nilai-nilai pendidikan sosial dalam kegiatan...
TRANSCRIPT
NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM
KEGIATAN MAJELIS DOA MAWAR ALLAH STAIN
SALATIGA TAHUN 2014
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
ISTI NUR LATHIFA
NIM 111 10 083
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
2014
ii
iii
iv
v
MOTTO
“Hari ini adalah akibat hari kemarin dan hari esok
adalah akibat hari ini”
vi
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah dengan ijin Allah skripsi ini selesai
Skripsi ini saya persembahkan untuk orang-orang yang telah mendorong untuk
selalu memperjuangkan mimpiku:
1. Bapak H. Slamet Widodo dan Ibu Atik Jaziroh, yang senantiasa
mencurahkan kasih sayangnya, memberikan bimbingan, dan doa yang tak
pernah henti-hentinya untuk anaknya.
2. Adik-adikku M. Armi Azizi dan M. Khasan Ibrohim yang tak pernah
putus menyemangatiku.
3. Keluarga besar Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi STAIN
salatiga, DEMA STAIN Salatiga, Rekan-rekan PAI C 2010 dan PMII
Komisariat Joko Tingkir yang menemaniku dalam perjalanan
perkuliahanku.
4. M. Musyaffa’ yang telah memberikan, motivasi, menemani dalam suka
maupun duka dan bantuan untukku.
5. Yaya Zakaria Sofyan yang selalu memberikan semangat dan motivasi
untukku.
6. Sahabat-sahabati setiaku yang tanpa keperhatikan tetap saja
memberikan apa yang dimiliki (Umi khamidah, nailil, mim, palupi)
vii
viii
ix
ABSTRAK
Lathifa, Isti Nur. 2014. Nilai-Nilai Pendidikan Sosial Dalam Kegiatan Majelis
Doa Mawar Allah STAIN Salatiga Tahun 2014. Skripsi. Jurusan
Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Wahidin, S.Pd.I,M.Pd.
Kata Kunci: Nilai Pendidikan Sosial, Majelis Doa Mawar Allah STAIN Salatiga.
Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui implementasi nilai-nilai
pendidikan sosial dalam kegiatan Majelis Doa Mawar Allah STAIN Salatiga
2014. Majelis Doa Mawar Allah merupakan sebuah wadah kegiatan sosial
keagamaan yang berada di bawah Biro Konsultasi Psikologi TAZKIA. Proses
yang menjadikan seseorang dapat beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan
lingkungan sosialnya, sehingga dapat bekerja sama untuk saling tolong-menolong
dalam kebaikan. Dari belajar untuk mencari ilmu kita juga dianjurkan untuk
mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kegiatan Majelis Doa
Mawar Allah kita belajar saling mengasihi dengan menyisihkan sebagian harta
mereka dengan disantunkan kepada anak yatim. Dari hal tersebut peneliti tertarik
untuk meneliti dan menganalisis lebih luas.
Pertanyaan utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah (1)
Bagaimana nilai pendidikan sosial dalam kegiatan Majelis Doa Mawar Allah
STAIN Salatiga? (2) Bagaimana implementasi nilai-nilai pendidikan sosial dalam
kegiatan Majelis Doa Mawar Allah STAIN Salatiga?. Dalam penelitian ini teknik
pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi.
Objek dalam penelitian ini adalah Tim dan jamaah Majelis Doa Mawar Allah
STAIN Salatiga 2014.
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa nilai pendidikan sosial yang
terkandung dalam Majelis Doa Mawar Allah antara lain: (1)nilai mencintai dan
mengasihi anak yatim (2) menjalin tali persaudaraan dan tali silaturahim antara
sesama umat muslim(3) kebersamaan dan kekompakan (4) yang terakhir
pemimpin dan yang dipimpin. Nilai-nilai tersebut telah di implementasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Mengasihi anak yatim yang implementasinya adalah
menolong mereka dengan member santunan baik dalam bentuk uang maupun
barang. Para jamaah yang berkumpul dalam kegiatan Majelis Doa Mawar Allah
mereka dapat mempererat tali persaudaraan dari mereka yang belum kenal
menjadi kenal dan mereka yang sudah kenal menjadi lebih dekat. Dalam hal
kebersamaan dan kekompakan terlihat dari para Tim Majelis Doa Mawar Allah
yang selalu kompak sehingga menjadikan kegiatan tersebut berjalan lancar. Untuk
nilai pemimpin dan yang dipimpin terlihat dari salah satu rangkaian kegiatan
Majelis Doa Mawar Allah yaitu dalam kegiatan sholat berjamaah pelaksanaan
sholat taubat dan sholat hajat.
x
DAFTAR ISI
hlm
JUDUL......................................................................................................................i
PERSETUJUAN PEMBIMBING……...................................................................ii
PENGESAHAN KELULUSAN............................................................................iii
PERTANYAAN KEASLIAN SKRIPSI.................................................................iv
MOTTO……………………………………………………………………………v
PERSEMBAHAN...................................................................................................vi
KATA PENGANTAR...........................................................................................vii
ABSTRAK…………..............................................................................................ix
DAFTAR ISI............................................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah........................................................................1
B. Definisi Operasional..............................................................................4
C. Rumusan Masalah.................................................................................6
D. Tujuan Penelitian...................................................................................6
E. Kegunaan Penelitian
1. Manfaat Praktis…………………………………………………...6
2. Manfaat Teoritis..…………………………………………………7
F. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ………………….……………...8
2. Lokasi Penelitian………………………………………………....8
3. Sumber Data……………………………………………………...8
xi
4. Teknik Pengumpulan Data……………………………………...10
5. Teknik Analisis Data……………………………………………11
6. Pengecekan Keabsahan Data……………………………………12
7. Tahap-Tahap Penelitian…………………………………………14
G. Sistematika Penulisan…………….……………………………..….16
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian nilai-nilai pendidikan sosial……………….....………17
B. Tujuan Pendidikan Sosial...………………………………………22
C. Konsep Pendidikan Sosial Menurut Islam……………………….24
D. Nilai-Nilai Kemanusiaan…………………………………………26
E. Majelis Doa Mawar Allah………………………………………..34
BAB III PAPARAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi dan Objek Penelitian…..………….…..40
B. Majelis Doa Mawar Allah………………..……….………….…..44
C. Nilai-Nilai Pendidikan Sosial dalam Kegiatan Majelis Doa
Mawar Allah……………………………………………………...58
BAB IV ANALISA DATA
A. Nilai-Nilai Pendidikan Sosial dalam Majelis Doa
Mawar Allah........................................................................................65
xii
B. Implementasi Nilai-Nilai Pendidikan Sosial dalam
Majelis Doa Mawar Allah..………………………………………….70
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................................73
B. Saran-Saran..........................................................................................74
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
sejarah kehidupan manusia. Karena dengan pendidikan manusia diharapkan
mampu mengenal dirinya, lingkungan sosialnya dan alam sekitarnya baik
konkret maupun abstrak. Melalui pendidikan manusia akan mampu
mencetak sejarah kehidupannya pada waktu hidup di dunia, baik secara
individu maupun secara kolektif.
Pendidikan merupakan kumpulan dari semua proses yang
memungkinkan seseorang mampu mengembangkan seluruh kemampuan
(potensi) yang dimilikinya, sikap-sikap dan bentuk-bentuk perilaku yang
bernilai positif di masyarakat tempat individu yang bersangkutan berada.
Menurut Sukarjdo (2009: 9) beliau menjelaskan bahwa pendidikan sebagai
gejala perilaku dan upaya manusia untuk memenuhi kebutuhan dasar primer
bertahan hidup (survival), bagian kegiatan untuk meningkatkan kehidupan
agar lebih bermakna atau bernilai.
Dengan adanya pendidikan tersebut, maka kita akan mendapatkan
sesuatu yang berharga untuk memotivasi diri agar selalu menjadi lebih baik,
dan memberikan dampak positif untuk orang-orang yang berada
disekelilinga kita. Karena salah satu dari sifat manusia adalah sebagai
2
makhluk sosial yang mempunyai dorongan untuk mengadakan hubungan
dengan orang lain untuk berinteraksi sosial.
Pendidikan sosial merupakan sebuah proses untuk memiliki
kepekaan terhadap beberapa karakteristik sosial (Murshafi,2009:31).
Kepekaan terhadap karakteristik kehidupan sosial dapat diwujudkan dengan
cara berinteraksi dan memahami orang lain. Adaptasi lingkungan merupakan
kemampuan dalam merespon beberapa tuntutan masyarakat. Adaptasi
lingkungan mempunyai peranan penting dalam pendidikan sosial sebagai
sarana dalam mengembangkan diri. Sisi pendidikan yang ada di dalam
masyarakat akan ikut berperan dalam mencetak figur pribadi pada setiap
individu.
Menurut Walgito (1990:79) kelompok adalah sekumpulan individu-
individu yang saling mengadakan interaksi dan saling mempengaruhi satu
dengan yang lain. Adaptasi lingkungan merupakan kemampuan untuk
merespon beberapa tuntutan masyarakat, dimana indivudu tersebut ada.
Dengan adanya kelompok dalam suatu lingkungan maka disitu proses
pendidikan sosial akan berjalan. Dalam lingkungan tersebut akan terbentuk
figur dan kepribadian pada setiap individu. Pendidikan sosial memiliki
banyak cakupan yang luas, seperti berjabat tangan, mengucap salam ketika
bertemu kepada sesama muslim hingga ajaran-ajaran keagamaan.
Biro konsultasi psikologi TAZKIA memiliki kegiatan rutin yakni
Majelis Doa Mawar Allah yaitu sebuah wadah kegiatan sosial keagamaan
3
yang terdapat beberapa nilai-nilai pendidikan misalnya pendidikan sosial.
Ada beberapa sisi positif yang dapat diambil dari kegiatan Majelis Doa
Mawar Allah tersebut. Karena dalam kegiatan tersebut kita diajarkan untuk
selalu ikhlas, selalu mengingat Allah sebagai Tukan kita dengan berdzikir
dan membaca Asmaul Husna. Kita juga diajarkan untuk selalu
membersihkan diri dengan sholat taubat dan bersedekah.
Manusia tercipta sebagai makhluk sosial dimana manusia tersebut
tidak dapat bertahan hidup tanpa bantuan orang lain. Di dalam Al-quran
surat Al-maidah ayat 2 dijelaskan bahwa
“ Hendaklah kamu tolong menolong dalam kebaikan dan
ketaqwaan, dan janganlah saling membantu dalam perbuatan dosa dan
permusuhan dan bertaqwalah kepada Allah sesungguhnya Allah amat keras
dalam hukumanya”.
Bersedekah ini ada kaitannya dengan saling tolong menolong,
sebagai orang yang mampu diharapkan untuk menyisihkan sebagian
hartanya bagi orang-orang yang mampu (Sultoni,2007:115). Cerita tentang
keajaiban sedekah bukan hanya berlaku bagi orang-orang khusus. Janji
Allah akan melipat gandakan sedekah berlaku bagi siapapun, bahkan bagi
mereka yang tidak mengimani Allah.
Dalam Majelis Doa Mawar Allah terdapat suatu kegiatan yang
didalamnya kita diajarkan untuk mengasihi para anak yatim yang belum
4
tersentuh oleh panti asuhan. Tim Majelis Doa Mawar Allah lebih fokus
kepada para anak yatim yang belum tersentuh oleh panti asuhan karena
anak-anak yatim yang dari panti asuhan setiap bulan bahkan sewaktu-waktu
mendapatkan bantuan dari donatur, sedangkan anak-anak yatim yang tidak
dipanti asuhan mereka kurang diperhatikan, maka dari itu tim dari Majelis
Doa Mawar Allah memilih anak-anak yatim yang belum tersentuh oleh panti
asuhan.
Perubahan terjadi di tengah alur kehidupan dengan sebuah proses
yang menjadikan seseorang dapat beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan
lingkungan sosialnya, sehingga dapat bekerja sama untuk saling tolong
menolong dalam kebaikan. Dari belajar untuk mencari ilmu kita juga
dianjurkan untuk dapat mengimplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam kegiatan Majelis Doa Mawar Allah ini kita belajar untuk saling
mengasihi, dengan menyisihkan sebagian dari harta kita untuk
disedekahkan kepada para anak yatim. Dari hal ini penulis tertarik untuk
meneliti dan menganalisis lebih luas tentang pendidikan sosial yang ada
dalam kegiatan Majelis Doa Mawar Allah. Bertolak dari latar belakang
masalah diatas maka penulis memberi judul skripsi ini “NILAI-NILAI
PENDIDIKAN SOSIAL DALAM KEGIATAN MAJELIS DOA
MAWAR ALLAH STAIN SALATIGA TAHUN 2014”
5
B. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi salah tafsir pada judul yang penulis ajukan, maka
perlu kiranya penulis jelaskan pengertian frase dalam judul di atas, sebagai
berikut:
1. Nilai-nilai Pendidikan Sosial
Menurut KBBI nilai adalah sifat-sifat yang penting atau berguna
bagi kemanusiaan. Nilai adalah kumpulan dari ukuran-ukuran,
orientasi, dan teladan luhur yang selaras dengan akidah yang di
yakini dan tidak bertentangan dengan perilaku masyarakat
(Murshafi,2009:96). Pendidikan sosial adalah proses menjadikan
seseorang dapat beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan
lingkungan sosialnya (Murshafi, 2009:31).
Jadi nilai pendidikan sosial adalah usaha yang dilakukan secara
sadar dengan tujuan memelihara dan mengembangkan fitrah serta
potensi menuju terbentuknya manusia seutuhnya baik jasmani
maupun rohani dalam hubungannya dengan sesama manusia.
2. Majelis Doa Mawar Allah
Majelis berasal dari bahsa arab yaitu majelisun yang berarti
tempat duduk. Menurut KBBI majelis adalah pertemuan orang
banyak, rapat,sidang.
6
Sedangakan “doa” menurut Ash Siddieqy terdapat banyak
pengertian tentang “doa” namun peneliti mengambil arti dari Doa
bermankna permintaan atau permohonan.
Majelis Doa Mawar Allah adalah sebuah wadah kegiatan sosial
keagamaan yang berada dibawah Biro Konsultasi “TAZKIA”
STAIN Salatiga, yaitu Majelis Doa Mawar Allah sebagai wadah
yang dibentuk agar masyarakat mendapat tempat yang kondusif
untuk berdoa bersama (ketua tim Majelis Doa Mawar Allah).
C. Rumuan Masalah
1. Bagaimanakah nilai pendidikan sosial dalam kegiatan Majelis Doa
Mawar Allah di STAIN Salatiga?
2. Bagaimanakah implementasi nilai-nilai pendidikan sosial dalam
kegiatan majelis doa mawar Allah di STAIN Salatiga?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari rumusan masalah di atas, penulis mempunyai
tujuan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terkandung dalam
rumusan masalah. Maka penulisan skripsi ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui nilai pendidikan sosial dalam kegiatan Majelis Doa Mawar
Allah di STAIN Salatiga.
2. Mengetahui implementasi nilai-nilai pendidikan sosial dalam kegiatan
majelis doa mawar Allah STAIN Salatiga.
7
E. Kegunaan Penelitian
Adapun manfaat dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat praktis
a. Bagi Biro Konsultasi Psikologi TAZKIA
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi
Biro Konsultasi Psikologi TAZKIA, agar mereka senantiasa
mengutamakan pelayanan secara baik pada klien dan senantiasa
berkontribusi terutama dalam pendidikan islam maupun pendidikan
sosial yang terkait dengan adanya kegiatan Majelis Doa Mawar Allah.
b. Bagi Tim Majelis Doa Mawar Allah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi
Tim Majelis Doa Mawar Allah, agar mereka senantiasa
mempertahankan kegiatan Majelis Doa Mawar Allah tersebut,
sehingga menemukan pengalaman spiritual yang baik dan dapat
mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
c. Bagi Jamaah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi
jamaah, agar mereka senantiasa mengaplikasikan apa yang telah
didapatkan dalam kegiatan Majelis Doa Mawar Allah sehingga
menemukan pengalaman spiritual yang baik dan dapat
mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
8
d. Bagi STAIN Salatiga
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi
STAIN Salatiga, agar senantiasa tetap mendukung dan menghimbau
kepada civitas akademika STAIN Salatiga untuk berpartisipasi
mengikuti Majelis Doa Mawar Allah.
2. Manfaat teoritis
Diharapkan penelitian ini dapat menjadi masukan bagi khasanah
pengembangan keilmuan islam khususnya dalam bidang pendidikan sosial.
F. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan oleh penulis adalah penelitian
kualitatif. (Sugiyono,2012: 9) mengatakan bahwa:
“Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada
filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek
yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik
pengumpulan data yang dilakukan secara triangulasi, analisis data
bersifat induktif, dan hasil penelitian lebih menekankan makna
daripada generalisasi.”
Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, penelitian
deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk
mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada yaitu
keadaan gejala perubahan sikap para jamaah ke arah yang lebih baik
setelah mengikuti kegiatan Majelis Doa Mawar Allah.
9
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan secara umum di Biro Konsultasi Psikologi
“TAZKIA” STAIN Salatiga, dan khususnya bertepatan di masjid
Darul Amal Salatiga dimana kegiatan Majelis Doa Mawar Allah
dilaksanakan setiap bulannya.
3. Sumber Data
Sumber data yang digunakan pada penelitian ini ada dua macam,
yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder.
a. Sumber Data Primer
Sumber data primer adalah sumber data yang dikumpulkan
langsung dari tangan pertama, yaitu kata-kata dan tindakan subyek
serta gambaran dan pemahaman dari subyek yang diteliti sebagai
dasar utama melakukan interpretasi data. Data tersebut diperoleh
secara langsung dari orang-orang yang dipandang mengetahui
masalah yang akan dikaji dan bersedia memberi data yang
diperlukan. Pada penelitian ini yang menjadi sumber data primer
adalah sebagai berikut: H. Ahmad Sultoni, M.Pd. (Selaku Pembina
Majelis Doa Mawar Allah), Puspo Nugroho (Selaku Ketua Tim
Majelis Doa Mawar Allah), dan jamaah Majelis Doa Mawar Allah
yang senantiasa selalu menyisihkan sebagian harta mereka untuk
disantunkan kepada anak yatim.
10
Dari informasi informan kunci tersebut akan dilakukan
penelusuran lebih lanjut kepada pihak-pihak terkait.
b. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah data yang mengandung dan
melengkapi sumber-sumber data primer. Adapun sumber data
sekunder dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tim Biro
konsultasi Psikologi TAZKIA yang tidak terlibat secara langsung
di kegiatan Majelis Doa Mawar Allah.
4. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang relevan dengan fokus penelitian,
maka teknik pengumpulan data yang akan dipakai meliputi:
a. Metode Observasi
Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan
(Sugiyono,2012: 226). Dalam observasi ini peneliti melakukan
pengamatan langsung kepada Tim dan jamaah Majelis Doa
Mawar Allah yang berada di lokasi penelitian ketika kegiatan
tersebut berlangsung serta mencari data-data yang mendukung
dalam penelitian.
b. Metode Wawancara
Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk
bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat
dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu (Sugiyono,
11
2012:231). Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui
bagaimana nilai-nilai pendidikan sosial dalam kegiatan Majelis
Doa Mawar Allah dan bagaimana implementasi nilai-nilai
pendidikan sosial dalam kegiatan majelis doa mawar Allah.
Data yang didapat baik dari sumber data primer maupun
sumber data sekunder.
c. Metode Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak
langsung ditujukan pada subjek penelitian namun melalui
dokumentasi-dokumentasi (Hasan, 2002: 87). Dalam metode
dokumentasi peneliti mencari dokumen-dokumen penting atau
arsip-arsip yang mendukung data yang berkaitan dengan
penelitian, dan untuk memperkuat data-data yang didapat.
5. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan,
dan dokumentasi (Sugiyono,2012: 244). Analisis data dalam penelitian
kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di
lapangan, dan setelah di lapangan.
Adapun yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini yaitu analisis
kualitatif, yaitu dengan langkah-langkah:
12
a. Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data. Tanpa mengetahui metode atau teknik
pengumpulan data, maka penelitian tidak akan mendapatkan
data yang memenuhi standar yang ditetapkan
(Sugiyono,2012:240). Hal ini bertujuan untuk membuktikan
bahwa penelitian ini penting untuk dikaji dan diteliti serta
diketahui keasliannya.
b. Reduksi Data
Reduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema
dan polanya (Sugiyono,2012:247).
Reduksi data ini berguna untuk meninjau kembali data-data
yang kurang atau data-data yang sekiranya tidak perlu dapat
dipertimbangkan kembali apakah data tersebut perlu tidak
dicantumkan dalam penulisan penelitian.
c. Penyajian Data
Penyajian data ini diatasi sebagai sekumpulan informasi
yang bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, dan
sejenisnya. Penyajian data diharapkan agar pembaca lebih cepat
memahami isi dalam penelitian ini.
13
d. Penarikan Kesimpulan
Kegiatan analisis selanjutnya adalah penarikan kesimpulan
atau verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih
bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan
bukti-bukti yang kuat yang mendudkung pada tahap
pengumpulan data berikutnya (Sugiyono,2012:252).
6. Pengecekan Keabsahan Data
Dalam penelitian ini peneliti berusaha memperoleh keabsahan
temuan. Teknik yang dipakai untuk menguji keabsahan temuan
tersebut yaitu teknik triangulasi. Triangulasi dilakukan dengan tujuan
untuk mengecek kembali data-data yang sudah terkumpul, agar tidak
terjadi salah memasukkan data yang terkumpul. Triangulasi dapat
diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan
berbagai cara, dan berbagai waktu (Sugiyono,2012:273).Triangulasi
yang digunakan peneliti dalam penelitian ini terdiri dari dua macam
yaitu:
a. Triangulasi Sumber Data
Triangulasi sumber berarti, untuk menguji kredibilitas data
yang dilakukan dengan cara mengecek data yang telah
diperoleh melalui beberapa sumber (Sugiyono, 2012:274).
Triangulasi sumber data berarti membandingkan data-data yang
14
diperoleh dari informan satu dengan informan yang lainnya dan
juga mengecek kebenaran dan kepercayaan suatu informasi.
b. Triangulasi Metode
Triangulais metode dilakukan dengan cara mengecek data
kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda
(Sugiyono.2012:274). Dalam metode ini pengecekan keabsahan
data untuk mengetahuihasil temuan ini benar-benar hasil
temuan sendiri tidak hasil penelitian orang lain ataupun tidak
plagiat dari penelitian sebelumnya.
7. Tahap-Tahap Penelitian
NO NAMA KEGIATAN KETERANGAN
1 Kegiatan Administrasi Mengajukan proposal untuk melakukan
penelitian dari ketua STAIN Salatiga
kepada Penanggung jawab atau Ketua
Majelis Doa Mawar Allah guna
menyusun pedoman wawancara dan
kegiatan administrasi lainnya.
2 Survei Awal Melakukan survei awal untuk
mengetahui gambaran umum tentang
Majelis Doa Mawar Allah dan
menemui pihak penanggung jawab
kegiatan tersebut yang akan dijadikan
15
subyek penelitian serta meminta ijin
untuk melakukan penelitian.
3 Penelitian Melakukan penelitian secara langsung
ke Biro konsultasi psikologi TAZKIA
dan masjid Darul Amal Salatiga untuk
memperoleh data dengan cara
melakukan interview atau wawancara
kepada pihak terkait sebagai langkah
awal pengumpulan data.
4 Verifikasi Melakukan verifikasi untuk membuat
kumpulan-kumpulan temuan penelitian.
5 Laporan Penyusunan laporan untuk dijilid dan
dilaporkan.
16
G. Sistematika Penulisan
Skripsi ini penulis bagi menjadi lima bab, di masing-masing bab saling
berkaitan, dengan penjelasan sebagai berikut :
BAB I: PENDAHULUAN, yang meliputi: Latar Belakang Masalah, Definisi
Operasional, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian,
Metode Penelitian, Sistematika Penulisan Skripsi.
BAB II: KAJIAN PUSTAKA, yang berisi: Teori nilai-nilai pendidikan sosial dan
majelis doa mawar Allah.
BAB III: PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN, yang berisi
gambaran umum lokasi dan objek penelitian, Majelis Doa Mawar Allah dan
Nilai-nilai pendidikan sosial dalam kegiatan Majelis Doa Mawar Allah STAIN
Salatiga.
BAB IV: ANALISIS, yang berisi tentang analisis data dari deskriptif penelitian
nilai-nilai pendidikan sosial dalam Majelis Doa Mawar Allah dan
implementasinya.
BAB V: PENUTUP, yang merupakan bab terakhir berupa kesimpulan dan saran
17
BAB II
NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL
A. Pengertian Nilai Pendidikan Sosial
1. Pengertian Nilai
Nilai adalah apa yang membuat sesuatu yang baik menjadi
baik (Magnis, 1996: 9). Sementara menurut Poerdarminta
(2006:677) Nilai artinya sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau
berguna bagi kemanusiaan. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu
berharga atau berguna bagi kehidupan manusia. Sesuatu tersebut
sangatlah beragam jenisnya, pada hakikatnya nilai akan
memberikan pengaruh dalam kehidupan manusia.
Nilai adalah kumpulan dari ukuran-ukuran, orientasi, dan
teladan luhur, yang selaras dengan akidah yang diyakini seseorang
dan tidak bertentangan dengan perilaku masyarakat, dimana
ukuran-ukuran itu menjadi moral bagi seseorang yang tercermin
dalam perilaku, aktivitas, usaha, dan pengalaman-pengalamannya,
baik secara ekplisit maupun implisit ( Murshafi, 2006:96). Jadi nilai
adalah sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi manusia sebagai
acuan tingkah laku.
2. Pengertian Pendidikan Sosial
Pendidikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari
kata didik. Pendidikan ialah proses pengubahan sikap dan tata laku
18
seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan latihan. Pendidikan adalah
suatu proses penyampaian informasi yang kemudian diserap oleh
masing-masing pribadi, sehingga menjiwai cara berfikir, bersikap,
dan bertindak baik untuk dirinya sendiri maupun hubungannya
dengan Allah dan hubungannya dengan manusia lain atau
masyarakat serta makhluk lain dalam alam semesta maupun
lingkungan dalam kedudukannyasebagai: a) hamba Allah, b)
khalifah Allah di bumi (Drs. Kaelany, 2000: 240).
Pendidikan adalah pengembangan pribadi dalam semua
aspeknya. Pengembangan pribadi yang mencakup pendidikan oleh
diri sendiri, pendidikan oleh lingkungan, dan pendidikan oleh
orang lain, dan seluruh aspek yang meliputi jasmani, akal, dan hati
(Tafsir, 1994:26).
Sedangkan menurut Murshafi (2009:86) pendidikan adalah
cermin, di dalamnya masyarakat dapat melihat diri dan
memantapkan jati dirinya. Selain itu, ia juga merefleksikan seluruh
trend kehidupan sehari-hari. Selamanya, masyarakat merupakan
titik tolak dimana pendidikan memulai unsur-unsur utamanya,
sebagaimana sesorang senantiasa tumbuh dan berkembang dalam
komunitas yang rukun, sehingga dia merasa cocok dengan
komunitasnya itu.
19
Menurut Arifin (1976:12), pendidikan adalah usaha orang
dewasa secara sadar untuk membimbing dan mengembangkan
kepribadian serta kemampuan dasar anak didik baik dalam bentuk
pendidikan formal maupun non formal. Adapun menurut Marimba
adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik
terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju
terbentuknya kepribadian yang utama (Marimba, 1989:19).
Sebagaimana tertuang dalam Al-Quran surat Al-insyqok ayat
19 yang berbunyi:
“Sesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat (dalam
kehidupan)”.
Dari pendapat para pakar diatas, pada dasarnya pendidikan
adalah usaha yang dilakukan secara sadar dan disengaja oleh orang
bertanggung jawab terhadap orang lain baik jasmani maupun
rohani.
Agus sujanto (1983:248) berpendapat bahwa sosial berasal dari
kata societies yang mengandung arti masyarakat, kata sosial juga
berasal dari kata sosius artinya teman, dan selanjutnya kata sosial
20
berarti juga hubungan antara manusia yang satu dengan manusia
yang lainnya dalam bentuk yang berlain-lainan.
Menurut Murshafi (2009: 31) Pendidikan sosial adalah sebuah
proses yang menjadikan seseorang dapat beradaptasi dan
menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya.
Dari devinisi diatas dapat kita tarik kesimpulan tentang
devinisi pendidikan sosial adalah usaha yang dilakukan secara
sengaja oleh orang yang bertanggung jawab serta tindakan yang
dilakukan secara sadar dengan tujuan memelihara dan
mengembangkan fitrah serta potensi atau sumberdaya insani
menuju terbentuknya manusia seutuhnya baik jasmani maupun
rohani dalam hubungannya dengan sesama manusia dengan adab
sosial yang baik.
3. Pendidikan Sosial Dalam Islam
Manusia sebagai pelaku dan sasaran pendidikan memiliki alat
yang dapat digunakan untuk mencapai kebaikan dan keburukan.
Alat yang dapat digunakan untuk mencapai kebaikan adalah hati
nurani, akal, ruh dan sir. Sedangkan alat yang dapat digunakan
untuk mencapai keburukan adalah hawa nafsu syahwat yang
berpusat di perut dan hawa nafsu amarah yang berpusat di dada
(Abuddin Nata, 2009:129).
21
Pendidikan sosial dalam islam tidak terlepas dari pembicaraan
tentang akhlak, etika, serta moral. Ketiga hal tersebut mempunyai
arti yang sama yakni akhlak yang berasal dari bahasa arab yaitu
( ) bentuk jamak dari ( ) berarti budi pekerti jamak dari
sinonim dengan kata susila. Sedangkan moral menunjukkan
perbuatan yang menyangkut baik dan buruknya manusia.
Moral sering diartikan sebagai tolak ukur untuk menilai
perbuatan yang dilakukan manusia menyangkut baik dan buruknya
manusia sebagai makhluk yang berbudi. Pendidikan sosial
merupakan pendidikan dasar yang harus ditanamkan sejak dini
kepada subjek didik sehingga tertanam dalam sanubari tentang
norma-norma sosial, agama. Sehingga mereka dapat
mengimplementasikan nilai-nilai pendidikan sosial dan dapat
memposisikan dirinya dijalan yang benar serta mampu berinteraksi
dan bersosialisasi dengan masyarakat dengan tetap berpegang
teguh pada ajaran agamanya. Hal demikian akan dapat terwujud
melalui pendidikan. Untuk pendidikan sosial akan dapat terelisasi
dan tertenam secara mendalam melalui pendidikan, kebiasaan-
kebiasaan yang baik dalam keluarga. Karena keluarga merupakan
kelompok masyarakat terkecil dalam tatanan sosial.
Lingkungan sosial mencakup berbagai pengaruh yang beraneka
ragam yang dirasakan oleh seseorang di dalam masyarakat dan
22
membentuknya dengan kepribadian yang khusus. Lingkungan
sosial mempengaruhi tabiat dan kerakter manusia dalam bentuk
tertentu, baik yang bersifat maknawi, seperti tradisi, keyakinan, dan
ilmu, rasa, aturan, undang-undang, etika, dan seni. Ataupun yang
bersifat materi, sebagaimana yang dihasilakan oleh masyarakat
zaman sekarang dan alat-alat modern (Murshafi, 2009:56). Sangat
jelas terlihat bahwa islam sangat memerhatikan pengaruh
lingkungan sosial dalam bentuk kepribadian manusia melalui
pengaruhnya yang bermacam-macam.
B. Tujuan Pendidikan Sosial
Suatu pendidikan tak terkecuali pendidikan sosial, tentu memiliki suatu
tujuan, yaitu sesuatu yang diharapkan tercapai setelah usaha atau kegiatan
selesai (Darodjat, 2011:29). Suatu tujuan yang hendak dicapai oleh
pendidikan pada hakekatnya adalah suatu perwujudan dari nilai-nilai ideal
yang terbentuk dalam pribadi manusia yang diinginkan. Nilai-nilai ideal
itu mempengaruhi dan mewarnai pola kepribadian manusia, sehingga
menggejala dalam perilaku lahiriyahnya. Dalam melaksanakan pendidikan
sosial diharapkan akan tercapai sebuah tujuan yang dicita-citakan yaitu
adanya manusia yang tanggap serta peduli terhadap masalah-masalah yang
terjadi dilingkungan sekitarnya dan dengan adanya tujuan tersebut dapat
membangkitkan semangat untuk berbuat sosial.
Menurut Ngalim Purwanto (2007:171) tujuan pendidikan sosial adalah
membentuk manusia yang mengetahui dan menginsyafi tugas
23
kewajibannya terhadap bermacam-macam golongan dalam masyarakat,
dan membiasakan anak-anak berbuat memenuhi tugas kewajiban sebagai
anggota masyarakat dan sebagai warga negara.
Abdullah Nashih Ulwan (1996:54) berpendapat bahwa tujuan
pendidikan sosial adalah agar manusia terbiasa menjalankan perilaku
sosial yang utama, dasar-dasar kewajiban yang mulia dan bersumber pada
akidah islamiyyah yang kekal dan kesadaran iman yang mendalam agar
ditengah-tengah masyarakat nanti ia mampu bergaul dan berperilaku sosial
yang baik, memiliki keseimbangan akal yang matang dan tindakan yang
bijaksana.
Dari tujuan pendidikan sosial tersebut dapat dipahami bahwa tujuan dari
pendidikan sosial adalah untuk membentuk manusia yang memiliki
kesadaran akan kewajiban, hak dan tanggungjawab sosial serta bersikap
toleran sehingga keharmonisan akan terjadi diantara sesama manusia,
dapat berjalan dengan selaras dan harmonis dalam kehidupan
bermasyarakat.
Tujuan pendidikan demikian ini diarahkan pada pembentukan manusia
yang mempunyai sifat sosial dalam perilakunya. Pendidikan sosial
bertujuan untuk membentuk individu yang menyadari dan menginsyafi
serta melaksankan tugas dan kewajibannya dari berbagai golongan dalam
masyarakat dimanapun ia berada dan mewujudkannya dengan berperilaku
sosial yang baik, etis dan sesuai dengan nilai-nilai ajaran islam.
24
Dengan cara demikian diharapkan agar individu yang merupakan
bagian dari masyarakat mengerti akan kewajiban-kewajibannya dalam
masyarakat. Sehingga apabila dalam masyarakat membutuhkan
bantuannya, dapat cepat tanggap dalam melaksanakan tugasnya tersebut.
Dengan adanya pendidikan sosial juga diharapkan agar individu-individu
tidak lagi bersikap egois, dengan tidak mau melihat orang-orang yang ada
disekitarnya yang sedang mengalami kesusahan. Kita tidak boleh menutup
mata apabila melihat orang yang memerlukan uluran tangan kita, karena
kita diajarkan untuk saling tolong-menolong terhadap sesama.
C. Konsep Pendidikan Sosial Menurut Islam
Seseorang akan berjalan melewati fase kanak-kanak menuju fase
pemuda, kemudian melangkah menuju fase dewasa, hingga dia menjadi
sosok yang matang, yang memiliki kepribadian tangguh dan mampu saling
memberi dan menerima dengan orang lain. Dia juga mampu menjadi
sosok yang memikul budaya dan menyebarkannya. Tingkah laku,
kebiasaan, dan pola pikirnya berjalan seiring dengan pertumbuhan
masyarakat.
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa manusia menciptakan budaya
dalam masyarakatnya. Selain itu, dia juga menerima budaya yang sudah
ada. Barangkali inilah yang menjadi penyebab eksistensi budaya yang
beralih dari satu generasi ke generasi lain. Tidak diragukan lagi bahwa
sikap timbal balik, dipengaruhi dan mempengaruhi, antar individu
membuahkan hal-hal berikut ini: pembentukan pribadi individu dan
25
pembentukan peradaban manusia. Dua tema ini merupakan bagian besar
dan hal yang urgen dalam pendidikan. Dari sini, pendidikan dimulai dari
pembentukan pribadi manusia. Karena, tingkah laku manusia merupakan
tingkah laku tiruan. Dengan kata lain, manusia belajar dari orang lain
tentang hal tersebut. Di sela-sela latihan, seseorang bisa mendapatkan
nilai, ide, dan kriteria dari keluarga, pekerjaan, agama, politik, dan strata
sosial (Murshafi, 2009:30).
Selain sebagai makhluk individual, manusia juga sebagai makhluk
sosial. Sebagai makhluk individual, manusia membutuhkan makanan,
minuman, pakaian, tempat tinggal dan kebutuhan lainnya. Sedangkan
sebagai makhluk sosial, ia membutuhkan teman untuk bergaul untuk
menyatukan suka dan duka, dan memenuhi berbagai kebutuhan lainnya
yang bersifat kolektif. Manusia membutuhkan kedua sisi kehidupan
tersebut.
Sebagai makhluk sosial, manusia mau tidak mau harus berinteraksi
dengan manusia lainnya, dan membutuhkan lingkungan di mana ia berada.
Ia menginginkan adanya lingkungan sosial yang ramah, peduli, santun,
saling menjaga dan menyayangi, bantu membantu, taat pada aturan, tertib,
disiplin, menghargai hak-hak asasi manusia dan sebagainya (Abuddin
Nata, 2009:231).
Dalam islam, berkumpul atau berjama’ah memiliki manfaat yang
sangat besar, karena mempunyai pengaruh yang sangat positif, bahkan hal
itu merupakan suatu keharusan dalam beberapa ibadah wajib dan sunnah
26
tertentu, dan karena bisa mendatangkan berbagai jenis kebaikan (Sa’id
Hawwa, 2006:262).
Lebih dari itu, hubungan yang mungkin dijalin antar manusia dalam
segala aspek kehidupan ini, apapun bentuknya menurut pandangan filsafat
pendidikan islam, semuanya itu tidak lepas daripada kaitan tanggung
jawabnya kepada Allah. Dengan demikian, tanggung jawab tersebut,
manusia sebagai makhluk sosial mengacu kepada dua tanggung jawab
yang utama yaitu:
a. Tanggung jawab dalam memebentuk memelihara dan
membina jalinan hubungan baik antar sesama manusia dalam
berbagai lapangan pergaulan dan aspek kehidupannya
seoptimal mungkin. Hubnungan yang harmonis diharapkan
akan menciptakan keselamatan, kedamaian, kesejahteraan
dalam kehidupan bersama yang berkualitas dan berkelanjutan
sebagai makhluk sosial.
b. Tanggung jawab dalam memelihara dan meningkatkan jalinan
hubungan yang baik dengan Allah. Hubungan ini dibina
dengan cara mematuhi dan menjalankan tuntunan agama Allah
dalam setiap bentuk dan aspek sosial tersebut. Melalui sikap
kepatuhan dan ketaatan seperti itu diharapkan hubungan sosial
antar sesama manusia akan memperoleh jaminan keridhaan
dari Allah (Triyo supriyatno, 2009:87).
27
D. Nilai-Nilai Kemanusiaan
Menurut Yusuf Qardhawi (2003:175) nilai-nilai kemanusiaan dibagi
menjadi delapan bagian antara lain:
a. Ilmu
Ilmu merupakan salah satu nilai luhur yang dibawa islam dan
tegak di atas kehidupan manusia, baik secara moril maupun
maretil, duniawi maupun ukhrawi. Islam menjadikan jalan menuju
keimanan yang memotivasi untuk beramal, sekaligus sebagai
karunia yang membuat manusia diberi amanah sebagai khalifah di
muka bumi ini. Dengan ilmu tersebut, Adam sebagai bapak
manusia diberi kelebihan atas malaikat (dan makhluk yang lain)
yang sempat penasaran, sehingga mempermasalahkan pemberian
amanah ini. Dengan alasan bahwa mereka (para malaikat) lebih
aktif beribadah kepada Allah daripada manusia yang suka
membuat kerusakan di bumi dan menumpahkan darah.
b. Amal
Amal adalah buah ilmu. Pepatah mengatakan, “Ilmu tanpa amal,
ibarat pohon tanpa buah atau awan tanpa hujan”.
Amal juga merupakan buah dari iman yang benar, karena tidak
ada iman tanpa amal. Meskipun para ulama berbeda pendapat
tentang dimasukannya amal sebagai bagian dari hakikat iman,
syarat sahnya iman, atau buah dari iman, namun keimanan yang
benar itu harus membuahkan amal. Oleh karenanya, Al-Quran
28
mengumpulkan iman dan amal dalam berpuluh-puluh ayatnya,
sebagaimana dikatakan ulama salaf, “Iman adalah sesuatu yang
meresap dalam hati dan dibuktikan dengan amal”.
c. Kebebasan
Diantara nilai-nilai kemanusiaan yang juga sangat diperhatikan
oleh islam adalah kebebasan. Dengannya kita dapat
menyelamatkan manusia dari segala bentuk tekanan, paksaan,
kediktatoran, dan penjajahan. Namun juga bisa menjadikan
manusia sebagai pemimpin dalam kehidupan ini, tetapi pada saat
yang sama ia juga sebagai hamba Allah.
Kebebasan di sini meliputi kebebasan beragama, berfikir,
berpolitik, bertempat tinggal, dan segala bentuk kebebasan dalam
kebenaran.
d. Musyawarah
Di antara nilai-nilai kemanusiaan dan sosial yang dibawa islam
adalah musyawarah (syura). Pengertiannya adalah bahwa
kehendaknya seseorang hendaknya tidak menyendiri dalam
pendapat dan dalam persoalan-persoalan yang memerlukan
kebersamaan pikiran dengan orang lain. Hal ini dikarenakan
pendapat dua orang atau lebih dalam jamaah itu dianggap lebih
mendekati kebenaran daripada pendapat seorang saja.
Musyawarah dalam suatu urusan dapat membuka pintu kesulitan
dan member kesempatan untuk melihat urusan itu dari berbagai
29
sudut, sesuai dengan perbedaan perhatian setiap individu,
perbedaan tingkat pemikiran, dan perbedaan pengetahuan mereka.
Keputusan yang diperoleh pun berdasarkan persepsi yang
sempurna dan studi yang komprehensif.
e. Keadilan
Diantara nilai-nilai asasi kemanusiaan yang dibawa islam dan
dijadikan sebagai pilar kehidupan pribadi, rumah tangga, dan
masyarakat adalaah keadilan. Tiada penekanan akan nilai keadilan
yang lebih daripada perkara ini, yaitu bahwa Allah mengutus para
rasul-Nya dan menurunkan kitab-Nya untuk mewujudkan keadilan.
Atas nama keadilan, kitab-kitab diturunkan dan para rasul
diutus. Dengan keadilan ini pula tegaklah kehidupan langit dan
bumi. Keadilan maksudnya adalah memberikan hak kepada
pemiliknya, baik dalam skala pribadi atau berjamaah, juga
menyangkut materi atau nilai tanpa melebihi atau mengurangi,
sehingga tidak sampai mengurangi haknya dan tidak pula
menyelewengkan hak orang lain.
f. Persaudaraan
Diantara nilai-nilai sosial kemanusiaan yang ditekankan oleh
islam adalah ukhuwah (persaudaraan). Hendaknya manusia hidup
di masyarakat itu saling mencintai dan saling tolong-menolong,
dengan diikat oleh perasaan layaknya anak-anak dalam satu
keluarga. Mereka saling mencintai dan saling memperkuat,
30
sehingga benar-benar terasa bahwa kekuatan saudara adalah
kekuatannya dan kelemahan saudaranya adalah kelemahannya
juga. Ia akan merasa kecil (tidak berarti) jika sendirian dan dia
akan merasa banyak manakala bersama dengan saudara-
saudaranya.
g. Persatuan adalah Buah Persaudaraan
Masyarakat islam yang bersaudara adalah masyarakat yang satu
dalam akidah, ibadah, akhlak, arah pemikiran, perasaan, perilaku
dan tata kehidupan, nilai-nilai kemanusiaan, dan dasar-dasar
hukumnya.
Masyarakat islam adalah masyarakat yang satu dalam misi
hidupnya, yaitu munghubungkan antara bumi dengan langit, dunia
dengan akhirat, makhluk dengan khalik. Mereka adalah masyarakat
yang sama dalam prinsipnya, yaitu menggabungkan antara
idealisme dan realisme, antara yang pokok dengan yang cabang,
dan antara berpegang pada warisan lama dengan daya kreasi
modern.
h. Kerja Sama, Saling Membantu, dan Saling menyanyangi
Dalam kehidupan sosial kasih sayang merupakan salah satu hal
yang bisa menimbulkan ketenangan dan ketentraman, kasih sayang
berlaku dalam setiap lapisan kehidupan sosial baik tua maupun
muda, baik kaya maupun miskin.
31
Kaidah selanjutnya dalam membentuk kondisi sosial yang islami
ialah tumbuhnya rasa kasih sayang antar sesama manusia. Dalam
kehidupan masyarakat hendaknya antar sesama selalu bergaul yang
didasari kasih sayang. Sikap ini telah di gambarkan pada masa
Rosul yakni pertolongan kaum anshor terhadap kaum muhajirin.
Wujud kasih sayang antar anggota masyarakat ialah saling
membantu kebutuhan hidup, misalnya si kaya membantu si miskin,
membantu anak yatim melalui progam santunan anak yatim.
Karena pada dasarnya para anak yatim mempunyai hak sosial
dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, anak yatim tidak boleh
mendapatkan diskriminasi dalam hal apa pun. Pelayanan sosial
diberikan seperti orang lain, bahkan diprioritaskan. Mereka
semestinya mendapatkan hal istimewa karena statusnya adalah
anak yatim yang dimuliakan dalam Al-Quran dan As-Sunnah
NabiMuhammad Saw (Asmani,2009:34).
Dalam pergaulan sosial, anak-anak yatim jangan sampai
disepelekan anak-anak seusinya, bahkan sampai berkelahi akan
membuat kesusahan. Hal ini sedini mungkin dicegah, mereka kita
arahkan agar bargaul dengan anak-anak yang baik akhlaknya, rajin
ibadahnya, jujur dan bertanggung jawab, dan suka membantu
temannya yang kesusahan. Dari pergaulan inilah, anak yatim
belajar bagaimana hidup bermasyaralat, karakter dan kepribadian
32
temannya pelan-pelan akan ia warisi dan pertumbuhannya semakin
dinamis, kompetitif, dan produktif (Asmani, 2009: 35).
Menyatuni anak yatim mempunyai beberapa tingkat yang
masing-masing tingkatan tersebut mempunyai ukuran sendiri-
sendiri dari sisi pahala dan kepayahannya. Menyantuni anak yatim
termasuk ibadah sosial yang lebih utama dari pada ibadah personal.
Artinya, sesuatu yang manfaatnya dirasakan oleh orang lain lebih
baik dari pada kembali kepada diri sendiri maksudnya sesuatu yang
manfaatnya berkembang kepada orang lain utama dari pada sesuatu
yang manfaatnya terbatas pada dirinya sendiri (Asmani, 2009: 64).
Memberikan sedekah kepada anak yatim , baik berupa makanan,
minuman,uang, pakaian dan sejenisnya sangat dianjurkan dalam
islam. Paling tidak bisa mengurangi beban hidup anak yatim.
Walaupun sedikit, hanya satu hari, dua hari, tiga hari, atau
seminggu tergantung jumlah sedekah yang diberikan.
Semakin sering memberikan sedekah, maka semakin baik dan
semakin membantu kehidupan anak yatim. Dalam sedekah ini,
sebagaimana dianjurkan Nabi, orang-orang yang memberikan
sedekah diundang sehingga dapat membelai rambut anak yatim
dengan penuh kasih sayang sebagai wujud rasa saling memiliki dan
peduli terhadap kondisi mereka. Ada perasaan haru dan bahagia
33
bisa mengurangi beban mereka. Hal tersebut diterangkan dalam
sebuah hadis yang berbunyi:
“Rasulullah Saw bersabda: Barang siapa yang mengusap kepala
anak yatim dengan kasih sayang, maka Allah mencatatnya pada
setiap rambut yang dilewati tangannya satu kebaikan, menghapus
setiap rambut satu kejelekan dan mengangkatnya dengan setiap
rambut satu derajat” (HR. Abu Waraqa).
Orang yang senang menyantuni anak yatim, hatinya tidak keras
seperti batu yang sulit menerima kebaikan, nasehat dan masukan
berharga dari orang lain. Hatinya berubah menjadi lembut, penuh
kasih sayang, dan empati dengan kesusahan dan penderitaan orang
(Asmani, 2009:76).
Hati yang lembut mudah menerima ilmu dan cahaya dari Allah.
Nasehat-nasehat yang baik mengalir dengan deras dalam jiwanya.
Semangatnya mencari dan mengamalkan ilmu berkobar-kobar
dalam jiwanya. Ia senang melihat orang-orang yang mendalam
ilmu agamanya, aktif dalam beribadah, dan selalu berbuat baik
kepada sesama.
Dalam kehidupan masyarakat dan hubungan sosial yang
sempurna harus mengedepankan sikap persaudaraan dan kesatuan
34
umat, mewujudkan kerjasama menuju kesejahteraan lahir batin,
menumbuhkan jiwa toleransi, serta mempertebal sikap kasih
sayang yang didasari rasa tolong menolong yang tulus tanpa
pamrih, untuk mewujudkan hal tersebut haruslah melalui
pendidikan terhadap individu masyarakat terutama pada usia anak-
anak sehingga dapat tertanam sejak dini.
Melalui penjelasan di atas kasih sayang merupakan dasar pokok
pembentukan kehidupan sosial yang sangat mendasar demi
terciptanya suatu kehidupan yang harmonis. Dengan adanya rasa
kasih sayang apabila terjadi kesalahan mudah untuk
memaafkan,saling toleransi dan kebebasan dapat terwujud dan
yang pada akhirnya akan tercipta kehidupan sosial yang baik
berdasarkan ajaran islam.
E. Majelis Doa Mawar Allah
1. Pengertian Majelis Doa Mawar Allah
Mawar Allah ini secara etimologi, berasal dari surat Ar-rahman
ada kalimat ayat tersebut yang bertuliskan Jika kita mencari
gambar tentang alam semesta. Maka ayat tersebut dapat
digambarkan sebagai bentuk nebula yang berwujud Mawar Allah
menyala, karena terdiri atas triliyun bintang.
Simbol ini (Mawar Allah) mengajarkan kepada manusia bahwa
Allah adalah raja dan pemilik alam semesta yang tidak terbatas
35
luasnya. Dan gambar alam semesta itu berwujud Mawar Allah
merah menyala. Seakan-akan berkata, “ Aku Allah, Raja alam
semesta alam persembahan ala mini dalam bentuk bunga Mawar
merah menyala, karena Aku sangat memuliakanmu. Simbol Mawar
Allah adalah kasih sayangnya Allah kepada manusia. Oleh
karenanya, siapapun yang berdoa kepada Allah pasti akan
dikabulkan-Nya (Sulthoni,2012:64).
Majelis Doa merupakan sebuah wadah kegiatan sosial
keagamaan yang berada di bawah naungan Biro Konsultasi
Psikologi “TAZKIA” STAIN Salatiga, yang berdiri sejak tahun
2010. Wadah ini dibentuk agar masyarakat mendapat tempat yang
kondusif untuk berdoa bersama sebagai solusi memecahkan
permasalahan-permasalahan hidup.
Bahwa sudah dijelaskan terkait Majelis Doa, secara spesifik
Majelis Doa Mawar Allah berasal dari ayat terkandung dalam Al-
Quran Surat Ar-rahman ayat 36 yang berbunyi:
Artinya: “Maka nikmat Tuhan yang manakah yang kamu dustakan,
Maka apabila langit telah terbelah menjadi merah mawar seperti
(kilapan) minyak.
36
Maksud ayat diatas menjelaskan, bahwasannya Mawar
dijadikan sebagai simbol untuk memperkuat dan merekahnya
rahman kepada hambanya. Sebagai insan yang ditunjuk seorang
khalifah fill ard, haruslah mampu menyinarkan dalam kebaikan.
Dalam kaitannya kegiatan sosial disini bahwa jama’ah dapat
membedakan cara pandang antara Doa itu tidak sebatas membaca
Doa. Namun, berdoa di dalam Majelis Doa Mawar Allah ini.
Upaya tindakan nyata terutama dengan cara bersedekah.
Harapannya, agar Doanya cepat dikabulkannya Allah (Sulthoni,
2012:22).
2. Konsep Majelis Doa Mawar Allah
Setiap manusia lahir atas fitrah. Fitrah ini adalah keimanan
kepada Allah. Artinya manusia sesungguhnya sudah memiliki
bekal iman. Pertanyaanya: apakah potensi itu sudah digunakan
secara konstruktif atau destruktif. Banyak yang mengimani setan
dari pada malaikat. Ada yang mengimani gagal daripada gagal.
Ada yang mengimani Doanya tertolak daripada terkabul. Agama
lahir untuk mengarahkan iman digunakan secara membangun
(Sulthoni,2007:42-43).
37
3. Prinsip-Prinsip Majelis Doa Mawar Allah
Prinsip-Prinsip Majelis Doa Mawar Allah menurut The Power
Of Praying: dalam pendekatan Ioa dan Visualisasi (Mind
Management) sebagai berikut:
a. Allah senantiasa mengabulkan Doa seseorang
Bagi umat islam, doa adalah bukti ketaatan kepada Sang
Penguasa dan Sang Pencipta, Allah Swt. Seorang mukmin tidak
menggantungkan kesuksesan dan kemenangan dari usahanya,
karena kemampuan manusia hanyalah berusaha, semua itu
diserahkan kepada Allah Swt. Doa adalah manifestasi penegasan
bahwa hanya Allah yang bisa menyantuni, hanya Allah yang bisa
menentukan, hanya Allah yang bisa memberi kesuksesan dan
kecermelangan. Hanya Allah yang bisa memberikan kecukupan
rezeki, ketenangan pikiran, ketentraman dan kebahagiaan batin,
tidak ada yang lain, hanya kepada-Nya kita berserah diri dengan
menjalankan seluruh perintah-Nya dan menjauhi seluruh larangan-
Nya (Asmani,2009:91).
b. Allah manut kepada prasangka hamba
Dalam hadist dijandaskan sebagai berikut: Anna Indallallah
dhon (sehingga diibaratkan 9 x 0 ketika hati sudah nol, sudah
pasrah, sudah ikhlas kepada kehendak Allah. Maka Allah justru
dating memberikan apa yang selama ini kita minta atau lebih baik.
38
Kalau kita ingin gusti Allah, “manut” dengan kita, maka berdoalah
dengan hati yang nol, yang pasrah, yang ikhlas, yang menyerahkan
semua permintaan itu kepada Dzat yang maha tahu. Dzat yang
lebih mengetahui kebutuhan kita, bukan keinginan kita.
Kita minta sesuatu kepada Allah, karena Allah memerintahkan
kita minta. Kita minta karena menurut kita itu memang sesuaikita
minta kepada Allah. Namun yang sesuai menurut kita belum tentu
pas menurut Allah. Hamba yang ikhlas mendahulukan ukuran
sesuai dari Allah, bukan dari pemikirannya. Karena sebagai
pencipta kita, Allah mengetahui betul apa kelemahan dan kelebihan
kita. Allah mengetahui masa depan kita. Dan Allah mengetahui
betul kebutuhan kita. Oleh karenanya, biarkan kehendak-Nya yang
terjadi. Karena apapun yang terjadi dalam kehendak Allah, sama
sekali tidak merugikan manusia. Dan yang kasihnya melebihi
sejuta kasih ibu, tidak akan pernah berkehendak buruk. Maha Suci
Allah dalam segala kehendak-Nya (Sulthoni,2012:205-206).
c. Allah mengikuti tingkat keyakinan hamba
Faidha azamta fatawakal Allawallah ( barang siapa memiliki
tekat maka bertawakallah kepada Allah). Husnudhon adalah kunci
mengenal dan memahami Allah. Taqdir apapun yang terjadi,
dengan kacamata husnudhon akan sampai kepadanya sebagai
sebuah kesejukan Tangan Yang Maha Kasih. Dua sifat yang Allah
“tonjolkan” dari sekian juta sifat, adalah Rahman-Rahiem. Kreasi
39
Allah untuk mencipta dan menghancurkan, mengadakan dan
meniadakan, menurunkan atau mencabut, mengangkat atau
menjatuhkan, semua berporos pada dua sifat itu. Tidak ada
kejelekan dalam Taqdir-Nya. Tidak ada keburukan dalam
Ketentuan-Nya, karena semua berjalan atas Ruh Kasih-Sayang
Yang Maha Kasih dan Maha Sayang (Sulthoni, 2007:260).
d. The Power Law Of Giving and Receiving.
Merupakan kekuatan memberi dan menerima adalah energi
alam yang selalu dituntut untuk berjalan. Manusia yang
memberikan kepada alam, maka alam akan berbalik memberi
kepada manusia. Hukum ini berlaku untuk semua makhluk, baik
benda mati maupun benda hidup. Dalam konsepnya ditekankan
bahwa yang memberi baik akan menerima baik. Sebaliknya, yang
memberi buruk yang tidak memberi tidak akan menerima tidak
perlu member. Siapaun orangnya menerima tidak perlu memberi.
Seperti dicontohkan siapapun orang yang ingin menerima senyum,
maka berilah senyum, jangan berharap dapat senyum jika tidak
berinisiatif member senyum. Sehingga aktivitas memberi-
menerima adanya seperti tidak adanya. Ada tak bermakna dan
bermakna tetapi ada (Sulthoni, 2007:115).
40
BAB III
PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi dan Objek Penelitian
1. Sejarah Berdirinya Biro Konsultasi Psikologi TAZKIA STAIN Salatiga
Biro Konsultasi Psikologi TAZKIA STAIN Salatiga merupakan
lembaga semi otonom berdiri dalam naungan Sekolah Tinggi Agama Islam
Negeri (STAIN) Salatiga. Lembaga ini didirikan pada tanggal 22 Maret
2008 sebagai bentuk pelaksanaan Tridarma Perguruan Tinggi yakni
pengabdian bagi masyarakat Kota Salatiga dan sekitarnya.
Pada awal berdirinya Biro Konsultasi Psikologi TAZKIA didorong
oleh kepedulian terhadap berbagai problem yang dialami mahasiswa
terutama problem psikologis yang mengganggu ketenangan hidup
seseorang. Sejalan perkembangan dan tuntutan masyarakat, Biro Konsultasi
Psikologi TAZKIA memberikan berbagai pelayanan meliputi: konseling,
peningkatan motivasi, persiapan ujian, peningkatan semangat kerja, hipnosis
/ NLP For Teaching/ Student. Berbagai layanan yang disiapkan oleh tenaga
ahli yang kompeten dibidangnya, kerena itu Biro Konsultasi mahasiawa
berubah menjadi Biro Konsultasi TAZKIA.
2. Visi dan Misi Biro Konsultasi Psikologi TAZKIA
a. Visi Biro Konsultasi Psikologi TAZKIA:
Menjadi lembaga yang melayani kebutuhan mahasiswa dan
masyarakat dalam mengoptimalkan potensi agar menjadi pribadi yang
41
berkepribadian sehat, berkualitas dan berprestasi melalui pendekatan
psikologi dan religious.
b. Misi Biro Konsultasi Psikologi TAZKIA:
a) Memberikan layanan pada seluruh civitas akademika STAIN Salatiga
dan masyarakat umum dalam menyelesaikan problematika psikologis-
religius.
b) Memberikan pendampingan pada seluruh civitas akademika STAIN
Salatiga dan masyarakat umum dalam menumbuh kembangkan
potensi diri.
c) Memberikan pelatihan-pelatihan kepada siswa, guru, orang tua, dan
masyarakat luas dalam bidang pendidikan, pengembangan pribadi,
pengembangan karier dan aspek lainnya.
d) Membantu instansi-instansi pemerintah dan swasta untuk memperoleh
Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas.
e) Membantu perusahaan maupun organisasi untuk meningkatkan
produktifitas kerja.
3. Progam Kerja / Bentuk Layanan.
Bentuk layanan yang menjadi progam kerja Biro Konsultasi Psikologi
TAZKIA antara lain:
a. KONSELING dan KONSULTASI: bertujuan membantu mengatasi
berbagai masalah seperti problem studi, problem keluarga, problem
social/ pergaulan, problem kepribadian, gangguan belajar untuk
pengembangan karier.
42
b. TERAPI : adalah bantuan untuk penyembuhan gangguan perilaku dan
gangguan emosi seperti stress, depresi, phobia, trauma, gagap dan
sebagainya.
c. PSIKOTES: bertujuan mengungkap kapasitas mental seseorang dan
menempatkannya sesuai dengan potensi diri yang dimiliki. Jenis psikotes
yang diberikan antara lain: test reikuitmen, test promosi jabatan, test
multiple intelegensi.
d. TRAINING/PELATIHAN: yaitu memberikan kegiatan pelatihan sebagai
pengembangan kepribadian bagi siswa, guru, orang tua, karyawan, dan
masyarakat umum dalam berbagai tema, seperti: training peningkatan
motivasi, persiapan ujian, peningkatan semangat kerja, team building,
hypnosis/NLP for teaching/student, law of attraction berbasis Doa dan
sedekah.
4. Menurut penuturan YK Metode yang digunakan oleh Biro Konsultasi
Psikologi TAZKIA STAIN Salatiga antara lain:
a. Hipnoterapi/NLP
Proses menerapi orang, yang dilakukan dengan kondisi orang yang
diterapi dalam keadaan setengah sadar atau kondisi alfa.
b. Solusi Qur’anic
Al-Quran merupakan sebagai petujuk dan sebagai obat, ayat Al-
Quran bisa digunakan sebagai obat, terapi yang digunakan dengan
membaca ayat-ayat Al-Quran dan istiqfar , mengembalikan
kepercayaan diri dengan ayat-ayat Al-Quran.
43
5. Susunan kepengurusan Biro Konsultasi Psikologi TAZKIA STAIN Salatiga
tahun 2014:
Direktur : Dra. Siti Asdiqoh, M.Si.
Devisi Konseling / konsultasi : Dra. Lilik Sriyanti, M.Si.
Dra. Maryatin
Devisi Psikotes :Eva Palupi, S.Psi.
Savitri, S.Psi.
Devisi Pelatihan :Yusuf Khumaini, SHI, MH.
Wahidin, S.PdI, MPd
Devisi Resech dan Pengembangan SDM: H. Ahmad Sulthoni, M.Pd
Muna Erawati, S.Psi. M.Si.
6. Karya Ilmiyah Biro Konsultasi TAZKIA STAIN Salatiga.
Karya ilmiyah yang sudah dihasilkan oleh Biro Konsultasi Psikologi
TAZKIA adalah sebagai berikut:
a. Efektifitas pelatihan Communication Skill bagi Dosen PA terhadap
Kemampuan Berkomunikasi. (2008)
b. Need Assesment Mahasiswa Baru Angkatan 2010. (2010)
c. Efektifitas AMT (Achievment Motivation Training) Bagi Mahasiwa Ber-
IP Rendah. (2010)
d. Menggapai Masa Depan Gemilang (Student’s Guidance) (2012, STAIN
SALATIGA press).
e. Selain karya ilmiyah Biro Konsultasi Psikologi TAZKIA juga menulis
beberapa buku yang telah diterbitkan antara lain sebagai berikut:
44
Buku Saku Makasiswa (Student’s Guiding Book), Srategi menjadi
Mahasiswa Sukses. (2010, Mitra Cendekia)
B. Majelis Doa Mawar Allah
1. Pengertian Majelis Doa Mawar Allah
Majelis Doa Mawar Allah adalah sebuah wadah kegiatan sosial
keagamaan yang berada di bawah Biro Konsultasi Psikologi TAZKIA
STAIN Salatiga, yang berdiri sejak tahun 2010 yang dilaksanakan di
Masjid Raya Darrul Amal Salatiga Jl. Tentara Pelajar No.2. Wadah ini
dibentuk agar masyarakat mendapat tempat yang kondusif untuk
memecahkan berbagai masalah melalui berdoa bersama. Majelis Doa
Mawar Allah adalah salah satu bentuk nikmat Allah yang akan
menyebarkan Rahman dan Rahim Allah kepada hamba-hamba yang
menengadahkan tangan memohon Cinta-Nya.
2. Sejarah Majelis Doa Mawar Allah
a. Nama Majelis Doa Mawar Allah
Nama Majelis Doa Mawar Allah terinspirasi dari surat Ar-
Rahman ayat 37-38 yang berbunyi:
“Maka apabila langit telah terbelah dan menjadi merah mawar
seperti (kilapan) minyak. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah
yang kamu dustakan?”
Ayat tersebut menjelaskan alam semesta yang berbentuk mawar
merah sebagai salah satu wujud nikmat Allah. Kebenaran ayat
tersebut dibuktikan oleh seorang ilmuan bernama hubbel yang
45
berhasil membuat foto Nebula yang menakjubkan. Nebula adalah
kumpulan dari 250 milyar x 300 milyar bintang atau kira-kira
75.000.000.000.000.000.000.000 bintang. Semua itu milik Allah,
semua itu adalah secuil dari kerajaan Allah, yang lebih menakjubkan
adalah bahwa foto Nebula tersebut berbentuk “Mawar Merah” yang
merekah dan Nampak bersinar karena terdiri atas milyaran bintang.
Melalui foto tersebut seakan Allah mengatakan kepada manusia,
“Aku ini Allah”. Ini adalah salah satu dari sekian milyar Kerajaan-
Ku. Aku adalah Zat Yang Maha Kuasa dan Menguasai Alam
semesta, Aku persembahkan alam semesta ini kepadamu, dalam
bentuk bunga mawar merah merekah yang sangat indah, karena
sungguh Aku sangat Mencintaimu.
b. Sejarah Majelis Doa Mawar Allah
Majelis Doa Mawar Allah ini di latar belakangi adanya niat untuk
membantu para jamaah yang sedang mengalami masalah atau
kesulitan. Sebuah bentuk terapi spiritual dari Biro Konsultasi
Psikologi TAZKIA, yang dalam satu moment menerapi jamaah
dalam jumlah yang banyak dan mengharap pertolongan dari Allah.
Majelis Doa Mawar Allah ini mengalami perkembangan yang
sangat pesat, sesuai peryataan dari narasumber AS,
“Kegiatan ini awalnya dilaksanakan di depan Biro Konsultasi
Psikologi TAZKIA pada hari jumat, ketika itu jumlah jamaah yang
ikut sebanyak kurang lebih 50 orang. Seiring berjalannya kegiatan
para jamaah banyak yang usul agar pelaksanaan tidak pada hari
jumat, hal tersebut dikarenakan hari jumat merupakan hari kerja.
Biro Konsultasi Psikologi TAZKIA yang awalnya hanya ingin
46
membantu keluarga STAIN Salatiga saja, namun ternyata dari
masyarakat luar banyak yang minat, dan akhirnya bergabung
dengan Majelis Doa Mawar Allah. Pelaksanaan yang awalnya
berlangsung di depan Biro Konsultasi Psikologi TAZKIA dirasa
kurang efisien akhirnya berpindah ke ruang TPQ di masjid Darul
Amal, ketika itu peserta Majelis Doa Mawar Allah masih berkisar 50
orang saja. Kemudian kegiatan tersebut berganti hari, menjadi
setiap hari minggu yang dilaksanakan di Aula STAIN Salatiga
dengan peserta kurang lebih 300 orang. Seiring dengan
bertambahnya jamaah akhirnya Majelis Doa Mawar Allah
dilaksanakan di Masjid Darul Amal Salatiga lantai 2 hingga
sekarang. Peserta kegiatan Majelis Doa Mawar Allah paling banyak
kurang lebih 1500 orang, biasanya peserta banyak ketika bulan
Ramadhan”.
3. Tujuan Majelis Doa Mawar Allah
Tujuan dari kegiatan Majelis Doa Mawar Allah secara umum ini
adalah:
a. Memberi wadah berdoa bersama bagi umat Islam, khususnya yang
sedang menghadapi masalah/kesulitan. Dalam wadah ini jamaah
berdoa bersama-sama dengan berharap hajatnya dikabulkan Allah
SWT.
b. Memberikan santunan/sedekah kepada anak yatim piatu khususnya
di lingkungan kota Salatiga dan sekitarnya.
c. Memberikan forum silaturahmi umat Islam agar dapat saling
berbagi.
4. Struktur Organisasi Majelis Doa Mawar Allah
a. Direktur TAZKIA : Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si.
b. Pembina : Bapak H. Ahmad Sultoni, M.Pd
Bapak Yusuf Khummaini, S.HI.,M.H
Bapak Wahidin,M.Pd
47
Bapak Wiyono
Bapak Untoro
c. Ketua : Puspo Nugroho.M.Pd.I
d. Sekretaris : Yusuf Arif,S.Pd.I
e. Bendahara : Umi Khamidah
Siti Amanah
f. PJ surat keluar ke SMA/SMK : Kiki Permata Sari, S.Pd.I
g. Multimedia : Afif Kurnia Rachman
h. Sie Acara : M. Shiddiq A. S.Pd.I
Muhammad Ma’ruf S.Pd.I
Najib Syaifullah. S.Pd.I.
Kiki Permata Sari S.Pd.I
i. Sie. Dek-Dok : Moh Faudhul Ma’ali S.Pd.I
Muhammadah Ni’am
j. Humas : Nafisatus Zumrah S.Pd.I
Afif Kurnia Rohman
Sukrisno
k. Sie. Anak Yatim : Tri Mashudi
Aji Abidin
l. Sie. Bazar : Siti Amanah dan Khuzaimah
m. Sie. Perlengkapan Anak Yatim : Siti Zulaikha S.Pd.I dan Eni Susanti
5. Tahap-tahap pelaksanaan kegiatan Majelis Doa Mawar Allah
48
Dalam kegiatan Majelis Doa Mawar Allah ini ada tahapan-tahapannya
sesuai dengan penuturan dari narasumber Tim Majelis Doa Mawar Allah,
Menurut PN:
“Tahap-tahap persiapannya, dalam kegiatan Majelis Doa Mawar
Allah ada pra acara, inti, dan pasca acara. Untuk tahap pra acara,
para tim Majelis Doa Mawar Allah menyiapkan bingkisan untuk
diberikan kepada anak yatim yang biasanya berbentuk makanan
ringan, buku, tempat makan dsb. Kemudian publikasi dilingkungan
kampus, tingkat-tingkat sekolah menengah atas dsb. Sebelum kegiatan
berlangsung para tim rapat, membahas persiapan kegiatan dan
member tembusan pemberitahuan kepada ketua STAIN, ta’mir masjid
dan satpam”.
Menurut UK:
“Persiapan bingkisan untuk anak yatim, sosialisasi kegiatan
(publikasi acara), melobi tempat kegiatan, rapat koordinasi,
kegiatan”.
Menurut AK:
“Tahap persiapan, biasane kita briving, menentukan kecamatan mana
yang mau diambil anak yatimnya, menentukan bingkisan seng pengen
diberikan anggaran max tiap bungkus 60rb, bar kui blanja, bungkusi,
menyebar undangan juga terutama ke SMA/SMK dan masyarakat
umum, ka nada brosur yang ditempel didinding”.
a. Tahap Persiapan
Dalam tahap persiapan para Tim Majelis Doa Mawar Allah
mengadakan rapat yang beragendakan penentuan kecamatan anak yatim
yang akan di santuni, penentuan bingkisan yang akan diberikan kepada
anak yatim. Kemudian belanja barang-barang yang akan diberikan
kepada anak yatim, mempublikasikan kegiatan di lingkungan kampus
STAIN Salatiga, tingkat-tingkat Sekolah Menengah Atas. Memberi
49
tembusan pemberitahuan kepada Ketua STAIN Salatiga, Ta’mir masjid
dan satpam.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Tahap Awal
Penataan barang santunan ke masjid oleh semua tim dari Majelis
Doa Mawar Allah. Persiapan ini dilakukan supaya saat
berlangsungnya kegiatan tidak mengganggu jamaah.
2) Sema’an Juz’amma oleh para anak yatim
Sema’an ini bertujuan memperkenalkan anak-anak yatim supaya
lebih semangat mengaji serta untuk mengisi waktu luang sebelum
kegiatan dimulai agar waktu dapat dimanfaatkan dengan baik dan
tidak sia-sia.
3) Testimoni
Peserta testimoni adalah orang-orang yang telah merasakan
keajaiban bersedekah selama bergabung dengan majelis Doa
Mawar Allah. Dari pengalaman yang disampaikan peserta
testimony di depan semua peserta ini diharapkan dapat memberikan
motivasi untuk tidak mudah putus asa dan tetap yakin dalam
berdoa, berikhtiar supaya hajatnya segera dikabulkan oleh Allah
SWT, selain itu juga dapat menjadi acuan supaya lebih gemar
bersedekah terutama kepada anak yatim dan lebih bersemangat lagi
dalam mengikuti kegiatan.
50
4) Shalat Taubat dan Shalat Hajat secara berjamaah.
Dilaksanakannya sholat taubat dan sholat hajat terlebih dahulu
diharapkan para jamaah akan menyesali perbuatan maksiat yang
dilakukannya. Supaya Allah mengampuni dosa-dosanya dan agar
Allah segera mengabulkan hajatnya yang dituju, baik hajat dalam
urusan dunia maupun akhirat.
5) Dzikir dan Kepastian bacaaan Dzikir
Bacaan dzikir yang diamalkan dalam kegiatan Majelis Doa
Mawar Allah diantaranya:
Istigfar (Astagfirullahal adzim)
Tahmid (laailahaillaallah)
Membaca lafadz baaqiyatush sholihat (Subhanallah wal
hamdulillah, walaa ilaaha illaabillahil aliyyiladzim),
Ketika dzikir berlangsung terdapat peserta yang sampai
meneteskan air mata. Selain berdoa dan sholat, berdzikir bersama
juga membuat kita merasa lebih dekat dengan Allah, dengan
kehusyukan setiap bacaan dzikir dirasa sangat menyentuh hati dan
indah dibaca.
6) Pembacaan doa jamaah
Dalam kegiatan ini salah satu dari tim majelis Doa Mawar Allah
membacakan semua doa yang telah terkumpul satu persatu doa-doa
tersebut, kemudian peserta yang lain ikut partisipasi dengan
51
membaca “amin” secara bersama-sama sampai pembacaan doa
selesai.
7) Penyantunan terhadap anak Yatim
Sedekah diutamakan kepada anak yatim karena kegiatan ini
mengacu pada Sabda Rasulullah, dari Abu Umamah dari Nabi saw
berkata:
“Dari Abu Immah sesungguhnya Rasulullah saw bersabda:
Barang siapa yang mungusap kepala anak yatim laki-laki atau
perempuan karena Allah, adalah baginya setiap rambut yang
diusap dengan tangannya itu terdapat banyak kebaikan, dan
barang siapa berbuat baik kepada anak yatim perempuan atau
laki-laki yang dia asuh, adalah aku bersama dia di surga seperti
ini, beliau mensejajarkan dua jari-nya”. (HR. Ahmad Hambal).
Penyantunan anak yatim ini mempunyai sisi baik untuk
keduanya, baik untuk pihak anak yatim dan pihak jamaahnya, AS
mengungkapkan,
“Nahh itu gini, kalau dasar hadis, Rasul ngendiko, kalau kita
punya hajat, kita datang ke anak yatim dan santunilah, insyaallah
hajat kita dipenuhi oleh Allah, kita mengundang anak yatim yang
tidak tersentuh oleh panti agar lebih diperhatikan, ya walau tiap
bulannya kita baru mampu menghadirkan 50 anak yatim saja,
padahal data yang kami punya sebanyak 200 anak yatim, maka
dari itu kita gilir tiap kecamatan. Kalau untuk anak yatimnya, kita
menyantuninya nggeh, jadi ada nilai sedekahnya, untuk
52
mempercepat terkabulnya doa jamaah, sama-sama punya sisi
kebaikan, bagi anak yatim dapat santunan, untuk jamaah hajatnya
segera terkabul”.
c. Tahap Evaluasi
Yang biasa dilakukan pada saat evaluasi adalah pembahasan
kegiatan yang sudah berlangsung, untuk mengetahui adanya hambatan-
hambatan sebagai koreksi dikegiatan yang akan datang, kelebihan-
kelabihan yang didapat sehingga bisa dikembangkan lagi dibulan
depan.
6. Berlangsungnya penyantunan kepada anak yatim ini diiringi dengan
beberapa hal antara lain:
a. Pembacaan Sholawat Nabi
Suasana menjadi semakin khusyu’ dengan pembacaan sholawat
nabi saat santunan dan penuh isak tangis dari jamaah yang bersedekah.
Sholawat adalah ungkapan yang berisi persembahan rahmad untuk
Rasulullah SAW, juga merupakan satu refleksi kecintaan seorang muslim
kepada Nabinya, sebagian modal dasar guna mendapatkan syafaat
(pertolongan-Nya). Sholawat juga diyakini sebagai kunci terkabulnya
doa, doa akan tetap berada di luar pintu langit sampai orang yang berdoa
itu mengucapkan sholawat untuk Nabi.
b. Penataan bingkisan di depan jamaah
Hal ini dimaksudkan supaya peserta yang ingin memberi santunan
namun belum membawa sendiri bisa ikut berpartisipasi dengan fasilitas
yang telah disediakan oleh tim Majelis Doa Mawar Allah.
53
c. Pengecekan bingkisan yang diterima anak yatim
Pengecekan ini dalakukan agar tidak terjadi kecemburuan anak-
anak yatim dari hasil yang didapat masing-masing anak, jika kiranya ada
anak yang belum mendapatkan barang yang sama dengan anak-anak yang
lain sesuai barang yang disediakan oleh tim Majelis Doa Mawar Allah.
d. Doorprize untuk anak yatim
Untuk mendapatkan doorprize anak-anak biasanya harus menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh tim Majelis Doa Mawar Allah,
yang dipilih secara acak.
e. Penutup
Doa penutup: dengan pembacaan Asmaul Husna (nama-nama yang
baik dan indah). Kegiatan ini diakhiri dengan membaca doa Asmaul Husna
secara bersama-sama.
7. Beberapa alasan peserta mengikuti kegiatan Majelis Doa Mawar Allah,
diantaranya:
a. Fastabiqul Khoirot (berlomba-lomba dalam kebaikan) dengan
beramal dan menjalankan perintah Allah dan Rasul-Nya.
Majelis Doa Mawar Allah ini meruapakan sebuah wadah yang
didalamnya bersisi kegiatan-kegiatan positif yang diantaranya: sholat
hajat, sholat taubat, berdzikir, dan santunan kepada anak yatim.
Apabila kita senantiasa mendekatkan diri kepada Allah, maka hati pun
akan menjadi tenang, nyaman dan damai.
54
Hati yang lembut mudah menerima ilmu dan cahaya dari Allah.
Nasehat-nasehat yang baik mengalir dengan deras dalam jiwanya.
Semangatnya mencari dan mengamalkan ilmu berkobar-kobar dalam
jiwanya.
b. Total pengabdian diri kepada Allah sebagai kekasih-Nya dan kekasih
Rasulullah (tawakal).
Seseorang ketika mempunyai masalah,dalam penyelesaiannya
selalu menghadirkan Allah. Dia selalu merasakan kehadiran Allah
dengan yakin akan pertolongan-Nya yang datang pada dirinya. Ia juga
selalu merasa optimis dalam menjalankan kehidupannya karena
merasa dirinya mendapat kasih sayang dari-Nya.
c. Merupakan hal positif mencerahkan Qalbu, merasa tenang bersama
orang sholeh-sholehah, orang ahli dzikir, pikir dan ikhtiar.
Dengan melantunkan dzikir melalui lesan dan melakukan dzikir di
dalam Qalbu menjadikan jamaah merasa tenang dan nyaman dalam
menjalani kehidupan. Sesuai dengan penuturan LI,
“Agar menjadi lebih dekat dengan Allah, terus hati menjadi nyaman,
tentrem”.
Menurut penuturan TS,
“Dampaknya lebih tenang, menambah keimanan, segala sesuatu lebih
tenang, iman bagian dari taqwa, mendapat rejeki yang tidak
disangka-sangka”.
Berkumpulnya dengan orang-orang yang sholeh membuat jamaah
merasa lebih dekat dengan Allah dan mambuat hati tenang. Hal
55
tersebut karena mereka merasa mempunyai orang-orang yang dapat
mengarahkan dan mengantarkan diri mereka pada Allah.
d. Mencintai dan mengasihi Anak Yatim dengan mengharap keberkahan
melalui perantaranya.
Dalam sebuah hadis riwayat Abu Waraqa yang berbunyi “barang
siapa yang mengusap kepala anak yatim dengan kasih sayang, maka
Allah mencatatnya pada setiap rambut yang dilewati tangannya satu
kebaikan, menghapus setiap rambut satu dengan kejelekan dan
mengangkatnya dengan setiap rambut satu derajat”
Seperti halnya penuturan SK,
“Mengaplikasikan Al-Quran dan sunnah Rasul yang didalam Al-
Quran surat As-surah 26, kalau kita menginginkan doa kita terkabul,
datang ke anak yatim”.
Dalam kegiatan Majelis Doa Mawar Allah ini, para tim
menghadirkan para anak yatim didalamnya, yang bertujuan saling
memberi sisi kebaikan untuk para jamaahnya maupun untuk para anak
yatimnya. Pada kegiatan ini para jamaah yang datang ingin
menyelesaikan persoalan-persolan hidupnya. Sebagai wasilah ketika
kita berdoa memohon kepada Allah, agar doa tersebut cepat terkabul,
lebih bagusnya diiringii dengan amalan lain, salah satunya dengan
menyantuni anak yatim. Sisi baik yang didapat oleh anak yatinnya
sendiri adalah mereka terasa terbantu dengan adanya santunan-
santunan dari para jamaah Majelis Doa Mawar Allah tersebut.
e. Menjalin tali silaturahmi di antara sesama umat muslim.
56
Menjalin hubungan baik dengan sesama muslin dengan menjalin
silaturahmi merupakan hal yang terpuji menurut agama islam.
Berkumpulnya jamaah dalam kegiatan Majelis Doa Mawar Allah
tersebut mempererat tali silaturahim mereka.
TS menuturkan bahwa,
“Bersilaturahmi dengan jamaah, bersama anak yatim, rasanya ki
tak pengen ketinggalan”.
Mereka saling mengenal saudara muslim satu sama lain. Untuk
mereka yang sudah kenal dapat menambah kedekatan dan
persaudaraan mereka. Bagi jamaah yang baru mengikuti dapat
menambah saudara, terutama saudara sesama muslim.
f. Pengungkapan rasa syukur
Bersedekahnya para donatur maupun jamaah kepada anak yatim itu
menjadi salah satu bukti rasa syukur mereka atas rejeki yang
diterimanya dari Allah. Karena rasa syukur itu tidak hanya
diwujudkan melalui lisan melainkan juga harus dibuktikan melalui
perbuatan.
Kegiatan ini bersifat umum dan dibuka untuk semua kalangan,
peserta yang hadir dalam kegiatan ini diantaranya: Jama’ah pengajian
di kota Salatiga, Dosen, Karyawan, Mahasiswa, Siswa Sekolah, Anak
Yatim, serta umat muslim di kota Salatiga dan sekitarnya. Sebelum
mengikuti kegiatan ini peserta diharapkan dalam keadaan sudah
berwudhu. Bagi perempuan dianjurkan membawa mukena sendiri
supaya lebih khusyu’. Bagi jamaah perempuan yang sedang
57
berhalangan pun tetap diperbolehkan menghadiri kegiatan ini namun,
tidak diwajibkan untuk mengikuti seluruh kegiatan terutama saat
melaksanakan sholat taubat dan shalat hajat.
8. Identifikasi Masalah Yang Dilakukan Jamaah Majelis Doa Mawar Allah
diantaranya yaitu:
a. Masalah Ekonomi
Masalah ekonomi yang bersangkutan dengan keinginan jamaah
Majelis Doa Mawar Allah untuk memiliki barang-barang yang mereka
butuhkan seperti sepeda motor dan leptop.
b. Masalah Mencari Pasangan Hidup
Para jamaah yang belum berjodoh mengharapkan dan
menginginkan memiliki pasangan hidup yang di damba.
c. Masalah Kesehatan
Jamaah meminta agar supaya diberikan kesehatan dan juga
diangkat penyakitnya yang diderita dan diberi kesembuhan.
d. Masalah Pendidikan
Keinginan jamaah untuk tetap bisa melanjutkan studi seperti
yang diharapkan dan diberi kelulusan dengan baik dan ilmunya
bermanfaat.
C. Nilai-Nilai Pendidikan Sosial dalam Kegiatan Majelis Doa Mawar Allah
STAIN Salatiga diantaranya:
1. Mencintai dan mengasihi anak yatim.
Menurut penuturan dari narasumber PN,
58
“Tujuannya untuk ngopeni anak yatim itu tadi mbak, selain
itu sebagai wasilah, ketika kita berdoa memohon sesuatu
kepada Allah, agar doa tersebut cepat terkabul, lebih
bagusnya diiringi dengan amalan lain, salah satunya dengan
menyantuni anak yatim tersebut”.
Menurut penuturan UK:
“Hidup berbagi dengan sesama, untuk menyejahterakan
anak-anak yatim di kota Salatiga dan sekitarnya, untuk
menyalurkan dana dari donatur untuk anak yatim”.
Sedangkan menurut penuturan dari AK:
“Tujuane juga anu, untuk memenuhi kebutuhan anak yatim,
seperti buku, tas, intinya menfasilitasi anak yatim,
mengurangi beban mereka, misalnya ketika ramadhan
memberi sarung, orang tuanya pun juga ikut senang”.
Anak yatim merupakan rahasia Allah, dan mendapat
perhatian besar agama islam, karena mereka adalah orang-
orang yang tidak mampu berdiri sendiri dalam kehidupan ini.
Salah satu cara mencintai dan menyayangi anak yatim adalah
dengan menyantuni mereka. Dengan adanya santunan untuk
anak yatim tersebut, para anak yatim merasa terbantu, dengan
begitu hati para anak yatim tersebut menjadi senang. Ketika
kita membuat anak yatim menjadi senang hatinya, maka
dengan perantara tersebut doa-doa yang kita panjatkan kepada
Allah akan cepat dikabulkan. Menyantuni anak yatim
merupakan sebuah amalan lain sebagai wasilah agar doa-doa
kita cepat dikabulkan oleh Allah.
59
Tolong menolong memang telah menjadi satu bagian yang
tidak dapat dihilangkan dari ajaran islam. Islam mewajibkan
umatnya untuk saling tolong menolong satu dengan yang lain.
Segala bentuk perbedaan yang mewarnai kehidupan manusia
merupakan salah satu isyarat kepada umat manusia agar salin
membantu satu sama lain sesuai dengan ketetapan islam. LI
memberikan pendapatnya tentang tolong menolong,
“Ya ingin mambantu, karena dengan membantu, ketika kita
dimana saja memerlukan bantuan orang lain juga akan
membantu”.
NA menuturkan bahwa:
“Ya menolong lah, semampu saya, saya mampu memberi
uang, ya diberi uang, saya hanya mampu member barang, ya
diberi barang”.
TS dan RY juga menuturkan:
“Ya membantu sebisanya.
Nak saget nggeh dibantu sak sagete mawon”.
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda,
artinya:
“Barang siapa membebaskan kesedihan seorang mukmin,
niscanya Allah akan membebaskan kesedihannya pada hari
kiamat. Barang siapa mempermudah kesulitan orang
mukmin, niscanya Allah akan memberinya kemudahan pada
hari kiamat. Barang siapa menutupi aurat seorang mukmin,
niscanya Allah akan menutupi auratnya di dunia dan di
akhirat. Allah akan selalu menolong seorang hamba, selama
hamba selalu menolong saudaranya”.
Karena dengan saling memberi bantuan satu sama lainnya
dalam hal apa saja yang berguna bagi dunia dan akhirat,
60
merupakan kegiatan taqwa. Yang dapat mencegah terjadinya
kerusakan dan bahaya yang mengancam keselamatan mereka.
2. Menjalin tali persaudaraan dan tali silaturahim antara sesama
umat muslim
Berkumpulnya jamaah dalam kegiatan Majelis Doa Mawar
Allah tersebut mempererat tali silaturahim mereka. Mereka
saling mengenal saudara muslim satu sama lain. Untuk
mereka yang sudah kenal dapat menambah kedekatan dan
persaudaraan mereka. Bagi jamaah yang baru mengikuti dapat
menambah saudara, terutama saudara sesama muslim.
Seperti penuturan TS:
“Bersilaturahmi dengan jamaah, bersama anak yatim,
rasanya ki tak pengen ketinggalan”
NA juga berpendapat bahwa:
“Pertama ibadah, dan kita juga belajar sosial,
bersilaturahmi dengan jamaah-jamaah yang ada disitu”.
Hal menjalin tali silaturahmi juga sudah dijelaskan dalam
Al-Quran surat Al-Hujarat ayat 13, yang artinya:
“Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan perempuan dan menjadikan kamu
berbangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal
mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia disisi
Allah adalah orang yang bertaqwa”.
61
Dalam kehidupan perlu kita sadari bahwa manusia sebagai
makhluk individu dan sosial, sehingga perlu adanya saling
berhubungan yang baik. Hubungan baik itu akan terwujud
melalui saling kenal-mengenal, baru kemudian timbul kasih
sayang dan persaudaraan. Kerena pada hakekatnya manusia
berasal dari satu bapak dan ibu yaitu Nabi Adam dan Siti
Hawa.
3. Kebersamaan dan Kekompakan
Bicara tentang kebersamaan dalam islam, seperti yang
dijelaskan didalam Q.S Al-Imran ayat 103 yang artinya:
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama)
Allah dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan
nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah)
bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu
menjadikan kamu karena nikmat Allah orang-orang yang
bersaudara, dan kamu telah berada di tepi jurang neraka,
lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah
ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk”.
Bekerjasama meruapakan kunci keberhasilan untuk
mencapai cita-cita besar. Kebersamaan dan kekompakan perlu
kita lakukan untuk membesarkan diri kita dengan orang lain.
dengan kebersamaan maka persatuan dan kesatuan akan
semakin kokoh. Cara yang dapat dilakukan untuk mempererat
kebersamaan dan kekompakan adalah dengan menjadi
anggota komunitas atau organisasi. Dalam sebuah komunitas
atau organisasi, para anggotanya umumnya mempunyai
kegemaran yang sama. Ketika dalam komunitas atau
62
organisasi terdapat permasalahan maka harus diselesaikan
bersama-sama.untuk itu musyawarah sangat perlu dilakukan.
Dalam berorganisasi kita diajarkan untuk selalu sabar, dapat
menghargai pendapat dari orang lain dan pantang menyerah.
Seperti penuturan AK,
“Untuk nilai positifnya yang pertama lebih peduli kepada
sesama, kepada anak yatim itu, ngetes keyakinan tim
terkadang soal dana, kita butuh dana 3 juta tp baru dapat 1
juta, tapi kita yakin Allah selalu membantu. Dan
mengajarkan kita untuk selalu sabar dan pantang untuk
menyerah”.
Sedangkan PN menuturkan:
“Nilai yang terkandung di Majelis Doa Mawar Allah ini
banyak sekali mbak, untuk timnya sendiri kita belajar untuk
pantang menyerah, tanpa pamrih, nilainya lain yaitu yang
didalamnya banyak mengandung kegiatan sosial. Kemudian
nilai religiusitas, karena dalam rangkaian Majelis Doa
Mawar Allah ini ada dzikir, sholat hajat, taubat, sehingga
dapat menguatkan tauhid kita”.
UK menuturkan:
“Ya dalam Majelis Doa Mawar Allah ini, saya sebagai Tim,
mendapatkan ilmu yang berharga, kita diajarkan untuk tidak
mudah putus asa, saling membantu job sesama Tim, agar
acara tetap berjalan dengan lancar”.
Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwasannya salah
satu nilai yang terkandung dalam kegiatan Majelis Doa
Mawar Allah ini adalah kebersamaan dan kekompakan.
Dengan saling tolong-menolong antar sie dan rasa semangat
63
tanpa pamrih dan tanpa menyerah menjadikan setiap acara
Majelis Doa Mawar Allah berjalan dengan lancar.
4. Pemimpin dan Yang Dipimpin
Kepemimpinan adalah amanah sekaligus pengamalan
nilai-nilai luhur serta norma-norma yang dipahami dan
dihayati dari agamanya. Islam melahirkan konsep
kepemimpinan bagi semua orang. Rasulullah bersabda yang
artinya:
“Tidak seorangpun yang diamanati Allah untuk memimpin
umatnya, kemudian ia mati dalam keadaan masih menipu
yang di pimpinnya, melainkan Allah pasti mengharamkan
baginya syurga” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam Majelis Doa Mawar Allah ini kita juga diajarkan ilmu
tentang kepemimpinan. Salah satu rangkaian dari Majelis Doa
Mawar Allah adalah Sholat Taubat dan Sholat Hajat
berjamaah.
Seperti penuturan RY:
“Pembacaan doa dan sholat taubat, hajat, nggeh niku waktu
khusuk damel ngamini doa”
LI menuturkan:
“Semua saya suka, terutama pas sholat karena pas sholat
kita juga belajar untuk sabar, kita tidak boleh mendahului
imam, saya sebagai makmum ya kudu ikuti imam yang ada di
depan. dan santunan anak yatim.
Disini salah satu rangkaian Majelis Doa Mawar Allah
pada segmen sholat berjamaah yaitu sholat taubah dan sholat
hajat kita belajar kepemimpinan, dalam berjamaah ada imam
64
dan ada makmum. Dalam sholat berjamaah makmum harus
mengikuti imam, ketika imam sudah rukuk, maka makmum
baru boleh mengikuti rukuk imamnya, kita sebagai makmum
tidak diperbolehkan untuk mendahului imam.
65
BAB IV
ANALISA DATA
A. Nilai-Nilai Pendidikan Sosial dalam Majelis Doa Mawar Allah
Dari hasil penjelasan di atas, nilai-nilai pendidikan sosial yang ada dalam
kegiatan Majelis Doa Mawar Allah diantaranya:
1. Mencintai dan mengasihi anak yatim
Anak yatim merupakan Kekasih Rasulullah yang benar-
benar harus kita lindungi. Di dalam agama islam anak yatim
mendapat perhatian besar, karena mereka adalah orang-orang yang
tidak mampu berdiri sendiri dalam kehidupan ini. Kita yang masih
mempunyai orang tua utuh harus lebih bersyukur.
Wujud syukur kita dengan mencintai dan mengasihi anak
yatim. Berbagai banyak hal untuk mencintai dan mengasihi anak
yatim, seperti memberi tempat tinggal yang layak, mendidik
mereka, memberi fasilitas yang baik, melindungi dan menjaga
mereka sampai mereka menikah.
Dalam kegiatan Majelis Doa Mawar Allah ini kita diajarkan
untuk mencintai dan mengasihi anak yatim dengan memberikan
santunan kepada mereka. Dengan memberi santunan kepada anak
yatim, merupakan salah satu cara mencintai dan mengasihi anak
yatim. Membuat hati senang anak yatim merupakan sebuah pahal
untuk kita. Karena sangat berharganya anak yatim, maka doa anak-
anak yatim akan cepat dikabulkan oleh Allah. Hal tersebut
66
dijadikan dalam Majelis Doa Mawar Allah ini sebagai amalan agar
doa-doa para jamaah yang sedang mendapat kesulitan atau
dihadapi persoalan-persoalan segera dikabulkan oleh Allah dengan
member santunan kepada anak yatim.
Berawal kita mencintai anak yatim, disini kita diajarkan
untuk saling tolong-menolong. Tolong-menolong merupakan salah
satu hal yang dianjurkan dalam agama islam. Tolong-menolong
merupakan sebuah perbuatan timbal balik, maksudnya dimana kita
menolong seseorang, maka ketika kita berada dan membutuhkan
pertolongan, seseorang akan membantu kita. Karena kita tidak
akan bisa hidup tanpa adanya bantuan dari orang lain.
Dengan saling memberi bantuan satu sama lainnya dalam
hal apa saja yang berguna bagi dunia dan akhirat, merupakan
kegiatan taqwa. Kegiatan yang dapat mencegah terjadinya
kerusakan dan bahaya yang mengancam keselamatan mereka.
Seperti dalam kegiatan Majelis Doa Mawar Allah ini, disini kita
diajarkan untuk saling tolong-menolong antar sesama.
Para jamaah yang datang dalam kegiatan tersebut menolong
para anak yatim dengan memberi santunan kepada mereka.
Ganjaran yang didapat para jamaah ketika mereka benar-benar
ikhlas dalam mensedekahkan sebagian hartanya kepada anak yatim
adalah Allah akan mempercepat mengabulakan doa-doa dari para
jamaah tersebut.
67
Dalam kegiatan ini, dari kedua belah pihak mempunyai
sama-sama sisi baik, sisi baik untuk para anak yatim, mereka
terbantu dengan adanya santunan dari para jamaah, dengan begitu
dapat meringankan beban yang mereka rasakan. Sisi baik untuk
para jamaah adalah doo-doa mereka akan cepat dikabulkan oleh
Allah.
2. Menjalin tali persaudaraan dan tali silaturahim antara sesama umat
muslim.
Menjalin tali persaudaraan dan tali silaturahmi yang baik,
dapat memberi kebaikan kepada kita. Dengan kita menjalin
persaudaraan, silaturahmi yang baik maka doa-doa yang baik akan
berdatangan kepada kita. Panjang umur, keberkahan dalam hidup
akan kita dapatkan.
Berkumpulnya para jamaah dalam kegiatan Majelis Doa
Mawar Allah dapat mempererat tali silaturahim mereka. Dalam
perkumpulan yang baik maka yang akan kita dapatkan juga hal-hal
yang baik pula. Disini para jamaah saling mengenal antara satu
muslim dengan muslim yang lainnya. Karena dalam kehidupan
perlu kita sadari bahwa manusia sebagai makhluk individu dan
sosial, sehingga perlu adanya saling berhubungan baik antar
sesama.
Untuk mereka yang sudah kenal dapat menembah
kedekatan dan persaudaraan mereka. Bagi jamaah yang
68
sebelumnya belum kenal dapat berkenalan, dengan begitu dapat
menambah saudara terutama saudara sesama muslim. Dengan
mempunyai saudara muslim yang banyak dan dapat menjaga tali
silaturahimnya dengan baik, maka Allah akan mempermudah jalan
hidup kita.
3. Kebersamaan dan Kekompakan
Tanpa adanya kebersamaan dan kekompakan suatu hal
tidak akan terwujud dengan baik. Hal tersebut karena kita
diciptakan Allah di bumi ini untuk bersama dan selalu menjaga.
Suatu kebersamaan dan kekompakan dapat kita temui dimana saja
kita berada. Misalnya dalam sebuah organisasi, suatu organisasi
tidak akan tercapai visi dan misinya dengan baik tanpa ada sebuah
kebersamaan dan kekompakan antara anggotanya.
Dalam organisasi tersebut tidak akan lepas dari sebuah
masalah, masalah tersebut tidak dijadikan sebuah alasan kita untuk
menyerah, akan tetapi dengan adanya sebuah masalah melaitih kita
untuk menuju sebuah tingkat kedewasaan.
Masalah merupakan sebuah ujian yang harus kita
selesaikan bukan hanya didiamkan. Dalam sebuah organisasi,
ketika suatu permasalahan muncul kita harus menyelesaikan secara
bersama-sama dengan jalan bermusyawarah.
Dalam Majelis Doa Mawar Allah ini, dari Tim tidak luput
mengalami sebuah permasalahan. Semua itu kembali kepada diri
69
kita bagaimana menyikapi hal tersebut. Para Tim Majelis Doa
berkeyakinan bahwasannya bantuan Allah tidak akan henti-
hentinya diberikan kepada mereka. Mereka menyakini bahwa
kekuatan doa itu ada, mereka tidak pernah pantang menyerah
dalam menghadapinya, dan yakin bahwa aka nada jalan keluarnya.
Asalkan kebersamaan dan kekompakan selalu terjaga.
4. Pemimpin dan Yang Dipimpin
Dalam sebuah organisasi tidak terlepas adanya pemimpin
dan yang dipimpin. Hal tersebut memang harus jelas, dengan
adanya pemimpin dan yang dipimpin akan lebih mempermudah
jalannya sebuah organisasi.
Dalam Majelis Doa Mawar Allah, kita juga diajarkan
tentang pemimpin dan yang dipimpin, salah satu rangkaian dari
Majelis Doa Mawar Allah adalah adanya sholat taubat dan sholat
hajat secara berjamaah. Dalam sholat berjamaah diibaratkan
seorang imam menjadi pemimpin dan seorang makmum menjadi
yang dipimpin. Ketika seorang imam belum rukuk maka seorang
makmum dilarang mendahului imam, seorang makmum
diperbolehkan rukuk ketika seorang imam sudah mulai rukuk.
B. Implementasi Nilai-Nilai Pendidikan Sosial dalam Majelis Doa Mawar
Allah.
70
Dari hasil penjabaran di atas, bahwasannya nilai-nilai pendidikan
yang terkandung dalam kegiatan Majelis Doa Mawar Allah seperti halnya
mencintai dan mengasihi anak yatim, tolong-menolong antar sasama,
menjalin tali silaturahim sesama umat muslim, kebersamaan dan
kekompakan, yang terkhir pemimpin dan yang dipimpin. Ditemukan
bahwa nilai-nilai tersebut sudah diterapkan dalam kegiatan Majelis Doa
Mawar Allah maupun diluar kegiatan Majelis Doa Mawar Allah. Anak
yatim merupakan kekasih Rasulullah yang harus kita jaga dengan baik.
Secara langsung para jamaah memberikan santunannya dari mereka
masing-masing dan diberikan kepada anak yatim. Hal tersebut terjadi
karena adanya sikap kasih sayang dari para jamaah kepada anak yatim.
Dengan adanya sikap kasih sayang timbul rasa ingin menolong mereka
dengan memberi santunan kepada mereka.
Dengan adanya Majelis Doa Mawar Allah ini, para jamaah yang
awalnya tidak mengenal menjadi kenal, dan bagi jamaah yang sudah kenal
dapat menambah kedekatan dan persaudaraan mereka. Hal tersebut telah
diterapkan bahwasannya para jamaah memberikan santunan kepada anak
yatim, yang mereka tidak mengetahui anak yatim tersebut, para jamaah
hanya tahu kalo anak-anak tersebut adalah anak yatim. Dengan ketidak
tahuan tersebut mereka saling berkenalan, bertanya nama dan kenal satu
sama lain, dengan begitu dapat menembah saudara sesama muslim.
Nilai kebersamaan dan kekompakan dapat terlihat jelas dalam Tim
Majelis Doa Mawar Allah. Mereka tanpa pamrih mengadakan kegiatan
71
rutin tersebut, tidak putus asa mengahadapi masalah-masalah yang ada,
ketika salah satu dari sie ada yang tidak dapat menjalankan tugas, maka
teman-teman dari sie yang lain tidak sungkan untuk membantu, sehingga
menjadikan kegiatan tersebut berjalan dengan lancar.
Sedangkan untuk nilai pemimpin dan yang dipimpin, sudah
diterapkan ketika pelaksanaan kegiatan tersebut. Salah satu rangkaian dari
Majelis Doa Mawar Allah adalah sholat taubat dan sholat hajat berjamaah.
Dari situ nilai pemimpin dan yang dipimpin telah diterapkan.
Tindakan-tindakan baik yang diperoleh dari kegiatan Majelis Doa
Mawar Allah, dari data yang peneliti temukan para tim dan jamaah sudah
menerapkan dalam kehidupan sehari-hari, baik ketika di rumah maupun
dilingkungan masyarakat. Dari data yang peniliti dapatkan dari beberapa
jamaah sudah mempunyai rasa kewajiban dalam hati untuk selalu
menyisihkan sebagian rejekinya setiap, untuk diberikan kepada anak
yatim. Ketika mereka mendapati anak yatim yang berada di sekitar rumah
mereka, rasa ingin menolongnya sangat tinggi. Hal lain yang sudah
diterapkan oleh para tim maupun jamaah adalah ketika melihat pengemis
di jalan, rasa ingin menolongnya sangat tinggi, sehingga mereka
memberikan sesuatu kepada pengemis tersebut semampunya mereka.
Dalam rangkaian lain yang terdapat di Majelis Doa Mawar Allah,
seperti sholat hajat dan sholat taubat. Para tim dan jamaah dari data yang
peneliti dapatkan sudah merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi
72
para guru yang mengikuti Majelis Doa Mawar Allah juga menerapkan hal
tersebut kepada anak didiknya di sekolah.
Para tim dan jamaah yang mengikuti Majelis Doa Mawar Allah
mengalami perubahan dalam hidupnya yang lebih bagus seperti halnya
hati mereka menjadi lebih tenang, tingkat keimanan meningkat, fikiran
menjadi lebih dingin, lebih nyaman dan dalam rejeki mereka diberi
kelancaran.
73
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijabarkan pada bab-bab
sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai beriktut:
1. Nilai-nilai pendidikan sosial dalam Majelis Doa Mawar Allah
STAIN Salatiga.
Dari data yang didapatkan oleh peneliti, bahwa nilai-nilai
pendidikan sosial yang terkandung dalam kegiatan Majelis Doa
Mawar Allah ini seperti adanya nilai mencintai dan mengasihi
anak yatim, menjalin tali persaudaraan dan tali silaturahim
antara sesama umat muslim, kebersamaan dan kekompakan,
serta pempimpin dan yang dipimpin.
2. Implementasi nilai-nilai pendidikan sosial dalam kegiatan
Majelis Doa Mawar Allah
Dari data yang didapat di atas dapat disimpulkan bahwa dari
konsep nilai-nilai pendidikan sosial sudah diterapkan oleh para
tim dan jamaah Majelis Doa Mawar Allah. Penerapan dilakukan
baik di lingkungan Majelis Doa Mawar Allah maupun di
lingkungan masyarakat sekitar. Hal tersebut terbukti pada saat
pelaksanaan kegiatan Majelis Doa Mawar Allah para jamaah
berlomba-lomba memberi santunan kepada anak yatim, hal
74
tersebut tanpa diminta oleh para tim Majelis Doa Mawar Allah
melainkan berdasarkan dari hati para jamaah itu sendiri. Ketika
mendapati anak yatim yang berada di sekitar rumah Jamaah
Majelis Doa Mawar Allah, mereka tanpa ragu langsung
menolong semampu mereka. Berkumpulnya para jamaah
Majelis Doa Mawar Allah secara langsung mereka dapat
mempererat tali silaturahmi antar sesama umat muslim, dari
yang belum kenal menjadi kenal. Seperti yang terjadi para
jamaah dalam memberikan santunan kepada anak yatim, mereka
tidak mengetahui nama maupun rumah mereka. Dengan para
jamaah memberikan santunan secara langsung mereka bisa
saling bersapa dan saling tanya serta saling mendoakan.
Kemudian penerapan sholat hajat, sholat taubah dalam
kehidupan sehari-hari. Sebagian dari jamaah Majelis Doa
Mawar Allah melaksanakan sholat taubah serta sholat hajat
tidak hanya ketika mengikuti kegiatan tersebut. Akan tetapi dari
jamaah yang menjadi seorang guru, mereka menerapkan sholat
taubah dan sholat hajat secara berjamaah bersama murid-
muridnya di sekolah.
B. Saran – Saran
1. Biro Konsultasi Psikologi TAZKIA
a. Biro Konsultasi Psikologi TAZKIA STAIN Salatiga
diharapkan mampu bekerja optimal dalam melaksanakan
75
progam kerja agar hasil yang di dapat tercapai sesuai
dengan visi dan misi dari Biro Konsultasi Psikologi
TAZKIA dapat terselanggara dengan baik.
b. Biro Konsultasi Psikologi TAZKIA STAIN Salatiga
harapannya dapat tetap mengutamakan pelayanan secara
baik pada klien, dan dapat selalu menjadi solusi terbaik
bagi mahasiswa STAIN Salatiga khususnya dan masyarakat
pada umumnya untuk menyelesaikan masalah-masalahnya.
c. Biro Konsultasi Psikologi TAZKIA STAIN Salatiga
senantiasa berkontribusi terutama dalam dunia pendidikan
islam maupun sosial yang terkait dengan kegiatan Majelis
Doa Mawar Allah.
2. Seluruh Tim Majelis Doa Mawar Allah
a. Seluruh pengurus tergabung dalam tim Majelis Doa Mawar
Allah diharapkan lebih kreatif, inovatif, dedikatif dalam
menyelenggarakan kegiatan Majelis Doa Mawar Allah,
agar para jamaah lebih semangat dan antusias dalam
mengikuti kegiatan Majelis Doa Mawar Allah ini.
b. Seluruh pengurus Majelis yang tergabung dalam tim
Majelis Doa Mawar Allah diharapkan dapat selalu
semangat dalam menyelenggarakan Majelis Doa Mawar
Allah, dan diharapkan pengurus yang tergabung dalam tim
Majelis Doa Mawar Allah dapat selalu memberikan
76
pelayanan yang terbaik untuk kegiatan Majelis Doa Mawar
Allah ini.
c. Seluruh pengurus majelis yang tergabung dalam tim
Majelis Doa Mawar Allah diharapkan mampu
menyelenggarakan Majelis Doa Mawar Allah ini, agar hasil
yang dicapai dapat maksimal, dan peserta dapat merasa
puas dalam mengikuti Majelis Doa Mawar Allah.
3. Masyarakat
a. Kepada masyarakat disarankan untuk jangan berputus asa
dengan berbagai macam masalah yang dihadapi, para
jamaah karena Rahmat Allah senantiasa tercurahkan bagi
orang-orang yang tidak berputus asa. Sehingga para
jamaah yang memiliki segala permasalahannya melalui
perantara Majelis Doa Mawar Allah kepada Biro
Konsultasi Psikologi TAZKIA agar mendapat bimbingan
dan arahan dalam mengatasi permasalahannya.
b. Kepada para jamaah diharapkan serius dan khusyuk dalam
mengikuti kegiatan Majelis Doa Mawar Allah dan selalau
berkontribusi di dalamnya.
4. STAIN Salatiga
a. Kepada STAIN Salatiga diharapkan dapat tetap mendukung
kegiatan Majelis Doa Mawar Allah ini.
77
b. Kepada STAIN Salatiga diharapkan juga dapat
menghimbau kepada civitas akademika STAIN Salatiga
untuk senantiasa berpartisipasi untuk mengikuti kegiatan
Majelis Doa Mawar Allah.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, M. 1976. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bina Aksara.
Asmani, Jamal Ma’mur. 2009. Kedahsyatan Sedekah Untuk Anak Yatim.
Yogyakarta: PT. Buku Kita.
Daradjat, Dr. Zakiah. 2011. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
HD, Kaelany. 2000. Islam & Aspek-Aspek Kemasyarakatan. Jakarta: Bina
Aksara.
Hasan, Muhammad Iqbal. 2002. Pokok-Pokok Materi metodologi
Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indah.
Hawwa, Sa’id. 2006. Pendidikan Spiritual. Jogjakarta:Mitra Pustaka.
Magnis, Suseno Franz. 1996. Etika Sosial. Jakarta: Gramedia Pusta Utama.
Marimba, Ahmad D. 1989. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam.
Bandung: Al-Ma’arif.
Murshafi, Muhammad ali. 2009. Mendidik Anak Agar Cerdas dan
Berbakti. Surakarta:Ziyad Visi Media.
Nata, Abuddin. 2009. Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan (Tafsir Al-Ayat Al-
Atarbawy). Jakarta: PT. Raja Grafido Persada.
Poerwadarminta. 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia Edisi Ketiga.
Jakarta: Balai Pustaka.
Purwanto, M. Ngalim. 2007. Ilmu Pendidikan Teoritis Dan Praktis.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Qardhawi, Yusuf. 2003. Masyarakat Berbasis Syariat Islam Akidah,
Ibadah, Akhlak. Solo: Era Intermedia.
Sugiyono. 2012 .Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
Bandung: Alfabeta.
Sujanto, Drs Agus. 1983. Psikologi Umum. Jakarta: Aksara Baru.
Sukarjo, M.2009. Landasan Pendidikan.Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Sultoni, Ahmad. 2007. Sang Maha-Segalanya Mencintai Sang Maha-
Siswa.Salatiga:STAIN Salatiga Pres.
Supriyatno, Triyo. M. 2009. Humanitas Spiritual dalam Pendidikan.
Malang: UIN Malang Press.
Susilo, Muhammad Joko. 2007. KTSP:Manajemen Pelaksanaan &
Kesiapan Sekolah Menyongsongnya. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Tafsir, Ahmad. 1994. Ilmu Pendidikan Dalam Prespektif Islam. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Ulwan, Abdullah Nashih. 1996. Mengembangkan Kepribadian Anak.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Walgito, Bimo. 1990. Psikologi Sosial. Yogyakarta: Andi Offset.
A. Pertanyaan Untuk Penanggung Jawab
1. Apakah Majelis Doa Mawar Allah itu?
2. Apa yang melatar belakangi berdirinya Majelis Doa Mawar Allah?
3. Bagaimana perkembangan Majelis Doa mawar Allah?
4. Bagaimana antusias para civitas akademika dan masyarakat sekitar
tentang adanya Majelis Doa Mawar Allah?
5. Mengapa kegiatan santunan anak yatim diselipkan dalam kegiatan
Majelis Doa Mawar Allah? Berikan alasannya
6. Apakah tujuan santunan anak yatim yang terdapat dalam
rangkaian Majelis Doa Mawar Allah?
B. Pertanyaan Untuk Tim Majelis Doa Mawar Allah
1. Apa alasan anda bergabung dalam kegiatan Majelis Doa Mawar
Allah ini?
2. Menurut anda apa tujuan Majelis Doa Mawar Allah ini didirikan?
3. Bagaimana tahap persiapan dalam kegiatan Majelis Doa Mawar
Allah?
4. Menurut anda nilai apa saja yang tersurat dalam kegiatan Majelis
Doa Mawar Allah ini? Contohnya apa?
5. Tujuan adanya kegiatan sosial yang berupa santunan anak yatim
apa?
6. Menurut anda efektifkah kegiatan santunan anak yatim itu
dilakukan sebulan sekali?
7. Nilai positif dan negativ dari kegiatan tersebut apa?
8. Sebagai tim Majelis Doa Mawar Allah, apakah anda sudah
merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari?
C. Pertanyaan Untuk Jamaah Majelis Doa Mawar Allah
1. Berapa kali anda mengikuti Majelis Doa Mawar Allah?
2. Apakah anda selalu mengikuti proses rangkaian Majelis Doa
Mawar Allah dari awal hingga akhir?
3. Apakah yang memotivasi anda mengikuti Majelis Doa Mawar
Allah?
4. Segmen apakah yang anda sukai dari kegiatan Majelis Doa Mawar
Allah? Kesan apa yang anda rasakan?
5. Apa dampak anda setelah mengikuti Majelis Doa Mawar Allah?
6. Majelis Doa Mawar Allah identik dengan menghadirkan anak
yatim, bagaimana perasaan anda ketika mengetahuinya?
7. Seberapa besar kepedulian anda menyisihkan sebagian harta untuk
orang lain terutama kepada anak yatim yang sedang
membutuhkan?
8. Apakah yang anda lakukan ketika melihat orang disekitarmu
membutuhkan uluran tangan anda?
9. Apakah anda pernah mengurusi orang-orang yang membutuhkan
bantuan disekitarnya?
10. Apa yang anda lakukan jika melihat atau mendapati seorang anak
yatim yang dekat dengan rumah anda?
Hasil Wawancara
a. Wawancara dengan Penanggung Jawab Majelis Doa Mawar Allah.
Nama : Bapak Drs. Ahmad Sulthoni,M.Pd.
Hari/Tanggal : Senin/01 September 2014
Waktu : 12.21 wib
Tempat : Biro Konsultasi Psikologi TAZKIA
Hasil wawancara
1) Apakah Majelis Doa Mawar Allah itu?
Merupakan salah satu kegiatan dari Biro Konsultasi Psikologi
TAZKIA, untuk membantu jamaah yang mengalami kesulitan apapun
itu untuk jumlah yang banyak, bentuk terapi spiritual dari TAZKIA
untuk dalam satu moment kita pengen jamaah yang dating, mendapat
pertolongan dari Allah.
2) Apa yang melatar belakangi berdirinya Majelis Doa Mawar Allah?
Banyak hal nggeh, secara institusi ya seperti tadi, kegiatan ini
meruapakan kegiatan TAZKIA untuk melayani jamaah sebanyak-
banyaknya dalam rangka mengatasi masalah.
Secara agama, setelah mengamati anak yatim yang belum tersentuh
oleh panti, Majelis ini diarahkan kesana, disamping berdoa sekalian
membantu, walaupun bantuan itu jdari para jamaahnya itu sendiri.
Sisi pendidikan, Majelis Doa Mawar Allah mendidik agar masyarakat
menyakini akan kekuatan doa, sekarang makin banyak nggeh, kaum
muslim yang tidak yakin dengan kekuatan doa.
3) Bagaimana perkembangan Majelis Doa Mawar Allah?
Kalo liyat sekarang, Alhamdulillah nggeh, sedoyo kersanipun Gusti
Allah nggeh, mugi-mugi diridhoi. Pertama yang ikut sekitar 50 orang,
pertama dilaksanakan di depan Biro pada hari jumat, kemudian
banyak yang usul janga hari jumat karna hari itu hari kerja, awalnya
ingin membantu keluarga STAIN tapi masyarakat luar minat dan ikut
nimbrung, kemudian pindah ke ruang TPQ di masjid ketika itu
pesertanya juga 50, kemudian pindah ke aula ketika itu peserta
sekitar 300 orang, dan pindah lagi ke masjid, peserta paling banyak
1500 orang biasanya peserta banyak ketika bulan ramadhan.
Kegiatan tersebut dimulai pada tahun 2010.
4) Bagaimana antusias para civitas akademika dan masyarakat sekitar
tentang adanya Majelis Doa Mawar Allah?
Civitas akademika itu jika diartikan mahasiswa, otomatis banyak
yang ikut, bapak ibu karyawan banyak yang dating, terutama dari
Biro. Tapi secara umum lebih banyak masyarakat umum, kita dibantu
oleh SMK N I Salatiga.
5) Mengapa kegiatan santunan anak yatim diselipkan dalam kegiatan
Majelis Doa Mawar Allah? Berikan alasannya
Nahh itu gini, kalau dasar hadis, Rasul ngendiko, kalau kita punya
hajat, kita dating ke anak yatim dan santunilah, insyaallah hajat kita
dipenuhi oleh Allah, kita mengundang anak yatim yang tidak
tersentuh oleh panti agar lebih diperhatikan, ya walau tiap bulannya
kita baru mampu menghadirkan 50 anak yatim saja, padahal data
yang kami punya sebanyak 200 anak yatim, maka dari itu kita gilir
tiap kecamatan.
6) Apakah tujuan santunan anak yatim yang terdapat dalam rangkaian
Majelis Doa Mawar Allah?
kalau untuk anak yatimnya, kita menyantuninya nggeh, jadi ada nilai
sedekahnya, untuk mempercepat terkabulnya doa jamaah, sama-sama
punya sisi kebaikan, bagi anak yatim dapat santunan, untuk jamaah
hajatnya segera terkabul.
b. Wawancara dengan Tim Majelis Doa Mawar Allah
Nama : PN, UK dan AK
Hari/tanggal : Sabtu dan Senin/30 Agustus dan 01
September 2014
Tempat : TAZKIA
Hasil wawancara:
1) Apa alasan anda bergabung dalam kegiatan Majelis Doa Mawar Allah
ini?
Jawab:
Menurut PN: alasan saya, karena saya di TAZKIA, jadi secara
otomatis saya mengikuti Majelis Doa Mawar Allah, karena Majelis
Doa Mawar Allah merupakan salah satu kegiatan dari TAZKIA.
Kemudian karena di STAIN kegiatan yang rutin dan selalu dilakukan
hanya Majelis Doa Mawar Allah. Dan Majelis Doa Mawar Allah
merupakan kegiatan sosial.
Menurut UK:
- Untuk melayani umat
- Untuk mencari pengalaman spiritual
- Untuk melayani anak yatim
- Mendekatkan diri kepada Allah
Menurut AK:
Karena ingin melayani banyak orang, untuk apa lagi yo,, intinya bahwa disekitar kita
banyak anak yatim yang belum tersentuh oleh panti, yang butuh santunan dari
masyarakat, juga memberi kesempatan jamaah untuk mempercepat doa dan
hajatnya lewat doa anak yatim.
2) Menurut anda apa tujuan Majelis Doa Mawar Allah ini didirikan?
Jawab:
Menurut PN:
-tujuannya ingin mefasilitasi klaien TAZKIA agar lebih dekat lagi
dengan Allah
-tujuan berikutnya untuk ngopeni, member sedikit bantuan/santunan
kepada anak yatim yang diluar panti asuhan.
Menurut UK:
Untuk menjadikan lantaran / alat dalam menyelesaikan permasalahan
hidup para jama’ah, untuk menyejahterakan anak yatim dikota
Salatiga dan sekitarnya. Intinya untuk menfasilitasi jama’ah dalam
menyalurkan sodaqohnya.
Menurut AK:
Majelis Doa Mawar Allah itu tujuannya mengcover anak yatim yang
belum tersentuh oleh panti asuhan, kita liyat banyak sekali khususnya
di Kota salatiga, per kecamatan hamper ada 50 anak yatim yang
belum tersentuh oleh panti, ya lebih peduli dengan anak panti.
3) Bagaimana tahap persiapan dalam kegiatan Majelis Doa Mawar
Allah?
Jawab:
Menurut PN:
Tahap-tahap persiapannya, dalam kegiatan Majelis Doa Mawar Allah
ada pra acara, inti, dan pasca acara. Untuk tahap pra acara, para tim
Majelis Doa Mawar Allah menyiapkan bingkisan untuk diberikan
kepada anak yatim yang biasanya berbentuk makanan ringan, buku,
tempat makan dsb. Kemudian publikasi dilingkungan kampus, tingkat-
tingkat sekolah menengah atas dsb. Sebelum kegiatan berlangsung
para tim rapat, membahas persiapan kegiatan dan member tembusan
pemberitahuan kepada ketua STAIN, ta’mir masjid dan satpam.
Menurut UK:
Persiapan bingkisan untuk anak yatim, sosialisasi kegiatan (publikasi
acara), melobi tempat kegiatan, rapat koordinasi, kegiatan.
Menurut AK:
Tahap persiapan, biasane kita briving, menentukan kecamatan mana
yang mau diambil anak yatimnya, menentukan bingkisan seng pengen
diberikan anggaran max tiap bungkus 60rb, bar kui blanja, bungkusi,
menyebar undangan juga terutama ke SMA/SMK dan masyarakat
umum, ka nada brosur yang ditempel didinding.
4) Menurut anda nilai apa saja yang tersurat dalam kegiatan Majelis Doa
Mawar Allah?
Jawab:
Menurut PN:
Nilai yang terkandung di Majelis Doa Mawar Allah ini banyak sekali
mbak, untuk timnya sendiri kita belajar untuk pantang menyerah,
tanpa pamrih, nilainya lain yaitu yang didalamnya banyak
mengandung kegiatan sosial. Kemudian nilai religiusitas, karena
dalam rangkaian Majelis Doa Mawar Allah ini ada dzikir, sholat
hajat, taubat, sehingga dapat menguatkan tauhid kita.
Menurut UK:
- Nilai sosial seperti rasa empati pada anak yatim, dengan
memberikan santunan pada anak yatim.
- Nilai spiritual, dengan mendekatkan diri pada Allah merasa lebih
nyaman. Dapat menyelesaikan masalah hidup dengan lapang.
Merasa lebih dekat dengan Allah.
- Nilai ibadah, dapat menjalin ibadah sholat sunnah taubat dan hajat.
- Keimanan, merasakan lebih yakin akan pertolongan Allah,
contohnya: optimis dalam menghadapi ujian hidup.
Menurut AK:
- Nilai spiritual, kita yakin Allah selalu menolong hambanya yang
peduli sama orang-orang disekitarnya, sayang kepada anak yatim
melalui perantara kita.
- Nilai sosial, jamaah merasa mendapat kesempatan berbagi terhadap
rejeki yang didapat.
- Nilai emosional, bayangan ketika kita di posisi anak yatim, ada yang
menangis juga.
5) Tujuan adanya kegiatan sosial yang berupa santunan anak yatim itu
apa?
Jawab:
Menurut PN:
Tujuannya untuk ngopeni anak yatim itu tadi mbak, selain itu sebagai
wasilah, ketika kita berdoa memohon sesuatu kepada Allah, agar doa
tersebut cepat terkabul, lebih bagusnya diiringi dengan amalan lain,
salah satunya dengan menyantuni anak yatim tersebut.
Menurut UK:
- Hidup berbagi dengan sesame
- Untuk menyejahterakan anak-anak yatim di kota Salatiga dan
sekitarnya.
- Untuk menyalurkan dana dari donatur untuk anak yatim
menurut AK:
Tujuane juga anu, untuk mmenuhi kebutuhan anak yatim, seperti
buku, tas, intinya menfasilitasi anak yatim, mengurangi beban mereka,
misalnya ketika ramadhan memberi sarung, orang tuanya pun juga
ikut senang.
6) Menurut anda efektifkah kegiatan santunan anak yatim dilakukan
sebulan sekali?
Jawab:
Menurut PN:
Ya efektif tidak efektif mbak, dan menurut saya masih kurang banget,
tapi kita sebagai tim berusaha untuk membuat lebih baik lagi mbak,
semua itu bertahap,nanti untuk selanjutnya mungkin kami akan
mengadakan biaya pendidikan bagi anak yatim.
Menurut UK:
Efektif, karena jika 1 bulan lebih dari satu, membutuhkan persiapan
yang extra.
Menurut AK:
Sangat efektif, karena memang dari jamaah dan donatur biasanya
dari pegawai, tiap dapat dana juga sebulan sekali jadi memudahkan
mereka yang mau berbagi, kalo tiap minggu mungkin terlalu repot to,
untuk acara juga repot, persipannya juga.
7) Nilai positif dan negativ dari kegiatan tersebut apa?
Jawab:
Menurut PN:
Kalau untuk nilai negativnya menurut saya tidak ada ya mbak, karena
Majelis Doa Mawar Allah ini didalamnya merupakan kegiatan-
kegiatan positif. Nilai positifnya antara lain seperti kita akan lebih
dekat dengan Allah, membuat hati kita semakin lembut.
Menurut UK:
Nilai positifnya, menyejahterakan anak yatim, meningkatkan sikap
kepedulian antar sesame, mendekatkan diri pada Allah. Untuk nilai
negatifnya tidak ada.
Menurut AK:
untuk nilai positifnya yang pertama lebih peduli kepada sesama,
kepada anak yatim itu, ngetes keyakinan tim terkadang soal dana, kita
butuh dana 3 juta tp baru dapat 1 juta, tapi kita yakin Allah selalu
membantu. Dan mengajarkan kita untuk selalu sabar dan pantang
untuk menyerah. Untuk nilai negatifnya, gak ada.
8) Sebagai tim Majelis Doa Mawar Allah, apakah anda sudah
merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari?
Jawab:
Menurut PN:
Kalau soal member, saya melihat-lihat terlebih dahulu, karna ada
sebagian pengemis itu benar-benar membutuhkan, tapi ada juga yang
hanya sebagai profesi.
Kemudian untuk mengamalkan apa yang didapat di Majelis Doa
Mawar Allah, saya berusaha sepositif di Majelis Doa Mawar Allah,
misalnya di Majelis Doa Mawar Allah ka nada sholat hajat dan
taubat, dengan seperti itu saya juga berusaha mengamalkannya ketika
dirumah, dan sebagian bagi orang-orang yang ikut Majelis Doa
Mawar Allah yang sudah mengajar juga mempraktekkan hal tersebut
kepada para siswanya disekolah.
Menurut UK:
Sudah,dengan adanya berbagi (sodaqoh) rejeki semakin barokah,
merasa bersyukur atas nikmat kelengkapan orang tua, lebih optimis
dalam menghadapi ujian hidup.
Menurut AK:
Sudah, saya punya tim atau komunitas sama teman-teman, kita peduli
kepada setiap orang yang kita temui misalnya pengemis, jadi tidak
hanya peduli dengan anak yatim saja, soal ibadah kita berkomitmen
hamper tiap malam, bahkan tim sebelum kegiatan, pak ton menyuruh
kita agar sholat tahajud mendoakan anak yatim, kita juga merasa
isin-isin ngajak-ngajak kok gak nglakoni.
c. Wawancara dengan Jamaah Majelis Doa Mawar Allah ( 30-01 Agustus-
September 2014).
Dalam interview ini, peneliti mengambil 5 orang sampel, terdiri dari 3
Jamaah non civitas akademika dan 2 jamaah civitas akademika. Berikut
data interviewnya:
1) Berapa kali anda mengikuti Majelis Doa Mawar Allah?
Menurut SK:
Tidak terhitung, semenjak tau baru berpartisipasi
Menurut TS:
Sudah banyak tidak terhitung, yang memperkenalkan juga mbak umi
itu.
Menurut RY:
Sejak kapan ya? 2 nek gak ya 3 tahunan mbak, ini anakku juga hasil
dari Majelis Doa, pokoknya sebelum hamil setelah ziaro ke kudus itu.
Menurut NA:
Baru kurang lebih 3 kali
Menurut LI:
Sudah tidak terhitung.
2) Apakah anda selalu mengikuti proses rangkaian Majelis Doa Mawar
Allah dari awal hingga akhir?
Menurut SK:
Kadang iya, kadang juga gak mbak ,liyat situasi dulu, karana
pekerjaan saya mbak, tapi ibue yang sok ikut sampai akhir.
Menurut TS:
Dari awal sampai akhir, ya sampai akhirnya itu kadang berangkate
telat, jadi sudah mulai baru dating, radak nelat mbak.
Menurut RY:
Iya, Derek terus
Menurut NA:
Iya, ya saya mengikuti dari awal sampai akhir
Menurut LI:
Iya, ho’o karena maksudte prosesnya menyenangkan.
3) Apakah yang memotivasi anda mengikuti Majelis Doa Mawar Allah?
Menurut SK:
Mengaplikasikan Al-Quran dan sunnah Rasul yang didalam Al-Quran
surat As-surah 26, kalau kita menginginkan doa kita terkabul, datang
ke anak yatim
Menurut TS:
Bersilaturahmi dengan jamaah, bersama anak yatim, rasanya ki tak
pengen ketinggalan
Menurut RY:
Ya ingin doa-doa terkabul, di ijabahi oleh Gusti Allah
Menurut NA:
Pertama ibadah, bi situ kita belajar sosial, menyantuni anak yatim,
didalamnya banyak pengetahuan, ilmu agama
Menurut LI:
Agar menjadi lebih dekat dengan Allah, terus hati menjadi nyaman,
tentrem
4) Segmen apakah yang anda sukai dari kegiatan Majelis Doa Mawar
Allah? Kesan apa yang anda rasakan?
Menurut SK:
Testimonial, karena testimonial merupakan terwujudnya terkabulnya
doa, dengan adanya testimony, semakin yakin, dan percaya adanya
doa, dan menyantuni anak yatim merupakan amal sholeh
Menurut TS:
Semua suka
Menurut RY:
Pembacaan doa dan sholat taubat, hajat, nggeh niku waktu khusuk
damel ngamini doa
Menurut NA:
Santunan anak yatim dan shalat hajatnya, karena dapat
menggerakkan hati kita untuk saling tolong-menolong
Menurut LI:
Semua saya suka, terutama pas sholat dan santunan anak yatim.
5) Apa dampak anda setelah mengikuti Majelis Doa Mawar Allah?
Menurut SK:
Dampaknya lebih tenang, menambah keimanan, segala sesuatu lebih
tenang, iman bagian dari taqwa, mendapat rejeki yang tidak
disangka-sangka
Menurut TS:
Ya dampaknya lebih tenang hatinya, pikirannya, menjalankan ibadah
lebih tenang
Menurut RY:
Dampae katah mbak, ayem, dapat berbagi, seneng doa-doanya
terkabul dan didijabah, seneng pokoe bisa berbagi
Menurut NA:
Lebih baik, intensitas agama menjadi lebih baik, ya ada rasa saling
menyayangi, hatinya menjadi lebih terbuka untuk lebih baik
Menurut LI:
Itu menjadi, maksudte selalu beramal, hati menjadi tenang dan selalu
ingat Allah.
6) Majelis Doa Mawar Allah identik dengan menghadirkan anak yatim,
bagaimana perasaan anda ketika mengetahuinya?
Menurut SK:
Perasaanya haru to, adanya haru muncul empati, teringat nasib dulu
waktu kecil saya lahir juga yatim, pernah rekoso sekarang jadi lebih
peduli, jadi berbagi
Menurut TS:
Perasane piye yo, mesakke merasa kasihan, bentuk simpati, yo koyo
ngono kae rasane
Menurut RY:
Nggeh brebes mili, aku yo yatim tenan mbak, jdi ngrasakke tenanan,
sekarang sudah ketunggon anak wes ora pateo.
Menurut NA:
Liyat secara langsung, mesakke, kecil-kecil sudah tidak punya orang
tua
Menurut LI:
Kui lho, hati menjadi tersentuh, dan ingin ngekei, punya niat ingin
memberi.
7) Seberapa besar kepedulian anda menyisihkan sebagian harta untuk
orang lain terutama kepada anak yatim yang sedang membutuhkan?
Menurut SK:
Setiap bulan saya berusaha menyisihkan untuk anak yatim, ya ketika
dapat uang langsung saya kasihkan ibunya, dan ibunya yang
membagi-bagi, ya kaya di hati itu sudah menjadi kewajiban.
Menurut TS:
Ya seikhlasnya, semampunya tapi berusaha untuk menyisihkan,
dadine rasane kaya wajib, kalau tidak member anak yatim sini ya
member ke anak yatim lainnya, ya sedekah itu ibarat kaya buang
hajat, nek udah keluar ya sudah lupakan gak usah dipikir, ketika kita
ikhlas berdampak baik juga pada diri kita
Menurut RY:
Nek pas rejekine gangsar, nggeh radak lumayan mbak santunane, nek
lagi gak ada ya dianak-anakke, ya karna kaya sudah kewajiban itu
tadi
Menurut NA:
Kalau aku kan belum bekerja, ya sebisa saya, sekuat saya, jadi
semampu saya
Menurut LI:
Yo kui, nak ada rejeki saya menyisihkanlah.
8) Apakah yang anda lakukan ketika melihat orang disekitarmu
membutuhkan uluran tangan anda?
Menurut SK:
Ya bantu semampuku mbak
Menurut TS:
Ya membantu sebisanya
Menurut RY:
Nak saget nggeh dibantu sak sagete mawon
Menurut NA:
Ya menolong lah, semampu saya, saya mampu memberi uang, ya
diberi uang, saya hanya mampu member barang, ya diberi barang
Menurut LI:
Ya ingin mambantu, karena dengan membantu, ketika kita dimana
saja memerlukan bantuan orang lain juga akan membantu.
9) Apakah anda pernah mengurusi orang-orang yang membutuhkan
bantuan disekitarnya?
Menurut SK:
Iya peduli, biasanya melihat dahulu bentuk kesusahan mereka baru
kita bantu dengan solusi, kalau membantu dengan uang mungkn tidak
tapi kalau solusi iya
Menurut TS:
Ya pernah
Menurut RY:
Piye yo, nak di ndeso, ya saling bantu membantu, sudah biasa
Menurut NA:
Pernah lah, saya pernah ikut baksos, terus jika ada tetangga nikahan
saya juga ikut nyinom membantu, layat jika ada yang meninggal,
besuk orang sakit
Menurut LI:
Pernah, ya karna itu wujud saling tolong menolong sesame manusia.
10) Apa yang anda lakukan jika melihat atau mendapati seorang anak
yatim yang dekat dengan rumah anda?
Menurut SK:
Kalau disini tidak ada anak yatim mbak, sebelum ada Majelis Doa
Mawar Allah, saya berbaginya di yatama
Menurut TS:
Ya kita membantu, sebisanya
Menurut RY:
Nak, nggeh diparingi sodaqoh, ya dibantu
Menurut NA:
Ya kita kasihan, tapi disekitar saya jarang ada anak yatim gitu
Menurut LI:
Ingin mambantunya, karena dia membutuhkan bantuan dari orang
lain.