eprintseprints.unpam.ac.id/1835/8/lampiran .doc · web view2 uang penghargaan masa kerja: 6 bulan...

62
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Halaman 1 m P U T U S A N Nomor 518 K/Pdt.Sus- PHI/2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial pada tingkat kasasi memutuskan sebagai berikut dalam perkara antara: 1 YUSNIARI, bertempat tinggal di Dusun Pasir Putih Utara RT/RW. 02/01, Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Maluk, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, 2 MARTHEN LEMPANG, bertempat tinggal di Niru No. 23 Karang Janggu Cakranegara, Kelurahan Karang Janggu, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, 3 DWI YANTORO, bertempat tinggal di Jalan Raya Serani Blok 18A No. 13 RT/RW. 001/005 Kelurahan Sekarpuro, Kecamatan Pakis, BTN Sawojajar 2, Kotamadya Malang-Jawa Timur, 4 SURYADI, bertempat tinggal di Dusun Maluk Loka RT/RW. 08/03. Desa Maluk, Kecamatan Maluk, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, kesemuanya dalam hal ini memberi kuasa kepada : 1 Zainuddin, 2 Burhanuddin, 3 Jamaluddin, 4 Muchammad

Upload: others

Post on 07-Nov-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EPrintseprints.unpam.ac.id/1835/8/LAMPIRAN .doc · Web view2 Uang Penghargaan Masa Kerja: 6 bulan upah. = 6 x Rp 7.764.000,00 = Rp46.584.000,00 (empat puluh enam juta lima ratus delapan

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 1

m P U T U S A N

Nomor 518 K/Pdt.Sus-PHI/2014

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

M A H K A M A H A G U N G

memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial pada tingkat kasasi

memutuskan sebagai berikut dalam perkara antara:

1 YUSNIARI, bertempat tinggal di Dusun Pasir Putih Utara RT/RW.

02/01, Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Maluk, Kabupaten

Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat,

2 MARTHEN LEMPANG, bertempat tinggal di Niru No. 23

Karang Janggu Cakranegara, Kelurahan Karang Janggu, Kota

Mataram, Nusa Tenggara Barat,

3 DWI YANTORO, bertempat tinggal di Jalan Raya Serani Blok

18A No. 13 RT/RW. 001/005 Kelurahan Sekarpuro, Kecamatan

Pakis, BTN Sawojajar 2, Kotamadya Malang-Jawa Timur,

4 SURYADI, bertempat tinggal di Dusun Maluk Loka RT/RW. 08/03.

Desa Maluk, Kecamatan Maluk, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa

Tenggara Barat, kesemuanya dalam hal ini memberi kuasa kepada :

1 Zainuddin,

2 Burhanuddin,

3 Jamaluddin,

4 Muchammad Fachruddin,

5 Jamaluddin, kesemuanya adalah karyawan PT Newmount Nusa

Tenggara sekaligus selaku Pengurus Serikat Pekerja Seluruh

Indonesia PUK SPKEP SPSI PT NTT yang bekedudukan di

Townsite Batu Hijau PT Newmount Nusa Tenggara, Kecamatan

Sekongkang, Kabupaten sumbawa Barat, NTB, berdasarkan Surat

Kuasa Khusus Nomor 058-A/PUK.SPKEP/SPSI/XII/2013 tanggal

28 November 2013, sebagai Para Pemohon Kasasi dahulu

Tergugat II, III, IV dan VI ;

m e l a w a n

PT. NEWMONT NUSA TENGGARA, berkedudukan di Menara

Rajawali Lantai 26, Jalan Dr Ide Anak Agung Gde Agung (d/h Jalan

Hal. 1 dari 32 hal.Put.Nomor 518 K/Pdt.Sus-PHI/2014

Page 2: EPrintseprints.unpam.ac.id/1835/8/LAMPIRAN .doc · Web view2 Uang Penghargaan Masa Kerja: 6 bulan upah. = 6 x Rp 7.764.000,00 = Rp46.584.000,00 (empat puluh enam juta lima ratus delapan

m

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 2

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Mega Kuningan) Lot. #5.1, Kawasan Mega Kuningan Jakarta, dalam hal

ini memberi kuasa kepada :

1 Ignatius Andy, SH.,

2 I Gede Sukarmo, SH., MH.,

3 Ridwan, SH.,

4 Rando Purba, SH.,

5 Made Susanti, SH., Para Advokat dan Asisten Advokat, beralamat di

Jl. Catur Warga No.7, Kota Mataram, Nusatenggara Barat,

berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal Nomor 1564/PD-MH/NNT/

III/2014, tanggal 6 Maret 2014, sebagai Termohon Kasasi dahulu

Penggugat ;

d a n :

1 Drs. AZHAR, bertempat tinggal di Dusun Sumber Sari RT/

RW.12/03. Desa Bukit Damai, Kecamatan Maluk, Kabupaten

Sumbawa Barat,Nusa Tenggara Barat,

2 MANSYUR BETHAN, bertempat tinggal di Babakan

Residence, Jalan Jaya Lengkara Blok A/1 Sandubaya, Kota

Mataram Nusa Tenggara Barat,

Para Turut Termohon Kasasi dahulu Tergugat I dan Tergugat V;

Mahkamah Agung tersebut;

Membaca surat-surat yang bersangkutan;

Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang Termohon

Kasasi dahulu sebagai Penggugat telah mengajukan gugatan terhadap Pemohon Kasasi

dan turut Termohon Kasasi dahulu sebagai Para Tergugat di depan persidangan

Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Mataram, pada pokoknya

sebagai berikut:

I RIWAYAT PEKERJAAN PARA TERGUGAT

Bahwa Para Tergugat bekerja sebagai karyawan Penggugat dengan riwayat

pekerjaan sebagai berikut:

Tergugat I (Drs. ASHAR – NB0568)

a Status : Pegawai Tetap

b

c

Diangkat sebagai pegawai tetap

Jabatan terakhir

: 19 Mei 1997

: Specialist – Purchasing Support

d Gaji terakhir : Rp.7.764.000,-

Page 3: EPrintseprints.unpam.ac.id/1835/8/LAMPIRAN .doc · Web view2 Uang Penghargaan Masa Kerja: 6 bulan upah. = 6 x Rp 7.764.000,00 = Rp46.584.000,00 (empat puluh enam juta lima ratus delapan

m

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 3

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

e Dirumahkan tanggal : 9 November 2012

f Diskorsing tanggal : 12 Desember 2012

g Masa Kerja : 15 tahun 10 bulan

Tergugat II (YUSNIARI – NB3013)

a Status : Pegawai Tetap

b Diangkat sebagai pegawai tetap : 9 November 1999

c Jabatan terakhir : Specialist – Contract & Invoicing

d Gaji terakhir : Rp.11.293.000,-

e Dirumahkan tanggal : 9 November 2012

f Diskorsing tanggal : 12 Desember 2012

g Masa Kerja : 13 tahun 4 bulan

Tergugat III (MARTHEN LEMPANG – NB4119)

a

b

Status :

Diangkat sebagai pegawai tetap :

Pegawai Tetap

17 Mei 2000

c Jabatan terakhir : Specialist – SHLP Compliance

d Gaji terakhir : Rp.9.873.000,-

e Dirumahkan tanggal : 9 November 2012

f Diskorsing tanggal : 14 Desember 2012

g Masa Kerja : 12 tahun 10 bulan

Tergugat IV (DWI YANTORO – NB2046)

a

b

Status :

Diangkat sebagai pegawai tetap :

Pegawai Tetap

24 Juni 1999

c Jabatan terakhir : Specialist – SHLP Compliance

d Gaji terakhir : Rp.12.099.000,-

e Dirumahkan tanggal : 9 November 2012

f

g

Diskorsing tanggal :

Masa Kerja :

14 Desember 2012

13 tahun 9 bulan

Tergugat V (MANSYUR BETHAN – NB2828)

a Status : Pegawai Tetap

b Diangkat sebagai pegawai tetap : 31 Oktober 1999

c

d

Jabatan terakhir :

Gaji terakhkir :

Foreman – Mobile Equipment

Rp.15.107.000,-

Hal. 3 dari 32 hal.Put.Nomor 518 K/Pdt.Sus-PHI/2014

Page 4: EPrintseprints.unpam.ac.id/1835/8/LAMPIRAN .doc · Web view2 Uang Penghargaan Masa Kerja: 6 bulan upah. = 6 x Rp 7.764.000,00 = Rp46.584.000,00 (empat puluh enam juta lima ratus delapan

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

m

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 4

e Dirumahkan tanggal : 9 November 2012

f

g

Diskorsing tanggal :

Masa Kerja :

14 Desember 2012

13 tahun 5 bulan

Tergugat VI (SURYADI – NB3883)

a

b

Status :

Diangkat sebagai pegawai tetap :

Pegawai Tetap

2 Maret 2000

c Jabatan Terakhir : Foreman – Mobile Equipment

d Gaji terakhir : Rp.13.778.000,-

e

f

Dirumahkan tanggal :

Diskorsing tanggal :

9 November 2012

12 Desember 2012

g Masa Kerja : 13 tahun

II PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL PADA PENGADILAN

NEGERI MATARAM YURISDIKSI UNTUK MENGADILI PERKARA

INI

Selanjutnya, Penggugat menguraikan alasan-alasan dan dasar-dasar Gugatan

perselisihan hubungan industrial pemutusan hubungan kerja (PHK) ini sebagai berikut :

1 Bahwa Penggugat mempunyai hak untuk mengajukan Gugatan perselisihan

hubungan industrial pemutusan hubungan kerja (PHK) ini ke Pengadilan

Hubungan Industrial (PHI) pada Pengadilan Negeri Mataram.

2 Bahwa para pihak atau salah satu pihak dapat mengajukan gugatan ke PHI apabila

para pihak telah menempuh tahap mediasi, namun gagal mencapai kesepakatan

atau apabila para pihak/salah satu pihak menolak anjuran yang dikeluarkan oleh

mediator. Hal ini sesuai dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

• Pasal 5 Undang-Undang Nomor 2/2004 tentang Penyelesaian Perselisihan

Hubungan Industrial (“UU No. 2/2004”) menyatakan:

“Dalam hal penyelesaian melalui konsiliasi atau mediasi tidak mencapai

kesepakatan, maka salah satu pihak dapat mengajukan gugatan kepada

Pengadilan Hubungan Industrial.”

• Pasal 14 ayat (1) UU No. 2/2004 secara tegas menyatakan:

“Dalam hal anjuran tertulis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2)

huruf a ditolak oleh salah satu pihak atau para pihak, maka para pihak atau

Page 5: EPrintseprints.unpam.ac.id/1835/8/LAMPIRAN .doc · Web view2 Uang Penghargaan Masa Kerja: 6 bulan upah. = 6 x Rp 7.764.000,00 = Rp46.584.000,00 (empat puluh enam juta lima ratus delapan

m

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 5

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

salah satu pihak dapat melanjutkan penyelesaian perselisihan ke Pengadilan

Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri setempat.”

3 Bahwa dalam proses menyelesaikan perkara ini, para pihak sebelumnya telah

menempuh tahap bipartite (Bukti P-1A s/d P-1F) dan mediasi. Selanjutnya,

mediator telah mengeluarkan Anjuran Nomor 567/564/ Nakertrans/2013 pada 31

Juli 2013 (Bukti P-2). Oleh karena itu, Penggugat mempunyai hak untuk

mengajukan Gugatan ini ke Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan

Negeri Mataram di Mataram.

4 Bahwa perkara ini merupakan perselisihan hubungan industrial (perselisihan

pemutusan hubungan kerja) antara Penggugat sebagai pengusaha dengan Para

Tergugat sebagai pekerja yang diatur dalam Pasal 1 angka 1 UU No. 2/2004

yang menyatakan sebagai berikut:

“Perselisihan Hubungan Industrial adalah perbedaan pendapat yang

mengakibatkan pertentangan antara pengusaha atau gabungan pengusaha dengan

pekerja/ buruh atau serikat pekerja/serikat buruh karena adanya perselisihan

mengenai hak, perselisihan kepentingan, perselisihan pemutusan hubungan kerja

dan perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh dalam satu perusahaan” ;

5 Bahwa secara lebih khusus, jenis perselisihan hubungan industrial dalam perkara

ini adalah perselisihan pemutusan hubungan kerja antara Penggugat dengan Para

Tergugat yang diatur dalam Pasal 1 angka 4 UU No. 2/2004 yang menyatakan

sebagai berikut:

“Perselisihan pemutusan hubungan kerja adalah perselisihan yang timbul karena

tidak adanya kesesuaian pendapat mengenai pengakhiran hubungan kerja yang

dilakukan oleh salah satu pihak” ;

6 Bahwa perselisihan pemutusan hubungan kerja dalam perkara ini timbul karena

perbedaan pendapat dan tidak adanya kesepakatan antara Penggugat sebagai

pengusaha dengan Para Tergugat sebagai pekerja mengenai keinginan Penggugat

untuk mengakhiri hubungan kerja Para Tergugat.

7 Bahwa Penggugat ingin melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap Para

Tergugat sebagai upaya untuk dapat mempertahankan keberlangsungan kegiatan

operasional Penggugat.

8 Bahwa dengan demikian, Pengadilan Hubungan Industrial merupakan pengadilan

yang berwenang untuk memeriksa dan memutus perkara ini. Hal ini sesuai

dengan Pasal 1 angka 17 UU No. 2/2004 yang menyatakan sebagai berikut:

Hal. 5 dari 32 hal.Put.Nomor 518 K/Pdt.Sus-PHI/2014

Page 6: EPrintseprints.unpam.ac.id/1835/8/LAMPIRAN .doc · Web view2 Uang Penghargaan Masa Kerja: 6 bulan upah. = 6 x Rp 7.764.000,00 = Rp46.584.000,00 (empat puluh enam juta lima ratus delapan

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

m

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 6

“Pengadilan Hubungan Industrial adalah pengadilan khusus yang dibentuk di

lingkungan pengadilan negeri yang berwenang untuk memeriksa, mengadili dan

memberi putusan terhadap perselisihan hubungan industrial”.

Pasal 56 juga secara tegas menyatakan:

“Pengadilan Hubungan Industrial bertugas dan berwenang memeriksa dan

memutus:

a Di tingkat pertama mengenai perselisihan hak;

b Di tingkat pertama dan terakhir mengenai perselisihan kepentingan;

c Di tingkat pertama mengenai perselisihan pemutusan hubungan kerja;

d Di tingkat pertama dan terakhir mengenai perselisihan antar serikat pekerja/

serikat buruh dalam satu perusahaan.”

9 Bahwa lebih lanjut, Pengadilan Hubungan Industrial yang dimaksud adalah

Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Mataram. Hal ini sesuai

dengan Pasal 81 UU No. 2/2004 yang menyatakan:

“Gugatan perselisihan hubungan industrial diajukan kepada Pengadilan Hubungan

Industrial pada Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat

pekerja/buruh bekerja” ;

10 Bahwa tempat Para Tergugat bekerja yang berkaitan dengan perkara ini berada

di wilayah hukum Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri

Mataram, yaitu di Provinsi NTB. Dengan demikian, Pengadilan Hubungan

Industrial pada Pengadilan Negeri Mataram merupakan pengadilan yang

berwenang untuk memeriksa dan memutus perkara ini;

11 Bahwa berdasarkan penjelasan di atas sudah sepatutnya Majelis Hakim Yang

Mulia menerima pengajuan Gugatan ini karena telah diajukan ke Pengadilan

Hubungan Industrial yang berwenang setelah dilakukan tahapan dan mekanisme

sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku;

III PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA PARA TERGUGAT

MERUPAKAN UPAYA UNTUK MEMPERTAHANKAN

KELANGSUNGAN KEGIATAN OPERASIONAL PENGGUGAT.

Page 7: EPrintseprints.unpam.ac.id/1835/8/LAMPIRAN .doc · Web view2 Uang Penghargaan Masa Kerja: 6 bulan upah. = 6 x Rp 7.764.000,00 = Rp46.584.000,00 (empat puluh enam juta lima ratus delapan

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

m

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 7

1 Bahwa saat ini, industri pertambangan global tengah menghadapi tantangan yang

sangat berat akibat harga jual logam yang menurun sedangkan biaya operasional

Penggugat terus meningkat. Hal ini memberi dampak yang merugikan terhadap

seluruh perusahaan tambang di seluruh dunia termasuk Penggugat (Bukti P-3) ;

2 Bahwa, selain terkena dampak industri pertambangan global, saat ini kondisi

Penggugat menjadi bertambah buruk dikarenakan tingkat produksi Penggugat

yang terus mengalami penurunan, sementara biaya operasional dan biaya modal

Penggugat justru mengalami peningkatan yang signifikan (Bukti P-4). Penggugat

tidak dapat terus-menerus mempertahankan kegiatan operasional perusahaan

seperti sekarang ini sebab akan berdampak pada berkurangnya kemampuan

Penggugat untuk beroperasi secara berkelanjutan dan/atau berinvestasi di masa

yang akan datang. Dampak yang lebih buruk lagi, kondisi ini dapat

mengakibatkan ditutupnya kegiatan operasional perusahaan secara keseluruhan ;

3 Bahwa untuk dapat mempertahankan kelangsungan operasional Penggugat, maka

Penggugat secara berkelanjutan telah melakukan langkah-langkah penghematan

untuk mengurangi dampak kerugian bagi Penggugat berupa (Bukti P-5):

1 Pengurangan dan pembatasan jumlah pembelian alat berat dan

perlengkapan lainnya, seperti haul truck, shovel, excavator dan lainnya;

2 Pengurangan peralatan pendukung operasional yang disewa, seperti

crane, forklift, helikopter, bis penumpang dan lainnya;

3 Pengurangan tenaga kerja asing;

4 Pengurangan kegiatan eksplorasi;

5 Pengurangan jumlah kendaraan ringan yang dioperasikan dan

pembatasan/pengaturan ulang penggunaan kendaraan ringan yang ada;

6 Pengurangan jumlah konsultan serta mitra bisnis dan karyawannya;

7 Peniadaan kenaikan gaji berdasarkan kinerja karyawan (merit increase);

8 Pengurangan jumlah donasi;

9 Pengurangan jumlah perjalanan dinas, pelatihan dan seminar;

10 Pembatasan kegiatan yang sifatnya seremonial dan kegiatan lainnya;

11 Pembatasan dan pengaturan ulang penggunaan alat telekomunikasi yang

ada;

Sebelum melakukan langkah-langkah penghematan tersebut di atas, Penggugat

telah melakukan sosialisasi ke semua departemen (bagian) termasuk ke

departemen (bagian) tempat Para Tergugat bekerja;

Hal. 7 dari 32 hal.Put.Nomor 518 K/Pdt.Sus-PHI/2014

Page 8: EPrintseprints.unpam.ac.id/1835/8/LAMPIRAN .doc · Web view2 Uang Penghargaan Masa Kerja: 6 bulan upah. = 6 x Rp 7.764.000,00 = Rp46.584.000,00 (empat puluh enam juta lima ratus delapan

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

m

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 8

4 Bahwa, walaupun langkah-langkah penghematan telah dilakukan sebagaimana

tersebut di atas, namun hal itu belum cukup untuk memastikan keberlangsungan

operasional perusahaan secara sehat dan berkelanjutan karena Penggugat

ternyata masih tetap mengalami kerugian. Oleh karena itu, dengan sangat

terpaksa, Penggugat harus melakukan upaya tambahan yaitu berupa reorganisasi

perusahaan, antara lain sebagai berikut:

1 Merampingkan atau mengurangi posisi supervisi dan/atau staf;

2 Menata ulang garis tanggung jawab; dan

3 Menghapus sejumlah posisi/jabatan yang kosong karena pekerja pensiun,

mengundurkan diri, atau alasan-alasan lain, termasuk posisi/jabatan Para

Tergugat (Bukti P-6);

5 Bahwa, sebagai akibat pelaksanaan reorganisasi tersebut, Penggugat telah

melakukan pengurangan karyawan sebanyak 53 (lima puluh tiga) orang secara

musyawarah mufakat dengan persetujuan bersama sesuai dengan ketentuan Pasal

66 Perjanjian Kerja Bersama yang berlaku di Penggugat (Bukti P-7). Sedangkan,

Para Tergugat menolak untuk dilakukan pemutusan hubungan kerja secara

musyawarah mufakat;

6 Bahwa selain dimaksudkan sebagai upaya untuk melakukan penghematan akibat

kerugian yang dialami oleh Penggugat, pengurangan dan penghapusan posisi

karyawan (termasuk posisi Para Tergugat) juga dilakukan dengan pertimbangan

bahwa saat ini jumlah karyawan untuk posisi-posisi tersebut telah melebihi

kebutuhan operasional perusahaan. Kondisi ini mengharuskan Penggugat untuk

melakukan pengurangan karyawan (termasuk Para Tergugat) agar dapat

mempertahankan kelanjutan operasional perusahaan.

7 Bahwa Pasal 1 angka 15 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan (“UU No. 13/2003”) pada pokoknya mengatur bahwa hubungan

kerja antara pengusaha dan pekerja harus mempunyai unsur pekerjaan, upah dan

perintah. Hal ini kami kutip sebagai berikut:

“….Hubungan kerja adalah hubungan antara Pengusaha dengan Pekerja/buruh

berdasarkan perjanjian kerja, yang mempunyai unsur pekerjaan, upah dan

perintah…”;

Page 9: EPrintseprints.unpam.ac.id/1835/8/LAMPIRAN .doc · Web view2 Uang Penghargaan Masa Kerja: 6 bulan upah. = 6 x Rp 7.764.000,00 = Rp46.584.000,00 (empat puluh enam juta lima ratus delapan

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

m

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 9

8 Bahwa unsur-unsur hubungan kerja d i atas bersifat kumulatif sehingga seluruh

unsur tersebut harus terpenuhi sebagai syarat untuk membuktikan adanya

hubungan kerja antara Penggugat dan Para Tergugat. Apabila unsur-unsur

tersebut diterapkan dan diuji dalam hubungan hukum antara Penggugat dan Para

Tergugat, maka terlihat jelas bahwa hubungan kerja antara Penggugat dan Para

Tergugat sebagaimana yang dimaksud dalam UU No. 13/2003 sudah menjadi

tidak terpenuhi karena:

i Sesuai uraian di atas, jumlah karyawan Penggugat pada posisi-posisi

yang dijabat oleh Para Tergugat melebihi volume pekerjaan yang ada

sehingga melebihi kebutuhan perusahaan. Hal ini berarti bahwa saat

ini pekerjaan yang tersedia bagi Para Tergugat untuk mendukung

kelanjutan operasional perusahaan sudah tidak ada. Dengan demikian,

unsur pekerjaan sudah tidak terpenuhi dalam hubungan hukum antara

Penggugat dan Para Tergugat;

ii Karena unsur pekerjaan sudah tidak terpenuhi maka unsur perintah

dari Penggugat kepada Para Tergugat juga menjadi tidak terpenuhi

dalam hubungan hukum antara Penggugat dan Para Tergugat;

Berdasarkan uraian di atas, terbukti bahwa unsur pekerjaan dan unsur perintah

sudah tidak terpenuhi dalam hubungan hukum antara Penggugat dan Para

Tergugat. Karena itu, secara hukum hubungan kerja antara Penggugat dan Para

Tergugat juga sudah tidak terpenuhi. Dengan demikian, pengakhiran hubungan

kerja terhadap Para Tergugat sudah tepat dan berdasar hukum;

9 Bahwa tindakan Penggugat yang telah terlebih dahulu melakukan berbagai

langkah penghematan sebelum melakukan PHK telah sesuai dengan ketentuan

Pasal 151 ayat (1) UU No. 13/2003 yang menyatakan:

“Pengusaha, Pekerja/buruh, Serikat Pekerja/Serikat Buruh, dan pemerintah,

dengan segala upaya harus mengusahakan agar jangan terjadi pemutusan

hubungan kerja”

Dengan demikian, pengakhiran hubungan kerja yang dilakukan oleh Penggugat

terhadap Para Tergugat sudah tepat dan berdasar hukum;

Hal. 9 dari 32 hal.Put.Nomor 518 K/Pdt.Sus-PHI/2014

Page 10: EPrintseprints.unpam.ac.id/1835/8/LAMPIRAN .doc · Web view2 Uang Penghargaan Masa Kerja: 6 bulan upah. = 6 x Rp 7.764.000,00 = Rp46.584.000,00 (empat puluh enam juta lima ratus delapan

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

m

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 10

10 Bahwa, terkait dengan langkah penghematan yang dilakukan sebagaimana

disebutkan dalam Angka 4 butir 4.4 di atas, Penggugat dengan terpaksa telah

mengurangi sebagian besar kegiatan eksplorasi yang sedang berlangsung di blok

Elang, Kabupaten Sumbawa yang juga mengakibatkan diberhentikannya

sebagian besar karyawan eksplorasi secara bertahap sejumlah 110 karyawan. Hal

ini terpaksa dilakukan oleh Penggugat, meskipun kegiatan eksplorasi tersebut

bagi Penggugat adalah merupakan kegiatan terpenting yang seharusnya

dilakukan demi keberlangsungan operasional Penggugat dalam jangka panjang.

Bahkan, dengan memperhatikan perkembangan situasi dan kondisi saat ini,

sangat besar kemungkinannya Penggugat akan kembali melakukan pengurangan

tenaga kerja sebagai upaya penghematan operasional perusahaan (Bukti P-8).

11 Bahwa pemutusan hubungan kerja terhadap karyawan dengan alasan efisiensi

yang bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan kegiatan operasional suatu

perusahaan agar tidak tutup secara keseluruhan telah sesuai dengan Putusan

Mahkamah Agung No. 217 K/Pdt.Sus/2010 tanggal 31 Maret 2010 pada halaman

17 yang kami kutip sebagai berikut:

“Bahwa ternyata hubungan hukum antara Pemohon Kasasi dengan Termohon

Kasasi dinyatakan putus dengan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), mengacu

kepada Pasal 164 ayat (3) Undang-Undang Nomor: 13 Tahun 2003 dengan alasan

efisiensi guna penyelamatan perusahaan tersebut;”

12 Bahwa lebih lanjut, pemutusan hubungan kerja terhadap karyawan dengan alasan

efisiensi sudah menjadi yurisprudensi tetap Mahkamah Agung. Bahwa terdapat

beberapa Putusan Mahkamah Agung yang mengabulkan permohonan pemutusan

hubungan kerja terhadap karyawan dengan alasan efisiensi, antara lain sebagai

berikut:

• Putusan Mahkamah Agung No. 85 K/Pdt.Sus/2013 tanggal 30 Mei 2013

pada halaman 8 menyatakan:

“Bahwa PHK yang terjadi merupakan PHK yang digolongkan PHK karena

efisiensi,…”

• Putusan Mahkamah Agung No. 288 K/Pdt.Sus/2012 tanggal 25 Oktober

2012 pada halaman 12 menyatakan:

Page 11: EPrintseprints.unpam.ac.id/1835/8/LAMPIRAN .doc · Web view2 Uang Penghargaan Masa Kerja: 6 bulan upah. = 6 x Rp 7.764.000,00 = Rp46.584.000,00 (empat puluh enam juta lima ratus delapan

m

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 11

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

“tindakan PHK oleh Tergugat a quo dapat dikatagorikan sebagai PHK dengan

alasan melakukan efisiensi sebagaimana dimaksud ketentuan Pasal 164 ayat

(3) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003;”

• Putusan Mahkamah Agung No. 828 K/Pdt.Sus/2011 tanggal 20 April 2011

pada halaman 8 menyatakan:

“putusan Judex Facti dalam pokok perkara yang demikian telah sesuai dengan

ketentuan Pasal 164 ayat (3) UU No. 13 Tahun 2003 karena tindakan PHK

oleh Tergugat a quo dapat dikategorikan sebagai tindakan PHK dengan alasan

melakukan efisiensi;”

13 Bahwa lebih jauh, karena adanya ketidaksesuaian pendapat mengenai

pengakhiran hubungan kerja secara musyawarah mufakat antara Penggugat

dengan Para Tergugat, saat ini hubungan kerja antara Penggugat dengan Para

Tergugat sudah menjadi tidak harmonis sehingga hubungan kerja Penggugat dan

Para Tergugat sudah tidak sesuai dengan salah satu tujuan dasar pembentukan

UU No. 13/2013, yaitu untuk mewujudkan hubungan industrial yang harmonis

antara pengusaha dan tenaga kerja (Penjelasan Umum UU No. 13/2013). Bahwa

pemutusan hubungan kerja berdasarkan alasan disharmonisasi adalah berdasar

hukum karena telah sesuai dengan Penjelasan Umum UU No. 2/2004. Hal ini

telah menjadi yurisprudensi tetap Mahkamah Agung, antara lain sebagai berikut :

• Putusan Mahkamah Agung No. 20 K/Pdt.Sus/2012 tanggal 21 Februari

2012 pada halaman 31 yang menyatakan:

“Bahwa alasan kasasi tersebut dapat dibenarkan bahwa hubungan kerja tidak

mungkin harmonis lagi,…;

Bahwa terhadap PHK dengan alasan disharmonis dapat dikabulkan karena

telah sesuai dengan Penjelasan Umum Alinea III Undang-Undang No. 2

Tahun 2004…”

• Putusan MA No. 461 K/Pdt.Sus/2012 tanggal 3 Agustus 2012 pada

halaman 31 yang menyatakan:

“bahwa karena Pengusaha/Pemohon Kasasi telah menjatuhkan skorsing dalam

rangka proses pemutusan hubungan kerja (PHK)…, maka berdasarkan

tuntutan ex aequo et bono , adil dijatuhkan putusan hubungan kerja dengan

Hal. 11 dari 32 hal.Put.Nomor 518 K/Pdt.Sus-PHI/2014

Page 12: EPrintseprints.unpam.ac.id/1835/8/LAMPIRAN .doc · Web view2 Uang Penghargaan Masa Kerja: 6 bulan upah. = 6 x Rp 7.764.000,00 = Rp46.584.000,00 (empat puluh enam juta lima ratus delapan

m

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 12

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

alasan sebagaimana dimaksud pada penjelasan umum alinea ke-3 Undang-

Undang Nomor 2 Tahun 2004 karena disharmonis…”

Dengan demikian, pengakhiran hubungan kerja yang dilakukan oleh Penggugat

terhadap Para Tergugat sangat beralasan hukum;

14 Berdasarkan seluruh uraian di atas, terbukti bahwa pemutusan hubungan kerja

terhadap Para Tergugat merupakan dampak reorganisasi perusahaan sebagai

salah satu upaya penghematan/efisiensi yang bertujuan untuk mempertahankan

kelangsungan kegiatan operasional Penggugat. Oleh karena itu kami mohon agar

Majelis Hakim Yang Mulia menyatakan hubungan kerja antara Penggugat dan

Para Tergugat berakhir karena PHK, dengan hak-hak normatif sesuai ketentuan

hukum yang berlaku;

IV HAK-HAK NORMATIF PARA TERGUGAT

Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 156 ayat (1) UU No. 13/2003, perhitungan uang

pesangon, uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak atas pemutusan

hubungan kerja Para Tergugat gross (sebelum dikurangi pajak) adalah sebagai

berikut:

Tergugat I (Drs. ASHAR – NB0568).

Masa Kerja 15 tahun 10 bulan dan besarnya gaji/bulan Rp7.764.000,00 diperoleh

perhitungan sebagai berikut:

1 Uang Pesangon: 9 bulan upah.

= 9 x Rp7.764.000,00

= Rp69.876.000,00

Dan sesuai ketentuan Pasal 164 ayat (3) UU No. 13/2003 yang mengatur

bahwa pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap

pekerja/buruh karena alasan perusahaan melakukan efisiensi dengan

kewajiban membayar uang pesangon sebesar 2 (dua) kali ketentuan Pasal

156 ayat (2), maka besarnya uang pesangon yang diterima Tergugat I adalah:

= 2 x Uang Pesangon.

= 2 x Rp 69.876.000,00

= Rp139.752.000,00 (seratus tiga puluh sembilan juta tujuh ratus lima puluh

dua ribu rupiah).

2 Uang Penghargaan Masa Kerja: 6 bulan upah.

= 6 x Rp 7.764.000,00

= Rp46.584.000,00 (empat puluh enam juta lima ratus delapan puluh empat

ribu rupiah).

Page 13: EPrintseprints.unpam.ac.id/1835/8/LAMPIRAN .doc · Web view2 Uang Penghargaan Masa Kerja: 6 bulan upah. = 6 x Rp 7.764.000,00 = Rp46.584.000,00 (empat puluh enam juta lima ratus delapan

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

m

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 13

3 Uang Penggantian Hak: 15% dari jumlah Pesangon dan Penghargaan Masa

Kerja

= 15/100 x (Rp139.752.000,00 + Rp27.950.400,00)

= 15/100 x Rp186.336.000,00

= Rp27.950.400,00 (dua puluh tujuh juta sembilan ratus lima puluh ribu

empat ratus rupiah).

Tergugat II (YUSNIARI – NB3013).

Masa Kerja 13 tahun dan besarnya gaji/bulan Rp11.293.000,00 diperoleh

perhitungan sebagai berikut:

1 Uang Pesangon: 9 bulan upah.

= 9 x Rp11.293.000,00

= Rp101.637.000,00

Dan sesuai ketentuan Pasal 164 ayat (3) Undang-Undang Nomor 13 Tahun

2003 tentang Ketenagakerjaan yang mengatur bahwa pengusaha dapat

melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap pekerja/buruh karena alasan

perusahaan melakukan efisiensi dengan kewajiban membayar uang pesangon

sebesar 2 (dua) kali ketentuan Pasal 156 ayat (2), maka besarnya uang

pesangon yang diterima Tergugat I adalah:

= 2 x Uang Pesangon.

= 2 x Rp101.637.000,00

= Rp203.274.000,00 (dua ratus tiga juta dua ratus tujuh puluh empat ribu

rupiah).

2 Uang Penghargaan Masa Kerja: 5 bulan upah.

= 5 x Rp11.293.000,00

= Rp56.465.000,00 (lima puluh enam juta empat ratus enam puluh lima

ribu rupiah).

3 Uang Penggantian Hak: 15% dari jumlah Pesangon dan Penghargaan Masa

Kerja

= 15/100 x (Rp203.274.000,00 + Rp56.465.000,00)

= 15/100 x Rp259.739.000,00

= Rp38.960.850,00 (tiga puluh delapan juta sembilan ratus enam puluh

ribu delapan ratus lima puluh rupiah).

Tergugat III (MARTHIN LEMPANG – NB4119).

Masa Kerja 12 tahun 10 bulan dan besarnya gaji/bulan Rp9.873.000,00 diperoleh

perhitungan sebagai berikut:

Hal. 13 dari 32 hal.Put.Nomor 518 K/Pdt.Sus-PHI/2014

Page 14: EPrintseprints.unpam.ac.id/1835/8/LAMPIRAN .doc · Web view2 Uang Penghargaan Masa Kerja: 6 bulan upah. = 6 x Rp 7.764.000,00 = Rp46.584.000,00 (empat puluh enam juta lima ratus delapan

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

m

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 14

1 Uang Pesangon: 9 bulan upah.

= 9 x Rp9.873.000,00

= Rp 88.857.000,00

Dan sesuai ketentuan Pasal 164 ayat (3) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003

tentang Ketenagakerjaan yang mengatur bahwa pengusaha dapat melakukan

pemutusan hubungan kerja terhadap pekerja/buruh karena alasan perusahaan

melakukan efisiensi dengan kewajiban membayar uang pesangon sebesar 2

(dua) kali ketentuan Pasal 156 ayat (2), maka besarnya uang pesangon yang

diterima Tergugat I adalah:

= 2 x Uang Pesangon.

= 2 x Rp88.857.000,00

= Rp177.714.000,00 (seratus tujuh puluh tujuh juta tujuh ratus empat belas

ribu rupiah).

2 Uang Penghargaan Masa Kerja: 5 bulan upah.

= 5 x Rp9.873.000,00

= Rp49.365.000,00 (empat puluh sembilan juta tiga ratus enam puluh lima

ribu rupiah).

3 Uang Penggantian Hak: 15% dari jumlah Pesangon dan Penghargaan Masa

Kerja.

= 15/100 x (Rp177.714.000,00 + Rp49.365.000,00)

= 15/100 x Rp 227.079.000,00

= Rp. 34.061.850,- (tiga puluh empat juta enam puluh satu ribu delapan ratus

lima puluh rupiah).

Te r gu gat I V (D WI YANTORO – NB204 6 ).

Masa Kerja 13 tahun dan besarnya gaji/bulan Rp12.099.000,00 diperoleh

perhitungan sebagai berikut:

1 Uang Pesangon: 9 bulan upah.

= 9 x Rp12.099.000,00

= Rp108.891.000,00

Dan sesuai ketentuan Pasal 164 ayat (3) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003

tentang Ketenagakerjaan yang mengatur bahwa pengusaha dapat melakukan

pemutusan hubungan kerja terhadap pekerja/buruh karena alasan perusahaan

melakukan efisiensi dengan kewajiban membayar uang pesangon sebesar 2

Page 15: EPrintseprints.unpam.ac.id/1835/8/LAMPIRAN .doc · Web view2 Uang Penghargaan Masa Kerja: 6 bulan upah. = 6 x Rp 7.764.000,00 = Rp46.584.000,00 (empat puluh enam juta lima ratus delapan

m

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 15

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

(dua) kali ketentuan Pasal 156 ayat (2), maka besarnya uang pesangon yang

diterima Tergugat I adalah:

= 2 x Uang Pesangon.

= 2 x Rp108.891.000,00

= Rp217.782.000,- (dua ratus tujuh belas juta tujuh ratus delapan puluh

dua ribu rupiah).

2 Uang Penghargaan Masa Kerja: 5 bulan upah.

= 5 x Rp12.099.000,00

= Rp60.495.000,00 (enam puluh juta empat ratus sembilan puluh lima ribu

rupiah).

3 Uang Penggantian Hak: 15% dari jumlah Pesangon dan Penghargaan Masa

Kerja.

= 15/100 x (Rp 217.782.000,00 + Rp60.495.000,00)

= 15/100 x Rp278.277.000,00

= Rp41.741.550,- (empat puluh satu juta tujuh ratus empat puluh satu ribu

lima ratus lima puluh rupiah ).

Tergugat V (MANSYUR BETHAN – NB2828).

Masa Kerja 13 tahun dan besarnya gaji/bulan Rp15.107.000,00 diperoleh

perhitungan sebagai berikut:

1 Uang Pesangon: 9 bulan upah.

= 9 x Rp15.107.000,00

= Rp135.963.000,00

Dan sesuai ketentuan Pasal 164 ayat (3) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003

tentang Ketenagakerjaan yang mengatur bahwa pengusaha dapat melakukan

pemutusan hubungan kerja terhadap pekerja/buruh karena alasan perusahaan

melakukan efisiensi dengan kewajiban membayar uang pesangon sebesar 2

(dua) kali ketentuan Pasal 156 ayat (2), maka besarnya uang pesangon yang

diterima Tergugat I adalah:

= 2 x Uang Pesangon.

= 2 x Rp135.963.000,00

= Rp271.926.000,00 (dua ratus tujuh puluh satu juta sembilan ratus dua

puluh enam ribu rupiah).

2 Uang Penghargaan Masa Kerja: 5 bulan upah.

= 5 x Rp 15.107.000,00

Hal. 15 dari 32 hal.Put.Nomor 518 K/Pdt.Sus-PHI/2014

Page 16: EPrintseprints.unpam.ac.id/1835/8/LAMPIRAN .doc · Web view2 Uang Penghargaan Masa Kerja: 6 bulan upah. = 6 x Rp 7.764.000,00 = Rp46.584.000,00 (empat puluh enam juta lima ratus delapan

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

m

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 16

= Rp75.535.000,00 (tujuh puluh lima juta lima ratus tiga puluh lima ribu

rupiah).

3 Uang Penggantian Hak: 15% dari jumlah Pesangon dan Penghargaan Masa

Kerja..

= 15/100 x (Rp271.926.000,00 + Rp.75.535.000)

= 15/100 x Rp347.461.000,00

= Rp52.119.150,00 (lima puluh dua juta seratus sembilan belas ribu seratus

lima puluh rupiah).

Tergugat VI (SURYADI – NB3883).

Masa Kerja 13 tahun 3 bulan dan besarnya gaji/bulan Rp13.778.000,00 diperoleh

perhitungan sebagai berikut:

1 Uang Pesangon: 9 bulan upah.

= 9 x Rp13.778.000,00

= Rp124.002.000,00

Dan sesuai ketentuan Pasal 164 ayat (3) Undang-Undang Nomor 13 Tahun

2003 tentang Ketenagakerjaan yang mengatur bahwa pengusaha dapat

melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap pekerja/buruh karena alasan

perusahaan melakukan efisiensi dengan kewajiban membayar uang pesangon

sebesar 2 (dua) kali ketentuan Pasal 156 ayat (2), maka besarnya uang

pesangon yang diterima Tergugat I adalah:

= 2 x Uang Pesangon.

= 2 x Rp124.002.000,00

= Rp248.004.000,00 (dua ratus empat puluh delapan juta empat ribu

rupiah).

2 Uang Penghargaan Masa Kerja: 5 bulan upah.

= 5 x Rp13.778.000,00

= Rp68.890.000,00 (enam puluh delapan juta delapan ratus sembilan

puluh ribu rupiah).

3 Uang Penggantian Hak: 15% dari jumlah Pesangon dan Penghargaan Masa

Kerja.

= 15/100 x (Rp248.004.000,00 + Rp68.890.000,00)

= 15/100 x Rp316.894.000,00

= Rp47.534.100,00 (empat puluh tujuh juta lima ratus tiga puluh empat ribu

seratus rupiah).

V TUNTUTAN PROVISI.

Page 17: EPrintseprints.unpam.ac.id/1835/8/LAMPIRAN .doc · Web view2 Uang Penghargaan Masa Kerja: 6 bulan upah. = 6 x Rp 7.764.000,00 = Rp46.584.000,00 (empat puluh enam juta lima ratus delapan

m

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 17

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Bahwa, karena gugatan ini diajukan berdasarkan alat bukti yang sah, otentik dan

kuat, maka Penggugat mohon agar Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili

perkara ini menyatakan putusan ini dapat diperintahkan untuk dijalankan terlebih

dahulu meskipun ada upaya hukum kasasi (Uitvoerbaar bij Voorraad).

Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, Penggugat mohon kepada Pengadilan

Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Mataram agar memberikan putusan

sebagai berikut:

DALAM PROVISI:

Menyatakan putusan dalam perkara ini dapat dijalankan terlebih dahulu meskipun ada

upaya hukum kasasi maupun upaya hukum lainnya (Uitvoerbaar bij Voorraad).

DALAM POKOK PERKARA:

1 Menerima gugatan Penggugat untuk seluruhnya.

2 Menetapkan hukum:

1 bahwa hubungan kerja antara Penggugat dan Tergugat I (Drs. ASHAR –

NB0568) putus sejak tanggal 12 Desember 2012.

2 bahwa hak Tergugat I (Drs. ASHAR – NB0568) sesuai ketentuan Pasal

156 Undang-undang No. 13 tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, adalah

sebesar:

Pesangon : Rp139.752.000,00 (seratus tiga puluh sembilan

juta tujuh ratus lima puluh dua ribu rupiah).

Penghargaan Masa Kerja : Rp46.584.000,00 ( empat puluh enam juta lima

ratus delapan puluh empat ribu rupiah).

Penggantian Hak : Rp27.950.400,00 (dua puluh tujuh juta sembilan

ratus lima puluh ribu empat ratus rupiah).

3 Menetapkan hukum:

1 Bahwa hubungan kerja antara Penggugat dan Tergugat II (YUSNIARI –

NB3013) putus sejak tanggal 12 Desember 2012.

2 Bahwa hak Tergugat II (YUSNIARI – NB3013) sesuai ketentuan Pasal 156

Undang-undang No. 13 tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, adalah sebesar:

Pesangon : Rp. 203.274.000,- (dua ratus tiga juta dua ratus

tujuh puluh empat ribu rupiah).

Hal. 17 dari 32 hal.Put.Nomor 518 K/Pdt.Sus-PHI/2014

Page 18: EPrintseprints.unpam.ac.id/1835/8/LAMPIRAN .doc · Web view2 Uang Penghargaan Masa Kerja: 6 bulan upah. = 6 x Rp 7.764.000,00 = Rp46.584.000,00 (empat puluh enam juta lima ratus delapan

m

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 18

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Penghargaan Masa Kerja : Rp. 56.465.000,- (lima puluh enam juta empat

ratus enam puluh lima ribu rupiah).

Penggantian Hak : Rp. 38.960.850,- (tiga puluh delapan juta

sembilan ratus enam puluh ribu delapan ratus

lima puluh rupiah).

4 Menetapkan hukum:

1 Bahwa hubungan kerja antara Penggugat dan Tergugat III ( MARTHIN

LEMPANG – NB4119) putus sejak tanggal 14 Desember 2012.

2 Bahwa hak Tergugat III (MARTHIN LEMPANG – NB4119) sesuai

ketentuan Pasal 156 Undang-undang No. 13 tahun 2003 Tentang

Ketenagakerjaan, adalah sebesar:

Pesangon : Rp177.714.000,00 (seratus tujuh puluh tujuh

juta tujuh ratus empat belas ribu rupiah).

Penghargaan Masa Kerja: Rp49.365.000,00 (empat puluh sembilan juta tiga

ratus enam puluh lima ribu rupiah).

Penggantian Hak : Rp34.061.850,00 (tiga puluh empat juta enam

puluh satu ribu delapan ratus lima puluh rupiah).

5 Menetapkan hukum:

1 Bahwa hubungan kerja antara Penggugat dan Tergugat IV (DWI YANTORO –

NB2046) putus sejak tanggal 14 Desember 2012.

2 Bahwa hak Tergugat IV (DWI YANTORO – NB2046) sesuai ketentuan Pasal

156 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, adalah

sebesar:

Pesangon : Rp217.782.000,00 (dua ratus tujuh belas juta

tujuh ratus delapan puluh dua ribu rupiah).

Penghargaan Masa Kerja: Rp60.495.000,00 (enam puluh juta empat ratus

sembilan puluh lima ribu rupiah).

Penggantian Hak : Rp41.741.550,00 (empat puluh satu juta tujuh

ratus empat puluh satu ribu lima ratus lima

puluh rupiah).

6 Menetapkan hukum:

1 Bahwa hubungan kerja antara Penggugat dan Tergugat V (MANSYUR

BETHAN – NB2828) putus sejak tanggal 14 Desember 2012.

Page 19: EPrintseprints.unpam.ac.id/1835/8/LAMPIRAN .doc · Web view2 Uang Penghargaan Masa Kerja: 6 bulan upah. = 6 x Rp 7.764.000,00 = Rp46.584.000,00 (empat puluh enam juta lima ratus delapan

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

m

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 19

2 Bahwa hak Tergugat V (MANSYUR BETHAN – NB2828) sesuai ketentuan

Pasal 156 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan,

adalah sebesar:

Pesangon : Rp271.926.000,00 (dua ratus tujuh puluh satu

juta sembilan ratus dua puluh enam ribu rupiah).

Penghargaan Masa Kerja: Rp75.535.000,00 ( tujuh puluh lima juta lima ratus

tiga puluh lima ribu rupiah).

Penggantian Hak : Rp52.119.150,00 (lima puluh dua juta seratus

sembilan belas ribu seratus lima puluh rupiah).

• Menetapkan hukum:

1 Bahwa hubungan kerja antara Penggugat dan Tergugat VI (SURYADI –

NB3883) putus sejak tanggal 12 Desember 2012.

2 Bahwa hak Tergugat VI (SURYADI – NB3883) sesuai ketentuan Pasal 156

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, adalah

sebesar:

Pesangon : Rp248.004.000,00 (dua ratus empat puluh

delapan juta empat ribu rupiah).

Penghargaan Masa Kerja : Rp68.890.000,00 (enam puluh delapan juta

delapan ratus sembilan puluh ribu rupiah).

Penggantian Hak : Rp47.534.100,00 (empat puluh tujuh juta lima

ratus tiga puluh empat ribu seratus rupiah).

• Menghukum Para Tergugat untuk mematuhi serta melaksanakan putusan dalam

perkara ini.

• Menetapkan biaya perkara sesuai ketentuan hukum yang berlaku.

dan/atau

Apabila Majelis Hakim Yang Mulia berpendapat lain, mohon putusan lain yang

seadil-adilnya (ex aquo et bono).

Bahwa, terhadap gugatan tersebut, Tergugat mengajukan Rekonvensi pada

pokoknya sebagai berikut:

i Bahwa Penggugat Konpensi/Tergugat Rekonpensi telah

melakukan Pemutusan Hubungan Kerja kepada Tergugat II, III,

IV dan VI Konpensi/Penggugat Rekonpensi tanpa melalui

Hal. 19 dari 32 hal.Put.Nomor 518 K/Pdt.Sus-PHI/2014

Page 20: EPrintseprints.unpam.ac.id/1835/8/LAMPIRAN .doc · Web view2 Uang Penghargaan Masa Kerja: 6 bulan upah. = 6 x Rp 7.764.000,00 = Rp46.584.000,00 (empat puluh enam juta lima ratus delapan

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

m

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 20

prosedur hukum yang berlaku dan bertentangan dengan ketentuan

peraturan perundangan ketenagakerjaan, karena tidak memperoleh

ijin dari instansi yang berwenang di bidang ketenagakerjaan.

ii Bahwa atas tindakan Penggugat tersebut Tergugat II, III, IV dan

VI Konpensi/Penggugat Rekonpensi sangat dirugikan baik moril

maupun materiil, karena dengan adanya tindakan Pemutusan

Hubungan Kerja tersebut Tergugat II, III, IV dan VI Konpensi/

Penggugat Rekonpensi tidak mendapat kepercayaan dari

masyarakat dan instansi baik pemerintah maupun swasta.

iii Bahwa atas tindakan Penggugat Konpensi/Tergugat

Rekonpensi tersebut Penghasilan Tergugat II, III, IV dan VI

Konpensi/Penggugat Rekonpensi sangat menurun drastis karena

pendapatan yang biasa diterima menjadi hilang.

iv Bahwa setelah dilakukan Pemutusan Hubungan Kerja oleh

Penggugat Konpensi/Tergugat Rekonvensi, maka Penghasilan

Tergugat II, III, IV dan VI Konpensi/Penggugat Rekonpensi

seperti Bonus sebesar 8 x pertahun yang dibayarkan per tiga bulan

gaji dan General Increase yang seharusnya diterima menjadi

hilang/tidak diterima oleh Tergugat II, III, IV dan VI Konpensi/

Penggugat Rekonpensi.

v Bahwa oleh karena Bonus sebesar 8 x pertahun yang dibayarkan

per tiga bulan gaji tersebut dihitung dari hasil produksi expit

mining dan produksi konsentrat di pabrik konsentrator, maka

semua karyawan berhak untuk memperoleh bonus tersebut.

vi Perlu diketahui bahwa Tergugat II, III, IV dan VI

Konpensi/Penggugat Rekonpensi tidak dapat masuk kerja dan

melakukan kegiatan sebagaimana mestinya karena hal tersebut

dalam rangka melaksanakan perintah Penggugat Konpensi/

Tergugat Rekonpensi.

vii Disamping itu bonus sebesar 8 x pertahun yang

dibayarkan per tiga bulan gaji yang seharusnya diterima oleh

Tergugat II, III, IV dan VI Konpensi/Penggugat Rekonpensi

Page 21: EPrintseprints.unpam.ac.id/1835/8/LAMPIRAN .doc · Web view2 Uang Penghargaan Masa Kerja: 6 bulan upah. = 6 x Rp 7.764.000,00 = Rp46.584.000,00 (empat puluh enam juta lima ratus delapan

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

m

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 21

sebelum dilakukan Pemutusan Hubungan Kerja sampai saat ini

tidak pernah diterima.

viii Bahwa disamping hal tersebut di atas, General Incease

yang diterima oleh karyawan lain tidak dapat dinikmati oleh

Tergugat II, III, IV dan VI Konpensi/Penggugat Rekonpensi tanpa

alasan yang jelas.

Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, Penggugat Rekonvensi mohon kepada

Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Mataram agar memberikan

putusan sebagai berikut:

DALAM GUGATAN REKONPENSI.

1 Mengabulkan Gugatan Rekonpensi Penggugat Rekonpensi.

2 Menghukum Tergugat Rekonvensi untuk membayar bonus sebesar 8 x gaji

pertahun yang dibayarkan pertiga bulan sekali kepada Penggugat Rekonpensi.

3 Menghukum Tergugat Rekonpensi untuk menaikkan General Increase kepada

Penggugat Rekonpensi

4 Atau apabila Majelis berpendapat lain mohon putusan yang seadil-adilnya

Bahwa, terhadap gugatan tersebut Pengadilan Hubungan Industrial pada

Pengadilan Negeri Mataram telah memberikan putusan Nomor 10/G/2013/

PHI.PN.MTR. tanggal 23 Januari 2014 yang amarnya sebagai berikut:

DALAM KONVENSI

DALAM PROVISI

• Menyatakan provisi Penggugat tidak dapat diterima;

DALAM POKOK PERKARA

• Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian;

• Menyatakan hubungan kerja antara Penggugat dengan Tergugat II

(Yusniari-NB3013), Tergugat III (Marthen Lempang-NB4119),Tergugat IV

( Dwintoro-NB2046) dan Tergugat VI (Suryadi-3883) putus dengan

Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhitung sejak sejak tanggal 23

Januari 2014;

• Menghukum Penggugat untuk membayar hak-hak Tergugat II, III, IV dan

VI sebagai akibat Pemutusan Hubungan Kerja sebagai berikut :

Hal. 21 dari 32 hal.Put.Nomor 518 K/Pdt.Sus-PHI/2014

Page 22: EPrintseprints.unpam.ac.id/1835/8/LAMPIRAN .doc · Web view2 Uang Penghargaan Masa Kerja: 6 bulan upah. = 6 x Rp 7.764.000,00 = Rp46.584.000,00 (empat puluh enam juta lima ratus delapan

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

m

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 22

1 Tergugat II (YUSNIARI – NB3013) berhak atas Pesangon , Penghargaan

masa Kerja dan Penggantian Hak dengan jumlah total sebesar

Rp298.699.850,00 (dua ratus sembilan puluh delapan juta enam ratus

sembilan puluh sembilan ribu delapan ratus lima puluh rupiah);

2. Tergugat III (MARTHIN LEMPANG – NB4119) berhak atas Pesangon,

Penghargaan Masa Kerja, Penggantian Hak dengan total sebesar

Rp261.140.850,00 (dua ratus enam puluh satu juta seratus empat puluh ribu

delapan ratus lima puluh rupiah);

3. Tergugat IV (DWI YANTORO – NB2046). berhak atas Pesangon, Penghargaan

Masa Kerja, Penggantian Hak dengan total sebesar Rp320.018.550,00 (tiga

ratus dua puluh juta delapan belas ribu lima ratus lima puluh rupiah);

4. Tergugat VI (SURYADI – NB3883) berhak atas Pesangon, Penghargaan Masa

Kerja, Penggantian Hak dengan total sebesar Rp364.428.100,00 (tiga ratus

enam puluh empat juta empat ratus duauluh delapan ribu seratus rupiah) ;

• Menolak gugatan untuk selain dan selebihnya;

DALAM REKONVENSI

• Menolak gugatan Penggugat Rekonvensi II, III, IV, VI /Tergugat Konvensi

II, III, IV, VI;

DALAM KONVENSI/DALAM REKONVENSI

• Menghukum Tergugat Konvensi II, III, IV, VI/Penggugat Rekonvensi II,

III, IV dan VI untuk membayar biaya perkara sebesar Rp955.000,00

(sembilan ratus lima puluh lima ribu rupiah) ;

Menimbang, bahwa Putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan

Negeri Mataram tersebut telah diucapkan dengan hadirnya kuasa Penggugat dan kuasa

Tergugat II, III, IV dan VI pada tanggal 23 Januari 2014, terhadap putusan tersebut, Para

Tergugat melalui kuasanya berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 28 November 2013

mengajukan permohonan kasasi pada tanggal 12 Februari 2014, sebagaimana ternyata

Page 23: EPrintseprints.unpam.ac.id/1835/8/LAMPIRAN .doc · Web view2 Uang Penghargaan Masa Kerja: 6 bulan upah. = 6 x Rp 7.764.000,00 = Rp46.584.000,00 (empat puluh enam juta lima ratus delapan

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

m

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 23

dari Akta Permohonan Kasasi Nomor 10/G/2013/PHI.PN.MTR. yang dibuat oleh

Panitera Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Mataram, permohonan

tersebut diikuti dengan memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan

Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Mataram pada tanggal 25 Februari 2014 ;

Bahwa memori kasasi telah disampaikan kepada Penggugat pada tanggal 04

Maret 2014, kemudian Para Tergugat mengajukan kontra memori kasasi yang diterima

di Kepaniteraan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Mataram pada

tanggal 14 Maret 2014 ;

Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta keberatan-keberatannya

telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksama, diajukan dalam tenggang

waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam undang-undang, sehingga permohonan

kasasi tersebut secara formal dapat diterima;

Menimbang, bahwa keberatan-keberatan kasasi yang diajukan oleh Pemohon

Kasasi dalam memori kasasinya adalah:

Bahwa tanpa mengurangi rasa hormat Pemohon Kasasi/Tergugat II, III, IV dan

VI pada Putusan Pengadilan Hubungan Industrial Pada Pengadilan Negeri Mataram

sebagaimana telah Pemohon Kasasi/Tergugat II, III, IV dan VI uraikan di atas, Pemohon

Kasasi/Tergugat II, III, IV dan VI sangat keberatan dan sangat tidak sependapat dengan

pertimbangan-pertimbangan hukum Majelis Hakim Pengadilan Hubungan Industrial

pada Pengadilan Negeri Mataram dalam putusannya, pertimbangan hukum mana nyata-

nyata tidak mempertimbangkan seluruh fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan

dan bukt i-bukti yuridis yang diajukan dalam persidangan. Selain itu ada perlakuan tidak

adil oleh Majelis Hakim kepada Para Pihak yang berperkara baik dalam toleransi waktu

dalam proses jawab-jinawab maupun hak Para Pihak dalam pembuktian. Dalam jawab

jinawab waktu yang diberikan oleh Majelis Hakim untuk Penggugat dan Tergugat

berbeda dengan waktu yang diberikan kepada Tergugat II, III, IV dan VI. Hal yang

paling parah dan nyata- nyata keberpihakan Majelis Hakim kepada Penggugat adalah

dalam kesaksian, Penggugat

boleh mengajukan siapapun sebagai saksi baik ahli maupun fakta yang merupakan

bagian dari Penggugat dan bahkan salah satu saksi fakta terjun langsung menangani

proses bipartit maupun tripartit tanpa ada batasan, sedangkan hak Tergugat II, III, IV

dan VI sangat terbatas bahkan dikebiri karena 2 (dua) orang saksi fakta yang diajukan

oleh Tergugat II, III, IV dan VI ditolak oleh Majelis Hakim karena mananya disebut-

sebut dalam berkas, sehingga dengan demikian putusan yang diberikan tidak

Hal. 23 dari 32 hal.Put.Nomor 518 K/Pdt.Sus-PHI/2014

Page 24: EPrintseprints.unpam.ac.id/1835/8/LAMPIRAN .doc · Web view2 Uang Penghargaan Masa Kerja: 6 bulan upah. = 6 x Rp 7.764.000,00 = Rp46.584.000,00 (empat puluh enam juta lima ratus delapan

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

m

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 24

mencerminkan irah-irah

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA ;

Bahwa dengan demikian terbukti bahwa Pengadilan Hubungan Industrial pada

Pengadilan Negeri Mataram tidak menerapkan atau salah menerapkan hukum ataupun

lalai dalam memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan dalam peraturan perundangan,

sehingga sangat layak dan patut bilamana Mahkamah Agung RI membatalkan putusan

Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Mataram tersebut ;

Adapun yang menjadi dasar-dasar dan alasan-alasan diajukannya Memori Kasasi

oleh Pemohon Kasasi ini adalah sebagai berikut :

Bahwa Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Mataram telah

salah menerapkan hukum atau Ialai memenuhi syarat-syarat yang diwajihkan oleh

Peraturan Perundang-undangan. Sesuai ketentuan pasal 100 Undang-Undang Nomor 2

Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial "Dalam mengambil

putusan, Majelis Hakim mempertimbangkan hukum, perjanjian yang ada, kebiasaan dan

keadilan" ;

Dalam putusan perkara Nomor 10/G/2013/pHl. PN. MTR tertanggal 23 Januarl

2014 Majelis Hakim telah salah menerapkan hukum, dengan tidak

mengindahkan/melaksanakan ketentuan SE. 907/MEN/PHl-PPHI/X/2004 tanggal 28

Oktober 2004. Hal ini dapat dilihat dalam pertimbangan hukum Majelis Hakim alenia V

halaman 79 sampai 80 yang menyatakan "Menimbang, bahwa sesuai keterangan saksi

ahli Prof. Dr. Lalu Husni, SH. M. Hum., bahwa SE. 907/MEN/PHl-PPHI/X/Z004

tanggal 28 Oktober 2004 hanya merupakan himbauan, yang namanya surat edaran tidak

wajib untuk dilaksanakan perusahaan dapat melakukan langkah-langkah sesuai dengan

kondisi perusahaan dan tidak perlu harus sama dengan SE. 907/MEN/PHI-PPHI/X/2004.

Dan bahwa sesuai keterangan saksi ahli Basani Situmorang SH. M. Hum., bahwa

Iangkah-langkah yang diJakukan oleh perusahaan tidak wajib mengikuti sebagaimana

diatur dalam SE. 907/MEN/PHI-PPHI/X/2004, tanggal 28 Oktober 2004, tetapi sangat

tergantung dengan kondisi perusahaan atau disesuaikan dengan keadaan perusahaan, hal

ini merupakan hak manajemen perusahaan untuk menentukan kebijakan yang akan

diambil. Oleh karena itu Majelis berpendapat bahwa apabila perusahaan melakukan

langkah-langkah penghematan atau efisiensi tidak harus sesuai dengan yang diatur

dalam SE. 907/MEN/PHI-PPHI/X/2004, tapi dlsesualkan dengan kondisi yang dihadapi

perusahaan, disamping itu perusahaanlah yang mengetahui dan berhak menentukan

kebijakan apa yang akan diambil untuk memastikan perusahaan dapat berjalan dengan

baik." Dengan adanya pertimbangan hukum yang demikian, maka akan menimbulkan

Page 25: EPrintseprints.unpam.ac.id/1835/8/LAMPIRAN .doc · Web view2 Uang Penghargaan Masa Kerja: 6 bulan upah. = 6 x Rp 7.764.000,00 = Rp46.584.000,00 (empat puluh enam juta lima ratus delapan

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

m

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 25

ketidak pastian hukum sehingga timbul pertanyaan untuk apa aturan dibuat kalau tidak

wajib dilaksanakan atau tidak perlu dipatuhi?

Disamping itu Majelis Hakim juga telah salah menerapkan hukum sebagaimana

tertuang dalam pertimbangan hukum pada alenia 3 halaman 84 yang menyatakan

"Menimbang, bahwa sesuai keterangan saksi ahli Prof. Dr. Lalu Husni, SH. M. Hum.,

bahwa untuk melakukan efisiensi perusahaan tidak tutup, karena Pasal 164 ayat (3) lahir

untuk memberikan kesempatan pada devisi atau bagian atau wilayah operasional agar

tidak tutup, bahwa pada ayat (i) pengusaha dapat melakukan PHK karena perusahaan

tutup dengan syarat ayat (2). Sedangkan pada ayat (3) pengusaha dapat melakukan PHK

karena melakukan efisiensi dan perusahaan tidak tutup, karena tidak mungkin 2 (dua)

ayat dalam pasal yang sama syaratnya sama-sama yaitu perusahaan tutup permanen ;

Kesalahan penerapan hukum Majelis Hakim juga terulang pada alinea 4 halaman

84 yang mengatakan "Menimbang, bahwa sesuai keterangan saksi Basani Situmorang,

SH. M.Hum., bahwa dalam ayat (3) Pasal 164 UU No.13 Tahun 2003 apabila

perusahaan melakukan efisiensi perusahaan tidak tutup, karena PHK dengan alasan

efisiensi dalam rangka penyehatan supaya perusahaan tidak tutup, tidak dlpersoalkan

tentang adanya kesalahan pekeria, karena PHK untuk menyehatkan perusahaan,

sehingga secara filosofisnya pekerja yang di PHK diberikan pesangon 2 (dua) dan

ketentuan Pasal 156 UU No. 13 Tahun 2003. Oleh karena itu Majelis berpendapat

apabila perusahaan melakukan PHK dengan alasan efisiensi maka perusahaan tidak

perlu tutup atau perusahaan tetap rnelaksanakan kegiatannya agar perusahaan sehat

kembali" ;

Dari pertimbangan hukum pada alinea 3 dan 4 halaman "84 yang merupakan

pendapat saksi ahli merupakan suatu penyesatan karena pendapat 2 (dua) orang saksi

ahli tersebut memutarbalikkan ketentuan Pasal 164 terutama pendapat saksi ahli Prof.

Dr. Lalu Husni, SH. M.Hum., yang menganggap persyaratan Pasal 64 ayat (1, 2 dan 3)

UU No. 13 Tahun 2003 adalah sama. Padahal apabila dibaca secara saksama Pasal 164

ayat (1) Perusahaan tutup syaratnya adalah perusahaan mengalami kerugian secara terus

menerus selama 2 (dua) tahun atau keadaan memaksa, ayat (2) mensyaratkan kerugian

harus dibuktikan dengan laporan keuangan 2 (dua) tahun terakhir yang telah diaudit oleh

akuntan publik, sedangkan ayat (3) menyaratkan tutupnya perusahaan bukan oleh

kerugian maupun keadaan memaksa tetapi tutupnya perusahaan karena efisiensi ;

Kesalahan penerapan hukum Majelis Hakim semakin nyata pada alinea V halaman 84

yang menyatakan "Menimbang, bahwa Keputusan Mahkamah Konstitusi No. 19/PUU- IX/20ll

tanggal 20 Juni 2011 sebagaimana dimaksud oleh Tergugat II, III, IV dan VI, sesuai keterangan

Hal. 25 dari 32 hal.Put.Nomor 518 K/Pdt.Sus-PHI/2014

Page 26: EPrintseprints.unpam.ac.id/1835/8/LAMPIRAN .doc · Web view2 Uang Penghargaan Masa Kerja: 6 bulan upah. = 6 x Rp 7.764.000,00 = Rp46.584.000,00 (empat puluh enam juta lima ratus delapan

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

m

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 26

saksi ahli Prof. Dr. Lalu Husni, SH. M. Hum., bahwa penafsiran Mahkamah Konstitusi tentang

Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Pasal 164 ayat (3) bertentangan secara historikal, karena

adanya ayat 3 untuk memberikan kesempatan agar perusahaan tidak tutup, disamping itu

kasusnya keliru karena PT. Papandayan melakukan renovasi dikatakan efisiensi, karena dasar

kasusnya keliru maka keputusannya tidak dapat digeneralisir pada kasus lain, disamping itu ada

beberapa Keputusan Mahkamah Agung yang keluar setelah Keputusan Mahkamah Konstitusi

namun tidak mengikuti Keputusan Mahkamah Konstitusi tersebut" ;

Dari pertimbangan hukum Majelis Hakim yang secara mentah-mentah mengadopsi

keterangan saksi ahli yang nota bene keterangan saksi ahli secara hukum hanya dapat dijadikan

sebagai referensi dan petunjuk serta tidak mutlak untuk dijadikan dasar pertimbangan Majelis

Hakim dalam memutuskan perkara apalagi keterangan saks i ahli tersebut bertentangan dengan

Putusan Mahkamah Konstitusi No.19/PUU-IX/2011 tanggal 20 Juni 2011, dimana menurut

ketentuan Undang-undang, Mahkamah Konstitusl mempunyai Tugas, Fungsi dan "Wewenang

untuk merevisi dan/atau membatalkan kentuan atau pasal-pasal dalam undang-undang maupun

peraturan-peraturan lain di bawah Undang-Undang Dasar 1945, namun sangat aneh dan tidak

masuk akal ternyata Keputusan Mahkamah Kontitusi tersebut dikesampingkan dan dipandang

sebelah mata oleh Majelis Hakim karena bertentangan dengan pendapat saksi ahli. Lebih jauh

lagi analisa dan keterangan yang disampaikan oleh saksi ahli juga menyimpang dan

menyesatkan karena Putusan Mahkamah Konstitusi No.19/PUU-IX/201 1 tanggal 20 J uni 2011

tersebut tidak hanya menyangkut PT Hotel Papandayan saja karena ya ng dimintakan uji Materi

adalah ketentuan Pasal 164 ayat "(3) UU No. 13 Tahun 2003. Sedangkan terhadap pendapat saksi

ahli yang mengatakan ada beberapa Putu san Mahkamah Agung RI yang keluar setelah Putusan

Mahkamah Konst itusi namun tidak mengikuti Keputusan Mahkamah Konstitusi adalah

menyesatkan karena putusan-putusan tersebut pokok persoalan atau dasar kasusnya berbeda

dengan pokok persoalan dan dasar kasus dalam perkara ini ;

Kesalahan penerapan hukum lainnya dapat dilihat pada alinea II halaman 85 yang

menyatakan "Menimbang, bahwa sesuai keterangan saksi ahli Basuni Situmorang, SH. M.Hum.,

bahwa saksi tidak setuju dengan Keputusan Mahkamah Konstitusi No. 19/PUU- IX/2011 tanggal

20 Juni 2011 karena Mahkamaah Konstitusi telah mengabaikan pasal 164 ayat (1) dan (3). Pada

ayat (1) PHK karena perusahaan rugi 2 (dua) tahun berturut-turut perusahaan tutup permanen,

sedangkan pada ayat (3) supaya perusahaan sehat maka diadakan pengurangan karyawan, tidak

dipersoalkan kesalahan pekerja. Secara historis Keputusan Mahkamah Konstitusi No. 19 PUU-

IX/2011 tanggal 20 Juni 2011 seharusnya hanya berlaku paada PT Papandayan. Dan ada

beberapa Keputusan Mahkamah Agung tentang PHK dengan alasan efisiensi yang dikeluarkan

setelah Keputusan Mahkamah Konstitusi. Hal ini sesuai dengan bukti P-14A, P-14B dan T-15.

Oleh karena itu Majelis berpendapat bahwa Keputusan Mahkamah Konstitusi No. 19/PUU-

IX/2011 tanggaI 20 Juni 2011 tidak mutlak dijadikan dasar dalam memutus perkara PHK dengan

alasan efisiensi" ;

Page 27: EPrintseprints.unpam.ac.id/1835/8/LAMPIRAN .doc · Web view2 Uang Penghargaan Masa Kerja: 6 bulan upah. = 6 x Rp 7.764.000,00 = Rp46.584.000,00 (empat puluh enam juta lima ratus delapan

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

m

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 27

Dari pertimbangan hukum pada alenia II halaman 85 jelas-jelas saksi ahli memutar

balikkan fakta isi Pasal 164 ayat (3) karena dalam ketentuan Pasal 164 ayat (3) mensyaratkan

untuk melakukan efisiensi perusahaan harus tutup bukan karena mengalami kerugian 2 (dua)

tahun berturut-turut maupun keadaan mernaksa. Selain itu saksl ahli juga telah membelokkan

substansi Keputusan Mahkamah Konstitusi dengan mengatakan bahwa Keputusan Mahkamah

Konstltusi No. 19/PUU-IX/2011 hanya berlaku pada PT Papandayan. Padahal kita semua

mengetahui bahwa Keputusan Mahkamah Konstltusl tersebut berlaku mengikat dan wajib ditaati

semua pihak baik pemerintah maupun swasta. Dalam sejarahnya UU No. 13 Tahun 2003 tidak

hanya sekali ini saja dilakukan uji materiil Mahkamah Konstitusi seperti contoh Pasal 158 UU

No. 13 Tahun 2003, dimana atas Keputusan Mahkamah Konstitusi Pasal 1S8 UU No. 13 Tahun

2003 tidak punya makna dan tidak berlaku kecuali apabila kesalahan berat tersebut diproses

pidana dan telah mempunyai kekuatan hukum tetap. Tetapi anehnya keterangan saksi ahli yang

menyimpang atau bertentangan dengan peraturan perundangan justru mutlak dijadlkan dasar

oleh Majelis Hakim dalam memutuskan perkara ini ;

Kesalahan penerapan hukum Majelis Hakim lainnya terdapat pada alinea terakh ir

halaman -86 yang menyatakan " Menimbang, bahwa karena tidak ada kesesuaian pendapat

mengenai pengakhiran hubungan kerja secara musyawarah mufakat antara Penggugat dengan

Tergugat 2, 3.4,dan 6 sehingga menyebabkan hubungan antara Penggugat dengan Tergugat

2,3.4, dan 6 menjadi tidak har monis, s esuai keterangan saksi ahli Basani Situmorang,

SH., M.Hum; bahwa pekerj a tidak dapat memaksa pengusaha untuk memperkerjakan pekerja

begitu juga sebaliknya pengusaha tidak dapat memaksa pekerja untuk bekerja sedangkan pekerja

sudah tidak mau bekerja. Oleh karenanya Majelis berpendapat apabila pengusaha dipaksa

untuk mempertahankan bekerja sedangkan pengusaha ingin mengakhiri hubungan pekerja,maka

dalam hubungan kerja tersebut akan terjadi disharmonis, oleh karena itu dalam hubungan ker

ja tidak mungkin berjalan dengan baik ketika terjadi disharmoni" ;

Pertimbangan hukum tersebut di atas tidak relevan dengan alasan dan dalil gugatan

Penggugat tentang efisiensi sebagaimana bunyi ketentuan Pasal 164 ayat (3) UU No. 13 Tahun

2003. Apabila disharmoni sebagimana tersebut di atas dijadikan alasan oleh Penggugat untuk

dapat melakukan tindakan PHK, seharusnya Majelis Hakim lebih bij ak menyikapi dan menggali

fakta hukum yang obyekt if, maka akan di temukan sebuah persoalan baru yang harus

dijadikan pertimbangan hukum apakah tindakan sewenang- wenang Penggugat yang ingin

melakukan PHK kepada Tergugat II, III, IV dan VI namun Tergugat II, III, IV dan VI

menolak dapat disimpulkan telah terjadi disharmoni dan dapat dijadikan dasar oleh

perusahaan untuk melakukan PHK kepada karyawannya ? Kalau pertimbangan Majelis Hakim

ini tidak diluruskan maka akan dijadikan sebagai p edoman bagi perusahaan-perusahaan lain di

Indonesia, sehingga akan merusak tatanan dan kemapanan yang telah terbangun selama ini

dan karvawan tidak mendapatkan perli ndungan hukum karena hak dan martabatnya akan

terampas oleh keangkuhan dan k esewenang-wenangan pengusaha ;

Hal. 27 dari 32 hal.Put.Nomor 518 K/Pdt.Sus-PHI/2014

Page 28: EPrintseprints.unpam.ac.id/1835/8/LAMPIRAN .doc · Web view2 Uang Penghargaan Masa Kerja: 6 bulan upah. = 6 x Rp 7.764.000,00 = Rp46.584.000,00 (empat puluh enam juta lima ratus delapan

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

m

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 28

Kesalahan pertimbangan hukum Iainnya adalah tidak dipertimbangkannya

ketentuan Pasal 153 ayat (I) UU No. 13 Tahun 2003 dalam mengambil putusan perkara

ini, dalam ketentuan Pasal 153 ayat (1) UU No. 13 Tahun 2003 disebutkan "Pengusaha,

pekerja/buruh, serikat pekerja/serikat buruh dan pemerintah, dengan segala upaya harus

mengusahakan agar jangan terjadi pemutusan hubungan kerja." Menurut penjelasan

Pasal 153 ayat (1) UU No. 13 Tahun 2003, yang dimaksud dengan segala upaya dalam

ayat ini adalah kegiatan-kegiatan yang positif yang pada akhirnya dapat menghindari

terjadinya pemutusan hubungaan kerja antara lain pengaturan waktu kerja,

penghematan, pembenahan metode kerja dan memberikan pembinaan kepada pekerja/

buruh. Bahwa sebelum Penggugat melakukan tindakan PHK kepada Tergugat II, III, IV

dan VI, Penggugat tidak pernah melakukan upaya-upaya yang menjadi amanat

ketentuan Pasal 153 ayat (3) UU No. 13 Tahun 2003 yang kemudian dijabarkan Lebih

detail dalam penjelasan Pasal 153 ayat (3) UU No. 13 Tahun 2003 ;

Bahwa selain hal-hal tersebut di atas Majelis Hakim Pengadilan Hubungan

Industrial pada Pengadilan Negeri Mataram juga tidak memper-timbangkan ketentuan

Pasal 66 Perjanjian Kerja Bersama yang berlaku di PT. Newmont Nusa Tenggara yang

dijadikan senaga i salah satu dalil gugatan Penggugat angka 5 Romawi III. Dalam Pasal

66 PKB PT. NNT pe riode 01 Januari 2011 s/d 31 Desember 2012 disebutkan

"Perusahaan dapat melakukan pemutusan hubungan kerja karena berakhirnya kegiatan

operasional per usahaan. Pembayaran hak-hak pekerja mengacu kepada peraturan

perundang-undangan ketenagakerjaan yang berlaku. Dalam hal ini segala bentuk

penyelesaian ditentukan setelah dirundingkan dengan PUK-SPSI." Dari ketentuan ini

PHK dapat dilaksanakan karena berakhirnya kegiatan operasional perusahaan

(perusahaan tutup) dan mekanisme penyelesaiannya harus dirundingkan terlebih dahulu

dengan PUK SPSI, sementara faktanya PT NNT saat ini masih melakukan kegiatan

operasional sebagaimana biasanya. Sehingga hal ini bersesuaian dengan ketentuan Pasal

164 ayat (3) UU No. 13 Tahun 2003 jo Keputusan Mahkamah Konstitusi Pasal 19/PUU-

IX/2011 tanggal 20 Juni 2011 ;

Bahwa Pemohon kasasi juga tidak sependapat dengan pertimbangan hukum

alenia I halaman 69 yang mengatakan "Menimbang, bahwa pada sidang pertama

Tergugat I dan Tergugat V tidak memenuhi panggilan untuk menghadiri persidangan

yang telah ditentukan tanpa mengirimkan kuasa hukum atau wakilnya dan selanjutnya

dalam persidangan tersebut kuasa Penggugat menyampaikan bahwa Tergugat I dan

Tergugat V sudah terjadi perdamaian dengan Penggugat dan telah membuat Perjanjian

Bersama. Perjanjian Bersama tersebut sedang dalam proses pendaftaran di Kepaniteraan

Page 29: EPrintseprints.unpam.ac.id/1835/8/LAMPIRAN .doc · Web view2 Uang Penghargaan Masa Kerja: 6 bulan upah. = 6 x Rp 7.764.000,00 = Rp46.584.000,00 (empat puluh enam juta lima ratus delapan

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

m

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 29

Pengadilan Hubungan lndustrial pada Pengadilan Negeri Mataram, hal ini sesuai pula

dengan bukti P-18 A dan P-18B, oleh karena itu Majelis berpendapat hal-hal yang

berkaitan dengan Tergugat I dan Tergugat V dalam perkara a quo tidak perlu

dipertimbangkan lagi. Pertimbangan hukum ini tidak tepat dan sangat membingungkan

Pemohon Kasasi, seharusnya setelah terjadi perdamaian antara Tergugat I dan Tergugat

V dengan Penggugat, gugatan Penggugat harus diperbaharui/direvisi agar kedudukan

hukum Tergugat I dan Tergugat V jelas. Dalam pertimbangan hukumnya majelis

berpendapat Tergugat I dan Tergugat V sudah terjadi perdamaian dengan Penggugat

sehingga tidak perlu dipertimbang-kan, namun fakta hukum yang terungkap dalam

persidangan ketika Tergugat II, Ill, IV dan VI mengajukan 2 (dua) orang saksi yang

pertama yaitu Saudara Drs. Azhar NB. 0568 dalam perkara a quo Tergugat I dan

Saudara Mansyur Bethan NB. 2828 dalam perkara a quo Tergugat V telah ditolak oleh

Majelis Hakim dengan alasan kedua orang saksi yang diajukan oleh Tergugat II, III, IV

dan VI namanya tertera dalam berkas sehingga tidak boleh didengar keterangan dalam

persidangan. Dengan adanya perbedaan pertimbangan hukum Majelis Hakim tersebut

mencerminkan dualisme pola pikir Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili

perkara ini. Dengan ditolaknya dua orang saksi yang diajukan oleh Tergugat II, III, IV

dan VI oleh Majelis Hakim, maka Tergugat II, III, IV dan VI mengajukan saksi lain

yaitu saudara H. Lalu Munawardana dan saudara Istiono ;

Bahwa Pemohon Kasasi didepan persidangan telah menyatakan keberatan atas

keberadaan saksi-saksi baik saksi fakta maupun saksi ahli yang diajukan oleh

Penggugat/Termohon Kasasi karena ketiga orang saksi fakta yang diajukan oleh

Termohon Kasasi adalah bagian/unsur Penggugat sendiri yaitu staf managemen HRD,

namun Majelis berpendapat lain karena keberadaan managemen sebagai saksi dalam

perkara ini akan dapat mengungkap fakta hukum yang sebenarnya. Dasar keberatan

Tergugat II, III IV dan VI atas diajukannya saksi fakta oleh Penggugat karena

keterangannya pasti subyektif dan akan membela kepentingan Penggugat apalagi saksi-

saksi tersebut bagian/unsur Penggugat sendiri. Suatu hal diluar kewajaran dan

bertentangaan dengan hukum bahwa Penggugat diperkenankan men jadi saksi untuk

Penggugat oleh Majelis Hakim, sehingga sudah tepat menurut hukum bila putusan ini

harus dibatalkan karena ada pelanggaran hukum acara yang telah dilakukan o leh Majelis

Hakim dalam perkara ini ;

Setali tiga uang dengan keberadaan tiga orang saksi fakta yang diajukan o leh

Penggugat, terhadap dua orang saksi ahli yang diajukan oleh Penggugat Pemohon

Kasasipun juga telah mengajukan keberatan karena kehadiran saksl ahli dipersidangan

Hal. 29 dari 32 hal.Put.Nomor 518 K/Pdt.Sus-PHI/2014

Page 30: EPrintseprints.unpam.ac.id/1835/8/LAMPIRAN .doc · Web view2 Uang Penghargaan Masa Kerja: 6 bulan upah. = 6 x Rp 7.764.000,00 = Rp46.584.000,00 (empat puluh enam juta lima ratus delapan

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

m

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 30

bukan dibutuhkan oleh Majelis Hakim akan tetapi oleh Penggugat/Termohon Kasasi,

sehingga keterangannyapun diragukan obyek-tifitasnya, karena semua faslilitas yang

dibutuhkan oleh saksi ahli tidak ditanggung Pengadilan ;

Menimbang, bahwa terhadap keberatan-keberatan tersebut, Mahkamah Agung

berpendapat:

Bahwa keberatan tersebut tidak dapat dibenarkan, oleh karena setelah meneliti

secara saksama memori kasasi tanggal 24 Februari 2014 dan kontra memori kasasi

tanggal 14 Maret 2014 dihubungkan dengan pertimbangan Judex Facti, dalam hal ini

Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Mataram tidak salah

menerapkan hukum dengan pertimbangan sebagai berikut:

• Karena putusan Judex Facti/Pengadilan Hubungan Industrial pada

Pengadilan Negeri Mataram yang pada pokoknya telah mengabulkan

gugatan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dengan sekaligus menetapkan

kompensasi telah benar dan tepat sesuai ketentuan Pasal 164 ayat (3)

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 ;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, ternyata bahwa

Putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Mataram dalam

perkara ini tidak bertentangan dengan hukum dan/atau undang-undang, sehingga

permohonan kasasi yang diajukan oleh Pemohon Kasasi: YUSNIARTI, dan kawan-

kawan tersebut harus ditolak;

Menimbang, bahwa oleh karena nilai gugatan dalam perkara ini

Rp150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah) keatas, sebagaimana ditentukan

dalam Pasal 58 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004, maka biaya perkara dalam

tingkat kasasi ini dibebankan kepada Pemohon Kasasi ;

Memperhatikan, Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian

Perselisihan Hubungan Industrial, Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang

Kekuasaan Kehakiman, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah

Agung sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004

dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 serta peraturan

perundang-undangan lain yang bersangkutan;

M E N G A D I L I

Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi : 1. YUSNIARI, 2.

MARTHEN LEMPANG, 3. DWI YANTORO, 4. SURYADI tersebut;

Page 31: EPrintseprints.unpam.ac.id/1835/8/LAMPIRAN .doc · Web view2 Uang Penghargaan Masa Kerja: 6 bulan upah. = 6 x Rp 7.764.000,00 = Rp46.584.000,00 (empat puluh enam juta lima ratus delapan

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

m

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 31

Menghukum Pemohon Kasasi untuk membayar biaya perkara dalam tingkat

kasasi ditetapkan sebesar Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) ;

Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim pada

Mahkamah Agung pada hari Selasa, tanggal 30 September 2014 oleh Dr. Yakup

Ginting, SH., CN., MKN., Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung

sebagai Ketua Majelis, Arsyad, SH., MH., dan Bernard, SH., MM., Hakim-Hakim Ad

Hoc PHI, masing-masing sebagai Anggota, putusan tersebut diucapkan dalam sidang

terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua dengan dihadiri oleh Anggota-

Anggota tersebut dan oleh Rafmiwan Murianeti, SH., MH., Panitera Pengganti tanpa

dihadiri oleh para pihak ;

Anggota-anggota, K e t u a,

ttd. ttd.

Arsyad, SH., MH. Dr. Yakup Ginting, SH., CN., MKN.

ttd.

Bernard, SH., MM.

Panitera Pengganti,

ttd.

Rafmiwan Murianeti, SH., MH.

Biaya-biaya :

1 M e t e r a i ………… Rp 6.000,00

2 R e d a k s i ……….. Rp 5.000,00

3 Administrasi kasasi Rp 489.000,00

Jumlah …………….. Rp 500.000,00

Untuk Salinan MAHKAMAH AGUNG RI.

a.n Panitera

Hal. 31 dari 32 hal.Put.Nomor 518 K/Pdt.Sus-PHI/2014

Page 32: EPrintseprints.unpam.ac.id/1835/8/LAMPIRAN .doc · Web view2 Uang Penghargaan Masa Kerja: 6 bulan upah. = 6 x Rp 7.764.000,00 = Rp46.584.000,00 (empat puluh enam juta lima ratus delapan

m

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 32

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Panitera Muda Perdata Khusus,

RAHMI MULYATI, SH. MH. NIP : 19591207 1985 12 2 002