Pemilu Sarana Pelaksanaan Demokrasi Pancasila

Oleh Musni UmarSosiolog, Ketua Gerakan Nelayan Tani

Indonesia (GANTI)

Dalam sila keempat dari Pancasila yaitu Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, memberi arah dan petunjuk bahwa bangsa Indonesia menganut asas demokrasi.

Dalam demokrasi, yang berdaulat atau berkuasa adalah rakyat. Untuk memberi landasan yang kuat bagi bangsa Indonesia, maka dalam UUD Bab I tentang Bentuk dan Kedaulatan, Pasal 1 ayat (2) ditegaskan bahwa “Kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar”.

Selanjutnya dalam ayat (3) dikemukakan bahwa “Negara Indonesia adalah negara hukum”.

Dari dua ayat dalam pasal 1 UUD Negara Republik Indonesia dapat diambil kesimpulan bahwa Indonesia adalah negara yang berlandaskan “demokrasi”, yaitu yang berkuasa (berdaulat) adalah rakyat.

Selain itu, ditegaskan pula bahwa Indonesia bukan negara kekuasaan, tetapi adalah negara hukum.

Arti Kedaulatan Rakyat

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa arti daulat ialah kekuasaan, pemerintahan. Kedaulatan berarti kekuasaan tertinggi pemerintahan negara, daerah.

Kedaulatan rakyat berarti kekuasaan tertinggi ada pada rakyat. Lantas apa hubungannya dengan kata “demokrasi” yang sudah lazim dipergunakan bangsa Indonesia. “Demokrasi” adalah kata lain dari kedaulatan rakyat.

Menurut Wikipedia Ensiklopedia Beas bahwa demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang semua warga negaranya memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi—baik secara langsung atau melalui perwakilan—dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum. Demokrasi mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang memungkinkan adanya praktik kebebasan politik secara bebas dan setara.

Kata demokrasi berasal dari bahasa Yunani dēmokratía "kekuasaan rakyat", yaitu dêmos "rakyat" dan kratos "kekuatan" atau "kekuasaan".

Cara Mewujudkan kedaulatan Rakyat

Di dalam pasal 1 ayat (2) UUD Negara Republik Indonesia sebagaimana telah dikemukakan diatas bahwa kedaulatan adalah ditangan rakyat.

Untuk mewujudkan kedaulatan rakyat, maka dilaksanakan Pemilihan umum (pemilu). Melalui pemilu legislatif, rakyat mewujudkan kedaulatannya dengan memilih wakil-wakilnya untuk duduk di parlemen pada semua tingkatan.

Begitu pula melalui pemilu Presiden, rakyat mewujudkan kedaulatannya (kekuasaannya) dengan memilih Presiden dan Wakil Presiden RI yang akan menjalankan pemerintahan selama lima tahun

Dengan demikian, pemilu adalah sarana untuk mewujudkan kedaulatan rakyat.

Supaya pelaksanaan kedaulatan rakyat menjamin bahwa rakyat benar-benar berdaulat (berkuasa), maka dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ditetapkan dalam Bab VIIB Pemilihan Umum Pasal 22E ayat (1) dengan tegas dikemukakan bahwa Pemilihan Umum dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil setiap lima tahun sekali.

Selanjutnya ditetapkan dalam ayat (2) bahwa Pemilihan umum diselenggarakan untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

Kejahatan Demokrasi

Dalam debat di ILC TV ONE pada 29 April 2014 yang disiarkan secara live di seluruh Indonesia, saya sebagai salah satu narasumber mengemukakan keprihatinan yang mendalam atas terjadinya kecurangan secara masif dalam pelaksanaan pemilu legislatif 9 April 2014.

Kecurangan dalam pelaksanaan pemilu legislatif dengan politik uang yang dilaksanakan antara caleg dan tim suksesnya dengan rakyat sebagai pemilik kedaulatan, dan antara caleg dan tim suksesnya dengan para penyelenggara pemilu di semuan tingkatan, saya tegaskan adalah merupakan kejahatan demokrasi karena melanggar Bab VIIB Pasal (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 bahwa pemilihan umun dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.

Jual Beli Suara

Kecurangan pemilu dengan politik uang merupakan bentuk pelanggaran yang nyata terhadap amanat UUD tersebut, sehingga harus dikecam, ditindak dan dihukum berat karena merupakan bentuk pengkhiatan terhadap demokrasi.

Pemerintahan rakyat, yaitu yang berasal dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat, mustahil terwujud jika terjadi kecurangan apalagi kecurangan yang masif dalam pemilu.

Demikian pokok-pokok pikiran sebagai bahan dialog dalam program kegiatan yang dilaksanakan Kesbangpol Jakarta Selatan, 5 Mei 2014, Hotel Grand Mutiara,Cipayung, Bogor, Jawa Barat.

Jakarta, 30 April 2014