neo ~ bis jurnal berkala ilmu ekonomi daftar...

23
84 NEO ~ BIS Jurnal Berkala Ilmu Ekonomi DAFTAR ISI STRATEGI PENINGKATAN SERVICE EXCELENCE BANK JATIM (Berdasarkan Hasil Survei marketing Research Indonesia – Infobank : Banking Service Excelence Monitor 2007 / BSEMSM Survey 2007) Bambang Setyo Pambudi .................................................................................. 1 WISATA KULINER SEBAGAI PENYELAMAT PKL DI KOTA SURABAYA Dewa Gde Satrya .............................................................................................. 22 MODEL TRAINING NEEDS ANALYSIS (TNA) UNTUK MENGIDENTIFIKASI KEBUTUHAN PELATIHAN Evaliati Amaniyah ............................................................................................ 50 ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PRIMER KOPERASI PRODUSEN TEMPE TAHU INDONESIA / PRIMKOPTI (Kasus Primkopti Bogor) Joko Purwono dkk ............................................................................................ 65 ANALISIS PERMINTAAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PERGURUAN TINGGI SWASTA DI PROPINSI LAMPUNG R.M. Moch. Wispandono .................................................................................. 77 ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN BELANJA KONSUMEN SUPERMARKET DI SURABAYA Musriha ............................................................................................................ 86 NeO-Bis Vol. 4 No. 1 Halaman 1-103 Juni 2010 ISSN 1978-5275

Upload: others

Post on 26-Jan-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

84

NEO ~ BIS Jurnal Berkala Ilmu Ekonomi

DAFTAR ISI STRATEGI PENINGKATAN SERVICE EXCELENCE BANK JATIM (Berdasarkan Hasil Survei marketing Research Indonesia – Infobank : Banking Service Excelence Monitor 2007 / BSEMSM Survey 2007) Bambang Setyo Pambudi .................................................................................. 1 WISATA KULINER SEBAGAI PENYELAMAT PKL DI KOTA SURABAYA Dewa Gde Satrya .............................................................................................. 22 MODEL TRAINING NEEDS ANALYSIS (TNA) UNTUK MENGIDENTIFIKASI KEBUTUHAN PELATIHAN Evaliati Amaniyah ............................................................................................ 50 ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PRIMER KOPERASI PRODUSEN TEMPE TAHU INDONESIA / PRIMKOPTI (Kasus Primkopti Bogor) Joko Purwono dkk ............................................................................................ 65 ANALISIS PERMINTAAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PERGURUAN TINGGI SWASTA DI PROPINSI LAMPUNG R.M. Moch. Wispandono .................................................................................. 77 ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN BELANJA KONSUMEN SUPERMARKET DI SURABAYA Musriha ............................................................................................................ 86

NeO-Bis Vol. 4 No. 1 Halaman 1-103 Juni 2010 ISSN 1978-5275

85

Volume 4, No 1, Juni 2010 ISSN 1978-5275

NeO – BIS JURNAL BERKALA ILMU EKONOMI

Jurnal NeO-Bis adalah jurnal berkala ilmu ekonomi yang memuat tulisan/naskah dan hasil penelitian, gagasan konseptual, kajian atau resensi buku baru dan aplikasi teori di bidang manajemen, akuntansi, dan studi pembangunan ;

Ketua Redaksi : R.M. Moch Wispandono

Wakil Ketua Redaksi :

Chairul Anam

Dewan Redaksi : Ardi Hamzah

Yustina Crismardani Ambariyanto

Redaksi Pelaksana :

Emi Rahmawati

Alamat Redaksi : Fakultas Ekonomi Universitas Trunojoyo

Jl. Raya Telang, Po Box 2, Kamal, Bangkalan Telp. (031) 3013483, Faks (031) 3013483

e-mail:[email protected]

Jadual Penerbitan Jurnal NeO-Bis diterbitkan 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun yaitu pada bulan Juni dan Desember.

Penyerahan Naskah Naskah diketik spasi ganda pada kertas kuarto dan maksimum 15 halaman (termasuk untuk tabel dan gambar). Untuk abstrak dan daftar pustaka diketik satu spasi. Naskah diserahkan dalam bentuk cetakan (print out) komputer sebanyak dua eksemplar beserta disket/CD/Flash Disk. Naskah ditulis dengan program olah kata Microsoft Word dengan bentuk tulisan standar (menggunakan times new roman dan font 12)

Penerbitan Naskah Apabila naskah yang telah diterima oleh redaksi dan diperiksa oleh mitra bestari dipandang layak untuk dimuat di jurnal maka akan dimuat di penerbitan berikutnya, dipandang tidak layak untuk dimuat di jurnal maka naskah akan dikembalikan kepada penulis apabila disertai perangko secukupnya.

86

Analisis Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Belanja Konsumen Supermarket

(Analysis Some Factors Influencing Decision of Supermarket Consumer

Shopping)

Oleh : Musriha (Dosen Fakultas Ekonomi, Universitas Bhayangkara Surabaya)

Jln. Ahmad Yani, Surabaya

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh harga, pelayanan, kelengkapan barang, kenyamanan berbelanja konsumen supermarket di Surabaya baik secara parsial maupun secara simultan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan secara simultan maupun secara parsial ke empat variable bebas yang meliputi : harga, pelayanan, kelengkapan barang, dan kenyamanan berbelanja berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan berbelanja pada Supermarket dengan tingkat = 5%. Selanjutnya besarnya pengaruh harga, pelayanan, kelengkapan barang dan kenyamanan berbelanja terhadap keputusan belanja konsumen Supermarket di Surabaya sebesar 62,7% sisanya sebesar 37,3% dipengaruhi oleh factor lain yang dibahas dalam model ini. Kata kunci : harga, pelayanan, keragaman produk, kenyamanan, keputusan

belanja.

ABSTRACT The goals of this research is to explain price influence, service, equipment of goods, comfort go shopping supermarket consumer in Surabaya either partially and also in simultan Berdasarkan result of research and solution in simultan and also partially to four free variable covering : price, service, equipment of goods, and comfort go shopping having an effect on in signifikan to decision go shopping at Supermarket with level = 5%. Hereinafter level of price influence, service, equipment of goods and comfort go shopping to decision of consumer shopping Supermarket in Surabaya equal to 62,7% the rest equal to 37,3% influenced by other factor discussed in by this model. Keyword : price, service, product variability, kenyamanan, shopping decision.

87

PENDAHULUAN Setiap perusahaan dituntut untuk siap menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat dengan perusahaan-perusahaan lain dari seluruh dunia untuk menghadapi globalisasi yang sering dikatakan era dunia tanpa batas. Dengan demikian lingkungan yang dihadapi suatu perusahaan juga akan menjadi semakin kompleks. Secara nasional walaupun ekspor merupakan salah satu jenis usaha yang dapat memberikan tambahan / pemasukan devisa negara, namun, kompleksitas persaingan yang dihadapi perusahaan tersebut akan memaksa setiap perusahaan untuk selalu berusaha meningkatkan pelayanannya terhadap konsumen. Dalam persaingan bisnis yang bebas ini, syarat agar suatu perusahaan dapat sukses dalam persaingan tersebut adalah berusaha mencapai tujuan untuk menciptakan dan mempertahankan pelanggan. Agar tujuan tersebut tercapai, maka setiap perusahaan harus dapat menghasilkan dan menyampaikan barang dan jasa yang diinginkan konsumen sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya. Perkembangan teknologi dan industri membawa dampak bagi kehidupan manusia terutama dunia usaha pada saat ini. Disamping itu banyaknya usaha yang bermunculan baik perusahaan kecil maupun besar berdampak pada persaingan yang ketat antar perusahaan baik yang sejenis maupun yang tidak sejenis. Oleh karena itu pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan dalam menghadapi persaingan, pengembangan usaha dan untuk mendapatkan laba, sehingga perusahaan dapat mengembangkan produknya, menetapkan harga, mengadakan promosi dan mendistribusikan barang dengan efektif. Pada umumnya perusahaan mengalami kesulitan dalam memonitor, memahami dan menganalisis perilaku konsumen secara tepat dan benar, mengingat banyaknya faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dan adanya perbedaan perilaku untuk masing-masing individu. Dengan demikian perusahaan dituntut untuk dapat memantau perubahan-perubahan perilaku konsumennya, termasuk perilaku konsumen untuk mendapatkan atau memilih produk. Supermarket sebagaimana diketahui adalah salah satu jenis retailer yang semakin lama semakin banyak dikunjungi masyarakat sebagai tempat belanja dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari karena mudah dijangkau dan tersebar disekitar pemukiman konsumen. Dewasa ini perhatian terhadap kepuasan pelanggan atau ketidakpuasan pelanggan semakin besar. Persaingan yang semakin ketat khususnya untuk bisnis ritel, dimana banyak produsen yang terlibat dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, menyebabkan setiap perusahaan ritel harus menempatkan orientasi kepuasan pelanggan sebagai tujuan utama dan diyakini sebagai kunci utama untuk memenangkan persaingan adalah memberikan nilai dan kepuasan kepada pelanggan melalui penyampaian produk dan jasa dengan harga bersaing. Perubahan makro seperti krisis ekonomi membuktikan bahwa sektor riil yang meliputi sektor perdagangan dan jasa termasuk didalamnya bisnis ritel. Hal ini mengakibatkan banyak bermunculan bisnis di bidang ritel sehingga persaingan tidak bisa dihindari. Kepuasan pelanggan adalah faktor yang menentukan dalam strategi pemasaran perusahaan yang merupakan pertahanan paling baik untuk menghadapi persaingan yang ketat yang menyebabkan perusahaan harus

88

menempatkan perusahaan pada kepuasan konsumen sebagai tujuan utama, sehingga kini menjadi salah satu penentu suksesnya pemasaran. Kesetiaan konsumen agar tidak hilang, maka perlu mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam strategi bauran pemasaran eceran sebagai analisis agar dapat berorientasi pada kepuasan konsumen. Kepuasan menurut Jhon dan Michael (1998) pelanggan mengalami salah satu dari tingkat kepuasan yang umum, kalau kinerja di bawah harapan pelanggan akan kecewa, kalau kinerja sesuai dengan harapan pelanggan puas, kalau melebihi harapan pelanggan sangat puas atau gembira. Kepuasan menurut Kotler (2000 : 36) kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (hasil) yang dia rasakan dengan harapannya. Pada umumnya harapan dari pelanggan merupakan perkiraan/keyakinan pelanggan tentang apa yang diterimanya bila mereka membeli atau mengkonsumsi suatu produk. Kepuasan ini mendatangkan keuntungan karena biaya mendapatkan pelanggan baru lima kali lebih tinggi daripada mempertahankan yang sudah ada. Philip Kotler (2005 : 220-225), mengemukakan bahwa keputusan terpenting pengecer yang berhubungan langsung dengan tingkat kepuasan konsumen adalah : 1. Keragaman produk (Product assortment) 2. Layanan dan atmosfer toko 3. Keputusan harga 4. Keputusan promosi, 5. Keputusan tempat (lokasi) Semakin meningkatnya kebutuhan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang didapatkan melalui kegiatan berbelanja di toko swalayan memiliki tujuan untuk mendapatkan kepuasan tersendiri atas aktivitas yang dilaksanakan konsumen. Hal-hal yang akan ditawarkan yang notabene bukan hanya dalam bentuk barang harus memiliki kelebihan-kelebihan khusus yang bersifat positif dibandingkan dengan penawaran usaha ritel lainnya, maka pelanggan tetap setia. Dalam mempertahankan pelanggan, perusahaan harus dapat memberikan kepuasan yang maksimal dalam memuaskan pelanggannya. Adapun kepuasan pelanggan dapat terjadi apabila harapan benar-benar terwujud demikian pula sebaliknya, jika pelanggan merasa puas, maka mereka akan kembali membeli produk kita dan membicarakan hal tersebut kepada orang lain secara menguntungkan. Dalam hal tersebut Swalayan sebagai salah satu usaha ritel adalah toko yang menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari atau kebutuhan rumah tangga, yang kemunculannya belum ada satu dekade ini mencoba menghadirkan sarana tempat berbelanja keluarga yang menawarkan produk-produk dengan harga murah sesuai slogan yang dimiliki, kenyamanan berbelanja atau hanya sekedar kunjungan dan lain-lain ini memungkinkan adanya perjuangan yang keras dalam mempertahankan keberadaannya dari sekian banyak usaha ritel di Indonesia. Berdasarkan pengamatan peneliti beberapa supermarket telah melaksanakan strategi bauran pemasaran eceran tanpa mengetahui puas atau tidaknya konsumen terhadap hal-hal yang ditawarkan dan tidak pula mengetahui sejauh mana tingkat kepuasan konsumen terhadap strategi yang dilaksanakan tersebut. Dalam hal ini

89

kepuasan bukan hanya milik para konsumen saja melainkan perusahaan juga ikut puas terhadap hal-hal yang ditawarkan. Dengan puasnya konsumen terhadap strategi yang ditawarkan, perusahaan bisa terus menjaga prestasi tersebut atau bahkan terus mengembangkan strategi bauran pemasaran eceran dengan inovasi-inovasi yang berdasarkan dari masukan-masukan para konsumen. Masalah penelitian yang menjadi fokus peneliti adalah untuk mengetahui sejauh mana faktor keragaman produk (product assortment), layanan, atmosfer toko, harga, promosi, tempat (lokasi) menentukan tingkat kepuasan konsumen Super Swalayan Semarang, sehingga dapat memberikan nilai tambah dan dapat memberikan kebutuhan informasi yang mencerminkan kesinambungan produk dan dapat memenuhi kebutuhan perusahaan dalam meningkatkan kualitas segala hal yang ditawarkan perusahaan, jumlah pelanggan dan jumlah pelanggan yang sudah ada. Hal yang menjadi perhatian dalam penelitian ini adalah sejauh mana faktor. Berdasarkan keterangan di atas, maka peneliti melakukan penelitian awal dengan menyebarkan try out penelitian pada responden. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan belanja konsumen. Dari hasil try out ini dapat dilihat hampir sebagian besar dari responden mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi faktor strategi bauran pemasaran eceran yakni keragaman produk (product assortment), layanan dan atmosfer toko, harga, promosi, tempat/lokasi menentukan tingkat kepuasan konsumen keputusan belanja konsumen adalah faktor harga, pelayanan, kelengkapan barang dan kenyamanan. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas peneliti mencoba untuk mengadakan penelitian dengan mengambil topik. Analisis beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan belanja konsumen. RUMUSAN MASALAH : Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah tersebut di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Apakah harga berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan belanja

konsumen ? 2. Apakah pelayanan berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan belanja

konsumen ? 3. Apakah kelengkapan barang berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan

belanja konsumen ? 4. Apakah kenyamanan berbelanja berpengaruh secara signifikan terhadap

keputusan belanja konsumen ? 5. Apakah harga, pelayanan, kelengkapan barang dan kenyamanan berbelanja

secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan belanja konsumen ?

TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah, maka tujuan penelitian yang dikemukakan adalah : 1. Untuk menjelaskan pengaruh harga terhadap keputusan belanja konsumen ? 2. Untuk menjelaskan pengaruh pelayanan terhadap kepuasan belanja konsumen ?

90

3. Untuk menjelaskan pengaruh kelengkapan barang terhadap keputusan belanja konsumen ?

4. Untuk menjelaskan pengaruh kenyamanan berbelanja terhadap keputusan belanja konsumen ?

5. Untuk menjelaskan pengaruh harga, pelayanan, kelengkapan barang dan kenyamanan berbelanja secara simultan terhadap keputusan belanja konsumen?

MANFAAT PENELITIAN Manfaat penelitian dapat digunakan beberapa pihak yang berkepentingan antara lain : 1. Sebagai masukan dalam pengembangan ilmu manajemen pemasaran,

khususnya dalam mengembangkan jenis ritel yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat sebagai konsumen.

2. Sebagai acuan bagi pihak yang ingin mengembangkan penelitian tentang perilaku konsumen dan bisnis ritel.

3. Sebagai acuan bagi manajer retailer untuk meningkatkan kualitas layanan, dan kenyamanan berbelanja serta kelengkapan barang bagi konsumen.

4. Sebagai masukan dalam pengambilan kebijakan bisnis ritel modern dan tradisional dalam skala kecil/mini market.

KAJIAN TEORI Pengertian Perilaku Konsumen Perilaku konsumen (consumer behavior) adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang dan jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut. Analisis pasar konsumen dalam hubungan dengan perilaku konsumen dimulai dengan meneliti hal-hal seperti : 1) Siapa yang ada di pasar konsumen ? 2) Apa yang dibeli konsumen ? 3) Kapan konsumen membeli ? 4) Bagaimana konsumen membeli ? Dengan mengetahui hal-hal tersebut di atas, maka akan diketahui kesempatan bar yang berasal dari terpenuhinya kebutuhan dan kemudian mengidentifikasikannya untuk mengadakan segmentasi pasar. Merupakan salah satu tugas penting manajer pemasaran. Hal ini disebabkan karena dengan Teori Perilaku Konsumen Pemahaman terhadap perilaku konsumen dalam melakukan pembelian diketahuinya perilaku konsumen dalam pasar, maka perusahaan dapat menentukan kebutuhan dan keinginan pasar serta dapat memberikan kepuasan dengan lebih efektif dan efisien (Kotler, 1994 : 18). Penyusunan program pemasaran seperti ini sesuai dengan salah satu falsafah pemasaran yaitu konsep pemasaran (Pawitra, 1993 : 4).

91

Konsep pemasaran menggunakan perspektif dari luar ke dalam. Artinya bahwa, konsep ini dimulai dengan pemasaran yang terdefinisikan dengan baik, memfokuskan pada kebutuhan pelanggan, pengkoordinasian semua kegiatan yang akan mempengaruhi pelanggan, dan menghasilkan keuntungan melalui penciptaan kepuasan konsumen. Jadi konsep pemasaran berpijak pada empat pilar utama yaitu fokus pada pasar, orientasi pelanggan, pemasaran yang terkoordinasi, dan kepuasan. Berpijak pada konsep pemasaran di atas, maka pengetahuan tentang kebutuhan dan keinginan konsumen atas pasar sasaran perlu mendapat perhatian dari para manager pemasaran. Hal ini disebabkan karena kebutuhan adalah suatu keadaan dimana terdapat perasaan kekurangan akan kepuasan tertentu, sedangkan keinginan adalah dorongan-dorongan akan pemuasan tertentu dari kebutuhan yang lebih dalam (Kotler, 1994 : 7). Untuk mengetahui mengapa konsumen memilih produk, meek, penjual, waktu pembelian, dan jumlah pembelian tertentu, maka diperlukan studi tentang sikap konsumen. Model perilaku pembelian menunjukkan bahwa sikap pembelian konsumen muncul sebagai respon terhadap rangsangan yang diterima. Rangsangan itu berasal dari luar dirinya yaitu rangsangan pemasaran dan rangsangan lingkungan. Rangsangan pemasaran meliputi atribut-atribut produk yang diturunkan oleh pemasar kepada konsumen yang biasanya dikelompokkan ke dalam bauran pemasaran (produk, harga, tempat dan promosi), sedangkan rangsangan lingkungan meliputi : lingkungan ekonomi, teknologi, politik dan sosial-budaya.

Gambar 1 Model Perilaku Pembelian Sumber : Kotler (1994 : 174)

Rangsangan Pemasaran

Rangsangan Lain

Produk Harga Saluran -Pemasaran Promosi

Ekonomi Teknologi Politik Budaya

Ciri-ciri Pembeli

Proses Keputusan Pembelian

Budaya Sosial Pribadi Psikologi

Pemahaman masalah Pencarian informasi Pemilihan alternatif Keputusan pembelian Perilaku pasca pembelian

Keputusan Pembelian

Pemilihan produk Pemilihan merek Pemilihan distribusi Penen.wkt pembelian

92

Rangsangan lingkungan umumnya tidak mudah untuk dikendalikan oleh pemasar. Pemasar lebih mudah mempengaruhi sikap konsumen melalui rangsangan pemasaran dari pada rangsangan lingkungan. Walaupun demikian, pemasar tetap perlu mengetahui kondisi lingkungan agar mampu mempengaruhi sikap konsumen dengan lebih efektif dan efisien. Pemasar perlu memahami bagaimana latar belakang seorang pembeli (ciri-ciri pembeli) dapat mempengaruhi perilaku pembeliannya dan bagaimana pembeli melewati proses pembuatan keputusannya untuk membuat pilihan pembelian. Latar belakang pembeli dapat dilihat dari faktor-faktor : budaya, sosial, politik dan psikografi.

Gambar 2. faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku Sumber : Kotler & Amstrong (2001 : 196)

Sikap konsumen akan mempengaruhi pilihannya dalam membeli, dimana seseorang mempunyai sikap terhadap segala sesuatu, misalnya : agama, politik, pakaian, makanan, dan lain-lain. Sikap menempatkan seseorang dalam kerangka berpikir, menyukai atau tidak menyukai, menghampiri atau menjual. Menurut Azwar (1998 : 24) ada beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap yaitu : pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga agama serta faktor emosi dalam diri individu. Hal tersebut menunjukkan bahwa sikap konsumen bisa diubah. Dua cara lain yang bisa dilakukan pemasar untuk mempengaruhi seseorang untuk membeli produk atau merek yaitu : menyesuaikan atribut-atribut produknya dengan sikap konsumen yang telah ada, atau dengan mengubah sikap konsumen. Pilihan manapun dilakukan tentunya didasarkan pada biaya yang dikeluarkan untuk setiap alternatif. Pengertian Sikap Konsumen Menurut Krech dan Crutch field (1984 : 152), sikap adalah suatu organisasi yang abadi tentang motivasi, emosi, persepsi, dan proses kognitif mengenai beberapa aspek lingkungannya. Menurut Fishbein & Aizein (1975 : 6), sikap

Budaya

Kelompok Sosial Pribadi

Psikologis

Sub Kebudayaan

Kelompok Acuan Keluarga

Umur & tahap siklus hidup-Pekerjaan Situasi ekonomi Gaya hidup Kepribadian dan konsep diri

Motivasi persepsi pengetahuan keyakinan dan sikap

Pembeli

93

merupakan suatu kecenderungan yang terpelajari dalam memberikan respon menguntungkan atau tidak menguntungkan secara konsisten mengenai obyek tertentu. Sedangkan menurut London dan Bitta (1993 : 423), sikap merupakan penilaian positif atau negatif, menyenangkan atau tidak menyenangkan, setuju atau tidak setuju dari perasaan seseorang terhadap suatu obyek. Namun selanjutnya Fishbein (1993 : 422) menyatakan bahwa lebih dari 100 definisi tentang sikap, dengan demikian maka belum ada kesepakatan yang baru tentang definisi sikap. Menurut London dan Bitta (1993 : 5) konsumen adalah siapapun sebagai pemakai. Konsumen dibedakan dengan istilah pelanggan. Pengertian pelanggan digunakan untuk seseorang yang melakukan pembelian secara teratur dari suatu toko khusus atau perusahaan. Sedangkan konsumen tersebut biasanya dibedakan menurut segmennya, misalnya segmentasi konsumen berdasarkan jenis kelamin : pria-wanita, dan segmentasi berdasarkan pendidikan mulai dari SD sampai dengan PT. Komponen-komponen Sikap Sikap seseorang terhadap suatu obyek dibentuk oleh tiga komponen utama. Diagram 3 berikut mengilustrasikan tentang tiga komponen sikap yaitu : afektif, kognitif, dan psikomotorik (perilaku).

Gambar 3. Komponen-komponen sikjap dan perwujudannya Sumber : Hawkins, et. Al (1992 : 350)

Indicator

Attitude

Overall orientations toward object

Stimuli :

Products, situations,

retails, outlets

Component

Affective

Cognitive

Behavioral

Component Manifestation

Emotion for feelings about specific

attributes or overall objects

Relief about feelings attributes or overall

object

Behavioral intentions with respect to

specific attributes or overall object

94

Komponen afektif merupakan perasaan atau reaksi emosi seseorang tentang suatu obyek. Obyek tersebut berupa atribut produk yaitu ciri-ciri atau sifat-sifat produk atau merek. Apakah merek yang ada baik atau buruk ? Apakah dinginkan ? Apakah disukainya ? Komponen kognitif, mencakup suatu keyakinan dan pengetahuan tentang suatu obyek. Apakah produk tersebut mahal harganya ? Apakah produk tersebut cocok ? Komponen ketiga merupakan komponen behavioral atau komponen yang berkaitan dengan soal psikomotor atau perilaku. Komponen behavioral merefleksikan perilaku-perilaku yang direncanakan dan aktual terhadap obyek yang bersangkutan. Komponen tersebut merupakan sebuah predisposisi terhadap tindakan. Stumulus dalam kaitannya dengan restoran fast food, adalah berupa atribut restoran fast food seperti : servis, cita rasa, kebersihan, keragaman, jarak restoran dan promosi. Calon konsumen memiliki keyakinan dan pengetahuan tentang atribut produk misal : servisnya berkualitas, menu hidangannya beragam, harganya terjangkau, sarana parkirnya memadai dan lain-lain. Aspek kognitif tersebut mempengaruhi perasaan emosional positif atau negatif terhadap produk restoran fast food dan predisposisi calon konsumen yang bersangkutan terhadap aspek perilaku dalam pembelian. Komponen sikap manakah yang terpenting dalam situasi pembelian ? Menurut Winardi (1991 : 138), bobot komponen-komponen sikap terhadap produk berkaitan dengan situasi yang dihadapi pembeli dan tipe pembeli. Barang-barang perhiasan dan barang-barang mode lain misalnya, maka masalah perasaan atau emosi mungkin merupakan hal yang dominan. Bagi keluarga baru, yang sedang membangun rumah, studi mereka untuk memilih bahan-bahan bangunan dan peralatan rumah tangga, menyebabkan komponen kognitif menjadi terpenting. Orang yang setia terhadap merek Toyota ketika ingin mengganti mobilnya, maka cenderung membeli lagi mobil merek Toyota. Jadi dalam hal ini komponen behavioral merupakan komponen terpenting. Pembeli organisatoris dalam melakukan pembelian produk, perlu melakukan studi tentang produk yang diperlukan organisasinya, sehingga komponen kognitifnya lebih menonjol dibandingkan komponen sikap lainnya. Pengukuran Komponen Sikap dan Perilaku Pembelian Permasalahan mendasar dalam pengukuran sikap konsumen adalah kemungkinan tidak adanya kesesuaian antara sikap dengan perilaku. Sejauh mana suatu pengukuran sikap sesuatu atau cocok dengan perilaku akan bergantung kepada seberapa baik pengukuran tersebut menangkap empat elemen perilaku yakni : elemen tindakan, target, waktu dan konteks (Jaccard, et.al., 1977 : 817). Pengukuran sikap menggambarkan elemen tindakan secara akurat. Misalnya, kebutuhan dan kemampuan seseorang bisa saja memiliki penilaian positif terhadap suatu produk, tetapi ketika produk tersebut tidak dibutuhkan atau tidak memiliki kemampuan, maka tidak akan dibeli. Sedangkan elemen target dapat bersifat umum (misalnya membeli makanan) atau sangat spesifik (misalnya membeli makanan fast food “X”). Pengukuran sikap yang lebih akurat, targetnya harus lebih spesifik. Selanjutnya elemen waktu berfokus pada kerangka waktu dimana perilaku diharapkan terjadi. Seandainya pada hari Jumat, ditanya tentang

95

sikap seseorang terhadap pembelian fast food, sikap orang tersebut sangat mendukung karena telah direncanakan untuk membelinya pada hari minggu. Kalau pada hari Sabtu, seseorang ditanya apakah sudah membeli fast food tentu saja menjawab belum. Jadi dari contoh diatas menunjukkan bahwa elemen waktu penting dalam pengukuran sikap. Berbeda dengan tiga elemen diatas, maka elemen konteks mengacu pada tempat dimana perilaku diharapkan terjadi, seperti misal fast food, dapat dibeli diberbagai tempat. Untuk itu harus jelas tempatnya dimana, karena ada kemungkinan perbedaan tempat bisa berpengaruh terhadap kualitas atribut produknya. Sikap agar sesuai dengan perilaku, maka elemen-elemen tersebut harus diperhatikan dalam pengukuran sikap. Pengukuran sikap dapat dibagi berdasarkan komponen-komponen, yaitu : kognitif, afektif, dan behavior. Proses Pengambilan Keputusan Untuk Membeli Setelah mempertimbangkan yang ada pada dirinya maka konsumen akan melakukan proses pengambilan keputusan untuk membeli atau tidak membeli. Proses tersebut merupakan suatu pendekatan penyelesaian masalah yang meliputi beberapa tahap yang dimulai dari jarak sebelum faktor pembelian. Tahap-tahap tersebut adalah : - Menganalisa kebutuhan dan keinginan Menganalisis kebutuhan dan keinginan ini ditujukan terutama untuk

mengetahui adanya keinginan dan kebutuhan yang belum terpenuhi atau terputuskan jika kebutuhan ini diketahui, maka konsumen akan segera memahami kebutuhan yang belum terpenuhi dan atau masih tertunda kebutuhannya, serta kebutuhan yang sama-sama harus segera dipenuhi. Jadi dalam tahap inilah proses pembelian mulai dilakukan.

- Pencarian informasi Pencarian informasi dapat bersifat aktif dan bersifat pasif, internal maupun

eksternal. Pencarian informasi yang bersifat aktif, dapat berupa kunjungan kebeberapa toko untuk membuat perbandingan harga dan kualitas produk, sedangkan pencarian informasi pasif, mungkin dengan membaca suatu iklan tanpa mempunyai tujuan khusus dalam pikirannya tentang gambaran produk yang diinginkan. Pencarian informasi intern tentang sumber pembelian dapat berasal dari media masa dan informasi dari sumber-sumber kegiatan pemasaran perusahaan.

- Penilaian dan seleksi terhadap alternatif pembelian Tahap ini meliputi dua tahap, yaitu : penetapan tujuan pembelian dan penilaian

serta mengadakan seleksi terhadap alternatif pembelian berdasarkan tujuan pembeliannya, tujuan pembelian dari konsumen tidak selalu sama, tergantung jenis produk dan kebutuhannya. Ada konsumen yang mempunyai tujuan pembelian sekedar untuk memenuhi jangka pendek. Setelah tujuan pembelian ditetapkan, konsumen perlu mengidentifikasikan alternatif pembelian tersebut tidak dapat dipisahkan dari sumber-sumber yang dimiliki atas dasar tujuan pembelian.

96

- Keputusan untuk membeli Keputusan untuk membeli disini merupakan proses dalam pembelian yang

nyata. Jadi setelah tahap-tahap dimuka dilakukan maka konsumen harus mengambil keputusan membeli atau tidak, bila konsumen memutuskan untuk membeli, konsumen akan mempunyai serangkaian keputusan yang harus diambil menyangkut, jenis produk, merek, penjualan, kualitas, waktu pembelian dan cara membayarnya. Setiap perusahaan dapat mengusahakan untuk menyederhanakan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh konsumen, karena banyak orang yang mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan. Untuk memancarkan dengan cara yang lebih baik, perusahaan perlu mengetahui beberapa jawaban pertanyaan yang menyangkut perilaku konsumen dalam keputusan pembeliannya.

- Perilaku sesudah pembelian Semua tahap yang ada dalam proses pembelian sampai tahap kelima adalah

bersifat kooperatif. Bagi perusahaan, perasaan dan perilaku sesudah pembelian juga sangat penting, dimana perilaku mereka juga sangat mempengaruhi ucapan-ucapan pembelian pada pihak lain tentang produk perusahaan tersebut. Ada kemungkinan bahwa pembelian yang memiliki ketidaksesuaian sesudah melakukan pembelian karena harganya terlalu mahal, atau mungkin tidak sesuai dengan keinginan atau gambaran sebelumnya. Untuk perusahaan dapat bertindak dengan menentukan segi-segi tertentu atau servis tertentu dari produknya.

METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi merupakan jumlah keseluruhan anggota subyek penelitian yang memiliki kesamaan karakteristik. Populasi dalam penelitian ini yaitu konsumen yang berbelanja di Supermarket. Dalam sebuah penelitian yang jumlah populasinya terlalu banyak atau besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan waktu, tenaga dan biaya, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Oleh karena berbagai keterbatasan waktu, tenaga dan biaya, maka sampel yang akan diambil dalam jumlah tertentu. Dalam penentuan jumlah sampel sebenarnya tidak ada aturan yang tegas berapa jumlah sampel yang harus diambil dari populasi yang tersedia. Tidak ada batasan yang pasti yang dimaksud dengan sampel yang besar atau kecil. Mutu suatu penelitian tidak semata-mata ditentukan oleh kokohnya dasar-dasar teori, rancangan penelitian, serta mutu pelaksanaan dan pengolahannya (Soeratno dan Arsyad, 1999 ; 14). Karena yang diteliti adalah sebagian dari populasi maka cara pengambilan data menggunakan teknik sampling yang merupakan wakil dari yang akan diteliti, hal ini dilakukan karena akan mengeneralisasikan hasil dari penelitian (Arikunto, 1998 : 42). Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling yaitu penelitian hanya ditujukan kepada konsumen yang berbelanja di supermarket.

97

Purposive sampling adalah teknik-teknik penentuan sampel dengan pertimbangan dari si peneliti (Sugiono, 1999 : 51) Sampel yang purposive adalah sampel yang dipilih dengan cermat sehingga relevan dengan rancangan penelitian. Peneliti akan berusaha agar dalam sampel terdapat wakil-wakil segala lapisan populasi yang sesuai dengan tujuan penelitian. Sampel yang dipilih adalah individu yang menurut pertimbangan peneliti dapat mendukung penelitian (Soeratno dan Arsyad, 1999 : 38) Dalam penyebaran angket, peneliti menggunakan teknik sampel acak (random sample) maksudnya yaitu setiap anggota dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dimasukkan sebagai sampel. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, pengumpulan data yang akan dilakukan dengan menggunakan kuisioner yang akan disebarkan kepada responden yang dipilih sebagai sampel dan diambil dengan menggunakan pendekatan purposive sampling. Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Data Primer Data primer atau data tangan pertama adalah data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian dengan menggunakan alat pengukur atau alat pengambilan data subyek langsung pada subyek sebagai sumber informasi yang dicari (Azwar, 1998 : 91). Data Sekunder Data sekunder atau data tangan kedua adalah data yang diperoleh dari pihak lain, tidak langsung oleh peneliti dari subyek penelitiannya (Azwar, 1998 : 91). Untuk mendapatkan data ini maka digunakan cara sebagai berikut : Kuesioner Kuisioner yaitu pengumpulan data dengan cara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disusun oleh peneliti yang berupa angket yang ditujukan pada responden. Wawancara Data dikumpulkan melalui Tanya jawab langsung dengan responden di lapangan. ANALISIS KUANTITATIF Uji Asumsi Regresi Analisis Regresi Linier Berganda Untuk mengetahui pengaruh harga, pelayanan, kelengkapan barang dan kenyamanan terhadap keputusan belanja konsumen maka digunakan analisis regresi linier berganda. Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan dengan program statistik SPSS for Windows Release 12 diperoleh hasil sebagai berikut :

98

Tabel 1 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Variabel Koefisien Regresi

Standar Error

t hitung Sig.

Kualitas layanan

Harga

Kelengkapan barang

Kenyamanan berbelanja

0,240

0,119

0,135

0,161

0,051

0,047

0,051

0,075

4,764

2,393

2,507

2,161

0,000

0,016

0,011

0,031

Konstanta = 0,262

R = 0,792

R2 = 0,627

F hitung = 31,483

n = 100

Sumber : Data primer yang diolah Selanjutnya untuk membuktikan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dilakukan uji F dan uji t. Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas secara simultan sedangkan uji t digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas secara parsial / individu. Uji F (Pengujian Secara Simultan) Untuk menguji pengaruh variabel-variabel bebas (harga, pelayanan, kelengkapan barang dan kenyamanan) secara simultan/serempak terhadap variabel terikat (keputusan belanja konsumen) maka digunakan uji F. adapun langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut : a) Menentukan hipotesis : ho : b1, b2, b3, b4 = 0, artinya harga, pelayanan, kelengkapan barang dan

kenyamanan secara simultan tidak berpengaruh terhadap keputusan belanja konsumen.

ha : b1, b2, b3, b4 0, artinya harga, pelayanan, kelengkapan barang dan kenyamanan secara simultan/berpengaruh terhadap keputusan belanja konsumen.

b) Dengan menggunakan taraf signifikan 95% (α 0,05) dan derajat kebebasan (df) = (n – k), (k – 1) = (75) ; (4) diperoleh F tabel sebesar 2,494.

c) Kriteria pengujian : Ho diterima apabila F hitung < 2,494 Ho ditolak apabila F hitung > 2,494 d) Hasil perhitungan diperoleh F hitung = 31,483.

99

e) Kesimpulan : Hasil perhitungan menunjukkan nilai F hitung > F tabel (31,483 > 2,494) atau

mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,000 (kurang dari 0,05) sehingga hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Dengan diterimanya Ha berarti harga, pelayanan, kelengkapan barang dan kenyamanan secara simultan berpengaruh terhadap keputusan belanja konsumen pada supermarket.

Uji t (Pengujian Secara Parsial) Untuk membuktikan pengaruh variabel-variabel bebas secara parsial/individu terhadap variabel terikat maka digunakan uji t. dalam pengujian ini digunakan taraf signifikansi (α) = 5%, derajat kebebasan (df) = (n-k) = 75 dengan pengujian dua sisi diperoleh t tabel = 1,992. Adapun kriteria pengujiannya sebagai berikut : * Ho diterima jika -1,992 < t hitung < 1,992. * Ho ditolak jika t hitung < -1,992 atau t hitung > 1,992. Pengujian pengaruh harga terhadap keputusan belanja konsumen Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut : (1) Menentukan hipotesis Ho : b1 = 0, artinya harga tidak berpengaruh terhadap keputusan belanja

konsumen Ha : b1 0, artinya harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan belanja

konsumen.

Daerah Penerimaan Ho

31,483

2,494

Daerah Penolakan Ho

100

(2) Hasil perhitungan diperoleh t hitung = 4,764

Ho diterima jika -1,992 < t hitung < 1,992 Ho ditolak jika t hitung < -1,992 atau t hitung > 1,992. Daerah Penerimaan Ho dan Daerah Penolakan Ho untuk Uji Koefisien Regresi Harga.

(3) Kesimpulan : Hasil perhitungan menunjukkan bahwa t hitung > t tabel (4,764 > 1,992) atau

mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,000 (kurang dari 0,05) sehingga hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Dengan diterimanya Ha berarti harga berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan belanja konsumen pada supermarket dan pengaruhnya adalah positif, sehingga apabila harga produk yang ditawarkan oleh supermarket semakin baik maka keputusan belanja konsumen yang akan mengalami peningkatan.

Uji Pengaruh pelayanan terhadap keputusan belanja konsumen Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut : (1) Menentukan hipotesis Ho : b2 = 0, artinya pelayanan tidak berpengaruh terhadap keputusan belanja

konsumen Ha : b2 0, artinya pelayanan berpengaruh signifikan terhadap keputusan

belanja konsumen.

Daerah Penerimaan Ho

4,764

1,992

Daerah Penolakan Ho

-1,992

Daerah Penolakan Ho

101

(2) Hasil perhitungan diperoleh t hitung = 2,393 Daerah penerimaan Ho dan Daerah Penolakan Ho, untuk Uji Koefisien Regresi

Pelayanan 3) Kesimpulan : Hasil perhitungan menunjukkan bahwa t hitung > t tabel (2,393 > 1,992) atau

mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,000 (kurang dari 0,05) sehingga hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Dengan diterimanya Ha berarti pelayanan berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan belanja konsumen dan pengaruhnya adalah positif, sehingga apabila pelayanan yang diberikan oleh supermarket semakin baik maka keputusan belanja konsumen juga akan meningkat.

Uji pengaruh kelengkapan barang terhadap keputusan belanja konsumen Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut : (1) Menentukan hipotesis Ho : b3 = 0, artinya kelengkapan barang tidak berpengaruh terhadap keputusan

belanja konsumen Ha : b3 0, artinya kelengkapan barang berpengaruh signifikan terhadap

keputusan belanja konsumen. (2) Hasil perhitungan diperoleh t hitung = 2,507 Daerah Penerimaan Ho dan Daerah Penolakan Ho untuk Uji Koefisien Regresi

Kelengkapan Barang

Daerah Penerimaan Ho

2,393

1,992

Daerah Penolakan Ho

-1,992

Daerah Penolakan Ho

Daerah Penerimaan Ho

2,507

1,992

Daerah Penolakan Ho

-1,992

Daerah Penolakan Ho

102

(3) Kesimpulan : Hasil perhitungan menunjukkan bahwa t hitung > t tabel (2,507 > 1,992) atau

mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,000 (kurang dari 0,05) sehingga hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Dengan diterimanya Ha berarti kelengkapan barang berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan belanja konsumen dan pengaruhnya adalah positif, sehingga apabila barang yang disediakan oleh supermarket semakin lengkap maka keputusan belanja konsumen juga akan meningkat.

Uji pengaruh kenyamanan terhadap keputusan belanja konsumen Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut : (1) Menentukan hipotesis Ho : b4 = 0, artinya kenyamanan tidak berpengaruh terhadap keputusan

belanja konsumen Ha : b4 0, artinya kenyamanan berpengaruh signifikan terhadap keputusan

belanja konsumen. (2) Hasil perhitungan diperoleh t hitung = 2,161 Daerah Penerimaan Ho dan Daerah Penolakan Ho untuk Uji Koefisien Regresi

Kenyamanan (3) Kesimpulan : Kesimpulan uji koefisien regresi kenyamanan terhadap keputusan belanja

konsumen : Hasil perhitungan menunjukkan bahwa t hitung > t tabel (2,161 > 1,992) atau

mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,000 (kurang dari 0,05) sehingga hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Dengan diterimanya Ha berarti kenyamanan berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan belanja konsumen dan pengaruhnya adalah positif, sehingga apabila barang yang disediakan oleh supermarket semakin lengkap maka keputusan belanja konsumen juga akan meningkat.

Daerah Penerimaan Ho

1,992

Daerah Penolakan Ho

-1,992

Daerah Penolakan Ho

103

KESIMPULAN Dari hasil penelitian dan analisis data dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil uji Anova dengan menggunakan uji F secara bersama-sama

(simultan) menunjukkan bahwa variabel-variabel bebas (faktor harga, pelayanan, kelengkapan barang dan kenyamanan) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan belanja konsumen. Hal ini ditunjukkan oleh nilai F hitung (31,483) lebih besar dari nilai F tabel (2,494).

2. Hasil pengujian secara parsial (uji t) dengan tingkat signifikansi alpha = 5%, menunjukkan bahwa semua variabel bebas (harga, pelayanan, kelengkapan barang dan kenyamanan) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan belanja konsumen dan pengaruhnya adalah positif sehingga apabila faktor harga, pelayanan, kelengkapan barang dan kenyamanan semakin baik maka keputusan belanja konsumen juga akan meningkat. Ini ditunjukkan oleh nilai t hitung untuk faktor harga (2,393), faktor pelayanan (4,764), faktor kelengkapan barang (2,507) dan faktor kenyamanan (2,161) lebih besar dari nilai t tabel (1,992).

4. Sumbangan / kontribusi variabel bebas (harga, pelayanan, kelengkapan barang dan kenyamanan) terhadap variabel tidak bebas (keputusan belanja konsumen) sebesar 0,627 atau 62,7% sisanya sebesar 37,3% disebabkan oleh faktor lain yang tidak dibahas dalam model ini, misalnya daya beli masyarakat, selera konsumen, kondisi perekonomian, tingkat persaingan dan sebagainya.

REKOMENDASI Berdasarkan hasil penelitian, analisis data serta kesimpulan di atas maka dapat diberikan saran-saran sebagai berikut : 1) Pengaruh faktor harga, pelayanan, kelengkapan barang dan kenyamanan

terhadap keputusan belanja konsumen cukup besar yakni 62,7%, sekalipun demikian selain faktor-faktor tersebut perlu dipertimbangkan dalam mengambil keputusan dalam rangka untuk meningkat omset penjualan misalnya : kondisi persaingan karena akhir-akhir banyak bermunculan supermarket dan minimarket baru sebagai pesaing dengan kondisi seperti itu diharapkan dapat meningkatkan kinerja agar tetap dapat eksis di era persaingan yang semakin kompetitif ini ;

2) Dalam hal kenyamanan berbelanja perlu mendapatkan perhatian yang lebih besar lagi dari pengelola supermarket misalnya : tempat yang lebih luas dan mudah dijangkau oleh konsumen. Disamping itu loker tempat penyimpanan dan penitipan barang-barang konsumen dapat ditingkatkan lagi keamanannya jangan sampai barang konsumen hilang atau tertukar dengan milik orang lain agar konsumen merasa nyaman dan aman berbelanja sambil menikmati iringan musik-musik bahkan kalau perlu bisa disediakan café sederhana.

3) Dalam melakukan promosi hendaknya dapat memilih media yang tepat, misalnya dengan mencoba memasang iklan melalui internet, brosur, maupun papan reklame.

4) Kemudian dari tanggapan responden mengenai brand awareness dari supermarket terlihat bahwa aspek pengenalan brand dari supermarket masih perlu ditingkatkan lagi salah satunya dengan cara perlunya promosi melalui

104

event-event marketing yang melibatkan langsung konsumen sehingga terjalin hubungan emosional yang baik dengan konsumen.

5) Dari aspek tanggapan konsumen terhadap keputusan pembelian terlihat bahwa jumlah pengunjung masih tidak terlalu banyak, oleh karena itu sebaiknya terus mengembangkan promosinya di samping advertising yang selama ini sering digunakan. Di samping itu hendaknya perusahaan dapat mempertahankan pelanggan yang ada, dan berusaha untuk menarik pelanggan baru dengan cara terus memperkuat posisinya di pasar sasaran dengan program-program yang cukup menarik minat konsumen untuk meningkatkan penjualan.

6) Sehubungan dengan variabel harga yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen, hendaknya pihak manajemen mampu mempertahankan harga yang saat ini berlaku di pasaran, serta memperhatikan harga yang kompetitif dengan produk lain yang sejenis.

7) Selama hal tersebut pihak manajemen juga harus mampu menjaga kualitas terhadap produk yang ditawarkan, kelengkapan barang dan kenyamanan berbelanja karena ini juga mempengaruhi keputusan belanja konsumen.

8) Terhadap hal-hal yang kiranya sudah mampu menjadikan konsumen puas hendaknya diperhatikan dan selalu memberikan inovasi yang mampu membuat konsumen puas. Apabila konsumen merasa puas maka pihak manajemen dapat menambah segmen pasar yang ada dan mengubah bentuk menjadi lebih besar lagi (ekspansi).

9) Pihak manajemen senantiasa melakukan inovasi dan perbaikan kinerja diantaranya : keragaman jenis produk, penataan produk yang dipajang, suasana internal toko, merek barang yang ditawarkan, komparasi harga dengan pesaing, serta program kupon berhadiah tiap tahun. Perlu adanya satu riset yang dilakukan secara berkala sehingga dapat diketahui apa yang perlu serta yang diinginkan konsumen.

DAFTAR PUSTAKA Algifari, 1997, “Statistika Induktif untuk Ekonomi dan Bisnis”, UPP AMP

YKPN, Yogyakarta. Augusty Ferdinand, 2000, “Manajemen Pemasaran : Sebuah Pendekatan

Strategik”. Program Management Diponegoro University Semarang. Andrew, J.C., 1989, The Dimensionality of Belefs Toward Advertising General.

Journal. Advertising, Vol.18 h. 26-35 Azwar Saifuddin, (2003), Skala Psikologi, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

105

Azwar, Saifuddin, 2003, Reliabilitas dan Validitas, Sigma Alpha : Yogyakarta. Buchari Alma, (2004), Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Bandung :

Penerbit Alfabeta. Craven, Davids W. 1995, “Pemasaran Strategi”, Jilid 1-2 (Edisi Terjemahan)

Erlangga. Djarwanto, 1995, “Statistik Non Parametrik”, Bandung, Alumni Doyle, Peter and John Saunders, 1995, “The Lead of marketing Decision,

“Journal of Marketing Reserach”, Edition 22th (February), P. 54-65. Darmadi Durianto, dkk, (2001), , “Menaklukan Pasar Melalui Riset Ekuitas dan

Perilaku Merek”, Jakarta PT. Gramedia Pustaka Kotler, Utama. Djaslim Saladin, (2003), “Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan,

Pelaksanaan dan Pengendalian”, Bandung CV. Linda Karya. Ghozali, Imam, 2001, “Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS”,

Badan Penerbit UNDIP : Semarang. Freddy Rangkuti, (2002), The Power of Brands, Jakarta : Gramedia Pustaka

Utama. Gujarati, Damodar, 1995, “Basic Econometrics”, McGraw-Hill International

Editions, New York. Handoko, Hani T., 1987, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia,

Liberty : Yogyakarta. Harun Al Rasyid, (1994), Teknik Penarikan Sampel dan Penyusunan Skala,

Program Studi Ilmu Sosial-Bidang Kajian Utama Sosiologi Antropologi – program Pasca Sarjana Universitas Padjajaran, Bandung.

Hermawan Kartajaya, (2004), Hermawan Kartajaya on Brand, Bandung Penerbit

Mizan. Husein Umar, (2002), Metode Penelitian Aplikasi dalam Pemasaran, Jakarta :

PT. Gramedia Pustaka Utama. Istijanto, (2005), Aplikasi praktis Riset Pemasaran, Jakarta Gramedia Pustaka

Utama.

106

Koppale K, Preveen, and Lehman Donald R, 1995, “The Effects of Advertised Quality on Expectation about New Product Quality, Journal of Marketing Research, Vol. XIV, March.

Kotler, Philip, 1995, “Manajemen Pemasaran-Analitis, Perencanaan,

Implementasi dan Pengendalian”, Jilid 1-2, Edisi Indonesia, Salemba Empat, Jakarta.

Kerlinger, Fred N. (1990), Asas-asas Penelitian Behavioral, Edisi Terjemahan,

Yogyakarta Gadjah Mada University Press. Knapp, Duane E, (2001), The Brand Mind Set. (alih bahasa Drs. Sisnahudi,

MBA), Yogyakarta Penerbit Andi. Kotler, Philip, (2004), Dasar-dasar Riset Pemasaran Jilid I, Edisi Bahasa

Indonesia, Jakarta, PT. Indeks. __________, (2004), Dasar-dasar Riset Pemasaran Jilid 2, Edisi Bahasa

Indonesia, Jakarta PT Indeks. __________, (2005), Manajemen Pemasaran, Jakarta Prenhallindo. Mela, Varl F., Sunil Gupta and Donald R, Lehmann, 1997, The Long Term

Impact of Promotion and Advertising on Sunsumer Brand Choice, Journal of Marketing Research, Vol. XXXIV P. 248-261.

Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, (1995) , Metode Penelitian Survei,

Jakarta : LP3ES. Moh Nazir, (1999), Metode Penelitian. Edisi Kedua, Jakarta : Ghalia Indonesia. Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survei”, Edisi Revisi,

Jakarta, Penerbit LP3ES. Singgih Santoso, 2000, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, PT. Elex

Media Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta. Singgih Santoso, (2004), Mengatasi Berbagai Masalah Statistik Dengan SPSS

II.5. PT Gramedia Pustaka : Jakarta. Usman, Husaini, 1995, Pengantar Statistik, Jakarta PT. Bumi Aksara.