naskah publikasi penerimaan orangtua pada anak … · pendarahan pada trisemester pertama gawat...

28
NASKAH PUBLIKASI PENERIMAAN ORANGTUA PADA ANAK AUTIS Oleh : PUTRI RAHMA NOVIA IRWAN NURYANA KURNIAWAN PROGAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Upload: buibao

Post on 07-Mar-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: NASKAH PUBLIKASI PENERIMAAN ORANGTUA PADA ANAK … · pendarahan pada trisemester pertama gawat janin yang ... - menolak dan menghindari tatapan mata. ... Menghubungi pusat terapi

NASKAH PUBLIKASI

PENERIMAAN ORANGTUA PADA

ANAK AUTIS

Oleh :

PUTRI RAHMA NOVIA IRWAN NURYANA KURNIAWAN

PROGAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN SOSIAL BUDAYA

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Page 2: NASKAH PUBLIKASI PENERIMAAN ORANGTUA PADA ANAK … · pendarahan pada trisemester pertama gawat janin yang ... - menolak dan menghindari tatapan mata. ... Menghubungi pusat terapi

2

2007

NASKAH PUBLIKASI

PENERIMAAN ORANGTUA PADA

ANAK AUTIS

Telah Disetujui Pada Tanggal

_________________________

Dosen Pembimbing Skripsi

Page 3: NASKAH PUBLIKASI PENERIMAAN ORANGTUA PADA ANAK … · pendarahan pada trisemester pertama gawat janin yang ... - menolak dan menghindari tatapan mata. ... Menghubungi pusat terapi

3

Irwan Nuryana Kurniawan S.Psi, M.Si

PENERIMAAN ORANGTUA PADA ANAK AUTIS

Putri Rahma Novia Irwan Nuryana Kurniawan

Penelitian yang ditulis mempunyai tujuan untuk mengetahui sejauh mana penerimaan orangtua pada anaknya yang merupakan anak dengan kebutuhan khusus. Penelitian ini juga diharapkan untuk menambah pengetahuan tentang anak dengan kebutuhan khusus dan penerimaan orangtua yang anaknya merupakan anak dengan kebutuhan khusus. Subyek dalam penelitian ini yaitu orangtua yang memiliki anak dengan kebutuhan khusus, menyekolahkan anaknya pada yayasan atau sekolah untuk anak dengan kebutuhan khusus Cahaya Ananda. Penelitian yang dipakai yaitu metode penelitian kualitatif. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode wawancara langsung dengan subyek yang merupakan dua orang ibu yang mempunyai anak Autis. Dari penelitian tersebut terdapat adanya variasi penerimaan di antara orangtua disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satu faktor yang menimbulkan variasi penerimaan orang tua di antaranya yaitu perkembangan anak. Orangtua yang banyak mengalami kesulitan dalam mengasuh anaknya, sering merasa putus asa. Orangtua merasa putus asa karena anak tidak menunjukkan kemajuan seperti yang diharapkan orangtua. Orangtua yang lain dapat menerima anaknya yang merupakan anak dengan kebutuhan khusus walaupun awalnya juga mengalami kesulitan yang sama seperti orangtua lain yang mempunyai anak dengan kebutuhan khusus, karena anak menunjukkan kemajuan yang baik, kemajuan yang sesuai dengan harapan orangtua maka orangtua akan lebih menerima anaknya yang merupakan anak dengan kebutuhan khusus. Kata kunci : Penerimaan, Anak Autis

Page 4: NASKAH PUBLIKASI PENERIMAAN ORANGTUA PADA ANAK … · pendarahan pada trisemester pertama gawat janin yang ... - menolak dan menghindari tatapan mata. ... Menghubungi pusat terapi

4

Pengantar

Tumbuh kembang yang normal pada anak adalah harapan bagi setiap

orangtua. Orangtua selalu berharap anak yang dilahirkan adalah anak yang sehat

dan normal. Tapi kadang Tuhan berkehendak lain. Salah satu cobaan bagi orangtua

yaitu memiliki anak Autis (Haniman, 2001)

Setiap orangtua mengharapkan anak-anak mereka tumbuh dewasa tanpa

menghadapi masalah-masalah yang berarti. Mereka berharap anak-anak mereka

tumbuh normal dan kelak berhasil dalam pendidikan dan kehidupan serta dapat

menjadi kebanggaan keluarga. Persoalan dapat saja muncul dalam sebuah keluarga

yang memiliki anak Autis.

Sampai sekarang anak Autis semakin banyak. Disebutkan bahwa angka

kejadian gangguan perkembangan Autis meningkat beberapa tahun terakhir ini. Di

Indonesia kesan peningkatan juga terlihat di ruang day care Psikiatri Anak RSUD Dr.

Soetomo. Jumlah pasien yang datang dengan gangguan perkembangan Autis ini

jelas bertambah. Tahun-tahun sebelumnya tiap tahun hanya sekitar dua sampai tiga

orang anak, pada tahun 2000 jumlahnya meningkat dengan tajam sampai kurang

lebih 20 anak, demikian juga pada tahun-tahun berikutnya. Bertambahnya jumlah

anak penyandang Autis ini tampaknya memacu orangtua untuk siap dengan

keadaan anaknya yang merupakan anak Autis (Haniman, 2001).

Seringkali orangtua tidak terlalu memahami mengenai anak Autis sehingga

mereka merasa bimbang terhadap kondisi anaknya dan mengalami konflik dalam diri

orangtua itu sendiri. Konflik tersebut terkait dengan keinginan dan harapan yang

1

Page 5: NASKAH PUBLIKASI PENERIMAAN ORANGTUA PADA ANAK … · pendarahan pada trisemester pertama gawat janin yang ... - menolak dan menghindari tatapan mata. ... Menghubungi pusat terapi

5

tidak terpenuhi untuk memiliki anak yang bisa dibanggakan dalam lingkungan.

Ketidaksesuaian terjadi antara kenyataan dan idealisme (Faridah, 2001).

Perjuangan orangtua sangat diperlukan. Karena perjuangan orangtua bagi

anaknya adalah suatu panggilan hidup dan suatu keharusan. Masih banyak

kemungkinan yang tidak bisa diduga oleh orangtua yang anaknya merupakan anak

Autis. Misalnya anak Autis memiliki keunikan tersendiri. Anak Autis tetaplah anak

yang membutuhkan kasih sayang, perhatian dan cinta dari orangtua, saudara dan

orang lain disekitarnya. Karena anak Autis juga anugerah dan kepercayaan yang

diberikan oleh Tuhan untuk dibesarkan, dididik dan dilatih. Orangtua seharusnya dan

sepatutnya merasa sangat bangga telah diberikan kepercayaan oleh Tuhan

(Faridah, 2001)

Realitas-realitas yang sering terjadi pada orangtua yang anaknya merupakan

anak Autis sangat kompleks. Sebagian orangtua mengalami shock, sedih, khawatir,

malu dan takut saat pertama kali mengetahui hasil diagnostik bahwa anaknya

merupakan anak Autis. Perasaan-perasaan seperti itu pada awalnya menimbulkan

ketidakpercayaan orangtua pada dokter, psikiater dan psikolog. Maka untuk mencari

ketenangan diri, orangtua mencari dokter, psikiater dan psikolog lain yang mungkin

akan menyangkal diagnostik sebelumnya (Safaria, 2005)

Orangtua yang dihadapkan pada suatu kenyataan bahwa anaknya

merupakan anak Autis, banyak orangtua yang dengan terpaksa menerima keadaan

anaknya. Tentu saja menerima keadaan anak Autis tidaklah mudah. Anak yang

mereka cintai merupakan anak Autis. Perasaan marah juga muncul ketika timbul

perasaan iri pada teman-teman yang memiliki anak normal. Kebingungan dalam

Page 6: NASKAH PUBLIKASI PENERIMAAN ORANGTUA PADA ANAK … · pendarahan pada trisemester pertama gawat janin yang ... - menolak dan menghindari tatapan mata. ... Menghubungi pusat terapi

6

menghadapi pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari teman, keluarga besar atau

orang lain yang menanyakan kondisi dan apa yang terjadi pada anaknya (Safaria,

2005)

Kadang-kadang orangtua memiliki perasaan yang kuat untuk menolak

keadaan bahwa anaknya merupakan anak Autis. Penolakan ini bukan malah

meredakan kesedihan orangtua tetapi malah semakin menyiksa perasaan orangtua.

Perasaan ini tanpa disadari dilampiaskan pada pasangan atau anak, sehingga

cukup membuat beban dalam keluarga bertambah. Bagaimanapun sikap menerima

dengan hati terbuka lebih baik dari pada sikap menolak keadaan anaknya karena

akan menambah beban orangtua (Safaria, 2005)

Sejalan dengan itu, Faridah (2001) menyebutkan bahwa sudah seharusnya

orang tua menerima anaknya karena anak adalah titipan Tuhan. Orangtua yang

mempunyai anak Autis dapat memberikan reaksi menerima dan menolak pada

anaknya. Penerimaan orangtua sangat berperan penting dalam perkembangan

anak dan sebaliknya, penolakan orangtua bisa menghambat perkembangan anak

Autis.

Safaria (2005) mendeskripsikan gangguan perkembangan Autis sebagai

ketidakmampuan untuk berinteraksi dengan orang lain, gangguan berbahasa yang

ditunjukkan dengan penguasaan yang tertunda, aktivitas permainan yang repetitif

dan keinginan obsesif untuk mempertahankan keteraturan di dalam lingkungannya.

Kuwanto dan Natalia (2001) menyatakan bahwa gangguan Autis merupakan

gangguan perkembangan dalam bidang komunikasi verbal dan non-verbal, bidang

interaksi sosial, bidang perilaku dan emosi.

Page 7: NASKAH PUBLIKASI PENERIMAAN ORANGTUA PADA ANAK … · pendarahan pada trisemester pertama gawat janin yang ... - menolak dan menghindari tatapan mata. ... Menghubungi pusat terapi

7

Dawson dan Hertzig (Santrock, 2002) menyatakan Autis ialah gangguan

perkembangan yang parah yang meliputi ketidakmampuan dalam membangun

hubungan sosial, ketidaknormalan dalam berkomunikasi, mempunyai pola perilaku

yang terbatas dan perilaku yang berulang-ulang.

Menurut Kannen (2006), anak Autis merupakan keterlambatan perkembangan

perilaku yang menghambat kemampuan berkomunikasi, bicara, emosi perilaku dan

ketrampilan motorik yang berdampak luas pada anak. Tidak bisa berbicara secara

normal, berkomunikasi, berhubungan dengan orang lain dan belajar berinteraksi

dengan seseorang. Anak Autis ini umumnya tidak mampu mengembangkan

permainan yang kreatif dan imajinatif.

Anak Autis termasuk anak yang mengalami hambatan dalam perkembangan

perilakunya. Perilaku anak-anak Autis ini, yang antara lain terdiri dari wicara dan

okupasi, tidak berkembang seperti pada anak yang normal (Handoyo, 2003)

Sampai saat ini para ahli belum menentukan apa penyebab Special Needs.

Namun beberapa ahli berpendapat McCandless (2003) Special Needs merupakan

sindroma yang disebabkan oleh berbagai penyebab seperti :

a. Faktor genetik, diduga karena kromososm (ditemukan pada 5-20 % penyandang

Autis) seperti kelainan kromososm yang disebut syndrome fragile – x.

b. Kelalaian otak, adanya kerusakan atau berkurangnya jumlah sel syaraf yang

disebut sel purkenye.

c. Kelainan neurotransmitter, terjadi karena impuls listrik antar sel terganggu

alirannya.

Page 8: NASKAH PUBLIKASI PENERIMAAN ORANGTUA PADA ANAK … · pendarahan pada trisemester pertama gawat janin yang ... - menolak dan menghindari tatapan mata. ... Menghubungi pusat terapi

8

d. Kelainan peptida pada otak. Dalam keadaan normal, gluten (protein gandum)

dan kasein (protein susu) dipecah dalam usus menjadi peptida dan asam amino.

Sebagian kecil peptida tersebut diserap di usus dan kemudian beredar dalam

darah, bila berlebihan akan dikeluarkan melalui urine. Sebagian lainnya akan

disaring kembali saat melewati batang darah otak, sehingga yang masuk ke

dalam otak hanya sedikit dan berperan dalam peningkatan jumlah endorfin dan

enfekali yang dibutuhkan dalam pengaturan aktifitas otak. Bila kadar endoruin

dan enkefalin melebihi kebutuhan akan menyebabkan gangguan perilaku,

persepsi, intelegensia emosi dan perasaan. Pada sebagian besar penyandang

Autis turunan peptida yaitu gliadorpin dan casomorphin dalam urin jumlahnya

berlebih yang menunjukkan adanya kelebihan peptida pada darah dan otak.

e. Komplikasi saat ibu hamil dan persalinan. Komplikasi yang terjadi seperti

pendarahan pada trisemester pertama gawat janin yang disertai terhisapnya

cairan ketuban yang bercampur feses dan obat-obatan yang diminum ibu selama

kehamilan.

f. Kekebalan tubuh. Terjadi karena kemungkinan adanya interaksi gangguan

kekebalan tubuh dengan faktor lingkungan.

g. Keracunan. Keracunan yang paling banyak dicurigai adalah karena keracunan

logam berat timah hitam (plumbum), arsen, antimoni, kadmium dan merkuri yang

berasal dari polusi udara, air maupun makanan.

h. Kejang. Setelah mengalami kejang beberapa anak menunjukkan gejala Autis

Neale (Kuwanto dan Natalia, 2001) menyebutkan bahwa penyandang Autis

sempat berkembang normal, namun perkembangan itu terhenti sebelum mencapai

Page 9: NASKAH PUBLIKASI PENERIMAAN ORANGTUA PADA ANAK … · pendarahan pada trisemester pertama gawat janin yang ... - menolak dan menghindari tatapan mata. ... Menghubungi pusat terapi

9

usia tiga tahun dan kemudian tampak kemunduran serta tampak gejala-gejala Autis

sebagai berikut :

a. Gangguan dalam bidang komunikasi verbal maupun non-nerbal

- terlambat bicara.

- berbicara dangan bahasa yang tidak dimengerti oleh orang lain.

- bila kata-kata mulai diucaokan, anak Autis itu sendiri tidak mengerti apa yang

sudah diucapkan.

- bicara tidak dipakai untuk komunikasi.

- banyak meniru atau membeo (echolalia).

- beberapa anak Autis pandai menirukan nyanyian, nada maupun kata-

katanya, tanpa mengerti artinya.

- bila anak Autis menginginkan sesuatu, ia menarik tangan orang yang

terdekat dengannya dan mengharap tangan tersebut melakukan sesuatu

untuknya.

b. Gangguan dalam bidang interaksi sosial

- menolak dan menghindari tatapan mata.

- tidak mau menengok bila dipanggil.

- sering kali menolak bila dipeluk.

- tidak ada usaha untuk memulai interaksi dengan orang lain.

- lebih asyik bermain sendiri.

- bila didekati untuk diajak bermain, anak Autis ini cenderung menjauh.

c. Gangguan dalam bidang perilaku

Page 10: NASKAH PUBLIKASI PENERIMAAN ORANGTUA PADA ANAK … · pendarahan pada trisemester pertama gawat janin yang ... - menolak dan menghindari tatapan mata. ... Menghubungi pusat terapi

10

- pada anak Autis terlihat adanya perliaku berlebihan atau excess (hiperaktif

motorik seperti jalan mondar-mandir, melompat-lompat, mengulang suatu

gerakan tertentu dan tantrum). Selain itu terdapat juga perilaku kekurangan

atau deficit (duduk diam dengan tatapan kosong, melakukan permainan yang

sama atau monoton, sering duduk terdiam melihat benda berputar).

- kadang-kadang ada kelekatan pada benda tertentu yang terus dipegang dan

dibawa kemana-mana.

- perilaku yang ritualistik.

d. Gangguan dalam bidang perasaan atau emosi

- tidak dapat ikut merasakan apa yang dirasakan orang lain, misalnya melihat

anak menangis, anak Autis tidak merasa kasihan melainkan merasa

terganggu dan mungkin anak yang menangis itu akan didatangi dan dipukul.

- kadang anak Autis ini tertawa-tawa sendiri, menangis atau marah-marah

tanpa sebab yang nyata.

- sering mengamuk tidak terkendali, terutama bila tidak mendapatkan yang dia

inginkan, anak Autis ini bisa menjadi agresif atau destruktif.

e. Gangguan dalam persepsi sensoris

- mencium-cium, menggigit mainan atau benda-banda apa saja.

- bila mendengar suara tertentu langsung menutup telinga.

- tidak menyukai rabaan dan pelukan

- merasa sangat tidak nyaman bila memakai pakaian yang kasar.

Seperti teori dari Rohner (2001) penerimaan orangtua yaitu suatu efek

psikologis dan perilaku dari orangtua pada anaknya seperti rasa sayang, kelekatan,

Page 11: NASKAH PUBLIKASI PENERIMAAN ORANGTUA PADA ANAK … · pendarahan pada trisemester pertama gawat janin yang ... - menolak dan menghindari tatapan mata. ... Menghubungi pusat terapi

11

kepedulian, dukungan dan pengasuhan dimana orangtua tersebut bisa merasakan

dan mengekspresikan rasa sayang kepada anaknya.

Dalam kaitannya dengan ini, seperti yang dikatakan Stipek (2006)

mengatakan bahwa terdapat hubungan yang erat antara orangtua dan anaknya

sedikitnya mempunyai tiga komponen yang utama. Pertama yaitu penerimaan.

Dalam konteks ini, orangtua harus menerima keberadaan anak apa adanya, tanpa

syarat apapun. Penerimaan total orangtua terhadap anak-anak memberikan rasa

percaya diri yang tinggi kepada anak-anak dan mempercepat anak dalam proses

pembelajaran dan perkembangan dirinya. Kedua, hubungan atau ikatan batin yang

kuat antara orangtua dan anaknya menciptakan rasa aman secara emosi, tenteram

dan bahagia menjadi dirinya sendiri. Ketiga, dukungan dari orangtua. Orangtua

harus menghargai dan menghormati anak sebagai pribadi yang unik, sehingga

mengembangkan segala potensinya untuk menjadi diri sendiri dan mandiri.

Sikap orangtua menurut Faridah (2001) merupakan faktor yang

mempengaruhi penerimaan orangtua pada anaknya yang merupakan anak Autis

antara lain :

1. Hubungan cinta untuk semua anggota keluarga.

Hubungan cinta yang sehat pada semua anggota keluarga menghasilkan energi

positif dan para anggota keluarga akan semakin produktif, sehingga bisa bekerja

sama dalam mendidik dan mengasuh anak Autis.

2. Pandangan individu bahwa anak merupakan titipan dan Tuhan

Page 12: NASKAH PUBLIKASI PENERIMAAN ORANGTUA PADA ANAK … · pendarahan pada trisemester pertama gawat janin yang ... - menolak dan menghindari tatapan mata. ... Menghubungi pusat terapi

12

Orangtua percaya bahwa anak, bagaimanapun keadaan anak mereka adalah

titipan Tuhan yang harus dijaga, dididik dan diasuh sebaik mungkin karena

merupakan tenggung jawab orangtua pada Tuhan.

3. Pandangan individu terhadap nilai moral sebagai orangtua.

Dalam kehidupan sehari-hari, orangtua mampu mencerminkan sikap menerima

anaknya yang merupakan anak Autis untuk selalu dididk dan diasuh demi

kemajuan anak.

Faridah (2001) menyatakan orangtua yang memiliki anak Autis, memberikan

banyak reaksi dalam penerimaan anaknya. Ada yang menerima dengan pasrah

begitu saja dengan anaknya yang merupakan anak Autis. Ada pula orangtua yang

sama sekali menolak kondisi anak Autis karena malu dan hancur. Ada pula yang

menerima anaknya dengan penuh optimis serta mendukung demi kemajuan

anaknya yang merupakan anak Autis. Ciri-ciri orangtua yang menerima anaknya

yang merupakan anak Autis antara lain :

1. Menerima dengan lapang dada diagnosis dari dokter bahwa anaknya

merupakan anak Autis.

2. Orangtua mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang anak Autis, untuk

kemajuan anaknya dan kemajuan orangtua sendiri dalam membimbing dan

mendidik anaknya yang merupakan anak Autis.

3. Orangtua memeriksakan anaknya secara berkala pada ahli, sehingga dapat

mengetahui kondisi anaknya secara akurat dan aktual.

Page 13: NASKAH PUBLIKASI PENERIMAAN ORANGTUA PADA ANAK … · pendarahan pada trisemester pertama gawat janin yang ... - menolak dan menghindari tatapan mata. ... Menghubungi pusat terapi

13

4. Menghubungi pusat terapi untuk anak Autis agar dapat membantu proses

pendidikan anak Autis dan juga untuk berbagi pengalaman sesama orangtua

yang memiliki anak Autis.

5. Melatih anak di rumah, terutama melatih anak untuk menolong diri sendiri.

6. Melakukan kontrol minimal seminggu sekali dan melakukan evaluasi

kemajuan anak, walaupun hal itu merupakan hal yang kecil dan sederhana.

7. Orangtua melakukan terapi untuk kemajuan motorik kasar dan motorik halus.

Metode Penelitian

Penelitian ini memakai metode penelitian studi kasus dimana peneliti ingin

memahami pengalaman subyek yang mempunyai anak Autis. Data penelitian

berasal dari hasil wawancara kualitatif dengan subyek (Alsa, 2003)

Pengumpulan data dioeroleh dari wawancara langsung dengan subyek

dimana peneliti merekam dan mentransfer data tersebut ke dalam transkrip.

Pertanyaan-pertanyaan dalam wawancara memfokuskan pada bagaimana

penerimaan orangtua yang mempunyai anak Autis (Alsa, 2003)

Orangtua yang memiliki anak Autis merupakan subyek penelitian yang

mempunyai gambaran tentang dirinya sendiri dalam menerima atau menolak

anaknya. Maka dari itu diperlukan metode tepat untuk mengetahui pengalaman-

pengalaman orangtua dalam mengasuh, mendidik dan membimbing anaknya yang

merupakan anak Autis lebih mendalam.

Metode ini digunakan untuk mendapatkan keterangan sejelas-jelasnya dari

orangtua. Agar dapat memperoleh keterangan tentang penerimaan orangtua pada

Page 14: NASKAH PUBLIKASI PENERIMAAN ORANGTUA PADA ANAK … · pendarahan pada trisemester pertama gawat janin yang ... - menolak dan menghindari tatapan mata. ... Menghubungi pusat terapi

14

anaknya yang merupakan anak Autis, maka peneliti menggunakan metode sebagai

berikut :

1. Angket Skala penerimaan Orangtua

Skala penerimaan orangtua ini digunakan untuk mengukur tingkat penerimaan

orangtua pada anaknya yang merupakan anak Autis. Hasil dan pengambilan

data dengan angket ini menunjukkan tinggi rendahnya penerimaan orangtua.

2. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara merupakan daftar pertanyaan secara garis besar yang

akan diberikan pada subyek penelitian. Dalam hal ini, pedoman wawancara

diberikan kepada orangtua yang memiliki anak Autis yang “menyekolahkan”

anaknya di Yayasan Anak Autis Cahaya Ananda sebagai subyek yang paling

memahami dirinya sendiri.

3. Wawancara

Wawancara adalah suatu percakapan tatap muka untuk memperoleh informasi

sesuai dengan maksud yang ingin dicapai. Dalam hal ini pewawancara

menanyakan masalah-masalah dan mencatat jawaban subyek (Chaplin, 2004)

Metode wawancara ini dilakukan secara terarah dan memberikan keleluasaan

kepada subyek untuk bercerita tentang pengalaman hidup bersama anaknya,

terutama bagaimana penerimaan orangtua. Diharapkan subyek mau membuka

diri untuk bercerita dalam suasana bebas bersama peneliti.

Sebelum melakukan pengambilan data dengan metode wawancara,

penerimaan orangtua diukur menggunakan skala penerimaan orangtua yang dibuat

Page 15: NASKAH PUBLIKASI PENERIMAAN ORANGTUA PADA ANAK … · pendarahan pada trisemester pertama gawat janin yang ... - menolak dan menghindari tatapan mata. ... Menghubungi pusat terapi

15

oleh peneliti meliputi aspek komunikasi, aspek perhatian dan kasih sayang, aspek

keterlibatan dengan anak dan aspek kepercayaan pada anak.

Tingginya penerimaan orangtua terhadap anaknya yang merupakan anak

Autis dapat dilihat dari skor tinggi pada skala ini. Skor dari angket diharapkan dapat

memberi informasi secara garis besar bagaimana penerimaan orangtua, kemudian

informasi ini digunakan untuk memilih orangtua mana yang akan diwawancarai.

Pada penelitian kualitatif, dalam pengambilan data sangat bermacam-macam

sesuai dengan masalah yang diteliti. Metode pengumpulan data pada penelitian ini

yaitu wawancara. Metode wawancara dilakukan untuk mengetahui secara langsung

bagaimana orangtua menerima anaknya dan mengasuh anaknya yang merupakan

anak Autis. Mengetahui kegiatan apa saja yang dilakukan orangtua bersama

anaknya dalam kehidupan sehari-hari. Hasil wawancara akan ditulis dalam bentuk

teks oleh peneliti untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana proses wawancara

dilaksanakan. Wawancara dalam penelitian ini, terlebih dahulu dengan membuat

pedoman wawancara mengenai bagaimana penerimaan orangtua. Hal ini dilakukan

agar dalam wawancara, pertanyaan tetap terfokus pada tujuan penelitian. Pedoman

wawancara tersebut adalah :

1. Pendapat orangtua tentang Autis dan anak Autis saat diagnosa.

2. Bagaimana perasaan orangtua saat diagnosa anak?

3. Masa tersulit yang dialami subyek.

4. Bagaimana orangtua menghadapi masa sulit?

5. Sikap penerimaan orangtua sekarang.

6. Harapan orangtua.

Page 16: NASKAH PUBLIKASI PENERIMAAN ORANGTUA PADA ANAK … · pendarahan pada trisemester pertama gawat janin yang ... - menolak dan menghindari tatapan mata. ... Menghubungi pusat terapi

16

Alsa (2003) menyebutkan untuk menganalisis data kualitatif dengan cara

wawancara langsung dengan subyek, peneliti menyusun statement dan deskripsi

wawancara untuk menunjukkan penerimaan subyek pada anaknya.

Untuk mengetahui tinggi rendahnya penerimaan orangtua terhadap anaknya

yang merupakan anak Autis digunakan skala penerimaan orangtua.

Angket yang diisi oleh subyek menggambarkan secara garis besar

penerimaan orangtua pada anaknya yang merupakan anak Autis. Dari skor angket

dapat memberikan informasi orangtua mana yang akan berpartisipasi untuk

pengambilan data selanjutnya yaitu wawancara.

Pengambilan data melalui skala sikap dalam penelitian ini dilakukan dengan

alasan :

a. Akan memperoleh jawaban langsung sehingga lebih efektlf dari segi waktu,

biaya dan tenaga.

b. Adanya asumsi bahwa subyek merupakan orang yang paling tahu mengenai

dirinya sendiri.

c. Dengan situasi yang diinginkan subyek diharapkan dapat mengemukakan

pendapat dan jawaban sebenarnya dan secara terbuka.

Analisis data dalam penelitian yaitu tahap wawancara ini dilakukan dengan

menyajikan data dan menarik kesimpulan. Analisis data dilakukan secara kualitatif,

diantaranya yaitu :

1. Mengumpulkan data dengan cara wawancara memakai tape recorder untuk

mendapatkan data akurat dari subyek.

2. Menyajikan data dari tape recorder ke dalam bentuk teks.

Page 17: NASKAH PUBLIKASI PENERIMAAN ORANGTUA PADA ANAK … · pendarahan pada trisemester pertama gawat janin yang ... - menolak dan menghindari tatapan mata. ... Menghubungi pusat terapi

17

3. Menarik kesimpulan dari data.

Metode wawancara dipilih karena merupakan salah satu cara mendapatkan

data secara langsung dari subyek. Subyek dapat bebas bercerita sesuai dengan

pengalaman pribadinya sesuai dengan pertanyaan yang diajukan peneliti. Dari

jawaban subyek, peneliti dapat menyimpulkan sesuai dengan topik penelitian yaitu

penerimaan orangtua pada anaknya yang merupakan anak Autis.

Hasil Penelitian

Subyek merupakan ibu salah satu orangtua yang memiliki anak Autis. Subyek

sebagai ibu rumah tangga memberikan pengasuhan penuh mulai dari anaknya lahir

sampai sekarang tanpa bantuan babysitter ataupun pembantu. Subyek didampingi

suami dalam pengasuhan anak saat sore sampai malam karena suaminya bekerja.

Perbandingan waktu bersama anak antara subyek dengan suami jelas ada. Subyek

mempunyai waktu lebih lama bersama anak dibandingkan dengan suami, sehingga

subyek sangat peka dengan anak. Keterkaitan emosi antara ibu dan anak sangat

terjalin walaupun anaknya merupakan Autis. Waktu bersama anak yang relatif

banyak ini membuat subyek bisa memberikan perhatian penuh pada anak. Sampai

pada subyek menemukan keanehan demi keanehan pada anaknya.

Subyek menampakkan sikap positif dan kooperatif saat wawancara

berlangsung. Subyek memberikan jawaban pada setiap pertanyaan. Bukan hanya

itu, subyek mau bercerita dan berbagi tentang pengalaman baik bersama anaknya

sampai menemukan masa sulit yang sempat membuat subyek sangat stress. Hidup

bersama Autis bagi subyek merupakan ujian dari Tuhan, karena subyek percaya ada

Page 18: NASKAH PUBLIKASI PENERIMAAN ORANGTUA PADA ANAK … · pendarahan pada trisemester pertama gawat janin yang ... - menolak dan menghindari tatapan mata. ... Menghubungi pusat terapi

18

mukjizat Tuhan untuk masa depan anaknya. Subyek merasa anaknya adalah titipan

Tuhan yang dipercayakan pada subyek sehingga subyek sangat bersyukur

bagaimanapun keadaan anaknya. Segala upaya untuk kesembuhan ataupun

pendidikan anak subyek, subyek akan selalu mengusahakan.

Subyek adalah seorang ibu yang single parent, mengasuh anaknya yang

merupakan anak Autis. Subyek menceritakan bahwa saat gejala Autis pada anaknya

muncul, subyek belum tahu kalau gejala tersebut adalah gejala Autis. Mulai dari

terlambat bicara, hiperaktif, tidak merespon panggilan, menyukai benda berputar

dan memutar benda atau mainan. Subyek merasa ada yang tidak beres dengan

anaknya saat itu, sehingga subyek mulai berkonsultasi ke dokter syaraf sampai ke

psikiater dan akhirnya anak subyek didiagnosa Autis.

Subyek saat itu belum mengerti betul apa yang dimaksud dengan Autis.

Namun setelah mempelajari dan mencari informasi, subyek mengalami stress dan

bingung harus berbuat apa. Apa lagi saat subyek melewati masa sulit melatih

anaknya toilet training, subyek medapat banyak kesulitan diantara suatu keharusan

dan kasihan melihat anaknya berontak dan menangis.

Subyek juga melatih anaknya untuk bantu diri misalnya makan, minum,

memakai celana, memakai baju, mandi dan buang air besar sendiri. Subyek sangat

bersyukur kepada Tuhan karena anaknya sudah mulai bisa mengerjakan

kepentingannya sendiri seperti makan, minum, mandi dan buang air besar sendiri.

Kemajuan yang dialami oleh anak subyek tidak sekaligus, namun setahap demi

satahap sampai akhirnya sekarang anak subyek sudah masuk SD kelas satu dan

mampu mengikuti pelajaran sekolah umum tersebut. Hal ini yang memotivasi subyek

Page 19: NASKAH PUBLIKASI PENERIMAAN ORANGTUA PADA ANAK … · pendarahan pada trisemester pertama gawat janin yang ... - menolak dan menghindari tatapan mata. ... Menghubungi pusat terapi

19

untuk selalu memberi semangat kepada orangtua yang juga memiliki Autis untuk

terus dan berpikir positif tentang kemajuan anaknya serta selalu bersyukur atas apa

yang Tuhan berikan.

Pembahasan

Deteksi dini perilaku Autisme pada anak, dapat mempercepat langkah-langkah

yang harus diambil segera oleh orangtua, terutama dalam penelitian ini ibu. Kadang

kala orangtua mengalami kesulitan untuk melakukan deteksi dini karena

ketidaktahuan orangtua tentang kejanggalan-kejanggalan yang terjadi pada

anaknya. Banyak orangtua yang sudah terlambat melakukan deteksi, artinya usia

anak sudah melebihi lima tahun, bahkan ada yang membawa anaknya untuk periksa

pada saat umur anak 15 tahun (Handojo, 2003). Berdasarkan penelitian, subyek

cenderung menangkap keanehan pada diri anaknya sejak dini. Subyek memiliki

kepekaan sebagai ibu tentang terlambat bicara anak dan polah tingkah yang tidak

terkontrol serta tidak memiliki kendali diri terhadap bahaya misalnya kejatuhan kursi.

Menurut Marion (Hastuti & Zamralita, 2004) seringkali orangtua tidak

memahami mengenai autis sehingga mereka merasa bimbang terhadap kondisi

anaknya dan mengalami konflik dalam diri yang terkadang membuat orangtua sulit

menerima anaknya. Subyek sama sekali tidak mempunyai pengetahuan tentang

autis, Autis misalnya. Subyek tidak tahu apakah itu Autis. Sampai pada akhirnya

diagnosa dokter menyatakan anaknya menderita Autis dan butuh penanganan

seumur hidup, subyek merasa hal ini cukup berat bagi subyek. Memiliki autis

tidaklah pernah menjadi impian orangtua. Safaria (2005) menyatakan kebanyakan

Page 20: NASKAH PUBLIKASI PENERIMAAN ORANGTUA PADA ANAK … · pendarahan pada trisemester pertama gawat janin yang ... - menolak dan menghindari tatapan mata. ... Menghubungi pusat terapi

20

orangtua mengalami shock bercampur perasaan sedih, khawatir, cemas, takut dan

marah ketika pertama kali mendengar diagnosis bahwa anaknya merupakan autis.

Perasaan tidak percaya bahwa anak yang dicintainya harus menderita suatu

gangguan yang menyebabkan anaknya tidak berkembang secara kognitif, emosi

dan sosial sebagaimana anak yang lain.

Ketika orangtua menghadapi suatu kenyataan bahwa anak mereka adalah

autis, sikap apa yang harus kita ambil sebagai orangtua? (McCandless, 2003).

Subyek sudah mulai curiga dengan keanehan yang terjadi pada anak. Sampai suatu

ketika subyek memutuskan untuk mengetahui apa yang terjadi pada anaknya. Mulai

dari dokter anak, dokter spesialis syaraf, psikiater dan mengikutsertakan anak

mereka ke tempat terapi autis.

Menurut Hastuti & Zamralita (2004) keadaan keterlambatan perkembangan

anak membuat orangtua menjadi putus asa dan merupakan aib dalam keluarga.

Mulanya orangtua menemukan masalah yang amat menakutkan karena memiliki

autis (Danuatmaja, 2003). Salah satu subyek pada awalnya mengalami kesulitan

untuk mengenalkan anaknya pada keluarga besar dan lingkungan di sekitas

rumahnya. Subyek menyatakan sempat ada desakan dari keluarga besar untuk

menyekolahkan anaknya ke sekolah umum. Demikian juga lingkungan sekitarnya

yang masih awam dengan kondisi anak subyek. Tekanan dari pihak luar sempat

membuat subyek merasa putus asa. Seiring berjalannya waktu dan kejadian-

kejadian yang secara tidak langsung menjelaskan pada keluarga besar dan

lingkungan disekitar rumah subyek bahwa keadaan anaknya berbeda dengan anak

yang normal. Kesedihan, keraguan tentang masa depan, dan kekecewaan dirasakan

Page 21: NASKAH PUBLIKASI PENERIMAAN ORANGTUA PADA ANAK … · pendarahan pada trisemester pertama gawat janin yang ... - menolak dan menghindari tatapan mata. ... Menghubungi pusat terapi

21

oleh sebagian besar orangtua yang memiliki autis. Dengan kata lain, sebagai

orangtua tidak hanya menghadapi penderitaan dan perasaan kehilangan karena

kelainan anak, akan tetapi juga frustasi yang disebabkan kondisi tersebut (McClure,

2006). Subyek merasakan shock,down dan bingung setelah semakin banyak

informasi tentang anak dengan kebutuhan khsus dipelajari. Subyek mulai cemas

dengan masa depan anak.

Dapatkah anda membayangkan bagaimana rasanya ketika masa-masa sulit itu

tiba-tiba “jatuh” di pundak kita? Akankah kita akan menutup mata dan bersikap

seolah-olah anak kita tidak pernah mengalaminya? (McCandless, 2003). Subyek

mengalami masa sulit saat melatih anaknya toilet training. Menurut subyek, salah

satu ciri anak Autis yaitu obsesif dengan suatu hal. Salah satu yang dialami anak

subyek yaitu obsesif dengan tempat buang air besar. Anak menganggap tempat

buang air besar di halaman belakang. Karena menurut subyek, halaman belakang

bukan untuk buang air besar dan kebiasaan ini bila dilanjutkan akan sangat buruk

bagi anak, maka subyek melatih anak untuk buang air besar di kloset. Masa sulit ini

sangat melelahkan bagi subyek karena pada awalnya anak berontak dan menangis.

Demi masa depan anak, dengan susah payah dan perjuangan mengalahkan ego

anak, subyek terus melatih anaknya untuk buang air besar di kloset.

Permasalahan yang dihadapi orangtua, sebagian besar mengacu pada tingkah

laku dan emosi anak. Pengasuhan sehari-hari merupakan masalah yang cukup

membebani orangtua. Hal ini dikarenakan autis membutuhkan pengawasan yang

berbeda dari anak-anak lainnya. (Hastuti & Zamralita, 2004). Subyek menceritakan

beberapa masa sulit yang dialami bersama anaknya. Perilaku anak yang tidak

Page 22: NASKAH PUBLIKASI PENERIMAAN ORANGTUA PADA ANAK … · pendarahan pada trisemester pertama gawat janin yang ... - menolak dan menghindari tatapan mata. ... Menghubungi pusat terapi

22

terkontrol, membuat rumah sedikit berantakan, tidak bisa duduk manis apabila

bertamu ke rumah orang lain, sering menyerang diri sendiri atau tantrum dan belum

bisa lancar berbicara dan juga belum mengerti apabila orang lain berbicara pada

anak. Puncak masa sulit yang dialami subyek yaitu anaknya sempat hilang dari

pengawasan saat bersepeda. Sedikit kelalaian saja bisa fatal akibatnya. Subyek

mengira anaknya tidak akan bersepeda jauh dan hanya mengelilingi komplek

perumahan saja. Setelah beberapa waktu menunggu anaknya tidak pulang, subyek

berusaha mencari ke seluruh gang kompleks rumahnya. Subyek tidak menemukan

anaknya. Diluar dugaan subyek, anaknya bersepeda hingga keluar komplek

perumahan tempat tinggalnya. Bukan hanya itu, anaknya bersepeda di jalan raya

yang juga merupakan jalan propinsi di mana kendaraan besar seperti truk, bis dan

mobil banyak melewati jalan tersebut. Anak ini ditemukan oleh seorang polisi karena

menerobos lampu merah. Setelah ditanyai, polisi melihat bahwa anak tersebut

bertingkah aneh. Setelah dibawa ke kantor sosial dan disitu ada tetangga subyek

yang melihat anaknya dibawa polisi, maka tetangga tersebut memberitahukan pada

subyek. Perasaan cemas, shock, takut dan bingung yang bercampur aduk membuat

subyek sempat tidak sadarkan diri dan masih mengalami trauma hingga wawancara

dilakukan.

Orangtua melatih anaknya dengan dibekali prinsip-prinsip dasar autis dan

pelatihannya, ceramah-ceramah berkala, buku-buku, video-video yang melibatkan

anak dan orangtua (Haniman, 2001). Dengan pengalaman subyek memeriksakan

anaknya hingga “menyekolahkan” anaknya ke pusat terapi autis, subyek juga

berusaha melatih anaknya dirumah seperti yang sudah dipelajari di pusat terapi.

Page 23: NASKAH PUBLIKASI PENERIMAAN ORANGTUA PADA ANAK … · pendarahan pada trisemester pertama gawat janin yang ... - menolak dan menghindari tatapan mata. ... Menghubungi pusat terapi

23

Mulai dari belajar duduk, bantu diri (misal : minum, makan, melepas dan memakai

celana, buang air kecil dan buang air besar) sampai sekarang anaknya sudah

masuk sekolah umum kelas satu sekolah dasar. Subyek juga rajin mengikuti

seminar, mail-list dan komunitas-komunitas lain yang mana bertujuan untuk saling

bertukar pikiran mengenai anaknya yang merupakan autis.

Para orangtua diharapkan dapat menjadi terapis yang baik untuk anaknya

yang merupakan autis (Haniman, 2001). Subyek melatih anak sama seperti apa

yang diajarkan terapis saat melatih anaknya. Sehingga anak dapat segera bisa

menguasai atau paling tidak anak dikenalkan dengan materi yang nantinya

bermanfaat untuk masa depan anak.

Orangtua harus memperkaya pengetahuannya tentang autis, terutama

pengetahuan mengenai terapi yang tepat dan sesuai dengan anak (Danuatmaja,

2003 ). Untuk menangani terapi autis, kedua subyek mempercayakan pada pusat

terapi yang selama ini melatih dan mendidik anak subyek. Namun subyek tidak

hanya pasarah dengan apa yang diajarkan terapis pada anaknya, namun juga

melatih anak di rumah agar anak konsister dengan kemampuannya.

Sebagai orangtua yang mempunyai autis mempunyai tanggung jawab yang

harus dipikul untuk perkembangan anak (McClure, 2006).

Mendekatkan diri pada Tuhan banyak membantu orangtua untuk menyadari

bahwa hikmah dalam kehidupan yang mereka dapatkan salah satunya dengan

mempunyai autis (Danuatmaja, 2003).

Page 24: NASKAH PUBLIKASI PENERIMAAN ORANGTUA PADA ANAK … · pendarahan pada trisemester pertama gawat janin yang ... - menolak dan menghindari tatapan mata. ... Menghubungi pusat terapi

24

Sebagai orangtua memiliki kepercayaan yang kuat pada Tuhan dan merasa

kehilangan jika tidak menyebutkan itu sebagai sumber kedamaian dan kekuatan

utama di dalam kehidupan orangtua yang mempunyai autis (McClure, 2006).

Penerimaan orangtua pada autis, mencerminkan bagaimana orangtua bersikap

saat mulai anak didiagnosa, menyesuaikan diri dengan anak, proses menerima

keadaan anak sampai melewati masa-masa sulit.

Penerimaan orangtua pada anaknya sangat terbukti. Dapat dilihat dari hasil

wawancara bahwa walaupun anaknya merupakan autis, orangtua selalu berusaha

untuk kemajuan anaknya. Mulai terapi di pusat terapi, obat, suplemen, rutin ke

psikiater sampai ke pengobatan alternatif. Hal ini dikarenakan orangtua percaya

bahwa anak adalah titipan Tuhan yang harus dijaga, diasuh dan dididik sebaik

mungkin. Orangtua sadar bahwa usaha yang silakukan selama ini harus diiringi doa

untuk kemajuan buah hatinya. Penerimaan orangtua tercermin dalam kehidupan

sehari-hari sesuai hasil wawancara dan memebentuk dinamika sikap orangtua.

Orangtua yang memiliki autis bahkan merasa bangga karena menjadi orangtua

yang istimewa. Keyakinan itu muncul karena dengan dianugerahi anak yang khusus,

maka orangtua membutuhkan kesabaran yang ekstra dalam pengasuhan dan

mendidik anak, dengan begitu orangtua percaya akan mendapatkan pahala yang

“ekstra” juga dari Tuhan.

Keseluruhan data yang diperoleh peneliti menunjukkan penerimaan orangtua

yang memiliki autis. Sikap ini dibuktikan bahwa orangtua percaya anak adalah titipan

Tuhan. Orangtua percaya harus mendidik, merawat dan mengasuh anaknya sebaik

mungkin. Kondisi autis memang memerlukan usaha lebih dari orangtua, tapi

Page 25: NASKAH PUBLIKASI PENERIMAAN ORANGTUA PADA ANAK … · pendarahan pada trisemester pertama gawat janin yang ... - menolak dan menghindari tatapan mata. ... Menghubungi pusat terapi

25

orangtua percaya apa yang dilakukan untuk anaknya merupakan usaha demi

kebaikan anak. Agar suatu saat anak bisa mengontrol dirinya sendiri dan bantu diri

atau mandiri.

Namun demikian, tingkat penerimaan orangtua berbeda. Sesuai dengan

wawancara, hal ini disebabkan oleh perbedaan perkembangan anak. Subyek

menyatakan menerima anaknya yang merupakan autis walaupun dalam kehidupan

sehari-hari subyek sering merasa putus asa dengan perkembangan anaknya yang

seolah-olah berhenti. Selain putus asa karena perkembangan anaknya yang bisa

dibilang lambat, subyek juga sering merasa putus asa dengan masa depan anaknya

nanti karena untuk mengontrol diri saja anaknya belum bisa. Subyek masih sering

menghadapi kesulitan dalam mengasuh anak misalnya karena anaknya sering

tantrum, belum bisa mengendalikan diri, belum lancar bicara dan belum mengerti

perintah dari orang lain. Kesulitan-kesulitan ini yang kadang membuat subyek putus

asa dengan masa depan dan perkembangan anakknya.

Subyek yang lain menyatakan sejauh ini anaknya yang merupakan autis sudah

menunjukkan banyak perbaikan. Mulai dari bantu diri, akademik dan perilakunya.

Subyek mengalami masa sulit saat anaknya belum bisa mematuhi perintah.

Sehingga anak cenderung semaunya sendiri. Masa-masa sulit sudah dilewati

subyek. Sekarang subyek sudah merasa jauh lebih lega karena anaknya sudah bisa

mandiri, misalnya memakai baju sendiri, makan, minum sendiri, mandi sendiri dan

buang air kecil dan buang air besar sendiri. Bahkan saat ini subyek menyatakan

bahwa subyek sangat bangga dengan anaknya yang merupakan autis yang sudah

bisa mandiri dan masuk sekolah umum.

Page 26: NASKAH PUBLIKASI PENERIMAAN ORANGTUA PADA ANAK … · pendarahan pada trisemester pertama gawat janin yang ... - menolak dan menghindari tatapan mata. ... Menghubungi pusat terapi

26

Pengambilan data dalam penelitian ini dapat didukung dengan observasi guna

menambah data, tapi observasi tidak dapat dilakukan peneliti pada saat orangtua

dan anak berada di rumah untuk melihat kehidupan sehari-hari secara nyata.

Orangtua yang memiliki autis berharap anaknya tumbuh dengan normal dan

kelak berhasil dalam kehidupan dan pendidikan serta dapat menjadi kebanggaan

keluarga (Hastuti & Zamralita, 2004). Kebanyakan orangtua selalu mempertanyakan

bagaimana kemungkinan sembuh bagi anaknya yang merupakan autis. Orangtua

sering mencemaskan masa depan anaknya. Bagaimana nanti kalau orangtuanya

sudah tiada. Belum lagi bagaimana autis mencari sumber penghidupannya.

Bagaimana pula dengan masalah jodohnya kelak (Handojo, 2003). Subyek sangat

berharap masa depan anaknya akan sesuai dengan apa yang diharapkan orangtua

yang lain. Keadaan anak yang merupakan autis membuat orangtua tidak bisa

berandai-andai tentang masa depan anaknya tersebut. Paling tidak orangtua ingin

anaknya bisa mengendalikan dirinya sendiri (tidak hiperaktif lagi), mandiri, bisa

melakukan keperluannya sendiri, seperti makan, minum, memakai baju, buang air

besar, buang air kecil dan mandi sendiri. Untuk kemajuan akademik, subyek tidak

terlalu menuntut. Menurut sebyek, asalkan anak bisa mengikuti pelajaran yang

diberikan, maka subyek sudah sangat bersyukur.

Kesimpulan

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orangtua menerima anaknya yang

merupakan autis karena menurut orangtua anak adalah titipan Tuhan dan

orangtua merasa anak anak adalah tanggung jawab orangtua. Walaupun

Page 27: NASKAH PUBLIKASI PENERIMAAN ORANGTUA PADA ANAK … · pendarahan pada trisemester pertama gawat janin yang ... - menolak dan menghindari tatapan mata. ... Menghubungi pusat terapi

27

dalam menjalankan tanggung jawabnya, orangtua membutuhkan kesabaran

dan ketelatenan yang lebih dibanding orangtua lain yang mempunyai anak

normal.

2. Adanya variasi penerimaan di antara orangtua karena faktor perkembangan

anak. Orangtua yang banyak mengalami kesulitan dalam mengasuh anaknya,

sering merasa putus asa. Orangtua merasa putus asa karena anak tidak

menunjukkan kemajuan seperti yang diharapkan orangtua. Orangtua yang lain

dapat menerima anaknya yang merupakan autis walaupun awalnya juga

mengalami kesulitan yang sama seperti orangtua lain yang mempunyai autis,

karena anak menunjukkan kemajuan yang baik, kemajuan yang sesuai dengan

harapan orangtua maka orangtua akan lebih menerima anaknya yang

merupakan autis.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, maka penulis mengajukan saran

sebagai berikut :

1. Saran untuk pusat terapi anak Autis Cahaya Ananda.

Mensosialisasikan pada orangtua lain tentang autis. memberikan informasi

tentang gejala perilaku autis, memberi informasi apa yang sebaiknya dilakukan

orangtua apabila mendapati anaknya menunjukkan gejala autis serta

memberikan motivasi pada orangtua yang baru menyadari bahwa anaknya

merupakan autis untuk selalu berusaha demi perkembangan anaknya.

Page 28: NASKAH PUBLIKASI PENERIMAAN ORANGTUA PADA ANAK … · pendarahan pada trisemester pertama gawat janin yang ... - menolak dan menghindari tatapan mata. ... Menghubungi pusat terapi

28

Memberikan motivasi pada orangtua untuk tidak putus asa dalam mengasuh

autis.

2. Saran untuk peneliti selanjutnya.

Penelitian ini lebih berfokus pada penerimaan orangtua pada autis dengan

metode angket untuk menentukan orangtua mana yang akan diwawancarai.

Wawancara cukup intens, tapi hanya dilakukan satu kali karena peneliti tidak

mau mengganggu aktifitas dan kesibukkan subyek.