naskah publikasi penyesuaian diri orang tua...

21
1 NASKAH PUBLIKASI PENYESUAIAN DIRI ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK AUTISME Oleh: SRI TARWANTI YULIANTI DWI ASTUTI, S.Psi., M.Soc.Sc., Psi PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2008

Upload: vanthien

Post on 06-Feb-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: NASKAH PUBLIKASI PENYESUAIAN DIRI ORANG TUA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · 6 juga bukan merupakan proses yang pendek dan mudah dilalui

1

NASKAH PUBLIKASI

PENYESUAIAN DIRI ORANG TUA YANG MEMILIKI

ANAK AUTISME

Oleh:

SRI TARWANTI

YULIANTI DWI ASTUTI, S.Psi., M.Soc.Sc., Psi

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2008

Page 2: NASKAH PUBLIKASI PENYESUAIAN DIRI ORANG TUA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · 6 juga bukan merupakan proses yang pendek dan mudah dilalui

2

NASKAH PUBLIKASI

PENYESUAIAN DIRI ORANG TUA YANG MEMILIKI

ANAK AUTISME

Telah Disetujui Pada Tanggal

_________________

Dosen Pembimbing Utama

(Yulianti Dwi Astuti, S.Psi., M.Soc.Sc., Psi)

Page 3: NASKAH PUBLIKASI PENYESUAIAN DIRI ORANG TUA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · 6 juga bukan merupakan proses yang pendek dan mudah dilalui

3

PENYESUAIAN DIRI ORANG TUA YANG MEMILIKI

ANAK AUTISME

Sri Tarwanti

Yulianti Dwi Astuti, S.Psi., M.Soc.Sc., Psi

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyesuaian diri orang tua yang memiliki anak Autisme. Berdasarkan pustaka dan literatur, penyesuaian diri merupakan faktor yang penting dalam kehidupan manusia. Macam penyesuaian diripun berbeda-beda dalam sifat dan caranya pada setiap orang. Begitu pula yang dialami oleh para orang tua dari anak Autisme. Lalu bagaimana respon orangtua saat mengetahui anaknya Autis dan bagaimana proses penyesuaian diri mereka.

Subyek pada penelitian ini adalah orangtua yang memiliki anak Autisme. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan dalam pengambilan data adalah wawancara mendalam (In-depth Interview). Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode pengkodean (Coding), yang terdiri dari pengkodean terbuka, koding axial dan pengkodean selektif. Responden yang diwawancarai berjumlah empat orang dan terdapat informan yang berjumlah dua orang. Dalam penelitian ini ditemukan proses penyesuaian diri yang dialami para responden, faktor pendukung dan faktor penghambat serta pengaruh yang ditimbulkan dari proses penyesuaian diri tersebut. Rincian mengenai hasil penelitian dideskripsikan dalam laporan penelitian ini.

Kata Kunci: Autisme, Penyesuaian Diri

Page 4: NASKAH PUBLIKASI PENYESUAIAN DIRI ORANG TUA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · 6 juga bukan merupakan proses yang pendek dan mudah dilalui

4

PENGANTAR

Manusia diciptakan oleh Yang Maha Kuasa dengan segala kelebihan dan

kekurangannya. Manusia perlu mengaktualisasikan kelebihan yang dimilikinya

tersebut agar lebih berkembang nantinya dan kekurangan yang ada pada dirinya

pun ditekan dan diredam agar tidak menjadi momok yang merugikan dalam

hidupnya.

Pada kenyataannya, tidak semua orang dapat mengembangkan berbagai

potensi yang dimilikinya secara maksimal. Hal tersebut bisa disebabkan oleh

berbagai faktor, salah satunya adalah keterbatasan dan ketidakmampuan diri untuk

dapat berkembang secara normal dalam tiap-tiap fase kehidupannya. Salah satu

anak yang mengalami hambatan atau gangguan pada perkembangannya adalah

anak-anak Autisme. Istilah ‘Autis’ berasal dari bahasa Yunani, yaitu ‘Autos’ atau

Self. Istilah ini diperkenalkan oleh Leo Kanner pada tahun 1943 (Sugiarto dkk,

2004).

Menurut Rapin (Kuwanto & Natalia, 2001), kejadian Autisme di seluruh

dunia diperkirakan sebesar 0,7 – 21,1 anak per 10.000 kelahiran. Sedangkan di

negara maju, seperti Amerika Serikat, dilaporkan prevalensi Autisme sekitar 34

per 10.000 anak usia 3 – 10 tahun. Saat ini diperkirakan terdapat 400.000

penderita Autisme di AS.

Perbandingan antara laki-laki dan perempuan yang mengalami Autisme

adalah 4 : 1, sedangkan penyebab hal tersebut sampai sekarang masih menjadi

perdebatan. Diuraikan oleh Tsai (Sugiarto dkk, 2004) hal tersebut dipengaruhi

Page 5: NASKAH PUBLIKASI PENYESUAIAN DIRI ORANG TUA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · 6 juga bukan merupakan proses yang pendek dan mudah dilalui

5

nilai ambang disfungsi otak pada anak laki-laki yang cenderung lebih rendah

daripada anak perempuan. Artinya gangguan Autis pada anak perempuan lebih

sedikit daripada anak laki-laki, namun bila anak perempuan menderita gangguan

Autis akan lebih parah atau berat daripada anak laki-laki.

Di Indonesia yang berpenduduk 200 juta jiwa, hingga saat ini belum

diketahui berapa persisnya jumlah penyandang Autisme, namun diperkirakan

jumlah anak Austime dapat mencapai 150 - 200 ribu orang. Namun baru-baru ini,

Biro Sensus Amerika mendata di tahun 2004 ada 475.000 penyandang Autis di

Indonesia. Ditengarai, setiap hari, 1 : 150 anak yang lahir menderita Autis.

Padahal, pada tahun 1970-an anak penyandang Autis 1 : 10.000 kelahiran.

(www.google.co.id).

Sebagai manusia normal yang memiliki perasaan dan pikiran, setiap orang

tua yang memiliki buah hati, pastilah menginginkan yang terbaik untuk anak

mereka. Kasih sayang, perhatian, pendidikan, fasilitas dan hal- hal lainnya tentu

adalah yang terbaik yang bisa diberikan untuk si anak. Lalu bagaimana dengan

orang tua yang dikaruniai anak dengan berbagai keterbatasan seperti anak Autis di

atas. Apakah semua yang terbaik yang bisa diberikan oleh orang tua kepada

anaknya juga diberikan oleh para orang tua yang memiliki anak Autis tersebut.

Bagi sebagian besar orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus,

seperti Autisme, hal tersebut tidaklah mudah. Butuh proses untuk dapat menerima

keadaan atau kondisi anak, yang bisa dikatakan tidak seperti anak normal lainnya.

Setelah proses penerimaan keadaan anak yang panjang, orang tua kemudian mulai

bisa menyesuaikan diri dengan kondisi anak tersebut. Proses penyesuaian diri itu

Page 6: NASKAH PUBLIKASI PENYESUAIAN DIRI ORANG TUA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · 6 juga bukan merupakan proses yang pendek dan mudah dilalui

6

juga bukan merupakan proses yang pendek dan mudah dilalui oleh sebagian besar

orang tua. Penyesuaian diri merupakan faktor yang penting dalam kehidupan

manusia. Macam penyesuaian diri berbeda-beda dalam sifat dan caranya pada

setiap orang. Sebagian orang menyesuaikan diri terhadap lingkungan sosial

tempat ia bisa hidup dengan sukses; sebagian lainnya tidak sanggup

melakukannya. Boleh jadi, mereka mempunyai kebiasaan yang tidak serasi untuk

berperilaku sedemikian rupa, sehingga menghambat penyesuaian diri sosial

baginya dan kurang menolongnya. Menurut Anderson (Schneider, 1964) dalam

proses penyesuaian diri, seseorang telah mampu mengatasi secara efektif masalah-

masalahnya dan tuntutan lingkungan, dalam upaya memperbaiki kualitas hidup.

Gangguan penyesuaian diri terjadi apabila seseorang tidak mampu

mengatasi masalah yang dihadapi dan menimbulkan respon dan reaksi yang tidak

efektif, situasi emosional yang tidak terkendali, seperti marah dan keadaan yang

tidak memuaskan. Bredshaw & Gaudry (Partosuwido, 1992) menyatakan bahwa

orang yang mengalami gangguan penyesuaian diri memiliki kecemasan tinggi,

sangat peka terhadap kegagalan, tergantung pada orang lain, dan juga sulit untuk

mengendalikan diri dalam hubungan dengan orang lain. Hambatan penyesuaian

diri tinggi merupakan gangguan penyesuaian diri, sehingga kemampuan

penyesuaian diri seseorang rendah.

Schneider (1964) mengemukakan bahwa penyesuaian diri berhubungan

dengan sejauhmana individu tersebut memenuhi kriteria tertentu. Schneider

memberikan penggambaran ciri-ciri dari penyesuaian diri yang sehat sebagai

berikut :

Page 7: NASKAH PUBLIKASI PENYESUAIAN DIRI ORANG TUA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · 6 juga bukan merupakan proses yang pendek dan mudah dilalui

7

1. Tidak ditemukan emosi yang berlebihan

Individu menunjukkan kontrol dan ketenangan emosi, yang memungkinkan

dirinya untuk menghadapi permaslahan secara tepat dan dapat menentukan

berbagai kemungkinan pemecahan masalah ketika muncul hambatan. Hal ini

bukan berarti tidak ada emosi sama sekali, namun lebih menekankan pada

kemampuan kontrol emosi ketika menghadapi situasi tertentu.

2. Tidak ada mekanisme pertahanan diri

Pendekatan langsung terhadap masalah lebih mengindikasikan respon yang

normal daripada penyelesaian masalah yang memutar melalui serangkaian

defense mechanism yang tidak disertai tindakan nyata untuk mengubah suatu

kondisi.

3. Tidak adanya frustasi personal

Frustasi menimbulkan kesulitan untuk melakukan respon secara normal

terhadap permasalahan atau situasi. Jika individu mengalami frustasi yang

ditandai dengan perasaan tidak berdaya dan tanpa harapan, maka akan

menjadi sulit baginya untuk mengorganisasi kemampuan berpikir, perasaan,

motivasi dan tingkah laku untuk menghadapi situasi yang menuntut

penyelesaian.

4. Pertimbangan rasional dan kemampuan mengarahkan diri

Kemampuan berpikir dan melakukan pertimbangan terhadap masalah atau

konflik serta kemampuan mengorganisasi pikiran, tingkah laku dan perasaan

untuk pemecahan masalah dalam kondisi sulit sekali pun menunjukkan

penyesuaian yang normal. Hal ini tidak akan mampu dilakukan apabila

Page 8: NASKAH PUBLIKASI PENYESUAIAN DIRI ORANG TUA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · 6 juga bukan merupakan proses yang pendek dan mudah dilalui

8

individu tersebut dikuasai oleh emosi yang berlebihan ketika berhadapan

dengan situasi yang menimbulkan konflik.

5. Kemampuan belajar dan memanfaatkan pengalaman masa lalu

Penyesuaian yang normal merupakan proses belajar berkesinambungan yang

dapat dilihat dari perkembangan individu sebagai hasil dari kemampuannya

mengatasi situasi koflik dan stress. Di dalam proses belajar, individu dapat

menggunakan pengalamannya maupun pengalaman orang lain. Individu

dapat melakukan analisis mengenai faktor-faktor apa saja yang membantu

dan mengganggu penyesuaian.

6. Sikap realistik dan objektif

Sikap realistik dan objektif bersumber dari belajar, pengalaman, pemikiran

yang rasional, kemampuan menilai situasi, masalah atau keterbatasan

individu sebagaimana kenyataan sebenarnya.

Schneider (1964) mengklasifikasikan berbagai unsur penentu penyesuaian,

ia menyebutkan bahwa unsur-unsur penentu tersebut membentuk dan

mempengaruhi kepribadian. Adapun unsur-unsur tersebut adalah :

1. Kondisi fisik; tergolong dalam kategori ini adalah unsur heriditer, konstitusi

fisik, sistem syaraf, sistem kelenjar dan sistem otot dalam tubuh manusia,

keadaan sehat dan keadaan sakit.

2. Perkembangan dan kemasakan unsur-unsur kepribadian; misalnya kemasakan

intelektual, kemasakan sosial, kemasakan moral dan kemasakan emosional.

3. Unsur-unsur penentu psikologis; termasuk di sini pengalaman yang diterima,

proses belajar, pembentukan kebiasaan, terbentuknya kekuatan untuk dapat

Page 9: NASKAH PUBLIKASI PENYESUAIAN DIRI ORANG TUA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · 6 juga bukan merupakan proses yang pendek dan mudah dilalui

9

menentukan diri sendiri, pengalaman frustasi dan konflik.

4. Kondisi lingkungan; khususnya situasi rumah, keadaan keluarga dan sekolah.

5. Peranan kebudayaan; termasuk pengaruh keyakinan dan agama.

Schneider selanjutnya menerangkan bahwa unsur bawaan atau herediter

merupakan dasar dari pembentukan berbagai unsur yang kemudian tumbuh

dan berkembang dalam kepribadian. Unsur tersebut dapat dikatakan sebagai

kondisi primer untuk suatu proses penyesuaian dan stabilitas mental

seseorang.

METODE PENELITIAN

A. Responden Penelitian

Responden dalam penelitian ini merupakan orang tua dari anak Autisme

yang telah di sekolahkan di Sekolah Khusus Autisme. Cara peneliti dalam

mencari responden adalah dengan bantuan atau rekomendasi dari guru atau

pengajar di Sekolah Khusus Autisme tersebut, yang mana kira-kira responden

tersebut sesuai dengan karakteristik yang diinginkan oleh peneliti. Responden

dalam penelitian ini merupakan pasangan suami isteri, dalam penelitian ini

diambil empat responden (dua pasangan).

Terdapat pula dua orang informan dalam penelitian ini. Informan pertama

merupakan terapis dari anak responden. Informan pertama ini direkomendasikan

oleh responden pertama. Sedangkan informan kedua merupakan guru atau

Page 10: NASKAH PUBLIKASI PENYESUAIAN DIRI ORANG TUA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · 6 juga bukan merupakan proses yang pendek dan mudah dilalui

10

pendidik dari anak responden. Informan kedua juga direkomendasikan langsung

oleh responden kedua.

B. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah

wawancara. Wawancara adalah pertemuan antara dua orang untuk bertukar

informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna

dalam suatu topik tertentu (Esterberg dalam Sugiyono, 2005).

Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri

sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau

keyakinan pribadi (Sugiyono, 2005). Jadi dengan wawancara maka peneliti akan

mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam

menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi, dimana hal ini tidak bisa

ditemukan melalui observasi (Stainback dalam Sugiyono, 2005).

C. Metode Analisis Data

Metode analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis tematik yaitu

proses mengkode informasi, yang dapat menghasilkan daftar tema, model tema

atau indikator yang kompleks, kualifikasi yang biasanya terkait dengan tema itu,

atau hal-hal diantara atau gabungan dari yang telah disebutkan (Poerwandari,

2005). Data yang telah diperoleh tersebut kemudian ditulis dalam bentuk catatan

hasil wawancara (transkripsi verbatim) yang sedemikian rupa sehingga terdapat

kolom yang cukup di sebelah kiri dan kanan verbatim untuk melakukan

Page 11: NASKAH PUBLIKASI PENYESUAIAN DIRI ORANG TUA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · 6 juga bukan merupakan proses yang pendek dan mudah dilalui

11

penomeran secara kontinyu pada baris perbaris dan pemadatan informasi pada

uraian hasil wawancara. Ini adalah tahap awal dari pengkodean.

Transkripsi verbatim di analisis dengan langkah-langkah analisis yang

disarankan oleh Strauss & Corbin (Poerwandari, 2005) yang membagi langkah

koding kedalam 3 bagian yakni (a) open coding (kode terbuka); (b) Axial coding (

koding aksial) dan (c) selective coding (koding selektif). Koding terbuka

memungkinkan untuk mengidentifikasi kategori-kategori, properti-properti dan

dimensi-dimensinya. Pada tahap berikutnya, koding aksial mengorganisasi data

dengan cara baru melalui dikembangkannya hubungan-hubungan (koneksi) di

antara kategori-kategori atau diantara kategori dengan sub kategori-sub kategori

dibawahnya. Tahap terakhir adalah koding selektif, melalui mana peneliti

menyeleksi kategori yang paling mendasar, secara sistematis menghubungkannya

dengan kategori-kategori lain dan memvalidasi hubungan tersebut (Poerwandari,

2005).

HASIL PENELITIAN

Hasil dari wawancara yang telah dilaksanakan pada keempat responden

menghasilkan proses penyesuaian diri yang dialami para orang tua yang memiliki

anak dengan Autisme tersebut. Dengan karakteristik responden yang berbeda, usia

yang berbeda, jenis kelamin yang berbeda, kondisi anak yang berbeda, informan

yang berbeda dan juga berbagai pengalaman hidup yang berbeda, maka di

dapatlah kesimpulan mengenai proses penyesuaian diri yang berbeda-beda pula

pada tiap-tiap responden. Untuk dapat menarik kesimpulan bagaimanakah proses

Page 12: NASKAH PUBLIKASI PENYESUAIAN DIRI ORANG TUA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · 6 juga bukan merupakan proses yang pendek dan mudah dilalui

12

penyesuaian diri dari masing-masing responden yang memiliki anak Autisme,

maka dilakukan pengkategorian dari data-data wawancara yang diperoleh.

Kategorisasi meliputi, penyesuaian diri orang tua yang memiliki anak Autisme,

yang terbagi atas reaksi atau bentuk emosi yang dirasakan selama proses

penyesuaian diri, yang terbagia atas terkejut, tidak percaya, stres, sedih dan

kecewa, minder dan berkecil hati, cemas dan putus asa. Kedua adalah usaha-usaha

yang dilakukan responden dalam proses penyesuaian diri, yang terbagi atas

mencari informasi, menerima kondisi anak, mengupayakan penanganan untuk

anak, bersikap terbuka, berpikiran rasional, berperan aktif dalam proses

pembelajaran pada anak. Ketiga adalah merupaka faktor pendukung dan faktor

penghambat serta hal-hal yang masih mengganjala dalam pikiran responden.

Faktor pendukung terbagi atas, kondisi lingkungan, dukungan emosional,

dukungan materiil, dan unsur-unsur penentu psikologis. Faktor penghambat

terbagi atas, kondisi anak, minimnya informasi serta kesibukan. Sedangkan hal-

hal yang masih mengganjal dalam pikiran responden terbagi atas, kekhawatiran

terhadap anak, harapan terhadap anak di masa depan, serta hikmah-hikmah yang

dapat diambil responden.

PEMBAHASAN

Setelah melakukan proses pengumpulan data melalui wawancara dengan

seluruh responden, maka didapatkan hasil penelitian seperti yang digambarkan

melalui bagan sebagai berikut :

Page 13: NASKAH PUBLIKASI PENYESUAIAN DIRI ORANG TUA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · 6 juga bukan merupakan proses yang pendek dan mudah dilalui

13

jj

Usaha-usaha yang Dilakukan Untuk Penyesuaian Diri :

1. Mencari Informasi 2. Menerima Kondisi Anak 3. Mengupayakan Penanganan Untuk Anak 4. Bersikap Terbuka 5. Berpikiran Rasional/ Logis 6. Berperan Aktif dalam Proses Pembelajaran Pada Anak.

Faktor Pendukung Penyesuaian Diri :

1. Kondisi Lingkungan 2. Dukungan Emosional 3. Dukungan Materiil 4. Unsur-unsur Penentu Psikologis

Faktor Penghambat Penyesuaian Diri :

1. Kondisi Anak 2. Minimnya Informasi 3. Kesibukan

Hal-hal Yang Masih Mengganjal Dalam Pikiran :

1. Kekhawatiran Terhadap Anak 2. Harapan Terhadap Anak di

Masa Depan 3. Hikmah yang Dapat Diambil

Orang Tua Sudah Dapat Menyesuaikan Diri dengan Kondisi

Anak

Orang Tua Belum Dapat Menyesuaikan Diri dengan Kondisi

Anak

Reaksi & Bentuk Emosi yang Dirasakan Selama Proses Penyesuaian Diri : 1. Terkejut/ Shock

2. Tidak Percaya/ Menolak

3. Stres

4. Sedih & Kecewa

Peran Aktif Responden KP dalam

Penanganan Anak Secara Intensif

Sikap Pantang Menyerah yang Dilakukan

Respondenn DT Demi Kemajuan

Kondisi Anak

Usaha Responden SA untuk Memenuhi Kualitas

& Kuantitas Dalam Penanganan Anak

Sikap Berpasrah , Ikhlas & Terus Berusaha oleh

Responden BS Atas Apa yang Telah Diberikan

Oleh Allah SWT

Page 14: NASKAH PUBLIKASI PENYESUAIAN DIRI ORANG TUA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · 6 juga bukan merupakan proses yang pendek dan mudah dilalui

14

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa

para responden telah dapat menyesuaikan diri dengan kondisi anaknya saat ini.

Temuan di lapangan mengungkapkan banyaknya komponen yang mempengaruhi

para responden sampai bisa menyesuai kan diri dengan kondisi anak tersebut.

Komponen-komponen tersebut adalah reaksi -reaksi emosi yang dirasakan oleh

responden selama proses penyesuaian diri, usaha -usaha yang dilakukan untuk bisa

menyesuaikan diri, faktor pendukung dan faktor penghambat dalam penyesuaian

diri serta hal -hal yang masih mengganjal dalam pikiran para responden.

1. Reaksi-reaksi emosi yang sempat dirasakan oleh para responden, diantaranya

adalah perasaan shock atau terkejut, perasaan menolak dan tidak percaya,

stres, perasaan sedih dan kecewa, minder dan berkecil hati, perasaan cemas

juga putus asa (hopeless). Ke semua reaksi emosi tersebut berbeda-beda porsi

dan dampaknya kepada para responden. Ada responden yang mengalami

perasaan sedih dan kekecewaan yang mendalam namun tidak bersikap

menolak terhadap kondisi anak, ada pula yang langsung menolak kondisi an ak

namun tidak merasa minder dan berkecil hati, begitu seterusnya.

2. Usaha-usaha yang ditempuh para responden dalam upaya menyesuaikan diri

terhadap kondisi anak pun beragam, diantaranya adalah usaha dalam mencari

informasi selengkap -lengkapnya seputar Au tisme, menerima kondisi anak,

mengupayakan penanganan atau intervensi yang terbaik untuk anak, bersikap

terbuka, berpikiran rasional/ logis dan juga berperan aktif dalam proses

pembelajaran pada anak. Ke semua usaha tersebut ditempuh responden agar si

Page 15: NASKAH PUBLIKASI PENYESUAIAN DIRI ORANG TUA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · 6 juga bukan merupakan proses yang pendek dan mudah dilalui

15

anak mendapatkan intervensi yang terbaik demi “kesembuhannya” dan juga

memperlebar jalan agar para responden dapat cepat menyesuaikan diri dengan

kondisi anak.

3. Faktor pendukung pun merupakan salah satu komponen penentu penyesuaian

diri orang tua. Faktor-faktor yang mendukung tersebut diantaranya adalah

kondisi lingkungan yang selalu kondusif, dukungan emosional dari berbagai

pihak, baik itu dari pasangan; keluarga; teman -teman maupun lingkungan

sekitar, dukungan materiil, maupun unsur -unsur penentu psikologi s yang

merupakan cara responden untuk bisa belajar dari pengalaman agar kemudian

dapat dengan tepat menangani anak. Adapun yang menjadi faktor penghambat

para responden untuk dapat menyesuaikan diri adalah berhubungan dengan

kondisi anak sendiri, minimnya informasi dan juga kesibukan dari para

responden.

4. Walaupun responden telah dapat menyesuaikan diri dengan kondisi anak saat

ini, namun ada beberapa hal yang masih mengganjal dalam pikiran mereka.

Hal-hal tersebut adalah berkaitan dengan berbagai kekhawa tiran terhadap anak

menyangkut masa depan anak ketika orang tua sudah tidak bisa mendampingi

lagi, kekhawatiran responden menyangkut kemandirian anaknya kelak.

Harapan-harapan responden terhadap anak pun beragam, diantaranya

responden berharap anak mendapa tkan perubahan atau perbaikan menyangkut

kondisinya, juga harapan responden agar anak dapat mandiri dan

bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya.

Page 16: NASKAH PUBLIKASI PENYESUAIAN DIRI ORANG TUA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · 6 juga bukan merupakan proses yang pendek dan mudah dilalui

16

SARAN

Saran yang dapat disampaikan melalui penelitian mengenai penyesuaian

diri orang tua yang memiliki anak Autisme ditujukan kepada:

1. Responden penelitian

Kepada para responden agar selalu mengupayakan segala hal yang terbaik

untuk si anak. Karena bagaimana pun kondisi anak, anak adalah merupakan

anugerah dan titipan dari Allah SWT yang harus dijaga, dir awat, diberikan

kasih sayang dan bekal ilmu yang bermanfaat baginya kelak. Agar orang tua

juga sadar bahwa Anak Berkebutuhan Khusus seperti Autisme ini

membutuhkan intervensi yang berkelanjutan, sehingga responden sebagai

orang tua tidak hanya berhenti sam pai sini dalam usahanya demi kemajuan

anak. Banyaknya arus informasi seputar Autisme, diharapkan dapat membuka

jalan agar para responden dapat bersikap dan berbuat lebih baik lagi kepada si

anak sehingga dapat memudahkan usahanya dalam menyesuaikan diri

tersebut.

2. Masyarakat

Diharapkan kepada masyarakat, untuk lebih mengerti bahwa masalah Autisme

adalah bukan hanya masalah orang tua yang memiliki anak Autis saja, namun

juga masalah bersama. Dalam artian, masyarakat diharapkan dapat

memberikan dukungan -dukungan berupa dukungan emosional yang mungkin

terdiri dari saran -saran, info -info yang bermanfaat, arahan -arahan, maupun

menciptakan lingkungan yang kondusif. Dengan adanya kerjasama yang

positif dari masyarakat diharapkan dapat membantu proses penyesuaian diri

Page 17: NASKAH PUBLIKASI PENYESUAIAN DIRI ORANG TUA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · 6 juga bukan merupakan proses yang pendek dan mudah dilalui

17

orang tua yang memiliki anak dengan Autisme tersebut dan membantu

menjadikan kondisi anak lebih baik lagi.

3. Pemerintah

Pemerintah diharapkan dapat lebih concern dalam menangani masalah

Autisme ini. Hendaknya pemerintah dapat menyediakan wadah yang terbaik

dan terstandar untuk penanganan ABK tersebut agar mereka dapat menuju ke

keadaan yang lebih baik lagi. Diharapkan Pemerintah juga dapat membuat

kebijakan-kebijakan yang lebih baik lagi mengenai masalah Autisme tersebut.

4. Pendidik anak Autisme

Para pengajar maupun terapis yang berkecimpung dalam dunia pendidikan

Autisme juga diharapkan dapat memberikan perhatian yang lebih besar lagi

terhadap masalah Autisme. Pendidik hendaknya menjalin hubungan baik

dengan para orang tua yang memiliki anak Autisme . Dengan terjalinnya

hubungan baik tersebut diharapkan adanya pertukaran informasi seputar

Autisme, saran -saran maupun masukan -masukan yang dapat berguna, baik

untuk si anak maupun para orang tua.

5. Peneliti selanjutnya

Untuk peneliti selanjutnya disarankan agar dapat memperhatikan karakteristik

dari responden yang akan di teliti secara lebih detil. Diharapkan responden

yang akan dipilih oleh peneliti selanjutnya adalah merupakan orang tua dari

anak Autisme yang usia anak nya sendiri masih relatif kecil sehingga orang tua

masih berada pada situasi yang sulit dalam usahanya menyesuaikan diri

dengan kondisi anak. Kiranya juga dapat digali lebih dalam lagi aspek -aspek

Page 18: NASKAH PUBLIKASI PENYESUAIAN DIRI ORANG TUA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · 6 juga bukan merupakan proses yang pendek dan mudah dilalui

18

lain yang menyangkut penyesuaian diri, seperti berbagai usa ha yang dilakukan

orang tua maupun faktor pendukung dan faktor penghambatnya penyesuaian

diri tersebut.

Page 19: NASKAH PUBLIKASI PENYESUAIAN DIRI ORANG TUA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · 6 juga bukan merupakan proses yang pendek dan mudah dilalui

19

DAFTAR PUSTAKA

Fatimah, E. 2006. Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta Didik). Bandung: C. V. Pustaka Setia.

Idrus, M. 2005. Metode Penelitian Pendidikan Dan Ilmu -Ilmu Sosial. Handout

kuliah Metode Peneltian Kualitatif (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indonesia.

Karanina & Suyasa. 2005. Hubungan Persepsi terhadap Dukun gan Suami dan Penyesuaian diri Istri pada Kehamilan Anak Pertama. Jurnal Phronesis. Vol. 7. No. 1, 79-101.

Kuwanto & Natalia. 2001. Pengaruh Terapi Musik Terhadap Keterampilan Berbahasa Pada Anak Autistik. Anima, Indonesian Psychological Journal. Vol. 16. No. 2, 190-214.

Mangunsong, F. 1998. Psikologi dan Pendidikan Anak Luar Biasa. LPSP3UI.

Nakita. Majalah. 2002. Menangani Anak Autis. Jakarta : PT. Gramedia.

Partosuwido, S. R. 1992. Penyesuaian Diri Mahasiswa dalam Kaitannya Dengan Konsep Diri. Pusat Kendali dan Status Perguruan Tinggi. Disertasi (Tidak diterbitkan). Yogyakarta : UGM.

Perry. A. 2003. A Model of Stress in Families of Children with Development al Disabilities: Clinical and Research Application . Journal on Developmental Disabilities. Volume 11. No. 1.

Poerwandari. K. 2005. Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia. Jakarta : Fakultas Psikologi UI.

Rohmah, F. A. 2003. Pengaruh Pelati han Harga Diri Terhadap Penyesuaian Diri Pada Remaja. Disertasi (Tidak diterbitkan). Yogyakarta : UAD.

Santosa, B. 2002. Hubungan Antara Pengalaman Berorganisasi Di SMU Dengan Penyesuaian Diri Pada Mahasiswa Baru. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta : UGM.

Schneider, A. A. 1964. Personal Adjustment and Mental Health. New York : Holt, Rinehart and Winston.

Semiun, Y. 2006. Kesehatan Mental 1. Yogyakarta : Kanisius.

Page 20: NASKAH PUBLIKASI PENYESUAIAN DIRI ORANG TUA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · 6 juga bukan merupakan proses yang pendek dan mudah dilalui

20

Setiowati, S. W. P. 2000. Hubungan Penyesuaian Diri dengn Kepuasan Hidup Pada Masa Lanjut Usia. Pusat Kendali dan Status Perguruan Tinggi. Disertasi (Tidak diterbitkan). Yogyakarta : UGM.

Sobur, A. 2003. Psikologi Umum. Bandung : C. V. Pustaka Setia.

Sugiarto, dkk. 2004. Pengaruh Social Story terhadap Kemampuan Berinteraksi Sosial Pada Anak Au tis. Anima, Indonesian Psychological Journal. Vol. 19. No. 3, 250-270.

Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Taylor. 2003. Health Psychology. New York : The McGraw-Hill Companies. Volkman, F. R. 2005. Autism and Pervasive Developmental Disorders : Volume 2. New Jersey : John Willey G Sons, Inc.

Sumber dari internet:

http://www.autism/society/org/2007/06/05

www.google.co.id/2007/11/13

Page 21: NASKAH PUBLIKASI PENYESUAIAN DIRI ORANG TUA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · 6 juga bukan merupakan proses yang pendek dan mudah dilalui

21

Identitas Penulis

Nama : Sri Tarwanti

Alamat : Jl. H. Jafri Zam -zam Gg. Karya RT. 79 No. 21

Banjarmasin, Kalimantan Selatan 70117

No. Telp/Hp : (0511) 4424789/ 081802605628

e-mail : [email protected]