musni umar: kiat meningkatkan kualitas partai politik dan ormas untuk meraih dukungan publik

16

Upload: musniumar

Post on 14-Dec-2014

554 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Musni Umar: Kiat Meningkatkan Kualitas Partai Politik dan Ormas untuk Meraih Dukungan Publik
Page 2: Musni Umar: Kiat Meningkatkan Kualitas Partai Politik dan Ormas untuk Meraih Dukungan Publik

Kiat Meningkatkan Kualitas Partai Politik dan Ormas untuk Meraih

Dukungan Publik Oleh Musni Umar

Sosiolog, Direktur Eksekutif Institute for Social Empowerment and Democracy (INSED)

Page 3: Musni Umar: Kiat Meningkatkan Kualitas Partai Politik dan Ormas untuk Meraih Dukungan Publik

Pengantar Partai politik (parpol) dan organisasi kemasyarakatan (ormas) dalam

Negara demokrasi merupakan pilar demokrasi. Keberadaan parpol dan ormas merupakan condition sine qua non (syarat mutlak). Maka dapat dikatakan bahwa parpol dan ormas merupakan instrument demokrasi, sehingga tanpa parpol dan ormas sulit dikatakan ada demokrasi.

Akan tetapi publik Indonesia saat ini sangat alergi dengan partai politik pada khususnya. Penyebabnya banyak sekal diantaranya kasus korupsi yang dilakukan para aktivis partai politik. Laporan Transparancy International Indonesia (TII) yang dikemukakan Adnan Pandu Praja, Komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bahwa Kepolisian, Dewan Rerwakilan Rakyat, dan Pengadilan, secara berurutan menjadi lembaga negara terkorup di Indonesia (16/9/2013), merupakan tamparan untuk kesekian kalinya bagi parlemen Indonesia (DPR RI) yang para anggotanya adalah dari berbagai partai politik dan ormas.

Page 4: Musni Umar: Kiat Meningkatkan Kualitas Partai Politik dan Ormas untuk Meraih Dukungan Publik

Selain itu, berbagai pemberitaan media terhadap DPR RI, di mana para anggotnya adalah aktivis partai politik, malas menghadiri rapat paripurna, dan rapat komisi DPR, serta banyak pengurus dan anggota partai politik dan ormas yang duduk di parlemen (DPR) melakukan korupsi dan sudah di vonis bersalah, serta mereka yang sudah ditahan oleh KPK atau Kejaksaan, dan mereka yang sudah dijadikan tersangka melakukan tindak pidana korupsi, dan banyak anggota DPR disebut 5 D (Datang, Duduk, Dengar, Diam, Duit), telah semakin memberi citra negatif dan menenggelamkan nama baik parlemen Indonesia di mata publik. Akan tetapi mereka itu, sekitar 90 anggota parlemen sekarang, masih mencalonkan kembali untuk dipilih oleh rakyat dalam pemilu 2014.

Page 5: Musni Umar: Kiat Meningkatkan Kualitas Partai Politik dan Ormas untuk Meraih Dukungan Publik

Permasalahan Parpol dan Ormas

Pengamat politik LIPI Syamsuddin Haris dalam Sarasehan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dengan Media Massa, LSM, dan Ormas bertajuk "KPU Menyongsong Pemilu 2014" di Jakarta, Senin (28/1/2011) mengemukakan “1.001 Masalah Partai Politik” (Kompas.com, Senin, 28 Februari 2011 | 12:44 WIB). Dia menegaskan bahwa Undang-Undang Partai Politik boleh saja berganti setiap musim pemilihan umum. Syarat pendirian parpol pun dipandang semakin sulit. Namun, kontribusi parpol sebagai salah satu pilar demokrasi di Indonesia terhadap pembangunan dan kemajuan bangsa masih jauh panggang dari api. Partai politik dinilai masih gagal menyejahterakan rakyat.

Lebih lanjut dia mengatakan bahwa partai politik (parpol) telah berada di bumi Nusantara sejak puluhan tahun silam masih dililit persoalan klasik dan tak kunjung tuntas. Parpol dianggap masih memiliki problem ideologi, visi, dan haluan politik. "Ideologi bukan hanya tidak jelas dan tidak dirumuskan secara spesifik, tetapi juga sekadar dokumen tertulis untuk memenuhi persyaratan undang-undang".

Page 6: Musni Umar: Kiat Meningkatkan Kualitas Partai Politik dan Ormas untuk Meraih Dukungan Publik

Sebagian besar parpol juga dinilai tidak memiliki basis sosial yang jelas dan spesifik. Tak hanya itu, dari sisi komitmen, parpol dipandang hanya bekerja menjelang pemilu dan "tidur panjang" di antara dua pemilu sehingga tak terbangun format relasi yang melembaga dengan konstituen. Ada pula problem institusionalisasi dan representasi. "Parpol belum berfungsi sebagai 'jembatan' kepentingan rakyat dan pemerintah. Selain itu, suara keras dan 'vokal' parpol juga belum tentu merupakan suara dan aspirasi rakyat," katanya.

Selain itu, "Kepemimpinan personal lebih melembaga ketimbang kepemimpinan institusional. Dalam hal kaderisasi, sebagian besar parpol tidak memiliki sistem yang jelas sehingga sumber rekrutmen politik cenderung bersifat oligarki".

Page 7: Musni Umar: Kiat Meningkatkan Kualitas Partai Politik dan Ormas untuk Meraih Dukungan Publik

Problem relasi dengan konstituen pun dipandang masih saja terjadi. "Karena lemahnya komitmen ideologis, kepentingan (interest) belum menjadi dasar relasi antara parpol dan konstituen sehingga elite parpol cenderung mengingkari konstituen dengan cara transaksional, yakni membeli dukungan dan memanipulasi sentimen kultural, terutama agama, untuk memobilisasi dukungan". Juga dikemukakan bahwa problem moralitas pun masih melilit parpol. Pada masa lalu parpol merupakan wadah untuk mengabdi kepada bangsa, tetapi saat ini parpol dipandang menjadi sarana untuk mengambil kepentingan tertentu.

Permasalahan yang dialami parpol hampir mirip dengan ormas, kecuali Muhammadiyah dan mungkin juga NU yang sudah mampu mandiri.

Page 8: Musni Umar: Kiat Meningkatkan Kualitas Partai Politik dan Ormas untuk Meraih Dukungan Publik

Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa permasalahan partai politik dan ormas dapat diperincikan:

1) Kepemimpinan 2) Rekrutmen kader dan kaderisasi 3) Relasi dengan rakyat 4) Pendanaan 5) Wadah perjuangan Kepemimpinan partai politik dan ormas masih menghadapi

permasalahan. Penyebabnya, pertama, proses pemilihan ketua umum parpol pada khususnya sarat dengan politik uang, kecuali beberapa partai yang tidak melakukannya seperti PDIP, PKS dan ……?

Kedua, pemimpin partai politik dan ormas sekarang pada umumnya tidak berasal dari bawah, sehingga kurang berpengalaman dan kurang berakar kuat di bawah.

Ketiga, kepemimpinan parpol dan juga ormas bersifat oligarki, hanya dikendalikan ketua umum dan orang-orang dekatnya.

Keempat, pengelolaan manajemen parpol dan ormas belum berdasarkan planning, organizing, actuating, controlling (POAC).

Page 9: Musni Umar: Kiat Meningkatkan Kualitas Partai Politik dan Ormas untuk Meraih Dukungan Publik

Permasalahan lain partai politik dan ormas adalah rekrutmen kader dan

kaderisasi. Pemimpin dan para pengurus, banyak yang tidak melalui rekrutmen yang wajar dan rasional. Hanya karena memiliki dana yang besar dapat terpilih menjadi ketua umum, yang kemudian merekrut teman-teman dekat untuk menjadi pengurus teras parpol atau ormas. Tidak jelas kriteria seseorang bisa menjadi kader, pengurus dan ketua umum, sehingga banyak kader yang sudah lama di partai politik misalnya putus asa karena kurang uang dan tidak punya akses kepada ketua umum dan pengurus teras, kehilangan harapan untuk berkembang dan maju. Masalah rekrutmen dan kaderisasi merupakan titik lemah untuk meningkatkan performance parpol dan ormas.

Selain itu, parpol dan ormas memiliki pula permasalahan relasi dengan rakyat. Demokrasi yang diamalkan parpol dan ormas sekarang, tidak lebih dan tidak kurang adalah dari rakyat, oleh elit untuk elit. Para pemilik modal yang menguasai parpol dan ormas, kemudian mengoptasi parpol-ormas dan menjadikan demokrasi hanya sebagai sarana meraih kekuasaan dan semakin memperkaya diri sendiri dan kelompoknya. Rakyat tidak mendapatkan apa-apa dari partai politik dan ormas dalam demokrasi, kecuali menjelang pemilu/pemilukada, rakyat didatangi dengan sejumlah oleh-oleh dan diminta memilih calon yang sudah ditetapkan.

Page 10: Musni Umar: Kiat Meningkatkan Kualitas Partai Politik dan Ormas untuk Meraih Dukungan Publik

Permasalahan lain yang dihadapi adalah pendanaan partai politik dan Ormas. Masalah tersebut telah menyeret kader-kader parpol pada khususnya ke dalam pusaran korupsi dan sudah banyak yang masuk buih, karena terlibat dalam korupsi. Proyek APBN dan APBD paling sering dimainkan untuk mendapatkan dana tunai untuk kepentingan yang bersangkutan dan untuk dana partai politik dan ormas yang dipimpinnya.

Permasalahn terakhir, parpol dan ormas belum dijadikan sebagai sarana perjuangan dan pengabdian. Dalam kenyataan sekarang, hanya wadah untuk menjadi calon parlemen yang popular dengan sebutan caleg dan untuk bargaining (tawar-menawar) untuk duduk di pemerintahan.

Page 11: Musni Umar: Kiat Meningkatkan Kualitas Partai Politik dan Ormas untuk Meraih Dukungan Publik

Kiat Memajukan Parpol dan Ormas

Kalau mau memajukan parpol dan ormas, maka suka tidak suka dan mau tidak mau, harus memecahkan permasalahan yang dihadapi partai politik dengan kiat:

(1) Pemimpin yang dipilih adalah yang terbaik. (2) Rekrutmen kader melalui proses kaderisasi. (3) Pemihakan kepada rakyat jelata (wong cilik) (4) Partai politik dan ormas dibiayai oleh negara (5) Partai politik dan ormas wadah pengabdian

kepada bangsa dan Negara.

Page 12: Musni Umar: Kiat Meningkatkan Kualitas Partai Politik dan Ormas untuk Meraih Dukungan Publik

Kiat pertama untuk meningkatkan manajemen partai politik dan ormas

supaya bisa meraih dukungan publik, maka merupakan condition sine qua non (syarat mutlak) setiap parpol dan ormas supaya memilih ketua umum dan pengurus teras yang amanah, jujur, cerdas dan mampu berkomunikasi dan mengkomunikasikan pikiran dan memiliki pandangan untuk memajukan partai politik dan ormas yang dipimpinnya dan rakyat jelata yang menjadi anggota dan pendukung dari parpol dan ormas yang bersangkutan. Ini penting untuk menumbuhkan dan meraih kepercayaan (trust) dari masyarakat.

Kiat kedua yang sangat mendasar dan menentukan masa depan suatu parpol dan ormas ialah rekrutmen kader dan proses kaderisasi. Masalah SDM partai politik pada khususnya menjadi persoalan besar di Indonesia, karena setelah keluar peraturan yang melarang PNS menjadi anggota dan pengurus parpol, pada hal SDM yang siap pakai adalah dari PNS yang secara berkala mengikuti pendidikan dan peningkatan kualitas. Sementara anggota, kader dan pengurus parpol, sekarang sumbernya hanya dari swasta yang hampir tidak pernah mengikuti pendidikan untuk meningkatkan kualitas (SDM).

Page 13: Musni Umar: Kiat Meningkatkan Kualitas Partai Politik dan Ormas untuk Meraih Dukungan Publik

Kiat ketiga untuk meningkatkan manajemen partai politik dan ormas supaya meraih dukungan publik ialah memberi pemihakan kepada rakyat jelata untuk mengembangkan dan memajukan mereka. Pemihakan dengan memberi special treatment kepada rakyat jelata merupakan jalan yang harus ditempuh untuk meraih dukungan publik. Selama ini parpol dan ormas kurang memberi manfaat kepada rakyat jelata, sehingga rakyat frustrasi dan hilang kepercayaan terhadap parpol dan ormas. Contoh yang baik ditiru oleh parpol dan ormas ialah pemberdayaan dan pemihakan kepada pedagang kaki lima (PKL) yang dilakukan Gubernur Jokowi dan Wagub Ahok. Mereka menertibkan PKL dengan memindahkan ke suatu gedung. Setelah diberi tempat berdagang yang layak, dipromosikan, dilindungi, akan diberi modal kerja dan investasi dengan suku bunga murah, izin usaha dan lain sebagainya.

Page 14: Musni Umar: Kiat Meningkatkan Kualitas Partai Politik dan Ormas untuk Meraih Dukungan Publik

Kiat keempat, partai politik dan ormas dibiayai oleh Negara. Sudah merupakan kenyataan bahwa anggota parpol dan ormas belum mempunyai kemampuan membiayai parpol. Selama ini, anggaran biaya setiap parpol dan ormas ditanggung oleh para kader parpol dan ormas. Konsekuensinya, banyak parpol dan ormas kadernya terjerat kasus korupsi karena mereka harus mencari dana untuk biaya parpol dan ormasnya. Kalau parpol dibiayai Negara misalnya, maka secara otomatis akan berkurang kader parpol yang terlibat korupsi. Selain itu, para kader parpol bisa berkonsentrasi untuk meningkatkan kepedulian dan pemihakan kepada rakyat jelata yang masih susah.

Kiat kelima, berpartai adalah sarana untuk mengabdikan diri kepada kemajuan rakyat, bangsa dan Negara. Sudah otomatis kalau rakyat maju, maka para wakil rakyat akan turut maju dan sejahtera. Melalui pengabdian, rakyat akan maju, sejahtera dan damai.

Page 15: Musni Umar: Kiat Meningkatkan Kualitas Partai Politik dan Ormas untuk Meraih Dukungan Publik

Kesimpulan

Mengamalkan kiat yang dikemukakan diatas merupakan cara yang jitu untuk meraih dukungan publik. Pengamalannya harus sepanjang masa bukan hanya menjelang pemilu, parpol dan ormas berbenah diri dan melakukan berbagai hal untuk mendapat simpati dan dukungan masyarakat.

Pepatah mengatakan “siapa menanam akan memanen” (man zara’a hashada). Kalau parpol dan ormas sejak lima tahun lalu sudah menanam berbagai kebaikan kepada masyarakat, maka setelah lima tahun, akan memanem hasilnya. Inilah yang kurang dilakukan parpol dan ormas sehingga masyarakat frustrasi dan apatis terhadap para pemimpinnya.

Untuk mencegah berlanjutnya frustrasi sosial, maka kita harus bersama memperbaiki parpol pada khususnya dengan memberi pencerahan, penyadaran dan pencerdasan kepada masyarakat bahwa perubahan dan perbaikan bisa bermula dari berpartispasi dalam pemilu dengan memilih parpol dan caleg yang baik.

Page 16: Musni Umar: Kiat Meningkatkan Kualitas Partai Politik dan Ormas untuk Meraih Dukungan Publik

Pemilihan umum (pemilu) merupakan sarana untuk mmilih wakil rakyat dan pemimpin pemerintahan dalam lima tahun mendatang.

Peningkatan kualitas manajemen partai politik dan ormas, bisa datang dari dalam parpol dan ormas dan bisa melalui rakyat lewat pemilu khususnya untuk memperbaiki parpol. Dua hal itu bisa dilakukan secara berbarengan, bisa sendiri-sendiri. Oleh karena, tidak banyak diharapkan dari pemimpin sekarang untuk melakukan perubahan dan restorasi, maka saatnya rakyat ambil alih perubahan dengan memilih pemimpin pemerintahan yang sederhana, tidak bermasalah, tulus, tegas dan berani. Selain itu, pilih caleg (calon legislative) yang diharapkan bisa amanah, jujur, dan berani memperjuangkan kemajuan masyarakat, bangsa dan Negara.

Semoga tulisan ini memberi manfaat dan kemajuan kepada masyarakat, bangsa dan Negara melalui Peningkatan Kualitas Partai Politik dan Ormas di Indonesia.

* Tulisan ini adalah makalah singkat penulis bertajuk “Peningkatan Kualitas Parpol dan Ormas untuk Meriah Fukungan Publik”, yang dipresentasikan dalam program Kesbangpol Jakarta Utara, pada 26 September 2013 di Hotel Poencer Cipayung Bogor, Jawa Barat