wellness beauty 2
DESCRIPTION
How to improve your quality of life and get more bauty of youTRANSCRIPT
1
Pemeliharaan Kesehatan dan Kecantikan Secara Holistik untuk mencapai
“Wellness Human Being”
dr. Richard Siahaan, M.Si
I. Pendahuluan
Manusia adalah mahluk sosial yang sangat tergantung dengan manusia
lain dan karena faktor “needs” ini maka manusia saling berinteraksi satu satu
sama lain. Adanya kebutuhan juga mengakibatkan manusia membuat tingkatan
kebutuhan mereka untuk mencapai kesejahteraan dan kesempurnaan. Menurut
teori Abraham Maslow, manusia memiliki lima tingkat kebutuhan hidup yang
akan selalu berusaha untuk dipenuhi sepanjang masa hidupnya. Lima tingkatan
yang dapat membedakan setiap manusia dari sisi kesejahteraan hidupnya, dan
teori ini telah resmi di akui dalam dunia psikologi. Hirarki kebutuhan ini dapat
dilihat pada gambar 1.1.
Gambar 1.1. Teori Kebutuhan Menurut Maslow
2
Dari teori Maslow terlihat bahwa unsur estetik dan self actualisasion
menempati urutan yang hampir di atas, yang artinya kebutuhan ini merupakan
“needs” dari masyarakat kelas menengah ke atas, dan biasanya sudah
merupakan trend di masyarakat kota besar, karena dengan bertambahnya
penghasilan masyarakat bukan lagi hanya untuk memenuhi kebutuhan dasar
saja tapi sudah beranjak kepada kesejahteraan serta pemeliharaan kesehatan
dan kecantikan serta umur yang panjang.
Berangkat dari konsep di atas maka penulis ingin membahas kecantikan
holistik yang dipandang dari kesejahteraan dan kesehatan secara holistik sesuai
dengan 6 dimensi kecantikan.
II. Pembahasan
2.1. Pengertian Sehat, Cantik, dan Wellness
Sehat menurut pengertian awam danggap bahwa hanya terbebas dari
penyakit, tetapi sebenarnya tidak sesederhana konsep tersebut. Menurut WHO
sehat adalah keadaan sempurna, baik fisik, mental, maupun sosial dan tidak
hanya terbebas dari penyakit. Sedangkan definisi sehat menurut Undang-
undang Kesehatan RI adalah keadaan sejahtera badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan seseorang tetap hidup produktif baik secara sosial dan ekonomi.
Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa sehat adalah
suatu kesejahteraan yang secara keseluruhan mencakup bukan dari sisi tidak
sakit tetapi boleh dikatakan sebagai kesehatan yang mengarahkan kepada
kesejahteraan manusia secara keseluruhan. Artinya di sini bukan hanya unsur
kuratif yang ditekankan tetapi unsur promotif dan preventif juga dan termasuk
kecantikan di dalamnya.
Sedangkan cantik mempunyai banyak sekali definisi. Menurut KBBI
cantik dikatakan sebagai elok, serta indah dalam bentuk dan perbuatannya.
Jepang menilai kecantikan itu dari kulit dan rambutnya. Itulah alasan mengapa
kulit orang Jepang halus dan bersih. Sedangkan di Iran mendefinisikan
kecantikan itu identik dengan memiliki hidung yang mancung dan mungil.
3
Menurut wanita Iran, hidung yang mancung dan mungil adalah suatu hal yang
indah. Sedangkan menurut tradisi jawa kecantikan digambarkan dalam filosofi
rupahsampat wahyabyantara, Dalam filosofi ini dikatakan bahwa kecantikan
lahiriah adalah pancaran dari kecantikan rohaniah yang memerlukan
keseimbangan. Maka kecantikan sejati merupakan suatu usaha perawatan yang
menyeluruh baik jasmani maupun rohani.
Secara biologis manusia dikatakan tidak cantik lagi apabila sudah
menjadi tua atau timbul penuaan dini, artinya di sini terdapat penurunan fungsi
secara alamiah atau penurunan fungsi karena pengaruh dari luar yang tidak
bisa kita hindari.
Sedangkan definisi Wellness adalah suatu proses yang panjang untuk
mendapatkan kehidupan yang baik, berfikir positif, keadaan fisik yang optimum,
psikologikal dan fungsi sosial; mengontrol dan meminimalisasi faktor eksternal
dan internal berupa penyakit ataupun kondisi yang buruk. Pengertian Wellness
sendiri mencakup 2 komponen yaitu fisik dan emosional. Fisik mencakup
kesehatan, mencegah sakit dan termasuk menjadi cantik secara luar dan dalam.
Sedangkan komponen emosional mencakup kemampuan menghadapai dan
menanggapi stress secara fisik untuk mencapai wellness yang optimal.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai wellness
yang optimal manusia harus bisa menjaga kesehatannya dari luar dan bahkan
meningkatkan kesehatan mereka sendiri termasuk menjadi cantik dengan
menjaga tubuh untuk tidak terpengaruh oleh zat-zat yang bersifat oksidan dan
hal-hal yang bisa mengakibatkan stress yang akibatnya dapat menurunkan
kualitas hidup kita.
2.2. Proses Menua Secara Biologis
“Menua (= menjadi tua = aging) adalah suatu proses menghilangnya
secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti
diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat
bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang
4
diderita” (Constantinides, 1994). Aging atau penuaan secara praktis dapat dilihat
sebagai suatu penurunan fungsi biologik dari usia kronologik. Proses menua
tidak dapat dihindarkan dan berjalan dengan kecepatan berbeda, tergantung
dari susunan genetik seseorang, lingkungan dan gaya hidup, sehingga proses
menua dapat terjadi lebih awal atau lambat tergantung kesehatan masing-
masing individu.
Menurut flower (2003), proses menua adalah suatu penyakit dengan
karakteristik yang terbagi menjadi 3 fase yaitu :
2.2.1. Fase Subklinik (Usia 25-35 tahun)
Pada saat mencapai usia 25-35 tahun. Pada masa ini produksi hormon
mulai berkurang dan mulai terjadi kerusakan sel tapi tidak memberi pengaruh
pada kesehatan. Perubahan yang terjadi karena pembentukan radikal bebas,
yang dapat merusak sel dan DNA mulai mempengaruhi tubuh, seperti diet
buruk, stress, polusi, paparan berlebihan, radiasi ultraviolet oleh matahari.
Kerusakan ini biasanya belum terlihat dari luar dan individu akan tetap terlihat
“normal” tanpa ada tanda dan gejala dari proses menua atau penyakit, dan
bahkan pada umumnya rentang usia ini dianggap muda dan normal.
2.2.2. Fase Transisi (Usia 35 – 45 tahun)
Pada usia 35-45 tahun, produksi hormon sudah menurun sebanyak 25%.
Tubuh pun mulai mengalami penuaan. Pada masa ini mulai terlihat gejala klinis
yaitu mata mulai mengalami rabun dekat sehingga perlu menggunakan
kacamata berlensa posotif, rambut mulai beruban, elastisitas dan pigmentasi
kulit menurun, dorongan seksual dan bangkitan seksual menurun. Pada tahap
ini radikal bebas merusak sel dengan cepat sehingga individu meulai merasa
tampak tua. Radikal bebas mulai mempengaruhi ekspresi gen, yang menjadi
penyebab dari banyak penyakit aging, termasuk kanker, arthritis, kehilangan
daya ingat, penyakit arteri koronaria dan diabetes.
2.2.3. Fase Klinik (Usia 45 tahun ke atas)
Pada masa ini produksi hormon sudah berkurang hingga akhirnya
berhenti sama sekali. Kaum perempuan mengalami masa yang disebut
5
menopause sedangkan kaum laki-laki mengalami masa andropause. Pada
masa ini kulit pun menjadi kering karena mengalami dehidrasi, tubuh menjadi
cepat capek. Berbagai penyakit degeneratif seperti diabetes, osteoporosis,
hipertensi dan penyakit jantung koroner mulai menyerang.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses menua terdiri dari faktor
biologis, psikologis, lingkungan dan genetik sebagai berikut :
1. Faktor Biologis
Faktor-faktor yang berkaitan dengan biologis adalah rendahnya
kebugaran,/fitness, pola makan kurang tidak sehat, penurunan Growth
Hormone (GH) atau hormon pertumbuhan, penurunan testoteron, penurunan
melatonin secara konstan setelah usia 30 tahun dan menyebabkan
gangguan ritme harian, kulit dan rambut akan berkurang pigmentasinya dan
terjadi juga gangguan tidur, peningkatan prolaktin yang sejalan dengan
perubahan emosi, dan stress, perubahan Follicle Stimulating Hormone
(FSH) dan Luteinizing Hormone (LH).
2. Faktor Psikologis
Faktor psikologis yang paling berperan adalah stress yang ternyata dapat
memacu proses apoptosis di berbagai organ/jaringan tubuh, sehingga fungsi
organ tersebut menurun. Proses stress ini terjadi dikaitkan dengan
peninkatan sekresi hormon kortisol yang mempengaruhi sistem imunologis
tubuh.
3. Faktor lingkungan
Faktor-faktor lingkungan yang bisa mempercepat proses penuaan adalah
pencemaran lingkungan oleh berbagi polutan dan kimia, suara bising, sinar
ultraviolet (UV), dan radikal bebas dari berbagai makanan yang kita makan
dan berbagai polutan dari lingkungan kita.
4. Faktor Genetik
Faktor genetik menyumbang sekitar 30% untuk percepatan proses menua.
Faktor gentetik yang berpengaruh di sini adalah “ jam gen “, perbaikan DNA,
respon terhadap stress, pertahanan terhadap antioksidan.
6
2.3. Enam Dimensi Cantik Secara Holistik
Konsep kecantikan holistik ini dikembangkan oleh Dr. Bill Hettler, seorang
co-founder dari National Wellness Institute (NWI), yang terdiri dari 6 dimensi
wellness yang dapat digunakan oleh setiap orang untuk mendapatkan suatu
keadaan well-being.
Keenam dimensi tersebut terdiri dari dimensi sosial, emosional,
vokasional (Occupational), spiritual, fisik dan intelektual (lihat gambar 2.1.).
[sumber : National Wellness Institute, 2010]
Gambar 2.1. Konsep 6 Dimensi dari Wellness Model oleh Bill Hettler
2.3.1. Dimensi Sosial
Dimensi sosial memberikan kontribusi terhadap lingkungan seseorang
dan masyarakat. Dimensi ini menekankan saling ketergantungan antara orang
lain dan alam, yang berarti kita harus melakukan interaksi yang baik terhadap
sesama manusia dan alam sekitar kita yang memberikan kehidupan, karena
alam sekitar kita juga bisa menyumbang hal yang baik maupun yang buruk
7
terhadap kecantikan kita. Kita harus mengambil bagian aktif dalam memperbaiki
lingkungan sekitar dengan mendorong kehidupan yang lebih sehat dan memulai
komunikasi yang lebih baik dengan orang di sekitar kita. Kita harus selalu aktif
mencari cara untuk melestarikan keindahan dan keseimbangan alam, dengan
membuat cara yang baik untuk meningkatkan hubungan pribadi dan
persahabatan yang penting, dan membangun ruang hidup yang lebih baik
dengan sekitar kita.
Agar tetap sejahtera dan cantik secara sosial maka kita harus hidup
berdampingan secara harmoni dengan yang sesama; mencari hal-hal yang
positif; saling membutuhkan antar sesame; dan saling mendukung antar
sesama (Council for Third Age, Singapore 2007).
2.3.2. Dimensi Emosional
Dimensi emosional menunjukkan kesadaran dan penerimaan perasaan
seseorang terhadap dirinya dan orang lain. Dimensi ini mencakup kemampuan
untuk mengelola perasaan dan perilaku seseorang termasuk penilaian realistis
terhadap keterbatasan seseorang, pengembangan otonomi, dan kemampuan
untuk mengatasi stress dengan baik. Dimensi ini juga menunjukkan cara
mempertahankan suatu hubungan yang memuaskan dengan orang lain.
Dimensi ini juga memperlihatkan bagaimana cara pengelolaan emosi kita untuk
menjaga keseimbangan didalam diri kita dengan sesame dan lingkungan kita.
Pengelolaan yang bisa kita lakukan untuk menjaga keseimbangan ini adalah
pengolalan perasaan secara efektif; bisa menghargai dukungan dan bantuan
dari orang lain; mampu membentuk hubungan saling tergantung dengan orang
lain didasarkan atas landasan komitmen bersama, kepercayaan, dan rasa
hormat; kemampuan menghadapi tantangan, mengambil risiko, dan konflik
dengan baik; Mengelola hidup dengan cara yang lebih baik, dan mengambil
tanggung jawab atas tindakan yang kita buat sehingga dapat membantu untuk
melihat kehidupan sebagai suatu yang dapat meningkatkan kesehatan, dan
tantangan yang menarik.
8
Prinsip-prinsip penanganan emosional yang dapat meningkatkan
kesehatan adalah :
a. Lebih baik untuk menyadari dan menerima perasaan kita daripada untuk
menolaknya
b. Lebih baik bersikap optimis terhadap hidup dan kehidupan kita jalani.
Kebugaran dan keceriaan wajah akan tercermin dengan cara mengatur dan
mengekspresikan perasaan emosi dengan bebas; dapat memahami perasaan
diri sendiri dan perasaan orang lain; dan memandang hidup dengan positif
(Council for Third Age, Singapore 2007).
2.3.3. Dimensi Vokasional (Occupational)
Dimensi ini memiliki ciri suatu kepuasan pribadi dan pengayaan dalam
kehidupan seseorang melalui pekerjaan. Membanngun hubungan kerja dengan
sikap yang baik. Kita akan menyampaikan nilai-nilai melalui keterlibatan kita
dalam kegiatan yang dapat memuaskan untuk kita. Pilihan profesi, kepuasan
kerja, ambisi karir, dan kinerja pribadi merupakan komponen penting
membangun dimensi ini.
Prinsip-prinsip yang dapat digunakan dalam pengelolaan dimensi ini
adalah :
a. Lebih baik untuk memilih karir yang sesuai dengan kepribadian, nilai-
nilai dan keyakinan kita.
b. Lebih baik untuk mengembangkan kemampuan fungsional kita,
dengan melihat peluang yang ada daripada tetap tidak aktif dan
hanya diam saja.
Kepuasan diri secara vokasional akan meningkatkan kecantikan dengan cara
pemenuhan kebutuhan melalui pekerjaan dan sebagai sukarelawan; dan
pencapaian kepuasan personal dan pemenuhan kebutuhan dalam pekerjaan
dan sebagai relawan.
9
2.3.4. Dimensi Spiritual
Dimensi spiritual memiliki ciri pencarian kita akan makna dan tujuan
dalam eksistensi kita sebagai manusia. Dimensi ini mencakup pengembangan
apresiasi yang mendalam terhadap kehidupan dan kekuatan alam yang ada di
alam semesta. Pencarian kita ditandai dengan harmonisasi antara perasaan
pribadi dan emosi. Sepanjang kehidupan kita mungkin mengalami perasaan
banyak keraguan, keputusasaan, kekecewaan dan ketakutan, yang sama
seperti kita mengalami perasaan senang, kebahagiaan dan sukacita, dimana itu
semua menjadi suatu pengalaman yang sangat penting akan pencarian kita
terhadap kebenaran yang nantinya akan diwujudkan dalam sistem nilai yang
ada pada kita dan akan diadaptasi oleh kita untuk menunjukkan arti dari
keberadaan kita di dunia ini. Hal ini tidak berarti bahwa seseorang itu religius,
tetapi agara kita dapat merenungkan makna hidup dan menjadi toleran terhadap
keyakinan orang lain.
Prinsip-prinsip yang dapat digunakan dalam pengelolaan dimensi ini
adalah :
a. Lebih baik untuk merenungkan makna hidup untuk diri kita sendiri dan
memiliki toleransi terhadap keyakinan yang dimiliki oleh orang lain
daripada untuk menutup pikiran kita terhadap berbagai perbedaan
keyakinan.
b. Lebih baik untuk hidup setiap hari dengan cara lebih konsisten
dengan nilai-nilai dan keyakinan kita yang kita yakini sekarang,
daripada selalu menganggap nilai-nilai yan dilakukan orang lain salah.
2.3.5. Dimensi Fisik
Dimensi fisik memiliki ciri yaitu perlunya aktivitas fisik secara teratur untuk
membangun kesehatan kita. Pemeliharaan kesehatan secara fisik mendorong
kita untuk belajar tentang diet dan gizi dan mengurangi penggunaan bahan-
bahan yang merusak tubuh seperti tembakau, obat-obatan dan konsumsi
alkohol yang berlebihan. Kesehatan yang optimal terpenuhi melalui kombinasi
10
antara latihan fisik yang teratur dan kebiasaan makan yang baik. Ketika kita
melakukan pemeliharaan kesehatan, kita akan berusaha menghabiskan waktu
untuk membangun kekuatan fisik, fleksibilitas dan daya tahan, selain itu juga
mengambil tindakan pencegahan terhadap penyakit sehingga kita dapat
melakukan pekerjaan kita dengan baik, termasuk perawatan diri serta tepat
dalam memilih pengobatan bila sakit. Dimensi fisik kesehatan melibatkan
tanggung jawab pribadi dan kepedulian terhadap penyakit yang dianggap ringan
dan juga mengetahui kapan memerlukan bantuan perawatan dari tenaga medis.
Dengan memelihara kesehatan, kita akan dapat memonitor tanda-tanda
peringatan tertentu terhadap penyakit yang lebih berat. Untuk itu kita perlu
memahami hubungan antara nutrisi yang sehat dan bagaimana tubuh kita
memanfaatkannya.
Prinsip-prinsip yang dapat digunakan dalam pengelolaan dimensi ini
adalah :
a. Lebih baik mengkonsumsi makanan dan minuman yang
meningkatkan kesehatan kita daripada mengkomsumsi makanan
yang merusak tubuh.
b. Lebih baik sehat secara fisik daripada banyak keluhan penyakit.
Perawatan kesehatan secara fisik yang dapat dilakukan untuk menjaga
kecantikan yaitu bertanggungjawab terhadap tubuh melalui kebiasaan makan
yang baik; olah raga teratur; pemeriksaan dan perawatan kesehatan teratur ;
menggunakan pelayanan kesehatan yang sesuai. (Council for Third Age,
Singapore 2007).
2.3.6. Dimensi Intelektual
Dimensi intelektual dicirikan dengan adanya kreatifitas seseorang,
peangktifan aktivitas mental. Pribadi yang baik akan mengembangkan
pengetahuan dan kemampuannya sekaligus mencari kemampuan potensialnya
untuk dibagikan dengan sesamanya. Seseorang akan memanfaatkan kegiatan
inteletual dan kebudayaannya di dalam kelas dan di luar kelas yang
11
dikombinasikan dengan sumber daya manusia dan sumber daya intelektualnya
baik dalam lingkungan universitas maupun pada komunitas yang lebih tinggi.
Kita akan mempelajari banyak hal yang berkaitan dengan pemecahan masalah,
kreativitas, dan pembelajaran. Kita akan banyak menghabiskan waktu untuk
meningkatkan kemampun personal dengan lebih sering mengkomsumsi buku
bacaan, majalah, dan surat kabar, sekaligus mengembangkan ide-ide yang ada
pada bacaan tersebut. Ketika kita mengembangkan rasa keingintahuan, kita
akan secara aktif berusaha untuk mengembangkan dan menantang pikiran kita
dengan ide-ide yang lebih kreatif.
Prinsip-prinsip yang dapat digunakan dalam pengelolaan dimensi ini
adalah :
a. Lebih baik untuk meregangkan dan menantang otak kita dengan ilmu
pengetahuan dan kreatifitas daripada menjadi puas diri dan tidak
produktif.
b. Lebih baik untuk mengidentifikasi masalah yang potensial dan
memilih pendidikan yang tepat daripada menunggu, khawatir dan
berhadapan dengan masalah besar nantinya.
Menjaga kecantikan dari dimensi ini dengan cara tetap menambah
pengetahuan dan kemampuan berfikir dengan memperluas pengetahuan dan
kemampuan; menstimulasi daya fikir melalui pendidikan formal atau dengan
cara membaca, kursus informal, pendidikan lanjut, main game, catur,
mengerjakan hobi, dan kegiatan lain yang sejenis (Council for Third Age,
Singapore 2007).
2.4. Pemeliharaan Kesehatan dan Kecantikan dari Dimensi Fisik
2.4.1. Memelihara Kesehatan dan Kecantikan Rambut
Pemeliharaan rambut meliputi mencegah timbulnya uban, mencegah
kerontokan dini, mencegah kekeringan kulit kepala
12
a. Mencegah timbulnya uban
Bagi seseorang yang sudah menginjak usia 30 tahun ke atas maka kita
harus menjaga supaya rambut tidak timbul uban secara dini. Herbal yang
dapat digunakan agar rambut dapat menjadi tetap hitam adalah biji pepaya.
Kandungan biji papaya yang dapat menghitamkan rambut adalah glucoside
cacirin dan karpain yaitu sejenis glukosida. Tanaman lain yang digunakan
untuk menyehatkan rambut adalah daun rambutan yang megandung tanin
yang berguna untuk membuat warna hitam pada rambut.
b. Mencegah Kerontokan Rambut
Rambut rontok bisa disebabkan oleh masa penuaan rambut dimana fase
anagen lebih sedikit dibanding fase telogen pada rambut sehingga terjadi
lebih banyak rambut yang dalam keadaan akan rontok. Faktor yang
menyebbakan rambut rontok antara lain berhentinya kelenjar rambut
memproduksi rambut, mengidap penyakit tertentu, luka bakar atau sikatrik
pada kulit kepala, stress , ketombe dan lain sebagainya.
Beberapa herbal yang dapat dipakai dalam merawat rambut yaitu buah
mengkudu, jeruk nipis dan teh hijau. Buah mengkudu mengandung zat yang
bernama xeronine yaitu zat yang merupakan hasil interaksi antara dua zat
kimia yaitu proxeronine dan proxeronase, dan berguna untuk memacu
pertumbuhan jaringan tubuh (rambut). Jeruk nipis mengandung asam sitrat,
asam amino (triptofan, lisin), dan asam sitrun yang dapat membantu
menguatkan akar rambut dan memperpanjang fase anagen pada rambut,
selain itu dapat mengatasi masalah ketombe melalui asam sitrunnya
sehingga dapat mencegah kerontokan rambut. Tanaman ketiga adalah daun
teh hijau yang mengandung bahan-bahan aktif seperti Cathecin, EGCg dan
alkaloid yang berfungsi sebagai antioksidan selain iitu cathecin dapat
merangsang proses pertumbuhan rambut pada akarnya dan mencegah
ketombe.
13
c. Mencegah Kekeringan Pada Kulit Kepala dan Rambut
Rambut menjadi kering dapat disebabkan karena perlakukan kita sendiri di
jaman hidup yang serba instan yaitu antara lain dengan pemakaian hair
dryer atau terkena matahari secara langsung atau pemakain alat catok
rambut atau pemakain pewarna rambut. Hal ini menyebabkan kerusakan
pada kutikula rambut yang mengakibatkan rambut tidak terlindungi lagi dan
mudah patah-patah dan kering.
Herbal yang dapat digunkan untuk mengatasi kerusakan rambut ini adalah
dengan lidah buaya. Lidah buaya atau yang sering dikenal dengan aloe vera
mengandung asam amino yang tinggi, vitamin dan mineral yang dapat
melembabkan rambut.
2.4.2. Mengatasi Masalah Penuaan pada kulit
Ketika terpapar sinar matahari melanosit dalam epidermis akan
menstimulasi pembentukan melanin sehingga mengakibatkan kulit menjadi lebih
gelap. Mekanisme perlindungan kedua diperoleh melalui kemampuan kulit untuk
menjadi lebih tebal dengan meningkatnya kecepatan pembentukan sel kulit
baru.
Secara topikal banyak bahan alam yang bisa digunakan untuk menjaga
kecantikan dan kesehatan kulit. Pegagan berdasarkan beberapa penelitian
untuk kecantikan memiliki efek merangsang pertumbuhan rambut dan kuku,
meningkatkan perkembangan pembuluh darah serta menjaganya dalam
jaringan ikat, meningkatkan pembemtukan mucin dan komponen-komponen
dasar pembentukan lain, seperti hyaluronic acid dan chondroitin sulfate,
meningkatkan daya kompak dermis, meningkatkan proses keratinisasi
epidermis, melalui perangsangan pada lapisan luar kulit, dan meningkatkan
keseimbangan pada jaringan ikat. Dengan fungsi ini, pegagan akan membantu
meningkatkan regenerasi sel kulit dan menjaga kulit tetap sehat dan terhindar
dari penuaan dini.
14
Disamping pegagan bahan alami lainnya seperti teh hijau (Camellia
sinensis L), kemuning (Murraya paniculata L.), temugiring (Curcuma heyneana
V), dan kelompok bunga-bungaan termasuk mawar (Rosa centifolia L.), melati
(Jasminum sambac L.), kenangan (Cananga odorata L.) juga bagus digunakan
untuk kulit. Kandungan polifenol dari tanaman di atas dapat bekerja sebagai
antioksidan yang dapat menahan radikal bebas serta menghambat efek
penuaan pada kulit.
2.5. Pemeliharaan Kesehatan dan Kecantikan dari dimensi Intelektual
Kecerdasan intelektual adalah tingkatan dan kecepatan seseorang dalam
mengambil kesimpulan yang jitu dan diikuti oleh tindakan yang jitu pula ketika
menghadapi masalah yang belum pernah dihadapi sebelumnya. (Prof Dr. H.M.
Yacub, M.Ed.). Jadi bisa disimpulkan bahwa unsur dari Intelektualitas adalah
kecepatan memproses, mengingat dan memecahkan masalah. Dari beberapa
penelitian diterima secera luas bahwa kecepatan memproses informasi
mengalami penurunan pada dewasa akhir, yang mengakibatkan kualitas hidup
dan produkifitas dari individu tersebut berkurang. Gejala seperti ini disebut
sebagai dimensia dimana terjadi penurunan fungsi kognitif secara progresif bila
tidak segera diatasi.
Berbagai herbal Indonesia ternyata dapat meningkatkan proses
intelektual adantara lain adalah pegagan (Cantela asiatica L.) yang
mengandung asiatikosida yang dapat mencegah pembentukan plak dan
memperbaiki sintesis kolagen sehingga dapat melancarkan aliran darah ke otak.
Tanaman lain adalah rimpang kunyit (Curucuma Domestica L.) yang
mengandung antioksidan kurkumin yang dapat mencegah kerusakan otak
akibat oksidatif stress. Dengan pemberian kurkumin menunjukkan adanya
peningkatan fungsi kognitif, selain itu dapat berguna untuk pengobatan
Alzheimer.
Makanan sehat lainnya yang dapat meningkatkan daya ingat adalah ikan
patin, ikan tuna dan beberapa ikan lainnya yang banyak mengandung asam
15
lemak tak jenuh omega-3 dan omega-8 yang berguna untuk mempercepat
perbaikan sel dan mencegah penyakit degeneratif terutama dementia dan
Alzheimer.
Selain itu untuk menjaga agar otak kita tidak cepat mengalami
kemunduran maka harus menjalani hidup dengan bersyukur dan melakukan
kegiatan seperti selalu tersenyum setiap saat, membunuh stress, menanggapi
masalalah dengan baik, dan melawan kebiasaan buruk yang dapat merusak
otak kita.
2.6. Pemeliharaan Kesehatan dan Kecantikan dari dimensi Spiritual
Kecantikan spiritual adalah kecantikan yang sebenarnya yang berasal
dari hati dan jiwa orang tersebut. Ketika seseorang memiliki kecantikan spiritual
kecantikannya akan dipancarkan sepuluh kali lebih dari sekedar seseorang
yang hanya tentang kecantikan fisik. Bagaimana kita mendapatkan inner beauty
ini? Melalui Tuhan YME, melalui mengetahui bahwa ada kekuatan yang lebih
tinggi yang memberikan kita semua memiliki kekuatan dan kepercayaan diri
yang kita butuhkan untuk menjalani hidup yang terbaik. Ketika kita menjalani
hidup, kita akan merasa damai, percaya diri, bahagia dan kita akan
memancarkan cahaya batin yang satu secara alami. Merasa lebih baik secara
otomatis akan membuat kita selalu memperhatikan diri sendiri dan kesehatan
kita yang akan terekspresi dengan penampilan fisik kita. Daya tarik fisik tidak
lagi menjadi perhatian utama kita, tetapi hal terpenting adalah memiliki
keseimbangan batin dan mengetahui siapa diri kita, mengetahui bahwa kita
sebenarnya diciptakan cantik dan tubuh kita adalah sebuah rumah ibadah yang
harus tetap dijaga. Kita tidak akan lagi dihantui oleh perasaan rendah diri, iri hati
dan mencoba untuk bersaing terhadap sesuatu dengan standar rendah. Kita
akhirnya akan menarik orang-orang berkualitas ke dalam hidup kita yang
menghargai tubuh secara lahir dan batin. Nah, itulah kecantikan yang
sebenarnya.
16
Pemeliharaan kesehatan secara tradisional yang dapat kita lakukan dri
unsure spiritual adalah dengan melakukan yoga, meditasi secara rutin,
akupuntur relaksasi, mencium bau-bauan aromaterapi yang bisa memberikan
ketenangan dan berjalan-jalan di alam sekitar yang memberikan kita inspirasi
sehingga menyadari kecantikan itu sebenarnya adalah suatu hal alamiah dan
sudah dimiliki oleh setiap orang.
III. Kesimpulan
Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki banyak sekali kebutuhan.
Dengan banyaknya kebutuhan maka manusia menginginkan hidup yang lebih
santai. Kehidupan yang lebih santai ini dapat memicu penyakit-penyakit dan
mengurangi “Wellnes” secara keseluruhan yang akhirnya juga terjadi proses
penuaan dini yang tidak dapat dicegah yang ujungnya adalah berpengaruh
kepada kecantikan orang itu dari dalam.
Manusia membutuhkan pola hidup untuk menjaga kesehatan secara
holistik, yaitu dengan kembali ke alam dan membawa kebiasaan baik dalam
hidup, serta lebih banyak mengkomsumsi bahan-bahan yang sifatnya alamiah.
Dimensi fisik, dimensi intelektual dan dimensi spiritual merupakan 3 dari
6 dimensi kecantikan holisistik yang harus kita terapkan karena dengan
menerapkan 3 dimensi ini saja kita sudah cukup mendapatkan Wellness Beauty
yang sesungguhnya dan menciptakan kecantikan yang menyeluruh tanpa
mengesampingkan 4 dimensi lainnya.
17
DAFTAR RUJUKAN
1. McGregor, Sue L.T. (2010). Well-being, Wellness and Basic Human Needs
in Home Economics. Faculty of Education Mount Saint Vincent University
Halifax
2. Yacub, H.M. (2010). Antara Kecerdasan Emosional dan Intelektual. Artikel
Bebas.
3. Pranarka, Kris. (2006). Penerapan Geriatrik Kedokteran Menuju Usia Lanjut
yang Sehat. Jurnal Universa Medicina, Vol 25, No. 4 ; page 187 – 197.
4. Aiwah, Raisa N.M. (2012). Awet Muda Tetap Cantik dan Sehat Alami.
Yogyakarta : Easymedia Press.
5. Hidayah, A. (2011). Herbal Kecantikan. Yogyakarta : Citra Media Press.
6. Tilaar, Marta., Wih, Wong Lip., Ranti, Anna Setiadi. (2010). The Green
Science of Jamu. Jakarta : Dian Rakyat Press.
7. Munim, Abdul., Hanani, Endang. (2011). Fitoterapi Dasar Vol 1. Jakarta :
Dian Rakyat Press.
8. Berra, Bruno., Rizzo, Angela Maria. (2009). Glycemic Index, Glycemic
Load< Wellness and Beauty : The State of Art. Jurnal Clinics in
Dermatology, Vol. 27; page 230 – 235.
9. Julianti, Riri., Budiono, Ari. (2008). Dementia. Tinjauan Pustaka, Fakultas
Kedokteran Universitas Riau Pekanbaru.
10. Council for Third Age. (2007). Active Ageing, Active Living.
http://www.ogilvypr.com/en/case-study/singapore-council-third-age.
11. Prasetyaningrum, Juliani. (2008). Perbedaan Tenang Penurunan Intelektual
Pda Masa Dewasa Akhir. Tinjauan Pustaka
12. Handaruwati, Rr., Budijanto, Slamet., Hariyadi, Purwiyanto., Satiawiharja,
Budiatman. (2001). Produksi Fraksi Kaya Asam Lemak Omega-3 Melalui
reaksi Alkoholosis Enzimatis Minyak Ikan Tuna Menggunakan Lipase
Rhizomucor miehel. Jurnal Forum Pascasarjana Vol. 24, No. 4; page 572 -
574.
18
13. Anonim. (2009). Six Dimention of Wellness Model. National Wellness
Institute Inc.
14. Panagan, Almunady T., Tuhandini, Heni., Gultom, Jojor Uli. (2011). Analisis
Kualitatif dan Kuantitatif Asam Lemak Tak Jenuh Omega-3 dari Minyak Ikan
Patin (Pangasius pangasius) dengan Metode Kormatografi Gas. Jurnal
Penelitian Sains Vol. 14, No. 4(C); page 14409-38 – 14409-42.