nets sulung dkk

45
KESIAPAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI ERA MEA 2015 MELALUI KEBIJAKAN REDENOMINASI Disusun untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah National Economics Events Disusun Oleh : Sulung Herlambang R. C1A011116 Tia Sutiasih C1A011112 Hanny Qudsyina C1A011054 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS EKONOMI 2013 i

Upload: tya-s-tiyong

Post on 01-Oct-2015

33 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Karya Tulis Ilmiah National Economics Event

TRANSCRIPT

  • KESIAPAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI ERA MEA 2015

    MELALUI KEBIJAKAN REDENOMINASI

    Disusun untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah National Economics Events

    Disusun Oleh :

    Sulung Herlambang R. C1A011116

    Tia Sutiasih C1A011112

    Hanny Qudsyina C1A011054

    KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

    UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

    FAKULTAS EKONOMI

    2013

    i

  • KATA PENGANTAR

    Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat,

    karunia, dan rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini

    dalam rangka mengikuti lomba menulis Karya Tulis Ilmiah National Economics

    Events (NETS).

    Karya tulis ilmiah ini berisikan tentang bagaimana peran redenominasi

    terhadap penyetaraan dalam rangka menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN

    (MEA) 2015 yang merupakan sub tema yang ke -2 dari tema karya tulis ilmiah

    yang disediakan oleh National Economics Events (NETS).

    Redenominasi merupakan wacana yang sudah di keluarkan pemerintah

    sejak tahun 2010 yaitu penyederhanaan denominasi (pecahan) mata uang suatu

    negara menjadi pecahan lebih kecil dengan cara menghilangkan nol tanpa

    mengurangi nilai mata uang tersebut. Dengan melakukan redenominasi, maka

    Indonesia bisa setara kurs mata uangnya dengan negara lain di dunia dan siap

    dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.

    Perkenankan penulis untuk menyampaikan terima kasih kepada pihak-

    pihak yang terkait dan telah memberikan referensi dalam penyusunan Karya Tulis

    Ilmiah ini. Untuk selanjutnya, penulis berharap karya tulis ilmiah ini dapat

    bermanfaat serta dapat diterima dengan baik dan dipertimbangkan untuk langkah

    selanjutnya, kami mengharapkan adanya kritik dan saran membangun demi

    kelengkapan penyusunan karya tulis ilmiah selanjutnya.

    Purwokerto, 23 Mei 2013

    Penulis

    ii

  • LEMBAR PENGESAHAN

    Saya yang bertanda tangan di bawah ini, akan mengikuti lomba karya tulis

    ilmiah National Economics Events Universitas Jenderal Soedirman yang berjudul:

    KESIAPAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI ERA MEA 2015

    MELALUI KEBIJAKAN REDENOMINASI

    Ketua Kelompok

    Nama : Sulung Herlambang Rahmandanu

    NIM : C1A011116

    Departemen : Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan

    Anggota Kelompok

    Nama : Tia Sutiasih

    NIM : C1A011112

    Departemen : Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan

    Nama : Hanny Qudsyina

    NIM : C1A011054

    Departemen : Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan

    Demikian surat ini saya sampaikan. Atas perhatiannya saya ucapkan terima

    kasih.

    Purwokerto, Mei 2013

    Mengetahui,

    Kepala Jurusan

    Himesbang FE Unsoed Ketua Kelompok

    Drs. Harry Pudjianto, MM Sulung Herlambang R.

    19590110 198601 1001 C1A011116

    iii

  • DAFTAR ISI

    Halaman Judul ............................................................................................................i

    Kata Pengantar ...........................................................................................................ii

    Lembar Pengesahan....................................................................................................iii

    Daftar Isi.....................................................................................................................iv

    Daftar Tabel................................................................................................................vi

    Daftar Gambar ............................................................................................................vii

    BAB I Pendahuluan

    Latar Belakang ...............................................................................................1

    Rumusan Masalah ..........................................................................................2

    Tujuan Penulisan ............................................................................................2

    Manfaat Penulisan ..........................................................................................2

    BAB II Tinjauan Pustaka

    Pengertian Redenominasi ...............................................................................3

    Pengertian Sanering........................................................................................3

    Pengertian MEA 2015 ....................................................................................3

    Perbedaan Antara Redenominasi dan Sanering .............................................3

    Kasus Keberhasilan Redenominasi di Negara Turki dan Rumania ...............7

    Kasus Kegagalan Redenominasi di Negara Zimbabwe .................................8

    BAB III Metodologi Penulisan

    Sumber Data ...................................................................................................11

    iv

  • Metode Pengumpulan Data ............................................................................11

    Tipe Data ........................................................................................................11

    Analisis Data .................................................................................................. 11

    BAB IV Analisis dan Pembahasan

    Kondisi Perekonomian Indonesia ...................................................................12

    Peluang, Tantangan, dan Kesiapan Indonesia Memasuki MEA 2015 ...........16

    Peran Redenominasi dalam Penyetaraan Ekonomi ........................................25

    Dampak Positif dan Negatif Penerapan Redenominasi..................................27

    Solusi ..............................................................................................................29

    BAB V Penutup

    Kesimpulan .....................................................................................................32

    Saran ...............................................................................................................32

    Daftar Pustaka

    Lampiran -lampiran

    CV (Curriculum Vitae)

    KTM

    v

  • DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 Perbedaan Redenominasi dengan Sanering ...............................................3

    Tabel 2.2 Perkembangan Inflasi (persen) di Negara Turki Tahun 1993-2012...........7

    Tabel 3.1 Pertumbuhan Ekonomi di ASEAN, China dan India (2002-2012) ............13

    Tabel 4.1 Produk Domestik Bruto Indonesia Tahun 2010-2012 ...............................14

    Tabel 4.2 Neraca Perdagangan Indonesia Tahun 2003-2010....................................20

    vi

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Latar Belakang

    Negara Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki sumber daya

    alam dan sumber daya manusia yang melimpah. Pertumbuhan Indonesia

    mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. hingga pada atahun 2012

    pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 6,2 persen. Negara Indonesia termasuk

    salah satu anggota ASEAN. ASEAN merupakan suatu organisasi perkumpulan

    bangsa-bangsa di Asia Tenggara. Pada tahun 2015, ASEAN merencanakan

    penerapan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), untuk menjaga stabilitas politik

    dan keamanan regional ASEAN, meningkatkan daya saing kawasan secara

    keseluruhan di pasar dunia, dan mendorong pertumbuhan ekonomi, mengurangi

    kemiskinan, serta meningkatkan standar hidup masyarakat.

    Dengan adanya MEA tersebut, maka akan tercipta suatu pasar besar

    kawasan ASEAN yang akan berdampak besar terhadap perekonomian negara

    anggotanya. Oleh karena itu, diperlukan adanya penyetaraan ekonomi seluruh

    anggota ASEAN agar tidak terjadi ketimpangan atau ketidakmerataan ekonomi.

    Untuk mempersiapkan kesetaraan ekonomi Indonesia dengan kawasan ASEAN

    dalam memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN pada tahun 2015 tentu

    redenominasi dianggap penting.

    Redenominasi merupakan sarana yang akan diterapkan pemerintah untuk

    menyetarakan perekonomian tersebut. Redenominasi juga akan membantu

    perekonomian Indonesia terutama perdagangan. Pecahan uang Indonesia yang

    besar akan menimbulkan ketidakefisiesanan dan ketidaknyamanan dalam

    melakukan transaksi, karena diperlukan waktu yang banyak untuk mencatat,

    menghitung dan membawa uang untuk melakukan transaksi sehingga terjadi

    ketidakefisienan dalam transaksi ekonomi.

  • 2

    Rumusan Masalah

    1. Bagaimana keadaan perekonomian Indonesia?

    2. Apa sajakah tantangan untuk memasuki MEA 2015

    3. Bagaimanakah kesiapan Indonesia dalam memasuki MEA 2015?

    4. Seberapa penting peran redenominasi dalam penyetaraan ekonomi

    memasuki era MEA 2015?

    5. Bagaimanakah dampak redenominasi terhadap perekonomian Indonesia?

    6. Bagaimanakah solusi yang harus diambil pemerintah?

    Tujuan Penulisan

    1. Untuk mengetahui keadaan perekonomian Indonesia

    2. Untuk mengetahui peran redenominasi terhadap investasi

    3. Untuk mengetahui tantangan MEA 2015

    4. Untuk mengetahui kesiapan Indonesia dalam memasuki era MEA 2015

    5. Untuk mengetahui kemungkinan dampak yang akan terjadi setelah adanya

    redenominasi

    6. Untuk mengetahui solusi yang tepat bagi perekonomian Indonesia

    Manfaat Penulisan

    1. Dapat mengetahui keadaan perekonomian Indonesia

    2. Dapat mengetahui peran redenominasi terhadap investasi

    3. Dapat mengetahui tantangan MEA 2015

    4. Dapat mengetahui tepat atau tidaknya kebijakan redenominasi tersebut

    5. Dapat mengetahui solusi yang tepat bagi perekonomian Indonesia

  • 3

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    Pengertian Redenominasi

    Redenominasi diartikan sebagai penyederhanaan denominasi (pecahan) mata uang

    suatu negara menjadi pecahan lebih kecil dengan cara menghilangkan nol tanpa

    mengurangi nilai mata uang tersebut, misal Rp1.000 menjadi Rp1.Hal yang sama

    secara bersamaan dilakukan juga pada harga-harga barang, sehingga daya beli

    masyarakat tidak berubah. (Bank Indonesia)

    Pengertian Sanering

    Sanering adalah pemotongan daya beli masyarakat melalui pemotongan nilai

    uang. Hal yang sama tidak dilakukan pada harga-harga barang, sehingga daya beli

    masyarakat menurun. (Bank Indonesia)

    Pengertian Mea 2015

    MEA adalah bentuk integrasi ekonomi ASEAN yang direncanakan akan tercapai

    pada tahun 2015. MEA tersebut memiliki peluang yang sangat besar diantaranya

    yaitu manfaat integrasi ekonomi, pasar potensial dunia, negara pengekspor, negara

    tujuan investasi, dan meningkatkan daya saing.

    Perbedaan Sanering dengan Redenominasi

    Pandangan yang rancu beredar di masyarakat mengenai perbedaan antara

    redenominasi rupiah dengan sanering. Untuk mencegah pengertian antara

    redenominasi dan sanering , Bank Indonesia menjelaskan perbedaannya secara

    rinci antara redenominasi rupiah dengan sanering rupiah .

    Tabel 2.1 Perbedaan Redenominasi dengan Sanering

    PERBEDAAN REDENOMINASI SANERING

    Pengertian Redenominasi adalah

    menyederhanakan

    denominasi (pecahan)

    Pemotongan daya beli

    masyarakat melalui

    pemotongan nilai uang.

  • 4

    mata uang menjadi

    pecahan lebih sedikit

    dengan cara mengurangi

    digit (angka nol) tanpa

    mengurangi nilai mata

    uang tersebut, misal

    Rp1.000 menjadi Rp1. Hal

    yang sama secara

    bersamaan dilakukan juga

    pada harga-harga barang,

    sehingga daya beli

    masyarakat tidak berubah.

    Hal yang sama tidak

    dilakukan pada harga-

    harag barang, sehingga

    daya beli masyarakat

    menurun.

    Dampak Bagi

    Masyarakat

    Tidak ada kerugian karena

    daya beli tetap sama.

    Menimbulkan banyak

    kerugian karena daya

    beli

    turun drastis.

    Tujuan - Penyederhanaan pecahan

    uang agar lebih efisien dan

    nyaman dalam melakukan

    transaksi.

    - Mempersiapkan

    kesetaraan

    ekonomi Indonesia dengan

    negara regional.

    Mengurangi jumlah uang

    yang beredar akibat

    lonjakan

    harga-harga. Dilakukan

    karena terjadi

    hiperinflasi

    (inflasi yang sangat

    tinggi).

    Nilai uang terhadap

    barang

    Tidak berubah, karena

    hanya

    cara penyebutan dan

    penulisan pecahan uang

    saja

    yang disesuaikan.

    Berubah menjadi lebih

    kecil,

    karena yang dipotong

    adalah

    nilainya.

  • 5

    Kondisi saat dilakukan Kondisi makroekonomi

    stabil.

    Ekonomi tumbuh dan

    inflasi

    terkendali.

    Dilakukan dalam kondisi

    makroekonomi tidak

    sehat,

    inflasi sangat tinggi

    (hiperinflasi).

    Masa transisi Dipersiapkan secara

    matang

    dan terukur sampai

    masyarakat siap, agar

    tidak

    menimbulkan gejolak di

    masyarakat.

    Tidak ada masa transisi,

    dilakukan secara tiba-

    tiba.

    Contoh : harga 1 liter

    bensin = Rp.4500,00

    Contoh bila terjadi

    redenominasi 3 digit (3

    angka

    nol):

    Dengan uang sebanyak

    Rp.4,5

    tetap dapat membeli 1 liter

    bensin, karena harga 1

    liter

    bensin juga dinyatakan

    dalam

    satuan pecahan yang sama

    (baru).

    Contoh bila terjadi

    sanering

    per seribu Rupiah:

    Dengan Rp.4,5 hanya

    dapat

    membeli 1/1000 liter

    (0,001

    liter).

    Sumber: Diskusi Redenominasi Rupiah dan tentang sanering

    rupiah.2013.Redenominasi rupiah. http://www.redenominasirupiah.com ,

    Diakses pada 18 Mei 2013

    Perbedaan kedua kebijakan tersebut terlihat sangat jelas. Titik berat dari

    perbedaan keduanya berada pada nilai mata uang dan daya belinya, dimana

  • 6

    kebijakan redenominasi sama sekali tidak mengubah nilai mata uang dan daya

    belinya.Sementara kebijakan sanering mengurangi nilai mata uang terhadap daya

    belinya atas suatu barang dan jasa.

    Dalam perjalanan sejarah, Pemerintah Indonesia tercatat pernah

    melakukan kebijakan sanering pada tanggal 19 Maret 1950 (dikenal dengan

    istilah Gunting Syafrudin), 25 Agustus 1959 dan 13 Desember 1965. Kondisi

    perekonomian nasional pada saat itu sangat buruk, tercermin dari Pertumbuhan

    Domestik Bruto (PDB) yang sangat rendah, inflasi sangat tinggi dan investasi

    merosot tajam. Salah satu mekanisme kebijakan sanering yang berla ku mulai

    tanggal 25 Agustus 1959 adalah:

    1. Penurunan nilai uang kertas Rp 500 da n Rp 1.000 menjadi Rp 50 dan Rp100.

    2. Pembekuan sebagian simpanan pada Bank (giro dan deposito) sebesar 90

    persen dari jumlah simpanan di atas Rp 25.000, dengan ketentuan bahwa

    simpanan yang dibekukan akan diganti menjadi simpanan jangka panjang oleh

    pemerintah (Perpu No.3 Tahun 1959 tanggal 24 Agustus 1959).

    Kebijakan sanering tersebut memberikan beberapa dampak di bidang

    moneter, seperti menurunkan jumlah uang bereda r, meningkatkan keuntungan

    pemerintah yang kemudian digunakan untuk mengurangi kerugian kas negara, dan

    mengurangi likuiditas bank-bank. Namun, likuiditas bank yang berkurang

    membuat pemberian kredit bank terhadap perusahan produksi, distribusi dan

    ekspor-impor menjadi berkurang, sehingga berimplikasi pada kenaikan harga

    barang dan biaya hidup. Dengan demikian kebijakan sanering pada tahun 1959

    tersebut dianggap gagal karena justru memperburuk keadaan ekonomi, yakni

    terjadinya hyper-inflasi.

    Berbeda dengan sanering,kebijakan redenominasi dapat pula

    meningkatkan martabat bangsa dengan meringkas digit uang tanpa mengurangi

    nilai mata uang. Saat ini di Asia Tenggara hanya Indonesia dan Vietnam saja yang

    memiliki pecahan mata uang hingga 5 digit. Dengan redenominasi berupa

    menghilangkan tiga angka nol (3 digit), maka nilai kurs baru rupiah terhadap mata

    uang negara lain akan mengalami penyesuaian nominal, meskipun daya belinya

    tidak berubah. Sebagai contoh nilai tukar baru rupiah terhadap US$ akan dapat

  • menjadi Rp.9,69/ US$ (saat ini Rp.9699/US$) dan terhadap Ringgit menjadi

    Rp.3,17/Ringgit (saat ini Rp.3174/Ringgit).

    Kasus Keberhasilan Redenominasi di Negara Turki dan Rumania

    Negara yang pernah berhasil menerapkan redenominasi diantaranya yaitu

    Turki, Rumania, Polandia, dan Ukrania. Berikut ini adalah data inflasi di negara

    Turki.

    Grafik dan Tabel 2. 2 Perkembangan Inflasi ( persen) di Negara Turki tahun 1993-

    2012

    Sumber : Worldwide Inflation Data.2013.Historic Inflation Turkey-CPI

    Inflation. http://www.inflation.eu/inflation-rates/turkey/historic -inflation/cpi-

    inflation-turkey.aspx , Diakses pada 19 Mei 2013

    Turki setelah menghapus 6 angka nol di mata uangnya pada 1 Januari

    2005, keadaan perekonomiannya tetap terjaga. Inflasi pd 2005-2011 stabil 6-10

  • 8

    persenper th, dibandingkan sebelum 2005 di 20-60 persen.Perkembangan Inflasi (

    persen) di Turki

    Turki meredenominasi mata uang Lira secara bertahap selama 7 tahun

    yang dimulai sejak 2005. Setelah redenominasi, semua uang lama Turki (yang

    diberi kode TL) dikonversi menjadi Lira baru (dengan kode YTL, di mana Y

    bermakna 'Yeni' atau baru). Kurs konversi adalah 1 YTL untuk 1.000.000 TL,

    atau menghilangkan enam angka nol (6 digit). Turki meredenominasi mata uang

    secara bertahap dengan memperhatikan sta bilitas perekonomian dalam negerinya.

    Pada tahap awal, mata uang TL dan YTL beredar secara simultan selama setahun.

    Kemudian mata uang lama ditarik secara bertahap digantikan dengan YTL. Pada

    tahap selanjutnya, sebutan 'Yeni' pada uang baru dihilangkan sehingga mata uang

    YTL kembali menjadi TL dengan nilai redenominasi. Selama tahap redenominasi,

    keadaan perekonomian tetap terjaga. Inflasi Turki pada tahun 2005 sampai dengan

    tahun 2009 juga tetap stabil di kisaran 8-9 persen.

    Adapun indikator keberhasilan redenominasi di negara Turki dan antara lain

    dilihat dari :

    Tingkat inflasi (faktor yang paling menentukan)

    Pertumbuhan Ekonomi (Keberhasilan program reformasi & restrukturisasi

    ekonomi)

    Sosialisasi kepada publik

    Tahapan transisi

    Dinamika politik atau bentuk pemerintahan suatu negara

    Kasus Kegagalan Redenominasi di Negara Zimbabwe

    Zimbabwe sudah melaksanakan redenominasi mata uang mulai 1 Agustus

    2010. Tak tanggung-tanggung, Bank Sentral Zimbabwe meredenominasi dengan

    mengubah uang 10 miliar dolar Zimbabwe menjadi 1 dolar Zimbabwe atau

    menghilangkan 10 angka nol. Gubernur Bank Sentral Zimbabwe Gideon Gono

    mengatakan kebijakan redenominasi ini dilakukan untuk membantu masyarakat

    keluar dari hiper inflasi yang terjadi di negara tersebut.

  • 9

    Menurut Gideon seperti dikutip dari Reuters, Selasa (3/8/2010). Dolar

    Zimbabwe diredenominasi menjadi 1 sampai 10 dolar, yang artinya

    menghilangkan 10 angka nol dalam nilai nominal uang. Jadi uang 10 miliar dolar

    Zimbabwe diubah menjadi 1 dolar Zimbabwe mulai 1 Agustus 2010

    Namun para analis merasa pesimistis dengan rencana ini. Mereka menilai

    kebijakan redenominasi ini tidak akan bisa mengakhiri kehancuran ekonomi

    negara tersebut yang disebabkan inflasi maha tinggi yaitu sebesar 2,2 juta persen.

    Ini merupakan inflasi tertinggi di dunia karena keterbatasan suplai makanan dan

    uang valas

    Kebijakan ini (redenominasi) hanya sebuah jalan keluar untuk

    menghilangkan banyaknya angka nol dalam mata uang mereka. Namun kebijakan

    ini tidak mengatasi akar dari masalah," ujar konsultan ekonomi John Robertson.

    Menurutnya, permasalahan yang dihadapi oleh negara tersebut adalah kelangkaan

    arus dana masuk atau investasi dari luar.

    Seperti diketahui, di Zimbabwe tiap hari harga terus meroket, dan inilah

    yang menyebabkan inflasi di negara tersebut sangat tinggi. Ini yang mendorong

    bank sentral Zimbabwe mengeluarkan uang kertas pecahan 100 miliar dolar

    Zimbabwe.

    Gideon Gono pada pertengahan 2006 pernah melakukan kebijakan

    redenominasi dengan menghilangkan 3 angka nol pada mata uangnya. Hal ini

    dilakukan hanya untuk mempermudah masyarakat agar tidak perlu membawa

    tumpukan besar uang untuk belanja. Namun langkah ini ternyata mendorong

    kenaikan harga barang yang sangat tajam.

    Pada bulan Juli lalu, pemerintah Zimbabwe diam-diam menaikkan ga ji

    para pekerja menjadi rata -rata 2 triliun dolar Zimbabwe. Untuk menaikkan daya

    beli masyarakatnya. Tapi gaji tersebut hanya cukup untuk membiayai ongkos 10

    kali perjalanan mereka bekerja atau hanya untuk membeli delapan potong roti

    saja.

  • 10

    Kegagalan negara Zimbabwe dalam melakukan redenominasi beberapa

    waktu yang lalu disebabkan oleh tidak terkendalinya tingkat inflasi.. Hal itu

    terjadi karena tingkat inflasi di Zimbabwe naik dan tidak kredibel sewaktu

    dilakukannya proses redenominasi. Jadi itu dianggap gagal redenominasi di

    Zimbabwe karena disaat redenominasi inflasi terus membumbung tinggi.

    Indikator kegagalan redenominasi secara umum yaitu :

    1) Waktu implementasi kebijakan ini kurang tepat, khususnya dalam hal

    tren fundamental perekonomian di negara masing-masing. Kebetulan,

    perekonomian mereka saat itu serta fundamental negaranya sedang

    memburuk.

    2) Di sisi lain, lima negara tersebut memiliki kebijakan makro yang tidak

    sehat, antara lain bank sentral yang sangat ekspansif membiayai

    anggaran pemerintah, khususnya di Zimbabwe, serta kebijakan fiskal

    yang ekspansif (Brasil dan Zimbabwe).

    3) Untuk Rusia, Argentina, Zimbabwe, serta Korea Utara yang gagal

    menerapkan redenominasi ini disebabkan karena stok uang baru tidak

    tersedia saat warna negaranya ingin menukarkan uang, kurangnya

    sosialisasi terhadap masyarakat tentang redenominasi, serta

    perekonomian tidak stabil.

    4) Di sisi lain, negara-negara tersebut juga memiliki inflasi yang tidak

    terkendali, pemerintah tidak bisa mengatur stabilitas harga kebutuhan

    pokok dan ketersediaan barang, nilai kurs valuta asing dalam keadaan

    tidak stabil, serta kurang tepat dalam memilih waktu saat menerapkan

    redenominasi.

    Jadi, beberapa penyebab utama kegagalan redenominasi dari berbagai

    negara tersebut adalah tingkat kestabilan ekonomi yang belum mantap, laju inflasi

    yang tidak menentu, kurangnya sosialisi dari pemerintah, rendahnya kepercayaan

    masyarakat terhadap kebijakan pemerintah, dan dilakukan tanpa perencanaan

    yang tepat.

  • 11

    BAB III

    METODOLOGI PENULISAN

    Sumber Data

    Data yang digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini adalah data

    sekunder. Data tersebut merupakan data yang diperoleh dari berbagai sumber,

    studi literatur, dan hasil penelitian oleh International Monetary Fund , BPS,

    National Bureau of Statistics prepared by Ministry of Trade, ASEAN Sta tistical

    Yearbook 2007 serta dari berbagai literatur di internet.

    Metode Pengumpulan Data

    Karya tulis ilmiah ini menggunakan metode pengumpulan data dengan

    studi literature yaitu memperoleh informasi dan data kualitatif dengan

    memperkaya bacaan dari berbagai literatur seperti internet, makalah atau rujukan

    dari materi sebelumnya yang dapat mendukung atau menjawab masalah yang

    telah dirumuskan.

    Tipe Data

    Data yang diteliti adalah data sekunder berupa data mengenai

    redenominasi di negara lain, perbedaan sanering dengan redenominasi, data

    pertumbuhan ekonomi, perkembangan inflasi, neraca pembayaran dan tahapan

    redenominasi dari berbagai sumber yang telah disebutkan. .

    Analisis Data

    Analisis data yang dilakukan menggunakan metode kualitatif. Hal ini

    berdasarkan karakteristiknya, penelitian ini menggunakan pendekatan analisis

    deskriptif. Penelitian deskriptif memiliki sifat tertentu, yaitu bahwa penelitian itu

    memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang

    dan aktual. Kemudian data tersebut disusun, dianalisis, dipaparkan, dan

    diinterpretasikan.

  • 12

    BAB III

    ANALISIS DAN PEMBAHASAN

    Kondisi Perekonomian Indonesia

    Perekonomian Indonesia pada tahun 2012 menunjukkan kinerja yang

    cukup baik di tengah situasi perekonomian global yang masih dibayang-bayangi

    oleh berbagai ketidak-pastian, seperti prospek pemulihan ekonomi di kawasan

    Eropa (terutama di negara yang mengalami krisis hutang, yaitu Yunani, Italia,

    Irlandia, Potugal dan Spanyol) dan ancaman jurang fiskal (fiscal cliff) di AS

    akibat perbedaan sudut pandang dan kepentingan antara Pemerintahan Barrack

    Obama (Partai Demokrat) dengan Konggres yang didominasi oleh Partai

    Republik, terkait strategi kebijakan untuk meningkatkan penerimaan negara dari

    pajak, efisiensi pengeluaran negara terutama pengurangan pengeluaran untuk

    perlindungan sosial, serta batasan hutang dan defisit anggaran pemerintah AS.

    Krisis tersebut turut berimbas pada penurunan permintaan eksternal dan

    perlambatan aktivitas perekonomian di Asia, termasuk China dan India.

    Data BPS menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada

    triwulan III-2012 bila dibandingkan triwulan III-2011 tercatat sebesar 6,17 persen

    (yoy) dan secara kumulatif mencapai sebesar 6,29persen bila dibandingkan

    periode yang sama tahun 2011 (ctc). Besaran PDB atas dasar harga berlaku secara

    kumulatif pada triwulan III-2012 mencapai sebesar Rp. 6.151,6 trilyun. Bank

    Indonesia memperkirakan bahwa pertumbuhan pada triwulan IV-2012 akan

    mencapai 6,2 persen, sehingga pertumbuhan untuk keseluruhan tahun 2012 akan

    mencapai sekitar 6,3 persen. Pertumbuhan ekonomi Indonesia menunjukkan trend

    yang terus meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Bahkan pertumbuhan

    ekonomi Indonesia sejak triwulan II-2012 merupakan pertumbuhan terbesar kedua

    di Dunia setelah China yang meskipun mencatat angka 7,7 persen namun trendnya

    menurun dibandingkan triwulan sebelumnya (Firmanzah, 2012). Dengan

    demikian tingkat pertumbuhan Indonesia kembali berada di atas rata -rata tingkat

    pertumbuhan dunia yang pada tahun 2012 diprediksi sebesar 3,5 persen.

  • 13

    Grafik dan Tabel 3.1 : Pertumbuhan Ekonomi di ASEAN, China dan India (2002-

    2012)

    Sumber: IMF 2012

    *Angka Perkiraan

    Sebagaimana terlihat dalam Grafik dan Tabel I, dalam 10 tahun terakhir

    pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat stabil di kisaran 5,5 persen 1 persen

    dengan pertumbuhan rata -rata sebesar 6,11persen. Sejak tahun 2007 hingga 2012,

    tingkat pertumbuhan hampir selalu di atas 6 persen dengan pengecualian tahun

    2009 (4,6 persen ) sejalan dengan krisis ekonomi global akibat kegagalan sektor

    kredit properti (subprime mortgage crises) dimana sebagian besar negara bahkan

    mengalami pertumbuhan minus. Trend tersebut berbeda bila dibandingkan dengan

    Singapura yang memiliki tingkat pertumbuhan rata-rata sebesar 6,55 persen,

    namun fluktuasinya sangat tinggi mulai dari 14,7 persen (2010) setelah

    mengalami kontraksi -1,3 persen (2009). Demikian pula halnya dengan Thailand,

    Malaysia, Brunei Darussalam yang tidak lepas dari imbas krisis global tahun

    2009, sehingga turut mengalami pertumbuhan yang minus. Pertumbuhan ekonomi

    Vietnam memang menunjukkan tingkat yang selalu lebih tinggi dibandingkan

    Indonesia dari periode 2002 hingga 2010, namun terlihat mulai mengalami

    overheating dan melambat pertumbuhannya. Sedangkan Myammar dengan skala

  • 14

    perekonomiannya yang masih terbatas dapat mencapai pertumbuhan di atas 10

    persen (double digit) pada periode 2002 hingga 2007 dan di masa mendatang

    berpotensi untuk terus tumbuh sejalan dengan reformasi dan keterbukaan politik

    yang ditempuh oleh Pemerintah Myammar.

    Ketahanan ekonomi Indonesia terhadap imbas krisis keuangan global tidak

    terlepas dari karakteristik ekonomi nasional yang ditopang oleh konsumsi

    domestik dan pembentukan modal tetap bruto (investasi). Hingga triwulan III-

    2012 seperti terlihat dalam Tabel II, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia

    didominasi oleh pengeluaran Konsumsi Masyarakat (54,79 persen), diikuti oleh

    PMTB (37,58 persen), pengeluaran Pemerintah (8,24 persen). Tekanan pelemahan

    ekonomi global berimbas pada penurunan harga komoditas (seperti batubara,

    nikel, tembaga dan CPO) dan pengurangan permintaan dari negara tujuan ekspor,

    telah menyebabkan melambatnya kinerja ekspor nasional dan terjadi defisit ekspor

    terhadap impor sebesar -0,61 persen dari PDB. Meskipun kinerja ekspor secara

    nominal terus meningkat (23,1 persen dari PDB), namun kebutuhan impor barang

    modal dan bahan baku/antara untuk kebutuhan produksi yang terus meningkat

    (23,7 persen dari PDB) telah menyebabkan neraca perdagangan mengalami defisit

    (minus).

    Tabel 4.1 Produk Domestik Bruto Indonesia (2010-2012)

    Sumber : BPS * Angka Tahun 2012 sampai dengan Triwulan III

    Kinerja perekonomian pada triwulan III-2012 meningkat 3,21 persen

    dibandingkan triwulan sebelumnya (II-2012), yang berarti lebih besar

    dibandingkan peningkatan pada triwulan II-2012 terhadap triwulan I-2012 sebesar

  • 15

    2,80 persen (qtq). Komponen PMTB tumbuh sebesar 2,94 persen (qtq), diikuti

    Konsumsi Masyarakat sebesar 2,71 persen.Sedangkan komponen pengeluaran

    yang mengalami penurunan adalah Pengeluaran Pemerintah (-0,07 persen),

    Ekspor (-0,21 persen) serta Impor (-8,36 persen). Apabila dibandingkan dengan

    triwulan yang sama pada tahun 2011, laju pertumbuhan komponen pengeluaran

    PMTB mencapai 10,02 persen dan komponen konsumsi masyarakat mencapai

    5,68 persen.

    Dari sisi lapangan usaha, seluruh sektor perekonomian Indonesia pada

    triwulan III-2012 mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya

    (qtq). Pertumbuhan terbesar terjadi pada sektor Pertanian (6,15 persen), sektor

    Pengangkutan dan Transportasi (4,20 persen), sektor Industri (3,99 persen), dan

    sektor Konstruksi (3,79 persen). Sedangkan jika dibandingkan dengan perio de

    triwulan yang sama tahun 2011 (yoy), maka terdapat 5 sektor yang memiliki

    pertumbuhan melebihi angka pertumbuhan PDB (6,17 persen), terutama sektor-

    sektor yang padat modal, seperti: sektor Pengangkutan dan Komunikasi (10,48

    persen), sektor Konstruksi (7,98 persen), sektor Keuangan, Real Estate dan Jasa

    Perusahaan (7,41 persen), sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (6,91 persen).

    Sedangkan sektor yang berpotensi padat karya yang dapat tumbuh di atas

    pertumbuhan PDB hanyalah sektor Industri (6,36 persen). Di sisi lain sektor

    Pertambangan yang padat karya menjadi satu-satunya sektor yang mengalami

    pertumbuhan minus (-0.09 persen) akibat dampak dari penurunan permintaan

    global.

    Stabilitas perekonomian nasional sepanjang tahun 2012 tercermin pula

    dari tingkat inflasi yang mencapai 4,3 persen, atau sedikit di atas tingkat inflasi

    2011 (3,8 persen). Tingkat inflasi yang stabil di koridor target Pemerintah dan BI

    (4,5 persen 1 persen) didukung oleh inflasi kelompok volatile foods yang rendah

    dan inflasi inti yang terkendali dengan rendahnya imported inflation sejalan

    dengan penurunan harga komoditas pangan dan energi global. Meskipun

    ekspektasi inflasi sempat berfluktuasi akibat wacana kenaikan BBM pada

    semester awal tahun 2012, namun administered prices tetap terkendali seiring

    dengan tidak adanya kebijakan kenaikan BBM.

  • 16

    Ekonomi indonesia saat ini optimis pertumbuhan ekonomi yang

    meningkat.dengan pertumbuhan dan pendapatan nasional yang semakin

    meningkat kita dapat melihat perkembangan dan kemajuan kita pada negara lain.

    Dengan pendapatan nasional per tahun indonesia mampu memberikan kemajuan.

    Ekonomi makro yang sangat berpengaruh dalam pertumbuhan ekonomi saat ini.

    Salah satu pertumbuhan ekonomi itu dapat dilihat dengan permintaan domestik

    masih akan menjadi penopang utama kinerja perekonomian. Selain itu, ekspor dan

    impor, serta investasi.

    Di lihat dari sedikit perekonomian makro dibidang perbankan ini dapat

    kita rasakan pertumbuhan ekonomi itu meningkat. Diungkapkan oleh Gubernur

    Bank Indonesia Darmin Nasution dalam rapat kerja dengan Komisi XI

    (membidangi keuangan dan perbankan) DPR bahwa prospek perekonomian ke

    depan akan terus membaik dan diperkirakan akan lebih tinggi. Permintaan

    domestik masih akan menjadi penopang utama kinerja perekonomian. Selain itu,

    ekspor dan impor, serta investasi, juga akan tumbuh pesat.

    Peluang, Tantangan dan Kesiapan Indonesia untuk Memasuki MEA 2015

    Peluang

    Pasar Potensial Dunia. Perwujudan AEC 2015 akan menempatkan

    ASEAN sebagai kawasan pasar terbesar ketiga di dunia yang di dukung

    oleh jumlah penduduk ketiga terbesar ( 8 persen dari total penduduk dunia

    ) setelah China dan India.

    Negara Pengekspor. Dengan meningkatnya harga komoditas

    internasional, sebagian besar negara ASEAN mencatat surplus pada

    neraca transaksi berjalan. Prospek perekonomian yang cukup baik

    menyebabkan ASEAN menjadi tempat tujuan investasi.

    Negara Tujuan Investor. Dalam rangka AEC 2015 berbagai kerja sama

    regional untuk meningkatkan infrastruktur ( pipa gas, teknologi informasi

    ) maupun dari sisi pembiayaan menjadi agenda. Kesempatan tersebut

    membuka peluangbagi perbaikan iklim investasi Indonesia. Terutama

    dalam melancarkan program infrastruktur domestik.

  • 17

    Daya Saing. Liberalisasi perdagangan barang ASEAN akan menjamin

    kelancaran arus barang untuk pasokan bahan baku maupun bahan jadi di

    kawasan ASEAN karena hambatan tarif dan non tarif yang tidak ada lagi.

    Sektor Jasa yang Terbuka. Sektor sektor jasa yang telah di tetapkan

    yaitu pariwisata, kesehatan, penerbangan, dan e-ASEAN dan kemudian

    akan di susul dengan logistik.

    Aliran Modal. Dari sisi penarikan aliran modal asing, ASEAN sebagai

    kawasan dikenal sebagai tujuan penanaman modal global, termasuk

    CLMV khususnya Vietnam.

    Tantangan

    Laju Peningkatan Ekspor dan Impor. Tantangan yang dihadapi oleh

    Indonesia memasuki integrasi ekonomi ASEAN tidak hanya yang bersifat

    internal di dalam negeri tetapiterlebih lagi persaingan dengan negara

    sesama ASEAN dan negara lain di luar ASEAN seperti China dan India.

    Laju Inflasi. Tantangan lainnya adalah laju inflasi Indonesia yang masih

    tergolong tinggi bila di bandingkan dengan negara lain di kasawan

    ASEAN. Stabilitas makro masih menjadi kendala peningkatan daya saing

    Indonesia dan tingkat kemakmuran Indonesia juga masih lebih rendah

    dibandingkan negara lain.

    Dampak Negatif Arus Modal yang Lebih Luas. Arus modal yang lebih

    bebas untuk mendukung transaksi keuangan yang lebih efisien, merupakan

    salah satu sumber pembiayaan pembangunan, memfasilitasi perdagangan

    internasional, mendukung pengembangan sektor keuangan dan akhirnya

    meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara.

    Kesamaan Produk. Kesamaan jenis produk ekspor unggulan ( sektor

    pertanian, perikanan, produk karet, produk berbasis kayu, dan elektronik )

    merupakan salah satu penyebab pangsa perdaganagn intra-ASEAN yang

    hanya berkias 20-25 persen dari total perdagangan ASEAN. Indonesia

    perlu melakukan strategi peningkatan nilai tambah bagi produk ekspornya

    sehingga mempunyai karakteristik tersendiri dengan produk dari Negara-

    negara ASEAN.

  • 18

    Tingkat Perkembangan Ekonomi. Tingkat perkembangan ekonomi

    Negara negara Anggota ASEAN hingga saat ini masih beragam. Tingkat

    kesenjangan yang tinggi merupakan salah satu masalah di kawasan yang

    cukup mendesak untuk dipecahkan agar tidak menghambat percepatan

    kawasan menuju AEC 2015.

    Kesiapan Indonesia dalam Menghadapi MEA 2015

    Peluang Indonesia untuk dapat bersaing dalam MEA 2015 sebenarnya

    cukup besar, saat ini Indonesia merupakan peringkat 16 di dunia untuk besarnya

    skala ekonomi. Besarnya skala ekonomi juga didukung oleh proporsi penduduk

    usia produktif dan pertumbuhan kelas menengah yang besar. Prospek ekonomi

    Indonesia yang positif juga didukung oleh perbaikan peringkat investasi Indonesia

    oleh lembaga pemeringkat dunia serta masuknya Indonesia sebagai peringkat

    empat prospective destinations berdasarkan UNCTAD World Investment report.

    Maih kuatnya fundamental perekonomian Indonesia dapat dilihat ketika banyak

    negara yang tumbang diterpa pelemahan perekonomian global, perekonomian

    Indonesia masih dapat terjaga untuk tumbuh positif. Untuk mewujudkan peluang

    MEA 2015, sudah saatnya kita berbenah dan melakukan tindakan-tindakan efektif

    dan terarah yang didukung oleh berbagai pihak. Dari 12 sektor prioritas yang akan

    diiimplementasikan pada MEA 2015, kita harus dapat menginventarisir sektor-

    sektor potensial yang menjadi unggulan. Kepulauan riau yang 95 persen

    wilayahnya terdiri atas laut, memiliki potensi yang sangat besar untuk

    pengembangan sektor perikanan. Untuk menciptakan perikanan menjadi sektor

    unggulan perlu didukung oleh beberapa hal, terutama peningkatan kapasitas

    pelabuhan perikanan, pengembangan armada perikanan, pengembangan pola

    kemitraan nelayan, pembangunan kawasan budidaya perikanan yang didukung

    oleh industri paska budidaya, bimbingan teknis bagi nelayan, serta pengawasan

    dan penangkapan ilegal fishing.

    Rencana untuk merebut porsi lalu lintas barang di Selat Malaka dengan

    pembangunan Pelabuhan Tanjung Sauh dan pengembangan Pelabuhan Batu

    Ampar harus didukung oleh berbagai pihak terkait. Saat ini lalu lintas barang di

    Selat Malaka masih dikuasai oleh Singapura dan Malaysia. Dengan pembangunan

  • 19

    kedua pelabuhan tersebut, Kepulauan Riau tidak hanya menjadi penonton,

    melainkan ikut berkontribusi sebagai pemain dan mengambil manfaat ekonomi

    dari posisi strategisnya yang berada dalam salah satu wilayah tersibuk jalur

    perdagangan dunia.

    Salah satu sektor unggulan lainnya yang dapat menjadi sektor potensial di

    Kepulauan Riau sebagai wilayah perbatasan adalah sektor pariwisata. Kedekatan

    jarak dengan Singapura harus dijadikan peluang untuk menarik wisatawan dunia

    yang banyak berkunjung ke negara tersebut. Untuk mewujudkan keunggulan ini

    tentu harus didukung oleh perbaikan sarana transportasi, infrastruktur, event

    kebudayaan baik rutin maupun seasonal, SDM terlatih, dll. Terwujudnya sektor

    pariwisata menjadi primadona memiliki multipllier effect terhadap peningkatan

    sektor-sektor lainnya, seperti Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran; Sektor

    Jasa-jasa, Sektor Industri Pengolahan melalui peningkatan produksi cinderamata

    dan handycraft, Sektor Bangunan melalui pembangunan konstruksi pendukung

    pariwisata, dan sektor-sektor lainnya. Untuk peningkatan daya saing dan antisipasi

    menghadapai MEA 2015, peningkatan Sumber Daya Manusia yang handal mutlak

    diperlukan. SDM ini harus dipersiapkan sebagai insan yang berdaya saing

    regional bahkan global. Perlu juga dipersiapkan pengembangan usaha mikro,

    kecil, menengah, (UMKM), dan juga penciptaan wisausahawan baru untuk

    mendukung penguatan sektor potensial. Implementasi ASEAN China Free

    Trade Area (ACFTA) 2010 dapat menjadi pelajaran berharga bagi kita, dimana

    ketika penerapan ACFTA banyak pihak yang belum siap akibat lemahnya

    koordinasi dan upaya perencanaan sebelum diberlakukannya ACFTA.

    Dengan implemetasi MEA yang semakin dekat, sudah saatnya kita

    berbenah dan mengambil tindakan sedini mungkin untuk menghadapi persaingan

    yang akan semakin sengit. Kerjasama dan prioritas kepentingan nasional harus

    dikedepankan oleh berbagai pihak untuk mendukung terciptanya Indonesia

    menjadi negara yang mendapatkan keuntungan terbesar dengan diterapkannya

    MEA 2015.

  • Kinerja Perdagangan Indonesia ASEAN

    Grafik 4.2 Neraca Perdagangan Indonesia ASEAN

    Tabel 4.2 Neraca Perdagangan Indonesia

    Sumber : National Bureau of Statistics prepared by Ministry of Trade

    Grafik 4. 3 Nilai Ekspor Indonesia ke Negara Anggota ASEAN

    Keterangan :

    Ekspor Indonesia yang paling nyata dengan Singapura ( SING ) dan

    Thailand ( THAI ) terjadi pada tahun 2008

  • Ekspor ke Malaysia ( MAL ) dan Filiphina ( PHIL ) dari tahun ke tahun

    mengalami peningkatan

    Grafik 4.4 nilai Impor Indonesia dari negara Anggota ASEAN tahun 2005-2009

    Namun, impor Indonesia terbesar juga berasal dari Singapura ( SING ),

    Malaysia ( MAL ) dan Thailand ( THAI ), dengan nilai tertinggi terjadi pada

    tahun 2008

  • Grafik 4.5 Neraca Perdagangan Indonesia vs Negara ASEAN

    Neraca perdagangan INA surplus dengan PHIL, VIET, CAMB, MYAN dan

    LAO selama 2005 2009; dengan MAL kembali surplus pada thn 2009

    Dengan BRUN dan THA sepanjang 2005-1009 selalu mengalami defisit;

    Defisit perdagangan dengan SING pada 2008-2009 cukup besar.

    Grafik 4.6 nilai ekspor Indonesia ke ASEAN, Negara Mitra dan Dunia

    Periode 2005-2009

  • Nilai ekspor ke ASEAN, Negara Mitra, dan Dunia dari tahun ke tahun

    mengalami peningkatan, tertinggi pada tahun 2008. Setelah ASEAN, Jepang

    merupakan negara tujuan ekspor penting Indonesia

    Grafik 4.7 Nilai Impor Indonesia dari ASEAN, Negara Mitra dan Dunia Periode

    2005-2009

    Grafik 4.8 Kinerja Perdagangan Jasa ASEAN

    Sumber : ASEAN Statistical Yearbook 2007

  • Rata-rata sektor jasa menyumbang 40-50 persen thdp GDP negara-negara

    ASEAN

    Kontribusi sektor jasa ke GDP di Singapura mencapai lebih dari 65 persen,

    yang terendah adalah Laos + 25 persen

    Grafik 4.9 Nilai Ekspor Jasa Indonesia Tahun 2007

    Ekspor jasa INA berada pada urutan ke-4 setelah Singapura ( SIN ),

    Thailand ( THA ) & Malaysia ( MAL ), hampir sama dgn Filiphina ( PHI )

    Grafik 4.10 Nilai Impor jasa Indonesia Tahun 2007

    Singapura ( SIN ) juga importir jasa terbesar di ASEAN, diikuti Thailand (

    THA ), Malaysia ( MAL ) & Indonesia ( INA ) di urutan ke-4.

  • Peran redenominasi dalam penyetaraan ekonomi memasuki era MEA 2015

    Perlu kita ketahui bahwa nilai tukar Rupiah Indonesia terhadap Dollar

    Amerika merupakan tertinggi kedua di ASEAN bahkan di dunia setelah Dong

    Vietnam. Indonesia bisa lebih dipandang di mata dunia. Sebab, saat ini

    kredibilitas mata uang Indonesia masih dianggap rendah, sehingga perlu diambil

    kebijakan tersebut.

    Mempersiapkan kesetaraan ekonomi Indonesia dengan negara regional

    Aspek psikologis berupa tingkat kepercayaan terhadap mata uang tersebut

    diharapkan lebih tinggi karena nilainya terlihat lebih kuat terhadap mata

    uang lain

    Mengurangi risiko currency substitution yang selanjutnya mendukung

    nilai Rupiah yang lebih stabil

    Gambar 4. 1 Skema Tahapan Kegiatan Redenominasi

  • 26

    Gambar 4.2Skema Tahapan Kegiatan Redenominasi

    Proses redeniominassi terdiri dari beberapa tahapan yaitu tahap persiapan,

    tahap transisi dan tahap phasing out.

    Berikut ini adalah penjelasan dari berbagai tahapan tersebut

    1. Tahap persiapan

    Penyusunan draft dan pengundangan UU

    Penyiapan infrastruktur TI dan SP

    Persiapan dan Pengadaan Rp baru

    2. Tahap transisi

    Penukaran secara bertahap

    3. Tahap phasing out

    Seluruh transaksi menggunakan Rupiah baru

    Pengembalian mata uang Rupiah baru kepada Rupiah

    Seluruh transaksi menggunakan uang Rupiah

    Redenominasi sangat berperan apabila diterapkan di negara Indonesia.

    Berdasarkan

    Beberapa dampak positif yang diperoleh dari kebijakan redenominasi

    antara lain: mengurangi jumlah (volume) uang yang dibawa dalam tas, efesiensi

    dalam pembayaran elektronik (misal ATM), penyederhanaan dalam penghitungan

    (acounting), menumbuhkan rasa menghargai uang koin, memudahkan transaksi

  • 27

    baik lokal maupun internasional, dan menambah kewibawaan mata uang di dunia

    internasional

    Dampak Positif dan Negatif Redenominasi

    Dampak Negatif

    Adanya kenaikan harga yang dapat menyebabkan inflasi

    Pada saat yang sama, jelasnya, kebijakan tersebut justru menguras daya

    beli mayoritas rakyat Indonesia. Rizal khawatir, jangan-jangan kebijakan

    ini justru semakin mempermudah penyogokan para pejabat. Jika sebelum

    redenominasi perlu boks bekas durian untuk menyogok pejabat miliaran

    Rupiah, melalui redenominasi cukup menggunakan amplop kecil.

    Bisa jadi, sambung Rizal, rencana kebijakan redenominasi tersebut

    dilatarbelakangi keinginan penguasa untuk memberi kesan bahwa mata

    uang Rupiah kuat. Ini dimaksudkan untuk menjadikannya sebagai

    indikator keberhasilan ekonomi saat ini. Rizal meyakini, keinginan untuk

    memiliki mata uang kuat tersebut salah kaprah. Karena yang terpenting

    adalah stabilitas mata uang.

    Rizal juga mencatat, negara-negara yang berhasil memacu pertumbuhan

    ekonomi dan industrinya dengan sengaja memilih kebijakan mata uang

    lemah. Hal tersebut pernah dilakukan oleh Jepang pada tahun 1950-1970

    dan China pada 1980an-2010 dan terbukti berhasil tumbuh double digit.

    Harga pasar yang ditakutkan melonjak akibat dari pembulatan harga.

    Biaya dan resiko tinggi

    Ada biaya tambahan yang besar untuk mencetak uang baru dan sosialisasi

    publik

    Salah persepsi dengan Sanering

    Money Illution (bias psikologi). Salah persepsi barang jadi murah

    (konsumsi meningkat) Produsen menaikkan harga.

    Ketakutan inflasi, konsumen mengalihkan ke aset riil Rp terdepresiasi

  • 28

    Dampak Positif

    Indonesia bisa lebih dipandang di mata dunia. Sebab, saat ini kredibilitas

    mata uang Indonesia masih dianggap rendah, sehingga perlu diambil

    kebijakan tersebut.

    Mempersiapkan kesetaraan ekonomi Indonesia dengan negara regional

    Aspek psikologis berupa tingkat kepercayaan terhadap mata uang tersebut

    diharapkan lebih tinggi karena nilainya terlihat lebih kuat terhadap mata

    uang lain

    Proses redenominasi mata uang nasio nal tidak mempunyai efek pada

    inflasi jika kondisi perekonomian relatif stabil.

    Efisiensi sistem pembayaran akan tercapai dimana harga barang yang

    tercantum menjadi lebih sederhana, proses pencatatan, penyimpanan,

    pengelolaan, dan pelaporan data dalam laporan keuangan/statistik menjadi

    lebih pendek, cepat serta dapat disajikan dalam angka penuh.

    Dalam teknologi informasi, redenominasi akan mengurangi penyesuaian

    software dan hardware tersebut dalam mengakomodir digit angka yang

    semakin besar. Saat ini, kemampuan komputer hanya dapat mengakomodir

    15 digit angka saja. Padahal nilai APBN Indonesia telah mencapai 16

    digit.

    Redenominasi juga dapat mengurangi hambatan dan kendala teknis berupa

    kemungkinan kesalahan manusia dalam proses pembukuan transaksi atau

    kegiatan statistik lainnya.

    Persepsi atau kepercayaan masyarakat lebih tinggi terhadap uang Rupiah

    dikarenakan harga berubah pada kisaran yang sempit

    Mengurangi risiko currency substitution yang selanjutnya mendukung

    nilai Rupiah yang lebih stabil.

    Mendukung kesetaraan ekonomi dengan kawasan dalam era Masyarakat

    Ekonomi ASEAN 2015

  • 29

    Solusi

    Belajar dari keberhasilan Turki dalam melakukan redenominasi mata uang,

    terdapat beberapa syarat agar redenominasi dapat dilakukan. Menurut Bank

    Indonesia persyaratan yang diperlukan adalah:

    1. Stabilitas makroekonomi

    Stabilitas makroekonomi untuk 5 tahun terakhir memang tergolong baik.

    Kondisi makroekonomi suatu negara bisa dilihat dari beberapa indikator

    makroekonomi yang diantaranya tingkat inflasi dan nilai tukar mata uang.

    a. Inflasi menurut ilmu ekonomi adalah peristiwa di mana terjadi peningkatan

    harga barang-barang secara umum dan terus menerus dalam suatu

    periode/kontinyu berkaitan dengan mekanisme pasar. Hal ini terkait dengan

    hukum permintaan dan persediaan dari suatu barang atau jasa tertentu. Sedangkan

    jika yang terjadi sebaliknya, maka kondisi itu disebut deflasi.

    Komponen inflasi di dalam negeri terdiri dari: volatile foods (komponen

    harga bergejolak), administered price (komponen harga yang diatur

    pemerintah), core inflation (komponen inti) dan imported inflation (inflasi karena

    naiknya harga barang impor). Inflasi yang stabil mencerminkan kestabilan harga

    di dalam negeri dan penanganan yang baik terhadap ke-empat komponen inflasi

    tersebut.

    Tingkat inflasi Indonesia selama lima tahun terakhir cenderung memiliki

    trend menurun. Berikut gambaran inflasi Indonesia dari tahun 2008 sampai

    dengan bulan November 2012:

    Grafik 4.7 Pergerakan Tingkat Inflasi Tahun 2008-2012 (year to year, yoy)

    Sumber: Bank Indonesia

  • 30

    Pada tahun 2012, inflasi Indonesia stabil di kisaran 3-4 persen. Tingkat

    inflasi tersebut masih berada dalam target yang ditetapkan oleh Bank Indonesia

    (4,5 persen 1 persen). Dengan demikian inflasi Indonesia masih berada dalam

    tingkat aman dan mendukung stabilitas perekonomian.

    Nilai kurs Rupiah yang stabil menggambarkan kekuatan perekonomian

    dalam negeri dalam menghadapi tekanan ekonomi global. Stabilitas Rupiah

    mencerminkan kekuatan otoritas moneter dalam mengenda likan nilai mata uang

    dan membuktikan meningkatnya daya saing perekonomian dalam negeri dimata

    dunia. Dalam 3 tahun terakhir pergerakan Rupiah cenderung stabil di kisaran

    Rp8.000-9.000 per USD. Meski pada tahun 2009 terjadi depresiasi Rupiah hingga

    Rp10.000 per USD dikarenakan pengaruh krisis global. Berikut gambaran

    pergerakan kurs Rupiah terhadap USD:

    Grafik 4. Pergerakan Kurs Rupiah terhadap USD

    Sumber : Bank Indonesia

    2. Dukungan yang penuh dari seluruh lapisan masyarakat termasuk

    pemerintah, parlemen, otoritas terkait, dan pelaku bisnis. Hal ini penting

    dalam menyukseskan redenominasi.

    3. Tersedianya landasan hukum yang cukup kuat yang mengatur redenominasi

    dan mekanisme pendukung lainnya untuk menjamin stabilitas harga dan

    ketersediaan barang.

    4. Sosialisasi kepada publik dan edukasi yang intensif agar tidak terjadi

    kenaikan harga-harga secara berlebihan akibat tindakan pelaku ekonomi

    yang memanfaatkan struktur pasar oligopolistik (spekulan) untuk sejumlah

    barang kebutuhan pokok masyarakat. Sosialisasi juga diperlukan agar

    masyarakat tidak menganggap redenominasi sebagai sanering. Sosialisasi

  • 31

    juga penting dilakukan untuk mengatasi kepanikan pada masyarakat yang

    selanjutnya mendorong terjadinya inflasi.

    5. Pemilihan waktu (timing) dan urutan pelaksanaan (sequencing) yang tepat.

    Redenominasi dilakukan apabila seluruh prasyarat yang diperlukan bagi

    keberhasilan program redenominasi telah terpenuhi. Pemilihan waktu yang

    tidak tepat terbukti menjadi sumber kegagalan redenominasi di beberapa

    negara seperti Brazil, Rusia , Korea Utara, dan Zimbabwe. Mereka

    melakukan redenominasi di waktu yang salah dimana perekonomian negara

    tersebut belum mapan dalam menjaga stabilitas perekonomian dan

    kepercayaan publik. Selain itu pelaksanaan redenominasi tidak dapat

    dilaksanakan sekaligus pada satu waktu, namun memerlukan masa

    transisi/tahapan, yang dimulai dengan pemberlakuan 2 jenis mata uang dan

    pencantuman 2 harga dalam 2 nilai transaksi (mata uang lama dan mata

    uang sementara), diikuti dengan penarikan mata uang lama dan

    pemberlakuan mata uang sementara, hingga akhirnya penarikan mata uang

    sementara dan pemberlakuan sepenuhnya mata uang yang baru.

  • 32

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    Kesimpulan

    Kinerja perekonomian Indonesia pada tahun 2012 cukup menggembirakan

    di tengah perekonomian dunia yang melemah dan diliputi ketidakpastian.

    Pertumbuhan ekonomi dapat dipertahankan pada tingkat yang cukup tinggi, yaitu

    6,2 persen, dengan inflasi yang terkendali pada tingkat yang rendah (4,3 persen)

    sehingga berada pada kisaran sasaran inflasi 4,51persen. Di tengah menurunnya

    kinerja ekspor, pertumbuhan ekonomi lebih banyak ditopang oleh permintaan

    domestik yang tetap kuat. Hal ini didukung oleh kondisi ekonomi makro dan

    sistem keuangan yang kondusif sehingga memungkinkan sektor rumah tangga dan

    sektor usaha melakukan kegiatan ekonominya dengan lebih baik. Selain itu,

    kuatnya permintaan domestik di tengah melemahnya kinerja ekspor menyebabkan

    terjadinya ketidakseimbangan neraca transaksi berjalan. Perekonomian Indonesia

    pada tahun 2013 diprakirakan tumbuh lebih tinggi, namun sejumlah risiko dan

    tantangan perlu diantisipasi. Sejalan dengan membaiknya perekonomian dunia,

    terutama pada semester II 2013, perekonomian Indonesia diprakirakan akan

    tumbuh sebesar 6,3-6,8 persen dengan inflasi tetap terjaga sesuai dengan sasaran

    Bank Indonesia sebesar 4,51 persen

    Saran

    Dengan kondisi perekonomian Indonesia saat ini sebaiknya Indonesia

    menerapkan redenominasi karena banyak manfaat yang bisa diambil terutama

    terhadap penyetaraan ekonomi Indonesia dalam menghadapi era MEA 2015.

    Untuk kesuksesan redenominasi diperlukan adanya dukungan yang kuat dari

    seluruh lapisan masyarakat, baik dari pemerintah, parlemen, otoritas terkait ,

    maupun pelaku bisnis. Selain itu, pemerintah juga sebaiknya membuat landasan

    hukum yang kuat untuk redenominasi. Sosialisasi kepada publik dan edukasi yang

    intensif perlu diterapkan agar tidak terjadi kenaikan harga -harga secara

    berlebihan.

  • Daftar Pustaka Chairil.Hamidi.Adyawarman.Prima. 2012. Redenominasi Rupiah dan Stabilitas

    Perekonomian.http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=6730&Itemid=29 , Di akses pada 18 Mei 2013

    Administrator. 2013. Apa Itu Redenominasi Rupia h?. http://klikpintar.com/bisnis/apa-itu-redenominasi-rupiah/ ,Di akses pada 18 Mei 2013

    Thio, Sharon.2013. Dampak Positif dan Negatif dari Redenominasi. http://www.vibiznews.com/2013-01-28/dampak-positif-dan-negatif-dari-redenominasi , Di akses pada 18 Mei 2013

    Administrator.2012. Tiga Manfaat Penyederhanaan Rupiah Bagi Indonesia . http://berita.plasa.msn.com/nasional/sctv/tiga-manfaat-penyederhanaan-rupiah-bagi-indonesia , Di akses pada 18 Mei 2013

    Ariefew.2013. Redenominasi Mata Uang Rupiah, Tujuan dan Efeknya . http://masew.com/umum/redenominasi-mata-uang-rupiah-tujuan-dan-efeknya/, Di akses pada 18 Mei 2013

    Burhani, Rusian. 2013. Ekonom nilai redenominasi berikan manfaat ekonomis.

    http://www.antaranews.com/berita/355842/ekonom-nilai-redenominasi-berikan-manfaat-ekonomis , Di akses pada 18 Mei 2013

    Purwanto, Didik. 2013. Apa Manfaat Redenominasi Rupiah?. http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/01/30/15025056/Apa.Manfaat.Redenominasi.Rupiah. , D i akses pada 18 Mei 2013

    Bimo Pratomo, Harwanto.2012. Orang Indonesia bisa bangga jika Rupiah disederhanakan. http://m.merdeka.com/uang/orang-indonesia-bisa-bangga-jika-rupiah-disederhanakan.html , Di akses pada 18 Mei 2013 dari

    Msrauf.2012. Mengapa Redenominasi Rupiah Penting.

    http://msrauf.blogs.unhas.ac.id/2011/12/mengapa-redenominasi-rupiah-penting/ , D i akses pada 20 Mei 2013

    Ahira, Anne.2012. Kondisi Perekonomian Indonesia Saat Ini. http://www.anneahira.com/kondisi-perekonomian-indonesia-saat-ini.htm , Di akses pada 20 Mei 2013

    Riyandi, Saugi. ( 2013,16 Mei ). Tiga tantangan sebelum Indonesia memasuki pasar bebas ASEAN. http://www.merdeka.com/uang/tiga -tantangan-sebelum-indonesia-memasuki-pasar -bebas-asean.html , D i akses pada 20 Mei 2013

    Sholih Mufti.2013. MEA Dua Tahun Lagi, Indonesia belum Siap. http://www.metrotvnews.com/metronews/read/2013/03/07/2/136554/MEA-Dua-Tahun-Lagi-Indonesia -belum-Siap , Di akses pada 20 Mei 2013

  • Administrator.2013. Tanpa Persiapan, MEA Bisa Menjadi Ancaman. http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/04/08/03305974/Tanpa.Persiapan.MEA.Bisa.Menjadi.Ancaman , D i akses pada 20 Mei 2013

    Administrator.2012. Apa Perbedaan Redenominasi dan Sanering Rupiah?. http://ciricara.com/2012/12/07/apa-perbedaan-redenominasi-dan-sanering-rupiah/, Di akses pada 21 Mei 2013

    Wiyanti, Sri.2012. Beda sanering dan redenominasi. http://www.merdeka.com/uang/beda-sanering-dan-redenominasi.html , Di akses pada 21 Mei 2013

    Administrator. 2012. Perbedaan Redenominasi Rupiah dengan Sanering Rupiah. http://www.redenominasirupiah.com/perbedaan-redenominasi-rupiah-dengan-sanering-rupiah/ , Di akses pada 21 Mei 2013

    Ariyanti, Fikri.2013. Empat Syarat Agar Redenominasi Rupiah Bisa Sukses. http://bisnis.liputan6.com/read/494926/empat-syarat-agar-redenominasi-rupiah-bisa-sukses/?related=pbr&channel=b , Di akses pada 21 Mei 2013

    Ariyanto, Fikri. 2013.Ini Tiga Tahapan Sebelum Lahirnya 'Rupiah Baru' .http://bisnis.liputan6.com/read/495006/ini-tiga-tahapan-sebelum -lahirnya -rupiah-baru , Di akses pada 21 Mei 2013 dari

    Latif,Syahid.2013. Kisah Kegagalan Redenominasi Tiga Negara. http://bisnis.liputan6.com/read/495127/kisah-kegagalan-redenominasi-tiga-negara ,Di akses pada 21 Mei 2013

    Daniel, Wahyu.2013. Ini Dia Cerita Negara yang Sukses dan Gagal Melakukan Redenominasi. http://finance.detik.com/read/2013/01/23/134534/2150674/5/ini-dia-cerita-negara-yang-sukses-dan-gagal-melakukan-redenominasi, Di akses pada 21 Mei 2013

  • CURRICULUM VITAE

    Data Pribadi Nama Lengkap : Tia Sutiasih Tempat,Tanggal Lahir : Ciamis, 23 Agustus 1992 Agama : Islam Jenis Kelamin : Perempuan Status Pernikahan : Belum Menikah Kebangsaan : Indonesia Hobi : Travelling Alamat : Jl. Raya Pangandaran No.16 Sindangwangi Telepon : HP 085223387550 E-mail : [email protected]

    Pendidikan Formal Perguruan Tinggi : IESPFakultas Ekonomi UNSOED SMA : SMA Negeri 2 Ciamis (2011) SMP : SMP Negeri 2 Padaherang (2008) SD : SDN 2 Sindangwangi (2005)

    Pengalaman Organisasi 2012 : Kelompok Karya Tulis Ilmiah Himesbang FE UNSOED 2013 : Kelompok Karya Tulis Ilmiah Himesbang FE UNSOED

    Prestasi

    1. 2012 : Juara 3 Baca Puisi Tingkat Fakultas Ekonomi UNSOED 2. 2012 : Juara 3 Baca Puisi Tingkat Universitas Jenderal Soedirman 3. 2012 : Juara 3 LKTI Liga Ekonomi Mahasiswa UAJ 4. 2012 : Juara 3 LKTI National Economics Events 5. 2012 : Juara 3 LKTI FE UNSOED

  • CURRICULUM VITAE Data Pribadi Nama Lengkap : Sulung Herlambang Rahmandanu Tempat,Tanggal Lahir : Jakarta, 29 Juni 1993 Agama : Islam Jenis Kelamin : Laki - laki Status Pernikahan : Belum Menikah Kebangsaan : Indonesia Hobi : Game, Olahraga, main Game, Travelling Alamat : Perum Oesman Singawinata Blok E.8 No.27 Rt.

    82 Rw.11 41115 Telepon : HP 085759205863 E-mail : [email protected]

    Pendidikan Formal Perguruan Tinggi : IESP Fakultas Ekonomi UNSOED SMA : SMA Negeri 1 Purwakarta (2011) SMP : SMP Negeri 1 Purwakarta (2008) SD : SDI Al-Ghozali (2005) TK : TK Iqro 1999

    Pendidikan Non Formal

    2011 : Hypnotic Public Speaking 26 27 November by Supersolality

    Instittute 2011 : TalkShow Pengenalan Dunia Kampus Siapkan Diri Optimalkan

    Potensi untuk Hadapi Dunia Kampus 2011 : Peserta LKMM-TD 19 -20 November 2011 : Seminar Nasional Peran 4 Pilar Utama Bangsa sebagai Alat

    Pemersatu Bangsa Dalam Mewujudkan Indonesia Berdaulat 2011 : Mentoring Program Pendampingan Pendidikan Agama Islam-P3AI 2012 : Seminar Nasional Jurusan Pertumbuhan Ekonomi Inklusif dalam

    Upaya Penciptaan Lapangan Kerja di Indonesia

    2012 : Seminar Nasional The Return of Dinar and Dirham as Restoration of Islamic

    Monetary System 2012 : Workshop Born to be Winner, Reborn your Life 2012 : Peserta LKMM TM 22 24 Nov

    Pengalaman Organisasi 2011 : Departemen Syiar UKI FE Unsoed 2011 : Member of FoSEI 2012 : Ketua Baksos Himesbang 2012

  • CURRICULUM VITAE

    Data Pribadi

    Nama Lengkap : Hanny Qudsyina

    Tempat,Tanggal Lahir: Jakarta , 26 Mei 1993

    Agama : Islam

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Status Pernikahan : Belum Menikah

    Kebangsaan : Indonesia

    Hobi : Berenang

    Alamat : Perumahan Persada Depok Blok A9 No.9 Jl. Raya

    Tapos km.3 RT.01 RW.018 Tapos -Depok

    Telepon : HP 08561839269

    E-mail : [email protected]

    Pendidikan Formal

    Perguruan Tinggi : IESP Fakultas Ekonomi UNSOED

    SMA : SMA Negeri 1 Cibinong (2011)

    SMP : SMP Negeri 1 Cibinong (2008)

    SD : SDN Pejuang 4 Bekasi (2005)

    Pendidikan Non Formal

    2011 : Talk Show Tinjauan Dampak Pengembangan e-money terhadap

    Kebijakan Moneter dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia

    2012 : Talk Show Pekan Raya HIMESBANG FE UNSOED

    Pengalaman Organisasi

    2012 : Divisi konsumsi National Talkshow Economics Faculty English

    Club (EFEC)

    2012 : Divisi bendahara Solidarity of EFECers

    2013 : Divisi acara Bakti Sosial HIMESBANG FE UNSOED

    2013 : Coaches Story Telling Economics Faculty English Club

  • Prestasi

    6. 2012 : Juara 1 Lomba Debat Ekonomi Pekan Raya HIMESBANG FE

    UNSOED

    7. 2012 : Juara 2 Lomba Futsal Putri Pekan Raya HIMESBANG FE

    UNSOED

    8. 2012 : Semifinalis News Casting E-DETECT Economics Faculty

    English Club

    9. 2013 : Peserta Story Telling Asian English Olympic (AEO) Binus

    University

    10. 2013 : Peserta Lomba Debat Ekonomi Nasional Fakultas Ekonomika dan

    Bisnis