mvdw.org · pengaruh gangguan pribadi, ekstern dan organisasi terhadap independensi . pemeriksa...
TRANSCRIPT
PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, EKSTERN DAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI
PEMERIKSA (STUDY EMPIRIS PADA INSPEKTORAT KABUPATEN
DELI SERDANG)
TESIS
Oleh
IWAN PANTAS SIREGAR 077017015/Akt
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2009
Iwan Pantas Siregar : Pengaruh Gangguan Pribadi, Ekstern Dan Organisasi Terhadap Independensi Pemeriksa (Study Empiris Pada Inspektorat Kabupaten Deli Serdang), 2009 USU Repository © 2008
PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, EKSTERN DAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI
PEMERIKSA (STUDY EMPIRIS PADA INSPEKTORAT KABUPATEN
DELI SERDANG)
TESIS
Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Akuntansi
pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
IWAN PANTAS SIREGAR
077017015/Akt
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2009
Judul Tesis : PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, EKSTERN DAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI PEMERIKSA (STUDY EMPIRIS PADA INSPEKTORAT KABUPATEN DELI SERDANG)
Nama Mahasiswa : Iwan Pantas Siregar Nomor Pokok : 077017015 Program Studi : Akuntansi
Menyetujui
Komisi Pembimbing
(Prof.Dr.Ade Fatma Lubis,MAFIS,MBA,Ak) (Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak) Ketua Anggota Ketua Program Studi, Direktur (Prof.Dr.Ade Fatma Lubis,MAFIS,MBA,Ak) (Prof.Dr.Ir.T.Chairun Nisa B.,M.Sc) Tanggal lulus : 24 Maret 2009
Telah diuji pada
Tanggal : 24 Maret 2009
PANITIA PENGUJI TESIS :
Ketua : Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak.
Anggota : 1. Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak.
2. Dra. Sri Mulyani, MBA, Ak.
3. Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak.
4. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak.
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul :
“Pengaruh Gangguan Pribadi, Ekstern Dan Organisasi Terhadap Independensi
Pemeriksa (Study Empiris Pada Inspektorat Kabupaten Deli Serdang)”
Adalah benar hasil kerja saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh
siapapun sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah
dinyatakan secara jelas dan benar.
Medan, 24 Maret 2009
Yang Membuat Pernyataan :
(Iwan Pantas Siregar)
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk menguji secara empiris dan menganalisis apakah gangguan pribadi, gangguan ekstern, dan gangguan organisasi berpengaruh terhadap independensi pemeriksa.
Populasi pada penelitian ini adalah Pemeriksa Inspektorat Kabupaten Deli Serdang yang berjumlah 41 pemeriksa, yang keseluruhannya dijadikan sampel. Untuk menguji hipotesis pengaruh gangguan pribadi, gangguan ekstern, dan gangguan organisasi terhadap independensi pemeriksa secara simultan dan parsial digunakan uji F dan uji t.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa gangguan pribadi, gangguan ekstern dan gangguan organisasi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap independensi pemeriksa. Secara parsial gangguan pribadi, gangguan ekstern dan gangguan organisasi berpengaruh signifikan terhadap independensi pemeriksa, tetapi yang memiliki pengaruh terbesar terhadap independensi pemeriksa adalah gangguan organisasi. Hasil penelitian ini juga membuktikan bahwa 78,0 % variasi variabel dependen (independensi pemeriksa) dijelaskan oleh variabel independen (gangguan pribadi, gangguan ekstern dan gangguan organisasi), dan sisanya sebesar 22,0 % dijelaskan oleh variabel lain di luar variabel yang digunakan. Kata Kunci : Gangguan Pribadi, Gangguan Ekstern, Gangguan Organisasi, dan
Independensi Pemeriksa.
ABSTRACT
The objective of this research is to test empirically and analyze if personal disturbance, external disturbance and organizational disturbance will affect the auditors’ independence.
The Auditors on this research are Inspectorate Auditors of Deli Serdang Regency with the number of 41 auditors where all of them become the samples. To hypothesize the effects of personal disturbance, external disturbance and organizational disturbance to the auditors’ independence, test F and test t are simultaneously and partially applied.
This research proves that such disturbances simultaneously give significant effects to the auditors’ independence. Partially, such disturbances also give significant effects to the auditors’ independence, but the most affected to the auditors’ independence is organizational disturbance. This research proves that 78.0 % dependent variable variations (the auditors’ independence) are described by independent variables (personal, external and organizational disturbances), the remainder is 22.0 % described by other variables outside the used variables. Key words : Personal Disturbance, External Disturbance, Organizational
Disturbance and The Auditors’ Independence.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
tesis ini dengan judul “Pengaruh Gangguan Pribadi, Ekstern, dan Organisasi terhadap
Independensi Pemeriksa” sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan studi pada
Sekolah Pascasarjana Program Studi Ilmu Akuntansi pada Universitas Sumatera
Utara.
Penulis telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak dalam
penyusunan tesis ini, oleh karena itu dengan setulus hati penulis menyampaikan rasa
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Chairuddin, P. Lubis, DTM&H, Sp. A (K), selaku Rektor Universitas
Sumatera Utara.
2. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., MSc selaku Direktur Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak selaku Ketua Program Studi
Magister Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara sekaligus
sebagai Dosen Pembimbing Utama yang telah banyak membantu dan
mengarahkan, membimbing dan memberikan saran kepada penulis dalam
penyusunan tesis ini.
4. Bapak Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak, selaku Dosen Pembimbing Kedua
yang telah banyak meluangkan waktu dan pikiran secara sabar dan penuh kasih
sayang untuk mengarahkan, membimbing, dan memberikan saran-saran kepada
penulis dalam penyusunan tesis ini.
5. Ibu Dra. Sri Mulyani, MBA, Ak, Bapak Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak, dan Ibu
Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak selaku Dosen Pembanding yang telah
banyak memberikan saran dan kritik untuk perbaikan tesis ini.
6. Bapak Inspektur Jenderal Departemen Pendidikan Nasional di Jakarta yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis, untuk mengikuti studi pada Program
Studi Magister Akuntansi Jurusan Akuntansi Pemerintahan Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara, melalui Program Beasiswa S-2 Akuntansi
Pemerintahan/Pengawasan Keuangan Negara State Reform Sector Development
Program (STAR-SDP) Loan ADB No. 2127-INO (SF).
7. Bapak Poltak Lumban Tobing, SH, selaku Inspektur Kabupaten Deli Serdang
yang telah mendukung penulis untuk mengikuti studi di Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara, dan memberikan izin untuk melakukan penelitian di
Inspektorat Kabupaten Deli Serdang.
8. Kedua orang tua tercinta dan tersayang, Ayahanda (Alm) Bernard F. Siregar dan
Ibunda Sitinorma boru Sihite, yang telah memberikan dukungan, doa, cinta, dan
kasih sayang yang tiada hentinya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan
Program Pascasarjana ini.
9. Yang tersayang Kakak (Nismawanty boru Siregar, Amd), Abang Ipar (Ir. Sampe
Pakpahan), Abang (Ir. Tony Marlon Siregar dan Drs. Freddy Martogap Siregar),
Adik (Leonandus Siregar, SE dan Desy Trina boru Siregar) yang telah
10. Rekan-rekan kerja di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang yang telah mendukung
penulis dan bersedia memberikan waktunya untuk pengisian kuesioner dalam
penelitian ini.
11. Rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan dukungan dan saran-saran yang
berarti bagi penulis.
12. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
banyak membantu dan memberikan saran maupun perhatiannya sehingga
penulisan tesis ini terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa masih banyak keterbatasan yang dimiliki oleh
penulis dalam menyelesaikan tesis ini, sehingga sangat diperlukan masukan dan saran
yang sifatnya membangun. Namun demikian, besar harapan penulis terhadap tesis
yang telah diselesaikan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Medan, April 2009
Penulis
Iwan Pantas Siregar
RIWAYAT HIDUP
1. Nama : Iwan Pantas Siregar.
2. Tempat / Tanggal Lahir : Medan / 15 Januari 1973.
3. Agama : Kristen Protestan.
4. Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil.
5. Orang Tua
a. Ayah : (Alm) Bernard F. Siregar.
b. Ibu : Sitinorma boru Sihite.
6. Alamat : Jl. Gaharu Gang Parmin No. 11 Medan-20253.
7. Nomor Handphone (Hp) : 0811614245.
8. Pendidikan
a. SD : SD. Santo Joseph 1 Medan, Lulus Tahun 1985.
b. SMP : SMP Budi Murni 1 Medan, Lulus Tahun 1988.
c. SMA : SMA Negeri 3 Medan, Lulus Tahun 1991.
d. Universitas : STPDN di Jawa Barat, Lulus Tahun 1997.
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ........................................................................................................... i
ABSTRACT ........................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................. 5
1.3. Tujuan Penelitian .................................................................... 5
1.4. Manfaat Penelitian .................................................................. 6
1.5. Originalitas Penelitian ............................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 8
2.1. Landasan Teori ....................................................................... 8 2.1.1 Gangguan Pribadi ....................................................... 8 2.1.2. Gangguan Ekstern ...................................................... 12 2.1.3. Gangguan Organisasi ................................................. 13 2.1.4. Independensi Pemeriksa ............................................. 14
2.2. Review Penelitian Terdahulu ................................................. 16
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ................................ 19
3.1. Kerangka Konsep .................................................................. 19
3.2. Hipotesis Penelitian ................................................................ 20
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ..... ............................................. 21
4.1. Desain Penelitian .................................................................... 21
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................. 21
4.3. Populasi dan Sampel ............................................................... 21
4.4. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 22
4.5. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel ...................... 24
4.6. Model dan Teknik Analisis Data ............................................ 27 4.6.1. Model Analisa Data .................................................... 27 4.6.2. Teknik Analisa Data .................................................... 28
4.6.2.1. Uji Kualitas Data ......................................... 28 4.6.2.2. Uji Asumsi Klasik ....................................... 30 4.6.2.3. Statistik Deskriptif ........................................ 32 4.6.2.4. Uji Hipotesis ................................................ 33
4.6.3. Analisis Koefisien Determinasi (R2) ........................... 35
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 36
5.1. Deskripsi Data ........................................................................ 36 5.1.1. Deskripsi Lokasi ......................................................... 36 5.1.2. Karakteristik Responden ............................................ 36
5.2. Analisis Data .......................................................................... 38 5.2.1. Uji Kualitas Data ........................................................ 38
5.2.1.1. Validitas ..................................................... 38 5.2.1.2. Reliabilitas ................................................. 42
5.2.2. Uji Asumsi Klasik ..................................................... 42 5.2.2.1. Normalitas Data .......................................... 43 5.2.2.2. Uji Multikolinieritas .................................... 44 5.2.2.3. Uji Heteroskedastisitas ................................ 45
5.3. Hasil Analisis Data ................................................................. 47 5.3.1. Variabel Gangguan Pribadi (X1) ................................. 47 5.3.2. Variabel Gangguan Ekstern (X2) ................................ 49 5.3.3. Variabel Gangguan Organisasi (X3) ............................ 51 5.3.4. Variabel Independensi Pemeriksa (Y) ........................ 52 5.3.5. Pengujian Hipotesis ................................................... 53
5.3.5.1. Pengujian Hipotesis dengan Uji F ................. 54 5.3.5.2. Pengujian Hipotesis dengan Uji t ................ 55
5.3.6. Hasil Persamaan Regresi ............................................. 56 5.3.7. Analisis Koefisien Determinasi (R2) .......................... 58 5.3.8. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................... 58
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 63
6.1. Kesimpulan .............................................................................. 63
6.2. Keterbatasan Penelitian ......................................................... 64
6.3. Saran .................................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 67
DAFTAR TABEL No Judul Halaman
2.1. Tinjauan Atas Penelitian Terdahulu ............................ ................ 18
4.1. Defenisi Operasional Variabel ........................................ ............. 26
5.1. Pengumpulan Data ........................................................... ............ 36
5.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...... ............ 37
5.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ........ .............. 38
5.4. Uji Validitas Variabel Penelitian .................................................. 39
5.5. Uji Reliabilitas Variabel Penelitian .............................................. 42
5.6. Uji Multikolinieritas ......................................................... ........... 45
5.7. Deskripsi Variabel Gangguan Pribadi (X1) ...................... ............ 47
5.8. Deskripsi Variabel Gangguan Ekstern (X2) .................................. 50
5.9. Deskripsi Variabel Gangguan Organisasi (X3) .................. ........... 51
5.10. Deskripsi Variabel Independensi Pemeriksa (Y) ............... ............ 52
5.11. Hasil Uji F ...................................................................... ........... 54
5.12. Nilai t Hitung ................................................................... ........... 56
5.13. Hasil Analisis Koefisien Determinasi (R2) ........................ ........... 58
DAFTAR GAMBAR No Judul Halaman
3.1. Kerangka Konsep ........................................................................ . 19
5.1. Grafik Uji Normalitas ................................................... ............... 43
5.2. Grafik Uji Heteroskedastisitas ...................................... ............... 46
DAFTAR LAMPIRAN
No Judul Halaman
1 Kuesioner Penelitian .......................................................... .......... 70
2 Data Kuesioner Responden ................................................. ......... 75
3 Frekuensi Jawaban Responden ..................................................... 79
4 Uji Validitas Dan Reliabilitas Instrumen ............................. ......... 89
5 Regression ........................................................................ ......... 95
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Tema tentang independensi dalam pelaksanaan tugas sebagai pemeriksa internal
pemerintah memiliki pemahaman yang sangat penting dan mendalam. Independensi
merupakan konsep yang fundamental, esensial dan merupakan karakter yang sangat
penting bagi pemeriksa internal pemerintah dalam melaksanakan tugas
pemeriksaan/audit, sehingga pemeriksa internal pemerintah harus bersikap
independen untuk memenuhi pertanggungjawaban profesionalnya.
Independensi adalah cara pandang yang tidak memihak didalam pelaksanaan
pengujian, evaluasi hasil pemeriksaan dan penyusunan laporan audit perusahaan
(Arens dan Loebbecke, 1996). Dalam buku Standar Profesional Akuntan Publik
(2001) seksi 220 PSA No. 04 Alinea 02 menyebutkan “auditor harus bersikap
independen, artinya tidak mudah dipengaruhi, karena ia melaksanakan pekerjaannya
untuk kepentingan umum (dibedakan dalam hal berpraktik sebagai auditor intern)”.
Dengan demikian, ia tidak dibenarkan memihak kepada kepentingan siapapun, sebab
bilamana tidak demikian halnya, bagaimanapun sempurnanya keahlian teknis yang ia
miliki, ia akan kehilangan sikap tidak memihak yang justru paling penting untuk
mempertahankan kebebasan pendapatnya.
Bagi organisasi pemeriksa dan para pemeriksa internal pemerintah bertanggung
jawab untuk dapat mempertahankan independensinya sedemikian rupa, sehingga
pendapat, simpulan, pertimbangan atau rekomendasi dari hasil pemeriksaan yang
dilaksanakan tidak memihak dan dipandang tidak memihak oleh pihak manapun.
Sebagaimana dalam penelitian Lubis (2004) di Medan yang berjudul “Persepsi
Auditor Dan User Tentang Independensi Akuntan Sebagai Perilaku Profesional Dan
Pengaruhnya Terhadap Opini Audit”, menyimpulkan bahwa independensi akuntan
sebagai perilaku profesional berpengaruh terhadap opini audit yang diberikan oleh
akuntan tersebut.
Pemeriksa harus menghindar dari situasi yang menyebabkan pihak ketiga yang
mengetahui fakta dan keadaan yang relevan menyimpulkan bahwa pemeriksa tidak
dapat mempertahankan independensinya, sehingga tidak mampu memberikan
penilaian yang obyektif dan tidak memihak terhadap semua hal yang terkait dalam
pelaksanaan dan pelaporan hasil pemeriksaan. Hal ini sejalan dengan pendapat Mautz
dan Sharaf (1993:246) yang mengatakan “jika akuntan tersebut tidak independen
terhadap kliennya, maka opininya tidak akan memberikan tambahan apapun”.
Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan RI Nomor 01 Tahun 2007 tanggal 7 Maret
2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara, Lampiran II, Pernyataan
Standar Umum Kedua pada alinea empat belas menyebutkan : “Dalam semua hal
yang berkaitan dengan pekerjaan pemeriksaan, organisasi pemeriksa dan
pemeriksa, harus bebas dalam sikap mental dan penampilan dari gangguan
pribadi, ekstern, dan organisasi yang dapat mempengaruhi independensinya”.
Hal tersebut juga sejalan dengan yang dikemukakan oleh Harahap (1991) bahwa :
......Auditor harus bebas dari segala kepentingan terhadap perusahaan dan laporan yang dibuatnya. Kebebasan itu mencakup : Bebas secara nyata (Independen Infact) yaitu ia benar-benar tidak mempunyai kepentingan ekonomis dalam perusahaan yang dilihat dari keadaan yang sebenarnya, dan Bebas secara penampilan (Independen in appearance) yaitu kebebasan yang dituntut bukan secara fakta, tetapi juga harus bebas dari kepentingan yang kelihatannya cenderung dimilikinya dalam perusahaan tersebut.
Pemeriksa perlu mempertimbangkan tiga macam gangguan terhadap
independensi, yaitu : gangguan pribadi, ekstern, dan organisasi, sehingga bila satu
atau lebih dari gangguan independensi tersebut mempengaruhi kemampuan
pemeriksa secara individu dalam melaksanakan tugas pemeriksaannya, maka
pemeriksa tersebut harus menolak penugasan pemeriksaan. Dalam keadaan pemeriksa
yang karena sesuatu hal tidak dapat menolak penugasan pemeriksaan, gangguan
dimaksud harus dimuat dalam bagian lingkup pada laporan hasil pemeriksaan.
Gangguan pribadi dari pemeriksa pemeriksa secara individu meliputi : memiliki
hubungan pertalian darah keatas, kebawah, atau semenda sampai dengan derajat
kedua dengan jajaran manajemen entitas atau program yang diperiksa, memiliki
kepentingan keuangan dan pernah bekerja atau memberikan jasa kepada entitas atau
program yang diperiksa dalam kurun waktu dua tahun, terlibat langsung atau tidak
langsung dalam kegiatan obyek pemeriksaan, adanya prasangka terhadap
perseorangan, kelompok, organisasi atau tujuan suatu program, adanya
kecenderungan memihak karena keyakinan politik atau sosial dan mencari pekerjaan
pada entitas yang diperiksa selama pelaksanaan pemeriksaan. Sedangkan gangguan
ekstern pelaksanaan suatu pemeriksaan dapat dipengaruhi dari campur tangan atau
pengaruh pihak ekstern : yang membatasi pemeriksaan, terhadap pemilihan dan
penerapan prosedur pemeriksaan, terhadap penugasan, terhadap pembatasan sumber
daya yang disediakan organisasi pemeriksa, terhadap ancaman penggantian petugas
pemeriksa atas ketidaksetujuan dengan isi laporan hasil pemeriksaan, dan terhadap
pengaruh yang membahayakan kelangsungan pemeriksa sebagai pegawai, serta
adanya wewenang untuk menolak atau mempengaruhi pertimbangan pemeriksa
terhadap isi suatu laporan hasil pemeriksaan. Untuk gangguan organisasi terhadap
independensi pemeriksa dapat dipengaruhi oleh kedudukan, fungsi dan struktur
organisasinya. Pemeriksa yang ditugasi oleh organisasi pemeriksa dapat dipandang
bebas dari gangguan terhadap independensi secara organisasi, apabila ia melakukan
pemeriksaan diluar entitas tempat ia bekerja.
Tugas pokok Inspektorat Kabupaten Deli Serdang dalam melaksanakan tugasnya
adalah berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 5 Tahun 2007
tanggal 14 November 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja
Perangkat Daerah Kabupaten Deli Serdang, Pasal 130, yang menyebutkan :
“Inspektorat mempunyai tugas pokok melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
urusan Pemerintahan Daerah, pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan
Pemerintahan Desa dan pelaksanaan urusan Pemerintahan Desa”. Dan dalam
melaksanakan tugas pokoknya tersebut, Inspektorat Kabupaten Deli Serdang
didukung oleh staf berjumlah 41 (empat puluh satu) orang. Staf Inspektorat
Kabupaten Deli Serdang dalam menjalankan tugas pemeriksaan didasari atas surat
perintah melakukan tugas pemeriksaan dari Inspektur Kabupaten Deli Serdang atau
Bupati Deli Serdang. Sehubungan dengan hal tersebut dan kaitannya dalam
pelaksanaan tugas pemeriksaan, staf Inspektorat Kabupaten Deli Serdang sering
mengalami gangguan terhadap independensinya, sehingga tak jarang pula hasil
pemeriksaan Inspektorat Kabupaten Deli Serdang (sebagai Pemeriksa Internal
Pemerintah Kabupaten Deli Serdang) belum bisa diharapkan hasil pemeriksaan yang
independen.
Dengan demikian, sebagaimana uraian latar belakang masalah di atas, mendorong
peneliti untuk melakukan penelitian tentang pengaruh gangguan pribadi, ekstern, dan
organisasi terhadap independensi pemeriksa (study empiris pada Inspektorat
Kabupaten Deli Serdang) “.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
Apakah gangguan pribadi, gangguan ekstern, dan gangguan organisasi berpengaruh
terhadap independensi pemeriksa secara simultan dan parsial ?
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk menganalisis dan memberikan bukti
empiris apakah gangguan pribadi, gangguan ekstern, dan gangguan organisasi
berpengaruh terhadap independensi pemeriksa di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang
secara simultan dan parsial.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti, untuk menambah wawasan Peneliti khususnya tentang pengaruh
gangguan pribadi, ekstern, dan organisasi terhadap independensi pemeriksa.
2. Bagi Akademisi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan bagi para
akademisi sebagai sarana pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang audit,
khususnya tentang pengaruh gangguan pribadi, ekstern, dan organisasi terhadap
independensi pemeriksa.
3. Bagi Instansi Terkait, sebagai bahan informasi pelengkap dan masukan serta
pertimbangan, khususnya bagi Inspektorat Kabupaten Deli Serdang maupun bagi
Inspektorat Propinsi/Kabupaten/Kota lainnya serta Instansi Terkait lainnya
mengenai pengaruh gangguan pribadi, ekstern, dan organisasi terhadap
independensi pemeriksa dalam pelaksanaan tugas-tugasnya.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya, sebagai tambahan informasi dan masukan untuk
membantu memberikan gambaran yang lebih jelas bagi para peneliti yang ingin
melakukan penelitian selanjutnya mengenai gangguan-gangguan yang
mempengaruhi independensi pemeriksa.
1.5. Originalitas Penelitian
Penelitian mengenai gangguan-gangguan terhadap independensi pemeriksa
dalam melakukan pemeriksaan, peneliti adopsi dari Peraturan Badan Pemeriksa
Keuangan RI Nomor 01 Tahun 2007 tanggal 7 Maret 2007 tentang Standar
Pemeriksaan Keuangan Negara. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
gangguan-gangguan independensi pemeriksa, seperti yang dimaksud pada Peraturan
Badan Pemeriksan Keuangan RI Nomor 01 Tahun 2007 adalah gangguan pribadi,
gangguan ekstern dan gangguan organisasi, sehingga penelitian ini merupakan ide
peneliti sendiri dan hasil karya peneliti sendiri, serta belum pernah dipublikasikan
oleh siapapun.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Gangguan Pribadi
Organisasi pemeriksa harus memiliki sistem pengendalian mutu intern untuk
membantu menentukan apakah pemeriksa memiliki gangguan pribadi terhadap
independensi. Organisasi pemeriksa perlu memperhatikan gangguan pribadi terhadap
independensi petugas pemeriksanya. Supratiknya, A. (1995) menyebutkan bahwa
“gangguan-gangguan dalam kategori ini bersumber dari perkembangan kepribadian
yang tidak masak dan menyimpang. Karena mengalami proses perkembangan yang
tidak semestinya, individu-individu tertentu memiliki cara pandang, cara pikir dan
berhubungan dengan dunia sekelilingnya secara maladaftif, akibatnya mereka tidak
berfungsi sebagaimana mestinya”. Perilaku maladaftif menurut Tristiadi (2007)
“...meliputi setiap perilaku yang mempunyai dampak meragukan bagi individu dan
atau masyarakat”.
Gangguan pribadi yang disebabkan oleh suatu hubungan dan pandangan pribadi
mungkin mengakibatkan pemeriksa membatasi lingkup pertanyaan dan
pengungkapan atau melemahkan temuan dalam segala bentuknya, sehingga
pemeriksa kurang termotivasi dalam melaksanakan tugasnya. Peraturan BPK RI
Nomor 01 Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara, Lampiran II
pada Standar Pemeriksaan Pernyataan Nomor 01 Standar Umum menyebutkan
gangguan pribadi dari pemeriksa secara individu meliputi antara lain :
a. Memiliki hubungan pertalian darah ke atas, ke bawah, atau semenda sampai
dengan derajat kedua dengan jajaran manajemen entitas atau program yang
diperiksa atau sebagai pegawai dari entitas yang diperiksa, dalam posisi yang
dapat memberikan pengaruh langsung dan signifikan terhadap entitas atau
program yang diperiksa.
b. Memiliki kepentingan keuangan baik secara langsung maupun tidak langsung
pada entitas atau program yang diperiksa.
c. Pernah bekerja atau memberikan jasa kepada entitas atau program yang diperiksa
dalam kurun waktu dua tahun terakhir.
d. Mempunyai hubungan kerjasama dengan entitas atau program yang diperiksa.
e. Terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan obyek
pemeriksaan, seperti memberikan asistensi, jasa konsultasi, pengembangan
sistem, menyusun dan/atau mereviu laporan keuangan entitas atau program yang
diperiksa.
f. Adanya prasangka terhadap perorangan, kelompok, organisasi atau tujuan suatu
program, yang dapat membuat pelaksanaan pemeriksaan menjadi berat sebelah.
g. Pada masa sebelumnya mempunyai tanggung jawab dalam pengambilan
keputusan atau pengelolaan suatu entitas, yang berdampak pada pelaksanaan
kegiatan atau program entitas yang sedang berjalan atau sedang diperiksa.
h. Memiliki tanggung jawab untuk mengatur suatu entitas atau kapasitas yang dapat
mempengaruhi keputusan entitas atau program yang diperiksa, misalnya sebagai
seorang direktur, pejabat atau posisi senior lainnya dari entitas, aktivitas atau
program yang diperiksa atau sebagai anggota manajemen dalam setiap
pengambilan keputusan, pengawasan atau fungsi monitoring terhadap entitas,
aktivitas atau program yang diperiksa.
i. Adanya kecenderungan untuk memihak, karena keyakinan politik atau sosial,
sebagai akibat hubungan antar pegawai, kesetiaan kelompok, organisasi atau
tingkat pemerintahan tertentu.
j. Pelaksanaan pemeriksaan oleh seorang pemeriksa, yang sebelumnya pernah
sebagai pejabat yang menyetujui faktur, daftar gaji, klaim, dan pembayaran yang
diusulkan oleh suatu entitas atau program yang diperiksa.
k. Pelaksanaan pemeriksaan oleh seorang pemeriksa, yang sebelumnya pernah
menyelenggarakan catatan akuntansi resmi atas entitas/unit kerja atau program
yang diperiksa.
l. Mencari pekerjaan pada entitas yang diperiksa selama pelaksanaan pemeriksaan.
Dalam hal gangguan pribadi tersebut hanya melibatkan seorang pemeriksa dalam
suatu pemeriksaan, organisasi pemeriksa dapat menghilangkan gangguan tersebut
dengan meminta pemeriksa menghilangkan gangguan tersebut. Misalnya, pemeriksa
dapat diminta melepas keterkaitan dengan entitas yang diperiksa yang dapat
mengakibatkan gangguan pribadi, atau organisasi pemeriksa dapat tidak
mengikutsertakan pemeriksa tersebut dari penugasan pemeriksaan yang terkait
dengan entitas tersebut.
Apabila organisasi pemeriksa dan pemeriksanya menghadapi berbagai keadaan
yang dapat menimbulkan gangguan pribadi, organisasi pemeriksa harus mempunyai
sistem pengendalian mutu intern yang dapat mengidentifikasi gangguan pribadi dan
memastikan kepatuhannya terhadap ketentuan independensi yang diatur dalam
standar pemeriksaan. Untuk itu organisasi pemeriksa antara lain harus :
a. Menetapkan kebijakan dan prosedur untuk dapat mengidentifikasi gangguan
pribadi terhadap independensi, termasuk mempertimbangkan pengaruh kegiatan
non pemeriksaan terhadap hal pokok pemeriksaan dan menetapkan pengamanan
untuk dapat mengurangi risiko tersebut terhadap hasil pemeriksaan.
b. Mengkomunikasikan kebijakan dan prosedur organisasi pemeriksa kepada semua
pemeriksanya dan menjamin agar ketentuan tersebut dipahami melalui pelatihan
atau cara lainnya.
c. Menetapkan kebijakan dan prosedur intern untuk memonitor kepatuhan terhadap
kebijakan dan prosedur organisasi pemeriksa.
d. Menetapkan suatu mekanisme disiplin untuk meningkatkan kepatuhan terhadap
kebijakan dan prosedur organisasi pemeriksa.
e. Menekankan pentingnya independensi.
2.1.2. Gangguan Ekstern
Gangguan ekstern bagi organisasi pemeriksa dapat membatasi pelaksanaan
pemeriksaan atau mempengaruhi kemampuan pemeriksa dalam menyatakan pendapat
atau simpulan hasil pemeriksaannya secara independen dan obyektif. Menurut
Peraturan BPK RI Nomor 01 Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan
Negara, Lampiran II pada Standar Pemeriksaan Pernyataan Nomor 01 Standar Umum
menyebutkan, independensi dan obyektifitas pelaksanaan suatu pemeriksaan dapat
dipengaruhi gangguan ekstern, apabila terdapat :
a. Campur tangan atau pengaruh pihak ekstern yang membatasi atau mengubah
lingkup pemeriksaan secara tidak semestinya.
b. Campur tangan pihak ekstern terhadap pemilihan dan penerapan prosedur
pemeriksaan atau pemilihan sampel pemeriksaan.
c. Pembatasan waktu yang tidak wajar untuk penyelesaian suatu pemeriksaan.
d. Campur tangan pihak ekstern mengenai penugasan, penunjukan, dan promosi
pemeriksa.
e. Pembatasan terhadap sumber daya yang disediakan bagi organisasi pemeriksa,
yang dapat berdampak negatif terhadap kemampuan organisasi pemeriksa
tersebut dalam melaksanakan pemeriksaan.
f. Wewenang untuk menolak atau mempengaruhi pertimbangan pemeriksa terhadap
isi suatu laporan hasil pemeriksaan.
g. Ancaman penggantian petugas pemeriksa atas ketidaksetujuan dengan isi laporan
hasil pemeriksaan, simpulan pemeriksa, atau penerapan suatu prinsip akuntansi.
h. Pengaruh yang membahayakan kelangsungan pemeriksa sebagai pegawai, selain
sebab-sebab yang berkaitan dengan kecakapan pemeriksa atau kebutuhan
pemeriksaan.
Pemeriksa harus bebas dari tekanan politik agar dapat melaksanakan pemeriksaan
dan melaporkan temuan pemeriksaan, pendapat dan simpulan secara obyektif, tanpa
rasa takut akibat tekanan politik tersebut. Menurut Finn et.al. (1988) independensi ini
dapat juga dilihat sebagai atitude mental atau pernyataan pikiran (state of mind), yaitu
tidak memperbolehkan akuntan publik menjadi bagian dari pengaruh atau tekanan
dari konflik kepentingan atau menjadi subordinasi orang lain.
2.1.3. Gangguan Organisasi
Independensi organisasi pemeriksa menurut Peraturan BPK RI Nomor 01 Tahun
2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara, Lampiran II pada Standar
Pemeriksaan Pernyataan Nomor 01 Standar Umum, dapat dipengaruhi oleh gangguan
organisasi yaitu kedudukan, fungsi, dan struktur organisasinya.
Menurut Amirsyah (2007) agar tercipta independensi secara organisasi, maka
organisasi/lembaga audit wajib :
a. Melaksanakan akuntabiltas serta melaporkan hasil audit mereka kepada pejabat
tertinggi dalam lembaga atau entitas pemerintah yang bersangkutan.
b. Ditempatkan diluar fungsi manajemen garis dan staf entitas yang diaudit tersebut.
c. Menyampaikan hasil audit secara teratur kepada instansi atau lembaga
pemerintah yang berwenang dan BPK.
d. Dijauhkan dari tekanan politik, agar mereka dapat melaksanakan audit secara
obyektif dan dapat melaporkan temuan audit, pendapat dan kesimpulan mereka
secara obyektif, tanpa rasa takut akibat tekanan politik tersebut.
e. Diadakan pembinaan dalam suatu sistem kepegawaian yang mengatur
kompensasi, pelatihan, promosi jabatan dan pengembangannya yang didasarkan
pada prestasi kerja yang dihasilkan.
Apabila kondisi sebagaimana disebutkan diatas dapat dipenuhi, dan tidak ada
gangguan organisasi terhadap independensi, staf audit secara organisasi harus
dipandang independen untuk melakukan audit intern, dan bebas untuk melaporkan
secara obyektif kepada pimpinan tertinggi entitas pemerintah yang diaudit.
2.1.4. Independensi Pemeriksa
Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan RI Nomor 01 tentang Standar Pemeriksaan
Keuangan Negara, dalam Lampiran II menyebutkan : “Dalam semua hal yang
berkaitan dengan pekerjaan pemeriksaan, organisasi pemeriksa dan pemeriksa, harus
bebas dalam sikap mental dan penampilan dari gangguan pribadi, ekstern, dan
organisasi yang dapat mempengaruhi independensinya”. Dengan pernyataan standar
umum kedua ini, organisasi pemeriksa dan para pemeriksanya bertanggung jawab
untuk dapat mempertahankan independensinya sedemikian rupa, sehingga pendapat,
simpulan, pertimbangan atau rekomendasi dari hasil pemeriksaan yang dilaksanakan
tidak memihak dan dipandang tidak memihak oleh pihak manapun. Sebagaimana
disebutkan dalam buku Standar Profesional Akuntan Publik (2001) seksi 220 PSA
No. 04 Alinea 02 “Untuk diakui pihak lain sebagai orang yang independen, ia harus
bebas dari setiap kewajiban terhadap kliennya, apakah itu manajemen perusahaan
atau pemilik perusahaan”.
Terdapat tiga aspek independensi seorang auditor menurut Abdul Halim (2001 :
21), yaitu sebagai berikut. (1) Independence in fact (independensi senyatanya) yakni
auditor harus mempunyai kejujuran yang tinggi. (2) Independence in appearance
(independensi dalam penampilan) yang merupakan pandangan pihak lain terhadap
diri auditor sehubungan dengan pelaksanaan audit. Auditor harus menjaga
kedudukannya sedemikian rupa sehingga pihak lain akan mempercayai sikap
independensi dan objektivitasnya. (3) Independence in competence (independensi dari
sudut keahlian) yang berhubungan erat dengan kompetensi atau kemampuan auditor
dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugasnya.
Seperti yang diungkapkan Supriyono (1988:34) salah satu faktor yang
mempengaruhi independensi akuntan publik adalah jasa-jasa lain selain audit yang
dilakukan oleh auditor bagi klien. Oleh sebab itu Pemeriksa harus menghindar dari
situasi yang menyebabkan pihak ketiga yang mengetahui fakta dan keadaan yang
relevan menyimpulkan bahwa pemeriksa tidak dapat mempertahankan
independensinya sehingga tidak mampu memberikan penilaian yang obyektif dan
tidak memihak terhadap semua hal yang terkait dalam pelaksanaan dan pelaporan
hasil pemeriksaan, sehingga menurut William dan Walter (2002) publik dapat
mempercayai fungsi audit karena auditor bersikap tidak memihak mengakui adanya
kewajiban untuk bersikap adil.
Amirsyah (2007) menyebutkan bahwa :
......kewajiban secara umum dari organisasi / lembaga audit dan auditornya dalam hal-hal yang berhubungan dengan independensi adalah bertanggung jawab untuk dapat mempertahankan independensinya, bersikap independen dan mempunyai keyakinan
bahwa dirinya dapat bersikap demikian, mempertimbangkan faktor lain yang dapat menyebabkan pihak lain menyangsikan sikap independesinya tersebut, dan apabila satu atau lebih dari gangguan terhadap independensi tersebut lebih mempengaruhi kemampuan auditor dalam melakanakan tugas auditnya, dan dalam melaporkan temuannya secara tidak memihak, maka auditor yang dimaksud harus menolak tugas audit yang diberikan kepadanya.
Independensi pada Inspektorat Kabupaten Deli Serdang sangat berbeda dengan
independensi yang dimiliki oleh BPK, BPKP dan Akuntan Publik dikarenakan secara
organisasi, BPK, BPKP dan Akuntan Publik berada diluar Pemerintah Kabupaten
Deli Serdang. Sebagaimana menurut Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang
Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat
Daerah Kabupaten Deli Serdang pada Pasal 129 menyebutkan, bahwa “Inspektorat
merupakan unsur pengawas penyelenggara Pemerintah Daerah yang dipimpin
langsung oleh Inspektur yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung
kepada Bupati dan secara teknis administrasi mendapat pembinaan dari Sekretaris
Daerah Kabupaten”.
2.2. Review Penelitian Terdahulu
Supriyono (1988) melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi independensi auditor. Hasil penelitiannya menunjukkan :
1. Tujuh puluh lima persen responden menyatakan bahwa ikatan keuangan dengan
perusahaan klien dan hubungan bisnis dengan klien mempengaruhi rusaknya
independensi.
2. Persaingan yang tajam dalam pemberian jasa audit antar kantor akuntan
mempengaruhi rusaknya independensi akuntan publik disetujui oleh 42 %.
3. Tiga puluh empat persen responden menyatakan bahwa lama penugasan audit
pada klien tertentu mempengaruhi rusaknya independensi akuntan publik.
4. Ukuran kantor akuntan yang lebih mudah rusak independensinya disetujui 27 %.
5. Delapan persen responden menyatakan bahwa pemberian jasa selain jasa audit
mempengaruhi rusaknya independensi akuntan publik.
Lubis (2004) di Medan melakukan penelitian tentang persepsi auditor dan user
tentang indepnedensi akuntan sebagai perilaku profesional dan pengaruhnya terhadap
opini audit, dengan hasil penelitian sebagai berikut :
1. Tidak terdapat perbedaan persepsi secara signifikan antara akuntan publik dan
akuntan BPK mengenai independensi akuntan.
2. Terdapat perbedaan persepsi secara signifikan antara akuntan publik dengan
pemakai jasa akuntan publik (user) mengenai independensi akuntan.
3. Independensi akuntan sebagai perilaku profesional berpengaruh terhadap opini
audit yang diberikan oleh akuntan tersebut.
Purmalasari (2008) di Riau melakukan penelitian tentang Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Integritas Auditor Independent Di Pekanbaru – Riau, dengan hasil
penelitian yang menyebutkan bahwa terdapat perbedaan pendapat antara auditor
dengan mahasiswa tentang faktor lamanya bekerja, imbalan yang diterima, religuitas,
Emotional Quotient (EQ), dan integritas, sebagai faktor yang mempengaruhi
integritas auditor independent di Pekanbaru.
Tabel 2.1. Tinjauan Atas Penelitian Terdahulu
No
Nama Peneliti /Tahun
Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian
1. Supriyono (1988)
Pemeriksaan Akuntan : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Independensi Akuntan Publik : Suatu Hasil Penelitian Empiris di Indonesia
Variabel Independen : - ikatan kepentingan
keuangan dan hubungan usaha dengan klien
- persaingan antar kantor akuntan
- pemberian jasa lain selain jasa audit
- lama penugasan audit
- besar kantor akuntan - besarnya fee audit.
Variabel Dependen: independensi auditor
menunjukkan 75 % responden menyatakan bahwa ikatan keuangan dengan perusahaan klien dan hubungan bisnis dengan klien mempengaruhi rusaknya independensi. Persaingan yang tajam dalam pemberian jasa audit antar kantor akuntan mempengaruhi rusaknya independensi akuntan publik disetujui oleh 42 % responden, sedangkan 34 % responden menyatakan bahwa lama penugasan audit pada klien tertentu mempengaruhi rusaknya independensi akuntan publik. Ukuran kantor akuntan yang lebih mudah rusak independensinya disetujui oleh 27 % sedangkan 8 % responden menyatakan bahwa pemberian jasa selain jasa audit mempengaruhi rusaknya independensi akuntan publik.
2. Tapi Anda Sari Lubis (2004)
Persepsi Auditor Dan User Tentang Independensi Akuntan Sebagai Perilaku Profesional Dan Pengaruhnya Terhadap Opini Audit.
Variabel Independen : Independensi Akuntan.
Variabel Dependen: Opini Audit. Variabel Moderating: Persepsi Akuntan Publik, BPK dan User.
Tidak terdapat perbedaan persepsi secara signifikan antara akuntan publik dan akuntan BPK mengenai independensi akuntan. Terdapat perbedaan persepsi secara signifikan antara akuntan publik dengan pemakai jasa akuntan publik (user) mengenai independensi akuntan. Independensi akuntan sebagai perilaku profesional berpengaruh terhadap opini audit yang diberikan oleh akuntan tersebut.
3. Diana Purmalasari (2008)
Survei Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Integritas Auditor Independent Di Pekanbaru – Riau.
Variabel Independen : - Faktor Lama bekerja - Faktor Imbalan yang diterima - Faktor Religuitas - Faktor Emotional Quotient (EQ) Variabel Dependen: Integritas Auditor Independent.
terdapat perbedaan pendapat antara auditor dengan mahasiswa tentang faktor lamanya bekerja, imbalan yang diterima, religuitas, Emotional Quotient (EQ), dan integritas. Sebagai faktor yang mempengaruhi integritas auditor independent di Pekanbaru.
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1. Kerangka Konsep
Variabel Independen Variabel Dependen
Gangguan Pribadi (X1)
Gangguan Ekstern (X2) Independensi Pemeriksa (Y)
Gangguan Organisasi (X3)
Gambar 3.1. Kerangka Konsep
Dalam kerangka konsep perlu dijelaskan secara teoritis antara variabel
independen dan variabel dependen. Menurut Lubis dan Syahputra (2008) kerangka
konsep penelitian adalah gambaran ringkas, lugas dan bernas mengenai keterkaitan
satu konsep dengan konsep lainnya yang akan diteliti atau menggambarkan pengaruh
atau hubungan antara satu kejadian/fenomena dengan kejadian/fenomena lainnya.
Dengan demikian maka kerangka konsep penulis dalam penelitian ini adalah
Independensi Pemeriksa (sebagai variabel dependen) dipengaruhi oleh gangguan
pribadi, ekstern, dan organisasi (sebagai variabel independen). Sebagaimana
disebutkan pada Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan RI Nomor 01 Tahun 2007
tanggal 7 Maret 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara, Lampiran II
Pernyataan Nomor 01 Standar Umum menyatakan “ada tiga faktor gangguan yang
dapat mempengaruhi independensi pemeriksa yaitu gangguan yang bersifat pribadi,
gangguan yang bersifat ekstern dan gangguan yang bersifat organisasi”.
Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti akan melakukan penelitian tentang
pengaruh gangguan pribadi, ekstern, dan organisasi terhadap independensi Pemeriksa
(Study empiris pada Inspektorat Kabupaten Deli Serdang). Dimana yang akan diteliti
adalah pengaruh dari gangguan pribadi, ekstern, dan organisasi terhadap independensi
Pemeriksa Inspektorat Kabupaten Deli Serdang.
3.2. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan landasan teori dan kerangka konsep yang telah dikemukakan, maka
hipotesis penelitian ini adalah terdapat pengaruh gangguan pribadi, ekstern, dan
organisasi terhadap independensi pemeriksa secara simultan dan parsial.
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Desain Penelitian
Penelitian ini dapat dikatakan sebagai penelitian kausal (causal), Umar (2008)
menyebutkan “desain kausal berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel
mempengaruhi variabel lain, dan juga berguna pada penelitian yang bersifat
eksperimen dimana variabel independennya diperlakukan secara terkendali oleh
peneliti untuk melihat dampaknya pada variabel dependennya secara langsung”.
Peneliti menggunakan desain penelitian ini untuk memberikan bukti empiris dan
menganalisis gangguan pribadi, ekstern, dan organisasi sebagai variabel independen
terhadap independensi pemeriksa sebagai variabel dependen pada Inspektorat
Kabupaten Deli Serdang.
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah Kantor Inspektorat Kabupaten Deli Serdang yang
beralamat di Jalan Mawar No. 6 Lubuk Pakam. Sedangkan jangka waktu penelitian
dari bulan November 2008 sampai dengan bulan Januari 2009.
4.3. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh staf Inspektorat Kabupaten Deli
Serdang yang berjumlah 41 (empat puluh satu) Orang, yang terdiri dari :
1. Inspektur 1 Orang
2. Sekretaris 1 Orang
3. Inspektur Pembantu Wilayah 4 Orang
4. Kepala Seksi 12 Orang
5. Kepala Sub Bagian 3 Orang
6. Staf Pemeriksa 20 Orang
Jenis penelitian ini adalah sensus, menurut Erlina dan Mulyani (2007)
menyebutkan “jika Peneliti menggunakan seluruh elemen populasi menjadi data
penelitian maka disebut sensus. Sensus digunakan jika elemen popolasi relatif sedikit
dan bersifat heterogen”. Sehingga seluruh populasi, yaitu staf Inspektorat Kabupaten
Deli Serdang yang berjumlah 41 (empat puluh satu) Orang, dijadikan sampel. Metode
yang digunakan adalah metode survey, seperti yang disebutkan Ikhsan dan Ghozali
(2006) bahwa “metode survey merupakan pengumpulan data primer yang diperoleh
secara langsung dari sumber asli”.
4.4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan kuesioner,
seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (1999) bahwa “kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Dalam penelitian ini yang
akan diberikan kuesioner adalah seluruh staf Inspektorat Kabupaten Deli Serdang
yang berjumlah 41 (empat puluh satu) orang. Tahapan dalam penyebaran dan
pengumpulan kuesioner dibagi dalam dua tahap, yaitu tahap pertama adalah
melakukan penyebaran kuesioner kepada seluruh staf Inspektorat Kabupaten Deli
Serdang, kemudian menunggu pengisian kuesioner tersebut. Tahap yang kedua
adalah pengambilan kuesioner yang telah diisi oleh staf Inspektorat Kabupaten Deli
Serdang untuk dilakukan pengolahan data.
Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer, menurut Indriantoro dan
Supomo (1999) “data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh
secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara)”. Sumber data
dalam penelitian ini berasal dari responden yaitu seluruh staf Inspektorat Kabupaten
Deli Serdang.
Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner yang dirancang sendiri oleh
Peneliti. Sebagaimana pendapat Sugiyono (1999) bahwa “peneliti-peneliti dalam
bidang sosial instrumen penelitian yang digunakan sering disusun sendiri termasuk
menguji validitas dan realibilitasnya”.
Sebelum kuesioner disebar ke responden terlebih dahulu dilakukan pratest (uji
coba sebelum penelitian yang sebenarnya dilakukan). Menurut Kuncoro (2003)
“....setelah instrumen disusun dalam bentuk draft maka pratest sebaiknya dilakukan
pada sejumlah responden yang sama dengan responden penelitian yang sebenarnya”.
Sedangkan bahan untuk pembuatan kuesioner dalam penelitian ini diambil dari
Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan RI Nomor 01 Tahun 2007 tanggal 7 Maret
2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN).
4.5. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel harus didefinisikan secara operasional agar lebih mudah dicari hubungan
antara satu variabel dengan lainnya dan pengukurannya. Menurut Jogiyanto (2004)
defenisi operasional adalah “....hasil dari pengoperasionalan konsep
(operationnalizing the concept) kedalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang
menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan dalam konsep”.
Sarwono (2006) mengatakan “....definisi operasional memungkinkan sebuah
konsep yang bersifat abstrak dijadikan suatu yang operasional sehingga memudahkan
penelitian dalam melakukan pengukuran”. Beberapa konsep dapat langsung dipecah
dan ditemukan elemen-elemen perilaku yang dapat diukur, tetapi banyak konsep yang
tidak dapat langsung ditemukan elemen-elemen perilakunya, tetapi lewat beberapa
dimensi dulu.
Untuk pengukuran variabel dalam penelitian ini, peneliti menggunakan skala
interval. Menurut Erlina dan Mulyani (2007) menyebutkan “skala interval adalah
skala pengukuran yang menyatakan kategori, peringkat dan jarak konstruk yang
diukur tetapi tidak menggunakan angka nol sebagai titik awal perhitungan dan bukan
angka absolut”. Apablia skalanya interval maka rata-rata hitung dipakai sebagai
ukuran nilai sentral dan prosedur-prosedur statistik yang dapat dipakai adalah korelasi
product moment, uji t, dan uji F dan lain-lain uji parametrik (Cooper dan Emory
:1995).
Penelitian ini menggunakan tiga variabel independen yaitu gangguan pribadi (X1),
gangguan ekstern (X2) dan gangguan organisasi (X3), dan satu variabel dependen
yaitu independensi pemeriksa (Y). Selanjutnya dalam penelitian ini gangguan pribadi
(X1) adalah gangguan yang disebabkan oleh suatu hubungan dan pandangan pribadi
mungkin mengakibatkan pemeriksa membatasi lingkup pertanyaan dan
pengungkapan atau melemahkan temuan dalam segala bentuknya. Untuk pengukuran
variabel dalam penelitian ini dengan menggunakan skala pengukuran interval.
Gangguan ekstern (X2) dalam penelitian ini adalah gangguan ekstern bagi
organisasi pemeriksa yang dapat membatasi pelaksanaan pemeriksaan atau
mempengaruhi kemampuan pemeriksa dalam menyatakan pendapat atau simpulan
hasil pemeriksaannya secara independen dan obyektif. Pengukuran variabel dalam
penelitian ini dengan menggunakan skala pengukuran interval.
Gangguan organisasi (X3) dalam penelitian ini adalah gangguan terhadap
independensi para auditor pemerintah dapat dipengaruhi oleh kedudukannya dalam
struktur organisasi pemerintahan, tempat auditor tersebut ditugaskan, dan juga
dipengaruhi oleh audit yang dilaksanakannya, yaitu apakah mereka melakukan audit
intern atau audit terhadap entitas lain. Pengukuran variabel dalam penelitian ini
dengan menggunakan skala pengukuran interval.
Sedangkan Independensi Pemeriksa (Y) dalam penelitian ini adalah organisasi
pemeriksa dan pemeriksa harus bebas dalam sikap mental dan penampilan dari
gangguan pribadi, ekstern dan organisasi yang dapat mempengaruhi independensinya.
Pengukuran variabel dalam penelitian ini dengan menggunakan skala pengukuran
interval.
Tabel 4.1. Definisi Operasional Variabel
Variabel
Definisi Operasional Parameter Skala
Dependen Independensi Pemeriksa
(Y)
Organisasi pemeriksa dan pemeriksa harus bebas dalam sikap mental dan penampilan dari gangguan pribadi, ekstern dan organisasi yang dapat mempengaruhi independensinya.
- tidak adanya hubungan kerjasama dan hubungan keluarga antara pemeriksa dengan yang diperiksa.
- tidak ada pembatasan waktu yang tidak wajar dalam pemeriksaan.
- pemeriksa dapat melaksanakan pemeriksaan lebih baik, jika mengetahui sistem informasi keuangan dan administrasi entitas.
- organisasi pemeriksa bebas dari hambatan independensi.
- tidak ada campur tangan pihak ekstern dalam pemeriksaan.
Interval
Independen 1. Gangguan Pribadi.
(X1)
Gangguan yang disebabkan oleh suatu hubungan dan pandangan pribadi mungkin mengakibatkan pemeriksa membatasi lingkup pertanyaan dan pengungkapan atau melemahkan temuan dalam segala bentuknya.
- adanya hubungan keluarga atau pertalian darah.
- memiliki kepentingan keuangan. - pernah bekerja dalam kurun 2 tahun
terakhir. - Mempunyai hubungan kerjasama dengan
entitas atau program yang diperiksa - terlibat dalam kegiatan obyek pemeriksaan. - Adanya prasangka terhadap perorangan,
kelompok, organisasi atau tujuan suatu program, yang dapat membuat pelaksanaan pemeriksaan menjadi berat sebelah.
- Pada masa sebelumnya mempunyai
tanggung jawab dalam pengambilan keputusan atau pengelolaan suatu entitas.
- adanya tanggung jawab untuk mengatur entitas.
- adanya kecendrungan memihak karena
keyakinan politik atau sosial. - pernah bekerja terhadap obyek
pemeriksaan. - mencari pekerjaan pada entitas yang
diperiksa selama pemeriksaan.
Interval
Lanjtan Tabel 4.1. 2. Gangguan Ekstern.
(X2)
Gangguan ekstern bagi organisasi pemeriksa yang dapat membatasi pelaksanaan pemeriksaan atau mempengaruhi kemampuan pemeriksa dalam menyatakan pendapat atau simpulan hasil pemeriksaannya secara independen dan obyektif.
- Adanya campur tangan atau pengaruh pihak ekstern yang membatasi atau mengubah lingkup pemeriksaan secara tidak semestinya.
- Terdapat campur tangan pihak ekstern terhadap pemilihan dan penerapan prosedur pemeriksaan atau pemilihan sampel pemeriksaan.
- Pembatasan waktu yang tidak wajar untuk penyelesaian suatu pemeriksaan.
- Adanya campur tangan pihak ekstern mengenai penugasan, penunjukan, dan promosi pemeriksa.
- Terdapat pembatasan terhadap sumber daya yang disediakan bagi organisasi pemeriksa
- Terdapat wewenang Pihak Ekstern untuk menolak atau mempengaruhi pertimbangan pemeriksa terhadap isi suatu laporan hasil pemeriksaan.
- Adanya ancaman penggantian petugas pemeriksa atas ketidaksetujuan dengan isi laporan hasil pemeriksaan.
- Terdapatnya pengaruh yang membahayakan kelangsungan pemeriksa sebagai pegawai.
Interval
3. Gangguan Organisasi
(X3)
Gangguan yang dapat dipengaruhi oleh kedudukannya dalam struktur organisasi pemerintahan, tempat auditor tersebut ditugaskan, dan juga dipengaruhi oleh audit yang dilaksanakannya.
- dipengaruhi kedudukan pemeriksa dalam struktur organisasi pemerintahan.
- dipengaruhi oleh pemeriksaan yang dilaksanakannya.
Interval
4.6. Model dan Teknik Analisis Data
4.6.1. Model Analisa Data
Model analisa data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis regresi
linier berganda (Multiple Linear Regression Analysis). Sugiyanto (2004)
menyebutkan “analisis regresi linier berganda digunakan untuk menganalisis
pengaruh lebih dari satu variabel independen terhadap variabel dependen”.
Persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut :
1 1 2 2 3 3 Y X X X eα β β β= + + + +
Keterangan : Y : Independensi Pemeriksa.
X1 : Gangguan Pribadi.
X2 : Gangguan Ekstern.
X3 : Gangguan Organisasi.
α : Konstanta.
β : Koefisien Regresi.
e : Error.
4.6.2. Teknik Analisa Data
Teknik analisis data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan model
regresi. Dalam suatu penelitian, kemungkinan munculnya masalah dalam analisis
regresi cukup sering dalam mencocokan model prediksi ke dalam sebuah model yang
dimasukan kedalam serangkaian data. Penelitian diuji dengan beberapa uji statistik
yang terdiri dari uji kualitas data, uji asumsi klasik, statistik deskriptif, dan uji
statistik untuk pengujian hipotesis.
4.6.2.1. Uji Kualitas Data
Menurut Indriantoro dan Supomo (1999) ada dua konsep mengukur kualitas data
yaitu realibilitas dan validitas. Kualitas data yang dihasilkan dari penggunaan
instrumen penelitian dapat dievaluasi melalui uji validitas dan reliabilitas. Pengujian
tersebut masing-masing untuk mengetahui konsistensi dan akurasi data yang
dikumpulkan dari penggunaan instrumen.
Dalam penelitian ini untuk mengukur kualitas data digunakan antara lain :
1. Uji Validitas
Pengujian validitas dilakukan untuk menguji apakah instrumen penelitian yang
telah disusun benar-benar akurat, sehingga mampu mengukur apa yang
seharusnya diukur (variabel kunci yang sedang diteliti). Umar (2008) menyatakan
“uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada pertanyaan-pertanyaan
kuesioner yang harus dibuang/diganti karena dianggap tidak relevan”. Validitas
dalam hal ini merupakan akurasi temuan penelitian yang mencerminkan
kebenaran sekalipun responden yang dijadikan objek pengujian berbeda (Ikhsan
dan Ghozali, 2006). Pada penelitian ini pengujian dilakukan dengan program
SPSS, dan untuk uji validitas dengan menggunakan korelasi Bivariate Pearson
(Produk Momen Pearson) dan Corrected Item-Total Correlation. Priyatno (2008)
mengemukakan “....kriteria pengujiannya dengan taraf signifikansi 5 % atau 0,05
yaitu Jika r hitung ≥ r tabel maka instrumen pertanyaan-pertanyaan kuesioner
berkorelasi terhadap skor total (dinyatakan valid), dan jika r hitung < r tabel maka
instrumen pertanyaan-pertanyaan kuesioner tidak berkorelasi signifikan terhadap
skor total (dinyatakan tidak valid)”.
2. Uji Reliabilitas
Pengujian reliabiltas dilakukan setelah pengujian validitas instrumen penelitian.
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat
pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran
tersebut diulang. Umar (2008) mengatakan “pengujian reliabilitas berguna untuk
mengetahui apakah instrumen yang dalam hal ini kuesioner dapat digunakan lebih
dari satu kali, paling tidak oleh responden yang sama”. Dalam melakukan uji
reliabilitas digunakan metode Alpha (Cronbach’s) dengan bantuan program
SPSS, menurut Priyatno (2008) menyebutkan “metode alpha sangat cocok
digunakan pada skor berbentuk skala”. Santosa (2005) mengatakan “....suatu
kuesioner dikatakan reliabel jika cronbach alpha lebih besar dari 0,6”.
4.6.2.2. Uji Asumsi Klasik
Untuk dapat melakukan analisis regresi berganda perlu pengujian asumsi klasik
sebagai persyaratan dalam analisis agar datanya dapat bermakna dan bermanfaat.
Menurut Lubis et.al (2007) “....dalam membuat uji asumsi klasik kita harus
menggunakan data yang akan digunakan dalam uji regresi”. Uji Asumsi klasik
meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heterokesdastisitas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data (Santosa :
2005). Tujuan digunakan uji normalitas untuk mengetahui apakah populasi data
berdistribusi normal atau tidak. Seperti yang diungkapkan Umar (2008) “uji
normalitas berguna untuk mengetahui apakah variabel dependen, independen atau
keduanya berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak. Jika data ternyata
tidak berdistribusi normal, analisis non parametrik termasuk model-model regresi
dapat digunakan”. Untuk mengetahui apakah variabel dependen, independen atau
keduanya berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak dapat dilihat dengan
menggunakan kurva histogram dan kurva normal p_plot. Normalitas data bila
dilihat dengan cara kurva histogram dapat ditentukan berdasarkan bentuk gambar
kurva, yaitu, data dikatakan normal bila bentuk kurva memiliki kemiringan yang
cenderung seimbang, baik pada sisi kiri maupun sisi kanan, dan kurva berbentuk
menyerupai lonceng yang hampir sempurna. Sedangkan normalitas data bila
dilihat dengan kurva normal p_plot, data dikatakan normal bila gambar distribusi
dengan titik-titik data yang menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebaran
titik-titik data searah mengikuti garis diagonal.
2. Uji Multikolineritas
Erlina dan Mulyani (2007) menyebutkan “Multikolineritas adalah situasi adanya -
adanya korelasi variabel-variabel responden antara yang satu dengan yang
lainnya”. Selanjutnya Nugroho (2005) menyebutkan “uji multikolineritas
diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki
kemiripan dengan variabel independen lain dalam satu model”. Kemiripan
antarvariabel independen dalam suatu model akan menyebabkan terjadinya
korelasi yang sangat kuat antara suatu model independen dengan variabel
independen yang lain. Pada penelitian ini untuk mendeteksi terhadap
multikolineritas dengan melihat Variance Inflation Factor (VIF) pada model
regresi. Menurut Nugroho (2005) “Deteksi multikolineritas pada suatu model
dapat dilihat bila nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan
nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1, maka model dapat dikatakan terbebas dari
multikolineritas VIF = 1/Telerance, dan bila VIF = 10 maka Tolerance = 1/10 =
0,1. Semakin tinggi VIF maka semakin rendah Tolerance”.
3. Uji Heteroskedastisitas
Nugroho (2005) mengemukakan bahwa “heteroskedastisitas menguji terjadinya
perbedaan variance residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan
yang lain, atau gambaran hubungan antara nilai yang diprediksi dengan
Studentized Residual nilai tersebut”. Tujuan digunakan uji heteroskedastisitas
adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik
heteroskedastisitas, yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua
pengamatan pada model regresi. Pada penelitian ini dilakukan uji
heteroskedastisitas dengan melihat pola grafik regresi. Menurut Priyatno (2008)
“....prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya
gejala heteroskedastisitas”. Jika varians dari residual suatu pengamatan ke
pengamatan lain tetap disebut homokedastisitas, sedangkan untuk varians yang
berbeda disebut heterokedastisitas. Menurut Nugroho (2005) mengemukakan :
“....analisis pada gambar Scatterplot yang menyatakan model regresi linier tidak terdapat heteroskedastisitas jika : titik-titik data menyebar diatas dan di bawah atau di sekitar angka 0, titik-titik data tidak mengumpul hanya diatas atau di bawah saja, penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali, dan penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola”.
4.6.2.3. Statistik Deskriptif
Priyatno (2008) mengemukakan “statistik deskriptif menggambarkan tentang
ringkasan data-data penelitian seperti mean, standar deviasi, varian, modus, dan lain-
lain”. Statistik deskriptif umumnya digunakan peneliti untuk memberikan informasi
mengenai karakteristik variabel penelitian yang paling utama dan data demografi
responden. (Ikhsan dan Ghazali, 2006).
Dalam penelitian ini akan dilakukan analisis deskriptif dengan memberikan
gambaran data tentang jumlah data, minimum, maksimum, mean, dan standar deviasi
dari jawaban yang telah didapat melalui kuesioner.
4.6.2.4. Uji Hipotesis
Priyatno (2008) menyebutkan “ uji hipotesis adalah pengujian yang bertujuan
untuk mengetahui apakah kesimpulan pada sampel dapat berlaku untuk populasi
(dapat digeneralisasikan)”. Pengujian hipotesis ditujukan untuk menguji ada tidaknya
pengaruh dari varibel bebas secara keseluruhan terhadap variabel dependen. Jika
terdapat deviasi antara sampel yang ditentukan dengan jumlah populasi maka tidak
menutup kemungkinan untuk terjadinya kesalahan dalam mengambil keputusan
antara menolak maupun menerima suatu hipotesis. Untuk menguji hipotesis
mengenai gangguan pribadi, ekstern, dan organisasi secara simultan dan parsial
berpengaruh signifikan terhadap independensi pemeriksa, digunakan pengujian
hipotesis secara simultan dengan uji F dan secara parsial dengan uji t.
1. Uji F
Priyatno (2008) menyebutkan “Uji simultan dengan uji F bertujuan untuk
mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen”. Dengan tingkat signifikansi dalam
penelitian ini menggunakan alpha 5% atau 0,05 maka hasil uji F dapat dihitung
dengan bantuan program SPSS pada tabel ANOVA. Hasil uji F menunjukan
variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel
dependen, jika p-value (pada kolom sig.) lebih kecil dari level of significant yang
ditentukan (sebesar 5 %), atau F hitung (pada kolom F) lebih besar dari F tabel. F
tabel dihitung dengan cara df1 = k-1, dan df2 = n-k, dimana k adalah jumlah
variabel dependen dan variabel independen, dan n adalah jumlah responden atau
jumlah kasus yang diteliti.
2. Uji t
Priyatno (2008) menyebutkan “uji t digunakan untuk mengetahui apakah model
regresi variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen”. Dengan tingkat signifikansi dalam penelitian ini
menggunakan alpha 5% atau 0,05 maka hasil uji t dapat dihitung dengan bantuan
program SPSS dapat dilihat pada tabel t hitung (tabel Coefficients). Nilai dari uji t
hitung dapat dilihat dari p-value (pada kolom Sig.) pada masing-masing variabel
independen, jika p-value lebih kecil dari level of significant yang ditentukan atau
t hitung (pada kolom t) lebih besar dari t tabel (dihitung dari two-tailed α = 5 %
df-k, k merupakan jumlah variabel independen), maka nilai variabel independen
secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (dalam arti Ha
diterima dan Ho ditolak, dengan kata lain, terdapat pengaruh antara variabel
independen terhadap variabel dependen).
4.6.3. Analisis Koefisien Determinasi (R2)
Menurut Nugroho (2005) “koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui
seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen”.
Dengan bantuan olahan program SPSS koefisien determinasi (R2) terletak pada tabel
model Summary dan tertulis R Square. Namun menurut Nugroho (2005)
menyebutkan “....untuk regresi linier berganda sebaiknya menggunakan R Square
yang sudah disesuaikan atau tertulis Adjusted R Square karena disesuaikan dengan
jumlah variabel independen yang digunakan dalam penelitian. Nilai R Square
dikatakan baik jika di atas 0,5 karena nilai R Square berkisar antara 0 sampai
dengan 1”.
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Deskripsi Data
5.1.1. Deskripsi Lokasi
Lokasi penelitian ini adalah Kantor Inspektorat Kabupaten Deli Serdang yang
beralamat di Jalan Mawar No. 6 Lubuk Pakam. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh staf Inspektorat Kabupaten Deli Serdang yang berjumlah 41 (empat
puluh satu) orang. Dalam penelitian ini peneliti menyebarkan kuesioner pada 41
orang staf Inspektorat Kabupaten Deli Serdang. Namun, dari 41 eksemplar yang
dibagikan yang kembali berjumlah 38 eksemplar. Adapun 3 eksemplar lagi yang
tidak kembali karena alasan melaksanakan Ibadah Haji, DiklatPim III dan
Sakit/Opname di Rumah Sakit. Seluruh kuesioner yang kembali, dijadikan sampel
dalam penelitian ini.
Tabel 5.1. Pengumpulan Data
Keterangan Jumlah Kuesioner yang dikirim berjumlah 41 eksemplar Kuesioner yang tidak kembali Kuesioner yang kembali Kuesioner yang dapat digunakan dalam penelitian
41 3 38 38
5.1.2. Karakteristik Responden
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 5 Tahun 2007
tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten
Deli Serdang, Inspektorat Kabupaten Deli Serdang berkedudukan sebagai unsur
pengawas penyelenggara pemerintah daerah yang dipimpin oleh seorang Inspektur
yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Bupati dan secara
teknis administrasi mendapat pembinaan dari Sekretaris Daerah Kabupaten. Dan
tugas pokok Inspektorat Kabupaten Deli Serdang adalah melakukan pengawasan
terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan daerah, pelaksanaan pembinaan atas
penyelenggaraan pemerintahan desa dan pelaksanaan urusan pemerintahan desa.
Sedangkan fungsi Inspektorat Kabupaten Deli Serdang dalam melaksanakan tugas
pokoknya adalah : Perencanaan program pengawasan; Perumusan kebijakan dan
fasilitasi pengawasan; Pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas
pengawasan; Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas
dan fungsi dibidang Pengawasan; dan Pengelolaan administrasi umum yang meliputi
kesekretariatan, program, kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan organisasi
bidang Inspektorat.
Sesuai dengan hasil penelitian berdasarkan jenis kelamin (Tabel 5.2.)
menunjukkan bahwa staf Inspektorat Kabupaten Deli Serdang yang paling banyak
adalah berjenis kelamin laki-laki sebanyak 31 orang (79,5%) dan berjenis kelamin
perempuan sebanyak 7 orang (18,4%).
Tabel 5.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persen Pria 31 81,6 Wanita 7 18,4 Total 38 100,0
Hasil penelitian berdasarkan masa kerja (Tabel 5.3.) menunjukkan bahwa staf
Inspektorat Kabupaten Deli Serdang mempunyai masa kerja paling banyak 11-20
tahun sebanyak 55,3%, lalu 21-30 tahun sebanyak 31,5% dan yang paling sedikit 1-
10 tahun sebanyak 13,2%.
Tabel 5.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja
Masa Kerja
Frekuensi
Persen
1-10 tahun 5 13,2 11-20 tahun 21 55,3 21-30 tahun 12 31,5 Total 38 100,0
5.2. Analisis Data
5.2.1. Uji Kualitas Data
Sebelum daftar pertanyaan diberikan pada responden, daftar pertanyaan perlu
diuji coba terlebih dahulu. Pengujian validitas dan reliabilitas instrumen dilakukan
pada 38 staf inspektorat yang akan dijadikan respoden dalam penelitian ini.
5.2.1.1. Validitas
Pengujian validitas instrumen dengan bantuan perangkat lunak SPSS, nilai
validitas dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation. Jika angka
korelasi yang diperoleh lebih besar dari pada angka kritik (r hitung > r tabel) maka
instrumen tersebut dikatakan valid. Angka kritik pada penelitian ini adalah N-2=38-
2=36 dengan taraf signifikan 5% maka angka kritik untuk uji validitas pada penelitian
adalah 0,320. Berdasarkan pengujian validitas instrumen, nilai corrected item-total
correlation bernilai positif dan di atas nilai r tabel 0,320 yang artinya semua butir
pertanyaan dapat dikatakan valid. Hasil uji validitas variabel independensi pemeriksa
(Y), gangguan pribadi (X1), gangguan ekstern (X2) dan gangguan organisasi (X3)
adalah sebagai berikut :
Tabel 5.4. Uji Validitas Variabel Penelitian
Instrumen Variabel
Butir Instrumen r hitung r tabel Ket
Independensi Pemeriksa
(Y)
a. Pemeriksa tidak memiliki hubungan kerjasama dan hubungan keluarga dengan entitas atau program yang diperiksa.
b. Dalam melakukan pemeriksaan, tidak ada pembatasan waktu yang tidak wajar untuk penyelesaian suatu pemeriksaan.
c. Jika pemeriksa mengetahui sistem informasi keuangan dan administrasi entitas, maka pemeriksa dapat melaksanakan pemeriksaan lebih baik.
d. Jika pemeriksa melaksanakan pemeriksaan lebih dari 3 tahun, maka tidak semua kesalahan entitas pemeriksa laporkan.
e. Organisasi pemeriksa harus bebas dari hambatan indepedensi.
f. Tidak ada campur tangan pihak ekstern mengenai penugasan, penunjukan, dan promosi pemeriksa
0,521
0,621
0,674
0,796
0,523
0,821
0,320
0,320
0,320
0,320
0,320
0,320
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Gangguan Pribadi
(X1)
a. Memiliki hubungan pertalian darah ke atas, ke bawah, atau semenda sampai dengan derajat kedua dengan jajaran manajemen entitas atau program yang diperiksa atau sebagai pegawai dari entitas yang diperiksa, dalam posisi yang dapat memberikan pengaruh langsung dan signifikan terhadap entitas atau program yang diperiksa.
b. Memiliki kepentingan keuangan baik secara langsung maupun tidak langsung pada entitas atau program yang diperiksa.
c. Pernah bekerja atau memberikan jasa kepada entitas atau program yang diperiksa dalam kurun waktu dua tahun terakhir
d. Mempunyai hubungan kerjasama dengan entitas atau program yang diperiksa.
0,740
0,813
0,666
0,878
0,320
0,320
0,320
0,320
Valid
Valid
Valid
Valid
Lanjutan Tabel 5.4. e. Terlibat baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam kegiatan obyek pemeriksaan, seperti memberikan asistensi, jasa konsultasi, pengembangan sistem, menyusun dan/atau mereviu laporan keuangan entitas atau program yang diperiksa.
f. Adanya prasangka terhadap perorangan, kelompok, organisasi atau tujuan suatu program, yang dapat membuat pelaksanaan pemeriksaan menjadi berat sebelah.
g. Pada masa sebelumnya mempunyai tanggung
jawab dalam pengambilan keputusan atau pengelolaan suatu entitas, yang berdampak pada pelaksanaan kegiatan atau program entitas yang sedang berjalan atau sedang diperiksa.
h. Memiliki tanggung jawab untuk mengatur
suatu entitas atau kapasitas yang dapat mempengaruhi keputusan entitas atau program yang diperiksa, misalnya sebagai seorang direktur, pejabat atau posisi senior lainnya dari entitas, aktivitas atau program yang diperiksa atau sebagai anggota manajemen dalam setiap pengambilan keputusan, pengawasan atau fungsi monitoring terhadap entitas, aktivitas atau program yang diperiksa.
i. Adanya kecenderungan untuk memihak,
karena keyakinan politik atau sosial, sebagai akibat hubungan antar pegawai, kesetiaan kelompok, organisasi atau tingkat pemerintahan tertentu.
j. Adanya kecenderungan untuk memihak, karena keyakinan politik atau sosial, sebagai akibat hubungan antar pegawai, kesetiaan kelompok, organisasi atau tingkat pemerintahan tertentu.
k. Pelaksanaan pemeriksaan oleh seorang
pemeriksa, yang sebelumnya pernah menyelenggarakan catatan akuntansi resmi atas entitas/unit kerja atau program yang diperiksa.
l. Mencari pekerjaan pada entitas yang diperiksa selama pelaksanaan pemeriksaan.
0,592
0,805
0,909
0,837
0,878
0,592
0,805
0,909
0,320
0,320
0,320
0,320
0,320
0,320
0,320
0,320
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Lanjutan Tabel 5.4. Gangguan
Ekstern (X2)
a. Adanya campur tangan atau pengaruh pihak ekstern yang membatasi atau mengubah lingkup pemeriksaan secara tidak semestinya.
b. Terdapat campur tangan pihak ekstern terhadap pemilihan dan penerapan prosedur pemeriksaan atau pemilihan sampel pemeriksaan.
c. Pembatasan waktu yang tidak wajar untuk
penyelesaian suatu pemeriksaan. d. Adanya campur tangan pihak ekstern
mengenai penugasan, penunjukan, dan promosi pemeriksa.
e. Terdapatnya pembatasan terhadap sumber
daya yang disediakan bagi organisasi pemeriksa, yang dapat berdampak negatif terhadap kemampuan organisasi pemeriksa tersebut dalam melaksanakan pemeriksaan.
f. Terdapat wewenang Pihak Ekstern untuk menolak atau mempengaruhi pertimbangan pemeriksa terhadap isi suatu laporan hasil pemeriksaan.
g. Adanya ancaman penggantian petugas
pemeriksa atas ketidaksetujuan dengan isi laporan hasil pemeriksaan, simpulan pemeriksa, atau penerapan suatu prinsip akuntansi atau kriteria lainnya.
h. Terdapatnya pengaruh yang membahayakan kelangsungan pemeriksa sebagai pegawai, selain sebab-sebab yang berkaitan dengan kecakapan pemeriksa atau kebutuhan pemeriksaan.
0,834
0,803
0,750
0,408
0,710
0,824
0,731
0,685
0,320
0,320
0,320
0,320
0,320
0,320
0,320
0,320
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Gangguan Organisasi
(X3)
a. Kedudukan pemeriksa dalam struktur organisasi pemerintahan, tempat pemeriksa tersebut ditugaskan menjadikan Pemeriksa tidak independen dalam melakukan pemeriksaan.
b. Gangguan organisasi terhadap independensi
Pemeriksa dipengaruhi oleh pemeriksaan yang dilaksanakannya, yaitu apakah mereka melakukan audit intern atau audit terhadap entitas lain.
0,464
0,464
0,320
0,320
Valid
Valid
Sumber : Data Primer Olahan.
5.2.1.2. Reliabilitas
Untuk mengetahui apakah kuesioner tersebut telah reliabel, maka dilakukanlah
pengujian reliabilitas kuesioner dengan bantuan komputer program SPSS. Uji
reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat pengukur yang digunakan dapat
diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Suatu kuesioner
dikatakan reliabel jika cronbach alpha lebih besar dari 0,6 (Santosa 2005).
Tabel 5. 5. Uji Reliabilitas Variabel Penelitian
Variabel Alpha Cronbach’s Batas Reliabilitas Keterangan Independensi Pemeriksa (Y) Gangguan Pribadi (X1) Gangguan Ekstern (X2) Gangguan Organisasi (X3)
0,842
0,956
0,911
0,633
0,6
0,6
0,6
0,6
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Sumber : Data Primer Olahan.
Dari data tabel 5.5. di atas dapat dilihat bahwa hasil perhitungan uji reliabilitas
menunjukkan alpha cronbach’s pada masing-masing kolom variabel tersebut lebih
besar dari 0,6 (batas reliabilitas) maka dapat dinyatakan instrumen tersebut reliabel.
5.2.2. Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan
pengujian asumsi klasik, pengujian ini dilakukan untuk mendeteksi terpenuhinya
asumsi-asumsi dalam model regresi berganda dan untuk menginterpretasikan data
agar lebih relevan dalam menganalisis. Pengujian asumsi klasik ini meliputi :
5.2.2.1. Normalitas Data
Gambar grafik/kurva histogram dan kurva normal p_plot hasil olahan program
SPSS dapat dilihat pada gambar 5.1. :
Regression Standardized Residual3210-1-2-3
Frequ
ency
15
10
5
0
Histogram
Dependent Variable: Independensi Pemeriksa
Mean =-8.29E-16�Std. Dev. =0.959�
N =38
Observed Cum Prob1.00.80.60.40.20.0
Expe
cted C
um Pr
ob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Independensi Pemeriksa
Gambar 5.1. Grafik Uji Normalitas
Hasil olahan program SPSS pada gambar 5.1. dapat dijelaskan sebagai berikut :
Grafik/kurva histogram pada gambar 5.1. bentuk kurva tersebut memiliki kemiringan
yang cenderung seimbang, baik pada sisi kiri maupun sisi kanan, dan kurva tersebut
berbentuk menyerupai lonceng yang hampir sempurna, dan juga grafik/kurva normal
p_plot (gambar 5.1.) dengan hasil, yaitu gambar distribusi dengan titik-titik data yang
menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebaran titik-titik data searah mengikuti
garis diagonal. Sehingga berdasarkan keterangan tersebut dan gambar 5.1., dapat
dikatakan data dalam penelitian ini berdistribusi normal.
5.2.2.2. Uji Multikolinieritas
Multikolineritas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel responden antara
yang satu dengan yang lainnya. Uji multikolineritas diperlukan untuk mengetahui ada
tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen
lain dalam satu model. Persamaan regresi berganda yang baik adalah persamaan yang
bebas dari adanya multikolinieritas antara variabel independen.
Alat ukur yang sering digunakan untuk mengukur ada tidaknya variabel yang
berkorelasi, maka digunakan alat uji atau deteksi Variance Inflation Factor (VIF).
Yakni, nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance
tidak kurang dari 0,1. Untuk melihat apakah terjadi pelanggaran asumsi
multikolinearitas pada data penelitian ini, dapat dilihat melalui ringkasan hasil uji
korelasi antara variabel independen pada tabel 5.6. uji multikolinearitas berikut ini :
Tabel 5.6. Uji Multikolinieritas
Collinearity Statistics Model
Tolerance VIF
1 (Constant)
Gangguan Pribadi
,744
1,344
Gangguan Ekstern
,468
2,137
Gangguan Organisasi
,528
1,893
Sumber : Data Primer Olahan.
Dari hasil uji multikolineritas dengan melihat Variance Inflation Factor (VIF) pada
tabel 5.6. diatas, dapat diketahui masing-masing variabel independen memiliki VIF
tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1. Maka dapat dinyatakan
model regresi linier berganda terbebas dari asumsi klasik statistik dan data yang
disajikan dapat digunakan dalam penelitian ini.
5.2.2.3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model
regresi, terjadi ketidaksamaan varian dari residual dari satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika varian dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan
yang lain tetap maka disebut homoskedastisitas, dan jika varian berbeda disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.
Untuk melihat ada tidaknya heteroskedastisitas dengan melihat gambar 5.2. berikut
ini :
Regression Studentized Residual3210-1-2
Regr
essio
n St
anda
rdize
d Pr
edict
ed
Valu
e
3
2
1
0
-1
-2
Scatterplot
Dependent Variable: Independensi Pemeriksa
Gambar 5.2. Grafik Uji Heteroskedastisitas
Hasil bantuan program SPSS pada gambar 5.2. diatas, menunjukan penyebaran titik-
titik data sebagai berikut :
a. Titik-titik data menyebar diatas dan di bawah atau di sekitar angka 0.
b. Titik-titik data tidak mengumpul hanya diatas atau di bawah saja.
c. Penyebaran titik-titik data tidak membentuk pola bergelombang melebar
kemudian menyempit dan melebar kembali.
d. Penyebaran titik-titik data adalah tidak berpola.
Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi linier berganda terbebas dari asumsi
klasik heteroskedastisitas dan layak digunakan dalam penelitian.
5.3. Hasil Analisis Data
5.3.1. Variabel Gangguan Pribadi (X1)
Dari data yang diperoleh untuk Variabel Gangguan Pribadi (X1) dapat dilihat pada
tabel 5.7. berikut ini :
Tabel 5.7. Deskripsi Variabel Gangguan Pribadi (X1)
Deskripsi Mean Mode Std. Deviation Variance Min Max Gangguan Pribadi-1 3,79 4 ,622 ,387 3 5 Gangguan Pribadi-2 3,79 4 ,704 ,495 3 5 Gangguan Pribadi-3 3,84 3 ,823 ,677 3 5 Gangguan Pribadi-4 3,58 3 ,683 ,467 3 5 Gangguan Pribadi-5 3,79 4 ,664 ,441 3 5 Gangguan Pribadi-6 3,63 3 ,714 ,509 3 5 Gangguan Pribadi-7 3,74 4 ,685 ,469 3 5 Gangguan Pribadi-8 3,45 3 ,686 ,470 3 5 Gangguan Pribadi-9 3,58 3 ,683 ,467 3 5 Gangguan Pribadi-10 3,79 4 ,664 ,441 3 5 Gangguan Pribadi-11 3,63 3 ,714 ,509 3 5 Gangguan Pribadi-12 3,74 4 ,685 ,469 3 5
Sumber : Data Primer Olahan.
Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan :
1. Hubungan pertalian darah memberikan pengaruh langsung dan signifikan
terhadap entitas atau program yang diperiksa: jawaban responden maksimum 5
dan minimum 3, dengan rata-rata 3,79 dan standar deviasi 0,622.
2. Kepentingan keuangan memiliki pengaruh langsung maupun tidak langsung pada
entitas atau program yang diperiksa: jawaban responden maksimum 5 dan
minimum 3, dengan rata-rata 3,79 dan standar deviasi 0,704.
3. Pernah bekerja atau memberikan jasa kepada entitas atau program yang diperiksa
dalam kurun waktu dua tahun terakhir: jawaban responden maksimum 5 dan
minimum 3, dengan rata-rata 3,84 dan standar deviasi 0,823.
4. Mempunyai hubungan kerjasama dengan entitas atau program yang diperiksa:
jawaban responden maksimum 5 dan minimum 3, dengan rata-rata 3,58 dan
standar deviasi 0,683
5. Terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan obyek
pemeriksaan, seperti memberikan asistensi, jasa konsultasi, pengembangan
sistem, menyusun dan/atau mereviu laporan keuangan entitas atau program yang
diperiksa: jawaban responden maksimum 5 dan minimum 3, dengan rata-rata 3,79
dan standar deviasi 0,664.
6. Adanya prasangka terhadap perorangan, kelompok, organisasi atau tujuan suatu
program, yang dapat membuat pelaksanaan pemeriksaan menjadi berat sebelah:
jawaban responden maksimum 5 dan minimum 3, dengan rata-rata 3,63 dan
standar deviasi 0,714.
7. Pada masa sebelumnya mempunyai tanggung jawab dalam pengambilan
keputusan atau pengelolaan suatu entitas, yang berdampak pada pelaksanaan
kegiatan atau program entitas yang sedang berjalan atau sedang diperiksa:
jawaban responden maksimum 5 dan minimum3, dengan rata-rata 3,74 dan
standar deviasi 0,685.
8. Memiliki tanggung jawab untuk mengatur suatu entitas atau kapasitas yang dapat
mempengaruhi keputusan entitas atau program yang diperiksa, misalnya sebagai
seorang direktur, pejabat atau posisi senior lainnya dari entitas, aktivitas atau
program yang diperiksa atau sebagai anggota manajemen dalam setiap
pengambilan keputusan, pengawasan atau fungsi monitoring terhadap entitas,
aktivitas atau program yang diperiksa: jawaban responden maksimum 5 dan
minimum 3, dengan rata-rata 3,45 dan standar deviasi 0,686.
9. Adanya kecenderungan untuk memihak, karena keyakinan politik atau sosial,
sebagai akibat hubungan antar pegawai, kesetiaan kelompok, organisasi atau
tingkat pemerintahan tertentu: jawaban responden maksimum 5 dan minimum 3,
dengan rata-rata 3,58 dan standar deviasi 0,683.
10. Pelaksanaan pemeriksaan oleh seorang pemeriksa, yang sebelumnya pernah
sebagai pejabat yang menyetujui faktur, daftar gaji, klaim, dan pembayaran yang
diusulkan oleh suatu entitas atau program yang diperiksa: jawaban responden
maksimum 5 dan minimum 3, dengan rata-rata 3,79 dan standar deviasi 0,664.
11. Pelaksanaan pemeriksaan oleh seorang pemeriksa, yang sebelumnya pernah
menyelenggarakan catatan akuntansi resmi atas entitas/unit kerja atau program
yang diperiksa: jawaban responden maksimum 5 dan minimum 3, dengan rata-
rata 3,63 dan standar deviasi 0,714.
12. Mencari pekerjaan pada entitas yang diperiksa selama pelaksanaan pemeriksaan:
jawaban responden maksimum 5 dan minimum 3, dengan rata-rata 3,74 dan
standar deviasi 0,685.
5.3.2. Variabel Gangguan Ekstern (X2)
Dari data yang diperoleh untuk Variabel Gangguan Ekstern (X2) dapat dilihat
pada tabel 5.8. berikut ini :
Tabel 5.8. Deskripsi Variabel Gangguan Ekstern (X2)
Deskripsi Mean Mode Std. Deviation Variance Min Max Gangguan Ekstern-1 3,55 4 ,555 ,308 3 5 Gangguan Ekstern-2 3,79 4 ,664 ,441 3 5 Gangguan Ekstern-3 3,71 4 ,611 ,373 3 5 Gangguan Ekstern-4 3,74 4 ,685 ,469 3 5 Gangguan Ekstern-5 3,47 3 ,557 ,310 3 5 Gangguan Ekstern-6 3,74 3 ,724 ,523 3 5 Gangguan Ekstern-7 3,68 3 ,702 ,492 3 5 Gangguan Ekstern-8 3,68 4 ,620 ,384 3 5
Sumber : Data Primer Olahan.
Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan :
1. Adanya campur tangan atau pengaruh pihak ekstern yang membatasi atau
mengubah lingkup pemeriksaan secara tidak semestinya : jawaban responden
maksimum 5 minimum 3, dengan rata-rata 3,55 dan standar deviasi 0,555.
2. Terdapat campur tangan pihak ekstern terhadap pemilihan dan penerapan
prosedur pemeriksaan atau pemilihan sampel pemeriksaan : jawaban responden
maksimum 5 minimum 3, dengan rata-rata 3,79 dan standar deviasi 0,664.
3. Pembatasan waktu yang tidak wajar untuk penyelesaian suatu pemeriksaan :
jawaban responden maksimum 5 minimum 3, dengan rata-rata 3,71 dan standar
deviasi 0,611.
4. Adanya campur tangan pihak ekstern mengenai penugasan, penunjukan, dan
promosi pemeriksa : jawaban responden maksimum 5 minimum 3, dengan rata-
rata 3,74 dan standar deviasi 0,685.
5. Terdapat pembatasan terhadap sumber daya yang disediakan bagi organisasi
pemeriksa, yang dapat berdampak negatif terhadap kemampuan organisasi
pemeriksa tersebut dalam melaksanakan pemeriksaan : jawaban responden
maksimum 5 minimum 3, dengan rata-rata 3,47 dan standar deviasi 0,557.
6. Terdapat wewenang Pihak Ekstern untuk menolak atau mempengaruhi
pertimbangan pemeriksa terhadap isi suatu laporan hasil pemeriksaan : jawaban
responden maksimum 5 minimum 3, dengan rata-rata 3,74 dan standar deviasi
0,724.
7. Adanya ancaman penggantian petugas pemeriksa atas ketidaksetujuan dengan isi
laporan hasil pemeriksaan, simpulan pemeriksa, atau penerapan suatu prinsip
akuntansi atau kriteria lainnya : jawaban respoden maksimum 5 minimum 3,
dengan rata-rata 3,68 dan standar deviasi 0,702.
8. Terdapatnya pengaruh yang membahayakan kelangsungan pemeriksa sebagai
pegawai, selain sebab-sebab yang berkaitan dengan kecakapan pemeriksa atau
kebutuhan pemeriksaan : jawaban responden maksimum 5 minimum 3, dengan
rata-rata 3,68 dan standar deviasi 0,620.
5.3.3. Variabel Gangguan Organisasi (X3)
Dari data yang diperoleh untuk Variabel Gangguan Organisasi (X3) dapat dilihat
pada tabel 5.8 berikut ini :
Tabel 5.9. Deskripsi Variabel Gangguan Organisasi (X3)
Deskripsi Gangguan Organisasi-1 Gangguan Organisasi-2 Mean 3,63 3,47 Mode 4 3
Std. Deviation ,589 ,557 Variance ,347 ,310 Minimum 3 3 Maximum 5 5
Sumber : Data Primer Olahan.
Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan :
1. Kedudukan pemeriksa dalam struktur organisasi pemerintahan, tempat
pemeriksa tersebut ditugaskan menjadikan Pemeriksa tidak independen dalam
melakukan pemeriksaan : jawaban responden maksimum 5 dan minimum 3,
dengan rata-rata 3,63 dan standar deviasi 0,589.
2. Gangguan organisasi terhadap independensi Pemeriksa dipengaruhi oleh
pemeriksaan yang dilaksanakannya, yaitu apakah mereka melakukan audit
intern atau audit terhadap entitas lain : jawaban responden maksimum 5
minimum 3, dengan rata-rata 3,47 dan standar deviasi 0,557.
5.3.4. Variabel Independensi Pemeriksa (Y)
Dari data yang diperoleh untuk Variabel Independensi Pemeriksa (Y) dapat dilihat
pada tabel 5.9 berikut ini :
Tabel 5.10. Deskripsi Variabel Independensi Pemeriksa (Y)
Deskripsi Mean Mode Std. Deviation Variance Min Max Independensi Pemeriksa-1 3,45 3 ,504 ,254 3 4 Independensi Pemeriksa-2 3,71 4 ,694 ,482 3 5 Independensi Pemeriksa-3 3,63 3 ,675 ,455 3 5 Independensi Pemeriksa-4 3,50 3 ,647 ,419 3 5 Independensi Pemeriksa-5 3,84 3 ,855 ,731 3 5 Independensi Pemeriksa-6 3,71 4 ,611 ,373 3 5
Sumber : Data Primer Olahan.
Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan:
1. Pemeriksa tidak memiliki hubungan kerjasama dan hubungan keluarga dengan
entitas atau program yang diperiksa : jawaban responden maksimum 4 minimum
3, dengan rata-rata 3,45 dan standar deviasi 0,504.
2. Dalam melakukan pemeriksaan, tidak ada pembatasan waktu yang tidak wajar
untuk penyelesaian suatu pemeriksaan :
jawaban responden maksimum 5 minimum 3, dengan rata-rata 3,71 dan standar
deviasi 0,694.
3. Jika pemeriksa mengetahui sistem informasi keuangan dan administrasi entitas,
maka pemeriksa dapat melaksanakan pemeriksaan lebih baik :
jawaban responden maksimum 5 minimum 3, dengan rata-rata 3,63 dan standar
deviasi 0,675.
4. Jika pemeriksa melaksanakan pemeriksaan lebih dari 3 tahun, maka tidak semua
kesalahan entitas pemeriksa laporkan : jawaban respoden maksimum 5 minimum
3, dengan rata-rata 3,50 dan standar deviasi 0,647.
5. Organisasi pemeriksa harus bebas dari hambatan indepedensi :
jawaban respoden maksimum 5 minimum 3, dengan rata-rata 3,84 dan standar
deviasi 0,855.
6. Tidak ada campur tangan pihak ekstern mengenai penugasan, penunjukan, dan
promosi pemeriksa :
jawaban respoden maksimum 5 minimum 3, dengan rata-rata 3,71 dan standar
deviasi 0,611.
5.3.5. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis mengenai pengaruh gangguan pribadi, ekstern, dan
organisasi terhadap independensi pemeriksa secara simultan dan parsial digunakan
pengujian hipotesis secara simultan dengan uji F dan secara parsial dengan uji t.
5.3.5.1. Pengujian Hipotesis dengan Uji F
Hasil uji F menunjukan variabel independen secara bersama-sama berpengaruh
terhadap variabel dependen, jika p-value (pada kolom sig.) lebih kecil dari level of
significant yang ditentukan (sebesar 5 %), atau F hitung (pada kolom F) lebih besar
dari F tabel. F tabel dihitung dengan cara df1 = k-1, dan df2 = n-k, yaitu df1=4-1=3
dan df2=38-4=34, sehingga didapat nilai F tabel sebesar 2,883. Sedangkan hasil uji F
dengan bantuan program SPSS dapat dilihat pada tabel 5.14 di bawah ini :
Tabel 5.11. Hasil Uji F
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 6,436 3 2,145 44,830 ,000(a) Residual 1,627 34 ,048 Total 8,063 37
Sumber : Data Primer Olahan.
Dari uji F atau uji Anova dengan bantuan program SPSS diperoleh F hitung sebesar
44,830 pada α = 5% atau 0,05 dengan tingkat signifikan 0,000., karena nilai
probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05 maka model regresi dapat dipakai untuk
memprediksi bahwa gangguan pribadi (X1), gangguan ekstern (X2) dan gangguan
organisasi (X3) sebagai variabel independen secara bersama-sama (simultan)
berpengaruh terhadap independensi pemeriksa (Y). Dengan kata lain, gangguan
pribadi (X1), gangguan ekstern (X2) dan gangguan organisasi (X3) secara simultan
mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap independensi pemeriksa,
karena F hitung > F tabel yakni 44,830 > 2,883. Hal tersebut berarti jika gangguan
pribadi (X1), gangguan ekstern (X2) dan gangguan organisasi (X3) secara bersama-
sama mengalami kenaikan maka akan berdampak pada kenaikan gangguan
independensi pemeriksa (Y), sebaliknya jika gangguan pribadi (X1), gangguan
ekstern (X2) dan gangguan organisasi (X3) secara bersama-sama mengalami
penurunan maka akan berdampak pada penurunan gangguan independensi pemeriksa
(Y).
5.3.5.2. Pengujian Hipotesis dengan Uji t
Setelah dilakukan pengujian asumsi klasik, pembahasan akan dilanjutkan dengan
pengujian hipotesis, dengan memperhatikan nilai t hitung dari hasil regresi tersebut
untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel
dependen dengan tingkat signifikansi dalam penelitian ini menggunakan alpha 5 %
atau 0,05. Nilai dari uji t hitung dapat dilihat dari p-value (pada kolom Sig.) pada
masing-masing variabel independen, jika p-value lebih kecil dari level of significant
yang ditentukan atau t hitung (pada kolom t) lebih besar dari t tabel (dihitung dari
two-tailed α = 5 % df-k, k merupakan jumlah variabel independen), maka nilai
variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen (dalam arti Ha diterima dan Ho ditolak, dengan kata lain, terdapat pengaruh
antara variabel independen terhadap variabel dependen).
Adapun metode dalam penentuan t tabel menggunakan ketentuan tingkat
signifikan 5 %, dengan df=n-k-1 (pada penelitian ini df=38-4-1=33), sehingga didapat
nilai t tabel sebesar 2,03 disajikan dalam tabel 5.13. sebagai berikut :
Tabel 5.12. Nilai t hitung
Variabel t hitung t tabel Signifikansi Keputusan Gangguan Pribadi (X1) 2,751 2,03 0,009 Hipotesis Terbukti Gangguan Ekstern (X2) 2,133 2,03 0,040 Hipotesis Terbukti Gangguan Organisasi (X3) 5,368 2,03 0,000 Hipotesis Terbukti
Sumber : Data Primer Olahan.
Dari tabel 5.13 di atas, diketahui nilai t hitung dari masing-masing variabel
independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu :
1. Variabel gangguan pribadi memiliki nilai p-value (pada kolom Sig.) 0,009 < 0,05
artinya signifikan, sedangkan t hitung 2,751 > dari t tabel 2,03 artinya signifikan.
Artinya gangguan pribadi secara parsial berpengaruh terhadap independensi
pemeriksa.
2. Variabel gangguan pribadi memiliki nilai p-value (pada kolom Sig.) 0,040 < 0,05
artinya signifikan, sedangkan t hitung 2,133 > dari t tabel 2,03 artinya signifikan.
Artinya gangguan ekstern secara parsial berpengaruh terhadap independensi
pemeriksa.
3. Variabel gangguan organisasi memiliki nilai p-value (pada kolom Sig.) 0,000 <
0,05 artinya signifikan, sedangkan t hitung 5,368 > dari t tabel 2,03 artinya
signifikan. Artinya gangguan organisasi secara parsial berpengaruh terhadap
independensi pemeriksa.
5.3.6. Hasil Persamaan Regresi
Untuk mempermudah pembacaan hasil dan interpretasi analisis regresi maka
digunakan bentuk persamaan. Persamaan atau model tersebut berisi konstanta dan
koefisien-koefisien regresi yang didapat dari hasil pengolahan data yang telah
dilakukan sebelumnya. Persamaan regresi yang telah dirumuskan kemudian dengan
bantuan program SPSS dilakukan pengolahan data sehingga didapat persamaan akhir
yaitu : 1 2 30,144 0,201 0,222 0,542Y X X= + + + X
Pada model regresi ini, nilai konstanta yang tercantum sebesar 0,144 dapat diartikan
jika variabel bebas dalam model diasumsikan sama dengan nol, secara rata-rata
variabel diluar model tetap akan meningkatkan independensi pemeriksa sebesar 0,144
satuan. Nilai besaran koefisien regresi 1β sebesar 0,201 pada penelitian ini dapat
diartikan bahwa variabel gangguan pribadi (X1) berpengaruh positif terhadap
independensi pemeriksa (Y). Hal ini menunjukkan bahwa ketika gangguan pribadi
mengalami peningkatan sebesar satu satuan, independensi pemeriksa juga akan
mengalami peningkatan gangguan sebesar 0,201 satuan.
Nilai besaran koefisien regresi 2β sebesar 0,222 pada penelitian ini dapat
diartikan bahwa variabel gangguan ekstern (X2) berpengaruh positif terhadap
independensi pemeriksa (Y). Hal ini menunjukkan bahwa ketika gangguan ekstern
mengalami peningkatan sebesar satu satuan, independensi pemeriksa juga akan
mengalami peningkatan gangguan sebesar 0,222 satuan.
Nilai besaran koefisien regresi 3β sebesar 0,542 pada penelitian ini dapat
diartikan bahwa variabel gangguan organisasi (X3) berpengaruh positif terhadap
independensi pemeriksa (Y). Hal ini menunjukkan bahwa ketika gangguan organisasi
mengalami peningkatan sebesar satu satuan, independensi pemeriksa juga akan
mengalami peningkatan gangguan sebesar 0,542 satuan.
5.3.7. Analisis Koefisien Determinasi (R2)
Hasil analisis koefisien determinasi dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel
5.13. berikut ini :
Tabel 5.13. Hasil Analisis Koefisien Determinasi (R2)
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
1 ,893(a) ,798 ,780 ,21876 1,962
Sumber : Data Primer Olahan.
Hasil olahan dengan bantuan program SPSS pada tabel 5.13. di atas memiliki
nilai koefisien determinasi (R2) yang sudah disesuaikan (Adjusted R Square) sebesar
0,780. Artinya 78,0 % variabel dependen (independensi pemeriksa) dijelaskan oleh
variabel independen (gangguan pribadi, gangguan ekstern dan gangguan organisasi),
dan sisanya sebesar 22,0 % (100%-78,0%) dijelaskan oleh variabel lain di luar
variabel yang digunakan.
5.3.8. Pembahasan Hasil Penelitian
Pada pengujian hipotesis berdasarkan hasil perhitungan dapat dikatakan bahwa
gangguan pribadi, ekstern dan organisasi berpengaruh signifikan terhadap
independensi pemeriksa baik secara simultan maupun parsial telah terbukti (H0
ditolak). Hal ini menunjukan bukti empiris bahwa gangguan pribadi, ekstern dan
organisasi secara simultan maupun secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap independensi pemeriksa.
Secara simultan penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Supriyono (1988)
yang mengatakan bahwa 75 % responden menyatakan bahwa ikatan keuangan dengan
perusahaan klien dan hubungan bisnis dengan klien mempengaruhi rusaknya
independensi. Persaingan yang tajam dalam pemberian jasa audit antar kantor
akuntan mempengaruhi rusaknya independensi akuntan publik disetujui oleh 42 %
responden, sedangkan 34 % responden menyatakan bahwa lama penugasan audit
pada klien tertentu mempengaruhi rusaknya independensi akuntan publik. Ukuran
kantor akuntan yang lebih mudah rusak independensinya disetujui oleh 27 %
sedangkan 8 % responden menyatakan bahwa pemberian jasa selain jasa audit
mempengaruhi rusaknya independensi akuntan publik. Termasuk juga dengan
penelitian yang dilakukan oleh Purmalasari (2008) yang menyatakan tentang faktor
lamanya bekerja, imbalan yang diterima, religuitas, Emotional Quotient (EQ), dan
integritas adalah sebagai faktor yang mempengaruhi integritas auditor independent di
Pekanbaru.
Dengan demikian secara simultan hasil penelitian ini telah mematuhi dan
mendukung Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan RI Nomor 01 Tahun 2007 tanggal
7 Maret 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara, Lampiran II pada
alinea empat belas, pernyataan standar umum kedua menyebutkan bahwa :
“Dalam semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan pemeriksaan, organisasi
pemeriksa dan pemeriksa, harus bebas dalam sikap mental dan penampilan dari
gangguan pribadi, ekstern, dan organisasi yang dapat mempengaruhi
independensinya”.
Secara parsial hasil penelitian ini menunjukan bahwa pengaruh gangguan pribadi
terhadap independensi pemeriksa menunjukan positif dan signifikan. Positif terlihat
dari koefisien regresi gangguan pribadi sebesar 0,201 dan signifikan karena nilai t
hitung > t tabel (2,751 > 2,03). Pengaruh positif menunjukkan bahwa pengaruh
gangguan pribadi adalah searah dengan gangguan independensi pemeriksa atau
dengan kata lain gangguan pribadi yang baik/tinggi akan berpengaruh terhadap
gangguan independensi pemeriksa yang baik/tinggi, demikian sebaliknya bila
gangguan pribadi rendah/buruk maka gangguan independensi pemeriksa akan
rendah/buruk. Pengaruh signifikan menunjukkan bahwa gangguan pribadi
mempunyai peranan yang penting dalam meningkatkan gangguan independensi
pemeriksa.
Dan pengaruh gangguan ekstern terhadap independensi pemeriksa dari hasil
penelitian ini menunjukkan pengaruh gangguan ekstern terhadap independensi
pemeriksa adalah positif dan signifikan. Positif terlihat dari koefisien regresi
gangguan ekstern sebesar 0,222 dan signifikan karena nilai t hitung > t tabel (2,133 >
2,03). Pengaruh positif menunjukkan bahwa pengaruh gangguan ekstern adalah
searah dengan gangguan independensi pemeriksa atau dengan kata lain gangguan
ekstern yang baik/tinggi akan berpengaruh terhadap gangguan independensi
pemeriksa yang baik/tinggi, demikian sebaliknya bila gangguan ekstern rendah/buruk
maka gangguan independensi pemeriksa akan rendah/buruk. Pengaruh signifikan
menunjukkan bahwa gangguan ekstern mempunyai peranan yang penting dalam
meningkatkan gangguan independensi pemeriksa.
Demikian juga pengaruh gangguan organisasi terhadap independensi pemeriksa,
dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa pengaruh gangguan organisasi terhadap
independensi pemeriksa adalah positif dan signifikan. Positif terlihat dari koefisien
regresi gangguan organisasi sebesar 0,542 dan signifikan karena nilai t hitung > t
tabel (5,368 > 2,03). Pengaruh positif menunjukkan bahwa pengaruh gangguan
organisasi adalah searah dengan gangguan independensi pemeriksa atau dengan kata
lain gangguan organisasi yang baik/tinggi akan berpengaruh terhadap gangguan
independensi pemeriksa yang baik/tinggi, demikian sebaliknya bila gangguan
organisasi rendah/buruk maka independensi pemeriksa akan rendah/buruk. Pengaruh
signifikan menunjukkan bahwa gangguan organisasi mempunyai peranan yang
penting dalam meningkatkan gangguan independensi pemeriksa. Dan variabel bebas
yang memiliki pengaruh yang terbesar terhadap independensi pemeriksa adalah
variabel gangguan organisasi sebesar 5,368.
Namun secara parsial hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Supriyono (1988) dan Purmalasari (2008). Hal ini dikarenakan
Supriyono (1988) dalam penelitiannya yang variabel dependennya adalah
independensi akuntan publik yang dipengaruhi oleh ikatan kepentingan keuangan dan
hubungan usaha dengan klien, persaingan antar kantor akuntan, pemberian jasa lain
selain jasa audit, lama penugasan audit, besar kantor akuntan, dan besarnya fee audit
sebagai variabel independen. Dengan responden yang dipilih meliputi direktur
keuangan perusahaan yang telah go publik, partner kantor akuntan, pejabat kredit
bank dan lembaga keuangan non-bank, dan Bapepam (Badan Pengawas Pasar
Modal). Dan dalam penelitian Purmalasari (2008) variabel dependennya adalah
integritas auditor independent di Pekanbaru – Riau yang dipengaruhi oleh faktor
lamanya bekerja, imbalan yang diterima, religuitas, dan Emotional Quotient (EQ)
sebagai variabel independen. Sedangkan penelitian ini variabel dependennya adalah
independensi pemeriksa Inspektorat Kabupaten Deli Serdang yang dipengaruhi oleh
gangguan pribadi, ekstern dan organisasi sebagai variabel dependen. Sehingga secara
parsial hasil penelitian ini telah mematuhi Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan RI
Nomor 01 Tahun 2007 tanggal 7 Maret 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan
Negara, Lampiran II pada alinea empat belas, Pernyataan standar umum kedua yang
menyebutkan bahwa : “Dalam semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan
pemeriksaan, organisasi pemeriksa dan pemeriksa, harus bebas dalam sikap mental
dan penampilan dari gangguan pribadi, ekstern, dan organisasi yang dapat
mempengaruhi independensinya”.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh gangguan pribadi, ekstern dan
organisasi terhadap independensi pemeriksa Inspektorat Kabupaten Deli Serdang.
Hasil penelitian ini memberikan kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil analisis, penelitian ini mampu memberikan bukti empiris
bahwa secara simultan menunjukan bahwa gangguan pribadi, ekstern dan
organisasi berpengaruh signifikan terhadap independensi pemeriksa. Hal ini telah
sejalan dengan hasil penelitian Supriyono (1988) dan Purmalasari (2008),
demikian juga telah mematuhi dan mendukung yang terdapat dalam Peraturan
Badan Pemeriksa Keuangan RI Nomor 01 Tahun 2007 tanggal 7 Maret 2007
tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara.
2. Secara parsial gangguan pribadi, ekstern dan organisasi masing-masing
berpengaruh signifikan terhadap independensi pemeriksa, tetapi yang memiliki
pengaruh terbesar terhadap independensi pemeriksa adalah gangguan organisasi.
Dan hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Supriyono (1988)
dan Purmalasari (2008). Penelitian ini telah mematuhi dan mendukung yang
terdapat dalam Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan RI Nomor 01 Tahun
2007 tanggal 7 Maret 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara.
3. Bahwa 78,0 % variabel independensi pemeriksa dipengaruhi oleh variabel
gangguan pribadi, ekstern dan organisasi, sedangkan sisanya sebesar 22,0 %
dipengaruhi oleh variabel lain di luar model, seperti variabel keberagamaan
(religuitas), sistem imbalan yang diterima (rewards system), maupun
pengendalian perasaan dan emosi (Emotional Quotient).
6.2. Keterbatasan Penelitian
Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini, yang kemungkinan dapat
menimbulkan bias atau ketidak akuratan pada hasil penelitian ini, antara lain:
1. Hasil penelitian ini hanya dapat dijadikan analisis pada obyek penelitian yang
terbatas pada profesi pemeriksa pada Inspektorat Kabupaten, dan pemilihan
sampelnya hanya pada Kantor Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, sehingga
memungkinkan adanya perbedaan hasil penelitian dan kesimpulan apabila
penelitian dilakukan pada obyek penelitian yang berbeda dengan profesi yang
berbeda pula.
2. Dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan kuesioner, sehingga masih ada
kemungkinan kelemahan-kelemahan yang ditemui, seperti jawaban yang kurang
cermat, responden yang menjawab asal-asalan dan tidak jujur, serta pertanyaan
yang kurang lengkap atau kurang dipahami oleh responden.
3. Variabel yang digunakan untuk mengukur pengaruhnya terhadap independensi
pemeriksa pada penelitian ini, hanya sebatas gangguan pribadi, ekstern dan
organisasi, yang diadopsi dari Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan RI Nomor
01 Tahun 2007 tanggal 7 Maret 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan
Negara, sehingga masih banyak kemungkinan faktor lain yang dapat
mempengaruhi independensi pemeriksa, seperti faktor keberagamaan (religuitas),
faktor sistem imbalan yang diterima (rewards system), maupun faktor
pengendalian perasaan dan emosi (Emotional Quotient)
4. Penelitian ini tidak meneliti perbedaan yang mempengaruhi independensi
Pemeriksa Inspektorat Kabupaten Deli Serdang dengan independensi Auditor
Badan Pemeriksa Keuangan RI.
6.3. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan dalam penelitian ini, maka dapat
dikemukakan beberapa saran sebagai berikut :
1. Memperluas obyek penelitian yang tidak terbatas pada profesi pemeriksa
Inspektorat Kabupaten saja, dan menambah jumlah sampel di luar Inspektorat
Kabupaten, sehingga memungkinkan adanya perbedaan hasil penelitian dan
kesimpulan.
2. Sebaiknya untuk penelitian selanjutnya, diusahakan dengan menggunakan
observasi atau pengamatan langsung kepada objek, dan/atau menggunakan
metode eksperimen sebagai pengganti metode kuesioner.
3. Penelitian ini perlu dikembangkan lebih jauh lagi, untuk mendapatkan hasil
empirik yang lebih kuat yaitu dengan menambah variabel lain yang
mempengaruhi indepedensi pemeriksa, seperti variabel keberagamaan (religuitas),
sistem imbalan yang diterima (rewards system), maupun pengendalian perasaan
dan emosi (Emotional Quotient).
4. Bagi Peneliti selanjutnya disarankan perlu dilakukan penelitian yang berkaitan
dengan perbedaan yang mempengaruhi independensi Pemeriksa Inspektorat
Kabupaten/Kota/Propinsi dengan independensi Auditor Badan Pemeriksa Keuangan
RI, dengan menggunakan Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan RI Nomor 01 Tahun
2007 tanggal 7 Maret 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara.
DAFTAR PUSTAKA
Amirsyah, 2007, Gangguan Organisasi Dalam Pemeriksaan, Di download dari
http://www.amirsyah.com, pada tanggal 12 Juni 2008.
Arens, Alvin A., and JK. Loebecke, 1996, Auditing : Pendekatan Terpadu, Adaptasi oleh Amir Abadi Yusuf, Buku Satu Salemba Empat, Jakarta.
Erlina dan Mulyani, Sri, 2007, Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen, hal. 53, USU press, Medan.
Cooper, Donald R. dan Emory, C. William, 1995, Business Research Methods, Richard D. Irwin, Inc.
Finn, D.W., L.B. Chonko dan S.D. Hunt (1988), “Ethical Problem in Public Accounting : The View from the Top”, Journal of Business Ethics 7, hal. 59-61.
Halim, Abdul, 2001, Auditing 1 (Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan), hal. 21, AMP YKPN, Yogyakarta.
Harahap, Sofyan Safri, 1991, Auditing Kontemporer, Erlangga, Surabaya.
H. M., Jogiyanto, 2004, Metodologi Penelitian Bisnis : Salah Kaprah Dan Pengalaman-Pengalaman, BPFE, Yogyakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia Kompatemen Akuntan Publik, 2001, Standar Profesional Akuntan Publik Per 1 Januari 2001, seksi 220 PSA No. 04 Alinea 02, Salemba Empat, Jakarta, 220.1.
Ikhsan, Arfan dan Ghozali, Imam, 2006, Metodologi Penelitian Untuk Akuntansi Dan Manajemen, PT. Madju Medan Cipta, Medan.
Indriantoro dan Supomo, 1999, Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama, BPFE Yogyakarta.
Kuncoro, Mudrajad, 2003, Metode Riset Untuk Bisnis Dan Ekonomi, Erlangga, Jakarta.
Lubis, Ade Fatma, et.al, 2007, Aplikasi SPSS (Statistical Product and Service Solutions) untuk Penyusunan Skripsi dan Tesis, USU press, Medan.
Lubis, Ade Fatma dan Syahputra, Adi, 2008, Pedoman Penulisan Proposal Dan Tesis, Program Magister Akuntansi Sekolah Pascasarjana USU, Medan.
Lubis, Tapi Anda Sari, 2004, Persepsi Auditor Dan User Tentang Independensi Akuntan Sebgai Perilaku Profesional Dan Pengaruhnya Terhadap Opini Audit. (Tesis)
Mautz, R.K. dan H.A. Sharaf, 1993, The Philosophy of Auditing, hal. 246, Sarasota : American Accounting Association.
Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan RI Nomor 01 Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara, Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Tahun 2007.
Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Deli Serdang.
Priyatno, Dwi, 2008, Mandiri Belajar SPSS (Statistical Product and Service Solutions), MediaKom, Yogyakarta.
Purmalasari, Diana, 2008, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Integritas Auditor Independent Di Pekanbaru – Riau, Simposium Nasional Akuntansi XI, Pontianak.
Santosa, Purbayu Budi, 2005, Analisis Statistik Dengan Microsoft Excel Dan SPSS, Andi, Yogyakarta.
Santoso, Singgih, 2000, SPSS Statistik Parametrik, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.
Santoso, Singgih, 2001, Buku Latihan SPSS, Edisi Kedua, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.
Sarwono, Jonathan, 2006, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Sekaran, Uma, 1992, Research Methods for Business, A Skill Buiding Approach, Second Edition, New York : Jhon Wiley and Sons.
Sugiyanto, 2004, Analisis Statistika Sosial, Bayumedia Publishing, Malang Jawa Timur.
Sugiyono, 1999, Metode Penelitian Bisnis, CV. Alfabeta, Bandung.
Supratiknya, A., 1995, Mengenal Perilaku Abnormal, Kanisius, Yogyakarta.
Supriyono, R. A., 1988, Pemeriksaan Akuntan : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Independensi Akuntan Publik : Suatu Hasil Penelitian Empiris di Indonesia, BPFE, Jogyakarta.
Tristiadi, 2007, Psikologi Klinis, hal. 21-22, Graha Ilmu, Jogyakarta.
Umar, Husein, 2008, Desain Penelitian Akuntansi Keperilakukan, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta.
William and Walter, 2002, Modren Auditing, Edisi 7 Jilid 1, hal. 66, Erlangga, Jakarta.
LAMPIRAN 1
DAFTAR PERTANYAAN : PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, EKSTERN DAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI PEMERIKSA (STUDY EMPIRIS PADA INSPEKTORAT KABUPATEN DELI SERDANG)
Identitas Responden : Nama : (boleh tidak diisi) Jabatan : (boleh tidak diisi) Lama Menjabat :
Daftar Pertanyaan Bapak/Ibu dimohon untuk memberikan tanggapan yang sesuai atas
pernyataan-pernyataan berikut dengan memilih skor yang tersedia dengan cara
disilang (X). Jika menurut Bapak/Ibu tidak ada jawaban yang tepat, maka jawaban
dapat diberikan pada pilihan yang paling mendekati. Skor jawaban adalah sebagai
berikut :
Skor 1 Sangat tidak Setuju (STS) Skor 2 Tidak Setuju (TS) Skor 3 Netral (N) Skor 4 Setuju (S) Skor 5 Sangat Setuju (SS)
STS TS N S SSGANGGUAN PRIBADI 1. Memiliki hubungan pertalian darah ke atas, ke
bawah, atau semenda sampai dengan derajat kedua dengan jajaran manajemen entitas atau program yang diperiksa atau sebagai pegawai dari entitas yang diperiksa, dalam posisi yang dapat memberikan pengaruh langsung dan signifikan terhadap entitas atau program yang diperiksa. Hal tersebut merupakan gangguan pribadi terhadap independensi Pemeriksa pada
saat dilakukan pemeriksaan. 2. Gangguan pribadi terhadap independensi
pemeriksa termasuk dalam hal memiliki kepentingan keuangan baik secara langsung maupun tidak langsung pada entitas atau program yang diperiksa.
3. Pernah bekerja atau memberikan jasa kepada entitas atau program yang diperiksa dalam kurun waktu dua tahun terakhir adalah gangguan pribadi yang dirasakan Pemeriksa terhadap independensi Pemeriksa.
4. Pemeriksa juga merasa ada gangguan pribadi terhadap independensinya pada saat melakukan pemeriksaan, jika mempunyai hubungan kerjasama dengan entitas atau program yang diperiksa.
5. Terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan obyek pemeriksaan, seperti memberikan asistensi, jasa konsultasi, pengembangan sistem, menyusun dan/atau mereviu laporan keuangan entitas atau program yang diperiksa adalah salah satu gangguan pribadi yang dialami Pemeriksa terhadap independensi Pemeriksa.
6. Adanya prasangka terhadap perorangan, kelompok, organisasi atau tujuan suatu program, yang dapat membuat pelaksanaan pemeriksaan menjadi berat sebelah adalah hal-hal yang menjadi gangguan pribadi Pemeriksa terhadap independensinya.
7. Pada masa sebelumnya mempunyai tanggung jawab dalam pengambilan keputusan atau pengelolaan suatu entitas, yang berdampak pada pelaksanaan kegiatan atau program entitas yang sedang berjalan atau sedang diperiksa. Hal tersebut merupakan gangguan pribadi yang dialami Pemeriksa terhadap independensi Pemeriksa tersebut.
8. Memiliki tanggung jawab untuk mengatur suatu entitas atau kapasitas yang dapat mempengaruhi keputusan entitas atau program yang diperiksa, misalnya sebagai
seorang direktur, pejabat atau posisi senior lainnya dari entitas, aktivitas atau program yang diperiksa atau sebagai anggota manajemen dalam setiap pengambilan keputusan, pengawasan atau fungsi monitoring terhadap entitas, aktivitas atau program yang diperiksa.Hal tersebut juga merupakan gangguan pribadi Pemeriksa terhadap independensinya.
9. Gangguan pribadi terhadap independensi Pemeriksa dapat dirasakan apabila adanya kecenderungan untuk memihak, karena keyakinan politik atau sosial, sebagai akibat hubungan antar pegawai, kesetiaan kelompok, organisasi atau tingkat pemerintahan tertentu.
10. Pelaksanaan pemeriksaan oleh seorang pemeriksa, yang sebelumnya pernah sebagai pejabat yang menyetujui faktur, daftar gaji, klaim, dan pembayaran yang diusulkan oleh suatu entitas atau program yang diperiksa, termasuk gangguan pribadi terhadap independensi Pemeriksa dalam melakukan pemeriksaan.
11. Pelaksanaan pemeriksaan oleh seorang pemeriksa, yang sebelumnya pernah menyelenggarakan catatan akuntansi resmi atas entitas/unit kerja atau program yang diperiksa, merupakan termasuk gangguan pribadi yang dialami Pemeriksa terhadap independensinya dalam melakukan pemeriksaan.
12. Mencari pekerjaan pada entitas yang diperiksa selama pelaksanaan pemeriksaan, dapat menjadi gangguan pribadi Pemeriksa terhadap independensi Pemeriksa.
GANGGUAN EKSTERN 1. Adanya campur tangan atau pengaruh pihak ekstern yang membatasi atau mengubah lingkup pemeriksaan secara tidak semestinya.
2. Terdapat campur tangan pihak ekstern terhadap pemilihan dan penerapan prosedur
pemeriksaan atau pemilihan sampel pemeriksaan. 3. Pembatasan waktu yang tidak wajar untuk
penyelesaian suatu pemeriksaan.
4. Adanya campur tangan pihak ekstern mengenai penugasan, penunjukan, dan promosi pemeriksa.
5. Pembatasan terhadap sumber daya yang disediakan bagi organisasi pemeriksa, yang dapat berdampak negatif terhadap kemampuan organisasi pemeriksa tersebut dalam melaksanakan pemeriksaan.
6. Wewenang untuk menolak atau mempengaruhi pertimbangan pemeriksa terhadap isi suatu laporan hasil pemeriksaan.
7. Ancaman penggantian petugas pemeriksa atas ketidaksetujuan dengan isi laporan hasil pemeriksaan, simpulan pemeriksa, atau penerapan suatu prinsip akuntansi atau kriteria lainnya.
8. Pengaruh yang membahayakan kelangsungan pemeriksa sebagai pegawai, selain sebab- sebab yang berkaitan dengan kecakapan pemeriksa atau kebutuhan pemeriksaan.
GANGGUAN ORGANISASI 1. Kedudukan pemeriksa dalam struktur organisasi pemerintahan, tempat pemeriksa tersebut ditugaskan menjadikan Pemeriksa tidak independen dalam melakukan pemeriksaan.
2. Gangguan organisasi terhadap independensi Pemeriksa dipengaruhi oleh pemeriksaan yang dilaksanakannya, yaitu apakah mereka melakukan audit intern atau audit terhadap entitas lain.
INDEPENDENSI 1. Pemeriksa tidak memiliki hubungan kerjasama dan hubungan keluarga dengan entitas atau program yang diperiksa.
2. Dalam melakukan pemeriksaan, tidak ada pembatasan waktu yang tidak wajar untuk penyelesaian suatu pemeriksaan.
3. Jika pemeriksa mengetahui sistem informasi keuangan dan administrasi entitas, maka pemeriksa dapat melaksanakan pemeriksaan lebih baik.
4. Jika pemeriksa melaksanakan pemeriksaan lebih dari 3 tahun, maka tidak semua kesalahan entitas pemeriksa laporkan.
5. Organisasi pemeriksa harus bebas dari hambatan indepedensi.
6. Tidak ada campur tangan pihak ekstern mengenai penugasan, penunjukan, dan promosi pemeriksa.
LAMPIRAN 2
DATA KUESIONER RESPONDEN PADA INSPEKTORAT KABUPATEN DELI SERDANG
Gangguan Pribadi NO P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 Pribadi 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 42 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3.53 3 4 4 4 5 3 4 3 4 5 3 4 3.834 4 4 4 4 3 5 5 3 4 3 5 5 4.085 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 46 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3.177 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3.178 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3.259 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
10 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3.6711 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 412 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3.6713 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3.2514 4 5 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3.4215 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3.6716 4 4 5 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3.6717 4 4 5 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3.6718 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 419 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 420 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 521 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 322 4 4 5 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3.6723 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 324 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 325 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 526 4 4 5 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3.6727 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3.2528 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 429 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3.2530 4 5 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3.8331 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 532 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 333 4 4 5 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3.6734 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3.2535 4 4 5 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3.6736 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3.1737 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 338 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
DATA KUESIONER RESPONDEN PADA INSPEKTORAT KABUPATEN DELI SERDANG
Gangguan Ekstern NO E1 E2 E3 E4 E5 E6 E7 E8 Ekstern 1 4 4 5 4 4 3 4 4 42 3 4 3 4 3 3 3 3 3.253 4 4 4 4 4 4 3 4 3.884 4 4 4 4 4 4 4 4 45 3 4 3 4 3 3 3 3 3.256 4 4 4 4 4 4 3 4 3.887 3 3 3 3 3 3 3 3 38 3 3 3 3 3 3 3 3 39 4 4 4 4 4 4 3 4 3.88
10 3 3 3 3 3 3 3 3 311 4 5 4 5 4 5 5 5 4.6312 4 4 4 4 4 4 3 4 3.8813 4 4 4 3 4 4 4 4 414 3 3 3 4 3 3 3 4 3.2515 3 3 3 3 3 3 3 3 316 3 4 3 4 3 3 3 3 3.2517 4 4 4 4 4 4 4 4 418 3 3 4 3 3 4 4 4 3.519 4 4 4 3 4 4 4 4 3.8820 4 4 4 4 4 4 4 4 421 3 3 3 4 3 3 3 3 3.1322 4 5 4 5 3 5 5 3 4.2523 4 4 4 3 4 4 4 4 3.8824 3 4 3 4 3 3 3 3 3.2525 4 5 4 5 4 5 5 5 4.6326 3 3 3 4 3 3 3 3 3.1327 3 3 3 3 3 3 4 4 3.2528 3 4 5 3 3 5 4 4 3.8829 4 4 4 3 3 3 4 3 3.530 3 3 4 3 3 4 4 4 3.531 4 5 4 5 3 5 5 3 4.2532 3 3 3 4 3 3 3 3 3.1333 3 3 4 3 3 4 4 4 3.534 4 4 4 3 4 4 4 4 3.8835 5 5 5 5 5 5 5 5 536 4 4 4 3 4 4 4 4 3.8837 3 3 3 4 3 3 3 3 3.1338 4 4 4 4 4 4 4 4 4
DATA KUESIONER RESPONDEN PADA INSPEKTORAT KABUPATEN DELI SERDANG
Gangguan Organisasi NO O1 O2 Organisasi 1 3 4 3.5 2 3 3 3 3 4 3 3.5 4 4 4 4 5 3 3 3 6 4 3 3.5 7 3 3 3 8 3 3 3 9 4 3 3.5
10 3 3 3 11 4 4 4 12 4 3 3.5 13 4 4 4 14 3 3 3 15 3 3 3 16 3 3 3 17 4 4 4 18 4 3 3.5 19 4 4 4 20 4 4 4 21 3 3 3 22 4 4 4 23 4 4 4 24 3 3 3 25 4 3 3.5 26 3 3 3 27 3 4 3.5 28 5 4 4.5 29 3 4 3.5 30 4 3 3.5 31 5 4 4.5 32 3 3 3 33 4 4 4 34 4 4 4 35 4 3 3.5 36 4 5 4.5 37 3 3 3 38 4 4 4
DATA KUESIONER RESPONDEN PADA INSPEKTORAT KABUPATEN DELI SERDANG
Independensi Pemeriksa
NO I1 I2 I3 I4 I5 I6 Independensi1 4 3 4 5 5 5 4.29 2 3 3 3 3 4 3 3.14 3 4 4 3 3 3 4 3.57 4 4 4 4 5 5 5 4.43 5 3 3 3 4 5 4 3.57 6 4 4 3 3 3 3 3.43 7 3 3 3 3 3 3 3 8 3 3 3 3 4 3 3.14 9 4 4 3 3 3 3 3.43 10 3 3 3 3 4 3 3.14 11 4 5 5 4 4 4 4.14 12 4 4 3 3 3 4 3.57 13 4 4 4 3 3 4 3.71 14 3 3 3 3 3 3 3.14 15 3 3 3 4 5 4 3.57 16 3 3 3 3 4 3 3.14 17 4 4 4 4 5 4 4.14 18 3 4 4 3 3 4 3.57 19 4 4 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 5 4 4.14 21 3 3 3 3 3 3 3 22 3 5 5 4 4 4 4 23 4 4 4 4 5 4 4.14 24 3 3 3 3 4 3 3.14 25 4 5 5 4 5 4 4.29 26 3 3 3 3 3 3 3 27 3 3 4 3 3 4 3.43 28 3 5 4 4 4 4 4 29 3 3 4 3 3 3 3.14 30 3 4 4 3 3 4 3.57 31 3 5 5 5 5 5 4.43 32 3 3 3 3 3 3 3 33 3 4 4 3 3 4 3.57 34 4 4 4 4 5 4 4.14 35 4 4 3 3 3 4 3.57 36 4 4 4 4 5 4 4.14 37 3 3 3 3 3 3 3 38 4 4 4 4 4 4 4
LAMPIRAN 3
FREKUENSI JAWABAN RESPONDEN Frequencies
Statistics
38 0 3,79 4 ,622 ,387 3 5
38 0 3,79 4 ,704 ,495 3 5
38 0 3,84 3 ,823 ,677 3 5
38 0 3,58 3 ,683 ,467 3 5
38 0 3,79 4 ,664 ,441 3 5
38 0 3,63 3 ,714 ,509 3 5
38 0 3,74 4 ,685 ,469 3 5
38 0 3,45 3 ,686 ,470 3 5
38 0 3,58 3 ,683 ,467 3 5
38 0 3,79 4 ,664 ,441 3 5
38 0 3,63 3 ,714 ,509 3 5
38 0 3,74 4 ,685 ,469 3 5
GangguanPribadi-1GangguanPribadi-2GangguanPribadi-3GangguanPribadi-4GangguanPribadi-5GangguanPribadi-6GangguanPribadi-7GangguanPribadi-8GangguanPribadi-9GangguanPribadi-10GangguanPribadi-11GangguanPribadi-12
Valid MissingN
Mean Mode Std. Deviation Variance Minimum Maximum
Frequency Table
Gangguan Pribadi-1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Netral 12 31,6 31,6 31,6 Setuju 22 57,9 57,9 89,5 Sangat Setuju 4 10,5 10,5 100,0
Valid
Total 38 100,0 100,0
Gangguan Pribadi-2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Netral 14 36,8 36,8 36,8 Setuju 18 47,4 47,4 84,2 Sangat Setuju 6 15,8 15,8 100,0
Valid
Total 38 100,0 100,0 Gangguan Pribadi-3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Netral 16 42,1 42,1 42,1 Setuju 12 31,6 31,6 73,7 Sangat Setuju 10 26,3 26,3 100,0
Valid
Total 38 100,0 100,0 Gangguan Pribadi-4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Netral 20 52,6 52,6 52,6 Setuju 14 36,8 36,8 89,5 Sangat Setuju 4 10,5 10,5 100,0
Valid
Total 38 100,0 100,0 Gangguan Pribadi-5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Netral 13 34,2 34,2 34,2 Setuju 20 52,6 52,6 86,8 Sangat Setuju 5 13,2 13,2 100,0
Valid
Total 38 100,0 100,0
Gangguan Pribadi-6
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Netral 19 50,0 50,0 50,0 Setuju 14 36,8 36,8 86,8 Sangat Setuju 5 13,2 13,2 100,0
Valid
Total 38 100,0 100,0 Gangguan Pribadi-7
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Netral 15 39,5 39,5 39,5 Setuju 18 47,4 47,4 86,8 Sangat Setuju 5 13,2 13,2 100,0
Valid
Total 38 100,0 100,0 Gangguan Pribadi-8
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Netral 25 65,8 65,8 65,8 Setuju 9 23,7 23,7 89,5 Sangat Setuju 4 10,5 10,5 100,0
Valid
Total 38 100,0 100,0 Gangguan Pribadi-9
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Netral 20 52,6 52,6 52,6 Setuju 14 36,8 36,8 89,5 Sangat Setuju 4 10,5 10,5 100,0
Valid
Total 38 100,0 100,0
Gangguan Pribadi-10
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Netral 13 34,2 34,2 34,2 Setuju 20 52,6 52,6 86,8 Sangat Setuju 5 13,2 13,2 100,0
Valid
Total 38 100,0 100,0 Gangguan Pribadi-11
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Netral 19 50,0 50,0 50,0 Setuju 14 36,8 36,8 86,8 Sangat Setuju 5 13,2 13,2 100,0
Valid
Total 38 100,0 100,0 Gangguan Pribadi-12
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Netral 15 39,5 39,5 39,5 Setuju 18 47,4 47,4 86,8 Sangat Setuju 5 13,2 13,2 100,0
Valid
Total 38 100,0 100,0
Frequencies
Statistics
38 0 3,55 4 ,555 ,308 3 5
38 0 3,79 4 ,664 ,441 3 5
38 0 3,71 4 ,611 ,373 3 5
38 0 3,74 4 ,685 ,469 3 5
38 0 3,47 3 ,557 ,310 3 5
38 0 3,74 3a
,724 ,523 3 5
38 0 3,68 3 ,702 ,492 3 5
38 0 3,68 4 ,620 ,384 3 5
GangguanEkstern-1GangguanEkstern-2GangguanEkstern-3GangguanEkstern-4GangguanEkstern-5GangguanEkstern-6GangguanEkstern-7GangguanEkstern-8
Valid MissingN
Mean Mode Std. Deviation Variance Minimum Maximum
Multiple modes exist. The smallest value is showna.
Frequency Table Gangguan Ekstern-1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Netral 18 47,4 47,4 47,4 Setuju 19 50,0 50,0 97,4 Sangat Setuju 1 2,6 2,6 100,0
Valid
Total 38 100,0 100,0 Gangguan Ekstern-2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Netral 13 34,2 34,2 34,2 Setuju 20 52,6 52,6 86,8 Sangat Setuju 5 13,2 13,2 100,0
Valid
Total 38 100,0 100,0
Gangguan Ekstern-3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Netral 14 36,8 36,8 36,8 Setuju 21 55,3 55,3 92,1 Sangat Setuju 3 7,9 7,9 100,0
Valid
Total 38 100,0 100,0 Gangguan Ekstern-4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Netral 15 39,5 39,5 39,5 Setuju 18 47,4 47,4 86,8 Sangat Setuju 5 13,2 13,2 100,0
Valid
Total 38 100,0 100,0 Gangguan Ekstern-5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Netral 21 55,3 55,3 55,3 Setuju 16 42,1 42,1 97,4 Sangat Setuju 1 2,6 2,6 100,0
Valid
Total 38 100,0 100,0 Gangguan Ekstern-6
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Netral 16 42,1 42,1 42,1 Setuju 16 42,1 42,1 84,2 Sangat Setuju 6 15,8 15,8 100,0
Valid
Total 38 100,0 100,0
Gangguan Ekstern-7
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Netral 17 44,7 44,7 44,7 Setuju 16 42,1 42,1 86,8 Sangat Setuju 5 13,2 13,2 100,0
Valid
Total 38 100,0 100,0 Gangguan Ekstern-8
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Netral 15 39,5 39,5 39,5 Setuju 20 52,6 52,6 92,1 Sangat Setuju 3 7,9 7,9 100,0
Valid
Total 38 100,0 100,0 Frequencies Statistics
Gangguan
Organisasi-1 Gangguan
Organisasi-2 Valid 38 38N Missing 0 0
Mean 3,63 3,47Mode 4 3Std. Deviation ,589 ,557Variance ,347 ,310Minimum 3 3Maximum 5 5
Frequency Table Gangguan Organisasi-1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Netral 16 42,1 42,1 42,1 Setuju 20 52,6 52,6 94,7 Sangat Setuju 2 5,3 5,3 100,0
Valid
Total 38 100,0 100,0 Gangguan Organisasi-2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Netral 21 55,3 55,3 55,3 Setuju 16 42,1 42,1 97,4 Sangat Setuju 1 2,6 2,6 100,0
Valid
Total 38 100,0 100,0 Frequencies
Statistics
38 0 3,45 3 ,504 ,254 3 4
38 0 3,71 4 ,694 ,482 3 5
38 0 3,63 3 ,675 ,455 3 5
38 0 3,55 4 ,504 ,254 3 4
38 0 3,50 3 ,647 ,419 3 5
38 0 3,84 3 ,855 ,731 3 5
38 0 3,71 4 ,611 ,373 3 5
IndependensiPemeriksa-1IndependensiPemeriksa-2IndependensiPemeriksa-3IndependensiPemeriksa-4IndependensiPemeriksa-5IndependensiPemeriksa-6IndependensiPemeriksa-7
Valid MissingN
Mean Mode Std. Deviation Variance Minimum Maximum
Frequency Table Independensi Pemeriksa-1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Netral 21 55,3 55,3 55,3 Setuju 17 44,7 44,7 100,0
Valid
Total 38 100,0 100,0 Independensi Pemeriksa-2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Netral 16 42,1 42,1 42,1 Setuju 17 44,7 44,7 86,8 Sangat Setuju 5 13,2 13,2 100,0
Valid
Total 38 100,0 100,0 Independensi Pemeriksa-3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Netral 18 47,4 47,4 47,4 Setuju 16 42,1 42,1 89,5 Sangat Setuju 4 10,5 10,5 100,0
Valid
Total 38 100,0 100,0 Independensi Pemeriksa-4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Netral 22 57,9 57,9 57,9 Setuju 13 34,2 34,2 92,1 Sangat Setuju 3 7,9 7,9 100,0
Valid
Total 38 100,0 100,0
Independensi Pemeriksa-5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Netral 17 44,7 44,7 44,7 Setuju 10 26,3 26,3 71,1 Sangat Setuju 11 28,9 28,9 100,0
Valid
Total 38 100,0 100,0 Independensi Pemeriksa-6
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Netral 14 36,8 36,8 36,8 Setuju 21 55,3 55,3 92,1 Sangat Setuju 3 7,9 7,9 100,0
Valid
Total 38 100,0 100,0
LAMPIRAN 4
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N %
Valid 38 100,0Excluded(a) 0 ,0
Cases
Total 38 100,0a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,956 12 Item Statistics Mean Std. Deviation N Gangguan Pribadi-1 3,79 ,622 38Gangguan Pribadi-2 3,79 ,704 38Gangguan Pribadi-3 3,84 ,823 38Gangguan Pribadi-4 3,58 ,683 38Gangguan Pribadi-5 3,79 ,664 38Gangguan Pribadi-6 3,63 ,714 38Gangguan Pribadi-7 3,74 ,685 38Gangguan Pribadi-8 3,45 ,686 38Gangguan Pribadi-9 3,58 ,683 38Gangguan Pribadi-10 3,79 ,664 38Gangguan Pribadi-11 3,63 ,714 38Gangguan Pribadi-12 3,74 ,685 38
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted Gangguan Pribadi-1 40,55 40,524 ,740 ,953 Gangguan Pribadi-2 40,55 39,119 ,813 ,951 Gangguan Pribadi-3 40,50 39,230 ,666 ,956 Gangguan Pribadi-4 40,76 38,834 ,878 ,949 Gangguan Pribadi-5 40,55 41,281 ,592 ,957 Gangguan Pribadi-6 40,71 39,076 ,805 ,951 Gangguan Pribadi-7 40,61 38,570 ,909 ,948 Gangguan Pribadi-8 40,89 39,124 ,837 ,950 Gangguan Pribadi-9 40,76 38,834 ,878 ,949 Gangguan Pribadi-10 40,55 41,281 ,592 ,957 Gangguan Pribadi-11 40,71 39,076 ,805 ,951 Gangguan Pribadi-12 40,61 38,570 ,909 ,948
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items 44,34 46,772 6,839 12
Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N %
Valid 38 100,0Excluded(a) 0 ,0
Cases
Total 38 100,0a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,911 8 Item Statistics Mean Std. Deviation N Gangguan Ekstern-1 3,55 ,555 38Gangguan Ekstern-2 3,79 ,664 38Gangguan Ekstern-3 3,71 ,611 38Gangguan Ekstern-4 3,74 ,685 38Gangguan Ekstern-5 3,47 ,557 38Gangguan Ekstern-6 3,74 ,724 38Gangguan Ekstern-7 3,68 ,702 38Gangguan Ekstern-8 3,68 ,620 38
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted Gangguan Ekstern-1 25,82 12,641 ,834 ,890 Gangguan Ekstern-2 25,58 12,088 ,803 ,891 Gangguan Ekstern-3 25,66 12,610 ,750 ,896 Gangguan Ekstern-4 25,63 13,698 ,408 ,925 Gangguan Ekstern-5 25,89 13,070 ,710 ,900 Gangguan Ekstern-6 25,63 11,644 ,824 ,888 Gangguan Ekstern-7 25,68 12,168 ,731 ,897 Gangguan Ekstern-8 25,68 12,817 ,685 ,901
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items 29,37 16,239 4,030 8
Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N %
Valid 38 100,0Excluded(a) 0 ,0
Cases
Total 38 100,0a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,633 2 Item Statistics Mean Std. Deviation N Gangguan Organisasi-1 3,63 ,589 38Gangguan Organisasi-2 3,47 ,557 38
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted Gangguan Organisasi-1 3,47 ,310 ,464 .(a)Gangguan Organisasi-2 3,63 ,347 ,464 .(a)
a The value is negative due to a negative average covariance among items. This violates reliability model assumptions. You may want to check item codings. Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items 7,11 ,962 ,981 2
Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N %
Valid 38 100,0Excluded(a) 0 ,0
Cases
Total 38 100,0a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,842 6 Item Statistics Mean Std. Deviation N Independensi Pemeriksa-1 3,45 ,504 38
Independensi Pemeriksa-2 3,71 ,694 38
Independensi Pemeriksa-3 3,63 ,675 38
Independensi Pemeriksa-4 3,50 ,647 38
Independensi Pemeriksa-5 3,84 ,855 38
Independensi Pemeriksa-6 3,71 ,611 38
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted Independensi Pemeriksa-1 21,95 8,862 ,521 ,832
Independensi Pemeriksa-2 21,68 7,789 ,621 ,817
Independensi Pemeriksa-3 21,76 7,699 ,674 ,808
Independensi Pemeriksa-4 21,89 7,448 ,796 ,789
Independensi Pemeriksa-5 21,55 7,497 ,523 ,842
Independensi Pemeriksa-6 21,68 7,573 ,812 ,789
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items 25,39 10,678 3,268 6
LAMPIRAN 5 Regression Descriptive Statistics Mean Std. Deviation N Independensi Pemeriksa 3,6278 ,46681 38Gangguan Pribadi 3,6952 ,56992 38Gangguan Ekstern 3,6743 ,50549 38Gangguan Organisasi 3,5526 ,49030 38
Correlations
Independensi
Pemeriksa Gangguan
Pribadi Gangguan
Ekstern Gangguan Organisasi
Pearson Correlation Independensi Pemeriksa 1,000 ,590 ,753 ,830 Gangguan Pribadi ,590 1,000 ,501 ,393 Gangguan Ekstern ,753 ,501 1,000 ,684 Gangguan Organisasi ,830 ,393 ,684 1,000Sig. (1-tailed) Independensi Pemeriksa . ,000 ,000 ,000 Gangguan Pribadi ,000 . ,001 ,007 Gangguan Ekstern ,000 ,001 . ,000 Gangguan Organisasi ,000 ,007 ,000 .N Independensi Pemeriksa 38 38 38 38 Gangguan Pribadi 38 38 38 38 Gangguan Ekstern 38 38 38 38 Gangguan Organisasi 38 38 38 38
Variables Entered/Removed(b)
Model Variables Entered
Variables Removed Method
1 Gangguan Organisasi, Gangguan Pribadi, Gangguan Ekstern(a)
. Enter
a All requested variables entered. b Dependent Variable: Independensi Pemeriksa
Model Summary(b)
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
1 ,893(a) ,798 ,780 ,21876 1,962 a Predictors: (Constant), Gangguan Organisasi, Gangguan Pribadi, Gangguan Ekstern b Dependent Variable: Independensi Pemeriksa ANOVA(b)
Model Sum of
Squares df Mean Square F Sig. Regression 6,436 3 2,145 44,830 ,000(a)Residual 1,627 34 ,048
1
Total 8,063 37 a Predictors: (Constant), Gangguan Organisasi, Gangguan Pribadi, Gangguan Ekstern b Dependent Variable: Independensi Pemeriksa Residuals Statistics(a) Minimum Maximum Mean Std. Deviation N Predicted Value 3,0666 4,5314 3,6278 ,41706 38Std. Predicted Value -1,346 2,167 ,000 1,000 38Standard Error of Predicted Value ,042 ,146 ,067 ,023 38
Adjusted Predicted Value 3,0725 4,5609 3,6329 ,42582 38Residual -,32817 ,55282 ,00000 ,20970 38Std. Residual -1,500 2,527 ,000 ,959 38Stud. Residual -1,944 2,600 -,010 1,026 38Deleted Residual -,57184 ,58521 -,00511 ,24333 38Stud. Deleted Residual -2,031 2,862 ,002 1,064 38Mahal. Distance ,368 15,569 2,921 3,050 38Cook's Distance ,000 ,764 ,045 ,126 38Centered Leverage Value ,010 ,421 ,079 ,082 38
a Dependent Variable: Independensi Pemeriksa
Coefficientsa
,144 ,307 ,470 ,641 -,479 ,768,201 ,073 ,246 2,751 ,009 ,053 ,350 ,744 1,344,222 ,104 ,240 2,133 ,040 ,010 ,433 ,468 2,137,542 ,101 ,569 5,368 ,000 ,337 ,747 ,528 1,893
(Constant)Gangguan PribadiGangguan EksternGangguan Organis
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig. Lower BoundUpper Bound5% Confidence Interval for
Tolerance VIFCollinearity Statistics
Dependent Variable: Independensi Pemeriksaa.
Collinearity Diagnosticsa
3,971 1,000 ,00 ,00 ,00 ,00,013 17,186 ,01 ,86 ,04 ,17,010 19,857 ,98 ,06 ,12 ,08,005 26,903 ,01 ,07 ,84 ,75
Dimension1234
Model1
EigenvalueCondition
Index (Constant)Gangguan
PribadiGangguan
EksternGangguanOrganisasi
Variance Proportions
Dependent Variable: Independensi Pemeriksaa.
Charts
Regression Standardized Residual3210-1-2-3
Freq
uenc
y
15
10
5
0
Histogram
Dependent Variable: Independensi Pemeriksa
Mean =-8.29E-16�Std. Dev. =0.959�
N =38
Observed Cum Prob1.00.80.60.40.20.0
Expe
cted
Cum
Pro
b
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Independensi Pemeriksa
Regression Studentized Residual3210-1-2
Reg
ress
ion
Stan
dard
ized
Pre
dict
ed
Valu
e
3
2
1
0
-1
-2
Scatterplot
Dependent Variable: Independensi Pemeriksa