myelitis.pptx
TRANSCRIPT
DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA
MYELITIS TRANSVERSALISOLEH
Putri Cus Winda Maser 10-141
Sri Fitri Muzkiyah 10-143
Novi Novalisa 10-150
M. Ridwan 10-213
PRESEPTOR
dr. Reno Sari Chaniago, Sp.S M.Biomed
*DEFINISI
Mielitis transversalis adalah kelainan neurologi yang disebabkan oleh peradangan sepanjang medula spinalis. Istilah mielitis menunjukkan peradangan pada medulla spinalis, trasversalis menunjukkan posisi dari peradangan sepanjang medula spinalis.
*EPIDEMIOLOGI
Mielitis transversalis dapat diderita oleh orang dewasa dan anak – anak baik pada semua jenis kelamin maupun ras.Usia puncak insidens mielitis transversalis terjadi antara umur 10-19 dan 30-39 tahun. Meskipun sedikit peneliti yang meneliti rata-rata insidensi tersebut, diperkirakan sekitar 1400 kasus baru tiap tahun di diagnosa sebagai mielitis transversalis di amerika serikat.
*ETIOLOGI
Mielitis transversalis sering terjadi setelah infeksi virus. Agent infeksi virus yang diperkirakan penyebab mielitis tranversalis termasuk herpes zooster, herpes simplek, sitomegalovirus, Epstein-Barr, virus influensa, enterovirus, human immunodeficiency virus ( HIV ), hepatiti A dan rubella. Ada pula agen penyebab lain yang berasal dari infeksi bakteri atau jamur yang baru terjadi adalah Mycoplasma pneumoniae (pneumonia bakterial), mycobacterium tuberculosis, troponema pallidum, Borrelia sp, toxoplasma gondii, dll.
*PATOFISIOLOGIPasca-kasus infeksi mekanisme sistem kekebalan tubuh yang aktif akibat virus atau bakteri, tampaknya memainkan peran penting dalam menyebabkan kerusakan pada saraf tulang belakang.Adanya rangsangan sistem kekebalan sebagai respon terhadap infeksi menunjukkan bahwa reaksi kekebalan tubuh mungkin bertanggung jawab.
Pada penyakit autoimun, sistem kekebalan tubuh, yang biasanya melindungi tubuh dari organisme asing, keliru menyerang jaringan tubuh sendiri, menyebabkan inflamasi dan, dalam beberapa kasus, menyebabkan kerusakan myelin dalam sumsum tulang belakang.
*GAMBARAN KLINIS
• Kelemahan otot atau paralisis kedua lengan atau kaki.
• Nyeri
• Kehilangan rasa pada kaki dan jari – jari kaki
• Disfungsi kandung kemih dan buang air besar
*DIAGNOSA
• Anamnesis
• Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan Penunjang
*DIAGNOSA BANDING
Mielitis transversalis harus dibedakan dari mielopati akibat kompresi medula spinalis ( baik karena neoplasme medulla spinalis intrinsik maupun ekstrinsik, ruptur diskus intervertebralis akut ) serta infeksi epidural dan polineuritis pasca infeki akut ( sindroma guillain barre ).
*PENGOBATANTujuan utama terapi adalah untuk mengatasi
penyebab bila ditemukan, memulihkan gangguan fungsi yang hilang pada saat akut, meringankan gejala dan penyulit dan untuk mencegah kekambuhan penyakit bila memungkinkan.
Pada mielitis viral karena herpes zoster, pemberian acyclovir memberikan perbaikan. Mielopati terkait HIV dilaporkan memeberikan perbaikan dengan terapi antiretrovirus. Pemberian anti tuberkulosis dan kortikosteroid bisa diberikan pada mielitis tuberkulosis.
*PENGOBATAN
Pengobatan awal pada penderita mielitis tranversalis dengan pemberian kortikosteroid dosis tinggi secara intravena atau oral 1 gr/hari. Kortikosteroid merupakan terapi lini pertama. Sekitar 50-70% pasien mengalami perbaikan parsial atau komplit. Regimen intravena dosis tinggi (1000 mg metil prednisolon setiap hari, biasanya selama 3-5 hari) diberikan kepada pasien.
*PROGNOSIS
Perbaikan dari mielitis tansversalis biasanya dimulai antara 2 sampai 12 minggu dari onset gejala dan mungkin berlangsung sampai 2 tahun. Bagaimanapun bila tidak ada perbaikan dalam 3 – 6 bulan pertama, maka tidak dijumpai penyembuhan yang signifikan. Meskipun sulit membuat prediksi pada setiap kasus, para peneliti menyatakan bahwa onset gejala yang cepat secara umum menghasilkan perbaikan yang jelek .
*STATUS PASIEN IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. Sy
Alamat : gunung talang
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Jenis Kelamin : perempuan
Umur : 40 th
Tanggal dirawat : 7/3/2015
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Kedua kaki tidak bisa digerakkan sejak 20 hari yang lalu.
*STATUS PASIEN Riwayat Penyakit Sekarang
Kedua kaki tidak bisa digerakkan sejak 20 hari yang lalu . awalnya pasien merasakan nyeri pinggang, kesemutan lalu diikuti dengan kelemahan anggota gerak bawah, kaki mulai berat, 1 hari kemudian pasien susah berjalan dan pasien hanya berbaring di tempat tidur. Sebelum dibawa kerumah sakit pasien merasakan nyeri pada kedua kakinya serta tidak dapat digerakkan , dan juga nyeri pada tulang belakang.
*STATUS PASIEN Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien juga mengeluh susah buang air kecil dan terasa nyeri serta warna urin pasien sedikit kehitaman. Pasien juga merasakan perutnya sedikit nyeri dan terasa padat. Serta buang air besarpun jarang. Pasien juga dalam keadaan demam , serta pasien mengalami penurunan berat badan.
*STATUS PASIEN Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak ada riwayat trauma, tumor otak, tumor tulang, tumor payudara, tuberculosis .
Riwayat Keluarga
Tidak ada dikeluarga pasien yang menderita penyakit yang sama seperti pasien
Riwayat Pribadi dan sosial
Pasien merupakan golongan menengah ke bawah dan seorang ibu rumah tangga
*STATUS PASIEN PEMERIKSAAN FISIK UMUM
Keadaan Umum : Sedang
Kesadaran : Kompos Mentis kooperatif
Keadaan gizi : Sedang
Tinggi Badan : 157 cm
Berat badan : 55 Kg
Rambut : hitam , Tidak mudah rontok
Nadi : 92 kali/menit
Irama : Reguler
Pernafasan : 20 kali/menit
Tekanan darah :120/80 mmHg
Suhu :38,1oC
*STATUS PASIEN Kelenjar Getah Bening
Leher : Tidak teraba pembesaran KGB
Aksila : Tidak teraba pembesaran KGB
Inguinal : Tidak teraba pembesaran KGB
PARU
Inspeksi : Simetris dalam keadaan statis dan dinamis
Palpasi : Fremitus sama kiri dan kanan
Perkusi : Sonor dikedua lapangan paru
Auskultasi : Vesikuler, wheezing ( - ), Ronkhi ( - )
*STATUS PASIEN JANTUNG
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis teraba pada RIC 5
Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : S1 dan S2 reguler, bunyi tambahan ( -)
ABDOMEN
Inspeksi : distensi (+) membuncit (+)dibagian suprapubis
Palpasi : Nyeri tekan (+)
Perkusi : redup pada regio supra pubis
Auskultasi : Bising usus (+) normal
*STATUS PASIEN STATUS NEUROLOGIKUS
GCS :15 . E4V5M6
Tanda ransangan selaput otak : Kaku kuduk : ( - ) Brudzinki ll : ( - ) Brudzinki l : ( - ) Tanda Kernig : ( - )
*STATUS PASIEN Pemeriksaan Fungsi Motorik
Berdiri dan Berjalan
Gerakkan Spontan ( - )
Tremor ( - )
Atetosis ( - )
Mioklonik ( - )
Khorea ( - )
*STATUS PASIEN
A. Extremitas Superior Inferiror
Kanan Kiri Kanan Kiri
Gerakkan Aktif Aktif Pasif Pasif
Kekuatan 555 555 111 111
Trofi eutrofi eutrofi eutrofi eutrofi
Tonus Eutonus Eutonus Hipertonus Hipertonus
*STATUS PASIEN
1. Fisiolog
is
Kanan Kiri Kanan Kiri
Biseps ( ++) ( ++ ) APR ( +++ ) ( +++ )
Triseps ( ++ ) ( ++) KPR ( +++ ) ( +++ )
Sistem Refleks
*STATUS PASIEN 2. Patologis
Lengan Tungkai
Hoffman-
Tromner
(-) (-) Babinski ( +) ( +)
Chaddoks ( +) ( +)
Oppenheim ( +) ( +)
Gordon ( +) ( +)
Schaeffer ( +) ( +)
*STATUS PASIEN Pemeriksaan Sensibilitas
KANAN KIRI
RABA ( - ) ( - )
NYERI ( + ) ( + )
SUHU ( + ) ( + )
*STATUS PASIEN
Fungsi Otonom
Miksi : hematuria
Defekasi : Normal
Sekresi keringat : Terganggu
*STATUS PASIEN Pemeriksaan Penunjang
Darah rutin
Hb : 9,7 gr/dl
Kimia klinis : 28/2/ 2015
Glukosa puasa 101 mg %
2 jam pp 126mg%
Urin: 3/3/2015
*Warna : kuning
*Blood : negatif
*Bilirubin: negatif
*Urobilinogen :1
*Proton : negatif
*Glukosa: negatif
*STATUS PASIEN
*STATUS PASIEN Diagnosis
Diagnosis Klinik : paraplegia tipe UMN +Retensio urin + Hipestesia dermatom T-VIII (myelitis transversalis)
Diagnosis Topik : medula spinalis setinggi T-XDiagnosis Etiologi : idiopatikDiagnosis Sekunder : anemia, hematuria
*STATUS PASIEN
Terapi dan Anjuran
Terapi Umum :IVFD RL 12 jam/kolfTirah BaringPasang kateter
*STATUS PASIEN Terapi khusus :
Metyl prednisolon 2x1 tab dosis 8g/hariAsam tranexamat 3x1 amp dosis 500mgParacetamol 3x1 tab dosis 500mgRanitidin 2x1 amp dosis 150mg
*STATUS PASIEN
Prognosis :
Quo at Vitam : Dubia ad bonam
Quo at Fungtionam : Dubia ad bonam
Quo at Sanationam : Dubia ad bonam
*PEMBAHASAN
Telah dilaporkan pasien wanita umur 40 tahun datang ke bangsal neurologi dengan diagnosa mielitis tranversalis . diangnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa didapatkan Kedua kaki tidak bisa digerakkan sejak 20 hari yang lalu . awalnya pasien merasakan nyeri punggung, kesemutan lalu diikuti dengan kelemahan anggota gerak bawah, kaki mulai berat, 1 hari kemudian pasien susah berjalan dan pasien hanya berbaring di tempat tidur.
*PEMBAHASAN Sebelum dibawa kerumah sakit pasien merasakan
nyeri pada kedua kakinya serta tidak dapat digerakkan . pasien juga mengeluh susah buang air kecil dan terasa nyeri serta warna urin pasien sedikit kehitaman. perutnya sedikit nyeri dan terasa padat. Serta buang air besarpun jarang. Pasien juga dalam keadaan demam , serta pasien mengalami penurunan berat badan. Dari riwayat penyakit sebelumnya pasien ini tidak pernah mengalami trauma sebelumnya serta tidak pernah menderita penyakit TBC, tumor otak .
*PEMBAHASAN Pada pemeriksaan fisik ditemukan kedua anggota
gerak atas masih dapat digerakkan dan kekuatannya 555 pada kiri dan kanan, sedangkan anggota gerak pada kedua kaki tidak bisa digerakkan dan kekuatan anggota gerak bawah 111 pada kiri dan 111 pada kanan. Pada pemeriksaan refleks sensorik pasien tidak merasakan rangsangan yang diberikan seperti rabaan, nyeri dan suhu. Dan pada refleks patologis ditemukan babinsky (+), chaddoks (+), oppenheim (+), dan gordon (+).
*PEMBAHASAN Dari anamnesa, pemeriksaan fisik yang didapatkan
dari pasien ini maka ditegakkanlah diagnosa mielitis transversalis. Penatalaksanaan pada pasien ini yaitu diberikan terapi obat metyl prednisolon, asam tranexamat, paracetamol, dan ranitidine. Sebaiknya dilakukan pemeriksaan penunjang seperti MRI yang bertujuan untuk mencari jika ada satu atau lesi intrinsik. Tetapi hal tersebut belum bisa dilakukan dikarenakan tidak adanya peralatan yang memadai. Dan sekarang pasien sedang menjalani fisioterapi untuk menstabilkan dan memperbaiki fungsi alat geraknya.
*KESIMPULAN
Mielitis transversalis adalah gangguan inflamatorik medula spinalis akibat berbagai etiopatologi yang ditandai oleh timbulnya kelemahan otot, gangguan sensibilitas, dan disfungsi autonom yang sifatnya dapat akut, subakut, bahkan kronik.
*KESIMPULAN
Inflamasi dapat disebabkan oleh infeksi viral, reaksi autoimun yang abormal atau menurunnya aliran darah melalui pembuluh darah yang terletak pada medulla spinalis . mielitis tranversalis dapat juga terjadi sebagai komplikasi dari syphilis, campak, dan beberapa vaksinasi termasuk chickenpox dan rabies. Beberapa kasus yang penyebabnya tidak dapat diketahui disebut idiopatik.
*KESIMPULANGejala awal biasanya mencakup lokal nyeri
punggung bawah, tiba-tiba paresthesias (sensasi abnormal seperti membakar, menggelitik, menusuk, atau kesemutan) di kaki, hilangnya sensorik, dan paraparesis (kelumpuhan parsial kaki). Paraparesis sering berkembang menjadi paraplegia. Dan mengakibatkan gangguan genitourinary.
pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan pungsi lumbal,CT scan atau MRI. Pemberian glukokortikoid biasanya diberikan pada penderita yang datang dengan gejala awitanya sedang berlangsung dalam waktu 10 hari pertama atau bila terjadi progresivitas defisit neurologik.
1. Kerr,D,2001.Current Therapy in neurologic Disease.transverse myelitis.6thed. (diakses 20 november 2011)
2. National Institut of neurological disorder and stroke, myelitis trasversa dalam www.ninds.nih.gov/disorder/trasversemyeilitis.
3. Anonymous. transversa myelitis Dalam www.wikipedia.org/wiki/trasverse myelitis
4. Anonymous, mielitis tranversa Dalam www.healthnewsflash.com/conditions/transverse_myelitis.html
5. Harsono, dr. 2003. Mielitis transversa Dalam Kapita Selekta Neurologi, Gajah mada University press, Yogyakarta
6. Igusti Gede Ngoerah,dr,Prof. 1994. Mielitis Dalam Dasar – Dasar Ilmu Penyakit Saraf, Airlangga University Press, Surabaya
7. anonymous. Mielitis tranversa dalam myelitis, Bagian Neurology, Gajahmada university, Yogyakarta
8. Jacob A, Weinshenker BG. An approach to the diagnosis of acute transverse myelitis. Semin Neurol 2008;28:105-20
*DAFTAR PUSTAKA
TERIMA KASIH