internalisasi nilai-nilai akhlak dalam ...agama islam karena pendidikan agama islam merupakan...

59
INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK DALAM PEMBELAJARAN SMP NEGERI 1 TOMPOBULU KEC. TOMPOBULU KABUPATEN GOWA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh: NURHAYATI 105 19 2234 14 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1439 H/ 2018 M

Upload: others

Post on 24-Feb-2021

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK DALAM ...agama Islam karena pendidikan agama Islam merupakan pendidikan nilai sehingga nilai-nilai tersebut dapat tertanam pada diri peserta didik,

INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK DALAM PEMBELAJARAN

SMP NEGERI 1 TOMPOBULU KEC. TOMPOBULU

KABUPATEN GOWA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi

Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh:

NURHAYATI

105 19 2234 14

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

1439 H/ 2018 M

Page 2: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK DALAM ...agama Islam karena pendidikan agama Islam merupakan pendidikan nilai sehingga nilai-nilai tersebut dapat tertanam pada diri peserta didik,
Page 3: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK DALAM ...agama Islam karena pendidikan agama Islam merupakan pendidikan nilai sehingga nilai-nilai tersebut dapat tertanam pada diri peserta didik,
Page 4: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK DALAM ...agama Islam karena pendidikan agama Islam merupakan pendidikan nilai sehingga nilai-nilai tersebut dapat tertanam pada diri peserta didik,
Page 5: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK DALAM ...agama Islam karena pendidikan agama Islam merupakan pendidikan nilai sehingga nilai-nilai tersebut dapat tertanam pada diri peserta didik,
Page 6: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK DALAM ...agama Islam karena pendidikan agama Islam merupakan pendidikan nilai sehingga nilai-nilai tersebut dapat tertanam pada diri peserta didik,

vii

ABSTRAK

Nurhayati, 105 192 234 14. 2018. Internalisasi Nilai-nilai Akhlak Dalam Pembelajaran di SMP Negeri 1 Tompobulu Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa. Skripsi. Di bimbing oleh H. Mawardi Pewangi dan St. Rajiah Rusydi.

Dalam penelitian ini rumusan permasalahan yang diangkat adalah: 1) Bagaimana gambaran umum akhlak siswa di SMP Negeri 1 Tompobulu. 2) Bagaimana proses internalisasi nilai-nilai akhlak dalam pembelajaran pada siswa di SMP Negeri 1 Tompobulu. 3) Apa faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan internalisasi nilai-nilai akhlak dalam pembelajaran.

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang bersifat kualitatif, dengan mengambil latar SMP Negeri 1 Tompobulu. Subyek penelitian ini adalah kepala sekolah, guru PAI dan guru lainnya dan siswa SMP Negeri 1 Tompobulu. Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan observasi, wawancara dan dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa akhlak siswa di SMP Negeri 1 Tompobulu dapat dikategorikan baik. Indikasinya dapat dilihat dari kebiasaan atau tradisi yang dilakukan oleh para siswa dalam pembentukan Akhlakul karimah.Proses internalisasi nilai-nilai akhlak pada siswa di SMP Negeri 1 Tompobulu dilakukan dengan dua cara yaitu melalui materi-materi akhlak dan metode-metode pembentukan akhlak siswa. Faktor pendukung internalisasi nilai-nilai akhlak da 2 yaitu faktor dari dalam seperti input yang berbeda dan factor dari luar seperti menciptakan suasana sekolah yang Islami dan sarana prasarana yang memadai. Dan Faktor penghambat internalisasi nilai-nilai akhlak terhadap tingkah laku siswa dalam pembelajaran.

Kata kunci: Akhlak dalam pembelajaran.

Page 7: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK DALAM ...agama Islam karena pendidikan agama Islam merupakan pendidikan nilai sehingga nilai-nilai tersebut dapat tertanam pada diri peserta didik,

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbilalamin,puji syukur senantiasa tentang dalam

setiap hela nafas atas kehadirat dan junjungan Allah SWT. Bingkisan

salam dan shalawat tercurah kepada kekasih Allah, Nabiullah Muhammad

SAW, para sahabat dan keluarganya serta ummat yang senantiasa

istiqamah dijalan-Nya.

Tiada jalan tanpa rintangan, tiada puncak tanpa tanjakan, tiada

kesuksesan tanpa perjuangan. Dengan kesungguhan dan keyakinan

untuk terus melangkah, akhirnya sampai dititik akhir penyelesaian skripsi.

Namun, semua tak lepas dari uluran tangan berbagai pihak lewat

dukungan, narahan, bimbingan serta bantuan moril dan materi. Maka

melalui kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada

yang terhormat.

1. Kedua orang tua tercinta Yamang dan Johra yang tiada henti-

hentinya mendoakan, memberi dorongan moril maupun materi

selama menempuh pendidikan. Terimakasih atas doa, motivasi dan

bantuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Dr. H. Abd. Rahman Rahim, SE.,MM rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I Dekan Fakultas Agama

Islam.

4. Ibu Amirah Mawardi, S.Ag.,M.Si ketua Prodi Pendidikan Agama

Islam.

Page 8: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK DALAM ...agama Islam karena pendidikan agama Islam merupakan pendidikan nilai sehingga nilai-nilai tersebut dapat tertanam pada diri peserta didik,

ix

5. Drs. H. Mawardi Pewangi M.Pd.I dan Dra. Siti Rajiah Rusydi

M.Pd.I pembimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak/Ibu dosen Fakultas Agama Islam Universitas

Muhammadiyah Makassar.

7. Teman dan sahabat penulis, yang selalu memberikan dukungan

dalam menyelesaikan Skripsi ini.

8. Terakhir ucapan terima kasih juga disampaikan kepada mereka

yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu tetapi

banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis senantiasa mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai

pihak yang sifatnya membangun karena penulis yakin bahwa suatu

persoalan tidak akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-

mudahan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca

terutama bagi diri pribadi Amin.

Makassar, 18 Dzulkaidah1439 H 30 Juli 2018 M

Penulis

Page 9: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK DALAM ...agama Islam karena pendidikan agama Islam merupakan pendidikan nilai sehingga nilai-nilai tersebut dapat tertanam pada diri peserta didik,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era modern ini, pentingnya nilai dalam menjaga keharmonisan dan

menyelaraskan pembangunan dan kemajuan, maka nilai akhlak harus tetap

dilestarikan dan ditanamkan kepada setiap manusia tanpa terkecuali, peserta

didik.Salah satu penanaman nilai tersebut adalah nilai pendidikan.Pendidikan

didesain sebaik mungkin agar para peserta didik mampu memahami dan

menghayati nilai-nilai yang diajarkan.

Selain itu di masa kini disekitar kita, banyak sekali kita melihat

perilaku anak yang tidak memiliki akhlak yang terpuji, seperti tidak patuh

kepada guru atau orang tuanya, tidak memiliki sopan santun, selalu

melanggar peraturan dan lain sebagainya.Semua hal tersebut bertentangan

dengan tujuan pendidikan, khususnya Pendidikan Agama Islam (PAI).

Setiap orang tua hendaknya waspada terhadap ancaman arus

globalisasi yang akan menggerus kepribadian anak. Menurut Zakiyah

Daradjat, bahwa salah satu timbulnya krisis akhlak yang terjadi dalam

masyarakat adalah karena lemahnya pengawasan sehingga respon terhadap

agama kurang.

Pendidikan agama islam sekarang lebih berorientasi pada belajar

teorinyasaja, sehingga banyak yang mengetahui nilai-nilai ajaran agama,

tetapi perilakunya tidak relavan dengan yang ajaran diketahuinya. Pendidikan

Page 10: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK DALAM ...agama Islam karena pendidikan agama Islam merupakan pendidikan nilai sehingga nilai-nilai tersebut dapat tertanam pada diri peserta didik,

2

agama lebih banyak terkonsentrasi pada persoalan-persoalan teoritis

keagamaan yang bersifat kognitif, dan kurang concern terhadap persoalan

bagaimana mengubah pengetahuan agama yang kognitif menjadi “makna”

dan “nilai” yang perlu diinternalisasikan dalam diri peserta didik lewat

berbagai cara, media, dan forum.1

Untuk itulah Pendidikan Agam Islam (PAI) harus mampu

membangunkarakter siswa menjadi lebih baik, yang mencerminkan karakter

Islam rahmatan lil’alamin, yang menjunjung tinggi nilai-nilai akhlak, toleransi,

sosial kejujuran serta tanggung jawab. Banyaknya persoalan yang terjadi di

negara ini antara laindisebabkan oleh semakin menipisnya nilai-nilai akhlak.

Maka dari itu pemberdayaan masyarakat untuk tetap memegang teguh pada

nilai-nilai tersebut bukanlah suatu perkara yang mudah, tetapi harus

dilakukan.Sebab, tanpa memahami nilai-nilai itu, maka mustahil seseorang

mampu mempraktekkan dalam kehidupannya. Disadari betul bahwa cara

satusatunya yang paling tepat adalah melalui jalur pendidikan.

Sekolah merupakan suatu institusi pendidikan yang berperan aktif

dalammenanamkan nilai-nilai moral dan keislaman kepada para peserta didik

dan harus memberikan perhatian yang serius terhadap pendidikan nilai ini

Penerapan nilai-nilai akhlak di sekolah harus dimasukkan kedalam

pendidikan di sekolah formal yakni dengan cara melibatkan semua unsur

1Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam: di Sekolah,

Madrasah, dan Perguruan Tinggi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), Hal. 23-24.

Page 11: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK DALAM ...agama Islam karena pendidikan agama Islam merupakan pendidikan nilai sehingga nilai-nilai tersebut dapat tertanam pada diri peserta didik,

3

yang terlibat di lembaga tersebut. Iklim yang diciptakan harus memberi

peluang terjadinya interaksi positif antara peserta didik dengan nilai-nilai yang

akan diinternalisasikan, baik melalui keteladanan personal, diskusi, maupun

proses belajar mengajar dalam arti seluas-luasnya. Komunikasi pendidik

dengan peserta didik harus baik yang mana didasari pada adanya

penerimaan keduabelah pihak. Muatan komunikasi itu juga penting agar

mengarah kepada nilai-nilai yang diinginkan.

Pembelajaran adalah bagian dari pendidikan, pembelajaran adalah

suatu sistem yang terdiri dari berbagai komponen yang saling berkaitan dan

berhubungan untuk mencapai tujuan pembelajaran.Salah satu pembelajaran

dalam sistem pendidikan adalah Pendidikan Agama Islam (PAI).Sebagai

mata pelajaran yang mengkaji persoalan agama, tentu tidak terlepas dengan

nilainilai akhlak, yang membentuk perilaku peserta didik.Karena agama Islam

sendiri tidak menafikan adanya hubungan antara sesama manusia

(Hablumminannas).Sehingga dalam pembelajaran PAI harus ada

Internalisasi nilai-nilai akhlak berupa sosial dalam setiap kegiatan

pembelajarannya dalam membentuk kepribadian yang bermoral dan

berakhlakul karimah serta tawadhu’ dan bersosialis tinggi.

Pendidikan nilai-nilai akhlak harus ditanamkan kepada peserta didik

sebelum mereka mencapai usia akhir pembentukan kepribadian pada usia 20

atau 21 tahun. Jika melewati batas ini, sudah amat sulit memasukkan nilai-

nilai karena harus membangun kembali kepribadian yang telah terbentuk

Page 12: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK DALAM ...agama Islam karena pendidikan agama Islam merupakan pendidikan nilai sehingga nilai-nilai tersebut dapat tertanam pada diri peserta didik,

4

(recontruction of personality).Oleh sebab itu nilai-nilai akhlak dalam bentuk

akhlak al-karimah sudah terkristal dan terinternalisasi sejak kecil agar

menjadi sikap hidup yang tak memerlukan lagi pengawasan dari luar diri

individu. Ada atau tidak ada polisi akan berhenti otomatis, apabila lampu

merah lalu lintas menyala. Ada atau tidak ada orang yang melihat, maka

secara otomatis akanmenjalankan segala kewajibannya kepada Allah dan

menjauhi segalalarangan-Nya.

Internalisasi nilai-nilai akhlak memegang peranan penting dalam

konteks kehidupan bersama karena salah satu tahap tingkah laku

penyusuaian diri yang melahirkan gerak hati dalam bentuk tauhid, sabar,

ikhlas dan sebagainya. Dengan terbentuknya kemampuan yang mendasar

untuk mengambil dan bertingkah laku yang sesuai dengan norma dan sikap

yang dikehendaki oleh agama dan masyarakat. Pembahasan nilai-nilai

akhlak ini bersifat abstrak dan memerlukan pengalaman yang panjang untuk

memahaminya, sehingga pendidik maupun peserta didik dituntut untuk

mampu berpikir secara abstrak yang umumnya sulit dilaksanakan.

Internalisasi nilai-nilai akhlak dapat dilakukan dengan berbagai macam cara,

salah satunya dengan pembiasaan.

Kegiatan pembelajaran peserta didik tidak hanya difokuskan untuk

belajar di ruang kelas. Guru dan pihak sekolah yang lainnya selalu berusaha

menjalin kerjasama demi meningkatkan kualitas kegiatan pembelajaran.

Sehingga setelah lulus, para peserta didik tidak hanya menguasai ilmu-ilmu

Page 13: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK DALAM ...agama Islam karena pendidikan agama Islam merupakan pendidikan nilai sehingga nilai-nilai tersebut dapat tertanam pada diri peserta didik,

5

umum saja namun mampu menjadi insan yang mempunyai kualitas keimanan

yang kuat serta komitmen selalu berperilaku terpuji dalam menjalani

kehidupannya di zaman globalisasi yang penuh dengan tantangan dengan

tetap berpegang teguh pada ajaran agama.

Karena itu, berdasarkan uraian diatas penulis melakukan

suatupenelitian yaitu “Internalisasi Nilai-nilai Akhlak dalam PembelajaranDi

SMP Negeri 1 Tompobulu” dengan harapan materi ini tidak hanya terbatas

pada pengetahuan kognitif saja, tetapi bisa menjadi bagian yang tak

terpisahkan dengan jiwa kepribadian seorang siswa,sehingga dapat terwujud

menjadi sebuah karakter yang baik pada diri peserta didik dalam menjalani

kehidupan yang penuh tantangan pada era globalisasi ini.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti merumuskan

masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran akhlak siswa SMP Negeri 1 Tompobulu ?

2. Bagaimana proses internalisasi nilai-nilai akhlak melalui pembelajaran

pada siswa SMP Negeri 1 Tompobulu ?

3. Apa faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan

internalisasi nilai-nilai akhlak dalam pembelajaran?

Page 14: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK DALAM ...agama Islam karena pendidikan agama Islam merupakan pendidikan nilai sehingga nilai-nilai tersebut dapat tertanam pada diri peserta didik,

6

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian adalah

sebagai berikut :

1. Untuk Mendeskripsikan gambaran tentang akhlak siswa di SMP Negeri

1 Tompobulu.

2. Untuk mendeskripsikan dan menganalisa proses internalisasi nilai-nilai

akhlak melalui pembelajaran di SMP Negeri 1 Tompobulu.

3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam

pelaksanaan Internalisasi nilai-nilai akhlak dalam pembelajaran.

D. Manfaat Penelitian

Apabila tujuan tersebut telah tercapai, maka penelitian ini memiliki

manfaat sebagai berikut :

1. Secara teoritis, memberikan kontribusi ilmiah, khusususnya dalam

rangka untuk memperkaya khazanah keilmuan pendidikan islam dan

memberikan motivasi serta inspirasi positif bagi para peneliti, termasuk

mahasiswa, untuk melakukan dan mengembangkan kajian dan

penelitian serupa.

2. Secara praktis, memberikan kontribusi bagi pengembangan dan

perbaikan pelaksanaan nilai-nilai akhlak, khusunya melalui

pembelajaran pendidikan agama islam, sehingga bisa terinternalisasi

dalam diri peserta didik.

Page 15: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK DALAM ...agama Islam karena pendidikan agama Islam merupakan pendidikan nilai sehingga nilai-nilai tersebut dapat tertanam pada diri peserta didik,

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Internalisasi Nilai-Nilai

1. Pengertian Internalisasi

Internalisasi menurut kamus ilmiah populer yaitu “pendalaman,

penghayatan terhadap suatu ajaran, doktrin atau nilai sehingga merupakan

keyakinan atau kesadaran akan kebenaran suatu doktrin atau nilai yang

diwujudkan dalam sikap dan perilaku.”1 Internalisasi pada hakikatnya adalah

sebuah proses menanamkan sesuatu, yakni merupakan proses pemasukan

suatu nilai pada seseorang yang akan membentuk pola pikirnya dalam

melihat makna realitas pengalaman.

Jadi teknik pembinaan agama yang dilakukan melalui internalisasi

adalah pembinaan yang mendalam dan menghayati nilai-nilai

relegius(agama) yang dipadukan dengan nilai-nilai pendidikan secara utuh

yang sasarannya menyatu dalam kepribadian peserta didik, sehingga

menjadi satu karakter atau watak peserta didik.

Menurut Muhaimin dalam proses internalisasi yang dikaitkan dengan

pembinaan peserta didik atau anak asuh ada tiga tahap yang mewakili

proses atau tahap terjadinya internalisasi yaitu:

a. Tahap Transformasi nilai Tahap tranformasi nilai merupakan komunikasi verbal tentang nilai.Pada tahap ini guru sekedar menginformasikan nilai-nilai yang

1 Dahlan dkk, Kamus Ilmiah Populer (Yogyakarta: Arloka, 1994), h. 267.

Page 16: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK DALAM ...agama Islam karena pendidikan agama Islam merupakan pendidikan nilai sehingga nilai-nilai tersebut dapat tertanam pada diri peserta didik,

8

baik dan yang kurang baik kepada siswa, yang semata-mata merupakan komunikasi verbal tentang nilai.

b. Tahap Transaksi Nilai Tahap transaksi nilai adalah tahapan pendidikan nilai dengan jalan komunikasi dua arah, atau interaksi antar siswa dengan guru bersifat interaksi timbal balik.

c. Tahap Transinternalisasi Nilai Tahap Transinternalisasi nilai yakni bahwa tahap ini jauh lebihdalam dari pada sekadar transaksi.Dalam tahap ini penampilan guru dihadapan siswa bukan lagi sosok fisiknya, melainkan sikap mentalnya(kepribadiannya). 2

Proses internalisasi terjadi apabila individu menerima pengaruh dan

bersedia bersikap menuruti pengaruh itu dikarenakan sikap tersebut sesuai

dengan apa yang ia percayai dan sesuai dengan sistem yang dianutnya.

Sikap demikian itulah yang biasanya merupakan sikap yang dipertahankan

oleh individu dan biasanya tidak mudah untuk berubah selama sistem nilai

yang ada dalam diri inidvidu yang bersangkutan masih bertahan.

Teknik internalisasi sesuai dengan tujuan pendidikan agama,

khususnya pendidikan yang berkaitan dengan masalah aqidah, ibadah, dan

akhlakul karim. Jadi intenalisasi nilai sangatlah penting dalam pendidikan

agama Islam karena pendidikan agama Islam merupakan pendidikan nilai

sehingga nilai-nilai tersebut dapat tertanam pada diri peserta didik, dengan

pengembangan yang mengarah pada internalisasi nilai akhlak yang

merupakan tahap pada manifestasi manusia religius.Sebab tantangan arus

globalisasi dan transformasi budaya bagi peserta didik dan bagi manusia

2Muhaimin, Paradigma Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2008) cet. 4, h. 301.

Page 17: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK DALAM ...agama Islam karena pendidikan agama Islam merupakan pendidikan nilai sehingga nilai-nilai tersebut dapat tertanam pada diri peserta didik,

9

pada umumnya yang difungsikan adalah nilai kejujurannya, yang dapat

terwujud dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat terpercaya dan

mengemban amanah masyarakat demi kemaslahatan.

2. Pengertian Nilai

Nilai adalah standar tingkah laku, keindahan, keadilan,

kebenaran,dan efisiensi yang mengikat manusia dan sepatutnya dijalankan

dan dipertahankan.3 Artinya nilai itu dianggap penting dan baik apabila sesuai

dengan kebutuhan oleh suatu masyarakat sekitar. Nilai-nilai tersebut bisa jadi

dari berbagai aspek baik agama,budaya, norma sosial dan lain-lain.

Pemaknaan atas nilai inilah yang mewarnai pemaknaan dan penyikapan

manusia terhadap diri, lingkungan dan kenyataan di sekelilingnya. Nilai

merupakan objek keinginan, mempunyai kualitas yang dapat menyebabkan

orang mengambil sikap menyetujui, atau mempunyai sifat-sifat nilai tertentu.

Jika dikaitkan dengan pendidikan, maka yang dimaksud nilai pendidikan yaitu

hal-hal yang penting sebagai proses pengubahan sikap atau tingkah laku

seseorang dalam mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran, latihan

proses pembiasaan dan cara mendidik.4

Pendidikan secara praktis tidak dapat dipisahkan dengan nilai-nilai

terutama yang meliputi kualitas kecerdasan, nilai ilmiah, nilai akhlak dan nilai

agama yang semuanya tercakup di dalam tujuan yakni membina kepribadian

3Mawardi Lubis, Evaluasi Pendidikan Nilai, cet. III (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2011), h. 17. 4Louis O. Katsof, Pengantar Filsafat (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1987), h. 332.

Page 18: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK DALAM ...agama Islam karena pendidikan agama Islam merupakan pendidikan nilai sehingga nilai-nilai tersebut dapat tertanam pada diri peserta didik,

10

yang ideal.Tujuan pendidikan baik isinya maupun rumusannya tidak mungkin

ditetapkan tanpa pengertian dan pengetahuan yang tepat tentang nilai-nilai.

Bahkan seharusnya manusia telah memegang satu keyakinan tentang nilai-

nilai yang kita anggap sebagai suatu kebenaran. Islam memandang adanya

nilai mutlak dan nilai intrinsik yang berfungsi sebagai pusat dan muara semua

nilai. Nilai tersebut adalah tauhid (uluhiyah dan rububiyah) yang merupakan

tujuan semua aktivitas muslim. Semua nilai-nilai yang lain termasuk amal

shaleh dalam Islam merupakan nilai instrumental yang berfungsi sebagai alat

dan prasyarat meraih nilai tauhid. Dalam praktik kehidupan justru nilai-nilai

instrumental itulah yang banyak dihadapi oleh manusia, seperti nilai amanah,

kejujuran, kesabaran, keadilan, kemanusiaan, etos kerja dan disiplin. Oleh

karenanya Islam menekankan perlunya nilai-nilai tersebut dibangun pada diri

seseorang sebagai jalan menuju terbentuknya pribadi yang tauhid.

3. Metode Internalisasi Nilai Nilai Akhlak Di Sekolah

Internalisasi dapat dimaknai sebagai penghayatan, atau bisa juga

diartikan sebagai pendalaman.5 Namun yang dimaksud internalisasi disini

adalah pendalaman atau penghayatan nilai-nilai akhlak yang dilakukan

selama siswa-siswi menimba ilmu di Sekolah.Dengan internalisasi ini

diharapkan siswa-siswi terbiasa dengan segala aktifitas positif yang diberikan

di Sekolah. Dalam upaya menumbuh-kembangkan potensi akhlak siswa, ada

5Pius A. Partanto dan M. Dahlan al-Barry, Kamus Ilmiah Populer., (Surabaya:

Arkola,1994), h. 267.

Page 19: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK DALAM ...agama Islam karena pendidikan agama Islam merupakan pendidikan nilai sehingga nilai-nilai tersebut dapat tertanam pada diri peserta didik,

11

beberapa metode yang dapat dilakukan guru. Metode internalisasi akhlak

yang berlaku di Sekolah diberikan kepada siswa bertujuan agar siswa

mempunyai pribadi yang mantap serta memiliki akhlak yang mulia (akhlak al-

karimah). Adapun beberapa metode yang diterapkan dalam internalisasi di

sekolah, adalah:

a. Metode keteladanan

Keteladanan merupakan sikap yang ada dalam pendidikan Islamdan

telah dipraktekkan sejak zaman Rasulullah saw. Keteladanan ini memiliki nilai

yang penting dalam pendidikan Islam, karena memperkenalkan perilaku yang

baik melalui keteladanan, sama halnya memahamkan sistem nilai dalam

bentuk nyata.6Internalisasi dengan keteladanan adalah internalisasi dengan

cara memberi contoh-contoh kongkrit pada para siswa. Dalam pendidikan

sekolah, pemberian contoh-contoh ini sangat ditekankan.7Tingkah laku

seorang guru mendapatkan pengamatan khusus dari para siswanya. Seperti

perumpamaan yang mengatakan “guru makan berjalan, siswa makan berlari”,

disini dapat diartikan bahwa setiap perilaku yang di tunjukkan oleh Guru

selalu mendapat sorotan dan ditiru oleh anak didiknya. Oleh karena itu guru

harus senantiasa memberi contoh yang baik bagi para siswanya, khususnya

dalam ibadah-ibadah ritual, dan kehidupan sehari-hari.Al-Qur’an telah

6Syafi’i Ma’arif, Pemikiran Tentang Pembaharuan Islam di Indonesia,

(Yogyakarta:Tiara Wacana, 1991), h. 59. 7Tamyiz Burhanudin, Akhlak Pesantren Solusi bagi Kerusakan Akhlak,

(Yogyakarta:ITTAQA Press, 2001), h. 55.

Page 20: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK DALAM ...agama Islam karena pendidikan agama Islam merupakan pendidikan nilai sehingga nilai-nilai tersebut dapat tertanam pada diri peserta didik,

12

menandaskan dengan tegas pentingnya contoh atau teladan dan pergaulan

yang baik dalam usaha membentuk kepribadian seseorang. Al-Qur’an

menyuruh manusia untuk meneladani kehidupan Rasulullah saw dan

menjadikan teladan yang utama. Sebagaimana firmanAllah dalam Al-Qur’an

surat Al-Ahzab: 21 Allah berfirman:

ر وذكر الله لقد كان لكم في رسولي كثييرا اللهي أسوة حسنة ليمن كان ي رجو الله والي وم الخي

Terjemahnya :

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.”8

Metode ini merupakan metode yang paling unggul dan jitu

dibandingkan metode-metode yang lainnya. Melalui metode ini para orang

tua dan pendidik memberi contoh atau teladan terhadap peserta didik

bagaimana cara berbicara, berbuat, bersikap, mengerjakan sesuatu atau

cara beribadah dan lain sebagainya. Oleh karena itu, Para orang tua dan

pendidik hendaknya mengetahui dan menyadari bahwa pendidikan

keteladanan merupakan tiang penyangga dalam upaya meluruskan

penyimpangan moral dan perilaku anak.

8Departemen Agama RI., Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Semarang, Toha Putra,

1989) h. 595.

Page 21: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK DALAM ...agama Islam karena pendidikan agama Islam merupakan pendidikan nilai sehingga nilai-nilai tersebut dapat tertanam pada diri peserta didik,

13

b. Metode Latihan dan Pembiasaan

Ahmad Amin seperti dikutip Humaidi Tatapangarsa mengemukakan

bahwa kebiasaan adalah perbuatan yang diulang-ulang sehingga menjadi

mudah untuk dikerjakan.9 Mendidik dengan latihan dan pembiasaan adalah

mendidik dengan cara memberikan latihan-latihan dan membiasakan untuk

dilakukan setiap hari.10 Misalnya membiasakan salam jika bertemu sesama

siswa atau guru. Apabila hal ini sudah menjadi kebiasaan, maka siswa akan

tetap melaksanakannya walaupun ia sudah tidak lagi ada dalam sebuah

sekolah. Dari sini terlihat bahwasanya kebiasaan yang baik yang ada di

sekolah, akan membawa dampak yang baik pula pada diri anak didiknya.

c. Metode mengambil pelajaran

Mengambil pelajaran yang dimaksud disini adalah mengambil

pelajaran bisa dilakukan dari beberapa kisah-kisah teladan, fenomena,

peristiwa-peristiwa yang terjadi, baik masa lampau maupun sekarang.Dari

sini diharapkan siswa dapat mengambil hikmah yang terjadi dalam suatu

peristiwa, baik yang berupa musibah atau pengalaman.Pelaksanaan metode

ini biasanya disertai dengan pemberian nasehat. Sang guru tidak cukup

mengantarkan siswanya pada pemahaman inti suatu peristiwa, melainkan

juga menasehati dan mengarahkan siswanya ke arah yang dimaksud.Tujuan

pedagogis dari pengambilan nasehat adalah mengantarkan manusia pada

9Humaidi Tatapangarsa, Pengantar Kuliah Akhlak, (Surabaya: Bina Ilmu, 1990), h.

67 10

Tamyiz Burhanudin, op.cit., h. 56.

Page 22: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK DALAM ...agama Islam karena pendidikan agama Islam merupakan pendidikan nilai sehingga nilai-nilai tersebut dapat tertanam pada diri peserta didik,

14

kepuasan pikir tentang perkara agama yang bisa menggerakkan, mendidik

atau menambah perasaan keagamaan.11

d. Metode pemberian nasehat

Rasyid Ridha seperti dikutip Burhanudin mengartikan nasehat

sebagai peringatan atas kebaikan dan kebenaran, dengan jalan apa saja

yang dapat menyentuh hati dan membangkitkannya untuk mengamalkan”.12

Metode pemberian nasehat harus mengandung tiga unsur, yakni 1)

uraian tentang kebaikan dan kebenaran yang harus dilakukan oleh

seseorang, misalnya: tentang sopan santun, 2) motivasi untuk melakukan

kebaikan, 3) peringatan tentang dosa yang muncul dari adanya larangan,

bagi dirinya dan orang lain.13

e. Metode pemberian janji dan ancaman (targhib wa tarhib)

Targhib adalah janji yang disertai dengan bujukan dan membuat

senang terhadap sesuatu maslahat, kenikmatan, atau kesenangan akhirat

yang pasti dan baik, serta bersih dari segala kotoran yang kemudian

diteruskan dengan melakukan amal shaleh dan menjauhi kenikmatan selintas

yang mengandung bahaya atau perbuatan yang buruk.Hal itu dilakukan

semata-mata demi mencapai keridhaan Allah, dan hal itu adalah rahmat dari

Allah bagi hamba-hamba-Nya.

11

Ibid., h. 57 12

Ibid. 13

Ibid., h. 58.

Page 23: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK DALAM ...agama Islam karena pendidikan agama Islam merupakan pendidikan nilai sehingga nilai-nilai tersebut dapat tertanam pada diri peserta didik,

15

Sedangkan tarhib adalah ancaman dengan siksaan sebagai akibat

melakukan dosa atau kesalahan yang dilarang oleh Allah, atau akibat lengah

dalam menjalankan kewajiban yang diperintahkan Allah, dengan kata lain

tarhib adalah ancaman dari Allah yang dimaksudkan untuk menumbuhkan

rasa takut pada para hamba-Nya dan memperlihatkan sifatsifat kebesaran

dan keagungan Ilahiyah, agar mereka selalu berhati-hati dalam bertindak

serta melakukan kesalahan dan kedurhakaan.14

Hal seperti itu tersurat dalam firman Allah SWT dalam surah Az-

Zumar surah ke 39 ayat 15-16:

يامةي ألا ذليك هو السران المبي ق م ي وم القي روا أن فسهم وأهلييهي ين خسي ريين الذي لم ينل إين الاسيم ظلل ن تتيهي ن الناري ومي م ظلل مي ن ف وقيهي ذليك يوف الله بيهي عيباده يا عيبادي فات قوني مي

Terjemahnya:

…Katakanlah: "Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari kiamat". Ingatlah yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.Bagi mereka lapisan-lapisan dari api di atas mereka dan di bawah merekapun lapisan-lapisan (dari api).Demikianlah Allah mempertakuti hamba-hamba-Nya dengan azab itu. Maka bertakwalah kepada Ku Hai hamba-hamba-Ku .15

f. Metode kedisiplinan

Pendidikan dengan kedisiplinan memerlukan ketegasan dan

kebijaksanaan.Ketegasan maksudnya seorang guru harus memberikan

14Abdurrahman an-Nahlawi, Prinsip-prinsip dan Metode Pendidikan Islam,

Pent.Dahlan & Sulaiman, (Bandung: CV.Diponegoro, 1992), h. 412 15

Departemen Agama RI,.op. cit h. 660-661

Page 24: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK DALAM ...agama Islam karena pendidikan agama Islam merupakan pendidikan nilai sehingga nilai-nilai tersebut dapat tertanam pada diri peserta didik,

16

sanksi pada setiap pelanggaran yang dilakukan, sedangkan kebijaksanaan

mengharuskan seorang guru memberikan sanksi sesuai dengan jenis

pelanggaran tanpa dihinggapi emosi atau dorongan-dorongan lain.

Hal-hal yang perlu diberikan pada saat akan memberikan sanksi

kepada para pelanggar, yaitu:

a. Adanya bukti yang kuat tentang pelanggaran tersebut. b. Hukuman harus bersifat mendidik, bukan sekedar untuk kepuasan

atau balas dendam dari si pendidik c. Mempertimbangkan latar belakang dan kondisi siswa yang melanggar,

misalnya, jenis pelanggaran, jenis kelamin pelanggar dan pelanggaran tersebut disengaja atau tidak.16

Dalam lingkungan pesantren, hukuman dikenal dengan istilah

takzir.Takzir adalah hukuman yang dijatuhkan pada santri yang

melanggar.Hukuman terberat yang diberikan adalah dikeluarkan dari

pesantren.Hukuman ini diberikan pada santri yang telah berulangkali

melakukan pelanggaran tanpa mengindahkan peringatan yang diberikan.

Tamyiz Burhanudin mengemukakan bahwa dalam melaksanakan

takzir tersebut, yang perlu diperhatikan adalah:

a. Peringatan bagi santri yang baru pertama kali melakukan pelanggaran.

b. Hukuman sesuai dengan aturan yang ada bagi santri yang sudah pernah melakukan pelanggaran.

c. Dikeluarkan dari pesantren bagi santri yang telah berulangkali melakukan pelanggaran dan tidak mengindahkan peringatan yang diberikan.17

16

Abdurrahman an-Nahlawi,op.cit., h. 259 17

Tamyiz Buhanuddin, op cit., h. 59.

Page 25: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK DALAM ...agama Islam karena pendidikan agama Islam merupakan pendidikan nilai sehingga nilai-nilai tersebut dapat tertanam pada diri peserta didik,

17

Jadi, seperti dalam lingkungan pesantren, aturan-aturan yang sudah

menjadi tata tertib harus ditaati oleh para siswa di sekolah.Sedangkan

pelaksanaan takzir biasanya dilakukan oleh guru wali kelas itu sendiri.Semua

itu demi menjaga kedisiplinan untuk kelancaran proses belajar mengajar

disekolah itu sendiri.

B. Akhlak

1. Pengertian Akhlak

Akhlaq bentuk jama' dari khuluq, artinya perangai, tabiat, rasa malu

dan adat kebiasaan. Menurut Quraish Shihab,"Kata akhlak walaupun terambil

dari bahasa Arab (yang biasa berartikan tabiat, perangai, kebiasaan bahkan

agama), namun kata seperti itu tidak ditemukan dalam al Qur'an. 18".Yang

terdapat dalam al Qur'an adalah kata khuluq, yang merupakan bentuk mufrad

dari kata akhlak. Sebagaimana pada al-qur’an surah Al-Qalam (68) ayat 4

Allah berfirman :

يم وإينك لعلى خلق عظي

Terjemahnya:

“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang

agung”.19

18

Quraish Shihab, Wawasan Al Qur'an: Tafsir Maudhu'I atas Berbagai Persoalan Umat, (Bandung, PT Mizan Pustaka, 2003), h. 253.

19Departemen Agama RI, op. Cit., h. 1283

Page 26: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK DALAM ...agama Islam karena pendidikan agama Islam merupakan pendidikan nilai sehingga nilai-nilai tersebut dapat tertanam pada diri peserta didik,

18

Sedangkan menurut istilah akhlak didefinisikan oleh beberapa ahli

diantaranya :

a. Menurut Imam Al-Ghazal ن غيري حاجة ايل ها تصدر الأف عال بيسهولة ويسر مي خة عن فسي راسي للق عيبارةا عن هيئة في الن

فيكر ورويية .

“Akhlak ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa seseorang yang daripadanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak memerlukan pertimbangan pikiran (lebih dahulu).”20

b. Menurut Prof. Dr. Ahmad Amin

ي رادة ايذا اعتادت شيأ ف عادت ها هي رادةي ي عني ان الإي عرف ب عضهم اللق بيأنه عادة الاياة بياللقي . المسم

“Sementara orang membuat definisi akhlak, bahwa yang disebut

Akhlak ialah kehendak yang dibiasakan.Artinya bahwa kehendak itu

bila membiasakan sesuatu, maka kebiasaan itu dinamakan akhlak.”21

c. Ahmad Amin mendefinisikan akhlak ialah kebiasaan baik dan buruk . Contohnya apabila kebiasaan memberi sesuatu yang baik, maka disebut akhlakul karimah dan bila perbuatan itu tidak baik, maka disebut akhlakul madzmumah.22

Kehendak ialah ketentuan dari beberapa keinginan manusia setelah

bimbang.Sedangkan kebiasaan ialah perbuatan yang diulang- ulang

sehingga mudah melakukannya. Masing-masing dari kehendak dan

20

Zaharuddin AR,Hasanudin Sinaga, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2004), h. 4

21DR. Rosihon Anwar, M.Ag, Akidah Akhlak, Cet. ke II,(Jakarta : pustaka setia), h. 96

22M.Yatimin Abdullah, Studi Akhlak Dalam Perspektif Al-Qur’an, (Jakarta, Amzah,

2000), h. 3

Page 27: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK DALAM ...agama Islam karena pendidikan agama Islam merupakan pendidikan nilai sehingga nilai-nilai tersebut dapat tertanam pada diri peserta didik,

19

kebiasaan ini mempunyai kekuatan, dan gabungan dari dua kekuatan itu

menimbulkan kekuatan yang lebih besar bernama akhlak.”23

Sementara itu dari tinjauan terminologis, terdapat berbagai

pengertian antara lain sebagaimana Al Ghazali, yang dikutip oleh Abidin Ibn

Rusn, menyatakan: "Akhlak adalah suatu sikap yang mengakar dalam jiwa

yang darinya lahir berbagai perbuatan dengan mudah dan gampang, tanpa

perlu pemikiran dan pertimbangan"24.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat dipahami bahwa akhlak

adalah tabiat atau sifat seseorang yakni keadaan jiwa yang telah terlatih,

sehingga dalam jiwa tersebut benar-benar telah melekat sifat-sifat yang

melahirkan perbuatan-perbuatan dengan mudah dan spontan tanpa

dipikirkan dandiangan-angan lagi. Sedangkan yang dimaksud dengan

pendidikan akhlak adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian

dan kemampuan yang berlangsung seumur hidup, baik di dalam dan di luar

sekolah dengan menitik beratkan pada perbuatan manusia yang bersumber

dari dorongan jiwanya dengan menitik beratkan pada nilai-nilai yang telah

ditentukan didalam agama Islam secara terpadu, terencana dan

berkelanjutan.

23

A. Mustafa, Akhlak Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia, 1999), h. 31. 24

Abidin Ibn Rusn, Pemikiran Al Ghazali Tentang Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h. 99

Page 28: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK DALAM ...agama Islam karena pendidikan agama Islam merupakan pendidikan nilai sehingga nilai-nilai tersebut dapat tertanam pada diri peserta didik,

20

2. Kedudukan Akhlak Dalam Islam

Untuk mengetahui kedudukan akhlaq dalam Islam, maka perlu

diuraikan bahwa ada tiga macam sendi Islam, yang tidak dapat dipisahkan

antara satu dengan yang lainnya sehingga kualitas seorang muslim selalu

dapat diukur dengan pelaksanaannya terhadap ketiga macam sendi tersebut,

yang mencakup: Masalah Aqidah; yang meliputi keenam macam rukun Iman,

dengan kewajiban beriman kepada Allah, Malaikat-MalaikatNya, hari akhirat-

Nya dan Qadar baik dan buruk yang telah ditentukan-Nya. Masalah syari’ah

yang meliputi pengabdian hamba terhadap Tuhan-Nya,yang dapat dilihat

pada rukun Islam yang lima. Dan mua’amalah juga termasuk masalah

syari’ah.Masalah Ihsan; yang meliputi hubungan baik terhadap seluruh Allah

Swt terhadap sesama manusia serta terhadap seluruh makhluk di dunia ini.25

Dari sinilah kita mengetahui kedudukan akhlaq dalam Islam, yang

merupakan sendi yang ketiga dengan fungsi yang selalu mewarnai sikap dan

perilaku manusia dalam memanifestasikan keimanannya, ibadahnya serta

mu’amalahnya terhadap sesama manusia.

Akhlak sebagai salah satu ajaran inti dalam Islam mendapat

perhatian sangat besar. Akhlaq merupakan sisi yang mempengaruhi

penilaian seorang di mata Allah. Masyarakat Islam tidak boleh rusak

tatanannya, sebagaimana halnya umat-umat terdahulu, maka Rasulullah

SAW diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia, sebagai suatu ajaran

25

Mahjuddin, Kuliah Akhlaq Tasawuf, (Jakarta: Kalam Mulia, 1991), h.139-141.

Page 29: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK DALAM ...agama Islam karena pendidikan agama Islam merupakan pendidikan nilai sehingga nilai-nilai tersebut dapat tertanam pada diri peserta didik,

21

dalam Islam yang bermaksud untuk memperbaiki kepribadian manusia.

Akhlak mulia selalu melengkapi sendi keimanan untuk menuju kepada

kesempurnaan kepribadian manusia.

Akhlak mempunyai kedudukan yang paling penting dan istimewa

dalam agama Islam. Hal ini dapat dilihat dari penjelasan berikut ini:

a. Rasulullah Saw menempatkan penyempurnaan akhlak yang mulia sebagai misi pokok risalah Islam.

b. Akhlak merupakan salah satu ajaran pokok agama Islam. c. Akhlak yang baik akan memberatkan timbangan kebaikan seseorang

nanti pada hari kiamat. d. Rasulullah Saw menjadikan baik buruknya akhlak seseorang sebagai

ukuran kualitas imannya. e. Islam menjadikan akhlak yang baik sebagai bukti dan buah dari ibadah

kepada Allah Swt. f. Nabi Muhammad Saw selalu berdo’a agar Allah Swt membaikkan

Akhlak beliau.26

3. Macam-macam Akhlak

Akhlak mempunyai kedudukan paling tinggi dalam hirarki tamaddun

ummat manusia.Oleh karena itu, masyarakat yang tidak mempunyai nilai

akhlak tidak boleh dianggap sebagai masyarakat yang baik dan mulia

walaupun mempunyai kemajuan yang dalam di bidang ekonomi, teknologi

dan sebagainya. Akhlak terbagi menjadi dua Akhlak mahmudah dan akhlak

madzmumah. Akhlak mahmudah seperti beribadah kepada Allah, mencintai-

Nya dan mencintai makhluk-Nya karena Dia, dan berbuat baik serta

menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang dibenci Allah dan memulai

berbuat sholeh dengan niat ikhlas, berbakti kepada kedua orang tua dan

26

Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlaq, (Yogyakarta: LPPI, 2007), h. 6-11

Page 30: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK DALAM ...agama Islam karena pendidikan agama Islam merupakan pendidikan nilai sehingga nilai-nilai tersebut dapat tertanam pada diri peserta didik,

22

lainnya. Sedangkan akhlak madzmumah seperti ujub, sombong, riya', dengki,

berbuat kerusakan, bohong, bakhil, malas, dan lain sebagainya.Akhlak

mahmudah adalah sebab-sebab kebahagiaan di dunia dan akhirat, yang

meridhoilah Allah dan mencintailah keluarga dan seluruh manusia dan

diantara kehidupan mereka kepada seorang muslim. Sebaliknya akhlak

madzmumah adalah asal penderitaan di dunia dan akhirat.

a. Akhlak Terpuji (Mahmudah)

Keimanan sering disalah pahami dengan 'percaya', keimanan dalam

Islam diawali dengan usaha-usaha memahami kejadian dan kondisi alam

sehingga timbul dari sana pengetahuan akan adanya yang mengatur alam

semesta ini, dari pengetahuan tersebut kemudian akal akan berusaha

memahami esensi dari pengetahuan yang didapatkan. Keimanan dalam

ajaran Islam tidak sama dengan dogma atau persangkaan tapi harusmelalui

ilmu dan pemahaman. Implementasi dari sebuah keimananseseorang adalah

ia mampu berakhlak terpuji. Allah sangat menyukai hambanya yang

mempunyai akhlak terpuji. Akhlak terpuji dalam islam disebut sebagai akhlak

mahmudah. Beberapa contoh akhlak terpuji antara lain adalah bersikap jujur,

bertanggung jawab, amanah, baik hati, tawadhu, istiqomah dll. Sebagai umat

islam kita mempunyai suri-tauladan yang perlu untuk dicontoh atau diikuti

yaitu Nabi Muhammad Saw. Ia adalah sebaik-baik manusia yang berakhlak

Page 31: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK DALAM ...agama Islam karena pendidikan agama Islam merupakan pendidikan nilai sehingga nilai-nilai tersebut dapat tertanam pada diri peserta didik,

23

sempurna. Ketika Aisyah ditanya bagaimana akhlak rasul, maka ia menjawab

bahwa akhlak rasul adalah Al- Quran.

b. Akhlak Tercela (Madzmumah)

Selain menjaga akhlak mahmudah, seorang muslim juga harus

menghindari akhlak madzmumah yang meliputi: tergesa-gesa, riya

(melakukan sesuatu dengan tujuan ingin menunjukkan kepada orang lain),

dengki (hasad), takabbur (membesarkan diri), ujub (kagum dengan

dirisendiri), bakhil, buruk sangka, tamak dan pemarah.

Akhlak tercela (Madzumah) ialah semua perangai manusia, perangai

lahir dan batin yang mungkar, maksiat dan fahsya, berdasarkan petunjuk

Allah dalam Alqur’an dan yang dilarang/dicela oleh Nabi Muhammad

Saw.27Akhlak Tercela atau akhlak buruk adalah bentuk yang menakutkan,

yang bila dikenakan oleh seseorang maka dia kan menunjukkan sosok yang

menakutkan pula. Ia akan menjadi sumber malapetaka bagi pemiliknya

sendiri dan juga bagi masyarakatnya seperti yang selama ini dikatakan

orang-orang.28 Oleh karena itu Rasulullah bersabda,“ Allah menolak tobat

orang-orang yang perangainya buruk”. bagaimana bisa terjadi demikian, Ya

Rasulullah?” Beliau menjawab, jika dia bertobat dari suatu dosa, maka dia

terlibat dari dosa yang lebih besar, ”Al-Shadiq berkata pula, ”Sesungguhnya

27

Muh.Ruddin Emang, Pendidikan Agama Islam, (Makassar, Yayasan Fatiyah Makassar, 2002),h. 97.

28 Musa Subaiti, Akhlak Keluarga Muhammad SAW, (Jakarta, Lentera, 2000), h. 31

Page 32: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK DALAM ...agama Islam karena pendidikan agama Islam merupakan pendidikan nilai sehingga nilai-nilai tersebut dapat tertanam pada diri peserta didik,

24

akhlak yang buruk benar-benar merusak perbuatan,dan seterusnya sampai

beliau menjelasakn, ”sesungguhnya bahaya buruk itu menjalar kepada jiwa

manusia,merusak keyakinan dan menghancurkan prinsip-prinsip yang

dianutnya.29

C. Faktor Yang Mempengaruhi Internalisasi Nilai-Nilai Akhlak Dalam

Pembelajaran

1. Faktor-faktor yang Mendukung Internalisasi Nilai-nilai Akhlak dalam

Pembelajaran

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam telah memberikan dampak

kualitas keberagamaan terhadap seluruh warga sekolah. Guru dan siswa

secara aktif menyelenggarakan sejumlah kegiatan yang ditujukan untuk

meningkatkan kesadaran nilai-nilai akhlak melalui pembelajaran Pendidikan

Agama Islam ini. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam didukung oleh

adanya fasilitas mushollah sekolah yang cukup luas telah mendorong

sejumlah siswa dan guru yang peduli terhadap kegiatankeagamaan untuk

berkreasi merancang kegiatan yang melibatkan banyak peserta. Dalam

pengembangan Pendidikan Agama Islam tentunya tidakmudah, hal ini

dikarenakan banyak faktor yang menjadi pendukung dan penghambat

Pendidikan Agama Islam dalam proses internalisasi nilai-nilai akhlak

terhadap tingkah laku siswa.

29

Ibid, h. 32

Page 33: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK DALAM ...agama Islam karena pendidikan agama Islam merupakan pendidikan nilai sehingga nilai-nilai tersebut dapat tertanam pada diri peserta didik,

25

Adapun faktor pendukung internalisasi nillai-nilai agama Islam

terhadap tingkah laku siswa melalui pembelajaran Pendidikan Agama Islam

adalah sebagai berikut:

a. Tersediannya sarana dan prasarana yang memadai. b. Memiliki manajemen pengelolaan kegiatan yang bagus. c. Adanya semangat pada diri siswa. d. Adanya komitmen dari kepala sekolah, guru dan murid itu sendiri. e. Adanya tanggungjawab.30

Maka dari itu, faktor-faktor pendukung tersebut perlu dipertahankan

dan ditingkatkan demi tercapainya tujuan pembelajaran yang dikehendaki.

2. Faktor-faktor yang Menghambat Internalisasi Nilai-nilai Akhlak dalam

Pembelajaran

Pengembangan jiwa keagamaan/ berakhlakul karimah

terhadaptingkah laku siswa melalui pembelajaran Pendidikan Agama Islam

merupakan salah satu cara yang efektif dalam menanamkan nilai-nilai akhlak

kepada siswa. Namun dalam pelaksanaan Pendidikan Agama Islam selalu

ada faktor penghambat yang mempengaruhi pelaksanaan internalisasi

nilainilai akhlak terhadap tingkah laku siswa. Yang menjadi faktor

penghambat pelaksanaan internalisasi nilai-nilai akhlak terhadap tingkah laku

siswa melalui pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah:

a. Siswa Kurang Kreatif. b. Kurangnya motivasi dan minat para siswa. c. Adanya sarana dan prasarana yang kurang memadai.

30

Rohmat Mulyana, Mengartikulasikan Pendidikan Nilai. (Bandung: VC Alfabeta 2004), h. 261-276.

Page 34: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK DALAM ...agama Islam karena pendidikan agama Islam merupakan pendidikan nilai sehingga nilai-nilai tersebut dapat tertanam pada diri peserta didik,

26

d. Dalam pengelolaan kegiatan cenderung kurang terkoordinir. e. Siswa kurang responsif dalam mengikuti kegiatan. f. Tidak adanya kerjasama yang baik dari kepala sekolah, guru, dan

murid itu sendiri serta dari orang tua murid itu sendiri31

31

Ibid.

Page 35: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK DALAM ...agama Islam karena pendidikan agama Islam merupakan pendidikan nilai sehingga nilai-nilai tersebut dapat tertanam pada diri peserta didik,

27

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah field research atau penelitian lapangan

dengan menggunakan pendekatan kualitatif di mana penelitian ini

mempunyai ciri khas terletak pada tujuannya, yakni mendiskripsikan segala

sesuatu yang berkaitan dengan keseluruhan kegiatan pada internalisasi nilai

nilai akhlak terhadap siswa/peserta didik agar tercapai tujuan yang

diinginkan.Jadi pendekatan ini sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskripsi, berupa kata kata tertulis atau lisan dari orang

orang dan perilaku yang diamati dan diarahkan pada latar dan individu

tersebut sebagai holistik (menyeluruh).1

B. Lokasi dan Objek Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini adalah Di SMP Negeri 1 Tompobulu

Kecamatan Tompobulu Kab Gowa. Sedangkan yang menjadi objek dalam

penelitian ini adalah Guru dan siswa-siswi kelas VIII.

1Lexy J. Moleung, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2002), Cet. 17, h. 3.

Page 36: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK DALAM ...agama Islam karena pendidikan agama Islam merupakan pendidikan nilai sehingga nilai-nilai tersebut dapat tertanam pada diri peserta didik,

28

C. Sumber Data

Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan

tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain”.

Sumber data dibagi menjadi dua:

1. Data primer

Sumber data primer adalah “data yang dikumpulkan tangan pertama

oleh ahli analisis”.2 Serta data yang diambil peneliti melalui

wawancara dan observasi, diambil dari pernyataan, siwa dan siswi

kepala sekolah, tindakan guru dan personalia sekolah secara umum

Kepala sekolah (melalui wawancara),

2. Data sekunder

Sumber data sekunder adalah “ data yang dikumpulkan untuk suatu

maksud yang lain tetapi digunakan kembali oleh ahli analisis dalam

suatu pola riset yang baru”3. Dalam penelitian ini sumber data

sekunder diambil dari dokumentasi, baik dokumentasi buku-buku,

artikel, jurnal, majalah dan lain-lain yang membahas mengenai SMP

Negeri 1 Tompobulu. Sumber sekunder lainnya bisa berupa foto-foto

yang menyangkut aktivitas dan sarana pra sarana di sekolah tersebut.

2 Robert R. Mayer dan Ernest Greenwood, Rencana Penelitian Kebijakan Sosial.

(Jakarta: CV. Rajawali, 1984), h. 361. 3 Ibid.

Page 37: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK DALAM ...agama Islam karena pendidikan agama Islam merupakan pendidikan nilai sehingga nilai-nilai tersebut dapat tertanam pada diri peserta didik,

29

D. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional adalah hasil dari operasionalisasi, menurut Black

dan Champion untuk membuat definisi operasional adalah dengan memberi

makna pada suatu konstruk atau variabel dengan menetapkan “operasi” atau

kegiatan yang diperlukan untuk mengukur konstruk atau variabel

tersebut.4Untuk lebih jelas serta mempermudah pemahaman dan

menghindari kesalahpahaman, maka peneliti akan menegaskan definisi

operasional variabelvariabel penelitian ini sebagai berikut:

1. Internalisasi : Pendalaman, penghayatan, pengasingan5 atau

penghayatan terhadap suatu ajaran, doktrin atau nilai sehingga

merupakan suatu keyakinan atau kesadaran akan kebenaran doktrin

ataupun nilai yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku. Atau juga

sebuah proses menanamkan sesuatu, yakni proses pemasukan

sesuatu nilai pada seseorang yang akan membentuk pola pikirnya

dalam melihat makna realitas pengalaman.

2. Nilai : Standar tingkah laku, keindahan, keadilan, kebenaran, dan

efisiensi yang mengikat manusia dan sepatuhnya dijalankan dan

diperhatikan.6

3. Akhlak : Budi pekerti, tingkah laku, perangai7

4James A. Black dan Dean J. Champion, Metode dan Masalah Penelitian

Sosial,E.Koeswara, dkk, (Penerj.), (Bandung : Refika Aditama, 1999), h. 161. 5Achmad Maulana, dkk. Kamus Ilmiah Populer lengkap, (Yogyakarta: Absolut, 2004),

h. 175. 6Mawardi Lubis, Evaluasi Pendidikan Nilai, Cet. III (Yogyakarta: Pusat Pelajar, 2011),

h. 7.

Page 38: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK DALAM ...agama Islam karena pendidikan agama Islam merupakan pendidikan nilai sehingga nilai-nilai tersebut dapat tertanam pada diri peserta didik,

30

4. Pembelajaran : Membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan

maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan

pendidikan, pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah,

mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan

belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid.8

5. Sekolah Menengah Pertama (SMP) : Jenjang pendidikan dasar pada

pendidikan formal di Indonesia setelah lulus sekolah dasar (atau

sederajat). Sekolah menengah pertama ditempuh dalam waktu 3

tahun, mulai dari kelas 7 sampai kelas 9.

Jadi dari definisi operasional diatas, yang di maksud dengan judul

“Internalisasi Nilai-nilai Akhlak dalam Pembelajaran Pendidikandi SMP Negeri

1 Tompobulu” adalah sesuatu proses penanaman, penghayatan atau

pendalaman nilai-nilai akhlak yang diterapkan ke dalam diri peserta didik,

melalui pembelajaran pendidikan agama islam (PAI), supaya tercapai tujuan

utama dari pendidikan Islam, khususnya di SMP Negeri 1 Tompobulu.

E. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh hasil yang baik sebagaimana yang diharapkan

dalam penelitian ini, maka persoalan penting yang harus diperhatikan adalah

alat yang tepat digunakan dalam mengumpulkan data penelitian atau dalam

7Ahmad Maulana, dkk., h. 7.

8Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: CV. ALFABETA 2009,

h. 9.

Page 39: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK DALAM ...agama Islam karena pendidikan agama Islam merupakan pendidikan nilai sehingga nilai-nilai tersebut dapat tertanam pada diri peserta didik,

31

hal ini dikenal pula dengan instrumen penelitian. Adapun instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Pedoman Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data atau alat yang

digunakan dalam mengumpulkan data yaitu peneliti mengmati dan mencatat

secara sistematis gejala-gejala yang diteliti.

2. Pedoman Wawancara

Wawancara yaitu alat atau teknik yang dilakukan dalam

mengumpulkan data yang dilakukan dengan cara tanya jawab lisan antara

dua orang atau lebih secara lansung. Dalam penelitian ini orang yang akan

diwawancarai adalah guru disekolah dan siswa.

3. Catatan Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dari sumber-sumber

non-insani9. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Kepala sekolah, Guru PAI, Staf tata usaha, para murid dan pelaku lain di

SMPNegeri 1 Tompobulu yang relevan dengan penelitian.

F. Teknik Pengumpulan Data

Merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena

dengan tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkam

data.Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai

setting,berbagaisumber, dan berbagai cara. Sumber dalam pengumpulan

9 Sutrisno Hadi, Metodologi Research 2, Andi Offset, Yogyakarta, 2004,. Hal. 91.

Page 40: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK DALAM ...agama Islam karena pendidikan agama Islam merupakan pendidikan nilai sehingga nilai-nilai tersebut dapat tertanam pada diri peserta didik,

32

data dapat diklasifikasikan dalam dua kategori, yaitu sumber primer yang

merupakan sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul

data, dan sumber sekunder merupakansumber yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data.10

Berdasarkan pengelompokannya, metode pemngumpulan data

adalah sebagai berikut :dan jika dilihat dari segi cara atau tenik (metode)

pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan

teknik sebagai berikut:

1. Penelitian Lapangan

Yaitu pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada lokasi

penelitian. Dalam pelaksanaan lapangan in pada obyek penelitian penulis

mempergunakan metode-metode pengumpulan data. Adapun metode yang

ditempuh yaitu :

a. Observasi, yaitu pengumpulan data dengan pengamatan

langsung terhadap sejumlah acuan yang berkenaan dengan topik

penelitian dilokasi penelitian. Observasi sebagai teknik

pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan

dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau

wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang

lain, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-

obyek alam yang lain.Teknik pengumpulan data dengan observasi

10

Lexy J. Moleung,op. cit., h. 224.

Page 41: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK DALAM ...agama Islam karena pendidikan agama Islam merupakan pendidikan nilai sehingga nilai-nilai tersebut dapat tertanam pada diri peserta didik,

33

digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia,

proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden tidak terlalu

besar.Peneliti menggunakan metode observasi untuk mencari

data di SMP Negeri 1 Tompobulu sebagai berikut :

b. Wawancara (Interview) yaitu proses memperoleh keterangan

untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap

muka antara pewawancara dengan responden yang

diwawancarai, dengan pedoman lembar instrumen yang telah

disusun sebelumnya guna memandu jalannya wawacara. Adapun

yang akan menjadi sumber atau responden dalam penelitian ini

adalah kepala yayasan/kepala sekolah, tenaga pengajar/guru,

para murid dan pihak-pihak terkait.

2. Teknik penelitian pustaka (Library Research)

a. Penelitian Kepustakaan (Library research) yaitu pengumpulan

data yang dilakukan melalui studi kepustakaan yang terdiri dari

Penelitian Kepustakaan (Library research), Yaitu, pengumpulan

data yang diperoleh dari buku-buku, karya ilmiah, pendapat para

ahli yang memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti.

b. Studi dokumenter (documentary), yaitu, teknik yang digunakan

dengan menelaah catatan tertulis, dokumen, arsip yang

menyangkut masalah yang diteliti yang berhubungan dengan

Page 42: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK DALAM ...agama Islam karena pendidikan agama Islam merupakan pendidikan nilai sehingga nilai-nilai tersebut dapat tertanam pada diri peserta didik,

34

instansi terkait, misalnya:1) Profil SMP Negeri 1 Tompobulu. 2)

Data siswa SMP Negeri 1 Tompobulu.

G. Metode Analisis Data

Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan menggunakan

metode content analisis.Teknik analisis data ini dianggap sebagai teknik

analisis data yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif.

Namun selain itu pula teknik analisis ini dipandang sebagai teknik

analisis data yang paling umum.11Teknik analisis ini oleh Noeng Muhadjir

diartikan sebagai analisis ilmiah tentang isi pesan suatu komunikasi. Secara

teknis contentanalisis mencakup upaya klasifikasi tanda-tanda yang dipakai

dalam komunikasi, menggunakan kriteria sebagai dasar klasifikasi, dan

menggunakan teknik analisis tertentu sebagai pembuat prediksi. Teknik

analisis ini menampilkan tiga syarat yaitu, obyektifitas, pendekatan sistematis,

dan generalisasi.12

Analisis ini didahului dengan melakukan coding terhadap istilah-istilah

atau penggunaan kata dan kalimat yang relevan yang paling banyak muncul

dalam media komunikasi.Kemudian dilakukan klasifikasi terhadap coding

yang telah dilakukan.Klasifikasi dilakukan dengan melihat sejauh mana

satuan makna berhubungan dengan tujuan penelitian.Klasifikasi ini

11

Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta : Raja Grafindo

Persada, 2006), h. 84. 12

Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta : Rake Sarasin,

1996), h. 49.

Page 43: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK DALAM ...agama Islam karena pendidikan agama Islam merupakan pendidikan nilai sehingga nilai-nilai tersebut dapat tertanam pada diri peserta didik,

35

dimaksudkan untuk membangun kategori dari setiap klasifikasi.Kemudian

satuan makan dan kategori dianalisis dan dicari hubungan satu dengan

lainnya untuk menemukan makna, arti, dan tujuan komunikasi itu.Hasil

analisis ini kemudian dideskripsikan dalam bentuk draf laporan penelitian

sebagaimana umumnya laporan penelitian.13

Dengan demikian yang dimaksud dengan content analisis disini

adalah dengan menganalisis “Nilai-nilai Akhlak yang ada pada diri peserta

didik melalui Pembelajaran di SMP Negeri 1 Tompobulu”.

13

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif : Aktualisasi Metodologis Ke Arah Ragam Varian Kontemporer, (Jakarta : RajaGrafindo Persada, 2006), h. 222.

Page 44: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK DALAM ...agama Islam karena pendidikan agama Islam merupakan pendidikan nilai sehingga nilai-nilai tersebut dapat tertanam pada diri peserta didik,

63

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada analisis data yang telah dilakukan, berikut ini akan

disimpulkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, antara lain :

1. Gambaran Umum Akhlak Siswa di SMP Negeri 1 Tompobulu yakni

dapat dikategorikan cukup baik. Indikasinya dapat dilihat dari

kebiasaan atau tradisi yang dilakukan oleh para siswa dalam

kehidupan sehari-hari. Ada beberapa kebiasaan atau tradisi yang

dilakukan oleh siswa dalam pembentukan akhlak karimah diantaranya:

akhlak terhadap Allah SWT dengan cara menjalankan ibadah sesuai

dengan syari’ah, akhlak terhadap Nabi Muhammad SAW. dengan cara

banyak membaca shalawat dan meneladani akhlak Rasulullah, akhlak

terhadap diri sendiri dilakukan dengan cara menanamkan kesopanan

dalam kehidupan sehari-hari, akhlak terhadap sesama siswa dilakukan

dengan membangun interaksi yang baik dan didasarkan pada sikap

hormat menghormati, akhlak terhadap alam semesta dilakukan

dengan cara menjaga kebersihan lingkungan.

2. Proses internalisasi nilai-nilai akhlak yang diterapkan pada siswa Di

SMP Negeri 1 Tompobulu, pada dasarnya dilakukan dengan melalui

dua cara yaitu dengan cara memberikan materi-materi akhlak yang

Page 45: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK DALAM ...agama Islam karena pendidikan agama Islam merupakan pendidikan nilai sehingga nilai-nilai tersebut dapat tertanam pada diri peserta didik,

64

sesuai dengan mata pelajaran dan menggunakan metode-metode

yang dapat membantu pembentukan akhlakul karimah.

Sedangakan Metode yang digunakan untuk menginternalisasikan

nilai-nilai akhlak pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di

SMP Negeri 1 Tompobulu adalah dengan menggunakan 4 metode yaitu:

Keteladanan dengan memberikan contoh-contoh sikap teladan,

Pembiasaan dengan membiasakan diri terhadap segala kegiatan di

sekolah, Pengawasan dan nasehat yaitu dengan memberikan perhatian

kepada siswa ketika ada siswa yang kurang memahami pengetahuan

agama, sehingga siswa yang kurang tanggap tentang pengetahuan

agama diberikan bimbingan secara khusus oleh para guru, dan kemudian

juga Hukuman yakni sangsi yang diterima siswa jika melakukan

kesalahan atas perbuatannya.

3. Faktor pendukung dan penghambat internalisasi nilai –nilai akhlak ada

dua yaitu : faktor dari luar yaitu menciptakan suasana belajar Islami dan

sarana prasarana yang memadai dan faktor dari dalam yaitu input yang

berbeda.

Page 46: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK DALAM ...agama Islam karena pendidikan agama Islam merupakan pendidikan nilai sehingga nilai-nilai tersebut dapat tertanam pada diri peserta didik,

65

B. Saran

1. Saran bagi Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Tompobulu

Internalisasi nilai-nilai akhlak pada mata pelajaran SMP Negeri 1

Tompobulu telah berjalan dengan baik. Namun hal tersebut perlu

ditingkatkan lagi dan perlu mendapatkan perhatian yang lebih juga, selain

itu sarana dan prasarana yang menunjang terhadap tercapainya

internalisasi nilai-nilai akhlak di SMP Negeri 1 Tompobulu haruslah

memadai, seperti mushollah hendaknya di perbesar/ diperlebar, agar

proses internalisasi nilai-nilai akhlak dapat tercapai, melihat dari

mushollah yang ada di sekolah SMP Negeri 1 Tompobulu ini terbilang

sangat kecil, dan jika diisi hanya memuat sekitar 1 kelas saja. Maka dari

itu, terkait dengan penanaman nilai-nilai akhlak, pihak sekolah harus

menyempurkan sarana dan prasarana sekolah dan menciptakan

lingkungan sekolah yang religius.

2. Saran bagi Guru Pendidikan Agama Islam SMP Negeri 1 Tompobulu

Alangkah baiknya apabila Guru pendidikan agama Islam harus

menggunakan sumber belajar dari berbagai sumber yang ada agar

cakupan materi lebih luas. Dan juga hendaklah terus memperbaiki mutu

dan kualitas dalam hal pembelajaran, serta memberikan keteladanan dan

contoh yang baik kepada siswa-siswi SMP Negeri 1 Tompobulu. Karena

terkait dengan penanaman nilai-nilai akhlak pada siswa di SMP Negeri 1

Page 47: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK DALAM ...agama Islam karena pendidikan agama Islam merupakan pendidikan nilai sehingga nilai-nilai tersebut dapat tertanam pada diri peserta didik,

66

Tompobulu yang mana guru PAI di Sekolah SMP Negeri 1 Tompobulu ini

hanya memberikan teorinya saja dalam proses belajar mnegajar di kelas,

maka guru sebaiknya memberikan contoh secara langsung agar siswa

lebih mudah memahami materi yang diajarkan dan agar nilai-nilai akhlak

dapattertanam dalam diri siswa-siswi SMP Negeri 1 Tompobulu

3. Saran bagi Siswa SMP Negeri 1 Tompobulu khususnya kelas 8A

Semua siswa baik siswa hendaknya senantiasa meningkatkan

pemahaman Agama yang terkait dengan materi pelajaran Pendidikan

Agama Islam (PAI) dan juga hendaklah terus mengamalkan ajaran Islam

dan berakhlak mulia, sehingga kelak dapat berguna bagi dirinya sendiri

khususnya dan bagi orang lain (orang tua, masyarakat dan negara) pada

umumya dengan menyebarkan energi-energi positif berupa nilai-nilai

akhlak pada mereka/orang lain dan kelak menjadi insan kamil dan berbudi

luhur. Mengingat siswa-siswi di SMP Negeri 1 Tompobulu terutama di

kelas 8A ini terbilang sangat ramai, dan akhlaknya sangat sulit tertata.

C. Penutup

Alhamdulillahi robbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT., Tuhan

semesta alam. Berkat rahmat dan petunjuk-Nya akhirnya skripsi ini dapat

terselesaikan. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi

Muhammad SAW. beserta keluarga dan sahabatnya. Penyusunan skripsi

Page 48: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK DALAM ...agama Islam karena pendidikan agama Islam merupakan pendidikan nilai sehingga nilai-nilai tersebut dapat tertanam pada diri peserta didik,

67

ini tentunya masih memiliki kekurangan, karena peneliti menyadari

terbatasnya pengetahuan dan kemampuan yang peneliti miliki, maka dari

itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan oleh peneliti untuk

memperbaiki skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat dan berguna bagi

lembaga pendidikan khususnya dalam rangka membentuk manusia yang

memiliki Akhlaqul Karimah.

Page 49: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK DALAM ...agama Islam karena pendidikan agama Islam merupakan pendidikan nilai sehingga nilai-nilai tersebut dapat tertanam pada diri peserta didik,

68

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an Al-Karim

A. Mustafa, Akhlak Tasawuf, Bandung: Pustaka Setia, 1999. An-Nahlawi, Abdurrahman. Prinsip-prinsip dan Metode Pendidikan Islam,Pent Dahlan & Sulaiman, Bandung: CV.Diponegoro, 1992. Azwa, Saifuddin. Sikap Manusia Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002. Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kualitatif : Aktualisasi Metodologis Ke

Arah Ragam Varian Kontemporer, Jakarta : Raja Grafindo Persada 2006.

Burhanudin, Tamyiz. Akhlak Pesantren Solusi bagi Kerusakan Akhlak, Yogyakarta: ITTAQA Press, 2001. Dahlan, dkk, Kamus Ilmiah Populer Yogyakarta: Arkola, 1994. Darajat, Zakiyah. Peranan Agama dalam Kesehatan Mental, Jakarta: Gunung Agung, 1989. Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Semarang: Toha Putra,1989. Faisal, Sanapiah. Penelitian Kualitatif Dasar-dasar dan Aplikasi, Malang: YA3 Malang, 1990. James A. Black dan Dean J. Champion, Metode dan Masalah Penelitian Sosial, Lubis, Mawardi. Evaluasi Pendidikan Nilai, cet. III Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011. Mahjuddin, Kuliah Akhlaq Tasawuf, Jakarta: Kalam Mulia, 1999. Moleung, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002, Cet. 17. Muhadjir, Noeng. Metodologi Penelitian Kualitatif, Yogyakarta : Rake Sarasin, 1996.

Page 50: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK DALAM ...agama Islam karena pendidikan agama Islam merupakan pendidikan nilai sehingga nilai-nilai tersebut dapat tertanam pada diri peserta didik,

69

Muhaimin, Paradigma Pendidikan Agama Islam, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008 cet. 4.

,Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam: di Sekolah,

Madrasah, dan Perguruan Tinggi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2005, Hal. 23-24.

Mulyana Rohmat. Mengartikulasikan Pendidikan Nilai. Bandung: VC Alfabeta, 2004. Pius A. Partanto dan M. Dahlan al-Barry, Kamus Ilmiah Populer., Surabaya:

Arkola, 1994. Rusn Ibn Abidin, Pemikiran Al Ghazali Tentang Pendidikan, Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2009.

Subaiti Musa, Akhlak Keluarga Muhammad SAW, Jakarta, Lentera, 2000

Sutisno Hadi, Metode Research 2, Yogyakarta : Andi Offset, 2004. Tafsir, Ahmad. Filsafat Pendidikan Islam, Integrasi Jasmani, Rohani, dan KalbuMemanusiakan Manusia, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006. Tatapangarsa, Humaidi. Pengantar Kuliah Akhlak, Surabaya: Bina Ilmu, 1990. Zaharuddin AR, Hasanuddin Sinaga, Pengantar Studi Akhlak, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2004

Page 51: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK DALAM ...agama Islam karena pendidikan agama Islam merupakan pendidikan nilai sehingga nilai-nilai tersebut dapat tertanam pada diri peserta didik,

L

A

M

P

I

R

A

Page 52: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK DALAM ...agama Islam karena pendidikan agama Islam merupakan pendidikan nilai sehingga nilai-nilai tersebut dapat tertanam pada diri peserta didik,

PEDOMAN WAWANCARA

Pedoman Wawancara 1

Narasumber : Kepala Sekolah Nama : Hj. Syamsiar Syahrul S.Pd., M.Pd Daftar Pertanyaan :

1. Bagaimana gambaran umum tentang akhlak siswa di SMP Negeri 1

Tompobulu?

2. Seberapa penting penanaman akhlak pada peserta didik di sekolah?

3. Akhlak apa saja yang ditanamkan di SMP Negeri 1 Tompobulu ini?

4. Bagaimana proses internalisasi nilai-nilai akhlak melalui pembelajaran

pada peserta didik?

5. Bagaimana cara sekolah dalam menanamkan nilai-nilai akhlak kepada

peserta didik?

6. Kegiatan apa saja yang ada di sekolah ini yang terkait

penginternalisasian nilai-nilai akhlak?

7. Bagaimana menurut ibu kerjasama yang dilakukan pihak wakamad

kesiswaan dengan guru-guru lain terkait penginternalisasian nilai

akhlak di SMP Negeri 1 Tompobulu ini?

Pedoman Wawancara 2

Narasumber : Guru PAI Nama : Fatihul Khoir S.Pd.I Daftar Pertanyaan :

1. Apakah Bapak/Ibu terlibat dalam proses penginternalisasian nilai-nilai

akhlak pada peserta didik?

2. Bagaimana gambaran umum tentang internalisasi nilai-nilai akhlak di

sekolah ini?

3. Bagaimana cara/strategi dalam menerapkan nilai-nilai akhak pada

siswa melalui pembelajarn PAI?

Page 53: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK DALAM ...agama Islam karena pendidikan agama Islam merupakan pendidikan nilai sehingga nilai-nilai tersebut dapat tertanam pada diri peserta didik,

4. Bagaimana cara membentuk akhlak peserta didik melalui

pembelajaran pada mata pelajaran Bapak/Ibu?

5. Bagaimana cara mengetahui bahwa nilai-nilai akhlak itu telah tertanam

dalam diri siswa?

6. Apa sajakah faktor pendukung dan penghambat dalam internalisasi

nilai-nilai akhlak dalam pembelajaran?

7. Sampai dimana tingkat keberhasilan internalisasi tersebut khususnya

di dalam kelas ketika pembelajaran berlangsung?

Pedoman Wawancara 3

Narasumber : Wakamad Kesiswaan Nama : Sulkifli S.Pd Daftar Pertanyaan :

1. Terkait dengan internalisasi nilai-nilai akhlak dalam pelaksanaan

wakamad kesiswaan di SMP Negeri 1 ini, nilai-nilai apa saja yang

diinternalisasikan kepada peserta didik?

2. Bagaimana cara menginternalisasikan nilai-nilai tersebut kepada

peserta didik?

3. Apa saja metode yang digunakan wakamad kesiswaan dalam

penginternalisasian nilai-nilai akhlak pada peserta didik?

4. Kegiatan apa saja yang dilakukan wakamad kesiswaan terkait

intenalisasi nilai-nilai akhlak pada peserta didik?

5. Faktor pendukung apa yang mempengaruhi internalisasi nilai-nilai

akhlak di SMP Negeri 1 Tompobulu?

6. Faktor penghambat apa yang mempengaruhi internalisasi nilai-nilai

akhlak di SMP Negeri 1 Tompobulu?

7. Bagaimana cara mengukur keberhasilan internalisasi nilai akhlak

kepada peserta didik?

8. Seperti apakah hasil yang diperoleh dari internalisasi nilai-nilai akhlak?

9. Sampai dimana tingkat keberhasilan internalisasi tersebut?

Page 54: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK DALAM ...agama Islam karena pendidikan agama Islam merupakan pendidikan nilai sehingga nilai-nilai tersebut dapat tertanam pada diri peserta didik,

Pedoman Wawancara 4

Narasumber : Siswa Kelas VII.A Nama : Maulana Efendi Daftar Petanyaan :

1. Sejauh mana tingkat pemahaman peserta didik tentang pentingnya

akhlak bagi kehidupan?

2. Bagaimana sikap peserta didik jika di sekolah diadakan kegiatan

keagamaan?

3. Bagaimana sikap peserta didik apabila diberi penjelasan oleh guru?

4. Sejauh mana antusias peserta didik untuk mengikuti kegiatan

keagamaan di sekolah?

5. Pembiasaan nilai-nilai apa sajakah yang kalian rasakan di SMP Negeri

1 Tompobulu?

6. Budaya apa yang ada di sekolah ini yang terkait dengan internalisasi

akhlak?

Page 55: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK DALAM ...agama Islam karena pendidikan agama Islam merupakan pendidikan nilai sehingga nilai-nilai tersebut dapat tertanam pada diri peserta didik,

Dokumentasi

Gambar 1. Halaman Depan SMP Negeri 1 Tompobulu

Gambar 2. Halaman SMP Negeri 1 Tompobulu

Page 56: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK DALAM ...agama Islam karena pendidikan agama Islam merupakan pendidikan nilai sehingga nilai-nilai tersebut dapat tertanam pada diri peserta didik,

Gambar 3. Wawancara dengan Kepala Sekolah

Gambar 4. Wawancara denga Guru PAI

Page 57: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK DALAM ...agama Islam karena pendidikan agama Islam merupakan pendidikan nilai sehingga nilai-nilai tersebut dapat tertanam pada diri peserta didik,

Gambar 5 dan 6 Kegiatan Jumat Ibadah

Page 58: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK DALAM ...agama Islam karena pendidikan agama Islam merupakan pendidikan nilai sehingga nilai-nilai tersebut dapat tertanam pada diri peserta didik,

Gambar 7. Para Guru SMP Negeri 1 Tompobulu

Page 59: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK DALAM ...agama Islam karena pendidikan agama Islam merupakan pendidikan nilai sehingga nilai-nilai tersebut dapat tertanam pada diri peserta didik,

82

RIWAYAT HIDUP

NURHAYATI, dilahirkan di Kabupaten Gowa tepatnya di Dusun Rappoala Desa Rappoala Kecamatan Tompobulu pada hari Jumat tanggal 12 November 1996. Anak kedua dari dua bersaudara pasangan dari Yamang dan Johra. Peneliti menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar di NURHAYATI, dilahirkan di Kabupaten Gowa

tepatnya di Dusun Rappoala Desa Rappoala

Kecamatan Tompobulu pada tanggal 12

November 1996. Anak kedua dari dua

bersaudara pasangan dari Yamang dan Johra.

Peneliti menyelesaikan pendidikan di Sekolah

Dasar di SD Negeri Rappoala di Kecamatan Tompobulu Kabupaten

Gowa pada tahun 2008. Pada tahun itu juga peneliti melanjutkan

pendidikan di Mts Yapit Malakaji Kecamatan Tompobulu dan tamat

tahun 2011 kemudian melanjutkan Sekolah Menengah Atas di

MAN Malakaji Gowa pada tahun 2011 dan selesai pada tahun

2014. Pada tahun itu juga peneliti melanjutkan pendidikan di

Perguruan Tinggi dan terdaftar sebagai Mahasiswa di Universitas

Muhammadiyah Makassar pada Fakultas Agama Islam Jurusan

Pendidikan Agama Islam Program Strata Satu (S1).