nanah riset

40
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bertambahnya angka harapan hidup bangsa Indonesia, masalah kesehatan mulai beralih dari infeksi ke penyakit degeneratif. Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit degeneratif yang saat ini makin bertambah jumlahya di dunia. Pada tahun 2010 diperkirakan jumlah penderita DM di dunia akan mencapai 360 juta jiwa (Salman, 2001). Menurut WHO, Indonesia menempati urutan yang ke-4 tertinggi di dunia yaitu 8,4 juta jiwa. Pada tahun 2000. Prevalensi DM di Indonesia terus meningkat, pada saat ini berkisar antara 1,5- 2,3 juta, pada saat penduduk lebih dari usia 15 tahun. Di Indonesia, dengan asumsi prevalensi DM sebesar 4% dari jumlah penduduk di atas 20 tahun akan mencapai 178 juta, maka diperkirakan pada tahun 2010 penduduk Indonesia yang akan menderita DM mencapai 17 juta jiwa. Melihat ada kecenderungan kenaikan prevalensi DM yang tinggi maka berbagai upaya perlu dilakukan pertama yaitu tentang edukasi pada tingkat yang memiliki drajat resiko tinggi. Perlu dipahami bahwa penyakit DM dan komplikasinya akan berkembang menjadi salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian di Indonesia (Salman, 2001). Menurut Suyono (2004) pola makan baik di kota-kota bahkan sampai di desa- desa telah bergeser dari pola makan tradisional yang banyak mengandung karbohidrat dan serat dari sayuran, ke pola makan ke baratbaratan, dengan komposisi makanan yang terlalu banyak mengandung protein, lemak gula, garam dan mengandung sedikit

Upload: aida

Post on 09-Nov-2015

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB 1PENDAHULUANA. Latar BelakangBertambahnya angka harapan hidup bangsa Indonesia, masalah kesehatan mulai beralih dari infeksi ke penyakit degeneratif. Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit degeneratif yang saat ini makin bertambah jumlahya di dunia. Pada tahun 2010 diperkirakan jumlah penderita DM di dunia akan mencapai 360 juta jiwa (Salman, 2001). Menurut WHO, Indonesia menempati urutan yang ke-4 tertinggi di dunia yaitu 8,4 juta jiwa. Pada tahun 2000. Prevalensi DM di Indonesia terus meningkat, pada saat ini berkisar antara 1,5- 2,3 juta, pada saat penduduk lebih dari usia 15 tahun. Di Indonesia, dengan asumsi prevalensi DM sebesar 4% dari jumlah penduduk di atas 20 tahun akan mencapai 178 juta, maka diperkirakan pada tahun 2010 penduduk Indonesia yang akan menderita DM mencapai 17 juta jiwa. Melihat ada kecenderungan kenaikan prevalensi DM yang tinggi maka berbagai upaya perlu dilakukan pertama yaitu tentang edukasi pada tingkat yang memiliki drajat resiko tinggi. Perlu dipahami bahwa penyakit DM dan komplikasinya akan berkembang menjadi salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian di Indonesia (Salman, 2001). Menurut Suyono (2004) pola makan baik di kota-kota bahkan sampai di desa-desa telah bergeser dari pola makan tradisional yang banyak mengandung karbohidrat dan serat dari sayuran, ke pola makan ke baratbaratan, dengan komposisi makanan yang terlalu banyak mengandung protein, lemak gula, garam dan mengandung sedikit serat. Secara global, prevalensi diabetes mellitus selalu meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2003, Organisasi Dunia (WHO) memperkirakan 194 juta jiwa atau 5,1 % dari 3,8 milyar penduduk dunia usia 20-79 tahun menderita diabetes mellitus dan pada tahun 2025 diperkirakan meningkat menjadi 333 juta jiwa. Pada tahun yang sama, International Diabetes Foundation (IDF) memperkirakan prevalensi diabetes mellitus dunia adalah 1,9% dan menjadikan DM sebagai penyebab penyebab kematian urutan ke-7 Dunia (Yusharmen, 2008). Berdasarkan data terkini dari Federasi Diabetes Internasional, jumlah penderita diabetes di seluruh dunia saat ini mencapai 285 juta orang, penderita tersebut lebih dari separuhnya merupakan penderita usia kerja (20-60 tahun). Di Indonesia sendiri, penderita diabetes mencapai 5,7 % (sekitar 12 juta orang) dari seluruh penduduk Indonesia, sedangkan jumlah penderita prediabetes mencapai angka 11 %. Dengan pertumbuhan jumlah penderita diabetes tersebut, maka diperkirakan pada tahun 2030 nanti jumlah penderita diabetes di Indonesia dapat mencapai lebih dari 21 juta orang. Faktor yang sangat berperan dalam peningkatan penderita diabetes adalah gaya hidup masyarakat termasuk diantaranya adalah perubahan pola makan yang kurang sehat dan kurangnya melakukan aktivitas fisik, angka tersebut akan terus bertambah jika informasi yang didapat kurang memadai. Di Jawa Tengah pada tahun 2007 prevalensi DM tipe 1 (DM yang tergantung insulin) sebesar 0,09% sama dengan prevalensi tahun 2006, sedangkan prevalensi DM tipe 2 (yang tidak tergantung insulin) mengalami peningkatan dari 0,74 % dari tahun 2005 menjadi 0,83 % pada tahun 2006, dan meningkat lagi pada tahun 2007 menjadi 0,96 %. (Dinkes Prov Jateng, 2008)Menurut data rekam medis RSU. Prof. Dr Margono Soekardjo, penyakit DM menempati peringkat 6 dari 10 besar urutan penyakit terbanyak rawat jalan yaitu periode Januari sampai Desember tahun 2009 mencapai 6596 orang jumlah tersebut mengalami kenaikan pada tahun 2008, jumlah rawat jalan mencapai 5370 pasian baik DM yang tergantung insulin maupun yang tidak tergantung insulin. Dan untuk pasien DM rawat inap pada periode Januari sampai dengan Desember mencapai 1654 pasien. Populasi pasien DM rawat jalan tahun 2009 RSMS berjumlah 2320 penderita baik DM tipe I maupun DM tipe II. Prevalensi tahun 2010 untuk bulan Januari sampai Februari mencapai frekuensi kunjungan 1791 orang untuk populasi penderita 943 yaitu untuk DM tergantung insulin 234 orang dan DM yang tidak tergantung insulin mencapai 709 orang (Data Rekam Medis RSU Prof. Dr. Margono Soekardjo, 2009).DM jika tidak dikelola dengan baik dapat mengakibatkan terjadinya berbagai komplikasi dan penyakit menahun seperti penyakit serebrovaskuler, penyakit jantung koroner, penyakit pembuluh darah tungkai, penyakit pada mata, ginjal dan syaraf (Waspadji dan Sarwono, 1999).Diabetes merupakan penyaki yang ditandai dengan hiperglikemia (peningkatan kadar gula ) dalam tubuh yang terjadi secara terus menerus dan bervariasi terutama ada pasien yang tidak terpantau pola makan dan aktivitasnya (Depkes, 2008). Aktivitas fisik merupakan sebagai gerakan fisik yang dilakukan oleh otot tubuh dan sistem penunjangnya, dalam penyakit DM aktivitas fisik menjadi bagian penentu indek glukosa karena didalam seseorang melakukan aktivitas fisik baik yang ringan, sedang, ataupun berat akan membutuhkan kalori atau energi. Energi atau kalori didalam tubuh manusia merupakan proses darimetabolisme sel, sumber energi yang utama didalam tubuh manusia antaralain glukosa, glikogen dan trigleserida. Timbunan glukosa dalam seluruh tubuh kurang lebih 20 gram, glikogen dalam hati sekitar 80-120 gram, glikogen otot kira-kira 300-400 gram. Aktivitas fisik manusia membutuhkan kalori, sedangkan bahan dari kalori adalah glukosa sehingga semakin berat tingkat aktivitas maka semakin banyak glukosa darah yang digunakannya.Aktivitas fisik sangat berpengaruh pada pasien DM tipe II karena glukosa darah bisa masuk ke dalam sel dengan tingginya metabolisme di dalam sel tersebut. Aktivitas fisik bagi penderita DM tipe I harus diperhatikan adanya tanda-tanda dari hipoglikemia. karena mutlak glukosa di dalam darah tidak bisa masuk karena insulin tidak diproduksi oleh sel beta pankreas yang berfungsi mengantarkan glukosa sebagai bahan energi (Asdie, 1996). Istirahat dan tidur sangatlah penting untuk kesehatan, bagi penderita istirahat merupakan cara untuk menghambat terjadinya hipoglikemia. Istirahat akan mempengaruhi energi yang dikeluarkan oleh tubuh dan dapat mengembalikan kesehatan sehingga dapat mempertahankan aktivitas hidup Sehari-hari, karena istirahat menjadikan proses fisiologis yang baik setelah seseorang melakukan kegiatan fisik (Geyton & Hall, 2000). Pengendalian gula darah yang baik yaitu dengan memperhatikan gula darah yang selalu mendekati batas normal, penderita diabetes mellitus harus memperhatikan faktor-faktor yang dapat merubah status gula darah seperti diet, farmakologis dan aktivitas fisik. Pemantauan status metabolik pasien diabetes mellitus merupakan hal yang penting dalam pengendalian gula darah. Pengendalian gula yang baik berarti menjaga gula darah dalam kisaran normal, sehingga pasien DM dapat terhindar dari hiperglikemia dan hipoglikemia. Dengan pengendalian gula darah yang baik pasien DM akan terhindar dari berbagai komplikasi baik yang akut maupun yang kronik (Soegondo,1999).

B. Rumusan MasalahAngka kejadian DM di Kabupaten Banyumas cukup tinggi, hal tersebut dibuktikan dari data rekam medik RSU. Prof. Dr. Margono Soekardjo penyakit DM menempati urutan ke 6 dari 10 daftar penyakit terbesar untuk rawat jalan. Aktivitas fisik berpengaruh terhadap indek glukosa didalam darah hal tersebut dikarenakan aktivitas fisik membutuhkan kalori atau energi. Energi atau kalori didalam tubuh merupakan hasil dari metabolisme glukosa sehingga semakin berat aktivitas fisik yang dilakukan oleh penderita DM glukosa didalam darah semakin banyak digunakan. Dari penjelasan tersebut maka dapat dirumuskan rumusan masalah Adakah hubungan antara aktivitas fisik dan istirahat dengan pengendalian gula darah?

C. Batasan masalahBerdasarkan judul dan pemaparan sebelumnya, maka penelitian ini dibatasi hanya pada hubungan aktivitas fisik dan istirahat dengan kadar gula darah pasien diabetes miletus.

D. Tujuan penelitianAdapun penelitian ini bertujuan untuk:1. Tujuan umumTujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara aktivitas fisik dan istirahat dengan kadar gula darah pasien DM.2. Tujuan khusus:a. Mengetahui hubungan aktivitas fisik rawat jalan RSMS dengan kadar gula darah Penderita DM rawat jalan RSMS.b. Mengetahui hubungan istirahat dengan gula darah Penderita DM rawat jalan RSMS.

E. Manfaat PenelitianHasil penelitian diharapkan bermanfaat bagi;1. Manfaat teoritisDiharapkan dapat berguna sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya mengenai hubungan antara aktivitas fisik dan istirahat dengan kadar gula darah., sebagai upaya pengembangan dalam peningkatan ilmu pengetahuan di bidang keperawatan medikal bedah.2. Manfaat praktisa. Bagi penulisSebagai proses dalam menambah pengetahuan dan wawasan peneliti dalam cara mengaplikasikan teori teori medikal bedah yang di dapat selama perkuliahan, khususnya tentang materi DiabetesMellitus.b. Bagi pembaca maupun masyarakatSebagai sumber informasi, masukan mengenai hubungan antara aktivitas fisik dan istirahat dengan kadar gula darah. Sehingga masyarakat atau penderita DM memahami dan mengerti bagai mana cara yang tepat dalam penatalaksanaan penyakit diabetes mellitus.F. Penelitian Terkait1. Penelitian tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap glukosa darah pernah dilakukan oleh Salman (2001) dengan judul Pengaruh Standar Diit Terhadap Pengendalian Gula Darah Pasien DM Tipe II Rawat Jalan di RSUP Manado. Penelitian ini merupakan penelitian Quasi ekperimen dengan rancangan pre dan post tes control group desing. Responden terdiri dari 89 orang dan dibagi dua kelompok perlakuan. Kelompok pertama diberi konsultasi standar diit dan kelompok kedua diberi konsultasi gizi tanpa standar diit. Hasil penelitian menunjukan bahwa kelompok intervensi terjadi penurunan lebih besar dibanding kelompok kontrol (p