naskah publikasi ok

14
Naskah Publikasi STUDI PERBANDINGAN PERLAKUAN BAHAN BAKU DAN METODE DESTILASI TERHADAP RENDEMEN DAN KUALITAS MINYAK ATSIRI KUNYIT (Curcuma longae) Tesis S-2 Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Sistem Teknik Fakultas Teknik Konsentrasi Sistem Teknik Industri Diajukan oleh Yoshi Kristanto 10/310654/PTK/07318 kepada PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2012

Upload: dian-dwi

Post on 02-Aug-2015

71 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Naskah Publikasi OK

Naskah Publikasi

STUDI PERBANDINGAN PERLAKUAN BAHAN BAKU DAN METODEDESTILASI TERHADAP RENDEMEN DAN KUALITAS MINYAK ATSIRI

KUNYIT (Curcuma longae)

Tesis S-2

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

mencapai derajat Sarjana S-2

Program Studi Magister Sistem Teknik

Fakultas Teknik

Konsentrasi Sistem Teknik Industri

Diajukan olehYoshi Kristanto

10/310654/PTK/07318

kepada

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2012

Page 2: Naskah Publikasi OK
Page 3: Naskah Publikasi OK

STUDI PERBANDINGAN PERLAKUAN BAHAN BAKU DAN METODEDISTILASI TERHADAP RENDEMEN DAN KUALITAS MINYAK ATSIRI KUNYIT

(Curcuma longae)

(Comparative Study of Raw Materials and Methods of Distillate towards Rendemen and Quality Of Turmeric Essential Oil)

3

Yoshi Kristanto1, Supranto2, Riyanto31

2

Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Indonesia

A b s tr a ct

Essential oils are known as the flying oil (volatile oil) or the etheric oil (essential oil) is produced from plant oils and are easilyvaporized without decomposition. Longae Curcuma or turmeric is one of spices and medicinal plants, native habitat of this plant covers anarea of Asia, especially Southeast Asia.Essential oils are widely used in industry as a fragrance or flavoring (flavoring). Turmeric contains achemical that has a physiological activity, namely: curcuminoid and essential oils. This research is aimed to look for the distillation process andthe treatment method of the best raw materials to produce the essential oil of turmeric with high quality Existing research was only at acertain distillation method of distillation methods either boiled, steamed, or vapor as well as the treatment of certain raw materials as well.This research used to see the yield and quality (content Tumerone) but has never been a study comparing treatment-related raw materialsand distillation method for the following essential oils. Thus, this study needs to be done.

The research is started with the treatment raw materials such as milled turmeric and mashed turmeric and water distillation,water-steam distillation, and steam distillation as well. Otherwise, turmeric essential oil is tested with GC-MS for analyzing chemical andphysical properties. The chemical properties such as Tumerone compound content and physical properties such as colour, flavour, opticalrotation, density, refractive index, etc.

Result of the research indicated that the treatment of raw materials and distillation methods which produced the highest quantity

(rendemen) was milled treatment and water distillation, while for the quality (chemical properties) was milled treatment and water-steamdistillation. The highest quantity (rendemen) was 0.56% and the highest Tumerone compound content was 74.17%.Key w or ds:Essential oilTurmericDistiilationTreatmentRendemen

1. PENDAHULUAN

Minyak atsiri yang dikenal dengan nama minyak terbang (volatile oil) atau minyak eteris (essential oil) adalah minyakyang dihasilkan dari tanaman dan bersifat mudah menguap tanpa mengalami dekomposisi. Minyak atsiri merupakan salah satuhasil proses metabolisme dalam tanaman, yang terbentuk karena reaksi berbagai senyawa kimia dan air. Sifat dari minyak atsiriyang lain adalah mempunyai rasa getir (pungent taste), berbau wangi sesuai dengan bau tanaman penghasilnya, umumnya larutdalam pelarut organik seperti alkohol, eter, petroleum, benzene, dan tidak larut dalam air (Ketaren, 1983).

Minyak atsiri umumnya terdiri dari campuran berbagai persenyawaan kimia yang terbentuk dari unsur-unsur kimiaseperti karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), dan beberapa persenyawaan kimia yang mengandung unsur nitrogen (N), sertabelerang (S). Guenther (1987) mengatakan bahwa minyak atsiri terdiri dari persenyawaan kimia mudah menguap termasukgolongan hidrokarbon asiklik dan hidrokarbon isosiklik serta turunan hidrokarbon yang telah mengikat oksigen.

Kunir atau kunyit (Curcuma longae Linn. sy n . Curcuma domestica Val.) termasuk salah satu tanaman rempah dan obatasli dari wilayah Asia Tenggara. Tanaman ini kemudian mengalami persebaran ke daerah Indo-Malaysia, Indonesia, Australiabahkan Afrika. Hampir setiap orang Indonesia dan India serta bangsa Asia umumnya pernah mengonsumsi tanaman rempah ini,baik sebagai pelengkap bumbu masakan, jamu atau untuk menjaga kesehatan dan kecantikan (Anonim, 2011). Kunyitmengandung senyawa kimia yang mempunyai keaktifan fisiologi, yaitu: kurkuminoid dan minyak atsiri. Fotosintesis 14CO2 padatanaman kunyit akan menghasilkan karbohidrat sederhana yang mengandung 14C, pada proses biosintesis lanjut akanmenghasilkan komponen berkhasiat obat (minyak atsiri dan kurkuminoid).

Kunyit tergolong dalam kelompok jahe- j a h e a n , Z i n g i b e r a c e a e . Kunyit dikenal di berbagai daerah dengan

beberapa nama lokal, seperti Turmeric (Inggris), Kurkuma

Page 4: Naskah Publikasi OK

Magister Sistem Teknik, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah MadaJurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada

(Belanda), Kunyit (Indonesia dan Malaysia), Kunir (Jawa),Koneng (Sunda), Konyet (Madura). Curcuma longae ataukunyit termasuk salah satu tanaman rempah dan obat, habitat

Page 5: Naskah Publikasi OK

asli tanaman ini meliputi wilayah Asia khususnya AsiaTenggara. Kunyit tergolong dalam kelompok jahe-jahean,Zingiberaceae. Produk farmasi berbahan baku kunyit, mampubersaing dengan berbagai obat paten, misalnya untukperadangan sendi (arthritis- rheumatoid) atau (osteo-arthritis)berbahan aktif Natrium Deklofenak, Piroksikam, dan FenilButason dengan harga yang relatif mahal atau suplemenmakanan (Vitamin-plus) dalam bentuk kapsul.

Kandungan kimia minyak atsiri kunyit terdiri atas ar-tumeron, a dan ß-tumeron, tumerol, a-atlanton, ß-kariofilen,linalol, dan 1,8 sineol. Minyak atsiri ini bersifat sebagaipemusnah bakteri dan mengandung sifat antiinflamasi atauantiradang. Kunyit mengandung senyawa yang berkhasiat

untuk mendapatkan rendemen yang tinggi, bagaimanakahproses distilasi yang paling optimum untuk memperoleh hasilminyak atsiri kunyit yang memiliki rendemen yang tinggi,berapa jumlah rendemen tertinggi di antara semua perlakuanpenelitian yang dilaksanakan, dan bagaimana pengaruhperlakuan bahan baku dan proses distilasi terhadap kualitasminyak atsiri yang dihasilkan (sifat fisika dan kimia).

Penelitian ini bertujuan untuk mencari metodeproses distilasi dan perlakuan bahan baku terbaik untukmenghasilkan minyak atsiri kunyit dengan kualitas yang tinggidan mengetahui perlakuan bahan baku dan proses distilasiyang menghasilkan minyak atsiri kunyit dengan rendementinggi.

obat, yang disebut kurkuminoid yang terdiri dari k u r k u m i n , Selama ini, penelitian tentang perbandingand e s m e t o k s i k u m i n sebanyak 10% dan b i s d e s m e t o k s i k u r k u m i n sebanyak 1 sampai 5% dan zat- zat bermanfaat lainnya sepertiminyak atsiri yang terdiri dari keton sesquiterpen, t u r m e r o n , t u m e o n 60%, zingiberen 25%, felandren , sabinen , bo r n e o l dan sineil. Kunyit juga mengandung Lemak sebanyak 1 sampai3%, Karbohidrat sebanyak 3%, Protein 30%, Pati 8%, V i t a m i n C 45 sampai 55%, dan Garam-garam mineral, yaitu zat besi,fosfor, dan kalsium (Kartasapoetra, 1992).

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telahdiuraikan maka rumusan masalah dalam penulisan tesis iniadalah sebagai berikut: bagaimanakah perlakuan bahan baku

.2.METODOLOGI PENELITIAN

Bahan baku utama penelitian ini adalah rimpangkunyit yang diperoleh dari daerah Pakem, Sleman, Yogyakartadan dilakukan penyulingan dengan proses distilasi. Carapelaksanaan penelitian dimulai dari perlakuan bahan kunyittumbuk dan giling kemudian didistilasi menggunakan metodedistilasi air, kukus, dan uap. Bahan baku tambahan yaitu airuntuk kebutuhan distilasi yang diperoleh dari CEOS FMIPAUniversitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. Bahan bakusamping yaitu Natrium Sulfat Anhydrous p.a. (merck) yangdigunakan untuk menyerap air dari minyak hasil distilasiminyak atsiri yang ada.Alat penelitian:Alat utama

Satu set peralatan distilasi air/rebusSatu set peralatan distilasi kukusSatu set peralatan distilasi uap (steam)

Alat persiapan bahan baku:Alat tumbuk (cobek dan muntu)Timbangan

perlakuan bahan baku dan metode distilasi belum pernahdilakukan. Penelitian yang sudah dilakukan seperti “Isolasidan Identifikasi Minyak Atsiri Kunyit dengan Metode DistilasiRebus (Dirgantara, 2002)“. Penelitian yang ada hanyalah padasuatu metode distilasi tertentu baik metode distilasi rebus,kukus, maupun uap serta dengan perlakuan bahan baku yangtertentu pula. Penelitian ini biasanya ingin melihat rendemendan kualitas (kadar Tumerone) tetapi belum pernah adapenelitian yang berkaitan membandingkan perlakuan bahanbaku dan metode distilasi terhadap minyak atsiri berikut ini.Jadi, penelitian ini perlu untuk dilakukan.

PiknometerPolarimeter Polax-DRefraktometer Abbe Ivyen

Baskom Kromatografi Gas-Spektroskopi Massa merkBotol penampung minyakMesin giling

Alat pengujian dan analisis:

SHIMADZU QP 2010 SETimbangan analitikGelas ukurBekker glass

Corong glass

Cara Penelitian

Page 6: Naskah Publikasi OK

NoSpesifikasiDistilasi AirDistilasi KukusDistilasi

UapNoSpesifikasiGilingTumbukGilingTumbukGilingTumbuk1FasacairCaircaircair--2Warnakuning

jernihkuning

jernihkuning

tuakuning

tua--3Aromakunyitkunyitkunyitkunyit--4Berat jenis0,93010,94490,94120,9449--5Indeks

bias1,50201,50461,50601,5055--

NoMetodeBeratRendemenNoMetodeBeratTumbuk (%)Giling (%)1.Distilasi air2,5 kg0,310,562.Distilasi kukus2,5 kg0,360,533.Distilasi uap2,5 kg0*0*

Waktu penelitian dilaksanakan selama 3 bulan dariDesember 2011 sampai dengan Maret 2012, tempatpelaksanaan penyulingan (distilasi) dilaksanakan di CEOS(Center of Essential Oil Studies) Jurusan Ilmu Kimia, FakultasMatematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam

atsiri kunyit dilaksanakan di laboratorium kimia Jurusan IlmuKimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Islam Indonesia, Jl. Kaliurang Km 14,5 Yogyakarta.Untuk uji taksonomi kunyit dilaksanakan di laboratoriumTaksonomi Tumbuhan Fakultas Biologi Universitas Gadjah

Indonesia. Uji rendemen dan kualitas (fisika dan kimia) minyak Mada (UGM) Yogyakarta.

Untuk proses persiapan, distilasi, dan pengujian diperlukanmetode penelitian dengan mengindentifikasi perumusanmasalah dengan terjun langsung ke lapangan yaitu ke usahadistilasi skala rumah tangga dan industri menengah di wilayahYogyakarta dan studi pustaka. Setelah itu, baru menetapkantujuan dan manfaat penelitian, setelah data terkumpuldimulai persiapan alat dan bahan. Proses distilasi dilakukandengan ketiga metode distilasi yaitu distilasi air/rebus, distilasikukus, dan distilasi uap. Hasil distilasi dilakukan denganperhitungan rendemen (kuantitas) dan pengujian kualitasminyak atsiri (sifat fisika dan kimia) dengan menghitung bobotjenis, indeks bias, dan pengujian kandungan kimia minyak

atsiri dengan kromatografi gas-spektroskopi massa. Hasilsemua pengujian dibandingkan dengan literatur yangditunjukkan dengan grafik dan table serta dengan analisisbeda nyata antara berbagai metode distilasi yang digunakanyaitu distilasi air/rebus, distilasi kukus, dan distilasi uap danjuga perlakuan bahan baku yaitu digiling dan ditumbukmenggunakan analisis Statistical Product and Service Solution(SPSS) metode One Sample Statistics Test sehingga dapatdiambil kesimpulan dari semua hasil penelitian yang dilakukanuntuk menentukan metode manakah yang menghasilkanrendemen dan kualitas (fisika dan kimia) minyak atsiri yangterbaik.

.

3.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil pengukuran rendemen akan ditunjukkan pada Tabel 1 dan data hasil pengujian kualitas sifat fisika dan kimia ditunjukkanpada Tabel 2 dan Tabel 3 berikut ini:

Ta b el 1 Da t a h a sil p en gu k u r a n r en d emen min y a k a t sir i k u n y it

Keterangan: (*) tidak menghasilkan minyak atsiri

Ta b el 2 Da t a h a sil p en gu j ia n b er d a sa r k a n sifa t f isik a

Keterangan: - (tidak menghasilkan minyak atsiri kunyit)

Ta b el 3 Ka n d u n ga n k imia min y a k a t sir i k u n y it (d a la m p er se n )

Page 7: Naskah Publikasi OK

No.Kandungan kimiaDistilasi AirDistilasi KukusDistilasi UapNo.Kandungan kimiaTumbuk(%)Giling(%)Tumbuk(%)Giling (%)Tumbuk(%)Giling

(%)11-Phellandrene7,149,874,734,17--2IsopropylToluene0,911,191,211,17--31,8-Cineole3,431,842,941,88--4Alpha-Terpinolene1,010,980,801,81--5Alpha-Curcumene1,071,421,901,54--61,3-Cyclohexadiene1,563,002,172,03--7Beta-Sesquiphellandrene1,532,762,592,63--8Butan, 2,3-Dimethyl-

2,3 Diphenyl1,181,191,391,12--9AR-Tumerone54,3051,7054,0053,92--10Alpha-Tumerone18,8617,2519,1220,25--

Keterangan: - (tidak menghasilkan minyak atsiri kunyit

Dari metode distilasi yang digunakan denganperlakuan bahan baku kunyit tumbuk dan giling rendementerbanyak pada distilasi rebus (air) dengan bahan baku kunyitgiling dan perlakuan bahan baku kunyit giling mempunyairendemen lebih banyak dari perlakuan kunyit tumbuk baikpada metode distilasi air dan kukus. Sebenarnya dalampenelitian ini dilakukan penelitian tiga metode distilasi yaitudistilasi air, kukus, dan uap tetapi untuk metode distilasi uaptidak diperoleh hasil minyak atsiri yang mana hal inidisebabkan dalam distilasi uap menggunakan tekanan yang

semula hijau berubah menjadi kuning (tanaman kelihatanmati). Pemanenan dilakukan dengan cara membongkarrimpang dengan cangkul/garpu. Sebelum dibongkar, batangdan daun dibuang terlebih dahulu. Selanjutnya rimpang yangtelah dibongkar dipisahkan dari tanah yang melekat laludimasukkan dalam karung agar tidak rusak (Naibaho, 2002).

Metode distilasi juga mempengaruhi rendemen yangdihasilkan. Perbedaan rendemen dari masing-masing metodedistilasi dipengaruhi oleh persebaran uap dan transportasiuap pada ketel bahan. Pada proses distilasi, persebaran uap

cukup tinggi sehingga dalam tekanan yang tinggi tersebut dan ukuran bahan mempunyai hubungan salingaliran steam terlalu cepat untuk melewati graneol-graneoldalam pori-pori kunyit baik untuk perlakuan bahan bakutumbuk dan giling. Rendemen minyak atsiri kunyit dari bahanbaku dengan perlakuan digiling lebih banyak daripada bahanbaku kunyit ditumbuk. Hal ini disebabkan pada bahan bakukunyit digiling lebih mudah membuka graneol-graneol didalam pori-pori kunyit sehingga dalam hal ini akanmengakibatkan memudahkan aliran air dan uap air untuklewat di dalamnya dan membawa minyak atsiri kunyit yangterbawa oleh uap air, kemudian uap air tersebut diembunkansehingga dapat diperoleh hasil minyak atsirinya. Hasil analisisSPSS metode One-Sample Statistics Test diperoleh hasilbahwa thitung lebih besar daripada ttabel. Oleh karena itu, thitung >ttabel maka hipotesis (Ho) ditolak atau ketiga perlakuanmetode distilasi dan kedua perlakuan bahan baku terdapatperbedaan secara signifikan atau berbeda nyata.

Bahan baku merupakan faktor terbesar yangmempengaruhi rendemen. Pemilihan bibit, kondisi dimanatanaman tumbuh dan perlakuan bahan sebelum didistilasimempengaruhi besar kecilnya rendemen. Selain itu, tanamankunyit siap dipanen pada umur 8 bulan sampai 18 bulan, saatpanen yang terbaik adalah pada umur tanaman 11bulansampai 12 bulan, yaitu pada saat gugurnya daun kedua. Saatitu produksi yang diperoleh lebih besar dan lebih banyak biladibandingkan dengan masa panen pada umur kunyit 7 bulansampai 8 bulan. Ciri-ciri tanaman kunyit yang siap panenditandai dengan berakhirnya pertumbuhan vegetatif seperti

mempengaruhi terhadap rendemen yang dihasilkan. Untukbahan dengan luas permukaan besar tidak sesuai didestilasidengan metoda uap. Bahan baku dengan luas permukaanbesar sesuai disuling dengan metoda distilasi air. Pergerakanbahan di dalam ketel lebih leluasa sehingga air yang kemudianmembentuk uap dapat dengan mudah menuju permukaanketel. Tingkat kerapatan bahan baku juga mempengaruhirendemen yang dihasilkan. Tingkat kerapatan bahan bakuyang tinggi membuat persebaran uap tidak merata di dalamketel. Bahan yang terlalu rapat menyebabkan jalur uap tidakterdistribusi ke seluruh permukaan bahan. Bahan bakudengan kerapatan tinggi sesuai dengan metode distilasi air.Bahan baku dengan kepadatan rendah sesuai dengan metodedistilasi uap.

Rendemen yang dihasilkan kunyit giling dengantumbuk berbeda. Hal ini disebabkan karena pada kunyittumbuk kurang terbuka graneol-graneol pada pori-pori kunyitsehingga proses perpindahan massa dari kunyit ke air atauuap air kurang berjalan optimal, hal ini berkaitan pula denganluas area perpindahan massa. Dari ketiga metode distilasiyang digunakan penelitian, perlakuan bahan baku kunyit gilingmempunyai kandungan rendemen lebih tinggi dibandingkunyit tumbuk. Metode distilasi yang paling sesuai untukkunyit adalah metode rebus (distilasi air). Hal ini disebabkanuntuk kunyit (empon-empon) memang paling sesuai denganmetode distilasi air (rebus) karena waktu perebusan seluruhpermukaan pori-pori di dalam kunyit kontak langsung dengan

terjadi kelayuan/perubahan warna daun dan batang yang air yang memungkinkan seluruh permukaan bahan

Page 8: Naskah Publikasi OK

terdistribusi uap air sehingga proses perpindahan massaberjalan paling optimal. Untuk metode distilasi uap tidakmenghasilkan minyak atsiri kunyit. Hal ini disebabkan

Dari Gambar 1 terlihat bahwa rendemen tertinggidiperoleh dari kunyit giling dengan metode distilasi air(rebus), yaitu sebesar 0,56%. Rendemen terendah diperolehdari kunyit tumbuk dengan metode distilasi air (rebus), yaitusebesar 0,31%. Hal ini sesuai dengan penelitian yang telahdilakukan yaitu berkisar antara 0,4% hingga 0,6% (Dirgantara,2008).

Pengukuran rendemen minyak atsiri sangat pentingkarena digunakan sebagai perbandingan hasil distilasi yangmenggunakan tiga metode yaitu distilasi air, kukus, dan uap

Berdasarkan hasil perbandingan dengan metodeanalisis SPSS One-Sample Statistics Test kandungan senyawaAR-Tumerone dan Alpha-Tumerone hasil penelitianmenunjukkan perbedaan yang nyata, sehingga pengambilankesimpulan dikembalikan pada data hasil penelitian, yaitukandungan senyawa AR-Tumerone teringgi sebesar 54,30%pada metode distilasi air (rebus) dan AR-Tumerone terendahyaitu 51,70%. Pada kunyit giling dengan metode distilasi air(rebus),sedangkan untuk kandungan senyawa Alpha-Tumeronetertinggi yaitu 20,25% untuk kunyit giling metode distilasikukus dan kandungan senyawa Alpha-Tumerone terendahyaitu 17,25% untuk kunyit giling dengan metode distilasi air(rebus). Namun, untuk secara keseluruhan kandungansenyawa Tumerone tertinggi yaitu 74,17% pada kunyit gilingdengan metode distilasi kukus dan kandungan senyawaTumerone terendah yaitu 68,95% pada kunyit giling denganmetode distilasi air (rebus). Berdasarkan hasil perbandingandengan metode analisis SPSS One-Sample Statistics Testkandungan senyawa AR-Tumerone dan Alpha-Tumerone hasilpenelitian menunjukkan perbedaan yang nyata, sehinggapengambilan kesimpulan dikembalikan pada data hasilpenelitian, yaitu kandungan senyawa AR-Tumerone teringgisebesar 54,30% pada kunyit tumbuk dan AR-Tumeroneterendah yaitu 51,70% pada kunyit giling,sedangkan untukkandungan senyawa Alpha-Tumerone tertinggi yaitu 20,25%untuk kunyit giling dan kandungan senyawa Alpha-Tumeroneterendah yaitu 17,25% untuk kunyit giling. Namun, untuksecara keseluruhan kandungan senyawa Tumerone tertinggiyaitu 74,17% pada kunyit giling.

Hasil pengujian kualitas sifat fisika (berat jenis, indeksbias, dll) diperoleh hasil berat jenis tertinggi yaitu 0,9449gr/mL untuk kunyit tumbuk metode distilasi kukus dan rebussedangkan berat jenis terendah yaitu 0,9301 gr/mL untukkunyit giling distilasi rebus. Berat jenis berikut ini di mana nilaiberat jenisnya berkisar antara 0,910 hingga 0,980 sedangkanindeks bias yang diperoleh tertinggi yaitu 1,5060 untuk kunyitgiling metode distilasi kukus dan indeks bias terendah yaitu1,5020 untuk kunyit giling metode distilasi air (rebus).

Keuntungan diperoleh dari pendapatan dalam satutahun dikurangi seluruh pembiayaan dalam satu tahun.

Net Benefit = Rp. 604.800.000,- – Rp. 393.569.191,-,-= Rp. 211.230.809,-

distribusi uap tidak merata mengenai permukaan bahansehingga hanya sebagian saja yang ikut tersuling dan uap yangbertekanan tersebut mempunyai laju yang sangat cepat.

serta dua perlakuan bahan baku yaitu tumbuk dan giling.Selain pengukuran rendemen dilakukan pula pengujiankualitas minyak atsiri, yaitu warna, indeks bias, dan beratjenis, serta kadar Tumerone dengan menggunakaan GC-MS.Berikut pembahasan hasil penelitian dari semua pengujianmeliputi: rendemen, warna, aroma, berat jenis, indeks bias,dan kadar Tumerone.

Analisis Ekonomi

Dalam satu tahun pertama akan diperoleh keuntungan sebesarRp. 195,330,899,-

Benefit Cost Ratio (B/C)Merupakan indikator kelayakan usaha yang dilihat dari

perbandingan antara tingkat keuntungan dengan jumlah biayabunga pinjaman yang dikeluarkan.

B/C >1, maka usaha industri minyak atsiri kunyit cukup layakuntuk dijalankan

Payback Period (PP)Merupakan waktu yang diperlukan untuk dapat

mengembalikan seluruh biaya investasi.

Artinya seluruh biaya investasi yang dikeluarkan akan kembalidalam waktu 0,44 tahun atau 4,5 bulan.

Rate of Return on Investment (RoI)RoI merupakan tingkat pengembalian investasi,

perhitungan ini menunjukkan hubungan antara keuntungandan investasi yang ditanamkan.

Artinya dalam satu tahun produksi akan diperolehkeuntungan sebesar 228,63 %.

Break Event Point (BEP)Digunakan untuk menentukan banyaknya bahan baku

yang diproses dimana suatu usaha sudah dapat menutupsemua biaya.

Usaha akan mencapai titik impas jika telah mengolah bahanbaku kunyit sebanyak 8640 kg atau 8,64 ton .

4.KESIMPULANDari hasil penelitian dapat disimpulkan berikut ini:1)Hasil analisa SPSS dengan metode One-Sample Statistics Testuntuk rendemen dan kualitas baik sifat fisika (berat jenis,indeks bias, dll) maupun sifat kimia (hasil analisis GC-MS)

Page 9: Naskah Publikasi OK

diperoleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yangsiginfikan atau dengan kata lain di antara ketiga metodedistilasi dan kedua perlakuan bahan baku terdapat perbedaansignifikan yang nyata.

Cahyani, Warsito, Purwadi, and Retnowati. 2009. GoodPlanning Towards Good Practices and Sustainability inEssential Oil Production. International Seminar onEssential Oil 26 – 28 October 2009, Indonesian

2)Perlakuan bahan baku dan metode distilasi yang Essential Oil Council. Bogor.menghasilkan rendemen (kuantitas) tertinggi yaitu perlakuanbahan baku giling dan distilasi air (rebus), sedangkan untuk

Christos, A.D. 2011. ”Potential uses of turmeric (Curcumalonga) as a alternatve means of pest management in

kualitas sifat kimia (kandungan Tumerone) tertinggi yaitu crop production”. Department of Agriculturalperlakuan bahan baku giling dan metode distilasi kukus.3)Berat jenis untuk kunyit perlakuan bahan baku tumbuk dangiling distilasi air berturut-turut yaitu 0,9449 dan 0,9301kemudian untuk perlakuan bahan baku tumbuk dan gilingdistilasi kukus yaitu 0,9412 dan 0,9449. Indeks bias untukkunyit perlakuan bahan baku tumbuk dan giling distilasi airberturut-turut yaitu 1,5020 dan 1,5046 kemudian untukperlakuan bahan baku tumbuk dan giling distilasi kukusberturut-turut yaitu 1,5060 dan 1,5055.

Development University of Thrace. Greece.Damalas, C.A., 2011. Potential uses of turmeric (Curcuma

longa) products as alternative means of pestmanagement in crop production. Plant Omics Journal,136-141.

Dirgantara, M.W., 2002. “Isolasi dan Identifikasi Minyak AtsiriKunyit dengan Metode Destilasi Rebus”. FakultasMIPA UII. Yogyakarta.

Dirgantara, M.W., 2008. ”Isolasi dan Identifikasi Minyak Atsiri4)Hasil pengujian sifat kimia dengan analisis GC-MS Kunyit dengan Metode Destilasi Rebus”. CEOSmenunjukkan bahwa kandungan komponen kimia tertinggiberupa Tumerone (AR-Tumerone dan Alpha-Tumerone) sekitar70%.

Fakultas MIPA UII. Yogyakarta.Dirgantara, M.W., 2010. “Isolasi, Analisis GC-MS, dan

Identifikasi Minyak Atsiri Kunyit dengan Metode5)Hasil pengujian sifat kimia dengan analisis GC-MS Destilasi Rebus”. Fakultas MIPA UII. Yogyakarta.menunjukkan bahwa terdapat beberapa senyawa kimia utamayaitu AR-Tumerone, Alpha-Tumerone, 1-Phellandrene, 1,8-Cineole, dan 1,3- Cyclohexadiene.5.SARAN1)Peralatan destilasi yang digunakan harus lebih presisi danakurat untuk mencegah bocornya minyak atsiri yangdihasilkan serta hasil yang diperoleh juga lebih sempurna.2)Keseragaman ukuran untuk perlakuan bahan baku yangditumbuk dan digiling harus lebih homogen dan sama sehinggamenjadi tolok ukur atau pembanding yang sama untukperbandingan perlakuan bahan baku.3)Perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang kegunaandaripada turunan senyawa Tumerone dan kegunaannya bagimanusia.Daftar pustakaAgusta, A. 2000. ”Minyak Atsiri Tumbuhan Tropika Indonesia”.

Penerbit ITB Press. Bandung.Apriyani. 2009. Isolasi dan Analisis Komponen Penyusun

Minyak Atsiri Biji Ketumbar (Coriandum Sativum)dengan Metode Kromatografi Gas-SpektroskopiMassa. Skripsi Jurusan Ilmu Kimia. Fakultas MIPA.Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta.

Armando, R. 2009. ”Memproduksi 15 Minyak AtsiriBerkualitas”. Penebar Swadaya. Jakarta.

Azian, M.N., 2000. Essential Oil and Active IngredientsExtraction from Ginger Plant, Annual Progress ReportCentre of Lipids Engineering and Applied Research,Malaysia.

Babajide,O., and Istiani,C., 1990. ”Isolasi dan Analisis KimiaMinyak Atsiri Daun Kunyit”. FMIPA UNDIP. Semarang.

Backer,C.A. and Denbrink,V.B.R.C. 1965. “Flora of Java. Vol III,Netherland:The Auspices Of The Rijksherbarium.

Fernandi. 2007. “Isolasi, Analisis GC-MS dan IdentifikasiMinyak Atsiri Kunyit dengan Metode Destilasi Rebus”.USU. Medan.

Guenther, E., 1970. The Essential Oil Vol. I. Robert E KriegerPublishing. USA.Guenther, E., 1987. “Minyak Atsiri Jilid I”. UI Press. Jakarta.Guenther, E., 2006. ”Minyak Atsiri Jilid I”. Penerbit UI Press.Jakarta.Kartasapoetra, G. 1992. Budidaya tanaman berkhasiat obat:

kunyit (kunir). PT. Rineka Cipta: 60. Jakarta.Ketaren. 1983. Essential oil. Reinhold Publishing Corporation.New York.Ketaren. 1985. Essential oil chemistry.pp.317,318. Reinhold

Publishing Corp. New York.Li.S.,Wei, Y., Guangrui, D., Ping, W., Peiying, Y., and Bharat,

B.A., 2011, ”Chemical Composition and ProductQuality Control of Turmeric (Curcuma longa L)”,Pharmaeutical Crops, 2, 28-54.

Muhlisah, F., 1999. Tanaman Obat Keluarga. Penebar Swadaya,Jakarta.Naibaho, R.A., 2002. Tanaman Herbal Kunyit. Universitas

Sumatra Utara Press. Medan.Naibaho, R.A., 2010. Tanaman Herbal Kunyit Vol.II. Universitas

Sumatra Utara Press. Medan.New Directions Laboratory. 2011. MSDS Turmeric Oil. New

Direction Australia. 47 Carrington Road, Marrickville,NSW 2004, Australia.

Paul, B.K., M.M.U.Munshi, M.N. Ahmed, G.C. Saha, andS.K.Roy. 2010. The Fatty Acid Composition andProperties of Oil Extracted from Fresh Rhizomes ofTurmeric (Curcuma longa L). Cultivars of Bangladesh.Bangladesh.