala kecil, Bung, tapi bagiku Bung adalah

juara. Bung adalah ayah paling hebat yang pernah kukenali

dalam hidupku.”

(Ayah:377)

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa juru antar benar-benar

mengagumi Sabari. Juru antar menganggap Sabari adalah juara

sejati dan ayah yang paling hebat yang pernah ditemuinya dengan

segala pengorbanannya. Salah satu bentuk dari empatinya, juru

antar memberikannya sebuah piala sebagai tanda penghargaan

terhadap Sabari.

e. Sudut pandang

Sudut pandang dalam novel Ayah, pengarang menggunakan

pusat pengisahan persona ketiga serba tahu. Pengarang menjadi

Page 127: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

115

narator, yaitu seseorang yang berada di luar cerita yang menampilkan

tokoh-tokoh cerita dengan menyebut nama atau kata gantinya ia, dia,

dan mereka. Dengan mengkombinasikan metode dramatik-ironik

dengan metode objektif. Pengkombinasian ini mengakibatkan

pencerita tahu segala hal mengenai peristiwa, sikap, pikiran dan

perasaan tokoh, tetapi dia tidak mengomentari hal tersebut sehingga

sudut pandang tetap terkontrol dan cerita tidak diganggu dengan

berbagai komentar atau nasihat pengarang. Hal itu terlihat pada

kutipan di bawah ini.

“Matahari mengendap. Malam menjelang. Telapak kaki Sabari

melepuh, lalu berdarah. Bercak-bercak darah tertinggal di

aspal. Meski kakinya perih dan napasnya tersengal-senggal,

meski sampai finis malam nanti, Sabari bertekad untuk terus

berlari karena dia teringat akan anaknya. Dia tak mau menyerah

demi Zorro. Seorang ayah, tak boleh menyerah demi anaknya,

begitu kata hati Sabari.”

(Ayah:373)

Berdasarkan kutipan di atas, terlihat bahwa untuk

mewujudkan apa yang diinginkan bukanlah sesuatu yang mudah. Perlu

adanya pengorbanan dan melakukan sesuatu yang terbaik serta

bersungguh-sungguh. Penuh pengorbanan meski kaki perih dan napas

tersengal-sengal, semua itu akan sirna ketika apa yang kita

perjuangkan itu dapat tercapai atau terwujud.Hal itu terlihat pada

kutipan di bawah ini.

“Izmi bukanlah kawan Sabari mereka bahkan tak pernah

bertegur sapa tetapi ajaib, kisah konyol Sabari membuat Izmi

terinspirasi. Sabari membuatnya merasa dia bukanlah satu-

satunya orang malang di dunia ini.”

(Ayah:41)

Page 128: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

116

Berdasarkan kutipan di atas, terlihat bahwa bahwa teman

sangat berpengaruh pada pola tingkah laku seseorang. Termasuk

kecerdasaan dan kepandaian seseorang juga terkadang dipengaruhi

oleh pergaulan mereka.

Pada novel Ayah pengarang menempatkan posisi sebagai orang

yang berada di luar cerita. Ia tidak terlibat secara langsung, akan tetapi

pengarang mengetahui kejadian-kejadian yang dialami oleh tokoh-

tokoh dan berusaha untuk menceritakan kembali kepada pembaca

dengan bahasanya sendiri.

5. Nilai pendidikan karakter novel Ayah Karya Andrea Hirata

Pendidikan karakter dalam novel Ayah Karya Andrea Hirata,

meliputi unsur karakter yang dianalisis adalah religius, jujur, kerja keras,

kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, cinta tanah air, menghargai

prestasi, komunikatif senang bersahabat atau proaktif, cinta damai, gemar

membaca, peduli sosial dan tanggung jawab. Di bawah ini disajikan

pembahasan mengenai unsur-unsur karakter dalam novel Ayah Karya

Andrea Hirata.

1. Religius

Religius merupakan ketaatan dan kepatuhan dalam memahami

dan melaksanakan ajaran agama (aliran kepercayaan) lain, serta hidup

rukun dan berdampingan. Agama sealalu menganjurkan kepada

penganutnya untuk selalu mendekatkan diri kepada Tuhannya dalam

keadaan apapun. Hal itu terlihat pada kutipan di bawah ini.

Page 129: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

117

“Makin dekat ke papan pengumuman, si bungsu semakin

gugup. Apalagi, dilihatnya anak-anak yang tak lulus menangis.

Dipanjatkannya doa agar nilai rata-ratanya paling tidak 6,5. Itu

batas minimum kelulusan.”

(Ayah:33)

“Dalam kekecewaan yang dalam, dia berdoa dan terkabul. Di

dinding kantor dinas pasar dilihatnya pengumuman lomba

balap sepeda di ibu kota kabupaten.”

(Ayah:89)

“Sabtu itu pagi-pagi benar dia ke pasar. Kabut belum beranjak

dari puncak ilalang. Dalam hati dia berdoa mudah-mudahan

mendapat banyak pekerjaan hari itu.”

(Ayah:129)

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa dalam keadaan gelisah dan

susah tampak memanjatkan doa agar yang diharapkannya dapat

tercapai. Sebagai muslim sudah seharusnya berdoa kepada yang maha

kuasa yang diimbangi dengan usaha. Selain kutipan di atas, nilai

karakter religius juga terdapat pada kutipan di bawah ini.

“SABARI patah hati, tetapi dia tak patah harapan. Perasaannya

kepada Lena sama seperti saat Lena merampas kertas

jawabannya pada hari keramat itu. Lagi pula, ayahnya sering

mengatakan bahwa Tuhan selalu menghitung, dan suatu ketika,

Tuhan akan berhenti menghitung.”

(Ayah:48)

“Sekarang dia paham makna mimpi kambing pandai berbicara

itu. Tuhan selalu menghitung, dan suatu ketika, Tuhan akan

berhenti menghitung. Inilah saatnya suatu ketika itu.”

(Ayah:168)

Dari kutipan di atas, tampak keimanan Sabari dengan meyakini

kepastian Tuhan. Sesuatu yang sudah menjadi kepastian Tuhan

memang takkan terelakan. Kepastian itu pasti akan terjadi. Selain

Page 130: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

118

kutipan di atas, nilai karakter religius juga terdapat pada kutipan di

bawah ini.

“Keesokannya, seusai shalat Shubuh, Sabari langsung berlari

menuju lapangan balai kota, berbalik arah kekantor pos, lalu

menerabas ilalang di pekarangan perumnas, tersembul dia di

warung bakso, masuk ke komplek polisi, berbelok lagi lalu-

meliuk-liuk di antara nisan kuburan Tionghoa, lalu masuk lagi

ke jalan dan menantang belasan ekor anjing gelandangan di

pasar pagi.”

(Ayah:117)

Dari kutipan di atas, tampak bahwa Sabari menjalankan

kewajiban beribadah shalat Shubuh. Shalat merupakan kewajiban

yang harus dijalani oleh setiap umat muslim. Selain kutipan di atas,

nilai karakter religius juga terdapat pada kutipan di bawah ini.

“Kalau malam, Sabari susah tidur lantaran membayangkan

bermacam rencana yang akan dia lalui dengan anaknya jika

besar nanti. Dia ingin mengajaknya melihat pawai 17 Agustus,

mengunjungi pasar malam, membelikannya mainan,

menggandengnya ke masjid, mengajarinya berpuasa dan

mengaji, dan memboncengnya naik sepeda saban sore ke

taman balai kota.”

(Ayah:183)

Dari kutipan di atas, tampak bahwa Sabari juga ingin

mengajari anaknya kelak sebagai muslim yang taat agama atau

penganut agama yang taat. Hal tersebut tampak pada niatnya yang

akan mengajari anaknya mengaji dan berpuasa. Selain kutipan di atas,

nilai karakter religius juga terdapat pada kutipan di bawah ini.

“Begitu perihal dalam suratnya. Dikatakannya pula dalam surat

itu bahwasannya pekerjaan di pabrik es telah memberinya

pencerahan dan satu cara pandang yang berbeda mengenai

manusia sebagai ciptaan Tuhan yang Agung.”

(Ayah:141)

Page 131: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

119

“Konon, hari paling penting dalam hidup manusia adalah hari

saat manusia itu tahu untuk apa dia dilahirkan. Sekarang Sabari

tahu bahwa dia dilahirkan untuk menjadi seorang ayah.

Seorang ayah bagi Zorro. Anaknya telah mengurai semua

misteri tentangnya. Bahwa wajahnya tidak tampan agar dia

tidak menjadi orang seperti Bogel Leboi. Karena dia seorang

Sabari maka Tuhan memberinya Zorro. Bahwa tangannya yang

kasar dan kuat seperti besi adalah agar dia tak gampang lelah

menggendong Zorro. Bahwa di gemar berpuisi dan berkisah

adalah agar dapat membesarkan anaknya dengan puisi. Sabari

memeluk anaknya yang telah jatuh tertidur, serasa memeluk

awan..”

(Ayah:227)

Berdasarkan kutipan di atas, terlihat bahwa tokoh Sabari

mensyukuri segala pemberian Tuhan dan memahami segala bentuk

pemberian-Nya. Selain itu, keimanan Sabari juga tampak jelas dengan

menjunjung Tuhan sebagai sang Khalik. Segala maksud dan tujuan

hidup yang dijalaninya merupakan kuasa Tuhan. Selain kutipan di

atas, nilai karakter religius juga terdapat pada kutipan di bawah ini.

“Suasana shalat Jumat di masjid ini tak dapat dilukiskan

dengan kata-kata. Saat engkau shalat rasanya ribuan malaikat

menungguimu. Suara muazin merdu sekali.

Begitu megah, begitu agung masjid ini sehingga kuakui semua

dosaku, yang terkecil sekalipun.”

(Ayah:305)

Dari kutipan di atas, tampak bahwa tokoh Tamat

mengungkapkan suasana hatinya lewat surat yang ditulisnya. Dari

ungkapan tersebut tampak bahwa Tamat sebagai seorang laki-laki

muslim menjalani kewajiban sholat Jumat. Selain itu, keimanan Tamat

juga tampak pada saat dirinya mengakui semua dosa.

Page 132: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

120

2. Jujur

Jujur merupakan sikap dan perilaku yang penting dan harus

dimiliki oleh setiap insan. Dalam hal apapun, manusia harus bersikap

jujur. Dengan kejujurannya sehingga setiap individu menjadi pribadi

yang dapat dipercaya. Salah satu sikap jujur, yaitu mengatakan hal

yang sebenarnya atau benar. Hal itu terlihat pada kutipan di bawah ini.

“Maaf, Ibu, kalau tak salah hitung, semuanya sejuta enam ratus

ribu rupiah, jika kurang, kabari aku, jika lebih, biarlah,

kelebihannya kusumbangkan pada negara.”

(Ayah:131)

Dari kutipan di atas, tampak bahwa tokoh Amiru mengatakan

hal yang sebenarnya sehingga perkataannya dapat dipercaya dan dapat

dipertanggung jawabkan. Bahkan tokoh Amiru bersedia untuk

mempertanggung jawabkannya jikalau terdapat kekurangan atau tidak

sesuai dengan jumlah yang ia sebutkan. Selain kutipan di atas, nilai

karakter jujur juga terdapat pada kutipan di bawah ini.

“Ketiga, juga seperti Sabari, Jujur! Jangan kau kurangi takaran

semen jika mencetak batako. Batako kita harus tahan gempa

bumi minimal skala Richter. Kalau kau curang, akibatnya bisa

fatal. Sekolah bisa roboh, murid-murid dan guru-guru yang

mulia bisa celaka. Biarlah orang-orang di luar sana makmur

sentosa karena mencuri, kita jangan! Meski susah, kita harus

jujur.”

(Ayah:156)

Dari kutipan di atas, terlihat jelas bahwa tokoh Markoni sedang

mencontohkan sikap jujur yang dimiliki oleh karyawan teladannya,

yaitu tokoh Sabari. Atas kejujurannyalah tokoh Sabari dipercayai

menjadi karyawan teladan atau yang terbaik di perusahaan batako

Page 133: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

121

milik Markoni. Selain kutipan di atas, nilai karakter jujur juga terdapat

pada kutipan di bawah ini.

“Boi, sudah berapa lama kau suka sama Lena?” Nada suara

Markoni turun dua oktaf.

Sabari melirik jam bulat yang tertempel di dinding. “11 tahun,

5 bulan. 4 hari, 3 jam … 4 menit, Pak.” Markoni terpana.

“Apakah Marlena suka sama kau, Boi?” Sabari tersenyum-

senyum sipul.

“Wajar-wajar! Kalau kutinjau-tinjau, wajahmu memang agak

berat, Boi.”

(Ayah:164)

Dari kutipan di atas, tokoh Sabari menunjukkan kejujurannya

akan isi hati yang sebenarnya dengan jawaban yang meyakinkan

sehingga membuat tokoh Markoni langsung percaya dan yakin bahwa

yang dikatakannya adalah sebagai kebenaran. Bahkan dari gesture

tubuhnya dan keluguannya juga tampak sebagai pribadi yang dapat

dipercaya. Selain kutipan di atas, nilai karakter jujur juga terdapat pada

kutipan di bawah ini.

“Dia hanya menempati urutan kedua. Saingan beratnya,

Imelda, berjaya di posisi teratas. Lena dan Jon menanyakan

kepadanya apa yang terjadi. Jawaban Zorro membuat mereka

tercengang. Kata Zorro dia sengaja menurunkan nilainya,

sengaja tak menjawab beberapa soal dalam ujian, sengaja

membuat dirinya kehabisan waktu dalam ujian karena kasihan

kepada Imelda yang sangat ingin menjadi juara pertama.

Bagaimana anak kelas dua SD bisa berpikir seperti itu?

Bayangan Sabari berkelebat dalam kepala Lena.”

(Ayah:258)

Dari kutipan di atas, tampak jelasbahwa tokoh Amiru telah

berkata jujur terhadap apa yang telah terjadi dan yang telah menjadi

keputusannya dengan menurunkan nilainya lantaran untuk memberi

kesempatan kepada yang lain. Ditinjau dari umur tokoh Amiru, dapat

Page 134: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

122

dilogika bahwa anak seumuran mereka sangat tidak mungkin jika

mereka-reka penjelasan yang sedemikian rupa. Justru dari

kepolosannyalah pribadi tersebut tampak berkata jujur. Selain kutipan

di atas, nilai karakter jujur juga terdapat pada kutipan di bawah ini.

“Dulu ayahnya pernah bekerja di kantor semacam itu, dan

menjadi orang yang tak disukai karena tak pernah mau diajak

curang. Ayahnya yang jujur malah sering kena fitnah.”

(Ayah:371)

Dari kutipan di atas, tampak bahwa pribadi yang jujur

terkadang mendapat perlakuan yang semena-mena oleh orang yang

tidak suka akan kejujuran atau orang yang suka dengan kecurangan.

Hal semacam itu bukanlah suatu kerugian menjadi pribadi yang jujur,

namun menunjukkan bahwa pribadi tersebut sebagai pribadi yang

berkelas dan mempunyai prinsip yang kuat sehingga patut menjadi

kebanggaan.

3. Kerja Keras

Kerja keras merupakan perilaku yang menunjukkan upaya

secara sungguh-sungguh (berjuang hingga titik darah penghabisan)

dalam menyelesaikan permasalahan, pekerjaan, dan lain-lain dengan

sebaik-baiknya. Hal ini terlihat pada kutipan di bawah ini.

“Tak kenal menyerah, Amirza mencoba berbagai cara supaya

mendapat siaran radio yang jelas. Dia memanjat pohon gayam

di samping rumah lalu mengikat sebatang besi dipucuknya.”

(Ayah:15)

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa tokoh Amirza berupaya

dengan semaksimal mungkin dengan segala upaya untuk hasil yang

Page 135: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

123

terbaik. Dengan berinovasi dan tak kenal lelah ia berusaha

mendapatkan siaran radio yang jelas. Selain kutipan di atas, nilai

karakter kerja keras juga terdapat pada kutipan di bawah ini.

“Tahu-tahu dia punya pekerjaan usai jam sekolah, yaitu

menghambabudakkan dirinya kepada tukang sampah di pasar

Belantik, demi sedikit upah yang dipakainya untuk membeli

kartu request--selembar lima ratus perak--di radio local AM

Suara Cinta.”

(Ayah: 32)

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa tokoh Sabari bekerja keras

demi sebuah kartu reques. Dirinya rela untuk bekerja sambilan setelah

pulang sekolah, yaitu dengan cara membantu tukang sampah dengan

upah seadanya. Selain kutipan di atas, nilai karakter kerja keras juga

terdapat pada kutipan di bawah ini.

“Sebulan penuh Sabari berlatih. Agar tak mengganggu

tetangga, dia berlatih dipinggir laut. Lolongannya lindap

ditelan debur ombak Laut Jawa.”

(Ayah:32)

Dari kutipan di atas, terlihatbahwa tokoh Sabari bekerja keras

dan bersungguh-sungguh berlatih selama satu bulan penuh untuk

menuai hasil yang baik. Selain kutipan di atas, nilai karakter kerja

keras juga terdapat pada kutipan di bawah ini.

“Guru-guru juga gembira, bahkan takjub melihat nilai-nilai

rapor semester 5 Izmi. Untuk kali pertama selama sekolah

SMA itu, Izmi berhasil memerdekakan dirinya dari angka

merah.”

(Ayah:105)

Dari kutipan di atas, terlihat jelas bahwa dengan bekerja keras

akhirnya tokoh Izmi menuai hasil yang menggembirakan bagi

Page 136: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

124

semuanya. Dengan belajar secara sungguh-sungguh, akhirnya Izmi

mendapatkan nilai yang baik.Selain kutipan di atas, nilai karakter

kerja keras juga terdapat pada kutipan di bawah ini.

“Sebenarnya, Sabari diterima bekerja sebagai penjaga toko

furnitur dan penjaga air mineral isi ulang, tetapi dia tak mau.

Dia mau kerja berat membanting tulang. Dia mau tubuhnya

hancur setiap pulang kerja, lalu jatuh tertidur lupa diri. Bangun

tidur dan bekerja keras lagi. Semua itu karena dia mulai

bertekad untuk melupakan Lena. Ini kemajuan. Barangkali

semakin dewasa dia semakin bijak.”

(Ayah:113)

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa tokoh Sabari melakukan

segala upaya untuk dapat melupakan tokoh Lena sebagai seorang

wanita yang dicintainya. Sabari memutuskan untuk menyibukan diri

dengan cara memilih pekerjaan yang berat, dengan begitu dirinya akan

merasa lelah sehingga pikiranya pun tidak selalu berpusat kepada

Lena. Selain kutipan di atas, nilai karakter kerja keras juga terdapat

pada kutipan di bawah ini.

“Akhirnya, dia sampai di dermaga. Laut, hanya laut yang dapat

menghentikannya. Demikian saban pagi dia latihan. Meski

hujan lebat, meski angin rebut, dia tak pernah berhenti berlari.

Karena Lena dan satu rencana manis dengan hadiah-hadiah itu,

Sabari merasa tenaganya tak terbatas.”

(Ayah:117)

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa tokoh Sabari bekerja keras

dan tak kenal apapun yang menghalanginya. Semua itu ia lakukan

demi hasil manis yang akan dipersembahkan untuk orang yang

dicintainya. Untuk itu, segala upaya dan persiapan ia lakukan dengan

Page 137: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

125

sungguh-sungguh. Selain kutipan di atas, nilai karakter kerja keras

juga terdapat pada kutipan di bawah ini.

“Amiru tak mau menyerah demi ayah dan ibunya. Dia

meminta pekerjaan apa saja, dari siapa saja, di mana saja,

bahkan pekerjaan yang orang dewasa sendiri berat

mengerjakannya, misalnya menggali sumur atau manjadi kuli

harian menambal jalan raya.”

(Ayah:129)

“Amiru bekerja dengan kecepatan yang membuat juragannya

tercengang. Tak pernah ada orang bekerja sekeras Amiru.”

(Ayah:130)

Dari kutipan di atas, tampak kerja keras tokoh Amiru. Tekad

yang kuat mendasarinya untuk bekerja keras. Apapun akan ia lakukan

demi kedua orang tuanya hingga titik darah penghabisan. Ia pun

mengerjakan sesuatu dengan sungguh-sungguh dan penuh ketelitian

sehingga mendapatkan hasil yang baik. Selain kutipan di atas, nilai

karakter kerja keras juga terdapat pada kutipan di bawah ini.

“Terimakasih atas saran Abang, tapi sisi Kampung Belantik

telah mengantar kami di Pelabuhan Tanjong Pandan. Tak

mungkin kami pulang begitu saja, lagi pula, tak tak

terbayangkan apa yang akan kukatakan kepada Sabari. Kami

akan mendatangi sahabat-sahabat pena itu, apa pun yang akan

terjadi,” kata Tamat.”

(Ayah:320)

Dari kutipan di atas, tampak bahwa kegigihan niat yang

dimiliki tokoh Tamat menjadikanya tetap bekerja keras untuk

mencapai apa yang telah diharapkannya demi seorang sahabat dan

harapan dari banyak orang. Dia bertekad kuat dan berani menerima

risiko apapun. Selain kutipan di atas, nilai karakter kerja keras juga

terdapat pada kutipan di bawah ini.

Page 138: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

126

“Matahari mengendap. Malam menjelang. Telapak Sabari

melepuh, lalu berdarah. Bercak-bercak darah tertinggal di

aspal. Meski kakinya perih dan napasnya tersenggal-senggal,

meski sampai finis malam nanti, Sabari bertekad untuk terus

berlari karena dia teringat akan anaknya. Dia tak mau

menyerah demi Zorro. Seorang ayah, tak boleh menyerah demi

anaknya, begitu kata hati Sabari.”

(Ayah:373)

Dari kutipan di atas, tampak bahwa pengorbanan tokoh Sabari

hingga titik darah penghabisan. Segenap jiwa dan raga ia korbankan

demi anaknya Zorro. Dengan tekad yang kuat, tak mudah bagi dirinya

untuk menyerah.

4. Kreatif

Kreatif merupakan sikap dan perilaku yang mencerminkan

inovasi dalam berbagai segi dalam memecahkan masalah sehingga

selalu menemukan cara-cara baru, bahkan hasil-hasil baru yang lebih

baik dari sebelumnya. Sikap kreatif ini terlihat pada tokoh Markoni

yang memiliki inovasi mendirikan pabrik batako. Hal ini terlihat pada

kutipan di bawah ini.

“Markoni melompat-lompat kegirangan. Dia ingin terlibat

dalam upaya pemerintah mencerdaskan kehidupan bangsa.

Keesokan harinya dia langsung menjual alat-alat musik yang

telah diperlukan dengan semena-mena oleh para musisi

Belantik itu. Hasil penjualan itu langsung dipakai untuk

memulai usaha baru: percetakan batako.”

(Ayah:21)

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa Markoni ingin turut serta

atau andil dalam kaitannya mencerdaskan anak bangsa dengan cara

lain. Perannya, yaitu melalui sarana dengan tujuan keamanan diwaktu

proses belajar mengajar berlangsung. Batako yang akan ia buat adalah

Page 139: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

127

salah satunya untuk membangun gedung sekolah yang kokoh. Selain

kutipan di atas, nilai karakter kreatif juga terdapat pada kutipan di

bawah ini.

“Dia yang mengalami paceklik berkepanjangan, kemarau

kering kerontang, dalam hal cinta, tiba-tiba menjadi konsultan

Asmara bagi kaum kambing. Dan, dia sangat menikmati

profesi sampingan itu. Rela dia mendatangi kampung yang

jauh demi membantu seorang peternak. Kenyatannya, setelah

didatanginya, dia menyebutnya terapi puisi kambing, embek-

embek itu pada hamil.”

(Ayah:154)

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa tokoh Sabari merupakan

seorang yang kreatif. Ia membuat para kambing-kambing hamil

seketika dengan cara membacakan puisi-puisi. Ia pun menamai upaya

tersebut sebagai terapi puisi kambing. Selain kutipan di atas, nilai

karakter kreatif juga terdapat pada kutipan di bawah ini.

“Adapun Sabari, setelah mengundurkan diri bekerja di pabrik

Markoni, membuka warung sembako di rumahnya. Pekerjaan

di warung dan memelihara kambing memungkinkannya untuk

selalu berada dekat Zorro. Semuanya sangat menyenangkan,

apalagi sejak ada Zorro, keajaiban terjadi tiap hari di rumah

Sabari.”

(Ayah:187)

Dari kutipan di atas, terlihat jelas bahwa tokoh Sabari memiliki

ide-ide yang brilian dalam memecahkan masalah dengan berbagai

kondisi yang sedang ia alami saat itu. Supaya bisa selalu dekat dengan

Zorro, ia pun membuka usaha di rumah. Lain halnya jika Sabari tetap

bekerja di pabrik. Selain kutipan di atas, nilai karakter kreatif juga

terdapat pada kutipan di bawah ini.

Page 140: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

128

“Dalam salah satu kisah-kisah nina bobo itu, secara tak

sengaja Sabari menyinggung soal makanan. Zorro senang.

Mungkin nama makanan terdengar lucu baginya. Keesokannya

Sabari berkongkalikong dengan tukang parkir di depan

Restoran Bundo Kandung. Malamnya dia berkisah tentang

petualangan pendekar ayam pop sambil mengepak-ngepakan

tangan dan berkokok-kokok. Zorro tertawa sampai berair

matanya.”

(Ayah:224)

Dari kutipan di atas, terlihat jelas bahwa tokoh Sabari sangat

kreatif. Dengan cara yang murah dan sederhana, ia dapat menghibur

anaknya, yaitu dengan nama menu restoran sebagai bahan cerita. Ide

atau pemikiran seperti itu sangatlah jarang terlintas dipikiran

khalayak.

5. Mandiri

Mandiri merupakan sikap dan perilaku yang tidak tergantung

pada orang lain dalam menyelesaikan berbagai tugas maupun persoalaan.

Namun hal ini bukan berarti tidak boleh bekerja sama secara kolaboratif,

melainkan tidak boleh melemparkan tugas dan tanggung jawab kepada

orang lain. Sikap mandiri ini juga tampak pada tokoh Amiru yang

berjuang demi sebuah radio. Hal ini terlihat pada kutipan berikut ini.

“Ibu kasir terpana melihat jari-jarinya terbalut plester.

Diamatinya lengan Amiru yang keras, urat-uratnya

bertimbulan. Lengan itu seharusnya bukan lengan anak kecil,

itu lengan orang dewasa, kuli kasar.

“Kau mau menebus radio?”

“Iya, Bu, radio ayahku.”

Ibu kasir segera tahu apa yang telah dialami anak kecil di

depannya, untuk menebus radio ayahnya.”

(Ayah:131)

Page 141: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

129

Dari kutipan di atas,terlihat jelas bahwa tokoh Amiru sebagai

anak yang mandiri. Ia bekerja keras untuk menebus radio ayahnya.

Tanpa pamrih dan mengeluh ia lakukan. Segala sesuatu ia lakukan

sendiri dan bersungguh-sungguh. Selain kutipan di atas, nilai karakter

mandiri juga terdapat pada kutipan di bawah ini.

“Tak lupa bahwa dia telah mendapatkan penghargaan dari

Dinas Koperasi Daerah sebagai wiraswastawan panutan.”

(Ayah:155)

Dari kutipan di atas, tampak bahwa bahwa swasta merupakan

sesuatu yang mandiri, sedangkan wiraswastawan merupakan orang

yang mandiri. Tokoh Markoni adalah orang yang mendapatkan

penghargaan sebagai wiraswastaan panutan. Hal tersebut

menunjukkan bahwa ia adalah orang yang memiliki sikap mandiri.

Selain kutipan di atas, nilai karakter mandiri juga terdapat pada

kutipan di bawah ini.

“Berbulan-bulan Sabari membangun rumah itu dengan

tangannya sendiri. Rumah yang khas Melayu kampung.

Sebuah rumah panggung yang rendah., berdinding papan,

beratap rumbia, tetapi istimewa, ada beranda.”

(Ayah:178)

“Adapun Sabari, setelah mengundurkan diri bekerja di pabrik

Markoni, membuka warung sembako di rumahnya. Pekerjaan

di warung dan memelihara kambing memungkinkannya untuk

selalu berada dekat Zorro. Semuanya sangat menyenangkan,

apalagi sejak ada Zorro, keajaiban terjadi tiap hari di rumah

Sabarai.”

(Ayah:187)

Dari kutipan di atas,terlihat bahwa tokoh Sabari memiliki

kemandirian yang sangat tinggi. Memenuhi kebutuhan hidup sendiri

Page 142: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

130

dengan cara membangun rumah dan membuka usaha tanpa

membebani orang lain. Selain kutipan di atas, nilai karakter mandiri

juga terdapat pada kutipan di bawah ini.

“Sudah lama dia tak menulis kepadanya, pun untuk sahabat-

sahabat penanya. Prahara rumah tangga, hidup terbirit-birit ke

sana kemari, dan sifatnya yang tak suka mengeluh

membuatnya merasa belum menemukan saat yang tepat untuk

menulis surat. Saat itu akhirnya tiba. Diambilnya pulpen dan

kertas.”

(Ayah:277)

Dari kutipan di atas, terlihat jelas bahwa tokoh Lena memiliki

sifat tidak suka mengeluh atau membebani orang lain. Selagi dapat ia

selesaikan sendiri maka akan ia selesaikan sendiri pula dalam hal dan

bentuk apapun.

6. Demokratis

Sikap demokratis merupakan sikap dan cara berpikir yang

mencerminkan persamaan hak dan kewajiban secara adil dan merata

antara dirinya dengan orang lain.Hal ini terlihat pada kutipan berikut ini.

“Seumpama Lena tak mau pulang, silakan, tak apa-apa, paling

tidak Zorro bisa diajak pulang. Kalau keduanya tak mau

pulang, silakan, takapa-apa juga. Toh, negeri ini sudah

merdeka lebih dari lima puluh tahun, orang bebas menentukan

pilihan.”

(Ayah:319)

“Pemenangnya, tak peduli siapa dia, pemulung, gelandangan,

atau bramacorah, akan menjadi anak emas kebanggaan

kampung. Akan menjadi atlet mewakili Kabupaten Belitong ke

tingkat provinsi.”

(Ayah:362)

Dari kutipan di atas, tampak jelassikap demokratis. Persamaan

hak tercermin dalam kutipan tersebut. Semua orang bebas menentukan

Page 143: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

131

pilihannya tanpa ada paksaan dan tekanan dari orang atau pihak lain.

Begitu pun pemikiran dan sikap Ukun dan Tamat ketika mengajak

pulang Lena dan Zorro.

7. Rasa Ingin Tahu

Rasa ingin tahu merupakan cara berpikir, sikap, dan perilaku

yang mencerminkan penasaran dan keingintahuan terhadap segala hal

yang dilihat, didengar dan dipelajari secara lebih mendalam. Rasa

ingin tahu juga dimiliki oleh tokoh Amirza sebagai ayah Amiru. Hal

ini terlihat dalam kutipan berikut ini.

“Ayah Amiru penasaran. Dibalutnya ujung besi di puncak

pohon gayam itu dengan gulungan timah. Tindakan itu

mengikuti sebuah alur logika yang amat akademik, yaitu

sebagai kaum yang akrab dengan tambang, penduduk Nira

paham bahwa petir gemar sekali menyambar tanah yang

mengandung timah.”

(Ayah:15)

Berdasarkan kutipan di atas,terlihat jelas bahwa tokoh Amirza

penasaran terhadap antenanya. Ia pun memiliki inisiatif untuk memasang

antenanya di pohon dan pada ujung antena tersebut diberi gulungan

timah. Hal tersebut dilakukan karena ia memiliki pemahaman bahwa

petir sangat senang menyambar sesuatu yang mengandung timah. Selain

kutipan di atas, nilai karakter rasa ingin tahu juga terdapat pada kutipan di

bawah ini.

“Tak apa-apa, Pak Cik, jelaskan saja sekarang. aku pasti

mengerti.”

“baiklah, kujelaskan padamu! Penerimaan sinyal radio di

rumahmu buruk karena terlalu dekat dengan menara masjid,

maka terjadilah intervens.”

Page 144: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

132

“Pulang dari kios Gaya Baru, Amiru belajar dengan tekun. Dia

mau segera masuk SMP. Dia bertekad untuk menghadapi

Syarif Miskin lagi.”

(Ayah:47)

“Tentu Syarif kaget melihat Amiru yang telah dimarahinya

berani datang lagi ke kiosnya.

“Mau apa lagi kau, Bujang?!”

Amiru berterus terang bahwa dia mau belajar lebih banyak soal

radio sebab dia senang pengetahuan listrik dan elektronika.”

(Ayah:52)

Berdasarkan kutipan di atas,terlihat jelas bahwa tokoh Amiru

sangat ingin tahu penyebab sinyal radio yang buruk dirumahnya dengan

menanyakan langsung kepada tokoh Syarif dengan sedikit memaksa.

Tidak hanya sekadar bertanya. Tokoh Amiru setelah diberi tahu

penyebabnya, ia langsung mempelajari lebih dalam tentang hal tersebut.

Selain kutipan di atas, nilai karakter rasa ingin tahu juga terdapat pada

kutipan di bawah ini.

“Komunikasi dianggap penting oleh Tamat sebab nanti

mereka akan bertemu dengan orang-orang dari berbagai

daerah. Oleh karena itu, kemampuan berbahasa Indonesia

Ukun harus ditingkatkan. Mereka menghadap Bu Norma, guru

Bahasa Indonesia sekaligus wali kelas mereka di SMA dulu,

yang galak tetapi disayangi.”

(Ayah:295)

“Di sela pekerjaannya menggulung dynamo, dibukanya kamus

dan ditemukanya kata-kata baru bagaikan jendela yang

membuka, lalu di dalam jendela itu ada jendela lagi. Rajin dia

membuat catatan sembari berbicara sendiri mempraktikkan apa

yang telah dipelajarinya, lalu dia tersenyum. Ukun tenggelam

dalam labirin bahasa dan berusaha menemukan jalan keluar

dengan mengikuti jejak kata-kata. Sekonyong-konyong dia

jatuh hati pada bahasa Indonesia.”

(Ayah:297)

Page 145: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

133

Berdasarkan kutipan di atas, terlihat bahwa tokoh Tamat

memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap bahasa Indonesia. Ia

ingin mengetahui lebih banyak kata-kata baru. Ia juga memiliki

pemikiran bahwa bahasa Indonesia sangatlah penting nantinya

digunakan di daerah lain karena lebih mudah dimengerti dan dipahami

khalayak luas. Oleh karena itu, ia harus menguasai banyak

perbendaharaan kata. Ia pun melakukannya dengan senang hati.

8. Cinta Tanah Air

Cinta tanah air merupakan sikap dan perilaku yang

mencerminkan rasa bangga, setia, peduli, dan pengghargaan yang

tinggi terhadap bahasa, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya

sehingga tidak mudah menerima tawaran bangsa lain yang dapat

merugikan bangsa sendiri. Penghargaan terhadap bahasa tercermin

dari gagasan tokoh Ibu Norma. Hal ini terlihat pada kutipan berikut

ini.

“Terdapat puluhan ribu bahasa daerah. Puluhan ribu, dapatkah

kau bayangkan itu! Barangkali bahasa terbanyak di dunia ini

ada di Indonesia. Konon, di beberapa daerah di Sumatra, di

kampong yang bersebelahan saja, orang bisa tak mengerti

bahasa masing-masing. Lihat betapa kayanya bahasa di negeri

kita ini. Jelajahi Sumatra, Boy, simak orang berbicara, kau

akan bergelimang kesenangan kata-kata.”

(Ayah:295)

Berdasarkan kutipan di atas, tampak bahwa tokoh Ibu Norma

Kagum dan bangga terhadap kekayaan atau keragaman bahasa

nusantara Indonesia yang begitu banyaknya. Hal ini terlihat pada

kutipan berikut ini.

Page 146: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

134

“Jangan sungkan berpantun, berpepatah. Pantun adalah madu

bahasa, pepatah adalah harta bahasa. Pakailah kata-kata seperti

wahai, kiranya, seandainya, bilamana, manakala, sudikah,

berkenankah, sediakala, gerangan, semua itu perbendaharaan

bahasa Indonesia yang megah dan bermutu tinggi. Kata-kata

itu mencerminkan kualitas watak orang yang

mengucapkannya!”

(Ayah:296)

Berdasarkan kutipan di atas, tampak bahwa tokoh Ibu Norma

memberi penghargaan yang sangat tinggi terhadap bahasa Indonesia.

Dari kata-kata yang santun dan komunikatif tercermin pula watak

orang si pengguna bahasa tersebut. Ibu Norma sangat mencintai

bahasa Indonesia. Bahasa indonesia adalah bahasa yang bermutu

tinggi, begitulah menurut pemaparannya.

9. Menghargai Prestasi

Menghargai prestasi merupakan sikap terbuka terhadap

prestasi orang lain dan mengakui kekurangan diri sendiri tanpa

mengurangi semangat berprestasi yang lebih tinggi. Hal ini terlihat

pada kutipan berikut ini.

“Hari terakhir adalah ujian Bahasa Indonesia. Sabari

tersenyum simpul. Dijawabnya semua soal dengan tenang.

Cincai. Dilihatnya nun disana, Ukun mengaduk-aduk rambut.

Sabari tersenyum lagi. Di arah pukul 5.00, Tamat tercenung,

tampak tertekan batinnya. Sabari kembali tersenyum. Maaf,

siswa lain boleh jago Matematika, IPA, Bahasa

Inggris,Geografi, Biologi, tetapi Sabari adalah Isacc Newton-

nya Bahasa Indonesia.”

(Ayah:11)

Dari kutipan di atas, terlihat jelas bahwa tokoh Sabari

mengakui kecerdasan teman-temannya yang lain di bidang pelajaran

lain selain bahasa Indonesia. Sabari juga mengakui bahwa dibanding

Page 147: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

135

teman-temannya, dirinya lebih jago di bidang bahasa Indonesia.

Selain kutipan di atas, nilai karakter menghargai prestasi juga terdapat

pada kutipan di bawah ini.

“JIKA ada orang yang tak menjadi juara, tetapi lebih terkenal

daripada sang juara, orang itu adalah Sabari. Di mana-mana

orang-orang menyalaminya, bahkan seteru lamanya, Dinamut,

menyalaminya dengan erat. Di warung-warung kopi tak jeda-

jeda Toharun membanggakan Sabari.”

(Ayah:376)

Dari kutipan di atas, tampak bahwa tokoh Dinamut mengakui

tokoh Sabari sebagai juara sejati dengan ditunjukkannya bersalaman

dengan erat dengannya. Sebelumnya, Dinamut dan Sabari telah

berseteru sejak lama bersaing ketat di setiap ada kompetisi lari

maraton namun kini Dinamut menunjukkan jiwa besarnya.

10. Komunikatif, senang bersahabat atau proaktif

Komunikatif, senang bersahabat atau proaktif merupakan sikap

dan tindakan terbuka terhadap orang lain melalui komunikasi yang

santun sehingga tercipta kerja sama secara kolaboratif dengan baik.

Hal ini terlihat pada kutipan berikut ini.

“Kepada Amirza, Syarif bersabda, bahwasanya siaran radio

lebih mudah ditangkap jika ujung kawat yang diulur dari

antenanya ditautkan ke kumparan logam yang lebar.”

(Ayah:23)

Berdasarkan kutipan di atas, terlihat bahwa tokoh Syarif

menjelaskan secara baik tentang teori antena radio kepada tokoh

Amirza. Selain kutipan di atas, nilai karakter komunikatif, senang

bersahabat atau proaktif juga terdapat pada kutipan di bawah ini.

Page 148: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

136

“Delapan puluh persen laki-laki sukses, sisanya, tiga puluh

persen, gagal. Nah, tak perlu kujelaskan lebih lanjut, kau tahu

sendiri di mana kau berada.” Sabari berterimakasih atas

wejangan dan nasihat kawan-kawan dekatnya itu. Dia sadar

bahwa sudah saatnya bersikap rasional soal Lena.”

(Ayah:55)

Berdasarkan kutipan di atas,terlihat jelas bahwa persahabatan

diantara mereka sangatlah baik. Saling mengingatkan satu dengan

yang lain dan saling membantu teman yang sedang membutuhkannya.

Tokoh Sabari yang sedang dilanda cinta membuat dirinya tak rasional,

dengan begitu sebagai sahabat Ukun dan Tamat pun memberikannya

nasihat yang baik. Selain kutipan di atas, nilai karakter komunikatif,

senang bersahabat atau proaktif juga terdapat pada kutipan di bawah

ini.

“Ukun menyarankan agar Sabari minta maaf kepada Lena dan

Bogel secara terbuka sekaligus mempersembahkan sebuah lagu

untuk Lena melalui acara organ tunggal live show radio itu.”

(Ayah:95)

“Dalam keadaan bingung dan gundah, Sabari menerima saran

dari Tamat bahwa satu-satunya hal yang bisa dilakukannya

adalah berpakaian serapi mungkin di hadapan majelis hukum.”

(Ayah:208)

Dari kutipan di atas, terlihat jelas bahwa Ukun dan Tamat

sebagai sahabat Sabari saling mengingatkan satu dengan yang lain dan

saling membantu ketika sahabatnya sedang membutuhkan

pertolongan. Selain kutipan di atas, nilai karakter komunikatif, senang

bersahabat atau proaktif juga terdapat pada kutipan di bawah ini.

“Sejak masih SD Lena punya hobi bersahabat pena, dan

sesama sahabat pena mereka telah berjanji untuk tetap

berkirim-kirim surat sampai tua nanti. Tiap bulan dia ke kantor

Page 149: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

137

pos untuk mengirim surat. Lama-lama sekali dia juga

mengirim surat ke Belitong, kepada sahabatnya sejak SMA,

Zuraida.”

(Ayah:242)

Berdasakan kutipan di atas, terlihat jelas bahwa tokoh Lena

senang bersahabat dan menghargai persahabatan. Demi

persahabatannya supaya tetap terjaga, Lena dengan sahabat-sahabat

pena yang lain memutuskan untuk membuat perjanjian agar tetap

berkirim-kirim surat. Cara bersahabat dengan mengirim surat dengan

sahabat pena maupun teman SMA nya Zuraida adalah salah satu

tindakan yang komunikatif. Selain kutipan di atas, nilai karakter

komunikatif, senang bersahabat atau proaktif juga terdapat pada

kutipan di bawah ini.

“Jon terpana Tak pernah dia mendengar orang bicara seajaib

itu. Siapa orang-orang itu? Namun, suara itu bersahabat

sehingga Jon menurunkan moncong senapan.”

(Ayah:308)

Berdasakan kutipan di atas, terlihat jelas bahwa penggunaan

bahasa yang baik merupakan tindakan komunikatif. Tokoh Jon benar-

benar menjadi tenang ketika Ukun dan Tamat menggunakan bahasa

yang santun dan terdengar sangat bersahabat oleh Jon. Selain kutipan

di atas, nilai karakter komunikatif, senang bersahabat atau proaktif

juga terdapat pada kutipan di bawah ini.

“Ukun dan Tamat senang berjumpa dengan sahabat pena

karena mereka punya kepribadian yang sama, yakni ramah,

penolong, amat menghargai persahabatan, dan lihai berbahasa.

Para sahabat pena memahami bahwa terdapat seni yang indah

dalam surat-menyurat.”

(Ayah:322)

Page 150: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

138

Berdasakan uraian di atas, terlihat jelas bahwa persahabatan

sangatlah menyenangkan. antara Ukun dan Tamat telah merasakan

indahnya persahabatan dengan mengunjungi sahabat pena secara

langsung. Semua sahabat yang dikunjungi mereka memiliki pribadi

yang baik sehingga Ukun dan Tamat memiliki persepsi tersendiri

terhadap sahabat pena. Selain kutipan di atas, nilai karakter

komunikatif, senang bersahabat atau proaktif juga terdapat pada

kutipan di bawah ini.

“pagi-pagi sekali juru antar datang ke rumah Sabari dan

membawa hadiah yang istimewa, yaitu sebuah piala kecil. Piala

itu dibelinya di pasar.

“Terima kasih banyak, Pak,” kata Sabari.

“Hanya piala kecil, bung, tapi bagiku Bung adalah juara.

Bung adalah ayah paling hebat yang pernah kukenal dalam

hidupku.”

(Ayah:377)

Berdasakan kutipan di atas, terlihat jelas bahwa juru antar

sangatlah baik terhadap Sabari. Empati yang tinggi tampak sangat

jelas dalam diri juru antar terhadap Sabari dengan melihat bahwa

Sabari adalah sosok ayah yang penuh perjuangan demi anak. Juru

antar pun memberikannya piala yang menurutnya sudah sepatutnya

didapatkan oleh Sabari. Selain kutipan di atas, nilai karakter

komunikatif, senang bersahabat atau proaktif juga terdapat pada

kutipan di bawah ini.

“Setelah lama saling berkirim surat, pada 2011, Larissa dan

ayahnya, Brother Niel Wuruninga, mengunjungi Bali. Setelah

itu, mereka mengunjungi Sabari dan Amiru di Belitong.

Mereka adalah orang asing pertama yang mengunjungi

Kampung Belantik. Oleh karena itu sambutan untuk mereka

Page 151: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

139

luar biasa. Rumah Sabari ramai. Tetangga berebut melihat

penduduk asli Australia itu melalui jendela dan terpesona

menyaksikan Brother Niel meniup didgerioo, alat musik

tradisional Aborigin yang kemudian ditinggalnya sebagai

kenang-kenangan. Sabari pun memberi Brother Niel dendang

kelinang. Gendang musik Melayu kuno yang hampir punah.”

(Ayah:393)

Berdasakan kutipan di atas, terlihat jelas bahwa tokoh Larissa

dan ayahnya Niel sangatlah senang bersahabat. Sama halnya dengan

tokoh Sabari dan anaknya Amiru. Larissa dan ayahnya Niel

menyempatkan diri mengunjunggi Indonesia ke Kampung Belantik

demi seorang sahabat, yaitu Sabari dan anaknya Amiru. Larissa dan

ayahnya Niel sebagai orang asing pertama yang datang ke kampung

Belantik. Dengan begitu maka Sabari menyambutnya penuh dengan

kemeriahan. Sabari dan Niel pun saling bertukar cindra mata.

11. Cinta Damai

Cinta damai merupakan sikap dan perilaku yang

mencerminkan suasana damai, aman, tenang, dan nyaman atas

kehadiran dirinya dalam komunitas atau masyarakat tertentu.Hal ini

terlihat pada kutipan berikut ini.

“Dengan lapang dada dia melakukan semacam rekonsiliasi

dengan mentraktir Ukun, Tamat, dan Toharun minum kopi di

warung kopi Kutunggu Jandamu.”

(Ayah:54)

Dari kutipan di atas, terlihat jelas bahwa tokoh Sabari

menunjukkansikap cinta damai. Merasa telah melakukan kesalahan

terhadap sahabatnya Ukun, Tamat, dan Toharun ia pun melakukan

tindakan meminta maaf dengan cara mentraktirnya minum kopi.

Page 152: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

140

Selain kutipan di atas, nilai karakter cinta damai juga terdapat pada

kutipan di bawah ini.

“Bogel jengkel karena Sabari tak pernah terpancing.

Ditariknya kerah baju Sabari, ditantangnya berkelahi. Sabari

tak melawan, hanya tersenyum, karena dia takkan

merendahkan dirinya sendiri dengan menggunakan mulutnya

untuk memaki dan takkan menghinakan dirinya sendiri dengan

menggunakan tangannya untuk memukul. Bagi Sabari, Bogel

dan kawan-kawan hanya sedang menjadi anak SMA. Sama

sekali tak dihiraukannya hal yang tak penting itu.”

“Izmi kagum kepada Sabari karena tak pernah membalas

Bogel.”

(Ayah:80)

Dari kutipan di atas, terlihat jelas bahwa tokoh Sabari sangat

mencintai kedamaian. Sabari tidak meladeni tindakan semena-mena

Bogel terhadapnya. Sabari hanya memahami bahwa Bogel dan kawan-

kawannya hanyalah sedang khilaf. Selain itu, Sabari pun sadar jika

meladeninya itu hanya akan membuat dirinya sama dengan Bogel.

Selain kutipan di atas, nilai karakter cinta damai juga terdapat pada

kutipan di bawah ini.

“Adapun Sabari sendiri riang sentosa di pabrik batako

Markoni. Dia bekerja sambil bersiul-siul dan bersisir setiap ada

kesempatan. Pekerjaan berat, ringan saja baginya. Sikapnya

yang polos, periang, auranya yang sangat positif, dan

tingkahnya yang agak eksentrik, telah membawa suasana baru

di dalam pabrik sehingga dengan cepat dia disenangi rekan-

rekan sesama kuli. Kehadirannya membuat pabrik percetakan

batako meriah.”

(Ayah:149)

Dari kutipan di atas, tampak bahwa tokoh Sabari adalah

pribadi yang cinta damai dan menyenangkan bagi orang di lingkungan

sekitarnya. Bahkan dengan kehadirannya, membuat suasana yang

Page 153: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

141

lebih menyenangkan di pabrik dimana ia sebagai karyawan baru

disitu. Selain kutipan di atas, nilai karakter cinta damai juga terdapat

pada kutipan di bawah ini.

“Tamat dan Ukun memang suka nongkrong sampai malam di

warung kopi Solider, suka nonton organ tunggal, sesekali

menyerobot naik panggung, berduet menyanyikan lagu

“Terajana”, kerap pula menggoda-goda biduanita, tetapi tak

ada pasal-pasal yang mereka langgar. Mereka adalah warga

republik yang produktif.”

(Ayah:292)

Dari kutipan di atas, menunjukkan bahwa tokoh Tamat dan

Ukun merupakan pribadi yang cinta damai dengan ditunjukkannya

tidak pernah melanggar peraturan-peraturan yang berkaitan dengan

pasal-pasal hukum. Dengan begitu, atas kehadiran mereka di

masyarakat tidak pernah mengusik kenyamanan orang lain.

12. Gemar membaca

Gemar membaca merupakan kebiasaan dengan tanpa paksaan

untuk menyediakan waktu secara khusus guna membaca berbagai

informasi baik buku, jurnal, majalah, koran, dan sebagainya sehingga

menimbulkan kebijakan bagi dirinya. Hal ini terlihat pada kutipan

berikut ini.

“Aih, Kawan, apa yang kualami ini belum apa-apa. Kalian

tahu? Florentino Ariza menunggu cinta Fermina Daza hampir

25 tahun! Aku, Sabari bin Insyafi mencintai Marlena binti

Markoni baru sebentar saja, belumlah lama.”

“Siapa kau bilang?! Florintino Hamzah?” tanya Tamat.

“Florentino Ariza, bacalah buku sastra, Mat, novel,

Marquez!”

(Ayah:191)

Page 154: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

142

Berdasarkan kutipan di atas, tampak bahwa tokoh Sabari

merupakan anak yang gemar membaca. Sabari senang sekali dengan

novel karya Marquez. Dari novel yang dibacanya terdapat kisah yang

telah mengilhaminya sebagai prinsip dikehidupannya. Selain kutipan

di atas, nilai karakter gemar membaca juga terdapat pada kutipan di

bawah ini.

“Di tengah kota, dilihatnya kios penyewaan buku. Lena senang

membaca. Dia mampir untuk meliaht-lihat kalau-kalau ada

novel yang ingin dibacanya. Waktu melihat-lihat matanya

terpaku melihat novel. Dia teringat Zuraida pernah

menyinggung soal novel itu.”

(Ayah:276)

Berdasarkan kutipan di atas, tampak jelas bahwa tokoh Lena

senang membaca novel. Ketika Lena sedang berjalan di tengah kota

dilihatnya kios penyewaan buku. Lena pun menyempatkan diri masuk

ke dalam kios utuk melihat-lihat novel. Di dalam kios Lena melihat

novel yang dulu pernah di singgung oleh teman SMA nya dulu

Zuraida. Akhirnya, Lena pun mengambil novel tersebut.

13. Peduli Sosial

Peduli sosial merupakan sikap dan perbuatan yang

mencerminkan kepedulian terhadap orang lain maupun masyarakat

yang membutuhkannya. Hal ini terlihat pada kutipan berikut ini.

“Markoni melompat-lompat kegirangan. Dia ingin terlibat

dalam upaya pemerintah mencerdaskan kehidupan bangsa.

Keesokan harinya dia langsung menjual alat-alat musik yang

telah diperlukan dengan semena-mena oleh para musisi

Belantik itu. Hasil penjualan itu langsung dipakai untuk

memulai usaha baru: percetakan batako.”

(Ayah:21)

Page 155: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

143

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa tokoh Markoni memiliki

rasa peduli sosial. hal tersebut terlihat pada niatnya yang ingin

membantu dan ikut serta membantu mencerdaskan anak bangsa.

Selain kutipan di atas, nilai karakter peduli sosial juga terdapat pada

kutipan di bawah ini.

“Ukun menyarankan agar Sabari minta maaf kepada Lena dan

Bogel secara terbuka sekaligus mempersembahkan sebuah lagu

untuk Lena melalui acara organ tunggal live show radio itu.”

(Ayah:95)

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa tokoh Ukun sebagai

sahabat Sabari memiliki rasa peduli yang sangat tinggi.

Ditunjukkannya melalui bujukan atau saran yang diberikannya

terhadap sabari untuk segera meminta maaf kepada Lena dan Bogel

dengan cara yang baik. Selain kutipan di atas, nilai karakter peduli

sosial juga terdapat pada kutipan di bawah ini.

“Dia yang mengalami paceklik berkepanjangan, kemarau

kering kerontang, dalam hal cinta, tiba-tiba menjadi konsultan

Asmara bagi kaum kambing. Dan, dia sangat menikmati

profesi sampingan itu. Rela dia mendatangi kampung yang

jauh demi membantu seorang peternak. Kenyatannya, setelah

didatanginya, dia menyebutnya terapi puisi kambing, embek-

embek itu pada hamil.”

(Ayah:154)

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa Sabari mempunyai rasa

peduli sosial yang tinggi hal tersebut terlihat pada kesediaannya

membantu seorang peternak kambing supaya kambing-kambingnya

hamil. Hal tersebut ia usahakan walaupun jarak dari rumahnya

Page 156: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

144

memakan waktu yang cukup lama. Selain kutipan di atas, nilai

karakter peduli sosial juga terdapat pada kutipan di bawah ini.

“MESTINYA pukul 4.00 sore, Ukun dan Tamat sudah datang.

Jumat puisi, begitu Sabari menyebut pertemuan mereka setiap

Jumat sore di warung kopi Solider. Biasanya Sabari menyitir

puisi, sekadar menghibur kawan-kawannya, para kuli tambang,

usai seharian membanting tulang.”

(Ayah:174)

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa tokoh Sabari memiliki

rasa peduli sosial. Hal tersebut tampak bahwa sabari bersedia tulus

iklas menghibur para pengunjung warung kopi dengan puisinya secara

rutin. Selain kutipan di atas, nilai karakter peduli sosial juga terdapat

pada kutipan di bawah ini.

“Drs. Zukifli, alias Zul, kawan baik Manikam, berkali-kali

menyarankan agar Manikam menikah lagi karena itu baik

untuk anak-anaknya. Manikam masih trauma.”

(Ayah:215)

Darikutipan di atas, terlihat bahwa tokoh Zulkifli memiliki

rasa peduli sosial. Hal itu ditunjukkannya dengan memberi saran

kepada teman kerjanya dikantor, yaitu Manikam untuk menikah lagi.

Zulkifli merasa empati melihat Manikam meduda dan mengurus dua

anak. Selain kutipan di atas, nilai karakter peduli sosial juga terdapat

pada kutipan di bawah ini.

“Dia hanya menempati urutan kedua. Saingan beratnya,

Imelda, berjaya di posisi teratas. Lena dan Jon menanyakan

kepadanya apa yang terjadi. Jawaban Zorro membuat mereka

tercengang. Kata Zorro dia sengaja menurunkan nilainya,

sengaja tak menjawab beberapa soal dalam ujian, sengaja

membuat dirinya kehabisan waktu dalam ujian karena kasihan

kepada Imelda yang sangat ingin menjadi juara pertama.”

(Ayah:258)

Page 157: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

145

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa tokoh Zorro bersedia

menurunkan nilainya demi teman kelasnya yang sangat menginginkan

sebagai posisi pertama. Hal tersebut membutuhkan hati yang lapang

dan berjiwa besar tentunya. Dengan demikian, Zorro memiliki rasa

peduli sosial yang sangat tinggi. Selain kutipan di atas, nilai karakter

peduli sosial juga terdapat pada kutipan di bawah ini.

“Tahun pertama setelah ditinggal Lena dan Zorro, dia masih

tinggal di rumah. Tak punya lagi warung dan kambing dia

menghidupi diri dengan bekerja menggembala ternak tetangga.

Ukun dan Tamat suka mengantarinya beras.”

(Ayah:280)

Darikutipan di atas, terlihat bahwa Ukun dan Tamat memiliki

rasa peduli terhadap sahabatnya Sabari dengan meberinya beras.

Sebagai seorang sahabat sudah sepantasnya membantu sahabat yang

sedang dalam kesusahan. Selain kutipan di atas, nilai karakter peduli

sosial juga terdapat pada kutipan di bawah ini.

“Jadi, kalian mau mencari Lena dan Zorro, agar Sabari tidak

jadi orang sinting? Itu baru namanya kawan, sungguh mulia!”

(Ayah:295)

Darikutipan di atas, terlihat bahwa Ukun dan Tamat memiliki

kepedulian sosial yang sangat tinggi. Mereka berkorban untuk

mencari Lena dan Zorro demi kawannya Sabari Supaya tidak Gila.

Selain kutipan di atas, nilai karakter peduli sosial juga terdapat pada

kutipan di bawah ini.

“Namun ayahnya menganggap, dari miliaran manusia di bumi

ini, dirinya telah terpilih untuk menerima pesan itu, dia merasa

Page 158: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

146

diberi tugas dari langit untuk mencari orang-orang Indonesia

itu.”

(Ayah:330)

Darikutipan di atas, terlihat bahwa orang Australia, yaitu Niel

memiliki empati yang sangat tinggi. Niel mencari kebenaran

keberadaan orang Indonesia setelah menerima pesan. Nile berempati

terhadap kisah yang dialami Sabari. Selain kutipan di atas, nilai

karakter peduli sosial juga terdapat pada kutipan di bawah ini.

“pagi-pagi sekali juru antar datang ke rumah Sabari dan

membawa hadiah yang istimewa, yaitu sebuah piala kecil. Piala

itu dibelinya di pasar.

“Terima kasih banyak, Pak,” kata Sabari.

“Hanya piala kecil, bung, tapi bagiku Bung adalah juara.

Bung adalah ayah paling hebat yang pernah kukenal dalam

hidupku.”

(Ayah:377)

Darikutipan di atas, terlihat bahwa Juru antar memiliki rasa

peduli. Ia menganggap Sabari sebagai juara sejati dan perlu diberi

penghargaan setelah melihat perjuangan Sabari dalam lomba maraton,

sebagai seorang ayah yang berjuang demi seorang anak. Juru antarpun

memberikannya piala sebagai tanda penghargaanya.

14. Tanggung Jawab

Karakter tanggung jawab adalah aspek terakhir yang dianalisis.

Tanggung jawab merupakan sikap dan perilaku seseorang dalam

melaksanakan tugas dan kewajibannya baik yang berkaitan dengan

diri sendiri, sosial, masyarakat, bangsa, negara, maupun agama.

Dalam ajaran islam, setiap manusia diharuskan bertanggung jawab.

Page 159: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

147

Paling tidak bertanggung jawab terhadap diri sendiri. Hal ini terlihat

pada kutipan berikut ini.

“Zorro berusaha memahami ibunya, dan baginya adalah

kewajiban seorang anak untuk memahami orangtua. Maka,

meski hidup mereka kocar-kacir, Zorro dan ibunya kompak

saja.”

(Ayah:269)

Dari kutipan di atas, tampak secara langsung bahwa Zorro

sebagai anak memiliki tanggung jawab, yaitu mengerti dan memahami

situasi dan kondisi orang tuanya yang sedang kesusahan. Selain

kutipan di atas, nilai karakter tanggung jawab juga terdapat pada

kutipan di bawah ini.

“Nilai-niali rapornya ciamik. Baginya itu istimewa mengingat

hidupnya yang kacau balau. Dia selalu belajar meski keadaan

tak mendukung. Dia membaca buku di terminal, di setasiun,

dalam bus, kereta, dan kapal feri. Dia belajar saat menunggu

ibunya pulang dari bekerja menjaga toko. Dia membuat PR

sambil menunggui dagangan kue bersama ibunya.”

(Ayah:272)

Dari kutipan di atas, terlihat jelas sikap tanggung jawab Zorro.

Walaupun dalam keadaan susah, ditimpa berbagai persoaalan namun

Zorro tetap menjalankan kewajibannya sebagai pelajar, yaitu belajar

dan mengerjakan tugas. Selain kutipan di atas, nilai karakter tanggung

jawab juga terdapat pada kutipan di bawah ini.

“Zurai membayangkan betapa ramainya suasana. Dia ingin ke

sana, tetapi banyak pakaian yang harus disetrika dan piring

kotor yang harus dicuci.”

“Izmi pun ingin ke lokasi start, tetapi banyak pesanan jahitan

yang harus diselesaikan.”

(Ayah:364)

Page 160: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

148

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa tokoh Zuraida dan Izmi

sangat ingin melihat dan mendukung temannya Sabari. Namun

mereka memiliki tanggung jawab lain yang harus dikerjakannya, yaitu

Zuraida sebagai pembantu rumah tangga memeiliki taggung jawab

mengerjakan pekerjaan rumah tangga, sedangkan Izmi memiliki

tanggung jawab menyelesaikan pesanan baju jahitan sebagai penjahit.

Akhirnya, mereka pun mengurungkan niatnya memilih dengan

mengerjakan kewajibannya.

6. Skenario Pembelajaran Novel Ayah karya Andrea Hirata di SMA

Seorang guru dalam pembelajaran sastra tidak hanya mengajarkan

teori-teori saja. Selain teori-teori sastra yang diajarkan, seorang guru harus

mengenalkan karya sastra dan menerapkan teori-teori tersebut untuk

mengapresiasi karya sastra. Dengan mengapresiasi karya sastra, dapat

melatih siswa mempertajam perasaan, penalaran, dan daya khayal serta

kepekaan terhadap masyarakat, budaya, agama, dan lingkungan hidup.

Pengalaman siswa dalam mengkaji dan mengapresiasi karya sastra akan

berdampak positif dan berpengaruh terhadap kepekaan, religi, dan nalar

siswa misalnya nilai-nilai positif dalam karya sastra seperti yang

dicontohkan dalam karya sastra (novel Ayah).

Bahan pembelajaran sastra yang guru ajarkan harus memperhatikan

latar belakang siswa. Seorang siswa akan tertarik dengan karya sastra yang

mengena pada kehidupan siswa, baik tokoh, alur, latar cerita, ataupun yang

lainnya. Novel Ayah karya Andrea Hirata tepat diajarkan pada siswa SMA

Page 161: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

149

karena secara psikologis siswa sudah mampu meneladani nilai pendidikan

karakter dalam novel yang ceritanya berlatar mengutamakan pendidikan.

a. Standar Kompetensi

Standar kompetensi, mengikat guru dalam menyelenggarakan

kegiatan pembelajaran dan sekaligus sebagai kontrol kualitas

pendidikan nasional. Standar kompetensinya adalah (membaca)

memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/terjemahan.

b. Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar adalah kemampuan minimal pada tiap mata

pelajaran yang harus dicapai siswa. Kompetensi dasar pembelajaran

sastra penelitian ini adalah 7.2 menganalisis unsur-unsur intrinsik dan

ekstrinsik novel Ayah karya Andrea Hirata.

c. Indikator

Dalam pembelajaran novel indikator mempunyai tujuan sebagai

berikut:

1) menceritakan isi novel Ayah karyaAndrea Hirata ;

2) menjelaskan unsur intrinsik dalam novel Ayah karyaAndrea Hirata;

3) menjelaskan nilai pendidikan karakter dalam novel Ayah karya

Andrea Hirata.

d. Tujuan Pembelajaran

Tujuan pokok yang harus dicapai dalam pembelajaran novel

sebagai berikut:

1) siswa mampu menceritakan isi novel Ayah karya Andrea Hirata;

Page 162: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

150

2) siswa mampu menjelaskan unsur intrinsik dalam novel Ayah karya

Andrea Hirata;

3) siswa mampu menjelaskan pendidikan karakter dalam novel Ayah

karya Andrea Hirata.

e. Materi Pembelajaran Sastra

Materi dalam pembelajaran sastra mencakup sebagai berikut:

1) Unsur Intrinsik

Unsur intrinsik adalah unsur yang melekat langsung pada

bagian pokok dari karya sastra. Unsur intrinsik yang penulis

analisis dalam novel Ayah karya Andrea Hiratameliputi tema,

tokoh dan penokohan, alur, latar, dan sudut pandang.

2) Unsur Ekstrinsik

Unsur ekstrinsik adalah unsur yang secara tidak langsung

melekat dan membangun suatu karya sastra, terlepas dari yang

diceritakan. Unsur ekstrinsik meliputi: (a) latar belakang kehidupan

pengarang dan kondisi zaman saat karya sastra diciptakan; (b)

status sosial; (c) budaya; (d) agamadan lain-lain. Unsur ekstrinsik

yang menjadi materi dalam novel Ayah karya Andrea Hirata, yakni

berkaitan dengan nilai pendidikan karakter di dalam kehidupan.

f. Metode Pembelajaran

Mengajarkan suatu karya sastra (novel) penulis harus memilih

metode pembelajaran yang tepat. Berdasarkan kebutuhan dan materi

pembelajaran sastra, metode pembelajaran sastra yang masih

Page 163: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

151

menunjang untuk dipakai dalam pembelajaran sastra adalah metode

ceramah, tanya jawab, diskusi, dan pemberian tugas.

g. Langkah-langkah Pembelajaran

Model pembelajaran yang digunakan penulis dalam

pembelajaran sastra mengenai nilai pendidikan karakter dalam novel

Ayah karya Andrea Hirata di SMA yaitu dengan model pembelajaran

group investigation. Model group investigation merupakan salah satu

bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada

partisipasi dan aktivitas siswa mencari sendiri materi (informasi)

pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia,

misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui

internet. Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan

topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Tipe ini

menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam

berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok. Model

group investigation dapat melatih siswa untuk menumbuhkan

kemampuan berpikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat

terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.

Peran guru dalam kelas yang melaksanakan model

pembelajaran group investigation guru bertindak sebagai nara sumber

dan fasilitator. Guru tersebut berkeliling di antara kelompok-

kelompok yang ada untuk melihat bahwa mereka bisa mengelola

tugasnya, dan membantu tiap kesulitan yang mereka hadapi dalam

Page 164: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

152

interaksi kelompok, termasuk masalah dalam kinerja terhadap tugas-

tugas khusus yang berkaitan dengan proyek pembelajaran.

Dalam metode group investigation terdapat tiga konsep utama,

yaitu: penelitian atau inquiri, pengetahuan atau knowledge dan

dinamika kelompok atau dynamic of the learning group. Penelitian di

sini adalah proses dinamika siswa memberikan respon terhadap

masalah dan memecahkan masalah tersebut. Pengetahuan adalah

pengalaman belajar yang diperoleh siswa baik secara langsung

maupun tidak langsung. Sedangkan dinamika kelompok menunjukkan

suasana yang menggambarkan sekelompok saling berinteraksi yang

melibatkan berbagai ide dan pendapat serta saling bertukar

pengalaman melalui proses saling beragumentasi.

Dalam pembelajaran sastra mengenai nilai pendidikan karakter

novel Ayah karya Andrea Hirata dengan menggunakan model

pembelajaran group investigation langkah-langkahnya sebagai

berikut:

1) guru menetapkan jumlah anggota klompok ang setiap kelompok

terdiri dari 5-6 siswa yang dibagi berdasarkan urutan absen atau

presensi, menentukan sumber data yang berupa novel Ayah karya

Andrea Hirata, memilih topik berupa unsur intrinsi novel, dan nilai

pendidikan karakter yang terkandung dalam novel Ayah karya

Andrea Hirata, lalu merumuskan permasalahan;

Page 165: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

153

2) guru menyampaikan materi berupa unsur intrinsik dan nilai

pendidikan karakter yang akan dipelajari, menetapkan novel Ayah

karya Andrea Hirata untuk dibaca setiap siswa dalam kelompok

yang bertujuan agar siswa dapat memahami unsur intrinsik dan

nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam novel tersebut,

dan guru juga memberikan satu contoh mengenai nilai pendidikan

karakter yang ada pada novel tersebut;

3) siswa dalam tiap kelompok saling tukar informasi dan ide,

berdiskusi, klarifikasi, mengumpulkan informasi, menganalisis

data, membuat inferensi mengenai unsur intrinsik dan nilai

pendidikan karakter pada novel Ayah karya Andrea Hirata;

4) setiap anggota kelompok menulis laporan, menyiapkan

kelompoknya untuk mempresentasikan hasil diskusinya;

5) salah satu kelompok menyajikan hasil analisis novel, kelompok

lain mengamati, mengevaluasi, mengklarifikasi, mengajukan

pertanyaan atau tanggapan;

6) masing-masing siswa dalam kelompok melakukan koreksi terhadap

laporan masing-masing berdasarkan hasil diskusi kelas, siswa dan

guru berkolaborasi mengevaluasi pembelajaran yang dilakukan,

melakukan penilaian hasil belajar yang difokuskan pada

pencapaian pemahaman.

Page 166: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

154

Kelebihan pembelajaran model group investigation meliputi:

1. untuk meningkatkan kemampuan kreatifitas siswa yang

ditempuh melalui pengembangan proses kreatif menuju suatu

kesadaran dan pengembangan alat bantu yang secara eksplisit

mendukung kreatifitas.

2. untuk meningkatkan peluang keberhasilan dalam

memecahkan suatu masalah.

3. membangun keterampilan komunikasi antarkelompok.

4. setiap siswa dapat saling memberi kontribusi berdasarkan

pengalaman sehari-hari.

5. siswa dapat berpikir kritis.

6. kuis yang diberikan kepada setiap anggota kelompok akan

menjadi faktor pendorong siswa untuk mempelajari materi.

Selain kelebihan di atas, model pembelajaran group

investigation juga mempunyai kelemahan yaitu, model pempelajaran

group investigation merupakan model pembelajaran yang kompleks

dan sulit untuk dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif.

Kemudian pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

group investigation juga membutuhkan waktu yang lama.

Sistematika pembelajaran nilai pendidikan karakter pada novel

Ayah karya Andrea Hirata dapat dilakukan dengan urutan di bawah ini.

1) Pertemuan Pertama (2x45)

a. Pendahuluan

Page 167: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

155

1. Guru mengawali pelajaran dengan mengucapakan salam

dan memimpin doa.

2) Guru mengkondisikan kelas, mengabsen, dan

mengkondisikan kesiapan siswa mengikuti proses

pembelajaran.

3) Guru menyampaikan kompetensi dasar dan indikator

pencapaian yang harus dikuasai siswa setelah pembelajaran

berakhir.

4) Guru bertanya kepada siswa mengenai kehidupan sehari-

hari yang ada kaitannya dengan materi yang akan dibahas

dengan tujuan untuk memotivasi dan menciptakan empati

siswa terhadap materi yang akan dibahas.

f. Kegiatan Inti

1) Eksplorasi

(a) Guru membagi siswa ke dalam kelompok, setiap

kelompok terdiri dari 5-6 siswa.

(b) Guru menentukan sumber data yaitu brupa novel Ayah

karya Andrea Hirata.

(c) Guru menetapkan materi berupa unsur intrinsik dan

nilai pendidikan karakter yang akan dipelajari,

menetapkan novel Ayah karya Andrea Hirata untuk

dibaca setiap kelompok dengan tujuan agar siswa dapat

Page 168: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

156

memahami unsur intrinsik dan nilai pendidikan karakter

yang terkandung dalam novel tersebut.

2) Elaborasi

a) Siswa dalam tiap kelompok saling tukar informasi dan

ide, berdiskusi, klarifikasi, mengumpulkan informasi, dan

menganalisis data, serta membuat informasi mngenai

unsur intrinsik dan nilai pendidikan karakter pada novel

Ayah karya Andrea Hirata.

b) Dalam menganalisis data dan membuat informai tiap

kelompok harus membaca keseluruhan novel. Untuk

membaca novel memerlukan waktu ynag cukup lama,

oleh karena itu guru mengajak siswa melanjutkan

membaca novel Ayah karya Andrea Hirata di luar jam

sekolah.

3) Konfirmasi

a) Tiap kelompok diberi tugas yang dikerjakan di rumah

yaitu membaca dan menganalisis unsur intrinsik dan

nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam novel

Ayah karya Andrea Hirata.

b) Guru meminta hasil diskusi tiap kelompok dikerjakan

dalam bentuk laporan untuk dipresentasikan pada

pertemuan berikutnya.

Page 169: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

157

g. Penutup

1) Guru dan siswa melaksanakan refleksi (reflikasi) terhadap

proses pembelajaran yaitu mengenai kesulitan siswa dalam

memahami unsur intrinsik dan nilai pendidikan karakter

yang terkandung dalam novel.

2) Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran.

3) Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan

salam dan mengingatkan siswa untuk tidak lupa

mengerjakan tugasnya.

2) Pertemuan Kedua (2x45 menit)

a) Pendahuluan

(1) Guru mengawali pelajaran dengan mengucapkan salam dan

memimpin doa.

(2) Guru mengkondisikan kelas, mengabsen, dan

mengkondisikan kesiapan siswa mengikuti pelajaran.

(3) Guru memotifasi siswa dengan mengarahkan pada situasi

pembelajaran.

b) Kegiatan inti

(1) Eksplorasi

a. Guru menanyakan tentang tugas yang diberikan pada

pertemuan sebelumnya.

b. Guru mengulang sedikit materi.

Page 170: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

158

c. Setiap kelompok mengumpulkan laporannya dan

menyipakan kelompoknya untuk mempresentasikan

hasil diskusinya.

(2) Elaborasi

a. Salah satu kelompok menyajikan hasil análisis novel di

depan kelas.

b. Kelompok lain mengamati, mengevaluasi,

mengklarifikasi, dan mengajukan pertanyaan atau

tanggapan.

(3) Konfirmasi

a. Masing-masing siswa dalam kelompok melakukan

koreksi terhadap laporan masing-masing berdasarkan

hasil diskusi kelas.

b. Siswa dan guru berkolaborasi mengevaluasi pembelajaran

yang dilakukan, melakukan penilaian hasil belajar yang

difokuskan pada pencapaian pemahaman.

c) Penutup

(1) Guru dan siswa melaksanakan refleksi (reflikasi) terhadap

proses pembelajaran yaitu mengenai kesulitan siswa dalam

memahami unsur intrinsik dan nilai pendidikan karakter

yang terkandung dalam novel.

(2) Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran.

(3) Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam.

Page 171: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

159

h. Sumber Belajar

Sumber belajar yang dipakai adalah hasil karya sastra, pribadi

guru, dan buku pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Hasil karya

sastra misalnya penggalan novel, siswa dapat secara langsung

mengkaji novel secara keseluruhan, baik unsur intrinsik maupun

ekstrinsiknya. Adapun novel yang dianalisis, yakni novelAyah karya

Andrea Hirata yang diterbitkan oleh PT Bentang Pustaka, SIA XV,

Sleman, Yogyakarta-55284 cetakan Agustus 2015, Jumlah Halaman

412.

Sumber belajar atau media dalam pembelajaran sastra

khususnya novel Ayah karya Andrea Hirata diantaranya, yakni buku-

buku referensi berupa: (a) buku paket Erlangga pelajaran bahasa

Indonesia yang diwajibkan; (b) buku pelengkap, artinya buku yang

menunjang (buku acuan) bahan ajar atau materi pelajaran selain buku

wajib atau buku utama. Dapat juga berupa media cetak (surat kabar

dan majalah). Media cetak sebagai sumber belajar harus

mempertimbangkan segi bahasa, estetika, psikologi, materi dan tujuan

belajar. Misalnya cerpen, dan puisi yang ada di surat kabar.

i. Alokasi Waktu

Waktu yang digunakan dalam pembelajaran dapat diatur sesuai

dengan keleluasan dan kedalam materi. Sesuai silabus, pembelajaran

sastra dalam satu Minggunya ada dua kali pertemuan dengan sekali

pertemuan waktunya 2 jam (2 x 45 menit).

Page 172: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

160

j. Evaluasi

Penilaian proses dan hasil sastra di SMA dapat berlangsung

lewat kegiatan, baik lisan maupun tertulis. Evaluasi yang digunakan

dalam pembelajaran novel Ayah secara tertulis menggunakan tes esai.

Evaluasi merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

keseluruhan proses belajar mengajar. Evaluasi dimaksudkan untuk

mengukur tingkat kemampuan siswa dalam memahami dan mendalami

materi yang dijelaskan penulis. Pembelajaran novel Ayah

menggunakan bentuk tes esai. Tes esai adalah sejenis tes kemajuan

belajar yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau

uraian kata-kata. Bentuk esai ini menuntut peserta didik untuk dapat

berpikir sehingga daya kreativitas yang dimiliki peserta didik menjadi

tinggi.

Soal bentuk tes esai :

1) Jelaskan tema dalam novel Ayah karyaAndrea Hirata?

2) Jelaskan hubungan antara manusia dengan Tuhannya pada

novel Ayah karyaAndrea Hirata?

Skor Penilaian

a. Penilaian Kognitif

No. Aspek yang dinilai Skor

1.

2.

Jelaskan pengertian novel?

Sebutkan unsur intrinsik dan unsur

ekstrinsik?

Kriteria Skor:

Setiap jawaban lengkap = 20

Page 173: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

161

Jawaban kurang lengkap = 10

Tidak ada jawaban = 0

b. Penilaian Psikomotorik

No. Aspek yang dinilai Skor

1. Mengidentifikasi unsur intrinsik

dan unsur ekstrinsik.

Kriteria Skor:

Sangat baik = 4

Baik = 3

Cukup = 2

Kurang = 1

c. Penilaian Afektif

No. Nama

Siswa

Indikator sikap

Ketekunan Kerajinan Disiplin Kerjasama Tanggung

jawab

Kriteria Skor:

Sangat baik = 4

Baik = 3

Cukup = 2

Kurang = 1

Page 174: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

162

BAB V

PENUTUP

Bab ini berisi simpulan dan saran. Simpulan berisi jawaban singkat atas

masalah yang diteliti, sedangkan saran berisi masukan penulis yang berkaitan

dengan hasil penelitian.

A. Simpulan

Simpulan dalam penelitian ini mengacu pada rumusan masalah dan

hasil pembahasan data. Berdasarkan pembahasan yang terdapat pada Nilai

Pendidikan Karakter Novel Ayah Karya Andrea Hirata dan Skenario

Pembelajarannya di SMA, penulis mengambil simpulan berikut ini.

1. Unsur intrinsik novel Ayah Karya Andrea Hirata mencakup lima aspek,

yaitu: (a) tema novel Ayah adalah kasih sayang dan cinta seorang ayah

terhadap anak, (b) tokoh utama novel ini adalah Sabari, Amiru (Zorro),

Ukun, Tamat, dan Toharun, (c) berdasarkan kriteria urutan waktu, novel

Ayah mengalami alur campuran, (d) unsur latar dibagi menjadi tiga bagian,

yaitu: latar tempat: Beranda Rumah, Markas Pertemuan Buruh, Rumah

Amirza, KampungNira, Warung Kopi, Kampung Belantik, Kios

Elektronik, Sekolah, Pusat Kota, Stasiun Radio, Tanjung Pandan, Kantor

Gadai, Pantai Barat, Ruang Sidang, dan Dermaga; latar waktu: pagi, siang,

sore, malam, senin, dan februari; latar sosial: kehidupan penduduk Nira,

kepercayaan kampong Belantik, tingkah anak SMA, kebiasaan orang yang

menghadiri persidangan, dan kekaguman sang juru antar terhadap sosok

Page 175: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

163

Sabari, dan (e) sudut pandang dalam novel Ayah, pengarang menggunakan

pusat pengisahan persona ketiga serba tahu.

2. Nilai pendidikan karakter novel Ayah Karya Andrea Hirata meliputi nilai

religius, jujur, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu,

cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif senang bersahabat atau

proaktif, cinta damai, gemar membaca, peduli sosial dan tanggungjawab.

3. Skenario pembelajaran novel Ayah Karya Andrea Hirata cocok untuk

diajarkan di SMA. Novel Ayah dapat dijadikan sebagai penunjang dalam

pembelajaran novel khususnya penanaman nilai-nilai pendidikan karakter.

Pemilihan bahan pembelajaran juga harus diperhatikan oleh seorang guru

baik dari sudut bahasa, latar belakang budaya, dan psikologi. Metode yang

digunakan adalah ceramah, tanyajawab, diskusi, dan pemberian tugas.

Skenario pembelajaran sastra di SMA terdapat dalam standar kompetensi

dan kompetensi dasar. standar kompetensinya adalah memahami berbagai

hikayat, novel terjemahan. Kompetensi dasarnya adalah menganalisis unsur-

unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia atau terjemahan. Langkah-

langkah pembelajaran nilai pendidikan karakter pada novel Ayah Karya

Andrea Hirata berfokus pada aspek membaca. Sumber belajar yang dipakai

adalah hasil karya sastra, dan buku pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

di SMA. Evaluasi diberikan dalam bentuk aspek kognitif, psikomotorik, dan

afektif.

Page 176: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

164

B. Saran

Berdasarkan simpulan tersebut, dapat penulis ajukan saran-saran

kepada: guru, siswa, dan pembaca.

1. Bagi guru

Melalui pembelajaran sastra di SMA, sebaiknya guru tidak hanya

memberikan pengetahuan tentang sastra, tetapi juga harus memasukan nilai-

nilai pendidikan karakter yang terdapat di dalamnya, sehingga siswa dapat

memahami dengan baik dengan harapan siswa dapat menerapkan dalam

kehidupan sehari-hari. Guru juga harus menyediakan fasilitas berupa karya

sastra seperti novel atau lainnya di perpustakan sekolah, sehingga siswa

termotifasi dan dapat dengan mudah untuk membacanya.

2. Bagi siswa

Siswa hendaknya lebih giat lagi dalam membaca karya sastra

khususnya novel. Selain novel Ayah karya Andrea Hirata, banyak novel-

novel yang mengandung nilai karakter seperti: Laskar Pelangi, Sang

Pemimpi., Surat Kecil untuk Tuhan, dan Anak Negeri. Dengan membaca,

siswa dapat menambah pengetahuan, wawasan, dan ilmu yang dapat

dimanfaatkan kelak.

3. Bagi pembaca

Penelitian ini diharapkan pembaca dapat lebih mudah memahami

novel Ayah karya Andrea Hirata. Selain itu, pembaca juga dapat

menggunakan penelitian ini sebagai acuan dalam menganalisis karya sastra

Page 177: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

165

serta dapat mengambil ilmu dan manfaatnya yang dapat diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari.

Page 178: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin. 2013. Pengantar Apresiasi karya Sastra; Bandung. Sinar baru

Algesindo.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: PT Rineka Cipta.

Baribin, Raminah. 1985.Teori Apresiasi Prosa Fiksi. Semarang: IKIP Negeri

Semarang.

Djamarah. 2013. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik Oemar. 2015. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Handayani, Feri Dwi. 2013. “Nilai Pendidikan Karakter dalam Novel Surat Kecil

untuk Tuhan Karya Agnes Davonar dan Skenario Pembelajarannya di

kelas XI SMA.” Skripsi. Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Hirata, Andrea. 2015. Ayah. Yogyakara: PT Bentang Pustaka.

Ismawati, Esti. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra.

Surakarta: Yuma Pustaka.

Koesoema, Doni A.2012. Pendidikan Karakter Utuh dan Menyeluruh.

Yogyakarta: Kanisius.

Kurniawan, Syamsul. 2013. Pendidikan Krakter. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Moleong, Lexy. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Mulyasa. 2014. Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Muslich, Masnur.2014. Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis

Multidimensional. Jakarta: Bumi Aksara.

Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Nurhayati. 2012. Pengkajian Prosa Fiksi Teori dan Praktik. Surakarta: Cakrawala

Media.

Rahmanto, B. 1988. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius.

----. 2005. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius.

Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme

Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Rusyana, Yus. 1982. Metode Pengajaran Sastra. Bandung: Gunung Larang.

Page 179: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

Samani, Muchlas, Hariyanto. 2013. Konsep dan Model Pendidikan Karakter.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sisdiknas. 2014. Undang-Undang R.I. Nomor 20 tahun 2003 dan Peraturan

Pemerintah R.I. Tahun 2013 Tentang Estándar Nasional Pendidikan.

Bandung: Citra Umbara.

Subroto. 1992. Pengantar Metode Penelitian Linguistik Struktural. Surakarta:

Sebelas Maret University Press.

Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta

Wacana University Press.

----. 2015. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Sanata

DharmaUniversity Press.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharso.2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Lux.Semarang: CV. Widya

Karya.

Sukirno. 2009. Sistem Membaca Pemahaman yang Efektif. Purworejo: Putra

Offset Purwokerto.

Sukirno. 2013. Belajar Cepat Menulis Kreatif Berbasis Kuantum. Yogyakarta:

Pustaka Belajar.

Suyadi. 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Tri Asih. 2013. “Nilai Pendidikan Karakter dalam Novel Kau, Aku, dan Sepucuk

Angpau Merah Karya Tere Liye dan Relevansinya sebagai Bahan

Pembelajaran Sastra di kelas XI SMA.” Skripsi. Universitas

Muhammadiyah Purworejo.

Widayat, Afendy. 2011. Teori Sastra Jawa. Yogyakarta: Kanwa Publisher.

Welek, Rene dan Werren, Austin.1989. Teori Kesuastraan. Jakarta: Gramedia.

http://seciritsastra.blogspot.co.id/2015/06/ulasan-buku-ayah-karya-andrea-

hirata.htm

Page 180: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

LAMPIRAN

Page 181: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

Lampiran 1

SIPNOSIS NOVEL

Ayah Karya Andrea Hirata

Novel ini bercerita tentang empat sahabat bernama Sabari, Ukun, Tamat, dan

Toharun. Keempatnya bersekolah di sekolah yang sama. Masing-masing dari

keempat sahabat tadi mempunyai karakter yang unik sehingga menjadikan mereka

semakin akrab dan seperti keluarga. Tak jarang mereka juga begitu polos dan naïf

namun terkadang bisa cerdas. Seperti halnya dalam masalah pelajaran, Tamat dan

Ukun selalu bersaing untuk menghindari rangking terbawah, sementara Sabari

melenggang mulus diperingkat atas. Dalam hal cinta, Tamat dan Ukun mempunyai

selera yang sama. Sudah banyak gadis disukainya dan hanya sebatas menyukainya,

sedangkan Sabari tidak pernah sekalipun ingin tahu apa itu cinta. Dia selalu

menganggap orang yang jatuh cinta itu sudah gila.

Keadaan berkata lain, Sabari mulai merasakan cinta kepada gadis cantik

bernama Marlena yang ia jumpai pada saat ujian seleksi masuk sekolah SMA. Walau

gadis itu tak pernah mempedulikannya, Sabari tak pernah menyerah. Perjuangan

Sabaripun menginspirasi Izmi teman sekolahnya. Dia terinspirasi dengan semangat

yang tidak kenal lelah. Walau sudah puluhan kali cintanya ditolak Lena, namun

Sabari terus mengejar dan mengungkapkan cintanya di manapun dia berada. Izmi

mencoba berjuang seperti Sabari, namun dia berjuang untuk bisa naik kelas dan

rapor-nya tidak ada nilai yang berwarna merah.

Page 182: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

Perjuangan untuk mengejar cinta sejatinya tidak pernah sedikitpun goyah.

Walau dia tahu semakin dia mencintai, selama itu juga dia akan tersakiti. Ketika

sudah dewasa pun, Sabari tetap tak bisa melupakan Lena.

Suatu hari, ia mendengar kabar bahwa Lena hamil di luar nikah. Saat itu

Sabari bekerja di pabrik batako milik Markoni, ayah Lena. Sabari pun bersedia

menikahi Lena. Perjuangan Sabari untuk mendapatkan Marlena akhirnya terbayar

sudah. Anak laki-laki kemudian lahir dari rahim Lena yang kemudian diberi nama

Zorro oleh Sabari. Pasalnya, bocah itu ketika diberi boneka Zorro tak mau

melepasnya. Sabari sangat menyayangi Zorro. Dia ingin memeluknya sepanjang

waktu, terpesona melihat makhluk kecil yang sangat indah. Tiap malam, Sabari susah

tidur lantaran membayangkan bermacam rencana yang akan dia

lakukan bersama anaknya jika besar nanti.

Beberapa permasalahanpun muncul, awalnya Lena tak mau tinggal bersama

mereka. Tidak berhenti di disitu, Lena kemudian kabur dari rumah. Sabari mengasuh

anak dari kecil hingga berumur hampir tiga tahun sendiri. Beberapa tahun kemudian

Lena malah minta cerai dan menikah lagi hingga tiga kali, bahkan akhirnya

mengambil Zorro dari Sabari. Pelan-pelan, Sabari mulai tampak seperti orang gila

dalam penampilan dan tingkah laku. Dua sahabatnya, Ukun dan Tamat, lama-lama

tak tahan melihat Sabari seperti itu, sehingga akhirnya mereka memutuskan

menjelajahi Sumatra demi menemukan Lena dan Zorro dan membawa mereka

kembali. Harapan mereka adalah ingin sahabatnya kembali seperti waktu masih muda

dan kembali ceria seperti dulu lagi.

Page 183: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

Lampiran 2

BIOGRAFI PENGARANG

Andrea Hirata Seman Said Harun, lahir pada tanggal 24 Oktober 1982 adalah

seorang penulis Indonesia yang berasal dari pulau Belitong, propinsi Bangka

Belitung. Novel pertamanya adalah novel Laskar Pelangi yang merupakan buku

pertama dari tetralogi novelnya, yaitu: Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, dan Edensor.

Laskar Pelangi termasuk novel yang ada di jajaran best seller untuk tahun 2006 -

2007. Meskipun studi mayor yang diambil Andrea adalah ekonomi, ia amat

menggemari sains--fisika, kimia, biologi, astronomi dan tentu saja sastra. Andrea

lebih mengidentikkan dirinya sebagai seorang akademisi dan backpacker.

Andrea berpendidikan ekonomi di Universitas Indonesia, mendapatkan

beasiswa Uni Eropa untuk studi master of science di Universite de Paris, Sorbonne,

Perancis dan Sheffield Hallam University, United Kingdom. Tesis Andrea di bidang

ekonomi telekomunikasi mendapat penghargaan dari kedua universitas tersebut dan ia

lulus cum laude. Tesis itu telah diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia dan merupakan

buku teori ekonomi telekomunikasi pertama yang ditulis oleh orang Indonesia. Buku

itu telah beredar sebagai referensi Ilmiah. Beberapa prestasi atau penghargaan yang

telah diraih oleh Andrea Hirata, yaitu Pemenang Buch Awards Jerman 2013,

Pemenang Festival Buku New York 2013 (general fiction category), dan Honorary

Doctor of Letters (Hon DLitt) dari Universitas Warwick 2015.

Page 184: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

Lampiran 3

DAFTAR TABEL

a. Daftar Tabel Unsur Intrinsik Novel Ayah Karya Andrea Hirata

No. Unsur Pembentuk Karya

sastra Halaman Buku

1. Tema

a. Masalah Rumah tangga 2

b. Masalah Percintaan 3, 43

c. Masalah Ekonomi 53

d. Masalah Mengasuh

Anak

184, 185, 187

e. Masalah Perceraian 206, 211, 212

f. Masalah Kehilangan

Anak

219, 228, 229

g. Masalah Kejiwaan 284, 299

h. Masalah Perjuangan

untuk Anak

357, 373

i. Masalah Hukum Karma 16, 27, 235

2. Tokoh dan Penokohan 5, 11,14, 17, 27, 60, 86, 149, 235,

258, 285, 295, 346, 355, 357, 373

3. Alur

a. Tahap Penyituasian 1, 2, 3

b. Tahap Pemunculan

Konflik

170, 182

c. Tahap Peningkatan

Konflik

121, 228, 229

d. Tahap Klimaks 284, 299

e. Tahap Penyelesaian 299, 346, 381

4. Latar

a. Latar Tempat 1, 11, 15, 23, 30, 46, 52, 54, 70,

91, 97, 107, 112, 131, 187, 210,

381

b. Latar Waktu 32, 46, 53, 66, 75, 86, 187

c. Latar Sosial 7, 80,137, 141, 209, 257, 277

5. Sudut Pandang 41, 373

Page 185: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

DAFTAR TABEL

b. Daftar Tabel Nilai Pendidikan Karakter Novel Ayah Karya Andrea Hirata

No. Nilai Karakter Halaman Buku

1 Religius 33, 48, 89, 117, 129, 141, 168, 183,

227, 305

2 Jujur 131, 156, 164, 258, 371

3 Kerja Keras 15, 33, 105, 133, 117, 129, 130, 320,

373

4 Kreatif 21, 154,187, 224

5 Mandiri 131, 155, 178, 187, 277

6 Demokratis 319, 362

7 Rasa Ingin Tahu 15, 47, 52, 295, 297

8 Cinta Tanah Air 296

9 Menghargai Prestasi 11, 376

10 Komunikatif, Senang

Bersahabat atau Proaktif

23, 55, 95, 208, 242, 308, 322, 377,

393

11 Cinta Damai 54, 80, 149, 292

12 Gemar Membaca 191,276

13 Peduli Sosial 21, 95, 154, 174, 215, 258, 280, 295,

330, 377

14 Tanggung Jawab 269, 272, 164

Page 186: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

SILABUS

Nama Sekolah : SMA

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Program : XI

Semester : 1

Standar Kompetensi : Membaca

7. Memahami berbagai hikayat, novel Indonesia / novel terjemahan

Kompetensi

Dasar

Materi

Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian

Alokasi

Waktu

Sumber/

bahan

7.2 Menganalisis

unsur-unsur

intrinsik dan

ekstrinsik

novel

Indonesia.

Novel Indonesia

dan novel

terjemahan.

Unsur-unsur

intrinsik (alur,

tema,

penokohan,

sudut pandang,

latar, dan

amanat).

Unsur ekstrinsik

(nilai religius)

Membaca novel

Indonesia dan

terjemahan.

Menganalisis unsur-

unsur ekstrinsik dan

intrinsik (alur, tema,

penokohan, sudut

pandang, latar, dan

amanat) novel

Indonesia dan

terjemahan.

Membandingkan unsur

ekstrinsik dan intrinsik

novel Indonesia dengan

novel terjemahan.

Menganalisis unsur-

unsur ekstrinsik (nilai

pendidikan karakter) dan

intrinsik novel Indonesia

(tema, tokoh, dan

penokohan, alur, latar,

dan amanat)

Menganalisis unsur-

unsur ekstrinsik dan

intrinsik novel

terjemahan.

Membandingkan unsur

ekstrinsik dan intrinsik

novel Indonesia dan

novel terjemahan.

Jenis tagihan

- Tugas individu

- Tugas kelompok

- Ulangan

Bentuk intrumen

- Uraian bebas

- Pilihan ganda

- Jawaban singkat

Jenis tagihan

- Tugas kelompok

- Ulangan

Bentuk instrumen

- Uraian bebas

- Pilihan ganda

- Jawaban singkat

4 NovelAyah

karya Andrea

Hirata

Purworejo, Juli 2016

Mengetahui/Menyetujui,

Kepala Sekolah

NIP. -

Guru Mata Pelajaran

Nurkholis

NIM. 1122110046

Lam

piran

4

Page 187: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

Lampiran 5

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

A. Identitas

Nama Sekolah : SMA

Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia

Kelas/ Semester : XI / I

Pertemuan ke- : 1-2

Alokasi Waktu : 4 x 45 menit

Standar Kompetensi : Memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/novel

terjemahan.

B. Standar Kompetensi

7. Memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/novel terjemahan.

C. Kompetensi Dasar

7.2 Menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/novel

terjemahan.

D. Indikator

1) Siswa mampu menceritakan isi novel Ayah karya Andrea Hirata.

2) Siswa dapat menjelaskan unsur intrinsik dalam novel Ayah karya Andrea

Hirata.

3) Siswa dapat menjelaskan nilai pendidikan karakter novelAyah karya Andrea

Hirata.

E. Tujuan Pembelajaran

1) Siswa mampu menceritakan isi novel Ayah karya Andrea Hirata.

2) Siswa dapat menjelaskan unsur intrinsik dalam novel Ayah karya Andrea

Hirata.

Page 188: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

3) Siswa dapat menjelaskan nilai pendidikan karakter dalam novel Ayah karya

Andrea Hirata.

F. Materi Pembelajaran

1) Pengertian novel adalah karangan prosa yang panjang yang mengandung

rangkaian cerita yang melukiskan kehidupan para tokoh secara imajinatif

berdasarkan desakan-desakan emosional atau rasional dalam masyarakat.

2) Unsur intrinsik adalah unsur yang melekat langsung pada bagian pokok dari

karya sastra. Unsur intrinsik yang penulis analisis dalam novel Ayah karya

Andrea Hiratameliputi tema, tokoh dan penokohan, alur, latar, dan amanat.

3) Unsur Ekstrinsik yang menjadi materi dalam novel Ayah karya Andrea

Hirata, yaitu berkaitan dengan nilai pendidikan karakter di dalam kehidupan.

G. Metode Pembelajaran

Kegiatan awal : ceramah, diskusi, dan tanya jawab

Kegiatan akhir : pemberian tugas

Model pembelajaran yang diterapkan adalah model pembelajaran kooperatif

Group Investigation.

H. Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan I

1. Kegiatan Awal

a) Guru memberikan salam dan melakukan absensi pada siswa.

b) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

Page 189: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

c) Guru bertanya kepada siswa mengenai unsur-unsur intrinsik dan

ekstrinsik yang terdapat dalam novel.

d) Guru menjelaskan novel Ayah karya Andrea Hirata pada siswa mengenai

unsur-unsur intrinsik (tema, tokoh dan penokohan, alur, latar, dan

amanat) dan unsur-unsur ekstrinsik (pendidikan karakter).

2. Kegiatan Inti

a) Siswa diminta membuat kelompok masing-masing kelompok terdiri dari

5 orang.

b) Guru membagikan naskah novel dengan materi yang berbeda-beda pada

setiap kelompok.

c) Siswa diminta menemukan unsur-unsur intrinsik (tema, tokoh dan

penokohan, alur, latar, dan amanat) dan ekstrinsik (nilai pendidikan

karakter) yang terdapat dalam novel Ayah karya Andrea Hirata.

3. Kegiatan Akhir (Penutup)

a) Siswa diminta untuk melanjutkan pekerjaannya di luar jam pelajaran.

b) Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan mengucap salam dan

berdoa.

Pertemuan II

1. Kegiatan Awal

a) Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan mengucap salam dan

melakukan absensi.

Page 190: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

b) Guru sedikit mengulas kembali materi yang sudah disampaikan pada

pertemuan sebelumnya dan guru bertanya kepada siswa kesulitan apa saja

yang ditemukan siswa saat mengerjakan tugas tersebut.

2. Kegiatan Inti

a) Beberapa siswa diminta menyebutkan unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik

novel yang terdapat dalam novel Ayah karya Andrea Hirata.

b) Guru bersama siswa berdiskusi membahas unsur intrinsik (tema, tokoh

dan penokohan, alur, latar, dan amanat) dan ekstrinsik (nilai pendidikan

karakter) yang terdapat dalam novel Ayah karya Andrea Hirata.

3. Kegiatan Akhir (Penutup)

a) Refleksi.

b) Guru menyimpulkan materi pembelajaran unsur-unsur intrinsik dan

ekstrinsik yang telah dibahas.

I. Sumber Belajar

1. Buku wajib Kompeten Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA kelas XI

2. LKS bahasa Indonesia.

3. Novel Ayah karya Andrea Hirata

J. Evaluasi

1. Evaluasi proses

Bacalah novel Ayah karya Andrea Hirata

2. Evaluasi hasil

a. Jelaskan tema dalam novel Ayah karya Andrea Hirata?

Page 191: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

b. Bagaimanakah karakter jujur yang ditunjukkan Elang yang terdapat

dalam novel Ayah karya Andrea Hirata?

Skor Penilaian

a. Penilaian Kognitif

No. Aspek yang dinilai Skor

1.

2.

Jelaskan pengertian novel?

Sebutkan unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik?

Kriteria Skor:

Setiap jawaban lengkap (5 unsur atau lebih) = 20

Jawaban kurang lengkap = 10

Tidak ada jawaban = 0

b. Penilaian Psikomotorik

No. Aspek yang dinilai Skor

1.

Mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik dan

unsur ekstrinsik?

Kriteria Skor:

Sangat baik = 4

Baik = 3

Cukup = 2

Kurang = 1

Page 192: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

c. Penilaian Afektif

No Nama

Siswa

Indikator proses

Ketekunan Kerajinan Disiplin Kerjasama Tanggung

jawab

Kriteria Skor:

Sangat baik = 4

Baik = 3

Cukup = 2

Kurang = 1

Purworejo, Juli 2016

Mengetahui/Menyetujui,

Kepala Sekolah

NIP. -

Guru Mata Pelajaran

Nurkholis

NIM. 112110046

Page 193: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

Lampiran 6

KARTU PENCATAT DATA

Unsur Intrinsik Novel Ayah karyaAndrea Hirata.

TEMA

No. Data Kutipan Novel Halaman

1. Masalah-masalah pembentuk tema

2

a. Masalah Rumah tangga

“Kucing yang telah berjanji pada dirinya, untuk ikut Sabari

sampai ajal menjemput, juga merana. Biduk rumah

tangganya, persis rumah tangga Sabari, telah karam. ”

“Bentuk rumah Sabari pun macam orang kesepian,

bongkok, mau tumpah, kurang percaya diri. Sebatang

pohon delima di pojok kanan pekarangan ikut-ikutan

kesepian. Mereka, termasuk pohon delima itu, rindu

kepada Marlena, Marleni, dan terutama Zorro.”

b. Masalah Percintaan

“Marlena, oh, Marlena, perempuan yang telah membuat

Sabari senewen karena kasmaran. Cinta pertamanya,

belahan jiwanya, segala-galanya. Sayang seribu sayang,

tak sedikitpun Lena mengacuhkannya. Gambar-gambar

hitam putih, karena sudahlama tentu saja, silih berganti

melayang dalam kepala laki-laki lugu yang melankolis itu

gambar waktu Sabari mengambil saputangan Lena yang

jatuh di lapangan upacara.”

“Malangnya, seluruh prestasi Sabari yang fenomenal itu

membuat Lena malah semakin brutal menolaknya. Jika

dulu dia sekadar tidak membalas surat Sabari, sekarang

surat-surat itu dirobeknya kecil-kecil lalu dihamburkan di

tempat parkir,”

3

43

c. Masalah Ekonomi

“Istrinya dirawat di rumah sakit di kabupaten. Besar biaya

yang jauh dari kemampuan Amirza. Dengan panik

Page 194: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

menjual apa pun yang bisa dijual termasuk sebidang

tanah. Hasil penjualan itu dengan cepat habis. Dia masih

perlu sedikit uang dan sedapat-dapatnya tak mau

berhutang. Amirza habis akal, tetapi kemudian dia teringat

Syarif Miskin pernah mengatakan bahwa radio Philip itu

tergolong barang antik yang langka, harganya mahal.

Dengan berat hati Amirza membungkus radio itu dengan

taplak meja sekalian dan terpogoh-pogoh ke ibu kota

kabupaten untuk menggadaikannya.”

53

d. Masalah Mengasuh Anak

“Sabari adalah ayah sekaligus ibu bagi Zorro, full time. Dia

menyuapi Zorro dan meminuminya susu. Dia terjaga

sepanjang malam jika anak itu sakit. Dia telah mengalami

saat-saat panik waktu sikecil demam. Dia membawanya

ke puskesmas seperti layaknya dilakukan seorang ibu.”

“Sebagai mertua Sabari sekaligus kakek dari anak kecil itu,

tersentuh dia membaca bahwa Sabari mengundurkan diri

dari pekerjaan karena harus mengurus anaknya, dan

betapa dia merasa dirinya diberkahi karena mendapat

kesempatan itu.”

“Adapun Sabari, setelah mengundurkan diri bekerja di

pabrik Markoni, membuka warung sembako di rumahnya.

Pekerjaan di warung dan memelihara kambing

memungkinkannya untuk selalu berada dekat Zorro.

Semuanya sangat menyenangkan, apalagi sejak ada Zorro,

keajaiban terjadi setiap hari di rumah Sabari.”

184

185

187

Page 195: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

e. Masalah Perceraian

“Baca ini, surat panggilan pihak-pihak yang berperkara,

dalam kurung, relaas 4352, garis miring, pdgt setrip rhsjy

setrip hdgu, garis miring BLTG, telah memanggil Marlena

binti Markoni dan Sabari bin Insyafi.”

“Jadi?”

“Kau kena gugat!” Tamat gemas.

“Gugat cerai!”

Mulut Sabari ternganga.

“Siapa yang menggugat cerai?”

“Ajudan bypati. Ya, Lena!” Ukun pun tak sabar.

“Tidak mungkin!”

“Mengapa tak mungkin?”

Sabari mengalihkan pandangan ke padang ilalang.

“itu tak mungkin,” kata Sabari pelan. Matanya

berkaca-kaca.

Ukun dan Tamat tahu Sabari tak sanggup menerima

kenyataan. Oleh karena itu, dia tak mau memahami

maksud surat itu.”

“Sabari menatap Yang Mulia. Sebenarnya, ingin sekali dia

mengatakan bahwa silakan majelis memutuskan apa saja

asal tidak memutuskan hubungannya dengan Zorro.

Namun, dilihatnya Marlena memelotot kearahnya,

matanya besar macam buah mentega, mulutnya siap

menyemburkan api. Sabari tak dapat berkata-kata.”

“Persidangan tak berlangsung lama. Hati Sabari seperti

digunting melihat panitera pengadilan menggunting buku

nikahnya dan buku nikah Lena. Yang Mulia mengetuk

palu. Majelis menutup sidang.”

206

211

212

f. Masalah Kehilangan Anak

“Di depan Ukun dan Tamat, Sabari mempertahankan

posisinya dengan dalih bahwa tak ada orang yang lebih

dekat dan lebih sayang di dunia ini kepada Zorro selain

dirinya.

“Setuju,” kata Tamat dengan tenang.

Bahwa Zorro sudah ada dengannya sejak

masihmerah.

“Setuju.”

219

Page 196: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

“Bilang sama Lena, Kun,” pesan lelaki lugu itu.”

“Lena meraih Zorro, langsung menggendongnya dan

bergegas pergi. Zorro meronta. Sabari mendekat, dua pria

tadi menghalanginya. Lena bergegas pergi. Zorro

memberontak dan memanggil-manggil, Aya! Aya!

Tangannya menggapai-gapai.”

“Lama dia berdiri memandangi persimpangan jalan di ujung

sana, tempat dia terakhir melihat Zorro. Sendi-sendi

tubuhnya lumpuh. Dia bahkan tak mampu memegang tali

balon gas. Balon-balon itu terlepas, terbang meyedihkan

ke angkasa.”

228

229

g. Masalah Kejiwaan

“Dari sore sampai malam, Sabari adalah satu-satunya

manusia di platform pasar ikan. Dia berjalan melalui

relung-relung gang pasar yang sepi sampai sambil

menggendong Abu Meong dan memanggil-manggil

Marleni. Kerap pula memanggil Marlena dan Zorro.

Langkahnya diikuti belasan kucing pasar. Jika ada

penertiban glandangan dan orang gila, kerap Sabari

dinaikan ke bak mobil pikap polisi pamong praja, tetapi

tak lama kemudian dia akan kembali lagi ke pasar ikan”

“Alangkah terkejutnya mereka melihat Sabari. Sepintas

mereka tak lagi mengenalinya. Badanya kurus

melengkung karena kurang makan. Rambutnya panjang

awut-awutan macam rambut Lenny Kravitz sebelum di-

rebonding tempo hari. Janggotnya panjang macam janggot

pertapa Kapuchin. Kumisnya simpang siur. Mukanya

kumal jarang dibasuh, sepasang mata yang liar melirik-

lirik dengan cepat. Tipikal pandangan mata orang sakit

ingatan.”

284

299

h. Masalah Perjuangan untuk Anak

“Mereka tertawa, lalu terurai-urai obrolan demi obrolan,

sampai pada soal lomba marathon.

“Aku ingin menjadi juara pertama, “Pak,” kata

Sabari dengan tenang, tetapi suaranya mengandung

tenaga dalam.

“Aku ingin mendapat piala, piala itu akan

357

Page 197: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

kupersembahkan untuk anakku Zorro.”

Juru antar terharu. Dia tahu apa yang telah dialami Sabari.

Baginya, piala itu adalah persembahan yang indah dari

seorang ayah untuk anaknya.”

“Matahari mengendap. Malam menjelang. Telapak kaki

Sabari melepuh, lalu berdarah. Bercak-bercak darah

tertinggal di aspal. Meski kakinya perih dan napasnya

tersengal-sengak, meski sampai finis malam nanti, Sabari

bertekad untuk terus berlari karena dia teringat akan

anaknya. Dia tak mau menyerah demi Zorro. Seorang

ayah, tak boleh menyerah demi anaknya, begitu kata hati

Sabari.”

373

i. Masalah Hukum Karma

“AYAH yang keras kepala, begitu semua anaknya

menganggap Markoni. Markoni sadar akan hal itu, tetapi

tak dapat mengubahnya. Sistem militan yang

diterapkannya di rumah adalah akibat dari penyesalan

paling besar dalam hidupnya, yang tak ada hari dilaluinya

tanpa menyesalinya, yaitu tidak sempat sekolah tinggi.”

“Markoni bertanya kepada istrinya, mengapa si bungsu

keras begitu. Istrinya berkata, lihatlah siapa yang bicara

itu. Berkali-kali sibungsu hampir tak naik kelas. kritis.

Yang membuat Markoni jengkel adalah kata guru-guru, si

bungsu itu sesungguhnya sangat pintar. Sekarang Markoni

dapat merasakan betapa pedih hati ayahnya dulu sebab dia

dulu juga sebenarnya murid yang pintar.”

“Merasa kena usir, Lena yang tak kalah keras kepala

dengan ayahnya tersinggung berat. Api dilawan api. Patah

arang dia dengan ayahnya.”

16

27

235

Page 198: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

TOKOH DAN PENOKOHAN

No. Data Kutipan Novel Halaman

1. Tokoh dan Penokohan

11

149

373

1. Sabari

“Dalam waktu singkat, Sabari telah menjawab semua soal,

tetapi dia tak ingin mengecewakan pihak-pihak yang telah

memberinya nama Sabari, yakni ayahnya dan diaminkan

neneknya.”

“Adapun Sabari sendiri senang sentosa di pabrik batako

Markoni Dia bekerja sambil bersiul-siul bersisir setiap ada

kesempatan. Pekerjaan berat, ringan saja bagainya.

Sikapnya yang polos, periang, auranya yang sangat positif,

dan tingkahnya yang agak eksentrik, telah membawa

suasana baru di dalam pabrik sehingga dengan cepat dia

disenangi rekan-rekan sesama kuli. Kehadirannya

membuat pabrik percetakan batako meriah.”

“Matahari mengendap. Malam menjelang. Telapak kaki

Sabari melepuh, lalu berdarah. Bercak-bercak darah

tertinggal di aspal. Meski kakinya perih dan napasnya

tersengal-sengak, meski sampai finis malam nanti, Sabari

bertekad untuk terus berlari karena dia teringat akan

anaknya. Dia tak mau menyerah demi Zorro. Seorang

ayah, tak boleh menyerah demi anaknya, begitu kata hati

Sabari.”

2. Ukun

“Jadi kalian mau mencari Lena dan Zorro, agar Sabari tidak

jadi orang sinting? Itu baru namanya kawan, sungguh

mulia!”

Bu norma senang bukan kepalang karena Ukun mau

belajar bahasa Indonesia. Bersemangat dia.”

“Tak lagi tampak lelaki linglung hilir mudik macam orang

hilang di pasar kawasan pasar ikan karena Sabari sudah

pulang, mencukur rambut, jenggot, dan kumisnya, mandi

dan menggosok gigi. Seperti Jhon Pijareli yang mrasa

terlahir kembali setelah kedatangan Tamat dan Ukun,

Sabari pun lahir kembali gara-gara surat Tamat.”

295

346

Page 199: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

3. Tamat

“Jadi kalian mau mencari Lena dan Zorro, agar Sabari tidak

jadi orang sinting? Itu baru namanya kawan, sungguh

mulia!”

“Tak lagi tampak lelaki linglung hilir mudik macam orang

hilang di pasar kawasan pasar ikan karena Sabari sudah

pulang, mencukur rambut, jenggot, dan kumisnya, mandi

dan menggosok gigi. Seperti Jhon Pijareli yang merasa

terlahir kembali setelah kedatangan Tamat dan Ukun,

Sabari pun lahir kembali gara-gara surat Tamat.”

295

346

4. Toharon

“Jangan cemas. Aku akan melatihmu, Boi. Kau akan kubuat

tangguh macam pelari dari Kenya.”

Sabari senang bukan buatan karena menemukan pelatih.

Disalaminya Toharun kuat-kuat. Sejak itu tiap hari Sabari

kena gencet Toharun.”

345

5. Marlena

“Berkali-kali si bungsu hampir tak naik kelas. kritis. Yang

membuat Markoni sangat jengkel adalah kata guru-guru,

si bungsu itu sesungguhnya sangat pintar. Sekarang

Markoni dapat merasakan betapa pedih hati ayahnya dulu

sebab dia dulu juga sebenarnya murid yang pintar.”

“Merasa kena usir, Lena yang tak kalah keras kepala

dengan ayahnya tersinggung berat. Api dilawan api. Patah

arang dia dengan ayahnya.”

“Lena bukanlah tipe lampu hijau, lampu kuning, lampu

merah. Dia hanya akan memperingatkan sekali, setelah itu

tidak maaf, khatam, tamat, the and, finite, game over.”

27

235

266

Page 200: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

6. Amiru (Zorro)

“Amiru kagum akan rasa sayang, kesabaran, dan

ketelatenan ayahnya merawat ibunya. Oleh karena itu, dia,

selaku anak tertua, juga selalu rajin merawat ibunya. Jika

keadaan mencemaskan, Amiru berbaring di samping

ibunya, diciuminya tangan ibunya sambil berdoa agar

ibunya lekas sembuh.”

“Otaknya berputar cepat dan sekonyong-konyong

semangatnya meletup. Dia seakan baru menemukan

resolusi hidupnya, yaitu dia ingin bekerja untuk mencari

uang. Uang yang didapatnya bukan hanya untuk menebus

radio ayahnya, melainkan juga agar ibunya mendapat

perawatan kesehatan yang lebih baik.”

“Jawaban Zorro membuat mereka tercengang. Kata Zorro

dia sengaja menurunkan nilainya sengaja tak menjawab

beberapa soal dalam ujian, sengaja membuat dirinya

kehabisan waktu dalam ujian karena kasihan kepada

Imelda yang sangat ingin menjadi juara pertama.”

14

86

258

7. Zuraida

“Pulang, mandi sana, cukur rambut, nonton layar tancap,

lihat pasar malam, goda-goda perempuan di pantai

Tanjung Pandan, macam orang laki lainnya, kembalikan

hidupmu! Jangan sinting begini.”

Sabari tak acuh.

“Ada lagi lomba marathon piala kemerdekaan. Ikut saja, Ri,

seperti dulu. Kau pelari hebat. Berlarilah kau pasti jadi

juara lagi.”

285

8. Izmi

“Pulang sekolah, sebagai mana, Izmi berangkat ke rumah

tauke, untuk mencuci dan menyetrika segunung pakaian.

Tak mudah mengurus pakaian tauke yang punya anak

lima beserta ibu-bapak dari suami dan istri. Sebelas orang

semuanya. Namun, tiba-tiba pekerjaan itu tak terasa

terlalu berat lagi bagi Izmi. Dirogohnya saku, diambilnya

kertas ulangan itu, diamatinya lagi, lalu dia bekerja

dengan gesit karena ingin cepat pulang, ingin segera

belajar.”

60

Page 201: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

9. Markoni

“Ayah yang keras, begitu semua anak menganggap

Markoni. Markoni sadar akan hal itu, tetapi tak dapat

mengubahnya.”

“Berkali-kali si bungsu hampir tak naik kelas. kritis. Yang

membuat Markoni sangat jengkel adalah kata guru-guru,

si bungsu itu sesungguhnya sangat pintar. Sekarang

Markoni dapat merasakan betapa pedih hati ayahnya dulu

sebab dia dulu juga sebenarnya murid yang pintar.”

17

27

10. Amirza

“SEPANJANG pengetahuan Amiru, ayahnya, Amirza, tak

pernah ke warung kopi seperti kebanyakan lelaki di

kampong Nira.”

“Amiru kagum akan rasa sayang, kesabaran, dan

ketelatenan ayahnya merawat ibunya. Oleh karena itu, dia,

selaku anak tertua, juga selalu rajin merawat ibu.”

5

14

11. Ibu Norma

“Bu Norma terkenal galak, suka berterus terang, tetapi tulus

dan disenangi. Dia tidak menjelekkan atau memuji di

belakang. Karena itu dia dihormati.”

14

12. Juru Antar

“Juru antar terharu. Dia tahu apa yang telah dialami Sabari.

Baginya, piala itu adalah persembahan yang indah dari

seorang ayah untuk anaknya”

“Pagi-pagi sekali juru antar datang ke rumah Sabari dan

membawa hadiah yang istimewa, yaitu sebuah piala kecil.

Piala itu dibelinya di pasar.”

“Terima kasih banyak, Pak,” Kata Sabari

“Hanya piala kecil, Bung, tapi bagiku Bung adalah

juara. Bung adalah ayah paling hebat yang pernah

kukenali dalam hidupku.”

357

377

Page 202: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

ALUR

No. Data Kutipan Novel Halaman

1. a) Tahap penyituasian (situation)

“Meski tersembul di antara gumpalan awan April, purnama

kedua belas terang benderang. Begitu terang sehingga

Sabari yang duduk sendiri di beranda, sedih, kesepian, dan

merana, dapat melihat gurat nasib di telapak tangan

kirinya. Tangan kanannya erat menggenggam pensil.”

“Bentuk rumah Sabari pun macam orang kesepian,

bongkok, mau tumpah, kurang percaya diri. Sepasang

pohon delima di pojok kanan pekarangan ikut-ikutan

kesepian. Mereka, termasuk pohon delima itu, rindu

kepada Marlena, Marleni, dan terutama Zorro.”

“Kawan dekat Sabari, yakni Maulana Hasan Magribi lahir

saat azan Magrib biasa dipanggil Ukun dan Mustamat

Kalimat, biasa dipanggil Tamat, berkali-kali mengingatkan

Sabari bahwa dia bisa berakhir di Panti Rehabilitasi

Gangguan Jiwa Amanah di bawah pimpinan Dra. Ida

Nuraini, apabila kepalanya yang ditumbuhi rambut kriting

bergumpal-gumpal itu hanya dipenuhi bayangan Lena.”

1

2

3

b)Tahap pemunculan konflik (generating circumstances)

“Awan takjub melihat seorang laki-laki yang mencintai

seorang perempuan di seberang meja itu lebih dari apa pun

di dunia ini, sedangkan perempuan itu membenci laki-laki

itu, lebih dari apapun di dunia ini, dan mereka akan segera

menikah. Cinta sungguh, sungguh ajaib.”

“Sayangnya perasaan Lena berbeda dengan Sabari. Dia

segera kembali ke hobi lamanya. Mulanya dia pergi

sebentar, lalu pergi lama, lalu menginap, lalu tak pernah

pulang-pulang. Untuk membuat cerita panjang menjadi

pendek. Dia tak bahagia. Jiwanya terlalu rebellious, penuh

pemberontakan, untuk terikat kepada seorang suami dan

anak. Apalagi, suami itu tidak pernah diinginkanya.

Baginya tak ada hal yang lebih mengerikan di dunia ini

selain terjebak dalam pernikahan yang tak bahagia.”

170

182

c)Tahap peningkatan konflik (rising action)

Page 203: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

“Persidangan tak berlangsung lama. Hati Sabari seperti

digunting melihat panitera pengadilan menggunting buku

nikahnya dan buku nikah Lena. Yang Mulia mengetuk

palu Majelis menutup sidang.”

“Lena meraih Zorro, langsung menggendongnya dan

bergegas pergi. Zorro meronta. Lena bergegas pergi. Zorro

memberontak dan memanggil-manggil, Aya! Aya!

Tangannya menggapai. Semuanya terjadi dengan sangat

cepat. Tahu-tahu Lena dan Zorro telah berada di seberang

jalan, lalu masuk ke mobil dan langsung melucur.”

“Sabari tahu apa yang paling ditakutkannya telah terjadi.

Dia berdiri gemetar di pinggir taman balai kota sambil

memegang balon gas. Zorro, Zorro, panggilnya dalam

hati.”Lama dia memandangi persimpangan jalan di ujung

sana, tempat dia terakhir melihat Zorro. Sendi-sendi

tubuhnya lumpuh. Dia bahkan tak mampu memegang tali

balon gas. Balon-balon itu terlepas, terbang menyedihkan

ke angkasa.”

121

228

229

d)Tahap klimaks (climax)

“Dari sore sampai malam, Sabari adalah satu-satunya

manusia di platform pasar ikan. Dia berjalan melalui

relung-relung gang pasar yang sepi sambil menggendong

Abu Meong dan memanggil Marleni. Kerap pula

memanggil Marlena dan Zorro. Langkahnya diikuti

belasan kucing pasar. Jika ada penertiban gelandangan dan

orang gila, kerap Sabari dinaikan ke bak mobil pikap polisi

pamong praja, tetapi tak lama kemudin dia akan kembali

lagi ke pasar ikan.”

“Alangkah terkejut melihat Sabari. Sepintas mereka tak lagi

mengenali. Badannya kurus melengkung karena kurang

makan. Rambutnya panjang awut-awutan macam rambut

Lenny Kravitz sebelum direbonding tempo hari.

Janggotnya panjang macam janggot pertapa Kapuchin.

Kumisnya simpang siur. Mukanya kumal jarang dibasuh,

sepasang mata yang liar melirik-lirik dengan cepat. Tipikal

pandangan mata orang sakit ingatan.”

248

299

Page 204: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

e)Tahap penyelesaian (denouement)

“Tamat mengatakan bahwa esok sore mereka akan ke

Sumatra untuk mencari Lena dan Zorro. Jika berjumpa,

mereka akan membujuknya agar pulang ke Belitong.

Sabari tak berkata-kata.”

“Surat dari Tamat membuat Sabari yang hampir senewen

sekonyong-konyong menjadi waras kembali, bahkan lebih

waras daripada orang yang paling waras. Senyum yang

telah terkunci selama delapan tahun dalam mulutnya, tiba-

tiba melompat-lompat keluar macam anak-anak tupai

berlomba keluar dari liangnya.”

“Tak lepas Sabari menatap penumpang yang keluar satu

persatu melalui pintu itu. Umumnya mereka orang-orang

dewasa, lelaki dan perempuan. Tak lama kemudian

dilihatnya seorang anak melangkah ke luar. Dia terpana

karena langsung mengenali kemeja yang dikenakan anak

itu, sabari merasa kakinya tak menginjak bumi.”

“Amiru memeluk ayahnya erat-erat. Dia mencium bau yang

selalu menjadi misteri baginya, bau yang selalu

menyayangi dan melindunginya. Kini dia tahu, bau itu

adalah bau ayahnya. Dipeluknya ayahnya semakin erat.

Air mata anak dan ayah itu berlinang-linang.”

299

346

381

LATAR

No. Data Kutipan Novel Halaman

1. Latar Tempat

1

1. Branda Rumah

“Meski tersembul di antara gumpal awan April, purnama

kedua belas benderang. Begitu terang sehingga Sabari

yang duduk sendiri di beranda, sedih kesepian, dan

merana, dapat melihat gurat nasib di telapak tangan

kirinya. Tangan kanannya erat menggenggam pensil.”

2. Markas Pertemuan Buruh

“Alkisah, tamatlah Sabari, Ukun, dan Tamat dari SMP.

Page 205: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

Impian mereka mereka berikutnya sama dengan impian

lulusan SMP lainya, yaitu Masuk SMA negeri. Demikian

banyak lulusan SMP dari berbagai SMP di puluhan

kecamatan, tetapi bangku SMA terbatas. Maka, diadakan

ujian seleksi selama tiga hari, bertempat di Markas

Pertemuan Buruh (MPB).”

11

3. Rumah Amirza

“Diulurkannya seutas kawat yang panjang dari antena radio

lalu ditautkannya ujung kawat itu pada telinga kuali yang

dipasang diatap rumah.”

“Sesampainya di rumah, Amirza hilir mudik dan berkali-

kali menarik napas panjang. Wajahnya tegang, kepalanya

dipenuhi oleh pertimbangan-pertimbangan ilmiah tingkat

universitas.”

“Di rumah, Amiru sering menemani ayahnya mendengar

radio sambil membicarakan pelajaran yang didapatnya dari

Syarif Miskin.”

15

23

52

4. Penduduk Nira

“Ayah Amiru penasaran. Dibalutnya ujung besi di puncak

pohon gayam itu dengan gulungan timah. Tindakan itu

mengikuti sebuah alur logika yang amat akademik, yaitu

sebagai kaum yang akrab dengan tambang, penduduk Nira

paham bahwa petir gemar sekali menyambar tanah yang

mengandung timah.”

15

5. Warung Kopi

“Dengan lapang dada dia melakukan semacam rekonsiliasi

dengan mentraktir Ukun, Tamat, dan Toharun minum kopi

di warung kopi Kutunggu Jandamu.”

54

6. Kampung Belantik

“Di kampung lain, Belantik, Sabari juga gelisah menunggu

hasil ujian itu, bukan karena dia ragu bisa diterima di SMA

negeri, melainkan lebih karena perempuan misterius yang

telah memberinya pensil dan membuat badannya panas

dingin.”

30

7. Kios Elektronik

Page 206: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

“Pulang sekolah siang itu, Amiru ke kios elektronik Gaya

Baru dan langsung bertanya soal antenna radio itu. Syarif

malah menjawab dengan pertanyaan.”

46

8. Sekolah

“Tak ada di sekolah ini yang kau tak terlibat. Corat-caret

sana sini, merokok di dalam WC, merusak pot-pot bunga,

aku tahu, kau pelakunya! Kau ini Hitler dalam bentuk

pelajar!”

“Ibu dan adik-adiknya telah duduk di bangku undangan.

Izmi berdiri di bawah pohon akasia, dekat gerbang

sekolah, tempat Sabari biasa menunggu Lena. Matanya tak

lepas memandang kejalan raya di depan sana. Para siswa

dan keluarga mulai berdatangan. Semakin lama semakin

ramai. Semua gembira.”

70

107

9. Pusat Kota

“Mereka sampai di pusat kota. Dekat garis finis ada tempat-

tempat duduk. Amiru meminta adik-adiknya

menunggunya di situ. Amiru sudah bisa menjaga adiknya.

Amiru membeli bendera kecil.”

91

10. Stasiun Radio

“Akhirnya, tiba malam Minggu yang ditunggu-tunggu itu.

Tak mau kalah dengan peserta lain, Sabari berdandan

seronok. Dia mengantre di stasiun radio sejak pukul 19.30,

setelah lima belas peserta, tibalah gilirannya. Prime time.”

97

11. Tanjung Pandan

“Tanjung Pandan, ibu kota kabupaten, adalah babak baru

hidup Sabari.”

112

12. Kantor Gadai

“AKHIRNYA, dia sampai ke kantor gadai. Diparkirnya

sepeda lalu berjalan menuju pintu masuk. Kasir terkejut

melihat uang-uang kertas yang kumal dan segunung uang

logam ditumpahkan anak kecil itu ke atas meja.”

131

13. Pantai Barat

“Setiap sore, tak pernah absen, kedua sahabat itu ke pantai

barat, tetapi sampai hari terakhir Februari, langit tak

187

Page 207: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

kunjung menjadi biru.”

14. Ruang sidang

“Di dalam ruang sidang, Sabari demikian gugup sehingga

tidak sepenuhnya memahami apa yang terjadi. Berbagai

kata asing membuat kepala pening, pikiranya hanya tertuju

kepada Zorro.”

210

15. Dermaga

“Anak buah kapal melemparkan tambang yang disambut

seorang kuli pelabuhan. Tambang diikatkan di tambatan

kapal. Pintu lambung kapal terbuka. Kuli pelabuhan tadi

menjulurkan keping-keping papan yang akan menjadi

titian para penumpang dari kapal ke dermaga.”

381

2. Latar Waktu

53

86

1. Malam

“Malam beranjak, Amiru tak dapat tidur karena dia telah

terbiasa mendengar bunyi radio itu sejak masih kecil. Tak

pernah dia mengalami malam senyap dan sepahit malam

itu.”

“Saban malam Amiru susah tidur karena kesepian, tak ada

lagi bunyi kemrosok gelombang radio. Dia sedih karena

ayahnya telah kehilangan hiburan satu-satunya. Otaknya

berputar cepat dan sekoyong-koyong semangatnya

meletup.”

2. Pagi

“Keesokannya, pagi-pagi sekali, sebelum siswa lain datang,

tampak Sabari menyapu ruang olahraga dengan gesit, meski

hari itu bukan jadwal piketnya. Setelah itu, dia membuka

baju lalu berlari mengelilingi lapangan upacara.”

75

3. Sore

“Setiap sore, tak pernah absen, kedua sahabat itu ke pantai

barat, tetapi sampai hari terakhir Februari, langit tak

kunjung menjadi biru.”

187

4. Siang

“Sejak siang Sabari sudah bercokol di pekarangan Gedung

MPB. Belum pernah dia merasa waktu berjalan begitu

32

Page 208: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

lambat sekaligus cepat. Cepat sekaligus lambat.

Membingungkan.”

“Pulang sekolah siang itu, Amiru ke kios elektronik Gaya

Baru dan langsung bertanya soal antena radio itu. Syarif

malah menjawab dengan pertanyaan.”

46

5. Senin

“BOLEHLAH orang membuat lagu karena tak suka Senin.

Namun, Sabari tidak termasuk dalam golongan orang-orang

itu. Dia suka Senin. Senin adalah langkah awal menuju

segala-galanya. Senin mengandung kebaikan dari hari-hari.

Senin buah manis dari pohon Minggu. senin adalah hari

yang disayangi Tuhan dan dibenci Iblis, dan Senin ini akan

menjadi hari paling indah dalam hidupnya.”

66

6. Februari

“Setiap sore, tak pernah absen, kedua sahabat itu ke pantai

barat, tetapi sampai hari terakhir Februari, langit tak

kunjung menjadi biru.”

187

3. Latar Sosial

7

“Acara kesenangan ayahnya adalah ceramah agama Islam,

sandiwara radio, lagu-lagu Semenanjung, dan tak lupa,

berita tentang Lady Diana. Entah bagaimana mulanya,

penduduk Kampung Nira gemar sekali kepada Lady Diana.

Tak peduli tua, muda, wanita maupun pria. Kegemaran itu

tak luput menghinggapi ayah Amiru.”

“Bagi Sabari, Bogel dan kawan-kawan hanya sedang menjadi

anak SMA. Sama sekali tak dihiraukannya hal yang tak

penting itu.”

80

“Karena itu, Februari adalah bulan yang paling mendebarkan

bagi para bujang lapuk di kampong kami. Jika Februari tiba,

berbondong-bondong mereka ke pantai barat.Sabari tak

pernah percaya, tetapi tahun ini dia berniat ke pantai barat.”

137

“Sabari senang bekerja di pabrik es. Juragan dan kawan-

kawan sesama kuli sudah seperti saudara baginya. Maka,

secara bersungguh-sungguh, Sabari satu sikap hormat dan

sayang kepada mereka, dia membuat tiga lembar surat

pengunduran diri, yang boleh dikatakan amat puitis.”

141

Page 209: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

“Seperti dirinya, setiap orang memang berusaha berpakaian

sebagus mungkin. Getir hati Sabari mendapati bahwa di

tempat orang yang akan mengalami hal yang pahit, orang-

orang justru berpakaian bagus seperti Lebaran. Dan, tak tega

dia melihat anak-anak kecil yang dibawa orangtuanya ke

ruang tunggu itu. Mereka menangis, kepanasan, ingin

menyusu, minta pulang, minta ini dan itu. Jeritan mereka

merisaukan. Anak-anak kecil itu lalu digendong bergantian

oleh ayah dan ibunya yang mau bercerai.”

209

“Juru antar terharu. Dia tahu apa yang telah dialami Sabari.

Baginya, piala itu adalah persembahan yang indah dari

seorang ayah untuk anaknya”

“Pagi-pagi sekali juru antar datang ke rumah Sabari dan

membawa hadiah yang istimewa, yaitu sebuah piala kecil.

Piala itu dibelinya di pasar.”

“Terima kasih banyak, Pak,” Kata Sabari

“Hanya piala kecil, Bung, tapi bagiku Bung adalah

juara. Bung adalah ayah paling hebat yang pernah kukenali

dalam hidupku.”

357

377

SUDUT PANDANG

No. Data Kutipan Novel Halaman

1. Sudut Pandang

373

“Matahari mengendap. Malam menjelang. Telapak kaki

Sabari melepuh, lalu berdarah. Bercak-bercak darah

tertinggal di aspal. Meski kakinya perih dan napasnya

tersengal-senggal, meski sampai finis malam nanti, Sabari

bertekad untuk terus berlari karena dia teringat akan

anaknya. Dia tak mau menyerah demi Zorro. Seorang ayah,

tak boleh menyerah demi anaknya, begitu kata hati Sabari.”

“Izmi bukanlah kawan Sabari mereka bahkan tak pernah

bertegur sapa tetapi ajaib, kisah konyol Sabari membuat

Izmi terinspirasi. Sabari membuatnya merasa dia bukanlah

satu-satunya orang malang di dunia ini.”

41

Page 210: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

Unsur Ekstrinsik (Nilai Pendidikan Karakter) Novel Ayah karyaAndrea Hirata.

Nilai Pendidikan Karakter dalam Novel Ayah karya Andrea Hirata

No. Data Kutipan Novel Halaman

1. Religius

“Makin dekat ke papan pengunguman, si bungsu semakin

gugup. Apalagi, dilihatnya anak-anak yang tak lulus

menangis. Dipanjatkannya doa agar nilai rata-ratanya paling

tidak 6,5. Itu batas minimum kelulusan.”

“Dalam kekecewaan yang dalam, dia berdoa dan terkabul. Di

dinding kantor dinas pasar dilihatnya pengumuman lomba

balap sepeda di ibu kota kabupaten.”

“Sabtu itu pagi-pagi benar dia ke pasar. Kabut belum

beranjak dari puncak ilalang. Dalam hati dia berdoa mudah-

mudahan mendapat banyak pekerjaan hari itu.”

“SABARI patah hati, tetapi dia tak patah harapan.

Perasaannya kepada Lena sama seperti saat Lena merampas

kertas jawabannya pada hari keramat itu. Lagi pula, ayahnya

sering mengatakan bahwa Tuhan selalu menghitung, dan

suatu ketika, Tuhan akan berhenti menghitung.”

“Sekarang dia paham makna mimpi kambing pandai

berbicara itu. Tuhan selalu menghitung, dan suatu ketika,

Tuhan akan berhenti menghitung. Inilah saatnya suatu

ketika itu.”

“Keesokannya, seusai shalat Shubuh, Sabari langsung berlari

menuju lapangan balai kota, berbalik arah kekantor pos, lalu

menerabas ilalang di pekarangan perumnas, tersembul dia di

warung bakso, masuk ke komplek polisi, berbelok lagi lalu-

meliuk-liuk di antara nisan kuburan Tionghoa, lalu masuk

lagi ke jalan dan menantang belasan ekor anjing

gelandangan di pasar pagi.”

“Kalau malam, Sabari susah tidur lantaran membayangkan

bermacam rencana yang akan dia lalui dengan anaknya jika

besar nanti. Dia ingin mengajaknya melihat pawai 17

Agustus, mengunjungi pasar malam, membelikannya

33

89

129

48

168

117

183

Page 211: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

mainan, menggandengnya ke masjid, mengajarinya

berpuasa dan mengaji, dan memboncengnya naik sepeda

saban sore ke taman balai kota.”

“Begitu perihal dalam suratnya. Dikatakannya pula dalam

surat itu bahwasannya pekerjaan di pabrik es telah

memberinya pencerahan dan satu cara pandang yang

berbeda mengenai manusia sebagai ciptaan Tuhan yang

Agung.”

“Konon, hari paling penting dalam hidup manusia adalah hari

saat manusia itu tahu untuk apa dia dilahirkan. Sekarang

Sabari tahu bahwa dia dilahirkan untuk menjadi seorang

ayah. Seorang ayah bagi Zorro. Anaknya telah mengurai

semua misteri tentangnya. Bahwa wajahnya tidak tampan

agar dia tidak menjadi orang seperti Bogel Leboi. Karena

dia seorang Sabari maka Tuhan memberinya Zorro. Bahwa

tangannya yang kasar dan kuat seperti besi adalah agar dia

tak gampang lelah menggendong Zorro. Bahwa di gemar

berpuisi dan berkisah adalah agar dapat membesarkan

anaknya dengan puisi. Sabari memeluk anaknya yang telah

jatuh tertidur, serasa memeluk awan..”

“Suasana shalat Jumat di masjid ini tak dapat dilukiskan

dengan kata-kata. Saat engkau shalat rasanya ribuan

malaikat menungguimu. Suara muazin merdu sekali.Begitu

megah, begitu agung masjid ini sehingga kuakui semua

dosaku, yang terkecil sekalipun.”

141

227

305

2. Jujur

“Maaf, Ibu, kalau tak salah hitung, semuanya sejuta enam

ratus ribu rupiah, jika kurang, kabari aku, jika lebih, biarlah,

kelebihannya kusumbangkan pada negara.”

“Ketiga, juga seperti Sabari, Jujur! Jangan kau kurangi

takaran semen jika mencetak batako. Batako kita harus

tahan gempa bumi minimal skala Richter. Kalau kau curang,

akibatnya bisa fatal. Sekolah bisa roboh, murid-murid dan

guru-guru yang mulia bisa celaka. Biarlah orang-orang di

luar sana makmur sentosa karena mencuri, kita jangan!

Meski susah, kita harus jujur.”

131

156

Page 212: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

“Boi, sudah berapa lama kau suka sama Lena?” Nada suara

Markoni turun dua oktaf.

Sabari melirik jam bulat yang tertempel di

dinding. “11 tahun, 5 bulan. 4 hari, 3 jam … 4

menit, Pak.” Markoni terpana.

“Apakah Marlena suka sama kau, Boi?” Sabari

tersenyum-senyum sipul.

“Wajar-wajar! Kalau kutinjau-tinjau, wajahmu

memang agak berat, Boi.”

“Dia hanya menempati urutan kedua. Saingan beratnya,

Imelda, berjaya di posisi teratas. Lena dan Jon menanyakan

kepadanya apa yang terjadi. Jawaban Zorro membuat

mereka tercengang. Kata Zorro dia sengaja menurunkan

nilainya, sengaja tak menjawab beberapa soal dalam ujian,

sengaja membuat dirinya kehabisan waktu dalam ujian

karena kasihan kepada Imelda yang sangat ingin menjadi

juara pertama. Bagaimana anak kelas dua SD bisa berpikir

seperti itu? Bayangan Sabari berkelebat dalam kepala

Lena.”

“Dulu ayahnya pernah bekerja di kantor semacam itu, dan

menjadi orang yang tak disukai karena tak pernah mau

diajak curang. Ayahnya yang jujur malah sering kena

fitnah.”

164

258

371

3. Kerja Keras

“Tak kenal menyerah, Amirza mencoba berbagai cara supaya

mendapat siaran radio yang jelas. Dia memanjat pohon

gayam di samping rumah lalu mengikat sebatang besi

dipucuknya.”

“Tahu-tahu dia punya pekerjaan usai jam sekolah, yaitu

menghambabudakkan dirinya kepada tukang sampah di

pasar Belantik, demi sedikit upah yang dipakainya untuk

membeli kartu request--selembar lima ratus perak--di radio

local AM Suara Cinta.”

“Sebulan penuh Sabari berlatih. Agar tak mengganggu

tetangga, dia berlatih dipinggir laut. Lolongannya lindap

ditelan debur ombak Laut Jawa.”

15

32

105

Page 213: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

“Guru-guru juga gembira, bahkan takjub melihat nilai-nilai

rapor semester 5 Izmi. Untuk kali pertama selama sekolah

SMA itu, Izmi berhasil memerdekakan dirinya dari angka

merah.”

“Sebenarnya, Sabari diterima bekerja sebagai penjaga toko

furnitur dan penjaga air mineral isi ulang, tetapi dia tak mau.

Dia mau kerja berat membanting tulang. Dia mau tubuhnya

hancur setiap pulang kerja, lalu jatuh tertidur lupa diri.

Bangun tidur dan bekerja keras lagi. Semua itu karena dia

mulai bertekad untuk melupakan Lena. Ini kemajuan.

Barangkali semakin dewasa dia semakin bijak.”

“Akhirnya, dia sampai di dermaga. Laut, hanya laut yang

dapat menghentikannya. Demikian saban pagi dia latihan.

Meski hujan lebat, meski angin rebut, dia tak pernah

berhenti berlari. Karena Lena dan satu rencana manis

dengan hadiah-hadiah itu, Sabari merasa tenaganya tak

terbatas.”

“Amiru tak mau menyerah demi ayah dan ibunya. Dia

meminta pekerjaan apa saja, dari siapa saja, di mana saja,

bahkan pekerjaan yang orang dewasa sendiri berat

mengerjakannya, misalnya menggali sumur atau manjadi

kuli harian menambal jalan raya.”

“Amiru bekerja dengan kecepatan yang membuat juragannya

tercengang. Tak pernah ada orang bekerja sekeras Amiru.”

“Terimakasih atas saran Abang, tapi sisi Kampung Belantik

telah mengantar kami di Pelabuhan Tanjong Pandan. Tak

mungkin kami pulang begitu saja, lagi pula, tak tak

terbayangkan apa yang akan kukatakan kepada Sabari.

Kami akan mendatangi sahabat-sahabat pena itu, apa pun

yang akan terjadi,” kata Tamat.”

“Matahari mengendap. Malam menjelang. Telapak Sabari

melepuh, lalu berdarah. Bercak-bercak darah tertinggal di

aspal. Meski kakinya perih dan napasnya tersenggal-

senggal, meski sampai finis malam nanti, Sabari bertekad

untuk terus berlari karena dia teringat akan anaknya. Dia tak

mau menyerah demi Zorro. Seorang ayah, tak boleh

113

117

129

130

320

373

Page 214: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

menyerah demi anaknya, begitu kata hati Sabari.”

4. Kreatif

“Markoni melompat-lompat kegirangan. Dia ingin terlibat

dalam upaya pemerintah mencerdaskan kehidupan bangsa.

Keesokan harinya dia langsung menjual alat-alat musik

yang telah diperlukan dengan semena-mena oleh para

musisi Belantik itu. Hasil penjualan itu langsung dipakai

untuk memulai usaha baru: percetakan batako.”

“Dia yang mengalami paceklik berkepanjangan, kemarau

kering kerontang, dalam hal cinta, tiba-tiba menjadi

konsultan Asmara bagi kaum kambing. Dan, dia sangat

menikmati profesi sampingan itu. Rela dia mendatangi

kampung yang jauh demi membantu seorang peternak.

Kenyatannya, setelah didatanginya, dia menyebutnya terapi

puisi kambing, embek-embek itu pada hamil.”

“Adapun Sabari, setelah mengundurkan diri bekerja di pabrik

Markoni, membuka warung sembako di rumahnya.

Pekerjaan di warung dan memelihara kambing

memungkinkannya untuk selalu berada dekat Zorro.

Semuanya sangat menyenangkan, apalagi sejak ada Zorro,

keajaiban terjadi tiap hari di rumah Sabari.”

“Dalam salah satu kisah-kisah ninabobo itu, secara tak

sengaja Sabari menyinggung soal makanan. Zorro senang.

Mungkin nama makanan terdengar lucu baginya.

Keesokannya Sabari berkongkalikong dengan tukang parkir

di depan Restoran Bundo Kandung. Malamnya dia berkisah

tentang petualangan pendekar ayam pop sambil mengepak-

ngepakan tangan dan berkokok-kokok. Zorro tertawa

sampai berair matanya.”

21

154

187

224

5. Mandiri

“Ibu kasir terpana melihat jari-jarinya terbalut plester.

Diamatinya lengan Amiru yang keras, urat-uratnya

bertimbulan. Lengan itu seharusnya bukan lengan anak

kecil, itu lengan orang dewasa, kuli kasar.

“Kau mau menebus radio?”

“Iya, Bu, radio ayahku.”

Ibu kasir segera tahu apa yang telah dialami

131

Page 215: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

anak kecil di depannya, untuk menebus radio

ayahnya.”

“Tak lupa bahwa dia telah mendapatkan penghargaan dari

Dinas Koperasi Daerah sebagai wiraswastawan panutan.”

“Berbulan-bulan Sabari membangun rumah itu dengan

tangannya sendiri. Rumah yang khas Melayu kampung.

Sebuah rumah panggung yang rendah., berdinding papan,

beratap rumbia, tetapi istimewa, ada beranda.”

“Adapun Sabari, setelah mengundurkan diri bekerja di pabrik

Markoni, membuka warung sembako di rumahnya.

Pekerjaan di warung dan memelihara kambing

memungkinkannya untuk selalu berada dekat Zorro.

Semuanya sangat menyenangkan, apalagi sejak ada Zorro,

keajaiban terjadi tiap hari di rumah Sabarai.”

“Sudah lama dia tak menulis kepadanya, pun untuk sahabat-

sahabat penanya. Prahara rumah tangga, hidup terbirit-birit

ke sana kemari, dan sifatnya yang tak suka mengeluh

membuatnya merasa belum menemukan saat yang tepat

untuk menulis surat. Saat itu akhirnya tiba. Diambilnya

pulpen dan kertas.”

155

178

187

277

6. Demokrasi

“Seumpama Lena tak mau pulang, silakan, tak apa-apa,

paling tidak Zorro bisa diajak pulang. Kalau keduanya tak

mau pulang, silakan, tak apa-apa juga. Toh, negeri ini sudah

merdeka lebih dari lima puluh tahun, orang bebas

menentukan pilihan.”

“Pemenangnya, tak peduli siapa dia, pemulung, gelandangan,

atau bramacorah, akan menjadi anak emas kebanggaan

kampung. Akan menjadi atlet mewakili Kabupaten Belitong

ke tingkat provinsi.”

319

362

7. Rasa Ingin Tahu

“Ayah Amiru penasaran. Dibalutnya ujung besi di puncak

pohon gayam itu dengan gulungan timah. Tindakan itu

mengikuti sebuah alur logika yang amat akademik, yaitu

sebagai kaum yang akrab dengan tambang, penduduk Nira

Page 216: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

paham bahwa petir gemar sekali menyambar tanah yang

mengandung timah.”

“Tak apa-apa, Pak Cik, jelaskan saja sekarang. aku pasti

mengerti.”

“baiklah, kujelaskan padamu! Penerimaan sinyal radio

di rumahmu buruk karena terlalu dekat dengan menara

masjid, maka terjadilah intervens.”

“Pulang dari kios Gaya Baru, Amiru belajar dengan tekun.

Dia mau segera masuk SMP. Dia bertekad untuk

menghadapi Syarif Miskin lagi.”

“Tentu Syarif kaget melihat Amiru yang telah dimarahinya

berani datang lagi ke kiosnya.

“Mau apa lagi kau, Bujang?!”

Amiru berterus terang bahwa dia mau belajar lebih banyak

soal radio sebab dia senang pengetahuan listrik dan

elektronika.”

“Komunikasi dianggap penting oleh Tamat sebab nanti

mereka akan bertemu dengan orang-orang dari berbagai

daerah. Oleh karena itu, kemampuan berbahasa Indonesia

Ukun harus ditingkatkan. Mereka menghadap Bu Norma,

guru Bahasa Indonesia sekaligus wali kelas mereka di SMA

dulu, yang galak tetapi disayangi.”

“Di sela pekerjaannya menggulung dynamo, dibukanya

kamus dan ditemukanya kata-kata baru bagaikan jendela

yang membuka, lalu di dalam jendela itu ada jendela lagi.

Rajin dia membuat catatan sembari berbicara sendiri

mempraktikkan apa yang telah dipelajarinya, lalu dia

tersenyum. Ukun tenggelam dalam labirin bahasa dan

berusaha menemukan jalan keluar dengan mengikuti jejak

kata-kata. Sekonyong-konyong dia jatuh hati pada bahasa

Indonesia.”

15

47

52

295

297

8. Cinta Tanah Air

“Jangan sungkan berpantun, berpepatah. Pantun adalah madu

bahasa, pepatah adalah harta bahasa. Pakailah kata-kata

seperti wahai, kiranya, seandainya, bilamana, manakala,

sudikah, berkenankah, sediakala, gerangan, semua itu

perbendaharaan bahasa Indonesia yang megah dan bermutu

296

Page 217: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

tinggi. Kata-kata itu mencerminkan kualitas watak orang

yang mengucapkannya!”

9. Menghargai Prestasi

“Hari terakhir adalah ujian Bahasa Indonesia. Sabari

tersenyum simpul. Dijawabnya semua soal dengan tenang.

Cincai. Dilihatnya nun disana, Ukun mengaduk-aduk

rambut. Sabari tersenyum lagi. Di arah pukul 5.00, Tamat

tercenung, tampak tertekan batinnya. Sabari kembali

tersenyum. Maaf, siswa lain boleh jago Matematika, IPA,

Bahasa Inggris,Geografi, Biologi, tetapi Sabari adalah Isacc

Newton-nya Bahasa Indonesia.”

“JIKA ada orang yang tak menjadi juara, tetapi lebih terkenal

daripada sang juara, orang itu adalah Sabari. Di mana-mana

orang-orang menyalaminya, bahkan seteru lamanya,

Dinamut, menyalaminya dengan erat. Di warung-warung

kopi tak jeda-jeda Toharun membanggakan Sabari.”

11

376

10. Komunikatif, Senang Bersahabat atau Proaktif

“Kepada Amirza, Syarif bersabda, bahwasanya siaran radio

lebih mudah ditangkap jika ujung kawat yang diulur dari

antenanya ditautkan ke kumparan logam yang lebar.”

“Delapan puluh persen laki-laki sukses, sisanya, tiga puluh

persen, gagal. Nah, tak perlu kujelaskan lebih lanjut, kau

tahu sendiri di mana kau berada.” Sabari berterimakasih atas

wejangan dan nasihat kawan-kawan dekatnya itu. Dia sadar

bahwa sudah saatnya bersikap rasional soal Lena.”

“Ukun menyarankan agar Sabari minta maaf kepada Lena dan

Bogel secara terbuka sekaligus mempersembahkan sebuah

lagu untuk Lena melalui acara organ tunggal live show radio

itu.”

“Dalam keadaan bingung dan gundah, Sabari menerima saran

dari Tamat bahwa satu-satunya hal yang bisa dilakukannya

adalah berpakaian serapi mungkin di hadapan majelis

hukum.”

“Sejak masih SD Lena punya hobi bersahabat pena, dan

sesama sahabat pena mereka telah berjanji untuk tetap

berkirim-kirim surat sampai tua nanti. Tiap bulan dia ke

23

55

95

208

242

Page 218: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

kantor pos untuk mengirim surat. Lama-lama sekali dia juga

mengirim surat ke Belitong, kepada sahabatnya sejak SMA,

Zuraida.”

“Jon terpana Tak pernah dia mendengar orang bicara seajaib

itu. Siapa orang-orang itu? Namun, suara itu bersahabat

sehingga Jon menurunkan moncong senapan.”

“Ukun dan Tamat senang berjumpa dengan sahabat pena

karena mereka punya kepribadian yang sama, yakni ramah,

penolong, amat menghargai persahabatan, dan lihai

berbahasa. Para sahabat pena memahami bahwa terdapat

seni yang indah dalam surat-menyurat.”

“pagi-pagi sekali juru antar datang ke rumah Sabari dan

membawa hadiah yang istimewa, yaitu sebuah piala kecil.

Piala itu dibelinya di pasar.

“Terima kasih banyak, Pak,” kata Sabari.

“Hanya piala kecil, bung, tapi bagiku Bung adalah

juara. Bung adalah ayah paling hebat yang pernah kukenal

dalam hidupku.”

“Setelah lama saling berkirim surat, pada 2011, Larissa dan

ayahnya, Brother Niel Wuruninga, mengunjungi Bali.

Setelah itu, mereka mengunjungi Sabari dan Amiru di

Belitong. Mereka adalah orang asing pertama yang

mengunjungi Kampung Belantik. Oleh karena itu sambutan

untuk mereka luar biasa. Rumah Sabari ramai. Tetangga

berebut melihat penduduk asli Australia itu melalui jendela

dan terpesona menyaksikan Brother Niel meniup didgerioo,

alat musik tradisional Aborigin yang kemudian ditinggalnya

sebagai kenang-kenangan. Sabari pun memberi Brother Niel

dendang kelinang. Gendang musik Melayu kuno yang

hampir punah.”

308

322

377

393

Page 219: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

11. Cinta Damai

“Dengan lapang dada dia melakukan semacam rekonsiliasi

dengan mentraktir Ukun, Tamat, dan Toharun minum kopi

di warung kopi Kutunggu Jandamu.”

“Bogel jengkel karena Sabari tak pernah terpancing.

Ditariknya kerah baju Sabari, ditantangnya berkelahi. Sabari

tak melawan, hanya tersenyum, karena dia takkan

merendahkan dirinya sendiri dengan menggunakan

mulutnya untuk memaki dan takkan menghinakan dirinya

sendiri dengan menggunakan tangannya untuk memukul.

Bagi Sabari, Bogel dan kawan-kawan hanya sedang menjadi

anak SMA. Sama sekali tak dihiraukannya hal yang tak

penting itu.”

“Izmi kagum kepada Sabari karena tak pernah membalas

Bogel.”

“Adapun Sabari sendiri riang sentosa di pabrik batako

Markoni. Dia bekerja sambil bersiul-siul dan bersisir setiap

ada kesempatan. Pekerjaan berat, ringan saja baginya.

Sikapnya yang polos, periang, auranya yang sangat positif,

dan tingkahnya yang agak eksentrik, telah membawa

suasana baru di dalam pabrik sehingga dengan cepat dia

disenangi rekan-rekan sesama kuli. Kehadirannya membuat

pabrik percetakan batako meriah.”

“Tamat dan Ukun memang suka nongkrong sampai malam di

warung kopi Solider, suka nonton organ tunggal, sesekali

menyerobot naik panggung, berduet menyanyikan lagu

“Terajana”, kerap pula menggoda-goda biduanita, tetapi tak

ada pasal-pasal yang mereka langgar. Mereka adalah warga

republik yang produktif.”

54

80

149

291

12. Gemar Membaca

“Aih, Kawan, apa yang kualami ini belum apa-apa. Kalian

tahu? Florentino Ariza menunggu cinta Fermina Daza

hampir 25 tahun! Aku, Sabari bin Insyafi mencintai Marlena

binti Markoni baru sebentar saja, belumlah lama.”

“Siapa kau bilang?! Florintino Hamzah?” tanya Tamat.

“Florentino Ariza, bacalah buku sastra, Mat, novel,

Marquez!”

191

Page 220: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

“Di tengah kota, dilihatnya kios penyewaan buku. Lena

senang membaca. Dia mampir untuk meliaht-lihat kalau-

kalau ada novel yang ingin dibacanya. Waktu melihat-lihat

matanya terpaku melihat novel. Dia teringat Zuraida pernah

menyinggung soal novel itu.”

276

13. Peduli Sosial

“Markoni melompat-lompat kegirangan. Dia ingin terlibat

dalam upaya pemerintah mencerdaskan kehidupan bangsa.

Keesokan harinya dia langsung menjual alat-alat musik

yang telah diperlukan dengan semena-mena oleh para

musisi Belantik itu. Hasil penjualan itu langsung dipakai

untuk memulai usaha baru: percetakan batako.”

“Ukun menyarankan agar Sabari minta maaf kepada Lena dan

Bogel secara terbuka sekaligus mempersembahkan sebuah

lagu untuk Lena melalui acara organ tunggal live show radio

itu.”

“Dia yang mengalami paceklik berkepanjangan, kemarau

kering kerontang, dalam hal cinta, tiba-tiba menjadi

konsultan Asmara bagi kaum kambing. Dan, dia sangat

menikmati profesi sampingan itu. Rela dia mendatangi

kampung yang jauh demi membantu seorang peternak.

Kenyatannya, setelah didatanginya, dia menyebutnya terapi

puisi kambing, embek-embek itu pada hamil.”

“MESTINYA pukul 4.00 sore, Ukun dan Tamat sudah

datang. Jumat puisi, begitu Sabari menyebut pertemuan

mereka setiap Jumat sore di warung kopi Solider. Biasanya

Sabari menyitir puisi, sekadar menghibur kawan-kawannya,

para kuli tambang, usai seharian membanting tulang.”

“Drs. Zukifli, alias Zul, kawan baik Manikam, berkali-kali

menyarankan agar Manikam menikah lagi karena itu baik

untuk anak-anaknya. Manikam masih trauma.”

“Dia hanya menempati urutan kedua. Saingan beratnya,

Imelda, berjaya di posisi teratas. Lena dan Jon menanyakan

kepadanya apa yang terjadi. Jawaban Zorro membuat

mereka tercengang. Kata Zorro dia sengaja menurunkan

nilainya, sengaja tak menjawab beberapa soal dalam ujian,

21

95

154

174

215

258

Page 221: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

sengaja membuat dirinya kehabisan waktu dalam ujian

karena kasihan kepada Imelda yang sangat ingin menjadi

juara pertama.”

“Tahun pertama setelah ditinggal Lena dan Zorro, dia masih

tinggal di rumah. Tak punya lagi warung dan kambing dia

menghidupi diri dengan bekerja menggembala ternak

tetangga. Ukun dan Tamat suka mengantarinya beras.”

“Jadi, kalian mau mencari Lena dan Zorro, agar Sabari tidak

jadi orang sinting? Itu baru namanya kawan, sungguh

mulia!”

“Namun ayahnya menganggap, dari miliaran manusia di bumi

ini, dirinya telah terpilih untuk menerima pesan itu, dia

merasa diberi tugas dari langit untuk mencari orang-orang

Indonesia itu.”

“pagi-pagi sekali juru antar datang ke rumah Sabari dan

membawa hadiah yang istimewa, yaitu sebuah piala kecil.

Piala itu dibelinya di pasar.

“Terima kasih banyak, Pak,” kata Sabari.

“Hanya piala kecil, bung, tapi bagiku Bung adalah

juara. Bung adalah ayah paling hebat yang pernah kukenal

dalam hidupku.”

280

295

330

377

14. Tanggung Jawab

“Zorro berusaha memahami ibunya, dan baginya adalah

kewajiban seorang anak untuk memahami orangtua. Maka,

meski hidup mereka kocar-kacir, Zorro dan ibunya kompak

saja.”

“Nilai-niali rapornya ciamik. Baginya itu istimewa mengingat

hidupnya yang kacau balau. Dia selalu belajar meski

keadaan tak mendukung. Dia membaca buku di terminal, di

setasiun, dalam bus, kereta, dan kapal feri. Dia belajar saat

menunggu ibunya pulang dari bekerja menjaga toko. Dia

membuat PR sambil menunggui dagangan kue bersama

ibunya.”

“Zurai membayangkan betapa ramainya suasana. Dia ingin ke

sana, tetapi banyak pakaian yang harus disetrika dan piring

269

272

Page 222: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

kotor yang harus dicuci.”

“Izmi pun ingin ke lokasi start, tetapi banyak pesanan

jahitan yang harus diselesaikan.”

364

Page 223: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

Lampiran 7

HASIL WAWANCARA

Narasumber : Aditya Hermawan

Tempat/tgl lahir : BANDUNG, 10-01-1993

Jenis kelamin : Laki-laki

Alamat : Dukuh Kalirejo

RT/RW : 02/03

Kel/Desa : Klirong

Kecamatan : Klirong

Agama : Islam

Status Perkawinan : Belum kawin

Pekerjaan : Mahasiswa

Kewarganegaraan : WNI

Daftar Pertanyaan:

1. Menurut Anda, apa yang menarik dari novel Ayah karya Andrea Hirata?

2. Apakah novel Ayah karya Andrea Hirata yang anda baca memiliki atau

mengandung nilai pendidikan karakter?

3. Menurut Anda, apakah novel Ayah karya Andrea Hirata yang anda baca layak

jika digunakan sebagai alat atau sumber belajar penanaman nilai pendidikan

karakter?

Page 224: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

4. Tolong berikan contoh kutipan yang menunjukkan nilai pendidikan karakter?

Jawaban:

1. Menurut saya yang menarik dari novel Ayah karya Andrea Hirata adalah

pertama; novel Ayah merupakan kisah nyata berdasarkan cerita orang lain,

bukan kisah yang diabil dari kehidupan Andrea Hirata sendiri sebagai penulis

yang sebagaimana biasa ia kisahkan di dalam novelnya yang lain seperti

Laskar Pelangi dan Edensor. Kedua; dari segi bahasa novel Ayah sangat

mudah untuk dipahami. Ketiga; cerita yang dikemas dalam novel Ayah sangat

terasa begitu kental penuh dengan sastra ketika pembaca menemukan sebuah

puisi-puisi yang menakjupkan didalamnya.

2. Menurut saya dalam novel Ayah karya Andrea Hirata memiliki banyak nilai

pendidikan karakter karena dalam novel tersebut kental dengan persahabatan

yang didalamnya tidak terlepas dari saling tolong menolong, menghargai

orang lain, menghargai prestasi, jujur, dan cinta damai. Selain itu, juga

mengisahkan kebesaran cinta sosok seorang ayah kepada anak yang

didalamnya tidak terlepas daritanggung jawab, religius, kreatif, mandiri,

pekerja keras, dll.

3. Ya, menurut saya sangat layak jika digunakan sebagai alat atau sumber belajar

penanaman nilai pendidikan karakter karena dari isi novel tersebut banyak

disisipkan nilai pendidikan karakter seperti saling tolong menolong,

menghargai orang lain, menghargai prestasi, jujur, cinta damai, tanggung

Page 225: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

jawab, religius, kreatif, mandiri, pekerja keras, dll. Nilai-nilai tersebut akan

mennjadi contoh dan sangat dibutuhkan oleh pelajar saat ini yang telah terjadi

kemerosotan moral. Selain itu, siswa juga dapat memiliki pengalaman baru

dari membaca novel Ayahkarya Andrea Hirata.

4. Contoh kutipan:

a. Religius

“SABARI patah hati, tetapi dia tak patah harapan. Perasaannya kepada

Lena sama seperti saat Lena merampas kertas jawabannya pada hari

keramat itu. Lagi pula, ayahnya sering mengatakan bahwa Tuhan selalu

menghitung, dan suatu ketika, Tuhan akan berhenti menghitung.”

“Keesokannya, seusai shalat Shubuh, Sabari langsung berlari menuju

lapangan balai kota, berbalik arah kekantor pos, lalu menerabas ilalang di

pekarangan perumnas, tersembul dia di warung bakso, masuk ke komplek

polisi, berbelok lagi lalu-meliuk-liuk di antara nisan kuburan Tionghoa,

lalu masuk lagi ke jalan dan menantang belasan ekor anjing gelandangan

di pasar pagi.”

b. Jujur

“Ketiga, juga seperti Sabari, Jujur! Jangan kau kurangi takaran semen jika

mencetak batako. Batako kita harus tahan gempa bumi minimal skala

Richter. Kalau kau curang, akibatnya bisa fatal. Sekolah bisa roboh,

murid-murid dan guru-guru yang mulia bisa celaka. Biarlah orang-orang

di luar sana makmur sentosa karena mencuri, kita jangan! Meski susah,

kita harus jujur.”

c. Cinta damai

“Bogel jengkel karena Sabari tak pernah terpancing. Ditariknya kerah

baju Sabari, ditantangnya berkelahi. Sabari tak melawan, hanya

tersenyum, karena dia takkan merendahkan dirinya sendiri dengan

menggunakan mulutnya untuk memaki dan takkan menghinakan dirinya

sendiri dengan menggunakan tangannya untuk memukul. Bagi Sabari,

Bogel dan kawan-kawan hanya sedang menjadi anak SMA. Sama sekali

tak dihiraukannya hal yang tak penting itu.”

“Izmi kagum kepada Sabari karena tak pernah membalas Bogel.”

Page 226: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …

d. Kerja keras

“Guru-guru juga gembira, bahkan takjub melihat nilai-nilai rapor

semester 5 Izmi. Untuk kali pertama selama sekolah SMA itu, Izmi

berhasil memerdekakan dirinya dari angka merah.”

e. Kreatif

“Markoni melompat-lompat kegirangan. Dia ingin terlibat dalam upaya

pemerintah mencerdaskan kehidupan bangsa. Keesokan harinya dia

langsung menjual alat-alat musik yang telah diperlukan dengan semena-

mena oleh para musisi Belantik itu. Hasil penjualan itu langsung dipakai

untuk memulai usaha baru: percetakan batako.”

f. Mandiri

“Adapun Sabari, setelah mengundurkan diri bekerja di pabrik Markoni,

membuka warung sembako di rumahnya. Pekerjaan di warung dan

memelihara kambing memungkinkannya untuk selalu berada dekat Zorro.

Semuanya sangat menyenangkan, apalagi sejak ada Zorro, keajaiban

terjadi tiap hari di rumah Sabarai.”

g. Menghargai prestasi

“JIKA ada orang yang tak menjadi juara, tetapi lebih terkenal daripada

sang juara, orang itu adalah Sabari. Di mana-mana orang-orang

menyalaminya, bahkan seteru lamanya, Dinamut, menyalaminya dengan

erat. Di warung-warung kopi tak jeda-jeda Toharun membanggakan

Sabari.”

h. Senang bersahabat

“Sejak masih SD Lena punya hobi bersahabat pena, dan sesama sahabat

pena mereka telah berjanji untuk tetap berkirim-kirim surat sampai tua

nanti. Tiap bulan dia ke kantor pos untuk mengirim surat. Lama-lama

sekali dia juga mengirim surat ke Belitong, kepada sahabatnya sejak

SMA, Zuraida.”

i. Tanggung jawab

“Zorro berusaha memahami ibunya, dan baginya adalah kewajiban

seorang anak untuk memahami orangtua. Maka, meski hidup mereka

kocar-kacir, Zorro dan ibunya kompak saja.”

Page 227: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …
Page 228: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …
Page 229: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …
Page 230: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …
Page 231: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …
Page 232: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …
Page 233: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA …