naskah publikasi kebahagiaan pada penyandang … · penelitian ini bertujuan untuk mengetahui...

25
NASKAH PUBLIKASI KEBAHAGIAAN PADA PENYANDANG CACAT TUBUH (SEBUAH PENELITIAN KUALITATIF) Oleh: Ardian Adi Putra Fuad Nashori PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2008

Upload: dotram

Post on 02-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: NASKAH PUBLIKASI KEBAHAGIAAN PADA PENYANDANG … · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses terbentuknya ... hambatan, kerugian, pada jasmani, syaraf penggerak

NASKAH PUBLIKASI

KEBAHAGIAAN PADA PENYANDANG CACAT TUBUH

(SEBUAH PENELITIAN KUALITATIF)

Oleh:

Ardian Adi Putra

Fuad Nashori

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2008

Page 2: NASKAH PUBLIKASI KEBAHAGIAAN PADA PENYANDANG … · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses terbentuknya ... hambatan, kerugian, pada jasmani, syaraf penggerak

2

NASKAH PUBLIKASI

KEBAHAGIAAN PADA PENYANDANG CACAT TUBUH

(SEBUAH PENELITIAN KUALITATIF)

Telah Disetujui Pada Tanggal

________________________

Dosen Pembimbing Utama

(H. Fuad Nashori, S.Psi., M.Si., Psi.)

Page 3: NASKAH PUBLIKASI KEBAHAGIAAN PADA PENYANDANG … · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses terbentuknya ... hambatan, kerugian, pada jasmani, syaraf penggerak

3

KEBAHAGIAAN PADA PENYANDANG CACAT TUBUH

(SEBUAH PENELITIAN KUALITATIF)

Ardian Adi Putra Fuad Nashori

Intisari

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses terbentuknya kebahagiaan pada penyandang cacat tubuh dan tema-tema apa saja yang muncul dalam membentuk kebahagiaan tersebut.

Subjek dalam penelitian ini adalah penyandang cacat tubuh yang berumur lebih dari 25 tahun, sudah menikah, beragama islam, dan sudah bertempat tinggal dilingkungan masyarakat (tidak dalam yayasan)

Dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa tema-tema yang muncul pada kebahagiaan penyandang cacat adalah faktor pergaulan sosial tema yang muncul adalah mampunya responden pertama untuk berinteraksi dalam masyarakat; faktor cinta dan perkawinan tema yang muncul adalah menjadikan hidup responden lebih berarti, terarah, serta tujuan hidup yang semakin jelas dan keluarga menjadi tempat berbagi; faktor kepuasan kerja tema yang muncul adalah selain dapat memenuhi kehidupan keluarga keinginan untuk membantu teman senasib juga menjadi harapan; faktor religius tema yang muncul adalah rasa syukur, hikmah dari permasalahan, keyakinan dan harapan. Namun setiap faktor-faktor di atas memiliki andil yang berbeda dalam membentuk kebahagiaan pada setiap responden. Keywords: Kebahagiaan, Penyandang Cacat Tubuh

Page 4: NASKAH PUBLIKASI KEBAHAGIAAN PADA PENYANDANG … · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses terbentuknya ... hambatan, kerugian, pada jasmani, syaraf penggerak

4

PENGANTAR

A. Latar Belakang Masalah

Dalam hidup ini setiap orang tidak akan pernah terlepas dari masalah, baik

masalah pribadi maupun masalah sosial yang akan mempengaruhi kebahagiaan pada

diri seseorang. Kebahagiaan adalah suatu hal yang bernilai tinggi dan tak ada seorang

pun di dunia ini yang tidak ingin meraihnya dan sesungguhnya setiap orang memiliki

hak untuk mendapatkan kebahagiaan.

Menurut Seligman (2002), kebahagiaan adalah keadaan dimana seseorang

lebih banyak mengenang peristiwa-peristiwa yang menyenangkan daripada yang

sebenarnya terjadi dan mereka lebih banyak melupakan peristiwa buruk. Kebahagiaan

merupakan suatu istilah yang menggambarkan parasaan positif (seperti ekstase dan

kenyamanan) serta kegiatan positif tanpa unsur perasaan sama sekali (seperti

keterserapan dan keterlibatan). Khavari (2006) mengatakan bahwa kebahagiaan

seseorang bergantung pada empat aspek yaitu material, intelektual, emosional, dan

spiritual.

Jumlah penyandang cacat menurut jenisnya seperti dalam Susenas 2003 dapat

diklasifikasikan menjadi: (1) penyandang cacat pendengaran (tuna rungu) sebanyak

106.612 orang; (3) penyandang cacat bisu (dang cacat penglihatan (tuna netra)

sebanyak 195.332 orang; (2) penyandang tuna wicara) sebanyak 118.293 orang; (4)

penyandang cacat bisu-tuli (tuna wicara dan rungu) sebanyak 67.575 orang; (5)

penyandang cacat tubuh (tuna daksa) sebanyak 521.231; (6) penyandang cacat mental

(tuna grahita) sebanyak 236.439 orang; (7) penyandang cacat jiwa sebanyak 149.789;

Page 5: NASKAH PUBLIKASI KEBAHAGIAAN PADA PENYANDANG … · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses terbentuknya ... hambatan, kerugian, pada jasmani, syaraf penggerak

5

(8) penyandang cacat ganda sebanyak 83.396 orang (www.bappenas.co.id). Pada

Peringatan Hari Internasional Penyandang Cacat (Hipenca) di Bangsal Kepatihan

Yogyakarta, Wakil Gubernur Paku Alam IX mengatakan pada 2004 jumlah

penyandang cacat di DIY sebanyak 17.272 orang, dan setelah terjadi gempa pada

2006 jumlah itu meningkat menjadi 24.225 orang (www.media-indonesia.com).

Kondisi ketidaksempurnaan dalam bentuk fisik tersebut apakah lantas

kesempatan mereka untuk meraih kebahagiaan akan menjadi tertutup? Berdasarkan

pengamatan peneliti, jika dikaitkan dengan kehidupan masyarakat normal pada

umumnya, para penyandang cacat tubuh terlihat mampu berinteraksi dengan baik.

Hubungan interaksi yang mereka jalin dalam masyarakat terlihat saat perayaan hari-

hari besar nasional atau agama di mana mereka selalu terlibat sebagai di dalamnya.

Sebagai contoh setiap perayaan hari kemerdekaan Indonesia mereka para penyandang

cacat ikut serta dalam tahap persiapan maupun pelaksanaan kegiatan tersebut. Seolah-

olah kekurangan yang ada pada diri mereka tak terlihat sebagai halangan dalam

bersosialisasi dalam masyarakat. Selain itu wujud kepercayaan dan penyamaan hak

terhadap mereka dalam masyarakat, sering kali peniliti menyaksikan para

penyandang cacat tubuh diberikan kesempatan menjadi seorang imam dalam sholat

berjamaah di tempat peribadatan. Ketidaksempurnaan yang mereka miliki bukan

berarti membuat mereka berpangku tangan dalam menjalani hidup, banyak hal yang

dapat mereka lakukan dengan kemampuan sendiri. Dapat peneliti saksikan sendiri

banyak sekali para penyandang cacat tubuh yang mampu menjalankan sebuah jenis

usaha untuk mendapat penghasilan hidup. Selain itu berdasarkan wawancara singkat

Page 6: NASKAH PUBLIKASI KEBAHAGIAAN PADA PENYANDANG … · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses terbentuknya ... hambatan, kerugian, pada jasmani, syaraf penggerak

6

dengan salah seorang informan peneliti dapat menyimpulkan, bahwa perasaan lemah

dan tidak percaya diri mereka akan tertutupi jika adanya penerimaan dalam

lingkungan masyarakat. Saat dimana mereka mampu berinteraksi dengan kehidupan

sosial layaknya orang normal adalah bagian dari kebahagiaan para penyandang cacat,

karena tidak seperti manusia normal usaha penyandang cacat untuk berinteraksi

dalam masyarakat tentu relatif lebih sulit.

Maxwell (Etty, 2002), berpandangan bahwa bagaimanapun juga, semua

manusia memiliki kesulitan. Masalah ataupun penderitaan adalah bagian dari

kehidupan. Yang penting adalah bagaimana cara seseorang menghadapi masalah atau

penderitaaan dalam hidupnya. Saat seseorang mampu mengabaikan bahkan

menyelesaikan masalah atau penderitaannya maka akan memunculkan kepuasaan dan

akan menciptakan kebahagiaan pada dirinya.

B. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tema-tema dan proses

terbentuknya kebahagiaan pada diri penyandang cacat tubuh.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kebahagiaan

Khavari (2006) menyebutkan bahwa kebahagiaan berkaitan dengan

keseimbangan material, intelektual, emosional, dan spiritual. Saat berhadapan dengan

masalah seperti apapun, seseorang yang mampu menyeimbangkan aspek-aspek

tersebut akan dapat mengatasi masalah yang ada. Berkaitan dengan makna

Page 7: NASKAH PUBLIKASI KEBAHAGIAAN PADA PENYANDANG … · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses terbentuknya ... hambatan, kerugian, pada jasmani, syaraf penggerak

7

kebahagiaan secara religiusitas yang merupakan karunia Tuhan, Quayyid & Mubarak

(2004) menyatakan bahwa kebahagiaan adalah kondisi jiwa yang terdiri dari perasaan

tenang, damai, ridho terhadap diri sendiri, dan puas dengan ketetapan Allah.

Kebahagiaan merupakan kondisi yang tepat untuk merealisasikan kesuksesan dalam

hidup, sebagaimana individu yang berbahagia adalah yang paling cenderung dan

tertarik untuk mewujudkan kesuksesan.

Menurut Seligman (2002), kebahagiaan merupakan suatu istilah yang

menggambarkan parasaan positif (seperti ekstase dan kenyamanan) serta kegiatan

positif tanpa unsur perasaan sama sekali (seperti keterserapan dan keterlibatan).

Kebahagiaan terkadang mengacu pada perasaan dan terkadang mengacu pada

kegiatan yang di dalamnya tidak muncul satu pun perasaan. Menurut Pribadi

(Muslim, 2007) bahagia itu penghayatan rasa atau emosi yang sifatnya positif, dan

penghayatan perasaan bahagia itu seakan-akan sebagai karunia Tuhan, yang dapat

meliputi seluruh kepribadian karena telah terpenuhinya kondisi-kondisi yang

memuaskan dalam kehidupan. Selanjutnya Spot (2004) menjelaskan kebahagiaan

adalah penghayatan dari perasaan emosional yang positif karena telah terpenuhinya

kondisi-kondisi yang diinginkan, terpenuhinya segala kebutuhan, lepas dari segala

sesuatu yang menyusahkan, serta tercapainya atau terwujudnya suatu tujuan yang

diinginkan, atau kondisi di mana seseorang merasa senang dan puas secara

keseluruhan terhadap kehidupan yang dijalaninya.

Dari pernyataan-pernyataan diatas peneliti dapat menyimpulkan, kebahagiaan

adalah suatu keadaan di mana seseorang mampu memunculkan perasaan emosi yang

Page 8: NASKAH PUBLIKASI KEBAHAGIAAN PADA PENYANDANG … · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses terbentuknya ... hambatan, kerugian, pada jasmani, syaraf penggerak

8

positif dalam kondisi seperti apapun, adanya rasa syukur terhadap kenikmatan dan

adanya keikhlasan saat menghadapi permasalahan karena berlandaskan pengahayatan

rasa ke-Tuhanan.

B. Penyandang Cacat Tubuh

Tidak semua manusia yang dilahirkan ke dunia memiliki bentuk fisik yang

sempurna atau lengkap. Menurut As’jari (1995), tuna daksa atau cacat tubuh

ditujukan pada individu-individu yang memiliki anggota tubuh yang tidak sempurna,

misalnya bunting atau cacat. Istilah tuna daksa atau cacat tubuh dimaksudakan untuk

menyebut orang-orang yang memiliki cacat pada anggota tubuhnya, bukan cacat pada

indranya. Pengertian cacat tubuh atau tuna daksa adalah sebagai bentuk kelainan atau

kecacatan pada system otot, tulang, dan persendian yang bersifat primer dan sekunder

yang dapat mengakibatkan gangguan koordinasi, komunikasi, adaptasi, mobilisasi,

dan gangguan perkembangan keutuhan pribadi. Sedangkan menurut Mumpuniarti

(2001), mengartikan cacat tubuh atau tuna daksa sebagai individu yang

keadaannyamengalami cacat, hambatan, kerugian, pada jasmani, syaraf penggerak

atau motorik, anggota gerak yang memerlukan pengobatan untuk meluruskan anggota

gerak atau tulang punggung yang tidak lurus atau salah bentuk. Khusus yang menjadi

perhatian keadaan rugi, hambatan, cacat adalah pada anggota gerak.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penyandang cacat tubuh atau

tuna daksa diartikan suatu bentuk ketidaksempurnaan atau ketidaknormalan bagian

tubuh yang disebabkan oleh bawaan atau kejadian yang menyebabkan tidak dapat

Page 9: NASKAH PUBLIKASI KEBAHAGIAAN PADA PENYANDANG … · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses terbentuknya ... hambatan, kerugian, pada jasmani, syaraf penggerak

9

berfungsi dengan baik bahkan tidak berfungsi sama sekali anggota tubuh sehingga

tubuh tidak dapat menjalankan fungsinya secara normal.

1. Ragam Cacat Tubuh

Penyandang cacat tubuh atau tuna daksa dapat diklasifikasikan atas dasar jenis

kelainan tuna daksa, sangat banyak variasi dan ragamnya serta setiap jenis

kelainanjuga bervariasi tingkatannya. Berikut klasifikasi yang akan memperlihatkan

ragam-ragam atau jenis-jenis kelainan yang termasuk penyandang cacat tubuh

(Mumpuniarti, 2001):

a. Klasifikasi berdasarkan penyebab orang menjadi penyandang cacat tubuh

b. Klasifikasi penyandang cacat tubuh berdasarkan jumlah anggota badan yang

kelainan atau kekurangan.

c. Klasifikasi penyandang cacat tubuh berdasarkan sistem jaringan tubuh yang

mengalami kelainan.

d. Kalsifikasi berdasarkan tingkatan ketunaan atau cacat yang disandang.

e. Klasifikasi berdasarkan kemampuan dalam mengikuti pendidikan.

f. Klasifikasi berdasarkan kecerdasannya.

Adapun faktor yang menyebabkan seseorang menjadi penyandang cacat tubuh

(tuna daksa) antara lain:

a. Asal faktor, yaitu:

1. Faktor yang berasal dari dalam. Termasuk di dalamnya faktor genetis,

faktor kromosom, faktor RH (Rhesus Factor)

Page 10: NASKAH PUBLIKASI KEBAHAGIAAN PADA PENYANDANG … · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses terbentuknya ... hambatan, kerugian, pada jasmani, syaraf penggerak

10

2. Faktor yang berasal dari luar. Seperti faktor gizi yang kurang sewaktu

anak masih dalam kandungan, berbagai macam penyakit (polio, TBC,

tulang dan persendian), berbagai zat kimia yang terbawa oleh makanan

dan minuman pada waktu ibu mengandug anak, berbagai macam

kecelakaan, berbagai radiasi, sinar tembus (roentgen), atau sinar sinar

yang mengandung ion lainnya.

b. Terjadinya kelainan

1. Terjadi dalam kandungan yang sering disebut dangan faktor bawaan

(congential)

2. Terjadi sewaktu lahir, seperti: waktu lahir sulit sehingga lama dijalan

lahir, lama dijalan lahir ini dapat menyebabkan kekurangan oksigen

yang merusak otak, sehingga memunculkan cerebral palsy.

3. Terjadinya setelah anak lahir dan berkembang sampai dewasa.

2. Aspek Psikologis Penyandang Cacat Tubuh

Dijelaskan Mumpuniarti (2001), bahwa karekteristik tuna daksa dapat ditinjau

secara psikologis dan fisologis, hal itu dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Karakteristik psikologis

Penyandang tuna daksa akan mengalami gejala yang dapat

membahayakan perkembangan kepribadian, seperti:

1. Terhambatnya aktivitas normal pada penyandang cacat tubuh akan dapat

menyebabkan frustrasi.

Page 11: NASKAH PUBLIKASI KEBAHAGIAAN PADA PENYANDANG … · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses terbentuknya ... hambatan, kerugian, pada jasmani, syaraf penggerak

11

2. Orang tua yang overprotective akan dapat mengahambat perkembangan pada

penyandang cacat tubuh.

3. Karena kecacatannya tersebut, orang yang ada disekitarnya menganggap dia

berbeda dengan orang lain. Perlakuan yang berbeda tersebut dapat

menyebabkan penyandang cacat tubuh merasa dirinya berbeda pula.

Ketiga hal diatas dapat menimbulkan sifat-sifat, seperti berikut: harga diri

yang rendah, tidak percaya pada diri sendiri, dan kurang atau bahkan tidak

mempunyai inisiatif dalam menjalani aktivitas kehidupannya.

C. Kebahagiaan pada Penyandang Cacat Tubuh

Kesempurnaan dalam bentuk fisik ataupun kesehatan yang baik pada

seseorang belum bisa menjamin kebahagiaan pada diri individu. Kepuasan hidup

pasien penderita kanker parah yang parah sekalipun tidak jauh berbeda dibandingkan

dengan orang yang sehat secara objektif (Seligman, 2002). Ketika penyakit yang

meyebabkan kelumpuhan atau kecacatan menjadi begitu parah dan berlangsung lama,

kebahagiaan dan kepuasan hidup memang menurun, tetapi hal ini tidak berlangsung

lama karena dalam tahun-tahun berikutnya kebahagiaan dan kepuasan hidup yang

dirasa semakin meningkat. Masalah ringan dalam kesehatan tidak berpengaruh pada

kebahagiaan, namun sakit yang berlangsung lama bahkan kecacatan sepanjang hidup

akan mempengaruhi kebahagiaan pada seseorang (Seligman, 2002).

Hampir sama dengan pernyataan diatas Khavari (2006) mengungkapkan,

bahwa kehilangan orang yang dicintai, mengalami penyakit yang parah berlangsung

lama, kecelakaan yang menyebabkan kecacatan, dan peristiwa-peristiwa yang besar

Page 12: NASKAH PUBLIKASI KEBAHAGIAAN PADA PENYANDANG … · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses terbentuknya ... hambatan, kerugian, pada jasmani, syaraf penggerak

12

dalam hidup berkaitan kesehatan fisik dapat mempengaruhi kebahagiaan pada diri

seseorang. Namun, menurut Khavari (2006) segala peristiwa-peristiwa yang dapat

mengubah kondisi kehidupan tersebut akan dapat diatasi oleh seseorang jika mampu

menggunakan aspek emosional, intelektual, dan spiritual. Aspek-aspek tersebut akan

mampu menetralisir permasalahan yang terjadi dan menuntun seseorang kembali

kepada kebahagiaan, terutama pada aspek religiusitas karena saat individu dapat

menghayati segala keadaan dengan aspek ini, maka akan muncul penerimaan dan

kepasrahan. Kecakapan spiritual memungkinkan seseorang merasa bahagia

bagaimanapun keadaannya, karena kebahagiaan ini tidak dilantari oleh keadaan

tersebut. Kecerdasan spiritual memberikan seseorang mata untuk melihat nilai positif

dari setiap kejadian yang menimpa dirinya, dan kearifan untuk menghadapi

permasalahan dan mampu mengambil hikmah darinya.

Pertanyaan Penelitian

Apa sajakah tema-tema kebahagiaan yang muncul pada penyandang cacat tubuh?

Bagaimanakah proses terbentuknya kebahagiaan pada diri penyandang cacat tubuh?

METODE PENELITIAN

Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

Penelitian kualitatif adalah yang dimana temuan-temuannya tidak diperoleh melalui

prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya. Prosedur penelitian ini menghasilkan

temuan yang diperoleh dari data-data yang dikumpulkan dengan menggunakan

Page 13: NASKAH PUBLIKASI KEBAHAGIAAN PADA PENYANDANG … · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses terbentuknya ... hambatan, kerugian, pada jasmani, syaraf penggerak

13

beragam sarana. Sarana itu meliputi pengamatan dan wawancara, namun bisa juga

mencakup dokumen, buku, kaset, video, dan bahkan data yang telah dihitung untuk

tujuan lain, misalnya data sensus (Strauss & Corbin, 2003).

Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini adalah mengetahui tema-tema kebahagiaan pada

penyandang cacat tubuh dan bagaimana proses mendapatkan kebahagiaan tersebut.

Responden Penelitian

Responden dalam penelitian ini adalah para penyandang cacat tubuh.

Responden dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan teknik case

reprecentativeness. Teknik ini dilaksanakan dengan cara peneliti langsung mengamati

dan bertanya mengenai kriteria-kriteria calon responden, jika calon respon memenuhi

kriteria yang telah dibuat calon responden dimintai kesediaannya untuk menjadi

responden dalam penelitian ini. Proses penelitian (wawancara dan observasi) ini

dilaksanakan di Yogyakarta. Selanjutnya dalam penelitian ini didapat responden

berjumlah 3 orang.

Metode Pengumpulan Data

1. Metode Wawancara

2. Metode Observasi

Teknik Pemeriksaan Data

Menurut Bungin (2003) Pada penelitian kualitatif untuk memeriksa keabsahan

data, terdapat empat kategori yang dapat digunakan sebagai patokan, yaitu derajat

Page 14: NASKAH PUBLIKASI KEBAHAGIAAN PADA PENYANDANG … · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses terbentuknya ... hambatan, kerugian, pada jasmani, syaraf penggerak

14

kepercayaan (credibility), keteralihan (transferabiliy), kebergantungan

(dependability), dan kepastian (confirmability).

Penelitian kualitatif dianggap memiliki kredibilitas data jika telah berhasil

mencapai maksud mengeksplorasi masalah atau mendeskripsikan setting, proses,

kelompok sosial atau pola interaksi yang kompleks. Untuk itu, diperlukan deskripsi

mendalam dari fokus penelitian, identifikasi responden yang terjamin, dan kejelasan

langkah penelitian (Poerwandari, 2005). Reliabilitas dalam penelitian kualitatif dilihat

dari konstruksi dependability yang dibangun. Kepastian (confirmability) pada

penelitian kualitatif berawal dari konsep objektifitas. Obyektivitas bagi penelitian

kualitatif dilihat sebagai kesamaan pandangan terhadap fenomena yang diteliti

(Poerwandari, 2005).

Metode Analisis Data

Metode yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian ini adalah analisa

kualitatif. Jorgensen (Poerwandari, 2005) menjelaskan yang dimaksud dengan

analisis adalah memecah, memisah, atau menguraikan materi penelitian kedalam

potongan-potongan, bagian-bagian, elemen-elemen atau unit-unit. Setelah dat

dipecah, peneliti memilih dan menyaring data untuk diperoleh tipe, kelassekuen, pola,

atau gambaran yang menyeluruh.

Data kualitatif yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan content

analysis. Pada content analysis ini dibagi pada beberapa tahap, yaitu:

1. Open Coding, yaitu di mana seluruh teks coding dikode baris perbaris, kemudian

dimasukkan dalam setiap konsep atau tema yang berbeda.

Page 15: NASKAH PUBLIKASI KEBAHAGIAAN PADA PENYANDANG … · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses terbentuknya ... hambatan, kerugian, pada jasmani, syaraf penggerak

15

2. Axial Coding, di mana kode-kode yang telah diamsukkan dalam tema dibuat

menjadi kategori-kategori, biasanya akan terwujud struktur pohon

3. Selective Coding, yaitu di mana mencari hubungan antara kategori yang

selanjutnya diuji dan tema baru dpat dikembangkan.

Pada penelitian ini pengkodean dilakukan sampai dengan tahap axial coding

karena sudah dianggap cukup.

Pengkodean yang dimaksud adalah pengkodean terbuka seperti diungkap

Strauss & Corbin (2003) yaitu proses menguraikan, memeriksa, membandingkan,

mengkonsepkan, dan mengkategorikan data. Metode ini terdiri dari beberapa langkah,

yaitu:

1. Pelabelan fenomena.

2. Penemuan kategori.

3. Penamaan kategori.

4. Penyusunan kategori berdasarkan sifat dan ukuran.

Setelah melakukan koding, tahapan selanjutnya adalah analisis tematik.

Poerwandari (2005) mengatakan analisis tematik adalah proses mengkode informasi

yang dapat menghasilkan daftar tema, model tema atau indikator yang kompleks,

kualifikasi yang biasanya berhubungan dengan tema. Tema merupakan gambaran

atau deskripsi mengenai fenomena yang terjadi.

Page 16: NASKAH PUBLIKASI KEBAHAGIAAN PADA PENYANDANG … · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses terbentuknya ... hambatan, kerugian, pada jasmani, syaraf penggerak

16

HASIL PENELITIAN

1. Tema-tema kebahagiaan pada penyandang cacat tubuh

Kategori Tema-tema kebahagiaan penyandang cacat

tubuh

Pergaulan sosial (hubungan dengan

masyarakat)

1. Mampu berhubungan atau berinteraksi

dengan masyarakat

2. Dapat memberikan manfaat dalam

masyarakat

Hubungan keluarga (cinta dan

perkawinan)

1. Tempat berbagi

2. Mengarahkan, memantapkan arah hidup

Kepuasan kerja 1. Mampu memenuhi kebutuhan keluarga

2. Membantu teman senasib

Religiusitas (agama) 1. Memunculkan rasa syukur

2. Hikmah dari permasalahan/kejadian

3. Keyakinan dan harapan

2. Proses terbentuknya kebahagiaan pada penyandang cacat tubuh

Berdasarkan temuan data di lapangan bahwa tema-tema yang terbentuk dari

faktor pergaulan sosial, cinta dan perkawinan, kepuasan kerja, dan agama

(religiusitas) saling mempengaruhi dalam proses terbentuknya kebahagiaan pada

penyandang cacat tubuh.

Page 17: NASKAH PUBLIKASI KEBAHAGIAAN PADA PENYANDANG … · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses terbentuknya ... hambatan, kerugian, pada jasmani, syaraf penggerak

17

PEMBAHASAN

1. Tema-tema Kebahagiaan pada Penyandang cacat

Pembahasan pertama adalah berkenaan dengan tema-tema kebahagiaan pada

penyandang cacat tubuh. Tema-tema kebahagiaan yang dimaksud adalah gambaran

atau deskripsi mengenai fenomena yang terjadi.dalam hal ini khususnya kebahagiaan

pada penyandang cacat tubuh.

Faktor-faktor kebahagiaan dalam penelitian ini yaitu, pergaulan sosial, cinta

dan perkawinan, kepuasan kerja, dan religiusitas. Berdasarkan hasil penelitian

ditemukan tema-tema yang muncul dari setiap faktor-faktor yang mempengaruhi

kebahagiaan diatas.

a. Pergaulan Sosial

Penelitian yang dilakukan oleh Spot (2004), menunjukkan bahwa ada

hubungan yang sangat signifikan antara dukungan sosial dengan kebahagiaan pada

wanita karir yang masih lajang. Pergaulan sosial membawa pengaruh yang penting

bagi kebahagiaan seseorang, yaitu ketika hubungan dengan teman-teman kerja atau

peer group memuaskan. Sebaliknya, orang yang tak mempunyai teman bergaul

cenderung tidak berbahagia (Khavari, 2006). Menjelaskan lebih dalam, tema-tema

yang muncul pada penyandang cacat tubuh terhadap kepuasan terhadap pergaulan

sosial adalah penerimaan masyarakat dan mampu memberikan kontribusi bagi

masyarakat. Saat tema-tema di atas dapat terpenuhi maka akan memunculkan

kepuasan terhadap pergaulan sosial pada penyandang cacat dan perasaan hidup

layaknya orang normal pada umumnya

Page 18: NASKAH PUBLIKASI KEBAHAGIAAN PADA PENYANDANG … · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses terbentuknya ... hambatan, kerugian, pada jasmani, syaraf penggerak

18

b. Cinta dan Perkawinan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap indeks kesengsaraan itu lebih

tinggi pada para lajang, duda atau janda dibandingkan pada suami atau istri (Khavari,

2006). Berdasarkan penelitian di atas cinta dan perkawinan mempengaruhi

kebahagiaan pada seseorang, adapun mengapa perkawinan dapat mempengaruhi

kebahagiaan pada penyandang cacat tubuh dikarenakan munculnya tema-tema yaitu,

saat menjalin pernikahan hidup akan lebih berarti, terarah, dan memiliki tujuan selain

itu saat dalam hubungan perkawinan suami atau istri memiliki tempat untuk berbagi

dalam menghadapi permasalahan.

c. Kepuasan Kerja

Perasaan puas dengan pekerjaan dan perasaan bermanfaat berkorelasi erat

dengan kebahagiaan. Sebaliknya pengangguran membawa dampak yang merusak

kesejahteraan. Hasil kerja yang memuaskan, baik yang diupah maupun tidak,

mendorong seseorang berpandangan ke depan dan berpartisipasi menciptakan

kebaikan bersama (Khavari, 2006). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

kepuasan kerja mempenagruhi kebahagiaan pada penyandang cacat tubuh, namun

yang menjadi titik berat disini adalah tema-tema seperti apa yang dapat menciptakan

kepuasan kerja pada penyandang cacat tubuh. Berdasarkan hasil analisis data pada

penelitian ini didapat bahwa tema-tema yang muncul berkenaan kepuasan kerja pada

penyandang cacat tubuh adalah saat dimana penghasilan yang didapat dari pekerjaan

dapat memenuhi kebutuhan keluarga dan dengan pekerjaannya dapat membantu

teman-teman senasib dengannya.

Page 19: NASKAH PUBLIKASI KEBAHAGIAAN PADA PENYANDANG … · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses terbentuknya ... hambatan, kerugian, pada jasmani, syaraf penggerak

19

d. Religiusitas (agama)

Myers (Khavari, 2006) menjelaskan mengapa para pemeluk agama lebih

bahagia dari pada yang tidak beragama, dia mengatakan bahwa mereka lebih bahagia

karena agama mengajarkan tujuan hidup, menuntun mereka menerima dan

menghadapi aneka masalah dengan tenang, dan mengikat seseorang dalam satu umat

yang saling memberikan dukungan. Dengan agama para penyandang cacat tubuh

memunculkan tema-tema yaitu rasa syukur terhadap apa yang mereka dapatkan,

hikmah yang dapat diambil dari permasalahan yang ada, dan keyakinan serta harapan

akan masa depan. Melihat dampak yang diberikan agama tersebut, bisa dikatakan

bahwa kebahagiaan adalah bagian hidup dari para penyandang cacat karena saat

mereka dihadapkan pada kondisi atau keadaan yang serba kekurangan maka akan

muncul kesadaran dan rasa syukur berlandaskan rasa ketuhanan dan tidak hanya

sampai disitu, dengan rasa syukur tersebut responden dapat mengambil hikmah dari

permasalahan yang kemudian memunculkan harapan dan keyakinan bahwa dengan

usaha dan do’a segala akan kembali membaik. Sesuai dengan pernyataan Khavari

(2006) bahwa Kecakapan spiritual memungkinkan seseorang merasa bahagia

bagaimanapun keadaannya, karena kebahagiaan ini tidak disebabkan oleh keadaan

tersebut.

2. Proses Terbentuknya Kebahagiaan Pada Penyandang Cacat

Khavari (2006) menyatakan bahwa banyak faktor yang berperan dalam

membentuk kebahagiaan pada diri seseorang, diantaranya ada empat faktor yang

masih paling dianggap paling berpengaruh dengan kebahagiaan yaitu, pergaulan

Page 20: NASKAH PUBLIKASI KEBAHAGIAAN PADA PENYANDANG … · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses terbentuknya ... hambatan, kerugian, pada jasmani, syaraf penggerak

20

sosial, kepuasan kerja, cinta dan perkawinan, serta agama. Berikut ini menjelaskan

bagaimana proses faktor-faktor dan tema-temanya bisa membentuk kebahagiaan pada

penyandang cacat tubuh.

a. Pergaulan sosial

Dengan keterbatasan dan kekurangan kondisi fisik, untuk memulai suatu

interaksi dengan masyarakat bagi para penyandang cacat tubuh merupakan suatu hal

yang relatif sulit. Tetapi, ketika masyarakat bisa menempatkan diri dan dapat

menerima keberadaan mereka dalam pergaulan sosial, para penyandang cacat tubuh

akan berusaha untuk dapat berinteraksi dan bahkan berupaya untuk dapat

memberikan kontribusi bagi kehidupan masyarakat. Adapun alasan mengapa para

penyandang cacat tubuh berupaya demikian dikarenakan saat mereka berinteraksi

dengan masyarakat dan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat responden

merasa kehidupan yang mereka jalani layaknya orang normal pada umumnya.

b. Cinta dan perkawinan

Perkawinan adalah impian kebanyakan orang dan tidak terkecuali para

penayandang cacat tubuh. Bagi penyandang tubuh cacat perkawinan merupakan

anugerah yang besar. Adapun tema-tema yang menyebabkan para penyandang cacat

merasakan kebahagiaan setelah menikah adalah adanya pasangan ataupun teman

hidup untuk berbagi saat menghadapi permasalahan selain itu setelah menikah para

penyandang cacat merasa munculnya kesadaran akan arti hidup, tujuan hidup, serta

menigkatnya semangat untuk menjalani hidup.

c. Kepuasan kerja

Page 21: NASKAH PUBLIKASI KEBAHAGIAAN PADA PENYANDANG … · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses terbentuknya ... hambatan, kerugian, pada jasmani, syaraf penggerak

21

Para penyandang cacat tubuh akan menunjukkan kepuasan ketika hasil dari

pekerjaan mereka dapat memenuhi kebutuhan keluarga dan satu hal yang sangat

menarik bagi peneliti, kepuasan kerja akan muncul ketita para responden dapat

membantu teman senasib dengannya.

d. Religiusitas (agama)

Berbeda dengan faktor-faktor di atas, faktor religius sifatnya berasal dari

internal responden. Adapun mengapa faktor ini bisa mempengaruhi kebahagiaan pada

penyandang cacat tubuh karena saat responden memiliki religiusitas di dalam dirinya

otomatis akan memunculkan rasa syukur dan keyakinan serta harapan berkenaan

dengan kehidupannya. Berdasarkan hasil analisis data rasa syukur, hikmah dari

permasalahan, dan keyakinan serta harapan ini sangat berhubungan dan bahkan

mempengaruhi faktor-faktor kebahagiaan yang lain.

Memang untuk mencapai kebahagiaan dipengaruhi besar oleh faktor cinta dan

perkawinan, pergaulan sosial, dan kepuasan kerja. Tetapi bukan berarti jika salah satu

atau bahkan ketiga faktor tersebut belum dapat terpenuhi kebahagiaan akan menjauh

dari para penyandang cacat tubuh karena di sinilah peran dari tema rasa syukur dan

keyakinan serta harapan yang terbentuk dari religius. Saat kepuasan kerja, cinta dan

perkawinan, serta pergaulan sosial belum dapat terpenuhi rasa syukur akan

memunculkan kepasrahan pada responden dan dengan itu responden dapat

mengambil hikmah dari permasalahan yang ada kemudian membentuk keyakinan dan

harapan yang berlandaskan kepercayaan pada Tuhan akan meningkatkan kembali

usaha responden untuk menjalani hidup dan bahkan meraih faktor-faktor kebahagiaan

Page 22: NASKAH PUBLIKASI KEBAHAGIAAN PADA PENYANDANG … · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses terbentuknya ... hambatan, kerugian, pada jasmani, syaraf penggerak

22

yang belum dapat terpenuhi. Hasil penelitian ini sesuai dengan pernyataan Khavari

(2006) Kecerdasan spiritual memungkinkan seseorang merasa bahagia bagaimanapun

keadaannya, karena kebahagiaan tidak dilantari oleh keadaan tersebut. Kecerdasan

spiritual memberi kemampuan untuk melihat nilai positif dalam setiap masalah, dan

kearifan untuk menangani masalah tersebut.

KESIMPULAN

Berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh besar terhadap kebahagiaan

ditemukan bahwa tema-tema yang muncul pada responden penelitian sebagai berikut;

faktor pergaulan sosial tema yang muncul adalah mampunya responden pertama

untuk berinteraksi dalam masyarakat; faktor cinta dan perkawinan tema yang muncul

adalah menjadikan hidup responden lebih berarti, terarah, serta tujuan hidup yang

semakin jelas dan keluarga menjadi tempat berbagi; faktor kepuasan kerja tema yang

muncul adalah selain dapat memenuhi kehidupan keluarga keinginan untuk

membantu teman senasib juga menjadi harapan; faktor religius tema yang muncul

adalah rasa syukur, hikmah dari permasalahan, keyakinan dan harapan.

Namun setiap faktor-faktor di atas memiliki andil yang berbeda dalam

membentuk kebahagiaan pada setiap responden. Pada responden pertama terlihat

bahwa faktor religiusitas lebih berpengaruh besar terhadap kebahagiaan karena

responden pertama sudah melihat segala keadaan dari faktor religius. Pada responden

kedua dan responden ketiga menunjukkan bahwa faktor keluarga lebih berpengaruh

besar terhadap kebahagiaan mereka. Bahkan pada responden ketiga, berdasarkan

Page 23: NASKAH PUBLIKASI KEBAHAGIAAN PADA PENYANDANG … · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses terbentuknya ... hambatan, kerugian, pada jasmani, syaraf penggerak

23

analisis data bahwa faktor religius dan faktor pergaulan sosial dipicu oleh faktor cinta

dan perkawinan.

SARAN

1. Kepada para penyandang cacat

Kepada penyandang cacat, kekurangan ataupun keterbatasan dalam bentuk

fisik bukanlah suatu alasan yang membuat kebahagiaan tidak akan menghampiri,

karena saat seseorang mampu memandang segala keadaan dari sudut agama maka ia

akan mampu melihat hikmah dibalik itu semua dan akan selalu berusaha menjadi

lebih baik.

2. Kepada peneliti selanjutnya

Setelah mendapatkan jawaban dari pertanyaan penelitian ini ada beberapa hal

pula yang memunculkan pertanyaan baru, karena itu peneliti mengajukan saran untuk

melakukan penelitian lanjutan. Selanjutnya diharapkan adanya pemilihan responden

yang lebih variaif, misalnya dengan melihat dari perbedaan latar belakang budaya

responden, penyebab kecacatan (dari lahir atau karena kecelakaan/penyakit). Selain

itu karena besarnya pengaruh religiusitas terhadap kebahagiaan, penelitian mengenai

kebahagiaan pada orang yang tidak percaya akan tuhan (atheis).

Page 24: NASKAH PUBLIKASI KEBAHAGIAAN PADA PENYANDANG … · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses terbentuknya ... hambatan, kerugian, pada jasmani, syaraf penggerak

24

DAFTAR PUSTAKA

As’jari, M. 1995. Ortopedagogik Anak Tuna Daksa. Jakarta: Direktorat Jendral

Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Guru Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan

Etty, M. 2002. Mengelola Emosi Tips Praktis Meraih Kebahagiaan. Jakarta:

Grasindo

Bungin, B 2003. Analisis Data Kualitatif: Pemahaman Filosofis dan Metodologis

Kearah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Khavari K.A. 2006. The Art of Happiness: Menciptakan Kebahagiaan Disetiap

Keadaan. Jakarta: Serambi Ilmu Alam

Moleong, L. J. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya

Mumpuniarti. 2001. Pendidikan Tuna Daksa. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Luar

Biasa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.

Muslim, D. 2007. Hubungan Kebahagiaan Otentik dengan Religiusitas Pada

Mahasiswa. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Universitas Islam

Indonesia

Nugroho, A dan Mulyati, R. 2006. Hubungan antara Self Efficacy dengan Perilaku

Produktif pada Penyandang Cacat. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta:

Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia

Poerwandari, K. 2005. Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia.

Jakarta: LPSP3 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Page 25: NASKAH PUBLIKASI KEBAHAGIAAN PADA PENYANDANG … · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses terbentuknya ... hambatan, kerugian, pada jasmani, syaraf penggerak

25

Seligman. 2002. Authentic Happiness: Menciptakan Kebahagiaan Dengan Psikologi

Positif. Bandung: Mizan Pustaka

Spot, C. A. 2004. Hubungan Antara Dukungan Sosial dengan Kebahagiaan Hidup

pada Wanita Karir yang Masih Lajang. Skripsi (tidak diterbitkan).

Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia

Strauss & Corbin. 2003. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif: Tata Langkah dan

Teknik-teknik Teoritisasi Data. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Quayyid & Mubarak. 2004. Panduan Menuju Bahagia dan Sukses. Jakarta:

Maghfirah Pustaka

Bappenas. 2007. Implementasi Undang-undang No. 1 Tentang Ketenagakerjaan Bagi

Penyandang Cacat. www.bappenas.co.id

Media-Indonesia. 2007. Pascagempa, Jumlah Penyandang Cacat di DIY Meningkat.

www.media-indonesia.com

Wordpress. 2007. Senantiasa Mencari Kebenaran. www.wordpress.com