nilai pendidikan karakter pada novel kami bukan …

38
NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA NOVEL KAMI BUKAN SARJANA KERTAS KARYA J.S KHAIREN DAN IMPLIKASINYA DENGAN MATERI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA Proposal Skripsi Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana dalam bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Oleh Nuraeni (1688201105) PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG 2020

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA NOVEL KAMI BUKAN …

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA NOVEL KAMI

BUKAN SARJANA KERTAS KARYA J.S KHAIREN DAN

IMPLIKASINYA DENGAN MATERI PEMBELAJARAN

BAHASA INDONESIA DI SMA

Proposal Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar sarjana dalam bidang

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh

Nuraeni (1688201105)

PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

2020

Page 2: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA NOVEL KAMI BUKAN …

i

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama Mahasiswa : Nuraeni

Nomor Induk Mahasiswa : 1688201105

Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Judul Skripsi : Nilai Pendidikan Karakter Pada Novel Kami

Bukan Sarjana Kertas Karya J.S Khairen dan

Implikasinya Dengan Materi Pembelajaran Bahasa

Indonesia di SMA.

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing Skripsi untuk mengikuti Sidang Proposal

Skripsi.

Tangerang, 28 April 2020

Tim Pembimbing: Tanda Tangan :

Pembimbing I,

Ira Anisa Purawinangun, M.Pd .........................

NBM. 1211175

Pembimbing II,

Nori Anggraini, S.Pd., M.A. .........................

NBM. 1146136

Ketua Program Studi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Blewuk Setyo Nugroho, M.Pd

NBM. 1094914

Page 3: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA NOVEL KAMI BUKAN …

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Nuraeni

Nomor Induk Mahasiswa : 1688201105

Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Dengan ini menyatakan bahwa judul skripsi Nilai Pendidikan Karakter

Pada Novel Kami Bukan Sarjana Kertas Karya J.S Khairen dan Implikasinya

Dengan Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA beserta seluruh isinya

adalah benar-benar karya sendiri dan bukan merupakan hasil jiplakan atau plagiat

dari karya orang lain karena hal tersebut melanggar etika yang berlaku dalam

kaidah keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap menaggung resiko atau sanksi

yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ternyata terdapat

pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari

pihak lain terhadap keaslian karya ini.

Tangerang, 28 April 2020

Nuraeni

NIM. 1688201105

Page 4: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA NOVEL KAMI BUKAN …

iii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warohmatullahi Waborakatuh

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan proposal skripsi

ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Baginda Nabi

Muhammad SAW yang telah membawa umatnya keluar dari zaman

jahiliyah ke zaman cahaya islami yang terang benderang. Tak lupa peneliti

ucapkan terima kasih kepada Dosen yang telah mempercayai dan

membimbing dalam membuat proposal skripsi ini. Adapun maksud dan

tujuan pembuatan proposal skripsi ini adalah untuk mendeskripsikan Nilai

Pendidikan Karakter pada Novel Kami Bukan Sarjana Kertas Karya J.S

Khairen dan Implikasinya Dengan Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia

di SMA.

Penelitian ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar sarjana dalam bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di

Universitas Muhammadiyah Tangerang. Dengan penelitian ini semoga apa

yang peneliti harapkan dapat tercapai dengan sebaik-baiknya dan dapat

menjadi ilmu yang bermanfaat untuk makhluk hidup di muka bumi.

Dengan ketulusan hati dan tersenyum manis, peneliti mengucapkan

terima kasih yang teramat tulus kepada:

1. Dr. H. Ahmad Amarullah, M.Pd Rektor Universitas

Muhammadiyah Tangerang;

2. Dr. Enawar, S.Pd., M.M., MOS Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Tangerang;

3. Sumiyani, M.Pd., Wakil Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Tangerang;

4. Dr. Asep Suhendar, M.Pd., Wakil Dekan II Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Tangerang;

Page 5: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA NOVEL KAMI BUKAN …

iv

5. Blewuk Setyo Nugroho, M.Pd., Kaprodi Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Tangerang;

6. Dosen pembimbing I Ira Anisa Purawinangaun, M.Pd;

7. Dosen pembimbing II Nori Anggraini, S.Pd., MA;

8. Ibu Ida dan bapak Zaenal Abidin kedua orang tua yang selalu

mendukung dan mendoakan dalam melakukan penelitian ini,

sehingga penlitian ini dapat selesai sesuai dengan waktunya;

9. Ima fitria. S.Kep, Ika Rahmawati Zaenal, dan Aldebaran

Ramadhan Zaenal yang selalu memberikan dukungan semangat

dalam penelitian ini;

10. rekan-rekan seperjuangan A1 Program Studi Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah berjuang dari awal

perkuliahan hingga selesai penyusunan skripsi ini;

11. seluruh pihak yang sudah bersedia membantu dengan ikhlas

dan tulus dalam penyusunan skripsi ini yang tidak bisa peneliti

sebutkan satu persatu.

Semoga Allah senantiasa melimpahkan berkah-Nya sebagai

balasan atas semua kebaikan yang telah di berikan. Peneliti

menyadari bahwa skripsi ini masih teramat jauh dari sempurna.

Untuk itu peneliti mengharapkan kritikan dan arahan yang

bersifat membangun untuk menyempurnakan skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti dan seluruh

Akademik. Amin

Wassalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Tangerang, 28 April 2020

Peneliti

Page 6: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA NOVEL KAMI BUKAN …

v

Daftar Isi

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ..................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .............................................................. ii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii

Daftar Isi.................................................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Fokus Masalah ............................................................................................. 4

C. Rumusan Masalah ........................................................................................ 4

D. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 4

E. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 6

A. Hakikat Novel .............................................................................................. 6

1. Pengertian Novel ...................................................................................... 6

2. Ciri-ciri Novel .......................................................................................... 7

3. Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Novel ....................................................... 8

4. Jenis-jenis Novel .................................................................................... 11

B. Nilai Pendidikan ......................................................................................... 14

1. Nilai pendidikan ..................................................................................... 14

2. Jenis-jenis nilai pendidikan karakter ...................................................... 16

C. Sosiologi Sastra .......................................................................................... 19

D. Penelitian Relevan ...................................................................................... 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 23

A. Pendekatan dan Metode Penelitian ............................................................ 23

B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 24

C. Sumber dan Jenis Data Penelitian .............................................................. 24

D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 25

E. Instrumen Penelitian................................................................................... 26

F. Teknik Analisis Data .................................................................................. 27

G. Keabsahan Data .......................................................................................... 28

Daftar Pustaka ....................................................................................................... 31

Page 7: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA NOVEL KAMI BUKAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Karya sastra merupakan sebuah ungkapan perasaan, gagasan, atau

pikiran seseorang yang dituangkan melalui media bahasa. Melalui bahasa

seorang pengarang dapat dengan bebas mengekspresikan tentang

kehidupan yang dialami oleh dirinya maupun disekelilingnya baik yang

terjadi pada masa lampau maupun masa sekarang. Karya sastra terdiri dari

berbagai bentuk yaitu puisi, prosa , dan drama. Prosa dapat berupa novel.

Novel adalah karya sastra yang berbentuk prosa yang memiliki

unsur-unsur instrinsik dan ekstrinsik. Novel biasanya menceritakan

tentang kehidupan manusia dalam kehidupan dilingkungannya. Pengarang

biasanya berusaha membawa pembaca untuk masuk kedalam gambaran

mengenai realita kehidupan melalui cerita yang dikisahkan oleh

pengarang. Sastra berkaitan erat dengan masyarakat karena karya yang

diciptakan oleh pengarang memiliki manfaat tidak hanya untuk dirinya

sendiri melainkan untuk pembaca novel.

Novel merupakan salah satu karya sastra yang diciptakan

pengarang untuk mengungkapkan ide, gagasan, perasaan melalui media

bahasa. Novel berisi tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan

kehidupan sosial dan mendorong untuk berprilaku yang baik karena nilai

merupakan sesuatu yang menarik bagi pembaca, sesuatu yang dicari,

sesuatu yang menyenangkan, sesuatu yang disukai dan diinginkan,

singkatnya sesuatu yang baik. Melalui novel diharapkan dapat

memberikan nilai-nilai positif bagi pembaca

Novel yang kini sedang ramai dibicarakan yaitu novel Kami Bukan

Sarjana Kertas karya J.S Khairen berkisah di kampus UDEL, terjebaklah

tujuh mahasiswa yang hidup segan kuliah tidak mau. Mereka terpaksa

kuliah di kampus yang google saja tidak dapat mendeteksi. Alasan mereka

Page 8: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA NOVEL KAMI BUKAN …

2

masuk UDEL bermacam-macam ada yang otaknya tidak mampu masuk

negeri, ada yang orang tuanya tidak cukup masuk swasta unggul, ada pula

yang karena agar kuliah saja. Akankah mereka bertahan dikampus yang

amburadul ini? Sekalipun iya, bisakah mereka menjadi sarjana yang tidak

sekadar diatas kertas. Novel ini terbagi menjadi 35 episode yang menarik

untuk dibaca.

Semakin banyaknya novel terbit yang mengandung nilai

pendidikan diharapkan dapat dijadikan panutan bagi peserta didik

disekolah Selain Pendidikan pertama yang didapatkan melalui keluarga,

terutama dari kedua orang tua mulai dari hal-hal yang sederhana sampai

hal yang sangat rumit. Lingkungan sosial juga dapat memengaruhi

pendidikan pada anak, karena terdapat lingkungan yang berpengaruh

menuju hal positif sehingga dapat mendidik anak, ke arah yang lebih baik

atau lingkungan yang negatif sehingga berdampak buruk bagi anak.

Sekolah sudah mulai menerapkan pendidikan karakter, diharapkan selain

anak mendapatkan ilmu pengetahuan juga dapat mempelajari nilai-nilai

pendidikan yang dapat diterapkan dalam kehidupan melalui pendidikan

karakter.

Pendidikan karakter sebaiknya ditanamkan kepada anak sejak dini

karena bangsa yang maju tercermin dari anak bangsa yang berilmu,

berprilaku sopan, dan santun, baik ke antar manusia ataupun kepada sang

pencipta, Didalam Mendidik anak bukan hanya peran orang tua saja,

melainkan juga pemerintah memiliki peran penting didalamnya sesuai

dengan pembukaan undang-undang dasar 1945 alinea ke empat yang

berbunyi “..... mencerdaskan kehidupan bangsa......” dalam batang tubuh

UUD 1945 pada pasal 31 ayat (1)”setiap warganegara berhak

mendapatkan pendidikan” sesuai peraturan yaitu mencerdaskan kehidupan

bangsa yang dapat diartikan mendapatkan pendidikan merupakan hak asasi

manusia yang harus diwujudkan oleh pemerintah, baik dari pemerintah

pusat maupun pemerintah daerah.

Page 9: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA NOVEL KAMI BUKAN …

3

Seiring perkembangan zaman, nilai-nilai pendidikan karakter di

kalangan pelajar sangat memprihatinkan. Sebagian masyarakat mulai tidak

peduli dengan kepentingan umum dan lebih mengutamakan kepentingan

pribadi. Oleh karena itu di tengah berbagai permasalahan yang ada dalam

kehidupan berbangsa yang terdapat beragam penyimpangan dari hakikat

kehidupan yang sebenarnya, pendidikan dianggap sebagai jalan keluar

alternatif dari berbagai permasalahan yang ada saat ini. Seperti dalam

undang-undang No.20 tahun 2003 pasal 3 tentang sistem pendidikan

nasional telah ditegaskan bahwa “pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban

bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi

manusia beriman dan betaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

yang demokratis serta bertanggung jawab. Melihat situasi saat ini maka

novel Kami Bukan Sarjana Kertas karya J.S Khairen dapat dijadikan salah

satu pilihan untuk dijadikan bahan ajar pada materi pembelajaran Bahasa

Indonesia di SMA karena novel ini mengandung nilai pendidikan karakter

yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya novel

ini memberi pelajaran bahwa jangan takut untuk bermimpi setinggi langit

karena suatu hari nanti kita akan dapat meraih mimpi itu. Novel ini

memberi gambaran agar kita dapat memutuskan seberapa penting

sebenarnya nilai sebuah ijazah.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka, peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian mengenai Nilai Pendidikan Karakter pada

novel Kami Bukan Sarjana Kertas karya J.S Khairen dan Implikasinya

dengan Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA karena beberapa

alasan pertama terdapat kata motivasi yang memang diselipkan pada buku

sehingga membuat pembaca termotivasi. Kedua buku ini menggunakan

bahasa yang mudah dipahami, ketiga buku ini mengandung pesan moral

tentang kehidupan yang dapat dijadikan pelajaran bagi pembaca, keempat

Page 10: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA NOVEL KAMI BUKAN …

4

buku ini sempat menjadi best seller di beberapa toko buku, sehingga

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pada novel Kami Bukan

Sarjana Kertas karya J.S Khairen.

B. Fokus Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti memfokuskan

penelitian sebagai berikut

1. Nilai Pendidikan Karakter pada Novel Kami Bukan Sarjana Kertas

Karya J.S Khairen

2. Implikasinya dengan Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan fokus masalah diatas dapat ditetapkan rumusan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Nilai Pendidikan karakter pada Novel Kami Bukan Sarjana

Kertas Karya J.S Khairen ?

2. Bagaimana Implikasi dengan Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia di

SMA?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat ditetapkan tujuan

penelitian yaitu sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan Nilai Pendidikan Karakter pada Novel Kami

Bukan Sarjana Kertas Karya J.S Khairen

2. Untuk mengetahui bagaimana Implikasinya dengan Materi

Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA.

E. Manfaat Penelitian

Hasil dari pembahasan ini diharapkan dapat memberikan manfaat

secara teoretis dan secara praktis sebagai berikut :

1. Manfaat Secara Teoretis

Page 11: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA NOVEL KAMI BUKAN …

5

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan perkembangan

ilmu Bahasa dan Sastra Indonesia, serta dapat bermanfaat dalam

keilmuan khususnya pada Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

2. Manfaat Secara Praktis

a. Bagi Guru

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif

sumber bahan ajar dalam rangka penanaman nilai-nilai pendidikan

karakter pada siswa.

b. Bagi Pembaca

Hasil penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan mengenai

nilai pendidikan karakter Pada Novel Kami Bukan Sarjana Kertas

Karya J.S Khairen.

c. Bagi Peneliti.

Sebagai pengalaman dalam meneliti dan menambah pengetahuan

serta wawasan sebagai sarana pembelajaran untuk meningkatkan

kembali nilai-nilai pendidikan karakter.

Page 12: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA NOVEL KAMI BUKAN …

6

BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Novel

1. Pengertian Novel

Karya sastra terbagi menjadi beberapa jenis salah satunya yaitu

novel. Novel merupakah salah satu karya sastra yang diciptakan

pengarang untuk mengungkapkan ide, gagasan, perasaan melalui

media bahasa. Menurut Stanton (2007) Novel mampu menghadirkan

perkembangan satu karakter, situasi sosial yang rumit, hubungan yang

melibatkan banyak atau sedikit karakter, dan berbagai peristiwa ruwet

yang terjadi beberapa tahun silam secara mendetail (h.90). Jadi novel

merupakan ungkapan seseorang untuk menghadirkan suatu karakter,

situasi sosial, atau berbagai peristiwa yang terjadi pada masa lampau

yang ditulis beberapa tahun setelah kejadian tersebut yang lebih

berkembang.

Menurut Abrams (1999) Novel (Inggris : novel) dan cerita pendek

(disingkat : cerpen; Inggris : short story) merupakan dua bentuk karya

sastra yang sekaligus disebut fiksi. Bahkan dalam perkembangannya

yang kemudian, novel dianggap bersinonim dengan fiksi. Dengan

demikian, pengertian fiksi dalam bahasa Inggris dan inilah yang

kemudian masuk ke Indonesia berasal dari bahasa Italia novella (yang

dalam bahasa Jerman : novelle). Secara harfiah novella berarti berarti

‘sebuah barang baru yang kecil’ dan kemudian diartikan sebagai ‘cerita

pendek dalam bentuk prosa’ Nurgiyantoro (2013: h.10). Jadi novel

merupakan sebuah karya yang baru yang terlihat kecil tetapi

didalamnya terdapat karya yang besar.

Menurut Kosasih (2014) Novel adalah karya imajinatif yang

mengisahkan sisi utuh atas problematika kehidupan sesorang atau

Page 13: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA NOVEL KAMI BUKAN …

7

beberapa orang tokoh (h.60). Jadi novel adalah sebuah kisah yang berisi

permasalahan kehidupan seorang tokoh atau lebih.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa novel

merupakan sebuah karya sastra yang didalamnya terdapat sebuah cerita

baik tentang karakter seseorang, situasi sosial, atau permasalahan

kehidupan seseorang atau beberapa orang yang terjadi pada masa

lampau yang dituangkan melalui media bahasa dalam bentuk novel.

2. Ciri-ciri Novel

Novel merupakan salah satu karya sastra yang berisi cerita berbentuk

prosa. Novel memiliki ciri yang membedakan dari karya sastra lainnya,

berikut merupakan ciri pokok novel menurut Sumardjo (1984) :

a. Plot sebuah novel biasanya memiliki plot pokok, yaitu batang

tubuh cerita. Ditambah atau dirangkai dengan plot-plot kecil yang

lain. Plot-plot kecil tadi hanyalah tambahan saja atau disebut anak

plot yang masih merupakan kesatuan atau bersifat menjelaskan plot

utamanya. Karena struktur bentuknya yang luas ini maka novel

dapat bercerita panjang lebar dan membahasa persoalan secara luas

dan mendalam pula.

b. Tema juga ada tema utama dan tema-tema sampingan yang

fungsinya sama dengan plot diatas. Inilah sebabnya dalam novel

dapat membahas hampir semua segi persoalan dari tema pokok.

c. Karakter, tokoh-tokoh dalam novel juga ada banyak. Ada kalanya

memang hanya melukiskan tokoh utamanya saja, sedang tokoh

yang lainnya hanya digambarkan sekilas hanya untuk melengkapi

penggambaran tokoh-tokoh utama. Tetapi dalam novel besar

pengarang sering menghidupkan banyak tokoh cerita yang masing-

masing digambarkan secara lengkap dan utuh (h.66). jadi novel

memiliki ciri yang dapat dilihat dari cerita yaitu plot, tema, dan

karakter yang dapat menjadi pembeda dari karya sastra lainnya.

Page 14: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA NOVEL KAMI BUKAN …

8

Novel merupakan salah satu bentuk karya sastra yang

banyak diminati oleh penikmat sastra. Novel terdapat ciri yang

membedakan dari karya sastra lainnya, berikut merupakan ciri

novel menurut Tarigan (2015) :

a. Novel bergantung pada tokoh,

b. Novel menyajikan lebih dari satu impresi,

c. Novel menyajikan lebih dari satu efek, dan

d. Novel menyajikan lebih dari satu emosi (h.168)

Jadi terdapat empat ciri pada novel yaitu tokoh, impresi,

efek, dan emosi yang dapat dilihat baik dari penggambaran

maupun cerita yang diungkapkan pengarang, hal tersebut dapat

menjadi daya tarik bagi penikmat karya sastra.

Menurut pendapat beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan

bahwa ciri-ciri novel dapat dilihat dari yaitu plot, tema, karakter

selain itu dapat pula dilihat dari segi tokoh, impresi, efek, dan

emosi yang tergambar dari cerita. Ciri tersebut dapat menjadi

pembeda dari karya sastra lainnya, dan dapat menjadi daya tarik

bagi penikmat sastra untuk membaca novel.

3. Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Novel

Novel terdapat tujuh unsur dinamakan unsur intrinsik. Unsur

intrinsik berfungsi sebagai unsur pembangun cerita dalam novel,

berikut merupakan unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik pada novel

menurut Kosasih (2014) :

a. Tema adalah gagasan yang menjalin struktur isi cerita. Tema suatu

cerita menyangkut segala persoalan, bai itu berupa masalah

kemanusiaan, kekuasaan, kasih sayang, kecemburuan dan

sebagainya.

b. Alur merupakan sebagian dari unsur intrinsik suatu karya sastra.

Alur merupakan pola pengembangan cerita yang terbentuk oleh

hubungan sebab akibat. Pola pengembangan cerita suatu cerpen

Page 15: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA NOVEL KAMI BUKAN …

9

atau novel tidaklah seragam. Pola-pola pengembangan cerita yang

dapat kita jumpai, antara lain, jalan cerita suatu novel kadang-

kadang berbelit-belit dan penuh kejutan juga kadang-kadang

sederhana.

c. Latar meliputi tempat, waktu, dan budaya yang digunakan dalam

suatu cerita. Latar dalam suatu cerita bisa bersifat faktual atau bisa

pula imajiner. Latar berfungsi untuk memperkuat atau

mempertegas keyakinan pembaca terhadap jalannya suatu cerita.

d. Penokohan merupakan salah satu intrinsik karya sastra, disamping

tema, alur, latar, sudut pandang, dan amanat. Penokohan adalah

cara pandang pengarang menggambarkan dan mengembangkan

karakter tokoh-tokoh dalam cerita.

e. Sudut pandang adalah posisi pengarang dalam membawakan

cerita. Posisi pengarang ini terdiri atas dua macam yaitu, a)

berperan langsung sebagai orang pertama, sebagai tokoh yang

terlihat dalam cerita yang bersangkutan. Pengarang memakai

istilah aku dalam ceritanya, ia menjadi tokoh dalam cerita tersebut.

Jadi dalam hal ini, pengarang itu sendiri menjadi tokoh utamanya.

Dalam hal ini ia mempergunakan sudut pandang atau cara

bercerita orang pertama. Tokoh aku dapat saja, mungkin

menceritakan sebagain pengalamannya yang dapat ditonjolkan

sebagai bahan cerpen, atau hanya merupakan angan-angannya

belaka. Dapat juga pengarang memakai istilah aku atau saya,

tetapi ia bukan tokoh utama, melainkan tokoh pembantu, atau

hanya memegang peranan kecil. b) hanya sebagai orang ketiga

yang berperan sebagai pengamat. Pengarang mempergunakan kata

ia, dia atau memakai nama orang. Pengarang seakan-akan berdiri

diluar pagar. Pengarang tidak memegang peranan apa pun. Ia

hanya menceritakan apa yang terjadi diantara tokoh-tokoh cerita

yang dikarangnya.

Page 16: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA NOVEL KAMI BUKAN …

10

f. Amanat merupakan ajaran moral atau pesan didaktis yang hendak

disampaikan pengarang kepada pembaca melalui karyanya itu.

g. Gaya bahasa dalam cerita, berfungsi untuk menciptakan suatu

nada atau suasana persuasif serta merumuskan dialog yang mampu

memperlihatkan hubungan dan interaksi antara sesama tokoh.

Kemampuan sang penulis mempergunakan bahasa secara cremat

dapat menjelma suatu suasana yang berterus terang atau satiris,

simpatik, atau menjengkelkan, objektif atau emosional. Bahasa

dapat menimbulkan suasana yang tepat guna adegan yang seram,

adegan cinta, ataupun peperangan, keputusan maupun harapan.

Selain itu dikenal pula unsur ekstrinsik, adapun yang dimaksud

dengan unsur ekstrinsik adalah unsur luar yang berpengaruh

terhadap isi novel itu. Yang termasuk kedalam unsur luar itu

sebagai berikut :

a. Latar belakang pengarang, menyangkut didalamnya asal

daerah atau suku bangsa, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan,

agama dan ideologi. Unsur ini sedikit banyak akan

berpengaruh pada isi suatu novel.

b. Kondisi sosial budaya dimaksudkan bahwa novel yang dibuat

pada zaman kolonial akan berbeda dengan novel pada zaman

kemerdekaan atau pada masa reformasi. Novel yang dikarang

oleh seorang yang hidup di tengah-tengah masyarakat

metropolis akan berbeda dengan novel yang dihasilkan oleh

pengarang yang hidup ditengah-tengah masyarakat tradisonal.

c. Tempat atau kondisi alam dimaksudkan bahwa novel yang

dikarang oleh seorang yang hidup didaerah agraris sedikit

banyak akan berbeda dengan novel yang dikarang oleh penulis

yang terbiasa hidup didaerah gurun. (h.60).

Jadi novel terbentuk dari unsur intrinsik dan unsur

ekstrinsik yang berfungsi sebagai unsur pembangun cerita.

Page 17: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA NOVEL KAMI BUKAN …

11

Sehingga dengan adanya kedua unsur tersebut akan membuat

cerita semakin menarik.

4. Jenis-jenis Novel

Pengklasifikasi hanya digunakan sebagai alat bantu saja dalam

memetakan ragam novel yang ada, bukannya sebagai batasan baku.

Setiap novel memiliki sesuatu yang unik dan kreatif. Berikut

merupakan sejumlah kategori yang paling sering digunakan menurut

Aziez (2015):

a. Novel Picaresque berasal dari kata picaro, yang dalam bahasa

spanyol berarti ‘bandit’. Novel picaresque dibangun di atas

tradisi cerita-cerita picaro spanyol abad keenam belas, yang

secara tipikal melukiskan bagaimana seorang picaro dengan

segala kecerdikannya hidup dari satu perjalanan ke perjalanan

lainnya. Latar yang mereka lalui biasanya kheidupan”rendah”,

kehidupan kumal. Kritikus sastra kini banyak yang sampai

kepada kesepakatan bahwa seorang picaro adalah penjahat kecil-

kecilan yang melawan hukum moral dan masyarakat, prilakunya

pun antisosial, tanpa harus benar-benar jahat.

b. Novel Epistolari memanfaatkan surat kabar (epistles) yang

dikirim antara para tokoh yang ada didalamnya sebagai media

penyampaian cerita. Novel jenis ini terutama merebak pada abad

kedelapan belas, seperti novel karya Samuel Richardson, Pamela

(1740); Clarissa, Humphrey Clinker (1771) karya Tobias

Smollet; serta Evelin (1778) karya Funny Burney. Novel-novel

tersebut merupakan novel-novel epistolari klasik.

c. Novel Sejarah seperti yang dicerminkan oleh namanya, ia

merupakan jenis novel, yang biasanya berbentuk petualangan, di

mana latar belakang sejarah, termasuk tokoh-tokoh sejarah

dimasukan dalam rangkaian cerita tokoh-tokoh fiktif. Dengan

kata lain, ia merupakan novel yang memaparkan kejadian dan

Page 18: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA NOVEL KAMI BUKAN …

12

tokohnya dalam konteks sejarah jelas, dan ia bisa pula

memasukan tokoh-tokoh rekaan dan nyata dalam rangkaian

cerita. Ia sering ditandai dengan penggambaran rinci yang

meyakinkan tentang suatu prilaku, bangunan, pranata, atau

pemandangan latar tertentu.

d. Novel Regional adalah novel yang latarnya, atau “warna

daerahnya”, memainkan peranan yang sangat penting. Dalam

pandangan tradisonal daerah yang dimaksud adalah daerah

terpencil atau daerah pegunungan, bukan daerah perkotaan.

e. Novel Satir harus berbentuk prosa dan bersifat rekaan, sekalipun

didalamnya dikandung makna “melebih-lebihkan”, yang

melibatkan khayalan fiktif dalam kadar tertentu. Satir berupaya

menyerang sesuatu yang dituding sebagai kejahatan atau

kebodohan-baik besifat perseorangan, kelompok maupun

anggota masyarakat secara keseluruhan dan alatnya adalah

lelucon dan cemoohan.

f. Bildungsroman istilah yang berasal dari jerman ini sekarang

umumnya digunakan dalam bahasa Inggris untuk merujuk pada

sejenis novel yang mengonsentrasikan dirinya pada

perkembangan diri sang tokoh, dari masa muda atau kanak-kanak

sampai masa dewasa

g. Novel Tesis secara eksplisit novel ini mengisyaratkan bahwa ia

memiliki tesis atau argumen tertentu yang mendasari ceritanya.

Secara tipikal, ia merupakan novel yang berkenaan dengan suatu

upaya untuk mendorong dilakukannya reformasi sosial atau

koreksi atas prilaku-prilaku keliru tertentu. Inti dari pengertian di

atas adalah bahwa dalam novel ini terdapat gagasan suatu tesis

dominan yang biasanya bersifat sederhana dan tidak rumit.

h. Novel Gotik (Roman Noir) sebenarnya novel ini merupakan

sebuah nama yang biasanya diterapkan pada gaya arsitektur,

yang populer diabad pertengahan, yang kemudian dipergunakan

Page 19: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA NOVEL KAMI BUKAN …

13

oleh para penulis Renaisans, yang beranggapan bahwa karena

jenis tulisan mereka tidak klasik maka dia dianggap barbar, gaya

tulisan baru yang diciptakan oleh pengikut Goth. Istilah yang

lebih umum di Inggris untuk novel jenis ini adalah “novel gotik”.

Novel jenis ini berhubungan erat dengan tipe fiksi yang

diperkenalkan oleh Horace Walpole melalui karyanya The Castle

of Otranto (1764).

i. Roman-Fleuve istilah ini merujuk pada jenis novel berantai yang

bisa dibaca dan diapresiasi satu-satu, tetapi berkenaan dengan

tokoh-tokoh atau peristiwa-peristiwa yang sama dan selalu

muncul dari satu novel ke novel berikutnya. Novel-novel itu bisa

membentuk urutan (sequel) dan atau melengkapi satu sama lain.

Roman-fleuve berhubungan erat dengan apa yang disebut

sebagai “novel saga”, rangkaian novel tentang satu keluarga

besar yang masing-masing novel mengutamakan ceritanya pada

satu cabang keluarga tertentu.

j. Roman Fuilleton ini adalah novel yang ditebitkan secara

“mencicil” dan tanpa mengalami pemotongan dalam suatu surat

kabar. Model penerbitan semacam ini sangat populer di abad

kesembilan belas.

k. Fiksi Ilmiah berkenaan dengan penggambaran ilmu pengetahuan

modern, terutama perjalanan antarplanet dan dunia luar angkasa.

Ia merupakan genre yang sedang merebak dan akan terus

berkembang. Fiksi ilmiah boleh dikatakan memiliki ciri khas

yang tidak dimiliki oleh sastra fantasi, yaitu latarnya yang

melibatkan perjalanan antarplanet, teknologi tingkat tinggi,

mesin, robot, makhluk-makhluk, baju yang aneh dan kehidupan

masa depan.

l. Novel Baru (Nouveau Roman) roman baru merupakan suatu

perkembangan yang relatif baru, yang bermula dari Prancis.

Dalam novel jenis ini konvensi-konvensi penulisan fiksi yang

Page 20: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA NOVEL KAMI BUKAN …

14

sudah mapan secara sengaja disimpangkan atau diperlakukan

sedemikian rupa untuk membingungkan pembaca dan untuk

mencapai efek tertentu yang berbeda. Oleh karena bentuknya

semacam itu, maka jenis ini dapat dikatakan sebagai bentuk

ekstrem dan mutakhir dari modernisme, dan mungkin bisa

disejajarkan dengan novel-novel karya novelis Amerika yang

dikenal sebagai post-modernis.

m. Metafisika secara literal berarti fiksi tentang fiksi. Novel jenis ini

merujuk pada sejenis novel atau cerpen yang secara sengaja

mengoyak ilusi fiktif dan mengomentari secara langsung hakikat

fiktifnya sendiri atau proses penulisannya.

n. Faksi istilah ini diperkenalkan oleh pengarang asal Amerika,

Truman Capote, dan merupakan kata portmanteau (dari fact +

fiction). Dalam karya ini teknik-teknik novel digunakan untuk

memunculkan kembali peristiwa-peristiwa sejarah bagi

pembacanya. Istilah ini dengan demikan bermakna suatu karya

yang keberadaanya antara diantara fakta dan fiksi, yang

utamanya berurusan dengan peristiwa atau tokoh nyata, tetapi

dengan menggunakan rincian rekaan untuk meningkatkan tingkat

keterpercayaan dan keterbacaannya (h.22)

Jadi terdapat berbagai jenis novel seiring perkembangan

ilmu pengetahuan baik di nusantara maupun dunia. Semakin

berkembangnya jenis novel menambah warna baru dalam karya

sastra, sehingga dapat menambah bahan bacaan bagi penikmat

sastra.

B. Nilai Pendidikan

1. Nilai pendidikan

Pendidikan merupakan suatu usaha membimbing, mengarahkan

seseorang agar menjadi manusia yang kaya akan ilmu pengetahuan

serta memiliki nilai pendidikan yang baik. Pendidikan pertama

Page 21: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA NOVEL KAMI BUKAN …

15

didapatkan melalui keluarga, selain keluarga pemerintah juga memiliki

peran penting didalamnya.

Menurut Wiyani (2018) Secara istilah, pendidikan dapat diartikan

sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

kegamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara (h.71). Jadi pendidikan merupakan usaha yang dilakukan

secara sadar untuk mewujudkan kekuatan spiritual keagamaan, sebagai

pengendalian diri, kepribadian, meningkatkan kecerdasan, akhlak

mulia, dan keterampilan.

Menurut Muslich (2011) pendidikan adalah proses internalisasi

budaya ke dalam diri seseorang dan masyarakat sehingga membuat

orang dan masyarakat jadi beradab. Pendidikan bukan merupakan

sarana transfer ilmu pengetahuan saja, tetapi lebih luas lagi, yaitu

sebagai sarana pembudayaan dan penyaluran nilai (enkulturisasi dan

sosialisasi) (h.69). Jadi pendidikan adalah usaha pengenalan,

penghayatan budaya kepada seseorang agar menjadi manusia yang

beradab, karena pendidikan tidak hanya mempelajari ilmu pengetahuan

saja tetapi proses dan penyaluran nilai-nilai.

Menurut Miranti (2014) Pendidikan karakter merupakan hakikat

dari tujuan pendidikan itu sendiri, yaitu pendidikan yang

mengutamakan pembentukan karakter anak disamping

mengembangkan ilmu pengetahuannya (h.105). Jadi pendidikan

karakter merupakan usaha dalam pembentukan karakter selain

mengembangkan ilmu pengetahuan.

Menurut Samani (2016) Pendidikan karakter adalah proses

pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi manusia

seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa

dan karsa. Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan

Page 22: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA NOVEL KAMI BUKAN …

16

nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak,

yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk

memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik, dan

mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan

sepenuh hati (h.45). Jadi pendidikan karakter adalah suatu proses

pemberian bimbingan kepada peserta didik untuk menciptakan

manusia yang berkarakter.

Menurut pendapat beberapa para ahli tersebut dapat disimpulkan

bahwa pendidikan karakter merupakan bimbingan secara sadar yang

dilakukan oleh orang dewasa kepada peserta didik, didalam bimbingan

tersebut selain pemberian ilmu pengetahuan juga terdapat penanaman

nilai pendidikan karakter agar peserta didik menjadi manusia yang

lebih baik dari sebelumnya.

2. Jenis-jenis nilai pendidikan karakter

Terdapat beberapa jenis nilai pendidikan karakter yang berbeda

antara satu dengan yang lain hal tersebut tergantung dari sudut

pandang mana dalam meyakini pendidikan karakter Menurut Zubaedi

(2013) teridentifikasi nilai untuk pendidikan karakter sebagai berikut:

a. Religius yaitu sikap dan prilaku yang patuh dalam

melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terdapat

pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan

pemeluk agama lain.

b. Jujur yaitu prilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan

dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam

perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

c. Toleransi yaitu sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan

agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain

yang berbeda dari dirinya.

d. Disiplin yaitu tindakan yang menunjukan prilaku tertib dan

patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.

Page 23: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA NOVEL KAMI BUKAN …

17

e. Kerja keras yaitu prilaku yang menunjukan upaya sungguh-

sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas,

serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.

f. Kreatif yaitu berfikir dan melakukan sesuatu untuk

menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah

dimiliki.

g. Mandiri yaitu sikap dan prilaku yang tidak mudah tergantung

pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.

h. Demokratis yaitu cara berfikir, bersikap dan bertindak yang

menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.

i. Rasa ingin tahu yaitu sikap dan tindakan yang selalu berupaya

untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu

yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.

j. Semangat kebangsaan yaitu cara berfikir, bertindak, dan

berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan

negara di atas kepentingan diri sendiri dan kelompoknya.

k. Cinta tanah air yaitu cara berfikir, bersikap dan berbuat yang

menunjukan kesetiaan, kepedulian dan penghargaan yang

tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya,

ekonomi, dan politik bangsa.

l. Menghargai prestasi yaitu sikap dan tindakan yang mendorong

dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi

masyarakat, dan mengakui serta menghormati keberhasilan

orang lain.

m. Bersahabat / Komunikatif yaitu tindakan yang memperlihatkan

rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerjasama dengan orang

lain.

n. Cinta Damai yaitu sikap, perkataan, dan tindakan yang

menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas

kehadiran dirinya.

Page 24: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA NOVEL KAMI BUKAN …

18

o. Gemar membaca yaitu kebiasaan menyediakan waktu untuk

membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi

dirinya.

p. Peduli lingkungan yaitu sikap dan tindakan selalu berupaya

mencegah kerusakan pada lingkungan alam disekitarnya, dan

mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan

alam yang sudah terjadi.

q. Peduli sosial yaitu sikap dan tindakan yang selalu ingin

memberi bantuan kepada orang lain dan masyarakat yang

membutuhkan.

r. Tanggung jawab yaitu sikap dan prilaku seseorang untuk

melaksanakan tugas dan kewajiban yang seharusnya dilakukan

terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan

budaya), Negara dan Tuhan Yang Maha Esa (h.74). jadi nilai

pendidikan karakter terbagi menjadi 18 jenis yang berfungsi

untuk mengarahkan dan membentuk karakter peserta didik ke

hal-hal yang bersifat positif.

Sedangkan terdapat pendapat berbeda mengenai jenis nilai

pendidikan karakter menurut Gunawan (2012) Kemendiknas

melansir berdasarkan kajian nilai-nilai agama, norma-norma

sosial, peraturan/hukum, etika akademik, dan prinsip-prinsip

HAM, telah teridentifikasi 80 butir nilai karakter yang

dikelompokan menjadi lima yaitu,

a. Nilai-nilai perilaku manusia dalam hubungannya dengan

Tuhan Yang Maha Esa,

b. Nilai-nilai perilaku manusia dalam hubungannya dengan

diri sendiri,

c. Nilai-nilai perilaku manusia dalam hubungannya dengan

sesama manusia,

d. Nilai-nilai perilaku manusia dalam hubungan dengan

lingkungan,

Page 25: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA NOVEL KAMI BUKAN …

19

e. Nilai-nilai perilaku manusia dalam hubungannya dengan

kebangsaan (h.32).

Jadi terdapat lima nilai pendidikan karakter yaitu

antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan diri sendiri,

manusia dengan sesama manusia, manusia dengan

lingkungan, manusia dengan kebangsaan. Nilai-nilai

tersebut memiliki peranan masing-masing dalam

meningkatkan nilai pendidikan karakter.

Berdasarkan pendapat beberapa para ahli terdapat berbagai

jenis nilai pendidikan karakter yang pada hakikatnya berfungsi

untuk meningkatkan nilai pendidikan karakter peserta didik.

Dalam penelitian ini peneliti batasi hanya mengkaji enam nilai

pendidikan karakter yaitu sikap jujur, bersahabat, tanggung

jawab, kerja keras, mandiri, disiplin yang terdapat pada novel

Kami Bukan Sarjana Kertas karya J.S Khairen.

C. Sosiologi Sastra

Sosiologi sastra merupakan ilmu yang mempelajari masyarakat.

Pendekatan sosiologi sastra berkaitan erat dengan masyarakat karena

sastra merupakan cerminan kehidupan di masyarakat. Menurut Ratna

(2013) Sosiologi sastra berasal dari kata sosiologi dan sastra. Sosiologi

berasal dari kata sosio (Yunani) (Socius berarti bersama-sama, bersatu,

kawan teman) dan logi (logos berarti sabda, perkataan, perumpamaan).

Perkembangan berikutnya mengalami perubahan makna, soio/ socius

berarti masyarakat, logi atau logos berarti ilmu. Jadi, sosiologi berarti

ilmu mengenai asul-usul dan pertumbuhan (evolusi) masyarakat, ilmu

pengetahuan yang mempelajari keseluruhan jaringan hubungan

antarmanusia dalam masyarakat, sifat umum, rasional, dan empiris.

Sastra dari kata sas (Sansekerta) berarti mengarahkan, mengajar

memberi petunjuk dan instruksi. Sedangkan tra berarti alat, sarana.

Jadi sastra berarti kumpulan alat untuk mengajar, buku petunjuk atau

Page 26: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA NOVEL KAMI BUKAN …

20

buku pengajaran yang baik (h. 1). Jadi sosiologi sastra merupakan ilmu

yang mempelajari keseluruhan hubungan dalam masyarakat, baik sifat

maupun perilaku masyarakat.

Menurut Wellek (2013) pendekatan sosiologi sastra terdapat tiga

sasaran yaitu :

a. Sosiologi pengarang yaitu membicarakan latar belakang status

sosial pengarang, idiologi pengarang, dan faktor sosial lain

mengenai pengarang dalam menghasilkan karya sastra.

b. Sosiologi karya sastra yaitu membicarakan tentang aspek sosial

yang terdapat dalam karya sastra.

c. Sosiologi pembaca yaitu membicarakan tentang masalah

pembaca dan pengaruh sosial karya sastra menurut pembaca

(hal. 187).

Jadi sosiologi sastra terdapat tiga sasaran yaitu sosiologi

pengarang, sosiologi karya sastra dan sosiologi pembaca.

Ketiga sasaran tersebut tidak terlepas dengan masyarakat.

sastra tidak terlepas dari masyarakat.

Menurut pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan

bahwa sosiologi sastra merupakan ilmu yang mempelajari

mengenai hubungan di masyarakat baik sifat, maupun perilaku

yang yang diharapkan melalui sosiologi sastra dapat

memberikan petunjuk atau pembelajaran yang baik.

D. Penelitian Relevan

1. Hasil penelitian Reni Nawang Sakti (2013) Nilai Pendidikan Karakter

Bumi Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy dan Relevansinya

Terhadap Materi Pembelajaran Sastra di SMA. Program Studi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri

Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan

menganalisis nilai pendidikan karakter apa saja yang terkandung dalam

novel Bumi Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy. Perbedaan

Page 27: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA NOVEL KAMI BUKAN …

21

penelitian ini dengan peneliti yaitu penelitian ini menganalisis nilai

pendidikan karakter pada Novel Bumi Cinta Karya Habiburrahman El

Shirazy, sedangkan peneliti menganalisis nilai pendidikan karakter

dalam Novel Kami Bukan Sarjana Kertas Karya J.S Khairen

Persamaan pada penelitian ini yaitu sama-sama meneliti nilai-nilai

pendidikan karakter

2. Hasil penelitian Lusy Tri Lestari (2018) Nilai-Nilai Pendidikan

Karakter Novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata dan Pembelajaran

di SMA. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Universitas Lampung. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan

nilai-nilai pendidikan karakter dalam novel Sang Pemimpi karya

Andrea Hirata. Perbedaan penelitian ini dengan peneliti yaitu

penelitian ini menganalisis nilai pendidikan karakter pada Novel Sang

Pemimpi Karya Andrea Hirata, sedangkan peneliti menganalisis nilai

pendidikan karakter dalam Novel Kami Bukan Sarjana Kertas Karya

J.S Khairen Persamaan pada penelitian ini yaitu sama-sama meneliti

nilai-nilai pendidikan karakter

3. Hasil penelitian Havid Dyah Indriati (2017) Nilai-Nilai Pendidikan

Karakter dalam Novel Menggapai Matahari Karya Adnan Katino dan

Implementasinya dalam Bahan Pembelajaran Bahasa Indonesia di

SMA. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Universitas Muhammadiyah Surakarta. Penelitian ini bertujuan untuk

mendeskripsikan struktur yang membangun novel Menggapai

Matahari karya Adnan Katino, mendeskripsikan implementasi nilai-

nilai pedidikan karakter dalam bahan pembelajaran Bahasa dan Sastra

Indonesia di SMA. Perbedaan penelitian ini dengan peneliti yaitu

penelitian ini menganalisis Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam

Novel Menggapai Matahari Karya Adnan Katino dan

Implementasinya dalam Bahan Pembelajaran Bahasa Indonesia di

Page 28: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA NOVEL KAMI BUKAN …

22

SMA, sedangkan peneliti menganalisis nilai pendidikan karakter dalam

Novel Kami Bukan Sarjana Kertas Karya J.S Khairen Persamaan pada

penelitian ini yaitu sama-sama meneliti nilai-nilai pendidikan karakter.

Page 29: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA NOVEL KAMI BUKAN …

23

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian

Penelitian ini tergolong penelitian kualitatif dengan metode analisis

deskriptif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan

metode analisis deskriptif sebagai alat untuk menganalisis suatu objek dan

sebagai alat ukur terhadap penelitian. Menurut Sudaryono (2018)

Penelitian Kualitatif merupakan penelitian yang berupa menganalisis

kehidupan sosial dengan menggambarkan dunia sosial dari sudut pandang

atau interpretasi individu (informan) dalam latar alamiah (h. 91). Jadi

penelitian kualitatif hasil dari kegiatan analisis yang dilakukan dalam

kehidupan sosial. Selanjutnya menurut Eriyanto (2011) Penggunaan

analisis isi terdapat dalam tiga aspek. Pertama, analisis isi ditempatkan

sebagai metode utama. Kedua, analisis isi dipakai sebagai salah satu

metode saja dalam penelitian. Ketiga, analisis isi dipakai sebagai bahan

pembanding untuk menguji kesahihan dan kesimpulan yang telah didapat

dari metode lain (h.10). jadi dalam penelitian ini analisis isi digunakan

sebagai metode dalam penelitian ini, karena terdapat kesesuaian dengan

apa yang akan dianalisis yaitu novel Kami Bukan Sarjana Kertas karya J.S

Khairen.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode

analisis deskriptif, karena terdapat kesesuaian dengan yang akan di analisis

oleh peneliti yaitu Nilai Pendidikan karakter pada Novel Kami Bukan

Sarjana Kertas Karya J.S Khairen. Dalam penelitian ini akan dilakukan

metode analisis deskriptif karena data penelitian dideskriptifkan melihat

kenyataan sesungguhnya yang berupa tulisan, lalu dianalisis dan

ditafsirkan dengan objek kemudian dideskripsikan dalam bentuk kata-kata

dan bahasa.

Page 30: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA NOVEL KAMI BUKAN …

24

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini tidak terikat dalam satu tempat atau satu lokasi

karena objek yang diteliti berupa karya fiksi atau karya sastra, yaitu

novel Kami Bukan Sarjana Kertas karya J.S Khairen. Penelitian ini

dilakukan dengan menggunakan analisis deskripsi yang terus

dikembangkan oleh peneliti

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dimulai dari pengajuan judul proposal sampai

pada ujian skripsi. Adapun rincian untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.1

Jadwal Penelitian

No.

Kegiatan

Waktu

Desember

2019

Januari

2020

Februari

2020

Maret

2020

April

2020

Mei

2020

1. Pengajuan

Judul

2. Sidang

Judul

3. Bimbingan

Proposal

4. Seminar

Proposal

Skripsi

C. Sumber dan Jenis Data Penelitian

Sumber data merupakan bagian yang sangat penting dalam sebuah

penelitian, karena ketepatan dalam memilih dan menentukan jenis

Page 31: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA NOVEL KAMI BUKAN …

25

sumber data akan menentukan ketepatan data atau informasi yang

diperoleh.

1. Sumber data dalam penelitian ini adalah nilai pendidikan karakter yang

terdapat dalam novel Kami Bukan Sarjana Kertas karya J.S Khairen.

Novel ini terbit pada tanggal 1 Februari 2019.

2. Jenis Data Penelitian

Menurut siswantoro (2014) sumber data yang digunakan dalam

penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu sumber data primer dan

sumber data sekunder (h.70).

a. Data Primer adalah data utama yang didapatkan secara langsung

dalam penelitian ini, data primer dalam penelitian ini adalah novel

Kami Bukan Sarjana Kertas karya J.S Khairen

b. Data Sekunder adalah sumber yang diperoleh secara tidak langsung

atau lewat perantara. Data sekunder berfungsi untuk mendukung

data primer. Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang

diperoleh dari buku-buku, jurnal, serta penelitian terdahulu,

khususnya penelitian yang relevan dengan penelitian ini.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian menggunakan

observasi, analisis isi dan studi dokumen melalui novel Kami Bukan

Sarjana Kertas karya J.S Khairen yang menjadi sumber utama dalam

penelitian. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini secara garis

besar dengan cara, membaca, mencatat dan mendokumentasikan. Untuk

memahami teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, maka perlu

dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Membaca secara keseluruhan novel Kami Bukan Sarjana

Kertas karya J.S Khairen dengan cermat dan langsung

mengumpulkan data dengan mencari dan menandai penggalan-

penggalan novel yang mengandung nilai pendidikan karakter.

Page 32: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA NOVEL KAMI BUKAN …

26

b. Mencatat kalimat yang mengandung nilai pendidikan karakter

dalam novel Kami Bukan Sarjana Kertas Karya J.S Khairen.

c. Mengklasifikasi nilai pendidikan karakter pendidikan dalam

novel Kami Bukan Sarjana Kertas Karya J.S Khairen.

d. Memindahkan temuan yang mengandung nilai pendidikan

karakter dalam novel Kami Bukan Sarjana Kertas Karya J.S

Khairen ke tabel instrumen analisis.

e. Menganalisis dan menginterpretasi data tersebut berdasarkan

hasil data yang diperoleh.

f. Mendeskripsikan nilai pendidikan karakter yang terkandung

dalam novel Kami Bukan Sarjana Kertas karya J.S Khairen.

g. Menyimpulkan berdasarkan hasil analisis nilai pendidikan

karakter pada novel Kami Bukan Sarjana Kertas karya J.S

Khairen.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian dilakukan sebagai sarana penelitian yang

digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa dan menganalisis data secara

sistematis sebagai alat pemecahan masalah. Instrumen penelitian menurut

Sugiyono (2015) adalah alat yang digunakan mengukur fenomena alam

maupun sosial yang diamati (h. 148). Jadi instrumen merupekan alat yang

digunakan untuk membantu peneliti dalam mengukur fenomena yang

sedang diamati.

Instrumen penelitian yang digunakan adalah peneliti sendir yang

dibantu oleh tabel Nilai Pendidikan Karakter Pada Novel Kami Bukan

Sarjana Kertas karya J.S Khairen dan Implikasinya Dengan Materi

Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA berdasarkan teori yang

dikemukakan oleh Zubaedi, 2013: 74).

Tabel 3.2

Nilai Pendidikan Karakter (Zubaedi, 2013: 74)

Page 33: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA NOVEL KAMI BUKAN …

27

No

Kutipan

Kalimat

Jenis Nilai Pendidikan Karakter Ket

Jujur Bersahabat Tanggung

Jawab

Kerja

Keras

Mandiri Disiplin

Keterangan :

1. Nilai Pendidikan Karakter jujur

2. Nilai Pendidikan Karakter Bersahabat

3. Nilai Pendidikan Karakter Tanggung Jawab

4. Nilai Pendidikan Karakter Kerja Keras

5. Nilai Pendidikan Karakter Mandiri

6. Nilai Pendidikan Karakter Disiplin

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan proses pencarian dan penyusunan

data secara sistematis dari hasil data yang diperoleh. Dalam penelitian ini

teknik analisis data merupakan suatu proses pengungkapan, pengurutan

data tentang nilai pendidikan karakter yang terdapat pada novel Kami

Bukan Sarjana Kertas karya J.S Khairen yang diuraikan sehingga pada

akhirnya dapat ditarik kesimpulan tentang nilai pendidikan karakter yang

terkandung dalam novel tersebut. Teknik analisis data dapat dijelaskan

sebagai berikut :

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan bagian dari analisis yang menajamkan,

menggolongkan, mengarahkan, mengarahkan data dengan cara

sedemikian rupa. Menurut Sugiyono (2015) merupakan proses berfikir

sensitif yang memerlukan kecerdasan dan keleluasaan serta kedalaman

Page 34: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA NOVEL KAMI BUKAN …

28

wawasan yang tinggi. Reduksi data dalam penelitian ini adalah

memfokuskan pada hal-hal yang dianggap penting mengenai nilai

pendidikan yang terkandung dalam novel Kami Bukan Sarjana Kertas

karya J.S Khairen. Reduksi data menjadi penting karena merupakan

gambaran jelas untuk mempermudah dalam pengumpulan data

penelitian yang berkaitan dengan masalah yang dianalisis.

2. Penyajian Data

Pada tahap ini peneliti harus menyusun data-data yang sudah

diperoleh, serta membaca buku mengenai nilai pendidikan karakter

untuk mempermudah pemahaman dalam menganalisis data agar

mendapatkan nilai pendidikan karakter dalam novel Kami Bukan

Sarjana Kertas karya J.S Khairen..

3. Menarikan kesimpulan

Menarik kesimpulan tentang hasil analisis dalam novel Kami Bukan

Sarjana Kertas karya J.S Khairen dengan adanya langkah-langkah

dalam teknik analisis data akan memudahkan peneliti dalam

memperoleh data yang dianalisis.

G. Keabsahan Data

Keabsahan data dalam penelitian ini perlu dikemukakan dalam uji

keabsahan data. Untuk meyakinkan bahwa deskripsi data yang telah

disajikan adalah data yang absah dan memiliki derajat kepercayaan

dilakukan teknik penjamin keabsahan melalui Objektivitas

(Confirmability) dan Kesahihan Eksternal (Credibility).

1. Objektivitas (confirmability)

Untuk mencapai objektivitas dengan fokus penelitian yang

ditetapkan, pengumpulan data mengacu pada fokus permasalahan

berdasarkan analisis yang dikumpulkan secara maksimal dalam

waktu yang sudah ditentukan.

2. Kesahihan Internal

Page 35: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA NOVEL KAMI BUKAN …

29

Validasi internal yaitu membahasa seberapa jauh hasil penelitian

yang dapat dipercaya. Penelitian akan menggunakan hal-hal

sebagai berikut :

a. Observasi Terus Menerus

Pengamatan dalam penelitian ini dilakukan secara berurutan.

Mengamati objek yang akan diteliti berulang-ulang, dengan

menganalisis data-data yang penting berkaitan dengan masalah

yang dianalsis. Menganalisis dan mengamati masalah secara

teliti akan memudahkan penelitian dalam menganalisis

masalah.

b. Diskusi dengan teman sejawat

Mendiskusikan hasil penelitian dengan teman sejawat

merupakan bagian dari keabsahan. Kritik, saran dan berbagai

pertanyaan yang ditunjukan kepada teman sejawat, hasil

diskusi akan dijadikan bahan perbaikan dalam penelitian

sementara.

c. Triangulasi

Triangulasi merupakan proses pengecekan data. Menurut

Sugiyono (2015) triangulasi dalam pengujian kredibilitas

diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber

dengan berbagai cara, dan berbagai waktu (h. 372). Triangulasi

dibagi menjadi tiga yaitu, triangulasi sumber, triangulasi

waktu, dan triangulasi teknik.

Triangulasi penelitian ini menggunakan triangulasi sumber

yang dilakukan dengan cara observasi yang dapat

dibandingkan dengan hasil pengamatan. Hasil observasi dapat

dibandingkan dengan isi dari data yang dianalisis, yaitu nilai

pendidikan karakter dalam novel Kami Bukan Sarjana Kertas

karya J.S Khairen.

3. Kesahihan Eksternal

Page 36: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA NOVEL KAMI BUKAN …

30

Tahap ini berkerkaitan dengan hasil penelitian yang ditransfer

orang lain dan dapat diaplikasikan dalam situasi lain, agar

mencapai kesahihan eksternal. Penelitian ini bersifat sistematis,

rinci, jelas dan dapat dipertanggungjawabkan.

4. Keterandalan (Dependability)

Keterandalan berupa bentuk untuk menguji tercapainya data dalam

penelitian. Data yang disajikan akan dilakukan audit kembali

terhadap keseluruhan

Untuk menguji dan sudah tercapainya keterandalan data dalam

penelitian ini, maka dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Manusia sering melakukan keslahan begitu juga dengan

penelitian ini sebab pengalaman waktu, dan pengetahuan yang

peneliti miliki. Peneliti siap apabila data yang disajikan akan

dilakukan audit terhadap keseluruhan penelitian oleh dosen

sehingga uji keabsahan sampai pada simpulan penelitian.

Page 37: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA NOVEL KAMI BUKAN …

31

Daftar Pustaka

Aziez, Furqonul. 2015. Menganalisis Fiksi Sebuah Pengantar. Bogor: Ghalia

Indonesia.

Eriyanto. 2011. Analaisi Isi: Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu

Komunikasi dan Ilmu-ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana.

Gunawan, Heri. 2012. Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi. Bandung:

Alfabeta

Kosasih, E. 2014. Dasar-dasar Keterampilan Bersastra. Bandung: Yrama Widya.

Muslich, Masnur. 2011. Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis

Multidimensional. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Nurgiyantoro, Burhan. 2013. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Ratna, Nyoman Kutha. 2013. Paradigma Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Samani, Muchlas. 2016. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Siswantoro. 2014. Metode Penelitian Sastra: Analisis Struktur Puisi. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Sumardjo, Jakob. 1984. Memahami kesusatraan. Bandung: Alumni.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kualitatif, dan

R&D). Bandung: Alfabeta.

Sudaryono. 2018. Metodologi Penelitian. Depok: PT. Raja Grafindo Persada.

Stanton, Robert. 2007. Teori Fiksi Robert Stanton. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Tarigan, Henry Guntur. 2015. Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung: CV

Angkasa.

Wellek, Rene dan Waren. 2013. Teori kesusastraan. Jakarta: Gramedia.

Wiyani, Novan Ardy. 2018. Pendidikan Karakter Berbasis Total Quality

Management Konsep dan Aplikasi di Sekolah. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Page 38: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA NOVEL KAMI BUKAN …

32

Zubaedi. 2013. Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalam

Lembaga Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Miranti, Ira. 2014. Deiksis. Vol. 06 No. 02.

https://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/Deiksis/article/view/520 [ 14

Maret 2020, Pukul 15.30].