naskah publikasi hubungan antara locus...

25
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL DENGAN COPING PADA REMAJA Oleh : Joko Widodo Sukarti PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2007

Upload: nguyenmien

Post on 06-Sep-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA LOCUS …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini yakni Korelasi

NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL

DENGAN COPING PADA REMAJA

Oleh :

Joko Widodo

Sukarti

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2007

Page 2: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA LOCUS …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini yakni Korelasi

2

NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL

DENGAN COPING PADA REMAJA

Telah disetujui pada tanggal

Dosen Pembimbing

(Dr. Sukarti)

Page 3: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA LOCUS …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini yakni Korelasi

3

HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL DENGAN COPING PADA REMAJA

Joko Widodo Sukarti

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada hubungan antara Locus Of Control dengan Coping pada remaja. Hipotesis yang diajukan adalah Ada hubungan antara locus of control dengan coping pada remaja, dimana subjek dengan orientasi locus of control internal menggunakan problem focus coping sedangkan subjek dengan orientasi locus of control eksternal menggunakan emotion focus coping. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas II SMA Negeri 1 Bulu, Kabupaten Sukoharjo, Propinsi Jawa Tengah. Skala yang digunakan adalah hasil modifikas Skala Locus Of Control dari Cahyadi (2006) yang didasarkan pada teori yang yang diungkap oleh Levenson (Robinson & Shaver, 1974) dan Skala Coping dari Elyza (1996) yang mengacu pada Ways Of Coping Shcale dari Folkman dan Lazarus (Aldwin & Revenson, 1987). Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini yakni Korelasi Phi (Ø) selanjutnya untuk menentukan apakah hubungan tersebut signikan digunakan uji X2 untuk tabel kontingensi 2x2., uji validitas dan reliabilitas dengan SPSS for windows 11.0. Besarnya koefisien Phi (Ø) adalah 0,707 dengan taraf signifikasi P<0,01, sedangkan besarnya nilai Chi-Square dengan continuity correction untuk tabel 2x2 sebesar 17,721 dengan tingkat signifikasi P<0,01. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang sangat signifikan antara locus of control dengan perilaku coping, jadi hipotesis penelitian ini diterima. Kata Kunci : Locus Of Control, Coping.

Page 4: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA LOCUS …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini yakni Korelasi

4

Pengantar

Setiap masalah yang muncul akan selalu memerlukan penyelesaian, baik

penyelesaian dengan segera maupun tidak. Penyelesaian masalah merupakan

sesuatu yang harus dilakukan apabila individu dihadapkan pada suatu masalah.

Individu akan menghadapi masalah yang lebih besar apabila individu tersebut

mencoba menghindari masalah dan tidak berusaha menyelesaikannya dengan

baik. Akibat selanjutnya adalah individu akan mengalami konflik dan rasa

frustrasi yang berkepanjangan (Arwindi, 2004).

Penyelesaian masalah tidak selalu dapat dilakukan dengan mudah,

adakalanya penyelesaian masalah mengalami hambatan, Hambatan dalam

melakukan penyelesaian masalah menyebabkan tujuan yang diinginkan tidak

tercapai (Arwindi, 2004).

Seorang individu termasuk juga remaja terkadang mengalami kesulitan

untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Masa remaja yang merupakan masa

transisi yaitu masa peralihan dari masa anak ke masa dewasa. Remaja dalam masa

peralihan ini, sama halnya seperti pada masa anak-anak, mengalami perubahan

fisik, kepribadian, kognitif dan peranan didalam maupun diluar lingkungan

(Hurlock, 1993). Perbedaan proses perkembangan yang jelas pada masa remaja ini

adalah perkembangan psikoseksualitas dan emosionalitas yang mempengaruhi

tingkah laku remaja. Dalam perkembangan kepribadian seseorang masa remaja

mempunyai arti khusus karena merupakan masa perkembangan yang sulit

sehingga sering dikatakan sebagai masa badai dan tekanan yaitu suatu periode

Page 5: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA LOCUS …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini yakni Korelasi

5

yang berada dalam situasi antara kegoncangan, penderitaan, asmara dan

pemberontakan terhadap otoritas orang tua (Yusuf, 2000).

Adanya stres perkembangan yang menyangkut perubahan fisik, psikologis

dan hubungan interpersonal biasanya akan membawa remaja kepada setumpuk

permasalahan. Remaja selayaknya sebagai individu yang mempersiapkan dirinya

memasuki masa dewasa dituntut untuk dapat belajar sedini mungkin

menyelesaikan permasalahannya.

Masalah remaja sering kali ditimbulkan oleh konflik-konflik dalam diri

remaja dan tergantung sekali pada keadaan masyarakat di mana remaja yang

bersangkutan bertempat tinggal. Remaja yang tinggal dalam keadaan masyarakat

transisi dengan perubahan yang cepat dan menuntut menuntut persyaratan yang

berat untuk menjadi dewasa akan menjalani masa remaja ini dalam kurun waktu

yang panjang (Sarwono, 1994).

Konflik-konflik dalam diri remaja dapat menimbulkan situasi yang

menekan bagi remaja, yang akhirnya menimbulkan stress. Perilaku bermasalah

pada remaja sering kali timbul karena bentuk perilaku yang tidak sesuai dalam

mengatasi stres. Solomon, dkk (1988) mengungkapkan bahwa coping merupakan

hal yang penting untuk dibicarakan dalam masalah stress, konsep coping

digunakan untuk menjelaskan hubungan antara stres dengan perilaku individu

dalam menghadapi stres. Shin, dkk (1984) mengatakan bahwa coping adalah

usaha untuk mengurangi stres dan tekanan perasan. Apabila penyesuaian fisik dan

psikologis terhadap masalah atau stres pada individu berjalan relatif lancar, sesuai,

baik dan efektif maka perilakunya akan sehat, namun jika tidak individu akan

Page 6: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA LOCUS …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini yakni Korelasi

6

dipaksa berusaha lebih keras untuk mempertahankan keutuhannya, bila masalah

atau stres menjadi terlalu besar dan cara penyelesaian yang biasa dipakai tidak

berhasil, maka penyesuaian ini dapat menjadi berlebihan dan tidak cocok lagi,

sehingga perilaku individu tersebut menjadi bermasalah.

Smet (1994) mengatakan bahwa tidak ada strategi coping yang paling

berhasil untuk mengatasi semua masalah. Baik PFC maupun EFC digunakan

untuk menghadapi situasi yang mengandung tekanan atau ancaman. Individu

mempunyai sifat relatif dalam menentukan coping yang mana yang sesuai dengan

dirinya berdasarkan pertimbangan tertentu.

Strategi coping yang efektif adalah strategi yang sesuai dengan jenis

situasi yang sedang dihadapi oleh individu (Smet, 1994). Idealnya, saat

menghadapi masalah individu menyelesaikannya dengan mencari pokok masalah

dan menyelesaikannya (PFC) karena dengan terselesaikannya masalah maka

beban yang harus ditanggungnya dapat berkurang, namun seringkali masih

dijumpai individu yang menggunakan strategi yang berorientasi EFC. Tidak

dipungkiri bahwa penggunaan EFC lebih mudah bila dibandingakan dengan PFC,

namun dengan menggunakan EFC konsekuensi yang timbul adalah individu harus

terus berhadapan dengan masalah yang sama sampai masalah tersebut

terselesaikan (Smet, 1994).

Masalah yang dihadapi remaja dalam kehidupan sehari-hari merupakan

masalah yang masih dapat dirubah sehingga dapat dilakukan tindakan-tindakan

untuk mengatasi masalah dengan PFC, tetapi dalam kehidupan sehari-hari masih

sering kita jumpai remaja yang berorientasi pada EFC dalam menghadapi

Page 7: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA LOCUS …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini yakni Korelasi

7

masalah, contoh yang paling umum adalah perilaku merokok, minum-minuman

keras ketika sedang menghadi suatu masalah dan penyalahgunaan obat-obat

terlarang.

Kasus narkoba yang dialami oleh OP, pada suatu saat OP baru saja diputus

oleh pacarnya, yang membuatnya menjadi gelisah dan stres. Dia lantas

menggunakan shabu-shabu untuk mengurangi tekanan perasaan yang dia alami

(Suara Merdeka, 3 maret 2004).

Di daerah tempat tinggal penulis, dalam menghadapi situasi yang menekan

perasaan, remaja sering menggunakan strategi coping yang tidak sesuai, seperti

penggunaan alkohol, kebiasaan merokok, dan tindakan agresi seperti perkelahian,

atau hal-hal yang melanggar peraturan sekolah seperti membolos. Mencermati

uraian diatas penulis berasumsi bahwa perilaku bermasalah pada remaja adalah

merupakan strategi coping yang tidak sesuai dari remaja dalam menghadapi stres

dan hal itu dipengaruhi oleh locus of control.

Contoh-contoh diatas merupakan contoh bagaimana remaja sering

menggunakan coping yang tidak sesuai dalam menghadapi masalah yang

menekan perasaan mereka. Jenis coping yang dilakukan individu dipengaruhi

oleh beberapa faktor, salah satu factor yang mempengaruhi pemilihan strategi

coping adalah locus of control.

Perbedaan locus of control akan menentukan kecenderungan

menggunakan pola strategi dalam memghadapi masalah (Persitarini, 1988).

Individu dengan locus of control internal akan berusaha menghadapi masalah dan

mengatasinya dengan menggunakan sumber daya yang ada dalam dirinya,

Page 8: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA LOCUS …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini yakni Korelasi

8

sedangkan individu dengan locus of control eksternal akam berusaha menghindar

dari masalah, karena ia merasa dirinya tidak mampu dan tidak dapat bertahan

untuk mengatasi situasi yang dihadapi, dimana pertahanan ini hanya berusaha

meredakan emosi dan ketegangannya (Robbins, 1989).

Atas dasar pemikiran tersebut di atas maka dapat dirumuskan

permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara locus of

control dengan coping pada remaja?

Coping

Solomon, dkk (1988) mengungkapkan bahwa coping merupakan hal yang

penting untuk dibicarakan dalam masalah stres, konsep coping digunakan untuk

menjelaskan hubungan antara stres dengan perilaku individu dalam menghadapi

stres. Coping berfungsi untuk menyeimbangkan emosi individu dalam situasi

yang penuh dengan tekanan. Lazarus (1976) mengungkapkan bahwa suatu cara

yang dilakukan untuk mengatasi situasi atau problem yang dianggap sebagai

tantangan, ketidakadilan atau merugikan maupun sebagai ancaman disebut dengan

istilah coping.

Kata coping sendiri berasal dari kata cope yang dapat diartikan sebagai

menghadapi, melawan ataupun mengatasi, walaupun demikian belum ada istilah

dalam bahasa Indonesia yang tepat untuk mewakili istilah ini (Rustiana, 2003).

Pengertian coping hampir sama dengan penyesuaian (adjustment). Perbedaannya

penyesuaian mengandung pengertian yang lebih luas jika dibanding dengan

coping, yaitu semua reaksi terhadap tuntutan baik yang berasal dari lingkungan

maupun yang berasal dari dalam diri seseorang, sedangkan coping (coping

Page 9: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA LOCUS …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini yakni Korelasi

9

behavior) dikhususkan pada bagaimana seseorang mengatasi tuntutan yang

menekan (Lazarus, 1976).

Coping merupakan usaha yang dilakukan individu dengan tujuan untuk

menyesuaikan diri terhadap tuntutan dari dalam dan luar dirinya yang dianggap

diluar batas kemampuan dirinya (lazarus, 1976). Coping ini akan dilakukan bila

ada tuntutan-tuntutan yang dirasa menentang, membebani, atau melebihi

sumberdaya yang dimiliki individu (Lazarus, 1976). Coping juga didefinisikan

sebagai usaha kognitif dan behavioral yang dilakukan oleh individu tersebut,

usaha untuk mengatur tuntutan tersebut meliputi usaha untuk menurunkan,

meminimalisasi dan juga menahan (Aldwin and Revenson, 1987).

Penggolongan Strategi Coping

Ada dua macam strategi menghadapi masalah yang dikemukakan (Lazarus, 1976),

yaitu problem focus coping (PFC) dan emotion focus coping (EFC). Problem

focus coping adalah strategi menghadapi masalah dengan cara mengendalikan

atau mengatasi masalah yang menjadi penyebab timbulnya stres secara langsung,

karena lebih memilh memecahkan masalah daripada jalan pertahanan secara

emosional, sedangkan emotion focus coping adalah strategi menghadapi masalah

yang dilakukan individu sebagai upaya mengurangi atau menghilangkan stress

yang dirasakan dengan cara berusaha mempertahankan keseimbangan afeksinya

(Lazarus, 1976)

Menurut Folkman dan Lazarus (Aldwin dan Revenson, 1987) coping

terdiri atas strategi yang bersifat kognitif dan behavioral, strategi tersebut adalah :

Page 10: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA LOCUS …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini yakni Korelasi

10

a. Problem focus coping, yaitu strategi dengan cara menyelesaikan masalah yang

dihadapi sehingga individu segera terbebas dari masalah tersebut, bentuk

strategi coping ini adalah :

1) Cautiousness (kehati-hatian)

Tindakan menahan diri didasari oleh pertimbangan bahwa individu lebih

cenderung melakukan tindakan yang memerlukan tindakan yang

memerlukan tantangan daripada tindakan yang mampu menyelesaikan

masalah dengan cepat.

2) Instrumental action (tindakan instrumental)

Tindakan yang diarahkan menuju pemecahan masalah.

3) Negotiation (negosiasi)

Taktik yang diarahkan pada orang lain di dalam masalah tersebut,

misalnya mencoba untuk mengubah pikiran orang tersebut.

b. Emotion focus coping, yaitu strategi untuk meredakan emosi individu yang

ditimbulkan oleh stressor (sumber stres) tanpa berusaha mengubah suatu

situasi yang menjadi yang menjadi sumber stres secara langsung. Bentuk

strategi coping ini adalah :

1) Escapism (menghindar)

Menggambarkan perilaku menghindar atau melarikan diri dari masalah

dan situasi stres dengan cara berkhayal atau berangan-angan, makan,

merokok, menggunakan obat-obatan berharap situasi buruk yang

dihadapinya segera berlalu.

2) Minimization (pengabaian/pengurangan beban masalah)

Page 11: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA LOCUS …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini yakni Korelasi

11

Merupakan usaha coping yang disadari untuk tidak memikirkan masalah

dan bersikap seolah-olah tidak ada sesuatu yang terjadi. Individu dengan

strategi ini mempunyai kemampuan dalam mengendalikan nafsu.

3) Self blame (menyalahkan diri)

Merupakan strategi yang bersifat pasif yang lebih diarahkan ke dalam,

daripada usaha untuk keluar dari masalah.

4) Seeking Meaning (mencari arti)

Mencoba mencari atau menemukan jawaban masalah melalui kepercayaan

yang dianutnya.

Faktor Yang Mempangaruhi Strategi Coping

Strategi coping setiap orang akan selalu berbeda-beda karena dipengaruhi

oleh budaya dan pengalaman. Seseorang dapat melakukan coping yang berbeda

sesuai dengan stres yang dihadapi dan persepsinya mengenai sumberdaya yang

dimiliki untuk memperbaiki situasi (Ati, 1997). Cara dan keefektifan coping tidak

tergantung pada kemampuan intelektual (Epstein dan katz, 1992) sedangkan yang

mempengaruhi pemilihan strategi coping adalah locus of control dan dukungan

sosial (Persitarini, 1987).

Anderson (Folkman, 1984) menyebutkan bahwa orang yang memilki

kecenderungan locus of control internal akan menggunakan problem focus coping,

sedangkan yang memilki kecenderungan locus of control eksternal lebih banyak

menggunakan emotion focus coping, dimana pertahanan ini hanya untuk

meredakan ketegangan emosi karena merasa dirinya tidak mampu dan tidak dapat

Page 12: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA LOCUS …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini yakni Korelasi

12

bertahan untuk menghadapi situasi yang dihadapi. Menaghan (McCrae, 1984)

menambahkan bahwa jumlah tahun pendidikan formal yang dialami individu

mempunyai efek besar terhadap sikap, konsepsi, tingkah laku dan cara berfikir

individu dan selanjutnya akan berpengaruh terhadap coping individu dalam

menghadapi masalah Menurut Westbrook (Billings dan Moos, 1984) status sosial

ekonomi juga dapat mempengaruhi strategi coping individu.

Pengertian locus of control

Locus of control pertama kali dirumuskan oleh Julian Rotter. Locus of

control menurut Petri (1980) merupakan konsep yang secara khusus berhubungan

dengan harapan individu mengenai kemampuannya untuk mengendalikan penguat

yang menyertai perilaku. Pendapat ini diperkuat oleh Rotter (Jung, 1978) yaitu

pada dasarnya locus of control menunjuk pada keyakinan atau harapan-harapan

individu mengenai sumber penyebab peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam

hidupnya, yaitu kejadian-kejadian yang terjadi pada dirinya dikendalikan oleh

kekuatan dari dalan dirinya atau dari luar dirinya. Rotter (Zymbardo dan Gerrig,

1999) mengartikan locus of control sebagai keyakinan individu mengenai sumber

penyebab peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam hidupnya, yaitu kecenderungan

untuk merasa apakah peristiwa itu dikendalikan dari dalam dirinya (internal) atau

dari luar dirinya (eksternal) seperti keberuntungan, nasib, kesempatan, kekuasaan,

orang lain, dan kondisi-kondisi yang tidak dapat dikuasai.

Levenson (Robinson dan Shaver, 1974) mencoba memperbaiki definisi

yang diajukan Rotter dengan pertimbangan bahwa pengertian dan prediksi tentang

locus of control mungkin bertambah jika masing-nasing dipelajari secara

Page 13: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA LOCUS …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini yakni Korelasi

13

terpisah. Ia mengembangkan suatu skala baru denga tiga faktor pemisah yaitu :

Internal (I) artinya kepercayaan bahwa kejadian-kejadian dalam hidupnya dapat

dikontrol sendiri. Eksternal Powerfull Other (P) artinya kepercayaan bahwa

kejadian-kejadian dalam hidupnya dipengaruhi oleh orang lain yang berkuasa.

Eksternal Chance (C) maksudnya kepercayaan bahwa kejadian-kejadian dalam

hidupnya dipengaruhi oleh kesempatan atau nasib.

Jenis-jenis Locus Of Control

Menurut Jung (1978) orang yang mempunyai locus of control internal

mempunyai keyakinan bahwa individu sendiri yang bertanggungjawab atas

kesuksesan dan kegagalan yang dialaminya. Kesusksesan dan kegagalan tersebut

merupakan hasil atau akibat kemampuan atau usahanya sendiri. Sedangkan

kendali diri eksternal menunjukkan keyakinan individu bahwa apa yang terjadi

pada diri, yaitu kesuksesan atau kegagalan yang dialaminya ditentukan oleh

kekuatan diluar dirinya, misalnya karena nasib, keberuntungan, kesempatan, dan

kekuasaan orang lain dan bahkan menjadi tanggungjawabnya.

Ciri-Ciri Orang Berdasarkan Locus Of Control nya

Sifat orang yang memiliki locus of control internal menurut Seleven dan

Seven, yaitu mandiri, tekun, kuat dan mudah percaya pada orang lain seta punya

daya tahan yang kuat terhadap pengaruh sosial (zymbardo dan gerrig, 1999).

Mereka yakin bahwa dirinya mampu menghadapi masalah (Hiroto dalam Jung,

1978). Perbedaan orientasi locus of control akan mempengaruhi perbedaan dalam

penilaian terhadap peristiwa-peristiwa atau situasi yang sedang dihadapi.

Page 14: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA LOCUS …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini yakni Korelasi

14

Perbedaan ini selanjutnya akan mempengaruhi perbedaan dalam penilaian

terhadap sikap dan perilaku individu dalam menghadapi lingkungannya (Baron

dkk, 1980). Mereka yang bertipe eksternal (powerfull other and chance) merasa

tidak memiliki kemampuan sehingga sering merasa tak berdaya. Sebaliknya

individu yang memiliki locus of control internal lebih percaya pada kemampuanya

untuk mengendalikan hidupnya dan menempatkan kekuatan untuk menentukan

perilaku di dalam dirinya. Individu menjadi sosok dirinya sendiri dan

mempersepsikan bahwa dirinya mempunyai kehidupan mental yang dapat

mengerti serta mampu mempengaruhi pengalaman-pengalamannya dan

memperlakukan kehidupannya sebagai suatu rangkaian keputusan yang harus

dapat dipertanggungjawabkan. Individu dengan locus of control internal ini

memperoleh lebih banyak informasi tentang masalah-masalah dan memanfaatkan

informasi tersebut untuk mempengaruhi daripada dipengaruhi.

Mereka yang bertipe eksternal (powerefull other and Chance) merasa

tidak memiliki kemampuan sehingga merasa tidak berdaya (Hiroto dalam Jung,

1978). Individu yang terkendali secara eksternal ini lebih mudah terkena bujukan

melalui cara verbal conditioning yang tentunya menmggunakan penguat dari luar

dirinya. Mereka juga mempunyai konformitas yang lebih tinggi terhadap norma

sosial (Coop dan White, 1974).

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Locus Of Control

Pembentukan locus of control berhubungan dengan teori belajar sosial

(Baron dkk, 1980), sehingga faktor lingkungan dan pengalaman masa lalu

Page 15: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA LOCUS …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini yakni Korelasi

15

berpengaruh dalam menentukan pembentukan dan pengembangannya. Contohnya

adalah tipe pola asuh orang tua, dengan ini anak akan mengembangkan keyakinan

apakah usaha yang dilakukan untuk mempengaruhi lingkungan akan efektif atau

tidak (Coop dan White, 1974), Sedangkan dari faktor sosial ekonomi akan tampak

bahwa seseorang yang berada pada statu sosial ekonomi rendah lebih

menunjukkan locus of control yang berorientasi eksternal. Hal ini terjadi karena

mereka memiliki harapan yang rendah bahwa perilaku mereka akan efektif.

Perkembangan kecenderungan locus of control kearah internal didukung

oleh cara-cara mendidik orang tua yang mendorong makin besarnya otonomi,

superego, serta mendorong seseorang untuk berprestasi. Sikap-sikap orang tua

yang mendukung ketergantungan, permusuhan, agresivitas, serta anggapan bahwa

dunia sebagai kontrolnya, serta mengembangkan orientasi locus of control ke arah

eksternal akan mendidik kecenderungan locus of control terhadap anaknya

(Robinson dan Shaver, 1974).

Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada remaja SMA dengan mengambil subjek di

SMA Negeri 1 Bulu yang beralamatkan di Jalan Raya Bulu, Kabupaten

Sukoharjo, Jawa Tengah.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan metode skala. Bentuk skala yang digunakan adalah skala sikap

model Likert. Skala sikap berisi pernyataan-pernyataan sikap, yaitu suatu

pernyataan mengenai objek sikap (Azwar, 2003). Penelitian ini menggunakan

Page 16: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA LOCUS …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini yakni Korelasi

16

skala yang terdiri dari dua macam skala, yaitu skala locus of control yang

dimodifikasi dari skala yang dibuat oleh Cahyadi (2005) didasarkan pada teori

yang yang diungkap oleh Levenson (Robinson & Shaver, 1974), dan Skala

coping yang dimodifikasi dari skala yang dibuat oleh Elyza (1996) yang mengacu

pada Ways Of Coping Shcale dari Folkman dan Lazarus (Aldwin & Revenson,

1987).

Metode Analisis Data

Penulis ingin mengetahui hubungan antara locus of control dengan coping

dalam penelitian ini, oleh karena datanya adalah dikotomi atau kategorikal maka

uji korelasi Phi (Ø) cocok untuk menguji hal tersebut. Selanjutnya untuk

menentukan apakah hubungan tersebut signikan digunakan uji X2 untuk tabel

kontingensi 2x2. Analisis data ini akan menggunakan program SPSS for Windows

11.0

Hasil Penelitian

Data kasar yang telah diperoleh dikonversikan dalam skor Z, langkah ini

dimaksudkan untuk mengategorikan masing-masing subjek penelitian ke dalam

salah satu kategori, dalam hal ini adalah internal-eksternal untuk locus of control

dan PFC-EFC untuk coping. Langkah pertama yang dilakukan untuk mencari skor

Z adalah dengan mencari rerata masing-masing subjek untuk setiap kategori

sehingga dihasilkan Xint, Xeks, XPFC dan XEFC dari masing-masing subjek

Page 17: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA LOCUS …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini yakni Korelasi

17

selanjutnya dengan bantuan program analisis data SPSS for Windows 11.0 rerata

tersebut dikonversikan menjadi skor Z.

Azwar (1999) memberi contoh kategorisasi untuk variable locus of control

menggunakan dasar skor Z dengan kriteria :

Zint = 0,5 dan Zeks < 0 ? internal

Zeks = 0,5 dan Zint < 0 ? eksternal

Cara yang sama juga dilakukan untuk menggolongkan kecenderungan

coping, sehingga diperoleh kriteria :

ZPFC = 0,5 dan ZEFC < 0 ? PFC

ZEFC = 0,5 dan ZPFC < 0 ? EFC

Penghitungan dalam mencari skor Z ini dilakukan dengan program analisis

data SPSS for Windows 11.0. individu yang tidak memiliki skor Z yang sesuai

dengan kriteria diatas dianggap sebagai individu yang tidak terklasifikasi sehingga

tidak diikutkan dalam analisis data. Berdasarkan kriteria diatas, dari 85 subjek

akhirnya didapatkan 41 subjek yang akan diikut sertakan dalam analisis

penelitian. Akhirnya didapatkan data yang berwujud frekuensi yang terlihat dalam

tabel 1.

Table 1. Frekuensi subjek yang diikutsertakan dalam analisis penelitian

Coping Subjek terklasifikasi dalam

PFC EFC

Internal 20 2 Locus

Of Control Eksternal 4 15

Page 18: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA LOCUS …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini yakni Korelasi

18

Teknik analisis dalam penelitian ini adalah dengan analisis korelasi Phi

(Ø) untuk mengetahui hubungan antara locus of control dengan coping pada

remaja, Selanjutnya untuk menentukan apakah hubungan tersebut signikan

digunakan uji X2 untuk table kontingensi 2x2.

Hasil analisis data dilakukan dengan program analisis data SPSS for

windows 11.0 menunjukkan bahwa hasil tabulasi crosstab data sama dengan tabel

5. Besarnya koefisien Phi (Ø) adalah 0,707 dengan taraf signifikasi p < 0,01,

sedangkan besarnya nilai Chi-Square dengan continuity correction untuk tabel

2x2 sebesar 17,721 dengan tingkat signifikasi p < 0,01. Hasil ini menunjukkan

bahwa terdapat korelasi yang sangat signifikan antara locus of control dengan

coping.

Pembahasan

Secara sepintas dari table 1 dapat dilihat bahwa subjek yang memiliki

orientasi locus of control internal menggunakan problem focus coping sedangkan

subjek yang memiliki orientasi locus of control eksternal menggunakan emotion

focus coping, namun hal tersebut perlu pengujian lebih lanjut, setelah dilakukan

pengujian ternyata memperkuat dugaan tersebut dengan didapatkannya nilai

koefisien korelasi Phi (Ø) sebesar 0,707 dengan p < 0,01 dan nilai Chi-Square

dengan continuity correction untuk tabel 2x2 sebesar 17,721 dengan tingkat

signifikasi p < 0,01 yang berarti bahwa terdapat hubungan yang sangat signifikan

antara locus of control dengan coping, atau dengan kata lain coping dipengaruhi

oleh orientasi locus of controlnya, dimana subjek dengan orientasi locus of control

Page 19: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA LOCUS …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini yakni Korelasi

19

internal menggunakan problem focus coping sedangkan subjek dengan orientasi

locus of control eksternal menggunakan emotion focus coping.

Masa remaja merupakan masa yang penuh dengan dinamika dan gejolak

bila dibandingkan dengan masa atau fase perkembangan lainnya. Individu pada

masa ini sudah tidak mau lagi disebut dan diperlakukan sama dengan anak-anak

karena secara fisik fungsi fisiologis mereka sudah sama dengan orang dewasa,

yang ditandai dengan ciri utama yaitu sempurnanya fungsi reproduksi (Yusuf,

2000). Sementara itu remaja juga tidak bisa dan belum masuk ke dalam

perkembangan manusia dewasa karena mereka belum matang dalam hal

emosional dan belum mampu mandiri secara sosial. Perubahan-perubahan pada

individu remaja ini secara langsung maupun tidak langsung pasti akan

memepengaruhi perubahan kognisi dan kepribadian serta kehidupan sosialnya

(Yusuf, 2000). Hal ini tentu akan menimbulkan perasaan tidak menentu dan stres

tersendiri bagi remaja (Rifai, 1987), oleh karena itu remaja dituntut untuk dapat

mengatasi masalah dengan perilaku coping yang sesuai dengan permasalahannya

agar tugas perkembangannya dapat terpenuhi sebagai bekal untuk memasuki fase

perkembangan selanjutnya.

Strategi coping yang efektif adalah strategi yang sesuai dengan jenis

situasi yang sedang dihadapi oleh individu (Smet, 1994). Idealnya, saat

menghadapi masalah individu menyelesaikannya dengan mencari pokok masalah

dan menyelesaikannya (PFC) karena dengan terselesaikannya masalah maka

beban yang harus ditanggungnya dapat berkurang, namun seringkali masih

dijumpai individu yang menggunakan strategi yang berorientasi EFC. Tidak

Page 20: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA LOCUS …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini yakni Korelasi

20

dipungkiri bahwa penggunaan EFC lebih mudah bila dibandingakan dengan PFC,

namun dengan menggunakan EFC konsekuensi yang timbul adalah individu harus

terus berhadapan dengan masalah yang sama sampai masalah tersebut

terselesaikan (Smet, 1994).

Problem focus coping (PFC) dipandang sebagai bentuk coping sesuai dan

efektif dengan masalah yang dialami remaja dalam kehidupan sehari-hari, dimana

individu menghadapi masalah yang menjadi sumber stres secara langsung dengan

cara-cara yang kontruksif dengan maksud menyelesaikan masalah tersebut. Hal

ini terbukti dalam penelitian-penelitian sebelumnya bahwa individu yang

menggunakan PFC dalam menghadapi masalahnya terbukti memiliki tingkat stres

yang rendah (Smet, 1994).

Emotion focus coping (EFC) merupakan bentuk coping yang bertujuan

untuk menjaga dan mempertahankan keseimbangan afeksi (Robbins, 1989).

Apabila dihadapkan pada sebuah permasalah, subjek dengan kecenderungan EFC

akan cenderung untuk menghindari permasalahan secara langsung karena merasa

tidak memiliki sunber daya yang cukup untuk mengatasi hal tersebut (Marpaung,

2000).

coping dalam menghadapi masalah dipengaruhi oleh banyak hal salah satu

diantaranya adalah locus of control (Anderson dalam Folkman, 1984). Seseorang

dengan pust kendali internal cenderung lebih giat, rajin, ulet, mandiri dan

mempunyai daya tahan yang lebih terhadap pengaruh sosial, lebih giat dan efektif

dalam melaksanakan tugasnya, lebih asertif dan peka terhadap informasi yang

sesuai dengan dirinya sehingga membuatnya percaya bahwa dirinya mampu

Page 21: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA LOCUS …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini yakni Korelasi

21

menghadapi masalah (Rotter dalam Jung, 1978), karena percaya akan

kemampuannya maka individu dengan orientasi locus of control internal akan

menggunakan PFC dalam menghadapi masalah.

Sebaliknya individu dengan orientasi locus of control eksternal cenderung

lebih mudah menyerah, tidak berdaya, punya tingkat kecemasan tinggi, punya

penyesuaian sosial kurang baik, konformitas terhadap otoritas dan lebih

memungkinkan untuk mengalami frustrasi (Rotter dalam Jung, 1978), oleh karena

itu dalam menghadapi permasalahan individu tersebut lebih memilih

menggunakan EFC karena merasa tidak mempunyai sumberdaya yang cukup

untuk mengatasinya.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari data penelitian dan pembahasan

yang telah dipaparkan dalam bab sebelumnya, dengan singkat dapat disimpulkan

bahwa hipotesis yang digunakan dalam penelitian yaitu ada hubungan antara locus

of control dengan coping pada remaja, dimana subjek dengan orientasi locus of

control internal menggunakan problem focus coping sedangkan subjek dengan

orientasi locus of control eksternal menggunakan emotion focus coping adalah

terbukti.

Saran

Saran yang diajukan penulis berdasarkan hasil penelitian adalah sebagai

berikut:

Page 22: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA LOCUS …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini yakni Korelasi

22

1. Untuk remaja dan orang tua

a. Remaja hendaknya berusaha untuk mengatasi masalah dengan coping yang

positif sesuai dengan permasalahannya agar tugas perkembangannya dapat

terpenuhi sebagai bekal untuk memasuki fase perkembangan selanjutnya.

b. Remaja hendaknya mengembangkan pola pikir yang dapat mengembangkan

orientasi locus of control kearah internal agar dalam menghadapi masalah

dapat mengambil tindakan yang konstruktif bukannya malah menghindar dan

mencari pemecahan lewat hal-hal yang negatif seperti rokok, minuman keras

dan narkoba

c. Orang tua hendaknya mengembangkan cara mendidik yang beorientasi locus

of control internal agar anaknya dapat mengembangkan hal yang sama

2. Saran Untuk Peneliti Selanjutnya

a. Terdapat banyak variabel lain yang bisa dikombinasikan dengan coping,

yaitu, dukungan soial, dan pola asuh orang tua.

b. Penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan seperti alat ukur dalam

penelitian ini belum sempurna sehingga masih memerlukan perbaikan agar

diperoleh hasil yang akurat. nilai validitas alat ukur yang kurang tinggi

sebaiknya diperbaiki agar alat ukur lebih valid atau tepat dalam mengungkap

aspek yang ingin diukur.

c. Beberapa pernyataan dalam skala penelitian mengandung social desirability

yang menyebabkan subjek cenderung untuk tidak menjawab dengan jujur

Untuk penelitian selanjutnya agar dapat memperbaikinya jika berminat pada

topik yang sama.

Page 23: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA LOCUS …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini yakni Korelasi

23

DAFTAR PUSTAKA

Aldwin,C.M. and Revenson, T.A. 1987. Does Coping Help? A Reexamination of The Relation Between Coping and Mental Health. Journal Of Personality and Social Psychology. 53, 2, 337-348.

Arwindi, M (2004) Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Problem Focus

Coping Pada Remaja Tengah. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia.

Ati, A.W. 1997. Konflik, Coping dan Kualitas Pernikahan Anar Etnis Cina-Jawa.

Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada

Azwar, S. 1997. Reliabilitas Dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar.S. 1999. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Baron, R.A., Byrne, D. and Kantowitz, B.H. 1980. Psychologi Understanding

Behavior Second Edition. Tokyo : Haltz-sanders, Ltd. Billings, A.G. and Moos, R.H. 1984. Coping, Stress, and Social Resources Amon

Adult With Unipolar Depression. Journal of Personality and Social Psychology. 46, 4, 877-891.

Cahyadi, A. 2005. Hubungan Antara Kendali Diri Internal Dan Perilaku

Pengambilan Resiko Pada Polisi. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia.

Coop, R.H. and White, K. 1974. Psychological Concept In the Classroom. New

York : Harper and Row Publisher. Daradjat, Z. 1993. Problematika Remaja Di Indonesia. Jakarta : Bulan Bintang. Elyza, I, 1996. Pengaruh Iktikaf Ramadhan Terhadap Strategi Coping. Skripsi

(tidak Diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.

Epstein, S. and Katz, L. 1992. Coping Ability, Stress, Productive Load, and

Symptoms.Journal of Personality and Social Psychology. 62, 5, 813-825. Folkman, S. 1984. Personal Control and Stress and Coping Processes : A

Theoretical Analysis. Journal of Personality and Social Psychology. 46, 4, 839-852.

Page 24: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA LOCUS …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini yakni Korelasi

24

Folkman, S. dan Lazarus, R.S. 1985. If It ChangesIt Must Be a Process: Study of

Emotion ang Coping During Three Stages of a College Examination. Journal of Personality and Social Psychology. 48, 1, 150-170.

Hadi, S. 1994. Statistik 2. Yogyakarta : Andi Offset. Hapsari. 1998. Hubungan Antara Kecemasan Dengan Perilaku Coping Pada

Wanita Yang Melahirkan Bayi Prematur. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.

Hurlock, E.B. 1993. Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan (Terjemahan). Jakarta : Erlangga. Jung, J. 1978. Understanding Human Motivation. New York : Mac Millam

Publishing, Co. Inc. Lazarus, R.S. 1976. Pattern of Adjusment. New York : Springer Publishing

Company. Marpaung, F. 2000. Kaitan Antara Pusat Kendali Dan Coping Behavior Pada

Pemain Sepak Bola Dalam Menghadapi Tekanan Penonton. Skripsi (tidak Diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.

McCrae, R.R. 1984. Situational Determinants of Coping Responses : Loss, Threat,

and Challenge. A Theoretical Analysis. Journal of Personality and Social Psychology. 46, 4, 919-928.

Parkers, K.R. 1984. Locus of Control, Cognitif Appraisal and Coping in Stressfull

Episodes. Journal of Personality and Social Psychology. 46, 4, 655-668. Patnani, M. 1999. Kekerasan Fisik Terhadap Anak Dan Strategi Coping Yang

Dikembangkan Anak. Skripsi (tidak Diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.

Persitarini, E. 1987. Pusat Pengendali Dan Strategi Menghadapi Masalah Pada

Pria Dan Wanita. Skripsi (tidak Diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.

Pestonjee, D.M.1999. Stress and Coping. New Delhi : Sage Publishing. Petri, H.L 1980. Motivation : Theory and Research. New York : Cambrige

University Press.

Page 25: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA LOCUS …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini yakni Korelasi

25

Rifai, M.S.S.1987. Psikologi Perkembangan Remaja Dari Segi Kehidupan Sosial. Jakarta : Bina Aksara.

Robbins, S.P. 1989. Organizational Behavior : Controversies and Aplication,

Fourth Edition. New Jersey : Prentice Hall International Inc. Robinson, J.P & Shaver, Shaver, P.R. 1974. Measure of Social Psychological

Attitudes. Michigan : Institude of Social Research The University of Michigan.

Rustiana, H. 2003. Gambaran Post Traumatic Disorder (PTSD) Dan Perilaku

Coping Anak-anak Korban Kerusuhan Maluku Utara. Tazkiya, 3, 1, 47-64. Sarwono, S.W. 1994. Psikologi Remaja. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Shin, M., Rosario, M., Morch, H. and Chestnut, D.E. 1984. Coping With Job

Stress and Burn Out in the Human Services. Journal of Personality and Social Psychology. 46, 4, 864-876.

Smet, W. (1994). Psikologi Kesehatan. (Setyiabudi, W. A. : Penerjemah). Jakarta

: Rasindo. Solomon, Z., Mikulincer, M. and Avitzur, E. 1988. Coping, Locus Of Control,

Social Support and Combat-Related Posttraumatic Stress Disorder: A Prospective Study. Journal of Personality and Social Psychology. 55, 2, 279-285.

Solopos, 6 oktober 2004 Suara merdeka, 10 Mei 2004 Suara Merdeka, 3 maret 2004 www.sekolahindonesia.com. Yusuf, S. (2000). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT.

Remaja Rosdakarya Zymbardo, P.G. and Gerrig, R.J. 1999. Psychology and Life, Fifteenth Edition.

New York : Longman.