nilai-nilai pendidikan islam dalam novel skripsi

78
NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL “CINTA DALAM IKHLAS” (STUDI TERHADAP KARYA BAYU ADHITYA) SKRIPSI OLEH: REKA SAPITRI NIM TP. 151448 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2019

Upload: others

Post on 07-Nov-2021

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL “CINTA DALAM IKHLAS” (STUDI TERHADAP KARYA

BAYU ADHITYA)

SKRIPSI

OLEH:

REKA SAPITRI

NIM TP. 151448

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2019

Page 2: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL “CINTA DALAM IKHLAS” (STUDI TERHADAP KARYA

BAYU ADHITYA)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

OLEH:

REKA SAPITRI

NIM TP. 151448

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2019

Page 3: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI
Page 4: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI
Page 5: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI
Page 6: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI
Page 7: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah wasyukrulillah, dengan Rahmat Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang, segala puji bagi Allah, ucapan syukur tiada henti ku ucapkan pada-Mu ya Rabb, atas segala nikmat, hidayah dan inayah yang Engkau berikan kepada ku. Sehingga aku dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.

Sholawat berangkaikan salam, semoga selalu tercurahkan kepada Syayyidul

Anbiya‟ Wal Mursalin, Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan para

sahabatnya yang mulia.

Daku persembahkan karya sederhana ini kepada:

“Kedua orang Tua”

Untuk seseorang yang telah mengandungku selama sembilan bulan,

memperjuangkan hidup dan matinya saat melahirkanku dan merawatku dengan

cinta kasihnya hingga aku dapat hadir ke dunia ini yaitu Emakku tercinta (Susi)

Dan seseorang yang telah mendidikku, mengajarkanku, dan bekerja siang dan

malam demi memperjuangkan pendidikan untukku dan adikku, seseorang yang

telah mengeluarkan keringatnya demi menafkahiku dan keluargaku, yaitu

Bapakku tercinta (Fahri).

Serta adikku (Oky Saputra) yang telah memberikan semangat serta kerelannya

dalam menggantikanku dirumah selagi aku merantau menuntut ilmu, kuharap

kelak engkau menjadi anak yang shaleh dan berguna, serta dapat membanggakan

kedua orang tua kita.

Akhirnya aku hanyalah seorang insan yang sedang mencari jati diri, sungguh tak

patut aku berbangga hati dengan apa yang telah kucapai selama ini, hanya syukur

kupanjatkan sedalam-dalamnya kepada Rabbku yang telah memilihkan jalan

terbaiknya untukku

Semoga skripsi ini dapat berguna bagi siapapun yang memerlukan dan siapapun

yang membacanya, untuk segalanya kuucapkan Syukron Lillah, terimakasih.

***

Page 8: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI

MOTTO

نم خلقا يمان أ حس أ كل إلمؤمني إ

“Orang beriman yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik diantara

mereka akhlaknya.” (HR Tirmidzi, ia berkata: hadits hasan shahih)

Page 9: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan yang maha „Alim

yang kita tidak mengetahui kecuali apa yang diajarkannya, atas iradahnya hingga

skripsi ini dapat di selesaikan.Shalawat dan Salam atas Nabi Muhammad SAW

pembawa risalah pencerahan bagi manusia.

Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat

akademik guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada FakultasTarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, penulis

menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian skripsi ini tidak banyak melibatkan

pihak yang telah memberikan motivasi baik moril maupun materil, untuk itu

melalui kolom ini penulis meyampaikan terimakasih dan penghargaan kepada:

1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA. Selaku rektor UIN STS Jambi

2. Bapak Prof. Dr. H. Suaidi, Ma, Ph. D. Bapak Dr. H. Hidayat, M. Pd. Ibu Dr.

Hj. Fadillah, M. Pd. Selaku wakil rektor I, II, dan III UIN STS Jambi.

3. Ibu DR. Hj. Armida, M, Pd. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Bapak

Dr. H. Lukman Hakim, M. Pd. I. Bapak Dr. Zawaqi Afdhal Jamil. M. Pd. I. dan

Bapak. Dr. Kemas Imron Rosadi, selaku wakil dekan, M. Pd I, II, dan III

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi.

4. Bapak Ridwan, S.Spi, M. Psi. Psikolog ketua Prodi Pendidikan Agama Islam.

Bapak Mukhlis, S. Ag, M. Pd. I selaku sekertaris prodi Pendidikan Agama

Islam.

5. Ibu Dra. RTS. Magdalena, M. Pd.I. selaku pembimbing I dan bapak Nasir, M.

Fil.I. selaku pembimbing II yang berperan dalam memberikan bantuan,

bimbingan dan motivasi kepada saya.

6. Bapak-bapak dan Ibu-ibu Dosen, karyawan dan karyawati serta segenap

Aktivitas Akademik Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.

7. Bapak kepala Perpustakan UIN beserta segenap karyawan-karyawati.

Page 10: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI
Page 11: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI

ABSTRAK

Nama : Reka Sapitri

NIM : TP. 151448

Jurusan / Prodi : Pendidikan Agama Islam

Judul : Nilai-nilai Pendidikan Islam Dalam Novel Cinta Dalam Ikhlas (Studi Terhadap Karya Bayu Adhitya)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan islam yang terdapat dalam Novel Cinta Dalam Ikhlas karya Bayu Adhitya, dan relevansinya terhadap tujuan pendidikan Islam. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitan ini adalah metode content analysis atau metode analisis isi, yang digunakan untuk menelaah atau menganalisis isi suatu content atau dokumen. Yang dimaksud dokumen dalam penelitian ini adalah Novel Cinta Dalam Ikhlas karya Bayu Adhitya serta bahan-bahan atau dokumen-dokumen lain seperti jurnal dan artikel yang berkaitan dengan penelitian ini. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik interpretasi dan hermeunitik.. Dari analisis yang dilakukan maka disimpulkan bahwa Novel Cinta Dalam Ikhlas karya Bayu Adhitya mengandung konsep nilai-nilai pendidikan islam yaitu: Nilai Aqidah (Keimanan), Nilai Ibadah, dan Nilai Akhlak. Dan nilai-nilai tersebut relevan atau sesuai dengan tujuan pendidikan Islam.

Kata Kunci: Nilai-nilai Pendidikan Islam, Relevansi, Novel Cinta dalam Ikhlas

Page 12: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI

ABSTRACT

Name : Reka Sapitri

NIM : TP. 151448

Jurusan / Prodi : Islamic Education

Tittle : Islamic Education Values in Novel Cinta Dalam Ikhlas (Study of the Work of Bayu Adhitya)

This study amis to determine the values of Education in the novel Cinta dalam Ikhlas by Bayu Adhitya, and its relevances to the doals of Islamic Education. The Research method used in this study is the content analysis method used in this Research is the content or document. The meaning of the document is this study is Novel Cinta Dalam Ikhlas by Bayu Adhitya as well as other materials or document such as journals and articles related to this Research. The analysis technique used in this study are interpretation and hermeunitic model. From the analysis carried out, it was concluded that novel the concepts of Islamic Education values, namely: Aqeedah (Faith), Worship and Moral Values, and these values are relevan or accordance with the objectives of Islamic Education.

Keyword: Islamic Education Values, Relevance, Novel Cinta Dalam Ikhlas

Page 13: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................... i PERSETUJUAN SKIRPSI ............................................................................................... ii PENGESAHAN SKRIPSI .............................................................................................. iii PERNYATAAN ORISIONAL ........................................................................................ iv PERSEMBAHAN ............................................................................................................. v MOTTO ............................................................................................................................ vi KATA PENGANTAR .................................................................................................... vii ABSTRAK ..................................................................................................................... viii ABSTRACK ...................................................................................................................... ix DAFTAR ISI ..................................................................................................................... x BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................................. 1

B. Fokus Penelitian ......................................................................................................... 3

C. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 4

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pendidikan Islam ........................................................................................ 6

1. Pengertian Pendidikan Islam ................................................................... 6 2. Tujuan Pendidikan Islam ........................................................................... 8

B. Konsep Nilai pendidikan Islam ................................................................................ 1. Pengertian Nilai Pendidikan Islam ........................................................... 2. Macam-macam Nilai Pendidikan Islam ...................................................

C. Konsep Novel ............................................................................................................. 13

1. Pengertian Novel ........................................................................................ 13

2. Unsur-unsur Novel ..................................................................................... 14

3. Jenis-jenis Novel.......................................................................................... 16

4. Hubungan Novel dengan Pendidikan Islam ..................................... 17

D. Studi Relevan ............................................................................................................. 18

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Pendekatan Penelitian ........................................................................... 20 B. Jenis dan Sumber Data ........................................................................................... 21

C. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................... 21

D. Teknik Analisis Data ................................................................................................ 21

BAB IV HASIL PENELITIAN

Page 14: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI

A. Tinjauan Novel Cinta Dalam Ikhlas Karya Bayu Adhitya .......................... 23

B. Analisis Nilai-nilai Pendidikan Islam Dalam Novel Cinta Dalam

Ikhlas ............................................................................................................................. 41

C. Relevansi Nilai-nilai Pendidikan Islam Dalam Novel Cinta

Dalam Ikhlas dengan Pendidikan Islam Masa Kini ..................................... 62

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................................. 68

B. Saran .............................................................................................................................. 68

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 70

LAMPIRAN .................................................................................................................... 71

KARTU KONSULTASI ................................................................................................ 72

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................................... 73

Page 15: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Manusia dalam perkembangannya dipengaruhi oleh budaya dan

lingkungannya. Budaya yang menurut pikiran dan perasaan semata tanpa

pertimbangan norma etika dan agama, akan menimbulkan bahaya, baik

bahaya itu pada pelakunya sendiri, maupun pada orang lain atau kelompok

lain. (Zakiah Daradjat, 2014, hlm.8). Dalam era globasisasi saat ini,

memberikan dampak yang dapat mengancam moral dan budaya bangsa,

budaya global akan muncul dan mematikan budaya lokal. Budaya bangsa

Indonesia merupakan budaya ketimuran dimana orang-orang Indonesia

menjunjung tinggi moral dan sopan santun, dengan adanya budaya global

kemungkinan besar akan terjadinya pergeseran nilai-nilai yang bertentangan

dengan kepribadian bangsa.

Pendidikan sangat dibutuhkan dalam menghadapi tantangan tersebut,

karena pendidikan memberikan arahan kepada manusia agar tidak terjerumus

dalam kebathilan. Pendidikan merupakan lembaga utama yang memainkan

peranan penting dalam membangun dan menumbuh kembangkan peradaban.

Maju mundurnya suatu peradaban ditentukan oleh pendidikan. Bahkan,

peradaban dan kebudayaan umat manusia tidak akan pernah muncul tanpa

ada lembaga yang mengarahkan manusia kearah tersebut. Karena manusia

terlahir kedunia tidak memiliki daya dan ilmu yang dapat membuatnya

berkembang lebih maju, maka pendidikanlah yang membangun daya dan

pengetahuan tersebut dalam jiwa manusia (Yusuf Kadar, 2015, hlm.2).

Al- Abrasyi mengatakan bahwa pendidikan (tarbiyah) adalah

mempersiapkan manusia supaya hidup dengan sempurna dan bahagia,

mencintai tanah air, tegas jasmaninya, sempurna budi pekertinya (akhlaknya),

teratur pikirannya, halus perasaannya, mahir dalam pekerjaannya, manis tutur

katanya baik dengan lisan atau tulisan. (ramayulis, 2010, hlm.16). Kata

Page 16: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI

sempurna budi pekertinya (akhlak) pada pernyataan diatas sesuai dengan

tujuan tertinggi dari dari pendidikan Islam yaitu membentuk insan kamil.

Salah satu indikator dari insam kamil adalah menjadi hamba Allah, tujuan ini

sejalan pula dengan tujuan hidup dan penciptaan manusia, yaitu, semata-mata

untuk beribadah (mengabdi) kepada Allah. (ramayulis, 2010, hlm.134).

Pengabdian pada Allah sebagai realisasi dari keimanan yang diwujudkan

dalam amaliah untuk mencapai derajat orang yang bertaqwa disisi-Nya.

Agar tujuan pendidikan bisa tercapai, maka perlu diperhatikan segala

sesuatu yang mendukung keberhasilan program pendidikan itu. Dari sekian

faktor penunjang keberhasilan tujuan pendidikan, kesuksesan dalam proses

pembelajaran merupakan salah satu faktor dominan sebab dalam proses

pembelajaran itulah terjadinya internalisasi nilai-nilai dan pewarisan budaya

maupun norma-norma secara langsung. Karena itu kegiatan belajar mengajar

merupakan “ujung tombak” untuk tercapainya nilai-nilai diatas. Untuk itu

perlu sekali dalam proses pembelajaran itu diciptakan suasana yang kondusif

agar peserta didik benar-benar tertarik dan ikut aktif dalam proses itu.

Dalam kaitannya dengan usaha menciptakan suasana yang kondusif itu,

sumber belajar yang efektif sangat diperlukan untuk menginternalisasi tujuan

tersebut, sumber belajar bukan hanya berasal dari guru-guru dan sekolah saja,

akan tetapi dapat kita dapatkan dari kisah-kisah orang hebat yang

menginspirasi. Kisah-kisah tersebut biasanya berbentuk karya sastra, yang

paling sering kita jumpai adalah karya sastra novel.

Karya sastra tidak sesempit yang kita bayangkan, didalamnya terdapat

pesan moral dan nilai-nilai yang disampaikan penulis, selama ini kita hanya

menganggap bahwa novel hanyalah sebuah kisah yang tak bermakna, namun

melalui penelitian ini, penulis akan mengungkapkan bahwa karya sastra

memiliki nilai-nilai pendidikan yang dapat dijadikan contoh dan layak

dijadikan sebagai media pendidikan, seperti novel karya Bayu Adhitya atau

yang lebih dikenal dengan Kang Abay yang berjudul “Cinta Dalam Ikhlas”.

Novel Cinta Dalam Ikhlas merupakan objek dalam penelitian ini, beberapa

orang merasa sedikit terganggu dengan judul novel yang penulis pilih, karena

Page 17: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI

jika dilihat dari judul novel ini tidak menunjukkan ciri-ciri novel pendidikan,

namun itulah pentingnya membaca karena kita tidak akan tahu apa yang

terkandung dalam novel tersebut jika kita tidak membacanya, novel Cinta

Dalam Ikhlas merupakan novel yang bergenre romance, religi. Menceritakan

tentang sosok Attar, yang berusaha untuk berhijrah.

Attar adalah seorang pemuda yang telah menjalani kerasnya hidup sejak ia

kecil, ia ditinggal mati oleh ayahnya sejak berumur 5 tahun, sejak ayahnya

meninggal ibunya menjadi tulang punggung keluarga, dalam perjalannya Attar

menghadapi banyak tantangan, Attar banyak mengalami perubahan dari

pelajaran hidup yang dijalaninya sejak kecil. Attar belajar tentang keikhlasan

dari seorang gadis yang semula sangat ia cintai hingga akhirnya Attar harus

merelakan cintanya karena Attar lebih memilih untuk mencintai Allah.

Melalui analisis yang akan penulis lakukan penulis akan memudahkan

para pembaca untuk mendapatkan informasi mengenai bagaimana nilai-nilai

pendidikan Islam yang terdapat dalam novel Cinta Dalam Ikhlas ini.

berdasarkan analisis penulis, Novel Cinta Dalam Ikhlas karya Bayu

Adhitya ini mengandung tiga pendidikan yaitu, nilai aqidah atau keimanan,

nilai syariah atau ibadah, dan nilai akhlak. Novel ini juga menunjukkan

kepada kita betapa usaha dan do‟a memiliki kekuatan yang sangat dahsyat.

Novel ini diangkat dari kisah nyata yang dialami oleh penulisnya, tidak hanya

soal cinta, novel ini mengajarkan bahwa hidup penuh perjuangan jika ingin

mencapai apa yang kita inginkan. Oleh karena itu, berdasarkan deskripsi

diatas penulis tertarik untuk meneliti dan menelaah kandungan nilai-nilai

pendidikan Islam yang terdapat dalam novel Cinta Dalam Ikhlas dengan judul

penelitian “Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Novel Cinta Dalam Ikhlas”

(Studi Terhadap Karya Bayu Adhitya)

B. FOKUS PENELITIAN

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian yang dikemukan di atas,

maka untuk memudahkan penelitian lebih lanjut, penelitian akan

memfokuskan atau membatasi penelitian pada nilai-nilai pendidikan Islam

yang terdapat dalam novel Cinta Dalam Ikhlas dan relevansinya terhadap

Page 18: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI

tujuan pendidikan Islam, adapun nilai-nilai pendidikan Islam yang akan

dianalisis yaitu:

1. Nilai aqidah (keimanan) yang meliputi iman kepada Allah, iman kepada

kitab-kitab, iman kepada nabi dan rasul, iman kepada qada dan qadar

Allah.

2. Nilai ibadah yang meliputi, ibadah shalat wajib dan sunnah, Ibadah puasa.

3. Nilai akhlak yang meliputi, keikhlasan, sabar, tanggung jawab, jujur,

amanah dan lain sebagainya.

C. RUMUSAN MASALAH

Dari fokus masalah masalah diatas maka penulis mencoba merumuskan

permasalahan yang akan dijadikan sebagai acuan dalam penulisan penelitian

ini, adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah tinjauan novel Cinta Dalam Ikhlas karya Bayu Adhitya?

2. Bagaimana nilai-nilai pendidikan Islam yang terdapat dalam novel Cinta

Dalam Ikhlas karya Bayu Adhitya?

3. Bagaimana relevansi nilai-nilai pendidikan Islam dalam novel Cinta

Dalam Ikhlas dengan tujuan pendidikan Islam?

D. TUJUAN DAN MANFAAT PENULISAN

1. Tujuan penulisan

Tujuan dari penulisan penelitian ini adalah:

a. Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana strata satu

(S1).

b. Untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan Islam apa sajakah yang

terdapat dalam novel cinta dalam ikhlas.

c. Untuk mengetahui relevansi nilai-nilai pendidikan Islam dalam novel

Cinta Dalam Ikhlas.

2. Manfaat Penulisan

a. Memberikan pengetahuan mengenai nilai-nilai pendidikan Islam

kepada pembaca dan penulis khususnya.

Page 19: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI

b. Menjadi wawasan dan pengetahuan, bahwa media pendidikan tidak

hanya dalam bentuk karya ilmiah, namun dapat juga berbentuk karya

sastra (novel).

c. Diharapkan tulisan ini menjadi salah satu referensi bagi perpustakaan

UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Page 20: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Pendidikan Islam

1. Pengertian Pendidikan Islam

Dalam Al-Quran tidak ditemukan kata al-Tarbiyat, namun terdapat istilah

lain seakar dengannya, yaitu al-rabb, rabbayani, murabbiy, dan rabbaniy.

Sedangkan dalam hadits hanya ditemukan kata rabbaniy.Menurut Abdul

Mujib masing-masing tersebut sebenarnya memiliki kesamaan makna,

walaupun dalam konteks tertentu memiliki perbedaan. Menurut Abdul A‟la

al-Maududi kata rabbun, terdiri dari dua huruf “ra” dan “ba” tasydid yang

merupakan pecahan dari kata tarbiyah yang berarti pendidikan, pengasuhan,

dan sebagainya. Selain itu kata ini mencakup banyak arti seperti kekuasaan,

perlengkapan pertanggung jawaban, perbaikan, penyempurnaan dan lain-

lain.kata ini juga merupakan predikat bagi suatu kebesaran, keagungan,

kekuasaan, dan kepemimpinan.

Istilah lain dari pendidikan adalah ta‟lim, merupakan masdar dari kata

„allama yang berarti pengajaran yang bersifat pemberian atau penyampaian

pengertian, pengetahuan, dan keterampilan. Penunjukan kata ta‟lim pada

pengertian pendidikan, sesuai dengan firman Allah SWT:

Artinya:”dan Dia mengajarkan („allama) kepada Adam nama-nama (benda-

benda seluruhnya), kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu

berfirman: “ sebutkanlah kepada-ku nama benda-benda itu jika kamu

memang orang-orang yang benar”. (Q.S. Al-Baqarah:31).

Page 21: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI

Berdasarkan pengertian yang ditawarkan dari kata ta‟lim dan ayat diatas,

terlihat penegrtian pendidikan yang dimaksudkan mengandung makna yang

terlalu sempit. Pengertian ta‟lim hanya sebatas proses pentransfer seperangkat

nilai antar manusia. Ia hanya dituntut untuk menguasai nilai yang ditransfer

secara kognitif dan psikomotorik, akan tetapi tidak dituntut pada domain

afektif. Ia hanya sekedar memberi tahu atau memberi pengetahuan tidak

mengandung arti pembinaan kepribadian, karena sedikit sekali kemungkinan

kearah pembentukan kepribadian yang disebabkan pemberian pengetahuan.

Secara terminologi Mustafa al-Maraghy (dalam ramayulis,hal.2010,

hlm.14) membagi kegiatan al-tabiyah dengan dua macam. Pertama, tarbiyah

khalqiyah, yaitu penciptaan, pembinaan dan pengembangan jasmani peserta

didik agar dapat dijadikan sebagai sarana bagi pengembangan jiwanya.Kedua,

tarbiyah diniyah, tahzibiyah, yaitu pembinaan jiwa manusia dan

kesempurnaannya melalui petunjuk wahyu Ilahi.Berdasarkan pembagian

tersebut, maka ruang lingkup al-tarbiyah mencakup berbagai kebutuhan

manusia, baik jasmani dan rohani, kebutuhan dunia dan akhirat, serta

kebutuhan terhadap kelestarian diri sendiri, sesamanya, alam lingkungan dan

relasinya dengan Tuhan.

Menurut Rasyid Ridha Ta‟lim adalah proses transmisi berbagai ilmu

pengetahuan pada jiwa individu tanpa adanya batasan dan ketentuan tertentu.

Prmaknaan ini didasarkan atas QS. Al-Baqarah ayat 31 tentang allama Tuhan

kepada Adam As. Kemudian menurut al-maraghi pengajaran dilaksanakan

bertahap, sebagaimana tahapan Adam As. Mempelajari, menyaksikan dan

menganalisa asma-asma yang diajarkan oleh al-ta‟lim Allah kepadanya. Ini

berarti bahwa mencakup aspek kognitif belaka, belum mencapai pada domain

lainnya.

Sedangkan kata al-ta‟dib menurut Al-naquib al-Attas adalah pengenalan

dan pengakuan tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu yang didalam

tatanan penciptaan sedemikian rupa, sehingga membimbing kearah

pengenalan dan pengakuan kekuasaan dan keagungan Tuhan didalam tatanan

wujud dan keberadaannya.

Page 22: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI

Al-Ghazali menawarkan istilah al-riyadhah. Baginya al-riyadhah adalah

proses pelatihan individu pada masa kanak-kanak. Berdasarkan pengertian

tersebut, al-Ghazali hanya mengkhususkan penggunaan al-riyadhah untuk

fase kanak-kanak, sedang fase yang lain tidak tercakup didalamnya.

(Ramayulis,2010, hlm.15-17).

2. Tujuan Pendidikan Islam

Menurut Hasan Langgulung, berbicara tentang tujuan pendidikan,

khususnya pendidikan Islam, sebenarnya adalah berbicara tentang tujuan

hidup manusia. Sebab, pendidikan hanyalah alat yang digunakan oleh

manusia untuk memelihara kelanjutan hidupnya (survival), baik sebagai

individu maupun masyarakat. (Kurwadi, hlm. 149)

Bagi Langgulung, tujuan tertinggi (ultimate aim) pendidikan Islam adalah

terwujudnya manusia yang sempurna, baik sebagai hamba („abid), maupun

sebagai khalifah dibumi (khalifatu Allah fi al ard). (Kurwadi, hlm. 150)

Menurut al-Abrasyi Tujuan pendidikan adalah mengadakan pembentukan

akhlak mulia. Kaum muslimin dari dahulu sampai sekarang setuju bahwa

pendidikan akhlak adalah inti pendidikan islam, dan bahwa mencapai akhlak

yang sempurna adalah tujuan pendidikan yang sebenarnya. (Kurwadi, hlm.

152)

Dari beberapa penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa, tujuan

pendidikan Islam adalah menjadikan manusia sebagai makhluk yang

berakhlak mulia baik sebagai dan sempurna hamba Allah „Azza Wajalla dan

sebagai khalifah dibumi. Sesuai dengan tujuan penciptaan manusia, yaitu

untuk beribadah kepada-Nya, dalam hal ini Allah berfirman dalam al-Qur‟an

surat Adz Dzariyaat ayat 56:

Artinya: “dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya

mereka mengabdi kepada-Ku”.

Page 23: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI

Dalam hal ini, pendidikan hanyalah alat agar kita dapat beribadah kepada

Allah, hal inipun sesuai dengan pendapat an-Nahlawy mengenai tujuan umum

pendidikan islam yaitu untuk mendidik akal dan fikiran manusia karena Allah

menyuruh manusia untuk merenungkan kejadian langit dan bumi agar dapat

beriman kepada Allah. Tentunya tanpa pendidikan manusia tidak dapat

mengenal Allah karena tidak pernah dikenalkan kepada Allah.

B. Konsep Nilai Pendidikan Islam

1. Pengertian Nilai Pendidikan Islam

Dalam Encyclopedia Britanica disebutkan “value is a determination or

quality of object wich involes any sort appreciation or interest” (nilai adalah

sesuatu yang menentukan atau suatu kualitas obyek yang melibatkan suatu

jenis atau apresiasi atau minat). (Sarjono, 2005, hlm.136).

Milton Rekeach dan James Bank yang dikutip Chabib Thoha (1996, hlm.

60-61) menyatakan nilai adalah suatu tipe kepercayaan yang berada dalam

ruang lingkup sistem kepercayaan seseorang dalam bertindak atau

menghindari suatu tindakan atau mengenai sesuatu yang tidak pantas

dikerjakan.

Nilai menunjukkan suatu standar atau kriteria untuk menilai atau

mengevaluasi sesuatu seperti industrialisasi yang merupakan sarana

kemakmuran. Dalam pengertian ini terdapat berbagai jenis nilai, yaitu nilai

individu, sosial, budaya, dan agama. Dengan demikian, nilai merupakan

preferensi yang tercermin dari perilaku seseorang, sehingga ia melakukan

atau tidak melakukan sesuatu. Dalam kaitan ini, nilai adalah konsep, sikap

dan keyakinan seseorang terhadap sesuatu yang dipandang berharga olehnya.

(sarjono, 2015, hlm.136)

Dari beberapa pengertian diatas, dapat dikatakan bahwa nilai adalah

konsepsi abstrak dalam diri manusia atau masyarakat untuk menunjukkan

suatu standar atau kriteria untuk mengevaluasi sesuatu seperti baik buruk,

benar salah sehingga menjadi tuntunan dan pertimbangan bagi seseorang

untuk mengambil suatu keputusan.

Page 24: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI

Menurut M. Athhiyah Al- Abrasyi (dalam ramayulis, 2010, hlm.15-16)

Pendidikan Islam adalah tarbiyah karena menurutnya keseluruhan kegiatan

pendidikan tarbiyah merupakan upaya yang mempersiapkan individu untuk

kehidupan yang lebih sempurna etika sistematis dalam berpikir, memiliki

ketajaman intuisi, giat dalam mengungkap bahasa lisan dan tulisan, serta

memiliki beberapa keterampilan. Sedangkan istilah yang lain merupakan

bagian dari kegiatan tarbiyah. Dengan demikian maka pendidikan Islam

disebut tarbiyah Islamiah.

Pendidikan juga dapat diartikan sebagai segala pengalaman belajar yang

dilalui peserta didik dengan segala lingkungan dan sepanjang hayat. Karena

pada hakikatnya segala yang dialami oleh manusia mengandung unsur

pendidikan, seperti slogan yang selalu diserukan oleh santri PP. Darussalam

gontor “apa yang kau lihat, apa yang kau dengar, dan apa yang kau rasakan

adalah pendidikan”. Slogan ini mengandung makna bahwa pendidikan sangat

luas, tidak hanya disekolah saja, tapi pendidikan juga terdapat didalam

lingkungan masyarakat, alam dan lainnya.

Dari beberapa pernyataan diatas maka dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai

pendidikan Islam adalah, nilai-nilai pendidikan berdasarkan nilai-nilai yang

terdapat dalam ajaran agama Islam, yang dijadikan sebagai tuntunan hidup

dan standar tingkah laku.

2. Macam-macam Nilai Pendidikan Islam

a. Aqidah (Keimanan)

Aqidah berasal dari kata “aqd” yang berarti pengikatan.Maksudnya

mengikat hari terhadap hal tersebut. Aqidah adalah apa yang diyakini oleh

seseorang. Jika dikatakan dia mempunyai aqidah yang benar, berarti

aqidahnya bebas dari keraguan. Aqidah merupakan perbuatan hati, yaitu

kepercayaan hati dan pembenarannya kepada Sesutu. Ada juga ahli yang

mendefinisikan bahwa aqidah ialah kesimpulan pandangan atau ajaran

yang diyakini oleh hati seseorang.

Adapun secara istilah, aqidah berarti iman. Semua sistem

kepercayaan atau keyakinan bisa dianggap sebagai salah satu akidah. Iman

Page 25: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI

berarti membenarkan atau percaya. Iman dan Islam (syariat) membentuk

agama menjadi sempurna. Belum disebut penganut agama yang untuh

apabila dalam diri seseorang belum terpatri keimanan dan kehendak untuk

melaksanakan syariat. Sebagaimana disebutkan dalam hadits bahwa:

“suatu hari Rasulullah SAW tiba-tiba muncul diantara kaum muslimin

seorang laki-laki dan bertanya, „wahai Rasulullah, apakah iman itu?

„Rasulullah SAW menjawab, „engkau beriman kepada Allah, malaikat-

malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan pada hari

kebangkitan. „orang itu bertanya lagi, „wahai Rasulullah, apakah Islam

itu? „Rasulullah SAW menjawab, „Islam adalah beribadah kepada Allah

atau tidak menyekutukan-Nya dengan apapun, mendirikan shalat fardhu,

menunaikan zakat, dan berpuasa pada bulan Ramadhan. „orang itu

kembali bertanya, „wahai Rasulullah apakah ihsan itu? „Rasulullah SAW

menjawab, „engkau beribadah seolah-olah engkau melihat-Nya. Dan jika

engkau tidak melihat-Nya sesungguhnya Dia selalu melihatmu”. (HR.

Muslim). (Imam Al-Ghazali, 1996, hlm. 26).

Dengan demikian iman adalah keyakinan hati yang datang dari Allah,

iman mempengaruhi perilaku seseorang, tingginya kualitas keimanan

seseorang akan tercermin dari sikap dan perilakunya yang terpuji.

b. Ibadah

Ibadah merupakan elemen penting dalam agama, ibadah adalah suatu

wujud perbuatan yang dilandasi rasa pengabdian kepada Allah SWT.

(Aswil Roni dkk,.1999, hlm.18). Ibadah juga merupakan kewajiban agama

Islam yang tidak bisa dipisahkan dari aspek keimanan. Keimanan

merupakan fundamen, sedangkan ibadah merupakan manifestasi dari

keimanan tersebut. Ibadah secara etimologi berarti merendahkan diri serta

tunduk. Secara bahasa ibadah juga dapat diartikan sebagai tunduk (taat),

melakukan pengabdian (tanassuk), merendahkan diri (khudlu‟),

menghinakan diri (tazallul). (Yusuf Al-Qudrawi, 2005, hlm.26). Ibadah

merupakan suatu bentuk kutundukkan kepada eksistensi (Allah SWT),

Page 26: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI

yang memberi nikmat dan anugerah tertinggi kepada manusia (Yusron

Razak & Tohirin, 2011, hlm. 137). Karena pada hakikatnya manusia

diciptakan untuk beribadah, seperti firman Allah SWT dalam Qur‟an surat

adz-Zariyat ayat 56:

Artinya: dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya

mereka mengabdi kepada-Ku.

Dapat dipahami bahwa ibadah merupakan ajaran Islam yang tidak

dapat dipisahkan dengan keimanan, karena ibadah merupakan perwujudan

dari keimanan. Dengan demikian kuat atau lemahnya ibadah seseorang

ditentukan oleh kualitas imannya. Semakin tinggi nilai ibadah yang

dimiliki semakin tinggi pula keimanan seseorang. Jadi ibadah ibadah

adalah cerminan atau bukti nyata dari aqidah.

c. Akhlak

Secara etimologis akhlak adalah bentuk jamak dari khuluq yang

berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat. Secara

terminologis, definisi dari akhlak menurut Imam Al-ghazali dikutip oleh

Yunahar Ilyas dalam kuliah akhlaq (2011:2) “akhlaq adalah sifat yang

tertanam dalam jiwa yang tertanam di jiwa yang menimbulkan perbuatan-

perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan

pertimbangan”.

Sedangkan menurut Abdul karim zaidan (dalam Ilyas, 2011, hlm. 2)

akhlak adalah nilai-nilai dan sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa, yang

dengan sorotan dan timbangannya seseorang dapat menilai perbuatannya

baik atau buruk, untuk kemudian memilih melakukan atau

meninggalkannya.

Dalam Al-Qur‟an hanya ditemukan kata khuluq dan tidak ditemukan

kata akhlaq yang berbentuk jamak seperti pada Qur‟an Surah al-Qalam

ayat 4 sebagai berikut:

Page 27: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI

Artinya: “dan Sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar berbudi

pekerti yang agung”.

Akhlak yang mulia dan mendorong manusia untuk berbuat baik

kepada manusia untuk berbuat baik kepada manusia dalam pergaulan

sehari-hari mereka dalah salah satu tugas Rasulullah SAW. Seperti yang

diketahui bahwa Rasulullah SAW diutus untuk menyempurnakan akhlak

yang baik, seperti yang diriwayatkan oleh Abi Huraerah dari Said bin

Mansyur. “ aku diutus untuk menyempurnakan Akhlak yang baik”.

Berkaitan dengan akhlak dan pengutusan Rasulullah SAW. setidaknya

dapat dilihat pada surat Al-anbiya‟ ayat 107 berikut ini:

Artinya: “dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi)

rahmat bagi semesta alam”.

Dari hadits dan ayat diatas, tampak pertautan yang kuat, bahwasanya

tidak akan ada rahmat bagi seluruh alam kecuali dengan akhlak

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa Akhlak adalah sifat

yang tertanam dalam diri manusia, sehingga akan muncul secara spontan

tanpa ada pemikiran terlebih dahulu dan tidak memerlukan dorongan dari

orang lain untuk melakukannya.

B. KONSEP NOVEL

1. Pengertian Novel

Novel berasal dari bahasa Italia novella (yang dalam bahasa jerman:

novella). Secara harfiah novella berarti sebuah barang baru yang kecil, dan

kemudia diartikan sebagai cerita pendek dalam bentuk prosa.

(Abrams,1999,hal.190). Dewasa ini istilah novella dan novella (inggris

Page 28: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI

novelette), yang berarti karya prosa fiksi yang panjangnya cukupan, tidak

terlalu panjang dan tidak terlalu pendek. (Burhan Nurgiantoro,2018,hal.11-

12).

Novel adalah cerita prosa tentang kehidupan manusia seperti halnya

cerpen dan roman. Hanya novel lebih besar dari pada cerita pendek, tetapi

isinya lebih terbatas dari pada roman. Menurut H. B. Yasin novel

menceritakan sesuatu kejadian yang luar biasa dari keidupan orang-orang.

Luar biasa karena dari kejadian ini lahir suatu konflik, suatu pertikaian yang

menimbulkan pergolakan jiwa tokoh-tokohnya sehingga mengubah jalan

hidup tokoh-tokoh tersebut. (Suparni,1990, hlm.75).

2. Unsur-unsur Novel

Novel terbentuk dari dua unsur, yaitu unsur intrinstik dan ekstrinstikUnsur

intrinstik adalah unsur yang menyusun sebuah novel atau karya sastra dari

dalam seperti:

a. Tema dan amanat

Tema ialah persoalan yang menduduki tempat utama dalam karya

sastra.Tema mayor ialah tema yang sangat menonjol dan menjadi

persoalan.Tema minor ialah tema yang tidak menonjol. Amanat ialah

pemecahan yang diberikan oleh pengarang bagi persoalan didalam

karya sastra. Amanat biasa disebut makna muatan makna niatan

adalah makna yang termuat dalam karya sastra tersebut . (Amir, 2010,

hlm.2).

b. Tokoh

Menurut abrams (Nurgiyanto, 2018, hlm.165) bahwa tokoh cerita

adalah orang orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau

drama, yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral yang

diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan.

Tokoh dalam karya rekaan selalu mepunyai sikap, sifat, tingkahlaku,

atau watak-watak tertentu. Walaupun tokoh cerita hanya merupakan

tokoh ciptaan pengarang, ia haruslah seorang tokoh yang hidup secara

wajar, sebagaiman kehidupan manusia yang terdiri dari darah dan

Page 29: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI

daging, yang mempunyai pikiran dan perasaan. Kehidupan tokoh

cerita adalah kehidupan dalam dunia fiksi, maka ia haruslah bersikap

dan bertindak sesuai dalam tuntutan cerita dengan perwtakan yang

disandangnya.

c. Penokohan

Cara pengarang menampilkan tokoh adalah penokohan.Penokohan

atau karakter adalah pengembangan watak meliputi pandangan pelaku,

keyakinan, kebiasaan yang dimiliki para tokoh yang mempunyai

tempat tersendiri dalam suatu karya sastra. Karakter tokoh atau pelaku

dapat dikenal watak yang lewat penggambaran baik yang dilakukan

pengarang, pencerita meupun oleh pelaku,

Jadi dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan penokohan

adalah pelukisan gambaran yang jelas dalam mengembangkan

karakter tokoh-tokoh yang berfungsi untuk memainkan cerita dan

menyampaikan ide, motif, plot, dan tema yang ditampilkan dalam

suatu karya naratif yang ditafsirkan oleh pembaca memiliki kualitas

moral

d. Latar

Pada dasarnya setiap karya (novel) yang membentuk cerita selalu

memiliki latar. Latar dalam novel tidaklah sepenuhnya sama dengan

realitas. Latar yang ada dalam setiap tetap mempunyai relevansi

dengan realitas yang sesungguhnya, karena pengarang menciptakan

karyanya berdasarkan pengamatan dan pengalaman terhadap

lingkungan hidupnya.

e. Sudut pandang

Sudut pandang adalah cara pengarang menampikan pelaku dalam

cerita termasuk diri pengarang itu sendiri.

f. Alur

Alur atau plot adalah rangkaian cerita yang disusun secara runtut.

Selain itu alur juga dapat dikatakan sebagai peristiwa atau kejadian

yang sambung menyambung dalam suatu cerita.

Page 30: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI

g. Gaya bahasa

Dari segi bahasa tentu pengarang menggunakan bahasa kata-

kata atau kalimat dalm bahasa yang bias dipahami dan dimengerti

sebagai pemiliki dan pembaca sebagai orang yang menikmati karya

sastra itu.

Selain itu setiap novel mempunyai tiga unsur pokok, sekaligus

merupakan unsur terpenting, yaitu tokoh utama, konflik utama, dan

tema utama. Ketiga unsur utama itu saling berkaitan erat dan

membentuk satu kesatuan yang padu, kesatuan organisme cerita,

ketiga unsur inilah yang terutama membentuk dan menunjukkan

sosok cerita dalam sebuah karya fiksi. Kesatuan organis (organic

unity) menunjuk pada pengertian bahwa setiap bagian sub konflik,

bersifat menopang, memperjelas, dan mempertegas eksistensi ketiga

unsur utama cerita tersebut.

Unsur ekstrinstik adalah unsur yang mempengaruhi novel dailuar

sastra, dengan sejumlah faktor kemasyarakatan seperti tradisi sastra,

kebudayaan lingkungan, pembaca sastra, serta kejiwaan mereka.

(Amir, 2010, hlm.4).

3. Jenis-jenis Novel

Menurut Muchtar Lubis (dalam wicaksono, 2015,hlm. 84) novel itu

ada bermacam-macam, antara lain:

a. Novel avounter

Novel aavounter adalah novel yang dipusatkan pada seorang lakon

atau tokoh utama. Deritanya dimulai dari awal sampai akhir apra tokoh

mengalami rintangan-rintangan dalam mencapai maksudnya.

b. Novel psikologi

Novel psikologi adalah novel yang penuh dengan peristiwa-

perisriwa kejiwaan para tokohnya

c. Novel detektif

Page 31: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI

Novel detekif merupakan novel tentang kehidupan golongan dalam

masyrakat dengan segala permasalahannya, misalnya antara kaum

masyarakat dan buruh dengan kaum kapitalis terjadi pemberontakan.

d. Novel kolektif

Novel yang menceritakan pelaku secara kompleks (menyeluruh)

dan segala seluk beluknya. Novel kolektif tidak mementingkan

individu masyarakat secara kolektif.

e. Novel percintaan

Novel percintaan adalah novel yang melibatkan peranan tokoh

wanita dan pria secara seimbang bahkan kadang-kadang peranan

wanita lebih dominan.

f. Novel petualangan

Novel petualangan sedikit sekali memasukkan peran wanita.Jika

wanita tersebut dalam novel ini penggambarannya kuran

berkenan.Jenis novel ini addalah bacaan pria.Karena tokohnya dalah

pria, dan banyak masalah untuk pria yang tidak ada hubungannya

dengan laki-laki.

g. Novel fantasi

Novel fantasi adalah novel yang menceritakan hal yang tidak

realistis dan serba tidak mungkin. Novel ini menggunakan karakter,

seting plot yang tidak realistis dan tidak wajar untuk penyampaian ide-

ide penelitinya.

4. Hubungan Karya Sastra Dengan PAI

Karya sastra mempunyai beberapa fungsi, diantaranya adalah fungsi

religius, yaitu, sastra menghasilkan karya-karya yang mengandung nilai-nilai

agama. (Amir, 2010, para.1). Dalam hubungannya dengan Pendidikan agama

Islam (PAI), karya sastra adalah sebagai sarana dakwah media penyampaian

dari nilai-nilai pendidikian agama Islam itu sendiri. Seperti novel-novel

religius yang banyak sekali beredar ditoko-toko buku, melalui novel para

Page 32: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI

pembaca secara tidak langsung akan memahami nilai-nilai pendidikan Islam

yang terkandung didalamnya. Para penulis novel menyematkan amanat yang

dalam tulisannya tersebut, yang diharapkan dapat diajadikan pelajaran bagi

yang membacanya.

C. STUDI RELEVAN

Studi ini merupakan studi tentang nilai-nilai pendidikan Islam yang

terdapat dalam Novel “Cinta Dalam Ikhlas” karya Bayu Adhitya, yang mana

penulis ketahui belum ada penulis lain yang membahas novel ini dalambentuk

penelitian, namun penulis menemukan beberapa penelitian terdahulu yang

relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti diantaranya:

1. Penelitian Herliyah Navisah (2010), yang berjudul “Nilai-nilai Pendidikan

Islam Dalam Novel „ketika cinta bertasbih‟ karya Habiburrahman El-

shirazy dan Relevansinya terhadap Pendidikan Agama Islam”. UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa novel

Ketika Cinta Bertasbih megandung nilai-nilai pendidikan aqidah

(keimanan), ibadah, dan budi pekerti, serta mempunyai relevan dengan

materi pendidikan agama Islam. Persamaan penelitian diatas dengan

penelitian peneliti adalah sama-sama meneliti nilai-nilai yang terdapat

dalam novel. Perbedaannya adalah, teknik analisis data yang digunakan.

2. Penelitian Nurfalah Handayani (2017), yang berjudul “Nilai-nilai

Pendidikan Islam dalam Novel Api Tauhid Karangan Habiburahman El-

Shirazy”. UIN Raden Intan Lampung. Penelitian ini mengemukakan nilai-

nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam novel Api Tauhid Karangan

Habiburahman El-Shirazy. Persamaan penelitian di atas dengan penelitian

peneliti adalah sama-sama membahas nilai-nilai pendidikan Islam dalam

novel dan perbedaannya adalah penelitian Nurfalah Handayani membagi

analisis menjadi dua bagian yaitu analisis terhadap nilai-nilai pendidikan

dan nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam Novel Api Tauhid

Karangan Habiburahman El-Shirazy. Sedangkan peneliti lebih

memfokuskan penelitian terhadap nilai-nilai pendidikan Islam saja.

Page 33: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI

3. Penelitian Agung Prayoga, (2010), yang berjudul “Nilai-nilai Pendidikan

Islam dalam Novel Ma Yan Karya Sanie B. Kuncoro”. UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta. Hasil dari penlitian ini menunjukkan bahwa didalam

novel Ma Yan Karya Sanie B. Kuncoro, terdapat nilai-nilai pendidikan

Islam. Persamaan penelitian di atas dengan penelitian ini adalah sama-

sama membahas nilai-nilai pendidikan Islam dalam novel dan

perbedaannya adalah penelitian Agung Prayoga menggunakan pendekatan

hermeutik, sedangkan peneliti menggunakan metode pendekatan content

analysis

Page 34: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI

BAB III

METODE PENELITIAN

A. METODE PENDEKATAN PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah penelitian kepustakaan

(library research), yaitu penelitian yang pengumpulan datanya dilakukan

dengan menghimpun data dari berbagai literatur. Literatur yang diteliti tidak

terbatas pada buku-buku, tetapi terdapat juga bahan-bahan dokumentasi,

majalah, jurnal, dan surat kabar). (Sarjono dkk.., 2008)

Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan deskriptif analitis. Deskriptif analitis (descriptive of analyze

Research), yaitu pencarian berupa fakta, hasil dari ide pemikiran seseorang

melalui cara mencari,menganalisis, membuat interpretasi, serta melakukan

generalisasi terhadap hasil penelitian yang dilakukan. Penelitian dimaksud

tidak hanya terbatas pada pengumpulan data tetapi juga meliputi analisis dan

interpretasi tentang arti data tersebut. Selain itu semua data yang

dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang diteliti

(Moleong, 2001: 6).

Prosedur penelitian ini adalah untuk menghasilkan data deskriptif yang

berupa data tertulis setelah melakukan mengklasifikasikan data sesuai dengan

pokok permasalahannya.

B. JENIS DAN SUMBER DATA

Data dalam penelitian ini terdapat dua jenis yaitu data primer, data primer

adalah data yang diolah sendiri oleh peneliti langsung dari subjek atau objek

penelitian, data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah, data yang

dikutib dari objek penelitian yaitu novel “Cinta Dalam Ikhlas” karya Bayu

Adhitya.

Dan yang kedua adalah, data sekunder, yaitu data pendukung atau data

yang didapat dari berbagai literatur, seperti buku-buku, artikel, karya ilmiah,

skripsi dan jurnal yang berkaitan dengan penelitian.

Page 35: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI

Adapun data sekunder tersebut diantaranya, buku elektronik atau E-Book

teori pengkajian fiksi karya Burhan Nurgiantoro dan buku ilmu pendidikan

Islam karya Zakiah Daradjat.

C. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan metode

dokumentasi atau studi dokumen. Metode ini adalah metode pengumpulan

data yang ditujukan langsung kepada subjek penelitian. Metode ini dilakukan

dengan cara mengumpulkan data-data berupa tulisan yang relevan dengan

permasalahan yang ada pada fokus penelitian.

Adapun data tersebut berasal dari sumber Yang telah disebutkan di atas

yaitu data primer dan data sekunder. Data primer yang dimaksud adalah novel

Cinta dalam Ikhlas Karya Bayu Adhitya, serta data sekunder dalam penelitian

ini adalah literatur terkait yang relevan dan sesuai dengan fokus masalah yang

ada.

D. TEKNIK ANALISIS DATA

Penelitian ini menggunakan teknis analasis menurut milles dan hubermen:

a. Data reduction

Data reduction atau reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal

yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema, dan

polanya, dan membuang yang tidak perlu (sugiyono,2009,hal.338).

Dalam penelitian ini, peneliti membaca sumber data primer secara

berulang-ulang, kemudian memilih, mencatat dan merangkum data-data

yang diperlukan dalam penelitian.

b. Data display

Data display adalah bahasa inggris yang berarti, penyajian data.

Menurut miles dan hubermen yang dikutip oleh Muhammad idrus bahwa,

penyajian data adalah sekumpulan informasi yang tersusun yang memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. Pada tahap ini peneliti

mengklasifikasikan data kemudian menyajikan data sesuai dengan pokok

permasalahannya.

c. Verification

Page 36: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI

Verification atau verifikasi, adalah teknik analisis akhir dari

penelitian ini dimana peneliti mengutarakan kesimpulan dari data-data

yang telah dikumpulkan dengan maksud mencari makna data yang telah

didapatkan dari sumber.

Page 37: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. TINJAUAN NOVEL CINTA DALAM IKHLAS KARYA BAYU ADHITYA

1. Sinopsis Novel cinta dalam ikhlas

Episode Kehilangan

Ada sebuah memori yang sulit dilupakan oleh setiap manusia. meski kita

setengah mati berusaha menghilangkannya dalam ingatan, tetap tak bisa kita

lupakan. Malah semakin besat energi kita melupakan, akan semakin besar pula

ingatan itu muncul bak film drama dengan detail yang tergambar didepan mata.

Memori itu menjadi bagian tak terpisahkan dari cerita hidup kita, mewarnai dan

menghantui hidup kita. Bahkan, sesekali, memori itu mampu masuk ke mimpi

mimpi kita, membuat kita terbangun dari tidur dengan mata yang berair

Memori itu bernama kehilangan. Siapa yang pernah mengalami kehilangan?

Aku pernah. Tak sekali, bahkan berkali-kali. Aku yakin semua manusia pernah

dan akan bertemu dengan cerita tentang kehilangan.

Orangtuaku memberiku nama Bintang Atharisena Firdaus, sebuah nama

indah penuh harapan kebaikan. Teman-temanku memanggilku Athar.

Pada suatu malam, aku berbaring didalam kamar. Usiaku baru menginjak 5

tahun. Aku letakkan kakiku keatas menyentuh dinding kamar, mataku menatap

langit-langit termenung sendirian. Semua orang sedang berkumpul diruang

tengah, suara mengaji terdengar begitu jelas. Aku beranjak, dari balik jendela aku

melihat dengan jelas sebuah mobil putih. Mataku tajam menatap keluar jendela,

bibi shock karena kakak satu-satunya yang sangat disayangi telah meninggal.

Malam semakin larut, aku masih terdiam didalam kamar. Tak beranjak,

mataku tak mengeluarkan tangisan sedikitpun. Aku masih belum mengerti.

Keesokan harinya aku melihat jenazah bapak sudah berada didalam keranda dan

dibawa kemasjid untuk dishalatkan.

Kakiku terus melangkah mengikuti orang yang berjalan pelan, menerobos

jalan kecil yang dipenuhi pepohonan. Hingga akhirnya orang-orang berhenti

disebuah tempat. Didepannya ada tanah galian seukuran 2 x 1 meter. Dengan

Page 38: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI

perlahan jenazah bapak dikeluarkan dari keranda. Bapak menghilang, ditimbun

tanah, terkubur diperistirahatkan terakhirnya. Episode pertama dalam

kehidupanku tentang kehilangan adalah tentang kematian.

Setelah bapak tiada, mama harus berjuang membesarkan kami seorang diri,

berperan sebagai ibu dan bapak sekaligus, berjuang untuk anak-anaknya, aku dan

dua orang kakakku yang masih sekolah dan adikku yang masih kecil. Setahun

setelah bapak tiada aku mulai masuk sekolah dasar. Aku melihat sekeliling

ternyata aku adalah satu-satunya siswa baru yang tiba disekalah tanpa didampingi

oleh orangtua, tapi aku mengerti mama memang terlampau sibuk mengurusi

banyak hal.

Tahun berganti tahun, kakak pertamaku Rani Yulianti, lulus SMA. Teh Rani

begitu aku memanggilnya adalah seseorang yang memiliki banyak impian. Aku

sudah kelas III saat itu, teteh dilamar oleh teman kuliahnya, akhirnya teteh

memustuskan untuk menerima pinangan lelaki tersebut dan mama setuju. Suami

teteh bernama Roy dan kami memanggilnya aa Roy. Setelah menikah teteh dan aa

Roy memutuskan tinggal bersama kami.

Akhirnya teteh hamil, kabar ini membuat kami semakin tersenyum bahagia.

Akan hadir keluarga baru dalam hidup kami. Ketika kehamilan menginjak bulan

kelima, akhirnya teteh dan aa Roy memutuskan untuk pindah tempat tinggal.

Teteh diprediksi akan memiliki bayi kembar.

Bulan ketujuh kehamilan teteh

Saat itu aku sedang bermain sepak bola bersama teman-teman. Waktu hampir

sore, sedang asyik-asyiknya menendang bola, kudengar teriakan kakak keduaku,

Rizky. Aku langsung meninggalkan permainan. Aku mengira teteh sudah

melahirkan, aku bergegas pulang kerumah, dengan rasa heran karena inikan baru

bulan ketujuh. Mobil membawa kami kerumah mertua teteh. Sampai didepan

rumah aku melihat kerumunan orang berkumpul. Aku mendekat dan sampai

didepan pintu, sesampai di depan pintu aku menangis sekencang-kencangnya

melihat jenazah seseorang terbungkus kain kafan dengan perut yang besar

dikelilingi orang-orang sedang mengaji semua orang menangis saat itu aku hanya

bisa memeluk pak RT yang setia menemaniku. di sinilah ujian bagi keluarga kami

Page 39: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI

sesungguhnya ujian untuk mama untukku dan kami semua cahaya terang yang

kami bangun bertahun-tahun setelah kematian bapak seolah merdu Mama terlihat

terpuruk semuanya terpuruk episode kedua kehilangan dalam hidupku masih

bercerita tentang kematian.

Rahasia pertemuan

Pada akhirnya hidup adalah tentang kemampuan menangkap sinyal dari

semesta memaknai setiap pesan Ilahi yang disampaikan oleh-Nya dalam

berbagai cara lalu menghubungkan semua pesannya tersebut ke dalam sebuah

episode kehidupan yang terjadi di sekelilingmu semua telah diatur olehnya

keteraturan Yang Maha Sempurna tidak ada satupun kejadian di semesta ini yang

terjadi tanpa alasan dari-Nya. Sama seperti hari ini keputusan Mama memilihkan

SMA pilihannya, tentu lah yang terbaik untukku, meski sempat berdebat sengit

dengannya akhirnya hatiku luluh untuk masuk sekolah ini, SMA N 1 Sukaresmi di

sekolah inilah Mama berharap aku bisa belajar dan mengejar mimpi mimpiku.

Padahal sebenarnya aku sangat ingin masuk ke SMAN 1 Cianjur, apalagi nilaiku

cukup untuk masuk ke sekolah paling favorit di kota kami itu tetapi akhirnya aku

harus menuruti keinginan mama.

Aku masuk kelas 1C, Indra salah seorang personil Band semasa SMP ku

edelweis juga dipanggil untuk masuk ke barisan kelas C, aku senang karena

kembali satu sekolah dengannya, dan kini kami masuk ke kelas yang sama. Di

SMA aku memang Berencana untuk lebih aktif bermain band. Di bagian paling

belakang barisan aku melihat kerumunan kecil aku masih ragu apakah orang-

orang yang sedang berkumpul itu masuk barisan kelas kami atau bukan. Sampai

detik itu tiba serasa ada sebuah magnet dengan tarikan besar pada kepala dan

mataku untuk melihat ke Ara satu titik. Aku melihat seorang gadis berjilbab putih

yang membuat mata ini tak kuasa untuk terpejam. Dia sangat anggun dengan

senyuman merekah seperti pelangi yang indah, mengapa dia berbeda dari yang

lain dan mengapa perasaan ku sangat berbeda kepadanya?. Baru kali ini aku

merasakan denyut jantung Seperti ini getar hati seperti ini Tuhan apa yang harus

aku lakukan?.

Kamu Siapa Namamu?

Page 40: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI

Ternyata aku satu kelas dengan wanita itu, hal pertama yang ingin aku

ketahui tentang nya adalah siapa namanya nya?. Akhirnya momen yang

kutunggu-tunggu di dalam kelas adalah saat absensi nama dilakukan, saat itulah

aku tahu siapa nama perempuan berjilbab dengan Senyuman indah seperti pelangi

terbalik itu.

Namanya adalah Aurora cinta Purnama aku duduk di barisan pertama di

jajaran meja kedua dia duduk di barisan kedua jajaran meja ketiga dari Ara pintu

kelas, kami memanggilnya Ara. Hanya satu minggu perempuan itu berhasil masuk

dalam mimpiku tanpa permisi dan ini membuat hatiku semakin meratap penuh

tanya.

Aku berbaring mataku sedikit basah, selama ini aku sangat jauh dari-Nya

tetapi aku berharap Dia memberiku petunjuknya kepadaku mungkin perasaanku

akan terombang-ambing namun aku berharap bimbingan-Nya. Aku siap

menghadapi semua yang mungkin terjadi dalam hidupku setelah ini dan ada satu

hal yang kupinta kepadanya sesuatu yang datang dari hatiku Tuhan jika memang

perasaanku atas dia benar datang dari-Mu tolong tunjukkan kepadaku cara yang

benar untuk mencintai dia.

aku pernah terjebak cinta monyet, sudah sewajarnya seseorang yang tumbuh

pada usia belasan memiliki perasaan suka terhadap lawan jenis. Itu terjadi

kepadaku saat kelas 2 SMP, sebuah Masa ketika aku sering bertanya dalam hati

tentang urusan cinta. Karena sering dikompori oleh teman-teman sekelas ku maka

aku memutuskan untuk memiliki seorang pacar, saat itu aku pikir memiliki

seorang pacar akan menyenangkan ternyata tidak demikian akhirnya aku

memutuskan pacarku.

Setelahnya hari-hariku kembali terlalui sebagai seorang jomblo. Aku pasrah

dengan status lama ku ini, aku juga sudah merasa capek mengikuti sesuatu karena

gengsi semata. Itulah pengalaman tak menyenangkan bagiku dengan beberapa

perempuan saat masa SMP. Namun, perasaan aku rasa suka kepada Ara kini

berbeda dengan yang kurasakan dulu dan aku mencoba menikmati semuanya

meski kadang pula aku merasa tersiksa karena nya.

Page 41: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI

saat itu Aku tertidur di dalam masjid, tiba-tiba seseorang membangunkanku

dengan suara speaker dan membuatku terbangun. Aku mencari sepatuku di depan

masjid ternyata sepatuku telah hilang. Mamat menyembunyikannya di belakang

mimbar masjid. Aku pun merasa kesal dengan keisengan Mamat.

Aku bercerita kepada Mamat, bahwa aku menyukai Ara, Mamat malah

mengejekku dan mengatakan bahwa laki-laki sepertiku tidak mungkin disukai Ara

rasanya kata-kata itu sangat kejam. Mamat pun menyuruhku untuk memantaskan

diri dan memberikan program yang harus aku kerjakan secara berulang-ulang.

Seperti, aku harus belajar, aku harus shalat lima waktu, dan ditambah dengan

shalat sunat tahajud, aku harus menjadi orang pertama yang bisa menjawab atau

mengerjakan tugas dari guru di kelas.

Mamat telah ku angkat menjadi seorang penasehat pribadiku semua itu aku

kerjakan secara sadar dan berulang-ulang, sehingga telah menjadi kebiasaan

bagiku dan membentuk diriku yang baru. Salah satu program Mamat aku

disarankan untuk masuk Rohis, aku bingung laki-laki sepertiku apa mungkin

masuk Rohis karena aku adalah seorang anak band. Namun, demi Ara aku

lakukan semua itu dengan sukarela dan lama-kelamaan aku merasa nyaman

mengikuti kegiatan di Rohis.

Akhirnya ujian semester pertama pun telah dilaksanakan, aku melihat sebuah

poster di papan pengumuman bahwa akan dilaksanakan festival band sekolah.

dengan berbagai kebiasaan Baru yang sudah ku miliki aku tetap mempertahankan

kebiasaan lama dan hobiku yang satu ini yaitu bermain band menjadi seorang

vokalis band dan menyanyikan lagu-lagu yang aku sukai di depan orang banyak

adalah impianku. Sebagai leader Edelweiss aku ingin Band ku mengikuti Festival

band yang akan dilaksanakan sekolah.

Akhirnya hari yang ditunggu pun tiba aku dan band ku membawakan lagu

dari Dewa 19 yang berjudul “Kamulah satu-satunya”. Hingga di hari

pengumuman siapa saja grup band yang lolos ke babak grand final ternyata Kami

adalah termasuk grup yang lolos ke babak grand final dan pada grand final kami

membawakan lagu Sheila On Seven yang sedang hits yaitu “Seberapa Pantas”.

Aksi Sama Dengan Reaksi

Page 42: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI

Hukum Newton 3 mengatakan, bahwa aksi sama dengan reaksi. apa yang kita

lakukan akan sesuai dengan apa yang kita dapatkan. Pada babak grand final

festival lagu yang menurut kami akan membawa kami dikenal lebih luas oleh

semua orang di sekolah ini akhirnya membuahkan hasil, meskipun kami tidak

menjadi juara akan tetapi kami menjadi terkenal di sekolah.

Cinta bisa melahirkan banyak hal tak terduga memunculkan berbagai potensi

rahasia dalam diri kita dan kehadiran Ara dalam hidupku juga telah membuatku

menemukan banyak potensi yang sebenarnya aku miliki salah satunya adalah

potensi ku dalam menulis sebuah lagu kelas 1 SMA semuanya terasa berjalan

sempurna berbagai kebiasaan positif telah mengubahku. Aku yang dulu hanya

bintang redup kini telah berubah menjadi bintang yang bersinar terang di sekolah.

Selalu siap mengepakkan kedua sayapku untuk terus terbang tinggi. Cinta

kepadaku dan cintaku kepada Allah telah membantuku untuk terus terbang tinggi

mereka adalah 2 wanita bidadari surga dalam hidupku.

1 tahun telah terlewati dalam hatiku tersimpan pertanyaan besar yang berhari-

hari terasa sangat menghantui. Apakah aku harus jujur dengan perasaanku dan

mengungkapkan semua isi hatiku kepadanya?. Atau aku harus menahan semuanya

hanya dalam diam?. Selama ini kami berbicara hanya dengan senyuman. Dia

selalu tersenyum dia, dia tersenyum jika bertemu denganku, atau beberapa kali

kami membahas soal pelajaran, tak lebih dari itu. Sebagai juara kelas aku memang

menjadi rujukan pertanyaan oleh siapapun di kelas yang kurang mengerti

pelajaran tertentu, dan aku tak pernah memiliki kesempatan untuk mengenal Ara

secara personal.

Pernah beberapa kali aku memberi memberanikan diri untuk menelpon ke

rumah Ara. Telepon diangkat ketika di ujung sana ada suara indah yang kudengar.

“Halo Assalamualaikum”. Aku hanya bisa menikmati suara Ara dan beberapa saat

kemudian aku menutup kembali telepon itu.

Masa perpisahan semakin hari semakin mendekat membuat ketakutanku juga

kegalauanku semakin membesar. Aku ingin mengenal lebih jauh hingga pada

momen yang tepat Ara memintaku untuk mengisi diarynya, dan saat itu aku

membaca isi diary Ara. Di sana banyak sekali biodata dari teman-teman di

Page 43: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI

kelasku dan satu puisi yang membuat hatiku bergetar. Di dalam puisi itu Ara

mengatakan bahwa ia sangat penasAran siapa yang akan menjadi jodohnya kelak.

Pada suatu hari kami diajak oleh guru kami ke Istana Cipanas, di sanalah

momen di mana Aku berbicara dengan Ara, aku menanyakan kepada Arah tentang

keyakinan perasaan. Aku mengatakan kepadanya, bahwa sejak bertemu

dengannya aku merasa yakin bahwa cinta itu ada, dan aku berterima kasih karena

dia telah membuatku berubah, aku berterus terang kepadanya bahwa aku ingin

suatu saat nanti aku mampu dan pantas untuk menjadi imam untuk nya. Namun

dengan suara yang lembut Ara berkata kepadaku bahwa jodoh adalah rahasia-Nya

dan akan tetap menjadi rahasia sebelum waktu itu tiba. Dia akan terus

memantaskan diri untuk siapapun yang akan menjadi imam nya kelak, yang pasti

pilihan Allah adalah yang terbaik untuknya.

Mama selalu mengatakan kepadaku ada cinta yang lebih besar daripada cinta

mama yaitu cinta Allah kepada hamba-Nya. Pada suatu ketika pemilihan ketua

Rohis yang baru pun akan segera dilaksanakan, dan aku sangat terkejut ketika

Namaku adalah termasuk ke dalam kandidat ketua Rohis. Pada waktu yang

ditentukan sesuai dengan kesepakatan bahwa akulah yang menjadi ketua Rohis,

padahal aku merasa sangat tidak pantas orang sepertiku bisa menjadi seorang

ketua Rohis, dan disinilah aku putuskan aku harus berhenti mengikuti latihan band

dan aku harus meninggalkan Edelweiss. Tetapi edelweis lah yang telah

membesarkan namaku di sekolah ini, edelweiss akan terus ada di hatiku.

Hingga aku lulus aku tetap tidak bisa melupakan Ara. Aku sangat berambisi

untuk bisa masuk ke ITB. Namun harapanku, pupus ketika aku tidak lolos ujian

seleksi. Atas izin Allah aku masuk ke Universitas lain dan mengambil jurusan

bisnis, saat itu aku sudah tidak lagi banyak memikirkan Ara. Karena aku telah

mengikhlaskan cintaku padanya, karena cinta itu adalah melepaskan bukan

memaksakan.

Di Bandung aku berkuliah, Mamat memberikan nomor sahabatnya ketika di

pesantren, namanya adalah Zayn, Kang Zayn memberiku tumpangan untuk

beberapa waktu. Dan atas sAran darinya aku berjualan Di pelataran masjid

Page 44: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI

Pusdai, sebuah masjid besar dan terkenal ramai dengan berbagai kegiatan di kota

Bandung. Dengan hasil dari berjualan aku bisa membayar kos-kosan.

Di kampus Aku memiliki teman bernama Lestari Nuraini. Tari adalah sahabat

baikku di kampus kami satu kelas dan sama-sama jurusan Manajemen Bisnis. Dia

mengenalkanku pada buku-buku motivasi dan pengembangan diri. Pada suatu

ketika Tari memberikanku sebuah buku yang berisi surat yang berisikan bahwa

Tari ingin mengajakku untuk berta‟aruf. Namun aku tidak langsung

menerimanya, aku harus mempertimbangkannya terlebih dahulu, dan meminta

izin kepada mama, dan mama pun mengizinkanku. Akan tetapi setelah beberapa

bulan, aku merasa bahwa kami tidak cocok dan akhirnya dengan berat hati aku

mengatakan kepada tari bahwa ta‟aruf ini dibatalkan.

Sewaktu di bus saat menuju ke Bandung, aku bertemu dengan seseorang yang

bernama Pak Farhan, sehingga silaturahmi itu pun tetap terjaga. Pak Farhan pun

memberikanku sebuah pekerjaan aku membantu Pak Farhan mengelola toko

pakaiannya, dan aku pun meminta Pak Farhan untuk mengajak Kang Zain. Pak

Farhan mempunyai seorang anak bernama Nabila aku memanggilnya teh bila

Suatu ketika aku terkejut Ketika pak Farhan memintaku untuk menikahi

anaknya, sedangkan aku tahu bahwa kang Zayn menyukai teh Bila. Aku

mengatakan kepadanya bahwa aku belum bisa menerima tawaran dari Pak Farhan.

selang beberapa waktu Pak Farhan pun jatuh sakit dan teh bila sangat sedih

akupun datang ke rumah sakit. Aku pun menangis dan mengatakan aku akan

mengabulkan apapun keinginan Pak Farhan asalkan Farhan bisa bangun dari

koma nya. Dan akhirnya aku pun harus mengikhlaskan Ara aku harus menikah

dengan teh Bila demi berbalas budi kepada Pak Farhan, yang telah banyak

membantu ku.

Suatu hari aku bertemu dengan Ara dia pun mengatakan bahwa dia saat ini

telah siap menikah, aku pun sangat senang akan tetapi tawaran Pak Farhan

membuat situasi sangat sulit dan akhirnya akupun harus mengikhlaskan Ara.

Ara mengirim pesan kepadaku bahwa dia akan dijodohkan dengan seorang

dokter pilihan ayahnya. Darahku langsung mendidih, aku pun harus mempercepat

Page 45: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI

rencanaku aku harus menemui orangtua Ara. Tapi bagaimana, aku harus berbicara

kepada Pak Farhan.

Setelah Pak Farhan sadar aku sangat bersyukur karena Pak Farhan menerima

kang Zayn untuk menjadi menantunya, sehingga aku pun bergegas menuju ke

rumah Ara karena aku tidak ingin terlambat. Sesampai di rumahnya, aku gemetar

ketika akan mengetik rumahnya aku sangat terkejut ketika ayahnya bercerita

ternyata ayahnya adalah sahabat ayahku, karena itu pula ayah Ara menerima

pinangan ku. Aku sangat bahagia, aku bersyukur ternyata Ara memilihku,

daripada dokter pilihan ayahnya itu.

Aku berjanji akan berusaha membahagiakannya, menjadi suami dan Imam

yang terbaik untuknya, Insya Allah secepatnya aku akan ajak keluargaku untuk

berkunjung ke rumahnya. Terima kasih Ara aku sangat lega mendengarnya, Ara

pun berkata “Sebenarnya bukan aku yang memilihmu bukan pula cinta yang

memilihmu tapi Allah yang memilihmu untuk kucintai”.

2. Unsur-unsur Novel Cinta Dalam Ikhlas

a. Unsur Intristik

1) Tema

Novel ini bertema “keikhlasan dan melepaskan”, novel ini

menceritakan seorang pemuda bernama Athar yang berjuang untuk

merubah diri dan menggapai cita-cita dan cintanya, cobaan datang silih

berganti dalam hidup Athar, namun keyakinan akan takdir Allah

membuat Athar bertahan.

2) Alur

a) Alur Maju

Bercerita tentang tahun-tahun yang dilewati Athar berlalu begitu cepat.

Contoh:

Page 46: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI

“hidupku berlalu sangat cepat, hingga tahun berganti tahun”.

(abay, 2017, hlm. 5).

b) Alur mundur

Deskripsi cerita saat Athar menceritakan dirinya ketika masih kelas II

SMP

“itupun yang terjadi kepadaku saat kelas II SMP” (abay, 2017,

hlm. 5).

3) Penokohan

a) Bintang Atharisena Firdaus(Athar)

Athar adalah tokoh utama dalam novel ini, Athar diawal cerita

dikisahkan sebagai seorang anak kecil yang lugu ketika ditinggal mati

bapaknya, dan kehidupannya berubah sejak kepergian bapaknya.

Athar menjadi vocalis band sejak SMP dan melanjutkannya

hingga ke masa SMA, dimasa SMA Athar menyukai seorang teman

kelasnya bernama Ara, namun menurut sahabatnya Mamat, Athar tak

pantas menyukai Ara, karena Ara adalah gadis yang alim menurut

Mamat.

Sehingga Mamat menyarankan Athar agar marubah dirinya,

hingga Athar mulai mengikuti kajian-kajian disekolah dan mengikuti

Rohis, dan meninggalkan bandnya, meski awalnya semua perubahan

Athar adalah demi Ara, namun lama kelamaan Athar merasa nyaman

dengan kebiasaan barunya. Sehingga Athar telah berubah, dan

menjadi Athar yang baru, seorang pemuda cerdas dan bersprestasi.

b) Aurora Cinta Purnama (Ara)

Aurora atau Ara, digambarkan sebagai wanita dengan wajah

teduh dan berjilbab syari, hal itu membuat Athar jatuh hati, karena

Ara berbeda dengan wanita yang ada di SMA pada umumnya.

Ara sebenarnya telah mengetahui bahwa Athar menyukainya

sejak lama, namun Ara mencoba untuk bersikap biasa saja, hingga

suatu hari Athar menyatakan perasaannya kepada Ara, namun Ara

menolak dan mengatakan bahwa belum waktunya Ara memikirkan

Page 47: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI

cinta. Namun diakhir cerita, akhirnya Ara menerima perasaan Athar

saat Athar datang untuk melamarnya.

c) Mama

Dalam cerita ini, Tokoh Mama tidak disebutkan namanya,

namun Mama sangat berperan dalam kisah Athar, mama adalah sosok

yang kuat dan sabar, membesarkan Athar dan kedua kakak dan

adiknya.

Setelah ditinggal mati suaminya, mama menjadi tulang

punggung keluarga dan bekerja dipasar untuk menghidupi keempat

anaknya. Tokoh mama banyak memberi petuah dan nasihat kepada

Athar.

4) Latar

a) Latar Waktu

a. a Pagi

“pagi sekali kami kami berangkat dengan pakaian kebanggaan

kami ...” ”(abay, 2017, hlm. 217)

a. b Siang

“... dan pulang pada siang hari dengan wajah riang” ”(abay,

2017, hlm. 5)

a. c Malam

“malam semakin larut. Dan aku masih terdiam didalam

kamar”(abay, 2017, hlm. 2)

b) Latar Tempat

a. a Istana Kepresidenan Cipanas

“hari ini kita akan melihat dan mengenal istana kepresidenan

Cipanas, Istanana ini berdiri diatas areal kurang lebih 26 hektare,

dengan luas bangunan sekitar 7.760 meter persegi”. (abay, 2017,

hlm.89).

a. b Masjid Pusdai Bandung

Page 48: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI

“aku sering berjualan di pelatran masjid pusdai, sebuah masjid

yang sangat besar dan terkenal ramai dengan berbagai kegiatan

dikota Bandung”.(abay, 2017, hlm.225).

a. c Lapangan Basket

”tiba-tiba aku mendengar panggilan untuk semua siswi baru

berkumpul di lapangan basket sekolah”. (abay, 2017, hlm.13).

a. d SMA 1 Sukaresmi

“aku berdiri digerbang sekolah, bersiap memulai petualangan

baruku. Hari yang kunantikan, inilah hari pertamaku masuk

SMA”. (abay, 2017, hlm.13).

a. e Aula sekolah

“Aula itu seperti panggung besar untukku” (abay, 2017, hlm.62)

a. f Ruang Sekretariat Rohis

“sepulang sekolah aku memberanikan diri langsung ke masjid, dan

menuju ruang kecil tempat sekretariat Rohis” (abay, 2017, hlm.55)

a. g Kios Salsabila Muslim Fashion

“setelah sekian lama mencari, akhirnya ketemu juga lokasi Blok.

E. Mataku melihat-lihat papan plang nama kios. Hingga akhirnya

berhasil kutemukan papan plang bertuliskan ... Salsabila Muslim

Fashion” (abay, 2017, hlm. 224)

a. h Masjid Salman ITB

“sejuk dan damai rasanya berada dalam masjid Salman ITB.

Masjid Salman adalah masjid yang sangat aku suka, bahkan

menurutku, masjid ini adalah salah satu masjid terindah dikota

Bandung...”. (abay, 2017, hlm. 338).

c) Latar suasana

a) Senang

“penampilanku disambut tepuk tangan yang sangat meriah oleh

semua teman-teman. Mereka terlihat sangat senang dengan

penampilanku barusan. (abay, 2017, hlm. 65).

b) Sedih

Page 49: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI

“Aku mendekati mama dan mencium tangannya. Rasanya aku ingin

menangis”. (abay, 2017, hlm.51).

c) Terkejut

“hey kalian semua yang dibelakaaang!”

Kami semua langsung melihat kedepan, keArah teriakan. (abay,

2017, hlm.45).

d) Kecewa

“astaghfirullah,Athar ... kamu mau sampai kapan buat masalah

terus? Kamu nggak kasihan sama mama?”. (abay, 2017, hlm.50).

e) Takut

“dengan perasaan takut aku dan ketiga tersangka lainnya kedepan

kelas” (abay, 2017, hlm.45).

5) Sudut Pandang

a) Orang pertama

Karena pengarang banyak menggunakan kata “Aku” dalam

penggambAran tokoh.

b) Orang ketiga

Tokoh utama banyak menyebutkan kata “Dia” dalam cerita

6) Gaya Bahasa

Diksi dalam Novel Cinta Dalam Ikhlas karya Bayu Adhitya ini

banyak menggunakan bahasa baku, namun terkadang diselingi dengan

bahasa sunda dan sebagian menggunakan kiasan. Dibawah ini adalah

diksi yang peneliti temukan dalam novel cinta dalam ikhlas:

a) Bahasa baku

“ada sebuah memori yang sulit dilupakan oleh setiap manusia, meski kita setengah mati berusaha menghilangkannya dalam ingatan, tetap tak bisa melupakan. Malah semakin besar energi kita untuk melupakan, akan semakin besar pula ingatan itu muncul bak film drama dengan detail yang tergambar didepan mata. Memori itu menjadi bagian tak terpisahkan dari cerita kehidupan kita, mewarnai dan menghantui hidup kita. Bahkan sesekali memori itu mampu masuk ke mimpi-mimpi kita, membuat kita tebangun dari tidur

Page 50: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI

dengan mata yang berair. Memori itu bernama kehilangan” (abay, 2017, hlm.1).

b) Bahasa Sunda

“shalat sunnah dhuha cuy, bukan shalat zhuhur Haduh Dasar anak band, meni enggak tahu yang kayak begini juga, Ari kamu belajar ngaji Agama teu” (abay, 2017, hlm.35). Bahasa kiasan “pada akhirnya, hidup adalah tentang kemampuan menangkap sinyal dari semesta memaknai setiap pesan Ilahi yang disampaikan oleh Nya dalam beragam cara lalu menghubungkan semua pesannya tersebut ke dalam semua episode kehidupan yang terjadi di sekelilingmu”. (abay, 2017, hlm.).

7) Amanat

a) Allah tak akan memberika ujian melebihi batas kemampuan

hambanya.

b) Menjadi orang yang setiap harinya lebiha baim dari hari kemarin.

c) Kita harus selalu berdo‟a dan berusaha untuk menggapai cita-cita

dan keinginan kita

d) Yakin akan takdir Allah, apabila kita kehilangan sesuatu Allah akan

menggantikan dengan yang lebih baik.

e) Kita harus menjadi manusia yang bersyukur dengan apa yang telah

Allah berikan kepada kita.

b. Unsur Eksentrik

1) Biografi Bayu Adhitya

Bayu Adhitya Nugraha atau Kang Abay adalah seorang motvasinger

dan seorang seorang penulis kelahiran Cianjur dan kini beliau menetap di

Bandung, Kang Abay telah menikah dengan istrinya yang bernama Nia

Agustini dan telah dikaruniai tiga orang anak, anak pertama Kang Abay

bernama Altanissa Aurora adhitya, anak kedua yaitu Fathia Ramadissa

Adhitya, dan anak ketiga Kang Abay bernama Adhwa Fatimah Adhitya.

Novel cinta dalam ikhlas adalah novel pertama Kang Abay, setelah

sebelumnya pernah meluncurkan song book berjudul galau positif (

Page 51: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI

publishing, 2012) dan song book pernikahan impian (Mizania, 2014), dan

novel kedua kang abay baru saja dirilis pada tahun 2018 lalu dengan judul

hijrah itu cinta.

Selain seorang penulis kang Abay juga seorang content creator, kang

abay adalah penggagas project #cintapositif dan #singlelillah yang populer

di youtube dan media sosial lainnya.

Kang abay juga telah menciptakan beberapa judul lagu. Dan lagu-lagu

Kang Abay terpilih menjadi official song dibanyak komunitas positif di

Indonesia, seperti Komunitas Pengusaha Tangan di Atas (TDA). Teladan

Rasul, Muda Mulia, Tweet Nikah, dan lain-lain.

Pada tahun 2016 Kang Abay mendapatkan dua penghargaan sebagai

Best Song Writer di Indonesia Nasheed Award (INA), dan penghargaan

Best Song Writer di Bandung Nasheed Award (BNA). Selain itu Kang

Abay adalah seorang pembicara publik, khususnya pembicara tema Cinta

Positif, pranikah, dan bagaimana menggapai cita-cita atau impian. Ratusan

event seminar di lebih dari 50 kota di Indonesia pernah dihadiri oleh Kang

Abay selama tiga tahun terakhir, dengan melibatkan puluhan ribu

audience.

Beberapa informasi pribadi Kang Abay, seperti tanggal lahir dan latar

belakang pendidikan tidak tercantum dalam media massa maupun jejaring

sosial media miliknya, namun penulis telah berusaha untuk mendapatkan

informasi mengenai data diri dari beliau, melalui chat pribadi dan e-mail,

dan kang abay membagikan beberapa informasi mengenai dirinya seperti

yang telah tercantum diatas.

Mengenai latar belakang pendidikan, berdasarkan informasi yang

diberi Kang Abay, beliau merupakan Sarjana Strata Satu, namun beliau

tidak menyebutkan jurusan ataupun parodi dan universitas tempat beliau

menimba ilmu. Begitupun mengenai kehidupan pribadi beliau, namun hal

itu bukanlah sesuatu yang perlu diperdebatkan, karena yang akan dikupas

atau dibahas oleh penulis dalam skripsi ini adalah nilai-nilai pendidikan

Page 52: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI

Islam yang terdapat dalam karya beliau, khususnya Novel Cinta Dalam

Ikhlas (2017).

B. NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL CINTA DALAM

IKHLAS

Nilai-nilai pendidikan Islam dalam novel Cinta Dalam Ikhlas karya Bayu

Adhitya banyak yang disajikan dalam bentuk deskripsi cerita, dialog antar tokoh,

maupun respons para tokoh dalam menyikapi sesuatu. Dalam novel ini terdapat

dialog percakapan langsung. Namun percakapan tersebut berbentuk tulisan

sehingga akan mudah dibaca berulangi-ulang.

Kalimat-kalimat yang terdapat dalam sebuah novel adalah kumpulan ide yang

dituangkan oleh pengarang. Namun tentang pesan yang terdapat dalam novel

tersebut terkadang diambil atau berdasarkan pendapat atau literatur lainnya,

seperti kisah-kisah tentang pAra Nabi dan Rasul, atau tentang penafsiran sebuah

ayat Al-Quran atau Hadits Nabi. Dan tentunya pesan yang disampaikan oleh

penulis terdapat perbedaan dalam pemahaman dari setiap pembaca. Namun

dengan gaya bahasa yang sesuai akan mempermudah pembaca dalam memahami

isi dan pesan dari novel tersebut.

Adapun nilai-nilai pendidikan Islam itu berdasarkan komponen utama

sekaligus nilai tertinggi pendidikan Islam menurut sebagian ulama terbagi

menjadi tiga macam, diantaranya: Nilai Keimanan, Nilai Ibadah, dan Nilai

Akhlak. Penggolongan ini berdasarkan pada penjelasan Nabi Muhammad Saw

kepada malaikan Jibril mengenai Iman, Islam dan Ihsan, yang esensinya sesuai

dengan ketiga nilai yang telah disebutkan diatas.

1. Nilai Keimanan

Iman adalah keyakinan hati yang datang dari Allah, iman mempengaruhi

perilaku seseorang, tingginya kualitas keimanan seseorang akan tercermin

dari sikap dan perilakunya yang terpuji.

Kajian nilai pendidikan keimanan yang terdapat dalam novel Cinta

Dalam Ikhlas Karya Bayu Adhitya mencakup empat nilai keimanan, yaitu:

Iman Kepada Allah SWT, Iman Kepada Kitab-kitab Allah, Iman Kepada

Rasul-rasul Allah, dan Iman Kepada Qadha dan Qadar Allah.

Page 53: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI

a. Iman Kepada Allah

Iman kepada Allah adalah membenarkan adanya Allah SWT,

dengan cara meyakini dan mengetahui bahwa Allah wajib adanya karena

dzat-Nya sendiri (wajib al-wujud li Dzathi), Tunggal dan Esa, raja yang

Maha Kuasa, yang hidup dan berdiri sendiri, yang qadim dan azali untuk

selamanya. Dia Maha Mengetahui dan Maha Kuasa terhadap segala

sesuatu, berbuat apa yang Ia kehendaki, menentukan apa yang Ia

inginkan, tiada sesuatupun yang sama dengan-Nya.

Dalam novel Cinta Dalam Ikhlas penulis menampilkan tentang

konsep keimanan Kepada Allah dengan cara menjelaskan tentang ke

Esaan Allah dalam menyampaikan pesan-pesan-Nya melalui alam

semesta

“hidup adalah tentang kemampuan menangkap sinyal dari semesta memaknai setiap pesan Ilahi yang disampaikan oleh Nya dalam beragam cara lalu menghubungkan semua pesannya tersebut ke dalam semua episode kehidupan yang terjadi di sekelilingmu”. (abay, 2017, hlm.11).

Dalam kutipan diatas penulis menyampaikan bahwa Allah meberikan

petunjuk kepada hamba-nya melalui berbagai macam cara, dalam novel

tersebut disebutkan bahwa manusia harus pandai dalam berfikir dan

berprasangka baik kepada Allah, bahwa apa yang terjadi dialam semeta

ini adalah sebuah pelajaran dan petunjuk dari-Nya, sebagaimana yang

telah di firmankan Allah dalam al-Qur‟an surat Ali-Imran ayat 190-191:

Page 54: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI

Artinya: “ Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih

bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang

yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri

atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan

tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami,

Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau,

Maka pelihAralah Kami dari siksa neraka.”

Dalam bagian lain novel Cinta dalm Ikhlas, Bayu Adhitya juga

menampilkan konsep pendidikan keimanan kepada Allah, bahwa tiada

satupun yang terjadi di bumi ini atas kehendak dan izin Allah, berikut

kutipan yang menggambarkan penjelasan diatas sebagai berikut:

“semua telah diatur oleh-Nya keteraturan Yang Maha Sempurna tidak ada satupun kejadian di semesta ini yang terjadi tanpa alasan dari-Nya” (abay, 2017, hlm. 12).

Dalam hal ini Athar (tokoh utama dalam novel Cinta dalam Ikhlas)

pasrah akan keputusan ibunya untuk disekolahkan di sekolah pilihan

ibunya, karena sebelumnya Athar telah memilih sekolah impiannya,

namun Athar harus menerima permintaan ibunya, karena Athar yakin,

akan ada hikmah dari keputusan ibunya, dan Athar yakin, bahwa semua

yang terjadi telah diatur oleh Allah.

Page 55: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI

Dalam hal ini Allah berfirman dalam Al-Quran surat Al-BaqArah ayat

216:

Artinya: “diwajibkan atas kamu berperang, Padahal berperang itu

adalah sesuatu yang kamu benci. boleh Jadi kamu membenci sesuatu,

Padahal ia Amat baik bagimu, dan boleh Jadi (pula) kamu menyukai

sesuatu, Padahal ia Amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu

tidak mengetahui.”

Dalam novel Cinta Dalam Ikhlas, Bayu Adhitya juga menampilkan

konsep dari sifat-sifat Allah, antara lain:

1) Allah Maha Pengasih dan Penyayang

“ada yang mencintaimu lebih daripada siapapun. Cinta yang menghebatkan, menguatkan kata mama. “siapa ma” tanyaku bingung. Selama ini betapa hebat mama berjuang membesarkanku seorang diri. “Allah, anakku. Cinta mama tak seberapa dengan cinta Allah kepadamu”. (abay, 2017, hlm.98).

Dalam dialog diatas, menjelaskan bahwa ada cinta yang lebih

besar daripada cinta seorang ibu kepada anaknya.

2) Allah tempat berlindung

Allah adalah tempat berlindung, oleh karena itu Allah memiliki

nama yang mulia dari 99 namanya (asmaul husna), yaitu Al-maani‟

yang artinya Allah Maha memberi perlindungan, seperti pada

kutipan dibwah ini:

“dan, mama merasakan nikmat yang luar biasa. Mama merasa nggak sendiri, mama merasa punya pelindung, yang

Page 56: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI

maha kuat: Allah, ada Allah yang selalu menemani mama, siap menolong keluarga kita, jangan takut” (abay, 2017, hlm.99).

Allah maha pelindung, yang menghidarkan kita dari sebab-sebab kehancuran dan kekurangan dalam hal agama dan badan atau dalam diri kita.

b. Iman Kepada Kitab-kitab Allah

Iman kepada kitab-kitab Allah adalah rukun yang ketiga dalam

rukun iman, makna beriman kepada kitab-kitab ilahi yang merupakan

bagian dari akidah mukmin ialah membenarkan secara pasti kala khusus

Allah yang Dia wahyukan kepada Rasul pilihan-Nya, kemudian disusun

atau disatukan menjadi lembAran-lembAran atau kitab-kitab suci.

LembAran-lembAran dan kitab-kitab yang diketahui wajib diimani

secara rinci dan tidak diketahui wajib diimani secara garis besar. Satu-

satunya referensi yang menjadi sumber untuk mengetahui kitab-kitab

Ilahi secara rinci adalah kitab Alqur‟an, karena Al-Quran adalah kitab

yang terjaga sedemikian rupa.

Hal ini tidak ditemukan pada kitab-kitab lain seperti kitabullah

Taurat yang diturunkan kepada Nabiyullah Musa As, dan Injil yang

diturunkan kepada Nabiyullah Isa As, dimana kitab-kitab tersebut telah

diubah dan tidak terjamin lagi keasliannya. Oleh karena itu umat Islam

telah menjadi umat yang istimewa karena Allah telah menjaga kemurnian

dan keaslian Al-Quran.

Al-Quran merupakan pedoman bagi umat Islam berperilaku dan

bertindak, hal tersebut terdapat dalam novel ini, dengan kutipan sebagai

berikut:

“dalam hidup Al-Quran digunakan sebagai petunjuk utama bagi kita, jadi kita harus percaya dengan ayat tersebut”. (abay, 2017, hlm.252).

Dalam kutipan di atas Athar mengatakan bahwa alquran adalah

petunjuk utama, karena semua tentang kehidupan terdapat dalam Al-

quran, dalam deskripsi sebelumnya Athar menejelaskan kepada Tari

teman sekelasnya, bahwa konsep jodoh dalam al-Quran terdapat dalam

Page 57: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI

surat An-Nur ayat 26 dalam surat tersebut Allah berfirman bahwa

wanita-wanita yang keji untuk laki-laki yang keji dan begitu pula

sebaliknya.

c. Iman Kepada Rasul-Rasul Allah

Iman kepada Rasul adalah percaya dan yakin bahwa Allah telah

mengutus para Rasul kepada manusia untuk memberi petunjuk kepada

manusia.

Dalam novel cinta dalam ikhlas memberikan konsep mengenai

keimanan terhadap Rasul Allah dengan menjadikan Rasulullah SAW

sebagai tauladan, karena Rasulullah memiliki akhlak yang sempurna.

Terdapat deskripsi cerita yang menyatakan hal diatas sebagai berikut:

“Islam adalah agama yang sempurna, agama yang Allah ridai, agam yang mencintai kebaikan dan perbuatan baik, dengan Rasul-nya Muhammad SAW, manusia terhebat sepanjang masa, teladan kebaikan dengan akhlaknya yang sempurna” (abay, 2017, hlm.126).

Kutipan diatas menceritakan tentang Islam yang dibawa oleh Nabi

muhammad SAW.

Dalam bagian lain terdapat kisah tentang Siti Hajar yaitu istri dari

Nabi Ibrahim yang kisahnya pada akhirnya Allah jadikan sebagai salah

satu bagian rukum syariat dari pelaksanaan ibadah umrah, yaitu Sa i.

Selain itu juga terdapat kisah Nabi Nuh dan istrinya yang durhaka

kepadanya dan kepada Allah.

d. Iman Kepada Qadha dan Qadar Allah

Iman kepada takdir atau qadha dan qadar adalah percaya bahwa

segala hak, keputusan, perintah ciptaa Allah SWT yang berlaku pada

makhluk-Nya termasuk dari kita (manusia) tidaklah terlepas (selalu

berlandaskan pada) qadar, ukuran, aturan dan kekuasaan Allah Swt.

Sebagai manusia biasa yang lemah, kita harus percaya bahwa segala

sesuatu yang terjadi pada diri kita atas izin Allah SWT, dengan cara

berusaha, berdoa dan berikhtiar kepada Allah. Karena Allah Swt

Page 58: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI

memberi cobaan itu pasti sesuai dengan posisi kita masing-masing, tidak

ada yang kurang atau lebih. Artinya manusia hanya bisa berusaha dan

sesungguhnya Allah swt yang akan menentukan

Dalam novel cinta dalam ikhlas karya Bayu Adhitya ini, banyak

sekali dialog, deskripsi cerita yang berisikan tentang konsep keimanan

kepada qadha dan qadar, karena berdasarkan analisis penulis secara

keseluruhan, isi dari novel ini mengajarkan kita bagaimana cara agar kita

berserah diri kepada Allah namun bagaimana jugakita harus berikhtiar.

Seperti kisah tokoh utama yaitu Athar, yang berusaha untuk

melanjutkan kuliahnya keperguruan tinggi, agar dapat mengubah nasib

keluarganya, karena Athar yakin bahwa Allah akan mengubah nasib

suatu kaum yang mau berubah dan mau berbuat.

Allah pun berfirman dalam Al-Quran surat Ar-Rad ayat11:

Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak merubah Keadaan sesuatu kaum

sehingga mereka merubah keadaanyang ada pada diri mereka sendiri.”

Dibagian lain, konsep tentang keimanan kepada Allah juga terdapat

pada inti cerita dari novel cinta dalam ikhlas ini, dimana Athar sangat

mencintai seorang gadis yang bernama Ara, namun Athar lebih memilih

untuk melepaskannya, karena Athar tidak tahu apa rencana dan takdir

Allah kedepannya, karena Athar sadar pilihan Allah adalah yang terbaik.

Mengenai hal ini Allahpun berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 216

yang artinya: “Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”

Konsep ini pun juga terdapat dalam kisah ketika Athar pasrah ketika

telah berusaha mengikuti ujian SPMB untuk berkuliah di ITB, dalam

kutipan sebagai berikut:

“dengan penuh ketegangan aku melewati dua hari ujian SPMB. Tanpa mengikuti bimbel masuk perguruan tinggi karena tidak

Page 59: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI

memiliki biaya, aku hanya bisa pasrah setelah jungkir balik belajar”. (abay, 2017, hlm.163).

meskipun dalam keadaan tegang Athar tetap berdo‟a dan berusaha

bersikap optimis, Athar yakin bahwa Allah selalu menyiapkan rencana

terbaik untuknya. Hal ini tercermin dalam sebuah deskripsi cerita sebagai

berikut:

“akankah aku lulus? Bagaimana jika aku gagal?, membayangkannya saja aku belum mampu dan siap. Namun, aku terus berdoa dan berusaha bersikap optimis. Aku harus yakin bahwa Allah selalu menyiapkan rencana yang terbaik untukku.” (abay, 2017, hlm.163).

2. Nilai Ibadah

Ibadah merupakan elemen penting dalam agama, ibadah adalah suatu

wujud perbuatan yang dilandasi rasa pengabdian kepada Allah SWT. (Aswil

Roni dkk,.1999,hal.18). Ibadah juga merupakan kewajiban agama Islam yang

tidak bisa dipisahkan dari aspek keimanan. Keimanan merupakan fundamen,

sedangkan ibadah merupakan manifestasi dari keimanan tersebut.

Dalam novel cinta dalam ikhlas terdapat nilai pendidikan agama yang

mencakup beberapa hal utama yaitu: shalat wajib maupun sunnah, puasa

sunnah, do‟a, taubat dan menikah.

a. Shalat

Shalat merupakan ibadah yang pertama kali diwajibkan oleh Allah

SWT yang perintahnya langsung diterima Rasulullah SAW pada malam

isra‟ mi‟raj. (Syakir Jamaludin, 2010, hal. 81). Dan shalat juga merupakan

tiang agama, sebagai tiang agama, shalat harus selalu ditegakkan dan tidak

boleh ditinggalkan, baik dalam keadaan sakit, musafir, atau bahkan saat

perang. Shalat dibagi menjadi dua bagian, yaitu shalat wajib dan shalat

sunnah.

Dalam novel cinta dalam ikhlas, terdapat beberapa bagian yang

mengandung pendidikan shalat fardhu dan shalat sunnah.

1) Membudayakan shalat berjama‟ah

Terlalu banyak hadits Nabi SAW yang menekankankan penting

dan utamanya shalat berjama‟ah apalagi dilaksanakan tepat waktu

Page 60: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI

(yakni diawal waktu) di masjid. Sebegitu pentingnya shalat

berjama‟ah sehingga Nabi SAW sempat mempunyai keinginan untuk

membakar rumah orang yang tidak ikut shalat berjama‟ah, padahal dia

tidak punya udzur untuk berjama‟ah di masjid (muttafaq‟alayh dalam

syakir, hal. 81).

Dalam novel cinta dalam ikhlas ada banyak dialog dan deskripsi

cerita yang mengandung pendidikan dan contoh dari pengamalan

shalat berjama‟ah, salah satunya adalah sebagai berikut:

“terik siang menandakan shalat zhuhur akan tiba. setelah adzan berkumandang, kami semua bersiap melaksanakan shalat berjamaah” (abay, 2017, hlm.92)

2) Kewajiban terhadap Jenazah

Shalat jenazah adalah shalat yang dilakukan karena adanya

muslim atau muslimah yang meninggal dunia. Shalat ini hukumnya

fardhu kifayah. (Syakir Jamaludin, 2010, hal. 81)

Dalam novel inipun terdapat nilai pendidikan ibadah shalat

jenazah yang secara tidak langsung menyampaikan mengenai hak-

hak jenazah yang harus dilakukan oleh orang-orangyang masih

hidup diantarnya mengkafani dan bahwa sebelum dikuburkan

jenazah perlu dishalatkan terlebih dahulu, dan menshalatkan

jenazah terlebih dahulu sebelum dikuburkan. Adapun nilai tersebut

terkandung dalam deskripsi cerita sebagai berikut:

“tangisan terbesar dalam hidupku tumpah saat aku melihat jenazah seseorang terbungkus kain kafan dengan perut yang besar dikelilingi orang-orang yang sedang mengaji” (abay, 2017, hlm. 9). “mereka bersiap membawa bapak ke masjid untuk dishalati. Ada banyak rombongan yang ikut menshalati bapak”. (abay, 2017, hlm.3).

Kutipan diatas bercerita ketika ayah dan kakak perempuan

Athar meninggal, dan kutipan diataspun seakan memberikan

pelajaran atau pengetahuan bahwa sebelum dikubur jenazah perlu

untuk dikafani dan dishalati.

3) Shalat sunnah dhuha

Page 61: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI

Shalat al-dhuha atau sering disebut juga shalat alawwabin

adalah shalat sunnat yang dikerjakan pada saat matahari sudah

naik, kira-kira sepenggal (setinggi tonggak) dan berakhir saat

tergelincirnya matahari diwaktu zhuhur. Melihat intensitas

pengerjaannya oleh Nabi SAW dan pesan-pesan beliau tentang

pentingnya shalat dhuha, maka shalat ini termasuk sunnah

mu‟akkadah” (Syakir Jamaludin, 2010, hal. 146).

Dalam novel cinta dalam ikhlas terdapat contoh

pelaksanaan shalat sunnah dhuha diantara lain sebagai berikut:

“shalat sunnah dhuha cuy, bukan shalat zhuhur Haduh Dasar anak band, meni enggak tahu yang kayak begini juga, Ari kamu belajar ngaji Agama teu” (abay, 2017, hlm.35).

Dalam kutipan diatas, sebelumnya Athar merasa heran ada

orang yang mengerjakan shalar zhuhur namun belum masuk

waktunya, dan Mamat sahabat Athar menjelaskan bahwa ia baru

saja mengerjakan shalat sunnah dhuha. Dalam kutipan diatas secara

tidak langsung menunjukkan kepada kita mengenai waktu shalat

dhuha, yaitu sebelum masuknya waktu zhuhur

4) Shalat Tahajjud dapat memudahkan urusan dunia

Shalat tahajjud adalah shalat yang dikerjakan pada saat setelah

isya hingga sebelum masuk subuh, Allah sangat menganjurkan

kepada Rasul-Nya dan orang-rang beriman untuk melaksanakan

shalat al-Layl (tahajjud) atau shalat malam. (Syakir Jamaludin,

2010, hal. 147).

Dalam novel cinta dalam ikhlaspun terdapat dialog mengenai

pentingnya shalat tahajjud, seperti berikut:

“pada tahun kedua setelah bapak meninggal, mama mencoba berubah. Mama semakin mendekat kepada Allah. Mama biasakan shalat tahajjud, lebih tepatnya mama paksakan. Setiap malam mama menangis kepada Allah” (abay, 2017, hlm. 99).

Page 62: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI

Dalam pelaksanaannya shalat tahajjud bagi sebagian orang

mungkin terasa sulit karena tidak terbiasa bangun pada tengah

malam, namun pada dialog diatas ibu Athar mencoba untuk

membiasakan diri shalat tahajjud. Dengan membiasakan shalat

tahajjud setiap malam ibu Atharpun merasakan nikmat yang luar

biasa sehingga dia pun tak merasa sendiri lagi ada Allah

bersamanya. Dan sehingga berbagai kesulitanpun dapat terlewati.

b. Puasa sunnah dapat menyehatkan badan

Nilai pendidikan tentang puasa sunnah yang terdapat dalam novel

cinta dalam ikhlas adalah puasa senin kamis, seperti dialog dibawah ini:

“aku juga membiasakan diri untuk rajin berpuasa senin kamis. Awalnya sekalian, karena alasan ekonomi. Biar ngirit!. Namun, semakin kesini ternyata mmanfaatnya banyak kurasakan. Aku semakin sehat dan jArang sakit, emosiku stabil, dan ibadah yang kulakukan terasa jauh lebih nikmat jika dalam keadaan berpuasa” (abay, 2017, hlm. 247).

Dalam kutipan diatas pula mengajarkan kepada kita bahwa puasa

memiliki banyak manfaat diantaranya, menyehatkan badan, serta melatih

emosi karena orang berpuasa adalah orang yang sedang melatih kesabAran

dan nafsunya.

c. Berdo‟a sebagai alat komunikasi kepada Allah

Do‟a adalah permohonan kepada Allah yang disertai kerendahan hati

untuk mendapatkan suatu kebaikan dan kemaslahatan yang berada disisi-

Nya. (#hambaAllah, 2017, hal.5). Do‟a adalah bentuk ketaatan kita kepada

Allah, karena Allah sungguh memerintahkan setiap manusia agar berdo‟a

hanya kepada-Nya, bahkan Allah mengatakan bahwa orang yang tidak

mau berdo‟a adalah orang yang sombong, hal ini sebagaimana firman

Allah dalam Al-Quran surat Al-Mukmin ayat 60:

Page 63: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI

Artinya: “dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan

Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang

menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam

dalam Keadaan hina dina".

Dalam novel cinta dalam ikhlas karya Bayu Adhitya, banyak sekali dialog

atau deskripsi cerita yang menunjukkan atau menampilkan konsep nilai

pendidikan ibadah khususnya berdo‟a, hal itu terdapat pada bagian saat

Athar sedang mengikuti pengajian disekolahnya, pak Rasyid sebagai

penceramah memimpin do‟a saat pengajian telah usai. Hal ini

mencerminkan bahwa, setiap apa yang kita lakukan, baik memulai ataupun

mengakhiri sebuah kegiatan, agar kegiatan tersebut lebih bermanfaat dan

berkah.

Dalam novel inipun terdapat nilai bahwa, selain berdo‟a kita juga

harus berusaha dan berikhtiar, sebagaimana yang terdapat pada kutipan

dibawah ini:

“aku harus terus melangkah. Sambil berharap ada sebuah keajaiban

terjadi dalam hidupku. Tuhan Maha Mendengar do‟a orang-orang

yang berikhtiar dalam sabar, bukan?”. (abay, 2017, hlm.145).

Dapat kita simpulkan bahwa, kita tak dapat bergantung pada selain

Allah, karena Allahlah satu-satunya tempat bergantung, dan diperintahkan

untuk selalu berdo‟a, karena do‟a adalah termasuk ibadah.

Dalam novel ini banyak dialog yang menceritakan bahwa do‟a

mempunyai kekuatan yang dapat membuat manusia lebih tegar, karena

lebih bergantung kepada Allah daripada makhluknya.

Page 64: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI

d. Menikah untuk menjauhi maksiat

Dalam kompilasi hukum Islam, pernikahan adalah akad yang kuat

atau mitsaqan ghalizan untuk mentaati perintah Allah dan

melaksanakannya merupakan ibadah. (jurnal pendidikan agama Islam, 14-

2, 186)

Para ulama fiqh pengikut mazhab yang empat (syafi‟i, Hanafi, maliki,

dan hambali) pada umumnya mereka mendefinisikan

pernikahan/perkawinan pada akad yang membawa kebolehan (bagi

seorang laki-laki untuk berhubungan badan dengan seorang perempuan)

dengan (diawali dalam akad) lafazh nikah atau kawin, atau makna yang

serupa dengan kedua kata tersebut. (jurnal pendidikan agama Islam, 14, 2,

hlm. 185)

Islam memandang bahwa pernikahan adalah sesuatu yang luhur dan

sakral, bermakna beribadah kepada Allah, mengikuti sunnah Rasulullah

dan dilaksanakan atas dasar keikhlasan, tanggung jawab dan mengikuti

ketentuan-ketentuan hukum yang harus diindahkan. (para. 1).

Dalam novel cinta dalam ikhlas karya Bayu Adhitya, terdapat bagian

yang menunjukkan bahwa pernikahan sangat diperlukan untuk

menghindari maksiat hal itu ditunjukkan pada satu bagian dimana ketika

Athar hendak mengatakan perasaannya kepada Ara, namun Ara berkilah

bahwa Ara akan menunggu Jodoh yang telah ditentukan oleh Allah

untuknya.

Dalam hal memilih pasangan dalam novel ini ditunjukkan bahwa

memilih calon istri atau suami yang pertama kali menjadi pertimbangan

adalah agamanya.

3. Nilai Akhlak

menurut Imam Al-ghazali dikutip oleh Yunahar Ilyas dalam kuliah

akhlaq (2011:2) “akhlaq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang

tertanam di jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan gampang

dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan”.

Page 65: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI

Adapun nilai akhlak yang terkandung dalam novel Cinta dalam ikhlas

mencakupu beberapa hal: menghormati kedua orangtua, tolong menolong,

sabar, bersyukur, dan ikhlas.

a. Ridha orangtua adalah ridha Allah

Berbakti kepada orangtua (birul walidain), berbakti kepada orangtua

adalah suatu kebajikan, Allah dan Rasul-Nya menempatkan orangtua

pada posisi yang sangat istimewa, sehingga berbuat baik kepada

keduanya juga menempatkan posisi yang sangat mulia. (Yunahar Ilyas,

2011, hlm. 151). Allah berfirman dalam Al-Quran surat Al-Isra‟ ayat 23:

...

Artinya: “dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan

menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu

bapakmu dengan sebaik-baiknya ...”

Dalam novel cinta dalam ikhlas terkandung nilai pendidikan akhlak

yaitu berbakti kepada orangtua, seperti yang tergambar pada kutipan

berikut:

Aku berlutut bersimpuh didepan mama, sambil kupegang dan kuusap lembut kaki mama “ya, ma, seperti yang Athar sampaikan ditelepon, Athar kepingin nikah. Insya Allah niatnya tahun depan. Athar pengin bahagiakan mama, sampai kapanpun...”

Membahagiakan orangtua khususnya ibu adalah suatu akhlak yang

mulia, kutipan diatas mengandung nilai akhlak yang luhur, meminta

ridha kepada orangtua dalam menjalani kehidupan, agar lebih berkah dan

dimudahkan oleh Allah.

Dalam novel ini, digambarkan sosok Athar selalu meminta ridha

ibunya, sebelum melakukan atau memutuskan sesuatu, hal ini sejalan

dengan nilai pendidikan akhlak, yaitu akhlak kepada orangtua.

Page 66: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI

b. Tolong menolong dalam kebaikan

Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri,

manusia butuh orang untuk menjalankan kehidupan. Oleh karena itu

tolong menolong sangatlah dibutuhkan dalam menjalani kehidupan,

karena dalam kehidupan ini akan banyak sekali cobaan dan kesulitan

yang kita hadapi, oleh karenanya kita membutuhkan pertolongan dari

orang lain baik berupa materi, tenaga dan waktu dari mereka.

Dalam novel cinta dalam ikhlas penulis menemukan konsep tolong

menolong sebagai berikut:

“fokusku sekArang adalah berubah. Dan, aku sudah menyiapkan

beberapa strategi untuk dilakukan. Bersama sahabat terbaikku.

Mamat, yang kini sudah berubah menjadi guru spiritualku

sekaligus penasihat pribadiku”. (Abay, 2017, hlm. 52-53).

Dalam kutipan diatas terdapat konsep pendidikan Islam akhlak

yaitu tolong menlong, dimana Mamat membantu Athar untuk berubah

menjadi anak yang rajin dan membantu Athar agar menjadi juara kelas

dan menjadi pemuda yang sholeh.

c. Bersyukur atas nikmat Allah

Syukur ialah memuji sipemberi nikmat atas kebaikan yang telah

dilakukannya. Syukurnya seorang hamba berkisar atas tiga hal, apabila

ketiganya tidak berkumpul, maka tidaklah dinamankan bersyukur, yaitu:

mengakui nikmat dalam batin, membicarakannya secara lahir, dan

menjadikannya sebagai sarana untuk menjalankan ketaatan kepada Allah

dan menahan diri dari maksiat kepada-Nya.(Yunahar Ilyas, 2011, hlm.

50).

Dalam novel cinta dalam ikhlas terdapat nilai-nilai pendidikan

syukur, salah satunya terdapat pada dialog antara Athar dan ibunya

sebagai berikut:

“Alhamdulillah, berbagai kesulitan dapat mama lewati. Dan mama mulai fokus membangun keluarga kembali. Mama malu sama Allah, karena itu mama terlalu sombong kepada Allah.

Page 67: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI

Terlalu bergantung kepada makhluk. Sampai mama sadar dan yakin keputusan Allah mengambil bapak, itulah yang terbaik untuk keluarga kita. Itulah cara Allah menguatkan kita, ujian agar kita lebih dekat dan bergantung kepada-Nya, lebih mencintai-Nya”. (Abay, 2017, hlm. 99).

Kutipan diatas sesuai dengan pengertian dari syukur yang telah

dipaparkan sebelumnya, di mana ibu Athar mengucapkan syukur atas apa

yang telah Allah berikan dan menjadikannya sebagai sArana untuk

semakin dekat kepada Allah.

d. Sabar dalam menghadapi cobaan

Menurut Ibnu al-Qayyim al-Jauziyyah, sabar adalah menahan jiwa

untuk tidak berkeluh kesah, menahan lisan untuk tidak meratap dan

menahan untuk tidak menampar pipi, merobek baju dan sebagainya.

Sabar merupakan sikap mental dan jiwa yang terlatih dalam

menghadapi segala bentuk cobaan yang terlahir dan tumbuh atas

dorongan agama, serta ketabahan dan menerima dengan ikhlas cobaan

yang menimpa, menahan diri dari segala macam dorongan hawa nafsu,

mempunyai sikap mental tahan uji, teguh dan tidak putus asa serta taat

kepada perintah Allah dengan terus berusaha dan berjuang demi

memperoleh ridha-Nya untuk kebahagiaan dunia dan akhirat. (jurnal

pendidikan Islam, 6,1, hlm. 763).

Dalam novel cinta dala ikhlas ini banyak sekali menyajikan konsep

pendidikan kesabAran bagi pembaca misalnya pada kutipan berikut:

“sejarah mencatat bahwa orang-orang yang berhasil bukanlah orang yang tak pernah gagal. Namun, orang-orang yang jika terjatuh maka dia selalu bisa untuk bangun dan terus berlari, mencapai tujuan dan meraih impian. Dialah yang akhirnya disebut sebagai pejuang kehidupan”. (abay, 2017, hlm.163).

Kutipan diatas mengandung konsep pendidikan kesabAran dimana

kita harus bersabar dalam menjalani kehidupan, meskipun sering gagal

kita tidak boleh putus asa, namun harus sabar mencoba kembali hingga

apa yang kita cita-citakan dan impikan tercapai.

Page 68: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI

e. Ikhlas dengan ketentuan Allah

Secara etimologis Ikhlas (bahasa arab) berakar dari kata khalasa

dengan arti bersih, jernih, murni;tidak bercampur. Secara terminologi yang

dimaksud ikhlas adalah beramal semata-mata mengharapkan ridha Allah

SWT. Dalam bahasa populernya ikhlas adalah berbuat berbuat tanpa

pamrih. (Yunahar Ilyas, 2011, hlm. 28).

Dalam novel cinta dalam ikhlas, sesuai dengan judulnya banyak sekali

penulis temukan nilai pendidikan agama Islam tentang ikhlas.

diantaranya adalah keikhlasan seroang Athar melepaskan Ara yang sangat

dicintainya, demi cinta yang lebih besar untuknya yaitu cinta Allah, hal itu

diungkapkan pada deskripsi dibawah ini:

“aku mencintaimu .... Tapi, lebih menghArapkan-Nya. Aku merindukanmu dalam do‟a”(Abay, 2017, hlm.160).

Dari kutipan diatas terlihat jelas bahwa Athar sangat menginginkan

Ara, namun karena kecintaannya kepada Allah, Athar rela melepaskan

Ara, demi mendapatkan cinta yang sesungguh-Nya yaitu cinta dari Allah.

C. RELEVANSI NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL

CINTA DALAM IKHLAS

1. Pengertian Relevansi

Secara umum relevansi adalah kecocokan, sedangkan menurut bahasa

relevansi berarti kaitan. Dalam hubungannya dengan pendidikan, relevansi

dapat dilihat dari tiga segi. pertama, relevansi peserta didik dengan lingkungan

peserta didik atau masyArakat setempat. Kedua, relevansi pendidikan

kaitannya dengan tuntutan pekerjaan. Ketiga, relevansi pendidikan kaitannya

dengan perkembangan kehidupan masa kini dan masa yang akan datang.

Relevansi yang dimaksud oleh penulis disini adalah, keterkaitan antara

nilai-nilai Islami yang terdapat dalam novel cinta dalam ikhlas karya Bayu

Adhitya dengan tujuan pendidika Islam secara umum.

2. Tujuan Pendidikan Islam

Page 69: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI

Menurut Hasan Langgulung, berbicara tentang tujuan pendidikan,

khususnya pendidikan Islam, sebenarnya adalah berbicara tentang tujuan hidup

manusia. Sebab, pendidikan hanyalah alat yang digunakan oleh manusia untuk

memelihara kelanjutan hidupnya (survival), baik sebagai individu maupun

masyArakat. (Kurwadi, hlm. 149)

Bagi Langgulung, tujuan tertinggi (ultimate aim) pendidikan Islam adalah

terwujudnya manusia yang sempurna, baik sebagai hamba („abid), maupun

sebagai khalifah di bumi (khalifatu Allah fi al ard). (Kurwadi, hlm. 150)

Menurut al-Abrasyi Tujuan pendidikan adalah mengadakan pembentukan

akhlak mulia. Kaum muslimin dari dahulu sampai sekArang setuju bahwa

pendidikan akhlak adalah inti pendidikan Islam, dan bahwa mencapai akhlak

yang sempurna adalah tujuan pendidikan yang sebenarnya. (Kurwadi, hlm.

152)

Dari beberapa penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa, tujuan

pendidikan Islam adalah menjadikan manusia sebagai makhluk yang berakhlak

mulia baik sebagai dan sempurna hamba Allah „Azza Wajalla dan sebagai

khalifah di bumi. Sesuai dengan tujuan penciptaan manusia, yaitu untuk

beribadah kepada-Nya, dalam hal ini Allah berfirman dalam al-Qur‟an surat

Adz Dzariyaat ayat 56:

Artinya: “dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya

mereka mengabdi kepada-Ku”.

Dalam hal ini, pendidikan hanyalah alat agar kita dapat beribadah kepada

Allah, hal inipun sesuai dengan pendapat an-Nahlawy mengenai tujuan umum

pendidikan Islam yaitu untuk mendidik akal dan fikiran manusia karena Allah

menyuruh manusia untuk merenungkan kejadian langit dan bumi agar dapat

beriman kepada Allah. Tentunya tanpa pendidikan manusia tidak dapat

mengenal Allah karena tidak pernah dikenalkan kepada Allah.

Page 70: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI

3. Relevansi nilai pendidikan Islam dalam novel cinta dalam ikhlas terhadap

tujuan pendidikan Islam

Dalam novel cinta dalam ikhlas terdapat tiga nilai pendidikan pokok, yang

pertama nilai aqidah (keimanan), kedua nilai ibadah, dan ketiga nilai akhlak.

Adapun didalam novel ini nilai-nilai tersebut memiliki beberapa bagian antara

lain:

Adapun relevansi nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam

novel cinta dalam ikhlas karya Bayu Adhitya Adalah sebagai berikut:

a. Relevansi nilai keimanan

Dalam novel ini banyak sekali terkandung nilai-nilai pendidikan

keimanan kepada Allah salah satunya dapat dilihat pada deskripsi cerita

mengenai kekuasaan Allah dalam mengatur segala kejadian yang ada di

alam semesta.

“semua telah diatur oleh-Nya keteraturan Yang Maha Sempurna tidak ada satupun kejadian di semesta ini yang terjadi tanpa alasan dari-Nya”

Deskripsi diatas mengajarkan kepada kita bahwa mengimani Allah

dapat dengan cara memperhatikan apa yang ada dialam semesta ini,

sehingga kita merenungi betapa Allah maha berkuasa dengan segala yang

ada dilangit dan di bumi.

Begitupun dengan nilai-nilai keimanan lainnya, seperti keimanan

kepada Nabi dan Rasul, kitab-kitab, qadha dan qadar, semuanya bermula

pada keimanan Kepada Allah Subhanahu wata‟ala. Jika kita beriman

kepada Allah tentulah kita beriman kepada apa yang Allah wajibkan kepada

kita untuk diimani.

Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan Islam bahwa mengenai

tujuan umum pendidikan Islam adalah untuk mendidik akal dan fikiran

manusia karena Allah menyuruh manusia untuk merenungkan kejadian

langit dan bumi agar dapat beriman kepada Allah.

b. Relevansi Nilai Ibadah

Page 71: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI

Nilai ibadah yang terdapat dalam novel ini, dapat dianalisa dari bab

awal novel tersebut, seperti mengkafani dan menyolatkan jenazah sebelum

dikubur, berbakti kepada orangtua, shalat wajib maupun sunnah, berpuasa

serta saling tolong menolong, hal tersebut merupakan nilai-nilai ibadah.

Hal tersebut dapat dbuktikan dengan beberapa deskripsi maupun

dialog yang terdapat dalam novel tersebut, seperti:

“aku juga membiasakan diri untuk rajin berpuasa senin kamis. Awalnya sekalian, karena alasan ekonomi. Biar ngirit!. Namun, semakin kesini ternyata mmanfaatnya banyak kurasakan. Aku semakin sehat dan jArang sakit, emosiku stabil, dan ibadah yang kulakukan terasa jauh lebih nikmat jika dalam keadaan berpuasa”

Kutipan diatas mengandung nilai pendidikan ibadah, diamana

pengArang menyampaikan kepada pAra pembaca mengenai manfaat dari

berpuasa, dan memberikan pengetahuan mengenai salah satu puasa sunnah

yaitu puasa senin kamis.

Nilai-nilai pendidikan ibadah diatas relevan atau sesuai dengan tujuan

pendidikan Islam bahwa tujuan tertinggi (ultimate aim) pendidikan Islam

adalah terwujudnya manusia yang sempurna, baik sebagai hamba („abid),

maupun sebagai khalifah di bumi (khalifatu Allah fi al ard).

mengenai keterkaitannya adalalah, untuk menjadi manusia yang

sempurna sebagai hamba manusia harus menjalani atau menaati perintah

Allah dan Rasulnya, seperti shalat, berpuasa dan sebagainya. Berpuasa senin

kamis adalah sunnah dari Rasulullah dan benialai ibadah.

c. Relevansi Nilai Akhlak

Nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam novel cinta dalam

ikhlas karya Bayu Adhitya ini berbentuk ketaatan tokoh utama terhadap

orangtuanya (ibu), sikap lemah lembut, suka menolong dan keikhlasannya

dalam menjalani ujian serta cobaan, namun hal tersebut tak ditunjukkan oleh

tokoh utama saja melainkan tokoh-tokoh pendukung lainnya.

Salah satu nilai akhlak tersebut adalah seperti berikut:

Page 72: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI

“Sedih rasanya harus berpisah dengan mereka, tetapi akhirnya

aku harus menuruti keinginan Mama”.

Kutipan diatas mengandung unsur akhlak dimana tokoh utama lebih

memilih untuk menuruti kemauan orangtuanya dari pada harus memaksakan

diri bersekolah ditempat lain, karena tokoh utaman sadar itu akan menyakiti

hati ibunya.

Pada dialog lain juga mencerminkan akhlak terpuji, dimana ketika

berbuat salah harus berani jujur dan meminta maaf seperti berikut ini:

“Athar minta maaf ya mah”

“kenapa ntar kok minta maaf”

“ begini mah tadi Athar Bikin salah lagi di sekolah”.

Hal ini pun sesuai dengan tujuan pendidikan Islam yaitu mebentuk

akhlak mulia, karena pendidikan akhlak adalah inti pendidikan Islam, dan

bahwa mencapai akhlak yang sempurna adalah tujuan pendidikan yang

sebenarnya.

Page 73: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil analisis yang penulis lakukan mengenai nilai-nilai pendidikan

Islam dalam novel Cinta Dalam Ikhlas karya Bayu Adhitya maka penulis

menyimpulkan bahwa:

1. novel Cinta Dalam Ikhlas karya Bayu Adhitya mempunyai dua unsur yaitu

unsur instintrik dan unsur eksentrik.

2. Nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung didalam novel Cinta Dalam

Ikhlas karya Bayu Adhitya meliputi tiga nilai utama. Yaitu, nilai keimanan

yaitu iman kepada Allah, iman kepada kitab Allah, para Rasul, dan iman

kepada qadha dan qadar. Nilai ibadah yaitu meliputi, sholat fardhu dan

sunnah, puasa sunnah, berdo‟a dan menikah. dan nilai akhlak meliputi,

akhlak kepada orang tua, tolong menolong, bersyukur dan sabar.

3. Nilai nilai pendidikan yang terdapat dalam novel Cinta Dalam Ikhlas

karya Bayu Adhitya relevan dengan tujuan pendidikan islam.

B. Saran

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan penulis, penulis memberikan

beberapa saran yang diharapkan dapat menjadi motivasi agar terwujudnya

nilai-nilai pendidikan Islam dalam kehidupan sehari-hari bagi pembaca dan

penulis khususnya, adapun saran-saran tersebut adalah sebagai berikut:

1. Hendaknya nilai-nilai pendidikan islam yang terdapat dalam novel Cinta

Dalam Ikhlas karya Bayu Adhitya dapat menjadi contoh bagi para

pembaca dan mengaplikasikannya dalam kehidupan dalam keluarga

maupun masyarakat.

2. Bagi para orang tua dan guru, agar dapat memilihkan bahan bacaan

khususnya karya sastra novel yang sesuai dengan usia dan kebutuhan

siswa.

Page 74: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI

3. Novel Cinta Dalam Ikhlas karya Bayu Adhitya ini disarankan untuk

dibaca oleh kalangan remaja, karena isinya sesuai dengan kondisi

pergaulan remaja masa kini.

4. Bagi para penulis selanjutnya, semoga tulisan ini dapat menjadi bahan

ataupun referensi dalam melakukan analisis yang terkait dengan nilai-nilai

pendidikan Islam.

Page 75: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI

DAFTAR PUSTAKA

Anonim: Kementrian Agama RI (2014), Al-Qur‟an dan Terjemah dan Tajwid,

Bandung: sygma creativemedia corp.

Andri Wicaksono, (2015), Pengkajian Prosa Fiksi (edisi revisi), Yagyakarta:

Garudhawacana

Aswil Roni dkk, (1999), Alat Ibdah Muslim Koleksi Museum Adhityawarman,

Padang: Bagian Proyek Pembinaan Pramuseum Sumatera Barat

Bayu Adhitya, (2017), Novel Cinta Dalam Ikhlas, Yogyakarta: Bentang Pustaka

Burhan Nurgiantoro, (2017) Teori Pengkajian Fiksi (edisi digital), Yogyakarta:

Chabib Thoha, (1996), Kapita Selekta Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka

Pelajar

Gambaran Umum Tentang Iman

Hamba Allah, (2017), Allahu Shomad, Cilodong: Magenta Media

Iman Al-Ghazali, (1996), Membersihkan Hati Dari Akhlak Tercela, Jakarta:

Pustaka Amani

M. Kadar Yusuf, Tafsir Ayat Tarbawi, Jakarta: Amzah, 2015 Gajahmada

University Press

Ramayulis, (2010)Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia

Siswantoro, (2010), Metode Penelitian Sastra, Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sugiyono, (2008), Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta

Suparni, (1990), Penuntun Pelajaran Bahasa Sastra Indonesia, Bandung: Geneca

Exact Bandung

Page 76: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI

Syakir Jamaluddin, (2010), Kuliah Fiqh Ibadah, Yogyakarta: LPPI UMY

Tim Penyusun, (2018), Panduan Penulisan Skipsi, Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan UIN STS Jambi

Yunahar Ilyas, (2011), Kuliah Akhlak, Yogyakarta: LPPI

Yusron Razak dan Tohirin, (2011), Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan

Tinggi, Jakarta: UHAMKA Press.

Yusuf Al-Qudrawi, (2005), Ibadah dalam Islam, Jakarta: Akbar

Zakiah Daradjat, (2014), Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara

Anam Akhmad Khoirul, (2015), Skripsi, Nilai-nilai Pendidikan Moral dan

Spiritual dalam Buku Notes From Qatar 2 Karya Muhammad Assad dan

Relevansinya dengan Tujuan Pendidikan Islam. STAIN Ponorogo.

Agung Prayoga, (2010), Skripsi, Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Novel Ma

Yan Karya Sanie B. Kuncoro. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Herliyah Navisah (2010), Skripsi, Nilai-nilai Pendidikan Islam Dalam Novel

„ketika cinta bertasbih‟ karya Habiburrahman El-shirazy dan

Relevansinya terhadap Pendidikan Agama Islam. UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta

Nurfalah Handayani, (2017), Skripsi, Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Novel

Api Tauhid Karangan Habiburahman El-Shirazy. UIN Raden Intan

Lampung

Amir, (2010), Pengertian, Fungsi, dan Ragam Sastra (dalam konteks sastra

nusantara)

Hidayat Ginanjar & Nia Kurniawati, (2017), Jurnal pendidikan Islam, Vol. 6

Sarjono, (2005), Nilai-nilai Dasar pendidikan Islam, Vol. 2

Page 77: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI

Syaiful Mudawwam, (2012) Syariah Fiqh Hukum Islam, Vol. 46

Syofrianisda, (2017), Jurnal Pendidikan Islam,Vol. 6

Wahyu Wibisana, (2016), Pernikahan Dalam Islam, Vol. 14

Page 78: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SKRIPSI

DAFTAR RIWAYAT HIDUP (CURRICULUM VITAE)

Nama : Reka Sapitri

Jenis kelamin : Perempuan

Tempat/tgl lahir : Palembang, 29 April 1998

Alamat : Perumkar. Km 17 PT. DAS, Kec. Batang

Asam,

Kab. Tanjung Jabung Barat

Pekerjaan : Mahasiswa

Alamat Email : [email protected]

No Kontak : 082 279 874 127

Pengalaman-pengalaman Pendidikan Formal

1. SD/ MI, tahun tamat : SD N 179 / V Lubuk Bernai, 2009

2. SMP/MTs, tahun tamat : SMP N Satu Atap 2 Tungkal Ulu, 2012

3. SMU/SMA, tahun tamat : SMK N 1 Tungkal Ulu, 2015

Pendidikan Non Formal

1. Ma‟had al-Jami‟ah UIN STS Jambi (2015-2017)

2. Pare Alfalfa English Course (2017)

3. Pare Daffodils English Course (2017)

4. SAKA WIRAKARTIKA Korem. 042 Gapu (2018)

5. Kursus Mahir Pramuka Dasar (KMD) 2018

Prestasi Akademik/ olahraga/ seni budaya pernah diraih

1. Juara III Lomba Menulis Karya Ilmiah (2016)

Pengalaman organisasi

1. Pramuka (Masa Bakti 2018-2019)

2. Ikatan Mahasiswa Tanjung Jabung Barat (2017-2019)