new bab i pendahuluan - eprintseprints.unpam.ac.id/8260/2/bab i.pdf · 2019. 7. 17. · pendahuluan...

25
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era perkembangan teknologi yang serba canggih saat ini merupakan suatu tantangan bagi setiap organisasi adalah untuk menyiapkan sumber daya manusia berkualitas agar hasil kerja yang dicapai akan efektif dan efisien. Sumber daya manusia yang berkualitas menunjang organisasi melalui potensi yang dimiliki masing-masing pegawai. Betapapun sempurnanya aspek teknologi dan ekonomi tanpa dukungan aspek manusia sulit kiranya mencapai tujuan organisasi dapat dicapai. Dengan demikian posisi manusia sebagai sumber daya dalam perusahaan mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis juga dapat menentukan baik sebagai objek maupun sebagai subjek bagi segala aktivitas organisasi dalam merencanakan, merumuskan, menetapkan dan melaksanakan baerbagai kegiatan organisasi dalam mencapai tujuannya. Keinginan yang digariskan diatas tidak akan tercipta dengan sendirinya melainkan memerlukan dukungan, kemampuan, kemauan dan tekad dari setiap aparatur negara untuk mewujudkannya, serta didukung dengan adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Dessler (2011:87) berpendapat : Kinerja (prestasi kerja) karyawan adalah prestasi aktual karyawan dibandingkan dengan prestasi yang diharapkan dari karyawan. Prestasi kerja yang diharapkan adalah prestasi

Upload: others

Post on 21-Oct-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Pada era perkembangan teknologi yang serba canggih saat ini

    merupakan suatu tantangan bagi setiap organisasi adalah untuk menyiapkan

    sumber daya manusia berkualitas agar hasil kerja yang dicapai akan efektif dan

    efisien. Sumber daya manusia yang berkualitas menunjang organisasi melalui

    potensi yang dimiliki masing-masing pegawai. Betapapun sempurnanya aspek

    teknologi dan ekonomi tanpa dukungan aspek manusia sulit kiranya mencapai

    tujuan organisasi dapat dicapai.

    Dengan demikian posisi manusia sebagai sumber daya dalam

    perusahaan mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis juga dapat

    menentukan baik sebagai objek maupun sebagai subjek bagi segala aktivitas

    organisasi dalam merencanakan, merumuskan, menetapkan dan melaksanakan

    baerbagai kegiatan organisasi dalam mencapai tujuannya. Keinginan yang

    digariskan diatas tidak akan tercipta dengan sendirinya melainkan memerlukan

    dukungan, kemampuan, kemauan dan tekad dari setiap aparatur negara untuk

    mewujudkannya, serta didukung dengan adanya peningkatan kualitas sumber

    daya manusia.

    Dessler (2011:87) berpendapat : Kinerja (prestasi kerja) karyawan

    adalah prestasi aktual karyawan dibandingkan dengan prestasi yang

    diharapkan dari karyawan. Prestasi kerja yang diharapkan adalah prestasi

  • 2

    standar yang disusun sebagai acuan sehingga dapat melihat kinerja karyawan

    sesuai dengan posisinya dibandingkan dengan standar yang dibuat.

    Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia 53 Pasal 3 ada

    kewajiban PNS yang harus diketahui yaitu tentang mengucapkan sumpah /

    janji PNS, mengucapkan sumpah janji jabatan, setia dan taat sepenuhnya

    kepada Pancasila, UUD 45, NKRI dan Pemerintah, menaati segala ketentuan

    Peraturan Per-UU, melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian,

    kesadaran dan tanggung jawab, menjunjung tinggi kehormatan negara,

    Pemerintah dan martabat PNS, mengutamakan kepentingan negara daripada

    kepentingan pribadi atau golongan.

    Dari pengamatan penelitian yang peneliti lakukan, saat ini terdapat

    ketidak puasan dan kekecewaan pegawai, ketidakpuasan dan kekecewaan

    pegawai tersebut ditunjukkan pada tingkat ketidak hadiran dan keterlambatan

    pegawai selama ini yang relatif tinggi, penyelesaian pekerjaan yang tidak tepat

    waktu sehingga capaian output realisasi tidak tercapai.

    Berdasarkan IKU Badan Litbang Kemendagri yang tercantum dalam

    Renstra Badan Litbang Kemendagri tahun 2015-2019, terdapat penambahan

    satu indikator untuk tahun 2017 - 2019 yaitu jumlah kebijakan inovasi daerah.

    Adapun target untuk indikator tersebut, yaitu dikeluarkannya 1 PP pada tahun

    2017, 1 Permen pada tahun 2017, dan 1 pedoman pada tahun 2018 dan 2019.

  • 3

    Tabel 1.1

    Matrik Capaian Target 2015 – 2019 Badan Litbang Kemendagri

    Melihat tabel di atas dapat dijelaskan bahwa, tabel pencapaian target

    tahun 2015 – 2019 dari 2 (dua) indikator menunjukkan pada tahun 2015 target

    yang di tentukan 65%, realisasi 46,15% dan capaian 71%. Pada tahun 2016

    target yang di tentukan 70%, realisasi 31,25% dan capaian 21,9% dan pada

    tahun 2017 target yang di tentukan 75%, realisasi 96,29% dan capaian 96,29%.

    Perkembangan realisasi anggaran Badan Litbang selama kurun waktu 5

    tahun terakhir (2013-2017) dapat terlihat pada gambar berikut ini:

    Gambar 1.1 Perkembangan Pagu dan Realisasi TA 2013-2017

  • 4

    Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui bahwa dalam kurun waktu

    lima tahun terakhir pagu angggaran tertinggi terjadi pada tahun 2013 sebesar

    Rp.67.068.426.000,-. Peningkatan jumlah pagu anggaran relatif signifikan

    terjadi dalam kurun waktu 2012-2013. Sedangkan dalam kurun waktu 2013-

    2017 terjadi perubahan pagu yang flluktuatif, terlihat dalam tabel bahwa

    adanya penurunan jumlah pagu anggaran pada tahun 2017 yaitu menjadi

    Rp.47.654.831.000,-.

    Dari sisi penyerapan anggaran, terlihat pada tabel bahwa penyerapan

    anggaran dalam periode 2013-2017 bersifat fluktuatif, penyerapan tertinggi

    terjadi pada tahun anggaran 2016 yaitu sebesar 92,59%, sedangkan penyerapan

    anggaran terendah terjadi pada tahun anggaran 2015 yaitu sebesar 80,34%.

    Untuk tahun 2017 penyerapan anggaran mencapai 88,25%, hal tersebut belum

    mencapai target penyerapan anggaran yang ditetapkan sebesar 90%. Melihat

    beberapa femomena mengenai target dan realisasi kinerja di atas kemungkinan

    disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya. Faktr-faktor ini

    muncul dan menyebabkan terganggunya kinerja pegawai

    Motivasi itu sendiri tidak lepas dari dua kata yaitu “needs” atau

    kebutuhan dan “want” atau keinginan. Hal inilah yang menyulitkan manager

    untuk memberikan alat motivasi yang tepat bagi setiap individu bawahannya.

    Dalam upaya untuk mencapai tujuan perusahaan /organisasi, motivasi

    mempunyai peran yang penting karena merupakan suatu upaya dari para

    manajer untuk menggugah, mendorong, dan menimbulkan semangat kerja

    yang lebih baik bagi karyawannya. Menurut Wilson Bangun (2012:312)

  • 5

    “motivasi didefinisikan sebagai suatu tindakan untuk mempengaruhi orang

    lain agar berperilaku (to behave) secara teratur”.

    Dalam meningkatkan kinerja pegawai, juga memerlukan motivasi kerja

    dan kompetensi di setiap individu pegawai. Selain itu Dalam Pasal 17 ayat (2)

    Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-

    Undang Nomor B Tahun I974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian dinyatakan

    bahwa pengangkatan PNS dalam suatu jabatan dilaksanakan berdasarkan

    prinsip profesionalisme sesuai dengan kompetensi, prestasi kerja, dan jenjang

    pangkat yang ditetapkan untuk jabatan itu serta syarat obyektif lainnya tanpa

    membedakan jenis kelamin, suku, agama, ras, atau golongan.

    Pimpinan mengharapkan motivasi kerja pegawai tinggi memang sangat

    diharapkan karena apabila motivasi pegawainya tinggi akan sangat

    mempengaruhi tingkat kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan

    Kementerian Dalam Negeri ini. Motivasi (motivation) dalam manajemen

    hanya ditujukan pada sumber daya manusia umumnya dan bawahan

    khususnya. Aspek penting dalam pemberian motivasi kepada bawahan,

    pemimpin hendaknya dapat memberikan motivasi searah dan sesuai dengan

    karakteristik yang ada di bawahan atau pegawai. Motivasi (motivation) dalam

    manajemen hanya ditujukan pada sumber daya manusia umumnya dan

    bawahan khususnya. Ditinjau dari perannya ada dua macam motivasi, yaitu

    motivasi positif dan motivasi negatif. Motivasi positif adalah motivasi yang

    menimbulkan harapan yang bersifat menguntungkan atau menggembirakan

    bagi pegawai misalnya : gaji, fasilitas, karier, jaminan hari tua dan sebagainya.

  • 6

    Motivasi negatif adalah yang menimbulkan rasa takut misalnya ancaman,

    tekanan, intimidasi dan sejenisnya.

    Motivasi berprestasi pegawai juga dirasakan belum sepenuhnya baik,

    masih adanya realisasi yang ditetapkan sesuai dengan target yang ditetapkan

    instansi. Sedangkan prestasi kerja pegawai dalam program dan kegiatan BPP

    kemendagri dapat disajikan seperti pada tabel di bawah ini :

    Tabel 1.2

    Realisasi Target 2017

    Badan Litbang Kemendagri

    NO PROGRAM DAN KEGIATAN OUTPUT (KELUARAN)

    KETERANGAN TARGET CAPAIAN

    PROGRAM PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEMENDAGRI

    Realisasi Target 2017

    PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

    OTONOMI DAERAH, POLITIK DAN

    PEMERINTAHAN UMUM

    7 Rekomendasi

    15Provinsi

    4 Laporan

    7 Rekomendasi

    15Provinsi

    4 Laporan

    Target tercapai

    PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

    ADMINISTRASI KEWILAYAHAN

    PEMERINTAHAN DESA DAN

    KEPENDUDUKAN

    9 Rekomendasi

    3 Kab 3 Kota di

    3

    Prov.

    4 Laporan

    8 Rekomendasi

    5 Kab 1 Kota di

    3

    Prov.

    4 Laporan

    Target tidak

    tercapai

    PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

    INOVASI DAERAH

    2 Rekomendasi

    8 Provinsi

    1 Permendagri

    2 (dua) daerah

    tertinggal

    3 Prov, 10 Kab

    dan

    10 Kota

    4 Laporan

    2 Rekomendasi

    8 Provinsi

    1 Surat Edaran

    2 (dua) daerah

    tertinggal

    3 Prov, 10 Kab

    dan

    10 Kota

    4 Laporan

    Target tercapai

    PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

    PEMBANGUNAN DAN KEUANGAN

    DAERAH

    9 Rekomendasi

    1 Model

    4 Laporan

    9 Rekomendasi

    1 Model

    4 Laporan

    Target tercapai

    DUKUNGAN MANAJEMEN DAN

    DUKUNGAN TEKNIS LAINNYA BADAN

    PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

    KEMENTERIAN DALAM NEGERI

    3 Dokumen

    37 Laporan

    12 bulan

    layanan

    330 Unit

    1.838 m2

    3 Dokumen

    37 Laporan

    12 bulan layanan

    330 Unit

    1.838 m2

    Terpenuhinya

    dukungan

    pelayanan teknis

    dan administrasi

    yang berkualitas

    dilingkungan

    Badan Penelitian

    dan

  • 7

    NO PROGRAM DAN KEGIATAN OUTPUT (KELUARAN)

    KETERANGAN TARGET CAPAIAN

    PROGRAM PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEMENDAGRI

    Pengembangan

    Realisasi Target 2016

    PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

    OTONOMI DAERAH, KESATUAN

    POLITIK DAN PEMERINTAHAN UMUM

    20 Rekomendasi

    4 Laporan

    9 Rekomendasi

    4 Laporan

    Target tidak

    tercapai kerena

    selft blocking

    PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

    ADMINISTRASI KEWILAYAHAN

    PEMERINTAHAN DESA DAN

    KEPENDUDUKAN

    20 Rekomendasi

    4 Laporan

    11 Rekomendasi

    4 Laporan

    Target tidak

    tercapai kerena

    selft blocking

    PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

    INOVASI DAERAH

    8 Rekomendasi

    34 Daerah

    1 PP

    4 Laporan

    4 Rekomendasi

    3 Daerah

    1 PP

    4 Laporan

    Target tidak

    tercapai kerena

    selft blocking

    PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

    PEMBANGUNAN DAN KEUANGAN

    DAERAH

    20 Rekomendasi

    4 Laporan

    12 Rekomendasi

    4 Laporan

    Target tidak

    tercapai kerena

    selft blocking

    SEKRETARIAT 3 Dokumen

    1 Peraturan

    44 Laporan

    12 bulan

    layanan

    110 Unit

    3 Dokumen

    1 Peraturan

    39 Laporan

    12 bulan layanan

    110 Unit

    PERENCANAAN 3 Dokumen

    1 Peraturan

    8 Laporan

    3 Dokumen 1 Peraturan

    5 Laporan

    Realisasi Target 2015

    PROGRAM PENELITIAN DAN

    PENGEMBANGAN KEMENDAGRI

    62 Rekomendasi 58 Laporan 4 Provinsi

    3 Dokumen 2 Peraturan

    12 bulan layanan 2.308 m²

    59 Rekomendasi 58 Laporan 6 Provinsi

    3 Dokumen 2 Peraturan

    12 bulan layanan 2.308 m²

    12 Rekomendasi

    kelitbangan

    kepada Mendagri

    dari target 26 Rekomendasi

    Kelitbangan

    PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

    OTONOMI DAERAH, KESATUAN

    POLITIK DAN PEMERINTAHAN UMUM

    18 Rekomendasi 4 Laporan

    17 Rekomendasi 4 Laporan

    3 Rekomendasi kelitbangan

    kepada Mendagri dari target

    6 Rekomendasi Kelitbangan

    PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

    ADMINISTRASI KEWILAYAHAN

    PEMERINTAHAN DESA DAN KEPENDUDUKAN

    18 Rekomendasi 4 Laporan

    17 Rekomendasi

    4 Laporan

    Tidak ada

    rekomendasi

    kelitbangan

    kepada Mendagri

    PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

    INOVASI DAERAH

    8 Rekomendasi 4 Provinsi 4 Laporan

    7 Rekomendasi 6 Provinsi 4 Laporan

    5 Rekomendasi

    kelitbangan

    kepada Mendagri

    dari target

  • 8

    NO PROGRAM DAN KEGIATAN OUTPUT (KELUARAN)

    KETERANGAN TARGET CAPAIAN

    PROGRAM PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEMENDAGRI

    8 Rekomendasi Kelitbangan

    PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

    PEMBANGUNAN DAN KEUANGAN

    DAERAH

    18 Rekomendasi 4 Laporan

    18 Rekomendasi 4 Laporan

    4 Rekomendasi kelitbangan

    kepada Mendagri dari

    target 6 Rekomendasi

    Kelitbangan

    SEKRETARIAT

    3 Dokumen 2 Peraturan 42 Laporan

    12 bulan layanan 2.308 m²

    3 Dokumen 2 Peraturan 42 Laporan

    12 bulan layanan 2.308 m²

    PERENCANAAN 3 Dokumen

    2 Peraturan 6 Laporan

    3 Dokumen 2 Peraturan 6 Laporan

    KEUANGAN

    8 Laporan 12 Bulan Layanan

    8 Laporan 12 Bulan Layanan

    UMUM

    12 Laporan 12 Bulan Layanan 2.308 m²

    12 Laporan 12 Bulan Layanan 2.308 m²

    PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL,

    KEPEGAWAIAN DAN SISDUR SERTA

    EVALUASI KINERJA ASN

    16 Laporan 16 Laporan

    Sumber : BPP Kemendagri 2018

    Melihat Realisasi Target 2017 Badan Litbang Kemendagri pada

    Program Penelitian Dan Pengembangan Kemendagri yang terdapat 5 indikator

    menunjukkan 3 indikator dapat tercapai, 1 indikator tidak tercapai dan 1

    indikator terpenuhi. Pada Program Penelitian Dan Pengembangan Kemendagri

    Realisasi Target 2016 yang terdapat 6 indikator menunjukkan 4 indikator

    Target tidak tercapai kerena selft blocking, dan 2 indikator tanpa keterangan.

    Pada Program Penelitian Dan Pengembangan Kemendagri Realisasi Target

    2015 yang terdapat 10 indikator menunjukkan 5 indikator menghasilkan

  • 9

    rekomendasi kelitbangan kepada Mendagri, 1 indiktor tidak menghasilkan

    rekomendasi dan 5 indikator tanpa keterangan.

    Mencermati pelaksanaan program dan anggaran pada Badan Litbang

    selama ini, terutama yang dilaksanakan pada tahun 2017, terdapat berbagai

    kendala dan permasalahan yang mempengaruhi pelaksanaan dan pencapaian

    kinerja, disebabkan beberapa faktor antara lain :

    1. Aspek tatalaksana:

    a. Pelaksanaan kegiatan kelitbangan masih dilaksanakan secara

    konvensional dimana masih sangat bergantung pada pemanfaatan

    personil terutama tenaga fungsional peneliti di internal Badan Litbang

    yang relatif terbatas. Hal ini berakibat pada pelaksanaan kegiatan

    dilaksanakan secara time series, yaitu pelaksanaan satu kegiatan

    kelitbangan harus menunggu selesainya kegiatan kelitbangan lainnya

    atau belum dapat dilaksanakan secara paralel.

    b. Implementasi Permendagri Nomor 17 tahun 2017 tentang Pedoman

    c. Penelitian dan Pengembangan di Kementerian Dalam Negeri dan

    Pemerintahan Daerah belum dapat dipahami secara menyeluruh oleh

    seluruh pelaksana kelitbangan di lingkungan Badan Litbang

    Kemendagri, disamping belum terciptanya perubahan pola pikir secara

    mendasar terhadap perlunya pengaturan SOP dalam setiap

    penyelenggaraan kegiatan Pemerintahan sebagai konsekuensi

    penerapan reformasi birokrasi.

  • 10

    d. Masih kurangnya bentuk pembinaan dan fasilitasi pengelolaan jurnal

    ilmiah yang dikelola BPP Daerah. Pembinaan dan fasilitasi dilakukan

    khususnya pada jurnal yang akan mengajukan akreditasi di Lembaga

    Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) atau pun jurnal yang sedang dalam

    proses pemeliharaan akreditasi.

    2. Aspek SDM:

    a. Terbatasnya kualitas dan kuantitas tenaga fungsional peneliti dan

    belum tersedianya tenaga fungsional perekayasa sebagai personil

    utama penyelenggaraan kegiatan kelitbangan, yang berdampak pada

    terbatasnya cakupan isu yang dapat ditangani, serta kualitas hasil

    kelitbangan yang dapat diangkat/ditindaklanjuti sebagai input

    rekomendasi kebijakan terhadap pemangku kepentingan.

    b. Terbatasnya kualitas dan kuantitas SDM di bidang administrasi dan

    pengelolaan keuangan yang berdampak pada dukungan dan percepatan

    pelaksanaan kegiatan dan anggaran Badan Litbang.

    c. Masih perlunya penegasan terhadap peran/dukungan LIPI dalam

    melakukan pembinaan jabatan fungsional peneliti kepada lembaga

    d. Litbang pemerintah pusat dan daerah, termasuk tenaga fungsional

    peneliti Litbang Kemendagri, terkait penyediaan dan penguatan

    kompetensi jabatan fungsional peneliti.

    e. Belum tersedianya tenaga ahli/expert sebagai tenaga pendamping

    fungsional peneliti Litbang dalam memberikan masukan, tanggapan,

    pendapat, serta koreksi dan penyempurnaan proses kegiatan secara

  • 11

    menyeluruh, termasuk dalam penyediaan konsep dan strategi

    pengembangan lembaga Litbang. Hal ini sangat dipengaruhi pula oleh

    terbatasnya alokasi anggaran Badan Litbang.

    3. Aspek Program dan Anggaran: Adanya kebijakan pemotongan Anggaran

    yang sanagt signifikan terhadap kegiatan kelitbangan sehingga

    berdampak terhadap capaian atas target yang telah ditetapkan pada awal

    tahun.

    4. Aspek Kerjasama:

    Kolaborasi bentuk-bentuk kerjasama kelitbangan dengan stakeholder di

    tingkat pusat maupun daerah belum dapat terwujud secara optimal, baik

    dalam bentuk implementasi kesepakatan kerjasama maupun penyediaan

    payung hukum kerjasama kelitbangan antar stakeholeder.

    5. Aspek Pendukung lainnya:

    a. Belum tersedianya data base kelitbangan yang akurat dan up to date

    untuk mendukung kebutuhan data dan informasi yang cepat dan akurat

    guna kepentingan kelitbangan dalam menindaklanjuti isu-isu aktual

    dan strategis sebagai bahan rekomendasi pengambilan langkah dan

    kebijakan pada tingkat pimpinan.

    b. Penyelesaian pembangunan gedung baru kantor Badan Litbang belum

    disertai dengan kelengkapan sarana dan prasarana pendukung terutama

    meubelair yang disebabkan oleh terbatasnya anggaran yang tersedia.

    c. Terbatasnya sarana prasarana kerja untuk mendukung kegiatan

    kelitbangan, seperti komputer, printer, LCD projector, dll, termasuk

  • 12

    ketersediaan ruang rapat secara memadai bagi pelaksanaan

    rapat/seminar/bimtek/workshop/FDA.

    Menurunnya kinerja organisasi bukan tanpa alasan, banyak hal yang

    mempengaruhinya, salah satunya adalah dengan pemberian motivasi berupa

    pemberian kompensasi yang ada pada Badan Penelitian dan Pengembangan

    Kemendagri. Dalam pencapaian tujuan organisasi banyak unsur-unsur yang

    menjadi hal penting dalam pemenuhannya, diantaranya adalah unsur

    pemberian motivasi. Dengan pemberian motivasi yang dilakukan organisasi,

    pegawai akan semangat dan bisa bekerja dengan baik dan benar sesuai dengan

    standar prosedur yang ditetapkan organisasi. Dalam upaya meningkatkan

    integritas dan profesionalisme pegawai adalah dengan melalui pemberian

    motivasi berupa kompensasi.

    Selain itu dari pengamatan yang penulis dapatkan dari segi tunjangan

    yang diberikan, masih terdapat kekurangan, berikut di bawah ini table sarana

    motivasi berupa pemberian kompensasi yang diberikan Badan Penelitian dan

    Pengembangan Kementerian Dalam Negeri kepada pegawainyanya

    Tabel 1.3

    Sarana Motivasi Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendagri

    Jenis Kompensasi Tahun

    2014 2015 2016 2017

    Asuransi Kecelakaan Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada

    Uang Bensin Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada

    Lembur Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada

    Sumber : BPP Kemendagri 2017

    Dari tabel di atas menunjukkan bahwa, sarana motivasi yang diberikan

    organisasi berupa pemberian kompensasi dengan jenis uang bensin dan uang

  • 13

    lembur tidak ada. Sehingga bagi pegawai lembur tidak ada kompensisai,

    mengakibatkan jika target belum tercapai pegawai tidak bersamangat untuk

    lembur.

    Dalam meningkatkan kinerja pegawai, juga memerlukan kompetensi di

    setiap individu pegawai. Menurut Sutrisno (2016:203) Kompetensi adalah

    suatu kemampuan yang di landasi oleh keterampilan dan pengetahuan yang di

    dukung oleh sikap kerja serta penerapannya dalam melaksanakan tugas dan

    pekerjaan yang mengacu pada persyaratan kerja yang ditetapkan.

    Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2000

    Tentang Pendidikan Dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil, Dalam

    Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan Pendidikan dan Pelatihan

    Jabatan Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut Diklat adalah proses

    penyelenggaraan belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan

    Pegawai Negeri Sipil selanjutnya Tujuan Dan Sasaran Diklat pada Pasal 2

    Diklat bertujuan: meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan

    sikap untuk dapat melaksanakan tugas jabatan secara profesional dengan

    dilandasi kepribadian dan etika PNS sesuai dengan kebutuhan instansi.

    Tingkat kompetensi pegawai juga di lihat dari pengetahuan yang

    didasarkan tingkat pendidikannya, berikut tingkat pendidikan pegawai BPP

    Litbang Kementrian Dalam Negeri Republik Indonesia :

    Tabel 1.4

    Tingkat Pendidikan BPP Litbang

    Kementrian Dalam Negeri Republik Indonesia

  • 14

    Tahun Tingkat Pendidikan

    SLTA D3 S1 S2 S3

    2016 9% 6% 53% 25% 7%

    2017 8% 2% 49% 39% 5%

    2018 6% 3% 55% 33% 3%

    Sumber : BPP Kemendagri 2018

    Melihat tabel tingkat pendidikan BPP Litbang Kementrian Dalam

    Negeri Republik Indonesia menunjukkan pada tingkat persetase pendidikan

    pegawai dengan jenjang SLTA pada tahun 2016 sebesar 9% menurun menjadi

    8% pada tahun 2017 dan menurun menjadi 6% pada tahun 2018, jenjang

    Diploma Tiga pada tahun 2016 sebesar 6%, menurun menjadi 2% pada tahun

    2017 dan meningkat menjadi 3% pada tahun 2018, jenjang Sarjana Strata Satu

    pada tahun 2016 sebesar 53% , menurun menjadi 49% pada tahun 2017 dan

    meningkat menjadi 55% pada tahun 2018, jenjang Sarjana Strata Dua pada

    tahun 2016 sebesar 25%, meningkat menjadi 39% pada tahun 2017 dan

    menurun menjadi 33% pada tahun 2018, jenjang Sarjana Strata Tiga pada

    tahun 2016 sebesar 7%, menurun menjadi 5% pada tahun 2017 dan menurun

    menjadi 3% pada tahun 2018.

    Jenjang pendidikan pegawai merupakan pengetahuan pegawai dalam

    rangka meningkatkan pengetahuan konseptual pegawai dalam melaksanakan

    pekerjaan, dengan tinkat dan jenjang pendidikan pegawai saat ini sesuai

    dengan peraturan dirasakan masih belum sesuai dengan kondisi perkembangan

    ilmu pengetahuan. Oleh karena itu diperlukan peningkatan ilmu pengetahuan

    yang sesuai dengan bidang kerja pegawai dalam Badan Litbang Kemendagri.

  • 15

    Selain itu kompetensi pegawai dalam suatu instansi juga

    mempengaruhi proses penyelesaian pekerjaan, dibutuhkan tenaga ahli dalam

    bidang yang ditempati sehingga di pegawi tidak bergantung satu sama lain dan

    proses penyelesaian pekerjaan dapat selesai tepat waktu.

    Sedangkan jumlah pegawai Badan Litbang, ditinjau dari sebaran per

    Jabatan Pegawai adalah sebagai berikut :

    Tabel 1.5

    Tingkat Jabatan BPP Litbang

    Kementrian Dalam Negeri Republik Indonesia

    Tahun

    Jumlah Pegawai Per Jabatan Jumla

    h

    ESS1 ESS2 ESS3 ESS4

    Fungsiona

    l Tenis

    Fungsiona

    l Umum

    2016 1 5 16 40 42 53 157

    2017 1 5 16 40 41 56 159

    2018 1 5 16 40 40 60 163 Sumber : BPP Kemendagri 2018

    Melihat tabel frekuensi tingkat Jabatan BPP Litbang Kementrian

    Dalam Negeri Republik Indonesia di atas dapat dijelaskan bahwa, Pada

    jenjang jabatan ESS1 sd ESS4 pada tahun 2016 tidak mengalami perubahan

    sampai dengan tahun 2018, pada jenjang Fungsional Teknis pada tahun 2016

    sebanyak 42 pegawai dan berkurang menjadi 41 pegawai pada tahun 2017 dan

    pada tahun 2018 berkurang menjadi 40 pegawai, pada jenjang Fungsional

    Umum pada tahun 2016 sebanyak 53 pegawai dan meningkat menjadi 56

    pegawai pada tahun 2017 dan pada tahun 2018 meningkat menjadi 60

    pegawai.

    Melihat tabel di atas terlihat masih naik turunnya tingkat jenjang

    pendidikan dan jabatan yang dilihat dari jumlah pegawai yang terdapat pada

  • 16

    BPP kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia, hal ini akan berpengaruh

    terhadap kinerja pegawai.

    Selain itu salah satu faktor yang berpengaruh dalam sumber daya

    manusia adalah faktor disiplin kerja. Menurut Hasibuan (2013:23) disiplin

    kerja merupakan fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia yang

    berkepentingan dan kunci terwujudnya tujuan karena tanpa disiplin yang baik

    sulit terwujud tujuan yang maksimal. Menurut Siswanto (2013:291)

    menyatakan bahwasannya disiplin kerja merupakan suatu sikap menghormati,

    menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku baik

    yang tertulis maupun yang tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan

    tidak mengelak menerima sanksisanksi apabila ia melanggar tugas dan

    wewenang yang diberikan kepadanya.

    Perihal disiplin, terutama bagi para Pegawai Negeri Sipil (PNS), hal ini

    telah diatur dengan perundang-undangan yang berlaku. Seperti yang diatur

    dalam Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Peraturan Disiplin

    Pegawai Negeri Sipil, pada Pasal 3 Setiap PNS wajib masuk kerja dan menaati

    ketentuan jam kerja, mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan,

    menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan sebaik-

    baiknya, memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat,

    membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas, memberikan kesempatan

    kepada bawahan untuk mengembangkan karier; dan menaati peraturan

    kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang.

  • 17

    Berdasarkan pengamatan penulis di Badan Penelitian dan

    Pengembangan Kementerian Dalam Negeri, disiplin kerja dan keterampilan

    serta keahlian Pegawai yang tinggi sangat di perlukan, hal ini dikarenakan

    Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri adalah salah

    satu organisasi Pemerintahan sebagai penelitian kebijakan-kebijakan dalam

    pemerintahan khususnya peraturan yang dibuat oleh Kementerian Dalam

    Negeri. Oleh karena itu kinerja Pegawai Badan Penelitian dan Pengembangan

    Kementerian Dalam Negeri merupakan prioritas utama dalam keberhasilan

    tujuan organisasi. Jika kinerja Pegawai menurun ataupun melakukan

    kesalahan, maka akan berdampak pada hasil atau output penelitian akan

    menimbulkan kualitas hasil penelitian tersebut.

    Sesuai dengan peraturan pemerintah, dimana ketentuan masuk kerja

    Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendagri memiliki peraturan untuk

    masuk kerja dimulai pada jam 0.8.00 dan pulang 16.00 WIB hal ini uga

    tertuang dalam peraturan interlan instansi yang mengharuskan pegawai untuk

    hadir dan pulang sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

    Berdasarkan hasil pengamatan masih adanya beberapa pegawai yang

    belum mentaati peraturan yang berlaku, hal ini jelas akan menganggu jalannya

    pekerjaan dan kordinasi kerjasama antar sesama pegawai. Berikut data absensi

    yang peneliti dapatkan dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendagri

    yang berjumlah 163 Pegawai terdapat jumlah ketidakhadiran dan

    keterlambatan Pegawai yang tidak sesuai peraturan perundangan-undangan

    dan ketentuan instansi :

  • 18

    Tabel 1.6

    Absensi Pegawai BPP Kemendagri

    Bulan Jumlah

    Pegawai

    Ketidakhadiran Keterlambatan

    Pegawai % Pegawai %

    Jan-17 163 8 5% 33 20%

    Feb-17 163 11 7% 41 25%

    Mar-17 163 8 5% 41 25%

    Apr-17 163 10 6% 16 10%

    May-17 163 10 6% 49 30%

    Jun-17 163 11 7% 41 25%

    Jul-17 163 10 6% 24 15%

    Aug-17 163 13 8% 16 10%

    Sep-17 163 13 8% 23 14%

    Oct-17 163 13 8% 21 13%

    Nov-17 163 8 5% 12 7%

    Dec-17 163 11 7% 23 14%

    Jan-18 163 11 7% 41 25%

    Feb-18 163 13 8% 41 25%

    Mar-18 163 13 8% 44 27%

    Apr-18 163 15 9% 46 28%

    May-18 163 16 10% 51 31%

    Jun-18 163 16 10% 33 20%

    Sumber : BPP Kemendagri 2018

    Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa dari bulan Januari 2017 – Juni

    2018 tidak ada kehadiran dan ketepatan waktu yang mencapai 100%. Kurang

    disiplinnya pegawai dalam kehadiran kerja ini dapat mengakibatkan kerugian

    bagi pegawai lainnya, di mana pegawi yang hadir menggantikan posisi

    pegawai yang tidak hadir, sehingga volume pekerjaan dan waktu penyelesaian

    pekerjaan menjadi bertambah. Hal ini menujukkan masih adanya pegawai

    yang belum mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    Kinerja pegawai merupakan suatu ukuran dari output atau hasil kerja

    dibandingkan dengan input kerja, bahan-bahan, dan peralatan. Kinerja

    pegawai sangat perlu ditingkatkan hasil kerja yang bersangkutan sebagai salah

    satu upaya untuk lebih mendorong dan meningkatkan kinerja dirinya.

    Penilaian kinerja juga mutlak dilakukan untuk melihat sampai sejauh mana

  • 19

    keberhasilan motivasi kerja dan pelatihan pada pegawai tersebut. Sistem

    penilaian kinerja pegawai ini merupakan hasil kerja dalam lingkup tanggung

    jawabnya tentunya mengacu pada suatu sistem formal dan terstruktur yang

    digunakan sebagai instrumen untuk mengukur, menilai, dan mempengaruhi

    sifat-sifat yang berkaitan dengan pekerjaan, mengendalikan perilaku pegawai.

    Sampai saat ini kinerja pegawai belum memenuhi harapan pimpinan, maka

    kinerja pegawai pada Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian

    Dalam Negeri pada dasarnya mencakup hasil kerja, sikap mental dan perilaku

    yang selalu mempunyai pandangan bahwa pekerjaan yang dilaksanakan saat

    ini harus lebih berkualitas dibanding hasil kerja pada masa lalu dan pekerjaan

    untuk masa yang akan datang harus lebih berkualitas dibanding hasil kerja

    pada saat ini.

    Pada umumnya orang-orang yang berkecimpung dalam manajemen

    sumber daya manusia sependapat bahwa kinerja pegawai merupakan bagian

    penting dari seluruh proses kekaryaan pegawai yang bersangkutan. Kinerja

    yang tinggi di Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam

    Negeri akan memberi jaminan demi tercapainya tujuan organisasi. Untuk

    merealisasikan tujuan perusahaan ini maka pimpinan harus mengambil

    langkah-langkah, antara lain memilih alternatif kegiatan yang akan

    dilaksanakan atau diusahakan dengan melihat kemungkinan kesempatan baik

    atau jangka pendek, menetapkan kebijaksanaan, selanjutnya menata struktur

    organisasi dan struktur tugas pada Badan Penelitian dan Pengembangan

    Kementerian Dalam Negeri yang merupakan alat untuk melaksanakan rencana

    kerja yang telah ditetapkan semula. Peningkatan kinerja pegawai pada Badan

  • 20

    Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri dipengaruhi oleh

    banyak faktor. Peningkatan kinerja pegawai berarti menghasilkan lebih

    banyak keluaran dari masukan. Peningkatan kinerja pegawai bukan berarti

    bekerja lebih keras, tetapi bekerja lebih cerdas dan hasil kerja yang dicapai

    akan lebih optimald an sesuai harapan yang di inginkan baik pimpinan

    maupun seluruh pegawai.

    Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk

    melakukan penelitian dengan topik “Pengaruh Motivasi, Kompetensi dan

    Disiplin Kerja Pegawai Terhadap Kinerja Pegawai Pada Badan Penelitian dan

    Pengembangan Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia”

    B. Identifikasi Masalah

    Berdasarkan pada latar belakang permasalahan yang telah penulis uraikan

    tersebut di atas, maka penelitian ini dapat penulis identifikasikan kedalam

    beberapa hal adalah sebagai berikut :

    1. Terbatasnya kualitas dan kuantitas tenaga fungsional peneliti dan belum

    tersedianya tenaga fungsional perekayasa sebagai personil utama

    penyelenggaraan kegiatan kelitbangan.

    2. Terbatasnya sarana prasarana kerja untuk mendukung kegiatan kelitbangan,

    seperti komputer, printer, LCD projector, dll, termasuk ketersediaan ruang

    rapat secara memadai bagi pelaksanaan rapat / seminar / bimtek /

    workshop / FDA.

    3. Masih kurangnya prestasi kerja pegawai kementerian dalam negeri republik

    Indonesia

  • 21

    4. Kolaborasi bentuk-bentuk kerjasama kelitbangan dengan stakeholder di

    tingkat pusat maupun daerah belum dapat terwujud secara optimal, baik

    dalam bentuk implementasi kesepakatan kerjasama maupun penyediaan

    payung hukum kerjasama kelitbangan antar stakeholeder

    5. Masih kurangnya pengetahuan pegawai dari segi jenjang pendidikan

    pegawai

    6. Belum tersedianya tenaga ahli/expert sebagai tenaga pendamping

    fungsional peneliti Litbang dalam memberikan masukan, tanggapan,

    pendapat, serta koreksi dan penyempurnaan proses kegiatan secara

    menyeluruh, termasuk dalam penyediaan konsep dan strategi

    pengembangan lembaga Litbang

    7. Masih adanya pegawai yang belum mematuhi peraturan absensi yang

    berlaku

    8. Masih adanya pegawai yang datang terlambat.

    C. Pembatasan Masalah

    Untuk menghindari pembahasan yang tidak terarah dan meluas, maka

    peneliti membatasi lingkup penelitian ini agar fokus pada masalah yang yang

    akan diteliti, diantaranya :

    1. Penelitian ini membahas Motivasi pada Badan Penelitian dan

    Pengembangan Kemenerian Dalam Negeri, yang didefiinisikan bahwa

    motivasi Menurut Menurut Wilson Bangun (2012:312) “motivasi

    didefinisikan sebagai suatu tindakan untuk mempengaruhi orang lain agar

    berperilaku (to behave) secara teratur”. Oleh sebab itu motivasi juga di

  • 22

    bagi tiga, yaitu : motivasi berprestasi (need for archivement), motivasi

    berkuasa (need for power), dan motivasi afiliasi (need for affiliation).

    2. Penelitian ini membahas mengeai kompetensi pegawai Badan Penelitian

    dan Pengembangan Kemenerian Dalam Negeri, yang didefiinisikan bahwa

    menurut Sutrisno (2016:203) Kompetensi adalah suatu kemampuan yang

    di landasi oleh keterampilan dan pengetahuan yang di dukung oleh sikap

    kerja serta penerapannya dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang

    mengacu pada persyaratan kerja yang ditetapkan. Adapun dimensi dari

    kompetensi adalah Pengetahuan (knowledge), Pemahaman

    (understanding), Kemampuan (skill), Nilai (value), Sikap (attitude), Minat

    (interest).

    3. Penelitian ini membahas displin kerja pegawai Badan Penelitian dan

    Pengembangan Kemenerian Dalam Negeri, yang didefiinisikan bahwa

    menurut Siswanto (2013:291) menyatakan bahwasannya disiplin kerja

    merupakan suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap

    peraturan-peraturan yang berlaku baik yang tertulis maupun yang tidak

    tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak menerima

    sanksisanksi apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan

    kepadanya, Adapun dimensi dari Disiplin kerja adalah Frekuensi

    Kehadiran, Tingkat Kewaspadaan, Ketaatan Pada Standar Kerja, Ketaatan

    Pada Peraturan Kerja, Etika Kerja.

    4. Penelitian ini membahas kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan

    Kementerian Dalam Negeri, Motivasi itu sendiri tidak lepas dari dua kata

  • 23

    yaitu “needs” atau kebutuhan dan “want” atau keinginan. Hal inilah yang

    menyulitkan manager untuk memberikan alat motivasi yang tepat bagi

    setiap individu bawahannya. Dessler (2011:87) berpendapat : Kinerja

    (prestasi kerja) karyawan adalah prestasi aktual karyawan dibandingkan

    dengan prestasi yang diharapkan dari karyawan. Adapun dimensi dari

    kinerja adalah Kualitas, Produktivitas, Keterpercayaan, Ketersediaan,

    Kebebasan

    5. Tempat penelitian ini dilaksanakan di Badan Penelitian dan

    Pengembangan Kementerian Dalam Negeri.

    6. Waktu penelitian ini dilaksanakan selama 4 (empat) bulan, dimulai pada

    bulan Agustus 2018 sampai dengan Januari 2019.

    D. Perumusan Masalah

    Berdasarkan pada latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas

    maka penulis akan merumuskan permasalahan dalam bentuk kalimat tanya

    sebagai berikut :

    1. Apakah Motivasi Kerja (X1) berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai (Y)

    pada Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri ?

    2. Apakah Kompetensi (X2) berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai (Y) pada

    Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri ?

    3. Apakah Disiplin Kerja (X3) berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai (Y) pada

    Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri ?

    4. Apakah Motivasi Kerja (X1), Kompetensi (X2) dan Disiplin Kerja (X3)

    secara bersama-sama berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai (Y) pada

  • 24

    Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri ?

    E. Tujuan Penelitian

    Penelitian ini secara operasional bertujuan untuk mendapatkan jawaban

    secara empirik dan realitas tentang perumusan masalahnya adalah :

    1. Untuk mengetahui pengaruh Motivasi Kerja (X1) terhadap Kinerja

    Pegawai (Y) pada Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian

    Dalam Negeri

    2. Untuk mengetahui pengaruh Kompetensi (X2) terhadap Kinerja Pegawai

    (Y) pada Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri

    3. Untuk mengetahui pengaruh Disiplin Kerja (X3) terhadap Kinerja Pegawai

    (Y) pada Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri

    4. Untuk mengetahui pengaruh Motivasi Kerja (X1), Kompetensi (X2) dan

    Disiplin Kerja (X3) secara bersama-sama terhadap Kinerja Pegawai (Y)

    pada Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri

    F. Kegunaan Penelitian

    Adapun kegunaan penelitian ini adalah:

    1. Manfaat Teoritis

    Adapun manfaat dari kegiatan penelitian ini adalah :

    a. Bagi Peneliti :

    Hasil penelitian dapat menambah ilmu pengetahuan, wawasan berpikir

    penulis, mengenai manajemen sumber daya manusia khususnya

  • 25

    mengenai motivasi kerja dan program pelatihan yang dilakukan untuk

    mempengaruhi peningkatan kinerja pegawai.

    b. Bagi Universitas Pamulang

    Hasil penelitian ini sebagai perbendaharaan dan koleksi perspustakaan

    pada universitas pamulang.

    c. Bagi Para Pemangku Kepentingan (Stakeholder) :

    Hasil penelitian ini bagi pihak lain, pembaca atau mahasiswa yang

    akan mengadakan penelitian dapat dijadikan sebagai bahan

    perbandingan atau literatur maupun referensi mengenai teori yang telah

    di peroleh atau pelajari di bangku kuliah dengan penerapannya pada

    praktek kerja.

    2. Manfaat Praktis

    Bagi Instansi :

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang berarti

    bagi pimpinan dan sebagai tolok ukur keberhasilan pada Badan Penelitian

    dan Pengembangan Kemendagri serta untuk dapat memperbaiki kinerja

    pegawai melalui variabel motivasi kerja, kompetensi, dan disiplin kerja.