naskah publikasi hubungan komunikasi...

21
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KOMUNIKASI REMAJA DAN ORANG TUA DENGAN AGRESIVITAS REMAJA LAKI-LAKI Oleh: Tuning Wahyu Hasmanti H. Fuad Nashori PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2006

Upload: truongkhanh

Post on 06-Feb-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KOMUNIKASI …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · menyebabkan dua remaja yang sedang melintas di lokasi menjadi korban

NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN KOMUNIKASI REMAJA DAN ORANG TUA DENGAN

AGRESIVITAS REMAJA LAKI-LAKI

Oleh:

Tuning Wahyu Hasmanti

H. Fuad Nashori

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2006

Page 2: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KOMUNIKASI …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · menyebabkan dua remaja yang sedang melintas di lokasi menjadi korban

HUBUNGAN KOMUNIKASI REMAJA DAN ORANG TUA DENGAN

AGRESIVITAS REMAJA LAKI-LAKI

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Kepada Program Studi Psikologi

Fakultas Psikologi Dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia

Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-syarat Guna Memperoleh

Derajat Sarjana S1 Psikologi

Tuning Wahyu Hasmanti

H. Fuad Nashori

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2006

Page 3: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KOMUNIKASI …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · menyebabkan dua remaja yang sedang melintas di lokasi menjadi korban

NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI REMAJA DAN ORANG TUA

DENGAN AGRESIVITAS REMAJA LAKI-LAKI

Telah disetujui pada tanggal

_____________________________

Dosen Pembimbing Utama

(H. Fuad Nashori, S.Psi., M.Si)

Page 4: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KOMUNIKASI …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · menyebabkan dua remaja yang sedang melintas di lokasi menjadi korban

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI REMAJA DAN ORANG TUA

DENGAN AGRESIVITAS REMAJA LAKI-LAKI

Tuning Wahyu Hasmanti H.Fuad Nashori

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada hubungan antara komunikasi remaja dan

orang tua dengan agresivitas remaja laki-laki. Dugaan awal yang diajukan dalam penelitian ini adalah

ada hubungan negatif antara komunikasi remaja dan orang tua dengan agresivitas remaja laki-laki.

Semakin tinggi komunikasi remaja dan orang tua, semakin rendah agresivitas. Sebaliknya, semakin

rendah komunikasi remaja dan orang tua, semakin tinggi agresivitas remaja laki-laki.

Subjek dalam penelitian ini adalah remaja berusia antara 15-19 tahun tinggal bersama orang

tua dan kedua orang tuanya masih hidup. Tehnik pengambilan subjek yang digunakan adalah metode

convenient atau non probabilitas (sampling kebetulan/seadanya). Adapun skala yang digunakan yaitu

skala agresivitas yang disusun berdasarkan beberapa aspek yang dikemukakan oleh Buss (Dayakisni

dan Hudaniah, 2003) dan skala komunikasi remaja dengan orang tua disusun berdasarkan beberapa

aspek komunikasi yang dikemukakan oleh De Vito (1997).

Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan fasilitas program

SPSS versi 12.00 untuk menguji apakah terdapat hubungan antara komunikasi remaja dan orang tua

dengan agresivitas remaja laki-laki. Korelasi product moment dari Pearson menunjukkan korelasi

sebesar r = -0.522 yang artinya ada hubungan negatif yang signifikan antara komunikasi remaja dan

orang tua dengan agresivitas remaja laki-laki. Jadi hipotesis penelitian diterima.

Kata kunci : Agresivitas Remaja, Komunikasi Remaja dan Orang Tua

Page 5: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KOMUNIKASI …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · menyebabkan dua remaja yang sedang melintas di lokasi menjadi korban

PENGANTAR

Remaja sebagai generasi penerus cita-cita bangsa diharapkan dengan segala

potensi yang ada pada dirinya dapat menjadi salah satu aset yang potensial bagi

kelangsungan pembangunan dan kehidupan bangsa. Di tangan merekalah nantinya

diletakkan nasib dan masa depan bangsa.

Akhir-akhir ini sering diberitakan di berbagai media massa baik media cetak

maupun elektronik sejumlah kasus kejahatan yang melibatkan remaja sebagai

pelakunya, seperti peristiwa perkelahian antara belasan pemuda dari dua dukuh di

Desa Wanagiri dan Desa Palimanan, Kecamatan Klangenan, Cirebon yang

menewaskan seorang pemuda bernama Ono Hartono (24). Perkelahian ini dipicu adu

mulut dan cekcok (Pikiran Rakyat, 13 Januari 2006). Selanjutnya diberitakan bahwa

pertandingan futsal persahabatan yang seharusnya menjadi momen untuk mempererat

tali persaudaraan justru dinodai aksi kekerasan dan tawuran antara dua kelompok

pemuda di Tasikmalaya, Jawa Barat pada hari kamis (6/4). Peristiwa ini

menyebabkan dua remaja yang sedang melintas di lokasi menjadi korban.

(Liputan6.com, 7 April 2006).

Selanjutnya di beritakan di Yogyakarta, disebabkan kalah bermain play

station, dua orang pemuda, Muhammad Hasim (16) dan Andri (14) tega membunuh

Lutfi di Hutan Sumberboto, Jombang, Yogyakarta (Liputan6.com, 14 April 2006). Di

Jember, pentas musik yang seharusnya membawa kebahagiaan berujung tawuran

yang menyebabkan seorang pemuda bernama Manu, warga Sempu, Banyuwangi,

Page 6: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KOMUNIKASI …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · menyebabkan dua remaja yang sedang melintas di lokasi menjadi korban

meninggal dunia terkena tusukan senjata tajam tepat di paru-paru (Liputan6.com, 18

April 2006). Di Jakarta, puluhan remaja terlibat tawuran di Tempat Pemakaman

Umum Prumpung, Jakarta Timur, Ahad (22/1) dini hari, menyebabkan Taufik

Hidayat mengalami luka berat di kepalanya dan Saefulloh, remaja berusia 17 tahun

meninggal terkena sabetan celurit (Liputan6.com, 22 Januari 2006).

Data tahun 2005 menunjukkan bahwa dari 245 kasus perkelahian yang

ditangani Poltabes Kota Yogyakarta, 127 kasus diantaranya adalah pelajar Sekolah

Menengah Umum, 47 kasus perkelahian yang melibatkan pelajar Sekolah Lanjutan

Tingkat Pertama dan 71 kasus melibatkan mahasiswa. Jumlah total kasus perkelahian

di DIY meningkat justru disaat angka perkelahian secara nasional menurun lebih dari

50 % pada tahun 2002. Peningkatan secara mencolok ini terjadi dalam kurun waktu 5

tahun terakhir. Pada tahun 1999, jumlah remaja yang terlibat hanya 51 kasus, tahun

berikutnya meningkat 70 %, meski pada tahun 2001 sempat mengalami penurunan

dan kembali meningkat 43 %. Hingga bulan Maret 2006, Poltabes Kota Yogyakarta

telah menangani 21 pelajar SMU yang terlibat perkelahian. (Pemda-diy.go).

Kenyataan di atas menunjukkan bahwa ada problem penyimpangan pada

perilaku remaja. Pada masa remaja banyak terjadi perubahan perilaku sehingga sulit

diduga sifat, sikap dan jalan pikiran ataupun kondisi psikologisnya. Remaja merasa

tidak dimengerti oleh orang tua dan sebaliknya atau tidak mengerti pikiran anak

remajanya (Gunarsa, 1979).

Beberapa contoh kasus di atas seharusnya bisa dihindari jika terjalin

komunikasi yang baik antara orang tua dan anak. Berkomunikasi dengan anak adalah

Page 7: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KOMUNIKASI …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · menyebabkan dua remaja yang sedang melintas di lokasi menjadi korban

salah satu hal yang paling penting yang dapat orang tua lakukan untuk menghindari

persoalan emosi selama masa perkembangannya. Remaja menilai diri mereka

berdasarkan bagaimana orang tua bersikap kepadanya (Luskin, 2004).

Berkomunikasi dengan anak merupakan suatu cara yang paling efektif untuk

menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Tentu saja komunikasi di sini harus

bersifat dua arah, artinya kedua belah pihak harus mau saling mendengarkan

pandangan satu dengan yang lain. Dengan melakukan komunikasi orang tua dapat

mengetahui pandangan-pandangan dan kerangka berpikir anaknya, dan sebaliknya

anak-anak juga dapat mengetahui apa yang diinginkan oleh orang tuanya.

Kebingungan seperti yang disebutkan mungkin tidak perlu terjadi jika ada

komunikasi antara remaja dengan orang tuanya (Mu’tadin, 2002).

Pentingnya komunikasi dalam sebuah keluarga juga ditekankan oleh Hurlock

(1978). Adanya komunikasi akan menjadikan seseorang mampu mengemukakan

pendapat dan pandangannya dengan jelas, sehingga orang lain lebih mudah

memahami dan mengerti dirinya, dan sebaliknya. Tanpa adanya komunikasi

kemungkinan besar dapat menyebabkan terjadinya salah paham yang memicu

terjadinya konflik.

Uraian di atas menunjukkan bahwa hambatan komunikasi antara orang tua

dan remaja dapat menimbulkan sejumlah konflik. Seperti sebuah lingkaran, konflik

yang muncul dan berkepanjangan akan semakin menghambat proses komunikasi

yang efektif dan akan menyebabkan munculnya konflik yang lebih besar. Situasi ini

jelas memberikan pengaruh pada orangtua dan remaja. Dari paparan tersebut, maka

Page 8: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KOMUNIKASI …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · menyebabkan dua remaja yang sedang melintas di lokasi menjadi korban

timbul pertanyaan “apakah ada hubungan komunikasi remaja dan orangtua dengan

agresivitas remaja laki-laki”.

TUJUAN PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara

komunikasi remaja dan orang tua dengan agresivitas remaja laki-laki.

MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti sendiri maupun untuk

masyarakat.

1. Secara Teoritis

a. Diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan di bidang

psikologi sosial dan juga psikologi perkembangan.

b. Memberikan pemahaman tentang pentingnya komunikasi antara orangtua

dan remaja.

2. Secara Praktis

a. Dapat memberikan penjelasan tentang hubungan komunikasi remaja dan

orang tua dengan agresivitas remaja laki-laki.

b. Sebagai bahan pertimbangan, masukan dalam mensikapi agresivitas di

kalangan remaja dalam masyarakat.

c. Jika hipotesis dalam penelitian ini nantinya dapat teruji, maka diharapkan

setiap individu khususnya orang tua dapat lebih mengembangkan

Page 9: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KOMUNIKASI …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · menyebabkan dua remaja yang sedang melintas di lokasi menjadi korban

komunikasi terhadap anaknya. Dengan demikian dapat pula menghindari

konflik yang mungkin bisa terjadi.

AGRESIVITAS

Agresivitas berasal dari kata agresif yang merupakan kata sifat dari agresi.

Chaplin (2002) mendefinisikan agresivitas sebagai: a) kecenderungan habitual (yang

dibiasakan) untuk memamerkan permusuhan; b) pernyataan diri secara tegas,

penonjolan diri, penuntutan atau paksaan diri, pengejaran dengan penuh semangat

suatu cita-cita dan c) dominasi sosial, kekuasaan sosial, khususnya yang diterapkan

secara ekstrim.

Robert Baron (Dayakisni dan Hudaniah, 2003) menyatakan bahwa agresi

adalah tingkah laku individu yang ditujukan untuk melukai atau mencelakakan

individu lain yang tidak menginginkan datangnya tingkah laku tersebut. Definisi dari

Baron ini mencakup empat faktor tingkah laku yaitu; tujuan untuk melukai atau

mencelakakan, individu yang menjadi pelaku, individu yang menjadi korban dan

ketidakinginan si korban menerima tingkah laku si pelaku.

KOMUNIKASI REMAJA DAN ORANG TUA

Kata komunikasi berasal dari bahasa Latin communicare, berarti berpartisipasi

atau memberitahukan (Liliweri, 1997).

Komunikasi merupakan dasar dari interaksi sosial manusia dan komunikasi

dapat dilakukan oleh manusia dengan dua cara secara verbal maupun secara non

Page 10: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KOMUNIKASI …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · menyebabkan dua remaja yang sedang melintas di lokasi menjadi korban

verbal. Tingkah laku verbal bisa berupa kata-kata dan yang non verbal dapat berupa

ekspresi atau ungkapan dan gerak tubuh tertentu (Supratiknya, 1995).

Rudy (2005) mendefinisikan komunikasi sebagai proses penyampaian

informasi-informasi, pesan-pesan, gagasan-gagasan atau pengertian-pengertian

dengan menggunakan lambang-lambang yang mengandung arti atau makna, baik

secara verbal maupun non verbal dari seseorang atau kelompok orang kepada

sekelompok orang yang lainnya dengan tujuan untuk mencapai saling pengertian

dan/atau kesepakatan bersama.

Hubungan Komunikasi remaja dan Orang Tua dengan Agresivitas

Remaja Laki-laki

Para psikolog dan psikiater telah lama menganggap bahwa keluarga sebagai

tempat di mana karakter pribadi ditempa dan sekaligus merupakan sumber utama

kecenderungan antisosial. Berdasarkan hasil studi pioneer terhadap 2000 remaja

nakal, William Healy dan Augusta Broner mengatakan bahwa orang tua mempunyai

pengaruh yang sangat penting terhadap perkembangan anak (Berkowitz , 1995).

Beberapa prediktor agresivitas meliputi identitas (identitas negatif),

pengendalian diri (derajat rendah), usia (telah muncul pada usia dini), jenis kelamin

(anak laki-laki lebih banyak terlibat dalam perilaku anti sosial daripada anak

perempuan, meskipun anak perempuan lebih cenderung melarikan diri dari rumah.

Anak laki-laki lebih banyak terlibat dalam tindakan-tindakan kejahatan), peran orang

tua (kurangnya pemantauan, dukungan yang rendah yang mengakibatkan kurangnya

komunikasi dan disiplin yang tidak efektif) dan kualitas lingkungan (Santrock, 1995).

Page 11: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KOMUNIKASI …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · menyebabkan dua remaja yang sedang melintas di lokasi menjadi korban

Gerungan (1978) mengemukakan bahwa keluarga adalah kelompok sosial

utama dimana anak belajar menjadi manusia sosial. Di dalam interaksi sosial yang

wajar anak akan memperoleh perbekalan yang memungkinkan untuk menjadi anggota

masyarakat yang berharga. Salah satu pertanda hubungan baik antara orang tua dan

anak , yaitu bahwa anak tidak segan-segan menceritakan isi hatinya kepada orang tua.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, anak yang agresif cenderung untuk tidak

menceritakan isi hatinya ataupun cita-citanya kepada orang tuanya daripada anak-

anak biasa.

Adanya komunikasi yang terbuka - dimana anak dan orang tua mau membuka

diri, mengungkapkan informasi tentang dirinya, perilaku, sikap, perasaan, keinginan,

motivasi, gagasan yang biasanya kita sembunyikan sehingga orang lain mengerti dan

mengenal dirinya sendiri sehingga kelemahan dan kekurangan yang dimilikinya akan

dapat diterima; empati - kemampuan untuk merasakan apa yang sedang dirasakan

orang lain, sehingga dalam berkomunikasi mampu merasakan dan memahami hal

yang sama dengan orang lain tanpa kehilangan identitas diri; dukungan - usaha yang

dilakukan seseorang untuk menghargai lawan bicaranya yang menjadikan orang

bebas dalam mengemukakan pendapatnya; sikap positif - menghargai lawan bicara

yang dapat membuat seseorang menghargai dirinya sendiri secara positif pula;

kesamaan - sejauh mana antara remaja dan orang tua mempunyai kesamaan, sehingga

ketidaksetujuan dan konflik dipandang sebagai usaha untuk memahami perbedaan

pendapat; dapat menciptakan suasana yang nyaman dalam keluarga dan dapat

membantu kearah perkembangan remaja yang wajar dan sehat jasmani dan rohani

Page 12: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KOMUNIKASI …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · menyebabkan dua remaja yang sedang melintas di lokasi menjadi korban

sehingga perilaku agresif dapat ditekan kemunculannya. Hal ini juga didukung oleh

hasil penelitian Miller (1993) bahwa apabila orang tua kurang dapat menjalin

komunikasi yang baik dengan anaknya, seperti kurang hangat dan terbuka, kurang

melindungi, kurang dapat membimbing atau mengarahkan, maka anak akan

cenderung menunjukkan perilaku agresif dan perilaku interpersonal lainnya.

Uraian diatas dapat ditarik kesipulan bahwa komunikasi di dalam sebuah

keluarga hendaknya berlangsung atas dasar simpati dan cinta kasih yang timbal balik,

yang mana menjaminkan hubungan baik dan juga perkembangan psikologis anak

yang sehat dan wajar, sehingga perilaku negatif anak dapat dihindari.

Hipotesis

Berdasarkan penjelasan teoritik diatas, penulis mengajukan hipotesis dalam

penelitian ini yang berbunyi; “Ada hubungan antara komunikasi remaja dan orang tua

dengan agresivitas remaja laki-laki. Semakin tinggi komunikasi remaja dengan orang

tua maka kecenderungan agresivitas remaja laki-laki akan semakin rendah.

Sebaliknya semakin rendah komunikasi remaja dan orang tua, maka kecenderungan

agresivitas remaja laki-laki akan semakin tinggi”.

METODE PENELITIAN

Identifikasi variabel Penelitian

1. Variabel Tergantung : Agresivitas

2. Variabel Bebas : Komunikasi Remaja dan Orang Tua.

Page 13: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KOMUNIKASI …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · menyebabkan dua remaja yang sedang melintas di lokasi menjadi korban

Definisi Operasional Variabel

Agresivitas

Agresivitas yaitu sejauh mana seorang remaja melakukan suatu tindakan yang

secara sengaja dan bertujuan untuk melukai atau menyakiti pihak lain baik secara

verbal dan non-verbal (fisik).

Komunikasi Remaja Dan Orang Tua

Komunikasi remaja dan orang tua yaitu sejauh mana remaja mampu untuk

mengungkapkan pendapat, ide, gagasan, dan informasi secara langsung, terbuka dan

jujur terhadap orang tua.

Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang akan digunakan dalam pengambilan data adalah 90

orang remaja laki-laki yang berusia antara 15 sampai 19 tahun, tinggal bersama orang

tua dan kedua orang tuanya masih hidup. Penelitian ini akan dilakukan di SMU

Institut Indonesia I, Daerah Istimewa Yogyakarta

Metode Pengumpulan Data

Skala Agresivitas

Skala agresivitas ini disusun berdasarkan beberapa aspek yang dikemukakan

oleh Buss (Dayakisni dan Hudaniah, 2003), yaitu:

a). Agresi fisik aktif langsung, b). Agresi fisik pasif langsung, c). Agresi fisik aktif

tidak langsung, d). Agresi fisik pasif tidak langsung, e). Agresi verbal aktif langsung,

Page 14: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KOMUNIKASI …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · menyebabkan dua remaja yang sedang melintas di lokasi menjadi korban

f). Agresi verbal pasif langsung, g). Agresi verbal aktif tidak langsung, h). Agresi

verbal pasif tidak langsung

Skala Komunikasi Remaja dan Orang Tua

Skala komunikasi remaja dengan orang tua ini disusun berdasarkan beberapa

aspek komunikasi yang dikemukakan oleh (De Vito, 1997), yaitu:

1). Keterbukaan (opennes), 2). Empati (emphathy), 3). Dukungan ( supportiveness),

4). Sikap positif ( positiveness), 5). Kesamaan (equality).

Metode Analisis Data

Data akan dianalisis dengan metode kuantitatif. Teknik kuantitatif yang akan

digunakan adalah teknik statistik yaitu dengan menggunakan teknik korelasi product

moment. Data yang didapat akan dianalisis dengan menggunakan program SPSS for

windows 12.0.

Hasil Analisis Data

Dengan menggunakan uji korelasional product moment dari pearson’ dengan

r = -0.522, dengan p = 0.000, syarat p < 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa ada

korelasi negative yang signifikan antara komunikasi remaja dan orang tua dengan

agresivitas, sehingga hipotesis yang diajukan diterima, dengan sumbangan efektif

sebesar R = 27.3 %.

Pembahasan

Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 79 siswa laki-laki SMU Institut

Indonesia menunjukkan bahwa siswa yang memiliki prosentase agresivitas sangat

tinggi dan tinggi 0 % (0 orang ), sedang 37.97 % (30 orang), rendah 55.69 % (44

Page 15: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KOMUNIKASI …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · menyebabkan dua remaja yang sedang melintas di lokasi menjadi korban

orang) dan sangat rendah 6.33 % (5 orang). Prosentase hasil penelitian pada

komunikasi remaja dan orang tua menunjukkan bahwa siswa yang memiliki

prosentase komunikasi sangat tinggi 11.39 % (5 orang), tinggi 50.63 % (40 orang),

sedang 36.71 % (29 orang), rendah 1.27 % (1 orang), dan sangat rendah 0 %.

Berdasarkan hasil ini, diketahui bahwa ada hubungan negatif yang signifikan

antara komunikasi remaja dan orang tua dengan agresivitas remaja laki-laki. Semakin

tinggi komunikasi remaja dan orang tua, maka agresivitas akan semakin rendah,

sebaliknya semakin rendah komunikasi remaja dan orang tua, maka agresivitas

remaja akan tinggi.

Komunikasi berperan sangat penting dalam kehidupan masyarakat untuk

menyatakan suatu pesan atau tujuan kepada orang lain. Karena komunikasi

merupakan peristiwa sosial yang terjadi ketika manusia berinteraksi dengan orang

lain. Proses komunikasi yang berlangsung di dalam masyarakat dialami oleh semua

tingkatan usia dan status dalam keluarga termasuk anak dan orang tua sebagai bagian

dari masyarakat dan lingkungan sosial. Komunikasi pada anak dan orang tua adalah

bentuk komunikasi interpersonal, dalam komunikasi ini tidak jarang ditemui adanya

konflik antara anak dan orang tua. Pesan yang disampaikan kepada penerima pesan

dapat diartikan berbeda-beda dan tidak sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh

pemberi pesan.

Di antara masalah penting yang dihadapi orang tua dan anak-anaknya yang

mulai meningkat remaja adalah sulitnya berkomunikasi. Kadang-kadang remaja tidak

mau menceritakan masalah dirinya terhadap orang tua, bahkan kesulitan yang mereka

Page 16: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KOMUNIKASI …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · menyebabkan dua remaja yang sedang melintas di lokasi menjadi korban

hadapi ditutup-tutupi, remaja menganggap bahwa pola pikir orang tua mereka sudah

tidak sesuai dengan perkembangan (Daradjat, 1994). Adanya perbedaan atau jurang

pemisah (gap) antara generasi anak dengan orang tuanya dapat terlihat dalam bentuk

hubungan komunikasi yang semakin minimal dan seringkali tidak nyambung.

Kegagalan komunikasi orang tua dan anak diyakini sebagai salah satu penyebab

timbulnya perilaku agresi anak.

Hubungan komunikasi antara seluruh anggota keluarga yang baik ditandai

dengan adanya perasaan satu, adanya kerjasama dan saling pengertian antar anggota

keluarga. Remaja yang memiliki hubungan yang nyaman dengan orang tuanya

memiliki harga diri dan kesejahteraan emosional yang lebih baik yang berarti

komunikasi remaja dengan orang tua baik sehingga kecenderungan dalam melakukan

penyimpangan perilaku pada remaja rendah.

Agresivitas pada remaja tidak hanya terjadi pada remaja yang komunikasi

dengan orang tuanya rendah, melihat dari kondisi remaja yang labil dan mudah

terbawa oleh kondisi lingkungan serta pengaruh lingkungan sebaya.

Komunikasi antara remaja dan orang tua tidak sepenuhnya dapat menjadi

kunci keberhasilan dalam mengurangi agresivitas pada remaja, ada faktor lain diluar

komunikasi yang dapat membantu dan mendukung usaha untuk mengurangi tingkat

agresivitas pada remaja. Berdasarkan hasil analisis yang ditemukan bahwa

sumbangan efektif komunikasi remaja dan orang tua terhadap agresivitas pada remaja

sebesar 0.273 atau 27.3 %. Kondisi ini menunjukkan bahwa komunikasi antara

remaja dan orang tua memberikan kontribusi sebanyak 27.3 % dari keseluruhan

Page 17: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KOMUNIKASI …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · menyebabkan dua remaja yang sedang melintas di lokasi menjadi korban

faktor munculnya agresivitas pada remaja laki-laki, selebihnya merupakan faktor lain

turut berpengaruh, yang tidak diungkapkan dalam penelitian ini.

Faktor lain yang mempengaruhi agresivitas remaja seperti yang diungkapkan

oleh Baron dan Byrne (2005) yaitu bahwa suatu perilaku agresi muncul dari banyak

sekali variabel yang meliputi variabel situasional (frustrasi, provokasi, agresi yang

dipindahkan, kekerasan media, keterangsangan yang meningkat, dampak suhu udara

tinggi, konsumsi alkohol), variabel pribadi (pola perilaku tipe A, bias atributional

hostile, narcisme, perbedaan gender). Jadi suatu bentuk perilaku agresi bisa berasal

dari berbagai gabungan dari determinan tersebut, yang berbeda pada setiap orang

walaupun output tingkah laku agresinya sama.

Penelitian ini memiliki beberapa kelemahan yang antara lain pada aspek-

aspek yang diungkap terlalu fokus kepada satu faktor saja, yaitu komunikasi,

sedangkan faktor internal dari subyek yang dominan dari pembentukan perilaku

agresif kurang begitu diulas secara mendalam. Disamping itu, adanya facking good

dan social desirability yang tinggi dari para responden, hal ini dapat dilihat dari

adanya ketidaksesuaian antara hasil wawancara dengan hasil penelitian yang

dilakukan. Hasil wawancara menyatakan bahwa tingkat agresivitas di sekolah ini

tinggi yang ditunjukkan dengan adanya perkelahian hampir tiap bulan. Tetapi hasil

penelitian menyatakan bahwa tidak ada siswa yang menunjukkan mempunyai

agresivitas tinggi atau bahkan sangat tinggi. Prosentase agresivitas siswa di SMU ini

berada pada presentase sedang dan rendah.

Page 18: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KOMUNIKASI …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · menyebabkan dua remaja yang sedang melintas di lokasi menjadi korban

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dari data yang diperoleh dalam penelitian ini, dapat

disimpulkan bahwa, ada hubungan negatif yang signifikan antara agresivitas pada

remaja laki-laki dengan komunikasi remaja dan orang tua. Semakin rendah

komunikasi remaja dan orang tua, maka agresivitas remaja laki-laki akan semakin

tinggi. Sebaliknya apabila komunikasi remaja dan orang tua tinggi, maka agresivitas

remaja laki-laki akan semakin rendah. Hal ini dapat dilihat dari perolehan hasil analiis

data yang menuunujukkan bahwa koefisien Product Moment sebesar r = -0.599,

dengan p = 0.000. Artinya ada hubungan negatif yang signifikan antara agresivitas

remaja laki-laki dengan komunikasi remaja dan orang tua

Saran

Terkait dengan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis menyarankan

kepada:

1. Orang tua

Hasil penelitian ini telah memberikan masukan baru bagi para orang tua, bahwa

agresivitas yang seringkali muncul pada anak dapat direduksi melalui peningkatan

komunikasi antara remaj adan orang tua. Diharapkan dengan adanya penelitian

ini, mampu memotovasi orang tua untuk meningkatkan komunikasi terhadap

anaknya sehingga tingkat agresivitas dapat ditekan.

Page 19: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KOMUNIKASI …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · menyebabkan dua remaja yang sedang melintas di lokasi menjadi korban

2. Peneliti selanjutnya

Penelitian ini merupakan salah satu wujud untuk memperkaya wacana dan

khasanah ilmu pengetahuan. Usaha ini perlu diteruskan dan dikembangkan lagi

guna membenahi kekurangan yang ada pada penelitian-penelitian sebelumnya.

Saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi peneliti berikutnya antara

lain adalah:

? Perlu lebih cermat dalam menentukan variabel-variabel lain dalam penelitian

yang akan dilaksanakan, selain variabel bebas dan variabel tergantung, dapat

pula ditambahkan variabel control atau variabel intervening, sehingga lebih

memperkaya hasil penelitian yang nantinya diperoleh.

? Penyempurnaan alat ukur yang digunakan dalam penelitian agar dapat lebih

dalam mengungkap dan menggali apa yang diinnginkan untuk hasil yang

maksimal, sehingga dapat mewakili setiap aspek yang dijadikan acuan pada

alat ukur yang digunakan dan sebagai sarana untuk mmperoleh hasil yang

akurat

? Mencari responden yang lebih variatif agar dapat mewakili semua kondisi dari

keadaaan manusia secara keseluruhan, seperti usia, jenis kelamin dan

pekerjaan orang tua.

Page 20: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KOMUNIKASI …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · menyebabkan dua remaja yang sedang melintas di lokasi menjadi korban

DAFTAR PUSTAKA Baron, R. A & Byrne, Donn. 1998. Social Psychology: Understanding Human

Interaction. Allyn and Bacon Inc. Berkowitz, L. 1995. Agresi: Sebab Akibat. Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo Chaplin, J. P. 2002. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Daradjat, Z. 1994. Remaja; Harapan Dan Tantangan. Jakarta: Ruhama Dayakisni, T. H & Hudaniah. 2003. Psikologi Sosial. Universitas Muhammadiyah

Malang Press. De Vito, J. A. 1997. Komunikasi Antar Manusia (Terjemahan Agus Maulana).

Jakarta: Proffesional Books. Gerungan, W. A. 1978. Psikologi Sosial: Suatu Ringkasan. Jakarta: PT Eresco. Gunarsa, S.D., 1979. Psikologi Remaja. Jakarta : Bpk Gunung Mulia. _ _ _ _ _ _ _ . 1985. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta : Bpk

Gunung Mulia. Hurlock, E.B. 1978. Adolescence Development. Tokyo: McGraw-Hill, Kugakusha,

Ltd. Liliweri, A. 1997. Komunikasi Antar Pribadi. Bandung: Citra Aditya Bakti. _ _ _ _ _ _ _ . 2004. Dasar-dasar Komunikasi Antar Budaya. Yogyakarta: Pustaka Luskin,F. 2004. Kiat Menjadi Remaja Sukses. Jogjakarta: Saujana.

Liputan6. 2006. www.liputan6.com Search: Tawuran Remaja. _ _ _ _ _ _ _ _ . www.liputan6.com Search: Kekerasan Remaja. Mu’tadin, Z. 2005. Kemandirian Sebagai Kebutuhan Psikologis Remaja. www.e-

psikologi/25/06/05.

Page 21: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KOMUNIKASI …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · menyebabkan dua remaja yang sedang melintas di lokasi menjadi korban

Pemda.diy. 2006. www.pemda.diy.org Santrock, J. W. 1995. Life Span Development: Perkembangan Masa Hidup. Jakarta:

Erlangga.