muslimah beauty center di kota semarang dengan...
TRANSCRIPT
-
MUSLIMAH BEAUTY CENTER DI KOTA SEMARANG
DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR METAFORA
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN
DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR
PROYEK AKHIR ARSITEKTUR
Diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar
Sarjana Arsitektur Program Studi Teknik Arsitektur
Oleh
Dina Hanifa
NIM. 5112412068
PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2019
-
ii
-
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
LP3A dengan judul “Muslimah Beauty Center Di Semarang Dengan
Pendekatan Arsitektur Metafora” yang ditulis oleh Dina Hanifa dengan Nomor
Induk Mahasiswa (NIM) 5112412068 telah disetujui pembimbing untuk diajukan ke
Sidang Proyek Akhir Arsitektur pada :
Hari : Kamis
Tanggal : 09 Mei 2019
-
iv
PERNYATAAN
Saya atas nama Dina Hanifa menyatakan bahwa yang tertulis didalam
Landasan Konseptual Perencanaan Dan Perancangan dengan judul “Muslimah
Beauty Center Di Semarang Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” benar-
benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian
maupun seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam
Landasan Konseptual Perencanaan Dan Perancangan ini dikutip atau dirujuk
berdasarkan kode etik ilmiah.
-
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
Jangan pernah menunda-nunda untuk melakukan kebaikan, karena tidak
ada yang tau kita dapat bertemu hari esok atau tidak
Persembahan
Dengan mengucap syukur alhamdulillah kepada Allah SWT saya
persembahkan karya saya untuk orang-orang yang sangat saya sayangi yaitu
kedua orang tuaku yang selalu mendoakan, memberi semangat dan
membimbingku serta untuk kedua kakakku Khusnu Amalia dan Rifa Rahmatika
yang selalu mendoakan dan memberiku semangat.
-
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin, penulis memanjatkan puji dan syukur
kehadirat Allah SWT atas karunia dan rahmat yang telah dilimpahkan-Nya
sehingga penyusun dapat menyelesaikan Landasan Program Perencanaan dan
Perancangan Arsitektur (LP3A) Proyek Akhir Arsitektur dengan judul “Muslimah
Beauty Center Di Semarang Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini dengan
baik dan lancar tanpa terjadi suatu halangan apapun yang mungkin dapat
mengganggu proses penyusunan LP3A ini. Penyusun menyadari bahwa baik
dalam pengungkapan, penyajian dan pemilihan kata-kata maupun pembahasan
materi LP3A ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu dengan penuh
kerendahan hati penyusun mengharapkan kritik, saran dan segala bentuk
pengarahan dari semua pihak untuk perbaikan LP3A ini.
Pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Dr. Nur Qudus, M.T selaku Dekan Fakultas Teknik, Universitas Negeri
Semarang yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan Proyek
Akhir Arsitektur.
2. Bapak Teguh Prihanto S.T., M.T selaku ketua program studi S-1 Teknik
Arsitektur Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan
kesempatan untuk menyelesaikan Proyek Akhir Arsitektur ini dengan
baik.
3. Ibu Wiwit Setyowati S.T., M.Sc dan Ibu Lulut Indriyaningrum S.T., M.T
Sebagai dosen pembimbing yang selalu memberikan pengarahan dan
bimbingan dengan penuh kesabaran sehingga Proyek Akhir Arsitektur
ini dapat terselesaikan.
4. Bapak/Ibu Dosen program studi Teknik Arsitektur Fakultas teknik
Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ilmu kepadaku.
5. Pihak dari Susan SPA dan Calma SPA yang bersedia memberi ijin
survey bangunan, terimakasih atas kerjasamanya.
6. Bapak dan Ibu yang telah memberikan kasih sayang, cinta, do’a dan
dorongan semangat yang senantiasa mengiringi dalam setiap langkah
hidupku.
-
vii
7. Kakak-kakakku, Mbak Lia dan Mbak Rifa tersayang yang selalu
membantu dan memberi semangat serta do’a sehingga Proyek Akhir
Arsitektur ini dapat terselesaikan.
8. Teman-teman Arsitektur UNNES 2012, yang sama-sama berjuang di
bangku perkuliahan.
9. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Proyek Akhir
Arsitektur ini.
Semoga semua bantuan dan amal kebaikan yang telah diberikan kepada
penulis mendapatkan imbalan pahala dan keridhoan dari Allah SWT. Penulis
menyadari bahwa LP3A ini masih jauh dari sempurna dan sangat banyak
kekurangannya, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan demi sempurnanya LP3A ini. Harapan dari penulis semoga LP3A ini
dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan penulis khususnya.
-
viii
ABSTRAK
Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur
“Muslimah Beauty Center di Semarang
Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora”
Program Studi S1 Teknik Arsitektur – Jurusan Teknik Sipil
Universitas Negeri Semarang
Tahun 2019
Muslimah Beauty Center adalah suatu tempat yang memiliki fungsi sebagai
pusat kecantikan dan kebugaran yang khusus bagi para muslimah. Gaya hidup
masyarakat masa kini selalu dituntut untuk memperhatikan penampilan, tidak
hanya dalam berbusana, namun juga penampilan wajah dan tubuh untuk selalu
tampil sehat, segar dan bugar
Kota Semarang merupakan salah satu kota yang padat penduduknya, dan
sebagian besar masyarakatnya memeluk agama Islam. Di Kota Semarang
terdapat banyak sekali pusat kecantikan dan pusat kebugaran, tetapi dalam
kenyataannya wadah yang tersedia untuk perawatan kecantikan dan kebugaran
tubuh khusus muslimah dalam satu tempat di Kota Semarang masih belum ada.
Sebagai muslimah, selain membutuhkan perawatan kecantikan dan kebugaran
tubuhnya, dibutuhkan sarana yang sangat memperhatikan privasi sebagai
seorang muslimah. Karena aurat wanita tidak boleh dilihat oleh sembarang orang,
oleh karena itu pusat kecantikan dan kebugaran muslimah didesain untuk
menjaga privasi muslimah.
Konsep yang digunakan dalam perencanaan dan perancangan Muslimah
Beauty Center ini adalah konsep arsitektur metafora. Penggunaan konsep
metafora ini yaitu berdasarkan karakter yang dimiliki oleh muslimah yang
kemudian diterapkan ke dalam desain.
Kata Kunci : Muslimah Beauty Center, Pusat Kecantikan Muslimah,
Semarang, Arsitektur Metafora
-
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
PENGESAHAN .............................................................................................. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iii
PERNYATAAN .............................................................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................... v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Permasalahan ................................................................................. 4
1.2.1 Permasalahan Umum ............................................................. 3
1.2.2 Permasalahan Khusus ........................................................... 3
1.3 Maksud dan Tujuan ....................................................................... 3
1.3.1 Maksud ................................................................................... 3
1.3.2 Tujuan ..................................................................................... 4
1.4 Manfaat ............................................................................................ 4
1.5 Lingkup Pembahasan .................................................................... 4
1.5.1 Ruang Lingkup Substansial ................................................... 4
1.5.2 Ruang lingkup Spasial ............................................................ 4
1.6 Metode Pembahasan ..................................................................... 4
1.6.1 Data Primer ............................................................................. 5
1.6.2 Data Sekunder ........................................................................ 5
1.7 Sistematika Pembahasan.............................................................. 7
1.8 Alur Pikir ......................................................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 11
2.1 Pemahaman Judul ......................................................................... 10
2.1.1 Pengertian Muslimah .............................................................. 10
2.1.2 Pengertian Beauty .................................................................. 10
-
x
2.1.3 Pengertian Center .................................................................. 10
2.1.4 Pengertian Muslimah Beauty Center ..................................... 10
2.2 Tinjauan Muslimah......................................................................... 11
2.2.1 Kewajiban Wanita Muslimah .................................................. 11
2.2.2 Karakter Wanita Muslimah ..................................................... 12
2.3 Tinjauan Beauty Center ................................................................. 13
2.3.1 Perkembangan Pusat Kecantikan .......................................... 13
2.3.2 Fasilitas Muslimah Beauty Center.......................................... 14
2.3.3 Persyaratan, Standard Perencanaan dan Perancangan Beauty
Center ..................................................................................... 19
2.4 Tinjauan Arsitektur Metafora ........................................................ 27
2.4.1 Pengertian Arsitektur Metafora .............................................. 27
2.4.2 Metoda Perancangan Arsitektur Metafora ............................. 31
2.4.3 Aplikasi Arsitektur Metafora.................................................... 32
2.5 Studi Kasus Bangunan dengan Fungsi Sejenis ........................ 35
2.5.1 Susan SPA & Resort .............................................................. 35
2.5.2 Calma SPA ............................................................................. 42
2.6 Studi Kasus Bangunan dengan Konsep Arsitektur Metafora .. 46
BAB III TINJAUAN KOTA SEMARANG ...................................................... 55
3.1 Perkembangan dan Pertumbuhan Kota Semarang ................... 55
3.2 Tinjauan Perencanaan ................................................................... 56
3.2.1 Tinjauan Fisik Kota Semarang ............................................... 56
3.2.2 Perkembangan Perekonomian Perdagangan dan Jasa di Kota
Semarang ............................................................................... 57
3.2.3 Pembagian Tata Guna Lahan Kota Semarang...................... 58
3.3 Tinjauan Site Perencanaan Muslimah Beauty Center ............... 60
3.3.1 Persyaratan Lokasi Muslimah Beauty Center........................ 61
3.3.2 Lokasi Berpotensi untuk Muslimah Beauty Center ................ 61
3.3.3 BWK Terpilih ........................................................................... 64
3.4 Tinjauan Site ................................................................................... 66
3.4.1 Kriteria Pemilihan Site ............................................................ 66
3.4.2 Alternatif Site .......................................................................... 68
3.4.3 Scoring Site ............................................................................ 80
-
xi
3.4.4 Site Terpilih ............................................................................. 83
BAB IV PENDEKATAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN MUSLIMAH
BEAUTY CENTER......................................................................................... 88
4.1 Dasar Pendekatan .......................................................................... 88
4.2 Pendekatan Aspek Fungsional .................................................... 88
4.2.1 Pendekatan Pelaku Kegiatan ................................................. 88
4.2.2 Pendekatan Aktivitas dan Alur Sirkulasi ................................ 90
4.2.3 Pendekatan Kebutuhan Ruang .............................................. 94
4.2.4 Pendekatan Studi Besaran Ruang ........................................ 101
4.2.5 Pendekatan Hubungan Ruang .............................................. 114
4.3 Pendekatan Aspek Kontekstual ................................................... 118
4.3.1 Aksesibilitas/Pencapaian ........................................................ 118
4.3.2 Klimatologi .............................................................................. 118
4.3.3 Kebisingan .............................................................................. 119
4.4 Pendekatan Aspek Kinerja ........................................................... 120
4.4.1 Sistem Pemadam Kebakaran ................................................ 120
4.4.2 Sistem Transportasi ............................................................... 122
4.4.3 Sistem Pengkondisian Udara ................................................ 122
4.4.4 Sistem Pencahayaan ............................................................. 124
4.4.5 Sistem Penangkal Petir .......................................................... 125
4.4.6 Sistem Jaringan Listrik ........................................................... 128
4.4.7 Sistem Plumbing .................................................................... 129
4.4.8 Sistem Komunikasi................................................................. 131
4.4.9 Sistem Keamanan .................................................................. 132
4.5 Pendekatan Aspek Teknis ............................................................ 133
4.5.1 Sistem Modul .......................................................................... 133
4.5.2 Sistem Struktur ....................................................................... 133
4.6 Pendekatan Aspek Arsitektur ....................................................... 141
4.6.1 Analisis Tampilan Bangunan .................................................. 141
4.6.2 Analisis Bahan Bangunan ...................................................... 144
4.6.3 Analisis Warna Bangunan ...................................................... 149
-
xii
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN MUSLIMAH BEAUTY
CENTER ........................................................................................................ 151
5.1 Konsep Dasar Perancangan ...................................................... 151
5.2 Konsep Aspek Fungsional ......................................................... 151
5.2.1 Pelaku Kegiatan ..................................................................... 151
5.2.2 Aktivitas dan Alur Sirkulasi ..................................................... 153
5.2.3 Kebutuhan Ruang ................................................................... 157
5.2.4 Besaran Ruang ....................................................................... 164
5.2.5 Hubungan Ruang ................................................................... 168
5.3 Konsep Aspek Kontekstual ........................................................ 171
5.3.1 Site Rencana .......................................................................... 171
5.3.2 Zoning Site .............................................................................. 172
5.4 Konsep Aspek Kinerja ................................................................ 171
5.4.1 Sistem Pemadam Kebakaran ................................................ 172
5.4.2 Sistem Transportasi................................................................ 173
5.4.3 Sistem Pengkondisian Udara ................................................. 173
5.4.4 Sistem Pencahayaan ............................................................. 174
5.4.5 Sistem Penangkal Petir .......................................................... 175
5.4.6 Sistem Jaringan Listrik ........................................................... 176
5.4.7 Sistem Plumbing ..................................................................... 176
5.4.8 Sistem Komunikasi ................................................................. 177
5.4.9 Sistem Keamanan .................................................................. 177
5.5 Konsep Aspek Teknis ................................................................. 178
5.5.1 Sistem Modul .......................................................................... 178
5.5.2 Sistem Struktur ....................................................................... 178
5.6 Konsep Aspek Arsitektur ........................................................... 179
5.6.1 Tampilah Bangunan ............................................................... 179
5.6.2 Konsep Bahan Bangunan ...................................................... 182
5.6.3 Konsep Warna Bangunan ...................................................... 182
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 184
-
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Potensi Bagian Wilayah Kota Semarang ...................................... 58
Tabel 3.2 Scoring Site Alternatif 1 ................................................................. 80
Tabel 3.3 Scoring Site Alternatif 2 ................................................................. 81
Tabel 3.4 Scoring Site Alternatif 3 ................................................................. 82
Tabel 4.1 Analisis Daftar Pengelola .............................................................. 89
Tabel 4.2 Analisis Kelompok Kegiatan Penerimaan ..................................... 94
Tabel 4.3 Analisis Kelompok Kegiatan Utama .............................................. 94
Tabel 4.4 Analisis Kelompok Kegiatan Penunjang ....................................... 96
Tabel 4.5 Analisis Kelompok Kegiatan Pengelola ......................................... 96
Tabel 4.6 Analisis Kelompok Kegiatan Servis ............................................... 100
Tabel 4.7 Analisis Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Penerimaan ........... 102
Tabel 4.8 Analisis Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Utama .................... 103
Tabel 4.9 Analisis Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Penunjang ............. 106
Tabel 4.10 Analisis Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Pengelola ............ 108
Tabel 4.11 Analisis Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Servis .................. 112
Tabel 4.12 Analisis Rekapitulasi Besaran Ruang Muslimah Beauty Center
Semarang ....................................................................................................... 114
Tabel 4.13 Analisis Hubungan Ruang Makro ................................................ 115
Tabel 4.14 Analisis Hubungan Ruang Kelompok Kegiatan Penerimaan ..... 115
Tabel 4.15 Analisis Hubungan Ruang Kelompok Kegiatan Utama .............. 115
Tabel 4.16 Analisis Hubungan Ruang Kelompok Kegiatan Penunjang ........ 116
Tabel 4.17 Analisis Hubungan Ruang Kelompok Kegiatan Pengelola ......... 116
Tabel 4.18 Analisis Hubungan Ruang Kelompok Kegiatan Servis ............... 117
Tabel 4.19 Analisis Bentuk Metafora ............................................................. 141
Tabel 4.20 Bahan Bangunan Untuk Lantai ................................................... 144
Tabel 4.21 Bahan Bangunan Untuk Dinding ................................................. 145
Tabel 4.22 Bahan Bangunan Untuk Penutup Dinding .................................. 147
Tabel 4.21 Bahan Bangunan Untuk Langit-langit ......................................... 147
Tabel 4.25 Analisis Karakter Warna dalam Desain ....................................... 149
Tabel 5.1 Daftar Pengelola ............................................................................ 152
Tabel 5.2 Kebutuhan Ruang Kelompok Kegiatan Penerimaan .................... 157
-
xiv
Tabel 5.3 Kebutuhan Ruang Kelompok Kegiatan Utama ............................. 157
Tabel 5.4 Kebutuhan Ruang Kelompok Kegiatan Penunjang ...................... 159
Tabel 5.5 Kebutuhan Ruang Kelompok Kegiatan Pengelola ........................ 159
Tabel 5.6 Kebutuhan Ruang Kelompok Kegiatan Servis .............................. 163
Tabel 5.7 Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Penerimaan ........................ 164
Tabel 5.8 Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Utama ................................. 164
Table 5.9 Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Penunjang ........................... 165
Tabel 5.10 Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Pengelola .......................... 166
Tabel 5.11 Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Servis ................................ 166
Tabel 5.12 Rekapitulasi Besaran Ruang Muslimah Beauty Center Semarang
........................................................................................................................ 167
Tabel 5.13 Hubungan Ruang Makro ............................................................. 168
Table 5.14 Hubungan Ruang Kelompok Kegiatan Penerimaan ................... 169
Tabel 5.15 Hubungan Ruang Kelompok Kegiatan Utama ............................ 169
Tabel 5.16 Hubungan Ruang Kelompok Kegiatan Penunjang ..................... 169
Tabel 5.17 Hubungan Ruang Kelompok Kegiatan Pengelola....................... 170
Tabel 5.18 Hubungan Ruang Kelompok Kegiatan Servis ............................. 170
-
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Ruang Perawatan Tubuh ........................................................... 20
Gambar 2.2 Ruang Sauna ............................................................................. 21
Gambar 2.3 Ruang Berendam ....................................................................... 21
Gambar 2.4 Pos Penataan Rambut .............................................................. 23
Gambar 2.5 Pos Pengeringan Rambut ......................................................... 24
Gambar 2.6 Ruang Perawatan Tangan dan Kaki ......................................... 25
Gambar 2.7 Ruang Fitness ............................................................................ 26
Gambar 2.8 Nagoya City Art Museum ........................................................... 32
Gambar 2.9 Eksterior dan Efek Kinetis pada Prada House Nanjing ............ 33
Gambar 2.10 Sydney Opera House .............................................................. 34
Gambar 2.11 E.X Plaza ................................................................................. 35
Gambar 2.12 Susan Wallnes Center an SPA ............................................... 36
Gambar 2.13 Denah Susan SPA ................................................................... 37
Gambar 2.14 Ruang Resepsionis pada Susan SPA..................................... 38
Gambar 2.15 Ruang Tunggu pada Susan SPA ............................................ 38
Gambar 2.16 Ruang Mandi dan Berendam pada Susan SPA ..................... 39
Gambar 2.17 Ruang Facial pada Susan SPA ............................................... 40
Gambar 2.18 Couple Room pada Susan SPA .............................................. 40
Gambar 2.19 Single Room pada Susan SPA ............................................... 41
Gambar 2.20 Ruang Manicure Pedicure pada Susan SPA .......................... 41
Gambar 2.21 Ruang Salon pada Susan SPA ............................................... 42
Gambar 2.22 Ruang Creambath pada Susan SPA ...................................... 42
Gambar 2.23 Entrance Calma SPA di MG Suites Hotel ............................... 43
Gambar 2.24 Denah Calma SPA................................................................... 43
Gambar 2.25 Ruang Resepsionis dan Ruang Tunggu Calma SPA ............. 44
Gambar 2.26 Ruang Body Treatment Couple Calma SPA ........................... 44
Gambar 2.27 Ruang Body Treatment Single Calma SPA ........................... 45
Gambar 2.28 Ruang Jacuzzi & Sauna Calma SPA ...................................... 45
Gambar 2.29 Sketsa Rancangan Desain Satolas TGV Station .................... 47
Gambar 2.30 Bentuk kolom Satolas TGV Station ......................................... 47
-
xvi
Gambar 2.31 Bukaan Berupa Kaca sebagai Pencahayaan Alami Satolas TGV
Station ............................................................................................................ 48
Gambar 2.32 Fasad Bangunan Satolas TGV Station ................................... 48
Gambar 2.33 Tampak Depan Satolas TGV Station ...................................... 49
Gambar 2.34 Tampak Belakang Satolas TGV Station ................................. 49
Gambar 2.35 Denah Satolas TGV Station .................................................... 50
Gambar 2.36 Tampak Satolas TGV Station .................................................. 50
Gambar 2.37 Fungsi Bangunan Satolas TGV Station .................................. 51
Gambar 2.38 Struktur Bangunan Satolas TGV Station ................................ 52
Gambar 2.39 Kantilever di dalam Aula Utama Satolas TGV Station ............ 54
Gambar 2.40 Aula utama Satolas TGV Station............................................. 54
Gambar 3.1 Peta Kota Semarang ................................................................. 56
Gambar 3.2 Peta Bagian Wilayah Kota (BWK) Semarang ........................... 58
Gambar 3.3 Peta BWK I ................................................................................ 62
Gambar 3.4 Peta BWK II ............................................................................... 63
Gambar 3.5 Peta BWK III .............................................................................. 64
Gambar 3.6 Batasan Site Alternatif 1 ............................................................ 68
Gambar 3.7 Site Alternatif 1 .......................................................................... 69
Gambar 3.8 Potongan Melintang Jalan Sultan Agung .................................. 69
Gambar 3.9 Potongan Melintang Jalan Tentara Pelajar ............................... 69
Gambar 3.10 Batasan Site Alternatif 2 ......................................................... 72
Gambar 3.11 Site Alternatif 2 ........................................................................ 73
Gambar 3.12 Potongan Melintang Jalan Sisingamangaraja......................... 73
Gambar 3.13 Potongan Melintang Jalan Klabat ........................................... 73
Gambar 3.14 Batasan Site Alternatif 3 .......................................................... 76
Gambar 3.15 Site Alternatif 3 ........................................................................ 77
Gambar 3.16 Potongan Melintang Jalan Letjen S Parman ........................... 77
Gambar 3.17 Potongan Melintang Jalan Sumbing ....................................... 78
Gambar 3.18 Batasan Site Terpilih .............................................................. 83
Gambar 3.19 Site Terpilih .............................................................................. 84
Gambar 3.20 Potongan Melintang Jalan Utama Site Terpilih ....................... 84
Gambar 3.21 Potongan Melintang Jalan Kedua Site Terpilih ....................... 84
Gambar 3.22 Aksesibilitas Site Terpilih ......................................................... 86
Gambar 3.23 Tingkat Kebisingan Site terpilih ............................................... 87
-
xvii
Gambar 4.1 Analisis Aktivitas dan Alur Sirkulasi Kegiatan Pengunjung ...... 90
Gambar 4.2 Analisis Aktivitas dan Alur Sirkulasi Kegiatan Pengunjung Perawatan
Kecantikan ...................................................................................................... 91
Gambar 4.3 Analisis Aktivitas dan Alur Sirkulasi Kegiatan Pengunjung Spa 91
Gambar 4.4 Analisis Aktivitas dan Alur Sirkulasi Kegiatan Pengunjung Kebugaran
........................................................................................................................ 92
Gambar 4.5 Analisis Aktivitas dan Alur Sirkulasi Pengelola Retail Pakaian Muslim
........................................................................................................................ 92
Gambar 4.6 Analisis Aktivitas dan Alur Sirkulasi Pengunjung Kajian Muslimah
........................................................................................................................ 92
Gambar 4.7 Analisis Aktivitas dan Alur Sirkulasi Kegiatan Pengelola .......... 93
Gambar 4.8 Analisis Aktivitas dan Alur Sirkulasi Kegiatan Servis ................ 93
Gambar 4.9 Gambar 4.9 Analisis Aksesibilitas ............................................. 118
Gambar 4.10 Analisis Klimatologi .................................................................. 119
Gambar 4.11 Analisis Kebisingan.................................................................. 120
Gambar 4.12 Fire Detector ........................................................................... 121
Gambar 4.13 Sprinkler ................................................................................... 121
Gambar 4.14 Hydrant .................................................................................... 121
Gambar 4.15 Fire Extinguisher ...................................................................... 121
Gambar 4.16 Cross Ventilation ...................................................................... 123
Gambar 4.17 Sistem Penangkal Petir Franklin ............................................ 126
Gambar 4.18 Sistem Penangkal Petir Faraday ............................................ 126
Gambar 4.19 Penangkal Petir Radius ........................................................... 127
Gambar 4.20 Penangkal Petir Neoflash ........................................................ 127
Gambar 4.21 Genset ..................................................................................... 129
Gambar 4.22 Up Feed Distribution ................................................................ 129
Gambar 4.23 Down Feed System ................................................................. 130
Gambar 4.24 Sistem Keamanan ................................................................... 132
Gambar 4.25 Pondasi Batu Kali ................................................................... 134
Gambar 4.26 Pondasi Foot Plat .................................................................... 135
Gambar 4.27 Pondasi Tiang Pancang ......................................................... 136
Gambar 4.28 Pondasi Bored Pile ................................................................. 138
Gambar 4.29 Pondasi Sumuran .................................................................... 138
Gambar 4.30 Rangka Atap Baja Ringan ....................................................... 140
-
xviii
Gambar 4.31 Rangka Atap Baja Konvensional ............................................. 141
Gambar 5.1 Aktivitas dan Alur Sirkulasi Kegiatan Pengunjung .................... 153
Gambar 5.2 Aktivitas dan Alur Sirkulasi Kegiatan Pengunjung Perawatan
Kecantikan ...................................................................................................... 154
Gambar 5.3 Aktivitas dan Alur Sirkulasi Kegiatan Pengunjung Spa............. 154
Gambar 5.4 Aktivitas dan Alur Sirkulasi Kegiatan Pengunjung Kebugaran . 155
Gambar 5.5 Aktivitas dan Alur Sirkulasi Pengelola Retail Pakaian Muslim.. 155
Gambar 5.6 Aktivitas dan Alur Sirkulasi Pengunjung Kajian Muslimah ........ 155
Gambar 5.7 Aktivitas dan Alur Sirkulasi Kegiatan Pengelola ....................... 156
Gambar 5.8 Aktivitas dan Alur Sirkulasi Kegiatan Servis ............................. 156
Gambar 5.9 Site Rencana ............................................................................. 171
Gambar 5.10 Zoning Site Perencanaan ........................................................ 172
Gambar 5.11 Sistem Pemadam Kebakaran .................................................. 173
Gambar 5.12 Sistem Transportasi dalam Bangunan .................................... 173
Gambar 5.13 Sistem Cross Ventilation pada Bangunan .............................. 174
Gambar 5.14 Sistem Pencahayaan Alami pada Bangunan.......................... 174
Gambar 5.15 Skema Sistem Penangkal Petir ............................................... 175
Gambar 5.16 Sistem Jaringan Listrik ............................................................ 176
Gambar 5.17 Sistem Jaringan Air Bersih ...................................................... 176
Gambar 5.18 Sistem Jaringan Air Kotor ........................................................ 177
Gambar 5.19 Sistem Komunikasi .................................................................. 177
Gambar 5.20 Sistem Keamanan ................................................................... 178
Gambar 5.21 Konsep Bentuk Dasar Bangunan ........................................... 180
Gambar 5.22 Konsep Massa Bangunan ...................................................... 180
Gambar 5.23 Konsep Aksesibilitas Site ........................................................ 181
Gambar 5.24 Konsep Pembagian Zoning Bangunan ................................... 181
Gambar 5.25 Konsep Ketinggian Lantai Bangunan ...................................... 182
Gambar 5.26 Konsep Penggunaan Secondary Skin .................................... 182
Gambar 5.27 Konsep Motif Secondary Skin dengan Bentuk Daun .............. 183
Gambar 5.28 Konsep Motif Secondary Skin Ornament Islami ..................... 183
Gambar 5.29 Konsep Pedestrian Kawasan .................................................. 184
Gambar 5.30 Konsep Ruang Meditasi Outdoor ............................................ 184
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gaya hidup masyarakat masa kini selalu dituntut untuk memperhatikan
penampilan, tidak hanya dalam berbusana, namun juga penampilan wajah
dan tubuh untuk selalu tampil sehat, segar dan bugar. Bukan sekedar kulit saja
yang perlu diperhatikan, akan tetapi juga jiwa dan raga. Di zaman yang serba
modern ini, aktivitas dan rutinitas yang terjadi pada kebanyakan orang banyak
menimbulkan hal yang tidak menyenangkan dan membuat manusia menjadi
rentan akan stress. Stress dapat mengurangi kekebalan tubuh dan dapat
menyebabkan masalah lebih lanjut pada kesehatan. Hal ini dapat dialami oleh
pria maupun wanita. Tetapi tugas sebagai seorang wanita lebih berat, apalagi
seorang wanita yang memiliki pekerjaan dan sudah berumah tangga. Mereka
menghadapi situasi stress karena mereka melaksanakan peran ganda pada
saat yang sama, yaitu mengelola pekerjaan, keluarga, keuangan dan lain-lain
Wanita adalah makhluk yang diciptakan sebagai perhiasan yang paling
indah, baik di bumi maupun di surga nanti. Sudah sangat wajar jika wanita itu
suka berhias, karena wanita adalah perhiasan. Perhiasan itu indah tatkala
terlihat berkilau dan memukau, perhiasan emas, akan indah jika selalu
dibersihkan dan dipelihara agar tidak rusak dan retak, berbeda dengan wanita,
wanita adalah perhiasan yang sempurna, selain indah dari kelembutannya,
juga indah dari fisiknya. Oleh sebab itu, wanita selalu berusaha tampil indah
dan tampil cantik disetiap harinya. Kecantikan menjadi suatu aset terpenting
bagi sebagian besar wanita, terutama di era modern yang menuntut wanita
agar selalu tampil menarik setiap saat. Karena wanita dikenal sebagai
makhluk yang mencintai keindahan.
Muslimah adalah sebutan untuk wanita muslim, yaitu wanita yang
beragama islam. Muslimah merupakan sosok wanita yang anggun dan harus
dapat menjaga kecantikan dirinya namun tetap dengan memegang teguh
ajaran dan perintah dalam syariat Islam. Tujuan dari melakukan perawatan
adalah untuk mensyukuri nikmat Allah SWT dengan tidak melakukan
perubahan yang permanen. Sebagai seorang muslimah kita diwajibkan untuk
-
2
melaksanakan perintah Allah yaitu menutup aurat dari orang yang bukan
termasuk mahram kita, sebagaimana terdapat dalam salah satu firman-Nya,
yang artinya:
“Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan
istri-istri orang Mukmin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke
seluruh tubuh mereka”. (QS al-Ahzab: 59)
Beberapa tahun belakangan terjadi perkembangan yang sangat pesat
pada perempuan muslim Indonesia baik dari segi trend fashion, budaya,
perfilman, dan karakter. Kemunculan figur-figur publik yang tampil dengan
identitas diri sebagai seorang muslimah menyebabkan sebuah gelombang
trend untuk menunjukkan identitas diri sebagai seorang muslimah di segala
aspek kehidupan. Hal ini menyebabkan kebutuhan seorang wanita untuk
merawat atau merilekskan tubuhnya semakin bertambah, karena adanya rasa
kesadaran maupun keinginan untuk merawat kecantikan yang dimilikinya.
Kota Semarang merupakan salah satu kota yang padat penduduknya, dan
sebagian besar masyarakatnya memeluk agama Islam. Di Kota Semarang
terdapat banyak sekali pusat kecantikan dan pusat kebugaran, tetapi dalam
kenyataannya wadah yang tersedia untuk perawatan kecantikan dan
kebugaran tubuh khusus muslimah dalam satu tempat di Kota Semarang
masih belum ada. Dari 32 data pusat kecantikan dan kebugaran yang didata
oleh penulis, terdapat 12 klinik kecantikan, 9 body care, 3 salon dan body care,
serta 8 fitness center. Padahal antara kecantikan dan kebugaran mempunyai
hubungan yang saling terkait. Pusat kecantikan dan kebugaran merupakan
sarana yang menunjang muslimah untuk menikmati perawatan tubuh juga
kesehatan dan meningkatkan stamina sehingga dapat mengurangi stress.
Sebagai muslimah, selain membutuhkan perawatan kecantikan dan
kebugaran tubuhnya, dibutuhkan sarana yang sangat memperhatikan privasi
sebagai seorang muslimah. Karena aurat wanita tidak boleh dilihat oleh
sembarang orang, oleh karena itu pusat kecantikan dan kebugaran muslimah
didesain untuk menjaga privasi muslimah.
Dari uraian diatas, maka dibutuhkan pusat kecantikan dan kebugaran yang
khusus untuk muslimah dengan desain islami yang memperhatikan privasi-
-
3
privasi wanita muslimah. Hal ini bertujuan untuk memberikan kemudahan dan
kenyamanan kepada para wanita muslimah untuk menjaga dan merawat
kecantikan serta kebugaran tubuh dengan tetap berpegang teguh dengan
syariat Islam.
Perencanaan Muslimah Beauty Center ini menggunakan pendekatan
desain arsitektur metafora. Metafora merupakan bagian dari gaya bahasa
yang digunakan untuk menjelaskan sesuatu melalui persamaan dan
perbandingan. Istilah metafora berasal dari bahasa Yunani
metapherein. ”Meta” dapat diartikan sebagai memindahkan atau
berhubungan dengan perubahan. ”pherein” berarti mengandung atau
memuat. Jadi secara etimologi, metafora dapat diartikan sebagai pemindahan
makna yang dikandungnya kepada obyek atau konsep lain sehingga makna
tersebut terkandung pada obyek yang dikenakan baik melalui perbandingan
langsung maupun analogi.
1.2 PERMASALAHAN
1.2.1 Permasalahan Umum
Bagaimana merancang Muslimah Beauty Center menjadi satu tempat
untuk memenuhi kebutuhan perawatan kecantikan dan kebugaran
tubuh yang menarik dan nyaman dengan tetap menghargai privasi
seorang muslimah.
1.2.2 Permasalahan Khusus
Bagaimana menggabungkan beberapa fungsi bangunan untuk
perawatan kecantikan dan kebugaran khusus muslimah dengan
pendekatan arsitektur metafora agar dapat menjadi satu kesatuan
dalam satu wadah yang tetap dalam fungsinya masing-masing dan
menjadi paduan yang baik, serta memiliki nilai estetis.
1.3 MAKSUD DAN TUJUAN
1.3.1 Maksud
Maksud dari pembahasan ini adalah untuk mendapatkan suatu
Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A)
sebuah pusat kecantikan dan kebugaran khusus untuk muslimah yang
-
4
kemudian akan dijadikan pedoman dalam perencanaan dan
perancangan Muslimah Beauty Center
1.3.2 Tujuan
Tujuan pembahasan ini adalah memperoleh penyelesaian atas masalah
yang ada dan memperoleh suatu pedoman dalam penyusunan
Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Muslimah
Beauty Center
1.4 MANFAAT
(a) Untuk memenuhi persyaratan dalam menempuh Proyek Akhir Arsitektur
sebagai penentu kelulusan Sarjana Strata 1 (S1) pada Jurusan Teknik
Sipil Program Studi Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Negeri
Semarang 2016
(b) Sebagai landasan perencanaan dan perancangan Muslimah Beauty
Center yang diharapkan bisa menjadi tempat yang dapat memberikan
kemudahan dan kenyamanan kepada para wanita khususnya wanita
muslimah di Kota Semarang agar dapat menjaga dan merawat kecantikan
yang dimilikinya dengan hanya datang ke dalam satu tempat.
1.5 LINGKUP PEMBAHASAN
1.5.1 Ruang Lingkup Substansial
Lingkup pembahasan meliputi segala sesuatu yang berkaitan dengan
pusat kecantikan dan kebugaran muslimah dengan titik berat pada hal-
hal yang berkaitan dengan muslimah, beauty center, dan pendekatan
arsitektur metafora.
1.5.2 Ruang Lingkup Spasial
Perencanaan dan perancangan Muslimah Beauty Center terletak di
Kota Semarang.
1.6 METODE PEMBAHASAN
Metode pembahasan yang digunakan dalam penyusunan program dasar
perencanaan dan konsep perancangan arsitektur dengan judul “Perencanaan
Muslimah Beauty Center di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur
-
5
Metafora” adalah metode deskriptif dan analisis. Metode ini memaparkan,
menguraikan, dan menjelaskan mengenai design requirement (persyaratan
desain) dan design determinant (ketentuan desain) terhadap perencanaan
dan perancangan Muslimah Beauty Center berdasarkan karakter yang dimiliki
oleh muslimah. Sedangkan metode analisis ini adalah tentang bagaimana
menganalisis karakter yang dimiliki muslimah dan menerapkannya dalam
desain dengan pendekatan arsitektur metafora.
Hasil kesimpulan keseluruhan nantinya merupakan konsep dasar yang
digunakan dalam perencanaan dan perancangan Muslimah Beauty Center
sebagai landasan dalam desain grafis arsitektur.
Dalam pengumpulan data, akan diperoleh data yang kemudian akan
dikelompokkan ke dalam 2 kategori yaitu:
1.6.1 Data Primer
a. Observasi Lapangan
Dilakukan dengan cara pengamatan langsung di wilayah lokasi dan
tapak perencanaan dan perancangan Muslimah Beauty Center dan
studi banding.
b. Wawancara
Wawancara yang dilakukan dengan pihak pengelola serta berbagai
pihak-pihak yang terkait dalam perencanaan dan perancangan
Muslimah Beauty Center
1.6.2 Data Sekunder
Studi literatur melalui buku dan sumber-sumber tertulis mengenai
perencanaan dan perancangan pusat kecantikan dan kebugaran
khusus muslimah serta peraturan-peraturan yang terkait.
Berikut ini akan dibahas design requirement dan design determinant
yang berkaitan dengan perencanaan dan perancangan Muslimah
Beauty Center:
a. Pemilihan Lokasi dan Site
Pembahasan mengenai pemilihan lokasi dan site, dilakukan
dengan terlebih dahulu mengumpulkan data yang dibutuhkan
dalam penentuan suatu lokasi dan site yang layak sebagai
perencanaan dan perancangan Muslimah Beauty Center.
-
6
Adapun data yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1) Data tata guna lahan atau peruntukan lahan pada wilayah
perencanaan dan perancangan Muslimah Beauty Center.
2) Data potensi fisik geografis, topografi, iklim, persyaratan
bangunan yang dimiliki oleh lokasi dan site itu sendiri dan juga
terhadap lingkungan sekitarnya yang menunjang terhadap
perencanaan dan perancangan Muslimah Beauty Center.
Setelah memperoleh data dari beberapa alternatif site,
kemudian dianalisa dengan menggunakan nilai bobot terhadap
kriteria lokasi dan site yang telah ditentukan untuk kemudian
memberi scoring terhadap kriteria x nilai bobot dan site yang terpilih
diambil dari nilai yang terbesar.
b. Program Ruang
Pembahasan mengenai program ruang dilakukan dengan
terlebih dahulu mengumpulkan data yang berkaitan dengan
perencanaan dan perancangan Muslimah Beauty Center, yaitu
dilakukan dengan pengumpulan data mengenai pelaku ruang itu
sendiri beserta kegiatannya, dilakukan dengan observasi lapangan
baik dari studi kasus, serta dengan standar atau literatur
perencanaan dan perancangan Muslimah Beauty Center.
Persyaratan ruang yang didapat melalui studi kasus dengan
standar perencanaan dan perancangan Muslimah Beauty Center
sehingga dari hasil analisa terhadap kebutuhan dan persyaratan
ruang akan diperoleh program ruang yang akan digunakan pada
perencanaan dan perancangan Muslimah Beauty Center. Analisa
program ruang juga melibatkan hasil dari studi ruang pada objek
yang menjadi studi kasus apabila tidak adanya standar khusus pada
sumber referensi literature.
c. Penekanan Desain Arsitektur
Pembahasan mengenai penekanan desain arsitektur
dilakukan dengan observasi literatur yang menjelaskan ciri-ciri
bangunan yang sesuai dengan tema konsep pada bangunannya
-
7
yaitu arsitektur metafora. Adapun data yang dimaksud adalah
sebagai berikut :
1) Aspek kontekstual pada lokasi dan site terpilih dengan
pertimbangan keberadaan bangunan disekitarnya.
2) Literatur atau standar perencanaan dan perancangan Muslimah
Beauty Center.
3) Literatur yang memiliki konteks pendekatan arsitektur metafora
yang kemudian diterapkan kedalam desain Muslimah Beauty
Center tersebut
1.7 SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Secara garis besar sistematika pembahasan dalam penyusunan Landasan
Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur ini adalah sebagai berikut
:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakang, tujuan dan sasaran, manfaat,
ruang lingkup, metode pembahasan, sistematika pembahasan, serta
alur bahasan dan alur pikir.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Membahas tentang tinjauan umum dan segala sesuatu yang membahas
tentang pusat kecantikan dan kebugaran khusus muslimah
BAB III TINJAUAN LOKASI
Membahas tentang tentang gambaran umum pemilihan tapak berupa
data fisik dan non fisik, potensi dan kebijakan tata ruang pemilihan
tapak, gambaran khusus berupa data tentang batas wilayah dan
karakteristik tapak terpilih.
BAB IV PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
MUSLIMAH BEAUTY CENTER
Bab ini menjelaskan tentang uraian dasar-dasar pendekatan konsep
perencanaan dan perancangan awal dan analisis mengenai pendekatan
fungsional, pelaku dan aktivitasnya, kebutuhan jenis ruang, hubungan
kelompok ruang, sirkulasi, pendekatan kontekstual, optimaliasi lahan,
pendekatan besaran ruang, serta analisa pendekatan konsep
perancangan secara kinerja, teknis dan arsitektural.
-
8
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN MUSLIMAH
BEAUTY CENTER
Membahas tentang konsep dasar perencanaan dan perancangan yang
berisi program ruang dan kebutuhan luas tapak sebagai pedoman
perancangan fisik bangunan Muslimah Beauty Center.
-
9
1.8 ALUR PIKIR
TOR
Latar Belakang
Aktualita
• Perkembangan trend kecantikan, dan aktifitas muslimah sekarang ini
• Kebutuhan para wanita muslimah untuk mempercantik dan menjaga kebugaran tubuh
Urgensi
Kebutuhan akan suatu tempat khusus bagi para wanita muslimah yang memiliki beberapa fungsi
yaitu perawatan kecantikan dan kebugaran tubuh khusus muslimah.
Originalitas
• Di Kota Semarang belum ada wadah untuk muslimah yang dapat menampung kebutuhan
untuk merawat kecantikan dan kebugaran tubuh khusus muslimah dalam satu tempat.
• Perencanaan Muslimah Beauty Center ini menggunakan pendekatan desain arsitektur
metafora.
Studi Pustaka Studi Lapangan
Analisis
Analisis antara tinjauan pustaka dan data untuk memperoleh pendekatan aspek fungsional,
kontekstual, teknis, kinerja, dan arsitektural sebagai Landasan Perencanaan Muslimah Beauty
Center di Semarang
Aspek
Fungsional
Aspek
Kontekstual
Aspek
Kinerja
Aspek
Teknis
Aspek
Arsitektur
Pendekatan Perencanaan dan Perancangan
Muslimah Beauty Center di Semarang
Konsep Dasar dan Program Perencanaan dan
Perancangan Muslimah Beauty Center di
Semarang
Transformasi Desain
Pradesain
F
E
E
D
B
A
C
K
-
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pemahaman Judul
2.1.1 Pengertian Muslimah
Secara luas, muslimah adalah wanita yang menganut agama
Islam. Secara lebih khusus, muslimah merupakan wanita yang
menganut dan melaksanakan apa yang Allah perintahkan
kepadanya, dan menerapkan syariat-syariat Islam dalam berbagai
aspek kehidupan
2.1.2 Pengertian Beauty
Beauty (Kecantikan) Kecantikan merupakan perwujudan dari
keindahan luar dan dalam, dimana keindahan luar adalah
kecantikan fisik dan keindahan dalam adalah kecantikan batin.1
Pengertian kecantikan bukan sekedar kosmetik yang dipoleskan
saja melainkan merupakan penampilan pribadi wanita seutuhnya
yang didukung oleh pembinaan secara lahir batin yang dipadu
dengan keluwesan sikap dan perilaku diri.2
2.1.3 Pengertian Center (Pusat)
Menurut Kamus Oxford Advanced Learner’s Dictionary, pusat
adalah sebuah tempat dimana aktivitas-aktivitas tertentu
dikonsentrasikan. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahas
Indonesia, arti dari pusat adalah suatu tempat yang letaknya di
bagian tengah.
2.1.4 Pengertian Muslimah Beauty Center
Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa
Muslimah Beauty Center berarti suatu tempat yang digunakan
untuk merawat kecantikan khusus bagi para muslimah.
1Ning Harymawan, Hias Rias, Kecantikan dan Cara Memeliharanya, Bhatara Karya
Aksara, Jakarta, 1998 2BRA Mooryati Sudibyo, kecantikan Perempuan Timur, 1999
-
11
2.2 Tinjauan Muslimah
Wanita shalihah adalah idaman setiap orang. Harta yang paling
berharga, sebaik-baik perhiasan. Nabi Muhammad SAW bersabda yang
artinya ”Dunia seluruhnya adalah perhiasan. Dan sebaik-baik perhiasan
adalah wanita yang sholihah”
2.2.1 Kewajiban Wanita Muslimah
Sebagai seorang muslimah ada kewajiban yang harus dilaksanakan
di dalam kehidupannya, yaitu kewajiban yang sesuai dengan
perintah dan ajaran agama islam.
a. Wanita muslimah adalah wanita yang menutup auratnya. Wanita
hanya diperkenankan menampakan auratnya kepada mahram-
nya. Hukumnya adalah wajib bagi setiap wanita muslim
mengenakan jilbab. Dengan memakai jilbab, wanita tersebut
akan dikenali sebagai muslimah, wanita yang beragama Islam
yang mengenal nilai-nilai Islam, yang juga mentaati perintah
Allah. Selain itu dengan berhijab seorang perempuan secara
tidak langsung menghormati dirinya, menahan dari perbuatan
yang tidak pantas dilakukan seorang muslimah, dan menjaga
diri dari gangguann pandangan mata orang lain yang
mengagumi sosoknya. Karena itu mereka pun tidak diganggu.
b. Wanita muslimah adalah wanita yang menjalankan rukun islam.
Adapun rukun islam tersebut adalah:
1) Mengucap dua kalimah syahadah.
2) Mendirikan Sholat
3) Menunaikan zakat
4) Berpuasa di bulan Ramadhan.
5) Menunaikan haji di Mekah bagi yang mampu.
c. Wanita muslimah adalah wanita yang melaksanakan rukun
iman. Adapun rukun iman tersebut adalah :
1) Imah kepada Allah
2) Iman kepada Malaikat-malaikat Allah
3) Iman kepada Kitab-kitab Allah
4) Iman kepada Rasul-rasul Allah
5) Iman kepada Hari Akhir
http://hikmahkebersamaan.blogspot.co.id/2016/05/makna-mengucap-syahadat-bagi-umat-muslim.html
-
12
6) Iman kepada Qada dan Qadar, yaitu takdir yang baik dan
buruk
2.2.2 Karakter Wanita Muslimah
Muslimah yang baik adalah orang yang memiliki aqidah lurus dan
kuat yang mendorongnya untuk melaksanakan syariah yang
hanya ditunjukan pada Allah sehingga tergambar pilaku dan
akhlak terpuji pada dirinya. Berikut adalah beberapa karakter dari
wanita muslimah :
a. Wanita muslimah adalah wanita yang senantiasa mecari ilmu,
terutama adalah ilmu agama. Tujuan mencari ilmu agama ini
adalah mempelajari secara mendalam tentang hakikat agama
Islam, dan hubungannya dengan dinamika perkembangan yang
terus berlangsung. Serta memperlajari secara mendalam ajaran
dan aturan agama Islam yang harus dipatuhi dan dijalankan
oleh para wanita muslim dalam rangka menambah keimanan.
b. Wanita muslimah merupakan wanita yang lembut, baik dalam
tutur kata maupun sikap dan perbuatan. Lemah lembut bukan
berarti lemah gemulai, wanita muslimah yang mempunyai sifat
lemah lembut akan menjaga perbuatan dan tutur katanya saat
berbicara, tidak berkata kotor, dan tidak menyakiti perasaan
orang lain.
c. Wanita muslimah merupakan wanita yang rendah hati. Rendah
hati disini berarti tidak menyombongkan diri atas apa yang
dimilikinya. Karena semua yang kita miliki di dunia ini hanyalah
titipan Allah semata.
d. Wanita muslimah adalah wanita yang mau membantu sesama
dengan ikhlas. Ikhlas artinya tanpa pamrih atau tanpa
mengharapkan imbalan apapun kepada selain Allah SWT.
Mengerjakan sesuatu hanya mengharap ridho Allah.
e. Wanita muslimah adalah wanita yang senantiasa bersedekah.
Sedekah walaupun kecil nilainya tetapi sangat berharga di mata
Allah SWT. Sedekah tidak akan mengurangi rizki, justru akan
membuka pintu rizki bagi seseorang. Selain itu amalan sedekah
tidak akan putus walaupun orang tersebut sudah mati.
-
13
2.3 Tinjauan Beauty Center
2.3.1 Perkembangan Pusat Kecantikan
Wanita dan kecantikan merupakan dua hal yang tidak dapat
dipisahkan, Wanita Selalu Identik dengan Kecantikan. Begitupun
Sebaliknya, Kecantikan selalu identik dengan wanita. Hampir
semua wanita senang akan pujian yang berkenaan dengan
kecantikannya. Kecantikan merupakan dambaan bagi setiap wanita.
Kebanyakan diantara mereka menganggap bahwa penampilan fisik
merupakan faktor penting yang dapat menumbuhkan kebanggaan
dan rasa percaya diri mereka. Sangatlah manusiawi jika seorang
wanita memiliki keinginan untuk tampil cantik untuk dikagumi.
Bagaimanapun orang memahami dan mengartikan kecantikan,
kecantikan tetap memiliki tempat, peran dan fungsi tersendiri. Untuk
kecantikan fisik setiap wanita bisa menyiasatinya dengan berbagai
macam cara, dari yang tradisional sampai yang modern. Namun
perlu diingat, kecantikan fisik hanya sebagian terkecil dari
kecantikan hakiki dan sifatnya hanya sementara. Kecantikan fisik
akan memudar dan menyusut seiring berjalannya waktu dan
bertambahnya usia. Kecantikan yang abadi adalah kecantikan yang
berasal dari kepribadian dan hati. Itulah yang disebut dengan Inner
Beauty.
Perkembangan industri kecantikan sekarang ini sangat pesat.
Negara-negara maju dan berkembang pun mengikuti
perkembangan bisnis industri kecantikan yang sangat menjanjikan
bagi perusahaan. Indonesia pun tak mau kalah. Perkembangan
industry di Indonesia sangat berkembang dengan baik, bahkan
Indonesia adalah salah satu negara potensi besar dalam industri
kecantikan. Hal ini dikarenakan sebagian besar penduduk Indonesia
adalah wanita.
Industri kecantikan terus menunjukkan daya tariknya.
Pertumbuhan bisnis ini terus meningkat. Salah satu faktor yang
dapat membuat berkembangnya industri kecantikan adalah adanya
pertumbuhan daya beli masyarakat. Naiknya daya beli masyarakat
membuat mereka menjadi lebih memperhatikan penampilan.
-
14
Sekarang ini banyak sekali perusahaan yang bergerak di bidang
kecantikan yang menyebabkan persaingan bisnispun semakin
kompetitif.
Dengan potensi yang baik pada industri kecantikan, maka
perusahaan-perusahaan pun membuat berbagai jenis perawatan
kecantikan, seperti yang sekarang ini sudah banyak di pasaran
yaitu spa dan perawatan kulit. Dari kedua perawatan kecantikan
tersebut salah satu yang sekarang sedang marak diperbincangkan
adalah perawatan kulit. Perkembangan industri kecantikan akan
terus berkembang karena pola masyarakat yang berkembang yang
menginginkan sesuatu yang lebih baik untuk dirinya sendiri, yaitu
dengan mempercantik diri dengan datang ke pusat kecantikan.
Dari sekian banyak pusat kecantikan yang ada di Indonesia
jarang ditemukan pusat kecantikan yang khusus untuk wanita
muslimah. Padahal mayoritas penduduk Indonesia adalah pemeluk
agama islam. Hal ini merupakan potensi yang cukup bagus untuk
merencanakan sebuah pusat kecantikan yang khusus untuk para
wanita muslimah.
2.3.2 Fasilitas Muslimah Beauty Center
a. Fasilitas Utama
1) SPA
Spa merupakan suatu singkatan kata yang berasal dari
kala Solus Per Aqua (solus = pengobatan atau perawatan; per
= dengan; dan aqua = air). Berdasarkan arti kata tersebut
maka dapat dikatakan bahwa SPA adalah sistem pengobatan
atau perawatan dengan air atau dalam bahasa Inggris dikenal
sebagai Hydrotheraphy. Secara lebih rinci SPA
didefinisikan sebagai suatu cara penatalaksanaan kesehatan
dengan mempergunakan air dalam berbagai bentuk untuk
mengobati suatu penyakit atau untuk mempertahankan
kesehatan individu.
Berdasarkan paket program dan pemilihan lokasinya,
fasilitas SPA yang direncanakan untuk Muslimah Beauty
Center ini adalah jenis Day SPA. Fasilitas Day Spa sering
-
15
memanfaatkan lahan di daerah perkotaan. Oleh karena itu,
sirkulasi perawatan cepat, waktu kunjungnya pun relatif
pendek. Kebutuhan ruangnya relatif lebih sedikit, sehingga
kebutuhan luasan lahannya tidak terlalu besar dan dapat
diakomodasi dalam lahan-lahan di daerah perkotaan. Pada
dasarnya Day Spa merupakan perluasan dari salon dan
terletak di pusat kota. Keuntungan yang bisa didapatkan dari
Day Spa adalah melayani selama kurang lebih 1 jam. Tidak
hanya terbatas pada pelayanan 1 jam, spa jenis ini juga
menyediakan paket sehari atau setengah hari. Karena dapat
dilakukan hanya dalam waktu tidak lebih dari satu hari untuk
melakukan perawatan, maka disebut Day Spa.
Untuk SPA pada Muslimah Beauty Center ini terdiri dari
beberapa jenis perawatan, antara lain :
a) Perawatan Tubuh
(1) Body Massage
(2) Body Masker
(3) Body Scrub
(4) Body Wrap
(5) Belly Candle and Ear Candle
(6) Ratus (Body Aromatherapy)
b) Sauna dan Steam
c) Mandi dan Berendam
2) Salon Kecantikan
Salon merupakan tempat untuk melakukan perawatan
tubuh mulai dari rambut hingga ujung kaki. Beragam
perawatan ditawarkan misalnya : perawatan dan penataan
rambut (rebonding, smoothing, cat, keriting, gunting, hair spa,
creambath, hair mask), perawatan wajah (make up dan facial),
perawatan tangan dan kaki (manicure dan pedicure).
a) Perawatan wajah
Facial merupakan metode perawatan wajah yang bertujuan
untuk mengeluarkan kotoran dari dalam lapisan kulit dan
-
16
melepaskan sel-sel kulit mati sehingga wajah menjadi ceria
dan berseri.
b) Perawatan rambut
Rambut merupakan mahkota wanita, rambut pun
memerlukan perhatian dan perawatan khusus agar tetap
sehat dan indah, mengingat saat ini rambut telah menjadi
bagian yang tidak terpisahkan dari dunia kecantikan.
Keindahan rambut terletak pada kondisi rambut sehat,
kuat, dan tidak mudah rontok.
Perawatan rambut merupakan cara untuk memelihara
kulit kepala dan rambut agar sehat, perawatan rambut juga
bertujuan untuk memperbaiki rambut yang rusak akibat
faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal seperti
pengaruh sinar matahari, polusi, pelurusan, pengeritingan,
pewarnaan, dan penggunaan produk yang salah. Faktor
internal seperti ketidakseimbangan hormonal, kelelahan
fisik atau jiwa, dan kekurangan nutrisi. Jenis perawatan
yang ditawarkanpun beragam tergantung kebutuhan
konsumen, meliputi hair spa, hair mask, creambath, dan
semua yang berhubungan untuk membuat rambut menjadi
lebih indah.
c) Perawatan tangan dan kaki
Perawatan tangan dan kaki terdiri dari :
(1) Manicure dan Pedicure yaitu membersihkan kuku
tangan dan kaki sehingga terlihat bersih dan indah.
Manicure dan pedicure merupakan serangkaian
perawatan untuk mengatasi kelelahan dan bau tidak
sedap pada kaki, serta untuk merawat kulit dan kuku
pada kaki dan tangan agar tetap sehat, halus, dan
sedap dipandang.
(2) Nail polish, yaitu mengecat kuku tangan atau kaki agar
lebih indah.
(3) Hand and foot mask, yaitu masker untuk tangan atau
kaki agar terasa lebih lembut.
-
17
3) Pusat Kebugaran
Kebugaran jasmani merupakan kemampuan seseorang
untuk melakukan aktivitas tanpa mengalami kelelahan yang
berlebihan. Maksudnya, masih punya tenaga cadangan dan
selalu bersemangat untuk melakukan aktivitas yang lain.
(temukanpengertian.com)
Fasilitas yang ada di pusat kebugaran antara lain :
a) Fitness
Fitness adalah olahraga yang menggunakan berbagai
macam alat yang berfungsi untuk membentuk otot tubuh
menjadi kencang, karena itu ruang fitness membutuhkan
ruang yang cukup luas, hal ini agar para olahragawan
dapat bergerak dan menggunakan semua peralatan
dengan leluasa. Fitness dapat membantu dalam
pembentukan tubuh yang ideal, menjaga kesehatan tubuh,
serta membentuk otot tubuh agar kencang dan berbentuk
yang tentunya didampingi oleh tenaga ahli agar mencapai
hasil yang maksimal.
b) Aerobic
Senam aerobic merupakan salah satu alternatif untuk
menjaga kesehatan, kebugaran sekaligus menjaga
penampilan tubuh agar tetap ideal serta untuk menjaga
kesehatan jantung dan paru-paru. Senam ini dipercaya
dapat membentuk tubuh menjadi ideal sehingga banyak
diminati oleh kaum wanita.
Senam aerobic membutuhkan gerakan yang cukup sulit
dan banyak sehingga membutuhkan ruangan yang cukup
luas dan dilengkapi kaca dengan tujuan agar para peserta
dapat leluasa bergerak serta melihat dan menilai gerakan
masing-masing melalui kaca agar sesuai dengan
gerakan instruktur senam. Umumnya aerobik diikuti oleh
banyak peserta dan dipandun oleh instruktur senam.
-
18
c) Yoga
Yoga berasal dari bahasa Sansekerta berarti “penyatuan”,
yang bermakna “penyatuan dengan Sang Pencipta” menitik
beratkan pada meditasi memiliki pengaruh besar terhadap
kebugaran dan kecantikan karena dapat melancarkan
sirkulasi peredaran darah dan juga mampu mengurangi
ketegangan tubuh, pikiran, dan mental.
Secara horisontal yoga bertujuan untuk menyelaraskan
tubuh, pikiran, dan jiwa seseorang dengan keselarasan
yang alami. Sedangkan sacara vertikal yoga berarti
menyatukan kesadaran diri dengan Tuhan. Yoga adalah
sebuah ketrampilan yang memberikan dua disiplin praktek
yaitu gerak dan diam. Disiplin gerak berfungsi menguatkan
fisik, menghilangkan kekakuan sendi dan otot, serta
mengontrol kesehatan saraf dan kelenjar tubuh.
Yoga berfungsi untuk relaksasi atau mengistirahatkan
tubuh dan menenangkan pikiran. Dengan sikap fisik,
pernafasan yang terkendali, dan latihan yang dirancang,
seseorang dapat mencapai kedamaian jiwa dan energi
kehidupan tersalur dalam pikiran dan jiwanya.
b. Fasilitas Penunjang
1) Ruang Kajian Muslimah
Kecantikan tidak hanya sebatas kecantikan fisik atau
kecantikan yang dapat dilihat secara visual. Sebagai muslimah
kecantikan batin juga diperlukan agar tercipta keseimbangan
antara kecantikan lahir maupun batin. Untuk itu fasilitas ruang
kajian muslimah diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
tersebut.
2) Retail Pakaian Muslim
Pada Muslimah Beauty Center juga terdapat retail-retail yang
menjual pakaian-pakaian islami. Retail pakaian muslim ini
merupakan fasilitas publik. Tidak hanya menjual pakaian untuk
para wanita muslimah saja, tetapi juga menyediakan pakaian
untuk pria muslim dan anak-anak.
-
19
3) Café
Selain ruang kajian muslimah dan retail pakaian muslim,
terdapat café sebagai fasilitas penunjang pada bangunan ini.
Café ini merupakan fasilitas publik yang tersedia untuk
siapapun yang datang berkunjung ke Muslimah Beauty
Center.
4) Children Playground
Children Playground merupakan fasilitas penunjang untuk
anak-anak yang berupa taman bermain indoor dan outdoor.
Fasilitas ini juga merupakan fasilitas publik yang bisa
dimanfaatkan oleh anak-anak selagi menunggu ibu mereka
melakukan perawatan kecantikan dan kebugaran tubuh.
Tujuannya adalah agar para anak tidak cepat merasa jenuh
ketika harus menunggu.
2.3.3 Persyaratan, Standard Perencanaan dan Perancangan Beauty
Center
a. SPA
1) Persyaratan Ruang Pelayanan SPA
Persyaratan kesehatan gedung/kantor/ruang pelayanan SPA
berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
tentang Pedoman Persyaratan Kesehatan Pelayanan SPA :
a) Ventilasi
(1) Ventilasi dapat menjamin peredaran udara di dalam
kamar/ruang dengan baik
(2) Luas ventilasi 20% dari luas lantai ruangan
(3) Bila ventilasi alami tidak memenuhi persyaratan harus
dilengkapi dengan ventilasi mekanis (AC, kipas angin,
exhause fan)
b) Pencahayaan
Intensitas cahaya yang memenuhi syarat untuk
melakukan kegiatan yang memerlukan sedikitnya
ketelitian adalah : 200-300 lux
-
20
c) Pembuangan limbah
Memenuhi sarana pembuangan limbah yang memenuhi
syarat kesehatan (saluran dengan penampungan air
limbah/septic tank).
d) Toilet/kamar mandi
(1) Harus selalu tersedia air bersih yang cukup dan
memenuhi syarat kesehatan, sabun cair, handuk
disposible/bersih.
(2) Lantai kamar mandi kuat, permukaan rata, kedap air,
tidak licin dan mudah dibersihkan. Kemiringan yang
cukup (23%) ke arah saluran pembangunan air limbah.
e) Index jentik nyamuk : tidak melebihi dari 5%
f) Kenyamanan : untuk suhu berkisar antara 18-20°C dan
kelembaban berkisar antara 40-70%
g) Tingkat kebisingan : tidak melebihi 85 db.
2) Standar Ruang Pelayanan SPA
a) Ruang Perawatan Tubuh
Gambar 2.1 Ruang Perawatan Tubuh
Sumber : Studi Kasus, 2016
-
21
b) Ruang Sauna
Gambar 2.2 Ruang Sauna
Sumber : Panero, Julius. 2003
Keterangan :
A = 274.3 cm
B = 61.0 cm
C = 213.4 cm
D = 91.4-101.6 cm
E = 111.8 – 121.9 cm
F = 30.5 – 35.5 cm
G = 45.7 – 50.8 cm
c) Ruang Mandi dan Berendam
Gambar 2.3 Ruang Berendam Sumber : Panero, Julius. 2003
-
22
Keterangan :
A = 83.8 - 96.5 cm
B = 22.9 - 30.5 cm
C = 96.5 - 111.8 cm
D = 33.0 - 40.6 cm
E = 30.5 – 38.1 cm
b. Persyaratan Salon Kecantikan
Hampir sama dengan persyarakan pada skin care dan body care
yang umumnya bangunan harus permanen, dengan lantai dan
dinding yang kedap air serta atap yang tidak tembus air. Ruang
untuk perawatan wajah, tubuh, dan rambut sebaiknya terpisah.
1) Persyaratan ruang perawatan wajah
Pada ruang perawatan wajah, pencahayaan diusahakan tidak
menimbulkan bayangan yang dapat mengganggu aktivitas
technician.
2) Persyaratan ruang perawatan rambut
Pada ruang perawatan rambut diperlukan kaca-kaca besar
untuk melihat proses perawatan yang sesuai dengan
keinginan pengunjung.
-
23
Gambar 2.4 Pos Penataan Rambut
Sumber : Panero, Julius. 2003
Keterangan :
A = 40.6 – 45.7 cm
B = minimal 38.1 cm
C = 73.7 – 91.4 cm
D = 91.4 cm
E = 76.2 cm
F = 243.8 – 266.7 cm
G = 76.2 cm
H = 58.4 – 68.6 cm
I = 210.8 – 221.0 cm
-
24
Gambar 2.5 Pos Pengeringan Rambut
Sumber : Panero, Julius. 2003
Keterangan :
A = 299.7 – 320.0 cm
B = 71.1 – 76.2 cm
C = 137.2 – 152.4 cm
D = 91.4 cm
E = 61.0 – 71.1 cm
F = 61.0 cm
G = 121.9 – 132.1 cm
3) Persyaratan ruang perawatan kaki dan tangan
Pada umumnya ruangan untuk perawatan tangan dan kaki
cukup terdiri dari bangku pengunjung dan bangku para
technician. Namun agar lebih nyaman, bersih dan menarik,
fasilitas ruangan perawatan tangan dan kaki dilengkapi oleh
wastafel, meja untuk minum dan majalah, meja peralatan
technician, serta meja manicure.
-
25
Gambar 2.6 Ruang Perawatan Tangan dan Kaki
Sumber : Studi Kasus, 2016
c. Persyaratan Perancangan Pusat Kebugaran
Persyaratan standar keamanan ruang olahraga khususnya
fitness dan aerobic hampir sama, hal ini dikarenakan jenis
olahraganya yang sama-sama membutuhkan banyak gerakan,
sehingga memiliki persyaratan sebagai berikut :
1) Ruang olahraga dirancang untuk dapat memenuhi
kebutuhan dan berfungsi sebagaimana layaknya minimal
hingga 10 tahun mendatang.
2) Tempat penyimpanan barang (locker), ruang bilas (shower),
dan ruang ganti (changing room) sebaiknya berada di pusat
bangunan agar dapat melayani seluruh aktivitas.
3) Lantai harus kuat, tahan pecah/hancur, stabil, hardwearing,
isolasi suara dan panas, tidak licin, atau dilapisi penutup
lantai yang anti-statik, hal ini untuk menghindari agar
manusia dan alat tidak tergelincir saat melakukan gerakan.
4) Pada dinding dipasang cermin setinggi tubuh manusia yang
berfungsi untuk mengontrol gerakan yang dilakukan selama
olahraga.
5) Ruangan harus memiliki sirkulasi udara yang baik dengan
pergantian udara 8 – 10 kali/jam.
-
26
6) Tinggi plafond minimal 2,4 m
7) Sistem listrik untuk peralatan fitness dan audio harus
terpisah.
8) Intrnsitas rata-rata cahaya untuk latihan = 120 lux. Suhu
ruang hall : 2 – 15 °C
9) Luas jendela 20% dari jumlah seluruh luas ruangan dengan
cahaya internal yang tidak menyilaukan (sun blinds).
Area fitness dengan luas total 75 m² dapat menampung 20 alat
(Ernest Neufert, Data Arsitek jilid 2). Dari data tersebut dapat
diasumsikan luas area rata-rata yang dibutuhkan setiap orang
dalam menggunakan alat-alat tersebut adalah (75 m² - sirkulasi
30%) : 20 alat = 2,6 m²/orang.
Gambar 2.7 Ruang Fitness
Sumber : Neufert, Ernest. 2002
Keterangan :
1. Rol tangan
2. Alat untuk bisep
3. Alat untuk trisep
4. Mesin Pull - Over I
5. Mesin Pull – Over II
6. Mesin Latissimus I
7. Mesin Latissimus II
8. Alat untuk dada
9. Alat untuk badan
10. Alat pinggul I
11. Alat pinggul II
12. Alat untuk kaki
13. Alat untuk telapak kaki
43. Standar cakram ukuran kecil
46. Tempat duduk latihan
50. Halter tinju
51. Halter jarak pendek
52. Standar halter pendek
53. Latihan tiang halter
57. Bangku miring I
58. Bangku miring II
59. Bangku bundar
60. Bangku latihan multi guna
61. Halter padat/rapat
62. Standar halter
70. Argometer sepeda
-
27
14. Pusat multi latihan
20. Alat tekan/alat beban I
23. Alat tekan kaki
25. Alat untuk otot perut
26. Alat tarik
27. Palang besi untuk mengangkat beban
33. Halter lantai (tanpa alat) latissimus
71. Alat dayung/kayu
72. Ban berjalan
73. Dinding anak tangga
74. Pegangan/palang besi untuk
mengangkat badan
75. Papan untuk latihan otot perut
89. Lemari peralatan
Selain Fitness dan Aerobic terdapat fasilitas yoga pada
bangunan ini. Berikut adalah persyaratan ruang yoga :
1. Ruangan terletak jauh dari kebisingan agar tujuan
meditasi dan relaksasi dapat tercapai.
2. Memiliki penghawaan yang cukup baik.
3. Terdapat unsur-unsur alam, karena unsur alam dipercaya
dapat membantu penyembuhan dan relaksasi.
4. Sebaiknya ruangan memiliki hubungan dengan
lingkungan yang masih asri, hal ini untuk menciptakan
suasana yang harmonis antara manusia dan alam
disekitar, serta penghormatan terhadap kebesaran
Tuhan.
5. Didalam ruang tidak terdapat barang-barang yang tidak
diperlukan agar ruangan cukup lapang sehingga
memaksimalkan penghawaan.
6. Ruangan harus memiliki sirkulasi udara yang baik dengan
pergantian udara 8 – 10 kali/jam.
7. Tinggi plafon minimal 2,4 m
8. Intensitas rata-rata cahaya untuk latihan = 120 lux. Suhu
ruang hall : 2 – 15 °C
9. Luas jendela 20% dari jumlah seluruh luas ruangan
dengan cahaya internal yang tidak menyilaukan (sun
blinds).
2.4 Tinjauan Arsitektur Metafora
2.4.1 Pengertian Arsitektur Metafora
Metafora merupakan bagian dari gaya bahasa yang
digunakan untuk menjelaskan sesuatu melalui persamaan dan
perbandingan. Metafora berasal dari bahasa latin yaitu
-
28
“Methapherein” yang terdiri dari dua buah kata yaitu “metha” yang
berarti setelah, melewati dan “pherein” yang berarti membawa.
Secara etimologis diartikan sebagai pemakaian kata-kata bukan
arti sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan
persamaan dan perbandingan.
Pada awal tahun 1970-an muncul ide untuk mengkaitkan
arsitektur dengan bahasa, menurut Charles Jenks dalam bukunya
“The Language of Post Modern” dimana Arsitektur dikaitkan
dengan gaya bahasa, antara lain dengan cara metafora.
Pengertian Metafora dalam Arsitektur adalah kiasan atau
ungkapan bentuk, diwujudkan dalam bangunan dengan harapan
akan menimbulkan tanggapan dari orang yang menikmati atau
memakai karyanya.
Terdapat beberapa cara pandang terhadap metafora antara lain
sebagai berikut:
a. Secara etimologi metafora menunjukkan pemindahan
(transfer) sesuatu yang dikandungnya (makna). Arti
leksikal dari metafora adalah kiasan. Pengertian lain
adalah looking at the abstraction (melihat hubungan antar
hal secara abstrak).
b. Secara epistemologis, sesuai dengan pengertiannya,
metafora dalam arsitektur dilakukan dengan cara
displacement of concept (Schon, 1963-1967) yaitu
dengan mentransfer konsep suatu objek kepada objek lain
sehingga mempermudah pemahaman lewat perbandingan
yang lebih sederhana.
c. Secara aksiologis, sejarah mencatat bahwa tanda tanda
penggunaan metafora dalam karya arsitektur
sesungguhnya telah lama ada. Kualitas arsitektur piramida
secara estetis dan structural menjadi symbol bangsa mesir
kuno akan keyakinan tentang keabadian. Bangsa yunani
membedakan penggunaan tiang dorik dan ionic sebagai
pemujaan berdasar gender. Gothic dengan konsep
kesemerawangan kulit bangunan menjadi sebuahstandar
-
29
bagi gereja untuk mewujudkan suasana kehadiran Tuhan
dalam perwujudan cahaya dan masih banyak lagi contoh
bangunan pada zaman pra modern yang sarat akan
symbol symbol metaforik.
Ada sedikit kerancuan antara metafora, analogi, dan
mimesis. Ketiga hal itu sama-sama menghadirkan suatu desain
dengan melihat hal lain. Tapi ada yang membedakan di sini.
Yaitu bila suatu bangunan dirancang dengan menyerupai
sesuatu yang lain tanpa memperhatikan sifat-sifat dari sesuatu
yang ditiru itu, maka bisa dikatakan bangunan ini memiliki tema
analogi atau mimesis. Terlebih bila bentuk yang diambil yang
menyerupai sesuatu hal tersebut tidak ada kaitannya dengan
fungsi bangunan yang dirancang. Tapi apabila suatu bangunan
mengambil bentuk sekaligus sifat dari sesuatu yang lain, maka
bisa dikatakan bangunan ini bertemakan metafora. Terutama
bila sifat-sifat sesuatu yang lain itu sesuai dengan fungsi
bangunan yang dirancang. Terlebih lagi bila hasil rancangan
atau bentuk akhir dari rancangannya nanti menghasilkan
interpretasi yang berbeda di antara pengamat dan pengguna
bangunan, sehingga metaforanya bisa menjadi rahasia
perancang
Ada tiga kategori metafora :
a. Intangible metaphor; kreasi metafora berangkat dari
konsep, ide, kondisi manusia, atau kualitas tertentu
(individualitas, kealamiahan, komunitas, tradisi,
budaya)
b. Tangible metaphor; metafora berangkat dari visual
atau karakter material (rumah sebagai istana, atap kuil
sebagai langit)
c. Combine metaphor, di mana konseptual dan visual
saling menindih sebagai titik keberangkatan desain.
(Antoniades, 1992)
Intangible metaphor, dalam penerapannya pada desain
arsitektur, adalah lebih menggunakan sifat-sifat non fisik
-
30
daripada sifat fisik yang tampak pada suatu hal untuk
diterapkan pada bangunan. Sebagai contoh: bila seorang
perancang ingin merancang bangunan Music Center dengan
menggunakan kategori intangible metaphor, maka dia bisa
menampilkan konsep dari unsur-unsur musik yang non fisik ke
dalam bangunannya, seperti nada, tempo, ketukan, dan
konsep-konsep musik lainnya. Hal ini tentulah tidak mudah
karena musik dan arsitektur merupakan dua jenis seni yang
sangat berbeda, di mana musik merupakan unsur bunyi atau
suara, sedangkan arsitektur lebih kepada visual. Hal inilah
yang menyebabkan intangible metaphor sulit untuk diraba,
terlebih lagi untuk diterapkan.
Tangible metaphor lebih mudah untuk dikenali, karena
lebih bersifat fisik, yaitu sebuah arsitektur menampilkan sifat
fisik dari sesuatu yang lain. Sebagai contoh: Bila seorang
arsitek ingin merancang sebuah music center seperti contoh di
atas, tetapi ingin menggunakan tema tangible metaphor. Yang
bisa dilakukan dalam menerapkan tema tersebut adalah
dengan cara merancang bentuk bangunan menyerupai bentuk
kunci G, atau menyerupai bentuk alat musik. Hal ini lebih
mudah untuk dilakukan, tapi arsitek harus berhati-hati karena
dalam menggunakan tema ini bisa dengan mudah terjadi
kerancuan dengan analogi dan mimesis.
Combine metaphor merupakan gabungan antara kedua
hal di atas. Jadi dalam merancang bukan hanya menampilkan
sifat-sifat fisik dari subyek yang lain, tapi juga sifat non fisiknya.
Kategori ini merupakan kategori yang paling sulit untuk
diterapkan. Sebagai contoh : bila seorang arsitek ingin
merancang sebuah bangunan Muslimah Beauty Center
menggunakan konsep combine metaphor, yang bisa dilakukan
adalah dengan menggunakan objek visual yang berhubungan
dengan seorang muslimah sebagai bentukan fasade bangunan
dan menggunakan karakter dari muslimah sebagai unsur
filosifis dari bangunan tersebut.
-
31
Kegunaan dari Penerapan Metafora
a. Mempengaruhi pengertian orang terhadap suatu
obyek yang kemudian dianggap belum atau suatu
hal yang tidak dapat dimengerti.
b. Dapat menimbulkan interpretasi-interpretasi yang
lain dari orang yang mengamatinya.
c. Menyebabkan pengamat memandang suatu obyek
dari karya Arsitektural dari sudut pandang yang
lain.
d. Dapat menghasilkan karya Arsitektur yang
ekspresif.
2.4.2 Metoda Perancangan Arsitektur Metafora
Pada tataran teknis pembahasan tentang metafora
karya arsitektur dapat dilakukan secara deskriptif kualitatif.
Karena produk arsitektur bersifat fisik yang melibatkan unsur
bentuk, warna, dan komposisi, maka bahasa grafis menjadi
penting, sehingga analisa terhadap muatan metaphor dari
aspek arsitektur sebagai proses maupun produk lebih
menekankan analisa grafis, untuk kemudian dideskripsikan
interpretasi kualitas penggunaan metaphornya.
Pada bagian karya arsitek, analisa penggunaan
metaphor dilakukan dalam tiga aspek yaitu aspek ide /
konsep, aspek strategi transformasi, dan aspek fisik produk
desainnya.
a. Pada aspek ide / konsep perlu ditelusuri pemikiran
pemikiran dan gagasan-gagasan awal yang menjadi latar
belakang desain, yang sangat memungkinkan berasal dari
idealism, pandangan hidup maupun keyakinan sang
arsitek.
b. Pada aspek transformasi, perlu diklarifikasi konsep konsep
dengan rancangan desain baik yang berupa gambar,
sketsa maupun tulisan naratifnya.
-
32
c. Pada aspek fisik produk perlu dicermati dan dihayati baik
secara visual maupun spasial (rasa ruang) dari susunan
elemen elemen pembentuk bangunan untuk kemudian
diapresiasi berdasar konsepnya. Penggunaan metaphor
dalam aspek yang bersifat substansial / abstrak
lebih memerlukan intensitas penelusuruan yang bersifat
kontemplatif.
2.4.3 Aplikasi Arsitektur Metafora
a. Metafora Abstrak (Intangible)
1. Metafora abstrak dapat kita lihat pada beberapa karya
arsitek Jepang. Salah satu arsitek tersebut adalah Kisho
Kurokawa. Kisho Kurokawa mengangkat konsep simbiosis
dalam karya-karyanya. Kisho Kurokawa mencoba
‘membawa’ elemen sejarah dan budaya pada engawa
(tempat peralihan sebagai “ruang antara” pada bangunan:
antara alam dan buatan, antara masa lalu dan masa
depan). Konsep ini diterapkan pada salah satu karya
Kisho Kurokawa yaitu Nagoya City Art Museum. Sejarah
dan budaya adalah sesuatu obyek yang abstrak dan tidak
dapat dibendakan (intangible). Oleh karena itu, karya
Kisho Kurokawa ini tergolong pada metafora abstrak.
Gambar 2.8 Nagoya City Art Museum
Sumber : http://universes-in-universe.org, 2016
http://universes-in-universe.org/
-
33
2. Prada House In Nanjing, China
Prada House di Nanjing ini mengadopsi tema metafora
intangible. Dikatakan intangible karena fasad toko ini
dibuat dengan menggunakan beberapa macam warna
aluminium. Ada yang berwarna keemasan, keabu abuan
hingga warna yang agak terang. Penggunaan material
demikian dimaksudkan untuk menunjukkan efek kinetis /
pergerakan yang dipersembahkan untuk seorang seniman
Carlos Cruz Diez, yaitu seorang seniman asal Venezuela
yang selalu menghasilkan karya seni yang berhubungan
dengan efek kinetic. Efek kinetic ini tidak bisa diraba
namun hanya dapat dirasakan ketika berjalan melewati
bangunan ini dimana seakan akan bangunan ini ikut
berjalan sehingga dikatakan mengadopsi tema metafora
intangible
Gambar 2.9 Eksterior Dan Efek Kinetis pada Prada House Nanjing Sum