nilai pendidikan karakter pada novel kami bukan …
TRANSCRIPT
NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA NOVEL KAMI
BUKAN SARJANA KERTAS KARYA J.S KHAIREN DAN
IMPLIKASINYA DENGAN MATERI PEMBELAJARAN
BAHASA INDONESIA DI SMA
Proposal Skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana dalam bidang
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Oleh
Nuraeni (1688201105)
PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
2020
i
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
Nama Mahasiswa : Nuraeni
Nomor Induk Mahasiswa : 1688201105
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Judul Skripsi : Nilai Pendidikan Karakter Pada Novel Kami
Bukan Sarjana Kertas Karya J.S Khairen dan
Implikasinya Dengan Materi Pembelajaran Bahasa
Indonesia di SMA.
Telah disetujui oleh Tim Pembimbing Skripsi untuk mengikuti Sidang Proposal
Skripsi.
Tangerang, 28 April 2020
Tim Pembimbing: Tanda Tangan :
Pembimbing I,
Ira Anisa Purawinangun, M.Pd .........................
NBM. 1211175
Pembimbing II,
Nori Anggraini, S.Pd., M.A. .........................
NBM. 1146136
Ketua Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Blewuk Setyo Nugroho, M.Pd
NBM. 1094914
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama Mahasiswa : Nuraeni
Nomor Induk Mahasiswa : 1688201105
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas : Universitas Muhammadiyah Tangerang
Dengan ini menyatakan bahwa judul skripsi Nilai Pendidikan Karakter
Pada Novel Kami Bukan Sarjana Kertas Karya J.S Khairen dan Implikasinya
Dengan Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA beserta seluruh isinya
adalah benar-benar karya sendiri dan bukan merupakan hasil jiplakan atau plagiat
dari karya orang lain karena hal tersebut melanggar etika yang berlaku dalam
kaidah keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap menaggung resiko atau sanksi
yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ternyata terdapat
pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari
pihak lain terhadap keaslian karya ini.
Tangerang, 28 April 2020
Nuraeni
NIM. 1688201105
iii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warohmatullahi Waborakatuh
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan proposal skripsi
ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Baginda Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa umatnya keluar dari zaman
jahiliyah ke zaman cahaya islami yang terang benderang. Tak lupa peneliti
ucapkan terima kasih kepada Dosen yang telah mempercayai dan
membimbing dalam membuat proposal skripsi ini. Adapun maksud dan
tujuan pembuatan proposal skripsi ini adalah untuk mendeskripsikan Nilai
Pendidikan Karakter pada Novel Kami Bukan Sarjana Kertas Karya J.S
Khairen dan Implikasinya Dengan Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia
di SMA.
Penelitian ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana dalam bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di
Universitas Muhammadiyah Tangerang. Dengan penelitian ini semoga apa
yang peneliti harapkan dapat tercapai dengan sebaik-baiknya dan dapat
menjadi ilmu yang bermanfaat untuk makhluk hidup di muka bumi.
Dengan ketulusan hati dan tersenyum manis, peneliti mengucapkan
terima kasih yang teramat tulus kepada:
1. Dr. H. Ahmad Amarullah, M.Pd Rektor Universitas
Muhammadiyah Tangerang;
2. Dr. Enawar, S.Pd., M.M., MOS Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Tangerang;
3. Sumiyani, M.Pd., Wakil Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Tangerang;
4. Dr. Asep Suhendar, M.Pd., Wakil Dekan II Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Tangerang;
iv
5. Blewuk Setyo Nugroho, M.Pd., Kaprodi Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Tangerang;
6. Dosen pembimbing I Ira Anisa Purawinangaun, M.Pd;
7. Dosen pembimbing II Nori Anggraini, S.Pd., MA;
8. Ibu Ida dan bapak Zaenal Abidin kedua orang tua yang selalu
mendukung dan mendoakan dalam melakukan penelitian ini,
sehingga penlitian ini dapat selesai sesuai dengan waktunya;
9. Ima fitria. S.Kep, Ika Rahmawati Zaenal, dan Aldebaran
Ramadhan Zaenal yang selalu memberikan dukungan semangat
dalam penelitian ini;
10. rekan-rekan seperjuangan A1 Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah berjuang dari awal
perkuliahan hingga selesai penyusunan skripsi ini;
11. seluruh pihak yang sudah bersedia membantu dengan ikhlas
dan tulus dalam penyusunan skripsi ini yang tidak bisa peneliti
sebutkan satu persatu.
Semoga Allah senantiasa melimpahkan berkah-Nya sebagai
balasan atas semua kebaikan yang telah di berikan. Peneliti
menyadari bahwa skripsi ini masih teramat jauh dari sempurna.
Untuk itu peneliti mengharapkan kritikan dan arahan yang
bersifat membangun untuk menyempurnakan skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti dan seluruh
Akademik. Amin
Wassalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Tangerang, 28 April 2020
Peneliti
v
Daftar Isi
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ..................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .............................................................. ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
Daftar Isi.................................................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Fokus Masalah ............................................................................................. 4
C. Rumusan Masalah ........................................................................................ 4
D. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 4
E. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 6
A. Hakikat Novel .............................................................................................. 6
1. Pengertian Novel ...................................................................................... 6
2. Ciri-ciri Novel .......................................................................................... 7
3. Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Novel ....................................................... 8
4. Jenis-jenis Novel .................................................................................... 11
B. Nilai Pendidikan ......................................................................................... 14
1. Nilai pendidikan ..................................................................................... 14
2. Jenis-jenis nilai pendidikan karakter ...................................................... 16
C. Sosiologi Sastra .......................................................................................... 19
D. Penelitian Relevan ...................................................................................... 20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 23
A. Pendekatan dan Metode Penelitian ............................................................ 23
B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 24
C. Sumber dan Jenis Data Penelitian .............................................................. 24
D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 25
E. Instrumen Penelitian................................................................................... 26
F. Teknik Analisis Data .................................................................................. 27
G. Keabsahan Data .......................................................................................... 28
Daftar Pustaka ....................................................................................................... 31
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karya sastra merupakan sebuah ungkapan perasaan, gagasan, atau
pikiran seseorang yang dituangkan melalui media bahasa. Melalui bahasa
seorang pengarang dapat dengan bebas mengekspresikan tentang
kehidupan yang dialami oleh dirinya maupun disekelilingnya baik yang
terjadi pada masa lampau maupun masa sekarang. Karya sastra terdiri dari
berbagai bentuk yaitu puisi, prosa , dan drama. Prosa dapat berupa novel.
Novel adalah karya sastra yang berbentuk prosa yang memiliki
unsur-unsur instrinsik dan ekstrinsik. Novel biasanya menceritakan
tentang kehidupan manusia dalam kehidupan dilingkungannya. Pengarang
biasanya berusaha membawa pembaca untuk masuk kedalam gambaran
mengenai realita kehidupan melalui cerita yang dikisahkan oleh
pengarang. Sastra berkaitan erat dengan masyarakat karena karya yang
diciptakan oleh pengarang memiliki manfaat tidak hanya untuk dirinya
sendiri melainkan untuk pembaca novel.
Novel merupakan salah satu karya sastra yang diciptakan
pengarang untuk mengungkapkan ide, gagasan, perasaan melalui media
bahasa. Novel berisi tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan
kehidupan sosial dan mendorong untuk berprilaku yang baik karena nilai
merupakan sesuatu yang menarik bagi pembaca, sesuatu yang dicari,
sesuatu yang menyenangkan, sesuatu yang disukai dan diinginkan,
singkatnya sesuatu yang baik. Melalui novel diharapkan dapat
memberikan nilai-nilai positif bagi pembaca
Novel yang kini sedang ramai dibicarakan yaitu novel Kami Bukan
Sarjana Kertas karya J.S Khairen berkisah di kampus UDEL, terjebaklah
tujuh mahasiswa yang hidup segan kuliah tidak mau. Mereka terpaksa
kuliah di kampus yang google saja tidak dapat mendeteksi. Alasan mereka
2
masuk UDEL bermacam-macam ada yang otaknya tidak mampu masuk
negeri, ada yang orang tuanya tidak cukup masuk swasta unggul, ada pula
yang karena agar kuliah saja. Akankah mereka bertahan dikampus yang
amburadul ini? Sekalipun iya, bisakah mereka menjadi sarjana yang tidak
sekadar diatas kertas. Novel ini terbagi menjadi 35 episode yang menarik
untuk dibaca.
Semakin banyaknya novel terbit yang mengandung nilai
pendidikan diharapkan dapat dijadikan panutan bagi peserta didik
disekolah Selain Pendidikan pertama yang didapatkan melalui keluarga,
terutama dari kedua orang tua mulai dari hal-hal yang sederhana sampai
hal yang sangat rumit. Lingkungan sosial juga dapat memengaruhi
pendidikan pada anak, karena terdapat lingkungan yang berpengaruh
menuju hal positif sehingga dapat mendidik anak, ke arah yang lebih baik
atau lingkungan yang negatif sehingga berdampak buruk bagi anak.
Sekolah sudah mulai menerapkan pendidikan karakter, diharapkan selain
anak mendapatkan ilmu pengetahuan juga dapat mempelajari nilai-nilai
pendidikan yang dapat diterapkan dalam kehidupan melalui pendidikan
karakter.
Pendidikan karakter sebaiknya ditanamkan kepada anak sejak dini
karena bangsa yang maju tercermin dari anak bangsa yang berilmu,
berprilaku sopan, dan santun, baik ke antar manusia ataupun kepada sang
pencipta, Didalam Mendidik anak bukan hanya peran orang tua saja,
melainkan juga pemerintah memiliki peran penting didalamnya sesuai
dengan pembukaan undang-undang dasar 1945 alinea ke empat yang
berbunyi “..... mencerdaskan kehidupan bangsa......” dalam batang tubuh
UUD 1945 pada pasal 31 ayat (1)”setiap warganegara berhak
mendapatkan pendidikan” sesuai peraturan yaitu mencerdaskan kehidupan
bangsa yang dapat diartikan mendapatkan pendidikan merupakan hak asasi
manusia yang harus diwujudkan oleh pemerintah, baik dari pemerintah
pusat maupun pemerintah daerah.
3
Seiring perkembangan zaman, nilai-nilai pendidikan karakter di
kalangan pelajar sangat memprihatinkan. Sebagian masyarakat mulai tidak
peduli dengan kepentingan umum dan lebih mengutamakan kepentingan
pribadi. Oleh karena itu di tengah berbagai permasalahan yang ada dalam
kehidupan berbangsa yang terdapat beragam penyimpangan dari hakikat
kehidupan yang sebenarnya, pendidikan dianggap sebagai jalan keluar
alternatif dari berbagai permasalahan yang ada saat ini. Seperti dalam
undang-undang No.20 tahun 2003 pasal 3 tentang sistem pendidikan
nasional telah ditegaskan bahwa “pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia beriman dan betaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab. Melihat situasi saat ini maka
novel Kami Bukan Sarjana Kertas karya J.S Khairen dapat dijadikan salah
satu pilihan untuk dijadikan bahan ajar pada materi pembelajaran Bahasa
Indonesia di SMA karena novel ini mengandung nilai pendidikan karakter
yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya novel
ini memberi pelajaran bahwa jangan takut untuk bermimpi setinggi langit
karena suatu hari nanti kita akan dapat meraih mimpi itu. Novel ini
memberi gambaran agar kita dapat memutuskan seberapa penting
sebenarnya nilai sebuah ijazah.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka, peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian mengenai Nilai Pendidikan Karakter pada
novel Kami Bukan Sarjana Kertas karya J.S Khairen dan Implikasinya
dengan Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA karena beberapa
alasan pertama terdapat kata motivasi yang memang diselipkan pada buku
sehingga membuat pembaca termotivasi. Kedua buku ini menggunakan
bahasa yang mudah dipahami, ketiga buku ini mengandung pesan moral
tentang kehidupan yang dapat dijadikan pelajaran bagi pembaca, keempat
4
buku ini sempat menjadi best seller di beberapa toko buku, sehingga
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pada novel Kami Bukan
Sarjana Kertas karya J.S Khairen.
B. Fokus Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti memfokuskan
penelitian sebagai berikut
1. Nilai Pendidikan Karakter pada Novel Kami Bukan Sarjana Kertas
Karya J.S Khairen
2. Implikasinya dengan Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan fokus masalah diatas dapat ditetapkan rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Nilai Pendidikan karakter pada Novel Kami Bukan Sarjana
Kertas Karya J.S Khairen ?
2. Bagaimana Implikasi dengan Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia di
SMA?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat ditetapkan tujuan
penelitian yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan Nilai Pendidikan Karakter pada Novel Kami
Bukan Sarjana Kertas Karya J.S Khairen
2. Untuk mengetahui bagaimana Implikasinya dengan Materi
Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA.
E. Manfaat Penelitian
Hasil dari pembahasan ini diharapkan dapat memberikan manfaat
secara teoretis dan secara praktis sebagai berikut :
1. Manfaat Secara Teoretis
5
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan perkembangan
ilmu Bahasa dan Sastra Indonesia, serta dapat bermanfaat dalam
keilmuan khususnya pada Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
2. Manfaat Secara Praktis
a. Bagi Guru
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif
sumber bahan ajar dalam rangka penanaman nilai-nilai pendidikan
karakter pada siswa.
b. Bagi Pembaca
Hasil penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan mengenai
nilai pendidikan karakter Pada Novel Kami Bukan Sarjana Kertas
Karya J.S Khairen.
c. Bagi Peneliti.
Sebagai pengalaman dalam meneliti dan menambah pengetahuan
serta wawasan sebagai sarana pembelajaran untuk meningkatkan
kembali nilai-nilai pendidikan karakter.
6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Novel
1. Pengertian Novel
Karya sastra terbagi menjadi beberapa jenis salah satunya yaitu
novel. Novel merupakah salah satu karya sastra yang diciptakan
pengarang untuk mengungkapkan ide, gagasan, perasaan melalui
media bahasa. Menurut Stanton (2007) Novel mampu menghadirkan
perkembangan satu karakter, situasi sosial yang rumit, hubungan yang
melibatkan banyak atau sedikit karakter, dan berbagai peristiwa ruwet
yang terjadi beberapa tahun silam secara mendetail (h.90). Jadi novel
merupakan ungkapan seseorang untuk menghadirkan suatu karakter,
situasi sosial, atau berbagai peristiwa yang terjadi pada masa lampau
yang ditulis beberapa tahun setelah kejadian tersebut yang lebih
berkembang.
Menurut Abrams (1999) Novel (Inggris : novel) dan cerita pendek
(disingkat : cerpen; Inggris : short story) merupakan dua bentuk karya
sastra yang sekaligus disebut fiksi. Bahkan dalam perkembangannya
yang kemudian, novel dianggap bersinonim dengan fiksi. Dengan
demikian, pengertian fiksi dalam bahasa Inggris dan inilah yang
kemudian masuk ke Indonesia berasal dari bahasa Italia novella (yang
dalam bahasa Jerman : novelle). Secara harfiah novella berarti berarti
‘sebuah barang baru yang kecil’ dan kemudian diartikan sebagai ‘cerita
pendek dalam bentuk prosa’ Nurgiyantoro (2013: h.10). Jadi novel
merupakan sebuah karya yang baru yang terlihat kecil tetapi
didalamnya terdapat karya yang besar.
Menurut Kosasih (2014) Novel adalah karya imajinatif yang
mengisahkan sisi utuh atas problematika kehidupan sesorang atau
7
beberapa orang tokoh (h.60). Jadi novel adalah sebuah kisah yang berisi
permasalahan kehidupan seorang tokoh atau lebih.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa novel
merupakan sebuah karya sastra yang didalamnya terdapat sebuah cerita
baik tentang karakter seseorang, situasi sosial, atau permasalahan
kehidupan seseorang atau beberapa orang yang terjadi pada masa
lampau yang dituangkan melalui media bahasa dalam bentuk novel.
2. Ciri-ciri Novel
Novel merupakan salah satu karya sastra yang berisi cerita berbentuk
prosa. Novel memiliki ciri yang membedakan dari karya sastra lainnya,
berikut merupakan ciri pokok novel menurut Sumardjo (1984) :
a. Plot sebuah novel biasanya memiliki plot pokok, yaitu batang
tubuh cerita. Ditambah atau dirangkai dengan plot-plot kecil yang
lain. Plot-plot kecil tadi hanyalah tambahan saja atau disebut anak
plot yang masih merupakan kesatuan atau bersifat menjelaskan plot
utamanya. Karena struktur bentuknya yang luas ini maka novel
dapat bercerita panjang lebar dan membahasa persoalan secara luas
dan mendalam pula.
b. Tema juga ada tema utama dan tema-tema sampingan yang
fungsinya sama dengan plot diatas. Inilah sebabnya dalam novel
dapat membahas hampir semua segi persoalan dari tema pokok.
c. Karakter, tokoh-tokoh dalam novel juga ada banyak. Ada kalanya
memang hanya melukiskan tokoh utamanya saja, sedang tokoh
yang lainnya hanya digambarkan sekilas hanya untuk melengkapi
penggambaran tokoh-tokoh utama. Tetapi dalam novel besar
pengarang sering menghidupkan banyak tokoh cerita yang masing-
masing digambarkan secara lengkap dan utuh (h.66). jadi novel
memiliki ciri yang dapat dilihat dari cerita yaitu plot, tema, dan
karakter yang dapat menjadi pembeda dari karya sastra lainnya.
8
Novel merupakan salah satu bentuk karya sastra yang
banyak diminati oleh penikmat sastra. Novel terdapat ciri yang
membedakan dari karya sastra lainnya, berikut merupakan ciri
novel menurut Tarigan (2015) :
a. Novel bergantung pada tokoh,
b. Novel menyajikan lebih dari satu impresi,
c. Novel menyajikan lebih dari satu efek, dan
d. Novel menyajikan lebih dari satu emosi (h.168)
Jadi terdapat empat ciri pada novel yaitu tokoh, impresi,
efek, dan emosi yang dapat dilihat baik dari penggambaran
maupun cerita yang diungkapkan pengarang, hal tersebut dapat
menjadi daya tarik bagi penikmat karya sastra.
Menurut pendapat beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan
bahwa ciri-ciri novel dapat dilihat dari yaitu plot, tema, karakter
selain itu dapat pula dilihat dari segi tokoh, impresi, efek, dan
emosi yang tergambar dari cerita. Ciri tersebut dapat menjadi
pembeda dari karya sastra lainnya, dan dapat menjadi daya tarik
bagi penikmat sastra untuk membaca novel.
3. Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Novel
Novel terdapat tujuh unsur dinamakan unsur intrinsik. Unsur
intrinsik berfungsi sebagai unsur pembangun cerita dalam novel,
berikut merupakan unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik pada novel
menurut Kosasih (2014) :
a. Tema adalah gagasan yang menjalin struktur isi cerita. Tema suatu
cerita menyangkut segala persoalan, bai itu berupa masalah
kemanusiaan, kekuasaan, kasih sayang, kecemburuan dan
sebagainya.
b. Alur merupakan sebagian dari unsur intrinsik suatu karya sastra.
Alur merupakan pola pengembangan cerita yang terbentuk oleh
hubungan sebab akibat. Pola pengembangan cerita suatu cerpen
9
atau novel tidaklah seragam. Pola-pola pengembangan cerita yang
dapat kita jumpai, antara lain, jalan cerita suatu novel kadang-
kadang berbelit-belit dan penuh kejutan juga kadang-kadang
sederhana.
c. Latar meliputi tempat, waktu, dan budaya yang digunakan dalam
suatu cerita. Latar dalam suatu cerita bisa bersifat faktual atau bisa
pula imajiner. Latar berfungsi untuk memperkuat atau
mempertegas keyakinan pembaca terhadap jalannya suatu cerita.
d. Penokohan merupakan salah satu intrinsik karya sastra, disamping
tema, alur, latar, sudut pandang, dan amanat. Penokohan adalah
cara pandang pengarang menggambarkan dan mengembangkan
karakter tokoh-tokoh dalam cerita.
e. Sudut pandang adalah posisi pengarang dalam membawakan
cerita. Posisi pengarang ini terdiri atas dua macam yaitu, a)
berperan langsung sebagai orang pertama, sebagai tokoh yang
terlihat dalam cerita yang bersangkutan. Pengarang memakai
istilah aku dalam ceritanya, ia menjadi tokoh dalam cerita tersebut.
Jadi dalam hal ini, pengarang itu sendiri menjadi tokoh utamanya.
Dalam hal ini ia mempergunakan sudut pandang atau cara
bercerita orang pertama. Tokoh aku dapat saja, mungkin
menceritakan sebagain pengalamannya yang dapat ditonjolkan
sebagai bahan cerpen, atau hanya merupakan angan-angannya
belaka. Dapat juga pengarang memakai istilah aku atau saya,
tetapi ia bukan tokoh utama, melainkan tokoh pembantu, atau
hanya memegang peranan kecil. b) hanya sebagai orang ketiga
yang berperan sebagai pengamat. Pengarang mempergunakan kata
ia, dia atau memakai nama orang. Pengarang seakan-akan berdiri
diluar pagar. Pengarang tidak memegang peranan apa pun. Ia
hanya menceritakan apa yang terjadi diantara tokoh-tokoh cerita
yang dikarangnya.
10
f. Amanat merupakan ajaran moral atau pesan didaktis yang hendak
disampaikan pengarang kepada pembaca melalui karyanya itu.
g. Gaya bahasa dalam cerita, berfungsi untuk menciptakan suatu
nada atau suasana persuasif serta merumuskan dialog yang mampu
memperlihatkan hubungan dan interaksi antara sesama tokoh.
Kemampuan sang penulis mempergunakan bahasa secara cremat
dapat menjelma suatu suasana yang berterus terang atau satiris,
simpatik, atau menjengkelkan, objektif atau emosional. Bahasa
dapat menimbulkan suasana yang tepat guna adegan yang seram,
adegan cinta, ataupun peperangan, keputusan maupun harapan.
Selain itu dikenal pula unsur ekstrinsik, adapun yang dimaksud
dengan unsur ekstrinsik adalah unsur luar yang berpengaruh
terhadap isi novel itu. Yang termasuk kedalam unsur luar itu
sebagai berikut :
a. Latar belakang pengarang, menyangkut didalamnya asal
daerah atau suku bangsa, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan,
agama dan ideologi. Unsur ini sedikit banyak akan
berpengaruh pada isi suatu novel.
b. Kondisi sosial budaya dimaksudkan bahwa novel yang dibuat
pada zaman kolonial akan berbeda dengan novel pada zaman
kemerdekaan atau pada masa reformasi. Novel yang dikarang
oleh seorang yang hidup di tengah-tengah masyarakat
metropolis akan berbeda dengan novel yang dihasilkan oleh
pengarang yang hidup ditengah-tengah masyarakat tradisonal.
c. Tempat atau kondisi alam dimaksudkan bahwa novel yang
dikarang oleh seorang yang hidup didaerah agraris sedikit
banyak akan berbeda dengan novel yang dikarang oleh penulis
yang terbiasa hidup didaerah gurun. (h.60).
Jadi novel terbentuk dari unsur intrinsik dan unsur
ekstrinsik yang berfungsi sebagai unsur pembangun cerita.
11
Sehingga dengan adanya kedua unsur tersebut akan membuat
cerita semakin menarik.
4. Jenis-jenis Novel
Pengklasifikasi hanya digunakan sebagai alat bantu saja dalam
memetakan ragam novel yang ada, bukannya sebagai batasan baku.
Setiap novel memiliki sesuatu yang unik dan kreatif. Berikut
merupakan sejumlah kategori yang paling sering digunakan menurut
Aziez (2015):
a. Novel Picaresque berasal dari kata picaro, yang dalam bahasa
spanyol berarti ‘bandit’. Novel picaresque dibangun di atas
tradisi cerita-cerita picaro spanyol abad keenam belas, yang
secara tipikal melukiskan bagaimana seorang picaro dengan
segala kecerdikannya hidup dari satu perjalanan ke perjalanan
lainnya. Latar yang mereka lalui biasanya kheidupan”rendah”,
kehidupan kumal. Kritikus sastra kini banyak yang sampai
kepada kesepakatan bahwa seorang picaro adalah penjahat kecil-
kecilan yang melawan hukum moral dan masyarakat, prilakunya
pun antisosial, tanpa harus benar-benar jahat.
b. Novel Epistolari memanfaatkan surat kabar (epistles) yang
dikirim antara para tokoh yang ada didalamnya sebagai media
penyampaian cerita. Novel jenis ini terutama merebak pada abad
kedelapan belas, seperti novel karya Samuel Richardson, Pamela
(1740); Clarissa, Humphrey Clinker (1771) karya Tobias
Smollet; serta Evelin (1778) karya Funny Burney. Novel-novel
tersebut merupakan novel-novel epistolari klasik.
c. Novel Sejarah seperti yang dicerminkan oleh namanya, ia
merupakan jenis novel, yang biasanya berbentuk petualangan, di
mana latar belakang sejarah, termasuk tokoh-tokoh sejarah
dimasukan dalam rangkaian cerita tokoh-tokoh fiktif. Dengan
kata lain, ia merupakan novel yang memaparkan kejadian dan
12
tokohnya dalam konteks sejarah jelas, dan ia bisa pula
memasukan tokoh-tokoh rekaan dan nyata dalam rangkaian
cerita. Ia sering ditandai dengan penggambaran rinci yang
meyakinkan tentang suatu prilaku, bangunan, pranata, atau
pemandangan latar tertentu.
d. Novel Regional adalah novel yang latarnya, atau “warna
daerahnya”, memainkan peranan yang sangat penting. Dalam
pandangan tradisonal daerah yang dimaksud adalah daerah
terpencil atau daerah pegunungan, bukan daerah perkotaan.
e. Novel Satir harus berbentuk prosa dan bersifat rekaan, sekalipun
didalamnya dikandung makna “melebih-lebihkan”, yang
melibatkan khayalan fiktif dalam kadar tertentu. Satir berupaya
menyerang sesuatu yang dituding sebagai kejahatan atau
kebodohan-baik besifat perseorangan, kelompok maupun
anggota masyarakat secara keseluruhan dan alatnya adalah
lelucon dan cemoohan.
f. Bildungsroman istilah yang berasal dari jerman ini sekarang
umumnya digunakan dalam bahasa Inggris untuk merujuk pada
sejenis novel yang mengonsentrasikan dirinya pada
perkembangan diri sang tokoh, dari masa muda atau kanak-kanak
sampai masa dewasa
g. Novel Tesis secara eksplisit novel ini mengisyaratkan bahwa ia
memiliki tesis atau argumen tertentu yang mendasari ceritanya.
Secara tipikal, ia merupakan novel yang berkenaan dengan suatu
upaya untuk mendorong dilakukannya reformasi sosial atau
koreksi atas prilaku-prilaku keliru tertentu. Inti dari pengertian di
atas adalah bahwa dalam novel ini terdapat gagasan suatu tesis
dominan yang biasanya bersifat sederhana dan tidak rumit.
h. Novel Gotik (Roman Noir) sebenarnya novel ini merupakan
sebuah nama yang biasanya diterapkan pada gaya arsitektur,
yang populer diabad pertengahan, yang kemudian dipergunakan
13
oleh para penulis Renaisans, yang beranggapan bahwa karena
jenis tulisan mereka tidak klasik maka dia dianggap barbar, gaya
tulisan baru yang diciptakan oleh pengikut Goth. Istilah yang
lebih umum di Inggris untuk novel jenis ini adalah “novel gotik”.
Novel jenis ini berhubungan erat dengan tipe fiksi yang
diperkenalkan oleh Horace Walpole melalui karyanya The Castle
of Otranto (1764).
i. Roman-Fleuve istilah ini merujuk pada jenis novel berantai yang
bisa dibaca dan diapresiasi satu-satu, tetapi berkenaan dengan
tokoh-tokoh atau peristiwa-peristiwa yang sama dan selalu
muncul dari satu novel ke novel berikutnya. Novel-novel itu bisa
membentuk urutan (sequel) dan atau melengkapi satu sama lain.
Roman-fleuve berhubungan erat dengan apa yang disebut
sebagai “novel saga”, rangkaian novel tentang satu keluarga
besar yang masing-masing novel mengutamakan ceritanya pada
satu cabang keluarga tertentu.
j. Roman Fuilleton ini adalah novel yang ditebitkan secara
“mencicil” dan tanpa mengalami pemotongan dalam suatu surat
kabar. Model penerbitan semacam ini sangat populer di abad
kesembilan belas.
k. Fiksi Ilmiah berkenaan dengan penggambaran ilmu pengetahuan
modern, terutama perjalanan antarplanet dan dunia luar angkasa.
Ia merupakan genre yang sedang merebak dan akan terus
berkembang. Fiksi ilmiah boleh dikatakan memiliki ciri khas
yang tidak dimiliki oleh sastra fantasi, yaitu latarnya yang
melibatkan perjalanan antarplanet, teknologi tingkat tinggi,
mesin, robot, makhluk-makhluk, baju yang aneh dan kehidupan
masa depan.
l. Novel Baru (Nouveau Roman) roman baru merupakan suatu
perkembangan yang relatif baru, yang bermula dari Prancis.
Dalam novel jenis ini konvensi-konvensi penulisan fiksi yang
14
sudah mapan secara sengaja disimpangkan atau diperlakukan
sedemikian rupa untuk membingungkan pembaca dan untuk
mencapai efek tertentu yang berbeda. Oleh karena bentuknya
semacam itu, maka jenis ini dapat dikatakan sebagai bentuk
ekstrem dan mutakhir dari modernisme, dan mungkin bisa
disejajarkan dengan novel-novel karya novelis Amerika yang
dikenal sebagai post-modernis.
m. Metafisika secara literal berarti fiksi tentang fiksi. Novel jenis ini
merujuk pada sejenis novel atau cerpen yang secara sengaja
mengoyak ilusi fiktif dan mengomentari secara langsung hakikat
fiktifnya sendiri atau proses penulisannya.
n. Faksi istilah ini diperkenalkan oleh pengarang asal Amerika,
Truman Capote, dan merupakan kata portmanteau (dari fact +
fiction). Dalam karya ini teknik-teknik novel digunakan untuk
memunculkan kembali peristiwa-peristiwa sejarah bagi
pembacanya. Istilah ini dengan demikan bermakna suatu karya
yang keberadaanya antara diantara fakta dan fiksi, yang
utamanya berurusan dengan peristiwa atau tokoh nyata, tetapi
dengan menggunakan rincian rekaan untuk meningkatkan tingkat
keterpercayaan dan keterbacaannya (h.22)
Jadi terdapat berbagai jenis novel seiring perkembangan
ilmu pengetahuan baik di nusantara maupun dunia. Semakin
berkembangnya jenis novel menambah warna baru dalam karya
sastra, sehingga dapat menambah bahan bacaan bagi penikmat
sastra.
B. Nilai Pendidikan
1. Nilai pendidikan
Pendidikan merupakan suatu usaha membimbing, mengarahkan
seseorang agar menjadi manusia yang kaya akan ilmu pengetahuan
serta memiliki nilai pendidikan yang baik. Pendidikan pertama
15
didapatkan melalui keluarga, selain keluarga pemerintah juga memiliki
peran penting didalamnya.
Menurut Wiyani (2018) Secara istilah, pendidikan dapat diartikan
sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
kegamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara (h.71). Jadi pendidikan merupakan usaha yang dilakukan
secara sadar untuk mewujudkan kekuatan spiritual keagamaan, sebagai
pengendalian diri, kepribadian, meningkatkan kecerdasan, akhlak
mulia, dan keterampilan.
Menurut Muslich (2011) pendidikan adalah proses internalisasi
budaya ke dalam diri seseorang dan masyarakat sehingga membuat
orang dan masyarakat jadi beradab. Pendidikan bukan merupakan
sarana transfer ilmu pengetahuan saja, tetapi lebih luas lagi, yaitu
sebagai sarana pembudayaan dan penyaluran nilai (enkulturisasi dan
sosialisasi) (h.69). Jadi pendidikan adalah usaha pengenalan,
penghayatan budaya kepada seseorang agar menjadi manusia yang
beradab, karena pendidikan tidak hanya mempelajari ilmu pengetahuan
saja tetapi proses dan penyaluran nilai-nilai.
Menurut Miranti (2014) Pendidikan karakter merupakan hakikat
dari tujuan pendidikan itu sendiri, yaitu pendidikan yang
mengutamakan pembentukan karakter anak disamping
mengembangkan ilmu pengetahuannya (h.105). Jadi pendidikan
karakter merupakan usaha dalam pembentukan karakter selain
mengembangkan ilmu pengetahuan.
Menurut Samani (2016) Pendidikan karakter adalah proses
pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi manusia
seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa
dan karsa. Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan
16
nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak,
yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk
memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik, dan
mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan
sepenuh hati (h.45). Jadi pendidikan karakter adalah suatu proses
pemberian bimbingan kepada peserta didik untuk menciptakan
manusia yang berkarakter.
Menurut pendapat beberapa para ahli tersebut dapat disimpulkan
bahwa pendidikan karakter merupakan bimbingan secara sadar yang
dilakukan oleh orang dewasa kepada peserta didik, didalam bimbingan
tersebut selain pemberian ilmu pengetahuan juga terdapat penanaman
nilai pendidikan karakter agar peserta didik menjadi manusia yang
lebih baik dari sebelumnya.
2. Jenis-jenis nilai pendidikan karakter
Terdapat beberapa jenis nilai pendidikan karakter yang berbeda
antara satu dengan yang lain hal tersebut tergantung dari sudut
pandang mana dalam meyakini pendidikan karakter Menurut Zubaedi
(2013) teridentifikasi nilai untuk pendidikan karakter sebagai berikut:
a. Religius yaitu sikap dan prilaku yang patuh dalam
melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terdapat
pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan
pemeluk agama lain.
b. Jujur yaitu prilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan
dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam
perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
c. Toleransi yaitu sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan
agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain
yang berbeda dari dirinya.
d. Disiplin yaitu tindakan yang menunjukan prilaku tertib dan
patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
17
e. Kerja keras yaitu prilaku yang menunjukan upaya sungguh-
sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas,
serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
f. Kreatif yaitu berfikir dan melakukan sesuatu untuk
menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah
dimiliki.
g. Mandiri yaitu sikap dan prilaku yang tidak mudah tergantung
pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
h. Demokratis yaitu cara berfikir, bersikap dan bertindak yang
menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
i. Rasa ingin tahu yaitu sikap dan tindakan yang selalu berupaya
untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu
yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
j. Semangat kebangsaan yaitu cara berfikir, bertindak, dan
berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan
negara di atas kepentingan diri sendiri dan kelompoknya.
k. Cinta tanah air yaitu cara berfikir, bersikap dan berbuat yang
menunjukan kesetiaan, kepedulian dan penghargaan yang
tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya,
ekonomi, dan politik bangsa.
l. Menghargai prestasi yaitu sikap dan tindakan yang mendorong
dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi
masyarakat, dan mengakui serta menghormati keberhasilan
orang lain.
m. Bersahabat / Komunikatif yaitu tindakan yang memperlihatkan
rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerjasama dengan orang
lain.
n. Cinta Damai yaitu sikap, perkataan, dan tindakan yang
menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas
kehadiran dirinya.
18
o. Gemar membaca yaitu kebiasaan menyediakan waktu untuk
membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi
dirinya.
p. Peduli lingkungan yaitu sikap dan tindakan selalu berupaya
mencegah kerusakan pada lingkungan alam disekitarnya, dan
mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan
alam yang sudah terjadi.
q. Peduli sosial yaitu sikap dan tindakan yang selalu ingin
memberi bantuan kepada orang lain dan masyarakat yang
membutuhkan.
r. Tanggung jawab yaitu sikap dan prilaku seseorang untuk
melaksanakan tugas dan kewajiban yang seharusnya dilakukan
terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan
budaya), Negara dan Tuhan Yang Maha Esa (h.74). jadi nilai
pendidikan karakter terbagi menjadi 18 jenis yang berfungsi
untuk mengarahkan dan membentuk karakter peserta didik ke
hal-hal yang bersifat positif.
Sedangkan terdapat pendapat berbeda mengenai jenis nilai
pendidikan karakter menurut Gunawan (2012) Kemendiknas
melansir berdasarkan kajian nilai-nilai agama, norma-norma
sosial, peraturan/hukum, etika akademik, dan prinsip-prinsip
HAM, telah teridentifikasi 80 butir nilai karakter yang
dikelompokan menjadi lima yaitu,
a. Nilai-nilai perilaku manusia dalam hubungannya dengan
Tuhan Yang Maha Esa,
b. Nilai-nilai perilaku manusia dalam hubungannya dengan
diri sendiri,
c. Nilai-nilai perilaku manusia dalam hubungannya dengan
sesama manusia,
d. Nilai-nilai perilaku manusia dalam hubungan dengan
lingkungan,
19
e. Nilai-nilai perilaku manusia dalam hubungannya dengan
kebangsaan (h.32).
Jadi terdapat lima nilai pendidikan karakter yaitu
antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan diri sendiri,
manusia dengan sesama manusia, manusia dengan
lingkungan, manusia dengan kebangsaan. Nilai-nilai
tersebut memiliki peranan masing-masing dalam
meningkatkan nilai pendidikan karakter.
Berdasarkan pendapat beberapa para ahli terdapat berbagai
jenis nilai pendidikan karakter yang pada hakikatnya berfungsi
untuk meningkatkan nilai pendidikan karakter peserta didik.
Dalam penelitian ini peneliti batasi hanya mengkaji enam nilai
pendidikan karakter yaitu sikap jujur, bersahabat, tanggung
jawab, kerja keras, mandiri, disiplin yang terdapat pada novel
Kami Bukan Sarjana Kertas karya J.S Khairen.
C. Sosiologi Sastra
Sosiologi sastra merupakan ilmu yang mempelajari masyarakat.
Pendekatan sosiologi sastra berkaitan erat dengan masyarakat karena
sastra merupakan cerminan kehidupan di masyarakat. Menurut Ratna
(2013) Sosiologi sastra berasal dari kata sosiologi dan sastra. Sosiologi
berasal dari kata sosio (Yunani) (Socius berarti bersama-sama, bersatu,
kawan teman) dan logi (logos berarti sabda, perkataan, perumpamaan).
Perkembangan berikutnya mengalami perubahan makna, soio/ socius
berarti masyarakat, logi atau logos berarti ilmu. Jadi, sosiologi berarti
ilmu mengenai asul-usul dan pertumbuhan (evolusi) masyarakat, ilmu
pengetahuan yang mempelajari keseluruhan jaringan hubungan
antarmanusia dalam masyarakat, sifat umum, rasional, dan empiris.
Sastra dari kata sas (Sansekerta) berarti mengarahkan, mengajar
memberi petunjuk dan instruksi. Sedangkan tra berarti alat, sarana.
Jadi sastra berarti kumpulan alat untuk mengajar, buku petunjuk atau
20
buku pengajaran yang baik (h. 1). Jadi sosiologi sastra merupakan ilmu
yang mempelajari keseluruhan hubungan dalam masyarakat, baik sifat
maupun perilaku masyarakat.
Menurut Wellek (2013) pendekatan sosiologi sastra terdapat tiga
sasaran yaitu :
a. Sosiologi pengarang yaitu membicarakan latar belakang status
sosial pengarang, idiologi pengarang, dan faktor sosial lain
mengenai pengarang dalam menghasilkan karya sastra.
b. Sosiologi karya sastra yaitu membicarakan tentang aspek sosial
yang terdapat dalam karya sastra.
c. Sosiologi pembaca yaitu membicarakan tentang masalah
pembaca dan pengaruh sosial karya sastra menurut pembaca
(hal. 187).
Jadi sosiologi sastra terdapat tiga sasaran yaitu sosiologi
pengarang, sosiologi karya sastra dan sosiologi pembaca.
Ketiga sasaran tersebut tidak terlepas dengan masyarakat.
sastra tidak terlepas dari masyarakat.
Menurut pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan
bahwa sosiologi sastra merupakan ilmu yang mempelajari
mengenai hubungan di masyarakat baik sifat, maupun perilaku
yang yang diharapkan melalui sosiologi sastra dapat
memberikan petunjuk atau pembelajaran yang baik.
D. Penelitian Relevan
1. Hasil penelitian Reni Nawang Sakti (2013) Nilai Pendidikan Karakter
Bumi Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy dan Relevansinya
Terhadap Materi Pembelajaran Sastra di SMA. Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri
Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan
menganalisis nilai pendidikan karakter apa saja yang terkandung dalam
novel Bumi Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy. Perbedaan
21
penelitian ini dengan peneliti yaitu penelitian ini menganalisis nilai
pendidikan karakter pada Novel Bumi Cinta Karya Habiburrahman El
Shirazy, sedangkan peneliti menganalisis nilai pendidikan karakter
dalam Novel Kami Bukan Sarjana Kertas Karya J.S Khairen
Persamaan pada penelitian ini yaitu sama-sama meneliti nilai-nilai
pendidikan karakter
2. Hasil penelitian Lusy Tri Lestari (2018) Nilai-Nilai Pendidikan
Karakter Novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata dan Pembelajaran
di SMA. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Lampung. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
nilai-nilai pendidikan karakter dalam novel Sang Pemimpi karya
Andrea Hirata. Perbedaan penelitian ini dengan peneliti yaitu
penelitian ini menganalisis nilai pendidikan karakter pada Novel Sang
Pemimpi Karya Andrea Hirata, sedangkan peneliti menganalisis nilai
pendidikan karakter dalam Novel Kami Bukan Sarjana Kertas Karya
J.S Khairen Persamaan pada penelitian ini yaitu sama-sama meneliti
nilai-nilai pendidikan karakter
3. Hasil penelitian Havid Dyah Indriati (2017) Nilai-Nilai Pendidikan
Karakter dalam Novel Menggapai Matahari Karya Adnan Katino dan
Implementasinya dalam Bahan Pembelajaran Bahasa Indonesia di
SMA. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan struktur yang membangun novel Menggapai
Matahari karya Adnan Katino, mendeskripsikan implementasi nilai-
nilai pedidikan karakter dalam bahan pembelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia di SMA. Perbedaan penelitian ini dengan peneliti yaitu
penelitian ini menganalisis Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam
Novel Menggapai Matahari Karya Adnan Katino dan
Implementasinya dalam Bahan Pembelajaran Bahasa Indonesia di
22
SMA, sedangkan peneliti menganalisis nilai pendidikan karakter dalam
Novel Kami Bukan Sarjana Kertas Karya J.S Khairen Persamaan pada
penelitian ini yaitu sama-sama meneliti nilai-nilai pendidikan karakter.
23
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian
Penelitian ini tergolong penelitian kualitatif dengan metode analisis
deskriptif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan
metode analisis deskriptif sebagai alat untuk menganalisis suatu objek dan
sebagai alat ukur terhadap penelitian. Menurut Sudaryono (2018)
Penelitian Kualitatif merupakan penelitian yang berupa menganalisis
kehidupan sosial dengan menggambarkan dunia sosial dari sudut pandang
atau interpretasi individu (informan) dalam latar alamiah (h. 91). Jadi
penelitian kualitatif hasil dari kegiatan analisis yang dilakukan dalam
kehidupan sosial. Selanjutnya menurut Eriyanto (2011) Penggunaan
analisis isi terdapat dalam tiga aspek. Pertama, analisis isi ditempatkan
sebagai metode utama. Kedua, analisis isi dipakai sebagai salah satu
metode saja dalam penelitian. Ketiga, analisis isi dipakai sebagai bahan
pembanding untuk menguji kesahihan dan kesimpulan yang telah didapat
dari metode lain (h.10). jadi dalam penelitian ini analisis isi digunakan
sebagai metode dalam penelitian ini, karena terdapat kesesuaian dengan
apa yang akan dianalisis yaitu novel Kami Bukan Sarjana Kertas karya J.S
Khairen.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode
analisis deskriptif, karena terdapat kesesuaian dengan yang akan di analisis
oleh peneliti yaitu Nilai Pendidikan karakter pada Novel Kami Bukan
Sarjana Kertas Karya J.S Khairen. Dalam penelitian ini akan dilakukan
metode analisis deskriptif karena data penelitian dideskriptifkan melihat
kenyataan sesungguhnya yang berupa tulisan, lalu dianalisis dan
ditafsirkan dengan objek kemudian dideskripsikan dalam bentuk kata-kata
dan bahasa.
24
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini tidak terikat dalam satu tempat atau satu lokasi
karena objek yang diteliti berupa karya fiksi atau karya sastra, yaitu
novel Kami Bukan Sarjana Kertas karya J.S Khairen. Penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan analisis deskripsi yang terus
dikembangkan oleh peneliti
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dimulai dari pengajuan judul proposal sampai
pada ujian skripsi. Adapun rincian untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.
Tabel 3.1
Jadwal Penelitian
No.
Kegiatan
Waktu
Desember
2019
Januari
2020
Februari
2020
Maret
2020
April
2020
Mei
2020
1. Pengajuan
Judul
2. Sidang
Judul
3. Bimbingan
Proposal
4. Seminar
Proposal
Skripsi
C. Sumber dan Jenis Data Penelitian
Sumber data merupakan bagian yang sangat penting dalam sebuah
penelitian, karena ketepatan dalam memilih dan menentukan jenis
25
sumber data akan menentukan ketepatan data atau informasi yang
diperoleh.
1. Sumber data dalam penelitian ini adalah nilai pendidikan karakter yang
terdapat dalam novel Kami Bukan Sarjana Kertas karya J.S Khairen.
Novel ini terbit pada tanggal 1 Februari 2019.
2. Jenis Data Penelitian
Menurut siswantoro (2014) sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu sumber data primer dan
sumber data sekunder (h.70).
a. Data Primer adalah data utama yang didapatkan secara langsung
dalam penelitian ini, data primer dalam penelitian ini adalah novel
Kami Bukan Sarjana Kertas karya J.S Khairen
b. Data Sekunder adalah sumber yang diperoleh secara tidak langsung
atau lewat perantara. Data sekunder berfungsi untuk mendukung
data primer. Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang
diperoleh dari buku-buku, jurnal, serta penelitian terdahulu,
khususnya penelitian yang relevan dengan penelitian ini.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian menggunakan
observasi, analisis isi dan studi dokumen melalui novel Kami Bukan
Sarjana Kertas karya J.S Khairen yang menjadi sumber utama dalam
penelitian. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini secara garis
besar dengan cara, membaca, mencatat dan mendokumentasikan. Untuk
memahami teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, maka perlu
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Membaca secara keseluruhan novel Kami Bukan Sarjana
Kertas karya J.S Khairen dengan cermat dan langsung
mengumpulkan data dengan mencari dan menandai penggalan-
penggalan novel yang mengandung nilai pendidikan karakter.
26
b. Mencatat kalimat yang mengandung nilai pendidikan karakter
dalam novel Kami Bukan Sarjana Kertas Karya J.S Khairen.
c. Mengklasifikasi nilai pendidikan karakter pendidikan dalam
novel Kami Bukan Sarjana Kertas Karya J.S Khairen.
d. Memindahkan temuan yang mengandung nilai pendidikan
karakter dalam novel Kami Bukan Sarjana Kertas Karya J.S
Khairen ke tabel instrumen analisis.
e. Menganalisis dan menginterpretasi data tersebut berdasarkan
hasil data yang diperoleh.
f. Mendeskripsikan nilai pendidikan karakter yang terkandung
dalam novel Kami Bukan Sarjana Kertas karya J.S Khairen.
g. Menyimpulkan berdasarkan hasil analisis nilai pendidikan
karakter pada novel Kami Bukan Sarjana Kertas karya J.S
Khairen.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian dilakukan sebagai sarana penelitian yang
digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa dan menganalisis data secara
sistematis sebagai alat pemecahan masalah. Instrumen penelitian menurut
Sugiyono (2015) adalah alat yang digunakan mengukur fenomena alam
maupun sosial yang diamati (h. 148). Jadi instrumen merupekan alat yang
digunakan untuk membantu peneliti dalam mengukur fenomena yang
sedang diamati.
Instrumen penelitian yang digunakan adalah peneliti sendir yang
dibantu oleh tabel Nilai Pendidikan Karakter Pada Novel Kami Bukan
Sarjana Kertas karya J.S Khairen dan Implikasinya Dengan Materi
Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA berdasarkan teori yang
dikemukakan oleh Zubaedi, 2013: 74).
Tabel 3.2
Nilai Pendidikan Karakter (Zubaedi, 2013: 74)
27
No
Kutipan
Kalimat
Jenis Nilai Pendidikan Karakter Ket
Jujur Bersahabat Tanggung
Jawab
Kerja
Keras
Mandiri Disiplin
Keterangan :
1. Nilai Pendidikan Karakter jujur
2. Nilai Pendidikan Karakter Bersahabat
3. Nilai Pendidikan Karakter Tanggung Jawab
4. Nilai Pendidikan Karakter Kerja Keras
5. Nilai Pendidikan Karakter Mandiri
6. Nilai Pendidikan Karakter Disiplin
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan proses pencarian dan penyusunan
data secara sistematis dari hasil data yang diperoleh. Dalam penelitian ini
teknik analisis data merupakan suatu proses pengungkapan, pengurutan
data tentang nilai pendidikan karakter yang terdapat pada novel Kami
Bukan Sarjana Kertas karya J.S Khairen yang diuraikan sehingga pada
akhirnya dapat ditarik kesimpulan tentang nilai pendidikan karakter yang
terkandung dalam novel tersebut. Teknik analisis data dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan bagian dari analisis yang menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan, mengarahkan data dengan cara
sedemikian rupa. Menurut Sugiyono (2015) merupakan proses berfikir
sensitif yang memerlukan kecerdasan dan keleluasaan serta kedalaman
28
wawasan yang tinggi. Reduksi data dalam penelitian ini adalah
memfokuskan pada hal-hal yang dianggap penting mengenai nilai
pendidikan yang terkandung dalam novel Kami Bukan Sarjana Kertas
karya J.S Khairen. Reduksi data menjadi penting karena merupakan
gambaran jelas untuk mempermudah dalam pengumpulan data
penelitian yang berkaitan dengan masalah yang dianalisis.
2. Penyajian Data
Pada tahap ini peneliti harus menyusun data-data yang sudah
diperoleh, serta membaca buku mengenai nilai pendidikan karakter
untuk mempermudah pemahaman dalam menganalisis data agar
mendapatkan nilai pendidikan karakter dalam novel Kami Bukan
Sarjana Kertas karya J.S Khairen..
3. Menarikan kesimpulan
Menarik kesimpulan tentang hasil analisis dalam novel Kami Bukan
Sarjana Kertas karya J.S Khairen dengan adanya langkah-langkah
dalam teknik analisis data akan memudahkan peneliti dalam
memperoleh data yang dianalisis.
G. Keabsahan Data
Keabsahan data dalam penelitian ini perlu dikemukakan dalam uji
keabsahan data. Untuk meyakinkan bahwa deskripsi data yang telah
disajikan adalah data yang absah dan memiliki derajat kepercayaan
dilakukan teknik penjamin keabsahan melalui Objektivitas
(Confirmability) dan Kesahihan Eksternal (Credibility).
1. Objektivitas (confirmability)
Untuk mencapai objektivitas dengan fokus penelitian yang
ditetapkan, pengumpulan data mengacu pada fokus permasalahan
berdasarkan analisis yang dikumpulkan secara maksimal dalam
waktu yang sudah ditentukan.
2. Kesahihan Internal
29
Validasi internal yaitu membahasa seberapa jauh hasil penelitian
yang dapat dipercaya. Penelitian akan menggunakan hal-hal
sebagai berikut :
a. Observasi Terus Menerus
Pengamatan dalam penelitian ini dilakukan secara berurutan.
Mengamati objek yang akan diteliti berulang-ulang, dengan
menganalisis data-data yang penting berkaitan dengan masalah
yang dianalsis. Menganalisis dan mengamati masalah secara
teliti akan memudahkan penelitian dalam menganalisis
masalah.
b. Diskusi dengan teman sejawat
Mendiskusikan hasil penelitian dengan teman sejawat
merupakan bagian dari keabsahan. Kritik, saran dan berbagai
pertanyaan yang ditunjukan kepada teman sejawat, hasil
diskusi akan dijadikan bahan perbaikan dalam penelitian
sementara.
c. Triangulasi
Triangulasi merupakan proses pengecekan data. Menurut
Sugiyono (2015) triangulasi dalam pengujian kredibilitas
diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber
dengan berbagai cara, dan berbagai waktu (h. 372). Triangulasi
dibagi menjadi tiga yaitu, triangulasi sumber, triangulasi
waktu, dan triangulasi teknik.
Triangulasi penelitian ini menggunakan triangulasi sumber
yang dilakukan dengan cara observasi yang dapat
dibandingkan dengan hasil pengamatan. Hasil observasi dapat
dibandingkan dengan isi dari data yang dianalisis, yaitu nilai
pendidikan karakter dalam novel Kami Bukan Sarjana Kertas
karya J.S Khairen.
3. Kesahihan Eksternal
30
Tahap ini berkerkaitan dengan hasil penelitian yang ditransfer
orang lain dan dapat diaplikasikan dalam situasi lain, agar
mencapai kesahihan eksternal. Penelitian ini bersifat sistematis,
rinci, jelas dan dapat dipertanggungjawabkan.
4. Keterandalan (Dependability)
Keterandalan berupa bentuk untuk menguji tercapainya data dalam
penelitian. Data yang disajikan akan dilakukan audit kembali
terhadap keseluruhan
Untuk menguji dan sudah tercapainya keterandalan data dalam
penelitian ini, maka dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Manusia sering melakukan keslahan begitu juga dengan
penelitian ini sebab pengalaman waktu, dan pengetahuan yang
peneliti miliki. Peneliti siap apabila data yang disajikan akan
dilakukan audit terhadap keseluruhan penelitian oleh dosen
sehingga uji keabsahan sampai pada simpulan penelitian.
31
Daftar Pustaka
Aziez, Furqonul. 2015. Menganalisis Fiksi Sebuah Pengantar. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Eriyanto. 2011. Analaisi Isi: Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu
Komunikasi dan Ilmu-ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana.
Gunawan, Heri. 2012. Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi. Bandung:
Alfabeta
Kosasih, E. 2014. Dasar-dasar Keterampilan Bersastra. Bandung: Yrama Widya.
Muslich, Masnur. 2011. Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis
Multidimensional. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Nurgiyantoro, Burhan. 2013. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Ratna, Nyoman Kutha. 2013. Paradigma Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Samani, Muchlas. 2016. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Siswantoro. 2014. Metode Penelitian Sastra: Analisis Struktur Puisi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Sumardjo, Jakob. 1984. Memahami kesusatraan. Bandung: Alumni.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kualitatif, dan
R&D). Bandung: Alfabeta.
Sudaryono. 2018. Metodologi Penelitian. Depok: PT. Raja Grafindo Persada.
Stanton, Robert. 2007. Teori Fiksi Robert Stanton. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Tarigan, Henry Guntur. 2015. Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung: CV
Angkasa.
Wellek, Rene dan Waren. 2013. Teori kesusastraan. Jakarta: Gramedia.
Wiyani, Novan Ardy. 2018. Pendidikan Karakter Berbasis Total Quality
Management Konsep dan Aplikasi di Sekolah. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
32
Zubaedi. 2013. Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalam
Lembaga Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Miranti, Ira. 2014. Deiksis. Vol. 06 No. 02.
https://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/Deiksis/article/view/520 [ 14
Maret 2020, Pukul 15.30].