eprintseprints.unpam.ac.id/383/1/jurnal ppkn vol 5 maret 2017.pdf3. perilaku prososial peserta didik...

28

Upload: others

Post on 30-Oct-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EPrintseprints.unpam.ac.id/383/1/Jurnal PPKn Vol 5 Maret 2017.pdf3. Perilaku prososial peserta didik tidak menjamin membentuk interaksi sosial yang positif. 4. Tidak terdapat pengaruh

ABSTRAK

Subarto Interaksi Sosial Membentuk Perilaku Prososial (Perspektif PKn dalam

Studi Kasus di SMK Negeri Kota Tangerang Selatan) Program Studi Pendidikan

Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Pamulang 2014

Penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara interaksi

sosial peserta didik terhadap perilaku prososial peserta didik SMK Negeri se Kota

Tangerang Selatan tahun 2014

Populasi target dalam penelitian ini adalah 3110 peserta didik sedangkan

populasi terjangkau adalah sebanyak 1159 peserta didik kelas XI yang berasal dari

lima SMK Negeri tersebut Pengambilan sampel menggunakan rumus solvin

sebanyak 92 peserta didik yang diambil secara random sampling sederhana Ada

(2) dua variabel yang dikaji dalam penelitian ini yaitu interaksi sosial peserta

didik ( X ) dan perilaku prososial peserta didik ( Y ) metode pengambilan data ke

dua variabel yaitu menggunakan angket (kuesioner) model skala Likert

Sebelum digunakan untuk mengambil data responden dilakukan terlebih

dahulu uji coba validitas dan reabilitas yang berguna untuk mengetahui kesasihan

instrumen validitas Uji persyaratan analisis dilakukan dengan uji normalitas Uji

normalitas dengan menggunakan uji Lilliefors Dari hasil perhitungan bahwa data

berdistribusi normal hal ini dapat dilihat dari Lhitung (01005 dan 00892) lt Ltabel

(01009) Dilanjutkan ke dalam Uji Linieritas antara Variabel X dan Variabel Y

diperoleh hasil Ftabel (2154) = 193 dan Fhitung sebesar 099 maka Fhitung lt Ftabel

099 lt 193 adalah Linier

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa interaksi sosial peserta didik

terhadap perilaku prososial peserta didik termasuk ke dalam kategori yang kuat

karena rhitung 0751 dan jika dikonsultasikan pada nilai rtabel 070-090 dan memiliki

koefisien determinasi sebesar 564 Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat

diambil kesimpulan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial

peserta didik terhadap perilaku prososial peserta didik SMK Negeri se Kota

Tangerang Selatan

Kata Kunci Interaksi Sosial dan Perilaku Prososial

INTERAKSI SOSIAL MEMBENTUK PERILAKU PROSOSIAL

(Perspektif PKn dalam Studi Kasus di SMK Negeri Kota Tangerang Selatan)

Subarto )

Dosen Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Pamulang

ABSTRAK

Penelitian ini untuk menganalisis ada tidaknya pengaruh antara interaksi sosial peserta

didik terhadap perilaku prososial peserta didik SMK Negeri se Kota Tangerang Selatan tahun

2014

Populasi dalam penelitian ini adalah 1159 peserta didik kelas XI yang berasal dari lima

SMK Negeri tersebut Pengambilan sampel menggunakan rumus Solvin sebanyak 92 peserta didik

yang diambil secara random sampling sederhana Ada dua variabel yang dikaji dalam penelitian

ini yaitu interaksi sosial peserta didik ( X) dan perilaku prososial peserta didik ( Y ) metode

pengambilan data ke dua variabel yaitu menggunakan angket (kuesioner) model skala Likert

Sebelum digunakan untuk mengambil data responden dilakukan terlebih dahulu uji coba

validitas dan reabilitas yang berguna untuk mengetahui kesasihan instrumen validitas Uji persyaratan analisis dilakukan dengan uji normalitas Uji normalitas dengan menggunakan uji

Lilliefors Dari hasil perhitungan bahwa data berdistribusi normal hal ini dapat dilihat dari Lhitung

(01005 dan 00892) lt Ltabel (01009) Dilanjutkan ke dalam Uji Linieritas antara Variabel X dan

Variabel Y diperoleh hasil Ftabel (2154) = 193 dan Fhitung sebesar 099 maka Fhitunglt Ftabel 099 lt

193 adalah Linier

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku

prososial peserta didik termasuk kedalam kategori yang kuat karena rhitung 0751 dan jika

dikonsultasikan pada nilai rtabel 070-090 dan memiliki koefisien determinasi sebesar 564

Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa ada pengaruh yang signifikan

antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial peserta didik SMK Negeri se Kota

Tangerang Selatan

Kata Kunci Interaksi Sosial dan Perilaku Prososial

This study was to analyze whether there is influence between the social interaction of

learners toward prosocial behavior of students SMK se South Tangerang City in 2014

The population in this study is the 1159 class XI students from five of the SMK

Sampling using the formula Solvin as many as 92 students were taken by simple random sampling

There are two variables that were examined in this study the social interaction of learners (X) and

prosocial behavior of learners (Y) the method of data collection to two variables using a questionnaire (questionnaire) Likert scale models

Before it is used to retrieve the data of respondents performed first test validity and

reliability that is useful to know the validity of the instrument kesasihan Test requirements

analysis done by the normality test Normality test by using test Lilliefors From the calculation

that the normal distribution of data it can be seen from L-hitung (01005 and 00892) ltL-tabel

(01009) Testing continued into the linearity between variables X and Y variables obtained results

F-tabel (2154) = 193 and 099 F-hitung then F-hitung ltF-tabel 099 lt193 was linear

These results indicate that the social interaction of learners toward prosocial behavior of

students fall into the category of strength because r-hitung 0751 and if consulted at r-tabel value

from 070 to 090 and has a coefficient of determination of 564 Based on the above results it

can be concluded that there is a significant relationship between social interaction learners toward prosocial behavior of students SMK se South Tangerang City

Keywords Social Interaction and Prosocial Behavior

I PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Pendidikan dalam suatu bangsa adalah hal yang menjadi sangat penting yaitu dalam

upaya untuk menumbuh kembangkan sumber daya manusia melalui proses kegiatan

pembelajaran Dalam upaya pembentukan kepribadian peserta didik peran pendidikan

kewarganegaraan yang diberikan dan diajarkan di seluruh satuan pendidikan mulai dari

tingkat dasar sampai perguruan tinggi menjadi yang utama dan diharapkan secara visi mampu

mewujudkan mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan yang berfungsi sebagai sarana

pembinaan watak bangsa ( nation and character building ) dan pemberdayaan warga negara

Begitu pula halnyasecara misi diharapkan mampu mengimplementasikan mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan dalam mengembangkan pendidikan demokratis yang secara

psiko-pedagogis dan sosio-andragogis berfungsi mengembangkan tiga karakteristik pokok

warganegara yang demokratis yaitu terbentunya kecerdasan warga negara (civicintelligence)

tanggung jawab warganegara (civic dispositions) dan partisipasi warganegara (civic

participation)

Pembentukan kepribadian peserta didik melalui Pendidikan Keawarganegaraan

diharapkan mampu membentengi peserta didik dari berbagai pengaruh negatif lingkungan

sekaligus dapat menjadi agen sosial menuju masyarakat yang lebih berperadaban Namun

fenomena dalam masyarakat memperlihatkan bahwa secara umum prestasi pembelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah dewasa ini belum memuaskan banyak pihak

terutama hal-hal yang berkaitan dengan perilaku sosialSaat ini Pendidikan Kewarganegaraan dinilai masih terkesan berorientasi pada pengajaran yang bersifat hafalan yang diidentikkan

dengan prestasi belajarSeperti yang disampaikan Winkel (1984) ldquobahwa prestasi belajar

adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seorang peserta didik dalam

melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainyardquo Prestasi belajar

dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni kognitif (pengetahuan) afektif

(sikap) dan Psikomotorik (keterampilan) sebaliknya dikatakan prestasi belajar kurang

memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga domain tersebut

Fenomena nyata yang ada di masyarakat jelas terlihat bahwa penekanan terhadap nilai-nilai

kognitif (pengertahuan) jauh lebih dominan dibandingkan nilai nilai afektif (sikap)

Jadi keberhasilan itu tidak hanya terletak pada prestasi tinggi yang dicapai oleh

peserta didik akan tetapi dalam manifestasinya juga harus terdapat perubahan dalam segi

aspek perilaku sosial Oleh karena itu dalam menerapkan kurikulum 13 terdapat kriteria penilaian kepada peserta didikyang menekankan pada aspek afektif (sikap rasa) yang

diintegrasikan pada aspek kognitif (pengetahuan) dan aspek psikomotorik (keterampilan atau

perbuatan) Hal lain yang juga perlu diperhatikan dalam penerapan kurikulum bahwatanpa

model dan pengalaman yang tepat yang didapat dari proses belajar secara kognitif dan

afektif seorang anak dapat dengan mudah tumbuh menjadi remaja yang egois dan kasar yang

kemudian menjadi orang dewasa yang sama sekali tidak menyenangkan serta tidakmampu

berinteraksi sosial di dalam kehidupan masyarakatHal ini seperti yang diungkapkan oleh

Baron ampByrne (2005) ldquobahwa perilaku prososial itu timbul atas respon yang kompleks yang

meliputi komponen afektif dan kognitifrdquo Jadi dapat diartikan bahwa perilaku prososial yang

dimanifestasikan oleh individu itu merupakan hasil pengalaman belajar yang diserap oleh

individu Manusia sebagai makhluk sosial dalam kehidupannya tidak terlepas dari orang lain

karena manusia tidak dapat hidup seorang diri sehingga selama kehidupannya manusia

membutuhkan orang lainSeperti yang diungkapkan oleh Fattah Hanurawan (2011) yaitu

ldquobahwa manusia disamping sebagai makhluk individu sekaligus sebagai makhluk

sosial Sebagai akibatnya manusia rela bekerjasama dengan orang lain dalam

mencapai tujuannya mau menolong orang lain bahkan terkadang berani mengambil

resiko untuk menyelamatkan orang lain dan rela mengorbankan sebagian miliknya

untuk orang lainrdquo Perilaku seperti ini merupakan perilaku sosial positif atau perilaku

prososialrdquo

Dengan demikian perilaku prososial dapat diartikan bahwa tindakan menolong yang

menguntungkan orang lain tanpa harus menyediakan suatu keuntungan langsung pada orang

yang melakukan tindakan tersebut dan bahkan melibatkan suatu resiko bagi orang yang

menolong Perilaku prososial itu dapat berupa menolong bekerjasama berempati berbagi

menghibur beramal sopansantun saling menghormati dan rendah hatiSelain perilaku sosial

positif ada juga perilaku sosial yang negatif atau disebut juga perilaku anti-sosial

Perilaku negatif ini dapat dikatakan sebagai tingkah laku menyimpang secara sosial

atau disebut sebagai diferensiasi sosial Hal ini dikarenakan adanya diferensiasi atau

perbedaan yang jelas dalam tingkah laku yang berbeda dengan ciri-ciri karakteristik umum

bertentangan dengan hukum atau melanggar peraturan Contoh dari perilaku anti-sosial

adalah tindakan kekerasan fisik terhadap orang lain sikap tidak berperasaan dan lain-lain

Perilaku anti-sosial sering dilakukan oleh remaja ldquodimana pada fase ini remaja diartikan bahwa suatu tahap kehidupan yang bersifat peralihan dan tidak mantap selain itu

remaja juga rawan terpengaruh pada hal-hal yang bersifat negatifrdquo Oleh karana itu gejala

kenakalan atau kejahatan yang muncul merupakan akibat dari proses perkembangan pribadi

anak yang mengandung unsur dan usaha kedewasaan seksual pencarian suatu identitas

adanya misi materil yang tidak terkendali dan kurang atau tidak adanyadisiplin diri Perilaku

negatif yang saat ini sedang marak salah satunya adalah kenakalan atau kejahatan remaja atau

biasa disebut juvenile deliquency Kenakalan remaja merupakan masalah sosial yang

dikategorikan dalam perilaku menyimpang penyimpangan sepertinya menjadi hal yang

sedang trendi sampai-sampai remaja puteripun tak ingin ketinggalan salah satunya seperti

yang terjadi di Pati Jawa Tengah pada tanggal 13 Juni 2008 tersiar kabar sekelompok pelajar

puteri di kecamatan Juwana Pati yang menamakan diri Geng Nero jumrsquoat ditangkapPolisi berawal dari laporan masyarakat dan beredarnya video aksi kekerasan berupa penganiayaan

kepada remaja puteri terutama yang masih SMP

Dari sinilah perilaku prososial perlu dibina sejak dini hal ini dikarenakan perilaku

prososial merupakan salah satu aspek terbentuknya sikap dan kepribadian pada remaja

Dalam kehidupan sosial dan bermasyarakat remaja diharapakan memiliki budi pekerti yang

luhur serta solidaritas sosial yang tinggi Semakin tingginya tingkat kenakalan remaja di

Indonesia dan di Kota Tangerang Selatan khususnya membuat kenakalan remaja menjadi

perhatian dari banyak pihak baik dari orangtua dunia pendidikan bahkan dari pemerintah

Salah satu upaya konkrit yang saat ini sedang dilaksanakan untuk mengurangi tingginya

tingkat kenakalan remaja yaitu melalui Pendidikan KewarganegaraanDari permasalahan

yang terjadi diatas jelas bahwa banyak sekali kasus-kasus yang melibatkanremaja atau

peserta didik maka dari itulah perilaku prososial harus ditingkatkan dengan ikut sertaan pihak sekolah dan lingkungan keluargasehingga dapat memberi pendidikan moral sesuai

yang diajarkan dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Sehubungan hal tersebut

di atas permasalahan yang akan dianalisis adalahinteraksi sosial membentuk perilaku

prososial di SMK Negeri di Kota Tangerang Selatan

B Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka identifikasi masalah sebagai berikut

1 Pendidikan Kewarganegaraan belum mampu membentuk berperilaku prososial peserta

didik

2 Peserta didik yang tidak memiliki perilaku prososial akan lebih sulit mendapat dalam berinteraksi dengan pihak lain

3 Perilaku prososial peserta didik tidak menjamin membentuk interaksi sosial yang

positif

4 Tidak terdapat pengaruh antara perilaku prososial peserta didik terhadap interaksi sosial

C Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini kajian masalah dibatasi pada ldquointeraksi sosial terhadap perilaku

prososial peserta didikrdquo

Adapun yang dimaksud dengan interaksi sosial adalah merupakan suatu hubungan

antara dua orang atau lebih individu dimana kelakuan individu mempengaruhi mengubah

atau mempengaruhi individu lain atau sebaliknya

Sedangkan yang dimaksud dengan perilaku prososial peserta didik adalah segala

bentuk tindakan yang dilakukan atau direncanakan untuk menolong orang lain tanpa

memperdulikan motif-motif si penolong atau juga suatu tindakan yang tidak mementingkan

diri sendiri demi kebaikan orang lain

Lokasi penelitian ini adalah di SMK Negeri di Kota Tangerang Selatan

D Perumusan Masalah

Berdasarkan pada identifikasi masalah dan pembatasan masalah tersebut diatas maka rumusan masalah sebagai berikut ldquoApakah terdapat pengaruh yang signifikan antara

interaksi sosial terhadap perilaku prososial peserta didik SMK Negeri di Kota Tangerang

Selatanrdquo

II KajianTeori

A Hakekat Interaksi Sosial

Manusia dalam hidup bermasyarakat akan saling berhubungan dan saling membutuhkan satu sama lain Kebutuhan itulah yang kemudian dapat menimbulkan

terjadinya suatu proses dari suatu kebutuhannya yaitu interaksi sosial Interaksi dalam

kehidupan bermasyarakat merupakan hubungan timbal balik anatara dua orang atau lebih

dan masing-masing orang yang terlibat di dalamnya memainkan peran secara aktif Dalam

interaksi juga lebih dari sekedar terjadi hubungan antara pihak- pihak yang terlibat melainkan

terjadi saling mempengaruhiHomans( dalam Ali 2004 87) mendefinisikan interaksi sebagai

suatu kejadian ketika suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang terhadap individu lain diberi ganjaran atau hukuman dengan menggunakan suatu tindakan oleh individu lain yang

menjadi pasangannya Sedangkan konsep yang dikemukakan oleh Homans ini mengandung

pengertian bahwa interaksiadalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam

interaksi merupakan suatu stimulus bagi tindakan individu lain yang menjadi

pasangannyaSedangkan proses sosial adalah suatu interaksi atau hubungan timbal balik atau

saling mempengaruhi antar manusia yang berlangsung sepanjang hidupnya di dalam

masyarakat Dengan demikian proses sosial diartikan sebagai cara-cara berhubungan yang

dapat dilihat jika individu dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu serta menentukan

sistem dan bentuk hubungan sosial

Dari paparan di atas maka yang dimaksud dengan interaksi sosial adalah hubungan-

hubungan sosial yang menyangkut hubungan antarindividu individu (seseorang) dengan

kelompok dan kelompok dengan kelompokSedangkan menurut Shaw interaksi sosial

adalah suatu pertukaran antarpribadi yang masing-masing orang menunjukkan perilakunya

satu sama lain dalam kehadiran mereka dan masing-masing perilaku mempengaruhi satu

sama lain Hal senada juga dikemukan oleh Thibaut dan Kelley bahwa interaksi sosial sebagai peristiwa saling mempengaruhi satu sama lain ketika dua orang atau lebih hadir

bersama mereka menciptakan suatu hasil satu sama lain atau berkomunikasi satu sama lain

Jadi dalam kasus interaksi tindakan setiap orang bertujuan untuk mempengaruhi individu

lain Serta pengertian Interaksi sosial menurut Bonner( dalam Ali 2004) merupakan suatu

hubungan antara dua orang atau lebih individu dimana kelakuan individu mempengaruhi

mengubah atau mempengaruhi individu lain atau sebaliknya

Jadi jelas bahwa tanpa adanya interaksi sosial maka tidak akan mungkin ada

kehidupan bersama Karena kehidupan bersama hanya dapat dibangun apabila ada kontrak

sosial dan komunikasi sosial Kontak sosial disini tidak hanya dengan bersentuhan fisik

tetapi aksi dan reaksi yang meliputi kontak primer melalui berhadapan langsung (face to

face) dan kontak sekunder yaitu kontak sosial yang dilakukan melalui perantara seperti

melalui telepon orang lain dan surat menyurat atau menggunakan media sosial Sedangkan

komunikasi sosial dapat diartikan jika seseorang dapat memberi arti pada perilaku orang lain

atau perasaan-perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut baik langsung maupun

tidak langsung yaitu melalui media komunikasi Dari penjelasan di atas menunjukan bahwa

pada diri seseorang harus melakukan kontak sosial dan komunikasi sosial dalam upaya

mewujudkan hidup bersama

Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki keinginan untuk bergaul dimana dalam

pergaulannya terdapat suatu hubungan yang saling mempengaruhi sehingga cenderung

menimbulkan sikap saling membutuhkan Terdapat beberapa perilaku yang berhubungan

dengan interaksi sosial sebagai jalan untuk mencapai tujuan manusia sebagai makhluk sosial

Salah satu perilaku yang dimunculkan adalah tindakan sosial yang berasal dari tindakan

setiap individu Tindakan sosial ini mampu memberikan warnaatau corak tersendiri

terhadapinteraksi sosial yang terjadi

Tindakan sosial merupakan tindakan individu yang memiliki arti bagi dirinya yang diarahkan

pada tindakan orang lain Tindakan sosial yang dimulai dari tindakan individu-individu

memiliki keunikan atau ciri tersendiri Tetapi sebagai makhluk sosial tindakan manusia

seunik apapun tidak terlepas dari pengaruh lingkungan sosialnya Tindakan apapun yang

dilakukan bisa jadi mempengaruhi atau dipengaruhi oleh orang-orang yang berada di sekitar

kita

Mengacu pada panduan Max Weber (1864ndash1920) tindakan sosial dibedakan menjadi

empat tipe tindakan yaitu sebagai berikut

1) Rasionalitas Instrumental yaitu tindakan sosial murni yang menunjukkan bahwa

tindakan dilakukan dengan memperhitungkan kesesuaian antara cara yang digunakan dan

tujuan yang akan dicapai (bersifat rasional)

2) Rasionalitas Berorientasi Nilai yaitu tindakan yang dilakukan dengan memperhitungkan

manfaatnya tetapi tujuan yang dicapai tidak terlalu dipertimbangkan yang penting tindakan tersebut baik dan benar menurut penilaian masyarakat

3) Tindakan Afektif yaitu tindakan ini dilakukan dengan dibuat-buat dan didasari oleh

perasaan atau emosi dan kepura-puraan seseorang Tindakan ini tidak dapat dipahami atau

irrasional

4) Tindakan Tradisional yaitu tindakan ini didasarkan atas kebiasaan-kebiasaan yang

dilakukan orang-orang terdahulu tanpa per hitungan secara matang dan sama sekali tidak

rasional

Disamping sebuah tindakan proses interaksi sosial dapat dipengaruhi atau digerakkan

oleh faktor-faktor dari luar individu Adapun factor- faktor tersebut antara lain sebagai

berikut

1) Imitasi berarti meniru perilaku dan tindakan orang lain Sebagai suatu proses imitasi

dapat berarti positif apabila yang ditiru tersebut adalah perilaku individu yang baik sesuai

nilai dan norma masyarakat Akan tetapi imitasi bisa juga berarti negatif apabila sosok

individu yang ditiru adalah perilaku yang tidak baik atau menyimpang dari nilai dan norma

yang berlaku di masyarakat

2) Sugestimerupakan suatu proses yang menjadikan seorang individu menerima suatu cara

atau tingkah laku dari orang lain tanpa kritik terlebih dahulu Akibatnya pihak yang

dipengaruhi akan tergerak mengikuti pandangan itu dan menerimanya secara sadar atau tidak

sadar tanpa berpikir panjang Sugesti biasanya dilakukan oleh orang-orang yang berwibawa

atau memiliki pengaruh besar di lingkungan sosialnya

3) Identifikasi adalah kecenderungan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan

orang lain Identifikasi merupakan bentuk lebih lanjut dari proses imitasi dan proses sugesti

yang pengaruhnya cukup kuat Orang lain yang menjadi sasaran identifikasi dinamakan

idola

4) Simpati merupakan faktor yang sangat penting dalam proses interaksi sosial yang

menentukan proses selanjutnya Simpati merupakan proses yang menjadikan seseorang

merasa tertarik kepada orang lain Rasa tertarik ini didasari oleh keinginan untuk memahami

pihak lain dan memahami perasaannya ataupun bekerja sama dengannya

Dari penjelasan di atas terlihat bahwa terdapat beberapa syarat bagi seseorang

sebelum melakukan proses interaksi sosial yaitu pertama adanya minat dan perhatian yang

cukup besar terhadap hal yang akan ditiru kedua adanya sikap mengagumi ketiga hal yang

akan ditiru cenderung mempunyai penghargaan sosial yang tinggi

Dari empat faktor yang menjadi dasar terjadinya proses interaksi sosial tersebut dapat

membentuk jalinan interaksi yang terjadi antara individu dan individu individu dan

kelompok dan kelompok dan kelompok bersifat dinamis dan mempunyai pola tertentu

Apabila interaksi sosial tersebut diulang menurut pola yang sama dan bertahan untuk jangka

waktu yang lama akan terwujud hubungan sosial yang relatif mapan

Penejelasan diatas dapat dipertegasbahwa pola interaksi individu dengan individu

ditekankan pada aspek-aspek individual yang setiap perilaku didasarkan pada keinginan dan tujuan pribadi dipengaruhi oleh sosio-psikis pribadi dan akibat dari hubungan menjadi

tanggung jawabnya Contohnya seseorang sedang tawar menawar barang dengan pedagang

di kaki lima dua insan sedang berkasih-kasihan orang-orang bertemu di jalan dan saling

menyapa Untuk mengukur keakraban seseorang umumnya digunakan sosiometri seperti

pada bagan berikut ini

Darisosiometri tersebut dapat diketahui beberapa hal berikut

1) Makin sering seseorang bergaul dengan orang lain hubungannya akan semakin baik

Sebaliknya makin sedikit atau jarang bergaul ia akan terasing atau terisolasi

2) Keintiman seseorang sangat bergantung pada frekuensi dan intensitas nya melakukan

pergaulan

3) Dalam pergaulan seseorang akan memilih atau menolak siapa yang akan dijadikan

temannya

Sedangkan pola interaksi individu dengan kelompok memiliki beberapa bentuk ideal

yang merupakan deskripsi atau gambaran dari pola interaksi yang ada di masyarakat Harold

Leavitt menggambarkan terdapat empat pola interaksi ideal yaitu pola lingkaran pola huruf

X pola huruf Y dan pola garis lurus

Gambar 1 Sosiometri

Pola lingkaran merupakan pola interaksi yang menunjukkan adanya kebebasan dari

setiap anggota untuk berhubungan dengan pihak manapun dalam kelompoknya (bersifat

demokratis) baik secara vertikal maupun horizontal Akan tetapi pola ini sulit dalam

menentukan keputusan karena harus ditetapkan bersama Pola huruf X dan Y ditandai

dengan terbatasnya hubungan antar anggota kelompok sebab hubungan harus dilakukan

melalui birokrasi yang kaku tetapi mekanisme kelompok mudah terkendali karena adanya

pemimpin yang dapat menguasai dan mengatur anggotanya walaupun dipaksakan

Pola garis lurus hampir sama dengan pola huruf X dan Y yang di dalamnya hubungan

antaranggota tidak dilakukan secara langsung atau melalui titik sentral Akan tetapi pihak

yang akan menjadi mediator dalam hubungan tersebut bergantung pada individu-individu

yang akan berhubungan seperti pada pola lingkaran Terbatasnya hubungan antar anggota pada pola ini bukan karena otoritas pemimpin melainkan keterbatasan wawasan setiap

anggota dalam berhubungan karena adat istiadat dalam masya rakat Oleh karena itu pola

garis lurus biasanya menyangkut aspek-aspek kehidupan yang khusus

Di antara berbagai pendekatan yang digunakan untuk mempelajari interaksi sosial dijumpai pendekatan yang dikenal dengan nama interaksionisme simbolik Pendekatan ini

bersumber pada pemikiran George Herbert Mead

Menurut Mead interaksi sosial merupakan suatu proses sosial dalam hal ini terdapat

tahapan yang bisa mendekatkan dan tahapan yang bisa merenggangkan orang-orang yang

saling berinteraksi Tahap yang mendekatkan diawali dari tahap memulai (initiating)

menjajaki (experimenting) meningkatkan (intensifying) menyatupadukan (integrating) dan

mempertalikan (bonding) Contohnya pada saat Anda memulai masuk sekolah kemudian menjajaki hubungan dengan orang lain melalui tegur sapa saling berkenalan dan bercerita

Hasil penjajakan ini dapat menjadi dasar untuk memutuskan apakah hubungan Anda akan

ditingkatkan atau tidak dilanjutkan Jika hubungan sudah semakin meningkat biasanya

muncul perasaan yang sama atau menyatu untuk kemudian menjalin tali persahabatan

Pada tahap yang meregangkan dimulai tahap membeda-bedakan (differentiating)

membatasi (circumscribing) menahan (stagnating) menghindari (avoiding) dan

memutuskan (terminating) Contohnya di antara dua orang yang dahulunya selalu bersama

Kemudian mulai melakukan kegiatan sendiri-sendiri Oleh karena sering tidak bersama lagi

pembicaraan di antara mereka pun mulai dibatasi Dalam hal ini antarindividu mulai saling

menahan sehingga tidak terjadi lagi komunikasi Hubungan lebih mengarah pada terjadinya

konflik sehingga walaupun ada komunikasi hanya dilakukan secara terpaksa

Sehubungan untuk tidak terjadinya konflik atau komunikasi yang hanya dilakukan

secara terpaksa maka perlu diupayakan interaksi sosial yang mengacukepada keteraturan

sosial Ada beberpa keteraturan yang harus dibangun dalam interaksi sosialdiantaranya

adalah

1 Asosiatif merupakan bentuk interaksi yang akan mendorong terciptanya keteraturan

sosial Adapun bentuk proses asosiatif yang harus dibangun adalah kerjasama

(coorperation) yaitu jaringan interaksiantara orang perorangan atau kelompok yang

berusaha bersamauntuk mencapai tujuan bersama Kerja sama merupakansalah satu

bentuk interaksi sosial yang universal pada masyarakat manapun Walaupun demikian

banyak ahli yang berpendapat bahwa masyarakat yang terlalu mementingkan kerja sama

cenderung kurang inisiatif dan tidak mandiriMasyarakat seperti itu terlalu mengandalkan bantuan dan didahului oleh rekannya

Gambar 2 Bentuk- bentuk Pola Interaksi

2Akomodasi(accomodation) yaitu menggambarkan suatu keadaan dan proses Adanya

keseimbangan interaksi sosial yang berkaitan dengan norma dan nilai sosial yang

berlaku Akomodasi sebagai suatu proses menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk

meredakan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak

kehilangan kepribadiannya

3 Asimilasi merupakan proses sosial pada tahap lanjut atau tahap penyempurnaan Artinya

asimilasi terjadi setelah melalui tahap kerjasama dan akomodasi Asimilasi dapat

terbentuk apabila terdapat tiga persyaratan berikut

1 Terdapat sejumlah kelompok yang memiliki kebudayaan berbeda 2 Terjadi pergaulan antar individu atau kelompok secara intensif dalam waktu yang

relatif lama

3 Kebudayaan setiap kelompok tersebut saling berubah dan menyesuaikan diri

Proses asimilasi dapat diilustrasikan seperti pada bagan berikut

Gambar 3 Proses Asimilasi

Selain persyaratan tersebut proses asimilasi akan berjalan lancar apabila ditunjang oleh

faktor-faktor berikut

1) Sikap toleransi

2) Kesempatan yang sama dalam bidang ekonomi 3) Sikap menghormati dan menghargai orang asing dan kebudayaannya

4) Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat

5) Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan universal

6) Perkawinan campuran antarkelompok yang berbeda budaya

7) Adanya musuh bersama dari luar

Sebaliknya ada pula faktor-faktor yang menjadi penghambat terjadinya asimilasi

sebagai berikut

1) Terisolasinya kehidupan suatu kelompok tertentu dalam masyarakat atau sikap menutup diri (isolasi) Contohnya kehidupan suku pedalaman Baduy

2) Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi Contohnya dengan

menggunakan komputer dapat memudahkan pekerjaan daripada dengan

menggunakan mesin ketik Akan tetapi karena tidak bisa menggunakannya

pekerjaan akan menjadi lebih lama daripada mesin ketik

3) Adanya prasangka negatif atau adanya perasaan takut terhadap pengaruh

kebudayaan baru yang dihadapi Contohnya kerja keras dapat menjadikan sikap

orang menjadi serakah Padahal kerja keras sangat diperlukan dalam mayarakat

modern

4) Adanya perasaan bahwa kebudayaan kelompok tertentu lebih tinggi daripada

kebudayaan kelompoknya sehingga kelompok tersebut memisahkan diri dan menjadikan jarak yang semakin jauh

5) Adanya perbedaan ciri-ciri fisik seperti tinggi badan warna kulit atau rambut

Contohnya etnosentrime rasialisme dan apartheid

6) Adanya perbedaan kepentingan dan pertentangan-pertentangan pribadi

4 Akulturasi(acculturation) adalah berpadunya unsur-unsur kebudayaan yang berbeda dan

membentuk suatu kebudayaan baru tanpa menghilangkan kepribadian kebudayaannya

yang asli Lamanya proses akulturasi sangat bergantung pada persepsi masyarakat

setempat terhadap budaya asing yang masuk Akulturasi bisa terjadi dalam waktu yang

relatif lama apabila masuknya melalui proses pemaksaaan Sebaliknya apabila masuknya

melalui proses damai akulturasi tersebut akan relatif lebih cepat Contohnya Candi

Borobudur merupakan perpaduan kebudayaan India dengan kebudayaan Indonesia musik

Melayu bertemu dengan musik Spanyol menghasilkan musik keroncong

Apabila diilustrasikan proses akulturasi adalah seperti pada bagan sebagai berikut

Gambar 4 Proses Akulturasi

B Hakekat Perilaku Prososial

Perilaku prososial terkadang digunakan secara bergantian dengan istilah altruistic

tetapi makna dari altruistic yang sebenarnya adalah tingkah laku yang merefleksikan

pertimbangan untuk tidak mementingkan diri sendiri demi kebaikan orang lain Baron amp

Byrne (2005) ldquoPerilaku prososial itu merupakan segala bentuk tindakan yang dilakukan

atau direncanakan untuk menolong orang lain tanpa memperdulikan motif-motif si

penolongrdquo Perilaku prososial juga dapat menimbulkan suatu derajat resiko tertentu bagi

penolong atau dapat diartikan suatu tindakan menolong yang menguntungkan orang lain

tanpa harus menyediakan suatu keuntungan langsung pada orang yang melakukan

tindakan tersebut dan mungkin bahkan melibatkan suatu resiko bagi orang yang

menolong Perilaku prososial juga harus bermanfaat bagi orang lain atau memiliki

konsekuensi sosial positif yang berguna bagi kesejahteraan fisik dan psikologis orang

lain

Jadi jelas bahwa perilaku prososial yaitu tingkah laku yang sifatnya positif atau

menguntungkan dan tingkah laku tersebutditunjukan untuk kepentingan orang lain Tetapi

sejauh mana tingkah laku dikatakan sebagai tingkah laku yang menguntungkan orang

lain dapat menjadi kabur pengertiannya karena adanya pengertian yang berbeda-beda Sebagai contoh tingkah laku memukul yang dilakukan A terhadap B untuk membantu

temannya C berkelahi Jika dilihat dari sudut pandang C maka tingkah laku yang

dilakukan oleh A merupakan tingkah laku prososial karena menguntungkan untuk C

Namun jika dilihat dari sudut pandang B maka tingkah laku tersebut bukan merukan

tingkah laku prososial karena merugikan dan tidak mensejahterakan dan perlunya

kesesuaian tingkah laku yang ditampilkan dengan norma-norma yang berlaku

dimasyarakat Dengan demikian pengertian perilaku prososial dalam penelitian ini adalah

tingkah laku yang sifatnya mensejahterakan atau menguntungkan orang lain dan tingkah

laku tersebut tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku dimasyarakat

Perwujudan dari perilaku prososial dapat bermacam-macam diantaranya berupa

perilaku membantu beramal bekerja sama bersahabat menyelamatkan berkorban

berbagi rasa dan bersimpati Perilaku prososial terdiri dari berbagai bentuk mulai dari bentuk yang semata-mata berkisar pada tindakan altruisme yang tidak mementingkan diri

sendiri dan tanpa pamrih sampai tindakan menolong yang sepenuhnya dimotivasi oleh

kepentingan diri sendiri

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa bentuk perilaku prososial secara

garis besar dapat dilihat dari tingkat pengorbanan seseorang motivasi dan tingkat

keuntungan yang diterima seseorang dan bentuk pertolongan yang diterima orang lain

Karena pada dasarnya sulit untuk menentukan tingkat keuntungan yang diterima

seseorang pada waktu memberikan pertolongan pada orang lain dan menentukan tingkat

pengorbanan seseorang maka dalam penelitian ini bentuk perilaku prososial dibagi

berdasarkan bentuk pertolongan yang diterima orang lain yaituMenolong Amal

Sumbangan Kerjasama Persahabatan Membantu Menyelamatkan Mengorbankan

Berbagi Simpati dan Kesopanan

Perilaku prososial kebanyakan dilakukan pada teman dan kerabat dekathanya

sebagian kecil yang dilakukan perilaku prososial pada orang tak dikenal Tentu perilaku

prososial yang diberikan pada orang yang tidak dikenal biasanya bersifat spontan seperti

memberi petunjuk arah jalan dan menawarkan tempat duduk pada orang lain di bus

Salah satu proses belajar yang efektif untuk menumbuhkan perilaku prososial

dapat ditiru seorang anak dari pelajaran yang didapatnya pada mata pelajaran moral yang

diberikan di sekolah Masa sekolah adalah masa yang penting dimana anak dapat

mengembangkan atau gagalmengembangkan suatu perilaku prososial Tanpa model dan pengalaman yang tepat yang didapat dari proses belajar secara kognitif dan afektif dari

bangku sekolah seorang anak dapat dengan mudah bertumbuh menjadi orang dewasa

yangberperilaku tidak baik dalam kehidupan sehari-hari

Melihat pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa pentingnya pendidikan moral

itu dimulai sejak sekolah terutama di SMK dan di kelas IX karena periode ini merupakan

kondisi seorang anak mulai banyak perubahan dari segi fisik maupun psikis perubahan

inilah yang membuat anak mulai mencari pencarian jati diri (masa transisi atau puberitas)

pada tahap ini psikis peserta didik dapat dikatakan labil oleh sebab itu diperlukan suatu

pedoman bagi peserta didik dalam bentuk perilaku menetap dan bersikap pasitif atau

perilaku prososial

Perilaku prososial ini dapat dibentuk dari pelajaran moral yang diajarkan di sekolah sebab bila anak tidak diberikan pemahaman secara kognitif dan afektif tentang

perilaku yang baik dan tidak baik terutama untuk peserta didik dalam masa puberitas ini

dikuatirkan pengaruh lingkungan yang buruk dapat mempengaruhi seorang anak melalui

menirunya

C Hakekat Pendidikan Kewarganegaraan

Bila dilihat sejarahnya sejak tahun 1947 sd 1998 dalam kurikulum pendidikan

nasional pendidikan moral yang tertanam dalam Pendidikan Kewarganegaraan sudah

berkali kali mengalami metamorfosa dari mulai pendidikan moral itu disebut sebagai

pelajaran budi pekerti lalu berubah menjadi PMP PPKn dan PKn Karena selama fase

perkembangannya pendidikan moral dan keagamaan menjadi suatu tuntutan yang wajib dalam dunia pendidikan mengikuti perubahan jaman dan keutuhan yang diperlukan

dalam membangun mental generasi muda

Para ahli memberikan definisi Civic dalam rumusan yang berbeda-beda tetapi

pada dasarnya memiliki makna yang sama yaitu bahwa Civic merupakan unsur atau

cabang keilmuan dari ilmu politik yang secara khusus terutama membahas hak-hak dan

kewajiban warga negara

Rumusan tujuan untuk masing-masing satuan pendidikan mengacu pada fungsi

dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam UU No 20 tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional beserta peraturan-peraturan pemerintah yang

menyertainya Dalam merumuskan tujuan dan materi pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan SMP dan SMA disamping harus memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik juga harus melihat kesinambungan kedalaman dan sekuen

antar kelas dan atau antar jenjang pendidikan untuk menghindari terjadinya pengulangan

yang mungkin saja akan mengakibatkan kebosanan peserta didik

Membahas tujuan Pendidikan Kewarganegaraan tidak terlepas darifungsi mata

pelajaran Pendidikan Kewaraganegaraan karena keduanya saling berkaitan dimana tujuan

merupakan dunia cita yakni suasana ideal yang harus dijelmakan sedangkan fungsi

adalah pelaksanaan-pelaksanaan dari tujuan yang hendak dicapaiOleh karena itu fungsi

menunjukan keadaan gerak aktivitas dan termasuk dalam suasana kenyataan dan bersifat

riil dan konkret

Demikian pula membicarakan fungsi Pendidikan Kewarganegaraan memiliki

keterkaitan dengan visi dan misi mata pelajaran Pendidikan KewarganegaraanMata

pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan memiliki visi yaitu ldquoterwujudnya suatu mata

pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembianaan watak bangsa (nation and character

building) dan pemberdayaan warga negararsquorsquoUpaya pembinaan watak atau karakter

bangsa merupakan ciri khas dan sekaligus amanah yang diemban oleh mata pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan atau Civics Education pada umumnyaSedangkan misi

mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yaitu ldquomembentuk warga negara yang baik

yakni warga negara yang sanggup melaksanakan hak dan kewajibannya dalam kehidupan

bernegara dilandasi oleh kesadaran politik kesadaran hukun dan kesadaran

moralrsquorsquoUntuk mewujudkan misi diatas jelas bahwa peserta didik harus memiliki

kemampuan kewarganegaraan yang multidimensional agar dapat menjalankan hak dan kewajibannya dalam berbagai aspek kehidupan

Hal ini tidak terlepas dari adanya karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan

dengan paradigma baru yaitu bahwa Pendidikan Kewarganegaraan merupakan suatu

bidang kajian ilmiah dan program pendidikan di sekolah yang diterima sebagai wahana

utama serta esensi pendidikan demokrasi di Indonesia yang dilaksanakan melalui

1 Civic Intellegence yaitu kecerdasan dan daya nalar warga negara baik dalam dimensi

spiritual rasional emosional maupun sosial

1 Civic Responsibilityyaitu kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara

yang bertanggungjawab

2 Civic Partisipation yaitu kemampuan berpartisipasi warga negara atas dasar

tanggungjawabnya baik secara individual sosial maupun sebagai pemimpin hari depan

Adapun kompetensi penguasaan bahan ajar dalam Pendidikan Kewarganegaraan

mencakup 3 aspek yang ketiganya sangatlah penting oleh setiap peserta didik selaku

bagian dari warga negara yaitu

a) Memahami pengetahuan kewarganegaraan (Civic Knowledge)

b) Memahami keterampilan kewarganegaraan (Civic Skills) dan

c) Memahami etika kewarganegaraan (Civic Ethic)

Pendidikan kewarganegaran memiliki peran bagaimana membentuk suatu

masyarakat yang majemuk dapat menjalankan kelangsungan hidup serta kehidupan yang

lebih baik bagi warga negaranya khususnya kehidupan bagi generasi penerusnya secara

berguna ( berkaitan dengan kemampuan afektif ) dan bermakna ( berkaitan dengan

kemampuan kognitif ) Dengan melalui Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan akan mampu mengantisipasi hari depan yang senantiasa berubah dan memiliki pola pikir pola

sikap dan perilaku sebagai pola tindak yang cinta terhadap kemajemukan berdasarkan

Pancasila yang mampu membentuk tenjadinya interaksi sosial yang bermuara ke arah

prilaku prososial

Dengan demikian sangatlah signifikan bagaimana membangun kesetaraan untuk

terjadinya interaksi sosial melalui pendidikan kewarganegaraan untuk kembali pada

konsep ke-Indonesiaan yang majemuk Pertama soal kesadaran dalam menerima

kemajemukan suku etnis ras dan agama sebagai bagian terbesar dari kekayaan bangsa

Kendati berbeda-beda namun dapat tumbuh secara bersama-sama dalam ke-Indonesiaan

bukan mencabiknya Dengan demikian bukan saja kerukunan melainkan yang lebih

penting adalah saling membantu dalam kesetaraan untuk membentuk ke-Indonesian yang dicita-citakanKedua saatnya memperbaiki perikehidupan berbangsa yang

memungkinkan keterlibatan warga masyarakat yang plural seluas- luasnya agar dapat

saling mengenal dan saling menyadari betapa pentingnya makna bekerja sama untuk

saling asah asihdan asuh dalam mewujudkan interaksi sosial dan perilaku sosial guna

mengarungi ke-Indonesian yang manusiawi Dengan demikian banyak manfaat yang

dapat diambil dari interaksi sosial dan perilaku prososial guna menjalini perikehidupan

berbangsa yang beranekaragam iniKetiga mengembangkan perikehidupan berbangsa

secara terbuka dan bertanggung jawab Untuk menjalani perikehidupan berbangsa yang

lebih baik hanya mungkin mencapai kemajuan apabila terbuka lebih luas terhadap

kebebasan berserikat dan berkumpul menghormati bukan mencurigai dengan

mengarahkan kepada setiap anak bangsa untuk mampu menggunakan kebebasan ini

dengan penuh tanggung jawab Dengan demikian anak bangsa akan terlatih dalam

mengembangkan kesadaran berbangsa dan saling membantu dalam keberagaman masalah

yang terjadi di masyarakat yang majemuk ini

III Kerangka Berpikir

Masalah perilaku norma dan aturan sangat berkaitan erat dengan remaja Dalam

ketiga hal tersebut remaja menjadi sorotan dimasyarakat mulai dari perilaku penyimpangan

sampai pada pelanggaran terhadap norma dan aturan yang berlaku baikdalam lingkungan

keluarga sekolah maupunmasyarakat Seperti halnya yang belakangan ini sering terjadi yaitu perkelahian antar remaja itu sendiri Peristiwa tersebut menandakan terjadinya degradasi rasa

kemanusiaan dan budi pekertiSelain itu egoisme yang terjadi pada remaja membuat semakin

menurunnya rasa kepedulian remaja terhadap sesama dan lingkungan sekitarnya yang dapat

menimbulkan lemahnya dan tidak terjadinya interaksi sosialKedua hal tersebut

mencerminkan perilaku remaja kearah perilaku sosial dan terabaikannyaperilaku

prososialOleh sebab itu diperlukan perhatian yang khusus serta penanganan yang serius

terhadap masalah tersebut

Untuk mengatasai semua itu maka diperlukannya pendidikan yang berasal dari

lingkungan dan dimulai sejak dini Dalam hal ini selain lingkungan keluarga sebagai

pendidikan primer sekolah yang merupakan pendidikan sekunder juga memiliki pengaruh

yang besar bagi penbentukan karakter moral dan perilaku Bagi anak yang sudah bersekolah lingkungan yang setiap hari dimasukinya selain

lingkungan rumah adalah sekolahnya Anak remaja yang sudah duduk dibangku SMK

umumnya menghabiskan waktu sekitar 7 jam sehari di sekolahnya Ini berarti bahwa

sepertiga dari waktunya setiap hari dihabiskan disekolahTidak mengherankan kalau

pengaruh sekolah terhadap perkembangan jiwa remaja cukup besarSebagai lembaga

pendidikan sebagaimana halnya dengan keluarga sekolah juga mengajarkan nilai nilai dan

norma-norma yang berlaku dalam masyarakat Oleh karena itu sekolah sebagai lembaga

pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif mandiri serta

bertanggungjawab Seperti yang tertuang dalam UU Sistem Pendidikan Nasional No 20

tahun2003

Masa remaja adalah masa yang penting dimana anak dapat mengembangkan atau gagal mengembangkan suatu perilaku prososial Tanpa mengubah model dan pengalaman

yang didapat dari proses belajar secara kognitif dan afektif dari bangku sekolah seorang anak

dapat dengan mudah bertumbuh menjadi remaja yang egois dan kasar dan kemungkinan

menjadi orang dewasa yang tidak menyenangkan dalam berperilaku

Untuk memenuhi tujuan diatas serta upaya untuk mengembangkan perilaku prososial

yang mencerminkan budaya bangsaSerta menjadi warga negara yang memahami dan mampu

melaksanakan hak-hak dan kewajiban sebagai makhluk sosial Maka pemerintah menyusun

suatu kurikulum yang memfokuskan pada nilai-nilai moral yang mecakup tatacara beragama

bermasyarakat tata cara bergaul serta mengetahui aspek sosial yang berhubungan dengan rasa

persatuan dan kesatuan bangsa dan solidaritasDemi memenuhi aspek-aspek diatas maka

diberikan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang diharapkan dapat memberikan transformasi keilmuan yang nantinya mampu mewujudkan terjadinya interaksi sosial dan

dapat mengimplementasikan berperilaku sosial positif dalam kehidupan bermasyarakat

Dari paparan di atas dapat memberikan kekuatan yang positif bahwa pendidikan

kewarganegaraan mampu membentuk karakter yang lebih terukur di mana terlihat dari sudut

pandang keberagaman akan muncul sikap toleran kerjasama tepo seliro dan saling

memahami dalam tranformasi bentuk perilaku prososial yang terimplementasikan ke dalam

sikap interaksi sosial Dengan demikan interaksi sosial yang dibangun dalam pendidikan

kewarganegaraan mampu memberikan warna yang positif dalam perilaku prososial peserta didik

IV Hipotesis Penelitian

Berdasarkan deskripsi toeritik dan kerangka berpikir maka hipotesis penelitian ini

adalah sebagai berikutldquoDiduga terdapat pengaruhyang signifikan antara interaksi sosial

dalam Pendidikan Kewarganegaraan terhadap perilaku prososial peserta didik di SMK Negeri

di Kota Tangerang Selatanrdquo

Desain dalam penelitian model ini dapat digambarkan sebagai berikut

X = Interaksi sosial dalam pendidikan kewarganegaraan sebagai variabel bebas

Y =Perilaku prososial peserta didik sebagai sebagai variabel terikat

V METODOLOGI PENELITIAN

A Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah upaya menganalisis apakah ldquoterdapat pengaruhantara

interaksi sosialpeserta didikpada pembelajaran pendidikan kewarganegaraan terhadap

perilaku prososialrdquo

B Tempat dan Waktu Penelitian

1 Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah diSMK Negeri di Kota Tangerang Selatan

2 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2014 sampai dengan bulan September 2014 dengan

harapan waktu lima bulan dapat maksimal dilakukan penelitian dengan hasil uji hipotesis

yang memadai

C Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dimana analisisnya korelasi yakni melihat hubungan antara variabel-variabel yang diteliti Korelasi

ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara suatu variabel dengan variabel yang lain dan

bertujuan pula melihat hubungan antara dua gejala atau lebih Metode ini diharapkan dapat

menemukan hubungan antara interaksi sosialpeserta didik pada pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan terhadap perilaku prososial di SMK Negeri Kota Tangerang Selatan

Setelah diketahui ada hubungan antara setiap variabelnya kemudian dianalisis untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh interaksi sosial tersebut terhadap perilaku sosial peserta

didik

D Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

1 Populasi

Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI di seluruhSMK

Negeri Kota Tangerang Selatan Data jumlah peserta didik dapat dilihat di tabel 31

berikut ini

Tabel 31

Populasi Terjangkau

NO SMK Peserta Didik

X Y

Negeri Laki Perempuan Jumlah 1 1 220 121 341

2 2 277 239 516

3 3 66 31 97

4 4 34 90 124

5 5 43 38 81

Jumlah 640 519 1159

Sumber Data LPPD 2014 Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan

2 Teknik Pengambilan Sampel

Penetapan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan jenis metode

random samplingKarena setiap anggota populasi yang ada didalam sampling frame

bersangkutan mempunyai hak yang sama besar untuk dipilih menjadi anggota sampel

Dalam penelitian ini dipilih kelas XI karena peserta didik kelas tersebut sudah mengerti

dan memahami budaya sekolah sudah memiliki banyak teman dansudah memiliki nilai

prestasi belajar kemudian tidak dalam persiapan Ujian NasionalMenentukan besarnya

sampel menggunakan rumus Solvin

Adapun rumusnya sebagai berikut n=

Dimana

1 = Konstanta

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

e =Error (10 yang dapat ditoleransi terhadap ketidak tepatan penggunaan sampel

sebagai pengganti populasi)

n =

=

=

=

= 92

Dengan demikian jumlah sampel yang diambil dari papulasi target berdasarkan rumus

Solvin sebanyak 92 responden yang diambil secara random sederhana

E Teknik Pengumpulan Data

Dalam setiap kegiatan penelitian selalu ada kegiatan pengumpulan dataMetode

pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrument berupa kuesioner atau

angketDengan metode angket ini dipersiapkan sejumlah pernyataan tertentu kemudian

disebarkan kepada responden untuk mendapatkan jawaban yang diperlukan secara

langsungAngket diberikan kepada peserta didik kemudian diisi serta dijadikan sampel dalam

penelitian untuk mengetahui pengaruh antara interaksi sosialpada pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan peserta didik terhadap perilaku prososialAngket yang digunakan adalah

angket tertutup yang berisi pertanyaan atau pernyataan yang disertai jawaban terikat pada

sejumlah kemungkinan jawaban yang sudah disediakan

F Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan angket tertutup dalam bentuk Skala Likert karena

penelitian ini akan mengukur tentang perilaku atau sikap Angket ini berupa pertanyaan atau

pernyataanyang jawabannya berbentuk skala deskriptifAngket tertutup untuk mengungkap

data tentang variabel terikat yaitu interaksi sosial dan perilaku prososialInstrumen tersebut

sebelumnya diuji cobakan terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat validitas dan

reliabilitasnya Untuk item pernyataan yang dinyatakan tidakvalid atau reliabel maka item

pernyataan tersebut tidak dipakai sebagai item instrumenSedang item-item pernyataaan yang

sudah dinyatakan valid dan reliabel maka item-item pernyataan tersebut dijadikan alat untuk

mendapatkan data dan kemudian setelah itu intsrumen tersebut digunakan atau disebarkan

kepada sampel sesungguhnya

Pada bagian ini pernyataan-pernyataan yang disusun berdasarkan indikator-indikator

yang telah dioperasionalkan dari dimensi-dimensi yang terikat dari setiap variabel Adapun alternatif jawaban menggunakan skala likert dengan empat alternatif jawaban yaitu Selalu

(SL) Sering (SR) Ragu (R) Jarang (JR) Tidak Pernah (TP) Skor untuk jawaban dari

pertanyaan atau pernyataan positif adalah SL=5 SR=4 R=3 JR=2 dan TP=1 sedangkan

untuk pernyataan atau pertanyaan negatif skor sebaliknya

1 Penyusunan Butir Kuisioner

Kisi-kisi angket ini akan disajikan berdasarkan dari indikator-indikator yang telah

dikembangkan dari variabel yang telah ditetapkan Untuk variabel interaksi sosial

(variabel X) terdiri dari 4 indikator dan dikembangkan menjadi 32 item pernyataan

Sedang variabel perilaku prososial (variabel Y) terdiri dari 6 indikator dan dikembangkan menjadi 28 item pernyataanSeperti digambarkan dalam tabel dibawah ini

Tabel 33

Kisi-Kisi Variabel Interaksi Sosial ( X )

Variabel Indikator Item Kuisioner Jumlah

Positif Negatif

Interaksi

Sosial

(X)

1 Kerjasama

2 Akomodasi

3 Asimilasi

4 Akulturasi

1472324

51025 2730

2122129 31

13182022

39 26

6 8 28

1114 16

15171932

8

8

8

8

Jumlah 19 13 32

Tabel 34

Kisi-Kisi Variabel Perilaku Prososial ( Y )

Variabel Indikator Item Kuisioner Jumlah

Positif Negatif

Perilaku

Prososial

(Y)

1 Menolong

2 Beramal

3 Persahabatan

4 Berbagi

5 Simpati

6Kesopanan

1 13 23

5 11 30

1014 20

18 22

4 8 16 31

2321

9 29

15 24

627

7 2526

28 19

12 17 32

5

5

5

5

6

6

Jumlah 18 14 32

2 Uji Coba

a Uji Validitas

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan uji coba yaitu dengan menguji

validitas dan reabilitas Kemudian uji validitas instrumen dilakukan untuk mengetahui

seberapa jauh instrumen penelitian mampu mencerminkan isi sesuai dengan hal dan

sifat yang diukur Artinya setiap butir instrumen telah benar-benar menggambarkan

keseluruhan isi atau sifat bangun konsep yang menjadi dasar penyusunan instrument

Pengujian ini digunakan rumus korelasi product moment seperti berikut

Keterangan

r Nilai Koefisien korelasi antara X dan Y

sumX Jumlah pengamatan variabel X

sumY Jumlah pengamatan variabel Y

sumXY Jumlah hasil perkalian variabel X dan Y

(sumx2) Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel X

(sumx)2 Kuadrat dari Jumlah pengamatan variabel X (sumY2) Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel Y

(sumY)2 Kuadrat dari Jumlah pengamatan variabel Y

N Jumlah pasangan pengamatan Y dan X

b Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa instrument dapat

dipercaya dan digunakan sebagai alat pengumpulan dataUntuk uji reliabilitas

instrument digunakan rumus Alpha dari Cronbach sebagai berikut

Г11=

Keterangan

σ Reliabilitas instrument

k Banyaknya butir pernyataan

sumσb2 Jumlah varian butir

Σσt2 Varian Total

G Teknik Analisis Data

1 Pengorganisasian Data

Data yang nantinya akan diperoleh dari angket kemudian dipilih dan disusun

sehingga data yang tidak berguna dapat ditinggalkan Kemudian dilakukan klasifikasi

data yaitu menggolongkan data berdasarkan kategori tertentu sesuai dengan

permasalahan-permasalahan yang dibuat berdasarkan analisa variabel

2 Hipotesis Statistik

Bentuk hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah

H0 = 0

Ha 0

Bentuk hipotesis asosiatif dalam penelitian ini adalah

Hipotesis nol (H0) Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta

didik terhadap perilaku prososial

Hipotesis alternatif (Ha)Terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta

didik terhadap perilaku prososial

3 Uji Persyaratan Analisis

Sebelum dilakukan analisis dengan regresi dilakukan uji persyaratan analisis

terlebih dahulu Uji persayaratan analisis itu meliputi

a Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data mengikuti

sebaran baku normal atau tidak Normalitas data dikenakan terhadap variabel bebas

(X) dan variabel terikat (Y) Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan Uji

Lilliefors dengan langkah-langkah sebagai berikut

1 Menentukan mean dan standar deviasi

2 Menentukan angka baku (Z) denganrumus sebagai berikut

Rumus

Z1 =

3 Menentukan luas tiap angka baku (Zi) dengan menggunakan daftar distribusi

normal

4 Menentukan angka peluang F(Zi) = 0500 + ( tabel normal standar 0 ke Z )

5 Menentukan S(Zi) = banyak Zi n

6 Menentukan beda dari F (Zi) ndash S (Zi)

7 Memilih nilai terbesar dari F (Zi) ndash S (Zi) dengan mengabaikan tanda matematika untuk menjadikan Lhitung (Lilliefors) Sebaran data dikatakan normal jika

LhitungltLtabel

b Uji Linieritas

Perhitungan linieritas digunakan untuk menyatakan hubungan fungsional

antara variabel-variabel tersebut berhubunganUntuk perhitungan linieritas digunakan

uji regresi sederhana

Pengujian regresi sederhana ( Y = α + bx )

Fhitung =

Di mana

F = Bilangan untuk linieritas

S2TC = Rerata jumlah kuadrat tuna cocok

S2e = Rerata jumlah kuadrat kekeliruan

4 Analisis Data

Data yang sudah diperoleh kemudian diuraikan dengan keterangan agar data

tersebut mudah diubah dipahami bagi orang yang ingin mengetahui penelitian ini

Adapun rumus yang digunakan untuk mencari dan mengetahui presentase setiap data adalah

1 Editing

Pada tahap ini penulis mengecek kembali kelengkapan dan kebenaran

pengisian angket atau kuisioner yang berhasil dikumpulkan oleh peneliti

2 Skorsing

Memberi nilai pada setiap jawaban angket yang diberi skor 432 dan 1

berdasarkan jawaban yang dipilih

Setelah pengumpulan data untuk mengetahui bagaimana pengaruh perilaku

prososial (variabel X) terhadap prestasi belajar (variabel Y) Penulis menggunakan

rumus product momentdari Karl Pearson sebagai berikut

Dimana

rxy = Angka indek korelasi ldquorrdquo product moment

n = Jumlah sampel

sumX = Jumlah keseluruhan variabel X

sumY = Jumlah keseluruhan variabel Y sumXY = Jumlah keseluruhan perkalian antara variabel X dan Y

Kemudian dilajutkan dengan uji signifikasi uji keberartian (t) dengan rumus t

=

Dimana r = Besarnya koefisien korelasi (rhitung)

n = Jumlah sampel

Dan untuk mengetahui berapa persen () variabel X memberikan kontribusi

terhadap variabel Y maka langkah selanjutnya mencari koefisien determinasi dengan

menggunakan derajat hubungan antara variabel X dan Y menggunakan rumus sebagai

berikut

KD = rxy2 x 100 Keterangan

KD = Kontribusi variabel X terhadap variabel Y

rxy2 = Koefisien korelasi antara veriabel X terhadap variabel Y

VI HASIL PENELITIAN

A Deskrisi Data

1 Data Interaksi Sosial Peserta Didik (Skor Variabel X)

Tabel 41

Distribusi Frekuensi Interaksi Sosial Peserta Didik

No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif ()

1 59 - 63 6 652

2 64 - 68 6 652

3 69 - 73 9 978

4 74 - 78 32 3478

5 79 - 83 20 2174

6 84 - 88 12 1304

7 89 ndash 93 7 762

Jumlah 92 100

Hasil penelitian mengenai perilaku prososial peserta didik diperoleh rentangan

nilai sebesar 32 dengan skor tertinggi 91 dan skor terendah 59 banyak kelas 7 dengan

panjang interval 5 Selain itu diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7768 nilai

tengah (median) sebesar 81 67 modus (mode) sebesar 766 dan simpangan baku atau

standar deviasi sebesar 709 (Lihat lampiran 8 hal 73)

Grafik 41

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa interkasi sosial peserta didik yang diperoleh

peserta didik Kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara

74 ndash 78 dengan frekuensi relatif 3478 Sedang yang terendah terlelak antara 59 ndash 63

dengan frekuensi relatif 652

0

20

40

59 - 63 64 - 68 69 - 73 74 - 78 79 - 83 84 - 88 89 ndash 93

2 Deskripsi Data Perilaku Prososial

Tabel 42

Distribusi Frekuensi Perilaku Prososial Peserta Didik

No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif

1 68 - 71 19 2065

2 72 - 75 13 1413

3 76 - 79 12 1304

4 80 - 83 22 2392

5 84 - 87 13 1413

6 88 - 91 8 870

7 92 ndash 95 5 543

Jumlah 92 100

Data hasil perilaku prososialpeserta didik diperoleh rentangan 27 dengan skor tertinggi 95

dan skor terendah 68 banyak kelas 7 dengan panjang kelas interval 4 Selain itu

diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7885 nilai tengah (median) sebesar 8168

nilai modus (mode) sebesar 8 dan simpangan baku atau setandar deviasi sebesar

703(Lihat lampiran 9 hal 76)

Grafik 42

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa perilaku prososialpeserta didik kelas XI

SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara 80 ndash 83 dengan

frekuensi relatif 2392 Sedang yang terendah terlelak antara 92 ndash 95 dengan frekuensi

relatif 543

B Pengujian Persyaratan Analisis

1 Pengujian Normalitas

Perhitungan normalitas dilakukan dengan Uji Lilliefors dengan taraf signifikasi α

= 005 Perhitungan normalitas dilakukan untuk melihat apakah sebaran data yang akan

dianalisis memiliki distribusi yang normal atau tidak Adapun hasil perhitungan uji normalitas sebagai berikut

Tabel 43

Hasil Uji Normalitas

N = 92 Lhitung Ltabel Kriteria Kesimpulan

InteraksiSosial 01005 01009

Lhlt Lt

Distribusi Normal

Perilaku Prososial 00892 01009 Distribusi Normal

2 Pengujian Linieritas

Pengujian linieritas dilakukan terhadap interaksi sosial peserta didik dan perilaku

prososial peserta didikPengujian pertama dilakukan dengan menghitung uji regresi

sederhana dan selanjutnya dengan menggunakan uji linieritas Untuk uji regresi sederhana

didapatkan persamaanregresinya sebagai berikut Y = 1 + (-004)X Sementara itu hasil

0

20

68 - 71 72 - 75 76 - 79 80 - 83 84 - 87 88 - 91 92 ndash 95

yang diperoleh dari pengujian linieritas dengan uji linieritas adalah Fhitung = 099

sementara pada Ftabel dengan taraf signifikasi α = 005 dengan dk penyebut 21 dan dk

pembilang 54 dalam daftar distribusi diperoleh F (2154) adalah 193

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa bentuk hubungan antara interaksi sosial

peserta didik dengan perilaku prososial peserta didikadalah linier

(Perhitungan lengkap pada lampiran 12 hal86)

C Pengujian Hipotesis

Perhitungan hipotesis terlebih dahulu dilakukan perhitungan koefisien korelasinya

Untuk menghitung koefisien korelasi antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku

prososial peserta didik digunakan rumus Pearson Product Moment yaitu

rxy = Σ Σ Σ

Σ Σ Σ Σ

Selanjutnya diperoleh nilai rhitung sebesar 0751 dan dibandingkan dengan rtabel taraf

signifikasi α = 005 yaitu 0227 Hasil tersebut menunjukan bahwa rhitunggt rtabelKarena rhitunggt

rtabel maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (H0) ditolak sedangkan hipotesis alternatif

(Ha) diterima yakni terdapat hubungan antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku

prososial peserta didik

Besarnya kontribusi interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial dapat

ditentukan menggunakan determinasi sebesar 564 Uji signifikasi dengan uji t dengan taraf

signifikasi α = 005 diperoleh thitung = 985 dan ttabel = 166 Karena thitunggt ttabel maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik

terhadapperilaku prososial peserta didik

Semakin tinggiinteraksi sosial peserta didik maka dapat semakin tinggi pula perilaku

prososial peserta didik

(Lihat lampiran 13 hal94)

D Interpretasi Hasil Penelitian

Dari hasil perhitungan didapatkan nilai indeks korelasi sebesar 0751 Jika

dikonsultasikan pada tabel di atas angka r (0751) yang berada antara 070 ndash 090 termasuk

dalam kategori adanya korelasi kuat berarti terdapat hubungan positif dan signifikan antara

interaksi sosial peserta didik dengan perilaku prososial peserta didik

E Kesimpulan Pengujian Hipotesis

Dari uraian di atas diperoleh hasil perhitungan rhitung sebesar 0751 Jika

dikonsultasikan dengan rtabel n = 77 dengan taraf signifikasi (α = 005) maka rtabel adalah

0227 Sedangkan uji signifikasi dengan uji t dengan taraf signifikasi α = 005 diperoleh thitung

= 985 dan ttabel = 166 Karena rhitung lebih besar dari rtabel dan thitung lebih besar dari ttabelmaka

terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku

prososial peserta didik SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan

F Keterbatasan Penelitian

Meskipun penelitian ini telah berhasil menguji hipotesis yang diajukan yaitu terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku

prososial peserta didik Namun masih banyak kekurangan dalam penelitian ini karena

keterbatasan yang dimiliki kekurangan tersebut antara lain terbatasnya pengetahuan tentang

perihal yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti terbatasnya waktu untuk

mengadakan penelitian dan lain sebagainya

VII SIMPULAN DAN SARAN

A Simpulan Berdasarkan uraian mengenai hubunganinteraksi sosial peserta didik terhadap perilaku

prososial peserta didik kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang dibahas pada bab

dan sub bab sebelumnya maka dapat peneliti simpulkan sebagai berikut

1 Data hasil angket interaksi sosial peserta didik mengasilkan rata-rata 7768 adapun skor

yang tertinggi adalah 91 dan terendah 59

2 Data hasil angket perilakuprososial peserta didik mengasilkan rata-rata 7885 Dengan

skor tertinggi sebesar 95 dan terendah sebesar 68

3 Terdapat pengaruh positif dan signifikan antarainteraksi sosial peserta didik terhadap

perilaku prososial peserta didik Hal ini terlihat darididapatnya thitung = 985 dan ttabel =

166 kemudian rhitung lebih besar dari rtabel (0751gt 0227) taraf signifikasi (α = 005)

dan interpretasi dari nilai r terdapat hubungan yang kuat 4 Hubungan interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial peserta didikdapat

dijelaskankan dengan perhitungan koefisien determinasi sebesar 564 dan selebihnya

dipengaruhi oleh faktor lain

B Implikasi

Perlu disadari bahwa walaupun penelitian ini berhasil menguji hipotesis kerja yang

diajukan (H1) yaitu terdapat pengaruh positif dankuat

antara variabel X (interaksi sosial) dan variabel Y (perilaku prososial) peserta didik SMK

Negeri Kota Tangerang Selatan Dengan demikian hasil penelitian ini mengandung implikasi

bahwa interaksi sosial peserta didik berpengaruh positif terhadapperilaku prososial peserta

didik Atas alasan di atas maka diperlukan adanya upaya-upaya pihak yang berkepentingan

atas peserta didik selaku objek pendidikan baik pihak sekolah maupun orang tua peserta

didik agar lebih memperhatikan interaksi sosial peserta didik sehari-hari Perilaku prososial

akan lebih meningkat apabila peserta didik memiliki interaksi sosial yang positif

Pada akhirnya dalam penelitian ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan

walaupun telah dilakukan dengan usaha yang maksimal Oleh karena itu maka perlu

diadakan penelitian lebih lanjut sehingga hasilnya dapat lebih sesuai dengan apa yang

diharapkan sehingga kelak dapat berguna bagi peserta didik itu sendiri serta siapapun yang

mengambil manfaat dari hasil penelitian ini

C Saran

Dari hasil penelitian dan kenyataan yang ada di lapangan maka peneliti pada bagian ini memberikan saran-saran sebagai pertimbangan Adapun saran-saran sebagai berikut

1 Satuan pendidikan harus dapat merangkul semua pihak yang terkait untuk bisa secara

bersama-sama menciptakan suasana ligkunagan sekolah yang kondusif dalam

upayamembentuk perilaku prososial peserta didik dengan demikian penyimpangan yang

dilakukan peserta didik dapat diminimalisir

2 Semua pendidik tanpa terkecuali merupakan cermin bagi peserta didik Maka dari itu

pendidik harus memberikan contoh dalam interaksi sosial dan pembiasaan perilaku

prososial kepada peserta didik

3 Orang tua diharapkan dapat membimbing putera-puteri mereka ketika berada diluar jam

sekolah Karenatiga perempat waktu anak lebih banyak menghabiskan waktu diluar

sekolah yaitu interaksi sosial dan perilaku prososial 4 Hendaknya peserta didik dapat mengaplikasikan pengetahuan Pendidikan

Kewarganegaraan yang didapat disekolah dalam perilaku sehari-hari

DAFTAR PUSTAKA

Adiyanto Michael2004Psilologi Sosial Edisi5 Jilid2 Jakarta Erlangga

Ahmadi Abu 2003 Psikologi Umum Cetakan Ke-3Jakarta PT RinekaCipta

Ali Muhammad 2014 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern Jakarta

Pustaka Amani

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Jakarta Rineka Cipta

Baron Robert A amp Byrne Donn Alih Bahasa Ratna Djuwita 2005 Psikologi

Sosial Edisi ke-10Jilid 2Jakarta Erlangga

Darmadi Hamid 2011 Metode Penelitian Pendidikan Bandung Alfabet

Fisher B Aubrey Penerjemah Soejono Trimo 2001 Teori-Teori Komunikasi

Bandung PT Remaja Rosdakarya

Hanurawan Fattah2010 Psikologi Sosial Suatu Pengantar Bandung PT

Remaja Rosdakarya

Hidayat Dasrun 2012 Komunikasi Antar pribadi dan Medianya Fakta

penelitian Fenomenologi Orang tua karier dan Anak Remaja Yogyakarta

Graha Ilmu

Hidayat Komarudin dan Azra Azuumardi 2014 Pancasila Demokrasi HAM

dan Masyarakat Madani Jakarta Kencana Prenada Media Group

Kartono Kartini 2008 Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja Jakarta

GrafindoPersada

Maryati Kun 2007Sosiologi Untuk Kelas X SMA dan MA Jakarta Erlangga

Mueller Daniel J 2001 Measuring Social Atittides A Handbook for Researchers

and Practitioners Amazon Teachers College Pr

Purwanto M Ngalim 2006 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja

RosdaKarya

Robbins Stephen amp JudgeTimothy 2014 Perilaku OrganisasiOrganizational

Behavior Buku 1 Edisi 12 Jakarta Salemba Empat

Sopiah 2008 Perilaku Organisasi Yogyakarta CVAndi Offset

Sudijono Anas 2010 Statistik Pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Sunardidan Asy 2007 Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Kelas XI SMA dan

MA Solo PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

Surna I Nyoman 2014 Pengembangan Diri Jakarta Fakultas Psikologi UPI

YAI

Syah Muhibbin 2010 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja Rosdakarya

Tumanggor Rusmin 2012 Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Jakarta Kencana

Prenada Media Group

UU RI No 20 tahun2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bandung

Fermana

UU RI No 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Bandung Fermana

Wahab A Abdul 2011 Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan

Bandung Alfabeta

Walpole E Ronald 2003 Pengantar Statistika Edisi 3 Jakarta PT Gramedia

Pustaka Utama

Willis S Sofyan 2010 Remaja dan Masalahnya bandung Alfabeta

Winataputra Udin S 2015 Pendidikan Kewarganegaraan Refleksi Historis

Epistemologis dan Rekonstruksi Untuk Masa Depan UT Kemenristek

Dikti

Winkel WS 2001Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar Jakarta PT

Gramedia

Zamroni Mohammad 2009 Filsafat Komunikasi Yogyakarta GrahaIlmu

Internet

Pengertian Kerja Sama

wwwgooglecomhttplompoulublogspotcom201306pengertian-

kerjasamahtml

Pengertian Persahabatan

wwwgooglecomhttpidwikipediaorgwikiPersahabatan

Pengertian Sopan Santun

wwwgooglecomhttpa62747wordpresscom20091121pengertian-

sopan-santun-menurut-pribadi

wwwgooglecomhttpsukabumikotagoidhukumUU_20_2003_Pendidi

kan_Nasionalpdf

Surat Kabar

Geng Puteri Melakukan Penganiayaan dengan Menyebut Dirinya Geng

NeroIndo-Pos Jumrsquoat 13 Juni 2008hal 4

Page 2: EPrintseprints.unpam.ac.id/383/1/Jurnal PPKn Vol 5 Maret 2017.pdf3. Perilaku prososial peserta didik tidak menjamin membentuk interaksi sosial yang positif. 4. Tidak terdapat pengaruh

INTERAKSI SOSIAL MEMBENTUK PERILAKU PROSOSIAL

(Perspektif PKn dalam Studi Kasus di SMK Negeri Kota Tangerang Selatan)

Subarto )

Dosen Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Pamulang

ABSTRAK

Penelitian ini untuk menganalisis ada tidaknya pengaruh antara interaksi sosial peserta

didik terhadap perilaku prososial peserta didik SMK Negeri se Kota Tangerang Selatan tahun

2014

Populasi dalam penelitian ini adalah 1159 peserta didik kelas XI yang berasal dari lima

SMK Negeri tersebut Pengambilan sampel menggunakan rumus Solvin sebanyak 92 peserta didik

yang diambil secara random sampling sederhana Ada dua variabel yang dikaji dalam penelitian

ini yaitu interaksi sosial peserta didik ( X) dan perilaku prososial peserta didik ( Y ) metode

pengambilan data ke dua variabel yaitu menggunakan angket (kuesioner) model skala Likert

Sebelum digunakan untuk mengambil data responden dilakukan terlebih dahulu uji coba

validitas dan reabilitas yang berguna untuk mengetahui kesasihan instrumen validitas Uji persyaratan analisis dilakukan dengan uji normalitas Uji normalitas dengan menggunakan uji

Lilliefors Dari hasil perhitungan bahwa data berdistribusi normal hal ini dapat dilihat dari Lhitung

(01005 dan 00892) lt Ltabel (01009) Dilanjutkan ke dalam Uji Linieritas antara Variabel X dan

Variabel Y diperoleh hasil Ftabel (2154) = 193 dan Fhitung sebesar 099 maka Fhitunglt Ftabel 099 lt

193 adalah Linier

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku

prososial peserta didik termasuk kedalam kategori yang kuat karena rhitung 0751 dan jika

dikonsultasikan pada nilai rtabel 070-090 dan memiliki koefisien determinasi sebesar 564

Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa ada pengaruh yang signifikan

antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial peserta didik SMK Negeri se Kota

Tangerang Selatan

Kata Kunci Interaksi Sosial dan Perilaku Prososial

This study was to analyze whether there is influence between the social interaction of

learners toward prosocial behavior of students SMK se South Tangerang City in 2014

The population in this study is the 1159 class XI students from five of the SMK

Sampling using the formula Solvin as many as 92 students were taken by simple random sampling

There are two variables that were examined in this study the social interaction of learners (X) and

prosocial behavior of learners (Y) the method of data collection to two variables using a questionnaire (questionnaire) Likert scale models

Before it is used to retrieve the data of respondents performed first test validity and

reliability that is useful to know the validity of the instrument kesasihan Test requirements

analysis done by the normality test Normality test by using test Lilliefors From the calculation

that the normal distribution of data it can be seen from L-hitung (01005 and 00892) ltL-tabel

(01009) Testing continued into the linearity between variables X and Y variables obtained results

F-tabel (2154) = 193 and 099 F-hitung then F-hitung ltF-tabel 099 lt193 was linear

These results indicate that the social interaction of learners toward prosocial behavior of

students fall into the category of strength because r-hitung 0751 and if consulted at r-tabel value

from 070 to 090 and has a coefficient of determination of 564 Based on the above results it

can be concluded that there is a significant relationship between social interaction learners toward prosocial behavior of students SMK se South Tangerang City

Keywords Social Interaction and Prosocial Behavior

I PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Pendidikan dalam suatu bangsa adalah hal yang menjadi sangat penting yaitu dalam

upaya untuk menumbuh kembangkan sumber daya manusia melalui proses kegiatan

pembelajaran Dalam upaya pembentukan kepribadian peserta didik peran pendidikan

kewarganegaraan yang diberikan dan diajarkan di seluruh satuan pendidikan mulai dari

tingkat dasar sampai perguruan tinggi menjadi yang utama dan diharapkan secara visi mampu

mewujudkan mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan yang berfungsi sebagai sarana

pembinaan watak bangsa ( nation and character building ) dan pemberdayaan warga negara

Begitu pula halnyasecara misi diharapkan mampu mengimplementasikan mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan dalam mengembangkan pendidikan demokratis yang secara

psiko-pedagogis dan sosio-andragogis berfungsi mengembangkan tiga karakteristik pokok

warganegara yang demokratis yaitu terbentunya kecerdasan warga negara (civicintelligence)

tanggung jawab warganegara (civic dispositions) dan partisipasi warganegara (civic

participation)

Pembentukan kepribadian peserta didik melalui Pendidikan Keawarganegaraan

diharapkan mampu membentengi peserta didik dari berbagai pengaruh negatif lingkungan

sekaligus dapat menjadi agen sosial menuju masyarakat yang lebih berperadaban Namun

fenomena dalam masyarakat memperlihatkan bahwa secara umum prestasi pembelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah dewasa ini belum memuaskan banyak pihak

terutama hal-hal yang berkaitan dengan perilaku sosialSaat ini Pendidikan Kewarganegaraan dinilai masih terkesan berorientasi pada pengajaran yang bersifat hafalan yang diidentikkan

dengan prestasi belajarSeperti yang disampaikan Winkel (1984) ldquobahwa prestasi belajar

adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seorang peserta didik dalam

melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainyardquo Prestasi belajar

dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni kognitif (pengetahuan) afektif

(sikap) dan Psikomotorik (keterampilan) sebaliknya dikatakan prestasi belajar kurang

memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga domain tersebut

Fenomena nyata yang ada di masyarakat jelas terlihat bahwa penekanan terhadap nilai-nilai

kognitif (pengertahuan) jauh lebih dominan dibandingkan nilai nilai afektif (sikap)

Jadi keberhasilan itu tidak hanya terletak pada prestasi tinggi yang dicapai oleh

peserta didik akan tetapi dalam manifestasinya juga harus terdapat perubahan dalam segi

aspek perilaku sosial Oleh karena itu dalam menerapkan kurikulum 13 terdapat kriteria penilaian kepada peserta didikyang menekankan pada aspek afektif (sikap rasa) yang

diintegrasikan pada aspek kognitif (pengetahuan) dan aspek psikomotorik (keterampilan atau

perbuatan) Hal lain yang juga perlu diperhatikan dalam penerapan kurikulum bahwatanpa

model dan pengalaman yang tepat yang didapat dari proses belajar secara kognitif dan

afektif seorang anak dapat dengan mudah tumbuh menjadi remaja yang egois dan kasar yang

kemudian menjadi orang dewasa yang sama sekali tidak menyenangkan serta tidakmampu

berinteraksi sosial di dalam kehidupan masyarakatHal ini seperti yang diungkapkan oleh

Baron ampByrne (2005) ldquobahwa perilaku prososial itu timbul atas respon yang kompleks yang

meliputi komponen afektif dan kognitifrdquo Jadi dapat diartikan bahwa perilaku prososial yang

dimanifestasikan oleh individu itu merupakan hasil pengalaman belajar yang diserap oleh

individu Manusia sebagai makhluk sosial dalam kehidupannya tidak terlepas dari orang lain

karena manusia tidak dapat hidup seorang diri sehingga selama kehidupannya manusia

membutuhkan orang lainSeperti yang diungkapkan oleh Fattah Hanurawan (2011) yaitu

ldquobahwa manusia disamping sebagai makhluk individu sekaligus sebagai makhluk

sosial Sebagai akibatnya manusia rela bekerjasama dengan orang lain dalam

mencapai tujuannya mau menolong orang lain bahkan terkadang berani mengambil

resiko untuk menyelamatkan orang lain dan rela mengorbankan sebagian miliknya

untuk orang lainrdquo Perilaku seperti ini merupakan perilaku sosial positif atau perilaku

prososialrdquo

Dengan demikian perilaku prososial dapat diartikan bahwa tindakan menolong yang

menguntungkan orang lain tanpa harus menyediakan suatu keuntungan langsung pada orang

yang melakukan tindakan tersebut dan bahkan melibatkan suatu resiko bagi orang yang

menolong Perilaku prososial itu dapat berupa menolong bekerjasama berempati berbagi

menghibur beramal sopansantun saling menghormati dan rendah hatiSelain perilaku sosial

positif ada juga perilaku sosial yang negatif atau disebut juga perilaku anti-sosial

Perilaku negatif ini dapat dikatakan sebagai tingkah laku menyimpang secara sosial

atau disebut sebagai diferensiasi sosial Hal ini dikarenakan adanya diferensiasi atau

perbedaan yang jelas dalam tingkah laku yang berbeda dengan ciri-ciri karakteristik umum

bertentangan dengan hukum atau melanggar peraturan Contoh dari perilaku anti-sosial

adalah tindakan kekerasan fisik terhadap orang lain sikap tidak berperasaan dan lain-lain

Perilaku anti-sosial sering dilakukan oleh remaja ldquodimana pada fase ini remaja diartikan bahwa suatu tahap kehidupan yang bersifat peralihan dan tidak mantap selain itu

remaja juga rawan terpengaruh pada hal-hal yang bersifat negatifrdquo Oleh karana itu gejala

kenakalan atau kejahatan yang muncul merupakan akibat dari proses perkembangan pribadi

anak yang mengandung unsur dan usaha kedewasaan seksual pencarian suatu identitas

adanya misi materil yang tidak terkendali dan kurang atau tidak adanyadisiplin diri Perilaku

negatif yang saat ini sedang marak salah satunya adalah kenakalan atau kejahatan remaja atau

biasa disebut juvenile deliquency Kenakalan remaja merupakan masalah sosial yang

dikategorikan dalam perilaku menyimpang penyimpangan sepertinya menjadi hal yang

sedang trendi sampai-sampai remaja puteripun tak ingin ketinggalan salah satunya seperti

yang terjadi di Pati Jawa Tengah pada tanggal 13 Juni 2008 tersiar kabar sekelompok pelajar

puteri di kecamatan Juwana Pati yang menamakan diri Geng Nero jumrsquoat ditangkapPolisi berawal dari laporan masyarakat dan beredarnya video aksi kekerasan berupa penganiayaan

kepada remaja puteri terutama yang masih SMP

Dari sinilah perilaku prososial perlu dibina sejak dini hal ini dikarenakan perilaku

prososial merupakan salah satu aspek terbentuknya sikap dan kepribadian pada remaja

Dalam kehidupan sosial dan bermasyarakat remaja diharapakan memiliki budi pekerti yang

luhur serta solidaritas sosial yang tinggi Semakin tingginya tingkat kenakalan remaja di

Indonesia dan di Kota Tangerang Selatan khususnya membuat kenakalan remaja menjadi

perhatian dari banyak pihak baik dari orangtua dunia pendidikan bahkan dari pemerintah

Salah satu upaya konkrit yang saat ini sedang dilaksanakan untuk mengurangi tingginya

tingkat kenakalan remaja yaitu melalui Pendidikan KewarganegaraanDari permasalahan

yang terjadi diatas jelas bahwa banyak sekali kasus-kasus yang melibatkanremaja atau

peserta didik maka dari itulah perilaku prososial harus ditingkatkan dengan ikut sertaan pihak sekolah dan lingkungan keluargasehingga dapat memberi pendidikan moral sesuai

yang diajarkan dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Sehubungan hal tersebut

di atas permasalahan yang akan dianalisis adalahinteraksi sosial membentuk perilaku

prososial di SMK Negeri di Kota Tangerang Selatan

B Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka identifikasi masalah sebagai berikut

1 Pendidikan Kewarganegaraan belum mampu membentuk berperilaku prososial peserta

didik

2 Peserta didik yang tidak memiliki perilaku prososial akan lebih sulit mendapat dalam berinteraksi dengan pihak lain

3 Perilaku prososial peserta didik tidak menjamin membentuk interaksi sosial yang

positif

4 Tidak terdapat pengaruh antara perilaku prososial peserta didik terhadap interaksi sosial

C Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini kajian masalah dibatasi pada ldquointeraksi sosial terhadap perilaku

prososial peserta didikrdquo

Adapun yang dimaksud dengan interaksi sosial adalah merupakan suatu hubungan

antara dua orang atau lebih individu dimana kelakuan individu mempengaruhi mengubah

atau mempengaruhi individu lain atau sebaliknya

Sedangkan yang dimaksud dengan perilaku prososial peserta didik adalah segala

bentuk tindakan yang dilakukan atau direncanakan untuk menolong orang lain tanpa

memperdulikan motif-motif si penolong atau juga suatu tindakan yang tidak mementingkan

diri sendiri demi kebaikan orang lain

Lokasi penelitian ini adalah di SMK Negeri di Kota Tangerang Selatan

D Perumusan Masalah

Berdasarkan pada identifikasi masalah dan pembatasan masalah tersebut diatas maka rumusan masalah sebagai berikut ldquoApakah terdapat pengaruh yang signifikan antara

interaksi sosial terhadap perilaku prososial peserta didik SMK Negeri di Kota Tangerang

Selatanrdquo

II KajianTeori

A Hakekat Interaksi Sosial

Manusia dalam hidup bermasyarakat akan saling berhubungan dan saling membutuhkan satu sama lain Kebutuhan itulah yang kemudian dapat menimbulkan

terjadinya suatu proses dari suatu kebutuhannya yaitu interaksi sosial Interaksi dalam

kehidupan bermasyarakat merupakan hubungan timbal balik anatara dua orang atau lebih

dan masing-masing orang yang terlibat di dalamnya memainkan peran secara aktif Dalam

interaksi juga lebih dari sekedar terjadi hubungan antara pihak- pihak yang terlibat melainkan

terjadi saling mempengaruhiHomans( dalam Ali 2004 87) mendefinisikan interaksi sebagai

suatu kejadian ketika suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang terhadap individu lain diberi ganjaran atau hukuman dengan menggunakan suatu tindakan oleh individu lain yang

menjadi pasangannya Sedangkan konsep yang dikemukakan oleh Homans ini mengandung

pengertian bahwa interaksiadalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam

interaksi merupakan suatu stimulus bagi tindakan individu lain yang menjadi

pasangannyaSedangkan proses sosial adalah suatu interaksi atau hubungan timbal balik atau

saling mempengaruhi antar manusia yang berlangsung sepanjang hidupnya di dalam

masyarakat Dengan demikian proses sosial diartikan sebagai cara-cara berhubungan yang

dapat dilihat jika individu dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu serta menentukan

sistem dan bentuk hubungan sosial

Dari paparan di atas maka yang dimaksud dengan interaksi sosial adalah hubungan-

hubungan sosial yang menyangkut hubungan antarindividu individu (seseorang) dengan

kelompok dan kelompok dengan kelompokSedangkan menurut Shaw interaksi sosial

adalah suatu pertukaran antarpribadi yang masing-masing orang menunjukkan perilakunya

satu sama lain dalam kehadiran mereka dan masing-masing perilaku mempengaruhi satu

sama lain Hal senada juga dikemukan oleh Thibaut dan Kelley bahwa interaksi sosial sebagai peristiwa saling mempengaruhi satu sama lain ketika dua orang atau lebih hadir

bersama mereka menciptakan suatu hasil satu sama lain atau berkomunikasi satu sama lain

Jadi dalam kasus interaksi tindakan setiap orang bertujuan untuk mempengaruhi individu

lain Serta pengertian Interaksi sosial menurut Bonner( dalam Ali 2004) merupakan suatu

hubungan antara dua orang atau lebih individu dimana kelakuan individu mempengaruhi

mengubah atau mempengaruhi individu lain atau sebaliknya

Jadi jelas bahwa tanpa adanya interaksi sosial maka tidak akan mungkin ada

kehidupan bersama Karena kehidupan bersama hanya dapat dibangun apabila ada kontrak

sosial dan komunikasi sosial Kontak sosial disini tidak hanya dengan bersentuhan fisik

tetapi aksi dan reaksi yang meliputi kontak primer melalui berhadapan langsung (face to

face) dan kontak sekunder yaitu kontak sosial yang dilakukan melalui perantara seperti

melalui telepon orang lain dan surat menyurat atau menggunakan media sosial Sedangkan

komunikasi sosial dapat diartikan jika seseorang dapat memberi arti pada perilaku orang lain

atau perasaan-perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut baik langsung maupun

tidak langsung yaitu melalui media komunikasi Dari penjelasan di atas menunjukan bahwa

pada diri seseorang harus melakukan kontak sosial dan komunikasi sosial dalam upaya

mewujudkan hidup bersama

Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki keinginan untuk bergaul dimana dalam

pergaulannya terdapat suatu hubungan yang saling mempengaruhi sehingga cenderung

menimbulkan sikap saling membutuhkan Terdapat beberapa perilaku yang berhubungan

dengan interaksi sosial sebagai jalan untuk mencapai tujuan manusia sebagai makhluk sosial

Salah satu perilaku yang dimunculkan adalah tindakan sosial yang berasal dari tindakan

setiap individu Tindakan sosial ini mampu memberikan warnaatau corak tersendiri

terhadapinteraksi sosial yang terjadi

Tindakan sosial merupakan tindakan individu yang memiliki arti bagi dirinya yang diarahkan

pada tindakan orang lain Tindakan sosial yang dimulai dari tindakan individu-individu

memiliki keunikan atau ciri tersendiri Tetapi sebagai makhluk sosial tindakan manusia

seunik apapun tidak terlepas dari pengaruh lingkungan sosialnya Tindakan apapun yang

dilakukan bisa jadi mempengaruhi atau dipengaruhi oleh orang-orang yang berada di sekitar

kita

Mengacu pada panduan Max Weber (1864ndash1920) tindakan sosial dibedakan menjadi

empat tipe tindakan yaitu sebagai berikut

1) Rasionalitas Instrumental yaitu tindakan sosial murni yang menunjukkan bahwa

tindakan dilakukan dengan memperhitungkan kesesuaian antara cara yang digunakan dan

tujuan yang akan dicapai (bersifat rasional)

2) Rasionalitas Berorientasi Nilai yaitu tindakan yang dilakukan dengan memperhitungkan

manfaatnya tetapi tujuan yang dicapai tidak terlalu dipertimbangkan yang penting tindakan tersebut baik dan benar menurut penilaian masyarakat

3) Tindakan Afektif yaitu tindakan ini dilakukan dengan dibuat-buat dan didasari oleh

perasaan atau emosi dan kepura-puraan seseorang Tindakan ini tidak dapat dipahami atau

irrasional

4) Tindakan Tradisional yaitu tindakan ini didasarkan atas kebiasaan-kebiasaan yang

dilakukan orang-orang terdahulu tanpa per hitungan secara matang dan sama sekali tidak

rasional

Disamping sebuah tindakan proses interaksi sosial dapat dipengaruhi atau digerakkan

oleh faktor-faktor dari luar individu Adapun factor- faktor tersebut antara lain sebagai

berikut

1) Imitasi berarti meniru perilaku dan tindakan orang lain Sebagai suatu proses imitasi

dapat berarti positif apabila yang ditiru tersebut adalah perilaku individu yang baik sesuai

nilai dan norma masyarakat Akan tetapi imitasi bisa juga berarti negatif apabila sosok

individu yang ditiru adalah perilaku yang tidak baik atau menyimpang dari nilai dan norma

yang berlaku di masyarakat

2) Sugestimerupakan suatu proses yang menjadikan seorang individu menerima suatu cara

atau tingkah laku dari orang lain tanpa kritik terlebih dahulu Akibatnya pihak yang

dipengaruhi akan tergerak mengikuti pandangan itu dan menerimanya secara sadar atau tidak

sadar tanpa berpikir panjang Sugesti biasanya dilakukan oleh orang-orang yang berwibawa

atau memiliki pengaruh besar di lingkungan sosialnya

3) Identifikasi adalah kecenderungan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan

orang lain Identifikasi merupakan bentuk lebih lanjut dari proses imitasi dan proses sugesti

yang pengaruhnya cukup kuat Orang lain yang menjadi sasaran identifikasi dinamakan

idola

4) Simpati merupakan faktor yang sangat penting dalam proses interaksi sosial yang

menentukan proses selanjutnya Simpati merupakan proses yang menjadikan seseorang

merasa tertarik kepada orang lain Rasa tertarik ini didasari oleh keinginan untuk memahami

pihak lain dan memahami perasaannya ataupun bekerja sama dengannya

Dari penjelasan di atas terlihat bahwa terdapat beberapa syarat bagi seseorang

sebelum melakukan proses interaksi sosial yaitu pertama adanya minat dan perhatian yang

cukup besar terhadap hal yang akan ditiru kedua adanya sikap mengagumi ketiga hal yang

akan ditiru cenderung mempunyai penghargaan sosial yang tinggi

Dari empat faktor yang menjadi dasar terjadinya proses interaksi sosial tersebut dapat

membentuk jalinan interaksi yang terjadi antara individu dan individu individu dan

kelompok dan kelompok dan kelompok bersifat dinamis dan mempunyai pola tertentu

Apabila interaksi sosial tersebut diulang menurut pola yang sama dan bertahan untuk jangka

waktu yang lama akan terwujud hubungan sosial yang relatif mapan

Penejelasan diatas dapat dipertegasbahwa pola interaksi individu dengan individu

ditekankan pada aspek-aspek individual yang setiap perilaku didasarkan pada keinginan dan tujuan pribadi dipengaruhi oleh sosio-psikis pribadi dan akibat dari hubungan menjadi

tanggung jawabnya Contohnya seseorang sedang tawar menawar barang dengan pedagang

di kaki lima dua insan sedang berkasih-kasihan orang-orang bertemu di jalan dan saling

menyapa Untuk mengukur keakraban seseorang umumnya digunakan sosiometri seperti

pada bagan berikut ini

Darisosiometri tersebut dapat diketahui beberapa hal berikut

1) Makin sering seseorang bergaul dengan orang lain hubungannya akan semakin baik

Sebaliknya makin sedikit atau jarang bergaul ia akan terasing atau terisolasi

2) Keintiman seseorang sangat bergantung pada frekuensi dan intensitas nya melakukan

pergaulan

3) Dalam pergaulan seseorang akan memilih atau menolak siapa yang akan dijadikan

temannya

Sedangkan pola interaksi individu dengan kelompok memiliki beberapa bentuk ideal

yang merupakan deskripsi atau gambaran dari pola interaksi yang ada di masyarakat Harold

Leavitt menggambarkan terdapat empat pola interaksi ideal yaitu pola lingkaran pola huruf

X pola huruf Y dan pola garis lurus

Gambar 1 Sosiometri

Pola lingkaran merupakan pola interaksi yang menunjukkan adanya kebebasan dari

setiap anggota untuk berhubungan dengan pihak manapun dalam kelompoknya (bersifat

demokratis) baik secara vertikal maupun horizontal Akan tetapi pola ini sulit dalam

menentukan keputusan karena harus ditetapkan bersama Pola huruf X dan Y ditandai

dengan terbatasnya hubungan antar anggota kelompok sebab hubungan harus dilakukan

melalui birokrasi yang kaku tetapi mekanisme kelompok mudah terkendali karena adanya

pemimpin yang dapat menguasai dan mengatur anggotanya walaupun dipaksakan

Pola garis lurus hampir sama dengan pola huruf X dan Y yang di dalamnya hubungan

antaranggota tidak dilakukan secara langsung atau melalui titik sentral Akan tetapi pihak

yang akan menjadi mediator dalam hubungan tersebut bergantung pada individu-individu

yang akan berhubungan seperti pada pola lingkaran Terbatasnya hubungan antar anggota pada pola ini bukan karena otoritas pemimpin melainkan keterbatasan wawasan setiap

anggota dalam berhubungan karena adat istiadat dalam masya rakat Oleh karena itu pola

garis lurus biasanya menyangkut aspek-aspek kehidupan yang khusus

Di antara berbagai pendekatan yang digunakan untuk mempelajari interaksi sosial dijumpai pendekatan yang dikenal dengan nama interaksionisme simbolik Pendekatan ini

bersumber pada pemikiran George Herbert Mead

Menurut Mead interaksi sosial merupakan suatu proses sosial dalam hal ini terdapat

tahapan yang bisa mendekatkan dan tahapan yang bisa merenggangkan orang-orang yang

saling berinteraksi Tahap yang mendekatkan diawali dari tahap memulai (initiating)

menjajaki (experimenting) meningkatkan (intensifying) menyatupadukan (integrating) dan

mempertalikan (bonding) Contohnya pada saat Anda memulai masuk sekolah kemudian menjajaki hubungan dengan orang lain melalui tegur sapa saling berkenalan dan bercerita

Hasil penjajakan ini dapat menjadi dasar untuk memutuskan apakah hubungan Anda akan

ditingkatkan atau tidak dilanjutkan Jika hubungan sudah semakin meningkat biasanya

muncul perasaan yang sama atau menyatu untuk kemudian menjalin tali persahabatan

Pada tahap yang meregangkan dimulai tahap membeda-bedakan (differentiating)

membatasi (circumscribing) menahan (stagnating) menghindari (avoiding) dan

memutuskan (terminating) Contohnya di antara dua orang yang dahulunya selalu bersama

Kemudian mulai melakukan kegiatan sendiri-sendiri Oleh karena sering tidak bersama lagi

pembicaraan di antara mereka pun mulai dibatasi Dalam hal ini antarindividu mulai saling

menahan sehingga tidak terjadi lagi komunikasi Hubungan lebih mengarah pada terjadinya

konflik sehingga walaupun ada komunikasi hanya dilakukan secara terpaksa

Sehubungan untuk tidak terjadinya konflik atau komunikasi yang hanya dilakukan

secara terpaksa maka perlu diupayakan interaksi sosial yang mengacukepada keteraturan

sosial Ada beberpa keteraturan yang harus dibangun dalam interaksi sosialdiantaranya

adalah

1 Asosiatif merupakan bentuk interaksi yang akan mendorong terciptanya keteraturan

sosial Adapun bentuk proses asosiatif yang harus dibangun adalah kerjasama

(coorperation) yaitu jaringan interaksiantara orang perorangan atau kelompok yang

berusaha bersamauntuk mencapai tujuan bersama Kerja sama merupakansalah satu

bentuk interaksi sosial yang universal pada masyarakat manapun Walaupun demikian

banyak ahli yang berpendapat bahwa masyarakat yang terlalu mementingkan kerja sama

cenderung kurang inisiatif dan tidak mandiriMasyarakat seperti itu terlalu mengandalkan bantuan dan didahului oleh rekannya

Gambar 2 Bentuk- bentuk Pola Interaksi

2Akomodasi(accomodation) yaitu menggambarkan suatu keadaan dan proses Adanya

keseimbangan interaksi sosial yang berkaitan dengan norma dan nilai sosial yang

berlaku Akomodasi sebagai suatu proses menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk

meredakan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak

kehilangan kepribadiannya

3 Asimilasi merupakan proses sosial pada tahap lanjut atau tahap penyempurnaan Artinya

asimilasi terjadi setelah melalui tahap kerjasama dan akomodasi Asimilasi dapat

terbentuk apabila terdapat tiga persyaratan berikut

1 Terdapat sejumlah kelompok yang memiliki kebudayaan berbeda 2 Terjadi pergaulan antar individu atau kelompok secara intensif dalam waktu yang

relatif lama

3 Kebudayaan setiap kelompok tersebut saling berubah dan menyesuaikan diri

Proses asimilasi dapat diilustrasikan seperti pada bagan berikut

Gambar 3 Proses Asimilasi

Selain persyaratan tersebut proses asimilasi akan berjalan lancar apabila ditunjang oleh

faktor-faktor berikut

1) Sikap toleransi

2) Kesempatan yang sama dalam bidang ekonomi 3) Sikap menghormati dan menghargai orang asing dan kebudayaannya

4) Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat

5) Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan universal

6) Perkawinan campuran antarkelompok yang berbeda budaya

7) Adanya musuh bersama dari luar

Sebaliknya ada pula faktor-faktor yang menjadi penghambat terjadinya asimilasi

sebagai berikut

1) Terisolasinya kehidupan suatu kelompok tertentu dalam masyarakat atau sikap menutup diri (isolasi) Contohnya kehidupan suku pedalaman Baduy

2) Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi Contohnya dengan

menggunakan komputer dapat memudahkan pekerjaan daripada dengan

menggunakan mesin ketik Akan tetapi karena tidak bisa menggunakannya

pekerjaan akan menjadi lebih lama daripada mesin ketik

3) Adanya prasangka negatif atau adanya perasaan takut terhadap pengaruh

kebudayaan baru yang dihadapi Contohnya kerja keras dapat menjadikan sikap

orang menjadi serakah Padahal kerja keras sangat diperlukan dalam mayarakat

modern

4) Adanya perasaan bahwa kebudayaan kelompok tertentu lebih tinggi daripada

kebudayaan kelompoknya sehingga kelompok tersebut memisahkan diri dan menjadikan jarak yang semakin jauh

5) Adanya perbedaan ciri-ciri fisik seperti tinggi badan warna kulit atau rambut

Contohnya etnosentrime rasialisme dan apartheid

6) Adanya perbedaan kepentingan dan pertentangan-pertentangan pribadi

4 Akulturasi(acculturation) adalah berpadunya unsur-unsur kebudayaan yang berbeda dan

membentuk suatu kebudayaan baru tanpa menghilangkan kepribadian kebudayaannya

yang asli Lamanya proses akulturasi sangat bergantung pada persepsi masyarakat

setempat terhadap budaya asing yang masuk Akulturasi bisa terjadi dalam waktu yang

relatif lama apabila masuknya melalui proses pemaksaaan Sebaliknya apabila masuknya

melalui proses damai akulturasi tersebut akan relatif lebih cepat Contohnya Candi

Borobudur merupakan perpaduan kebudayaan India dengan kebudayaan Indonesia musik

Melayu bertemu dengan musik Spanyol menghasilkan musik keroncong

Apabila diilustrasikan proses akulturasi adalah seperti pada bagan sebagai berikut

Gambar 4 Proses Akulturasi

B Hakekat Perilaku Prososial

Perilaku prososial terkadang digunakan secara bergantian dengan istilah altruistic

tetapi makna dari altruistic yang sebenarnya adalah tingkah laku yang merefleksikan

pertimbangan untuk tidak mementingkan diri sendiri demi kebaikan orang lain Baron amp

Byrne (2005) ldquoPerilaku prososial itu merupakan segala bentuk tindakan yang dilakukan

atau direncanakan untuk menolong orang lain tanpa memperdulikan motif-motif si

penolongrdquo Perilaku prososial juga dapat menimbulkan suatu derajat resiko tertentu bagi

penolong atau dapat diartikan suatu tindakan menolong yang menguntungkan orang lain

tanpa harus menyediakan suatu keuntungan langsung pada orang yang melakukan

tindakan tersebut dan mungkin bahkan melibatkan suatu resiko bagi orang yang

menolong Perilaku prososial juga harus bermanfaat bagi orang lain atau memiliki

konsekuensi sosial positif yang berguna bagi kesejahteraan fisik dan psikologis orang

lain

Jadi jelas bahwa perilaku prososial yaitu tingkah laku yang sifatnya positif atau

menguntungkan dan tingkah laku tersebutditunjukan untuk kepentingan orang lain Tetapi

sejauh mana tingkah laku dikatakan sebagai tingkah laku yang menguntungkan orang

lain dapat menjadi kabur pengertiannya karena adanya pengertian yang berbeda-beda Sebagai contoh tingkah laku memukul yang dilakukan A terhadap B untuk membantu

temannya C berkelahi Jika dilihat dari sudut pandang C maka tingkah laku yang

dilakukan oleh A merupakan tingkah laku prososial karena menguntungkan untuk C

Namun jika dilihat dari sudut pandang B maka tingkah laku tersebut bukan merukan

tingkah laku prososial karena merugikan dan tidak mensejahterakan dan perlunya

kesesuaian tingkah laku yang ditampilkan dengan norma-norma yang berlaku

dimasyarakat Dengan demikian pengertian perilaku prososial dalam penelitian ini adalah

tingkah laku yang sifatnya mensejahterakan atau menguntungkan orang lain dan tingkah

laku tersebut tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku dimasyarakat

Perwujudan dari perilaku prososial dapat bermacam-macam diantaranya berupa

perilaku membantu beramal bekerja sama bersahabat menyelamatkan berkorban

berbagi rasa dan bersimpati Perilaku prososial terdiri dari berbagai bentuk mulai dari bentuk yang semata-mata berkisar pada tindakan altruisme yang tidak mementingkan diri

sendiri dan tanpa pamrih sampai tindakan menolong yang sepenuhnya dimotivasi oleh

kepentingan diri sendiri

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa bentuk perilaku prososial secara

garis besar dapat dilihat dari tingkat pengorbanan seseorang motivasi dan tingkat

keuntungan yang diterima seseorang dan bentuk pertolongan yang diterima orang lain

Karena pada dasarnya sulit untuk menentukan tingkat keuntungan yang diterima

seseorang pada waktu memberikan pertolongan pada orang lain dan menentukan tingkat

pengorbanan seseorang maka dalam penelitian ini bentuk perilaku prososial dibagi

berdasarkan bentuk pertolongan yang diterima orang lain yaituMenolong Amal

Sumbangan Kerjasama Persahabatan Membantu Menyelamatkan Mengorbankan

Berbagi Simpati dan Kesopanan

Perilaku prososial kebanyakan dilakukan pada teman dan kerabat dekathanya

sebagian kecil yang dilakukan perilaku prososial pada orang tak dikenal Tentu perilaku

prososial yang diberikan pada orang yang tidak dikenal biasanya bersifat spontan seperti

memberi petunjuk arah jalan dan menawarkan tempat duduk pada orang lain di bus

Salah satu proses belajar yang efektif untuk menumbuhkan perilaku prososial

dapat ditiru seorang anak dari pelajaran yang didapatnya pada mata pelajaran moral yang

diberikan di sekolah Masa sekolah adalah masa yang penting dimana anak dapat

mengembangkan atau gagalmengembangkan suatu perilaku prososial Tanpa model dan pengalaman yang tepat yang didapat dari proses belajar secara kognitif dan afektif dari

bangku sekolah seorang anak dapat dengan mudah bertumbuh menjadi orang dewasa

yangberperilaku tidak baik dalam kehidupan sehari-hari

Melihat pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa pentingnya pendidikan moral

itu dimulai sejak sekolah terutama di SMK dan di kelas IX karena periode ini merupakan

kondisi seorang anak mulai banyak perubahan dari segi fisik maupun psikis perubahan

inilah yang membuat anak mulai mencari pencarian jati diri (masa transisi atau puberitas)

pada tahap ini psikis peserta didik dapat dikatakan labil oleh sebab itu diperlukan suatu

pedoman bagi peserta didik dalam bentuk perilaku menetap dan bersikap pasitif atau

perilaku prososial

Perilaku prososial ini dapat dibentuk dari pelajaran moral yang diajarkan di sekolah sebab bila anak tidak diberikan pemahaman secara kognitif dan afektif tentang

perilaku yang baik dan tidak baik terutama untuk peserta didik dalam masa puberitas ini

dikuatirkan pengaruh lingkungan yang buruk dapat mempengaruhi seorang anak melalui

menirunya

C Hakekat Pendidikan Kewarganegaraan

Bila dilihat sejarahnya sejak tahun 1947 sd 1998 dalam kurikulum pendidikan

nasional pendidikan moral yang tertanam dalam Pendidikan Kewarganegaraan sudah

berkali kali mengalami metamorfosa dari mulai pendidikan moral itu disebut sebagai

pelajaran budi pekerti lalu berubah menjadi PMP PPKn dan PKn Karena selama fase

perkembangannya pendidikan moral dan keagamaan menjadi suatu tuntutan yang wajib dalam dunia pendidikan mengikuti perubahan jaman dan keutuhan yang diperlukan

dalam membangun mental generasi muda

Para ahli memberikan definisi Civic dalam rumusan yang berbeda-beda tetapi

pada dasarnya memiliki makna yang sama yaitu bahwa Civic merupakan unsur atau

cabang keilmuan dari ilmu politik yang secara khusus terutama membahas hak-hak dan

kewajiban warga negara

Rumusan tujuan untuk masing-masing satuan pendidikan mengacu pada fungsi

dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam UU No 20 tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional beserta peraturan-peraturan pemerintah yang

menyertainya Dalam merumuskan tujuan dan materi pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan SMP dan SMA disamping harus memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik juga harus melihat kesinambungan kedalaman dan sekuen

antar kelas dan atau antar jenjang pendidikan untuk menghindari terjadinya pengulangan

yang mungkin saja akan mengakibatkan kebosanan peserta didik

Membahas tujuan Pendidikan Kewarganegaraan tidak terlepas darifungsi mata

pelajaran Pendidikan Kewaraganegaraan karena keduanya saling berkaitan dimana tujuan

merupakan dunia cita yakni suasana ideal yang harus dijelmakan sedangkan fungsi

adalah pelaksanaan-pelaksanaan dari tujuan yang hendak dicapaiOleh karena itu fungsi

menunjukan keadaan gerak aktivitas dan termasuk dalam suasana kenyataan dan bersifat

riil dan konkret

Demikian pula membicarakan fungsi Pendidikan Kewarganegaraan memiliki

keterkaitan dengan visi dan misi mata pelajaran Pendidikan KewarganegaraanMata

pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan memiliki visi yaitu ldquoterwujudnya suatu mata

pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembianaan watak bangsa (nation and character

building) dan pemberdayaan warga negararsquorsquoUpaya pembinaan watak atau karakter

bangsa merupakan ciri khas dan sekaligus amanah yang diemban oleh mata pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan atau Civics Education pada umumnyaSedangkan misi

mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yaitu ldquomembentuk warga negara yang baik

yakni warga negara yang sanggup melaksanakan hak dan kewajibannya dalam kehidupan

bernegara dilandasi oleh kesadaran politik kesadaran hukun dan kesadaran

moralrsquorsquoUntuk mewujudkan misi diatas jelas bahwa peserta didik harus memiliki

kemampuan kewarganegaraan yang multidimensional agar dapat menjalankan hak dan kewajibannya dalam berbagai aspek kehidupan

Hal ini tidak terlepas dari adanya karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan

dengan paradigma baru yaitu bahwa Pendidikan Kewarganegaraan merupakan suatu

bidang kajian ilmiah dan program pendidikan di sekolah yang diterima sebagai wahana

utama serta esensi pendidikan demokrasi di Indonesia yang dilaksanakan melalui

1 Civic Intellegence yaitu kecerdasan dan daya nalar warga negara baik dalam dimensi

spiritual rasional emosional maupun sosial

1 Civic Responsibilityyaitu kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara

yang bertanggungjawab

2 Civic Partisipation yaitu kemampuan berpartisipasi warga negara atas dasar

tanggungjawabnya baik secara individual sosial maupun sebagai pemimpin hari depan

Adapun kompetensi penguasaan bahan ajar dalam Pendidikan Kewarganegaraan

mencakup 3 aspek yang ketiganya sangatlah penting oleh setiap peserta didik selaku

bagian dari warga negara yaitu

a) Memahami pengetahuan kewarganegaraan (Civic Knowledge)

b) Memahami keterampilan kewarganegaraan (Civic Skills) dan

c) Memahami etika kewarganegaraan (Civic Ethic)

Pendidikan kewarganegaran memiliki peran bagaimana membentuk suatu

masyarakat yang majemuk dapat menjalankan kelangsungan hidup serta kehidupan yang

lebih baik bagi warga negaranya khususnya kehidupan bagi generasi penerusnya secara

berguna ( berkaitan dengan kemampuan afektif ) dan bermakna ( berkaitan dengan

kemampuan kognitif ) Dengan melalui Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan akan mampu mengantisipasi hari depan yang senantiasa berubah dan memiliki pola pikir pola

sikap dan perilaku sebagai pola tindak yang cinta terhadap kemajemukan berdasarkan

Pancasila yang mampu membentuk tenjadinya interaksi sosial yang bermuara ke arah

prilaku prososial

Dengan demikian sangatlah signifikan bagaimana membangun kesetaraan untuk

terjadinya interaksi sosial melalui pendidikan kewarganegaraan untuk kembali pada

konsep ke-Indonesiaan yang majemuk Pertama soal kesadaran dalam menerima

kemajemukan suku etnis ras dan agama sebagai bagian terbesar dari kekayaan bangsa

Kendati berbeda-beda namun dapat tumbuh secara bersama-sama dalam ke-Indonesiaan

bukan mencabiknya Dengan demikian bukan saja kerukunan melainkan yang lebih

penting adalah saling membantu dalam kesetaraan untuk membentuk ke-Indonesian yang dicita-citakanKedua saatnya memperbaiki perikehidupan berbangsa yang

memungkinkan keterlibatan warga masyarakat yang plural seluas- luasnya agar dapat

saling mengenal dan saling menyadari betapa pentingnya makna bekerja sama untuk

saling asah asihdan asuh dalam mewujudkan interaksi sosial dan perilaku sosial guna

mengarungi ke-Indonesian yang manusiawi Dengan demikian banyak manfaat yang

dapat diambil dari interaksi sosial dan perilaku prososial guna menjalini perikehidupan

berbangsa yang beranekaragam iniKetiga mengembangkan perikehidupan berbangsa

secara terbuka dan bertanggung jawab Untuk menjalani perikehidupan berbangsa yang

lebih baik hanya mungkin mencapai kemajuan apabila terbuka lebih luas terhadap

kebebasan berserikat dan berkumpul menghormati bukan mencurigai dengan

mengarahkan kepada setiap anak bangsa untuk mampu menggunakan kebebasan ini

dengan penuh tanggung jawab Dengan demikian anak bangsa akan terlatih dalam

mengembangkan kesadaran berbangsa dan saling membantu dalam keberagaman masalah

yang terjadi di masyarakat yang majemuk ini

III Kerangka Berpikir

Masalah perilaku norma dan aturan sangat berkaitan erat dengan remaja Dalam

ketiga hal tersebut remaja menjadi sorotan dimasyarakat mulai dari perilaku penyimpangan

sampai pada pelanggaran terhadap norma dan aturan yang berlaku baikdalam lingkungan

keluarga sekolah maupunmasyarakat Seperti halnya yang belakangan ini sering terjadi yaitu perkelahian antar remaja itu sendiri Peristiwa tersebut menandakan terjadinya degradasi rasa

kemanusiaan dan budi pekertiSelain itu egoisme yang terjadi pada remaja membuat semakin

menurunnya rasa kepedulian remaja terhadap sesama dan lingkungan sekitarnya yang dapat

menimbulkan lemahnya dan tidak terjadinya interaksi sosialKedua hal tersebut

mencerminkan perilaku remaja kearah perilaku sosial dan terabaikannyaperilaku

prososialOleh sebab itu diperlukan perhatian yang khusus serta penanganan yang serius

terhadap masalah tersebut

Untuk mengatasai semua itu maka diperlukannya pendidikan yang berasal dari

lingkungan dan dimulai sejak dini Dalam hal ini selain lingkungan keluarga sebagai

pendidikan primer sekolah yang merupakan pendidikan sekunder juga memiliki pengaruh

yang besar bagi penbentukan karakter moral dan perilaku Bagi anak yang sudah bersekolah lingkungan yang setiap hari dimasukinya selain

lingkungan rumah adalah sekolahnya Anak remaja yang sudah duduk dibangku SMK

umumnya menghabiskan waktu sekitar 7 jam sehari di sekolahnya Ini berarti bahwa

sepertiga dari waktunya setiap hari dihabiskan disekolahTidak mengherankan kalau

pengaruh sekolah terhadap perkembangan jiwa remaja cukup besarSebagai lembaga

pendidikan sebagaimana halnya dengan keluarga sekolah juga mengajarkan nilai nilai dan

norma-norma yang berlaku dalam masyarakat Oleh karena itu sekolah sebagai lembaga

pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif mandiri serta

bertanggungjawab Seperti yang tertuang dalam UU Sistem Pendidikan Nasional No 20

tahun2003

Masa remaja adalah masa yang penting dimana anak dapat mengembangkan atau gagal mengembangkan suatu perilaku prososial Tanpa mengubah model dan pengalaman

yang didapat dari proses belajar secara kognitif dan afektif dari bangku sekolah seorang anak

dapat dengan mudah bertumbuh menjadi remaja yang egois dan kasar dan kemungkinan

menjadi orang dewasa yang tidak menyenangkan dalam berperilaku

Untuk memenuhi tujuan diatas serta upaya untuk mengembangkan perilaku prososial

yang mencerminkan budaya bangsaSerta menjadi warga negara yang memahami dan mampu

melaksanakan hak-hak dan kewajiban sebagai makhluk sosial Maka pemerintah menyusun

suatu kurikulum yang memfokuskan pada nilai-nilai moral yang mecakup tatacara beragama

bermasyarakat tata cara bergaul serta mengetahui aspek sosial yang berhubungan dengan rasa

persatuan dan kesatuan bangsa dan solidaritasDemi memenuhi aspek-aspek diatas maka

diberikan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang diharapkan dapat memberikan transformasi keilmuan yang nantinya mampu mewujudkan terjadinya interaksi sosial dan

dapat mengimplementasikan berperilaku sosial positif dalam kehidupan bermasyarakat

Dari paparan di atas dapat memberikan kekuatan yang positif bahwa pendidikan

kewarganegaraan mampu membentuk karakter yang lebih terukur di mana terlihat dari sudut

pandang keberagaman akan muncul sikap toleran kerjasama tepo seliro dan saling

memahami dalam tranformasi bentuk perilaku prososial yang terimplementasikan ke dalam

sikap interaksi sosial Dengan demikan interaksi sosial yang dibangun dalam pendidikan

kewarganegaraan mampu memberikan warna yang positif dalam perilaku prososial peserta didik

IV Hipotesis Penelitian

Berdasarkan deskripsi toeritik dan kerangka berpikir maka hipotesis penelitian ini

adalah sebagai berikutldquoDiduga terdapat pengaruhyang signifikan antara interaksi sosial

dalam Pendidikan Kewarganegaraan terhadap perilaku prososial peserta didik di SMK Negeri

di Kota Tangerang Selatanrdquo

Desain dalam penelitian model ini dapat digambarkan sebagai berikut

X = Interaksi sosial dalam pendidikan kewarganegaraan sebagai variabel bebas

Y =Perilaku prososial peserta didik sebagai sebagai variabel terikat

V METODOLOGI PENELITIAN

A Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah upaya menganalisis apakah ldquoterdapat pengaruhantara

interaksi sosialpeserta didikpada pembelajaran pendidikan kewarganegaraan terhadap

perilaku prososialrdquo

B Tempat dan Waktu Penelitian

1 Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah diSMK Negeri di Kota Tangerang Selatan

2 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2014 sampai dengan bulan September 2014 dengan

harapan waktu lima bulan dapat maksimal dilakukan penelitian dengan hasil uji hipotesis

yang memadai

C Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dimana analisisnya korelasi yakni melihat hubungan antara variabel-variabel yang diteliti Korelasi

ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara suatu variabel dengan variabel yang lain dan

bertujuan pula melihat hubungan antara dua gejala atau lebih Metode ini diharapkan dapat

menemukan hubungan antara interaksi sosialpeserta didik pada pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan terhadap perilaku prososial di SMK Negeri Kota Tangerang Selatan

Setelah diketahui ada hubungan antara setiap variabelnya kemudian dianalisis untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh interaksi sosial tersebut terhadap perilaku sosial peserta

didik

D Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

1 Populasi

Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI di seluruhSMK

Negeri Kota Tangerang Selatan Data jumlah peserta didik dapat dilihat di tabel 31

berikut ini

Tabel 31

Populasi Terjangkau

NO SMK Peserta Didik

X Y

Negeri Laki Perempuan Jumlah 1 1 220 121 341

2 2 277 239 516

3 3 66 31 97

4 4 34 90 124

5 5 43 38 81

Jumlah 640 519 1159

Sumber Data LPPD 2014 Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan

2 Teknik Pengambilan Sampel

Penetapan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan jenis metode

random samplingKarena setiap anggota populasi yang ada didalam sampling frame

bersangkutan mempunyai hak yang sama besar untuk dipilih menjadi anggota sampel

Dalam penelitian ini dipilih kelas XI karena peserta didik kelas tersebut sudah mengerti

dan memahami budaya sekolah sudah memiliki banyak teman dansudah memiliki nilai

prestasi belajar kemudian tidak dalam persiapan Ujian NasionalMenentukan besarnya

sampel menggunakan rumus Solvin

Adapun rumusnya sebagai berikut n=

Dimana

1 = Konstanta

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

e =Error (10 yang dapat ditoleransi terhadap ketidak tepatan penggunaan sampel

sebagai pengganti populasi)

n =

=

=

=

= 92

Dengan demikian jumlah sampel yang diambil dari papulasi target berdasarkan rumus

Solvin sebanyak 92 responden yang diambil secara random sederhana

E Teknik Pengumpulan Data

Dalam setiap kegiatan penelitian selalu ada kegiatan pengumpulan dataMetode

pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrument berupa kuesioner atau

angketDengan metode angket ini dipersiapkan sejumlah pernyataan tertentu kemudian

disebarkan kepada responden untuk mendapatkan jawaban yang diperlukan secara

langsungAngket diberikan kepada peserta didik kemudian diisi serta dijadikan sampel dalam

penelitian untuk mengetahui pengaruh antara interaksi sosialpada pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan peserta didik terhadap perilaku prososialAngket yang digunakan adalah

angket tertutup yang berisi pertanyaan atau pernyataan yang disertai jawaban terikat pada

sejumlah kemungkinan jawaban yang sudah disediakan

F Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan angket tertutup dalam bentuk Skala Likert karena

penelitian ini akan mengukur tentang perilaku atau sikap Angket ini berupa pertanyaan atau

pernyataanyang jawabannya berbentuk skala deskriptifAngket tertutup untuk mengungkap

data tentang variabel terikat yaitu interaksi sosial dan perilaku prososialInstrumen tersebut

sebelumnya diuji cobakan terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat validitas dan

reliabilitasnya Untuk item pernyataan yang dinyatakan tidakvalid atau reliabel maka item

pernyataan tersebut tidak dipakai sebagai item instrumenSedang item-item pernyataaan yang

sudah dinyatakan valid dan reliabel maka item-item pernyataan tersebut dijadikan alat untuk

mendapatkan data dan kemudian setelah itu intsrumen tersebut digunakan atau disebarkan

kepada sampel sesungguhnya

Pada bagian ini pernyataan-pernyataan yang disusun berdasarkan indikator-indikator

yang telah dioperasionalkan dari dimensi-dimensi yang terikat dari setiap variabel Adapun alternatif jawaban menggunakan skala likert dengan empat alternatif jawaban yaitu Selalu

(SL) Sering (SR) Ragu (R) Jarang (JR) Tidak Pernah (TP) Skor untuk jawaban dari

pertanyaan atau pernyataan positif adalah SL=5 SR=4 R=3 JR=2 dan TP=1 sedangkan

untuk pernyataan atau pertanyaan negatif skor sebaliknya

1 Penyusunan Butir Kuisioner

Kisi-kisi angket ini akan disajikan berdasarkan dari indikator-indikator yang telah

dikembangkan dari variabel yang telah ditetapkan Untuk variabel interaksi sosial

(variabel X) terdiri dari 4 indikator dan dikembangkan menjadi 32 item pernyataan

Sedang variabel perilaku prososial (variabel Y) terdiri dari 6 indikator dan dikembangkan menjadi 28 item pernyataanSeperti digambarkan dalam tabel dibawah ini

Tabel 33

Kisi-Kisi Variabel Interaksi Sosial ( X )

Variabel Indikator Item Kuisioner Jumlah

Positif Negatif

Interaksi

Sosial

(X)

1 Kerjasama

2 Akomodasi

3 Asimilasi

4 Akulturasi

1472324

51025 2730

2122129 31

13182022

39 26

6 8 28

1114 16

15171932

8

8

8

8

Jumlah 19 13 32

Tabel 34

Kisi-Kisi Variabel Perilaku Prososial ( Y )

Variabel Indikator Item Kuisioner Jumlah

Positif Negatif

Perilaku

Prososial

(Y)

1 Menolong

2 Beramal

3 Persahabatan

4 Berbagi

5 Simpati

6Kesopanan

1 13 23

5 11 30

1014 20

18 22

4 8 16 31

2321

9 29

15 24

627

7 2526

28 19

12 17 32

5

5

5

5

6

6

Jumlah 18 14 32

2 Uji Coba

a Uji Validitas

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan uji coba yaitu dengan menguji

validitas dan reabilitas Kemudian uji validitas instrumen dilakukan untuk mengetahui

seberapa jauh instrumen penelitian mampu mencerminkan isi sesuai dengan hal dan

sifat yang diukur Artinya setiap butir instrumen telah benar-benar menggambarkan

keseluruhan isi atau sifat bangun konsep yang menjadi dasar penyusunan instrument

Pengujian ini digunakan rumus korelasi product moment seperti berikut

Keterangan

r Nilai Koefisien korelasi antara X dan Y

sumX Jumlah pengamatan variabel X

sumY Jumlah pengamatan variabel Y

sumXY Jumlah hasil perkalian variabel X dan Y

(sumx2) Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel X

(sumx)2 Kuadrat dari Jumlah pengamatan variabel X (sumY2) Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel Y

(sumY)2 Kuadrat dari Jumlah pengamatan variabel Y

N Jumlah pasangan pengamatan Y dan X

b Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa instrument dapat

dipercaya dan digunakan sebagai alat pengumpulan dataUntuk uji reliabilitas

instrument digunakan rumus Alpha dari Cronbach sebagai berikut

Г11=

Keterangan

σ Reliabilitas instrument

k Banyaknya butir pernyataan

sumσb2 Jumlah varian butir

Σσt2 Varian Total

G Teknik Analisis Data

1 Pengorganisasian Data

Data yang nantinya akan diperoleh dari angket kemudian dipilih dan disusun

sehingga data yang tidak berguna dapat ditinggalkan Kemudian dilakukan klasifikasi

data yaitu menggolongkan data berdasarkan kategori tertentu sesuai dengan

permasalahan-permasalahan yang dibuat berdasarkan analisa variabel

2 Hipotesis Statistik

Bentuk hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah

H0 = 0

Ha 0

Bentuk hipotesis asosiatif dalam penelitian ini adalah

Hipotesis nol (H0) Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta

didik terhadap perilaku prososial

Hipotesis alternatif (Ha)Terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta

didik terhadap perilaku prososial

3 Uji Persyaratan Analisis

Sebelum dilakukan analisis dengan regresi dilakukan uji persyaratan analisis

terlebih dahulu Uji persayaratan analisis itu meliputi

a Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data mengikuti

sebaran baku normal atau tidak Normalitas data dikenakan terhadap variabel bebas

(X) dan variabel terikat (Y) Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan Uji

Lilliefors dengan langkah-langkah sebagai berikut

1 Menentukan mean dan standar deviasi

2 Menentukan angka baku (Z) denganrumus sebagai berikut

Rumus

Z1 =

3 Menentukan luas tiap angka baku (Zi) dengan menggunakan daftar distribusi

normal

4 Menentukan angka peluang F(Zi) = 0500 + ( tabel normal standar 0 ke Z )

5 Menentukan S(Zi) = banyak Zi n

6 Menentukan beda dari F (Zi) ndash S (Zi)

7 Memilih nilai terbesar dari F (Zi) ndash S (Zi) dengan mengabaikan tanda matematika untuk menjadikan Lhitung (Lilliefors) Sebaran data dikatakan normal jika

LhitungltLtabel

b Uji Linieritas

Perhitungan linieritas digunakan untuk menyatakan hubungan fungsional

antara variabel-variabel tersebut berhubunganUntuk perhitungan linieritas digunakan

uji regresi sederhana

Pengujian regresi sederhana ( Y = α + bx )

Fhitung =

Di mana

F = Bilangan untuk linieritas

S2TC = Rerata jumlah kuadrat tuna cocok

S2e = Rerata jumlah kuadrat kekeliruan

4 Analisis Data

Data yang sudah diperoleh kemudian diuraikan dengan keterangan agar data

tersebut mudah diubah dipahami bagi orang yang ingin mengetahui penelitian ini

Adapun rumus yang digunakan untuk mencari dan mengetahui presentase setiap data adalah

1 Editing

Pada tahap ini penulis mengecek kembali kelengkapan dan kebenaran

pengisian angket atau kuisioner yang berhasil dikumpulkan oleh peneliti

2 Skorsing

Memberi nilai pada setiap jawaban angket yang diberi skor 432 dan 1

berdasarkan jawaban yang dipilih

Setelah pengumpulan data untuk mengetahui bagaimana pengaruh perilaku

prososial (variabel X) terhadap prestasi belajar (variabel Y) Penulis menggunakan

rumus product momentdari Karl Pearson sebagai berikut

Dimana

rxy = Angka indek korelasi ldquorrdquo product moment

n = Jumlah sampel

sumX = Jumlah keseluruhan variabel X

sumY = Jumlah keseluruhan variabel Y sumXY = Jumlah keseluruhan perkalian antara variabel X dan Y

Kemudian dilajutkan dengan uji signifikasi uji keberartian (t) dengan rumus t

=

Dimana r = Besarnya koefisien korelasi (rhitung)

n = Jumlah sampel

Dan untuk mengetahui berapa persen () variabel X memberikan kontribusi

terhadap variabel Y maka langkah selanjutnya mencari koefisien determinasi dengan

menggunakan derajat hubungan antara variabel X dan Y menggunakan rumus sebagai

berikut

KD = rxy2 x 100 Keterangan

KD = Kontribusi variabel X terhadap variabel Y

rxy2 = Koefisien korelasi antara veriabel X terhadap variabel Y

VI HASIL PENELITIAN

A Deskrisi Data

1 Data Interaksi Sosial Peserta Didik (Skor Variabel X)

Tabel 41

Distribusi Frekuensi Interaksi Sosial Peserta Didik

No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif ()

1 59 - 63 6 652

2 64 - 68 6 652

3 69 - 73 9 978

4 74 - 78 32 3478

5 79 - 83 20 2174

6 84 - 88 12 1304

7 89 ndash 93 7 762

Jumlah 92 100

Hasil penelitian mengenai perilaku prososial peserta didik diperoleh rentangan

nilai sebesar 32 dengan skor tertinggi 91 dan skor terendah 59 banyak kelas 7 dengan

panjang interval 5 Selain itu diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7768 nilai

tengah (median) sebesar 81 67 modus (mode) sebesar 766 dan simpangan baku atau

standar deviasi sebesar 709 (Lihat lampiran 8 hal 73)

Grafik 41

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa interkasi sosial peserta didik yang diperoleh

peserta didik Kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara

74 ndash 78 dengan frekuensi relatif 3478 Sedang yang terendah terlelak antara 59 ndash 63

dengan frekuensi relatif 652

0

20

40

59 - 63 64 - 68 69 - 73 74 - 78 79 - 83 84 - 88 89 ndash 93

2 Deskripsi Data Perilaku Prososial

Tabel 42

Distribusi Frekuensi Perilaku Prososial Peserta Didik

No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif

1 68 - 71 19 2065

2 72 - 75 13 1413

3 76 - 79 12 1304

4 80 - 83 22 2392

5 84 - 87 13 1413

6 88 - 91 8 870

7 92 ndash 95 5 543

Jumlah 92 100

Data hasil perilaku prososialpeserta didik diperoleh rentangan 27 dengan skor tertinggi 95

dan skor terendah 68 banyak kelas 7 dengan panjang kelas interval 4 Selain itu

diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7885 nilai tengah (median) sebesar 8168

nilai modus (mode) sebesar 8 dan simpangan baku atau setandar deviasi sebesar

703(Lihat lampiran 9 hal 76)

Grafik 42

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa perilaku prososialpeserta didik kelas XI

SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara 80 ndash 83 dengan

frekuensi relatif 2392 Sedang yang terendah terlelak antara 92 ndash 95 dengan frekuensi

relatif 543

B Pengujian Persyaratan Analisis

1 Pengujian Normalitas

Perhitungan normalitas dilakukan dengan Uji Lilliefors dengan taraf signifikasi α

= 005 Perhitungan normalitas dilakukan untuk melihat apakah sebaran data yang akan

dianalisis memiliki distribusi yang normal atau tidak Adapun hasil perhitungan uji normalitas sebagai berikut

Tabel 43

Hasil Uji Normalitas

N = 92 Lhitung Ltabel Kriteria Kesimpulan

InteraksiSosial 01005 01009

Lhlt Lt

Distribusi Normal

Perilaku Prososial 00892 01009 Distribusi Normal

2 Pengujian Linieritas

Pengujian linieritas dilakukan terhadap interaksi sosial peserta didik dan perilaku

prososial peserta didikPengujian pertama dilakukan dengan menghitung uji regresi

sederhana dan selanjutnya dengan menggunakan uji linieritas Untuk uji regresi sederhana

didapatkan persamaanregresinya sebagai berikut Y = 1 + (-004)X Sementara itu hasil

0

20

68 - 71 72 - 75 76 - 79 80 - 83 84 - 87 88 - 91 92 ndash 95

yang diperoleh dari pengujian linieritas dengan uji linieritas adalah Fhitung = 099

sementara pada Ftabel dengan taraf signifikasi α = 005 dengan dk penyebut 21 dan dk

pembilang 54 dalam daftar distribusi diperoleh F (2154) adalah 193

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa bentuk hubungan antara interaksi sosial

peserta didik dengan perilaku prososial peserta didikadalah linier

(Perhitungan lengkap pada lampiran 12 hal86)

C Pengujian Hipotesis

Perhitungan hipotesis terlebih dahulu dilakukan perhitungan koefisien korelasinya

Untuk menghitung koefisien korelasi antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku

prososial peserta didik digunakan rumus Pearson Product Moment yaitu

rxy = Σ Σ Σ

Σ Σ Σ Σ

Selanjutnya diperoleh nilai rhitung sebesar 0751 dan dibandingkan dengan rtabel taraf

signifikasi α = 005 yaitu 0227 Hasil tersebut menunjukan bahwa rhitunggt rtabelKarena rhitunggt

rtabel maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (H0) ditolak sedangkan hipotesis alternatif

(Ha) diterima yakni terdapat hubungan antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku

prososial peserta didik

Besarnya kontribusi interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial dapat

ditentukan menggunakan determinasi sebesar 564 Uji signifikasi dengan uji t dengan taraf

signifikasi α = 005 diperoleh thitung = 985 dan ttabel = 166 Karena thitunggt ttabel maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik

terhadapperilaku prososial peserta didik

Semakin tinggiinteraksi sosial peserta didik maka dapat semakin tinggi pula perilaku

prososial peserta didik

(Lihat lampiran 13 hal94)

D Interpretasi Hasil Penelitian

Dari hasil perhitungan didapatkan nilai indeks korelasi sebesar 0751 Jika

dikonsultasikan pada tabel di atas angka r (0751) yang berada antara 070 ndash 090 termasuk

dalam kategori adanya korelasi kuat berarti terdapat hubungan positif dan signifikan antara

interaksi sosial peserta didik dengan perilaku prososial peserta didik

E Kesimpulan Pengujian Hipotesis

Dari uraian di atas diperoleh hasil perhitungan rhitung sebesar 0751 Jika

dikonsultasikan dengan rtabel n = 77 dengan taraf signifikasi (α = 005) maka rtabel adalah

0227 Sedangkan uji signifikasi dengan uji t dengan taraf signifikasi α = 005 diperoleh thitung

= 985 dan ttabel = 166 Karena rhitung lebih besar dari rtabel dan thitung lebih besar dari ttabelmaka

terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku

prososial peserta didik SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan

F Keterbatasan Penelitian

Meskipun penelitian ini telah berhasil menguji hipotesis yang diajukan yaitu terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku

prososial peserta didik Namun masih banyak kekurangan dalam penelitian ini karena

keterbatasan yang dimiliki kekurangan tersebut antara lain terbatasnya pengetahuan tentang

perihal yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti terbatasnya waktu untuk

mengadakan penelitian dan lain sebagainya

VII SIMPULAN DAN SARAN

A Simpulan Berdasarkan uraian mengenai hubunganinteraksi sosial peserta didik terhadap perilaku

prososial peserta didik kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang dibahas pada bab

dan sub bab sebelumnya maka dapat peneliti simpulkan sebagai berikut

1 Data hasil angket interaksi sosial peserta didik mengasilkan rata-rata 7768 adapun skor

yang tertinggi adalah 91 dan terendah 59

2 Data hasil angket perilakuprososial peserta didik mengasilkan rata-rata 7885 Dengan

skor tertinggi sebesar 95 dan terendah sebesar 68

3 Terdapat pengaruh positif dan signifikan antarainteraksi sosial peserta didik terhadap

perilaku prososial peserta didik Hal ini terlihat darididapatnya thitung = 985 dan ttabel =

166 kemudian rhitung lebih besar dari rtabel (0751gt 0227) taraf signifikasi (α = 005)

dan interpretasi dari nilai r terdapat hubungan yang kuat 4 Hubungan interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial peserta didikdapat

dijelaskankan dengan perhitungan koefisien determinasi sebesar 564 dan selebihnya

dipengaruhi oleh faktor lain

B Implikasi

Perlu disadari bahwa walaupun penelitian ini berhasil menguji hipotesis kerja yang

diajukan (H1) yaitu terdapat pengaruh positif dankuat

antara variabel X (interaksi sosial) dan variabel Y (perilaku prososial) peserta didik SMK

Negeri Kota Tangerang Selatan Dengan demikian hasil penelitian ini mengandung implikasi

bahwa interaksi sosial peserta didik berpengaruh positif terhadapperilaku prososial peserta

didik Atas alasan di atas maka diperlukan adanya upaya-upaya pihak yang berkepentingan

atas peserta didik selaku objek pendidikan baik pihak sekolah maupun orang tua peserta

didik agar lebih memperhatikan interaksi sosial peserta didik sehari-hari Perilaku prososial

akan lebih meningkat apabila peserta didik memiliki interaksi sosial yang positif

Pada akhirnya dalam penelitian ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan

walaupun telah dilakukan dengan usaha yang maksimal Oleh karena itu maka perlu

diadakan penelitian lebih lanjut sehingga hasilnya dapat lebih sesuai dengan apa yang

diharapkan sehingga kelak dapat berguna bagi peserta didik itu sendiri serta siapapun yang

mengambil manfaat dari hasil penelitian ini

C Saran

Dari hasil penelitian dan kenyataan yang ada di lapangan maka peneliti pada bagian ini memberikan saran-saran sebagai pertimbangan Adapun saran-saran sebagai berikut

1 Satuan pendidikan harus dapat merangkul semua pihak yang terkait untuk bisa secara

bersama-sama menciptakan suasana ligkunagan sekolah yang kondusif dalam

upayamembentuk perilaku prososial peserta didik dengan demikian penyimpangan yang

dilakukan peserta didik dapat diminimalisir

2 Semua pendidik tanpa terkecuali merupakan cermin bagi peserta didik Maka dari itu

pendidik harus memberikan contoh dalam interaksi sosial dan pembiasaan perilaku

prososial kepada peserta didik

3 Orang tua diharapkan dapat membimbing putera-puteri mereka ketika berada diluar jam

sekolah Karenatiga perempat waktu anak lebih banyak menghabiskan waktu diluar

sekolah yaitu interaksi sosial dan perilaku prososial 4 Hendaknya peserta didik dapat mengaplikasikan pengetahuan Pendidikan

Kewarganegaraan yang didapat disekolah dalam perilaku sehari-hari

DAFTAR PUSTAKA

Adiyanto Michael2004Psilologi Sosial Edisi5 Jilid2 Jakarta Erlangga

Ahmadi Abu 2003 Psikologi Umum Cetakan Ke-3Jakarta PT RinekaCipta

Ali Muhammad 2014 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern Jakarta

Pustaka Amani

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Jakarta Rineka Cipta

Baron Robert A amp Byrne Donn Alih Bahasa Ratna Djuwita 2005 Psikologi

Sosial Edisi ke-10Jilid 2Jakarta Erlangga

Darmadi Hamid 2011 Metode Penelitian Pendidikan Bandung Alfabet

Fisher B Aubrey Penerjemah Soejono Trimo 2001 Teori-Teori Komunikasi

Bandung PT Remaja Rosdakarya

Hanurawan Fattah2010 Psikologi Sosial Suatu Pengantar Bandung PT

Remaja Rosdakarya

Hidayat Dasrun 2012 Komunikasi Antar pribadi dan Medianya Fakta

penelitian Fenomenologi Orang tua karier dan Anak Remaja Yogyakarta

Graha Ilmu

Hidayat Komarudin dan Azra Azuumardi 2014 Pancasila Demokrasi HAM

dan Masyarakat Madani Jakarta Kencana Prenada Media Group

Kartono Kartini 2008 Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja Jakarta

GrafindoPersada

Maryati Kun 2007Sosiologi Untuk Kelas X SMA dan MA Jakarta Erlangga

Mueller Daniel J 2001 Measuring Social Atittides A Handbook for Researchers

and Practitioners Amazon Teachers College Pr

Purwanto M Ngalim 2006 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja

RosdaKarya

Robbins Stephen amp JudgeTimothy 2014 Perilaku OrganisasiOrganizational

Behavior Buku 1 Edisi 12 Jakarta Salemba Empat

Sopiah 2008 Perilaku Organisasi Yogyakarta CVAndi Offset

Sudijono Anas 2010 Statistik Pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Sunardidan Asy 2007 Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Kelas XI SMA dan

MA Solo PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

Surna I Nyoman 2014 Pengembangan Diri Jakarta Fakultas Psikologi UPI

YAI

Syah Muhibbin 2010 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja Rosdakarya

Tumanggor Rusmin 2012 Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Jakarta Kencana

Prenada Media Group

UU RI No 20 tahun2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bandung

Fermana

UU RI No 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Bandung Fermana

Wahab A Abdul 2011 Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan

Bandung Alfabeta

Walpole E Ronald 2003 Pengantar Statistika Edisi 3 Jakarta PT Gramedia

Pustaka Utama

Willis S Sofyan 2010 Remaja dan Masalahnya bandung Alfabeta

Winataputra Udin S 2015 Pendidikan Kewarganegaraan Refleksi Historis

Epistemologis dan Rekonstruksi Untuk Masa Depan UT Kemenristek

Dikti

Winkel WS 2001Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar Jakarta PT

Gramedia

Zamroni Mohammad 2009 Filsafat Komunikasi Yogyakarta GrahaIlmu

Internet

Pengertian Kerja Sama

wwwgooglecomhttplompoulublogspotcom201306pengertian-

kerjasamahtml

Pengertian Persahabatan

wwwgooglecomhttpidwikipediaorgwikiPersahabatan

Pengertian Sopan Santun

wwwgooglecomhttpa62747wordpresscom20091121pengertian-

sopan-santun-menurut-pribadi

wwwgooglecomhttpsukabumikotagoidhukumUU_20_2003_Pendidi

kan_Nasionalpdf

Surat Kabar

Geng Puteri Melakukan Penganiayaan dengan Menyebut Dirinya Geng

NeroIndo-Pos Jumrsquoat 13 Juni 2008hal 4

Page 3: EPrintseprints.unpam.ac.id/383/1/Jurnal PPKn Vol 5 Maret 2017.pdf3. Perilaku prososial peserta didik tidak menjamin membentuk interaksi sosial yang positif. 4. Tidak terdapat pengaruh

I PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Pendidikan dalam suatu bangsa adalah hal yang menjadi sangat penting yaitu dalam

upaya untuk menumbuh kembangkan sumber daya manusia melalui proses kegiatan

pembelajaran Dalam upaya pembentukan kepribadian peserta didik peran pendidikan

kewarganegaraan yang diberikan dan diajarkan di seluruh satuan pendidikan mulai dari

tingkat dasar sampai perguruan tinggi menjadi yang utama dan diharapkan secara visi mampu

mewujudkan mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan yang berfungsi sebagai sarana

pembinaan watak bangsa ( nation and character building ) dan pemberdayaan warga negara

Begitu pula halnyasecara misi diharapkan mampu mengimplementasikan mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan dalam mengembangkan pendidikan demokratis yang secara

psiko-pedagogis dan sosio-andragogis berfungsi mengembangkan tiga karakteristik pokok

warganegara yang demokratis yaitu terbentunya kecerdasan warga negara (civicintelligence)

tanggung jawab warganegara (civic dispositions) dan partisipasi warganegara (civic

participation)

Pembentukan kepribadian peserta didik melalui Pendidikan Keawarganegaraan

diharapkan mampu membentengi peserta didik dari berbagai pengaruh negatif lingkungan

sekaligus dapat menjadi agen sosial menuju masyarakat yang lebih berperadaban Namun

fenomena dalam masyarakat memperlihatkan bahwa secara umum prestasi pembelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah dewasa ini belum memuaskan banyak pihak

terutama hal-hal yang berkaitan dengan perilaku sosialSaat ini Pendidikan Kewarganegaraan dinilai masih terkesan berorientasi pada pengajaran yang bersifat hafalan yang diidentikkan

dengan prestasi belajarSeperti yang disampaikan Winkel (1984) ldquobahwa prestasi belajar

adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seorang peserta didik dalam

melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainyardquo Prestasi belajar

dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni kognitif (pengetahuan) afektif

(sikap) dan Psikomotorik (keterampilan) sebaliknya dikatakan prestasi belajar kurang

memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga domain tersebut

Fenomena nyata yang ada di masyarakat jelas terlihat bahwa penekanan terhadap nilai-nilai

kognitif (pengertahuan) jauh lebih dominan dibandingkan nilai nilai afektif (sikap)

Jadi keberhasilan itu tidak hanya terletak pada prestasi tinggi yang dicapai oleh

peserta didik akan tetapi dalam manifestasinya juga harus terdapat perubahan dalam segi

aspek perilaku sosial Oleh karena itu dalam menerapkan kurikulum 13 terdapat kriteria penilaian kepada peserta didikyang menekankan pada aspek afektif (sikap rasa) yang

diintegrasikan pada aspek kognitif (pengetahuan) dan aspek psikomotorik (keterampilan atau

perbuatan) Hal lain yang juga perlu diperhatikan dalam penerapan kurikulum bahwatanpa

model dan pengalaman yang tepat yang didapat dari proses belajar secara kognitif dan

afektif seorang anak dapat dengan mudah tumbuh menjadi remaja yang egois dan kasar yang

kemudian menjadi orang dewasa yang sama sekali tidak menyenangkan serta tidakmampu

berinteraksi sosial di dalam kehidupan masyarakatHal ini seperti yang diungkapkan oleh

Baron ampByrne (2005) ldquobahwa perilaku prososial itu timbul atas respon yang kompleks yang

meliputi komponen afektif dan kognitifrdquo Jadi dapat diartikan bahwa perilaku prososial yang

dimanifestasikan oleh individu itu merupakan hasil pengalaman belajar yang diserap oleh

individu Manusia sebagai makhluk sosial dalam kehidupannya tidak terlepas dari orang lain

karena manusia tidak dapat hidup seorang diri sehingga selama kehidupannya manusia

membutuhkan orang lainSeperti yang diungkapkan oleh Fattah Hanurawan (2011) yaitu

ldquobahwa manusia disamping sebagai makhluk individu sekaligus sebagai makhluk

sosial Sebagai akibatnya manusia rela bekerjasama dengan orang lain dalam

mencapai tujuannya mau menolong orang lain bahkan terkadang berani mengambil

resiko untuk menyelamatkan orang lain dan rela mengorbankan sebagian miliknya

untuk orang lainrdquo Perilaku seperti ini merupakan perilaku sosial positif atau perilaku

prososialrdquo

Dengan demikian perilaku prososial dapat diartikan bahwa tindakan menolong yang

menguntungkan orang lain tanpa harus menyediakan suatu keuntungan langsung pada orang

yang melakukan tindakan tersebut dan bahkan melibatkan suatu resiko bagi orang yang

menolong Perilaku prososial itu dapat berupa menolong bekerjasama berempati berbagi

menghibur beramal sopansantun saling menghormati dan rendah hatiSelain perilaku sosial

positif ada juga perilaku sosial yang negatif atau disebut juga perilaku anti-sosial

Perilaku negatif ini dapat dikatakan sebagai tingkah laku menyimpang secara sosial

atau disebut sebagai diferensiasi sosial Hal ini dikarenakan adanya diferensiasi atau

perbedaan yang jelas dalam tingkah laku yang berbeda dengan ciri-ciri karakteristik umum

bertentangan dengan hukum atau melanggar peraturan Contoh dari perilaku anti-sosial

adalah tindakan kekerasan fisik terhadap orang lain sikap tidak berperasaan dan lain-lain

Perilaku anti-sosial sering dilakukan oleh remaja ldquodimana pada fase ini remaja diartikan bahwa suatu tahap kehidupan yang bersifat peralihan dan tidak mantap selain itu

remaja juga rawan terpengaruh pada hal-hal yang bersifat negatifrdquo Oleh karana itu gejala

kenakalan atau kejahatan yang muncul merupakan akibat dari proses perkembangan pribadi

anak yang mengandung unsur dan usaha kedewasaan seksual pencarian suatu identitas

adanya misi materil yang tidak terkendali dan kurang atau tidak adanyadisiplin diri Perilaku

negatif yang saat ini sedang marak salah satunya adalah kenakalan atau kejahatan remaja atau

biasa disebut juvenile deliquency Kenakalan remaja merupakan masalah sosial yang

dikategorikan dalam perilaku menyimpang penyimpangan sepertinya menjadi hal yang

sedang trendi sampai-sampai remaja puteripun tak ingin ketinggalan salah satunya seperti

yang terjadi di Pati Jawa Tengah pada tanggal 13 Juni 2008 tersiar kabar sekelompok pelajar

puteri di kecamatan Juwana Pati yang menamakan diri Geng Nero jumrsquoat ditangkapPolisi berawal dari laporan masyarakat dan beredarnya video aksi kekerasan berupa penganiayaan

kepada remaja puteri terutama yang masih SMP

Dari sinilah perilaku prososial perlu dibina sejak dini hal ini dikarenakan perilaku

prososial merupakan salah satu aspek terbentuknya sikap dan kepribadian pada remaja

Dalam kehidupan sosial dan bermasyarakat remaja diharapakan memiliki budi pekerti yang

luhur serta solidaritas sosial yang tinggi Semakin tingginya tingkat kenakalan remaja di

Indonesia dan di Kota Tangerang Selatan khususnya membuat kenakalan remaja menjadi

perhatian dari banyak pihak baik dari orangtua dunia pendidikan bahkan dari pemerintah

Salah satu upaya konkrit yang saat ini sedang dilaksanakan untuk mengurangi tingginya

tingkat kenakalan remaja yaitu melalui Pendidikan KewarganegaraanDari permasalahan

yang terjadi diatas jelas bahwa banyak sekali kasus-kasus yang melibatkanremaja atau

peserta didik maka dari itulah perilaku prososial harus ditingkatkan dengan ikut sertaan pihak sekolah dan lingkungan keluargasehingga dapat memberi pendidikan moral sesuai

yang diajarkan dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Sehubungan hal tersebut

di atas permasalahan yang akan dianalisis adalahinteraksi sosial membentuk perilaku

prososial di SMK Negeri di Kota Tangerang Selatan

B Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka identifikasi masalah sebagai berikut

1 Pendidikan Kewarganegaraan belum mampu membentuk berperilaku prososial peserta

didik

2 Peserta didik yang tidak memiliki perilaku prososial akan lebih sulit mendapat dalam berinteraksi dengan pihak lain

3 Perilaku prososial peserta didik tidak menjamin membentuk interaksi sosial yang

positif

4 Tidak terdapat pengaruh antara perilaku prososial peserta didik terhadap interaksi sosial

C Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini kajian masalah dibatasi pada ldquointeraksi sosial terhadap perilaku

prososial peserta didikrdquo

Adapun yang dimaksud dengan interaksi sosial adalah merupakan suatu hubungan

antara dua orang atau lebih individu dimana kelakuan individu mempengaruhi mengubah

atau mempengaruhi individu lain atau sebaliknya

Sedangkan yang dimaksud dengan perilaku prososial peserta didik adalah segala

bentuk tindakan yang dilakukan atau direncanakan untuk menolong orang lain tanpa

memperdulikan motif-motif si penolong atau juga suatu tindakan yang tidak mementingkan

diri sendiri demi kebaikan orang lain

Lokasi penelitian ini adalah di SMK Negeri di Kota Tangerang Selatan

D Perumusan Masalah

Berdasarkan pada identifikasi masalah dan pembatasan masalah tersebut diatas maka rumusan masalah sebagai berikut ldquoApakah terdapat pengaruh yang signifikan antara

interaksi sosial terhadap perilaku prososial peserta didik SMK Negeri di Kota Tangerang

Selatanrdquo

II KajianTeori

A Hakekat Interaksi Sosial

Manusia dalam hidup bermasyarakat akan saling berhubungan dan saling membutuhkan satu sama lain Kebutuhan itulah yang kemudian dapat menimbulkan

terjadinya suatu proses dari suatu kebutuhannya yaitu interaksi sosial Interaksi dalam

kehidupan bermasyarakat merupakan hubungan timbal balik anatara dua orang atau lebih

dan masing-masing orang yang terlibat di dalamnya memainkan peran secara aktif Dalam

interaksi juga lebih dari sekedar terjadi hubungan antara pihak- pihak yang terlibat melainkan

terjadi saling mempengaruhiHomans( dalam Ali 2004 87) mendefinisikan interaksi sebagai

suatu kejadian ketika suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang terhadap individu lain diberi ganjaran atau hukuman dengan menggunakan suatu tindakan oleh individu lain yang

menjadi pasangannya Sedangkan konsep yang dikemukakan oleh Homans ini mengandung

pengertian bahwa interaksiadalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam

interaksi merupakan suatu stimulus bagi tindakan individu lain yang menjadi

pasangannyaSedangkan proses sosial adalah suatu interaksi atau hubungan timbal balik atau

saling mempengaruhi antar manusia yang berlangsung sepanjang hidupnya di dalam

masyarakat Dengan demikian proses sosial diartikan sebagai cara-cara berhubungan yang

dapat dilihat jika individu dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu serta menentukan

sistem dan bentuk hubungan sosial

Dari paparan di atas maka yang dimaksud dengan interaksi sosial adalah hubungan-

hubungan sosial yang menyangkut hubungan antarindividu individu (seseorang) dengan

kelompok dan kelompok dengan kelompokSedangkan menurut Shaw interaksi sosial

adalah suatu pertukaran antarpribadi yang masing-masing orang menunjukkan perilakunya

satu sama lain dalam kehadiran mereka dan masing-masing perilaku mempengaruhi satu

sama lain Hal senada juga dikemukan oleh Thibaut dan Kelley bahwa interaksi sosial sebagai peristiwa saling mempengaruhi satu sama lain ketika dua orang atau lebih hadir

bersama mereka menciptakan suatu hasil satu sama lain atau berkomunikasi satu sama lain

Jadi dalam kasus interaksi tindakan setiap orang bertujuan untuk mempengaruhi individu

lain Serta pengertian Interaksi sosial menurut Bonner( dalam Ali 2004) merupakan suatu

hubungan antara dua orang atau lebih individu dimana kelakuan individu mempengaruhi

mengubah atau mempengaruhi individu lain atau sebaliknya

Jadi jelas bahwa tanpa adanya interaksi sosial maka tidak akan mungkin ada

kehidupan bersama Karena kehidupan bersama hanya dapat dibangun apabila ada kontrak

sosial dan komunikasi sosial Kontak sosial disini tidak hanya dengan bersentuhan fisik

tetapi aksi dan reaksi yang meliputi kontak primer melalui berhadapan langsung (face to

face) dan kontak sekunder yaitu kontak sosial yang dilakukan melalui perantara seperti

melalui telepon orang lain dan surat menyurat atau menggunakan media sosial Sedangkan

komunikasi sosial dapat diartikan jika seseorang dapat memberi arti pada perilaku orang lain

atau perasaan-perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut baik langsung maupun

tidak langsung yaitu melalui media komunikasi Dari penjelasan di atas menunjukan bahwa

pada diri seseorang harus melakukan kontak sosial dan komunikasi sosial dalam upaya

mewujudkan hidup bersama

Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki keinginan untuk bergaul dimana dalam

pergaulannya terdapat suatu hubungan yang saling mempengaruhi sehingga cenderung

menimbulkan sikap saling membutuhkan Terdapat beberapa perilaku yang berhubungan

dengan interaksi sosial sebagai jalan untuk mencapai tujuan manusia sebagai makhluk sosial

Salah satu perilaku yang dimunculkan adalah tindakan sosial yang berasal dari tindakan

setiap individu Tindakan sosial ini mampu memberikan warnaatau corak tersendiri

terhadapinteraksi sosial yang terjadi

Tindakan sosial merupakan tindakan individu yang memiliki arti bagi dirinya yang diarahkan

pada tindakan orang lain Tindakan sosial yang dimulai dari tindakan individu-individu

memiliki keunikan atau ciri tersendiri Tetapi sebagai makhluk sosial tindakan manusia

seunik apapun tidak terlepas dari pengaruh lingkungan sosialnya Tindakan apapun yang

dilakukan bisa jadi mempengaruhi atau dipengaruhi oleh orang-orang yang berada di sekitar

kita

Mengacu pada panduan Max Weber (1864ndash1920) tindakan sosial dibedakan menjadi

empat tipe tindakan yaitu sebagai berikut

1) Rasionalitas Instrumental yaitu tindakan sosial murni yang menunjukkan bahwa

tindakan dilakukan dengan memperhitungkan kesesuaian antara cara yang digunakan dan

tujuan yang akan dicapai (bersifat rasional)

2) Rasionalitas Berorientasi Nilai yaitu tindakan yang dilakukan dengan memperhitungkan

manfaatnya tetapi tujuan yang dicapai tidak terlalu dipertimbangkan yang penting tindakan tersebut baik dan benar menurut penilaian masyarakat

3) Tindakan Afektif yaitu tindakan ini dilakukan dengan dibuat-buat dan didasari oleh

perasaan atau emosi dan kepura-puraan seseorang Tindakan ini tidak dapat dipahami atau

irrasional

4) Tindakan Tradisional yaitu tindakan ini didasarkan atas kebiasaan-kebiasaan yang

dilakukan orang-orang terdahulu tanpa per hitungan secara matang dan sama sekali tidak

rasional

Disamping sebuah tindakan proses interaksi sosial dapat dipengaruhi atau digerakkan

oleh faktor-faktor dari luar individu Adapun factor- faktor tersebut antara lain sebagai

berikut

1) Imitasi berarti meniru perilaku dan tindakan orang lain Sebagai suatu proses imitasi

dapat berarti positif apabila yang ditiru tersebut adalah perilaku individu yang baik sesuai

nilai dan norma masyarakat Akan tetapi imitasi bisa juga berarti negatif apabila sosok

individu yang ditiru adalah perilaku yang tidak baik atau menyimpang dari nilai dan norma

yang berlaku di masyarakat

2) Sugestimerupakan suatu proses yang menjadikan seorang individu menerima suatu cara

atau tingkah laku dari orang lain tanpa kritik terlebih dahulu Akibatnya pihak yang

dipengaruhi akan tergerak mengikuti pandangan itu dan menerimanya secara sadar atau tidak

sadar tanpa berpikir panjang Sugesti biasanya dilakukan oleh orang-orang yang berwibawa

atau memiliki pengaruh besar di lingkungan sosialnya

3) Identifikasi adalah kecenderungan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan

orang lain Identifikasi merupakan bentuk lebih lanjut dari proses imitasi dan proses sugesti

yang pengaruhnya cukup kuat Orang lain yang menjadi sasaran identifikasi dinamakan

idola

4) Simpati merupakan faktor yang sangat penting dalam proses interaksi sosial yang

menentukan proses selanjutnya Simpati merupakan proses yang menjadikan seseorang

merasa tertarik kepada orang lain Rasa tertarik ini didasari oleh keinginan untuk memahami

pihak lain dan memahami perasaannya ataupun bekerja sama dengannya

Dari penjelasan di atas terlihat bahwa terdapat beberapa syarat bagi seseorang

sebelum melakukan proses interaksi sosial yaitu pertama adanya minat dan perhatian yang

cukup besar terhadap hal yang akan ditiru kedua adanya sikap mengagumi ketiga hal yang

akan ditiru cenderung mempunyai penghargaan sosial yang tinggi

Dari empat faktor yang menjadi dasar terjadinya proses interaksi sosial tersebut dapat

membentuk jalinan interaksi yang terjadi antara individu dan individu individu dan

kelompok dan kelompok dan kelompok bersifat dinamis dan mempunyai pola tertentu

Apabila interaksi sosial tersebut diulang menurut pola yang sama dan bertahan untuk jangka

waktu yang lama akan terwujud hubungan sosial yang relatif mapan

Penejelasan diatas dapat dipertegasbahwa pola interaksi individu dengan individu

ditekankan pada aspek-aspek individual yang setiap perilaku didasarkan pada keinginan dan tujuan pribadi dipengaruhi oleh sosio-psikis pribadi dan akibat dari hubungan menjadi

tanggung jawabnya Contohnya seseorang sedang tawar menawar barang dengan pedagang

di kaki lima dua insan sedang berkasih-kasihan orang-orang bertemu di jalan dan saling

menyapa Untuk mengukur keakraban seseorang umumnya digunakan sosiometri seperti

pada bagan berikut ini

Darisosiometri tersebut dapat diketahui beberapa hal berikut

1) Makin sering seseorang bergaul dengan orang lain hubungannya akan semakin baik

Sebaliknya makin sedikit atau jarang bergaul ia akan terasing atau terisolasi

2) Keintiman seseorang sangat bergantung pada frekuensi dan intensitas nya melakukan

pergaulan

3) Dalam pergaulan seseorang akan memilih atau menolak siapa yang akan dijadikan

temannya

Sedangkan pola interaksi individu dengan kelompok memiliki beberapa bentuk ideal

yang merupakan deskripsi atau gambaran dari pola interaksi yang ada di masyarakat Harold

Leavitt menggambarkan terdapat empat pola interaksi ideal yaitu pola lingkaran pola huruf

X pola huruf Y dan pola garis lurus

Gambar 1 Sosiometri

Pola lingkaran merupakan pola interaksi yang menunjukkan adanya kebebasan dari

setiap anggota untuk berhubungan dengan pihak manapun dalam kelompoknya (bersifat

demokratis) baik secara vertikal maupun horizontal Akan tetapi pola ini sulit dalam

menentukan keputusan karena harus ditetapkan bersama Pola huruf X dan Y ditandai

dengan terbatasnya hubungan antar anggota kelompok sebab hubungan harus dilakukan

melalui birokrasi yang kaku tetapi mekanisme kelompok mudah terkendali karena adanya

pemimpin yang dapat menguasai dan mengatur anggotanya walaupun dipaksakan

Pola garis lurus hampir sama dengan pola huruf X dan Y yang di dalamnya hubungan

antaranggota tidak dilakukan secara langsung atau melalui titik sentral Akan tetapi pihak

yang akan menjadi mediator dalam hubungan tersebut bergantung pada individu-individu

yang akan berhubungan seperti pada pola lingkaran Terbatasnya hubungan antar anggota pada pola ini bukan karena otoritas pemimpin melainkan keterbatasan wawasan setiap

anggota dalam berhubungan karena adat istiadat dalam masya rakat Oleh karena itu pola

garis lurus biasanya menyangkut aspek-aspek kehidupan yang khusus

Di antara berbagai pendekatan yang digunakan untuk mempelajari interaksi sosial dijumpai pendekatan yang dikenal dengan nama interaksionisme simbolik Pendekatan ini

bersumber pada pemikiran George Herbert Mead

Menurut Mead interaksi sosial merupakan suatu proses sosial dalam hal ini terdapat

tahapan yang bisa mendekatkan dan tahapan yang bisa merenggangkan orang-orang yang

saling berinteraksi Tahap yang mendekatkan diawali dari tahap memulai (initiating)

menjajaki (experimenting) meningkatkan (intensifying) menyatupadukan (integrating) dan

mempertalikan (bonding) Contohnya pada saat Anda memulai masuk sekolah kemudian menjajaki hubungan dengan orang lain melalui tegur sapa saling berkenalan dan bercerita

Hasil penjajakan ini dapat menjadi dasar untuk memutuskan apakah hubungan Anda akan

ditingkatkan atau tidak dilanjutkan Jika hubungan sudah semakin meningkat biasanya

muncul perasaan yang sama atau menyatu untuk kemudian menjalin tali persahabatan

Pada tahap yang meregangkan dimulai tahap membeda-bedakan (differentiating)

membatasi (circumscribing) menahan (stagnating) menghindari (avoiding) dan

memutuskan (terminating) Contohnya di antara dua orang yang dahulunya selalu bersama

Kemudian mulai melakukan kegiatan sendiri-sendiri Oleh karena sering tidak bersama lagi

pembicaraan di antara mereka pun mulai dibatasi Dalam hal ini antarindividu mulai saling

menahan sehingga tidak terjadi lagi komunikasi Hubungan lebih mengarah pada terjadinya

konflik sehingga walaupun ada komunikasi hanya dilakukan secara terpaksa

Sehubungan untuk tidak terjadinya konflik atau komunikasi yang hanya dilakukan

secara terpaksa maka perlu diupayakan interaksi sosial yang mengacukepada keteraturan

sosial Ada beberpa keteraturan yang harus dibangun dalam interaksi sosialdiantaranya

adalah

1 Asosiatif merupakan bentuk interaksi yang akan mendorong terciptanya keteraturan

sosial Adapun bentuk proses asosiatif yang harus dibangun adalah kerjasama

(coorperation) yaitu jaringan interaksiantara orang perorangan atau kelompok yang

berusaha bersamauntuk mencapai tujuan bersama Kerja sama merupakansalah satu

bentuk interaksi sosial yang universal pada masyarakat manapun Walaupun demikian

banyak ahli yang berpendapat bahwa masyarakat yang terlalu mementingkan kerja sama

cenderung kurang inisiatif dan tidak mandiriMasyarakat seperti itu terlalu mengandalkan bantuan dan didahului oleh rekannya

Gambar 2 Bentuk- bentuk Pola Interaksi

2Akomodasi(accomodation) yaitu menggambarkan suatu keadaan dan proses Adanya

keseimbangan interaksi sosial yang berkaitan dengan norma dan nilai sosial yang

berlaku Akomodasi sebagai suatu proses menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk

meredakan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak

kehilangan kepribadiannya

3 Asimilasi merupakan proses sosial pada tahap lanjut atau tahap penyempurnaan Artinya

asimilasi terjadi setelah melalui tahap kerjasama dan akomodasi Asimilasi dapat

terbentuk apabila terdapat tiga persyaratan berikut

1 Terdapat sejumlah kelompok yang memiliki kebudayaan berbeda 2 Terjadi pergaulan antar individu atau kelompok secara intensif dalam waktu yang

relatif lama

3 Kebudayaan setiap kelompok tersebut saling berubah dan menyesuaikan diri

Proses asimilasi dapat diilustrasikan seperti pada bagan berikut

Gambar 3 Proses Asimilasi

Selain persyaratan tersebut proses asimilasi akan berjalan lancar apabila ditunjang oleh

faktor-faktor berikut

1) Sikap toleransi

2) Kesempatan yang sama dalam bidang ekonomi 3) Sikap menghormati dan menghargai orang asing dan kebudayaannya

4) Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat

5) Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan universal

6) Perkawinan campuran antarkelompok yang berbeda budaya

7) Adanya musuh bersama dari luar

Sebaliknya ada pula faktor-faktor yang menjadi penghambat terjadinya asimilasi

sebagai berikut

1) Terisolasinya kehidupan suatu kelompok tertentu dalam masyarakat atau sikap menutup diri (isolasi) Contohnya kehidupan suku pedalaman Baduy

2) Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi Contohnya dengan

menggunakan komputer dapat memudahkan pekerjaan daripada dengan

menggunakan mesin ketik Akan tetapi karena tidak bisa menggunakannya

pekerjaan akan menjadi lebih lama daripada mesin ketik

3) Adanya prasangka negatif atau adanya perasaan takut terhadap pengaruh

kebudayaan baru yang dihadapi Contohnya kerja keras dapat menjadikan sikap

orang menjadi serakah Padahal kerja keras sangat diperlukan dalam mayarakat

modern

4) Adanya perasaan bahwa kebudayaan kelompok tertentu lebih tinggi daripada

kebudayaan kelompoknya sehingga kelompok tersebut memisahkan diri dan menjadikan jarak yang semakin jauh

5) Adanya perbedaan ciri-ciri fisik seperti tinggi badan warna kulit atau rambut

Contohnya etnosentrime rasialisme dan apartheid

6) Adanya perbedaan kepentingan dan pertentangan-pertentangan pribadi

4 Akulturasi(acculturation) adalah berpadunya unsur-unsur kebudayaan yang berbeda dan

membentuk suatu kebudayaan baru tanpa menghilangkan kepribadian kebudayaannya

yang asli Lamanya proses akulturasi sangat bergantung pada persepsi masyarakat

setempat terhadap budaya asing yang masuk Akulturasi bisa terjadi dalam waktu yang

relatif lama apabila masuknya melalui proses pemaksaaan Sebaliknya apabila masuknya

melalui proses damai akulturasi tersebut akan relatif lebih cepat Contohnya Candi

Borobudur merupakan perpaduan kebudayaan India dengan kebudayaan Indonesia musik

Melayu bertemu dengan musik Spanyol menghasilkan musik keroncong

Apabila diilustrasikan proses akulturasi adalah seperti pada bagan sebagai berikut

Gambar 4 Proses Akulturasi

B Hakekat Perilaku Prososial

Perilaku prososial terkadang digunakan secara bergantian dengan istilah altruistic

tetapi makna dari altruistic yang sebenarnya adalah tingkah laku yang merefleksikan

pertimbangan untuk tidak mementingkan diri sendiri demi kebaikan orang lain Baron amp

Byrne (2005) ldquoPerilaku prososial itu merupakan segala bentuk tindakan yang dilakukan

atau direncanakan untuk menolong orang lain tanpa memperdulikan motif-motif si

penolongrdquo Perilaku prososial juga dapat menimbulkan suatu derajat resiko tertentu bagi

penolong atau dapat diartikan suatu tindakan menolong yang menguntungkan orang lain

tanpa harus menyediakan suatu keuntungan langsung pada orang yang melakukan

tindakan tersebut dan mungkin bahkan melibatkan suatu resiko bagi orang yang

menolong Perilaku prososial juga harus bermanfaat bagi orang lain atau memiliki

konsekuensi sosial positif yang berguna bagi kesejahteraan fisik dan psikologis orang

lain

Jadi jelas bahwa perilaku prososial yaitu tingkah laku yang sifatnya positif atau

menguntungkan dan tingkah laku tersebutditunjukan untuk kepentingan orang lain Tetapi

sejauh mana tingkah laku dikatakan sebagai tingkah laku yang menguntungkan orang

lain dapat menjadi kabur pengertiannya karena adanya pengertian yang berbeda-beda Sebagai contoh tingkah laku memukul yang dilakukan A terhadap B untuk membantu

temannya C berkelahi Jika dilihat dari sudut pandang C maka tingkah laku yang

dilakukan oleh A merupakan tingkah laku prososial karena menguntungkan untuk C

Namun jika dilihat dari sudut pandang B maka tingkah laku tersebut bukan merukan

tingkah laku prososial karena merugikan dan tidak mensejahterakan dan perlunya

kesesuaian tingkah laku yang ditampilkan dengan norma-norma yang berlaku

dimasyarakat Dengan demikian pengertian perilaku prososial dalam penelitian ini adalah

tingkah laku yang sifatnya mensejahterakan atau menguntungkan orang lain dan tingkah

laku tersebut tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku dimasyarakat

Perwujudan dari perilaku prososial dapat bermacam-macam diantaranya berupa

perilaku membantu beramal bekerja sama bersahabat menyelamatkan berkorban

berbagi rasa dan bersimpati Perilaku prososial terdiri dari berbagai bentuk mulai dari bentuk yang semata-mata berkisar pada tindakan altruisme yang tidak mementingkan diri

sendiri dan tanpa pamrih sampai tindakan menolong yang sepenuhnya dimotivasi oleh

kepentingan diri sendiri

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa bentuk perilaku prososial secara

garis besar dapat dilihat dari tingkat pengorbanan seseorang motivasi dan tingkat

keuntungan yang diterima seseorang dan bentuk pertolongan yang diterima orang lain

Karena pada dasarnya sulit untuk menentukan tingkat keuntungan yang diterima

seseorang pada waktu memberikan pertolongan pada orang lain dan menentukan tingkat

pengorbanan seseorang maka dalam penelitian ini bentuk perilaku prososial dibagi

berdasarkan bentuk pertolongan yang diterima orang lain yaituMenolong Amal

Sumbangan Kerjasama Persahabatan Membantu Menyelamatkan Mengorbankan

Berbagi Simpati dan Kesopanan

Perilaku prososial kebanyakan dilakukan pada teman dan kerabat dekathanya

sebagian kecil yang dilakukan perilaku prososial pada orang tak dikenal Tentu perilaku

prososial yang diberikan pada orang yang tidak dikenal biasanya bersifat spontan seperti

memberi petunjuk arah jalan dan menawarkan tempat duduk pada orang lain di bus

Salah satu proses belajar yang efektif untuk menumbuhkan perilaku prososial

dapat ditiru seorang anak dari pelajaran yang didapatnya pada mata pelajaran moral yang

diberikan di sekolah Masa sekolah adalah masa yang penting dimana anak dapat

mengembangkan atau gagalmengembangkan suatu perilaku prososial Tanpa model dan pengalaman yang tepat yang didapat dari proses belajar secara kognitif dan afektif dari

bangku sekolah seorang anak dapat dengan mudah bertumbuh menjadi orang dewasa

yangberperilaku tidak baik dalam kehidupan sehari-hari

Melihat pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa pentingnya pendidikan moral

itu dimulai sejak sekolah terutama di SMK dan di kelas IX karena periode ini merupakan

kondisi seorang anak mulai banyak perubahan dari segi fisik maupun psikis perubahan

inilah yang membuat anak mulai mencari pencarian jati diri (masa transisi atau puberitas)

pada tahap ini psikis peserta didik dapat dikatakan labil oleh sebab itu diperlukan suatu

pedoman bagi peserta didik dalam bentuk perilaku menetap dan bersikap pasitif atau

perilaku prososial

Perilaku prososial ini dapat dibentuk dari pelajaran moral yang diajarkan di sekolah sebab bila anak tidak diberikan pemahaman secara kognitif dan afektif tentang

perilaku yang baik dan tidak baik terutama untuk peserta didik dalam masa puberitas ini

dikuatirkan pengaruh lingkungan yang buruk dapat mempengaruhi seorang anak melalui

menirunya

C Hakekat Pendidikan Kewarganegaraan

Bila dilihat sejarahnya sejak tahun 1947 sd 1998 dalam kurikulum pendidikan

nasional pendidikan moral yang tertanam dalam Pendidikan Kewarganegaraan sudah

berkali kali mengalami metamorfosa dari mulai pendidikan moral itu disebut sebagai

pelajaran budi pekerti lalu berubah menjadi PMP PPKn dan PKn Karena selama fase

perkembangannya pendidikan moral dan keagamaan menjadi suatu tuntutan yang wajib dalam dunia pendidikan mengikuti perubahan jaman dan keutuhan yang diperlukan

dalam membangun mental generasi muda

Para ahli memberikan definisi Civic dalam rumusan yang berbeda-beda tetapi

pada dasarnya memiliki makna yang sama yaitu bahwa Civic merupakan unsur atau

cabang keilmuan dari ilmu politik yang secara khusus terutama membahas hak-hak dan

kewajiban warga negara

Rumusan tujuan untuk masing-masing satuan pendidikan mengacu pada fungsi

dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam UU No 20 tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional beserta peraturan-peraturan pemerintah yang

menyertainya Dalam merumuskan tujuan dan materi pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan SMP dan SMA disamping harus memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik juga harus melihat kesinambungan kedalaman dan sekuen

antar kelas dan atau antar jenjang pendidikan untuk menghindari terjadinya pengulangan

yang mungkin saja akan mengakibatkan kebosanan peserta didik

Membahas tujuan Pendidikan Kewarganegaraan tidak terlepas darifungsi mata

pelajaran Pendidikan Kewaraganegaraan karena keduanya saling berkaitan dimana tujuan

merupakan dunia cita yakni suasana ideal yang harus dijelmakan sedangkan fungsi

adalah pelaksanaan-pelaksanaan dari tujuan yang hendak dicapaiOleh karena itu fungsi

menunjukan keadaan gerak aktivitas dan termasuk dalam suasana kenyataan dan bersifat

riil dan konkret

Demikian pula membicarakan fungsi Pendidikan Kewarganegaraan memiliki

keterkaitan dengan visi dan misi mata pelajaran Pendidikan KewarganegaraanMata

pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan memiliki visi yaitu ldquoterwujudnya suatu mata

pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembianaan watak bangsa (nation and character

building) dan pemberdayaan warga negararsquorsquoUpaya pembinaan watak atau karakter

bangsa merupakan ciri khas dan sekaligus amanah yang diemban oleh mata pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan atau Civics Education pada umumnyaSedangkan misi

mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yaitu ldquomembentuk warga negara yang baik

yakni warga negara yang sanggup melaksanakan hak dan kewajibannya dalam kehidupan

bernegara dilandasi oleh kesadaran politik kesadaran hukun dan kesadaran

moralrsquorsquoUntuk mewujudkan misi diatas jelas bahwa peserta didik harus memiliki

kemampuan kewarganegaraan yang multidimensional agar dapat menjalankan hak dan kewajibannya dalam berbagai aspek kehidupan

Hal ini tidak terlepas dari adanya karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan

dengan paradigma baru yaitu bahwa Pendidikan Kewarganegaraan merupakan suatu

bidang kajian ilmiah dan program pendidikan di sekolah yang diterima sebagai wahana

utama serta esensi pendidikan demokrasi di Indonesia yang dilaksanakan melalui

1 Civic Intellegence yaitu kecerdasan dan daya nalar warga negara baik dalam dimensi

spiritual rasional emosional maupun sosial

1 Civic Responsibilityyaitu kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara

yang bertanggungjawab

2 Civic Partisipation yaitu kemampuan berpartisipasi warga negara atas dasar

tanggungjawabnya baik secara individual sosial maupun sebagai pemimpin hari depan

Adapun kompetensi penguasaan bahan ajar dalam Pendidikan Kewarganegaraan

mencakup 3 aspek yang ketiganya sangatlah penting oleh setiap peserta didik selaku

bagian dari warga negara yaitu

a) Memahami pengetahuan kewarganegaraan (Civic Knowledge)

b) Memahami keterampilan kewarganegaraan (Civic Skills) dan

c) Memahami etika kewarganegaraan (Civic Ethic)

Pendidikan kewarganegaran memiliki peran bagaimana membentuk suatu

masyarakat yang majemuk dapat menjalankan kelangsungan hidup serta kehidupan yang

lebih baik bagi warga negaranya khususnya kehidupan bagi generasi penerusnya secara

berguna ( berkaitan dengan kemampuan afektif ) dan bermakna ( berkaitan dengan

kemampuan kognitif ) Dengan melalui Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan akan mampu mengantisipasi hari depan yang senantiasa berubah dan memiliki pola pikir pola

sikap dan perilaku sebagai pola tindak yang cinta terhadap kemajemukan berdasarkan

Pancasila yang mampu membentuk tenjadinya interaksi sosial yang bermuara ke arah

prilaku prososial

Dengan demikian sangatlah signifikan bagaimana membangun kesetaraan untuk

terjadinya interaksi sosial melalui pendidikan kewarganegaraan untuk kembali pada

konsep ke-Indonesiaan yang majemuk Pertama soal kesadaran dalam menerima

kemajemukan suku etnis ras dan agama sebagai bagian terbesar dari kekayaan bangsa

Kendati berbeda-beda namun dapat tumbuh secara bersama-sama dalam ke-Indonesiaan

bukan mencabiknya Dengan demikian bukan saja kerukunan melainkan yang lebih

penting adalah saling membantu dalam kesetaraan untuk membentuk ke-Indonesian yang dicita-citakanKedua saatnya memperbaiki perikehidupan berbangsa yang

memungkinkan keterlibatan warga masyarakat yang plural seluas- luasnya agar dapat

saling mengenal dan saling menyadari betapa pentingnya makna bekerja sama untuk

saling asah asihdan asuh dalam mewujudkan interaksi sosial dan perilaku sosial guna

mengarungi ke-Indonesian yang manusiawi Dengan demikian banyak manfaat yang

dapat diambil dari interaksi sosial dan perilaku prososial guna menjalini perikehidupan

berbangsa yang beranekaragam iniKetiga mengembangkan perikehidupan berbangsa

secara terbuka dan bertanggung jawab Untuk menjalani perikehidupan berbangsa yang

lebih baik hanya mungkin mencapai kemajuan apabila terbuka lebih luas terhadap

kebebasan berserikat dan berkumpul menghormati bukan mencurigai dengan

mengarahkan kepada setiap anak bangsa untuk mampu menggunakan kebebasan ini

dengan penuh tanggung jawab Dengan demikian anak bangsa akan terlatih dalam

mengembangkan kesadaran berbangsa dan saling membantu dalam keberagaman masalah

yang terjadi di masyarakat yang majemuk ini

III Kerangka Berpikir

Masalah perilaku norma dan aturan sangat berkaitan erat dengan remaja Dalam

ketiga hal tersebut remaja menjadi sorotan dimasyarakat mulai dari perilaku penyimpangan

sampai pada pelanggaran terhadap norma dan aturan yang berlaku baikdalam lingkungan

keluarga sekolah maupunmasyarakat Seperti halnya yang belakangan ini sering terjadi yaitu perkelahian antar remaja itu sendiri Peristiwa tersebut menandakan terjadinya degradasi rasa

kemanusiaan dan budi pekertiSelain itu egoisme yang terjadi pada remaja membuat semakin

menurunnya rasa kepedulian remaja terhadap sesama dan lingkungan sekitarnya yang dapat

menimbulkan lemahnya dan tidak terjadinya interaksi sosialKedua hal tersebut

mencerminkan perilaku remaja kearah perilaku sosial dan terabaikannyaperilaku

prososialOleh sebab itu diperlukan perhatian yang khusus serta penanganan yang serius

terhadap masalah tersebut

Untuk mengatasai semua itu maka diperlukannya pendidikan yang berasal dari

lingkungan dan dimulai sejak dini Dalam hal ini selain lingkungan keluarga sebagai

pendidikan primer sekolah yang merupakan pendidikan sekunder juga memiliki pengaruh

yang besar bagi penbentukan karakter moral dan perilaku Bagi anak yang sudah bersekolah lingkungan yang setiap hari dimasukinya selain

lingkungan rumah adalah sekolahnya Anak remaja yang sudah duduk dibangku SMK

umumnya menghabiskan waktu sekitar 7 jam sehari di sekolahnya Ini berarti bahwa

sepertiga dari waktunya setiap hari dihabiskan disekolahTidak mengherankan kalau

pengaruh sekolah terhadap perkembangan jiwa remaja cukup besarSebagai lembaga

pendidikan sebagaimana halnya dengan keluarga sekolah juga mengajarkan nilai nilai dan

norma-norma yang berlaku dalam masyarakat Oleh karena itu sekolah sebagai lembaga

pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif mandiri serta

bertanggungjawab Seperti yang tertuang dalam UU Sistem Pendidikan Nasional No 20

tahun2003

Masa remaja adalah masa yang penting dimana anak dapat mengembangkan atau gagal mengembangkan suatu perilaku prososial Tanpa mengubah model dan pengalaman

yang didapat dari proses belajar secara kognitif dan afektif dari bangku sekolah seorang anak

dapat dengan mudah bertumbuh menjadi remaja yang egois dan kasar dan kemungkinan

menjadi orang dewasa yang tidak menyenangkan dalam berperilaku

Untuk memenuhi tujuan diatas serta upaya untuk mengembangkan perilaku prososial

yang mencerminkan budaya bangsaSerta menjadi warga negara yang memahami dan mampu

melaksanakan hak-hak dan kewajiban sebagai makhluk sosial Maka pemerintah menyusun

suatu kurikulum yang memfokuskan pada nilai-nilai moral yang mecakup tatacara beragama

bermasyarakat tata cara bergaul serta mengetahui aspek sosial yang berhubungan dengan rasa

persatuan dan kesatuan bangsa dan solidaritasDemi memenuhi aspek-aspek diatas maka

diberikan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang diharapkan dapat memberikan transformasi keilmuan yang nantinya mampu mewujudkan terjadinya interaksi sosial dan

dapat mengimplementasikan berperilaku sosial positif dalam kehidupan bermasyarakat

Dari paparan di atas dapat memberikan kekuatan yang positif bahwa pendidikan

kewarganegaraan mampu membentuk karakter yang lebih terukur di mana terlihat dari sudut

pandang keberagaman akan muncul sikap toleran kerjasama tepo seliro dan saling

memahami dalam tranformasi bentuk perilaku prososial yang terimplementasikan ke dalam

sikap interaksi sosial Dengan demikan interaksi sosial yang dibangun dalam pendidikan

kewarganegaraan mampu memberikan warna yang positif dalam perilaku prososial peserta didik

IV Hipotesis Penelitian

Berdasarkan deskripsi toeritik dan kerangka berpikir maka hipotesis penelitian ini

adalah sebagai berikutldquoDiduga terdapat pengaruhyang signifikan antara interaksi sosial

dalam Pendidikan Kewarganegaraan terhadap perilaku prososial peserta didik di SMK Negeri

di Kota Tangerang Selatanrdquo

Desain dalam penelitian model ini dapat digambarkan sebagai berikut

X = Interaksi sosial dalam pendidikan kewarganegaraan sebagai variabel bebas

Y =Perilaku prososial peserta didik sebagai sebagai variabel terikat

V METODOLOGI PENELITIAN

A Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah upaya menganalisis apakah ldquoterdapat pengaruhantara

interaksi sosialpeserta didikpada pembelajaran pendidikan kewarganegaraan terhadap

perilaku prososialrdquo

B Tempat dan Waktu Penelitian

1 Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah diSMK Negeri di Kota Tangerang Selatan

2 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2014 sampai dengan bulan September 2014 dengan

harapan waktu lima bulan dapat maksimal dilakukan penelitian dengan hasil uji hipotesis

yang memadai

C Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dimana analisisnya korelasi yakni melihat hubungan antara variabel-variabel yang diteliti Korelasi

ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara suatu variabel dengan variabel yang lain dan

bertujuan pula melihat hubungan antara dua gejala atau lebih Metode ini diharapkan dapat

menemukan hubungan antara interaksi sosialpeserta didik pada pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan terhadap perilaku prososial di SMK Negeri Kota Tangerang Selatan

Setelah diketahui ada hubungan antara setiap variabelnya kemudian dianalisis untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh interaksi sosial tersebut terhadap perilaku sosial peserta

didik

D Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

1 Populasi

Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI di seluruhSMK

Negeri Kota Tangerang Selatan Data jumlah peserta didik dapat dilihat di tabel 31

berikut ini

Tabel 31

Populasi Terjangkau

NO SMK Peserta Didik

X Y

Negeri Laki Perempuan Jumlah 1 1 220 121 341

2 2 277 239 516

3 3 66 31 97

4 4 34 90 124

5 5 43 38 81

Jumlah 640 519 1159

Sumber Data LPPD 2014 Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan

2 Teknik Pengambilan Sampel

Penetapan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan jenis metode

random samplingKarena setiap anggota populasi yang ada didalam sampling frame

bersangkutan mempunyai hak yang sama besar untuk dipilih menjadi anggota sampel

Dalam penelitian ini dipilih kelas XI karena peserta didik kelas tersebut sudah mengerti

dan memahami budaya sekolah sudah memiliki banyak teman dansudah memiliki nilai

prestasi belajar kemudian tidak dalam persiapan Ujian NasionalMenentukan besarnya

sampel menggunakan rumus Solvin

Adapun rumusnya sebagai berikut n=

Dimana

1 = Konstanta

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

e =Error (10 yang dapat ditoleransi terhadap ketidak tepatan penggunaan sampel

sebagai pengganti populasi)

n =

=

=

=

= 92

Dengan demikian jumlah sampel yang diambil dari papulasi target berdasarkan rumus

Solvin sebanyak 92 responden yang diambil secara random sederhana

E Teknik Pengumpulan Data

Dalam setiap kegiatan penelitian selalu ada kegiatan pengumpulan dataMetode

pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrument berupa kuesioner atau

angketDengan metode angket ini dipersiapkan sejumlah pernyataan tertentu kemudian

disebarkan kepada responden untuk mendapatkan jawaban yang diperlukan secara

langsungAngket diberikan kepada peserta didik kemudian diisi serta dijadikan sampel dalam

penelitian untuk mengetahui pengaruh antara interaksi sosialpada pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan peserta didik terhadap perilaku prososialAngket yang digunakan adalah

angket tertutup yang berisi pertanyaan atau pernyataan yang disertai jawaban terikat pada

sejumlah kemungkinan jawaban yang sudah disediakan

F Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan angket tertutup dalam bentuk Skala Likert karena

penelitian ini akan mengukur tentang perilaku atau sikap Angket ini berupa pertanyaan atau

pernyataanyang jawabannya berbentuk skala deskriptifAngket tertutup untuk mengungkap

data tentang variabel terikat yaitu interaksi sosial dan perilaku prososialInstrumen tersebut

sebelumnya diuji cobakan terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat validitas dan

reliabilitasnya Untuk item pernyataan yang dinyatakan tidakvalid atau reliabel maka item

pernyataan tersebut tidak dipakai sebagai item instrumenSedang item-item pernyataaan yang

sudah dinyatakan valid dan reliabel maka item-item pernyataan tersebut dijadikan alat untuk

mendapatkan data dan kemudian setelah itu intsrumen tersebut digunakan atau disebarkan

kepada sampel sesungguhnya

Pada bagian ini pernyataan-pernyataan yang disusun berdasarkan indikator-indikator

yang telah dioperasionalkan dari dimensi-dimensi yang terikat dari setiap variabel Adapun alternatif jawaban menggunakan skala likert dengan empat alternatif jawaban yaitu Selalu

(SL) Sering (SR) Ragu (R) Jarang (JR) Tidak Pernah (TP) Skor untuk jawaban dari

pertanyaan atau pernyataan positif adalah SL=5 SR=4 R=3 JR=2 dan TP=1 sedangkan

untuk pernyataan atau pertanyaan negatif skor sebaliknya

1 Penyusunan Butir Kuisioner

Kisi-kisi angket ini akan disajikan berdasarkan dari indikator-indikator yang telah

dikembangkan dari variabel yang telah ditetapkan Untuk variabel interaksi sosial

(variabel X) terdiri dari 4 indikator dan dikembangkan menjadi 32 item pernyataan

Sedang variabel perilaku prososial (variabel Y) terdiri dari 6 indikator dan dikembangkan menjadi 28 item pernyataanSeperti digambarkan dalam tabel dibawah ini

Tabel 33

Kisi-Kisi Variabel Interaksi Sosial ( X )

Variabel Indikator Item Kuisioner Jumlah

Positif Negatif

Interaksi

Sosial

(X)

1 Kerjasama

2 Akomodasi

3 Asimilasi

4 Akulturasi

1472324

51025 2730

2122129 31

13182022

39 26

6 8 28

1114 16

15171932

8

8

8

8

Jumlah 19 13 32

Tabel 34

Kisi-Kisi Variabel Perilaku Prososial ( Y )

Variabel Indikator Item Kuisioner Jumlah

Positif Negatif

Perilaku

Prososial

(Y)

1 Menolong

2 Beramal

3 Persahabatan

4 Berbagi

5 Simpati

6Kesopanan

1 13 23

5 11 30

1014 20

18 22

4 8 16 31

2321

9 29

15 24

627

7 2526

28 19

12 17 32

5

5

5

5

6

6

Jumlah 18 14 32

2 Uji Coba

a Uji Validitas

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan uji coba yaitu dengan menguji

validitas dan reabilitas Kemudian uji validitas instrumen dilakukan untuk mengetahui

seberapa jauh instrumen penelitian mampu mencerminkan isi sesuai dengan hal dan

sifat yang diukur Artinya setiap butir instrumen telah benar-benar menggambarkan

keseluruhan isi atau sifat bangun konsep yang menjadi dasar penyusunan instrument

Pengujian ini digunakan rumus korelasi product moment seperti berikut

Keterangan

r Nilai Koefisien korelasi antara X dan Y

sumX Jumlah pengamatan variabel X

sumY Jumlah pengamatan variabel Y

sumXY Jumlah hasil perkalian variabel X dan Y

(sumx2) Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel X

(sumx)2 Kuadrat dari Jumlah pengamatan variabel X (sumY2) Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel Y

(sumY)2 Kuadrat dari Jumlah pengamatan variabel Y

N Jumlah pasangan pengamatan Y dan X

b Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa instrument dapat

dipercaya dan digunakan sebagai alat pengumpulan dataUntuk uji reliabilitas

instrument digunakan rumus Alpha dari Cronbach sebagai berikut

Г11=

Keterangan

σ Reliabilitas instrument

k Banyaknya butir pernyataan

sumσb2 Jumlah varian butir

Σσt2 Varian Total

G Teknik Analisis Data

1 Pengorganisasian Data

Data yang nantinya akan diperoleh dari angket kemudian dipilih dan disusun

sehingga data yang tidak berguna dapat ditinggalkan Kemudian dilakukan klasifikasi

data yaitu menggolongkan data berdasarkan kategori tertentu sesuai dengan

permasalahan-permasalahan yang dibuat berdasarkan analisa variabel

2 Hipotesis Statistik

Bentuk hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah

H0 = 0

Ha 0

Bentuk hipotesis asosiatif dalam penelitian ini adalah

Hipotesis nol (H0) Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta

didik terhadap perilaku prososial

Hipotesis alternatif (Ha)Terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta

didik terhadap perilaku prososial

3 Uji Persyaratan Analisis

Sebelum dilakukan analisis dengan regresi dilakukan uji persyaratan analisis

terlebih dahulu Uji persayaratan analisis itu meliputi

a Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data mengikuti

sebaran baku normal atau tidak Normalitas data dikenakan terhadap variabel bebas

(X) dan variabel terikat (Y) Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan Uji

Lilliefors dengan langkah-langkah sebagai berikut

1 Menentukan mean dan standar deviasi

2 Menentukan angka baku (Z) denganrumus sebagai berikut

Rumus

Z1 =

3 Menentukan luas tiap angka baku (Zi) dengan menggunakan daftar distribusi

normal

4 Menentukan angka peluang F(Zi) = 0500 + ( tabel normal standar 0 ke Z )

5 Menentukan S(Zi) = banyak Zi n

6 Menentukan beda dari F (Zi) ndash S (Zi)

7 Memilih nilai terbesar dari F (Zi) ndash S (Zi) dengan mengabaikan tanda matematika untuk menjadikan Lhitung (Lilliefors) Sebaran data dikatakan normal jika

LhitungltLtabel

b Uji Linieritas

Perhitungan linieritas digunakan untuk menyatakan hubungan fungsional

antara variabel-variabel tersebut berhubunganUntuk perhitungan linieritas digunakan

uji regresi sederhana

Pengujian regresi sederhana ( Y = α + bx )

Fhitung =

Di mana

F = Bilangan untuk linieritas

S2TC = Rerata jumlah kuadrat tuna cocok

S2e = Rerata jumlah kuadrat kekeliruan

4 Analisis Data

Data yang sudah diperoleh kemudian diuraikan dengan keterangan agar data

tersebut mudah diubah dipahami bagi orang yang ingin mengetahui penelitian ini

Adapun rumus yang digunakan untuk mencari dan mengetahui presentase setiap data adalah

1 Editing

Pada tahap ini penulis mengecek kembali kelengkapan dan kebenaran

pengisian angket atau kuisioner yang berhasil dikumpulkan oleh peneliti

2 Skorsing

Memberi nilai pada setiap jawaban angket yang diberi skor 432 dan 1

berdasarkan jawaban yang dipilih

Setelah pengumpulan data untuk mengetahui bagaimana pengaruh perilaku

prososial (variabel X) terhadap prestasi belajar (variabel Y) Penulis menggunakan

rumus product momentdari Karl Pearson sebagai berikut

Dimana

rxy = Angka indek korelasi ldquorrdquo product moment

n = Jumlah sampel

sumX = Jumlah keseluruhan variabel X

sumY = Jumlah keseluruhan variabel Y sumXY = Jumlah keseluruhan perkalian antara variabel X dan Y

Kemudian dilajutkan dengan uji signifikasi uji keberartian (t) dengan rumus t

=

Dimana r = Besarnya koefisien korelasi (rhitung)

n = Jumlah sampel

Dan untuk mengetahui berapa persen () variabel X memberikan kontribusi

terhadap variabel Y maka langkah selanjutnya mencari koefisien determinasi dengan

menggunakan derajat hubungan antara variabel X dan Y menggunakan rumus sebagai

berikut

KD = rxy2 x 100 Keterangan

KD = Kontribusi variabel X terhadap variabel Y

rxy2 = Koefisien korelasi antara veriabel X terhadap variabel Y

VI HASIL PENELITIAN

A Deskrisi Data

1 Data Interaksi Sosial Peserta Didik (Skor Variabel X)

Tabel 41

Distribusi Frekuensi Interaksi Sosial Peserta Didik

No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif ()

1 59 - 63 6 652

2 64 - 68 6 652

3 69 - 73 9 978

4 74 - 78 32 3478

5 79 - 83 20 2174

6 84 - 88 12 1304

7 89 ndash 93 7 762

Jumlah 92 100

Hasil penelitian mengenai perilaku prososial peserta didik diperoleh rentangan

nilai sebesar 32 dengan skor tertinggi 91 dan skor terendah 59 banyak kelas 7 dengan

panjang interval 5 Selain itu diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7768 nilai

tengah (median) sebesar 81 67 modus (mode) sebesar 766 dan simpangan baku atau

standar deviasi sebesar 709 (Lihat lampiran 8 hal 73)

Grafik 41

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa interkasi sosial peserta didik yang diperoleh

peserta didik Kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara

74 ndash 78 dengan frekuensi relatif 3478 Sedang yang terendah terlelak antara 59 ndash 63

dengan frekuensi relatif 652

0

20

40

59 - 63 64 - 68 69 - 73 74 - 78 79 - 83 84 - 88 89 ndash 93

2 Deskripsi Data Perilaku Prososial

Tabel 42

Distribusi Frekuensi Perilaku Prososial Peserta Didik

No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif

1 68 - 71 19 2065

2 72 - 75 13 1413

3 76 - 79 12 1304

4 80 - 83 22 2392

5 84 - 87 13 1413

6 88 - 91 8 870

7 92 ndash 95 5 543

Jumlah 92 100

Data hasil perilaku prososialpeserta didik diperoleh rentangan 27 dengan skor tertinggi 95

dan skor terendah 68 banyak kelas 7 dengan panjang kelas interval 4 Selain itu

diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7885 nilai tengah (median) sebesar 8168

nilai modus (mode) sebesar 8 dan simpangan baku atau setandar deviasi sebesar

703(Lihat lampiran 9 hal 76)

Grafik 42

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa perilaku prososialpeserta didik kelas XI

SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara 80 ndash 83 dengan

frekuensi relatif 2392 Sedang yang terendah terlelak antara 92 ndash 95 dengan frekuensi

relatif 543

B Pengujian Persyaratan Analisis

1 Pengujian Normalitas

Perhitungan normalitas dilakukan dengan Uji Lilliefors dengan taraf signifikasi α

= 005 Perhitungan normalitas dilakukan untuk melihat apakah sebaran data yang akan

dianalisis memiliki distribusi yang normal atau tidak Adapun hasil perhitungan uji normalitas sebagai berikut

Tabel 43

Hasil Uji Normalitas

N = 92 Lhitung Ltabel Kriteria Kesimpulan

InteraksiSosial 01005 01009

Lhlt Lt

Distribusi Normal

Perilaku Prososial 00892 01009 Distribusi Normal

2 Pengujian Linieritas

Pengujian linieritas dilakukan terhadap interaksi sosial peserta didik dan perilaku

prososial peserta didikPengujian pertama dilakukan dengan menghitung uji regresi

sederhana dan selanjutnya dengan menggunakan uji linieritas Untuk uji regresi sederhana

didapatkan persamaanregresinya sebagai berikut Y = 1 + (-004)X Sementara itu hasil

0

20

68 - 71 72 - 75 76 - 79 80 - 83 84 - 87 88 - 91 92 ndash 95

yang diperoleh dari pengujian linieritas dengan uji linieritas adalah Fhitung = 099

sementara pada Ftabel dengan taraf signifikasi α = 005 dengan dk penyebut 21 dan dk

pembilang 54 dalam daftar distribusi diperoleh F (2154) adalah 193

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa bentuk hubungan antara interaksi sosial

peserta didik dengan perilaku prososial peserta didikadalah linier

(Perhitungan lengkap pada lampiran 12 hal86)

C Pengujian Hipotesis

Perhitungan hipotesis terlebih dahulu dilakukan perhitungan koefisien korelasinya

Untuk menghitung koefisien korelasi antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku

prososial peserta didik digunakan rumus Pearson Product Moment yaitu

rxy = Σ Σ Σ

Σ Σ Σ Σ

Selanjutnya diperoleh nilai rhitung sebesar 0751 dan dibandingkan dengan rtabel taraf

signifikasi α = 005 yaitu 0227 Hasil tersebut menunjukan bahwa rhitunggt rtabelKarena rhitunggt

rtabel maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (H0) ditolak sedangkan hipotesis alternatif

(Ha) diterima yakni terdapat hubungan antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku

prososial peserta didik

Besarnya kontribusi interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial dapat

ditentukan menggunakan determinasi sebesar 564 Uji signifikasi dengan uji t dengan taraf

signifikasi α = 005 diperoleh thitung = 985 dan ttabel = 166 Karena thitunggt ttabel maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik

terhadapperilaku prososial peserta didik

Semakin tinggiinteraksi sosial peserta didik maka dapat semakin tinggi pula perilaku

prososial peserta didik

(Lihat lampiran 13 hal94)

D Interpretasi Hasil Penelitian

Dari hasil perhitungan didapatkan nilai indeks korelasi sebesar 0751 Jika

dikonsultasikan pada tabel di atas angka r (0751) yang berada antara 070 ndash 090 termasuk

dalam kategori adanya korelasi kuat berarti terdapat hubungan positif dan signifikan antara

interaksi sosial peserta didik dengan perilaku prososial peserta didik

E Kesimpulan Pengujian Hipotesis

Dari uraian di atas diperoleh hasil perhitungan rhitung sebesar 0751 Jika

dikonsultasikan dengan rtabel n = 77 dengan taraf signifikasi (α = 005) maka rtabel adalah

0227 Sedangkan uji signifikasi dengan uji t dengan taraf signifikasi α = 005 diperoleh thitung

= 985 dan ttabel = 166 Karena rhitung lebih besar dari rtabel dan thitung lebih besar dari ttabelmaka

terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku

prososial peserta didik SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan

F Keterbatasan Penelitian

Meskipun penelitian ini telah berhasil menguji hipotesis yang diajukan yaitu terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku

prososial peserta didik Namun masih banyak kekurangan dalam penelitian ini karena

keterbatasan yang dimiliki kekurangan tersebut antara lain terbatasnya pengetahuan tentang

perihal yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti terbatasnya waktu untuk

mengadakan penelitian dan lain sebagainya

VII SIMPULAN DAN SARAN

A Simpulan Berdasarkan uraian mengenai hubunganinteraksi sosial peserta didik terhadap perilaku

prososial peserta didik kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang dibahas pada bab

dan sub bab sebelumnya maka dapat peneliti simpulkan sebagai berikut

1 Data hasil angket interaksi sosial peserta didik mengasilkan rata-rata 7768 adapun skor

yang tertinggi adalah 91 dan terendah 59

2 Data hasil angket perilakuprososial peserta didik mengasilkan rata-rata 7885 Dengan

skor tertinggi sebesar 95 dan terendah sebesar 68

3 Terdapat pengaruh positif dan signifikan antarainteraksi sosial peserta didik terhadap

perilaku prososial peserta didik Hal ini terlihat darididapatnya thitung = 985 dan ttabel =

166 kemudian rhitung lebih besar dari rtabel (0751gt 0227) taraf signifikasi (α = 005)

dan interpretasi dari nilai r terdapat hubungan yang kuat 4 Hubungan interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial peserta didikdapat

dijelaskankan dengan perhitungan koefisien determinasi sebesar 564 dan selebihnya

dipengaruhi oleh faktor lain

B Implikasi

Perlu disadari bahwa walaupun penelitian ini berhasil menguji hipotesis kerja yang

diajukan (H1) yaitu terdapat pengaruh positif dankuat

antara variabel X (interaksi sosial) dan variabel Y (perilaku prososial) peserta didik SMK

Negeri Kota Tangerang Selatan Dengan demikian hasil penelitian ini mengandung implikasi

bahwa interaksi sosial peserta didik berpengaruh positif terhadapperilaku prososial peserta

didik Atas alasan di atas maka diperlukan adanya upaya-upaya pihak yang berkepentingan

atas peserta didik selaku objek pendidikan baik pihak sekolah maupun orang tua peserta

didik agar lebih memperhatikan interaksi sosial peserta didik sehari-hari Perilaku prososial

akan lebih meningkat apabila peserta didik memiliki interaksi sosial yang positif

Pada akhirnya dalam penelitian ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan

walaupun telah dilakukan dengan usaha yang maksimal Oleh karena itu maka perlu

diadakan penelitian lebih lanjut sehingga hasilnya dapat lebih sesuai dengan apa yang

diharapkan sehingga kelak dapat berguna bagi peserta didik itu sendiri serta siapapun yang

mengambil manfaat dari hasil penelitian ini

C Saran

Dari hasil penelitian dan kenyataan yang ada di lapangan maka peneliti pada bagian ini memberikan saran-saran sebagai pertimbangan Adapun saran-saran sebagai berikut

1 Satuan pendidikan harus dapat merangkul semua pihak yang terkait untuk bisa secara

bersama-sama menciptakan suasana ligkunagan sekolah yang kondusif dalam

upayamembentuk perilaku prososial peserta didik dengan demikian penyimpangan yang

dilakukan peserta didik dapat diminimalisir

2 Semua pendidik tanpa terkecuali merupakan cermin bagi peserta didik Maka dari itu

pendidik harus memberikan contoh dalam interaksi sosial dan pembiasaan perilaku

prososial kepada peserta didik

3 Orang tua diharapkan dapat membimbing putera-puteri mereka ketika berada diluar jam

sekolah Karenatiga perempat waktu anak lebih banyak menghabiskan waktu diluar

sekolah yaitu interaksi sosial dan perilaku prososial 4 Hendaknya peserta didik dapat mengaplikasikan pengetahuan Pendidikan

Kewarganegaraan yang didapat disekolah dalam perilaku sehari-hari

DAFTAR PUSTAKA

Adiyanto Michael2004Psilologi Sosial Edisi5 Jilid2 Jakarta Erlangga

Ahmadi Abu 2003 Psikologi Umum Cetakan Ke-3Jakarta PT RinekaCipta

Ali Muhammad 2014 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern Jakarta

Pustaka Amani

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Jakarta Rineka Cipta

Baron Robert A amp Byrne Donn Alih Bahasa Ratna Djuwita 2005 Psikologi

Sosial Edisi ke-10Jilid 2Jakarta Erlangga

Darmadi Hamid 2011 Metode Penelitian Pendidikan Bandung Alfabet

Fisher B Aubrey Penerjemah Soejono Trimo 2001 Teori-Teori Komunikasi

Bandung PT Remaja Rosdakarya

Hanurawan Fattah2010 Psikologi Sosial Suatu Pengantar Bandung PT

Remaja Rosdakarya

Hidayat Dasrun 2012 Komunikasi Antar pribadi dan Medianya Fakta

penelitian Fenomenologi Orang tua karier dan Anak Remaja Yogyakarta

Graha Ilmu

Hidayat Komarudin dan Azra Azuumardi 2014 Pancasila Demokrasi HAM

dan Masyarakat Madani Jakarta Kencana Prenada Media Group

Kartono Kartini 2008 Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja Jakarta

GrafindoPersada

Maryati Kun 2007Sosiologi Untuk Kelas X SMA dan MA Jakarta Erlangga

Mueller Daniel J 2001 Measuring Social Atittides A Handbook for Researchers

and Practitioners Amazon Teachers College Pr

Purwanto M Ngalim 2006 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja

RosdaKarya

Robbins Stephen amp JudgeTimothy 2014 Perilaku OrganisasiOrganizational

Behavior Buku 1 Edisi 12 Jakarta Salemba Empat

Sopiah 2008 Perilaku Organisasi Yogyakarta CVAndi Offset

Sudijono Anas 2010 Statistik Pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Sunardidan Asy 2007 Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Kelas XI SMA dan

MA Solo PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

Surna I Nyoman 2014 Pengembangan Diri Jakarta Fakultas Psikologi UPI

YAI

Syah Muhibbin 2010 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja Rosdakarya

Tumanggor Rusmin 2012 Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Jakarta Kencana

Prenada Media Group

UU RI No 20 tahun2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bandung

Fermana

UU RI No 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Bandung Fermana

Wahab A Abdul 2011 Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan

Bandung Alfabeta

Walpole E Ronald 2003 Pengantar Statistika Edisi 3 Jakarta PT Gramedia

Pustaka Utama

Willis S Sofyan 2010 Remaja dan Masalahnya bandung Alfabeta

Winataputra Udin S 2015 Pendidikan Kewarganegaraan Refleksi Historis

Epistemologis dan Rekonstruksi Untuk Masa Depan UT Kemenristek

Dikti

Winkel WS 2001Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar Jakarta PT

Gramedia

Zamroni Mohammad 2009 Filsafat Komunikasi Yogyakarta GrahaIlmu

Internet

Pengertian Kerja Sama

wwwgooglecomhttplompoulublogspotcom201306pengertian-

kerjasamahtml

Pengertian Persahabatan

wwwgooglecomhttpidwikipediaorgwikiPersahabatan

Pengertian Sopan Santun

wwwgooglecomhttpa62747wordpresscom20091121pengertian-

sopan-santun-menurut-pribadi

wwwgooglecomhttpsukabumikotagoidhukumUU_20_2003_Pendidi

kan_Nasionalpdf

Surat Kabar

Geng Puteri Melakukan Penganiayaan dengan Menyebut Dirinya Geng

NeroIndo-Pos Jumrsquoat 13 Juni 2008hal 4

Page 4: EPrintseprints.unpam.ac.id/383/1/Jurnal PPKn Vol 5 Maret 2017.pdf3. Perilaku prososial peserta didik tidak menjamin membentuk interaksi sosial yang positif. 4. Tidak terdapat pengaruh

Dengan demikian perilaku prososial dapat diartikan bahwa tindakan menolong yang

menguntungkan orang lain tanpa harus menyediakan suatu keuntungan langsung pada orang

yang melakukan tindakan tersebut dan bahkan melibatkan suatu resiko bagi orang yang

menolong Perilaku prososial itu dapat berupa menolong bekerjasama berempati berbagi

menghibur beramal sopansantun saling menghormati dan rendah hatiSelain perilaku sosial

positif ada juga perilaku sosial yang negatif atau disebut juga perilaku anti-sosial

Perilaku negatif ini dapat dikatakan sebagai tingkah laku menyimpang secara sosial

atau disebut sebagai diferensiasi sosial Hal ini dikarenakan adanya diferensiasi atau

perbedaan yang jelas dalam tingkah laku yang berbeda dengan ciri-ciri karakteristik umum

bertentangan dengan hukum atau melanggar peraturan Contoh dari perilaku anti-sosial

adalah tindakan kekerasan fisik terhadap orang lain sikap tidak berperasaan dan lain-lain

Perilaku anti-sosial sering dilakukan oleh remaja ldquodimana pada fase ini remaja diartikan bahwa suatu tahap kehidupan yang bersifat peralihan dan tidak mantap selain itu

remaja juga rawan terpengaruh pada hal-hal yang bersifat negatifrdquo Oleh karana itu gejala

kenakalan atau kejahatan yang muncul merupakan akibat dari proses perkembangan pribadi

anak yang mengandung unsur dan usaha kedewasaan seksual pencarian suatu identitas

adanya misi materil yang tidak terkendali dan kurang atau tidak adanyadisiplin diri Perilaku

negatif yang saat ini sedang marak salah satunya adalah kenakalan atau kejahatan remaja atau

biasa disebut juvenile deliquency Kenakalan remaja merupakan masalah sosial yang

dikategorikan dalam perilaku menyimpang penyimpangan sepertinya menjadi hal yang

sedang trendi sampai-sampai remaja puteripun tak ingin ketinggalan salah satunya seperti

yang terjadi di Pati Jawa Tengah pada tanggal 13 Juni 2008 tersiar kabar sekelompok pelajar

puteri di kecamatan Juwana Pati yang menamakan diri Geng Nero jumrsquoat ditangkapPolisi berawal dari laporan masyarakat dan beredarnya video aksi kekerasan berupa penganiayaan

kepada remaja puteri terutama yang masih SMP

Dari sinilah perilaku prososial perlu dibina sejak dini hal ini dikarenakan perilaku

prososial merupakan salah satu aspek terbentuknya sikap dan kepribadian pada remaja

Dalam kehidupan sosial dan bermasyarakat remaja diharapakan memiliki budi pekerti yang

luhur serta solidaritas sosial yang tinggi Semakin tingginya tingkat kenakalan remaja di

Indonesia dan di Kota Tangerang Selatan khususnya membuat kenakalan remaja menjadi

perhatian dari banyak pihak baik dari orangtua dunia pendidikan bahkan dari pemerintah

Salah satu upaya konkrit yang saat ini sedang dilaksanakan untuk mengurangi tingginya

tingkat kenakalan remaja yaitu melalui Pendidikan KewarganegaraanDari permasalahan

yang terjadi diatas jelas bahwa banyak sekali kasus-kasus yang melibatkanremaja atau

peserta didik maka dari itulah perilaku prososial harus ditingkatkan dengan ikut sertaan pihak sekolah dan lingkungan keluargasehingga dapat memberi pendidikan moral sesuai

yang diajarkan dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Sehubungan hal tersebut

di atas permasalahan yang akan dianalisis adalahinteraksi sosial membentuk perilaku

prososial di SMK Negeri di Kota Tangerang Selatan

B Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka identifikasi masalah sebagai berikut

1 Pendidikan Kewarganegaraan belum mampu membentuk berperilaku prososial peserta

didik

2 Peserta didik yang tidak memiliki perilaku prososial akan lebih sulit mendapat dalam berinteraksi dengan pihak lain

3 Perilaku prososial peserta didik tidak menjamin membentuk interaksi sosial yang

positif

4 Tidak terdapat pengaruh antara perilaku prososial peserta didik terhadap interaksi sosial

C Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini kajian masalah dibatasi pada ldquointeraksi sosial terhadap perilaku

prososial peserta didikrdquo

Adapun yang dimaksud dengan interaksi sosial adalah merupakan suatu hubungan

antara dua orang atau lebih individu dimana kelakuan individu mempengaruhi mengubah

atau mempengaruhi individu lain atau sebaliknya

Sedangkan yang dimaksud dengan perilaku prososial peserta didik adalah segala

bentuk tindakan yang dilakukan atau direncanakan untuk menolong orang lain tanpa

memperdulikan motif-motif si penolong atau juga suatu tindakan yang tidak mementingkan

diri sendiri demi kebaikan orang lain

Lokasi penelitian ini adalah di SMK Negeri di Kota Tangerang Selatan

D Perumusan Masalah

Berdasarkan pada identifikasi masalah dan pembatasan masalah tersebut diatas maka rumusan masalah sebagai berikut ldquoApakah terdapat pengaruh yang signifikan antara

interaksi sosial terhadap perilaku prososial peserta didik SMK Negeri di Kota Tangerang

Selatanrdquo

II KajianTeori

A Hakekat Interaksi Sosial

Manusia dalam hidup bermasyarakat akan saling berhubungan dan saling membutuhkan satu sama lain Kebutuhan itulah yang kemudian dapat menimbulkan

terjadinya suatu proses dari suatu kebutuhannya yaitu interaksi sosial Interaksi dalam

kehidupan bermasyarakat merupakan hubungan timbal balik anatara dua orang atau lebih

dan masing-masing orang yang terlibat di dalamnya memainkan peran secara aktif Dalam

interaksi juga lebih dari sekedar terjadi hubungan antara pihak- pihak yang terlibat melainkan

terjadi saling mempengaruhiHomans( dalam Ali 2004 87) mendefinisikan interaksi sebagai

suatu kejadian ketika suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang terhadap individu lain diberi ganjaran atau hukuman dengan menggunakan suatu tindakan oleh individu lain yang

menjadi pasangannya Sedangkan konsep yang dikemukakan oleh Homans ini mengandung

pengertian bahwa interaksiadalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam

interaksi merupakan suatu stimulus bagi tindakan individu lain yang menjadi

pasangannyaSedangkan proses sosial adalah suatu interaksi atau hubungan timbal balik atau

saling mempengaruhi antar manusia yang berlangsung sepanjang hidupnya di dalam

masyarakat Dengan demikian proses sosial diartikan sebagai cara-cara berhubungan yang

dapat dilihat jika individu dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu serta menentukan

sistem dan bentuk hubungan sosial

Dari paparan di atas maka yang dimaksud dengan interaksi sosial adalah hubungan-

hubungan sosial yang menyangkut hubungan antarindividu individu (seseorang) dengan

kelompok dan kelompok dengan kelompokSedangkan menurut Shaw interaksi sosial

adalah suatu pertukaran antarpribadi yang masing-masing orang menunjukkan perilakunya

satu sama lain dalam kehadiran mereka dan masing-masing perilaku mempengaruhi satu

sama lain Hal senada juga dikemukan oleh Thibaut dan Kelley bahwa interaksi sosial sebagai peristiwa saling mempengaruhi satu sama lain ketika dua orang atau lebih hadir

bersama mereka menciptakan suatu hasil satu sama lain atau berkomunikasi satu sama lain

Jadi dalam kasus interaksi tindakan setiap orang bertujuan untuk mempengaruhi individu

lain Serta pengertian Interaksi sosial menurut Bonner( dalam Ali 2004) merupakan suatu

hubungan antara dua orang atau lebih individu dimana kelakuan individu mempengaruhi

mengubah atau mempengaruhi individu lain atau sebaliknya

Jadi jelas bahwa tanpa adanya interaksi sosial maka tidak akan mungkin ada

kehidupan bersama Karena kehidupan bersama hanya dapat dibangun apabila ada kontrak

sosial dan komunikasi sosial Kontak sosial disini tidak hanya dengan bersentuhan fisik

tetapi aksi dan reaksi yang meliputi kontak primer melalui berhadapan langsung (face to

face) dan kontak sekunder yaitu kontak sosial yang dilakukan melalui perantara seperti

melalui telepon orang lain dan surat menyurat atau menggunakan media sosial Sedangkan

komunikasi sosial dapat diartikan jika seseorang dapat memberi arti pada perilaku orang lain

atau perasaan-perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut baik langsung maupun

tidak langsung yaitu melalui media komunikasi Dari penjelasan di atas menunjukan bahwa

pada diri seseorang harus melakukan kontak sosial dan komunikasi sosial dalam upaya

mewujudkan hidup bersama

Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki keinginan untuk bergaul dimana dalam

pergaulannya terdapat suatu hubungan yang saling mempengaruhi sehingga cenderung

menimbulkan sikap saling membutuhkan Terdapat beberapa perilaku yang berhubungan

dengan interaksi sosial sebagai jalan untuk mencapai tujuan manusia sebagai makhluk sosial

Salah satu perilaku yang dimunculkan adalah tindakan sosial yang berasal dari tindakan

setiap individu Tindakan sosial ini mampu memberikan warnaatau corak tersendiri

terhadapinteraksi sosial yang terjadi

Tindakan sosial merupakan tindakan individu yang memiliki arti bagi dirinya yang diarahkan

pada tindakan orang lain Tindakan sosial yang dimulai dari tindakan individu-individu

memiliki keunikan atau ciri tersendiri Tetapi sebagai makhluk sosial tindakan manusia

seunik apapun tidak terlepas dari pengaruh lingkungan sosialnya Tindakan apapun yang

dilakukan bisa jadi mempengaruhi atau dipengaruhi oleh orang-orang yang berada di sekitar

kita

Mengacu pada panduan Max Weber (1864ndash1920) tindakan sosial dibedakan menjadi

empat tipe tindakan yaitu sebagai berikut

1) Rasionalitas Instrumental yaitu tindakan sosial murni yang menunjukkan bahwa

tindakan dilakukan dengan memperhitungkan kesesuaian antara cara yang digunakan dan

tujuan yang akan dicapai (bersifat rasional)

2) Rasionalitas Berorientasi Nilai yaitu tindakan yang dilakukan dengan memperhitungkan

manfaatnya tetapi tujuan yang dicapai tidak terlalu dipertimbangkan yang penting tindakan tersebut baik dan benar menurut penilaian masyarakat

3) Tindakan Afektif yaitu tindakan ini dilakukan dengan dibuat-buat dan didasari oleh

perasaan atau emosi dan kepura-puraan seseorang Tindakan ini tidak dapat dipahami atau

irrasional

4) Tindakan Tradisional yaitu tindakan ini didasarkan atas kebiasaan-kebiasaan yang

dilakukan orang-orang terdahulu tanpa per hitungan secara matang dan sama sekali tidak

rasional

Disamping sebuah tindakan proses interaksi sosial dapat dipengaruhi atau digerakkan

oleh faktor-faktor dari luar individu Adapun factor- faktor tersebut antara lain sebagai

berikut

1) Imitasi berarti meniru perilaku dan tindakan orang lain Sebagai suatu proses imitasi

dapat berarti positif apabila yang ditiru tersebut adalah perilaku individu yang baik sesuai

nilai dan norma masyarakat Akan tetapi imitasi bisa juga berarti negatif apabila sosok

individu yang ditiru adalah perilaku yang tidak baik atau menyimpang dari nilai dan norma

yang berlaku di masyarakat

2) Sugestimerupakan suatu proses yang menjadikan seorang individu menerima suatu cara

atau tingkah laku dari orang lain tanpa kritik terlebih dahulu Akibatnya pihak yang

dipengaruhi akan tergerak mengikuti pandangan itu dan menerimanya secara sadar atau tidak

sadar tanpa berpikir panjang Sugesti biasanya dilakukan oleh orang-orang yang berwibawa

atau memiliki pengaruh besar di lingkungan sosialnya

3) Identifikasi adalah kecenderungan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan

orang lain Identifikasi merupakan bentuk lebih lanjut dari proses imitasi dan proses sugesti

yang pengaruhnya cukup kuat Orang lain yang menjadi sasaran identifikasi dinamakan

idola

4) Simpati merupakan faktor yang sangat penting dalam proses interaksi sosial yang

menentukan proses selanjutnya Simpati merupakan proses yang menjadikan seseorang

merasa tertarik kepada orang lain Rasa tertarik ini didasari oleh keinginan untuk memahami

pihak lain dan memahami perasaannya ataupun bekerja sama dengannya

Dari penjelasan di atas terlihat bahwa terdapat beberapa syarat bagi seseorang

sebelum melakukan proses interaksi sosial yaitu pertama adanya minat dan perhatian yang

cukup besar terhadap hal yang akan ditiru kedua adanya sikap mengagumi ketiga hal yang

akan ditiru cenderung mempunyai penghargaan sosial yang tinggi

Dari empat faktor yang menjadi dasar terjadinya proses interaksi sosial tersebut dapat

membentuk jalinan interaksi yang terjadi antara individu dan individu individu dan

kelompok dan kelompok dan kelompok bersifat dinamis dan mempunyai pola tertentu

Apabila interaksi sosial tersebut diulang menurut pola yang sama dan bertahan untuk jangka

waktu yang lama akan terwujud hubungan sosial yang relatif mapan

Penejelasan diatas dapat dipertegasbahwa pola interaksi individu dengan individu

ditekankan pada aspek-aspek individual yang setiap perilaku didasarkan pada keinginan dan tujuan pribadi dipengaruhi oleh sosio-psikis pribadi dan akibat dari hubungan menjadi

tanggung jawabnya Contohnya seseorang sedang tawar menawar barang dengan pedagang

di kaki lima dua insan sedang berkasih-kasihan orang-orang bertemu di jalan dan saling

menyapa Untuk mengukur keakraban seseorang umumnya digunakan sosiometri seperti

pada bagan berikut ini

Darisosiometri tersebut dapat diketahui beberapa hal berikut

1) Makin sering seseorang bergaul dengan orang lain hubungannya akan semakin baik

Sebaliknya makin sedikit atau jarang bergaul ia akan terasing atau terisolasi

2) Keintiman seseorang sangat bergantung pada frekuensi dan intensitas nya melakukan

pergaulan

3) Dalam pergaulan seseorang akan memilih atau menolak siapa yang akan dijadikan

temannya

Sedangkan pola interaksi individu dengan kelompok memiliki beberapa bentuk ideal

yang merupakan deskripsi atau gambaran dari pola interaksi yang ada di masyarakat Harold

Leavitt menggambarkan terdapat empat pola interaksi ideal yaitu pola lingkaran pola huruf

X pola huruf Y dan pola garis lurus

Gambar 1 Sosiometri

Pola lingkaran merupakan pola interaksi yang menunjukkan adanya kebebasan dari

setiap anggota untuk berhubungan dengan pihak manapun dalam kelompoknya (bersifat

demokratis) baik secara vertikal maupun horizontal Akan tetapi pola ini sulit dalam

menentukan keputusan karena harus ditetapkan bersama Pola huruf X dan Y ditandai

dengan terbatasnya hubungan antar anggota kelompok sebab hubungan harus dilakukan

melalui birokrasi yang kaku tetapi mekanisme kelompok mudah terkendali karena adanya

pemimpin yang dapat menguasai dan mengatur anggotanya walaupun dipaksakan

Pola garis lurus hampir sama dengan pola huruf X dan Y yang di dalamnya hubungan

antaranggota tidak dilakukan secara langsung atau melalui titik sentral Akan tetapi pihak

yang akan menjadi mediator dalam hubungan tersebut bergantung pada individu-individu

yang akan berhubungan seperti pada pola lingkaran Terbatasnya hubungan antar anggota pada pola ini bukan karena otoritas pemimpin melainkan keterbatasan wawasan setiap

anggota dalam berhubungan karena adat istiadat dalam masya rakat Oleh karena itu pola

garis lurus biasanya menyangkut aspek-aspek kehidupan yang khusus

Di antara berbagai pendekatan yang digunakan untuk mempelajari interaksi sosial dijumpai pendekatan yang dikenal dengan nama interaksionisme simbolik Pendekatan ini

bersumber pada pemikiran George Herbert Mead

Menurut Mead interaksi sosial merupakan suatu proses sosial dalam hal ini terdapat

tahapan yang bisa mendekatkan dan tahapan yang bisa merenggangkan orang-orang yang

saling berinteraksi Tahap yang mendekatkan diawali dari tahap memulai (initiating)

menjajaki (experimenting) meningkatkan (intensifying) menyatupadukan (integrating) dan

mempertalikan (bonding) Contohnya pada saat Anda memulai masuk sekolah kemudian menjajaki hubungan dengan orang lain melalui tegur sapa saling berkenalan dan bercerita

Hasil penjajakan ini dapat menjadi dasar untuk memutuskan apakah hubungan Anda akan

ditingkatkan atau tidak dilanjutkan Jika hubungan sudah semakin meningkat biasanya

muncul perasaan yang sama atau menyatu untuk kemudian menjalin tali persahabatan

Pada tahap yang meregangkan dimulai tahap membeda-bedakan (differentiating)

membatasi (circumscribing) menahan (stagnating) menghindari (avoiding) dan

memutuskan (terminating) Contohnya di antara dua orang yang dahulunya selalu bersama

Kemudian mulai melakukan kegiatan sendiri-sendiri Oleh karena sering tidak bersama lagi

pembicaraan di antara mereka pun mulai dibatasi Dalam hal ini antarindividu mulai saling

menahan sehingga tidak terjadi lagi komunikasi Hubungan lebih mengarah pada terjadinya

konflik sehingga walaupun ada komunikasi hanya dilakukan secara terpaksa

Sehubungan untuk tidak terjadinya konflik atau komunikasi yang hanya dilakukan

secara terpaksa maka perlu diupayakan interaksi sosial yang mengacukepada keteraturan

sosial Ada beberpa keteraturan yang harus dibangun dalam interaksi sosialdiantaranya

adalah

1 Asosiatif merupakan bentuk interaksi yang akan mendorong terciptanya keteraturan

sosial Adapun bentuk proses asosiatif yang harus dibangun adalah kerjasama

(coorperation) yaitu jaringan interaksiantara orang perorangan atau kelompok yang

berusaha bersamauntuk mencapai tujuan bersama Kerja sama merupakansalah satu

bentuk interaksi sosial yang universal pada masyarakat manapun Walaupun demikian

banyak ahli yang berpendapat bahwa masyarakat yang terlalu mementingkan kerja sama

cenderung kurang inisiatif dan tidak mandiriMasyarakat seperti itu terlalu mengandalkan bantuan dan didahului oleh rekannya

Gambar 2 Bentuk- bentuk Pola Interaksi

2Akomodasi(accomodation) yaitu menggambarkan suatu keadaan dan proses Adanya

keseimbangan interaksi sosial yang berkaitan dengan norma dan nilai sosial yang

berlaku Akomodasi sebagai suatu proses menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk

meredakan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak

kehilangan kepribadiannya

3 Asimilasi merupakan proses sosial pada tahap lanjut atau tahap penyempurnaan Artinya

asimilasi terjadi setelah melalui tahap kerjasama dan akomodasi Asimilasi dapat

terbentuk apabila terdapat tiga persyaratan berikut

1 Terdapat sejumlah kelompok yang memiliki kebudayaan berbeda 2 Terjadi pergaulan antar individu atau kelompok secara intensif dalam waktu yang

relatif lama

3 Kebudayaan setiap kelompok tersebut saling berubah dan menyesuaikan diri

Proses asimilasi dapat diilustrasikan seperti pada bagan berikut

Gambar 3 Proses Asimilasi

Selain persyaratan tersebut proses asimilasi akan berjalan lancar apabila ditunjang oleh

faktor-faktor berikut

1) Sikap toleransi

2) Kesempatan yang sama dalam bidang ekonomi 3) Sikap menghormati dan menghargai orang asing dan kebudayaannya

4) Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat

5) Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan universal

6) Perkawinan campuran antarkelompok yang berbeda budaya

7) Adanya musuh bersama dari luar

Sebaliknya ada pula faktor-faktor yang menjadi penghambat terjadinya asimilasi

sebagai berikut

1) Terisolasinya kehidupan suatu kelompok tertentu dalam masyarakat atau sikap menutup diri (isolasi) Contohnya kehidupan suku pedalaman Baduy

2) Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi Contohnya dengan

menggunakan komputer dapat memudahkan pekerjaan daripada dengan

menggunakan mesin ketik Akan tetapi karena tidak bisa menggunakannya

pekerjaan akan menjadi lebih lama daripada mesin ketik

3) Adanya prasangka negatif atau adanya perasaan takut terhadap pengaruh

kebudayaan baru yang dihadapi Contohnya kerja keras dapat menjadikan sikap

orang menjadi serakah Padahal kerja keras sangat diperlukan dalam mayarakat

modern

4) Adanya perasaan bahwa kebudayaan kelompok tertentu lebih tinggi daripada

kebudayaan kelompoknya sehingga kelompok tersebut memisahkan diri dan menjadikan jarak yang semakin jauh

5) Adanya perbedaan ciri-ciri fisik seperti tinggi badan warna kulit atau rambut

Contohnya etnosentrime rasialisme dan apartheid

6) Adanya perbedaan kepentingan dan pertentangan-pertentangan pribadi

4 Akulturasi(acculturation) adalah berpadunya unsur-unsur kebudayaan yang berbeda dan

membentuk suatu kebudayaan baru tanpa menghilangkan kepribadian kebudayaannya

yang asli Lamanya proses akulturasi sangat bergantung pada persepsi masyarakat

setempat terhadap budaya asing yang masuk Akulturasi bisa terjadi dalam waktu yang

relatif lama apabila masuknya melalui proses pemaksaaan Sebaliknya apabila masuknya

melalui proses damai akulturasi tersebut akan relatif lebih cepat Contohnya Candi

Borobudur merupakan perpaduan kebudayaan India dengan kebudayaan Indonesia musik

Melayu bertemu dengan musik Spanyol menghasilkan musik keroncong

Apabila diilustrasikan proses akulturasi adalah seperti pada bagan sebagai berikut

Gambar 4 Proses Akulturasi

B Hakekat Perilaku Prososial

Perilaku prososial terkadang digunakan secara bergantian dengan istilah altruistic

tetapi makna dari altruistic yang sebenarnya adalah tingkah laku yang merefleksikan

pertimbangan untuk tidak mementingkan diri sendiri demi kebaikan orang lain Baron amp

Byrne (2005) ldquoPerilaku prososial itu merupakan segala bentuk tindakan yang dilakukan

atau direncanakan untuk menolong orang lain tanpa memperdulikan motif-motif si

penolongrdquo Perilaku prososial juga dapat menimbulkan suatu derajat resiko tertentu bagi

penolong atau dapat diartikan suatu tindakan menolong yang menguntungkan orang lain

tanpa harus menyediakan suatu keuntungan langsung pada orang yang melakukan

tindakan tersebut dan mungkin bahkan melibatkan suatu resiko bagi orang yang

menolong Perilaku prososial juga harus bermanfaat bagi orang lain atau memiliki

konsekuensi sosial positif yang berguna bagi kesejahteraan fisik dan psikologis orang

lain

Jadi jelas bahwa perilaku prososial yaitu tingkah laku yang sifatnya positif atau

menguntungkan dan tingkah laku tersebutditunjukan untuk kepentingan orang lain Tetapi

sejauh mana tingkah laku dikatakan sebagai tingkah laku yang menguntungkan orang

lain dapat menjadi kabur pengertiannya karena adanya pengertian yang berbeda-beda Sebagai contoh tingkah laku memukul yang dilakukan A terhadap B untuk membantu

temannya C berkelahi Jika dilihat dari sudut pandang C maka tingkah laku yang

dilakukan oleh A merupakan tingkah laku prososial karena menguntungkan untuk C

Namun jika dilihat dari sudut pandang B maka tingkah laku tersebut bukan merukan

tingkah laku prososial karena merugikan dan tidak mensejahterakan dan perlunya

kesesuaian tingkah laku yang ditampilkan dengan norma-norma yang berlaku

dimasyarakat Dengan demikian pengertian perilaku prososial dalam penelitian ini adalah

tingkah laku yang sifatnya mensejahterakan atau menguntungkan orang lain dan tingkah

laku tersebut tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku dimasyarakat

Perwujudan dari perilaku prososial dapat bermacam-macam diantaranya berupa

perilaku membantu beramal bekerja sama bersahabat menyelamatkan berkorban

berbagi rasa dan bersimpati Perilaku prososial terdiri dari berbagai bentuk mulai dari bentuk yang semata-mata berkisar pada tindakan altruisme yang tidak mementingkan diri

sendiri dan tanpa pamrih sampai tindakan menolong yang sepenuhnya dimotivasi oleh

kepentingan diri sendiri

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa bentuk perilaku prososial secara

garis besar dapat dilihat dari tingkat pengorbanan seseorang motivasi dan tingkat

keuntungan yang diterima seseorang dan bentuk pertolongan yang diterima orang lain

Karena pada dasarnya sulit untuk menentukan tingkat keuntungan yang diterima

seseorang pada waktu memberikan pertolongan pada orang lain dan menentukan tingkat

pengorbanan seseorang maka dalam penelitian ini bentuk perilaku prososial dibagi

berdasarkan bentuk pertolongan yang diterima orang lain yaituMenolong Amal

Sumbangan Kerjasama Persahabatan Membantu Menyelamatkan Mengorbankan

Berbagi Simpati dan Kesopanan

Perilaku prososial kebanyakan dilakukan pada teman dan kerabat dekathanya

sebagian kecil yang dilakukan perilaku prososial pada orang tak dikenal Tentu perilaku

prososial yang diberikan pada orang yang tidak dikenal biasanya bersifat spontan seperti

memberi petunjuk arah jalan dan menawarkan tempat duduk pada orang lain di bus

Salah satu proses belajar yang efektif untuk menumbuhkan perilaku prososial

dapat ditiru seorang anak dari pelajaran yang didapatnya pada mata pelajaran moral yang

diberikan di sekolah Masa sekolah adalah masa yang penting dimana anak dapat

mengembangkan atau gagalmengembangkan suatu perilaku prososial Tanpa model dan pengalaman yang tepat yang didapat dari proses belajar secara kognitif dan afektif dari

bangku sekolah seorang anak dapat dengan mudah bertumbuh menjadi orang dewasa

yangberperilaku tidak baik dalam kehidupan sehari-hari

Melihat pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa pentingnya pendidikan moral

itu dimulai sejak sekolah terutama di SMK dan di kelas IX karena periode ini merupakan

kondisi seorang anak mulai banyak perubahan dari segi fisik maupun psikis perubahan

inilah yang membuat anak mulai mencari pencarian jati diri (masa transisi atau puberitas)

pada tahap ini psikis peserta didik dapat dikatakan labil oleh sebab itu diperlukan suatu

pedoman bagi peserta didik dalam bentuk perilaku menetap dan bersikap pasitif atau

perilaku prososial

Perilaku prososial ini dapat dibentuk dari pelajaran moral yang diajarkan di sekolah sebab bila anak tidak diberikan pemahaman secara kognitif dan afektif tentang

perilaku yang baik dan tidak baik terutama untuk peserta didik dalam masa puberitas ini

dikuatirkan pengaruh lingkungan yang buruk dapat mempengaruhi seorang anak melalui

menirunya

C Hakekat Pendidikan Kewarganegaraan

Bila dilihat sejarahnya sejak tahun 1947 sd 1998 dalam kurikulum pendidikan

nasional pendidikan moral yang tertanam dalam Pendidikan Kewarganegaraan sudah

berkali kali mengalami metamorfosa dari mulai pendidikan moral itu disebut sebagai

pelajaran budi pekerti lalu berubah menjadi PMP PPKn dan PKn Karena selama fase

perkembangannya pendidikan moral dan keagamaan menjadi suatu tuntutan yang wajib dalam dunia pendidikan mengikuti perubahan jaman dan keutuhan yang diperlukan

dalam membangun mental generasi muda

Para ahli memberikan definisi Civic dalam rumusan yang berbeda-beda tetapi

pada dasarnya memiliki makna yang sama yaitu bahwa Civic merupakan unsur atau

cabang keilmuan dari ilmu politik yang secara khusus terutama membahas hak-hak dan

kewajiban warga negara

Rumusan tujuan untuk masing-masing satuan pendidikan mengacu pada fungsi

dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam UU No 20 tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional beserta peraturan-peraturan pemerintah yang

menyertainya Dalam merumuskan tujuan dan materi pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan SMP dan SMA disamping harus memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik juga harus melihat kesinambungan kedalaman dan sekuen

antar kelas dan atau antar jenjang pendidikan untuk menghindari terjadinya pengulangan

yang mungkin saja akan mengakibatkan kebosanan peserta didik

Membahas tujuan Pendidikan Kewarganegaraan tidak terlepas darifungsi mata

pelajaran Pendidikan Kewaraganegaraan karena keduanya saling berkaitan dimana tujuan

merupakan dunia cita yakni suasana ideal yang harus dijelmakan sedangkan fungsi

adalah pelaksanaan-pelaksanaan dari tujuan yang hendak dicapaiOleh karena itu fungsi

menunjukan keadaan gerak aktivitas dan termasuk dalam suasana kenyataan dan bersifat

riil dan konkret

Demikian pula membicarakan fungsi Pendidikan Kewarganegaraan memiliki

keterkaitan dengan visi dan misi mata pelajaran Pendidikan KewarganegaraanMata

pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan memiliki visi yaitu ldquoterwujudnya suatu mata

pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembianaan watak bangsa (nation and character

building) dan pemberdayaan warga negararsquorsquoUpaya pembinaan watak atau karakter

bangsa merupakan ciri khas dan sekaligus amanah yang diemban oleh mata pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan atau Civics Education pada umumnyaSedangkan misi

mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yaitu ldquomembentuk warga negara yang baik

yakni warga negara yang sanggup melaksanakan hak dan kewajibannya dalam kehidupan

bernegara dilandasi oleh kesadaran politik kesadaran hukun dan kesadaran

moralrsquorsquoUntuk mewujudkan misi diatas jelas bahwa peserta didik harus memiliki

kemampuan kewarganegaraan yang multidimensional agar dapat menjalankan hak dan kewajibannya dalam berbagai aspek kehidupan

Hal ini tidak terlepas dari adanya karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan

dengan paradigma baru yaitu bahwa Pendidikan Kewarganegaraan merupakan suatu

bidang kajian ilmiah dan program pendidikan di sekolah yang diterima sebagai wahana

utama serta esensi pendidikan demokrasi di Indonesia yang dilaksanakan melalui

1 Civic Intellegence yaitu kecerdasan dan daya nalar warga negara baik dalam dimensi

spiritual rasional emosional maupun sosial

1 Civic Responsibilityyaitu kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara

yang bertanggungjawab

2 Civic Partisipation yaitu kemampuan berpartisipasi warga negara atas dasar

tanggungjawabnya baik secara individual sosial maupun sebagai pemimpin hari depan

Adapun kompetensi penguasaan bahan ajar dalam Pendidikan Kewarganegaraan

mencakup 3 aspek yang ketiganya sangatlah penting oleh setiap peserta didik selaku

bagian dari warga negara yaitu

a) Memahami pengetahuan kewarganegaraan (Civic Knowledge)

b) Memahami keterampilan kewarganegaraan (Civic Skills) dan

c) Memahami etika kewarganegaraan (Civic Ethic)

Pendidikan kewarganegaran memiliki peran bagaimana membentuk suatu

masyarakat yang majemuk dapat menjalankan kelangsungan hidup serta kehidupan yang

lebih baik bagi warga negaranya khususnya kehidupan bagi generasi penerusnya secara

berguna ( berkaitan dengan kemampuan afektif ) dan bermakna ( berkaitan dengan

kemampuan kognitif ) Dengan melalui Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan akan mampu mengantisipasi hari depan yang senantiasa berubah dan memiliki pola pikir pola

sikap dan perilaku sebagai pola tindak yang cinta terhadap kemajemukan berdasarkan

Pancasila yang mampu membentuk tenjadinya interaksi sosial yang bermuara ke arah

prilaku prososial

Dengan demikian sangatlah signifikan bagaimana membangun kesetaraan untuk

terjadinya interaksi sosial melalui pendidikan kewarganegaraan untuk kembali pada

konsep ke-Indonesiaan yang majemuk Pertama soal kesadaran dalam menerima

kemajemukan suku etnis ras dan agama sebagai bagian terbesar dari kekayaan bangsa

Kendati berbeda-beda namun dapat tumbuh secara bersama-sama dalam ke-Indonesiaan

bukan mencabiknya Dengan demikian bukan saja kerukunan melainkan yang lebih

penting adalah saling membantu dalam kesetaraan untuk membentuk ke-Indonesian yang dicita-citakanKedua saatnya memperbaiki perikehidupan berbangsa yang

memungkinkan keterlibatan warga masyarakat yang plural seluas- luasnya agar dapat

saling mengenal dan saling menyadari betapa pentingnya makna bekerja sama untuk

saling asah asihdan asuh dalam mewujudkan interaksi sosial dan perilaku sosial guna

mengarungi ke-Indonesian yang manusiawi Dengan demikian banyak manfaat yang

dapat diambil dari interaksi sosial dan perilaku prososial guna menjalini perikehidupan

berbangsa yang beranekaragam iniKetiga mengembangkan perikehidupan berbangsa

secara terbuka dan bertanggung jawab Untuk menjalani perikehidupan berbangsa yang

lebih baik hanya mungkin mencapai kemajuan apabila terbuka lebih luas terhadap

kebebasan berserikat dan berkumpul menghormati bukan mencurigai dengan

mengarahkan kepada setiap anak bangsa untuk mampu menggunakan kebebasan ini

dengan penuh tanggung jawab Dengan demikian anak bangsa akan terlatih dalam

mengembangkan kesadaran berbangsa dan saling membantu dalam keberagaman masalah

yang terjadi di masyarakat yang majemuk ini

III Kerangka Berpikir

Masalah perilaku norma dan aturan sangat berkaitan erat dengan remaja Dalam

ketiga hal tersebut remaja menjadi sorotan dimasyarakat mulai dari perilaku penyimpangan

sampai pada pelanggaran terhadap norma dan aturan yang berlaku baikdalam lingkungan

keluarga sekolah maupunmasyarakat Seperti halnya yang belakangan ini sering terjadi yaitu perkelahian antar remaja itu sendiri Peristiwa tersebut menandakan terjadinya degradasi rasa

kemanusiaan dan budi pekertiSelain itu egoisme yang terjadi pada remaja membuat semakin

menurunnya rasa kepedulian remaja terhadap sesama dan lingkungan sekitarnya yang dapat

menimbulkan lemahnya dan tidak terjadinya interaksi sosialKedua hal tersebut

mencerminkan perilaku remaja kearah perilaku sosial dan terabaikannyaperilaku

prososialOleh sebab itu diperlukan perhatian yang khusus serta penanganan yang serius

terhadap masalah tersebut

Untuk mengatasai semua itu maka diperlukannya pendidikan yang berasal dari

lingkungan dan dimulai sejak dini Dalam hal ini selain lingkungan keluarga sebagai

pendidikan primer sekolah yang merupakan pendidikan sekunder juga memiliki pengaruh

yang besar bagi penbentukan karakter moral dan perilaku Bagi anak yang sudah bersekolah lingkungan yang setiap hari dimasukinya selain

lingkungan rumah adalah sekolahnya Anak remaja yang sudah duduk dibangku SMK

umumnya menghabiskan waktu sekitar 7 jam sehari di sekolahnya Ini berarti bahwa

sepertiga dari waktunya setiap hari dihabiskan disekolahTidak mengherankan kalau

pengaruh sekolah terhadap perkembangan jiwa remaja cukup besarSebagai lembaga

pendidikan sebagaimana halnya dengan keluarga sekolah juga mengajarkan nilai nilai dan

norma-norma yang berlaku dalam masyarakat Oleh karena itu sekolah sebagai lembaga

pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif mandiri serta

bertanggungjawab Seperti yang tertuang dalam UU Sistem Pendidikan Nasional No 20

tahun2003

Masa remaja adalah masa yang penting dimana anak dapat mengembangkan atau gagal mengembangkan suatu perilaku prososial Tanpa mengubah model dan pengalaman

yang didapat dari proses belajar secara kognitif dan afektif dari bangku sekolah seorang anak

dapat dengan mudah bertumbuh menjadi remaja yang egois dan kasar dan kemungkinan

menjadi orang dewasa yang tidak menyenangkan dalam berperilaku

Untuk memenuhi tujuan diatas serta upaya untuk mengembangkan perilaku prososial

yang mencerminkan budaya bangsaSerta menjadi warga negara yang memahami dan mampu

melaksanakan hak-hak dan kewajiban sebagai makhluk sosial Maka pemerintah menyusun

suatu kurikulum yang memfokuskan pada nilai-nilai moral yang mecakup tatacara beragama

bermasyarakat tata cara bergaul serta mengetahui aspek sosial yang berhubungan dengan rasa

persatuan dan kesatuan bangsa dan solidaritasDemi memenuhi aspek-aspek diatas maka

diberikan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang diharapkan dapat memberikan transformasi keilmuan yang nantinya mampu mewujudkan terjadinya interaksi sosial dan

dapat mengimplementasikan berperilaku sosial positif dalam kehidupan bermasyarakat

Dari paparan di atas dapat memberikan kekuatan yang positif bahwa pendidikan

kewarganegaraan mampu membentuk karakter yang lebih terukur di mana terlihat dari sudut

pandang keberagaman akan muncul sikap toleran kerjasama tepo seliro dan saling

memahami dalam tranformasi bentuk perilaku prososial yang terimplementasikan ke dalam

sikap interaksi sosial Dengan demikan interaksi sosial yang dibangun dalam pendidikan

kewarganegaraan mampu memberikan warna yang positif dalam perilaku prososial peserta didik

IV Hipotesis Penelitian

Berdasarkan deskripsi toeritik dan kerangka berpikir maka hipotesis penelitian ini

adalah sebagai berikutldquoDiduga terdapat pengaruhyang signifikan antara interaksi sosial

dalam Pendidikan Kewarganegaraan terhadap perilaku prososial peserta didik di SMK Negeri

di Kota Tangerang Selatanrdquo

Desain dalam penelitian model ini dapat digambarkan sebagai berikut

X = Interaksi sosial dalam pendidikan kewarganegaraan sebagai variabel bebas

Y =Perilaku prososial peserta didik sebagai sebagai variabel terikat

V METODOLOGI PENELITIAN

A Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah upaya menganalisis apakah ldquoterdapat pengaruhantara

interaksi sosialpeserta didikpada pembelajaran pendidikan kewarganegaraan terhadap

perilaku prososialrdquo

B Tempat dan Waktu Penelitian

1 Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah diSMK Negeri di Kota Tangerang Selatan

2 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2014 sampai dengan bulan September 2014 dengan

harapan waktu lima bulan dapat maksimal dilakukan penelitian dengan hasil uji hipotesis

yang memadai

C Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dimana analisisnya korelasi yakni melihat hubungan antara variabel-variabel yang diteliti Korelasi

ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara suatu variabel dengan variabel yang lain dan

bertujuan pula melihat hubungan antara dua gejala atau lebih Metode ini diharapkan dapat

menemukan hubungan antara interaksi sosialpeserta didik pada pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan terhadap perilaku prososial di SMK Negeri Kota Tangerang Selatan

Setelah diketahui ada hubungan antara setiap variabelnya kemudian dianalisis untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh interaksi sosial tersebut terhadap perilaku sosial peserta

didik

D Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

1 Populasi

Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI di seluruhSMK

Negeri Kota Tangerang Selatan Data jumlah peserta didik dapat dilihat di tabel 31

berikut ini

Tabel 31

Populasi Terjangkau

NO SMK Peserta Didik

X Y

Negeri Laki Perempuan Jumlah 1 1 220 121 341

2 2 277 239 516

3 3 66 31 97

4 4 34 90 124

5 5 43 38 81

Jumlah 640 519 1159

Sumber Data LPPD 2014 Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan

2 Teknik Pengambilan Sampel

Penetapan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan jenis metode

random samplingKarena setiap anggota populasi yang ada didalam sampling frame

bersangkutan mempunyai hak yang sama besar untuk dipilih menjadi anggota sampel

Dalam penelitian ini dipilih kelas XI karena peserta didik kelas tersebut sudah mengerti

dan memahami budaya sekolah sudah memiliki banyak teman dansudah memiliki nilai

prestasi belajar kemudian tidak dalam persiapan Ujian NasionalMenentukan besarnya

sampel menggunakan rumus Solvin

Adapun rumusnya sebagai berikut n=

Dimana

1 = Konstanta

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

e =Error (10 yang dapat ditoleransi terhadap ketidak tepatan penggunaan sampel

sebagai pengganti populasi)

n =

=

=

=

= 92

Dengan demikian jumlah sampel yang diambil dari papulasi target berdasarkan rumus

Solvin sebanyak 92 responden yang diambil secara random sederhana

E Teknik Pengumpulan Data

Dalam setiap kegiatan penelitian selalu ada kegiatan pengumpulan dataMetode

pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrument berupa kuesioner atau

angketDengan metode angket ini dipersiapkan sejumlah pernyataan tertentu kemudian

disebarkan kepada responden untuk mendapatkan jawaban yang diperlukan secara

langsungAngket diberikan kepada peserta didik kemudian diisi serta dijadikan sampel dalam

penelitian untuk mengetahui pengaruh antara interaksi sosialpada pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan peserta didik terhadap perilaku prososialAngket yang digunakan adalah

angket tertutup yang berisi pertanyaan atau pernyataan yang disertai jawaban terikat pada

sejumlah kemungkinan jawaban yang sudah disediakan

F Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan angket tertutup dalam bentuk Skala Likert karena

penelitian ini akan mengukur tentang perilaku atau sikap Angket ini berupa pertanyaan atau

pernyataanyang jawabannya berbentuk skala deskriptifAngket tertutup untuk mengungkap

data tentang variabel terikat yaitu interaksi sosial dan perilaku prososialInstrumen tersebut

sebelumnya diuji cobakan terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat validitas dan

reliabilitasnya Untuk item pernyataan yang dinyatakan tidakvalid atau reliabel maka item

pernyataan tersebut tidak dipakai sebagai item instrumenSedang item-item pernyataaan yang

sudah dinyatakan valid dan reliabel maka item-item pernyataan tersebut dijadikan alat untuk

mendapatkan data dan kemudian setelah itu intsrumen tersebut digunakan atau disebarkan

kepada sampel sesungguhnya

Pada bagian ini pernyataan-pernyataan yang disusun berdasarkan indikator-indikator

yang telah dioperasionalkan dari dimensi-dimensi yang terikat dari setiap variabel Adapun alternatif jawaban menggunakan skala likert dengan empat alternatif jawaban yaitu Selalu

(SL) Sering (SR) Ragu (R) Jarang (JR) Tidak Pernah (TP) Skor untuk jawaban dari

pertanyaan atau pernyataan positif adalah SL=5 SR=4 R=3 JR=2 dan TP=1 sedangkan

untuk pernyataan atau pertanyaan negatif skor sebaliknya

1 Penyusunan Butir Kuisioner

Kisi-kisi angket ini akan disajikan berdasarkan dari indikator-indikator yang telah

dikembangkan dari variabel yang telah ditetapkan Untuk variabel interaksi sosial

(variabel X) terdiri dari 4 indikator dan dikembangkan menjadi 32 item pernyataan

Sedang variabel perilaku prososial (variabel Y) terdiri dari 6 indikator dan dikembangkan menjadi 28 item pernyataanSeperti digambarkan dalam tabel dibawah ini

Tabel 33

Kisi-Kisi Variabel Interaksi Sosial ( X )

Variabel Indikator Item Kuisioner Jumlah

Positif Negatif

Interaksi

Sosial

(X)

1 Kerjasama

2 Akomodasi

3 Asimilasi

4 Akulturasi

1472324

51025 2730

2122129 31

13182022

39 26

6 8 28

1114 16

15171932

8

8

8

8

Jumlah 19 13 32

Tabel 34

Kisi-Kisi Variabel Perilaku Prososial ( Y )

Variabel Indikator Item Kuisioner Jumlah

Positif Negatif

Perilaku

Prososial

(Y)

1 Menolong

2 Beramal

3 Persahabatan

4 Berbagi

5 Simpati

6Kesopanan

1 13 23

5 11 30

1014 20

18 22

4 8 16 31

2321

9 29

15 24

627

7 2526

28 19

12 17 32

5

5

5

5

6

6

Jumlah 18 14 32

2 Uji Coba

a Uji Validitas

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan uji coba yaitu dengan menguji

validitas dan reabilitas Kemudian uji validitas instrumen dilakukan untuk mengetahui

seberapa jauh instrumen penelitian mampu mencerminkan isi sesuai dengan hal dan

sifat yang diukur Artinya setiap butir instrumen telah benar-benar menggambarkan

keseluruhan isi atau sifat bangun konsep yang menjadi dasar penyusunan instrument

Pengujian ini digunakan rumus korelasi product moment seperti berikut

Keterangan

r Nilai Koefisien korelasi antara X dan Y

sumX Jumlah pengamatan variabel X

sumY Jumlah pengamatan variabel Y

sumXY Jumlah hasil perkalian variabel X dan Y

(sumx2) Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel X

(sumx)2 Kuadrat dari Jumlah pengamatan variabel X (sumY2) Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel Y

(sumY)2 Kuadrat dari Jumlah pengamatan variabel Y

N Jumlah pasangan pengamatan Y dan X

b Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa instrument dapat

dipercaya dan digunakan sebagai alat pengumpulan dataUntuk uji reliabilitas

instrument digunakan rumus Alpha dari Cronbach sebagai berikut

Г11=

Keterangan

σ Reliabilitas instrument

k Banyaknya butir pernyataan

sumσb2 Jumlah varian butir

Σσt2 Varian Total

G Teknik Analisis Data

1 Pengorganisasian Data

Data yang nantinya akan diperoleh dari angket kemudian dipilih dan disusun

sehingga data yang tidak berguna dapat ditinggalkan Kemudian dilakukan klasifikasi

data yaitu menggolongkan data berdasarkan kategori tertentu sesuai dengan

permasalahan-permasalahan yang dibuat berdasarkan analisa variabel

2 Hipotesis Statistik

Bentuk hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah

H0 = 0

Ha 0

Bentuk hipotesis asosiatif dalam penelitian ini adalah

Hipotesis nol (H0) Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta

didik terhadap perilaku prososial

Hipotesis alternatif (Ha)Terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta

didik terhadap perilaku prososial

3 Uji Persyaratan Analisis

Sebelum dilakukan analisis dengan regresi dilakukan uji persyaratan analisis

terlebih dahulu Uji persayaratan analisis itu meliputi

a Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data mengikuti

sebaran baku normal atau tidak Normalitas data dikenakan terhadap variabel bebas

(X) dan variabel terikat (Y) Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan Uji

Lilliefors dengan langkah-langkah sebagai berikut

1 Menentukan mean dan standar deviasi

2 Menentukan angka baku (Z) denganrumus sebagai berikut

Rumus

Z1 =

3 Menentukan luas tiap angka baku (Zi) dengan menggunakan daftar distribusi

normal

4 Menentukan angka peluang F(Zi) = 0500 + ( tabel normal standar 0 ke Z )

5 Menentukan S(Zi) = banyak Zi n

6 Menentukan beda dari F (Zi) ndash S (Zi)

7 Memilih nilai terbesar dari F (Zi) ndash S (Zi) dengan mengabaikan tanda matematika untuk menjadikan Lhitung (Lilliefors) Sebaran data dikatakan normal jika

LhitungltLtabel

b Uji Linieritas

Perhitungan linieritas digunakan untuk menyatakan hubungan fungsional

antara variabel-variabel tersebut berhubunganUntuk perhitungan linieritas digunakan

uji regresi sederhana

Pengujian regresi sederhana ( Y = α + bx )

Fhitung =

Di mana

F = Bilangan untuk linieritas

S2TC = Rerata jumlah kuadrat tuna cocok

S2e = Rerata jumlah kuadrat kekeliruan

4 Analisis Data

Data yang sudah diperoleh kemudian diuraikan dengan keterangan agar data

tersebut mudah diubah dipahami bagi orang yang ingin mengetahui penelitian ini

Adapun rumus yang digunakan untuk mencari dan mengetahui presentase setiap data adalah

1 Editing

Pada tahap ini penulis mengecek kembali kelengkapan dan kebenaran

pengisian angket atau kuisioner yang berhasil dikumpulkan oleh peneliti

2 Skorsing

Memberi nilai pada setiap jawaban angket yang diberi skor 432 dan 1

berdasarkan jawaban yang dipilih

Setelah pengumpulan data untuk mengetahui bagaimana pengaruh perilaku

prososial (variabel X) terhadap prestasi belajar (variabel Y) Penulis menggunakan

rumus product momentdari Karl Pearson sebagai berikut

Dimana

rxy = Angka indek korelasi ldquorrdquo product moment

n = Jumlah sampel

sumX = Jumlah keseluruhan variabel X

sumY = Jumlah keseluruhan variabel Y sumXY = Jumlah keseluruhan perkalian antara variabel X dan Y

Kemudian dilajutkan dengan uji signifikasi uji keberartian (t) dengan rumus t

=

Dimana r = Besarnya koefisien korelasi (rhitung)

n = Jumlah sampel

Dan untuk mengetahui berapa persen () variabel X memberikan kontribusi

terhadap variabel Y maka langkah selanjutnya mencari koefisien determinasi dengan

menggunakan derajat hubungan antara variabel X dan Y menggunakan rumus sebagai

berikut

KD = rxy2 x 100 Keterangan

KD = Kontribusi variabel X terhadap variabel Y

rxy2 = Koefisien korelasi antara veriabel X terhadap variabel Y

VI HASIL PENELITIAN

A Deskrisi Data

1 Data Interaksi Sosial Peserta Didik (Skor Variabel X)

Tabel 41

Distribusi Frekuensi Interaksi Sosial Peserta Didik

No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif ()

1 59 - 63 6 652

2 64 - 68 6 652

3 69 - 73 9 978

4 74 - 78 32 3478

5 79 - 83 20 2174

6 84 - 88 12 1304

7 89 ndash 93 7 762

Jumlah 92 100

Hasil penelitian mengenai perilaku prososial peserta didik diperoleh rentangan

nilai sebesar 32 dengan skor tertinggi 91 dan skor terendah 59 banyak kelas 7 dengan

panjang interval 5 Selain itu diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7768 nilai

tengah (median) sebesar 81 67 modus (mode) sebesar 766 dan simpangan baku atau

standar deviasi sebesar 709 (Lihat lampiran 8 hal 73)

Grafik 41

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa interkasi sosial peserta didik yang diperoleh

peserta didik Kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara

74 ndash 78 dengan frekuensi relatif 3478 Sedang yang terendah terlelak antara 59 ndash 63

dengan frekuensi relatif 652

0

20

40

59 - 63 64 - 68 69 - 73 74 - 78 79 - 83 84 - 88 89 ndash 93

2 Deskripsi Data Perilaku Prososial

Tabel 42

Distribusi Frekuensi Perilaku Prososial Peserta Didik

No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif

1 68 - 71 19 2065

2 72 - 75 13 1413

3 76 - 79 12 1304

4 80 - 83 22 2392

5 84 - 87 13 1413

6 88 - 91 8 870

7 92 ndash 95 5 543

Jumlah 92 100

Data hasil perilaku prososialpeserta didik diperoleh rentangan 27 dengan skor tertinggi 95

dan skor terendah 68 banyak kelas 7 dengan panjang kelas interval 4 Selain itu

diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7885 nilai tengah (median) sebesar 8168

nilai modus (mode) sebesar 8 dan simpangan baku atau setandar deviasi sebesar

703(Lihat lampiran 9 hal 76)

Grafik 42

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa perilaku prososialpeserta didik kelas XI

SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara 80 ndash 83 dengan

frekuensi relatif 2392 Sedang yang terendah terlelak antara 92 ndash 95 dengan frekuensi

relatif 543

B Pengujian Persyaratan Analisis

1 Pengujian Normalitas

Perhitungan normalitas dilakukan dengan Uji Lilliefors dengan taraf signifikasi α

= 005 Perhitungan normalitas dilakukan untuk melihat apakah sebaran data yang akan

dianalisis memiliki distribusi yang normal atau tidak Adapun hasil perhitungan uji normalitas sebagai berikut

Tabel 43

Hasil Uji Normalitas

N = 92 Lhitung Ltabel Kriteria Kesimpulan

InteraksiSosial 01005 01009

Lhlt Lt

Distribusi Normal

Perilaku Prososial 00892 01009 Distribusi Normal

2 Pengujian Linieritas

Pengujian linieritas dilakukan terhadap interaksi sosial peserta didik dan perilaku

prososial peserta didikPengujian pertama dilakukan dengan menghitung uji regresi

sederhana dan selanjutnya dengan menggunakan uji linieritas Untuk uji regresi sederhana

didapatkan persamaanregresinya sebagai berikut Y = 1 + (-004)X Sementara itu hasil

0

20

68 - 71 72 - 75 76 - 79 80 - 83 84 - 87 88 - 91 92 ndash 95

yang diperoleh dari pengujian linieritas dengan uji linieritas adalah Fhitung = 099

sementara pada Ftabel dengan taraf signifikasi α = 005 dengan dk penyebut 21 dan dk

pembilang 54 dalam daftar distribusi diperoleh F (2154) adalah 193

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa bentuk hubungan antara interaksi sosial

peserta didik dengan perilaku prososial peserta didikadalah linier

(Perhitungan lengkap pada lampiran 12 hal86)

C Pengujian Hipotesis

Perhitungan hipotesis terlebih dahulu dilakukan perhitungan koefisien korelasinya

Untuk menghitung koefisien korelasi antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku

prososial peserta didik digunakan rumus Pearson Product Moment yaitu

rxy = Σ Σ Σ

Σ Σ Σ Σ

Selanjutnya diperoleh nilai rhitung sebesar 0751 dan dibandingkan dengan rtabel taraf

signifikasi α = 005 yaitu 0227 Hasil tersebut menunjukan bahwa rhitunggt rtabelKarena rhitunggt

rtabel maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (H0) ditolak sedangkan hipotesis alternatif

(Ha) diterima yakni terdapat hubungan antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku

prososial peserta didik

Besarnya kontribusi interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial dapat

ditentukan menggunakan determinasi sebesar 564 Uji signifikasi dengan uji t dengan taraf

signifikasi α = 005 diperoleh thitung = 985 dan ttabel = 166 Karena thitunggt ttabel maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik

terhadapperilaku prososial peserta didik

Semakin tinggiinteraksi sosial peserta didik maka dapat semakin tinggi pula perilaku

prososial peserta didik

(Lihat lampiran 13 hal94)

D Interpretasi Hasil Penelitian

Dari hasil perhitungan didapatkan nilai indeks korelasi sebesar 0751 Jika

dikonsultasikan pada tabel di atas angka r (0751) yang berada antara 070 ndash 090 termasuk

dalam kategori adanya korelasi kuat berarti terdapat hubungan positif dan signifikan antara

interaksi sosial peserta didik dengan perilaku prososial peserta didik

E Kesimpulan Pengujian Hipotesis

Dari uraian di atas diperoleh hasil perhitungan rhitung sebesar 0751 Jika

dikonsultasikan dengan rtabel n = 77 dengan taraf signifikasi (α = 005) maka rtabel adalah

0227 Sedangkan uji signifikasi dengan uji t dengan taraf signifikasi α = 005 diperoleh thitung

= 985 dan ttabel = 166 Karena rhitung lebih besar dari rtabel dan thitung lebih besar dari ttabelmaka

terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku

prososial peserta didik SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan

F Keterbatasan Penelitian

Meskipun penelitian ini telah berhasil menguji hipotesis yang diajukan yaitu terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku

prososial peserta didik Namun masih banyak kekurangan dalam penelitian ini karena

keterbatasan yang dimiliki kekurangan tersebut antara lain terbatasnya pengetahuan tentang

perihal yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti terbatasnya waktu untuk

mengadakan penelitian dan lain sebagainya

VII SIMPULAN DAN SARAN

A Simpulan Berdasarkan uraian mengenai hubunganinteraksi sosial peserta didik terhadap perilaku

prososial peserta didik kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang dibahas pada bab

dan sub bab sebelumnya maka dapat peneliti simpulkan sebagai berikut

1 Data hasil angket interaksi sosial peserta didik mengasilkan rata-rata 7768 adapun skor

yang tertinggi adalah 91 dan terendah 59

2 Data hasil angket perilakuprososial peserta didik mengasilkan rata-rata 7885 Dengan

skor tertinggi sebesar 95 dan terendah sebesar 68

3 Terdapat pengaruh positif dan signifikan antarainteraksi sosial peserta didik terhadap

perilaku prososial peserta didik Hal ini terlihat darididapatnya thitung = 985 dan ttabel =

166 kemudian rhitung lebih besar dari rtabel (0751gt 0227) taraf signifikasi (α = 005)

dan interpretasi dari nilai r terdapat hubungan yang kuat 4 Hubungan interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial peserta didikdapat

dijelaskankan dengan perhitungan koefisien determinasi sebesar 564 dan selebihnya

dipengaruhi oleh faktor lain

B Implikasi

Perlu disadari bahwa walaupun penelitian ini berhasil menguji hipotesis kerja yang

diajukan (H1) yaitu terdapat pengaruh positif dankuat

antara variabel X (interaksi sosial) dan variabel Y (perilaku prososial) peserta didik SMK

Negeri Kota Tangerang Selatan Dengan demikian hasil penelitian ini mengandung implikasi

bahwa interaksi sosial peserta didik berpengaruh positif terhadapperilaku prososial peserta

didik Atas alasan di atas maka diperlukan adanya upaya-upaya pihak yang berkepentingan

atas peserta didik selaku objek pendidikan baik pihak sekolah maupun orang tua peserta

didik agar lebih memperhatikan interaksi sosial peserta didik sehari-hari Perilaku prososial

akan lebih meningkat apabila peserta didik memiliki interaksi sosial yang positif

Pada akhirnya dalam penelitian ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan

walaupun telah dilakukan dengan usaha yang maksimal Oleh karena itu maka perlu

diadakan penelitian lebih lanjut sehingga hasilnya dapat lebih sesuai dengan apa yang

diharapkan sehingga kelak dapat berguna bagi peserta didik itu sendiri serta siapapun yang

mengambil manfaat dari hasil penelitian ini

C Saran

Dari hasil penelitian dan kenyataan yang ada di lapangan maka peneliti pada bagian ini memberikan saran-saran sebagai pertimbangan Adapun saran-saran sebagai berikut

1 Satuan pendidikan harus dapat merangkul semua pihak yang terkait untuk bisa secara

bersama-sama menciptakan suasana ligkunagan sekolah yang kondusif dalam

upayamembentuk perilaku prososial peserta didik dengan demikian penyimpangan yang

dilakukan peserta didik dapat diminimalisir

2 Semua pendidik tanpa terkecuali merupakan cermin bagi peserta didik Maka dari itu

pendidik harus memberikan contoh dalam interaksi sosial dan pembiasaan perilaku

prososial kepada peserta didik

3 Orang tua diharapkan dapat membimbing putera-puteri mereka ketika berada diluar jam

sekolah Karenatiga perempat waktu anak lebih banyak menghabiskan waktu diluar

sekolah yaitu interaksi sosial dan perilaku prososial 4 Hendaknya peserta didik dapat mengaplikasikan pengetahuan Pendidikan

Kewarganegaraan yang didapat disekolah dalam perilaku sehari-hari

DAFTAR PUSTAKA

Adiyanto Michael2004Psilologi Sosial Edisi5 Jilid2 Jakarta Erlangga

Ahmadi Abu 2003 Psikologi Umum Cetakan Ke-3Jakarta PT RinekaCipta

Ali Muhammad 2014 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern Jakarta

Pustaka Amani

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Jakarta Rineka Cipta

Baron Robert A amp Byrne Donn Alih Bahasa Ratna Djuwita 2005 Psikologi

Sosial Edisi ke-10Jilid 2Jakarta Erlangga

Darmadi Hamid 2011 Metode Penelitian Pendidikan Bandung Alfabet

Fisher B Aubrey Penerjemah Soejono Trimo 2001 Teori-Teori Komunikasi

Bandung PT Remaja Rosdakarya

Hanurawan Fattah2010 Psikologi Sosial Suatu Pengantar Bandung PT

Remaja Rosdakarya

Hidayat Dasrun 2012 Komunikasi Antar pribadi dan Medianya Fakta

penelitian Fenomenologi Orang tua karier dan Anak Remaja Yogyakarta

Graha Ilmu

Hidayat Komarudin dan Azra Azuumardi 2014 Pancasila Demokrasi HAM

dan Masyarakat Madani Jakarta Kencana Prenada Media Group

Kartono Kartini 2008 Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja Jakarta

GrafindoPersada

Maryati Kun 2007Sosiologi Untuk Kelas X SMA dan MA Jakarta Erlangga

Mueller Daniel J 2001 Measuring Social Atittides A Handbook for Researchers

and Practitioners Amazon Teachers College Pr

Purwanto M Ngalim 2006 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja

RosdaKarya

Robbins Stephen amp JudgeTimothy 2014 Perilaku OrganisasiOrganizational

Behavior Buku 1 Edisi 12 Jakarta Salemba Empat

Sopiah 2008 Perilaku Organisasi Yogyakarta CVAndi Offset

Sudijono Anas 2010 Statistik Pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Sunardidan Asy 2007 Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Kelas XI SMA dan

MA Solo PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

Surna I Nyoman 2014 Pengembangan Diri Jakarta Fakultas Psikologi UPI

YAI

Syah Muhibbin 2010 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja Rosdakarya

Tumanggor Rusmin 2012 Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Jakarta Kencana

Prenada Media Group

UU RI No 20 tahun2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bandung

Fermana

UU RI No 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Bandung Fermana

Wahab A Abdul 2011 Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan

Bandung Alfabeta

Walpole E Ronald 2003 Pengantar Statistika Edisi 3 Jakarta PT Gramedia

Pustaka Utama

Willis S Sofyan 2010 Remaja dan Masalahnya bandung Alfabeta

Winataputra Udin S 2015 Pendidikan Kewarganegaraan Refleksi Historis

Epistemologis dan Rekonstruksi Untuk Masa Depan UT Kemenristek

Dikti

Winkel WS 2001Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar Jakarta PT

Gramedia

Zamroni Mohammad 2009 Filsafat Komunikasi Yogyakarta GrahaIlmu

Internet

Pengertian Kerja Sama

wwwgooglecomhttplompoulublogspotcom201306pengertian-

kerjasamahtml

Pengertian Persahabatan

wwwgooglecomhttpidwikipediaorgwikiPersahabatan

Pengertian Sopan Santun

wwwgooglecomhttpa62747wordpresscom20091121pengertian-

sopan-santun-menurut-pribadi

wwwgooglecomhttpsukabumikotagoidhukumUU_20_2003_Pendidi

kan_Nasionalpdf

Surat Kabar

Geng Puteri Melakukan Penganiayaan dengan Menyebut Dirinya Geng

NeroIndo-Pos Jumrsquoat 13 Juni 2008hal 4

Page 5: EPrintseprints.unpam.ac.id/383/1/Jurnal PPKn Vol 5 Maret 2017.pdf3. Perilaku prososial peserta didik tidak menjamin membentuk interaksi sosial yang positif. 4. Tidak terdapat pengaruh

Adapun yang dimaksud dengan interaksi sosial adalah merupakan suatu hubungan

antara dua orang atau lebih individu dimana kelakuan individu mempengaruhi mengubah

atau mempengaruhi individu lain atau sebaliknya

Sedangkan yang dimaksud dengan perilaku prososial peserta didik adalah segala

bentuk tindakan yang dilakukan atau direncanakan untuk menolong orang lain tanpa

memperdulikan motif-motif si penolong atau juga suatu tindakan yang tidak mementingkan

diri sendiri demi kebaikan orang lain

Lokasi penelitian ini adalah di SMK Negeri di Kota Tangerang Selatan

D Perumusan Masalah

Berdasarkan pada identifikasi masalah dan pembatasan masalah tersebut diatas maka rumusan masalah sebagai berikut ldquoApakah terdapat pengaruh yang signifikan antara

interaksi sosial terhadap perilaku prososial peserta didik SMK Negeri di Kota Tangerang

Selatanrdquo

II KajianTeori

A Hakekat Interaksi Sosial

Manusia dalam hidup bermasyarakat akan saling berhubungan dan saling membutuhkan satu sama lain Kebutuhan itulah yang kemudian dapat menimbulkan

terjadinya suatu proses dari suatu kebutuhannya yaitu interaksi sosial Interaksi dalam

kehidupan bermasyarakat merupakan hubungan timbal balik anatara dua orang atau lebih

dan masing-masing orang yang terlibat di dalamnya memainkan peran secara aktif Dalam

interaksi juga lebih dari sekedar terjadi hubungan antara pihak- pihak yang terlibat melainkan

terjadi saling mempengaruhiHomans( dalam Ali 2004 87) mendefinisikan interaksi sebagai

suatu kejadian ketika suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang terhadap individu lain diberi ganjaran atau hukuman dengan menggunakan suatu tindakan oleh individu lain yang

menjadi pasangannya Sedangkan konsep yang dikemukakan oleh Homans ini mengandung

pengertian bahwa interaksiadalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam

interaksi merupakan suatu stimulus bagi tindakan individu lain yang menjadi

pasangannyaSedangkan proses sosial adalah suatu interaksi atau hubungan timbal balik atau

saling mempengaruhi antar manusia yang berlangsung sepanjang hidupnya di dalam

masyarakat Dengan demikian proses sosial diartikan sebagai cara-cara berhubungan yang

dapat dilihat jika individu dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu serta menentukan

sistem dan bentuk hubungan sosial

Dari paparan di atas maka yang dimaksud dengan interaksi sosial adalah hubungan-

hubungan sosial yang menyangkut hubungan antarindividu individu (seseorang) dengan

kelompok dan kelompok dengan kelompokSedangkan menurut Shaw interaksi sosial

adalah suatu pertukaran antarpribadi yang masing-masing orang menunjukkan perilakunya

satu sama lain dalam kehadiran mereka dan masing-masing perilaku mempengaruhi satu

sama lain Hal senada juga dikemukan oleh Thibaut dan Kelley bahwa interaksi sosial sebagai peristiwa saling mempengaruhi satu sama lain ketika dua orang atau lebih hadir

bersama mereka menciptakan suatu hasil satu sama lain atau berkomunikasi satu sama lain

Jadi dalam kasus interaksi tindakan setiap orang bertujuan untuk mempengaruhi individu

lain Serta pengertian Interaksi sosial menurut Bonner( dalam Ali 2004) merupakan suatu

hubungan antara dua orang atau lebih individu dimana kelakuan individu mempengaruhi

mengubah atau mempengaruhi individu lain atau sebaliknya

Jadi jelas bahwa tanpa adanya interaksi sosial maka tidak akan mungkin ada

kehidupan bersama Karena kehidupan bersama hanya dapat dibangun apabila ada kontrak

sosial dan komunikasi sosial Kontak sosial disini tidak hanya dengan bersentuhan fisik

tetapi aksi dan reaksi yang meliputi kontak primer melalui berhadapan langsung (face to

face) dan kontak sekunder yaitu kontak sosial yang dilakukan melalui perantara seperti

melalui telepon orang lain dan surat menyurat atau menggunakan media sosial Sedangkan

komunikasi sosial dapat diartikan jika seseorang dapat memberi arti pada perilaku orang lain

atau perasaan-perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut baik langsung maupun

tidak langsung yaitu melalui media komunikasi Dari penjelasan di atas menunjukan bahwa

pada diri seseorang harus melakukan kontak sosial dan komunikasi sosial dalam upaya

mewujudkan hidup bersama

Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki keinginan untuk bergaul dimana dalam

pergaulannya terdapat suatu hubungan yang saling mempengaruhi sehingga cenderung

menimbulkan sikap saling membutuhkan Terdapat beberapa perilaku yang berhubungan

dengan interaksi sosial sebagai jalan untuk mencapai tujuan manusia sebagai makhluk sosial

Salah satu perilaku yang dimunculkan adalah tindakan sosial yang berasal dari tindakan

setiap individu Tindakan sosial ini mampu memberikan warnaatau corak tersendiri

terhadapinteraksi sosial yang terjadi

Tindakan sosial merupakan tindakan individu yang memiliki arti bagi dirinya yang diarahkan

pada tindakan orang lain Tindakan sosial yang dimulai dari tindakan individu-individu

memiliki keunikan atau ciri tersendiri Tetapi sebagai makhluk sosial tindakan manusia

seunik apapun tidak terlepas dari pengaruh lingkungan sosialnya Tindakan apapun yang

dilakukan bisa jadi mempengaruhi atau dipengaruhi oleh orang-orang yang berada di sekitar

kita

Mengacu pada panduan Max Weber (1864ndash1920) tindakan sosial dibedakan menjadi

empat tipe tindakan yaitu sebagai berikut

1) Rasionalitas Instrumental yaitu tindakan sosial murni yang menunjukkan bahwa

tindakan dilakukan dengan memperhitungkan kesesuaian antara cara yang digunakan dan

tujuan yang akan dicapai (bersifat rasional)

2) Rasionalitas Berorientasi Nilai yaitu tindakan yang dilakukan dengan memperhitungkan

manfaatnya tetapi tujuan yang dicapai tidak terlalu dipertimbangkan yang penting tindakan tersebut baik dan benar menurut penilaian masyarakat

3) Tindakan Afektif yaitu tindakan ini dilakukan dengan dibuat-buat dan didasari oleh

perasaan atau emosi dan kepura-puraan seseorang Tindakan ini tidak dapat dipahami atau

irrasional

4) Tindakan Tradisional yaitu tindakan ini didasarkan atas kebiasaan-kebiasaan yang

dilakukan orang-orang terdahulu tanpa per hitungan secara matang dan sama sekali tidak

rasional

Disamping sebuah tindakan proses interaksi sosial dapat dipengaruhi atau digerakkan

oleh faktor-faktor dari luar individu Adapun factor- faktor tersebut antara lain sebagai

berikut

1) Imitasi berarti meniru perilaku dan tindakan orang lain Sebagai suatu proses imitasi

dapat berarti positif apabila yang ditiru tersebut adalah perilaku individu yang baik sesuai

nilai dan norma masyarakat Akan tetapi imitasi bisa juga berarti negatif apabila sosok

individu yang ditiru adalah perilaku yang tidak baik atau menyimpang dari nilai dan norma

yang berlaku di masyarakat

2) Sugestimerupakan suatu proses yang menjadikan seorang individu menerima suatu cara

atau tingkah laku dari orang lain tanpa kritik terlebih dahulu Akibatnya pihak yang

dipengaruhi akan tergerak mengikuti pandangan itu dan menerimanya secara sadar atau tidak

sadar tanpa berpikir panjang Sugesti biasanya dilakukan oleh orang-orang yang berwibawa

atau memiliki pengaruh besar di lingkungan sosialnya

3) Identifikasi adalah kecenderungan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan

orang lain Identifikasi merupakan bentuk lebih lanjut dari proses imitasi dan proses sugesti

yang pengaruhnya cukup kuat Orang lain yang menjadi sasaran identifikasi dinamakan

idola

4) Simpati merupakan faktor yang sangat penting dalam proses interaksi sosial yang

menentukan proses selanjutnya Simpati merupakan proses yang menjadikan seseorang

merasa tertarik kepada orang lain Rasa tertarik ini didasari oleh keinginan untuk memahami

pihak lain dan memahami perasaannya ataupun bekerja sama dengannya

Dari penjelasan di atas terlihat bahwa terdapat beberapa syarat bagi seseorang

sebelum melakukan proses interaksi sosial yaitu pertama adanya minat dan perhatian yang

cukup besar terhadap hal yang akan ditiru kedua adanya sikap mengagumi ketiga hal yang

akan ditiru cenderung mempunyai penghargaan sosial yang tinggi

Dari empat faktor yang menjadi dasar terjadinya proses interaksi sosial tersebut dapat

membentuk jalinan interaksi yang terjadi antara individu dan individu individu dan

kelompok dan kelompok dan kelompok bersifat dinamis dan mempunyai pola tertentu

Apabila interaksi sosial tersebut diulang menurut pola yang sama dan bertahan untuk jangka

waktu yang lama akan terwujud hubungan sosial yang relatif mapan

Penejelasan diatas dapat dipertegasbahwa pola interaksi individu dengan individu

ditekankan pada aspek-aspek individual yang setiap perilaku didasarkan pada keinginan dan tujuan pribadi dipengaruhi oleh sosio-psikis pribadi dan akibat dari hubungan menjadi

tanggung jawabnya Contohnya seseorang sedang tawar menawar barang dengan pedagang

di kaki lima dua insan sedang berkasih-kasihan orang-orang bertemu di jalan dan saling

menyapa Untuk mengukur keakraban seseorang umumnya digunakan sosiometri seperti

pada bagan berikut ini

Darisosiometri tersebut dapat diketahui beberapa hal berikut

1) Makin sering seseorang bergaul dengan orang lain hubungannya akan semakin baik

Sebaliknya makin sedikit atau jarang bergaul ia akan terasing atau terisolasi

2) Keintiman seseorang sangat bergantung pada frekuensi dan intensitas nya melakukan

pergaulan

3) Dalam pergaulan seseorang akan memilih atau menolak siapa yang akan dijadikan

temannya

Sedangkan pola interaksi individu dengan kelompok memiliki beberapa bentuk ideal

yang merupakan deskripsi atau gambaran dari pola interaksi yang ada di masyarakat Harold

Leavitt menggambarkan terdapat empat pola interaksi ideal yaitu pola lingkaran pola huruf

X pola huruf Y dan pola garis lurus

Gambar 1 Sosiometri

Pola lingkaran merupakan pola interaksi yang menunjukkan adanya kebebasan dari

setiap anggota untuk berhubungan dengan pihak manapun dalam kelompoknya (bersifat

demokratis) baik secara vertikal maupun horizontal Akan tetapi pola ini sulit dalam

menentukan keputusan karena harus ditetapkan bersama Pola huruf X dan Y ditandai

dengan terbatasnya hubungan antar anggota kelompok sebab hubungan harus dilakukan

melalui birokrasi yang kaku tetapi mekanisme kelompok mudah terkendali karena adanya

pemimpin yang dapat menguasai dan mengatur anggotanya walaupun dipaksakan

Pola garis lurus hampir sama dengan pola huruf X dan Y yang di dalamnya hubungan

antaranggota tidak dilakukan secara langsung atau melalui titik sentral Akan tetapi pihak

yang akan menjadi mediator dalam hubungan tersebut bergantung pada individu-individu

yang akan berhubungan seperti pada pola lingkaran Terbatasnya hubungan antar anggota pada pola ini bukan karena otoritas pemimpin melainkan keterbatasan wawasan setiap

anggota dalam berhubungan karena adat istiadat dalam masya rakat Oleh karena itu pola

garis lurus biasanya menyangkut aspek-aspek kehidupan yang khusus

Di antara berbagai pendekatan yang digunakan untuk mempelajari interaksi sosial dijumpai pendekatan yang dikenal dengan nama interaksionisme simbolik Pendekatan ini

bersumber pada pemikiran George Herbert Mead

Menurut Mead interaksi sosial merupakan suatu proses sosial dalam hal ini terdapat

tahapan yang bisa mendekatkan dan tahapan yang bisa merenggangkan orang-orang yang

saling berinteraksi Tahap yang mendekatkan diawali dari tahap memulai (initiating)

menjajaki (experimenting) meningkatkan (intensifying) menyatupadukan (integrating) dan

mempertalikan (bonding) Contohnya pada saat Anda memulai masuk sekolah kemudian menjajaki hubungan dengan orang lain melalui tegur sapa saling berkenalan dan bercerita

Hasil penjajakan ini dapat menjadi dasar untuk memutuskan apakah hubungan Anda akan

ditingkatkan atau tidak dilanjutkan Jika hubungan sudah semakin meningkat biasanya

muncul perasaan yang sama atau menyatu untuk kemudian menjalin tali persahabatan

Pada tahap yang meregangkan dimulai tahap membeda-bedakan (differentiating)

membatasi (circumscribing) menahan (stagnating) menghindari (avoiding) dan

memutuskan (terminating) Contohnya di antara dua orang yang dahulunya selalu bersama

Kemudian mulai melakukan kegiatan sendiri-sendiri Oleh karena sering tidak bersama lagi

pembicaraan di antara mereka pun mulai dibatasi Dalam hal ini antarindividu mulai saling

menahan sehingga tidak terjadi lagi komunikasi Hubungan lebih mengarah pada terjadinya

konflik sehingga walaupun ada komunikasi hanya dilakukan secara terpaksa

Sehubungan untuk tidak terjadinya konflik atau komunikasi yang hanya dilakukan

secara terpaksa maka perlu diupayakan interaksi sosial yang mengacukepada keteraturan

sosial Ada beberpa keteraturan yang harus dibangun dalam interaksi sosialdiantaranya

adalah

1 Asosiatif merupakan bentuk interaksi yang akan mendorong terciptanya keteraturan

sosial Adapun bentuk proses asosiatif yang harus dibangun adalah kerjasama

(coorperation) yaitu jaringan interaksiantara orang perorangan atau kelompok yang

berusaha bersamauntuk mencapai tujuan bersama Kerja sama merupakansalah satu

bentuk interaksi sosial yang universal pada masyarakat manapun Walaupun demikian

banyak ahli yang berpendapat bahwa masyarakat yang terlalu mementingkan kerja sama

cenderung kurang inisiatif dan tidak mandiriMasyarakat seperti itu terlalu mengandalkan bantuan dan didahului oleh rekannya

Gambar 2 Bentuk- bentuk Pola Interaksi

2Akomodasi(accomodation) yaitu menggambarkan suatu keadaan dan proses Adanya

keseimbangan interaksi sosial yang berkaitan dengan norma dan nilai sosial yang

berlaku Akomodasi sebagai suatu proses menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk

meredakan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak

kehilangan kepribadiannya

3 Asimilasi merupakan proses sosial pada tahap lanjut atau tahap penyempurnaan Artinya

asimilasi terjadi setelah melalui tahap kerjasama dan akomodasi Asimilasi dapat

terbentuk apabila terdapat tiga persyaratan berikut

1 Terdapat sejumlah kelompok yang memiliki kebudayaan berbeda 2 Terjadi pergaulan antar individu atau kelompok secara intensif dalam waktu yang

relatif lama

3 Kebudayaan setiap kelompok tersebut saling berubah dan menyesuaikan diri

Proses asimilasi dapat diilustrasikan seperti pada bagan berikut

Gambar 3 Proses Asimilasi

Selain persyaratan tersebut proses asimilasi akan berjalan lancar apabila ditunjang oleh

faktor-faktor berikut

1) Sikap toleransi

2) Kesempatan yang sama dalam bidang ekonomi 3) Sikap menghormati dan menghargai orang asing dan kebudayaannya

4) Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat

5) Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan universal

6) Perkawinan campuran antarkelompok yang berbeda budaya

7) Adanya musuh bersama dari luar

Sebaliknya ada pula faktor-faktor yang menjadi penghambat terjadinya asimilasi

sebagai berikut

1) Terisolasinya kehidupan suatu kelompok tertentu dalam masyarakat atau sikap menutup diri (isolasi) Contohnya kehidupan suku pedalaman Baduy

2) Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi Contohnya dengan

menggunakan komputer dapat memudahkan pekerjaan daripada dengan

menggunakan mesin ketik Akan tetapi karena tidak bisa menggunakannya

pekerjaan akan menjadi lebih lama daripada mesin ketik

3) Adanya prasangka negatif atau adanya perasaan takut terhadap pengaruh

kebudayaan baru yang dihadapi Contohnya kerja keras dapat menjadikan sikap

orang menjadi serakah Padahal kerja keras sangat diperlukan dalam mayarakat

modern

4) Adanya perasaan bahwa kebudayaan kelompok tertentu lebih tinggi daripada

kebudayaan kelompoknya sehingga kelompok tersebut memisahkan diri dan menjadikan jarak yang semakin jauh

5) Adanya perbedaan ciri-ciri fisik seperti tinggi badan warna kulit atau rambut

Contohnya etnosentrime rasialisme dan apartheid

6) Adanya perbedaan kepentingan dan pertentangan-pertentangan pribadi

4 Akulturasi(acculturation) adalah berpadunya unsur-unsur kebudayaan yang berbeda dan

membentuk suatu kebudayaan baru tanpa menghilangkan kepribadian kebudayaannya

yang asli Lamanya proses akulturasi sangat bergantung pada persepsi masyarakat

setempat terhadap budaya asing yang masuk Akulturasi bisa terjadi dalam waktu yang

relatif lama apabila masuknya melalui proses pemaksaaan Sebaliknya apabila masuknya

melalui proses damai akulturasi tersebut akan relatif lebih cepat Contohnya Candi

Borobudur merupakan perpaduan kebudayaan India dengan kebudayaan Indonesia musik

Melayu bertemu dengan musik Spanyol menghasilkan musik keroncong

Apabila diilustrasikan proses akulturasi adalah seperti pada bagan sebagai berikut

Gambar 4 Proses Akulturasi

B Hakekat Perilaku Prososial

Perilaku prososial terkadang digunakan secara bergantian dengan istilah altruistic

tetapi makna dari altruistic yang sebenarnya adalah tingkah laku yang merefleksikan

pertimbangan untuk tidak mementingkan diri sendiri demi kebaikan orang lain Baron amp

Byrne (2005) ldquoPerilaku prososial itu merupakan segala bentuk tindakan yang dilakukan

atau direncanakan untuk menolong orang lain tanpa memperdulikan motif-motif si

penolongrdquo Perilaku prososial juga dapat menimbulkan suatu derajat resiko tertentu bagi

penolong atau dapat diartikan suatu tindakan menolong yang menguntungkan orang lain

tanpa harus menyediakan suatu keuntungan langsung pada orang yang melakukan

tindakan tersebut dan mungkin bahkan melibatkan suatu resiko bagi orang yang

menolong Perilaku prososial juga harus bermanfaat bagi orang lain atau memiliki

konsekuensi sosial positif yang berguna bagi kesejahteraan fisik dan psikologis orang

lain

Jadi jelas bahwa perilaku prososial yaitu tingkah laku yang sifatnya positif atau

menguntungkan dan tingkah laku tersebutditunjukan untuk kepentingan orang lain Tetapi

sejauh mana tingkah laku dikatakan sebagai tingkah laku yang menguntungkan orang

lain dapat menjadi kabur pengertiannya karena adanya pengertian yang berbeda-beda Sebagai contoh tingkah laku memukul yang dilakukan A terhadap B untuk membantu

temannya C berkelahi Jika dilihat dari sudut pandang C maka tingkah laku yang

dilakukan oleh A merupakan tingkah laku prososial karena menguntungkan untuk C

Namun jika dilihat dari sudut pandang B maka tingkah laku tersebut bukan merukan

tingkah laku prososial karena merugikan dan tidak mensejahterakan dan perlunya

kesesuaian tingkah laku yang ditampilkan dengan norma-norma yang berlaku

dimasyarakat Dengan demikian pengertian perilaku prososial dalam penelitian ini adalah

tingkah laku yang sifatnya mensejahterakan atau menguntungkan orang lain dan tingkah

laku tersebut tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku dimasyarakat

Perwujudan dari perilaku prososial dapat bermacam-macam diantaranya berupa

perilaku membantu beramal bekerja sama bersahabat menyelamatkan berkorban

berbagi rasa dan bersimpati Perilaku prososial terdiri dari berbagai bentuk mulai dari bentuk yang semata-mata berkisar pada tindakan altruisme yang tidak mementingkan diri

sendiri dan tanpa pamrih sampai tindakan menolong yang sepenuhnya dimotivasi oleh

kepentingan diri sendiri

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa bentuk perilaku prososial secara

garis besar dapat dilihat dari tingkat pengorbanan seseorang motivasi dan tingkat

keuntungan yang diterima seseorang dan bentuk pertolongan yang diterima orang lain

Karena pada dasarnya sulit untuk menentukan tingkat keuntungan yang diterima

seseorang pada waktu memberikan pertolongan pada orang lain dan menentukan tingkat

pengorbanan seseorang maka dalam penelitian ini bentuk perilaku prososial dibagi

berdasarkan bentuk pertolongan yang diterima orang lain yaituMenolong Amal

Sumbangan Kerjasama Persahabatan Membantu Menyelamatkan Mengorbankan

Berbagi Simpati dan Kesopanan

Perilaku prososial kebanyakan dilakukan pada teman dan kerabat dekathanya

sebagian kecil yang dilakukan perilaku prososial pada orang tak dikenal Tentu perilaku

prososial yang diberikan pada orang yang tidak dikenal biasanya bersifat spontan seperti

memberi petunjuk arah jalan dan menawarkan tempat duduk pada orang lain di bus

Salah satu proses belajar yang efektif untuk menumbuhkan perilaku prososial

dapat ditiru seorang anak dari pelajaran yang didapatnya pada mata pelajaran moral yang

diberikan di sekolah Masa sekolah adalah masa yang penting dimana anak dapat

mengembangkan atau gagalmengembangkan suatu perilaku prososial Tanpa model dan pengalaman yang tepat yang didapat dari proses belajar secara kognitif dan afektif dari

bangku sekolah seorang anak dapat dengan mudah bertumbuh menjadi orang dewasa

yangberperilaku tidak baik dalam kehidupan sehari-hari

Melihat pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa pentingnya pendidikan moral

itu dimulai sejak sekolah terutama di SMK dan di kelas IX karena periode ini merupakan

kondisi seorang anak mulai banyak perubahan dari segi fisik maupun psikis perubahan

inilah yang membuat anak mulai mencari pencarian jati diri (masa transisi atau puberitas)

pada tahap ini psikis peserta didik dapat dikatakan labil oleh sebab itu diperlukan suatu

pedoman bagi peserta didik dalam bentuk perilaku menetap dan bersikap pasitif atau

perilaku prososial

Perilaku prososial ini dapat dibentuk dari pelajaran moral yang diajarkan di sekolah sebab bila anak tidak diberikan pemahaman secara kognitif dan afektif tentang

perilaku yang baik dan tidak baik terutama untuk peserta didik dalam masa puberitas ini

dikuatirkan pengaruh lingkungan yang buruk dapat mempengaruhi seorang anak melalui

menirunya

C Hakekat Pendidikan Kewarganegaraan

Bila dilihat sejarahnya sejak tahun 1947 sd 1998 dalam kurikulum pendidikan

nasional pendidikan moral yang tertanam dalam Pendidikan Kewarganegaraan sudah

berkali kali mengalami metamorfosa dari mulai pendidikan moral itu disebut sebagai

pelajaran budi pekerti lalu berubah menjadi PMP PPKn dan PKn Karena selama fase

perkembangannya pendidikan moral dan keagamaan menjadi suatu tuntutan yang wajib dalam dunia pendidikan mengikuti perubahan jaman dan keutuhan yang diperlukan

dalam membangun mental generasi muda

Para ahli memberikan definisi Civic dalam rumusan yang berbeda-beda tetapi

pada dasarnya memiliki makna yang sama yaitu bahwa Civic merupakan unsur atau

cabang keilmuan dari ilmu politik yang secara khusus terutama membahas hak-hak dan

kewajiban warga negara

Rumusan tujuan untuk masing-masing satuan pendidikan mengacu pada fungsi

dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam UU No 20 tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional beserta peraturan-peraturan pemerintah yang

menyertainya Dalam merumuskan tujuan dan materi pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan SMP dan SMA disamping harus memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik juga harus melihat kesinambungan kedalaman dan sekuen

antar kelas dan atau antar jenjang pendidikan untuk menghindari terjadinya pengulangan

yang mungkin saja akan mengakibatkan kebosanan peserta didik

Membahas tujuan Pendidikan Kewarganegaraan tidak terlepas darifungsi mata

pelajaran Pendidikan Kewaraganegaraan karena keduanya saling berkaitan dimana tujuan

merupakan dunia cita yakni suasana ideal yang harus dijelmakan sedangkan fungsi

adalah pelaksanaan-pelaksanaan dari tujuan yang hendak dicapaiOleh karena itu fungsi

menunjukan keadaan gerak aktivitas dan termasuk dalam suasana kenyataan dan bersifat

riil dan konkret

Demikian pula membicarakan fungsi Pendidikan Kewarganegaraan memiliki

keterkaitan dengan visi dan misi mata pelajaran Pendidikan KewarganegaraanMata

pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan memiliki visi yaitu ldquoterwujudnya suatu mata

pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembianaan watak bangsa (nation and character

building) dan pemberdayaan warga negararsquorsquoUpaya pembinaan watak atau karakter

bangsa merupakan ciri khas dan sekaligus amanah yang diemban oleh mata pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan atau Civics Education pada umumnyaSedangkan misi

mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yaitu ldquomembentuk warga negara yang baik

yakni warga negara yang sanggup melaksanakan hak dan kewajibannya dalam kehidupan

bernegara dilandasi oleh kesadaran politik kesadaran hukun dan kesadaran

moralrsquorsquoUntuk mewujudkan misi diatas jelas bahwa peserta didik harus memiliki

kemampuan kewarganegaraan yang multidimensional agar dapat menjalankan hak dan kewajibannya dalam berbagai aspek kehidupan

Hal ini tidak terlepas dari adanya karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan

dengan paradigma baru yaitu bahwa Pendidikan Kewarganegaraan merupakan suatu

bidang kajian ilmiah dan program pendidikan di sekolah yang diterima sebagai wahana

utama serta esensi pendidikan demokrasi di Indonesia yang dilaksanakan melalui

1 Civic Intellegence yaitu kecerdasan dan daya nalar warga negara baik dalam dimensi

spiritual rasional emosional maupun sosial

1 Civic Responsibilityyaitu kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara

yang bertanggungjawab

2 Civic Partisipation yaitu kemampuan berpartisipasi warga negara atas dasar

tanggungjawabnya baik secara individual sosial maupun sebagai pemimpin hari depan

Adapun kompetensi penguasaan bahan ajar dalam Pendidikan Kewarganegaraan

mencakup 3 aspek yang ketiganya sangatlah penting oleh setiap peserta didik selaku

bagian dari warga negara yaitu

a) Memahami pengetahuan kewarganegaraan (Civic Knowledge)

b) Memahami keterampilan kewarganegaraan (Civic Skills) dan

c) Memahami etika kewarganegaraan (Civic Ethic)

Pendidikan kewarganegaran memiliki peran bagaimana membentuk suatu

masyarakat yang majemuk dapat menjalankan kelangsungan hidup serta kehidupan yang

lebih baik bagi warga negaranya khususnya kehidupan bagi generasi penerusnya secara

berguna ( berkaitan dengan kemampuan afektif ) dan bermakna ( berkaitan dengan

kemampuan kognitif ) Dengan melalui Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan akan mampu mengantisipasi hari depan yang senantiasa berubah dan memiliki pola pikir pola

sikap dan perilaku sebagai pola tindak yang cinta terhadap kemajemukan berdasarkan

Pancasila yang mampu membentuk tenjadinya interaksi sosial yang bermuara ke arah

prilaku prososial

Dengan demikian sangatlah signifikan bagaimana membangun kesetaraan untuk

terjadinya interaksi sosial melalui pendidikan kewarganegaraan untuk kembali pada

konsep ke-Indonesiaan yang majemuk Pertama soal kesadaran dalam menerima

kemajemukan suku etnis ras dan agama sebagai bagian terbesar dari kekayaan bangsa

Kendati berbeda-beda namun dapat tumbuh secara bersama-sama dalam ke-Indonesiaan

bukan mencabiknya Dengan demikian bukan saja kerukunan melainkan yang lebih

penting adalah saling membantu dalam kesetaraan untuk membentuk ke-Indonesian yang dicita-citakanKedua saatnya memperbaiki perikehidupan berbangsa yang

memungkinkan keterlibatan warga masyarakat yang plural seluas- luasnya agar dapat

saling mengenal dan saling menyadari betapa pentingnya makna bekerja sama untuk

saling asah asihdan asuh dalam mewujudkan interaksi sosial dan perilaku sosial guna

mengarungi ke-Indonesian yang manusiawi Dengan demikian banyak manfaat yang

dapat diambil dari interaksi sosial dan perilaku prososial guna menjalini perikehidupan

berbangsa yang beranekaragam iniKetiga mengembangkan perikehidupan berbangsa

secara terbuka dan bertanggung jawab Untuk menjalani perikehidupan berbangsa yang

lebih baik hanya mungkin mencapai kemajuan apabila terbuka lebih luas terhadap

kebebasan berserikat dan berkumpul menghormati bukan mencurigai dengan

mengarahkan kepada setiap anak bangsa untuk mampu menggunakan kebebasan ini

dengan penuh tanggung jawab Dengan demikian anak bangsa akan terlatih dalam

mengembangkan kesadaran berbangsa dan saling membantu dalam keberagaman masalah

yang terjadi di masyarakat yang majemuk ini

III Kerangka Berpikir

Masalah perilaku norma dan aturan sangat berkaitan erat dengan remaja Dalam

ketiga hal tersebut remaja menjadi sorotan dimasyarakat mulai dari perilaku penyimpangan

sampai pada pelanggaran terhadap norma dan aturan yang berlaku baikdalam lingkungan

keluarga sekolah maupunmasyarakat Seperti halnya yang belakangan ini sering terjadi yaitu perkelahian antar remaja itu sendiri Peristiwa tersebut menandakan terjadinya degradasi rasa

kemanusiaan dan budi pekertiSelain itu egoisme yang terjadi pada remaja membuat semakin

menurunnya rasa kepedulian remaja terhadap sesama dan lingkungan sekitarnya yang dapat

menimbulkan lemahnya dan tidak terjadinya interaksi sosialKedua hal tersebut

mencerminkan perilaku remaja kearah perilaku sosial dan terabaikannyaperilaku

prososialOleh sebab itu diperlukan perhatian yang khusus serta penanganan yang serius

terhadap masalah tersebut

Untuk mengatasai semua itu maka diperlukannya pendidikan yang berasal dari

lingkungan dan dimulai sejak dini Dalam hal ini selain lingkungan keluarga sebagai

pendidikan primer sekolah yang merupakan pendidikan sekunder juga memiliki pengaruh

yang besar bagi penbentukan karakter moral dan perilaku Bagi anak yang sudah bersekolah lingkungan yang setiap hari dimasukinya selain

lingkungan rumah adalah sekolahnya Anak remaja yang sudah duduk dibangku SMK

umumnya menghabiskan waktu sekitar 7 jam sehari di sekolahnya Ini berarti bahwa

sepertiga dari waktunya setiap hari dihabiskan disekolahTidak mengherankan kalau

pengaruh sekolah terhadap perkembangan jiwa remaja cukup besarSebagai lembaga

pendidikan sebagaimana halnya dengan keluarga sekolah juga mengajarkan nilai nilai dan

norma-norma yang berlaku dalam masyarakat Oleh karena itu sekolah sebagai lembaga

pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif mandiri serta

bertanggungjawab Seperti yang tertuang dalam UU Sistem Pendidikan Nasional No 20

tahun2003

Masa remaja adalah masa yang penting dimana anak dapat mengembangkan atau gagal mengembangkan suatu perilaku prososial Tanpa mengubah model dan pengalaman

yang didapat dari proses belajar secara kognitif dan afektif dari bangku sekolah seorang anak

dapat dengan mudah bertumbuh menjadi remaja yang egois dan kasar dan kemungkinan

menjadi orang dewasa yang tidak menyenangkan dalam berperilaku

Untuk memenuhi tujuan diatas serta upaya untuk mengembangkan perilaku prososial

yang mencerminkan budaya bangsaSerta menjadi warga negara yang memahami dan mampu

melaksanakan hak-hak dan kewajiban sebagai makhluk sosial Maka pemerintah menyusun

suatu kurikulum yang memfokuskan pada nilai-nilai moral yang mecakup tatacara beragama

bermasyarakat tata cara bergaul serta mengetahui aspek sosial yang berhubungan dengan rasa

persatuan dan kesatuan bangsa dan solidaritasDemi memenuhi aspek-aspek diatas maka

diberikan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang diharapkan dapat memberikan transformasi keilmuan yang nantinya mampu mewujudkan terjadinya interaksi sosial dan

dapat mengimplementasikan berperilaku sosial positif dalam kehidupan bermasyarakat

Dari paparan di atas dapat memberikan kekuatan yang positif bahwa pendidikan

kewarganegaraan mampu membentuk karakter yang lebih terukur di mana terlihat dari sudut

pandang keberagaman akan muncul sikap toleran kerjasama tepo seliro dan saling

memahami dalam tranformasi bentuk perilaku prososial yang terimplementasikan ke dalam

sikap interaksi sosial Dengan demikan interaksi sosial yang dibangun dalam pendidikan

kewarganegaraan mampu memberikan warna yang positif dalam perilaku prososial peserta didik

IV Hipotesis Penelitian

Berdasarkan deskripsi toeritik dan kerangka berpikir maka hipotesis penelitian ini

adalah sebagai berikutldquoDiduga terdapat pengaruhyang signifikan antara interaksi sosial

dalam Pendidikan Kewarganegaraan terhadap perilaku prososial peserta didik di SMK Negeri

di Kota Tangerang Selatanrdquo

Desain dalam penelitian model ini dapat digambarkan sebagai berikut

X = Interaksi sosial dalam pendidikan kewarganegaraan sebagai variabel bebas

Y =Perilaku prososial peserta didik sebagai sebagai variabel terikat

V METODOLOGI PENELITIAN

A Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah upaya menganalisis apakah ldquoterdapat pengaruhantara

interaksi sosialpeserta didikpada pembelajaran pendidikan kewarganegaraan terhadap

perilaku prososialrdquo

B Tempat dan Waktu Penelitian

1 Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah diSMK Negeri di Kota Tangerang Selatan

2 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2014 sampai dengan bulan September 2014 dengan

harapan waktu lima bulan dapat maksimal dilakukan penelitian dengan hasil uji hipotesis

yang memadai

C Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dimana analisisnya korelasi yakni melihat hubungan antara variabel-variabel yang diteliti Korelasi

ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara suatu variabel dengan variabel yang lain dan

bertujuan pula melihat hubungan antara dua gejala atau lebih Metode ini diharapkan dapat

menemukan hubungan antara interaksi sosialpeserta didik pada pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan terhadap perilaku prososial di SMK Negeri Kota Tangerang Selatan

Setelah diketahui ada hubungan antara setiap variabelnya kemudian dianalisis untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh interaksi sosial tersebut terhadap perilaku sosial peserta

didik

D Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

1 Populasi

Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI di seluruhSMK

Negeri Kota Tangerang Selatan Data jumlah peserta didik dapat dilihat di tabel 31

berikut ini

Tabel 31

Populasi Terjangkau

NO SMK Peserta Didik

X Y

Negeri Laki Perempuan Jumlah 1 1 220 121 341

2 2 277 239 516

3 3 66 31 97

4 4 34 90 124

5 5 43 38 81

Jumlah 640 519 1159

Sumber Data LPPD 2014 Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan

2 Teknik Pengambilan Sampel

Penetapan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan jenis metode

random samplingKarena setiap anggota populasi yang ada didalam sampling frame

bersangkutan mempunyai hak yang sama besar untuk dipilih menjadi anggota sampel

Dalam penelitian ini dipilih kelas XI karena peserta didik kelas tersebut sudah mengerti

dan memahami budaya sekolah sudah memiliki banyak teman dansudah memiliki nilai

prestasi belajar kemudian tidak dalam persiapan Ujian NasionalMenentukan besarnya

sampel menggunakan rumus Solvin

Adapun rumusnya sebagai berikut n=

Dimana

1 = Konstanta

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

e =Error (10 yang dapat ditoleransi terhadap ketidak tepatan penggunaan sampel

sebagai pengganti populasi)

n =

=

=

=

= 92

Dengan demikian jumlah sampel yang diambil dari papulasi target berdasarkan rumus

Solvin sebanyak 92 responden yang diambil secara random sederhana

E Teknik Pengumpulan Data

Dalam setiap kegiatan penelitian selalu ada kegiatan pengumpulan dataMetode

pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrument berupa kuesioner atau

angketDengan metode angket ini dipersiapkan sejumlah pernyataan tertentu kemudian

disebarkan kepada responden untuk mendapatkan jawaban yang diperlukan secara

langsungAngket diberikan kepada peserta didik kemudian diisi serta dijadikan sampel dalam

penelitian untuk mengetahui pengaruh antara interaksi sosialpada pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan peserta didik terhadap perilaku prososialAngket yang digunakan adalah

angket tertutup yang berisi pertanyaan atau pernyataan yang disertai jawaban terikat pada

sejumlah kemungkinan jawaban yang sudah disediakan

F Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan angket tertutup dalam bentuk Skala Likert karena

penelitian ini akan mengukur tentang perilaku atau sikap Angket ini berupa pertanyaan atau

pernyataanyang jawabannya berbentuk skala deskriptifAngket tertutup untuk mengungkap

data tentang variabel terikat yaitu interaksi sosial dan perilaku prososialInstrumen tersebut

sebelumnya diuji cobakan terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat validitas dan

reliabilitasnya Untuk item pernyataan yang dinyatakan tidakvalid atau reliabel maka item

pernyataan tersebut tidak dipakai sebagai item instrumenSedang item-item pernyataaan yang

sudah dinyatakan valid dan reliabel maka item-item pernyataan tersebut dijadikan alat untuk

mendapatkan data dan kemudian setelah itu intsrumen tersebut digunakan atau disebarkan

kepada sampel sesungguhnya

Pada bagian ini pernyataan-pernyataan yang disusun berdasarkan indikator-indikator

yang telah dioperasionalkan dari dimensi-dimensi yang terikat dari setiap variabel Adapun alternatif jawaban menggunakan skala likert dengan empat alternatif jawaban yaitu Selalu

(SL) Sering (SR) Ragu (R) Jarang (JR) Tidak Pernah (TP) Skor untuk jawaban dari

pertanyaan atau pernyataan positif adalah SL=5 SR=4 R=3 JR=2 dan TP=1 sedangkan

untuk pernyataan atau pertanyaan negatif skor sebaliknya

1 Penyusunan Butir Kuisioner

Kisi-kisi angket ini akan disajikan berdasarkan dari indikator-indikator yang telah

dikembangkan dari variabel yang telah ditetapkan Untuk variabel interaksi sosial

(variabel X) terdiri dari 4 indikator dan dikembangkan menjadi 32 item pernyataan

Sedang variabel perilaku prososial (variabel Y) terdiri dari 6 indikator dan dikembangkan menjadi 28 item pernyataanSeperti digambarkan dalam tabel dibawah ini

Tabel 33

Kisi-Kisi Variabel Interaksi Sosial ( X )

Variabel Indikator Item Kuisioner Jumlah

Positif Negatif

Interaksi

Sosial

(X)

1 Kerjasama

2 Akomodasi

3 Asimilasi

4 Akulturasi

1472324

51025 2730

2122129 31

13182022

39 26

6 8 28

1114 16

15171932

8

8

8

8

Jumlah 19 13 32

Tabel 34

Kisi-Kisi Variabel Perilaku Prososial ( Y )

Variabel Indikator Item Kuisioner Jumlah

Positif Negatif

Perilaku

Prososial

(Y)

1 Menolong

2 Beramal

3 Persahabatan

4 Berbagi

5 Simpati

6Kesopanan

1 13 23

5 11 30

1014 20

18 22

4 8 16 31

2321

9 29

15 24

627

7 2526

28 19

12 17 32

5

5

5

5

6

6

Jumlah 18 14 32

2 Uji Coba

a Uji Validitas

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan uji coba yaitu dengan menguji

validitas dan reabilitas Kemudian uji validitas instrumen dilakukan untuk mengetahui

seberapa jauh instrumen penelitian mampu mencerminkan isi sesuai dengan hal dan

sifat yang diukur Artinya setiap butir instrumen telah benar-benar menggambarkan

keseluruhan isi atau sifat bangun konsep yang menjadi dasar penyusunan instrument

Pengujian ini digunakan rumus korelasi product moment seperti berikut

Keterangan

r Nilai Koefisien korelasi antara X dan Y

sumX Jumlah pengamatan variabel X

sumY Jumlah pengamatan variabel Y

sumXY Jumlah hasil perkalian variabel X dan Y

(sumx2) Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel X

(sumx)2 Kuadrat dari Jumlah pengamatan variabel X (sumY2) Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel Y

(sumY)2 Kuadrat dari Jumlah pengamatan variabel Y

N Jumlah pasangan pengamatan Y dan X

b Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa instrument dapat

dipercaya dan digunakan sebagai alat pengumpulan dataUntuk uji reliabilitas

instrument digunakan rumus Alpha dari Cronbach sebagai berikut

Г11=

Keterangan

σ Reliabilitas instrument

k Banyaknya butir pernyataan

sumσb2 Jumlah varian butir

Σσt2 Varian Total

G Teknik Analisis Data

1 Pengorganisasian Data

Data yang nantinya akan diperoleh dari angket kemudian dipilih dan disusun

sehingga data yang tidak berguna dapat ditinggalkan Kemudian dilakukan klasifikasi

data yaitu menggolongkan data berdasarkan kategori tertentu sesuai dengan

permasalahan-permasalahan yang dibuat berdasarkan analisa variabel

2 Hipotesis Statistik

Bentuk hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah

H0 = 0

Ha 0

Bentuk hipotesis asosiatif dalam penelitian ini adalah

Hipotesis nol (H0) Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta

didik terhadap perilaku prososial

Hipotesis alternatif (Ha)Terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta

didik terhadap perilaku prososial

3 Uji Persyaratan Analisis

Sebelum dilakukan analisis dengan regresi dilakukan uji persyaratan analisis

terlebih dahulu Uji persayaratan analisis itu meliputi

a Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data mengikuti

sebaran baku normal atau tidak Normalitas data dikenakan terhadap variabel bebas

(X) dan variabel terikat (Y) Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan Uji

Lilliefors dengan langkah-langkah sebagai berikut

1 Menentukan mean dan standar deviasi

2 Menentukan angka baku (Z) denganrumus sebagai berikut

Rumus

Z1 =

3 Menentukan luas tiap angka baku (Zi) dengan menggunakan daftar distribusi

normal

4 Menentukan angka peluang F(Zi) = 0500 + ( tabel normal standar 0 ke Z )

5 Menentukan S(Zi) = banyak Zi n

6 Menentukan beda dari F (Zi) ndash S (Zi)

7 Memilih nilai terbesar dari F (Zi) ndash S (Zi) dengan mengabaikan tanda matematika untuk menjadikan Lhitung (Lilliefors) Sebaran data dikatakan normal jika

LhitungltLtabel

b Uji Linieritas

Perhitungan linieritas digunakan untuk menyatakan hubungan fungsional

antara variabel-variabel tersebut berhubunganUntuk perhitungan linieritas digunakan

uji regresi sederhana

Pengujian regresi sederhana ( Y = α + bx )

Fhitung =

Di mana

F = Bilangan untuk linieritas

S2TC = Rerata jumlah kuadrat tuna cocok

S2e = Rerata jumlah kuadrat kekeliruan

4 Analisis Data

Data yang sudah diperoleh kemudian diuraikan dengan keterangan agar data

tersebut mudah diubah dipahami bagi orang yang ingin mengetahui penelitian ini

Adapun rumus yang digunakan untuk mencari dan mengetahui presentase setiap data adalah

1 Editing

Pada tahap ini penulis mengecek kembali kelengkapan dan kebenaran

pengisian angket atau kuisioner yang berhasil dikumpulkan oleh peneliti

2 Skorsing

Memberi nilai pada setiap jawaban angket yang diberi skor 432 dan 1

berdasarkan jawaban yang dipilih

Setelah pengumpulan data untuk mengetahui bagaimana pengaruh perilaku

prososial (variabel X) terhadap prestasi belajar (variabel Y) Penulis menggunakan

rumus product momentdari Karl Pearson sebagai berikut

Dimana

rxy = Angka indek korelasi ldquorrdquo product moment

n = Jumlah sampel

sumX = Jumlah keseluruhan variabel X

sumY = Jumlah keseluruhan variabel Y sumXY = Jumlah keseluruhan perkalian antara variabel X dan Y

Kemudian dilajutkan dengan uji signifikasi uji keberartian (t) dengan rumus t

=

Dimana r = Besarnya koefisien korelasi (rhitung)

n = Jumlah sampel

Dan untuk mengetahui berapa persen () variabel X memberikan kontribusi

terhadap variabel Y maka langkah selanjutnya mencari koefisien determinasi dengan

menggunakan derajat hubungan antara variabel X dan Y menggunakan rumus sebagai

berikut

KD = rxy2 x 100 Keterangan

KD = Kontribusi variabel X terhadap variabel Y

rxy2 = Koefisien korelasi antara veriabel X terhadap variabel Y

VI HASIL PENELITIAN

A Deskrisi Data

1 Data Interaksi Sosial Peserta Didik (Skor Variabel X)

Tabel 41

Distribusi Frekuensi Interaksi Sosial Peserta Didik

No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif ()

1 59 - 63 6 652

2 64 - 68 6 652

3 69 - 73 9 978

4 74 - 78 32 3478

5 79 - 83 20 2174

6 84 - 88 12 1304

7 89 ndash 93 7 762

Jumlah 92 100

Hasil penelitian mengenai perilaku prososial peserta didik diperoleh rentangan

nilai sebesar 32 dengan skor tertinggi 91 dan skor terendah 59 banyak kelas 7 dengan

panjang interval 5 Selain itu diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7768 nilai

tengah (median) sebesar 81 67 modus (mode) sebesar 766 dan simpangan baku atau

standar deviasi sebesar 709 (Lihat lampiran 8 hal 73)

Grafik 41

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa interkasi sosial peserta didik yang diperoleh

peserta didik Kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara

74 ndash 78 dengan frekuensi relatif 3478 Sedang yang terendah terlelak antara 59 ndash 63

dengan frekuensi relatif 652

0

20

40

59 - 63 64 - 68 69 - 73 74 - 78 79 - 83 84 - 88 89 ndash 93

2 Deskripsi Data Perilaku Prososial

Tabel 42

Distribusi Frekuensi Perilaku Prososial Peserta Didik

No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif

1 68 - 71 19 2065

2 72 - 75 13 1413

3 76 - 79 12 1304

4 80 - 83 22 2392

5 84 - 87 13 1413

6 88 - 91 8 870

7 92 ndash 95 5 543

Jumlah 92 100

Data hasil perilaku prososialpeserta didik diperoleh rentangan 27 dengan skor tertinggi 95

dan skor terendah 68 banyak kelas 7 dengan panjang kelas interval 4 Selain itu

diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7885 nilai tengah (median) sebesar 8168

nilai modus (mode) sebesar 8 dan simpangan baku atau setandar deviasi sebesar

703(Lihat lampiran 9 hal 76)

Grafik 42

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa perilaku prososialpeserta didik kelas XI

SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara 80 ndash 83 dengan

frekuensi relatif 2392 Sedang yang terendah terlelak antara 92 ndash 95 dengan frekuensi

relatif 543

B Pengujian Persyaratan Analisis

1 Pengujian Normalitas

Perhitungan normalitas dilakukan dengan Uji Lilliefors dengan taraf signifikasi α

= 005 Perhitungan normalitas dilakukan untuk melihat apakah sebaran data yang akan

dianalisis memiliki distribusi yang normal atau tidak Adapun hasil perhitungan uji normalitas sebagai berikut

Tabel 43

Hasil Uji Normalitas

N = 92 Lhitung Ltabel Kriteria Kesimpulan

InteraksiSosial 01005 01009

Lhlt Lt

Distribusi Normal

Perilaku Prososial 00892 01009 Distribusi Normal

2 Pengujian Linieritas

Pengujian linieritas dilakukan terhadap interaksi sosial peserta didik dan perilaku

prososial peserta didikPengujian pertama dilakukan dengan menghitung uji regresi

sederhana dan selanjutnya dengan menggunakan uji linieritas Untuk uji regresi sederhana

didapatkan persamaanregresinya sebagai berikut Y = 1 + (-004)X Sementara itu hasil

0

20

68 - 71 72 - 75 76 - 79 80 - 83 84 - 87 88 - 91 92 ndash 95

yang diperoleh dari pengujian linieritas dengan uji linieritas adalah Fhitung = 099

sementara pada Ftabel dengan taraf signifikasi α = 005 dengan dk penyebut 21 dan dk

pembilang 54 dalam daftar distribusi diperoleh F (2154) adalah 193

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa bentuk hubungan antara interaksi sosial

peserta didik dengan perilaku prososial peserta didikadalah linier

(Perhitungan lengkap pada lampiran 12 hal86)

C Pengujian Hipotesis

Perhitungan hipotesis terlebih dahulu dilakukan perhitungan koefisien korelasinya

Untuk menghitung koefisien korelasi antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku

prososial peserta didik digunakan rumus Pearson Product Moment yaitu

rxy = Σ Σ Σ

Σ Σ Σ Σ

Selanjutnya diperoleh nilai rhitung sebesar 0751 dan dibandingkan dengan rtabel taraf

signifikasi α = 005 yaitu 0227 Hasil tersebut menunjukan bahwa rhitunggt rtabelKarena rhitunggt

rtabel maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (H0) ditolak sedangkan hipotesis alternatif

(Ha) diterima yakni terdapat hubungan antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku

prososial peserta didik

Besarnya kontribusi interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial dapat

ditentukan menggunakan determinasi sebesar 564 Uji signifikasi dengan uji t dengan taraf

signifikasi α = 005 diperoleh thitung = 985 dan ttabel = 166 Karena thitunggt ttabel maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik

terhadapperilaku prososial peserta didik

Semakin tinggiinteraksi sosial peserta didik maka dapat semakin tinggi pula perilaku

prososial peserta didik

(Lihat lampiran 13 hal94)

D Interpretasi Hasil Penelitian

Dari hasil perhitungan didapatkan nilai indeks korelasi sebesar 0751 Jika

dikonsultasikan pada tabel di atas angka r (0751) yang berada antara 070 ndash 090 termasuk

dalam kategori adanya korelasi kuat berarti terdapat hubungan positif dan signifikan antara

interaksi sosial peserta didik dengan perilaku prososial peserta didik

E Kesimpulan Pengujian Hipotesis

Dari uraian di atas diperoleh hasil perhitungan rhitung sebesar 0751 Jika

dikonsultasikan dengan rtabel n = 77 dengan taraf signifikasi (α = 005) maka rtabel adalah

0227 Sedangkan uji signifikasi dengan uji t dengan taraf signifikasi α = 005 diperoleh thitung

= 985 dan ttabel = 166 Karena rhitung lebih besar dari rtabel dan thitung lebih besar dari ttabelmaka

terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku

prososial peserta didik SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan

F Keterbatasan Penelitian

Meskipun penelitian ini telah berhasil menguji hipotesis yang diajukan yaitu terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku

prososial peserta didik Namun masih banyak kekurangan dalam penelitian ini karena

keterbatasan yang dimiliki kekurangan tersebut antara lain terbatasnya pengetahuan tentang

perihal yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti terbatasnya waktu untuk

mengadakan penelitian dan lain sebagainya

VII SIMPULAN DAN SARAN

A Simpulan Berdasarkan uraian mengenai hubunganinteraksi sosial peserta didik terhadap perilaku

prososial peserta didik kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang dibahas pada bab

dan sub bab sebelumnya maka dapat peneliti simpulkan sebagai berikut

1 Data hasil angket interaksi sosial peserta didik mengasilkan rata-rata 7768 adapun skor

yang tertinggi adalah 91 dan terendah 59

2 Data hasil angket perilakuprososial peserta didik mengasilkan rata-rata 7885 Dengan

skor tertinggi sebesar 95 dan terendah sebesar 68

3 Terdapat pengaruh positif dan signifikan antarainteraksi sosial peserta didik terhadap

perilaku prososial peserta didik Hal ini terlihat darididapatnya thitung = 985 dan ttabel =

166 kemudian rhitung lebih besar dari rtabel (0751gt 0227) taraf signifikasi (α = 005)

dan interpretasi dari nilai r terdapat hubungan yang kuat 4 Hubungan interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial peserta didikdapat

dijelaskankan dengan perhitungan koefisien determinasi sebesar 564 dan selebihnya

dipengaruhi oleh faktor lain

B Implikasi

Perlu disadari bahwa walaupun penelitian ini berhasil menguji hipotesis kerja yang

diajukan (H1) yaitu terdapat pengaruh positif dankuat

antara variabel X (interaksi sosial) dan variabel Y (perilaku prososial) peserta didik SMK

Negeri Kota Tangerang Selatan Dengan demikian hasil penelitian ini mengandung implikasi

bahwa interaksi sosial peserta didik berpengaruh positif terhadapperilaku prososial peserta

didik Atas alasan di atas maka diperlukan adanya upaya-upaya pihak yang berkepentingan

atas peserta didik selaku objek pendidikan baik pihak sekolah maupun orang tua peserta

didik agar lebih memperhatikan interaksi sosial peserta didik sehari-hari Perilaku prososial

akan lebih meningkat apabila peserta didik memiliki interaksi sosial yang positif

Pada akhirnya dalam penelitian ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan

walaupun telah dilakukan dengan usaha yang maksimal Oleh karena itu maka perlu

diadakan penelitian lebih lanjut sehingga hasilnya dapat lebih sesuai dengan apa yang

diharapkan sehingga kelak dapat berguna bagi peserta didik itu sendiri serta siapapun yang

mengambil manfaat dari hasil penelitian ini

C Saran

Dari hasil penelitian dan kenyataan yang ada di lapangan maka peneliti pada bagian ini memberikan saran-saran sebagai pertimbangan Adapun saran-saran sebagai berikut

1 Satuan pendidikan harus dapat merangkul semua pihak yang terkait untuk bisa secara

bersama-sama menciptakan suasana ligkunagan sekolah yang kondusif dalam

upayamembentuk perilaku prososial peserta didik dengan demikian penyimpangan yang

dilakukan peserta didik dapat diminimalisir

2 Semua pendidik tanpa terkecuali merupakan cermin bagi peserta didik Maka dari itu

pendidik harus memberikan contoh dalam interaksi sosial dan pembiasaan perilaku

prososial kepada peserta didik

3 Orang tua diharapkan dapat membimbing putera-puteri mereka ketika berada diluar jam

sekolah Karenatiga perempat waktu anak lebih banyak menghabiskan waktu diluar

sekolah yaitu interaksi sosial dan perilaku prososial 4 Hendaknya peserta didik dapat mengaplikasikan pengetahuan Pendidikan

Kewarganegaraan yang didapat disekolah dalam perilaku sehari-hari

DAFTAR PUSTAKA

Adiyanto Michael2004Psilologi Sosial Edisi5 Jilid2 Jakarta Erlangga

Ahmadi Abu 2003 Psikologi Umum Cetakan Ke-3Jakarta PT RinekaCipta

Ali Muhammad 2014 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern Jakarta

Pustaka Amani

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Jakarta Rineka Cipta

Baron Robert A amp Byrne Donn Alih Bahasa Ratna Djuwita 2005 Psikologi

Sosial Edisi ke-10Jilid 2Jakarta Erlangga

Darmadi Hamid 2011 Metode Penelitian Pendidikan Bandung Alfabet

Fisher B Aubrey Penerjemah Soejono Trimo 2001 Teori-Teori Komunikasi

Bandung PT Remaja Rosdakarya

Hanurawan Fattah2010 Psikologi Sosial Suatu Pengantar Bandung PT

Remaja Rosdakarya

Hidayat Dasrun 2012 Komunikasi Antar pribadi dan Medianya Fakta

penelitian Fenomenologi Orang tua karier dan Anak Remaja Yogyakarta

Graha Ilmu

Hidayat Komarudin dan Azra Azuumardi 2014 Pancasila Demokrasi HAM

dan Masyarakat Madani Jakarta Kencana Prenada Media Group

Kartono Kartini 2008 Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja Jakarta

GrafindoPersada

Maryati Kun 2007Sosiologi Untuk Kelas X SMA dan MA Jakarta Erlangga

Mueller Daniel J 2001 Measuring Social Atittides A Handbook for Researchers

and Practitioners Amazon Teachers College Pr

Purwanto M Ngalim 2006 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja

RosdaKarya

Robbins Stephen amp JudgeTimothy 2014 Perilaku OrganisasiOrganizational

Behavior Buku 1 Edisi 12 Jakarta Salemba Empat

Sopiah 2008 Perilaku Organisasi Yogyakarta CVAndi Offset

Sudijono Anas 2010 Statistik Pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Sunardidan Asy 2007 Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Kelas XI SMA dan

MA Solo PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

Surna I Nyoman 2014 Pengembangan Diri Jakarta Fakultas Psikologi UPI

YAI

Syah Muhibbin 2010 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja Rosdakarya

Tumanggor Rusmin 2012 Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Jakarta Kencana

Prenada Media Group

UU RI No 20 tahun2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bandung

Fermana

UU RI No 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Bandung Fermana

Wahab A Abdul 2011 Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan

Bandung Alfabeta

Walpole E Ronald 2003 Pengantar Statistika Edisi 3 Jakarta PT Gramedia

Pustaka Utama

Willis S Sofyan 2010 Remaja dan Masalahnya bandung Alfabeta

Winataputra Udin S 2015 Pendidikan Kewarganegaraan Refleksi Historis

Epistemologis dan Rekonstruksi Untuk Masa Depan UT Kemenristek

Dikti

Winkel WS 2001Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar Jakarta PT

Gramedia

Zamroni Mohammad 2009 Filsafat Komunikasi Yogyakarta GrahaIlmu

Internet

Pengertian Kerja Sama

wwwgooglecomhttplompoulublogspotcom201306pengertian-

kerjasamahtml

Pengertian Persahabatan

wwwgooglecomhttpidwikipediaorgwikiPersahabatan

Pengertian Sopan Santun

wwwgooglecomhttpa62747wordpresscom20091121pengertian-

sopan-santun-menurut-pribadi

wwwgooglecomhttpsukabumikotagoidhukumUU_20_2003_Pendidi

kan_Nasionalpdf

Surat Kabar

Geng Puteri Melakukan Penganiayaan dengan Menyebut Dirinya Geng

NeroIndo-Pos Jumrsquoat 13 Juni 2008hal 4

Page 6: EPrintseprints.unpam.ac.id/383/1/Jurnal PPKn Vol 5 Maret 2017.pdf3. Perilaku prososial peserta didik tidak menjamin membentuk interaksi sosial yang positif. 4. Tidak terdapat pengaruh

face) dan kontak sekunder yaitu kontak sosial yang dilakukan melalui perantara seperti

melalui telepon orang lain dan surat menyurat atau menggunakan media sosial Sedangkan

komunikasi sosial dapat diartikan jika seseorang dapat memberi arti pada perilaku orang lain

atau perasaan-perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut baik langsung maupun

tidak langsung yaitu melalui media komunikasi Dari penjelasan di atas menunjukan bahwa

pada diri seseorang harus melakukan kontak sosial dan komunikasi sosial dalam upaya

mewujudkan hidup bersama

Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki keinginan untuk bergaul dimana dalam

pergaulannya terdapat suatu hubungan yang saling mempengaruhi sehingga cenderung

menimbulkan sikap saling membutuhkan Terdapat beberapa perilaku yang berhubungan

dengan interaksi sosial sebagai jalan untuk mencapai tujuan manusia sebagai makhluk sosial

Salah satu perilaku yang dimunculkan adalah tindakan sosial yang berasal dari tindakan

setiap individu Tindakan sosial ini mampu memberikan warnaatau corak tersendiri

terhadapinteraksi sosial yang terjadi

Tindakan sosial merupakan tindakan individu yang memiliki arti bagi dirinya yang diarahkan

pada tindakan orang lain Tindakan sosial yang dimulai dari tindakan individu-individu

memiliki keunikan atau ciri tersendiri Tetapi sebagai makhluk sosial tindakan manusia

seunik apapun tidak terlepas dari pengaruh lingkungan sosialnya Tindakan apapun yang

dilakukan bisa jadi mempengaruhi atau dipengaruhi oleh orang-orang yang berada di sekitar

kita

Mengacu pada panduan Max Weber (1864ndash1920) tindakan sosial dibedakan menjadi

empat tipe tindakan yaitu sebagai berikut

1) Rasionalitas Instrumental yaitu tindakan sosial murni yang menunjukkan bahwa

tindakan dilakukan dengan memperhitungkan kesesuaian antara cara yang digunakan dan

tujuan yang akan dicapai (bersifat rasional)

2) Rasionalitas Berorientasi Nilai yaitu tindakan yang dilakukan dengan memperhitungkan

manfaatnya tetapi tujuan yang dicapai tidak terlalu dipertimbangkan yang penting tindakan tersebut baik dan benar menurut penilaian masyarakat

3) Tindakan Afektif yaitu tindakan ini dilakukan dengan dibuat-buat dan didasari oleh

perasaan atau emosi dan kepura-puraan seseorang Tindakan ini tidak dapat dipahami atau

irrasional

4) Tindakan Tradisional yaitu tindakan ini didasarkan atas kebiasaan-kebiasaan yang

dilakukan orang-orang terdahulu tanpa per hitungan secara matang dan sama sekali tidak

rasional

Disamping sebuah tindakan proses interaksi sosial dapat dipengaruhi atau digerakkan

oleh faktor-faktor dari luar individu Adapun factor- faktor tersebut antara lain sebagai

berikut

1) Imitasi berarti meniru perilaku dan tindakan orang lain Sebagai suatu proses imitasi

dapat berarti positif apabila yang ditiru tersebut adalah perilaku individu yang baik sesuai

nilai dan norma masyarakat Akan tetapi imitasi bisa juga berarti negatif apabila sosok

individu yang ditiru adalah perilaku yang tidak baik atau menyimpang dari nilai dan norma

yang berlaku di masyarakat

2) Sugestimerupakan suatu proses yang menjadikan seorang individu menerima suatu cara

atau tingkah laku dari orang lain tanpa kritik terlebih dahulu Akibatnya pihak yang

dipengaruhi akan tergerak mengikuti pandangan itu dan menerimanya secara sadar atau tidak

sadar tanpa berpikir panjang Sugesti biasanya dilakukan oleh orang-orang yang berwibawa

atau memiliki pengaruh besar di lingkungan sosialnya

3) Identifikasi adalah kecenderungan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan

orang lain Identifikasi merupakan bentuk lebih lanjut dari proses imitasi dan proses sugesti

yang pengaruhnya cukup kuat Orang lain yang menjadi sasaran identifikasi dinamakan

idola

4) Simpati merupakan faktor yang sangat penting dalam proses interaksi sosial yang

menentukan proses selanjutnya Simpati merupakan proses yang menjadikan seseorang

merasa tertarik kepada orang lain Rasa tertarik ini didasari oleh keinginan untuk memahami

pihak lain dan memahami perasaannya ataupun bekerja sama dengannya

Dari penjelasan di atas terlihat bahwa terdapat beberapa syarat bagi seseorang

sebelum melakukan proses interaksi sosial yaitu pertama adanya minat dan perhatian yang

cukup besar terhadap hal yang akan ditiru kedua adanya sikap mengagumi ketiga hal yang

akan ditiru cenderung mempunyai penghargaan sosial yang tinggi

Dari empat faktor yang menjadi dasar terjadinya proses interaksi sosial tersebut dapat

membentuk jalinan interaksi yang terjadi antara individu dan individu individu dan

kelompok dan kelompok dan kelompok bersifat dinamis dan mempunyai pola tertentu

Apabila interaksi sosial tersebut diulang menurut pola yang sama dan bertahan untuk jangka

waktu yang lama akan terwujud hubungan sosial yang relatif mapan

Penejelasan diatas dapat dipertegasbahwa pola interaksi individu dengan individu

ditekankan pada aspek-aspek individual yang setiap perilaku didasarkan pada keinginan dan tujuan pribadi dipengaruhi oleh sosio-psikis pribadi dan akibat dari hubungan menjadi

tanggung jawabnya Contohnya seseorang sedang tawar menawar barang dengan pedagang

di kaki lima dua insan sedang berkasih-kasihan orang-orang bertemu di jalan dan saling

menyapa Untuk mengukur keakraban seseorang umumnya digunakan sosiometri seperti

pada bagan berikut ini

Darisosiometri tersebut dapat diketahui beberapa hal berikut

1) Makin sering seseorang bergaul dengan orang lain hubungannya akan semakin baik

Sebaliknya makin sedikit atau jarang bergaul ia akan terasing atau terisolasi

2) Keintiman seseorang sangat bergantung pada frekuensi dan intensitas nya melakukan

pergaulan

3) Dalam pergaulan seseorang akan memilih atau menolak siapa yang akan dijadikan

temannya

Sedangkan pola interaksi individu dengan kelompok memiliki beberapa bentuk ideal

yang merupakan deskripsi atau gambaran dari pola interaksi yang ada di masyarakat Harold

Leavitt menggambarkan terdapat empat pola interaksi ideal yaitu pola lingkaran pola huruf

X pola huruf Y dan pola garis lurus

Gambar 1 Sosiometri

Pola lingkaran merupakan pola interaksi yang menunjukkan adanya kebebasan dari

setiap anggota untuk berhubungan dengan pihak manapun dalam kelompoknya (bersifat

demokratis) baik secara vertikal maupun horizontal Akan tetapi pola ini sulit dalam

menentukan keputusan karena harus ditetapkan bersama Pola huruf X dan Y ditandai

dengan terbatasnya hubungan antar anggota kelompok sebab hubungan harus dilakukan

melalui birokrasi yang kaku tetapi mekanisme kelompok mudah terkendali karena adanya

pemimpin yang dapat menguasai dan mengatur anggotanya walaupun dipaksakan

Pola garis lurus hampir sama dengan pola huruf X dan Y yang di dalamnya hubungan

antaranggota tidak dilakukan secara langsung atau melalui titik sentral Akan tetapi pihak

yang akan menjadi mediator dalam hubungan tersebut bergantung pada individu-individu

yang akan berhubungan seperti pada pola lingkaran Terbatasnya hubungan antar anggota pada pola ini bukan karena otoritas pemimpin melainkan keterbatasan wawasan setiap

anggota dalam berhubungan karena adat istiadat dalam masya rakat Oleh karena itu pola

garis lurus biasanya menyangkut aspek-aspek kehidupan yang khusus

Di antara berbagai pendekatan yang digunakan untuk mempelajari interaksi sosial dijumpai pendekatan yang dikenal dengan nama interaksionisme simbolik Pendekatan ini

bersumber pada pemikiran George Herbert Mead

Menurut Mead interaksi sosial merupakan suatu proses sosial dalam hal ini terdapat

tahapan yang bisa mendekatkan dan tahapan yang bisa merenggangkan orang-orang yang

saling berinteraksi Tahap yang mendekatkan diawali dari tahap memulai (initiating)

menjajaki (experimenting) meningkatkan (intensifying) menyatupadukan (integrating) dan

mempertalikan (bonding) Contohnya pada saat Anda memulai masuk sekolah kemudian menjajaki hubungan dengan orang lain melalui tegur sapa saling berkenalan dan bercerita

Hasil penjajakan ini dapat menjadi dasar untuk memutuskan apakah hubungan Anda akan

ditingkatkan atau tidak dilanjutkan Jika hubungan sudah semakin meningkat biasanya

muncul perasaan yang sama atau menyatu untuk kemudian menjalin tali persahabatan

Pada tahap yang meregangkan dimulai tahap membeda-bedakan (differentiating)

membatasi (circumscribing) menahan (stagnating) menghindari (avoiding) dan

memutuskan (terminating) Contohnya di antara dua orang yang dahulunya selalu bersama

Kemudian mulai melakukan kegiatan sendiri-sendiri Oleh karena sering tidak bersama lagi

pembicaraan di antara mereka pun mulai dibatasi Dalam hal ini antarindividu mulai saling

menahan sehingga tidak terjadi lagi komunikasi Hubungan lebih mengarah pada terjadinya

konflik sehingga walaupun ada komunikasi hanya dilakukan secara terpaksa

Sehubungan untuk tidak terjadinya konflik atau komunikasi yang hanya dilakukan

secara terpaksa maka perlu diupayakan interaksi sosial yang mengacukepada keteraturan

sosial Ada beberpa keteraturan yang harus dibangun dalam interaksi sosialdiantaranya

adalah

1 Asosiatif merupakan bentuk interaksi yang akan mendorong terciptanya keteraturan

sosial Adapun bentuk proses asosiatif yang harus dibangun adalah kerjasama

(coorperation) yaitu jaringan interaksiantara orang perorangan atau kelompok yang

berusaha bersamauntuk mencapai tujuan bersama Kerja sama merupakansalah satu

bentuk interaksi sosial yang universal pada masyarakat manapun Walaupun demikian

banyak ahli yang berpendapat bahwa masyarakat yang terlalu mementingkan kerja sama

cenderung kurang inisiatif dan tidak mandiriMasyarakat seperti itu terlalu mengandalkan bantuan dan didahului oleh rekannya

Gambar 2 Bentuk- bentuk Pola Interaksi

2Akomodasi(accomodation) yaitu menggambarkan suatu keadaan dan proses Adanya

keseimbangan interaksi sosial yang berkaitan dengan norma dan nilai sosial yang

berlaku Akomodasi sebagai suatu proses menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk

meredakan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak

kehilangan kepribadiannya

3 Asimilasi merupakan proses sosial pada tahap lanjut atau tahap penyempurnaan Artinya

asimilasi terjadi setelah melalui tahap kerjasama dan akomodasi Asimilasi dapat

terbentuk apabila terdapat tiga persyaratan berikut

1 Terdapat sejumlah kelompok yang memiliki kebudayaan berbeda 2 Terjadi pergaulan antar individu atau kelompok secara intensif dalam waktu yang

relatif lama

3 Kebudayaan setiap kelompok tersebut saling berubah dan menyesuaikan diri

Proses asimilasi dapat diilustrasikan seperti pada bagan berikut

Gambar 3 Proses Asimilasi

Selain persyaratan tersebut proses asimilasi akan berjalan lancar apabila ditunjang oleh

faktor-faktor berikut

1) Sikap toleransi

2) Kesempatan yang sama dalam bidang ekonomi 3) Sikap menghormati dan menghargai orang asing dan kebudayaannya

4) Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat

5) Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan universal

6) Perkawinan campuran antarkelompok yang berbeda budaya

7) Adanya musuh bersama dari luar

Sebaliknya ada pula faktor-faktor yang menjadi penghambat terjadinya asimilasi

sebagai berikut

1) Terisolasinya kehidupan suatu kelompok tertentu dalam masyarakat atau sikap menutup diri (isolasi) Contohnya kehidupan suku pedalaman Baduy

2) Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi Contohnya dengan

menggunakan komputer dapat memudahkan pekerjaan daripada dengan

menggunakan mesin ketik Akan tetapi karena tidak bisa menggunakannya

pekerjaan akan menjadi lebih lama daripada mesin ketik

3) Adanya prasangka negatif atau adanya perasaan takut terhadap pengaruh

kebudayaan baru yang dihadapi Contohnya kerja keras dapat menjadikan sikap

orang menjadi serakah Padahal kerja keras sangat diperlukan dalam mayarakat

modern

4) Adanya perasaan bahwa kebudayaan kelompok tertentu lebih tinggi daripada

kebudayaan kelompoknya sehingga kelompok tersebut memisahkan diri dan menjadikan jarak yang semakin jauh

5) Adanya perbedaan ciri-ciri fisik seperti tinggi badan warna kulit atau rambut

Contohnya etnosentrime rasialisme dan apartheid

6) Adanya perbedaan kepentingan dan pertentangan-pertentangan pribadi

4 Akulturasi(acculturation) adalah berpadunya unsur-unsur kebudayaan yang berbeda dan

membentuk suatu kebudayaan baru tanpa menghilangkan kepribadian kebudayaannya

yang asli Lamanya proses akulturasi sangat bergantung pada persepsi masyarakat

setempat terhadap budaya asing yang masuk Akulturasi bisa terjadi dalam waktu yang

relatif lama apabila masuknya melalui proses pemaksaaan Sebaliknya apabila masuknya

melalui proses damai akulturasi tersebut akan relatif lebih cepat Contohnya Candi

Borobudur merupakan perpaduan kebudayaan India dengan kebudayaan Indonesia musik

Melayu bertemu dengan musik Spanyol menghasilkan musik keroncong

Apabila diilustrasikan proses akulturasi adalah seperti pada bagan sebagai berikut

Gambar 4 Proses Akulturasi

B Hakekat Perilaku Prososial

Perilaku prososial terkadang digunakan secara bergantian dengan istilah altruistic

tetapi makna dari altruistic yang sebenarnya adalah tingkah laku yang merefleksikan

pertimbangan untuk tidak mementingkan diri sendiri demi kebaikan orang lain Baron amp

Byrne (2005) ldquoPerilaku prososial itu merupakan segala bentuk tindakan yang dilakukan

atau direncanakan untuk menolong orang lain tanpa memperdulikan motif-motif si

penolongrdquo Perilaku prososial juga dapat menimbulkan suatu derajat resiko tertentu bagi

penolong atau dapat diartikan suatu tindakan menolong yang menguntungkan orang lain

tanpa harus menyediakan suatu keuntungan langsung pada orang yang melakukan

tindakan tersebut dan mungkin bahkan melibatkan suatu resiko bagi orang yang

menolong Perilaku prososial juga harus bermanfaat bagi orang lain atau memiliki

konsekuensi sosial positif yang berguna bagi kesejahteraan fisik dan psikologis orang

lain

Jadi jelas bahwa perilaku prososial yaitu tingkah laku yang sifatnya positif atau

menguntungkan dan tingkah laku tersebutditunjukan untuk kepentingan orang lain Tetapi

sejauh mana tingkah laku dikatakan sebagai tingkah laku yang menguntungkan orang

lain dapat menjadi kabur pengertiannya karena adanya pengertian yang berbeda-beda Sebagai contoh tingkah laku memukul yang dilakukan A terhadap B untuk membantu

temannya C berkelahi Jika dilihat dari sudut pandang C maka tingkah laku yang

dilakukan oleh A merupakan tingkah laku prososial karena menguntungkan untuk C

Namun jika dilihat dari sudut pandang B maka tingkah laku tersebut bukan merukan

tingkah laku prososial karena merugikan dan tidak mensejahterakan dan perlunya

kesesuaian tingkah laku yang ditampilkan dengan norma-norma yang berlaku

dimasyarakat Dengan demikian pengertian perilaku prososial dalam penelitian ini adalah

tingkah laku yang sifatnya mensejahterakan atau menguntungkan orang lain dan tingkah

laku tersebut tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku dimasyarakat

Perwujudan dari perilaku prososial dapat bermacam-macam diantaranya berupa

perilaku membantu beramal bekerja sama bersahabat menyelamatkan berkorban

berbagi rasa dan bersimpati Perilaku prososial terdiri dari berbagai bentuk mulai dari bentuk yang semata-mata berkisar pada tindakan altruisme yang tidak mementingkan diri

sendiri dan tanpa pamrih sampai tindakan menolong yang sepenuhnya dimotivasi oleh

kepentingan diri sendiri

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa bentuk perilaku prososial secara

garis besar dapat dilihat dari tingkat pengorbanan seseorang motivasi dan tingkat

keuntungan yang diterima seseorang dan bentuk pertolongan yang diterima orang lain

Karena pada dasarnya sulit untuk menentukan tingkat keuntungan yang diterima

seseorang pada waktu memberikan pertolongan pada orang lain dan menentukan tingkat

pengorbanan seseorang maka dalam penelitian ini bentuk perilaku prososial dibagi

berdasarkan bentuk pertolongan yang diterima orang lain yaituMenolong Amal

Sumbangan Kerjasama Persahabatan Membantu Menyelamatkan Mengorbankan

Berbagi Simpati dan Kesopanan

Perilaku prososial kebanyakan dilakukan pada teman dan kerabat dekathanya

sebagian kecil yang dilakukan perilaku prososial pada orang tak dikenal Tentu perilaku

prososial yang diberikan pada orang yang tidak dikenal biasanya bersifat spontan seperti

memberi petunjuk arah jalan dan menawarkan tempat duduk pada orang lain di bus

Salah satu proses belajar yang efektif untuk menumbuhkan perilaku prososial

dapat ditiru seorang anak dari pelajaran yang didapatnya pada mata pelajaran moral yang

diberikan di sekolah Masa sekolah adalah masa yang penting dimana anak dapat

mengembangkan atau gagalmengembangkan suatu perilaku prososial Tanpa model dan pengalaman yang tepat yang didapat dari proses belajar secara kognitif dan afektif dari

bangku sekolah seorang anak dapat dengan mudah bertumbuh menjadi orang dewasa

yangberperilaku tidak baik dalam kehidupan sehari-hari

Melihat pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa pentingnya pendidikan moral

itu dimulai sejak sekolah terutama di SMK dan di kelas IX karena periode ini merupakan

kondisi seorang anak mulai banyak perubahan dari segi fisik maupun psikis perubahan

inilah yang membuat anak mulai mencari pencarian jati diri (masa transisi atau puberitas)

pada tahap ini psikis peserta didik dapat dikatakan labil oleh sebab itu diperlukan suatu

pedoman bagi peserta didik dalam bentuk perilaku menetap dan bersikap pasitif atau

perilaku prososial

Perilaku prososial ini dapat dibentuk dari pelajaran moral yang diajarkan di sekolah sebab bila anak tidak diberikan pemahaman secara kognitif dan afektif tentang

perilaku yang baik dan tidak baik terutama untuk peserta didik dalam masa puberitas ini

dikuatirkan pengaruh lingkungan yang buruk dapat mempengaruhi seorang anak melalui

menirunya

C Hakekat Pendidikan Kewarganegaraan

Bila dilihat sejarahnya sejak tahun 1947 sd 1998 dalam kurikulum pendidikan

nasional pendidikan moral yang tertanam dalam Pendidikan Kewarganegaraan sudah

berkali kali mengalami metamorfosa dari mulai pendidikan moral itu disebut sebagai

pelajaran budi pekerti lalu berubah menjadi PMP PPKn dan PKn Karena selama fase

perkembangannya pendidikan moral dan keagamaan menjadi suatu tuntutan yang wajib dalam dunia pendidikan mengikuti perubahan jaman dan keutuhan yang diperlukan

dalam membangun mental generasi muda

Para ahli memberikan definisi Civic dalam rumusan yang berbeda-beda tetapi

pada dasarnya memiliki makna yang sama yaitu bahwa Civic merupakan unsur atau

cabang keilmuan dari ilmu politik yang secara khusus terutama membahas hak-hak dan

kewajiban warga negara

Rumusan tujuan untuk masing-masing satuan pendidikan mengacu pada fungsi

dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam UU No 20 tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional beserta peraturan-peraturan pemerintah yang

menyertainya Dalam merumuskan tujuan dan materi pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan SMP dan SMA disamping harus memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik juga harus melihat kesinambungan kedalaman dan sekuen

antar kelas dan atau antar jenjang pendidikan untuk menghindari terjadinya pengulangan

yang mungkin saja akan mengakibatkan kebosanan peserta didik

Membahas tujuan Pendidikan Kewarganegaraan tidak terlepas darifungsi mata

pelajaran Pendidikan Kewaraganegaraan karena keduanya saling berkaitan dimana tujuan

merupakan dunia cita yakni suasana ideal yang harus dijelmakan sedangkan fungsi

adalah pelaksanaan-pelaksanaan dari tujuan yang hendak dicapaiOleh karena itu fungsi

menunjukan keadaan gerak aktivitas dan termasuk dalam suasana kenyataan dan bersifat

riil dan konkret

Demikian pula membicarakan fungsi Pendidikan Kewarganegaraan memiliki

keterkaitan dengan visi dan misi mata pelajaran Pendidikan KewarganegaraanMata

pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan memiliki visi yaitu ldquoterwujudnya suatu mata

pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembianaan watak bangsa (nation and character

building) dan pemberdayaan warga negararsquorsquoUpaya pembinaan watak atau karakter

bangsa merupakan ciri khas dan sekaligus amanah yang diemban oleh mata pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan atau Civics Education pada umumnyaSedangkan misi

mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yaitu ldquomembentuk warga negara yang baik

yakni warga negara yang sanggup melaksanakan hak dan kewajibannya dalam kehidupan

bernegara dilandasi oleh kesadaran politik kesadaran hukun dan kesadaran

moralrsquorsquoUntuk mewujudkan misi diatas jelas bahwa peserta didik harus memiliki

kemampuan kewarganegaraan yang multidimensional agar dapat menjalankan hak dan kewajibannya dalam berbagai aspek kehidupan

Hal ini tidak terlepas dari adanya karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan

dengan paradigma baru yaitu bahwa Pendidikan Kewarganegaraan merupakan suatu

bidang kajian ilmiah dan program pendidikan di sekolah yang diterima sebagai wahana

utama serta esensi pendidikan demokrasi di Indonesia yang dilaksanakan melalui

1 Civic Intellegence yaitu kecerdasan dan daya nalar warga negara baik dalam dimensi

spiritual rasional emosional maupun sosial

1 Civic Responsibilityyaitu kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara

yang bertanggungjawab

2 Civic Partisipation yaitu kemampuan berpartisipasi warga negara atas dasar

tanggungjawabnya baik secara individual sosial maupun sebagai pemimpin hari depan

Adapun kompetensi penguasaan bahan ajar dalam Pendidikan Kewarganegaraan

mencakup 3 aspek yang ketiganya sangatlah penting oleh setiap peserta didik selaku

bagian dari warga negara yaitu

a) Memahami pengetahuan kewarganegaraan (Civic Knowledge)

b) Memahami keterampilan kewarganegaraan (Civic Skills) dan

c) Memahami etika kewarganegaraan (Civic Ethic)

Pendidikan kewarganegaran memiliki peran bagaimana membentuk suatu

masyarakat yang majemuk dapat menjalankan kelangsungan hidup serta kehidupan yang

lebih baik bagi warga negaranya khususnya kehidupan bagi generasi penerusnya secara

berguna ( berkaitan dengan kemampuan afektif ) dan bermakna ( berkaitan dengan

kemampuan kognitif ) Dengan melalui Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan akan mampu mengantisipasi hari depan yang senantiasa berubah dan memiliki pola pikir pola

sikap dan perilaku sebagai pola tindak yang cinta terhadap kemajemukan berdasarkan

Pancasila yang mampu membentuk tenjadinya interaksi sosial yang bermuara ke arah

prilaku prososial

Dengan demikian sangatlah signifikan bagaimana membangun kesetaraan untuk

terjadinya interaksi sosial melalui pendidikan kewarganegaraan untuk kembali pada

konsep ke-Indonesiaan yang majemuk Pertama soal kesadaran dalam menerima

kemajemukan suku etnis ras dan agama sebagai bagian terbesar dari kekayaan bangsa

Kendati berbeda-beda namun dapat tumbuh secara bersama-sama dalam ke-Indonesiaan

bukan mencabiknya Dengan demikian bukan saja kerukunan melainkan yang lebih

penting adalah saling membantu dalam kesetaraan untuk membentuk ke-Indonesian yang dicita-citakanKedua saatnya memperbaiki perikehidupan berbangsa yang

memungkinkan keterlibatan warga masyarakat yang plural seluas- luasnya agar dapat

saling mengenal dan saling menyadari betapa pentingnya makna bekerja sama untuk

saling asah asihdan asuh dalam mewujudkan interaksi sosial dan perilaku sosial guna

mengarungi ke-Indonesian yang manusiawi Dengan demikian banyak manfaat yang

dapat diambil dari interaksi sosial dan perilaku prososial guna menjalini perikehidupan

berbangsa yang beranekaragam iniKetiga mengembangkan perikehidupan berbangsa

secara terbuka dan bertanggung jawab Untuk menjalani perikehidupan berbangsa yang

lebih baik hanya mungkin mencapai kemajuan apabila terbuka lebih luas terhadap

kebebasan berserikat dan berkumpul menghormati bukan mencurigai dengan

mengarahkan kepada setiap anak bangsa untuk mampu menggunakan kebebasan ini

dengan penuh tanggung jawab Dengan demikian anak bangsa akan terlatih dalam

mengembangkan kesadaran berbangsa dan saling membantu dalam keberagaman masalah

yang terjadi di masyarakat yang majemuk ini

III Kerangka Berpikir

Masalah perilaku norma dan aturan sangat berkaitan erat dengan remaja Dalam

ketiga hal tersebut remaja menjadi sorotan dimasyarakat mulai dari perilaku penyimpangan

sampai pada pelanggaran terhadap norma dan aturan yang berlaku baikdalam lingkungan

keluarga sekolah maupunmasyarakat Seperti halnya yang belakangan ini sering terjadi yaitu perkelahian antar remaja itu sendiri Peristiwa tersebut menandakan terjadinya degradasi rasa

kemanusiaan dan budi pekertiSelain itu egoisme yang terjadi pada remaja membuat semakin

menurunnya rasa kepedulian remaja terhadap sesama dan lingkungan sekitarnya yang dapat

menimbulkan lemahnya dan tidak terjadinya interaksi sosialKedua hal tersebut

mencerminkan perilaku remaja kearah perilaku sosial dan terabaikannyaperilaku

prososialOleh sebab itu diperlukan perhatian yang khusus serta penanganan yang serius

terhadap masalah tersebut

Untuk mengatasai semua itu maka diperlukannya pendidikan yang berasal dari

lingkungan dan dimulai sejak dini Dalam hal ini selain lingkungan keluarga sebagai

pendidikan primer sekolah yang merupakan pendidikan sekunder juga memiliki pengaruh

yang besar bagi penbentukan karakter moral dan perilaku Bagi anak yang sudah bersekolah lingkungan yang setiap hari dimasukinya selain

lingkungan rumah adalah sekolahnya Anak remaja yang sudah duduk dibangku SMK

umumnya menghabiskan waktu sekitar 7 jam sehari di sekolahnya Ini berarti bahwa

sepertiga dari waktunya setiap hari dihabiskan disekolahTidak mengherankan kalau

pengaruh sekolah terhadap perkembangan jiwa remaja cukup besarSebagai lembaga

pendidikan sebagaimana halnya dengan keluarga sekolah juga mengajarkan nilai nilai dan

norma-norma yang berlaku dalam masyarakat Oleh karena itu sekolah sebagai lembaga

pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif mandiri serta

bertanggungjawab Seperti yang tertuang dalam UU Sistem Pendidikan Nasional No 20

tahun2003

Masa remaja adalah masa yang penting dimana anak dapat mengembangkan atau gagal mengembangkan suatu perilaku prososial Tanpa mengubah model dan pengalaman

yang didapat dari proses belajar secara kognitif dan afektif dari bangku sekolah seorang anak

dapat dengan mudah bertumbuh menjadi remaja yang egois dan kasar dan kemungkinan

menjadi orang dewasa yang tidak menyenangkan dalam berperilaku

Untuk memenuhi tujuan diatas serta upaya untuk mengembangkan perilaku prososial

yang mencerminkan budaya bangsaSerta menjadi warga negara yang memahami dan mampu

melaksanakan hak-hak dan kewajiban sebagai makhluk sosial Maka pemerintah menyusun

suatu kurikulum yang memfokuskan pada nilai-nilai moral yang mecakup tatacara beragama

bermasyarakat tata cara bergaul serta mengetahui aspek sosial yang berhubungan dengan rasa

persatuan dan kesatuan bangsa dan solidaritasDemi memenuhi aspek-aspek diatas maka

diberikan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang diharapkan dapat memberikan transformasi keilmuan yang nantinya mampu mewujudkan terjadinya interaksi sosial dan

dapat mengimplementasikan berperilaku sosial positif dalam kehidupan bermasyarakat

Dari paparan di atas dapat memberikan kekuatan yang positif bahwa pendidikan

kewarganegaraan mampu membentuk karakter yang lebih terukur di mana terlihat dari sudut

pandang keberagaman akan muncul sikap toleran kerjasama tepo seliro dan saling

memahami dalam tranformasi bentuk perilaku prososial yang terimplementasikan ke dalam

sikap interaksi sosial Dengan demikan interaksi sosial yang dibangun dalam pendidikan

kewarganegaraan mampu memberikan warna yang positif dalam perilaku prososial peserta didik

IV Hipotesis Penelitian

Berdasarkan deskripsi toeritik dan kerangka berpikir maka hipotesis penelitian ini

adalah sebagai berikutldquoDiduga terdapat pengaruhyang signifikan antara interaksi sosial

dalam Pendidikan Kewarganegaraan terhadap perilaku prososial peserta didik di SMK Negeri

di Kota Tangerang Selatanrdquo

Desain dalam penelitian model ini dapat digambarkan sebagai berikut

X = Interaksi sosial dalam pendidikan kewarganegaraan sebagai variabel bebas

Y =Perilaku prososial peserta didik sebagai sebagai variabel terikat

V METODOLOGI PENELITIAN

A Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah upaya menganalisis apakah ldquoterdapat pengaruhantara

interaksi sosialpeserta didikpada pembelajaran pendidikan kewarganegaraan terhadap

perilaku prososialrdquo

B Tempat dan Waktu Penelitian

1 Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah diSMK Negeri di Kota Tangerang Selatan

2 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2014 sampai dengan bulan September 2014 dengan

harapan waktu lima bulan dapat maksimal dilakukan penelitian dengan hasil uji hipotesis

yang memadai

C Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dimana analisisnya korelasi yakni melihat hubungan antara variabel-variabel yang diteliti Korelasi

ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara suatu variabel dengan variabel yang lain dan

bertujuan pula melihat hubungan antara dua gejala atau lebih Metode ini diharapkan dapat

menemukan hubungan antara interaksi sosialpeserta didik pada pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan terhadap perilaku prososial di SMK Negeri Kota Tangerang Selatan

Setelah diketahui ada hubungan antara setiap variabelnya kemudian dianalisis untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh interaksi sosial tersebut terhadap perilaku sosial peserta

didik

D Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

1 Populasi

Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI di seluruhSMK

Negeri Kota Tangerang Selatan Data jumlah peserta didik dapat dilihat di tabel 31

berikut ini

Tabel 31

Populasi Terjangkau

NO SMK Peserta Didik

X Y

Negeri Laki Perempuan Jumlah 1 1 220 121 341

2 2 277 239 516

3 3 66 31 97

4 4 34 90 124

5 5 43 38 81

Jumlah 640 519 1159

Sumber Data LPPD 2014 Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan

2 Teknik Pengambilan Sampel

Penetapan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan jenis metode

random samplingKarena setiap anggota populasi yang ada didalam sampling frame

bersangkutan mempunyai hak yang sama besar untuk dipilih menjadi anggota sampel

Dalam penelitian ini dipilih kelas XI karena peserta didik kelas tersebut sudah mengerti

dan memahami budaya sekolah sudah memiliki banyak teman dansudah memiliki nilai

prestasi belajar kemudian tidak dalam persiapan Ujian NasionalMenentukan besarnya

sampel menggunakan rumus Solvin

Adapun rumusnya sebagai berikut n=

Dimana

1 = Konstanta

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

e =Error (10 yang dapat ditoleransi terhadap ketidak tepatan penggunaan sampel

sebagai pengganti populasi)

n =

=

=

=

= 92

Dengan demikian jumlah sampel yang diambil dari papulasi target berdasarkan rumus

Solvin sebanyak 92 responden yang diambil secara random sederhana

E Teknik Pengumpulan Data

Dalam setiap kegiatan penelitian selalu ada kegiatan pengumpulan dataMetode

pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrument berupa kuesioner atau

angketDengan metode angket ini dipersiapkan sejumlah pernyataan tertentu kemudian

disebarkan kepada responden untuk mendapatkan jawaban yang diperlukan secara

langsungAngket diberikan kepada peserta didik kemudian diisi serta dijadikan sampel dalam

penelitian untuk mengetahui pengaruh antara interaksi sosialpada pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan peserta didik terhadap perilaku prososialAngket yang digunakan adalah

angket tertutup yang berisi pertanyaan atau pernyataan yang disertai jawaban terikat pada

sejumlah kemungkinan jawaban yang sudah disediakan

F Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan angket tertutup dalam bentuk Skala Likert karena

penelitian ini akan mengukur tentang perilaku atau sikap Angket ini berupa pertanyaan atau

pernyataanyang jawabannya berbentuk skala deskriptifAngket tertutup untuk mengungkap

data tentang variabel terikat yaitu interaksi sosial dan perilaku prososialInstrumen tersebut

sebelumnya diuji cobakan terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat validitas dan

reliabilitasnya Untuk item pernyataan yang dinyatakan tidakvalid atau reliabel maka item

pernyataan tersebut tidak dipakai sebagai item instrumenSedang item-item pernyataaan yang

sudah dinyatakan valid dan reliabel maka item-item pernyataan tersebut dijadikan alat untuk

mendapatkan data dan kemudian setelah itu intsrumen tersebut digunakan atau disebarkan

kepada sampel sesungguhnya

Pada bagian ini pernyataan-pernyataan yang disusun berdasarkan indikator-indikator

yang telah dioperasionalkan dari dimensi-dimensi yang terikat dari setiap variabel Adapun alternatif jawaban menggunakan skala likert dengan empat alternatif jawaban yaitu Selalu

(SL) Sering (SR) Ragu (R) Jarang (JR) Tidak Pernah (TP) Skor untuk jawaban dari

pertanyaan atau pernyataan positif adalah SL=5 SR=4 R=3 JR=2 dan TP=1 sedangkan

untuk pernyataan atau pertanyaan negatif skor sebaliknya

1 Penyusunan Butir Kuisioner

Kisi-kisi angket ini akan disajikan berdasarkan dari indikator-indikator yang telah

dikembangkan dari variabel yang telah ditetapkan Untuk variabel interaksi sosial

(variabel X) terdiri dari 4 indikator dan dikembangkan menjadi 32 item pernyataan

Sedang variabel perilaku prososial (variabel Y) terdiri dari 6 indikator dan dikembangkan menjadi 28 item pernyataanSeperti digambarkan dalam tabel dibawah ini

Tabel 33

Kisi-Kisi Variabel Interaksi Sosial ( X )

Variabel Indikator Item Kuisioner Jumlah

Positif Negatif

Interaksi

Sosial

(X)

1 Kerjasama

2 Akomodasi

3 Asimilasi

4 Akulturasi

1472324

51025 2730

2122129 31

13182022

39 26

6 8 28

1114 16

15171932

8

8

8

8

Jumlah 19 13 32

Tabel 34

Kisi-Kisi Variabel Perilaku Prososial ( Y )

Variabel Indikator Item Kuisioner Jumlah

Positif Negatif

Perilaku

Prososial

(Y)

1 Menolong

2 Beramal

3 Persahabatan

4 Berbagi

5 Simpati

6Kesopanan

1 13 23

5 11 30

1014 20

18 22

4 8 16 31

2321

9 29

15 24

627

7 2526

28 19

12 17 32

5

5

5

5

6

6

Jumlah 18 14 32

2 Uji Coba

a Uji Validitas

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan uji coba yaitu dengan menguji

validitas dan reabilitas Kemudian uji validitas instrumen dilakukan untuk mengetahui

seberapa jauh instrumen penelitian mampu mencerminkan isi sesuai dengan hal dan

sifat yang diukur Artinya setiap butir instrumen telah benar-benar menggambarkan

keseluruhan isi atau sifat bangun konsep yang menjadi dasar penyusunan instrument

Pengujian ini digunakan rumus korelasi product moment seperti berikut

Keterangan

r Nilai Koefisien korelasi antara X dan Y

sumX Jumlah pengamatan variabel X

sumY Jumlah pengamatan variabel Y

sumXY Jumlah hasil perkalian variabel X dan Y

(sumx2) Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel X

(sumx)2 Kuadrat dari Jumlah pengamatan variabel X (sumY2) Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel Y

(sumY)2 Kuadrat dari Jumlah pengamatan variabel Y

N Jumlah pasangan pengamatan Y dan X

b Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa instrument dapat

dipercaya dan digunakan sebagai alat pengumpulan dataUntuk uji reliabilitas

instrument digunakan rumus Alpha dari Cronbach sebagai berikut

Г11=

Keterangan

σ Reliabilitas instrument

k Banyaknya butir pernyataan

sumσb2 Jumlah varian butir

Σσt2 Varian Total

G Teknik Analisis Data

1 Pengorganisasian Data

Data yang nantinya akan diperoleh dari angket kemudian dipilih dan disusun

sehingga data yang tidak berguna dapat ditinggalkan Kemudian dilakukan klasifikasi

data yaitu menggolongkan data berdasarkan kategori tertentu sesuai dengan

permasalahan-permasalahan yang dibuat berdasarkan analisa variabel

2 Hipotesis Statistik

Bentuk hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah

H0 = 0

Ha 0

Bentuk hipotesis asosiatif dalam penelitian ini adalah

Hipotesis nol (H0) Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta

didik terhadap perilaku prososial

Hipotesis alternatif (Ha)Terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta

didik terhadap perilaku prososial

3 Uji Persyaratan Analisis

Sebelum dilakukan analisis dengan regresi dilakukan uji persyaratan analisis

terlebih dahulu Uji persayaratan analisis itu meliputi

a Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data mengikuti

sebaran baku normal atau tidak Normalitas data dikenakan terhadap variabel bebas

(X) dan variabel terikat (Y) Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan Uji

Lilliefors dengan langkah-langkah sebagai berikut

1 Menentukan mean dan standar deviasi

2 Menentukan angka baku (Z) denganrumus sebagai berikut

Rumus

Z1 =

3 Menentukan luas tiap angka baku (Zi) dengan menggunakan daftar distribusi

normal

4 Menentukan angka peluang F(Zi) = 0500 + ( tabel normal standar 0 ke Z )

5 Menentukan S(Zi) = banyak Zi n

6 Menentukan beda dari F (Zi) ndash S (Zi)

7 Memilih nilai terbesar dari F (Zi) ndash S (Zi) dengan mengabaikan tanda matematika untuk menjadikan Lhitung (Lilliefors) Sebaran data dikatakan normal jika

LhitungltLtabel

b Uji Linieritas

Perhitungan linieritas digunakan untuk menyatakan hubungan fungsional

antara variabel-variabel tersebut berhubunganUntuk perhitungan linieritas digunakan

uji regresi sederhana

Pengujian regresi sederhana ( Y = α + bx )

Fhitung =

Di mana

F = Bilangan untuk linieritas

S2TC = Rerata jumlah kuadrat tuna cocok

S2e = Rerata jumlah kuadrat kekeliruan

4 Analisis Data

Data yang sudah diperoleh kemudian diuraikan dengan keterangan agar data

tersebut mudah diubah dipahami bagi orang yang ingin mengetahui penelitian ini

Adapun rumus yang digunakan untuk mencari dan mengetahui presentase setiap data adalah

1 Editing

Pada tahap ini penulis mengecek kembali kelengkapan dan kebenaran

pengisian angket atau kuisioner yang berhasil dikumpulkan oleh peneliti

2 Skorsing

Memberi nilai pada setiap jawaban angket yang diberi skor 432 dan 1

berdasarkan jawaban yang dipilih

Setelah pengumpulan data untuk mengetahui bagaimana pengaruh perilaku

prososial (variabel X) terhadap prestasi belajar (variabel Y) Penulis menggunakan

rumus product momentdari Karl Pearson sebagai berikut

Dimana

rxy = Angka indek korelasi ldquorrdquo product moment

n = Jumlah sampel

sumX = Jumlah keseluruhan variabel X

sumY = Jumlah keseluruhan variabel Y sumXY = Jumlah keseluruhan perkalian antara variabel X dan Y

Kemudian dilajutkan dengan uji signifikasi uji keberartian (t) dengan rumus t

=

Dimana r = Besarnya koefisien korelasi (rhitung)

n = Jumlah sampel

Dan untuk mengetahui berapa persen () variabel X memberikan kontribusi

terhadap variabel Y maka langkah selanjutnya mencari koefisien determinasi dengan

menggunakan derajat hubungan antara variabel X dan Y menggunakan rumus sebagai

berikut

KD = rxy2 x 100 Keterangan

KD = Kontribusi variabel X terhadap variabel Y

rxy2 = Koefisien korelasi antara veriabel X terhadap variabel Y

VI HASIL PENELITIAN

A Deskrisi Data

1 Data Interaksi Sosial Peserta Didik (Skor Variabel X)

Tabel 41

Distribusi Frekuensi Interaksi Sosial Peserta Didik

No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif ()

1 59 - 63 6 652

2 64 - 68 6 652

3 69 - 73 9 978

4 74 - 78 32 3478

5 79 - 83 20 2174

6 84 - 88 12 1304

7 89 ndash 93 7 762

Jumlah 92 100

Hasil penelitian mengenai perilaku prososial peserta didik diperoleh rentangan

nilai sebesar 32 dengan skor tertinggi 91 dan skor terendah 59 banyak kelas 7 dengan

panjang interval 5 Selain itu diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7768 nilai

tengah (median) sebesar 81 67 modus (mode) sebesar 766 dan simpangan baku atau

standar deviasi sebesar 709 (Lihat lampiran 8 hal 73)

Grafik 41

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa interkasi sosial peserta didik yang diperoleh

peserta didik Kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara

74 ndash 78 dengan frekuensi relatif 3478 Sedang yang terendah terlelak antara 59 ndash 63

dengan frekuensi relatif 652

0

20

40

59 - 63 64 - 68 69 - 73 74 - 78 79 - 83 84 - 88 89 ndash 93

2 Deskripsi Data Perilaku Prososial

Tabel 42

Distribusi Frekuensi Perilaku Prososial Peserta Didik

No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif

1 68 - 71 19 2065

2 72 - 75 13 1413

3 76 - 79 12 1304

4 80 - 83 22 2392

5 84 - 87 13 1413

6 88 - 91 8 870

7 92 ndash 95 5 543

Jumlah 92 100

Data hasil perilaku prososialpeserta didik diperoleh rentangan 27 dengan skor tertinggi 95

dan skor terendah 68 banyak kelas 7 dengan panjang kelas interval 4 Selain itu

diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7885 nilai tengah (median) sebesar 8168

nilai modus (mode) sebesar 8 dan simpangan baku atau setandar deviasi sebesar

703(Lihat lampiran 9 hal 76)

Grafik 42

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa perilaku prososialpeserta didik kelas XI

SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara 80 ndash 83 dengan

frekuensi relatif 2392 Sedang yang terendah terlelak antara 92 ndash 95 dengan frekuensi

relatif 543

B Pengujian Persyaratan Analisis

1 Pengujian Normalitas

Perhitungan normalitas dilakukan dengan Uji Lilliefors dengan taraf signifikasi α

= 005 Perhitungan normalitas dilakukan untuk melihat apakah sebaran data yang akan

dianalisis memiliki distribusi yang normal atau tidak Adapun hasil perhitungan uji normalitas sebagai berikut

Tabel 43

Hasil Uji Normalitas

N = 92 Lhitung Ltabel Kriteria Kesimpulan

InteraksiSosial 01005 01009

Lhlt Lt

Distribusi Normal

Perilaku Prososial 00892 01009 Distribusi Normal

2 Pengujian Linieritas

Pengujian linieritas dilakukan terhadap interaksi sosial peserta didik dan perilaku

prososial peserta didikPengujian pertama dilakukan dengan menghitung uji regresi

sederhana dan selanjutnya dengan menggunakan uji linieritas Untuk uji regresi sederhana

didapatkan persamaanregresinya sebagai berikut Y = 1 + (-004)X Sementara itu hasil

0

20

68 - 71 72 - 75 76 - 79 80 - 83 84 - 87 88 - 91 92 ndash 95

yang diperoleh dari pengujian linieritas dengan uji linieritas adalah Fhitung = 099

sementara pada Ftabel dengan taraf signifikasi α = 005 dengan dk penyebut 21 dan dk

pembilang 54 dalam daftar distribusi diperoleh F (2154) adalah 193

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa bentuk hubungan antara interaksi sosial

peserta didik dengan perilaku prososial peserta didikadalah linier

(Perhitungan lengkap pada lampiran 12 hal86)

C Pengujian Hipotesis

Perhitungan hipotesis terlebih dahulu dilakukan perhitungan koefisien korelasinya

Untuk menghitung koefisien korelasi antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku

prososial peserta didik digunakan rumus Pearson Product Moment yaitu

rxy = Σ Σ Σ

Σ Σ Σ Σ

Selanjutnya diperoleh nilai rhitung sebesar 0751 dan dibandingkan dengan rtabel taraf

signifikasi α = 005 yaitu 0227 Hasil tersebut menunjukan bahwa rhitunggt rtabelKarena rhitunggt

rtabel maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (H0) ditolak sedangkan hipotesis alternatif

(Ha) diterima yakni terdapat hubungan antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku

prososial peserta didik

Besarnya kontribusi interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial dapat

ditentukan menggunakan determinasi sebesar 564 Uji signifikasi dengan uji t dengan taraf

signifikasi α = 005 diperoleh thitung = 985 dan ttabel = 166 Karena thitunggt ttabel maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik

terhadapperilaku prososial peserta didik

Semakin tinggiinteraksi sosial peserta didik maka dapat semakin tinggi pula perilaku

prososial peserta didik

(Lihat lampiran 13 hal94)

D Interpretasi Hasil Penelitian

Dari hasil perhitungan didapatkan nilai indeks korelasi sebesar 0751 Jika

dikonsultasikan pada tabel di atas angka r (0751) yang berada antara 070 ndash 090 termasuk

dalam kategori adanya korelasi kuat berarti terdapat hubungan positif dan signifikan antara

interaksi sosial peserta didik dengan perilaku prososial peserta didik

E Kesimpulan Pengujian Hipotesis

Dari uraian di atas diperoleh hasil perhitungan rhitung sebesar 0751 Jika

dikonsultasikan dengan rtabel n = 77 dengan taraf signifikasi (α = 005) maka rtabel adalah

0227 Sedangkan uji signifikasi dengan uji t dengan taraf signifikasi α = 005 diperoleh thitung

= 985 dan ttabel = 166 Karena rhitung lebih besar dari rtabel dan thitung lebih besar dari ttabelmaka

terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku

prososial peserta didik SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan

F Keterbatasan Penelitian

Meskipun penelitian ini telah berhasil menguji hipotesis yang diajukan yaitu terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku

prososial peserta didik Namun masih banyak kekurangan dalam penelitian ini karena

keterbatasan yang dimiliki kekurangan tersebut antara lain terbatasnya pengetahuan tentang

perihal yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti terbatasnya waktu untuk

mengadakan penelitian dan lain sebagainya

VII SIMPULAN DAN SARAN

A Simpulan Berdasarkan uraian mengenai hubunganinteraksi sosial peserta didik terhadap perilaku

prososial peserta didik kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang dibahas pada bab

dan sub bab sebelumnya maka dapat peneliti simpulkan sebagai berikut

1 Data hasil angket interaksi sosial peserta didik mengasilkan rata-rata 7768 adapun skor

yang tertinggi adalah 91 dan terendah 59

2 Data hasil angket perilakuprososial peserta didik mengasilkan rata-rata 7885 Dengan

skor tertinggi sebesar 95 dan terendah sebesar 68

3 Terdapat pengaruh positif dan signifikan antarainteraksi sosial peserta didik terhadap

perilaku prososial peserta didik Hal ini terlihat darididapatnya thitung = 985 dan ttabel =

166 kemudian rhitung lebih besar dari rtabel (0751gt 0227) taraf signifikasi (α = 005)

dan interpretasi dari nilai r terdapat hubungan yang kuat 4 Hubungan interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial peserta didikdapat

dijelaskankan dengan perhitungan koefisien determinasi sebesar 564 dan selebihnya

dipengaruhi oleh faktor lain

B Implikasi

Perlu disadari bahwa walaupun penelitian ini berhasil menguji hipotesis kerja yang

diajukan (H1) yaitu terdapat pengaruh positif dankuat

antara variabel X (interaksi sosial) dan variabel Y (perilaku prososial) peserta didik SMK

Negeri Kota Tangerang Selatan Dengan demikian hasil penelitian ini mengandung implikasi

bahwa interaksi sosial peserta didik berpengaruh positif terhadapperilaku prososial peserta

didik Atas alasan di atas maka diperlukan adanya upaya-upaya pihak yang berkepentingan

atas peserta didik selaku objek pendidikan baik pihak sekolah maupun orang tua peserta

didik agar lebih memperhatikan interaksi sosial peserta didik sehari-hari Perilaku prososial

akan lebih meningkat apabila peserta didik memiliki interaksi sosial yang positif

Pada akhirnya dalam penelitian ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan

walaupun telah dilakukan dengan usaha yang maksimal Oleh karena itu maka perlu

diadakan penelitian lebih lanjut sehingga hasilnya dapat lebih sesuai dengan apa yang

diharapkan sehingga kelak dapat berguna bagi peserta didik itu sendiri serta siapapun yang

mengambil manfaat dari hasil penelitian ini

C Saran

Dari hasil penelitian dan kenyataan yang ada di lapangan maka peneliti pada bagian ini memberikan saran-saran sebagai pertimbangan Adapun saran-saran sebagai berikut

1 Satuan pendidikan harus dapat merangkul semua pihak yang terkait untuk bisa secara

bersama-sama menciptakan suasana ligkunagan sekolah yang kondusif dalam

upayamembentuk perilaku prososial peserta didik dengan demikian penyimpangan yang

dilakukan peserta didik dapat diminimalisir

2 Semua pendidik tanpa terkecuali merupakan cermin bagi peserta didik Maka dari itu

pendidik harus memberikan contoh dalam interaksi sosial dan pembiasaan perilaku

prososial kepada peserta didik

3 Orang tua diharapkan dapat membimbing putera-puteri mereka ketika berada diluar jam

sekolah Karenatiga perempat waktu anak lebih banyak menghabiskan waktu diluar

sekolah yaitu interaksi sosial dan perilaku prososial 4 Hendaknya peserta didik dapat mengaplikasikan pengetahuan Pendidikan

Kewarganegaraan yang didapat disekolah dalam perilaku sehari-hari

DAFTAR PUSTAKA

Adiyanto Michael2004Psilologi Sosial Edisi5 Jilid2 Jakarta Erlangga

Ahmadi Abu 2003 Psikologi Umum Cetakan Ke-3Jakarta PT RinekaCipta

Ali Muhammad 2014 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern Jakarta

Pustaka Amani

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Jakarta Rineka Cipta

Baron Robert A amp Byrne Donn Alih Bahasa Ratna Djuwita 2005 Psikologi

Sosial Edisi ke-10Jilid 2Jakarta Erlangga

Darmadi Hamid 2011 Metode Penelitian Pendidikan Bandung Alfabet

Fisher B Aubrey Penerjemah Soejono Trimo 2001 Teori-Teori Komunikasi

Bandung PT Remaja Rosdakarya

Hanurawan Fattah2010 Psikologi Sosial Suatu Pengantar Bandung PT

Remaja Rosdakarya

Hidayat Dasrun 2012 Komunikasi Antar pribadi dan Medianya Fakta

penelitian Fenomenologi Orang tua karier dan Anak Remaja Yogyakarta

Graha Ilmu

Hidayat Komarudin dan Azra Azuumardi 2014 Pancasila Demokrasi HAM

dan Masyarakat Madani Jakarta Kencana Prenada Media Group

Kartono Kartini 2008 Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja Jakarta

GrafindoPersada

Maryati Kun 2007Sosiologi Untuk Kelas X SMA dan MA Jakarta Erlangga

Mueller Daniel J 2001 Measuring Social Atittides A Handbook for Researchers

and Practitioners Amazon Teachers College Pr

Purwanto M Ngalim 2006 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja

RosdaKarya

Robbins Stephen amp JudgeTimothy 2014 Perilaku OrganisasiOrganizational

Behavior Buku 1 Edisi 12 Jakarta Salemba Empat

Sopiah 2008 Perilaku Organisasi Yogyakarta CVAndi Offset

Sudijono Anas 2010 Statistik Pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Sunardidan Asy 2007 Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Kelas XI SMA dan

MA Solo PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

Surna I Nyoman 2014 Pengembangan Diri Jakarta Fakultas Psikologi UPI

YAI

Syah Muhibbin 2010 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja Rosdakarya

Tumanggor Rusmin 2012 Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Jakarta Kencana

Prenada Media Group

UU RI No 20 tahun2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bandung

Fermana

UU RI No 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Bandung Fermana

Wahab A Abdul 2011 Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan

Bandung Alfabeta

Walpole E Ronald 2003 Pengantar Statistika Edisi 3 Jakarta PT Gramedia

Pustaka Utama

Willis S Sofyan 2010 Remaja dan Masalahnya bandung Alfabeta

Winataputra Udin S 2015 Pendidikan Kewarganegaraan Refleksi Historis

Epistemologis dan Rekonstruksi Untuk Masa Depan UT Kemenristek

Dikti

Winkel WS 2001Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar Jakarta PT

Gramedia

Zamroni Mohammad 2009 Filsafat Komunikasi Yogyakarta GrahaIlmu

Internet

Pengertian Kerja Sama

wwwgooglecomhttplompoulublogspotcom201306pengertian-

kerjasamahtml

Pengertian Persahabatan

wwwgooglecomhttpidwikipediaorgwikiPersahabatan

Pengertian Sopan Santun

wwwgooglecomhttpa62747wordpresscom20091121pengertian-

sopan-santun-menurut-pribadi

wwwgooglecomhttpsukabumikotagoidhukumUU_20_2003_Pendidi

kan_Nasionalpdf

Surat Kabar

Geng Puteri Melakukan Penganiayaan dengan Menyebut Dirinya Geng

NeroIndo-Pos Jumrsquoat 13 Juni 2008hal 4

Page 7: EPrintseprints.unpam.ac.id/383/1/Jurnal PPKn Vol 5 Maret 2017.pdf3. Perilaku prososial peserta didik tidak menjamin membentuk interaksi sosial yang positif. 4. Tidak terdapat pengaruh

sadar tanpa berpikir panjang Sugesti biasanya dilakukan oleh orang-orang yang berwibawa

atau memiliki pengaruh besar di lingkungan sosialnya

3) Identifikasi adalah kecenderungan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan

orang lain Identifikasi merupakan bentuk lebih lanjut dari proses imitasi dan proses sugesti

yang pengaruhnya cukup kuat Orang lain yang menjadi sasaran identifikasi dinamakan

idola

4) Simpati merupakan faktor yang sangat penting dalam proses interaksi sosial yang

menentukan proses selanjutnya Simpati merupakan proses yang menjadikan seseorang

merasa tertarik kepada orang lain Rasa tertarik ini didasari oleh keinginan untuk memahami

pihak lain dan memahami perasaannya ataupun bekerja sama dengannya

Dari penjelasan di atas terlihat bahwa terdapat beberapa syarat bagi seseorang

sebelum melakukan proses interaksi sosial yaitu pertama adanya minat dan perhatian yang

cukup besar terhadap hal yang akan ditiru kedua adanya sikap mengagumi ketiga hal yang

akan ditiru cenderung mempunyai penghargaan sosial yang tinggi

Dari empat faktor yang menjadi dasar terjadinya proses interaksi sosial tersebut dapat

membentuk jalinan interaksi yang terjadi antara individu dan individu individu dan

kelompok dan kelompok dan kelompok bersifat dinamis dan mempunyai pola tertentu

Apabila interaksi sosial tersebut diulang menurut pola yang sama dan bertahan untuk jangka

waktu yang lama akan terwujud hubungan sosial yang relatif mapan

Penejelasan diatas dapat dipertegasbahwa pola interaksi individu dengan individu

ditekankan pada aspek-aspek individual yang setiap perilaku didasarkan pada keinginan dan tujuan pribadi dipengaruhi oleh sosio-psikis pribadi dan akibat dari hubungan menjadi

tanggung jawabnya Contohnya seseorang sedang tawar menawar barang dengan pedagang

di kaki lima dua insan sedang berkasih-kasihan orang-orang bertemu di jalan dan saling

menyapa Untuk mengukur keakraban seseorang umumnya digunakan sosiometri seperti

pada bagan berikut ini

Darisosiometri tersebut dapat diketahui beberapa hal berikut

1) Makin sering seseorang bergaul dengan orang lain hubungannya akan semakin baik

Sebaliknya makin sedikit atau jarang bergaul ia akan terasing atau terisolasi

2) Keintiman seseorang sangat bergantung pada frekuensi dan intensitas nya melakukan

pergaulan

3) Dalam pergaulan seseorang akan memilih atau menolak siapa yang akan dijadikan

temannya

Sedangkan pola interaksi individu dengan kelompok memiliki beberapa bentuk ideal

yang merupakan deskripsi atau gambaran dari pola interaksi yang ada di masyarakat Harold

Leavitt menggambarkan terdapat empat pola interaksi ideal yaitu pola lingkaran pola huruf

X pola huruf Y dan pola garis lurus

Gambar 1 Sosiometri

Pola lingkaran merupakan pola interaksi yang menunjukkan adanya kebebasan dari

setiap anggota untuk berhubungan dengan pihak manapun dalam kelompoknya (bersifat

demokratis) baik secara vertikal maupun horizontal Akan tetapi pola ini sulit dalam

menentukan keputusan karena harus ditetapkan bersama Pola huruf X dan Y ditandai

dengan terbatasnya hubungan antar anggota kelompok sebab hubungan harus dilakukan

melalui birokrasi yang kaku tetapi mekanisme kelompok mudah terkendali karena adanya

pemimpin yang dapat menguasai dan mengatur anggotanya walaupun dipaksakan

Pola garis lurus hampir sama dengan pola huruf X dan Y yang di dalamnya hubungan

antaranggota tidak dilakukan secara langsung atau melalui titik sentral Akan tetapi pihak

yang akan menjadi mediator dalam hubungan tersebut bergantung pada individu-individu

yang akan berhubungan seperti pada pola lingkaran Terbatasnya hubungan antar anggota pada pola ini bukan karena otoritas pemimpin melainkan keterbatasan wawasan setiap

anggota dalam berhubungan karena adat istiadat dalam masya rakat Oleh karena itu pola

garis lurus biasanya menyangkut aspek-aspek kehidupan yang khusus

Di antara berbagai pendekatan yang digunakan untuk mempelajari interaksi sosial dijumpai pendekatan yang dikenal dengan nama interaksionisme simbolik Pendekatan ini

bersumber pada pemikiran George Herbert Mead

Menurut Mead interaksi sosial merupakan suatu proses sosial dalam hal ini terdapat

tahapan yang bisa mendekatkan dan tahapan yang bisa merenggangkan orang-orang yang

saling berinteraksi Tahap yang mendekatkan diawali dari tahap memulai (initiating)

menjajaki (experimenting) meningkatkan (intensifying) menyatupadukan (integrating) dan

mempertalikan (bonding) Contohnya pada saat Anda memulai masuk sekolah kemudian menjajaki hubungan dengan orang lain melalui tegur sapa saling berkenalan dan bercerita

Hasil penjajakan ini dapat menjadi dasar untuk memutuskan apakah hubungan Anda akan

ditingkatkan atau tidak dilanjutkan Jika hubungan sudah semakin meningkat biasanya

muncul perasaan yang sama atau menyatu untuk kemudian menjalin tali persahabatan

Pada tahap yang meregangkan dimulai tahap membeda-bedakan (differentiating)

membatasi (circumscribing) menahan (stagnating) menghindari (avoiding) dan

memutuskan (terminating) Contohnya di antara dua orang yang dahulunya selalu bersama

Kemudian mulai melakukan kegiatan sendiri-sendiri Oleh karena sering tidak bersama lagi

pembicaraan di antara mereka pun mulai dibatasi Dalam hal ini antarindividu mulai saling

menahan sehingga tidak terjadi lagi komunikasi Hubungan lebih mengarah pada terjadinya

konflik sehingga walaupun ada komunikasi hanya dilakukan secara terpaksa

Sehubungan untuk tidak terjadinya konflik atau komunikasi yang hanya dilakukan

secara terpaksa maka perlu diupayakan interaksi sosial yang mengacukepada keteraturan

sosial Ada beberpa keteraturan yang harus dibangun dalam interaksi sosialdiantaranya

adalah

1 Asosiatif merupakan bentuk interaksi yang akan mendorong terciptanya keteraturan

sosial Adapun bentuk proses asosiatif yang harus dibangun adalah kerjasama

(coorperation) yaitu jaringan interaksiantara orang perorangan atau kelompok yang

berusaha bersamauntuk mencapai tujuan bersama Kerja sama merupakansalah satu

bentuk interaksi sosial yang universal pada masyarakat manapun Walaupun demikian

banyak ahli yang berpendapat bahwa masyarakat yang terlalu mementingkan kerja sama

cenderung kurang inisiatif dan tidak mandiriMasyarakat seperti itu terlalu mengandalkan bantuan dan didahului oleh rekannya

Gambar 2 Bentuk- bentuk Pola Interaksi

2Akomodasi(accomodation) yaitu menggambarkan suatu keadaan dan proses Adanya

keseimbangan interaksi sosial yang berkaitan dengan norma dan nilai sosial yang

berlaku Akomodasi sebagai suatu proses menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk

meredakan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak

kehilangan kepribadiannya

3 Asimilasi merupakan proses sosial pada tahap lanjut atau tahap penyempurnaan Artinya

asimilasi terjadi setelah melalui tahap kerjasama dan akomodasi Asimilasi dapat

terbentuk apabila terdapat tiga persyaratan berikut

1 Terdapat sejumlah kelompok yang memiliki kebudayaan berbeda 2 Terjadi pergaulan antar individu atau kelompok secara intensif dalam waktu yang

relatif lama

3 Kebudayaan setiap kelompok tersebut saling berubah dan menyesuaikan diri

Proses asimilasi dapat diilustrasikan seperti pada bagan berikut

Gambar 3 Proses Asimilasi

Selain persyaratan tersebut proses asimilasi akan berjalan lancar apabila ditunjang oleh

faktor-faktor berikut

1) Sikap toleransi

2) Kesempatan yang sama dalam bidang ekonomi 3) Sikap menghormati dan menghargai orang asing dan kebudayaannya

4) Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat

5) Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan universal

6) Perkawinan campuran antarkelompok yang berbeda budaya

7) Adanya musuh bersama dari luar

Sebaliknya ada pula faktor-faktor yang menjadi penghambat terjadinya asimilasi

sebagai berikut

1) Terisolasinya kehidupan suatu kelompok tertentu dalam masyarakat atau sikap menutup diri (isolasi) Contohnya kehidupan suku pedalaman Baduy

2) Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi Contohnya dengan

menggunakan komputer dapat memudahkan pekerjaan daripada dengan

menggunakan mesin ketik Akan tetapi karena tidak bisa menggunakannya

pekerjaan akan menjadi lebih lama daripada mesin ketik

3) Adanya prasangka negatif atau adanya perasaan takut terhadap pengaruh

kebudayaan baru yang dihadapi Contohnya kerja keras dapat menjadikan sikap

orang menjadi serakah Padahal kerja keras sangat diperlukan dalam mayarakat

modern

4) Adanya perasaan bahwa kebudayaan kelompok tertentu lebih tinggi daripada

kebudayaan kelompoknya sehingga kelompok tersebut memisahkan diri dan menjadikan jarak yang semakin jauh

5) Adanya perbedaan ciri-ciri fisik seperti tinggi badan warna kulit atau rambut

Contohnya etnosentrime rasialisme dan apartheid

6) Adanya perbedaan kepentingan dan pertentangan-pertentangan pribadi

4 Akulturasi(acculturation) adalah berpadunya unsur-unsur kebudayaan yang berbeda dan

membentuk suatu kebudayaan baru tanpa menghilangkan kepribadian kebudayaannya

yang asli Lamanya proses akulturasi sangat bergantung pada persepsi masyarakat

setempat terhadap budaya asing yang masuk Akulturasi bisa terjadi dalam waktu yang

relatif lama apabila masuknya melalui proses pemaksaaan Sebaliknya apabila masuknya

melalui proses damai akulturasi tersebut akan relatif lebih cepat Contohnya Candi

Borobudur merupakan perpaduan kebudayaan India dengan kebudayaan Indonesia musik

Melayu bertemu dengan musik Spanyol menghasilkan musik keroncong

Apabila diilustrasikan proses akulturasi adalah seperti pada bagan sebagai berikut

Gambar 4 Proses Akulturasi

B Hakekat Perilaku Prososial

Perilaku prososial terkadang digunakan secara bergantian dengan istilah altruistic

tetapi makna dari altruistic yang sebenarnya adalah tingkah laku yang merefleksikan

pertimbangan untuk tidak mementingkan diri sendiri demi kebaikan orang lain Baron amp

Byrne (2005) ldquoPerilaku prososial itu merupakan segala bentuk tindakan yang dilakukan

atau direncanakan untuk menolong orang lain tanpa memperdulikan motif-motif si

penolongrdquo Perilaku prososial juga dapat menimbulkan suatu derajat resiko tertentu bagi

penolong atau dapat diartikan suatu tindakan menolong yang menguntungkan orang lain

tanpa harus menyediakan suatu keuntungan langsung pada orang yang melakukan

tindakan tersebut dan mungkin bahkan melibatkan suatu resiko bagi orang yang

menolong Perilaku prososial juga harus bermanfaat bagi orang lain atau memiliki

konsekuensi sosial positif yang berguna bagi kesejahteraan fisik dan psikologis orang

lain

Jadi jelas bahwa perilaku prososial yaitu tingkah laku yang sifatnya positif atau

menguntungkan dan tingkah laku tersebutditunjukan untuk kepentingan orang lain Tetapi

sejauh mana tingkah laku dikatakan sebagai tingkah laku yang menguntungkan orang

lain dapat menjadi kabur pengertiannya karena adanya pengertian yang berbeda-beda Sebagai contoh tingkah laku memukul yang dilakukan A terhadap B untuk membantu

temannya C berkelahi Jika dilihat dari sudut pandang C maka tingkah laku yang

dilakukan oleh A merupakan tingkah laku prososial karena menguntungkan untuk C

Namun jika dilihat dari sudut pandang B maka tingkah laku tersebut bukan merukan

tingkah laku prososial karena merugikan dan tidak mensejahterakan dan perlunya

kesesuaian tingkah laku yang ditampilkan dengan norma-norma yang berlaku

dimasyarakat Dengan demikian pengertian perilaku prososial dalam penelitian ini adalah

tingkah laku yang sifatnya mensejahterakan atau menguntungkan orang lain dan tingkah

laku tersebut tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku dimasyarakat

Perwujudan dari perilaku prososial dapat bermacam-macam diantaranya berupa

perilaku membantu beramal bekerja sama bersahabat menyelamatkan berkorban

berbagi rasa dan bersimpati Perilaku prososial terdiri dari berbagai bentuk mulai dari bentuk yang semata-mata berkisar pada tindakan altruisme yang tidak mementingkan diri

sendiri dan tanpa pamrih sampai tindakan menolong yang sepenuhnya dimotivasi oleh

kepentingan diri sendiri

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa bentuk perilaku prososial secara

garis besar dapat dilihat dari tingkat pengorbanan seseorang motivasi dan tingkat

keuntungan yang diterima seseorang dan bentuk pertolongan yang diterima orang lain

Karena pada dasarnya sulit untuk menentukan tingkat keuntungan yang diterima

seseorang pada waktu memberikan pertolongan pada orang lain dan menentukan tingkat

pengorbanan seseorang maka dalam penelitian ini bentuk perilaku prososial dibagi

berdasarkan bentuk pertolongan yang diterima orang lain yaituMenolong Amal

Sumbangan Kerjasama Persahabatan Membantu Menyelamatkan Mengorbankan

Berbagi Simpati dan Kesopanan

Perilaku prososial kebanyakan dilakukan pada teman dan kerabat dekathanya

sebagian kecil yang dilakukan perilaku prososial pada orang tak dikenal Tentu perilaku

prososial yang diberikan pada orang yang tidak dikenal biasanya bersifat spontan seperti

memberi petunjuk arah jalan dan menawarkan tempat duduk pada orang lain di bus

Salah satu proses belajar yang efektif untuk menumbuhkan perilaku prososial

dapat ditiru seorang anak dari pelajaran yang didapatnya pada mata pelajaran moral yang

diberikan di sekolah Masa sekolah adalah masa yang penting dimana anak dapat

mengembangkan atau gagalmengembangkan suatu perilaku prososial Tanpa model dan pengalaman yang tepat yang didapat dari proses belajar secara kognitif dan afektif dari

bangku sekolah seorang anak dapat dengan mudah bertumbuh menjadi orang dewasa

yangberperilaku tidak baik dalam kehidupan sehari-hari

Melihat pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa pentingnya pendidikan moral

itu dimulai sejak sekolah terutama di SMK dan di kelas IX karena periode ini merupakan

kondisi seorang anak mulai banyak perubahan dari segi fisik maupun psikis perubahan

inilah yang membuat anak mulai mencari pencarian jati diri (masa transisi atau puberitas)

pada tahap ini psikis peserta didik dapat dikatakan labil oleh sebab itu diperlukan suatu

pedoman bagi peserta didik dalam bentuk perilaku menetap dan bersikap pasitif atau

perilaku prososial

Perilaku prososial ini dapat dibentuk dari pelajaran moral yang diajarkan di sekolah sebab bila anak tidak diberikan pemahaman secara kognitif dan afektif tentang

perilaku yang baik dan tidak baik terutama untuk peserta didik dalam masa puberitas ini

dikuatirkan pengaruh lingkungan yang buruk dapat mempengaruhi seorang anak melalui

menirunya

C Hakekat Pendidikan Kewarganegaraan

Bila dilihat sejarahnya sejak tahun 1947 sd 1998 dalam kurikulum pendidikan

nasional pendidikan moral yang tertanam dalam Pendidikan Kewarganegaraan sudah

berkali kali mengalami metamorfosa dari mulai pendidikan moral itu disebut sebagai

pelajaran budi pekerti lalu berubah menjadi PMP PPKn dan PKn Karena selama fase

perkembangannya pendidikan moral dan keagamaan menjadi suatu tuntutan yang wajib dalam dunia pendidikan mengikuti perubahan jaman dan keutuhan yang diperlukan

dalam membangun mental generasi muda

Para ahli memberikan definisi Civic dalam rumusan yang berbeda-beda tetapi

pada dasarnya memiliki makna yang sama yaitu bahwa Civic merupakan unsur atau

cabang keilmuan dari ilmu politik yang secara khusus terutama membahas hak-hak dan

kewajiban warga negara

Rumusan tujuan untuk masing-masing satuan pendidikan mengacu pada fungsi

dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam UU No 20 tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional beserta peraturan-peraturan pemerintah yang

menyertainya Dalam merumuskan tujuan dan materi pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan SMP dan SMA disamping harus memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik juga harus melihat kesinambungan kedalaman dan sekuen

antar kelas dan atau antar jenjang pendidikan untuk menghindari terjadinya pengulangan

yang mungkin saja akan mengakibatkan kebosanan peserta didik

Membahas tujuan Pendidikan Kewarganegaraan tidak terlepas darifungsi mata

pelajaran Pendidikan Kewaraganegaraan karena keduanya saling berkaitan dimana tujuan

merupakan dunia cita yakni suasana ideal yang harus dijelmakan sedangkan fungsi

adalah pelaksanaan-pelaksanaan dari tujuan yang hendak dicapaiOleh karena itu fungsi

menunjukan keadaan gerak aktivitas dan termasuk dalam suasana kenyataan dan bersifat

riil dan konkret

Demikian pula membicarakan fungsi Pendidikan Kewarganegaraan memiliki

keterkaitan dengan visi dan misi mata pelajaran Pendidikan KewarganegaraanMata

pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan memiliki visi yaitu ldquoterwujudnya suatu mata

pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembianaan watak bangsa (nation and character

building) dan pemberdayaan warga negararsquorsquoUpaya pembinaan watak atau karakter

bangsa merupakan ciri khas dan sekaligus amanah yang diemban oleh mata pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan atau Civics Education pada umumnyaSedangkan misi

mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yaitu ldquomembentuk warga negara yang baik

yakni warga negara yang sanggup melaksanakan hak dan kewajibannya dalam kehidupan

bernegara dilandasi oleh kesadaran politik kesadaran hukun dan kesadaran

moralrsquorsquoUntuk mewujudkan misi diatas jelas bahwa peserta didik harus memiliki

kemampuan kewarganegaraan yang multidimensional agar dapat menjalankan hak dan kewajibannya dalam berbagai aspek kehidupan

Hal ini tidak terlepas dari adanya karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan

dengan paradigma baru yaitu bahwa Pendidikan Kewarganegaraan merupakan suatu

bidang kajian ilmiah dan program pendidikan di sekolah yang diterima sebagai wahana

utama serta esensi pendidikan demokrasi di Indonesia yang dilaksanakan melalui

1 Civic Intellegence yaitu kecerdasan dan daya nalar warga negara baik dalam dimensi

spiritual rasional emosional maupun sosial

1 Civic Responsibilityyaitu kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara

yang bertanggungjawab

2 Civic Partisipation yaitu kemampuan berpartisipasi warga negara atas dasar

tanggungjawabnya baik secara individual sosial maupun sebagai pemimpin hari depan

Adapun kompetensi penguasaan bahan ajar dalam Pendidikan Kewarganegaraan

mencakup 3 aspek yang ketiganya sangatlah penting oleh setiap peserta didik selaku

bagian dari warga negara yaitu

a) Memahami pengetahuan kewarganegaraan (Civic Knowledge)

b) Memahami keterampilan kewarganegaraan (Civic Skills) dan

c) Memahami etika kewarganegaraan (Civic Ethic)

Pendidikan kewarganegaran memiliki peran bagaimana membentuk suatu

masyarakat yang majemuk dapat menjalankan kelangsungan hidup serta kehidupan yang

lebih baik bagi warga negaranya khususnya kehidupan bagi generasi penerusnya secara

berguna ( berkaitan dengan kemampuan afektif ) dan bermakna ( berkaitan dengan

kemampuan kognitif ) Dengan melalui Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan akan mampu mengantisipasi hari depan yang senantiasa berubah dan memiliki pola pikir pola

sikap dan perilaku sebagai pola tindak yang cinta terhadap kemajemukan berdasarkan

Pancasila yang mampu membentuk tenjadinya interaksi sosial yang bermuara ke arah

prilaku prososial

Dengan demikian sangatlah signifikan bagaimana membangun kesetaraan untuk

terjadinya interaksi sosial melalui pendidikan kewarganegaraan untuk kembali pada

konsep ke-Indonesiaan yang majemuk Pertama soal kesadaran dalam menerima

kemajemukan suku etnis ras dan agama sebagai bagian terbesar dari kekayaan bangsa

Kendati berbeda-beda namun dapat tumbuh secara bersama-sama dalam ke-Indonesiaan

bukan mencabiknya Dengan demikian bukan saja kerukunan melainkan yang lebih

penting adalah saling membantu dalam kesetaraan untuk membentuk ke-Indonesian yang dicita-citakanKedua saatnya memperbaiki perikehidupan berbangsa yang

memungkinkan keterlibatan warga masyarakat yang plural seluas- luasnya agar dapat

saling mengenal dan saling menyadari betapa pentingnya makna bekerja sama untuk

saling asah asihdan asuh dalam mewujudkan interaksi sosial dan perilaku sosial guna

mengarungi ke-Indonesian yang manusiawi Dengan demikian banyak manfaat yang

dapat diambil dari interaksi sosial dan perilaku prososial guna menjalini perikehidupan

berbangsa yang beranekaragam iniKetiga mengembangkan perikehidupan berbangsa

secara terbuka dan bertanggung jawab Untuk menjalani perikehidupan berbangsa yang

lebih baik hanya mungkin mencapai kemajuan apabila terbuka lebih luas terhadap

kebebasan berserikat dan berkumpul menghormati bukan mencurigai dengan

mengarahkan kepada setiap anak bangsa untuk mampu menggunakan kebebasan ini

dengan penuh tanggung jawab Dengan demikian anak bangsa akan terlatih dalam

mengembangkan kesadaran berbangsa dan saling membantu dalam keberagaman masalah

yang terjadi di masyarakat yang majemuk ini

III Kerangka Berpikir

Masalah perilaku norma dan aturan sangat berkaitan erat dengan remaja Dalam

ketiga hal tersebut remaja menjadi sorotan dimasyarakat mulai dari perilaku penyimpangan

sampai pada pelanggaran terhadap norma dan aturan yang berlaku baikdalam lingkungan

keluarga sekolah maupunmasyarakat Seperti halnya yang belakangan ini sering terjadi yaitu perkelahian antar remaja itu sendiri Peristiwa tersebut menandakan terjadinya degradasi rasa

kemanusiaan dan budi pekertiSelain itu egoisme yang terjadi pada remaja membuat semakin

menurunnya rasa kepedulian remaja terhadap sesama dan lingkungan sekitarnya yang dapat

menimbulkan lemahnya dan tidak terjadinya interaksi sosialKedua hal tersebut

mencerminkan perilaku remaja kearah perilaku sosial dan terabaikannyaperilaku

prososialOleh sebab itu diperlukan perhatian yang khusus serta penanganan yang serius

terhadap masalah tersebut

Untuk mengatasai semua itu maka diperlukannya pendidikan yang berasal dari

lingkungan dan dimulai sejak dini Dalam hal ini selain lingkungan keluarga sebagai

pendidikan primer sekolah yang merupakan pendidikan sekunder juga memiliki pengaruh

yang besar bagi penbentukan karakter moral dan perilaku Bagi anak yang sudah bersekolah lingkungan yang setiap hari dimasukinya selain

lingkungan rumah adalah sekolahnya Anak remaja yang sudah duduk dibangku SMK

umumnya menghabiskan waktu sekitar 7 jam sehari di sekolahnya Ini berarti bahwa

sepertiga dari waktunya setiap hari dihabiskan disekolahTidak mengherankan kalau

pengaruh sekolah terhadap perkembangan jiwa remaja cukup besarSebagai lembaga

pendidikan sebagaimana halnya dengan keluarga sekolah juga mengajarkan nilai nilai dan

norma-norma yang berlaku dalam masyarakat Oleh karena itu sekolah sebagai lembaga

pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif mandiri serta

bertanggungjawab Seperti yang tertuang dalam UU Sistem Pendidikan Nasional No 20

tahun2003

Masa remaja adalah masa yang penting dimana anak dapat mengembangkan atau gagal mengembangkan suatu perilaku prososial Tanpa mengubah model dan pengalaman

yang didapat dari proses belajar secara kognitif dan afektif dari bangku sekolah seorang anak

dapat dengan mudah bertumbuh menjadi remaja yang egois dan kasar dan kemungkinan

menjadi orang dewasa yang tidak menyenangkan dalam berperilaku

Untuk memenuhi tujuan diatas serta upaya untuk mengembangkan perilaku prososial

yang mencerminkan budaya bangsaSerta menjadi warga negara yang memahami dan mampu

melaksanakan hak-hak dan kewajiban sebagai makhluk sosial Maka pemerintah menyusun

suatu kurikulum yang memfokuskan pada nilai-nilai moral yang mecakup tatacara beragama

bermasyarakat tata cara bergaul serta mengetahui aspek sosial yang berhubungan dengan rasa

persatuan dan kesatuan bangsa dan solidaritasDemi memenuhi aspek-aspek diatas maka

diberikan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang diharapkan dapat memberikan transformasi keilmuan yang nantinya mampu mewujudkan terjadinya interaksi sosial dan

dapat mengimplementasikan berperilaku sosial positif dalam kehidupan bermasyarakat

Dari paparan di atas dapat memberikan kekuatan yang positif bahwa pendidikan

kewarganegaraan mampu membentuk karakter yang lebih terukur di mana terlihat dari sudut

pandang keberagaman akan muncul sikap toleran kerjasama tepo seliro dan saling

memahami dalam tranformasi bentuk perilaku prososial yang terimplementasikan ke dalam

sikap interaksi sosial Dengan demikan interaksi sosial yang dibangun dalam pendidikan

kewarganegaraan mampu memberikan warna yang positif dalam perilaku prososial peserta didik

IV Hipotesis Penelitian

Berdasarkan deskripsi toeritik dan kerangka berpikir maka hipotesis penelitian ini

adalah sebagai berikutldquoDiduga terdapat pengaruhyang signifikan antara interaksi sosial

dalam Pendidikan Kewarganegaraan terhadap perilaku prososial peserta didik di SMK Negeri

di Kota Tangerang Selatanrdquo

Desain dalam penelitian model ini dapat digambarkan sebagai berikut

X = Interaksi sosial dalam pendidikan kewarganegaraan sebagai variabel bebas

Y =Perilaku prososial peserta didik sebagai sebagai variabel terikat

V METODOLOGI PENELITIAN

A Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah upaya menganalisis apakah ldquoterdapat pengaruhantara

interaksi sosialpeserta didikpada pembelajaran pendidikan kewarganegaraan terhadap

perilaku prososialrdquo

B Tempat dan Waktu Penelitian

1 Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah diSMK Negeri di Kota Tangerang Selatan

2 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2014 sampai dengan bulan September 2014 dengan

harapan waktu lima bulan dapat maksimal dilakukan penelitian dengan hasil uji hipotesis

yang memadai

C Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dimana analisisnya korelasi yakni melihat hubungan antara variabel-variabel yang diteliti Korelasi

ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara suatu variabel dengan variabel yang lain dan

bertujuan pula melihat hubungan antara dua gejala atau lebih Metode ini diharapkan dapat

menemukan hubungan antara interaksi sosialpeserta didik pada pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan terhadap perilaku prososial di SMK Negeri Kota Tangerang Selatan

Setelah diketahui ada hubungan antara setiap variabelnya kemudian dianalisis untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh interaksi sosial tersebut terhadap perilaku sosial peserta

didik

D Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

1 Populasi

Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI di seluruhSMK

Negeri Kota Tangerang Selatan Data jumlah peserta didik dapat dilihat di tabel 31

berikut ini

Tabel 31

Populasi Terjangkau

NO SMK Peserta Didik

X Y

Negeri Laki Perempuan Jumlah 1 1 220 121 341

2 2 277 239 516

3 3 66 31 97

4 4 34 90 124

5 5 43 38 81

Jumlah 640 519 1159

Sumber Data LPPD 2014 Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan

2 Teknik Pengambilan Sampel

Penetapan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan jenis metode

random samplingKarena setiap anggota populasi yang ada didalam sampling frame

bersangkutan mempunyai hak yang sama besar untuk dipilih menjadi anggota sampel

Dalam penelitian ini dipilih kelas XI karena peserta didik kelas tersebut sudah mengerti

dan memahami budaya sekolah sudah memiliki banyak teman dansudah memiliki nilai

prestasi belajar kemudian tidak dalam persiapan Ujian NasionalMenentukan besarnya

sampel menggunakan rumus Solvin

Adapun rumusnya sebagai berikut n=

Dimana

1 = Konstanta

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

e =Error (10 yang dapat ditoleransi terhadap ketidak tepatan penggunaan sampel

sebagai pengganti populasi)

n =

=

=

=

= 92

Dengan demikian jumlah sampel yang diambil dari papulasi target berdasarkan rumus

Solvin sebanyak 92 responden yang diambil secara random sederhana

E Teknik Pengumpulan Data

Dalam setiap kegiatan penelitian selalu ada kegiatan pengumpulan dataMetode

pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrument berupa kuesioner atau

angketDengan metode angket ini dipersiapkan sejumlah pernyataan tertentu kemudian

disebarkan kepada responden untuk mendapatkan jawaban yang diperlukan secara

langsungAngket diberikan kepada peserta didik kemudian diisi serta dijadikan sampel dalam

penelitian untuk mengetahui pengaruh antara interaksi sosialpada pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan peserta didik terhadap perilaku prososialAngket yang digunakan adalah

angket tertutup yang berisi pertanyaan atau pernyataan yang disertai jawaban terikat pada

sejumlah kemungkinan jawaban yang sudah disediakan

F Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan angket tertutup dalam bentuk Skala Likert karena

penelitian ini akan mengukur tentang perilaku atau sikap Angket ini berupa pertanyaan atau

pernyataanyang jawabannya berbentuk skala deskriptifAngket tertutup untuk mengungkap

data tentang variabel terikat yaitu interaksi sosial dan perilaku prososialInstrumen tersebut

sebelumnya diuji cobakan terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat validitas dan

reliabilitasnya Untuk item pernyataan yang dinyatakan tidakvalid atau reliabel maka item

pernyataan tersebut tidak dipakai sebagai item instrumenSedang item-item pernyataaan yang

sudah dinyatakan valid dan reliabel maka item-item pernyataan tersebut dijadikan alat untuk

mendapatkan data dan kemudian setelah itu intsrumen tersebut digunakan atau disebarkan

kepada sampel sesungguhnya

Pada bagian ini pernyataan-pernyataan yang disusun berdasarkan indikator-indikator

yang telah dioperasionalkan dari dimensi-dimensi yang terikat dari setiap variabel Adapun alternatif jawaban menggunakan skala likert dengan empat alternatif jawaban yaitu Selalu

(SL) Sering (SR) Ragu (R) Jarang (JR) Tidak Pernah (TP) Skor untuk jawaban dari

pertanyaan atau pernyataan positif adalah SL=5 SR=4 R=3 JR=2 dan TP=1 sedangkan

untuk pernyataan atau pertanyaan negatif skor sebaliknya

1 Penyusunan Butir Kuisioner

Kisi-kisi angket ini akan disajikan berdasarkan dari indikator-indikator yang telah

dikembangkan dari variabel yang telah ditetapkan Untuk variabel interaksi sosial

(variabel X) terdiri dari 4 indikator dan dikembangkan menjadi 32 item pernyataan

Sedang variabel perilaku prososial (variabel Y) terdiri dari 6 indikator dan dikembangkan menjadi 28 item pernyataanSeperti digambarkan dalam tabel dibawah ini

Tabel 33

Kisi-Kisi Variabel Interaksi Sosial ( X )

Variabel Indikator Item Kuisioner Jumlah

Positif Negatif

Interaksi

Sosial

(X)

1 Kerjasama

2 Akomodasi

3 Asimilasi

4 Akulturasi

1472324

51025 2730

2122129 31

13182022

39 26

6 8 28

1114 16

15171932

8

8

8

8

Jumlah 19 13 32

Tabel 34

Kisi-Kisi Variabel Perilaku Prososial ( Y )

Variabel Indikator Item Kuisioner Jumlah

Positif Negatif

Perilaku

Prososial

(Y)

1 Menolong

2 Beramal

3 Persahabatan

4 Berbagi

5 Simpati

6Kesopanan

1 13 23

5 11 30

1014 20

18 22

4 8 16 31

2321

9 29

15 24

627

7 2526

28 19

12 17 32

5

5

5

5

6

6

Jumlah 18 14 32

2 Uji Coba

a Uji Validitas

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan uji coba yaitu dengan menguji

validitas dan reabilitas Kemudian uji validitas instrumen dilakukan untuk mengetahui

seberapa jauh instrumen penelitian mampu mencerminkan isi sesuai dengan hal dan

sifat yang diukur Artinya setiap butir instrumen telah benar-benar menggambarkan

keseluruhan isi atau sifat bangun konsep yang menjadi dasar penyusunan instrument

Pengujian ini digunakan rumus korelasi product moment seperti berikut

Keterangan

r Nilai Koefisien korelasi antara X dan Y

sumX Jumlah pengamatan variabel X

sumY Jumlah pengamatan variabel Y

sumXY Jumlah hasil perkalian variabel X dan Y

(sumx2) Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel X

(sumx)2 Kuadrat dari Jumlah pengamatan variabel X (sumY2) Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel Y

(sumY)2 Kuadrat dari Jumlah pengamatan variabel Y

N Jumlah pasangan pengamatan Y dan X

b Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa instrument dapat

dipercaya dan digunakan sebagai alat pengumpulan dataUntuk uji reliabilitas

instrument digunakan rumus Alpha dari Cronbach sebagai berikut

Г11=

Keterangan

σ Reliabilitas instrument

k Banyaknya butir pernyataan

sumσb2 Jumlah varian butir

Σσt2 Varian Total

G Teknik Analisis Data

1 Pengorganisasian Data

Data yang nantinya akan diperoleh dari angket kemudian dipilih dan disusun

sehingga data yang tidak berguna dapat ditinggalkan Kemudian dilakukan klasifikasi

data yaitu menggolongkan data berdasarkan kategori tertentu sesuai dengan

permasalahan-permasalahan yang dibuat berdasarkan analisa variabel

2 Hipotesis Statistik

Bentuk hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah

H0 = 0

Ha 0

Bentuk hipotesis asosiatif dalam penelitian ini adalah

Hipotesis nol (H0) Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta

didik terhadap perilaku prososial

Hipotesis alternatif (Ha)Terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta

didik terhadap perilaku prososial

3 Uji Persyaratan Analisis

Sebelum dilakukan analisis dengan regresi dilakukan uji persyaratan analisis

terlebih dahulu Uji persayaratan analisis itu meliputi

a Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data mengikuti

sebaran baku normal atau tidak Normalitas data dikenakan terhadap variabel bebas

(X) dan variabel terikat (Y) Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan Uji

Lilliefors dengan langkah-langkah sebagai berikut

1 Menentukan mean dan standar deviasi

2 Menentukan angka baku (Z) denganrumus sebagai berikut

Rumus

Z1 =

3 Menentukan luas tiap angka baku (Zi) dengan menggunakan daftar distribusi

normal

4 Menentukan angka peluang F(Zi) = 0500 + ( tabel normal standar 0 ke Z )

5 Menentukan S(Zi) = banyak Zi n

6 Menentukan beda dari F (Zi) ndash S (Zi)

7 Memilih nilai terbesar dari F (Zi) ndash S (Zi) dengan mengabaikan tanda matematika untuk menjadikan Lhitung (Lilliefors) Sebaran data dikatakan normal jika

LhitungltLtabel

b Uji Linieritas

Perhitungan linieritas digunakan untuk menyatakan hubungan fungsional

antara variabel-variabel tersebut berhubunganUntuk perhitungan linieritas digunakan

uji regresi sederhana

Pengujian regresi sederhana ( Y = α + bx )

Fhitung =

Di mana

F = Bilangan untuk linieritas

S2TC = Rerata jumlah kuadrat tuna cocok

S2e = Rerata jumlah kuadrat kekeliruan

4 Analisis Data

Data yang sudah diperoleh kemudian diuraikan dengan keterangan agar data

tersebut mudah diubah dipahami bagi orang yang ingin mengetahui penelitian ini

Adapun rumus yang digunakan untuk mencari dan mengetahui presentase setiap data adalah

1 Editing

Pada tahap ini penulis mengecek kembali kelengkapan dan kebenaran

pengisian angket atau kuisioner yang berhasil dikumpulkan oleh peneliti

2 Skorsing

Memberi nilai pada setiap jawaban angket yang diberi skor 432 dan 1

berdasarkan jawaban yang dipilih

Setelah pengumpulan data untuk mengetahui bagaimana pengaruh perilaku

prososial (variabel X) terhadap prestasi belajar (variabel Y) Penulis menggunakan

rumus product momentdari Karl Pearson sebagai berikut

Dimana

rxy = Angka indek korelasi ldquorrdquo product moment

n = Jumlah sampel

sumX = Jumlah keseluruhan variabel X

sumY = Jumlah keseluruhan variabel Y sumXY = Jumlah keseluruhan perkalian antara variabel X dan Y

Kemudian dilajutkan dengan uji signifikasi uji keberartian (t) dengan rumus t

=

Dimana r = Besarnya koefisien korelasi (rhitung)

n = Jumlah sampel

Dan untuk mengetahui berapa persen () variabel X memberikan kontribusi

terhadap variabel Y maka langkah selanjutnya mencari koefisien determinasi dengan

menggunakan derajat hubungan antara variabel X dan Y menggunakan rumus sebagai

berikut

KD = rxy2 x 100 Keterangan

KD = Kontribusi variabel X terhadap variabel Y

rxy2 = Koefisien korelasi antara veriabel X terhadap variabel Y

VI HASIL PENELITIAN

A Deskrisi Data

1 Data Interaksi Sosial Peserta Didik (Skor Variabel X)

Tabel 41

Distribusi Frekuensi Interaksi Sosial Peserta Didik

No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif ()

1 59 - 63 6 652

2 64 - 68 6 652

3 69 - 73 9 978

4 74 - 78 32 3478

5 79 - 83 20 2174

6 84 - 88 12 1304

7 89 ndash 93 7 762

Jumlah 92 100

Hasil penelitian mengenai perilaku prososial peserta didik diperoleh rentangan

nilai sebesar 32 dengan skor tertinggi 91 dan skor terendah 59 banyak kelas 7 dengan

panjang interval 5 Selain itu diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7768 nilai

tengah (median) sebesar 81 67 modus (mode) sebesar 766 dan simpangan baku atau

standar deviasi sebesar 709 (Lihat lampiran 8 hal 73)

Grafik 41

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa interkasi sosial peserta didik yang diperoleh

peserta didik Kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara

74 ndash 78 dengan frekuensi relatif 3478 Sedang yang terendah terlelak antara 59 ndash 63

dengan frekuensi relatif 652

0

20

40

59 - 63 64 - 68 69 - 73 74 - 78 79 - 83 84 - 88 89 ndash 93

2 Deskripsi Data Perilaku Prososial

Tabel 42

Distribusi Frekuensi Perilaku Prososial Peserta Didik

No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif

1 68 - 71 19 2065

2 72 - 75 13 1413

3 76 - 79 12 1304

4 80 - 83 22 2392

5 84 - 87 13 1413

6 88 - 91 8 870

7 92 ndash 95 5 543

Jumlah 92 100

Data hasil perilaku prososialpeserta didik diperoleh rentangan 27 dengan skor tertinggi 95

dan skor terendah 68 banyak kelas 7 dengan panjang kelas interval 4 Selain itu

diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7885 nilai tengah (median) sebesar 8168

nilai modus (mode) sebesar 8 dan simpangan baku atau setandar deviasi sebesar

703(Lihat lampiran 9 hal 76)

Grafik 42

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa perilaku prososialpeserta didik kelas XI

SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara 80 ndash 83 dengan

frekuensi relatif 2392 Sedang yang terendah terlelak antara 92 ndash 95 dengan frekuensi

relatif 543

B Pengujian Persyaratan Analisis

1 Pengujian Normalitas

Perhitungan normalitas dilakukan dengan Uji Lilliefors dengan taraf signifikasi α

= 005 Perhitungan normalitas dilakukan untuk melihat apakah sebaran data yang akan

dianalisis memiliki distribusi yang normal atau tidak Adapun hasil perhitungan uji normalitas sebagai berikut

Tabel 43

Hasil Uji Normalitas

N = 92 Lhitung Ltabel Kriteria Kesimpulan

InteraksiSosial 01005 01009

Lhlt Lt

Distribusi Normal

Perilaku Prososial 00892 01009 Distribusi Normal

2 Pengujian Linieritas

Pengujian linieritas dilakukan terhadap interaksi sosial peserta didik dan perilaku

prososial peserta didikPengujian pertama dilakukan dengan menghitung uji regresi

sederhana dan selanjutnya dengan menggunakan uji linieritas Untuk uji regresi sederhana

didapatkan persamaanregresinya sebagai berikut Y = 1 + (-004)X Sementara itu hasil

0

20

68 - 71 72 - 75 76 - 79 80 - 83 84 - 87 88 - 91 92 ndash 95

yang diperoleh dari pengujian linieritas dengan uji linieritas adalah Fhitung = 099

sementara pada Ftabel dengan taraf signifikasi α = 005 dengan dk penyebut 21 dan dk

pembilang 54 dalam daftar distribusi diperoleh F (2154) adalah 193

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa bentuk hubungan antara interaksi sosial

peserta didik dengan perilaku prososial peserta didikadalah linier

(Perhitungan lengkap pada lampiran 12 hal86)

C Pengujian Hipotesis

Perhitungan hipotesis terlebih dahulu dilakukan perhitungan koefisien korelasinya

Untuk menghitung koefisien korelasi antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku

prososial peserta didik digunakan rumus Pearson Product Moment yaitu

rxy = Σ Σ Σ

Σ Σ Σ Σ

Selanjutnya diperoleh nilai rhitung sebesar 0751 dan dibandingkan dengan rtabel taraf

signifikasi α = 005 yaitu 0227 Hasil tersebut menunjukan bahwa rhitunggt rtabelKarena rhitunggt

rtabel maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (H0) ditolak sedangkan hipotesis alternatif

(Ha) diterima yakni terdapat hubungan antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku

prososial peserta didik

Besarnya kontribusi interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial dapat

ditentukan menggunakan determinasi sebesar 564 Uji signifikasi dengan uji t dengan taraf

signifikasi α = 005 diperoleh thitung = 985 dan ttabel = 166 Karena thitunggt ttabel maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik

terhadapperilaku prososial peserta didik

Semakin tinggiinteraksi sosial peserta didik maka dapat semakin tinggi pula perilaku

prososial peserta didik

(Lihat lampiran 13 hal94)

D Interpretasi Hasil Penelitian

Dari hasil perhitungan didapatkan nilai indeks korelasi sebesar 0751 Jika

dikonsultasikan pada tabel di atas angka r (0751) yang berada antara 070 ndash 090 termasuk

dalam kategori adanya korelasi kuat berarti terdapat hubungan positif dan signifikan antara

interaksi sosial peserta didik dengan perilaku prososial peserta didik

E Kesimpulan Pengujian Hipotesis

Dari uraian di atas diperoleh hasil perhitungan rhitung sebesar 0751 Jika

dikonsultasikan dengan rtabel n = 77 dengan taraf signifikasi (α = 005) maka rtabel adalah

0227 Sedangkan uji signifikasi dengan uji t dengan taraf signifikasi α = 005 diperoleh thitung

= 985 dan ttabel = 166 Karena rhitung lebih besar dari rtabel dan thitung lebih besar dari ttabelmaka

terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku

prososial peserta didik SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan

F Keterbatasan Penelitian

Meskipun penelitian ini telah berhasil menguji hipotesis yang diajukan yaitu terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku

prososial peserta didik Namun masih banyak kekurangan dalam penelitian ini karena

keterbatasan yang dimiliki kekurangan tersebut antara lain terbatasnya pengetahuan tentang

perihal yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti terbatasnya waktu untuk

mengadakan penelitian dan lain sebagainya

VII SIMPULAN DAN SARAN

A Simpulan Berdasarkan uraian mengenai hubunganinteraksi sosial peserta didik terhadap perilaku

prososial peserta didik kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang dibahas pada bab

dan sub bab sebelumnya maka dapat peneliti simpulkan sebagai berikut

1 Data hasil angket interaksi sosial peserta didik mengasilkan rata-rata 7768 adapun skor

yang tertinggi adalah 91 dan terendah 59

2 Data hasil angket perilakuprososial peserta didik mengasilkan rata-rata 7885 Dengan

skor tertinggi sebesar 95 dan terendah sebesar 68

3 Terdapat pengaruh positif dan signifikan antarainteraksi sosial peserta didik terhadap

perilaku prososial peserta didik Hal ini terlihat darididapatnya thitung = 985 dan ttabel =

166 kemudian rhitung lebih besar dari rtabel (0751gt 0227) taraf signifikasi (α = 005)

dan interpretasi dari nilai r terdapat hubungan yang kuat 4 Hubungan interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial peserta didikdapat

dijelaskankan dengan perhitungan koefisien determinasi sebesar 564 dan selebihnya

dipengaruhi oleh faktor lain

B Implikasi

Perlu disadari bahwa walaupun penelitian ini berhasil menguji hipotesis kerja yang

diajukan (H1) yaitu terdapat pengaruh positif dankuat

antara variabel X (interaksi sosial) dan variabel Y (perilaku prososial) peserta didik SMK

Negeri Kota Tangerang Selatan Dengan demikian hasil penelitian ini mengandung implikasi

bahwa interaksi sosial peserta didik berpengaruh positif terhadapperilaku prososial peserta

didik Atas alasan di atas maka diperlukan adanya upaya-upaya pihak yang berkepentingan

atas peserta didik selaku objek pendidikan baik pihak sekolah maupun orang tua peserta

didik agar lebih memperhatikan interaksi sosial peserta didik sehari-hari Perilaku prososial

akan lebih meningkat apabila peserta didik memiliki interaksi sosial yang positif

Pada akhirnya dalam penelitian ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan

walaupun telah dilakukan dengan usaha yang maksimal Oleh karena itu maka perlu

diadakan penelitian lebih lanjut sehingga hasilnya dapat lebih sesuai dengan apa yang

diharapkan sehingga kelak dapat berguna bagi peserta didik itu sendiri serta siapapun yang

mengambil manfaat dari hasil penelitian ini

C Saran

Dari hasil penelitian dan kenyataan yang ada di lapangan maka peneliti pada bagian ini memberikan saran-saran sebagai pertimbangan Adapun saran-saran sebagai berikut

1 Satuan pendidikan harus dapat merangkul semua pihak yang terkait untuk bisa secara

bersama-sama menciptakan suasana ligkunagan sekolah yang kondusif dalam

upayamembentuk perilaku prososial peserta didik dengan demikian penyimpangan yang

dilakukan peserta didik dapat diminimalisir

2 Semua pendidik tanpa terkecuali merupakan cermin bagi peserta didik Maka dari itu

pendidik harus memberikan contoh dalam interaksi sosial dan pembiasaan perilaku

prososial kepada peserta didik

3 Orang tua diharapkan dapat membimbing putera-puteri mereka ketika berada diluar jam

sekolah Karenatiga perempat waktu anak lebih banyak menghabiskan waktu diluar

sekolah yaitu interaksi sosial dan perilaku prososial 4 Hendaknya peserta didik dapat mengaplikasikan pengetahuan Pendidikan

Kewarganegaraan yang didapat disekolah dalam perilaku sehari-hari

DAFTAR PUSTAKA

Adiyanto Michael2004Psilologi Sosial Edisi5 Jilid2 Jakarta Erlangga

Ahmadi Abu 2003 Psikologi Umum Cetakan Ke-3Jakarta PT RinekaCipta

Ali Muhammad 2014 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern Jakarta

Pustaka Amani

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Jakarta Rineka Cipta

Baron Robert A amp Byrne Donn Alih Bahasa Ratna Djuwita 2005 Psikologi

Sosial Edisi ke-10Jilid 2Jakarta Erlangga

Darmadi Hamid 2011 Metode Penelitian Pendidikan Bandung Alfabet

Fisher B Aubrey Penerjemah Soejono Trimo 2001 Teori-Teori Komunikasi

Bandung PT Remaja Rosdakarya

Hanurawan Fattah2010 Psikologi Sosial Suatu Pengantar Bandung PT

Remaja Rosdakarya

Hidayat Dasrun 2012 Komunikasi Antar pribadi dan Medianya Fakta

penelitian Fenomenologi Orang tua karier dan Anak Remaja Yogyakarta

Graha Ilmu

Hidayat Komarudin dan Azra Azuumardi 2014 Pancasila Demokrasi HAM

dan Masyarakat Madani Jakarta Kencana Prenada Media Group

Kartono Kartini 2008 Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja Jakarta

GrafindoPersada

Maryati Kun 2007Sosiologi Untuk Kelas X SMA dan MA Jakarta Erlangga

Mueller Daniel J 2001 Measuring Social Atittides A Handbook for Researchers

and Practitioners Amazon Teachers College Pr

Purwanto M Ngalim 2006 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja

RosdaKarya

Robbins Stephen amp JudgeTimothy 2014 Perilaku OrganisasiOrganizational

Behavior Buku 1 Edisi 12 Jakarta Salemba Empat

Sopiah 2008 Perilaku Organisasi Yogyakarta CVAndi Offset

Sudijono Anas 2010 Statistik Pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Sunardidan Asy 2007 Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Kelas XI SMA dan

MA Solo PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

Surna I Nyoman 2014 Pengembangan Diri Jakarta Fakultas Psikologi UPI

YAI

Syah Muhibbin 2010 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja Rosdakarya

Tumanggor Rusmin 2012 Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Jakarta Kencana

Prenada Media Group

UU RI No 20 tahun2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bandung

Fermana

UU RI No 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Bandung Fermana

Wahab A Abdul 2011 Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan

Bandung Alfabeta

Walpole E Ronald 2003 Pengantar Statistika Edisi 3 Jakarta PT Gramedia

Pustaka Utama

Willis S Sofyan 2010 Remaja dan Masalahnya bandung Alfabeta

Winataputra Udin S 2015 Pendidikan Kewarganegaraan Refleksi Historis

Epistemologis dan Rekonstruksi Untuk Masa Depan UT Kemenristek

Dikti

Winkel WS 2001Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar Jakarta PT

Gramedia

Zamroni Mohammad 2009 Filsafat Komunikasi Yogyakarta GrahaIlmu

Internet

Pengertian Kerja Sama

wwwgooglecomhttplompoulublogspotcom201306pengertian-

kerjasamahtml

Pengertian Persahabatan

wwwgooglecomhttpidwikipediaorgwikiPersahabatan

Pengertian Sopan Santun

wwwgooglecomhttpa62747wordpresscom20091121pengertian-

sopan-santun-menurut-pribadi

wwwgooglecomhttpsukabumikotagoidhukumUU_20_2003_Pendidi

kan_Nasionalpdf

Surat Kabar

Geng Puteri Melakukan Penganiayaan dengan Menyebut Dirinya Geng

NeroIndo-Pos Jumrsquoat 13 Juni 2008hal 4

Page 8: EPrintseprints.unpam.ac.id/383/1/Jurnal PPKn Vol 5 Maret 2017.pdf3. Perilaku prososial peserta didik tidak menjamin membentuk interaksi sosial yang positif. 4. Tidak terdapat pengaruh

Pola lingkaran merupakan pola interaksi yang menunjukkan adanya kebebasan dari

setiap anggota untuk berhubungan dengan pihak manapun dalam kelompoknya (bersifat

demokratis) baik secara vertikal maupun horizontal Akan tetapi pola ini sulit dalam

menentukan keputusan karena harus ditetapkan bersama Pola huruf X dan Y ditandai

dengan terbatasnya hubungan antar anggota kelompok sebab hubungan harus dilakukan

melalui birokrasi yang kaku tetapi mekanisme kelompok mudah terkendali karena adanya

pemimpin yang dapat menguasai dan mengatur anggotanya walaupun dipaksakan

Pola garis lurus hampir sama dengan pola huruf X dan Y yang di dalamnya hubungan

antaranggota tidak dilakukan secara langsung atau melalui titik sentral Akan tetapi pihak

yang akan menjadi mediator dalam hubungan tersebut bergantung pada individu-individu

yang akan berhubungan seperti pada pola lingkaran Terbatasnya hubungan antar anggota pada pola ini bukan karena otoritas pemimpin melainkan keterbatasan wawasan setiap

anggota dalam berhubungan karena adat istiadat dalam masya rakat Oleh karena itu pola

garis lurus biasanya menyangkut aspek-aspek kehidupan yang khusus

Di antara berbagai pendekatan yang digunakan untuk mempelajari interaksi sosial dijumpai pendekatan yang dikenal dengan nama interaksionisme simbolik Pendekatan ini

bersumber pada pemikiran George Herbert Mead

Menurut Mead interaksi sosial merupakan suatu proses sosial dalam hal ini terdapat

tahapan yang bisa mendekatkan dan tahapan yang bisa merenggangkan orang-orang yang

saling berinteraksi Tahap yang mendekatkan diawali dari tahap memulai (initiating)

menjajaki (experimenting) meningkatkan (intensifying) menyatupadukan (integrating) dan

mempertalikan (bonding) Contohnya pada saat Anda memulai masuk sekolah kemudian menjajaki hubungan dengan orang lain melalui tegur sapa saling berkenalan dan bercerita

Hasil penjajakan ini dapat menjadi dasar untuk memutuskan apakah hubungan Anda akan

ditingkatkan atau tidak dilanjutkan Jika hubungan sudah semakin meningkat biasanya

muncul perasaan yang sama atau menyatu untuk kemudian menjalin tali persahabatan

Pada tahap yang meregangkan dimulai tahap membeda-bedakan (differentiating)

membatasi (circumscribing) menahan (stagnating) menghindari (avoiding) dan

memutuskan (terminating) Contohnya di antara dua orang yang dahulunya selalu bersama

Kemudian mulai melakukan kegiatan sendiri-sendiri Oleh karena sering tidak bersama lagi

pembicaraan di antara mereka pun mulai dibatasi Dalam hal ini antarindividu mulai saling

menahan sehingga tidak terjadi lagi komunikasi Hubungan lebih mengarah pada terjadinya

konflik sehingga walaupun ada komunikasi hanya dilakukan secara terpaksa

Sehubungan untuk tidak terjadinya konflik atau komunikasi yang hanya dilakukan

secara terpaksa maka perlu diupayakan interaksi sosial yang mengacukepada keteraturan

sosial Ada beberpa keteraturan yang harus dibangun dalam interaksi sosialdiantaranya

adalah

1 Asosiatif merupakan bentuk interaksi yang akan mendorong terciptanya keteraturan

sosial Adapun bentuk proses asosiatif yang harus dibangun adalah kerjasama

(coorperation) yaitu jaringan interaksiantara orang perorangan atau kelompok yang

berusaha bersamauntuk mencapai tujuan bersama Kerja sama merupakansalah satu

bentuk interaksi sosial yang universal pada masyarakat manapun Walaupun demikian

banyak ahli yang berpendapat bahwa masyarakat yang terlalu mementingkan kerja sama

cenderung kurang inisiatif dan tidak mandiriMasyarakat seperti itu terlalu mengandalkan bantuan dan didahului oleh rekannya

Gambar 2 Bentuk- bentuk Pola Interaksi

2Akomodasi(accomodation) yaitu menggambarkan suatu keadaan dan proses Adanya

keseimbangan interaksi sosial yang berkaitan dengan norma dan nilai sosial yang

berlaku Akomodasi sebagai suatu proses menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk

meredakan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak

kehilangan kepribadiannya

3 Asimilasi merupakan proses sosial pada tahap lanjut atau tahap penyempurnaan Artinya

asimilasi terjadi setelah melalui tahap kerjasama dan akomodasi Asimilasi dapat

terbentuk apabila terdapat tiga persyaratan berikut

1 Terdapat sejumlah kelompok yang memiliki kebudayaan berbeda 2 Terjadi pergaulan antar individu atau kelompok secara intensif dalam waktu yang

relatif lama

3 Kebudayaan setiap kelompok tersebut saling berubah dan menyesuaikan diri

Proses asimilasi dapat diilustrasikan seperti pada bagan berikut

Gambar 3 Proses Asimilasi

Selain persyaratan tersebut proses asimilasi akan berjalan lancar apabila ditunjang oleh

faktor-faktor berikut

1) Sikap toleransi

2) Kesempatan yang sama dalam bidang ekonomi 3) Sikap menghormati dan menghargai orang asing dan kebudayaannya

4) Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat

5) Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan universal

6) Perkawinan campuran antarkelompok yang berbeda budaya

7) Adanya musuh bersama dari luar

Sebaliknya ada pula faktor-faktor yang menjadi penghambat terjadinya asimilasi

sebagai berikut

1) Terisolasinya kehidupan suatu kelompok tertentu dalam masyarakat atau sikap menutup diri (isolasi) Contohnya kehidupan suku pedalaman Baduy

2) Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi Contohnya dengan

menggunakan komputer dapat memudahkan pekerjaan daripada dengan

menggunakan mesin ketik Akan tetapi karena tidak bisa menggunakannya

pekerjaan akan menjadi lebih lama daripada mesin ketik

3) Adanya prasangka negatif atau adanya perasaan takut terhadap pengaruh

kebudayaan baru yang dihadapi Contohnya kerja keras dapat menjadikan sikap

orang menjadi serakah Padahal kerja keras sangat diperlukan dalam mayarakat

modern

4) Adanya perasaan bahwa kebudayaan kelompok tertentu lebih tinggi daripada

kebudayaan kelompoknya sehingga kelompok tersebut memisahkan diri dan menjadikan jarak yang semakin jauh

5) Adanya perbedaan ciri-ciri fisik seperti tinggi badan warna kulit atau rambut

Contohnya etnosentrime rasialisme dan apartheid

6) Adanya perbedaan kepentingan dan pertentangan-pertentangan pribadi

4 Akulturasi(acculturation) adalah berpadunya unsur-unsur kebudayaan yang berbeda dan

membentuk suatu kebudayaan baru tanpa menghilangkan kepribadian kebudayaannya

yang asli Lamanya proses akulturasi sangat bergantung pada persepsi masyarakat

setempat terhadap budaya asing yang masuk Akulturasi bisa terjadi dalam waktu yang

relatif lama apabila masuknya melalui proses pemaksaaan Sebaliknya apabila masuknya

melalui proses damai akulturasi tersebut akan relatif lebih cepat Contohnya Candi

Borobudur merupakan perpaduan kebudayaan India dengan kebudayaan Indonesia musik

Melayu bertemu dengan musik Spanyol menghasilkan musik keroncong

Apabila diilustrasikan proses akulturasi adalah seperti pada bagan sebagai berikut

Gambar 4 Proses Akulturasi

B Hakekat Perilaku Prososial

Perilaku prososial terkadang digunakan secara bergantian dengan istilah altruistic

tetapi makna dari altruistic yang sebenarnya adalah tingkah laku yang merefleksikan

pertimbangan untuk tidak mementingkan diri sendiri demi kebaikan orang lain Baron amp

Byrne (2005) ldquoPerilaku prososial itu merupakan segala bentuk tindakan yang dilakukan

atau direncanakan untuk menolong orang lain tanpa memperdulikan motif-motif si

penolongrdquo Perilaku prososial juga dapat menimbulkan suatu derajat resiko tertentu bagi

penolong atau dapat diartikan suatu tindakan menolong yang menguntungkan orang lain

tanpa harus menyediakan suatu keuntungan langsung pada orang yang melakukan

tindakan tersebut dan mungkin bahkan melibatkan suatu resiko bagi orang yang

menolong Perilaku prososial juga harus bermanfaat bagi orang lain atau memiliki

konsekuensi sosial positif yang berguna bagi kesejahteraan fisik dan psikologis orang

lain

Jadi jelas bahwa perilaku prososial yaitu tingkah laku yang sifatnya positif atau

menguntungkan dan tingkah laku tersebutditunjukan untuk kepentingan orang lain Tetapi

sejauh mana tingkah laku dikatakan sebagai tingkah laku yang menguntungkan orang

lain dapat menjadi kabur pengertiannya karena adanya pengertian yang berbeda-beda Sebagai contoh tingkah laku memukul yang dilakukan A terhadap B untuk membantu

temannya C berkelahi Jika dilihat dari sudut pandang C maka tingkah laku yang

dilakukan oleh A merupakan tingkah laku prososial karena menguntungkan untuk C

Namun jika dilihat dari sudut pandang B maka tingkah laku tersebut bukan merukan

tingkah laku prososial karena merugikan dan tidak mensejahterakan dan perlunya

kesesuaian tingkah laku yang ditampilkan dengan norma-norma yang berlaku

dimasyarakat Dengan demikian pengertian perilaku prososial dalam penelitian ini adalah

tingkah laku yang sifatnya mensejahterakan atau menguntungkan orang lain dan tingkah

laku tersebut tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku dimasyarakat

Perwujudan dari perilaku prososial dapat bermacam-macam diantaranya berupa

perilaku membantu beramal bekerja sama bersahabat menyelamatkan berkorban

berbagi rasa dan bersimpati Perilaku prososial terdiri dari berbagai bentuk mulai dari bentuk yang semata-mata berkisar pada tindakan altruisme yang tidak mementingkan diri

sendiri dan tanpa pamrih sampai tindakan menolong yang sepenuhnya dimotivasi oleh

kepentingan diri sendiri

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa bentuk perilaku prososial secara

garis besar dapat dilihat dari tingkat pengorbanan seseorang motivasi dan tingkat

keuntungan yang diterima seseorang dan bentuk pertolongan yang diterima orang lain

Karena pada dasarnya sulit untuk menentukan tingkat keuntungan yang diterima

seseorang pada waktu memberikan pertolongan pada orang lain dan menentukan tingkat

pengorbanan seseorang maka dalam penelitian ini bentuk perilaku prososial dibagi

berdasarkan bentuk pertolongan yang diterima orang lain yaituMenolong Amal

Sumbangan Kerjasama Persahabatan Membantu Menyelamatkan Mengorbankan

Berbagi Simpati dan Kesopanan

Perilaku prososial kebanyakan dilakukan pada teman dan kerabat dekathanya

sebagian kecil yang dilakukan perilaku prososial pada orang tak dikenal Tentu perilaku

prososial yang diberikan pada orang yang tidak dikenal biasanya bersifat spontan seperti

memberi petunjuk arah jalan dan menawarkan tempat duduk pada orang lain di bus

Salah satu proses belajar yang efektif untuk menumbuhkan perilaku prososial

dapat ditiru seorang anak dari pelajaran yang didapatnya pada mata pelajaran moral yang

diberikan di sekolah Masa sekolah adalah masa yang penting dimana anak dapat

mengembangkan atau gagalmengembangkan suatu perilaku prososial Tanpa model dan pengalaman yang tepat yang didapat dari proses belajar secara kognitif dan afektif dari

bangku sekolah seorang anak dapat dengan mudah bertumbuh menjadi orang dewasa

yangberperilaku tidak baik dalam kehidupan sehari-hari

Melihat pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa pentingnya pendidikan moral

itu dimulai sejak sekolah terutama di SMK dan di kelas IX karena periode ini merupakan

kondisi seorang anak mulai banyak perubahan dari segi fisik maupun psikis perubahan

inilah yang membuat anak mulai mencari pencarian jati diri (masa transisi atau puberitas)

pada tahap ini psikis peserta didik dapat dikatakan labil oleh sebab itu diperlukan suatu

pedoman bagi peserta didik dalam bentuk perilaku menetap dan bersikap pasitif atau

perilaku prososial

Perilaku prososial ini dapat dibentuk dari pelajaran moral yang diajarkan di sekolah sebab bila anak tidak diberikan pemahaman secara kognitif dan afektif tentang

perilaku yang baik dan tidak baik terutama untuk peserta didik dalam masa puberitas ini

dikuatirkan pengaruh lingkungan yang buruk dapat mempengaruhi seorang anak melalui

menirunya

C Hakekat Pendidikan Kewarganegaraan

Bila dilihat sejarahnya sejak tahun 1947 sd 1998 dalam kurikulum pendidikan

nasional pendidikan moral yang tertanam dalam Pendidikan Kewarganegaraan sudah

berkali kali mengalami metamorfosa dari mulai pendidikan moral itu disebut sebagai

pelajaran budi pekerti lalu berubah menjadi PMP PPKn dan PKn Karena selama fase

perkembangannya pendidikan moral dan keagamaan menjadi suatu tuntutan yang wajib dalam dunia pendidikan mengikuti perubahan jaman dan keutuhan yang diperlukan

dalam membangun mental generasi muda

Para ahli memberikan definisi Civic dalam rumusan yang berbeda-beda tetapi

pada dasarnya memiliki makna yang sama yaitu bahwa Civic merupakan unsur atau

cabang keilmuan dari ilmu politik yang secara khusus terutama membahas hak-hak dan

kewajiban warga negara

Rumusan tujuan untuk masing-masing satuan pendidikan mengacu pada fungsi

dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam UU No 20 tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional beserta peraturan-peraturan pemerintah yang

menyertainya Dalam merumuskan tujuan dan materi pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan SMP dan SMA disamping harus memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik juga harus melihat kesinambungan kedalaman dan sekuen

antar kelas dan atau antar jenjang pendidikan untuk menghindari terjadinya pengulangan

yang mungkin saja akan mengakibatkan kebosanan peserta didik

Membahas tujuan Pendidikan Kewarganegaraan tidak terlepas darifungsi mata

pelajaran Pendidikan Kewaraganegaraan karena keduanya saling berkaitan dimana tujuan

merupakan dunia cita yakni suasana ideal yang harus dijelmakan sedangkan fungsi

adalah pelaksanaan-pelaksanaan dari tujuan yang hendak dicapaiOleh karena itu fungsi

menunjukan keadaan gerak aktivitas dan termasuk dalam suasana kenyataan dan bersifat

riil dan konkret

Demikian pula membicarakan fungsi Pendidikan Kewarganegaraan memiliki

keterkaitan dengan visi dan misi mata pelajaran Pendidikan KewarganegaraanMata

pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan memiliki visi yaitu ldquoterwujudnya suatu mata

pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembianaan watak bangsa (nation and character

building) dan pemberdayaan warga negararsquorsquoUpaya pembinaan watak atau karakter

bangsa merupakan ciri khas dan sekaligus amanah yang diemban oleh mata pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan atau Civics Education pada umumnyaSedangkan misi

mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yaitu ldquomembentuk warga negara yang baik

yakni warga negara yang sanggup melaksanakan hak dan kewajibannya dalam kehidupan

bernegara dilandasi oleh kesadaran politik kesadaran hukun dan kesadaran

moralrsquorsquoUntuk mewujudkan misi diatas jelas bahwa peserta didik harus memiliki

kemampuan kewarganegaraan yang multidimensional agar dapat menjalankan hak dan kewajibannya dalam berbagai aspek kehidupan

Hal ini tidak terlepas dari adanya karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan

dengan paradigma baru yaitu bahwa Pendidikan Kewarganegaraan merupakan suatu

bidang kajian ilmiah dan program pendidikan di sekolah yang diterima sebagai wahana

utama serta esensi pendidikan demokrasi di Indonesia yang dilaksanakan melalui

1 Civic Intellegence yaitu kecerdasan dan daya nalar warga negara baik dalam dimensi

spiritual rasional emosional maupun sosial

1 Civic Responsibilityyaitu kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara

yang bertanggungjawab

2 Civic Partisipation yaitu kemampuan berpartisipasi warga negara atas dasar

tanggungjawabnya baik secara individual sosial maupun sebagai pemimpin hari depan

Adapun kompetensi penguasaan bahan ajar dalam Pendidikan Kewarganegaraan

mencakup 3 aspek yang ketiganya sangatlah penting oleh setiap peserta didik selaku

bagian dari warga negara yaitu

a) Memahami pengetahuan kewarganegaraan (Civic Knowledge)

b) Memahami keterampilan kewarganegaraan (Civic Skills) dan

c) Memahami etika kewarganegaraan (Civic Ethic)

Pendidikan kewarganegaran memiliki peran bagaimana membentuk suatu

masyarakat yang majemuk dapat menjalankan kelangsungan hidup serta kehidupan yang

lebih baik bagi warga negaranya khususnya kehidupan bagi generasi penerusnya secara

berguna ( berkaitan dengan kemampuan afektif ) dan bermakna ( berkaitan dengan

kemampuan kognitif ) Dengan melalui Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan akan mampu mengantisipasi hari depan yang senantiasa berubah dan memiliki pola pikir pola

sikap dan perilaku sebagai pola tindak yang cinta terhadap kemajemukan berdasarkan

Pancasila yang mampu membentuk tenjadinya interaksi sosial yang bermuara ke arah

prilaku prososial

Dengan demikian sangatlah signifikan bagaimana membangun kesetaraan untuk

terjadinya interaksi sosial melalui pendidikan kewarganegaraan untuk kembali pada

konsep ke-Indonesiaan yang majemuk Pertama soal kesadaran dalam menerima

kemajemukan suku etnis ras dan agama sebagai bagian terbesar dari kekayaan bangsa

Kendati berbeda-beda namun dapat tumbuh secara bersama-sama dalam ke-Indonesiaan

bukan mencabiknya Dengan demikian bukan saja kerukunan melainkan yang lebih

penting adalah saling membantu dalam kesetaraan untuk membentuk ke-Indonesian yang dicita-citakanKedua saatnya memperbaiki perikehidupan berbangsa yang

memungkinkan keterlibatan warga masyarakat yang plural seluas- luasnya agar dapat

saling mengenal dan saling menyadari betapa pentingnya makna bekerja sama untuk

saling asah asihdan asuh dalam mewujudkan interaksi sosial dan perilaku sosial guna

mengarungi ke-Indonesian yang manusiawi Dengan demikian banyak manfaat yang

dapat diambil dari interaksi sosial dan perilaku prososial guna menjalini perikehidupan

berbangsa yang beranekaragam iniKetiga mengembangkan perikehidupan berbangsa

secara terbuka dan bertanggung jawab Untuk menjalani perikehidupan berbangsa yang

lebih baik hanya mungkin mencapai kemajuan apabila terbuka lebih luas terhadap

kebebasan berserikat dan berkumpul menghormati bukan mencurigai dengan

mengarahkan kepada setiap anak bangsa untuk mampu menggunakan kebebasan ini

dengan penuh tanggung jawab Dengan demikian anak bangsa akan terlatih dalam

mengembangkan kesadaran berbangsa dan saling membantu dalam keberagaman masalah

yang terjadi di masyarakat yang majemuk ini

III Kerangka Berpikir

Masalah perilaku norma dan aturan sangat berkaitan erat dengan remaja Dalam

ketiga hal tersebut remaja menjadi sorotan dimasyarakat mulai dari perilaku penyimpangan

sampai pada pelanggaran terhadap norma dan aturan yang berlaku baikdalam lingkungan

keluarga sekolah maupunmasyarakat Seperti halnya yang belakangan ini sering terjadi yaitu perkelahian antar remaja itu sendiri Peristiwa tersebut menandakan terjadinya degradasi rasa

kemanusiaan dan budi pekertiSelain itu egoisme yang terjadi pada remaja membuat semakin

menurunnya rasa kepedulian remaja terhadap sesama dan lingkungan sekitarnya yang dapat

menimbulkan lemahnya dan tidak terjadinya interaksi sosialKedua hal tersebut

mencerminkan perilaku remaja kearah perilaku sosial dan terabaikannyaperilaku

prososialOleh sebab itu diperlukan perhatian yang khusus serta penanganan yang serius

terhadap masalah tersebut

Untuk mengatasai semua itu maka diperlukannya pendidikan yang berasal dari

lingkungan dan dimulai sejak dini Dalam hal ini selain lingkungan keluarga sebagai

pendidikan primer sekolah yang merupakan pendidikan sekunder juga memiliki pengaruh

yang besar bagi penbentukan karakter moral dan perilaku Bagi anak yang sudah bersekolah lingkungan yang setiap hari dimasukinya selain

lingkungan rumah adalah sekolahnya Anak remaja yang sudah duduk dibangku SMK

umumnya menghabiskan waktu sekitar 7 jam sehari di sekolahnya Ini berarti bahwa

sepertiga dari waktunya setiap hari dihabiskan disekolahTidak mengherankan kalau

pengaruh sekolah terhadap perkembangan jiwa remaja cukup besarSebagai lembaga

pendidikan sebagaimana halnya dengan keluarga sekolah juga mengajarkan nilai nilai dan

norma-norma yang berlaku dalam masyarakat Oleh karena itu sekolah sebagai lembaga

pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif mandiri serta

bertanggungjawab Seperti yang tertuang dalam UU Sistem Pendidikan Nasional No 20

tahun2003

Masa remaja adalah masa yang penting dimana anak dapat mengembangkan atau gagal mengembangkan suatu perilaku prososial Tanpa mengubah model dan pengalaman

yang didapat dari proses belajar secara kognitif dan afektif dari bangku sekolah seorang anak

dapat dengan mudah bertumbuh menjadi remaja yang egois dan kasar dan kemungkinan

menjadi orang dewasa yang tidak menyenangkan dalam berperilaku

Untuk memenuhi tujuan diatas serta upaya untuk mengembangkan perilaku prososial

yang mencerminkan budaya bangsaSerta menjadi warga negara yang memahami dan mampu

melaksanakan hak-hak dan kewajiban sebagai makhluk sosial Maka pemerintah menyusun

suatu kurikulum yang memfokuskan pada nilai-nilai moral yang mecakup tatacara beragama

bermasyarakat tata cara bergaul serta mengetahui aspek sosial yang berhubungan dengan rasa

persatuan dan kesatuan bangsa dan solidaritasDemi memenuhi aspek-aspek diatas maka

diberikan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang diharapkan dapat memberikan transformasi keilmuan yang nantinya mampu mewujudkan terjadinya interaksi sosial dan

dapat mengimplementasikan berperilaku sosial positif dalam kehidupan bermasyarakat

Dari paparan di atas dapat memberikan kekuatan yang positif bahwa pendidikan

kewarganegaraan mampu membentuk karakter yang lebih terukur di mana terlihat dari sudut

pandang keberagaman akan muncul sikap toleran kerjasama tepo seliro dan saling

memahami dalam tranformasi bentuk perilaku prososial yang terimplementasikan ke dalam

sikap interaksi sosial Dengan demikan interaksi sosial yang dibangun dalam pendidikan

kewarganegaraan mampu memberikan warna yang positif dalam perilaku prososial peserta didik

IV Hipotesis Penelitian

Berdasarkan deskripsi toeritik dan kerangka berpikir maka hipotesis penelitian ini

adalah sebagai berikutldquoDiduga terdapat pengaruhyang signifikan antara interaksi sosial

dalam Pendidikan Kewarganegaraan terhadap perilaku prososial peserta didik di SMK Negeri

di Kota Tangerang Selatanrdquo

Desain dalam penelitian model ini dapat digambarkan sebagai berikut

X = Interaksi sosial dalam pendidikan kewarganegaraan sebagai variabel bebas

Y =Perilaku prososial peserta didik sebagai sebagai variabel terikat

V METODOLOGI PENELITIAN

A Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah upaya menganalisis apakah ldquoterdapat pengaruhantara

interaksi sosialpeserta didikpada pembelajaran pendidikan kewarganegaraan terhadap

perilaku prososialrdquo

B Tempat dan Waktu Penelitian

1 Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah diSMK Negeri di Kota Tangerang Selatan

2 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2014 sampai dengan bulan September 2014 dengan

harapan waktu lima bulan dapat maksimal dilakukan penelitian dengan hasil uji hipotesis

yang memadai

C Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dimana analisisnya korelasi yakni melihat hubungan antara variabel-variabel yang diteliti Korelasi

ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara suatu variabel dengan variabel yang lain dan

bertujuan pula melihat hubungan antara dua gejala atau lebih Metode ini diharapkan dapat

menemukan hubungan antara interaksi sosialpeserta didik pada pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan terhadap perilaku prososial di SMK Negeri Kota Tangerang Selatan

Setelah diketahui ada hubungan antara setiap variabelnya kemudian dianalisis untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh interaksi sosial tersebut terhadap perilaku sosial peserta

didik

D Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

1 Populasi

Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI di seluruhSMK

Negeri Kota Tangerang Selatan Data jumlah peserta didik dapat dilihat di tabel 31

berikut ini

Tabel 31

Populasi Terjangkau

NO SMK Peserta Didik

X Y

Negeri Laki Perempuan Jumlah 1 1 220 121 341

2 2 277 239 516

3 3 66 31 97

4 4 34 90 124

5 5 43 38 81

Jumlah 640 519 1159

Sumber Data LPPD 2014 Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan

2 Teknik Pengambilan Sampel

Penetapan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan jenis metode

random samplingKarena setiap anggota populasi yang ada didalam sampling frame

bersangkutan mempunyai hak yang sama besar untuk dipilih menjadi anggota sampel

Dalam penelitian ini dipilih kelas XI karena peserta didik kelas tersebut sudah mengerti

dan memahami budaya sekolah sudah memiliki banyak teman dansudah memiliki nilai

prestasi belajar kemudian tidak dalam persiapan Ujian NasionalMenentukan besarnya

sampel menggunakan rumus Solvin

Adapun rumusnya sebagai berikut n=

Dimana

1 = Konstanta

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

e =Error (10 yang dapat ditoleransi terhadap ketidak tepatan penggunaan sampel

sebagai pengganti populasi)

n =

=

=

=

= 92

Dengan demikian jumlah sampel yang diambil dari papulasi target berdasarkan rumus

Solvin sebanyak 92 responden yang diambil secara random sederhana

E Teknik Pengumpulan Data

Dalam setiap kegiatan penelitian selalu ada kegiatan pengumpulan dataMetode

pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrument berupa kuesioner atau

angketDengan metode angket ini dipersiapkan sejumlah pernyataan tertentu kemudian

disebarkan kepada responden untuk mendapatkan jawaban yang diperlukan secara

langsungAngket diberikan kepada peserta didik kemudian diisi serta dijadikan sampel dalam

penelitian untuk mengetahui pengaruh antara interaksi sosialpada pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan peserta didik terhadap perilaku prososialAngket yang digunakan adalah

angket tertutup yang berisi pertanyaan atau pernyataan yang disertai jawaban terikat pada

sejumlah kemungkinan jawaban yang sudah disediakan

F Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan angket tertutup dalam bentuk Skala Likert karena

penelitian ini akan mengukur tentang perilaku atau sikap Angket ini berupa pertanyaan atau

pernyataanyang jawabannya berbentuk skala deskriptifAngket tertutup untuk mengungkap

data tentang variabel terikat yaitu interaksi sosial dan perilaku prososialInstrumen tersebut

sebelumnya diuji cobakan terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat validitas dan

reliabilitasnya Untuk item pernyataan yang dinyatakan tidakvalid atau reliabel maka item

pernyataan tersebut tidak dipakai sebagai item instrumenSedang item-item pernyataaan yang

sudah dinyatakan valid dan reliabel maka item-item pernyataan tersebut dijadikan alat untuk

mendapatkan data dan kemudian setelah itu intsrumen tersebut digunakan atau disebarkan

kepada sampel sesungguhnya

Pada bagian ini pernyataan-pernyataan yang disusun berdasarkan indikator-indikator

yang telah dioperasionalkan dari dimensi-dimensi yang terikat dari setiap variabel Adapun alternatif jawaban menggunakan skala likert dengan empat alternatif jawaban yaitu Selalu

(SL) Sering (SR) Ragu (R) Jarang (JR) Tidak Pernah (TP) Skor untuk jawaban dari

pertanyaan atau pernyataan positif adalah SL=5 SR=4 R=3 JR=2 dan TP=1 sedangkan

untuk pernyataan atau pertanyaan negatif skor sebaliknya

1 Penyusunan Butir Kuisioner

Kisi-kisi angket ini akan disajikan berdasarkan dari indikator-indikator yang telah

dikembangkan dari variabel yang telah ditetapkan Untuk variabel interaksi sosial

(variabel X) terdiri dari 4 indikator dan dikembangkan menjadi 32 item pernyataan

Sedang variabel perilaku prososial (variabel Y) terdiri dari 6 indikator dan dikembangkan menjadi 28 item pernyataanSeperti digambarkan dalam tabel dibawah ini

Tabel 33

Kisi-Kisi Variabel Interaksi Sosial ( X )

Variabel Indikator Item Kuisioner Jumlah

Positif Negatif

Interaksi

Sosial

(X)

1 Kerjasama

2 Akomodasi

3 Asimilasi

4 Akulturasi

1472324

51025 2730

2122129 31

13182022

39 26

6 8 28

1114 16

15171932

8

8

8

8

Jumlah 19 13 32

Tabel 34

Kisi-Kisi Variabel Perilaku Prososial ( Y )

Variabel Indikator Item Kuisioner Jumlah

Positif Negatif

Perilaku

Prososial

(Y)

1 Menolong

2 Beramal

3 Persahabatan

4 Berbagi

5 Simpati

6Kesopanan

1 13 23

5 11 30

1014 20

18 22

4 8 16 31

2321

9 29

15 24

627

7 2526

28 19

12 17 32

5

5

5

5

6

6

Jumlah 18 14 32

2 Uji Coba

a Uji Validitas

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan uji coba yaitu dengan menguji

validitas dan reabilitas Kemudian uji validitas instrumen dilakukan untuk mengetahui

seberapa jauh instrumen penelitian mampu mencerminkan isi sesuai dengan hal dan

sifat yang diukur Artinya setiap butir instrumen telah benar-benar menggambarkan

keseluruhan isi atau sifat bangun konsep yang menjadi dasar penyusunan instrument

Pengujian ini digunakan rumus korelasi product moment seperti berikut

Keterangan

r Nilai Koefisien korelasi antara X dan Y

sumX Jumlah pengamatan variabel X

sumY Jumlah pengamatan variabel Y

sumXY Jumlah hasil perkalian variabel X dan Y

(sumx2) Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel X

(sumx)2 Kuadrat dari Jumlah pengamatan variabel X (sumY2) Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel Y

(sumY)2 Kuadrat dari Jumlah pengamatan variabel Y

N Jumlah pasangan pengamatan Y dan X

b Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa instrument dapat

dipercaya dan digunakan sebagai alat pengumpulan dataUntuk uji reliabilitas

instrument digunakan rumus Alpha dari Cronbach sebagai berikut

Г11=

Keterangan

σ Reliabilitas instrument

k Banyaknya butir pernyataan

sumσb2 Jumlah varian butir

Σσt2 Varian Total

G Teknik Analisis Data

1 Pengorganisasian Data

Data yang nantinya akan diperoleh dari angket kemudian dipilih dan disusun

sehingga data yang tidak berguna dapat ditinggalkan Kemudian dilakukan klasifikasi

data yaitu menggolongkan data berdasarkan kategori tertentu sesuai dengan

permasalahan-permasalahan yang dibuat berdasarkan analisa variabel

2 Hipotesis Statistik

Bentuk hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah

H0 = 0

Ha 0

Bentuk hipotesis asosiatif dalam penelitian ini adalah

Hipotesis nol (H0) Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta

didik terhadap perilaku prososial

Hipotesis alternatif (Ha)Terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta

didik terhadap perilaku prososial

3 Uji Persyaratan Analisis

Sebelum dilakukan analisis dengan regresi dilakukan uji persyaratan analisis

terlebih dahulu Uji persayaratan analisis itu meliputi

a Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data mengikuti

sebaran baku normal atau tidak Normalitas data dikenakan terhadap variabel bebas

(X) dan variabel terikat (Y) Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan Uji

Lilliefors dengan langkah-langkah sebagai berikut

1 Menentukan mean dan standar deviasi

2 Menentukan angka baku (Z) denganrumus sebagai berikut

Rumus

Z1 =

3 Menentukan luas tiap angka baku (Zi) dengan menggunakan daftar distribusi

normal

4 Menentukan angka peluang F(Zi) = 0500 + ( tabel normal standar 0 ke Z )

5 Menentukan S(Zi) = banyak Zi n

6 Menentukan beda dari F (Zi) ndash S (Zi)

7 Memilih nilai terbesar dari F (Zi) ndash S (Zi) dengan mengabaikan tanda matematika untuk menjadikan Lhitung (Lilliefors) Sebaran data dikatakan normal jika

LhitungltLtabel

b Uji Linieritas

Perhitungan linieritas digunakan untuk menyatakan hubungan fungsional

antara variabel-variabel tersebut berhubunganUntuk perhitungan linieritas digunakan

uji regresi sederhana

Pengujian regresi sederhana ( Y = α + bx )

Fhitung =

Di mana

F = Bilangan untuk linieritas

S2TC = Rerata jumlah kuadrat tuna cocok

S2e = Rerata jumlah kuadrat kekeliruan

4 Analisis Data

Data yang sudah diperoleh kemudian diuraikan dengan keterangan agar data

tersebut mudah diubah dipahami bagi orang yang ingin mengetahui penelitian ini

Adapun rumus yang digunakan untuk mencari dan mengetahui presentase setiap data adalah

1 Editing

Pada tahap ini penulis mengecek kembali kelengkapan dan kebenaran

pengisian angket atau kuisioner yang berhasil dikumpulkan oleh peneliti

2 Skorsing

Memberi nilai pada setiap jawaban angket yang diberi skor 432 dan 1

berdasarkan jawaban yang dipilih

Setelah pengumpulan data untuk mengetahui bagaimana pengaruh perilaku

prososial (variabel X) terhadap prestasi belajar (variabel Y) Penulis menggunakan

rumus product momentdari Karl Pearson sebagai berikut

Dimana

rxy = Angka indek korelasi ldquorrdquo product moment

n = Jumlah sampel

sumX = Jumlah keseluruhan variabel X

sumY = Jumlah keseluruhan variabel Y sumXY = Jumlah keseluruhan perkalian antara variabel X dan Y

Kemudian dilajutkan dengan uji signifikasi uji keberartian (t) dengan rumus t

=

Dimana r = Besarnya koefisien korelasi (rhitung)

n = Jumlah sampel

Dan untuk mengetahui berapa persen () variabel X memberikan kontribusi

terhadap variabel Y maka langkah selanjutnya mencari koefisien determinasi dengan

menggunakan derajat hubungan antara variabel X dan Y menggunakan rumus sebagai

berikut

KD = rxy2 x 100 Keterangan

KD = Kontribusi variabel X terhadap variabel Y

rxy2 = Koefisien korelasi antara veriabel X terhadap variabel Y

VI HASIL PENELITIAN

A Deskrisi Data

1 Data Interaksi Sosial Peserta Didik (Skor Variabel X)

Tabel 41

Distribusi Frekuensi Interaksi Sosial Peserta Didik

No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif ()

1 59 - 63 6 652

2 64 - 68 6 652

3 69 - 73 9 978

4 74 - 78 32 3478

5 79 - 83 20 2174

6 84 - 88 12 1304

7 89 ndash 93 7 762

Jumlah 92 100

Hasil penelitian mengenai perilaku prososial peserta didik diperoleh rentangan

nilai sebesar 32 dengan skor tertinggi 91 dan skor terendah 59 banyak kelas 7 dengan

panjang interval 5 Selain itu diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7768 nilai

tengah (median) sebesar 81 67 modus (mode) sebesar 766 dan simpangan baku atau

standar deviasi sebesar 709 (Lihat lampiran 8 hal 73)

Grafik 41

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa interkasi sosial peserta didik yang diperoleh

peserta didik Kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara

74 ndash 78 dengan frekuensi relatif 3478 Sedang yang terendah terlelak antara 59 ndash 63

dengan frekuensi relatif 652

0

20

40

59 - 63 64 - 68 69 - 73 74 - 78 79 - 83 84 - 88 89 ndash 93

2 Deskripsi Data Perilaku Prososial

Tabel 42

Distribusi Frekuensi Perilaku Prososial Peserta Didik

No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif

1 68 - 71 19 2065

2 72 - 75 13 1413

3 76 - 79 12 1304

4 80 - 83 22 2392

5 84 - 87 13 1413

6 88 - 91 8 870

7 92 ndash 95 5 543

Jumlah 92 100

Data hasil perilaku prososialpeserta didik diperoleh rentangan 27 dengan skor tertinggi 95

dan skor terendah 68 banyak kelas 7 dengan panjang kelas interval 4 Selain itu

diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7885 nilai tengah (median) sebesar 8168

nilai modus (mode) sebesar 8 dan simpangan baku atau setandar deviasi sebesar

703(Lihat lampiran 9 hal 76)

Grafik 42

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa perilaku prososialpeserta didik kelas XI

SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara 80 ndash 83 dengan

frekuensi relatif 2392 Sedang yang terendah terlelak antara 92 ndash 95 dengan frekuensi

relatif 543

B Pengujian Persyaratan Analisis

1 Pengujian Normalitas

Perhitungan normalitas dilakukan dengan Uji Lilliefors dengan taraf signifikasi α

= 005 Perhitungan normalitas dilakukan untuk melihat apakah sebaran data yang akan

dianalisis memiliki distribusi yang normal atau tidak Adapun hasil perhitungan uji normalitas sebagai berikut

Tabel 43

Hasil Uji Normalitas

N = 92 Lhitung Ltabel Kriteria Kesimpulan

InteraksiSosial 01005 01009

Lhlt Lt

Distribusi Normal

Perilaku Prososial 00892 01009 Distribusi Normal

2 Pengujian Linieritas

Pengujian linieritas dilakukan terhadap interaksi sosial peserta didik dan perilaku

prososial peserta didikPengujian pertama dilakukan dengan menghitung uji regresi

sederhana dan selanjutnya dengan menggunakan uji linieritas Untuk uji regresi sederhana

didapatkan persamaanregresinya sebagai berikut Y = 1 + (-004)X Sementara itu hasil

0

20

68 - 71 72 - 75 76 - 79 80 - 83 84 - 87 88 - 91 92 ndash 95

yang diperoleh dari pengujian linieritas dengan uji linieritas adalah Fhitung = 099

sementara pada Ftabel dengan taraf signifikasi α = 005 dengan dk penyebut 21 dan dk

pembilang 54 dalam daftar distribusi diperoleh F (2154) adalah 193

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa bentuk hubungan antara interaksi sosial

peserta didik dengan perilaku prososial peserta didikadalah linier

(Perhitungan lengkap pada lampiran 12 hal86)

C Pengujian Hipotesis

Perhitungan hipotesis terlebih dahulu dilakukan perhitungan koefisien korelasinya

Untuk menghitung koefisien korelasi antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku

prososial peserta didik digunakan rumus Pearson Product Moment yaitu

rxy = Σ Σ Σ

Σ Σ Σ Σ

Selanjutnya diperoleh nilai rhitung sebesar 0751 dan dibandingkan dengan rtabel taraf

signifikasi α = 005 yaitu 0227 Hasil tersebut menunjukan bahwa rhitunggt rtabelKarena rhitunggt

rtabel maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (H0) ditolak sedangkan hipotesis alternatif

(Ha) diterima yakni terdapat hubungan antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku

prososial peserta didik

Besarnya kontribusi interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial dapat

ditentukan menggunakan determinasi sebesar 564 Uji signifikasi dengan uji t dengan taraf

signifikasi α = 005 diperoleh thitung = 985 dan ttabel = 166 Karena thitunggt ttabel maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik

terhadapperilaku prososial peserta didik

Semakin tinggiinteraksi sosial peserta didik maka dapat semakin tinggi pula perilaku

prososial peserta didik

(Lihat lampiran 13 hal94)

D Interpretasi Hasil Penelitian

Dari hasil perhitungan didapatkan nilai indeks korelasi sebesar 0751 Jika

dikonsultasikan pada tabel di atas angka r (0751) yang berada antara 070 ndash 090 termasuk

dalam kategori adanya korelasi kuat berarti terdapat hubungan positif dan signifikan antara

interaksi sosial peserta didik dengan perilaku prososial peserta didik

E Kesimpulan Pengujian Hipotesis

Dari uraian di atas diperoleh hasil perhitungan rhitung sebesar 0751 Jika

dikonsultasikan dengan rtabel n = 77 dengan taraf signifikasi (α = 005) maka rtabel adalah

0227 Sedangkan uji signifikasi dengan uji t dengan taraf signifikasi α = 005 diperoleh thitung

= 985 dan ttabel = 166 Karena rhitung lebih besar dari rtabel dan thitung lebih besar dari ttabelmaka

terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku

prososial peserta didik SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan

F Keterbatasan Penelitian

Meskipun penelitian ini telah berhasil menguji hipotesis yang diajukan yaitu terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku

prososial peserta didik Namun masih banyak kekurangan dalam penelitian ini karena

keterbatasan yang dimiliki kekurangan tersebut antara lain terbatasnya pengetahuan tentang

perihal yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti terbatasnya waktu untuk

mengadakan penelitian dan lain sebagainya

VII SIMPULAN DAN SARAN

A Simpulan Berdasarkan uraian mengenai hubunganinteraksi sosial peserta didik terhadap perilaku

prososial peserta didik kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang dibahas pada bab

dan sub bab sebelumnya maka dapat peneliti simpulkan sebagai berikut

1 Data hasil angket interaksi sosial peserta didik mengasilkan rata-rata 7768 adapun skor

yang tertinggi adalah 91 dan terendah 59

2 Data hasil angket perilakuprososial peserta didik mengasilkan rata-rata 7885 Dengan

skor tertinggi sebesar 95 dan terendah sebesar 68

3 Terdapat pengaruh positif dan signifikan antarainteraksi sosial peserta didik terhadap

perilaku prososial peserta didik Hal ini terlihat darididapatnya thitung = 985 dan ttabel =

166 kemudian rhitung lebih besar dari rtabel (0751gt 0227) taraf signifikasi (α = 005)

dan interpretasi dari nilai r terdapat hubungan yang kuat 4 Hubungan interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial peserta didikdapat

dijelaskankan dengan perhitungan koefisien determinasi sebesar 564 dan selebihnya

dipengaruhi oleh faktor lain

B Implikasi

Perlu disadari bahwa walaupun penelitian ini berhasil menguji hipotesis kerja yang

diajukan (H1) yaitu terdapat pengaruh positif dankuat

antara variabel X (interaksi sosial) dan variabel Y (perilaku prososial) peserta didik SMK

Negeri Kota Tangerang Selatan Dengan demikian hasil penelitian ini mengandung implikasi

bahwa interaksi sosial peserta didik berpengaruh positif terhadapperilaku prososial peserta

didik Atas alasan di atas maka diperlukan adanya upaya-upaya pihak yang berkepentingan

atas peserta didik selaku objek pendidikan baik pihak sekolah maupun orang tua peserta

didik agar lebih memperhatikan interaksi sosial peserta didik sehari-hari Perilaku prososial

akan lebih meningkat apabila peserta didik memiliki interaksi sosial yang positif

Pada akhirnya dalam penelitian ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan

walaupun telah dilakukan dengan usaha yang maksimal Oleh karena itu maka perlu

diadakan penelitian lebih lanjut sehingga hasilnya dapat lebih sesuai dengan apa yang

diharapkan sehingga kelak dapat berguna bagi peserta didik itu sendiri serta siapapun yang

mengambil manfaat dari hasil penelitian ini

C Saran

Dari hasil penelitian dan kenyataan yang ada di lapangan maka peneliti pada bagian ini memberikan saran-saran sebagai pertimbangan Adapun saran-saran sebagai berikut

1 Satuan pendidikan harus dapat merangkul semua pihak yang terkait untuk bisa secara

bersama-sama menciptakan suasana ligkunagan sekolah yang kondusif dalam

upayamembentuk perilaku prososial peserta didik dengan demikian penyimpangan yang

dilakukan peserta didik dapat diminimalisir

2 Semua pendidik tanpa terkecuali merupakan cermin bagi peserta didik Maka dari itu

pendidik harus memberikan contoh dalam interaksi sosial dan pembiasaan perilaku

prososial kepada peserta didik

3 Orang tua diharapkan dapat membimbing putera-puteri mereka ketika berada diluar jam

sekolah Karenatiga perempat waktu anak lebih banyak menghabiskan waktu diluar

sekolah yaitu interaksi sosial dan perilaku prososial 4 Hendaknya peserta didik dapat mengaplikasikan pengetahuan Pendidikan

Kewarganegaraan yang didapat disekolah dalam perilaku sehari-hari

DAFTAR PUSTAKA

Adiyanto Michael2004Psilologi Sosial Edisi5 Jilid2 Jakarta Erlangga

Ahmadi Abu 2003 Psikologi Umum Cetakan Ke-3Jakarta PT RinekaCipta

Ali Muhammad 2014 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern Jakarta

Pustaka Amani

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Jakarta Rineka Cipta

Baron Robert A amp Byrne Donn Alih Bahasa Ratna Djuwita 2005 Psikologi

Sosial Edisi ke-10Jilid 2Jakarta Erlangga

Darmadi Hamid 2011 Metode Penelitian Pendidikan Bandung Alfabet

Fisher B Aubrey Penerjemah Soejono Trimo 2001 Teori-Teori Komunikasi

Bandung PT Remaja Rosdakarya

Hanurawan Fattah2010 Psikologi Sosial Suatu Pengantar Bandung PT

Remaja Rosdakarya

Hidayat Dasrun 2012 Komunikasi Antar pribadi dan Medianya Fakta

penelitian Fenomenologi Orang tua karier dan Anak Remaja Yogyakarta

Graha Ilmu

Hidayat Komarudin dan Azra Azuumardi 2014 Pancasila Demokrasi HAM

dan Masyarakat Madani Jakarta Kencana Prenada Media Group

Kartono Kartini 2008 Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja Jakarta

GrafindoPersada

Maryati Kun 2007Sosiologi Untuk Kelas X SMA dan MA Jakarta Erlangga

Mueller Daniel J 2001 Measuring Social Atittides A Handbook for Researchers

and Practitioners Amazon Teachers College Pr

Purwanto M Ngalim 2006 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja

RosdaKarya

Robbins Stephen amp JudgeTimothy 2014 Perilaku OrganisasiOrganizational

Behavior Buku 1 Edisi 12 Jakarta Salemba Empat

Sopiah 2008 Perilaku Organisasi Yogyakarta CVAndi Offset

Sudijono Anas 2010 Statistik Pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Sunardidan Asy 2007 Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Kelas XI SMA dan

MA Solo PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

Surna I Nyoman 2014 Pengembangan Diri Jakarta Fakultas Psikologi UPI

YAI

Syah Muhibbin 2010 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja Rosdakarya

Tumanggor Rusmin 2012 Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Jakarta Kencana

Prenada Media Group

UU RI No 20 tahun2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bandung

Fermana

UU RI No 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Bandung Fermana

Wahab A Abdul 2011 Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan

Bandung Alfabeta

Walpole E Ronald 2003 Pengantar Statistika Edisi 3 Jakarta PT Gramedia

Pustaka Utama

Willis S Sofyan 2010 Remaja dan Masalahnya bandung Alfabeta

Winataputra Udin S 2015 Pendidikan Kewarganegaraan Refleksi Historis

Epistemologis dan Rekonstruksi Untuk Masa Depan UT Kemenristek

Dikti

Winkel WS 2001Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar Jakarta PT

Gramedia

Zamroni Mohammad 2009 Filsafat Komunikasi Yogyakarta GrahaIlmu

Internet

Pengertian Kerja Sama

wwwgooglecomhttplompoulublogspotcom201306pengertian-

kerjasamahtml

Pengertian Persahabatan

wwwgooglecomhttpidwikipediaorgwikiPersahabatan

Pengertian Sopan Santun

wwwgooglecomhttpa62747wordpresscom20091121pengertian-

sopan-santun-menurut-pribadi

wwwgooglecomhttpsukabumikotagoidhukumUU_20_2003_Pendidi

kan_Nasionalpdf

Surat Kabar

Geng Puteri Melakukan Penganiayaan dengan Menyebut Dirinya Geng

NeroIndo-Pos Jumrsquoat 13 Juni 2008hal 4

Page 9: EPrintseprints.unpam.ac.id/383/1/Jurnal PPKn Vol 5 Maret 2017.pdf3. Perilaku prososial peserta didik tidak menjamin membentuk interaksi sosial yang positif. 4. Tidak terdapat pengaruh

2Akomodasi(accomodation) yaitu menggambarkan suatu keadaan dan proses Adanya

keseimbangan interaksi sosial yang berkaitan dengan norma dan nilai sosial yang

berlaku Akomodasi sebagai suatu proses menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk

meredakan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak

kehilangan kepribadiannya

3 Asimilasi merupakan proses sosial pada tahap lanjut atau tahap penyempurnaan Artinya

asimilasi terjadi setelah melalui tahap kerjasama dan akomodasi Asimilasi dapat

terbentuk apabila terdapat tiga persyaratan berikut

1 Terdapat sejumlah kelompok yang memiliki kebudayaan berbeda 2 Terjadi pergaulan antar individu atau kelompok secara intensif dalam waktu yang

relatif lama

3 Kebudayaan setiap kelompok tersebut saling berubah dan menyesuaikan diri

Proses asimilasi dapat diilustrasikan seperti pada bagan berikut

Gambar 3 Proses Asimilasi

Selain persyaratan tersebut proses asimilasi akan berjalan lancar apabila ditunjang oleh

faktor-faktor berikut

1) Sikap toleransi

2) Kesempatan yang sama dalam bidang ekonomi 3) Sikap menghormati dan menghargai orang asing dan kebudayaannya

4) Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat

5) Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan universal

6) Perkawinan campuran antarkelompok yang berbeda budaya

7) Adanya musuh bersama dari luar

Sebaliknya ada pula faktor-faktor yang menjadi penghambat terjadinya asimilasi

sebagai berikut

1) Terisolasinya kehidupan suatu kelompok tertentu dalam masyarakat atau sikap menutup diri (isolasi) Contohnya kehidupan suku pedalaman Baduy

2) Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi Contohnya dengan

menggunakan komputer dapat memudahkan pekerjaan daripada dengan

menggunakan mesin ketik Akan tetapi karena tidak bisa menggunakannya

pekerjaan akan menjadi lebih lama daripada mesin ketik

3) Adanya prasangka negatif atau adanya perasaan takut terhadap pengaruh

kebudayaan baru yang dihadapi Contohnya kerja keras dapat menjadikan sikap

orang menjadi serakah Padahal kerja keras sangat diperlukan dalam mayarakat

modern

4) Adanya perasaan bahwa kebudayaan kelompok tertentu lebih tinggi daripada

kebudayaan kelompoknya sehingga kelompok tersebut memisahkan diri dan menjadikan jarak yang semakin jauh

5) Adanya perbedaan ciri-ciri fisik seperti tinggi badan warna kulit atau rambut

Contohnya etnosentrime rasialisme dan apartheid

6) Adanya perbedaan kepentingan dan pertentangan-pertentangan pribadi

4 Akulturasi(acculturation) adalah berpadunya unsur-unsur kebudayaan yang berbeda dan

membentuk suatu kebudayaan baru tanpa menghilangkan kepribadian kebudayaannya

yang asli Lamanya proses akulturasi sangat bergantung pada persepsi masyarakat

setempat terhadap budaya asing yang masuk Akulturasi bisa terjadi dalam waktu yang

relatif lama apabila masuknya melalui proses pemaksaaan Sebaliknya apabila masuknya

melalui proses damai akulturasi tersebut akan relatif lebih cepat Contohnya Candi

Borobudur merupakan perpaduan kebudayaan India dengan kebudayaan Indonesia musik

Melayu bertemu dengan musik Spanyol menghasilkan musik keroncong

Apabila diilustrasikan proses akulturasi adalah seperti pada bagan sebagai berikut

Gambar 4 Proses Akulturasi

B Hakekat Perilaku Prososial

Perilaku prososial terkadang digunakan secara bergantian dengan istilah altruistic

tetapi makna dari altruistic yang sebenarnya adalah tingkah laku yang merefleksikan

pertimbangan untuk tidak mementingkan diri sendiri demi kebaikan orang lain Baron amp

Byrne (2005) ldquoPerilaku prososial itu merupakan segala bentuk tindakan yang dilakukan

atau direncanakan untuk menolong orang lain tanpa memperdulikan motif-motif si

penolongrdquo Perilaku prososial juga dapat menimbulkan suatu derajat resiko tertentu bagi

penolong atau dapat diartikan suatu tindakan menolong yang menguntungkan orang lain

tanpa harus menyediakan suatu keuntungan langsung pada orang yang melakukan

tindakan tersebut dan mungkin bahkan melibatkan suatu resiko bagi orang yang

menolong Perilaku prososial juga harus bermanfaat bagi orang lain atau memiliki

konsekuensi sosial positif yang berguna bagi kesejahteraan fisik dan psikologis orang

lain

Jadi jelas bahwa perilaku prososial yaitu tingkah laku yang sifatnya positif atau

menguntungkan dan tingkah laku tersebutditunjukan untuk kepentingan orang lain Tetapi

sejauh mana tingkah laku dikatakan sebagai tingkah laku yang menguntungkan orang

lain dapat menjadi kabur pengertiannya karena adanya pengertian yang berbeda-beda Sebagai contoh tingkah laku memukul yang dilakukan A terhadap B untuk membantu

temannya C berkelahi Jika dilihat dari sudut pandang C maka tingkah laku yang

dilakukan oleh A merupakan tingkah laku prososial karena menguntungkan untuk C

Namun jika dilihat dari sudut pandang B maka tingkah laku tersebut bukan merukan

tingkah laku prososial karena merugikan dan tidak mensejahterakan dan perlunya

kesesuaian tingkah laku yang ditampilkan dengan norma-norma yang berlaku

dimasyarakat Dengan demikian pengertian perilaku prososial dalam penelitian ini adalah

tingkah laku yang sifatnya mensejahterakan atau menguntungkan orang lain dan tingkah

laku tersebut tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku dimasyarakat

Perwujudan dari perilaku prososial dapat bermacam-macam diantaranya berupa

perilaku membantu beramal bekerja sama bersahabat menyelamatkan berkorban

berbagi rasa dan bersimpati Perilaku prososial terdiri dari berbagai bentuk mulai dari bentuk yang semata-mata berkisar pada tindakan altruisme yang tidak mementingkan diri

sendiri dan tanpa pamrih sampai tindakan menolong yang sepenuhnya dimotivasi oleh

kepentingan diri sendiri

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa bentuk perilaku prososial secara

garis besar dapat dilihat dari tingkat pengorbanan seseorang motivasi dan tingkat

keuntungan yang diterima seseorang dan bentuk pertolongan yang diterima orang lain

Karena pada dasarnya sulit untuk menentukan tingkat keuntungan yang diterima

seseorang pada waktu memberikan pertolongan pada orang lain dan menentukan tingkat

pengorbanan seseorang maka dalam penelitian ini bentuk perilaku prososial dibagi

berdasarkan bentuk pertolongan yang diterima orang lain yaituMenolong Amal

Sumbangan Kerjasama Persahabatan Membantu Menyelamatkan Mengorbankan

Berbagi Simpati dan Kesopanan

Perilaku prososial kebanyakan dilakukan pada teman dan kerabat dekathanya

sebagian kecil yang dilakukan perilaku prososial pada orang tak dikenal Tentu perilaku

prososial yang diberikan pada orang yang tidak dikenal biasanya bersifat spontan seperti

memberi petunjuk arah jalan dan menawarkan tempat duduk pada orang lain di bus

Salah satu proses belajar yang efektif untuk menumbuhkan perilaku prososial

dapat ditiru seorang anak dari pelajaran yang didapatnya pada mata pelajaran moral yang

diberikan di sekolah Masa sekolah adalah masa yang penting dimana anak dapat

mengembangkan atau gagalmengembangkan suatu perilaku prososial Tanpa model dan pengalaman yang tepat yang didapat dari proses belajar secara kognitif dan afektif dari

bangku sekolah seorang anak dapat dengan mudah bertumbuh menjadi orang dewasa

yangberperilaku tidak baik dalam kehidupan sehari-hari

Melihat pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa pentingnya pendidikan moral

itu dimulai sejak sekolah terutama di SMK dan di kelas IX karena periode ini merupakan

kondisi seorang anak mulai banyak perubahan dari segi fisik maupun psikis perubahan

inilah yang membuat anak mulai mencari pencarian jati diri (masa transisi atau puberitas)

pada tahap ini psikis peserta didik dapat dikatakan labil oleh sebab itu diperlukan suatu

pedoman bagi peserta didik dalam bentuk perilaku menetap dan bersikap pasitif atau

perilaku prososial

Perilaku prososial ini dapat dibentuk dari pelajaran moral yang diajarkan di sekolah sebab bila anak tidak diberikan pemahaman secara kognitif dan afektif tentang

perilaku yang baik dan tidak baik terutama untuk peserta didik dalam masa puberitas ini

dikuatirkan pengaruh lingkungan yang buruk dapat mempengaruhi seorang anak melalui

menirunya

C Hakekat Pendidikan Kewarganegaraan

Bila dilihat sejarahnya sejak tahun 1947 sd 1998 dalam kurikulum pendidikan

nasional pendidikan moral yang tertanam dalam Pendidikan Kewarganegaraan sudah

berkali kali mengalami metamorfosa dari mulai pendidikan moral itu disebut sebagai

pelajaran budi pekerti lalu berubah menjadi PMP PPKn dan PKn Karena selama fase

perkembangannya pendidikan moral dan keagamaan menjadi suatu tuntutan yang wajib dalam dunia pendidikan mengikuti perubahan jaman dan keutuhan yang diperlukan

dalam membangun mental generasi muda

Para ahli memberikan definisi Civic dalam rumusan yang berbeda-beda tetapi

pada dasarnya memiliki makna yang sama yaitu bahwa Civic merupakan unsur atau

cabang keilmuan dari ilmu politik yang secara khusus terutama membahas hak-hak dan

kewajiban warga negara

Rumusan tujuan untuk masing-masing satuan pendidikan mengacu pada fungsi

dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam UU No 20 tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional beserta peraturan-peraturan pemerintah yang

menyertainya Dalam merumuskan tujuan dan materi pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan SMP dan SMA disamping harus memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik juga harus melihat kesinambungan kedalaman dan sekuen

antar kelas dan atau antar jenjang pendidikan untuk menghindari terjadinya pengulangan

yang mungkin saja akan mengakibatkan kebosanan peserta didik

Membahas tujuan Pendidikan Kewarganegaraan tidak terlepas darifungsi mata

pelajaran Pendidikan Kewaraganegaraan karena keduanya saling berkaitan dimana tujuan

merupakan dunia cita yakni suasana ideal yang harus dijelmakan sedangkan fungsi

adalah pelaksanaan-pelaksanaan dari tujuan yang hendak dicapaiOleh karena itu fungsi

menunjukan keadaan gerak aktivitas dan termasuk dalam suasana kenyataan dan bersifat

riil dan konkret

Demikian pula membicarakan fungsi Pendidikan Kewarganegaraan memiliki

keterkaitan dengan visi dan misi mata pelajaran Pendidikan KewarganegaraanMata

pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan memiliki visi yaitu ldquoterwujudnya suatu mata

pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembianaan watak bangsa (nation and character

building) dan pemberdayaan warga negararsquorsquoUpaya pembinaan watak atau karakter

bangsa merupakan ciri khas dan sekaligus amanah yang diemban oleh mata pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan atau Civics Education pada umumnyaSedangkan misi

mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yaitu ldquomembentuk warga negara yang baik

yakni warga negara yang sanggup melaksanakan hak dan kewajibannya dalam kehidupan

bernegara dilandasi oleh kesadaran politik kesadaran hukun dan kesadaran

moralrsquorsquoUntuk mewujudkan misi diatas jelas bahwa peserta didik harus memiliki

kemampuan kewarganegaraan yang multidimensional agar dapat menjalankan hak dan kewajibannya dalam berbagai aspek kehidupan

Hal ini tidak terlepas dari adanya karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan

dengan paradigma baru yaitu bahwa Pendidikan Kewarganegaraan merupakan suatu

bidang kajian ilmiah dan program pendidikan di sekolah yang diterima sebagai wahana

utama serta esensi pendidikan demokrasi di Indonesia yang dilaksanakan melalui

1 Civic Intellegence yaitu kecerdasan dan daya nalar warga negara baik dalam dimensi

spiritual rasional emosional maupun sosial

1 Civic Responsibilityyaitu kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara

yang bertanggungjawab

2 Civic Partisipation yaitu kemampuan berpartisipasi warga negara atas dasar

tanggungjawabnya baik secara individual sosial maupun sebagai pemimpin hari depan

Adapun kompetensi penguasaan bahan ajar dalam Pendidikan Kewarganegaraan

mencakup 3 aspek yang ketiganya sangatlah penting oleh setiap peserta didik selaku

bagian dari warga negara yaitu

a) Memahami pengetahuan kewarganegaraan (Civic Knowledge)

b) Memahami keterampilan kewarganegaraan (Civic Skills) dan

c) Memahami etika kewarganegaraan (Civic Ethic)

Pendidikan kewarganegaran memiliki peran bagaimana membentuk suatu

masyarakat yang majemuk dapat menjalankan kelangsungan hidup serta kehidupan yang

lebih baik bagi warga negaranya khususnya kehidupan bagi generasi penerusnya secara

berguna ( berkaitan dengan kemampuan afektif ) dan bermakna ( berkaitan dengan

kemampuan kognitif ) Dengan melalui Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan akan mampu mengantisipasi hari depan yang senantiasa berubah dan memiliki pola pikir pola

sikap dan perilaku sebagai pola tindak yang cinta terhadap kemajemukan berdasarkan

Pancasila yang mampu membentuk tenjadinya interaksi sosial yang bermuara ke arah

prilaku prososial

Dengan demikian sangatlah signifikan bagaimana membangun kesetaraan untuk

terjadinya interaksi sosial melalui pendidikan kewarganegaraan untuk kembali pada

konsep ke-Indonesiaan yang majemuk Pertama soal kesadaran dalam menerima

kemajemukan suku etnis ras dan agama sebagai bagian terbesar dari kekayaan bangsa

Kendati berbeda-beda namun dapat tumbuh secara bersama-sama dalam ke-Indonesiaan

bukan mencabiknya Dengan demikian bukan saja kerukunan melainkan yang lebih

penting adalah saling membantu dalam kesetaraan untuk membentuk ke-Indonesian yang dicita-citakanKedua saatnya memperbaiki perikehidupan berbangsa yang

memungkinkan keterlibatan warga masyarakat yang plural seluas- luasnya agar dapat

saling mengenal dan saling menyadari betapa pentingnya makna bekerja sama untuk

saling asah asihdan asuh dalam mewujudkan interaksi sosial dan perilaku sosial guna

mengarungi ke-Indonesian yang manusiawi Dengan demikian banyak manfaat yang

dapat diambil dari interaksi sosial dan perilaku prososial guna menjalini perikehidupan

berbangsa yang beranekaragam iniKetiga mengembangkan perikehidupan berbangsa

secara terbuka dan bertanggung jawab Untuk menjalani perikehidupan berbangsa yang

lebih baik hanya mungkin mencapai kemajuan apabila terbuka lebih luas terhadap

kebebasan berserikat dan berkumpul menghormati bukan mencurigai dengan

mengarahkan kepada setiap anak bangsa untuk mampu menggunakan kebebasan ini

dengan penuh tanggung jawab Dengan demikian anak bangsa akan terlatih dalam

mengembangkan kesadaran berbangsa dan saling membantu dalam keberagaman masalah

yang terjadi di masyarakat yang majemuk ini

III Kerangka Berpikir

Masalah perilaku norma dan aturan sangat berkaitan erat dengan remaja Dalam

ketiga hal tersebut remaja menjadi sorotan dimasyarakat mulai dari perilaku penyimpangan

sampai pada pelanggaran terhadap norma dan aturan yang berlaku baikdalam lingkungan

keluarga sekolah maupunmasyarakat Seperti halnya yang belakangan ini sering terjadi yaitu perkelahian antar remaja itu sendiri Peristiwa tersebut menandakan terjadinya degradasi rasa

kemanusiaan dan budi pekertiSelain itu egoisme yang terjadi pada remaja membuat semakin

menurunnya rasa kepedulian remaja terhadap sesama dan lingkungan sekitarnya yang dapat

menimbulkan lemahnya dan tidak terjadinya interaksi sosialKedua hal tersebut

mencerminkan perilaku remaja kearah perilaku sosial dan terabaikannyaperilaku

prososialOleh sebab itu diperlukan perhatian yang khusus serta penanganan yang serius

terhadap masalah tersebut

Untuk mengatasai semua itu maka diperlukannya pendidikan yang berasal dari

lingkungan dan dimulai sejak dini Dalam hal ini selain lingkungan keluarga sebagai

pendidikan primer sekolah yang merupakan pendidikan sekunder juga memiliki pengaruh

yang besar bagi penbentukan karakter moral dan perilaku Bagi anak yang sudah bersekolah lingkungan yang setiap hari dimasukinya selain

lingkungan rumah adalah sekolahnya Anak remaja yang sudah duduk dibangku SMK

umumnya menghabiskan waktu sekitar 7 jam sehari di sekolahnya Ini berarti bahwa

sepertiga dari waktunya setiap hari dihabiskan disekolahTidak mengherankan kalau

pengaruh sekolah terhadap perkembangan jiwa remaja cukup besarSebagai lembaga

pendidikan sebagaimana halnya dengan keluarga sekolah juga mengajarkan nilai nilai dan

norma-norma yang berlaku dalam masyarakat Oleh karena itu sekolah sebagai lembaga

pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif mandiri serta

bertanggungjawab Seperti yang tertuang dalam UU Sistem Pendidikan Nasional No 20

tahun2003

Masa remaja adalah masa yang penting dimana anak dapat mengembangkan atau gagal mengembangkan suatu perilaku prososial Tanpa mengubah model dan pengalaman

yang didapat dari proses belajar secara kognitif dan afektif dari bangku sekolah seorang anak

dapat dengan mudah bertumbuh menjadi remaja yang egois dan kasar dan kemungkinan

menjadi orang dewasa yang tidak menyenangkan dalam berperilaku

Untuk memenuhi tujuan diatas serta upaya untuk mengembangkan perilaku prososial

yang mencerminkan budaya bangsaSerta menjadi warga negara yang memahami dan mampu

melaksanakan hak-hak dan kewajiban sebagai makhluk sosial Maka pemerintah menyusun

suatu kurikulum yang memfokuskan pada nilai-nilai moral yang mecakup tatacara beragama

bermasyarakat tata cara bergaul serta mengetahui aspek sosial yang berhubungan dengan rasa

persatuan dan kesatuan bangsa dan solidaritasDemi memenuhi aspek-aspek diatas maka

diberikan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang diharapkan dapat memberikan transformasi keilmuan yang nantinya mampu mewujudkan terjadinya interaksi sosial dan

dapat mengimplementasikan berperilaku sosial positif dalam kehidupan bermasyarakat

Dari paparan di atas dapat memberikan kekuatan yang positif bahwa pendidikan

kewarganegaraan mampu membentuk karakter yang lebih terukur di mana terlihat dari sudut

pandang keberagaman akan muncul sikap toleran kerjasama tepo seliro dan saling

memahami dalam tranformasi bentuk perilaku prososial yang terimplementasikan ke dalam

sikap interaksi sosial Dengan demikan interaksi sosial yang dibangun dalam pendidikan

kewarganegaraan mampu memberikan warna yang positif dalam perilaku prososial peserta didik

IV Hipotesis Penelitian

Berdasarkan deskripsi toeritik dan kerangka berpikir maka hipotesis penelitian ini

adalah sebagai berikutldquoDiduga terdapat pengaruhyang signifikan antara interaksi sosial

dalam Pendidikan Kewarganegaraan terhadap perilaku prososial peserta didik di SMK Negeri

di Kota Tangerang Selatanrdquo

Desain dalam penelitian model ini dapat digambarkan sebagai berikut

X = Interaksi sosial dalam pendidikan kewarganegaraan sebagai variabel bebas

Y =Perilaku prososial peserta didik sebagai sebagai variabel terikat

V METODOLOGI PENELITIAN

A Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah upaya menganalisis apakah ldquoterdapat pengaruhantara

interaksi sosialpeserta didikpada pembelajaran pendidikan kewarganegaraan terhadap

perilaku prososialrdquo

B Tempat dan Waktu Penelitian

1 Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah diSMK Negeri di Kota Tangerang Selatan

2 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2014 sampai dengan bulan September 2014 dengan

harapan waktu lima bulan dapat maksimal dilakukan penelitian dengan hasil uji hipotesis

yang memadai

C Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dimana analisisnya korelasi yakni melihat hubungan antara variabel-variabel yang diteliti Korelasi

ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara suatu variabel dengan variabel yang lain dan

bertujuan pula melihat hubungan antara dua gejala atau lebih Metode ini diharapkan dapat

menemukan hubungan antara interaksi sosialpeserta didik pada pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan terhadap perilaku prososial di SMK Negeri Kota Tangerang Selatan

Setelah diketahui ada hubungan antara setiap variabelnya kemudian dianalisis untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh interaksi sosial tersebut terhadap perilaku sosial peserta

didik

D Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

1 Populasi

Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI di seluruhSMK

Negeri Kota Tangerang Selatan Data jumlah peserta didik dapat dilihat di tabel 31

berikut ini

Tabel 31

Populasi Terjangkau

NO SMK Peserta Didik

X Y

Negeri Laki Perempuan Jumlah 1 1 220 121 341

2 2 277 239 516

3 3 66 31 97

4 4 34 90 124

5 5 43 38 81

Jumlah 640 519 1159

Sumber Data LPPD 2014 Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan

2 Teknik Pengambilan Sampel

Penetapan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan jenis metode

random samplingKarena setiap anggota populasi yang ada didalam sampling frame

bersangkutan mempunyai hak yang sama besar untuk dipilih menjadi anggota sampel

Dalam penelitian ini dipilih kelas XI karena peserta didik kelas tersebut sudah mengerti

dan memahami budaya sekolah sudah memiliki banyak teman dansudah memiliki nilai

prestasi belajar kemudian tidak dalam persiapan Ujian NasionalMenentukan besarnya

sampel menggunakan rumus Solvin

Adapun rumusnya sebagai berikut n=

Dimana

1 = Konstanta

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

e =Error (10 yang dapat ditoleransi terhadap ketidak tepatan penggunaan sampel

sebagai pengganti populasi)

n =

=

=

=

= 92

Dengan demikian jumlah sampel yang diambil dari papulasi target berdasarkan rumus

Solvin sebanyak 92 responden yang diambil secara random sederhana

E Teknik Pengumpulan Data

Dalam setiap kegiatan penelitian selalu ada kegiatan pengumpulan dataMetode

pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrument berupa kuesioner atau

angketDengan metode angket ini dipersiapkan sejumlah pernyataan tertentu kemudian

disebarkan kepada responden untuk mendapatkan jawaban yang diperlukan secara

langsungAngket diberikan kepada peserta didik kemudian diisi serta dijadikan sampel dalam

penelitian untuk mengetahui pengaruh antara interaksi sosialpada pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan peserta didik terhadap perilaku prososialAngket yang digunakan adalah

angket tertutup yang berisi pertanyaan atau pernyataan yang disertai jawaban terikat pada

sejumlah kemungkinan jawaban yang sudah disediakan

F Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan angket tertutup dalam bentuk Skala Likert karena

penelitian ini akan mengukur tentang perilaku atau sikap Angket ini berupa pertanyaan atau

pernyataanyang jawabannya berbentuk skala deskriptifAngket tertutup untuk mengungkap

data tentang variabel terikat yaitu interaksi sosial dan perilaku prososialInstrumen tersebut

sebelumnya diuji cobakan terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat validitas dan

reliabilitasnya Untuk item pernyataan yang dinyatakan tidakvalid atau reliabel maka item

pernyataan tersebut tidak dipakai sebagai item instrumenSedang item-item pernyataaan yang

sudah dinyatakan valid dan reliabel maka item-item pernyataan tersebut dijadikan alat untuk

mendapatkan data dan kemudian setelah itu intsrumen tersebut digunakan atau disebarkan

kepada sampel sesungguhnya

Pada bagian ini pernyataan-pernyataan yang disusun berdasarkan indikator-indikator

yang telah dioperasionalkan dari dimensi-dimensi yang terikat dari setiap variabel Adapun alternatif jawaban menggunakan skala likert dengan empat alternatif jawaban yaitu Selalu

(SL) Sering (SR) Ragu (R) Jarang (JR) Tidak Pernah (TP) Skor untuk jawaban dari

pertanyaan atau pernyataan positif adalah SL=5 SR=4 R=3 JR=2 dan TP=1 sedangkan

untuk pernyataan atau pertanyaan negatif skor sebaliknya

1 Penyusunan Butir Kuisioner

Kisi-kisi angket ini akan disajikan berdasarkan dari indikator-indikator yang telah

dikembangkan dari variabel yang telah ditetapkan Untuk variabel interaksi sosial

(variabel X) terdiri dari 4 indikator dan dikembangkan menjadi 32 item pernyataan

Sedang variabel perilaku prososial (variabel Y) terdiri dari 6 indikator dan dikembangkan menjadi 28 item pernyataanSeperti digambarkan dalam tabel dibawah ini

Tabel 33

Kisi-Kisi Variabel Interaksi Sosial ( X )

Variabel Indikator Item Kuisioner Jumlah

Positif Negatif

Interaksi

Sosial

(X)

1 Kerjasama

2 Akomodasi

3 Asimilasi

4 Akulturasi

1472324

51025 2730

2122129 31

13182022

39 26

6 8 28

1114 16

15171932

8

8

8

8

Jumlah 19 13 32

Tabel 34

Kisi-Kisi Variabel Perilaku Prososial ( Y )

Variabel Indikator Item Kuisioner Jumlah

Positif Negatif

Perilaku

Prososial

(Y)

1 Menolong

2 Beramal

3 Persahabatan

4 Berbagi

5 Simpati

6Kesopanan

1 13 23

5 11 30

1014 20

18 22

4 8 16 31

2321

9 29

15 24

627

7 2526

28 19

12 17 32

5

5

5

5

6

6

Jumlah 18 14 32

2 Uji Coba

a Uji Validitas

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan uji coba yaitu dengan menguji

validitas dan reabilitas Kemudian uji validitas instrumen dilakukan untuk mengetahui

seberapa jauh instrumen penelitian mampu mencerminkan isi sesuai dengan hal dan

sifat yang diukur Artinya setiap butir instrumen telah benar-benar menggambarkan

keseluruhan isi atau sifat bangun konsep yang menjadi dasar penyusunan instrument

Pengujian ini digunakan rumus korelasi product moment seperti berikut

Keterangan

r Nilai Koefisien korelasi antara X dan Y

sumX Jumlah pengamatan variabel X

sumY Jumlah pengamatan variabel Y

sumXY Jumlah hasil perkalian variabel X dan Y

(sumx2) Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel X

(sumx)2 Kuadrat dari Jumlah pengamatan variabel X (sumY2) Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel Y

(sumY)2 Kuadrat dari Jumlah pengamatan variabel Y

N Jumlah pasangan pengamatan Y dan X

b Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa instrument dapat

dipercaya dan digunakan sebagai alat pengumpulan dataUntuk uji reliabilitas

instrument digunakan rumus Alpha dari Cronbach sebagai berikut

Г11=

Keterangan

σ Reliabilitas instrument

k Banyaknya butir pernyataan

sumσb2 Jumlah varian butir

Σσt2 Varian Total

G Teknik Analisis Data

1 Pengorganisasian Data

Data yang nantinya akan diperoleh dari angket kemudian dipilih dan disusun

sehingga data yang tidak berguna dapat ditinggalkan Kemudian dilakukan klasifikasi

data yaitu menggolongkan data berdasarkan kategori tertentu sesuai dengan

permasalahan-permasalahan yang dibuat berdasarkan analisa variabel

2 Hipotesis Statistik

Bentuk hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah

H0 = 0

Ha 0

Bentuk hipotesis asosiatif dalam penelitian ini adalah

Hipotesis nol (H0) Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta

didik terhadap perilaku prososial

Hipotesis alternatif (Ha)Terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta

didik terhadap perilaku prososial

3 Uji Persyaratan Analisis

Sebelum dilakukan analisis dengan regresi dilakukan uji persyaratan analisis

terlebih dahulu Uji persayaratan analisis itu meliputi

a Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data mengikuti

sebaran baku normal atau tidak Normalitas data dikenakan terhadap variabel bebas

(X) dan variabel terikat (Y) Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan Uji

Lilliefors dengan langkah-langkah sebagai berikut

1 Menentukan mean dan standar deviasi

2 Menentukan angka baku (Z) denganrumus sebagai berikut

Rumus

Z1 =

3 Menentukan luas tiap angka baku (Zi) dengan menggunakan daftar distribusi

normal

4 Menentukan angka peluang F(Zi) = 0500 + ( tabel normal standar 0 ke Z )

5 Menentukan S(Zi) = banyak Zi n

6 Menentukan beda dari F (Zi) ndash S (Zi)

7 Memilih nilai terbesar dari F (Zi) ndash S (Zi) dengan mengabaikan tanda matematika untuk menjadikan Lhitung (Lilliefors) Sebaran data dikatakan normal jika

LhitungltLtabel

b Uji Linieritas

Perhitungan linieritas digunakan untuk menyatakan hubungan fungsional

antara variabel-variabel tersebut berhubunganUntuk perhitungan linieritas digunakan

uji regresi sederhana

Pengujian regresi sederhana ( Y = α + bx )

Fhitung =

Di mana

F = Bilangan untuk linieritas

S2TC = Rerata jumlah kuadrat tuna cocok

S2e = Rerata jumlah kuadrat kekeliruan

4 Analisis Data

Data yang sudah diperoleh kemudian diuraikan dengan keterangan agar data

tersebut mudah diubah dipahami bagi orang yang ingin mengetahui penelitian ini

Adapun rumus yang digunakan untuk mencari dan mengetahui presentase setiap data adalah

1 Editing

Pada tahap ini penulis mengecek kembali kelengkapan dan kebenaran

pengisian angket atau kuisioner yang berhasil dikumpulkan oleh peneliti

2 Skorsing

Memberi nilai pada setiap jawaban angket yang diberi skor 432 dan 1

berdasarkan jawaban yang dipilih

Setelah pengumpulan data untuk mengetahui bagaimana pengaruh perilaku

prososial (variabel X) terhadap prestasi belajar (variabel Y) Penulis menggunakan

rumus product momentdari Karl Pearson sebagai berikut

Dimana

rxy = Angka indek korelasi ldquorrdquo product moment

n = Jumlah sampel

sumX = Jumlah keseluruhan variabel X

sumY = Jumlah keseluruhan variabel Y sumXY = Jumlah keseluruhan perkalian antara variabel X dan Y

Kemudian dilajutkan dengan uji signifikasi uji keberartian (t) dengan rumus t

=

Dimana r = Besarnya koefisien korelasi (rhitung)

n = Jumlah sampel

Dan untuk mengetahui berapa persen () variabel X memberikan kontribusi

terhadap variabel Y maka langkah selanjutnya mencari koefisien determinasi dengan

menggunakan derajat hubungan antara variabel X dan Y menggunakan rumus sebagai

berikut

KD = rxy2 x 100 Keterangan

KD = Kontribusi variabel X terhadap variabel Y

rxy2 = Koefisien korelasi antara veriabel X terhadap variabel Y

VI HASIL PENELITIAN

A Deskrisi Data

1 Data Interaksi Sosial Peserta Didik (Skor Variabel X)

Tabel 41

Distribusi Frekuensi Interaksi Sosial Peserta Didik

No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif ()

1 59 - 63 6 652

2 64 - 68 6 652

3 69 - 73 9 978

4 74 - 78 32 3478

5 79 - 83 20 2174

6 84 - 88 12 1304

7 89 ndash 93 7 762

Jumlah 92 100

Hasil penelitian mengenai perilaku prososial peserta didik diperoleh rentangan

nilai sebesar 32 dengan skor tertinggi 91 dan skor terendah 59 banyak kelas 7 dengan

panjang interval 5 Selain itu diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7768 nilai

tengah (median) sebesar 81 67 modus (mode) sebesar 766 dan simpangan baku atau

standar deviasi sebesar 709 (Lihat lampiran 8 hal 73)

Grafik 41

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa interkasi sosial peserta didik yang diperoleh

peserta didik Kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara

74 ndash 78 dengan frekuensi relatif 3478 Sedang yang terendah terlelak antara 59 ndash 63

dengan frekuensi relatif 652

0

20

40

59 - 63 64 - 68 69 - 73 74 - 78 79 - 83 84 - 88 89 ndash 93

2 Deskripsi Data Perilaku Prososial

Tabel 42

Distribusi Frekuensi Perilaku Prososial Peserta Didik

No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif

1 68 - 71 19 2065

2 72 - 75 13 1413

3 76 - 79 12 1304

4 80 - 83 22 2392

5 84 - 87 13 1413

6 88 - 91 8 870

7 92 ndash 95 5 543

Jumlah 92 100

Data hasil perilaku prososialpeserta didik diperoleh rentangan 27 dengan skor tertinggi 95

dan skor terendah 68 banyak kelas 7 dengan panjang kelas interval 4 Selain itu

diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7885 nilai tengah (median) sebesar 8168

nilai modus (mode) sebesar 8 dan simpangan baku atau setandar deviasi sebesar

703(Lihat lampiran 9 hal 76)

Grafik 42

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa perilaku prososialpeserta didik kelas XI

SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara 80 ndash 83 dengan

frekuensi relatif 2392 Sedang yang terendah terlelak antara 92 ndash 95 dengan frekuensi

relatif 543

B Pengujian Persyaratan Analisis

1 Pengujian Normalitas

Perhitungan normalitas dilakukan dengan Uji Lilliefors dengan taraf signifikasi α

= 005 Perhitungan normalitas dilakukan untuk melihat apakah sebaran data yang akan

dianalisis memiliki distribusi yang normal atau tidak Adapun hasil perhitungan uji normalitas sebagai berikut

Tabel 43

Hasil Uji Normalitas

N = 92 Lhitung Ltabel Kriteria Kesimpulan

InteraksiSosial 01005 01009

Lhlt Lt

Distribusi Normal

Perilaku Prososial 00892 01009 Distribusi Normal

2 Pengujian Linieritas

Pengujian linieritas dilakukan terhadap interaksi sosial peserta didik dan perilaku

prososial peserta didikPengujian pertama dilakukan dengan menghitung uji regresi

sederhana dan selanjutnya dengan menggunakan uji linieritas Untuk uji regresi sederhana

didapatkan persamaanregresinya sebagai berikut Y = 1 + (-004)X Sementara itu hasil

0

20

68 - 71 72 - 75 76 - 79 80 - 83 84 - 87 88 - 91 92 ndash 95

yang diperoleh dari pengujian linieritas dengan uji linieritas adalah Fhitung = 099

sementara pada Ftabel dengan taraf signifikasi α = 005 dengan dk penyebut 21 dan dk

pembilang 54 dalam daftar distribusi diperoleh F (2154) adalah 193

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa bentuk hubungan antara interaksi sosial

peserta didik dengan perilaku prososial peserta didikadalah linier

(Perhitungan lengkap pada lampiran 12 hal86)

C Pengujian Hipotesis

Perhitungan hipotesis terlebih dahulu dilakukan perhitungan koefisien korelasinya

Untuk menghitung koefisien korelasi antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku

prososial peserta didik digunakan rumus Pearson Product Moment yaitu

rxy = Σ Σ Σ

Σ Σ Σ Σ

Selanjutnya diperoleh nilai rhitung sebesar 0751 dan dibandingkan dengan rtabel taraf

signifikasi α = 005 yaitu 0227 Hasil tersebut menunjukan bahwa rhitunggt rtabelKarena rhitunggt

rtabel maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (H0) ditolak sedangkan hipotesis alternatif

(Ha) diterima yakni terdapat hubungan antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku

prososial peserta didik

Besarnya kontribusi interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial dapat

ditentukan menggunakan determinasi sebesar 564 Uji signifikasi dengan uji t dengan taraf

signifikasi α = 005 diperoleh thitung = 985 dan ttabel = 166 Karena thitunggt ttabel maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik

terhadapperilaku prososial peserta didik

Semakin tinggiinteraksi sosial peserta didik maka dapat semakin tinggi pula perilaku

prososial peserta didik

(Lihat lampiran 13 hal94)

D Interpretasi Hasil Penelitian

Dari hasil perhitungan didapatkan nilai indeks korelasi sebesar 0751 Jika

dikonsultasikan pada tabel di atas angka r (0751) yang berada antara 070 ndash 090 termasuk

dalam kategori adanya korelasi kuat berarti terdapat hubungan positif dan signifikan antara

interaksi sosial peserta didik dengan perilaku prososial peserta didik

E Kesimpulan Pengujian Hipotesis

Dari uraian di atas diperoleh hasil perhitungan rhitung sebesar 0751 Jika

dikonsultasikan dengan rtabel n = 77 dengan taraf signifikasi (α = 005) maka rtabel adalah

0227 Sedangkan uji signifikasi dengan uji t dengan taraf signifikasi α = 005 diperoleh thitung

= 985 dan ttabel = 166 Karena rhitung lebih besar dari rtabel dan thitung lebih besar dari ttabelmaka

terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku

prososial peserta didik SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan

F Keterbatasan Penelitian

Meskipun penelitian ini telah berhasil menguji hipotesis yang diajukan yaitu terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku

prososial peserta didik Namun masih banyak kekurangan dalam penelitian ini karena

keterbatasan yang dimiliki kekurangan tersebut antara lain terbatasnya pengetahuan tentang

perihal yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti terbatasnya waktu untuk

mengadakan penelitian dan lain sebagainya

VII SIMPULAN DAN SARAN

A Simpulan Berdasarkan uraian mengenai hubunganinteraksi sosial peserta didik terhadap perilaku

prososial peserta didik kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang dibahas pada bab

dan sub bab sebelumnya maka dapat peneliti simpulkan sebagai berikut

1 Data hasil angket interaksi sosial peserta didik mengasilkan rata-rata 7768 adapun skor

yang tertinggi adalah 91 dan terendah 59

2 Data hasil angket perilakuprososial peserta didik mengasilkan rata-rata 7885 Dengan

skor tertinggi sebesar 95 dan terendah sebesar 68

3 Terdapat pengaruh positif dan signifikan antarainteraksi sosial peserta didik terhadap

perilaku prososial peserta didik Hal ini terlihat darididapatnya thitung = 985 dan ttabel =

166 kemudian rhitung lebih besar dari rtabel (0751gt 0227) taraf signifikasi (α = 005)

dan interpretasi dari nilai r terdapat hubungan yang kuat 4 Hubungan interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial peserta didikdapat

dijelaskankan dengan perhitungan koefisien determinasi sebesar 564 dan selebihnya

dipengaruhi oleh faktor lain

B Implikasi

Perlu disadari bahwa walaupun penelitian ini berhasil menguji hipotesis kerja yang

diajukan (H1) yaitu terdapat pengaruh positif dankuat

antara variabel X (interaksi sosial) dan variabel Y (perilaku prososial) peserta didik SMK

Negeri Kota Tangerang Selatan Dengan demikian hasil penelitian ini mengandung implikasi

bahwa interaksi sosial peserta didik berpengaruh positif terhadapperilaku prososial peserta

didik Atas alasan di atas maka diperlukan adanya upaya-upaya pihak yang berkepentingan

atas peserta didik selaku objek pendidikan baik pihak sekolah maupun orang tua peserta

didik agar lebih memperhatikan interaksi sosial peserta didik sehari-hari Perilaku prososial

akan lebih meningkat apabila peserta didik memiliki interaksi sosial yang positif

Pada akhirnya dalam penelitian ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan

walaupun telah dilakukan dengan usaha yang maksimal Oleh karena itu maka perlu

diadakan penelitian lebih lanjut sehingga hasilnya dapat lebih sesuai dengan apa yang

diharapkan sehingga kelak dapat berguna bagi peserta didik itu sendiri serta siapapun yang

mengambil manfaat dari hasil penelitian ini

C Saran

Dari hasil penelitian dan kenyataan yang ada di lapangan maka peneliti pada bagian ini memberikan saran-saran sebagai pertimbangan Adapun saran-saran sebagai berikut

1 Satuan pendidikan harus dapat merangkul semua pihak yang terkait untuk bisa secara

bersama-sama menciptakan suasana ligkunagan sekolah yang kondusif dalam

upayamembentuk perilaku prososial peserta didik dengan demikian penyimpangan yang

dilakukan peserta didik dapat diminimalisir

2 Semua pendidik tanpa terkecuali merupakan cermin bagi peserta didik Maka dari itu

pendidik harus memberikan contoh dalam interaksi sosial dan pembiasaan perilaku

prososial kepada peserta didik

3 Orang tua diharapkan dapat membimbing putera-puteri mereka ketika berada diluar jam

sekolah Karenatiga perempat waktu anak lebih banyak menghabiskan waktu diluar

sekolah yaitu interaksi sosial dan perilaku prososial 4 Hendaknya peserta didik dapat mengaplikasikan pengetahuan Pendidikan

Kewarganegaraan yang didapat disekolah dalam perilaku sehari-hari

DAFTAR PUSTAKA

Adiyanto Michael2004Psilologi Sosial Edisi5 Jilid2 Jakarta Erlangga

Ahmadi Abu 2003 Psikologi Umum Cetakan Ke-3Jakarta PT RinekaCipta

Ali Muhammad 2014 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern Jakarta

Pustaka Amani

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Jakarta Rineka Cipta

Baron Robert A amp Byrne Donn Alih Bahasa Ratna Djuwita 2005 Psikologi

Sosial Edisi ke-10Jilid 2Jakarta Erlangga

Darmadi Hamid 2011 Metode Penelitian Pendidikan Bandung Alfabet

Fisher B Aubrey Penerjemah Soejono Trimo 2001 Teori-Teori Komunikasi

Bandung PT Remaja Rosdakarya

Hanurawan Fattah2010 Psikologi Sosial Suatu Pengantar Bandung PT

Remaja Rosdakarya

Hidayat Dasrun 2012 Komunikasi Antar pribadi dan Medianya Fakta

penelitian Fenomenologi Orang tua karier dan Anak Remaja Yogyakarta

Graha Ilmu

Hidayat Komarudin dan Azra Azuumardi 2014 Pancasila Demokrasi HAM

dan Masyarakat Madani Jakarta Kencana Prenada Media Group

Kartono Kartini 2008 Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja Jakarta

GrafindoPersada

Maryati Kun 2007Sosiologi Untuk Kelas X SMA dan MA Jakarta Erlangga

Mueller Daniel J 2001 Measuring Social Atittides A Handbook for Researchers

and Practitioners Amazon Teachers College Pr

Purwanto M Ngalim 2006 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja

RosdaKarya

Robbins Stephen amp JudgeTimothy 2014 Perilaku OrganisasiOrganizational

Behavior Buku 1 Edisi 12 Jakarta Salemba Empat

Sopiah 2008 Perilaku Organisasi Yogyakarta CVAndi Offset

Sudijono Anas 2010 Statistik Pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Sunardidan Asy 2007 Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Kelas XI SMA dan

MA Solo PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

Surna I Nyoman 2014 Pengembangan Diri Jakarta Fakultas Psikologi UPI

YAI

Syah Muhibbin 2010 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja Rosdakarya

Tumanggor Rusmin 2012 Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Jakarta Kencana

Prenada Media Group

UU RI No 20 tahun2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bandung

Fermana

UU RI No 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Bandung Fermana

Wahab A Abdul 2011 Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan

Bandung Alfabeta

Walpole E Ronald 2003 Pengantar Statistika Edisi 3 Jakarta PT Gramedia

Pustaka Utama

Willis S Sofyan 2010 Remaja dan Masalahnya bandung Alfabeta

Winataputra Udin S 2015 Pendidikan Kewarganegaraan Refleksi Historis

Epistemologis dan Rekonstruksi Untuk Masa Depan UT Kemenristek

Dikti

Winkel WS 2001Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar Jakarta PT

Gramedia

Zamroni Mohammad 2009 Filsafat Komunikasi Yogyakarta GrahaIlmu

Internet

Pengertian Kerja Sama

wwwgooglecomhttplompoulublogspotcom201306pengertian-

kerjasamahtml

Pengertian Persahabatan

wwwgooglecomhttpidwikipediaorgwikiPersahabatan

Pengertian Sopan Santun

wwwgooglecomhttpa62747wordpresscom20091121pengertian-

sopan-santun-menurut-pribadi

wwwgooglecomhttpsukabumikotagoidhukumUU_20_2003_Pendidi

kan_Nasionalpdf

Surat Kabar

Geng Puteri Melakukan Penganiayaan dengan Menyebut Dirinya Geng

NeroIndo-Pos Jumrsquoat 13 Juni 2008hal 4

Page 10: EPrintseprints.unpam.ac.id/383/1/Jurnal PPKn Vol 5 Maret 2017.pdf3. Perilaku prososial peserta didik tidak menjamin membentuk interaksi sosial yang positif. 4. Tidak terdapat pengaruh

4 Akulturasi(acculturation) adalah berpadunya unsur-unsur kebudayaan yang berbeda dan

membentuk suatu kebudayaan baru tanpa menghilangkan kepribadian kebudayaannya

yang asli Lamanya proses akulturasi sangat bergantung pada persepsi masyarakat

setempat terhadap budaya asing yang masuk Akulturasi bisa terjadi dalam waktu yang

relatif lama apabila masuknya melalui proses pemaksaaan Sebaliknya apabila masuknya

melalui proses damai akulturasi tersebut akan relatif lebih cepat Contohnya Candi

Borobudur merupakan perpaduan kebudayaan India dengan kebudayaan Indonesia musik

Melayu bertemu dengan musik Spanyol menghasilkan musik keroncong

Apabila diilustrasikan proses akulturasi adalah seperti pada bagan sebagai berikut

Gambar 4 Proses Akulturasi

B Hakekat Perilaku Prososial

Perilaku prososial terkadang digunakan secara bergantian dengan istilah altruistic

tetapi makna dari altruistic yang sebenarnya adalah tingkah laku yang merefleksikan

pertimbangan untuk tidak mementingkan diri sendiri demi kebaikan orang lain Baron amp

Byrne (2005) ldquoPerilaku prososial itu merupakan segala bentuk tindakan yang dilakukan

atau direncanakan untuk menolong orang lain tanpa memperdulikan motif-motif si

penolongrdquo Perilaku prososial juga dapat menimbulkan suatu derajat resiko tertentu bagi

penolong atau dapat diartikan suatu tindakan menolong yang menguntungkan orang lain

tanpa harus menyediakan suatu keuntungan langsung pada orang yang melakukan

tindakan tersebut dan mungkin bahkan melibatkan suatu resiko bagi orang yang

menolong Perilaku prososial juga harus bermanfaat bagi orang lain atau memiliki

konsekuensi sosial positif yang berguna bagi kesejahteraan fisik dan psikologis orang

lain

Jadi jelas bahwa perilaku prososial yaitu tingkah laku yang sifatnya positif atau

menguntungkan dan tingkah laku tersebutditunjukan untuk kepentingan orang lain Tetapi

sejauh mana tingkah laku dikatakan sebagai tingkah laku yang menguntungkan orang

lain dapat menjadi kabur pengertiannya karena adanya pengertian yang berbeda-beda Sebagai contoh tingkah laku memukul yang dilakukan A terhadap B untuk membantu

temannya C berkelahi Jika dilihat dari sudut pandang C maka tingkah laku yang

dilakukan oleh A merupakan tingkah laku prososial karena menguntungkan untuk C

Namun jika dilihat dari sudut pandang B maka tingkah laku tersebut bukan merukan

tingkah laku prososial karena merugikan dan tidak mensejahterakan dan perlunya

kesesuaian tingkah laku yang ditampilkan dengan norma-norma yang berlaku

dimasyarakat Dengan demikian pengertian perilaku prososial dalam penelitian ini adalah

tingkah laku yang sifatnya mensejahterakan atau menguntungkan orang lain dan tingkah

laku tersebut tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku dimasyarakat

Perwujudan dari perilaku prososial dapat bermacam-macam diantaranya berupa

perilaku membantu beramal bekerja sama bersahabat menyelamatkan berkorban

berbagi rasa dan bersimpati Perilaku prososial terdiri dari berbagai bentuk mulai dari bentuk yang semata-mata berkisar pada tindakan altruisme yang tidak mementingkan diri

sendiri dan tanpa pamrih sampai tindakan menolong yang sepenuhnya dimotivasi oleh

kepentingan diri sendiri

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa bentuk perilaku prososial secara

garis besar dapat dilihat dari tingkat pengorbanan seseorang motivasi dan tingkat

keuntungan yang diterima seseorang dan bentuk pertolongan yang diterima orang lain

Karena pada dasarnya sulit untuk menentukan tingkat keuntungan yang diterima

seseorang pada waktu memberikan pertolongan pada orang lain dan menentukan tingkat

pengorbanan seseorang maka dalam penelitian ini bentuk perilaku prososial dibagi

berdasarkan bentuk pertolongan yang diterima orang lain yaituMenolong Amal

Sumbangan Kerjasama Persahabatan Membantu Menyelamatkan Mengorbankan

Berbagi Simpati dan Kesopanan

Perilaku prososial kebanyakan dilakukan pada teman dan kerabat dekathanya

sebagian kecil yang dilakukan perilaku prososial pada orang tak dikenal Tentu perilaku

prososial yang diberikan pada orang yang tidak dikenal biasanya bersifat spontan seperti

memberi petunjuk arah jalan dan menawarkan tempat duduk pada orang lain di bus

Salah satu proses belajar yang efektif untuk menumbuhkan perilaku prososial

dapat ditiru seorang anak dari pelajaran yang didapatnya pada mata pelajaran moral yang

diberikan di sekolah Masa sekolah adalah masa yang penting dimana anak dapat

mengembangkan atau gagalmengembangkan suatu perilaku prososial Tanpa model dan pengalaman yang tepat yang didapat dari proses belajar secara kognitif dan afektif dari

bangku sekolah seorang anak dapat dengan mudah bertumbuh menjadi orang dewasa

yangberperilaku tidak baik dalam kehidupan sehari-hari

Melihat pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa pentingnya pendidikan moral

itu dimulai sejak sekolah terutama di SMK dan di kelas IX karena periode ini merupakan

kondisi seorang anak mulai banyak perubahan dari segi fisik maupun psikis perubahan

inilah yang membuat anak mulai mencari pencarian jati diri (masa transisi atau puberitas)

pada tahap ini psikis peserta didik dapat dikatakan labil oleh sebab itu diperlukan suatu

pedoman bagi peserta didik dalam bentuk perilaku menetap dan bersikap pasitif atau

perilaku prososial

Perilaku prososial ini dapat dibentuk dari pelajaran moral yang diajarkan di sekolah sebab bila anak tidak diberikan pemahaman secara kognitif dan afektif tentang

perilaku yang baik dan tidak baik terutama untuk peserta didik dalam masa puberitas ini

dikuatirkan pengaruh lingkungan yang buruk dapat mempengaruhi seorang anak melalui

menirunya

C Hakekat Pendidikan Kewarganegaraan

Bila dilihat sejarahnya sejak tahun 1947 sd 1998 dalam kurikulum pendidikan

nasional pendidikan moral yang tertanam dalam Pendidikan Kewarganegaraan sudah

berkali kali mengalami metamorfosa dari mulai pendidikan moral itu disebut sebagai

pelajaran budi pekerti lalu berubah menjadi PMP PPKn dan PKn Karena selama fase

perkembangannya pendidikan moral dan keagamaan menjadi suatu tuntutan yang wajib dalam dunia pendidikan mengikuti perubahan jaman dan keutuhan yang diperlukan

dalam membangun mental generasi muda

Para ahli memberikan definisi Civic dalam rumusan yang berbeda-beda tetapi

pada dasarnya memiliki makna yang sama yaitu bahwa Civic merupakan unsur atau

cabang keilmuan dari ilmu politik yang secara khusus terutama membahas hak-hak dan

kewajiban warga negara

Rumusan tujuan untuk masing-masing satuan pendidikan mengacu pada fungsi

dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam UU No 20 tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional beserta peraturan-peraturan pemerintah yang

menyertainya Dalam merumuskan tujuan dan materi pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan SMP dan SMA disamping harus memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik juga harus melihat kesinambungan kedalaman dan sekuen

antar kelas dan atau antar jenjang pendidikan untuk menghindari terjadinya pengulangan

yang mungkin saja akan mengakibatkan kebosanan peserta didik

Membahas tujuan Pendidikan Kewarganegaraan tidak terlepas darifungsi mata

pelajaran Pendidikan Kewaraganegaraan karena keduanya saling berkaitan dimana tujuan

merupakan dunia cita yakni suasana ideal yang harus dijelmakan sedangkan fungsi

adalah pelaksanaan-pelaksanaan dari tujuan yang hendak dicapaiOleh karena itu fungsi

menunjukan keadaan gerak aktivitas dan termasuk dalam suasana kenyataan dan bersifat

riil dan konkret

Demikian pula membicarakan fungsi Pendidikan Kewarganegaraan memiliki

keterkaitan dengan visi dan misi mata pelajaran Pendidikan KewarganegaraanMata

pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan memiliki visi yaitu ldquoterwujudnya suatu mata

pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembianaan watak bangsa (nation and character

building) dan pemberdayaan warga negararsquorsquoUpaya pembinaan watak atau karakter

bangsa merupakan ciri khas dan sekaligus amanah yang diemban oleh mata pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan atau Civics Education pada umumnyaSedangkan misi

mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yaitu ldquomembentuk warga negara yang baik

yakni warga negara yang sanggup melaksanakan hak dan kewajibannya dalam kehidupan

bernegara dilandasi oleh kesadaran politik kesadaran hukun dan kesadaran

moralrsquorsquoUntuk mewujudkan misi diatas jelas bahwa peserta didik harus memiliki

kemampuan kewarganegaraan yang multidimensional agar dapat menjalankan hak dan kewajibannya dalam berbagai aspek kehidupan

Hal ini tidak terlepas dari adanya karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan

dengan paradigma baru yaitu bahwa Pendidikan Kewarganegaraan merupakan suatu

bidang kajian ilmiah dan program pendidikan di sekolah yang diterima sebagai wahana

utama serta esensi pendidikan demokrasi di Indonesia yang dilaksanakan melalui

1 Civic Intellegence yaitu kecerdasan dan daya nalar warga negara baik dalam dimensi

spiritual rasional emosional maupun sosial

1 Civic Responsibilityyaitu kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara

yang bertanggungjawab

2 Civic Partisipation yaitu kemampuan berpartisipasi warga negara atas dasar

tanggungjawabnya baik secara individual sosial maupun sebagai pemimpin hari depan

Adapun kompetensi penguasaan bahan ajar dalam Pendidikan Kewarganegaraan

mencakup 3 aspek yang ketiganya sangatlah penting oleh setiap peserta didik selaku

bagian dari warga negara yaitu

a) Memahami pengetahuan kewarganegaraan (Civic Knowledge)

b) Memahami keterampilan kewarganegaraan (Civic Skills) dan

c) Memahami etika kewarganegaraan (Civic Ethic)

Pendidikan kewarganegaran memiliki peran bagaimana membentuk suatu

masyarakat yang majemuk dapat menjalankan kelangsungan hidup serta kehidupan yang

lebih baik bagi warga negaranya khususnya kehidupan bagi generasi penerusnya secara

berguna ( berkaitan dengan kemampuan afektif ) dan bermakna ( berkaitan dengan

kemampuan kognitif ) Dengan melalui Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan akan mampu mengantisipasi hari depan yang senantiasa berubah dan memiliki pola pikir pola

sikap dan perilaku sebagai pola tindak yang cinta terhadap kemajemukan berdasarkan

Pancasila yang mampu membentuk tenjadinya interaksi sosial yang bermuara ke arah

prilaku prososial

Dengan demikian sangatlah signifikan bagaimana membangun kesetaraan untuk

terjadinya interaksi sosial melalui pendidikan kewarganegaraan untuk kembali pada

konsep ke-Indonesiaan yang majemuk Pertama soal kesadaran dalam menerima

kemajemukan suku etnis ras dan agama sebagai bagian terbesar dari kekayaan bangsa

Kendati berbeda-beda namun dapat tumbuh secara bersama-sama dalam ke-Indonesiaan

bukan mencabiknya Dengan demikian bukan saja kerukunan melainkan yang lebih

penting adalah saling membantu dalam kesetaraan untuk membentuk ke-Indonesian yang dicita-citakanKedua saatnya memperbaiki perikehidupan berbangsa yang

memungkinkan keterlibatan warga masyarakat yang plural seluas- luasnya agar dapat

saling mengenal dan saling menyadari betapa pentingnya makna bekerja sama untuk

saling asah asihdan asuh dalam mewujudkan interaksi sosial dan perilaku sosial guna

mengarungi ke-Indonesian yang manusiawi Dengan demikian banyak manfaat yang

dapat diambil dari interaksi sosial dan perilaku prososial guna menjalini perikehidupan

berbangsa yang beranekaragam iniKetiga mengembangkan perikehidupan berbangsa

secara terbuka dan bertanggung jawab Untuk menjalani perikehidupan berbangsa yang

lebih baik hanya mungkin mencapai kemajuan apabila terbuka lebih luas terhadap

kebebasan berserikat dan berkumpul menghormati bukan mencurigai dengan

mengarahkan kepada setiap anak bangsa untuk mampu menggunakan kebebasan ini

dengan penuh tanggung jawab Dengan demikian anak bangsa akan terlatih dalam

mengembangkan kesadaran berbangsa dan saling membantu dalam keberagaman masalah

yang terjadi di masyarakat yang majemuk ini

III Kerangka Berpikir

Masalah perilaku norma dan aturan sangat berkaitan erat dengan remaja Dalam

ketiga hal tersebut remaja menjadi sorotan dimasyarakat mulai dari perilaku penyimpangan

sampai pada pelanggaran terhadap norma dan aturan yang berlaku baikdalam lingkungan

keluarga sekolah maupunmasyarakat Seperti halnya yang belakangan ini sering terjadi yaitu perkelahian antar remaja itu sendiri Peristiwa tersebut menandakan terjadinya degradasi rasa

kemanusiaan dan budi pekertiSelain itu egoisme yang terjadi pada remaja membuat semakin

menurunnya rasa kepedulian remaja terhadap sesama dan lingkungan sekitarnya yang dapat

menimbulkan lemahnya dan tidak terjadinya interaksi sosialKedua hal tersebut

mencerminkan perilaku remaja kearah perilaku sosial dan terabaikannyaperilaku

prososialOleh sebab itu diperlukan perhatian yang khusus serta penanganan yang serius

terhadap masalah tersebut

Untuk mengatasai semua itu maka diperlukannya pendidikan yang berasal dari

lingkungan dan dimulai sejak dini Dalam hal ini selain lingkungan keluarga sebagai

pendidikan primer sekolah yang merupakan pendidikan sekunder juga memiliki pengaruh

yang besar bagi penbentukan karakter moral dan perilaku Bagi anak yang sudah bersekolah lingkungan yang setiap hari dimasukinya selain

lingkungan rumah adalah sekolahnya Anak remaja yang sudah duduk dibangku SMK

umumnya menghabiskan waktu sekitar 7 jam sehari di sekolahnya Ini berarti bahwa

sepertiga dari waktunya setiap hari dihabiskan disekolahTidak mengherankan kalau

pengaruh sekolah terhadap perkembangan jiwa remaja cukup besarSebagai lembaga

pendidikan sebagaimana halnya dengan keluarga sekolah juga mengajarkan nilai nilai dan

norma-norma yang berlaku dalam masyarakat Oleh karena itu sekolah sebagai lembaga

pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif mandiri serta

bertanggungjawab Seperti yang tertuang dalam UU Sistem Pendidikan Nasional No 20

tahun2003

Masa remaja adalah masa yang penting dimana anak dapat mengembangkan atau gagal mengembangkan suatu perilaku prososial Tanpa mengubah model dan pengalaman

yang didapat dari proses belajar secara kognitif dan afektif dari bangku sekolah seorang anak

dapat dengan mudah bertumbuh menjadi remaja yang egois dan kasar dan kemungkinan

menjadi orang dewasa yang tidak menyenangkan dalam berperilaku

Untuk memenuhi tujuan diatas serta upaya untuk mengembangkan perilaku prososial

yang mencerminkan budaya bangsaSerta menjadi warga negara yang memahami dan mampu

melaksanakan hak-hak dan kewajiban sebagai makhluk sosial Maka pemerintah menyusun

suatu kurikulum yang memfokuskan pada nilai-nilai moral yang mecakup tatacara beragama

bermasyarakat tata cara bergaul serta mengetahui aspek sosial yang berhubungan dengan rasa

persatuan dan kesatuan bangsa dan solidaritasDemi memenuhi aspek-aspek diatas maka

diberikan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang diharapkan dapat memberikan transformasi keilmuan yang nantinya mampu mewujudkan terjadinya interaksi sosial dan

dapat mengimplementasikan berperilaku sosial positif dalam kehidupan bermasyarakat

Dari paparan di atas dapat memberikan kekuatan yang positif bahwa pendidikan

kewarganegaraan mampu membentuk karakter yang lebih terukur di mana terlihat dari sudut

pandang keberagaman akan muncul sikap toleran kerjasama tepo seliro dan saling

memahami dalam tranformasi bentuk perilaku prososial yang terimplementasikan ke dalam

sikap interaksi sosial Dengan demikan interaksi sosial yang dibangun dalam pendidikan

kewarganegaraan mampu memberikan warna yang positif dalam perilaku prososial peserta didik

IV Hipotesis Penelitian

Berdasarkan deskripsi toeritik dan kerangka berpikir maka hipotesis penelitian ini

adalah sebagai berikutldquoDiduga terdapat pengaruhyang signifikan antara interaksi sosial

dalam Pendidikan Kewarganegaraan terhadap perilaku prososial peserta didik di SMK Negeri

di Kota Tangerang Selatanrdquo

Desain dalam penelitian model ini dapat digambarkan sebagai berikut

X = Interaksi sosial dalam pendidikan kewarganegaraan sebagai variabel bebas

Y =Perilaku prososial peserta didik sebagai sebagai variabel terikat

V METODOLOGI PENELITIAN

A Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah upaya menganalisis apakah ldquoterdapat pengaruhantara

interaksi sosialpeserta didikpada pembelajaran pendidikan kewarganegaraan terhadap

perilaku prososialrdquo

B Tempat dan Waktu Penelitian

1 Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah diSMK Negeri di Kota Tangerang Selatan

2 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2014 sampai dengan bulan September 2014 dengan

harapan waktu lima bulan dapat maksimal dilakukan penelitian dengan hasil uji hipotesis

yang memadai

C Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dimana analisisnya korelasi yakni melihat hubungan antara variabel-variabel yang diteliti Korelasi

ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara suatu variabel dengan variabel yang lain dan

bertujuan pula melihat hubungan antara dua gejala atau lebih Metode ini diharapkan dapat

menemukan hubungan antara interaksi sosialpeserta didik pada pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan terhadap perilaku prososial di SMK Negeri Kota Tangerang Selatan

Setelah diketahui ada hubungan antara setiap variabelnya kemudian dianalisis untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh interaksi sosial tersebut terhadap perilaku sosial peserta

didik

D Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

1 Populasi

Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI di seluruhSMK

Negeri Kota Tangerang Selatan Data jumlah peserta didik dapat dilihat di tabel 31

berikut ini

Tabel 31

Populasi Terjangkau

NO SMK Peserta Didik

X Y

Negeri Laki Perempuan Jumlah 1 1 220 121 341

2 2 277 239 516

3 3 66 31 97

4 4 34 90 124

5 5 43 38 81

Jumlah 640 519 1159

Sumber Data LPPD 2014 Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan

2 Teknik Pengambilan Sampel

Penetapan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan jenis metode

random samplingKarena setiap anggota populasi yang ada didalam sampling frame

bersangkutan mempunyai hak yang sama besar untuk dipilih menjadi anggota sampel

Dalam penelitian ini dipilih kelas XI karena peserta didik kelas tersebut sudah mengerti

dan memahami budaya sekolah sudah memiliki banyak teman dansudah memiliki nilai

prestasi belajar kemudian tidak dalam persiapan Ujian NasionalMenentukan besarnya

sampel menggunakan rumus Solvin

Adapun rumusnya sebagai berikut n=

Dimana

1 = Konstanta

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

e =Error (10 yang dapat ditoleransi terhadap ketidak tepatan penggunaan sampel

sebagai pengganti populasi)

n =

=

=

=

= 92

Dengan demikian jumlah sampel yang diambil dari papulasi target berdasarkan rumus

Solvin sebanyak 92 responden yang diambil secara random sederhana

E Teknik Pengumpulan Data

Dalam setiap kegiatan penelitian selalu ada kegiatan pengumpulan dataMetode

pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrument berupa kuesioner atau

angketDengan metode angket ini dipersiapkan sejumlah pernyataan tertentu kemudian

disebarkan kepada responden untuk mendapatkan jawaban yang diperlukan secara

langsungAngket diberikan kepada peserta didik kemudian diisi serta dijadikan sampel dalam

penelitian untuk mengetahui pengaruh antara interaksi sosialpada pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan peserta didik terhadap perilaku prososialAngket yang digunakan adalah

angket tertutup yang berisi pertanyaan atau pernyataan yang disertai jawaban terikat pada

sejumlah kemungkinan jawaban yang sudah disediakan

F Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan angket tertutup dalam bentuk Skala Likert karena

penelitian ini akan mengukur tentang perilaku atau sikap Angket ini berupa pertanyaan atau

pernyataanyang jawabannya berbentuk skala deskriptifAngket tertutup untuk mengungkap

data tentang variabel terikat yaitu interaksi sosial dan perilaku prososialInstrumen tersebut

sebelumnya diuji cobakan terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat validitas dan

reliabilitasnya Untuk item pernyataan yang dinyatakan tidakvalid atau reliabel maka item

pernyataan tersebut tidak dipakai sebagai item instrumenSedang item-item pernyataaan yang

sudah dinyatakan valid dan reliabel maka item-item pernyataan tersebut dijadikan alat untuk

mendapatkan data dan kemudian setelah itu intsrumen tersebut digunakan atau disebarkan

kepada sampel sesungguhnya

Pada bagian ini pernyataan-pernyataan yang disusun berdasarkan indikator-indikator

yang telah dioperasionalkan dari dimensi-dimensi yang terikat dari setiap variabel Adapun alternatif jawaban menggunakan skala likert dengan empat alternatif jawaban yaitu Selalu

(SL) Sering (SR) Ragu (R) Jarang (JR) Tidak Pernah (TP) Skor untuk jawaban dari

pertanyaan atau pernyataan positif adalah SL=5 SR=4 R=3 JR=2 dan TP=1 sedangkan

untuk pernyataan atau pertanyaan negatif skor sebaliknya

1 Penyusunan Butir Kuisioner

Kisi-kisi angket ini akan disajikan berdasarkan dari indikator-indikator yang telah

dikembangkan dari variabel yang telah ditetapkan Untuk variabel interaksi sosial

(variabel X) terdiri dari 4 indikator dan dikembangkan menjadi 32 item pernyataan

Sedang variabel perilaku prososial (variabel Y) terdiri dari 6 indikator dan dikembangkan menjadi 28 item pernyataanSeperti digambarkan dalam tabel dibawah ini

Tabel 33

Kisi-Kisi Variabel Interaksi Sosial ( X )

Variabel Indikator Item Kuisioner Jumlah

Positif Negatif

Interaksi

Sosial

(X)

1 Kerjasama

2 Akomodasi

3 Asimilasi

4 Akulturasi

1472324

51025 2730

2122129 31

13182022

39 26

6 8 28

1114 16

15171932

8

8

8

8

Jumlah 19 13 32

Tabel 34

Kisi-Kisi Variabel Perilaku Prososial ( Y )

Variabel Indikator Item Kuisioner Jumlah

Positif Negatif

Perilaku

Prososial

(Y)

1 Menolong

2 Beramal

3 Persahabatan

4 Berbagi

5 Simpati

6Kesopanan

1 13 23

5 11 30

1014 20

18 22

4 8 16 31

2321

9 29

15 24

627

7 2526

28 19

12 17 32

5

5

5

5

6

6

Jumlah 18 14 32

2 Uji Coba

a Uji Validitas

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan uji coba yaitu dengan menguji

validitas dan reabilitas Kemudian uji validitas instrumen dilakukan untuk mengetahui

seberapa jauh instrumen penelitian mampu mencerminkan isi sesuai dengan hal dan

sifat yang diukur Artinya setiap butir instrumen telah benar-benar menggambarkan

keseluruhan isi atau sifat bangun konsep yang menjadi dasar penyusunan instrument

Pengujian ini digunakan rumus korelasi product moment seperti berikut

Keterangan

r Nilai Koefisien korelasi antara X dan Y

sumX Jumlah pengamatan variabel X

sumY Jumlah pengamatan variabel Y

sumXY Jumlah hasil perkalian variabel X dan Y

(sumx2) Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel X

(sumx)2 Kuadrat dari Jumlah pengamatan variabel X (sumY2) Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel Y

(sumY)2 Kuadrat dari Jumlah pengamatan variabel Y

N Jumlah pasangan pengamatan Y dan X

b Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa instrument dapat

dipercaya dan digunakan sebagai alat pengumpulan dataUntuk uji reliabilitas

instrument digunakan rumus Alpha dari Cronbach sebagai berikut

Г11=

Keterangan

σ Reliabilitas instrument

k Banyaknya butir pernyataan

sumσb2 Jumlah varian butir

Σσt2 Varian Total

G Teknik Analisis Data

1 Pengorganisasian Data

Data yang nantinya akan diperoleh dari angket kemudian dipilih dan disusun

sehingga data yang tidak berguna dapat ditinggalkan Kemudian dilakukan klasifikasi

data yaitu menggolongkan data berdasarkan kategori tertentu sesuai dengan

permasalahan-permasalahan yang dibuat berdasarkan analisa variabel

2 Hipotesis Statistik

Bentuk hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah

H0 = 0

Ha 0

Bentuk hipotesis asosiatif dalam penelitian ini adalah

Hipotesis nol (H0) Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta

didik terhadap perilaku prososial

Hipotesis alternatif (Ha)Terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta

didik terhadap perilaku prososial

3 Uji Persyaratan Analisis

Sebelum dilakukan analisis dengan regresi dilakukan uji persyaratan analisis

terlebih dahulu Uji persayaratan analisis itu meliputi

a Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data mengikuti

sebaran baku normal atau tidak Normalitas data dikenakan terhadap variabel bebas

(X) dan variabel terikat (Y) Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan Uji

Lilliefors dengan langkah-langkah sebagai berikut

1 Menentukan mean dan standar deviasi

2 Menentukan angka baku (Z) denganrumus sebagai berikut

Rumus

Z1 =

3 Menentukan luas tiap angka baku (Zi) dengan menggunakan daftar distribusi

normal

4 Menentukan angka peluang F(Zi) = 0500 + ( tabel normal standar 0 ke Z )

5 Menentukan S(Zi) = banyak Zi n

6 Menentukan beda dari F (Zi) ndash S (Zi)

7 Memilih nilai terbesar dari F (Zi) ndash S (Zi) dengan mengabaikan tanda matematika untuk menjadikan Lhitung (Lilliefors) Sebaran data dikatakan normal jika

LhitungltLtabel

b Uji Linieritas

Perhitungan linieritas digunakan untuk menyatakan hubungan fungsional

antara variabel-variabel tersebut berhubunganUntuk perhitungan linieritas digunakan

uji regresi sederhana

Pengujian regresi sederhana ( Y = α + bx )

Fhitung =

Di mana

F = Bilangan untuk linieritas

S2TC = Rerata jumlah kuadrat tuna cocok

S2e = Rerata jumlah kuadrat kekeliruan

4 Analisis Data

Data yang sudah diperoleh kemudian diuraikan dengan keterangan agar data

tersebut mudah diubah dipahami bagi orang yang ingin mengetahui penelitian ini

Adapun rumus yang digunakan untuk mencari dan mengetahui presentase setiap data adalah

1 Editing

Pada tahap ini penulis mengecek kembali kelengkapan dan kebenaran

pengisian angket atau kuisioner yang berhasil dikumpulkan oleh peneliti

2 Skorsing

Memberi nilai pada setiap jawaban angket yang diberi skor 432 dan 1

berdasarkan jawaban yang dipilih

Setelah pengumpulan data untuk mengetahui bagaimana pengaruh perilaku

prososial (variabel X) terhadap prestasi belajar (variabel Y) Penulis menggunakan

rumus product momentdari Karl Pearson sebagai berikut

Dimana

rxy = Angka indek korelasi ldquorrdquo product moment

n = Jumlah sampel

sumX = Jumlah keseluruhan variabel X

sumY = Jumlah keseluruhan variabel Y sumXY = Jumlah keseluruhan perkalian antara variabel X dan Y

Kemudian dilajutkan dengan uji signifikasi uji keberartian (t) dengan rumus t

=

Dimana r = Besarnya koefisien korelasi (rhitung)

n = Jumlah sampel

Dan untuk mengetahui berapa persen () variabel X memberikan kontribusi

terhadap variabel Y maka langkah selanjutnya mencari koefisien determinasi dengan

menggunakan derajat hubungan antara variabel X dan Y menggunakan rumus sebagai

berikut

KD = rxy2 x 100 Keterangan

KD = Kontribusi variabel X terhadap variabel Y

rxy2 = Koefisien korelasi antara veriabel X terhadap variabel Y

VI HASIL PENELITIAN

A Deskrisi Data

1 Data Interaksi Sosial Peserta Didik (Skor Variabel X)

Tabel 41

Distribusi Frekuensi Interaksi Sosial Peserta Didik

No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif ()

1 59 - 63 6 652

2 64 - 68 6 652

3 69 - 73 9 978

4 74 - 78 32 3478

5 79 - 83 20 2174

6 84 - 88 12 1304

7 89 ndash 93 7 762

Jumlah 92 100

Hasil penelitian mengenai perilaku prososial peserta didik diperoleh rentangan

nilai sebesar 32 dengan skor tertinggi 91 dan skor terendah 59 banyak kelas 7 dengan

panjang interval 5 Selain itu diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7768 nilai

tengah (median) sebesar 81 67 modus (mode) sebesar 766 dan simpangan baku atau

standar deviasi sebesar 709 (Lihat lampiran 8 hal 73)

Grafik 41

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa interkasi sosial peserta didik yang diperoleh

peserta didik Kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara

74 ndash 78 dengan frekuensi relatif 3478 Sedang yang terendah terlelak antara 59 ndash 63

dengan frekuensi relatif 652

0

20

40

59 - 63 64 - 68 69 - 73 74 - 78 79 - 83 84 - 88 89 ndash 93

2 Deskripsi Data Perilaku Prososial

Tabel 42

Distribusi Frekuensi Perilaku Prososial Peserta Didik

No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif

1 68 - 71 19 2065

2 72 - 75 13 1413

3 76 - 79 12 1304

4 80 - 83 22 2392

5 84 - 87 13 1413

6 88 - 91 8 870

7 92 ndash 95 5 543

Jumlah 92 100

Data hasil perilaku prososialpeserta didik diperoleh rentangan 27 dengan skor tertinggi 95

dan skor terendah 68 banyak kelas 7 dengan panjang kelas interval 4 Selain itu

diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7885 nilai tengah (median) sebesar 8168

nilai modus (mode) sebesar 8 dan simpangan baku atau setandar deviasi sebesar

703(Lihat lampiran 9 hal 76)

Grafik 42

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa perilaku prososialpeserta didik kelas XI

SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara 80 ndash 83 dengan

frekuensi relatif 2392 Sedang yang terendah terlelak antara 92 ndash 95 dengan frekuensi

relatif 543

B Pengujian Persyaratan Analisis

1 Pengujian Normalitas

Perhitungan normalitas dilakukan dengan Uji Lilliefors dengan taraf signifikasi α

= 005 Perhitungan normalitas dilakukan untuk melihat apakah sebaran data yang akan

dianalisis memiliki distribusi yang normal atau tidak Adapun hasil perhitungan uji normalitas sebagai berikut

Tabel 43

Hasil Uji Normalitas

N = 92 Lhitung Ltabel Kriteria Kesimpulan

InteraksiSosial 01005 01009

Lhlt Lt

Distribusi Normal

Perilaku Prososial 00892 01009 Distribusi Normal

2 Pengujian Linieritas

Pengujian linieritas dilakukan terhadap interaksi sosial peserta didik dan perilaku

prososial peserta didikPengujian pertama dilakukan dengan menghitung uji regresi

sederhana dan selanjutnya dengan menggunakan uji linieritas Untuk uji regresi sederhana

didapatkan persamaanregresinya sebagai berikut Y = 1 + (-004)X Sementara itu hasil

0

20

68 - 71 72 - 75 76 - 79 80 - 83 84 - 87 88 - 91 92 ndash 95

yang diperoleh dari pengujian linieritas dengan uji linieritas adalah Fhitung = 099

sementara pada Ftabel dengan taraf signifikasi α = 005 dengan dk penyebut 21 dan dk

pembilang 54 dalam daftar distribusi diperoleh F (2154) adalah 193

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa bentuk hubungan antara interaksi sosial

peserta didik dengan perilaku prososial peserta didikadalah linier

(Perhitungan lengkap pada lampiran 12 hal86)

C Pengujian Hipotesis

Perhitungan hipotesis terlebih dahulu dilakukan perhitungan koefisien korelasinya

Untuk menghitung koefisien korelasi antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku

prososial peserta didik digunakan rumus Pearson Product Moment yaitu

rxy = Σ Σ Σ

Σ Σ Σ Σ

Selanjutnya diperoleh nilai rhitung sebesar 0751 dan dibandingkan dengan rtabel taraf

signifikasi α = 005 yaitu 0227 Hasil tersebut menunjukan bahwa rhitunggt rtabelKarena rhitunggt

rtabel maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (H0) ditolak sedangkan hipotesis alternatif

(Ha) diterima yakni terdapat hubungan antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku

prososial peserta didik

Besarnya kontribusi interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial dapat

ditentukan menggunakan determinasi sebesar 564 Uji signifikasi dengan uji t dengan taraf

signifikasi α = 005 diperoleh thitung = 985 dan ttabel = 166 Karena thitunggt ttabel maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik

terhadapperilaku prososial peserta didik

Semakin tinggiinteraksi sosial peserta didik maka dapat semakin tinggi pula perilaku

prososial peserta didik

(Lihat lampiran 13 hal94)

D Interpretasi Hasil Penelitian

Dari hasil perhitungan didapatkan nilai indeks korelasi sebesar 0751 Jika

dikonsultasikan pada tabel di atas angka r (0751) yang berada antara 070 ndash 090 termasuk

dalam kategori adanya korelasi kuat berarti terdapat hubungan positif dan signifikan antara

interaksi sosial peserta didik dengan perilaku prososial peserta didik

E Kesimpulan Pengujian Hipotesis

Dari uraian di atas diperoleh hasil perhitungan rhitung sebesar 0751 Jika

dikonsultasikan dengan rtabel n = 77 dengan taraf signifikasi (α = 005) maka rtabel adalah

0227 Sedangkan uji signifikasi dengan uji t dengan taraf signifikasi α = 005 diperoleh thitung

= 985 dan ttabel = 166 Karena rhitung lebih besar dari rtabel dan thitung lebih besar dari ttabelmaka

terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku

prososial peserta didik SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan

F Keterbatasan Penelitian

Meskipun penelitian ini telah berhasil menguji hipotesis yang diajukan yaitu terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku

prososial peserta didik Namun masih banyak kekurangan dalam penelitian ini karena

keterbatasan yang dimiliki kekurangan tersebut antara lain terbatasnya pengetahuan tentang

perihal yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti terbatasnya waktu untuk

mengadakan penelitian dan lain sebagainya

VII SIMPULAN DAN SARAN

A Simpulan Berdasarkan uraian mengenai hubunganinteraksi sosial peserta didik terhadap perilaku

prososial peserta didik kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang dibahas pada bab

dan sub bab sebelumnya maka dapat peneliti simpulkan sebagai berikut

1 Data hasil angket interaksi sosial peserta didik mengasilkan rata-rata 7768 adapun skor

yang tertinggi adalah 91 dan terendah 59

2 Data hasil angket perilakuprososial peserta didik mengasilkan rata-rata 7885 Dengan

skor tertinggi sebesar 95 dan terendah sebesar 68

3 Terdapat pengaruh positif dan signifikan antarainteraksi sosial peserta didik terhadap

perilaku prososial peserta didik Hal ini terlihat darididapatnya thitung = 985 dan ttabel =

166 kemudian rhitung lebih besar dari rtabel (0751gt 0227) taraf signifikasi (α = 005)

dan interpretasi dari nilai r terdapat hubungan yang kuat 4 Hubungan interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial peserta didikdapat

dijelaskankan dengan perhitungan koefisien determinasi sebesar 564 dan selebihnya

dipengaruhi oleh faktor lain

B Implikasi

Perlu disadari bahwa walaupun penelitian ini berhasil menguji hipotesis kerja yang

diajukan (H1) yaitu terdapat pengaruh positif dankuat

antara variabel X (interaksi sosial) dan variabel Y (perilaku prososial) peserta didik SMK

Negeri Kota Tangerang Selatan Dengan demikian hasil penelitian ini mengandung implikasi

bahwa interaksi sosial peserta didik berpengaruh positif terhadapperilaku prososial peserta

didik Atas alasan di atas maka diperlukan adanya upaya-upaya pihak yang berkepentingan

atas peserta didik selaku objek pendidikan baik pihak sekolah maupun orang tua peserta

didik agar lebih memperhatikan interaksi sosial peserta didik sehari-hari Perilaku prososial

akan lebih meningkat apabila peserta didik memiliki interaksi sosial yang positif

Pada akhirnya dalam penelitian ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan

walaupun telah dilakukan dengan usaha yang maksimal Oleh karena itu maka perlu

diadakan penelitian lebih lanjut sehingga hasilnya dapat lebih sesuai dengan apa yang

diharapkan sehingga kelak dapat berguna bagi peserta didik itu sendiri serta siapapun yang

mengambil manfaat dari hasil penelitian ini

C Saran

Dari hasil penelitian dan kenyataan yang ada di lapangan maka peneliti pada bagian ini memberikan saran-saran sebagai pertimbangan Adapun saran-saran sebagai berikut

1 Satuan pendidikan harus dapat merangkul semua pihak yang terkait untuk bisa secara

bersama-sama menciptakan suasana ligkunagan sekolah yang kondusif dalam

upayamembentuk perilaku prososial peserta didik dengan demikian penyimpangan yang

dilakukan peserta didik dapat diminimalisir

2 Semua pendidik tanpa terkecuali merupakan cermin bagi peserta didik Maka dari itu

pendidik harus memberikan contoh dalam interaksi sosial dan pembiasaan perilaku

prososial kepada peserta didik

3 Orang tua diharapkan dapat membimbing putera-puteri mereka ketika berada diluar jam

sekolah Karenatiga perempat waktu anak lebih banyak menghabiskan waktu diluar

sekolah yaitu interaksi sosial dan perilaku prososial 4 Hendaknya peserta didik dapat mengaplikasikan pengetahuan Pendidikan

Kewarganegaraan yang didapat disekolah dalam perilaku sehari-hari

DAFTAR PUSTAKA

Adiyanto Michael2004Psilologi Sosial Edisi5 Jilid2 Jakarta Erlangga

Ahmadi Abu 2003 Psikologi Umum Cetakan Ke-3Jakarta PT RinekaCipta

Ali Muhammad 2014 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern Jakarta

Pustaka Amani

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Jakarta Rineka Cipta

Baron Robert A amp Byrne Donn Alih Bahasa Ratna Djuwita 2005 Psikologi

Sosial Edisi ke-10Jilid 2Jakarta Erlangga

Darmadi Hamid 2011 Metode Penelitian Pendidikan Bandung Alfabet

Fisher B Aubrey Penerjemah Soejono Trimo 2001 Teori-Teori Komunikasi

Bandung PT Remaja Rosdakarya

Hanurawan Fattah2010 Psikologi Sosial Suatu Pengantar Bandung PT

Remaja Rosdakarya

Hidayat Dasrun 2012 Komunikasi Antar pribadi dan Medianya Fakta

penelitian Fenomenologi Orang tua karier dan Anak Remaja Yogyakarta

Graha Ilmu

Hidayat Komarudin dan Azra Azuumardi 2014 Pancasila Demokrasi HAM

dan Masyarakat Madani Jakarta Kencana Prenada Media Group

Kartono Kartini 2008 Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja Jakarta

GrafindoPersada

Maryati Kun 2007Sosiologi Untuk Kelas X SMA dan MA Jakarta Erlangga

Mueller Daniel J 2001 Measuring Social Atittides A Handbook for Researchers

and Practitioners Amazon Teachers College Pr

Purwanto M Ngalim 2006 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja

RosdaKarya

Robbins Stephen amp JudgeTimothy 2014 Perilaku OrganisasiOrganizational

Behavior Buku 1 Edisi 12 Jakarta Salemba Empat

Sopiah 2008 Perilaku Organisasi Yogyakarta CVAndi Offset

Sudijono Anas 2010 Statistik Pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Sunardidan Asy 2007 Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Kelas XI SMA dan

MA Solo PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

Surna I Nyoman 2014 Pengembangan Diri Jakarta Fakultas Psikologi UPI

YAI

Syah Muhibbin 2010 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja Rosdakarya

Tumanggor Rusmin 2012 Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Jakarta Kencana

Prenada Media Group

UU RI No 20 tahun2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bandung

Fermana

UU RI No 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Bandung Fermana

Wahab A Abdul 2011 Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan

Bandung Alfabeta

Walpole E Ronald 2003 Pengantar Statistika Edisi 3 Jakarta PT Gramedia

Pustaka Utama

Willis S Sofyan 2010 Remaja dan Masalahnya bandung Alfabeta

Winataputra Udin S 2015 Pendidikan Kewarganegaraan Refleksi Historis

Epistemologis dan Rekonstruksi Untuk Masa Depan UT Kemenristek

Dikti

Winkel WS 2001Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar Jakarta PT

Gramedia

Zamroni Mohammad 2009 Filsafat Komunikasi Yogyakarta GrahaIlmu

Internet

Pengertian Kerja Sama

wwwgooglecomhttplompoulublogspotcom201306pengertian-

kerjasamahtml

Pengertian Persahabatan

wwwgooglecomhttpidwikipediaorgwikiPersahabatan

Pengertian Sopan Santun

wwwgooglecomhttpa62747wordpresscom20091121pengertian-

sopan-santun-menurut-pribadi

wwwgooglecomhttpsukabumikotagoidhukumUU_20_2003_Pendidi

kan_Nasionalpdf

Surat Kabar

Geng Puteri Melakukan Penganiayaan dengan Menyebut Dirinya Geng

NeroIndo-Pos Jumrsquoat 13 Juni 2008hal 4

Page 11: EPrintseprints.unpam.ac.id/383/1/Jurnal PPKn Vol 5 Maret 2017.pdf3. Perilaku prososial peserta didik tidak menjamin membentuk interaksi sosial yang positif. 4. Tidak terdapat pengaruh

pengorbanan seseorang maka dalam penelitian ini bentuk perilaku prososial dibagi

berdasarkan bentuk pertolongan yang diterima orang lain yaituMenolong Amal

Sumbangan Kerjasama Persahabatan Membantu Menyelamatkan Mengorbankan

Berbagi Simpati dan Kesopanan

Perilaku prososial kebanyakan dilakukan pada teman dan kerabat dekathanya

sebagian kecil yang dilakukan perilaku prososial pada orang tak dikenal Tentu perilaku

prososial yang diberikan pada orang yang tidak dikenal biasanya bersifat spontan seperti

memberi petunjuk arah jalan dan menawarkan tempat duduk pada orang lain di bus

Salah satu proses belajar yang efektif untuk menumbuhkan perilaku prososial

dapat ditiru seorang anak dari pelajaran yang didapatnya pada mata pelajaran moral yang

diberikan di sekolah Masa sekolah adalah masa yang penting dimana anak dapat

mengembangkan atau gagalmengembangkan suatu perilaku prososial Tanpa model dan pengalaman yang tepat yang didapat dari proses belajar secara kognitif dan afektif dari

bangku sekolah seorang anak dapat dengan mudah bertumbuh menjadi orang dewasa

yangberperilaku tidak baik dalam kehidupan sehari-hari

Melihat pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa pentingnya pendidikan moral

itu dimulai sejak sekolah terutama di SMK dan di kelas IX karena periode ini merupakan

kondisi seorang anak mulai banyak perubahan dari segi fisik maupun psikis perubahan

inilah yang membuat anak mulai mencari pencarian jati diri (masa transisi atau puberitas)

pada tahap ini psikis peserta didik dapat dikatakan labil oleh sebab itu diperlukan suatu

pedoman bagi peserta didik dalam bentuk perilaku menetap dan bersikap pasitif atau

perilaku prososial

Perilaku prososial ini dapat dibentuk dari pelajaran moral yang diajarkan di sekolah sebab bila anak tidak diberikan pemahaman secara kognitif dan afektif tentang

perilaku yang baik dan tidak baik terutama untuk peserta didik dalam masa puberitas ini

dikuatirkan pengaruh lingkungan yang buruk dapat mempengaruhi seorang anak melalui

menirunya

C Hakekat Pendidikan Kewarganegaraan

Bila dilihat sejarahnya sejak tahun 1947 sd 1998 dalam kurikulum pendidikan

nasional pendidikan moral yang tertanam dalam Pendidikan Kewarganegaraan sudah

berkali kali mengalami metamorfosa dari mulai pendidikan moral itu disebut sebagai

pelajaran budi pekerti lalu berubah menjadi PMP PPKn dan PKn Karena selama fase

perkembangannya pendidikan moral dan keagamaan menjadi suatu tuntutan yang wajib dalam dunia pendidikan mengikuti perubahan jaman dan keutuhan yang diperlukan

dalam membangun mental generasi muda

Para ahli memberikan definisi Civic dalam rumusan yang berbeda-beda tetapi

pada dasarnya memiliki makna yang sama yaitu bahwa Civic merupakan unsur atau

cabang keilmuan dari ilmu politik yang secara khusus terutama membahas hak-hak dan

kewajiban warga negara

Rumusan tujuan untuk masing-masing satuan pendidikan mengacu pada fungsi

dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam UU No 20 tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional beserta peraturan-peraturan pemerintah yang

menyertainya Dalam merumuskan tujuan dan materi pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan SMP dan SMA disamping harus memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik juga harus melihat kesinambungan kedalaman dan sekuen

antar kelas dan atau antar jenjang pendidikan untuk menghindari terjadinya pengulangan

yang mungkin saja akan mengakibatkan kebosanan peserta didik

Membahas tujuan Pendidikan Kewarganegaraan tidak terlepas darifungsi mata

pelajaran Pendidikan Kewaraganegaraan karena keduanya saling berkaitan dimana tujuan

merupakan dunia cita yakni suasana ideal yang harus dijelmakan sedangkan fungsi

adalah pelaksanaan-pelaksanaan dari tujuan yang hendak dicapaiOleh karena itu fungsi

menunjukan keadaan gerak aktivitas dan termasuk dalam suasana kenyataan dan bersifat

riil dan konkret

Demikian pula membicarakan fungsi Pendidikan Kewarganegaraan memiliki

keterkaitan dengan visi dan misi mata pelajaran Pendidikan KewarganegaraanMata

pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan memiliki visi yaitu ldquoterwujudnya suatu mata

pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembianaan watak bangsa (nation and character

building) dan pemberdayaan warga negararsquorsquoUpaya pembinaan watak atau karakter

bangsa merupakan ciri khas dan sekaligus amanah yang diemban oleh mata pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan atau Civics Education pada umumnyaSedangkan misi

mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yaitu ldquomembentuk warga negara yang baik

yakni warga negara yang sanggup melaksanakan hak dan kewajibannya dalam kehidupan

bernegara dilandasi oleh kesadaran politik kesadaran hukun dan kesadaran

moralrsquorsquoUntuk mewujudkan misi diatas jelas bahwa peserta didik harus memiliki

kemampuan kewarganegaraan yang multidimensional agar dapat menjalankan hak dan kewajibannya dalam berbagai aspek kehidupan

Hal ini tidak terlepas dari adanya karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan

dengan paradigma baru yaitu bahwa Pendidikan Kewarganegaraan merupakan suatu

bidang kajian ilmiah dan program pendidikan di sekolah yang diterima sebagai wahana

utama serta esensi pendidikan demokrasi di Indonesia yang dilaksanakan melalui

1 Civic Intellegence yaitu kecerdasan dan daya nalar warga negara baik dalam dimensi

spiritual rasional emosional maupun sosial

1 Civic Responsibilityyaitu kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara

yang bertanggungjawab

2 Civic Partisipation yaitu kemampuan berpartisipasi warga negara atas dasar

tanggungjawabnya baik secara individual sosial maupun sebagai pemimpin hari depan

Adapun kompetensi penguasaan bahan ajar dalam Pendidikan Kewarganegaraan

mencakup 3 aspek yang ketiganya sangatlah penting oleh setiap peserta didik selaku

bagian dari warga negara yaitu

a) Memahami pengetahuan kewarganegaraan (Civic Knowledge)

b) Memahami keterampilan kewarganegaraan (Civic Skills) dan

c) Memahami etika kewarganegaraan (Civic Ethic)

Pendidikan kewarganegaran memiliki peran bagaimana membentuk suatu

masyarakat yang majemuk dapat menjalankan kelangsungan hidup serta kehidupan yang

lebih baik bagi warga negaranya khususnya kehidupan bagi generasi penerusnya secara

berguna ( berkaitan dengan kemampuan afektif ) dan bermakna ( berkaitan dengan

kemampuan kognitif ) Dengan melalui Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan akan mampu mengantisipasi hari depan yang senantiasa berubah dan memiliki pola pikir pola

sikap dan perilaku sebagai pola tindak yang cinta terhadap kemajemukan berdasarkan

Pancasila yang mampu membentuk tenjadinya interaksi sosial yang bermuara ke arah

prilaku prososial

Dengan demikian sangatlah signifikan bagaimana membangun kesetaraan untuk

terjadinya interaksi sosial melalui pendidikan kewarganegaraan untuk kembali pada

konsep ke-Indonesiaan yang majemuk Pertama soal kesadaran dalam menerima

kemajemukan suku etnis ras dan agama sebagai bagian terbesar dari kekayaan bangsa

Kendati berbeda-beda namun dapat tumbuh secara bersama-sama dalam ke-Indonesiaan

bukan mencabiknya Dengan demikian bukan saja kerukunan melainkan yang lebih

penting adalah saling membantu dalam kesetaraan untuk membentuk ke-Indonesian yang dicita-citakanKedua saatnya memperbaiki perikehidupan berbangsa yang

memungkinkan keterlibatan warga masyarakat yang plural seluas- luasnya agar dapat

saling mengenal dan saling menyadari betapa pentingnya makna bekerja sama untuk

saling asah asihdan asuh dalam mewujudkan interaksi sosial dan perilaku sosial guna

mengarungi ke-Indonesian yang manusiawi Dengan demikian banyak manfaat yang

dapat diambil dari interaksi sosial dan perilaku prososial guna menjalini perikehidupan

berbangsa yang beranekaragam iniKetiga mengembangkan perikehidupan berbangsa

secara terbuka dan bertanggung jawab Untuk menjalani perikehidupan berbangsa yang

lebih baik hanya mungkin mencapai kemajuan apabila terbuka lebih luas terhadap

kebebasan berserikat dan berkumpul menghormati bukan mencurigai dengan

mengarahkan kepada setiap anak bangsa untuk mampu menggunakan kebebasan ini

dengan penuh tanggung jawab Dengan demikian anak bangsa akan terlatih dalam

mengembangkan kesadaran berbangsa dan saling membantu dalam keberagaman masalah

yang terjadi di masyarakat yang majemuk ini

III Kerangka Berpikir

Masalah perilaku norma dan aturan sangat berkaitan erat dengan remaja Dalam

ketiga hal tersebut remaja menjadi sorotan dimasyarakat mulai dari perilaku penyimpangan

sampai pada pelanggaran terhadap norma dan aturan yang berlaku baikdalam lingkungan

keluarga sekolah maupunmasyarakat Seperti halnya yang belakangan ini sering terjadi yaitu perkelahian antar remaja itu sendiri Peristiwa tersebut menandakan terjadinya degradasi rasa

kemanusiaan dan budi pekertiSelain itu egoisme yang terjadi pada remaja membuat semakin

menurunnya rasa kepedulian remaja terhadap sesama dan lingkungan sekitarnya yang dapat

menimbulkan lemahnya dan tidak terjadinya interaksi sosialKedua hal tersebut

mencerminkan perilaku remaja kearah perilaku sosial dan terabaikannyaperilaku

prososialOleh sebab itu diperlukan perhatian yang khusus serta penanganan yang serius

terhadap masalah tersebut

Untuk mengatasai semua itu maka diperlukannya pendidikan yang berasal dari

lingkungan dan dimulai sejak dini Dalam hal ini selain lingkungan keluarga sebagai

pendidikan primer sekolah yang merupakan pendidikan sekunder juga memiliki pengaruh

yang besar bagi penbentukan karakter moral dan perilaku Bagi anak yang sudah bersekolah lingkungan yang setiap hari dimasukinya selain

lingkungan rumah adalah sekolahnya Anak remaja yang sudah duduk dibangku SMK

umumnya menghabiskan waktu sekitar 7 jam sehari di sekolahnya Ini berarti bahwa

sepertiga dari waktunya setiap hari dihabiskan disekolahTidak mengherankan kalau

pengaruh sekolah terhadap perkembangan jiwa remaja cukup besarSebagai lembaga

pendidikan sebagaimana halnya dengan keluarga sekolah juga mengajarkan nilai nilai dan

norma-norma yang berlaku dalam masyarakat Oleh karena itu sekolah sebagai lembaga

pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif mandiri serta

bertanggungjawab Seperti yang tertuang dalam UU Sistem Pendidikan Nasional No 20

tahun2003

Masa remaja adalah masa yang penting dimana anak dapat mengembangkan atau gagal mengembangkan suatu perilaku prososial Tanpa mengubah model dan pengalaman

yang didapat dari proses belajar secara kognitif dan afektif dari bangku sekolah seorang anak

dapat dengan mudah bertumbuh menjadi remaja yang egois dan kasar dan kemungkinan

menjadi orang dewasa yang tidak menyenangkan dalam berperilaku

Untuk memenuhi tujuan diatas serta upaya untuk mengembangkan perilaku prososial

yang mencerminkan budaya bangsaSerta menjadi warga negara yang memahami dan mampu

melaksanakan hak-hak dan kewajiban sebagai makhluk sosial Maka pemerintah menyusun

suatu kurikulum yang memfokuskan pada nilai-nilai moral yang mecakup tatacara beragama

bermasyarakat tata cara bergaul serta mengetahui aspek sosial yang berhubungan dengan rasa

persatuan dan kesatuan bangsa dan solidaritasDemi memenuhi aspek-aspek diatas maka

diberikan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang diharapkan dapat memberikan transformasi keilmuan yang nantinya mampu mewujudkan terjadinya interaksi sosial dan

dapat mengimplementasikan berperilaku sosial positif dalam kehidupan bermasyarakat

Dari paparan di atas dapat memberikan kekuatan yang positif bahwa pendidikan

kewarganegaraan mampu membentuk karakter yang lebih terukur di mana terlihat dari sudut

pandang keberagaman akan muncul sikap toleran kerjasama tepo seliro dan saling

memahami dalam tranformasi bentuk perilaku prososial yang terimplementasikan ke dalam

sikap interaksi sosial Dengan demikan interaksi sosial yang dibangun dalam pendidikan

kewarganegaraan mampu memberikan warna yang positif dalam perilaku prososial peserta didik

IV Hipotesis Penelitian

Berdasarkan deskripsi toeritik dan kerangka berpikir maka hipotesis penelitian ini

adalah sebagai berikutldquoDiduga terdapat pengaruhyang signifikan antara interaksi sosial

dalam Pendidikan Kewarganegaraan terhadap perilaku prososial peserta didik di SMK Negeri

di Kota Tangerang Selatanrdquo

Desain dalam penelitian model ini dapat digambarkan sebagai berikut

X = Interaksi sosial dalam pendidikan kewarganegaraan sebagai variabel bebas

Y =Perilaku prososial peserta didik sebagai sebagai variabel terikat

V METODOLOGI PENELITIAN

A Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah upaya menganalisis apakah ldquoterdapat pengaruhantara

interaksi sosialpeserta didikpada pembelajaran pendidikan kewarganegaraan terhadap

perilaku prososialrdquo

B Tempat dan Waktu Penelitian

1 Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah diSMK Negeri di Kota Tangerang Selatan

2 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2014 sampai dengan bulan September 2014 dengan

harapan waktu lima bulan dapat maksimal dilakukan penelitian dengan hasil uji hipotesis

yang memadai

C Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dimana analisisnya korelasi yakni melihat hubungan antara variabel-variabel yang diteliti Korelasi

ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara suatu variabel dengan variabel yang lain dan

bertujuan pula melihat hubungan antara dua gejala atau lebih Metode ini diharapkan dapat

menemukan hubungan antara interaksi sosialpeserta didik pada pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan terhadap perilaku prososial di SMK Negeri Kota Tangerang Selatan

Setelah diketahui ada hubungan antara setiap variabelnya kemudian dianalisis untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh interaksi sosial tersebut terhadap perilaku sosial peserta

didik

D Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

1 Populasi

Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI di seluruhSMK

Negeri Kota Tangerang Selatan Data jumlah peserta didik dapat dilihat di tabel 31

berikut ini

Tabel 31

Populasi Terjangkau

NO SMK Peserta Didik

X Y

Negeri Laki Perempuan Jumlah 1 1 220 121 341

2 2 277 239 516

3 3 66 31 97

4 4 34 90 124

5 5 43 38 81

Jumlah 640 519 1159

Sumber Data LPPD 2014 Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan

2 Teknik Pengambilan Sampel

Penetapan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan jenis metode

random samplingKarena setiap anggota populasi yang ada didalam sampling frame

bersangkutan mempunyai hak yang sama besar untuk dipilih menjadi anggota sampel

Dalam penelitian ini dipilih kelas XI karena peserta didik kelas tersebut sudah mengerti

dan memahami budaya sekolah sudah memiliki banyak teman dansudah memiliki nilai

prestasi belajar kemudian tidak dalam persiapan Ujian NasionalMenentukan besarnya

sampel menggunakan rumus Solvin

Adapun rumusnya sebagai berikut n=

Dimana

1 = Konstanta

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

e =Error (10 yang dapat ditoleransi terhadap ketidak tepatan penggunaan sampel

sebagai pengganti populasi)

n =

=

=

=

= 92

Dengan demikian jumlah sampel yang diambil dari papulasi target berdasarkan rumus

Solvin sebanyak 92 responden yang diambil secara random sederhana

E Teknik Pengumpulan Data

Dalam setiap kegiatan penelitian selalu ada kegiatan pengumpulan dataMetode

pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrument berupa kuesioner atau

angketDengan metode angket ini dipersiapkan sejumlah pernyataan tertentu kemudian

disebarkan kepada responden untuk mendapatkan jawaban yang diperlukan secara

langsungAngket diberikan kepada peserta didik kemudian diisi serta dijadikan sampel dalam

penelitian untuk mengetahui pengaruh antara interaksi sosialpada pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan peserta didik terhadap perilaku prososialAngket yang digunakan adalah

angket tertutup yang berisi pertanyaan atau pernyataan yang disertai jawaban terikat pada

sejumlah kemungkinan jawaban yang sudah disediakan

F Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan angket tertutup dalam bentuk Skala Likert karena

penelitian ini akan mengukur tentang perilaku atau sikap Angket ini berupa pertanyaan atau

pernyataanyang jawabannya berbentuk skala deskriptifAngket tertutup untuk mengungkap

data tentang variabel terikat yaitu interaksi sosial dan perilaku prososialInstrumen tersebut

sebelumnya diuji cobakan terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat validitas dan

reliabilitasnya Untuk item pernyataan yang dinyatakan tidakvalid atau reliabel maka item

pernyataan tersebut tidak dipakai sebagai item instrumenSedang item-item pernyataaan yang

sudah dinyatakan valid dan reliabel maka item-item pernyataan tersebut dijadikan alat untuk

mendapatkan data dan kemudian setelah itu intsrumen tersebut digunakan atau disebarkan

kepada sampel sesungguhnya

Pada bagian ini pernyataan-pernyataan yang disusun berdasarkan indikator-indikator

yang telah dioperasionalkan dari dimensi-dimensi yang terikat dari setiap variabel Adapun alternatif jawaban menggunakan skala likert dengan empat alternatif jawaban yaitu Selalu

(SL) Sering (SR) Ragu (R) Jarang (JR) Tidak Pernah (TP) Skor untuk jawaban dari

pertanyaan atau pernyataan positif adalah SL=5 SR=4 R=3 JR=2 dan TP=1 sedangkan

untuk pernyataan atau pertanyaan negatif skor sebaliknya

1 Penyusunan Butir Kuisioner

Kisi-kisi angket ini akan disajikan berdasarkan dari indikator-indikator yang telah

dikembangkan dari variabel yang telah ditetapkan Untuk variabel interaksi sosial

(variabel X) terdiri dari 4 indikator dan dikembangkan menjadi 32 item pernyataan

Sedang variabel perilaku prososial (variabel Y) terdiri dari 6 indikator dan dikembangkan menjadi 28 item pernyataanSeperti digambarkan dalam tabel dibawah ini

Tabel 33

Kisi-Kisi Variabel Interaksi Sosial ( X )

Variabel Indikator Item Kuisioner Jumlah

Positif Negatif

Interaksi

Sosial

(X)

1 Kerjasama

2 Akomodasi

3 Asimilasi

4 Akulturasi

1472324

51025 2730

2122129 31

13182022

39 26

6 8 28

1114 16

15171932

8

8

8

8

Jumlah 19 13 32

Tabel 34

Kisi-Kisi Variabel Perilaku Prososial ( Y )

Variabel Indikator Item Kuisioner Jumlah

Positif Negatif

Perilaku

Prososial

(Y)

1 Menolong

2 Beramal

3 Persahabatan

4 Berbagi

5 Simpati

6Kesopanan

1 13 23

5 11 30

1014 20

18 22

4 8 16 31

2321

9 29

15 24

627

7 2526

28 19

12 17 32

5

5

5

5

6

6

Jumlah 18 14 32

2 Uji Coba

a Uji Validitas

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan uji coba yaitu dengan menguji

validitas dan reabilitas Kemudian uji validitas instrumen dilakukan untuk mengetahui

seberapa jauh instrumen penelitian mampu mencerminkan isi sesuai dengan hal dan

sifat yang diukur Artinya setiap butir instrumen telah benar-benar menggambarkan

keseluruhan isi atau sifat bangun konsep yang menjadi dasar penyusunan instrument

Pengujian ini digunakan rumus korelasi product moment seperti berikut

Keterangan

r Nilai Koefisien korelasi antara X dan Y

sumX Jumlah pengamatan variabel X

sumY Jumlah pengamatan variabel Y

sumXY Jumlah hasil perkalian variabel X dan Y

(sumx2) Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel X

(sumx)2 Kuadrat dari Jumlah pengamatan variabel X (sumY2) Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel Y

(sumY)2 Kuadrat dari Jumlah pengamatan variabel Y

N Jumlah pasangan pengamatan Y dan X

b Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa instrument dapat

dipercaya dan digunakan sebagai alat pengumpulan dataUntuk uji reliabilitas

instrument digunakan rumus Alpha dari Cronbach sebagai berikut

Г11=

Keterangan

σ Reliabilitas instrument

k Banyaknya butir pernyataan

sumσb2 Jumlah varian butir

Σσt2 Varian Total

G Teknik Analisis Data

1 Pengorganisasian Data

Data yang nantinya akan diperoleh dari angket kemudian dipilih dan disusun

sehingga data yang tidak berguna dapat ditinggalkan Kemudian dilakukan klasifikasi

data yaitu menggolongkan data berdasarkan kategori tertentu sesuai dengan

permasalahan-permasalahan yang dibuat berdasarkan analisa variabel

2 Hipotesis Statistik

Bentuk hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah

H0 = 0

Ha 0

Bentuk hipotesis asosiatif dalam penelitian ini adalah

Hipotesis nol (H0) Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta

didik terhadap perilaku prososial

Hipotesis alternatif (Ha)Terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta

didik terhadap perilaku prososial

3 Uji Persyaratan Analisis

Sebelum dilakukan analisis dengan regresi dilakukan uji persyaratan analisis

terlebih dahulu Uji persayaratan analisis itu meliputi

a Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data mengikuti

sebaran baku normal atau tidak Normalitas data dikenakan terhadap variabel bebas

(X) dan variabel terikat (Y) Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan Uji

Lilliefors dengan langkah-langkah sebagai berikut

1 Menentukan mean dan standar deviasi

2 Menentukan angka baku (Z) denganrumus sebagai berikut

Rumus

Z1 =

3 Menentukan luas tiap angka baku (Zi) dengan menggunakan daftar distribusi

normal

4 Menentukan angka peluang F(Zi) = 0500 + ( tabel normal standar 0 ke Z )

5 Menentukan S(Zi) = banyak Zi n

6 Menentukan beda dari F (Zi) ndash S (Zi)

7 Memilih nilai terbesar dari F (Zi) ndash S (Zi) dengan mengabaikan tanda matematika untuk menjadikan Lhitung (Lilliefors) Sebaran data dikatakan normal jika

LhitungltLtabel

b Uji Linieritas

Perhitungan linieritas digunakan untuk menyatakan hubungan fungsional

antara variabel-variabel tersebut berhubunganUntuk perhitungan linieritas digunakan

uji regresi sederhana

Pengujian regresi sederhana ( Y = α + bx )

Fhitung =

Di mana

F = Bilangan untuk linieritas

S2TC = Rerata jumlah kuadrat tuna cocok

S2e = Rerata jumlah kuadrat kekeliruan

4 Analisis Data

Data yang sudah diperoleh kemudian diuraikan dengan keterangan agar data

tersebut mudah diubah dipahami bagi orang yang ingin mengetahui penelitian ini

Adapun rumus yang digunakan untuk mencari dan mengetahui presentase setiap data adalah

1 Editing

Pada tahap ini penulis mengecek kembali kelengkapan dan kebenaran

pengisian angket atau kuisioner yang berhasil dikumpulkan oleh peneliti

2 Skorsing

Memberi nilai pada setiap jawaban angket yang diberi skor 432 dan 1

berdasarkan jawaban yang dipilih

Setelah pengumpulan data untuk mengetahui bagaimana pengaruh perilaku

prososial (variabel X) terhadap prestasi belajar (variabel Y) Penulis menggunakan

rumus product momentdari Karl Pearson sebagai berikut

Dimana

rxy = Angka indek korelasi ldquorrdquo product moment

n = Jumlah sampel

sumX = Jumlah keseluruhan variabel X

sumY = Jumlah keseluruhan variabel Y sumXY = Jumlah keseluruhan perkalian antara variabel X dan Y

Kemudian dilajutkan dengan uji signifikasi uji keberartian (t) dengan rumus t

=

Dimana r = Besarnya koefisien korelasi (rhitung)

n = Jumlah sampel

Dan untuk mengetahui berapa persen () variabel X memberikan kontribusi

terhadap variabel Y maka langkah selanjutnya mencari koefisien determinasi dengan

menggunakan derajat hubungan antara variabel X dan Y menggunakan rumus sebagai

berikut

KD = rxy2 x 100 Keterangan

KD = Kontribusi variabel X terhadap variabel Y

rxy2 = Koefisien korelasi antara veriabel X terhadap variabel Y

VI HASIL PENELITIAN

A Deskrisi Data

1 Data Interaksi Sosial Peserta Didik (Skor Variabel X)

Tabel 41

Distribusi Frekuensi Interaksi Sosial Peserta Didik

No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif ()

1 59 - 63 6 652

2 64 - 68 6 652

3 69 - 73 9 978

4 74 - 78 32 3478

5 79 - 83 20 2174

6 84 - 88 12 1304

7 89 ndash 93 7 762

Jumlah 92 100

Hasil penelitian mengenai perilaku prososial peserta didik diperoleh rentangan

nilai sebesar 32 dengan skor tertinggi 91 dan skor terendah 59 banyak kelas 7 dengan

panjang interval 5 Selain itu diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7768 nilai

tengah (median) sebesar 81 67 modus (mode) sebesar 766 dan simpangan baku atau

standar deviasi sebesar 709 (Lihat lampiran 8 hal 73)

Grafik 41

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa interkasi sosial peserta didik yang diperoleh

peserta didik Kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara

74 ndash 78 dengan frekuensi relatif 3478 Sedang yang terendah terlelak antara 59 ndash 63

dengan frekuensi relatif 652

0

20

40

59 - 63 64 - 68 69 - 73 74 - 78 79 - 83 84 - 88 89 ndash 93

2 Deskripsi Data Perilaku Prososial

Tabel 42

Distribusi Frekuensi Perilaku Prososial Peserta Didik

No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif

1 68 - 71 19 2065

2 72 - 75 13 1413

3 76 - 79 12 1304

4 80 - 83 22 2392

5 84 - 87 13 1413

6 88 - 91 8 870

7 92 ndash 95 5 543

Jumlah 92 100

Data hasil perilaku prososialpeserta didik diperoleh rentangan 27 dengan skor tertinggi 95

dan skor terendah 68 banyak kelas 7 dengan panjang kelas interval 4 Selain itu

diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7885 nilai tengah (median) sebesar 8168

nilai modus (mode) sebesar 8 dan simpangan baku atau setandar deviasi sebesar

703(Lihat lampiran 9 hal 76)

Grafik 42

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa perilaku prososialpeserta didik kelas XI

SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara 80 ndash 83 dengan

frekuensi relatif 2392 Sedang yang terendah terlelak antara 92 ndash 95 dengan frekuensi

relatif 543

B Pengujian Persyaratan Analisis

1 Pengujian Normalitas

Perhitungan normalitas dilakukan dengan Uji Lilliefors dengan taraf signifikasi α

= 005 Perhitungan normalitas dilakukan untuk melihat apakah sebaran data yang akan

dianalisis memiliki distribusi yang normal atau tidak Adapun hasil perhitungan uji normalitas sebagai berikut

Tabel 43

Hasil Uji Normalitas

N = 92 Lhitung Ltabel Kriteria Kesimpulan

InteraksiSosial 01005 01009

Lhlt Lt

Distribusi Normal

Perilaku Prososial 00892 01009 Distribusi Normal

2 Pengujian Linieritas

Pengujian linieritas dilakukan terhadap interaksi sosial peserta didik dan perilaku

prososial peserta didikPengujian pertama dilakukan dengan menghitung uji regresi

sederhana dan selanjutnya dengan menggunakan uji linieritas Untuk uji regresi sederhana

didapatkan persamaanregresinya sebagai berikut Y = 1 + (-004)X Sementara itu hasil

0

20

68 - 71 72 - 75 76 - 79 80 - 83 84 - 87 88 - 91 92 ndash 95

yang diperoleh dari pengujian linieritas dengan uji linieritas adalah Fhitung = 099

sementara pada Ftabel dengan taraf signifikasi α = 005 dengan dk penyebut 21 dan dk

pembilang 54 dalam daftar distribusi diperoleh F (2154) adalah 193

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa bentuk hubungan antara interaksi sosial

peserta didik dengan perilaku prososial peserta didikadalah linier

(Perhitungan lengkap pada lampiran 12 hal86)

C Pengujian Hipotesis

Perhitungan hipotesis terlebih dahulu dilakukan perhitungan koefisien korelasinya

Untuk menghitung koefisien korelasi antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku

prososial peserta didik digunakan rumus Pearson Product Moment yaitu

rxy = Σ Σ Σ

Σ Σ Σ Σ

Selanjutnya diperoleh nilai rhitung sebesar 0751 dan dibandingkan dengan rtabel taraf

signifikasi α = 005 yaitu 0227 Hasil tersebut menunjukan bahwa rhitunggt rtabelKarena rhitunggt

rtabel maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (H0) ditolak sedangkan hipotesis alternatif

(Ha) diterima yakni terdapat hubungan antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku

prososial peserta didik

Besarnya kontribusi interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial dapat

ditentukan menggunakan determinasi sebesar 564 Uji signifikasi dengan uji t dengan taraf

signifikasi α = 005 diperoleh thitung = 985 dan ttabel = 166 Karena thitunggt ttabel maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik

terhadapperilaku prososial peserta didik

Semakin tinggiinteraksi sosial peserta didik maka dapat semakin tinggi pula perilaku

prososial peserta didik

(Lihat lampiran 13 hal94)

D Interpretasi Hasil Penelitian

Dari hasil perhitungan didapatkan nilai indeks korelasi sebesar 0751 Jika

dikonsultasikan pada tabel di atas angka r (0751) yang berada antara 070 ndash 090 termasuk

dalam kategori adanya korelasi kuat berarti terdapat hubungan positif dan signifikan antara

interaksi sosial peserta didik dengan perilaku prososial peserta didik

E Kesimpulan Pengujian Hipotesis

Dari uraian di atas diperoleh hasil perhitungan rhitung sebesar 0751 Jika

dikonsultasikan dengan rtabel n = 77 dengan taraf signifikasi (α = 005) maka rtabel adalah

0227 Sedangkan uji signifikasi dengan uji t dengan taraf signifikasi α = 005 diperoleh thitung

= 985 dan ttabel = 166 Karena rhitung lebih besar dari rtabel dan thitung lebih besar dari ttabelmaka

terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku

prososial peserta didik SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan

F Keterbatasan Penelitian

Meskipun penelitian ini telah berhasil menguji hipotesis yang diajukan yaitu terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku

prososial peserta didik Namun masih banyak kekurangan dalam penelitian ini karena

keterbatasan yang dimiliki kekurangan tersebut antara lain terbatasnya pengetahuan tentang

perihal yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti terbatasnya waktu untuk

mengadakan penelitian dan lain sebagainya

VII SIMPULAN DAN SARAN

A Simpulan Berdasarkan uraian mengenai hubunganinteraksi sosial peserta didik terhadap perilaku

prososial peserta didik kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang dibahas pada bab

dan sub bab sebelumnya maka dapat peneliti simpulkan sebagai berikut

1 Data hasil angket interaksi sosial peserta didik mengasilkan rata-rata 7768 adapun skor

yang tertinggi adalah 91 dan terendah 59

2 Data hasil angket perilakuprososial peserta didik mengasilkan rata-rata 7885 Dengan

skor tertinggi sebesar 95 dan terendah sebesar 68

3 Terdapat pengaruh positif dan signifikan antarainteraksi sosial peserta didik terhadap

perilaku prososial peserta didik Hal ini terlihat darididapatnya thitung = 985 dan ttabel =

166 kemudian rhitung lebih besar dari rtabel (0751gt 0227) taraf signifikasi (α = 005)

dan interpretasi dari nilai r terdapat hubungan yang kuat 4 Hubungan interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial peserta didikdapat

dijelaskankan dengan perhitungan koefisien determinasi sebesar 564 dan selebihnya

dipengaruhi oleh faktor lain

B Implikasi

Perlu disadari bahwa walaupun penelitian ini berhasil menguji hipotesis kerja yang

diajukan (H1) yaitu terdapat pengaruh positif dankuat

antara variabel X (interaksi sosial) dan variabel Y (perilaku prososial) peserta didik SMK

Negeri Kota Tangerang Selatan Dengan demikian hasil penelitian ini mengandung implikasi

bahwa interaksi sosial peserta didik berpengaruh positif terhadapperilaku prososial peserta

didik Atas alasan di atas maka diperlukan adanya upaya-upaya pihak yang berkepentingan

atas peserta didik selaku objek pendidikan baik pihak sekolah maupun orang tua peserta

didik agar lebih memperhatikan interaksi sosial peserta didik sehari-hari Perilaku prososial

akan lebih meningkat apabila peserta didik memiliki interaksi sosial yang positif

Pada akhirnya dalam penelitian ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan

walaupun telah dilakukan dengan usaha yang maksimal Oleh karena itu maka perlu

diadakan penelitian lebih lanjut sehingga hasilnya dapat lebih sesuai dengan apa yang

diharapkan sehingga kelak dapat berguna bagi peserta didik itu sendiri serta siapapun yang

mengambil manfaat dari hasil penelitian ini

C Saran

Dari hasil penelitian dan kenyataan yang ada di lapangan maka peneliti pada bagian ini memberikan saran-saran sebagai pertimbangan Adapun saran-saran sebagai berikut

1 Satuan pendidikan harus dapat merangkul semua pihak yang terkait untuk bisa secara

bersama-sama menciptakan suasana ligkunagan sekolah yang kondusif dalam

upayamembentuk perilaku prososial peserta didik dengan demikian penyimpangan yang

dilakukan peserta didik dapat diminimalisir

2 Semua pendidik tanpa terkecuali merupakan cermin bagi peserta didik Maka dari itu

pendidik harus memberikan contoh dalam interaksi sosial dan pembiasaan perilaku

prososial kepada peserta didik

3 Orang tua diharapkan dapat membimbing putera-puteri mereka ketika berada diluar jam

sekolah Karenatiga perempat waktu anak lebih banyak menghabiskan waktu diluar

sekolah yaitu interaksi sosial dan perilaku prososial 4 Hendaknya peserta didik dapat mengaplikasikan pengetahuan Pendidikan

Kewarganegaraan yang didapat disekolah dalam perilaku sehari-hari

DAFTAR PUSTAKA

Adiyanto Michael2004Psilologi Sosial Edisi5 Jilid2 Jakarta Erlangga

Ahmadi Abu 2003 Psikologi Umum Cetakan Ke-3Jakarta PT RinekaCipta

Ali Muhammad 2014 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern Jakarta

Pustaka Amani

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Jakarta Rineka Cipta

Baron Robert A amp Byrne Donn Alih Bahasa Ratna Djuwita 2005 Psikologi

Sosial Edisi ke-10Jilid 2Jakarta Erlangga

Darmadi Hamid 2011 Metode Penelitian Pendidikan Bandung Alfabet

Fisher B Aubrey Penerjemah Soejono Trimo 2001 Teori-Teori Komunikasi

Bandung PT Remaja Rosdakarya

Hanurawan Fattah2010 Psikologi Sosial Suatu Pengantar Bandung PT

Remaja Rosdakarya

Hidayat Dasrun 2012 Komunikasi Antar pribadi dan Medianya Fakta

penelitian Fenomenologi Orang tua karier dan Anak Remaja Yogyakarta

Graha Ilmu

Hidayat Komarudin dan Azra Azuumardi 2014 Pancasila Demokrasi HAM

dan Masyarakat Madani Jakarta Kencana Prenada Media Group

Kartono Kartini 2008 Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja Jakarta

GrafindoPersada

Maryati Kun 2007Sosiologi Untuk Kelas X SMA dan MA Jakarta Erlangga

Mueller Daniel J 2001 Measuring Social Atittides A Handbook for Researchers

and Practitioners Amazon Teachers College Pr

Purwanto M Ngalim 2006 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja

RosdaKarya

Robbins Stephen amp JudgeTimothy 2014 Perilaku OrganisasiOrganizational

Behavior Buku 1 Edisi 12 Jakarta Salemba Empat

Sopiah 2008 Perilaku Organisasi Yogyakarta CVAndi Offset

Sudijono Anas 2010 Statistik Pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Sunardidan Asy 2007 Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Kelas XI SMA dan

MA Solo PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

Surna I Nyoman 2014 Pengembangan Diri Jakarta Fakultas Psikologi UPI

YAI

Syah Muhibbin 2010 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja Rosdakarya

Tumanggor Rusmin 2012 Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Jakarta Kencana

Prenada Media Group

UU RI No 20 tahun2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bandung

Fermana

UU RI No 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Bandung Fermana

Wahab A Abdul 2011 Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan

Bandung Alfabeta

Walpole E Ronald 2003 Pengantar Statistika Edisi 3 Jakarta PT Gramedia

Pustaka Utama

Willis S Sofyan 2010 Remaja dan Masalahnya bandung Alfabeta

Winataputra Udin S 2015 Pendidikan Kewarganegaraan Refleksi Historis

Epistemologis dan Rekonstruksi Untuk Masa Depan UT Kemenristek

Dikti

Winkel WS 2001Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar Jakarta PT

Gramedia

Zamroni Mohammad 2009 Filsafat Komunikasi Yogyakarta GrahaIlmu

Internet

Pengertian Kerja Sama

wwwgooglecomhttplompoulublogspotcom201306pengertian-

kerjasamahtml

Pengertian Persahabatan

wwwgooglecomhttpidwikipediaorgwikiPersahabatan

Pengertian Sopan Santun

wwwgooglecomhttpa62747wordpresscom20091121pengertian-

sopan-santun-menurut-pribadi

wwwgooglecomhttpsukabumikotagoidhukumUU_20_2003_Pendidi

kan_Nasionalpdf

Surat Kabar

Geng Puteri Melakukan Penganiayaan dengan Menyebut Dirinya Geng

NeroIndo-Pos Jumrsquoat 13 Juni 2008hal 4

Page 12: EPrintseprints.unpam.ac.id/383/1/Jurnal PPKn Vol 5 Maret 2017.pdf3. Perilaku prososial peserta didik tidak menjamin membentuk interaksi sosial yang positif. 4. Tidak terdapat pengaruh

Demikian pula membicarakan fungsi Pendidikan Kewarganegaraan memiliki

keterkaitan dengan visi dan misi mata pelajaran Pendidikan KewarganegaraanMata

pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan memiliki visi yaitu ldquoterwujudnya suatu mata

pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembianaan watak bangsa (nation and character

building) dan pemberdayaan warga negararsquorsquoUpaya pembinaan watak atau karakter

bangsa merupakan ciri khas dan sekaligus amanah yang diemban oleh mata pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan atau Civics Education pada umumnyaSedangkan misi

mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yaitu ldquomembentuk warga negara yang baik

yakni warga negara yang sanggup melaksanakan hak dan kewajibannya dalam kehidupan

bernegara dilandasi oleh kesadaran politik kesadaran hukun dan kesadaran

moralrsquorsquoUntuk mewujudkan misi diatas jelas bahwa peserta didik harus memiliki

kemampuan kewarganegaraan yang multidimensional agar dapat menjalankan hak dan kewajibannya dalam berbagai aspek kehidupan

Hal ini tidak terlepas dari adanya karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan

dengan paradigma baru yaitu bahwa Pendidikan Kewarganegaraan merupakan suatu

bidang kajian ilmiah dan program pendidikan di sekolah yang diterima sebagai wahana

utama serta esensi pendidikan demokrasi di Indonesia yang dilaksanakan melalui

1 Civic Intellegence yaitu kecerdasan dan daya nalar warga negara baik dalam dimensi

spiritual rasional emosional maupun sosial

1 Civic Responsibilityyaitu kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara

yang bertanggungjawab

2 Civic Partisipation yaitu kemampuan berpartisipasi warga negara atas dasar

tanggungjawabnya baik secara individual sosial maupun sebagai pemimpin hari depan

Adapun kompetensi penguasaan bahan ajar dalam Pendidikan Kewarganegaraan

mencakup 3 aspek yang ketiganya sangatlah penting oleh setiap peserta didik selaku

bagian dari warga negara yaitu

a) Memahami pengetahuan kewarganegaraan (Civic Knowledge)

b) Memahami keterampilan kewarganegaraan (Civic Skills) dan

c) Memahami etika kewarganegaraan (Civic Ethic)

Pendidikan kewarganegaran memiliki peran bagaimana membentuk suatu

masyarakat yang majemuk dapat menjalankan kelangsungan hidup serta kehidupan yang

lebih baik bagi warga negaranya khususnya kehidupan bagi generasi penerusnya secara

berguna ( berkaitan dengan kemampuan afektif ) dan bermakna ( berkaitan dengan

kemampuan kognitif ) Dengan melalui Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan akan mampu mengantisipasi hari depan yang senantiasa berubah dan memiliki pola pikir pola

sikap dan perilaku sebagai pola tindak yang cinta terhadap kemajemukan berdasarkan

Pancasila yang mampu membentuk tenjadinya interaksi sosial yang bermuara ke arah

prilaku prososial

Dengan demikian sangatlah signifikan bagaimana membangun kesetaraan untuk

terjadinya interaksi sosial melalui pendidikan kewarganegaraan untuk kembali pada

konsep ke-Indonesiaan yang majemuk Pertama soal kesadaran dalam menerima

kemajemukan suku etnis ras dan agama sebagai bagian terbesar dari kekayaan bangsa

Kendati berbeda-beda namun dapat tumbuh secara bersama-sama dalam ke-Indonesiaan

bukan mencabiknya Dengan demikian bukan saja kerukunan melainkan yang lebih

penting adalah saling membantu dalam kesetaraan untuk membentuk ke-Indonesian yang dicita-citakanKedua saatnya memperbaiki perikehidupan berbangsa yang

memungkinkan keterlibatan warga masyarakat yang plural seluas- luasnya agar dapat

saling mengenal dan saling menyadari betapa pentingnya makna bekerja sama untuk

saling asah asihdan asuh dalam mewujudkan interaksi sosial dan perilaku sosial guna

mengarungi ke-Indonesian yang manusiawi Dengan demikian banyak manfaat yang

dapat diambil dari interaksi sosial dan perilaku prososial guna menjalini perikehidupan

berbangsa yang beranekaragam iniKetiga mengembangkan perikehidupan berbangsa

secara terbuka dan bertanggung jawab Untuk menjalani perikehidupan berbangsa yang

lebih baik hanya mungkin mencapai kemajuan apabila terbuka lebih luas terhadap

kebebasan berserikat dan berkumpul menghormati bukan mencurigai dengan

mengarahkan kepada setiap anak bangsa untuk mampu menggunakan kebebasan ini

dengan penuh tanggung jawab Dengan demikian anak bangsa akan terlatih dalam

mengembangkan kesadaran berbangsa dan saling membantu dalam keberagaman masalah

yang terjadi di masyarakat yang majemuk ini

III Kerangka Berpikir

Masalah perilaku norma dan aturan sangat berkaitan erat dengan remaja Dalam

ketiga hal tersebut remaja menjadi sorotan dimasyarakat mulai dari perilaku penyimpangan

sampai pada pelanggaran terhadap norma dan aturan yang berlaku baikdalam lingkungan

keluarga sekolah maupunmasyarakat Seperti halnya yang belakangan ini sering terjadi yaitu perkelahian antar remaja itu sendiri Peristiwa tersebut menandakan terjadinya degradasi rasa

kemanusiaan dan budi pekertiSelain itu egoisme yang terjadi pada remaja membuat semakin

menurunnya rasa kepedulian remaja terhadap sesama dan lingkungan sekitarnya yang dapat

menimbulkan lemahnya dan tidak terjadinya interaksi sosialKedua hal tersebut

mencerminkan perilaku remaja kearah perilaku sosial dan terabaikannyaperilaku

prososialOleh sebab itu diperlukan perhatian yang khusus serta penanganan yang serius

terhadap masalah tersebut

Untuk mengatasai semua itu maka diperlukannya pendidikan yang berasal dari

lingkungan dan dimulai sejak dini Dalam hal ini selain lingkungan keluarga sebagai

pendidikan primer sekolah yang merupakan pendidikan sekunder juga memiliki pengaruh

yang besar bagi penbentukan karakter moral dan perilaku Bagi anak yang sudah bersekolah lingkungan yang setiap hari dimasukinya selain

lingkungan rumah adalah sekolahnya Anak remaja yang sudah duduk dibangku SMK

umumnya menghabiskan waktu sekitar 7 jam sehari di sekolahnya Ini berarti bahwa

sepertiga dari waktunya setiap hari dihabiskan disekolahTidak mengherankan kalau

pengaruh sekolah terhadap perkembangan jiwa remaja cukup besarSebagai lembaga

pendidikan sebagaimana halnya dengan keluarga sekolah juga mengajarkan nilai nilai dan

norma-norma yang berlaku dalam masyarakat Oleh karena itu sekolah sebagai lembaga

pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif mandiri serta

bertanggungjawab Seperti yang tertuang dalam UU Sistem Pendidikan Nasional No 20

tahun2003

Masa remaja adalah masa yang penting dimana anak dapat mengembangkan atau gagal mengembangkan suatu perilaku prososial Tanpa mengubah model dan pengalaman

yang didapat dari proses belajar secara kognitif dan afektif dari bangku sekolah seorang anak

dapat dengan mudah bertumbuh menjadi remaja yang egois dan kasar dan kemungkinan

menjadi orang dewasa yang tidak menyenangkan dalam berperilaku

Untuk memenuhi tujuan diatas serta upaya untuk mengembangkan perilaku prososial

yang mencerminkan budaya bangsaSerta menjadi warga negara yang memahami dan mampu

melaksanakan hak-hak dan kewajiban sebagai makhluk sosial Maka pemerintah menyusun

suatu kurikulum yang memfokuskan pada nilai-nilai moral yang mecakup tatacara beragama

bermasyarakat tata cara bergaul serta mengetahui aspek sosial yang berhubungan dengan rasa

persatuan dan kesatuan bangsa dan solidaritasDemi memenuhi aspek-aspek diatas maka

diberikan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang diharapkan dapat memberikan transformasi keilmuan yang nantinya mampu mewujudkan terjadinya interaksi sosial dan

dapat mengimplementasikan berperilaku sosial positif dalam kehidupan bermasyarakat

Dari paparan di atas dapat memberikan kekuatan yang positif bahwa pendidikan

kewarganegaraan mampu membentuk karakter yang lebih terukur di mana terlihat dari sudut

pandang keberagaman akan muncul sikap toleran kerjasama tepo seliro dan saling

memahami dalam tranformasi bentuk perilaku prososial yang terimplementasikan ke dalam

sikap interaksi sosial Dengan demikan interaksi sosial yang dibangun dalam pendidikan

kewarganegaraan mampu memberikan warna yang positif dalam perilaku prososial peserta didik

IV Hipotesis Penelitian

Berdasarkan deskripsi toeritik dan kerangka berpikir maka hipotesis penelitian ini

adalah sebagai berikutldquoDiduga terdapat pengaruhyang signifikan antara interaksi sosial

dalam Pendidikan Kewarganegaraan terhadap perilaku prososial peserta didik di SMK Negeri

di Kota Tangerang Selatanrdquo

Desain dalam penelitian model ini dapat digambarkan sebagai berikut

X = Interaksi sosial dalam pendidikan kewarganegaraan sebagai variabel bebas

Y =Perilaku prososial peserta didik sebagai sebagai variabel terikat

V METODOLOGI PENELITIAN

A Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah upaya menganalisis apakah ldquoterdapat pengaruhantara

interaksi sosialpeserta didikpada pembelajaran pendidikan kewarganegaraan terhadap

perilaku prososialrdquo

B Tempat dan Waktu Penelitian

1 Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah diSMK Negeri di Kota Tangerang Selatan

2 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2014 sampai dengan bulan September 2014 dengan

harapan waktu lima bulan dapat maksimal dilakukan penelitian dengan hasil uji hipotesis

yang memadai

C Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dimana analisisnya korelasi yakni melihat hubungan antara variabel-variabel yang diteliti Korelasi

ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara suatu variabel dengan variabel yang lain dan

bertujuan pula melihat hubungan antara dua gejala atau lebih Metode ini diharapkan dapat

menemukan hubungan antara interaksi sosialpeserta didik pada pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan terhadap perilaku prososial di SMK Negeri Kota Tangerang Selatan

Setelah diketahui ada hubungan antara setiap variabelnya kemudian dianalisis untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh interaksi sosial tersebut terhadap perilaku sosial peserta

didik

D Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

1 Populasi

Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI di seluruhSMK

Negeri Kota Tangerang Selatan Data jumlah peserta didik dapat dilihat di tabel 31

berikut ini

Tabel 31

Populasi Terjangkau

NO SMK Peserta Didik

X Y

Negeri Laki Perempuan Jumlah 1 1 220 121 341

2 2 277 239 516

3 3 66 31 97

4 4 34 90 124

5 5 43 38 81

Jumlah 640 519 1159

Sumber Data LPPD 2014 Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan

2 Teknik Pengambilan Sampel

Penetapan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan jenis metode

random samplingKarena setiap anggota populasi yang ada didalam sampling frame

bersangkutan mempunyai hak yang sama besar untuk dipilih menjadi anggota sampel

Dalam penelitian ini dipilih kelas XI karena peserta didik kelas tersebut sudah mengerti

dan memahami budaya sekolah sudah memiliki banyak teman dansudah memiliki nilai

prestasi belajar kemudian tidak dalam persiapan Ujian NasionalMenentukan besarnya

sampel menggunakan rumus Solvin

Adapun rumusnya sebagai berikut n=

Dimana

1 = Konstanta

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

e =Error (10 yang dapat ditoleransi terhadap ketidak tepatan penggunaan sampel

sebagai pengganti populasi)

n =

=

=

=

= 92

Dengan demikian jumlah sampel yang diambil dari papulasi target berdasarkan rumus

Solvin sebanyak 92 responden yang diambil secara random sederhana

E Teknik Pengumpulan Data

Dalam setiap kegiatan penelitian selalu ada kegiatan pengumpulan dataMetode

pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrument berupa kuesioner atau

angketDengan metode angket ini dipersiapkan sejumlah pernyataan tertentu kemudian

disebarkan kepada responden untuk mendapatkan jawaban yang diperlukan secara

langsungAngket diberikan kepada peserta didik kemudian diisi serta dijadikan sampel dalam

penelitian untuk mengetahui pengaruh antara interaksi sosialpada pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan peserta didik terhadap perilaku prososialAngket yang digunakan adalah

angket tertutup yang berisi pertanyaan atau pernyataan yang disertai jawaban terikat pada

sejumlah kemungkinan jawaban yang sudah disediakan

F Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan angket tertutup dalam bentuk Skala Likert karena

penelitian ini akan mengukur tentang perilaku atau sikap Angket ini berupa pertanyaan atau

pernyataanyang jawabannya berbentuk skala deskriptifAngket tertutup untuk mengungkap

data tentang variabel terikat yaitu interaksi sosial dan perilaku prososialInstrumen tersebut

sebelumnya diuji cobakan terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat validitas dan

reliabilitasnya Untuk item pernyataan yang dinyatakan tidakvalid atau reliabel maka item

pernyataan tersebut tidak dipakai sebagai item instrumenSedang item-item pernyataaan yang

sudah dinyatakan valid dan reliabel maka item-item pernyataan tersebut dijadikan alat untuk

mendapatkan data dan kemudian setelah itu intsrumen tersebut digunakan atau disebarkan

kepada sampel sesungguhnya

Pada bagian ini pernyataan-pernyataan yang disusun berdasarkan indikator-indikator

yang telah dioperasionalkan dari dimensi-dimensi yang terikat dari setiap variabel Adapun alternatif jawaban menggunakan skala likert dengan empat alternatif jawaban yaitu Selalu

(SL) Sering (SR) Ragu (R) Jarang (JR) Tidak Pernah (TP) Skor untuk jawaban dari

pertanyaan atau pernyataan positif adalah SL=5 SR=4 R=3 JR=2 dan TP=1 sedangkan

untuk pernyataan atau pertanyaan negatif skor sebaliknya

1 Penyusunan Butir Kuisioner

Kisi-kisi angket ini akan disajikan berdasarkan dari indikator-indikator yang telah

dikembangkan dari variabel yang telah ditetapkan Untuk variabel interaksi sosial

(variabel X) terdiri dari 4 indikator dan dikembangkan menjadi 32 item pernyataan

Sedang variabel perilaku prososial (variabel Y) terdiri dari 6 indikator dan dikembangkan menjadi 28 item pernyataanSeperti digambarkan dalam tabel dibawah ini

Tabel 33

Kisi-Kisi Variabel Interaksi Sosial ( X )

Variabel Indikator Item Kuisioner Jumlah

Positif Negatif

Interaksi

Sosial

(X)

1 Kerjasama

2 Akomodasi

3 Asimilasi

4 Akulturasi

1472324

51025 2730

2122129 31

13182022

39 26

6 8 28

1114 16

15171932

8

8

8

8

Jumlah 19 13 32

Tabel 34

Kisi-Kisi Variabel Perilaku Prososial ( Y )

Variabel Indikator Item Kuisioner Jumlah

Positif Negatif

Perilaku

Prososial

(Y)

1 Menolong

2 Beramal

3 Persahabatan

4 Berbagi

5 Simpati

6Kesopanan

1 13 23

5 11 30

1014 20

18 22

4 8 16 31

2321

9 29

15 24

627

7 2526

28 19

12 17 32

5

5

5

5

6

6

Jumlah 18 14 32

2 Uji Coba

a Uji Validitas

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan uji coba yaitu dengan menguji

validitas dan reabilitas Kemudian uji validitas instrumen dilakukan untuk mengetahui

seberapa jauh instrumen penelitian mampu mencerminkan isi sesuai dengan hal dan

sifat yang diukur Artinya setiap butir instrumen telah benar-benar menggambarkan

keseluruhan isi atau sifat bangun konsep yang menjadi dasar penyusunan instrument

Pengujian ini digunakan rumus korelasi product moment seperti berikut

Keterangan

r Nilai Koefisien korelasi antara X dan Y

sumX Jumlah pengamatan variabel X

sumY Jumlah pengamatan variabel Y

sumXY Jumlah hasil perkalian variabel X dan Y

(sumx2) Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel X

(sumx)2 Kuadrat dari Jumlah pengamatan variabel X (sumY2) Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel Y

(sumY)2 Kuadrat dari Jumlah pengamatan variabel Y

N Jumlah pasangan pengamatan Y dan X

b Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa instrument dapat

dipercaya dan digunakan sebagai alat pengumpulan dataUntuk uji reliabilitas

instrument digunakan rumus Alpha dari Cronbach sebagai berikut

Г11=

Keterangan

σ Reliabilitas instrument

k Banyaknya butir pernyataan

sumσb2 Jumlah varian butir

Σσt2 Varian Total

G Teknik Analisis Data

1 Pengorganisasian Data

Data yang nantinya akan diperoleh dari angket kemudian dipilih dan disusun

sehingga data yang tidak berguna dapat ditinggalkan Kemudian dilakukan klasifikasi

data yaitu menggolongkan data berdasarkan kategori tertentu sesuai dengan

permasalahan-permasalahan yang dibuat berdasarkan analisa variabel

2 Hipotesis Statistik

Bentuk hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah

H0 = 0

Ha 0

Bentuk hipotesis asosiatif dalam penelitian ini adalah

Hipotesis nol (H0) Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta

didik terhadap perilaku prososial

Hipotesis alternatif (Ha)Terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta

didik terhadap perilaku prososial

3 Uji Persyaratan Analisis

Sebelum dilakukan analisis dengan regresi dilakukan uji persyaratan analisis

terlebih dahulu Uji persayaratan analisis itu meliputi

a Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data mengikuti

sebaran baku normal atau tidak Normalitas data dikenakan terhadap variabel bebas

(X) dan variabel terikat (Y) Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan Uji

Lilliefors dengan langkah-langkah sebagai berikut

1 Menentukan mean dan standar deviasi

2 Menentukan angka baku (Z) denganrumus sebagai berikut

Rumus

Z1 =

3 Menentukan luas tiap angka baku (Zi) dengan menggunakan daftar distribusi

normal

4 Menentukan angka peluang F(Zi) = 0500 + ( tabel normal standar 0 ke Z )

5 Menentukan S(Zi) = banyak Zi n

6 Menentukan beda dari F (Zi) ndash S (Zi)

7 Memilih nilai terbesar dari F (Zi) ndash S (Zi) dengan mengabaikan tanda matematika untuk menjadikan Lhitung (Lilliefors) Sebaran data dikatakan normal jika

LhitungltLtabel

b Uji Linieritas

Perhitungan linieritas digunakan untuk menyatakan hubungan fungsional

antara variabel-variabel tersebut berhubunganUntuk perhitungan linieritas digunakan

uji regresi sederhana

Pengujian regresi sederhana ( Y = α + bx )

Fhitung =

Di mana

F = Bilangan untuk linieritas

S2TC = Rerata jumlah kuadrat tuna cocok

S2e = Rerata jumlah kuadrat kekeliruan

4 Analisis Data

Data yang sudah diperoleh kemudian diuraikan dengan keterangan agar data

tersebut mudah diubah dipahami bagi orang yang ingin mengetahui penelitian ini

Adapun rumus yang digunakan untuk mencari dan mengetahui presentase setiap data adalah

1 Editing

Pada tahap ini penulis mengecek kembali kelengkapan dan kebenaran

pengisian angket atau kuisioner yang berhasil dikumpulkan oleh peneliti

2 Skorsing

Memberi nilai pada setiap jawaban angket yang diberi skor 432 dan 1

berdasarkan jawaban yang dipilih

Setelah pengumpulan data untuk mengetahui bagaimana pengaruh perilaku

prososial (variabel X) terhadap prestasi belajar (variabel Y) Penulis menggunakan

rumus product momentdari Karl Pearson sebagai berikut

Dimana

rxy = Angka indek korelasi ldquorrdquo product moment

n = Jumlah sampel

sumX = Jumlah keseluruhan variabel X

sumY = Jumlah keseluruhan variabel Y sumXY = Jumlah keseluruhan perkalian antara variabel X dan Y

Kemudian dilajutkan dengan uji signifikasi uji keberartian (t) dengan rumus t

=

Dimana r = Besarnya koefisien korelasi (rhitung)

n = Jumlah sampel

Dan untuk mengetahui berapa persen () variabel X memberikan kontribusi

terhadap variabel Y maka langkah selanjutnya mencari koefisien determinasi dengan

menggunakan derajat hubungan antara variabel X dan Y menggunakan rumus sebagai

berikut

KD = rxy2 x 100 Keterangan

KD = Kontribusi variabel X terhadap variabel Y

rxy2 = Koefisien korelasi antara veriabel X terhadap variabel Y

VI HASIL PENELITIAN

A Deskrisi Data

1 Data Interaksi Sosial Peserta Didik (Skor Variabel X)

Tabel 41

Distribusi Frekuensi Interaksi Sosial Peserta Didik

No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif ()

1 59 - 63 6 652

2 64 - 68 6 652

3 69 - 73 9 978

4 74 - 78 32 3478

5 79 - 83 20 2174

6 84 - 88 12 1304

7 89 ndash 93 7 762

Jumlah 92 100

Hasil penelitian mengenai perilaku prososial peserta didik diperoleh rentangan

nilai sebesar 32 dengan skor tertinggi 91 dan skor terendah 59 banyak kelas 7 dengan

panjang interval 5 Selain itu diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7768 nilai

tengah (median) sebesar 81 67 modus (mode) sebesar 766 dan simpangan baku atau

standar deviasi sebesar 709 (Lihat lampiran 8 hal 73)

Grafik 41

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa interkasi sosial peserta didik yang diperoleh

peserta didik Kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara

74 ndash 78 dengan frekuensi relatif 3478 Sedang yang terendah terlelak antara 59 ndash 63

dengan frekuensi relatif 652

0

20

40

59 - 63 64 - 68 69 - 73 74 - 78 79 - 83 84 - 88 89 ndash 93

2 Deskripsi Data Perilaku Prososial

Tabel 42

Distribusi Frekuensi Perilaku Prososial Peserta Didik

No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif

1 68 - 71 19 2065

2 72 - 75 13 1413

3 76 - 79 12 1304

4 80 - 83 22 2392

5 84 - 87 13 1413

6 88 - 91 8 870

7 92 ndash 95 5 543

Jumlah 92 100

Data hasil perilaku prososialpeserta didik diperoleh rentangan 27 dengan skor tertinggi 95

dan skor terendah 68 banyak kelas 7 dengan panjang kelas interval 4 Selain itu

diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7885 nilai tengah (median) sebesar 8168

nilai modus (mode) sebesar 8 dan simpangan baku atau setandar deviasi sebesar

703(Lihat lampiran 9 hal 76)

Grafik 42

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa perilaku prososialpeserta didik kelas XI

SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara 80 ndash 83 dengan

frekuensi relatif 2392 Sedang yang terendah terlelak antara 92 ndash 95 dengan frekuensi

relatif 543

B Pengujian Persyaratan Analisis

1 Pengujian Normalitas

Perhitungan normalitas dilakukan dengan Uji Lilliefors dengan taraf signifikasi α

= 005 Perhitungan normalitas dilakukan untuk melihat apakah sebaran data yang akan

dianalisis memiliki distribusi yang normal atau tidak Adapun hasil perhitungan uji normalitas sebagai berikut

Tabel 43

Hasil Uji Normalitas

N = 92 Lhitung Ltabel Kriteria Kesimpulan

InteraksiSosial 01005 01009

Lhlt Lt

Distribusi Normal

Perilaku Prososial 00892 01009 Distribusi Normal

2 Pengujian Linieritas

Pengujian linieritas dilakukan terhadap interaksi sosial peserta didik dan perilaku

prososial peserta didikPengujian pertama dilakukan dengan menghitung uji regresi

sederhana dan selanjutnya dengan menggunakan uji linieritas Untuk uji regresi sederhana

didapatkan persamaanregresinya sebagai berikut Y = 1 + (-004)X Sementara itu hasil

0

20

68 - 71 72 - 75 76 - 79 80 - 83 84 - 87 88 - 91 92 ndash 95

yang diperoleh dari pengujian linieritas dengan uji linieritas adalah Fhitung = 099

sementara pada Ftabel dengan taraf signifikasi α = 005 dengan dk penyebut 21 dan dk

pembilang 54 dalam daftar distribusi diperoleh F (2154) adalah 193

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa bentuk hubungan antara interaksi sosial

peserta didik dengan perilaku prososial peserta didikadalah linier

(Perhitungan lengkap pada lampiran 12 hal86)

C Pengujian Hipotesis

Perhitungan hipotesis terlebih dahulu dilakukan perhitungan koefisien korelasinya

Untuk menghitung koefisien korelasi antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku

prososial peserta didik digunakan rumus Pearson Product Moment yaitu

rxy = Σ Σ Σ

Σ Σ Σ Σ

Selanjutnya diperoleh nilai rhitung sebesar 0751 dan dibandingkan dengan rtabel taraf

signifikasi α = 005 yaitu 0227 Hasil tersebut menunjukan bahwa rhitunggt rtabelKarena rhitunggt

rtabel maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (H0) ditolak sedangkan hipotesis alternatif

(Ha) diterima yakni terdapat hubungan antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku

prososial peserta didik

Besarnya kontribusi interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial dapat

ditentukan menggunakan determinasi sebesar 564 Uji signifikasi dengan uji t dengan taraf

signifikasi α = 005 diperoleh thitung = 985 dan ttabel = 166 Karena thitunggt ttabel maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik

terhadapperilaku prososial peserta didik

Semakin tinggiinteraksi sosial peserta didik maka dapat semakin tinggi pula perilaku

prososial peserta didik

(Lihat lampiran 13 hal94)

D Interpretasi Hasil Penelitian

Dari hasil perhitungan didapatkan nilai indeks korelasi sebesar 0751 Jika

dikonsultasikan pada tabel di atas angka r (0751) yang berada antara 070 ndash 090 termasuk

dalam kategori adanya korelasi kuat berarti terdapat hubungan positif dan signifikan antara

interaksi sosial peserta didik dengan perilaku prososial peserta didik

E Kesimpulan Pengujian Hipotesis

Dari uraian di atas diperoleh hasil perhitungan rhitung sebesar 0751 Jika

dikonsultasikan dengan rtabel n = 77 dengan taraf signifikasi (α = 005) maka rtabel adalah

0227 Sedangkan uji signifikasi dengan uji t dengan taraf signifikasi α = 005 diperoleh thitung

= 985 dan ttabel = 166 Karena rhitung lebih besar dari rtabel dan thitung lebih besar dari ttabelmaka

terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku

prososial peserta didik SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan

F Keterbatasan Penelitian

Meskipun penelitian ini telah berhasil menguji hipotesis yang diajukan yaitu terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku

prososial peserta didik Namun masih banyak kekurangan dalam penelitian ini karena

keterbatasan yang dimiliki kekurangan tersebut antara lain terbatasnya pengetahuan tentang

perihal yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti terbatasnya waktu untuk

mengadakan penelitian dan lain sebagainya

VII SIMPULAN DAN SARAN

A Simpulan Berdasarkan uraian mengenai hubunganinteraksi sosial peserta didik terhadap perilaku

prososial peserta didik kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang dibahas pada bab

dan sub bab sebelumnya maka dapat peneliti simpulkan sebagai berikut

1 Data hasil angket interaksi sosial peserta didik mengasilkan rata-rata 7768 adapun skor

yang tertinggi adalah 91 dan terendah 59

2 Data hasil angket perilakuprososial peserta didik mengasilkan rata-rata 7885 Dengan

skor tertinggi sebesar 95 dan terendah sebesar 68

3 Terdapat pengaruh positif dan signifikan antarainteraksi sosial peserta didik terhadap

perilaku prososial peserta didik Hal ini terlihat darididapatnya thitung = 985 dan ttabel =

166 kemudian rhitung lebih besar dari rtabel (0751gt 0227) taraf signifikasi (α = 005)

dan interpretasi dari nilai r terdapat hubungan yang kuat 4 Hubungan interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial peserta didikdapat

dijelaskankan dengan perhitungan koefisien determinasi sebesar 564 dan selebihnya

dipengaruhi oleh faktor lain

B Implikasi

Perlu disadari bahwa walaupun penelitian ini berhasil menguji hipotesis kerja yang

diajukan (H1) yaitu terdapat pengaruh positif dankuat

antara variabel X (interaksi sosial) dan variabel Y (perilaku prososial) peserta didik SMK

Negeri Kota Tangerang Selatan Dengan demikian hasil penelitian ini mengandung implikasi

bahwa interaksi sosial peserta didik berpengaruh positif terhadapperilaku prososial peserta

didik Atas alasan di atas maka diperlukan adanya upaya-upaya pihak yang berkepentingan

atas peserta didik selaku objek pendidikan baik pihak sekolah maupun orang tua peserta

didik agar lebih memperhatikan interaksi sosial peserta didik sehari-hari Perilaku prososial

akan lebih meningkat apabila peserta didik memiliki interaksi sosial yang positif

Pada akhirnya dalam penelitian ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan

walaupun telah dilakukan dengan usaha yang maksimal Oleh karena itu maka perlu

diadakan penelitian lebih lanjut sehingga hasilnya dapat lebih sesuai dengan apa yang

diharapkan sehingga kelak dapat berguna bagi peserta didik itu sendiri serta siapapun yang

mengambil manfaat dari hasil penelitian ini

C Saran

Dari hasil penelitian dan kenyataan yang ada di lapangan maka peneliti pada bagian ini memberikan saran-saran sebagai pertimbangan Adapun saran-saran sebagai berikut

1 Satuan pendidikan harus dapat merangkul semua pihak yang terkait untuk bisa secara

bersama-sama menciptakan suasana ligkunagan sekolah yang kondusif dalam

upayamembentuk perilaku prososial peserta didik dengan demikian penyimpangan yang

dilakukan peserta didik dapat diminimalisir

2 Semua pendidik tanpa terkecuali merupakan cermin bagi peserta didik Maka dari itu

pendidik harus memberikan contoh dalam interaksi sosial dan pembiasaan perilaku

prososial kepada peserta didik

3 Orang tua diharapkan dapat membimbing putera-puteri mereka ketika berada diluar jam

sekolah Karenatiga perempat waktu anak lebih banyak menghabiskan waktu diluar

sekolah yaitu interaksi sosial dan perilaku prososial 4 Hendaknya peserta didik dapat mengaplikasikan pengetahuan Pendidikan

Kewarganegaraan yang didapat disekolah dalam perilaku sehari-hari

DAFTAR PUSTAKA

Adiyanto Michael2004Psilologi Sosial Edisi5 Jilid2 Jakarta Erlangga

Ahmadi Abu 2003 Psikologi Umum Cetakan Ke-3Jakarta PT RinekaCipta

Ali Muhammad 2014 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern Jakarta

Pustaka Amani

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Jakarta Rineka Cipta

Baron Robert A amp Byrne Donn Alih Bahasa Ratna Djuwita 2005 Psikologi

Sosial Edisi ke-10Jilid 2Jakarta Erlangga

Darmadi Hamid 2011 Metode Penelitian Pendidikan Bandung Alfabet

Fisher B Aubrey Penerjemah Soejono Trimo 2001 Teori-Teori Komunikasi

Bandung PT Remaja Rosdakarya

Hanurawan Fattah2010 Psikologi Sosial Suatu Pengantar Bandung PT

Remaja Rosdakarya

Hidayat Dasrun 2012 Komunikasi Antar pribadi dan Medianya Fakta

penelitian Fenomenologi Orang tua karier dan Anak Remaja Yogyakarta

Graha Ilmu

Hidayat Komarudin dan Azra Azuumardi 2014 Pancasila Demokrasi HAM

dan Masyarakat Madani Jakarta Kencana Prenada Media Group

Kartono Kartini 2008 Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja Jakarta

GrafindoPersada

Maryati Kun 2007Sosiologi Untuk Kelas X SMA dan MA Jakarta Erlangga

Mueller Daniel J 2001 Measuring Social Atittides A Handbook for Researchers

and Practitioners Amazon Teachers College Pr

Purwanto M Ngalim 2006 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja

RosdaKarya

Robbins Stephen amp JudgeTimothy 2014 Perilaku OrganisasiOrganizational

Behavior Buku 1 Edisi 12 Jakarta Salemba Empat

Sopiah 2008 Perilaku Organisasi Yogyakarta CVAndi Offset

Sudijono Anas 2010 Statistik Pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Sunardidan Asy 2007 Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Kelas XI SMA dan

MA Solo PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

Surna I Nyoman 2014 Pengembangan Diri Jakarta Fakultas Psikologi UPI

YAI

Syah Muhibbin 2010 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja Rosdakarya

Tumanggor Rusmin 2012 Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Jakarta Kencana

Prenada Media Group

UU RI No 20 tahun2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bandung

Fermana

UU RI No 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Bandung Fermana

Wahab A Abdul 2011 Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan

Bandung Alfabeta

Walpole E Ronald 2003 Pengantar Statistika Edisi 3 Jakarta PT Gramedia

Pustaka Utama

Willis S Sofyan 2010 Remaja dan Masalahnya bandung Alfabeta

Winataputra Udin S 2015 Pendidikan Kewarganegaraan Refleksi Historis

Epistemologis dan Rekonstruksi Untuk Masa Depan UT Kemenristek

Dikti

Winkel WS 2001Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar Jakarta PT

Gramedia

Zamroni Mohammad 2009 Filsafat Komunikasi Yogyakarta GrahaIlmu

Internet

Pengertian Kerja Sama

wwwgooglecomhttplompoulublogspotcom201306pengertian-

kerjasamahtml

Pengertian Persahabatan

wwwgooglecomhttpidwikipediaorgwikiPersahabatan

Pengertian Sopan Santun

wwwgooglecomhttpa62747wordpresscom20091121pengertian-

sopan-santun-menurut-pribadi

wwwgooglecomhttpsukabumikotagoidhukumUU_20_2003_Pendidi

kan_Nasionalpdf

Surat Kabar

Geng Puteri Melakukan Penganiayaan dengan Menyebut Dirinya Geng

NeroIndo-Pos Jumrsquoat 13 Juni 2008hal 4

Page 13: EPrintseprints.unpam.ac.id/383/1/Jurnal PPKn Vol 5 Maret 2017.pdf3. Perilaku prososial peserta didik tidak menjamin membentuk interaksi sosial yang positif. 4. Tidak terdapat pengaruh

kebebasan berserikat dan berkumpul menghormati bukan mencurigai dengan

mengarahkan kepada setiap anak bangsa untuk mampu menggunakan kebebasan ini

dengan penuh tanggung jawab Dengan demikian anak bangsa akan terlatih dalam

mengembangkan kesadaran berbangsa dan saling membantu dalam keberagaman masalah

yang terjadi di masyarakat yang majemuk ini

III Kerangka Berpikir

Masalah perilaku norma dan aturan sangat berkaitan erat dengan remaja Dalam

ketiga hal tersebut remaja menjadi sorotan dimasyarakat mulai dari perilaku penyimpangan

sampai pada pelanggaran terhadap norma dan aturan yang berlaku baikdalam lingkungan

keluarga sekolah maupunmasyarakat Seperti halnya yang belakangan ini sering terjadi yaitu perkelahian antar remaja itu sendiri Peristiwa tersebut menandakan terjadinya degradasi rasa

kemanusiaan dan budi pekertiSelain itu egoisme yang terjadi pada remaja membuat semakin

menurunnya rasa kepedulian remaja terhadap sesama dan lingkungan sekitarnya yang dapat

menimbulkan lemahnya dan tidak terjadinya interaksi sosialKedua hal tersebut

mencerminkan perilaku remaja kearah perilaku sosial dan terabaikannyaperilaku

prososialOleh sebab itu diperlukan perhatian yang khusus serta penanganan yang serius

terhadap masalah tersebut

Untuk mengatasai semua itu maka diperlukannya pendidikan yang berasal dari

lingkungan dan dimulai sejak dini Dalam hal ini selain lingkungan keluarga sebagai

pendidikan primer sekolah yang merupakan pendidikan sekunder juga memiliki pengaruh

yang besar bagi penbentukan karakter moral dan perilaku Bagi anak yang sudah bersekolah lingkungan yang setiap hari dimasukinya selain

lingkungan rumah adalah sekolahnya Anak remaja yang sudah duduk dibangku SMK

umumnya menghabiskan waktu sekitar 7 jam sehari di sekolahnya Ini berarti bahwa

sepertiga dari waktunya setiap hari dihabiskan disekolahTidak mengherankan kalau

pengaruh sekolah terhadap perkembangan jiwa remaja cukup besarSebagai lembaga

pendidikan sebagaimana halnya dengan keluarga sekolah juga mengajarkan nilai nilai dan

norma-norma yang berlaku dalam masyarakat Oleh karena itu sekolah sebagai lembaga

pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif mandiri serta

bertanggungjawab Seperti yang tertuang dalam UU Sistem Pendidikan Nasional No 20

tahun2003

Masa remaja adalah masa yang penting dimana anak dapat mengembangkan atau gagal mengembangkan suatu perilaku prososial Tanpa mengubah model dan pengalaman

yang didapat dari proses belajar secara kognitif dan afektif dari bangku sekolah seorang anak

dapat dengan mudah bertumbuh menjadi remaja yang egois dan kasar dan kemungkinan

menjadi orang dewasa yang tidak menyenangkan dalam berperilaku

Untuk memenuhi tujuan diatas serta upaya untuk mengembangkan perilaku prososial

yang mencerminkan budaya bangsaSerta menjadi warga negara yang memahami dan mampu

melaksanakan hak-hak dan kewajiban sebagai makhluk sosial Maka pemerintah menyusun

suatu kurikulum yang memfokuskan pada nilai-nilai moral yang mecakup tatacara beragama

bermasyarakat tata cara bergaul serta mengetahui aspek sosial yang berhubungan dengan rasa

persatuan dan kesatuan bangsa dan solidaritasDemi memenuhi aspek-aspek diatas maka

diberikan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang diharapkan dapat memberikan transformasi keilmuan yang nantinya mampu mewujudkan terjadinya interaksi sosial dan

dapat mengimplementasikan berperilaku sosial positif dalam kehidupan bermasyarakat

Dari paparan di atas dapat memberikan kekuatan yang positif bahwa pendidikan

kewarganegaraan mampu membentuk karakter yang lebih terukur di mana terlihat dari sudut

pandang keberagaman akan muncul sikap toleran kerjasama tepo seliro dan saling

memahami dalam tranformasi bentuk perilaku prososial yang terimplementasikan ke dalam

sikap interaksi sosial Dengan demikan interaksi sosial yang dibangun dalam pendidikan

kewarganegaraan mampu memberikan warna yang positif dalam perilaku prososial peserta didik

IV Hipotesis Penelitian

Berdasarkan deskripsi toeritik dan kerangka berpikir maka hipotesis penelitian ini

adalah sebagai berikutldquoDiduga terdapat pengaruhyang signifikan antara interaksi sosial

dalam Pendidikan Kewarganegaraan terhadap perilaku prososial peserta didik di SMK Negeri

di Kota Tangerang Selatanrdquo

Desain dalam penelitian model ini dapat digambarkan sebagai berikut

X = Interaksi sosial dalam pendidikan kewarganegaraan sebagai variabel bebas

Y =Perilaku prososial peserta didik sebagai sebagai variabel terikat

V METODOLOGI PENELITIAN

A Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah upaya menganalisis apakah ldquoterdapat pengaruhantara

interaksi sosialpeserta didikpada pembelajaran pendidikan kewarganegaraan terhadap

perilaku prososialrdquo

B Tempat dan Waktu Penelitian

1 Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah diSMK Negeri di Kota Tangerang Selatan

2 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2014 sampai dengan bulan September 2014 dengan

harapan waktu lima bulan dapat maksimal dilakukan penelitian dengan hasil uji hipotesis

yang memadai

C Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dimana analisisnya korelasi yakni melihat hubungan antara variabel-variabel yang diteliti Korelasi

ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara suatu variabel dengan variabel yang lain dan

bertujuan pula melihat hubungan antara dua gejala atau lebih Metode ini diharapkan dapat

menemukan hubungan antara interaksi sosialpeserta didik pada pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan terhadap perilaku prososial di SMK Negeri Kota Tangerang Selatan

Setelah diketahui ada hubungan antara setiap variabelnya kemudian dianalisis untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh interaksi sosial tersebut terhadap perilaku sosial peserta

didik

D Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

1 Populasi

Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI di seluruhSMK

Negeri Kota Tangerang Selatan Data jumlah peserta didik dapat dilihat di tabel 31

berikut ini

Tabel 31

Populasi Terjangkau

NO SMK Peserta Didik

X Y

Negeri Laki Perempuan Jumlah 1 1 220 121 341

2 2 277 239 516

3 3 66 31 97

4 4 34 90 124

5 5 43 38 81

Jumlah 640 519 1159

Sumber Data LPPD 2014 Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan

2 Teknik Pengambilan Sampel

Penetapan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan jenis metode

random samplingKarena setiap anggota populasi yang ada didalam sampling frame

bersangkutan mempunyai hak yang sama besar untuk dipilih menjadi anggota sampel

Dalam penelitian ini dipilih kelas XI karena peserta didik kelas tersebut sudah mengerti

dan memahami budaya sekolah sudah memiliki banyak teman dansudah memiliki nilai

prestasi belajar kemudian tidak dalam persiapan Ujian NasionalMenentukan besarnya

sampel menggunakan rumus Solvin

Adapun rumusnya sebagai berikut n=

Dimana

1 = Konstanta

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

e =Error (10 yang dapat ditoleransi terhadap ketidak tepatan penggunaan sampel

sebagai pengganti populasi)

n =

=

=

=

= 92

Dengan demikian jumlah sampel yang diambil dari papulasi target berdasarkan rumus

Solvin sebanyak 92 responden yang diambil secara random sederhana

E Teknik Pengumpulan Data

Dalam setiap kegiatan penelitian selalu ada kegiatan pengumpulan dataMetode

pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrument berupa kuesioner atau

angketDengan metode angket ini dipersiapkan sejumlah pernyataan tertentu kemudian

disebarkan kepada responden untuk mendapatkan jawaban yang diperlukan secara

langsungAngket diberikan kepada peserta didik kemudian diisi serta dijadikan sampel dalam

penelitian untuk mengetahui pengaruh antara interaksi sosialpada pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan peserta didik terhadap perilaku prososialAngket yang digunakan adalah

angket tertutup yang berisi pertanyaan atau pernyataan yang disertai jawaban terikat pada

sejumlah kemungkinan jawaban yang sudah disediakan

F Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan angket tertutup dalam bentuk Skala Likert karena

penelitian ini akan mengukur tentang perilaku atau sikap Angket ini berupa pertanyaan atau

pernyataanyang jawabannya berbentuk skala deskriptifAngket tertutup untuk mengungkap

data tentang variabel terikat yaitu interaksi sosial dan perilaku prososialInstrumen tersebut

sebelumnya diuji cobakan terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat validitas dan

reliabilitasnya Untuk item pernyataan yang dinyatakan tidakvalid atau reliabel maka item

pernyataan tersebut tidak dipakai sebagai item instrumenSedang item-item pernyataaan yang

sudah dinyatakan valid dan reliabel maka item-item pernyataan tersebut dijadikan alat untuk

mendapatkan data dan kemudian setelah itu intsrumen tersebut digunakan atau disebarkan

kepada sampel sesungguhnya

Pada bagian ini pernyataan-pernyataan yang disusun berdasarkan indikator-indikator

yang telah dioperasionalkan dari dimensi-dimensi yang terikat dari setiap variabel Adapun alternatif jawaban menggunakan skala likert dengan empat alternatif jawaban yaitu Selalu

(SL) Sering (SR) Ragu (R) Jarang (JR) Tidak Pernah (TP) Skor untuk jawaban dari

pertanyaan atau pernyataan positif adalah SL=5 SR=4 R=3 JR=2 dan TP=1 sedangkan

untuk pernyataan atau pertanyaan negatif skor sebaliknya

1 Penyusunan Butir Kuisioner

Kisi-kisi angket ini akan disajikan berdasarkan dari indikator-indikator yang telah

dikembangkan dari variabel yang telah ditetapkan Untuk variabel interaksi sosial

(variabel X) terdiri dari 4 indikator dan dikembangkan menjadi 32 item pernyataan

Sedang variabel perilaku prososial (variabel Y) terdiri dari 6 indikator dan dikembangkan menjadi 28 item pernyataanSeperti digambarkan dalam tabel dibawah ini

Tabel 33

Kisi-Kisi Variabel Interaksi Sosial ( X )

Variabel Indikator Item Kuisioner Jumlah

Positif Negatif

Interaksi

Sosial

(X)

1 Kerjasama

2 Akomodasi

3 Asimilasi

4 Akulturasi

1472324

51025 2730

2122129 31

13182022

39 26

6 8 28

1114 16

15171932

8

8

8

8

Jumlah 19 13 32

Tabel 34

Kisi-Kisi Variabel Perilaku Prososial ( Y )

Variabel Indikator Item Kuisioner Jumlah

Positif Negatif

Perilaku

Prososial

(Y)

1 Menolong

2 Beramal

3 Persahabatan

4 Berbagi

5 Simpati

6Kesopanan

1 13 23

5 11 30

1014 20

18 22

4 8 16 31

2321

9 29

15 24

627

7 2526

28 19

12 17 32

5

5

5

5

6

6

Jumlah 18 14 32

2 Uji Coba

a Uji Validitas

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan uji coba yaitu dengan menguji

validitas dan reabilitas Kemudian uji validitas instrumen dilakukan untuk mengetahui

seberapa jauh instrumen penelitian mampu mencerminkan isi sesuai dengan hal dan

sifat yang diukur Artinya setiap butir instrumen telah benar-benar menggambarkan

keseluruhan isi atau sifat bangun konsep yang menjadi dasar penyusunan instrument

Pengujian ini digunakan rumus korelasi product moment seperti berikut

Keterangan

r Nilai Koefisien korelasi antara X dan Y

sumX Jumlah pengamatan variabel X

sumY Jumlah pengamatan variabel Y

sumXY Jumlah hasil perkalian variabel X dan Y

(sumx2) Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel X

(sumx)2 Kuadrat dari Jumlah pengamatan variabel X (sumY2) Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel Y

(sumY)2 Kuadrat dari Jumlah pengamatan variabel Y

N Jumlah pasangan pengamatan Y dan X

b Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa instrument dapat

dipercaya dan digunakan sebagai alat pengumpulan dataUntuk uji reliabilitas

instrument digunakan rumus Alpha dari Cronbach sebagai berikut

Г11=

Keterangan

σ Reliabilitas instrument

k Banyaknya butir pernyataan

sumσb2 Jumlah varian butir

Σσt2 Varian Total

G Teknik Analisis Data

1 Pengorganisasian Data

Data yang nantinya akan diperoleh dari angket kemudian dipilih dan disusun

sehingga data yang tidak berguna dapat ditinggalkan Kemudian dilakukan klasifikasi

data yaitu menggolongkan data berdasarkan kategori tertentu sesuai dengan

permasalahan-permasalahan yang dibuat berdasarkan analisa variabel

2 Hipotesis Statistik

Bentuk hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah

H0 = 0

Ha 0

Bentuk hipotesis asosiatif dalam penelitian ini adalah

Hipotesis nol (H0) Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta

didik terhadap perilaku prososial

Hipotesis alternatif (Ha)Terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta

didik terhadap perilaku prososial

3 Uji Persyaratan Analisis

Sebelum dilakukan analisis dengan regresi dilakukan uji persyaratan analisis

terlebih dahulu Uji persayaratan analisis itu meliputi

a Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data mengikuti

sebaran baku normal atau tidak Normalitas data dikenakan terhadap variabel bebas

(X) dan variabel terikat (Y) Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan Uji

Lilliefors dengan langkah-langkah sebagai berikut

1 Menentukan mean dan standar deviasi

2 Menentukan angka baku (Z) denganrumus sebagai berikut

Rumus

Z1 =

3 Menentukan luas tiap angka baku (Zi) dengan menggunakan daftar distribusi

normal

4 Menentukan angka peluang F(Zi) = 0500 + ( tabel normal standar 0 ke Z )

5 Menentukan S(Zi) = banyak Zi n

6 Menentukan beda dari F (Zi) ndash S (Zi)

7 Memilih nilai terbesar dari F (Zi) ndash S (Zi) dengan mengabaikan tanda matematika untuk menjadikan Lhitung (Lilliefors) Sebaran data dikatakan normal jika

LhitungltLtabel

b Uji Linieritas

Perhitungan linieritas digunakan untuk menyatakan hubungan fungsional

antara variabel-variabel tersebut berhubunganUntuk perhitungan linieritas digunakan

uji regresi sederhana

Pengujian regresi sederhana ( Y = α + bx )

Fhitung =

Di mana

F = Bilangan untuk linieritas

S2TC = Rerata jumlah kuadrat tuna cocok

S2e = Rerata jumlah kuadrat kekeliruan

4 Analisis Data

Data yang sudah diperoleh kemudian diuraikan dengan keterangan agar data

tersebut mudah diubah dipahami bagi orang yang ingin mengetahui penelitian ini

Adapun rumus yang digunakan untuk mencari dan mengetahui presentase setiap data adalah

1 Editing

Pada tahap ini penulis mengecek kembali kelengkapan dan kebenaran

pengisian angket atau kuisioner yang berhasil dikumpulkan oleh peneliti

2 Skorsing

Memberi nilai pada setiap jawaban angket yang diberi skor 432 dan 1

berdasarkan jawaban yang dipilih

Setelah pengumpulan data untuk mengetahui bagaimana pengaruh perilaku

prososial (variabel X) terhadap prestasi belajar (variabel Y) Penulis menggunakan

rumus product momentdari Karl Pearson sebagai berikut

Dimana

rxy = Angka indek korelasi ldquorrdquo product moment

n = Jumlah sampel

sumX = Jumlah keseluruhan variabel X

sumY = Jumlah keseluruhan variabel Y sumXY = Jumlah keseluruhan perkalian antara variabel X dan Y

Kemudian dilajutkan dengan uji signifikasi uji keberartian (t) dengan rumus t

=

Dimana r = Besarnya koefisien korelasi (rhitung)

n = Jumlah sampel

Dan untuk mengetahui berapa persen () variabel X memberikan kontribusi

terhadap variabel Y maka langkah selanjutnya mencari koefisien determinasi dengan

menggunakan derajat hubungan antara variabel X dan Y menggunakan rumus sebagai

berikut

KD = rxy2 x 100 Keterangan

KD = Kontribusi variabel X terhadap variabel Y

rxy2 = Koefisien korelasi antara veriabel X terhadap variabel Y

VI HASIL PENELITIAN

A Deskrisi Data

1 Data Interaksi Sosial Peserta Didik (Skor Variabel X)

Tabel 41

Distribusi Frekuensi Interaksi Sosial Peserta Didik

No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif ()

1 59 - 63 6 652

2 64 - 68 6 652

3 69 - 73 9 978

4 74 - 78 32 3478

5 79 - 83 20 2174

6 84 - 88 12 1304

7 89 ndash 93 7 762

Jumlah 92 100

Hasil penelitian mengenai perilaku prososial peserta didik diperoleh rentangan

nilai sebesar 32 dengan skor tertinggi 91 dan skor terendah 59 banyak kelas 7 dengan

panjang interval 5 Selain itu diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7768 nilai

tengah (median) sebesar 81 67 modus (mode) sebesar 766 dan simpangan baku atau

standar deviasi sebesar 709 (Lihat lampiran 8 hal 73)

Grafik 41

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa interkasi sosial peserta didik yang diperoleh

peserta didik Kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara

74 ndash 78 dengan frekuensi relatif 3478 Sedang yang terendah terlelak antara 59 ndash 63

dengan frekuensi relatif 652

0

20

40

59 - 63 64 - 68 69 - 73 74 - 78 79 - 83 84 - 88 89 ndash 93

2 Deskripsi Data Perilaku Prososial

Tabel 42

Distribusi Frekuensi Perilaku Prososial Peserta Didik

No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif

1 68 - 71 19 2065

2 72 - 75 13 1413

3 76 - 79 12 1304

4 80 - 83 22 2392

5 84 - 87 13 1413

6 88 - 91 8 870

7 92 ndash 95 5 543

Jumlah 92 100

Data hasil perilaku prososialpeserta didik diperoleh rentangan 27 dengan skor tertinggi 95

dan skor terendah 68 banyak kelas 7 dengan panjang kelas interval 4 Selain itu

diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7885 nilai tengah (median) sebesar 8168

nilai modus (mode) sebesar 8 dan simpangan baku atau setandar deviasi sebesar

703(Lihat lampiran 9 hal 76)

Grafik 42

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa perilaku prososialpeserta didik kelas XI

SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara 80 ndash 83 dengan

frekuensi relatif 2392 Sedang yang terendah terlelak antara 92 ndash 95 dengan frekuensi

relatif 543

B Pengujian Persyaratan Analisis

1 Pengujian Normalitas

Perhitungan normalitas dilakukan dengan Uji Lilliefors dengan taraf signifikasi α

= 005 Perhitungan normalitas dilakukan untuk melihat apakah sebaran data yang akan

dianalisis memiliki distribusi yang normal atau tidak Adapun hasil perhitungan uji normalitas sebagai berikut

Tabel 43

Hasil Uji Normalitas

N = 92 Lhitung Ltabel Kriteria Kesimpulan

InteraksiSosial 01005 01009

Lhlt Lt

Distribusi Normal

Perilaku Prososial 00892 01009 Distribusi Normal

2 Pengujian Linieritas

Pengujian linieritas dilakukan terhadap interaksi sosial peserta didik dan perilaku

prososial peserta didikPengujian pertama dilakukan dengan menghitung uji regresi

sederhana dan selanjutnya dengan menggunakan uji linieritas Untuk uji regresi sederhana

didapatkan persamaanregresinya sebagai berikut Y = 1 + (-004)X Sementara itu hasil

0

20

68 - 71 72 - 75 76 - 79 80 - 83 84 - 87 88 - 91 92 ndash 95

yang diperoleh dari pengujian linieritas dengan uji linieritas adalah Fhitung = 099

sementara pada Ftabel dengan taraf signifikasi α = 005 dengan dk penyebut 21 dan dk

pembilang 54 dalam daftar distribusi diperoleh F (2154) adalah 193

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa bentuk hubungan antara interaksi sosial

peserta didik dengan perilaku prososial peserta didikadalah linier

(Perhitungan lengkap pada lampiran 12 hal86)

C Pengujian Hipotesis

Perhitungan hipotesis terlebih dahulu dilakukan perhitungan koefisien korelasinya

Untuk menghitung koefisien korelasi antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku

prososial peserta didik digunakan rumus Pearson Product Moment yaitu

rxy = Σ Σ Σ

Σ Σ Σ Σ

Selanjutnya diperoleh nilai rhitung sebesar 0751 dan dibandingkan dengan rtabel taraf

signifikasi α = 005 yaitu 0227 Hasil tersebut menunjukan bahwa rhitunggt rtabelKarena rhitunggt

rtabel maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (H0) ditolak sedangkan hipotesis alternatif

(Ha) diterima yakni terdapat hubungan antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku

prososial peserta didik

Besarnya kontribusi interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial dapat

ditentukan menggunakan determinasi sebesar 564 Uji signifikasi dengan uji t dengan taraf

signifikasi α = 005 diperoleh thitung = 985 dan ttabel = 166 Karena thitunggt ttabel maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik

terhadapperilaku prososial peserta didik

Semakin tinggiinteraksi sosial peserta didik maka dapat semakin tinggi pula perilaku

prososial peserta didik

(Lihat lampiran 13 hal94)

D Interpretasi Hasil Penelitian

Dari hasil perhitungan didapatkan nilai indeks korelasi sebesar 0751 Jika

dikonsultasikan pada tabel di atas angka r (0751) yang berada antara 070 ndash 090 termasuk

dalam kategori adanya korelasi kuat berarti terdapat hubungan positif dan signifikan antara

interaksi sosial peserta didik dengan perilaku prososial peserta didik

E Kesimpulan Pengujian Hipotesis

Dari uraian di atas diperoleh hasil perhitungan rhitung sebesar 0751 Jika

dikonsultasikan dengan rtabel n = 77 dengan taraf signifikasi (α = 005) maka rtabel adalah

0227 Sedangkan uji signifikasi dengan uji t dengan taraf signifikasi α = 005 diperoleh thitung

= 985 dan ttabel = 166 Karena rhitung lebih besar dari rtabel dan thitung lebih besar dari ttabelmaka

terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku

prososial peserta didik SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan

F Keterbatasan Penelitian

Meskipun penelitian ini telah berhasil menguji hipotesis yang diajukan yaitu terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku

prososial peserta didik Namun masih banyak kekurangan dalam penelitian ini karena

keterbatasan yang dimiliki kekurangan tersebut antara lain terbatasnya pengetahuan tentang

perihal yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti terbatasnya waktu untuk

mengadakan penelitian dan lain sebagainya

VII SIMPULAN DAN SARAN

A Simpulan Berdasarkan uraian mengenai hubunganinteraksi sosial peserta didik terhadap perilaku

prososial peserta didik kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang dibahas pada bab

dan sub bab sebelumnya maka dapat peneliti simpulkan sebagai berikut

1 Data hasil angket interaksi sosial peserta didik mengasilkan rata-rata 7768 adapun skor

yang tertinggi adalah 91 dan terendah 59

2 Data hasil angket perilakuprososial peserta didik mengasilkan rata-rata 7885 Dengan

skor tertinggi sebesar 95 dan terendah sebesar 68

3 Terdapat pengaruh positif dan signifikan antarainteraksi sosial peserta didik terhadap

perilaku prososial peserta didik Hal ini terlihat darididapatnya thitung = 985 dan ttabel =

166 kemudian rhitung lebih besar dari rtabel (0751gt 0227) taraf signifikasi (α = 005)

dan interpretasi dari nilai r terdapat hubungan yang kuat 4 Hubungan interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial peserta didikdapat

dijelaskankan dengan perhitungan koefisien determinasi sebesar 564 dan selebihnya

dipengaruhi oleh faktor lain

B Implikasi

Perlu disadari bahwa walaupun penelitian ini berhasil menguji hipotesis kerja yang

diajukan (H1) yaitu terdapat pengaruh positif dankuat

antara variabel X (interaksi sosial) dan variabel Y (perilaku prososial) peserta didik SMK

Negeri Kota Tangerang Selatan Dengan demikian hasil penelitian ini mengandung implikasi

bahwa interaksi sosial peserta didik berpengaruh positif terhadapperilaku prososial peserta

didik Atas alasan di atas maka diperlukan adanya upaya-upaya pihak yang berkepentingan

atas peserta didik selaku objek pendidikan baik pihak sekolah maupun orang tua peserta

didik agar lebih memperhatikan interaksi sosial peserta didik sehari-hari Perilaku prososial

akan lebih meningkat apabila peserta didik memiliki interaksi sosial yang positif

Pada akhirnya dalam penelitian ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan

walaupun telah dilakukan dengan usaha yang maksimal Oleh karena itu maka perlu

diadakan penelitian lebih lanjut sehingga hasilnya dapat lebih sesuai dengan apa yang

diharapkan sehingga kelak dapat berguna bagi peserta didik itu sendiri serta siapapun yang

mengambil manfaat dari hasil penelitian ini

C Saran

Dari hasil penelitian dan kenyataan yang ada di lapangan maka peneliti pada bagian ini memberikan saran-saran sebagai pertimbangan Adapun saran-saran sebagai berikut

1 Satuan pendidikan harus dapat merangkul semua pihak yang terkait untuk bisa secara

bersama-sama menciptakan suasana ligkunagan sekolah yang kondusif dalam

upayamembentuk perilaku prososial peserta didik dengan demikian penyimpangan yang

dilakukan peserta didik dapat diminimalisir

2 Semua pendidik tanpa terkecuali merupakan cermin bagi peserta didik Maka dari itu

pendidik harus memberikan contoh dalam interaksi sosial dan pembiasaan perilaku

prososial kepada peserta didik

3 Orang tua diharapkan dapat membimbing putera-puteri mereka ketika berada diluar jam

sekolah Karenatiga perempat waktu anak lebih banyak menghabiskan waktu diluar

sekolah yaitu interaksi sosial dan perilaku prososial 4 Hendaknya peserta didik dapat mengaplikasikan pengetahuan Pendidikan

Kewarganegaraan yang didapat disekolah dalam perilaku sehari-hari

DAFTAR PUSTAKA

Adiyanto Michael2004Psilologi Sosial Edisi5 Jilid2 Jakarta Erlangga

Ahmadi Abu 2003 Psikologi Umum Cetakan Ke-3Jakarta PT RinekaCipta

Ali Muhammad 2014 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern Jakarta

Pustaka Amani

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Jakarta Rineka Cipta

Baron Robert A amp Byrne Donn Alih Bahasa Ratna Djuwita 2005 Psikologi

Sosial Edisi ke-10Jilid 2Jakarta Erlangga

Darmadi Hamid 2011 Metode Penelitian Pendidikan Bandung Alfabet

Fisher B Aubrey Penerjemah Soejono Trimo 2001 Teori-Teori Komunikasi

Bandung PT Remaja Rosdakarya

Hanurawan Fattah2010 Psikologi Sosial Suatu Pengantar Bandung PT

Remaja Rosdakarya

Hidayat Dasrun 2012 Komunikasi Antar pribadi dan Medianya Fakta

penelitian Fenomenologi Orang tua karier dan Anak Remaja Yogyakarta

Graha Ilmu

Hidayat Komarudin dan Azra Azuumardi 2014 Pancasila Demokrasi HAM

dan Masyarakat Madani Jakarta Kencana Prenada Media Group

Kartono Kartini 2008 Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja Jakarta

GrafindoPersada

Maryati Kun 2007Sosiologi Untuk Kelas X SMA dan MA Jakarta Erlangga

Mueller Daniel J 2001 Measuring Social Atittides A Handbook for Researchers

and Practitioners Amazon Teachers College Pr

Purwanto M Ngalim 2006 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja

RosdaKarya

Robbins Stephen amp JudgeTimothy 2014 Perilaku OrganisasiOrganizational

Behavior Buku 1 Edisi 12 Jakarta Salemba Empat

Sopiah 2008 Perilaku Organisasi Yogyakarta CVAndi Offset

Sudijono Anas 2010 Statistik Pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Sunardidan Asy 2007 Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Kelas XI SMA dan

MA Solo PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

Surna I Nyoman 2014 Pengembangan Diri Jakarta Fakultas Psikologi UPI

YAI

Syah Muhibbin 2010 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja Rosdakarya

Tumanggor Rusmin 2012 Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Jakarta Kencana

Prenada Media Group

UU RI No 20 tahun2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bandung

Fermana

UU RI No 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Bandung Fermana

Wahab A Abdul 2011 Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan

Bandung Alfabeta

Walpole E Ronald 2003 Pengantar Statistika Edisi 3 Jakarta PT Gramedia

Pustaka Utama

Willis S Sofyan 2010 Remaja dan Masalahnya bandung Alfabeta

Winataputra Udin S 2015 Pendidikan Kewarganegaraan Refleksi Historis

Epistemologis dan Rekonstruksi Untuk Masa Depan UT Kemenristek

Dikti

Winkel WS 2001Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar Jakarta PT

Gramedia

Zamroni Mohammad 2009 Filsafat Komunikasi Yogyakarta GrahaIlmu

Internet

Pengertian Kerja Sama

wwwgooglecomhttplompoulublogspotcom201306pengertian-

kerjasamahtml

Pengertian Persahabatan

wwwgooglecomhttpidwikipediaorgwikiPersahabatan

Pengertian Sopan Santun

wwwgooglecomhttpa62747wordpresscom20091121pengertian-

sopan-santun-menurut-pribadi

wwwgooglecomhttpsukabumikotagoidhukumUU_20_2003_Pendidi

kan_Nasionalpdf

Surat Kabar

Geng Puteri Melakukan Penganiayaan dengan Menyebut Dirinya Geng

NeroIndo-Pos Jumrsquoat 13 Juni 2008hal 4

Page 14: EPrintseprints.unpam.ac.id/383/1/Jurnal PPKn Vol 5 Maret 2017.pdf3. Perilaku prososial peserta didik tidak menjamin membentuk interaksi sosial yang positif. 4. Tidak terdapat pengaruh

IV Hipotesis Penelitian

Berdasarkan deskripsi toeritik dan kerangka berpikir maka hipotesis penelitian ini

adalah sebagai berikutldquoDiduga terdapat pengaruhyang signifikan antara interaksi sosial

dalam Pendidikan Kewarganegaraan terhadap perilaku prososial peserta didik di SMK Negeri

di Kota Tangerang Selatanrdquo

Desain dalam penelitian model ini dapat digambarkan sebagai berikut

X = Interaksi sosial dalam pendidikan kewarganegaraan sebagai variabel bebas

Y =Perilaku prososial peserta didik sebagai sebagai variabel terikat

V METODOLOGI PENELITIAN

A Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah upaya menganalisis apakah ldquoterdapat pengaruhantara

interaksi sosialpeserta didikpada pembelajaran pendidikan kewarganegaraan terhadap

perilaku prososialrdquo

B Tempat dan Waktu Penelitian

1 Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah diSMK Negeri di Kota Tangerang Selatan

2 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2014 sampai dengan bulan September 2014 dengan

harapan waktu lima bulan dapat maksimal dilakukan penelitian dengan hasil uji hipotesis

yang memadai

C Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dimana analisisnya korelasi yakni melihat hubungan antara variabel-variabel yang diteliti Korelasi

ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara suatu variabel dengan variabel yang lain dan

bertujuan pula melihat hubungan antara dua gejala atau lebih Metode ini diharapkan dapat

menemukan hubungan antara interaksi sosialpeserta didik pada pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan terhadap perilaku prososial di SMK Negeri Kota Tangerang Selatan

Setelah diketahui ada hubungan antara setiap variabelnya kemudian dianalisis untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh interaksi sosial tersebut terhadap perilaku sosial peserta

didik

D Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

1 Populasi

Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI di seluruhSMK

Negeri Kota Tangerang Selatan Data jumlah peserta didik dapat dilihat di tabel 31

berikut ini

Tabel 31

Populasi Terjangkau

NO SMK Peserta Didik

X Y

Negeri Laki Perempuan Jumlah 1 1 220 121 341

2 2 277 239 516

3 3 66 31 97

4 4 34 90 124

5 5 43 38 81

Jumlah 640 519 1159

Sumber Data LPPD 2014 Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan

2 Teknik Pengambilan Sampel

Penetapan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan jenis metode

random samplingKarena setiap anggota populasi yang ada didalam sampling frame

bersangkutan mempunyai hak yang sama besar untuk dipilih menjadi anggota sampel

Dalam penelitian ini dipilih kelas XI karena peserta didik kelas tersebut sudah mengerti

dan memahami budaya sekolah sudah memiliki banyak teman dansudah memiliki nilai

prestasi belajar kemudian tidak dalam persiapan Ujian NasionalMenentukan besarnya

sampel menggunakan rumus Solvin

Adapun rumusnya sebagai berikut n=

Dimana

1 = Konstanta

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

e =Error (10 yang dapat ditoleransi terhadap ketidak tepatan penggunaan sampel

sebagai pengganti populasi)

n =

=

=

=

= 92

Dengan demikian jumlah sampel yang diambil dari papulasi target berdasarkan rumus

Solvin sebanyak 92 responden yang diambil secara random sederhana

E Teknik Pengumpulan Data

Dalam setiap kegiatan penelitian selalu ada kegiatan pengumpulan dataMetode

pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrument berupa kuesioner atau

angketDengan metode angket ini dipersiapkan sejumlah pernyataan tertentu kemudian

disebarkan kepada responden untuk mendapatkan jawaban yang diperlukan secara

langsungAngket diberikan kepada peserta didik kemudian diisi serta dijadikan sampel dalam

penelitian untuk mengetahui pengaruh antara interaksi sosialpada pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan peserta didik terhadap perilaku prososialAngket yang digunakan adalah

angket tertutup yang berisi pertanyaan atau pernyataan yang disertai jawaban terikat pada

sejumlah kemungkinan jawaban yang sudah disediakan

F Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan angket tertutup dalam bentuk Skala Likert karena

penelitian ini akan mengukur tentang perilaku atau sikap Angket ini berupa pertanyaan atau

pernyataanyang jawabannya berbentuk skala deskriptifAngket tertutup untuk mengungkap

data tentang variabel terikat yaitu interaksi sosial dan perilaku prososialInstrumen tersebut

sebelumnya diuji cobakan terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat validitas dan

reliabilitasnya Untuk item pernyataan yang dinyatakan tidakvalid atau reliabel maka item

pernyataan tersebut tidak dipakai sebagai item instrumenSedang item-item pernyataaan yang

sudah dinyatakan valid dan reliabel maka item-item pernyataan tersebut dijadikan alat untuk

mendapatkan data dan kemudian setelah itu intsrumen tersebut digunakan atau disebarkan

kepada sampel sesungguhnya

Pada bagian ini pernyataan-pernyataan yang disusun berdasarkan indikator-indikator

yang telah dioperasionalkan dari dimensi-dimensi yang terikat dari setiap variabel Adapun alternatif jawaban menggunakan skala likert dengan empat alternatif jawaban yaitu Selalu

(SL) Sering (SR) Ragu (R) Jarang (JR) Tidak Pernah (TP) Skor untuk jawaban dari

pertanyaan atau pernyataan positif adalah SL=5 SR=4 R=3 JR=2 dan TP=1 sedangkan

untuk pernyataan atau pertanyaan negatif skor sebaliknya

1 Penyusunan Butir Kuisioner

Kisi-kisi angket ini akan disajikan berdasarkan dari indikator-indikator yang telah

dikembangkan dari variabel yang telah ditetapkan Untuk variabel interaksi sosial

(variabel X) terdiri dari 4 indikator dan dikembangkan menjadi 32 item pernyataan

Sedang variabel perilaku prososial (variabel Y) terdiri dari 6 indikator dan dikembangkan menjadi 28 item pernyataanSeperti digambarkan dalam tabel dibawah ini

Tabel 33

Kisi-Kisi Variabel Interaksi Sosial ( X )

Variabel Indikator Item Kuisioner Jumlah

Positif Negatif

Interaksi

Sosial

(X)

1 Kerjasama

2 Akomodasi

3 Asimilasi

4 Akulturasi

1472324

51025 2730

2122129 31

13182022

39 26

6 8 28

1114 16

15171932

8

8

8

8

Jumlah 19 13 32

Tabel 34

Kisi-Kisi Variabel Perilaku Prososial ( Y )

Variabel Indikator Item Kuisioner Jumlah

Positif Negatif

Perilaku

Prososial

(Y)

1 Menolong

2 Beramal

3 Persahabatan

4 Berbagi

5 Simpati

6Kesopanan

1 13 23

5 11 30

1014 20

18 22

4 8 16 31

2321

9 29

15 24

627

7 2526

28 19

12 17 32

5

5

5

5

6

6

Jumlah 18 14 32

2 Uji Coba

a Uji Validitas

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan uji coba yaitu dengan menguji

validitas dan reabilitas Kemudian uji validitas instrumen dilakukan untuk mengetahui

seberapa jauh instrumen penelitian mampu mencerminkan isi sesuai dengan hal dan

sifat yang diukur Artinya setiap butir instrumen telah benar-benar menggambarkan

keseluruhan isi atau sifat bangun konsep yang menjadi dasar penyusunan instrument

Pengujian ini digunakan rumus korelasi product moment seperti berikut

Keterangan

r Nilai Koefisien korelasi antara X dan Y

sumX Jumlah pengamatan variabel X

sumY Jumlah pengamatan variabel Y

sumXY Jumlah hasil perkalian variabel X dan Y

(sumx2) Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel X

(sumx)2 Kuadrat dari Jumlah pengamatan variabel X (sumY2) Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel Y

(sumY)2 Kuadrat dari Jumlah pengamatan variabel Y

N Jumlah pasangan pengamatan Y dan X

b Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa instrument dapat

dipercaya dan digunakan sebagai alat pengumpulan dataUntuk uji reliabilitas

instrument digunakan rumus Alpha dari Cronbach sebagai berikut

Г11=

Keterangan

σ Reliabilitas instrument

k Banyaknya butir pernyataan

sumσb2 Jumlah varian butir

Σσt2 Varian Total

G Teknik Analisis Data

1 Pengorganisasian Data

Data yang nantinya akan diperoleh dari angket kemudian dipilih dan disusun

sehingga data yang tidak berguna dapat ditinggalkan Kemudian dilakukan klasifikasi

data yaitu menggolongkan data berdasarkan kategori tertentu sesuai dengan

permasalahan-permasalahan yang dibuat berdasarkan analisa variabel

2 Hipotesis Statistik

Bentuk hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah

H0 = 0

Ha 0

Bentuk hipotesis asosiatif dalam penelitian ini adalah

Hipotesis nol (H0) Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta

didik terhadap perilaku prososial

Hipotesis alternatif (Ha)Terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta

didik terhadap perilaku prososial

3 Uji Persyaratan Analisis

Sebelum dilakukan analisis dengan regresi dilakukan uji persyaratan analisis

terlebih dahulu Uji persayaratan analisis itu meliputi

a Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data mengikuti

sebaran baku normal atau tidak Normalitas data dikenakan terhadap variabel bebas

(X) dan variabel terikat (Y) Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan Uji

Lilliefors dengan langkah-langkah sebagai berikut

1 Menentukan mean dan standar deviasi

2 Menentukan angka baku (Z) denganrumus sebagai berikut

Rumus

Z1 =

3 Menentukan luas tiap angka baku (Zi) dengan menggunakan daftar distribusi

normal

4 Menentukan angka peluang F(Zi) = 0500 + ( tabel normal standar 0 ke Z )

5 Menentukan S(Zi) = banyak Zi n

6 Menentukan beda dari F (Zi) ndash S (Zi)

7 Memilih nilai terbesar dari F (Zi) ndash S (Zi) dengan mengabaikan tanda matematika untuk menjadikan Lhitung (Lilliefors) Sebaran data dikatakan normal jika

LhitungltLtabel

b Uji Linieritas

Perhitungan linieritas digunakan untuk menyatakan hubungan fungsional

antara variabel-variabel tersebut berhubunganUntuk perhitungan linieritas digunakan

uji regresi sederhana

Pengujian regresi sederhana ( Y = α + bx )

Fhitung =

Di mana

F = Bilangan untuk linieritas

S2TC = Rerata jumlah kuadrat tuna cocok

S2e = Rerata jumlah kuadrat kekeliruan

4 Analisis Data

Data yang sudah diperoleh kemudian diuraikan dengan keterangan agar data

tersebut mudah diubah dipahami bagi orang yang ingin mengetahui penelitian ini

Adapun rumus yang digunakan untuk mencari dan mengetahui presentase setiap data adalah

1 Editing

Pada tahap ini penulis mengecek kembali kelengkapan dan kebenaran

pengisian angket atau kuisioner yang berhasil dikumpulkan oleh peneliti

2 Skorsing

Memberi nilai pada setiap jawaban angket yang diberi skor 432 dan 1

berdasarkan jawaban yang dipilih

Setelah pengumpulan data untuk mengetahui bagaimana pengaruh perilaku

prososial (variabel X) terhadap prestasi belajar (variabel Y) Penulis menggunakan

rumus product momentdari Karl Pearson sebagai berikut

Dimana

rxy = Angka indek korelasi ldquorrdquo product moment

n = Jumlah sampel

sumX = Jumlah keseluruhan variabel X

sumY = Jumlah keseluruhan variabel Y sumXY = Jumlah keseluruhan perkalian antara variabel X dan Y

Kemudian dilajutkan dengan uji signifikasi uji keberartian (t) dengan rumus t

=

Dimana r = Besarnya koefisien korelasi (rhitung)

n = Jumlah sampel

Dan untuk mengetahui berapa persen () variabel X memberikan kontribusi

terhadap variabel Y maka langkah selanjutnya mencari koefisien determinasi dengan

menggunakan derajat hubungan antara variabel X dan Y menggunakan rumus sebagai

berikut

KD = rxy2 x 100 Keterangan

KD = Kontribusi variabel X terhadap variabel Y

rxy2 = Koefisien korelasi antara veriabel X terhadap variabel Y

VI HASIL PENELITIAN

A Deskrisi Data

1 Data Interaksi Sosial Peserta Didik (Skor Variabel X)

Tabel 41

Distribusi Frekuensi Interaksi Sosial Peserta Didik

No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif ()

1 59 - 63 6 652

2 64 - 68 6 652

3 69 - 73 9 978

4 74 - 78 32 3478

5 79 - 83 20 2174

6 84 - 88 12 1304

7 89 ndash 93 7 762

Jumlah 92 100

Hasil penelitian mengenai perilaku prososial peserta didik diperoleh rentangan

nilai sebesar 32 dengan skor tertinggi 91 dan skor terendah 59 banyak kelas 7 dengan

panjang interval 5 Selain itu diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7768 nilai

tengah (median) sebesar 81 67 modus (mode) sebesar 766 dan simpangan baku atau

standar deviasi sebesar 709 (Lihat lampiran 8 hal 73)

Grafik 41

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa interkasi sosial peserta didik yang diperoleh

peserta didik Kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara

74 ndash 78 dengan frekuensi relatif 3478 Sedang yang terendah terlelak antara 59 ndash 63

dengan frekuensi relatif 652

0

20

40

59 - 63 64 - 68 69 - 73 74 - 78 79 - 83 84 - 88 89 ndash 93

2 Deskripsi Data Perilaku Prososial

Tabel 42

Distribusi Frekuensi Perilaku Prososial Peserta Didik

No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif

1 68 - 71 19 2065

2 72 - 75 13 1413

3 76 - 79 12 1304

4 80 - 83 22 2392

5 84 - 87 13 1413

6 88 - 91 8 870

7 92 ndash 95 5 543

Jumlah 92 100

Data hasil perilaku prososialpeserta didik diperoleh rentangan 27 dengan skor tertinggi 95

dan skor terendah 68 banyak kelas 7 dengan panjang kelas interval 4 Selain itu

diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7885 nilai tengah (median) sebesar 8168

nilai modus (mode) sebesar 8 dan simpangan baku atau setandar deviasi sebesar

703(Lihat lampiran 9 hal 76)

Grafik 42

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa perilaku prososialpeserta didik kelas XI

SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara 80 ndash 83 dengan

frekuensi relatif 2392 Sedang yang terendah terlelak antara 92 ndash 95 dengan frekuensi

relatif 543

B Pengujian Persyaratan Analisis

1 Pengujian Normalitas

Perhitungan normalitas dilakukan dengan Uji Lilliefors dengan taraf signifikasi α

= 005 Perhitungan normalitas dilakukan untuk melihat apakah sebaran data yang akan

dianalisis memiliki distribusi yang normal atau tidak Adapun hasil perhitungan uji normalitas sebagai berikut

Tabel 43

Hasil Uji Normalitas

N = 92 Lhitung Ltabel Kriteria Kesimpulan

InteraksiSosial 01005 01009

Lhlt Lt

Distribusi Normal

Perilaku Prososial 00892 01009 Distribusi Normal

2 Pengujian Linieritas

Pengujian linieritas dilakukan terhadap interaksi sosial peserta didik dan perilaku

prososial peserta didikPengujian pertama dilakukan dengan menghitung uji regresi

sederhana dan selanjutnya dengan menggunakan uji linieritas Untuk uji regresi sederhana

didapatkan persamaanregresinya sebagai berikut Y = 1 + (-004)X Sementara itu hasil

0

20

68 - 71 72 - 75 76 - 79 80 - 83 84 - 87 88 - 91 92 ndash 95

yang diperoleh dari pengujian linieritas dengan uji linieritas adalah Fhitung = 099

sementara pada Ftabel dengan taraf signifikasi α = 005 dengan dk penyebut 21 dan dk

pembilang 54 dalam daftar distribusi diperoleh F (2154) adalah 193

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa bentuk hubungan antara interaksi sosial

peserta didik dengan perilaku prososial peserta didikadalah linier

(Perhitungan lengkap pada lampiran 12 hal86)

C Pengujian Hipotesis

Perhitungan hipotesis terlebih dahulu dilakukan perhitungan koefisien korelasinya

Untuk menghitung koefisien korelasi antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku

prososial peserta didik digunakan rumus Pearson Product Moment yaitu

rxy = Σ Σ Σ

Σ Σ Σ Σ

Selanjutnya diperoleh nilai rhitung sebesar 0751 dan dibandingkan dengan rtabel taraf

signifikasi α = 005 yaitu 0227 Hasil tersebut menunjukan bahwa rhitunggt rtabelKarena rhitunggt

rtabel maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (H0) ditolak sedangkan hipotesis alternatif

(Ha) diterima yakni terdapat hubungan antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku

prososial peserta didik

Besarnya kontribusi interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial dapat

ditentukan menggunakan determinasi sebesar 564 Uji signifikasi dengan uji t dengan taraf

signifikasi α = 005 diperoleh thitung = 985 dan ttabel = 166 Karena thitunggt ttabel maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik

terhadapperilaku prososial peserta didik

Semakin tinggiinteraksi sosial peserta didik maka dapat semakin tinggi pula perilaku

prososial peserta didik

(Lihat lampiran 13 hal94)

D Interpretasi Hasil Penelitian

Dari hasil perhitungan didapatkan nilai indeks korelasi sebesar 0751 Jika

dikonsultasikan pada tabel di atas angka r (0751) yang berada antara 070 ndash 090 termasuk

dalam kategori adanya korelasi kuat berarti terdapat hubungan positif dan signifikan antara

interaksi sosial peserta didik dengan perilaku prososial peserta didik

E Kesimpulan Pengujian Hipotesis

Dari uraian di atas diperoleh hasil perhitungan rhitung sebesar 0751 Jika

dikonsultasikan dengan rtabel n = 77 dengan taraf signifikasi (α = 005) maka rtabel adalah

0227 Sedangkan uji signifikasi dengan uji t dengan taraf signifikasi α = 005 diperoleh thitung

= 985 dan ttabel = 166 Karena rhitung lebih besar dari rtabel dan thitung lebih besar dari ttabelmaka

terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku

prososial peserta didik SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan

F Keterbatasan Penelitian

Meskipun penelitian ini telah berhasil menguji hipotesis yang diajukan yaitu terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku

prososial peserta didik Namun masih banyak kekurangan dalam penelitian ini karena

keterbatasan yang dimiliki kekurangan tersebut antara lain terbatasnya pengetahuan tentang

perihal yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti terbatasnya waktu untuk

mengadakan penelitian dan lain sebagainya

VII SIMPULAN DAN SARAN

A Simpulan Berdasarkan uraian mengenai hubunganinteraksi sosial peserta didik terhadap perilaku

prososial peserta didik kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang dibahas pada bab

dan sub bab sebelumnya maka dapat peneliti simpulkan sebagai berikut

1 Data hasil angket interaksi sosial peserta didik mengasilkan rata-rata 7768 adapun skor

yang tertinggi adalah 91 dan terendah 59

2 Data hasil angket perilakuprososial peserta didik mengasilkan rata-rata 7885 Dengan

skor tertinggi sebesar 95 dan terendah sebesar 68

3 Terdapat pengaruh positif dan signifikan antarainteraksi sosial peserta didik terhadap

perilaku prososial peserta didik Hal ini terlihat darididapatnya thitung = 985 dan ttabel =

166 kemudian rhitung lebih besar dari rtabel (0751gt 0227) taraf signifikasi (α = 005)

dan interpretasi dari nilai r terdapat hubungan yang kuat 4 Hubungan interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial peserta didikdapat

dijelaskankan dengan perhitungan koefisien determinasi sebesar 564 dan selebihnya

dipengaruhi oleh faktor lain

B Implikasi

Perlu disadari bahwa walaupun penelitian ini berhasil menguji hipotesis kerja yang

diajukan (H1) yaitu terdapat pengaruh positif dankuat

antara variabel X (interaksi sosial) dan variabel Y (perilaku prososial) peserta didik SMK

Negeri Kota Tangerang Selatan Dengan demikian hasil penelitian ini mengandung implikasi

bahwa interaksi sosial peserta didik berpengaruh positif terhadapperilaku prososial peserta

didik Atas alasan di atas maka diperlukan adanya upaya-upaya pihak yang berkepentingan

atas peserta didik selaku objek pendidikan baik pihak sekolah maupun orang tua peserta

didik agar lebih memperhatikan interaksi sosial peserta didik sehari-hari Perilaku prososial

akan lebih meningkat apabila peserta didik memiliki interaksi sosial yang positif

Pada akhirnya dalam penelitian ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan

walaupun telah dilakukan dengan usaha yang maksimal Oleh karena itu maka perlu

diadakan penelitian lebih lanjut sehingga hasilnya dapat lebih sesuai dengan apa yang

diharapkan sehingga kelak dapat berguna bagi peserta didik itu sendiri serta siapapun yang

mengambil manfaat dari hasil penelitian ini

C Saran

Dari hasil penelitian dan kenyataan yang ada di lapangan maka peneliti pada bagian ini memberikan saran-saran sebagai pertimbangan Adapun saran-saran sebagai berikut

1 Satuan pendidikan harus dapat merangkul semua pihak yang terkait untuk bisa secara

bersama-sama menciptakan suasana ligkunagan sekolah yang kondusif dalam

upayamembentuk perilaku prososial peserta didik dengan demikian penyimpangan yang

dilakukan peserta didik dapat diminimalisir

2 Semua pendidik tanpa terkecuali merupakan cermin bagi peserta didik Maka dari itu

pendidik harus memberikan contoh dalam interaksi sosial dan pembiasaan perilaku

prososial kepada peserta didik

3 Orang tua diharapkan dapat membimbing putera-puteri mereka ketika berada diluar jam

sekolah Karenatiga perempat waktu anak lebih banyak menghabiskan waktu diluar

sekolah yaitu interaksi sosial dan perilaku prososial 4 Hendaknya peserta didik dapat mengaplikasikan pengetahuan Pendidikan

Kewarganegaraan yang didapat disekolah dalam perilaku sehari-hari

DAFTAR PUSTAKA

Adiyanto Michael2004Psilologi Sosial Edisi5 Jilid2 Jakarta Erlangga

Ahmadi Abu 2003 Psikologi Umum Cetakan Ke-3Jakarta PT RinekaCipta

Ali Muhammad 2014 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern Jakarta

Pustaka Amani

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Jakarta Rineka Cipta

Baron Robert A amp Byrne Donn Alih Bahasa Ratna Djuwita 2005 Psikologi

Sosial Edisi ke-10Jilid 2Jakarta Erlangga

Darmadi Hamid 2011 Metode Penelitian Pendidikan Bandung Alfabet

Fisher B Aubrey Penerjemah Soejono Trimo 2001 Teori-Teori Komunikasi

Bandung PT Remaja Rosdakarya

Hanurawan Fattah2010 Psikologi Sosial Suatu Pengantar Bandung PT

Remaja Rosdakarya

Hidayat Dasrun 2012 Komunikasi Antar pribadi dan Medianya Fakta

penelitian Fenomenologi Orang tua karier dan Anak Remaja Yogyakarta

Graha Ilmu

Hidayat Komarudin dan Azra Azuumardi 2014 Pancasila Demokrasi HAM

dan Masyarakat Madani Jakarta Kencana Prenada Media Group

Kartono Kartini 2008 Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja Jakarta

GrafindoPersada

Maryati Kun 2007Sosiologi Untuk Kelas X SMA dan MA Jakarta Erlangga

Mueller Daniel J 2001 Measuring Social Atittides A Handbook for Researchers

and Practitioners Amazon Teachers College Pr

Purwanto M Ngalim 2006 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja

RosdaKarya

Robbins Stephen amp JudgeTimothy 2014 Perilaku OrganisasiOrganizational

Behavior Buku 1 Edisi 12 Jakarta Salemba Empat

Sopiah 2008 Perilaku Organisasi Yogyakarta CVAndi Offset

Sudijono Anas 2010 Statistik Pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Sunardidan Asy 2007 Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Kelas XI SMA dan

MA Solo PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

Surna I Nyoman 2014 Pengembangan Diri Jakarta Fakultas Psikologi UPI

YAI

Syah Muhibbin 2010 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja Rosdakarya

Tumanggor Rusmin 2012 Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Jakarta Kencana

Prenada Media Group

UU RI No 20 tahun2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bandung

Fermana

UU RI No 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Bandung Fermana

Wahab A Abdul 2011 Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan

Bandung Alfabeta

Walpole E Ronald 2003 Pengantar Statistika Edisi 3 Jakarta PT Gramedia

Pustaka Utama

Willis S Sofyan 2010 Remaja dan Masalahnya bandung Alfabeta

Winataputra Udin S 2015 Pendidikan Kewarganegaraan Refleksi Historis

Epistemologis dan Rekonstruksi Untuk Masa Depan UT Kemenristek

Dikti

Winkel WS 2001Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar Jakarta PT

Gramedia

Zamroni Mohammad 2009 Filsafat Komunikasi Yogyakarta GrahaIlmu

Internet

Pengertian Kerja Sama

wwwgooglecomhttplompoulublogspotcom201306pengertian-

kerjasamahtml

Pengertian Persahabatan

wwwgooglecomhttpidwikipediaorgwikiPersahabatan

Pengertian Sopan Santun

wwwgooglecomhttpa62747wordpresscom20091121pengertian-

sopan-santun-menurut-pribadi

wwwgooglecomhttpsukabumikotagoidhukumUU_20_2003_Pendidi

kan_Nasionalpdf

Surat Kabar

Geng Puteri Melakukan Penganiayaan dengan Menyebut Dirinya Geng

NeroIndo-Pos Jumrsquoat 13 Juni 2008hal 4

Page 15: EPrintseprints.unpam.ac.id/383/1/Jurnal PPKn Vol 5 Maret 2017.pdf3. Perilaku prososial peserta didik tidak menjamin membentuk interaksi sosial yang positif. 4. Tidak terdapat pengaruh

Negeri Laki Perempuan Jumlah 1 1 220 121 341

2 2 277 239 516

3 3 66 31 97

4 4 34 90 124

5 5 43 38 81

Jumlah 640 519 1159

Sumber Data LPPD 2014 Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan

2 Teknik Pengambilan Sampel

Penetapan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan jenis metode

random samplingKarena setiap anggota populasi yang ada didalam sampling frame

bersangkutan mempunyai hak yang sama besar untuk dipilih menjadi anggota sampel

Dalam penelitian ini dipilih kelas XI karena peserta didik kelas tersebut sudah mengerti

dan memahami budaya sekolah sudah memiliki banyak teman dansudah memiliki nilai

prestasi belajar kemudian tidak dalam persiapan Ujian NasionalMenentukan besarnya

sampel menggunakan rumus Solvin

Adapun rumusnya sebagai berikut n=

Dimana

1 = Konstanta

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

e =Error (10 yang dapat ditoleransi terhadap ketidak tepatan penggunaan sampel

sebagai pengganti populasi)

n =

=

=

=

= 92

Dengan demikian jumlah sampel yang diambil dari papulasi target berdasarkan rumus

Solvin sebanyak 92 responden yang diambil secara random sederhana

E Teknik Pengumpulan Data

Dalam setiap kegiatan penelitian selalu ada kegiatan pengumpulan dataMetode

pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrument berupa kuesioner atau

angketDengan metode angket ini dipersiapkan sejumlah pernyataan tertentu kemudian

disebarkan kepada responden untuk mendapatkan jawaban yang diperlukan secara

langsungAngket diberikan kepada peserta didik kemudian diisi serta dijadikan sampel dalam

penelitian untuk mengetahui pengaruh antara interaksi sosialpada pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan peserta didik terhadap perilaku prososialAngket yang digunakan adalah

angket tertutup yang berisi pertanyaan atau pernyataan yang disertai jawaban terikat pada

sejumlah kemungkinan jawaban yang sudah disediakan

F Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan angket tertutup dalam bentuk Skala Likert karena

penelitian ini akan mengukur tentang perilaku atau sikap Angket ini berupa pertanyaan atau

pernyataanyang jawabannya berbentuk skala deskriptifAngket tertutup untuk mengungkap

data tentang variabel terikat yaitu interaksi sosial dan perilaku prososialInstrumen tersebut

sebelumnya diuji cobakan terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat validitas dan

reliabilitasnya Untuk item pernyataan yang dinyatakan tidakvalid atau reliabel maka item

pernyataan tersebut tidak dipakai sebagai item instrumenSedang item-item pernyataaan yang

sudah dinyatakan valid dan reliabel maka item-item pernyataan tersebut dijadikan alat untuk

mendapatkan data dan kemudian setelah itu intsrumen tersebut digunakan atau disebarkan

kepada sampel sesungguhnya

Pada bagian ini pernyataan-pernyataan yang disusun berdasarkan indikator-indikator

yang telah dioperasionalkan dari dimensi-dimensi yang terikat dari setiap variabel Adapun alternatif jawaban menggunakan skala likert dengan empat alternatif jawaban yaitu Selalu

(SL) Sering (SR) Ragu (R) Jarang (JR) Tidak Pernah (TP) Skor untuk jawaban dari

pertanyaan atau pernyataan positif adalah SL=5 SR=4 R=3 JR=2 dan TP=1 sedangkan

untuk pernyataan atau pertanyaan negatif skor sebaliknya

1 Penyusunan Butir Kuisioner

Kisi-kisi angket ini akan disajikan berdasarkan dari indikator-indikator yang telah

dikembangkan dari variabel yang telah ditetapkan Untuk variabel interaksi sosial

(variabel X) terdiri dari 4 indikator dan dikembangkan menjadi 32 item pernyataan

Sedang variabel perilaku prososial (variabel Y) terdiri dari 6 indikator dan dikembangkan menjadi 28 item pernyataanSeperti digambarkan dalam tabel dibawah ini

Tabel 33

Kisi-Kisi Variabel Interaksi Sosial ( X )

Variabel Indikator Item Kuisioner Jumlah

Positif Negatif

Interaksi

Sosial

(X)

1 Kerjasama

2 Akomodasi

3 Asimilasi

4 Akulturasi

1472324

51025 2730

2122129 31

13182022

39 26

6 8 28

1114 16

15171932

8

8

8

8

Jumlah 19 13 32

Tabel 34

Kisi-Kisi Variabel Perilaku Prososial ( Y )

Variabel Indikator Item Kuisioner Jumlah

Positif Negatif

Perilaku

Prososial

(Y)

1 Menolong

2 Beramal

3 Persahabatan

4 Berbagi

5 Simpati

6Kesopanan

1 13 23

5 11 30

1014 20

18 22

4 8 16 31

2321

9 29

15 24

627

7 2526

28 19

12 17 32

5

5

5

5

6

6

Jumlah 18 14 32

2 Uji Coba

a Uji Validitas

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan uji coba yaitu dengan menguji

validitas dan reabilitas Kemudian uji validitas instrumen dilakukan untuk mengetahui

seberapa jauh instrumen penelitian mampu mencerminkan isi sesuai dengan hal dan

sifat yang diukur Artinya setiap butir instrumen telah benar-benar menggambarkan

keseluruhan isi atau sifat bangun konsep yang menjadi dasar penyusunan instrument

Pengujian ini digunakan rumus korelasi product moment seperti berikut

Keterangan

r Nilai Koefisien korelasi antara X dan Y

sumX Jumlah pengamatan variabel X

sumY Jumlah pengamatan variabel Y

sumXY Jumlah hasil perkalian variabel X dan Y

(sumx2) Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel X

(sumx)2 Kuadrat dari Jumlah pengamatan variabel X (sumY2) Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel Y

(sumY)2 Kuadrat dari Jumlah pengamatan variabel Y

N Jumlah pasangan pengamatan Y dan X

b Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa instrument dapat

dipercaya dan digunakan sebagai alat pengumpulan dataUntuk uji reliabilitas

instrument digunakan rumus Alpha dari Cronbach sebagai berikut

Г11=

Keterangan

σ Reliabilitas instrument

k Banyaknya butir pernyataan

sumσb2 Jumlah varian butir

Σσt2 Varian Total

G Teknik Analisis Data

1 Pengorganisasian Data

Data yang nantinya akan diperoleh dari angket kemudian dipilih dan disusun

sehingga data yang tidak berguna dapat ditinggalkan Kemudian dilakukan klasifikasi

data yaitu menggolongkan data berdasarkan kategori tertentu sesuai dengan

permasalahan-permasalahan yang dibuat berdasarkan analisa variabel

2 Hipotesis Statistik

Bentuk hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah

H0 = 0

Ha 0

Bentuk hipotesis asosiatif dalam penelitian ini adalah

Hipotesis nol (H0) Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta

didik terhadap perilaku prososial

Hipotesis alternatif (Ha)Terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta

didik terhadap perilaku prososial

3 Uji Persyaratan Analisis

Sebelum dilakukan analisis dengan regresi dilakukan uji persyaratan analisis

terlebih dahulu Uji persayaratan analisis itu meliputi

a Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data mengikuti

sebaran baku normal atau tidak Normalitas data dikenakan terhadap variabel bebas

(X) dan variabel terikat (Y) Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan Uji

Lilliefors dengan langkah-langkah sebagai berikut

1 Menentukan mean dan standar deviasi

2 Menentukan angka baku (Z) denganrumus sebagai berikut

Rumus

Z1 =

3 Menentukan luas tiap angka baku (Zi) dengan menggunakan daftar distribusi

normal

4 Menentukan angka peluang F(Zi) = 0500 + ( tabel normal standar 0 ke Z )

5 Menentukan S(Zi) = banyak Zi n

6 Menentukan beda dari F (Zi) ndash S (Zi)

7 Memilih nilai terbesar dari F (Zi) ndash S (Zi) dengan mengabaikan tanda matematika untuk menjadikan Lhitung (Lilliefors) Sebaran data dikatakan normal jika

LhitungltLtabel

b Uji Linieritas

Perhitungan linieritas digunakan untuk menyatakan hubungan fungsional

antara variabel-variabel tersebut berhubunganUntuk perhitungan linieritas digunakan

uji regresi sederhana

Pengujian regresi sederhana ( Y = α + bx )

Fhitung =

Di mana

F = Bilangan untuk linieritas

S2TC = Rerata jumlah kuadrat tuna cocok

S2e = Rerata jumlah kuadrat kekeliruan

4 Analisis Data

Data yang sudah diperoleh kemudian diuraikan dengan keterangan agar data

tersebut mudah diubah dipahami bagi orang yang ingin mengetahui penelitian ini

Adapun rumus yang digunakan untuk mencari dan mengetahui presentase setiap data adalah

1 Editing

Pada tahap ini penulis mengecek kembali kelengkapan dan kebenaran

pengisian angket atau kuisioner yang berhasil dikumpulkan oleh peneliti

2 Skorsing

Memberi nilai pada setiap jawaban angket yang diberi skor 432 dan 1

berdasarkan jawaban yang dipilih

Setelah pengumpulan data untuk mengetahui bagaimana pengaruh perilaku

prososial (variabel X) terhadap prestasi belajar (variabel Y) Penulis menggunakan

rumus product momentdari Karl Pearson sebagai berikut

Dimana

rxy = Angka indek korelasi ldquorrdquo product moment

n = Jumlah sampel

sumX = Jumlah keseluruhan variabel X

sumY = Jumlah keseluruhan variabel Y sumXY = Jumlah keseluruhan perkalian antara variabel X dan Y

Kemudian dilajutkan dengan uji signifikasi uji keberartian (t) dengan rumus t

=

Dimana r = Besarnya koefisien korelasi (rhitung)

n = Jumlah sampel

Dan untuk mengetahui berapa persen () variabel X memberikan kontribusi

terhadap variabel Y maka langkah selanjutnya mencari koefisien determinasi dengan

menggunakan derajat hubungan antara variabel X dan Y menggunakan rumus sebagai

berikut

KD = rxy2 x 100 Keterangan

KD = Kontribusi variabel X terhadap variabel Y

rxy2 = Koefisien korelasi antara veriabel X terhadap variabel Y

VI HASIL PENELITIAN

A Deskrisi Data

1 Data Interaksi Sosial Peserta Didik (Skor Variabel X)

Tabel 41

Distribusi Frekuensi Interaksi Sosial Peserta Didik

No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif ()

1 59 - 63 6 652

2 64 - 68 6 652

3 69 - 73 9 978

4 74 - 78 32 3478

5 79 - 83 20 2174

6 84 - 88 12 1304

7 89 ndash 93 7 762

Jumlah 92 100

Hasil penelitian mengenai perilaku prososial peserta didik diperoleh rentangan

nilai sebesar 32 dengan skor tertinggi 91 dan skor terendah 59 banyak kelas 7 dengan

panjang interval 5 Selain itu diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7768 nilai

tengah (median) sebesar 81 67 modus (mode) sebesar 766 dan simpangan baku atau

standar deviasi sebesar 709 (Lihat lampiran 8 hal 73)

Grafik 41

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa interkasi sosial peserta didik yang diperoleh

peserta didik Kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara

74 ndash 78 dengan frekuensi relatif 3478 Sedang yang terendah terlelak antara 59 ndash 63

dengan frekuensi relatif 652

0

20

40

59 - 63 64 - 68 69 - 73 74 - 78 79 - 83 84 - 88 89 ndash 93

2 Deskripsi Data Perilaku Prososial

Tabel 42

Distribusi Frekuensi Perilaku Prososial Peserta Didik

No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif

1 68 - 71 19 2065

2 72 - 75 13 1413

3 76 - 79 12 1304

4 80 - 83 22 2392

5 84 - 87 13 1413

6 88 - 91 8 870

7 92 ndash 95 5 543

Jumlah 92 100

Data hasil perilaku prososialpeserta didik diperoleh rentangan 27 dengan skor tertinggi 95

dan skor terendah 68 banyak kelas 7 dengan panjang kelas interval 4 Selain itu

diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7885 nilai tengah (median) sebesar 8168

nilai modus (mode) sebesar 8 dan simpangan baku atau setandar deviasi sebesar

703(Lihat lampiran 9 hal 76)

Grafik 42

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa perilaku prososialpeserta didik kelas XI

SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara 80 ndash 83 dengan

frekuensi relatif 2392 Sedang yang terendah terlelak antara 92 ndash 95 dengan frekuensi

relatif 543

B Pengujian Persyaratan Analisis

1 Pengujian Normalitas

Perhitungan normalitas dilakukan dengan Uji Lilliefors dengan taraf signifikasi α

= 005 Perhitungan normalitas dilakukan untuk melihat apakah sebaran data yang akan

dianalisis memiliki distribusi yang normal atau tidak Adapun hasil perhitungan uji normalitas sebagai berikut

Tabel 43

Hasil Uji Normalitas

N = 92 Lhitung Ltabel Kriteria Kesimpulan

InteraksiSosial 01005 01009

Lhlt Lt

Distribusi Normal

Perilaku Prososial 00892 01009 Distribusi Normal

2 Pengujian Linieritas

Pengujian linieritas dilakukan terhadap interaksi sosial peserta didik dan perilaku

prososial peserta didikPengujian pertama dilakukan dengan menghitung uji regresi

sederhana dan selanjutnya dengan menggunakan uji linieritas Untuk uji regresi sederhana

didapatkan persamaanregresinya sebagai berikut Y = 1 + (-004)X Sementara itu hasil

0

20

68 - 71 72 - 75 76 - 79 80 - 83 84 - 87 88 - 91 92 ndash 95

yang diperoleh dari pengujian linieritas dengan uji linieritas adalah Fhitung = 099

sementara pada Ftabel dengan taraf signifikasi α = 005 dengan dk penyebut 21 dan dk

pembilang 54 dalam daftar distribusi diperoleh F (2154) adalah 193

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa bentuk hubungan antara interaksi sosial

peserta didik dengan perilaku prososial peserta didikadalah linier

(Perhitungan lengkap pada lampiran 12 hal86)

C Pengujian Hipotesis

Perhitungan hipotesis terlebih dahulu dilakukan perhitungan koefisien korelasinya

Untuk menghitung koefisien korelasi antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku

prososial peserta didik digunakan rumus Pearson Product Moment yaitu

rxy = Σ Σ Σ

Σ Σ Σ Σ

Selanjutnya diperoleh nilai rhitung sebesar 0751 dan dibandingkan dengan rtabel taraf

signifikasi α = 005 yaitu 0227 Hasil tersebut menunjukan bahwa rhitunggt rtabelKarena rhitunggt

rtabel maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (H0) ditolak sedangkan hipotesis alternatif

(Ha) diterima yakni terdapat hubungan antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku

prososial peserta didik

Besarnya kontribusi interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial dapat

ditentukan menggunakan determinasi sebesar 564 Uji signifikasi dengan uji t dengan taraf

signifikasi α = 005 diperoleh thitung = 985 dan ttabel = 166 Karena thitunggt ttabel maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik

terhadapperilaku prososial peserta didik

Semakin tinggiinteraksi sosial peserta didik maka dapat semakin tinggi pula perilaku

prososial peserta didik

(Lihat lampiran 13 hal94)

D Interpretasi Hasil Penelitian

Dari hasil perhitungan didapatkan nilai indeks korelasi sebesar 0751 Jika

dikonsultasikan pada tabel di atas angka r (0751) yang berada antara 070 ndash 090 termasuk

dalam kategori adanya korelasi kuat berarti terdapat hubungan positif dan signifikan antara

interaksi sosial peserta didik dengan perilaku prososial peserta didik

E Kesimpulan Pengujian Hipotesis

Dari uraian di atas diperoleh hasil perhitungan rhitung sebesar 0751 Jika

dikonsultasikan dengan rtabel n = 77 dengan taraf signifikasi (α = 005) maka rtabel adalah

0227 Sedangkan uji signifikasi dengan uji t dengan taraf signifikasi α = 005 diperoleh thitung

= 985 dan ttabel = 166 Karena rhitung lebih besar dari rtabel dan thitung lebih besar dari ttabelmaka

terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku

prososial peserta didik SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan

F Keterbatasan Penelitian

Meskipun penelitian ini telah berhasil menguji hipotesis yang diajukan yaitu terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku

prososial peserta didik Namun masih banyak kekurangan dalam penelitian ini karena

keterbatasan yang dimiliki kekurangan tersebut antara lain terbatasnya pengetahuan tentang

perihal yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti terbatasnya waktu untuk

mengadakan penelitian dan lain sebagainya

VII SIMPULAN DAN SARAN

A Simpulan Berdasarkan uraian mengenai hubunganinteraksi sosial peserta didik terhadap perilaku

prososial peserta didik kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang dibahas pada bab

dan sub bab sebelumnya maka dapat peneliti simpulkan sebagai berikut

1 Data hasil angket interaksi sosial peserta didik mengasilkan rata-rata 7768 adapun skor

yang tertinggi adalah 91 dan terendah 59

2 Data hasil angket perilakuprososial peserta didik mengasilkan rata-rata 7885 Dengan

skor tertinggi sebesar 95 dan terendah sebesar 68

3 Terdapat pengaruh positif dan signifikan antarainteraksi sosial peserta didik terhadap

perilaku prososial peserta didik Hal ini terlihat darididapatnya thitung = 985 dan ttabel =

166 kemudian rhitung lebih besar dari rtabel (0751gt 0227) taraf signifikasi (α = 005)

dan interpretasi dari nilai r terdapat hubungan yang kuat 4 Hubungan interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial peserta didikdapat

dijelaskankan dengan perhitungan koefisien determinasi sebesar 564 dan selebihnya

dipengaruhi oleh faktor lain

B Implikasi

Perlu disadari bahwa walaupun penelitian ini berhasil menguji hipotesis kerja yang

diajukan (H1) yaitu terdapat pengaruh positif dankuat

antara variabel X (interaksi sosial) dan variabel Y (perilaku prososial) peserta didik SMK

Negeri Kota Tangerang Selatan Dengan demikian hasil penelitian ini mengandung implikasi

bahwa interaksi sosial peserta didik berpengaruh positif terhadapperilaku prososial peserta

didik Atas alasan di atas maka diperlukan adanya upaya-upaya pihak yang berkepentingan

atas peserta didik selaku objek pendidikan baik pihak sekolah maupun orang tua peserta

didik agar lebih memperhatikan interaksi sosial peserta didik sehari-hari Perilaku prososial

akan lebih meningkat apabila peserta didik memiliki interaksi sosial yang positif

Pada akhirnya dalam penelitian ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan

walaupun telah dilakukan dengan usaha yang maksimal Oleh karena itu maka perlu

diadakan penelitian lebih lanjut sehingga hasilnya dapat lebih sesuai dengan apa yang

diharapkan sehingga kelak dapat berguna bagi peserta didik itu sendiri serta siapapun yang

mengambil manfaat dari hasil penelitian ini

C Saran

Dari hasil penelitian dan kenyataan yang ada di lapangan maka peneliti pada bagian ini memberikan saran-saran sebagai pertimbangan Adapun saran-saran sebagai berikut

1 Satuan pendidikan harus dapat merangkul semua pihak yang terkait untuk bisa secara

bersama-sama menciptakan suasana ligkunagan sekolah yang kondusif dalam

upayamembentuk perilaku prososial peserta didik dengan demikian penyimpangan yang

dilakukan peserta didik dapat diminimalisir

2 Semua pendidik tanpa terkecuali merupakan cermin bagi peserta didik Maka dari itu

pendidik harus memberikan contoh dalam interaksi sosial dan pembiasaan perilaku

prososial kepada peserta didik

3 Orang tua diharapkan dapat membimbing putera-puteri mereka ketika berada diluar jam

sekolah Karenatiga perempat waktu anak lebih banyak menghabiskan waktu diluar

sekolah yaitu interaksi sosial dan perilaku prososial 4 Hendaknya peserta didik dapat mengaplikasikan pengetahuan Pendidikan

Kewarganegaraan yang didapat disekolah dalam perilaku sehari-hari

DAFTAR PUSTAKA

Adiyanto Michael2004Psilologi Sosial Edisi5 Jilid2 Jakarta Erlangga

Ahmadi Abu 2003 Psikologi Umum Cetakan Ke-3Jakarta PT RinekaCipta

Ali Muhammad 2014 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern Jakarta

Pustaka Amani

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Jakarta Rineka Cipta

Baron Robert A amp Byrne Donn Alih Bahasa Ratna Djuwita 2005 Psikologi

Sosial Edisi ke-10Jilid 2Jakarta Erlangga

Darmadi Hamid 2011 Metode Penelitian Pendidikan Bandung Alfabet

Fisher B Aubrey Penerjemah Soejono Trimo 2001 Teori-Teori Komunikasi

Bandung PT Remaja Rosdakarya

Hanurawan Fattah2010 Psikologi Sosial Suatu Pengantar Bandung PT

Remaja Rosdakarya

Hidayat Dasrun 2012 Komunikasi Antar pribadi dan Medianya Fakta

penelitian Fenomenologi Orang tua karier dan Anak Remaja Yogyakarta

Graha Ilmu

Hidayat Komarudin dan Azra Azuumardi 2014 Pancasila Demokrasi HAM

dan Masyarakat Madani Jakarta Kencana Prenada Media Group

Kartono Kartini 2008 Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja Jakarta

GrafindoPersada

Maryati Kun 2007Sosiologi Untuk Kelas X SMA dan MA Jakarta Erlangga

Mueller Daniel J 2001 Measuring Social Atittides A Handbook for Researchers

and Practitioners Amazon Teachers College Pr

Purwanto M Ngalim 2006 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja

RosdaKarya

Robbins Stephen amp JudgeTimothy 2014 Perilaku OrganisasiOrganizational

Behavior Buku 1 Edisi 12 Jakarta Salemba Empat

Sopiah 2008 Perilaku Organisasi Yogyakarta CVAndi Offset

Sudijono Anas 2010 Statistik Pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Sunardidan Asy 2007 Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Kelas XI SMA dan

MA Solo PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

Surna I Nyoman 2014 Pengembangan Diri Jakarta Fakultas Psikologi UPI

YAI

Syah Muhibbin 2010 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja Rosdakarya

Tumanggor Rusmin 2012 Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Jakarta Kencana

Prenada Media Group

UU RI No 20 tahun2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bandung

Fermana

UU RI No 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Bandung Fermana

Wahab A Abdul 2011 Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan

Bandung Alfabeta

Walpole E Ronald 2003 Pengantar Statistika Edisi 3 Jakarta PT Gramedia

Pustaka Utama

Willis S Sofyan 2010 Remaja dan Masalahnya bandung Alfabeta

Winataputra Udin S 2015 Pendidikan Kewarganegaraan Refleksi Historis

Epistemologis dan Rekonstruksi Untuk Masa Depan UT Kemenristek

Dikti

Winkel WS 2001Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar Jakarta PT

Gramedia

Zamroni Mohammad 2009 Filsafat Komunikasi Yogyakarta GrahaIlmu

Internet

Pengertian Kerja Sama

wwwgooglecomhttplompoulublogspotcom201306pengertian-

kerjasamahtml

Pengertian Persahabatan

wwwgooglecomhttpidwikipediaorgwikiPersahabatan

Pengertian Sopan Santun

wwwgooglecomhttpa62747wordpresscom20091121pengertian-

sopan-santun-menurut-pribadi

wwwgooglecomhttpsukabumikotagoidhukumUU_20_2003_Pendidi

kan_Nasionalpdf

Surat Kabar

Geng Puteri Melakukan Penganiayaan dengan Menyebut Dirinya Geng

NeroIndo-Pos Jumrsquoat 13 Juni 2008hal 4

Page 16: EPrintseprints.unpam.ac.id/383/1/Jurnal PPKn Vol 5 Maret 2017.pdf3. Perilaku prososial peserta didik tidak menjamin membentuk interaksi sosial yang positif. 4. Tidak terdapat pengaruh

Penelitian ini menggunakan angket tertutup dalam bentuk Skala Likert karena

penelitian ini akan mengukur tentang perilaku atau sikap Angket ini berupa pertanyaan atau

pernyataanyang jawabannya berbentuk skala deskriptifAngket tertutup untuk mengungkap

data tentang variabel terikat yaitu interaksi sosial dan perilaku prososialInstrumen tersebut

sebelumnya diuji cobakan terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat validitas dan

reliabilitasnya Untuk item pernyataan yang dinyatakan tidakvalid atau reliabel maka item

pernyataan tersebut tidak dipakai sebagai item instrumenSedang item-item pernyataaan yang

sudah dinyatakan valid dan reliabel maka item-item pernyataan tersebut dijadikan alat untuk

mendapatkan data dan kemudian setelah itu intsrumen tersebut digunakan atau disebarkan

kepada sampel sesungguhnya

Pada bagian ini pernyataan-pernyataan yang disusun berdasarkan indikator-indikator

yang telah dioperasionalkan dari dimensi-dimensi yang terikat dari setiap variabel Adapun alternatif jawaban menggunakan skala likert dengan empat alternatif jawaban yaitu Selalu

(SL) Sering (SR) Ragu (R) Jarang (JR) Tidak Pernah (TP) Skor untuk jawaban dari

pertanyaan atau pernyataan positif adalah SL=5 SR=4 R=3 JR=2 dan TP=1 sedangkan

untuk pernyataan atau pertanyaan negatif skor sebaliknya

1 Penyusunan Butir Kuisioner

Kisi-kisi angket ini akan disajikan berdasarkan dari indikator-indikator yang telah

dikembangkan dari variabel yang telah ditetapkan Untuk variabel interaksi sosial

(variabel X) terdiri dari 4 indikator dan dikembangkan menjadi 32 item pernyataan

Sedang variabel perilaku prososial (variabel Y) terdiri dari 6 indikator dan dikembangkan menjadi 28 item pernyataanSeperti digambarkan dalam tabel dibawah ini

Tabel 33

Kisi-Kisi Variabel Interaksi Sosial ( X )

Variabel Indikator Item Kuisioner Jumlah

Positif Negatif

Interaksi

Sosial

(X)

1 Kerjasama

2 Akomodasi

3 Asimilasi

4 Akulturasi

1472324

51025 2730

2122129 31

13182022

39 26

6 8 28

1114 16

15171932

8

8

8

8

Jumlah 19 13 32

Tabel 34

Kisi-Kisi Variabel Perilaku Prososial ( Y )

Variabel Indikator Item Kuisioner Jumlah

Positif Negatif

Perilaku

Prososial

(Y)

1 Menolong

2 Beramal

3 Persahabatan

4 Berbagi

5 Simpati

6Kesopanan

1 13 23

5 11 30

1014 20

18 22

4 8 16 31

2321

9 29

15 24

627

7 2526

28 19

12 17 32

5

5

5

5

6

6

Jumlah 18 14 32

2 Uji Coba

a Uji Validitas

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan uji coba yaitu dengan menguji

validitas dan reabilitas Kemudian uji validitas instrumen dilakukan untuk mengetahui

seberapa jauh instrumen penelitian mampu mencerminkan isi sesuai dengan hal dan

sifat yang diukur Artinya setiap butir instrumen telah benar-benar menggambarkan

keseluruhan isi atau sifat bangun konsep yang menjadi dasar penyusunan instrument

Pengujian ini digunakan rumus korelasi product moment seperti berikut

Keterangan

r Nilai Koefisien korelasi antara X dan Y

sumX Jumlah pengamatan variabel X

sumY Jumlah pengamatan variabel Y

sumXY Jumlah hasil perkalian variabel X dan Y

(sumx2) Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel X

(sumx)2 Kuadrat dari Jumlah pengamatan variabel X (sumY2) Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel Y

(sumY)2 Kuadrat dari Jumlah pengamatan variabel Y

N Jumlah pasangan pengamatan Y dan X

b Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa instrument dapat

dipercaya dan digunakan sebagai alat pengumpulan dataUntuk uji reliabilitas

instrument digunakan rumus Alpha dari Cronbach sebagai berikut

Г11=

Keterangan

σ Reliabilitas instrument

k Banyaknya butir pernyataan

sumσb2 Jumlah varian butir

Σσt2 Varian Total

G Teknik Analisis Data

1 Pengorganisasian Data

Data yang nantinya akan diperoleh dari angket kemudian dipilih dan disusun

sehingga data yang tidak berguna dapat ditinggalkan Kemudian dilakukan klasifikasi

data yaitu menggolongkan data berdasarkan kategori tertentu sesuai dengan

permasalahan-permasalahan yang dibuat berdasarkan analisa variabel

2 Hipotesis Statistik

Bentuk hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah

H0 = 0

Ha 0

Bentuk hipotesis asosiatif dalam penelitian ini adalah

Hipotesis nol (H0) Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta

didik terhadap perilaku prososial

Hipotesis alternatif (Ha)Terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta

didik terhadap perilaku prososial

3 Uji Persyaratan Analisis

Sebelum dilakukan analisis dengan regresi dilakukan uji persyaratan analisis

terlebih dahulu Uji persayaratan analisis itu meliputi

a Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data mengikuti

sebaran baku normal atau tidak Normalitas data dikenakan terhadap variabel bebas

(X) dan variabel terikat (Y) Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan Uji

Lilliefors dengan langkah-langkah sebagai berikut

1 Menentukan mean dan standar deviasi

2 Menentukan angka baku (Z) denganrumus sebagai berikut

Rumus

Z1 =

3 Menentukan luas tiap angka baku (Zi) dengan menggunakan daftar distribusi

normal

4 Menentukan angka peluang F(Zi) = 0500 + ( tabel normal standar 0 ke Z )

5 Menentukan S(Zi) = banyak Zi n

6 Menentukan beda dari F (Zi) ndash S (Zi)

7 Memilih nilai terbesar dari F (Zi) ndash S (Zi) dengan mengabaikan tanda matematika untuk menjadikan Lhitung (Lilliefors) Sebaran data dikatakan normal jika

LhitungltLtabel

b Uji Linieritas

Perhitungan linieritas digunakan untuk menyatakan hubungan fungsional

antara variabel-variabel tersebut berhubunganUntuk perhitungan linieritas digunakan

uji regresi sederhana

Pengujian regresi sederhana ( Y = α + bx )

Fhitung =

Di mana

F = Bilangan untuk linieritas

S2TC = Rerata jumlah kuadrat tuna cocok

S2e = Rerata jumlah kuadrat kekeliruan

4 Analisis Data

Data yang sudah diperoleh kemudian diuraikan dengan keterangan agar data

tersebut mudah diubah dipahami bagi orang yang ingin mengetahui penelitian ini

Adapun rumus yang digunakan untuk mencari dan mengetahui presentase setiap data adalah

1 Editing

Pada tahap ini penulis mengecek kembali kelengkapan dan kebenaran

pengisian angket atau kuisioner yang berhasil dikumpulkan oleh peneliti

2 Skorsing

Memberi nilai pada setiap jawaban angket yang diberi skor 432 dan 1

berdasarkan jawaban yang dipilih

Setelah pengumpulan data untuk mengetahui bagaimana pengaruh perilaku

prososial (variabel X) terhadap prestasi belajar (variabel Y) Penulis menggunakan

rumus product momentdari Karl Pearson sebagai berikut

Dimana

rxy = Angka indek korelasi ldquorrdquo product moment

n = Jumlah sampel

sumX = Jumlah keseluruhan variabel X

sumY = Jumlah keseluruhan variabel Y sumXY = Jumlah keseluruhan perkalian antara variabel X dan Y

Kemudian dilajutkan dengan uji signifikasi uji keberartian (t) dengan rumus t

=

Dimana r = Besarnya koefisien korelasi (rhitung)

n = Jumlah sampel

Dan untuk mengetahui berapa persen () variabel X memberikan kontribusi

terhadap variabel Y maka langkah selanjutnya mencari koefisien determinasi dengan

menggunakan derajat hubungan antara variabel X dan Y menggunakan rumus sebagai

berikut

KD = rxy2 x 100 Keterangan

KD = Kontribusi variabel X terhadap variabel Y

rxy2 = Koefisien korelasi antara veriabel X terhadap variabel Y

VI HASIL PENELITIAN

A Deskrisi Data

1 Data Interaksi Sosial Peserta Didik (Skor Variabel X)

Tabel 41

Distribusi Frekuensi Interaksi Sosial Peserta Didik

No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif ()

1 59 - 63 6 652

2 64 - 68 6 652

3 69 - 73 9 978

4 74 - 78 32 3478

5 79 - 83 20 2174

6 84 - 88 12 1304

7 89 ndash 93 7 762

Jumlah 92 100

Hasil penelitian mengenai perilaku prososial peserta didik diperoleh rentangan

nilai sebesar 32 dengan skor tertinggi 91 dan skor terendah 59 banyak kelas 7 dengan

panjang interval 5 Selain itu diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7768 nilai

tengah (median) sebesar 81 67 modus (mode) sebesar 766 dan simpangan baku atau

standar deviasi sebesar 709 (Lihat lampiran 8 hal 73)

Grafik 41

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa interkasi sosial peserta didik yang diperoleh

peserta didik Kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara

74 ndash 78 dengan frekuensi relatif 3478 Sedang yang terendah terlelak antara 59 ndash 63

dengan frekuensi relatif 652

0

20

40

59 - 63 64 - 68 69 - 73 74 - 78 79 - 83 84 - 88 89 ndash 93

2 Deskripsi Data Perilaku Prososial

Tabel 42

Distribusi Frekuensi Perilaku Prososial Peserta Didik

No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif

1 68 - 71 19 2065

2 72 - 75 13 1413

3 76 - 79 12 1304

4 80 - 83 22 2392

5 84 - 87 13 1413

6 88 - 91 8 870

7 92 ndash 95 5 543

Jumlah 92 100

Data hasil perilaku prososialpeserta didik diperoleh rentangan 27 dengan skor tertinggi 95

dan skor terendah 68 banyak kelas 7 dengan panjang kelas interval 4 Selain itu

diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7885 nilai tengah (median) sebesar 8168

nilai modus (mode) sebesar 8 dan simpangan baku atau setandar deviasi sebesar

703(Lihat lampiran 9 hal 76)

Grafik 42

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa perilaku prososialpeserta didik kelas XI

SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara 80 ndash 83 dengan

frekuensi relatif 2392 Sedang yang terendah terlelak antara 92 ndash 95 dengan frekuensi

relatif 543

B Pengujian Persyaratan Analisis

1 Pengujian Normalitas

Perhitungan normalitas dilakukan dengan Uji Lilliefors dengan taraf signifikasi α

= 005 Perhitungan normalitas dilakukan untuk melihat apakah sebaran data yang akan

dianalisis memiliki distribusi yang normal atau tidak Adapun hasil perhitungan uji normalitas sebagai berikut

Tabel 43

Hasil Uji Normalitas

N = 92 Lhitung Ltabel Kriteria Kesimpulan

InteraksiSosial 01005 01009

Lhlt Lt

Distribusi Normal

Perilaku Prososial 00892 01009 Distribusi Normal

2 Pengujian Linieritas

Pengujian linieritas dilakukan terhadap interaksi sosial peserta didik dan perilaku

prososial peserta didikPengujian pertama dilakukan dengan menghitung uji regresi

sederhana dan selanjutnya dengan menggunakan uji linieritas Untuk uji regresi sederhana

didapatkan persamaanregresinya sebagai berikut Y = 1 + (-004)X Sementara itu hasil

0

20

68 - 71 72 - 75 76 - 79 80 - 83 84 - 87 88 - 91 92 ndash 95

yang diperoleh dari pengujian linieritas dengan uji linieritas adalah Fhitung = 099

sementara pada Ftabel dengan taraf signifikasi α = 005 dengan dk penyebut 21 dan dk

pembilang 54 dalam daftar distribusi diperoleh F (2154) adalah 193

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa bentuk hubungan antara interaksi sosial

peserta didik dengan perilaku prososial peserta didikadalah linier

(Perhitungan lengkap pada lampiran 12 hal86)

C Pengujian Hipotesis

Perhitungan hipotesis terlebih dahulu dilakukan perhitungan koefisien korelasinya

Untuk menghitung koefisien korelasi antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku

prososial peserta didik digunakan rumus Pearson Product Moment yaitu

rxy = Σ Σ Σ

Σ Σ Σ Σ

Selanjutnya diperoleh nilai rhitung sebesar 0751 dan dibandingkan dengan rtabel taraf

signifikasi α = 005 yaitu 0227 Hasil tersebut menunjukan bahwa rhitunggt rtabelKarena rhitunggt

rtabel maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (H0) ditolak sedangkan hipotesis alternatif

(Ha) diterima yakni terdapat hubungan antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku

prososial peserta didik

Besarnya kontribusi interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial dapat

ditentukan menggunakan determinasi sebesar 564 Uji signifikasi dengan uji t dengan taraf

signifikasi α = 005 diperoleh thitung = 985 dan ttabel = 166 Karena thitunggt ttabel maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik

terhadapperilaku prososial peserta didik

Semakin tinggiinteraksi sosial peserta didik maka dapat semakin tinggi pula perilaku

prososial peserta didik

(Lihat lampiran 13 hal94)

D Interpretasi Hasil Penelitian

Dari hasil perhitungan didapatkan nilai indeks korelasi sebesar 0751 Jika

dikonsultasikan pada tabel di atas angka r (0751) yang berada antara 070 ndash 090 termasuk

dalam kategori adanya korelasi kuat berarti terdapat hubungan positif dan signifikan antara

interaksi sosial peserta didik dengan perilaku prososial peserta didik

E Kesimpulan Pengujian Hipotesis

Dari uraian di atas diperoleh hasil perhitungan rhitung sebesar 0751 Jika

dikonsultasikan dengan rtabel n = 77 dengan taraf signifikasi (α = 005) maka rtabel adalah

0227 Sedangkan uji signifikasi dengan uji t dengan taraf signifikasi α = 005 diperoleh thitung

= 985 dan ttabel = 166 Karena rhitung lebih besar dari rtabel dan thitung lebih besar dari ttabelmaka

terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku

prososial peserta didik SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan

F Keterbatasan Penelitian

Meskipun penelitian ini telah berhasil menguji hipotesis yang diajukan yaitu terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku

prososial peserta didik Namun masih banyak kekurangan dalam penelitian ini karena

keterbatasan yang dimiliki kekurangan tersebut antara lain terbatasnya pengetahuan tentang

perihal yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti terbatasnya waktu untuk

mengadakan penelitian dan lain sebagainya

VII SIMPULAN DAN SARAN

A Simpulan Berdasarkan uraian mengenai hubunganinteraksi sosial peserta didik terhadap perilaku

prososial peserta didik kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang dibahas pada bab

dan sub bab sebelumnya maka dapat peneliti simpulkan sebagai berikut

1 Data hasil angket interaksi sosial peserta didik mengasilkan rata-rata 7768 adapun skor

yang tertinggi adalah 91 dan terendah 59

2 Data hasil angket perilakuprososial peserta didik mengasilkan rata-rata 7885 Dengan

skor tertinggi sebesar 95 dan terendah sebesar 68

3 Terdapat pengaruh positif dan signifikan antarainteraksi sosial peserta didik terhadap

perilaku prososial peserta didik Hal ini terlihat darididapatnya thitung = 985 dan ttabel =

166 kemudian rhitung lebih besar dari rtabel (0751gt 0227) taraf signifikasi (α = 005)

dan interpretasi dari nilai r terdapat hubungan yang kuat 4 Hubungan interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial peserta didikdapat

dijelaskankan dengan perhitungan koefisien determinasi sebesar 564 dan selebihnya

dipengaruhi oleh faktor lain

B Implikasi

Perlu disadari bahwa walaupun penelitian ini berhasil menguji hipotesis kerja yang

diajukan (H1) yaitu terdapat pengaruh positif dankuat

antara variabel X (interaksi sosial) dan variabel Y (perilaku prososial) peserta didik SMK

Negeri Kota Tangerang Selatan Dengan demikian hasil penelitian ini mengandung implikasi

bahwa interaksi sosial peserta didik berpengaruh positif terhadapperilaku prososial peserta

didik Atas alasan di atas maka diperlukan adanya upaya-upaya pihak yang berkepentingan

atas peserta didik selaku objek pendidikan baik pihak sekolah maupun orang tua peserta

didik agar lebih memperhatikan interaksi sosial peserta didik sehari-hari Perilaku prososial

akan lebih meningkat apabila peserta didik memiliki interaksi sosial yang positif

Pada akhirnya dalam penelitian ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan

walaupun telah dilakukan dengan usaha yang maksimal Oleh karena itu maka perlu

diadakan penelitian lebih lanjut sehingga hasilnya dapat lebih sesuai dengan apa yang

diharapkan sehingga kelak dapat berguna bagi peserta didik itu sendiri serta siapapun yang

mengambil manfaat dari hasil penelitian ini

C Saran

Dari hasil penelitian dan kenyataan yang ada di lapangan maka peneliti pada bagian ini memberikan saran-saran sebagai pertimbangan Adapun saran-saran sebagai berikut

1 Satuan pendidikan harus dapat merangkul semua pihak yang terkait untuk bisa secara

bersama-sama menciptakan suasana ligkunagan sekolah yang kondusif dalam

upayamembentuk perilaku prososial peserta didik dengan demikian penyimpangan yang

dilakukan peserta didik dapat diminimalisir

2 Semua pendidik tanpa terkecuali merupakan cermin bagi peserta didik Maka dari itu

pendidik harus memberikan contoh dalam interaksi sosial dan pembiasaan perilaku

prososial kepada peserta didik

3 Orang tua diharapkan dapat membimbing putera-puteri mereka ketika berada diluar jam

sekolah Karenatiga perempat waktu anak lebih banyak menghabiskan waktu diluar

sekolah yaitu interaksi sosial dan perilaku prososial 4 Hendaknya peserta didik dapat mengaplikasikan pengetahuan Pendidikan

Kewarganegaraan yang didapat disekolah dalam perilaku sehari-hari

DAFTAR PUSTAKA

Adiyanto Michael2004Psilologi Sosial Edisi5 Jilid2 Jakarta Erlangga

Ahmadi Abu 2003 Psikologi Umum Cetakan Ke-3Jakarta PT RinekaCipta

Ali Muhammad 2014 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern Jakarta

Pustaka Amani

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Jakarta Rineka Cipta

Baron Robert A amp Byrne Donn Alih Bahasa Ratna Djuwita 2005 Psikologi

Sosial Edisi ke-10Jilid 2Jakarta Erlangga

Darmadi Hamid 2011 Metode Penelitian Pendidikan Bandung Alfabet

Fisher B Aubrey Penerjemah Soejono Trimo 2001 Teori-Teori Komunikasi

Bandung PT Remaja Rosdakarya

Hanurawan Fattah2010 Psikologi Sosial Suatu Pengantar Bandung PT

Remaja Rosdakarya

Hidayat Dasrun 2012 Komunikasi Antar pribadi dan Medianya Fakta

penelitian Fenomenologi Orang tua karier dan Anak Remaja Yogyakarta

Graha Ilmu

Hidayat Komarudin dan Azra Azuumardi 2014 Pancasila Demokrasi HAM

dan Masyarakat Madani Jakarta Kencana Prenada Media Group

Kartono Kartini 2008 Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja Jakarta

GrafindoPersada

Maryati Kun 2007Sosiologi Untuk Kelas X SMA dan MA Jakarta Erlangga

Mueller Daniel J 2001 Measuring Social Atittides A Handbook for Researchers

and Practitioners Amazon Teachers College Pr

Purwanto M Ngalim 2006 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja

RosdaKarya

Robbins Stephen amp JudgeTimothy 2014 Perilaku OrganisasiOrganizational

Behavior Buku 1 Edisi 12 Jakarta Salemba Empat

Sopiah 2008 Perilaku Organisasi Yogyakarta CVAndi Offset

Sudijono Anas 2010 Statistik Pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Sunardidan Asy 2007 Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Kelas XI SMA dan

MA Solo PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

Surna I Nyoman 2014 Pengembangan Diri Jakarta Fakultas Psikologi UPI

YAI

Syah Muhibbin 2010 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja Rosdakarya

Tumanggor Rusmin 2012 Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Jakarta Kencana

Prenada Media Group

UU RI No 20 tahun2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bandung

Fermana

UU RI No 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Bandung Fermana

Wahab A Abdul 2011 Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan

Bandung Alfabeta

Walpole E Ronald 2003 Pengantar Statistika Edisi 3 Jakarta PT Gramedia

Pustaka Utama

Willis S Sofyan 2010 Remaja dan Masalahnya bandung Alfabeta

Winataputra Udin S 2015 Pendidikan Kewarganegaraan Refleksi Historis

Epistemologis dan Rekonstruksi Untuk Masa Depan UT Kemenristek

Dikti

Winkel WS 2001Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar Jakarta PT

Gramedia

Zamroni Mohammad 2009 Filsafat Komunikasi Yogyakarta GrahaIlmu

Internet

Pengertian Kerja Sama

wwwgooglecomhttplompoulublogspotcom201306pengertian-

kerjasamahtml

Pengertian Persahabatan

wwwgooglecomhttpidwikipediaorgwikiPersahabatan

Pengertian Sopan Santun

wwwgooglecomhttpa62747wordpresscom20091121pengertian-

sopan-santun-menurut-pribadi

wwwgooglecomhttpsukabumikotagoidhukumUU_20_2003_Pendidi

kan_Nasionalpdf

Surat Kabar

Geng Puteri Melakukan Penganiayaan dengan Menyebut Dirinya Geng

NeroIndo-Pos Jumrsquoat 13 Juni 2008hal 4

Page 17: EPrintseprints.unpam.ac.id/383/1/Jurnal PPKn Vol 5 Maret 2017.pdf3. Perilaku prososial peserta didik tidak menjamin membentuk interaksi sosial yang positif. 4. Tidak terdapat pengaruh

keseluruhan isi atau sifat bangun konsep yang menjadi dasar penyusunan instrument

Pengujian ini digunakan rumus korelasi product moment seperti berikut

Keterangan

r Nilai Koefisien korelasi antara X dan Y

sumX Jumlah pengamatan variabel X

sumY Jumlah pengamatan variabel Y

sumXY Jumlah hasil perkalian variabel X dan Y

(sumx2) Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel X

(sumx)2 Kuadrat dari Jumlah pengamatan variabel X (sumY2) Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel Y

(sumY)2 Kuadrat dari Jumlah pengamatan variabel Y

N Jumlah pasangan pengamatan Y dan X

b Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa instrument dapat

dipercaya dan digunakan sebagai alat pengumpulan dataUntuk uji reliabilitas

instrument digunakan rumus Alpha dari Cronbach sebagai berikut

Г11=

Keterangan

σ Reliabilitas instrument

k Banyaknya butir pernyataan

sumσb2 Jumlah varian butir

Σσt2 Varian Total

G Teknik Analisis Data

1 Pengorganisasian Data

Data yang nantinya akan diperoleh dari angket kemudian dipilih dan disusun

sehingga data yang tidak berguna dapat ditinggalkan Kemudian dilakukan klasifikasi

data yaitu menggolongkan data berdasarkan kategori tertentu sesuai dengan

permasalahan-permasalahan yang dibuat berdasarkan analisa variabel

2 Hipotesis Statistik

Bentuk hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah

H0 = 0

Ha 0

Bentuk hipotesis asosiatif dalam penelitian ini adalah

Hipotesis nol (H0) Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta

didik terhadap perilaku prososial

Hipotesis alternatif (Ha)Terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta

didik terhadap perilaku prososial

3 Uji Persyaratan Analisis

Sebelum dilakukan analisis dengan regresi dilakukan uji persyaratan analisis

terlebih dahulu Uji persayaratan analisis itu meliputi

a Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data mengikuti

sebaran baku normal atau tidak Normalitas data dikenakan terhadap variabel bebas

(X) dan variabel terikat (Y) Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan Uji

Lilliefors dengan langkah-langkah sebagai berikut

1 Menentukan mean dan standar deviasi

2 Menentukan angka baku (Z) denganrumus sebagai berikut

Rumus

Z1 =

3 Menentukan luas tiap angka baku (Zi) dengan menggunakan daftar distribusi

normal

4 Menentukan angka peluang F(Zi) = 0500 + ( tabel normal standar 0 ke Z )

5 Menentukan S(Zi) = banyak Zi n

6 Menentukan beda dari F (Zi) ndash S (Zi)

7 Memilih nilai terbesar dari F (Zi) ndash S (Zi) dengan mengabaikan tanda matematika untuk menjadikan Lhitung (Lilliefors) Sebaran data dikatakan normal jika

LhitungltLtabel

b Uji Linieritas

Perhitungan linieritas digunakan untuk menyatakan hubungan fungsional

antara variabel-variabel tersebut berhubunganUntuk perhitungan linieritas digunakan

uji regresi sederhana

Pengujian regresi sederhana ( Y = α + bx )

Fhitung =

Di mana

F = Bilangan untuk linieritas

S2TC = Rerata jumlah kuadrat tuna cocok

S2e = Rerata jumlah kuadrat kekeliruan

4 Analisis Data

Data yang sudah diperoleh kemudian diuraikan dengan keterangan agar data

tersebut mudah diubah dipahami bagi orang yang ingin mengetahui penelitian ini

Adapun rumus yang digunakan untuk mencari dan mengetahui presentase setiap data adalah

1 Editing

Pada tahap ini penulis mengecek kembali kelengkapan dan kebenaran

pengisian angket atau kuisioner yang berhasil dikumpulkan oleh peneliti

2 Skorsing

Memberi nilai pada setiap jawaban angket yang diberi skor 432 dan 1

berdasarkan jawaban yang dipilih

Setelah pengumpulan data untuk mengetahui bagaimana pengaruh perilaku

prososial (variabel X) terhadap prestasi belajar (variabel Y) Penulis menggunakan

rumus product momentdari Karl Pearson sebagai berikut

Dimana

rxy = Angka indek korelasi ldquorrdquo product moment

n = Jumlah sampel

sumX = Jumlah keseluruhan variabel X

sumY = Jumlah keseluruhan variabel Y sumXY = Jumlah keseluruhan perkalian antara variabel X dan Y

Kemudian dilajutkan dengan uji signifikasi uji keberartian (t) dengan rumus t

=

Dimana r = Besarnya koefisien korelasi (rhitung)

n = Jumlah sampel

Dan untuk mengetahui berapa persen () variabel X memberikan kontribusi

terhadap variabel Y maka langkah selanjutnya mencari koefisien determinasi dengan

menggunakan derajat hubungan antara variabel X dan Y menggunakan rumus sebagai

berikut

KD = rxy2 x 100 Keterangan

KD = Kontribusi variabel X terhadap variabel Y

rxy2 = Koefisien korelasi antara veriabel X terhadap variabel Y

VI HASIL PENELITIAN

A Deskrisi Data

1 Data Interaksi Sosial Peserta Didik (Skor Variabel X)

Tabel 41

Distribusi Frekuensi Interaksi Sosial Peserta Didik

No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif ()

1 59 - 63 6 652

2 64 - 68 6 652

3 69 - 73 9 978

4 74 - 78 32 3478

5 79 - 83 20 2174

6 84 - 88 12 1304

7 89 ndash 93 7 762

Jumlah 92 100

Hasil penelitian mengenai perilaku prososial peserta didik diperoleh rentangan

nilai sebesar 32 dengan skor tertinggi 91 dan skor terendah 59 banyak kelas 7 dengan

panjang interval 5 Selain itu diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7768 nilai

tengah (median) sebesar 81 67 modus (mode) sebesar 766 dan simpangan baku atau

standar deviasi sebesar 709 (Lihat lampiran 8 hal 73)

Grafik 41

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa interkasi sosial peserta didik yang diperoleh

peserta didik Kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara

74 ndash 78 dengan frekuensi relatif 3478 Sedang yang terendah terlelak antara 59 ndash 63

dengan frekuensi relatif 652

0

20

40

59 - 63 64 - 68 69 - 73 74 - 78 79 - 83 84 - 88 89 ndash 93

2 Deskripsi Data Perilaku Prososial

Tabel 42

Distribusi Frekuensi Perilaku Prososial Peserta Didik

No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif

1 68 - 71 19 2065

2 72 - 75 13 1413

3 76 - 79 12 1304

4 80 - 83 22 2392

5 84 - 87 13 1413

6 88 - 91 8 870

7 92 ndash 95 5 543

Jumlah 92 100

Data hasil perilaku prososialpeserta didik diperoleh rentangan 27 dengan skor tertinggi 95

dan skor terendah 68 banyak kelas 7 dengan panjang kelas interval 4 Selain itu

diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7885 nilai tengah (median) sebesar 8168

nilai modus (mode) sebesar 8 dan simpangan baku atau setandar deviasi sebesar

703(Lihat lampiran 9 hal 76)

Grafik 42

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa perilaku prososialpeserta didik kelas XI

SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara 80 ndash 83 dengan

frekuensi relatif 2392 Sedang yang terendah terlelak antara 92 ndash 95 dengan frekuensi

relatif 543

B Pengujian Persyaratan Analisis

1 Pengujian Normalitas

Perhitungan normalitas dilakukan dengan Uji Lilliefors dengan taraf signifikasi α

= 005 Perhitungan normalitas dilakukan untuk melihat apakah sebaran data yang akan

dianalisis memiliki distribusi yang normal atau tidak Adapun hasil perhitungan uji normalitas sebagai berikut

Tabel 43

Hasil Uji Normalitas

N = 92 Lhitung Ltabel Kriteria Kesimpulan

InteraksiSosial 01005 01009

Lhlt Lt

Distribusi Normal

Perilaku Prososial 00892 01009 Distribusi Normal

2 Pengujian Linieritas

Pengujian linieritas dilakukan terhadap interaksi sosial peserta didik dan perilaku

prososial peserta didikPengujian pertama dilakukan dengan menghitung uji regresi

sederhana dan selanjutnya dengan menggunakan uji linieritas Untuk uji regresi sederhana

didapatkan persamaanregresinya sebagai berikut Y = 1 + (-004)X Sementara itu hasil

0

20

68 - 71 72 - 75 76 - 79 80 - 83 84 - 87 88 - 91 92 ndash 95

yang diperoleh dari pengujian linieritas dengan uji linieritas adalah Fhitung = 099

sementara pada Ftabel dengan taraf signifikasi α = 005 dengan dk penyebut 21 dan dk

pembilang 54 dalam daftar distribusi diperoleh F (2154) adalah 193

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa bentuk hubungan antara interaksi sosial

peserta didik dengan perilaku prososial peserta didikadalah linier

(Perhitungan lengkap pada lampiran 12 hal86)

C Pengujian Hipotesis

Perhitungan hipotesis terlebih dahulu dilakukan perhitungan koefisien korelasinya

Untuk menghitung koefisien korelasi antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku

prososial peserta didik digunakan rumus Pearson Product Moment yaitu

rxy = Σ Σ Σ

Σ Σ Σ Σ

Selanjutnya diperoleh nilai rhitung sebesar 0751 dan dibandingkan dengan rtabel taraf

signifikasi α = 005 yaitu 0227 Hasil tersebut menunjukan bahwa rhitunggt rtabelKarena rhitunggt

rtabel maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (H0) ditolak sedangkan hipotesis alternatif

(Ha) diterima yakni terdapat hubungan antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku

prososial peserta didik

Besarnya kontribusi interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial dapat

ditentukan menggunakan determinasi sebesar 564 Uji signifikasi dengan uji t dengan taraf

signifikasi α = 005 diperoleh thitung = 985 dan ttabel = 166 Karena thitunggt ttabel maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik

terhadapperilaku prososial peserta didik

Semakin tinggiinteraksi sosial peserta didik maka dapat semakin tinggi pula perilaku

prososial peserta didik

(Lihat lampiran 13 hal94)

D Interpretasi Hasil Penelitian

Dari hasil perhitungan didapatkan nilai indeks korelasi sebesar 0751 Jika

dikonsultasikan pada tabel di atas angka r (0751) yang berada antara 070 ndash 090 termasuk

dalam kategori adanya korelasi kuat berarti terdapat hubungan positif dan signifikan antara

interaksi sosial peserta didik dengan perilaku prososial peserta didik

E Kesimpulan Pengujian Hipotesis

Dari uraian di atas diperoleh hasil perhitungan rhitung sebesar 0751 Jika

dikonsultasikan dengan rtabel n = 77 dengan taraf signifikasi (α = 005) maka rtabel adalah

0227 Sedangkan uji signifikasi dengan uji t dengan taraf signifikasi α = 005 diperoleh thitung

= 985 dan ttabel = 166 Karena rhitung lebih besar dari rtabel dan thitung lebih besar dari ttabelmaka

terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku

prososial peserta didik SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan

F Keterbatasan Penelitian

Meskipun penelitian ini telah berhasil menguji hipotesis yang diajukan yaitu terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku

prososial peserta didik Namun masih banyak kekurangan dalam penelitian ini karena

keterbatasan yang dimiliki kekurangan tersebut antara lain terbatasnya pengetahuan tentang

perihal yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti terbatasnya waktu untuk

mengadakan penelitian dan lain sebagainya

VII SIMPULAN DAN SARAN

A Simpulan Berdasarkan uraian mengenai hubunganinteraksi sosial peserta didik terhadap perilaku

prososial peserta didik kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang dibahas pada bab

dan sub bab sebelumnya maka dapat peneliti simpulkan sebagai berikut

1 Data hasil angket interaksi sosial peserta didik mengasilkan rata-rata 7768 adapun skor

yang tertinggi adalah 91 dan terendah 59

2 Data hasil angket perilakuprososial peserta didik mengasilkan rata-rata 7885 Dengan

skor tertinggi sebesar 95 dan terendah sebesar 68

3 Terdapat pengaruh positif dan signifikan antarainteraksi sosial peserta didik terhadap

perilaku prososial peserta didik Hal ini terlihat darididapatnya thitung = 985 dan ttabel =

166 kemudian rhitung lebih besar dari rtabel (0751gt 0227) taraf signifikasi (α = 005)

dan interpretasi dari nilai r terdapat hubungan yang kuat 4 Hubungan interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial peserta didikdapat

dijelaskankan dengan perhitungan koefisien determinasi sebesar 564 dan selebihnya

dipengaruhi oleh faktor lain

B Implikasi

Perlu disadari bahwa walaupun penelitian ini berhasil menguji hipotesis kerja yang

diajukan (H1) yaitu terdapat pengaruh positif dankuat

antara variabel X (interaksi sosial) dan variabel Y (perilaku prososial) peserta didik SMK

Negeri Kota Tangerang Selatan Dengan demikian hasil penelitian ini mengandung implikasi

bahwa interaksi sosial peserta didik berpengaruh positif terhadapperilaku prososial peserta

didik Atas alasan di atas maka diperlukan adanya upaya-upaya pihak yang berkepentingan

atas peserta didik selaku objek pendidikan baik pihak sekolah maupun orang tua peserta

didik agar lebih memperhatikan interaksi sosial peserta didik sehari-hari Perilaku prososial

akan lebih meningkat apabila peserta didik memiliki interaksi sosial yang positif

Pada akhirnya dalam penelitian ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan

walaupun telah dilakukan dengan usaha yang maksimal Oleh karena itu maka perlu

diadakan penelitian lebih lanjut sehingga hasilnya dapat lebih sesuai dengan apa yang

diharapkan sehingga kelak dapat berguna bagi peserta didik itu sendiri serta siapapun yang

mengambil manfaat dari hasil penelitian ini

C Saran

Dari hasil penelitian dan kenyataan yang ada di lapangan maka peneliti pada bagian ini memberikan saran-saran sebagai pertimbangan Adapun saran-saran sebagai berikut

1 Satuan pendidikan harus dapat merangkul semua pihak yang terkait untuk bisa secara

bersama-sama menciptakan suasana ligkunagan sekolah yang kondusif dalam

upayamembentuk perilaku prososial peserta didik dengan demikian penyimpangan yang

dilakukan peserta didik dapat diminimalisir

2 Semua pendidik tanpa terkecuali merupakan cermin bagi peserta didik Maka dari itu

pendidik harus memberikan contoh dalam interaksi sosial dan pembiasaan perilaku

prososial kepada peserta didik

3 Orang tua diharapkan dapat membimbing putera-puteri mereka ketika berada diluar jam

sekolah Karenatiga perempat waktu anak lebih banyak menghabiskan waktu diluar

sekolah yaitu interaksi sosial dan perilaku prososial 4 Hendaknya peserta didik dapat mengaplikasikan pengetahuan Pendidikan

Kewarganegaraan yang didapat disekolah dalam perilaku sehari-hari

DAFTAR PUSTAKA

Adiyanto Michael2004Psilologi Sosial Edisi5 Jilid2 Jakarta Erlangga

Ahmadi Abu 2003 Psikologi Umum Cetakan Ke-3Jakarta PT RinekaCipta

Ali Muhammad 2014 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern Jakarta

Pustaka Amani

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Jakarta Rineka Cipta

Baron Robert A amp Byrne Donn Alih Bahasa Ratna Djuwita 2005 Psikologi

Sosial Edisi ke-10Jilid 2Jakarta Erlangga

Darmadi Hamid 2011 Metode Penelitian Pendidikan Bandung Alfabet

Fisher B Aubrey Penerjemah Soejono Trimo 2001 Teori-Teori Komunikasi

Bandung PT Remaja Rosdakarya

Hanurawan Fattah2010 Psikologi Sosial Suatu Pengantar Bandung PT

Remaja Rosdakarya

Hidayat Dasrun 2012 Komunikasi Antar pribadi dan Medianya Fakta

penelitian Fenomenologi Orang tua karier dan Anak Remaja Yogyakarta

Graha Ilmu

Hidayat Komarudin dan Azra Azuumardi 2014 Pancasila Demokrasi HAM

dan Masyarakat Madani Jakarta Kencana Prenada Media Group

Kartono Kartini 2008 Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja Jakarta

GrafindoPersada

Maryati Kun 2007Sosiologi Untuk Kelas X SMA dan MA Jakarta Erlangga

Mueller Daniel J 2001 Measuring Social Atittides A Handbook for Researchers

and Practitioners Amazon Teachers College Pr

Purwanto M Ngalim 2006 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja

RosdaKarya

Robbins Stephen amp JudgeTimothy 2014 Perilaku OrganisasiOrganizational

Behavior Buku 1 Edisi 12 Jakarta Salemba Empat

Sopiah 2008 Perilaku Organisasi Yogyakarta CVAndi Offset

Sudijono Anas 2010 Statistik Pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Sunardidan Asy 2007 Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Kelas XI SMA dan

MA Solo PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

Surna I Nyoman 2014 Pengembangan Diri Jakarta Fakultas Psikologi UPI

YAI

Syah Muhibbin 2010 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja Rosdakarya

Tumanggor Rusmin 2012 Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Jakarta Kencana

Prenada Media Group

UU RI No 20 tahun2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bandung

Fermana

UU RI No 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Bandung Fermana

Wahab A Abdul 2011 Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan

Bandung Alfabeta

Walpole E Ronald 2003 Pengantar Statistika Edisi 3 Jakarta PT Gramedia

Pustaka Utama

Willis S Sofyan 2010 Remaja dan Masalahnya bandung Alfabeta

Winataputra Udin S 2015 Pendidikan Kewarganegaraan Refleksi Historis

Epistemologis dan Rekonstruksi Untuk Masa Depan UT Kemenristek

Dikti

Winkel WS 2001Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar Jakarta PT

Gramedia

Zamroni Mohammad 2009 Filsafat Komunikasi Yogyakarta GrahaIlmu

Internet

Pengertian Kerja Sama

wwwgooglecomhttplompoulublogspotcom201306pengertian-

kerjasamahtml

Pengertian Persahabatan

wwwgooglecomhttpidwikipediaorgwikiPersahabatan

Pengertian Sopan Santun

wwwgooglecomhttpa62747wordpresscom20091121pengertian-

sopan-santun-menurut-pribadi

wwwgooglecomhttpsukabumikotagoidhukumUU_20_2003_Pendidi

kan_Nasionalpdf

Surat Kabar

Geng Puteri Melakukan Penganiayaan dengan Menyebut Dirinya Geng

NeroIndo-Pos Jumrsquoat 13 Juni 2008hal 4

Page 18: EPrintseprints.unpam.ac.id/383/1/Jurnal PPKn Vol 5 Maret 2017.pdf3. Perilaku prososial peserta didik tidak menjamin membentuk interaksi sosial yang positif. 4. Tidak terdapat pengaruh

a Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data mengikuti

sebaran baku normal atau tidak Normalitas data dikenakan terhadap variabel bebas

(X) dan variabel terikat (Y) Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan Uji

Lilliefors dengan langkah-langkah sebagai berikut

1 Menentukan mean dan standar deviasi

2 Menentukan angka baku (Z) denganrumus sebagai berikut

Rumus

Z1 =

3 Menentukan luas tiap angka baku (Zi) dengan menggunakan daftar distribusi

normal

4 Menentukan angka peluang F(Zi) = 0500 + ( tabel normal standar 0 ke Z )

5 Menentukan S(Zi) = banyak Zi n

6 Menentukan beda dari F (Zi) ndash S (Zi)

7 Memilih nilai terbesar dari F (Zi) ndash S (Zi) dengan mengabaikan tanda matematika untuk menjadikan Lhitung (Lilliefors) Sebaran data dikatakan normal jika

LhitungltLtabel

b Uji Linieritas

Perhitungan linieritas digunakan untuk menyatakan hubungan fungsional

antara variabel-variabel tersebut berhubunganUntuk perhitungan linieritas digunakan

uji regresi sederhana

Pengujian regresi sederhana ( Y = α + bx )

Fhitung =

Di mana

F = Bilangan untuk linieritas

S2TC = Rerata jumlah kuadrat tuna cocok

S2e = Rerata jumlah kuadrat kekeliruan

4 Analisis Data

Data yang sudah diperoleh kemudian diuraikan dengan keterangan agar data

tersebut mudah diubah dipahami bagi orang yang ingin mengetahui penelitian ini

Adapun rumus yang digunakan untuk mencari dan mengetahui presentase setiap data adalah

1 Editing

Pada tahap ini penulis mengecek kembali kelengkapan dan kebenaran

pengisian angket atau kuisioner yang berhasil dikumpulkan oleh peneliti

2 Skorsing

Memberi nilai pada setiap jawaban angket yang diberi skor 432 dan 1

berdasarkan jawaban yang dipilih

Setelah pengumpulan data untuk mengetahui bagaimana pengaruh perilaku

prososial (variabel X) terhadap prestasi belajar (variabel Y) Penulis menggunakan

rumus product momentdari Karl Pearson sebagai berikut

Dimana

rxy = Angka indek korelasi ldquorrdquo product moment

n = Jumlah sampel

sumX = Jumlah keseluruhan variabel X

sumY = Jumlah keseluruhan variabel Y sumXY = Jumlah keseluruhan perkalian antara variabel X dan Y

Kemudian dilajutkan dengan uji signifikasi uji keberartian (t) dengan rumus t

=

Dimana r = Besarnya koefisien korelasi (rhitung)

n = Jumlah sampel

Dan untuk mengetahui berapa persen () variabel X memberikan kontribusi

terhadap variabel Y maka langkah selanjutnya mencari koefisien determinasi dengan

menggunakan derajat hubungan antara variabel X dan Y menggunakan rumus sebagai

berikut

KD = rxy2 x 100 Keterangan

KD = Kontribusi variabel X terhadap variabel Y

rxy2 = Koefisien korelasi antara veriabel X terhadap variabel Y

VI HASIL PENELITIAN

A Deskrisi Data

1 Data Interaksi Sosial Peserta Didik (Skor Variabel X)

Tabel 41

Distribusi Frekuensi Interaksi Sosial Peserta Didik

No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif ()

1 59 - 63 6 652

2 64 - 68 6 652

3 69 - 73 9 978

4 74 - 78 32 3478

5 79 - 83 20 2174

6 84 - 88 12 1304

7 89 ndash 93 7 762

Jumlah 92 100

Hasil penelitian mengenai perilaku prososial peserta didik diperoleh rentangan

nilai sebesar 32 dengan skor tertinggi 91 dan skor terendah 59 banyak kelas 7 dengan

panjang interval 5 Selain itu diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7768 nilai

tengah (median) sebesar 81 67 modus (mode) sebesar 766 dan simpangan baku atau

standar deviasi sebesar 709 (Lihat lampiran 8 hal 73)

Grafik 41

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa interkasi sosial peserta didik yang diperoleh

peserta didik Kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara

74 ndash 78 dengan frekuensi relatif 3478 Sedang yang terendah terlelak antara 59 ndash 63

dengan frekuensi relatif 652

0

20

40

59 - 63 64 - 68 69 - 73 74 - 78 79 - 83 84 - 88 89 ndash 93

2 Deskripsi Data Perilaku Prososial

Tabel 42

Distribusi Frekuensi Perilaku Prososial Peserta Didik

No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif

1 68 - 71 19 2065

2 72 - 75 13 1413

3 76 - 79 12 1304

4 80 - 83 22 2392

5 84 - 87 13 1413

6 88 - 91 8 870

7 92 ndash 95 5 543

Jumlah 92 100

Data hasil perilaku prososialpeserta didik diperoleh rentangan 27 dengan skor tertinggi 95

dan skor terendah 68 banyak kelas 7 dengan panjang kelas interval 4 Selain itu

diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7885 nilai tengah (median) sebesar 8168

nilai modus (mode) sebesar 8 dan simpangan baku atau setandar deviasi sebesar

703(Lihat lampiran 9 hal 76)

Grafik 42

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa perilaku prososialpeserta didik kelas XI

SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara 80 ndash 83 dengan

frekuensi relatif 2392 Sedang yang terendah terlelak antara 92 ndash 95 dengan frekuensi

relatif 543

B Pengujian Persyaratan Analisis

1 Pengujian Normalitas

Perhitungan normalitas dilakukan dengan Uji Lilliefors dengan taraf signifikasi α

= 005 Perhitungan normalitas dilakukan untuk melihat apakah sebaran data yang akan

dianalisis memiliki distribusi yang normal atau tidak Adapun hasil perhitungan uji normalitas sebagai berikut

Tabel 43

Hasil Uji Normalitas

N = 92 Lhitung Ltabel Kriteria Kesimpulan

InteraksiSosial 01005 01009

Lhlt Lt

Distribusi Normal

Perilaku Prososial 00892 01009 Distribusi Normal

2 Pengujian Linieritas

Pengujian linieritas dilakukan terhadap interaksi sosial peserta didik dan perilaku

prososial peserta didikPengujian pertama dilakukan dengan menghitung uji regresi

sederhana dan selanjutnya dengan menggunakan uji linieritas Untuk uji regresi sederhana

didapatkan persamaanregresinya sebagai berikut Y = 1 + (-004)X Sementara itu hasil

0

20

68 - 71 72 - 75 76 - 79 80 - 83 84 - 87 88 - 91 92 ndash 95

yang diperoleh dari pengujian linieritas dengan uji linieritas adalah Fhitung = 099

sementara pada Ftabel dengan taraf signifikasi α = 005 dengan dk penyebut 21 dan dk

pembilang 54 dalam daftar distribusi diperoleh F (2154) adalah 193

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa bentuk hubungan antara interaksi sosial

peserta didik dengan perilaku prososial peserta didikadalah linier

(Perhitungan lengkap pada lampiran 12 hal86)

C Pengujian Hipotesis

Perhitungan hipotesis terlebih dahulu dilakukan perhitungan koefisien korelasinya

Untuk menghitung koefisien korelasi antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku

prososial peserta didik digunakan rumus Pearson Product Moment yaitu

rxy = Σ Σ Σ

Σ Σ Σ Σ

Selanjutnya diperoleh nilai rhitung sebesar 0751 dan dibandingkan dengan rtabel taraf

signifikasi α = 005 yaitu 0227 Hasil tersebut menunjukan bahwa rhitunggt rtabelKarena rhitunggt

rtabel maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (H0) ditolak sedangkan hipotesis alternatif

(Ha) diterima yakni terdapat hubungan antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku

prososial peserta didik

Besarnya kontribusi interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial dapat

ditentukan menggunakan determinasi sebesar 564 Uji signifikasi dengan uji t dengan taraf

signifikasi α = 005 diperoleh thitung = 985 dan ttabel = 166 Karena thitunggt ttabel maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik

terhadapperilaku prososial peserta didik

Semakin tinggiinteraksi sosial peserta didik maka dapat semakin tinggi pula perilaku

prososial peserta didik

(Lihat lampiran 13 hal94)

D Interpretasi Hasil Penelitian

Dari hasil perhitungan didapatkan nilai indeks korelasi sebesar 0751 Jika

dikonsultasikan pada tabel di atas angka r (0751) yang berada antara 070 ndash 090 termasuk

dalam kategori adanya korelasi kuat berarti terdapat hubungan positif dan signifikan antara

interaksi sosial peserta didik dengan perilaku prososial peserta didik

E Kesimpulan Pengujian Hipotesis

Dari uraian di atas diperoleh hasil perhitungan rhitung sebesar 0751 Jika

dikonsultasikan dengan rtabel n = 77 dengan taraf signifikasi (α = 005) maka rtabel adalah

0227 Sedangkan uji signifikasi dengan uji t dengan taraf signifikasi α = 005 diperoleh thitung

= 985 dan ttabel = 166 Karena rhitung lebih besar dari rtabel dan thitung lebih besar dari ttabelmaka

terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku

prososial peserta didik SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan

F Keterbatasan Penelitian

Meskipun penelitian ini telah berhasil menguji hipotesis yang diajukan yaitu terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku

prososial peserta didik Namun masih banyak kekurangan dalam penelitian ini karena

keterbatasan yang dimiliki kekurangan tersebut antara lain terbatasnya pengetahuan tentang

perihal yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti terbatasnya waktu untuk

mengadakan penelitian dan lain sebagainya

VII SIMPULAN DAN SARAN

A Simpulan Berdasarkan uraian mengenai hubunganinteraksi sosial peserta didik terhadap perilaku

prososial peserta didik kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang dibahas pada bab

dan sub bab sebelumnya maka dapat peneliti simpulkan sebagai berikut

1 Data hasil angket interaksi sosial peserta didik mengasilkan rata-rata 7768 adapun skor

yang tertinggi adalah 91 dan terendah 59

2 Data hasil angket perilakuprososial peserta didik mengasilkan rata-rata 7885 Dengan

skor tertinggi sebesar 95 dan terendah sebesar 68

3 Terdapat pengaruh positif dan signifikan antarainteraksi sosial peserta didik terhadap

perilaku prososial peserta didik Hal ini terlihat darididapatnya thitung = 985 dan ttabel =

166 kemudian rhitung lebih besar dari rtabel (0751gt 0227) taraf signifikasi (α = 005)

dan interpretasi dari nilai r terdapat hubungan yang kuat 4 Hubungan interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial peserta didikdapat

dijelaskankan dengan perhitungan koefisien determinasi sebesar 564 dan selebihnya

dipengaruhi oleh faktor lain

B Implikasi

Perlu disadari bahwa walaupun penelitian ini berhasil menguji hipotesis kerja yang

diajukan (H1) yaitu terdapat pengaruh positif dankuat

antara variabel X (interaksi sosial) dan variabel Y (perilaku prososial) peserta didik SMK

Negeri Kota Tangerang Selatan Dengan demikian hasil penelitian ini mengandung implikasi

bahwa interaksi sosial peserta didik berpengaruh positif terhadapperilaku prososial peserta

didik Atas alasan di atas maka diperlukan adanya upaya-upaya pihak yang berkepentingan

atas peserta didik selaku objek pendidikan baik pihak sekolah maupun orang tua peserta

didik agar lebih memperhatikan interaksi sosial peserta didik sehari-hari Perilaku prososial

akan lebih meningkat apabila peserta didik memiliki interaksi sosial yang positif

Pada akhirnya dalam penelitian ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan

walaupun telah dilakukan dengan usaha yang maksimal Oleh karena itu maka perlu

diadakan penelitian lebih lanjut sehingga hasilnya dapat lebih sesuai dengan apa yang

diharapkan sehingga kelak dapat berguna bagi peserta didik itu sendiri serta siapapun yang

mengambil manfaat dari hasil penelitian ini

C Saran

Dari hasil penelitian dan kenyataan yang ada di lapangan maka peneliti pada bagian ini memberikan saran-saran sebagai pertimbangan Adapun saran-saran sebagai berikut

1 Satuan pendidikan harus dapat merangkul semua pihak yang terkait untuk bisa secara

bersama-sama menciptakan suasana ligkunagan sekolah yang kondusif dalam

upayamembentuk perilaku prososial peserta didik dengan demikian penyimpangan yang

dilakukan peserta didik dapat diminimalisir

2 Semua pendidik tanpa terkecuali merupakan cermin bagi peserta didik Maka dari itu

pendidik harus memberikan contoh dalam interaksi sosial dan pembiasaan perilaku

prososial kepada peserta didik

3 Orang tua diharapkan dapat membimbing putera-puteri mereka ketika berada diluar jam

sekolah Karenatiga perempat waktu anak lebih banyak menghabiskan waktu diluar

sekolah yaitu interaksi sosial dan perilaku prososial 4 Hendaknya peserta didik dapat mengaplikasikan pengetahuan Pendidikan

Kewarganegaraan yang didapat disekolah dalam perilaku sehari-hari

DAFTAR PUSTAKA

Adiyanto Michael2004Psilologi Sosial Edisi5 Jilid2 Jakarta Erlangga

Ahmadi Abu 2003 Psikologi Umum Cetakan Ke-3Jakarta PT RinekaCipta

Ali Muhammad 2014 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern Jakarta

Pustaka Amani

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Jakarta Rineka Cipta

Baron Robert A amp Byrne Donn Alih Bahasa Ratna Djuwita 2005 Psikologi

Sosial Edisi ke-10Jilid 2Jakarta Erlangga

Darmadi Hamid 2011 Metode Penelitian Pendidikan Bandung Alfabet

Fisher B Aubrey Penerjemah Soejono Trimo 2001 Teori-Teori Komunikasi

Bandung PT Remaja Rosdakarya

Hanurawan Fattah2010 Psikologi Sosial Suatu Pengantar Bandung PT

Remaja Rosdakarya

Hidayat Dasrun 2012 Komunikasi Antar pribadi dan Medianya Fakta

penelitian Fenomenologi Orang tua karier dan Anak Remaja Yogyakarta

Graha Ilmu

Hidayat Komarudin dan Azra Azuumardi 2014 Pancasila Demokrasi HAM

dan Masyarakat Madani Jakarta Kencana Prenada Media Group

Kartono Kartini 2008 Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja Jakarta

GrafindoPersada

Maryati Kun 2007Sosiologi Untuk Kelas X SMA dan MA Jakarta Erlangga

Mueller Daniel J 2001 Measuring Social Atittides A Handbook for Researchers

and Practitioners Amazon Teachers College Pr

Purwanto M Ngalim 2006 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja

RosdaKarya

Robbins Stephen amp JudgeTimothy 2014 Perilaku OrganisasiOrganizational

Behavior Buku 1 Edisi 12 Jakarta Salemba Empat

Sopiah 2008 Perilaku Organisasi Yogyakarta CVAndi Offset

Sudijono Anas 2010 Statistik Pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Sunardidan Asy 2007 Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Kelas XI SMA dan

MA Solo PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

Surna I Nyoman 2014 Pengembangan Diri Jakarta Fakultas Psikologi UPI

YAI

Syah Muhibbin 2010 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja Rosdakarya

Tumanggor Rusmin 2012 Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Jakarta Kencana

Prenada Media Group

UU RI No 20 tahun2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bandung

Fermana

UU RI No 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Bandung Fermana

Wahab A Abdul 2011 Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan

Bandung Alfabeta

Walpole E Ronald 2003 Pengantar Statistika Edisi 3 Jakarta PT Gramedia

Pustaka Utama

Willis S Sofyan 2010 Remaja dan Masalahnya bandung Alfabeta

Winataputra Udin S 2015 Pendidikan Kewarganegaraan Refleksi Historis

Epistemologis dan Rekonstruksi Untuk Masa Depan UT Kemenristek

Dikti

Winkel WS 2001Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar Jakarta PT

Gramedia

Zamroni Mohammad 2009 Filsafat Komunikasi Yogyakarta GrahaIlmu

Internet

Pengertian Kerja Sama

wwwgooglecomhttplompoulublogspotcom201306pengertian-

kerjasamahtml

Pengertian Persahabatan

wwwgooglecomhttpidwikipediaorgwikiPersahabatan

Pengertian Sopan Santun

wwwgooglecomhttpa62747wordpresscom20091121pengertian-

sopan-santun-menurut-pribadi

wwwgooglecomhttpsukabumikotagoidhukumUU_20_2003_Pendidi

kan_Nasionalpdf

Surat Kabar

Geng Puteri Melakukan Penganiayaan dengan Menyebut Dirinya Geng

NeroIndo-Pos Jumrsquoat 13 Juni 2008hal 4

Page 19: EPrintseprints.unpam.ac.id/383/1/Jurnal PPKn Vol 5 Maret 2017.pdf3. Perilaku prososial peserta didik tidak menjamin membentuk interaksi sosial yang positif. 4. Tidak terdapat pengaruh

Kemudian dilajutkan dengan uji signifikasi uji keberartian (t) dengan rumus t

=

Dimana r = Besarnya koefisien korelasi (rhitung)

n = Jumlah sampel

Dan untuk mengetahui berapa persen () variabel X memberikan kontribusi

terhadap variabel Y maka langkah selanjutnya mencari koefisien determinasi dengan

menggunakan derajat hubungan antara variabel X dan Y menggunakan rumus sebagai

berikut

KD = rxy2 x 100 Keterangan

KD = Kontribusi variabel X terhadap variabel Y

rxy2 = Koefisien korelasi antara veriabel X terhadap variabel Y

VI HASIL PENELITIAN

A Deskrisi Data

1 Data Interaksi Sosial Peserta Didik (Skor Variabel X)

Tabel 41

Distribusi Frekuensi Interaksi Sosial Peserta Didik

No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif ()

1 59 - 63 6 652

2 64 - 68 6 652

3 69 - 73 9 978

4 74 - 78 32 3478

5 79 - 83 20 2174

6 84 - 88 12 1304

7 89 ndash 93 7 762

Jumlah 92 100

Hasil penelitian mengenai perilaku prososial peserta didik diperoleh rentangan

nilai sebesar 32 dengan skor tertinggi 91 dan skor terendah 59 banyak kelas 7 dengan

panjang interval 5 Selain itu diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7768 nilai

tengah (median) sebesar 81 67 modus (mode) sebesar 766 dan simpangan baku atau

standar deviasi sebesar 709 (Lihat lampiran 8 hal 73)

Grafik 41

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa interkasi sosial peserta didik yang diperoleh

peserta didik Kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara

74 ndash 78 dengan frekuensi relatif 3478 Sedang yang terendah terlelak antara 59 ndash 63

dengan frekuensi relatif 652

0

20

40

59 - 63 64 - 68 69 - 73 74 - 78 79 - 83 84 - 88 89 ndash 93

2 Deskripsi Data Perilaku Prososial

Tabel 42

Distribusi Frekuensi Perilaku Prososial Peserta Didik

No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif

1 68 - 71 19 2065

2 72 - 75 13 1413

3 76 - 79 12 1304

4 80 - 83 22 2392

5 84 - 87 13 1413

6 88 - 91 8 870

7 92 ndash 95 5 543

Jumlah 92 100

Data hasil perilaku prososialpeserta didik diperoleh rentangan 27 dengan skor tertinggi 95

dan skor terendah 68 banyak kelas 7 dengan panjang kelas interval 4 Selain itu

diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7885 nilai tengah (median) sebesar 8168

nilai modus (mode) sebesar 8 dan simpangan baku atau setandar deviasi sebesar

703(Lihat lampiran 9 hal 76)

Grafik 42

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa perilaku prososialpeserta didik kelas XI

SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara 80 ndash 83 dengan

frekuensi relatif 2392 Sedang yang terendah terlelak antara 92 ndash 95 dengan frekuensi

relatif 543

B Pengujian Persyaratan Analisis

1 Pengujian Normalitas

Perhitungan normalitas dilakukan dengan Uji Lilliefors dengan taraf signifikasi α

= 005 Perhitungan normalitas dilakukan untuk melihat apakah sebaran data yang akan

dianalisis memiliki distribusi yang normal atau tidak Adapun hasil perhitungan uji normalitas sebagai berikut

Tabel 43

Hasil Uji Normalitas

N = 92 Lhitung Ltabel Kriteria Kesimpulan

InteraksiSosial 01005 01009

Lhlt Lt

Distribusi Normal

Perilaku Prososial 00892 01009 Distribusi Normal

2 Pengujian Linieritas

Pengujian linieritas dilakukan terhadap interaksi sosial peserta didik dan perilaku

prososial peserta didikPengujian pertama dilakukan dengan menghitung uji regresi

sederhana dan selanjutnya dengan menggunakan uji linieritas Untuk uji regresi sederhana

didapatkan persamaanregresinya sebagai berikut Y = 1 + (-004)X Sementara itu hasil

0

20

68 - 71 72 - 75 76 - 79 80 - 83 84 - 87 88 - 91 92 ndash 95

yang diperoleh dari pengujian linieritas dengan uji linieritas adalah Fhitung = 099

sementara pada Ftabel dengan taraf signifikasi α = 005 dengan dk penyebut 21 dan dk

pembilang 54 dalam daftar distribusi diperoleh F (2154) adalah 193

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa bentuk hubungan antara interaksi sosial

peserta didik dengan perilaku prososial peserta didikadalah linier

(Perhitungan lengkap pada lampiran 12 hal86)

C Pengujian Hipotesis

Perhitungan hipotesis terlebih dahulu dilakukan perhitungan koefisien korelasinya

Untuk menghitung koefisien korelasi antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku

prososial peserta didik digunakan rumus Pearson Product Moment yaitu

rxy = Σ Σ Σ

Σ Σ Σ Σ

Selanjutnya diperoleh nilai rhitung sebesar 0751 dan dibandingkan dengan rtabel taraf

signifikasi α = 005 yaitu 0227 Hasil tersebut menunjukan bahwa rhitunggt rtabelKarena rhitunggt

rtabel maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (H0) ditolak sedangkan hipotesis alternatif

(Ha) diterima yakni terdapat hubungan antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku

prososial peserta didik

Besarnya kontribusi interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial dapat

ditentukan menggunakan determinasi sebesar 564 Uji signifikasi dengan uji t dengan taraf

signifikasi α = 005 diperoleh thitung = 985 dan ttabel = 166 Karena thitunggt ttabel maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik

terhadapperilaku prososial peserta didik

Semakin tinggiinteraksi sosial peserta didik maka dapat semakin tinggi pula perilaku

prososial peserta didik

(Lihat lampiran 13 hal94)

D Interpretasi Hasil Penelitian

Dari hasil perhitungan didapatkan nilai indeks korelasi sebesar 0751 Jika

dikonsultasikan pada tabel di atas angka r (0751) yang berada antara 070 ndash 090 termasuk

dalam kategori adanya korelasi kuat berarti terdapat hubungan positif dan signifikan antara

interaksi sosial peserta didik dengan perilaku prososial peserta didik

E Kesimpulan Pengujian Hipotesis

Dari uraian di atas diperoleh hasil perhitungan rhitung sebesar 0751 Jika

dikonsultasikan dengan rtabel n = 77 dengan taraf signifikasi (α = 005) maka rtabel adalah

0227 Sedangkan uji signifikasi dengan uji t dengan taraf signifikasi α = 005 diperoleh thitung

= 985 dan ttabel = 166 Karena rhitung lebih besar dari rtabel dan thitung lebih besar dari ttabelmaka

terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku

prososial peserta didik SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan

F Keterbatasan Penelitian

Meskipun penelitian ini telah berhasil menguji hipotesis yang diajukan yaitu terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku

prososial peserta didik Namun masih banyak kekurangan dalam penelitian ini karena

keterbatasan yang dimiliki kekurangan tersebut antara lain terbatasnya pengetahuan tentang

perihal yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti terbatasnya waktu untuk

mengadakan penelitian dan lain sebagainya

VII SIMPULAN DAN SARAN

A Simpulan Berdasarkan uraian mengenai hubunganinteraksi sosial peserta didik terhadap perilaku

prososial peserta didik kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang dibahas pada bab

dan sub bab sebelumnya maka dapat peneliti simpulkan sebagai berikut

1 Data hasil angket interaksi sosial peserta didik mengasilkan rata-rata 7768 adapun skor

yang tertinggi adalah 91 dan terendah 59

2 Data hasil angket perilakuprososial peserta didik mengasilkan rata-rata 7885 Dengan

skor tertinggi sebesar 95 dan terendah sebesar 68

3 Terdapat pengaruh positif dan signifikan antarainteraksi sosial peserta didik terhadap

perilaku prososial peserta didik Hal ini terlihat darididapatnya thitung = 985 dan ttabel =

166 kemudian rhitung lebih besar dari rtabel (0751gt 0227) taraf signifikasi (α = 005)

dan interpretasi dari nilai r terdapat hubungan yang kuat 4 Hubungan interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial peserta didikdapat

dijelaskankan dengan perhitungan koefisien determinasi sebesar 564 dan selebihnya

dipengaruhi oleh faktor lain

B Implikasi

Perlu disadari bahwa walaupun penelitian ini berhasil menguji hipotesis kerja yang

diajukan (H1) yaitu terdapat pengaruh positif dankuat

antara variabel X (interaksi sosial) dan variabel Y (perilaku prososial) peserta didik SMK

Negeri Kota Tangerang Selatan Dengan demikian hasil penelitian ini mengandung implikasi

bahwa interaksi sosial peserta didik berpengaruh positif terhadapperilaku prososial peserta

didik Atas alasan di atas maka diperlukan adanya upaya-upaya pihak yang berkepentingan

atas peserta didik selaku objek pendidikan baik pihak sekolah maupun orang tua peserta

didik agar lebih memperhatikan interaksi sosial peserta didik sehari-hari Perilaku prososial

akan lebih meningkat apabila peserta didik memiliki interaksi sosial yang positif

Pada akhirnya dalam penelitian ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan

walaupun telah dilakukan dengan usaha yang maksimal Oleh karena itu maka perlu

diadakan penelitian lebih lanjut sehingga hasilnya dapat lebih sesuai dengan apa yang

diharapkan sehingga kelak dapat berguna bagi peserta didik itu sendiri serta siapapun yang

mengambil manfaat dari hasil penelitian ini

C Saran

Dari hasil penelitian dan kenyataan yang ada di lapangan maka peneliti pada bagian ini memberikan saran-saran sebagai pertimbangan Adapun saran-saran sebagai berikut

1 Satuan pendidikan harus dapat merangkul semua pihak yang terkait untuk bisa secara

bersama-sama menciptakan suasana ligkunagan sekolah yang kondusif dalam

upayamembentuk perilaku prososial peserta didik dengan demikian penyimpangan yang

dilakukan peserta didik dapat diminimalisir

2 Semua pendidik tanpa terkecuali merupakan cermin bagi peserta didik Maka dari itu

pendidik harus memberikan contoh dalam interaksi sosial dan pembiasaan perilaku

prososial kepada peserta didik

3 Orang tua diharapkan dapat membimbing putera-puteri mereka ketika berada diluar jam

sekolah Karenatiga perempat waktu anak lebih banyak menghabiskan waktu diluar

sekolah yaitu interaksi sosial dan perilaku prososial 4 Hendaknya peserta didik dapat mengaplikasikan pengetahuan Pendidikan

Kewarganegaraan yang didapat disekolah dalam perilaku sehari-hari

DAFTAR PUSTAKA

Adiyanto Michael2004Psilologi Sosial Edisi5 Jilid2 Jakarta Erlangga

Ahmadi Abu 2003 Psikologi Umum Cetakan Ke-3Jakarta PT RinekaCipta

Ali Muhammad 2014 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern Jakarta

Pustaka Amani

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Jakarta Rineka Cipta

Baron Robert A amp Byrne Donn Alih Bahasa Ratna Djuwita 2005 Psikologi

Sosial Edisi ke-10Jilid 2Jakarta Erlangga

Darmadi Hamid 2011 Metode Penelitian Pendidikan Bandung Alfabet

Fisher B Aubrey Penerjemah Soejono Trimo 2001 Teori-Teori Komunikasi

Bandung PT Remaja Rosdakarya

Hanurawan Fattah2010 Psikologi Sosial Suatu Pengantar Bandung PT

Remaja Rosdakarya

Hidayat Dasrun 2012 Komunikasi Antar pribadi dan Medianya Fakta

penelitian Fenomenologi Orang tua karier dan Anak Remaja Yogyakarta

Graha Ilmu

Hidayat Komarudin dan Azra Azuumardi 2014 Pancasila Demokrasi HAM

dan Masyarakat Madani Jakarta Kencana Prenada Media Group

Kartono Kartini 2008 Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja Jakarta

GrafindoPersada

Maryati Kun 2007Sosiologi Untuk Kelas X SMA dan MA Jakarta Erlangga

Mueller Daniel J 2001 Measuring Social Atittides A Handbook for Researchers

and Practitioners Amazon Teachers College Pr

Purwanto M Ngalim 2006 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja

RosdaKarya

Robbins Stephen amp JudgeTimothy 2014 Perilaku OrganisasiOrganizational

Behavior Buku 1 Edisi 12 Jakarta Salemba Empat

Sopiah 2008 Perilaku Organisasi Yogyakarta CVAndi Offset

Sudijono Anas 2010 Statistik Pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Sunardidan Asy 2007 Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Kelas XI SMA dan

MA Solo PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

Surna I Nyoman 2014 Pengembangan Diri Jakarta Fakultas Psikologi UPI

YAI

Syah Muhibbin 2010 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja Rosdakarya

Tumanggor Rusmin 2012 Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Jakarta Kencana

Prenada Media Group

UU RI No 20 tahun2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bandung

Fermana

UU RI No 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Bandung Fermana

Wahab A Abdul 2011 Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan

Bandung Alfabeta

Walpole E Ronald 2003 Pengantar Statistika Edisi 3 Jakarta PT Gramedia

Pustaka Utama

Willis S Sofyan 2010 Remaja dan Masalahnya bandung Alfabeta

Winataputra Udin S 2015 Pendidikan Kewarganegaraan Refleksi Historis

Epistemologis dan Rekonstruksi Untuk Masa Depan UT Kemenristek

Dikti

Winkel WS 2001Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar Jakarta PT

Gramedia

Zamroni Mohammad 2009 Filsafat Komunikasi Yogyakarta GrahaIlmu

Internet

Pengertian Kerja Sama

wwwgooglecomhttplompoulublogspotcom201306pengertian-

kerjasamahtml

Pengertian Persahabatan

wwwgooglecomhttpidwikipediaorgwikiPersahabatan

Pengertian Sopan Santun

wwwgooglecomhttpa62747wordpresscom20091121pengertian-

sopan-santun-menurut-pribadi

wwwgooglecomhttpsukabumikotagoidhukumUU_20_2003_Pendidi

kan_Nasionalpdf

Surat Kabar

Geng Puteri Melakukan Penganiayaan dengan Menyebut Dirinya Geng

NeroIndo-Pos Jumrsquoat 13 Juni 2008hal 4

Page 20: EPrintseprints.unpam.ac.id/383/1/Jurnal PPKn Vol 5 Maret 2017.pdf3. Perilaku prososial peserta didik tidak menjamin membentuk interaksi sosial yang positif. 4. Tidak terdapat pengaruh

2 Deskripsi Data Perilaku Prososial

Tabel 42

Distribusi Frekuensi Perilaku Prososial Peserta Didik

No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif

1 68 - 71 19 2065

2 72 - 75 13 1413

3 76 - 79 12 1304

4 80 - 83 22 2392

5 84 - 87 13 1413

6 88 - 91 8 870

7 92 ndash 95 5 543

Jumlah 92 100

Data hasil perilaku prososialpeserta didik diperoleh rentangan 27 dengan skor tertinggi 95

dan skor terendah 68 banyak kelas 7 dengan panjang kelas interval 4 Selain itu

diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7885 nilai tengah (median) sebesar 8168

nilai modus (mode) sebesar 8 dan simpangan baku atau setandar deviasi sebesar

703(Lihat lampiran 9 hal 76)

Grafik 42

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa perilaku prososialpeserta didik kelas XI

SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara 80 ndash 83 dengan

frekuensi relatif 2392 Sedang yang terendah terlelak antara 92 ndash 95 dengan frekuensi

relatif 543

B Pengujian Persyaratan Analisis

1 Pengujian Normalitas

Perhitungan normalitas dilakukan dengan Uji Lilliefors dengan taraf signifikasi α

= 005 Perhitungan normalitas dilakukan untuk melihat apakah sebaran data yang akan

dianalisis memiliki distribusi yang normal atau tidak Adapun hasil perhitungan uji normalitas sebagai berikut

Tabel 43

Hasil Uji Normalitas

N = 92 Lhitung Ltabel Kriteria Kesimpulan

InteraksiSosial 01005 01009

Lhlt Lt

Distribusi Normal

Perilaku Prososial 00892 01009 Distribusi Normal

2 Pengujian Linieritas

Pengujian linieritas dilakukan terhadap interaksi sosial peserta didik dan perilaku

prososial peserta didikPengujian pertama dilakukan dengan menghitung uji regresi

sederhana dan selanjutnya dengan menggunakan uji linieritas Untuk uji regresi sederhana

didapatkan persamaanregresinya sebagai berikut Y = 1 + (-004)X Sementara itu hasil

0

20

68 - 71 72 - 75 76 - 79 80 - 83 84 - 87 88 - 91 92 ndash 95

yang diperoleh dari pengujian linieritas dengan uji linieritas adalah Fhitung = 099

sementara pada Ftabel dengan taraf signifikasi α = 005 dengan dk penyebut 21 dan dk

pembilang 54 dalam daftar distribusi diperoleh F (2154) adalah 193

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa bentuk hubungan antara interaksi sosial

peserta didik dengan perilaku prososial peserta didikadalah linier

(Perhitungan lengkap pada lampiran 12 hal86)

C Pengujian Hipotesis

Perhitungan hipotesis terlebih dahulu dilakukan perhitungan koefisien korelasinya

Untuk menghitung koefisien korelasi antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku

prososial peserta didik digunakan rumus Pearson Product Moment yaitu

rxy = Σ Σ Σ

Σ Σ Σ Σ

Selanjutnya diperoleh nilai rhitung sebesar 0751 dan dibandingkan dengan rtabel taraf

signifikasi α = 005 yaitu 0227 Hasil tersebut menunjukan bahwa rhitunggt rtabelKarena rhitunggt

rtabel maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (H0) ditolak sedangkan hipotesis alternatif

(Ha) diterima yakni terdapat hubungan antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku

prososial peserta didik

Besarnya kontribusi interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial dapat

ditentukan menggunakan determinasi sebesar 564 Uji signifikasi dengan uji t dengan taraf

signifikasi α = 005 diperoleh thitung = 985 dan ttabel = 166 Karena thitunggt ttabel maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik

terhadapperilaku prososial peserta didik

Semakin tinggiinteraksi sosial peserta didik maka dapat semakin tinggi pula perilaku

prososial peserta didik

(Lihat lampiran 13 hal94)

D Interpretasi Hasil Penelitian

Dari hasil perhitungan didapatkan nilai indeks korelasi sebesar 0751 Jika

dikonsultasikan pada tabel di atas angka r (0751) yang berada antara 070 ndash 090 termasuk

dalam kategori adanya korelasi kuat berarti terdapat hubungan positif dan signifikan antara

interaksi sosial peserta didik dengan perilaku prososial peserta didik

E Kesimpulan Pengujian Hipotesis

Dari uraian di atas diperoleh hasil perhitungan rhitung sebesar 0751 Jika

dikonsultasikan dengan rtabel n = 77 dengan taraf signifikasi (α = 005) maka rtabel adalah

0227 Sedangkan uji signifikasi dengan uji t dengan taraf signifikasi α = 005 diperoleh thitung

= 985 dan ttabel = 166 Karena rhitung lebih besar dari rtabel dan thitung lebih besar dari ttabelmaka

terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku

prososial peserta didik SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan

F Keterbatasan Penelitian

Meskipun penelitian ini telah berhasil menguji hipotesis yang diajukan yaitu terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku

prososial peserta didik Namun masih banyak kekurangan dalam penelitian ini karena

keterbatasan yang dimiliki kekurangan tersebut antara lain terbatasnya pengetahuan tentang

perihal yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti terbatasnya waktu untuk

mengadakan penelitian dan lain sebagainya

VII SIMPULAN DAN SARAN

A Simpulan Berdasarkan uraian mengenai hubunganinteraksi sosial peserta didik terhadap perilaku

prososial peserta didik kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang dibahas pada bab

dan sub bab sebelumnya maka dapat peneliti simpulkan sebagai berikut

1 Data hasil angket interaksi sosial peserta didik mengasilkan rata-rata 7768 adapun skor

yang tertinggi adalah 91 dan terendah 59

2 Data hasil angket perilakuprososial peserta didik mengasilkan rata-rata 7885 Dengan

skor tertinggi sebesar 95 dan terendah sebesar 68

3 Terdapat pengaruh positif dan signifikan antarainteraksi sosial peserta didik terhadap

perilaku prososial peserta didik Hal ini terlihat darididapatnya thitung = 985 dan ttabel =

166 kemudian rhitung lebih besar dari rtabel (0751gt 0227) taraf signifikasi (α = 005)

dan interpretasi dari nilai r terdapat hubungan yang kuat 4 Hubungan interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial peserta didikdapat

dijelaskankan dengan perhitungan koefisien determinasi sebesar 564 dan selebihnya

dipengaruhi oleh faktor lain

B Implikasi

Perlu disadari bahwa walaupun penelitian ini berhasil menguji hipotesis kerja yang

diajukan (H1) yaitu terdapat pengaruh positif dankuat

antara variabel X (interaksi sosial) dan variabel Y (perilaku prososial) peserta didik SMK

Negeri Kota Tangerang Selatan Dengan demikian hasil penelitian ini mengandung implikasi

bahwa interaksi sosial peserta didik berpengaruh positif terhadapperilaku prososial peserta

didik Atas alasan di atas maka diperlukan adanya upaya-upaya pihak yang berkepentingan

atas peserta didik selaku objek pendidikan baik pihak sekolah maupun orang tua peserta

didik agar lebih memperhatikan interaksi sosial peserta didik sehari-hari Perilaku prososial

akan lebih meningkat apabila peserta didik memiliki interaksi sosial yang positif

Pada akhirnya dalam penelitian ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan

walaupun telah dilakukan dengan usaha yang maksimal Oleh karena itu maka perlu

diadakan penelitian lebih lanjut sehingga hasilnya dapat lebih sesuai dengan apa yang

diharapkan sehingga kelak dapat berguna bagi peserta didik itu sendiri serta siapapun yang

mengambil manfaat dari hasil penelitian ini

C Saran

Dari hasil penelitian dan kenyataan yang ada di lapangan maka peneliti pada bagian ini memberikan saran-saran sebagai pertimbangan Adapun saran-saran sebagai berikut

1 Satuan pendidikan harus dapat merangkul semua pihak yang terkait untuk bisa secara

bersama-sama menciptakan suasana ligkunagan sekolah yang kondusif dalam

upayamembentuk perilaku prososial peserta didik dengan demikian penyimpangan yang

dilakukan peserta didik dapat diminimalisir

2 Semua pendidik tanpa terkecuali merupakan cermin bagi peserta didik Maka dari itu

pendidik harus memberikan contoh dalam interaksi sosial dan pembiasaan perilaku

prososial kepada peserta didik

3 Orang tua diharapkan dapat membimbing putera-puteri mereka ketika berada diluar jam

sekolah Karenatiga perempat waktu anak lebih banyak menghabiskan waktu diluar

sekolah yaitu interaksi sosial dan perilaku prososial 4 Hendaknya peserta didik dapat mengaplikasikan pengetahuan Pendidikan

Kewarganegaraan yang didapat disekolah dalam perilaku sehari-hari

DAFTAR PUSTAKA

Adiyanto Michael2004Psilologi Sosial Edisi5 Jilid2 Jakarta Erlangga

Ahmadi Abu 2003 Psikologi Umum Cetakan Ke-3Jakarta PT RinekaCipta

Ali Muhammad 2014 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern Jakarta

Pustaka Amani

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Jakarta Rineka Cipta

Baron Robert A amp Byrne Donn Alih Bahasa Ratna Djuwita 2005 Psikologi

Sosial Edisi ke-10Jilid 2Jakarta Erlangga

Darmadi Hamid 2011 Metode Penelitian Pendidikan Bandung Alfabet

Fisher B Aubrey Penerjemah Soejono Trimo 2001 Teori-Teori Komunikasi

Bandung PT Remaja Rosdakarya

Hanurawan Fattah2010 Psikologi Sosial Suatu Pengantar Bandung PT

Remaja Rosdakarya

Hidayat Dasrun 2012 Komunikasi Antar pribadi dan Medianya Fakta

penelitian Fenomenologi Orang tua karier dan Anak Remaja Yogyakarta

Graha Ilmu

Hidayat Komarudin dan Azra Azuumardi 2014 Pancasila Demokrasi HAM

dan Masyarakat Madani Jakarta Kencana Prenada Media Group

Kartono Kartini 2008 Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja Jakarta

GrafindoPersada

Maryati Kun 2007Sosiologi Untuk Kelas X SMA dan MA Jakarta Erlangga

Mueller Daniel J 2001 Measuring Social Atittides A Handbook for Researchers

and Practitioners Amazon Teachers College Pr

Purwanto M Ngalim 2006 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja

RosdaKarya

Robbins Stephen amp JudgeTimothy 2014 Perilaku OrganisasiOrganizational

Behavior Buku 1 Edisi 12 Jakarta Salemba Empat

Sopiah 2008 Perilaku Organisasi Yogyakarta CVAndi Offset

Sudijono Anas 2010 Statistik Pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Sunardidan Asy 2007 Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Kelas XI SMA dan

MA Solo PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

Surna I Nyoman 2014 Pengembangan Diri Jakarta Fakultas Psikologi UPI

YAI

Syah Muhibbin 2010 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja Rosdakarya

Tumanggor Rusmin 2012 Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Jakarta Kencana

Prenada Media Group

UU RI No 20 tahun2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bandung

Fermana

UU RI No 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Bandung Fermana

Wahab A Abdul 2011 Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan

Bandung Alfabeta

Walpole E Ronald 2003 Pengantar Statistika Edisi 3 Jakarta PT Gramedia

Pustaka Utama

Willis S Sofyan 2010 Remaja dan Masalahnya bandung Alfabeta

Winataputra Udin S 2015 Pendidikan Kewarganegaraan Refleksi Historis

Epistemologis dan Rekonstruksi Untuk Masa Depan UT Kemenristek

Dikti

Winkel WS 2001Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar Jakarta PT

Gramedia

Zamroni Mohammad 2009 Filsafat Komunikasi Yogyakarta GrahaIlmu

Internet

Pengertian Kerja Sama

wwwgooglecomhttplompoulublogspotcom201306pengertian-

kerjasamahtml

Pengertian Persahabatan

wwwgooglecomhttpidwikipediaorgwikiPersahabatan

Pengertian Sopan Santun

wwwgooglecomhttpa62747wordpresscom20091121pengertian-

sopan-santun-menurut-pribadi

wwwgooglecomhttpsukabumikotagoidhukumUU_20_2003_Pendidi

kan_Nasionalpdf

Surat Kabar

Geng Puteri Melakukan Penganiayaan dengan Menyebut Dirinya Geng

NeroIndo-Pos Jumrsquoat 13 Juni 2008hal 4

Page 21: EPrintseprints.unpam.ac.id/383/1/Jurnal PPKn Vol 5 Maret 2017.pdf3. Perilaku prososial peserta didik tidak menjamin membentuk interaksi sosial yang positif. 4. Tidak terdapat pengaruh

yang diperoleh dari pengujian linieritas dengan uji linieritas adalah Fhitung = 099

sementara pada Ftabel dengan taraf signifikasi α = 005 dengan dk penyebut 21 dan dk

pembilang 54 dalam daftar distribusi diperoleh F (2154) adalah 193

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa bentuk hubungan antara interaksi sosial

peserta didik dengan perilaku prososial peserta didikadalah linier

(Perhitungan lengkap pada lampiran 12 hal86)

C Pengujian Hipotesis

Perhitungan hipotesis terlebih dahulu dilakukan perhitungan koefisien korelasinya

Untuk menghitung koefisien korelasi antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku

prososial peserta didik digunakan rumus Pearson Product Moment yaitu

rxy = Σ Σ Σ

Σ Σ Σ Σ

Selanjutnya diperoleh nilai rhitung sebesar 0751 dan dibandingkan dengan rtabel taraf

signifikasi α = 005 yaitu 0227 Hasil tersebut menunjukan bahwa rhitunggt rtabelKarena rhitunggt

rtabel maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (H0) ditolak sedangkan hipotesis alternatif

(Ha) diterima yakni terdapat hubungan antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku

prososial peserta didik

Besarnya kontribusi interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial dapat

ditentukan menggunakan determinasi sebesar 564 Uji signifikasi dengan uji t dengan taraf

signifikasi α = 005 diperoleh thitung = 985 dan ttabel = 166 Karena thitunggt ttabel maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik

terhadapperilaku prososial peserta didik

Semakin tinggiinteraksi sosial peserta didik maka dapat semakin tinggi pula perilaku

prososial peserta didik

(Lihat lampiran 13 hal94)

D Interpretasi Hasil Penelitian

Dari hasil perhitungan didapatkan nilai indeks korelasi sebesar 0751 Jika

dikonsultasikan pada tabel di atas angka r (0751) yang berada antara 070 ndash 090 termasuk

dalam kategori adanya korelasi kuat berarti terdapat hubungan positif dan signifikan antara

interaksi sosial peserta didik dengan perilaku prososial peserta didik

E Kesimpulan Pengujian Hipotesis

Dari uraian di atas diperoleh hasil perhitungan rhitung sebesar 0751 Jika

dikonsultasikan dengan rtabel n = 77 dengan taraf signifikasi (α = 005) maka rtabel adalah

0227 Sedangkan uji signifikasi dengan uji t dengan taraf signifikasi α = 005 diperoleh thitung

= 985 dan ttabel = 166 Karena rhitung lebih besar dari rtabel dan thitung lebih besar dari ttabelmaka

terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku

prososial peserta didik SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan

F Keterbatasan Penelitian

Meskipun penelitian ini telah berhasil menguji hipotesis yang diajukan yaitu terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku

prososial peserta didik Namun masih banyak kekurangan dalam penelitian ini karena

keterbatasan yang dimiliki kekurangan tersebut antara lain terbatasnya pengetahuan tentang

perihal yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti terbatasnya waktu untuk

mengadakan penelitian dan lain sebagainya

VII SIMPULAN DAN SARAN

A Simpulan Berdasarkan uraian mengenai hubunganinteraksi sosial peserta didik terhadap perilaku

prososial peserta didik kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang dibahas pada bab

dan sub bab sebelumnya maka dapat peneliti simpulkan sebagai berikut

1 Data hasil angket interaksi sosial peserta didik mengasilkan rata-rata 7768 adapun skor

yang tertinggi adalah 91 dan terendah 59

2 Data hasil angket perilakuprososial peserta didik mengasilkan rata-rata 7885 Dengan

skor tertinggi sebesar 95 dan terendah sebesar 68

3 Terdapat pengaruh positif dan signifikan antarainteraksi sosial peserta didik terhadap

perilaku prososial peserta didik Hal ini terlihat darididapatnya thitung = 985 dan ttabel =

166 kemudian rhitung lebih besar dari rtabel (0751gt 0227) taraf signifikasi (α = 005)

dan interpretasi dari nilai r terdapat hubungan yang kuat 4 Hubungan interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial peserta didikdapat

dijelaskankan dengan perhitungan koefisien determinasi sebesar 564 dan selebihnya

dipengaruhi oleh faktor lain

B Implikasi

Perlu disadari bahwa walaupun penelitian ini berhasil menguji hipotesis kerja yang

diajukan (H1) yaitu terdapat pengaruh positif dankuat

antara variabel X (interaksi sosial) dan variabel Y (perilaku prososial) peserta didik SMK

Negeri Kota Tangerang Selatan Dengan demikian hasil penelitian ini mengandung implikasi

bahwa interaksi sosial peserta didik berpengaruh positif terhadapperilaku prososial peserta

didik Atas alasan di atas maka diperlukan adanya upaya-upaya pihak yang berkepentingan

atas peserta didik selaku objek pendidikan baik pihak sekolah maupun orang tua peserta

didik agar lebih memperhatikan interaksi sosial peserta didik sehari-hari Perilaku prososial

akan lebih meningkat apabila peserta didik memiliki interaksi sosial yang positif

Pada akhirnya dalam penelitian ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan

walaupun telah dilakukan dengan usaha yang maksimal Oleh karena itu maka perlu

diadakan penelitian lebih lanjut sehingga hasilnya dapat lebih sesuai dengan apa yang

diharapkan sehingga kelak dapat berguna bagi peserta didik itu sendiri serta siapapun yang

mengambil manfaat dari hasil penelitian ini

C Saran

Dari hasil penelitian dan kenyataan yang ada di lapangan maka peneliti pada bagian ini memberikan saran-saran sebagai pertimbangan Adapun saran-saran sebagai berikut

1 Satuan pendidikan harus dapat merangkul semua pihak yang terkait untuk bisa secara

bersama-sama menciptakan suasana ligkunagan sekolah yang kondusif dalam

upayamembentuk perilaku prososial peserta didik dengan demikian penyimpangan yang

dilakukan peserta didik dapat diminimalisir

2 Semua pendidik tanpa terkecuali merupakan cermin bagi peserta didik Maka dari itu

pendidik harus memberikan contoh dalam interaksi sosial dan pembiasaan perilaku

prososial kepada peserta didik

3 Orang tua diharapkan dapat membimbing putera-puteri mereka ketika berada diluar jam

sekolah Karenatiga perempat waktu anak lebih banyak menghabiskan waktu diluar

sekolah yaitu interaksi sosial dan perilaku prososial 4 Hendaknya peserta didik dapat mengaplikasikan pengetahuan Pendidikan

Kewarganegaraan yang didapat disekolah dalam perilaku sehari-hari

DAFTAR PUSTAKA

Adiyanto Michael2004Psilologi Sosial Edisi5 Jilid2 Jakarta Erlangga

Ahmadi Abu 2003 Psikologi Umum Cetakan Ke-3Jakarta PT RinekaCipta

Ali Muhammad 2014 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern Jakarta

Pustaka Amani

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Jakarta Rineka Cipta

Baron Robert A amp Byrne Donn Alih Bahasa Ratna Djuwita 2005 Psikologi

Sosial Edisi ke-10Jilid 2Jakarta Erlangga

Darmadi Hamid 2011 Metode Penelitian Pendidikan Bandung Alfabet

Fisher B Aubrey Penerjemah Soejono Trimo 2001 Teori-Teori Komunikasi

Bandung PT Remaja Rosdakarya

Hanurawan Fattah2010 Psikologi Sosial Suatu Pengantar Bandung PT

Remaja Rosdakarya

Hidayat Dasrun 2012 Komunikasi Antar pribadi dan Medianya Fakta

penelitian Fenomenologi Orang tua karier dan Anak Remaja Yogyakarta

Graha Ilmu

Hidayat Komarudin dan Azra Azuumardi 2014 Pancasila Demokrasi HAM

dan Masyarakat Madani Jakarta Kencana Prenada Media Group

Kartono Kartini 2008 Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja Jakarta

GrafindoPersada

Maryati Kun 2007Sosiologi Untuk Kelas X SMA dan MA Jakarta Erlangga

Mueller Daniel J 2001 Measuring Social Atittides A Handbook for Researchers

and Practitioners Amazon Teachers College Pr

Purwanto M Ngalim 2006 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja

RosdaKarya

Robbins Stephen amp JudgeTimothy 2014 Perilaku OrganisasiOrganizational

Behavior Buku 1 Edisi 12 Jakarta Salemba Empat

Sopiah 2008 Perilaku Organisasi Yogyakarta CVAndi Offset

Sudijono Anas 2010 Statistik Pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Sunardidan Asy 2007 Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Kelas XI SMA dan

MA Solo PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

Surna I Nyoman 2014 Pengembangan Diri Jakarta Fakultas Psikologi UPI

YAI

Syah Muhibbin 2010 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja Rosdakarya

Tumanggor Rusmin 2012 Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Jakarta Kencana

Prenada Media Group

UU RI No 20 tahun2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bandung

Fermana

UU RI No 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Bandung Fermana

Wahab A Abdul 2011 Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan

Bandung Alfabeta

Walpole E Ronald 2003 Pengantar Statistika Edisi 3 Jakarta PT Gramedia

Pustaka Utama

Willis S Sofyan 2010 Remaja dan Masalahnya bandung Alfabeta

Winataputra Udin S 2015 Pendidikan Kewarganegaraan Refleksi Historis

Epistemologis dan Rekonstruksi Untuk Masa Depan UT Kemenristek

Dikti

Winkel WS 2001Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar Jakarta PT

Gramedia

Zamroni Mohammad 2009 Filsafat Komunikasi Yogyakarta GrahaIlmu

Internet

Pengertian Kerja Sama

wwwgooglecomhttplompoulublogspotcom201306pengertian-

kerjasamahtml

Pengertian Persahabatan

wwwgooglecomhttpidwikipediaorgwikiPersahabatan

Pengertian Sopan Santun

wwwgooglecomhttpa62747wordpresscom20091121pengertian-

sopan-santun-menurut-pribadi

wwwgooglecomhttpsukabumikotagoidhukumUU_20_2003_Pendidi

kan_Nasionalpdf

Surat Kabar

Geng Puteri Melakukan Penganiayaan dengan Menyebut Dirinya Geng

NeroIndo-Pos Jumrsquoat 13 Juni 2008hal 4

Page 22: EPrintseprints.unpam.ac.id/383/1/Jurnal PPKn Vol 5 Maret 2017.pdf3. Perilaku prososial peserta didik tidak menjamin membentuk interaksi sosial yang positif. 4. Tidak terdapat pengaruh

A Simpulan Berdasarkan uraian mengenai hubunganinteraksi sosial peserta didik terhadap perilaku

prososial peserta didik kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang dibahas pada bab

dan sub bab sebelumnya maka dapat peneliti simpulkan sebagai berikut

1 Data hasil angket interaksi sosial peserta didik mengasilkan rata-rata 7768 adapun skor

yang tertinggi adalah 91 dan terendah 59

2 Data hasil angket perilakuprososial peserta didik mengasilkan rata-rata 7885 Dengan

skor tertinggi sebesar 95 dan terendah sebesar 68

3 Terdapat pengaruh positif dan signifikan antarainteraksi sosial peserta didik terhadap

perilaku prososial peserta didik Hal ini terlihat darididapatnya thitung = 985 dan ttabel =

166 kemudian rhitung lebih besar dari rtabel (0751gt 0227) taraf signifikasi (α = 005)

dan interpretasi dari nilai r terdapat hubungan yang kuat 4 Hubungan interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial peserta didikdapat

dijelaskankan dengan perhitungan koefisien determinasi sebesar 564 dan selebihnya

dipengaruhi oleh faktor lain

B Implikasi

Perlu disadari bahwa walaupun penelitian ini berhasil menguji hipotesis kerja yang

diajukan (H1) yaitu terdapat pengaruh positif dankuat

antara variabel X (interaksi sosial) dan variabel Y (perilaku prososial) peserta didik SMK

Negeri Kota Tangerang Selatan Dengan demikian hasil penelitian ini mengandung implikasi

bahwa interaksi sosial peserta didik berpengaruh positif terhadapperilaku prososial peserta

didik Atas alasan di atas maka diperlukan adanya upaya-upaya pihak yang berkepentingan

atas peserta didik selaku objek pendidikan baik pihak sekolah maupun orang tua peserta

didik agar lebih memperhatikan interaksi sosial peserta didik sehari-hari Perilaku prososial

akan lebih meningkat apabila peserta didik memiliki interaksi sosial yang positif

Pada akhirnya dalam penelitian ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan

walaupun telah dilakukan dengan usaha yang maksimal Oleh karena itu maka perlu

diadakan penelitian lebih lanjut sehingga hasilnya dapat lebih sesuai dengan apa yang

diharapkan sehingga kelak dapat berguna bagi peserta didik itu sendiri serta siapapun yang

mengambil manfaat dari hasil penelitian ini

C Saran

Dari hasil penelitian dan kenyataan yang ada di lapangan maka peneliti pada bagian ini memberikan saran-saran sebagai pertimbangan Adapun saran-saran sebagai berikut

1 Satuan pendidikan harus dapat merangkul semua pihak yang terkait untuk bisa secara

bersama-sama menciptakan suasana ligkunagan sekolah yang kondusif dalam

upayamembentuk perilaku prososial peserta didik dengan demikian penyimpangan yang

dilakukan peserta didik dapat diminimalisir

2 Semua pendidik tanpa terkecuali merupakan cermin bagi peserta didik Maka dari itu

pendidik harus memberikan contoh dalam interaksi sosial dan pembiasaan perilaku

prososial kepada peserta didik

3 Orang tua diharapkan dapat membimbing putera-puteri mereka ketika berada diluar jam

sekolah Karenatiga perempat waktu anak lebih banyak menghabiskan waktu diluar

sekolah yaitu interaksi sosial dan perilaku prososial 4 Hendaknya peserta didik dapat mengaplikasikan pengetahuan Pendidikan

Kewarganegaraan yang didapat disekolah dalam perilaku sehari-hari

DAFTAR PUSTAKA

Adiyanto Michael2004Psilologi Sosial Edisi5 Jilid2 Jakarta Erlangga

Ahmadi Abu 2003 Psikologi Umum Cetakan Ke-3Jakarta PT RinekaCipta

Ali Muhammad 2014 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern Jakarta

Pustaka Amani

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Jakarta Rineka Cipta

Baron Robert A amp Byrne Donn Alih Bahasa Ratna Djuwita 2005 Psikologi

Sosial Edisi ke-10Jilid 2Jakarta Erlangga

Darmadi Hamid 2011 Metode Penelitian Pendidikan Bandung Alfabet

Fisher B Aubrey Penerjemah Soejono Trimo 2001 Teori-Teori Komunikasi

Bandung PT Remaja Rosdakarya

Hanurawan Fattah2010 Psikologi Sosial Suatu Pengantar Bandung PT

Remaja Rosdakarya

Hidayat Dasrun 2012 Komunikasi Antar pribadi dan Medianya Fakta

penelitian Fenomenologi Orang tua karier dan Anak Remaja Yogyakarta

Graha Ilmu

Hidayat Komarudin dan Azra Azuumardi 2014 Pancasila Demokrasi HAM

dan Masyarakat Madani Jakarta Kencana Prenada Media Group

Kartono Kartini 2008 Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja Jakarta

GrafindoPersada

Maryati Kun 2007Sosiologi Untuk Kelas X SMA dan MA Jakarta Erlangga

Mueller Daniel J 2001 Measuring Social Atittides A Handbook for Researchers

and Practitioners Amazon Teachers College Pr

Purwanto M Ngalim 2006 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja

RosdaKarya

Robbins Stephen amp JudgeTimothy 2014 Perilaku OrganisasiOrganizational

Behavior Buku 1 Edisi 12 Jakarta Salemba Empat

Sopiah 2008 Perilaku Organisasi Yogyakarta CVAndi Offset

Sudijono Anas 2010 Statistik Pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Sunardidan Asy 2007 Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Kelas XI SMA dan

MA Solo PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

Surna I Nyoman 2014 Pengembangan Diri Jakarta Fakultas Psikologi UPI

YAI

Syah Muhibbin 2010 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja Rosdakarya

Tumanggor Rusmin 2012 Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Jakarta Kencana

Prenada Media Group

UU RI No 20 tahun2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bandung

Fermana

UU RI No 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Bandung Fermana

Wahab A Abdul 2011 Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan

Bandung Alfabeta

Walpole E Ronald 2003 Pengantar Statistika Edisi 3 Jakarta PT Gramedia

Pustaka Utama

Willis S Sofyan 2010 Remaja dan Masalahnya bandung Alfabeta

Winataputra Udin S 2015 Pendidikan Kewarganegaraan Refleksi Historis

Epistemologis dan Rekonstruksi Untuk Masa Depan UT Kemenristek

Dikti

Winkel WS 2001Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar Jakarta PT

Gramedia

Zamroni Mohammad 2009 Filsafat Komunikasi Yogyakarta GrahaIlmu

Internet

Pengertian Kerja Sama

wwwgooglecomhttplompoulublogspotcom201306pengertian-

kerjasamahtml

Pengertian Persahabatan

wwwgooglecomhttpidwikipediaorgwikiPersahabatan

Pengertian Sopan Santun

wwwgooglecomhttpa62747wordpresscom20091121pengertian-

sopan-santun-menurut-pribadi

wwwgooglecomhttpsukabumikotagoidhukumUU_20_2003_Pendidi

kan_Nasionalpdf

Surat Kabar

Geng Puteri Melakukan Penganiayaan dengan Menyebut Dirinya Geng

NeroIndo-Pos Jumrsquoat 13 Juni 2008hal 4

Page 23: EPrintseprints.unpam.ac.id/383/1/Jurnal PPKn Vol 5 Maret 2017.pdf3. Perilaku prososial peserta didik tidak menjamin membentuk interaksi sosial yang positif. 4. Tidak terdapat pengaruh

DAFTAR PUSTAKA

Adiyanto Michael2004Psilologi Sosial Edisi5 Jilid2 Jakarta Erlangga

Ahmadi Abu 2003 Psikologi Umum Cetakan Ke-3Jakarta PT RinekaCipta

Ali Muhammad 2014 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern Jakarta

Pustaka Amani

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Jakarta Rineka Cipta

Baron Robert A amp Byrne Donn Alih Bahasa Ratna Djuwita 2005 Psikologi

Sosial Edisi ke-10Jilid 2Jakarta Erlangga

Darmadi Hamid 2011 Metode Penelitian Pendidikan Bandung Alfabet

Fisher B Aubrey Penerjemah Soejono Trimo 2001 Teori-Teori Komunikasi

Bandung PT Remaja Rosdakarya

Hanurawan Fattah2010 Psikologi Sosial Suatu Pengantar Bandung PT

Remaja Rosdakarya

Hidayat Dasrun 2012 Komunikasi Antar pribadi dan Medianya Fakta

penelitian Fenomenologi Orang tua karier dan Anak Remaja Yogyakarta

Graha Ilmu

Hidayat Komarudin dan Azra Azuumardi 2014 Pancasila Demokrasi HAM

dan Masyarakat Madani Jakarta Kencana Prenada Media Group

Kartono Kartini 2008 Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja Jakarta

GrafindoPersada

Maryati Kun 2007Sosiologi Untuk Kelas X SMA dan MA Jakarta Erlangga

Mueller Daniel J 2001 Measuring Social Atittides A Handbook for Researchers

and Practitioners Amazon Teachers College Pr

Purwanto M Ngalim 2006 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja

RosdaKarya

Robbins Stephen amp JudgeTimothy 2014 Perilaku OrganisasiOrganizational

Behavior Buku 1 Edisi 12 Jakarta Salemba Empat

Sopiah 2008 Perilaku Organisasi Yogyakarta CVAndi Offset

Sudijono Anas 2010 Statistik Pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Sunardidan Asy 2007 Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Kelas XI SMA dan

MA Solo PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

Surna I Nyoman 2014 Pengembangan Diri Jakarta Fakultas Psikologi UPI

YAI

Syah Muhibbin 2010 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja Rosdakarya

Tumanggor Rusmin 2012 Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Jakarta Kencana

Prenada Media Group

UU RI No 20 tahun2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bandung

Fermana

UU RI No 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Bandung Fermana

Wahab A Abdul 2011 Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan

Bandung Alfabeta

Walpole E Ronald 2003 Pengantar Statistika Edisi 3 Jakarta PT Gramedia

Pustaka Utama

Willis S Sofyan 2010 Remaja dan Masalahnya bandung Alfabeta

Winataputra Udin S 2015 Pendidikan Kewarganegaraan Refleksi Historis

Epistemologis dan Rekonstruksi Untuk Masa Depan UT Kemenristek

Dikti

Winkel WS 2001Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar Jakarta PT

Gramedia

Zamroni Mohammad 2009 Filsafat Komunikasi Yogyakarta GrahaIlmu

Internet

Pengertian Kerja Sama

wwwgooglecomhttplompoulublogspotcom201306pengertian-

kerjasamahtml

Pengertian Persahabatan

wwwgooglecomhttpidwikipediaorgwikiPersahabatan

Pengertian Sopan Santun

wwwgooglecomhttpa62747wordpresscom20091121pengertian-

sopan-santun-menurut-pribadi

wwwgooglecomhttpsukabumikotagoidhukumUU_20_2003_Pendidi

kan_Nasionalpdf

Surat Kabar

Geng Puteri Melakukan Penganiayaan dengan Menyebut Dirinya Geng

NeroIndo-Pos Jumrsquoat 13 Juni 2008hal 4

Page 24: EPrintseprints.unpam.ac.id/383/1/Jurnal PPKn Vol 5 Maret 2017.pdf3. Perilaku prososial peserta didik tidak menjamin membentuk interaksi sosial yang positif. 4. Tidak terdapat pengaruh

Sunardidan Asy 2007 Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Kelas XI SMA dan

MA Solo PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

Surna I Nyoman 2014 Pengembangan Diri Jakarta Fakultas Psikologi UPI

YAI

Syah Muhibbin 2010 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja Rosdakarya

Tumanggor Rusmin 2012 Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Jakarta Kencana

Prenada Media Group

UU RI No 20 tahun2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bandung

Fermana

UU RI No 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Bandung Fermana

Wahab A Abdul 2011 Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan

Bandung Alfabeta

Walpole E Ronald 2003 Pengantar Statistika Edisi 3 Jakarta PT Gramedia

Pustaka Utama

Willis S Sofyan 2010 Remaja dan Masalahnya bandung Alfabeta

Winataputra Udin S 2015 Pendidikan Kewarganegaraan Refleksi Historis

Epistemologis dan Rekonstruksi Untuk Masa Depan UT Kemenristek

Dikti

Winkel WS 2001Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar Jakarta PT

Gramedia

Zamroni Mohammad 2009 Filsafat Komunikasi Yogyakarta GrahaIlmu

Internet

Pengertian Kerja Sama

wwwgooglecomhttplompoulublogspotcom201306pengertian-

kerjasamahtml

Pengertian Persahabatan

wwwgooglecomhttpidwikipediaorgwikiPersahabatan

Pengertian Sopan Santun

wwwgooglecomhttpa62747wordpresscom20091121pengertian-

sopan-santun-menurut-pribadi

wwwgooglecomhttpsukabumikotagoidhukumUU_20_2003_Pendidi

kan_Nasionalpdf

Surat Kabar

Geng Puteri Melakukan Penganiayaan dengan Menyebut Dirinya Geng

NeroIndo-Pos Jumrsquoat 13 Juni 2008hal 4

Page 25: EPrintseprints.unpam.ac.id/383/1/Jurnal PPKn Vol 5 Maret 2017.pdf3. Perilaku prososial peserta didik tidak menjamin membentuk interaksi sosial yang positif. 4. Tidak terdapat pengaruh

wwwgooglecomhttpsukabumikotagoidhukumUU_20_2003_Pendidi

kan_Nasionalpdf

Surat Kabar

Geng Puteri Melakukan Penganiayaan dengan Menyebut Dirinya Geng

NeroIndo-Pos Jumrsquoat 13 Juni 2008hal 4